ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA …repositori.uin-alauddin.ac.id/825/1/SKRIPSI...

132
i ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA (Studi di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Islam Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh ERLENA NIM. 10200112042 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2016

Transcript of ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA …repositori.uin-alauddin.ac.id/825/1/SKRIPSI...

i

ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA

(Studi di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Islam

Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh

ERLENA

NIM. 10200112042

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR

2016

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ERLENA

NIM : 10200112042

Tempat/Tgl. Lahir : Boke, 14 Oktober 1994

Jurusan : Ekonomi Islam

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Alamat : Jln. Mannuruki 2 Lrg.7B

Judul : Analis Pengelolaan Produk Purnadana (Studi di PT. Asuransi

Bringin Life Syariah)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran skripsi ini benar

adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa merupakan

duplikat tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dangelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 02 September 2016

Penyusun

ERLENA

Nim. 10200112042

iii

iv

KATA PENGANTAR

Puji hanyalah milik Allah swt. sang penguasa alam semesta yang dengan rahmat

dan rahimnya sehingga peneliti dapat menyelesaikans kripsi ini, shalawat dan salam

senantiasa dilimpahkan kepada Nabi yang terakhir Muhammad saw. beserta keluarga

dan para sahabat beliau, yang dengan perjuangan atas nama Islam hingga dapat kita

nikmati sampai saat ini indahnya Islam dan manisnya iman.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi sebagai

persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Islam jurusan Ekonomi Islam di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Skripsi ini juga dipersembahkan kepada ornag-orang yang peneliti cintai dan

mencintai peneliti atas kerja keras yang telah diberikan dengan penuh kasih sayang dan

tanggung jawab kepada peneliti selama ini. Serta saudara-saudari peneliti yang telah

banyak berkorban baik tenaga maupun waktu, ilmu dan mengajarkan arti keluarga

kepada peneliti. Semoga Allah swt. Mengampuni dosa-dosa kita, meringankan azab

kubur kita, menjauhkan kita dari siksa nerakanya, dan menjadikan kita sebagai

golongan hamba-hamba yang diridhoinya.

Sebagai suatu hasil penelitian, tentulah melibatkan partisipasi banyak pihak yang

telah berjasa. Oleh karenanya peneliti mengucapkan banyak terimakasih dengan tidak

mengurangi rasa hormat kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

secara khusus peneliti haturkan kepada:

v

1. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materi terutama do’a

dari ayahanda Asrin Hasan dan ibunda Hadiah yang telah berjuang mengasuh,

membimbing dan membiayai peneliti selama dalam pendidikan, sampai selesainya

skripsi ini, kepada beliau peneliti senantiasa memanjatkan doa kepada Allah swt.

Mengasihi dan memberikan kebahagian serta kakanda peneliti Wahyu dan adik-

adik peneliti Fatu Riyani, Wawan Setiawan dan Luna Soviyana.

2. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Ibu Dr. Rahmawati Muin, S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan

Bapak Drs. Thamrin Logawali, M.H. Selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam

yang telah mengizinkan peneliti untuk mengangkat skripsi dengan judul Analisis

Pengelolaan Produk Purnadana. (Studi di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah).

5. Bapak Prof. Dr. Muslimin Kara., M.Ag. sebagai pembimbing I yang telah

memberikan arahan kepada peneliti hingga bisa menyusun skripsi ini dan Ibu Dr.

Rahmawati Muin, S.Ag., M.Ag. Selaku pembimbing II atas waktu, pikiran, dan

kesabaran yang beliau berikan untuk membimbing peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

6. Bapak Dr. Muh. Wahyuddin Abdullah, SE., M.Si., Ak. sebagai penguji I yang telah

memberikan arahan kepada peneliti hingga bisa menyusun skripsi ini dan bapak

vi

Drs. Thamrin Logawali, M.H. selaku penguji II atas waktu, pikiran, dan kesabaran

yang beliau berikan arahan peneliti dalam menyusun skripsi ini.

7. Segenap jajaran Bapak Ibu Dosen, Pimpinan, Karyawan dan Staf dilingkungan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

8. Keluarga besar PT. Asuransi Bringin Life Syariah dan segenap Pimpinan, Kepala

Unit, karyawan dan staf PT. Asuransi Bringin Life Syariah yang telah

mengizinkan peneliti untuk meneliti di kantor PT. Asuransi Bringin Life Syariah.

Terkhusus kepada Bapak Khairul Abrar selaku Sales Manager Bringin Life

syariah Cabang Makassar, ibu Sukmawati dan bapak Hamdan Novandy selaku

Kepala Tata Usaha Admin dan Penjualan, Financial Consultant dan serta Staf

Kantor yang telah bersedia menjadi informan dalam wawancara yang dilakukan

peneliti serta peserta asuransi Bringin Life Syariah.

9. Keluarga besar Bapak Hasan dan Bapak Arasyid yang tidak bisa peneliti sebutkan

satu persatu namanya yang selama ini telah memberi peneliti berupa dukungan

maupun materi dalam menyelesaikan pendididkan terkhususnya Muhammad Ali

Hasan (alm) yang selama memberikan banyak konstribusi baik materi maupun

dukungan semoga beliau diberikan ketenangan disisi-Nya.

10. Keluarga Besar Abdi Sholihin yang telah memberikan motivasi, dukungan

dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman jurusan ekonomi Islam angkatan 2012, sahabat-sahabat kelas

ekonomi Islam A khususnya Suarni, Mutawaddiah, Wildawati, St. Anita,

Nurfadhilah T, Munawwarah, Harbiah, Multazamdan, Gusmail Emmang, Putra

vii

Afrianto, yang selama ini menjadi teman seperjuangan, dan teman berbagi suka

dan duka.

12. Sahabat seperjuangan peneliti yang telah mengisi sejarah hidup Helkyhendyar,

Abd. Haris, Sumarni, Nur Asri, Ayu Ambarwati, dan Eny Suhaeni.

13. Keluarga besar IKAPPAB terkhususnya kanda Abd Aziz Kamarullah, kanda

Mustajib, Abu Bakar, Ismail Ardan, Fera M, Nur Rahmah, Nur Asiah, Samsuddin,

Adin, Gunawan Riadin, Jainul Arifin, Juraidin, Abdul Muthalib, Afril dan lain

sebagainya yang selalu memberikan motivasi dalam menyesaikan skripsi ini.

14. Kawan-kawan KKN Reguler angkatan 51 Kec. Turatea Kab. Jeneponto yang

telah mewarnai hari-hari dilokasi KKN Reguler dan telah banyak memberikan

pengalaman hidup.

Akhirnya peneliti menyadari bahwa sebagai hamba Allah yang tidak luput dari

kesalahan tentunya dalam penulisan skripsi ini masih banyak ditemukan kekurangan,

kesalahan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga tulisan kecil ini bermanfaat

bagi diri peneliti pada khususnya, dan bagi siapa saja yang ingin membacanya.

Makassar, 02 September 2016

Penyusun

ERLENA

Nim. 10200112042

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1-8

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus.............................................................. 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

D. Kajian Pustaka .................................................................................................. 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9-44

A. Gambaran Umum Tentang Asuransi Syariah ................................................... 9

1. Pengertian Asuransi Syariah ........................................................................ 9

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah ........................................................... 13

3. Produk-Produk Asuransi Syariah ............................................................... 19

4. Akad-Akad Asuransi Syariah .................................................................... 22

5. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah ............................................................... 29

B. Mekanisme Pengelolaan Asuransi Syariah..................................................... 35

1. Underwriting .............................................................................................. 37

2. Polis ........................................................................................................... 38

3. Premi .......................................................................................................... 39

4. Pengelolaan Dana Asuransi ...................................................................... 41

5. Klaim ......................................................................................................... 43

6. Penutupan Asuransi ................................................................................... 44

ix

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 45-49

A. Jenis dan Lokasi Penelitian............................................................................. 45

B. Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 46

C. Sumber Data .................................................................................................. 46

D. Metode Pendekatan Data ................................................................................ 47

E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 48

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 49

G. Pengujian Keabsahan Data ............................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 50-85

A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian ................................................ 50

1. Sejarah PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah ........................................ 50

2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan .......................................... 54

3. Struktur Organisasi .................................................................................... 55

4. Identitas Perusahaan .................................................................................. 56

5. Produk-Produk Perusahaan ............................................................................ 58

B. Analisis Pengelolaan Produk Purnadana PT. Asuransi Jiwa Brigin Life

Syariah.. .......................................................................................................... 60

C. Analisis Produk Purnadana PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Apakah

Sudah Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam ................................... 79

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 86-87

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 86

B. Saran ............................................................................................................. 87

KEPUSTAKAAN .................................................................................................... 88-90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 92

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Manfaat Peserta Asuransi .......................................................................... 65-66

Tabel 4.2 Perbedaan Prinsip Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ............ 80-82

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kantor PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah ....................... 53

Gambar 4.2 Stuktur Organisasi PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Makassar ....... 55

Gambar 4.3 Ilustrasi Produk Purnadana Syariah ............................................................ 64

xii

ABSTRAK

Nama : Erlena

Nim : 10200112042

Jurusan : Ekonomi Islam

Judul : Analisis Pengelolaan Produk Purnadana (Studi di PT. Asuransi

Bringin Life Syariah)

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan produk purnadana di

PT. Asuransi Jiwa Life Syariah dan apakah pengelolaan produk purnadana tersebut sudah

sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) menggunakan

metode kualitatif yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian yang

menghasilkan data deskriptif analisis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data menggunakan observasi,

interview, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dana/premi peserta yang

terkumpul akan diinvestasikan, dialokasikan oleh perusahaan dan keuntungan yang

didapat akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil, dana tabarru’ akan dimanfaatkan

apabila terjadi klaim mengalami musibah, kecelakaan dan meninggal dunia.

pengelolaan produk purnadana sudah memenuhi beberapa dari prinsip ekonomi Islam

dan prinsip asuransi syariah, seperti prinsip tauhid, prinsip tolong-menomong, prinsip

kerjasama, prinsip larangan maisir, riba. Akan tetapi masih ada prinsip ekonomi Islam

dan asuransi syariah yang belum dipenuhi atau diabaikan, seperti gharar karena pihak

perusahaan (agen asuransi) tidak menjelaskan secara detail mengenai beban-beban atau

biaya administrasi yang dipotong oleh pihaka perusahaan pihak perusahaan hanya

menjelaskan manfaat yang diperoleh oleh peserta asuransi.

Implikasi dari penelitian ini adalah 1) PT. Asuransi Jiwa Syariah Brigin Life

Syariah hendaknya hendaknya menerapkan prinsip ekonomi Islam yang belum

diterapkan dalam setiap operasinal perusaahan, agar dalam pelaksanaan, pengelolaan

memperoleh ridho dan bernilai ibadah disisi Allah swt.. 2) PT. Asuransi Jiwa Syariah

Brigin Life Syariah wajib memelihara kesehatan perusahaan serta wajib melakukan

usaha sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dan undang-undang yang mengatur

usaha perasuransian.

Kata Kunci: Pengelolaan, Produk Purnadana, Asuransi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang adalah zaman kejayaan manusia, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi memaksa manusia supaya terus menghasilkan perubahan

cara berpikir dan bertindak, cara hidup dan berperilaku.1 Fenomena perekonomian

dunia telah berubah dari waktu kewaktu sesuai dengan perkembangan zaman dan

perubahan teknologi. Banyak nilai baru yang dibentuk namun sulit untuk menentukan

mana yang benar dan mana yang salah, sehingga terkadang membawa kebaikan

namun adakalanya menyesatkan.

Perkembangan zaman atau revolusi ini membawa keuntungan dalam bentuk

kebendaan, namun demikian kerugian nyawa dan harta benda semakin meningkat.

Transisi dari desa ke kota dan metropolis, perkembangan sarana transformasi seperti

pesawat terbang, pengembangan pembangunan listrik, semua itu akan mengikuti

musibah, bahaya dan kecelakaan. Untuk mengurangi beban dan untuk mengurangi

kemungkinan timbulnya kerugian maka asuransi telah diperkenalkan dan berkembang

sebagai sebuah institusi yang perlu bagi kehidupan moderen sehingga pengaruh

hampir meliputi seluruh bidang salah satunya dalam bidang perekonomian.

Persoalan yang hangat dibicarakan dewasa ini adalah persoalan asuransi yaitu

apakah asuransi itu halal ataukah haram?. Asuransi adalah salah satu kegiatan

1Muhammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam (Cet. 1; Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

h.1.

2

ekonomi yang berkembang dengan pesat saat ini. Namun sistem bunga yang dipakai

oleh asuransi konvensional menjadi masalah tersendiri bagi umat Islam. Di samping

itu, dalam asuransi konvensional juga dianggap mengandung riba, gharar, dan maisir.

Oleh karena itulah konsep asuransi syariah perlu untuk segera dikembangkan dan

sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kebangkitan kedua sektor keuangan syariah

setelah perbankkan, dialami oleh asuransi. Hal itu terjadi pada tahun 1994, ketika itu

untuk pertama kalinya didirikan perusahaan asuransi berlandaskan syariah di

Indonesia, melalui PT. Asuransi Takaful Indonesia (STI).2

Perkembangan asuransi yang berbasis syariah di Indonesia tidak terlepas dari

pertumbuhan bank-bank syariah, dimana sejak dikeluarkannya undang-undang

No.10/1998 Ketentuan Umum pasal 1 poin 3 dan 4 yang mengatur secara tegas

mengenai Sistem Perbankkan Syariah.

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.3

Perbankkan di Indonesia diwarnai dengan munculnya bank-bank syariah atau

bank-bank dengan unit syariahnya. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan

2http//:asuransi syariah_pistaza’s blog.html di akses minggu tagal 13 desember 2015 pukul

11:35. 3 Presiden RI, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan. Jakarta pada tanggal 10 Nopember 1998.

3

asuransi konvensional yang memiliki keterkaitan bisnis dengan bank dituntut untuk

masuk ke dalam bisnis syariah.4

Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang

pertanggungan merupakan sebagai institusi moderen hasil temuan dari dunia barat

yang lahir bersamaan dengan adanya semangat pencerahan. Operasional asuransi

adalah berorentasikan pada sistem kapitalis yang hanya bermain dalam pengumpulan

modal untuk keperluan pribadi atau golongan tertentu. Lain halnya dengan asuransi

syariah yang literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial dari pada bernuansa

ekonomi atau profit oriented (keuntungan bisnis).5

Asuransi didirikan bukan semata-mata berdasarkan profit oriented, tetapi juga

mengandung social oriented, sehingga terdapat keseimbangan antara duniawi dan

akhirat, menjadi pijakan perpaduan dua aspek yang menjadi pijakan yang harus

dibangun oleh asuransi syariah dalam menjalankan roda bisnisnya, karena disini letak

perbedaan prisipil secara filosofi usaha, yang menyebabkan perusahaan asuransi

syariah perlu hati-hati dan para pemilik serta pengurusnya mesti orang-orang yang

memahami prinsip-prinsip syariah yang tidak memikirkan kepentingan sesaat ataupun

tujuan mencari laba.

Asuransi syariah dan takaful, pengertian umumnya adalah saling

menanggung, saling menolong memberi nafkah dan mendidik. Fatwah Dewan

Syariah Nasional No.21/DSN/-MUI/X/2001 tanggal 17 Oktober tahun 2001

tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah menyatakan bahwa asuransi

4http.//analisis strategi.File.pdf (secured)-adober reader by irwan sofiansyah fisip 2008 di

akses minggu 13 desember 2015 pukul 11:47. 5Abdul Ghofur Anshori, Asuransi Syariah di Indonesia, Regulasi dan Operasionalisasinya di

dalam Kerangga Hukum Positif di Indonesia (Yogyakarta: UII Press, 2007), h. 161.

4

syariah adalah asuransi saling melindungi dan tolong menolong diantara

sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau tabarru’

yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalui

akad yang sesuai dengan syariah, akad yang sesuai dengan syariah tidak

mengadung gharar (penipuan), maisir (perjudian), riba (bunga), barang haram

dan maksiat.6

Pada saat ini perusahaan asuransi sangat besar karena sekarang ini selain

banyak orang yang sudah menyadari akan pentingnya mempunyai asuransi untuk

menanggung risiko-risiko yang ada, asuransi syariah juga banyak diminati oleh

masyarakat muslim karena berusaha menghindari hal-hal yang bersifat riba. Sehingga

mendorong pertumbuhan berbagai macam produk keuangan syariah, termaksud

asuransi syariah. Tantagan pada era saat ini yang dihadapi oleh banyak perusahaan

asuransi syariah sangat beragam, dimulai dari pelayanan, peningkatan dan

pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaannya. Selain itu,

pengembangan produk asuransi syariah yang sesuai dan dibutuhkan oleh masyarakat

juga menjadi tantangan yang besar bagi perusahaan yang berbasis syariah. Fenomena

tersebut mendorong salah satu perusahaan asuransi yaitu PT. Asuransi Jiwa Brigin

Life Syariah untuk menciptakan produk yang dapat memberikan solusi bagi masalah-

masalah yang dihadapi oleh masyarakat khususnya masyarakat muslim.

Berdasarkan dari uraian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengambil

penelitian tentang “Analisis Pengelolaan Produk Purnadana (studi di PT. Asuransi

Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar).

6Irwan Sofiansyah, Jurnal Analisa Strategi (Fisip, 2008), h. 2.

5

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola.

2. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan.

3. Bringin purnadana adalah produk asuransi gabungan antara asuransi jiwa,

asuransi kecelakaan diri dan tabungan dengan pilihan manfaat tambahan berupa

asuransi bebas konstribusi apabila peserta mengalami cacat tetap total akibat

sakit maupun kecelakan atau mengidap penyakit kritis.

4. Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara

sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau

tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko

tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti membatasi

masalahnya yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan produk purnadana pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah Cabang Makassar?

2. Apakah pengelolaan produk purnadana pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam?

7 Ahmad Wardi Muslic, Fiqh Muamalat (Cet. 1; Jakarta : Amzah, 2010), h. 552.

6

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini mencoba menelusuri beberapa penelitian dan studi yang terkait

atau serupa dengan penelitian yang akan dikaji oleh peneliti, diantaranya:

1. Skripsi karya Natasha Gena Patriani dengan judul “analisis pengelolaan dana

dan investasi asuransi jiwa syariah dan konvensional serta perlakunya terhadap

hasil investasi yang diperoleh (studi kasus PT. Asuransi Jiwa Xyz)” tahun 2012.

Skripsi ini memfokuskan tentang bagaimana asuransi jiwa syariah dan

konvensional melakukan investasi pada perusahaan dan bagaimana perusahaan

melakukan pengelolaan atas investasi tersebut dan apakah investasi yang

dilakukan perusahaan telah memenuhi target tingkat return yang direncanakan.8

2. Astir Damayanti dalam skripsinya berjudul “competitive advantage produk

asuransi pendidikan (studi kasus PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT.

Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah)” tahun 2014. Skripsi ini bertujuan untuk

menjelaskan bagaimana perusahaan bersaing dalam menarik atau mengambil

keuntungan dari produk asuransi pendidikan ini dan apa strategi yang

digunakan oleh kedua perusahaan ini dalam menciptakan hubungan dengan

persaingan dalam menarik keuntungan.9

3. Isnaniah dengan skripsi yang berjudul “analisis manjemen risiko pada PT.

Bringin Life Syariah” tahun 2010. Skripsi ini lebih memfokuskan terhadap

8Natasha Gena Patriani, Analisis Pengelolaan Dana Dan Investasi Asuransi Jiwa Syariah

dan Konvensional Serta Perlakunya Terhadap Hasil Investasi Yang Diperoleh Studi Kasus Pt.

Asuransi Jiwa Xyz (Depok: Skripsi Universitas Indonesia, 2012). 9Astir Damayanti, Competitive Advantage Produk Asuransi Pendidikan Studi Kasus PT.

Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2014).

7

analisis risiko yang terjadi pada perusahaan seperti risiko internal yaitu risiko

underwriting yang akan berdampak pada profit perusahaan.10

Berdasarkan kajian pustaka tersebut menunjukkan bahwa penilitian yang akan

dilakukan peneliti belum pernah ada yang membahasnya secara khusus, yaitu dengan

topik, Analisis Pengelolaan Produk Purnadana (Studi di PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah Cabang Makassar. Untuk itu peneliti meneliti dengan tema ini agar

menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dibidang ekonomi yang sesuai

dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

a. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjelaskan tentang konsep

pengelolaan produk purnadana pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

Cabang Makassar.

b. Untuk mengetahui apakah pengelolaan produk purnadana pada PT. Asuransi Jiwa

Bringin Life Syariah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

2. Kegunaan Penelitian

a. Dapat memahami bagaimana pengelolaan produk purnadana pada PT. Asuransi

Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar.

b. Sebagai bahan masukan bagi PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah bersangkutan

dalam kaitannya dengan masalah pengelolaan produk purnadananya.

10

Isnaniah, Analisis Manjemen Risiko Pada PT. Bringin Life Syariah (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2010).

8

c. Sebagai referensi bagi pembaca untuk menambah khasanah keilmuan terutama

bagi yang ingin mengetahui gambaran pengelolaan produk purnadana.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris insurance yang artinya adalah

pertanggungan atau jaminan.11

Konsep asuransi konvensional adalah perjanjian antara

dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada

tertanggung. Sedangkan konsep asuransi syariah yaitu sekumpulan orang yang saling

membantu, saling menjamin, dan bekerja sama dengan cara masing-masing

mengeluarkan dana tabarru’ yaitu dana tolong menolong dalam membantu sesama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata asuransi diartikan sebagai

pertanggungan yaitu perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban

membayar iuaran dan pihak yang lain memberikan jaminan sepenuhnya kepada

pembayar iuaran, apabila terjadi suatu yang menimpa dirinya atau barang miliknya

yang diasuransikan sesuai dengan perjanjian yang dibuat.12

Di Indonesia, definisi asuransi telah ditetapkan dalam bab 9 pasal 246 KUH

Dagang tentang asuransi atau pertanggungan pada umumnya yang berbunyi:

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang

penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima

11

Jhon M. echols dan Hassan syaidilly, Kamus Inggris Indonesia-Indonesia (Jakarta:

Gramedia, 1990), h. 326. 12Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.III; Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), h. 54.

10

suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan

dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.13

Definisi asuransi juga disebutkan dalam pasal 1 poin 1 UU Republik

Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang berbunyi sebagai

berikut:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih

dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.14

Asuransi dalam bahasa Arab disebut at’ta’min yang berasal dari kata amanah

yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta bebas dari rasa

takut. Istilah menta’minkan sesuatu berarti seseorang memberikan uang cicilan agar

ia atau orang yang ditunjuk menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti rugi atas

hartanya yang hilang.15

Asuransi dalam sistem ajaran Islam dikenal ada beberapa istilah takafful, al-

ta’min, dan al-tadhamun. Ketiga kata tersebut mempunyai persamaan makna tentang

hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan,

13

Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Hukum Dagang (Cet. XV; Jakarta: PT. Pradnya Paramita,

1985), h.74. 14

Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

2002), 15

Asuransi Syariah, www.wikipedia.com. (di Akses Kamis 07 Januari 2016 Pukul 12:03 Pm).

11

terutama hubungan dua pihak atau lebih yang lahir dalam suatu perjanjian yang

menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak.

a. Takafful

Makna kata, takafful berasal dari bahasa Arab yang berarti saling menanggung

atau saling menjamin. Takafful dalam pengertian muamalah saling memikul

risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lain saling

menjadi penanggung atau risiko yang muncul. Saling pikul risiko ini dilakukan

atas dasar tolong menolong dalam kebaikan. Caranya masing-masing

mengeluarkan dana tabarru’ atau dana ibadah.16

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa asumsi dasar takafful

adalah melakukan kebajikan sosial yang melibatkan dua orang atau lebih melalui

suatu kontrak dan masing-masing pihak memiliki kewajiban untuk bekerja sama

saling menanggung risiko kegiatan atau risiko kehidupan melalui pembayaran premi

dari pihak tertanggung kepada pihak lain sebagai penanggung. Dengan pembayaran

premi, maka pihak tertanggung mempunyai hak klaim pembayaran ganti rugi atas

risiko yang dideritanya dan pihak penanggung berkewajiban membayar beban risiko

sesuai maksud perjanjian yang disepakati.

b. Al-Ta’min

Kata al-ta’min dalam bahasa Arab artinya penanggung, sedangkan akar kata

al-ta’min diambil dari kata amanah yang artinya memberi perlindungan, rasa aman

bebas dari rasa takut. Pengertian al-ta’min adalah seorang membayar atau

menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapat sebagian uang

sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapat ganti terhadap harta yang

16

Tim Penyusun Takafful, Rachmat Husen, dkk., Takafful Asuransi Islam (Jakarta: Koperasi

Karyawan, 1997), h.1.

12

hilang. Menjalani kehidupan dalam kondisi terbebas dari gangguan rasa aman atau

rasa takut sangat didambakan oleh setiap individu dan suasana batin akan semakin

percaya diri jika kondisi yang demikian secara jelas mendapat perlindungan dari

pihak lain.17

c. Al-Tadhamun

Istilah lain yang semakna dengan asuransi adalah at-tadhamun yang dalam

bahasa Arab berasal dari kata dhamana yang berarti saling menanggung. Dari segi

interaksi sosial, perbuatan saling menanggung dipahami sebagai kewajiban timbal

balik antara dua pihak atau lebih yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian.

Defenisi asuransi sebagai bentuk usaha saling menanggung seperti yang

dirumuskan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) majelis ulama republik

Indonesia bahwa, asuransi syariah (takaful atau tadhamun) adalah suatu usaha

saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah pihak melalui dana

investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang

sesuai dengan syariah.18

Defenisi tersebut dapat dipahami bahwa unsur yang membentuk terjadinya

kontrak asuransi adalah pertama, dua pihak atau lebih yang tertanggung dan

penanggung. Kedua, pernyataan kehendak berupa tertanggung mengikatkan diri

kepada penanggung. Ketiga, objek akad adalah risiko berupa kerusakan, kehilangan,

dan kematian. Keempat, adalah tujuan akad adalah mengganti atau menanggung

beban kerugian yang diakibatkan oleh risiko.

17

Wirdyah Ningsi, dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, h. 177. 18

Depertemen Agama R.I., Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesi (Jakarta: Dirjen Bimas

Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003), h. 203.

13

Ajaran Islam menegaskan bahwa saling menanggung risiko dalam kehidupan

sesama muslim adalah suatu kewajiban kolektif setiap muslim. Tanggung jawab

terhadap risiko kehidupan seorang muslim menjadi kewajiban masyarakat muslim

lain baik secara individu maupun kelompok karena eksitensi kehidupan seorang

muslim di bumi adalah amanah dari individu muslim lainya sehingga kesulitan yang

diderita seorang muslim akibat risiko yang dihadapi menjadi tanggung jawab

masyarakat muslim lainnya untuk meringankan beban hidup baik secara material

maupun spiritual.

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

a. Al-Quran

Al-Quran tidak menyebut secara tegas ayat yang menjelaskan tentang praktik

asuransi seperti yang ada pada saat ini. Hal ini terindikasi dengan tidak munculnya

istilah asuransi atau al-ta’min secara nyata dalam al-Quran. Akan tetapi al-Quran

masih mengakomodir ayat-ayat yang mempunyai muatan nilai-nilai dasar yang ada

dalam praktik asuransi, seperti nilai dasar tolong-menolong, kerja sama atau

semangat untuk melakukan proteksi terhadap peristiwa kerugian dimasa mendatang.19

Allah swt. berfirman dalam QS. al-Maidah/5:2.

...

19

Hasan ali, Asuransi Dalam Perspektif Hokum Islam, Suatu Tinjauan Historis, Teoritis Dan

Praktis, h.105.

14

Terjemahnya :

...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.20

Ayat ini menjelaskan perintah (amr) tolong menolong antara sesama manusia.

Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktek kerelaan anggota (nasabah)

perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial

(tabarru’). Dana tersebut difungsikan untuk menolong salah satu nasabah yang

sedang mengalami musibah”.21

Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Baqarah/2:185.

... ...

Terjemahnya:

...Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran

bagimu...22

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menjelaskan kemudahan adalah suatu

yang dikehendaki oleh-Nya dan sebaliknya kesukaran adalah suatu yang tidak

dikehendaki oleh-Nya maka dari itu manusia dituntun oleh Allah swt. Agar dalam

setiap langkah kehidupannya selalu dalam bingkai kemudahan dan tidak mempersulit

diri sendiri, adapun dalam konteks bisnis asuransi seseorang dapat memudahkan

20

Mushaf Aliyah, al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita, h.106 21

Hasan ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan

Praktis, h.105. 22

Mushaf Aliyah, al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita. h. 28.

15

untuk menyiapkan dan merencanakan kehidupanya dimasa mendatang dan dapat

melindungi kepentingan ekonominya dari sebuah kerugian yang tidak disengaja.23

b. Hadis

نياعن هؤهن كرب نفس عن أبي ىريرة ]رض[ غن النبي ]ص[ قال: هن نفس هللا عنو كرب الد

نيا واألخرة ]رواه هسلن[ يوم القياهت وهن يسر على هعسر يسر هللا عليو فى الد

Artinya: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw. bersabda: Barang

siapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah

swt. akan menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa yang

mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah swt. akan mempermudah

urusannya di dunia dan di akhirat. (HR Muslim)24

Hadis tersebut menjelaskan bahwa adanya anjuran saling membantu antara

sesama manusia dengan menghilangkan kesulitan seseorang atau dengan

mempermudah urusan duniawinya, niscaya Allah swt. akan mempermudah urusan

dunia dan urusan akhiratnya. Dalam perusahaan asuransi kandungan hadis tersebut

terlihat dalam bentuk pembayaran dana sosial/tabarru’ dari peserta/nasabah

perusahaan asuransi yang sejak awal mengikhlaskan dananya untuk kepentingan

sosial yaitu untuk membantu dan mempermudah urusan saudaranya yang kebetulan

mendapatkan musibah atau bencana.

23

Mushaf Aliyah, al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita. 24

Sahih Muslim, Kitab al-Birr, No. Hadits 59.

16

c. Undang-Undang

Dilihat dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih

mendasarkan legalitasnya pada UU No. 2 tahun 1992 tentang Perasuransian. Dalam

KUH Dagang Pasal 246, yaitu:

Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan

diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena

suatu peristiwa yang tak tentu.25

Pengertian ini tidak dapat dijadikan landasan hukum yang kuat bagi asuransi

syariah karena tidak mengatur keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah, serta

tidak mengatur teknis pelaksanaan kegiatan asuransi dalam kaitannya kegiatan

administrasinya. Pedoman untuk menjalankan usaha asuransi syariah terdapat dalam

Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional.

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang

Pedoman Umum Asuransi Syariah, Kententuan Umum poin 1 dan 2 yaitu:

Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling

melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui

investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang

sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang tidak

mengandung gharar (penipuan), maisir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),

risywah (suap), barang haram dan maksiat.26

25

Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Pdf). (Diakses Pada Tanggal

24 Juli 2014), h. 64. 26 Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional, Pedoman Umum Asuransi Syari’ah. Jakarta, Tanggal 29

Rajab 1422 H/17 oktober 2001 M.

17

Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak dapat dijadikan

pedoman untuk menjalankan kegiatan asuransi syariah. Tetapi fatwa DSN-MUI

tersebut tidak memiliki kekuatan hukum dalam Hukum Nasional (HN) karena tidak

termasuk dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Agar ketentuan asuransi

syariah memiliki kekuatan hukum, maka perlu dibentuk peraturan yang termasuk

peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia meskipun dirasa belum

memberi kepastian hukum yang lebih kuat, peraturan tersebut yaitu Keputusan

Menteri Keuangan (KMK) RI No.426/KMK.06/2003 Ketentuan Umum pasal 1 poin

1 dalam Keputusan Menteri Keuangan.

Prinsip Syariah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan pihak lain, dalam

menerima amanah dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi

atau kegiatan lain yang diselenggarakan sesuai syariah.27

Dilanjut dengan pasal 3 tentang persyaratan dan tata cara memperoleh izin

usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah setiap

pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi berdasarkan prinsip

syariah dengan cara:

1) Pendirian baru perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan

prinsip syariah.

2) Konversi dari perusahaan asuransi dengan prinsip konvensional menjadi

perusahaan asuransi dengan prinsip syariah atau konversi dari perusahaan

reasuransi dengan prinsip konvensional menjadi perusahaan reasuransi

dengan prinsip syariah,

3) Pendirian kantor cabang baru dengan prinsip syariah dari perusahaan

asuransi dengan prinsip konvensional atau perusahaan reasuransi dengan

prinsip konvensional.

27

Menteri Keuangan RI, Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi

dan Perusahaan Reasuransi. Jakarta 30 September 2003.

18

4) Konversi dari kantor cabang perusahaan asuransi dengan prinsip

konvensional menjadi kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan

asuransi dengan prinsip konvensional, atau konversi dari kantor cabang

perusahaan reasuransi dengan prinsip konvensional menjadi kantor cabang

dengan prinsip syariah dari perusahaan reasuransi dengan prinsip

konvensional.28

Keputusan Mentri Keuangan RI No.424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan

Keuangan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yaitu terdapat pada bab 1 Kententuan

Umum pasal 1 poin ke 3 dalam keputusan kementrian ini yang dimaksud dengan:

Prinsip syariah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain dalam

menerima amanah dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi

atau kegatan lain yang diselenggarakan sesuai syariah.29

Keputusan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan No.4499/LK/2000. tentang

Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.

“Jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan perusahaan

reasuransi dengan sistem syariah.”30

Semua keputusan tersebut menyebutkan

mengenai peraturan sistem asuransi berbasis syariah.

28

Menteri Keuangan RI, Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi

dan Perusahaan Reasuransi. Jakarta 30 September 2003. 29

Mentri Keuangan RI, Kesehatan Keuangan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Jakarta,

30 September 2003. 30

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan,

Investasi Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah. Jakarta Pada

Tanggal 11 September 2000.

19

3. Produk Asuransi Syariah

a. Produk Individu yang ada Unsur Tabungan (Saving)

Produk-produk individu ada unsur tabungan (saving) artinya suatu produk

yang diperuntukan untuk perorangan dan dibuat secara khusus, dimana di dalamnya

selain mengandung tabarru’ juga terdapat unsur tabungan.

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang secara teratur kepada

perusahaan. Besar premi yang akan dibayarkan tergantung kepada kemampuan

peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang dapat

dibayarkan. Setiap premi yang dibayar oleh peserta akan dipisah oleh perusahaan

asuransi dalam dua rekening yang berbeda, yaitu rekening tabungan dan rekening

tabarru’.31

b. Produk Individu (Non Saving)

Produk-produk individu tanpa tabungan (non saving) artinya produk-produk

syariah yang sifatnya individu dan di dalam struktur produknya tidak terdapat unsur

tabungan atau semuanya bersifat tabarru’ dana tolong menolong. Setiap premi yang

dibayar oleh peserta akan dimasukkan ke dalam rekening tabarru’, yaitu kumpulan

dana yang diniatkan oleh peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong

menolong dan saling membantu, dan dibayarkan bila peserta meninggal dunia dan

perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana).32

31

Hasan Ali, Asuransi dalam perspektif hokum islam, suatu tinjauan historis, teoritis dan

praktis. h. 57 32

Hasan Ali, Asuransi dalam perspektif hokum islam, suatu tinjauan historis, teoritis dan

praktis. h. 169

20

c. Produk-Produk Kumpulan

Produk-produk kumpulan adalah produk yang didesain dalam jumlah peserta

relatif banyak dan dalam struktur produknya ada yang mengandung unsur tabungan

dan ada yang tidak mengandung unsur tabungan. Produk-produk kumpulan yang

tidak mengandung unsur tabungan diakhir masa kontrak tidak ada bagi hasil atau

pengambilan nilai tunai, karena semuanya bersifat tabarru’.

1) Takaful kecelakaan diri kumpulan adalah bentuk kumpulan yang ditujukkan

untuk perusahaan, organisasi/perkumpulan yang bermaksud menyediakan

santunan kepada karyawan/anggota apabila mengalami musibah karena

kecelakaan dalam masa perjanjian.

2) Takaful kecelakaan siswa adalah bentuk kumpulan yang ditujukkan kepada

sekolah, perguruan tinggi, lembaga pendidikan nonformal yang bermaksud

menyediakan santunan kepada siswa, mahasiswa, pesertanya apabila

mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total

maupun sebagian atau meninggal.

3) Takaful wisata dan perjalanan adalah program yang diperuntukkan bagi biro

perjalanan dan wisata atau travel yang berkeinginan memberikan perlindungan

kepada pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang

mengakibatkan cacat tetap total, sebagian atau meninggal selama wisata

maupun perjalanan dalam dan luar negeri.

21

4) Takaful pembiayaan adalah bentuk perlindungan kumpulan yang beberapa

jaminan pelunasan utang apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal

dalam masa perjanjian.

5) Takaful majelis taklim adalah bentuk perlindungan bagi majelis taklim yang

bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris jamaah apabila yang

bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.

6) Takaful al-khairat adalah bentuk perlindungan kumpulan yang diperuntukkan

bagi perusahaan pemerintah swasta, organisasi yang berbadan hukum atau

usaha yang bermaksud menyediakan santunan meninggal untuk ahli waris bila

peserta/karyawan mengalami musibah meninggal.

7) Takaful medicare adalah program asuransi kesehatan yang memberikan

jaminan penggantian biaya pengobatan dan operasi peserta yang disebabkan

oleh penyakit maupun kecelakaan. Dengan mengikuti program Full Medicare,

maka diharapkan rasa aman dan terlindung dari hal-hal yang tidak terduga.

8) Takaful al-khairat, tabungan haji (takaful iuran haji), program bagi para

karyawan yang bermaksud menunaikan ibadah haji dengan pendanaan melalui

iuran bersama dan keberangkatannya secara bergilir.

9) Takaful perjalanan haji dan umrah, program ini diperuntukkan bagi jamaah haji

dan umrah yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris jamaah bila

peserta meninggal sewaktu menjalankan ibadah haji atau umrah.

22

4. Akad-Akad Asuransi Syariah

Istilah hukum Islam kata akad berasal dari bahasa Arab, terbentuk dari kata

“al-aqad”, jamak dari al-uqad yang berarti mengikat, menyambung atau

menghubungkan (ar-rabth)33

yaitu “menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali

dan mengikat salah satu pada lainnya hingga keadaanya bersambung dan menjadi

seperti seutas tali yang satu”.34

Asuransi sebagai salah satu bentuk usaha yang melibatkan dua orang atau

lebih selalu didasarkan pada akad yang membentuk seluruh sistem yang berlaku

didalamnya. Dari segi syarat hukum terbentuknya akad dipastikan bahwa asuransi

secara umum telah memenuhi unsur-unsur dalam akad yang dipahami sebagai rukun

akad. Kajian fiqih, bentuk akad yamg umumnya berlaku dalam lapangan bisnis

adalah sebagai berikut:

a. Al-Musyarakah (perkongsian)

Musyarakah adalah suatu bentuk persekutuan perkongsian antara dua pihak

atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha

keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara para pihak,

yang tidak harus sama dengan pasang modal masing-masing pihak. Dalam kajian

fiqih musyarakah dibagi dalam dua bentuk yaitu:

33

Syamsul Anwar. Hukum Perjanjian Syari’ah, Studi Tentang Akad dalam Fikih Muamalat.

(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h. 76. 34

Ghufron A. Mas‟adi. Fiqih Muamalah Kontekstual. (Jakarta; Raja Grafindo Persad, 2002),

h.75.

23

1) Musyarakah al-Amlak adalah suatu bentuk kepemilikan bersama atas modal

yang terjadi secara otomatis, dengan kata lain jadi pemilik bersama antara dua

orang atau lebih yang terjadi dengan tidak melalui akad (pemikiran bersama

otomatis). Misalnya, warisan dan hadiah.

2) Musyarakah al-uqud adalah suatu bentuk perjanjian persekutuan secara sukarela

atas modal antara dua orang atau lebih untuk membiayai suatu usaha untuk

mendapat keuntungan bersama, dan apabila terjadi kerugian, maka ditanggung

sesuai dengan pangsa modal masing-masing pihak. Perkonsian ini dibedakan

atas beberapa jenis yaitu:

a) Syirkah al-„inan adalah perkonsian modal antara dua orang atau lebih untuk

dialokasikan dalam suatu usaha tertentu.

b) Syirkah mufadhah adalah bentuk perkongsian modal antara beberapa pihak untuk

suatu usaha, dimana masing-masing pihak memiliki hak untuk dapat berbuat atas

nama pihak lain dan mewakili sebagai pemberi jaminan bagi yang lain.

Perkongsian ini memiliki ciri-ciri yang sama dengan syirka al-„inan.

c) Syirkah al-wujuh adalah bentuk perkongsian modal antara beberapa pihak untuk

suatu usaha dengan mengandalkan atau menyepakati seseorang yang mempunyai

keahlian tertentu dalam melakukan bisnis.

d) Syirkah al-abdan adalah perkongsian modal antara beberapa pihak untuk suatu

usaha, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi keahlian dan aktif

dalam mengelola bisnis.

24

b. Al-Mudharabah

Al-Mudharabah (kerja sama modal) adalah perjanjian antara pemilik modal

(uang atau barang) dengan pengusaha, pemilik modal membiayai sepenuhnya suatu

proyek dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian

hasil sesuai perjanjian. Bentuk perjanjian kerja mudharabah memiliki kriteria sebagai

berikut:

1) Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, akan tetapi

dibolehkan melakukan usulan dan melakukan pengawasan.

2) Kerugian yang timbul dalam usaha ini sepenuhnya ditanggung oleh pemilik

modal kecuali kerugian itu timbul akibat penyelewengan atau penyalagunaan

pihak pengusaha.

Kerja sama modal usaha dalam berbagai bentuknya mempunyai cangkupan

yang berbeda-beda berdasarkan jenis usaha, waktu, dan kemampuan orang dalam

menjalankan usahanya. Secara umum kerjasama modal (mudharabah) dapat

dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut:

a) Mudharabah mutlaq adalah bentuk kerjasama antara pemilik modal (shahibul mal)

dan pemakai modal (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan dibatasi oleh

jenis usaha, waktu dan tempat usaha. Jenis kerja ini dalam lapangan usaha

dipahami sebagai bentuk kerjasama umum yang dapat dipilih oleh setiap orang

yang berkeinginan untuk mengembankan modal melalui usaha degan melibatkan

pihak lain baik sebagai mitra maupun sebagai wakil.

25

b) Mudharabah muqaiyyad adalah bentuk kerjasama usaha yang terbatas, baik dari

segi jenis usaha waktu, dan tempat usaha. Suatu bentuk kerja sama dimana pemilik

modal membatasi alokasi dana hanya pada usaha tertentu dan atau pengelola

(pemakai modal) dengan kewenangannya dapat mendelegasikan pihak ketiga

sebagai pengelola modal.

Selain bentuk-bentuk akad tersebut yang dijadikan sebagai produk transaksi

investasi syariah, juga terdapat sejumlah fasilitas yang umumnya digunakan oleh

lembaga keuangan syariah sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat yaitu:

a. Al-wadiah (titipan) adalah perjanjian antara pemilik modal dengan pihak

menyimpan modal dimana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan

menjaga keselamatan modal yang dititipkan kepadanya. Bentuk penyimpanan ini

dibedakan atas dua macam yaitu:

1) Al-wadiah amanah merupakan bentuk simpanan diamana pihak penerima

titipan tidak diperkenankan menggunakan barang yang dititipkan. Dan pihak

penyimpan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang

yang disimpan yang bukan diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian

penyimpan.

2) Al-wadiah dhamanah merupakan bentuk simpanan dimana pihak penyimpan

dapat memanfaatkan barang yang dititipkan dengan atau tanpa izin pemilik

barang dengan ketentuan tertentu.

b. Al-Ijarah adalah perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang

membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa

26

sesuai denagan perjanjian kedua pihak dan setelah masa sewa berakhir, maka

barang akan diberikan kepada pemilik.

c. Al-tajrih adalah perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang

membohlekan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa

berdasarkan perjanjian. Pada saat berakhir masa sewa, maka pemilik barang

menjual barang tersebut kepda penyewa dengan harga yang disepakati kedua

pihak.

d. Al-qardhul hasan (pinjaman lunak) adalah suatu perjanjian lunak yang diberikan

atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak berkewajiban untuk

mengembalikan tambahan apapun kecuali modal pokok dan biaya administrasi.35

Menurut Nurhayati dalam asuransi syariah akad yang digunakan ada dua

jenis, yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah.

a. Akad Tabarru’

Akad tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak

ditujukan untuk memperoleh laba. Ada 3 bentuk akad tabarru’ yaitu sebagai berikut:

1) Meminjamkan uang termasuk akad tabarru’ karena tidak boleh melebihkan

pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa

‟iwadh adalah riba. Ada minimal 3 jenis pinjaman, yaitu:

a) Qardh, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapun, selain

mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.

35

Warkum Sumitro, Asa-Asas Perbankan Islamd dan Lembaga-Lembaga Terkait (Cet. II ;

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.32.

27

b) Rahn, merupakan pinjaman yang mensyaratkan suatu pinjaman dalam bentuk atau

jumlah tertentu.

c) Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang kepada orang lain yang wajib

menanggungnya.

2) Meminjamkan jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk akad tabarru’.

Ada minimal 3 jenis pinjaman, yaitu:

a) Wakalah adalah penyerahan atau pemberian mandat, orang yang diberikan amanat

oleh orang lain maka orang tersebut akan melakukan apa yang diamanatkan

kepadanya.

b) Wa‟diah yaitu merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini

telah dirinci tentang jenis pemeliharaan dan penitipan. Sehingga selama pemberian

jasa tersebut kita juga bertindak sebagai wakil dari pemilik barang.

c) Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga

untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

3) Memberikan sesuatu dalam akad ini, pelaku memberikan sesuatu kepada orang

lain. Ada 3 bentuk akad yaitu:

a) Waqaf yaitu merupakan pemberian dan penggunaan pemberian yang dilakukan

tersebut untuk kepentingan umum dan agama, serta pemberian itu tidak dapat

dipindah tangankan.

b) Hibah, shadaqah yaitu merupakan pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang

lain. Akad tabarru’ tidak bisa dipindahkan menjadi akad tijarah dan tidak juga

bisa digunakan untuk memperoleh laba.

28

b. Akad Tijarah

Akat tijarah adalah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh

keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi dua, yaitu

sebagai berikut:

1) Natural Uncertainy Contract

Merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pencampuran, dimana pihak

yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu,

kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Oleh

sebab itu, kontrak jenis ini tidak memberikan imbal hasil yang pasti, baik nilai imbal

hasil maupun waktu. Contoh yang termasuk dalam kontrak ini adalah musyarakah.

2) Natural Certainty Contract

Merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran, dimana kedua

belah pihak saling mempertukarkan asset yang dimilikinya, sehingga objek

pertukarannya pun harus ditetapkan diawal akad dengan pasti tentang jumlah, mutu,

harga, dan waktu penyerahan. Dalam kondisi ini secara tidak langsung kontrak jenis

ini akan memberikan imbal hasil yang tetap dan pasti karena sudah diketahui ketika

akad. Contoh akad ini adalah akad jual beli dan akad sewa.

29

5. Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi

Menurut Soemitra ada beberapa prinsip-prinsip asuransi syariah secara umum

diantaranya sebagai berikut:

a. Insurable Interest (kepentingan yang dipergunakan)

secara sederhana insurable interest dapat dipahami bahwa, orang itu akan

menderita apabila peristiwa yang dipertanggungkan itu terjadi.36

Sebagai contoh,

perusahaan asuransi harta benda tentu tidak akan menjual pada bukan pemilik gedung

tersebut, karena orang tadi tidak akan menderita kerugian andai kata gedung tersebut

hancur rusak terbakar.

Darmawi mendefinisikan insurable interest sebagai hak atau hubungan

dengan persoalan pokok dari kontrak, seperti menderita kerugian finansial sebagai

akibat terjadinya kerugian, atau kehancuran suatu harta. Tanpa insurable interest

suatu kontrak akan merupakan kontrak taruhan atau kontrak perjudian, lagi pula dapat

menimbulkan niat jahat untuk menyebabkan terjadinya kerugian dengan tujuan

memperoleh santunan.

b. Utmost good faith (kejujuran sempurna)

Kejujuran sempurna adalah bahwa kita berkewajiban memberitahukan sejelas-

jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan objek

yang diasuransikan. Prinsip-prinsip ini pun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin

36

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan

Praktis. h.78.

30

maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara

jelas serta teliti. Kewajiban untuk memberi fakta-fakta tersebut berlaku:

1) Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak

asuransi selesai dibuat yaitu pada saat pihak asuransi dan nasabah menyetujui

kontrak tersebut.

2) Pada saat perpanjangan kontrak asuransi.

3) Pada saat perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada

kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.

Kontrak asuransi seharusnya dibuat dengan iktikad baik, karena itu kedua

belah pihak tidak akan mempraktikan penyembunyian fakta pokok risiko yang

diketahuinya. Sebagai contohnya jika seseorang mengajukan permohonan

perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan yang ketika itu ia menderita kanker dan ia

tidak memberitahukan hal tersebut maka berarti menyembunyikan fakta pokok

risiko.37

c. Principle Of Identimity (indemnitas)

Prinsip ini dapatdipahami bahwa pertanggungan bertujuan untuk memberikan

penggantian atas kerugian, idemnitas adalah suatu asas utama dalam perjanjian

asuransi, karena idemnitas merupakan asas mendasari mekanisme kerja dan memberi

arah tujuan dari perjanjian asuransi. Namun demikain asas ini hanya khusus pada

asuransi kerugian, bukan pada asuransi jiwa.

37

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan

Praktis. h.79.

31

Beberapa prinsip asuransi syariah yaitu sebagai berikut:

a. Tauhid (Unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bagunan yang ada dalam

syariat Islam. Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana

seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh

nilai-nilai ketuhanan. Dari konsep ini menawarkan keterpaduan, agama ekonomi,

dan sosial dalam bentuk kesatuan, dalam asuransi yang harus diperhatikan adalah

bagaimana seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang

tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan karena setiap melakukan aktivitas berasuransi

bahwasanya Allah selalu mengawasi seluruh gerak langkah kita dan selalu berada

bersama kita.

b. Keadilan (justice) merupakan prinsip dasar dan utama yang harus ditegakkan

dalam seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan ekonomi, terpenuhinya nilai-

nilai keadilan antara pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi. Keadilan

dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban

antara nasabah dan perusahaan asuransi.

c. Prinsip ikhtiar dan berserah diri manusia sebagai hamba Allah berkewajiban untuk

berusaha (ikhtiar) dan berserah diri (tawakal) kepada Allah. Karena Allah

merupakan pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan untuk melakukan apa

pun yang ia kehendaki, seperti memberikan atau mengambil apa yang kita miliki

sekarang. Sebagaimana kita ketahui Allah memiliki dan menguasai seluruh harta

kekayaan. Allah berhak penuh untuk memberikan rezeki kepada siapa saja yang

dikehendaki-Nya. Dia yang telah menetapkan seorang hamba menjadi kaya dan

32

Dia pula yang memutuskan seseorang menjadi miskin, sebagaimana firman Allah

swt. dalam QS. Al- Maidah/5:120.

Terjemahnya:

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya;

dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.38

Kita sebagai hamba Allah yang mendapatkan amanah sebagai khalifah

dimuka bumi ini diwajibkan memanfaatkan (dalam harta dan sebagainya) yang telah

dititipkan oleh-Nya.Untuk kemaslahatan (kemanfaatan) manusia. Untuk itu, kita

wajib menolong dan bekerja sama.39

d. Prinsip saling membantu dan bekerja sama dalam asuransi syariah para peserta

yang akan menanggung risiko yang suatu waktu akan mereka hadapi bukan pihak

perusahaan. Prinsip ini mengambil konsep kehidupan berjamaah dan berukhuwah

dalam konteks yang lebih luas. Saling bekerja sama dan bantu membantu

merupakan salah satu keutamaan umat Islam sebagai aplikasi dari sifat takwa

kepada Allah. Sebagaimana firmannya dalam QS. al-Maidah/5:2 pada pembahasan

sebelumnya bahwasanya Islam adalah sebagai adhien jama’i yang berarti

mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan berbagai masalah untuk

mencapai keberhasilan. Konsep kerja sama dalam masyarakat merupakan fardhu

kifayah atau sebagai kewajiban bersama yang harus dilaksanakan. Asuransi

38

Mushaf Aliyah, al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita. h.127. 39

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kelompok

Gramedia, 2006), h. 83.

33

merupakan salah satu kegiatan untuk mencapai kemakmuran bersama melalui

usaha saling bantu jika salah satu peserta terkena muslibah, dengan

mengumpulkan sejumlah dana yang berasal dari iuran anggota masyarakat

asuransi.40

e. Prinsip saling melindungi dari berbagai macam kesusahan dan kesulitan dan tidak

membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang

bermanfaat bagi masyarakat umum. Jadi disini perusahaan berperan sebagai

pengelola dana yang diamanahkan oleh peserta (pemilik modal) untuk mengelola

uangnya. Pengelola tidak boleh menggunakan uang tersebut jika tidak ada kuasa

dari peserta. Peserta asuransi satu sama yang lain saling melindungi dari

kesusahaan dan bencana karena keselamatan serta keamanan merupakan

kebutuhan pokok bagi semua orang. Prinsip tadhamun Islam menyatakan bahwa

yang kuat menjadi pelindung yang lemah, orang kaya melindungi yang miskin.

Pemerintah menjadi pelindung terhadap kesejahteraan dan keamanan rakyatnya.41

f. Akad yang digunakan dalam asuranasi syariah adalah akad yang tidak

mengandung gharar (penipuan), maisir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),

risywah (suap), barang haram dan maksiat sehingga pihak-pihak yang terikat akad

saling bertanggung jawab.

1) Riba, dalam proses riba pemilik modal menjalankan usahanya tetapi tidak

memngiginkan adanya resiko, pemilik modal mendapatkan keuntungan bukan

40

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah. h. 85. 41

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah. h. 86.

34

karena hasil kerja, melaikan jasa yang megabaikan nilai ajaran Islam, dari segi

ekonomi riba berarti surplus pendapatan yang diterima dari debitur sebagai

imbalan karena menangguhkan untuk waktu periode tertentu.

2) Maisir adalah perilaku judi dalam proses maupun pengembangan bisnis

ditetapkan sebagai hal yang harus dihindari oleh orang-orang karena mengundi

nasib, usaha untuk memperoleh uang barang atau uang melalui pertaruhan ini

bertentangan dengan nilai keadilan karena jangan sampai dalam akad tersebut

memuat sesuatu yang diharamkan oleh hukum.

3) Gharar dari sudut pandang bisnis tidak dapat memperlihatkan secara

transparan mengenai proses dan keuntungan yang akan diperoleh, gharar

dalam bermuamalah dilarang oleh Islam, karena dapat menimbulkan

kerusakan-kerusakan seperti permusuhan dan kebencian diantara para pelaku

ekonomi.

g. Jenis akad yang digunakan, apakah akad tijarah atau akad tabbaru’ serta syarat-

syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.

1) Dana tabbaru’, digunakan dalam hubungan antara sesama peserta untuk

menolong peserta lain yang terkena musibah. Dimana para peserta akan

mendonasikan sebagian premi untuk membagi risiko yang mungkin akan

terjadi atau disebut risk sharing.

2) Hubungan pemegang polis dengan perusahaan asuransi menggunakan akad

tijarah (mudharabah/musyarakah, wakalah bil ujrah), dimana perusahaan

bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta sebagai shahibul mal

35

(pemegang polis). Perusahaan asuransi berperan sebagai underwriter dan

administrator, collector dan fund manager. Kontribusi dari pemegang polis

bukanlah dianggap sebagai pendapatan. Perusahaan asuransi akan

mendapatkan management fee dari fungsinya sebagai administrator. Dari

pemanfaatan dana tabbaru’/pool of hibah fund perusahaan akan mendapatkan

bagi hasil atau fee.

h. Investasi atas dana yang terkumpul dari klien yang dikelola oleh perusahaan

asuransi syariah harus dilakukan sesuai ketentuan syariah.42

B. Mekanisme Pengelolaan Asuransi Syariah

Mekanisme pengelolaan asuransi syariah berbeda dengan asuransi

konvensional, Pada asuransi syariah, untuk produk-produk yang mengandung unsur

tabungan, dana yang dibayarkan oleh peserta langsung dibagi dalam dua rekening

yaitu rekening peserta dan rekening tabarru’. Kemudian total dana yang

diinvestasikan, dibagi secara proposional antara peserta dengan perusahaan

(pengeloa), berdasarkan skim bagi hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkkan untuk dana tabarru’ yang diinvestasikan, tidak ada bagi hasil baik untuk

peserta maupun perusahaan. Perusahaan hanya memperoleh fee sebagai imbalan atas

pengelolaan dana tersebut. Adapun mekanisme pengelolaan dana asuransi

konvensional tidak ada pemisahan antara dana peserta dengan dana tabarru’. Semua

dana bercampur menjadi satu dan status dana tersebut adalah dana perusahaan.

42

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan

Praktis. h.125-126.

36

perusahaan bebas mengelola dan menginvestasikan dana tersebut kemana saja tanpa

pembatasan halal atau haram.43

Mekanisme kerja asuransi syariah umum diawali oleh terjadinya akad atau

transaksi antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi. Setelah akad

berlangsung, maka dalam asuransi syariah umum diatur menurut aturan sebagai

berikut:

1. Peserta dapat terdiri dari perorangan, perusahaan, lembaga/yayasan/badan

hukum, atau yang lainnya.

2. Perjanjian kerjasama antara perusahaan asuransi dan peserta asuransi syariah

umum dilakukan berdasarkan prinsip mudharobah.

3. Besarnya nominal premi tergantung dari jenis asuransi yang dipilih. Setoran

premi dilakukan sekaligus pada awal kontrak dibuat. Jangka waktu

pertanggungan adalah satu tahun, dan harus diperbarui jika kontrak hendak

diperpanjang untuk tahun berikutnya.

4. Premi asuransi dikumpulkan dalam satu kumpulan dana yang kemudian

diinvestasikan dalam proyek atau pembiayaan lainnya sejalan dengan syariah.

5. Keuntungan dari investasi akan dikreditkan ke dalam kumpulan dana peserta.

6. Jika terjadi musibah atas harta benda peserta yang diasuransikan, maka

perusahaan asuransi membayarkan ganti rugi kepada peserta tersebut dengan

dana yang diambil dari kumpulan dana peserta asuransi syariah umum.

43

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operaional, (Jakarta: Gema

Insani, 2004), h. 304-305.

37

7. Biaya-biaya yang diperlukan oleh perusahaan asuransi diambil dari kumpulan

dana peserta. Jika masih terdapat terdapat kelebihan dana akan dibayarkan

kepada peserta dan perusahaan asuransi menurut prinsip mudharabah.44

Menurut Soemitra proses yang dilalui seputar mekanisme Pengelolaan

asuransi syariah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Underwriting

Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta

yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi. Atau

dengan kata lain, merupakan proses seleksi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi

jiwa untuk menentukan tingkat risiko yang akan diterima dan menentukan besarnya

premi yang akan dibayarnya. Underwriting asuransi syariah bertujuan memberikan

skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para peserta yang secara

relatif homogen. Dalam melakukan proses penerimaan risiko (underwriting) terdapat

tiga konsep penting yang menjadi dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima

atau menolak suatu penutupan risiko. Pertama, kemungkinan menderita kerugian,

kondisi ini diramalkan berdasarkan apa yang terjadi dimasa lalu. Kedua, tingkat

risiko, yaitu ketidakpastian akan kerugian pada masa yang akan datang. Ketiga,

hukum bilangan besar (the law of large numbers) dimana makin banyak objek yang

mempunyai risiko yang sama atau hampir sama, akan makin bertambah baik bagi

44

Yadi Janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), h. 71-82.

38

perusahaan karena penyebaran risiko akan makin luas dan kemungkinan menderita

kerugian dapat secara sistematis diramalkan.45

Mempertimbangkan risiko yang diajukan proses seleksi yang dilakukan oleh

underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau kesehatan, jenis

pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai pertanggungan, dan jenis kelamin.

a. Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.

b. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk memastikan peserta

membayar premi sesuai dengan tingkat risiko, menetapkan besarnya jumlah

pertanggungan, lamanya waktu asuransi sesuai dengan tingkat risiko peserta.

c. Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.

d. Mengamankan profit margin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak rugi.

e. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat berkembang.

f. Menghindari anti seleksi.

g. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada dalam

ketentuan tarif, penyebaran risiko dan volume, dan hasil survei.46

2. Polis

Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta

asuransi dengan perusahaan asuransi. Unsur-unsur yang harus ada dalam polis.

a. Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta.

b. Perjanjian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi menyatakan

kesanggupannya mengganti kerugian atas objek asuransi apabila terjadi kerusakan.

c. Persyaratan polis, memuat kondisi objek, batas waktu pembayaran premi,

permintaan pembatalan polis, prosedur pengajuan klaim, asuransi ganda,

subrogasi.

45

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaannya dan Kebiasaannya Ditengah Asuransi

Konvensional (Jakarta: PT, Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2006), h.103-105. 46

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 273-

274.

39

d. Pengecualian, memuat penyebutan dengan jelas musibah apa saja yang tidak

ditutup atau di luar penutupan asuransi.

e. Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi.47

3. Premi (kontribusi)

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagian

dari tertanggung atas keikut sertaannya di asuransi. Besarnya premi atas keikutsetaan

di asuransi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan

memperhatikan keadaan-keadaan dari tertanggung.

Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Premi tabungan adalah bagian premi yang merupakan dana tabungan pemegang

polis yang dikelola oleh perusahaan dimana pemiliknya akan mendapatkan hak

sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi bersih. Premi tabungan dan

hak bagi hasil investasi akan diberikan kepada peserta bila yang bersangkutan

berhenti sebagai peserta.

b. Premi tabarru’ adalah sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang polis dan

digunakan untuk tolong menolong dalam menaggulangi musibah kematian yang

akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal dunia sebelum masa

asuransi berakhir.

c. Premi biaya yaitu sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan

yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dalam rangka

47

https://nurdinizer.wordpress.com/2012/06/16/mekanisme-kerja-asuransi-syariah/,

(26/09/2015, pukul 19.52). (diakses pada sabtu 18/06/2016 pukul 14:04 wit)

40

pengelolaan dana asuransi, termasuk biaya awal, biaya lanjutan, biaya tahun

berjalan, dan biaya yang dikeluarkan pada saat polis berakhir. Penetapan tarif

premi asuransi kerugian, perhitungan jumlah premi yang akan mempengaruhi dana

klaim tergantung pada beberapa hal, antara lain:

1) Penetapan tarif premi harus dilakukan dengan memperhitungkan

a) Premi murni dihitung berdasarkan profil kerugian untuk jenis asuransi yang

bersangkutan sekurang-kurangnya 5 tahun terakhir.

b) Biaya perolehan, termasuk komisi agen.

c) Biaya administrasi dan biaya umum lainnya.

2) Tarif premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak melebihi dan

tidak menetapkan secara diskriminatif. Demikian pula tidak boleh terlalu

berlebihan sehingga tidak sebanding dengan manfaat yang dijanjikan. Pada

asuransi jiwa, perhitungan jumlah premi yang akan mempengaruhi dana klaim

tergantung pada beberapa faktor.

a) Jenis produk asuransi yang ditawarkan.

b) Lamanya masa asuransi.

c) Usia peserta.

d) Kesehatan peserta.

e) Jumlah peserta.

41

4. Pengelolaan dana asuransi (premi)

Operasional pengelolaan dana asuransi syariah, perusahaan diberi

kepercayaan untuk mengelola premi, mengembangkannya dengan cara yang halal dan

memberikan santunan kepada peserta yang mengalami musibah sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati. Perjanjian tersebut dapat dilakukan dengan akad

mudharabah, musyarakah, atau wakalah bil ujrah.

Pada akad mudharabah, keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh

dari bagian keuntungan dana dari investasi, yang dikembangkan dengan prinsip

sistem bagi hasil. Para peserta asuransi syariah berkedudukan sebagian pemilik modal

dan perusahaan asuransi syariah berfungsi sebagai pihak yang menjalankan modal.

Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara para peserta

dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah disepakati.48

Pada akad musyarakah, perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib yang

menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama dana peserta lain.

Perusahaan dan peserta berhak memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang

diperoleh dari investasi. Dan pada akad wakalah bil ujrah, perusahaan berhak

mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan. Para peserta memberikan kuasa kepada

perusahaan untuk mengelola dananya dalam hal, kegitaan administrasi, pengelolaan

48

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), h.90

42

dana, pembayaran klaim, underwriting, pengelolaan portofolio resik, pemasaran dan

investasi.49

Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) dibagi menjadi dua, ditinjau

berdasarkan ada atau tidaknya unsur tabungan dan ditinjau dari aliran dana dalam

asuransi syariah.

a. Ditinjau dari Unsur Tabungan

Sistem yang mengandung unsur tabungan setiap peserta wajib membayar

sejumlah uang (premi) secara teratur pada perusahaan yang besarnya tergantung

kepada kemampuan peserta. Namun, perusahaan menetapkan jumlah minimum dari

premi yang harus dibayar peserta. Dan setiap premi yang dibayar akan dipisahkan

oleh perusahaan dalam 2 rekening yang berbeda:

1) Rekening tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan milik peserta, yang

dibayarkan bila, perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri, dan peserta

meninggal dunia.

2) Rekening tabarru’ yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai

iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong menolong dan saling membantu,

yang dibayar bila, peserta meninggal dunia dan perjanjian telah berakhir (jika

ada surplus dana).

Kumpulan dari dana premi ini akan diinvestasikan oleh perusahaan asuransi

sesuai dengan prinsip syariah. Dan hasil keuntungan inilah yang akan dibagi antara

49

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaannya dan Kebiasaannya Ditengah Asuransi

Konvensional. h.67-69.

43

pengelola dan pemilik modal, yaitu perusahaan dan peserta setelah dikurangi dengan

beban asuransi.

b. Ditinjau dari Aliran Dana Pada Asuransi Syariah

Pada asuransi syariah semua premi yang masuk merupakan dana peserta

setelah dikurangi dengan fee perusahaan atas jasa pengelolaan dana premi. Dalam

pengelolaan dana (investasi), baik dana tabarru’ maupun saving, dapat digunakan

akad wakalah bil ujrah, akad mudharabah dan musyarakah. Ketika terjadi klaim

perusahaan tidak mengeluarkan dana apapun dari kas perusahaan karena penggantian

klaim diambil dari dana tabungan tabarru’. Surplus underwriter dan keuntungan

investasi juga dibagikan kepada peserta yang tidak klaim dan kepada perusahaan

asuransi dengan besaran presentase tertentu sesuai nisbah yang telah disepakati oleh

perusahaan dan peserta diawal perjanjian.

5. Klaim

Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan

asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Ketentuan klaim dalam asuransi

syariah.

a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.

b. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.

c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan

kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.

d. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban

perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.

44

6. Penutupan Asuransi

Penutupan asuransi adalah berakhirnya perjanjian asuransi. Penyebab

berakhirnya perjanjian asuransi bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. Perjanjian berakhir secara wajar karena masa berlakunya sudah berakhir

sebagaimana perjanjian semula.

b. Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalkan oleh salah satu pihak

walau masa berlaku perjanjian belum berakhir.

Masing-masing penutupan asuransi ini memiliki konsekuensi, sesuai dengan

klausal akad diawal yang sudah sama-sama disepakati oleh parapihak.50

50

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaannya dan Kebiasaannya Ditengah Asuransi

Konvensional, h.121.

45

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan field research, dimana peneliti

mencari jawaban terhadap rumusan permasalahan yang diteliti dengan menyesuaikan

pada kondisi lingkungan penelitian yang natural. Penelitian akan mendiskripsikan

data-data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian, kemudian peneliti

sebagai “instrument kunci melakukan penekanan makna terhadap kondisi obyek

alamiah yang diteliti secara kualitatif”,51

yaitu “data yang tidak dapat diukur dalam

skala numerik”.52

Metode penelitian kualitatif yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan

penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan

responden secara tertulis atau lisan mengenai mekanisme pengelolaan produk

purnadana pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar.

Penelitian deskriptif pada umumnya merupakan penelitian non hipotesis, yang

memberikan gambaran secara lengkap dan jelas atas keadaan atau fenomena yang

terjadi. Penelitian ini adalah studi yang meneliti kualitas hubungan aktivitas, situasi

atau berbagai material. Dalam hal ini terhadap PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah untuk mengetahui secara jelas tentang pengelolaan produk purnadana.

51

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Cet.

18; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 15. 52

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. (Cet. 3; Jakarta: Erlangga,

2009), h. 144.

46

Lokasi penelitian dilakukan atau dilaksanakan pada kota Makassar di

Komplek Ruko Permata Sari, Jl. Sultan Alauddin No. 151 Makassar, sebagai objek

penelitian PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini melakukan pendekatan

ekonomi Islam karena berkaitan dengan lembaga keuangan yang berbasis syariah

sebagai tonggak perekonomian. Peneliti juga menggunakan pendekatan sosiologis

karena peneliti melakukan interaksi lingkungan dengan unit sosial yaitu PT. Asuransi

Jiwa Brigin Life Syariah, agen perususahaan dan pesersata asuransi.

C. Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan

wawancara, sumber data primer yang diambil dari perusahaan menegnai

penegelolaan produk purnadana, gambaran umum perusahaan, visi dan misi

perusahaan (profil perusahaan), sumber lisan dari hasil wawancara melalui

independen interview. Data primer diperoleh dari lokasi yang secara langsung

melalui wawancara, dokumentasi dengan pengurus di PT. Asuransi Jiwa Brigin

Life Syariah yaitu agen Bringin Life Syariah (Seles Manager, Unit Manager,

Vinancial Consultant, Kepala Tata Usaha Administrasi, dan Staf Kantor) serta

peserta asuransi Bringin Life Syariah.

2. Data Sekunder adalah data yang secara tidak langsung yaitu data yang

diperoleh dari jurnal, arsip (file klaim perusahaan, file polis, file ilustrasi

perusahaan), artikel, makalah-makalah yang berhubungan dengan penegelolaan

47

produk purnadana di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah sebagai objek

penelitian dan buku-buku yang berhubungan dengan PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah Cabang Makassar.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengunaan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini lebih disesuaikan

dengan analisis kebutuhan dan kemampuan peneliti sendiri tanpa maksud mengurangi

prosedur yang berlaku. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ini sebagai

berikut:

1. Penelitian keperpustakaan (liberary research), yaitu teknik pengumpulan data

dengan jalan menelaah buku-buku literatul, artikel dan karya-karya ilmiah yang

diangkap memiliki relevansi dengan pembahasan skripsi ini, dengan cara

sebagai berikut:

a. Kutipan langung yaitu peneliti mengutip suatu pendapat sesuai dengan kalimat

aslinya dari sumber buku tanpa ada perubahan sedikitpun di dalam redaksinya

maupun maknanya.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu peneliti menggunakan ide dari suatu pendapat

kemudian peneliti menuangkan dalam redaksi lain tanpa mengurangi arti dan

maknanya.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara terjun langsung kelapangan (lokasi) penelitian. Dimana peneliti langsung

melakukan penelitian pada objek yang diteliti seperti:

48

a. Observasi yaitu metode yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pegindraan, observasi merupakan pengamatan dimana

peneliti mengamati langsung pengumpulan data dimana peneliti dapat melihat

terhadap hal-hal, gejala-gejala objek penelitian dengan observasi di lapangan

peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi

sosial. Observasi sangat perlu guna mendiskripsikan realita implementasi

pengelolaan produk purnadana di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.53

b. Melakukan wawancara yaitu wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dimana dalam penelitian ini menjadikan pihak

perwakilan perusahaan (agen perusahaan) dan peserta asuransi jiwa di PT.

Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Cabang Makassar sebagai objek wawancara.

c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menelusuri data-data historis

seperti dokumen, arsip-arsip, laporan, catatan, dan bentuk-bentuk dokumen

lainnya yang berhubungan dengan kepentingan penelitian yang dilakukan di PT.

Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data

merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda yang dalam penelitian ini

meliputi pedoman wawancara, pedoman observasi, alat tulis, dan kamera.

53

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D,

h.310.

49

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data dimana bahan yang diperoleh dalam penelitian ini

kemudian diolah dengan menggunakan teknik editing yaitu dengan cara

melakukan penyeleksian secara selektif terhadap data yang diperoleh untuk

diadakan penyempurnaan, sehingga diperoleh data yang valid.

2. Analisis data setelah data yang diperlukan terkumpul, maka akan identifikasi

dan digolongkan sesuai dengan permasalahan, data yang diperoleh kemudian

disusun secara kualitatif, untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan dalam metode penelitian kualitatif menggunakan teknik

Triangulasi yaitu menjaring data dengan berbagai metode dan cara dengan

menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang didapatkan lebih lengkap dan

sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pada penelitian ini, tingkat keabsahan

ditekankan pada data yang akan diperoleh pada lapangan tempat meneliti.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA (STUDI DI PT.

ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE SYARIAH CABANG MAKASSAR)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dikenal dengan nama Bringin Life,

didirikan oleh Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia tanggal 28 Oktober 1987,

dengan izin usaha diperoleh dari menteri keuangan berdasarkan Surat Keputusan

(SK) menteri keuangan RI tanggal 10 Oktober 1988 dan akta pendirian dari notaris

Ny Poerbaningsih Adi Warsito No.116.

Pada awal pendiriannya, Bringin Life dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

serta melengkapi pelayanan kepada nasabah perbankan Bank Rakyat Indonesia

(BRI), khususnya nasabah kredit kecil BRI melalui perlindungan asuransi jiwa kredit.

Dalam perkembangannya, setelah melihat besarnya peluang pengembangan bisnis

asuransi seperti: Asuransi Jiwa, Kesehatan, Program Dana Pensiun, Kecelakaan Diri,

Anuitas dan Program Kesejahteraan Hari Tua. Bringin Life mulai meluaskan

pelayanan dan menambah pasar di luar BRI dengan menawarkan dan layanan

asuransi kepada masyarakat luas baik individu maupun kumpulan.

Melihat bisnis perusahaan yang semakin hari semakin meningkat dan jumlah

pegawai yang semakin bertambah, kantor Bringin Life yang semula bertempat di

ruangan kecil kantor Dana Pensiun BRI pada tahun 1992 pindah ke gedung

51

perkantoran yang cukup mewah di daerah segi tiga emas di gedung Mulia Tower,

jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan dan pada tahun 1996 kantor pusat Bringin Life

kembali pindah di gedung Graha Irama, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-I Kav 1-2

Jakarta Selatan. Dengan menempati 5 (lima) lantai, aktifitas dan pelayanan dilakukan

dengan jumlah pegawai yang semakin bertambah seiring dengan meningkatnya bisnis

perusahaan.

Pada tahun 1993 dibuka untuk pertama kali kantor penjualan untuk melayani

tenaga penjualan di wilayah Jakarta dan Surabaya. Pada perkembangan selanjutnya

seiring dengan pertumbuhan bisnis yang sangat pesat, Bringin Life terus

mengembangkan sayapnya sehingga menjangkau lapisan masyarakat dibeberapa kota

besar di Indonesia. Tahun 1995, berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI

Nomor: KEP-184/KM.17/1995 Bringin Life mendirikan Dana Pensiun Lembaga

Keuangan (DPLK) untuk menjawab tingginya permintaan masyarakat akan

kebutuhan pensiun di hari tua.

Bringin Life terus meluaskan layanannya dengan membuka unit usaha

Asuransi Syariah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-

007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003. Pembukaan unit usaha syariah ini disertai

dengan pembukaan beberapa kantor penjualan syariah yang tersebar diberbagai kota

besar di Indonesia. Pada bulan Juni 2013 Bringin Life melakukan pengembangan

saluran bisnis dengan kembali menjalin kerjasama dengan PT. BRI (Persero) Tbk

untuk bisnis Bancassurance dengan menempatkan tenaga penjualan Bancassurance

Relationship Officer (BRO) di Bank BRI tersebar di wilayah Jakarta, Bandung,

52

Yogyakarta, Semarang Surabaya, Malang, Denpasar, Palembang dan Makassar,

ditujukan untuk menjangkau nasabah perbankan BRI yang sebelumnya belum

tersentuh oleh perlindungan asuransi secara optimal.

Sampai tahun 2014 jumlah kantor penjualan telah mencapai 45 kantor

penjualan konvensional dan 11 kantor penjualan syariah tersebar di beberapa wilayah

di Indonesia antara lain: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Tasikmalaya,

Cirebon, Tegal, Purwokerto, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Kediri, Jember,

Sidoarjo, Malang, Denpasar, Gianyar, Lampung, Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi,

Palembang, Batam, Makassar, Kendari, Manado, Palu, Gorontalo, Balikpapan dan

Banjarmasin, sedangkan untuk kantor pelayanan (SCO) terdapat di wilayah Jakarta,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Malang.

Setelah memasuki usia 27 tahun kiprah Bringin Life makin dikenal luas

sebagai salah satu asuransi jiwa dan kesehatan nasional terdepan. Terdapat 1.875

tenaga penjualan sebagai konsultan bagi nasabah untuk membantu merencanakan

program financial yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Beragam produk asuransi

Bringin Life yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meliputi produk: asuransi

jiwa kesehatan Individu, Korporasi, DPLK, Syariah, Bancassurance dan Mikro.

Bringin Life Syariah adalah asuransi yang hadir sejak tahun 2005 di kota

Makassar dan memberikan beragam produk yang dapat untuk perencanaan masa

depan. Diantaranya, Danasiswa, Investama, Purnadana, dan Danadwiguna.54

54

Sumber: PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar

53

PT. Asuransi Bringin Life Syariah Cabang Makassar terletak di Komplek

Ruko Permata Sari, Jl. Sultan Alauddin No. 151 Makassar, sebagai objek penelitian

PT. Asuransi Bringin Life Syariah. ( Depan Kampus 1 UIN Alauddin Makassar) Tlpn

(0411) 874588 Fax (0411) 889367 dengan bangunan fisik gedung berlantai 2 dan

berwarna hijau.

Gambar 4.1. Sumber: Goglee Map Peta Lokasi Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah Cabang Makassar

54

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah.

a. Visi

Menjadi perusahaan asuransi jiwa yang termuka di Indonesia.

b. Misi

Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara profesional di Indonesia,

memberikan pelayanan prima kepada nasabah dan pemegang saham melalui jaringan

kerja yang luas serta memberikan keuntungan pemegang saham dan meningkatkan

kesejahteraan pegawai.

c. Nilai Budaya Perusahaan

1) Integritas

Profesional asuransi yang bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa senantiasa

bersikap jujur, menjaga nama baik perusahaan dan mematuhi kode etik yang

berlaku.

2) Profesional

Profesional asuransi yang bertanggung jawab dan berorientasi ke masa depan

untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan berkesinambungan.

3) Inovatif

Selalu berusaha memenuhi kepuasan nasabah melalui peningkatan kualitas

pelayanan, pengembangan produk, teknologi unggul dan sumber daya manusia

yang trampil dan ramah.

4) Kemitraan

55

Profesionalisme asuransi sebagai bagian dari perusahaan selalu

mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan yang menciptakan sinergi

untuk kepentingan kemajuan perusahaan.

5) Kualitas Sumber Daya Manusia

Menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, karena itu

kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya

manusia yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan.

3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Sumber: Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah Cabang Makassar

56

4. Identitas Perusahaan

a. Nama Perusahaan / Name Of Company

PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejatera dengan merek dagang Bringin Life.

b. Akta Pendirian / Legal Aspect

Berdiri tanggal 28 Oktober 1987, berdasarkan akte no. 116, yang dibuat oleh:

notaris Ny. Poerbaningsi Adi Warsito, notaris di Jakarta berita negara RI No. 82

tanggal 12 Oktober 2001.

c. Izin Usaha / Company’s License

SK kementrian Republik Indonesia no. Kep. 181/KM.13/1988 tanggal 10 Oktober

1988.

d. Kepemilikan / Ownership

1) Dana pensiun BRI (90,17%)

2) Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Rakyat Indonesia (9,56%)

3) Koperasi karyawan PT. AJ. Bringin Jiwa Sejahtera (0,27%)

e. Modal / Capital

1) Modal dasar: Rp. 300.000.000.000,- (tiga ratus miliyar rupiah)

2) Modal disetor: Rp. 220.000.000.000,- (dua ratus duapuluh miliyar rupiah)

f. Dewan Komisaris / Board Of Commissioners: Ali Mudin sebagai dewan komisaris

utama.

g. Dewan Direksi / Board Of Directors

1) Sultan Hamid sebagai direktur utama

2) Sugeng Suedibjo sebagai direktur teknik

57

3) Nandi H. Hamaki sebagai direktur pemasaran.

h. Jaringan Kerja / Network

Satu kantor cabang yang tersebar Di Jakarta, Surabaya, Padang, Bandung dan

Makassar.

i. Reasuransi

PT. (Persero) Reasuaransi Internasional Indonesia dan PT. Maskapai Reasuransi

Indonesia.

j. Konsultan Keuangan dan Akunting / Finance and Accounting Consultant

Kantor Akuntan Publik Rasin Ichwan dan rekan (ALLIOT group, a worldwide

network of independent firms).

k. Aktuaris Perusahaan / Appointed Actuary: Ocke Kurniadi, FSAI

l. Konsultan Hukum / Legal Consultant

1) Hendro Saryanto, SH.

2) Reosidi Prawironatmodjo, SH.

3) Nurrudin, SH.

m. Bankir / Bankers

1) Semua Bank BUMN

2) Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing Terpilih

n. Jaringan Penjualan

1) Regional Syariah yaitu di Jl. Tabel Timur dalam Raya no. 93 b Jakarta Selatan

2) Regional utama yaitu di gedung Granadi lt. 1 Jl. Sasuna said blok x-1 kav. 8-9

Kuningan Jakarta Selatan.

58

3) Jakarta 01: Jl. Tabet Timur dalam Raya no. 93 b Jakarta Selatan.

4) Jakarta 02: komp. Jatiwaringin Junction kav. L, Jl. Jatiwaringin Raya 24,

Jakarta Timur.

5) Surabaya: Jl. Untung Surapoti no. 85 Surabaya.

6) Padang: Jl. S. Parman no. 144 Bulak Karang Padang.

7) Bandung: Capitol Plaza blok b4-8, Jl. Jend.Sudirman no. 91 Bandung.

8) Makassar: Kompleks Ruko Permata Sari Jl. Sultan Alauddin no. 151

Makassar.55

5. Produk-Produk Perusahaan

a. Bringin Danasiswa Syariah

1) Memberikan manfaat yang anda butuhkan dalam merencanakan pendidikan

bagi putra/putri anda sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2) Memberikan perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri serta dana

tabungan pendidikan dengan pilihan manfaat tambahan berupa pembebasan

biaya kontribusi apabila peserta mengalami musibah cacat tetap total atau

peserta terdiagnosa menderita penyakit kritis.

3) Orang tua (ayah/ibu) dan ananda (putera/puteri) mendapatkan perlindungan

asuransi sekaligus menerima tahapan dana pendidikan sesuai dengan jenjang

pendidikan anak di masa mendatang hingga masa asuransi berakhir.

55

Sumber PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Cabang Makassar

59

Keterangan:

a) Tahapan Dana Pendidikan (TDP) adalah biaya masuk sekolah sesuai dengan

jenjang pendidikan anak (putera-puteri).

b) Rencana Dana Pendidikan (RDP) adalah sejumlah dana yang direncanakan sejak

dini untuk digunakan sebagai biaya untuk masuk sekolah atau perguruan tinggi

bagi anak (putera-puteri).56

b. Bringin Danadwiguna Syariah

Dihadirkan bagi anda untuk memberikan perlindungan asuransi jiwa dan

kecelakaan sekaligus tersedianya dana baik dalam masa perjanjian maupun pada

akhir perjanjian sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.57

c. Bringin Investama Syariah

Merupakan program asuransi jiwa yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah

yang memberikan manfaat investasi sekaligus perlindungan jiwa serta manfaat

tambahan berupa, santunan meninggal dunia akibat kecelakaan, penyakit kritis,

santunan harian rawat inap, dan cacat tetap total akibat sakit maupun kecelakaan.58

d. Bringin Purnadana Syariah

Produk yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan jiwa dan

kecelakaan sekaligus menjamin kepastian tersedianya dana selama masa asuransi atau

dana hingga usia lanjut. Produk asuransi gabungan antara asuransi jiwa, asuransi

kecelakaan diri dan tabungan dengan pilihan manfaat tambahan berupa asuransi

56

Sumber: Brosur Bringin Danasiswa Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah. 57

Sumber: Brosur Brigin Danadwiguna Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah. 58

Sumber: Brosus Bringin Investama Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.

60

bebas konstribusi apabila peserta mengalami cacat tetap total akibat sakit maupun

kecelakan atau mengidap penyakit kritis. 59

B. Analisis Pengololaan Produk Purnadana di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah

Bringin Life Syariah merupakan unit usaha syariah milik PT. Asuransi Jiwa

Bringin Jiwa Sejahtera atau Bringin Life. Bringin Life meluaskan layanannya dengan

membuka unit usaha asuransi syariah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI

Nomor: KEP-007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003.

Kesadaran berasuransi menunjukan arah yang lebih baik kemauan untuk

berasuransi saat ini sudah banyak diminati kalangan remaja hingga dewasa. Dewasa

ini telah banyak produk yang dirancang untuk anak muda. Satu diantaranya Asuransi

Jiwa dan Kesejahteraan, Bringin Life Syariah asuransi yang hadir sejak tahun 2005 di

kota Makassar dengan jumlah keseluruhan peserta asuransi dari tahun 2005 sampai

2016 sebanyak 1248 pemegang polis, Bringin Life Syariah memberikan beragam

produk yang dapat untuk perencanaan masa depan. Diantaranya, Danasiswa,

Investama, Purnadana, dan Danadwiguna.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Khairul Abrar Selaku SM (Seles

Menejer): Alhamdulillah, dua produk individu kami juga banyak diminati anak

muda. 80 persen pemegang polis dari Purnadana dan Danadwiguna dipilih

oleh usia 20 hingga 30 tahun.60

59

Sumber: Brosur Purnadana Syariah PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah 60

Hasil wawancara dengan Khairul Abrar Selaku SM (Seles Menejer) Pada Tanggal

30/07/2016 di Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

61

Hasil wawancara tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa produk purnadana

banyak diminati oleh anak muda yang usia 20 tahun hingga 30 tahun, produk

purnadana mulai diminati oleh masyarakat sejak tahun 2011 dengan jumlah

keseluruhan 84 pemegang polis, sedangkan peserta asuransi yang memilih produk

purnadana sebayak 30 peserta, pada tahun 2012 jumlah peserta semakin bertabah

sekitar 136 pemegang polis dan yang memilih produk purnadana sebayak 73 peserta,

tahun 2013 jumlah peserta sekitar 50 peserta yang memilih produk purnadan sebayak

30 peserta, tahun 2014 jumlah 175 pemegang polis sedangkan yang memilih produk

purnadana sebayak 40 peserta, tahun 2015 jumlah 136 pesera dan 16 peserta yang

memilih produk purnadana, pada tahun 2016 dengan jumlah 139 peserta hanya 8

peserta yang memilih produk purnadana, jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah

keseluruhan peserta pada tahun 2011 sampai tahun 2016 sebayak 746 pemegang polis

jadi yang memilih produk purnadana dari tahun 2011 sampai tahun 2016 sebanyak

199 pemegang polis atau peserta asuransi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bambang selaku Unit Manager

menjelaskan bahwa untuk menjadi anggota/peserta dalam program asuransi

yang terdapat di PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah, seorang nasabah

harus mengajukan surat permintaan terlebih dahulu. Yang dinamakan surat

permintaan adalah surat permohonan asuransi beserta seluruh formulir dan

dokumen lain yang diletakkan dalam surat tersebut, salah satunya adalah

polis.61

Polis merupakan dokumen tertulis yang diterbitkan oleh perusahaan yang

berisi tentang akad (perjanjian) asuransi antara peserta dengan perusahaan.

61

Hasil wawancara dengan Bambang Selaku Unit Manager Pada Tanggal 01/11/2016 di

Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

62

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan surat permintaan

tersebut:

1. Mengisi surat permohonan asuransi jiwa syariah (SPAJS)

2. Memiliki laporan pemeriksaan kesehatan (LPK)

3. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

4. KK (Kartu Keluarga)

5. Surat Nikah (Jika Ada)

6. Materai 6000

Mekanisme pengelolaan dana kontribusi (premi) dengan tabungan, dana

kontribusi (premi) peserta dibagi menjadi dua, yaitu rekening tabungan (kumpulan

dana yang merupakan milik peserta, dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta

mengundurkan diri atau meninggal dunia), dan rekening khusus (dana tabarru’) yaitu

kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai derma untuk tujuan saling

membantu dan dibayarkan bila peserta meninggal dunia atau perjanjian telah

berakhir, jika ada surplus dana).

Berdasarkarkan hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha Administrasi

Konstribusi dan Penjualan bapak Hamdan Novandy: dana kontibusi atau

premi diinvestasikan kembali, dikelolah oleh perusahaan pusat dimana

dananya dialokasikan seperti di perhotelan, di pasar modal. Untuk dana

tabarru’ tidak dialokasikan karena dana tabarru’ sepenuhnya untuk peserta

yang mengalami musibah meninggal jika ada klaim, misalnya kalau

dialokasikan dana tersebut nanti ditakutkan tiba-tiba peserta mengalami

musibah meniggal dunia pihak peusahaan tidak tau mau ambil dimana nada

tabarru’ untuk pesera yang mengalami musibah.62

62

Hasil wawancara dengan Hamdan Novandi Kepala Tata Usaha Administrasi Konstribusi

dan Penjualan Pada Tanggal 01/11/2016 di Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.

63

Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan dana

kontribusi (premi) dengan tabungan adalah dimana seluruh dana yang terkumpul dari

peserta asuransi diinvestasikan atau dialokasikan. Untuk produk purnadana

mengandung unsur saving maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain

terdiri dari unsur dana tabarru’ terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan

sebagai dana investasi oleh perusahaan. Pada produk purnadana menggunakan akad

tabarru’ dan akad mudharabah Mutlaqoh, untuk investasi yaitu akad mudharabah

Mutlaqoh dimana dana yang diinvestasikan bebas untuk digunakan, diinvestasikan,

dialokasikan dalam usaha oleh pihak pengelola (perusahaan) akad tersebut hanya

sebagai profit sharing (bagi hasil), sedangkan untuk akad tabarru’ yaitu kumpulan

dana peserta yang tidak boleh dimanfaatkan oleh perusahaan karena dana tersebut

sepenuhnya hak peserta.

Produk purnadana memberikan manfaat diantaranya, apabila peserta

mengalami musibah meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka penerima manfaat

akan menerima santunan duka sebesar 100 persen Dana Kebajikan (DK) ditambah

dengan Nilai Tunai (NT). Apabila peserta mengalami musibah meninggal dunia

dalam masa perjanjian akibat kecelakaan, maka penerima manfaat akan menerima

santunan duka sebesar 200 persen DK ditambah dengan NT.

Manfaat Tambahan (Rider), polis asuransi menjadi bebas kontribusi apabila

peserta dalam masa pembayaran kontribusi mengalami musibah menderita salah satu

dari 31 penyakit kritis atau mengalami musibah cacat tetap total baik akibat sakit

maupun kecelakaan dan jaminan asuransi kecelakaan bebas konstribusi diberikan

64

hingga usia 60 tahun. Jika peserta hidup pada akhir asuransi, maka menerima NT

pada akhir asuransi. Jika peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian, maka

penerima manfaat akan menerima NT pada saat mengundurkan diri.

Hasil wawancara dengan Khairul Abrar Selaku SM: Contohnya, pemegang polis

membayar premi selama 12 tahun tapi manfaatnya bisa dinikmati hingga umur

80 tahun. Apabila terdeteksi penyakit kritis, maka pembayaran premi

dihentikan namun santunan dan investasi/tabungannya tetap jalan.63

Ketentuan produk purnadana ini minimum masa perjanjian adalah 5 (lima)

tahun dan maksimum 63 (enam puluh tiga tahun), dan usia peserta pada saat

pengisian surat permohonan asuransi jiwa syariah (SPAJS) minimum 17 tahun dan

maksimum 60 tahun.

Contoh Ilustrasi Pengelolaan Produk Bringin Purnadana Syariah

Gambar 4.3 Ilustrasi Produk Purnadanya Syariah Sumber: Kantor PT. Asuransi Jiwa

Brigin Life Cabang Makassar

63

Hasil Wawancara dengan Khairul Abrar Selaku SM.

65

Tabel Manfaat Peserta Asuransi Produk Purnadana

Th

n

ke

Bln

ke

Usia Akumulasi

Kontribusi

Kontribusi

Tabarru

Santunan DUKA Akhir Tahun Asumsi NILAI TUNAI

Akhir Thn

Akibat

Kecelakaan

Bukan Akibat

Kecelakaan Rp. %

1 12 23 3,600,000 84,299 37,820,000 19,820,000 1,820,000 51%

2 24 24 7,200,000 81,054 40,756,000 22,756,000 4,756,000 66%

3 36 25 10,800,000 78,246 44,283,000 26,283,000 8,283,000 77%

4 48 26 14,400,000 75,173 48,452,000 30,452,000 12,452,000 86%

5 60 27 18,000,000 70,249 52,987,000 34,987,000 16,987,000 94%

6 72 28 21,600,000 67,117 57,917,000 39,917,000 21,917,000 101%

7 84 29 25,200,000 63,218 63,277,000 45,277,000 27,277,000 108%

8 96 30 28,800,000 58,346 69,105,000 51,105,000 33,105,000 115%

9 108 31 32,400,000 53,582 75,442,000 57,442,000 39,442,000 122%

10 120 32 36,000,000 48,905 82,331,000 64,331,000 46,331,000 129%

11 132 33 36,000,000 47,423 86,093,000 68,093,000 50,093,000 139%

12 144 34 36,000,000 49,279 90,178,000 72,178,000 54,178,000 150%

13 156 35 36,000,000 51,367 94,613,000 76,613,000 58,613,000 163%

14 168 36 36,000,000 53,919 99,429,000 81,429,000 63,429,000 176%

15 180 37 36,000,000 56,935 104,658,000 86,658,000 68,658,000 191%

16 192 38 36,000,000 59,951 110,336,000 92,336,000 74,336,000 206%

17 204 39 36,000,000 62,968 116,501,000 98,501,000 80,501,000 224%

18 216 40 36,000,000 65,984 123,195,000 105,195,000 87,195,000 242%

19 228 41 36,000,000 69,464 130,464,000 112,464,000 94,464,000 262%

20 240 42 36,000,000 73,408 138,357,000 120,357,000 102,357,000 284%

21 252 43 36,000,000 78,281 146,926,000 128,926,000 110,926,000 308%

22 264 44 36,000,000 84,081 156,230,000 138,230,000 120,230,000 334%

23 276 45 36,000,000 91,738 166,330,000 148,330,000 130,330,000 362%

24 288 46 36,000,000 101,250 177,292,000 159,292,000 141,292,000 392%

25 300 47 36,000,000 112,851 189,189,000 171,189,000 153,189,000 426%

26 312 48 36,000,000 125,844 202,100,000 184,100,000 166,100,000 461%

27 324 49 36,000,000 139,997 216,111,000 198,111,000 180,111,000 500%

28 336 50 36,000,000 154,614 231,318,000 213,318,000 195,318,000 543%

29 348 51 36,000,000 169,231 247,823,000 229,823,000 211,823,000 588%

30 360 52 36,000,000 182,688 265,739,000 247,739,000 229,739,000 638%

31 372 53 36,000,000 195,217 285,191,000 267,191,000 249,191,000 692%

66

32 384 54 36,000,000 208,442 306,309,000 288,309,000 270,309,000 751%

33 396 55 36,000,000 223,987 329,235,000 311,235,000 293,235,000 815%

34 408 56 36,000,000 243,709 354,121,000 336,121,000 318,121,000 884%

35 420 57 36,000,000 268,535 381,131,000 363,131,000 345,131,000 959%

36 432 58 36,000,000 298,465 410,442,000 392,442,000 374,442,000 1040%

37 444 59 36,000,000 330,947 442,252,000 424,252,000 406,252,000 1128%

38 456 60 36,000,000 362,501 458,777,000 458,777,000 440,777,000 1224%

39 468 61 36,000,000 383,988 496,261,000 496,261,000 478,261,000 1329%

40 480 62 36,000,000 422,038 536,944,000 536,944,000 518,944,000 1442%

41 492 63 36,000,000 463,801 581,098,000 581,098,000 563,098,000 1564%

42 504 64 36,000,000 509,741 629,018,000 629,018,000 611,018,000 1697%

43 516 65 36,000,000 560,320 681,024,000 681,024,000 663,024,000 1842%

44 528 66 36,000,000 615,540 737,465,000 737,465,000 719,465,000 1999%

45 540 67 36,000,000 676,329 798,719,000 798,719,000 780,719,000 2169%

46 552 68 36,000,000 743,150 1,712,386,000 865,193,000 847,193,000 2353%

47 564 69 36,000,000 816,235 1,856,668,000 937,334,000 919,334,000 2554%

48 576 70 36,000,000 896,281 2,013,244,000 1,015,622,000 997,622,000 2771%

49 588 71 36,000,000 984,215 2,183,162,000 1,100,581,000 1,082,581,000 3007%

50 600 72 36,000,000 1,080,502 2,367,558,000 1,192,779,000 1,174,779,000 3263%

51 612 73 36,000,000 1,186,070 2,567,662,000 1,292,831,000 1,274,831,000 3541%

52 624 74 36,000,000 1,301,382 2,784,808,000 1,401,404,000 1,383,404,000 3843%

53 636 75 36,000,000 1,427,831 3,020,448,000 1,519,224,000 1,501,224,000 4170%

54 648 76 36,000,000 1,565,881 3,276,154,000 1,647,077,000 1,629,077,000 4525%

55 660 77 36,000,000 1,716,924 3,553,634,000 1,785,817,000 1,767,817,000 4911%

56 672 78 36,000,000 1,881,888 3,854,738,000 1,936,369,000 1,918,369,000 5329%

57 684 79 36,000,000 2,061,933 4,181,474,000 2,099,737,000 2,081,737,000 5783%

Tabel 4.1 Manfaat Peserta Asuransi Sumber: Kantor PT. Asuransi Jiwa Brigin Life

Cabang Makassar

Pada gambar 4.3 dan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa yang boleh menjadi

peserta dalam PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah memiliki batas usia dari umur

17 tahun dan maksimal berusia 60 tahun karena masa pembayaran konstribusi

minimal 5 (lima) tahun dan maksimum 20 (dua puluh) tahun, konstribusi dapat

67

dibayarkan secara sekaligus (tunggal) atau reguler (tahunan, semesteran, triwulan dan

bulanan), dan usia peserta ditambah dengan masa pembayaran konstribusi tidak

melebihi 65 tahun, masa perjanjian ditambah usia masuk peserta tidak boleh lebih

dari 80 tahun, dan masa asuransi tidak diperkenankan lebih kecil dari pada masa

pembayaran konstribusi.

Wawancara dengan salah satu agen asuransi Brigin Life Syariah ibu Sukmawati selaku

Kepala Tata Usaha Admin, Konstribusi dan Penjualan: Premi yang dibayarkan oleh

peserta asuransi ditentukan oleh usia peserta artinya semakin tua usia seseorang

maka semakin besar pula premi yang dibayarkan karena semakin besar juga

risiko yang ditanggung oleh perusahaan. selain itu, besarnya konstribusi

dibayarkan perbulan dan besarnya pilihan asumsi investasi serta lamanya masa

bayar konstribusi akan berpengaruh terhadap pengembangan manfaat asumsi

nilai tunai akhir perjanjian.64

Peneliti dapat menyimpulkan dari keterangan ini bahwa besarnya premi yang

dibayarkan peserta kepada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah sangat dirtentukan

oleh usia peserta, jadi semakin lanjut usia seseorang semakin besar pula premi yang

akan dibayarkan kepada pihak asuransi dengan pertimbangan bahwa semakin lanjut

usia seseorang maka risiko yang ditanggung oleh pihak asuransi juga semakin besar.

Disamping itu, besarnya konstribusi dibayarkan perbulan dan besarnya pilihan asumsi

investasi serta lamanya masa bayar konstribusi sangat mempengaruhi pangembangan

manfaat nilai tunai akhir.

Tabel 4.1 hasil manfaat peserta merupakan tabel untuk memudahkan nasabah

dalam melihat seberapa besar hasil yang akan didapatkan jika menabung dengan

64

Hasil Wawancara dengan Salah Satu Agen Asuransi Brigin Life Syariah Ibu Sukmawati

Selaku Kepala Tata Usaha Admin, Konstribusi dan Penjualan Pada Tanggal 3/08/2016 Pukul 09:20 di

Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

68

jumlah tertentu selama masa kontrak tiga, empat, atau enam tahun dan seterusnya.

Sebagai contoh dikaitkan dengan setoran awal (konstribusi/premi) yaitu dana

tabungan sebesar Rp.36.000.000,- dengan masa kontak sepuluh tahun, maka hasil

yang didapatkan oleh peserta diakhir kontrak (perjanjian) adalah sebesar

Rp.2.081.737.000,-. Mendapatkan DK meninggal dunia sebesar Rp.18.000.000,-, DK

meninggal akibat kecelakaan sebesar Rp.18.000.000,- dan santunan duka akhir tahun

akibat kecelakaan sebesar Rp.4.181.474.000,-, bukan akibat kecelekaan sebesar

Rp.2.099.737.000,-. Setoran diawal tergantung dari pemilihan nasabah berkaitan

dengan nominal tabunga yang akan disetor.

Pada produk purnadana bisa melakukan klaim meskipun usia polis belum

mencukupi 1 tahun, ini dapat dibuktikan oleh pemegang polis atas nama Muh. Ilmu

Yakin degan No. Polis (2015.07.000014) yang melakukan klaim nilai tunai pada

tanggal 14 desember 2015 dan mendapatkan pengembalian konstribusi dengan

jumlah total konstribusi selama 6 bulan sebesar Rp25.002.814,- dari konstribusi awal

sebesar Rp45.000.000,-. Nilai tunai akhir tidak dikembalikan semua karena dipotong

beban-beban atau biaya administrasi, mulai dari pengelolaan risiko, pengelolaan

premi investasi, pemeliharaan polis, dan dana tabarru’.65

Bringin Life Syariah memperoleh ujrah dari pengelolaan risiko, dan

pengelolaan investasi dana peserta. Ujrah yang berasal dari bagian kontribusi peserta

diakui sebesar tahun pertama sebesar 50%, tahun kedua sebesar 22,5%, tahun ketiga

65

Sumber: Arsip File Klaim PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Cabang Makassar Tahun

2015.

69

12,5%, dan tahun keempat sampai seterusnya sebesar 2,5% sebagai pendapatan

pengelolaan operasional asuransi. Selain itu perusahaan mendapat ujrah administrasi

sebesar Rp 15.000 perbulan ujrah penarikan NT adalah 1% dari NT dengan minimum

ujrah adalah sebesar Rp.100.000,- dan ujrah pembatalan polis adalah 1% dari NT

dengan minimum adalah sebesar Rp.100.000,- dan ujrah pengelolaan investasi adalah

sebesar 3% (tiga persen) dari dana awal setiap cara pembayaran konstribusi.

Sedangkan ujrah penerbitan polis adalah sebesar Rp.50.000,- di luar konstribusi

pertama.

Ujrah atau biaya administrasi yang dibayar oleh nasabah kepada perusahan,

pihak perusahaan dalam hal ini agen perusahaan (financial consultan) tidak

memberikan keterangan yang lebih jelas mengenai biaya atau beban-beban yang

ditanggung oleh peserta, berdasarkan hasil keterangan dari salah satu peserta asuransi

bapak Muhammada As’ad “itu ji saya tidak dijelaskan mengenai berapa besar biaya

administrasi mereka cuman menjelaskan manfaat yang diperoleh dari perusahaan”66

jadi disini peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada unsur gharar (ketidak jelasan)

yang terjadi kerena peserta tidak mengetahui seberapa besar biaya/ujrah yang harus di

keluarkanya atau berapa besar jumlah biaya yang dibeban kepada peserta dimana

pihak perusahaan hanya menjelaskan gambaran umumnya mengenai manfaat

konstribusi peserta.

66

Hasil Wawancara dengan Muhammad As’ad Nasabah Bringin Life Syariah, Senin 19

September 2016

70

Pembayaran premi atau kontribusi dari peserta purnadana oleh Bringin Life

Syariah diakui sebagian dana tabarru’ dalam dana peserta. Kontribusi diakui pada

saat dibayarkan oleh peserta. Kontribusi pertama diakui sebagai kontribusi bruto

karena masih belum dipisah antara dana untuk investasi atau tabunga, ujrah, dan dana

tabarru’.

Dana perusahaan merupakan dana yang dimiliki oleh perusahaan termasuk di

dalamnya pendapatan ujrah yang diterima sebagai upah atas pengelolaan risiko

peserta asuransi syariah. Laporan keuangan Bringin Life Syariah terdiri dari Sistem

Akuntansi, yaitu sistem akuntansi dana perusahaan, dana tabarru’, dan dana investasi

atau tabungan. Staf keuangan dan kepesertaan Bringin Life Syariah kantor cabang

Makassar hanya bertugas melakukan pembukuan transaksi yang selanjutnya akan

diinput ke dalam sistem yang dibuat oleh Bringin Life pusat. Sistem yang ada di

Bringin Life Syariah kantor cabang Makassar berfungsi untuk mengotomasi

pembukuan cabang ke pusat. Dalam praktiknya, kantor cabang Bringin Life Syariah

tidak membuat laporan keuangan sendiri, penginputan dilakukan by system yang

secara langsung terhubung ke kantor pusat. Kantor cabang hanya membuat Sistem

Akuntansi dana investasi atau tabungan, dana tabarru’, dan dana perusahaan.67

Peserta asuransi apabila melakukan penarikan sebagian tunai maka pemegang

polis dapat melakukan penarikan sebagian nilai tunai dalam masa asuransi dengan

ketentuan sebagai berikut:

67

Buku Panduan Bringin Purnadana Syariah Perlindungan Sempurna Hidup Anda By PT.

Asuransi Jiwa Brigin Jiwa Sejahtera

71

1. Penarikan sebagian tunai dapat dilakukan sekali dalam setahun pada ulang

tahun polis apabila pertanggungan telah berjalan sekurang-kurangnya dua

tahun.

2. Besar penarikan sebagian nilai tunai minimum 10% dan maksimum 40% dari

saldo nilai tunai pada ulang tahu polis jika ada.

3. Penarikan sebagian nilai tunai ini berdampak pada penurunan nilai tunai polis

yang terbentuk pada periode berikutnya dan dapat mengakibatkan status polis

menjadi batal secara otomatis sebelum masa asuransi berakhir jika saldo nilai

tunai sudah tidak mencukupi lagi untuk membayar konstribusi risiko dan ujrah

atau berniali 0 (nol).

Sehubungan dengan pengajuan klaim nilai tunai sebagian pada produk

purnadana ini dapat dibuktikan oleh peserta atas nama Andi Zukhruf Yusuf dengan

No. Polis (2012.04.0030) dengan konstribusi dari tahun 2012 sampai tahun 2015

sebesar Rp18.000.000,- mengajukan klaim pada tanggal 10 agustus 2015 dengan total

klaim yang disetujui sebesar Rp3.600.117,- dan masih tertinggal dana sebagian

peserta. Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa peserta asuransi dapat melakukan

klaim nilai sebagian atau penarikan premi sebagian.68

Klaim yaitu hak klaim muncul apabila peserta mengalami musibah meninggal

dunia, mengundurkan diri dan berakhirnya kontrak polis. Misalnya apabila terjadi

klaim meninggal dunia, pemegang polis harus mengajukan klaim kepada penanggung

68

Sumber: Arsip File Klaim PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Cabang Makassar Tahun

2015.

72

selambat-lambatnya dua bulan sejak tanggal terjadinya kematian. Tata cara klaim

surat tuntutan klaim dan dokumen persyaratan klaim diajukan Oleh pemegang

polis/ahli waris kepada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah Kanpen Makassar,

konfirmasi keputusan klaim akan diberikan dalam 14 hari kerja sejak dokumen klaim

diterima lengkap oleh PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.

Klaim manfaat asuransi meninggal diajukan ke Kanpen Bringin Life Syariah

Makassar untuk diteruskan ke Kantor Pusat Bringin Life dan diberikan konfirmasi

keputusan klaim secepat mungkin kepada pemegang polis atau ahli waris produk

purnadana.

Klaim meninggal dunia karena sakit peneliti mengambil contoh dari produk

Swakadana berhubung peserta produk purnadana yang klaim akibat meninggal dunia

tidak ditemukan arsip klaim tahun 2013 dimana mantan pimpinan cabang Brigin Life

Syariah bapak Jasmanto dan mantan unit manager bapak Abdul Jalil Kudus (alm)

menyerahkan santunan duka kepada keluarga H. Amir Dg Sirua (alm) sebesar

Rp.250.000.000,- di rumah duka, di Desa Bonto Lebang, Kec. Galesong Utara, Kab.

Takalar, santunan diterima langsung oleh ahli waris nyonya Hj. Dg Senga (istri)

bersama Iparnya H. Dg. Tarro, menurut keterangan bapak H. Kaharuddin selaku staf

kantor bahwasanya “almarhum masuk sebagai peserta asuransi Bringin Life Syariah

baru kurang lebih tiga bulan aktif polis”.69

Untuk memperkuat kasus tersebut maka

peneliti mengambil contoh salah satu peserta produk Swakadana mengalami musibah

meninggal dunia karena sakit atas nama bapak Drs. Mattalitti No.Polis

69

Sumber: Surat Kabar Makassar UPEKS

73

(2010.03.00006) meninggal pada tanggal 18 desember 2014 dan mendapatkan

santunan duka sebesar Rp.55.000.000,- ditambah dengan dana tabarru’ sebesar

Rp2.810.670,- dana santunan tersebut diberikan kepada ahli warisnya yaitu Drs. Hj

Syamsiah (istri) sesuai dengan surat ketentuan ahli waris dari Pemerintah Kabupaten

Maros.70

Pengajuan klaim pada produk purnadana, apabila tertanggung peserta

mengalami musibah meninggal dunia atau meninggal karena kecelakaan dalam masa

asuransi, maka pemegang polis harus melengkapi persyaratan klaim sebagai berikut:

1. Surat pengajuan klaim dari kantor pusat perusahaan

2. Kartu peserta

3. Copy KTP peserta

4. Copy bukti status tertanggung yang menyatakan tertanggung sebagai karyawan

perusahaan

5. Surat keterangan kematian dari kelurahan/kepala desa (klaim meninggal dunia).

Pada produk produk purnadana ada Pengecualian (risiko yang tidak

ditanggung), penanggung tidak menjamin atau memberikan manfaat asuransi apabila

klaim meninggal disebabkan secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena:

1. Bunuh diri, perbuatan atau percobaan bunuh diri, jika peristiwa tersebut terjadi

dalam satu tahun sejak berlakunya pertanggungan.

70

Sumber : File Klaim Peserta Asuransi Di PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah Cabang

Makassar Tahun 2015.

74

2. Dihukum mati oleh pengadilan, jika peristiwa tersebut terjadi dalam satu tahun

sejak berlakunya pertanggungan.

3. Perkelahian tanding.

4. Pengaruh narkoba, obat-obatan terlarang dan sejenisnya.

5. Tertanggung ikut serta dalam aktivitas, menggulingkan pemerintahan yang sah,

perbuatan sabotase, terorisme, tindak kriminal.

6. Tertanggung turut serta dalam penerbangan selain pesawat penumpang yang

memiliki schedule penerbangan regular.

7. Kematian akibat AIDS/HIV.

8. Radio aktif, kontaminasi, reaksi inti atom/nuklir.

9. Tertanggung menjalankan tugas kemiliteran.

10. Perang, perang saudara dan sejenisnya, aksi militer, revolusi dan

pemberontakan.

11. Perbuatan kejahatan yang dilakukan secara sengaja, dibujuk, dibantu dan atau

kelalaian besar oleh mereka yang berkepentingan dalam pertanggungan.

12. Tertanggung turut serta dalam olah raga berbahaya seperti perlombaan balap

(balapmobil, motor dan sejenisnya), panjat tebing, menyelam, berburu,

terbang layang, bungee jumping, tinju, gulat, karate, judo dan lain-lain.

Pada produk purnadana menggunakan akad tabarru’ pengelolaan dana

tabarru’ di PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah tabbaru’, berasal dari

kata tabarra’a yang artinya derma. Orang yang berderma disebut

75

mutabarri’ (dermawan). Dalam al-Qur’an, kata tabarru’ merujuk pada kata al-

birr (kebajikan) sebagaimana firman Allah swt. QS Al-Baqarah/2: 177.

Terjemahnya:

Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,

akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari

kemudian, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang

dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan

(memerdekakan) hamba sahayanya, mendirikan shalat dan orang-orang sabar

dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-

orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.71

Ayat tersebut menjelaskan tentang suatu kebaikan, nabi-nabi memberikan

hartanya kepada orang-orang yang dicintainya kepada kerabatnya dan anak yatim dan

orang-orang miskin, hal ini tergambar dalam akad tabarru’ yaitu akad saling tolong

menolong bagi saudaranya membutuhkan.

Tujuan dari dana tabarru’ adalah memberikan dana kebajikan dengan niat

ikhlas untuk tujuan saling membantu satu dengan yang lain sesema peserta

asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah seperti

meninggal atau kecelakaan. Oleh karena itu dana tabarru’ disimpan dalam satu

rekening khusus dimana bila terjadi risiko, dana klaim yang diberikan adalah

71

Mushaf Aliyah al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita. h.27

76

dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk

kepentingan tolong menolong.72

Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa dana tabarru’ yang diambil dari

premi yang diabayarkan oleh para peserta asuransi kepada PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah tidak boleh digangu gugat karena dana tabarru’ ini hanya boleh

digunakan oleh peserta yang mengalami kecelakaan dan diniatkan untuk semua

peserta asuransi untuk kepentingan tolong menolong.

Jadi peserta yang diasuransikan memberikan kontribusi dengan sejumlah dana

tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan ditujukan untuk menolong

peserta yang diasuransikan yang tertimpa musibah.73

Pengelolaan dana peserta yang diasuransikan dengan perusahaan dilakukan

secara terpisah dalam 2 rekening yang berbeda yaitu rekening tabungan adalah

kumpulan dana yang merupakan milik peserta, yang dibayarkan bila, perjanjian

berakhir, peserta mengundurkan diri, dan peserta meninggal dunia. Dan rekening

tabarru’ yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai iuran kebajikan

untuk tujuan saling tolong menolong dan saling membantu, yang dibayar bila peserta

meninggal dunia dan perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana). Dan pihak PT.

Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah tidak berhak sedikitpun mengambil atau

memanfaatkan dana tersebut. Apabila dana tabarru’ habis maka perusahaan akan

mengambil dana investasi peserta kemudian dana investasi peserta akan dikembalikan

dikemudian hari jika ada dana tabarru’ yang masuk di rekening dana tabarru’.

72

Hasil wawancara bersama Financial Konsultan Ibu Naisah Pada Tanggal 03/08/2016 Pukul

09:20 di Kantor PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah

73Hasil Wawancara Financial Konsultan Ibu Naisah, 03/08/2016.

77

Sistem asuransi syari’ah adalah sikap ta’awun (tolong-menolong) antara

sejumlah besar manusia, semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa. Jika

sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong

dalam menghadapi peristiwa itu dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan

oleh setiap individu. Dengan pemberian tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-

kerugian yang dialami oleh orang yang tertimpa peristiwa tersebut, mereka saling

membantu antara sesama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hamdan Novandy selaku Kepala

Tata Administrasi: bahwa pada produk purnadana tidak mengenal istilah dana

hangus meskipun peserta asuransi macet dalam pembayaran premi, tidak

dikenakan denda sedikitpun, polisnya aktif terus masih terkaver selama peserta

tidak tutup polis, jika melakukan klaim itu masih bisa dibayarkan. berbeda

dengan asuransi konvensional dimana pihak perusahaan akan menghitung

berapa lama peserta tidak bayar premi nanti dikenakan denda, polisnya dihitung

tidak aktif dan tidak terkafer serta tidak bisa melakukan klaim akan tetapi ada

batas waktu selama 30-60 hari.74

Keteranga tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pada pengelolaan dana

peserta di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah tidak mengenal istilah dana hangus

atau polis tidak aktif selama peserta tidak menutup polisnya. Pernyataan tesebut dapat

dibuktikan oleh salah satu peserta asuransi atas nama bapak muhammad as’ad.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta asuransi pabak Muhammad As’ad

tentang PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah: Bagus, mempermudah dan

menyelesaikan masalah dalam kehidupan, Selama saya jadi peserta, saya

merasa aman karena bergabung di lembaga keuagan yang berbasis syariah dan

bernilai pahala disisi Allah, alhadulllah meskipun saya telat membayar premi

hingga sampai 2 bulan pihak dari Bringin Life Syariah tetap menjadikan saya

sebagai nasabahnya dan dana saya di dalam tidak hangus, dan saya masih

74

Hasil Wawancara dengan Bapak Hamdan Novandy Selaku Kepala Tata Administrasi, Pada

Tanggal 01/11/2016 di Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah.

78

terkaver, pihak perusahaan selalu memberikan kelonggaran (kebijakan) bagi

nasabahnya yang telat membayar.75

Peneliti dapat menyimpulkan hasil wawancara tersebut bahwa Muhammad

As’ad tidak membayar premi selama 2 bulan dan sekarang terbukti bahwa

premi/dana bapak muahammad as’ad tidak hangus. Kebijakan dana hangus yang

diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan

merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan

karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan

jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini

mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling

menzalimi melainkan saling melindungi, saling tolong-menolong, saling kerjasama

antara satu dengan yang lainya.

Pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life syariah dalam mekanismenya tidak

mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta

masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal

mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil

kembali kecuali sebagian kecil dana yang diniatkan sebagai dana tabarru’ (dana

kebajikan). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan

sebagian kepeserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil

investasinya atau manfaat nilai tunai akhir.

75

Hasil Wawancara dengan Muhammad As’ad Nasabah Bringin Life Syariah, Senin 19

September 2016.

79

C. Analisis Pengelolaan Produk Purnadana di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

Syariah Apakah Sudah Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Islam

Ekonomi Islam memandang bahwa asuransi syariah (takaful, ta’awun,

tadhammun) ialah saling memikul risiko diantara sesama orang sehingga antara satu

dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul

risiko ini dilakukan atas dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing-

masing mengeluarkan dana tabarru’ dana ibadah, sumbangan, derma yang

ditunjukkan untuk menanggung risiko. Prinsip tolong menolong ini sesuai dengan

firman Allah swt. pada bab sebelumnya dalam QS. al-Maidah/5:2.

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan

konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam setiap perjanjian transaksi

bisnis dalam wujud tolong menolong yang menjadikan semua peserta sebagai

keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di dalam menghadapi resiko.

Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan

risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/penanggung sehingga terjadi pula

transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung.

Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi

milik perusahaan ausransi.

\

80

Tabel 4.2 Perbedaan Prinsip Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

No

Prinsip Asuransi

Konvensional Asuransi Syariah

Pengaplikasian PT.

Asuransi Jiwa Brigin

Life Syariah

1 Konsep

Perjanjian antara dua

pihak atau lebih, di

mana pihak

penanggung

mengikatkan diri

kepada tertanggung,

dengan menerima

premi asuransi, untuk

memberikan

pergantian kepada

tertanggung.

Sekumpulan

orang yang saling

membantu, saling

menjamin, dan

bekerja sama,

dengan cara

masing-masing

mengeluarkan

dana tabarru’.

Pada konsep ini

Brigin Life Syariah

sudah melaksanakan

sesuai dengan konsep

asuransi syariah

2 Sumber

Hukum

Bersumber dari

pikiran manusia dan

kebudayaan.

Sumber hukum I

Al-Qur’an, Hadis,

Fatwah, Qiyas,

tradisi, dan

Mashalih

Mursalah

Sumber hukum

Brigin Life Syariah

sesui dengan QS. Al-

Maidah:3 tentang

perintah tolong-

menolong, terdapat

pada akad tabarru’

3 Tauhid Agama, ekonomi, dan

sosial tidak sejalan

Keterpaduan

agama, ekonomi

dan sosial dalam

bentuk kesatuan

Keterpaduan agama,

ekonomi dan sosial

dalam bentuk

kesatuan di PT.

Asuransi Jiwa Brigin

Life Syariah

4

Kerjasa

ma,

tolong-

menolo

ng

Tidak adanya dana

tabarru’ atau dana

tolong menong, lebih

mengutamakan profit

sharing dari pada

social oriented.

Adanya dana

tabarru’ atau

dana hibah,

mengutamakan

social oriented

dari pada profit

sharing.

PT. Asuransi Jiwa

Brigin Life Syariah

lebih mengutamakan

peserta dari pada

keuntungan atau laba

semata. tidak

mengambil

keuntungan dari dana

tabarru’ peserta.

81

5

Maisir

gharar

Riba

Tidak sejalan dengan

syariah Islami karena

adanya

Maisir, Gharar, dan

Riba’ hal yang

diharamkan dalam

muamalah.

Bersih dari

adanya prakter

Maisir gharar dan

Riba’.

PT. Asuransi Jiwa

Brigin Life Syariah

sudah melaksanakan

prinsip maisir

(untung-untungan),

riba yaitu mengambil

hak yang bukan

miliknya akan tetapi

Brigin Life Syariah

belum melaksanakan

prinsip gharar

(ketidak jelasan)

karena pihak

perusahaan tidak

menjelaskan ujrah

atau biaya

administrasi yang

dibebankan kepada

peserta asuransi,

pihak perusahaan

hanya menjelaskan

keuntungan yang

akan diperoleh

peserta apabila

bergabung menjadi

peserta.

6 Dana

Dana peserta menjadi

milik perusahaan

asuransi (transfer of

fund)

Dana yang

terkumpul adalah

milik peserta

(shahibul mal)

dan perusahaan

asuransi syariah

(mudharib) tidak

bisa mengklaim

menjadi milik

perusahaan.

PT. Asuransi Jiwa

Brigin Life Syariah

sudah melaksanakan

sesuai dengan

mekanisme asuransi

syariah.

7 DPS

Tidak ada, sehingga

dalam banyak

prakteknya

bertentangan dengan

Ada, yang

berfungsi untuk

mengawasi

pelaksanaan

operasional

PT. Asuransi Jiwa

Brigin Life Syariah

diawasi oleh DPS

(Dewan Pengawas

Syariah).

82

kaidah-kaidah

syara’/syariah.

perusahaan agar

terbebas dari

praktek-praktek

muamalah yang

bertentangan

dengan prinsip-

prinsip syariah

Brigin Life Syariah dalam menjalankan kegiatan asuransinya telah

menggunakan akad yang sesuai dengan akad jual beli (mudharabah mutlaqah) atau

tolong menolong (tabarru’), Brigin Life Syariah dalam menjalankan kegiatan

asuransinya telah memenuhi beberapa kriteria yang telah dimaksud dalam prinsip

ekonomi Islam yaitu terhindar dari gharar, maisir, serta riba. Semisal adanya unsur

gharar yang terjadi nasabah tidak mengetahui seberapa besar dan seberapa lama ia

harus membayar premi, adakalanya seorang nasabah membayar premi satu kali,

kemudian ia mendapatkan klaim karena adanya musibah yang menimpanya. Namun

adakalanya seorang nasabah telah membayar premi hingga belasan kali, tidak

mendapatkan klaim, lantaran tidak ada musibah yang menimpanya, yang menjadi

kekurangan PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah pihak asuransi tidak membrikan

penjelasan yang lebih rinci mengenai biaya operasionalnya, tidak memberikan

penjelasan mengenai bangaimana saat pembayaran ujrah/biaya administrasi

perusahaan Bringin Life hanya menjelaskan gambaran umum tentang manfaat yang

diperoleh peserta.

Asuransi Brigin Life Syariah tidak sama dengan maisir (judi, untung-

untungan), karena pada saat klaim pihak perusahan mengembalikan premi peserta

83

dimana peserta telah membayar premi hingga belasan kali tidak ada musibah yang

menimpanya dan tetap mendapatkan hak klaim, jadi disini tidak ada unsur untung-

untungan yang diambil oleh pihak perusahaan dimana premi peserta dikembalikan hal

ini dapat dibuktikan oleh salah satu pemegang polis atas nama Elvi Yance dengan

No.Polis (2011.03.00007) yang melakukan klaim nilai tunai pada tanggal 07

November 2015 sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.76

Peneliti dapat

menyipulkan bahwa pada Asuransi Brigin Life Syariah telah menganut praktik-

praktik asuransi yang dibolehkan dalam ekonomi Islam karena asuransi bertujuan

mengurangi risiko dan bersifat sosial dan membawa masalah bagi sesama, sedangkan

judi justru menciptakan risiko, tidak sosial, dan bisa membawa malapetaka bagi yang

terkait dan keluarga.

Dilihat dari pengelolaan akad tabarru’nya sesuai dengan prinsip-prinsip

ekonomi Islam karena pada dana tabarru’ ini memberikan dana kebajikan dengan

niat ikhlas bertujuan untuk saling membantu satu dengan yang lain sesema peserta

asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah seperti meninggal atau

kecelakaan dan diniatkan untuk semua peserta asuransi untuk kepentingan tolong

menolong bukan untuk komersial.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dana tabarru’ adalah kumpulan dana

yang berasal dari kontribusi peserta, yang mekanisme penggunaannya sesuai dengan

akad tabarru’. Akad tabarru’ dilakukan oleh peserta pemegang polis produk

purnadana, dengan tujuan tolong menolong diantara para peserta Bringin Life

76

Sumber: Arsip File Klaim Di Kantor PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

84

Syariah, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersial. Peserta (pemegang

polis) memberikan dana hibah kepada Bringin Life Syariah untuk dikelola ketika

terjadi klaim meninggal dunia, kecelakaan, yang akan digunakan untuk tolong

menolong antar peserta. Sesuai dengan prinsip ekonomi Islam keadilan sebagai upaya

dalam menetapkan hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan, prinsip saling

membantu, saling melindungi, meniadakan kesempitan dan kesukaran dan hidup

bergotong-royong.

Asuransi menciptakan kemaslahatan umum, dengan berasuransi dapat

mendatangkan rasa aman pada diri sendiri, karena sudah ada yang menanggung risiko

dari bahaya-bahaya yang sewaktu-waktu dapat menimpa diri kita walaupun itu belum

diketahui kapan terjadinya. Dengan berasuransi dapat menumbuhkan rasa setia kawan

dan tanggung jawab kepada ahli waris yang kelak ditingalkannya dimana hal ini

sangat dianjurkan dalam Islam yang berkecukupan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Majelis Ulama Indonesia DSN No.21/DSNMUI/X/2001 bagian pertama mengenai

Ketentuan Umum poin 1 disebutkan bahwa pengertian asuransi syari’ah (ta’min,

takaful, atau tadhamun)

Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak

melalui investasi bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberi pola

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) sesuai

dengan Syariah dalam melakukan transaksi asuransi syariah khususnya dalam

pengelolaan dana premi.77

Demi keamanan berinvestasai, Bringin Life Syariah menggunakan kontrol

dari Dewan Pengawas Syariah (DPS). Hal tersebut untuk mengawasi dan mengontrol

77

Irwan Sofiansyah, Jurnal Analisa Strategi (Fisip, 2008), h.2.

85

kinerja perusahaan asuransi. Salah satu yang membedakan antara Bringin Life

Syariah dengan asuransi konvensional adalah adanya DPS yang berfungsi sebagai

pengawas dalam menjalankan seluruh kegiatan asuransi syariah agar terhindar dari

segala bentuk muamalah yang dilarang oleh syariat Islam. Bringin Life Syariah dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya, sudah berlandaskan pada Fatwa Dewan

Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia. Asuransi syariah ini telah menggunakan

dan mengacu pada pernyataan/fatwa Dewan Syariah Nasional yang berlandaskan

Qur’an, hadist, dan kajian fiqh sebagai pedoman dalam melaksanakan asuransi

syariah, terutama fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006 mengenai ketentuan akad bagian

ke 2 poin 1 yang menyatakan bahwa “akad yang digunakan dalam bentuk hibah

dengan tujuan tolong menolong antar peserta bukan tujuan komersial”.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di PT. Asuransi Jiwa

Bringin Life Syariah tentang pengelolaan produk purnadana maka peneliti dapat

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan dana/premi peserta yang terkumpul akan diinvestasikan,

dialokasikan oleh perusahaan dan keuntungan yang didapat akan dibagi sesuai

dengan nisbah bagi hasil dengan menggunakan akad mudharabah mutlaqah

(profit sharing), untuk dana tabarru’ tidak diinvestasikan atau dialokasikan

karena dana tabarru’ disediakan khusus untuk peserta asuransi dan akan

dimanfaatkan ketika terjadi klaim meninggal dunia, kecelakaan, yang akan

digunakan sebagai dana tolong menolong antar peserta.

2. Pengelolaan produk purnadana sudah memenuhi beberapa dari prinsip

ekonomi Islam dan prinsip asuransi syariah, seperti:

a. Prinsip tauhid yaitu keterpaduan agama, ekonomi dan sosial dalam bentuk

kesatuan.

b. Prinsip tolong-menomong, kerjasama yaitu adanya dana tabarru’ yang diniatkan

untuk peserta yang akan saling menanggung risiko, musibah, kecelakan dan

meninggal dunia.

c. Prinsip larangan maisir, riba yaitu mengambil hak yang bukan miliknya karena

dalam mekanisme pengelolaannya tidak mengenal dana hangus, akan tetapi masih

87

ada prinsip asuransi syariah yang belum dipenuhi atau diabaikan, seperti prinsip

gharar karena dalam pengelolaan pihak perusahaan Bringing Life Syariah cabang

Makassar tidak memberikan penjelasan mengenai potongan pembayaran

ujrah/biaya administrasi perusahaan, Bringing Life hanya menjelaskan gambaran

umum tentang manfaat yang peroleh peserta.

B. Saran

1. PT. Asuransi Jiwa Syariah Brigin Life Syariah hendaknya menerapkan prinsip

ekonomi Islam yang belum diterapkan dalam setiap operasinal perusahaan, agar

dalam pelaksanaan, pengelolaan memperoleh ridho dan bernilai ibadah disisi

Allah swt..

2. PT. Asuransi Jiwa Brigin Life Syariah wajib memelihara kesehatan perusahaan

serta wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dan

undang-undang yang mengatur usaha perasuransian.

88

KEPUSTAKAAN

Anshori, Abdul Ghofur. Asuransi Syariah di Indonesia, Regulasi dan

Operasionalisasinya di dalam Kerangga Hukum Positif di Indonesia.

Yogyakarta: UII Press, 2007.

Abdulkadir, Muhammad. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2002.

Ali, Hasan. Asuransi dalam Prespektif Hukum Islam, Suatu Tujuan Analisis Historis,

Toritis dan Praktis. Cet. 1. Jakarta: prenada media, 2004.

Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah Keberadaannya dan Kebiasaannya Ditenga

Asuransi Konvensional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok

Gramedia, 2006.

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syari’ah, Studi Tentang Akad dalam Fikih

Muamalat. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007.

Asuransi Syariah. www.wikipedia.com. di Akses Kamis 07 Januari 2016 Pukul 12:03

Wit.

Buku Panduan Bringin Purnadana Syariah Perlindungan Sempurna Hidup Anda By

PT. Asuransi Jiwa Brigin Jiwa Sejahtera

Damayanti, Astir. Competitive Advantage Produk Asuransi Pendidikan (Studi Kasus

PT. Asuransi Takaful Keluargadan PT.Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah).

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Depertemen Agama R.I. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Dirjen

Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003.

Echols, Jhon M. dan Hassan Syaidilly, Kamus Inggris Indonesia-Indonesia. Jakarta:

Gramedia, 1990.

http.//analisisstrategi.File.pdf (secured)-Adober Reader By Irwan Sofiansyah Fisip

2008 di Akses Minggu 13 Desember 2015 Pukul 11:47

http//:asuransisyariah_pistaza’s blog.html di Akses Minggu Tanggal 13 Desember

2015 Pukul 11:35

http://kbbi.web.id. di Akses Pada 30 Januari 2016 Pukul 21:32.

89

https://nurdinizer.wordpress.com/2012/06/16/mekanisme-kerja-asuransi-syariah/, di

Akses Sabtu 18/06/2016 Pukul 14:19 Wita.

Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah. Jakarta: Gema Insani, 2006.

Isnaniah. Analisis Manjemen Risiko Pada PT. Bringin Life Syariah. Jakarta: Uin

Syarif Hidayatullah, 2010.

Janwari, Yadi. Asuransi Syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Cet. 3. Jakarta:

Erlangga, 2009.

Mas’adi, Ghufron A. Fiqih Muamalah Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo Persad,

2002.

Moemoliono, Muhammad Anton. Kamus Besar Indonesia. Cet. II. Jakarta: Balai

Pustaka, 1989.

Muhammad Jamal, Asuransi Syariah www.KajianPustaka.com. di Akses Kamis 07

Januari 2016 Pukul 12:10.

Mushaf Aliyah al-Qur’an Terjemah dan Tafsir untuk Wanita.

Muslehuddin, Mohammad. Asuransi dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1997.

Muslic, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Cet.1. Jakarta: Amzah, 2010.

Ningsi, Wirdyah. dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Cet. II. Jakarta:

Kencana Pranata Media, 2006.

Patriani, Natasha Gena. Analisis Pengelolaan Dana dan Investasi Asuransi Jiwa

Syariah dan Konvensional Serta Perlakunya Terhadap Hasil Investasi Yang

Diperoleh (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa Xyz). Depok: Skripsi Universitas

Indonesia, 2012.

Sahih Muslim, Kitab al-Birr, No. Hadits 59.

Soemitra, Andi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.

Sofiansyah, Irwan. Jurnal Analisa Strategi. fisip, 2008.

Subekti Dan Tjitrosudibio. Kitab Hukum Dagang. Cet. XV. Jakarta: PT. Pradnya

Paramita, 1985.

90

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan

R&D. Cet. 18. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah, Konsep Dan Sistem Operaional. Jakarta:

Gema Insani, 2004.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait. Cet.

2. Raja Grafindo Persada, 1997.

Tim Penyusun Takafful, Rachmat Husen, dkk. Takafful Asuransi Islam. Jakarta:

Koperasi Karyawan,1997.

91

L

A

M

P

I

R

A

N

PEDOMAN WAWANCARA

1. Produk apakah yang paling banyak diminati di PT. Asuransi Jiwa Brigin Life

Syariah Cabang Makassar?

2. Apa manfaat dan keuntungan dari produk purnadana?

3. Berapakah premi yang harus dibayar, apakah ada standar penentuan premi yang

diberikan oleh perusahaan?

4. Apakah pada produk purnadana mengenal dana hangus dalam mekanisme

pengelolaanya?

5. Bagaimana pengelolaan dana Investasi/tabungan nasabah yang dilakukan oleh

PT. Asuransi Jiwa Bringing Life Syariah?

6. Berapa tahunkah batas pembayaran premi dan sampai kapan manfaatnya

dinikmati?

7. Bagaimana menentukan jumlah premi yang dibayar oleh peserta?

8. Berapa batasan usia bagi peserta yang ingin mendaftarkan diri menjadi peserta

asuransi?

9. Akad apa saja yang digunakan pada produk purnadana?

10. Apa tujuan dana tabarru’ pada produk punadana?

11. Bagaimanakah jika peserta mengalami sakit/kecelakaan dan mengakibatkan

cacat tetap total dalam masa perjanjian?

12. Bagaimana apabila peserta mengundurkan diri dimasa perjanjian?

13. Bagaimana klaim yang akan diberikan kepada nasabah? Maksudnya apa yang

akan diberikan kepada nasabah sewaktu ada klaim? Apa saja syarat pengajuan

klaim?

a. Klaim meninggal dunia

b. Klaim menderita cacat tetap total atau sebagian

c. Klaim akhir masa perjanjian, maksudnya peserta hidup sampai akhir perjanjian

d. klaim dipertengan perjanjian

1

GAMABAR ILUSTRASI PENGELOLAAN PRODUK PURNADANA

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Suasana Kantor PT. Asuransi Bringin Life Syariah Cabang Makassar

25

Wawan cara dengan Salah Satu Agen Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah Cabang Makassar.

Wawancara dengan Salah Satu Peserta Asuransi PT. Asuransi Jiwa Bringin

Life Syariah Cabang Makassar

26

Mencari Data/Informasi Tentang Perusahaan yang Berkaitan dengan

Pegelolaan Produk Purnadana

Foto Bersama Dengan Staf Kantor Bringin Life Syariah Cabang Makassar

92

RIWAYAT HIDUP

Peneliti ERLENA, lahir di Boke, pada tanggal 14 Oktober

1994. Peneliti merupakan anak ke dua dari empat

bersaudara dari pasangan ayahanda Asrin dan Ibunda

Hadiah. Peneliti memiliki 2 saudara laki-laki yang

bernama Wahyu dan Wawan dan 1 saudara perempuan

bernama Fatu Riyani, peneliti mulai memasuki jenjang pendidikan di SD Negeri

Boke, Kecamatan Sape Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat tahun 2000 dan

selesai pada tahun 2006. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Tingkat Menengah Pertama di Mts Al-Husainy, Kota Bima dan selesai pada tahun

2009. Setelah itu peneliti melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di

MA Al-Husainy Kota Bima selama tiga tahun dan selesai pada tahun 2012.

Setelah lulus SMA, Peneliti melanjutkan Pendidikan di Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar melalui Jalur Masuk SPMB dan lulus pada program

studi strata satu (S1) Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.