ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial...

116
ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK NELAYAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI DESA KALIBUNTU KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: ERLINA NUR FADILA NIM. 135080401111016 PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial...

Page 1: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK NELAYAN DAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI DESA KALIBUNTU

KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh:

ERLINA NUR FADILA NIM. 135080401111016

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK NELAYAN DAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI DESA KALIBUNTU

KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

ERLINA NUR FADILA NIM. 135080401111016

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PPERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Desember, 2017

Page 3: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata
Page 4: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

Judul : ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK

NELAYAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

PERIKANAN DI DESA KALIBUNTU KECAMATAN

KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA

TIMUR

Nama Mahasiswa : ERLINA NUR FADILA

NIM : 135080401111016

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Penguji Pembimbing :

Pembimbing 1 : DR. IR. ANTHON EFANI, MP

Pembimbing 2 : TIWI NURJANNATI UTAMI, S.PI, MM

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Dosen Penguji 1 : DR. IR EDI SUSILO, MS

Dosen Penguji 2 : MOCHAMMAD FATTAH, S.PI, M.SI

Tanggal Ujian : 14 Desember 2017

Page 5: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini

mengenai “Analisis Peran Modal Sosial pada Kelompok Nelayan dan

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan

Kabupaten Probolinggo Jawa Timur” adalah benar-benar merupakan hasil karya

sendiri dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya maupun pendapat

yang pernah ditulis ataupun diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang telah tertulis

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti ataupun dapat dibuktikan bahwa laporan

Skripsi ini hasil dari penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Juni 2017

Mahasiswi

Erlina Nur Fadila

NIM. 135080401111016

Page 6: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Jalan Veteran Malang – 65145, Indonesia

Telp. +62-0341-553512, Fax. +62-0341-557837

E-mail : [email protected] http://www.fpik.ub.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Erlina Nur Fadila

NIM : 135080401111016

Tempat / Tgl Lahir : Probolinggo, 19 September 1995

No. Tes Masuk P.T. : 4130684430

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

/ Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Islam

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Perum Taman Bandara Regency Blok D-1 Kelurahan Asrikaton Kab. Malang

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2007 LULUS

2 S.L.T.P 2007 2010 LULUS

3 S.L.T.A 2010 2013 LULUS

4 Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya 2013 2017 LULUS

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2017 LULUS

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan saya sanggup menanggung segala akibatnya.

Malang, 04 Desember 2017

Hormat kami

(Erlina Nur Fadila)

*) Coret yang tidak perlu NIM. 135080401111016

Page 7: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Jalan Veteran Malang – 65145, Indonesia

Telp. +62-0341-553512, Fax. +62-0341-557837

E-mail : [email protected] http://www.fpik.ub.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Erlina Nur Fadila

NIM : 135080401111016

Tempat / Tgl Lahir : Probolinggo, 19 September 1995

No. Tes Masuk P.T. : 4130684430

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

/ Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Islam

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Perum Taman Bandara Regency Blok D-1 Kelurahan Asrikaton Kab. Malang

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2007

2 S.L.T.P 2007 2010

3 S.L.T.A 2010 2013

4 Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya 2013 2017

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2017

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan saya sanggup menanggung segala akibatnya.

Malang, 04 Desember 2017

Hormat kami

(Erlina Nur Fadila)

*) Coret yang tidak perlu NIM. 135080401111016

Page 8: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

vi

RINGKASAN

ERLINA NUR FADILA. Analisis Peran Modal Sosial pada Kelompok Nelayan Dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Anthon Efani, MP dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM).

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu wilayah Indonesia yang

memiliki potensi sektor perikanan berlimpah dan dapat menjadi sumber pendapatan yang baik apabila dimanfaatkan atau dikelola secara maksimal oleh masyarakatnya. Adanya sumberdaya perikanan yang berlimpah, maka perlu dilakukannya pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan baik dan bijak, agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat nelayan dan dapat dinikmati secara berkesinambungan. Peran pemerintah dan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan serta pengelolaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dan diterapkan adalah dengan adanya kebijakan dalam penangkapan ikan di laut, contohnya larangan dalam penggunaan alat tangkap yang dapat merusak ekosistem yang ada di laut serta penerapan standar ukuran ikan yang boleh ditangkap dan membatasi dalam penangkapan ikan agar tidak terjadi overfishing. Keberlangsungan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat terjadi apabila hubungan yang terjalin antar sesama masyarakat nelayan berjalan dengan baik. Maka dari itu perlu adanya analisis mengenai aspek sosial dalam masyarakat nelayan untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial yang terjalin antar sesama masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian ekosistem yang ada.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan komponen modal sosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata sosial dan jaringan sosial serta untuk mengetahui dan menganalisis peran modal sosial pada Kelompok Nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Fokus penelitian digunakan peneliti agar supaya lebih mudah dalam memperoleh gambaran umum dan menyeluruh mengenai peran modal sosial pada kelompok nelayan terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil wawancara dan observasi. Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini meliputi penelitian terdahulu mengenai Modal Sosial serta profil Desa Kalibuntu. Data tersebut didapat dari kantor Kepala Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan informan adalah dengan purposive sampling dan snowball sampling. Kemudian analisis data yang digunakan adalah menggunakan pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusions: drawing/verifying). Setelah itu menentukan variabel, indikator dan item indikator dalam menentukan sifat atau nilai dari seseorang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai Kepercayaan dapat dilihat dari adanya kejujuran antar anggota kelompok dan ketua kelompok nelayan dalam

Page 9: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

vii

penggunaan dana kelompok yang didapatkan dari pemerintah, kewajaran dalam pembagian hasil tangkapan antar anggota kelompok nelayan dengan pemilik kapal, egaliter merupakan sikap yang tidak membeda-bedakan, antara ketua kelompok dengan anggota kelompok lainnya, toleransi, tidak ada toleransi yang diberikan terhadap setiap anggota kelompok nelayan yang melanggar mengenai alat tangkap yang digunakan, serta kemurahan hati yang dinilai dari sikap berbaik hati antar sesama, kepedulian seseorang untuk menolong antar sesama nelayan maupun tidak, pada saat mengalami kesulitan keuangan. Pranata dapat dilihat dari adanya nilai-nilai yang dianut oleh anggota kelompok nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan serta tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Kalibuntu, norma-norma dan sanksi-sanksi yang diberikan kepada setiap anggota yang melanggar peraturan serta aturan tertulis mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan, berikutnya aturan-aturan mengenai larangan terhadap setiap anggota kelompok nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan serta aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam Kelompok nelayan, aturan yang telah dibuat dan disepakati secara bersama-sama. Jaringan sosial yang meliputi partisipasi anggota Kelompok dalam setiap perkumpulan yang diadakan, pertukaran timbal balik mengenai transaksi jual beli yang dilakukan oleh nelayan di Desa Kalibuntu, solidaritas merupakan bentuk kepedulian antar sesama anggota maupun tidak apabila menemukan nelayan lain dalam kesulitan dilaut serta rasa kesetiakawanan dalam meringankan beban musibah yang dialami oleh teman, maupun kerabatnya, bentuk kerjasama yang terjalin antar ketua maupun anggota terjalin dengan baik dan pengaruh kerjasama tersebut dalam mencapai tujuan bersama, dan yang terakhir hubungan sosial, hubungan sosial dilihat dari seberapa sering masyarakat nelayan di Desa Kalibuntu menghabiskan waktu bersama untuk sekedar berinteraksi dengan sesama. Komunikasi merupakan sebuah alat yang digunakan oleh seseorang untuk dapat berinteraksi dengan baik antar sesama dan menjalin hubungan sosial yang baik antar sesama demi mencapai tujuan bersama. Bentuk hubungan sosial dapat dinilai dari komunikasi yang terjalin dengan baik antar sesama anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu.

Peran modal sosial dalam kelompok nelayan baik secara mengikat (bonding), menjembatani (bridging), dan mengaitkan (lingking) dapat mempererat hubungan sosial yang terjalin antar masyarakat nelayan sekitar perairan Desa Kalibuntu dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada, hanya saja kurangnya organisasi ataupun perkumpulan antar setiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dikhawatirkan akan membuat kekompakan antar setiap kelompok yang ada menjadi renggang.

Dari hasil penelitan dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen modal sosial yang terbentuk dalam Kelompok nelayan di Desa Kalibuntu meliputi 3 prameter yaitu : Kepercayaan, Pranata dan Jaringan Sosial. Peran modal sosial dalam Kelompok nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan, dilihat dari penggunaan alat tangkapnya. Adanya larangan dalam penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan membuat Kelompok nelayan di Desa Kalibuntu mematuhi peraturan tersebut. Hal itu didukung dengan adanya komponen modal sosial yang terbentuk dalam kelompok nelayan di Desa Kalibuntu.

Beberapa saran yang dapat peneliti berikan, mengenai perlu adanya organisasi kelompok nelayan yang mengumpulkan beberapa kelompok yang ada di Desa Kalibuntu agar kekerabatan dan keakraban yang terjalin antar kelompok nelayan semakin kuat. Dan diharapkan agar supaya kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dapat menjaga modal sosial yang sudah terbentuk agar lebih mudah untuk mencapai tujuan bersama.

Page 10: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian serta menyelesaikan

laporan Skripsi ini. Dan tak lupa pula, pada kesempatan kali ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Anthon Efani, MP selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tiwi

Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan serta arahannya selama proses penyusunan laporan

skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. Edi Susilo, MS dan Bapak Mochammad Fattah, S.Pi, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis.

3. Terimaksih penulis persembahkan kepada kedua orang tua, Bapak Humaidi

dan Ibu Siti Romlah, serta Kakak (Lutfi Anshori dan Iskandar Zulkarnain)

beserta keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan doa serta

dukungan yang luar biasa kepada penulis.

4. Kepada Kepala Desa Kalibuntu yang telah menerima dan memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian di Desa

Kalibuntu serta kepada masyarakat nelayan yang telah membantu dalam

tersusunnya laporan skripsi.

5. Terimakasih penulis juga persembahkan kepada Ibu Mudawwamah dan

Bapak Adi Sutikno yang sudah penulis anggap sebagai orang tua sendiri,

terimakasih atas kesabarannya dalam menemani pada saat proses penelitian

berlangsung.

6. Terimakasih penulis juga persembahkan kepada Mbak Lailatus Saidah dan

Mas Sanda Isyfiarga yang selalu menyemangati, memotivasi serta selalu

Page 11: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

ix

memberikan dukungannya kepada penulis selama proses pengerjaan

laporan skripsi berlangsung hingga selesai.

7. Kepada Wardatul Millatir R. yang telah menemani peneliti dalam setiap suka

duka proses skripsi berlangsung dan yang selalu memberi semangat serta

bantuan terhadap peneliti.

8. Teman-teman seperjuangan program studi Agrobisnis Perikanan 2013 untuk

semua dukungannya.

9. Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

telah membantu dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam hasil

penelitian skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil Skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Juni 2017

Mahasiswi

Erlina Nur Fadila

Page 12: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Analisis Peran Modal Sosial Pada Kelompok Nelayan Dan Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan Di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan”. Skripsi ini

disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya..

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam hasil

penelitian skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil Skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, Juni 2017

Penulis

Page 13: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI .............................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

RINGKASAN ...................................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 6

2.2 Pengertian Modal Sosial ................................................................................. 9

2.3 Komponen Modal Sosial ............................................................................... 11

2.3.1 Kepercayaan (Hubungan Saling Percaya) ......................................... 11

2.3.2 Pranata ..................................................................................................... 12

2.3.3 Jaringan Sosial ....................................................................................... 13

2.4 Tipologi Modal Sosial ..................................................................................... 14

2.5 Status dan Peran ............................................................................................ 15

2.5.1 Status (Kedudukan) ............................................................................... 15

2.5.2 Peran ........................................................................................................ 17

2.6 Kawasan Pesisir Pantai ................................................................................. 17

2.7 Nelayan ............................................................................................................ 18

2.8 Komunitas Nelayan ........................................................................................ 20

Page 14: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xii

2.9 Kelompok Nelayan ......................................................................................... 20

2.10 Sumberdaya Perikanan ................................................................................. 21

2.11 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan ........................................................ 22

2.12 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 22

3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 26

3.2 Jenis dan Metode Penelitian ........................................................................ 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 27

3.3.1 Jenis Data ................................................................................................ 27

3.3.2 Sumber Data ........................................................................................... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 29

3.4.1 Wawancara ............................................................................................. 29

3.4.2 Observasi ................................................................................................. 31

3.4.3 Dokumentasi ........................................................................................... 31

3.5 Metode Pengambilan Sampel ...................................................................... 32

3.6 Analisis Data ................................................................................................... 33

3.6.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 34

3.6.2 Reduksi Data ........................................................................................... 34

3.6.3 Penyajian Data ....................................................................................... 35

3.6.4 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi .................................................. 35

3.7 Variabel, Indikator, dan Item Indikator ........................................................ 38

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................................... 41

4.1 Letak Geografis dan Topografi Desa Kalibuntu ........................................ 41

4.2 Gambaran Umum Kawasan Pesisir Pantai Desa Kalibuntu .................... 42

4.3 Keadaan Penduduk Desa Kalibuntu ........................................................... 45

4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 45

4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama .......................................... 46

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 46

4.3.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur ............................................. 47

4.3.5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...................... 48

4.4 Keadaan Umum Perikanan Desa Kalibuntu .............................................. 49

5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 51

5.1 Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu ......................................................... 51

Page 15: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xiii

5.1.1 Kelompok 1 ............................................................................................. 52

5.1.2 Kelompok 2 ............................................................................................ 53

5.1.3 Kelompok 3 ............................................................................................. 54

5.2 Komponen Modal Sosial pada Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu ....... 57

5.2.1 Kepercayaan ........................................................................................... 57

5.2.2 Pranata ..................................................................................................... 72

5.2.3 Jaringan Sosial ....................................................................................... 78

5.3 Peran Modal Sosial pada Kelompok Nelayan dalam Memanfaatkan

Sumberdaya Perikanan yang Berkelanjutan di Desa Kalibuntu ......................... 92

5.4 Proposisi .......................................................................................................... 93

6. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 95

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 95

6.2 Saran ................................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN ........................................................................................................ 99

Page 16: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Variabel, Indikator dan Item Indikator ..................................................................... 39

2. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 45

3. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Agama ......................................... 46

4. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 47

5. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Usia .............................................. 47

6. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Mata Pencaharian ..................... 48

7. Data Rincian Hasil Produksi Ikan ............................................................................ 50

Page 17: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian................................................................................ 25

2. Komponen Dalam Analisis Data (Sugiyono,2015) ............................................... 36

3. Kawasan Desa Kalibuntu ......................................................................................... 42

4. Rumah di Desa Kalibuntu sebelum di cat .............................................................. 44

5. Rumah di Desa Kalibuntu sesudah di cat .............................................................. 44

6. Perbaikan Jaring ........................................................................................................ 52

7. Kapal Nelayan Desa Kalibuntu ................................................................................ 56

8. Perbaikan Jaring Rusak ............................................................................................ 65

9. Jaring yang biasa digunakan oleh Nelayan di Desa Kalibuntu........................... 67

10. Tradisi Petik Laut di Desa Kalibuntu tahun 2016 ................................................ 74

11. Bentuk Kerjasama Nelayan di Desa Kalibuntu ................................................... 88

12. Kebiasaan Nelayan di Waktu Senggang ............................................................. 91

Page 18: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................................... 99

2. Dokumentasi Penelitian .......................................................................................... 100

3. Pedoman Wawancara Penelitian .......................................................................... 104

Page 19: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan salah satu

negara yang memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia. Luas wilayah lautnya

melebihi luas wilayah daratannya yaitu seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari 2,7

juta km2 perairan nusantara dan 3,1 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

sehingga luas total keseluruhan perairan Indonesia mencapai 70 % dari seluruh

luas wilayah Indonesia (Dahuri, 2001). Dengan luasnya perairan yang dimiliki

oleh Indonesia maka perlu adanya pemanfaatan serta pengelolaan sumberdaya

perikanan secara maksimal agar dapat dinikmati secara berkesinambungan serta

memperoleh manfaat ekonomi dari sumberdaya yang ada.

Salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi sektor perikanan

berlimpah dan dapat menjadi sumber pendapatan yang baik apabila

dimanfaatkan atau dikelola secara maksimal oleh masyarakat adalah Kabupaten

Probolinggo. Kabupaten Probolinggo merupakan Kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Probolinggo terletak pada

posisi 111º 50’ s/d 113º 30’ Bujur timur dan 7º 40’ s/d 8º 10’ Lintang selatan,

dengan panjang pantai ± 72 km yang membentang sepanjang pantai utara mulai

dari Kecamatan Tongas sampai Kecamatan Paiton. Kondisi tersebut juga

didukung dengan luasan tangkapan ikan dilaut yang mencapai 120.000 km

dengan panjang garis pantai 1.331 km ditambah lagi dengan perairan nusantara

dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). (DKP Probolinggo, 2015)

Dengan adanya sumberdaya perikanan yang melimpah maka perlu

dilakukan pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan baik dan bijak agar dapat

dimanfaatkan secara optimal dan bisa dinikmati secara berkesinambungan dari

generasi ke generasi. Peran pemerintah dan masyarakat khususnya masyarakat

Page 20: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

2

nelayan sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan serta

pengolahannya. Salah satu upaya yang dapat diterapkan adalah dengan adanya

kebijakan dalam penangkapan ikan dilaut, contohnya larangan dalam

menggunakan alat tangkap berupa bom ikan dan trawl, karena hal yang demikian

dapat merusak ekosistem yang ada di laut serta penerapan standar ukuran ikan

yang boleh ditangkap dan membatasi dalam penangkapan ikan agar tidak terjadi

overfishing, dengan begitu masyarakat nelayan tetap dapat mengambil manfaat

ekonomi dari sumberdaya perikanan yang ada di laut serta manfaat lain yang

dapat dirasakan oleh masyarakat nelayan yaitu dapat menjaga kelestarian

ekosistem dengan tidak merusak ekosistem yang ada.

Keberlangsungan dalam pemanfaatan serta pengelolaan sumberdaya

perikanan dapat terjadi apabila hubungan yang terjalin antar sesama masyarakat

nelayan berjalan dengan baik. Maka dari itu perlu adanya analisis mengenai

aspek sosial dalam masyarakat nelayan untuk mengetahui bagaimana hubungan

sosial yang terjalin antar sesama masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya

perikanan secara berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian ekosistem yang

ada.

Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan dapat dilakukan

dengan cara memanfaatkan modal sosial yang ada di masyarakat nelayan,

melalui pendekatan terhadap masyarakat nelayan serta menggali informasi dari

masyarakat nelayan mengenai beberapa hal yang termasuk dalam modal sosial.

Modal sosial antara lain nampak dalam hubungan saling percaya (kepercayaan)

yang dibangun antar sesama masyarakat nelayan maupun kelompok, jaringan

sosial yang terbentuk dalam masyarakat nelayan maupun kelompok nelayan

serta nilai dan norma yang dimiliki oleh masyarakat nelayan tersebut dalam

memanfaatkan sumberdaya perikanan.

Page 21: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

3

Menurut Putnam (1993) dalam Field (2003), mendefinisikan bahwa modal

sosial sebagai bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan

jaringan, yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi

tindakan terkoordinasi. Dapat disimpulkan bahwa modal sosial merupakan unsur

yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat khususnya masyarakat sekitar

pesisir pantai untuk dapat mewujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan

yang berkelanjutan.

Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti berminat untuk melakukan

penelitian mengenai modal sosial yang terbentuk di masyarakat nelayan Desa

Kalibuntu yang mengambil tema tentang Analisis Peran Modal Sosial Pada

Kelompok Nelayan Terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Desa

Kalibuntu.

1.2 Rumusan Masalah

Pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap yang ada di Kabupaten

Probolinggo tepatnya di Desa Kalibuntu dapat memberikan dampak positif bagi

masyarakat sekitar pantai, apabila dapat dikelola dengan baik dan tentunya tidak

merusak ekosistem yang sudah ada melainkan dapat menjaga kelestarian

ekosistem yang ada agar tetap terjaga keasliannya.

Peran modal sosial sendiri sangat diperlukan dalam kelompok nelayan.

Hubungan kerjasama yang baik antar nelayan dapat menciptakan kerukunan

antar sesama nelayan, dan kemungkinan besar adanya konflik antar nelayan

semakin berkurang dengan adanya modal sosial tersebut. Terbentuknya

hubungan sosial yang baik antar Kelompok maupun masyarakat sekitar, akan

melahirkan rasa saling memiliki satu sama lain serta kepedulian terhadap

lingkungan sekitar, dengan tetap menjaga dan melestarikan sumberdaya

Page 22: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

4

perikanan yang ada agar tetap terjaga dengan baik dan dapat dirasakan oleh

generasi yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis

merumuskan permasalahan pada penelitian dengan tema Analisis Peran Modal

Sosial Pada Kelompok Nelayan Terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

di Desa Kalibuntu, yaitu:

1. Bagaimana komponen modal sosial yang terbentuk dalam Kelompok Nelayan

di Desa Kalibuntu?

2. Bagaiman peran modal sosial Kelompok nelayan dalam memanfaatkan

sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Desa Kalibuntu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk :

1. Mengetahui komponen modal sosial yang terbentuk dalam Kelompok

Nelayan di Desa Kalibuntu?

2. Mengetahui dan Menganalisis peran modal sosial pada Kelompok nelayan

dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Desa

Kalibuntu

Page 23: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

5

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Lembaga Akademisi dan Non Akademisi

Sebagai bahan informasi keilmuwan untuk menambah wawasan

pengetahuan dan ketrampilan serta sebagai bahan informasi dan

pedoman untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, sebagai bahan

perbandingan atas langkah-langkah yang telah atau sedang dijalankan

instansi untuk mencapai suatu tujuan.

2. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

terkait modal sosial dalam masyarakat nelayan dalam upaya

pemanfaatan sumberdaya perikanan.

3. Peneliti

Sebagai informasi keilmuan digunakan untuk menambah wawasan

pengetahuan dan keterampilan. Serta teori – teori yang diperoleh selama

berada dalam perkuliahan sebagai gambaran untuk bahan studi

perbandingan dengan kesesuaian fakta yang ada dilapangan serta

sebagai pedoman peneliti untuk mengerjakan tugas.

4. Bagi Masyarakat Lingkungan Pesisir Pantai Desa Kalibuntu

Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan dalam pemanfaatan

sumberdaya perikanan.

Page 24: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian dari Rokhani (2012), yang mengangkat tema

tentang Penguatan Modal Sosial Dalam Penanganan Produk Olahan Kopi Pada

Komunitas Petani Kopi Di Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian diatas

menyimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan oleh peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dimana peneliti menggunakan teknik wawancara secara

mendalam terhadap stekholder yang dituju serta diskusi kelompok yang terarah.

Data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder. Metode analisis data yang digunakan dengan metode analisis

deskriptif dimana menjelaskan tentang fenomena-fenomena yang terjadi dan

yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam

penelitian ini peneliti mengidentifikasi kondisi modal sosial melalui berbagai

variabel. Sehingga modal sosial dapat dipahami dalam berbagai hubungan sosial

yang ada dimasyarakat. Modal sosial yang kuat dapat dijadikan sebagai modal

untuk dapat mengembangkan diversifikasi produk olahan kopi sedangkan modal

sosial yang masih lemah harus dilakukan penguatan kembali terhadap

masyarakat ataupun komunitas petani kopi di Kabupaten Jember.

Disisi lain hasil penelitian Maulana (2009) yang mengangkat tema tentang

Pemanfaatan Modal Sosial Masyarakat Pada Program Pembangunan Gempong

(PPG) Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara. Hasil dari penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa yang pertama, masyarakat Kecamatan Baktiya

Barat percaya bahwa Program Pembangunan gampong (PPG) dapat

memberikan kehidupan ekonomi yang lebih baik untuk masa yang akan datang,

serta modal sosial dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang aman untuk

Page 25: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

7

menuju pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. Kedua, jaringan sosial

yang terjalin antar masyarakat Kecamatan Baktiya Barat cukup kuat untuk

mendukung terwujudnya Program Pembangunan Gempong (PPG) di Kecamatan

Baktiya Barat, serta adanya unsur pranata sosial yang masih sangat kuat terjalin

antar masyarakat untuk dapat menciptakan keadaan yang kondusif pada

masyarakat Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara.

Dan berdasarkan hasil penelitian dari Bancin (2005), Yang mengangkat

tema tentang Dinamika Modal Sosial Masyarakat Pesisir dalam pengelolaan

Sumberdaya Pesisir dan Lautan (Studi Kasus pada Desa-Desa Pesisir

Kabupaten Asahan). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kurangnya

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta ketidak pahaman

masyarakat mengenai arti pentingnya sumberdaya pesisir dan lautan dapat

menjadi penghambat pencapaian pembangunan dalam sektor perikanan dan

kelautan. Kekuatan modal sosial yang terkuat dalam lokasi penelitian adalah

dalam bidang keagamaan. Namun, kekuatan modal sosial tersebut tidak dapat

dijadikan dasar untuk dapat mengeneralisir kekuatan modal sosial masyarakat

desa dalam lokasi penelitian secara menyeluruh.

Setelah melihat beberapa uraian penelitian yang dilakukan oleh Rokhani

(2012), Maulana (2009) dan Bancin (2005) yang berkaitan dengan modal sosial

diketahui ada beberapa perbedaan dan kelebihan dari penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu, sebagai berikut :

Penelitian mengenai analisis peran modal sosial pada komunitas nelayan

terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan di Desa Kalibuntu Kecamatan

Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur yang sebelumnya belum pernah

dilakukan penelitian mengenai modal sosial di Desa Kalibuntu, sehingga menarik

perhatian penulis untuk melakukan penelitian dengan terjun langsung ke daerah

pesisir pantai Desa Kalibuntu untuk mendapatkan gambaran secara umum

Page 26: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

8

mengenai kondisi yang ada di wilayah pesisir tersebut dengan menggunakan

pedoman wawancara yang ditujukan langsung terhadap nelayan yang ada di

kawasan pesisir pantai Desa Kalibuntu. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rokhani (2012) sama-sama menggunakan

pendekatan kualitatif dimana peneliti menggunakan teknik wawancara secara

mendalam terhadap stekholder yang dituju, namun perbedaan dari penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rokhani (2012) adalah lebih

memfokuskan pada penguatan modal sosial untuk penanganan produk olahan

kopi pada komunitas petani kopi di Jember, sedangkan penelitian ini lebih

memfokuskan modal sosial terhadap kelompok nelayan untuk dapat

memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan dengan mengkaji

beberapa komponen modal sosial yang termasuk didalamnya hubungan saling

percaya, pranata sosial dan jaringan sosial.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2009), bahwasanya metode

pengumpulan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode FGD

(Focuss Group Disscussion), yaitu dengan melaksanakan sebuh diskusi grup

pada para elemen-elemen yang terkait dengan penelitian yang dimulai dari

lapisan bawah yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan pendapat dan ide

bagi perumusan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya modal di lokasi

penelitian. Dan untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi untuk

memperoleh data yang dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung.

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Bancin (2005) bahwasannya penelitian ini menggunakan metode

kualitatif saja sedangkan penelitian terdahulu menggunakan dua metode yakni

metode kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian yang dilakukan Bancin (2005)

memfokuskan pada dinamika modal sosial masyarakat pesisir dalam

Page 27: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

9

pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan dengan mengkaji beberapa elemen

yang termasuk dalam modal sosial yaitu sisi kepercayaan yang disebutkan dalam

penelitian tersebut bahwasannya kepercayaan terhadap pemerintah melemah,

dan disisi lain mengenai pemahaman terhadap arti penting sumberdaya pesisir

dan laut juga rendah. Sedangkan hasil dari penelitian ini memfokuskan pada

peran modal sosial terhadap kelompok nelayan dalam memanfaatkan

sumberdaya perikanan yang ada.

2.2 Pengertian Modal Sosial

Modal sosial adalah kemampuan masyarakat dalam suatu etnis atau

kelompok untuk dapat bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai

suatu tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi

yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat.

Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung dengan oleh semangat proaktif

membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip timbal balik, saling

menguntungkan dan dibangun diatas kepercayaan (Hasbullah, 2006).

Yuliarmi (2011) berpendapat bahwa modal sosial memiliki cakupan

dimensi yang sangat luas dan kompleks. Para ahli memberikan pengertian

tentang modal sosial sangat bervariasi, sesuai dengan sudut pandang serta

dimensi yang disajikan sebagai rujukan untuk memaknai modal sosial. Berbeda

dengan modal manusia, yang lebih merujuk ke dimensi individu terkait dengan

daya serta keahlian yang dimiliki seorang individu. Pada modal sosial lebih

menekankan pada potensi individu maupun kelompok dan hubungan antar

kelompok dalam suatu jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan antar

sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok.

Menurut Putnam (1993) dalam Field (2003), Modal sosial sebagai bagian

dari organisasi sosial, seperti adanya kepercayaan, norma dan jaringan, yang

Page 28: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

10

dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan

terkoordinasi.

Modal Sosial merupakan kemampuan yang timbul dari adanya hubungan

saling percaya (trust) dalam sebuah komunitas maupun kelompok. Modal Sosial

juga diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan

kebersamaan antar sesama. Hubungan antar individu dengan kelompok maupun

kelompok dengan sesama kelompok ditopang dengan adanya jaringan, nilai-nilai

kebudayaan serta hubungan saling percaya yang dapat memungkinkan

terjalinnya kerjasama yang baik agar dapat mencapai tujuan bersama.

Analisis modal sosial salah satunya dapat digunakan untuk mencermati:

1. Hubungan sosial, yang merupakan bentuk komunikasi bersama melalui hidup

berdampingan sebagai interaksi antar individu.

2. Adat dan nilai budaya lokal yang menjunjung tinggi kebersamaan, kerjasama

dan hubungan sosial dalam masyarakat.

3. Toleransi merupakan salah satu kewajiban moral yang harus dilakukan setiap

orang ketika berada/ hidup bersama orang lain.

4. Kesediaan untuk mendengar berupa sikap menghormati pendapat orang lain.

5. Kejujuran menjadi salah satu hal pokok dari keterbukaan/ transparansi untuk

kehidupan lebih demokratis.

6. Kearifan lokal dan pengetahuan lokal sebagai pendukung nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat.

7. Jaringan sosial dan kepemimpinan sosial yang terbentuk berdasarkan

kepentingan/ ketertarikan individu secara prinsip/ pemikiran di mana

kepemimpinan sosial terbentuk dari kesamaan visi, hubungan personal atau

keagamaan.

8. Kepercayaan merupakan hubungan sosial yang dibangun atas dasar rasa

percaya dan rasa memiliki bersama.

Page 29: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

11

9. Kebersamaan dan kesetiaan berupa perasaan ikut memiliki dan perasaan

menjadi bagian dari sebuah komunitas.

10. Tanggungjawab sosial merupakan rasa empati masyarakat terhadap upaya

perkembangan lingkungan masyarakat.

11. Partisipasi masyarakat berupa kesadaran diri seseorang untuk ikut terlibat

dalam berbagai hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungan.

12. Kemandirian berupa keikut sertaan masyarakat dalam pengambilan

keputusan.

2.3 Komponen Modal Sosial

Menurut Nopianti dan Nia (2011), Modal sosial Kelompok nelayan baik

pada tataran konsepsi maupun praksis kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas

dari tiga elemn utama, yaitu :kepercayaan, pranata dan jaringan sosial

2.3.1 Kepercayaan (Hubungan Saling Percaya)

Menurut Shaw (1997) dalam Maulana (2009), kata “trust” berasal dari

bahasa German “trost” yang berarti kenyamanan (comfort). Dalam sebagian

besar kasusu, seseorang percaya kepada orang yang menunjukkan bahwa dia

layak untuk mendapatkan kepercayaan. Sekalipun begitu kepercayaan tidak

selalu berasal dari pengalaman masa lalu dengan orang lain. Dan kepercayaan

berbeda dari percaya diri. Percaya diri berasal dari hasil pengetahuan yang

dibangun dari alasan dan fakta. Sebaliknya, kepercayaan merupakan bagian dari

keyakinan (faith). Kepercayaan lebih mudah retak atau rapuh dari pada

keyakinan. Dalan suatu hubungan diperlukan adanya kepercayaan. Kepercayaan

menjadi dasar sebagai jaminan awal dari suatu hubungan dua orang atau lebih

dalam bekerjasama.

Sikap saling percaya (trust) sebagai salah satu elemen dari modal sosial

yang merupakan sikap salah satu dasar bagi lahirnya sikap saling percaya yang

Page 30: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

12

terbangun antar beberapa golongan komunitas dan merupakan dasar bagi

munculnya keinginan untuk membentuk jaringan sosial (networks) yang pada

akhirnya di mapankan dalam wujud pranata (institution). Dari beberapa definisi

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merupakan salah satu kunci

keberhasilan untuk menjalin sebuah hubungan yang baik dengan masyarakat.

Karena itu sikap saling percaya (trust) meliputi adanya unsur kejujuran

(honesty), kewajaran (fainerss), toleransi (tolerance), dan kemurahan hati

(generosity) (Badaruddin, 2005).

2.3.2 Pranata

Soekanto (1990) dalam Maulana (2009) mengemukakan institusi atau

lembaga/pranata sebagai seperangkat aturan yang terinstitusionalisasi

(instituteonalized), yakni: (1) telah diterima sejumlah besar anggota sistem sosial;

(2) ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized); dan (3) diwajibkan dan

terhadap pelanggarnya dikenakan sanksi tertentu. Secara ringkas, pranata sosial

adalah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu rangkaian

tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut

pola-pola resmi. Pranata sosial merupakan salah satu elemen penting dari modal

sosial selain dari kepercayaan dan jaringan sosial. Pranata (institutions), yang

meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama (shared value), norma-norma dan

sanksi-sanksi (norms and sanctions), dan aturan-aturan (rules) (Badaruddin,

2005).

Koentjaraningrat (1990) mengatakan bahwa pranata sosial adalah suatu

sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas

untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan

masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam

sebuah pranata sosial terdapat dua hal yang utama, yakni aktivitas untuk

Page 31: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

13

memenuhi kebutuhan dan norma yang mengatur aktivitas tersebut. Di dalam

pranata sosial terdapat seperangkat aturan yang berpedoman pada kebudayaan.

Oleh karena itu, pranata sosial bersifat abstrak, karena merupakan seperangkat

aturan. Adapun wujud dari pranata sosial adalah berupa lembaga (institute).

Pranata dan lembaga memiliki makna yang berbeda. Pranata sosial merupakan

sistem norma atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang

khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah badan atau organisasi yang

melaksanakan aktivitas itu.

2.3.3 Jaringan Sosial

Dalam sistem Jaringan sosial aspek vital dari modal sosial adalah

keterkaitan (connectedness), jaringan (networks) dan kelompok (groups).

Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat lokal, maupun

di tingkat yang lebih tinggi. Adanya jaringan hubungan antar individu, norma-

norma dan kepercayaan, sebagai bagian dari modal sosial memberikan manfaat

dalam konteks terbentuknya kerja sama kolektif dalam menghadapi dan

memecahkan persoalan bersama komunitas masyarakat kecil secara kolektif

yang akan memperkuat posisi tawar mereka terhadap kekuatan-kekuatan

struktural, seperti pasar dan nelayan pemilik yang senantiasa berupaya

mengeksploitasikan mereka melalui penentuan harga secara sepihak dan system

bagi hasil yang tidak setara dan adil. Menurut Badaruddin (2003), jaringan

(networks) meliputi adanya unsur partisipasi (participations), pertukaran timbal

balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerja sama (cooperation), dan keadilan

(equity).

Faturrochman (2002) mengatakan Keadilan digambarkan sebagai situasi

sosial ketika norma-norma tentang hak dan kelayakan dipenuhi. Situasi sosial

berkeadilan ini bisa tercapai jika empat jenis keadilan yang ada berlaku, yaitu

Page 32: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

14

keadilan distributif, keadilan prosedur, keadilan interaksional, dan keadilan

sistem. Keadilan digambarkan sebagai situasi sosial ketika norma-norma tentang

hak dan kelayakan dipenuhi.

2.4 Tipologi Modal Sosial

Michael Woolcock membuat pemisahan modal sosial ke dalam tiga tipe.

Pertama, modal sosial yang mengikat, yaitu ikatan antar individu dalam situasi

yang sama, seperti keluarga dekat, teman akrab dan rukun tetangga. Tipe kedua,

yaitu modal sosial yang menjembatani, yang memiliki arti mencakup ikatan yang

lebih luas dari beberapa orang, seperti teman jauh dan rekan kerja. Sedangkan

tipe ketiga adalah modal sosial yang menghubungkan, yang mana menjangkau

orang-orang yang berbeda pada situasi berbeda, seperti mereka yang

sepenuhnya berada di luar komunitas, sehingga mendorong anggotanya

memanfaatkan lebih banyak sumber daya (Field, 2003).

Sebagaimana pengelompokan modal sosial oleh Woolcock, Vipriyanti

(2011), menjelaskan pula bahwa modal sosial dikelompokkan dalam tiga

kelompok yang berbeda, yaitu modal sosial yang bersifat bonding, bridging dan

linking. Bonding social capital dicirikan oleh kuatnya ikatan (pertalian) seperti

antar anggota keluarga atau antar anggota dalam kelompok etnis tertentu.

Bridging social capital dicirikan oleh semakin banyaknya ikatan antar kelompok

seperti, asosiasi bisnis, kerabat, teman dari berbagai kelompok etnis berbeda.

Sedangkan linking dicirikan oleh hubungan antara berbagai tingkat kekuatan dan

status sosial yang berbeda seperti keterkaitan antar elit politik atau antar individu

dari berbagai kelas yang berbeda.

Putnam (2000) dalam Field (2003) menjelaskan, modal sosial yang

mengikat adalah sesuatu yang baik untuk menopang resiprositas spesifik dan

memobilisasi solidaritas, sambil pada saat yang sama menjadi semacam perekat

Page 33: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

15

terkuat sosiologi dalam memelihara kesetiaan yang kuat di dalam kelompok dan

memperkuat identitas - identitas spesifik. Hubungan - hubungan yang

menjembatani lebih baik dalam menghubungkan aset eksternal dan bagi

persebaran informasi. Isham et al, (2002) menyebutkan, Bonding dan bridging

adalah metafora horisontal: mereka menyiratkan hubungan yang ketat atau

longgar di antara orang-orang. Modal sosial juga memiliki dimensi vertikal, yang

bisa disebut linking. Kapasitas untuk memanfaatkan sumber daya, ide, dan

informasi dari akademik lembaga resmi lembaga formal di luar masyarakat,

terutama negara, merupakan fungsi utama dari modal sosial linking.

2.5 Status dan Peran

Setiap manusia dalam suatu masyarakat senantiasa mempunyai status

atau kedudukan dan peran. Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur

baku dalam lapisan sosial yang mmempunyai arti penting dalam sistem sosial.

Dimana sistem sosial tersebut merupakan pola-pola yang mengatur hubungan

timbal-balik antar individu, dan antar individu dengan masyarakat serta tingkah

laku individu-individu tersebut. Sehingga dalam hal ini hubungan yang baik dalam

suatu masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan

individu tersebut (Soekanto, 1990). Adapun pengertian dan konsep kedaunya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.5.1 Status (Kedudukan)

Secara abstrak, status berarti tempat seseorang dalam suatu pola

tertentu. Dengan demikian, seseorang yang ikut dalam berbagai pola kehidupan

dapat dikatakan mempunyai beberapa kedudukan. Pengertian tersebut

menunjukkan kedudukannya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara

menyeluruh (Soekanto, 1990).

Page 34: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

16

Sesorang dapat mempunyai beberapa status sekaligus, baik yang bersifat

tetap maupun temporer atau sementara. Seseorang dengan statusnya sebagai

kepala rumah tangga, seorang ayah, dan pegawai negeri secara relatif

merupakan status tetap, akan tetapi statusnya sebagai ketua rukun tetangga,

dan kepala sekolah secara relatif bersifat sementara. Kemudian, di antara

banyak status yang dimiliki seseorang, salah satu statusnya yang tertinggi (atau

dianggap teringgi oleh masyarakat merupakan ciri identitas sosialnya yang

terpokok. Dengan demikian, pada masyarakat tradisional, status yang menonjol

dianggap sebagai unsur yang mempertahankan stabilitas sosial (Soekanto,

1985).

Terdapat dua macam kedudukan yang berkembang dalam masyarakat

pada umumnya. Pertama, Ascribed-Status, yaitu kedudukan seseorang dalam

masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan

kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya

kedudukan anak seorang bangsawan adalah seorang bangsawan pula. Seorang

warga kasta Brahmana di India memperoleh kedudukan demikian karena orang

tuanya tergolong dalam kasta yang bersangkutan. Kedua, Achieved-Status, yaitu

kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.

Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat terbuka

bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar

serta mencapai tujuan-tujuannya. misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim

asalakan memenuhi persyaratan tertentu. demikian pula setiap orang dapat

menjadi guru dengan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang

kesemuanya terserah kepada usaha-usaha dan kemampuan yang bersangkutan

untuk menjalaninya (Soekanto, 1990).

2.5.2 Peran

Page 35: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

17

Sebagaimana dinyatakan sebelumya, peranan juga mempunyai arti

penting dalam suatu sistem sosial. Peranan atau peran merupakan pola

perikelakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Ke duanya tak dapat

dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Yang mana tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran

(Soekanto, 1990).

Peranan mempunyai beberapa unsur sebagai pola perikelakuan, antara

lain peran ideal, peranan yang dianggap oleh diri sendiri, dan peranan yang

dilaksanakan atau dikerjakan. Peranan ideal sebagaimana dirumuskan atau

diharapkan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terkait pada status

tertentu. Selanjutnya, yang dimaksud peranan yang dianggap oleh diri sendiri

artinya, seorang individu menganggap, bahwa dalam situasi-situasi tertentu

(yang dirumuskannya sendiri), dia harus melaksanakan peranan tertentu;

Sedangkan, peran yang dilaksanakanmerupakan peranan yang sesungguhnya

dilaksanakan oleh individu di dalam kenyataannya, yang terwujud dalam

perikelakuan yang nyata. Peranan ini senantiasa dipengaruhi oleh sistem

kepercayaan, harapan-harapan, persepsi dan juga oleh kepribadian individu

yang bersangkutan (Soekanto, 1985).

2.6 Kawasan Pesisir Pantai

Menurut Stanis (2005) Kawasan pesisir merupakan wilayah perairan

antara daratan dan perairan laut. Secara fisiologi didefinisikan sebagai wilayah

antara garis pantai hingga kearah daratan yang masih dipengaruhi pasang surut

air laut, dengan lebar yang ditentukan oleh kelandaian pantai dan dasar laut,

serta dibentuk oleh endapan lempung hingga pasir yang bersifat lepas dan

kadang materinya berupa kerikil. Ruang kawasan pesisir merupakan ruang

wilayah diantara ruang daratan dengan ruang lautan yang saling berbatasan.

Page 36: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

18

Ruang daratan merupakan ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan

daratan termasuk perairan darat dan sisi darat dari garis terendah. Ruang lautan

adalah ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai sisi laut

pada garis laut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya.

Menurut para ahli di Indonesia dalam Tuwo (2011) batasan wilayah

pesisir sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas diaratan

meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun tidak tergenang air yang

masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut dan

intrusi air laut. Sedangkan batas dilaut adalah sampai pada daerah laut yang

masih dipengaruhi oleh proses-proses alam didaratan seperti sedimentasi dan

titik terjauh aliran air tawar kelaut, serta daerah-daerah yang dipengaruhi oleh

kegiatan-kegiatan manusia didaratan.

Kondisi masyarakat pesisir yang sangat tergantung pada sumberdaya

alam yang common property (sumberdaya milik bersama) mengakibatkan

terbentuknya komunitas-komunitas atau lembaga yang didalamnya terdapat

beberapa aturan-aturan yang harus dipatuhi sebagai sesame anggota dari

komunitas tersebut. Aturan-aturan itu dibuat dengan sendirinya akan mengikat

dan sifatnya terbentuk secara bertahap dengan sendirinya akibat dari adanya

interaksi sosial yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.

2.7 Nelayan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1990

(15/90) Tentang Usaha Perikanan, bahwa nelayan didefinisikan sebagai orang

yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan

perikanan perairan umum, nelayan didefinisikan sebagai orang yang secara aktif

melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan

pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke

Page 37: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

19

dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor,

tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan 2002).

Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan

alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk

memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau

mengawetkannya. Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan

tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap.

Pada umumnya dalam pengusaha perikanan laut terdapat tiga jenis

nelayan, yaitu: nelayan pengusaha, nelayan campuran dan nelayan penuh.

Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memusatkan penanaman

modalnya dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu seseorang

nelayan yang juga melakukan pekerjaan yang lain di samping pekerjaan

pokoknya sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah golongan nelayan

yang hidup sebagai penangkap ikan di laut dan dengan memakai peralatan lama

atau tradisional. Namun demikian Mubyarto (2002:18) menyatakan bahwa

apabila sebagian besar pendapatan seseorang berasal dari perikanan (darat dan

laut) mereka disebut sebagai nelayan.

Nelayan sendiri merupakan kelompok masyarakat yang kehidupannya

bergantung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan kegiatan penangkapan,

pengolahan maupun pemasaran ikan.

Masyarakat nelayan sendiri secara geografis adalah masyarakat yang

hidup, tumbuh, dan berkembang dikawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi

antara wilayah darat dan laut (Kusnadi, 2009:27). Sedangkan menurut M. Khalil

Mansyur mengatakan bahwa masyarakat nelayan dalam hal ini bukan berarti

mereka yang dalam mengatur hidupnya hanya mencari ikan di laut untuk

menghidupi keluarganya akan tetapi juga orang-orang yang integral dalam

Page 38: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

20

lingkungan itu. Masyarakat nelayan dalam konteks penelitian ini yaitu masyarakat

yang tinggal menetap didaerah pinggir pantai dan bermata pencaharian sebagai

nelayan yakni dengan menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat tangkap

seperti jaring, pancing,dan lain-lain.

2.8 Komunitas Nelayan

Bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang

heterogen dan homogen. Masyarakat nelayan yang heterogen adalah mereka

yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat.

Sedangkan yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya

menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktivitasnya

juga kecil dan sulit melakukan pemasaran. Kesulitan mereka akan transportasi

untuk mengangkut hasil tangkapan ke pasar juga akan menjadi penyebab

rendahnya harga hasil laut di daerah mereka (Sastrawidjaya, 2002).

Komunitas nelayan merupakan kumpulan masyarakat nelayan yang

tergolong dalam satu komunitas yang saling bekerjasama untuk dapat mencapai

tujuan bersama. Setiap komunitas memiliki elemen pembentuk yang saling

berhubungan antar satu dengan yang lainnya yang terikat melalui suatu jaringan

sosial. Jaringan sosial pada masyarakat menunjukkan berbagai tipe hubungan

sosial atas dasar identitas kekerabatan, ras, etnis, pertemanan, ketetanggaan

maupun atas dasar kepentingan tertentu.

2.9 Kelompok Nelayan

Menurut Charles 2001 dalam Widodo 2006 kelompok nelayan terbagi

dalam empat kelompok, yaitu:

1. Nelayan Subsisten (subsistence fishers), yaitu nelayan yang menangkap

ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Page 39: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

21

2. Nelayan Asli, yaitu nelayan yang sedikit banyak memiliki karakter yang

sama dengan kelompok pertama, namun memiliki juga hak untuk

melakukan aktivitas secara komersial walaupun dalam skala yang sangat

kecil.

3. Nelayan Rekreasi, yaitu orang-orang yang secara prinsip melakukan

kegiatan penangkapan hanya sekedar untuk kesenangan atau

berolahraga.

Nelayan Komersial, yaitu nelayan yang menangkap ikan untuk tujuan

komersial atau dipasarkan, baik untuk pasar domestic maupun pasar ekspor,

Dalam nelayan komersial dibagi menjadi dua, yaitu kelompok nelayan skala kecil

dan skala besar.

2.10 Sumberdaya Perikanan

Sumber daya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari

ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan

untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa

mendatang. Menurut keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia No. KEP.18/MEN/2011 mengenai potensi sumberdaya perikanan

Indonesia sebesar 6,4 juta ton per tahun. Produksi perikanan tangkap di laut

sekitar 4,7 juta ton per tahun, dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan

maksimum 5,2 juta ton per tahun.

Sumberdaya perikanan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai

memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya

perikanan tersebut tidak mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor

Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2004).

Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang terdapat dalam

wilayah atau lingkungan pesisir laut yang dapat dimanfaatkan secara

Page 40: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

22

berkelanjutan oleh masyarakat sekitar, karena memang sumberdaya kelautan

yang bersifat open access bagi siapapun yang mau atau ingin memanfaatkan

sumberdaya tersebut.

2.11 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Pengelolaan suatu sumber daya akan tergantung pada bagaimana akses

terhadap sumberdaya tersebut ditetapkan atau dipraktekkan. Salah satu elem

yang mempengaruhi akses adalah kepemilikan dan penguasaan sumberdaya

alam atau property regimes, yang didefinisikan sebagai suatu hak, kewenangan

dan tanggungjawab pribadi pemilik dalam hubungannya dengan pribadi pihak

lain terhadap pemanfaatan suatu semberdaya alam (Bromley & Carnea 1989).

Pemanfaatan sumberdaya di dasarkan pada aturan main yang ditetapkan

oleh pihak yang tergabung (Ruddle et al. 1992, Ginting 1998). Bentuk lain dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan laut adalah melalui kepemilikan masyarakat

atau kepemilikan komunal (communal property) yaitu kepemilikan sekelompok

masyarakat yang telah melembaga, dengan ikatan norma-norma atau hukum

adat yang mengatur pemanfaatan sumberdaya dan dapat melarang pihak lain

untuk mengeksploitasinya.

2.12 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

hubungan antar variabel variabel independen dan dependen. Apabila dalam

penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,

mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar

variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.

Page 41: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

23

Oleh karena itu ada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan

pada kerangka berpikir (Sugiyono, 2015).

Desa Kalibuntu merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di

Kabupaten Probolinggo, tepatnya terletak di Kecamatan Kraksaan. Sebagian

besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Masyarakat di desa tersebut lebih

mengandalkan penghasilannya dari mencari ikan di laut dan menjadi buruh di

pasar. Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkaitan dengan kegiatan

ekonomi masyarakat nelayan membuat masyarakat didesa tersebut lebih

cenderung mengandalkan hasil tangkapan ikannya. Pentingnya untuk membahas

modal sosial yang ada di Desa tersebut untuk mengetahui seberapa besar modal

sosial yang terbentuk dalam masyarakat maupun kelompok untuk dapat

memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada di Desa tersebut.

Modal sosial merupakan kemampuan masyarakat dalam suatu etnis atau

kelompok untuk dapat bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai

suatu tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi

yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat.

Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung dengan adanya semangat

proaktif membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip timbal balik, saling

menguntungkan dan dibangun diatas kepercayaan (Hasbullah, 2006).

Peran modal sosial pada masyarakat khususnya masyarakat desa

Kalibuntu memang sangat penting untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari

masyarakat. Adanya peran modal sosial yang kuat dalam masyarakat dapat

memberikan dampak positif bagi desa tersebut. Peran modal sosial sendiri

dalam kelompok nelayan apabila diterapkan akan menghasilkan : 1. Hubungan

saling percaya antar sesama kelompok nelayan. Dalam kegiatan usaha yang

dilakukan secara bersama-sama di masyarakat untuk mencapai suatu tujuan

bersama, mereka tidak hanya dituntut untuk saling mengenal satu sama lain,

Page 42: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

24

melaikan perlu adanya saling percaya antar sesama anggota dan berharap

apabila mereka bekerja sama maka mereka tidak akan di eksploitasi atau ditipu.

2. Jaringan sosial merupakan keterlibatan seseorang maupun kelompok dalam

kegiatan sosial tertentu. Contohnya seperti adanya musyawarah masyarakat

yang merupakan media komunikasi serta informasi untuk membuat kebijakan

kelompok dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepentingan bersama.3.

Norma dan Nilai. Norma merupakan suatu aturan atau patokan berprilaku yang

pantas. Sedangkan Nilai adalah nilai-nilai yang dianut bersama yang mengacu

pada cita-cita dan tujuan bersama.

Menurut Putnam (1993) dalam Field (2003), yang mendefinisikan modal

sosial sebagai bagian dari organisasi sosial, seperti adanya kepercayaan, norma

dan jaringan sosial, yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan

memfasilitasi tindakan terkoordinasi.

Adanya peran modal sosial dalam masyarakat Desa Kalibuntu akan

menciptakan hubungan sosial yang baik antar sesama kelompok nelayan

maupun masyarakat sekitar. Dengan adanya hubungan sosial yang baik antar

kelompok nelayan dapat menumbuhkan rasa saling memiliki satu sama lain,

sehingga dalam melakukan kegiatan penangkapan, kelompok nelayan lebih

memperhatikan ekosistem yang ada, dengan tidak menggunakan alat tangkap

yang dapat membahayakan keberadaan ekosistem yang ada di laut. Hal itu

dapat terbentuk dari adanya rasa saling memiliki untuk tetap dapat menjaga dan

melestarikan sumberdaya perikanan yang ada agar tetap terjaga dengan baik

dan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, dapat terus

mengelola serta memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan

sehingga dapat dirasakan oleh generasi yang akan datang. Kerangka pemikiran

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 43: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

25

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Komponen Modal

Sosial Dalam

Masyarakat Desa

Kalibuntu

Kelompok

Nelayan

Kepercayaan Jaringan Sosial Pranata

Peran Modal Sosial

Mengikat

(Bonding) Menjembatani

(Bridging)

Mengaitkan

(Lingking)

Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan

Berkelanjutan

Alat Tangkap

Ramah

Lingkungan

Page 44: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

26

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan

Kabupaten Probolinggo. Alasan utama dipilihnya Desa Kalibuntu sebagai tempat

penelitian adalah karena wilayah ini merupakan kawasan pesisir pantai yang

sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Usaha

perikanan yang lebih dominan di Desa Kalibuntu adalah perikanan tangkap dan

pengolahan hasil perikanan dalam skala kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Juni sampai dengan bulan Juli 2017.

Kondisi alam yang didominasi oleh wilayah perairan pantai

mengakibatkan sebagian besar penduduk di Desa Kalibuntu bermata

pencaharian sebagai nelayan dan sebagian besar penduduknya

menggantungkan hidupnya terhadap potensi perikanan yang ada disekitar Desa

Kalibuntu.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis dan metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara

terperinci mengenai fenomena tertentu. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010),

Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-

fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau

pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

Page 45: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

27

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada jenis data kualitatif

dan jenis data kuantitatif, sedangkan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi data primer dan data skunder.

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua jenis, yaitu :

1. Data Kualitatif, merupakan data yang bukan berupa angka/bilangan. Tidak

dapat dilakukan operasi matematik seperti penambahan, pengurangan,

perkalian, pembagian dll. Data kualitatif juga disebut data atribut (Harinaldi,

2010). Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang

terkait dengan peran modal sosial yang terbentuk dalam kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu yang mencakup hubungan saling percaya (kepercayaan),

pranata dan jaringan sosial dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan

yang ada di Desa Kalibuntu.

2. Data Kuantitatif, merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan.

Dalam data kuantitatif juga umumnya dapat dilakukan operasi-operasi

matematik (Harinaldi, 2010). Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi data

keadaan penduduk, seperti jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,

jumlah penduduk berdasarkan agama, tingkat pendidikan, umur serta data

jumlah produksi perikanan tangkap yang ada di Desa Kalibuntu.

Page 46: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

28

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer dan data sekunder yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui perantara siapapun). Data primer dapat berupa opini

subjek (orang) secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu

benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Kelebihan bagi peneliti

menggunakan data primer adalah peneliti dapat mengumpulkan data sesuai

dengan yang diinginkan karena data yang tidak relevan dapat dieliminasi atau

setidaknya dikurangi (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data ini diperoleh secara

langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil wawancara

dan observasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan

observasi terhadap tempat yang secara langsung peneliti dapat mengamati

keadaan sebenarnya dari objek penelitian sehingga peneliti mendapat data yang

valid, akurat dan benar- benar dibutuhkan dalam penelitian.

Adapun yang menjadi sumber dalam penelitian ini merupakan :

Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu Kabupaten Probolinggo

Masyarakat sekitar Desa Kalibuntu Kabupaten Probolinggo

Kantor Balai Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Adapun data yang diambil dalam penelitian ini antara lain meliputi :

Profil Desa Kalibuntu Kabupaten Probolinggo

Bentuk Modal Sosial yang ada di Desa Kalibuntu

Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan

Page 47: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

29

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang didapatkan

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicacat oleh pihak

yang lain). Data sekunder umumnya berupa data lembaga pemerintah, riset

terdahulu, catatan pribadi, dan sejarah yang telah tersusun di dalam arsip berupa

data dokumenter yang dipublikasikan maupun data dokumenter yang tidak

dipublikasikan (Widi, 2010).

Adapun data sekunder yang diambil dalam penelitian ini antara lain,

meliputi :

Penelitian terdahulu mengenai modal sosial kelompok maupun kelompok

nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan

Data penduduk Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Propinsi Jawa Timur

Peta lokasi penelitian

Keadaan umum lokasi penelitian

Letak geografis dan topografis lokasi penelitian

Keadaan masyarakat sekitar pesisir pantai Desa Kalibuntu Kabupaten

Probolinggo

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara

Pengumpulan data dalam penelitian dapat menggunakan metode

wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan suatu data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

Page 48: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

30

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-

hal dari responden yang lebih mendalam dan apabila respondennya berjumlah

sedikit/kecil. Wawancara dibagi menjadi 2 yaitu wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan setelah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh

karena itu peneliti biasanya sudah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak

terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya pada wawancara

tidak terstruktur yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2015).

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua belah pihak,

yaitu pihak pertama adalah pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan kepada yang diwawancarai dan pihak yang kedua yaitu

terwawancara (interviewer) yang memberikan informasi atas pertanyaan yang

diajukan oleh pewawancara (Herdiyansah, 2010).

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan yakni terhadap Kepala

Desa Kalibuntu untuk mendapatkan informasi mengenai profil dan sejarah

daerah atau lokasi penelitian dan juga terhadap nelayan yang ada di Desa

Kalibuntu sebagai responden utama untuk dapat menggali informasi mengenai

data yang berhubungan dengan modal sosial yang terbentuk dalam Kelompok

Nelayan Desa Kalibuntu dengan bertatap muka antar pewawancara dengan

responden atau orang yang diwawancarai. Tujuan dari wawancara yang

dilakukan oleh peneliti untuk menyajikan informasi yang saat ini terjadi mengenai

aktivitas, pribadi, perasaan, peristiwa dan organisasi.

Page 49: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

31

3.4.2 Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, beupa fenomena alam

(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan

responden kecil (Riduwan, 2009).

Obsevasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data

apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesalahannya

(validitasnya). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari

proses biologis dan psikologis. Dalam mengunakan teknik observasi yang

terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti (Usman dan

Akbar, 2009).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengambilan data

dengan melakukan observasi untuk mengamati secara langsung kondisi lokasi

penelitian serta mencatat seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan di Desa

Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalanya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Page 50: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

32

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2015).

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang meliputi buku-buku

relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data

yang relevan (Riduwan, 2009).

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan

melakukan dokumentasi yakni dengan cara mengambil foto setiap kegiatan mulai

dari keadaan sekitar kawasan daerah pesisir pantai Desa Kalibuntu, serta proses

wawancara yang dilakukan di Kantor Kepala Desa Kalibuntu.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Dalam pelaksanaan penelitian ini metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah dengan Nonprobability Sampling. Teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan metode Nonprobability Sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Ditujukan

kepada orang yang benar-benar mengerti tentang keadaan sekitar lokasi

penelitian. Sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka diperlukan

teknik purposive sampling untuk mengetahui keadaan sekitar daerah pesisir

pantai Desa Kalibuntu. Adapun yang dipilih menjadi narasumber adalah Kepala

Desa Kalibuntu, anggota kelompok nelayan Desa Kalibuntu, Ketua kelompok

nelayan Desa Kalibuntu, serta Ketua organisasi yang ada di Desa Kalibuntu.

Tidak hanya itu, dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan untuk

menentukan narasumber dengan menggunakan teknik snowball sampling.

Page 51: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

33

Dimana Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data,

yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini

dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit belum mampu untuk

memberikan data yang memuaskan maka dari itu perlu adanya penambahan

terhadap responden ketika data yang di dapat kurang dalam memenuhi informasi

mengenai kondisi yang ada dilapang. (Sugiyono, 2015)

Menurut Devers dan Richard (2000) yaitu: Snowball sampling digunakan

apabila peneliti ingin mengumpulkan data informasi dalam salah satu lokasi,

namun peneliti belum tahu siapa yang tepat untuk dipilih, sebab belum mengerti

keadaan dan struktur masyarakat di lokasi tersebut, sehingga belum bisa

merencanakan pengumpulan data secara pasti, maka dari itu peneliti dapat

melakukan secara langsung datang ke lokasi dan bertanya mengenai informasi

yang dibutuhkan kepada siapapun yang pertama kali ditemui.

3.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain. (Sugiono, 2015)

Analisis data merupakan kegiatan dalam mengolah data menjadi sebuah

informasi, sehingga dengan begitu sifat data yang telah didapatkan akan lebih

mudah untuk dipahami dan bermanfaat guna menjawab masalah yang berkaitan

dengan penelitian. Teknik analisis data merupakan hal yang sangat penting

dilakukan dalam menentukan penelitian, yang berfungsi untuk menyimpulkan

hasil dari penelitian. Tahapan dalam menganalisis data antara lain yakni,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta penyusunan laporan.

Page 52: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

34

Pada analisis data ini peneliti menggunakan analisis kualitatif model Miles

dan Huberman (Sugiyono, 2015) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data ini terdiri dari 4 hal utama,

yaitu:

3.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengambilan data yang dilakukan

di lapang atau tempat penelitian. Dan data yang diperoleh menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pada tahap observasi data yang dikumpulkan adalah dengan cara

mengamati secara langsung kondisi yang terjadi dilapang. Dan pada tahap

wawancara yakni dengan melakukan wawancara kepada Kepala Desa Kalibuntu

serta pada kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dengan menggali

informasi mengenai tujuan dari penelitian. Sedangkan untuk dokumentasi yang

dilakukan berupa gambar, yang berguna untuk mendukung kebutuhan data

penelitian serta sebagai bukti dari peneliti. Data yang berupa dokumen

dikumpulkan sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian yang bersumber dari

dokumen resmi Kantor Kepala Desa Kalibuntu.

3.6.2 Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat ditarik

kesimpulan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

Page 53: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

35

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

(Sugiyono, 2015)

Dari hasil wawancara, observasi serta dokumentasi yang didapatkan oleh

peneliti dengan pihak-pihak yang terkait, maka data yang terkumpul dirangkum

dengan tujuan agar dapat mempermudah dalam pembuatan laporan penelitian

tanpa menghilangkan data yang didapatkan.

3.6.3 Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang sudah tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta

pengambilan tindakan. Penyajian data juga dapat dilakukan dalam bentuk matrik,

grafik maupun tabel agar data yang di dapatkan tersusun dan terorganisasikan

dengan baik, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yang pertama

gambaran umum. Dalam gambaran umum penelitian berisikan gambaran terkait

lokasi penelitian serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sedangkan yang

kedua menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola

hubungan. Dari seluruh data yang sudah didapatkan, dipahami satu persatu

kemudian disatukan lalu diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.

3.6.4 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menetapkan simpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi, serta usaha untuk memahami alur sebab

akibat yang nantinya akan mengambil kesimpulan secara terbuka.

Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk

pernyataan singkat mengenai peran modal sosial pada kelompok nelayan dalam

memanfaatkan sumberdaya perikanan dengan mengacu pada tujuan dari

penelitian.

Page 54: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

36

Dibawah ini merupakan gambar mengenai komponen dalam analisis data

dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Komponen Dalam Analisis Data (Sugiyono,2015)

Dapat disimpulkan, bahwa analisis data merupakan proses pencarian

data dengan menyususn secara sistematis data yang didapatkan dari hasil

observasi, wawancara, maupun dokumentasi dengan cara mengelompokan data

ke dalam kategori, serta memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan

sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami.

Gambar 2 menunjukkan awal mula pengumpulan data lampang. Data

yang sudah terkumpul akan dituangkan menurut kriteria dengan menggunakan

reduksi data. Apabila data yang sudah tereduksi belum sesuai dengan kriteria

yang dibutuhkan maka diulangi lagi proses reduksi datanya, akan tetapi apabila

data yang telah direduksi susadh sesuai makan kriteria akan dilanjutkan sampai

pada penarikan kesimpulan.

Berdasarkan model pendekatan interaktif dapat dijelaskan lebih dalam

yaitu :

Mempersiapkan data yang akan dianalisis. Dan langkah pertama yang

harus dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi

serta dokumen yang diperlukan dan yang berkaitan dengan penelitian. Tahap

Page 55: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

37

wawancara dilakukan kepada Kepala Desa Kalibuntu, Anggota Kelompok

Nelayan Desa Kalibuntu, Ketua Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu, serta

masyarakat Desa Kalibuntu.

1. Dokumentasi

Dokumentasi yang diambil berupa gambar yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan penelitian, dan sekaligus sebagai bukti validitas dari peneliti. Data

yang berupa dokumentasi dikumpulkan berdasarkan kebutuhan penelitian

yang bersumber dari dokumen resmi Kantor Kepala Desa Kalibuntu serta

Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk teks

naratif. Peneliti menyajikan data penelitian yang telah dilalui berdasarkan

hasil reduksi data. Data yang dikumpulkan berupa gambaran umum

mengenai lokasi penelitian yaitu dari Kantor Kepala Desa Kalibuntu,

Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu..

3. Penarikan Kesimpulan

Perlunya verifikasi dalam tahap penarikan kesimpulan selama penelitian,

sehingga data yang didapat harus diuji kebenarannya. data yang telah

disajikan akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang

dianalisis meliputi peran modal sosial yang terbentuk dalam kelompok

nelayan di Desa Kalibuntu, peran modal sosial dalam kelompok nelayan

dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada di Desa Kalibuntu,

serta bagaimana hubungan antar setiap kelompok nelayan agar dapat

memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Desa Kalibuntu.

Page 56: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

38

3.7 Variabel, Indikator, dan Item Indikator

Menurut Sugiyono (2015), variabel merupakan sifat atau nilai dari

seseorang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut,

kemudian dapat ditarik kesimpulan. Variabel memiliki fungsi untuk pengujian

hipotesis, mempersiapkan metode dalam analisis data, serta mempersiapkan

alat dalam pengumpulan data. Dalam penerapannya variabel terdiri dari variabel

independen dan dependen. Dimana variabel independen merupakan variabel

bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen merupakan variabel

terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

independen (bebas).

Di bawah ini merupakan bentuk variabel, indikator dan item indikator

dalam penelitian dengan menggunakan deskriptif kualitatif dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 57: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

39

Tabel 1. Variabel, Indikator dan Item Indikator

Variabel Indikator Item

Kepercayaan Kejujuran (Nopianti dan Nia, 2009).

- Transparasi dalam pelaporan keuangan kelompok

- Ketepatan antara pelaporan keuangan dengan data/ fakta

Kewajaran (Nopianti dan Nia, 2009).

- Hasil tangkapan dibagi sesuai dengan pengorbanan atau upaya masing-masing anggota

- Harga jual tangkapan nelayan di bagi rata kepada setiap kelompok

Egaliter (nopianti dan Nia, 2011)

- Tidak membeda-bedakan seseorang

- Sikap antar ketua kelompok dengan anggota kelompok

Toleransi (Nopianti dan Nia, 2009).

- Toleransi terhadap penggunaan alat tangkap yang berbeda pada setiap kelompok

- Hal yang dilakukan oleh anggota dalam menjaga sumberdaya yang ada

Kemurahan hati (Nopianti dan Nia, 2009).

- Sikap berbaik hati terhadap sesama manusia

- Kepedulian seseorang untuk menolong antar sesama nelayan maupun tidak, pada saat mengalami kesulitan keuangan

Pranata Nilai-nilai yang dianut (Nopianti dan Nia, 2009)

- Nilai yang dianut oleh anggota kelompok nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan

- Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kalibuntu

Norma-norma dan Sanki-sanksi (Nopianti dan Nia, 2009).

- Sanksi yang diberikan kepada anggota yang melanggar peraturan

- Aturan tertulis mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan

Aturan-aturan (Nopianti dan Nia, 2009)

- Larangan terhadap setiap kelompok dalam melakukan kegiatan penangkapan

- Peraturan yang harus dipatuhi dalam Kelompok nelayan

Jaringan Sosial

Partisipasi (Nopianti dan Nia, 2009)

- Tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan organisasi

- Setiap anggota kelompok memberikan uang kas dengan jumlah yang sama

Page 58: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

40

Lanjutan Tabel 1. Variabel, Indikator dan Item Indikator

Variabel Indikator Item

Pertukaran timbal balik (Nopianti dan Nia, 2009)

- Transaksi jual beli ikan yang dilakukan

- Pergantian dalam kepengurusan kelompok nelayan

Solidaritas (Nopianti dan Nia, 2009)

- Perilaku nelayan ketika menemukan nelayan lain dalam kesulitan

- Rasa kesetiakawanan dalam meringankan beban musibah

- Kemauan pengurus dan anggota kelompok untuk berkorban demi kepentingan kelompok

Kerjasama (Nopianti dan Nia, 2009)

- Kerjasama yang terjalin antar atasan dengan bawahan

- Kerjasama yang terjalin antar sesama anggota kelompok

- Pengaruh kerjasama dalam mencapai tujuan bersama (memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan)

Keadilan (Nopianti dan Nia, 2009)

- Ketua kelompok nelayan mengambil keputusan yang bijak kepada anggota kelompok yang melakukan pelanggaran

- Menjatuhkan sanksi tanpa pilih kasih

Page 59: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

41

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Topografi Desa Kalibuntu

Desa Kalibuntu merupakan salah satu desa yang berada di kawasan

pesisir pantai Kabupaten Probolinggo tepatnya di Kecamatan Kraksaan dengan

luas wilayah Desa Kalibuntu sebesar 100.010 Ha. Yang mana luas wilayah

tersebut terbagi atas penggunaanya sebagai tanah sawah sebesar 1,000 Ha,

tanah kering yang termasuk didalamnya adalah pemukiman warga sekitar yaitu

sebesar 28,000 Ha, serta tanah basah yang dipergunakan sebagai tambak yaitu

sebesar 66,000 Ha. (Kantor Kepala Desa Kalibuntu, 2015) . Adapun batas-batas

wilayah Desa Kalibuntu dapat dilihat sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Madura

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Patokan

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Kebonagung

Sebelah Barat : dan berbatasan dengan Desa Asembagus

Jarak Desa Kalibuntu ke Ibu Kota Kecamatan terdekat dengan

menggunakan kendaraan bermotor adalah 7 km dengan lama jarak tempuh

sekitar ¼ jam, Sedangkan jarak dari Ibu kota kabupaten jika ditempuh dengan

menggunakan kendaraan bermotor adalah 25 km dengan jarak tempuh sekitar 1

jam. Secara topografi Desa Kalibuntu merupakan daerah pesisir pantai yang

padat penduduknya. Di Desa Kalibuntu juga terdapat lahan tambak yang cukup

luas. Desa Kalibuntu sendiri dapat dikategorikan sebagai kawasan pesisir pantai

karena memang daerah tersebut merupakan daerah pemukiman yang dekat

dengan laut. Desa ini memiliki iklim tropis dan terbagi menjadi 2 musim, yaitu

musim penghujan dan musim kemarau dengan ketinggian tempat dari

permukaan laut 0-25 (mdl) meter. Rata-rata suhu udara harian 36-39 oC serta

Page 60: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

42

curah hujan 200 mm per tahun. Tekstur tanah yang ada di Desa Kalibuntu

berupa pasiran yang berwarna abu-abu. (Kantor Kepala Desa Kalibuntu, 2015)

4.2 Gambaran Umum Kawasan Pesisir Pantai Desa Kalibuntu

Kawasan pesisir pantai Desa Kalibuntu terletak di Kabupaten Probolinggo

tepatnya di Kecamatan Kraksaan yang terdiri dari daratan dan perairan laut.

Terdapat 6 (enam) desa di Kecamatan Kraksaan yang berbatasan langsung

dengan pantai, seperti Desa Asembagus, Kelurahan Patokan, Desa Kalibuntu,

Desa Sidopekso, Desa Kebonagung dan Desa Asembakor. Dari ke-enam desa

tersebut Desa Kalibuntu merupakan daerah yang terkenal sebagai Desa Nelayan

atau kampung nelayan. Hal ini dikarenakan Desa Kalibuntu memiliki jumlah

penduduk terbanyak diantara desa-desa yang lain di Kecamatan Kraksaan. Dan

sebagian besar penduduk yang tinggal di Desa Kalibuntu bermata pencaharian

sebagai nelayan.

Gambar 1. Kawasan Desa Kalibuntu

Kawasan pesisir pantai yang identik dengan kawasan yang kumuh dan

kotor membuat orang engga untuk mendatangi wilayah tersebut. namun lain

halnya dengan Desa Kalibuntu, desa yang dijuluki sebagai desa nelayan atau

kampung nelayan ini banyak mengalami perubahan, yang sebelumnya di desa ini

terkenal dengan lingkungan kumuh, karena banyaknya sampah yang berserakan

dibiarkan begitu saja tidak dibuang pada tempatnya membuat pemandangan

Page 61: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

43

Desa Kalibuntu menjadi kumuh dan kotor. Menurut penelitian Wulandari (2013)

mengenai Rasionalitas Kelompok Sasaran Program MCK Lingkungan Pesisir

Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo menyebutkan

bahwa masyarakat Desa Kalibuntu memiliki gaya hidup yang acuh terhadap

lingkungan sekitarnya sehingga membuat lingkungan sekitar tempat tinggal

mereka menjadi kotor dan kumuh. Dalam penelitiannya juga menyebutkan

bahwa salah satu bentuk gaya hidup mereka yang kotor adalah dengan buang

air besar di tambak dikarenakan jarak rumah dengan tambak sangat dekat.

Dampaknya timbul penyakit seperti diare, typhus, muntaber, dll. Hal tersebut

dikarenakan tingkat pendapatan nelayan yang rendah sehingga tidak mampu

untuk membangun sarana MCK sendiri serta kebiasaan penduduk desa yang

sering buang air di sungai, tambak maupun laut tanpa harus membayar.

Namun lain halnya sekarang, Dengan adanya kegiatan Festival

Wirakarya Kampung Kelir yang melibatkan 1.000 orang anggota Pramuka dari

Probolinggo dan Pasuruan yang dilakukan selama 4 hari dari mulai tanggal 1 s/d

4 Mei 2017 mengubah Desa Kalibuntu menjadi kawasan yang indah dipandang,

rumah-rumah penduduk di Desa Kalibuntu berubah menjadi penuh warna, tak

hanya sekedar di cat warna-warni, pada beberapa bagian juga nampak gambar

yang sudah di desain sebelumnya. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan

rasa kepedulian masyarakat pesisir pantai Desa Kalibuntu agar peduli terhadap

lingkungan sekitarnya. Dibawah ini merupakan gambar rumah yang ada di Desa

Kalibuntu sebelum dan sesudah di cat, dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Page 62: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

44

Gambar 2. Rumah di Desa Kalibuntu sebelum di cat

Gambar 3. Rumah di Desa Kalibuntu sesudah di cat

Pada gambar 4 dan 5 terlihat jelas perbedaan antar rumah

penduduk yang ada di Desa Kalibuntu sebelum dan sesudah di cat. Tampak

rumah penduduk sebelum di cat terlihat kurang berwarna, namun hasil dari

adanya kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir yang melibatkan 1.000 orang

anggota Pramuka dari Probolinggo dan Pasuruan membuat rumah penduduk

yang ada di Desa Kalibuntu menjadi penuh dengan warna. Tak dapat dipungkiri

bahwasannya kawasan pesisir pantai Kalibuntu yang dulunya terkenal dengan

pemukiman kumuh, dan yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungannya,

sekarang berubah menjadi Kampung yang indah di pandang.

Page 63: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

45

4.3 Keadaan Penduduk Desa Kalibuntu

Jumlah penduduk di Desa Kalibuntu berdasarkan hasil registrasi

penduduk akhir tahun 2015 yakni sebanyak 8.499 jiwa yang terdiri dari 4.216

jumlah penduduk laki-laki dan 4.283 jumlah penduduk perempuan. Desa

Kalibuntu merupakan wilayah di Kecamatan Kraksaan yang memiliki penduduk

terbanyak. Sedangkan Desa dengan jumlah penduduk terkecil berada pada Desa

Tamansari yakni hanya sebanyak 1.094 jiwa. Dengan luas wilayah Desa

Kalibuntu 100.010 Ha yang terdiri dari tanah sawah 1.000 Ha, tanah kering

28,000 Ha serta tanah basar 66,000 Ha yang dihuni oleh 8.499 jiwa yang terdiri

dari penduduk laki-laki dan perempuan.

4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Kepala Desa Kalibuntu pada

saat penelitian berlangsung, data jumlah penduduk Desa Kalibuntu pada tahun

2016 berjumlah 8.473 jiwa. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat

Desa Kalibuntu adalah bahasa Madura, karena sebagian besar penduduk Desa

Kalibuntu berasal dari Madura. Jumlah penduduk desa tersebut terdiri dari 4.198

jumlah penduduk laki-laki dan 4.275 jumlah penduduk perempuan. Jumlah

penduduk Desa Kalibuntu di dominasi oleh penduduk perempuan. Berikut adalah

tabel rincian jumlah penduduk Desa Kalibuntu berdasarkan jenis kelamin, dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 4.198 49.6%

2. Perempuan 4.275 50.4%

Jumlah Total 8.473 100 %

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

Page 64: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

46

4.3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Kalibuntu

Keadaan penduduk menurut Agama yang dianut oleh masing-masing penduduk

di Desa Kalibuntu diketahui bahwa seluruh penduduk yang berada di Desa

Kalibuntu beragama Islam. Berikut adalah tabel rincian penduduk berdasarkan

agama yang dianut, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Islam 8.473 100% 2. Kristen - - 3. Katholik - - 4. Hindu - - 5. Budha - -

6. Khonghucu - - 7. Aliran Kepercayaan lainnya - -

Jumlah Total 8.473 100%

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kemajuan dari suatu wilayah dapat mempengaruhi kualitas serta

kuantitas dari penduduk pada wilayah itu sendiri. Salah satunya dapat dilihat dari

tingkat pendidikan penduduk pada Desa tersebut. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Kantor Kepala Desa Kalibuntu tingkat pendidikan penduduk

terbanyak didominasi oleh tamatan SD/ sederajat. Hal tersebut menunjukkan

bahwasannya kesadaran masyarakat Desa Kalibuntu akan pentingnya tingkat

pendidikan masih rendah, sehingga membuat penduduk yang ada di Desa

Kalibuntu susah untuk mendapatkan pekerjaan. Berikut ini merupakan tabel

rincian tingkat pendidikan penduduk di Desa Kalibuntu, dapat dilihat pada Tabel

4.

Page 65: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

47

Tabel 3. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Belum/ Tidak Sekolah 3.064 36,16 % 2. Tamat SD/ sederajat 3.181 37,54 % 3. Tamat SLTP/ sederajat 1.183 14,0 % 4. Tamat SLTA/ sederajat 915 10,8 % 5. Tamat D1 5 0,05 % 6. Tamat D2 9 0,10 % 7. Tamat D3 5 0,05 % 8. S1 111 1,3 %

Jumlah Total 8.473 100%

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

4.3.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Kalibuntu,

keadaan penduduk menurut usia didominasi oleh penduduk usia 1-10 tahun yaitu

sebesar 1.721 jiwa (20,24%). Pada usia 1-10 tahun merupakan usia anak-anak,

sehingga dapat diketahui bahwa penduduk Desa Kalibuntu mengalami

pertumbuhan yang didominasi oleh penduduk anak-anak. Berikut ini merupakan

tabel rincian keadaan penduduk berdasarkan usia, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Usia

No. Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. 0-12 bulan 110 1,30 % 2. 1-10 1.721 20,30 % 3. 11-20 1.367 16,13 % 4. 21-30 1.619 19,10 % 5. 31-40 1.376 16,23 % 6. 41-50 970 11,44 % 7. 51-60 652 7,70 % 8. 61-75 617 7,30 % 9. >=75 41 0,5 %

Jumlah Total 8.473 100%

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

Page 66: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

48

4.3.5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian yang didapatkan

pada saat penelitian berlangsung adalah bekerja sebagai buruh lain-lain yang

tidak disebutkan merupakan jenis pekerjaan campuran yang dikelompokkan

kedalam buruh lainnya yaitu sebesar 3.550 penduduk dengan nilai persentase

41,77%. Sedangkan jenis pekerjaan yang menempati posisi kedua adalah

bekerja sebagai nelayan, karena pada dasarnya Desa Kalibuntu merupakan

daerah pesisir pantai yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai nelayan. Dilihat dari tingkat pendidikan yang masih rendah,

menyebabkan masyarakat di Desa Kalibuntu susah untuk mendapatkan

pekerjaan, sehingga hal tersebut membuat kebanyakaan penduduk Desa

Kalibuntu bekerja sebagai nelayan. Berikut adalah tabel rincian penduduk Desa

Kalibuntu berdasarkan mata pencahariannya, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5.Data Penduduk Desa Kalibuntu Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Tidak bekerja 3.164 37,34 % 2. Petani 143 1,7 % 3. Buruh tani 140 1,65 % 4. Buruh migran 121 1,42 % 5. Pegawai Negeri Sipil 9 0,10 % 6. Pengrajin Industri Rumah Tangga 10 0,12 % 7. Pedagang Keliling 76 0,90 % 8. Peternak 16 0,19 % 9. Nelayan 1.244 14,7 %

10. Buruh Lain-lain 3.550 42 %

Jumlah Total 8.473 100%

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

Page 67: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

49

4.4 Keadaan Umum Perikanan Desa Kalibuntu

Dari ke 18 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Kraksaan ada 6

desa yang merupakan daerah pesisir karena berbatasan langsung dengan laut.

Salah satunya adalah Desa Kalibuntu. Desa Kalibuntu merupakan desa yang

terkenal sebagai kampung nelayan atau desa nelayan, karena sebagian besar

penduduk di Desa Kalibuntu bekerja sebagai nelayan. Pemanfaatan sumberdaya

perikanan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat nelayan

membuat masyarakat didesa tersebut lebih cenderung mengandalkan hasil

tangkapan ikan. Karakteristik Desa Kalibuntu merupakan kawasan atau daerah

pemukiman nelayan dengan kegiatan perikanan sebagai aktivitas yang paling

dominan bagi daerah yang terletak disepanjang pantura.

Produksi ikan hasil tangkapan yang ada di Desa Kalibuntu terdiri dari

beberapa jenis ikan. Jenis ikan hasil tangkapan yang ada di Desa Kalibuntu

terdiri dari ikan Tuna, ikan Tongkol/ cakalang, ikan Kakap, ikan Tenggiri, ikan

Jambal, ikan Pari, ikan Kuwe, ikan Belanak, Cumi, Gurita, Sarden, Bawal,

Baronang, Kembung dan ikan Ekor Kuning. Dari beberapa jenis ikan diatas

didominasi oleh ikan Tongkol/ cakalang, dimana berdasarkan data hasil produksi

pada tahun 2015 Desa Kalibuntu, produksi ikan Tongkol/ cakalang sebesar 4.000

ton/tahun. Selanjutnya disusul oleh ikan Cumi yaitu sebesar 2.000 ton/tahun dan

pada posisi ketiga ada ikan ekor kuning yaitu sebesar 1.500 ton/tahun.

Sedangkan untuk hasil produksi ikan paling sedikit adalah ikan tuna yaitu

sebanyak 0,5 ton/tahun. Berikut ini merupakan rincian tabel hasil produksi ikan

menurut jenisnya di Desa Kalibuntu, dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 68: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

50

Tabel 6. Data Rincian Hasil Produksi Ikan

No. Jenis Ikan Hasil Produksi Ikan (Ton/ tahun)

1. Tuna 0,5 2. Tongkol/ cakalang 4.000 3. Kakap 200 4. Tenggiri 50 5. Jambal 5 6. Pari 30 7. Kuwe 10 8. Belanak 100 9. Cumi 2.000 10. Gurita 10 11. Sarden 1.000 12. Bawal 10 13. Baronang 2 14. Kembung 20 15. Ikan Ekor Kuning 1.500

Total 8.937,5

Sumber : Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, 2017

Page 69: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

51

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu

Kelompok nelayan merupakan kumpulan masyarakat nelayan yang

tergolong dalam satu kelompok yang saling bekerjasama untuk dapat mencapai

tujuan bersama. Berdasarkan hasil penelitian yang berlangsung pada bulan juni

2017, bahwasannya di Desa Kalibuntu sendiri tidak ada komunitas nelayan,

masyarakat nelayan di Desa Kalibuntu terbagi atas beberapa kelompok saja, hal

tersebut sesuai dengan pernyataan salah satu masyarakat nelayan Desa

Kalibuntu yang ditemui dan yang diwawancarai pada saat proses penelitian

berlangsung. Berikut penuturan Bapak SM mengenai kelompok nelayan yang

ada di Desa Kalibuntu:

”Perkumpulan nelayan sendiri ndak ada dek, dulunya itu disini sempat ada yang khusus

untuk kelompok-kelompok nelayan dijadikan satu, tapi ndak bertahan lama de, ya itu dah,

karna punya kesibukan sendiri-sendiri, makanya sekarang sudah dihapus itu dek, adanya

ya kelompok-kelompok biasa dalam satu kapal itu dah, kalo untuk keseluruhan kelompok

ndak ada dek”. (W/70717/Info1/Jaringan Sosial/SM)

Dapat dikatakan bahwasannya dari pernyataan Bapak SM untuk saat ini

tidak ada perkumpulan komunitas nelayan di Desa Kalibuntu dikarenakan

kurangnya partisipasi antar setiap kelompok nelayan, sehingga dibubarkannya

perkumpulan antar setiap kelompok yang ada di Desa Kalibuntu, hal tersebut

disebabkan karena kesibukan masing-masing setiap kelompok nelayan Desa

Kalibuntu. adanya perkumpulan hanya antar tiap satu kelompok nelayan yang

terdiri dari satu kapal saja. Kelompok masyarakat nelayan di Desa Kalibuntu

saling bekerjasama untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu dalam

memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada secara berkelanjutan.

Kerjasama yang terjalin antar anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu

selain dalam kegiatan penangkapan, salah satunya adalah dengan adanya

Page 70: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

52

perbaikan jaring yang rusak, perbaikan tersebut dilakukan secara bersama-sama

antar setiap anggota kelompok nelayan dalam satu kapal, keakraban yang

terjalin antar anggota kelompok nelayan sangat baik, tidak ada jarak antar

anggota dengan pemilik kapal, semua ikut andil dalam memperbaiki jaring,

seperti yang terlihat pada gambar 6.

Gambar 1. Perbaikan Jaring

Pada gambar 6 nampak jelas bahwa kerjasama yang dilakukan oleh

anggota nelayan terjalin dengan baik. Kekompakan yang terlihat antar ketua

kelompok nelayan atau pemilik kapal dengan anggota kelompok nelayan dinilai

dapat menumbuhkan rasa saling memiliki satu sama lain.

Pada saat penelitian berlangsung ada 3 kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu yang di wawancarai sebagai narasumber dalam melengkapi data

penelitian. Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan pada saat

penelitian berlangsung :

5.1.1 Kelompok 1

Kelompok 1 yang di ketuai oleh Bapak AT yang juga sebagai pemilik

kapal yang biasa digunakan untuk keperluan melaut. Beliau mengungkapkan

bahwasannya awal mula terbentuknya anggota kelompok nelayan yang diketuai

oleh beliau sendiri sebagai pemilik kapal adalah secara kekeluargaan, tidak ada

batasan dalam pemilihan anggota kelompok tersebut, beliau menerima secara

Page 71: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

53

terbuka bagi siapa saja, tetangga maupun kerabat yang ingin menjadi bagian dari

anggota kelompok nelayan yang diketuai oleh Bapak AT. Berikut pernyataan

Bapak AT mengenai awal mula terbentuknya anggota kelompok nelayan.

”Neng kak anjeh tak le mele buk, gi se gelem alakoah norok peraoh kuleh, gi alakoh bik

kuleh, sera’ah beih pon se gellem aloah norok peraoh kuleh gi toreh, kuleh tak matesen

ten buk, pokok alakoh gu onggu buk, sera’ah beih pon, tetanggeh, tretan pokok sera’ah

beih gi toren mon gellem, delem satu peraoh kuleh kaksak cumak sekunik buk

anggotanah, neng lemabeles oreng, tak benyak ten, tak pasteh ten buk delem satu

peraoh kakruah bedeh se dupolo oreng paling benyak gi sampek telopoloan oreng buk”.

“Disini tidak milih-milih buk, ya yang mau bekerja ikut perahu saya, ya bekerja sama

saya, siapa saja yang mau bekerja ikut perahu saya ya silahkan, saya tidak membatasi

buk, pokok bekerja sungguh-sungguh, siapa saja, tetangga, sodara pokok siapa saja ya

silahkan kalau mau, dalam satu perahu saya itu cuma sedikit buk anggotanya, cuma 15

orang, ndak banyak, tidak pasti juga buk dalam satu perahu itu ada yang 20 orang paling

banyak ya sampek 30 an orang buk”. (W/290617/AT)

Jadi dapat disimpulkan dari pernyataan Bapak AT bahwasannya awal

mula terbentuknya anggota kelompok nelayan yaitu secara kekeluargaan, beliau

tidak membatasi dalam pemilihan anggota kelompok nelayan yang ingin

bergabung, menurut pernyataannya siapa saja yang ingin bergabung, tetangga

maupun saudara, beliau terima, asalkan benar-benar bekerja tidak aneh-aneh.

Dan untuk anggota kelompok yang diketuai oleh Bapak AT tersebut hanya

beranggotakan 15 orang, jadi menurut beliau dalam satu kapal tidak sama

banyaknya anggota kelompok yang ikut melaut.

5.1.2 Kelompok 2

Kelompok 2 yang diketuai oleh Bapak SM, beliau menjelaskan

bahwasannya awal mula terbentuknya anggota kelompok nelayan yang diketuai

oleh Bapak SM adalah secara sukarela, tidak ada tuntutan dari beliau bagi siapa

saja yang ingin bekerja dan bergabung dengan anggota kelompok nelayan yang

Page 72: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

54

beliau ketuai, pernyataan tersebut tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang di

ungkapkan oleh Bapak AT. Berikut pernyataan Bapak SM mengenai awal mula

terbentuknya anggota kelompok yang diketuai oleh beliau sendiri :

“Awal terbentuknya anggota kelompok ini ndak ada syarat khusus buat jadi anggota

kelompok saya, maksudnya jadi ABK saya. Disini itu seperti itu, tidak pilih-pilih, yang

ingin bekerja dengan saya ya bergabung dengan kapal saya dek. Yang penting itu

waktunya kerja ya kerja, masalahnya kan saya butuh tenaganya, kalok selalu ndak ikut

kerja, kan kayaknya kapal itu ndak bisa bekerja, kekurangan tenaga gitu dek, jadi harus

bekerja sungguh-sungguh lah istilahnya gitu dek. Saya punya 2 kapal dek yang satu

dipegang anak saya, dan satunya lagi saya sendiri yang pegang, anggota nya lumayan

banyak dek sekitar 30 an itu dikapal saya”. (W/070717/SM)

Jadi pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak SM bahwasannya tidak

ada syarat khusus untuk masuk dan ikut bergabung dengan anggota kelompok

yang di ketuai oleh beliau. Asalkan anggota yang ingin bergabung bekerja

sungguh-sungguh. Anggota kelompok nelayan yang diketuai oleh Bapak SM

lumayan banyak yaitu ada sekitar 30 an orang, berbeda dengan anggota

kelompok nelayan yang di ketuai oleh Bapak AT yang hanya 15 anggota saja.

Seperti yang sudah Bapak AT sampaikan bahwasannya banyaknya anggota

dalam setiap kapal tidak sama.

5.1.3 Kelompok 3

Sedangkan kelompok ketiga yang diketuai oleh Bapak MB, beliau

menjelaskan bahwasannya awal mula beliau merekrut anggota kelompok

nelayan yang diketuainya adalah secara terbuka bagi siapa saja yang ingin

bergabung menjadi anggota kelompok yang diketuai oleh beliau. Beliau juga

mengutarakan bahwasannya kebanyakan anggota kelompok yang ikut bekerja

kepada beliau adalah kerabatnya sendiri. Dalam satu kapal yang diketuai oleh

Bapak MB ada sekitar 30 an anggota kelompok nelayan ikut yang bergabung.

Menurut penuturan beliau, tidak ada syarat khusus untuk masuk dan ikut

Page 73: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

55

bergabung dengan kapal beliau. Berikut pernyataan yang dikemukakan oleh

Bapak MB pada saat wawancara berlangsung :

“Sistemnya kalo disini ya gitu dah dek biasa, siapa saja yang mau ikut gabung dengan

kapal saya, ya kerjanya sama saya. Saya tidak melarang siapapun yang ingin ikut

bergabung dengan kelompok saya dek, di kapal saya itu ada sekitar 30 an orang dek

yang gabung, tapi ya gitu kebanyakan yang bekerja sama saya itu sodara sendiri dek.

Dan saya sebagai pemilik kapal juga ndak ngasih syarat khusus buat yang pengen

gabung dengan kapal saya dek, ya pokok intinya bisa kerja bener-bener ya ayok gitu dah

dek”. (W/050717/MB)

Jadi menurut pernyataan dari Bapak MD beliau menjelaskan

bahwasannya untuk menjadi anggota kelompok yang diketuai oleh beliau tidak

ada syarat khusus yang harus dipatuhi oleh setiap anggota yang ingin bergabung

dengan kapal beliau.

Dari ketiga kelompok yang dijadikan sebagai narasumber pada saat

penelitian berlangsung mengenai awal mula terbentuknya kelompok nelayan

yang ada di Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo adalah

secara terbuka, dari ketiga kelompok nelayan tersebut kompak menyebutkan

bahwasannya tidak ada syarat khusus untuk masuk dan ikut bergabung menjadi

bagian dari anggota kelompok nelayan, hanya saja banyaknya anggota dalam

setiap kapal yang diketuai oleh pemilik kapal tersebut tidak sama, hal tersebut

dilihat dari besarnya kapasitas kapal menampung banyaknya anggota kelompok

dalam satu kapal.

Berikut ini merupakan gambar kapal yang ada di kawasan pesisir pantai

Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Page 74: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

56

Gambar 2. Kapal Nelayan Desa Kalibuntu

Seperti yang terlihat pada gambar 7 bahwasannya ukuran kapal yang ada

di Desa Kalibuntu tidak terlalu besar, kapal tersebut dapat menampung sekitar

20-30 an ABK (Anak Buah Kapal). Sangat berbeda dengan kapal yang ada di

perairan mayangan, kapal yang ada di daerah tersebut beragam dari yang

terkecil sampai kapal terbesar juga ada, karena alat tangkap yang digunakan di

kawasan pesisir mayangan tiap kapalnya tidak sama, ada yang menggunakan

pukat harimau, jaring, cantrang dan masih banyak lagi alat tangkap lainnya yang

digunakan di kawasan perairan mayangan, maka dari itu kapasitas kapal yang

diperlukan oleh nelayan di mayangan juga berbeda sesuai dengan alat tangkap

yang digunakan. Namun lain halnya dengan nelayan yang ada di Desa

Kalibuntu, jenis alat tangkap yang digunakan masih sangat tradisional yaitu

menggunakan jaring apung. Seluruh kapal yang ada di kawasan pesisir Desa

Kalibuntu rata menggunakan alat tangkap berupa jaring. Masyarakat Desa

Kalibuntu juga memastikan bahwasannya alat tangkap yang digunakan tidak

sampai merusak rumpon atau yang biasa disebut rumah ikan dan ekosistem

yang ada di dasar laut.

Page 75: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

57

5.2 Komponen Modal Sosial pada Kelompok Nelayan Desa Kalibuntu

Modal sosial merupakan bagian dari organisasi sosial yang didalamnya

terdapat kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat mendorong masyarakat

untuk ikut berpartisipasi dalam mencapai tujuan bersama (Putnam,1993 dalam

Field, 2003). Modal sosial juga merupakan kemampuan yang timbul dari adanya

hubungan saling percaya (trust) dalam sebuah kelompok maupun kelompok.

Modal sosial juga diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam

menggerakkan kebersamaan antar sesama. Hubungan antar individu dengan

kelompok maupun kelompok dengan sesama kelompok ditopang dengan adanya

jaringan, nilai-nilai kebudayaan serta hubungan saling percaya yang dapat

memungkinkan terjalinnya kerjasama yang baik agar dapat mencapai tujuan

bersama. Dalam penelitian ini komponen modal sosial difokuskan pada

kepercayaan (Hubungan saling percaya), pranata dan jaringan sosial. Dimana

hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut :

5.2.1 Kepercayaan

Salah satu komponen modal sosial yang ada di Kelompok Nelayan Desa

Kalibuntu adalah dengan adanya kepercayaan yang terjalin antar setiap anggota

kelompok baik pemilik kapal maupun ABK. Pentingnya sebuah kepercayaan agar

masyarakat dapat bekerjasama dengan baik dan melahirkan kehidupan sosial

yang harmonis. Dalam modal kepercayaan ada beberapa indikator yang

termasuk didalamnya seperti adanya kejujuran, kewajaran, egaliter, toleransi

serta kemurahan hati. Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dirumuskan bahwa bentuk kepercayaan kelompok nelayan di Desa Kalibuntu

dilihat dari adanya kejujuran, kewajaran, toleransi serta kemurahan hati.

Page 76: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

58

1. Kejujuran

Menurut Nopianti dan Nia (2011), nilai kejujuran dikonsepsikan sebagai

sebuah hubungan diantara anggota dan kelompok nelayan yang dilakukan

secara tulus dan ikhlas tanpa kecurangan berdasarkan pada standar nilai yang

disepakati bersama. Individu maupun kelompok yang berprilaku diluar standar

nilai yang disepakati tersebut dipandang telah melakukan ketidakjujuran. Dalam

kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu, bentuk dari kejujuran tersebut

adalah dengan adanya :

a. Transparansi dalam pelaporan keuangan yang dimiliki oleh setiap kelompok

Salah satu bentuk kepercayaan yang ada di Kelompok masyarakat

nelayan di Desa Kalibuntu adalah dengan adanya nilai kejujuran yang terbentuk.

Nilai kejujuran tersebut digambarkan dengan adanya transparansi dalam

pelaporan keuangan atau dana kelompok yang digunakan. Setiap dana

kelompok yang keluar akan dilaporkan kepada setiap anggota kelompok nelayan,

walaupun dalam pelaporan tersebut tidak adanya laporan tertulis mengenai dana

yang digunakan sebagai modal untuk melaut dan juga sebagai simpanan apabila

sewaktu-waktu terjadi kerusakan pada perahu/ kapal. Anggota kelompok nelayan

mempercayakan sepenuhnya terhadap pengelola maupun pemilik kapal

mengenai dana bantuan yang diperoleh. Nilai kejujuran yang terbentuk dalam

kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dapat mengatasi permasalahan

modal yang dihadapi oleh anggota kelompok nelayan dalam memanfaatkan

sumberdaya perikanan yang ada. Nilai kejujuran antara anggota kelompok

dengan ketua kelompok maupun pemilik kapal, dirasa dapat menumbuhkan rasa

saling percaya, hal tersebut dapat menciptakan hubungan sosial yang baik antar

sesama anggota kelompok satu dengan yang lainnya. Berikut adalah kutipan

wawancara yang dilakukan kepada bapak HR yang mengungkapkan bahwa :

Page 77: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

59

“Untuk uang kas dan iuran kelompok perbulan itu tidak ada dek, tapi kalau keuangan

kelompok dalam satu kapal nelayan sendiri ada dek, jadi seumpama butuh uang untuk

keperluan melaut atau yang lainnya itu sudah di urus atasan dek, yang dimaksud

keuangan kelompok disini itu ya dari bantuan pemerintah itu dek, jadi setiap pemiliki

kapal itu dapat bantuan dari pemerintah, nah itu dah dek yang dipakai untuk keperluan

melautanya, jadi sistemnya disini itu ndak pakek uang kas maupun iuran dek, uang

bantuan yang diperoleh dari pemerintah itu yang mengelola pemilik kapalnyanya dek, jadi

semua kebutuhannya ditanggung sama pemilik kapal dek, semisal ada kerusakan kapal,

kayak kerusakan mesinnya ya itu dah dek, pakai uang bantuan yang dapat dari

pemerintah, dapatnya juga ndak mesti dek, sedapatnya bantuan dari pemerintah lah,

kadang bantuannya itu juga kayak perlengkapan melaut gitu dek”.

(W/050717/info1/Kepercayaan/HR)

Bapak HR juga mengungkapakan bahwa dana yang didapatkan dari

pemerintah dikelola oleh ketua kelompok atau pemilik kapal dan tidak ada

pelaporan khusus dalam artian tidak ada laporan tertulis dalam setiap

penggunaan dana kelompoknya, hanya melalui pembicaraan antar setiap

anggota kelompok, jadi tidak ada yang disembunyikan. Anggota sangat percaya

terhadap ketua kelompok, karena mereka tahu bahwa apabila terjadi kerusakan

pada kapal maupun mesin kapal, biaya perawatannya tidak murah, maka dari itu

nelayan di Desa Kalibuntu menyerahkan seutuhnya kepada pemilik kapal.

Bapak HR juga menjelaskan bahwasannya uang bantuan yang

didapatkan dari pemerintah tidak pasti kapan datangnya, yang pasti nelayan di

Desa Kalibuntu masih mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat yang

dipergunakan untuk keperluan melaut. Bantuan yang didapat juga tidak hanya

berupa uang, ada juga yang berupa alat tangkap maupun keperluan melaut

lainnya.

Selain Bapak HR, Bapak MT juga menjelaskan bahwa tidak ada uang kas

maupun iuran dalam kelompok nelayan di Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan

wawancara yang dilakukan kepada Bapak MT.

Page 78: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

60

“Soal dana kelompok itu masalah anggota itu ya dek, oh disini ndak ada dek kaya iuaran

uang kas itu ndak ada, jika tiba-tiba membutuhkan uang buat kerusakan mesin itu

biasanya kalau kita dapat hasil melaut itu disimpan sebagian oleh pemilik kapal dan itu

untuk keperluan jika tiba-tiba terjadi kerusakan pada kapalnya mbak. Sama ini dek,

kelompok nelayan disini juga dapat dana dari pemerintah, ya itu juga dah dek yang

dibuat untuk jaga-jaga kalau ada kerusakan sama kapal”.

(W/050717/Info1/Kepercayaan/MT)

Kutipan wawancara dari Bapak HR dan Bapak MT yang menjelaskan

bahwasannya tidak ada uang kas maupun iuaran dalam Kelompok Nelayan di

Desa Kalibuntu. Dan juga tidak ada pelaporan khusus untuk dana kelompok yang

digunakan, dalam artian tidak ada pelaporan secara tertulis, melainkan dengan

pembicaraan serta persetujuan antar setiap anggota kelompok. Apabila sewaktu-

waktu membutuhkan dana untuk perawatan kapal maupun mesin kapal

menggunakan uang bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan juga biasanya

menggunakan uang hasil melaut yang disimpan sebagian oleh pemilik kapal, hal

tersebut sudah melalui persetujuan setiap anggota kelompok nelayan, jadi tidak

ada yang disembunyikan, tetap ada pelaporan walaupun tidak dalam bentuk

tertulis.

b. Penggunaan alat tangkap oleh kelompok nelayan di Desa Kalibuntu

Nilai kejujuran juga dapat dilihat dari seberapa besar masyarakat nelayan

sekitar peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dengan tetap menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan merupakan salah satu cara agar dapat menjaga

sumberdaya perikanan tetap terjaga dengan baik. Letak nilai kejujuran dalam

penggunaan alat tangkap oleh kelompok nelayan di Desa Kalibuntu dilihat dari

tidak melanggarnya setiap kelompok yang ada di Desa Kalibuntu mengenai

penggunaan alat tangkap yang harus digunakan dalam perairan Desa Kalibuntu.

Hal tersebut didukung dengan adanya penuturan dari Bapak SM, mengenai

Page 79: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

61

penggunaan alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan di perairan Desa

Kalibuntu.

”larangannya kepada setiap kelompok mengenai alat tangkap yang dipakek untuk melaut

itu dah, kayak ndak boleh pakai alat tangkap yang bisa merusak lingkungan, ya seperti

itu dah larangannya mbak, kalok aturan yang harus dipatuhi itu, ya kayak itu dek adanya

larangan terhadap penggunaan alat tangkap, dan saya yakin juga kalo semua kapal

disini itu pakenya alat tangkap tradisional, alat tangkap yang sama dek”.

(W/070717/Info5/Pranata/SM)

Penggunaan alat tangkap yang digunakan di perairan Desa Kalibuntu

masih sangat tradisional, dan jika dilihat dari penuturan Bapak SM beliau percaya

bahwasannya seluruh kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu

menggunakan alat tangkap yang sama dengan yangbiasa beliau gunakan untuk

keperluan melaut.

Selain Bapak SM ada juga penuturan dari Bapak MB, mengenai penggunaan alat

tangkap yang digunakan di perairan Desa Kalibuntu. Berikut penuturan oleh Bapak MB :

“Alat tangkapnya disini itu masih tradisional mbak, pakeknya jaring, dilarang disini mbak

untuk penggunaan alat tangkapnya selain jaring, semuanya pakek jaring mbak, soalnya

dari atasan sendiri itu ndak diperbolehkan mbak, kalo di Desa Kalibuntu ini semuanya

merata pakek jaring, baru kalo di sana itu daerah probolinggo kota itu biasanya pakek

alat tangkap yang ndak sama antar tiap kapalnya. Kalo untuk sumberdaya nya ya mbak

ya, ya itu mbak kayak saya sebagai nelayan sama anggota kelompok nelayan lain itu

patuh sama aturan yang sudah dibuat, kayak adanya larangan penggunaan alat tangkap

selain jaring”. (Wawancara dilakukan pada tanggal 05 Juli 2017/ Info5/ Kepercayaan/ MB)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM dan

Bapak MB nilai kejujuran jika dikaitkan dengan pemanfaatan sumberdaya

perikanan, maka dapat disimpulkan bahwasannya alat tangkap yang digunakan

untuk melaut oleh nelayan di Desa Kalibuntu masih sangat tradisional. Bapak MB

dan Bapak SM juga meyakini bahwasannya nelayan Desa Kalibuntu hanya

menggunakan alat tangkap jaring yang cara kerjanya atau operasinya pada saat

malam hari, beliau juga meyakini bahwa setiap nelayan di Desa Kalibuntu tidak

Page 80: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

62

ada yang melanggar peraturan mengenai alat tangkap yang digunakan, Bapak

MB dan Bapak SM percaya bahwasannya alat tangkap yang digunakan di Desa

Kalibuntu oleh seluruh nelayan yang ada mayoritas sama yaitu menggunakan

jaring apung.

2. Kewajaran

Menurut Nopianti dan Nia (2011), kewajaran dikalangan kelompok

nelayan dapat dilihat dari cara penerapan aturan ataupun dijatuhkannya sanksi

yang tegas oleh ketua kelompok nelayan kepada anggota begitupun sebaliknya.

a. Pembagian hasil tangkapan sesuai dengan pengorbanan masing-masing anggota kelompok Nilai Kewajaran yang ada di kelompok masyarakat nelayan di Desa

Kalibuntu dinilai dari adanya hasil tangkapan yang dibagikan sesuai dengan

pengorbanan yang dilakukan oleh tiap masing-masing angota. Pembagian hasil

tangkapan yang diperoleh tidak dibagikan secara rata, hal tersebut sudah

menjadi hal yang biasa karena pemilik kapal lebih berhak untuk mendapatkan

hasil lebih banyak, hal tersebut dilakukan karena tidak adanya uang kas dalam

kelompok jadi apabila sewaktu-waktu membutuhkan dana untuk kerusakan

kapal, uang yang digunakan adalah uang hasil dari dana bantuan pemerintah

dan sebagian uang hasil melaut yang telah dibagi oleh ketua kelompok nelayan

atau pemilik kapal. Jadi dalam satu kapal tidak ada rasa iri hati mengenai

pembagian hasilnya, karena menurut mereka pembagian dalam hasil tangkapan

sudah dirasa wajar, sesuai dengan pengorbanan atau upaya yang dilakukan oleh

masing-masing anggota kelompok. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Bapak MT. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak MT

menjelaskan bahwa :

Page 81: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

63

”Hasil tangkapan yang didapat disini itu ndak dibagi rata dek, tetap yang punya kapal

yang lebih banyak dapat uangnya, karna apa dek, misalkan ada kerusakan kayak mesin

kapal rusak gitu, pastinya pemilik kapal yang repot, sama ini dek pemilik kapal yang

banyak mengeluarkan modal juga. Jadi seumpama hasil melautnya itu dapat uang,

katakanlah 9,5 juta lalu dipotong bahan bakar 500 ribu, tinggal 9 juta, nanti 3 juta nya

diambil oleh pemilik kapal, terus sisanya kan 6 juta baru itu yang dibagikan sama

anggota dek, seumpama dalam satu kapal itu ada 12 orang jadi ya 6 juta tadi itu

dibagikan ke 12 orang itu dek”. (W/050717/Info2/Kepercayaan/MT)

Selain Bapak MT ada juga ada Bapak SM yang menjelaskan bahwa

setiap hasil tangkapan yang diperoleh itu tidak dibagi secara rata. Berikut kutipan

wawancara dengan Bapak SM.

“Endak dek hasil tangkapan ikan disini itu ya dibaginya gini dek, pemilik kapal itu

dapatnya lebih banyak dari pada anggotanya dek, baru setelah itu dibagikan rata sama

anggota dek, yang jelas yang punya kapal itu ambil terlebih dulu dek, ya itu tadi dek

sebagian disimpan untuk keperluan kalau sewaktu watu ada kebutuhan mendadak,

kayak kerusakan itu dah”. (W/070717/Info3/Kepercayaan/SM)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak MT dan Bapak SM beliau

menjelaskan bahwasannya hasil tangkapan yang diporoleh oleh nelayan di Desa

Kalibuntu tidak dibagikan secara rata, tetap pemilik kapal yang paling banyak

menerima hasil dari tangkapan tersebut, baru setelah itu dibagikan secara rata

kepada ABK (Anak Buah Kapal). Hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi

setiap anggota kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu. Pasalnya, modal

dari anggota sendiri untuk melaut hanyalah bekerja, dan yang mengeluarkan

modal diawal untuk melaut adalah pemilik kapal, jadi anggota nelayan yang ada

di Desa Kalibuntu menyadari bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh pemilik

kapal, karena merekalah yang mengeluarkan modal paling banyak untuk

keperluan melaut.

Page 82: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

64

3. Egaliter

Menurut Nopianti dan Nia (2011), sikap egaliter ditunjukkan dari adanya

kerjasama yang baik antara juragan dan buruh atau kata lain juragan turun

langsung ke laut dan tidak hanya memerintah saja.

a. Tidak adanya perbedaan antara ketua kelompok dengan anggota kelompok dalam pekerjaan tertentu Nilai egaliter yang tercermin pada anggota kelompok nelayan yang ada di

Desa Kalibuntu yaitu tidak adanya perbedaan antara anggota kelompok maupun

ketua kelompok dalam perkerjaan tertentu. Contohnya sifat gotongroyong dalam

memperbaiki jaring yang biasa digunakan untuk mencari ikan dilaut, semua ikut

andil dalam memperbaiki jaring yang rusak, antara ketua kelompok dengan

anggota turut bekerjasama dalam memperbaiki jaring. Tidak ada jarak antar

ketua/ pemilik kapal dengan ABK (Anak Buah Kapal). Kedekatan tersebut dapat

mempererat hubungan yang sudah terbentuk sebelumnya menjadi lebih baik lagi,

dan hal tersebut juga dapat digunakan sebagai modal antar anggota kelompok

maupun pemilik kapal dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada di

kawasan pesisir pantai Desa Kalibuntu. Walaupun dari nilai kewajaran,

pembagian hasil tangkapan yang diperoleh di bagi tiga, namun pada saat masuk

dan bergabung menjadi anggota kelompok nelayan, maka status sosial yang

dimiliki oleh setiap anggota kelompok ditinggalkan, demi mencapai tujuan

bersama.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan Kepada Bapak AT,

beliau menjelaskan bahwa sikap egaliter yang diterapkan di Desa Kalibuntu

adalah sebagai berikut :

“Kerjasama antar nelayan neng kak anjeh gi baik buk, soalah napah mon tak baik,

peraoh kaksak tak bisah ajelen buk, karna kekorangan oreng, gi dek remah caranah

sopajeh antar nelayan kaksak tadek masalah, contoh kerjasamanah buk, mon jering nek

delem satu peraoh rosak, gi ebecek reng bereng buk, antar anggota bik ketua kelompok

Page 83: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

65

nelayannah, sek endik geduen peraoh nikah gi norok mecek buk, mecek reng-bereng

jeringeh mon tak senikah gi tak bisah nyareh jukok buk”.

“Kerjasama antar nelayan disini itu baik buk, karena kalo tidak baik, perahu itu tidak bisa

berjalan, karena kekurangan orang, ya bagaimana caranya supaya antar nelayan itu

tidak ada masalah, contoh kerjasamanya buk, kalau jaring dalam satu perahu itu rusak,

ya diperbaiki sama-sama buk, antar anggota sama ketua kelompok nelayan, atau yang

punya perahu itu ya juga ikut bantu memperbaiki, jadi diperbaiki sama-sama kalau ada

jaring yang rusak buk, kalau tidak begitu ya tidak bisa cari ikan buk”.

(W/290617/Info4/Kepercayaan/AT)

Gambar 3. Perbaikan Jaring Rusak

Menurut penuturan dari Bapak AT yang menjelaskan bahwasannya

kerjasama yang terjalin antar anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu

terjalin dengan baik. Seperti yang terlihat pada gambar diatas, Contoh hal kecil

yang menggambarkan kerjasama yang baik antar nelayan di Desa Kalibuntu

dengan ikut sertanya ketua kelompok nelayan atau pemilik kapal memperbaiki

jaring bersama dengan anggota kelompok nelayan lainnya. Hal tersebut

dilakukan agar supaya anggota kelompok nelayan dapat mencari ikan dilaut.

Seperti itulah penuturan dari Bapak AT.

Bentuk dari sikap egaliter yang tergambarkan pada gambar diatas

merupakan hal yang biasa dilakukan oleh anggota kelompok nelayan dengan

pemilik kapal, apabila jaring yang biasanya digunakan untuk melaut sudah rusak.

Page 84: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

66

Adanya kerjasama atar nelayan tersebut dapat menumbuhkan rasa kepercayaan

antar sesama anggota kelompok nelayan maupun dengan ketua kelompok

nelayan.

4. Toleransi

Menurut Nopianti dan Nia (2011), secara konseptual, toleransi identik

dengan sikap menahan diri terhadap pihak lain yang tidak disetujui. Toloransi

juga seringkali berupa pengecualian bagi seseorang yang tidak bisa mematuhi

aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

a. Tidak adanya toleransi terhadap penggunaan alat tangkap yang berbeda pada setiap kelompok

Sikap toleransi yang ada di Desa Kalibuntu, tidak adanya toleransi

terhadap penggunaan alat tangkap yang berbeda di Desa Kalibuntu. Larangan

mengenai alat tangkap yang harus di gunakan di perairan Desa Kalibuntu

membuat kelompok nelayan patuh terhadap adanya larangan tersebut.

Contohnya sampai saat ini nelayan di Desa Kalibuntu tetap menggunakan alat

tangkap yang masih sangat tradisional yaitu berupa jaring. Tumbuhnya

kesadaran diri masyarakat Desa Kalibuntu akan pentingnya sumberdaya alam

yang ada dengan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak

lingkungan juga sebagian dari peran modal sosial yang terbentuk dalam

kelompok nelayan, untuk tetap dapat menjaga serta memanfaatkan sumberdaya

perikanan di Desa Kalibuntu tanpa harus merusak sumberdaya yang ada.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan Kepada Bapak MB,

beliau menjelaskan bahwa sikap toleransi yang diterapkan di Desa Kalibuntu

adalah sebagai berikut :

“Alat tangkapnya disini itu masih tradisional mbak, pakeknya jaring, dilarang disini mbak

untuk penggunaan alat tangkapnya selain jaring, semuanya pakek jaring mbak, soalnya

dari atasan sendiri itu ndak diperbolehkan mbak, kalo di Desa Kalibuntu ini semuanya

Page 85: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

67

merata pakek jaring, baru kalo di sana itu daerah probolinggo kota itu biasanya pakek

alat tangkap yang ndak sama antar tiap kapalnya. Kalo untuk sumberdaya nya ya mbak

ya, ya itu mbak kayak saya sebagai nelayan sama anggota kelompok nelayan lain itu

patuh sama aturan yang sudah dibuat, kayak adanya larangan penggunaan alat tangkap

selain jaring”. (W/050717/Info5/Kepercayaan/MB)

Penuturan tersebut juga didukung dengan penuturan Bapak SM yang

merupakan pemilik kapal serta ketua kelompok nelayan yang ada di Desa

Kalibuntu. Bapak SM juga menjelaskan bahwasannya alat tangkap yang

digunakan di Desa Kalibuntu masih sangat tradisional dan beliau juga menyakini

bahwa setiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu seluruhnya

menggunakan alat tangkap berupa jaring, beliau juga mengungkapkan bahwa

nelayan di Desa Kalibuntu sangat mematuhi aturan mengenai alat tangkap yang

harus dioperasikan di perairan Desa Kalibuntu. Berikut penuturan Bapak SM :

”Kalau alat tangkap itu, saya percaya semua kapal disini itu pakainya jaring, saya

sebagai ketua kelompok nelayan yang juga pemilik kapal belum pernah menemukan

nelayan yang melanggar peraturan tentang alat tangkap, karna disini itu rata dek semua

pakainya alat tangkap yg masih tradisional, kalau menurut saya semua nelayan disini itu

patuh sama aturan dek, mereka ndak pakai alat tangkap yang buat lingkungannya rusak,

beda sama nelayan yang di probolinggo kota dek, kalo disana alat tangkapnya

bermacam macam dek, ada pukat harimau ada cantrang, dan untuk cara kerjanya atau

operasinya nelayan disini sama nelayan di mayangan itu mayoritas sama, sekitar jam 1-2

siang berangkat melaut, terus pulangnya kadang-kadang tengah malam, sekitar jam 2

malam gitu dek”. (W/070717/Info5/Kepercayaan/SM)

Gambar 4. Jaring yang biasa digunakan oleh Nelayan di Desa Kalibuntu

Page 86: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

68

Seperti yang terlihat pada gambar 9, dari hasil wawancara terhadap

Bapak MB dan Bapak SM yang menjelaskan bahwa alat tangkap yang digunakan

untuk melaut oleh nelayan di Desa Kalibuntu masih sangat tradisional. Bapak MB

dan Bapak SM juga meyakini bahwasannya nelayan Desa Kalibuntu hanya

menggunakan alat tangkap jaring yang cara kerjanya atau operasinya pada saat

malam hari, beliau juga meyakini bahwa setiap nelayan di Desa Kalibuntu tidak

ada yang melanggar peraturan mengenai alat tangkap yang digunakan, Bapak

MB dan Bapak SM percaya bahwasannya alat tangkap yang digunakan di Desa

Kalibuntu oleh seluruh nelayan yang ada mayoritas sama yaitu menggunakan

jaring apung. Dan cara nelayan di Desa Kalibuntu untuk menjaga sumberdaya

yang ada, yaitu dengan mematuhi aturan yang berlaku atau yang sudah

ditetapkan dengan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak

lingkungan. Seperti itulah cara nelayan di Desa Kalibuntu menjaga sumberdaya

alam yang ada agar tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

b. Tidak saling berebut wilayah dalam hal penangkapan

Sikap toleransi yang ditunjukkan oleh masyarakat nelayan atau kelompok

nelayan di Desa Kalibuntu salah satunya adalah dengan tidak adanya perebutan

wilayah dalam hal penangkapan. Setiap kelompok yang ada di Desa Kalibuntu

melakukan kegiatan penangkapan diperairan Desa Kalibuntu, tidak ada sikap iri

hati terhadap hasil tangkapan yang diperoleh oleh kelompok lain, bahkan saling

memberikan informasi satu sama lain antar setiap kelompok apabila salah satu

dari kelompok tersebut mendapatkan hasil tangkapan yang lumayan banyak. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak AT. Berikut penuturan Bapak AT :

”Neng kak anjeh gi buk, tak pernah arebuken kenengan nangkep jukok, kabbi sebedenah

tiap kelompok kelompok neng kak anjeh megek jukoen neng perairan kak anjeh buk, gun

biasanah mon bedeh nelayan laen, mksudteh engak lambek bedeh nelayan derih pulau

gilih probolinggo kaksak buk nangkep jukok neng kakanjeh gi tak eparengagih buk,

Page 87: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

69

jekrengan pon endik begien beng sebeng, gik entar ka selaen.Mon nelayan kak anjeh gi

tersera buk, kan kebesanah nelayan kak anjeh detdih tak arebuken buk, mala mon

ollenah melaut bedeh se benyak, kelompok laenah kak ruah biasanah epareng oning

buk, jek mon ning perairan kak sak benyak jukoken, senekah pon”.

“Disini itu buk, ndak pernah berebutan tempat untuk nangkap ikan, semua kelompok-

kelompok disini nangkap ikan diperairan sini buk, cuma biasanya kalo ada nelayan lain,

maksudnya kayak dulu ada nelayan dari pulau gili probolinggo itu buk nangkap ikan di

sini, ya ndak diperbolehkan buk, sudah punya bagian masing-masing masih mau ambil

punya orang lain. Kalo nelayan sini sendiri ya terserah buk, kan ini sudah kuasanya jadi

ndak ada rebutan buk, malah kalo ada yang melaut dapatnya banyak, biasanya

kelompok lainnya itu diberi tahu buk, kalo diperairan sana banyak ikannya, gitu buk”.

(W/290617/Info5/Kepercayaan/AT)

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak MT yang menjelaskan

bahwasannya nelayan di Desa Kalibuntu tidak saling berebut wilayah dalam hal

penangkapan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak MT :

”Alhamdulillah dek, selama ini tiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu ndak

ada yg saling berebut wilayah untuk nangkap ikan dilaut, Cuma itu biasanya nelayan luar

yang masuk ke perairan Desa Kalibuntu dek, kayak nelayan pulau gili kemaren yang

masuk ke perairan sini dek, ya gitu dah dek kalo sama nelayan sini Alhamdulillah belum

pernah ada rebutan tempat nangkap ikan itu, ya karna semuanya kelompok nelayan

Desa Kalibuntu ber hak dek untuk nangkap ikan di perairannya sendiri”.

(W/050717/Info5/Kepercayaan/MT)

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak AT dan

Bapak MT, bahwasannya sikap toleransi yakni dengan tidak adanya perebutan

wilayah dalam hal penangkapan menunjukkan adanya hubungan sosial yang

erat antar setiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu, karena sampai

saat ini antar tiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu belum pernah

ada konflik mengenai perebutan wilayah penagkapan, malah justru apabila salah

satu dari kelompok lain mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak dari

biasanya, maka hal tersebut akan di informasikan kepada kelompok nelayan lain

mengenai wilayah tangkapan tersebut.

Page 88: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

70

5. Kemurahan Hati

Menurut Nopianti dan Nia (2011), kemurahan hati merupakan sikap untuk

berbuat baik terhadap sesama manusia. Bentuk kemurahan hati nelayan dapat

dilihat dari kerelaan untuk menolong sesama nelayan dan atau bukan nelayan

yang mengalami musibah dilaut. Bentuk kemurahan hati ditunjukkan oleh

kesediaan para nelayan mengorbankan tenaga, waktu dan bahkan biaya untuk

menolong orang lain yang mengalami kesulitan keuangan.

a. Utang-piutang

Sikap kemurahan hati yang terbentuk dalam kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu adalah dengan adanya kepedulian antar sesama. Bentuk kepedulian

yang tergambarkan dalam kehidupan sehari-hari di Desa Kalibuntu seperti

apabila ada tetangga yang mengalami kesulitan keuangan, mereka tidak segan

untuk meminjamkan uang, selama masih memiliki simpanan uang. Mereka

percaya sepenuhnya bahwa uang yang dipinjam pasti akan dikembalikan.

Seperti itulah kepercayaan yang terbentuk antar kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari yang namanya

kehidupan sosial, berkelompok, yang pasti membutuhkan bantuan dari orang

lain, tidak bisa hidup sendiri. Sebagai bentuk kepercayaan masyarakat pesisir

pantai Desa Kalibuntu, pinjam meminjam uang merupakan hal yang biasa dan

wajar dilakukan oleh masyarakat sekitar apabila sangat membutuhkan. Hal

tersebut merupakan bentuk modal sosial yang ada di Desa Kalibuntu. Dengan

adanya nilai kepercayaan antar sesama dapat mempermudah seseorang untuk

melakukan kegiatannya sehari-hari.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak MT

mengenai sikap berbaik hati yang terbentuk terhadap sesama nelayan di Desa

Kalibuntu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak MT :

Page 89: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

71

”Ya seumpama saya butuh uang untuk keperluan anak saya sekolah, kebetulan saya

ndak punya simpanan uang, nah itu biasanya pinjamnya sama tetangga ya punya dek,

dan biasanya dipinjami dek, tapi nanti uangnya itu harus diganti dek, supaya nanti kalok

mau pinjam lagi itu dikasih dek, pasti ada yang mau minjami dek, asalkan juga tepat janji

ngembaliknya”. (W/050717/Info7/Kepercayaan/MT)

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak HR yang menjelaskan

bahwasannya sikap berbaik hati dan kepedulian antar sesama di Desa Kalibuntu

sangat tinggi, berikut kutipan wawancara dengan Bapak HR :

”Biasanya gini dek, kalok seumpama ada tetangga yang butuh pertolongan seperti mau

pinjam uang gitu, ya kalo saya ada uang ya saya kasih pinjam dek, tapi nanti itu uang

pinjamannya harus dikembalikan kesaya dek kalo sudah punya uang, tapi kalok saya lagi

ndak punya uang biasanya ya pinjamnya sama pak juragan itu atau pemilik perahu itu

dek, tapi pasti dikasih kok dek, ndak mungkin ndak dikasih, kan nanti uangnya juga pasti

diganti gitu dek”. (W/050717/Info7/Kepercayaan/HR)

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak MT dan Bapak HR, dapat

dilihat bentuk kemurahan hati dan kepedulian antar sesama nelayan di Desa

Kalibuntu sangat tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak MT bahwasannya

apabila Bapak MT mengalami kesulitan keuangan seperti yang telah dijelaskan

oleh Bapak MT tetangga sekitar tidak segan untuk memberikan pinjaman uang

kepada Bapak MT. Penuturan lain datang dari Bapak HR yang menjelaskan

bahwasannya bentuk kemurahan hati juga berupa kepedulian terhadap sesama,

apabila ada tetangga yang sedang dalam kesulitan keuangan seperti ada

tetangga yang sakit mereka tidak segan untuk membantu meminjamkan uang

terhadap yang membutuhkan, selagi masih memiliki simpanan uang, menurut

penuturan Bapak HR pasti akan dipinjami. Namun pinjaman tersebut tidak cuma-

cuma mereka harus membayar apabila sudah memiliki uang. Begitulah

pernyataan yang diutarakan oleh Bapak MT dan Bapak HR.

Page 90: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

72

5.2.2 Pranata

Menurut Soekanto (1990) dalam Maulana (2009), secara ringkas, pranata

sosial adalah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu

rangkaian tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi

menurut pola-pola resmi. Menurut Nopianti (2011) Dalam pranata sosial ada

beberapa indikator yang termasuk didalamnya seperti adanya nilai-nilai yang

dianut bersama, norma-norma dan sanksi-sanksi serta aturan-aturan. Dari

kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dirumuskan bahwa bentuk

pranata yang ada dalam kelompok nelayan di Desa Kalibuntu dapat dilihat dari

adanya nilai-nilai yang dianut bersama, norma-norma dan sanksi-sanksi serta

aturan-aturan yang sudah ada.

1. Nilai-nilai Yang Dianut Bersama

Menurut Nopianti dan Nia (2011), nilai bersama dikonsepsikan sebagai

nilai-nilai yang dianut bersama yang mengacu kepada cita-cita dan tujuan

bersama.

a. Penyelesaian konflik melalui pendekatan sosial

Nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu meliputi sikap kebersamaan yang ditunjukkan pada saat terjadi konflik

antar sesama anggota nelayan diselesai dengan cara kekeluargaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak AT

mengenai nilai-nilai yang dianut antar sesama anggota kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak AT :

”Disini itu dinilai dari kebersamaannya dek, contohnya itu pas memecahkan masalah

misalnya kalo ada konflik atau masalah ya biasanya diselesaikan secara kekeluargaan

saja dek, tidak yang dibesar-besarkan, gimana caranya supaya disini itu bisa hidup rukun

sama tetangga. Ada juga dek seperti pas kalok pergi melaut itu, seumpama kelompok

Page 91: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

73

nelayan A itu dapat ikannya banyak, nah gitu itu bisanya diinformasikan dek sama

kelompok nelayan yang lainnya”. (W/290617/Info1/Pranata/AT)

Dari pernyataan Bapak AT, nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota

nelayan Desa Kalibuntu meliputi kebersamaan yang ditunjukkan pada saat terjadi

konflik antar sesama anggota kelompok nelayan, cara penyelesaian masalahnya

secara kekeluargaan, masyarakat Desa Kalibuntu tidak ingin kebersamaan yang

terjalin antar sesama anggota maupun tetangga jadi merenggang, hal tersebut

sesuai dengan pernyataan yang diutarakan oleh Bapak AT.

b. Tradisi petik laut yang ada di Desa Kalibuntu

Tradisi yang ada di Desa Kalibuntu seperti adanya petik laut yang

dilakukan setiap satu tahun sekali pada saat musim paceklik. Kegiatan tersebut

dilakukan sebagai bentuk tasyakuran desa supaya diberi keselamatan pada saat

mencari ikan dilaut dan tradisi tersebut juga diyakini sebagai bentuk

pengharapan agar dapat meningkatkan hasil tangkapan dari sebelumnya,

dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap pemilik alam semesta. Seperti

itulah bentuk kebersamaan dan kekompakan yang terjalin antar sesama anggota

kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu, dengan menilai tinggi nilai

kebersamaan dan kekompakan. Sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan

oleh Bapak AT :

” Kalok masalah tradisi disini itu iya ada dek istilahnya petik laut kalok disini dek, itu

biasanya dilakukan satu tahun satu kali, ya kayak gitu dah dek tradisi yang ada di Desa

Kalibuntu, kegiatan itu juga ndak pasti tanggal nya dek”. (W/290617/Info2/Pranata/AT)

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak MT yang menjelaskan

bahwasannya tradisi yang ada di Desa Kalibuntu adalah sebagai berikut :

”Tradisi disini ya ada dek, kayak petik laut itu biasanya diadakan satu tahun satu kali,

biasanya kalo pas lagi musim paceklik ikan. Kegiatan petik laut itu semacam tasyakuran

Page 92: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

74

desa dek, supaya nelayan disini itu selamat cari ikan di laut sama ini dek supaya bisa

dapat hasil tangkapan yang lebih banyak lagi dek”. (W/050617/Info2/Pranata/MT)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak AT dan Bapak MT

bahwasannya tradisi yang ada di Desa Kalibuntu yaitu seperti petik laut yang

biasa dilakukan satu tahun satu kali yaitu pada saat musim paceklik. Kegiatan

petik laut sendiri diyakini sebagai tasyakuran desa agar supaya nelayan di Desa

Kalibuntu mendapat keselamatan pada saat mencari ikan dilaut dan juga diyakini

sebagai bentuk pengharapan agar dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan, hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak MT.

Seperti yang terlihat pada gambar 10, tradisi petik laut di Desa Kalibuntu

yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2016 kemarin. Dapat dilihat

pada gambar tersebut bahwasannya pada tradisi petik laut sekaligus tradisi

karnaval perahu hias yang diadakan oleh nelayan di Desa Kalibuntu,

menyediakan miniatur perahu hias yang berisikan sesajen.

Gambar 5. Tradisi Petik Laut di Desa Kalibuntu tahun 2016 (Sumber : Google Image, 2017)

2. Norma-norma dan Sanksi-sanksi

Menurut Nopianti dan Nia (2011), norma dan sanksi dikonsepsikan

sebagai suatu aturan sosial atau patokan berprilaku yang pantas. Sementara

Page 93: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

75

sanksi merupakan konsekuensi dari hukuman terhadap penyimpangan norma

atau berprilaku tidak pantas berdasarkan ukuran lingkungan sosialnya.

a. Sanksi yang diberikan kepada setiap anggota kelompok yang tidak mematuhi aturan

Sanksi yang diberikan kepada setiap anggota kelompok nelayan yang

melanggar peraturan akan diperingati terlebih dahulu oleh pemilik kapal atau

ketua kelompok nelayan, jika diperingati juga tetap melakukan pelanggaran,

maka jalan terakhirnya anggota tersebut akan diberhentikan dari keanggotaan.

Hal tersebut dilakukan agar supaya setiap anggota kelompok patuh terhadap

peraturan yang telah dibuat oleh setiap ketua kelompok yang ada dan disepakati

bersama oleh anggota.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM

mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota nelayan di Desa Kalibuntu yang

melanggar peraturan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak SM :

”Sanksi nya kalo ada anggota nelayan yang melanggar ya dimarahi, diperingati,

masalahnya kan saya butuh tenaganya, kalo selalu ndak ikut kerja akhirnya kapalnya kan

juga ndak bisa bekerja, kekurangan tenaga kan gitu, jadi diperingati dibalik itu ya

dimarahi lagi, kalok sudah susah, diperingati gak mempan, dimarahi juga sudah ndak

mempan, ya sudah diberhentikan, itu sudah jalan terakhirnya dek”.

(W/070717/Info3/PranataSM)

Menurut kutipan wawancara dari Bapak SM, bahwasannya sanksi yang

diberikan terhadap anggota kelompok nelayan yang melanggar peraturan,

awalnya hanya diperingati dan dimarahi saja, namun apabila sudah keterlaluan

baru akan di berhentikan dari keanggotaan.

Berdasarkan hasil penuturan dari Bapak SM mengenai norma dan sanksi

yang ada di Desa Kalibuntu, apabila ada nelayan yang melanggar peraturan

yang telah ditetapkan maka akan diperingati oleh pemilik perahu atau ketua

kelompok nelayan, namun apabila diperingati juga tidak bisa, maka jalan

Page 94: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

76

terakhirnya anggota nelayan yang melanggar tersebut akan dikeluarkan dari

keanggotaan kelompok. Sedangkan untuk aturan tertulis mengenai pemanfaatan

sumberdaya perikanan, menurut penuturan Bapak AT bahwasannya aturan

tertulis pasti ada, contohnya seperti larangan dalam penggunaan alat tangkap

pukat harimau tidak diperbolehkan, hal tersebut dikarenakan agar perairan di

Desa Kalibuntu tetap terjaga dengan baik sumberdaya alamnya.

b. Ketua kelompok mengambil keputusan yang bijak dalam menangani anggota kelompok yang melanggar

Sikap adil yang di terapkan di Desa Kalibuntu adalah dengan tidak

membeda-bedakan antar setiap anggota kelompok yang ada, semua

diberlakukan sama, Ketua kelompok juga mengambil keputusan yang bijak

dalam menangani anggota kelompok yang melanggar. Apabila ada yang

melanggar peraturan yang telah disepakati bersama, maka ketua kelompok

meberikan sanksi berupa peringatan terhadap anggota yang telah melanggar.

Hal tersebut berlaku untuk seluruh anggota kelompok yang ada. Jelas terlihat

bahwasannya bentuk keadilan yang tergambarkan pada kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu dengan tidak membeda-bedakan antar sesama anggota

kelompok nelayan yang ada.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM

mengenai keadilan antar sesama anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak SM :

“Kalok masalah pengambilan keputusan sama anggota kelompok yang melanggar ya iya

dek, dijatuhkan sanksi ndak pilih kasih dek, saya sebagai ketua kelompok nelayan, yg

juga biasanya ikut melaut ya kalok nemuin anggota yang melanggar contohnya, mereka

sering ndak ikut kerja gitu ya dimarahi dek, dimarahi dulu baru setelah itu kalo masih

tetap ya di peringati dek, karna apa dek saya kan juga butuh tenaganya, ndak mungkin

kan perahu ini saya bawa sendiri ke tengah laut, kita hidup itu kan butuh yang namanya

kerjasama, ndak bisa kalo saya sendirian ambil ikan dilaut itu dek, jadi ya kita saling

Page 95: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

77

membutuhkan lah istilahnya, kalo ada yg melanggar ya itu tadi dek dimarahi dulu baru

setelah itu diperingati dek. Saya juga sebagai ketua kelompok nelayan itu ndak padang

siapa siapa dek, pokok yang melakukan kesalahan pasti saya tindak lanjuti dek”.

(W/070717/Info4/Pranata/SM)

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak MB selaku pemilik kapal

yang juga sebagai ketua kelompok nelayan. Berikut kutipan wawancara kepada

Bapak MB :

“Sanksi bagi anggota nelayan yang melanggar pasti ada dek, ndak cuma hanya kepada

anggotanya, disini tidak pandang siapa-siapa dek, yang melakukan pelanggaran ya itu

yang diberi sanksi lah dek, saya sebagai pemilik kapal juga harus tegas terhadap

anggota saya dek, kalok ndak gitu dibuat mainan nanti dek, waktunya kerja nantik malas-

malasan, tegas dalam artian yang sewajarnya lah, tidak sampek anggota itu takut atau

sungkan sama saya dek, kalok kayak gitu kan kelihatan ada jarak nantik, ndak enak juga,

nantik takutnya itu pengaruh sama kerjanya dek, jadi sebisa mungkin saya bersikap adil

terhadap setiap anggota nelayan saya dek, tidak membeda-bedakan”.

(W/050717/Info3/Pranata/MB)

Berdasarkan pernyataan dari Bapak SM dan Bapak MB mengenai sikap

adil yang diterapkan oleh ketua kelompok terhadap anggotanya di Desa

Kalibuntu yaitu dengan tidak membeda-bedakan antar setiap anggota kelompok

yang ada, semua diberlakukan sama, apabila ada yang melanggar peraturan

yang telah ditetapkan oleh kelompok maka akan di beri peringatan terhadap

anggota kelompok yang melanggar peraturan tersebut. Serta ketua kelompok

nelayan mengambil keputusan yang bijak kepada setiap anggotanya apabila ada

yang melakukan pelanggaran. Jelas terlihat bentuk keadilan dalam setiap

kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dengan tidak membeda-bedakan

antar sesama anggota nelayan.

3. Aturan-aturan Yang Ada

Menurut Nopianti dan Nia (2011), aturan yang menonjol dalam kelompok

nelayan adalah sistem bagi hasil yang berlaku bagi semua juragan dan anak

Page 96: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

78

buah. Aturan tersebut berkembang sejak lama dan disepakati sebagai sebuah

pedoman untuk melakukan aktifitas tangkap dan penjualannya.

a. Larangan dalam penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM

mengenai aturan-aturan yang ada di Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan

wawancara dengan Bapak SM :

“Aturan tertulisnya pasti ada dek, kayak kalo kita pakek alat tangkap pukat harimau,

istilahnya di perairan Kalibuntu itu kan tidak boleh, itu juga untuk kebaikan nelayan disini

dek, supaya sumberdayanya tetap terjaga, Ya itu tadi dah dek larangannya kepada

setiap kelompok mengenai alat tangkap yang dipakek untuk melaut itu dah, kayak ndak

boleh pakai alat tangkap yang bisa merusak lingkungan, ya seperti itu dah larangannya

mbak, kalok aturan yang harus dipatuhi itu, ya kayak itu dek adanya larangan terhadap

penggunaan alat tangkap sama kalok waktunya untuk bekerja ya harus datang dek harus

ikut bekerja”. (W/070717/Info5/Pranata/SM)

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak SM, mengenai aturan

tertulis tentang larangan bagi setiap anggota kelompok yaitu penggunaan alat

tangkap selain jaring sangat dilarang untuk digunakan dalam perairan Desa

Kalibuntu, hal tersebut dilakukan agar supaya perairan Desa Kalibuntu tetap

terjaga sumberdayanya. Dengan penggunaan alat tangkap yang masih sangat

tradisional justru dapat membuat keuntungan tersendiri bagi nelayan di perairan

Desa Kalibuntu, meskipun hasil tangkapan yang diperoleh tidak banyak, jika

dibandingkan dengan alat tangkap lainnya, namun hal tersebut dapat menjaga

keutuhan sumberdaya di perairan Desa Kalibuntu.

5.2.3 Jaringan Sosial

Menurut Badaruddin (2003), jaringan (networks) meliputi adanya unsur

partisipasi (participations), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas

(solidarity), kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity). Menurut Nopianti

(2011), dalam variabel jaringan sosial ada beberapa indikator yang termasuk

Page 97: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

79

didalamnya seperti adanya partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas,

kerjasama dan keadilan. Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti dirumuskan bahwa bentuk jaringan sosial antar kelompok nelayan yang

ada di Desa Kalibuntu dilihat dari adanya partisipasi, pertukaran timbal balik,

solidaritas, kerjasama dan hubungan sosial.

1. Partisipasi

Menurut Nopianti dan Nia (2011), partisipasi diartikan sebagai

keterlibatan seseorang dan atau kelompok dalam suatu proses komunikasi atau

kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu.

a. Keterlibatan anggota POKMAWAS dalam kegiatan organisasi

Bentuk partisipasi dilihat dari seberapa sering masyarakat nelayan ikut

terlibat dalam setiap perkumpulan atau organisasi yang terbentuk, namun lain

halnya di Desa Kalibuntu, karena tidak adanya pertemuan yang dijadwalkan

khusus antar setiap kelompok nelayan yang ada membuat partisipasi antar

sesama kelompok nelayan kurang, serta kurangnya organisasi yang terbentuk di

Desa Kalibuntu membuat keterlibatan antar sesama nelayan tidak berjalan

dengan baik. Seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak SM, bahwasannya di

Desa Kalibuntu ada organisasi POKMASWAS namun jika dilihat dari penuturan

beliau, organisasi tersebut hanya digunakan untuk menjembatani antar nelayan

dengan pemerintah setempat saja. Beliau juga sempat menuturkan

bahwasannya dulu sempat ada perkumpulan antar setiap kelompok nelayan,

namun hal tersebut tidak berjalan lama, karena kurangnya partisipasi dari

masyarakat sekitar. Adanya pertemuan rutin hanya setiap anggota kelompok

dalam satu kapal saja, selebihnya belum ada.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM selaku

ketua organisasi yang ada di Desa Kalibuntu mengenai partisipasi dalam

Page 98: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

80

anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu terhadap organisasi yang ada di

Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak SM.

“Organisasi kayak perkumpulan nelayan sendiri ndak ada dek, dulunya itu disini sempat

ada yang khusus untuk kelompo-kelompok nelayan, sekarang juga ada namanya

POKMASWAS itu istilahnya yang jadi jembatan antar nelayan sama pemerintah dek, tapi

tidak semuanya nelayan ikut berkumpul dek, sampai sekarangpun masih berjalan

organisasinya, anggotanya hanya 6 orang, sering disini ada rapat, hasil rapatnya nanti

disampaikan ke desa dek, dan nanti diadakan pertemuan antar nelayan didesa itu dek,

ya itu untuk bahas hasil rapatnya. Biasanya yang kumpul dari anggota POKMASWAS

hanya beberapa orang saja, dan itupun sesuai dengan permintaan dinas. Kalo ditanya

seberapa seringnya anggota itu ikut kumpul ya ndak mesti dek, kadang saya sendirian,

kadang berdua, paling banyak ya berempat gitu dah dek, ya itulah dek sesuai sama

permintaan dinas, dinas mintanya berapa ya itu yang berangkat dek, untuk rapat-rapat.

Kalok uang kas disini itu ndak ada dek, masalahnya kan organisasi untuk nelayan-

nelayan sendiri ndak ada dek, adanya itu tadi POKMASWAS kebetulan saya yg

mengetuai disini itu dan anggota saya cuma 6 orang dek”.

(W/070717/Info1/JaringanSosial/SM)

Dari hasil penuturan Bapak SM mengenai partisipasi anggota kelompok

nelayan terhadap organisasi yang ada di Desa Kalibuntu dijelaskan

bahwasannya oragnisasi untuk perkumpulan nelayan-nelayan sendiri tidak ada,

adanya hanya POKMASWAS yang diketuai oleh Bapak SM sendiri, sampai saat

ini organisasi tersebut masih berjalan, namun anggota dari POKMASWAS hanya

ada 6 orang, dan untuk keterlibatan anggota dalam organisasi tersebut sesuai

dari permintaan dinas setempat. POKMASWAS sendiri digunakan sebagai alat

untuk menjembatani antar nelayan dengan pemerintahan setempat, biasanya

hasil rapat yang didapatkan pada saat berlangsungnya pertemuan, disampaikan

oleh anggota yang mengikuti rapat tersebut kepada desa, baru setelah itu

diadakannya perkumpulan untuk membahas hal yang dirapatkan dengan

nelayan-nelayan yang ada di Desa Kalibuntu.

Page 99: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

81

Pada saat melakukan wawancara kepada Bapak MT mengenai

keterlibatan anggota kelompok nelayan terhadap organisasi yang ada di Desa

Kalibuntu, berikut pernyataan dari Bapak MT :

”Ndak ada dek kalok yang semacam itu, kalok perkumpulan nelayan ada dek biasanya itu

kalok pas padang bulan seperti ini, sekitar tanggal 12-13, kayak membersihkan jaring

apa gitu banyak anggota-anggota disini dek yang ikut, kayak jaring dinaikkan lalu

diturunkan lagi, ya semacam itulah perkumpulannya dek. Kalok uang kas sendiri disini itu

ndak ada dek, adanya ya dana kelompok yang dapat dari pemerintah itu dah, kalok dari

nelayannya sendiri ndak pernah ada uang kas dek”. (W/050717/Info1/JaringanSosial/MT)

Hal yang sama juga di jelaskan oleh Bapak HR, bahwasannya setahu

beliau di Desa Kalibuntu sendiri tidak ada organisasi, berikut penuturan dari

Bapak HR :

“Organisasi apa itu ndak ada dek kalok disini, setau saya ya cuma kalo ada kegiatan

kegiatan kayak bersih-bersih jaring, benahin jaring kalo sudah bolong-bolong ya ada dek,

tapi itukan biasanya cumak sesama anggota kelompok saja, ndak yang keseluruhan

dek”. (W/050717/Info1/JaringanSosial/HR)

Ada pula pernyataan dari Bapak AT yang menyebutkan bahwasannya

ada pertemuan namun hanya diikuti oleh satu anggota kelompok kapal saja,

berikut penuturan dari Bapak AT :

“Pertemuan rutinan khusus ben bulen sobung nek ka’anjeh, bisah pertemuan nikah, gi

mon eanggep rutinen segeduen, segeduen perahoh nikah pon baru poron, be mon kabhi

tak bisah, karnah pancen sobung pertemuan keseluruhan nelayan gi pon tak ajelen pole,

deddih pertemuan dhibik pon bengsebeng kelompok peraoh nikah, biasanah mon

pertemuan segeduen peraoh nikah ben tiap malem jumaat”

“Pertemuan rutinan khusus setiap bulan disini tidak ada, bisa diadakannya pertemuan,

namun hanya satu kelompok perahu saja, hanya satu kelompok perahu saja, kalau

keseluruhan tidak ada, karena memang sudah tidak pernah ada pertemuan keseluruhan

dari nelayan sudah tidak berjalan lagi, jadi diadakan pertemuan sendiri-sendiri antar

kelompok perahu yang ada, biasanya pertemuan satu kelompok perahu diadakan setiap

malam jum’at”. (W/290717/Info1/JaringanSosial/AT)

Page 100: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

82

Dari pernyataan Bapak MT, Bapak HR dan Bapak AT, bahwasannya di

Desa Kalibuntu sendiri tidak ada organisasi yang di khususkan untuk nelayan-

nelayan. Menurut penuturan Bapak MT, Bapak HR dan Bapak AT, ada

perkumpulan nelayan tapi hanya dalam satu kelompok perahu saja, tidak secara

keseluruhan. Biasanya hal yang dibahas atau yang dilakukan pada saat

berkumpul karena adanya kegiatan seperti contohnya bersih-bersih jaring,

memperbaiki jaring dan membahas tentang pekerjaan. Jadi seperti itulah

penuturan dari kutipan wawancara kepada Bapak MT, Bapak HR dan Bapak AT.

Ada juga pernyataan dari Bapak SM yang menjelaskan bahwasannya ada

organisasi seperti POKMASWAS di Desa Kalibuntu yang mana organisasi

tersebut digunakan untuk menjembatani antar nelayan dengan pemerintah

setempat. Jadi hanya beberapa orang saja yang dipercaya untuk menjadi bagian

dari anggota organisasi tersebut. Dan nanti hasil rapat yang dilakukan di

sampaikan kepada nelayan-nelayan yang ada di Desa Kalibuntu melalui desa,

hal tersebut sesuai dengan penuturan dari Bapak SM.

2. Pertukaran Timbal Balik

Menurut Nopianti dan Nia (2011), pertukaran timbal balik dikonsepsikan

sebagai hubungan timbal balik antar dua pihak yang sama-sama memiliki hak

dan kewajiban. Pada tataran kelompok nelayan, kasus timbal balik ini sangat

jelas jual beli hasil tangkapan diantara pelaku transaksi tersebut.

a. Hasil Transaksi Jual Beli Ikan dibagikan sesuai dengan pengorbanan tiap masing-masing anggota

Pertukaran timbal balik yang ada di Desa Kalibuntu mengenai transaksi

jual beli yang dilakukan oleh anggota kelompok nelayan. Transaksi jual beli

dilakukan di TPI Paiton karena Desa Kalibuntu tidak memiliki pelabuhan sendiri

untuk mendaratkan hasil tangkapan ikannya, jadi apabila hasil tangkapan

Page 101: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

83

ikannya banyak maka akan dijual di TPI Paiton, uang dari hasil penjualan ikan

tersebut langsung di bagikan kepada ABK (Anak Buah Kapal) sesuai dengan

pengorbanan atau upaya yang telah dilakukan oleh masing-masing anggota

kelompok. Namun apabila hasil tangkapan yang diperoleh sedikit, maka yang

akan dibagikan kepada setiap anggota nelayan berupa ikannya. Bentuk timbal

balik dalam kelompok nelayan di Desa Kalibuntu dapat dilihat dari pengorbanan

serta upaya yang dilakukan oleh tiap masing-masing anggota. Yang lebih banyak

mengeluarkan modal, maka itulah yang mendapatkan hasil lebih banyak pula

dari tangkapan yang diperoleh.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak HR

mengenai pertukaran timbal balik, mengenai transaksi jual beli ikan yang

dilakukan oleh setiap kelompok nelayan di Desa Kalibuntu. Berikut adalah

kutipan wawancara dengan Bapak HR :

“Kalok banyak hasil tangkapannya ikan sini ya dijual disana, paiton situ dek, kalok hanya

dapat satu keranjang, 2 keranjang baru di masukkan kesini (tidak dijual) dibagi ikannya

sama anggota nelayan, kalo pembagian nya sendiri tetep yang punyak perahu lebih

banyak itu dek. Ikan yang biasanya sering ketangkap itu ya ikan tongkol, ikan marnying,

ikan sorban atau ikan meddeih kalok kata orang Madura nya dek”.

(W/050717/Info3/JaringanSosial/HR)

Dari pernyataan Bapak HR mengenai pertukaran timbal balik yang ada di

Desa Kalibuntu menyebutkan bahwasannya karna tidak adanya pelabuhan TPI

(Tempat Pelelangan Ikan) di Desa Kalibuntu maka dari itu hasil tangkapan nya

biasa di jual di TPI Paiton, untuk pembagian hasilnya, pemilik perahu tetap

mendapatkan lebih banyak keuntungan. Namun apabila hasil tangkapan yang

diperoleh sedikit maka yang dibagikan kepada anggota kelompok nelayan hanya

beupa ikannya saja. Serupa dengan pernyataan Bapak HR, Bapak MT juga

menjelaskan bahwasannya pertukaran timbal balik yang ada di Desa Kalibuntu

mengenai transaksi jual beli ikan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 102: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

84

“Hasil tangkapan iya dijual langsung, tapi ndak masuk sini, karna disini ndak ada

pelabuhan, dijualnya langsung ke paiton sana lapangan tembak, kalok disini seperti

disana ada pelabuhannya itu enak bisa langsung dijual disini, kalok nelayan disini itu

dapat ikan langsung dibawak kesana, karna yang mikul itu kalok dapat ikan nya itu jauh

dari sana, jadi kalo ada pelabuhannya enak ndak perlu mikul jauh-jauh, katanya

sekarang ini mau dikasih, biar nelayan disini itu ndak sampai sana lapangan tembak,

kalok untuk pembagian hasilnya tetap pemilik kapal lebih banyak nerima uangnya dek”.

(W/050717/Info3/JariganSosial/MT)

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak HR dan Bapak MT,

bahwasannya transaksi jual beli ikan di lakukan di TPI Paiton atau lapangan

tembak Paiton, hal ini dikarenakan perairan Desa Kalibuntu tidak memiliki

Pelabuhan sendiri untuk mendaratkan hasil tangkapan ikannya, jadi harus

dibawa dulu ke daerah Paiton untuk dapat dijual, setelah itu pembagian hasilnya

tetap pemilik kapal atau perahu yang mendapatkan hasil lebih banyak dari

tangkapan tersebut, kemudian dibagikan secara rata kepada setiap anggota

kelompok nelayan.

3. Solidaritas

Menurut Nopianti dan Nia (2011), sikap solidaritas akan nampak tinggi

manakala menemukan nelayan lain dalam kesulitan dilaut. Solidaritas nelayan

akan nampak tinggi ketika melihat teman senasibnya mengalami musibah. Rasa

kesetiakawanan ditunjukkan dengan cara melakukan hal-hal yang sekiranya

dapat meringankan beban ahli musibah.

a. Rasa Kepedulian yang tinggi terhadap sesama nelayan pada saat mengetahui nelayan lain mengalami musibah

Solidaritas yang terjalin antar setiap anggota kelompok nelayan yang ada

di Desa Kalibuntu dinilai dari bentuk kesetiakawanan antar sesama nelayan

apabila melihat nelayan lain mengalami musibah, menurut penuturan Bapak MT

yang telah dijelaskan bahwasannya beliau tidak segan untuk membantu sesama

nelayan dengan mengorbankan tenaga dan waktunya untuk membantu nelayan

Page 103: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

85

lain yang mengalami musibah. Bentuk kesetiakawanan antar setiap anggota

kelompok terhadap anggota kelompok lainnya dapat dilakukan dengan cara

meringankan beban yang dialami oleh teman maupun kerabatnya yang sedang

mengalami musibah.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak MT

mengenai solidaritas yang terjalin antar sesama anggota kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu apabila menemukan nelayan lain dalam kesulitan. Berikut adalah

kutipan wawancara dengan Bapak MT :

”Misalnyakan kalok kerja disini itu kebanyakan di gigit ular dek, jadi kalok dibawa ke

rumah sakit, uang yang biasanya dipakai itu dek uang hasil melautnya, ya kalo hasil

bagiannya itu dipotong dek buat bayar rumah sakit, tapi kalok endak biasanya dipinjami

dulu sama yang ada misalnya dipinjami sama pemilik kapal, atau saya punya uang lebih

ya saya pinjami dulu dek”. (W/050717/Info5/JaringanSosial/MT)

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak HR yang menjelaskan

bahwasannya sikap solidaritas dan kepedulian antar sesama di Desa Kalibuntu

sangat tinggi, berikut kutipan wawancara dengan Bapak HR :

”Seumpama gini dek, saya ini kan sebagai nelayan, kalok liat teman sesama nelayan

kena musibah ya saya bantu dek sebisa saya, kayak kemaren ada nelayan dari sini yg

meninggal, karna tenggelam dilaut itu dek, sampek kapalnya ndak ketemu, ya saya

sebagai tetangganya ikut sedih dek, ya saya bantu sebisa saya dek, kalok ada orang

meninggal disini itu kayak istilahnya nyelawat gitu mbak, biasanya yg dibawa seperti

beras, mie kayak gitu dek diserahkan ke keluarganya, sama saya ikut bantu doa dek, ada

pengajiannya juga, ya seperti itulah dek kalok disini”. (W/050717/Info6/JaringanSosialHR)

Ada juga kutipan wawancara dengan Bapak SM yang mejelaskan bahwa

bentuk kepedulian antar sesama nelayan pada saat melaut yaitu sebagai berikut:

“Kesulitan-kesulitan pada saat melaut itu pasti ada, contohnya kalo ada angin kencang

sama ada gelombang besar, ya itu dengan menenangkan diri sendiri dulu, karna

masalahnya pada saat itu gak bisa bergerak, kalo sampai bergerak bisa jatuh sampek

tenggelam kapalnya. Kemaren disini ada kejadian dek, ada kapal yang tenggelam

sampai ada korban satu ABK nya meninggal, ya kapalnya juga sampek sekarang ndak

Page 104: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

86

ketemu, masalahnya waktu anginnya kencang itu sesungguhnya kapal sudah tidak

bergerak tidak jalan, cumak nyandar lah, tapi gelombangnya terlalu besar, jadi air laut itu

naik sampai kapalnya tenggelam, jadi nelayan lainnya waktu itu ndak berani buat bantu,

karna kalo waktu itu bantu ya jelas juga ikut celaka, jadi menenagkan diri masing-masing

dulu, tapi kalo sudah agak mendingan gelombangnya baru kita bisa menolong dek, ya

sebenarnya kasihan kemaren lihat kejadian seperti itu, tapi ya mau gimana lagi ya dek

ya, bukannya tidak mau nolong, tapi lihat keadaan waktu itu ndak memungkinkan buat

nolong, jadi saya dengan nelayan-nelayan yang lain itu ndak berani buat nolong, hanya

bisa menenangkan diri masing-masing”. (W/070717/Info6/JaringanSosial/SM)

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak MT, Bapak HR, dan Bapak SM,

dapat dilihat bentuk kesetiakawanan antar sesama nelayan di Desa Kalibuntu

sangat tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak MT bahwasannya apabila

ada nelayan lain yang mengalami musibah seperti yang telah dijelaskan oleh

Bapak MT mereka tidak segan untuk membantu sesama dengan mengorbankan

tenaga dan waktunya untuk membantu nelayan lain yang sedang mengalami

musibah. Penuturan lain datang dari Bapak HR yang menjelaskan bahwasannya

bentuk solidaritas juga berupa kepedulian terhadap sesama, apabila ada

tetangga yang sedang dalam kesulitan keuangan mereka tidak segan untuk

membantu meminjamkan uang terhadap yang membutuhkan, selagi masih

memiliki simpanan uang, menurut penuturan Bapak HR pasti akan dipinjami.

Selain itu ada juga kutipan wawancara dengan Bapak SM yang menjelaskan

bahwasannya apabila ada nelayan lain yang membutuhkan pertolongan ditengah

laut mereka juga tidak segan untuk menolong, selama keadaannya

memungkinkan untuk ditolong, terlihat jelas dari kutipan Bapak SM yang

menyebutkan pada saat tak bisa berbuat apa-apa melihat temannya yang

tenggelam dilaut, karna besarnya gelombang air laut pada saat itu sehingga tidak

memungkinkannya beliau dan teman-teman yang lain untuk membantu

menolong, terlihat jelas kekecewaan yang dirasakan oleh Bapak SM dengan

teman-teman yang lainnya. Seperti itulah bentuk kesetiakawanan serta

Page 105: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

87

kepedulian antar sesama nelayan yang didapatkan pada saat proses wawancara

berlangsung.

4. Kerjasama

Kerjasama merupakan sebuah usaha bersama yang dilakukan antara

individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama juga

sebagai interaksi yang penting, karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa

hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.

a. Kegiatan saling membantu yang dilakukan oleh Ketua Kelompok dengan Anggota Kelompok

Kerjasama yang terbentuk dalam kelompok nelayan yang ada di Desa

Kalibuntu. Menurut penyataan dari Bapak SM bahwasanya kerjasama yang

terjalin atar ketua kelompok nelayan dengan anggota kelompok nelayan baik.

Menurut penuturan beliau anggota nelayan patuh terhadap ketua kelompok,

karena modal dari ABK sendiri hanyalah bekerja, sedangkan apabila terjadi

kerusakan pada perahu atau kapal yang menanggung adalah pemilik kapal atau

ketua kelompok nelayan. Bentuk kerjasama juga digambarkan pada saat jaring

rusak, antara ketua kelompok nelayan atau pemilik kapal dengan anggota

kelompok nelayan juga ikut serta dalam memperbaiki jaring yang rusak tadi.

Jelas terlihat bahwa bentuk kerjasama yang terjalin antar atasan dengan

bawahan dapat dikatakan baik, karena tidak ada jarak antar ketua kelompok

maupun dengan anggotanya.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM

mengenai kerjasama yang terjalin antar sesama anggota kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak SM :

“Kerjasama disini antar anggota sama ketua kelompok, oh iya baik dek, masalahnya ABK

itu ya ndak bisa berbuat apa-apa, cumak disana itu modalnya bekerja tok, masalahnya

ada resiko, kapal rusak, jaring rusak, mesin rusak itu dia itu ndak mau resiko tanggung

Page 106: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

88

penanggung jawab itu semua (ketua kelompok nelayan), mangkanya dana yang dapat

dari pemerintah itu disepertiga, sebagian untuk penanggung jawab itu disimpan sewaktu-

waktu ada kerusakan kapal, dimasukkan kedalam dana pemeliharaan”.

(W/070717/Info8/JaringanSosial/SM)

Dari pernyataan yang dijelaskan oleh Bapak SM bahwasannya kerjasama

yang terjalin antar nelayan di Desa Kalibuntu baik. Menurut penuturan Bapak

SM, ABK (Anak Buah Kapal) patuh terhadap ketua kelompok nelayan ataupun

pemilik kapal, karena jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan, ABK tidak

menanggung resiko apapun, modal ABK sendiri hanya bekerja, dan jika terjadi

kerusakan seluruhnya ditanggung oleh pemilik kapal, dengan dana yang

digunakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut yang didapatkan dari

pemerintah. Dibawah ini merupakan bentuk kerjasama antar anggota kelompok

nelayan dengan ketua kelompok nelayan dalam meperbaiki jaring yang rusak,

dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 6. Bentuk Kerjasama Nelayan di Desa Kalibuntu

Ada juga kutipan wawancara dengan Bapak AT yang mejelaskan bahwa

bentuk kerjasama antar sesama nelayan di Desa Kalibuntu yaitu sebagai berikut:

“Kerjasama antar nelayan neng kak anjeh gi baik buk, soalah napah mon tak baik,

peraoh kaksak tak bisah ajelen buk, karna kekorangan oreng, gi dek remah caranah

sopajeh antar nelayan kaksak tadek masalah, contoh kerjasamanah buk, mon jering nek

Page 107: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

89

delem satu peraoh rosak, gi ebecek reng bereng buk, antar anggota bik ketua kelompok

nelayannah, sek endik geduen peraoh nikah gi norok mecek buk, mecek reng-bereng

jeringeh mon tak senikah gi tak bisah nyareh jukok buk”

”Kerjasama antar nelayan disini itu baik buk, karena kalo tidak baik, perahu itu tidak bisa

berjalan, karena kekurangan orang, ya bagaimana caranya supaya antar nelayan itu

tidak ada masalah, contoh kerjasamanya buk, kalau jaring dalam satu perahu itu rusak,

ya diperbaiki sama-sama buk, antar anggota sama ketua kelompok nelayan, atau yang

punya perahu itu ya juga ikut bantu memperbaiki, jadi diperbaiki sama-sama kalau ada

jaring yang rusak buk, kalau tidak begitu ya tidak bisa cari ikan buk”.

(W/290617/Info9/JaringanSosial/AT)

Menurut penuturan dari Bapak AT yang menjelaskan bahwasannya

kerjasama yang terjalin antar anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu

terjalin dengan baik. Contoh hal kecil yang menggambarkan kerjasama yang baik

antar nelayan di Desa Kalibuntu dengan ikut sertanya ketua kelompok nelayan

atau pemilik kapal memperbaiki jaring bersama dengan anggota kelompok

nelayan lainnya. Hal tersebut dilakukan agar supaya anggota kelompok nelayan

dapat mencari ikan dilaut. Seperti itulah penuturan dari Bapak AT.

5. Hubungan Sosial

Menurut Bourdieu (1977) dalam Field (2003), modal hubungan sosial

yang jika diperlukan akan memberikan “dukungan-dukungan” bermanfaat : modal

harga diri dan kehormatan yang seringkali diperlukan jika orang ingin menarik

para klien kedalam posisi-posisi yang penting secara sosial, dan yang bisa

menjadi alat ukur, misalnya dalam karier politik. Dengan membangun hubungan

sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang

mampu untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak

dapat mereka lakukan sendiri, atau yang dapat mereka capai, namun dengan

susah payah. Secara umum, semakin banyak anda mengenal orang dan

Page 108: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

90

semakin banyak anda memiliki kesamaan cara pandang dengan mereka, maka

semakin kaya modal sosial yang dimiliki.

a. Hubungan antar sesama nelayan maupun dengan tetangga

Hubungan sosial dilihat dari seberapa sering masyarakat nelayan di Desa

Kalibuntu menghabiskan waktu bersama untuk sekedar berinteraksi dengan

sesama. Komunikasi merupakan sebuah alat yang digunakan oleh seseorang

untuk dapat berinteraksi dengan baik antar sesama dan menjalin hubungan

sosial yang baik antar sesama demi mencapai tujuan bersama. Bentuk hubungan

sosial dapat dinilai dari komunikasi yang terjalin dengan baik antar sesama

anggota kelompok nelayan di Desa Kalibuntu.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak SM

mengenai komunikasi yang terjalin antar sesama anggota kelompok nelayan di

Desa Kalibuntu. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak SM :

“Oh iya itu pasti dek, sering habiskan waktu bersama kayak duduk-duduk gini omong-

omongan dah, komunikasi yang terjalin kayak saya sebagai pemilik perahu kepada

anggota ya baik dek, masalahnya gini dek kita kan sama-sama saling membutuhkan, ya

diusahakan lah gimana caranya supaya hubungannya itu tetap baik dek. Biasanya kalok

kumpul itu ya, yang dibahas, kayak bulan depan nantik insyaallah ikan itu berada di

daerah mana, disekitar mana mau melaut, ya gitu dah yang dibahas tentang kerjaan dek,

itu pokok bahasan yang harus dibahas duluan kalok lagi omong-omongan sama nelayan

lainnya dek, istilahnya bahasan paling penting lah dek”. (W/070717/Info1/Hubungan

Sosial/SM)

Dari pernyataan Bapak SM, ada juga pernyataan serupa dari Bapak MT

mengenani komunikasi yang terjalin antar sesama nelayan di Desa Kalibuntu.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bapak MT :

“Kalo ngobrol itu pastinya sering dek, habis melaut ya biasanya kalo urusan dikapal

sudah selesai nelayan-nelayan disini itu duduk-duduk sambil ngobrol-ngobrol gitu dek,

biasanya yang diomongin itu banyak, tapi yang paling sering itu tentang kerjaan dek,

ndak ada lagi dah”. (W/050717/Info3/HubunganSosial/MT)

Page 109: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

91

Berdasarkan kutipan wawancara dari Bapak SM dan Bapak MT,

bahwasannya komunikasi yang terjalin antara anggota kelompok nelayan dengan

pemilik kapal, maupun antara sesama nelayan terjalin dengan baik. Hal yang

biasanya sering dibahas dalam komunikasi tersebut kebanyakan adalah

mengenai pekerjaan. Menurut penuturan Bapak SM, masalah pekerjaan yang

paling utama yang biasanya beliau bahas dengan anggota kelompok nelayan

lainnya. Karna masalah tersebut menyangkut kebutuhan bersama yang harus

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 11, pada saat selesai meperbaiki

jaring yang rusak, anggota kelompok nelayan maupun pemilik kapal tidak

langsung pulang, melainkan menyempatkan diri untuk sekedar berkomunikasi

satu sama lain, yang biasa mereka lakukan setiap hari pada saat setelah selesai

melaut maupun pada saat waktu senggang. Hal yang sering anggota kelompok

nelayan maupun ketua kelompok nelayan bahas ketika sedang berkumpul

bersama seperti yang terlihat pada gambar 11 tidak lain mengenai masalah

pekerjaan. Karena hal tersebut merupakan hal yang utama yang sering anggota

maupun ketua kelompok nelayan bahas ketika sedang berkomunikasi, seperti

yang tergambarkan pada gambar 12.

Gambar 7. Kebiasaan Nelayan di Waktu Senggang

Page 110: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

92

5.3 Peran Modal Sosial pada Kelompok Nelayan dalam Memanfaatkan

Sumberdaya Perikanan yang Berkelanjutan di Desa Kalibuntu

Modal sosial memiliki peran penting terhadap pemanfaatan sumberdaya

perikanan di Desa Kalibuntu. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan adanya

modal sosial tersebut diketahui dapat mewujudkan hubungan sosial yang baik

dalam bentuk kerjasama antar setiap kelompok yang ada di Desa Kalibuntu

dalam mengakses sumberdaya perikanan yang ada, sehingga nantinya dapat

dirasakan oleh generasi yang akan datang. Modal Sosial pada kelompok nelayan

di Desa Kalibuntu sendiri, yaitu mengikat (bonding), menjembatani (bridging) dan

mengaitkan (lingking).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peran modal sosial

baik secara mengikat (bonding), menjembatani (bridging) dan mengaitkan

(lingking), dapat mempererat hubungan sosial yang terjalin antar masyarakat

nelayan sekitar perairan Desa Kalibuntu dalam memanfaatkan sumberdaya

perikanan yang ada di Desa Kalibuntu sehingga dapat meminimaliris adanya

konflik yang terjadi antar sesama kelompok nelayan yang ada. Modal sosial

secara Mengikat (bonding) yang terjadi di dalam kelompok nelayan Desa

Kalibuntu tercermin pada sikap kemurahan hati melalui sikap berbaik hati

terhadap sesama serta kepedulian seseorang untuk menolong antar sesama

nelayan maupun bukan nelayan pada saat mengalami kesulitan keuangan, hal

tersebut merupakan ciri dari desa yang masih sangat mementingkan unsur sosial

kemasyarakatan dengan tidak membeda-bedakan antar nelayan yang ada.

Selain itu hal tersebut juga terlihat dari adanya solidaritas yakni, apabila

menemukan nelayan lain dalam kesulitan mereka tidak segan untuk membantu

nelayan lain dengan mengorbankan tenaga dan waktunya serta bentuk

kesetiakawanan yang dilakukan dengan cara meringankan beban musibah yang

dialami oleh teman maupun kerabatnya. Selanjutnya modal sosial secara

Page 111: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

93

Bridging (menjembatani) di Desa Kalibuntu sendiri masih sangat kurang

organisasi ataupun perkumpulan antar setiap kelompok yang ada sehinggga

sangat kurang dalam memperluas informasi. Sedangkan modal sosial secara

lingking (mengaitkan) dengan adanya jaringan sosial hubungan antar masyarakat

nelayan dengan pemerintah setempat dirasa cukup baik. Hal tersebut didukung

dengan adanya organisasi POKMASWAS yang digunakan untuk menjembatani

antar masyarakat nelayan di Desa Kalibuntu dengan pemerintah setempat agar

supaya hubungan kerjasama yang terjalin antar masyarakat dengan pemerintah

tetap berjalan dengan baik, serta dapat lebih mudah untuk memberikan

sosialisasi kepada masyarakat nelayan mengenai pentingnya dalam menjaga

dan melestarikan sumberdaya yang ada dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan

dalam melakukan kegiatan penangkapan dilaut.

Dari ketiga peran modal sosial yang terbentuk dalam masyarakat nelayan

Desa Kalibuntu, upaya pemerintah setempat dan masyarakat nelayan sekitar

untuk dapat mewujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang

berkelanjutan dapat terealisasikan melalui penerapan kebijakan dalam

melakukan kegiatan penangkapan mengenai larangan dalam penggunaan alat

tangkap yang dapat merusak lingkungan serta pelestarian sumberdaya perairan

yang ada, salah satunya dengan tetap menggunakan alat tangkap tradisional

agar tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan secara berkelanjutan.

5.4 Proposisi

Proposisi yang dihasilkan dalam penelitian ini, adalah :

1. Kepercayaan akan berjalan seiring dengan pranata atau norma yang ada.

Ketika kerjasama yang dilakukan antar satu kelompok berjalan dengan

baik, maka untuk dapat mengatur kelompok tersebut akan lebih mudah.

Page 112: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

94

2. Kerjasama yang baik dengan kepercayaan serta pranata atau norma

yang kuat akan menguatakan hubungan sosial. Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan kepercayaan antar individu maupun dengan kelompok

dan dengan norma yang kuat akan berpengaruh pada keberlangsungan

usaha dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sehingga hal

tersebut dapat mempengaruhi eratnya hubungan yang terjalin.

3. Apabila suatu organisasi yang terbentuk kuat maka akan mempengaruhi

kuatnya jaringan dengan instansi. Organisasi yang kuat akan dapat

membentuk kerjasama yang baik didalamnya. Kerjasama yang dilakukan

bertujuan untuk dapat mewujudkan tujuan bersama. Sehingga untuk

memenuhi tujuan tersebut maka seseorang akan berupaya untuk dapat

membangun jaringan yang kuat dengan instansi maupun lembaga lain

dalam memperoleh manfaat tersebut.

Page 113: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

95

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran modal sosial pada

Kelompok Nelayan dalam Menafaatkan Sumberdaya Perikanan di Desa

Kalibuntu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Komponen modal sosial yang terbentuk dalam kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu dilihat melalui tiga parameter meliputi, kepercayaan, pranata dan

jaringan sosial. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bentuk

kepercayaan yang terbentuk antar sesama kelompok nelayan di Desa

Kalibuntu meliputi nilai kejujuran, kewajaran, egaliter, toleransi serta

kemurahan hati. Sedangkan bentuk pranata yang terbentuk di Desa

Kalibuntu meliputi nilai-nilai yang dianut bersama, norma-norma dan sanksi-

sanksi serta aturan-aturan yang ada. Kemudian bentuk jaringan sosial yang

terbentuk antar kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu meliputi,

partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerjasama dan hubungan

sosial. Dari adanya beberapa komponen didalamnya secara bersama-sama

dapat membangun hubungan sosial yang baik antar kelompok nelayan yang

ada di Desa Kalibuntu, khususnya dalam memanfaatkan sumberdaya

perikanan yang berkelanjutan.

2. Peran modal sosial dalam kelompok nelayan baik secara mengikat (bonding),

menjembatani (bridging), dan mengaitkan (lingking) dapat mempererat

hubungan sosial yang terjalin antar masyarakat nelayan sekitar perairan

Desa Kalibuntu dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang ada,

hanya saja kurangnya organisasi ataupun perkumpulan antar setiap

Page 114: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

96

kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu dikhawatirkan akan membuat

kekompakan antar setiap kelompok yang ada menjadi renggang. .

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan ada beberapa saran

yang dapat diberikan oleh peneliti :

1. Saran Praktis

a. Bagi masyarakat nelayan di Desa Kalibuntu Perlu adanya organisasi atau

perkumpulan antar setiap kelompok nelayan di Desa Kalibuntu agar

kekerabatan dan keakraban yang terjalin antar kelompok nelayan

semakin kuat.

b. Bagi setiap kelompok nelayan yang ada di Desa Kalibuntu, agar supaya

dapat menjaga modal sosial yang sudah terbentuk agar lebih mudah

untuk mencapai tujuan bersama. Baik hubungan dengan sesama

masyarakat nelayan maupun dengan pemerintah setempat.

c. Diharapkan bagi pemerintah setempat untuk terus mendukung serta

memberikan penyuluhan terhadap kelompok nelayan yang ada di Desa

Kalibuntu mengenai pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada, agar

tetap terjaga kelestarian sumberdaya alamnya.

2. Saran Akademis

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih memperhatikan proposisi

yang dihasilkan pada penelitian ini :

a. Kepercayaan akan berjalan seiring dengan pranata atau norma yang ada

b. Kerjasama yang baik dengan kepercayaan serta pranata atau norma

yang kuat akan menguatakan hubungan sosial.

c. Apabila suatu organisasi tersebut kuat maka akan mempengaruhi

kuatnya jaringan dengan instansi.

Page 115: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

97

DAFTAR PUSTAKA

Badaruddin, 2003, Modal Sosial dan Reduksi Kemiskinan Nelayan di Sumatera Utara, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi, DIKTI.

Badaruddin, Nasution, M. Arif, dan Subhilhar, 2005, “Isu-isu Kelautan: Dari

Kemiskinan hingga Bajak Laut”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bancin, M. B. 2005. Dinamika Modal Sosial Masyarakat Pesisir Pantai dalam

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Bromley, D. W. & M.M. Carnea. 1989. The Management of Common Property

Natural Resources: some conceptual and operational fallacies. World Bank Discussion Papers (57). Washington, D.C.: The Word Bank.

Dahuri, R. 2001. Kebijakan Penertiban Izin Kapal Asing Di Perairan Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Seminar Nasional 20 Oktober 2001. Diselenggarakan Oleh HIMASEPA IPB. Jakarta

Devers K dan Richard M. 2000. Study Design in Qualitative Research-2:

Sampling and Data Collection Strategies.Education for Health. Vol. 13 (2). USA.

Faturrochman, 2002, Keadilan Perspektif Psikologi, Unit Penerbitan Fakultas

Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Field, John. 2003. Social Capital. Routledge. London. Terjemahan Nurhadi. 2016.

Modal Sosial. Kreasi Wacana. Bantul.

Hasbullah, J. 2006. Social Capital (menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia), Penerbit MR-United Press Jakarta.

Herdiansyah, haris. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba

Humanika. http://statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/c/65/Kelautan-dan-Perikanan-Dalam-

Angka 2013/ Diunduh pada tanggal 12 April 2015 Isham, Jonathan, Thomas Kelly, Sunder Ramaswamy. 2002. Social Capital and

economic Development : Well-being in Developing Countries. Edward Elgar Publishing. Northampton.

Koentjaraningrat, 1990, Sejarah Teori Antropologi, Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta. Maulana, M. 2009. Pemanfaatan Modal Sosial Pada Program Pembangunan

Gempong (PPG) Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan

Page 116: ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL PADA KELOMPOK ...repository.ub.ac.id/7839/1/Erlina Nur Fadila.pdfsosial yang ada pada Kelompok Nelayan di Desa Kalibuntu yang meliputi kepercayaan, pranata

98

Mubyarto. 2003. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga. LP3ES. Jakarta Nopianti, Heni dan Nia Elvina. 2011. Modal Sosial Pada Komunitas Nelayan Di

Pulau BAAI (Studi pada Nelayan di Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu). Jurusan Sosiologi Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel - variabel Penelitian. Alfabeta:

Bandung. Rokhani. 2012. Penguatan Modal Sosial dalam Penanganan Produk Olahan Kopi

Pada Komunitas Petani Kopi di Kabupaten Jember. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol.6 No.1. [diunduh pada 15 Oktober 2014]. Dapat diunduh di: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/viewFile/800/616.

Ruddle, K., E. Hviding & R. E. Johannes. 1992. Marine resources management

in the context of customary tenur. Marine Resource Economics 7: 249-273

Sastrawidjaya dan Manadiyanto. 2002. Nelayan Nusantara. Pusat Riset

Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta.

Jakarta. Soekanto, Soerjono. 1985. Sosiologi: Suatu Pengantar. CV. Rajawali. Jakarta.

. 1996. Sosiologi: Suatu Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Usman Husaini dan Akbar Purnomo Setyadi, 2009. Metode Penelitian Sosial.

Bumi Aksara. Jakarta. Vipriyanti, Nyoman Utari. 2011. Modal Sosial dan Pembangunan Wilayah. UB

Press. Malang. Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan

Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Graha Ilmu: Yogyakarta.

Yuliarmi, Ni Nyoman. Peran Pemerintah, Lembaga Adat Dan Modal Sosial Dalam

Pemberdayaan Industri Kecil Dan Menengah (Studi Pada Industri Kerajinan Di Provinsi Bali). Disertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang