ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN HILISIMAETANO ... · doa, sehingga penulis dapat menyusun...
Transcript of ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN HILISIMAETANO ... · doa, sehingga penulis dapat menyusun...
ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN
HILISIMAETANO KECAMATAN
MANIAMOLO
SKRIPSI MINOR
Disusun Oleh:
JUNIUS LASE
NIM: 15100131012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2019
ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN
HILISIMAETANO KECAMATAN
MANIAMOLO
SKRIPSI MINOR
Disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun Oleh:
JUNIUS LASE
NIM: 15100131012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2019
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : JUNIUS LASE
NIM : 15100131012
Jenjang Program : Diploma Tiga (D-3)
Program studi : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi Minor yang berjudul “Analisis
Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo” adalah
benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya ilmiah
orang lain, kecuali yang disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian hari
surat pernyataan ini dinyatakan tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademis berupa pencabutan gelar akademik dan sanksi lainnya sesuai peraturan
yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Telukdalam, 2019
Pembuat Pernyataan,
JUNIUS LASE
NIM. 15100131012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi minor yang berjudul:
“Analisis Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo”. Skripsi minor ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam meraih gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi di STIE
Nias Selatan.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian skripsi minor ini,
penulis tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi
penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Bambowo laia, M.A sebagai Ketua Yayasan STIE Nias Selatan
yang telah membangun perguruan tinggi di Nias Selatan ini sehingga saya
bisa menempuh pendidikan di kampus ini.
2. Ibu Sitasi Zagoto, M.A sebagai koordinator Perguruan Tinggi STKIP,
STIE dan STIH Nias Selatan yang telah membangun perguruan tinggi di
Nias Selatan ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan di kampus ini.
3. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E., M.Si sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi
minor ini.
4. Bapak Samalua Waoma, S.E., M.M sebagai Wakil Ketua I STIE Nias
Selatan, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dibidang
akademik sehingga penulis termotifasi dalam penyelesaian penulisan
skripsi minor ini.
5. Ibu Alwinda Manao, S.E., M.M sebagai Wakil Ketua II STIE Nias
Selatan, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
penelitian dan menyusun penulisan skripsi minor ini.
6. Bapak Yohanes Dakhi, S.E., M.M sebagai Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan
hubungan antara kemahasiswaan kepada penulis dalam menyusun skripsi
minor ini.
7. Bapak Paskalis Dakhi, S.E., M.M., M.AP selaku dosen pembimbing saya
yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi minor ini.
8. Bapak Reaksi Zagoto, SE., MM sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
dan Ibu Anskaria S. Gohae, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan akademik
kepada penulis dalam menyusun skripsi minor ini.
9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STIE Nias Selatan yang telah membekali
penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo yang telah memberikan
izin penelitian kepada penulis untuk meneliti.
11. Terkhusus buat Ayah dan Ibu saya yang telah memberi dukungan Doa,
Motifasi, Semangat kepada penulis untuk terus berjuang dalam
menyelesaikan skripsi ini dan seluruh keluarga yang telah memberikan
bantuan dukungan material dan motifasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi minor ini.
12. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
doa, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Telukdalam, 2019
Penulis,
JUNIUS LASE
NIM: 15100131012
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ..................................................................................... i
Surat Pernyataan ..........................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Gambar ............................................................................................. ix
Daftar Lampiran .......................................................................................... x
Abstrak ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE ANALISIS .................. 6
2.1 Tinjauan Literatur ................................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Pengelolaan ............................................................... 6
2.1.2 Fungsi Pengelolaan ..................................................................... 7
2.1.3 Pengertian Desa .......................................................................... 9
2.1.4 Pemerintah Desa ......................................................................... 11
2.1.5 Pengertian Dana Desa ................................................................. 12
2.1.6 Sumber-Sumber Keuangan Desa ................................................ 17
2.1.7 Penyaluran Dana Desa ................................................................ 19
2.1.8 Penggunaan Dana Desa .............................................................. 20
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 22
2.3 Metode Analisis .................................................................................... 24
2.3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 24
2.3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 24
2.3.3 Metode Analisis Data ................................................................. 25
2.3.4 Indikator Pengelolaan Dana Desa .............................................. 25
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 27
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 27
3.1.1 Sejarah Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo ....... 27
3.1.2 Letak Geografis ........................................................................... 28
3.1.3 Visi dan Misi ............................................................................... 29
3.1.4 Struktur Organisasi ...................................................................... 31
3.2 Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 33
3.2.1 Tabel Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa) ...... 35
3.3 Pembahasan ........................................................................................... 39
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 43
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 43
4.2 Saran ..................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 39
LAMPIRAN ............................................................................................... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa)
Pemerintahan Desa Pekan Hilisimaetano
Kecamatan Maniamolo Tahun Anggaran 2017 ........................ 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.4 Struktur Organisasi Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo ........................................................................... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ............................................................. 40
ABSTRAK
ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN
HILISIMAETANO KECAMATAN MANIAMOLO
Oleh:
JUNIUS LASE
NIM. 15100131012
Dosen Pembimbing:
PASKALIS DACHI, SE., M.Ap., MM
NIDN. 0129048003
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Analisis Pengelolaan
Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo meliputi Perencanaan,
Penggunaan, dan Evaluasi Dana Desa. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif, dengan strategi studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan
triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Analisis datanya
menggunakan teknik analisis interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikkan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Analisis Pengelolaan Dana Desa
Pekan Hilisimaetano sudah tersampaikan untuk pembangunan dengan baik sesuai
dengan rencana namun masih ada evaluasi yang perlu diperbaiki. Rencana alokasi
dana desa seluruhnya untuk pembangunan, kepala desa melakukan rapat dengan
anggota BPD dan bendahara desa. Rapat dilakukan untuk merumuskan
pembangunan mana saja yang seyogianya dan perlu dibangun.
Kata Kunci: Pengelolaan, Dana Desa, Desa Pekan Hilisimaetano
ABSTRACT
ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA PEKAN
HILISIMAETANO KECAMATAN MANIAMOLO
Oleh:
JUNIUS LASE
NIM. 15100131012
Dosen Pembimbing:
PASKALIS DACHI, SE., M.Ap., MM
NIDN. 0129048003
This research aimed to describe The Allocation of Management Village Fund
pekan hilisimaetano, maniamolo Sub-distric, which covered the Management,
Usage, and the Evaluation of Village Fund. This research is qualitative research
by using case study strategy. The technique of collecting data is conducted by
using several techniques such as interview, observation, and documentation. The
researcher used data triangulation and technique of collecting data to verify the
validity of the data. The researcher used interactive analysis by means of
collecting, reducing, presenting the data, and making conclusion.
The result of this research shows that The Allocation of Management
Village fund Pekan Hilisimaetano, Maniamolo Sub-Distric, been used wisely as
planned for the development of the village but still needs an evaluation to be fix.
Meetings conducted to formulate the development and resurfacing which should
be built.
Keyword: Management, Village Fund, Pekan Hilisimaetano Village.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan peningkatan pelaksanaan
Pembangunan Nasional agar laju pembangunan daerah serta laju pembangunan
desa dan kota semakin seimbang dan serasi. Desa adalah entitas terdepan dalam
segala proses pembangunan bangsa dan negara. Hal ini menyebabkan desa
memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan pelayanan publik dan
memfasilitasi pemenuhan hak-hak publik rakyat lokal.
Otonomi daerah adalah pendistribusian kewenangan kepada pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota yaitu seperti yang diatur dalam undang-undang
pemerintahan daerah diatas untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang baik
dalam pengelolaan anggaran, namun secara substansial harus dipahami bahwa
kemandirian tersebut harus dimulai dari level pemerintahan ditingkat yang paling
bawah yaitu desa, sehingga dalam hal ini pembangunan daerah seyogianya dapat
lebih diarahkan kepada pemberdayaan masyarakat desa melalui pemerintahan
desa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang
keuangan desa, dengan diberikannya kewenangan kepada desa untuk
melaksanakan tugas pemerintahan secara mandiri melalui konsep pemberian
otonomi desa, maka harus dipahami juga bahwa desa sepatutnya mempunyai hak
untuk mendapatkan pembiayaan guna melaksanakan kewenangan tersebut
termasuk juga untuk menunjang pelaksanaan pembangunan di tingkat desa.
Peraturan pemerintah yang dikemukakan diatas untuk dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik dalam pengelolaan anggaran desa salah-satunya adalah
dengan memperhatikan tahap-tahap pengelolaan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, laporan dan tanggung jawab. Pemerintah desa sebagai pemegang
otoritas kebijakan publik di daerah wajib memberikan informasi yang terbuka
berkaitan dengan pengelolaan keuangan desa bagi masyarakat. Ini memberikan
isyarat bahwa penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
Kewenangan kepada pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan
daerah ditingkat terbawah yang merupakan wujud dari pemenuhan hak desa dan
kewajiban memberikan kepuasan kepada desa untuk menyelenggarakan otonomi
desa agar tumbuh dan berkembang.
Pemerintah desa memiliki tugas dalam pengelolaan keuangan desa
ditengah berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki pemerintah desa.
Hal tersebut tentu menimbulkan berbagai permasalahan yang menarik untuk
diteliti, dengan mengamati dan mencermati proses pengelolaan dana desa yang
selama ini telah dilaksanakan, agar dapat diketahui apakah pengelolaan dana
tersebut telah berjalan dengan baik.
Penggunaan Dana Desa 30% untuk belanja tidak langsung dan 70%
untuk belanja langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari biaya operasional,
biaya perjalanan dinas dan biaya-biaya lainya. Sedangkan 70% untuk
pemberdayaan masyarakat dan penguatan program kapasitas pemerintah desa.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengelolaan artinya penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien sedangkan pengelolaan dana adalah semua
aktivitas yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan
dengan biaya yang seminimal mungkin serta upaya untuk mempergunakan dana
secara efektif dan efisien. Jadi pengelolaan dana desa adalah sumber daya yang
diterima akan dipergunakan untuk penyelenggaraan desa dimana penggunaan
dana desa tersebut diprioritaskan untuk membiayai pembangunan desa. Didalam
pengelolaan dana desa harus berdasarkan keterbukaan kepada masyarakat
terutama dalam perencanaan yang baik, pelaksanaan yang nyata berdasarkan
perencanaan, penatausahaan yang sesuai dengan pelaksanaan, laporan berdasarkan
pengeluaran atau pencatatan, dan tanggungjawab berdasarkan hasil laporan.
Berdasarkan acuan tersebut maka pembangunan yang bertumpu pada negara
menjadi paradigma pembangunan yang bertumpu pada masyarakat atau lebih
dikenal dengan istilah pemberdayaan dan pembangunan masyarakat yang menjadi
lebih baik dalam pengelolaannya.
Pembangunan di desa jauh lebih lambat dan berkurang dari pada di kota,
akses pelayanan publik di kota jauh lebih cepat berkembang dengan demikian
pelayanan masyarakat semakin tidak seimbang dari waktu ke waktu. Perlunya
pengawasan dalam pengelolaan ini oleh pemerintah daerah ataupun masyarakat
dan tokoh-tokoh desa.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan
pengelolaan dana desa terutama dalam pembangunan Desa Pekan Hilisimaetano
Kecamatan Maniamolo yang belum sepenuhnya terlaksana .
Berdasarkan latar belakang tersebut yang diuraikan sehingga penulis
tertarik untuk mendeskripsikan sejauh mana pengelolaan Dana Desa itu untuk
kepentingan pembangunan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Dengan
melihat fenomena yang terjadi di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo Kabupaten Nias Selatan untuk itu penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano
Kecamatan Maniamolo Tahun 2017”.
1.2. Identifikasi Masalah
Pengelolaan dana desa dalam pembangunan Desa Pekan Hilisimaetano
yang belum sepenuhnya terlaksana.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka yang menjadi perumusan
masalah adalah “Bagaimanakah dengan Pengelolaan Dana Desa di Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun 2017”.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang tidak terlepas dari masalah yang telah di
rumuskan untuk diteliti nantinya adalah “Untuk Mengetahui Pengelolaan Dana
Desa Dalam Pembangunan Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
Yang Belum Sepenuhnya Terlaksana ”.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami
tentang pengelolaan dana di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo
b. Bagi Tempat Penelitian
Dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus solusi untuk
memperbaiki sisi kelemahan yang telah di alami saat ini.
c. Bagi lembaga pendidikan STIE
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan Referensi bagi
mahasiswa/I di STIE melalui sarana pembelajaran di perpustakaan.
1.6. Sistematika Penulisan
Bab satu (I) berisi pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
dan Sistematika Penulisan. Selanjutnya Bab dua (II) berisi Tinjauan Literatur dan
Metode Analisis, pada bab ini membahas mengenai Penelitian Terdahulu dan
Metode Analisis. Selanjutnya Bab tiga (III) yang berisi Pembahasan, pada
pembahasan ini membahas mengenai Gambaran Umum Objek Penelitian,
Deskripsi Data Penelitian dan Pembahasan tentang hasil yang di peroleh,
kemudian di ikuti dengan Bab (IV) Penutup, pada bab penutup ini menguraikan
tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
2.1. Tinjauan Literatur
2.1.1. Pengertian Pengelolaan
Defenisi mengenai pengelolaan oleh para ahli masih terdapat perbedaan-
perbedaan, hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut
yang berbeda-beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda,
kelembagaan, ada pula yang meninjau pengelolaan sebagai satu kesatuan.
Menurut Kristina Kila (2017), “pengelolaan adalah proses dan perangkat
yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Akbar Prabawa
(2015), “pengelolan adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya”.
Menurut para ahli tersebut, fungsi pengelolaan pada dasarnya mengacu
kepada inti permasalahan dan tujuan yang sama, yaitu dimaksudkan agar
pengelolaan dalam berbagai kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna. Apabila pengelolaan
(management) dikaitkan dengan keuangan atau anggaran maka pengelolaan
keuangan dapat didefinisikan sebagai proses atau cara mengendalikan, mengatur,
menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan keuangan dan anggaran.
Berdasarkan teori para ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengertian dari pengelolaan adalah keterampilan untuk mencapai suatu
hasil dengan menggunakan tenaga dan pikiran.
2.1.2. Fungsi Pengelolaan
Umumnya, aktivitas pengelolaaan pada setiap lembaga atau organisasi
berkaitan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau
sekelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pengelolaan berasal dari kata kelolaatau mengelola yang berarti
mengendalikan, mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan.
Rosady Ruslan(2012), mendefinisikan pengelolaan sebagai, “sebuah proses yang
khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengaktifan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya”.
Menurut Rosady Ruslan (2012) definisi pengelolaandiatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam pengelolaan
(management) merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Meliputi; penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan
prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang
akan terjadi
2. Pengorganisasian (Organizing)
Meliputi; pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,
membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur
wewenang, mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi,
serta mengoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang
solid dan terorganisasi.
3. Penyusunan Formasi (Staffing)
Meliputi; menentukan persyaratan personel yang akan
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan pekerjaan
atau tugas(job description)dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk didalamnya
pengembangan kualitas karyawan sebagai acuan untuk
penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi.
4. Memimpin (Leading)
Meliputi; membuat orang lain melaksanakan tugasnya,
mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim
atau suasana pekerjaan yang kondusif khususnya dalam metode
komunikasi dari atas kebawah atau sebaliknya sehingga timbul
saling pengertian dan kepercayaan yang baik.
Menumbuhkembangkan disiplin kerja dan sense of belonging
(rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen
(publik Internal).
5. Pengawasan (controlling)
Fungsi terakhir pengelolaan (management) itu mencakup;
persiapan suatu standar kualitas hasil kerja, baik berbentuk
produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi dalam
upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang
positif.
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu
kegiatan pengelolaan yang keberadaannya sangat diperlukan dalam memberikan
arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan
dengan penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam
memersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap berikutnya pengarahan dan
pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan manitoring
dan evaluasi kegiatan tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan
berlangsung atau untuk memperbaiki program kegiatan berikutnya sehingga
tujuan yang telah direncanakan tercapai dengan baik.
2.1.3. Pengertian Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, decayang
berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Desa menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 menyatakan
bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diakui
otonominya dapat diberikan penugasan pendelegasian untuk melaksanakan
pemerintahan tertentu. Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah dan
Badan Permusyawaratan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merupakan suatu
kegiatan pemerintah, lebih jelasnya pemikiran ini didasarkan bahwa
penyelenggaraan tata kelola, atau yang dikenal selama ini sebagai
“Pemerintahan”. Kepala adalah pelaksana kebijakan sedangkan Badan
Permusyawaratan adalah lembaga pembuatan dan pengawasan kebijakan
(Peraturan).
Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi
desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian
yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah, karena dengan
otonomi desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan perwujudan
otonomi daerah.
Desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 pasal 19 tentang desa yakni:
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal-usul desa.
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan dan urusan pelayanan kepada masyarakat.
Desa juga memiliki hak dan kewajiban yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 pasal 67 tentang desa, Desa berhak:
a. Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak
asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa.
b. Menetapkan dan mengelola kelembagaan desa
c. Mendapatkan sumber pendapatan
Desa berkewajiban:
a. Melindungi dan menjaga persatuan serta kerukunan masyarakat
desa dalam rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi
d. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa
e. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
desa
Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna,
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemajuan pembangunan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian desa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami suatu wilayah
yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri.
2.1.4. Pemerintah Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri, dan dalam pemerintahan desa
merupakan bagian dari pemerintahan nasional yang penyelenggaraannya
ditujukan pada pedesaan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa Pasal 1, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Pemerintah Desa adalah kepala
desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintah desa adalah organisasi pemerintah
desa yang terdiri atas:
a. Unsur pimpinan yaitu kepala desa
b. Unsur pembantu kepala desa, yaitu terdiri atas:
1. Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketahui oleh
sekretaris desa.
2. Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang
melaksanakan urusan teknis lapangan seperti pengairan, keagamaan
dan lain-lain.
3. Unsur kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa diwilayah kerjanya
seperti kepala dusun.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pemerintah desa adalah orang yang memiliki tugas untuk menciptakan desa yang
mandiri, sejahtera, bersih dan sehat.
2.1.5. Pengertian Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Desa Pasal 1. Dana Desa adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kabupaten/kota yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam penjelasan pasal 68 ayat 1
huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa disebutkan
bahwa dana dari kabupaten/kota diberikan langsung kepada desa untuk dikelola
oleh pemerintah desa, dengan ketentuan 30% digunakan untuk biaya operasional
pemerintah desa dan BPD dan 70% digunakan untuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
Persentase penggunaan dana desa di tetapkan 70% untuk pemberdayaan
masyarakat diantaranya:
a. Penanggulangan kemiskinan diantaranya pendirian lumbung desa.
b. Peningkatan kesehatan masyarakat diantaranya penataan posyandu.
c. Peningkatan pendidikan dasar.
d. Pengadaan infrastruktur pedesaan diantaranya prasarana pemerintahan,
prasarana sosial.
e. Pemberdayaan sumber daya aparatur desa.
f. Kegiatan perlombaan desa.
g. Penyelenggaraan masyawarah pemerintahan desa.
h. Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan.
i. Peningkatan potensi masyarakat bidang keagamaan, pemuda olahraga.
j. Kegiatan lainnya yang diperlukan oleh desa.
Sedangkan 30% lagi untuk biaya operasional pemerintahan desa yaitu
untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa dengan prioritas
sebagai berikut:
a. Peningkatan sumber daya manusia; Kepala Desa, Perangkat Desa meliputi
pendidikan, pelatihan, pembekalan dan studi banding.
b. Biaya operasional tim pelaksana bidang pemerintahan.
c. Biaya tunjangan Kepala Desa, perangkat desa, tunjangan dan operasional
BPD, honor kepala wilayah serta penguatan kelembagaan wilayah.
d. Biaya perawatan kantor dan lingkungan kantor kepala desa.
e. Biaya penyediaan data dan pembuatan pelaporan dan
pertanggungjawaban.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2004, dana
desa memiliki beberapa tujuan, manfaat, dan guna antara lain:
1. Tujuan Dana Desa:
a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.
b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan
ditingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.
d. Meningkatkan pengalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya
dalam mewujudkan peningkatan sosial.
e. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong
masyarakat.
h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).
2. Manfaat Dana Desa:
a. Desa dapat menghemat biaya pembangunan.
b. Desa memperoleh pemerataan pembangunan.
c. Dapat mendorong terciptanya demokrasi desa.
d. Dapat mendorong terciptanya pengawasan langsung dari
masyarakat untuk menghindari penyimpangan.
e. Dapat meningkatkan kesejahteraan desa.
3. Peruntukkan Dana Desa:
a. Untuk biaya pembangunan desa.
b. Untuk biaya pemberdayaan masyarakat.
c. Untuk memperkuat pelayanan publik desa.
d. Untuk memperkuat partisipasi dan demokrasi desa.
e. Untuk tunjangan aparat desa.
f. Untuk operasional pemerintahan desa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa,
diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai
dengan kebutuhan prioritas desa. Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk
menandai keseluruhan kewenangan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dana
desa tersebut namun, mengingat dana desa bersumber dari Belanja Pusat, untuk
mengoptimalkan penggunaan dana desa, Pemerintah diberikan kewenangan untuk
menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk mendukung program
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penetapan prioritas
penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan yang menjadi
tanggungjawab desa.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal
72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d disebutkan
“anggaran dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota”. Selanjutnya dalam ayat (4) pasal yang sama
disebutkan “Anggaran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus”. Dalam masa transisi, sebelum dana desa
mencapai 10% anggaran dana desa dipenuhi melalui realokasi dari Belanja Pusat
dari Desa “program berbasis desa”. Kementrian/Lembaga mengajukan anggaran
untuk program yang berbasis kepada menteri dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional untuk
ditetapkan sebagai sumber dana desa.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dirasakan menjadi
angin segar bagi desa. Adanya undang-undang ini menjadi dasar hukum dari
diakuinya desa sebagai suatu daerah otonomi sendiri. Dalam hubungannya dengan
desentralisasi fiscal yang menjadi pokok dari berlakunya undang-undang tersebut
yaitu terkait dengan 10% dari dana APBN untuk desa diseluruh indonesia, dimana
setiap desa akan menerima dana kurang lebih sebesar 1 Milyar per tahun.
Dana desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan tanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan
kepentingan masyarakat setempat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun. Dana Desa sebagaimana bersumber dari
belanja pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara
merata dan berkeadilan. Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditransfer
melalui APBD Kabupaten/Kota untuk selanjutnya ditransfer ke APBDesa. Dana
Desa setiap Kabupaten/Kota dialokasikan berdasarkan perkalian antara jumlah di
setiap Kabupaten/Kota dan rata-rata Dana Desa setiap provinsi. Rata-rata Dana
Desa setiap provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan
berdasarkan jumlah desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah
penduduk Kabupaten/Kota, luas wilayah Kabupaten/Kota dan angka kemiskinan
Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan.
Berdasarkan besaran Dana Desa setiap Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam pasal 11 ayat (8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, bupati/walikota menetapkan besaran Dana Desa
untuk setiap desa di wilayahnya.
Besaran Dana Desa setiap Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dihitung
berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa dan angka kemiskinan
desa. Jumlah penduduk Desa, luas wilayah Desa dan angka kemiskinan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung dengan bobot:
a. 30% untuk jumlah penduduk desa.
b. 20% untuk luas wilayah desa.
c. 50% untuk angka kemiskinan desa.
Besaran Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dengan cara: Dana Desa untuk suatu Desa = Pagu Dana Desa
Kabupaten/Kota x [(30% x persentase jumlah penduduk desa yang bersangkutan
terhadap total penduduk desa di kabupaten/kota yang bersangkutan) + (20% x
persentase luas wilayah desa yang bersangkutan terhadap total luas wilayah desa
di kabupaten/kota yang bersangkutan) + (50% x persentase rumah tangga
pemegang kartu perlindungan sosial terhadap total jumlah rumah tangga desa di
kabupaten/kota yang bersangkutan)].
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dana
desa adalah dana yang diperuntukkan untuk desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
2.1.6. Sumber-Sumber Keuangan Desa
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
desa tersebut. Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa, APBD dan
APBN. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan
desa didanai dari APBDesa, bantuan pemerintahan pusat dan bantuan
pemerintahan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang
diselenggarakan oleh pemerintahan desa didanai dari APBD. Sedangkan yang
dimaksud dengan keuangan desa, HAW. Widjaja berpedoman pada (Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 212 Ayat 1) yang dimaksud dengan
keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
Sumber pendapatan desa tersebut secara keseluruhan digunakan untuk
menandai seluruh kewenangan desa yang menjadi tanggungjawab desa. Dana
tersebut digunakan untuk menandai penyelenggaraan kewenangan desa yang
mencakup penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat.
Sumber keuangan desa atau pendapatan desa sebagaimana yang
disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 68 ayat (1),
menyatakan bahwa sumber pendapatan desa terdiri dari:
a. Pendapatan asli desa yang terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan partsipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah.
b. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10%, untuk desa
dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa.
c. Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di terima oleh
kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% , yang pembagiannya untuk
setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa.
d. Bantuan keuangan dari pemerintah yaitu bantuan dari pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan.
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 pasal 68 ayat (1)
yang menyebutkan bahwa sumber pendapatan desa diantaranya adalah bagian dari
dana perimbangan keuangan pusat yang diterima oleh kabupaten/kota. Supaya
anggaran dana desa (ADD) dapat mencapai sasaran yang telah diinginkan dan
terealisasikan dengan baik, sesuai dengan amanat Undang-Undang tentu
dibutuhkan mekanisme perencanaan, penyaluran, penggunaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta pengawasan alokasi dana desa.
2.1.7. Penyaluran Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa Pasal 14. Penyaluran dana desa dilakukan
dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) adalah
rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh menteri selaku
bendahara umum negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. Rekening Kas Umum
Daerah (RKUD) adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah
dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan dan pada
akhirnya dipindahbukukan ke Rekening Kas Daerah (RKD) adalah rekening
tempat penyimpanan uang pemerintah desa yang menampung seluruh penerimaan
desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran desa pada bank yang
ditetapkan, sebagaimana bunyi pasal 15 ayat 1 yang kemudian diterangkan lagi
presentasenya pada ayat berikutnya yang dilakukan paling lambat minggu kedua
bulan bersangkutan dari rekening RKUN ke RKUD dan paling lambat tujuh (7)
hari dari rekening RKUD ke RKD pada setiap tahap. Adapun tahap-tahap tersebut
adalah:
1. Tahap I sebesar 60% dari pagu dana desa, paling cepat bulan Maret dan
paling lambat bulan Juli.
2. Tahap II sebesar 40% dari pagu dana desa, paling cepat bulan Agustus.
2.1.8. Penggunaan Dana Desa
Penggunaan Dana Desa diatur dalam permenkeu No.93/PMK.07/2015
tentang tatacara pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan
evaluasi dana desa. Bab IV tentang penggunaan dari pasal 21 hingga pasal 25
yang bunyinya sebagai berikut:
1. Pasal 21, dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
kemasyarakatan. Dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.Penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa yang telah
ditetapkan.
2. Pasal 22, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana desa berpedoman
pada pedoman umum penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 ayat (4) dan pedoman teknis yaang diterbitkan oleh
bupati/walikota.
3. Pasal 23, dana desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak
termasuk dalam prioritas penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 (3) setelah mendapat persetujuan bupati/walikota.
Persetujuan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan pada saat evaluasi rancangan peraturan desa mengenai
APBDesa. Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bupati/walikota memastikan pengalokasian dana desa untuk
kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi atau kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.
4. Pasal 24, kepala desa bertanggungjawab atas penggunaan dana desa.
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas
penggunaan dana desa. Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.
5. Pasal 25, kepala desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana
desa kepada bupati/walikota setiap semester.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan dana desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:
a. SemesterI, paling lambat minggu keempat bulan juli tahun anggaran
berjalan.
b. Semester II, paling lambat minggu keempat bulan januari tahun anggaran
berikutnya.
Bupati/Walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan
realisasi penggunaan dana desa oleh kepala desa. Laporan realisasi penggunaan
dana desa semester I menjadi persyaratan penyaluran dana desa dari RKUD ke
RKD tahap II tahun anggaran berjalan. Laporan realisasi penggunaan dana desa
semester II menjadi persyaratan penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD tahap I
tahun anggaran berikutnya. Laporan realisasi penggunaan dana desa disusun
sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis pengelolaan
keuangan lembaga publik, diantaranya Sumiati (2015), meneliti tentang
“Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Ngatabaru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan fungsi-
fungsi manajemen terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Ngatabaru
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi tidak optimal. Hal ini terlihat dalam
administrasi perencanaan yang dilakukan atas Alokasi Dana Desa oleh parat
pemerintah Desa Ngatabaru tidak berjalan dengan baik. Karena tidak
mempertimbangkan masalah yang akan terjadi pada saat pelaksanaan program-
program kegiatan. Pengorganisasian yang dilakukan oleh pemerintah Desa
Ngatabru belum berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing. Karena faktor kompetensi sumber daya manusia yang tidak memadai,
sehingga mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa pada
Desa Ngatabaru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi berjalan kurang baik.
Pengawasan secara periodik dan kontinyu oleh kepala desa terhadap pengelolaan
dana desa belum maksimal dilaksanakan.
Riska Apriliana (2017), meneliti tentang “Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Dalam Mewujudkan Good Governance”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam mewujudkan good governance
(akuntabilitas, transparansi dan partisipasi) mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan studi kasus, yaitu mendeskripsikan pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD) di desa ngombakan kemudian dibandingkan dengan
peraturan yang berlaku (Permendagri No. 113 Tahun 2014), dan di crosscheck
dengan fenomena riil yang terjadi pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
desa ngombakan dalam mewujudkan good governance, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan pengelolaan ADD di desa
Ngombakan secara garis besar telah akuntabel, transparan dan partisipatif. Namun
secara teknis masih terdapat kendala. Kendala tersebut merupakan kendala dari
kabupaten yang terlambat dalam membuat Peraturan Bupati mengenai peraturan
tentang ADD dan pengelolaannya. Hal ini berdampak pada keterlambatan
pelaporan terkait pengelolaan ADD di desa Ngombakan.
Dinar (2016), meneliti tentang “Analisis Pengelolaan Keuangan dan
Kekayaan Desa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan
keuangan desa di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif dan menggunakan teknik data penelitian dengan wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah
perangkat desa yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan desa di
Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Hasil dari
penelitian ini Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya telah mengelola keuangan
desa sesuai dengan peraturan pemerintah hal ini dibuktikan tidak adanya
pemborosan dalam keuangan desa. Pengelolaan keuangan Desa Plesungan
menunjukan transparan dilihat dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan pemerintahan Kabupaten/Kota dan
Provinsi. Bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan dan kekayaan desa berupa
SP2D, kuintansi persewaan tanah, pasar dan berita acara penyerahan uang kepada
warga setempat.
2.3. Metode Analisis
Metode analisis merupakan penjelasan tentang jenis penelitian, metode
pengumpulan data dan metode analisis data.
2.3.1. Jenis Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang mengungkapkan pengetahuan yang telah
ada maupun yang belum ditemukan untuk mendapatkan data (Sugiyanto, 2007:1).
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Oleh karena itu,
penelitian ini mendeskripsikan mengenai Analisis Pengelolaan Dana Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
2.3.2. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode dokumentasi
yaitu proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan
informasi di bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti dari
keterangan seperti gambar, kutipan dan bahan referensi lain.
2. Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan guna memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab dengan pihak organisasi untuk mendapatkan data
pendukung dalam penyusunan Skripsi Minor ini.
2.3.3. Metode Analisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan, maka untuk langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan suatu usaha untuk
mengkaji dan mengolah data yang telah terkumpul sehingga diperoleh suatu
kesimpulan yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
kualitatif yang tidak didasarkan pada perhitungan yang berbentuk kuantitatif
(jumlah) akan tetapi dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun
secara sistematis dalam bentuk tugas akhir. Penelitian kualitatif mempunyai
tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian dan dapat terjun
langsung kelapangan.
2.3.4. Indikator Pengelolaan Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan dana Desa Tahun 2017, Indikator pengelolaan dana desa,
antara lain sebagai berikut:
1. Keadilan
Mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa tanpa
membeda-bedakan.
2. Kebutuhan prioritas
Mendahulukan kepentingan desa yang lebih mendesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan
sebagian besar masyarakat desa.
3. Kewenangan desa
Mengutamakan kewenangan hak asal usul desa.
4. Partisipatif
Mengutamakan prakarsa dan kreatifitas masyarakat.
5. Swakelola dan berbasis sumber daya desa
Pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumber
daya alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran dan
keterampilan warga desa dan kearifan lokal.
6. Tipologi desa
Mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis desa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1. Sejarah Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
Desa Pekan Hilisimaetano merupakan hasil pemekaran Desa
Hilisimaetano (desa induk) Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan pada
tanggal 05 Mei 2009. Terjadinya pemekaran berdasarkan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat dusun So’onogeu, sehingga mekar menjadi sebuah
pemerintah desa yang dikenal dengan nama PEKAN HILISIMAETANO dengan
tujuan untuk memudahkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat diberbagai
sektor yang meliputi; sektor pembangunan, pelayanan kesehatan, pendidikan,
agama, budaya dan ekonomi.
Alasan dusun So’onogeu menjadi sebuah desa yang dikenal dengan nama
Desa Pekan Hilisimaetano, karena pada tahun 70-an belum adanya
prasarana/akses jalan aspal dari Desa Hilisimaetano (desa induk) menuju
Kecamatan Teluk Dalam (pasar) ditempuh dengan jalan kaki yang jaraknya 26
km, sehingga mempersulit masyarakat Hilisimaetano untuk membeli kebutuhan
sembako. Maka dari kesulitan transportasi tersebut tokoh masyarakat desa
Hilisimaetano dan dengan kesepakatan tokoh masyarakat desa tetangga
menyepakati untuk mendirikan pekan tradisional diwilayah dusun So’onogeu
yang merupakan wilayah desa Hilisimaetano dan lokasi tersebut sangat strategis
untuk wilayah beberapa desa tetangga. Dan sebagai promotor pemekaran dusun
So’onogeu menjadi desa Pekan Hilisimaetano diprakarsai oleh beberapa elemen
masyarakat dusun So’onogeu dan didukung oleh beberapa tokoh masyarakat desa
Hilisimaetano, maka pada tanggal 05 Mei 2009 resmi dusun So’onogeu menjadi
desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan.
3.1.2. Letak Geografis
Desa Pekan Hilisimaetano merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Maniamolo Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, memiliki luas 6000
km². Secara geografis Desa Pekan Hilisimaetano berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Ndraso Hilisimaetano dan Desa
Hilifalawu.
2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Bonia Hilisimaetano.
3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Idalajaya Hilisimaetano dan
Desa Bawosaodano.
4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Faomasi Hilisimaetano.
Secara administrasi, wilayah Desa Pekan Hilisimaetano terdiri dari 3
(tiga) Dusun.
Secara Umum Tipologi Desa Pekan Hilisimaetano terdiri dari
persawahan, perladangan, perkebunan, peternakkan, jasa dan perdagangan.
Topografis Desa Pekan Hilisimaetano secara umum termasuk daerah
landai atau dataran rendah, berbukit bergelombang dan berdasarkan ketinggian
wilayah diatas permukaan laut (rata-rata) 157 Meter.
3.1.3. Visi dan Misi
Berdasarkan gambaran dari masalah dan potensi yang ada di Desa Pekan
Hilisimaetano maka disusunlah Visi Desa Pekan Hilisimaetano yang merupakan
keinginan yang harus dicapai pada masa yang akan datang.
Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa harus
selaras dengan RPJM Desa, maka RKP Desa Pekan Hilisimaetano Tahun 2018
disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Desa Pekan Hilisimaetano yang
tertuang dalam RPJM Desa Pekan Hilisimaetano Tahun 2015-2020, sebagai dasar
dalam pelaksanaan pembangunan Desa Pekan Hilisimaetano yaitu:
“Mewujudkan Desa Pekan Hilisimaetano Menjadi Desa Yang
Makmur, Sehat Dan Sejahtera Dalam Bidang Pendidikan, Ekonomi,
Kesehatan Dan Pertanian Serta Memperlancar Hubungan
Transportasi”.
Makna yang terkandung pada Visi Desa Pekan Hilisimaetano tersebut
yakni:
1. Terwujudnya Peran Pemerintah dalam mewujudkan Desa Pekan
Hilisimaetano yang mandiri secara ekonomis dan hidup sejahtera.
2. Desa Pekan Hilisimaetano adalah satu kesatuan hukum dengan segala
potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah Desa Pekan
Hilisimaetano.
3. Mandiri adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif
dan partisipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
4. Pertanian bahwa sektor tanaman perkebunan (karet, cacao, padi, kelapa)
adalah hal utama dalam perekonomian, sehingga tidak akan terjadi rawan
pangan di Desa Pekan Hilisimaetano.
Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan Misi-Misi yang memuat
sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya Visi Desa
tersebut. Visi berada diatas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan kedalam
Misi agar dapat dioperasionalkan/kerjakan adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
meningkatkan SDM melalui pendidikan Formal maupun Informal.
2. Meningkatkan usaha pertanian palawija dan perkebunan.
3. Meningkatkan dan mengelola pendapatan asli desa.
4. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan
otonomi daerah.
5. Melakukan pembukaan badan jalan dan pengaspalan jalan antara dusun
dengan dusun dan desa dengan desa.
Melalui pemerintahan yang bersih dan peranan pemerintah Daerah dalam
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pertanian, perhubungan, kesehatan
dan tenaga penyuluh pertanian diharapkan masyarakat Desa Pekan Hilisimaetano
memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan.
3.1.4. Struktur Organisasi
GAMBAR 3.1
Sumber: Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun 2018
1. Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan
Jabatan-jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi kantor Desa
Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo memiliki tugas dan fungsi Menurut
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja sebagai berikut:
KEPALA DESA
SEKRETARIS
DESA
Kasi
Kesejahteraan
Kasi
Pemerintahan
pe
Kaur
Tata usaha & umum
Kaur
Keuangan
Kadus
3
Kadus
1 Kadus
2
PELAKSANA
WILAYAH
Kasi
Pelayanan
Kaur
Perencanaan
1. Kepala Desa
a. Tugas Kepala Desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan; Kepala Desa menjalankan
tugas disamping berdasarkan kewenangan jabatan, juga
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama antara Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
b. Fungsi Kepala Desa yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kegiatan
pembinaan kemasyarakatan.
c. Wewenang Kepala Desa yaitu memimpin penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD, menetapkan peraturan desa dan mengajukan rancangan
Peraturan Desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
d. Kewajiban Kepala Desa yaitu memegang teguh dan mengamalkan
pancasila, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memelihara
ketenteraman dan ketertiban masyarakat, melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa.
2. Sekretaris Desa
a. Tugas Sekretaris Desa yaitu membantu Kepala Desa di bidang
pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah desa dan
masyarakat, mewakili kepala desa dalam hal kepala desa
berhalangan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
kepala desa.
b. Fungsi Sekretaris Desa yaitu memberikan pelayanan kepada
masyarakat, pengurusan administrasi keuangan, surat menyurat,
kearsipan dan penyusunan program kerja tahunan desa.
3. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum
a. Tugas yaitu membantu sekretaris desa melaksanakan administrasi
umum, tata usaha dan kearsipan serta mempersiapkan bahan rapat
dan laporan.
b. Fungsi yaitu melaksanakan, mengendalikan, mengelola surat
masuk dan surat keluar serta melaksanakan pencatatan
inventarisasi kekayaan desa.
4. Kepala Urusan Keuangan
a. Tugas yaitu membantu sekretaris desa dalam melaksanakan
pengelolaan sumber pendapatan desa, administrasi keuangan desa
dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
b. Fungsi yaitu melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
desa, mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.
5. Kepala Urusan Perencanaan
a. Tugas yaitu membantu sekretaris desa dalam urusan perencanaan
program kegiatan desa.
b. Fungsi yaitu menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja
desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan,
melakukan monitoring dan evaluasi program serta menyusun
laporan.
6. Kepala Seksi Pemerintahan
a. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
b. Fungsi yaitu melaksanakan manajemen tata praja pemerintahan,
pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan
ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, pendataan serta pengelolaan profil desa.
7. Kepala Seksi Kesejahteraan
a. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
b. Fungsi yaitu melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, budaya,
lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, pemuda dan olah
raga.
8. Kepala Seksi Pelayanan
a. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
b. Fungsi yaitu melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap
pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,
keagamaan dan ketenagakerjaan.
9. Kepala Dusun
a. Tugas yaitu membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugasnya di
wilayah dusun yang bersangkutan dan tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh kepala desa.
b. Fungsi yaitu pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat, pengelolaan wilayah, mengawasi
pelaksanaan pembangunan diwilayah dusun yang bersangkutan,
melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan,
serta melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pembangunan desa
3.2. Deskripsi Data Penelitian
1. Mekanisme dan Tahap Penyaluran Dana Desa:
A. Penyaluran dana desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari
RKUN ke RKUD untuk selanjutnya dilakukan pemindahbukuan
dari RKUD ke RKD.
B. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Tahap I sebesar 60% dari pagu dana desa, paling cepat
bulan Maret dan paling lambat bula Juli.
b. Tahap II sebesar 40% dari pagu dana desa, paling cepat
bulan Agustus.
C. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD paling lambat 7 (tujuh)
hari setelah dana desa diterima di RKUD.
2. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD:
A. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan oleh
menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
B. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD tahap I dilakukan
setelah menteri keuangan menerima:
a. Peraturan daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah(APBD) kabupaten/kota tahun anggaran
berjalan.
b. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian
dan penetapan rincian dana desa setiap desa.
c. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
dana desa tahun anggaran sebelumnya dari bupati/walikota.
C. Penyaluran dana desa tahap II dilakukan setelah menteri keuangan
menerima laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
dana desa tahap I dari bupati/walikota.
3. Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD:
A. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD dilaksanakan oleh
bupati/walikota.
B. Penyaluran dana desa tahap I dilakukan setelah bupati/walikota
menerima:
a. Peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa).
b. Laporan realisasi penggunaan dana desa tahun anggaran
sebelumnya dari kepala desa.
C. Penyaluran dana desa tahap II dilakukan setelah bupati/walikota
menerima laporan realisasi penggunaan dana desa tahap satu dari
kepala desa.
Tabel 3.1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa) Pemerintahan Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun Anggaran 2017
KODE
REKENING
URAIAN ANGGARAN KET
1 2 3 4
1 PENDAPATAN 805.762.507
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong
royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
1 2 Pendapatan Transfer 805.762.507
1 2 1 Dana Desa 740.543.421
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak &
Retribusi Daerah Kab/Kota
1 2 2 1 Alokasi Dana Desa 65.219.086
1 2 3 Bantuan Keuangan
1 2 3 1 Bantuan Provinsi
1 2 3 2 Bantuan Kabupaten/Kota
1 3 Pendapatan Lain-lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan Pihak ke
3 yang tidak Mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang
Sah
JUMLAH PENDAPATAN 805.762.507
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
241.728.752
2 1 1 Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
109.920.000
2 1 1 1 BELANJA PEGAWAI:
Penghasilan Tetap Kepala Desa
dan Perangkat 80.400.000
a. Kepala Desa 12.000.000
b. Sekretaris Desa 8.400.000
c. 3 Orang Kepala Urusan 18.000.000
d. 3 Orang Kepala Seksi 18.000.000
e. Bendahara Desa 6.000.000
f. Operator 6.000.000
g. 2 Orang Opas 12.000.000
Tunjangan BPD 29.520.000
-Tunjangan BPD 2016 29.520.000
2 1 2 Operasional Perkantoran 103.808.752
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa 103.808.752
-Belanja Alat Tulis Kantor 25.000.000
-Belanja Alat-alat Kebersihan
dan Pembersih
2.819.086
-Belanja Benda Pos dan Materai 4.500.000
-Belanja Alat Listrik/Battery
Lampu
7.789.666
-Belanja Fotocopy, Cetak dan
Penggandaan
12.000.000
-Belanja Makan dan Minum
Rapat
13.500.000
-Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya
12.000.000
-Belanja Honor Tim Panitia 1.200.000
-Belanja Perjalanan Dinas 25.000.000
2 1 3 Operasional BPD 10.000.000
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
-Belanja Alat Tulis kantor 5.000.000
-Belanja Fotocopy, Cetak dan
Penggandaan
900.000
Belanja Makanan dan Minuman
Rapat
3.300.000
-Belanja Honor Panitia 800.000
2 1 4 Operasional RT/RW 18.000.000
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
-Insentif RT/RW (Kadus 3
Orang)
18.000.000
2 2 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
441.394.239
2 2 1 Pembangunan Parit/Drainase 351.961.639
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa 351.961.639
2 2 2 Pengadaan Gedung Kantor
Desa
73.356.000
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa 73.356.000
2 2 3 Pembangunan Gapura/Tanda
Batas Desa
16.076.600
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa 16.076.600
2 3 Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
33.000.000
2 3 1 Kegiatan Pembinaan
Organisasi Perempuan/PKK
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa 33.000.000
-Belanja Alat Tulis Kantor 1.000.000
-Belanja Makan dan Minum
Rapat
2.000.000
-Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya
12.000.000
-Belanja Bahan Praktek dan
Pelatihan
15.000.000
-Belanja Honorarium Tim
Panitian
1.000.000
-Belanja Honorarium
Instrukrur/Pelatihan/Narasumber
2.000.000
2 4 Bidang Pemberdayaan
Kemasyarakatan
89.639.516
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala
Desa Dan Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang Dan Jasa 24.000.000
-Belanja Perjalanan Dinas dan
Bimtek
24.000.000
2 4 2 Peningkatan Fasilitas Kantor
Desa 65.639.516
2 4 2 2 Belanja Modal
-Pengadaan Kursi 17.000.000
-Pengadaan Amplivier/Pengeras
Suara
5.000.000
-Pengadaan Komputer/Laptop 2
Unit
13.000.000
-Pengadaan Bibit Tanaman
kepada Masyarakat
12.039.516
-Belanja ATK 2.000.000
-Belanja Makan dan Minum 5.000.000
-Belanja Honorarium Panitia 1.200.00
-Belanja Honorarium
Instruktur/Pelatihan/Narasumber
10.400.000
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
-Honor Tim
-Konsumsi
-Dll
Jumlah Belanja
SURPLUS/DEVISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang
Dipisahkan
JUMLAH (Rp)
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukkan dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH (Rp) 805.762.507
Sumber: Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun 2018
3.3. Pembahasan
Pemerintah melakukan pembangunan dimulai dari desa karena desa
adalah kunci kekuatan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan desa mandiri
pemerintah telah mengesahkan undang-undang desa no.6 tahun 2014 tentang
desa. Undang-undang desa memberikan kesempatan bagi desa untuk menjalankan
dan mengatur pembangunannya sendiri karena masyarakat desa yang lebih tau apa
saja yang dilakukan untuk lebih maju dan sejahtera. Program pembangunan desa
harus direncanakan oleh pemerintah desa bersama badan permusyawaratan desa
dan masyarakat desa agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, tujuannya
untuk mempertajam dan menyepakati rencana kerja dan anggaran desa tahunan.
Semua kegiatan tingkat desa harus dapat direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi
oleh masyarakat desa sendiri. Dengan undang-undang desa, desa diberi
kepercayaan penuh untuk mengelola anggaran desa sendiri dan bersifat
kewenangan desa. 70% dari anggaran desa harus dimanfaatkan untuk
pembangunan, sedangkan untuk gaji dan operasional perangkat desa tidak boleh
lebih dari 30%.
Fokus kajian dalam penelitian ini yaitu Analisis Pengelolaan Dana Desa
Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo. Data-data yang diperlukan untuk
menganalisis permasalahan diperoleh melalui wawancara dan observasi pada hasil
pembangunan yang sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
telah diwujudkan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan dana desa,
penggunaan dana desa dan evaluasi. Hasil kajian dan analisis data tersebut
dipaparkan sebagai berikut.
1. Perencanaan Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo.
Perencanaan Pengelolaan Dana Desa merupakan kegiatan dalam
merumuskan pembangunan di desa. Perencanaan pengelolaan dana desa perlu
untuk dilakukan agar penggunaan dana dapat lebih efektif, efisien, dan ekonomis.
Aparat desa melaksanakan musyawarah rencana pembangunan desa bersama
warga desa pekan hilisimaetano agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo Tahun 2017 digunakan untuk pembangunan Balai desa, parit/drainase
dan gapura sebagai kebutuhan prioritas desa. Balai desa dibangun didusun dua
sebagai pusat desa pekan hilisimaetano, parit/drainase dibangun berdasarkan
tipologi desa yang mudah banjir dan kurang bersih, pembangunan di mulai dari
dusun satu, dusun dua dan dusun tiga sebagai pemerataan pembangunan yang
bersifat keadilan. Sementara pembangunan gapura dibangun didusun satu dan
dusun tiga sebagai batas-batas wilayah desa pekan hilisimaetano. Dengan adanya
dana desa sangat meringankan beban masyarakat untuk melakukan pembangunan
karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembangunan tersebut,
masyarakat hanya perlu bekerja sama dalam pembangunan desa.
2. Penggunaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
Dalam penggunaan Dana Desa, kepala desa memiliki peran sebagai ketua
tim pelaksana yang bertugas untuk melaksanakan pembangunan mulai dari
perencanaan, hingga pelaksanaannya. Pengelolaan Dana Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo sudah cukup baik, karena semua Dana Desa
Tahun 2017 digunakan untuk pembangunan yang bisa dinikmati langsung oleh
masyarakat, khususnya untuk pembangunan balai desa, parit/drainase dan gapura.
Hasil penelitian di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
dalam Pengelolaan Dana Desa yang transparan karena perencanaannya
dimusyawarahkan antara Kepala Desa, Bendahara dan Ketua BPD dan
masyarakat desa, dilihat dari pertanggungjawaban hasil fisik yang berupa
pembangunan dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan alokasi dana
desa sudah menampakkan adanya pengelolaan yang akuntabel dan transparan.
3. Evaluasi Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
Evaluasi terhadap Dana Desa Tahun 2017 tersampaikan untuk
masyarakat dengan baik, tetapi dalam pembangunan tidak lepas dari kendala.
Kendala-kendala tersebut yaitu masyarakat yang kurang peduli terhadap
pembangunan di daerahnya, dan rasa toleransi dan kerja sama yang minim.
Masyarakat yang ikut kerja sama dalam pembangunan hanya sebagian dan gotong
royong dilaksanakan ketika masyarakat berangkat kerja jadi kurangnya tenaga
untuk melaksanakan kegiatan pembangunan khususnya pelaksanaan
pembangunan parit/drainase sehingga akhirnya perangkat desa mencari pekerja
dari luar untuk menyelesaikan pembangunan dengan tepat waktu serta ditambah
dengan cuaca yang menghambat dan mengganggu proses pelaksanaan
pembangunan sehingga memakan biaya yang cukup banyak. Hal ini
mengakibatkan pembangunan di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo berkurang dan tidak sepenuhnya terlaksana karena kekurangan biaya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya dan
berdasarkan data-data yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan penelitian
yang dilakukan pada Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Masyarakat yang kurang peduli terhadap pembangunan di daerahnya,
serta rasa toleransi dan kerja sama yang minim sehingga pengelolaan
dana desa kurang efektif, efisien dan ekonomis.
2. Cuaca yang kurang mendukung menghambat dan mengganggu proses
pelaksanaan pembangunan sehingga pengelolaan dana desa kurang
efektif, efisien dan ekonomis.
4.2. Saran
Berikut ini beberapa saran dari penulis yang diberikan untuk kebaikan
dan kemajuan Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo:
1. Agar pengelolaan dana desa bisa maksimum, masyarakat harus memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan, serta rasa toleransi dan
kerja sama yang baik.
2. Agar pengelolaan dana desa bisa efektif, efisien dan ekonomis,
sebaiknya pembangunan dilaksanakan pada saat cuaca yang baik dan
mendukung sehingga tidak kewalahan dan tidak ada gangguan pada saat
proses pelaksanaan pembangunan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
2.1. Tinjauan Literatur
2.1.1. Pengertian Pengelolaan
Defenisi mengenai pengelolaan oleh para ahli masih terdapat perbedaan-
perbedaan, hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut
yang berbeda-beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda,
kelembagaan, ada pula yang meninjau pengelolaan sebagai satu kesatuan.
Menurut Kristina Kila (2017), “pengelolaan adalah proses dan perangkat
yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Akbar Prabawa
(2015), “pengelolan adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya”.
Menurut para ahli tersebut, fungsi pengelolaan pada dasarnya mengacu
kepada inti permasalahan dan tujuan yang sama, yaitu dimaksudkan agar
pengelolaan dalam berbagai kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna. Apabila pengelolaan
(management) dikaitkan dengan keuangan atau anggaran maka pengelolaan
keuangan dapat didefinisikan sebagai proses atau cara mengendalikan, mengatur,
menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan keuangan dan anggaran.
Berdasarkan teori para ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengertian dari pengelolaan adalah keterampilan untuk mencapai suatu
hasil dengan menggunakan tenaga dan pikiran.
2.1.2. Fungsi Pengelolaan
Umumnya, aktivitas pengelolaaan pada setiap lembaga atau organisasi
berkaitan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau
sekelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pengelolaan berasal dari kata kelolaatau mengelola yang berarti
mengendalikan, mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan.
Rosady Ruslan(2012), mendefinisikan pengelolaan sebagai, “sebuah proses yang
khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengaktifan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya”.
Menurut Rosady Ruslan (2012) definisi pengelolaandiatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam pengelolaan
(management) merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
6. Perencanaan (Planning)
Meliputi; penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan
prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang
akan terjadi
7. Pengorganisasian (Organizing)
Meliputi; pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,
membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur
wewenang, mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi,
serta mengoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang
solid dan terorganisasi.
8. Penyusunan Formasi (Staffing)
Meliputi; menentukan persyaratan personel yang akan
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan pekerjaan
atau tugas(job description)dan persyaratan teknis suatu pekerjaan,
melakukan penilaian dan pelatihan termasuk didalamnya
pengembangan kualitas karyawan sebagai acuan untuk
penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi.
9. Memimpin (Leading)
Meliputi; membuat orang lain melaksanakan tugasnya,
mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim
atau suasana pekerjaan yang kondusif khususnya dalam metode
komunikasi dari atas kebawah atau sebaliknya sehingga timbul
saling pengertian dan kepercayaan yang baik.
Menumbuhkembangkan disiplin kerja dan sense of belonging
(rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen
(publik Internal).
10. Pengawasan (controlling)
Fungsi terakhir pengelolaan (management) itu mencakup;
persiapan suatu standar kualitas hasil kerja, baik berbentuk
produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi dalam
upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang
positif.
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu
kegiatan pengelolaan yang keberadaannya sangat diperlukan dalam memberikan
arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan
dengan penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam
memersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap berikutnya pengarahan dan
pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan manitoring
dan evaluasi kegiatan tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan
berlangsung atau untuk memperbaiki program kegiatan berikutnya sehingga
tujuan yang telah direncanakan tercapai dengan baik.
2.1.3. Pengertian Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, decayang
berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Desa menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 menyatakan
bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diakui
otonominya dapat diberikan penugasan pendelegasian untuk melaksanakan
pemerintahan tertentu. Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah dan
Badan Permusyawaratan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merupakan suatu
kegiatan pemerintah, lebih jelasnya pemikiran ini didasarkan bahwa
penyelenggaraan tata kelola, atau yang dikenal selama ini sebagai
“Pemerintahan”. Kepala adalah pelaksana kebijakan sedangkan Badan
Permusyawaratan adalah lembaga pembuatan dan pengawasan kebijakan
(Peraturan).
Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi
desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian
yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah, karena dengan
otonomi desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan perwujudan
otonomi daerah.
Desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 pasal 19 tentang desa yakni:
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal-usul desa.
4. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan dan urusan pelayanan kepada masyarakat.
Desa juga memiliki hak dan kewajiban yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 pasal 67 tentang desa, Desa berhak:
d. Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak
asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa.
e. Menetapkan dan mengelola kelembagaan desa
f. Mendapatkan sumber pendapatan
Desa berkewajiban:
f. Melindungi dan menjaga persatuan serta kerukunan masyarakat
desa dalam rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
g. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa
h. Mengembangkan kehidupan demokrasi
i. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa
j. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
desa
Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna,
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemajuan pembangunan.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian desa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami suatu wilayah
yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri.
2.1.4. Pemerintah Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri, dan dalam pemerintahan desa
merupakan bagian dari pemerintahan nasional yang penyelenggaraannya
ditujukan pada pedesaan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa Pasal 1, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Pemerintah Desa adalah kepala
desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Pemerintah desa adalah organisasi pemerintah
desa yang terdiri atas:
c. Unsur pimpinan yaitu kepala desa
d. Unsur pembantu kepala desa, yaitu terdiri atas:
4. Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketahui oleh
sekretaris desa.
5. Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang
melaksanakan urusan teknis lapangan seperti pengairan, keagamaan
dan lain-lain.
6. Unsur kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa diwilayah kerjanya
seperti kepala dusun.
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pemerintah desa adalah orang yang memiliki tugas untuk menciptakan desa yang
mandiri, sejahtera, bersih dan sehat.
2.1.5. Pengertian Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Desa Pasal 1. Dana Desa adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kabupaten/kota yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam penjelasan pasal 68 ayat 1
huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa disebutkan
bahwa dana dari kabupaten/kota diberikan langsung kepada desa untuk dikelola
oleh pemerintah desa, dengan ketentuan 30% digunakan untuk biaya operasional
pemerintah desa dan BPD dan 70% digunakan untuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
Persentase penggunaan dana desa di tetapkan 70% untuk pemberdayaan
masyarakat diantaranya:
k. Penanggulangan kemiskinan diantaranya pendirian lumbung desa.
l. Peningkatan kesehatan masyarakat diantaranya penataan posyandu.
m. Peningkatan pendidikan dasar.
n. Pengadaan infrastruktur pedesaan diantaranya prasarana pemerintahan,
prasarana sosial.
o. Pemberdayaan sumber daya aparatur desa.
p. Kegiatan perlombaan desa.
q. Penyelenggaraan masyawarah pemerintahan desa.
r. Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan.
s. Peningkatan potensi masyarakat bidang keagamaan, pemuda olahraga.
t. Kegiatan lainnya yang diperlukan oleh desa.
Sedangkan 30% lagi untuk biaya operasional pemerintahan desa yaitu
untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa dengan prioritas
sebagai berikut:
f. Peningkatan sumber daya manusia; Kepala Desa, Perangkat Desa meliputi
pendidikan, pelatihan, pembekalan dan studi banding.
g. Biaya operasional tim pelaksana bidang pemerintahan.
h. Biaya tunjangan Kepala Desa, perangkat desa, tunjangan dan operasional
BPD, honor kepala wilayah serta penguatan kelembagaan wilayah.
i. Biaya perawatan kantor dan lingkungan kantor kepala desa.
j. Biaya penyediaan data dan pembuatan pelaporan dan
pertanggungjawaban.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2004, dana
desa memiliki beberapa tujuan, manfaat, dan guna antara lain:
1. Tujuan Dana Desa:
i. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.
j. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan
ditingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.
k. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.
l. Meningkatkan pengalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya
dalam mewujudkan peningkatan sosial.
m. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
n. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.
o. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong
masyarakat.
p. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).
2. Manfaat Dana Desa:
f. Desa dapat menghemat biaya pembangunan.
g. Desa memperoleh pemerataan pembangunan.
h. Dapat mendorong terciptanya demokrasi desa.
i. Dapat mendorong terciptanya pengawasan langsung dari
masyarakat untuk menghindari penyimpangan.
j. Dapat meningkatkan kesejahteraan desa.
3. Peruntukkan Dana Desa:
g. Untuk biaya pembangunan desa.
h. Untuk biaya pemberdayaan masyarakat.
i. Untuk memperkuat pelayanan publik desa.
j. Untuk memperkuat partisipasi dan demokrasi desa.
k. Untuk tunjangan aparat desa.
l. Untuk operasional pemerintahan desa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa,
diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai
dengan kebutuhan prioritas desa. Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk
menandai keseluruhan kewenangan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dana
desa tersebut namun, mengingat dana desa bersumber dari Belanja Pusat, untuk
mengoptimalkan penggunaan dana desa, Pemerintah diberikan kewenangan untuk
menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk mendukung program
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penetapan prioritas
penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan yang menjadi
tanggungjawab desa.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal
72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d disebutkan
“anggaran dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota”. Selanjutnya dalam ayat (4) pasal yang sama
disebutkan “Anggaran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus”. Dalam masa transisi, sebelum dana desa
mencapai 10% anggaran dana desa dipenuhi melalui realokasi dari Belanja Pusat
dari Desa “program berbasis desa”. Kementrian/Lembaga mengajukan anggaran
untuk program yang berbasis kepada menteri dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional untuk
ditetapkan sebagai sumber dana desa.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dirasakan menjadi
angin segar bagi desa. Adanya undang-undang ini menjadi dasar hukum dari
diakuinya desa sebagai suatu daerah otonomi sendiri. Dalam hubungannya dengan
desentralisasi fiscal yang menjadi pokok dari berlakunya undang-undang tersebut
yaitu terkait dengan 10% dari dana APBN untuk desa diseluruh indonesia, dimana
setiap desa akan menerima dana kurang lebih sebesar 1 Milyar per tahun.
Dana desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan tanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan
kepentingan masyarakat setempat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun. Dana Desa sebagaimana bersumber dari
belanja pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara
merata dan berkeadilan. Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditransfer
melalui APBD Kabupaten/Kota untuk selanjutnya ditransfer ke APBDesa. Dana
Desa setiap Kabupaten/Kota dialokasikan berdasarkan perkalian antara jumlah di
setiap Kabupaten/Kota dan rata-rata Dana Desa setiap provinsi. Rata-rata Dana
Desa setiap provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan
berdasarkan jumlah desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah
penduduk Kabupaten/Kota, luas wilayah Kabupaten/Kota dan angka kemiskinan
Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan.
Berdasarkan besaran Dana Desa setiap Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam pasal 11 ayat (8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, bupati/walikota menetapkan besaran Dana Desa
untuk setiap desa di wilayahnya.
Besaran Dana Desa setiap Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dihitung
berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa dan angka kemiskinan
desa. Jumlah penduduk Desa, luas wilayah Desa dan angka kemiskinan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung dengan bobot:
d. 30% untuk jumlah penduduk desa.
e. 20% untuk luas wilayah desa.
f. 50% untuk angka kemiskinan desa.
Besaran Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dengan cara: Dana Desa untuk suatu Desa = Pagu Dana Desa
Kabupaten/Kota x [(30% x persentase jumlah penduduk desa yang bersangkutan
terhadap total penduduk desa di kabupaten/kota yang bersangkutan) + (20% x
persentase luas wilayah desa yang bersangkutan terhadap total luas wilayah desa
di kabupaten/kota yang bersangkutan) + (50% x persentase rumah tangga
pemegang kartu perlindungan sosial terhadap total jumlah rumah tangga desa di
kabupaten/kota yang bersangkutan)].
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dana
desa adalah dana yang diperuntukkan untuk desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
2.1.6. Sumber-Sumber Keuangan Desa
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
desa tersebut. Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa, APBD dan
APBN. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan
desa didanai dari APBDesa, bantuan pemerintahan pusat dan bantuan
pemerintahan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang
diselenggarakan oleh pemerintahan desa didanai dari APBD. Sedangkan yang
dimaksud dengan keuangan desa, HAW. Widjaja berpedoman pada (Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 212 Ayat 1) yang dimaksud dengan
keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
Sumber pendapatan desa tersebut secara keseluruhan digunakan untuk
menandai seluruh kewenangan desa yang menjadi tanggungjawab desa. Dana
tersebut digunakan untuk menandai penyelenggaraan kewenangan desa yang
mencakup penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat.
Sumber keuangan desa atau pendapatan desa sebagaimana yang
disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 68 ayat (1),
menyatakan bahwa sumber pendapatan desa terdiri dari:
f. Pendapatan asli desa yang terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan partsipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah.
g. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10%, untuk desa
dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa.
h. Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di terima oleh
kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% , yang pembagiannya untuk
setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa.
i. Bantuan keuangan dari pemerintah yaitu bantuan dari pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan.
j. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 pasal 68 ayat (1)
yang menyebutkan bahwa sumber pendapatan desa diantaranya adalah bagian dari
dana perimbangan keuangan pusat yang diterima oleh kabupaten/kota. Supaya
anggaran dana desa (ADD) dapat mencapai sasaran yang telah diinginkan dan
terealisasikan dengan baik, sesuai dengan amanat Undang-Undang tentu
dibutuhkan mekanisme perencanaan, penyaluran, penggunaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta pengawasan alokasi dana desa.
2.1.7. Penyaluran Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa Pasal 14. Penyaluran dana desa dilakukan
dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) adalah
rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh menteri selaku
bendahara umum negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. Rekening Kas Umum
Daerah (RKUD) adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah
dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan dan pada
akhirnya dipindahbukukan ke Rekening Kas Daerah (RKD) adalah rekening
tempat penyimpanan uang pemerintah desa yang menampung seluruh penerimaan
desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran desa pada bank yang
ditetapkan, sebagaimana bunyi pasal 15 ayat 1 yang kemudian diterangkan lagi
presentasenya pada ayat berikutnya yang dilakukan paling lambat minggu kedua
bulan bersangkutan dari rekening RKUN ke RKUD dan paling lambat tujuh (7)
hari dari rekening RKUD ke RKD pada setiap tahap. Adapun tahap-tahap tersebut
adalah:
3. Tahap I sebesar 60% dari pagu dana desa, paling cepat bulan Maret dan
paling lambat bulan Juli.
4. Tahap II sebesar 40% dari pagu dana desa, paling cepat bulan Agustus.
2.1.8. Penggunaan Dana Desa
Penggunaan Dana Desa diatur dalam permenkeu No.93/PMK.07/2015
tentang tatacara pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan
evaluasi dana desa. Bab IV tentang penggunaan dari pasal 21 hingga pasal 25
yang bunyinya sebagai berikut:
6. Pasal 21, dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
kemasyarakatan. Dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.Penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa yang telah
ditetapkan.
7. Pasal 22, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana desa berpedoman
pada pedoman umum penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 ayat (4) dan pedoman teknis yaang diterbitkan oleh
bupati/walikota.
8. Pasal 23, dana desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak
termasuk dalam prioritas penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 (3) setelah mendapat persetujuan bupati/walikota.
Persetujuan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan pada saat evaluasi rancangan peraturan desa mengenai
APBDesa. Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bupati/walikota memastikan pengalokasian dana desa untuk
kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi atau kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.
9. Pasal 24, kepala desa bertanggungjawab atas penggunaan dana desa.
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas
penggunaan dana desa. Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.
10. Pasal 25, kepala desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana
desa kepada bupati/walikota setiap semester.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan dana desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:
c. SemesterI, paling lambat minggu keempat bulan juli tahun anggaran
berjalan.
d. Semester II, paling lambat minggu keempat bulan januari tahun anggaran
berikutnya.
Bupati/Walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan
realisasi penggunaan dana desa oleh kepala desa. Laporan realisasi penggunaan
dana desa semester I menjadi persyaratan penyaluran dana desa dari RKUD ke
RKD tahap II tahun anggaran berjalan. Laporan realisasi penggunaan dana desa
semester II menjadi persyaratan penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD tahap I
tahun anggaran berikutnya. Laporan realisasi penggunaan dana desa disusun
sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis pengelolaan
keuangan lembaga publik, diantaranya Sumiati (2015), meneliti tentang
“Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Ngatabaru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan fungsi-
fungsi manajemen terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Ngatabaru
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi tidak optimal. Hal ini terlihat dalam
administrasi perencanaan yang dilakukan atas Alokasi Dana Desa oleh parat
pemerintah Desa Ngatabaru tidak berjalan dengan baik. Karena tidak
mempertimbangkan masalah yang akan terjadi pada saat pelaksanaan program-
program kegiatan. Pengorganisasian yang dilakukan oleh pemerintah Desa
Ngatabru belum berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing. Karena faktor kompetensi sumber daya manusia yang tidak memadai,
sehingga mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa pada
Desa Ngatabaru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi berjalan kurang baik.
Pengawasan secara periodik dan kontinyu oleh kepala desa terhadap pengelolaan
dana desa belum maksimal dilaksanakan.
Riska Apriliana (2017), meneliti tentang “Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Dalam Mewujudkan Good Governance”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam mewujudkan good governance
(akuntabilitas, transparansi dan partisipasi) mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan studi kasus, yaitu mendeskripsikan pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD) di desa ngombakan kemudian dibandingkan dengan
peraturan yang berlaku (Permendagri No. 113 Tahun 2014), dan di crosscheck
dengan fenomena riil yang terjadi pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
desa ngombakan dalam mewujudkan good governance, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan pengelolaan ADD di desa
Ngombakan secara garis besar telah akuntabel, transparan dan partisipatif. Namun
secara teknis masih terdapat kendala. Kendala tersebut merupakan kendala dari
kabupaten yang terlambat dalam membuat Peraturan Bupati mengenai peraturan
tentang ADD dan pengelolaannya. Hal ini berdampak pada keterlambatan
pelaporan terkait pengelolaan ADD di desa Ngombakan.
Dinar (2016), meneliti tentang “Analisis Pengelolaan Keuangan dan
Kekayaan Desa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan
keuangan desa di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif dan menggunakan teknik data penelitian dengan wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah
perangkat desa yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan desa di
Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Hasil dari
penelitian ini Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya telah mengelola keuangan
desa sesuai dengan peraturan pemerintah hal ini dibuktikan tidak adanya
pemborosan dalam keuangan desa. Pengelolaan keuangan Desa Plesungan
menunjukan transparan dilihat dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan pemerintahan Kabupaten/Kota dan
Provinsi. Bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan dan kekayaan desa berupa
SP2D, kuintansi persewaan tanah, pasar dan berita acara penyerahan uang kepada
warga setempat.
2.3. Metode Analisis
Metode analisis merupakan penjelasan tentang jenis penelitian, metode
pengumpulan data dan metode analisis data.
2.3.1. Jenis Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang mengungkapkan pengetahuan yang telah
ada maupun yang belum ditemukan untuk mendapatkan data (Sugiyanto, 2007:1).
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lain-lain dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Oleh karena itu,
penelitian ini mendeskripsikan mengenai Analisis Pengelolaan Dana Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
2.3.2. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut:
3. Dokumentasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode dokumentasi
yaitu proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan
informasi di bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti dari
keterangan seperti gambar, kutipan dan bahan referensi lain.
4. Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan guna memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab dengan pihak organisasi untuk mendapatkan data
pendukung dalam penyusunan Skripsi Minor ini.
2.3.3. Metode Analisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan, maka untuk langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan suatu usaha untuk
mengkaji dan mengolah data yang telah terkumpul sehingga diperoleh suatu
kesimpulan yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
kualitatif yang tidak didasarkan pada perhitungan yang berbentuk kuantitatif
(jumlah) akan tetapi dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun
secara sistematis dalam bentuk tugas akhir. Penelitian kualitatif mempunyai
tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian dan dapat terjun
langsung kelapangan.
2.3.4. Indikator Pengelolaan Dana Desa
Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan dana Desa Tahun 2017, Indikator pengelolaan dana desa,
antara lain sebagai berikut:
1. Keadilan
Mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa tanpa
membeda-bedakan.
2. Kebutuhan prioritas
Mendahulukan kepentingan desa yang lebih mendesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan
sebagian besar masyarakat desa.
3. Kewenangan desa
Mengutamakan kewenangan hak asal usul desa.
4. Partisipatif
Mengutamakan prakarsa dan kreatifitas masyarakat.
5. Swakelola dan berbasis sumber daya desa
Pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumber
daya alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran dan
keterampilan warga desa dan kearifan lokal.
6. Tipologi desa
Mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis desa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1. Sejarah Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
Desa Pekan Hilisimaetano merupakan hasil pemekaran Desa
Hilisimaetano (desa induk) Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan pada
tanggal 05 Mei 2009. Terjadinya pemekaran berdasarkan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat dusun So’onogeu, sehingga mekar menjadi sebuah
pemerintah desa yang dikenal dengan nama PEKAN HILISIMAETANO dengan
tujuan untuk memudahkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat diberbagai
sektor yang meliputi; sektor pembangunan, pelayanan kesehatan, pendidikan,
agama, budaya dan ekonomi.
Alasan dusun So’onogeu menjadi sebuah desa yang dikenal dengan nama
Desa Pekan Hilisimaetano, karena pada tahun 70-an belum adanya
prasarana/akses jalan aspal dari Desa Hilisimaetano (desa induk) menuju
Kecamatan Teluk Dalam (pasar) ditempuh dengan jalan kaki yang jaraknya 26
km, sehingga mempersulit masyarakat Hilisimaetano untuk membeli kebutuhan
sembako. Maka dari kesulitan transportasi tersebut tokoh masyarakat desa
Hilisimaetano dan dengan kesepakatan tokoh masyarakat desa tetangga
menyepakati untuk mendirikan pekan tradisional diwilayah dusun So’onogeu
yang merupakan wilayah desa Hilisimaetano dan lokasi tersebut sangat strategis
untuk wilayah beberapa desa tetangga. Dan sebagai promotor pemekaran dusun
So’onogeu menjadi desa Pekan Hilisimaetano diprakarsai oleh beberapa elemen
masyarakat dusun So’onogeu dan didukung oleh beberapa tokoh masyarakat desa
Hilisimaetano, maka pada tanggal 05 Mei 2009 resmi dusun So’onogeu menjadi
desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan.
3.1.2. Letak Geografis
Desa Pekan Hilisimaetano merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Maniamolo Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, memiliki luas 6000
km². Secara geografis Desa Pekan Hilisimaetano berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut:
5. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Ndraso Hilisimaetano dan Desa
Hilifalawu.
6. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Bonia Hilisimaetano.
7. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Idalajaya Hilisimaetano dan
Desa Bawosaodano.
8. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Faomasi Hilisimaetano.
Secara administrasi, wilayah Desa Pekan Hilisimaetano terdiri dari 3
(tiga) Dusun.
Secara Umum Tipologi Desa Pekan Hilisimaetano terdiri dari
persawahan, perladangan, perkebunan, peternakkan, jasa dan perdagangan.
Topografis Desa Pekan Hilisimaetano secara umum termasuk daerah
landai atau dataran rendah, berbukit bergelombang dan berdasarkan ketinggian
wilayah diatas permukaan laut (rata-rata) 157 Meter.
3.1.3. Visi dan Misi
Berdasarkan gambaran dari masalah dan potensi yang ada di Desa Pekan
Hilisimaetano maka disusunlah Visi Desa Pekan Hilisimaetano yang merupakan
keinginan yang harus dicapai pada masa yang akan datang.
Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa harus
selaras dengan RPJM Desa, maka RKP Desa Pekan Hilisimaetano Tahun 2018
disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Desa Pekan Hilisimaetano yang
tertuang dalam RPJM Desa Pekan Hilisimaetano Tahun 2015-2020, sebagai dasar
dalam pelaksanaan pembangunan Desa Pekan Hilisimaetano yaitu:
“Mewujudkan Desa Pekan Hilisimaetano Menjadi Desa Yang
Makmur, Sehat Dan Sejahtera Dalam Bidang Pendidikan, Ekonomi,
Kesehatan Dan Pertanian Serta Memperlancar Hubungan
Transportasi”.
Makna yang terkandung pada Visi Desa Pekan Hilisimaetano tersebut
yakni:
5. Terwujudnya Peran Pemerintah dalam mewujudkan Desa Pekan
Hilisimaetano yang mandiri secara ekonomis dan hidup sejahtera.
6. Desa Pekan Hilisimaetano adalah satu kesatuan hukum dengan segala
potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah Desa Pekan
Hilisimaetano.
7. Mandiri adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif
dan partisipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
8. Pertanian bahwa sektor tanaman perkebunan (karet, cacao, padi, kelapa)
adalah hal utama dalam perekonomian, sehingga tidak akan terjadi rawan
pangan di Desa Pekan Hilisimaetano.
Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan Misi-Misi yang memuat
sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya Visi Desa
tersebut. Visi berada diatas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan kedalam
Misi agar dapat dioperasionalkan/kerjakan adalah sebagai berikut:
6. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
meningkatkan SDM melalui pendidikan Formal maupun Informal.
7. Meningkatkan usaha pertanian palawija dan perkebunan.
8. Meningkatkan dan mengelola pendapatan asli desa.
9. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan
otonomi daerah.
10. Melakukan pembukaan badan jalan dan pengaspalan jalan antara dusun
dengan dusun dan desa dengan desa.
Melalui pemerintahan yang bersih dan peranan pemerintah Daerah dalam
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pertanian, perhubungan, kesehatan
dan tenaga penyuluh pertanian diharapkan masyarakat Desa Pekan Hilisimaetano
memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan.
3.1.4. Struktur Organisasi
GAMBAR 3.1
Sumber: Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun 2018
1. Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan
Jabatan-jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi kantor Desa
Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo memiliki tugas dan fungsi Menurut
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja sebagai berikut:
10. Kepala Desa
e. Tugas Kepala Desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan; Kepala Desa menjalankan
tugas disamping berdasarkan kewenangan jabatan, juga
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama antara Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
f. Fungsi Kepala Desa yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kegiatan
pembinaan kemasyarakatan.
KEPALA DESA
SEKRETARIS
DESA
Kasi
Kesejahteraan
Kasi
Pemerintahan
pe
Kaur
Tata usaha & umum
Kaur
Keuangan
Kadus
3
Kadus
1 Kadus
2
PELAKSANA
WILAYAH
Kasi
Pelayanan
Kaur
Perencanaan
g. Wewenang Kepala Desa yaitu memimpin penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD, menetapkan peraturan desa dan mengajukan rancangan
Peraturan Desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
h. Kewajiban Kepala Desa yaitu memegang teguh dan mengamalkan
pancasila, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memelihara
ketenteraman dan ketertiban masyarakat, melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa.
11. Sekretaris Desa
c. Tugas Sekretaris Desa yaitu membantu Kepala Desa di bidang
pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah desa dan
masyarakat, mewakili kepala desa dalam hal kepala desa
berhalangan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
kepala desa.
d. Fungsi Sekretaris Desa yaitu memberikan pelayanan kepada
masyarakat, pengurusan administrasi keuangan, surat menyurat,
kearsipan dan penyusunan program kerja tahunan desa.
12. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum
c. Tugas yaitu membantu sekretaris desa melaksanakan administrasi
umum, tata usaha dan kearsipan serta mempersiapkan bahan rapat
dan laporan.
d. Fungsi yaitu melaksanakan, mengendalikan, mengelola surat
masuk dan surat keluar serta melaksanakan pencatatan
inventarisasi kekayaan desa.
13. Kepala Urusan Keuangan
c. Tugas yaitu membantu sekretaris desa dalam melaksanakan
pengelolaan sumber pendapatan desa, administrasi keuangan desa
dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
d. Fungsi yaitu melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
desa, mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.
14. Kepala Urusan Perencanaan
c. Tugas yaitu membantu sekretaris desa dalam urusan perencanaan
program kegiatan desa.
d. Fungsi yaitu menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja
desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan,
melakukan monitoring dan evaluasi program serta menyusun
laporan.
15. Kepala Seksi Pemerintahan
c. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
d. Fungsi yaitu melaksanakan manajemen tata praja pemerintahan,
pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan
ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, pendataan serta pengelolaan profil desa.
16. Kepala Seksi Kesejahteraan
c. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
d. Fungsi yaitu melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, budaya,
lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, pemuda dan olah
raga.
17. Kepala Seksi Pelayanan
c. Tugas yaitu membantu kepala desa sebagai pelaksana teknis,
pelaksana tugas operasional serta tugas lainnya.
d. Fungsi yaitu melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap
pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,
keagamaan dan ketenagakerjaan.
18. Kepala Dusun
c. Tugas yaitu membantu kepala desa dalam pelaksanaan tugasnya di
wilayah dusun yang bersangkutan dan tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh kepala desa.
d. Fungsi yaitu pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat, pengelolaan wilayah, mengawasi
pelaksanaan pembangunan diwilayah dusun yang bersangkutan,
melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan,
serta melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pembangunan desa
3.2. Deskripsi Data Penelitian
4. Mekanisme dan Tahap Penyaluran Dana Desa:
D. Penyaluran dana desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari
RKUN ke RKUD untuk selanjutnya dilakukan pemindahbukuan
dari RKUD ke RKD.
E. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan
sebagai berikut:
c. Tahap I sebesar 60% dari pagu dana desa, paling cepat
bulan Maret dan paling lambat bula Juli.
d. Tahap II sebesar 40% dari pagu dana desa, paling cepat
bulan Agustus.
F. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD paling lambat 7 (tujuh)
hari setelah dana desa diterima di RKUD.
5. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD:
D. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan oleh
menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
E. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD tahap I dilakukan
setelah menteri keuangan menerima:
d. Peraturan daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah(APBD) kabupaten/kota tahun anggaran
berjalan.
e. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian
dan penetapan rincian dana desa setiap desa.
f. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
dana desa tahun anggaran sebelumnya dari bupati/walikota.
F. Penyaluran dana desa tahap II dilakukan setelah menteri keuangan
menerima laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
dana desa tahap I dari bupati/walikota.
6. Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD:
D. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD dilaksanakan oleh
bupati/walikota.
E. Penyaluran dana desa tahap I dilakukan setelah bupati/walikota
menerima:
c. Peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa).
d. Laporan realisasi penggunaan dana desa tahun anggaran
sebelumnya dari kepala desa.
F. Penyaluran dana desa tahap II dilakukan setelah bupati/walikota
menerima laporan realisasi penggunaan dana desa tahap satu dari
kepala desa.
3.2.1 Tabel Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa)
Tabel 3.1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa) Pemerintahan Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun Anggaran 2017
KODE
REKENING
URAIAN ANGGARAN KET
1 2 3 4
1 PENDAPATAN 805.762.507
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong
royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
1 2 Pendapatan Transfer 805.762.507
1 2 1 Dana Desa 740.543.421
1 2 2 Bagian dari Hasil Pajak &
Retribusi Daerah Kab/Kota
1 2 2 1 Alokasi Dana Desa 65.219.086
1 2 3 Bantuan Keuangan
1 2 3 1 Bantuan Provinsi
1 2 3 2 Bantuan Kabupaten/Kota
1 3 Pendapatan Lain-lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan Pihak ke
3 yang tidak Mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang
Sah
JUMLAH PENDAPATAN 805.762.507
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
241.728.752
2 1 1 Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
109.920.000
2 1 1 1 BELANJA PEGAWAI:
Penghasilan Tetap Kepala Desa
dan Perangkat 80.400.000
a. Kepala Desa 12.000.000
b. Sekretaris Desa 8.400.000
c. 3 Orang Kepala Urusan 18.000.000
d. 3 Orang Kepala Seksi 18.000.000
e. Bendahara Desa 6.000.000
f. Operator 6.000.000
g. 2 Orang Opas 12.000.000
Tunjangan BPD 29.520.000
-Tunjangan BPD 2016 29.520.000
2 1 2 Operasional Perkantoran 103.808.752
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa 103.808.752
-Belanja Alat Tulis Kantor 25.000.000
-Belanja Alat-alat Kebersihan
dan Pembersih
2.819.086
-Belanja Benda Pos dan Materai 4.500.000
-Belanja Alat Listrik/Battery
Lampu
7.789.666
-Belanja Fotocopy, Cetak dan
Penggandaan
12.000.000
-Belanja Makan dan Minum 13.500.000
Rapat
-Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya
12.000.000
-Belanja Honor Tim Panitia 1.200.000
-Belanja Perjalanan Dinas 25.000.000
2 1 3 Operasional BPD 10.000.000
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
-Belanja Alat Tulis kantor 5.000.000
-Belanja Fotocopy, Cetak dan
Penggandaan
900.000
Belanja Makanan dan Minuman
Rapat
3.300.000
-Belanja Honor Panitia 800.000
2 1 4 Operasional RT/RW 18.000.000
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
-Insentif RT/RW (Kadus 3
Orang)
18.000.000
2 2 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
441.394.239
2 2 1 Pembangunan Parit/Drainase 351.961.639
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa 351.961.639
2 2 2 Pengadaan Gedung Kantor
Desa
73.356.000
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa 73.356.000
2 2 3 Pembangunan Gapura/Tanda
Batas Desa
16.076.600
2 2 3 2 Belanja Barang dan Jasa 16.076.600
2 3 Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
33.000.000
2 3 1 Kegiatan Pembinaan
Organisasi Perempuan/PKK
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa 33.000.000
-Belanja Alat Tulis Kantor 1.000.000
-Belanja Makan dan Minum
Rapat
2.000.000
-Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya
12.000.000
-Belanja Bahan Praktek dan
Pelatihan
15.000.000
-Belanja Honorarium Tim
Panitian
1.000.000
-Belanja Honorarium
Instrukrur/Pelatihan/Narasumber
2.000.000
2 4 Bidang Pemberdayaan
Kemasyarakatan
89.639.516
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala
Desa Dan Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang Dan Jasa 24.000.000
-Belanja Perjalanan Dinas dan
Bimtek
24.000.000
2 4 2 Peningkatan Fasilitas Kantor
Desa 65.639.516
2 4 2 2 Belanja Modal
-Pengadaan Kursi 17.000.000
-Pengadaan Amplivier/Pengeras
Suara
5.000.000
-Pengadaan Komputer/Laptop 2
Unit
13.000.000
-Pengadaan Bibit Tanaman
kepada Masyarakat
12.039.516
-Belanja ATK 2.000.000
-Belanja Makan dan Minum 5.000.000
-Belanja Honorarium Panitia 1.200.00
-Belanja Honorarium
Instruktur/Pelatihan/Narasumber
10.400.000
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
-Honor Tim
-Konsumsi
-Dll
Jumlah Belanja
SURPLUS/DEVISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa yang
Dipisahkan
JUMLAH (Rp)
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukkan dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH (Rp) 805.762.507
Sumber: Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo Tahun 2018
3.3. Pembahasan
Pemerintah melakukan pembangunan dimulai dari desa karena desa
adalah kunci kekuatan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan desa mandiri
pemerintah telah mengesahkan undang-undang desa no.6 tahun 2014 tentang
desa. Undang-undang desa memberikan kesempatan bagi desa untuk menjalankan
dan mengatur pembangunannya sendiri karena masyarakat desa yang lebih tau apa
saja yang dilakukan untuk lebih maju dan sejahtera. Program pembangunan desa
harus direncanakan oleh pemerintah desa bersama badan permusyawaratan desa
dan masyarakat desa agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, tujuannya
untuk mempertajam dan menyepakati rencana kerja dan anggaran desa tahunan.
Semua kegiatan tingkat desa harus dapat direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi
oleh masyarakat desa sendiri. Dengan undang-undang desa, desa diberi
kepercayaan penuh untuk mengelola anggaran desa sendiri dan bersifat
kewenangan desa. 70% dari anggaran desa harus dimanfaatkan untuk
pembangunan, sedangkan untuk gaji dan operasional perangkat desa tidak boleh
lebih dari 30%.
Fokus kajian dalam penelitian ini yaitu Analisis Pengelolaan Dana Desa
Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo. Data-data yang diperlukan untuk
menganalisis permasalahan diperoleh melalui wawancara dan observasi pada hasil
pembangunan yang sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
telah diwujudkan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan dana desa,
penggunaan dana desa dan evaluasi. Hasil kajian dan analisis data tersebut
dipaparkan sebagai berikut.
1. Perencanaan Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo.
Perencanaan Pengelolaan Dana Desa merupakan kegiatan dalam
merumuskan pembangunan di desa. Perencanaan pengelolaan dana desa perlu
untuk dilakukan agar penggunaan dana dapat lebih efektif, efisien, dan ekonomis.
Aparat desa melaksanakan musyawarah rencana pembangunan desa bersama
warga desa pekan hilisimaetano agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan Pengelolaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo Tahun 2017 digunakan untuk pembangunan Balai desa, parit/drainase
dan gapura sebagai kebutuhan prioritas desa. Balai desa dibangun didusun dua
sebagai pusat desa pekan hilisimaetano, parit/drainase dibangun berdasarkan
tipologi desa yang mudah banjir dan kurang bersih, pembangunan di mulai dari
dusun satu, dusun dua dan dusun tiga sebagai pemerataan pembangunan yang
bersifat keadilan. Sementara pembangunan gapura dibangun didusun satu dan
dusun tiga sebagai batas-batas wilayah desa pekan hilisimaetano. Dengan adanya
dana desa sangat meringankan beban masyarakat untuk melakukan pembangunan
karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembangunan tersebut,
masyarakat hanya perlu bekerja sama dalam pembangunan desa.
2. Penggunaan Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
Dalam penggunaan Dana Desa, kepala desa memiliki peran sebagai ketua
tim pelaksana yang bertugas untuk melaksanakan pembangunan mulai dari
perencanaan, hingga pelaksanaannya. Pengelolaan Dana Desa Pekan
Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo sudah cukup baik, karena semua Dana Desa
Tahun 2017 digunakan untuk pembangunan yang bisa dinikmati langsung oleh
masyarakat, khususnya untuk pembangunan balai desa, parit/drainase dan gapura.
Hasil penelitian di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
dalam Pengelolaan Dana Desa yang transparan karena perencanaannya
dimusyawarahkan antara Kepala Desa, Bendahara dan Ketua BPD dan
masyarakat desa, dilihat dari pertanggungjawaban hasil fisik yang berupa
pembangunan dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan alokasi dana
desa sudah menampakkan adanya pengelolaan yang akuntabel dan transparan.
3. Evaluasi Dana Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo.
Evaluasi terhadap Dana Desa Tahun 2017 tersampaikan untuk
masyarakat dengan baik, tetapi dalam pembangunan tidak lepas dari kendala.
Kendala-kendala tersebut yaitu masyarakat yang kurang peduli terhadap
pembangunan di daerahnya, dan rasa toleransi dan kerja sama yang minim.
Masyarakat yang ikut kerja sama dalam pembangunan hanya sebagian dan gotong
royong dilaksanakan ketika masyarakat berangkat kerja jadi kurangnya tenaga
untuk melaksanakan kegiatan pembangunan khususnya pelaksanaan
pembangunan parit/drainase sehingga akhirnya perangkat desa mencari pekerja
dari luar untuk menyelesaikan pembangunan dengan tepat waktu serta ditambah
dengan cuaca yang menghambat dan mengganggu proses pelaksanaan
pembangunan sehingga memakan biaya yang cukup banyak. Hal ini
mengakibatkan pembangunan di Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan
Maniamolo berkurang dan tidak sepenuhnya terlaksana karena kekurangan biaya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya dan
berdasarkan data-data yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan penelitian
yang dilakukan pada Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
3. Masyarakat yang kurang peduli terhadap pembangunan di daerahnya,
serta rasa toleransi dan kerja sama yang minim sehingga pengelolaan
dana desa kurang efektif, efisien dan ekonomis.
4. Cuaca yang kurang mendukung menghambat dan mengganggu proses
pelaksanaan pembangunan sehingga pengelolaan dana desa kurang
efektif, efisien dan ekonomis.
4.2. Saran
Berikut ini beberapa saran dari penulis yang diberikan untuk kebaikan
dan kemajuan Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo:
3. Agar pengelolaan dana desa bisa maksimum, masyarakat harus memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan, serta rasa toleransi dan
kerja sama yang baik.
4. Agar pengelolaan dana desa bisa efektif, efisien dan ekonomis,
sebaiknya pembangunan dilaksanakan pada saat cuaca yang baik dan
mendukung sehingga tidak kewalahan dan tidak ada gangguan pada saat
proses pelaksanaan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Riska. (2017). Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Mewujudkan
Good Governance Pada Desa Ngombakan. Jurnal Ilmu Pemerintahan.
Volume; 4-2.
Dinar. (2016). Analisis Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Desa di Desa
Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmu
Pemerintahan. Volume; 5-2.
Kila, Kristina. (2017). Pengelolan Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Miau Baru Kecamatan Kongbeng
Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Administrasi Negara. Volume; 5-3.
Moleong, (2007). Metode Penelitian Kualitaif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prabawa, Akbar. (2015). Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pembangunan di
Desa Loa Lepu Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai
Kartanegara. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Volume; 3-5.
. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa. Jakarta. Diperbanyak oleh PT Emas Angka Jaya.
.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.Jakarta. Diperbanyak oleh PT Emas Angka Jaya.
. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/PMK.07 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,
Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa. Jakarta. Diperbanyak
oleh PT Emas Angka Jaya.
. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
49/PMK.07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,
Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa. Jakarta. Diperbanyak
oleh PT Emas Angka Jaya.
. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa. Jakarta. Diperbanyak oleh
PT Emas Angka Jaya.
Ruslan, Rosady. (2012). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sugiyanto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikat Guru Rayon 13.
Sumiati. (2015). Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Ngatabaru
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis. Volume; 3-2.
. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Jakarta. Diperbanyak oleh PT Emas Angka Jaya.
. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. Diperbanyak oleh PT Emas Angka
Jaya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Junius Lase
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Hilisimaetano, 08 Juni 1997
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Kawin
Alamat Rumah : Desa Pekan Hilisimaetano Kecamatan Maniamolo
Alamat e-mail : [email protected]
Pendidikan Formal :
Sekolah Dasar (2003-2009) : SD Negeri 078451 So’onogeu
Sekolah Menengah Pertama (2009-2012) : SMP S. P. Nusantara T.dalam
Sekolah Menengah Kejuruan (2012-2015) : SMK S. Kr BNKP T.dalam
Perguruan Tinggi (2015-2019) : D3 Akuntansi STIE NISEL