ANALISIS PERPANJANGAN DAN ELEVASI DERMAGA …lib.unnes.ac.id/25283/1/5113412007.pdf · Diajukan...
Transcript of ANALISIS PERPANJANGAN DAN ELEVASI DERMAGA …lib.unnes.ac.id/25283/1/5113412007.pdf · Diajukan...
ANALISIS PERPANJANGAN DAN ELEVASI
DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN
TANJUNG EMAS SEMARANG
Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil S-1
Oleh:
Paradita Maharani Nur NIM.5113412007
Nuraeni NIM.5113412008
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
i
ANALISIS PERPANJANGAN DAN ELEVASI
DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN
TANJUNG EMAS SEMARANG
Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil S-1
Oleh:
Paradita Maharani Nur NIM.5113412007
Nuraeni NIM.5113412008
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia yang
mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-„Alaq);
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau
sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna. (Einstein);
Diri kita dibentuk dari apa yang kita lakukan berulang kali, sedangkan
kesuksesan bukan merupakan usaha dan tindakan melainkan akibat dari suatu
kebiasaan (Aristoteles);
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest
Newman);
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu;
Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya
kebodohan kelak;
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya
adalah sesuatu yang utama;
Berjalan dengan pelan-pelan akan mendapatkan hasil yang lebih banyak,
daripada yang berjalan lebih cepat;
Terbaik bukanlah selalu menjadi nomor satu, tetapi melakukan sesuatu dengan
segala kemampuan yang dimiliki adalah yang nomor satu.
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Alloh SWT, terimakasih atas segala kasih sayang yang telah Engkau berikan
kepadaku, Engkau selalu memberikan lebih dari apa yang aku minta, tidak lupa
Sholawat serta salamku aku panjatkan untuk nabi tercintaku Rasulullah Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik;
2. Untuk ibuku tercinta (Ibu Endrawati) yang tidak pernah lelah dan tidak pernah
bosan menasehatiku agar senantiasa berjalan di jalan yang benar,
menyayangiku dan mencintaiku dengan tulus dan ikhlas;
3. Untuk ayahku tercinta (Bapak Nur Cholis, S.T.) yang tidak pernah menyerah,
tidak pernah mengeluh dan tidak mengenal lelah dalam mencari rezeki yang
halal untuk aku, dan juga selalu mencintai keluarga dan selalu setia
memberikan yang terbaik untuk keluarga;
4. Untuk utiku (Ibu Soegiyem) dan adikku tercinta (Diba dan Dafa), terimakasih
atas segala do‟a, dukungan serta semangatnya.
5. Untuk seluruh keluarga besarku, terimakasih banyak;
6. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. dan Bapak Dr. Yeri Sutopo, M.Pd.,
M.T., terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan selama bimbingan dan
selama kuliah di UNNES;
7. Untuk Ibu Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T., selaku penguji Tugas Akhir
yang telah memberikan pengetahuan ilmu yang bermanfaat di bidangnya;
8. Untuk partner TA ku (Miss Patemon) terimakasih sudah mau bersabar dengan
sikap dan sifatku, terimakasih telah bekerjasama dengan baik selama
mengerjakan TA dan selama kuliah di UNNES;
9. Untuk Sobran, Sukron, Udin, Supre, Rani, Anita, Akbar, Ella, serta seluruh
sahabat-sahabatku T.Sipil S-1 yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu,
terimakasih atas segala bantuan kalian semua selama aku kuliah;
10. Untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan, saya ucapkan terimakasih.
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan
limpahan-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya, sehingga tiada alasan bagi
hamba untuk berhenti bersyukur, “Alhamdulillah....”. Sholawat serta salamku
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan suri
tauladan bagi umatnya;
2. Ibu tersayang, (Mami Siti Baiyah) ibu paling hebat didunia, ibu yang selalu
sabar, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang sangat amat tulus
untukku. Doa yang selalu ibu panjatkan disetiap malam-Nya untuk kebaikan,
kesuksesan serta kebahagiaanku;
3. Bapak tersayang, (Bapak Nuri) bapak terbaik sedunia, bapak yang tidak
mengenal lelah untuk mencari rizki yang halal bagi keluarga serta bapak yang
tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan untuk sholat dan
mengaji;
4. Kakak tersayang, (Afridatul Muhim, S.Si) kakak yang selalu memberikan doa
dan dukungan serta memotivasi dalam penyelesaian Tugas Akhir.
5. Untuk seluruh keluarga besarku, terimakasih untuk doa dan dukungannya;
6. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. dan bapak Dr. Yeri Sutopo, M.Pd.,
M.T., terimakasih banyak atas segala ilmu yang telah diberikan selama
bimbingan Tugas Akhir dan selama kuliah di UNNES, semoga ilmu yang saya
dapatkan barakah dan bermanfaat;
7. Untuk Ibu Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T., selaku dosen penguji Tugas
Akhir, terimakasih telah berkenan memberikan pengetahuan ilmu yang
bermanfaat di bidangnya;
8. Paradita Maharani Nur, my partner Tugas Akhir. Bukan sekedar partner TA
melainkan teman, sahabat dan keluarga yang tanpa sengaja hadir dalam
hidupku;
9. Teman-teman terbaik Nining, Latif, Indah, Firna, Zuni, Anita, Akbar dan Ella
yang selalu memberikan doa dan dukungan, serta taklupa untuk menasihatiku;
viii
10. Almamater Universitas Negeri Semarang.
ABSTRAK
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang memiliki peran penting dalam kegiatan
perekonomian antar pulau di Indonesia maupun antar negara. Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang melayani bongkar muat barang dengan petikemas, bongkar muat Terminal
Petikemas Semarang selalu mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya, sehingga
diperlukan perluasan dan penambahan tambatan pada dermaga untuk mengantisipasi
lonjakan arus bongkar muat dalam setiap tahun. Selain hal tersebut gaya-gaya tambahan
akibat gelombang, gaya-gaya horizontal akibat angin serta pasang surut air laut juga
sangat berpengaruh dalam pengembangan dermaga Terminal Petikemas Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perpanjangan dan peninggian elevasi
dermaga yang diperlukan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yaitu data operasi
pelabuhan selama 5 tahun terakhir (tahun 2011 sampai dengan tahun 2015) dan data
oceaonagrafi pada tahu 2014 dan 2015. Analisis perpanjangan dan elevasi Dermaga
Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dilakukan berdasarkan perkiraan
arus kapal dan arus petikemas dengan menggunakan metode regresi linear. Serta
berdasarkan data oceanografi yang berupa data angin, pasang surut, arus, dan gelombang.
Hasil penelitian pada tahun 2011 sampai 2025 arus kapal dan petikemas
mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Peningkatan arus kapal dan petikemas
sangat mempengaruhi nilai BOR, semakin tinggi arus kapal dan arus petikemas maka
semakin tinggi pula tingkat pemakaian dermaga. Pada tahun 2025 nilai BOR sudah
melebihi nilai 50% yang disarankan UNCTAD, yang berarti penggunaan dermaga sudah
cukup padat. Namun untuk menganalisis perpanjangan dan elevasi dermaga juga
diperlukan analisis data oceanografi sebagai pendukung. Dari hasil penelitian sistem
fender mampu menahan energi benturan kapal yang dapat dilihat dari pengecekan syarat
F < R. Perkiraan arah angin dominan berasal dari arah barat dengan persentase 20,30%.
Untuk gaya akibat arus, bollard dermaga mampu menahan gaya yang bekerja. Gaya
gelombang menghitung dari kedalaman awal dan kedalaman saat ini. Perhitungan
Tekanan gelombang dihitung menggunakan dua metode yaitu berdasarkan Teori Airy dan
bedasarkan Metode Minikin.
Kata kunci: terminal peti kemas, BOR, regresi linear, fender, bollard, gelombang.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga tugas akhir yang berjudul “Analisis Perpanjangan dan
Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang” ini
dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umatnya
yang mendapat syafa‟at di dunia dan akhirat kelak. Amin.
Penyusunan tugas akhir yang berjudul “Analisis Perpanjangan dan Elevasi
Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang” ini
dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Unversitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik, Dra. Sri Handayani, M.P.d.,
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc.,
Ketua program studi Teknik Sipil S-1 yang telah memberi bimbingan dengan
menerima kehadiran penulis setiap saat disertai kesabaran, ketelitian,
masukan-masukan yang berharga untuk menyelesaikan karya ini.
3. Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T., dan Dr. Yeri Sutopo , M.Pd., M.T.,
sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang penuh perhatian dan atas
perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai
kemudahan dalam memberikan bahan dan menunjukkan sumber-sumber yang
relevan sehingga sangat membantu penulisan karya ini.
x
4. Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T., sebagai penguji yang telah memberi
masukan yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan,
komentar, tanggapan, menambah bobot dan kalitas karya tulis ini.
5. Semua dosen teknik sipil FT. Unnes yang telah memberi bekal pengetahuan
yang berharga.
6. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim
Semarang, General Manajer, dan seluruh Staf PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Terminal Petikemas Semarang yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan observasi dan penelitian untuk memperoleh
data penelitian.
7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan sebagai bekal untuk pengembangan di masa mendatang.
Semarang, 25 Agustus 2016
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
1.5.1 Manfaat Teoritik ................................................................................. 7
1.5.2 Manfaat Praktik .................................................................................. 7
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan dan Klasifikasi Pelabuhan ...................................................... 9
2.1.1 Ditinjau dari Segi Penggunaannya ..................................................... 9
xii
2.1.2 Ditinjau Menurut Letak Geografis ..................................................... 14
2.1.3 Ditinjau dari Fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional 16
2.1.4 Ditinjau dari Segi Penyelenggaraannya ............................................. 16
2.2 Jenis Angkutan Air ................................................................................... 17
2.2.1 Kapal .................................................................................................. 17
2.2.2 Jenis Kapal ......................................................................................... 18
2.2.3 Karakteristik Kapal ............................................................................ 19
2.3 Fungsi Pelabuhan ..................................................................................... 20
2.3.1 Aktivitas Darat ................................................................................... 20
2.3.2 Aktivitas Laut ..................................................................................... 21
2.4 Terminal Petikemas dan Petikemas ......................................................... 21
2.4.1 Terminal Petikemas ............................................................................ 21
2.4.2 Petikemas ........................................................................................... 22
2.5 Fasilitas Pelabuhan Petikemas ................................................................. 23
2.5.1 Dermaga Pelabuhan ........................................................................... 23
2.5.2 Lapangan Penumpukan Petikemas ..................................................... 23
2.5.3 Perlengkapan Bongkar Muat Petikemas ............................................ 24
2.6 Dasar Perencanaan Pelabuhan .................................................................. 24
2.6.1 Topografi dan Geografi ...................................................................... 24
2.6.2 Hidrografi Oceanografi ..................................................................... 25
2.6.3 Dermaga ............................................................................................. 27
2.6.4 Alat Penambat .................................................................................... 35
2.7 Landasan Teori ......................................................................................... 37
xiii
2.7.1 Indikator Kinerja Pelabuhan .............................................................. 37
2.7.2 Alur Pelayaran .................................................................................... 39
2.7.3 Gelombang ......................................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode ................................................................................................... 51
1.2 Langkah Penelitian .................................................................................. 52
1.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 53
1.4 Analisis Pengolahan Data ....................................................................... 53
1.5 Hipotesis ................................................................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 56
4.1.1. Deskripsi Wilayah Studi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang .......... 56
4.1.2. Organisasi Perusahaan ........................................................................ 59
4.1.3. Penyajian Data .................................................................................... 59
4.2. Analisis data dan Pembahasan ................................................................ 63
4.2.1. Indikator Kinerja Pelabuhan, Panjang Dermaga dan Alur Pelayaran 63
4.2.2. Perhitungan Gaya yang Bekerja pada Dermaga ................................. 74
BAB V SIMPULAN dan SARAN
5.1. Simpulan ................................................................................................. 112
5.2. Saran ................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 114
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 116
xiv
Halaman
Tabel 2.1 Karkteristik Kapal ...................................................................... 20
Tabel 2.2 Ukuran Petikemas berdasarkan Internasional Standard
Organisation................................................................................
22
Tabel 2.3 Kecepatan merapat kapal pada dermaga ..................................... 29
Tabel 2.4 Nilai BOR yang disarankan berdasarkan UNCTAD .................... 38
Tabel 4.1 Data arus kapal dan peti kemas di TPKS Semarang ................... 60
Tabel 4.2 Daftar Dimensi Kapal yang Berlabuh di TPKS .......................... 60
Tabel 4.3 Data Kecepatan Angin Tanjung Emas Semarang 2014 .............. 61
Tabel 4.4 Data Kecepatan Angin Tanjung Emas Semarang 2015 .............. 61
Tabel 4.5 Data Arus Gelombang Semarang Tahun 2014 ............................ 62
Tabel 4.6 Data Pasang Surut Tanjung Emas Semarang 2014 ..................... 63
Tabel 4.7 Data Pasang Surut Tanjung Emas Semarang 2015 ..................... 63
Tabel 4.8 Perhitungan Berth Occupancy Ratio ........................................... 64
Tabel 4.9 Perhitungan BTP (Berth Troughput) dan Kapasitas Dermaga
(KD) ............................................................................................
65
Tabel 4.10 Proyeksi Arus Kapal dan Arus Petikemas .................................. 68
Tabel 4.11 Perhitungan Proyeksi Tingkat Pemakaian Dermaga ................... 68
Tabel 4.12 Perhitungan Proyeksi Kepadatan Daya Lalu Lintas Dermaga
(BTP) ...........................................................................................
69
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Gaya Benturan Kapal .................................... 74
Tabel 4.14 Spesifikasi Fender ....................................................................... 76
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal
Medfrisia .....................................................................................
78
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal
Medfrisia .....................................................................................
78
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal Meratus
Sibolga .........................................................................................
79
xv
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal Meratus
Sibolga .........................................................................................
79
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal Meratus
Bontang .......................................................................................
80
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal Meratus
Bontang .......................................................................................
80
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal Louds
Island ...........................................................................................
81
Tabel 4.22 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal
Louds Island ................................................................................
81
Tabel 4.23 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal
MSC Ornella ...............................................................................
82
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal MSC
Ornella .........................................................................................
82
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal Hanjin
Chittagong ...................................................................................
83
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal Hanjin
Chittagong ...................................................................................
83
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal MSC
Gianna .........................................................................................
84
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal MSC
Gianna .........................................................................................
84
Tabel 4.29 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 Kapal MSC Carla
3 ...................................................................................................
85
Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 Kapal MSC Carla
3 ...................................................................................................
85
Tabel 4.31 Jarak antar Fender ....................................................................... 89
Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Gaya seret akibat arus tahun 2014 ................. 90
Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Fetch Arah Angin .......................................... 91
Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Tinggi Gelombang tahun 2014 ...................... 91
Tabel 4.35 Hasil Perhitungan Tinggi Gelombang tahun 2015 ...................... 92
xvi
Tabel 4.36 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah
pada kedalaman 4,5 m tahun 2014 ..............................................
94
Tabel 4.37 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah
pada kedalaman 4,5 m tahun 2015 ..............................................
95
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah
pada kedalaman 9,5 m tahun 2014 ..............................................
96
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah
pada kedalaman 9,5 m tahun 2014 ..............................................
97
Tabel 4.40 Fungsi ⁄ untuk pertambahan nilai ⁄ .................................. 98
Tabel 4.41 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang tahun 2014 ................... 102
Tabel 4.42 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang tahun 2015 ................... 102
Tabel 4.43 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang dengan Metode
Minikin tahun 2014 .....................................................................
107
Tabel 4.43 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang dengan Metode
Minikin tahun 2015 .....................................................................
108
xvii
Halaman
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian, Terminal Petikemas Semarang .............. 2
Gambar 1.2 Layout Keseluruhan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang .......... 4
Gambar 1.3 Kondisi Eksisting Terminal Petikemas Semarang ....................... 4
Gambar 1.4 Denah Perpanjangan dan Peninggian Dermaga TPKS Semarang 5
Gambar 2.1 Pelabuhan Minyak ....................................................................... 10
Gambar 2.2 Pelabuhan Barang Potongan (general cargo) .............................. 12
Gambar 2.3 Pelabuhan Peti Kemas ................................................................. 12
Gambar 2.4 Pelabuhan Barang Curah ............................................................. 13
Gambar 2.5 Pelabuhan Buatan ........................................................................ 15
Gambar 2.6 Hinterland Pelabuhan Tanjung Emas .......................................... 22
Gambar 2.7 Kurva Pasang Surut ..................................................................... 26
Gambar 2.8 Grafik Hubungan antara Koefisien Blok dengan jari-jari garis r/
panjang kapal L ...........................................................................
30
Gambar 2.9 Pier Berbentuk Jari untuk dua tambatan ...................................... 34
Gambar 2.10 Pier Berbentuk Jari untuk empat tambatan .................................. 35
Gambar 2.11.a Lebar Alur untuk Satu Jalur ......................................................... 42
Gambar 2.11.b Lebar Alur untuk Dua Jalur ......................................................... 42
Gambar 2.12 Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin di Laut ( dan di
Darat ( ...................................................................................
46
Gambar 2.13 Grafik Peramalan Gelombang ..................................................... 47
Gambar 2.14 Grafik Tinggi Gelombang Pecah ................................................. 49
Gambar 2.15 Grafik Kedalaman Gelombang Pecah ......................................... 50
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir ............................................. 52
Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Arus Kapal ........................................................ 66
Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Arus Peti Kemas ................................................ 67
Gambar 4.3 Dimensi Dermaga ........................................................................ 70
Gambar 4.4.a Dimensi Dermaga pada Tahun 2015 ........................................... 72
Gambar 4.4.b Dimensi Dermaga pada Tahun 2016 ........................................... 72
xviii
Gambar 4.4.c Dimensi Dermaga pada Tahun 2022-2030 .................................. 72
Gambar 4.5 Wind Rose Daerah Tanjung Emas Semarang Tahun 2014 .......... 77
Gambar 4.6 Wind Rose Daerah Tanjung Emas Semarang Tahun 2015 .......... 77
Gambar 4.7 Elevasi Pasang Surut ................................................................... 109
Gambar 4.8 Eksisting Dermaga TPKS 2015 ................................................... 110
Gambar 4.9 Perkiraan Kenaikan Muka Air Laut karena Pemanasan Global .. 111
xix
Lampiran 1 Data Operasional Terminal Petikemas Semarang .................. 116
Tabel L.1.1 Data Arus Bongkar Muat Petikemas Tahun 2011 .................. 116
Tabel L.1.2 Data Arus Bongkar Muat Petikemas Tahun 2012 .................. 117
Tabel L.1.3 Data Arus Bongkar Muat Petikemas Tahun 2013 .................. 118
Tabel L.1.4 Data Arus Bongkar Muat Petikemas Tahun 2014 .................. 119
Tabel L.1.5 Data Arus Bongkar Muat Petikemas Tahun 2015 .................. 120
Lampiran 2 Sketsa Operasional Kapal Internasional ................................. 121
Gambar 2.1 Alokasi Tambatan pada 8 April 2016 TPKS Semarang ......... 121
Tabel L.2.1 Ship Particulars ...................................................................... 122
Lampiran 3 Data Oceanografi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ......... 123
Tabel L.3.1 Data Angin Tahun 2014 .......................................................... 123
Tabel L.3.2 Data Angin Tahun 2015 .......................................................... 124
Tabel L.3.3 Data Gelombang Tahun 2014 ................................................. 125
Tabel L.3.4 Data Gelombang Tahun 2015 ................................................. 126
Tabel L.3.5 Data Pasang Surut Tahun 2014-2015 ..................................... 127
Lampiran 4 Peta Batas Daerah Kerja Pelabuhan Tanjung Emas ............... 128
Lampiran 5 Peta Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Emas ....................... 129
Lampiran 6 Denah Jaringan Jalan Pelabuhan Tanjung Emas .................... 130
Lampiran 7 Denah Perpanjangan Dermaga TPKS Tahun 2015 ................. 131
Lampiran 8 Denah Rencana Perpanjangan Dermaga TPKS Tahun 2016 .. 132
Lampiran 9 Denah Rencana Perpanjangan Dermaga TPKS Tahun 2022-
2030 ........................................................................................
133
Lampiran 10 Peta Panjang Fetch Arah Barat ............................................... 134
Lampiran 11 Peta Lokasi Penelitian Bathymetri Pelabuhan Tanjung Emas 135
xx
: luas gudang
: Deviasi pada kedua sisi arah angin, dengan menggunakan
pertambahan 6° sampai 42° pada kedua sisi dari arah angin
: luas tampang kapal yang terendam air (m2)
: proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
: lebar kapal (m)
: lebar gudang
BOR : Berth Occupancy Ratio, tingkat pemakaian dermaga (%)
BTP : Berth Troughput, daya lalu lintas dermaga (TEU‟s/tahun)
: kecepatan rambat gelombang = L/T
: koefisien blok kapal
: koefisien bentuk dari tambatan
: koefisien tekanan arus
: koefisien eksentrisitas
: koefisien massa
: koefisien kekerasan
CY : Container Yard, lapangan penumpukan peti kemas
: defleksi fender
: draft kapal (m)
: jarak antara muka air rerata dan dasar laut
DPL : Displacement Tonnage, volume air yang dipindahkan oleh kapal
dan sama dengan berat kapal
: kedalaman gelombang
DWT : Dead Weight Tonnage, berat total muatan dimana kapal dapat
mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum)
: energi benturan (ton meter)
: lebar jalan
xxi
: gaya bentur yang diserap sistem fender
: fetch rerata efektif
: angka Fraude √ (tak berdimensi)
: gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
: grafitasi bumi (9,8 m/s2)
GRT : Gross Register Tons, volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT
= 2,83m3 = 100 ft
3)
: tinggi fender
: tinggi gelombang = 2a
HHWL : Highets High Water Level, air tertinggi pada saat pasang surut
purnama
KD : kapasitas terpasang dermaga
: toleransi pengerukan
Knots : panjang menit garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh
dalam jam.
Kr : koefisien refraksi
Ks : koefisien pendangkalan
: angka gelombang 2𝝅/L
: panjang gelombang
: panjang kapal yang ditambat
: jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal
sampai titik sandar kapal
LLWL : Lowest Low Water Level, air terendah pada saat pasang surut
purnama
: panjang dermaga
: panjang garis air (m)
LWL : Low Water Level, kedudukan air terendah yang dicapai pada saat
air surut dalam satu siklus pasang surut
: momen maksimum
xxii
MHWL : Mean High Water Level, tinggi rerata muka air
: momen awal
MSL : Mean Sea Level, muka air laut rerata
: momen total gelombang pada metode minikin
n : jumlah tambatan
: jumlah kapal yang ditambat
NRT : Netto Registers Tons, ruangan yang disediakan untuk nahkoda
dan anak buah kapal; ruang mesin; gang; kamar mandi; dapur; serta
ruang peta
: ketelitian pengukuran
: nilai tekanan gelombang maksimum pada metode minikin
: tekanan angin (kg/m2)
: ruang kebebasan bersih
: jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan
air,
Regresi linear : metode yang digunakan untuk mencari proyeksi suatu kondisi
pada beberapa tahun kedepan
: gaya akibat arus (ton)
: grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat
: resultan maksimum
: resultan awal
: gaya akibat angin (kg)
: pengendapan sedimen antara dua pengerukan
St : service time (jam/hari)
: periode gelombang, interval waktu yang diperlukan oleh partikel
air untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan kedudukan
sebelumnya
: faktor tegangan angin
: kecepatan angin di laut
xxiii
: kecepatan angin di darat
: kecepatan angin (m/s)
: komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga
: komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada
saat membentur dermaga (m/s)
: kecepatan arus (m/s)
Vs : jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)
: bobot kapal bermuatan penuh
: displacement (berat kapal)
Waktu efektif : jumlah hari dalam satu tahun
Wind rose : metode penggambaran informasi mengenai kecepatan dan arah
angin pada suatu lokasi tertentu, yang digambarkan dalam format
melingkar.
: Panjang Segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang
ke ujung akhir fetch
: rapat massa air laut (1,025 t)
: volume air yang dipindahkan (m3)
: fluktuasi muka air terhadap muka air rerata
: jumlah peti kemas (TEU‟s/tahun)
: berat jenis air laut (t/m3)
: frekuensi gelombang 2𝝅/T
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan, dengan memiliki
lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Sebagai negara
yang memiliki wilayah perairan ¾ dari luasnya, sehingga demi menunjang
kegiatan sosial, ekonomi pemerintah, pertahanan dan keamanan maka diperlukan
sistem transportasi laut. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pelayaran
niaga dan pelayaran non niaga. Pelayaran niaga adalah pelayaran yang erat
hubungannya dengan kegiatan ekonomi, misalnya penyaluran barang dagangan
antar pulau yang melalui laut antar pelabuhan. Pelayaran non niaga biasanya
berhubungan dengan kegiatan patroli, survei kelautan dan lain sebagainya. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia harus mampu mengoptimalkan peran pelayaran
guna mempertahankan kesatuan antar pulau dan menjaga kesinambungan
kegiatan-kegiatan dalam pelayaran.
Demi mencapai tujuan tersebut, sarana dan prasarana yang mendukung
transportasi laut sangat diperlukan. Sarana kegiatan pelayaran berupa kapal
memiliki peranan penting dalam kegiatan angkutan laut. Prasarana yang sangat
diperlukan dalam kegiatan pelayaran angkutan laut adalah pelabuhan beserta
fasilitas di dalamnya.
Pelabuhan merupakan tempat atau terminal sebagai sandaran kapal
setelah melakukan pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai
kegiatan seperti menaik turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisan
bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan pembekalan. Demi
menunjang kegiatan yang berlangsung di pelabuhan maka diperlukan berbagai
fasilitas seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan tambatan, peralatan
bongkar muat barang, gudang-gudang, dan tempat untuk menimbun barang. Serta
diperlukan pelayanan penyedia air bersih, dan bahan bakar.
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
2
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Salah satu pelabuhan di Indonesia yang melayani sarana transportasi laut
adalah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang memiliki peran
penting dalam kegiatan perekonomian antar pulau di Indonesia maupun antar
negara. Secara georgafis Kota Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah,
terletak di pantai Utara Jawa Tengah tepatnya pada garis 6°,5°,-7°,10 Lintang
Selatan dan 110, 35 Bujur Timur dengan luas wilayah mencapai 37.366.838 ha
atau 373,7 km2, lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. Letak geografis
Kota Semarang dalam koridor pembangunan Jawa tengah merupakan simpul-
simpul empat pintu gerbang, yaitu koridor Utara dimana posisi geografi Kota
Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah terletak di pantai Utara Jawa, koridor
Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang
dikenal dengan koridor Merapi – Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten
Demak atau Grobogan dan Barat menuju Kabupaten Kendal.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian, Terminal Petikemas Semarang
(Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia III Semarang)
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
3
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Salah satu kegiatan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah
melayani bongkar muat barang dengan peti kemas yang dikelola oleh instansi
Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS). Dermaga petikemas memerlukan
halaman yang luas, yang biasanya lebih dari 10 ha tiap satu tambatan, sehingga
bentuk dermaga harus bertipe wharf, bukan pier atau pier berbentuk jari.
Mengingat kapal-kapal petikemas berukuran besar maka dermaga harus cukup
panjang dan dalam (Triatmodjo, 2003).
Kelancaran dalam bongkar muat barang dapat dicapai jika tingkat
pelayanan di dermaga TPKS Semarang lebih ditingkatkan. Dalam mencapai
tingkat pelayanan yang baik, suatu pelabuhan harus didukung dengan fasilitas-
fasilitas yang memadai, bukan hanya itu saja tapi juga dilihat berdasarkan waktu
bongkar muat kapal sesuai dengan jadwal atau tidak. Di dermaga TPKS
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dapat melayani dua kapal untuk bongkar
muat barang. Sehubungan dengan perkembangan jaman, dari tahun ke tahun
dermaga TPKS Semarang mengalami peningkatan arus bongkar muat barang.
Demikian sehingga di dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang
hanya melayani dua kapal saja melakukan pembangunan dermaga baru untuk
mengantisipasi lonjakan arus barang, serta melakukan peninggian dermaga akibat
muka air laut yang semakin tinggi dan penurunan tanah, yang nantinya akan
mengganggu keselamatan dalam pelayanan bongkar muat barang.
Terminal Petikemas Semarang belum sebanding dengan terminal
Kalibaru Utara di Pelabuhan Tanjung Priok, hal ini dikarenakan kunjungan muat
bongkar kapal di terminal petikemas Semarang tidak sepadat bongkar muat di
terminal Kalibaru Jakarta. Dengan seiring berjalannya waktu, terminal petikemas
Semarang sudah mulai cukup padat, sehingga diperlukan pengembangan dermaga
untuk mengantisipasi melonjaknya arus bongkar muat dan dapat memaksimalkan
pelayanan bongkar muat. Layout kondisi pelabuhan Tanjung Emas Semarang
dapat dilihat pada Gambar 1.2 dan kondisi eksisting pada Gambar 1.3, serta
Gambar 1.4 untuk area dermaga TPKS Semarang yang mengalami
pengembangan.
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
4
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 1.2 Layout Keseluruhan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Gambar 1.3 Kondisi Eksisting Terminal Peti Kemas Semarang
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
5
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 1.4 Denah Perpanjangan dan Peninggian Dermaga TPKS Semarang
Tahun 2016
Dalam melakukan pengembangan dermaga, terminal petikemas
Semarang melakukan pembangunan dermaga baru dan peninggian dermaga
eksisting. Dalam melakukan pengembangan pasti ada hal-hal yang diperlukan
sebagai acuan dalam merencanakan dermaga tersebut. Beberapa hal yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan dermaga adalah kondisi kinerja
pelabuhan seperti arus kapal dan arus bongkar muat peti kemas serta kondisi
bathymetri seperti angin, gelombang, arus dan pasang surut air laut.
Pada penyusunan laporan tugas akhir ini diambil lokasi pada Terminal
Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dimana TPKS Semarang
melakukan pengembangan dermaga demi mencegah lonjakan arus penumpukan
petikemas sehingga TPKS dapat melayani bongkar muat barang dengan baik.
Dengan demikian berdasarkan pemaparan serta alasan-alasan yang cukup
mendukung, maka penulis menyusun laporan tugas akhir mengenai topik tentang
pengembangan dermaga petikemas Semarang dengan judul “Analisis
Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang”.
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
6
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak melebar dan sesuai dengan yang
diharapkan, maka diperlukan batasan masalah. Seperti, data yang digunakan yaitu
data yang berkaitan dengan analisis pembangunan perpanjangan dan elevasi
dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Maka batasan-batasan
masalah diberikan dalam ruang lingkup sebagai berikut:
a. Wilayah yang ditinjau hanya Terminal Petikemas Semarang;
b. Indikator kinerja pelabuhan yang dipertimbangkan adalah tingkat pemakaian
dermaga (BOR), daya lalu lintas dermaga (BTP), dan kapasitas dermaga;
c. Investigasi geoteknik tidak ditinjau dalam penelitian ini;
d. Pengaruh gaya-gaya tambahan akibat gelombang;
e. Pengaruh gaya-gaya horizontal akibat angin;
f. Pengaruh pasang surut air laut;
g. Analisis finansial tidak diperhitungkan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah tingkat pelayanan kinerja pelabuhan berdasarkan arus
petikemas dan arus kapal?
b. Bagaimanakah pengaruh gaya benturan kapal terhadap dimensi dermaga
TPKS?
c. Bagimanakah pengaruh gaya akibat angin terhadap dimensi dermaga TPKS?
d. Bagimanakah pengaruh gaya akibat arus terhadap dimensi dermaga TPKS?
e. Bagaimanakah pengaruh gaya akibat gelombang pada dimensi dermaga TPKS?
f. Bagaimanakah pengaruh pasang surut air laut pada dimensi dermaga TPKS?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
7
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
a. Menganalisis pembangunan perpanjangan dan elevasi dermaga TPKS
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;
b. Menemukan besarnya perpanjangan dermaga TPKS Semarang;
c. Menemukan besarnya peninggian dermaga baru TPKS Semarang;
d. Menjelaskan pengaruh gaya-gaya tambahan akibat gelombang terhadap
dermaga TPKS Semarang;
e. Menjelaskan pengaruh gaya-gaya horizontal akibat angin terhadap dermaga
TPKS Semarang;
f. Menjelaskan pengaruh pasang surut air laut terhadap dermaga TPKS
Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritik
a. Mendukung konsep Airi dan Minikin dalam menganalisis gaya gelombang;
b. Mendukung konsep perhitungan gaya-gaya tambahan pada perpanjangan dan
peninggian dermaga.
1.5.2 Manfaat Praktik
a. Dapat mengetahui gambaran mengenai analisis pembangunan perpanjangan
dan elevasi dermaga TPKS Semarang;
b. Mencegah terjadinya antrian kapal akibat melonjaknya arus penumpukan
petikemas;
c. Menjadi salah satu bahan pertimbangan sebagai solusi alternatif dalam
perbaikan dermaga TPKS Semarang.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyajikan dalam tiga
kelompok utama, yaitu:
a. Bagian Awal, yang terdiri dari halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan daftar lampiran;
BAB I Pendahuluan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
8
Paradita Maharani Nur 5113412007 Nuraeni 5113412008 Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
b. Bagian Pokok, terdiri dari bab-bab yang memuat isi utama dari laporan Tugas
Akhir;
c. Bagian Akhir, yang terdiri dari daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
Adapun bagian pokok yang teriri dari bab-bab yang memuat isi utama
adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat tentang teori dasar maupun rumus yang berhubungan dengan
kasus yang dikaji.
Bab III Metodologi
Dalam bab ini membahas mengenai metodologi penyusunan Tugas Akhir yang
meliputi persiapan dan pengamatan pendahuluan, metode pengumpulan data dan
bagan alir penyusunan Tugas Akhir.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi mengenai bagaimanamenganalisis secara hidro tentang perpanjangan dan
elevasi dermaga TPKS Semarang. Serta memaparkan hasil dari pengolahan data
tersebut
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan selama melakukan penelitian dan
saran-saran mengenai permasalahan yang dihadapi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan dan Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan (port) merupakan daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga
dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk
bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan
dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang tempat penyimpanan
barang yang disimpan dalam waktu yang lebih lama untuk menunggu pengiriman
ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api,
jalan raya atau saluran pelayaran darat.
2.1.1 Ditinjau dari Segi Penggunaannya
Jika dilihat dari segi penggunaannya, pelabuhan dapat dibagi menjadi 6
yaitu :
a. Pelabuhan Ikan
Umumnya pelabuhan ini tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena
kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di
Indonesia jenis kapal yang digunakan untuk menangkap ikan masih tergolong
tradisional dan sederhana, seperti jukung hingga kapal motor. Jukung adalah
perahu yang dibuat dari kayu dengan lebar sekitar 1m dan panjang 6-7m, perahu
ini dapat menggunakan layar atau motor tempel dan bisa langsung mendarat di
pantai. Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0-
2,5 m dan panjang 8-12m, kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,0-5,5m dan
panjang 16-19m yang juga digerakkan dengan motor.
Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan pasar lelang, pabrik/gudang es,
persediaan bahan bakar, dan juga tempat untuk perawatan alat-alat penangkap
ikan. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
10
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
tetrapod. Pemecah gelombang berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan
(bukan perariran pelabuhan).
b. Pelabuhan Minyak
Demi keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari
keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau
pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan
cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut
untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan
dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.
Pipa-pipa penyalur diletakkan dibawah jembatan agar lalu lintas di atas
jembatan tidak terganggu. Tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang
merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan
pipa-pipa. Biasanya di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk
membersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan
tidak panjang maka ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder atau
pelampung pengikat agar kapal tidak bergerak.
Gambar 2.1 Pelabuhan Minyak
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
11
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai
konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak
bisa berlabuh. sehingga kapal tangker membuat sauh di laut dalam dan
mengeluarkan minyak dengan menggunakan pipa bawah laut, atau memindahkan
minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke pelabuhan.
c. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
dibongkar muat barang. Kondisi perairan pada pelabuhan bongkar muat harus
cukup tenang agar memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa
dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk
keperluan transpor hasil produksi seperti baja, aluminium, pupuk, batu bara,
minyak. (Triatmodjo, 2003)
Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-
perlengkapan berikut ini: (1) Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung
seluruh panjang kapal, ±80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena
muatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan ditengah kapal; (2)
mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat
barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian
diangkat dengan kran masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan
dengan kran dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkat ke
gudang; (3) mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman
dermaga; (4) tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang
dari ke gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.
Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari kapal maka
barang muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga. Bentuk halaman
dermaga tergantung pada jenis muatan yang bisa berupa: (1) barang-barang
potongan (general cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam bentuk satuan;
(2) buatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu
bara, biji-bijian, minyak, dan sebagainya; (3) Peti kemas (container), yaitu suatu
peti yang ukurannya telah distandarisasi sebagai pembungkus brang-barang yang
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
12
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
dikirim. Karena ukurannya teratur dan sama maka penempatannya akan lebih
dapat diatur dan pengangkutannyapun dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang
lebih efisien. Ukuran peti kemas dibedakan dalam 6 macam yaitu: 8x8x5ft3 berat
maks 5 ton; 8x8x7ft3 berat maks 7 ton; 8x8x10ft
3 10 ton; 8x8x20ft
3 20 ton;
8x8x25ft3 berat maks 25 ton; 8x8x40ft
3 berat maks 40 ton.
Gambar 2.2 Pelabuhan Barang Potongan (general cargo)
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
Gambar 2.3 Pelabuhan Peti Kemas
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
13
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.4 Pelabuhan Barang Curah
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
d. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan penumpang tidak berbeda jauh dengan pelabuhan barang.
Pelabuhan barang pada belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedangkan
untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala
kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti
kantor migrasi, kemanan, direksi pelabuhan, serta maskapai pelayaran. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang
tidak perlu besar. Sebaiknya jalan masuk/keluarnya penumpang dan barang harus
dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan
langsung ke kapal, sedangkan barang-barang melalui dermaga.
e. Pelabuhan campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan
barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi
bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk
bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan. Pada dermaga
dan jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
14
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
f. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup
terpisah. Konstruksi tambatan dan dermaga hampir sama dengan pelabuhan
barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya yang berbeda. Pada pelabuhan
militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak
berjauhan.
2.1.2 Ditinjau Menurut Letak Geografis
Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu (1) pelabuhan alam; (2) semi alam; (3) atau buatan. Berikut
penjelasan macam pelabuhan menurut letak geografisnya:
a. Pelabuhan alam
Merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara
alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara
sungai. Didaerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan Cilacap yang
terletak di selat antara selat daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan
merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung dari
pengaruh gelombang yaitu oleh Pulau Nusakambangan. Contoh pelabuhan alam
lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San
Fransisco, serta London yang terletak di muara sungai (estuari).
Estuari merupakan bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air
sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan
demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada
waktu surut, air tersebut akan keluar ke laut. Karena volume air yang dikeluarkan
sangat besar maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di
dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang
surut. Untuk pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut adalah sekitar
12 jam. Sedangkan tipe semi diuerne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang
surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, pada waktu pasang
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
15
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
maupun surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah
perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh
arus dan sedimentasi cukup besar.
b. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah perairan yang dilindungi dari
pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut
dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar
masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
Bangunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang
yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut, seperti pelabuhan
Tanjung Emas & Tanjung Priok.
Gambar 2.5 Pelabuhan Buatan
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
c. Pelabuhan semi alam
Merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang
terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk.
Misalnya pada pelabuhan Bengkulu, pada pelabuhan ini memanfaatkan teluk yang
terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada
lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan keluar/masuk kapal. Contoh
lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
16
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
berfungsi untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara
sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.
2.1.3 Ditinjau dari Fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional
Jika dilihat dari fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional,
pelabuhan ada 2 macam yaitu:
a. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal
berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya pelabuhan besar dan ramai dikunjungi
oleh kapal-kapal samudra.
b. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam
negeri karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing
dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih dulu.
2.1.4 Ditinjau dari Segi Penyelenggaraannya
Pelabuhan jika ditinjau dari penyelenggaraannya dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelabuhan umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat
umum. Penyelenggaran pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan
pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang
didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik
negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan. Ke empat
badan usaha tersebut adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di
Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III
berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Ujung
Pandang.
b. Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
17
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.
Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan
tersebut. Sebagai contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan
untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.
Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan
untuk melayani import bahan baku bouksit dan export aluminium ke
daerah/negara lain.
2.2 Jenis Angkutan Air
2.2.1 Kapal
Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan
berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang
harus tersedia di pelabuhan.
Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang
dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal
bermuatan penuh disebut dengan displacement tonnage loaded, yaitu berat kapal
maksimum. Apabila kapal sudah mencapai displacement tonagge loaded masih
dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal
tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadaan kosong tersebut
displacement tonnage light, yaitu berat kapal tanpa muatan. Dalam hal ini berat
kapal termasuk perlengkapan berlayar, bahan bakar, anak buah kapal, dan
sebagainya.
Dead weight tonnage, DWT (bobot mati) yaitu berat total muatan dimana
kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maximum). Jadi
DWT adalah selisih antara displacement tonnage light. Gross register tons, GRT
(ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 2,83m3 =
100 ft3). Netto register tons, NRT (Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang
disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar mandi,
dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-ruangan yang dapat didaya gunakan,
dapat di isi dengan muatan yang membayar uang tambang.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
18
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
2.2.2 Jenis Kapal
Dalam perencanaan pelabuhan karakteristik kapal sangt penting. Seperti
dimensi kapal berupa panjang, lebar dan sarat (draft) kapal. Selain dimensi kapal,
karakteristik kapal seperti tipe dan fungsi kapal juga berpengaruh terhadap
perencanaan pelabuhan. Tipe kapal berpengaruh pada tipe pelabuhan yang akan
direncanakan. Sesuai dengan fungsinya, kapal dapat dibedakan menjadi beberapa
tipe sebagai berikut:
a. Kapal Penumpang
Kapal penumpang memungkinkan untuk mengangkut mobil, bis, truk,
kendaraan roda dua beserta dengan penumpang-penumpangnya. Untuk ukuran
kapal penumpang umumnya berukuran relatif lebih kecil.
b. Kapal Barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya
mempunya ukuran yang lebih besar daripada kapal penumpang. Kapal barang
meliputi (1) kapal barang umum; (2) kapal barang curah; (3) kapal tanker; (4)
kapal khusus.
1. Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)
Kapal barang ini digunakan untuk mengangkut muatan umum (general
cargo). Muatan ini bisa bermacam-macam barang yang di bungkus dalam peti,
karung dan lain sebagainya. Kapal jenis ini diantaranya sebagai berikut:
a. Kapal Petikemas, kapal jenis ini memiliki ukuran yang telah distandarisasi.
Berat masing-masing petikemas antara 5 ton sampai 40 ton. Kapal petikemas
yang paling besar mempunyai panjang 300m untuk 3600 petikemas
berukuran 20ft (6m).
b. Kapal dengan bongkar muat secara horizontal (roll-on/ roll-off) untuk
transport truk, mobil dan lain sebagainya.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
19
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
2. Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship)
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah banyak.
Muatan kapal ini bisa berupa beras, gandum, batu bara, bijih besi, dan lain
sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar mempunyai kapasitas 175.000 DWT
dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m dan sarat 18,5 m.
3. Kapal Tanker
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut minyak, yang mempunyai
ukuran yang besar. Berat yang bisa diangkut bervariasi antara beberapa ribu ton
hingga ratusan ton. Kapal terbesar mempunyai panjang 414 m, lebar 63 m dan
sarat 28,5 m. Untuk menjaga kestabilan kapal ini dibagi menjadi beberapa
kompartmen yang berupa tangki-tangki.
4. Kapal Khusus
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut barang-barang tertentu misalnya
daging yang diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair, dan
lain sebagainya.
2.2.3 Karakteristik Kapal
Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergantung pada karakteristik
kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan dimasa mendatang harus
meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat
pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk
penempatan, penyimpanan dan pengangkutan barang-barang. Kedalaman dan
lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan. Kuantitas angkutan (traffic) yang diharapkan menggunakan pelabuhan
juga menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam
pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal
yang akan berlabuh. Untuk keperluan perencanaan pelabuhan tersebut maka
berikut ini diberikan dimensi dan ukuran kapal secara umum, seperti terlihat
dalam Tabel 2.1.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
20
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 2.1 Karakteristik Kapal
2.3 Fungsi Pelabuhan
2.3.1 Aktivitas Darat
Aktivitas di darat biasanya terjadi untuk pergerakan barang dan
penumpang. Pergerakan barang terjadi mulai dari penampungan dan
pendistribusian barang dari dan ke gudang maupun lapangan penumpukan.
Pergerakan penumpang terjadi di terminal/ ruang tunggu sebagai
penampungan penumpang yang tiba dan berangkat. Penumpang berangkat
BobotPanjang
Loa (m)
Lebar
(m)
Draft
(m)
500 51 10,2 2,9
1000 68 11,9 3,6
2000 88 13,2 4,0
3000 99 14,7 4,5
5000 120 16,9 5,2
8000 142 19,2 5,8
10000 154 20,9 6,2
15000 179 22,8 6,8
20000 198 24,7 7,5
30000 230 27,5 8,5
700 58 9,7 3,7
1000 64 10,4 4,2
2000 81 12,7 4,9
3000 92 14,2 5,7
5000 109 16,4 6,8
8000 126 18,7 8,0
10000 137 19,9 8,5
15000 153 22,3 9,3
20000 177 23,4 10,0
30000 186 27,1 10,9
40000 201 29,4 11,7
50000 216 31,5 12,4
Kapal Penumpang (GRT)
Kapal Barang (DWT)
BobotPanjang
Loa (m)
Lebar
(m)
Draft
(m)
1000 73 14,3 3,7
2000 90 16,2 4,3
3000 113 18,9 4,9
4000 127 20,2 5,3
6000 138 22,4 5,9
8000 155 21,8 6,1
10000 170 25,4 6,5
13000 188 27,1 6,7
20000 201 27,1 10,6
30000 237 30,7 11,6
40000 263 33,5 12,4
50000 280 35,8 13
Kapal Petikemas (DWT)
Kapal Ferry (DWT)
BobotPanjang
Loa (m)
Lebar
(m)
Draft
(m)
700 50 8,5 3,7
1000 61 9,8 4,0
2000 77 12,2 5,0
3000 88 13,8 5,6
5000 104 16,2 6,5
10000 130 20,1 8,0
15000 148 22,8 9,0
20000 162 24,9 9,8
30000 185 28,3 10,9
40000 204 30,9 11,8
50000 219 33,1 12,7
60000 232 35,0 13,6
70000 244 36,7 14,3
80000 255 38,3 14,9
10000 140 18,7 8,1
15000 157 21,5 9,0
20000 170 23,7 9,8
30000 192 27,3 10,6
40000 208 30,2 11,4
50000 222 32,6 11,9
70000 244 37,8 13,3
90000 250 38,5 14,5
100000 275 42,0 16,1
150000 313 44,5 18,0
Kapal Barang Curah (DWT)
Kapal Minyak (DWT)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
21
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
biasanya lebih lama memanfaatkan terminal/ ruang tunggu karena penumpang
sudah ada sebelum kapal tambat, sedangkan penumpang turun lebih sedikit
memanfaatkan terminal/ ruang tunggu karena langsung menunggu ketujuan.
2.3.2 Aktivitas Laut
Aktivitas di laut adalah aktivitas pergerakan kapal mulai dari masuknya
alur pelabuhan sampai tambat di dermaga. Aktivitas initergantung kondisi di
pelabuhan, kapal bisa saja masuk alur pelayaran dan langsung tambat di dermaga
tetapi bisa juga kapal berlabuh di kolam bandar sebelum tambat karena menunggu
giliran tambat. Adapula kapal yang sudah tambat dapat kembali berlabuh di kolam
bandar, karena terjadi untuk kapal-kapal penumpang.
2.4 Terminal Petikemas dan Petikemas
2.4.1 Terminal Petikemas
Terminal petikemas adalah tempat perpindahan moda (interface) angkutan
darat dan angkutan laut. Terminal bertanggung jawab terhadap pemindahan
petikemas dari moda transportasi darat ke laut atau sebaliknya, namun aktivitas ini
merupakan turunan dari kegiatan transportasi sehingga kelancaran arus petikemas
pada Terminal lebih banyak dipengaruhi oleh faktor luar seperti: (1) terlambatnya
kapal masuk Pelabuhan; (2) terlambatnya petikemas masuk ke Terminal; (3)
luasan lapangan penumpukan petikemas; (4) kerusakan fasilitas derek, shuttle
truck, stacker Petikemas, dan lainnya. Pengangkutan dengan dengan
menggunakan petikemas memungkinkan barang-barang digabung menjadi satu
dalam petikemas sehingga aktivitas bongkar muat dapat dimekanisasikan.
Petikemas yang akan di ekspor berasal dari daerah produsen pabrik yang
terletak di darat (hinterland) sehingga untuk memindahkan barang ini dapat
menggunakan truk petikemas, kemudian dikirim ke terminal sebelum dimuat ke
kapal sesuai dengan tujuannya, petikemas ini disimpan sementara pada gudang
terbuka (Container Yard / lapangan penumpukan petikemas) atau tertutup yang
terdapat di terminal (CFS), pengaturan penyimpanan/ penumpukan di lapangan
penyimpanan sementara diatur sedemikian rupa agar mudah dalam manajemen
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
22
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
pemindahannya (handling) sewaktu akan dimuat ke kapal. Hal ini juga bertujuan
untuk menghindari agar kapal tidak terlalu lama bersandar di dermaga (berth) atau
efektivitas kapal tidak berkurang karena terlalu lama tambat di pelabuhan.
Gambar 2.6 Hinterland Pelabuhan Tanjung Emas
(Sumber: Pelindo III, TPKS, 2015)
2.4.2 Petikemas
Petikemas (container) adalah suatu kotak besar berbentuk empat persegi
panjang, terbuat dari bahan campuran baja dan tembaga atau bahan lainnya
(aluminium, kayu/fiber glass) yang tahan terhadap cuaca. Digunakan untuk
tempat pengangkutan dan penyimpanan sejumlah barang yang dapat melindungi
serta mengurangi terjadinya kehilangan dan kerusakan barang serta dapat
dipisahkan dari sarana pengangkutnya dengan mudah tanpa harus mengeluarkan
isinya. Petikemas dibuat kokoh/ kuat dan dilengkapi dengan pintu yang dikunci
dari luar. Semua bagian petikemas tidak dapat dilepas atau dibuka dari luar.
Ukuran standar petikemas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Ukuran Petikemas berdasarkan International Standard Organisation
(ISO)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
23
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
2.5 Fasilitas Pelabuhan Petikemas
2.5.1 Dermaga Pelabuhan
Pada umumnya dermaga petikemas berbentuk wharf, hal ini disebabkan
karena dermaga menerima beban cukup besar, baik beban petikemas maupun
beban peralatan untuk bongkar muat dan alat pengangkutan serta terminal
petikemas memerlukan halamann luas untuk menampung petikemas dalam jumlah
banyak, yang bisa mencapai 10 ha atau lebih untuk setiap satu tambatan.
2.5.2 Lapangan Penumpukan Petikemas (Container Yard)
Lapangan penumpukan petikemas merupakan tempat untuk
mengumpulkan, menyimpan dan menumpuk petikemas, dimana petikemas yang
berisi muatan diserahkan ke penerima barang dan petikemas kosong diambil oleh
pengirim barang. Lapangan ini berada didaratan dan permukaannya harus diberi
perkerasan agar dapat mendukung peralatan pengangkat/ pengangkut dan beban
petikemas.
Untuk kelancaran dan keteraturan pekerjaan yang berkaitan dengan
penanganan petikemas maka lapangan penumpukan petikemas dibagi ke dalam
dua petakan sebagai berikut: (a) Marshalling Yard Inbound merupakan petak yang
digunakan untuk menampung petikemas yang baru dibongkar dari kapal dan
hendak dikerjakan lebih lanjut; (b) Marshalling Yard Outbound merupakan petak
untuk menampung petikemas ekspor yang datang dari luar pelabuhan, CFS, depot
petikemas, atau bengkel reparasi dan akan dimuat ke kapal.
2.5.3 Perlengkapan Bongkar Muat Petikemas
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
24
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Penanganan (handling) petikemas terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai
berikut: (1) mengambil petikemas dari kapal dan meletakkannya di bawah portal
gantry crane; (2) mengambil dari kapal dan langsung meletakkannya di atas
chasisi head truck yang sudah siap di bawah portal gantry, yang akan segera
mengangkutnya keluar pelabuhan; (3) memindahkan petikemas dari suatu tempat
penumpukan untuk ditumpuk di tempat lainnya di atas container yard; (4)
melakukan shifting petikemas, karena petikemas yang berada ditumpukan bawah
akan diambil sehingga petikemas yang menindihnya harus dipindahkan terlebih
dahulu; (5) mengumpulkan beberapa petikemas dari satu shipment ke satu lokasi
penumpukan. Alat bantu bongkar muat petikemas adalah: (1) container crane; (2)
container spreader; (3) straddler carrier; (4) straddler loader; (5) rubber tyred
gantry; (6) side loader; (7) container forklift.
2.6 Dasar Perencanaan Pelabuhan
2.6.1 Topografi dan Geologi
Menurut Triatmodjo keadaan topografi daratan dan bawah laut harus
memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan memungkinkan untunk
pengembangan dimasa mendatang.untuk daerah-daerah daratan harus memiliki
wilayah yang luas untuk membangun fasilitas-fasilitas pelabuhan, seperti
dermaga, jalan, gudang dan juga kawasan industri. Area yang akan dibangun
pelabuahn harus memiliki kedalaman yang cukup, agar kapal-kapal bisa masuk
dan berlabuh di Indonesia.
Keadaan geologi juga sangat penting untuk diteliti dan dipelajari agar kita
dapat mengetahui keadaan dilapangan apabila dilakukan pengerukan daerah
perairan dan pekerjaan penimbunan.
Sangat penting untuk mengetahui karakteristik tanah untuk perencanaan
infrastruktur. Setiap bangunan teknik sipil selalu dihadapkan pada masalah
pondasi dan stabilitas yang erat kaitannya dengan masalah karakteristik,
klasifikasi dan daya dukung tanah. Karakteristik dan struktur tanah sebagai
pendukung bangunan keseluruhan banyak ditentukan oleh kekuatan tanah tersebut
dan diukur sebagai tekanan tanah yang diijinkan (Kramadibrata:1985).
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
25
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Dalam intensitas pembebanan maksimum perhitungan harus didasarkan
pada: (1) daya tekan tanah maksimal; (2) penurunan bangunan yang direncanakan;
(3) secara struktural maka bangunan tersebut harus dapat memikul gaya-gaya
yang timbul, yaitu gaya-gaya lateral dan vertikal dalam tanah sehingga tidak
menjadikan rusaknya bangunan.
Beberapa jenis kondisi tanah adalah sebagai berikut: (1) merata; (2)
lapisan lunak yang dapat tertekan di atas lapisan keras; (3) lapisan keras diatas
lapisan lunak; (4) dapat terdiri dari bermacam jenis, tebal lapisan,
Beberapa jenis kondisi tanah yang telah disebutkan di atas, dapat
menentukan perhitungan atau percobaan dilapangan sebagai data dalam
menentukan jenis pondasi dan perkiraan penurunan dan stabilisasinya.
2.6.2 Hidrografi Oceanografi
a. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
angin. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer.
Perubahan temperatur di atmosfer disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas
oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah, atau perubahan
yang disebabkan oleh siang dan malam, atau perbedaan suhu pada belahan bumi
bagian utara dan selatan karena adanya perbedaan musim dingin dan panas.
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer. Apabila tidak
tersedia anemometer, kecepatan angin dapat diperkirakan berdasarkan keadaan
lingkungan dengan menggunakan skala Beaufort. Kecepatan angin biasanya
dinyatakan dalam knot, satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui
khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam.
b. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena
adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap
massa air laut di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa
matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
26
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
gaya tarik bulan terhadap bumi jauh lebih besar daripada pengaruh gaya tarik
matahari.
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting di dalam perencanaan
pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting
untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan sebagai contoh, elevasi
puncak pemecah gelombang, dermaga, dsb. Sementara kedalaman pelayaran/
pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
Tinggi pasang surut dapat dibaca melalui kurva pasang surut, yang
merupakan jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah
(lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang
diberikan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama
berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang
tergantung pada tipe pasang surut. Variasi muka air menimbulkan arus yang
disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut masa air dalam jumlah sangat
besar. Titik balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan
arus surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air
terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol.
Gambar 2.7 Kurva Pasang Surut
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
Beberapa elevasi muka air laut berdasarkan data pasang surut yang dapat
digunakan sebagai pedoman di dalam perencanaan suatu pelabuhan adalah
sebagai berikut: (1) muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang
dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut; (2) muka air rendah
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
27
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
(low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam
satu siklus pasang surut; (3) muka air tinggi rerata (mean high water level,
MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun; (4) muka air
rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah
selama periode 19 tahun; (5) muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah
muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.elevasi ini
digunakan sebagai referensi untuk elevasi di daratan; (6) muka air tinggi tertinggi
(highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati; (7) air rendah terendah (lowest low water level, LLWL),
adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati; (8) higher
high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti
dalam pasang surut tipe campuran; (9) lower low water level, adalah air terendah
dari dua air rendah dalam satu hari.
Beberapa muka air yang sering digunakan dalam perencanaan pelabuhan,
misal MHWL digunakan untuk menentukan elevasi puncak pemecah gelombang,
dermaga, panjang rantai pelampung penambat, dsb. Sedangkan untuk LLWL
digunakan untuk menetukan kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
c. Gelombang
Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan pelabuhan.
Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik
matahari dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi atau gempa laut
(tsunami), kapal yang bergerak, dsb. Di antara beberapa bentuk gelombang
tersebut yang paling penting dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang
angin dan pasang surut.
Gelombang digunakan untuk merencakan bangunan-bangunan pelabuhan
seperti pemecah gelombang, study ketenangan di pelabuhan dan fasilitas-fasilitas
pelabuhan lainnya. Gelombang tersebut akan menimbulkan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan pelabuhan. Selain itu gelombang juga bisa menimbulkan
arus dan transport sedimen di daerah pantai. Layout pelabuhan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga sedimentasi di pelabuhan dapat dihindari.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
28
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
2.6.3 Dermaga
a. Pemilihan Tipe Dermaga
Pemilihan tipe dermaga harus ditinjau dengan topografi daerahnya yang
merupakan daerah pantai. Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang
cukup jauh dari darat, pegunungan jetty akan lebih ekonomis karena tidak
diperlukan pengerukan yang besar. Sedang di lokasi dimana kemiringan dasar
cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang perairan
yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan
wharf adalah lebih tepat.
b. Daya Dukung Tanah
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada
umumnya tanah didekat daratan mempunyai daya yang lebih besar dari pada tanah
di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau
dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih
menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan
mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf
diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena
tidak diperlukan pengerukan dasar karang.
c. Gaya-gaya yang Bekerja pada Dermaga
Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Gaya benturan kapal
Pada waktu merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan sehingga
akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga. Dalam perencanaan dianggap
bahwa benturan maksimum terjadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam
dermaga pada sudut 10° terhadap sisi depan dermaga. Gaya benturan kapal yang
harus ditahan dermaga tergantung pada energi benturan yang diserap oleh sistem
fender yang dipasang pada dermaga. Gaya benturan bekerja secara horisontal dan
dapat dihitung berdasarkan energi benturan. Hubungan antara gaya dan energi
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
29
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
benturan tergantung pada tipe fender yang digunakan. Besar energi benturan
dihitung dengan rumus berikut ini :
... (2.1)
dengan :
: energi benturan (ton meter)
: komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/s)
: displacement (berat kapal)
: percepatan gravitasi
: koefisien massa
: koefisien eksentrisitas
: koefisien kekerasan
: koefisien bentuk dari tambatan
Kecepatan merapat kapal merupakan salah satu faktor penting dalam
perencanaan dermaga dan sistem fender, yang dapat ditentukan dari nilai
pengukuran atau pengalaman. Secara umum kecepatan merapat kapal diberikan
dalam tabel berikut ini
Tabel 2.3 Kecepatan merapat kapal pada dermaga
Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling kapal, yang
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
... (2.2)
Pelabuhan (m/s) Laut terbuka (m/s)
0,25 0,30
0,15 0,20
0,15 0,15
0,12 0,15
Ukuran Kapal (DWT)Kecepatan Merapat
>30.000
10.000-30.000
500 - 10.000
Sampai 500
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
30
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
... (2.3)
dengan:
: koefisien blok kapal
: draft kapal (m)
: lebar kapal (m)
: panjang garis air (m)
: berat jenis air laut (t/m3)
Koefisien eksentrisitas merupakan perbandingan antara energi sisa dan
energi kinetik kapal yang merapat, dan dapat dihitung dengan rumus berikut:
(
) ... (2.4)
dengan:
: jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai
titik sandar kapal
: jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air,
Panjang garis air (Lpp) dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
Kapal barang : ... (2.5)
Kapal barang : ... (2.6)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
31
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.8 Grafik Hubungan antara Koefisien Blok dengan jari-jari
garis r/panjang kapal L
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
Titik kontak pertama antara kapal dan dermaga adalah suatu titik dari ¼
panjang kapal pada dermaga dan 1/3 panjang kapal pada dolphin dan nilai l
adalah:
Dermaga :
... (2.7)
Dolphin :
... (2.8)
2. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan
gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin
menuju ke dermaga , maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga,
sedangkan jika arahnya meninggalkan dermaga akan tergantung pada arah
hembus angin dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan (α = 0°)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
32
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
... (2.9)
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (α = 180°)
... (2.10)
Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar (α = 90°)
... (2.11)
dengan:
: gaya akibat angin (kg)
: tekanan angin (kg/m2)
: kecepatan angin (m/s)
: proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
3. Gaya akibat arus
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air
juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan
pada dermaga dan alamat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus
diberikan oleh persamaan berikut ini :
(
) ... (2.12)
dimana,
dengan:
: gaya akibat arus (ton)
: luas tampang kapal yang terendam air (m2)
: rapat massa air laut (1,025 t)
: koefisien tekanan arus
: kecepatan arus (m/s)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
33
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
: grafitasi bumi (9,8 m/s2)
d. Ukuran Dermaga
Terminal peti kemas pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan tipe
dermaga dengan dimensi wharf. Untuk menghitung berapa kapasitas kapal yang
dapat bersandar pada terminal peti kemas pelabuhan Tanjung Emas Semarang
dengan waktu yang bersamaan dapat kita hitung dengan menggunakan rumus
dibawah ini.
Panjang dermaga :
... (2.13)
... (2.14)
... (2.15)
dengan :
: panjang dermaga
: luas gudang
: panjang kapal yang ditambat
: lebar gudang
: jumlah kapal yang ditambat
: lebar apron
: lebar jalan
Gambar 2.10 dan Gambar 2.11 adalah beberapa ukuran pier berbentuk jari
yang digunakan untuk dua dan empat tambatan. Slip yang digunakan untuk empat
tambatan harus cukup besar untuk gerakan kapal yang masuk dan keluar dengan
bantuan kapal tunda. Apabila A dan B adalah luas gudang transit dan lebar kapal,
maka beberapa ukuran yang lain adalah :
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
34
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Pier dua tambatan
Panjang pier:
Lebar pier:
Lebar slip
Panjang gudang
Lebar gudang
Gambar 2.9 Pier Berbentuk Jari untuk dua tambatan
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
35
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Pier empat tambatan
Panjang pier:
Lebar pier:
Lebar slip:
Panjang gudang:
Lebar gudang:
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
36
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.10. Pier berbentuk jari untuk empat tambatan
(Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 1996)
2.6.4 Alat Penambat
a. Fender
Fender merupakan bantalan yang ditempatkan di depan dermaga dan
berfungsi menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Fender harus
dipasang disepanjang dermaga dan diletakkan sedemikian rupa hingga dapat
mengenai kapal. Dalam perencanaan fender dianggap kapal bermuatan penuh dan
merapat dengan sudut 10° terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat sisi
depan kapal membentur fender, hanya sekitar setengah dari bobot kapal yang
secara efektif menimbulkan energi yang diserap oleh fender dan dermaga. Energi
yang diserap oleh sistem fender dan dermaga adalah , dimana E merupakan
energi yang membentur dermaga. Tahanan naik dari nol sampai maksimum, dan
kerja yang dilakukan dermaga adalah:
... (2.16)
Karena energi yang membentur dermaga 1/2E, maka benturan fender
memberikan gaya reaksi F. Apabila d adalah defleksi fender, maka terdapat
hubungan berikut:
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
36
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
... (2.17)
... (2.18)
... (2.19)
dengan :
: gaya bentur yang diserap sistem fender
: defleksi fender
: komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga
: bobot kapal bermuatan penuh
Dalam arah horisontal jarak antara fender harus ditentukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari kontak langsung antara kapal dan dinding dermaga,
maka jarak maksimum antar fender dapat digunakan persamaan:
√ ... (2.20)
dengan :
: jarak maksimum antara fender (m)
: jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)
: tinggi fender
Apabila data jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal tidak diketahui, maka
dapat menggunakan persamaan berikut sebagai pedoman untuk menghitungnya.
Kapal barang dengan bobot 500 – 50000 DWT
... (2.21)
Kapal tanker dengan bobot 5000 – 20000 DWT
... (2.22)
b. Bolder
Bolder merupakan salah satu alat penambat pada suatu konstruksi yang
digunakan untuk mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi
pergeseran atau gerak kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
37
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tali-tali penambat diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang
dipasang di sepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut
dengan bollard (corner mooring post) yang diletakkan pada kedua ujung dermaga
atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga.
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada cuaca normal, sedangkan bollard
digunakan untuk mengikat pada berbagai cuaca dan dapat digunakan untuk
mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau untuk membelok/memutar terhadap
ujung dermaga. Alat penambat ini ditanam pada dermaga menggunakan baut yang
dipasang melalui pipa yang ditempatkan didalam beton. Alat pengikat ini
biasanya terbuat dari besi cor berbentuk silinder yang pada ujung atasnya dibuat
tertutup dan lebih besar sehingga dapat menghaalangi keluarnya tali kapal yang
diikatkan. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar
muat barang) maka tinggi bolder dibuat lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga.
2.7 Landasan Teori
Dari tinjuan pustaka di atas, maka penulis dapat menggunakan beberapa
metode perhitungan yang sesuai untuk analisis perpanjangan dan elevasi dermaga
TPKS pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yaitu sebagai berikut:
2.7.1 Indikator Kinerja Pelabuhan
a. Berth Occupancy Ratio (BOR)
Berth occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga
menunjukkan kinerja pelabuhan yang merupakan perbandingan antara jumlah
waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia
selama satu periode yang dinyatakan dalam persentase. Indikator kinerja
pelabuhan digunakan untuk mengukur sejauh mana fasilitas dermaga dan sarana
penunjang dimanfaatkan secara intensif.
Secara umum nilai BOR dapat dihitung dengan persamaan:
... (2.23)
dengan:
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
38
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
BOR : berth occupancy ratio (%)
Vs : jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)
St : service time (jam/hari)
n : jumlah tambatan
Waktu efektif : jumlah hari dalam satu tahun
UNCTAD (United Nation Conference On Trade And Development)
merekomendasikan agar tingkat pemakaian dermaga tidak melebihi nilai yang
diberikan pada tabel 2.4. Nilai BOR maksimum untuk dermaga peti kemas yang
disarankan UNCTAD adalah 50%. Jika nilai BOR lebih dari 50% maka arus peti
kemas sudah cukup padat dan diperlukan perbaikan serta peningkatan
produktivitas pelayanan di dermaga TPKS Semarang.
Tabel 2.4 Nilai BOR yang
disarankan berdasarkan
UNCTAD
b. Berth Throughput
Jumlah
tambatan dalam
satu dermaga
BOR yang
disarankan (%)
1
2
3
4
5
6-10
40
50
55
60
65
70
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
39
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Berth Throughput (BTP) merupakan daya lalu lintas peti kemas yang
dilayani pada satu dermaga dalam periode per tahun. Nilai BTP dapat dihitung
dengan persamaan:
... (2.24)
dengan:
BTP : Berth troughput (TEU‟s/tahun)
: jumlah peti kemas (TEU‟s/tahun)
BOR% : jumlah tingkat pemakaian dermaga per tahun (%)
Lp : panjang dermaga (berth)
n : jumlah dermaga/tambatan
Kapasitas terpasang dermaga adalah kemampuan dermaga untuk dapat
menerima arus bongkar muat peti kemas, kapasitas terpasang dapat dihitung
menggunakan persamaan:
... (2.25)
c. Metode Regresi Linear
Metode regresi linear digunakan untuk mencari proyeksi peningkatan arus
peti kemas dan arus kapal pada tahun-tahun berikutnya. Metode regresi linear ini
membandingkan sebab akibat dari meningkatnya arus peti kemas dan arus kapal
yang terjadi. Hasil dari proyeksi regresi linear digunakan untuk menghitung ulang
dan mencari solusi akibat dari peningkatan arus-arus tersebut yang berdampak
pada produktivitas bongkar muat peti kemas.
2.7.2 Alur Pelayaran
Alur pelayaran terdiri dari tiga bagian:
a. Kedalaman alur
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
40
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Kedalaman air total dapat diperoleh dari rumus:
... (2.26)
dengan:
: draft kapal
: gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
: ruang kebebasan bersih
: ketelitian pengukuran
: pengendapan sedimen antara dua pengerukan
: toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi yang ditentukan
berdasarkan nilai rerata dari muka air surut terendah pada saat pasang besar
(spring tide) dalam periode panjang, yang disebut LLWS (lower low water spring
tide).
Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas tidak terdapat rintangan
yang mengganggu pelayaran. Kedalaman elevasi ini adalah jumlah dari draft
kapal dan ruang kebebasan bruto yang dihitung terhadap muka air rencana. Ruang
kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar slur
nominal, pada draft kapal maksimum yang diukur pada air diam. Ruang ini terdiri
dari ruang gerak vertikal kapal karena pengaruh gelombang, squat, serta ruang
kebebasan bersih. Squat merupakan pertambahan draft kapal terhadap muka air
yang disebabkan oleh kecepatan kapal. Besar squat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut yang didasarkan pada percobaan di laboratorium :
√ ... (2.27)
dengan:
: volume air yang dipindahkan (m3)
: panjang garis air (m)
: angka Fraude √ (tak berdimensi)
: kecepatan (m/s)
: percepatan gravitasi (m/s2)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
41
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
: kedalaman air (m)
b. Panjang alur
Panjang alur masuk dihitung mulai dari posisi kapal mengurangi kecepatan
sampai memasuki turning basin area. Menurut rekomendasi PIANC, panjang alur
minimal untuk kondisi kapal ±10.000 DWT dengan kecepatan maksimum 5 knots,
adalah 1x Loa kapal, dengan Loa digunakan dari kapal rencana terbesar. Panjang
alur ini akan digunakan juga sebagai panjang minimal dari ujung mulut
breakwater hingga turning basin area. Turning basin area (kolam putar)
dibutuhkan sebagai area untuk manuver kapal sebelum dan sesudah bertambat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang kolam putar yaitu perairan
harus cukup tenang, lebar dan kedalaman perairan kolam disesuaikan dengan
fungsi dan kebutuhan kapal yang menggunakannya, kemudahan gerak kapal. Luas
kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan
lingkaran dengan jari-jari 1,5Loa (panjang kapal total) dari kapal terbesar yang
menggunakannya. Jika perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau
kapal tunda luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari
sama dengan Loa (panjang kapal total). Lalu kedalam kolam pelabuhan adalah 1,1
kali draft kapal pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.
c. Lebar
Lebar alur ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1)lebar, kecepatan dan
gerakan kapal; (2) lalu lintas kapal dan kedalaman laut; (3) Angin, gelombang dan
arus.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
42
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.11.a. Lebar alur satu jalur (Bruun, P., 1981)
Gambar 2.11.b. Lebar alur dua jalur (Bruun, P., 1981)
Pada alur untuk satu jalur (tidak ada simpangan), lebar alur dapat ditentukan
dengan mengacu gambar 2.11.a. jika kapal boleh bersimpangan, lebar alur dapat
ditentukan menggunakan 2.11.b. (Bruun, P., 1981)
2.7.3 Gelombang
Untuk menganalisis data gelombang penulis menggunakan teori
gelombang airy.
a. Profil muka air
Profil muka air merupakan fungsi ruang (x) dan waktu (t) yang mempunyai
bentuk berikut ini:
... (2.28)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
43
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
b. Cepat rambat dan panjang gelombang
Cepat rambat (C) dan panjang gelombang (L) diberikan dengan persamaan
dibawah ini :
... (2.29)
... (2.30)
dengan
... (2.31)
Beberapa notasi yang digunakan adalah:
: jarak antara muka air rerata dan dasar laut
: fluktuasi muka air terhadap muka air rerata
: tinggi gelombang = 2a
: panjang gelombang
: periode gelombang, interval waktu yang diperlukan oleh partikel air
untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan kedudukan sebelumnya
: kecepatan rambat gelombang = L/T
: angka gelombang 2𝝅/L
: frekuensi gelombang 2𝝅/T
c. Klasifikasi gelombang menurut kedalaman relatif
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air d
dan panjang gelombang L, (d/L) gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu:
1. Gelombang dilaut dangkal jika
2. Gelombang di laut transisi jika
3. Gelombang di laut dalam jika
Klasifikasi tersebut dilakukan untuk menyederhanakan rumus-rumus gelombang.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
44
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Apabila kedalaman relatif
, nilai tanh (2𝝅d/L) = 1 , sehingga
didapatkan persamaan:
... (2.32)
... (2.33)
Apabila kedalaman relatif kurang dari 1/20, nilai tanh (2𝝅d/L) = 2𝝅d/L,
sehingga diperoleh persamaan:
√ ... (2.34)
√ ... (2.35)
Dilaut dangkal, cepat rambat dan panjang gelombang hanya tergantung
pada kedalaman.
d. Fetch
Dengan menggunakan perhitungan Fetch berdasarkan data angin yang telah
diperoleh maka didapatkan tinggi gelombang guna untuk perencanaan elevasi
dermaga.
Didalam tinjauan pembangkitan gelombang dilaut, fetch dibatasi oleh bentuk
daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang, gelombang
tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan gelombang angin tetapi
juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Besarnya fetch dapat dicari
dengan menggunakan persamaan :
∑
∑ ... (2.36)
dimana:
= fetch rerata efektif
= Panjang Segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir fetch
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
45
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
= Deviasi pada kedua sisi arah angin, dengan menggunakan pertambahan
6° sampai 42° pada kedua sisi dari arah angin
e. Tekanan gelombang
Tekanan gelombang yang disebabkan oleh gelombang, merupakan gabungan
dari tekanan hidrostatis dan dinamis yang disebabkan oleh gelombang, yang dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut:
(
)
... (2.37)
f. Energi dan tenaga gelombang
Energi total gelombang adalah jumlah dari energi kinetik dan energi potensial
gelombang. Energi kinetik adalah energi yang disebabkan oleh kecepatan partikel
air karena adanya gerak gelombang. Energi potensial adalah energi yang
dihasilkan oleh perpindahan muka air karena adanya gelombang. Tenaga
gelombang adalah energi tiap satuan waktu yang menjalar dalam arah penjalaran
gelombang.
Energi kinetik gelombang:
... (2.38)
Energi potensial gelombang:
... (2.39)
Energi total gelombang:
... (2.40)
Tenaga gelombang:
... (2.41)
dengan:
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
46
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
... (2.42)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
46
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.12 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Angin di Laut ( ) dan di darat ( )
Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
47
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.13. Grafik Peramalan Gelombang
Sumber: Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
48
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
g. Refraksi gelombang
Berikut persaman untuk mencari nilai dari koefisien pendangkalan (Ks) dan
koefisien refraksi( Kr):
√
... (2.43)
√
... (2.44)
Sehingga tinggi gelombang pada kedalaman 1 didapat :
... (2.45)
h. Gelombang pecah
... (2.46)
Maka tinggi gelombang pecah dapat dicari dengan menggunakan pendekatan
berdasarkan pada garfik tinggi gelombang pecah ( Gambar 2.14.). Sedangkan
untuk mencari kedalaman gelombang pecah dapat dicari dengan pendekatan
berdasarkan grafik kedalaman gelombang pecah (Gambar 2.15.).
i. Metode Minikin
Selanjutnya mencari nilai tekanan maksimum dengan menggunakan metode
minikin dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
... (2.47)
Momen total
... (2.48)
dengan :
... (2.49)
... (2.50)
... (2.52)
... (2.53)
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
49
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.14 Grafik Tinggi Gelombang Pecah
Sumber : Pelabuhan, Bambang Triatmodjo 2010.
BAB II Tinjauan Pustaka
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
50
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 2.15. Grafik Kedalaman Gelombang Pecah
Sumber : Pelabuhan, Bambang Triatmodjo 2010.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metodologi penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah
dermaga Petikemas Tanjung Emas Semarang. Secara geografis Kota Semarang
terletak pada garis 6º 5' - 7º 10' Lintang Selatan dan 110º 35' Bujur Timur. Jenis
data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak-
pihak lain, data sekunder biasanya berupa dokumentasi atau data laporan yang
telah tersedia. Data sekunder pada penelitian ini didapatkan melalui instansi-
instansi setempat yang terkait dengan penelitian ini.
Salah satu kegiatan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah melayani
bongkar muat barang dengan peti kemas yang dikelola oleh instansi Terminal Peti
Kemas Semarang (TPKS). Kelancaran dalam bongkar muat barang dapat dicapai
jika tingkat pelayanan di dermaga TPKS Semarang lebih ditingkatkan. Dalam
mencapai tingkat pelayanan yang baik, suatu pelabuhan harus didukung dengan
fasilitas-fasilitas yang memadai, bukan hanya itu saja tapi juga dilihat berdasarkan
waktu bongkar muat kapal sesuai dengan jadwal. Di dermaga TPKS Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang dapat melayani dua kapal untuk bongkar muat barang.
Sehingga dengan perkembangan jaman, dari tahun ke tahun dermaga TPKS
Semarang mengalami peningkatan arus bongkar muat barang. Dengan demikian
di dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang hanya melayani dua
kapal saja melakukan pembangunan dermaga baru untuk mengantisipasi lonjakan
arus barang, serta melakukan peninggian dermaga akibat muka air laut yang
semakin tinggi dan penurunan tanah, yang akan mengganggu keselamatan dalam
pelayanan bongkar muat barang.
Dalam melakukan pengembangan dermaga, terminal petikemas Semarang
melakukan pembangunan dermaga baru dan peninggian dermaga eksisting. Dalam
melakukan pengembangan pasti ada hal-hal yang diperlukan sebagai acuan dalam
merencanakan dermaga tersebut. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan
BAB III Metodologi Penelitian
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
52
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
dalam merencanakan dermaga adalah berupa kondisi lingkungan seperti angin,
gelombang, air pasang dan surut.
3.2 Langkah-langkah Penelitian
Dalam mencapai tujuan penelitian, maka secara sistematis pendekatan untuk
pemecahan masalah penelitian ini dapat mengikuti alur kerangka penelitian. Alur
penelitian ini berisi langkah-langkah penelitian yang sistematis dan secara garis
besar digambarkan menggunakan diagram alir penelitian seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir
MULAI
STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA (DATA SEKUNDER)
DATA BMKG :
- ANGIN
- PASANG SURUT
- GELOMBANG - ARUS
DATA PETI KEMAS :
- BONGKAR MUAT
- KARAKTERISTIK
KAPAL
- ALUR PELAYARAN
ANALISIS DATA
HASIL dan PEMBAHASAN
SIMPULAN dan SARAN
SELESAI
BAB III Metodologi Penelitian
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
53
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Berdasarkan Gambar 3.1. alur penelitian diawali dengan; (1) tinjauan pustaka
tentang pengembangan dermaga; (2) pengumpulan data yang dibutuhkan (data
sekunder); (3) pengelompokan data sekunder, pertama data bongkar muat kapal,
karakteristik kapal dan alur pelayaran, data tersebut diperoleh dari Kantor
Terminal Petikemas Semarang (TPKS), kemudian data dari BMKG Maritim
Semarang yaitu data angin, pasang surut, arus, dan gelombang.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang mendukung dalam penyusunan proposal ini secara garis besar
diperoleh dengan metode, yaitu: (1) metode literatur yaitu dengan mengumpulkan,
mengidentifikasi serta mengolah data tertulis dan metode yang digunakan; dan (2)
dalam metode ini penyusun melakukan survei di lapangan dan permohonan data
ke beberapa instansi terkait untuk memperoleh data yang diperlukan.
Disamping metode di atas data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang sudah ada sebelumnya, yang diperoleh dari instansi
yang berwenang atau dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Data
sekunder didapatkan bukan melalui pengamatan secara langsung di lapangan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data. Adapun
metode pengumpulan data yang dilakukan seperti studi pustaka yaitu
pengumpulan data dengan mengambil data dari hasil penyelidikan, penelitian, tes
atau uji laboratorium, pedoman, bahan acuan, maupun standar yang diperlukan
dalam analisis data melalui perpustakaan atau instansi-instansi pemerintah yang
terkait. Data yang digunakan diperoleh dari PT.Pelindo III (Cabang Semarang)
yang merupakan data bongkar muat dan karakteristik kapal, sedangkan data yang
diperoleh dari BMKG Maritim Semarang merupakan data angin, pasang surut,
gelombang serta arus.
3.4 Analisis Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data sekunder. Analisis meliputi
pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dalam
BAB III Metodologi Penelitian
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
54
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
perhitungan teknik secara lengkap untuk menghasilkan output yang akan
digunakan pada proses selanjutnya.
Adapun tahapan pengolahan data meliputi:
1. Analisis Indikator Kinerja Pelabuhan
Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan dermaga
(BOR), daya lalu lintas (BTP) dan kapasitas dermaga kemudian didapatkan
proyeksi kondisi dermaga 15 tahun ke depan. Untuk menghitung tingkat
penggunaan dermaga (BOR), daya lalu lintas (BTP) dan kapasitas dermaga
digunakan persamaan: 2.23; 2.24; dan 2.25.
2. Analisis Ukuran Dermaga dan Alur Pelayaran
Analisis ukuran dermaga digunakan untuk menghitung panjang dermaga yang
dibutuhkan, dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13. untuk mengetahui
alur pelayaran maka dapat dihitung menggunakan persamaan 2.26.
2. Analisis Data Angin
Analisis data angin berupa gaya akibat angin, arah angin yang berhembus
menuju dermaga akan mengakibatkan gaya berupa gaya benturan ke dermaga,
sedangkan arah angin yang meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya
tarikan kapal pada alat penambat. Gaya benturan kapal terhadap dermaga
tergantung pada energi benturan yang diserap oleh sistem fender pada dermaga,
data angin diperoleh dari BMKG Meteorologi Maritim Semarang yang kemudian
dapat dihitung dengan persamaan : 2.1; 2.2; 2.3; 2.4; 2.9; 2.10; dan 2.11. Serta
perhitungan fetch berdasarkan data angin dapat dihitung dengan persamaan 2.36.
3. Analisis Data Pasang Surut
Analisis data pasang surut erat hubungannya untuk menentukan elevasi dalam
perencanaan bangunan-bangunan pelabuhan. Data pasang surut ini diperoleh dari
BAB III Metodologi Penelitian
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
55
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
BMKG Meteorologi Maritim Semarang yang kemudian bisa hitung menggunakan
persamaan : 2.12.
4. Analisis Data Gelombang
Analisis data gelombang digunakan untuk mengetahui gaya-gaya yang
ditimbulkan gelombang terhadap bangunan pelabuhan. Data gelombang diperoleh
dari BMKG Meteorologi Maritim Semarang yang kemudian bisa dihitung
menggunakan teori Airy yang terdapat pada persamaan: 2.28 – 2.31 dan metode
Minikin yang terdapat pada persamaan 2.47 – 2.52. Untuk menghitung tekanan
gelombang digunakan persamaan 2.37.
3.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Makin besar tingkat pemakaian dermaga maka dimensi dermaga makin
panjang,
b. Makin besar gaya-gaya horisontal yang ditimbulkan oleh angin, maka makin
besar pula gaya benturan kapal terhadap dermaga maka sistem fender yang
digunakan makin besar pula,
c. Makin besar gaya-gaya tambahan yang timbulkan akibat gelombang air laut,
maka dimensi dermaga makin panjang dan tinggi,
d. Makin tinggi elevasi gelombang pasang surut, maka dimensi dermaga makin
panjang dan tinggi.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Deskripsi Wilayah Studi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Pelabuhan Tanjung Emas yang pada awalnya disebut Pelabuhan
Semarang, pada mulanya merupakan Pelabuhan Rede yang dibangun pada tahun
1874 ditandai dengan berdirinya Menara Suar. Pembangunan Pelabuhan
Semarang dimulai sejak tahun 1982 dan selesai pada tahun 1985. Pada tahun itu
pula Presiden RI Soeharto memberi nama Tanjung Emas kepada pelabuhan tua
yang sudah dikenal sejak Abad ke-16 tersebut. Meningkatnya peranan Tanjung
Emas untuk kegiatan ekspor, mendorong dibukanya unit khusus pelayanan
petikemas yang sejak 1 Juli 2001 menjadi usaha mandiri dengan nama Terminal
PetiKemas Semarang (TPKS). Daerah belakang (hinterland) dari TPKS meliputi
sebagian besar propinsi Jawa Tengah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Pelabuhan Banjarmasin. Ketiga kawasan ini merupakan salah satu jantung
perdagangan antar pulau Jawa dengan beragam pulau di Indonesia dan juga
sebagai akses bagi perdagangan internasional. Potensi daerah hinterland
pelabuhan Tanjung Emas sebagian besar berupa industri tekstil, furniture dan
agrobisnis. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang memiliki lima terminal yaitu:
a. Terminal Penumpang
Terminal penumpang adalah salah satu fasilitas pokok yang dimiliki PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tanjung Emas. Dalam terminal penumpang
terdapat ruang tunggu penumpang, tempat beribadah, toko souvenir, posko
kesehatan, dan fasilitas lainnya. Tujuannya untuk melayani kegiatan penumpang
yang akan bepergian maupun yang telah datang. Terminal Penumpang Pelabuhan
Tanjung Emas dibedakan menjadi dua wilayah, yakni Terminal Dalam Negeri dan
Terminal Luar Negeri.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
57
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Fasilitas yang dimiliki Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung emas
Semarang yaitu memiliki panjang dermaga 320 m, dengan luas bangunan 4.500
m2. Kapasitas dalam ruang tunggu terminal penumpang kini mampu menampung
2.000 hingga 2.500 penumpang, serta memiliki draft kolam terminal sebesar -7,0
LWS.
b. Terminal Samudera
Terminal Samudera memiliki beberapa fasilitas penunjang yaitu memiliki
dermaga dengan ukuran sebesar 575 m, dengan luasan lapangan penumpukan
sebesar 22.500 m2. Serta Terminal Samudera memiliki gudang dengan ukuran
sebesar 2 x 4.000 m2 dan memiliki kedalaman kolam alur sedalam -9 mLWS.
c. Terminal Nusantara
Terminal Nusantara memiliki beberapa fasilitas penunjang yaitu memiliki
dermaga dengan ukuran sebesar 385 m, dengan luasan lapangan penumpukan
sebesar 4.500 m2. Serta Terminal Samudera memiliki area parkir ebesar 3.400 m
2
dan memiliki kedalaman kolam alur sedalam -7 mLWS.
d. Terminal Deli
Terminal Deli memiliki beberapa fasilitas penunjang yaitu memiliki dermaga
(Sri Boga) dengan ukuran sebesar 240 m. Serta Terminal Samudera memiliki 2
unit Jetty dengan ukuran sebesar 75 x 60 m dan memiliki kedalaman kolam alur
sedalam -7 s/d -10 mLWS.
e. Pelabuhan Dalam
Terminal Samudera memiliki beberapa fasilitas penunjang yaitu memiliki
dermaga dengan ukuran sebesar 875 m, dengan luasan lapangan penumpukan
sebesar 25.000 m2. Serta Terminal Samudera memiliki peralatan yaitu 2 unit
Luffing Crane dan memiliki kedalaman kolam alur sedalam -5 mLWS.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
58
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
f. Terminal Petikemas
Meningkatnya peranan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dalam kegiatan
ekspor, mendorong dibukanya unit khusus pelayanan petikemas yang dimulai
sejak 1 Juli 2001 menjadi usaha mandiri dengan nama Terminal Petikemas
(TPKS). Kondisi fasilitas Terminal Petikemas Semarang yang ada sekarang
adalah dermaga sebesar 495 m, luas lapangan penumpukan 82.500 m2. Serta alur
pelayaran dengan kedalaman kolam -10 mLWS dan luasan alur adalah 4.000m x
80 m.
1.) Dermaga Terminal Petikemas
TPKS memiliki ukuran panjang dermaga sebear 495 m, dengan ukuran
dermaga tersebut Terminal Petikemas dapat melayani kegiatan bongkare muat
petikemas dengan 2 unit kapal sekaligus. Dimensi kapal terbesar adalah 294m dan
dimensi kapal terkecil adalah 98m. Pada dermaga ini melayani kegiatan bongkar
muat petikemas baik kegiatan ekspor maupun impor.
2.) Lapangan Penumpukan
Terminal Petikemas Semarang memiliki luasan lapangan penumpukan
sebesar 82.500 m2. Lapangan penumpakan disana ada 5 lapangan penumpukan
(container yard, CY) yang terbagi menjadi beberapa bagian. Beberapa bagian ini
dibedakan berdasarkan dari isi petikemas sendiri. Lapangan penumpukan (CY 2)
berisikan petikemas internasional yang khusus petikemas pendingin, umumnya
petikemas ini berisi daging atau bahan makanan yang harus disimpan ditempat
yang dingin. Lapangan penumpukan (CY 3) berisikan petikemas yang memuat
barang alat-alat berat. Kemudian untuk lapangan penumpukan CY 4 untuk
kategori petikemas internasional dengan barang-barang umum dan untuk lapangan
penumpkan CY 5 khusus untuk petikemas dalam negeri. Sedangkan untuk
lapangan penumpukan CY 1 sedang dalam masa pembangunan.
3.) Kapal
Kapal yang dilayani di dermaga Terminal Petikemas Semarang khusus
melayani kapal petikemas saja, dengan jalur internasional dan dalam negeri.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
59
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Dimensi kapal terbesar yang dilayani adalah dengan ukuran sebesar 294m dan
ukuran tekecil sebesar 98m.
4.1.2 Organisasi Perusahaan
Terminal Petikemas Semarang bergerak dibawah naugan dari PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero). Terminal Petikemas Semarang berlokasi di Jl.
Coaster No. 10A Semarang 50174 Jawa Tengah Indonesia. Terminal Petikemas
Semarang dipimpin oleh seorang General Manager serta dibantu oleh beberapa
orang Manager Bagian yang bergerak di bidang masing-masing, sehingga
bersama-sama untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan adanya struktur
organisasi yang baik maka akan memberikan hasil yang efisien dan berkualitas
baik pula. Lebih jelasnya berikut akan dilampirkan struktur organisasi yang ada di
Terminal Petikemas Semarang.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Terminal Petikemas Semarang
4.1.3 Penyajian Data
Dalam menganalisis perpanjangan dan peninggian Dermaga Petikemas
Semarang ini memerlukan berbagai data berupa: data angin, gelombang dan
pasang surut. Serta ada beberapa data tambahan guna menganalisis sistem
managemen di Terminal Petikemas Semarang, yaitu: data bongkar muat,
karakteristik kapal, dan alur pelayaran. Data ini didapat dari beberapa instasi,
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
60
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
yaitu: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang dan Terminal Petikemas
Semarang.
Adapun beberapa data yang akan dipergunakan dalam analisis Dermaga
Petikemas Semarang merupakan data historis dari PT. PELINDO III Cabang
Semarang. Pendataan dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dari
instansi-instasi yang berhubungan dengan penelitian.
a. Data Pelayanan Terminal PetiKemas
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. PELINDO III Cabang Semarang
adalah panjang dermaga 495m, jumlah dermaga 2 unit, dan produktifitas kerja
pelabuhan petikemas yaitu 355 hari/tahun dengan jam kerja per hari adalah 24
jam. Waktu operasional pelabuhan adalah 8520 jam/tahun dan kecepatan
pelayanan masing-masing peralatan adalah 21 – 25 box/jam.
Berikut adalah data arus kapal dan arus petikemas pada tahun 2011 - 2015:
Tabel 4.1 Data arus kapal dan peti kemas di TPKS Semarang
Sumber: PT. PELINDO III Cabang Semarang
Sampel daftar kapal yang berlabuh pada Terminal Peti Kemas Semarang terdapat
pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Daftar Dimensi Kapal yang Berlabuh di TPKS
Ship Call
(unit) (Box) (TEUs)
1 2011 596 265,478 427,468
2 2012 528 286,405 457,055
3 2013 566 311,525 498,703
4 2014 662 359,136 575,671
5 2015 701 375,654 608,201
No TahunArus Peti Kemas
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
61
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Sumber: PT. PELINDO III Cabang Semarang
b. Data Hidrografi Oceanografi
(1) Data Angin
Tabel 4.3 Data Kecepatan Angin Tanjung Emas Semarang 2014
Sumber: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang
Tabel 4.4 Data Kecepatan Angin Tanjung Emas Semarang 2015
W B d Lpp Loa
(t) (m) (m) (m) (m)
1 MEDFRISIA 28746,2 25 9,5 169,30 180,37
2 MERATUS SIBOLGA 3650 16,5 3,9 90,6 98
3 MERATUS BONTANG 5108 20,62 2,9 98,8 106,68
4 LOUDS ISLAND 38103 29,8 7,7 201,9 215,13
5 MSC ORNELLA 68372 32 9,8 277,6 294
6 HANJIN CHITTAGONG 33662 32,2 8,4 187,4 199,93
7 MSC GIANNA 35848 32,25 7,5 188,9 201,56
8 MSC CARLA 3 34954 32,25 8,2 180,1 192,29
No Nama Kapal
Jumlah Rata-rata Kec. Max
(Knots) (Knots) (Knots) (°)
1 Januari 206 7 23 300 TG
2 Februari 179 6 19 319 TG
3 Maret 130 4 27 310 TG
4 April 110 4 16 100 U
5 Mei 133 4 13 110 U
6 Juni 126 4 13 100 U
7 Juli 133 4 17 100 U
8 Agustus 155 5 19 100 U
9 September 147 5 16 100 U
10 Oktober 154 5 18 100 U
11 November 134 5 21 100 U
12 Desember 125 4 22 290 S
No Bulan
Angin
Arah
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
62
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Sumber: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang
Keterangan:
U : Utara S : Selatan
TL : Timur Laut BD : Barat Daya
T : Timur B : Barat
TG : Tenggara BL : Barat Laut
Data angin digunakan untuk menghitung gaya akibat angin. Data angin
mentah berupa arah angin dalah derajat serta kecepatan rata-rata dan kecepatan
angin yang berhembus per bulannya dalam kurun waktu 2014-2015. Berikut
adalah data kecepatan angin Tanjung Emas Semarang:
(2) Data Arus
Tabel 4.5 Data Arus Gelombang Semarang Tahun 2014
Jumlah Rata-rata Kec. Max
(Knots) (Knots) (Knots) (°)
1 Januari 166 5 20 300 TG
2 Februari 149 5 21 300 TG
3 Maret 161 5 20 300 TG
4 April 119 4 22 300 TG
5 Mei 144 5 14 110 U
6 Juni 141 5 17 100 U
7 Juli 162 5 16 100 U
8 Agustus 174 6 17 100 U
9 September 166 6 18 100 U
10 Oktober 163 5 18 110 U
11 November 138 5 20 300 TG
12 Desember 146 5 23 110 U
ArahNo Bulan
Angin
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
63
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Sumber: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang
(3) Peta Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Untuk menghitung besarnya fetch gaya akibat gelombang digunakan peta
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan skala 1:25.000, sesuai dengan arah
dominan angin.
(4) Data Pasang Surut
Data tersebut digunakan untuk mengetahui muka air tertinggi (pasang) dan
terendah (surut) yang dapat mempengaruhi perencanaan dermaga, terutama pada
saat akan menentukan elevasi dermaga.
Tabel 4.6 Data Pasang Surut Tanjung Emas Semarang Tahun 2014
(cm/s) (m/s)
1 Januari 5 0,05
2 Februari 5 0,05
3 Maret 5 0,05
4 April 5 0,05
5 Mei 5 0,05
6 Juni 15 0,15
7 Juli 15 0,15
8 Agustus 25 0,25
9 September 25 0,25
10 Oktober 25 0,25
11 November 5 0,05
12 Desember 15 0,15
Rata-rata Kec. ArusNo Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
64
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Sumber: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang
Tabel 4.7 Data Pasang Surut Tanjung Emas Semarang Tahun 2015
Sumber: BMKG - Stasiun Meteorologi Maritim Semarang
4.2 ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
Dari penyajian data di atas maka diperoleh analisis data dan pembahasan
sebagai berikut:
4.2.1 Indikator Kinerja Pelabuhan, Panjang Dermaga dan Alur Pelayaran
a. Perhitungan Berth Occupancy Ratio (BOR)
(m) (cm) (m) (cm) (m) (cm)
1 Januari 0,3 30 0,9 90 0,6 60
2 Februari 0,4 40 0,9 90 0,6 60
3 Maret 0,4 40 0,9 90 0,6 60
4 April 0,3 30 0,8 80 0,6 60
5 Mei 0,3 30 0,9 90 0,6 60
6 Juni 0,3 30 0,9 90 0,6 60
7 Juli 0,3 30 0,9 90 0,6 60
8 Agustus 0,4 40 0,9 90 0,6 60
9 September 0,4 40 0,9 90 0,6 60
10 Oktober 0,3 30 0,9 90 0,6 60
11 November 0,3 30 0,9 90 0,6 60
12 Desember 0,3 30 0,9 90 0,6 60
Rata-rataNo Bulan
Pasang Tinggi Surut Rendah
(m) (cm) (m) (cm) (m) (cm)
1 Januari 0,2 20 0,9 90 0,6 60
2 Februari 0,3 30 0,9 90 0,6 60
3 Maret 0,4 40 0,9 90 0,6 60
4 April 0,3 30 0,9 90 0,6 60
5 Mei 0,3 30 0,9 90 0,6 60
6 Juni 0,2 20 0,9 90 0,6 60
7 Juli 0,2 20 0,9 90 0,559 55,9
8 Agustus 0,3 30 0,9 90 0,537 53,7
9 September 0,4 40 0,9 90 0,518 51,8
10 Oktober 0,4 40 0,9 90 0,539 53,9
11 November 0,3 30 0,9 90 0,55 55
12 Desember 0,2 20 1 100 0,564 56,4
Pasang Tinggi Surut Rendah Rata-rataNo Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
65
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Nilai BOR atau tingkat penggunaan dermaga dalam satu periode dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.24.
Dengan menggunakan data seperti yang diberikan dalam tabel 4.1 pada tahun
2011, untuk waktu efektif kerja adalah 355 hari per tahun dan jumlah tambatan
adalah dua unit, maka hasilnya adalah:
Tabel 4.8 Perhitungan Berth Occupancy Ratio
Hasil hitungan BOR untuk tahun 2011 – 2015 ditunjukkan dalam tabel 4.8.
Dari hasil perhitungan tersebut bahwa BOR pada tahun 2011 – 2015 lebih rendah
daripada nilai yang diberikan UNCTAD yaitu sebesar 50% untuk nilai BOR
maksimum dermaga peti kemas. Jika nilai BOR kurang dari 50% maka dermaga
masih mampu melayani arus kapal dan arus barang dengan baik.
b. Perhitungan Berth Troughput (BTP)
Daya lalu (berth troughput) Terminal PetiKemas Semarang pada kondisi
yang sudah beroperasi dapat dihitung berdasar data bongkar muat barang dari
tahun 2011 – 2015. Nilai BTP dapat dihitung dengan persamaan 2.25:
Ship Call Service Time
(unit) (Box) (TEUs) (jam/hari)
1 2011 596 265,478 427,468 717 24 8520 33,58
2 2012 528 286,405 457,055 866 24 8520 29,75
3 2013 566 311,525 498,703 881 24 8520 31,89
4 2014 662 359,136 575,671 870 24 8520 37,30
5 2015 701 375,654 608,201 868 24 8520 39,49
BOR (%)No TahunArus Peti Kemas
TEUs/Kapal Waktu operasional
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
66
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.9 Perhitungan BTP (Berth Troughput) dan Kapasitas Dermaga (KD)
BTP dapat dihitung menggunakan persamaan tersebut dengan panjang kapal
(Loa) diambil kapal yang memiliki panjang paling besar yaitu 400m, mempunyai
panjang dermaga sebesar 495m. Untuk tahun 2011 kapasitas bongkar muat adalah
427,468 TEUs/tahun, maka BTP dapat dihitung seperti berikut:
Berth Troughput (BTP) digunakan untuk mengetahui kepadatan lalulintas
petikemas yang dilayani pada satu dermaga dalam periode per tahun, semakin
besar nilai BTP semakin besar pula nilai kapasitas penggunaan dermaga.
Kapasitas terpasang dapat dihitung menggunakan persamaan 2.26:
BTP untuk tahun 2012 – 2015 terdapat pada tabel 4.9 yang dihitung dengan
cara yang sama. Dari data diatas menunjukkan bahwa kapasitas dermaga lebih
besar dari arus peti kemas yang melalui dermaga. Meskipun kapasitas dermaga
lebih besar daripada arus peti kemas yang melalui dermaga, perhitungan nilai
BOR lebih kecil dari nilai yang diberikan UNCTAD sebesar 50%.
c. Proyeksi Arus PetiKemas dan Arus Kapal
Peti Kemas
(TEUs)
1 2011 427,468 33,58 495 2 57,99 28706,583
2 2012 457,055 29,75 495 2 54,93 27191,554
3 2013 498,703 31,89 495 2 64,25 31804,608
4 2014 575,671 37,30 495 2 86,75 42940,192
5 2015 608,201 39,49 495 2 97,05 48039,313
No Tahun BOR(%) Panjang Dermaga Jumlah tambatan BTP Kapasitas Dermaga
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
67
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Proyeksi arus kapal dan arus petikemas diprediksi menggunakan analisis regresi.
Data arus kapal dan arus petikemas digunakan dalam analisis regresi, untuk
memprediksi meningkatnya arus kapal dan peti kemas dari tahun ke tahun. Data
yang digunakan adalah data dari tahun 2011 sampai 2015, karena penelitian
kinerja pelabuhan pada lima tahun terakhir yang merupakan kondisi terdekat
untuk meninjau proyeksi arus kapal dan petikemas pada 20 tahun kedepan.
Berikut adalah hasil regresi untuk arus kapal dan arus peti kemas.
Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Arus Kapal
Dari grafik didapatkan persamaan arus kapal:
dengan:
: arus kapal pada suatu tahun yang diperkirakan
: tahun ke 1, 2, 3, dst dihitung mulai tahun 2011 (tahun 2011 adalah tahun ke
1).
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
68
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Arus Peti Kemas
Dari grafik didapatkan persamaan arus peti kemas :
dengan:
: arus peti kemas pada suatu tahun yang diperkirakan
: tahun ke 1, 2, 3, dst dihitung mulai tahun 2011 (tahun 2011 adalah tahun ke
1).
Dari fungsi persamaan linear diatas didapat hasil proyeksi yang ditujukkan pada
tabel 4.10.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
69
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.10 Proyeksi arus kapal dan arus peti kemas
Hasil proyeksi tersebut dihitung ulang untuk mengetahui tingkat
pemakaian dermaga dan kepadatan daya lalu lintas dermaga pada 15 tahun ke
depan. Dengan data diatas dilakukan analisis pelayanan dermaga TPKS Semarang
yang ditunjukkan pada tabel 4.10.
Tabel 4.11 Perhitungan proyeksi tingkat pemakaian dermaga
Arus Kapal Arus PetiKemas
(unit) (TEUs)
1 2011 1 596 427,468
2 2012 2 528 457,055
3 2013 3 566 498,703
4 2014 4 662 575,671
5 2015 5 701 608,201
6 2016 6 714 657,448
7 2017 7 748 705,456
8 2018 8 783 753,464
9 2019 9 817 801,472
10 2020 10 851 849,480
11 2022 12 920 945,496
12 2025 15 1023 1089,520
13 2030 20 1195 1329,560
No Tahun Tahun ke
Arus Kapal Arus PetiKemas Service Time
(unit) (TEUs) (jam/hari)
1 2011 1 596 427,468 24 8520 33,58
2 2012 2 528 457,055 24 8520 29,75
3 2013 3 566 498,703 24 8520 31,89
4 2014 4 662 575,671 24 8520 37,30
5 2015 5 701 608,201 24 8520 39,49
6 2016 6 714 657,448 24 8520 40,21
7 2017 7 748 705,456 24 8520 42,15
8 2018 8 783 753,464 24 8520 44,09
9 2019 9 817 801,472 24 8520 46,03
10 2020 10 851 849,480 24 8520 47,97
11 2022 12 920 945,496 24 8520 51,84
12 2025 15 1023 1089,520 24 8520 57,66
13 2030 20 1195 1329,560 24 8520 67,35
BOR(%)No Tahun Tahun ke Waktu operasional
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
70
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Perhitungan BOR tahun 2016:
Hitungan dilakukan dengan cara yang sama untuk 15 tahun ke depan dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11. Sampai 2020 nilai BOR masih di bawah
50% seperti yang disarankan UNCTAD, yang berarti penggunaan dermaga masih
layak. Namun, pada tahun 2025 nilai BOR sudah mencapai 57,66% yang berarti
penggunaan dermaga sudah mulai cukup padat. Dimungkinkan kapal harus
menunggu untuk merapat ke dermaga dalam melakukan bongkar muat.
Tabel 4.12 Perhitungan Proyeksi Kepadatan Daya Lalu Lintas Dermaga (BTP)
Perhitungan BTP tahun 2025:
Peti Kemas
(TEUs)
1 2011 1 427,468 33,58 495 2 57,99 115,986
2 2012 2 457,055 29,75 495 2 54,93 109,865
3 2013 3 498,703 31,89 495 2 64,25 128,503
4 2014 4 575,671 37,30 495 2 86,75 173,496
5 2015 5 608,201 39,49 495 2 97,05 194,098
6 2016 6 657,448 40,21 600 2 88,13 176,258
7 2017 7 705,456 42,15 600 2 99,12 198,243
8 2018 8 753,464 44,09 600 2 110,73 221,469
9 2019 9 801,472 46,03 600 2 122,97 245,935
10 2020 10 849,48 47,97 600 2 135,82 271,642
11 2022 12 945,496 51,84 600 2 163,39 326,778
12 2025 15 1089,52 57,66 600 2 209,39 418,785
13 2030 20 1329,56 67,35 600 2 298,47 596,941
No Tahun Tahun ke BOR(%) Panjang Dermaga Jumlah tambatan BTP Kapasitas Dermaga
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
71
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Nilai BTP lebih kecil dari nilai kapasitas dermaga dan nilai BOR lebih
tinggi dari yang disarankan UNCTAD, maka diperlukan perbaikan pada dermaga
yaitu dengan cara melakukan perpanjangan dermaga serta penambahan jumlah
tambatan pada dermaga TPKS.
d. Ukuran Dermaga
Terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan tipe
dermaga dengan tipe wharf, dengan panjang dermaga awal adalah 495 m. Untuk
menghitung berapa kapasitas kapal yang dapat bersandar pada terminal petikemas
pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan waktu yang bersamaan dapat kita
hitung menggunakan persamaan 2.14 dengan menggunakan tabel 4.2:
Gambar 4.10 Dimensi Dermaga
Mengambil ukuran kapal terbesar
Panjang dermaga yang terpakai 653 m, maka 653 m > 495 m. Demikian sehingga
kapal yang melakukan sandar tidak dapat terlayani.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
72
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Panjang dermaga yang terpakai 344 m, maka 344 m < 495 m. Demikian sehingga
kapal yang melakukan sandar dapat terlayani.
Mengambil ukuran kapal terkecil
Panjang dermaga yang terpakai 261 m, maka 261 m < 495 m. Demikian sehingga
kapal yang melakukan sandar dapat terlayani.
Panjang dermaga yang terpakai 344 m, maka 374 m < 495 m. Demikian sehingga
kapal yang melakukan sandar dapat terlayani.
Mengambil 2 jenis kapal yang berbeda
Panjang dermaga yang terpakai 344 meter + 148 meter = 492 meter, maka 492 m
< 495 m. Demikian sehingga kapal yang melakukan sandar dapat terlayani.
Dari hasil analisis data tersebut, dapat diketahui bahwa dimensi dermaga
Petikemas Semarang yang tersedia adalah 495 m. Dalam perhitungan untuk
ukuran kapal terbesar, dimensi panjang dermaga yang tersedia saat ini tidak dapat
memenuhi syarat sandar dalam waktu yang sama dengan ukuran panjang kapal
294 m. Selain itu juga dilakukan perhitungan dengan dua jenis kapal yang berbeda
(diambil yang terbesar dan terkecil), dan didapatkan panjang dermaga yang
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
73
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
terpakai adalah 492 m, dengan syarat 492 m < 495 m dapat dikatakan memenuhi
syarat sandar dua kapal berbeda akan tetapi dengan selisih yang cukup sedikit
akan mengurangi keefektifan dalam pekerjan bongkar muat petikemas. Dengan
demikian keefektikan secara maksimal dermaga Petikemas Semarang dilakukan
perpanjangan dermaga sebesar 105 m, dengan adanya perpanjangan dermaga
petikemas Semarang diharapkan TPKS dapat melakukan pekerjaan bongkar muat
secara maksimal dan mampu untuk melakukan sandar 3 buah kapal. Perencanaan
dermaga pada tahun 2015, 2016 dan tahun 2022 sampai 2030, dapat dilihat pada
sketsa gambar di bawah ini:
Gambar 4.11.a. Dimensi Dermaga pada Tahun 2015
Gambar 4.11.b. Dimensi Dermaga pada Tahun 2016
Gambar 4.11.c. Dimensi Dermaga pada Tahun 2022-2030
e. Alur Pelayaran
Kedalaman alur
Untuk mendapatkan kedalaman alur pelayaran yang ideal maka digunakan
rumus pada persamaan 2.27:
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
74
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
= draft kapal (maksimum) = 9,8m
= gerakan vertikal kapal karena gelombang
3
= 0,15 m/dt
= 15 m
= 9,81 m/dt2
√
√
√
= ruang kebebasan bersih = 0,7d = 0,7 x 9,8 = 6,86
Untuk panjang alur pelayaran yaitu : , panjang alur
digunakan sebagai panjang minimal dari ujung mulut breakwater hingga turning
basin area.
Pada perencanaan dermaga peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, lebar alur yang direncanakan adalah untuk dua jalur kapal.
Lebar alur pelayaran untuk kapal yang bersimpangan digunakan minimal 6-7
kali lebar kapal. Pada perencanaan alur ini diambil alur untuk dua jalur yaitu:
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
75
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
4.2.2 Perhitungan Gaya yang Bekerja Pada Dermaga
a. Gaya Benturan Kapal
Untuk menghitung gaya benturan kapal dapat dihitung menggunakan data pada tabel
4.2 sampel data kapal yang bersandar pada Pelabuhan PetiKemas Semarang. Kemudian
hasil perhitungan gaya benturan kapal terdapat pada tabel 4.12
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Gaya Benturan Kapal
1. Menghitung Nilai V
Keterangan:
: komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/d)
: kecepatan merapat kapal (m/d)
2. Menghitung Nilai Cm, menggunakan persamaan 2.2:
E F
(t.m) (t)
1 MEDFRISIA 0,70 0,484 1,855 1 1 0,893 1,516
2 MERATUS SIBOLGA 0,61 0,454 1,608 1 1 0,092 0,193
3 MERATUS BONTANG 0,84 0,527 1,262 1 1 0,118 0,269
4 LOUDS ISLAND 0,80 0,520 1,506 1 1 0,660 1,286
5 MSC ORNELLA 0,77 0,516 1,628 1 1 1,271 2,308
6 HANJIN CHITTAGONG 0,65 0,458 1,632 1 1 0,558 1,136
7 MSC GIANNA 0,77 0,516 1,477 1 1 0,605 1,210
8 MSC CARLA 3 0,72 0,488 1,558 1 1 0,588 1,180
Ce Cm Cs CcNo Nama Kapal Cb
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
76
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
3. Menghitung Nilai Ce
Berdasarkan Gambar 2.9. dengan Cb = 0,70 maka didapatkan:
sehingga :
maka untuk kapal yang bersandar di dermaga :
maka nilai Ce :
(
)
(
)
4. Menghitung Nilai E
Sehingga gaya akibat benturan kapal dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.1 :
Gaya akibat benturan kapal terhadap dermaga adalah 0,893 t.m, dengan energi
yang membentur dermaga adalah ½.E, maka energi benturan yang disebabkan
oleh kapal yang diserap oleh sistem fender adalah E = 0,4465 t.m. Kemudian
dilakukan perhitungan kekuatan fender akibat dari gaya benturan kapal, sehingga
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
77
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
bisa diketahui apakah fender tersebut mampu menahan gaya yang bekerja. Telah
diketahui ruber fender yang digunakan adalah type cell 1250H dengan defleksi
52,5%.
Tabel 4.14 Spesifikasi Fender
Sumber : Terminal Petikemas Semarang.
dengan: E = 34,87 t.m > 0,893 t.m
R = 64,00 t
maka:
Cek Syarat : ... OK!!!
... OK!!!
Setelah dilakukan pengecekan terhadap kekuatan fender akibat gaya benturan
kapal, maka diketahui bahwa fender mampu menahan gaya akibat benturan kapal.
Dengan demikian hipotesis mengenai pengaruh gaya akibat benturan kapal
terhadap dermaga yang telah didukung oleh data dan fakta adalah makin besar
gaya akibat benturan kapal maka makin besar pula kekuatan fender yang
diperlukan suatu dermaga.
(t.m) (t) (%) (m)
Rubber Fender
Type Cell 1250 H34,87 64 52,5 1,25
Energi Minimum yang
diserap per Unit
Reaksi Kekuatan
Max. Per UnitDefleksi
Panjang
FenderType
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
b. Gaya Akibat Angin
Gambar 4.3 Wind Rose Daerah Tanjung Emas Semarang Tahun 2014
Gambar 4.4 Wind Rose Daerah Tanjung Emas Semarang Tahun 2015
Setelah mendapat data angin wilayah Pelabuhan Tanjung Emas kemudian
data diolah dan diklarifikasikan dalam tabel lalu dapat dilihat kecepatan dan arah
mata angin. Setelah itu dapat dibuat perhitungan besar gaya akibat angin dengan
menggunakan rumus. Berdasarkan data angin yang telah didapat, maka dapat
dibuat gambar Wind Rose untuk menggambarkan presentase data arah angin
dominan, seperti gambar diatas. Dari analisis angin dengan Wind Rose diatas
dapat disimpulkan bahwa preaveling wind terjadi pada arah Barat.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
79
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal Medfrisia
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal Medfrisia
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 918,96 1094,00 17364,64
2 Februari 9,77 95,37 6,01 627,12 746,57 11849,97
3 Maret 13,88 192,60 12,13 1266,40 1507,62 23929,72
4 April 8,22 67,63 4,26 444,72 529,42 8403,31
5 Mei 6,68 44,65 2,81 293,58 349,50 5547,49
6 Juni 6,68 44,65 2,81 293,58 349,50 5547,49
7 Juli 8,74 76,35 4,81 502,04 597,67 9486,54
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 627,12 746,57 11849,97
9 September 8,22 67,63 4,26 444,72 529,42 8403,31
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 562,84 670,05 10635,43
11 November 10,79 116,51 7,34 766,09 912,01 14476,01
12 Desember 11,31 127,87 8,06 840,79 1000,94 15887,50
Rw (kg)Aw (m2)
248,50 248,50 1792,88
No Bulan
25 14,2 180,37
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 694,87 827,22 13130,16
2 Februari 10,79 116,51 7,34 766,09 912,01 14476,01
3 Maret 10,28 105,68 6,66 694,87 827,22 13130,16
4 April 11,31 127,87 8,06 840,79 1000,94 15887,50
5 Mei 7,20 51,78 3,26 340,49 405,34 6433,78
6 Juni 8,74 76,35 4,81 502,04 597,67 9486,54
7 Juli 8,22 67,63 4,26 444,72 529,42 8403,31
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 502,04 597,67 9486,54
9 September 9,25 85,60 5,39 562,84 670,05 10635,43
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 562,84 670,05 10635,43
11 November 10,28 105,68 6,66 694,87 827,22 13130,16
12 Desember 11,82 139,76 8,80 918,96 1094,00 17364,64
Rw (kg)
25 14,2 180,37 248,50 248,50 1792,88
No BulanAw (m
2)
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
80
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal Meratus Sibolga
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal Meratus Sibolga
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 333,16 396,61 5182,43
2 Februari 9,77 95,37 6,01 227,35 270,66 3536,60
3 Maret 13,88 192,60 12,13 459,11 546,56 7141,77
4 April 8,22 67,63 4,26 161,23 191,93 2507,95
5 Mei 6,68 44,65 2,81 106,43 126,71 1655,64
6 Juni 6,68 44,65 2,81 106,43 126,71 1655,64
7 Juli 8,74 76,35 4,81 182,01 216,68 2831,24
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 227,35 270,66 3536,60
9 September 8,22 67,63 4,26 161,23 191,93 2507,95
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 204,05 242,92 3174,12
11 November 10,79 116,51 7,34 277,74 330,64 4320,33
12 Desember 11,31 127,87 8,06 304,82 362,88 4741,59
BulanNoRw (kg)
90,09 90,09 535,08987,816,5
Aw (m2)
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 251,91 299,90 3918,67
2 Februari 10,79 116,51 7,34 277,74 330,64 4320,33
3 Maret 10,28 105,68 6,66 251,91 299,90 3918,67
4 April 11,31 127,87 8,06 304,82 362,88 4741,59
5 Mei 7,20 51,78 3,26 123,44 146,95 1920,15
6 Juni 8,74 76,35 4,81 182,01 216,68 2831,24
7 Juli 8,22 67,63 4,26 161,23 191,93 2507,95
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 182,01 216,68 2831,24
9 September 9,25 85,60 5,39 204,05 242,92 3174,12
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 204,05 242,92 3174,12
11 November 10,28 105,68 6,66 251,91 299,90 3918,67
12 Desember 11,82 139,76 8,80 333,16 396,61 5182,43
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
7,8 98 90,09 90,09 535,0816,5
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
81
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal Meratus Bontang
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal Meratus Bontang
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 309,59 368,56 4194,92
2 Februari 9,77 95,37 6,01 211,27 251,51 2862,70
3 Maret 13,88 192,60 12,13 426,64 507,90 5780,91
4 April 8,22 67,63 4,26 149,82 178,36 2030,06
5 Mei 6,68 44,65 2,81 98,90 117,74 1340,16
6 Juni 6,68 44,65 2,81 98,90 117,74 1340,16
7 Juli 8,74 76,35 4,81 169,13 201,35 2291,75
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 211,27 251,51 2862,70
9 September 8,22 67,63 4,26 149,82 178,36 2030,06
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 189,62 225,73 2569,29
11 November 10,79 116,51 7,34 258,09 307,25 3497,09
12 Desember 11,31 127,87 8,06 283,25 337,21 3838,08
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
83,72 83,72 433,12106,685,820,62
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 234,09 278,68 3171,97
2 Februari 10,79 116,51 7,34 258,09 307,25 3497,09
3 Maret 10,28 105,68 6,66 234,09 278,68 3171,97
4 April 11,31 127,87 8,06 283,25 337,21 3838,08
5 Mei 7,20 51,78 3,26 114,71 136,55 1554,26
6 Juni 8,74 76,35 4,81 169,13 201,35 2291,75
7 Juli 8,22 67,63 4,26 149,82 178,36 2030,06
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 169,13 201,35 2291,75
9 September 9,25 85,60 5,39 189,62 225,73 2569,29
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 189,62 225,73 2569,29
11 November 10,28 105,68 6,66 234,09 278,68 3171,97
12 Desember 11,82 139,76 8,80 309,59 368,56 4194,92
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
20,62 5,8 106,68 83,72 83,72 433,12
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
82
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal Louds Island
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal Louds Island
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 1272,83 1515,27 24065,68
2 Februari 9,77 95,37 6,01 868,60 1034,05 16422,89
3 Maret 13,88 192,60 12,13 1754,05 2088,15 33164,23
4 April 8,22 67,63 4,26 615,96 733,29 11646,15
5 Mei 6,68 44,65 2,81 406,63 484,09 7688,28
6 Juni 6,68 44,65 2,81 406,63 484,09 7688,28
7 Juli 8,74 76,35 4,81 695,36 827,81 13147,41
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 868,60 1034,05 16422,89
9 September 8,22 67,63 4,26 615,96 733,29 11646,15
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 779,58 928,07 14739,66
11 November 10,79 116,51 7,34 1061,09 1263,20 20062,31
12 Desember 11,31 127,87 8,06 1164,55 1386,37 22018,50
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
344,19 344,19 2484,75215,1316,529,8
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 962,44 1145,76 18197,11
2 Februari 10,79 116,51 7,34 1061,09 1263,20 20062,31
3 Maret 10,28 105,68 6,66 962,44 1145,76 18197,11
4 April 11,31 127,87 8,06 1164,55 1386,37 22018,50
5 Mei 7,20 51,78 3,26 471,60 561,42 8916,58
6 Juni 8,74 76,35 4,81 695,36 827,81 13147,41
7 Juli 8,22 67,63 4,26 615,96 733,29 11646,15
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 695,36 827,81 13147,41
9 September 9,25 85,60 5,39 779,58 928,07 14739,66
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 779,58 928,07 14739,66
11 November 10,28 105,68 6,66 962,44 1145,76 18197,11
12 Desember 11,82 139,76 8,80 1272,83 1515,27 24065,68
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
29,8 16,5 215,13 344,19 344,19 2484,75
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
83
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal MSC Ornella
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal MSC Ornella
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 1789,26 2130,07 43054,08
2 Februari 9,77 95,37 6,01 1221,03 1453,60 29380,95
3 Maret 13,88 192,60 12,13 2465,73 2935,39 59331,61
4 April 8,22 67,63 4,26 865,88 1030,81 20835,24
5 Mei 6,68 44,65 2,81 571,62 680,50 13754,52
6 Juni 6,68 44,65 2,81 571,62 680,50 13754,52
7 Juli 8,74 76,35 4,81 977,50 1163,69 23521,04
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 1221,03 1453,60 29380,95
9 September 8,22 67,63 4,26 865,88 1030,81 20835,24
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 1095,88 1304,62 26369,60
11 November 10,79 116,51 7,34 1491,61 1775,73 35891,96
12 Desember 11,31 127,87 8,06 1637,05 1948,87 39391,63
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
4445,28483,84483,8429421,632
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 1352,94 1610,64 32555,07
2 Februari 10,79 116,51 7,34 1491,61 1775,73 35891,96
3 Maret 10,28 105,68 6,66 1352,94 1610,64 32555,07
4 April 11,31 127,87 8,06 1637,05 1948,87 39391,63
5 Mei 7,20 51,78 3,26 662,94 789,21 15951,98
6 Juni 8,74 76,35 4,81 977,50 1163,69 23521,04
7 Juli 8,22 67,63 4,26 865,88 1030,81 20835,24
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 977,50 1163,69 23521,04
9 September 9,25 85,60 5,39 1095,88 1304,62 26369,60
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 1095,88 1304,62 26369,60
11 November 10,28 105,68 6,66 1352,94 1610,64 32555,07
12 Desember 11,82 139,76 8,80 1789,26 2130,07 43054,08
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
32 21,6 294 483,84 483,84 4445,28
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
84
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal Hanjin Chittagong
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal Hanjin Chittagong
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 1383,67 1647,23 22500,87
2 Februari 9,77 95,37 6,01 944,25 1124,10 15355,03
3 Maret 13,88 192,60 12,13 1906,80 2270,00 31007,81
4 April 8,22 67,63 4,26 669,60 797,15 10888,89
5 Mei 6,68 44,65 2,81 442,04 526,24 7188,37
6 Juni 6,68 44,65 2,81 442,04 526,24 7188,37
7 Juli 8,74 76,35 4,81 755,92 899,90 12292,53
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 944,25 1124,10 15355,03
9 September 8,22 67,63 4,26 669,60 797,15 10888,89
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 847,47 1008,89 13781,25
11 November 10,79 116,51 7,34 1153,50 1373,21 18757,81
12 Desember 11,31 127,87 8,06 1265,97 1507,11 20586,80
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
374,16 374,16 2323,19199,9316,632,2
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 1046,26 1245,54 17013,89
2 Februari 10,79 116,51 7,34 1153,50 1373,21 18757,81
3 Maret 10,28 105,68 6,66 1046,26 1245,54 17013,89
4 April 11,31 127,87 8,06 1265,97 1507,11 20586,80
5 Mei 7,20 51,78 3,26 512,67 610,32 8336,80
6 Juni 8,74 76,35 4,81 755,92 899,90 12292,53
7 Juli 8,22 67,63 4,26 669,60 797,15 10888,89
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 755,92 899,90 12292,53
9 September 9,25 85,60 5,39 847,47 1008,89 13781,25
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 847,47 1008,89 13781,25
11 November 10,28 105,68 6,66 1046,26 1245,54 17013,89
12 Desember 11,82 139,76 8,80 1383,67 1647,23 22500,87
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
32,2 16,6 199,93 374,16 374,16 2323,19
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
85
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal MSC Gianna
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal MSC Gianna
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 1586,18 1888,31 25963,97
2 Februari 9,77 95,37 6,01 1082,44 1288,62 17718,33
3 Maret 13,88 192,60 12,13 2185,87 2602,23 35780,22
4 April 8,22 67,63 4,26 767,60 913,81 12564,80
5 Mei 6,68 44,65 2,81 506,74 603,26 8294,73
6 Juni 6,68 44,65 2,81 506,74 603,26 8294,73
7 Juli 8,74 76,35 4,81 866,55 1031,61 14184,48
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 1082,44 1288,62 17718,33
9 September 8,22 67,63 4,26 767,60 913,81 12564,80
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 971,50 1156,55 15902,32
11 November 10,79 116,51 7,34 1322,32 1574,19 21644,82
12 Desember 11,31 127,87 8,06 1451,25 1727,68 23755,32
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
428,93 428,93 2680,75201,561932,25
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 1199,38 1427,84 19632,49
2 Februari 10,79 116,51 7,34 1322,32 1574,19 21644,82
3 Maret 10,28 105,68 6,66 1199,38 1427,84 19632,49
4 April 11,31 127,87 8,06 1451,25 1727,68 23755,32
5 Mei 7,20 51,78 3,26 587,70 699,64 9619,92
6 Juni 8,74 76,35 4,81 866,55 1031,61 14184,48
7 Juli 8,22 67,63 4,26 767,60 913,81 12564,80
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 866,55 1031,61 14184,48
9 September 9,25 85,60 5,39 971,50 1156,55 15902,32
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 971,50 1156,55 15902,32
11 November 10,28 105,68 6,66 1199,38 1427,84 19632,49
12 Desember 11,82 139,76 8,80 1586,18 1888,31 25963,97
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
32,25 19 201,56 428,93 428,93 2680,75
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
86
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.29 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2014 untuk Kapal MSC Carla 3
Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Gaya Akibat Angin 2015 untuk Kapal MSC Carla 3
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 11,82 139,76 8,80 1995,25 2375,30 31157,87
2 Februari 9,77 95,37 6,01 1361,60 1620,95 21262,74
3 Maret 13,88 192,60 12,13 2749,60 3273,33 42937,79
4 April 8,22 67,63 4,26 965,57 1149,48 15078,29
5 Mei 6,68 44,65 2,81 637,42 758,84 9954,03
6 Juni 6,68 44,65 2,81 637,42 758,84 9954,03
7 Juli 8,74 76,35 4,81 1090,03 1297,66 17021,98
8 Agustus 9,77 95,37 6,01 1361,60 1620,95 21262,74
9 September 8,22 67,63 4,26 965,57 1149,48 15078,29
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 1222,04 1454,81 19083,46
11 November 10,79 116,51 7,34 1663,34 1980,16 25974,71
12 Desember 11,31 127,87 8,06 1825,52 2173,24 28507,39
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
32,25 3217,01539,54539,54192,2923,9
Bkapal Dkapal Loa V V2
Qa
(m) (m) (m) (m/d) (m/d) (kg/m2) (0°) (180°) (90°) (0°) (180°) (90°)
1 Januari 10,28 105,68 6,66 1508,70 1796,07 23559,83
2 Februari 10,79 116,51 7,34 1663,34 1980,16 25974,71
3 Maret 10,28 105,68 6,66 1508,70 1796,07 23559,83
4 April 11,31 127,87 8,06 1825,52 2173,24 28507,39
5 Mei 7,20 51,78 3,26 739,26 880,07 11544,32
6 Juni 8,74 76,35 4,81 1090,03 1297,66 17021,98
7 Juli 8,22 67,63 4,26 965,57 1149,48 15078,29
8 Agustus 8,74 76,35 4,81 1090,03 1297,66 17021,98
9 September 9,25 85,60 5,39 1222,04 1454,81 19083,46
10 Oktober 9,25 85,60 5,39 1222,04 1454,81 19083,46
11 November 10,28 105,68 6,66 1508,70 1796,07 23559,83
12 Desember 11,82 139,76 8,80 1995,25 2375,30 31157,87
No BulanAw (m
2) Rw (kg)
32,25 23,9 192,29 539,54 539,54 3217,01
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
87
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan (α = 0°),
menggunakan persamaan 2.9:
Mencari nilai
m/d
Mencari nilai
Keterangan :
: Lebar kapal (25 m)
: Tinggi kapal (14,2 m)
sehingga nilai Rw :
Gaya akibat angin dari arah haluan (α = 0°) adalah sebesar 0,91896 ton.
Cek Syarat : ... OK!!!
... OK!!!
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
88
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (α = 180°)
menggunakan persamaan 2.10:
Mencari nilai
sehingga nilai Rw :
Gaya akibat angin dari arah buritan (α = 180°) adalah sebesar 1,094 ton.
Cek Syarat : ... OK!!!
... OK!!!
Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar (α = 90°) menggunakan
persamaan 2.11:
Mencari nilai
sehingga nilai Rw :
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
89
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gaya akibat angin dari arah lebar kapal (α = 90°) adalah sebesar 17,364 ton.
Cek Syarat : ... OK!!!
... OK!!!
Sehingga fender pada Dermaga Petikemas Semarang yang sudah direncanakan
dengan menggunakan fender jenis Rubber Fender Type Cell 1250H telah
memenuhi syarat yakni mampu menahan gaya yang bekerja.
Dengan demikian hipotesis mengenai pengaruh gaya akibat angin terhadap
dermaga yang telah didukung oleh data dan fakta adalah makin besar gaya akibat
angin maka makin besar pula kekuatan fender yang diperlukan suatu dermaga.
Perhitungan Jarak Antar Fender
Berdasarkan tipe fender C 1250H, maka dapat dicari jarak antar fender
dermaga tersebut dengan menggunakan persamaan :
√
dimana: = Jarak maksimum antar fender (m)
= jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)
= tinggi fender
Sebelumnya telah diketahui bahwa tinggi fender adalah 1,25 m dan nilai
adalah 22,344 m. Maka:
√
√
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
90
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Menurut OCDI (Triatmodjo, Bambang. 1996) adapun cara memberikan jarak
antar fender berdasarkan fungsi kedalamanairseperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.31 Jarak Antar Fender
Kedalaman Air (m) Jarak Antar Fender (m)
4 – 6 4 – 7
6 – 8 7 – 10
8 – 10 10 – 15
Berdasarkan perbandingan perhitungan dengan menggunakan rumus
persamaan dan tabel 4.31., maka diambim jarak antar fender adalah 10 m.
c. Gaya Akibat Arus
Berikut besarnya gaya yang ditimbulkan oleh arus terhadap dermaga dengan
persamaan 2.12:
(
)
dimana,
maka,
(
)
(
)
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
91
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Gaya seret akibat arus tahun 2014
Pengecekan terhadap kekuatan bollard adalah sebagai berikut:
Cek syarat : < R
1,767 ton < 150 ton ... OK!!!
Setelah dilakukan pengecekan terhadap kekuatan bollard, maka dapat
diketahui bahwa bollard mampu menahan gaya yang bekerja.
Dengan demikian hipotesis mengenai pengaruh gaya akibat arus terhadap
dermaga yang telah didukung oleh data dan fakta adalah makin besar gaya akibat
arus maka makin besar pula kekuatan bollard/ bolder yang diperlukan suatu
dermaga.
d. Gaya Akibat Gelombang
(cm/s) (m/s) 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Januari 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
2 Februari 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
3 Maret 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
4 April 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
5 Mei 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
6 Juni 15 0,15 0,279 0,076 0,070 0,270 0,369 0,318 0,285 0,311
7 Juli 15 0,15 0,279 0,076 0,070 0,270 0,369 0,318 0,285 0,311
8 Agustus 25 0,25 0,776 0,210 0,195 0,750 1,025 0,884 0,791 0,864
9 September 25 0,25 0,776 0,210 0,195 0,750 1,025 0,884 0,791 0,864
10 Oktober 25 0,25 0,776 0,210 0,195 0,750 1,025 0,884 0,791 0,864
11 November 5 0,05 0,031 0,008 0,008 0,030 0,041 0,035 0,032 0,035
12 Desember 15 0,15 0,279 0,076 0,070 0,270 0,369 0,318 0,285 0,311
Rata-rata Kec. ArusNo Bulan
Rf (ton)
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
92
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Besarnya fetch dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.36. Pada
perhitungan disini menggunakan peta dengan skala 1:25.000. Sesuai dengan arah
dominan angin, maka untuk perhitungan fetch menggunakan arah angin Barat.
Penggambaran panjang fetch untuk arah angin Barat dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 4.33 Perhitungan fetch arah angin
Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Tinggi Gelombang tahun 2014
No α Cos α Jarak Sebenarnya (Xi) Xi.Cos α
(...°) (cm) (cm) (km)
1 42 0,7431 8,70 217500 2,175 1,616
2 36 0,8090 10,00 250000 2,500 2,023
3 30 0,8660 11,80 295000 2,950 2,555
4 24 0,9135 15,30 382500 3,825 3,494
5 18 0,9511 19,50 487500 4,875 4,636
6 12 0,9781 31,00 775000 7,750 7,581
7 6 0,9945 1,90 47500 0,475 0,472
8 0 1,0000 1,90 47500 0,475 0,475
9 6 0,9945 1,90 47500 0,475 0,472
10 12 0,9781 2,60 65000 0,650 0,636
11 18 0,9511 2,40 60000 0,600 0,571
12 24 0,9135 2,10 52500 0,525 0,480
13 30 0,8660 2,30 57500 0,575 0,498
14 36 0,8090 2,40 60000 0,600 0,485
15 42 0,7431 2,60 65000 0,650 0,483
13,511 116,400 2910000 29,100 26,477
Jarak Pada Peta
Jumlah
Kec. Angin Kec. (UL) RL UW UA Fetch eff. Tinggi Gel. (H) Periode (T) Waktu (t)
(Knot) (m/d) (m/dt) (m/dt) (km) (m) (s) (menit)
1 Januari TG 23 11,822 1,11 13,122 16,843 1,960 0,40 2,00 35,00
2 Februari TG 19 9,766 1,15 11,231 13,908 1,960 0,34 1,90 35,00
3 Maret TG 27 13,878 1,05 14,572 19,159 1,960 0,45 2,10 32,00
4 April U 16 8,224 1,25 10,280 12,474 1,960 0,29 1,85 38,00
5 Mei U 13 6,682 1,32 8,820 10,332 1,960 0,23 1,70 40,00
6 Juni U 13 6,682 1,32 8,820 10,332 1,960 0,23 1,70 40,00
7 Juli U 17 8,738 1,22 10,660 13,044 1,960 0,30 1,85 28,00
8 Agustus U 19 9,766 1,15 11,231 13,908 1,960 0,34 1,90 35,00
9 September U 16 8,224 1,25 10,280 12,474 1,960 0,29 1,85 38,00
10 Oktober U 18 9,252 1,18 10,917 13,432 1,960 0,28 1,90 27,00
11 November U 21 10,794 1,13 12,197 15,394 1,960 0,38 2,00 35,00
12 Desember S 22 11,308 1,12 12,665 16,124 1,960 0,38 1,90 35,00
Arah
AnginNo Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
93
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.35 Hasil Perhitungan Tinggi Gelombang tahun 2015
Sehingga dapat dicari nilai Feff :
∑
∑
a. Menentukan Tinggi Gelombang dan Periode gelombang berdasarkan fetch
Untuk memperoleh data gelombang maka diperlukan data angin terlebih
dahulu. Dari data angin tersebut akan diolah sedemikian sehingga didapat
tinggi gelombang, panjang gelombang dan periodik gelombang.
Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan dalam satu
tahunnya, misal pada bulan Januari 2014 untuk arah angin, kecepatan angin =
23,00 Knots, maka = 23,00 Knots x 0,514 = 11,822 m/det. Berdasarkan
grafik hubungan antara kecepatan angin di laut ( ) dan di darat ( ) dapat
dilihat pada gambar grafik 2.12:
Dari grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat (Gambar
Graffik 2.12.) didapat nilai = 1,11.
Kec. Angin Kec. (UL) RL UW UA Fetch eff. Tinggi Gel. (H) Periode (T) Waktu (t)
(Knot) (m/d) (m/dt) (m/dt) (km) (m) (s) (menit)
1 Januari TG 20 10,28 1,13 11,616 14,498 1,960 0,35 1,98 35,00
2 Februari TG 21 10,794 1,13 12,197 15,394 1,960 0,38 2,00 35,00
3 Maret TG 20 10,28 1,13 11,616 14,498 1,960 0,35 1,98 35,00
4 April TG 22 11,308 1,12 12,665 16,124 1,960 0,38 1,90 35,00
5 Mei U 14 7,196 1,28 9,211 10,898 1,960 0,25 1,78 39,00
6 Juni U 17 8,738 1,22 10,660 13,044 1,960 0,30 1,85 28,00
7 Juli U 16 8,224 1,25 10,280 12,474 1,960 0,29 1,85 38,00
8 Agustus U 17 8,738 1,22 10,660 13,044 1,960 0,30 1,85 28,00
9 September U 18 9,252 1,18 10,917 13,432 1,960 0,28 1,90 27,00
10 Oktober U 18 9,252 1,18 10,917 13,432 1,960 0,28 1,90 27,00
11 November TG 20 10,28 1,13 11,616 14,498 1,960 0,28 1,75 27,00
12 Desember U 23 11,822 1,11 13,122 16,843 1,960 0,40 2,00 35,00
No BulanArah
Angin
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
94
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Oleh karena itu nilai dapat dicari dengan menggunakan persamaan :
maka :
Berdasarkan grafik peramalan gelombang ( Gambar 2.14.) dengan
pendekatan nilai maka didapatkan hasil durasi (jam), tinggi (m), dan
periode (det) yang diharapkan memenuhi karena keterbatasan grafik
peramalan gelombang, oleh karena itu berdasarkan nilai yaitu 16,843
m/det, didapat :
tinggi (H) : 0,4 m
periode (T) : 2,00 s
durasi (t) :35 menit
Mencari tinggi gelombang pada kedalaman tertentu (refraksi gelombang)
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. di
daerah dimana kedalaman lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu
di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut (Triatmodjo,
2010). Direncanakan terjadinya gelombang pecah pada elevasi dasar/
kedalaman 4,5 m.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
95
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.36 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah pada kedalaman 4,5 m tahun 2014
Lo co d/Lo d/L L c1 sin (α)1 α1 Kr Ks H1 H'0 H'0/T2 Hb/H'0 Hb db/Hb db
(m) (m) (m/det) (m) (m) (m) (m)
1 Januari 6,240 3,120 0,721 0,721 6,240 3,120 -0,866 59,999 1,000 0,999 0,400 0,400 0,010 1,080 0,432 1,170 0,505
2 Februari 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 -0,656 41,000 1,000 1,000 0,340 0,340 0,010 1,080 0,367 1,170 0,430
3 Maret 6,880 3,276 0,654 0,654 6,877 3,275 -0,766 49,974 1,000 0,998 0,449 0,450 0,010 1,080 0,486 1,170 0,568
4 April 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,289 0,289 0,009 1,080 0,312 1,150 0,359
5 Mei 4,508 2,652 0,998 0,998 4,509 2,652 0,940 70,022 1,001 1,000 0,230 0,230 0,008 1,000 0,230 1,100 0,253
6 Juni 4,508 2,652 0,998 0,998 4,509 2,652 0,985 80,045 1,002 1,000 0,230 0,231 0,008 1,000 0,231 1,100 0,254
7 Juli 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,299 0,299 0,009 1,080 0,323 1,150 0,371
8 Agustus 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 0,985 79,997 1,000 1,000 0,340 0,340 0,010 1,080 0,367 1,170 0,430
9 September 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,289 0,289 0,009 1,080 0,312 1,150 0,359
10 Oktober 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 0,985 79,997 1,000 1,000 0,280 0,280 0,008 1,080 0,302 1,000 0,302
11 November 6,240 3,120 0,721 0,721 6,240 3,120 0,985 79,997 1,000 0,999 0,380 0,380 0,010 1,080 0,410 1,700 0,698
12 Desember 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 -0,940 69,999 1,000 1,000 0,380 0,380 0,011 1,020 0,388 1,200 0,465
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
96
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.37 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah pada kedalaman 4,5 m tahun 2015
Lo co d/Lo d/L L c1 sin (α)1 α1 Kr Ks H1 H'0 H'0/T2 Hb/H'0 Hb db/Hb db
(m) (m) (m/det) (m) (m) (m) (m)
1 Januari 6,116 3,089 0,736 0,736 6,113 3,087 -0,866 -59,952 0,999 0,999 0,349 0,350 0,009 1,080 0,378 1,150 0,434
2 Februari 6,240 3,120 0,721 0,721 6,240 3,120 -0,866 -59,999 1,000 0,999 0,380 0,380 0,010 1,080 0,410 1,170 0,480
3 Maret 6,116 3,089 0,736 0,736 6,113 3,087 -0,866 -59,952 0,999 0,999 0,349 0,350 0,009 1,080 0,378 1,150 0,434
4 April 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 -0,866 -59,999 1,000 1,000 0,380 0,380 0,011 1,020 0,388 1,200 0,465
5 Mei 4,943 2,777 0,910 0,910 4,945 2,778 0,940 70,072 1,002 1,000 0,250 0,250 0,008 1,000 0,250 1,100 0,275
6 Juni 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,299 0,299 0,009 1,080 0,323 1,150 0,371
7 Juli 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,289 0,289 0,009 1,080 0,312 1,150 0,359
8 Agustus 5,339 2,886 0,843 0,843 5,338 2,885 0,985 79,923 0,996 1,000 0,299 0,299 0,009 1,080 0,323 1,150 0,371
9 September 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 0,985 79,997 1,000 1,000 0,280 0,280 0,008 1,000 0,280 1,000 0,280
10 Oktober 5,632 2,964 0,799 0,799 5,632 2,964 0,940 69,999 1,000 1,000 0,280 0,280 0,008 1,000 0,280 1,000 0,280
11 November 4,778 2,730 0,942 0,942 4,777 2,730 -0,866 -59,990 1,000 1,000 0,280 0,280 0,009 1,080 0,302 1,150 0,348
12 Desember 6,240 3,120 0,721 0,721 6,240 3,120 0,940 69,999 1,000 0,999 0,400 0,400 0,010 1,080 0,432 1,150 0,497
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
97
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah pada kedalaman 9,5 m tahun 2014
Lo co d/Lo d/L L c1 sin (α)1 α1 Kr Ks H1 H'0 H'0/T2 Hb/H'0 Hb db/Hb db
(m) (m) (m/det) (m) (m) (m) (m)
1 Januari 6,240 3,120 1,522 1,000 9,500 4,750 0,000 0,000 0,707 0,810 0,229 0,283 0,007 1,120 0,317 1,050 0,333
2 Februari 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,869 0,770 0,227 0,295 0,008 1,100 0,325 1,080 0,351
3 Maret 6,880 3,276 1,381 1,000 9,500 4,524 0,000 0,000 0,802 0,851 0,307 0,361 0,008 1,100 0,397 1,080 0,429
4 April 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,091 0,121 0,004 1,280 0,155 0,800 0,124
5 Mei 4,508 2,652 2,107 1,000 9,500 5,588 0,000 0,000 0,585 0,689 0,093 0,135 0,005 1,000 0,135 1,000 0,135
6 Juni 4,508 2,652 2,107 1,000 9,500 5,588 0,000 0,000 0,417 0,689 0,066 0,096 0,003 1,380 0,132 0,700 0,093
7 Juli 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,094 0,125 0,004 1,220 0,153 0,800 0,122
8 Agustus 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,417 0,770 0,109 0,142 0,004 1,220 0,173 0,800 0,138
9 September 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,091 0,121 0,004 1,280 0,155 0,800 0,124
10 Oktober 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,417 0,770 0,090 0,117 0,003 1,280 0,149 0,700 0,105
11 November 6,240 3,120 1,522 1,000 9,500 4,750 0,000 0,000 0,417 0,810 0,128 0,158 0,004 1,280 0,203 0,800 0,162
12 Desember 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,585 0,770 0,171 0,222 0,006 1,120 0,249 1,020 0,254
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
98
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan Tinggi dan Kedalaman Gelombang Pecah pada kedalaman 9,5 m tahun 2015
Lo co d/Lo d/L L c1 sin (α)1 α1 Kr Ks H1 H'0 H'0/T2 Hb/H'0 Hb db/Hb db
(m) (m) (m/det) (m) (m) (m) (m)
1 Januari 6,116 3,089 1,553 1,000 9,500 4,798 0,000 0,000 0,707 0,802 0,199 0,247 0,006 1,120 0,277 1,020 0,283
2 Februari 6,240 3,120 1,522 1,000 9,500 4,750 0,000 0,000 0,707 0,810 0,218 0,269 0,007 1,120 0,301 1,050 0,316
3 Maret 6,116 3,089 1,553 1,000 9,500 4,798 0,000 0,000 0,707 0,802 0,199 0,247 0,006 1,120 0,277 1,020 0,283
4 April 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,707 0,770 0,207 0,269 0,008 1,100 0,296 1,080 0,319
5 Mei 4,943 2,777 1,922 1,000 9,500 5,337 0,000 0,000 0,585 0,721 0,105 0,146 0,005 1,200 0,175 1,000 0,175
6 Juni 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,094 0,125 0,004 1,220 0,153 0,800 0,122
7 Juli 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,091 0,121 0,004 1,280 0,155 0,800 0,124
8 Agustus 5,339 2,886 1,779 1,000 9,500 5,135 0,000 0,000 0,417 0,750 0,094 0,125 0,004 1,220 0,153 0,800 0,122
9 September 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,417 0,770 0,090 0,117 0,003 1,280 0,149 0,700 0,105
10 Oktober 5,632 2,964 1,687 1,000 9,500 5,000 0,000 0,000 0,585 0,770 0,126 0,164 0,005 1,220 0,200 1,000 0,200
11 November 4,778 2,730 1,988 1,000 9,500 5,429 0,000 0,000 0,707 0,709 0,140 0,198 0,007 1,100 0,218 1,050 0,229
12 Desember 6,240 3,120 1,522 1,000 9,500 4,750 0,000 0,000 0,585 0,810 0,190 0,234 0,006 1,200 0,281 1,020 0,286
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
99
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Panjang gelombang di laut dalam dapat dihitung dengan cara:
sehingga, ⁄
Berdasarkan nilai ⁄ diatas, dengan menggunakan Tabel A-1, maka nilai
⁄ dapat diketahui yaitu sebesar 0,72116.
Tabel 4.40 Fungsi ⁄ untuk pertambahan nilai ⁄
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
100
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
sehingga
Arah datang gelombang pada kedalaman 4,5 m dapat dihitung dengan:
(
)
Koefisien refraksi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.44:
√
√
Nilai ⁄ , sehingga diketahui berdasarkan Tabel A-1 nilai =
0,5011 dan = 0,5 (untuk laut dalam). Sehingga koefisien pendangkalan
dapat dihitung dengan persamaan 2.43:
√
√
Maka tinggi gelombang pada kedalaman 4,5 m didapat dengan menggunakan
persamaan 2.45:
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
101
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Menghitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan
persamaan 2.46:
Berdasarkan grafik tinggi gelombang pecah (Gambar 2.15.) maka tinggi
gelombang pecah dapat diketahui, yaitu sebesar :
Berdasarkan grafik kedalaman gelombang pecah (Gambar 2.16.) maka tinggi
gelombang pecah dapat diketahui, yaitu sebesar :
Dari perhitungan sebelumnya maka didapatkan nilai:
tinggi gelombang pecah ( = 0,432 m
kedalaman gelombang pecah = 0,505 m
Bila arah datang gelombang pada kedalaman 9,5 m maka koefisien refraksi
menjadi (asumsi = 1 ):
√
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
102
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Nilai ⁄ , sehingga diketahui berdasarkan Tabel A-1 nilai =
0,5 dan = 0,5 (untuk laut dalam). Sehingga koefisien pendangkalan dapat
dihitung dengan persamaan 2.43:
√
√
Maka tinggi gelombang pada kedalaman 9,5 m didapat dengan menggunakan
persamaan 2.45:
Menghitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan
persamaan 2.46:
Berdasarkan grafik tinggi gelombang pecah (Gambar 2.15.) maka tinggi
gelombang pecah dapat diketahui, yaitu sebesar :
m
Berdasarkan grafik kedalaman gelombang pecah (Gambar 2.16.) maka tinggi
gelombang pecah dapat diketahui, yaitu sebesar :
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
103
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
m
Dari perhitungan sebelumnya maka didapatkan nilai:
tinggi gelombang pecah ( = 0,317 m
kedalaman gelombang pecah = 0,333 m
b. Menentukan Tekanan Gelombang dengan Teori Gelombang Airy
Tabel 4.41 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang tahun 2014
Tabel 4.42 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang tahun 2015
Lo y d k σ P
(m) 0 (m) (rad/m) (rad/d) (t.m)
1 Januari 6,240 -3,120 3,120 1,006 3,140 31,340
2 Februari 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
3 Maret 6,880 -3,440 3,440 0,913 2,990 34,553
4 April 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
5 Mei 4,508 -2,254 2,254 1,393 3,694 22,643
6 Juni 4,508 -2,254 2,254 1,393 3,694 22,643
7 Juli 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
8 Agustus 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
9 September 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
10 Oktober 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
11 November 6,240 -3,120 3,120 1,006 3,140 31,340
12 Desember 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
No Bulan
Lo y d k σ P
(m) 0 (m) (rad/m) (rad/d) (t.m)
1 Januari 6,116 -3,058 3,058 1,027 3,172 30,717
2 Februari 6,240 -3,120 3,120 1,006 3,140 31,340
3 Maret 6,116 -3,058 3,058 1,027 3,172 30,717
4 April 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
5 Mei 4,943 -2,471 2,471 1,271 3,528 24,825
6 Juni 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
7 Juli 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
8 Agustus 5,339 -2,670 2,670 1,176 3,395 26,816
9 September 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
10 Oktober 5,632 -2,816 2,816 1,115 3,305 28,285
11 November 4,778 -2,389 2,389 1,314 3,589 23,995
12 Desember 6,240 -3,120 3,120 1,006 3,140 31,340
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
104
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Setelah dilakukan perhitungan fecth maka telah diketahui nilai dari
periode gelombang tersebut, sehingga nilai dari panjang gelombang dapat
dicari dengan menggunakan persamaan 2.33:
Selanjutnya menentukan tekanan yang disebabkan oleh gelombang
merupakan gabungan dari tekanan hidrostatis dan dinamis yang disebabkan
oleh gelombang, tekanan gelombang dapat dicari dengan menggunakan
persamaan 2.37:
(
)
dengan :
Nilai
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
105
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
maka :
(
)
(
)
c. Menentukan Tekanan Gelombang dengan Metode Minikin
Menentukan tekanan gelombang dengan menggunakan Metode Minikin, nilai
tekanan dengan metode minikin dapat dicari dengan menggunakan persamaan
2.47:
dengan:
Berdasarkan penggunaan tabel pendekatan C-1, maka didapat nilai ds/L
adalah 0,50183.
⁄
Sehingga, dapat dicari nilai dari kedalaman gelombang dengan
menggunakan rumus :
Dilakukan pendekatan dengan menggunakan Tabel C-1 berdasarkan nilai
⁄ yakni sebesar 0,5498, maka didapat nilai
⁄ adalah sebesar 0,5508.
Sehingga nilai dapat dicari dengan rumus :
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
106
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
⁄
maka :
Mencari nilai momen total (Mt) :
dengan :
maka :
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
107
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Sehingga momen total yang dicari dapat dirumuskan dengan persamaan 2.48 :
Dengan demikian, hipotesis tentang gaya-gaya tambahan yang ditimbulkan
akibat gelombang air laut adalah makin besar gaya yang ditimbulkan maka akan
mempengaruhi besarnya kekuatan fender dermaga tersebut.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
108
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.43 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang dengan Metode Minikin tahun 2014
Hb T Lo ds ds/Lo ds/L L m D D/Lo D/Ld LD Pm ds/g.T2
Pm/w.Hb Rm Mm Rs Rt Ms Mt
(m) (s) (m) (m) (m) (m) (m) (kn/m2) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m)
1 Januari 0,43 2,00 6,240 3,120 0,500 0,50183 6,217 0,05 3,431 0,5498 0,5508 6,229 42,772 0,07959 9,90115 6,159 19,217 5,704 11,863 6,342 25,559
2 Februari 0,37 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 36,357 0,07959 9,90115 4,450 12,531 4,611 9,061 4,610 17,140
3 Maret 0,49 2,10 6,880 3,440 0,500 0,50183 6,855 0,05 3,783 0,5498 0,5508 6,867 48,106 0,07959 9,90115 7,791 26,800 6,951 14,742 8,533 35,333
4 April 0,31 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 30,892 0,07959 9,90115 3,213 8,577 4,092 7,305 3,854 12,431
5 Mei 0,23 1,70 4,508 2,254 0,500 0,50183 4,492 0,05 2,479 0,5498 0,5508 4,500 22,784 0,07959 9,90115 1,748 3,940 2,877 4,625 2,272 6,212
6 Juni 0,23 1,70 4,508 2,254 0,500 0,50183 4,492 0,05 2,479 0,5498 0,5508 4,500 22,823 0,07959 9,90115 1,754 3,953 2,877 4,631 2,273 6,226
7 Juli 0,32 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 31,958 0,07959 9,90115 3,438 9,179 4,107 7,546 3,876 13,055
8 Agustus 0,37 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 36,351 0,07959 9,90115 4,449 12,527 4,611 9,059 4,610 17,136
9 September 0,31 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 30,892 0,07959 9,90115 3,213 8,577 4,092 7,305 3,854 12,431
10 Oktober 0,30 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 29,937 0,07959 9,90115 3,017 8,496 4,512 7,529 4,462 12,958
11 November 0,41 2,00 6,240 3,120 0,500 0,50183 6,217 0,05 3,431 0,5498 0,5508 6,229 40,629 0,07959 9,90115 5,557 17,339 5,667 11,224 6,281 23,619
12 Desember 0,39 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 38,375 0,07959 9,90115 4,958 13,961 4,642 9,600 4,657 18,617
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
109
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Tabel 4.44 Hasil Perhitungan Tekanan Gelombang dengan Metode Minikin tahun 2015
Hb T Lo ds ds/Lo ds/L L m D D/Lo D/Ld LD Pm ds/g.T2
Pm/w.Hb Rm Mm Rs Rt Ms Mt
(m) (s) (m) (m) (m) (m) (m) (kn/m2) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN/m)
1 Januari 0,38 1,98 6,116 3,058 0,500 0,50183 6,094 0,05 3,363 0,5498 0,5508 6,105 37,399 0,07959 9,90115 4,709 14,400 5,403 10,111 5,847 20,246
2 Februari 0,41 2,00 6,240 3,120 0,500 0,50183 6,217 0,05 3,431 0,5498 0,5508 6,229 40,634 0,07959 9,90115 5,559 17,343 5,667 11,225 6,281 23,624
3 Maret 0,38 1,98 6,116 3,058 0,500 0,50183 6,094 0,05 3,363 0,5498 0,5508 6,105 37,399 0,07959 9,90115 4,709 14,400 5,403 10,111 5,847 20,246
4 April 0,39 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 38,376 0,07959 9,90115 4,958 13,961 4,642 9,600 4,657 18,618
5 Mei 0,25 1,78 4,943 2,471 0,500 0,50183 4,925 0,05 2,718 0,5498 0,5508 4,934 24,795 0,07959 9,90115 2,070 5,115 3,455 5,525 2,991 8,106
6 Juni 0,32 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 31,958 0,07959 9,90115 3,438 9,179 4,107 7,546 3,876 13,055
7 Juli 0,31 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 30,892 0,07959 9,90115 3,213 8,577 4,092 7,305 3,854 12,431
8 Agustus 0,32 1,85 5,339 2,670 0,500 0,50183 5,320 0,05 2,936 0,5498 0,5508 5,330 31,958 0,07959 9,90115 3,438 9,179 4,107 7,546 3,876 13,055
9 September 0,28 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 27,719 0,07959 9,90115 2,587 7,284 4,478 7,064 4,412 11,695
10 Oktober 0,28 1,90 5,632 2,816 0,500 0,50183 5,611 0,05 3,096 0,5498 0,5508 5,622 27,722 0,07959 9,90115 2,587 7,285 4,478 7,065 4,412 11,697
11 November 0,30 1,75 4,778 2,389 0,500 0,50183 4,760 0,05 2,627 0,5498 0,5508 4,769 29,937 0,07959 9,90115 3,017 7,207 3,306 6,323 2,799 10,006
12 Desember 0,43 2,00 6,240 3,120 0,500 0,50183 6,217 0,05 3,431 0,5498 0,5508 6,229 42,772 0,07959 9,90115 6,159 19,216 5,704 11,862 6,342 25,558
No Bulan
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
110
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
d. Pasang Surut Air Laut
Dari tabel 4.7 maka didapatkan nilai-nilai:
Nilai HHWL = 40 cm
Nilai MSL = 60 cm
Nilai LLWL = - 90 cm
Elevasi pasang surut diasumsikan ±0.00 dari LLWL, sehingga didapatkan
bagai berikut :
HWL = 40 – (-90) = 130 cm
MSL = 60 cm
LWL = -90 – ( -90) = 0 cm
Hasil perhitungan diatas dapat digunakan sebagai pedoman dalam
penentuan elevasi bangunan, elevasi-elevasinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4.5 Elevasi Pasang Surut
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
111
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 4.6 Eksisting Dermaga TPKS 2015
Berdasarkan pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa lantai kerja dermaga TPKS
berada pada elevasi +1,350 m, sehingga jika dibandingkan dengan elevasi pasang
surut air laut maka dermaga perlu dilakukan peninggian elevasi agar air tidak
dapat masuk kedalam area lantai kerja dermaga.
Dengan demikian hipotesis mengenai pengaruh pasang surut air laut dalam
pembangunan dermaga adalah makin tinggi elevasi gelombang pasang surut air
laut maka makin tinggi pula elevasi dermaga yang harus dibangun.
Kenaikan Muka Air Laut Akibat Pemanasan Global
Kenaika air laut karena pemanasan global (sea level rise, SLR) dapat
diperkirakan dengan menggunakan Gambar (Triatmodjo, Bambang. 2009).
Dengan menggunakan grafik tersebut dapat diperkirakan seberapa besar
peninggian muka air laut akibat dari pemanasan global.
Berdasarkan grafik tersebut diperkirakaan apabila bangunan pada tahun 2020
yang akan datang maka terjadi kenaikan muka air laut sebesar 15 cm, serta apabila
bangunan pada tahun 2030 yang akan datang maka terjadi kenaikan muka air laut
sebesar 20 cm. Berdasarkan perkiraan hingga tahun 2030 diketahui bahwa dengan
peninggian sebesar +100 cm maka dermaga tersebut masih dapat dikategorikan
aman dari masuknya air ke lantai dermaga Terminal Petikemas Semarang.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
112
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Gambar 4.7 Perkiraan Kenaikan Muka Air Laut karena Pemanasan Global
114
BAB V
SIMPULAN dan SARAN
5.1 SIMPULAN
Setelah melakukan pengolahan data sekunder dari Terminal Peti Kemas Semarang
dan BMKG – Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, maka dapat diambil
beberapa simpulan yakni sebagai berikut:
a. Tahun 2011 – 2020 daya lalu lintas (BTP) lebih kecil daripada kapasitas
dermaga. Meskipun demikian nilai BOR lebih kecil dari 50% untu pelabuhan
yang memiliki 2 tambatan seperti yang disarankan UNCTAD, yang berarti
Terminal Peti Kemas Semarang masih mampu melayani arus kapal dan arus
barang dengan baik.Tahun 2022 – 2030 nilai BOR sudah melebihi 50% maka
diperlukan perpanjangan dermaga. Pada kondisi eksisting tahun 2016 dermaga
diperpanjang hingga 105 m, serta menyebabkan meningkatnya kapasitas
dermaga yang dinilai mampu mengatasi lonjakan arus kapal dan arus barang
dengan harapan tahun-tahun selanjutnya sehingga kapal tidak mengalami
waktu tunda;
b. Hasil analisis gaya akibat benturan kapal dapat diketahui bahwa fender
dermaga Terminal Petikemas Semarang dengan kekuatan sebesar 64 ton
mampu menahan energi benturan yang disebabkan oleh kapal yang diserap
oleh sistem fender, yakni 1,516 ton < 64 ton sehingga fender sudah memenuhi
syarat;
c. Hasil analisis perkiraan arah angin dominan daerah sekitar Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang, arah angin dominan berasal dari arah Barat dengan
presentase 20,30 %.;
d. Hasil analisis gaya akibat arus, dapat diketahui bahwa bollard dermaga
Terminal Petikemas Semarang dengan kekuatan sebesar 150 ton mampu
menahan gaya yang bekerja, yakni 1,767 ton < 150 ton sehingga bollard sudah
memenuhi syarat;
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
113
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
e. Berdasarkan hasil analisis gelombang daerah Tanjung Emas Semarang dapat
diketahui bahwa:
Berdasarkan kedalaman 4,5 m, tinggi gelombang pecah ( sebesar 0,432 m
dengan kedalaman gelombang pecah sebesar 0,505 m, sedang
kedalaman 9,5 m, tinggi gelombang pecah ( sebesar 0,317 m dengan
kedalaman gelombang pecah sebesar 0,333 m;
f. Tekanan gelombang dihitung dengan menggunakan teori Airy adalah sebesar
31,340 t.m dan tekanan gelombang menggunakan metode Minikin adalah
sebesar 42,772 kN/m2. Serta momen total sebesar 25,559 kN/m.
5.2 SARAN
a. Mengurangi waktu tunda dan antrian kapal dengan cara melakukan
perpanjangan dimensi dermaga serta penambahan jumlah tambatan pada
dermaga, sehingga dapat menampung produktivitas pelabuhan petikemas
Semarang yang semakin meningkat pada setiap tahun;
b. Gaya akibat arus dan gelombang sangat mempengaruhi kondisi fender dan
bollard yang harus digunakan dalam suatu dermaga, maka sistem fender dan
bollard yang digunakan harus lebih kuat untuk menahan gaya-gaya tersebut;
c. Seiring waktu berjalan dengan adanya pemanasan global tidak
memungkinkan bahwa volume air laut juga akan bertambah serta
kemungkinan terhadap penurunan tanah maka sangat diperlukan pengecekan
elevasi kondisi eksisting dermaga Terminal Petikemas Semarang.
114
DAFTAR PUSTAKA
Amiron, Sahdan. 2009. Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang
Bongkar Muat Barang dan Sandar Kapal (Dermaga Ujung Baru –
Pelabuhan Belawan). Tugas Akhir USU Medan.
CERC, Shore Protection Manual Volume II, 1984, Washington DC, Corps of
Engineers, CERC US Army WES.
Kramadibrata, Soedjono. 1985. Perencanaan Pelabuhan. Ganeca Exact.
Bandung.
Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan. Bandung. ITB.
Situmorang, Ari M, Erika Buchari. 2015. Analisis Kapasitas Terminal Peti Kemas
Pelabuhan Boom Baru Palembang. The 18th FSTPT International
Symposium, Agustus 28, 2015, Unila, Bandar Lampung,.
Sudarjo, Derry Fatrah. 2015. Perencanaan Sistem Fender Dermaga. Studi Kasus
Universitas Pakuan Bogor.
Supriyono, 2010, Analisis Kinerja Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya, Thesis, Universitas Diponegoro Semarang.
Triatmodjo, Bambang, 2010. Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset.
Triatmodjo, Bambang. 2003. Pelabuhan (cetakan keempat). Yogyakarta. Beta
Offset.
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
115
Paradita Maharani Nur 5113412007
Nuraeni 5113412008
Teknik Sipil S1 | Universitas Negeri Semarang
Triatmodjo, Bambang. 2011. Analisis Kapasitas Pelayanan Terminal Peti Kemas
Semarang. Seminar Internasional-1 Universitas Sumatera Utara, Medan –
14 Oktober 2011.
Uguy, Clinton Yan. 2014. Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado.
Universitas Sam Ratulangi.
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
116
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
116
Lampiran 1. Data Operasional Terminal Petikemas Semarang
Tabel L.1.1. Data Arus Bongkar Muat Petikemas tahun 2011
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
117
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
117
Tabel L.1.2. Data Arus Bongkar Muat Petikemas tahun 2012
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
118
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
118
Tabel L.1.3. Data Arus Bongkar Muat Petikemas tahun 2013
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
119
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
119
Tabel L.1.4. Data Arus Bongkar Muat Petikemas tahun 2014
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
120
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
120
Tabel L.1.5. Data Arus Bongkar Muat Petikemas tahun 2015
BAB V Simpulan
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
121
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
121
Lampiran 2. Sketsa Operasional Kapal Internasional
Gambar 2.1. Alokasi Tambatan pada 8 April 2016 Terminal PetiKemas Semarang
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
122
Lampiran 2.2. Ship Particular
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
123
Lampiran 3. Data Oceanografi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Tabel L.3.1. Data Angin Tahun 2014
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
124
Tabel L.3.2. Data Angin Tahun 2015
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
125
Tabel L.3.3. Data Gelombang Tahun 2014
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
126
Tabel L.3.4. Data Gelombang Tahun 2015
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
127
Tabel L.3.5. Data Pasang Surut Semarang Tahun 2014-2015
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
128
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
129
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
130
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
131
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
132
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
133
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
134
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
135
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
136
DOKUMENTASI
Gambar 1. Fender dan Bollard pada dermaga Terminal Petikemas Semarang
Gambar 2. Saat melakukan bongkar muat kapal internasional
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
137
Gambar 3. Lapangan penumpukan petikemas internasional
Gambar 4. Lapangan penumpukan petikemas internasional
Lampiran
Analisis Perpanjangan dan Elevasi Dermaga Terminal Petikemas Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
138
Gambar 5. Lapangan penumpukan petikemas domestik
Gambar 6. Lapangan penumpukan petikemas domestik