ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 30 BAB IV ANALISIS A. Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen Femina tahun 1975 1. Analisis Tokoh Wanita dalam Cerpen-cerpen Femina Tahun 1975 a. Hadiah Ulang Tahun Cerpen Hadiah Ulang Tahun (HUT) berkisah tentang keteguhan hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap, dengan jiwa yang besar ia tetap mencurahkan kasih sayangnya kepada anak tirinya. Melihat sikap dan kebesaran hati sang ibu tiri akhirnya hati anak tiri pun luluh dan mulai bisa menerima kehadiran ibu tirinya tersebut. Cerpen HUT ini diceritakan di dalam sebuah rumah dengan menggunakan alur sorot balik atau alur mundur. Melalui tokoh Yani yang menceritakan kembali kehidupan masa kecilnya ketika berusia 8 tahun hingga ia dewasa dan berkeluarga. Alur dimulai dari Yani yang mengingat kenangan semasa kecilnya, ketika ia harus kehilangan ibu kandungnya dan mau tidak mau harus menerima kedatangan ibu tiri. Yani menceritakan kembali perilakunya dulu yang teramat membenci ibu tirinya, ketika bersikap ketus, berbicara kasar, kemudian memberikan tikus sebagai hadiah ulang tahun. Hingga akhirnya ia dipertemukan kembali pada acara yang sama tetapi dengan situasi yang berbeda, yaitu ketika ulang tahun ibu tirinya. Kondisi Yani pun saat itu telah berubah, ia

Transcript of ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang...

Page 1: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

ANALISIS

A. Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen

Femina tahun 1975

1. Analisis Tokoh Wanita dalam Cerpen-cerpen Femina Tahun 1975

a. Hadiah Ulang Tahun

Cerpen Hadiah Ulang Tahun (HUT) berkisah tentang keteguhan

hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya.

Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap, dengan jiwa yang besar

ia tetap mencurahkan kasih sayangnya kepada anak tirinya. Melihat sikap

dan kebesaran hati sang ibu tiri akhirnya hati anak tiri pun luluh dan

mulai bisa menerima kehadiran ibu tirinya tersebut.

Cerpen HUT ini diceritakan di dalam sebuah rumah dengan

menggunakan alur sorot balik atau alur mundur. Melalui tokoh Yani yang

menceritakan kembali kehidupan masa kecilnya ketika berusia 8 tahun

hingga ia dewasa dan berkeluarga. Alur dimulai dari Yani yang

mengingat kenangan semasa kecilnya, ketika ia harus kehilangan ibu

kandungnya dan mau tidak mau harus menerima kedatangan ibu tiri.

Yani menceritakan kembali perilakunya dulu yang teramat membenci ibu

tirinya, ketika bersikap ketus, berbicara kasar, kemudian memberikan

tikus sebagai hadiah ulang tahun. Hingga akhirnya ia dipertemukan

kembali pada acara yang sama tetapi dengan situasi yang berbeda, yaitu

ketika ulang tahun ibu tirinya. Kondisi Yani pun saat itu telah berubah, ia

Page 2: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sudah berkeluarga dan bisa menerima serta menyanyangi ibu tirinya,

meskipun tanpa kehadiran ayahnya lagi.

Sudut pandang yang digunakan di dalam HUT ini adalah sudut

pandang „orang pertama-utama‟ dengan tokoh utama sebagai pencerita.

Hal itu ditandai dengan penyebutan „aku‟ pada setiap penyebutan tokoh

utama. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah gaya bahasa

sastra yang bersayap, seperti pada kutipan berikut.

Ibuku mempunyai perawakan yang kecil mungil dan lembut,

dengan mata yang besar hitam dan ibu tiriku berbadan tinggi

besar dan tegap. Tangannya kuat dan hidungnya agak kebesaran.

Dia memakai kacamata yang berlensa tebal, sehingga matanya

yang bagus itu kelihatan kecil seakan terapung (Anonim,

1975:19).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa pemilihan bahasa pada

HUT menggunakan pilihan kata yang indah dan menarik, seperti pada

kata „perawakan yang kecil mungil‟ dan „matanya yang bagus itu

kelihatan kecil seakan terapung‟.

Terdapat satu simbol yang muncul pada cerpen HUT. Simbol

tersebut adalah tikus. Tikus dalam kenyataannya adalah salah satu hewan

yang dianggap sebagai hama dan menjijikkan bagi sebagian orang.

Namun, berbeda pada HUT tikus justru menjadi satu-satunya benda yang

teramat istimewa khususnya oleh Yani. Baginya tikus adalah segala-

galanya, seperti pada kutipan berikut.

“Ya. Aku lebih senang pada tikus ini daripada apapun di dunia

ini.” (Anonim, 1975:20).

Kutipan tersebut dilontarkan oleh Yani untuk menegaskan

bahwa tikus adalah segalanya baginya. Di dalam HUT tikus menjadi

Page 3: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

simbol kasih sayang yang tulus, baik dari Yani ataupun ibu tirinya. Tikus

menjadi pemecah batu karang pada hati Yani dan pencair ketenangan di

antara ibu dan anak tiri. Melalui tikus pula kasih sayang yang

tersembunyi rapat di balik hati Yani akhirnya mampu terungkap.

Selain unsur-unsur di atas, unsur yang harus dikupas lebih

mendalam adalah tokoh dan penokohan (karakter). Tokoh dan penokohan

dalam sebuah cerita merupakan salah satu unsur yang sangat penting,

karena dengan melihat tokoh peneliti mampu mengetahui apa yang

dipikirkan oleh pengarang. Cerpen HUT menyoroti dua tokoh yang

berperan besar dalam cerita, yaitu Yani dan Ibu Tiri.

1) Yani

Yani seorang anak kecil yang hatinya bergejolak karena

kepergian ibu kandungnya yang meninggal dunia. Ia juga harus bisa

menerima kehadiran sosok baru dalam rumahnya yang bertindak

sebagai ibu tiri baginya. Di usianya yang masih kecil, 8 tahun, ia

harus merasakan pahitnya sebuah perpisahan dengan orang

terdekatnya. Kepergian ibunya menjadikan Yani sebagai anak yang

lebih pendiam dan tertutup. Kehilangan seorang ibu adalah pukulan

terberat baginya, karena ia belum mengerti dan siap untuk ditinggal

seorang ibu, hanya kekesalan dan kemarahan pada keadaan yang

bisa ia rasakan.

Bagi saudara-saudaraku yang lain kematian ibu dapat mereka

mengerti, tapi aku masih terlalu muda untuk ditinggalkan ibu.

Tak seorangpun di antara teman-temanku yang tidak

mempunyai ibu. Apa maksud ibuku meninggalkan aku?

Alangkah teganya dia? (Anonim 1975:19).

Page 4: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kutipan tersebut menunjukkan kondisi psikologis Yani

setelah kepergian ibu kandungnya. Betapa terpukulnya Yani pada

saat itu, seakan dia belum bisa menerima kenyataan yang ada. Di

usianya yang masih kecil kepergian sosok ibu memang sangat

menggoncang jiwa, karena masa-masa itulah kasih sayang seorang

ibu sangat diperlukan, terlebih lagi ia terlahir sebagai anak bungsu.

Anak seusia Yani belum dapat berpikir secara dewasa, yang ada di

benaknya hanyalah kekesalan dan kemarahan ketika ia harus

kehilangan sesuatu yang berharga baginya.

Kehadiran ibu tiri dalam kehidupan Yani menjadikan sifat

manjanya berubah menjadi dingin, keras, kaku, pribadinya menjadi

semakin tertutup bahkan terhadap keluarganya. Namun, ia justru

tumbuh menjadi wanita mandiri. Hal itu dikarenakan rasa gengsi dan

keengganan yang tinggi dari Yani untuk mendapatkan bantuan

ataupun perhatian ibu tirinya.

Aku tak tahu apakah aku kemudian mengalihkan

kemarahanku pada ibu tiriku atau aku hanya membencinya

karena dia mencoba menggantikan kedudukan ibuku. Tapi

semenjak aku melihatnya di rumah kami, dan maklum

mengapa dia ada di situ, segala sesuatu dalam tubuhku

berubah menjadi dingin dan beku…. (Anonim, 1975:19).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa rasa marah dan

belum mampu menerima sosok baru dalam kehidupan ditunjukkan

begitu nyata oleh Yani. Rasa itulah yang menjadikannya bersikap

dingin. Kehadiran ibu tiri dalam kehidupannya tidak akan pernah

mampu menggantikan sosok ibu kandung yang sangat ia sayangi.

Page 5: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Namun, di balik itu semua Yani sebenarnya memiliki hati

yang baik, tulus, dan kagum terhadap ibu tirinya hanya saja ia terlalu

naif untuk mengungkapnya. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut.

… Walaupun sebenarnya aku mengakui kecantikan kulitnya

yang kuning dan bersih, rambutnya yang lebat dan panjang

berombak dan senyumnya yang manis sungguh pun mulutnya

agak terlalu lebar, aku akan mengingkarinya (Anonim,

1975:19).

Kekaguman dan rasa simpati itu juga terlihat pada kutipan

berikut.

… Dia tidak saja membuat ayahku berbahagia, tapi sangat

kerasan. Rumah kami kelihatan bersih dan rapi, masakannya

enak dan selalu siap pada waktunya. Bila dia pernah berkata

pedas dan mengeluh, aku tak pernah mendengarnya. Tentu

aku tak menghargai semua ini pada waktu itu (Anonim,

1975:20).

Kutipan di atas menunjukkan sifat Yani yang sebenarnya

memiliki kekaguman dan simpati tinggi. Namun, sifatnya yang keras

menutupi segalanya. Yani sebenarnya juga memiliki sifat yang baik

dan hati yang lembut, tetapi rasa gengsi dan naif cenderung lebih

menguasainya.

Namun, sifat dingin dan keras Yani lambat laun berubah

mencair setelah kejadian di hari ulang tahun ibu tirinya. Yani

tumbuh menjadi wanita yang dewasa dan berhati lebih lapang,

kebaikan dan ketulusan hatinya mulai ditunjukkan, tidak ada lagi

gengsi dan kenaifan. Hal itu terbukti dengan sikapnya yang mulai

bisa menerima kehadiran ibu tirinya, bahkan tidak ada lagi sekat di

antara keduanya. Hanya kejujuran dan ketulusan yang tampak.

Seperti pada kutipan berikut.

Page 6: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

“Terimakasih ibu,” kataku sambil memeluk dan berbisik di

telinganya. “Terimakasih untuk selamanya” (Anonim,

1975:53).

Kutipan tersebut menunjukkan perubahan sifat Yani setelah

ia tumbuh dewasa. Ia tumbuh menjadi wanita yang lebih baik dan

dewasa serta mulai mengakui keberadaan dan kasih sayang yang

tulus dari ibu tirinya

2) Ibu Tiri

Ibu tiri dalam HUT digambarkan sebagai sosok ibu yang

baik, tangguh dan memiliki jiwa besar. Ibu tiri dalam HUT ini

mampu mematahkan mitos „ibu tiri yang kejam‟. Kesabarannya

dalam menghadapi dinginnya sikap Yani kepadanya adalah hal yang

luar biasa. Meskipun Yani berlaku ketus ia tetap saja sabar dan

lembut menyambutnya, seperti dalam kutipan berikut.

“O, bagus sekali kalau begitu,” Suaranya dalam dan berat,

tapi lembut. “Ibu rupanya mendidik kalian dengan baik

sekali.” (Anonim, 1975:19).

“… Yani, kau senang betul dengan tikusmu itu, ya?”

“Ya. Aku lebih senang pada tikus ini daripada apapun di

dunia ini” (Anonim, 1975:20).

Petikan tersebut menunjukkan betapa lembut dan baiknya

hati ibu tiri Yani, meskipun ia telah mendapatkan keketusan dan

kekasaran dari Yani, ia tetap saja berbesar hati bahkan masih mau

memuji Yani dan almarhumah ibunya yang berarti juga mantan istri

dari suaminya. Kebaikan dan kebesaran hati ibu tiri Yani semakin

terlihat ketika ia tidak sedikit pun menceritakan kepada suaminya

tentang sikap Yani dan apa yang telah dilakukannya. Ia masih

bertindak sewajarnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sikap yang

Page 7: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

ditunjukkan oleh ibu tiri Yani itu menunjukkan kebesaran jiwa dan

kesabarannya dalam menghadapi anak tirinya yang belum bisa

menerima keberadaannya. Terlebih lagi ketika hari ulang tahunnya,

Yani bertindak semakin kurang ajar, Yani memberikan hadiah ulang

tahun berupa tikus putih kesayangannya. Bagi sebagian orang,

hadiah seperti itu sebenarnya adalah hadiah yang menjijikkan dan

tidak sopan. Akan tetapi, ini berbeda bagi ibu tiri Yani, bukan

kemarahan yang muncul dari ibu tiri Yani justru air mata haru yang

ia keluarkan. Baginya itu adalah hadiah terindah karena Yani mau

memberikan sesuatu yang paling berharga darinya. Hadiah itulah

yang akhirnya memecahkan batu di hati Yani.

Dia tidak berteriak ketika dilihatnya apa isi kotak itu. Dia

duduk terdiam dengan sebuah ekspresi pada wajahnya yang

tak bisa kubaca. Juga ketika tikus itu berlari keluar dari kotak

dan menjalari tangannya, dia tetap duduk terdiam. Dan ketika

akhirnya tikus itu bertengger di atas kepalanya dia sama

sekali tidak berteriak (Anonim, 1975:53).

Kutipan di atas merupakan tindakan dan ekpresi dari ibu tiri

Yani ketika membuka hadiah ulang tahun dari Yani. Ketulusan hati

dan kebesaran hati ibu tiri Yani sangat terlihat di sana. Ia dapat

berpikir dengan logika yang sangat cerdas, tikus hadiah ulang tahun

itu bukanlah pertanda bahwa Yani membenci ibu tirinya, tetapi alam

bawah sadar Yani justru menunjukkan bahwa ia sangat

menyayanginya. Hal itu dapat terbaca dengan baik dan cerdas oleh

ibu tiri.

Page 8: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dan tikus itulah yang dihadiahkannya kepadaku pada hari

ulang tahunku. Sesuatu yang paling berarti baginya. Umurnya

hanya 9 tahun waktu itu, tapi dia sudah mengerti tentang

memberi sesuatu kepada seseorang. (Anonim, 1975:53).

Kutipan tersebut merupakan kisah yang dituturkan ibu tiri

kepada saudara-saudara Yani ketika telah dewasa. Kutipan tersebut

menunjukkan bahwa seorang wanita (ibu) memiliki kebesaran hati

yang tidak bisa digantikan oleh apa pun dan kepada siapa pun.

Kebesaran hati ibu tiri Yani yang sungguh luar biasa itu

mampu menjadikannya semakin terhormat di mata keluarganya. Ia

mampu menutup rapat-rapat bagaimana sikap dan tindakan Yani

terhadapnya selama 12 tahun dari anak-anak dan suaminya.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen HUT mengangkat tema tentang

ketegaran dan ketulusan hati seorang wanita (ibu tiri) serta

pengabdiannya terhadap suami dan keluarganya. Tema ini sekaligus

mampu menunjukkan bahwa cerpen HUT turut mengangkat kisah

tentang kekuatan seorang wanita dengan segala sifatnya yang ada.

Cerpen HUT juga mampu memecahkan sebuah mitos bahwa ibu tiri

selalu kejam dan bertindak semena-mena. Ibu tiri yang digambarkan

adalah ibu tiri yang memiliki ketulusan dan kebaikan hati layaknya orang

tua kandung. Kasih sayangnya tidak berbeda sedikit pun dengan ibu-ibu

lainnya, bahkan ibu tiri dalam cerpen HUT digambarkan sebagai sosok

ibu yang jauh lebih kuat dan tegar.

Page 9: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Bila Sedang Bercinta

Bila Sedang Bercinta (BSB) mengisahkan tentang kekhawatiran

Ny. Sutanto terhadap anak perempuannya yang sedang jatuh cinta. Di

balik kekhawatirannya itu, ia sebenarnya sangat menyayangi anaknya.

Sikap kehati-hatian, selektif dan protektif ditunjukkan oleh Ny. Sutanto

terhadap anaknya dalam memilih pasangan hidupnya kelak.

Cerpen BSB diceritakan menggunakan bahasa sederhana dan

dengan alur mundur, mengambil latar di dalam rumah serta di pulau Bali.

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang „orang pertama-

utama‟ dengan tokoh utama (Ny. Sutanto) sebagai pencerita. Alur

dimulai dari kepanikan Ny. Sutanto dalam mempersiapkan jamuan

makan malam untuk keluarga dan kekasih Nani. Ny. Sutanto kembali

teringat akan percakapannya dengan Nani ketika pertama kali

memberitahu tentang kekasihnya dan keinginannya untuk menikah. Sifat

selektif, ingin tahu, protektif dan kehati-hatian Ny. Sutanto tentang

kekasih Nani mulai muncul. Namun, rasa khawatir dan kecemasan Ny.

Sutanto hilang setelah mengenal kekasih Nani. Ternyata ia memiliki

kepribadian yang baik, sikapnya juga sopan jadi tidak ada alasan lagi

untuk mencemaskannya.

Di dalam cerpen BSB terdapat beberapa tokoh yang ikut

membangun cerita. Tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

1) Ny. Sutanto

Ny. Sutanto seorang ibu rumah tangga yang memiliki

seorang anak perempuan yang mulai beranjak dewasa. Ia seorang ibu

yang sangat sayang terhadap anaknya, ia juga ibu yang selektif dan

Page 10: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penuh kehati-hatian. Ia juga tipe wanita yang selalu ingin tampil

sempurna. Hal itu dapat dibuktikan pada kutipan berikut.

Matanya mencari-cari lagi kesalahan pada wajahnya, dan

berkesimpulan bahwa garis-garis bibir begini tidak cocok

untuk wajahnya. Akhirnya dihapusnya semua warna ungu itu,

kemudian ia memoleskan warna yang sering dipakainya,

Solitaire. Nah, kelihatan lebih baik (Anonim, 1975:26).

Kutipan di atas menunjukkan tentang sifat Ny. Sutanto yang

ingin selalu terlihat sempurna. Sempurna dalam kutipan di atas lebih

condong mengarah pada kesempurnaan dalam hal kecantikan.

Seorang wanita selalu memiliki sifat yang selalu ingin tampil

sempurna, meskipun ia telah berstatus menjadi ibu dan memiliki

anak. Selain dalam hal kecantikan, Ny. Sutanto juga ingin sempurna

dalam memberikan jamuan kepada tamunya serta dalam hal

menyeleksi calon menantunya. Oleh karena itu, ia bersikap lebih

berhati-hati dan selektif dalam menilai orang. Sikap tersebut

ditunjukkan dengan rasa ingin tahunya yang begitu tinggi mengenai

latar belakang dari kekasih Nani seperti berikut.

“Berapa lama kau kenal dia?”

“Apakah ia juga tinggal di tempat pemondokanmu?” ibunya

bertanya lagi.

“Apakah ia teman Yusni juga?”

“Apakah ia bekerja?”

“Ah, jangan berpikir aku menyelidikinya, nak. Tapi setelah

Agus, kemudian Hari, dan aku belum lupa waktu engkau

kacau balau karena Dedy. Dan sekarang siapa, Brahmantya?

Engkau harus pasti hati-hati menentukan pilihan. Menikah

tidak setiap hari bukan?”( Anonim, 1975:27).

Page 11: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kutipan tersebut menunjukkan selektifnya seorang ibu

terhadap anaknya dalam hal mencari pendampingnya. Sifat itu

muncul karena rasa terlalu sayang seorang ibu terhadap anaknya, ia

ingin yang terbaik untuk Nani. Seorang ibu tidak akan pernah rela

melihat anaknya bertemu dengan orang yang salah.

2) Nani

Nani anak tunggal dari Ny. Sutanto yang telah beranjak

dewasa. Ia sedang jatuh cinta kepada orang yang baru dikenalnya

ketika berlibur di pulau Bali. Ia termasuk orang yang senang

berwisata di alam terbuka. Ia mudah bergaul dan tidak memilih-

milih orang, ia menilai orang dari hati bukan dari materi ataupun

fisik, seperti pada kutipan berikut.

… Justru Agus, Hari dan Dedy yang membuat saya pasti

tentang Bram ini. Mungkin ini yang membuat saya tidak

bercerita pada ibu, sebelumnya. Saya merasa lain dengan

Bram ini. Ia baik hati, sopan dan selalu memperhatikan

kepentingan saya. Ibu tidak perlu kuatir (Anonim, 1975:27).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Nani adalah wanita

yang menilai orang dari ketulusan hati, bukan menilai dari hal-hal

lainnya.

3) Brahmantya

Brahmantya seorang pria yang baik hati ia juga bertanggung

jawab, sopan dan bersahaja. Ia sangat menghormati orang yang

lebih tua, bahkan ia tidak segan untuk membantu pekerjaan rumah

tangga yang jarang dikerjakan seorang pria, seperti pada kutipan

berikut.

Page 12: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Ketika mereka berdiri untuk pindah ke ruang tamu, Bram

menemuinya dan berkata agak malu: “Bolehkah saya

menolong mencuci piring? Saya bisa mengerjakannya di

rumah kalau pembantu sudah pulang, dan saya belum pernah

menjatuhkannya” (Anonim, 1975:28).

Kutipan tersebut menunjukkan sikap Brahmantya

menghormati orang yang lebih tua. Bentuk penghormatan itu bisa

dilihat dengan pengucapan kata „bolehkah‟. Kata tersebut diucapkan

oleh Brahmantya sebagai permintaan izin kepada ibu Nani untuk

membantunya. Kesediaan Brahmantya untuk membantu mencuci

piring juga menunjukkan bahwa ia seorang pria yang tidak termakan

oleh gengsi. Ia mau dan tidak mau harus melakukan pekerjaan yang

biasanya jarang dilakukan oleh seorang tamu. Hal itu menunjukkan

bahwa Brahmantya seorang pria yang baik, sopan, dan menghargai

orang lain. Sikap yang ditunjukkan oleh Bramantya tersebut

dimaksudkan untuk lebih dekat dan diterima dalam keluarga Nani

sebagai calon menantu.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen BSB mengangkat tema tentang seorang

ibu yang selektif, protektif dan selalu menginginkan yang terbaik untuk

anaknya. Sikap itu muncul karena rasa sayang dari seorang ibu terhadap

anaknya. Cerpen BSB ini juga menunjukkan bahwa seorang wanita itu

selalu ingin terlihat sempurna, baik dalam hal fisik ataupun batin.

c. Biarkan Ia Berkembang

Cerpen Biarkan Ia Berkembang (BIB) berkisah tentang

kekhawatiran seorang ibu terhadap anak semata wayangnya yang hendak

Page 13: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pergi berkemah. Cerpen BIB diceritakan menggunakan sudut pandang

„orang pertama-utama‟ dengan tokoh utama ibu Bobi sebagai pencerita.

Latar cerpen BIB berada pada rumah di sebuah kota. Konflik yang terjadi

dalam BSB merupakan konflik batin yang dialami oleh ibu Bobi.

Alur yang digunakan dalam cerpen BIB adalah alur maju, mulai

dari Bobi memberitahu ibunya tentang rencana sekolahnya yang akan

mengadakan acara berkemah di Bogor hingga kekhawatiran ibunya

muncul. Ibu Bobi berusaha melawan konflik dalam batinnya dan bertemu

pak Danu untuk menyakinkan bahwa acara tersebut tidak akan melukai

Bobi. Sampai akhirnya ia memberikan izin kepada Bobi untuk mengikuti

acara berkemah.

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen BIB adalah gaya

bahasa sastra dengan menggunakan bahasa bersayap atau bahasa tingkat

dua, seperti dengan menggunakan majas-majas tertentu. Seperti pada

kutipan berikut.

“Rasanya otot-otot perutku mulai mengeras dan tegang. Aku

kenal rasa itu, emosi itu-ketakutan”( Anonim, 1975:58).

“Setahun yang lalu dia akan segera menghujani aku dengan

rengekan dan desakan-desakan yang menjengkelkan” (Anonim,

1975:59).

Majas yang digunakan pada cerpen BIB seperti yang

ditunjukkan di atas dengan garis tebal menggunakan majas hiperbola dan

personifikasi.

Unsur intrinsik yang juga turut membangun cerpen BIB adalah

tokoh dan penokohan. Di dalam cerpen BIB terdapat dua tokoh sentral

yaitu Bobi dan ibunya.

Page 14: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Bobi

Bobi seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang masih

duduk di bangku SD. Meskipun masih kecil ia sudah menjadi anak

yatim sekaligus anak tunggal. Namun, ia tumbuh menjadi anak yang

mandiri, dewasa dan rajin. Usia tiga tahun ia sudah tidak mau

dipegang tangannya ketika belanja. Pada usia 12 tahun ia juga sudah

mampu membantu pekerjaan ibunya menata halamannya.

Pada hari Rabu, selesai sekolah, Bobi tanpa disuruh

membersihkan halaman dan mencabut rumput. Seperti biasa

dia mencongkel tanah di sekitar setiap tanaman dan

merapikannya, dan ini selalu memberikan perasaan senang

dalam hatiku (Anonim, 1975:60).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa di usia Bobi yang

masih kecil, ia sudah mengerti akan tanggung jawabnya. Ia

membantu ibunya dalam mengurus rumah, tanpa diperintah lagi ia

sudah mau mengerjakan kewajibannya.

2) Ibu Bobi

Ibu Bobi merupakan seorang single parent yang harus

mengasuh sendiri anak semata wayangnya. Ia memiliki sifat

penyayang, tanggung jawab, dan selektif terhadap anaknya. Sifat

selektif yang ditunjukkan oleh ibu Bobi ini cenderung mengarah

pada sifat protektif, hal itu dikarenakan rasa sayang dan khawatir

terlalu berlebih terhadap anak semata wayangnya. Seperti yang

terdapat dalam kutipan berikut.

Serentetan gambar-gambar, jelas dan terang seperti slides

fujicolor di bioskop, bergantian memenuhi benakku. Aku

melihat Bobi menaiki sepeda di jalan-jalan kecil desa dengan

kepala tertunduk, asyik dengan pikirannya. Dia tertinggal dari

Page 15: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

rombongannya, mengikuti jalan lain. Anak-anak yang lain

jalan terus. Bobi tersesat… (Anonim, 1975:58).

Kutipan di atas merupakan bentuk kekhawatiran ibu Bobi,

ia mulai berkhayal tentang apa yang akan terjadi jika Bobi ikut

berkemah, rasa was-was itu semakin menjadi-jadi. Sikap yang

ditunjukkan ibu Bobi memang terlihat sangat berlebihan, tetapi di

balik itu semua ibu Bobi sebenarnya sangat menyayangi dan

mencemaskan keadaan Bobi. Ia hanya tidak ingin kejadian buruk

menimpa anaknya dan mengusik kembali trauma akan kehilangan

seseorang yang dikasihinya (suaminya). Hal itu ditunjukkan pada

kutipan berikut.

Kecelakaan bukanlah sesuatu yang hanya bisa terjadi pada

orang lain. Aku tahu itu dari pengalaman ketika mas Wid,

suamiku, meninggal. Rasa sakit kehilangan orang yang

dikasihi memang menipis bersama lalunya waktu, tapi

kesepian dan ketakutan bertambah terus. Bobi adalah

tanggung jawabku sepenuhnya-tanggung jawabku sendiri

(Anonim, 1975:59).

Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa sesungguhnya ibu

Bobi masih menyimpan rasa trauma akan kehilangan seseorang yang

dikasihinya. Sikapnya yang sedikit selektif itu merupakan efek dari

rasa kasih sayangnya yang besar terhadap Bobi dan rasa tanggung

jawabnya untuk menjaga Bobi sepeninggal suaminya.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen BIB mengangkat tema tentang

tanggung jawab seorang ibu terhadap anaknya yang teramat ia sayangi.

Rasa tanggung jawab dan sayang yang besar dari seorang ibu

menjadikannya bersikap sedikit selektif dan berhati-hati dalam menjaga

Page 16: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

anaknya. Kehati-hatian dan selektif itulah yang menjadikannya Ibu Bobi

cenderung protektif kepada Bobi.

d. Benteng Kasih

Cerpen Benteng Kasih (BK) berkisah tentang pengabdian

pembantu bernama mbok Imah serta seorang ibu bernama Mien. Mbok

Imah adalah pembantu rumah tangga yang sudah sangat dekat

hubungannya dengan keluarga pak Joko. Namun, ia terpaksa dijauhkan

dari keluarga pak Joko, terutama dari anaknya bernama I‟in karena ia

terkena penyakit TBC. Mien adalah ibu rumah tangga sekaligus wanita

karir yang memiliki kesibukan yang cukup banyak. Cerpen BK

menceritakan bagaimana keduanya mengabdi baik terhadap keluarganya

ataupun terhadap majikannya.

Cerpen BK ditulis dengan menggunakan gaya bahasa yang

sederhana tetapi indah. Seperti pada kutipan berikut.

“Aku hanya dapat termenung. Sampai hatikah aku melihat mbok

Imah pergi dari rumah ini dalam keadaan sakit?” (Mira W,

1975:67).

Latar diambil di sebuah rumah dan rumah sakit. Alur yang

digunakan adalah alur maju dan diceritakan dengan menggunakan sudut

pandang „orang pertama-utama‟ dengan tokoh utama sebagai pencerita.

Melalui tokoh Mien yang menceritakan tentang mbok Imah yang

didiagnosa dokter terkena penyakit TBC, sehingga atas permintaan pak

Joko, mbok Imah harus segera dijauhkan dari I‟in. Permasalahan muncul

ketika I‟in tidak mau dijauhkan dari orang yang merawatnya selama ini.

Orang yang mendidik dan menemaninya selama kedua orang tuanya

Page 17: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sibuk bekerja. Perdebatan pun semakin tak terhindarkan sehingga

akhirnya mbok Imah memilih untuk keluar dari rumah dan Mien harus

melepaskan karirnya demi mengurus sendiri anaknya. Hingga akhirnya

I‟in jatuh sakit karena merindukan sosok yang telah merawatnya selama

ini. Rasa sayang dan pengabdian yang tulus dari mbok Imah, akhirnya ia

mau kembali lagi bersama keluarga I‟in dan pak Joko pun dengan legowo

mau menerima kembali mbok Imah.

Judul dari cerpen BK ini juga dapat dijadikan sebuah simbol dari

kasih sayang yang tulus dan tak terkira. „Benteng Kasih‟ merupakan

sebuah perlambang akan kekuatan cinta dan kasih, di mana benteng

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “bangunan tempat

berlindung atau bertahan dari serangan musuh” (Dendy Sugono,

2008:151). Begitu pula dalam cerpen BK ini, kasih sayang yang tulus dari

mbok Imah kepada I‟in tidak mampu ditembus oleh apapun, meskipun

dengan sebuah penyakit, layaknya sebuah benteng yang selalu berdiri

tegak. Hal ini juga diperkuat pada akhir cerpen seperti berikut.

Aku sempat melihat kerinduan yang hebat di wajah kedua orang

yang sedang menangis sambil berpelukan ini. Seandainya ada

kuman-kuman tbc dalam dada Mbok Imah saat ini, Tuhan

tolonglah semoga kuman-kuman itu tidak mampu menembus

Benteng Kasih Sayang yang melingkupi mereka berdua!” (Mira

W, 1975:68).

Selain unsur-unsur di atas, unsur yang harus dikupas lebih

mendalam adalah tokoh dan penokohan (karakter). Tokoh dan penokohan

dalam sebuah cerita merupakan salah satu unsur yang sangat penting,

karena dengan melihat tokoh peneliti mampu mengetahui apa yang

Page 18: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dipikirkan oleh pengarang. Di dalam cerpen BK terdapat tokoh yang akan

disoroti dalam penelitian ini, yaitu:

1) Mbok Imah

Mbok Imah seorang pembantu rumah tangga yang bekerja

pada keluarga pak Joko. Hubungannya dengan keluarga pak Joko

sudah sangat dekat karena sejak Mien (istri Joko) kecil ia sudah

menjadi pengasuhnya. Namun, ia terpaksa harus dijauhkan dari

keluarga pak Joko, terutama dari anak semata wayangnya bernama

I‟in karena ia terkena penyakit TBC. Mbok Imah memiliki hati yang

baik dan tulus terhadap setiap orang meskipun tidak ada hubungan

darah sekalipun. Tanggung jawabnya serta pengabdiannya sebagai

pembantu juga besar. Terbukti dengan pengabdiannya pada keluarga

Mien selama 30 tahun. Walaupun usianya sudah renta ia tetap

melakukan tugasnya dengan baik.

“Si Mbok telah mengabdikan dirinya 30 tahun untuk

keluargaku! Ketika aku kawin denganmu, aku yang berlutut

di muka ibu sambil menangis memohon agar si Mbok dapat

turut bersamaku kemari!” Aku benar-benar marah. Belum

pernah sesengit ini aku kepada suamiku. Sungguh. Aku

sangat tersinggung. Rupanya kemarahanku menyadarkan

Mas joko kembali (Mira W, 1975:66).

Petikan di atas menunjukkan pengabdian dan ketulusan

mbok Imah kepada keluarga Mien. Usianya yang renta tidak

menjadikan alasannya untuk berhenti bekerja, sehingga kebaikan,

ketulusan dan pengabdiannya menjadikan orang-orang di

sekelilingnya menghormati dan menyayanginya layaknya keluarga

kandung.

Page 19: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Mbok Imah mewakili sosok wanita tua yang berprofesi

sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun ia menjadi pembantu,

tetapi ia bukanlah menjadi sosok wanita tua lemah yang hanya

bekerja di dapur dan bisa diperintah saja. Justru sosok mbok Imah

menjadi sosok wanita tua yang berhati kuat dan berjiwa besar. Ia

bukan hanya seorang pembantu biasa, tetapi ia memiliki posisi yang

penting dalam keluarga.

Jiwa besar mbok Imah juga terlihat ketika Joko

memperlakukannya dengan kasar, dengan ucapannya yang keras dan

tindakannya yang kasar. Mbok Imah tidak sakit hati ataupun

melakukan perlawanan sedikit pun. Bahkan, ketika mbok Imah

diasingkan karena penyakit TBC-nya, mbok Imah tetap legowo.

Tindakan yang dilakukan mbok Imah ini juga dikarenakan ia sadar

posisi. Mbok Imah menyadari statusnya di dalam keluarga Joko

hanyalah seorang pembantu yang kewenangan mutlak terletak pada

atasannya. Jiwa besar dan pengabdian mbok Imah yang paling besar

yaitu ketika ia sudi kembali merawat I‟in setelah penolakan dan

keluarnya ia dari rumah pak Joko. Tanpa rasa dendam ataupun

kecewa mbok Imah dengan ikhlas kembali mengasuh I‟in.

2) Mien

Mien seorang ibu rumah tangga sekaligus menjadi wanita

karir. Ia telah memiliki seorang anak bernama I‟in. Kesibukannya

dalam rangka ikut membantu kondisi ekonomi keluarga justru

menjadikannya sedikit lalai akan kewajibannya dalam hal dalam

mencurahkan kasih sayang terhadap I‟in. Mien termasuk seorang

Page 20: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yang pekerja keras, sehingga ia lebih mempercayakan mbok Imah

dalam mendidik dan mengurusi I‟in karena mbok Imah telah

dianggapnya sebagai keluarga setelah mbok Imah mengabdi

kepadanya selama 30 tahun. Namun, keadaan yang demikian

menjadikan I'in justru memiliki kedekatan yang lebih erat dengan

mbok Imah daripada dengan ibu kandungnya. Hal tersebut dapat

dilihat dari kutipan berikut.

… Mas Joko cuma seorang pegawai negeri kelas menengah.

Aku terpaksa harus bekerja untuk membantu perekonomian

rumah tangga kami. Akibatnya aku hampir-hampir tak punya

waktu untuk anakku. Semuanya tak pernah ku sadari sampai

malam ini. (Mira W, 1975:68).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Mien memiliki jiwa

pekerja keras serta tanggung jawab. Meskipun ia seorang istri, ia

mau membanting tulang demi ikut menyokong kondisi ekonomi

keluarganya. Hal itu juga menunjukkan bahwa ia mau dan mampu

membagi beban dari suaminya. Namun, di balik itu semua Mien

ternyata sedikit lalai akan waktu kebersamaannya dengan I‟in.

Mien juga menunjukkan sifat wanita (ibu dan istri) yang

memiliki kelembutan dan ketulusan hati. Ia tidak menilai orang

dengan sebelah mata, tetapi melihat dari ketulusan dan pengabdian

orang tersebut. Ia juga lebih menggunakan hati dan perasaanya

dalam berpikir dan bertindak. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan

berikut.

“Pokoknya suruh dia pulang ke kampung.” Suamiku

memotong dengan ketus. “Beri uang secukupnya. Dia toh

bisa tinggal bersama saudara-saudaranya.”

Page 21: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

“Dia tidak punya siapa-siapa lagi kecuali kita, Mas,” erangku

getir. “Dia sudah tak punya kerabat satupun. Siapa yang

harus merawat dia di kampung? Lagi pula … ia perlu

pengobatan yang teratur….” (Mira W, 1975:66).

Aku hanya dapat termenung. Sampai hatikah aku melihat

mbok Imah pergi dari rumah dalam keadaan sakit? Kalau

tidak bagaimana dengan I‟in, anakku satu-satunya? (Mira W,

1975:67).

Kedua kutipan di atas menunjukkan bahwa Mien lebih

menggunakan hati dan perasaanya dalam berpikir dan bertindak. Ia

masih memiliki rasa sungkan dan rasa simpati yang tinggi. Di dalam

situasi dan kondisi yang terjepit ia masih mampu menahan egonya,

ia masih mau memikirkan perasaan dan kondisi mbok Imah sekali

pun ia telah mengidap penyakit menular. Mien masih menunjukkan

sikap baiknya kepada orang lain sekali pun itu pembantunya.

3) Joko

Joko adalah suami dari Mien, ia seorang pegawai negeri

tingkat satu yang telah memiliki seorang anak perempuan. Ia

gambaran seorang suami yang bertanggung jawab. Akan tetapi

sifatnya sedikit kasar, ia lebih menggunakan ego dan logikanya dari

pada hati untuk mengambil suatu keputusan. Hal itu dapat dilihat

dari kutipan berikut.

“Kesanalah kau! Kau mau anak ini ketularan penyakitmu?!”

(Mira W, 1975:68).

Kutipan di atas adalah salah satu bentuk kekasaran Joko

terhadap mbok Imah. Ia berbicara dengan kasar kepada orang yang

lebih tua darinya. Ia berbicara mengikuti ego dan kemarahannya,

tanpa menggunakan hatinya, dan tanpa memandang dengan siapa ia

Page 22: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

bicara serta pengabdian apa yang telah diberikan oleh tersebut.

Sikap serupa juga dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Besok suruh si Mbok pulang.”

“Pulang? Pulang kemana?” bantahku putus asa.

“Si Mbok tidak punya rumah lain kecuali rumah

ini!”

“Pokoknya suruh dia pulang ke kampung.”

Suamiku memotong dengan ketus. “Beri uang

secukupnya. Dia toh bisa tinggal bersama

saudara-saudaranya” (Mira W, 1975:66).

Kutipan di atas menunjukkan tentang bagaimana Joko

dalam mengambil sikap, baginya uang dianggap dapat

menyelesaikan segala permasalahan. Namun, di balik itu semua

sebenarnya ia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap

keluarganya. Sikap yang ditunjukkan itu semata-mata demi

kebahagiaan dan kesejahteraan keluarganya.

4) I‟in

I‟in adalah seorang anak dari Mien dan Joko yang masih

berusia 6 tahun. Ia masih memiliki jiwa anak-anak yang selalu ingin

dimanja. Ia memiliki kedekatan yang sangat kuat terhadap

pembantunya (mbok Imah). Ia memiliki hati yang tulus terhadap

siapapun termasuk kepada pembantunya. Justru ia lebih memiliki

kedekatan pada mbok Imah daripada denga ayah ataupun ibunya

sendiri. Seperti dalam kutipan berikut.

“Tidak! Tidak!”, ia menggeleng keras-keras. “Si mbok mesti

tidur di sini! Cerita raksasa itu belum habis!” (Mira W,

1975:67).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa I‟in masih memiliki

sifat anak-anak yang manja. Ia juga benar-benar tidak bisa

Page 23: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dipisahkan dari mbok Imah, bahkan sebelum tidur pun Mien tidak

mampu menggantikan peran mbok Imah dalam menceritakan cerita.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen BK mengangkat tema tentang

pengabdian wanita, baik istri terhadap suami dan keluarganya serta

seorang pembantu terhadap majikannya. Keduanya memiliki ketulusan

hati yang sungguh luar biasa. Ketulusan yang diberikan itu mampu

menjadikan sebuah ikatan yang sangat kuat di antara semua pihak.

Pengabdian yang sesungguhnya bukan dinilai dari materi, tapi dinilai dari

ketulusan hati.

e. Menanti Putusan Hakim

Menanti Putusan Hakim (MPH) berkisah tentang seorang istri

bernama Nana yang dihadapkan dengan peristiwa pengadilan. Ia menjadi

tersangka dalam kasus kematian Darmi (Istri muda dari suaminya).

Sangkaan tersebut muncul karena Nana adalah satu-satunya saksi kunci

dalam kasus tersebut. Peristiwa itu terjadi bermula dari kelicikan dan

kejahatan Darmi yang hendak membunuh Nana karena Tris lebih sayang

pada Nana. Namun, atas kuasa Tuhan, Nana mampu menyelamatkan diri

dari upaya Darmi untuk membunuhnya dengan cara memberi obat

dengan takaran yang berlebihan. Kejadian tersebut kemudian diceritakan

kembali oleh Nana di meja persidangan. Oleh karena itu, alur yang

digunakan dalam cerpen ini adalah alur mundur.

Latar MPH berada pada sebuah rumah. Sudut pandang yang

digunakan adalah sudut pandang „orang pertama-utama‟ dengan tokoh

Page 24: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

utama Nana sebagai pencerita. Gaya bahasa yang digunakan dalam MPH

ini sederhana tetapi tetap mengandung nilai estetika tersendiri, seperti

pada kutipan berikut.

Jelas kulihat pembela dan suamiku menarik napas putus asa dan

pucat. Segala yang telah kukatakan pada tuan hakim, akan

kuceritakan padamu dengan berurutan seakan engkau merupakan

hakim yang kedua…. (Anonim, 1975:63).

Cerpen MPH secara tersirat memunculkan sebuah simbol bahwa

„kejahatan dapat dikalahkan dengan kebaikan‟. Hal itu terbukti di dalam

cerpen ini, meskipun secara fisik Nana tidak berdaya tetapi berkat adanya

sebuah mukjizat ia mampu menyelamatkan dirinya dari kekejaman

Darmi.

Ada tiga tokoh dalam MPH yaitu Nana, Darmi, dan suami Nana.

Ketiganya memiliki perwatakan masing-masing seperti berikut.

1) Nana

Nana seorang istri yang mengalami kelumpuhan selama 6

tahun. Semua badan tidak bisa ia gerakkan kecuali kepala dan tangan

kirinya. Ia seorang istri yang sabar, setia dan berbakti kepada

suaminya. Ia juga menjadi istri yang kuat, baik dalam hal hati

ataupun mata batinnya. Hal itu dapat dibuktikan pada kutipan

berikut.

Aku pandangi matanya, dan suamiku tunduk. Kemudian

perempuan itu, yang tinggi dengan hidung beo, tapi cantik.

Cuma matanya! Matanya bukanlah mata juru rawat yang

dingin, tapi panas, galak dan nakal. Aku tak suka mata begitu

(Anonim, 1975:64).

Page 25: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa mata batin seorang

istri kepada suaminya itu begitu kuat. Walaupun baru sekali bertatap

muka, tetapi seorang istri tahu mana orang baik-baik dan mana orang

jahat. Hal itu kembali terbukti pada kutipan berikut.

Dan bagaimanakah aku dapat menolak permintaan suamiku?

Demi cintaku dan kesetiaan seorang isteri aku cuma

mengiyakan saja! Mulailah aku merasakan masa sepi di

rumah. Suamiku tetap sayang dan kata-katanya tetap lembut,

tapi dalam hatiku mulai pula timbul perasaan lain. Mata hati

seorang isteri lebih tajam dari apapun juga. Demikian pula

aku. Aku tidak bisa melihat karena karena gerakku terbatas,

tapi hatiku dapat menceritakan apa yang terjadi di luar kamar

(Anonim, 1975:64).

Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa Nana memiliki

feeling yang begitu kuat, meskipun ia lumpuh dia tetap memiliki

kepekaan perasaan yang tajam. Serapi apapun rahasia yang

disembunyikan oleh suminya, Nana bisa mengetahuinya. Namun,

rasa kesetiaan dan bakti Nana yang begitu dalam kepada suaminya

mampu mengalahkan semuanya. Rasa sakit hati maupun fisik yang

dirasakan Nana tidak menjadikan alasan untuk Nana marah, benci

ataupun tidak mencintai suaminya lagi. Oleh karena itu, di dalam

MPH ini Nana menjadi seorang wanita yang kuat dan tangguh, baik

dari segi fisik maupun batin. Secara fisik Nana mampu bertahan

hidup dalam kelumpuhan selama 6 tahun tanpa mengeluh. Secara

batin justru Nana semakin terlihat sebagai wanita yang kuat karena

ia mampu melewati segala tekanan batin yang tertuju padanya.

Tekanan batin ia rasakan ketika ia hanya mampu melaksanakan

kewajibannya sebagai istri, mengurus suami dan rumah tangga dari

Page 26: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

atas ranjang saja. Tekanan itu semakin hebat ketika ia harus

mengetahui dan menerima bahwa suaminya telah menikah lagi

dengan Darmi yang menjadi perawatnya. Istri mana yang tak

bergejolak batinnya ketika melihat suaminya menikah lagi dengan

wanita yang memperlakukannya dengan keji dan hendak

membunuhnya. Tekanan-tekanan itulah yang menjadikan Nana

menjadi seorang istri yang kuat dan tangguh.

2) Darmi

Darmi adalah wanita yang diperkenalkan suami Nana

sebagai perawat. Namun, seiring berjalannya waktu Nana tahu

bahwa Darmi adalah istri kedua dari suaminya. Darmi seorang

wanita yang bermuka dua, di hadapan suaminya ia bersikap lembut,

ramah dan baik, tapi di hadapan Nana ia berubah menjadi orang

yang galak, kasar, jahat dan keji. Seperti yang terlihat pada kutipan

berikut.

“Pergi!”

“Ah nyonya tua! (kata ini diucapkan dengan nada ejek),

tidaklah begitu mudah untuk mengusirku. Engkau tak tahu

kedudukanku di sini. Kau kira aku perawatmu? Enak! Lihat

nih” (Anonim, 1975:64).

Kutipan di atas menunjukkan bagaimana kekasaran Darmi

dalam berucap, tidak ada rasa hormat sedikit pun kepada Nana.

Bahkan ia mengejek majikannya dengan kata „nyonya tua‟.

Kesadisan Darmi lainnya yaitu ketika ia hendak membunuh Nana

dengan kelicikannya memberikan obat dengan takaran yang

berlebihan agar dikira Nana bunuh diri dan Darmi lolos dari tuduhan,

seperti pada kutipan berikut.

Page 27: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

“Aku sudah mengambil keputusan sekarang – mumpung bibi

pulang kampung – untuk menyingkirkan engkau! Selama kau

masih ada, selama itu pula aku tak bisa jadi isteri

sesungguhnya. Engkau tak bisa melayani suami, dan

seharusnya kau mau. Hidupmu tak punya arti apa-apa. Kau

minum saja pil ini, hingga semua menyangka kau bunuh diri.

Bukankah begitu lebih baik? Nyonya tua, kau turuti saja

kataku ini, dan jika tidak, toph aku akan memaksamu”

(Anonim, 1975:65).

Kutipan tersebut menjadi salah satu bukti bentuk kekasaran,

kelicikan dan kejahatan yang dilakukan oleh Darmi kepada Nana.

Seperti kekasarannya dalam bertutur kata, kelicikan dan

kejahatannya dalam rencana pembunuhan serta merebut suami

orang.

3) Suami Nana

Suami Nana awalnya adalah seorang pria yang sabar, teliti

dan setia. Ia dengan sabar dan teliti merawat istrinya yang lumpuh

selama enam tahun. Namun, kesetiannya tergoyahkan seiring dengan

kehadiran Darmi. Ia mudah luluh dan percaya dengan orang baru.

Bahkan ia tidak percaya dengan keganjilan yang dirasakan oleh

Nana, ia sudah termakan dengan sikap dan muka dua dari Darmi.

Sikap tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Aku tak suka perawat itu.”

“Tapi dia begitu baik, Nana. Apapun juga dikerjakannya.”

“Cuma di mukamu. Suruhlah dia keluar. Sebelum ada dia,

bukankah aku dan bibi bisa memberesi semuanya?”

“Akan ku nasihati dia, Nana. Sabarlah tentu berubah

sikapnya” (Anonim, 1975:64).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa suami Nana mulai

dibutakan dengan kebaikan palsu dari Darmi. Kesetiaannya pada

Nana mulai luntur, ia tidak mempercayai keganjilan yang dirasakan

Page 28: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

oleh Nana. Namun, suami Nana masih menghargai Nana dengan

berusaha meredamkan hati Nana dengan usahanya untuk mencoba

bicara dengan Darmi.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen MPH mengangkat tema tentang

kekuatan hati seorang istri dalam menjalani kehidupan serta bakti istri

kepada suaminya. Rasa hormat, bakti dan kesetiaan seorang istri kepada

suamilah yang menjadi sumber kekuatan baru. Cerpen MPH ini juga

menunjukkan bahwa keajaiban dan mukjizat itu ada pada orang-orang

yang berhati bersih dan mulia. Selain itu, MPH juga menunjukkan

tanggung jawab seorang wanita lumpuh akan perbuatannya yang telah

menghilangkan nyawa seseorang yang hendak membunuhnya.

f. Katakan bahwa Aku Cemburu

Katakan bahwa Aku Cemburu (KAC) bercerita tentang

kecemasan dan kecemburuan dalam rumah tangga antara istri dan suami.

Rasa cemas, khawatir dan cemburu itu ditunjukkan oleh Rina kepada

Tris, karena kehadiran karyawan baru di kantornya yang tidak lain adalah

mantan tunangan Tris. Kecemburuan Rina yang berlebihan ini justru

semakin menjadikannya ingin tampil baik dan sempurna di hadapan

suami dan teman-teman Tris. Sempurna dalam hal penampilan, memasak

dan mengurus rumah tangganya.

Cerpen KAC diceritakan dengan menggunakan alur maju,

dengan menggunakan sudut pandang „orang pertama-utama‟ dengan

tokoh utama (Rina) sebagai pencerita. KAC ini menggunakan latar di

Page 29: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sebuah rumah di salah satu kota. Gaya bahasa yang digunakan dalam

KAC adalah gaya bahasa sastra dengan diksi-diksi yang indah dan

menarik, seperti pada kutipan berikut.

Kulempar selimutku dengan perasaan jemu lalu kutukar baju

tidurku dengan kimono. Kupandang wajahku di cermin tanpa

perasaan, walau aku sadar kecantikanku masih sama dengan tujuh

tahun yang lalu ketika aku menghadapi hari perkawinanku. Tetapi

seri kegembiran yang terpancar sudah lenyap dari wajah itu

(Maria A Sarjono, 1975:62).

Di dalam kutipan di atas ditunjukkan pemilihan kata yang indah

dan menarik seperti pada kata „perasaan jemu‟, „seri kegembiraan‟,

„terpancar‟ dan „lenyap‟ memperindah kalimat-kalimat pada cerpen KAC.

Terdapat beberapa tokoh yang muncul dalam cerpen KAC, yaitu:

1) Rina

Rina seorang ibu rumah tangga yang telah memiliki dua

anak perempuan, ia merupakan istri dari Tris. Ia adalah istri yang

berbakti kepada suaminya, sekaligus seorang ibu yang bertanggung

jawab. Seperti wanita pada umumnya, Rina termasuk orang yang

selalu ingin terlihat sempurna. Namun, ia memiliki sifat yang sedikit

judes dan pencemburu. Sifat tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut.

“Apa aku baru kali ini kelihatan rapi ya?”

“Bukan begitu. Kau memang selalu rapi, tapi akhir-akhir ini

kau seperti malas, sehingga kalau di kantor setiap ingat

kepadamu aku selalu membayangkan dirimu dengan kimono

dan rol-rol rambut di kepala.”

“Biar” jawabku pendek (Maria A Sarjono, 1975:62).

Kutipan di atas menunjukkan tentang sifat Rina yang judes

terhadap suaminya, meskipun kejudesan itu dikarenakan rasa

Page 30: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

cemburu yang berlebih. Kecemburuan tersebut dapat dilihat pada

kutipan berikut.

“Itu terserah padaku.”

“Jangan Rina, betul-betul jangan. Aku ingin menjamu

tamuku dengan masakanmu.”

“Ya, ya, maklum aku, ada tamu istimewanya.” Sindirku. Mas

Tris melongo sebentar kemudian tertawa.

“Yang mana?” Tanyanya pura-pura tak tahu.

“Kira-kira yang mana?” Aku ganti bertanya (Maria A

Sarjono, 1975:63).

Kutipan di atas menunjukkan sikap Rina kepada Tris yang

cemburu akan kehadiran Nani pada daftar tamu jamuan makan di

rumahnya. Kecemburuan itu dilampiaskan dengan menunjukkan

kejudesan dan kejutekannya pada Tris. Namun, di balik sifat yang

ditunjukkan di atas, Rina adalah seorang istri yang baik, bertanggung

jawab, dan begitu sayang dengan keluarganya. Hal itu terbukti

dengan keinginannya menyajikan perjamuan makan yang terbaik,

baik dalam bentuk penyajian makanan dan penampilan. Rina ingin

mempersembahkan yang terbaik dan sempurna untuk rekan-rekan

kerja suaminya. Hal itu dilakukan semata-mata karena rasa cinta dan

pengabdiannya sebagai seorang istri.

2) Tris

Tris seorang suami yang sangat mencintai keluarganya, ia

suami yang bijaksana, bertanggung jawab, humoris, setia dan

romantis. Namun, di balik sifat baiknya itu Tris juga seorang yang

pencemburu. Sifat-sifat tersebut ditunjukkan pada kutipan berikut.

“Tentu saja. Aku heran kenapa masih selalu ingat hari ulang

tahunmu. Dan kartu ucapan itu selalu bergambar bunga

mawar. Kau pernah mengatakan bahwa bunga itu pernah

menjadi lambang kalian” (Maria A Sarjono, 1975:65).

Page 31: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Kutipan tersebut merupakan salah satu bentuk kecemburuan

Tris terhadap perhatian Nanang (mantan kekasih Rina) yang selalu

mengirimkan kartu ucapan setiap Rina berulang tahun.

“Sebetulnya begini, ini mungkin istri saya sendiri tak tahu.

Tadi „kan aku sudah bilang bukan Rin, bahwa kau telah

melupakan sesuatu, yaitu hari ini adalah tepat tujuh tahun

saya berkenalan dengan istri saya.” Aku terkejut memandang

ke arahnya. Tak dapat kupercaya bahwa mas Tris akan

mengingat hal-hal seperti itu (Maria A Sarjono, 1975:64).

Kutipan tersebut menunjukkan sisi romantis dari Tris

kepada Rina, selain itu dalam kutipan di atas juga menunjukkan

kesetiaan Tris kepada Rina, sekaligus menunjukkan bahwa

kecemburuan Rina selama ini tidak terbukti, justru Tris

menunjukkan bahwa ia benar-benar menyayangi Rina. Rasa sayang

tersebut juga diwujudkan dengan memamerkan kepandaian Rina

memasak kepada rekan-rekannya di kantor dengan cara mengadakan

perjamuan makan malam di rumahnya.

3) Nani

Nani adalah mantan tunangan sekaligus teman sekantor

Tris. Ia seorang janda yang berusaha mencoba merebut kembali hati

Tris. Hidupnya dipenuhi dengan foya-foya dan tidak mau kalah

dengan orang lain. Sifat itu sesuai perkataan dari Tris dalam kutipan

berikut.

“Aku kan bukan sebentar bergaul dengannya. Aku tahu betul

sifatnya, tak mau kalah dengan orang lain, senang foya-foya.

Aku merasa beruntung bahwa dia tak jadi istriku, dan

bersyukur bahwa aku kemudian bertemu denganmu” (Maria

A Sarjono, 1975:65).

Page 32: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kutipan tersebut menunjukkan karakter Nani yang

digambarkan langsung oleh tokoh Tris dalam percakapannya dengan

istrinya.

4) Lili dan Lita

Lili dan Lita merupakan dua buah hati dari Tris dan Rina.

Lita masih duduk dibangku TK dan Lili sudah duduk di bangku SD.

Keduanya merupakan anak perempuan yang cantik dan

menggemaskan di keluarga Tris.

5) Zus Erna

Zus Erna adalah teman dari Rina, ia seorang penjahit

langganan Rina. Ia seorang wanita yang mahir dalam segala hal, ahli

menjahit, seorang penata rambut sekaligus penata rias. Orangnya

supel dan luwes sehingga ia memiliki pelanggan yang cukup banyak.

6) Zus Ani, pak Mardi, pak Toto dan bu Toto

Zus Ani, pak Mardi, pak Toto dan bu Toto adalah rekan-

rekan kerja dari Tris di kantor. Mereka semua telah memiliki

kedekatan dengan Tris sekeluarga, sehingga tidak ada kecanggungan

lagi di antara mereka. Kedekatan tersebut dapat menunjukkan bahwa

Tris adalah orang yang mudah bergaul dan diterima baik dalam

lingkungan kerjanya.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen KAC mengangkat tema tentang

kecerdasan seorang istri. Kecerdasan itu dilihat dari segi kecerdasan

seorang istri dalam mengurusi rumah tangga. Membesarkan anak,

mengurusi dan melayani suami. Selain itu cerpen KAC juga

Page 33: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menunjukkan bahwa wanita selalu ingin terlihat sempurna di mata

keluarga ataupun orang lain. Cerpen KAC juga menunjukkan bahwa

kecemburuan itu bisa dirasakan oleh siapa saja, baik suami maupun istri.

Kecemburuan bisa menjadi boomerang dalam rumah tangga jika tidak

mampu mengatasinya. Namun, sebaliknya kecemburuan bisa menjadi

sebuah bukti cinta, karena dengan cintalah segala masalah yang muncul

bisa diselesaikan dengan baik.

g. Gempa di Hatiku

Gempa di Hatiku (GH) bercerita tentang perjuangan seorang

wanita single parent bernama Atik (sering dipanggil Tiek). Ia bekerja

membanting tulang demi menghidupi anak semata wayangnya. Hal itu

harus dilakukannya semata-mata untuk menebus kesalahannya di masa

lalu. Kekhilafannya semasa muda mengharuskannya membesarkan Rina

seorang diri tanpa kehadiran ayah yang tidak bertanggung jawab.

Pengalaman pahit itu menjadi pengalaman berharga baginya dan

sahabatnya bernama Lili. Namun, kenyataan berkata lain Rina justru

terjerumus dalam hal yang sama dan dengan orang yang sama. Kejadian

itulah yang menjadikan hati Tiek terguncang, ayah dari anaknya kini

menjadi kekasih sekaligus calon ayah dari bayi yang dikandung

sahabatnya.

Kisah dalam cerpen GH tersebut kemudian diceritakan

pengarang dengan alur maju, menggunakan sudut pandang „orang

pertama-utama‟ dengan tokoh utama (Tiek) sebagai pencerita. Latar

cerpen GH berapa pada sebuah rumah di salah satu kota. Gaya bahasa

Page 34: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yang digunakan dalam GH yaitu dengan menggunakan diksi yang indah,

menarik serta menggunakan majas, seperti pada kutipan berikut.

Kuhela nafasku. Hidup ini memang penuh teka-teki. Manusia tak

pernah bisa mengira apa-apa yang akan terjadi kelak. Yang terang

hidup ini bagaikan sabut di permukaan laut. Terombang-ambing

oleh alunan gelombang. Kadang-kadang hanyut dengan tenang,

kadang-kadang pula terhempas–hempas. Begitu juga dengan

kehidupanku (Maria A Sarjono, 1975:62).

Di dalam kutipan di atas dapat terlihat bahwa bahasa dalam GH

menggunakan kata-kata pilihan yang indah serta majas perumpamaan

seperti „hidup penuh teka-teki‟, „terhempas-hempas‟. Pilihan kata-kata

tersebutlah yang menjadikan bahasa penulisan dalam GH terlihat lebih

indah dan menarik.

Di dalam cerpen GH terdapat beberapa tokoh yang ikut

membangun cerita. Tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

1) Tiek

Tiek seorang wanita single parent yang harus membesarkan

anak semata wayangnya yang bernama Rina. Ia seorang ibu pekerja

keras dan bertanggung jawab terhadap keluarganya, apapun

dilakukannya demi kebahagiaan keluarga. Waktunya dihabiskan

untuk mengajar. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Mulai kemarin tambah empat lagi. Sebetulnya ada tujuh

yang menjawab iklanku. Soalnya susah membagi waktunya,

mana rumah yang satu dengan yang lainnya terlalu jauh

jaraknya”.

“Pagi-pagi mengajar sekolah lalu sore mengajar piano, mana

ada waktu untuk keluarga, terutama Rina, mbak? Tanyanya

kemudian” (Maria A Sarjono, 1975:60).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Tiek bertindak sebagai

ibu sekaligus ayah bagi Rina, bekerja pagi hingga sore demi

Page 35: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kebahagiaan keluarganya. Tanggung jawabnya begitu tinggi karena

ia harus berjuang menghidupi keluarganya seorang diri. Baginya

kebahagiaan Rina adalah segalanya, karena ia sangat mengerti

kondisi Rina yang hanya mendapatkan kasih sayang darinya. Tiek

memiliki sifat yang baik dan ramah terhadap setiap orang, termasuk

kepada Lili. Meskipun usia mereka terlampau jauh, mereka bisa

menjalin sebuah persahabatan yang erat. Tiek juga seorang wanita

yang rela berkorban. Tiek rela mengalah demi kebaikan Lili,

mengikhlaskan ayah dari anaknya untuk menjadi suami Lili dan

dengan bijak Tiek memberi selamat sekaligus doa kepada Lili,

seperti pada kutipan berikut.

“Kau beruntung Lili. Aku percaya kalian pasti akan bahagia,”

kata-kataku kukeluarkan dengan hati yang tulus” (Maria A

Sarjono, 1975:63).

Kutipan tersebut juga menunjukkan bahwa Tiek adalah

seorang ibu yang kuat dalam segala hal, terutama dalam masalah

hati. Tiek menjadi korban dari seorang pria yang tidak bertanggung

jawab, ia harus menelan pil kegetiran karena dicampakkan seorang

pria. Kekecewaan itu menjadikan trauma tersendiri bagi Tiek untuk

dekat kembali dengan seorang pria. Hal itu dapat dilihat dalam

kutipan berikut.

“… Hanya terkadang rasa sakit di ulu hatiku timbul lagi bila

melihat sepasang suami isteri sedang menggandeng anak-

anak mereka.”

“Tidak Lil, aku sudah cukup kapok dengan pengalaman dulu.

Malahan pernah kuceritakan segala jejak-jejak hitamku agar

ia mengurungkan maksudnya yang ingin mendekati diriku…”

Page 36: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“Ah, kau, seperti ibu saja. Kan aku sudah sering bilang

bahwa aku masih belum bisa menerima kehadiran seorang

laki-laki dalam hatiku” (Maria A Sarjono, 1975:61).

Kutipan-kutipan di atas menunjukkan masih ada rasa

trauma pada diri Tiek terhadap pria. Rasa sakit hati dan pengalaman

buruknya masa lalu yang menjadikan Tiek bersikap demikian.

Pengalaman baginya adalah hal yang paling berharga, maka dari itu

ia tidak ingin terjebak di dalam lobang yang sama. Tiek menjadi

orang yang berhati besar ketika ia harus diingatkan kembali tentang

kepahitannya pada masa lalu melalui kisah Lili yang harus

mengulangi kesalahannya masa muda. Hal yang lebih menggetarkan

hatinya lagi yaitu ketika ia tahu orang yang hendak menikahi Lili

adalah pria yang mencampakkannya dulu, yang tidak lain adalah

ayah biologis dari Rina. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Aku melihat Lili berjalan bergandengan dengan seorang pria

yang tidak lain adalah Herman. Ya, Herman ayah anakku.

Terhuyung-huyung aku lari ke dalam kamarku. Segala

macam perasaan mengaduk-aduk hatiku. Sakitnya tak

terkatakan, kugigit bibirku kuat-kuat tanpa sadar (Maria A

Sarjono, 1975:63).

Aku mencari-cari kekuatan. Segala doa kusemburkan dari

mulutku yang menggetar. Suatu permohonan paling berapi-

api yang pernah kupanjatkan kepada Tuhan. Kuteguk segelas

air dingin, kemudian berusaha dengan segala daya

menentramkan diriku dan menghentikan badanku yang

gemetar (Maria A Sarjono, 1975:63).

Kutipan-kutipan di atas menunjukkan betapa kuatnya hati

Tiek dalam menghadapi kenyataan pahit itu. Segala macam doa dan

cara ia usahakan untuk menenangkan hati dan menerima kenyataan

Page 37: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

itu, hanya orang berhati kuatlah yang mampu menghadapi kenyataan

yang menggoncangkan jiwa.

2) Lili

Lili seorang gadis berusia 22 tahun yang sedang dilanda

asmara. Ia orang yang baik hati, perhatian, supel dan tidak memilih-

milih teman. Hal itu terbukti lewat persahabatannya dengan Tiek

yang usianya jauh lebih tua, memiliki anak dan memiliki latar

belakang yang kurang bagus. Ia juga seorang yang penyayang dan

teman curhat yang baik. Seperti pada kutipan berikut.

“Aku benar-benar kagum kepadamu mbak. Betapa tolol dan

kejamnya laki-laki yang mempermainkan dan menyia-

nyiakan dirimu!” (Maria A Sarjono, 1975:60).

Kutipan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian dan

ketulusan hati Lili dalam berteman dengan Tiek. Lili mampu

memposisikan dirinya dan seolah-olah ikut merasakan apa yang

dirasakan oleh sahabatnya. Namun, Lili termasuk orang yang

ceroboh, ia tidak mampu mengikuti amanat serta belajar dari

pengalaman sahabatnya. Sehingga ia harus mengulangi kesalahan

yang pernah dilakukan oleh Tiek.

3) Herman atau Tom

Ia seorang pria pengecut yang tidak bertanggung jawab. Ia

termasuk pria yang tidak gentle karena lari dan mencapakkan wanita

yang mengandung anaknya. Ia selalu mengulangi kesalahannya,

tidak mau belajar dari pengalaman kelamnya terdahulu. Rasa yang

muncul pada diri Herman hanyalah penyesalan seperti pada kutipan

berikut.

Page 38: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

“Atik, bagaimana aku bisa melupakan segalanya dan

mengendalikan perasaanku ini? Bagaimana mungkin Atik.

Aku sangat menyesal. Kudatangi tempat pondokmu, engkau

telah pergi. Kucari ke kotamu tanpa jejal sedikitpun, sehingga

akhirnya aku menjadi putus asa dan pergi dari kota itu”

(Maria A Sarjono, 1975:63).

Kutipan tersebut menunjukkan pembelaan dan penyesalan

dari Herman yang telah mencampakkan Tiek sekian tahun.

Penyesalan tersebutlah yang akhirnya menimbulkan kebimbangan

pada dirinya setelah ia bertemu dengan Rina anak kandungnya.

Bimbang dikarenakan dia dihadapkan pada dua orang wanita yang

sama-sama memiliki anak darinya.

4) Rina

Rina seorang anak kecil yang masih polos dan lugu. Ia

seorang anak yang periang dan penurut. Tingkahnya lucu dan

menggemaskan, sehingga semua orang di sekelilingnya sayang

padanya. Keluguan Rina terlihat dalam kutipan berikut.

“Tante Lili bawa apa untuk Rina?” pertanyaan Rina yang

tiba-tiba membunyarkan lamunanku. Mendengar kata-kata

Rina, Lili jadi tertawa” (Maria A Sarjono, 1975:61).

Kutipan tersebut menunjukkan tentang keluguan seorang

anak kecil yang sering terjadi dimanapun berada. Hal itu wajar

terjadi dilakukan seorang anak kepada orang yang dirasa sudah

memiliki kedekatan.

5) Ibu

Ibu dalam cerpen GH hanya menjadi tokoh pendukung

sebagai pelengkap jalannya cerita.

Page 39: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas,

dapat dilihat bahwa cerpen GH mengangkat tema tentang perjuangan dan

tanggung jawab seorang ibu (single parent) dalam menghidupi

keluarganya serta kebesaran jiwanya yang begitu hebat. Cerpen GH

memberikan sebuah contoh kerelaan dan ketulusan hati seorang wanita

yang hatinya pernah hancur. Selain itu GH juga menunjukkan bahwa

tiada guna selalu berkubang dalam lobang yang sama, justru itu akan

menjadikan boomerang, keluarlah dan bangkit maka akan ada cahaya

yang menanti.

h. Nyonya Karina

Cerpen Nyonya Karina (NK) berkisah tentang perjuangan

seorang ibu dalam melahirkan anaknya, mulai dari sebelum sampai

sesudah melahirkan. NK menceritakan tentang dua orang ibu yang

sedang cemas dan gelisah menanti kelahiran anaknya. Seorang ibu

membagi pengalamannya dalam menghadapi kelahiran kepada Ny.

Karina, seorang ibu misterius yang baru pertama kali melahirkan.

Keduanya memiliki masalah yang sama, yaitu harus mendapatkan pil dan

suntik perangsang kelahiran agar bayi mereka segera keluar.

Berdasarkan kronologi penceritaan tersebut, NK termasuk dalam

kategori cerpen yang diceritakan dengan menggunakan alur maju. Sudut

pandang yang digunakan adalah sudut pandang „orang pertama-utama‟

dengan tokoh utama sebagai pencerita, hal itu ditandai dengan

penyebutan „aku‟ pada setiap penyebutan tokoh utama.

Page 40: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

NK berlatar di sebuah rumah sakit bersalin di salah satu kota di

Indonesia. Gaya bahasa yang digunakan dalam NK adalah bahasa yang

sederhana, tetapi tetap memiliki estetika tersendiri seperti pada kutipan

berikut.

Akhirnya aku tak dapat menahan rasa penasaranku untuk

mengajaknya bicara. Aku turunkan kedua kakiku yang dari tadi

kulonjorkan ke atas meja kecil di depanku. Kupakai sandal

capitku, pelan-pelan kudekati dia dan duduk di sebelahnya (Annie

Perwata, 1975:27).

Kutipan di atas merupakan salah satu contoh gaya bahasa yang

digunakan dalam NK, gaya yang seederhana tetapi tetap memiliki nilai

estetika tersendiri.

Ada beberapa tokoh yang hadir sebagai penggerak cerita di

dalam cerpen NK, yaitu:

1) Tokoh Aku

Tokoh Aku adalah seorang ibu yang sedang menanti

kelahiran anak ketiganya di sebuah rumah sakit. Meskipun itu

merupakan pengalaman ketiga dalam melahirkan, rasa cemas dan

khawatir tetap saja menderanya. Ia juga seorang ibu yang baik,

ramah dan mudah bersosialisasi. Hal itu terbukti di dalam kutipan

berikut.

Aku tersenyum memperhatikan wajahnya yang manis. Sudah

dua kalimat diucapkannya dengan diakhiri „kok‟. Apalagi

yang harus kuucapkan untuk membuka percakapan yang

lancar? Aku diam sebentar, lalu kataku:…

(Annie Perwata, 1975:27).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh aku memiliki

sifat yang ramah dan mudah bersosialisasi. Ia menunjukkan

Page 41: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

keramahannya dengan menebar senyum dan terlihat selalu ingin

membuka percakapan kepada orang yang baru ia kenal. Ia termasuk

seorang ibu yang memiliki semangat dan perjuangan tinggi dalam

melakonkan perannya sebagai ibu. Rasa sakit akibat obat dan

suntikan perangsang kelahiran tidak mengurangi semangat dan

perjuangannya melahirkan anak ketiganya. Ia pintar

menyembunyikan kecemasan dan kekhawatirannya di muka umum

termasuk pada Karina. Justru ia masih menunjukkan kedewasaan,

kebijaksanaan dan ketenangannya, dengan meyakinkan Karina

bahwa melahirkan tidak akan terjadi apa-apa ketika melahirkan

kelak. Ia sangat mengayomi dan menenangkan Karina, seperti pada

kutipan berikut.

“Oh, baru belajar dong ya, nggak sakit kok dik, asal kita

tenang. Bayangkan saja wajah ibu kita yang tercinta” (Annie

Perwata, 1975:27).

“Ya, rasa sakit atau perih apapun dalam hidup ini akan segera

musnah setelah selamat melahirkan” (Annie Perwata,

1975:27).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh aku begitu

bijak bersikap, meskipun ia didera rasa cemas tapi ia masih mampu

memberi ketenangan pada Karina. Selain itu, ia seorang ibu yang

penuh tanggung jawab dan sayang terhadap keluarganya. Ia

berantusias untuk segera melahirkan agar ia bisa segera pulang dan

berkumpul lagi dengan kedua anak beserta suaminya.

2) Ny. Karina

Ny. Karina adalah seorang ibu muda yang sedang

dirundung kecemasan dalam menghadapi kelahiran anak

Page 42: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

pertamanya. Ia merupakan ibu yang tangguh, karena ia berjuang

untuk melahirkan anak pertamanya seorang diri, tanpa keluarga,

suami atau siapa pun yang menemani serta memberinya semangat.

Tanggung jawab kepada anaknya sangat besar, meskipun ada sedikit

kegetiran pada dirinya, ia masih bertekat kuat untuk melahirkan dan

membesarkan anaknya. Kegetiran yang dialami oleh Ny. Karina

dikarenakan ia merasa kesepian dalam kehidupannya, tetapi ia sangat

ingin memiliki anak, seperti pada kutipan berikut.

“Tahukah kakak akan rasa sepi yang menguasai kami isteri

pelaut?”

“Bayangkan betapa sepinya hidupku, kak. Dan kini.. kini..

aku mengandung hanya tinggal menunggu saatnya

melahirkan. Aku membiarkan kandunganku besar. Aku ingin

punya anak, kak” (Annie Perwata, 1975:28).

Ny. Karina sebenarnya adalah seorang yang misterius,

karena tidak ada yang mengetahui latar belakang ataupun

keluarganya. Bahkan suster-suster yang merawatnya tidak ada yang

tahu. Sifat tersebut juga diungkapkan oleh tokoh aku seperti pada

kutipan berikut.

“Aku segera diam. Di mataku terbayang teman ngobrolku

yang agak misterius kemarin” (Annie Perwata, 1975:28).

“Perempuan aneh, Karina itu. Keterangannya tak jelas.

Alamatpun tiada tentu” (Annie Perwata, 1975:28).

Kutipan-kutipan di atas menunjukkan kemisteriusan Ny.

Karina, tidak ada satu pun orang yang mengetahui latar belakang

dari Ny. Karina. Ia hanya seorang diri selama dirawat di rumah sakit

bersalin.

Page 43: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3) Suster-suster dan suami

Suster dan suami adalah tokoh-tokoh pelengkap di dalam

cerpen NK, mereka muncul sebagai pendukung penggerak cerita

pada cerpen. Meskipun kemunculannya tidak banyak, tetapi mereka

mempunyai andil dalam jalannya cerita.

Suster-suster adalah perawat di rumah sakit bersalin yang

selalu membantu penanganan pasien yang akan segera melahirkan.

Mereka bertugas untuk membimbing dan merawat pasiennya dengan

baik, oleh karena itu suster di sana baik dan ramah-ramah. Sifat itu

harus diterapkan agar pasien mendapatkan pelayanan yang

memuaskan.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen NK mengangkat tema tentang

perjuangan seorang ibu dalam melahirkan anak. Perjuangan seorang ibu

yang teramat besar, menaruhkan nyawa demi kelangsungan hidup

anaknya. Perjuangan ibu menghadapi rasa, takut, cemas dan khawatir

menghadapi kelahiran. Cerpen NK juga menunjukkan bahwa seorang

wanita (ibu) juga menjadi seorang pejuang dengan melahirkan, merawat

dan mendidik bayi hingga kelak menjadi seorang manusia dewasa yang

siap berkecimpung dalam masyarakat.

i. Jalan itu Licin dan Berbahaya

Jalan itu Licin dan Berbahaya (JLB) sebuah cerpen yang

mengisahkan tentang problematika kehidupan rumah tangga. Tidak ada

jalan yang lurus dan mulus dalam kehidupan, pasti ada sedikit hambatan

Page 44: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dalam sebuah perjalanan, itulah isi dari cerpen JLB. Cerpen ini bercerita

tentang dua orang manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda

disatukan dalam pernikahan. Setelah berjalan beberapa tahun, pernikahan

tersebut mengalami masalah, sang suami (Haryo) memiliki wanita

idaman lain dan terganggu dengan tangisan-tangisan anaknya setiap

malam. Perpisahan akhirnya terjadi, keduanya melanjutkan kehidupan

dan kesibukannya masing-masing. Hingga akhirnya cinta menyatukan

mereka kembali untuk kembali hidup bersama.

Kisah tersebut diceritakan oleh pengarang dengan menggunakan

alur maju dan sudut pandang „orang ketiga-tidak terbatas‟, dimana

“pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikan sebagai

orang ketiga” (Stanton, 2007:54). Latar yang digunakan yaitu disalah

satu kota di Indonesia. Diceritakan dengan bahasa yang sederhana tetapi

tetap memiliki keindahan.

Ada beberapa tokoh dalam JLB, yaitu sebagai berikut.

1) Yeni

Yeni adalah seorang ibu berusia 32 tahun yang telah

memiliki dua orang anak. Ia seorang ibu yang baik, setia,

bertanggung jawab dan penuh kasih sayang. Ia juga menjadi seorang

istri yang tegar dan mudah bangkit dari keterpurukan. Hal itu

terbukti ketika perpisahan terjadi, ia tidak terus menurus larut dalam

kesedihan dan putus asa, tetapi ia segera bangkit dengan kembali

melanjutkan kuliahnya dan bekerja untuk menghidupi kedua

anaknya. Ia berjuang demi kebahagiaan dan kelangsungan hidupnya

dan kedua anaknya, seperti yang terlihat dalam kutipan berikut.

Page 45: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Waktu berjalan terus, Yeni kuliah, melukis, mengurusi anak-

anak dan memecahkan segala macam persoalan yang muncul

begantian. Badannya makin kurus karena kurang makan,

kurang tidur, terus menangis, dan bekerja keras. (Anonim,

1975:41).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Yeni seorang ibu

yang tidak mudah putus asa, bertanggung jawab dan berjuang keras

menghidupi keluarganya. Ia termasuk seorang ibu yang tangguh

dalam hal hati maupun fisik, karena meskipun hatinya sedang hancur

ia mampu melanjutkan hidupnya dengan baik. Yeni seorang istri

yang setia, meskipun hatinya telah dilukai dan dikhianati oleh

suaminya, ia tetap saja mencintai suaminya. Hal itu terbukti dengan

tidak tergodanya ia dengan teman-teman di kampusnya yang

mencoba mendekatinya.

2) Haryo

Haryo semasa mudanya adalah orang yang urakan dan masa

depannya tidak begitu jelas, tapi ia satu-satunya orang yang mampu

meluluhkan hati Yeni. Kini ia bisa menunjukkan keraguan orang-

orang di sekitarnya karena sekarang ia telah menjadi penulis yang

berpenghasilan. Namun, setelah mapan ia menjadi sedikit terlena,

lalai, egois, dan tidak bertanggung jawab. Ia menjadi suami yang

tidak memiliki kepekaan perasaan, hatinya mudah tergoyahkan, hal

itu terbukti pada kutipan berikut.

Suatu hari Haryo pulang dari Bali membawa koper penuh

pakaian kotor dan sekedar berita, bahwa dia telah jatuh cinta.

Mereka bertemu di seminar itu. Dia adalah salah seorang

peserta seminar. Orangnya manis, pintar, pernuh pengertian

dan punya kepribadian. Dan entah apa lagi Yeni sudah tidak

mendengarkan (Anonim, 1975:40).

Page 46: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Kutipan tersebut menjelaskan Haryo mulai berpaling dari

Yeni dan mulai berpindah hati. Tanpa ada rasa dosa dan bersalah ia

jujur mengatakan kepada Yeni, tindakan yang dilakukan Haryo itu

justru menunjukkan bahwa ia seorang pria yang sadis dan tidak bisa

menghargai perasaan istrinya. Ia seorang suami yang tidak bisa

mengontrol tutur katanya, ia juga tidak mengerti situasi dan kondisi

keluarganya, seperti pada kutipan berikut.

“Kalau yang ini pun menangis terus sepanjang malam selama

tiga bulan, aku pindah dari rumah ini” (Anonim, 1975:40).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Haryo sangat egois,

ia merasa terganggu degan tangisan anak kandungnya. Ia juga tidak

bisa memahami situasi dan kondisi pada keluarganya saat itu. Ia juga

tidak bisa bertindak sebagai ayah yang baik, saat anak kandungnya

menangis justru ia menyalahkan istrinya bukan membantu

menolongnya. Hal itu juga menunjukkan bahwa ia bukan suami yang

bertanggung jawab karena hanya dengan hal-hal yang wajar

dilakukan seorang anak, ia harus mengancam untuk keluar dari

rumah. Sebagai kepala keluarga awalnya Haryo termasuk orang yang

gagal karena tidak mampu menghadapi masalah yang ada, justru ia

menambah masalah. Namun, ketika ia tersadar dan kembali

mendapatkan kekuatan cinta itu, ia mampu menyatukan kembali

puing-puing hati yang sempat retak tersebut.

3) Oni dan Didi

Oni dan Didi adalah anak dari Yeni dan Haryo, keduanya

dalam hal ini memang ditampilkan hanya sekilas saja. Namun,

Page 47: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kemunculan mereka di dalam JLB dijadikan sebagai pemicu konflik

dalam jalannya cerita.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen JLB mengangkat tema keteguhan,

ketegaran, perjuangan serta kebesaran jiwa seorang ibu dalam

mempertahankan keluarganya. JLB juga membuktikan bahwa wanita

(ibu) bukanlah sosok yang lemah dan mudah putus asa. Justru

sebaliknya, JLB menunjukkan bahwa ibu adalah sosok yang kuat dan

mudah bangkit dari keterpurukan. Sakit hati bukan menjadi alasan untuk

menjadi lemah, tetapi justu untuk bangkit dan menunjukkan bahwa

dirinya mampu bangkit dan berkembang menjadi manusia yang lebih

baik. Secara keseluruhan cerpen JLB menggambarkan bahwa kekuatan

cintalah yang menyelamatkan sebuah keluarga.

j. Kekasih Ayah

Cerpen Kekasih Ayah (KA) mengisahkan tentang kecerdasan

seorang wanita (istri) dalam menghadapi sebuah problematika rumah

tangga. Saat sang suami gelisah dan tertekan karena akan diberhentikan

kerja, sang istri justru menggunakan kesabaran dan ketenangan hati

dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Kegalauan suami

itulah yang menjadi konflik dalam cerpen KA ini. Istri dalam KA ini

menjadi sosok yang kuat dalam memainkan alur cerita.

Cerpen KA ini diceritakan dengan menggunakan alur maju.

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang „orang ketiga-

tidak terbatas‟, di mana “pengarang mengacu pada setiap karakter dan

Page 48: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

memposisikan sebagai orang ketiga” (Stanton, 2007:54). Hal itu ditandai

dengan penyebutan nama langsung dan „dia‟ pada setiap penceritaan.

Kisah ini menggunakan latar di sebuah rumah di kota Jakarta dan di

Jakarta Fair. Gaya bahasa yang digunakan dalam KA adalah bahasa yang

sederhana tetapi indah, terdapat pula majas perumpamaan dibeberapa

bagian seperti pada kutipan berikut.

“Setengah jam berikut uang berpindah tangan tak henti-hentinya.

Seperti hujan uang saja, pikir Andi dengan geram” (Anonim,

1975:55).

Selain unsur intrinsik di atas, terdapat unsur tokoh dan

penokohan yang ikut membagun unsur-unsur cerpen. Tokoh-tokoh

tersebut yaitu sebagai berikut.

1) Eni

Eni adalah seorang istri dan ibu yang cerdas, baik hati, sabar

periang, tenang dan tidak pernah ingkar janji. Cerdas yang

dimaksudkan adalah kemampuannya sebagai istri dan ibu dalam

mengendalikan situasi, kondisi serta memecahkan sebuah masalah

dalam keluarganya. Eni mampu menutupi segala kegundahannya

dengan tetap tenang dihadapan suami dan anaknya. Hal itu dilakukan

sebagai salah satu upayanya dalam menjaga situasi dan kondisi

keluarganya.

Ia juga seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya,

meskipun kondisi keuangan sedang tak baik ia tidak melupakan

janjinya pada anaknya untuk mengunjungi Jakarta Fair, seperti pada

kutipan berikut.

Page 49: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

“Aku mengerti. Besok kita ke Jakarta Fair” (Anonim,

1975:55).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa apapun yang melanda

keluarganya, baginya janji adalah janji yang harus ditepati.

Meskipun yang terlontar dari mulutnya kalimat-kalimat singkat,

tetapi itu cukup untuk membuktikan bahwa Eni adalah seorang ibu

yang selalu menepati janjinya pada sang anak.

Eni juga merupakan seorang istri yang bijaksana dan setia

pada suaminya. Ia selalu berada di samping suaminya untuk

membantu menyelesaikan permasalahan keluarganya. Ia juga

mampu mendinginkan kekakuan dan kepanasan hati suaminya ketika

sang suami sedang terpuruk. Hal itu dapat ditunjukkan pada kutipan

berikut.

“Jangan terlalu serius, sayang. Ikanpun jadi.”

“Dan kalau uang tidak cukup untuk beli ikan mujair, ikat

teripun jadilah. Banyak proteinnya.”

“Selama cinta kita cukup kuat, kita pasti jaya. Ada Manti

tempat curahan kasih sayang kita, dan tak lama lagi insya

Allah ada seorang adiknya lagi. Aku tahu semua itu akan

makan biaya. Tetapi apa arti uang, bila kita dapat melihat

buah percintaan kita tumbuh menjadi besar?” (Anonim,

1975:56).

Kutipan di atas menunjukkan kesabaran dan ketenangan Eni

dalam menyikapi sebuah permasalahan. Sifat-sifat itulah yang

menjadikan Eni berfikir dengan kepala dingin untuk mencari jalan

keluar permasalahannya. Eni begitu bijaksana dalam menyikapinya,

hal itulah yang menjadikan kegalauan dan kegelisahan pada

suaminya perlahan mulai sirna. Eni memiliki tanggung jawab yang

Page 50: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kuat terhadap keluarganya baik ketika bertindak sebagai ibu yang

mengasihi anak-anaknya ataupun sebagai seorang istri yang selalu

berada di samping suami dalam kondisi apapun.

2) Andi

Andi seorang suami yang bekerja pada salah satu perkantoran

di Jakarta yang sedang mengalami kebangkrutan. Perusahaannya

dalam tiga bulan ke depan akan segera gulung tikar. Situasi itulah

yang menjadikan Andi menjadi galau, gundah, cemas dan takut.

Andi bersikap demikian karena ia merasa memiliki tanggung jawab

yang besar terhadap anak dan istrinya. Jika ia tidak memiliki

pekerjaan maka ia merasa gagal membahagiakan keluarga kecilnya,

seperti pada kutipan berikut.

“Itulah akibat tanggung jawabku,” kata Andi perlahan-lahan,

mencoba menjelaskan sikapnya pada isterinya. “Tapi

kupandang kedua belah tanganku, lalu aku berpikir: Dengan

sepasang tanganku dan otak dikepalaku, aku harus memberi

nafkah pada keluargaku. Aku harus mencari uang untuk

melunasi sepeda motor, membayar rekening listrik, rekening

air, les menari dan berenang untuk Manti. Sekarang, pada

saat aku menghadapi kemungkinan tidak dapat memenuhi

kewajibanku terhadap keluargaku, aku merasa

mengecewakan kalian. Seolah-olah tanpa kuhendaki tercabut

hakku untuk melindungi keluargaku… Dan aku tidak tahu

apa yang harus kuperrbuat” (Anonim, 1975:56).

Kutipan tersebut menggambarkan kegalauan, kegundahan

dan kecemasan Andi sebagai kepala keluarga yang takut akan nasib

keluarganya ke depan setelah ia tidak bekerja lagi. Hal itu terjadi

karena Andi memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap

keluarganya. Sebagai seorang suami dan ayah, baginya kebahagiaan,

ketentraman dan kelangsungan hidup keluarganya berada padanya,

Page 51: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

jika ia tidak mampu berarti dia gagal menjadi suami serta ayah.

Sikap tersebut adalah sikap seorang ayah dan suami sejati.

Selain bertanggung jawab, Andi juga seorang ayah yang

sangat sayang dan peduli terhadap anak dan istrinya. Demi janji dan

melihat senyum ceria anaknya ia rela mengeluarkan banyak uang di

Jakarta Fair, meskipun terasa berat untuk mengeluarkan uang karena

ia harus berhemat. Baginya, kebahagiaan anak adalah segalanya,

seperti pada kutipan berikut.

“Berapa semuanya? Tanya Andi dan penjual itu berpaling.

Meskipun harganya cukup mengedipkan mata Andi, tetapi

diborongnya semuanya” (Anonim, 1975:57).

Kutipan tersebut menunjukkan besarnya rasa sayang

seorang ayah kepada anaknya. Kondisi ekonomi yang menghimpit

bukan menjadi alasan untuk mengurangi rasa sayang seorang ayah

kepada anaknya.

3) Manti

Manti adalah anak dari Eni dan Andi yang masih berusia 5

tahun. Ia seorang anak kecil dan polos yang belum paham akan

kondisi keluarganya. Seperti layaknya seorang anak-anak seusianya,

rasa ingin tahunya begitu tinggi, ia belum memahami kondisi di

sekitarnya yang ia tahu hanyalah bermain dan mendapatkan hiburan.

Dilihat dari keseluruhan unsur intrinsik cerpen yang telah diulas

di atas dapat dilihat bahwa cerpen KA mengangkat tema tentang

kecerdasan seorang istri dalam menghadapi problematika di dalam

keluarganya. Kecerdasan ini dilihat dari bagaimana ia mampu

memposisikan dirinya sebagai istri yang mendampingi suami saat senang

Page 52: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dan susah serta ibu yang melindungi anaknya. Selain itu, juga kesabaran

dan ketenangan hati seorang istri dalam menghadapi sebuah

permasalahan dalam keluarganya. KA juga menggambarkan tanggung

jawab seorang kepala keluarga terhadap keluarganya.

2. Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen Majalah Femina Tahun 1975

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, maka kesepuluh

cerpen Femina tahun 1975 dapat dikategorikan dalam berbagai kelompok

citra, sebagai berikut.

a) Wanita sebagai Pejuang Sejati

Citra wanita sebagai pejuang sejati terdapat pada cerpen

Benteng Kasih, Gempa di Hatiku, dan Nyonya Karina. Pejuang sejati

yang dimaksud adalah wanita yang mau berjuang dengan tulus ikhlas

untuk melakukan sesuatu hal. Bentuk dari perjuangan wanita tersebut

bermacam-macam. Bisa berbentuk perjuangan seorang ibu atau istri

dalam bekerja untuk menghidupi anaknya seperti pada cerpen BK dan

GH, serta perjuangan ibu saat melahirkan anaknya seperti pada cerpen

NK.

Seorang ibu yang bekerja di luar rumah mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan keluarga bukanlah hal yang tabu dan memalukan.

Hal itu justru membuktikan bahwa wanita (istri atau ibu) juga mampu

berjuang memeras keringat demi menstabilkan ekonomi keluarga. Seperti

pada cerpen BK dan GH, terdapat dua orang wanita Mien dan Tiek yang

bekerja keras demi menghidupi keluarganya.

Page 53: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Mien di dalam cerpen BK hadir sebagai seorang pejuang sejati

yang mulai tampil di masyarakat. Ia sebagai contoh wanita karir yang

tidak hanya duduk di rumah menerima dan memanfaatkan apa yang

diperoleh suaminya. Namun, ia bekerja memanfaatkan kemampuannya

untuk ikut mencari nafkah. Kelangsungan hidup keluarga kecilnya tidak

hanya digantungkan dari keringat suami. Hal itu dikarenakan gaji

suaminya sebagai pegawai negeri kelas menegah itu tidak cukup untuk

menghidupi keluarganya. Hal itu terbukti pada kutipan berikut.

“…. Mas Joko cuma seorang pegawai negeri kelas menengah.

Aku terpaksa harus bekerja untuk membantu perekonomian

rumah tangga kami. Akibatnya aku hampir-hampir tak punya

waktu untuk anakku. Semuanya tak pernah ku sadari sampai

malam ini” (Mira W, 1975:68).

Kutipan tersebut mencerminkan bahwa wanita tidak harus selalu

berdiam diri di rumah untuk menikmati hasil yang diperoleh suaminya.

Wanita tidak hanya mengandalkan pria untuk menopang kehidupannya.

Wanita bukan lagi sosok rumahan yang hanya bisa terkungkung dalam

ranjang dan dapur saja.

Seorang wanita harus mampu bekerja untuk memperoleh nafkah

membantu ekonomi keluarga. Hal seperti ini memang sudah sewajarnya

terjadi, saat kondisi perekonomian keluarga kurang baik, wanita tidak

harus selalu bersembunyi di punggung pria. Ia harus mampu berdiri dan

berjalan bersama pria untuk memperbaiki kondisi tersebut. Wanita juga

dapat diandalkan untuk mencari nafkah, bahkan posisi wanita tidak selalu

lebih rendah dari pria, terkadang posisi atau jabatan wanita itu bisa saja

lebih tinggi. Namun, itu bukan berarti untuk menyaingi kaum pria, hanya

Page 54: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

sekedar untuk menyejajarkan dan membantu menyeimbangkan kondisi

keuangan keluarga.

Hal serupa juga terjadi pada kondisi Tiek dalam cerpen GH.

Tiek harus berjuang membanting tulang demi kelangsungan hidup anak

semata wayangnya. Namun, kondisinya berbeda Tiek hanya berjuang

seorang diri dalam menghidupi sekaligus mengurus dan mendidik

anaknya, karena ayahnya tidak bertanggung jawab dan hendak menikah

lagi.

“…Tetapi kalau aku hanya menuruti kemauan itu bagaimana aku

bisa membiayai hidup keluarga ini. Dengan begini aku juga bisa

menyenangkan hati Rina dengan kemampuan untuk membelikan

baju yang bagus-bagus dan permainan yang diinginkannya.

Habis siapa lagi kalau bukan aku” (Maria A Sarjono, 1975:60).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa perjuangan Tiek jauh lebih

besar daripada Mien. Hal itu dikarenakan Tiek harus berjuang seorang

diri tanpa sosok suami yang membantunya. Ia harus bangkit dari

keterpurukan masa lalu karena telah dicampakkan oleh ayah biologis

Rina, demi menghidupi dan membahagiakan Rina. Kegagalan bukanlah

hambatan baginya, justru itu cambukkan baginya untuk menjadi wanita

yang lebih mandiri dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti pada kutipan

berikut.

Setelah Rina lahir aku berusaha melupakan kegagalan ini dengan

mengajar di suatu sekolah. Di samping itu aku memang tak mau

menjadi beban ibu yang hidup hanya dengan pensiunan yang tak

seberapa (Maria A Sarjono, 1975:61).

Selain itu, Tiek harus berjuang menata kembali hatinya setelah

menerima kenyataan bahwa ayah dari anaknya kini harus menikahi

sahabatnya sendiri. Menata kembali hati yang hancur itu tidak mudah

Page 55: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bagi seorang wanita, perlu keikhlasan untuk menjalaninya. Hal itu juga

menunjukkan bahwa wanita juga bisa berjuang, dalam hal ini berjuang

untuk bangkit dari keterpurukan hatinya, seperti pada kutipan berikut.

“Nah, lakukanlah itu dan jangan kau ingat-ingat peristiwa yang

lalu. Ini demi kebahagiaan kita semua terutama untuk Lili dan

untukku sendiri. Luka di hatiku telah sembuh, jangan kau utik-

utik lagi” (Maria A Sarjono, 1975:63).

Kutipan tersebut menunjukkan bentuk lain perjuangan dari Tiek,

yaitu perjuangan keluar dari kegagalan masa lalu untuk menata kembali

hatinya agar bisa melanjutkan kehidupannya mendatang yang lebih baik.

Bangkit dari masa lalu bukanlah hal yang mudah bagi seorang wanita,

perlu kekuatan hati dan mental yang kuat untuk melakukannya. Hal itu

dikarenakan bersinggungan langsung dengan hati, dan wanita pada

umumnya lebih mengedepankan hati daripada logikanya.

Perjuangan seorang wanita tidak berhenti pada hal-hal di atas

saja. Ada perjuangan yang jauh lebih besar dan menantang, yaitu

perjuangan seorang ibu dalam melahirkan. Seperti kisah Ny. Karina dan

tokoh aku di dalam cerpen NK. Keduanya adalah wanita-wanita super

yang berjuang mati-matian demi kelahiran seorang bayi ke dunia.

Perjuangan tersebut bukan hanya saat melahirkan saja, tetapi dimulai dari

mengandung selama sembilan bulan hingga setelah melahirkan.

Perjuangan tersebut bukanlah perjuangan biasa, karena bersangkutan

dengan nyawa seseorang dan hanya bisa dilakukan seorang wanita saja.

Seperti pada kutipan berikut.

“Aku diam saja. Memang dia tak akan merasakan betapa

menderitanya seorang ibu yang hamil tua seolah dipermainkan

demikian. Belum nanti saatnya mengadu tenaga, berjuang

Page 56: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

melahirkan sang bayi. Tak ada sakit yang bisa mengatasi sakit

diwaktu melahirkan. Aku berkata manis kepada Karina bahwa

melahirkan tidak sakit dan seterusnya, hanya sekedar basa-basi

saja. Siapa yang bisa melupakan detik-detik mau bersalin?”

(Annie Perwata, 1975:30).

Kutipan tersebut membuktikan bahwa tidak mudah menjalani

hidup sebagai wanita. Kodratnya sebagai wanita yang telah

mengharuskannya untuk berjuang mati-matian menahan sakit demi

melahirkan seorang anak. Perjuangan tersebut adalah perjuangan terbesar

seorang wanita dalam hidupnya. Belum lagi ketika mendapatkan kendala

saat masa kandungan melewati jadwal dan bayi tak kunjung keluar, si ibu

harus diberi rangsangan berupa obat ataupun suntikan, seperti kutipan

berikut.

Disuntik lima kali setiap setengah jam sangat menyakitkan. Tapi

aku betul-betul pasrah karena ingin segera melahirkan. Sudah

lewat dua minggu kandunganku (Annie Perwata, 1975:30).

Kutipan di atas merupakan salah satu contoh bentuk perjuangan

wanita sebelum melahirkan, mau tak mau harus mendapatkan suntikan

secara terus menerus agar segera melahirkan. Rasa sakit oleh suntikan

tersebut harus ditambah lagi ketika bayi itu benar-benar akan segera

lahir. Namun, perjuangan besar tersebut akan terbayarkan ketika

terdengar suara tangisan bayi di dekatnya, karena itu berarti ia telah

sempurna menjadi seorang wanita karena berhasil melahirkan seorang

anak di muka bumi.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

wanita termasuk seorang pejuang sejati. Perjuangan itu dapat dilihat dari

berbagai sisi, berjuang untuk melahirkan seorang anak, membesarkan,

Page 57: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

merawat, mendidik bahkan menghidupinya. Perjuangan lainnya berupa

berjuang untuk bangkit dari sebuah keterpurukan dan berjuang untuk

menghadapi serta menyelesaikan permasalahan hidup tersebut.

b) Wanita Sebagai Sosok yang Cerdas

Citra wanita sebagai sosok yang cerdas tercermin pada cerpen

Katakan bahwa Aku Cemburu, Kekasih Ayah dan Jalan itu Licin dan

Berbahaya. Wanita cerdas dalam hal ini bukan hanya dipandang dari segi

akademis saja, tetapi cedas sesuai pada posisinya. Cerdas dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia berarti “sempurna perkembangan akal budinya

(pandai, tajam pikiran dsb)” (Dendy Sugono, 2008:262). Wanita cerdas

dalam hal ini adalah wanita yang mampu memposisikan dirinya sesuai

dengan perannya. Di dalam KAC cerminan sosok wanita cerdas terlihat

pada tokoh Rina. Kecerdasannya terlihat dalam hal membahagiakan dan

memberikan rasa nyaman pada anak dan suaminya. Rina adalah

cerminan dari sosok ibu yang mampu mengayomi keluarganya, salah

satunya dengan kemahirannya dalam hal memasak. Bagi seorang ibu

mahir memasak bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga sebuah

kebanggan tersendiri. Seorang ibu akan merasa bangga dan terhormat

ketika keluarganya merasa puas dan senang dengan masakannya. Hal itu

berarti ia telah berhasil membahagiakan keluarganya melalui

masakannya. Memasak bukanlah sebuah pekerjaan enteng, tetapi justru

sebaliknya memasak adalah pekerjaan yang sulit. Masakan lezat banyak

didapat di segala tempat, tetapi masakan yang paling lezat dan nikmat

adalah masakan yang dimasak dengan hati dan ketulusan. Masakan

Page 58: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

tersebut hanya bisa diperoleh dari olahan tangan seorang ibu. Seperti

halnya dalam kutipan berikut.

“Alasannya… yah, aku ingin memamerkan kepandaianmu

memasak” (Maria A Sarjono, 1975:62).

“Baik, tapi janji lho, kau yang masak, jangan pesan di luar.”

“Itu terserah padaku.”

“Jangan Rina, betul-betul jangan. Aku ingin menjamu tamuku

dengan masakanmu” (Maria A Sarjono, 1975:63).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Tris sangat bangga akan

kemahiran istrinya dalam memasak, maka dari itu ia ingin

memamerkannya kepada para koleganya. Hal itu mencerminkan bahwa

kecerdasan seorang wanita bisa saja dilihat dari kemahirannya memasak.

Seperti halnya Tris yang bangga kepada istrinya karena ia mampu

memasak makanan yang lezat. Hal tersebut merupakan nilai tersendiri

bagi seorang wanita di mata pria.

Kecerdasan seorang wanita lainnya dapat dilihat pada tokoh Eni

dalam cerpen KA. Wanita yang cerdas adalah wanita yang mampu

memposisikan dirinya sebagai istri dari suaminya dan ibu dari anaknya.

Wanita sebagai istri yang dimaksud adalah wanita yang berlaku layaknya

seorang istri yang mendampingi suami saat senang ataupun susah serta

sebagai tempat berbagi. Wanita sebagai ibu adalah wanita yang berlaku

layaknya seorang ibu yang mengayomi dan melindungi anaknya dengan

ketulusan hati. Wanita yang demikian tercermin pada sosok Eni dalam

cerpen KA. Eni adalah seorang istri yang cerdas, karena ia mampu

mendampingi suaminya dalam menghadapi masalah yang menjadi beban

suaminya karena hendak diberhentikan dari pekerjaanya. Ia menyikapi

Page 59: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

masalah tersebut dengan pikiran dan hati yang tenang. Hal itu dilakukan

Eni untuk mengimbangi suaminya yang menyikapi permasalahannya

dengan hati yang panas, seperti pada kutipan berikut.

“Jangan terlalu serius, sayang. Ikan pun jadi.”

“Tetapi bagaimana kalau untuk beli ikan pun tidak cukup uang?”

“Dan kalau uang tidak cukup untuk beli ikan mujair, ikan teri pun

jadilah. Banyak proteinnya.”

“Selama cinta kita cukup kuat, kita pasti jaya. Ada Manti tempat

curahan kasih sayang kita, dan tak lama lagi insya Allah ada

seorang adiknya lagi. Aku tahu semua itu akan makan biaya.

Tetapi apa arti uang, bila kita dapat melihat buah percintaan kita

tumbuh menjadi besar?” (Anonim, 1975:56).

Kutipan tersebut merupakan cara Eni memperlakukan Andi,

dengan hati-hati, halus dan tenang ia membantu memecahkan masalah

suaminya. Eni dengan kesabarannya mampu meredam emosi suaminya

dan sekaligus membukakan jalan keluar penyelesaian masalah. Inilah

yang disebut istri yang mampu memposisikan dirinya dengan baik. Istri

yang berada di samping suami untuk memberikan ketenangan dan

meredam emosi suaminya, bukan istri yang justru menambah masalah.

Eni menjadi seorang ibu yang cerdas dalam hal mengayomi,

melindungi dan membahagiakan Manti anaknya. Hal itu terbukti dengan

menjaga hati anaknya yang masih kecil dan belum mengerti apa-apa

termasuk dengan masalah berat dalam keluarganya. Eni tetap menepati

janjinya untuk mengajak Manti ke Jakarta Fair meskipun keadaan

ekonomi keluarganya sedang kacau. Semua keinginan Manti diturutinya

semata-mata untuk membahagiakan anaknya yang belum mengerti apa-

apa kecuali bersenang-senang. Apapun permasalahan dalam keluarga

Page 60: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

anak tidak berhak menjadi korban, kebahagiaan anak dan keluarga adalah

harta yang paling berharga. Seperti pada bagian cerpen berikut.

“Anak kita pasti mengerti, kalau kita jelaskan. Umurnya baru lima

tahun, tetapi ia akan belajar apa yang benar-benar penting dalam

hidup.”

“Tetapi hari ini dapat kita berikan pada anak kita” (Anonim,

1975:56).

Kutipan tersebut sebagai bukti tentang kecerdasan seorang

wanita sebagai ibu yang selalu memahami kondisi anaknya.

Pembelajaran dari seorang ibu bukanlah pembelajaran yang keras dalam

hal fisik, tetapi pembelajaran dari ibu lebih menggunakan pendekatan

melalui hati. Untuk hal seperti ini kecerdasan seorang ibu diperlukan,

karena ibu cerdas adalah ibu yang mampu memberi ketenangan dan

pengayoman bagi anaknya, sehingga anak tersebut akan merasa aman

dan nyaman berada di sisinya.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa wanita merupakan seorang yang cerdas. Kecerdasan tersebut

meliputi berbagai aspek, wanita cerdas sebagai ibu yang selalu

mengayomi, melindungi, menyayangi dan memberikan ketenangan bagi

anaknya. Wanita cerdas sebagai istri yang mampu menyeimbangi suami

dan selalu berada di samping suami dalam segala keadaan. Wanita

sebagai ibu dan istri bagian dari sebuah keluarga yang saling membagi

perannya dengan baik, memberikan kebahagian keluarganya salah

satunya dengan memberikan sajian makanan yang mampu mengikat rasa

sayang di antara mereka.

Page 61: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

c) Wanita Sebagai Sosok yang Selektif

Citra wanita sebagai sosok yang selektif tercermin pada dua

cerpen yaitu Biarkan Ia Berkembang dan Bila Sedang Bercinta. Kedua

cerpen tersebut menunjukkan sifat selektif seorang ibu kepada anaknya.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, selektif adalah

“mempunyai daya pilih” (Dendy Sugono, 2008:1398). Sifat tersebut

muncul bukan karena seorang ibu ingin mengekang, menyiksa atau

melihat anaknya menderita. Akan tetapi, pada dasarnya sifat tersebut

muncul karena rasa sayang yang teramat besar dari seorang ibu kepada

anaknya, terlebih lagi kepada anak semata wayangnya. Ibu hanya ingin

yang terbaik untuk anaknya, dan kebahagiaan pada masa yang akan

datang.

Sifat selektif di dalam cerpen BIB dan BSB terjadi dalam kasus

yang berbeda. BIB sang ibu selektif dalam hal kegiatan yang akan

dilakukan anaknya, sedangkan BSB sang ibu selektif dalam hal memilih

pasangan hidup. Seperti pada kutipan BIB berikut.

Bagaimana mungkin aku tega melepasnya pergi? Bagaimana

kalau terjadi sesuatu pada dirinya? Dia adalah anakku satu-

satunya. Kecelakaan bukanlah sesuatu yang hanya bisa terjadi

pada orang lain (Anonim, 1975:59).

Kutipan tersebut memperlihatkan keselektifan seorang ibu

terhadap anaknya. Untuk sekedar memberikan izin anaknya berkemah

dalam acara sekolah saja sang ibu penuh dengan pertimbangan dan

kehati-hatian dalam mengambil keputusan. Sifat selektif tersebut muncul

dari naluri seorang ibu yang takut akan terjadi sesuatu terhadap anaknya.

Page 62: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Terlebih lagi dalam BIB sang ibu memiliki trauma tersendiri karena

pernah ditinggal orang terdekatnya (suami) meninggal dunia akibat

kecelakaan. Ia tidak ingin hal tersebut kembali terulang pada anak semata

wayangnya.

Lain halnya pada BSB, sifat selektif seorang ibu lebih

ditunjukkan kepada anaknya yang mulai beranjak dewasa dan mulai

mengenal cinta. Sifat tersebut muncul karena seorang ibu ingin melihat

anaknya mendapatkan jodoh yang terbaik dari segi bobot, bibit, bebet.

Seperti pada istilah Jawa, bobot merupakan penilaian yang dilihat dari

nilai yang ada pada diri seperti kepribadian, pendidikan, pekerjaan,

agama dan dsb, bibit dilihat dari keturunannya dan asal usul, sedangkan

bebet dilihat dari keluarganya dan lingkungannya. Seperti yang

tergambar dalam kutipan berikuti ini.

“Susah juga punya anak gadis yang romantis. Jatuh cinta dengan

laki-laki yang dikenalnya di pantai, laki-laki tanpa pekerjaan.

Nani jatuh cinta pada wajah rupawan, rupawan tanpa apa-apa,

itulah kesimpulannya. Ia merasa tiba-tiba sakit, waktu diingatnya

kata-kata Nani padanya” (Anonim, 1975:27).

Kutipan tersebut merupakan reaksi dari Ny. Sutanto kepada

Nani anak gadisnya setelah ia berbincang-bincang mengenai pria yang

hendak dikenalkan Nani kepadanya. Banyak pertanyaan yang dilontarkan

oleh Ny. Sutanto kepada Nani mengenai pria tersebut. Rasa ingin tahu

Ny. Sutanto begitu tinggi, seperti terlihat dalam kutipan berikut.

“Berapa lama kau kenal dia?”

“Apakah ia juga tinggal di tempat pemondokanmu?” ibunya

bertanya lagi.

“Apakah ia teman Yusni juga?”

Page 63: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

“Apakah ia bekerja?”

“Ah, jangan berpikir aku menyelidikinya, nak. Tapi setelah Agus,

kemudian Hari, dan aku belum lupa waktu engkau kacau balau

karena Dedy. Dan sekarang siapa, Brahmantya? Engkau harus

pasti hati-hati menentukan pilihan. Menikah tidak setiap hari

bukan?”( Anonim, 1975:27).

Kutipan tersebut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

dilontarkan Ny. Sutanto kepada Nani. Hal itu memang biasa dilakukan

seorang ibu kepada anaknya mengenai latar belakang dari teman

terdekatnya. Seorang ibu akan selalu memantau pergaulan anaknya agar

tidak terjerumus pada orang yang salah. Tindakan yang dilakukan oleh

Ny. Sutanto tersebut merupakan salah satu bentuk dari sifat selektifnya

kepada anaknya.

Sifat selektif dan ngati-ati yang ditunjukkan ibu kepada anaknya

pada cerpen BIB dan BSB merupakan sifat naluri seorang ibu. Naluri

seorang ibu yang selalu ingin menjaga dan melindungi anaknya, serta

selalu melihat anaknya hidup dalam kebahagiaan. Sifat selektif yang

ditunjukkan seorang ibu kepada anaknya itu hanyalah wujud dari kasih

sayang yang besar dari seorang ibu.

d) Wanita yang Bertanggung Jawab

Citra wanita yang bertanggung jawab terdapat pada cerpen

Menanti Putusan Hakim, Gempa di Hatiku, Benteng Kasih dan Hadiah

Ulang Tahun. Bertaggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah “berkewajiban menanggung; memikul tanggung jawab” (Dendy

Sugono, 2008:1397). Di dalam citra ini, wanita bertanggung jawab

Page 64: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

adalah wanita yang melakukan apa yang telah menjadi tanggungan atau

kewajibannya sebagai seorang wanita secara ikhlas.

Bentuk dari tanggung jawab tersebut bermacam-macam, seperti

pada cerpen MPH menunjukkan tanggung jawab seorang wanita akan

perbuatannya yang telah menyebabkan kematian seseorang. Wanita

tersebut adalah Nana, ia merupakan seorang tersangka dan satu-satunya

saksi atas kematian Darmi. Meskipun tindakannya adalah sebuah

ketidaksengajaan, tetapi ia termasuk seorang wanita yang bertanggung

jawab karena berani mengakui dan berkata jujur. Ia sebenarnya hanyalah

seorang korban percobaan pembunuhan yang ingin membela diri karena

hendak dibunuh, tetapi naasnya justru tindakan pembelaan diri tersebut

menyebabkan kematian Darmi. Seperti pada kutipan berikut.

Besok pagi! Hari ini Minggu dan besok Senen-tuan hakim akan

menjatuhkan ponisnya. Suami dan pembelaku sudah berlarut-larut

membujuk, agar aku memungkiri setiap tuduhan jaksa, dan karena

pula tidak seorang saksipun yang memperkuatnya. Tapi kemarin

dulu, di muka tuan hakim dan sidang yang separoh terdiri dari

kaum wanita-aku telah mengakui seluruhnya (Anonim, 1975:63).

Kutipan tersebut merupakan bukti bahwa Nana adalah seorang

yang bertanggung jawab. Ia melakukan apa yang semestinya ia lakukan,

ia berkata sejujur-jujurnya kepada hakim, meskipun orang-orang

disekelilingnya telah memintanya untuk memungkirinya. Nana hanya

menjalankan konsekuensi dari perbutannya karena telah menghilangkan

nyawa seseorang, walaupun sebenarnya ia hanya menyelamatkan diri.

Tindakan Nana tersebut merupakan tindakan seorang wanita yang hebat

karena jika dilihat dari kondisi Nana yang lumpuh dan dilihat dari kasus

kronologi kejadiannya, Nana hanyalah seorang korban yang justru

Page 65: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

tertimpa imbasnya. Imbas dari kasus percobaan pembunuhan

terhadapnya yang berakhir pada terbunuhnya pelaku utama.

Bentuk tanggung jawab seorang wanita berikutnya adalah

tanggung jawab seorang ibu terhadap anaknya yang terdapat pada cerpen

GH. Tanggung jawab tersebut dilakukan oleh Tiek kepada anaknya

bernama Rina. Tiek bertanggung jawab atas kekhilafannya semasa muda

karena melalukan hubungan cinta di luar pernikahan yang

mengakibatkan tumbuhnya janin di rahimnya kala itu. Bentuk tanggung

jawab yang dilakukan oleh Tiek yaitu dengan cara tetap mempertahankan

janin tersebut hingga lahir dan membesarkannya hingga tumbuh menjadi

manusia selayaknya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Kutinggalkan kuliahku yang belum selesai, kawan-kawanku dan

semuanya, pulang ke rumah ibu di kota M (Maria A Sarjono,

1975:61).

Setelah Rina lahir aku berusaha melupakan kegagalan ini dengan

mengajar di suatu sekolah (Maria A Sarjono, 1975:61).

Kutipan di atas menunjukkan pengorbanan yang dilakukan Tiek

demi tanggung jawabnya terhadap kelangsungan hidup Rina selanjutnya.

Ia harus berpindah-pindah tempat dan meninggalkan bangku kuliahnya

demi membesarkan Rina. Tanggung jawab Tiek bukan hanya sebatas itu,

Tiek juga bekerja membanting tulang dari pagi hingga sore demi

menghidupi Rina seorang diri karena ayah biologis Rina telah

mencampakkan mereka.

“Pagi-pagi mengajar sekolah lalu sore mengajar piano, mana ada

waktu keluarga, terutama Rina, mbak?”

…Tetapi kalau aku hanya menuruti kemauan itu bagaimana aku

bisa membiayai hidup keluarga ini. Dengan begini aku juga bisa

Page 66: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

menyenangkan hati Rina dengan kemampuan untuk membelikan

baju yang bagus-bagus dan permainan yang diinginkannya. Habis

siapa lagi kalau bukan aku (Maria A Sarjono, 1975:60).

Kutipan di atas adalah bentuk tanggung jawab seorang ibu

(single parent), ia harus memenuhi segala kebutuhan dari anaknya, baik

kebutuhan materi ataupun batin. Tanggung jawab seorang single parent

jauh lebih besar dari pada seorang ibu biasa. Ia harus bisa menjadi sosok

ayah sekaligus sosok ibu, karena pada dasarnya seorang anak dalam masa

pertumbuhan sangat memerlukan kedua sosok tersebut untuk membentuk

kepribadian si anak.

Wanita yang bertanggung jawab juga dapat dilihat pada sosok

mbok Imah dalam cerpen BK. Mbok Imah merupakan contoh dari

seorang wanita tua yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang

memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Pengabdian terhadap majikannya

luar biasa, selama kurang lebih tiga puluh tahun ia dengan setia

mengabdi pada keluarga Mien. Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang

sebentar untuk bekerja, tapi mbok Imah menjalani pekerjaan tersebut

dengan tulus. Kondisi tubuhnya yang mulai lemah dan sakit-sakitan tidak

menjadi halangan baginya untuk tetap mengabdi pada keluarga Mien.

Hal itu dilakukan mbok Imah demi tanggung jawabnya sebagai pembantu

di keluarga Mien.

Si Mbok telah mengabdikan dirinya 30 tahun untuk keluargaku!

Ketika aku kawin denganmu, aku yang berlutut di muka ibu

sambil menangis memohon agar si Mbok dapat turut bersamaku

kemari! (Mira W, 1975:66).

Page 67: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Kutipan tersebut adalah bukti pengabdian mbok Imah pada

keluarga Mien selama tiga puluh tahun. Tanggung jawabnya sebagai

pembantu yang tinggi menjadikan Mien dan I‟in anaknya memiliki

kedekatan khusus. Kedekatan tersebut justru merekatkan hubungan di

antara mereka, tetapi hal itu tidak menjadikan mbok Imah lalai akan

tanggung jawab dan statusnya dalam rumah Mien sebagai pembantu.

Ketika mbok Imah dijauhkan dari I‟in dan bahkan diminta keluar oleh

Joko, mbok Imah pasrah dan mengikuti perintah majikannya, hal itu

merupakan satu bentuk tanggung jawab dari mbok Imah dalam

menghargai keputusan majikannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

wanita adalah sosok yang bertanggung jawab dalam berbagai hal.

Tanggung jawab seorang wanita dalam kasus dugaan pembunuhan,

tanggung jawab seorang ibu kepada anaknya dan tanggung jawab

seorang pembantu terhadap majikannya. Hal-hal tersebut juga

membuktikan bahwa wanita juga memiliki tanggung jawab yang besar,

apa yang telah menjadi kewajibannya merupakan tanggung jawab

baginya harus dilakukan dengan keikhlasan.

e) Wanita Berjiwa Besar dan Tangguh

Citra wanita berjiwa besar dan tangguh terdapat pada beberapa

cerpen, yaitu: Menanti Putusan Hakim, Gempa di Hatiku, Jalan itu Licin

dan Berbahaya, Hari Ulang Tahun dan Benteng Kasih. Tangguh dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “kukuh; tidak lembek atau lemah

(tentang pendirian); tabah dan tahan (menderita) (Dendy Sugono,

Page 68: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

2008:1397) dan jiwa besar adalah menerima sesuatu hal dengan hati yang

besar (keikhlasan).

Ketangguhan dan ketegaran jiwa seorang wanita pada kelima

cerpen tersebut melingkupi berbagai hal. Seperti pada cerpen MPH, JLB

dan GH ketiganya memiliki sedikit kemiripan, yaitu kemiripan pada

tokoh wanita yang sama-sama menjadi korban ketidaksetiaan pria. Ketiga

tokoh wanita tersebut adalah Nana, Yeni, dan Tiek. Mereka sama-sama

memiliki ketangguhan dan jiwa yang besar dalam menghadapi masalah-

masalahnya. Seperti Nana yang selama ini mengira bahwa suaminya

adalah orang setia karena masih menerima dan merawat dirinya yang

lumpuh, ternyata ia harus dikecewakan. Nana harus menerima kenyataan

bahwa Darmi perawatnya adalah istri muda dari suaminya. Nana

merupakan seorang wanita yang berjiwa besar dan tangguh karena

mampu menghadapi tekanan-tekanan dalam hidupnya, terutama tekanan

dari Darmi. Hidup dalam kelumpuhan fisik selama 6 tahun bukanlah hal

yang mudah bagi Nana, perlu kekuatan hati dalam menghadapinya. Ia

tidak mampu beraktivitas selayaknya wanita pada umumnya,

pergerakannya hanya terbatas di atas ranjang saja. Ketangguhan hati

Nana semakin diuji saat Darmi memasuki kehidupannya. Perlahan-lahan

Nana harus menerima kenyataan bahwa perhatian suaminya mulai

terbagi dengan Darmi, seperti pada kutipan berikut.

Mulailah aku merasakan masa sepi di rumah. Suamiku tetap

sayang dan kata-katanya tetap lembut, tapi dalam hatiku mulai

pula timbul perasaan lain. Mata hati seorang isteri lebih tajam dari

apapun juga. Demikian pula aku. Aku tidak bisa melihat karena

karena gerakku terbatas, tapi hatiku dapat menceritakan apa yang

terjadi di luar kamar.

Page 69: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Perawat itu di depan suamiku saja baik dan sopan, tapi jika

suamiku pergi, matanya yang paling kubenci, mengawasiku

dengan galaknya (Anonim, 1975:64).

Kutipan di atas merupakan gambaran tekanan-tekanan yang

diperoleh Nana setelah kedatangan Darmi. Nana semakin hari semakin

terusik dengan situasi dan sikap Darmi kepadanya yang mulai tidak

bersahabat. Namun, Nana masih memiliki ketangguhan hati ketika Darmi

menindasnya dengan ocehan-ocehan yang sangat keji seperti pada

kutipan berikut.

“Ah nyonya tua! (kata ini diucapkan dengan nada ejek), tidaklah

begitu mudah untuk mengusirku. Engkau tak tahu kedudukanku

di sini. Kau kira aku perawatmu? Enak! Lihat nih.”

Dan dia mengibaskan sehelai surat kawin. Walaupun aku telah

menduga sebelumnya, tak urung hatiku hancur (Anonim,

1975:64).

Aku heran, mengapa engkau tahan hidup siksa begini? Apa

gunanya hidup jika hanya menjadi beban suami? Kalau engkau

mati, tentulah segalanyaakan jadi punyaku. Seluruhnya, juga

suamimu! (Anonim, 1975:65).

Selama kau masih ada, selama itu pula aku tak bisa jadi isteri

sesungguhnya. Engkau tak bisa melayani suami, dan seharusnya

kau mau. Hidupmu tak punya arti apa-apa. Kau minum saja pil

ini, hingga semua menyangka kau bunuh diri. Bukankah begitu

lebih baik? Nyonya tua, kau turuti saja kataku ini, dan jika tidak,

toh aku akan memaksamu (Anonim, 1975:65).

Kutipan tersebut merupakan ucapan-ucapan Darmi yang

dilontarkan kepada Nana. Perilaku keji Darmi tersebut sangat

menyakitkan bagi Nana. Namun, Nana masih memiliki kesabaran yang

mampu menguatkan hatinya untuk menghadapi Darmi. Melihat suaminya

memiliki istri baru itu sudah menyakitkan bagi Nana, apalagi mengetahui

bahwa wanita yang dipilih suaminya itu adalah wanita keji yang berniat

Page 70: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

membunuhnya. Hanya wanita berjiwa besar dan tangguhlah yang mampu

menghadapinya, seperti Nana.

Cerpen JLB memiliki kesamaan, Yeni juga menjadi korban

ketidaksetiaan pria. Haryo suami Yeni secara tiba-tiba memberikan kabar

mengejutkan, ia telah jatuh cinta lagi dengan seorang peserta seminar

yang ia jumpai di Bali. Kabar tersebut bagi Yeni merupakan cambukkan

besar, terlebih lagi ketika Haryo memutuskan untuk berpisah darinya.

Hati seorang istri akan sakit mendengar kabar tersebut. Namun, Yeni

memiliki ketangguhan hati, meskipun hatinya hancur ia tidak jatuh begitu

saja. Yeni justru semakin bangkit menghadapi permasalahannya tersebut,

bahkan ia bisa kembali melanjutkan pendidikannya yang sempat

tertunda. Sikap yang ditunjukkan Yeni tersebut menunjukkan bahwa ia

seorang wanita yang tangguh, karena ia mampu tetap berdiri tegar

menghadapi permasalahannya. Hal itu terbukti pada kutipan berikut.

Begitulah mereka berpisah. Yeni tetap tinggal di rumah itu

dengan anak-anaknya. Dia memutuskan untuk kembali mengikuti

kuliah. Dia akan menyelesaikan pelajarannya, setelah itu mencari

pekerjaan. Ibunya akan menjaga anak-anaknya. Tidak ada pilihan

lain (Anonim, 1975:41).

Di dalam cerpen GH Tiek juga menjadi wanita korban

ketidaksetiaan pria. Tiek seorang wanita yang harus menanggung

kekhilafannya masa lalu seorang diri. Ia harus membesarkan anak akibat

hubungan terlarangnya dengan Herman. Tiek dicampakkan begitu saja

oleh Herman setelah tahu bahwa ada janin yang tumbuh di rahimnya.

Perbuatan Herman tersebut tidak saja meninggalkan luka, tetapi juga

meninggalkan trauma tersendiri bagi Tiek. Namun, karena Tiek seorang

Page 71: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

wanita yang tangguh ia mampu segera bangkit dan perlahan-lahan

melupakan kejadian masa lalunya dengan melakukan hal-hal yang jauh

lebih bermanfaat.

Ketangguhan hati Tiek semakin terlihat ketika Lili sahabatnya

mengalami kejadian yang sama dengannya, yaitu hamil di luar

pernikahan. Ingatan Tiek seakan-akan dibawa kembali pada masa

kepahitannya dulu. Satu kenyataan pahit yang harus diterima Tiek yaitu

pria yang diperkenalkan Lili sebagai calon suaminya adalah Herman,

yang tidak lain adalah ayah biologis dari Rina anaknya, seperti pada

kutipan berikut.

Aku melihat Lili berjalan bergandengan dengan seorang pria yang

tidak lain adalah Herman. Ya, Herman ayah anakku. Terhuyung-

huyung aku lari ke dalam kamarku. Segala macam perasaan

mengaduk-aduk hatiku. Sakitnya tak terkatakan, kugigit bibirku

kuat-kuat tanpa sadar (Maria A Sarjono:63).

Kutipan di atas menunjukkan kaget dan terpukulnya Tiek

melihat kenyataan yang ada. Hati Tiek seakan-akan digoncang kembali,

tapi dengan sekuat tenaga ia mencoba mengendalikan perasaannya agar

seolah-olah keadaan baik-baik saja. Tiek berusaha mengontrol

perasaannya sendiri, meredam emosi dan membesarkan hatinya agar ia

kuat menghadapi kenyataan yang ada. Hal itu dapat dilihat pada kutipan

berikut.

Aku mencari-cari kekuatan. Segala doa kusemburkan dari

mulutku yang menggetar. Suatu permohonan paling berapi-api

yang pernah kupanjatkan kepada Tuhan. Kuteguk segelas air

dingin, kemudian berusaha dengan segala daya menentramkan

diriku dan menghentikan badanku yang gemetar (Maria A

Sarjono, 1975:63).

Page 72: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Kutipan tersebut menunjukkan upaya Tiek mengendalikan

perasaannya setelah ia tahu bahwa calon suami Lili adalah Herman.

Hatinya kembali hancur, tetapi demi persahabatan dan masa depan Lili,

Tiek mengesampingkan perasaannya dan berpura-pura tidak mengenal

Herman. Tiek memang seorang wanita yang berjiwa tegar dan tangguh,

demi kebahagiaan sahabatnya ia rela menahan sakit pada hatinya. Seperti

pada kutipan berikut.

Setiap kata kuucapkan dengan tekanan untuk mengenai sasaran di

hatinya, akan tetapi hatiku ikut merasai tikaman-tikaman yang

tajam. Tetapi itu sudah merupakan keharusan yang tak dapat

ditawarkan lagi. Kebahagiaan atau kehancuran hidup Lili terletak

di tanganku (Maria A Sarjono, 1975:63).

… Ini demi kebahagiaan kita semua terutama untuk Lili. Luka

dihatiku telah sembuh, jangan kau utik-utik lagi. Sekarang

duduklah dengan tenang, jangan kau perlihatkan perasaanmu

(Maria A Sarjono, 1975:63).

Kutipan tersebut menunjukkan betapa kuatnya hati Tiek dalam

menghadapi kenyataan yang ada. Orang yang seharusnya bertanggung

jawab akan dirinya dan anaknya harus direlakan bersanding dengan

wanita lain yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Sikap Tiek tersebut

justru menunjukkan bahwa Tiek adalah seorang wanita yang kuat dan

tangguh.

Dari cerpen MPH, JLB dan GH menunjukkan ketangguhan

seorang wanita menghadapi masalah-masalahnya. Meskipun mereka

menjadi korban ketidaksetiaan pria, bukan berarti mereka bisa diinjak-

injak dan menjadi sosok yang lemah. Justru kejadian tersebut

menunjukkan bahwa wanita merupakan sosok yang kuat, tangguh dan

berjiwa besar. Wanita mampu menghadapinya dengan kebesaran jiwa

Page 73: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

dan mampu segera bangkit untuk menjadi sosok yang jauh lebih baik dan

kuat.

Citra wanita berjiwa besar dan tangguh pada cerpen HUT dan

BK berbeda lagi. Di dalam HUT wanita berjiwa besar dan tangguh

terdapat pada tokoh ibu tiri. Ia mendapat perlakuan yang kurang baik

oleh Yani anak tirinya. Kehadirannya sebagai sosok ibu baru bagi belum

bisa diterima oleh Yani. Oleh karena itu, Yani selalu membuat ulah,

bersikap ketus dan berlaku kasar kepada ibu tirinya tersebut. Seperti pada

kutipan berikut.

“O, bagus sekali kalau begitu,” Suaranya dalam dan berat, tapi

lembut. “Ibu rupanya mendidik kalian dengan baik sekali.”

(Anonim, 1975:19).

“… Yani, kau senang betul dengan tikusmu itu, ya?”

“Ya. Aku lebih senang pada tikus ini daripada apapun di dunia

ini” (Anonim, 1975:20).

Kutipan di atas menunjukkan bagaimana keketusan yang

dilakukan Yani kepada ibu tirinya. Namun, ibu tirinya tetap

memperlakukan Yani dengan lembut selayaknya anak kandung. Berkali-

kali Yani memperlakukan ibu tirinya seperti itu, tetapi tidak sekalipun

ibu tirinya membalas dengan kasar atau bahkan melaporkan kepada

suaminya. Ia tetap menyayangi Yeni dengan tulus seolah-olah tidak

pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Sikap tersebut menunjukkan

bahwa ibu tiri Yani adalah seorang wanita berjiwa besar, karena ia

mampu dengan sabar menghadapi anak tirinya yang sangat

membencinya.

Page 74: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Sikap Yani yang kurang ajar kepadanya dihadapinya dengan

kebesaran hati dan disikapi dengan pemikiran yang jernih. Seperti ketika

hari ulang tahunnya, Yani memberikan hadiah tikus kesayangannya. Ibu

tiri Yani menanggapi hadiah yang diberikan Yani tersebut bukanlah

sebuah penghinaan, tetapi justru sebagai penghargaan karena telah

diberikan benda yang paling berharga bagi Yani. Hal tersebut dapat

dibuktikan pada kutipan berikut.

Dia tidak berteriak ketika dilihatnya apa isi kotak itu. Dia duduk

terdiam dengan sebuah ekspresi pada wajahnya yang tak bisa

kubaca. Juga ketika tikus itu berlari keluar dari kotak dan

menjalari tangannya, dia tetap duduk terdiam. Dan ketika

akhirnya tikus itu bertengger di atas kepalanya dia sama sekali

tidak berteriak (Anonim, 1975:53).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Yani belum mampu

menerima ibu tirinya sebagai sosok ibu baru. Sikap dan kelakuannya

masih seenaknya. Namun, sikap Yani tersebut justru direspon baik oleh

ibu tirinya. Hadiah seekor tikus bukan dijadikan sebuah penghinaan,

justru itu menjadi sebuah hadiah yang indah karena Yani memberikan

hewan yang dianggapnya paling berharga karena tikus itu peliharaan

kesayangannya. Tanpa ada jiwa yang besar dari ibu tiri Yani, maka tidak

akan ada keluluhan hati Yani untuk menerima sosok ibu baru.

Di dalam cerpen BK wanita berjiwa besar dan tangguh terdapat

pada tokoh mbok Imah. Ia seorang pembantu yang memiliki ketangguhan

hati yang sangat luar biasa. Hal itu terlihat ketika ia harus diasingkan dan

dijauhkan dari I‟in karena ia terkena penyakit TBC. Joko memperlakukan

mbok Imah seolah-olah manusia berpenyakit ganas yang harus segera

dimusnahkan, seperti pada kutipan berikut.

Page 75: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

“Sudahlah sini sama Mbok sebentar.” Mbok Imah mendekat

sambil membuka lengannya. Tetapi Mas Joko mendorongnya

dengan kasar.

“Kesanalah kau! Kau mau anak ini ketularan penyakitmu?!”

(Mira W, 1975:68).

Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa Joko tidak

menginginkan I‟in disentuh sedikit pun oleh mbok Imah. Sikap kasar

yang dilakukan oleh Joko tidak membuat mbok Imah sakit hati. Mbok

Imah tetap berbesar hati menghadapinya. Sikap yang ditunjukkan mbok

Imah juga menunjukkan bahwa mbok Imah memiliki jiwa yang besar

karena setelah mendapat penolakan keluarga Joko tidak ada rasa dendam

di hatinya, ia masih mau merawat I‟in kembali.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa wanita merupakan sosok yang berjiwa besar dan tangguh. Berjiwa

besar dalam menghadapi segala permasalahan yang ada serta tangguh

dalam menjalami hidupnya. Wanita bukan lagi sosok yang lemah, justru

ia memiliki ketangguhan yang luar biasa dalam hal hati. Ketangguhan

bagi seorang wanita bukan hanya dilihat dari segi fisik, tetapi dilihat dari

bagaimana tangguhnya ia dalam menghadapi permasalahan.

Ketangguhan juga dilihat bagaimana seorang wanita mampu menjadikan

sebuah permasalahan tersebut menjadi batu loncatan untuk menjadi

manusia yang lebih baik dan tangguh lagi.

Page 76: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

B. Peran Wanita yang Digambarkan Pengarang dalam Cerpen-

cerpen Femina Tahun 1975

Setiap pengarang memiliki kebebasan dalam memberikan peran kepada

setiap tokohnya, begitupula para pengarang cerpen Femina tahun 1975. Mereka

menggambarkan peran wanita sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan analisis

yang telah diulas pada rumusan sebelumnya, pengarang-pengarang Femina secara

keseluruhan menggambarkan peran wanita sebagai sosok yang hampir sama.

Peneliti mengklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu wanita domestik dan

wanita publik. Keduanya akan dijelaskan lebih mendetail sebagai berikut.

1. Wanita Domestik

Wanita pada cerpen-cerpen Femina tahun 1975 hampir secara

keseluruhan digambarkan oleh pengarang sebagai wanita domestik.

Maksudnya, wanita yang berada pada lingkungan rumah dan berperan

sebagai ibu rumah tangga. Di dalam cerpen-cerpen Femina tahun 1975 wanita

tersebut menduduki peran sebagai istri, ibu dan pembantu. Meskipun

demikian, sosok wanita di sini memiliki peran sentral, ia menjadi tokoh yang

sangat berperan dalam keluarga. Seperti pada cerpen HUT, KAC, BSB, BIB,

BK, MPH, GH, NK, KA, dan JLB wanita digambarkan sebagai istri sekaligus

ibu yang memiliki peranan besar dalam mengurus rumah tangga dan

membesarkan anaknya. Berbeda lagi pada cerpen BK, juga terdapat wanita

yang berperan sebagai pembantu rumah tangga yang kehadirannya sangat

dibutuhkan di dalam keluarga.

Wanita yang digambarkan pengarang dalam cerpen adalah wanita-

wanita yang beraktivitas di dalam rumah, tetapi mereka menonjol, aktif,

Page 77: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dominan dan memiliki peran yang penting. Bukan wanita rumahan yang

hanya dipandang sebelah mata atau memiliki peran sampingan saja. Dari

kesepuluh cerpen, rata-rata wanita berperan sebagai istri dan ibu yang bijak,

kuat, cerdas, dan bertanggung jawab, bukan hanya menjadi ibu atau istri yang

selalu berada di belakang atau di balik suaminya.

Pengarang-pengarang Femina dalam cerpennya ingin menunjukkan

bahwa wanita yang ia ciptakan adalah wanita yang memiliki kedudukan serta

memiliki andil yang besar dalam keluarga. Kedudukan bagi seorang wanita

tidak harus dilihat dari ia memiliki pangkat atau jabatan yang tinggi. Akan

tetapi, dilihat dari jasa dan pengabdiannya serta bagaimana ia berjuang dan

berperan sesuai dengan kewajibannya.

Seperti pengarang cerpen-cerpen Femina tahun 1975 pada

umumnya, ia menggambarkan wanita sebagai seorang istri sekaligus ibu.

Wanita sebagai ibu adalah sosok wanita yang paling penting dan berjasa

dalam keluarga. Jasanya dalam melahirkan, merawat dan membesarkan anak

bukanlah hal yang mudah, perlu keahlian dan kecerdasan khusus. Di balik

kesuksesan seorang anak, ada tangan emas seorang ibu. Oleh karena itu,

peran ibu dalam mendidik dan membentuk kepribadian anaknya sangat besar.

Seperti pada cerpen NK yang menunjukkan seberapa besar perjuangan ibu

sebelum melahirkan hingga saatnya melahirkan. Perjuangan dan jasa ibu

sangat besar, karena ia harus mempertaruhkan nyawanya untuk

menyelamatkan anaknya. Seperti halnya tokoh Ny. Karina ia telah berjuang

sekuat tenaga untuk menyelamatkan anak dalam kandungannya, meskipun ia

harus mempertaruhkan nyawa. Peran seorang ibu belum berhenti di situ saja,

Page 78: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

ia masih harus merawat dan mendidiknya hingga tumbuh menjadi anak yang

cerdas dan hebat serta mampu diterima di masyarakat. Seperti tokoh Yeni

dalam cerpen JLB yang harus bangun tiap malamnya untuk mengurusi

anaknya yang selalu menangis. sedangkan suaminya hanya marah-marah

ketika mendengar tangisan tersebut. Ketika si anak mulai besar dan

bersekolah ia harus memikirkan dan mempersiapkan segala kebutuhan anak-

anaknya. Seperti tokoh Rina dalam cerpen KAC selalu mempersiapkan

sarapan untuk anak-anaknya. Adapun Ibu Bobi dalam cerpen BIB yang selalu

memantau kegiatan anaknya di sekolah. Tokoh Eni dalam cerpen KA yang

memberikan hiburan kepada anaknya agar selalu ceria layaknya anak-anak

pada umumnya. Seorang ibu masih memiliki peran ketika anak tersebut telah

tumbuh dewasa, seperti pada cerpen BSB Ny. Sutanto selaku ibu berhak dan

bertugas menilai dan mengarahkan anaknya untuk memilih pasangan hidup

yang terbaik demi kebahagiaannya kelak.

Tugas-tugas seorang ibu yang telah dipaparkan di atas dapat

menunjukkan secara nyata bahwa peran seorang ibu dalam keluarga itu

amatlah besar. Ibu merupakan seorang pendidik yang pertama dan utama.

Maksudnya, sebelum anak mengenal lingkungan luar seperti masyarakat dan

akademis, seorang ibulah yang berjasa mendidik dan mengenalkan tentang

dunia kepada anak. Melakukan tugas-tugas tersebut tidaklah mudah, butuh

kesabaran, ketelitian, keuletan, kecerdasan dan keikhlasan yang berlebih. Ibu

yang mampu melakukan perannya dengan baik adalah ibu yang memiliki

kedudukan tinggi. Ibu yang demikianlah yang digambarkan oleh pengarang-

pengarang Femina tahun 1975.

Page 79: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Sama halnya pada wanita yang berperan sebagai istri. Pengarang-

pengarang Femina tahun 1975 tidak lagi menggambarkan istri sebagai

pelayan suami di dapur atau pun di ranjang saja. Akan tetapi, istri pada

cerpen-cerpen Femina tahun 1975 berperan sebagai pendamping suami,

bukan berada di belakang suami. Mereka berada di samping suami sebagai

penyeimbang untuk meringankan beban suami, layaknya peran suami istri

yang semestinya yaitu harus selalu ada saat senang ataupun susah. Seperti

halnya tokoh Eni dalam cerpen KA yang meredamkan emosi Andi dan

membantu memikirkan jalan keluar permasalahannya serta tokoh Mien pada

cerpen BK yang turut membantu keuangan suaminya. Hal-hal seperti itulah

yang diangkat pengarang dalam cerpen-cerpennya sehingga menunjukkan

bahwa wanita (istri) memiliki kedudukan yang sejajar dengan pria.

Selain itu salah satu pengarang Femina tahun 1975 Mira Wijaya juga

menggambarkan seorang wanita bernama mbok Imah yang berperan sebagai

pembantu dalam cerpen BK. Meskipun statusnya sebagai seorang pembantu,

perlu dilihat juga bahwa pembantu yang digambarkan Mira W adalah

pembantu yang kuat dan berpengabdian tinggi. Pembantu bukanlah orang

yang hanya sekedar diperintah saja, tetapi di sini pembantu berperan layaknya

orang tua kandung, yang memiliki kasih sayang tulus. Pengabdian dan kasih

sayang tersebut menjadikannya seorang wanita (pembantu) yang bertanggung

jawab besar. Bentuk pengabdian dan tanggung jawab tersebut yang justru

mengangkat kedudukan wanita ke dalam posisi yang lebih terhormat.

Secara keseluruhan pengarang-pengarang Femina tahun 1975

memiliki tujuan yang sama dalam menulis cerpen. Mereka ingin

Page 80: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

menunjukkan bahwa wanita memiliki kedudukan yang sejajar dengan pria.

Meskipun wanita digambarkan sebagai wanita domestik, tetapi wanita

tersebut memiliki nilai dan peran yang penting serta utama dalam keluarga.

Kedudukan wanita bukan hanya dilihat dari pangkat tetapi dilihat dari bentuk

pengabdiaannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengarang-pengarang

Femina tahun 1975 ingin mencitrakan sosok wanita domestik yang kuat,

tangguh, cerdas, tanggung jawab serta mandiri.

2. Wanita Publik

Ada beberapa wanita dalam cerpen-cerpen Femina tahun 1975 yang

berperan sebagai wanita publik. Namun, wanita yang demikian tidaklah

banyak, hanya beberapa di antara sepuluh cerpen yang dibahas. Wanita

publik hanya ditemukan pada tokoh Tiek dalam cerpen GH dan Mien pada

cerpen BK.

Tiek dan Mien sama-sama menjadi wanita publik sebagai pekerja

kantor dan guru, tetapi keduanya memiliki latar belakang dan kondisi yang

berbeda. Tiek menjadi seorang wanita publik karena memang sebuah tuntutan

hidup. Ia hidup bersama anak semata wayangnya tanpa seorang suami yang

harusnya menafkahinya. Jadi, menjadi wanita publik adalah tanggung jawab

moral bagi Tiek. Maria Sarjono menciptakan tokoh Tiek untuk menunjukkan

bahwa wanita pun mampu keluar dalam masyarakat, ia bisa bekerja mencari

nafkah layaknya seorang pria. Maria Sarjono juga ingin menunjukkan bahwa

tidak ada salahnya wanita bekerja di luar rumah. Meskipun ia menjadi wanita

publik, ia tetap mampu berperan sebagai ibu yang mengurusi dan

membesarkan anaknya di rumah seorang diri.

Page 81: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Berbeda lagi dengan Mira W, ia menciptakan tokoh Mien sebagai

wanita publik yang gagal. Mien menjadi wanita publik karena ia harus

membantu keuangan keluarga, gaji yang diperoleh suminya dirasa kurang

untuk memenuhi keluarganya. Namun, seiring waktu ternyata menjadi

seorang wanita publik justru menjadikannya harus mengorbankan keluarga.

Wanita publik tidak selamanya memiliki jalan mulus, cerpen BK ini

menunjukkan bahwa tidak semua wanita mampu menjadi wanita publik.

Pilihan menjadi wanita publik itu tidaklah mudah, harus memikirkan dan

menimbang dari berbagai faktor. Jika pertimbangan itu salah maka ia akan

gagal menjadi seorang wanita publik dan keluarga yang akan menjadi korban.

Namun, sebaliknya jika mampu mengatur dengan baik maka ia akan berhasil

menjadi seorang wanita publik seperti pada cerpen GH.

Wanita adalah tiang Negara, karena dalam sebuah Negara terdapat

pejuang-pejuang, pemimpin serta aparatur Negara yang terdidik oleh seorang

wanita yaitu ibu. Tanpa kehadiran sosok ibu tidak akan bisa menjadi apa-apa,

karena lewat tangan seorang ibulah mereka menjadi sosok yang cerdas. Sosok

yang mampu menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat, nusa dan

bangsa.

Wanita-wanita yang digambarkan pengarang rata-rata mencerminkan

wanita yang condong masuk dalam kaum feminis liberal. Wanita mulai sadar

dan menuntut hak dan kedudukannya agar sejajar dengan kaum pria. Citra

dan peran yang digambarkan oleh para pengarang tersebutlah yang menjadi

wujud dan bentuk dari upaya memperjuangkan haknya untuk mendapatkan

kedudukan yang sama di lingkungan masyarakat.

Page 82: ANALISIS Penggambaran dan Citra Wanita dalam Cerpen-cerpen/Citra-W...hati seorang ibu tiri yang mendapatkan penolakan dari anak tirinya. Meskipun kehadirannya tidak pernah dianggap,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, secara keseluruhan.

cerpen yang ditulis oleh pengarang-pengarang Femina tahun 1975 memiliki

kesamaan gagasan dan gambaran peran wanita dalam cerpennya. Dari

kesepuluh cerpen yang diteliti terdapat 80% pengarang yang menggambarkan

peran wanita sebagai wanita domestik meliputi cerpen HUT, KAC, BSB, BIB,

BK, MPH, GH, NK, KA, dan JLN. Serta 20% menggambarkan peran wanita

sebagai wanita publik meliputi cerpen BK dan GH. Pada dasarnya pengarang-

pengarang Femina tahun 1975 ingin mengangkat harkat wanita baik sebagai

wanita domestik ataupun publik. Meskipun pengarang biasanya menciptakan

wanita domestik, tetapi wanita tetap memiliki peran yang utama dan penting

khususnya dalam lingkungan keluarga. Pengarang-pengarang Femina tahun

1975 ingin menyejajarkan kaum wanita dengan pria, salah satu caranya

dengan menciptakan seorang wanita yang kuat, tangguh, tanggung jawab,

cerdas dan mandiri.