BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN gambaran...
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini berisi tentang gambaran umum subyek penelitian,
analisis data, analisi deskriptif setiap variabel penelitian, analisis hasil
penelitian, hasil uji hipotesis penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Depok Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan. Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah SD Negeri VI
Depok dan SD Negeri IV Depok. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada
beberapa aspek, alasan yang pertama dikarenakan SD subjek penelitian berada
dalam satu desa yang sama. Jumlah siswa antara kedua SD seimbang serta
karakteristik sosial yang dimiliki siswa hampir sama. Hal ini dapat dilihat dari
sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang bermata pencaharian sebagai
petani. Alasan yang lain dikarenakan kedua SD ini bersetatus sebagai SD imbas.
Kemampuan akademik siswa juga relatif sama, hal ini dapat dilihat pada KKM
pelajaran Matematika yaitu sebesar 60,0. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji
kesetaraan yang dilakukan, dari hasil uji kesetaraan menunjukkan bahwa kedua
SD tersebut homogen atau sama.
Dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas V SD, yaitu siswa
kelas V dari SD Negeri VI Depok sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah
20 siswa serta kelas V dari SD Negeri IV Depok sebagai kelompok kontrol yang
berjumlah 21 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian sebanyak 41 siswa.
Di bawah ini disajikan jumlah siswa SD N Depok yang digunakan untuk subjek
penelitian.
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian SD N Depok Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama SD Kelompok Jumlah siswa
SD N VI Depok Eksperimen 20
SD N IV Depok Kontrol 21
Jumlah 41
37
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini perlu dilakukan adaptasi kepada guru maupun kepada
siswa, karena Problem Based Learning termasuk model pembelajaran yang baru.
Bahkan dalam pembelajaran sehari-hari belum pernah menerapkan Problem
Based learning. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah latihan bagi guru dalam
penerapan Problem Based Learning. Dalam latihan guru diharapkan mampu
memahami betul mengenai problem based learning. Pelaksanaan latiahan oleh
guru dilakukan pada kelas yang sama yaitu kelas V SD, akan tetapi pada materi
yang berbeda. Dari hasil pelatihan yang dilakukan guru menunjukkan bahwa guru
belum sepenuhnya menguasai langkah- langkah Problem Based Learning. Hal
tersebut terlihat dari hasil lembar observasi pra treatmen yang dilakukan oleh guru
pada Tabel 4.2.
Tabel. 4.2
Hasil Observasi Validasi Guru Kelas
dalam Pembelajaran Matematika dengan Problem Based Learning
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Item
Keterlaksanaan
Item
Persentase
1 Kegiatan awal pembelajaran 6 3 18%
2 Kegiatan inti pembelajaran 6 3 18%
3 Kegiatan akhir pembelajaran 5 2 29%
Jumlah 17 8 47%
Dari tabel 4.2 dapat dilihat tingkat keterlaksanaan treatmen hanya 47%
dari total keseluruhan langkah- langkah pembelajaran menggunakan Problem
based learning. Dari hasil yang terlihat pada tabel akan menjadi acuan guru untuk
memperbaikai kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pada saat treatmen dilakukan guru sudah tidak mengalami kendala yang
berarti. Guru sudah mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
saat latihan. Hasil observasi pencapaian treatmen dapat dilihat pada Tabel 4.3.
38
Tabel. 4.3
Hasil Observasi Pelaksanaan Treatmen
Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Problem Based Learning
No
Aspek Yang Diamati
Jumlah
Item
Keterlaksanaan
Item
Presentase
1 2 1 2
1 Kegiatan Awal Pembelajaran 6 6 5 35% 29%
2 Kegiatan Inti Pembelajaran 6 6 5 35% 29%
3 Kegiatan Akhir Pembelajaran 5 3 4 18% 24%
Jumlah 17 15 14 88% 82%
Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Matematika
menggunakan Problem Based Learning sudah telaksana dengan baik, hal ini
dilihat dari presentase pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang
mencapai tingkat ketercapaian 88% dan 82%. Hal tersebut sudah mengalami
peningkatan yang lebih baik dibandingkan saat pelaksanaan pembelajaran pra
eksperimen yang hanya mampu mencapai 47%.
Untuk observasi tidak hanya dilakukan pada kelompok eksperimen akan
tetapi juga dilaksanakan pada kelompok kontrol. Akan tetapi pada kelompok
kontrol tidak dilakukan validasi pelatihan mengajar guru karena proses
pembelajaran pada kelompok kontrol tidak terjadi perubahan proses pembelajaran.
Hasil observasi pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel. 4.4
Hasil Observasi Pelaksanaan Treatmen
Pembelajaran Matematika Dengan Pembelajaran Konvensional
No
Aspek Yang Diamati
Jumlah
Item
Keterlaksanaan
Item
Presentase
1 2 1 2
1 Kegiatan Awal Pembelajaran 5 3 4 23% 31%
2 Kegiatan Inti Pembelajaran 6 5 5 38% 38%
3 Kegiatan Akhir Pembelajaran 2 2 2 15% 15%
Jumlah 13 10 11 77% 85%
39
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran konvensional
sudah terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat pada presentase keberhasilan
proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama
perolehan presentase sebesar 77% dan pada pertemuan kedua sebesar 85%.
Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal pelaksanaan treatmen pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Jadwal Kegiatan Pembelajaran di SD N Depok Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Jumat, 2 Maret 2012 Meminta ijin kepada pihak SD untuk
melakukan penelitian (kelas eksperimen dan
kelas kontrol)
Menjelaskan prosedur dan langkah-langkah
penelitian penelitian kepada pihak SD (kelas
eksperimen dan kelas kontrol)
2. Jumat, 9 Maret 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas
eksperimen
3. Sabtu, 10 Maret 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas kontrol
4. Senin, 12 Maret 2012 Menjelaskan prosedur pengajaran
menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah kepada guru kelas V ( kelas
eksperimen)
Selasa, 13 Maret 2012 Pelaksanaan validasi treatmen pada
kelompok eksperimen
5. Jumat, 16 Maret 2012 Melakukan tes uji kesetaraan di kelompok
kontrol
6. Sabtu, 17 Maret 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelompok
eksperimen
7. Senin, 19 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan PBL
di kelas eksperimen (pertemuan 1)
8. Kamis, 22 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan PBL
di kelas eksperimen (pertemuan 2) serta
pemberian post tes
9. Sabtu, 24 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran di SD eksperimen
(pertemuan 1)
10. Senin, 26 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran di SD eksperimen
(pertemuan 2) serta pemberian post tes
40
4.2 Analisis Data
Dari skor yang diperoleh siswa melelui tes yang diberikan setelah
dilakukan treatment selanjutnya dianalisis menggunakan Uji t. Sebelum
dilakukannya uji t maka asumsi dasar harus terpenuhi, yaitu meliputi uji
normalitas dan homogenitas. Untuk memperjelas gambaran mengenai hasil
penelitian yang meliputi jumlah data, mean, varian, modus, data maksimum, data
minimum, standar deviasi maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji diskriptif.
4.2.1 Analisis Diskriptif Variabel Penelitian
Analisis diskriptif yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16,0 for
window. Sebelum analisis deskriptif dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen perlu dipaparkan mengenai distribusi frekuensi skor setiap variabel
penelitian. hal ini bertujuan agar untuk memperjelas gambaran hasil
penelitian. dalam penentuan kelas interval dapat diketahui melalui hasil dari
skor maksimal dikurangi nilai minimal dibagi banyaknya kelas. Dalm
penentuan banyaknya kelas pada dasarnya tidak ada acuan yang spesifik.
Akan tetapi dlam penelitian ini menggunakan acuan dari Sturges dengan
ketetapan K= 1 + 3,322 log n. Dimana n adalah banyaknya siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus di bawah ini.
𝑖 =𝑟 ( 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙)
𝑘
Keterangan : i = interval kelas
k = banyak Kelas
r = range data
Dari rumus didapat interval kelas = 100−33
6= 11,1
Dalam penentuan banyak kelas dalm penelitian ini menggunaakan aturan
Sturges. Dengan ketetapan K = 1+ 3.322 log n. Dari ketentuan tersebut didapat
banyaknya kelas adalah 1+3.322 log 41 =1+ 3.322 (1.61278386) = 6.35766798
41
bisa dibulatkan menjadi 6. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
SD N VI Depok Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Interval
Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Frekuensi Presentase frekuensi Presentase
88,8 – 100 6 30% 1 5%
77,7 – 88,7 4 20% 4 19%
66,5 – 77,6 5 25% 6 29%
55,3 – 66,4 4 20% 4 19%
44,2 – 55,2 1 5% 4 19%
33 – 44,1 0 0% 2 10%
Jumlah 20 100% 21 100%
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen tidak ada
siswa yang mendapat nilai antara 33 – 44,1, dengan persentase 0%. Untuk skor
44,2 – 55,2 terdapat 1 siswa dengan persentase 5%. Siswa yang mendapat skor
55,3 – 66,4 terdapat 4 orang siswa dengan presentase sebesar 20%. Untuk siswa
yang mendapatkan skor antara 66,5 sampai 77,6 ada 5 anak dengan persentase
25%. Terdapat 4 anak dengan persentase 20% yang mendapatkan skor mulaii dari
77,7 sampai 88,7. Ada 6 siswa yang mendapatkan skor 88,8 – 100 dengan
persentase 30%.
Hasil post test pada kelas kontrol di atas dapat diketahui bahwa dalam
kelas kontrol terdapat 2 anak yang mendapatkan nilai 33 sampai 41 dengan
prosentase sebesar 10%. Sedang siswa yang memperoleh nialai 44,2 sampai 55,2
ada 4 siswa dengan prosentase 19%. Untuk nilai 55,3 sampai 66,4 ada 4 siswa
yang mendapatkannya dengan prosentase 19%. Untuk nalai antar 66,5 sampai
77,6 ada 6 siswa dengan prosentase sebesar 29%. Siswa yang mendapatkan nilai
antara 77,7 sampai 88,7 ada 4 siswa dengan prosentase 19%. Dan ada 1 siswa
yang mendapat nilai 88,8 - 100 dengan prosentase 5%.
Untuk lebih memperjelas daftar distribusi skor di atas maka ditampilkan
diagram batang yang menggambarkan persebaran frekuensi pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
42
Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Skor Post Test
Dalam analisis diskriptif menggambarkan tentang gambaran data tentang
jumlah data, data minimum, data maksimum, mean dan standar deviasi. Analis
diskriptif ini dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
dilakukannya treatmen. Dalam analisis uji diskriptif menggunakan bantuan SPSS
versi 16 for Window. Hasil analisis diskriptif kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol yang dilihat dari skor minimum, maksimum, mean, dan
standar deviasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.7
Hasil Analisis Deskriptif Post Tes Test Kelas Eksperimen dan Kelompok
Kontrol SD N Depok Semeter II Tahun Ajaran 2011/2012
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EKSPERIMEN 20 53.00 100.00 78.6000 15.40472
KONTROL 21 33.00 93.00 64.1429 15.80597
Valid N (listwise) 20
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa banyak jumlah data pada kelompok
eksperimen sebanyak 20, sedangkan jumlah data pada kelompok kontrol sebanyak
21. Untuk skor maksimal pada kelompok eksperimen adalah 100 untuk skor
minimal adalah 53. Sementara untuk kelompok kontrol nilai maksimal adalah 93
43
dan nilai minimal 33. Standar deviasi untuk kelas eksperimen adalah 15.40472
sedangkan untuk kelas kontrol adalah 15.80597. Standar Deviation
menggambarkan keragaman kumpulan suatu data secara matematis.
4.3 Analisis Uji T
Uji t ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. sebelum dilakukan uji t test
sebelumnya dilakukan uji asumsi dasar terlebih dahulu yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Setelah melakukan uji
normalitas data maka dilakukan uji homogenitas hal ini perlu dilakukan guna
untuk mengetahui apakah varian populasi data sama atau tidak. Setelah uji
normalitas dan homogenitas kemudian baru dilakukan uji t test pada kelompok
eksperimien dan kelompok kontrol.
Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window. hasil uji
normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post Tes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
SD N VI Depok Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Tests of Normality
VAR00002
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00001 KONTROL .111 21 .200* .977 21 .871
EKSPERIMEN .157 20 .200* .919 20 .094
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil kolmogrov-smirnov Z untuk hasil
post test kelompok eksperimen yaitu sebesar 0.157 dengan probabilitas
signifikansi 0.200. untuk kelompok kontrol hasil yaitu sebesar 0.111 dengan
probabilitas signifikansi 0,200. Hal ini menunjukan bahwa distribusi hasil
pengukuran untuk variabel post test kelompok eksperimen maupun kelompok
44
kontrol adalah normal. Untuk grafik hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar
4.2.
Ganbar 4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Untuk melihat hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen dapat
dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
45
Dari hasil uji analisis normalitas kemudian dilakukan uji homogenitas. Uji
ini dilakukan sebagai pra syarat dalam analisis Independent Sample T Test dan
One Way ANOVA. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil output uji homogenitas dapat dilihat dari Test of Homogenity of
Variances. Dapat diketahui bahwa signifikasi sebesar 0.709 karena signifikasi
melebihi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah homogen.
Untuk menguji signifikasi perbedaan antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test
digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test nilai post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.10
Hasil Uji T-Test Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol SD N Depok Semester II Tahun Ajaran 2010/2011
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat nilai t hitung > t tabel ( 3.173 > 2.023 ).
Dan signifikansi (0,003 < 0,05). Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference)
sebesar 15.457 dan perbedaan berkisar antara 5.604 sampai 25.310.
46
4.4 Uji Hipotesis
Kriteria pengujian hipotesis berdasarkan tingkat signifikansi adalah Ho
diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (H0 > 0,05). Dan Ho ditolak jika
signifikasi lebih kecil dari 0,05 (H0 < 0,05). Dari uji beda yang dilakukan dapat
dilihat signifikansi (2-tailed) sebesar 0,003. Karena signifikansi lebih kecil dari
0.05 maka H0 ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka Ha diterima. Dari hasil tersebut
maka disimpulkan bahwa terdapat Terdapat perbedaan efektivitas antara
pembelajaran Matematika yang dilaksanakan menggunakan Problem Based
Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD
semester II desa Depok tahun ajaran 2011/2012.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam bagian ini dikemukakan pembahasan hasil dari penelitian yang
dimulai dari keterlaksanaan treatmen. Dalam pelaksanaan treatmen ketercapaian
pada proses pembelajaran dapat dilihat dari lembar pengamatan yang dilakukan.
Dari lembar tersebut terlihat bahwa guru mampu menguasai langkah- langkah
Problem Based Learning. Dari ketercapaian treatmen yang dilakukan berarti
pembelajran yang berlangsung sudah mencerminkan penggunaan Problem Based
Learning dalam proses pembelajran.
Dikemukakan juga mengenai pembahasan hasil penelitian yang dilakukan
melalui SPSS 16,0 for window. Hasil yang diperoleh merupakan uji beda rata-rata
dari hasil kedua kelompok. Untuk menganalisi hasil tuji beda tersebut
menggunakan Independent Sample T Test dari analisis dapat dilihat bahwa nilai t
hitung > t tabel ( 3.173 > 2.023 ). Dan signifikansi (0,03 < 0,05). Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak berarti Ha diterima.
Dengan demikian terdapat perbedaan efektivitas penggunaan Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD semester
II tahun ajaran 2011/2012. Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan nilai rata-rata hasil
balajar Matematika pada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Untuk melihat rata-rata antara kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada hasil
analisis diskriptif. Dari hasil analisis diskriptif dapat dilihat rata-rata untuk
47
kelompok eksperimen yaitu sebesar 78,60 dan rata-rata untuk kelompok kontrol
yaitu sebesar 64,14. Hal ini berarti rata-rata hasil belajara antara siswa yang diajar
menggunakan Problem Based Learning dengan siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran konvensional terdapat perbedaan. Dari rata-rata tersebut dapat
dilihat bahwa siswa yang diajar manggunakan Problem Based Learning memiliki
rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan pembelajran konvensioanal.
Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ini dikarenakan adanya penggunaan Problem Based Learning
pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok siswa
yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam
memahami konsep materi pembelajaran. Di dalam kelompok tersebut siswa
mencoba memecahkan permaslahan bersama yang akan mendorong pola pikir
kreatif anak dalam memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar
mereka. Dalam proses penyelesaian masalah siswa dapat berinteraksi dan
berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran menggunakan
Problem Based Learning ini juga memacu siswa untuk berani mempresentasikan
hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelompok lain. Dalam proses
presentasi kelompok lain juga ikut aktif dalam menanggapi hasil diskusi
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Dari beberapa hal di atas
menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil
belajar siswa setelah menggunakan Problem Based Learning.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmawan.
Dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Di Gugus Kartini
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2010/2011” tidak
menghasilkan perubahan yang positif bagi siswa hal ini dilihat pada besarnya
thitung -0,116 dan ttabel -2,311 maka thitung lebih besar daripada ttabel dengan taraf
signifikasi 0,389 sehingga H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh Problem Based
48
Learning (PBL) terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SD di Gugus
Kartini Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester II tahun ajaran 2010/2011.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas
anatara kelompok eksperimen yang menggunakan Problem Based Learning
dengan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional pada siswa SD
kelas V dengan matapelajaran matematika sub pokok bahasan bangun datar.