Analisis percobaan

5
Analisis percobaan Pada modul ini kita melakukan 4 percobaan. Pertama-tama menguji kelarutan minyak biji kapas pada air , ethanol, heksana dan ccl 4. Digunakannya air karena air bersifat nonpolar, yang akan di uji campurkan dengan minyak yang bersifat nonpolar. Digunakkannya etanol karena etanol bersifat seminonpolar 97%polar dan 3% nonpolar , jadi ingin di uji cobakan apakah etanol larut pada minyak walau sangat kecil , kemudian mengapa dipilihnya heksana dan ccl 4 sebagai larutan pelarut karena heksana karena heksana adalah larutan nonpolar sama seperti ccl 4 . . sehinnga akan membuktikan pernyataan senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen non polar akan larut ke pelarut yang non polar (Sunarya, 2007). Lalu kemudian untuk mencampurkan larutan-larutan tersebut maka harus di kocok. Pada campuran air dan minyak ketika di kocok menghasilkan butiran-butiran kecil ketika dikocok minyak pecah menjadi butiran-butiran yang tersebar dalam campuran. Campuran ini disebut emulsi (Yayan,S. 2007). Ketika campuran minyak- air ini didiamkan lagi, butiran-butiran minyak akan bergabung kembali seperti semula membentuk lapisan minyak diatas permukaan air. Pada campuran lainnya ketika di

description

dafaf

Transcript of Analisis percobaan

Page 1: Analisis percobaan

Analisis percobaan

Pada modul ini kita melakukan 4 percobaan. Pertama-tama menguji kelarutan

minyak biji kapas pada air , ethanol, heksana dan ccl4. Digunakannya air karena air bersifat

nonpolar, yang akan di uji campurkan dengan minyak yang bersifat nonpolar.

Digunakkannya etanol karena etanol bersifat seminonpolar 97%polar dan 3% nonpolar ,

jadi ingin di uji cobakan apakah etanol larut pada minyak walau sangat kecil , kemudian

mengapa dipilihnya heksana dan ccl4 sebagai larutan pelarut karena heksana karena heksana

adalah larutan nonpolar sama seperti ccl4 .. sehinnga akan membuktikan pernyataan senyawa

kovalen polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen non polar akan

larut ke pelarut yang non polar (Sunarya, 2007). Lalu kemudian untuk mencampurkan

larutan-larutan tersebut maka harus di kocok. Pada campuran air dan minyak ketika di

kocok menghasilkan butiran-butiran kecil ketika dikocok minyak pecah menjadi butiran-

butiran yang tersebar dalam campuran. Campuran ini disebut emulsi (Yayan,S. 2007).

Ketika campuran minyak- air ini didiamkan lagi, butiran-butiran minyak akan bergabung

kembali seperti semula membentuk lapisan minyak diatas permukaan air. Pada campuran

lainnya ketika di kocok tidak terjadi apa-apa tetapi pada saat didiamkan lagi pada

campuran etanol-air terjadi pemisahan juga yang berarti tidak larut sedangkan pada

campuran heksana-minyak dan ccl4-minyak larut sempurna.

Pada percobaan kedua yaitu menguji kejenuhan trigliserida digunakan bromine,

ccl4,dan Crisco . Digunakannya bromin dalam percobaan ini karena warnanya yang

mencolok dan mudah untuk mengadisi Crisco. Dan digunakan ccl4, karena ccl4 merupakan

Page 2: Analisis percobaan

pelarut pembanding yang setara dengan bromine karena memiliki sifat yang sama yaitu

nonpolar tetapi tidak terlibat dalam reaksi adisi.

Analisis Hasil

Pada percobaan pertama minyak dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan air. Terdapat

perbedaan antara minyak dan air, posisi air ada dibawah sedangkan minyak berada di atas,

itu disebabkan oleh massa jenis air lebih berat sehingga air berada di bawah. Tidak

larutnya kedua campurann ini karena air bersifat polar dan minyak bersifat nonpolar.

Senyawa polar mempunyai momen dipole, sehingga selalu punya muatan, antar sesama

senyawa polar akan saling larut, karena muatan-muatannya digunakan untuk

berikatan. Sedangkan senyawa non polar tidak mempunyai momen dipole, tidak

mempunyai muatan untuk berikatan dengan senyawa polar, sehinnga lebih larut dengan

sesama senyawa non polar ( Parlin, Holan, Tiopan. 2006).

Pada percobaan kedua larutan minyak dan etanol juga akan mengalami pemisahan

dimana minyak berada dibawah dan etanol berada diatas. Ini disebabkan larutan yang

tercampur bersifat polar dan non polar. Jika larutan sama-sama bersifat polar atau non

polar maka larutan akan tercampur sepenuhnya seperti percobaan ketiga dan keempat

yang sama-sama larutan nonpolar yaitu heksana yang di campurkan dengan minyak dan

carbontetrachloride dicampur dengan minyak. Pada umumnya senyawa kovalen polar

akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa kovalen non polar akan larut ke pelarut

yang non polar (Sunarya, 2007). Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan antara molekul

sama cenderung melarutkan satu sama lain. Keadaan ini disebut “like”, senyawa polar larut

dalam pelarut polar (Sutrasna, 2007). Pelarut non polar adalah yang molekulnya tidak

Page 3: Analisis percobaan

dapat menghantar arus elektrik, pelarut polar adalah pelarut yang molekulnya polar, dapat

menghantarkan arus listrik, terlarut jika mengandung ion (Pudjaatmaka, 1999).

Percobaan kedua ketika ccl4 ditetesi bromine menghasilkan warna orange pada

tetes ke-65. Sedangkan pada Crisco sudah menghasilkan warna kuning pada tetes ke-31.

Hal ini di karenakan bromine mengadisi Crisco sehingga terbentuk produk asam bromide

sehingga warnanya menjadi kuning sedangkan pada larutan ccl4, bromin tidak dapat

mampu memutuskan ikatan c dengan cl.

Daftar pustaka

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: PT Gratindo Media Pertama.

Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Pudjoatmaka, A. Hadyana. 1999. Kampus Kimia. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Parning, Horlan dan Tiopan. 2006. Kimia Kelas X semester I. Jakarta : Yudhistira Ghalia

Indonesia.