ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN...
Transcript of ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan
kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kelancaran opersional
suatu perusahaan atau bisnis. Karena tidak semua perusahaan atau bisnis dapat
melakukan pengadaan sendiri material yang dibutuhkannya maka banyak
perusahaan atau bisnis yang memposisikan diri sebagai pelanggan material dari
pemasok material tertentu sesuai kebutuhan perusahaan dan bisnis tersebut.
Bagi perusahaan atau bisnis yang memerlukan pasokan material dari
pemasok diluar perusahaan atau bisnis tersebut, pengadaan barang dan jasa
(procurement) menjadi tahap yang penting untuk keberlangsungan operasional
perusahaan. Walau demikian secara keseluruhan pengadaan barang dan jasa untuk
memperoleh material tertentu yang dibutuhkan perusahaan atau bisnis tetap
melibatkan kegiatan manajerial dalam bentuk manajamen proses rantai suplai
(supply chain management).
Dalam pada itu, manajemen proses rantai suplai merupakan kegiatan yang
sepenuhnya menentukan keberhasilan operasional PT Pertamina EP sebagai anak
perusahaan PT Pertamina (Persero). Kondisi ini karena PT Pertamina EP sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi di Indonesia dan merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) dari SKKMIGAS (Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK MIGAS), senantiasa membutuhkan line pipe (pipa alir) untuk
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
mengalirkan minyak mentah (crude oil) yang diproduksikan dari lapangan-
lapangan PT Pertamina EP yang belum diproduksi sendiri oleh PT Pertamina EP.
Karena pengadaan line pipe sebagai material yang dibutuhkan oleh PT
Pertamina EP membutuhkan pasokan dari pihak lain, maka manajemen proses
rantai pasokan untuk line pipe membutuhkan proses yang handal untuk menjamin
ketersediaannya. Manajemen proses rantai suplai pipa air untuk kebutuhan PT
Pertamina EP menjadi semakin penting bagi PT Pertamina EP karena kebutuhan
akan line pipe merupakan kebutuhan material dengan pergerakan pemakaian yang
cepat (fast moving material).
Sebagai kebutuhan PT Pertamina EP, material line pipe akan selalu
dibutuhkan oleh PT Pertamina EP selama PT Pertamina EP beroperasi. Namun
proses pengadaan yang membutuhkan waktu tertentu dikaitkan dengan kebutuhan
operasional yang mengharuskannya segera tersedia tepat waktu pada rencana
program operasional perusahaan yang telah tersusun mengharuskan PT Pertamina
EP untuk menentukan metode yang efektif dan efisien dalam pengadaannya.
Long- term price forecasts mempunyai pengaruh yang khusus, dimana
keputusan investasi jangka panjang di sejumlah cabang, termasuk besi baja,
adalah berdasar pada pemahaman terhadap trend harga selama penerapan dan fase
pay-off dari sebuah proyek, sehingga ini adalah suatu hal yang vital bahwa trend
dari harga produk akhir dapat dibandingkan dengan ekspektasi dinamika biaya
(Malanichev dan Vorobyev, 2010).
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
Secara grafis, kondisi tersebut diatas sejalan dengan kondisi harga bahan
baku baja, harga rata-rata baja dan kapasitas sediaan baja pada level global serta
harga baja secara aktual dan prediksi berdasarkan regresi harga baja sebagaimana
terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1 Forecast Global Steel Price
(Sumber : Malanichev dan Vorobyev, 2010)
Dengan mencermati gambar diatas terlihat bahwa pada level global selama
dekade 1981 sampai 2009, terdapat harga bahan baku baja yang berfluktuasi
dibawah harga rata-rata baja serta harga rata-rata baja yang juga berfluktuasi
berada dibawah kapasitas sediaan baja. Kondisi tersebut pada gilirannya,
memperlihatkan seperti pada gambar diatas bahwa harga baja secara aktual yang
berfluktuasi hampir berhimpitan dengan prediksi berdasarkan regresi harga baja
yang juga berfluktuasi selama dekade 1981 sampai 2009.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut diatas, maka kontribusi relatif
dari kapasitas produksi baja dan faktor harga bahan baku pembuatan baja
menentukan terhadap pertumbuhan harga baja, yang masing-masingnya juga
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
berfluktuasi. Secara khusus, kontribusi relatif dari kapasitas produksi baja dan
faktor harga bahan baku pembuatan baja tersebut terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.2 Kontribusi Relatif Dari Kapasitas Produksi Baja Dan Faktor Harga Bahan Baku Pembuatan Baja
(Sumber : Malanichev dan Vorobyev, 2010)
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kontribusi relatif dari kapasitas
produksi baja dan faktor harga bahan baku pembuatan baja yang saling
berfluktuasi, sehingga pada gilirannya akan menghasilkan harga baja yang juga
akan berfluktuasi dengan relatif cepat. Dengan kemungkinan harga baja yang
berfluktuasi dengan relatif cepat sebagai bahan baku pembuatan line pipe sebagai
faktor yang mempengaruhi proses pengadaan line pipe produsen pemasok yang
pada gilirannya mempengaruhi harga line pipe yang disuplai oleh pemasok
kepada PT Pertamina EP.
Dengan memperhatikan berbagai kondisi nyata tentang faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen proses rantai suplai line pipe sebagai kebutuhan
operasional PT Pertamina EP, maka tersedia berbagai perspektif yang dapat
digunakan oleh perusahaan. Manajemen proses rantai suplai pada intinya
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
mengasumsikan bahwa perusahaan mendirikan aliansi dengan anggota dari rantai
yang sama untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang diungkapkan oleh
kinerja operasional yang unggul dari semua anggota rantai. Dipengaruhi oleh
berbagai bidang seperti pembelian dan logistik, konsep manajamen proses rantai
suplai berkembang dari perspektif proses integrasi ke arah yang lebih sistemik dan
strategis. Dalam persepektif proses integrasi, anggota yang berbeda dari rantai
pasokan yang sama bergabung dengan upaya untuk mengkoordinasikan kegiatan
bisnis sebagai kegiatan spesifik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan akhir
(Cooper et al., 1997 dalam Miguel dan Brito, 2011). Sedangkan dalam perspektif
sistemik dan strategis, perusahaan menetapkan sumber daya dan upaya untuk
mencapai strategi rantai unik yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui biaya yang lebih rendah dan kepuasan pelanggan yang meningkat
(Mentzer et al., 2001 dalam Miguel dan Brito, 2011).
Dengan memperhatikan adanya perspektif integrasi serta persepektif
sistemik dan strategis tentang proses manajemen rantai suplai, maka kegiatan
bisnis yang dilakukan oleh PT Pertamina EP sebagai perusahaan yang bergerak
dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi memerlukan pilihan
perspektif yang sesuai dengan kebutuhan operasional PT Pertamina EP. Pilihan
yang sesuai dari pengadaan line pipe yang sepenuhnya mengandalkan manajemen
proses rantai suplai line pipe untuk sebagiannya adalah persepektif sistemik dan
strategis terutama karena line pipe merupakan sumber daya material starategis
untuk keberlangsungan bisnis PT Pertamina EP.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
Pelaksanaan proses pengadaan termasuk pengadaan line pipe untuk
kebutuhan operasional PT Pertamina EP merupakan suatu kegiatan yang rutin
dengan siklus yang sudah terstruktur sesuai dengan prosedur yang tetap dan
memerlukan jangka waktu tertentu dalam prosesnya. Pengaturan proses
pengadaan yang harus dipedomani oleh PT Pertamina EP sebagai KKKS dari
SKKMIGAS diatur dalam Pedoman Tata Kerja BP MIGAS No. PTK 007 Revisi-
II/PTK/I/2011. Karena masih bersifat pedoman, maka pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa yang merupakan material kebutuhan operasional masih harus
dijabarkan oleh PT Pertamina EP sesuai dengan kebutuhan material termasuk
kebutuhan material line pipe bagi PT Pertamina EP demi kinerja operasional yang
lebih optimal.
Pelaksanaan pengadaan line pipe melalui manajemen proses rantai suplai
memiliki dampak pada kinerja operasional yang dapat memanifestasikan dirinya
dalam semua dimensi. Dampak kinerja operasional terlihat pada dimensi
kerjasama, proses integrasi, hubungan jangka panjang, berbagi informasi yang
memungkinkan adanya perbaikan proses dan persediaan dan pengurangan waktu
tunggu dalam pengadaan (Cooper et al., 1997; Cooper dan Ellram, 1993; Bechtel
dan Jayaram, 1997; Mentzer et al., 2001 dalam Miguel dan Brito, 2011).
Kerangka konseptual tersebut memperlihatkan bahwa pelaksanaan pengadaan line
pipe yang dikontrakkan oleh PT Pertamina EP kepada pihak kontraktor penyedia
line pipe (supplier) harus diorientasikan oleh adanya kerjasama, proses integrasi,
hubungan jangka panjang, berbagi informasi yang memungkinkan adanya
perbaikan proses dan persediaan dan pengurangan waktu tunggu dalam pengadaan
line pipe.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Kerjasama dan proses integrasi antara PT Pertamina EP dengan pihak
kontraktor penyedia line pipe, tetap harus mempertimbangkan biaya dan waktu
serta peningkatan kualitas dan fleksibilitas, agar kinerja operasional PT Pertamina
EP tetap merupakan kinerja operasional yang optimal. Demikian pula dengan
system kontrak yang dipilih antara PT Pertamina EP dengan pihak kontraktor line
pipe seharusnya tetap dalam mekanisme tata kelola material line pipe yang efektif
untuk menjamin keberlangsungan operasional PT Pertamina EP. Kondisi ini
karena secara konsepsional, Min dan Mentzer (2004) dalam Miguel dan Brito
(2011) menyimpulkan bahwa manajemen proses rantai suplai adalah konstruk
multidimensi berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dalam pada itu, karena pengadaan line pipe merupakan titik strategis yang
menentukan keberlangsungan dan keberhasilan operasional PT Pertamina EP,
maka pengadaan line pipe yang dilakukan dengan sistem kontrak dengan pihak
ketiga sebagai pemasok line pipe. Dalam pengadaan line pipe melalui sistem
kontrak dengan kontraktor pemasok line pipe, pilihan PT Pertamina EP adalah
dengan menerapkan kontrak jangka panjang Supply Line Pipe dengan sistem call-
off order.
Sesuai dengan kondisinya, frame kontrak menggunakan sistem call-off
order merupakan kontrak pengadaan barang/jasa untuk jangka waktu satu tahun
atau lebih, dimana penyedia barang/jasa harus menyediakan barang/jasa dalam
jenis dan jumlah yang diminta sewaktu-waktu oleh PT Pertamina EP sebagai
kontraktor KKS. Dalam frame kontrak call-off order tersebut dicantumkan
perkiraan jumlah dan nilai pemesanan, namun pengguna barang/jasa hanya akan
membayar sejumlah barang/jasa yang diminta/dipesan serta penentuan harga yang
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
disepakati dengan sistim pembayaran menggunakan sistim kontrak berdasar harga
satuan.
Kondisi nyata kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT
Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe sebagai material utama
kebutuhan operasional diberikan beberapa ketentuan.
Ketentuan yang dicantumkan pada dokumen kontrak pengadaan line pipe
antara pihak penyedia line pipe dengan PT Pertamina EP yang telah dilakukan
selama ini menyebutkan bahwa (1) harga tetap selama kontrak berjalan (2) jangka
waktu 3 tahun atau berjangka panjang dan dapat diamandemen (3) material line
pipe dengan berbagai ukuran yang mempunyai frekuensi pemakaian cukup tinggi
(4) suplai selama 3 tahun terjamin. Saat ini kontrak call-off order telah digunakan
oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe sebagai material
utama kebutuhan operasional.
Pelaksanaan kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT
Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe, pada gilirannya berkaitan
dengan kinerja operasional PT Pertamina EP. Karena walau bagaimanapun juga
keberhasilan pengadaan line pipe sesuai dengan kebutuhan PT Pertamina EP
adalah kondisi yang sepenuhnya berkaitan dengan kinerja operasional PT
Pertamina EP selaku kontraktor KKS minyak dan gas bumi. Karena itu dengan
sepenuhnya memperhatikan frame kontrak call-off order yang telah digunakan
oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe, maka PT Pertamina
EP dapat mengevaluasi seberapa jauh manfaat kontrak tersebut bagi peningkatan
kinerja operasional PT Pertamina EP. Apakah frame kontrak call-off order dalam
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
pengadaan line pipe PT Pertamina EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja
operasional PT Pertamina EP ?
Disamping untuk mengeksplorasi dan mendalami manfaat kontrak call-off
order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan
line pipe sesuai dengan frame kontrak yang telah dilakukan selama ini, maka
konsekuensi yang dimunculkan oleh frame kontrak tersebut juga harus
dieksplorasi lebih jauh. Kondisi ini karena setiap frame kontrak termasuk frame
kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam
melakukan pengadaan line pipe tentu memberikan konsekuensi tertentu baik bagi
PT Pertamina EP maupun pihak penyedia barang dan jasa yang memasok line
pipe kebutuhan material yang digunakan untuk menghasilkan kinerja operasional
PT Pertamina EP. Bagaimanakah konsekuensi yang harus diperhitungkan dan
diterima oleh PT Pertamina EP dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan
line pipe PT Pertamina EP ?
Diatas semuanya itu, terkerangka bahwa frame kontrak call-off order yang
telah digunakan oleh PT Pertamina EP dalam melakukan pengadaan line pipe
tentunya memiliki keterkaitan dengan kinerja operasional PT Pertamina EP serta
konsekuensi kontrak call-off order yang telah digunakan oleh PT Pertamina EP
dalam melakukan pengadaan line pipe bagi PT Pertamina EP serta penyedia
barang dan jasa sebagai pemasok line pipe untuk kebutuhan operasional PT
Pertamina EP. Kondisi inilah pada gilirannya yang menjadi landasan utama untuk
melakukan analisis tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP
dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP serta faktor-faktor apa saja yang
harus diperhitungkan dalam menggunakan frame kontrak tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melakukan pencermatan terhadap ulasan pada bagian latar
belakang, maka rumusan masalah tentang peningkatan kinerja operasional PT
Pertamina EP dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe
sebagai material utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP diformulasikan
masing-masingnya sebagai berikut :
1. Apakah frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina
EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP?
2. Faktor-faktor apa yang perlu diperhitungkan oleh PT Pertamina EP dalam
melakukan frame kontrak call-off order untuk pengadaan line pipe PT
Pertamina EP?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian tentang
peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP dengan frame kontrak call-off
order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama kebutuhan operasional
PT Pertamina EP, masing-masingnya adalah untuk:
1. Mengevaluasi apakah frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe
PT Pertamina EP dapat menghasilkan peningkatan kinerja operasional PT
Pertamina EP.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
2. Menganalisis faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan oleh PT Pertamina
EP dalam melakukan frame kontrak call-off order untuk pengadaan line pipe
PT Pertamina EP.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang peningkatan kinerja operasional PT Pertamina EP
dengan frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material
utama kebutuhan operasional PT Pertamina EP, diharapkan menghasilkan
manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat praktis yang diharapkan dihasilkan
dari penelitian ini masing-masingnya bagi PT Pertamina EP adalah dapat
digunakan sebagai perangkat untuk :
1. Mengevaluasi pelaksanaan frame kontrak call-off order dalam pengadaan
line pipe PT Pertamina EP
2. Menganalisis kinerja operasional PT Pertamina EP dalam menggunakan frame
kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe sebagai material utama
kebutuhan operasional PT Pertamina EP.
3. Mempertimbangkan konsekuensi yang harus diperhitungkan oleh PT
Pertamina EP dari frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT
Pertamina EP.
4. Meminimalkan konsekuensi yang harus diterima oleh PT Pertamina EP dari
frame kontrak call-off order dalam pengadaan line pipe PT Pertamina EP.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Sedangkan manfaat teoritis yang diharapkan dihasilkan dari penelitian ini
masing-masingnya adalah sebagai berikut:
1. Secara konsepsional dapat memetakan manfaat penggunaan dari frame
kontrak call-off order dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam
pelaksanaan manajemen proses rantai suplai.
2. Secara konsepsional dapat memetakan konsekuensi yang diperhitungkan oleh
para pihak yang terlibat dalam frame kontrak call-off order dalam pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen proses rantai
suplai.
3. Secara konsepsional dapat memetakan konsekuensi yang harus diterima oleh
para pihak yang terlibat dalam frame kontrak call-off order dalam pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan dalam pelaksanaan manajemen proses rantai
suplai.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan, penulisan ini dikelompokkan pada enam bab, dan
setiap bab akan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bab yang lainnya.
Pada masing-masing bab diulas tentang bagian yang sesuai dengan judul masing-
masing bab, sehingga setiap bab memiliki kekhususan tersendiri.
Bab Pertama adalah Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab Kedua adalah Tinjauan Kepustakaan yang berisi penjelasan tentang
kepustakaan penelitian, kepustakaan konseptual tentang konsep-konsep dan teori
yang berhubungan untuk membahas permasalahan yang telah dirumuskan.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
Bab Ketiga adalah Metode Penelitian yang berisi penjelasan mengenai
langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam hal: pendekatan penelitian,
metode yang digunakan, operasionalisasi variabel, metode pengumpulan data,
populasi dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data.
Bab Keempat adalah Pembahasan yang berisi data serta fakta-fakta yang
telah diperoleh peneliti dari penelitian dengan permasalahan-permasalahan
berdasarkan data-data yang dikumpul dengan teori-teori yang ada.
Bab Kelima adalah Penutup yang merupakan bagian akhir dari penulisan
yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan masalah
berdasarkan fakta-fakta di lapangan serta ditutup dengan saran.
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN SYSTEM CALL-OF ORDER STUDIFRAME CONTRACT PENGADAANLINE PIPE PT PERTAMINA EPMINTORO ANDRI WICAKSONOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/