ANALISIS PERANAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) …
Transcript of ANALISIS PERANAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) …
i
ANALISIS PERANAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) TERHADAP PENYEDIAAN TENAGA KERJA
GUNA MENIGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
WAHYUDI 105710230215
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2019
ii
SKRIPSI
ANALISIS PERANAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) TERHADAP PENYEDIAAN TENAGA KERJA
GUNA MENIGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MAKASSAR
WAHYUDI
105710230215
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Analisis peranan Balai latihan kerja (BLK) terhadap
penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
kota makassar ini ku persembahkan untuk orang tua dan orang yang
terlibat membantu menyelesaikan Skripsi ini.
MOTTO HIDUP
Senantiasa menebarkan kebaikan dan menjadi manfaat untuk orang
banyak
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat, hidayah dan taufik-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta
orang-orang yang senantiasa mengikuti ajaran dan risalahnya hingga akhir zaman.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya terkhusus kepada orang tua Bapak Sahyar dan Ibu Saniasa
yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan
doa tulus kepada penulis, semoga keduanya senantiasa diberikan kesehatan dan
dilimpahkan keberkahan dari Allah SWT. Aamin. Dan juga ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara dan keluarga besar yang telah
memberikan dukungan , motivasi dan doa restu hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang ikut andil dalam penyusunan skripsi ini :
1. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE.,M.M, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ismail Rasulong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta
pembimbing II yang mengarahkan penulis dengan baik.
3. Hj. Naidah, SE., M., Si, selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. H. Andi Rustam, SE., MM. Ak. CA. CPA, selaku pembimbing I yang telah
berkenan membimbing penulis dengan sabar.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta asisten Dosen yang telah menuangkan ilmunya
kepada penulis.
6. Segenap Staf pegawai dalam lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
viii
7. Teman seperjuangan Prodi Ekonomi pembangunan 015, rekan-rekan di kelas
ekonomi pembangunan 5 yang membantu dan menemani penulis selama
proses perkuliahan di Kampus Biru Universitas Muhammdiyah Makassar.
8. Rekan-rekan Relawan Sikola inspirasi Alam, keluarga besar dusun cindakko
dan keluarga besar dusun cendrana yang begitu banyak mengajarkan arti
hidup dengan indahnya berbagi.
9. Saudari Mimi Rusami yang senantiasa dengan sabar menyemangati,
mendukung, memotivasi dan mengarahkan dalam penyelesaian Skrpsi ini.
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang belum sempat tertuliskan satu
persatu yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dar kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca
yang budiman, penulis mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan
Skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 30 September 2019
PENULIS
,
Wahyudi
ix
ABSTRAK
WAHYUDI, 2019. Analisis Peranan Balai Latihan Kerja (BLK) terhadap Penyedian Tenaga Kerja guna Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Andi Rustam dan Pembimbing II Ismail Rasulong.
Hasil penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan balai latihan kerja terhadap penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kota Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisis. Berdasarkan analisis hasil pembahasan ditemukan bahwa Balai Latihan kerja Makassar memilik peran terhadap penyediaan tenaga kerja berdasarkan pengumpulan data di BLK Makassar dengan membuka pelatihan untuk angkatan kerja sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku kerja untuk meningkatkan produktifitas barang dan jasa guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar
KATA KUNCI : Balai Latihan Kerja, Tenaga Kerja, Pertumbuhan Ekonomi
x
ABSTRACT
WAHYUDI, 2019. Analysis of the Role of Balai Latihan Kerja (BLK) in
Providing Workers to Increase Economic Growth in Makassar City, Thesis of
the Economic Development Study Program, Faculty of Economics and Business,
Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Advisor I H.Andi Rustam and
Advisor II Ismail Rasulong.
The results of this study aim to analyze the role of the Balai Latihan Kerja
(BLK) in providing labor in order to increase economic growth in the city of
Makassar. The method used in this research is descriptive qualitative approach.
Data collection by library research and field research. After conducting data
collection and data processing, the next step is to analyze. Based on the analysis
of the results of the discussion it was found that the BLK Makassar has a role in
providing labor based on data collection in BLK Makassar by opening training for
the workforce so that they had knowledge, skills and work behavior to increase the
productivity of goods and services in order to increase economic growth in
Makassar City.
Keywords : Balai Latihan Kerja, Labor, Economic Growth
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABTRACT ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Tinjauan Umum Tentang Balai Latihan Kerja (BLK) ............... 6
B. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja .................................. 14
C. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan Ekonomi .................. 18
D. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan Ekonomi Kota
Makassar ................................................................................ 28
xii
E. Tinjauan Empiris ...................................................................... 33
F. Kerangka Konsep .................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 40
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 40
B. Fokus Penelitian ...................................................................... 41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 41
D. Sumber Data .......................................................................... 41
E. Pengumpulan Data ................................................................. 42
F. Teknik Analisis ......................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 46
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ....................................... 46
B. Deskripsi Hasil Pengumpulan Data Wawancara ................... 63
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian .................................... 68
1. Analisis Peranan Balai Latihan Kerja Kota Makassar .... 68
2. Analisis Peranan Balai Latihan Kerja terhadap
Penyediaan Tenaga Kerja guna Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar ....................... 72
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 79
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kota Makassar
3
Tabel 2.1 Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi
Daerah
26
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota
Makasar, 2017
29
Tabel 2.3 Data Kependudukan dibeberapa Kecamatan
Semester Satu Tahun 2019
30
Tabel 2.5 Tinjauan Empiris 33
Tabel 4.1 Kejuruan dan Sub Kejuruan di Balai Latihan
Kerja Makassar
52
Tabel 4.2 Rekap Usulan Pelatihan Berbasis
Kompetensi Tahun 2019 Balai Latihan Kerja
Makassar
62
Tabel 4.3 Data Penempatan Tahun Anggaran 2018 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja 49
Gambar 4.2 Bagan Pencapaian Tenaga Kerja Berkualitas 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Transkrip Wawancara 1 80
2 Transkrip Wawancara 2 82
3 Transkrip Wawancara 3 83
4 Transkrip Wawancara 4 84
5 Transkrip Wawancara 5 85
6 Dokumentasi Penelitian 87
7 Surat Izin Penelitian Fakultas 90
8 Surat Izin Penelitian Universitas 91
9 Surat Izin Penelitian UPT P2T BKPMD 92
10 Surat Balai Latihan Kerja Makassar 93
11 Biografi Penulis 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa publikasi terkait kondisi perekonomian indonesia relevan
untuk diungkapkan. Kondisi perekonomian indonesia dalam
perkembangnnya sampai dengan saat ini merupakan gambaran dari suatu
proses panjang yang mencerminkan indikator efektivitas kinerja
pemerintahan dibawah nahkoda presiden beserta kabinetnya. Paling tidak
terdapat aspek pertumbuhan dan pemerataan pendapatan, perbankan,
produk domestik bruto, rasio utang, inflasi, lapangan kerja, dan
pengangguran.
Optimisme perekonomian indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan nasional yang semakin meningkat. Pertumbuhan
ekonomi, menurut Prasetyo (2012) secara sederhana dapat dimaknai
sebagai sebagai pertambahan output atau pendapatan nasional
keseluruhan dalam kurun waktu tertentu. Perekonomian suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah balasan jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari
tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai syarat dalam
pembangunan (Pujoalwanto, B. 2014:2).
Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh
pemerintah daerah dalam mensukseskan perekonomian daerahnya
melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Selain itu,
sebagai upaya meningkatkan peran dan kemampuan daerah dalam
2
pembangunan nasional, maka pemerintah daerah dituntut untuk lebih
mandiri dalam membiayai kegiatan operasionalnya terutama dalam era
otonomi luas sekarang ini (Paksi, A.K.E. 2016:3).
Sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional,
pembangunan ekonomi Kota Makassar juga berperan penting terhadap
sukses tidaknya pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Pemerintah Kota Makassar harus mampu menghadapi tantangan
perekonomian global yaitu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
serta mampu mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi
terutama dalam era reformasi dimana masing-masing daerah memiliki
kebebasan seluas-luasnya untuk mengelola daerah dan masyarakatnya
dalam kegiatan pembangunan di daerah tersebut.
Di kota yang sedang berkembang seperti Kota Makassar, masalah
ketenagakerjaan secara terus menerus menjadi masalah berkepanjangan
yang disebabkan oleh ke tidak mampuan ekonomi untuk menyerap
pertambahan tenaga kerja yang cukup besar dan meningkat cukup tinggi
setiap tahunnya. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional
sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan
mengembangkan perannya dalam pembangunan daerahnya.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan
produk nasional dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga harus
memperhatikan pertumbuhan lapangan kerja, dikarenakan masih cukup
3
besar jumlah tenaga kerja yang belum memperoleh kesempatan kerja.
Pertumbuhan tenaga kerja yang diperkirakan masih tinggi.
Tabel 1.1
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Makassar
Tahun Tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK)
Tingkat pengangguran
terbuka (TPT)
2013 57.80 9.53
2014 56.90 10.90
2015 55.20 12.02
2017 55,23 10,59
2018 59,49 12,19
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2019.
Masalah ketenagakerjaan terus-menerus mendapat perhatian dari
berbagai pihak, yakni pemerintah, lembaga pendidikan, masyarkat dan
keluarga. Pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan sebagai salah
satu bahkan sentral pembangunan nasional, karena ketenagakerjaan itu
pada hakikatnya adalah tenaga pembangunan bangsa termaksud
sumbangsinya terhadap keberhasilan pembangunan bangsa dan daerah.
Pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja
untuk bekeja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang
dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi
pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum
mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan
kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu
potensi para pekerja pendidikan mungkin sudah memenuhi syarat
4
administarasi pada pekerjaanya, tapi secara aktüal para pekerja
pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan pendidikan
sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya.
Pemerintah mengharapkan terjadinya pertumbuhan dalam usaha
karena akan meningkatkan akses lapangan kerja kemudian dengan
adanya berbagai reformasi dalam memudahkan orang untuk berusaha,
harapannya akan mendorong semakin banyak masyarakat yang mau
berusaha. Karena pengangguran bisa diminimalkan dengan kegiatan
wirausaha. Demikian pula kemiskinan, dengan makin banyaknya orang
berwirausaha akan memberikan jalan untuk mengentaskan kemiskinan.
Balai Latihan Kerja adalah tempat diselenggarakannya proses
pelatihan kerja bagi peserta pelatihan, sehingga mampu dan menguasai
suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya
dalam memasuki pasar kerja atau usaha mandiri maupun sebagai tempat
pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang kompetitif serta berproduktivitas tinggi Balai latian Kerja
menyusun program pelatihan untuk tenaga kerja, namun masih ada
beberapa kelemahan yang dilihat dari setiap pelaksanaan program yang
ada (Darma, S.A. dkk. 2017:2:3).
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka
perumusan masalahnya adalah :
Bagaimana peranan Balai Latiahan Kerja (BLK) terhadap penyediaan
tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota
Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis peranan Balai Latihan Kerja (BLK)
terhadap penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Mengenai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain:
1. Secara praktis : diharapkan berguna sebagai tolak ukur pada
pelaksanaan kegiatan pengembangan kualitas tenaga kerja guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar melalui Balai
Latihan kerja (BLK)
2. Secara teoritis : dalam hal ini instansi dan akademisi pada penelitan ini
diharapkan juga bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian,
dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian yang
berkaitan dengan ketenagakerjaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Balai Latihan Kerja
1. Pengertian dan Sejarah Balai Latihan Kerja (BLK) Secara Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), pengertian
dari Balai Latihan Kerja dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Balai : gedung; rumah (umum) atau kantor
b. Latihan : belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan
sesuatu; berbuat agar menjadi biasa
c. Kerja : kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah
Secara umum, Balai Latihan Kerja (BLK) adalah gedung yang
digunakan sebagai tempat berlatih dan menambah ketrampilan untuk
mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja (Hastomo, N.Y.
2015:9)
Balai Latihan kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah tempat
diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan
sehingga mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi
kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja atau
usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya
(maesyarah, A.A. 2018:22)
Asal muasal Balai Latihan Kerja (BLK) berawal dari ide awal
pembentukan Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) bidang
7
industri pada tahun 1953 dan pada tahun1960, PPKPI diarahkan
menjadi Pelatihan Pencari Kerja Pegawai, Instansi agar menjadi Tenaga
Kerja yang memiliki keterampilan.
Pada tahun 1970, Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi
perubahan dari Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) menjadi
Balai Latihan Kerja dibawah pembinaan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Dan sejak otonomi daerah Balai Latihan Kerja (BLK) berubah
menjadi Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) berada dibawah naungan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tenaga Kerja di masing-masing
daerah di Indonesia.
Secara umum keberadaan BLK adalah membuka beberapa bidang
kejuruan seperti, Kejuruan Teknik Sepeda Motor, Kejuruan Teknisi
Komputer, Kejuruan Operator Komputer, Kejuruan Tata Busana,
Kejuruan Teknik Pendingin, Kejuruan Tata Graha, Kejuruan Tata Boga
dan lain sebagainya. Bahkan keberadaan BLK juga bisa memfasilitasi
untuk keahlian dalam bidang bahasa asing seperti, Bahasa Inggris,
Bahasa Jepang dan Bahasa Korea Selatan (Efendy, I. 2016).
Pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja berguna untuk
membekali keterampilan kepada peserta dalam berbagai bidang
kejuruan dan memberikan motivasi untuk berusaha mandiri. Adapun
sasaran kegiatan ini adalah terciptanya tenaga kerja yang terampil,
disiplin, dan memiliki etos kerja produktif sehingga mampu mengisi
kesempatan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja
melalui usaha mandiri. Balai Latihan Kerja dirancang untuk memenuhi
8
kebutuhan masyarakat akan lembaga pelatihan kerja yang berdedikasi
mencetak tenaga kerja yang siap terjun ke dalam dunia kerja.
Dengan tersedianya Balai Latihan Kerja dapat menjadi langkah
efektif dalam mengatasi permasalahan pengangguran dan
meningkatkan kompetensi tenaga kerja di daerah. Dengan demikian,
alumni BLK akan memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
kerja untuk mengembangkan diri dalam dunia industri maupun usaha
wiraswasta secara mandiri karena BLK adalah pilihan, harapan, dan
karir masa depan yang menjadi tiket pekerja profesional dan pengusaha
yang tangguh (Hastomo, N.Y. 2015:9).
2. Perkembangan Balai Latihan Kerja
BLK lahir pertama kali di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1947.
Pada mulanya BLK-BLK didirikan hanya dipulau Jawa. Pendirian BLK
diluar pulau Jawa dimulai baru pada tahun 1957 dengan dibangunnya
BLK di Padang, Sumatera Barat. Seiring dengan perkembangan jaman
dan kebutuhan masyarakat atas peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pelatihan kerja, jumlah BLK meningkat secara pesat
dan kini telah berjumlah 182 BLK yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia.
Menurut sejarahnya, perkembangan BLK di Indonesia dibagi
menjadi 7 periode yaitu:
a. Periode 1 (1945-1960) : Bermula dari Jawa BLK pertama dibangun
di Solo pada tahun 1947.
9
Pada awal periode ini, sebanyak 10 BLK seluruhnya dibangun
di pulau Jawa, dan baru pada tahun 1957 pembangunan BLK di luar
pulau dimulai dengan dibangunnya BLK Padang, Sumatera Barat
yang dilanjutkan dengan didirikannya 4 BLK lainnya termasuk di
Jayapura, Manokwari Dan Palembang. Program pelatihan di BLK
dalam periode ini lebih difokuskan pada keterampilan industri
seperti konstruksi, elektronika dan listrik.
b. Periode 2 (1960an): Ekspansi BLK ke Luar Jawa.
Perkembangan BLK selama periode tahun 1960an ditandai
dengan meningkatnya jumlah BLK yang dibangun di luar pulau
Jawa. Pada periode ini mulai dikembangkan “Unit-Unit Pelatihan
Keliling (Mobile Training Unit/MTU) untuk mencapai kelompok
sasaran yang berada di daerah pedesaan.
c. Periode 3 (1970an) : Awal Pertumbuhan BLK
Pada periode ini dibangun 21 BLK di seluruh wilayah Indonesia.
d. Periode 4 (1980an) : Puncak pertumbuhan BLK
Pada periode ini perkembangan BLK memasuki tahap
perkembangan puncak dengan dibangunnya 16 BLK tipe B dan 104
BLK tipe C (BLK Kecil), sehingga pada akhir Repelita IV di tahun
1988 secara keseluruhan terdapat 157 buah BLK.
Program pelatihan di BLK dalam periode ini dititik beratkan
pada pelatihan untuk para penganggur dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip Trilogi Pelatihan yaitu:
1. Pelatihan harus berdasarkan permintaan;
2. Pelatihan harus sesuai dengan perkembangan teknologi.
10
3. Pelatihan harus disatupadukan dalam proses yang saling
bersangkut paut (hubungan pelatihan, pendidikan dan
pengembangan) dan pelaksanaan proses (koordinasi antar
instansi yang berpartisipasi).
e. Periode 5 (1990-1997) : BLK menuju kemandirian
Pada periode ini diadakan reformasi pengelolaan BLK yang
diarahkan untuk menata ulang seluruh sistem pengelolaan BLK
agar bisa mandiri baik di segi manajemen maupun finasial. Program
pelatihan disusun sebagai kegiatan usaha yang beriorientasi pada
permintaan.
f. Periode 6 (1998-2006) : Sewindu BLK dalam Transisi
Dengan diterapkannya otonomi daerah di tahun 2001, sebagai
implikasinya diterapkan pula desentralisasi manajemen BLK. Hal ini
mengakibatkan sebagian besar BLK diserahkan kepada
Pemerintah Daerah. Pada periode ini sebanyak 154 BLK
diserahkan kepada Pemda dan hanya 11 BLK yang masih dikelola
langsung oleh pemerintah pusat.
g. Periode 7 (2007-2011) : Revitalisasi BLK dan Program ‘3 in 1’
Pada periode ini dicanangkan kebijakan revitalisasi BLK dan
Program ‘3 in 1’ yang mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi dan
penempatan. Revitalisasi BLK dilaksanakan dalam rangka
mengembalikan fungsi BLK menjadi lembaga pelatihan yang
menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja. Revitalisasi tersebut menyangkut aspek
manajemen, sarana dan prasarana, sumber daya manusia
11
(instruktur) dan program pelatihan yang diakhiri dengan sertifikasi
dalam rangka meningkatkan daya saing lulusan BLK (Efendy, I.
2016).
3. Fungsi dan Tujuan Balai Latihan Kerja
a. Fungsi balai latihan kerja.
Fungsi dari Balai Latihan Kerja adalah sebagai wadah kegiatan
pelatihan tenaga kerja yang memiliki unit-unit pelatihan di dalamnya
dan mendukung calon tenaga kerja yang siap pakai serta
berkualitas dan berkompeten sehingga dapat bersaing dengan
tenaga kerja yang lain, dapat membuka usaha sendiri dan
mengurangi pengangguran, dan memperluas lapangan pekerjaan.
Dengan fungsi Balai Latihan Kerja yang dapat mewadahi
kegiatan pelatihan tenaga kerja, maka Balai Latihan Kerja
dipandang sebagai lembaga yang tepat untuk menjawab persoalan
pengangguran dan mengurangi lebarnya kesenjangan sosial di
kalangan masyarakat.
b. Tujuan balai latihan kerja.
1. Sarana pelatihan bagi masyarakat yang tidak memiliki keahlian
khusus.
2. Mewadahi interaksi antarsesama peserta pelatihan dan pengajar
yang turut menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang siap pakai.
3. Mengembangkan kembali Lembaga Balai Latihan Kerja yang
perannya selama ini tidak terlalu diperhatikan dan terbengkalai.
4. Mengembangkan sumber daya manusia bagi masyarakat
Indonesia umumnya (Hastomo, N.Y. 2015:10).
12
4. Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam
melaksanakan pembinaan pelatihan dan peningkatan produktivitas
tenaga kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas (Ditjen Binalattas) didukung oleh Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang berupa Balai Latihan Kerja (BLK), Balai Pelatihan
Ketransmigrasian (Balatrans) dan Balai Peningkatan Produktivitas
(BPP). Di tahun 2008 terdapat 226 UPT bidang pelatihan dan
produktivitas yang terdiri dari 182 Balai Latihan Kerja, 20 Balai
Peningkatan produktivitas dan 24 Balai Latihan Ketransmigrasian yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Diseluruh Indonesia terdapat 182 buah balai latihan kerja mulai
dari balai latihan kerja yang dikelola Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota. 11 balai latihan kerja diantaranya dikelola dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan
dan Produktivitas-Kemenakertrans RI.
Dilihat dari pengelolaaannya balai latihan kerja merupakan Unit
Pelaksana Teknis. UPT adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri
yang melaksanakan tugas teknis operasional dan atau tugas teknis
penunjang di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Dimana tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan
kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan
pelayanan masyarakat. Sedangkan tugas teknis penunjang adalah
tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang pada prinsipnyadalam
13
rangka mendukung pelaksanaan tugas Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
Dari 182 Balai tersebut hanya 11 Balai yang dibina dan
bertanggung jawab langsung kepada Ditjen Binalattas sebagai Unit
Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) Ditjen Binalattas. Sedangkan 171
Balai lainnya berada dibawah binaan Pemerintah Daerah baik di
tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota sebagai Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD). Menurut tugas dan fungsinya, BLK UPTP
Ditjen Binalattas dibagi menjadi:
a. Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri
(BBPLKLN)
Balai Besar latihan yang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan program, penyelenggaraan pelatihan, uji kompetensi
dan konsultansi kelembagaan serta evaluasi pelaksanaan
pelatihan kerja yang berorientasi pada pasar kerja luar negeri.
BBPLKLN berlokasi di Bekasi.
b. Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI)
Balai Besar latihan yang mempunyai tugas melaksanakan
pelatihan, peningkatan produktivitas, uji kompetensi, sertifikasi,
konsultansi dan kerjasama dan pemberdayaan lembaga
pelatihan. UPTP BBLKI berjumlah 3 balai dan berlokasi di Medan,
Serang dan Surakarta.
c. Balai Latihan Kerja Industri (BLKI)
Balai Latihan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
program pelatihan tenaga kerja, uji coba program pelatihan, uji
14
kompetensi serta pemberdayaan lembaga pelatihan di bidang
industri. UPTP BLKI berjumlah 6 BLKI dan berlokasi di Banda
Aceh, Semarang, Samarinda, Sorong,Ternate dan Makassar.
B. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja
1. Pengertian tenaga kerja
Secara umum tenaga kerja mempunyai pengertian sebagai daya
manusia untuk melakukan pekerjaan. Pengertian umum tersebut
sesuai dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam undang-
undang pokok ketenaga kerjaan no. 13 tahun 2003 yaitu “setiap orang
yang mampu melakukan pekerjan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.”
Sektor tenaga kerja merupakan salah satu sektor penting bagi
pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya pemerintah
menanggulangi kemiskinan. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya
roda pembangunan, sehingga kemakmuran suatu negara atau daerah
banyak tergantung kepada pemanfaatan tenaga kerja seefektif
mungkin. Upaya dialakukan dengan menciptakan lapangan kerja baru
dalam jumlah dan kualitas yang memandai, diharapkan dapat
menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap
tahunnya. Perkembangan jumlah tenaga kerja yang tidak imbangi
dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan akan menyebabkan tingkat
kesempatan atau penyera[an tenaga kerja cenderung menurun
(Hidayat, N. 2014).
15
Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang utama dalam
menciptakan suatu hasil atau mengolah potensi alam sehingga dapat
menghasilkan atau berproduksi guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Namun demikian tingkat kemampuan tenaga kerja daam
mengola potensi alam sangat di tentukan oleh tingkat pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya.
Bellante dan Jackson Dalam Andayuna (2009) mengatakan
bahwa tenaga kerja (Man Power) merupakan bagian dari penduduk
pada kelompok umur tertantu yang diikut sertakan dalam proses
ekonomi. Tenaga kerja mencakup penduduk yan sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan
kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.
Sejauh ini kita memperhatikan peranan tenaga kerja sebagai
salah satu faktor produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya
teingkat pendapatan nasional dari segi kuantitas atau jumlahnya saja.
Sementara ini kita beranggapan bahwa kalau jumlah tenaga kerja yang
dipakai dalam usaha produksi meningkat, maka jumlah produksi yang
bersangkutan juga meningkat. Dengan kata lain kalau tidak ada
peningkatan jumlah tenaga kerja maka jumlah produksi akan tetap.
Pernyataan yang demikian ini, tidak dapat seluruhnya diangap benar
karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak berubah, tetapi bila
kualitas tenaga kerja itu menjadi lebih baik, maka dapat terjadi bahwa
tingkat produksi akan meningkat pula.
Selama kita beranggapan bahwa, tingkat produksi hanya
tergntung pada jumlah tenaga kerja, berarti kita menganggap bahwa
16
tenaga kerja itu bersifat homogen. Sedangkan dalam kenyataannya
tenaga kerja itu sangat heterogen baik dilihat dari segi umur,
kemampuan kerja, kesehatan, pendidikan, jenis kelamin, keahlian dan
sebagainya.jadi agar analisis kita mengenai peranan tenaga kerja bagi
pembangunan ekonomi menjadi lebih teliti dan baik, maka kita harus
melihat tenaga kerja ini sebagai faktor produksi heterogen. Oleh
karena itu dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi dalam
hubungannya dengan penggunaan tenaga kerja, juga diperlukan
adanya perencanaan tenaga kerja (Manpower Planning) secara tepat
2. Kosep Ketegakerjaan dan Macam-Macam Pengangguran
Beberapa penegertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
yaitu:
a. Tenaga kerja (manpower)
Adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau
jumlah seluruh penduduk dala suatu negara yan dapat
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut.
b. Angkatan kerja
Adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya telibat, atau
Berusaha terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang
dan jasa.
c. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)
Adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu
kelompok umum sebagai presentase penduduk dalam kelompok
17
umur tersebut.
𝑇𝑃𝐴𝐾 =𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 x 100%
d. Tingkat pengangguran (Unemployment rate)
Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah
angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian
mengangur disini adalah aktif mencari pekerjaan.
𝑇𝑃 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 x 100%
e. Pengganguran terbuka (Open unemployment)
Penganguran terbuka atau penganguran adalah bagian dari
angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif
mencari pekerjaan.
f. Setengah menganggur (Underemployment)
Adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan
seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjan yang
secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.
g. Sentengah menganggur yang kentara (visible undereployment)
Adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) diluar
keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek
dari biasanya.
h. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible
undereployment)
Adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi
pekerjaannya itu dianggap tidak mencukupi, karena
pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak
memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.
18
i. Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment)
Dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan
bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat
dari segi produktifitasnya.
Misalnya: pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dua orang, tetapi
dikerjakan oleh tiga orang ehingga atu orng merupakan disguised
unemployment.
j. Penganguran friksional
Adalah penganguran yang terjadi akibat pindahnya seorang dari
suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.
k. Pengangguran struktural
Adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidak cocokan
antara struktur para pencari kerja sehubungan dengan
keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan
sruktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi.
C. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan Ekonomi
1. Definisi tentang pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat.
19
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur
ekonomi atau tidak.
M. P. Todaro mendefinisikan petumbuhan ekonomi sebagai
suatu proses yang mantap dimana kapasitas produksi dari suatu
perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan
tingkat pendapatan nasional yng semakin besar.
Prof. Simon kuznet, ,mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara
untuk untuk semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai denga kemajuan
teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukan.
Perekonomian indonesia banyak di topang oleh berbagai sektor,
terutama yang sangat mempengaruhi adalah pendapatan nasional
pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan perkembangan suatu
negara, yang dapat diukur dengan pendapatan nasional ataua yang
lebih kita kenal produk domestik bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi
di indonesia tidak leas dari struktur ekonomi, yang di indonesia bisa
lihat dari oerde lama, orde baru, reformasi, dan pasca reformsi. Pada
masa tersebut dapat dilihat perubaha struktur ekonomi dari masa ke
masa yang asalnya dari negara pertanian menjadi negara industri.
Cara mengukur pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi
dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran
20
nasional, gross national product (GNP), tahun yang sedang berjalan
dengan tahun sebelumnya.
2. Teori-teori para ahli mengenai pertumbuhan ekonomi.
a. Teori Adam smith
Menurut teori Adam Smith masyarakat bergerak dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Dalam teori ini
Adam smith memandang pekerja sebagai salah satu input
(masukan) bagi proses produksi. Dan pembagian kerja
merupakan pembahasan utama dalam teori ini dalam upaya
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Spesialisasi yang
dilakukan oleh tiap-tiap pelaku ekonomitidak lepas dari fakrtor-
faktor pendorong yaitu peningkatan keterampilan kerja dan
pemuan mesin-mesin yang menhemat tenaga.peningkatan
kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi
pemupukan modal,, mendorong kemajuan teknologi,
meningkatkan spesialisasi, dan memperluas pasar, hal ini akan
mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat.
b. David rivardo
David ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk
yang semakin besar smapai menjadi dua kali lipat pada suatu
saat akan menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Kelebihan
tenaga kerja ini akan mengakibatkan upah akan menjadi turun.
Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf
hidup sehingga perekonomian akan mengalami stagnan
21
(stationary state). Teori david ricardo ini dituangkan dalam
bukunya The Principles of Political and Taxation.
c. Robert solow
Roebert solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia,
akumulasi modal, pemakaian teknologi modern, dan hasil atau
output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif
dan dapat berdampak negatif. Karena itu, menurut robert solow,
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber
daya yang positif.
d. Harrod domar
Teori ini berangapan bahwa modal harus dipakai secara efektif,
karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan
pembetukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang
pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
a. Faktor sumber daya manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh
mana sumber daya manusiannya selaku subjekpembangunan
memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-
daerah
22
b. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpuk pada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan
proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelolah
sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud antaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral,
tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan hasil laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengethuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
d. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilkukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya
yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja
keras dan kerja cerdas, jujur, ulet, dan sebagainya. Adapun
23
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN (Korupsi, kolusi,
dan Nepotisme), dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengelolah SDA
dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-brang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktifitas.
4. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan
pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah
tersebut, yaitu kenaikanan seluruh nilai tambah (added value) yang
terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam
harga berlaku. Namun agar dapata melihat pertambahan riel, artinya
dinyatakan dalam harga konstan. Biasanya BPS dalam menerbitakan
pendapatan regional tersedia angka dalam harga berlaku dan harga
konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi
faktor-faktor produksi yang beroprasi di daerah tersebut (tanah,
modal, tenaga kerja dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemamkmuran daerah tersebut.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-
sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan anatara
24
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang
mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada
untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi
pasar-pasar baru, ahli pengetahuan dan teknologi, serta
pengembangan usaha-usaha baru.
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan
masyarakat, perlu disajikan statistik pendapatan nasional/regional
secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi.
Angka pendapatan nasional/regional dapat dipakai juga sebagai
bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah
dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat atau
daerah, maupun swasta.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai
tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan
di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai
aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan
apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. PDRB
atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal
disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode
penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan
25
harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi.
Tujuan utamanya adalah untuk menigkatkan jumlah dan jenis
peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara
bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh
karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi masyarakatnya,
dengan dukungan sumber daya yang ada harus harus mampu
menghitung potensi sumber daya-sumber daya yang diperlukan
untuk mernang pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Menurut Adisasmita (pembangunan wilayah (regional)
merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan
sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana
pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri,
teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah,
kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah,
kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan
lingkungan pembangunan secara luas.
Indonesia telah membentuk daerah otonomi, dimana setiap
daerah diberi kesempatan untuk membangun daerahnya dengan
harapan dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
Wewenang terhadap otonomi daerah dimana setiap daerah memiliki
kewenangan yang lebih besar untuk membangun daerahnya akan
dapat membangun daerahnya lebih baik.namun demikian, perlu
adanya kerja sama antara pemerintah dareah dengan pemerintah
26
pusat dan terhadap masyrakat derah tersebut agar agar supaya
tujuan mensejhterakan rakyat dapat tercapai.
Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah didasarkan
pada kemampuan perushaan untuk mengembangkan pekerjaan
(memberikan kesempatan kerja) yang sesuai dengan
kondisipenduduk daerah. Untuk basis pembangunan tidak lagi
berdasarkan sektor tetapi lebih pada pengembangan lembaga-
lembaga ekonomi baru, dan pengalokasian aset-aset didasarkan
pada keungulan kompetitif yang didasarkan pada kualitas
lingkuangan. Di samping itu sumber daya pengetahuan dijadikan
sebagai pembangkit pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk lebih jelas
tentang pendekatan tersebut dapat dilihat pada sajian tabel berikut :
Tabel 2.1
Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Daerah
KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU
Kesempatan kerja Semakin banyak
perushaan sama
dengan semakin
banyak peluang
kerja
Perusahaan harus
mengembangkan
pekerjaan yang
sesui dengan
kondisi penduduk
daerah
Basis
pembangunan
Pengembangan
sektor ekonomi
Pengembangan
lembaga-lembaga
ekonomi baru
27
Aset-aset lokasi Keuangan komprati
didasarkan pada
aset fisik
Keunggulan
kompetitif
didasarkan pada
kualitas lingkungan
Sumber daya
pengetahuan
Keterssediaan
angkatan kerja
Pengetahuan
sebagai pembankit
ekonomi
Sumber: Subandi, 2012
5. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi.
Tenaga kerja tidak terlepas dari pertumbuhn ekonomi,
meningkatnya tenaga kerja memberikan penigkatan terhadap
produktivitas tenaga kerja ayng emrupakan sumber utama dalam
pertumbuhan ekonomi, salah satu masalah yang umum dalam
ketenagakerjan adalah ketidakseimbangan antara permintaan
tenaga kerja dan penawaran kerja.
Samuelson dan Nordhaus menjelaskan dimana inut tenaga
kerja terdiri dari kuantitas dan keteramplan tenaga kerja. Ahli
ekonomi yakin bahwa kualitas input tenaga kerja merupakan elemen
paling penting dalam pertumbuhan eonomi. Ketika suatu negara
emiliki teknologi canggih nam jika tenaga kerjanya tidak dapat
meggunakan teknologi tersebut hal ini tetap tidak akan membawa
perubahan. Hubungan antara tenaga kerja dengan pertumbuhan
eonomi memiliki hubungan du aras. Sisi pengembangan kualitas
tenaga kerja membrikan kontribusi penting bagi pertumbuhan
ekonomi . dalam sisi pertumuhan ekonomi menyediakan sumber-
28
sumber yang emmungkinkan terjadinya pengembangan
pembangunan manusia.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan
pertumbuhan lapangan kerja menyebabkan tingat pengangguran
cendrung meningkat. Pengangguran merupakan tenaga kerja atau
pendduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan ataupun sudah mendapatkan pekerjaan
tetapi belum memulai bekerja pada waktu yang bersamaan sedang
tidak bekerja. Penganguran yang selalu bertambah akan membebani
negara dan membuat pertumbuhan ekonomi ke arah yang negatif.
Sebuah negara dikatakan sukses apabila dapat menurunkan tingkat
pengangguran, kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian penting
bagi pemerintah melalui departemen mewadahi bagaimana
menyediakan lapangan kerja atau membantu menciptakan
lapangan kerja sendiri.
D. Tinjauan Umum Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar
Makasar adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di
bagian selatan pulau Sulawesi yang dahulu pada tanggal 1 september
1971 berubah namanya menjadi Kota Ujung Pandang setalah diadakan
perluasan kota dari 21 km² menjadi 175,77 km². Namun demikian, pada
tanggal 13 Oktober 1999 berubah kembali namanya menjadi Kota
Makassar.
29
Kota Makassar terletak antara 119°24’17’38” bujur timur dan
5°8’6’19” lintang selatan yang berbatasan sebelah utara dengan kabupaten
Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan kabupaten gowa
dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memeiliki
toprogrofi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan 1-15°
(bergelombang). Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 Km persegi.
Kota makassar memiliki iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara
rata-rata berkisar antara 26°C sampai dengan 29°C.
Kota Makassar merupakan hamparan dataran rendah yang berada
pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini
menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genanganan air pada
musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya
air pasang.
Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi yang
pada akhir tahun 2017, wilayah administratif kota makassar terdiri dari 15
kecamatan dan memiliki luas daratan masing-masing.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Makassar, 2017
Kecamatan Luas (km²) Persentase (%)
Masiso 1,82 1,04
Mamajang 2,25 1,28
Tamalate 20,21 11,50
Rappocini 9,23 5,25
Makassar 2,52 1,43
Ujung pandang 2,63 1,50
Wajo 1,99 1,13
Bontoala 2,10 1,19
Ujung tanah 4,40 2,50
30
Kep.sangkarrang 1,54 0,88
Tallo 5,83 3,32
Panakkukan 17,05 9,70
Manggala 24,14 13,73
Biringkaya 48,22 27,43
Tamalanrea 31,84 18,11
Kota Makassar 175,77 100%
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar
Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Makassar
mencatat jumlah penduduk pada Januari-Juni di tahun 2018 sebanyak
1.671.001. Angka ini turun dari 1.700.000 jiwa di tahun 2017 periode Juli
2017. Sedangkan, pada periode memasuki tahun 2019 dinas
kependudukan dan pencatatan sipil telah mencatat jumlah jumlah
penduduk dibeberapa Kecamatan di Kota Makassar
Tabel 2.3
Data kependudukan dibeberapa Kecamatan Semester Satu
Tahun 2019
Kecamatan Laki-laki Perempuan Total
Biringkaya 119058 117372 236430
Biringkaya 118497 116867 235364
Tamalate 109164 106768 215932
Tamalanrea 85856 87091 172947
Rappocini 855707 86989 942696
Panakkukang 86875 85562 172437
Tallo 88041 85305 173346
Manggala 80891 79550 160441
Manggala 80130 78759 158889
Tamalanrea 63731 61745 125476
Ujung pandang 14041 14733 28774
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
Sebagai pusat perekonomian di kawasan indonesia bagian timur,
Kota Makassar memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan
31
ekonomi Nasional. Dengan tinngginya pertumbuhan ekonomi tiap
tahunnya menjadi sasaran investor dalam negri maupun asing. Dengan
pertumbuhan ekonomi ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya
tujuan pembangunan . yakni mensejahterakan seluruh masyarakat Kota
Makassar. Efektifnya pemerintah dan pembangunan disuatu derah sangat
bergantung pada ekonomi dan angaran yang dimiliki daerah tersebut.
Dengan potensi yang dimiiki Kota Makassar , maka sangat mungkin bagi
pemerintah untuk membangun sebuah sitstem ekonomi yang mendorong
tercapainya tujuan pembangunan.
Ditinjau dari ekonomi Kota Makassar nilai PDRB Makassar atas
dasar harga berlaku pada tahun 2017 mencapai 143,13 triliun rupiah.
Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 14,69 triliun
rupiah dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 128,43 triliun
rupiah. Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di
seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi. Berdasarkan harga konstan
2010, angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 95,96 triliun rupiah pada
tahun 2016 menjadi 103,86 triliun rupiah pada tahun 2017. Hal ini
menunjukkan selama tahun 2017 Makassar mengalami pertumbuhan
ekonomi sekitar 8,23 persen, lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di
seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi.
Selama lima tahun terakhir (2013- 2017) struktur perekonomian Kota
Makassar didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya:
Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan
Sepeda Motor; Konstruksi; Informasi dan Komunikasi; dan Jasa
32
Pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan
usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Makassar.
Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kota Makassar pada
tahun 2017 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari
pengaruh inflasi. Nilai PDRB Makassar atas dasar harga konstan 2010,
mencapai 103,86 triliun rupiah. Angka tersebut naik dari 95,96 triliun rupiah
pada tahun 2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2017
terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 8,23 persen, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang
mencapai 8,03 persen. Pertumbuhan ekonomi selama 2017 dipercepat
oleh adanya investasi dan perdagangan. Investasi yang dimaksud
utamanya adalah pembangunan proyek-proyek infrastruktur seperti
perbaikan jalan maupun jalan raya, pembangunan pusat perbelanjaan, dan
pembangunan sarana umum. Perdagangan yang dimaksud utamanya
yang dilakukan oleh penduduk yang berasal dari luar Kota Makassar.
Selain itu, Makassar adalah tempat membeli stok bagi pedagang yang
berasal dari kabupaten lain.
Dilihat dari angka pengangguran, Dinas Ketenagakerjaan
(DISNAKER) Kota Makassar berkerja keras untuk megurangi angka
pengangguran. DISNAKER terus berkomitmen untuk menjadikan
Makassar sebagai bebas penganguran kepala Dinas Ketenagakerjaan
Muhammad Mariomenilai pengangguran masih menjadi masalah serius
yang di hadapi Kota Makassar.
33
Hingga Oktober 2018, angka pengangguran di Kota Makassar
sebesar 64.935 orang dari 1,7 juta total penduduk, sementara pada tahun
2015 angka pengangguran berkisar 70.301 jiwa dari 1,5 jiwa. Total
penduduk bertambah 200 ribu jiwa dalam rentang waktu 2
tahun.Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistika (BPS) Sulawesi
Selatan, angka pengangguran di Kota Makassar pada 2017 mencapai
64.954 orang.Angka ini mengalami penuranan sebanyak 7 ribu bila
dibandingkan dengan data 2016, dengan angka sebesar 71.604 jiwa.
Muhammad Mario menekankan pentingnya sinkronisasi data baik dengan
pihak Kecamatan dan SKPD. Hal itu untuk lebih memaksimalkan
pengentasan pengangguran di Kota Makassar.
E. Tinjauan Empiris
Adapun penelitian terdahulu yang relevan mengenai penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4
Tinjauan Empiris
No Nama
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode
penelitian
Hasil penelitian
1 Adnan
Wibisono,
Suharno
dan Ngatou
rohman
(2015)
Studi
peningkatan
mutu
pelayanan di
Balai Latihan
Kerja (BLK)
Kabupaten
Magelang
dengan
metode
Metode
Quality
Function
Deployment
(QFD)
Peningkatan mutu
pembelajaran di BLK
Kab. Magelang
dengan Metode
Quality Function
Deployment (QFD)
difokuskan pada 1)
kelengkapan dan
kesiapan alat yang
dipakai, 2) adanya
34
Quality
Function
Deployment
(QFD)”
dengan
tujuan untuk
mengetahui
peningkatan
kualitas
layanan
di BLK
Kabupaten
Magelang
media informasi
(papan informasi,
web, penunjuk
lokasi, dan lain-lain),
3) jadwal pelatihan
dilaksanakan tepat
waktu, 4) tenaga
pengajar mudah
dihubungi/ditemui
bila ingin
berkonsultasi, 5)
mengikuti
perkembangan
teknologi, (6)
karyawan dan
tenaga pengajar
yang sopan, 7)
pemberian
pelayanan tanpa
memandang status
sosial, dan 8)
tersedia layanan
selama jam kerja.
2 Pramusiska
Gumilar
(2016)
Peran Balai
Latihan Kerja
(BLK)
Kabupaten
Magelang
dalam
meningkatkan
kualitas
Sumber Daya
Kualitatif
deskriptif
Sesuai dengan hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
pelaksanaan
kegiatan pelatihan
sudah berjalan baik
sebagaimana
mestinya.Namun,
secara keseluruhan
pelaksanaan
35
Manusia
(SDM)
kegiatan pelatihan
mengalami beberapa
hambatan yaitu
hambatan terkait
kondisi sarana
prasarana yang
kurang memenuhi
kebutuhan jurusan
pelatihan dan juga
hambatan mengenai
jumlah instruktur
yang tidak sesuai
dengan jumlah
jurusan pelatihan
yang ada.Terkait
kerjasama yang
dilaksanakan yaitu
lebih kepada
kerjasama pelatihan
bukan kerjasama
penempatan tenaga
kerja
3 M. Fajar
Asshiddiq
(2017)
Analisis
efektivitas
UPTD Balai
Latihan Kerja
(BLK)
Disnaker Kota
Semarang
dalam
meningkatkan
keterampilan
masyarakat
pendekatan
kualitatif
faktor-faktor yang
memepengaruhi
tingkat keberhasilan
baik sarana maupun
prasarana dalam
proses pelatihan
kerja termasuk
upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh
pemerintah Kota
Semarang. Serta
36
Kota
Semarang
juga peneliti
menemukan
variabel- variabel
Evektivitas suatu
organisasi yang
belum terpenuhi dan
mempengaruhi
keefektifan suatu
organisasi. Terutama
dalam temuan
penelitian ini salah
satunya adalah
kurangnya instruktur
tetap dan materi
pelatihan yang
belum sesuai
dengan
perkembangan
zaman, dimana
kebutuhan akan
kemampuan dan
keahlian yang terus
meningkat.
Rekomendasi dari
peneliti adalah perlu
segera merekrut
instruktur tetap dan
telah mengikuti
pelatihan intruktur
secara resmi serta
Perlu meningkatkan
kerjasama dengan
pihak swasta baik
37
perusahaan dan lain
sebagainya, guna
meningkatkan materi
pembelajaran yang
sesuai kebutuhan
pasar, serta
menjadikan lulusan
pelatihan yang
memiliki standar
kompetensi yang
baik.
4 Said Arius
Darma,
Alfiandri
dan Imam
Yudi
Prasetya
(2018)
Pelaksanaa
program kerja
Balai Latihan
Kerja (BLK)
dalam
meningkatkan
kemampuan
sumber daya
manusia di
Provinsi
Kepulauan
Riau
Metode
penelitian
deskriptif
kualitatif
Pelaksanaan
Program Kerja Balai
Latihan Kerja Dalam
Meningkatkan
Kemampuan Sumber
Daya Manusia Di
Provinsi Kepulauan
Riau sudah berjalan
dengan baik
walaupun ada
beberapa hal yang
masih menjadi
hambatan. banyak
pelatihan yang
diadakan oleh Balai
Latihan Kerja yang
pada akhirnya tidak
mampu mencapai
tujuan yang
diharapkan hanya
karena para peserta
tidak mampu
38
beradaptasi dengan
kondisi dan suasana
pelatihan yang
dilaksanakan.
Banyak
permasalahan yang
bisa saja muncul
yang dapat
mempengaruhi
konsentrasi para
peserta dalam
menerima materi
yang diberikan.
5 Arwani
Ahmad
(2014)
Balai Latihan
Kerja Industri
Studi Tentang
Peran Balai
Latihan Kerja
Industri
Samarinda
Dalam
Meningkatkan
Kualitas
Peserta
Pelatihan
Kerja Industri
Metode
penelelitian
kualitatif
diketahui bahwa
peran BLKI
Samarinda dalam
meningkatkan
kualitas peserta
pelatihan kerja
industri melalui
kegiatan Pelatihan,
Sertifikasi dan
Penempatan Kerja
telah berjalan sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
Sumber: Kompilasi
39
F. Kerangka Konsep
Tenaga kerja yang berkualitas dapat mendorong pembangunan
ekonomi suatu negara dan daerah. Dinas tenaga kerja di Provinsi Sulawesi
Selatan mendirikan Balai Latihan kerja (BLK) yang memberikan pendidikan
dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu
BLK yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan adalah BLK Kota Makassar,
peran BLK Makassar adalah melatih dan menciptakan tenaga kerja.
Peneliti ini mencoba untuk menganalisis dari efektivitas peranan Balai
Latihan Kerja (BLK) terhadap penyedian tenaga kerja guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep
Balai Latihan Kerja sebagai tempat pelatihan
kerja bagi peserta pelatihan
Dengan program pelatihan meliputi unsur
Keterampilan Pengetahuan Sikap dan
perilaku kerja
Menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan
berkualitas
Membantu mendorong meningkatnya
pertumbuhan ekonomi
Balai Latihan Kerja Kota Makassar
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek
dan obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya. Dengan pendekatan ini peneliti telah melakukan penelitian dan
mendapatkan hasil data yang bersifat deskriptif untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan
atau fenomena sosial tertentu yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan
proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan
fenomena atau subyek yang diteliti.
Penelitian kualitatif harus dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya dan dapat dipercaya keabsahannya, sehingga tidak
dibenarkan untuk mengubah ataupun memanipulasi latar ataupun
konstruksi ranah penelitian. Menampilkan subyek penelitian secara alami
dan apa adanya.Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan
masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih
menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini, akan dianalisis dengan deskritif kualitatif untuk
41
mendeskripsikan dan menggambarkan tentang peranan Balai Latihan
Kerja (BLK) terhadap penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kota Makassar, serta aspek yang menjadi kendala
dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam pelaksanaannya.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, tidak seluruhnya
dikaji dalam penelitian ini, mengingat ada keterbatasan waktu, kemampuan
dan dana peneliti. Agar penelitian ini lebih mendalam, maka penelitian ini
hanya dibatasi pada masalah keefektifan,kendala, serta upaya pemerintah,
terkait dengan program pelatihan kerja pada Balai Latihan Kerja (BLK)
terhadap penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi kota Makassar.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota
Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli sampai dengan bulan
september 2019.
D. Sumber Data
Dalam pengumpulan data digunakan prosedur pengumpulan data yang
terdiri dari :
42
1. Sumber Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian yang
dikumpulkan dan diolah sendiri. Data yang diperlukan adalah data
tentang program pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK), berupa
penjabaran tentang keadaan di tempat pelatihan baik berupa sarana
maupun prasaran. Dimana data ini akan diperoleh dengan teknik
wawancara kepada pegawai dinas serta peserta yang terkait.
2. Sumber Data Sekunder
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari, mengutip, serta menelaah literatur, arsip, artikel, dokumen
dan bahan penunjang lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
yang akan di teliti.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Pada sumber data ini, digunakan untuk mendapatkan konsep-konsep
dan teori guna menunjang penelitian ini.Yang di dapat dari berbagai
sumber bacaan, seperti buku, karya ilmiah, internet.
2. Penelitian Lapangan (Field research)
Merupakan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara
langsung dengan turun ke lapangan tempat obyek penelitian berada,
dengan cara:
43
a. Observasi
Observasi yaitu dengan memperoleh data melalui kegiatan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh
keterangan yang relevan dengan objek penelitian. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk membantu mengerti perilaku manusia,
dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil
Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Makassar, kondisi pengelola, pelatih
dan warga belajar, perencanaan program pelatihan, pelaksanaan
program pelatihan, evaluasi program pelatihan, kendala dan upaya
yang dilakukan pemerintah, sarana/fasilitas dan pendanaan dalam
pelatihan dan lain-lain, pada Balai Latihan Kerja (BLK) Kota
Makassar.
b. Interview (Wawancara)
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi
dengan informan yang dianggap mengetahui tentang objek dan
masalah penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan terhadap kepala Balai Latihan Kerja (BLK)
Kota Makassar, para staf BLK, tenaga pendidik fungsional dan
warga belajar. Maksud dari wawancara tersebut adalah untuk
mendapatkan sebanyak mungkin informasi sehingga data yang
diperoleh dapat diakui kebenarannya. Wawancara dalam penelitian
44
ini dilakukan untuk mengetahui profil Balai Latihan Kerja (BLK) Kota
Makassar, kondisi pengelola, pelatih dan warga belajar,
perencanaan program pelatihan, pelaksanaan program pelatihan,
evaluasi program pelatihan, kendala dan upaya yang dilakukan
pemerintah, sarana/fasilitas dan pendanaan dalam pelatihan kerja
dan lain-lain, pada Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Makassar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah dengan melihat dan manganalisis
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti. Dokumentasi penelitian ini berhubungan dengan masalah
penelitian untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara. Dokumentasi ini diambil dari data-data dan catatan
yang ada di BLK Kota Makassar. Dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui profil Balai Latihan Kerja (BLK) Kota
Makassar, kondisi pengelola, pelatih dan warga belajar,
perencanaan program pelatihan, pelaksanaan program pelatihan,
evaluasi program pelatihan, kendala dan upaya yang dilakukan
pemerintah, sarana/fasilitas dan pendanaan dalam pelatihan dan
lain-lain, pada Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Makassar.
F. Teknik Analisis
Setelah tahap pengumpulan dan pengelolahan data dilakukan, maka
tahap selanjutnya adalah menganalisisnya. Dalam penelitian ini
dipergunakan metode analisis kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan
dengan cara menggambarkan kenyataan atau keadaan terhadap suatu
obyek dalam bentuk kalimat, berdasarkan keterangan, penjelasan dan
45
jawaban-jawaban dari para responden yang berhubungan langsung
dengan penelitian ini dengan menguraikan data secara sistematis,
sehingga diperoleh arti dan kesimpulan. Pengolahan data dalam metode
kualitatif pada penelitian ini ada 3 tahap yaitu:
1. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”
yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak
pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,
menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud
menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data
tersebut diverifikasi.
2. Penyajian data, adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk
teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi
yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, merupakan kegiatan akhir
penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan
melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran
kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.
Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,
kecocokan, dan kekokohannya.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Balai latihan kerja (BLK) Makassar berdiri di jalan Taman
makam Pahlawan Nomor 4 Panaikang-Makassar 90233 dan
diresmikan pada tanggal 30 Maret 1977 oleh Presiden Republik
Indonesia, Bapak Soeharto. Pada awalnya lembaga pelatihan ini
bernama Pusat Latihan Tenaga Kerja (PLKI) yang didirikan atas
kerjasama antara Pemerintah Repubik Indonesia dengan pemerintah
Jepang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor: 21 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksan Bidang Pelatihan. Teknis Pusat (UPTP) di bidang
pelatihan kerja yang berada dibawah naungan Direktort Jendral
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementrian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia.
Balai Latihan Kerja Makassar telah disertifikasi ISO 9001 : 2008 untuk
bidang sistem manajemen mutu.
2. Kebijakan Mutu Balai Latihan Kerja Makassar
Sebagai salah satu unit pelatihan dibawah naungan kementrian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Balai Latihan Kerja (BLK)
Makassar bertekad menjadi lembaga pelatihan lembaga keterampilan
yang mandiri dan tangguh dalam program pelatihan yang dapat
memenuhi pasar tenaga kerja. Untuk mencapai sasaran tersebut,
47
seluruh jajaran manajemen, instruktur dan staf BLK Makassar
berkomitmen untuk :
a. Memahami dan melaksanakan visi dan misi, yang telah disepakati
bersama dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai, dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan Memahami dan
melaksanakan visi dan misi, yang telah disepakati bersama
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan.
b. Melaksanakan dan mengembangkan sistem, metode pelatihan
berbasis kompotensi, secara konsisten, untuk meningkatkan
laminan pelatihan. Melaksanakan dan mengembangkan sistem,
metode pelatihan berbasis kompotensi, secara konsisten, untuk
meningkatkan laminan pelatihan.
c. Membentuk kepribadian peserta pelatihan yang tangguh, disiplin,
mandiri, dan bertanggung jawab. Membentuk kepribadian peserta
pelatihan yang tangguh, disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.
d. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan industri, dalam
rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja kompoten, lulusan
BLK Makassar. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha
dan industri, dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja
kompoten, lulusan BLK Makassar.
48
3. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Latihan Kerja Makassar
Balai Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pelatiahan,
uji kompetensi, sertifikasi dan kerjasama kelembagaan di bidang
pelatihan kerja industri.
4. Visi, Misi, Motto dan Janji Pelayanan Balai Latihan Kerja Makassar
a. Visi
Terwujudnya tenaga kerja kompeten yang berdaya saing
melalui pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi.
b. Misi
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelatihan
sesuai kebutuhan pasar kerja.
2. Penguatan institusi bidang pelatihan dan pengembangan
tempat uji kompetensi.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan sistem, metode
pelatihan serta sertifikasi kompetensi.
4. Membangun jejaring dengan stakeholder bidang
ketenagakerjaan.
c. Motto
Menjadikan anda kompeten untuk bekerja.
d. Janji Pelayanan
Memberikan pelatihan kerja sampai kompeten adalah kewajiban
kami.
5. Struktur Orgnisasi Balai Latihan Kerja Makassar
Dalam melaksanakan tugas BLK Makasar diatur dalam struktur
Organisasi sesuai peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
49
Indonesia No. 21 tahun 2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Unit
pelaksana teknis bidang pelatihan kerja terdiri dari :
a. Kepala BLK Makassar
b. Sub bagian ata usaha
c. Seksi Program dan Evaluasi
d. Seksi Penyelenggara
e. Seksi pemberdayaan
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Makassar
Sumber : data sekunder Balai Latihan Kerja Makassar
6. Program pelatihan Kerja
Sistem dan metode, sistem yang di terapkan adalah sistem
pelatihan berbasis kompetensi yang selanjutnya disebut PBK yaitu
pelatihan yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja
Kepala BLK
Dr. Fitroh Hanrahmawan, SE., M.Pd
NIP:19660130 198603 1 002
Kasubag. Tata Usaha
As’adiyah, S.T.,M.T.
NIP:19700516 199803 2
001
Kasi Program dan Evaluasi
Bakhtiar Hammade, S.T. M.M.
NIP:1965059 198603 1 002
Kasi Penyelenggara
Andi Sukmawati, S.T.,M.M.
NIP:1984116 200712 2 001
Kasi Pemberdayaan
Rahman Arsyad, S.T.
NIP:19860907 200912 1 003
Kelompok Jabatan Fungsional
50
yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
a. Program APBN (Reguler)
Program ini diperuntukan untuk pencari kerja maupun putus
sekolah dengan sumber pembiayaan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN). Pelatihan dilaksanakan di dalam maupun
di luar BLK dengan program kurikulum yang disusun sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja.
b. Program Pelatihan Swadana
Program pelatihan diselengarakan melalui kerjasama individu
(perorangan) maupun kelompok (pihak ketiga baik itu industri,
instansi atau lembaga umum),
1. Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI atau
standar khusus.
2. Program pelatihan kerja disusun secara berjenjang atau tidak
berjenjang.
3. Program pelatihan kerja yang disusun berjenjang mengacu
pada jenjang SKKNI.
4. Program pelatihan kerja yang disusun tidak berjenjang
berdasarkan unit kompetensi atau kelompok unit kompetensi
(berbasis pengguna).
c. Program Pemagangan Dalam Negeri
Pogram pemagangan adalah sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga
pelatihan dengan bekerja secara langusung diperusahaan
51
maupun industri, dibawah pengawasan intruktur atau pembimbing
yang ada di perusahaan.
d. Uji Kompetensi
Ditujukan untuk peserta lulusan pelatihan dan perusahaan atau
industri vaik perorangan maupun kolektif iuntuk mendapatkan
sertifikasi profesi keterampilan, apakah sudah atau beluk ompeten
dibidangnya. Kejuruan yang telah membuka uji kompetensi (UJK).
7. Kegiatan Lainnya
Selain memberikan pelatihan-pelatihan bagi para pencari kerja,
BLK Makassar juga mengadakan berbagai kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keahlian bagi Sumber Daya Manusia
(SDM).
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan berbagai pihak,
diantaranya adalah instansi pemerintah, BUMN atau BUMD, swasta
atau perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat atau
LSM dan sebagainya meliputi kegiatan:
a. Pelatihan berbasis kompetensi
b. Mobile training unit
c. Pelatihan berdasarkan kenutuhan industri pihak ketiga
d. Sertifikasi atau uji kompetensi
e. On the job training
8. Program Sertifikasi Kompetensi Balai Latihan Kerja Makassar
BLK Makassar telah meiliki lisensi sebagai tempat uji kompetensi
(TUK) dan lembaga sertifikasi profesi BLK Makasar sesuia standar
untuk bidang kompetensi.
52
Tabel 4.1
Kejuruan dan Sub Kejuruan di Balai Latihan Kerja Makassar
No Kejuruan Sub kejuruan
1 Teknik Otomotif a. Mekanik junior sepeda motor
b. Mekanik junior mobil
c. Operator alat berat
d. Spooring balance
e. Teknik painting
2 Teknik Manufaktur a. Mesin produksi
b. Mesin milling
c. Instalasi pipa
d. Kerja pelat
e. Pengecoran logam
f. CNC (computer numeric
control)
3 Teknik Las a. Las industri
b. Fabsikasi
c. Las bawah air
4 Teknik Listrik a. Wereding
b. Instalasi penerangan
c. Instalasi tenaga
d. Otomasi industri
5 Teknik Refrigation a. Teknik refrigerasi domestik
b. Cold storage
c. Teknik tata udara
d. Show case
6 Teknik Elektronik a. Telekomunikasi
b. Instrumentasi dan kotrol
c. Audio video
d. Teknisi selluler (HP)
7 Teknik Bangunan a. Gambar bangunan
b. Furniture
c. Survey dan pemataan
53
d. Kontruksi baja ringan
e. Kontruksi batu
f. Kontruksi kayu
8 Teknik Infomasi dan
Komunikasi
a. Networking
b. Technical support
c. Computer engineering
d. Pemograman
e. Multimedia
f. Database
g. Sistem analyst
h. Graphic design
i. Office tools
j. Artificial intellegence
k. IT givernance
l. Public relation
9 Bisnis dan Manajemen a. Sekretaris
b. Administrasi perkantoran
c. ICT for secretary
d. Keuangan
e. Tata niaga dan penjualan
f. Bahasa
g. Kewirausahaan
10 Garmen Apparel a. Menjahit (knitting, woven)
b. Teknik bordir
c. Teknik pola
d. Fashion technologi
11 Perhotelan & pariwisata a. Front office
b. Fashion teknologi
c. Food and baferage
12 Tata Kecantikan a. Kecantikan kulit
b. Kecantikan rambut
c. Rias pengantin
Sumber : data sekunder Balai Latihan Kerja 2019
54
9. Persyaratan sertifikasi kompetensi
a. Mendaftar ujian di tempat uji kompetensi masing-masing kejuruan.
b. Mengisi form pengakuan kompetensi terkini (PKT)
c. Tempat uji kompetensi (TUK) mengusulkan ke lembaga sertifikasi
profesi (LSP) sesuai dengan sub kejurun yang dipilih.
d. Setelah menapatkan rekomendasi dari LSP kemudian TUK
menentukan jadwal dan tempat sesuai dengan kesepakatn
pemohon.
e. Asesor melaksanakan uji kompetenasi berdasarkan surat perintah
tugas dari LSP.
f. UJK dilaksanakan selama 2 (dua) hari atau lebih, meliputi uji teori
dan uji praktek.
g. Asesor memutuskan apakah asasii direkomendasikan kompeten
atau belum kompeten, untuk direkomendasikan ke LSP untuk
penerbitan sertifikat.
h. Setelah LSP mempertimbangkan rekomendasi dari asesor, maka
LSP memutuskan untuk mengeluarkan sertifikart kompetensi
10. Sarana
BLK Makassar dalam meningkatkan pelayanan pelatihan
memberikan berbagai fasilitas sarana dan prasarana.
a. Sarana Umum
1. Asrama dengan daya tampung 220 orang
2. Masjid
3. Kios 3 in 1 (Web: www.kios3in1.net)
4. Gedung serbaguna dan audio visual room
55
5. Perpustakaan
6. Lapangan tenis, volly, tenis meja, bulutangkis dan sepak
takraw
7. Kantin
8. Guest house dengan fasilitas 13 kamar
b. Ruang Teori
1. LCD
2. Full ac
3. Laptop
4. White board
c. Workshop
1. Workshop manufaktur
2. Workshop las
3. Workshop otomotif
4. Workshop listrik
5. Workshop elektronika
6. Workshop refrigerasi
7. Workshop teknologi informasi dan komunikasi
8. Workshop bangunan
9. Workshop bisnis dan manajemen
10. Workshop apparel
11. Workshop tata kecantikan
12. Workshop pariwisata
56
11. Instruktur
BLK Makassar memiliki 63 orang instruktur yang berpendidikan
Sarjana (S -1) dan Master (S -2) yang dibekali pendidikan dan bidang
keterampilan khusus, baik teknis maupun metodologi di dalam dan luar
negeri, seperti :
a. Korea Selatan
b. Jepang
c. Australia
d. Eropa (Inggris, Jerman dan Belanda)
Sebagian besar instruktur BLK Makassar merupakan Asesor
bersertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dibidang
otomotif,refreigrasi,listrik,las,teknologi informasi dan
komunikasi,manufaktur,bangunan,elektronika, garmen apparel, bisnis
dan manajemen,perhotelan dan atau kecantikan.
12. Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Dan Industri
Berbagai kerjasama yang telah dilakukan dalam pengembangan
pelatihan, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Kerjasama dengan instansi pemerintah , diantaranya
1. Kementrian Sosial RI
2. Pemerintahan Provinsi (PEMPROV) Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat
3. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP)
4. Kementrian Agama RI dan Dinas Pariwisata Provinsi
Sulawesi Selatan
57
5. Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maros
6. KEMENKUMHAM
7. Pemerintah Kota Madya Palopo
8. Baznaz Kabupaten Enrekang
b. Kerjasama dengan industri, diantaranya
1. APINDO Prov. Sulawesi Selatan
2. APINDO Kota Makassar
3. Kadin Prov. Sulawesi Selatan
4. HILSI
5. IKI, PT
6. Kalla Toyota, PT
7. Hadji Kalla, NV
8. Singgasana Hotel
9. Bosowa Grup
10. Clarion Hotel
11. Quality Plaza Hotel
12. Horison Hotel
13. Makassar Golden Hotel
14. Sahid Hotel
15. Aston Hotel
16. Pantai Gapura Hotel
17. Bumi Karsa, PT
18. Trans Kalla Makassar, PT
19. Nippon Indosari Corpindo, Tbk., PT
20. Indomarco Prismatama, PT
58
21. Graha Pena
22. Astra Internasional, PT
23. Quality Hotel
24. Trans Retail
25. Sermani Steel Corp, PT
26. Vale Indonesia, PT
27. Lottemart Indonesia, PT
28. Klinik Hp Makassar
29. PLN (Persero), PT
30. Pelindo, PT
31. Kima, PT
32. Sucafindo, PT
33. Jamsostek, PT
34. Suraco Jaya Abadi, PT
35. Bijak, PT
36. Indofood Cbp Sukses Makmur, PT
37. Semen Tonasa, PT
38. PT. Kenanga Jaya
39. United Tractor Nusantara, PT
40. Astra International Indonesia, PT
41. Angkasapura, PT
42. Konsuil Wilayah Sulbar
43. PPILN Sulawesi
44. Makassar Mega Sejahtera, PT
45. Bomar, PT
59
46. PT. Kurnia Luwuk Sejati
47. Daya Repointa Sejahtera, PT
c. Kerjasama dengan lembaga pendidikan, diantaranya
1. Universitas Vetran RI, Makassar
2. Universitas Kristen Indonesia Paulus
3. Akademi Teknologi Industri Makassar
4. STIMIK Dipanegara
5. Politeknik Ujung Pandang
6. Universitas Muslim Indonesia
7. Universitas Islam Makassar
8. SMKN 1 Toili
9. SMKN 1 Makale
10. SMKN 1 Enrekang
11. SMKN 4 Enrekang
12. SMK Matalo Toraja
13. SMK Rinding Allo Toraja
14. SMK Kristen Tagari
15. SMKN 1 Kesu
16. SMKN 4 Pinrang
17. SMKN 3 Pinrang
18. SMKN 1 Pinrang
19. SMKN 1 Topoyo
20. SMKN 1 Maumere
21. SMKN 1 Sanggalangi
22. SMKN Rantepao
60
23. SMKN 45 Kalosi
24. SMKN 1 Patallasang
25. SMK Tira Toraja
26. SMK Mandiri
27. PNPM Mandiri
28. Bosowa Foundation
29. SMKN 3 Makassar
30. SMK Pepabri
13. Kios 3 in 1
Kios 3 in 1 adalah sebuah media informasi online bebasis
internet yang tersedia di BLK Makasar. Kios 3 in 1 ini menyediakan
informasi program pelatihan dan program uji kompetensi serta
menyediakan informasi pasar kerja yang berisi lowongan pekerjaan
serta informasi perusahaan mitra BLK Makassar. Bagi calon anggota
harus mendaftar terlebih dahulu apabila ingin melakukan transaksi
pendaftaran pelatihan, pendaftaran sertifikasi, dan mengirim lamaran
pekerjaan melalui web kios 3 in 1 di : www.kios3in1.net .
Manfaat Kios 3 in 1 :
a. Bagi pengusaha
1. Memudahkan rekruitmen, seleksi dan penempatan
2. Efisiensi biaya seleksi dan pelatihan
3. Mendapatkan karyawan yang kompeten sesuai kebutuhan
b. Bagi pencari kerja
1. Lebih mudah dan murah mengakses informasi tentang
lowongan kerja, pelatihan dan sertifikasi kompetensi
61
2. Lebih mudah dan murah melamar pekerjaan tanpa calo
3. Bidang yang dipilih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
14. Peserta pelatihan
a. Perekrutan peserta pelatihan BLK Makassar.
Berdasarkan observasi penelitian di Balai latihan Kerja Makassar,
proses perekrutan melalu pendaftaran dan pengumuman saja,
para pendaftar pelatihan bisa langsung mendaftar di Kios 3 in 1
yang ada di Balai Latihan Kerja Makasar. Tahap selanjutnya
adalah pengumpulan berkas-berkas yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Membawa foto copy ijazah terakhir
2. Membawa foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Membawa pas foto 3 x4 (3 lembar)
Setelah pengumpulan berkas selanjutnya verifikasi berkas,
dilanjutkan dengan pengisian formulir pendaftran, setelah kuota
pendaftar terpenuhi maka tim pendaftran akan mengeluarkan
pengumuman penerimaan calon peserta pelatihan dan tahapan
selanjutnya.
b. Jumlah peserta
Dalam pelaksanaan pelatihan BLK membagi beberapa
angkatan pelatihan untuk setiap angkatan, dengan keterbatasan
daya tampung, yaitu 16 orang setiap kelas yang dibuka maka
diadakan test atau seleksi awal untuk peserta yang mendaftar.
62
Tabel 4.2
Rekap Usulan Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahun 2019
Balai Latihan Kerja Makassar
No Program Pelatihan PBK
Paket Orang
1 Kejuruan Bisnis dan Manajemen 25 400
2 Kejuruan Teknik Elektronika 14 224
3 Kejuruan Teknik Otomotif 26 416
4 Kejuruan Teknologi Informasi dan
Komunikasi 20 320
5 Kejuruan Teknik Listrik 25 400
6 Kejuruan Teknik Manufaktur 15 240
7 Kejuruan Refrrgeration 17 272
8 Kejuruan Bangunan 20 320
9 Kejuruan Garmen Apparel 15 240
10 Kejuruan Teknik Las 24 384
11 Kejuruan pariwisata 12 192
12 Kejuruan Tata Kecantikan 12 192
Total Target Pelatihan 225 3.600
Sumber : data sekunder dari BLK Makassar 2019
15. Bagan Pencapaian Tenaga Kerja yang Berkualitas
Angkatan kerja yang putus sekolah meningkatkan keterampilan
dengan pendaftaran di Balai Latihan Kerja Makassar, seleksi dilakukan
oleh petugas, semua peserta yang mendaftar akan diterima, seleksi ini
bertujuan untuk menentukan peserta mengikuti pelatihan di Balai
Latihan Kerja Makassar dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan
mengikuti pelatihan diharapkan akan menciptakan angkatan kerja
63
menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan profesional, serta angkatan
kerja tersebut mendapatkan pekerjaan, baik bekerja industri maupun
bekerja mandiri
Gambar 4.2 Bagan Pencapaian Tenaga Berkualitas
Sumber : data sekunder BLK Makassar
B. Deskripsi Hasil Pengumpulan Data Wawancara
Hasil wawancara partisipan terkait peranan Balai Latihan kerja
Makassar terhadap penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang di adakan di lokasi penelitian:
1. Berdasarkan hasil wawancara partisipan (Kasi pemberdayaan BLK
Makassar Bapak Rahman Arsyad pada tanggal 6 September 2019),
maka dapat dipaparkan jawaban sebagai berikut :
a. Peranan BLK itu sendiri sejauh ini sudah efektif karena yang BLK
latih semua, yang dilatih itu memang rata-rata anak-anak yang
putus sekolah yang tidak lanjut keperguruan tinggi tamatan SMA
dan SMK tidak lanjut di perguruan tinggi itu yang difokuskan untuk
dilatih agar begitu para peserta yang telah selesai pelatihan di
BLK Makassar, para peserta bisa masuk ke perusahaan atau ke
industri bekerja atau mendirikan usaha mandiri usaha sendiri.
Angkatan kerja yang putus
sekolah meningkatkan
keterampilan
Pendaftaran Seleksi Pelatihan
Tenaga kerja yang
berkualitas dan
profesional
Bekerja Industri
Bekerja Mandiri
64
b. Pelatihan BLK Makassar ada tiga tahap. Tahap pertama peserta
pelatihan mengikuti pelatihan di BLK Makassar selama kurang
lebih 2 bulan samapi 3 bulan setelah mereka mengikuti pelatihan
disini mereka akan diuji kompetensi. Diuji kompetensi peserta
lulus mendapatkan sertifikat kompetensi namanya, begitu mereka
selesai dilanjutkan dengan ON The Job training atau magang di
perusahaan. Begitu peserta pelatihan terlihat terampilan akan
langsung direkrut perusahaan tersebut, tetapi jika peserta
pelatihan belum terampil atau tidak dibutuhkan di perusahaan
tersebut, peserta pelatihan bisa masuk ke industi lain atau
mendirikan usaha mandiri.
c. Ada beberapa perushaaan yang telah bekerja sama dengan BLK
Makassar. Lebih jauh dari situ ada banyak perusahaan dan
industri yang telah ikut terlibat mengajar para peserta sehiinga
yang mereka ajarkan apa yang mereka butuhkan di perusahan
dan industri.
d. Instruktur di BLK itu sendiri ada banyak akan tetapi dalam proses
Pelatihan dilibatkan di setiap satu kelas ada satu sampai dua
instruktur dari industri atau perusahaan yang dilibatkan dalam
pelatihan. Proses pelatihan di BLK Makassar memiliki pembagian
30% teori dan 70% praktek, pratek lebih tekankan agar BLK
Makassar menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berlaku di
semua jurusan.
65
e. BLK Makassar membuka proses pelatihan untuk para pendaftar
atau pencari kerja dari semua kalangan daerah tidak terfokuskan
pada lokasi yang terletak di Kota Makassar.
f. BLK makassar memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
dikarenakan hampir rata-rata peserta yang dilatih adalah
pengangguran atau para pencari kerja yang otomatis begitu
setelah mengikuti pelatihan sampai selesai mendapatkan
keterampilan dan mendapatkan pekerjaan sehinga mengaih
penghasilan.
2. Berdasarkan hasil wawancara partisipan (instruktur Balai Latihan Kerja
ibu Youries Bulo pada tanggal 10 september 2019) maka dapat
dipaparkan jawaban sebagai berikut :
a. Peran BLK Makassar sesuai dengan tugas pokoknya yaitu
memberikan pelatihan dan keterampilan untuk angkatan kerja
yang putus sekolah dan pengangguran dengan menyediakan
fasilitas belajar seperti alat tulis, tenaga pengajar, kurikulum dan
metode pelatihan.
b. Pemberian pelatihan kepada peserta terkendala oleh terbatasnya
sarana, prasarana, kurangnya alat untuk praktek sehingga peserta
dalam praktek harus bergantian.
c. Kriteria peserta yang dapat dikatakan tenaga kerja yang
berkualitas apabila peserta tersebut mandiri, terampilan,
bertanggung jawab, disiplin. Selain itu peserta telah lulus uji
kompetensi yang diberikan oleh BLK Makassar.
66
3. Berdasarkan hasil wawancara partisipan (Staf program dan evaluasi
Bapak Aksar dan Bapak Arif BLK Makassar pada tanggal 6 september
2019) maka dapat dipaparkan jawaban sebagai berikut :
a. Waktu pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan telah
ditentukan sesuai surat keputusan penyelenggaraan berbasis
kompetensi BLK Makassar, waktu yang diberikan biasanya sekita
180 Jam sesuai dengan kurikulum dan masing-masing kejuruan.
b. Jurusan yang paling banyak diminati adalah jurusan Bisnis dan
Manajemen, Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Otomotif.
c. Materi yang diberikan kepada peserta pelatihan sesuai dengan
kurikulum kejuruan masing-masing.
d. Kriteria peserta yang telah lulus pelatihan adalah peserta tersebut
mampu mengerjakan uji tes tulis dan uji praktikum sesuai dengan
standar kompetensi kejuruan masing-masing.
e. Peserta yang telah lulus uji tes akan mendapatkan sertifikat
pelatihan berguna untuk mencari kerja.
4. Berdasarkan hasil wawancara partisipan (Peserta Pelatihan BLK
Makassar saudara Dani pada tanggal 23 September 2019), maka
dapat dipaparkan jawabn sebagai berikut :
a. Sepanjang mengikuti pelatihan di BLK Makassar ada peningkatan
dari segi kemampuan skill dan pengetahuan yang tadinya hanya
mengetahui tentang dasar-dasar kemudian diperdalam lagi
dengan pelatihan mulai dari teori dan praktek, disamping itu
peserta juga diajarkan tentang sikap dan kedisiplinan selama
67
mengikuti pelatihan agar nantiya bisa menjadi pekerja yang
disiplin dan memiliki sikap dalam dunia kerja.
b. Para instruktur pada saat memberikan pelatihan sungguh sangat
membantu para peserta untuk bisa memahami segala bentuk teori
terlebih praktek dikarenakan instruktur sudah sangat profesional
dibidangnya. Sarana dan prasarana di BLK juga mendukung
proses pelatihan di BLK sehinggah kita bisa langsung memahami
apa yang di ajarkan dengan prektek langsung.
c. Disamping pelatihan di BLK peserta juga telah disiapkan untuk
magang di perusahaan atau industri sehingga peserta memiliki
pengalaman kerja di dunia kerja dan tidak menutup kemungkinan
langsung diikat kontrak kerja oleh perusahaan atau industri selesai
magang (On the job training) sehingga menjadi pacuan kami juga
untuk magang dengan serius agar nantinya bisa langsung bekerja
di perusahaan atau industri yang di tempati magang.
d. Awal mengikuti pelatihan di BLK Makassar para peserta diberikan
alat tulis, modul, baju lapangan dan baju olahraga berbeda untuk
yang teknisi mendapatkan juga baju praktek. Selama proses
pelatihan dari jam 07:15 pagi hingga jam 15:45 sore para
peserta pelatihan mendapatkan makanan di siang hari.
68
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
1. Analisis Peranan Balai Latihan Kerja Kota Makassar
Balai latihan kerja Makassar dalam hal ini sesuai peraturan
menteri ketenagakerjaan republik indonesia nomor 8 tahun 2017,
tentang standar balai latihan kerja pasal 1 ayat 1. Balai latihan kerja
yang selanjutnya BLK adalah tempat diselenggarakannya proses
pelatihan kerja bagi peseta pelatihan sehingga mampu dan menguasai
suatu jenis dan tingkat kompeteni kerja tertentu untuk membekali
dirinya dalam memasuki pasar kerja dan atau usah mandiri maupun
sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Serangkaian kegiatannya Peranan Balai Latihan kerja
Makassar dalam menyediakan tenaga kerja membekali tenaga kerja
dengan memberikan pelatihan, terdapat 12 kejuruan dan didalamnya
memiliki 51 sub kejuruan, dan di setiap kejuruan memiliki paket atau
bisa di sebut kelas yang standar perkelasnya terdiri dari 16 orang, BLK
Makassar dalam memberikan pelatihan, yang sasaran utamanya
angkatan kerja yang putus berdasarkan hasil wawancara bersama
Rahman Arsyad dan hasil pengamatan kepustakaan.
Model pelatihan di BLK Makassar lebih mengutamakan praktek
dibadingkan dengan teori agar peserta pelatihan menjadi terampil
dalam bekerja nantinya, bisa di presentasekan 30% teori dan 70%
keterampilan (praktek). pelatihan diberikan dalam kurun waktu 2
69
sampai 3 bulan berdasarkan wawancara Bapak Rahman Arsyad
selaku Kasi pemberdayaan.
“Proses pelatihan di BLK Makassar memiliki pembagian 30% teori dan 70% praktek, pratek lebih tekankan agar BLK Makassar menciptakan tenaga kerja yang terampil”.
Proses pelatihan di BLK Makassar diberikan oleh instrutur yang
profesional dan merupakan assesor bersertifikat dari badan nasional
yang sesuai dibidangnya sehingga peserta lebih mudah untuk
memahami rangkaian pelatihan selaras dengan apa yang dikatakan
saudara Dani sebagai peserta pelatihan di BLK Makassar.
“instruktur pada saat memberikan pelatihan sungguh sangat
membantu para peserta untuk bisa memahami segala bentuk teori terlebih praktek dikarenakan instruktur sudah sangat profesional dibidangnya”.
Sering kali juga BLK Makassar menghadirkan instruktur yang memang
sudah bekerja di perusahaan atau industri untuk memberikan pelatihan
dan berbagi pengalaman kerja.
Balai latihan kerja Makassar sebagai UPT Pusat Ditjen
Binalattas Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI mempunyai
tugas melaksanakan pelatihan , uji kompetensi sertifikasi dan kerja
sama kelembagaan dibidang pelatihan kerja industri.
Selain mengikuti pelatihan di BLK Makassar peserta pelatihan
juga di wajibkan untuk magang di perusahaan atau ke industri untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat
selama proses pelatihan (On The Job Training). BLK makassar telah
bekerja sama dengan beberapa perusahaan atau industri sehingga
memudahkan untuk melakukan penempatan magang bagi peserta
70
atau dari peserta itu sendiri yang merekomendasikan tempatnya
sendiri.
Dari proses On the job trining, perusahaan tersebut bisa
langsung menilai kemampuan dari para peserta dan tidak kemenutup
kemungkinan peserta tersebut langsung terikat kontrak untuk lansung
bekerja di perusahaan tersebut atau peserta kembali ke BLK untuk
mencari daftar lowongan kerja atau melampirkan data pelamar kerja
untuk mendapatkan pekerjaan.
Peranan Balai Latihan Kerja Makassar merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan BLK berupa pelaksanaan tugas dan fungsinya
demi mencapai tujuan, didirikannya BLK Makassar yaitu menghasilkan
tenaga kerja dan para pencari kerja yang berkualitas dan kompetitif
melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan tenaga
kerja. Peran Balai Latihan Kerja dalam menigkatkan Kualitas Tenaga
kerja sesuai dengan program BLK adalah :
a. Memberikan kursus atau pelatihan berbasis kompetensi terhadap
angkatan kerja yang putus sekolah
b. Memberikan keterampilan dalam berbagai kejuruan
c. Menyediakan fasilitas belajar seperti penyediaan alat tulis,
penyediaan kurikulum dan penyediaan metode pelatihan.
d. Memberikan kemampuan untuk melakukan keja sendiri atau
berwirausaha.
Setelah mengikuti serangkaian metode pelatihan dan
pemagangan, peserta berhak mendapatkan sertifikat yang nantinya
menjadi modal untuk mencari kerja atau pun ditempatkan untuk
71
bekerja dan tidak sedikit selesai dari pelatihan para peserta membuat
usaha mandiri.
Tentunya masih ada beberapa kendala dalam proses
pelatihannya salah satunya mengenai saran pendukung dalam
pelatihan masih dinilai kurang sehingga para peserta membutuhkan
waktu dan bergantian dalam mengoprasikan nya berdasarkan hasil
wawancara instruktur Ibu Youries
“Pemberian pelatihan kepada peserta terkendala oleh
terbatasnya sarana, prasarana, kurangnya alat untuk praktek sehingga peserta dalam praktek harus bergantian”.
Para peserta yang telah selesai mengikuti pelatihan hingga
mendapatkan sertifikat tetapi belum bekerja bisa mancari laman atau
daftar lowongan pekerjaan di kios 3in1 karena kios 3in1 menyediakan
daftar informasi lowongan kerja atau peserta bisa memasukan data
pelamar kerja jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk di tempatkan
disuatu perusahaan atau industri.
Tabel 4.3
Data Penempatan Tahun Anggaran 2018
No Kejuruan
Outcome/penempatan
Usaha
mandiri
Kerja di
perusahaan
1 Otomotif 1 22
2 Teknik listrik 12
3 Bisnis dan manajemen 21
4 Elektronika 1 7
5 TIK 10
6 Manufaktur 7
7 Refrigeration 1 6
8 Bangunan 61
72
9 Garmen apparel 27 7
10 Pengelasan 24
11 Pariwisata 2 6
12 Tata kecantikan 10 34
Jumlah 41 217
Sumber : Data Sekunder Balai Latihan Kerja Makassar 2019
Data hasil penempatan para peserta tahun 2018 yang
teridentifaksi sekitar 217 yang di temptkan di perushaan dan 41 yang
memilih untuk membuka usaha mandiri. Menurut Ibu hermin selaku
seksi penempatan di kios 3in1 BLK Makassar.
“Dari sekian banyak peserta pelatihan yang sudah mengikuti pelatihan, pihak BLK Makassar hanya mampu mengidentifikasi beberapa yang sudah di tempatkan dan telah bekerja atau membuka usaha sendiri dikarenakan hanya beberapa yang melaporkan kembali bahwa peserta sudah mendapat pekerjaan pada hal BLK mengharapkan untuk para peserta yang sudah mengikuti pelatihan untuk melaporkan apabila telah selesai mengkuti pelatih untuk melaporkan bila sudah mendapatkan pekerjaan”.
2. Analisis Peranan Balai Latihan Kerja terhadap Penyedian Tenaga
Kerja guna Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan
meningkatkan kemakmuran masyarakat (Pambudi,W,E. Miyasasto.
2013).
Sedang produksi barang dan jasa sangatlah erat kaitannya
dengan tenaga kerja sebagai pelaku atau roda penggerak produksi
barang dan jasa. Bisa dikatakan faktor yang mempengaruhi
73
pertumbuhan ekonomi dari suatu negara atau wilayah yakni tenaga
kerja itu sendiri.
Sejauh ini kita beranggapan peranan tenaga kerja sebagai salah
satu faktor produksi bahwa jika jumlah tenaga kerja yang dipakai
dalam usaha produksi bertambah, maka jumlah produksi yang
bersangkutan juga meningkat tidak seluruhnya anggapan tersebut
dapat dibenarkan, karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak
berubah, tetapi bila kualitas tenaga kerja itu menjadi lebih baik, maka
tingkat produksi akan meningkat pula.
Dalam upaya peningkatkan kualitas tenaga kerja perlu adanya
suatu pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja agar memiliki
pengetahuan,keterampilan dan pengalaman dalam bekerja untuk
mendorong peningkatan produktifitas barang dan jasa sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Balai latihan kerja Kota Makassar hadir untuk memberikan
pelatihan bagi para pencari kerja utamanya yang putus sekolah yang
ingin memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku bekerja
dibidang kejuruan agar menjadi tenaga kerja yang berkualitas dengan
harapan melahirkan dan menyediakan tenaga kerja yang
berkompeten untuk bisa meningkatkan kualitasnya dalam bekerja.
Titik singgung antara pelatihan dan pertumbuhan ekonomi ialah
produktivitas tenaga kerja dengan asumsi bahwa semakin tinggi
pendidikian, pelatihan dan keterampilan semakin tinggi produktivitas.
Kaitan dari peranan Balai Latihan kerja Makassar terhadap
penyediaan tenaga kerja guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
74
Kota Makassar dapat dikatakan sangat berperan dengan proses
pelatihan menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan ahli dalam
meningkatkan produktivitas barang dan jasa sehingga mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi bukan hanya wilayah Kota
Makassar tetapi wilayah Provinsi Dan Negara, dikarenakan pelatihan
yang ada di BLK Makassar terbuka untuk semua masyarakat
berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Rahman Arsyad.
“BLK Makassar membuka proses pelatihan untuk para pendaftar
atau pencari kerja dari semua kalangan daerah tidak terfokuskan pada lokasi yang terletak di Kota Makassar”
Sehubungan dengan lokasi BLK itu sendiri yang berada di Kota
Makassar demi mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Makassar maka
diharapkan masyraakat Kota Makassar lebih antusias ikut terlibat dalam
pelatihan di BLK untuk membantu menigkatkan Pertumbuhan Ekonomi.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Balai Latihan Kerja
Makassar pada tanggal 27 juli 2019 sampai tanggal 16 september 2019
mengenai Analisis Peranan Balai Latihan Kerja terhadap Penyediaan
Tenaga Kerja guna Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar,
maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :
1. Peranan Balai latihan kerja kota Makassar adalah serangkain
pelatihan untuk melatih para peserta agar kompeten dalam bekerja
dan memiliki keahlian untuk bekerja atau mendirikan usaha mandiri.
Disamping itu BLK telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan
atau intansi untuk untuk proses pelatihan dan menyerap para peserta
untuk bisa terjun bekerja di perushaan atau industri meskipun
Pemberian pelatihan kepada peserta terkendala oleh terbatasnya
sarana, prasarana, kurangnya alat untuk praktek sehingga peserta
dalam praktek harus bergantian.
2. Peserta Balai Latihan Kerja Kota Makassar dibekali keterampilan
pengetahuan dan sikap prilaku bekerja agar nantinya peserta bisa
bekerja di perusahaan dan industri atau mendirikan usaha mandiri.
3. Ditinjau dari serangkaian kegiatanya, BLK Makassar mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara ataupun wilayah
terkhusus wilayah Kota Makassar, karena proses pendaftaran untuk
mengikuti pelatihan terbuka untuk masyarakat umum tidak hanya
mencakup wilayah Kota Makassar.
76
B. Saran
Setelah melakukan pembahsan dan pengambilan kesimpulan,
guna melengkapi hasil penelitian ini, maka penulis perlu memberikan
saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut :
1. Balai latihan kerja Makassar diharapkan mengoptimalkan serangkaian
kegiatannya meskipun masih ada beberapa kendala untuk itu
diharapkan pemerintah agar menambah anggaran untuk pelatihan di
Balai Latihan Kerja Makassar , sehingga mampu mengoptimalkan
peranannya.
2. Peserta yang telah mengikuti pelatihan di BLK Kota Makassar
diharapkan memberikan feedback atau melapor ke pihak BLK apabila
sudah mendapatkan pekerjaan atau mendirikan usaha mandiri
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan atau evaluasi bagi BLK
Kota Makassar di masa yang akan datang.
3. Balai Latihan Kerja Makassar mendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi suatu negara ataupun wilayah terkhusus wilayah Kota
Makassar, sekiranya untuk masyarakat Kota Makassar untuk lebih
mengambilan peran dalam ikut serta terlibat dalam pelatihan di BLK
Kota Makassar agar terciptanya masyarskat Kota Makassar yang
kompeten meningkatkan pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arwani, A. 2014. Balai Latihan Kerja Industri Studi Tentang Peran Balai Latihan Kerja Industri Samarinda Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Pelatihan Kerja Industri. Universitas Mulawarman. Samarinda.
Asshiddiq, M.F. 2017. Analisis Efektivitas Uptd Balai Latihan Kerja (Blk) Disnaker Kota Semarang Dalam Meningkatkan Keterampilan Masyarkat Kota Semaran. Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2018. Kota Makassar dalam angka 2018.
Makassar.
Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2018. Produk Dometik Regional Bruto Kota Makassar Menurut Lapangan Usaha. Makassar.
Balai Latihan Kerja Makassar. 2018. KEMANKER Profil 2018. Makassar. Balai Latihan Kerja Makassar. 2018. Rekrutmen peserta pelatihan 2019.
Makassar.
Darma, S.A., Alfiandri. dan Prasetya, I.Y. 2018. Pelaksanaan Program Kerja Balai Latihan Kerja Dalam Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia di Provinsi Kepulauan Riau. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Dimyati, A. 2018. Analisis Efektifitas Program Pelatihan Kerja pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Latiha Kerja (UPTD BLK) Bandar Lampung Dalam Meningkatkan Keterampilan Masyarakat. Universitas Bandar Lampung.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Makassar. 2019. Data Penduduk. Makassar
Gumilar, P. 2016. Peran Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Sdm). Universitas Diponegoro.
Guritno, D. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hastomo, N.Y. 2015. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Balai Latihan Kerja di Klaten Dengan Menggunakan Pendekatan Arsitektur Organik. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta
Hidayat, N. 2014. Pengaruh Investasi dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Makassar. Makassar.
78
Machmud, A. 2016. Perekonomian indonesia pasca reformasi. Penerbit erlangga. Jakarta.
Maesyarah, A.A. 2018. Analisis Efektivitas Peran Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Menurut Prespektif Ekonomi Islam (Study Pada UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kalianda). Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung.
Maraya, S. 2011. Evaluasi Penyelenggaraan Program Pelatihan Reguler di Uptp Balai Latihan Kerja Industri Makassar Periode 2010. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Miyasto dan Pambudi, E.W. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor-
Farktor yang Mempengruhi (Kabupaten/Kota) di Provisinsi Jawa Tengah. Universitas Diponegoro Semarang
Mujiburrahman B. dan Jaelani M. 2017. Separuh Jalan Jejak Kinerja Anggota DPRD Kota Makassar Periode 2014-2019. CV Sah Media.Makassar.
Paksi, A.K.E. 2016. Analisi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Povinsi Lampung. Universitas Lampung.
Portal Resmi Pemerintah Kota Makassar. 2018. Geografis Kota Makassar. Makassar
Pujoalwanto, B. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjuan Historis Teoritis dan Empiris. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Subandi. 2012. Ekonomi Pembangunan. Alfabeta. Bandung.
Widiastuti, A. 2014. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Wibson, A., Suharno. dan Rohman, N. 2015. Studi Peningkatan Mutu Pelayanan di Balai Latihan Kerja (Blk) Kabupaten Magelang dengan Metode Quality Function Deployment (Qfd). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Yasin, S. 2016. Ekonomi Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Definisi Menurut Para Ahli, (Online), (http://www.sarjanaku.com/2013/06/pengertian-pertumbuha n-ekonomi-definisi.html, diakses 19 April 2019).
Zainuddin, H. 2019. Makassar terkini. Disnaker Makassar Kerja Keras Kurangi AngkaPengangguran, (Online). (https://makassar.terkini.id/disnaker-makassar-kerja-keras-kurangi-angka-pengangguran/, diakses 5 Mei 2019).
79
LAMPIRAN
80
TRANSKRIP WAWANCARA 1
Nama : Rahman Arsyad
Tangal : 06 September 2019
Jam : 10.15
Disusun jam : 09.15
Tempat wawancara : Kantor BLK
Topik wawancara : Serangkain kegiatan Balai Latihan Kerja Makassar dan pengaruh pertumbuhan ekonomi
Materi Wawancara
Peneliti a. Apakah peranan BLK sejauh ini sudah efektif b. Proses pelatihan di BLK itu sendiri bagaimana c. Ada beberapa perushaan yang telah bekerja sama
dengna BLK sudah sejauh mana keja sama yang dilakukan
d. Bagamiaman mengoptimalkan teaga intruktur dan proses pelatihan di BLK
e. Untuk peserta yang ada di BLK apakah hanya mencakup wilayah Kota Makassar
f. Apakah BLK berpengaruh terhadap pertumbuhnan ekonomi
informan a. Peranan BLK itu sendiri sejauh ini sudah efektif karena yang BLK latih semua, yang dilatih itu memang rata-rata anak-anak yang putus sekolah yang tidak lanjut keperguruan tinggi tamatan SMA dan SMK tidak lanjut di perguruan tinggi itu yang difokuskan untuk dilatih agar begitu para peserta yang telah selesai pelatihan di BLK Makassar, para peserta bisa masuk ke perusahaan atau ke industri bekerja atau mendirikan usaha mandiri usaha sendiri.
b. Pelatihan BLK Makassar ada tiga tahap. Tahap pertama peserta pelatihan mengikuti pelatihan di BLK Makassar selama kurang lebih 2 bulan samapi 3 bulan setelah mereka mengikuti pelatihan disini mereka akan diuji kompetensi. Diuji kompetensi peserta lulus mendapatkan sertifikat kompetensi namanya, begitu mereka selesai dilanjutkan dengan ON The Job training atau magang di perusahaan. Begitu peserta pelatihan terlihat terampilan akan langsung direkrut perusahaan tersebut, tetapi jika peserta pelatihan belum terampil atau tidak dibutuhkan di perusahaan tersebut, peserta pelatihan bisa masuk ke industi lain atau mendirikan usaha mandiri.
c. Ada beberapa perushaaan yang telah bekerja sama dengan BLK Makassar. Lebih jauh dari situ ada banyak perusahaan dan industri yang telah ikut terlibat mengajar
81
para peserta sehiinga yang mereka ajarkan apa yang mereka butuhkan di perusahan dan industri.
d. Instruktur di BLK itu sendiri ada banyak akan tetapi dalam proses Pelatihan dilibatkan di setiap satu kelas ada satu sampai dua instruktur dari industri atau perusahaan yang dilibatkan dalam pelatihan. Proses pelatihan di BLK Makassar memiliki pembagian 30% teori dan 70% praktek, pratek lebih tekankan agar BLK Makassar menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berlaku di semua jurusan.
e. BLK Makassar membuka proses pelatihan untuk para pendaftar atau pencari kerja dari semua kalangan daerah tidak terfokuskan pada lokasi yang terletak di Kota Makassar.
f. BLK makassar memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan hampir rata-rata peserta yang dilatih adalah pengangguran atau para pencari kerja yang otomatis begitu setelah mengikuti pelatihan sampai selesai mendapatkan keterampilan dan mendapatkan pekerjaan sehinga mengaih penghasilan.
82
TRANSKRIP WAWANCARA 2
Nama : Youries Bulo
Tangal : 10 September 2019
Jam : 12.20
Disusun jam : 10.30
Tempat wawancara : Workshop Las
Topik wawancara : Serangkain kegiata Balai Latihan Kerja Makassar dan peserta pelatihan
Materi Wawancara
Peneliti a. Sejauh mana peranan BLK Makassar b. Kendala yang dihadapi slama proses pelatihan c. Apa kriteria tenaga kerja di tinjau dari pengalaman
pelatihan
informan a. Peran BLK Makassar sesuai dengan tugas pokoknya yaitu memberikan pelatihan dan keterampilan untuk angkatan kerja yang putus sekolah dan pengangguran dengan menyediakan fasilitas belajar seperti alat tulis, tenaga pengajar, kurikulum dan metode pelatihan.
b. Pemberian pelatihan kepada peserta terkendala oleh terbatasnya sarana, prasarana, kurangnya alat untuk praktek sehingga peserta dalam praktek harus bergantian.
c. Kriteria peserta yang dapat dikatakan tenaga kerja yang berkualitas apabila peserta tersebut mandiri, terampilan, bertanggung jawab, disiplin. Selain itu peserta telah lulus uji kompetensi yang diberikan oleh BLK Makassar
83
TRANSKRIP WAWANCARA 3
Nama : Aksar dan Arif
Tangal : 6 September 2019
Jam : 10.37
Disusun jam : 09.15
Tempat wawancara : Kantor BLK
Topik wawancara : Serangkain kegiatan Balai Latihan Kerja Makassar dan peserta pelatihan
Materi Wawancara
Peneliti a. Pembagian waktu peltihan di BLK b. Dari kejuruan yang ada di BLK yang manakah yang paling
banyak diminati c. Materi yang digunakan BLK apakah ada selain dari materi d. Apakah standar penilaian dari peserta dikatakan lulus e. Pecapain dari seragkaian pelatihan bagi peserta
informan a. Waktu pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan telah ditentukan sesuai surat keputusan penyelenggaraan berbasis kompetensi BLK Makassar, waktu yang diberikan biasanya sekita 180 Jam sesuai dengan kurikulum dan masing-masing kejuruan.
b. Jurusan yang paling banyak diminati adalah jurusan Bisnis dan Manajemen, Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Otomotif.
c. Materi yang diberikan kepada peserta pelatihan sesuai dengan kurikulum kejuruan masing-masing.
d. Kriteria peserta yang telah lulus pelatihan adalah peserta tersebut mampu mengerjakan uji tes tulis dan uji praktikum sesuai dengan standar kompetensi kejuruan masing-masing.
e. Peserta yang telah lulus uji tes akan mendapatkan sertifikat pelatihan berguna untuk mencari kerja.
84
TRANSKRIP WAWANCARA 4
Nama : Hermin
Tangal : 13 September 2019
Jam : 10.24
Disusun jam : 09.45
Tempat wawancara : Kios 3in1
Topik wawancara : Alumni BLK yang terserap di dunia kerja
Materi Wawancara
Peneliti Data peserta yang telah terserap di dunia kerja sudah sampai sejauh mana
informan Dari sekian banyak peserta pelatihan yang sudah mengikuti pelatihan, pihak BLK Makassar hanya mampu mengidentifikasi beberapa yang sudah di tempatkan dan telah bekerja atau membuka usaha sendiri dikarenakan hanya beberapa yang melaporkan kembali bahwa peserta sudah mendapat pekerjaan pada hal BLK mengharapkan untuk para peserta yang sudah mengikuti pelatihan untuk melaporkan apabila telah selesai mengkuti pelatih untuk melaporkan bila sudah mendapatkan pekerjaan
85
TRANSKRIP WAWANCARA 5
Nama : Dani
Tangal : 13 September 2019
Jam : 11.34
Disusun jam : 11.00
Tempat wawancara : Workshop Garmen
Topik wawancara : Alumni BLK yang terserap di dunia kerja
Materi Wawancara
Peneliti a. Apakah ada peningkatan selama mengikuti pelatihan b. Bagaiman peranan instruktur dalam proses pelatihan c. Selain dari proses pelatihan apakah metode lain yang ada
dapatkan selama mengikuti proses peltihan d. Ceritakan sedikit terkait fasilitas yang di dapat dari
perjalanan selama awal mengikuti pelatihan di BLK Makassar
informan a. Sepanjang mengikuti pelatihan di BLK Makassar ada peningkatan dari segi kemampuan skill dan pengetahuan yang tadinya hanya mengetahui tentang dasar-dasar kemudian diperdalam lagi dengan pelatihan mulai dari teori dan praktek, disamping itu peserta juga diajarkan tentang sikap dan kedisiplinan selama mengikuti pelatihan agar nantiya bisa menjadi pekerja yang disiplin dan memiliki sikap dalam dunia kerja.
b. Para instruktur pada saat memberikan pelatihan sungguh sangat membantu para peserta untuk bisa memahami segala bentuk teori terlebih praktek dikarenakan instruktur sudah sangat profesional dibidangnya. Sarana dan prasarana di BLK juga mendukung proses pelatihan di BLK sehinggah kita bisa langsung memahami apa yang di ajarkan dengan prektek langsung.
c. Disamping pelatihan di BLK peserta juga telah disiapkan untuk magang di perusahaan atau industri sehingga peserta memiliki pengalaman kerja di dunia kerja dan tidak menutup kemungkinan langsung diikat kontrak kerja oleh perusahaan atau industri selesai magang (On the job training) sehingga menjadi pacuan kami juga untuk magang dengan serius agar nantinya bisa langsung bekerja di perusahaan atau industri yang di tempati magang.
d. Awal mengikuti pelatihan di BLK Makassar para peserta diberikan alat tulis, modul, baju lapangan dan baju olahraga berbeda untuk yang teknisi mendapatkan juga
86
baju praktek. Selama proses pelatihan dari jam 07:15 pagi hingga jam 15:45 sore para peserta pelatihan mendapatkan makanan di siang hari.
87
Balai Latihan Kerja Kota Makassar
Kegiatan apel pagi di BLK Makassar
Wawancara besama bapak Arif dan
bapak Aksar staf program dan
evaluasi di BLK Makassar
Wawancara bersama bapak
Rahman Arsayd Kasi pemberdayaan
wawancara bersama Ibu hermin
seksi penempatan di kos 3in1 BLK
Makassar
DOKUMENTASI
88
wawancara bersama Ibu Youries
Bulo Instruktur di BLK Makassar
wawncara bersama Saudara Dani
selaku peserta di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
89
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Kegiatan pelatihan di BLK Makassar
Sertifikat yang didapat selesai
pelatihan di BLK Makassa
90
SURAT IZIN PENELITIAN FAKULTAS
91
SURAT IZIN PENELITIAN UNIVERSITAS
92
SURAT IZIN PENELITIAN UPT P2T BKPMD
93
SURAT BALAI LATIHAN KERJA MAKASSAR
94
BIOGRAFI PENULIS
Wahyudi lahir di desa Tolai pada tanggal 26 juni 1997
anak pertama dari dua orang bersaudara dan merupakan
putra dari pasangan suami istri Bapak Sahyar dan ibu
Saniasa. Penulis berasal dari Desa Tolai Kecamatan
Torue Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
Penulis memiliki riwayat pendidikan yang di tempuh yaitu SD DDI Tolai
2003-2009, melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTS
As’Adiyah Tolai 2009-2012 dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas
di MA As’adiyah Tolai 2012-2015 kemudian melanjutkan dibangku perkuliahan
mengambil Program Study Ekonomi Pembangunan Fakulttas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyyah Makassar pada tahun 2015.
Atas berkat ridho Allah SWT dibantu dengan dukungan dari orang-orang
terdekat terutama orang tua dan keluarga sehinggah penulis berusaha bekerja
keras penuh pengorban, serta kesabaran, pada tahun 2019 penulis mengakhiri
perkuliahan S1 ditandai dengan menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis
Peranan Balai Latihan Kerja (BLK) terhadap Penyediaan Tenaga Kerja guna
Meningkatkan Pertumbuhaan Ekonomi di Kota Makassar”.