PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

251
PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh LISNA FAJRIANTI NIM 6661120977 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, JANUARI 2017

Transcript of PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Page 1: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA

KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

LISNA FAJRIANTI

NIM 6661120977

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, JANUARI 2017

Page 2: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …
Page 3: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …
Page 4: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …
Page 5: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“MANJADDA WAJADA”

“MAN SHABARA ZHAFIRA”

“MAN SARA ALA DARBIWASHALA”

“SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI BERHASIL”

“SIAPA YANG BERSABAR PASTI BERUNTUNG”

“SIAPA MENAPAKI JALANNYA AKAN SAMPAI KETUJUAN”

Aku persembahkan catatan hasil perjuangan dan

kerjakerasku untuk Mamah & Bapak tercinta

Adek, Teteh Tersayang & ka Sayuda Terkasih.

Serta Guru dan teman-teman seperjuangan.

Page 6: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Abstrak

Lisna Fajrianti. NIM 6661120977. Skripsi. Perencanaan Strategis Alokasi

Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho, M.Si dan Pembimbing II: Titi

Stiawati M.Si. Program Studi Ilmu Administratsi Negara. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penelitian ini membahas tentang Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa

Wanayasa. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif . Penentuan

informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dengan

melakukan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Instrumen penelitian

ialah peneliti sendiri. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan triangulasi dan member check yang didasarkan dari teori Perencanaan

Strategis Bryson (2007) yang terdiri dari empat indikator yaitu masalah manusia,

masalah proses, masalah struktural dan masalah institusional. Teknik analisi data

menggunakan konsep dari Irawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang Tahun 2015 tidak optimal. Sumber daya manusia pemerintahan

Desa yang masih kurang terampil dan memahami Alokasi Dana Desa, kurangnya

partisipasi masyarakat Desa menyebabkan rendahnya swadaya gotong royong,

komunikasi yang terjalin di Desa Wanayasa sudah berjalan dengan baik,

sosialisasi yang dilakukan tidak berjalan dengan optimal. Sarannya yaitu

Melakukan diklat atau mengadakan pelatihan-pelatihan kepada Sumber Daya

Manusia Pemerintahan Desa, Perlu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pembangunan desa, Mempertahankan komunikasi yang baik demi

pembangunan Desa, Pemerintahan Desa lebih serius dalam mensosialisasikan

Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa kepada Masyarakat Desa.

Kata Kunci: Alokasi Dana Desa, Desa, Penecanaan Starategis

Page 7: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Abstract

Lisna Fajrianti. NIM 6661120977. Thesis. Strategic Planning Village

Allocation Funds in the Village District of the helter Wanayasa Serang District.

Advisor I: Kandung Sapto Nugroho, M.Si and Advisor II: Titi Stiawati M.Si.

Administration Country Studies Program. Faculty of Social Science and

Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa.

This study discusses the Village Fund Allocation Strategic Planning in the Village

District of the helter WanayasaSerang District. The purpose of this study was to

determine the Strategic Planning Village Allocation Fund Village Wanayasa. This

study uses Descriptive Qualitative Methods. Determination of informants using

purposive technique. Data collection techniques by observation, interviews and

documentation. The research instrument is the researcher himself. Testing the

validity of the data in this study is done by triangulation and member checks that

are based on the theory of Strategic Planning Bryson (2007), which consists of

four indicators namely human problems, process problems, structural problems

and institutional problems. Data analysis technique using the concept of Irawan.

The results showed that the Strategic Planning Village Allocation Fund in the

Village District of the helter Wanayasa Serang District 2015 is not optimal.

Human resources The village administration is still lacking skilled and

understand the Village Fund Allocation, lack of community participation leads to

low self-supporting village mutual cooperation, communication is established in

the village Wanayasa already well underway, socialization do not run optimally.

suggesting that Conduct training or hold trainings to Human Resources Village

Government, should be to encourage people to participate in rural development,

Maintain good communication for the sake of building the village, Village

Government more serious socializing Strategic Planning Village Fund Allocation

for Rural Communities.

Keywords: Village Fund Allocation,Village, Strategic Planning

Page 8: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah,

rahmat dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015) tanpa menemukan hambatan dan

kesulitan yang berarti.

Dalam Skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai

deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan

teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan

terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan,

bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan

proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

ii

7. Riswanda Ph,D selaku Sekertaris Jurusan Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Arenawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis dari awal hingga akhir.

9. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I

Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi

penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala

ilmu dan bantuannya.

10. Titi Stiawati, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang selalu

membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan

bantuannya.

11. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

12. Kabupaten Serang yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

13. Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah memberikan

informasi kepada peneliti.

14. Kepala Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah

memberikan informasi kepada peneliti

15. Anita, S.Pd Selaku Kepala Desa Wanayasa beserta stafnya yang telah

bersedia memberikan informasi .

Page 10: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

iii

16. Kedua orang tua yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya

sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak bapak,

mamah tercinta.

17. Kakak dan Adikku, , Yani Nurkholishoh, S.Pdi, Wia Widianingsih, S.E,

Dini Yuliansih, Ardi Alfalahuddin dan keluarga besar. Terimakasih telah

memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

Skripsi dan selalu memberikan dukungan yang teramat besar kepada

penulis.

18. Sayuda Anggoro Asih, S.Ikom yang selalu memberikan semangat dan

selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat

menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Terimakasih banyak atas

waktunya dan sukses selalu.

19. Sahabat-sahabatku, dan teman-teman seperjuangan kelas C Administrasi

Negara angkatan 2012. Semoga kalian Sukses dunia akhirat.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh

karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam

Skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis

melakukan penelitian. Terimakasih.

Serang, Januari 2017

Lisna Fajrianti

NIM :6661120977

Page 11: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR ORISINALITAS

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSRTACK

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 16

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................ 16

1.4 Perumusan Masalah ................................................................................................... 17

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 17

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 17

1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................ 17

1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 19

2.1.1 Pengertian Manajemen Publik ......................................................................... 19

Page 12: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

v

2.1.2 Defini Perencanaan .......................................................................................... 20

2.1.3 Pengertian Strategi .......................................................................................... 26

2.1.4 Perencanaan Strategis ...................................................................................... 28

2.1.4.1 Sistem Perencanaan Strategis .............................................................. 32

2.1.4.2 Proses Perencanaan Strategis ............................................................... 42

2.1.5 Alokasi Dana Desa ........................................................................................... 47

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 49

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 51

2.4 Asumsi Dasar ........................................................................................................... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................... 56

3.2 Fokus Penelitian ....................................................................................................... 57

3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................................... 57

3.4 Definisi Konsep dan Definisi Oprasional ................................................................ 57

3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................................. 57

3.4.2 Definisi Oprsional ........................................................................................... 58

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................................ 61

3.6 Informan Penelitian .................................................................................................. 61

3.7 Teknik Pengumpulan data ........................................................................................ 63

3.8 Pengujian Keabsahan Data ....................................................................................... 68

3.9 Jadwal Penelitian ...................................................................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................................ 75

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ............................................................. 77

Page 13: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

vi

4.1.2 Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Serang .............................. 80

4.1.3 Gambaran Umum Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang ................. 81

4.1.4 Gambaran Umum Kecamatan Pontang .......................................................... 85

4.1.5 Gambaran Umum Kantor Desa Wanayasa ..................................................... 84

4.2 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................................. 96

4.2.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................................................... 96

4.2.2 Deskripsi Data ................................................................................................ 97

4.2.3 Daftar Informan Penelitian ............................................................................. 98

4.3 Deskripsi Hasil penelitian ........................................................................................... 105

4.3.1 Masalah Manusia dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ........... 107

4.3.2 Masalah Proses dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ............... 118

4.3.3 Masalah Struktural dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ......... 131

4.3.4 Masalah Institusional dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ..... 137

4.4 Pembahasan ............................................................................................................. 143

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 153

5.2 Saran ........................................................................................................................ 155

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pagu Alokasi Dana Desa Kabupaten Serang Banten 9

Tahun Anggaran 2015

Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa 12

Tabel 3.1 Informan Penelitian 61

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Peneliti 2016 64

Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian 72

Tabel 4.1 Deskripsi Informan Penelitian 103

Tabel 4.2 Program Kerja Karang Taruna Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang 2015/2016 112

Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Desa Wanayasa kecamatan Pontang 116

Page 15: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 54

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis 69

Data Model Prasetya Irawan

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang 73

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Desa Wanayasa 94

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Gambar 4.3 Jembatan Di DesaWanayasaKecamatan Pontang 120

Gambar 4.4 Keadaan Sungai di Sepanjang Desa Wanayasa 122

Gambar 4.5 Susunan Keanggotaan TP. PKK Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang 124

Gambar 4.6 Gambaran Aplikasi SIMAKDES 132

Gambar 4.7 Jadwal Musyawaran antar Desa 135

Page 16: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban yang diberikan

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dalam

rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai

dengan peraturan perundang undangan. (Undang-Undang no. 32 tahun 2004).

Pada proses otonomi daerah melahirkan pemerintahan baru dibawah dari

pemerintah pusat oleh karena itu proses otonomi daerah melahirkan sebuah

kebijakan-kebijakan, kebijakan tersebut jangan hanya menitik beratkan pada

sebuah pemerintahan kabupaten atau kota saja tetapi pemerintahan di bawahnya

seperti pemerintahan desa dirasa sangat penting untuk digali potensinya demi

terciptanya kemaslahatan dari pembangunan desa, oleh sebeb itu pemerintah

kabupaten kota bertanggung jawab atas pemerintahan desa yang sangat

membutuhkan perhatian lebih demi membangun pemerintahan desa yang mandiri,

maju dan berpotensi pada pendapatan dan pengolahan sumber daya pedesaan.

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 otonomi desa merupakan hak,

wewenang dan kewajiban untuk mngatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan nilai-

nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

Page 17: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

2

mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintah berdasarkan asul-usul

desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan Kabupaten atau Kota

diserahkan pengaturannya kepada desa. Otonomi desa menghasilkan berbagai

interaksi antar individu dalam masyarkat atau merupakan hasil cipta, rasa dan

karsa masyarakat dalam kenyataannya pasti akan timbul keanekaragaman, baik

keanekaragaman dari penataan desa, tata kehidupan masyarakat, potensi desa,

susunan pemerintahan desa, maupun tatanan pemerintahan yang sangat

dipengaruhi oleh keanekaragaman asal-usul dan adat istiadat masyarakatnya, oleh

karena itu dalam waktu bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk

meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumber daya manusia

potensial yang ada di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pembangunan seperti para pelaku ekonomi. Tentang potensial, lembaga

kemasyarakat desa seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LKMD

(Lembaga Ketahanan Masarakat Desa), karang taruna, tokoh masyarakat

pemangku adat, dan tokoh-tokoh agama. Dimasa yang akan datang peran unsur-

unsur pembangunan non pemerintahan harus menempati porsi yang besar karna

dengan hal itu akan mampu memberikan efek positif langsung kepada masyarakat

desa. Sedangkan Fasilitas dan koordinasi dari aparat pemerintahan menjadi posisi

paling tepat dalam pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan

pedesaan serta memberikan perhatian dan pengawasan kepada desa sehingga

pengeloaan kebutuhan dapat di kendalikan sesuai dengan sasaran pemerintah.

Di kutip dari berita Desa Membangun bahwa “Sejarah kelam hubungan

negara-desa diawali dengan lahirnya Undang-Undang No 5 tahun 1979 tentang

Page 18: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

3

pemerintahan desa. Pemerintah menyeragamkan susunan kelembagaan dan

organisasi desa. Desa ditempatkan sebagai satuan wilayah pemerintahan di bawah

kecamatan. Usia Uundang-Undang ini cukup panjang, baru pada 1999 muncul

Undang-Undang Otonomi Daerah yang menghapus keberadaannya karena

dianggap bertentangan dengan UUD 1945.” Pada Tahun 2014 muncul kebijakan

baru yang mengatur desa secara khusus, yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014

tentang Desa disahkan pada 18 Desember 2013 dan masuk dalam lembaran negara

no 6 tahun 2014 pada 15 Januari 2014. Undang-Undang Desa menempatkan desa

sesuai dengan amanat konstitusi dengan merujuk pasal 18B aya 2 dan Pasal 18

ayat 7. Dari berbagai perubahan undang-undang di harapkan dapat menghasilkan

beberapa solusi bagi pembangunan pedesaan yang tidak hanya memberikan

perubahan pada wacana ketetapan undang-undang tetapi dampak dari perubahan

dan kewenangan serta kebijakan dari undang undang akan mampu meberikan

kontribusi yang sesuai kepada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan,

undang-undang menjadi patokan dari proses pemerintahan desa atau menjadi

kiblat dari pengelolaan pembangunan desa yang mampu meluruskan apa yang

benar dan apa yang salah. (Desamembangun.or.id)

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 diketahui bahwa Dana

Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara

yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan

belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD,

Page 19: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

4

adalah dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi

Khusus.

Di kutip dari Kompasiana Bahwa “Cukup banyak faktor yang

menyebabkan masyarakat di pedesaan hidup dengan terpuruk, dan terpaksa pula

mereka harus hidup dalam standar kualitas hidup yang rendah dan serba

kekurangan yang pada akhirnya berakibat kemiskinan berlangsung secara

sistematis dan menimbulkan permasalahan yang beragam baik dari segi ekonomi,

pendidikan, maupun kesehatan”. Beberapa faktor tersebut menjadikan pemerintah

harus memberikan sosusi khususnya masyarakat pedesaan yang pola pikirnya

masih mengandalkan apa yang diberikan oleh pemerintah, hal ini mendorong

pemeriintah melakukan beberapa program demi kemajuan desa dengan

melibatkan masyarakat langsung dalam pengelolaan potensi desa. Kegagalan

pemerintah dalam proses pengembangan potensi masyarakat desa harus menjadi

pelajaran untuk lebih memfokuskan apa yang sedang dan akan dibutuhkan oleh

masyarakat desa. Ancaman kemiskinan yang dirasakan oleh masyarakat membuat

pemerintah harus benar-benar eksta fokus pada beberapa solusi demi

menanggulangi masalah-masalah masyarakat walaupun banyak program-program

pemerintah yang masih belum dirasakan oleh masyarakat seperti alokasi dana

desa yang pada observasi awal penenlitian masyarakat desa kurang merasakan

dampak dari dana desa yang diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Program pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu tujuan dari pemerintah

dengan melibatkan masyarakat langsung hal tersebut menurut pemerintah menjadi

Page 20: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

5

hal paling efektif dan cepat untuk mencapai tujuan membangkitkan kemampuan

masyarakat dalam pembangunan pedesaan, unsur pemerintah menjadi lebih reaktif

memberikan prioritas kebutuhan masyarakat desa dalam alokasi anggaran

sehingga mereka mampu untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah

masing-masing. (Kompasiana.com)

Masyarakat desa dipercaya mampu melihat potensi dan kebutuhan dari

masyarakatnya sendiri sehingga semuanya terpusat pada apa yang dibutuhkan dan

dirasakan oleh masyarakat ini yang membuat perhatian lebih untuk sebuah desa

dalam mengelola pemerintahan desa nantinya akan mampu mengembangkan

potensi di sebuah pedesaan, walaupun masih menemui banyak kendala,

pengelolaan dana desa tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi positif

terhadap pembangunan desa hal tersebut dipertegas oleh Menteri Desa yang

mengatakan bahwa “Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan

Jafar, penggunaan dana desa telah memberikan kontribusi positif terhadap

pembangunan desa, khususnya untuk perbaikan infrastruktur, sarana dan

prasarana dasar, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. "Dana Desa

sebesar 89% untuk pembangunan di desa, kemudian untuk belanja pemerintahan

Desa 6%, pembinaan kemasyarakatan 3%, dan belanja untuk pemberdayaan

masyarakat sebesar 2%, untuk itu pembangunan pemerintahan pedesaan harus

sesuai dengan permasalahan yang ada” . Pada kenyataannya kontribusi positif

yang diberikan melalui dana desa masih banyak desa yang masih memiliki

infrastruktur desa yang masih buruk seperti di Desa Stagnan Kecamatan Pakong

Kabupaten Pemekasan yang dikutip oleh Koran Kabar bahwa “hingga saat ini,

Page 21: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

6

realisasi anggaran tersebut masih belum jelas. Salah satu fakta di lapangan,

terdapat beberapa jalan desa kondisinya cukup buruk” . ini menjadi bukti nyata

bahwa salah satu tujuan dari Alokasi Dana Desa yaitu infrastuktur belum berjalan

dengan baik hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk melihat

dengan jelas desa-desa yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah

tentang penggunaan anggaran yang diprioritaskan pada beberapa kebijakan dalam

Alokasi Dana Desa. (KoranKabar.com)

Contoh lainnya adalah saat Menteri Desa mendatangi Desa Kadubera,

Picung, Pandeglang, Banten yang mengungkapkan kegelisahannya terhadap

daerah tersebut yang di kutip oleh berita Jpnn bahwa “Pasalnya, jalan yang yang

dilalui masih berupa tanah dengan sejumlah lubang di sana sini. Selain itu,

jembatan yang ada juga hanya terbuat dari batang bambu dan kondisinya sudah

sangat reot. Padahal, setiap hari dilalui masyarakat desa”. Hal ini menjadi

pertanyaan bagi masyarakat bahwa apa yang yang di katakan pemerintanh yang

meberikan kontribusi positif sebesar 89% untuk pembangunan desa belum dirasa

cukup untuk sebagian desa yang khususnya desa tertinggal.

(Jawaposnasionalnetwork.com)

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Kementrian Dalam Negeri Republik

Indonesia No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan

keuangan Desa. Pemerintahan daerah berwenang mengelola daerahnya sendiri

yang nantinya akan mengurus daerahnya sendiri tanpa campur tangan pemerintah

pusat, ini yang menjadi awal dari munculnya otonomi desa yang didasari atas

Page 22: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

7

perimbangan pengelolaan keuangan desa yang bisa disebut dengan Alokasi Dana

Desa atau yang disingkat dengan ADD yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi dari sebuah desa.

Tujuan pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana

stimulus untuk Desa dalam menjalankan pemerintahan dan pemberdayaan

masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari

pedasaan, selain itu Tujuan Alokasi Dana Desa adalah menanggulangi kemiskinan

dan mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan

pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai

keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial;

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan

pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi

masyarakat, mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong.

Menurut data statistik Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten

di Provinsi Banten. Ibu Kota dari Kabupaten Serang adalah Ciruas namun saat ini

pusat pemerintahanya masih berada di Kota Serang. Kabupaten ini berada di

ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di

utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota

Cilegon di barat. Luas wilayah secara administratif tercatat 1.467,35 Km2 yang

terbagi atas 29 (dua puluh delapan) wilayah kecamatan dan 330 desa. Kecamatan

Pontang adalah salah satu dari kecamatan yang ada di Kabupaten Serang yang

memiliki 11 Desa yaitu Desa Domas, Kaserangan, Kelapian, Kubang Puji, Linduk

Page 23: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

8

Pontang, Pulokencana, Singarajan, Suka Jaya, Sukanegara, Wanayasa. Kecamatan

Pontang adalah salah satu daerah yang perlu perhatian lebih oleh pemerintah

daerah dalam mengembangkan potensi yang ada di daerah Pontang, dengan

terbentuknya potensi di Kecamatan Pontang maka Pendapatan pada masing

masing Desa di Kecamatan Pontang akan berkembang dan pembangunan di desa

akan menjadi lebih maju dilihat dari potensi pertanian dan yang ada di Kecamatan

Pontang yang sebagian besar wilayahnya dikeliling oleh lahan-lahan pertanian ini

menunjukkan bahwa lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Pontang dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Desa kemudian dibantu dengan dana yang

disalurkan oleh pemerintah dapat membangunan Desa.

Berdasarkan tujuan dari Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang

memiliki beberapa masalah dalam hal perencanaan berdasarkan Undang-Undang

perencanaan pembangunan desa sebagai maksud pada ayat (1) disusun secara

berkala meliputi rencana pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun dan rencana pembangunan tahunan Desa atau disebut

Rencana Kerja Pemerintahan Desa, merupakan penjabaran dari rencana

pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka waktu 1(satu) tahun.

Berdasarkan perencanaan yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa atau disingkat dengan RPJMDes dan tahunan desa memberikan

suatu kesempatan bagi pemerintah desa dalam menjalakan roda pemerintahan

desa dengan mewujudkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Sebelum kepala desa mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi

mereka harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arahan

Page 24: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

9

organisasi. Dalam perencanaan kepala desa memutuskan “apa yang harus

dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang

melakukannya” jadi perencanaan memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan-

pemutusan yang selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaiman, dan oleh

siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di

waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan

akan dilaksanaakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat maka suatu

rencana harus diimplementasikan.

Berikut ini adalah data besaran angka alokasi dana desa yang di dapatkan

oleh setiap desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang :

Tabel 1.2

Pagu Alokasi Dana Desa

Kabupaten Serang Banten Tahun Anggaran 2015

Sumber : Bagian Pemerintahan Desa Kab. Serang Tahun 2015

No Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Miskin

Luas

Wilayah

Indeks

Kesulitan

Geografis

Alokasi Dana Desa

PerDesa

1 Domas 9.677 102 7,29 34,13 Rp.666.799.058

2 Kaserangan 8.477 91 2,84 46,12 Rp.654.329.597

3 Kelapian 6.801 73 1,60 42,22 Rp.643.062.467

4 Kubang Puji 10.333 122 6,84 42,28 Rp.670.966.610

5 Linduk 10.365 229 11,34 41,89 Rp.693.356.315

6 Pontang 8.264 80 1,20 25,35 Rp.639.590.805

7 Pulokencana 8.568 172 3,37 29,33 Rp.659.164.768

8 Singarajan 8.759 67 1,27 19,77 Rp.637.659.678

9 Suka Jaya 8.986 223 10,70 44,59 Rp.710.469.438

10 Sukanegara 5.211 71 3,12 35,33 Rp.636.945.443

11 Wanayasa 4.870 56 8,52 42,14 Rp.652.460.100

Page 25: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

10

Pada penyaluran Alokasi Dana Desa dilakukan dengan cara

memindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada Rekening

Kas Umum Daerah (RKUD), untuk selanjutnya dipindahbukukan dari RKUD ke

Rekening Kas Desa (RKD). Dilakukan secara bertahap yaitu terdapat 3 tahap

penyaluran dengan presentase tahap pertama 40% pada bulan April, tahap kedua

40% pada bulan Agustus dan tahap ketiga 20% pada bulang Oktober. Tabel di

atas adalah Pagu Alokasi Dana Desa yang disalurkan pada tahun 2015 dibagikan

pada 11 Desa yang tersebar di Kecamatan Pontang yang berkisar Rp.

7.264.804.279 Masing-masing anggaran yang diperoleh oleh Desa cara

pembagiannya berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan desa, luas

wilayah Desa dan kesulitan geografis desa setiap Kabupaten/Kota, yaitu sebesar

10%. Tabel di atas adalah penggabungan dari anggaran Alokasi Dana Desa, Dana

Desa dan hasil pajak serta retribusi pajak daerah . Dapat dilihat di atas desa

Wanayasa mendaptkan dana sebesar Rp. 652.460.100 yang sedikit lebih besar

dibandingkan dengan Desa Sukanegara tetapi luas wilayah Wanayasa cukup luas

dibandingkan Sukanegara besaran dana diatas tidak dapat menggambarkan akan

membangdingkan jika alokasi dana desa yang dianggarkan lebih besar maka

perencanaannya lebih baik atau sebaliknya atau bahkan tidak optimal, bisa saja

dengan dana yang sedikit perencanaan dapat berjalan dengan optimal.

Berdasarkan observasi awal Desa Sukanegara memiliki infarstruktur yang

baik dibandingkan dengan Desa Wanayasa, hal tersebut membuat masyarakat

mudah untuk melakukan roda perekonomian dan kegiatan-kegiatan desa dapat

dilaksanakan dengan mudah, kepala desa sukanegara mengatakan bahwa”

Page 26: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

11

partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam hal infrastruktur bisa

dikatakan baik sehingga setiap kegiatan yang mencakup tentang kegiatan

pemberdayaan atau pembinaan masyarakat ikut serta dalam hal pembangunan

desa. Dalam proses mengimplementasikan pada kenyataannya pelaksanaan

Alokasi Dana Desa masih terdapat beberapa permasalahan diantaranya

permasalahan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa dalam hal kemampuan

pengelolaan Alokasi dana Desa dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian kegiatan yang masih dikatakan belum baik.

Kembali pada tujuan awal alokasi Dana Desa yaitu sebagai dana stimulus

untuk desa dalam menjalankan pemerintaah dan pemberdayaan masyarakat yang

diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari pedesaan, tujuan

tersebut diantaranya yaitu menanggulangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan

meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa,

pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan,

meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka

mewujudkan peningkatan sosial; Meningkatkan ketentraman dan ketertiban

masyarakat, meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka

pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, mendorong peningkatan

keswadayaan dan gotong royong., pada hakikatnya tujuan Alokasi Dana Desa

diharapkan dapat tercapai, tetapi pada kenyataannya tujuan Alokasi Dana Desa di

Desa Wanayasa belum tercapai dikarenakan terdapat beberapa masalah

diantaranya masalah utama dari Alokasi Dana Desa khususnya di desa Wanayasa

Kecamatan Pontang Belum berjalan dengan yang diharapkan dari tujuan Alokasi

Page 27: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

12

Dana Desa, yaitu yang pertama adalah masalah pengetahuan dari masyarakat yang

kurang mamahami apa itu Alokasi Dana Desa sehingga secara tidak langsung

masyarakat tidak merasakan dampak dari Alokasi Dana Desa, hal tersebut

diungkapkan oleh masyarakat Desa Wanayasa pada observasi awal yang merasa

bahwa pembangunan desa kurang dirasakan oleh masyarakat setempat

diantaranya kebutuhan masyarakat yang paling utama yaitu masalah sanitasi dan

air besih sehingga potensi yang terdapat di Desa Wanayasa yang sebagian besar

sebagai petani dan penambak ikan berdampak pada potensi pendapatan yang

masih rendah. Masalah lainnya adalah Masih Rendahnya Swadaya gotong royong

dari masyarakat Desa Wanayasa berdasarkan observasi awal masyarakat memang

mengatakan bahwa untuk swadaya gotong royong di desa Wanayasa memang

tidak seperti dulu masyarakatnya lebih memilih melakukan hal hal secara

individul hal tersebut salah satunya dikarenakan pemerintahan Desa Wanayasa

kurang menggerakan masyarakatnya untuk ikut serta dalam pembangunan seperti

sosialisasi saja jarang dilakukan terhitung sosialisasi hanya dilakukan satu kali

dalam 1 tahun seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa. Masalah selanjutnya

adalah tentang Masih kurang matangnya perencanaan dan penganggaran

berdasarkan observasi awal bahwa penggunaan Alokasi Dana Desa lebih

diperuntukkan kepada oprasional Aparatur Desa sedangkan untuk penggunaan

fisik atau fasilitas desa hanya beberapa persen saja, hal tersebut dipertegas oleh

Kepala Desa yang menyatakan “memang untuk penggunaan fisik kita tidak

banyak melakukan perubahan yang drastis dikarena penggunaan dana untuk fisik

ternilai sangat besar dan oprasional aparatur desa akan berkurang kami tidak

Page 28: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

13

merealisasian kebutuhan masyarakat seperti sanitasi air bersih dan pembebasan

lahan untuk tempat pemakaman umum”. Pernyataan tersebut mengkesampingkan

tujuan awal dari Alokasi Dana Desa yaitu untuk penganggaran pembangunan dan

peningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan. Permasalahan utama lainnya

adalah pemberdayaan masyarakat yang belum tercapai, berdasarkan tujuan dari

Alokasi Dana Desa adalah memberdayakan masyarakat, menurut masyarakat

kegiatan pemberdayaan seperti meningkatkan pendapatan masyarakat atau

peningkatan potensi desa dapat dikatakan kurang, untuk Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) dengan kegiatan pembuatan produk makanan desa tidak

dilakukan dengan rutin hanya dilakukan selama 1 bulan sekali, sehingga untuk

pemberdayaan dalam hal meningkatkan pendapatan masyarakat tidak bisa

diandalkan, Pemerintahan desapun dirasa kurang dalam hal pembinaan kepada

masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat yang dipertegas dari

kepala desa yang menyatakan bahwa “kami tidak melakukan kegiatan yang

mengatas namakan peningkatan pemberdayan masyarakat sebagai contoh seperti

kegiatan posiandu kegiatan pembuatan produk makanan desa saja”. Dari masalah

masalah utama tersebut tidak lepas dari permasalahan-permasalahan lain ataupun

masalah pendukung.

Permasalahan pertama yaitu Masih Rendahnya Sumber Daya Manusia

dari Aparatur Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, tentang sumber

daya manusia aparatur desa yang masih rendah berdasarkan observasi awal

sebagian besar aparatur desa di Desa Wanayasa masih rendah dikarenakan

pendidikan terakhir hanya sampai Sekolah menengah akhir ini kemudian menjadi

Page 29: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

14

persoalan dalam menghadapi permasalahn di desa karena aparatur desa yang

masih kurang memahami fungsi alokasi dana desa menurut Kepala Desa

Wanayasa “Faktanya memang aparatur Desa kurang memahami tentang fungsi

dari alokasi dana desa dikarenakan kurangnya pelatihan jadi hanya sekedar

melakukan apa yang harus dilakukan tanpa melakukan tidakan yang mendorong

masyarakat untuk maju dan berkembang.” Berikut ini adalah data sumber daya

aparatur desa di desa Wanayasa Kabupaten Serang.

Tabel 1.2

Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa

No Nama Jenis kelamin

(L/P)

Pendidikan

terakhir

Jabatan

1 Anita, S. Pd P S1 Kepala Desa

2 Mamad L SMA BPD

2 Ukon Hidayat, S. P L S1 Sekertaris Desa

3 Endang L SMA Bendahara

4 Abduhsolam L SMA Kasi Pemerintahan

5 Rahmatullah L SMA Staf Bagian Keuangan

6 Anipah L SMA Staf Pelaporan Umum

7 Ika Atikah L SMA Staf Bagian Pembangunan dan

Pemberdayaan masyarakat

8 Rohijah P SMA Kasi Kemasyarakatan

9 Sandra P SMA Staf Bagian Perencanaan

(Sumber : Data Kantor Kepala Desa Wanayasa, 2016)

Tabel di atas adalah gambaran umum sumber daya manusia Aparatur Desa

di Desa Wanayasa berdasarkan observasi awal. Ini kemudian menjadi masalah

awal dalam pemahaman dan perkembangan dalam mewujudkan pemberdayaan

Page 30: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

15

masyarakan melalui alokasi dana desa, sumber daya aparatur desa dapat dikatakan

masih rendah ini di pertegas dari pernyataan kepala desa yang mengakui bahwa

ada ketidakpahaman aparatur desa atau staf desa yang kurang memahami tenang

cara memberdayakan masyarakat melalui dana alokasi dana desa hal tersebut

dirasa belum cukup untuk melaksanakan sisitem pemerintahan desa karena

ketidak pahaman dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Desa yang dibiayai

Oleh ADD hal tersebut akan menganggu pelaksanaan kegiatan yang di tujukan

kepada masyarakat desa yang kurang paham dengan Alokasi Dana Desa hal

tersebut berdampak pada partisipasi masyarakat yang tidak terdorong dalam hal

pembangunan desa karna sesungguhnya anggaran alokasi dana desa adalah

sebagai wadah untuk meningkatkan swadaya gotongroyong masyarakat dan

memberikan peningkatan potensi kepada sebuah desa.

Permasalahan kedua adalah, masih rendahnya partisipasi masyarakat

dalam swadaya gotong royong di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang yang wilayahnya cukup jauh dari perkotaan kepala desa menyatakan

bahwa “partisipasi masyarakat desa Wanayasa dalam kenyataannya memang

masih kurang terlihat dari setiap adanya pembagunan desa, sebagian besar

masyarakat tidak memperdulikan bahkan acuh dengan perkembangan desa

contohnya jika pihak desa melakukan pelatihan atau edukasi untuk merangsang

masyarakat dalam menambah pendapatan masyarakat itu kurang ikut serta

sehingga dampaknya tidak terlalu besar untuk masyarakat.

Ini menunjukkan kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam melakukan

gotong royong demi pembangunan desa pada hakikatnya proses partisipasi

Page 31: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

16

masyarakat berfungsi sebagai masukan dan keluhan, partisipasi perlu

dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau kelompok sasaran

diharapkan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam proses aktifitas

pembangunan ekonomi, upaya lainnya dalam meningkatkan partisifasi masyarakat

yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan miskin untuk

berpartisifasi dan bisa menolong perekonimian diri sendiri. Jika hal tersebut dapat

diterapkan maka diharapkan dapat terwujudnya tujuan pembangunan desa

selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi

masyarakat dapat dirasakan jika pemerintahan desa atau aparatur desa mampu

untuk mendrong masyarakat desa untuk bergerak dalam swadaya gotong royong

pada hal ini pemerintahan desa tidak meberikan kesempatan untuk membuat

masyarakat paham atas anggaran Dana yang diperuntukkan kepada desa sehingga

mereka bedampak pada partisipasi masyarakat yang rendah.

Permasalahan ketiga adalah Kurangnya komunikasi dari organisasi

pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan Masyarakat, berdasarkan observasi awal

masyarakat mengatakan bahwa kurangnya komunikasi para perangkat desa dalam

melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut tentang pembangunan desa,

perangkat desa masih kurang dapat merespon keluhan yang disampaikan oleh

masyaraka sehingga masyarakat desa tidak bisa memberikan keluhan-keluhan

kepada perangkat desa dalam memajukan pembangunan desa hal ini dapat

digambarkan bahwa perangkat desa belum mampu untuk merespon keluhan yang

disampaikan oleh masyarakat.

Page 32: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

17

Permasalahan keempat adalah Kurangnya Sosialisasi dan pengarahan dari

Aparatur Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. pemerintah desa kurang

maksimal dalam melakukan pengarahan dan bimbingan menurut kepala desa

Wanayasa sosialisasikan anggaran Alokasi Dana Desa kepada masyarakat yang

hanya dilakukan 1 kali dalam satu tahun itu sebabnya masyarakat tidak

memahami fungsi dan tujuan dari alokasi dana desa untuk begerak melakukan

perubahan dan kurangnya komunikasi dari organisasi pengelolaan yaitu

pemerintah desa Alokasi Dana Desa dengan Masyarakat yang menyebabkan

banyaknya masyarakat yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa dan apa tujuan

dari dana tersebut sehingga tidak adanya pengarahan dari aparatur Desa dalam

membimbing masyarakat dalam melakukan Perubahan Desa kearah yang lebih

baik, kurangnya sosialisasi dalam perencanaan pembangunan di Desa dapat

dibuktikan berdasarkan observasi di Desa Wanayasa masih banyak masyarakat

yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa sehingga masyarakat tidak berperan

banyak dalam pembangunan Pedesaan hal tersebut berdampak pada tidak

sampainya keinginan atau kebutuhan dari masyarakat desa seperti membangunan

air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Wanayasa dan

penambak ikan Wanayasa yang membutuhkan air bersih untuk tambak ikan

mereka mengingat bahwa Desa Wanayasa berdasarkan letak Geografis adalah

wilayah yang dekat dengan kawasan indusri maka sistem perairan dan lingkungan

desa mereka tercemar oleh limbah dari kawasan industri sehingga menjadi

ancaman bagi masyarakat desa wanayasa untuk mendapatkan hal atas kehidupan

dan lingkungan yang layak bagi wilayahnya.

Page 33: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

18

Permasalahan-permasalahan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi

pemerintah yang memberikan dana kepada desa untuk mengembangkan potensi

pedesaan mengingat dana yang diberikan cukup besar kepada pemerintahan desa

sehingga harus dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan memilih judul “Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk dapat mengkaji dan menganalisis

terhadap permasalahan yang telah disebutkan pada pembahasan latar belakang

masalah maka penelitian mengidentifikasi permasalahan tersebut yaitu :

1. Masyarakat Desa kurang merasakan dampak dari Aloksi Dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

2. Masih Rendahnya Swadaya gotong royong dari masyarakat Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

3. Masih kurang matangnya perencanaan dan penganggaran Pembangunan di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

4. Belum tercapainya pemberdayaan masyarakat di Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang.

1.3 Batasan Masalah

Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis dalam melaksanakan penelitian,

baik dari segi waktu, tenaga dan kemampuan yang dimiliki, maka penulis

melakukan penelitian dengan objek atau lokasi penelitian di Kecamatan Pontang

Page 34: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

19

Kabupaten Serang yaitu di Desa Wanayasa, kemudian yang menjadi batasan

penelitian ini yaitu tentang Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang. Dengan harapan penelitian yang dilakukan mampu

memberikan pemahaman yang jelas terhadap permasalahan dan objek yang

diteliti.

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang masalah dan identifikasi

masalah maka penelitian ini akan membahas tentang beberapa permasalahan

tentang Perencanaan strategis Alokasi Dana Desa. Oleh karena itu perlu diketahui

Bagaimana Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, peneliti harus menentukan tujuan yang ingin

dicapai sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka seorang peneliti akan

mengalami kesulitan. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang

hendak dicapai peneliti adalah untuk mengetahui Perencanaan Alokasi Dana Desa

di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk penelitian yang berhubungan dengan aspek perencanaan dapat menjadi

proses untuk mengembangkan cakrawala berfikir yang telah diperoleh di

bangku perkuliahan.

Page 35: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

20

1.6.2 Manfaat praktis

Diharapkan agar dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintahan

Kabupaten Serang, serta pihak-pihak yang terkait, dan para pelaksana

kegiatan yang berkenaan dengan upaya membangun Desa yang lebih baik.

Page 36: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat

memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diketahui dan memberian

informasi tentang pendekatan penelitian atau kegiatan peneliti, dimana peneliti

mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada

dalam kepustakaan ( sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian

lainnya) untuk menunjang penelitiannya, Hasan (2002: 25).

2.1.1 Pengertian Manajemen Publik

Manajemen pemerintahan (public management) adalah faktor utama

dalam suatu administrasi publik (public administration) untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan dengan sarana dan prasarana yang ada, termasuk organisasi

serta sumber dana dan sumber daya yang tersedia (Ramto, 1997: 14).

Dengan demikian manajemen pemerintahan, tidak lain adalah faktor upaya dalam

suatu organisasi. Upaya tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan pemerintah

yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan penghidupan warga negara dan

masyarakatnya (Kristiadi, 1994: 23).

“Menyebutkan bahwa, tugas pemerintah yang paling dominan adalah

menyediakan barang-barang publik (public utility) dan memberikan

pelayanan publik (public service) misalnya dalam bidang-bidang

pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, perkembangan perlindungan

tenaga kerja, pertanian, keamanan dan sebagainya.”

Page 37: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

22

Secara konseptual dari dua istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemerintahan mengandung arti sebagai suatu kegiatan atau usaha

untuk mencapai tujuan-tujuan negara dengan mengunakan sumber-sumber yang

dikuasai oleh negara.

Diskusi mengenai manajemen pemerintahan, ternyata tidak saja menyangkut

masalah kelembagaan, tetapi secara lebih luas berkenaan dengan penyelenggaraan

pemerintahan secara keseluruhan, termasuk di dalamnya usaha-usaha

menjalankan kekuasaan pemerintahan dalam negara. Lynn (1996: 20)

menjelaskan bahwa :

“Manajemen pemerintahan yang baik dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari

proses dan dari hasilnya. Manajemen pemerintahan sebagai proses, harus

lebih mengutamakan proses yang demokratis di atas segala rencana dan

tujuan yang telah ditentukan, sedangkan manajemen pemerintahan sebagai

hasil akan mengambarkan kesungguhan hati, pemakaian secara efisien akan

sumber-sumber yang terbatas dengan mengutamakan administrasi yang baik

di atas proses yang ada.”

Dari pengertian para ahli di atas disimpulkan bahwa manajemen publik

merupakan faktor utama yang paling dominan dalam organisasi atau pemerintahan

sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi pemerintahan mencakup

berbagai aspek seperti bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan,

pertanian dan sebagainya.

2.1.2 Definisi Perencanaan

Perncanaan merupakan salah satu dari empat fungsi manajemen yang

penting dan saling berkaitan. Empat fungsi manajemen tersebut adalah

merencanakan, mengorganisaskan, mengarahkan, dan mengendalikan.

Merencanakan (top plan) membutuhkan pemahaman di mana posisi daerah dan ke

Page 38: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

23

mana mau melangkah ke depan, bagaimana formulasi visi dan misi, serta strategi

apa yang dipilih untuk mencapai target. Mengorganisasikan (to organise) adalah

bagaimana pemimpin daerah mengelola semua sumber daya yang dimiliki, baik

sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk menentukan apa yang

sudah direncanakan. Mengarahkan (to direct) adalah bagaimana pemimpin

mengarahkan sumber daya agar mencapai visi, misi dan terget yang telah

direncanakan dan ditetapkan dan memberikan motivasi dan melakukan

komunikasi secara terus-menerus. Mengendalikan (to control) merupakan fungsi

terakhir yang intinya mengevaluasi dan melaporkan kinerja organisasi dan

daerahnya.

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen,

karena organizing, staffing, directing, dan controlling pun harus terlebih dahulu

direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini di tunjukkan pada

masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi

dan situasi.

Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar resiko yang

ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan, dan kebijakan

direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah “memilih”, artinya

memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa

alternatif yang ada. Tanpa alternatif, perencanan pun tidak ada. Perencanaan

merupakan kumpulan dari beberapa keputusan. Menurut Terry (2009:43)

menyatakan bahwa :

“perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan

dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang apa yang akan

Page 39: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

24

dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai dalam hubungan ini proses

“objective-setting” penyususnan tujuan sebagai suatu bagian dari proses

perencanaan.”

Perencanaan efektif haruslah didasarkan atas fakta-fakta dan informasi dan

tidak atas emosi dan keinginan. Fakta –fakta yang bersangkutan langsung dengan

situasi yang dalam pembahasan, dikaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan

manajer itu, cara berfikir reflektif diperlukan: imajinasi dan pandangan kedepan

sangat membantu. Seseorang perencana harus mampu untuk membayangkan pola

kegiatan yang di usulkan dengan jelas. Pada dasarnya perencanaan adalah suatu

proses intelektual. Dengan menggunakannya, para manajer mencoba memandang

ke depan, menduga-duga kemungkina-kemungkinan, bersedia siap untuk hal tak

terduga, memetakan kegiatan-kegiatan, dan mengadakan urutan-urutan yang

teratur untuk mencapai tujuan-tujuan. Dalam manajemen, perencanaan adalah

proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan

itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan

merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa

perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan

tak akan berjalan. Perencanaan berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.

Bagi orang yang tak memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu

kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak

menguras tenaga dan pikiran, serta menumbuhkan waktu tidak yang lama dalam

penyusunan. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu

pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari

bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan,2010: 35).

Page 40: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

25

Berbagai pertanggung jawaban dalam perencanaan tergantung pada

besarnya dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer. Misal,

untuk perusahaahn-perusahaan konveksi, lebih cenderung hanya membuat

rencana-rencana jangka pendek dalam disain dan pembelian, karna kegiatan-

kegiatannya sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan mode. Toko buku atau

kelontong bahkan hanya memutuskan perhatiannya pada tujuan-tujuan musiman

atau tahunan. Tetapi perencanaan jangka panjang tetap dibutuhkan untuk menarik

personalia, pengembangan teknik-teknik produksi dan sebagainya. Bagaimanapun

juga, manajer hendaknya memahami perencanaan baik perencanan jangka panjang

maupun jangka pendek dalam kerangka perencanaan keseluruhan.

Sedangkan menurut Conyers dan Hills dalam Arsyad (2002:44)

perencanaan adalah “suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber

daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang”.

Berdasarkan definisi di atas Arsyad (2002:44) berpendapat ada empat elemen

dasar perencanaan, yaitu :

1. merencanakan berarti memilih

2. perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya

3. perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan

4. perencanaan berorientasi ke masa depan

Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan. Perencanaan adalah proses

dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perbedaan

pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan yang berbeda pula.

Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya

perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen

Page 41: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

26

lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sebenarnya

hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.

Sebelum manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi,

mereka harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah

organisasi dan arah organisasi. Dalam perencanaan, manajer memutuskan “apa

yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa

yang melakukannya”. Jadi, Perencanaan adalah memilih sekumpulan kegiatan dan

pemutus selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu

yang akan datang dalam mana perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan

dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanaakan, serta periode sekarang pada

saat rencana dibuat maka suatu rencana.

Intisari Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perncanaan adalah

kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai

tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur diantaranya

sejumlah kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang

dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut

telah ditetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses

implementasi dan pengawasan. Rencana-rencana mungkin memerlukan

modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan kembali” kadang-kadang dapat

manjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan harus

Page 42: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

27

mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin (Handoko, 2003:40).

Berdasarkan definisi di atas Handoko (2003: 79) berpendapat ada empat tahap

dasar perencanaan yaitu :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau

kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas,

organisasi akan menggunakan sumber daya–sumber dayanya secara tidak efektif.

Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi perusaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau

sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk mencapi tujuan, adalah sangat

penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya

setelah keadaan perusaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk

menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan

informasi terutama keuangan dan data ststistik yang didapatkan melalui

komunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan-hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu

diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.

Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal

yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin

menimbulkan masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di

waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.

Page 43: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

28

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai

tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi mengembangan

berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif

tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memutuskan) di antara berbagai

alternatif yang ada.

Intisari Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan

mendatang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung

beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya,

adanya proses, hasil yang dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu

tertentu.

2.1.3 Pengertian Strategi

Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik

pada tingkat organisasi maupun bisnis yang ditanggapi, tidak hanya terletak pada

akuratnya analisis strategik yang dilakukan dan tepatnya pilihan yang dijatuhkan

pada satu alternatif yang dipikirkan akan mendukung keseluruhan upaya untuk

mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta mengembang misi yang telah

ditentukan, melainkan terutama dan pada analisis terakhir terjadi pada waktu

strategi tersebut diimplementasikan (Siagian, 2010: 24).

Menurut Hasibuan (2008: 86) strategi ialah “strategi pada dasarnya adalah

penentuan cara yang harus ditempuh agar kemungkinan memperoleh hasil yang

maksimal, efektif dan dalam waktu yang relatif singkat serta tepat menuju

tercapainya tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Arifin dalam

Page 44: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

29

Hasibuan (2008: 88) strategi ialah “Strategi pada dasarnya adalah merupakan

suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu

rangkaian pertahapan yang masing-masing merupakan jawaban yang optimal

terhadap tanggapan-tanggapan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari

langkah sebelumnya dan keseluruhan proses ini terjadi dalam suatu arah tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Newman dalam Handoko

(2003: 86) mendefinisikan bahwa :

“Strategi adalah program untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dalam

melaksanakan misi. Kata “program” dalam definsi tersebut menyangkut

suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam

merumuskan strategi organisasi.”

Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai

tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya-sumber

daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi juga dapat

didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya

sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu

mempunyai strategi walaupun tidak secara eksplisit dirumuskan. Strategi

menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan

tantangan dan resiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.

Intisari dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian strategis adalah sebuah pengarahan bagi organisasi dalam pemanfaatan

sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditentukan dan

menyelasaikan misi organisasi serta mengarahkan sebuah organisasi dalam

mencapai suatu tujuan yang di tentukan.

Page 45: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

30

2.1.4 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategik menjadi semakin penting akhir-akhir ini. para

manajer manyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi organisasi yang baik dan

jelas akan lebih dapat memberikan arah dan pedoman bagi organisasinya. Sebagai

hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik menjadi lebih tanggap terhadap

perubahan lingkungan. Dengan perencanaan strategik, konsep organisasi menjadi

lebih jelas, sehingga memungkinkan manajer untuk merumuskan rencana-rencana

dan kegiatan-kegiatan yang memberi arah organisasi mencapi tujuannya. Di

samping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat pesat yang menambah

pentingnya perencanaan strategik, seperti (1) kenaikan tingkat perubahan

teknologi, (2) pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial, (3) peningkatan

kompleksitas lingkungan eksternal, dan (4) semakin panjangnya tenggang waktu

antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan datang.

Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007:105) mengemukakan lima

karakteristik perencanaan strategi yakni :

1. Berkaitan dengan pertanyaan dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut

2. Memeberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk

pengambilan keputusan sehari-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya.

4. Membantu memusatkan energi dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang

menyangkut prioritas tinggi.

5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif terlibat.

Page 46: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

31

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisian “perencanaan strategi sebagai

upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting

membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan

organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu.”

Menurut Bryson (2007: 60) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi

Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :

1) Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi-

strategi yang efektif

2) Memperjelas arah masa depan

3) Menciptakan prioritas

4) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan

5) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuat keputusan

6) Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang

yang berada dibawah kontrol organisasi

7) Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi

8) Memecahkan masalah

9) Memperbaiki kinerja organisasi

10) Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif

11) Membangun kerja kelompok dan keahlian

Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat di atas,

tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karena satu hal, perencanaan strategis

hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat. Perencanan strategis menurut

Antony dan kawan-kawan dalam Sukristono (1995: 77) ialah :

Page 47: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

32

“Perencanaan yang mencakup proses penentuan tujuan dan perubahan

tujuan organisasi, serta penentuan sumber daya (resources) guna mencapai

tujuan tersebut di samping penentuan kebijakan untuk mengatur

penggunaan sumber daya yang bersangkutan.”

Kemudian perencanaan strategis sebagai aspek penentuan kegiatan pada

waktu yang akan datang oleh Stenier dalam Sukristono (1995: 79) dikemukakan

perencanaan strategis adalah “suatu proses identifikasi kesempatan (opportunities)

dan tantangan-tantangan (threats), disamping diupayakannya sebagai data untuk

dasar keputusan perusahaan yang lebih baik guna memanfaatkan kesempatan-

kesempatan dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada.”

Menurut Allison dan kaye (2005: 110) definisi perencanaan strategis

adalah proses sistematik yang dipekati organisasi dan membangun keterlibatan di

antara stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan

tanggapan terhadap lingkungan operasi.

Ada baiknya, kita mengingat kembali apa yang dinyatakan Quinn dalam

Iriantara (2004: 36) tentang kriteria strategi yang efektif yang mencakup beberapa

hal berikut :

1. Objektif yang jelas dan menentukan.

Semua ikhtiar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan

dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan-tujuan spesifik bagi setiap unit

bisa saja berubah karena sengitnya kompetisi, namun tujuan strategis untuk

setiap unit/bagian harus tetap jelas sehingga memberikan kesinambungan dan

kohesi untuk pilihan-pilihan teknis pada kurun waktu pelaksanaan strategis.

Semua tujuan tidak perlu dibuat secara tertulis, namun yang terpokok bisa

dipahami dan menentukan.

Page 48: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

33

2. Memelihara inisiatif

Strategi itu mesti menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya komitmen.

Strategi itu mesti menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap

peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa. Postur reaktif yang

berkepanjangan akan menyamaikan ketidakpuasan, merendahkan moral, tidak

bisa memanfaatkan keuntungan waktu, dan tidak kelihatan lawan.

3. Konsentrasi

Strategi itu memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang

menentukan. Dengan begitu, kompetensi yang distingtif itu akan memberikan

keberhasilan yang lebih besar dengan sedikit sumber daya dan menjadi

landasan yang penting untuk memperoleh (atau keuntungan) yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kompetitor.

4. Fleksibilitas.

Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan dimensi sumber

daya untuk fleksibilitas dan menuver. Cadangan kemampuan, kemampuan

melakukan manuver secara terencana, dan repositioning memungkinkan untuk

memanfaatkan sumber daya meninimal mungkin, namun tetap membuat lawan

tidak berdaya.

5. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.

Strategi itu hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen

dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan-tujuan pokok.

6. Kejutan.

Page 49: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

34

Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kecepatan,

keberhasilan, dan kecerdasan, untuk menyerang lawan pada saat yang tak

terduga.

7. Keamanan

Strategi itu mesti mengamankan sumber daya dan semua operasi penting

organisasi.

Intisari dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

strategis adalah sebagai aspek penentuan kegiatan pada waktu yang akan datang

atau sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan

penting membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi. perencanaan

strategis harus menjadi acuan dalam setiap kegiatan tetapi harus melewati

berbagai langkah-langkah untuk menciptakan perencanaan strategis yang sesuai

dengan tujuan yang ditentukan, Perencanaan strategis dapat membantu organisasi

dan komunitas membangun kekutan dan mengambil keuntungan dari peluang

penting, sembari organisasi dan komunitas mengatasi atau meminimalkan

kelemahan dan ancaman srius. Perencanaan strategis dapat membantu organisasi

dan komunitas menjadi lebih efektif lagi dalam dunia yang sangat bermusuhan.

2.1.4.1 Sistem Perencanaan Strategis

Sistem perencanaan strategis sering kali di pandang sebagai sistem dimana

para manajer membuat, melakukan, dan mengendalikan keputusan yang lintas

fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange dalam Bryson (2007: 65) misalnya,

berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat

persoalan penting yaitu :

Page 50: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

35

1. Kapan kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan pergi? (strategi)

3. Apa blueprint tindakan kita? (anggaran)

4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (kontrol)

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.

Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal proses

keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakukan terhadap implementasi keputusan.

Sistem perencanaan strategis dapat diterapkan pada organisasi public dan

organisasi nirlaba, tanpa memperlihatkan sifat organisasi tertentu, masuk akan

untuk mengkoordinasikan pembuatan keputusan yang lintas tingkat dan fungsi

maupun untuk memusatkan pada bagian organisasi mengimplementasikan

strateginya dan menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007: 71) langkah pertama untuk mengimplementasikan

strategi yang telah ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti dari apa

yang ingin dilakukan pada tahap ini adalah bagaimana membuat rencana

pencapaian (sasaran) dan rencana (program dan anggaran) yang benar-benar

sesuai dengan arah (misi-visi-goal) dan strategi yang telah ditentukan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan

yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step squence

of actions). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi rencana kegiatan/program

(biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya yang diperlukan untuk

menjalankan semua kegiatan yang direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang

yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana kegitan.

Page 51: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

36

1) Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang

diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan

restrurisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi, atau awal dari suatu

usaha penelitian baru.

2) Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap

program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh

manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Anggaran tidak hanya

memberikan perencanaan rinci dan strategi baru dalam tidakan, tetapi juga

menetukan dengan laporan kauangan performa yang menunjukkan pengaruh yang

diharapkan dari kondisi keuangan organisasi.

3) Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System (SOP). Prosedur adalah

sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan

secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara

khusus merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyesaikan

program-program organisasi.

Setelah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus berkembang secara logis

dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang di sebut harus dikembangkan secara

logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang disebut dengan implementasi

strategi. Masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu agar penerapan

srategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan

Page 52: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

37

yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana mengatasinya. Dalam

tahap ini masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan

akan dibahas secara lebih mendalam. Implementasi strategi adalah proses dimana

manajemen mewujudnya srategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-

macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan

mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia,

peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi

diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana

sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi Organisasi

Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak mengimplementasikan

dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan strategis untuk memperkuat dan

melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju

perencanaan strategi yang efektif. Empat tantangan yang dimaksud adalah :

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian orang-

orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi kebijakan di

tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komitmen.

Page 53: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

38

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunya kemampuan

terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan memahami

sepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka akan meniru

banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus

harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang

yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat adaptif dan

tidak mengakui perubahan bertahap.

Masalah yang lampau dapat memperbesar proporsi tanpa seorang pun

menyadari apa yang terjadi sebelumnya. Sekali krisis berkembang, peluang

untuk membuat perubahan yang dramatis dapat dipertinggi, tetapi secara

bersamaan memperbesar bahaya. Dalam krisis, individu suka menyendiri,

keras, mencari-cari dalih serta kecenderungan menyalahkan orang lain. Orang

yang bekerja dalam tugas yang berulang-ulang tidak memiliki perhatian kepada

apa yang mereka sedang kerjakan. Apa yang sering kita pikirkan adalah apa

yang akan kita kerjakan keesokan harinya. Dengan kata lain kita

mempergunakan mungkin 80 hingga 90% waktu kita untuk mengerjakan hal-

hal yang telah menjadi kebiasaan sementara kita memikirkan hal lain.

Jika perencanaan strategis menjadi tugas rutin, orang dapat kehilangan

kesadaran dan konsentrasi, serta maksud perencanaan strategis akan lenyap.

Metode-metode harus ditemukan agar perencanaan starategis menjadi sangat

“khusus”, sehingga orang-orang mencurahkan perhatian dan menjalankannya

dengan serius. Perencanaan strategis, agas menjadi efektif, harus memasukkan

Page 54: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

39

pertimbangan tentang bagaimana menghentikan komitmen yang tidak

produktif pada saat yang sama karena perencanaan strategis mengikat cara

tindakan baru.

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan masalah bagi

perencanaan strategis. Kelompok memaksakan tekanan kuat untuk

menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan nnorma

yang telah mapan dalam kelompok apapun baik karena mereka mempunyai

hasrat kuat untuk menyesuaikan diri didalamnya maupun kelompok

memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga

berusaha meminimalkan konflik internal karena pembicaraan tentang isi

strategis hampir pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius,

kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan

menindas diskusi. Harmonis kelompok akan menjadi prioritas yang lebih

tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa depan

kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir, kelompok

heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama akan memperoleh

pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga tahun.

c. Organisasi

Beberapa karakteristik juga memeprhadapkan masalah pada

perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan orrganisasi adalah

sistem perencanaan strategis dapat mengesampingkan pemikiran strategis,

dengan cara yang sama ,repetisi dan kometensi dapat mengakibatkan

Page 55: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

40

lemahnya konsentrasi dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan

kesulitan serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan

sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka coba

hindari. Rata-rata MIS (Management Information System) atau laporan

penyelidikan lingkungan diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang

biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan

dalam laporan ini. Data numetik saja tidaklah mungkin berguna untuk

memformulasikan dan mengimplementasikan strategi. Orang harus

dihadapkan secara langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka

harus menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat suatu

terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi menyaring persepsi dan

memaksakan perilaku serta struktur dan sistem menggantikan

kepemimpinan.

d. Komunitas

Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan sejumlah

masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis. Komunitas terdiri

atas individu, kelompok serta organisasi dan karenanya menggambarkan

akumulasi karakteristik dan kesulitan yang dibahas sebelumnya. Sebagian

besar organisasi dalam komunitas apapun melambangkan solusi kepada

masalah lama. Tak ada organisasi dalam komunitas yang mengkin

mengandung masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada

satu orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.

Page 56: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

41

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa

kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang

konvensioanal. Beberapa prinsip muncul untuk mengelola ide (the life cycle

of ideas).

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi peluang adalah induknya penemuan.

2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi ide

tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu

melampaui orang dan organisasi yang terisolir orang dan struktur adalah

hasil samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makam atau kuburan.

Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan

artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapi peluang juga dapat merebut perhatian,

meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan dan ancaman, tujuan

khusus perencanaan strategis adalah menumbuh kembangkan apresiasi dan

artikulasi peluang.

Page 57: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

42

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui

pernyataan apresiasi, artikulasi, adopsi, institusi, analisasi dan kerusakan.

Selanjutnya, proses pengembangan ide strategis lebih penting daripada

mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan landasan

bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda

resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber data

(orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk

kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan lingkungan

internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para

perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-

bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan

seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu

mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing

bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi produksi

keseluruhan sistem.

Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :

Page 58: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

43

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara stimultan

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara stimultan melintas tingkat-

tingkat serta didalam dan diluar.

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap

Haruslah di akui bahwa formulasi dan impementasi strategis merupakan prestasi

kolektif, bukan prestasi individu atau kelompok kecil. Manajemen hubungan

seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila organisasi memiliki misi yang

disetujui secara luas, kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan

keseluruhan kedalam bagian-bagian, yang mempermudah manajemen transisi

menjadi lebih mudah, dan akan memfasilitasi prestasi keberhasilan kolektif

bahwa perencanaan strategis selalu efektif.

4. Masalah institusional/kelembagaan

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif. Masalah

terdulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan hanya

melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi

tanpa kepemimpinan tang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan

strategis mancakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola

interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting.Pola-pola

interaksi dalam organisasi publik dan nirlana menjadi “lembaga” manakala pola

tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter kelembagaan membentang sebagai

produk sejarah yang mencakup pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan

dengan dinamika. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian

besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan

Page 59: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

44

lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi

struktur dan sistemnya, pembelaan integritas dan pengaturan konflik

internal.seiring dengan itu maka bahwa tuga kepemimpinan transformasi adalah

melakukan redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi

struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan

tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-

pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik

internal.

Intisari dari sistem perencanaan strategis adalah bahwa terdapat empat

tantangan dalam perencanaan strategis yang pertama yaitu masalah manusia

masalah Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komitmen, yang kedua adalah masalah proses dimana

maslah ini adalah tahapan pengelolaan sebuah organisasi dalam menjalankan

suatu tujuan, yang ke tiga adalah masalah struktural dimana maslah ini menjadi

salah satu yang harus diperhatikan mengingat sebuah lingkungan internal dan

eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para perencana strategis

adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-bagiannya, mereka

harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan

komposisional dan yang terakhir adalah masalah institusional atau kelembagaan

mancakup transformasi lembaga.

2.1.4.2 Proses Perencanaan Strategis

Pendekatan perencanaan strategik (atau dapat disebut “manajemen

strategik”) merupakan penetapan serangkaian keputusan dan kegiatan dalam

Page 60: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

45

perumusan dan implementasi strategi-strategi yang direncanakan untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Proses penyusunannya meliputi tidak kurang

dari 9 langkah. Sebagai umum model umum, langkah-langkah yang dibahas

dapat diterapkan dengan berbagai modifikasi, pada proses perencanaan strategik

setipa organisasi, baik organisasi besar, kecil, berorientasi laba maupun proses

penyususnan strategik dapat diuraikan sebagai berikut menurut Handoko (2003:

94) :

Langkah 1 : Penentuan misi dan tujuan, mencakup pernyataan-

pernyataan umum tentang misi, falsafah maksud, dan tujuan organisasi.

Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci yang bagi manajer

puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer.

Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-

masalah umum seperti luas perusahaan, macam produk dan jasa yang akan

diproduksi atau cara pengorganisasian perusahaan.

Langkah 2 : Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan

kodisi internal dan kemampuan perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan

mengidentifikasikan tujuan-tujuan dan strategi-strategi yang ada sekarang

(existing). Suatu profil perusahaan adalah hasil analisis internal perusahaan

untuk mengidentifikasikan tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci

kuantitas dan kualitas sumber daya perusahaan diwaktu yang lalu dan

kemapuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi

strategi dalam pencapaian tujuan di waktu yang akan datang.

Page 61: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

46

Langkah 3 : Analisis lingkungan eksternal, dengan maksud untuk

mengidentifikasikan cara-cara dalam mana perubahan-perubahan lingkungan

ekonomi, teknologi, sosial/budaya, dan politik dapat secara tidak langsung

mempengaruhi organisasi. Di samping itu prusahaan perlu mengidentifikasi

lingkungan lebih khusus, yang terjadi dari para penyedia, pasar organisasi, para

pesaing, pasar tenaga kerja, dan lembaga-lenbaga keuangan, di mana kekuatan-

kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.

Langkah 4 : Analisa internal perusahaan kekuatan dan kelemahan

organisasi. Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan

dan lingkungan eksternal. Tujuan analisa internal untuk mengidentifikasikan

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan strategik yang penting bagi

perumusan strategi perusahaan. Secara konseptual, tujuan ini dapat dicapai

melalui identifikasi faktor-faktor internal strategik (sebagai contoh, saluran

distrinusi, lokasi, teknologi, dan struktur organisasi) dan penilaian faktor-faktor

tersebut. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan persaingan (atau sering,

disebut posisi persaingan), perumusan strategi organisasi diharapkan akan lebih

“tempat”.

Langkah 5 : Identifikasi kesempatan dan ancaman strategik identifikasi

tujuan dan strategi, analisa lingkungan, serta analisa lingkungan, serta analisa

kekuatan dan kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah ke lima : penentuan

berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang

harus dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman ini dapat ditimbulkan

Page 62: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

47

banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar,

perubahan politik, atau prilaku konsumen/langganan.

Langkah 6 : Pembuatan keputusan strategik. Langkah selanjutnya

mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategik.

Peroses ini disebut proses pembuatan keputusan strategik.

Langkah 7 : Pengembangan strategi perusahaan. Setelah tujuh langkah

panjang dan strategi dipilih dan diterapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke

dalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-strategi oprasional.

Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci menjadi berbagai strategi,

kebijaksanaan dan taktik (rencana, program dan anggaran) oprasional pada

masing-masing bidang fungsional organisasi.

Langkah 8 : Implementasi strategi, yang menyangkut kegiatan

manajemen untuk mengoprasikan strategi. Implementasi berarti peletakan

strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung jawab

atas sukses semua atau sebagai strategi kepada karyawan yang sesuai, diikuti

dengan alokasi sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan.

Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor kritis implementasi

strategi : tugas, orang, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa. Keberhasilan

implementasi strategi-strategi perusahaan mensyaratkan bahwa metode-metode

implementasi yang dirancang dan dikelola akan menjadi efektif bila perusahaan

mampu mengintegrasikan faktor-faktor tersebut secara efisien.

Langkah 9 : Peninjauan kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut

“strategic control”. Setelah strategi diimplementasikan, manajer perlu senantiasa

Page 63: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

48

memonitor secara periodik, atau pada tahap-taham kritis untuk menilai apakah

organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Dua pernyataan

utama dalam proses peninjauan kembali dan evaluasi strategi adalah : (1) apakah

strategi diimplementasikan sesuai rencana ? dan (2) apakah strategi dapat

mencapai hasil-hasil yang diharapkan ?.

Bryson (2007:55) mengemukakan delapan langkah dalam proses

perencanaan strategis, proses ini lebih tertib, bersifat hati-hati dan partisipatif.

Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan

langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang

penting pembuat keputusan (decision makers) atau pembentukan opini

(opinion leaders) internal dan eksternal tentang seluruh upaya perencanaan

strategis dan langkah perencanaan yang terpenting.

2. Mengidentifikasi mandate organisasi.

Mandat formal dan informal yang ditempatkan pada organisasi adalah

keharusan yang dihadapi organisasi.

3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.

Misi organisasi yang berkaitan erat dengan mandatnya, menyediakan raison

de‟etre-nya, membenarkan sosial bagi keberadaannya, mengurangi konflik,

dan merencanakan masa depan.

4. Menilai lingkungan eksternal : peluang dan ancaman

Tim perencanaan harus mengeksploitasi lingkungan di lingkunagn organisasi

untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi.

Page 64: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

49

5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, organisasi dapat

memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process), dan kinerja

(outputs).

Intisari Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses

perencanaan strategis memiliki langkah-langkah yang efektif dalam mencapai

suatu tujuan atau permasalahan organisasi seperti masalah-masalah sosial dan

etika, atau masalah-masalah umum lainnya sehingga proses perencanaan strategis

dapat berjalan dengan baik.

2.1.4.3 Alokasi Dana Desa

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Alokasi Dana

Desa terdapat pada: 1)undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan daerah, pasal 212 ayat (3) mengenai Keuangan Desa. Sumber

pendapatan desa terdiri atas : a. pendapatan asli desa; b. Bagi hasil pajak daerah

dan retribusi daerah Kabupaten/Kota; c. bagian dari dana perimbangan keuangan

pusat dan daerah yang diterima Kabupaten; d. Bantuan dari pemerintah,

pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota; e. Hibah dan sumbangan

dari pihak ketiga. Pada pasal 212 ayat (5) dan (6) juga menjelaskan juga

tentantang pedoman pengelolaan kauangan desa secara umum. Pasal212 ayat (5)

berbunyi “Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh kepala Desa yang

dituangkan dalam Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa”.

Pasal 212 ayat (6) berbunyi “Pengelolaan Keuangan Desa ditetapkan oleh

Bupati/Walikota dengan pedoman dalam Perundang-undangan”. 2) Peraturan

Page 65: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

50

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa , Ketentuan umum pasal (1) ayat

(11) disebutkan bahwa “Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dan

perimbangan keuangan pusat dan daerahyang diterima Kabupaten/Kota”.

Tujuan Alokasi Dana Desa adalah: 1) Menanggulangi kemiskinan dan

mengurangi kesenjangan; 2) Meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat; 3) Meningkatkan

infrastruktur perdesaan; 4) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan,

sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; 5) Meningkatkan

ketentraman dan kenyamanan masyarakat; 6) Meningkatkan pelayanan pada

masyarakat dessa dalam rangka mengembangkan kegiatan sosial dan ekonomi

masyarakat; 7) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong

masyarakat; 8) Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui

Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Jadi Alokasi Dana Desa berasal dari dana perimbangan keuangan pusat

dan daerah yang telah dikurangi belanja pegawai pada suatu pemerintahan

Kabupaten/Kota yang kemudian dibagi secara proporsional pada suatu desa di

suatu Kabupaten/Kota dalam rangka menunjang pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintahan di Desa.

Intisari dari pengertian di atas Dapat di simpulkan bahwa alokasi dana

desa adalah sebuah anggaran keuangan yang diberikan pemerintah kepada desa

untuk menunjang pemberdayaan sebuah desa yang di danai dari bagi hasil pajak

daeran serta dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Page 66: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

51

kabupaten/kota dengan memenuhi beberapa prinsip seperti setiap kegiatan harus

melalui sebuah perencanaan, setiap kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan,

setiap kegiatan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan masyarakat desa, dan

alokasi dana desa harus dicatat didalam anggaran yang sesuai dengan mekanisme

yang berlaku.

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian tentang Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang sejauh yang peneliti

ketahui belum ada yang meneliti, adapun penelitian dengan tema yang hampir

sama pernah dilakukan oleh Okta Rosalinda tahun 2014 dan Thomas tahunn 2013.

Penelitian yang dilakukan oleh Okta Rosalinda LPD (2014) dengan judul

“Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Menunjang Pembangunan

Pedesaan” Studi Kasus di Desa Segoderejo dan Desa Ploso Kerep, kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang , Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif

Deskriptif, Teori yang digunakan adalah teori Abimanyu (1995:5) tentang

Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat . Hasil Penelitian

menyatakan bahwa tata kelola dana ADD masih nampak belum efektif, hal ini

dilihat pada mekanisme perencanaan yang belum memperlihatkan sebagai bentuk

perencanaan yang efektif karena waktu perencaan yang sempit, kurang

berjalannya fungsi lembaga desa, partisipasi masyarakat rendah karena dominasi

kepala desa dan adanya pos-pos anggaran dalam pemanfaatan ADD sehingga

tidak ada kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat.

Page 67: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

52

Penelitian yang dilakukan oleh Thomas (2013) dengan judul “Pengelolaan

Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Di Desa

Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung”, Metode yang digunakan

yaitu metode kualitatif Deskriptif, Teori yang digunakan adalah teori G.R Terry

dalam Malayu Hasibuan (2005:3) tentang Proses Manajemen. Hasil Penelitian

Menyatakan bahwa proses pengelolaan Alokasi Dana Desa untuk belanja aparatur

dan belanja operasional di Desa Sebawang telah berjalan sesuai dengan panduan

dan peraturan yang ada, kegiatan Belanja Publik dan Pemberdayaan masyarakat

belum berjalan secara maksimal, rendahnya sumber daya perangkat desa

merupakan ujung tombak pelaksana Alokasi Dana Desa menjadi salah satu

hambatan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Sebawang, Koordinasi

yang kurang baik dari tim pelaksana ADD desa Sebawang dengan instansi yang

terkait dalam pengelolaan ADD.

Persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang penulis teliti dengan yang

dilakukan oleh Olta Rosalinda tahun 2014 dan Thomas tahun 2013 ialah

penelitiannya sama-sama membahas tentang alokasi dana Desa, serta metode yang

digunakan sama yaitu metode Kualitatif Deskriptif tetapi penelitian yang

dilakukan oleh Okta Rosalinda dan Thomas tidak mempunyai topik, lokasi, dan

aspek penelitian yang sama dengan penulis teliti yaitu mengkaji mengenai

perencanaan strategis alokasi dana desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang. Keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah dan bila terdapat kesamaan adalah pada kajian pustaka atau teori yang

melandasi penelitian ini.

Page 68: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

53

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang

mendukung pemahaman selanjutnya, suatu tolak ukur yang mudah adalah apakah

kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut, atau pertanyaan

sebelum itu apakah kita mengetahui pemahaman yang mendasari pemahaman-

pemahaman selanjutnya. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan

sebagai masalah penting (Sugiyono, 2005:65)

Alur penelitian ini terdiri dari permasalahan yang muncul dalam latar

belakang masalah yang dirangkum dalam latar masalah, kemudian rumusan

masalah penelitian yang dianalisis dengan penggunaan teori yang relevan dengan

penelitian ini untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan penelitian ini. kerangka

berfiir menggambarkan konsep peneliti mengenai “Perencanaan Strategis Alokasi

Dana Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang”, yang ditujukan untuk

menjawab rumusan masalah penelitian dan mencapai tujuan dari penelitianan

yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari

Bryson yang mengemukakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yang terdiri

dari empat indikator yaitu Masalah Manusia, Masalah Proses, Masalah Struktural,

dan Masalah Institusional.

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian

orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi kebijakan

Page 69: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

54

di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komitmen.

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi adalah

manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana

anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak

konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensioanal. Beberapa prinsip

muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas).

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah strukturan dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan lingkungan

internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para

perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-

bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan

seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu

mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing

bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi produksi

keseluruhan sistem.

Page 70: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

55

4. Masalah institusional/kelembagaan

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah terdulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan

hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi

tanpa kepemimpinan tang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan

strategis mancakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola

interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting.Pola-pola

interaksi dalam organisasi publik dan nirlana menjadi “lembaga” manakala pola

tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter kelembagaan membentang sebagai

produk sejarah yang mencakup pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan

dengan dinamika. Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar

merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan lembaga

adalah pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi struktur

dan sistemnya, pembelaan integritas dan pengaturan konflik internal.seiring

dengan itu maka bahwa tuga kepemimpinan transformasi adalah melakukan

redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan sistem,

penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru menjadi

struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-

tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

Berikut adalah alur kerangka berfikir penelitian mengenai “Perencanaan

Strategis Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang”.

Page 71: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

56

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Input :

1. Masih Rendahnya Sumber Daya Manusia dari Aparatur Desa

di Desa Wanayasa yang berdampak pada ketidak pahaman

tentang Alokasi Dana Desa.

2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam swadaya gotong

royong di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang.

3. Masyarakat Desa Wanayasa tidak merasakan dampak positif

dari anggaran Alokasi dana Desa

Sumber : Peneliti, 2016

Proses :

Kriteria atau indikator menurut Jhon M

Bryson (2007:227) adalah sebagai berikut :

1. Masalah Manusia

2. Masalah Proses

3. Masalah Struktural

4. Masalah Institusional/Kelembagaan

1. Menetapkan sasaran

2. Menetapkan cara yang tepat

3. Melaksanakan pekerjaan dan

menyelesaikan permasalahan

4. Mengendalikan kegiatan dan

proses pelayanan

5. Mengevaluasi pelaksanaan

tugas/pekerjaan

Output :

Perencanaan Strategis yang

tepat dalam anggaran Alokasi

Dana Desa di Desa Wanayasa.

Outcome :

Masyarakat Desa Wanayasa

dapat merasakan dampak dari

Alokasi Dana Desa Serta

meningkatkan Potensi Desa.

Page 72: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

57

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal penelitian terhadap objek

yang diteliti. Asumsi yang disumpulkan didasarkan apada pengamatan peneliti di

lapangan yang mewujudkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang

memprihatinkan, dan sosialisasi yang diberikan untuk masyarakat masih kurang.

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang dipaparkan di atas, peneliti

telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti

berasumsi bahwa dalam perencanaan strategis alokasi dana desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang belum berjalan dengan optimal.

Page 73: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara dan prosedur yang

sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan

maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah

tersebut (Ulber, 2010:12). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian itu yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012:1), menyatakan bahwa :

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti berperan

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitiannya lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.”

Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut Prasetya Irawan (2006:4.31),

menyatakan bahwa:

”Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang cenderung

bersifat deskriptif, naturalistik, dan berhubungan dengan “sifat data” yang

murni kualitatif. Temuan dalam penelitian kualitatif bersifat kakuistik,

unik, dan tidak dimaksudkan untuk digeneralisasikan ke konteks lain.

Nstrumen pengumpulan data dalam metode kualiatif tidak bersifat

terstruktur, terfokus “rigid”, dan spesifik, seperti dalam penelitian

kuantitatif, tetapi lebih bersifat longgar, fleksibel dan dapat berubah

sewaktu-waktu tergantung pada kebutuhan.”

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut sebagai metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Objek

dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah yaitu objek yang apa

Page 74: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

59

adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti

memasuki objek dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah.

Pendekatan deskriptif digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk

mendeskriptifkan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual mengenai

Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai batasan

masalah, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono,

2012:32). Adapun fokus penelitian ini adalah terkait dengan Perencanaan

Strategis Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Studi

Kasus Pada Desa Sukajaya dan Wanayasa.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengenai Perencanaan Strategis Alokasi dana Desa di

Kecamatan Pontang dilakukan di Desa Wanayasa sebagai zona inti.

3.4 Definisi Konsep dan Oprasional

3.4.1 Definisi konsep

Fenomena yang diamati dalam penelitian ini yaitu mengenai

Perencanaan strategis alokasi dana desa di Kecamatan Pontang. Perencanaan

adalah salah satu aspek penting dari manajemen dalam melaksanakan kegiatan

Page 75: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

60

pemerintah salah satunya Alokasi Dana Desa untuk memberdayakan warga desa.

Adapun berdasarkan beberapa definisi mengenai perencanaan strategis alokasi

dana desa yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Peneliti menyimpulkan bahwa

secara konseptual, perencanaan strategis alokasi dana desa merupakan salah satu

upaya secara sistematis untuk menghadapi 4 tantangan yaitu masalah manusia,

masalah proses, masalah struktural, dan masalah institusional/lembaga. Seluruh

tantangan tersebut merupakan aspek yang saling berkesinambungan di dalam

perencanaan strategis alokasi dana desa.

3.4.1 Definisi oprasional

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa fenomena yang akan diamati

dalam penelitian ini yaitu mengenai perencanaan strategis alokasi dana desa di

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Beberapa poin penting mengenai

fenomena yang akan diamati tersebut, peneliti akan menganalisis dengan

menggunakan teori Perencanaan Strategis yang dikemukakan oleh Bryson (2007),

dimana perencanaan strategis alokasi dana desa secara terpadu hendaknya

dilakukan pada empat tantangan yaitu, masalah manusia, masalah proses, masalah

struktural, dan masalah institusional/kelembagaan.

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian orang-

orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi kebijakan di

tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komitmen.

Page 76: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

61

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan

yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensioanal.

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah strukturan dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan

lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan

bagi para perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak

dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik

dan bukan pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha

menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian

itu mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-

masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi produksi

keseluruhan sistem.

4. Masalah institusional/kelembagaan

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah terdulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan

hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat

Page 77: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

62

terjadi tanpa kepemimpinan tang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam

perencanaan strategis mancakup transformasi lembaga. Lembaga

(institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di

seputar ide penting. Pola-pola interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba

menjadi “lembaga” manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-

karakter kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup

pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.

Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan

tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan lembaga adalah

pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi struktur dan

sistemnya, pembelaan integritas dan pengaturan konflik internal.seiring dengan

itu maka bahwa tuga kepemimpinan transformasi adalah melakukan redefinisi

tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan sistem,

penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru

menjadi struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai

dengan tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

Berdasarkan definisi oprasional di atas menurut bryson ada empat

tantangan dalam perencanaan strategis yaitu masalah manusia, masalah proses,

masalah struktural dan masalah kelembagaan dari empat tantangan tersebut

terdapat beberapa indikator yaitu Manajemen perhatian, Komitmen, Manajemen

ide strategis, Pemahaman kebutuhan dan ancaman, Lingkungan interna

Lingkungan eksternal, Kepemimpinan transformatif, dan Pola interaksi. Dapat

di simpulkan bahwa masalah yang terdapat dalam Perencanaan Strategis

Page 78: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

63

Alokasi Dana Desa Di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabuaten Serang,

teori model Bryson yang di gabungkan dengan kerangka berfikir peneliti dapat

menjadi acuan atau parameter bagi peneliti dalam menganalisis penelitian atau

permasalahan dalam perencanaan strategis di Desa Wanayasa.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Pada kualitatif yang

menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri dan peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian langsung kelapangan validasi terhadap peneliti sebagai

instrumen meliputi validasi pemahaman metode kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti , kesiapan peneliti untuk memasuki

objek yang penelitian baik secara akademik maupun logistik, yang melakukan

validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh

pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan

terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan .

(Sugiyono (2008:222) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebagai humen

instrumen, berfungsi penerapan fokus penelitian memilih informan sebagai

sumber data melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan melakukan kesimpulan atas temuananya.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Informan ini terbagi menjadi dua, yaitu

informasi kunci (key informan) dan informan sekunder (secondary informan).

Adapun dalam penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

Page 79: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

64

Purposive yaitu teknik pengambilan data dari informan dengan pertimbangan

bahwa orang yang dijadikan informan penelitian merupakan orang yg mengetahui

tentang perencanaan strategis alokasi dana desa di Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang, sehingga mempermudah peneliti untuk mendapatkan data yang

diharapkan. Walaupun demikian dalam pelaksanaan penelitian di lapangan nanti,

tidak menutup kemungkinan peneliti juga akan menggunakan teknik Snowball

disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada dilapangan.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah setiap orang

yang terkait dalam perencanaan strategis alokasi dana desa di Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang, diantaranya yaitu :

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Kategori Informan Informan Kode

Informan

Keterangan

1. I1.1 Instansi Pemerintahan a. Sub bagian pemerintahan

Desa Kabupaten Serang

b. Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang

c. Kepala desa Wanayasa

Kecamatan Pontang

d. Badan Permusyawaratan

Desa Wanayasa

e. Tim Pelaksana Kegiatan

Desa Wanayasa

f. Karang taruna desa

Wanayasa

g. Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat

I1-1

I1-2

I1-3

I1-4

I1-5

I1-6

I1-7

Key Informan

Key Informan

Key Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

Page 80: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

65

h. Pembinaan Kesajahteraan

Keluarga

I1-8 Secondary Informan

2. I2.2 Masyarakat Masyarakat Wanayasa I2-1 Secondary Informan

(Sumber: Peneliti, 2016)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif tidak ada istilah populasi,tetapi dinamakan

“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat

(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

strategis.sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi

dinamakan dengan narasumber, atau partisipan, atau informan.

Selanjutnya teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitan adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,

2012:63).

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dan

informen dengan menggunakan pedoman wawancara (Nazir, 2009:193). Adapun

teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth inteview) adalah data

Page 81: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

66

ynag diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang

pengalaman, pendapat perasaan dan pengetahuan informan penelitian. Informan

penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama

proses penelitian.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu

berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu penentuan informan yang terdiri dari

informan kunci dan informan sekunder, kriteria informan dan pedoman

wawancara disusun dengan rapih dan terlebih dahulu dipahami peneliti. Selain itu,

sebelum melakukan wawancara peneliti juga melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian.

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai.

c. Menjelaskan situasi atau badan yang melaksanakan.

d. Mempersiapkan pencatatan data wawancara.

Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberian motivasi kepada informan

untuk melakukan wawancara dengan menghindari keasingan serta rasa curiga

informan untuk memberikan keterangan yang jujur., selanjutnya peneliti mencatat

keterangan-keterangan yang diperoleh dangan dengan cara pendekatan kata-kata

yang merangkainya kembali dalam bentuk kalimat (Nazir, 2009:200). Pada

penelitian ini, pwnwliti menggunakan wawancaratak terstruktur. Wawancara tak

terstruktur ini adalah wawanacara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya, namun pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

Page 82: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

67

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun secara garis besar,

pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Peneliti 2016

No Dimensi Indikator Pertanyaan Informan

1. Masalah Manusia a. Manajemen

perhatian

b. Komitmen

1. Langkah apa yang dilakukan oleh

kepala desa dalam

memperhatikan masyarakat desa?

2. Proses dan kegiatan apa yang

dilakukan untuk memberdayakan

masyarakat desa?

1. Bagaimana pelayanan yang

dilakukan?

2. Bagaimana keterampilan pegawai?

I1-3

I1-3

I1-3, I1-4, I1-5

I1-3, I1-4, I1-5

2. Masalah Proses a. Manajemen ide

strategis

b. Pemahaman

kebutuhan dan

ancaman

1. Ide apa yang akan dilakukan dalam

perencanaan strategis ADD?

2. Apakah perencanaan sudah

berjalan dengan efektif?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat

?

1. Pemahaman kebutuhan

masyarakat desa?

2. Apakah Kendala

atau hambatan dari perencanaan?

I1-3, I1-5

I1-3, I1-5

I1-3, I1-6, I1-7,

I1-3, I2-1

I1-1, I1-2. I1-3

3. Masalah struktural a. Lingkungan

internal

b. Lingkungan

eksternal

1. Apakah pengawasan dan

pembinaan sudah berjalan dengan

efektif?

1. Bagaimana Komunikasi antar desa

dengan masyarakat.

I1-1, I1-2. I1-3

I1-3

Page 83: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

68

4. Masalah institusional a. Kepemimpinan

transformatif

b. Pola interaksi

1. Bagaimana cara seorang

memimpin masyarakat desa?

2. Cara mengendalikan masyarakat?

1. Apakah terdapat sosialisasi

2. Bagaimana keterkaitan antara

masing masing instansi?

3. Bagaimana koordinasi antara

instansi

I1-1, I1-2. I1-3

I1-3,

I1-3, I2-1

I1-1, I1-2. I1-3

I1-1, I1-2. I1-3

(sumber: Peneliti, 2016)

2. Pengumpulan/Observasi

Observasi menurut Moloeng (2007:175) adalah kegiatan yang dilakukan

untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perhatian, prilaku tak sadar,kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan/observasi

menurut Moloeng (2007:176) dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara

berperan serta, pengamat melalui cara berperan serta (partisipan) dan cara yang

tidak berperan serta (non partisipan). Pada pengamatan berperan serta,

pengamatan melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagi pengamatan dan

sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Namun

observasi tanpa berperan serta, pengamatan hanya melakukan satu fungsi yang

mengadakan pengamatan.

Dalam penelitian ini, teknik pengamatan/observasi yang digunakan

adalah observasi/pengamatan tanpa peran serta. Adanya keterbatasan waktu

menyebabkan peneliti hanya melakukan satu fungsi observasiyaitu hanya

melakukan pengamatan tanpa harus menjadi anggota resmi dari kelompok yng

Page 84: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

69

diamati. Selain itu penelitian yang peneliti teliti bukan termasuk peneliti

antropologi sehingga melakukan observasi peran serta.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yng sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tertulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk ilmiah tulisan misalnya catatan-catatan, peraturan,

kebijakan, laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif

(Sugiyono, 2012:82).

Berdasarkan pernyataan diatas, dokumentasi dalam penelitian ini berupa

masterplan Desa Singarajan Dan Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan

Desa, RPJMDes Desa Wanayasa, RPJMDes Desa Singarajan dan dokumen

lainnya.

4. Studi Literatur/Keputusan

Studi Literatur/Keputusan merupakan pengumpulan data penelitian yang

diperoleh dari berbagai referensi bik buku ataupun jurnal ilmiah yang relevan

dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam sebuah penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak sebelum

peneliti memasuku lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan.

Page 85: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

70

Namun faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data. Data yang terkumpul darus dioleh sedemikian rupa sehingga menjadi

informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah yang

diteliti. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sedah jenuh. Analisis data kualitatif model

interaktif dari Prasetya Irawan (2006:5.27) yaitu:

1. Pengumpulan Data mentah

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data mentah misalnya melalui

wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka. Pada tahap ini juga

digunakan alat bantu yang diperlukan, seperti tape recorder, kamera, dan lain-

lain. Catatan hasil wawancara hanya data yang apa adanya (varbatim), tidak

dicantumkan dengan pikiran, komentar, dan sikap peneliti.

2. Transkip Data

Pada data ini, peneliti merubah catatan dalam bentuk tulisan (apakah ini

berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan). Peneliti ketik persis seperti

apa adanya (verbatim).

3. Pembuatan koding

Pada tahap ini, peneliti membaca ulang sebuah data yang sudah ditranskip.

Pada bagian-bagian tertentu dari transkp data tersebut akan menentukan hal-hal

penting tersebut nanti akan diberikan kode.

Page 86: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

71

4. Kategorisasi data

Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara

“mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan

“kategori”.

5. Penyimpulan sementara

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan meskipun masih bersifat

sementara. Kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data yang didapatkan tidak

dicampuradukkan dengan pikiran dan penafsiran peneliti.

6. Triangulasi

Menurut Prasetya Irawan, triangulasi adalah proses chek dan recheck

amtara satu seumber data dengan sumber data lainnya. Triangulasi dilakukan

dengan 3 cara, yaitu:

a. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan

teknik yang berbeda. Bila dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi.

b. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama

melalui sumber yang berbeda. Dalam hal ini bisa dengan teknik informan

purposif atau snowball.

c. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara mananyakan hal yang sama tetapi

pada berbagai kesempatan misalnya, pada berbagai kesempatan misalnya,

pada waktu pagi, siang, atau sore hari.

Dengan triangulasi data tersebut, maka dapat diketahui apakah

informan/narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika

Page 87: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

72

informan/narasumber memberikan data yang berbeda maka berarti datanya

belum valid. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi

sumber dan teknik.

7. Penyimpulan akhir

Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti dudah merasa bahwa data

peneliti sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data hanya berarti

ketumpang tindihan (redundant). Langkah-langkah dalam malakukan analisis data

menurut Prasetya Irawan (2006:5.27) secara lebih jelas dapat dilihat dalam

gambar sebagai berikut yaitu :

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Prasetya Irawan

Sumber: (Irawan, 2006:5.27)

3.8 Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dapat melalui triangulasi dan membercheck.

Triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Secara

sederhana triangulasi merupakan proses membandingkan data-data yang telah

Pengumpulan

data mentah

Transkip

Data

Pembuatan

koding

Penyimpulan

Sementara

Triangulasi Penyimpulan Akhir

Kategoralisasi

Data

Page 88: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

73

ditemukan oleh peneliti dengan data yang ditemukan oleh peneliti lain yang

menempati tema yang sama. Tujuan triangulasi untuk menguji validitas data serta

meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

(Sugiyono,2007:32).

Penelitian mengenai “Perencanaan Strategis Alokasi dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang “. Menggunakan dua teknik

triangulasi pendekatan untuk menguji keabsahan data yang peneliti dapatkan dari

hasil penelitian lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi pendekatan yang

digunakan peneliti, yang diantaranya:

a. Triangulasi Sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah

diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut kemudian

dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks. Data dari sumber yang

berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, mana

pandangan yang berbeda, mana yang lebih sfesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan menggunakan cek data dari

berbagai macam teknik penyimpulan data. Misalnya dengan menggunakan

teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dari ketiga

teknik tersebut dibandingkan, adakah konsistensi. Jika berbeda, maka dapat

dijadikan catatan dan dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa data bisa

berbeda (Fuad dan Nugroho, 2014: 19-20).

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam menguji kebsahan data, peneliti

menggunakan dua teknik tiangulasi pendekatan. Dengan mengguanakan teknik

triangulasi sumber, peneliti memperoleh data dari kategori yang berbeda, yaitu

Page 89: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

74

dari sudut pandang pemerintah, LSM dan Masyarakat. Sedangkan, teknik

triangulasi teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hal ini dijadikan dasar oleh

peneliti, untuk mengetahui apakah data yang didapatkan terdapat perbedaan atau

tudak. Dan jika terdapat perbedaan, maka selanjutnya peneliti dapat melakukan

pengecekkan ulang di lapangan, mengapa data yang diterima berbeda, dan

digunakan sebagai catatan penelitian.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

yang bertempat di Desa Wanayasa dan Desa Singaraan. Adapun waktu penelitian

dilakukan mulai bulan Januari 2016 Sampai dengan Desember 2016, dengan

jadwal sebagai berikut :

Page 90: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

75

Tabel 3.3

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No

Kegiatan

Tahun 2016 2017

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan

1. Observasi awal

2. Penyusunan proposal

3. Proses pencarian data di lapangan

4. Bimbingan Skripsi BAB I s/d BAB III

5. Proposal Skripsi

6. Revisi Proposal Skripsi

7. Bimbingan BAB IV & BAB V

8. Ujian Sidang Skripsi

9. Revisi Skripsi

Page 91: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

wilayah Kabupaten Serang, dan gambaran umum Kecamatan Pontang dan Desa

Wanayasa, Hal tersebut dipaparkan dibawah ini

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten. Ibu

kotanya adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahanya masih berada di Kota

Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan

Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten

Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat.

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Serang

Sumber: Google

Page 92: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

77

Geografi Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 km². Secara

geografis terletak posisi koordinat antara 105º7' - 105º22' Bujur Timur dan 5º50' -

6º21' Lintang Selatan. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah selatan

berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang Sebelah barat berbatasan

dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda Sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Tangerang.

Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah

dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas permukaan

laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan terdiri dari wilayah

rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan dan pegunungan. Bagian

utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke pantai, kecuali

sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan Gunung Batusipat. Dibagian selatan

sampai ke barat, Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar

Gunung Kencana, Gurung Karang dan Gunung Gede. Daerah yang bergelombang

tersebar di antara kedua bentuk wilayah tersebut. Hampir seluruh daratan

Kabupaten Serang merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar

tertutup oleh tanah endapan Alluvial dan batu vulkanis kuarter.

Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai yang besar

dan penting yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten, Cipaseuran, Cipasang dan

Anyar yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian di Kabupaten Serang.

Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan

antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober. Curah hujan

Page 93: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

78

rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 25,8º Celsius –

27,6º Celsius. Temperatur udara minimum 20,90º Celsius dan maksimum 33,8º

Celsius. Tekanan udara dan kelembaban nisbi rata-rata 81,00 mb/bulan.

Kecepatan arah angina rata-rata 2,80 knot, dengan arah terbanyak adalah dari

barat.

Kabupaten Serang terdiri atas 29 kecamatan, yaitu Anyar, Kecamatan

bandung, Baros, Binuang, Bojonegara, Carenang, Kecamatan Cikande, Cikeusal,

Cinangka, Ciomas, Ciruas, Gunungsari, Jawilan, Kibin, Kopo, Kragilan,

Kramatwatu, Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pamarayan, Petir, Pontang, Pulo

Ampel, Tanara, Tirtayasa, Tunjung Teja, Lebak Wangi dan Waringin Kurung,

yang dibagi lagi atas sejumlah desa. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan

Ciruas. Pada tanggal 17 Juli 2007 Kabupaten Serang dimekarkan menjadi Kota

Serang dan Kabupaten Serang.

Adapun visi dan misi dari Kabupaten Serang Berdasarkan UU no 14 tahun

1950 tentang pembentukan daerah daerah kabupaten dalam lingkungan

pemerintah Propinsi Jawa Barat maka berdirilah pemerintah kabupaten Serang

yang memiliki Visi yaitu :

”Terwujudnya Masyarakat Yang Berkualitas Menuju Kabupaten Serang Yang

Agamis, Adil Dan Sejahtera”

Sedangkan Misi Kabupaten Serang adalah :

1. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan

spiritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara.

Page 94: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

79

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas,

berakhlakul karimah dan berbudaya.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana dan fasilitas

pelayanan dasar disemua wilayah.

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal serta

memperkuat struktur perekonomian daerah

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup.

6. Mengembangkan kawasan strategis, cepat tumbuh, pesisir dan pulau-

pulau.

7. Meningkatkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik serta

didukung kondisi sosial, politik, keamanan yang kondusif dan strategis.

4.1.2 Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Serang

Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pembantu pimpinan

Pemerintah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Sekretariat Daerah

Kabupaten/Kota bertugas membantu Bupati/Walikota dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta

memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah

Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah untuk kabupaten/kota diangkat dan

diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota. Sekretariat Daerah

Kabupaten/Kota terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 Asisten; di mana Asisten

masing-masing terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 bagian.

Tugas pokok dari Sekretariat Daerah Kabupaten Serang adalah :

Page 95: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

80

Membantu bupati dalam memimpin, merencanakan, melaksanakan dan

mengawasi sebagian tugas pemerintahan daerah dibidang sekertariat daerah.

Fungsi Sekretaris Daerah Kabupaten Serang adalah :

1. perumuskan kebijakan teknis penyelenggaraan sebagian tugas

Pemerintahan Daerah di bidang Sekertariat Daerah;

2. pengaturan penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di

bidang Sekertariat Daerah;

3. pelaksanaan penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di

bidang Sekertariat Daerah;

4. pengawasan penyelenggaraan sebagian tugas pemerintahan daerah di

bidang Sekertariat Daerah;

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri atas :

a. unusr pimpinan adalah Sekretaris Daerah;

sekretaris Daerah memiliki tiga asisten, yaitu :

1. Asisten I, membawahkan :

a. Bagian Pemerintahan Umum, membawahkan :

a) Sub Bagian Bina Pemerintahan Daerah;

b) Sub Bagian Bina Kesatuan Bangsa dan Perangkat

Kecamatan;

c) Sub Bagian Bina Administrasi Pertanahan.

b. Bagian Hukum, membawahkan :

a) Sub Bagian Perundang-undangan;

b) Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Azasi Manusia ;

Page 96: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

81

c) Sub Bagian Dokumentasi Hukum.

c. Bagian Organisasi, membawahkan :

a) Sub Bagian Kelembagaan;

b) ub Bagian Ketatalaksanaan;

c) Sub Bagian Analisis Formasi Jabatan.

d. Bagian Pemerintahan Desa, membawahkan :

a) Sub Bagian Administrasi Desa;

b) Sub Bagian Perangkat Desa;

c) Sub Bagian Kelembagaan Desa.

2. Asisten II, membawahkan :

a. Bagian Administrasi Perekonomian, membawahkan :

a) Sub Bagian Bina Produksi Daerah ;

b) Sub Bagian Bina BUMD;

c) Sub Bagian Promosi Unggulan Daerah.

b. Bagian Administrasi Pembangunan,membawahkan :

a) Sub Bagian Penyusunan Program;

b) Sub Bagian Pengendalian Program;

c) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

c. Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahkan :

a) Sub Bagian Pembinaan Mental;

b) Sub Bagian BIna Keagamaan;

c) Sub Bagian Bina Kemasyarakatan.

d. Bagian Hubungan Masyarakat, membawahkan :

Page 97: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

82

a) Sub Bagian Sandi dan Jaringan Komunikasi;

b) Sub Bagian Protokoler;

c) Sub Bagian Kemitraan Media Masa.

3. Asisten III, membawahkan :

a. Bagian Umum, membawahkan :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Sub Bagian Rumah Tangga Dan Perlengkapan;

c) Sub Bagian Keuangan.

b. Bagian Aset, membawahkan :

a) Sub Bagian Penatausahaan dan Inventarisasi;

b) Sub Bagian Pemanfaatan, Pengamanan dan Pengawasan;

c) Sub Bagian Verifikasi Rencana Kebutuhan dan

Pemeliharaan

c. Bagian Akuntansi, membawahkan :

a) Sub Bagian Pembukuan dan Pelaporan;

b) Sub Bagian Analisis Keuangan Daerah;

Dalam penelitian ini Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015 peneliti mengambil

dari bagian pemerintahan desa yaitu Sub Bagian Administrasi Desa.

4.1.3 Gambaran Umum Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang

Bagian pemerintahan Desa adalah unsur bagian dari penunjang Pemerintah

Kabupaten Serang yang di pimpin oleh kepala bagian, yang berada dibawah dan

Page 98: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

83

bertanggung jawab kepada sekretaris daerah kabupatn Serang. Dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya Bagian pemerintahan Desa yang

membawahi Sub Bagian Perangkat Desa dan Sub Bagian perangkat Desa

mempunyai tugas Merencanakan, Mengatur, Melaksanakan dan Mengawasi

penyelenggaraan urusan perangkat Desa Fungsinya adalah :

1. Perumusan Rencana kebijakan penyelenggaraan urusan perangkat Desa;

2. Pengaturan penyelenggaraan urusan perangkat desa;

3. Pelaksanaan penyelenggaraan perangkat desa;

4. Pengawasan penyelenggaraan perangkat desa.

Sedangkan fungsi Sub Bagian Administrasi Desa memiliki tugas

Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan

Administrasi Desa.

Fungsinya adalah :

1. perumusan Rencana kebijakan penyelenggaraan urusan Administrasi Desa

2. pengaturan penyelenggaraan urusan Administrasi Desa

3. pelaksanaan penyelenggaraan Administrasi Desa

4. pengawasan penyelenggaraan Administrasi Desa

4.1.4 Gambaran Umum Kecamatan Pontang

Kecamatan Pontang Terletak di Kabupaten Serang Bagian utara. Pada

Awalnya Kecamatan Pontang Terdiri dari 11 Desa. Adapun 11 Desa yang

dimaksud yaitu Desa Sukajaya, Sukanegara, Kalapian, Keserangan, pulokencana,

Linduk, Kubangpuji, Singarajan, Pontang, Wanayasa Dan Domas. Sebagian Besar

Page 99: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

84

wilayah Kecamatan Pontang Merupakan dataran. Namun demikian, ada beberapa

desa yang sebagian wilayahnya berupa pantai, yaitu Desa Sukajaya, Linduk Dan

Domas. Seluruh Desa di Kecamatan Pontang Memiliki ketinggian kurang dari 500

M diatas permukaan laut dengan kemiringan lahan kurang dari 15 Derajat

(landai). Luas Wilayah Kecamatan Pontang adalah Pada Tahun 2015 Adalah

58,09 Km 2. Desa Linduk Merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan

luas wilayah 11,34 Km 2 Atau sekitar 19,52% Dari luas wilayah Kecamatan

Pontang. Desa Pontang Memiliki luas wilayah paling kecil diantara desa lainnya

yaitu 1,20 Km 2 Atau sekitar 2,07% Dari total keseluruhan desa di kecamatan.

Kecamatan Pontang memiliki Luas wilayah 58,09 Km 2 atau 3,96% dari

luas wilayah Kabupaten sebesar 1.467,35 Km 2 dan merupakan bagian dari 29

Kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Kecamatan dengan luas 58,09 Km 2

tersebut memiliki jumlah kepadatan penduduk 693 jiwa/Km 2. Hal ini memiliki

pengertian bahwa setiap 1 Km 2 dihuni 693 peduduk.

Jumlah penduduk di Kecamatan Pontang mengalami kenaikan dari

tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 0,84%. Rasio Jenis Kelamin tidak mengalami

perubahan yaitu 109. Kepadatan Penduduk mengalami peningkatan yang

awalnya pada tahun 2014 sebesar 693 meningkat menjadi 698 pada tahun 2015.

Jumlah penduduk Kabupaten Serang tidak mengalami peningkatan sebesar

11.207 jiwa selama tahun 2015. Angka Rasio Jenis Kelamin Kabupaten

Serang mengalami perubahan, yaitu 103. Kepadatan penduduk Kabupaten

Serang mengalami peningkatan dari dari 1.024 menjadi 1.032.

Page 100: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

85

Komposisi penduduk Kecamatan Pontang didominasi oleh

penduduk usia 0-19 tahun. Kelompok umur 10-14 tahun menempa urutan

terbesar, sedangkan kelompok umur 65 tahun keatas menempa urutan terkecil.

Rasio ketergantungan usia produktif (15-64) sebesar 68%, Sedangkan usia

tidak produktif (014 dan 65+) sebesar 32%. Jadi di kecamatan Pontang terdapat

sekitar 32% penduduk yang sudah tidak produktif.

Visi Kecamatan Pontang Kabupaten Serang yaitu :

“Terwujudnya Pelayanan Prima, Profesional dan Responsif dan berbasis

gender pada Kantor Kecamatan Pontang”

Guna mewujudkan komitmen terhadap pencapaian Visi maka kecamatanPontang

merumuskan Misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku;

2. Meningkatkan pelayanan masyarakat cepat dan akurat;

3. Meningkatkan budaya etos kerja pegawai dan masyarakat;

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat menuju sejahtera; dan

5. Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di berbagai bidang.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya kecamatan pontang

kabupaten memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan kewenangan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

dan juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

Page 101: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

86

b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-

undangan;

d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat

kecamatan;

f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

Sedangkan fungsi Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah :

a. penyusunan program dan kegiatan Kecamatan;

b. pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan;

c. penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatauan bangsa;

d. pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

e. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang

ketentraman dan ketertiban umum;

f. pelaksaaan pembinaan penyelenggaraan bidang ekonomi dan pembangunan;

g. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang sosial dan kemasyarakatan;

Susunan organisasi Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah :

a. Unsur pimpinan adalah camat

b. Unsur pembantu pimpinan adalah Sekretariat

Sekretariat Kecamatan membawahi :

Page 102: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

87

1) Subag umum dan Kepegawaian;

2) Subag Penyusunan program dan Keuangan.

Camat membawahi 5 (lima) Seksi, yaitu :

1) Seksi Pemerintah

2) Seksi Pembangunan

3) Seksi Perekonomian

4) Seksi Kemasyarakatan

5) Seksi Ketentraman dan Ketertiban

c. Kelurahan/Desa adalah unsur pembantu camat yang paling bawah.

4.1.5 Gambaran Umum Kantor Desa Wanayasa

Wanayasa merupakan salah satu Desa masuk Wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) terletak di Sebelah utara Pulau jawa di bawah

pemerintahan Administratif, saat itu masih Kewedanaan Pontang Kecamatan

Pontang kabupaten Serang Provinsi Banten, saat itu masih bergabung di Provinsi

Jawa Barat. Sejarah Nama Desa Wanayasa diambil dari kata Wana yang artinya

Hutan /Alas Yasa artinya Tua yang berarti hutan yang sangat tua, karena dulu

merupakan hutan yang sangat lebat ditumbuhi pohon mangrove wilayahnya

dibatasi oleh sungai Ciujung lama (kali asin) dan sungai Teluk (Cianyer) yang

bermuara di Laut Jawa. Desa Wanayasa dibentuk berdasarkan PP Nomor: 43

Tahun 1980 berasal dari pemekaran Desa Domas pada bulan Juli 1980. Adapun

yang pertama menjabat sebagai Kepala Desa di Desa Wanayasa adalah H. Ony

Sanwani Q. Pada saat pemekaran Dari desa Domas masih mempunyai 3 Kampung

yaitu kampung Wanayasa, kampung sampan Kulon dan kampung pepetandengan

Page 103: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

88

luas wilayah 800 Ha. Serta Jumlah penduduk saat itu sebanyak 1893 jiwa dan 503

Kepala Keluarga (KK).

Seiring perjalanan waktu, Desa wanayasa tumbuh dan berkembang dirinya

sesuai semangat Otonomi Daerah dimana setiap desa diberikan kewenangan untuk

mengatur, membangun serta mengurus dirinya sendiri baik asal usul, adat istiadat

maupun lainnya yang diakui berdasarkan Negara kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Secara Demografis Desa Wanayasa semakin hari makin berkurang luas

wilayahnya akibat dampak dari abrasi/ hempasan ombak yang menerjang bibir

pantai sehingga masyarakayt pemilik empang saat ini banyangyang kehilangan

lahan tanah sekitar 74 Ha.

Visi Kantor Desa Wanayasa yaitu :

“ Terwujudnya Masyarakat Desa Wanayasa Yang Bermartabat Melalui

Pembangunan Sosial dan Ekonomi Untuk Mencapai Masyarakat Yang Makmur

dan Sejahtera”

Visi Kantor Desa Wanayasa diwujudkan melalui Misi Kantor Desa Wanayasa

yang meliputi :

1. Mewujudkan masyarakat yang makmur, berbudaya dan terdidik berdasarkan

nilai-nilai spiritual yang agamis, toleran dan setara;

2. Mewujudkan kualitas pelayanan publik yang berkualitas, transparan dan

akuntabel.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Kepala Desa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan urusan

Page 104: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

89

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan Desa. Serta memiliki fungsi

sebagai :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersama BPD;

b. Mengajukan rancangan peraturan desa;

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

BPD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;

e. Membina kehidupan masyarakat desa;

f. Membina perekonomian desa;

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Untuk melaksanakan tugas Pokok dan fungsinya Kantor Desa Wanayasa

memiliki tugas pokok pada setiap kasi.

Tugas Kasi Pemerintahan adalah :

Melaksanakan sebagian tugas pemerintahan kecamatan berdasarkan pelimpahan

kewenangan dari pemerintahan yang meliputi urusan pemerintahan umum dan

pemerintahan desa/kelurahan.

Page 105: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

90

Sedangkan fungsi Kasi Pemerintahan adalah :

a. Penyusunan program dan petunjuk teknis pelaksanaan pelaksanaan tugas;

b. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kegiatan

pemerintahan di kecamatan sesuai pelimpahan wewenang pemerintah

kabupaten yang meliputi :

a) Pembinaan Pemilu/Pilkada;

b) Pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat;

c) Pengelolaan tata batas wilayah Kabupaten( bagi kecamatan yang

berbatasan dengan kabupaten lain;

d) Pembinaan kependudukan dan catatan sipil; dan

e) Pemberian pelayanan umum/perizinan (surat izin, surat keterangn,

rekomendasi, akta, tanda identitas, dokumen, dan benda-benda /

surat-surat berharga dan lain-lain);

c. Menyiapkan bahan pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan ditingkat kecamatan;

d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan penyelenggaraan

pemerintahan desa/keluarahan;

e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi

ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan oleh

pemerintah desa/kelurahan;

f. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama derngan instansi terkait dibidang

tugasnya;

g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas; dan

Page 106: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

91

h. Penyusunan bahan dan fasilitasi urusan keagrariaan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

Tugas Pokok Kasi Pemberdayan Masyarakat adalah:

Melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan pemerintah kabupaten

dibidang pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan fungsi Pemberdayan Masyarakat adalah:

1. Penyusunan program dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas;

a. Menyiapkan bahan pelaksanaan, koordinasi dan fasilitasi kegiatan dibidang

pemberdayaan masyarakat sesuai pelimpahan wewenang pemerintah

kabupaten yang meliputi :

b. Pembinaan ketenagakerjaan dan trnasmigrasi

c. Pembinaan keluarga berencana;

d. Pembinaan pemberdayaan keluarga, masyarakat perempuan dan

perlindungan anak;

e. Pembinaan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan; dan

f. Pelayanan umum dan perizinan dibidang tugasnya

g. Menyiapkan bahan pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

h. Menyiapkan bahan pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum dibidang pemberdayaan masyarakat;

i. Menyiapkan bahan pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan oleh

pemerintahan desa/kelurahan;

Page 107: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

92

j. Menyiapkan bahan koordinasidan kerjasama dengan instansi terkait

dibidang tugasnya;

k. Mengevaluasi pelaksanaan tugas; danMelaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang.

Tugas Pokok Kasi Kemasyarakatan adalah :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi kemasyarakat

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi kemasyarakat

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksaan tugas kepada

bawahan

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam

upaya meningkatkan produktivitas kerja

5. Menyusun konsep kebijakan di bidang kemasyarakatan

6. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan Seksi

Kemasyarakatan

7. Melaksanakan pendapat, pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan

dan perburuhan

8. Melaksanakan pencegahan dan penanggulangan PMKS (Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial) dan kemiskinan

9. Melaksanakan fasilitas kegiatan Organisasi Sosial/Kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat

10. Melaksanakan pemantauan dan mengkoordinasikan tugas di bidang

kesehatan, kemasyarakatan dan pendidikan di wilayah kerjanya

11. Melaksanakan fasilitas pembinaan kerukunan hidup beragama

Page 108: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

93

12. Melaksanakan pembinaan lembaga pemberdayaan masyarakat

13. Melaksanakan pelayanaan administrasi dalam penanganna masalah sosial

dan bencana di wilayah kerjanya

14. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

15. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan

16. Menyusun laporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan Seksi

Kemasyarakatan

17. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

Tugas Pokok Kasi Pelayanan Umum adalah :

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi sesuai dengan peraturan yang berlaku;

2. Memberikan petunjuk pelaksanaan program kerja kepada bawahan agar

tugas – tugas dapat berjalan dengan lancar;

3. Menilai hasil kerja bawahan dengan cara memonitor dan mengevaluasi

sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karier.

4. Menyiapkan bahan penyusunan program kependudukan, kebersihan dan

perijinan;

5. Menyiapkan bahan untuk melaksanakan kegiatan –kegiatan kependudukan,

kebersihan dan perijinan;

6. Mengadakan pembinaan terhadap kegiatan – kegiatan kependudukan,

kebersihan dan perijinan;

7. Mengevaluasi hasil kegiatan kependudukan, kebersihan dan perijinan;

8. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan;

9. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

Page 109: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

94

Tugas pokok Kepala Urusan Keuangan adalah :

1. Bertindak sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan

Bendaharawan Desa

2. Menandatangani Rekening Desa

3. Menyusun pengajuan Pencairan Dana Desa / Surat Permintaan Pembayaran

(SPP) kepada Bupati melalui BPMPD

4. Menerima pengajuan Nota Penggunaan Dana (NPD) dari PPTKDes

kemudian mengajukan ke Kepala Desa

5. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditandatangani oleh

Bendahara Desa dan Kepala Desa selanjutnya diajukan kepada Bank yang

ditunjuk di outo debet

6. Menerima dan memeriksa SPJ kegiatan dan selanjutnya diserahkan kepada

Sekretaris Desa untuk disahkan

7. Menyusun laporan realisasi anggaran desa setiap semester.

Tugas Pokok Bendahara adalah :

Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (

disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan,

membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang

negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban

kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal

1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan

yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah menerima, menyimpan,

membayar, dan atau mengeluarkan uang/surat berharga/barangbarang milik

Page 110: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

95

Negara/daerah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9

Mei 2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara

Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara fungsional

bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan

uang yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian bendahara tersebut di

atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan

fungsi:

1. Menerima uang atau surat berharga/barang.

2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.

3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.

4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada.

Tugas Pokok Dari Ketua Rw adalah :

1. Menggerakan Swadaya gotong royong partisipasi masyarakat diwilayahnya

2. Membantu kelancaran tugas pokok LPM di desa dan kelurahan dalam bidang

pembangunan.

Dalam rangka melaksanakan Tugasnya RW mempunyai fungsi yaitu :

1. Pengkordinansian pelaksanaan tugas tugas RW

2. Fasilitas dalam hubungan antar RW dan antar masyarakat dengan

Pemerintahan Desa atau kelurahan dan Daerah.

Tugas Pokok Dari Ketua RT adalah :

Membantu Menjalankan Tugas Pelayanan pada Masyarakat yang menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah.

Page 111: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

96

1. Memelihara kerukunan hidup warga

2. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan

aspirasi dan swadaya murni masyarakat.

Sedangkan Fungsi Ketua Rt adalah :

1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya.

2. Pemeliharaan keamanan ketertiban dan kerukunan hidup antar warga

3. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan

aspirasi dan swadaya murni masyarakat

4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat diwilayahnya.

Page 112: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

97

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Kantor Desa Wanayasa

kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Sumber: Kantor Desa Wanayasa 2016

Kades

Kaur Umum

Kaur Keuangan Kaur Perencanaan dan

Pelaporan

Kasih

Kepemerintahan

Kasi Pembangunan dan

pemberdayaan

Masyarakat Desa

Kasih

Kemasyarakatan

Bendahara

Ketua RW 01 Ketua RW 02

Ketua

Rt 01

Ketua

Rt 02

k

Ketua RT 2

Ketua

Rt 06

Ketua

Rt 05

Ketua

Rt 07

Ketua

Rt 04

Ketua

Rt 3

Sekdes

Ketua

Rt 08

BPD

Page 113: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

98

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari

hasil penelitian.Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik

analisa data kualitiatif. Dalam penelitian ini mengenai Perencanaan Strategis

Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

,mengingat bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh berbentuk kata dan kalimat dari

hasil wawancara, observasi, serta data atau hasil dokumentasi lainnya. Dalam

penelitian ini kata-kata dan tindakan orang yang di wawancara merupakan sumber

utama dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan

menggunakan catatan tertulis. Berdasarkan teknik analisa data kualitatif, data-data

tersebut dianalisa selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka kemudian dilakukan ke

bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada aspek-

aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan

pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi.

4.2.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Pada penelitian ini mengenai perencanaan strategis alokasi dana desa di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015, peneliti

memfokuskan diri untuk melakukan penelitian pada Perencananaan Strategis

Alokasi Dana Desa dengan lokus Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang.

Page 114: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

99

Alokasi Dana Desa (ADD) Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima

kabupaten/kota paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dalam anggaran

pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.

Dari pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa Alokasi Dana

Desa (ADD) merupakan bagian keuangan desa yang diperoleh dari bagi hasil

pajak daerah dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh kabupaten/kota untuk desa yang dibagikan secara proporsional.

Peneliti mengambil lokus pada Desa Wanayasa karna peneliti merasa bahwa Desa

Wanayasa dapat mewakili Desa-Desa yang lainnya yang menjadi target penetapan

Alokasi Dana Desa.

4.2.2 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan gambaran secara umum hasil dari

observasi yang dilakukan peneliti selama proses penelitian berlangsung. Dalam

penelitian ini mengenai Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Poantang Kabupaten Serang. Yang di gunakan peneliti

dalam menganalisis data yang dihasilkan data yang didapat selama proses

penelitian berlangsung adalah penelitian kualitatif sehingga data yang dihasilkan

dan diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat yang berasal dari

hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil observasi di lapangan, catatan

lapangan penelitian hingga dokumentasi yang relevan dengan fokus penelitian

yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Proses pencarian dan

pengumpulan data dilakukan secara investigasi dimana peneliti melakukan

Page 115: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

100

wawancara kepada informan yang berkaitan dengan masalah penelitan sehingga

informan yang didapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Data-data tersebut merupakan data yang berkaitan mengenai Perencanaan

Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang Tahun 2015. Pihak yang terkait dalam penelitian ini ialah Bagian

Pemerintahan Desa Kabupaten Serang, Kecamatan Pontang Kabupaten Serang,

Kantor Desa Wanayasa, Perangkat desa, serta pihak lainnnya yang masih

berkaitan dengan fokus penelitian. Data yang terkumpul nantinya akan di poses

lebih lanjutoleh peneliti dengan menganalisis hasilpenelitian tersebut sehingga

menghasilkan pemahaman baru dari data yang telah didapatkan. Selain itu peneliti

juga peneliti melakukan triangulasi atau pengecekan data yang telah didapat

melalui sumber dan teknik yang berbeda.

4.2.3 Daftar Informan Penelitian

Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah

menjelaskan dalam pemilihan informan penelitian, peneliti menggunakan

teknik Purposive (bertujuan). Adapun pihak pihak yang peneliti tentukan

merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, karena pihak tersebut senantiasa

keseharianya berurusan dengan permasalahan yang peneliti baik secara langsung

maupun tidak langsung. Informan dalam penelitian ini adalah Stakeholder

(semua pihak) yang terlibat dan memiliki informasi mengenai Perencanaan

Strategis Alpkasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang Tahun 2015 adalah:

Page 116: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

101

1. Ahmad Subhan, S.IP Kasubag Administrasi Desa Kabupaten Serang.

2. Jaenuri, S.Sos Subag Penyususnan Program Dan Keuangan Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang.

3. Anita, S.Pd Kepala Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

4. Mamad Ketua Badan Permusyawaratan Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang.

5. Endang Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Desa Wanayasa Kecamatan Potang

Kabuaten Serang.

6. Ukon Ketua Karang Taruna Desa Wanayasa Kecamatan Potang Kabuaten

Serang

7. Ilham Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

8. Ninis Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga.

9. Cali Masyarakat Desa Wanayasa

Informan di atas merupakan informan utama dalam penelitian ini. adapun

data-data lain yang merupakan sebagai informasi-informasi pelengkap dari

informasi tang telah diberikan oleh informan. Setelah data mentah terkumpul

dengan baik maka peneliti membuat transkip data yaitu dengan merubah data-data

hasil wawancara, observasi maupun kajian pustaka ke dalam bentuk tulisan dan

melakukan pengkodingan. Kode Q menunjukkan pertanyaan wawancara

penelitian, sedangkan kode I menunjukkan informasi penelitian.

I1-1 merupakan kode informan untuk Kepala Sub Bagian Administrasi Desa

Kabupaten Serang, Ahmad Subhan, S.IP.

Page 117: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

102

I1-2 merupakan kode informan untuk Penyusunan Program Dan Keuangan

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, Jaenuri, S.Sos.

I1-3 merupakan kode informan untuk Kepala Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang, Anita, S.Pd.

I1-4 merupakan kode informan untuk Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, Mamad.

I1-5 merupakan kode informan untuk Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Desa

Wanayasa Kecamatan Potang Kabuaten Serang, Endang.

I1-6 merupakan kode informan untuk Ketua Karang Taruna Desa Wanayasa

Kecamatan Potang Kabuaten Serang, Ukon.

I1-7 merupakan kode informan untuk Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat,

Ilham.

I1-8 merupakan kode informan untuk Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga,

Ninis.

I 2-1 merupakan kode informan untuk Masyarakat Desa Wanayasa kecamatan

Pontang, Cali juali.

Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi

berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan dengan

membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa

dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori

yang telah diuraikan sebelumnya.

Page 118: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

103

Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan

adalah berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumen-dokumen yang peneliti

dapatkan baik dari Bagian Pemerintahan Desa, Kecamatan Pontang dan Kantor

Desa Wanayasa, Kepala Sub Bagian Pemerintahan Desa, Kepala Kecamatan

Pontang, Kepala Desa Wanayasa, Perangkat Desa Wanayasa dan Masyarakat

Desa Wanayasa adalah informan peneliti.

Selanjutnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam

proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara bersamaan.

Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya. Bahwa dalam proses

analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan model analisis Prasetya

Irawan (2006:5.27), beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Diantaranya;

Pengumpulan Data mentah. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data

mentah misalnya melalui wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka.

Pada tahap ini juga digunakan alat bantu yang diperlukan, seperti tape recorder,

kamera, dan lain-lain. Catatan hasil wawancara hanya data yang apa adanya

(varbatim), tidak dicantumkan dengan pikiran, komentar, dan sikap peneliti.

Transkip Data. Pada data ini, peneliti merubah catatan dalam bentuk

tulisan (apakah ini berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan). Peneliti

ketik persis seperti apa adanya (verbatim).

Pembuatan koding. Pada tahap ini, peneliti membaca ulang sebuah data

yang sudah ditranskip. Pada bagian-bagian tertentu dari transkp data tersebut akan

menentukan hal-hal penting tersebut nanti akan diberikan kode.

Page 119: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

104

Kategorisasi data. Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data

dengan cara “mengikat” konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang

dinamakan “kategori”.

Penyimpulan sementara. Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan

meskipun masih bersifat sementara. Kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data

yang didapatkan tidak dicampuradukkan dengan pikiran dan penafsiran peneliti.

Triangulasi. Menurut Prasetya Irawan, triangulasi adalah proses chek

dan recheck amtara satu seumber data dengan sumber data lainnya. Triangulasi

dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

d. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan

teknik yang berbeda. Bila dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi.

e. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui

sumber yang berbeda. Dalam hal ini bisa dengan teknik informan purposif atau

snowball.

f. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara mananyakan hal yang sama tetapi pada

berbagai kesempatan misalnya, pada berbagai kesempatan misalnya, pada waktu

pagi, siang, atau sore hari.

Dengan triangulasi data tersebut, maka dapat diketahui apakah

informan/narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika

informan/narasumber memberikan data yang berbeda maka berarti datanya belum

valid. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan triangulasi sumber

dan teknik.

Page 120: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

105

Penyimpulan akhir. Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti sudah merasa

bahwa data peneliti sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data hanya

berarti ketumpang tindihan (redundant).

Tabel 4.1

Deskripsi Informan Penelitian

No Instansi Informan Kode

Informan

Peran dan

Fungsi

1. BagianPemerintahan

Desa Kabupaten Serang

a. Sub Bagian Administrasi Desa

Kabupaten Serang, Ahmad

Subhan, S.IP

I1-1 Merencanakan,

mengatur,

melaksanakan

dan mengawasi

penyelenggaraan

urusan

Administrasi

Desa terkait

Alokasi Dana

Desa.

2. Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang

a. Penyususnan Program Dan

Keuangan Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang,

Jaenuri, S.Sos

I1-2 Sebagai

pelaksana

penyiapan bahan

koordinasi dan

konsultasi di

bidang

perencanaan dan

keuangan terkait

ADD

3. Kepala desa Wanayasa

Kecamatan Pontang

a. Kepala Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang, Anita,

S.Pd.

I1-3 Yang

mengetahui

Kompetensi

Perangkat desa

di Desa

Wanayasa

4. Badan

Permusyawaratan Desa

Wanayasa

a. Ketua Badan

Permusyawaratan Desa

Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang,

I1-4 Yang

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

Page 121: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

106

Mamad. pelaksanaan

Peraturan Desa

dan Peraturan

Kepala Desa;

5. Tim Pelaksana Kegiatan

Desa Wanayasa

a. Ketua Tim Pelaksana

Kegiatan Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang, Endang.

I1-5 Yang

Melakukan

pelaksanaan

kegiatan Alokasi

Dana Desa

6. Karang Taruna Desa

Wanayasa

a. Ketua Karang Taruna Desa

Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang,

Ukon.

I1-6 Yang

melakukan

pelaksanaan

kegiatan Desa

7. Lembaga

Pemberdayaan

Masyarakat

a. Ketua Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat

Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang,

Ilham.

I1-7 Yang

melakukan

Penumbuh

kembangan dan

penggerak

prakarsa,

partisipasi, serta

swadaya gotong

royong di Desa;

8. Pembinaan

Kesajahteraan Keluarga

a. Ketua Pembinaan

Kesajahteraan Keluarga Desa

Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang,

Ninis .

I1-8 Yang

melakukan

pelaksanaan

program instansi

yang berkaitan

dengan

kesejahteraan

keluarga di Desa

9. Masyarakat Wanayasa Masyarakat Desa Wanayasa, Cali

Juali.

I2-1 Sebagai Sasaran

Kebijakan

pemerintahan

Desa Wanayasa

Kecamatan

Pontang

Kabupaten

Serang

Sumber : Peneliti 2016

Page 122: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

107

Setelah memberikan kode-kode proses berikutnya dalah, kategorisasi data.

Pada tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan sata mengikat

konsep-konsep (kata-kata) kunci daklam sebuah kategori melalui matriks

wawancara yang kemudian peneliti merinci isi dari kategori tersebut yaitu:

a. Kode Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar uritan pertanyaan.

b. Kode I1,2,3 dan seterusnya menadakan daftar urutan informan.

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis terhadap perencanaan

strategis alokasi dana desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang, bagaimana respon masyarakat terhadap perencanaan strategis alokasi dana

Desa, tentang bagaimana pemerintahan desa menjalankan Perencanaan strategis

ADD, sampai sejauh mana peran pihak-pihak lain turut andil dalam perencanaan

strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang tahun 2015. Data yang telah di kumpulkan dalam penelitian ini, baik yang

diperoleh melaui wawancara, observasi dan dokumentasi akan dideskripsikan

dalam interpretasi hasil penelitian.

4.3 Deskripsi Hasil penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunakan yaitu menggunakan model Perencanaan Strategis Model Bryson

(2007:105), disebutkan bahwa ada empat tantangan dalam perencanaan Strategis,

tantangan tersebut diantaranya adalah masalah Manusuia, masalah proses, maslah

Strukturan dan terakhit Institusional.

Page 123: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

108

Dengan penggunaan model tersebut peneliti berupaya menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana Perencanaan strategis Alokasi

Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan pontang Kabupaten Serang” dan

pembahasan yang dilakukan berdasarkan urutan indikator pada model dalam

menjalankan aktivitas Perencanaan tersebut. Dalam mengumpulkan data melalui

wawancara ini, peneliti menggunakan teknik Purposif dan teknik Insidental, yang

mana teknik purposif ini merupakan penentuan informan dengan dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial

yang diteliti, sedangkan teknik insidental ialah penetapan informan ketika sedang

berada di lapangan melakukan penelitian. (Sugiyono, 2008:218).

Perencanaan strategik menjadi semakin penting akhir-akhir ini. para

manajer manyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi organisasi yang baik dan

jelas akan lebih dapat memberikan arah dan pedoman bagi organisasinya. Sebagai

hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik menjadi lebih tanggap terhadap

perubahan lingkungan. Dengan perencanaan strategik, konsep organisasi menjadi

lebih jelas, sehingga memungkinkan manajer untuk merumuskan rencana-rencana

dan kegiatan-kegiatan yang memberi arah organisasi mencapi tujuannya. Di

samping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat pesat yang menambah

pentingnya perencanaan strategik, seperti (1) kenaikan tingkat perubahan

teknologi, (2) pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial, (3) peningkatan

Page 124: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

109

kompleksitas lingkungan eksternal, dan (4) semakin panjangnya tenggang waktu

antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan datang.

4.3.1 Masalah Manusia dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa

Salah satu Tantangan dalam proses perencanaan strategis adalah manusia

dimana manusia menjadi tolak ukur dalam proses membuat sebuah rencana,

perencanaan alokasi dana desa di desa Wanayasa akan berjalan dengan baik jika

masalah manusia tersebut bisa terkendali dengan baik. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komitmen. Bahwa individu, Perlu dipahami karakter individu bahwa orang

mempunya kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan

memahami sepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka

akan meniru banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian

khusus harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi kepada

orang yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat adaptif

dan tidak mengakui perubahan bertahap. Masalah yang lampau dapat

memperbesar proporsi tanpa seorang pun menyadari apa yang terjadi sebelumnya.

Sekali krisis berkembang, peluang untuk membuat perubahan yang dramatis dapat

dipertinggi, tetapi secara bersamaan memperbesar bahaya. Dalam krisis, individu

suka menyendiri, keras, mencari-cari dalih serta kecenderungan menyalahkan

orang lain. Orang yang bekerja dalam tugas yang berulang-ulang tidak memiliki

perhatian kepada apa yang mereka sedang kerjakan. Apa yang sering kita pikirkan

adalah apa yang akan kita kerjakan keesokan harinya. Dengan kata lain kita

mempergunakan mungkin 80 hingga 90% waktu kita untuk mengerjakan hal-hal

Page 125: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

110

yang telah menjadi kebiasaan sementara kita memikirkan hal lain. Jika

perencanaan strategis menjadi tugas rutin, orang dapat kehilangan kesadaran dan

konsentrasi, serta maksud perencanaan strategis akan lenyap. Metode-metode

harus ditemukan agar perencanaan starategis menjadi sangat “khusus”, sehingga

orang-orang mencurahkan perhatian dan menjalankannya dengan serius.

Perencanaan strategis, agas menjadi efektif, harus memasukkan pertimbangan

tentang bagaimana menghentikan komitmen yang tidak produktif pada saat yang

sama karena perencanaan strategis mengikat cara tindakan baru. Kelompok,

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan masalah bagi

perencanaan strategis. Kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan

diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan nnorma yang telah mapan

dalam kelompok apapun baik karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk

menyesuaikan diri didalamnya maupun kelompok memaksakan tekanan kuat

untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan konflik

internal karena pembicaraan tentang isi strategis hampir pasti memunculkan

ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa

kebanyakan kelompok akan menindas diskusi. Harmonis kelompok akan menjadi

prioritas yang lebih tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai

masa depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir,

kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama akan memperoleh

pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga tahun. Organisasi, Beberapa

karakteristik juga menghadapkan masalah pada perencanaan strategis. Paradoks

lainnya dalam kehidupan orrganisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat

Page 126: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

111

mengesampingkan pemikiran strategis, dengan cara yang sama ,repetisi dan

kometensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi dan kesadaran yang

dengan demikian menimbulkan kesulitan serius bagi individu, sehingga juga dapat

memformalkan dan sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang

mereka coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System) atau

laporan penyelidikan lingkungan diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang

biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan dalam

laporan ini. Data numetik saja tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan

dan mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara langsung pada

situasi dimana secara pribadi, mereka harus menghadapi isu itu dan harus

memikirkan bagaimana membuat suatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah

spesialisasi menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan

sistem menggantikan kepemimpinan. Komunitas, Komunitas juga mempunyai

sejumlah sifat yang memunculkan sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan

perencanaan strategis. Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi

dan karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan yang

dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam komunitas apapun

melambangkan solusi kepada masalah lama. Tak ada organisasi dalam komunitas

yang mengkin mengandung masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas

tidak ada satu orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.

Page 127: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

112

4.3.1.1 Manajemen Perhatian dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa

Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan

preferensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komitmen Bryson (2007:225). Dalam perencanaan

strategis manajemen dan komitmen menjadi dua hal yang penting dalam

menetukan tujuan tujuan organisasi ketika manajemen dan komitmen tidak

berjalan dengan baik maka proses dan sistem perencanaan tidak akan berjalan

dengan baik. Perencanaan strategis yang berhasil, bisa jadi gagal ketika para

pelaksana tidak sepenuhnya menyadari terhadap manajemen perhatian dan

komitmen. Manajemen perhatian dan komitmen memiliki hubungan yang erat

dengan disposisi para pelaksana.

Pada penelitian ini salah satu pelaksana pengawasan perencanaan yang

melaksanakan pengawasan dan pembinaan Perencanaan Strategis Alokasi Dana

Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Agen pelaksana

perencanaan yang melaksanakan adalah Kepala Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

Desa Wanayasa, Badan Permusyawaratan Desa yang bertugas Melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa,

Tim Pelaksana kegiatan DesaWanayasa mempunyai tugas Yang Melakukan

pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa, Karang Taruna Desa Wanayasa

mempunyai tugas melakukan pelaksanaan kegiatan Desa, Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat melakukan Penumbuh kembangan dan penggerak

Page 128: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

113

prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong di Desa, Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga melakukan pelaksanaan program instansi yang berkaitan

dengan kesejahteraan keluarga di Desa, dan yang terakhir adalah Masyarakat

sebagai Sebagai Sasaran Kebijakan pemerintahan Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang. Pemahaman kebutuhan masyarakat dari instansi-

instansi terkait baik instansi pemerintah maupun Masyarakat terhadap

Perencanaan strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang tahun 2015 menjadi hal yang menjadi tolak ukur akan kan

perencanaan Strategis tersebut dapat mencapai tujuan Perencanaan. Untuk

menunjang itu semua adanya tindakan nyata, melakukan penyediaan fasilitas

masyarakat Desa adalah langkah yang dapat diambil untuk menanggulangi

permasalahan di Desa kebutuhan dan pelayanan kepada masyarakat desa adalah

salah satu yang harus di perhatikan oleh kepala desa hal ini dapat dipertegas oleh

infpeman I1-3 selaku kepada Desa Wanayasa Kecamayan Pontang Kabupaten

Serang Anita, S.Pd menjelaskan bahwa:

“Memenuhi kebutuhan masyarakat pertama dengan keliling dulu dor to dor,

pendekatan langsung dengan masyarakat aja, seperti ada rumah masyarakat

yang mau roboh kita kondisikan kepada dinsos, kalau itu saya survei dulu

kebutuhan masyarakat kemudian kita lakukan murembang, kebutuhan yang

paling mendesak kami dahulukan seperti ambulan, ada kebutuhan

masyarakat yang masih belum bisa saya penuhi yaitu pembebasan tanah

wakaf untuk TPU karna beberapa kendala, itu adalah PR besar bagi saya,

alhamdulillah pegawai kami melayani warga dengan baik. Untuk

keterampilan sebenarnya pegawai kami sudah terampil dalam hal

administratif dan penggunaan alat penunjang kegiatan pemdes. (Wawancara/

Senin 07 November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa kecamatan Pontang).

Dari wawancara dengan (I1-3) di atas menjelaskana bahwa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat kepala desa melakukan kegiatan keliling

Page 129: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

114

melakukan survei untuk mengetahui kebutuhan masyarakat yang paling krusial

serta pelayanan yang dilakukan oleh kantor Desa Wanayasa sudah berjalan

dengan baik yaitu dengan melakukan kesigapan dalam melayani masyarakat Desa

Wanayasa. Melihat dari bertolak belakang dengan pernyataan yang diberikan

oleh (I1-3) dengan hasil temuan di lapangan, peneliti mencoba untuk mendapatkan

keterangan dan informan dari perangkat desa terkait yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijakan mengenai Perencanaan Strategis Alokasi dana Desa di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015. Sisitem

perencanaa merupakan salah satu dasar yang dirancang sebagai sistem guna

memenuhi kebutuhan masyarakat Wanayasa dan merupakan komponen penting

dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

Hal serupa di ugkapkan oleh I1-6 sebagai ketua Karang Taruna yang

mengungkapkan bahwa :

“Kalau buat menuhin kebutuhan khususnya kaum muda kalau di

karang taruna kita kumpulin ketua pemuda setiap kampung

ngerundingin setiap kegiatan-kegiatan apapun seperti pertemuan

rutin setiap minggu, paling sering yah hanya sekedar ngobrol-

ngobrol aja paling kalo rame yah itu di tanggal 17an sama

kegiatan keagamaan yang setiap tahun rutin dilakukan. jadi kita

persiapkan segala keperluan kegiatan, padahalkan kegiatannya

bukan 17an aja tapi bidang keagaamaan juga kaya setiap ada

hari besar islam kita gerak buat ngadain kegiatan. kadang kita

juga sulit buat menggerakkan pemuda di sini rata-rata ketua

pemudanya istilahnya mah engga semangat kaya udah luntur jadi

masih banyak program kerja yang tidak jalan.”( (Wawancara /

kamis, 10 November 2016 / Pukul 09.30 WIB/ dilakukan di

Kantor Desa Wanayasa Kecamatan Pontang).

Page 130: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

115

Tabel 4.2

Program Kerja Karang Taruna

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang Tahun 2015/2016

No Bidang Kegiatan Kegiatan Terlaksana Tidak

Terlaksana

1. Bidang Kesekretariatan Mengadakan pertemuan rutin

tiap malam minggu

Mengadakan Iuaran wajib

untuk anggota karang taruna

sebesar Rp 2000 / per

Pertemuan.

Mengadakan komunikasi dan

konsultasi dengan pihak –

pihak terkait dalam

menyelenggarakan suatu

kegiatan untuk kelancaran

dan hasil yang memuaskan.

Mengikuti forum komunikasi

/ pertemuan karang taruna di

tingkat Desa.

2. Bidang Lingkungan

Hidup

Pelatihan pengolahan sampah

menjadi kompos.

Pengadaan tempat sampah

organik & anorganik.

Menggalakan program

tamanisasi & Apotek hidup

di pekarangan rumah.

3. Bidang Olahraga Pengadaan peralatan

olahraga.

Menyelenggarakan turnamen

Voli dalam rangka HUT RI

ke 70.

Page 131: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

116

4. Bidang Hubungan

Masyarakat

Sosialisasi karang taruna &

program – program kerja

karang taruna ke masyarakat.

mendistribusikan proposal

permohonan bantuan dana

kepada para donatur.

5. Bidang Pendidikan &

Pelatihan

Mengadakan program english

in holiday / kursus untuk

anak – anak sd selama

liburan sekolah.

6. Bidang Pengabdian

Masyarakat

Mengadakan kegiatan kerja

bakti rutin satu bulan sekali

Mengadakan kegiatan Donor

Darah ke PMI.

Mengadakan kegiatan

pemeriksaan kesehatan gratis

untuk masyarakat tidak

mampu.

7. Bidang Keagamaan

Mengadakan kegiatan TPA

(Taman Pendidikan Al-

Quran) sebulan penuh selama

bulan suci ramadhan.

Mengadakan kegiatan buka

bersama, tadarusan, Sahur –

sahur selama bulan suci

ramadhan.

Membantu pencatatan,

penerimaan, dan pembagian

zakat fitrah.

Mengadakan Kegiatan

Lomba Takbir Keliling Idul

Adha 1436 H tingkat Desa.

Membantu Pelaksanaan

kegiatan penyembelihan

hewan kurban saat Idul

Adha.

Sumber : Kantor Desa Wanayasa 2015

Page 132: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

117

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa untuk

memenuhi kebutuhan kaum mudanya hanya di persiapkan segala pasilitas pada kegiatan

kemerdekan Indonesia dan kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap 1 tahun sekali

saja dikarnakan setiap kegiatan lain masyarakat khususnya kaum muda tidak ikut serta

dalam proses pemberdayaan masyarakat khususnya kaum muda. Berdasar Pada tabel di

atas menunjukkan masih banyak program kerja yang tidak terlaksana seperti Bidang

Lingkungan Hidup dan Bidang Pengabdian Masyarakat yang masih menunjukkan

kegiatan yang tidak terlaksana ini menunjukkan bahwa lembaga karang taruna kurang

maksimal dalam menggerakkan masyarakat khususnya kaum muda.

4.3.1.2 Komitmen dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa

Tantangan sebuah Perencanaan berikutnya adalah Komitmen, komitmen

memang sangat terkait dengan masalah keanggotaan organisasi. Untuk bisa berhasil di

dunia organisasi, seorang anggota organisasi harus memiliki dan menerapkan sikap

komitmen terhadap organisasi yang diikutinya. Istilah komitmen pada dasarnya merujuk

kepada kemampuan seseorang untuk bertahan dan setia menjalani aktivitas tertentu.

Seseorang yang mengaku memiliki sikap komitmen yang tinggi harus memiliki jiwa

kesetiaan dan juga ketahanan mental yang kuat. Orang yang memiliki sifat komitmen

tidak akan goyah dan malas hanya karena permasalahan yang sepele di dalam aktivitas

yang dijalaninya. Lebih dari itu orang yang memiliki jiwa komitmen akan terus

bertahan dan bertanggung jawab terhadap apa yang pernah diucapkannya, dalam Proses

Perencanaan Strategis pihak-pihak yang terkait dalam melakukan Perencanaan Alokasi

Dana Desa harus berkomitmen untuk menjalankan sebuah perencanaan yang matang

dan sesuai tujuan dan cita-cita dari sebuah perencanaan, perencanaan yang baik butuh

Page 133: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

118

sebuah rencana yang matang dan menitik beratkan pada kebutuhan masyarakat desa,

maka masyarakat desa membutuhkan perangkat desa yang mampu untuk berkomitmen.

Dalam proses Perencanaan Alokasi dana desa tentunya membutuhkan keterampiilan dan

pelayanan yang baik sehingga komitmen dari perangkat desa bisa terlaksana, tetapi pada

kenyataanya keterampilan dari pegawai kurang dalam hal pemahaman sistem

administratif Hal ini dipertegas oleh salah satu kepala Badan Permusyawaratan Desa

Desa Wanayasa Mamad (I1-4) yang mengatakan bahwa :

“Kalau dengan pelayanan Perangkat Desa Wanayasa sudah

lakukan dengan baik kepada masyarakat. Untuk masalah

ketrampilan pegawai Perangkat Desa cukup terampil, tapi

terkadang ada hal-hal yang mereka tidak paham kita tanyakan

kepada bendahara kerna beliau yang paling paham dalam hal

administratif Pemdes Komitmen pegawai ada saja yang masih

kurang dilematis karena mungkin kembali kepada latar belakang

status dan pendidikan tapi untuk selama ini sudah cukup memang

ada saja kurangnya misalnya dalam komitmen pengerjaan tugas

tapi kepala Desa juga sebagai pimpinan berkewajiban untuk

mengarahkan dan mengoreksi.”(Wawancara / Kamis, 10

November 2016 / Pukul 11.30 WIB / dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang).

Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwa pelayanan yang dilakukan oleh

perangkat desa dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sudah dilakukan dengan baik.

Peneliti menemukan temuan bahwa keterampilan pegawai dapat dikatakan kurang karna

dalam hal administratif pemerintahan desa selalu di limpahkan pada satu orang saja

yaitu Bendahara yang dapat di katakan cukup mengerti dalam hal tersebut.

Untuk mendukung pelaksanaan perencanaan dalam hal perencanaan Strategis

Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun

2015 melibatkan beberapa pihak untuk dapat menjalankan isi dari perencanaan tersebut.

Selain Kepala Desa Wanayasa sebagai pihak yang bertanggung jawab jawab dalam hal

Page 134: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

119

pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kepala Badan permusyawaratan sebagai pihal

yang mengawasi perangkat desa dan fasilitator dari aspirasi masyarakat Desa, Tim

Pelaksana kegiatan adalah salah satu pihak yang dilibatkan. Tim pelaksana Kegiatan

adalah perangkat Desa yang memiliki kewenangan dalam mengatur sebuah kegiatan di

Desa menurut salah satu tim pelaksana kegiatan Desa Wanayasa yaitu Endang (I1-5)

mengatakan bahwa :

“Menurut saya, kami sudah melakukan pelayanan dengan baik

kalau masalah pemahaman sama keterampilan kita lumayan

kadang kalo engga paham sama kegiatan-kegiatan kita tanyakan

kepada bendahara, kalo bendahara engga ada kita suka bingung

harus melakukan apa.”(Wawancara / kamis, 10 November 2016 /

Pukul 10.30 WIB/ dilakukan di Kantor Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang).

Tabel 4.3

Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa

No Nama Jenis

kelamin

(L/P)

Pendidikan

terakhir

Jabatan

1 Anita, S. Pd P S1 Kepala Desa

2 Mamad L SMA BPD

2 Hidayat, S. P L S1 Sekertaris Desa

3 Endang L SMA Bendahara

4 Abduhsolam L SMA Kasi Pemerintahan

5 Rahmatullah L SMA Staf Bagian Keuangan

6 Anipah L SMA Staf Pelaporan Umum

7 Ika Atikah L SMA Staf Bagian Pembangunan dan

Page 135: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

120

Pemberdayaan masyarakat

8 Rohijah P SMA Kasi Kemasyarakatan

9 Sandra P SMA Staf Bagian Perencanaan

(Sumber : Data Kantor Kepala Desa Wanayasa, 2016)

Dari wawancara yang peneliti lakukan dapat ditemukan dan dipertegas

kembali bahwa keterampilan dan pemahaman terkait kegiatan Desa kurang

dipahami oleh perangkat desa ini yang menjadi temuan peneliti karna pada

dasarnya pemehaman dan keterampilan pegawai sangat penting untuk

menjalankan roda pemerintahan pada tingkat desa, terlihat pada tabel 4.1 yang

mengambarkan sumber daya aparatur dalam hal kualitas yang kurang hal tersebut

berdampak pada keterampilan yang dapat dikatakan kurang, sumber daya yang

baik akan menunjang kegiatan sesuai dengan tujuan dari desa mengingat tugas

dan fungsi perangkat desa cukup banyak sehingga membutuhkan sumber daya

yang sigap dan memahami tugas pada masing-masing bidang, dengan adanya

ADD yang dananya dapat dikatakan cukup besar yang mencakup oprasional gaji

perangkat desa maka proses penggunaan dana harus sesuai sasaran.

4.3.2 Masalah Proses dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi adalah

manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana

anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak

konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensioanal. Beberapa prinsip

Page 136: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

121

muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas). Masalah proses adalah salah

satu tantangan dalam Perencanaan Strategis, untuk menentukan dan menjalankan

sebuah perencanaan tentu membutuhkan sebuah proses. Untuk mengatasi

hambatan sehubungan dengan proses di atas, muncul beberapa prinsip

pengelolaan lingkup ide-ide, yakni a) Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga

peluang, adalah induknya penemuan, b) Ide berjalan baik dalam anarki yang

diorganisir, tetapi implemantasi ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit, c) Ide

merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif, d) Ide itu melampaui orang

dan organisasi yang terisolir, e) Orang dan struktur adalah hasil samping dari ide

yang sedang berubah, f) Ide di kali sumber daya sama dengan kekuasaan, g)

setelah ide yang baik mati, maka kuburlah ide itu.

4.3.2.1 Manajemen Ide Strategis dalam Perencanaan Strategis

Alokasi Dana Desa

Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu melampaui

orang dan organisasi yang terisolir orang dan struktur adalah hasil samping dari

ide yang sedang berubah. Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide

strategis melalui pernyataan apresiasi, artikulasi, adopsi, institusi, analisasi dan

kerusakan. Selanjutnya, proses pengembangan ide strategis lebih penting daripada

mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan landasan

bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda

resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber data

(orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk

kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat. Seperti yang di

Page 137: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

122

utarakan oleh I1-3 bahwa ide startegis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

adalah tindakan kolektif yang paling utama.

“Ya seperti yang saya sudah katakan tadi ketika ide sudah ada

tinggal kami survei kebutuhan masyarakat kemudian kita

lakukan musrembang, kebutuhan yang paling mendesak kami

dahulukan seperti ambulan dan jembatan sudah kami buat

mengingat akses di wilayah kami itukan di halangi oleh kali

jadi untuk memudahkan akses masyarakat kami buatkan

jembatan, dan yang sudah saya katakan juga tadi ada

kebutuhan masyarakat yang masih belum bisa saya penuhi

yaitu pembebasan tanah wakaf untuk TPU karna beberapa

kendala, itu adalah PR besar bagi saya”. (Wawancara/ Senin

07 November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor

Desa Wanayasa kecamatan Pontang).

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan bahwa ide strategis yang

dilakukan oleh Desa wanayasa dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa sudah

dilakukan Dengan Baik, desa memberikan fasilitas kebutuhan kepada masyarakat.

Walaupun porsi Alokasi dana desa untuk fisik hanya 30% dan untuk oprasional

70% bukan berarti masyarakat kehilangan haknya untuk mendapatkan haknya

dalam pemenuhan kebutuhan yang paling krusial bagi masyarakat, angka 70%

dalam Alokasi Dana Desa menjadi angka yang cukup tinggi dalam porsi gaji

untuk pemerintahan desa, ini menjadi kewajiban pemerintah desa dan Perangkat

Desa untuk memahami dan mencari ide stratrgis apa yang di butuhkan oleh

masyarakat Wanayasa. Hal tersebut di Pertegas oleh informan I1-5 yang

menyatakan bahwa :

“Perencanaan pemdes menurut saya sedah berjalan dengan

efektif terlihat bahwa cara kerja dan ide dari pemdes itu

sendiri sekarang sudah jalan kaya jembatan buat nyebrang

kali trus ambulan buat anter masyarakat yang lagi sakit parah,

paling ya itu yang belum pemdes capai ya masalah TPU

masyarakat pingin TPU tapi Masih ada kendala dan proses

yang panjang karna biaya.” (Wawancara / kamis, 10

Page 138: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

123

November 2016 / Pukul 10.30 WIB/ dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang).

Gambar 4.3

Jembatan di Desa Wanayasa Kecamatan pontang

Sumber: Desa Wanayasa Tahun 2016

Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti lakukan bahwa pemenuhan

kebutuhan masyarakat tidak bisa seluruhnya terpenuhi karna kendala biaya,

pemerintahan Desa wanayasa sudah mendirikan jembatan yang sangat bermanfaat

untuk digunakan untuk masyarakat tetapi kebutuhan akan Tempat Pemakanan

Umum tidak bisa diabaikan begitu saja itu adalah kebutuhan penting utuk

masyarakat Wanayasa, ini berarti ide yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa

Wanayasa belum sepenuhnya tercapai.

Pemenuhan kebutuhan masyarakat perlu dukungan darimasyarakat itu

sendiri Pada pembahasan terkait alokasi dana desa outputnya adalah

mensejahterakan dan memberikan pemberdayaan yang layak untuk masyarakat,

hal tersebut tidak luput dari partisipasi dan kendala dari luar dalam menjalankan

Page 139: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

124

proses dan sistem pemerintahan desa oleh sebab itu partisipasi sangat penting

bukan hanya pemerintah desa atau perangkat desa saja yang bergerak tetapi untuk

menjalankan sebuah proses tersebut membutuhkan partisipasi masyarakat,

Partisipasi masyarakat sebagai strategi pendukung dalam mengatasi permasalahan

pembangunan desa sangatlah penting peranannya, seperti kerjasama antara

masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, dan

membiayai pembangunan. seperti yang dinyatakan oleh I1-3 yang menyatakan

bahwa :

“Sejauh ini partisipasi masyarakat masih dirasa kurang yah

terlihat dari setiap adanya pembagunan desa, sebagian besar

masyarakat tidak memperdulikan bahkan acuh dengan

perkembangan desa contohnya jika pihak desa melakukan

pelatihan atau edukasi untuk merangsang masyarakat dalam

menambah pendapatan masyarakat itu kurang ikut serta

sehingga dampaknya tidak terlalu besar untuk masyarakat,

bahkan untuk gotong royong dalam hal kebersihan lingkungan

saja sulit bisa neng lisna liat kali-kali sepanjang desa

sampahnya sangat menumpuk sekali memang pihak pemdes

sudah menugaskan petugas kebersihan tapi itu hanya satu dan

itupun sudah berumur jadi mungkin masyarakat desa berfikir

bahwa kebersihan lingkungan sudah ada yang melakukannya

tetapi seharusnya itu adalah kewajiban bersama, terkait

kendala dari luar seperti permasalahan dari pihak ketiga kaya

indah kiat yang mengalirkan limbah ke desa kami yang

berdampak pada penambak ikan.” (Wawancara/ Senin 07

November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa kecamatan Pontang).

Page 140: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

125

Gambar 4.4

Keadaan Sungai Sepanjang Desa Wanayasa

Sumber : Desa Wanayasa Thun 2016

Hal serupa terkait partisipasi masyarakat desa wanayasa yang dinyatakan oleh I1-

7 yang menyatakan bahwa :

“Tugas kami sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat salah

satunya adalah pertisipasi masyarakat mendorong masyarakat

dalam swadaya gotong royong, teapi pada kenyataanya

masyarakat desa kami kurang mengindahkan istilah partisipasi,

mereka menjalankan hidup masing-masing bahkan untuk

mengenal tetangga sebelah aja ada saja yang kurang kenal satu

sama lain. Selain itu kami juga sebagai Lembaga pemeberdayaan

masyarakat menggali, pendayagunaan dan pengembangan

potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup,

jangankan untuk mengembangkan potensi sumber daya untuk

sekedar mebersihkan lingkungan saja sulit untuk bergerak, kalau

kendala dari luar sejauh ini belum ada. ((Wawancara / Kamis, 10

November 2016 / Pukul 10.00 WIB/ dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang).

Untuk mempertegas pernyataan-pernyataan di atas tentu memerlukan pernyataan

dari berbagai pihak yang terkait seperti pernyataan dari I1-6 yang menyatakan

bahwa :

Page 141: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

126

“Kalau untuk partisipasi masyarakat memang sulit yah untuk

gerak, yang selama ini masyarakat fikir karang taruna hanya

melakukan kegiatan seperti salah satunya 17 agustus yang rutin

di meriahkan, tetapi karang taruna juga memiliki tugas untuk

menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama

yang dihadapi generasi muda, jadi generasi muda di sini yah

begitu neng partisipasinya pas 17 agustusan, kendala dari luar

dari karang taruna kayanya engga ada neng.” (Wawancara /

kamis, 10 November 2016 / Pukul 09.30 WIB/ dilakukan di

Kantor Desa Wanayasa Kecamatan Pontang).

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan untuk membangun

pastisipasi masyarakat sulit padahal Setiap keberhasilan pembangunan desa

memerlukan peran serta masyarakat dapat dilihat bahwa sungai disepanjang

Desa Wanayasa dari tahun ketauhun tidak ada perubahan ini menandakan tidak

ada kesadaran dari masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai, menyadari

bahwa kepentingan yang di prioritaskan dalam pembangunan desa adalah

kepentingan masyarakat. Namun kenyataannya, masyarakat belum mampu

mengartikan maksud pembangunan desa adalah untuk masyarakat desa itu sendiri.

Masyarakat lebih bersikap apatis dan menyerahkan semua masalah pemerintahan

kepada pemerintah desa. Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam

pembangunan desa, mengingat posisi masyarakat dalam pembangunan desa

sangat strategis, dimana dukungan dan peran aktif masyarakat akan sangat

menbantu penyelenggaraan pemerintahan desa. Hal berbeda terkait partisipasi

masyarakat desa Wanayasa yang dinyatakan oleh I1-8 yang menyatakan bahwa :

“Partisipasi masyarakat desa wanayasa di PKK sejauh ini masih

bagus kami mengeluarkan produk makanan seperti pembuatan

ikan dendeng, pembuatan bontot ikan karna di daerah kami ini kan

penghasil ikan, tetapi yang banyak bergerak ibu-ibu aja bapak-

bapaknya yang nambak ikannya, kami melakukan kegitan PKK

sebulan sekali saja. Paling kendalanya Cuma ngegeraking

Page 142: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

127

kelompok kelpompok masing masing rt agak susah paling dari 8 rt

Cuma satu samapi dua rt aja yang ikut serta ” (Wawancara/

Selasa 06 November 2016 / pukul 10.00. WIB / dilakukan di rumah

kediaman ibu Ninis Desa Kampung Sampang Kulon Desa

Wanayasa).

Gambar 4.4

Susunan Keanggotaan TP. PKK Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang

Sumber : Desa Wanayasa Tahun 2016

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan I1-8

masih ada sedikit partisipasi pada lingkungan pembinaan kesejahteraan Keluarga

(PKK) pada dasarnya Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural

yaitu masyarakat atau kelompok sasaran diharapkan berperan serta aktif pada

berbagai tahap dalam proses aktifitas pembangunan ekonomi. Upaya

Page 143: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

128

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan miskin untuk

berpartisipasi. Hal ini dimaksudkan agar mereka berpartisipasi dan bias menolong

perekonomian diri sendiri. Program-program pembangunan sosial ekonomi yang

hendak dikembangkan perlu diperhatikan. Masyarakat adalah Sasaran kebijakan

dari pemerintahan desa sehingga sangat perlu memberikan pernyataannya,

pernyataan tersebut dilakukan oleh I2-1 yang menyatakan bahwa :

“Kalo partisipasi dari kita emeng kurang neng yah mau gimana

kita masih sibuk ngurusin kebutuhan kaluarga, ya paling kalo ada

kegiatan gotong royong sedikit doang yang ikutan emang gotong

royong juga udah hampir engga ada kayanya.” (Wawancara/

Senin 07 November 2016 / pukul 15.00. WIB / dilakukan di rumah

kediaman bapak cali Desa Kampung Sampang Kulon Desa

Wanayasa)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa permasalahan

partisip asi masyarakat sangat berperan penting tetapi pada kenyataannya

partisipasi masyarakat Desa Wanayasa dapat dikatakan kurang terlihat dari

beberapa pernyataan yang di lontarkan oleh berbagai pihak yang merasa

partisipasi masyarakat desa Wanayasa dapat dikatakan rendah dalam hal

pembangunan Desa, Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan

kehidupan yang lebih makmur dan sejarhtera bagi masyarakat, dalam upaya

pembangunan partisipasi masyarakat mempunyai peran yang sangat penting

karena pembangunan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu

sendiri dan dengan adanya peran paertisipasi masyarakat dalam prose

pembangunan diharapkan hasil dari pembangunan sesuai dengan apa yang

diharapkan dan dibutuhkan oleh daerah tersebut. Selain itu untuk

mengembangkan dan melembagakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Page 144: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

129

harus diciptakan perubahan sautu persepsi pemerintah dalam pembangunan serta

untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan

sikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap kritik yang diberikan oleh

masyarakat karena kritik merupakan salah satu bentuk dari pertisipasi masyarakat.

Kesimpulan dari wawancara yang dilakukan peneliti bahwa manajemen

ide strategis yang dilakukan oleh Pemerintahan desa Wanayasa belum berjalan

dengan baik terlihat dari partisipasi masyarakat yang terlihat sangat kurang ada

kebutuhan masyarakat yang masih belum terpenuhi sehingga masyarakat

membutuhkan waktu dalam realisasi ide yang dilakukan Pemerintahan Desa

Wanayasa.

4.3.2.2 Pemahaman kebutuhan dan Ancaman dalam perencanaan

Strategis Alokasi Dana Desa

Pemahaman kebutuhan Masayarakat adalah salah satu hal yang penting

mengingat tujuan Dari Alokadi Dana Desa adalah sebagai bantuan dana

rangsangan untuk Desa dalam menjalankan pemerintahan dan pemberdayaan

masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari

pedasaan, selain itu Tujuan Alokasi Dana Desa adalah menanggulangi kemiskinan

dan mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan

pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai

keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial;

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan

pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi

Page 145: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

130

masyarakat, Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong. Dengan

pemehaman kebutuhan masyarakat maka dapat mengurangi kesenjangan

masyarakat seperti yang di nyatakan oleh informan I1-3 yang menyatakan bahwa :

“Sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saya

sangat paham tetapi kembali lagi bahwa dana desa sudah di

bagi-bagi untuk kepentingan yang lain wajar jika ada

kebutuhan yang belum bisa di penuhi. Saya berfikir kebutuhan

desa yang paling mendesak saja yang saya dahulukan, kembali

lagi bahwa kebutuhan yang mendesak saja yang saya dahulukan

tapi namanya masyarakat sekarang inginnya didahulukan

merasa paling butuh bantuan padahal ada yng jauh lebih

membutuhkan.” (Wawancara/ Senin 07 November 2016 / pukul

10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa Wanayasa kecamatan

Pontang)

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan menurut I1-3 sudah

melakukan tahapan-tahapan dalam pemenuhan kebutuhan seperti kebutuhan

masyarakat apa saja yang di dahulukan, berbeda dengan pernyataan yang di

lontarkan oleh I2-1 yang menyatakan bahwa :

“Emang ada masyarakat yang pernah sekali kepala Desa

bertemu dengan mereka tapi kalo di kampung saya ini belum

pernah jadi istilahnya mah kades engga terlalu merhatiin

masyarakatnya kelilingnya engga rata harusnya kan perkampung

didatengin biar masyarakatnya seneng jadi kenal juga sama

kadesnya.” (Wawancara/ Senin 07 November 2016 / pukul 15.00.

WIB / dilakukan di rumah kediaman bapak cali Desa Kampung

Sampang Kulon Desa Wanayasa).

Dengan pernyataan diatas menyatakan bahwa Pemerintahan Desa

Wanayasa belum maksimal dalam pemahanaman kebutuhan masyarakat Desa

sehingga masyarakat merasa pemerintahan Desa kurang memperhatikan

masyarakat, Pemerintahan Desa bukan hanya melakukan proses administratif saja

berdasarkan Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 otonomi desa

merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri

Page 146: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

131

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan

nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintah berdasarkan usul-usul

desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan kabupaten atau kota

diserahkan pengaturannya kepada desa. Otonomi desa menghasilkan berbagai

interaksi antar individu dalam masyarkat atau merupakan hasil cipta, rasa dan

karsa masyarakat dalam kenyataannya pasti akan timbul keanekaragaman, baik

keanekaragaman dari penataan desa, tata kehidupan masyarakat, potensi desa,

susunan pemerintahan desa, maupun tatanan pemerintahan yang sangat

dipengaruhi oleh keanekaragaman asal-usul dan adat istiadat masyarakatnya, oleh

karena itu dalam waktu bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk

meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumber daya manusia

potensial yang ada di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pembangunan seperti para pelaku ekonomi, hal tersebut menegaskan bahwa

masyarakat harus didorong untuk berperan aktif dalam proses pembangunan Desa.

Pemahaman akan kebutuhan masyarakat dan ancaman dalam pemenuhaan

memiliki kendala atau hambatan seperti yang di nyatakan oleh I1-1

“Begini neng Sebagian besar kepala desa mengeluhkan

kekurangan dana, padalah sudah bisa di katakan cukup tetapi

kepala desa setiap melakukan perencanaan suka berlebihan

banyak yang ingin di benas seharusnya kan di lihat dulu mana

kebutuhan masyarakat yang paling mendsak jangan semuanya

ingin dibangun, tapi ada sedikit kepala desa juga yang datang

dan kebingungan dengan sisa uang yang masih banyak karna

amsyarakatnya sudah berperan aktif dalam pembangunan jadi

potensi Desanya dikelola dengan baik neng. untuk kendala dan

hambatan adalah yang kita semua tau masyarakat sekarang sulit

bergerak untuk memajukan desa itu adalah pr kami untuk

membina desa untuk berperan aktif.” (Wawancara/ Kamis, 03

Page 147: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

132

November 2016 / Pukul 15.30 WIB / dilakukan di Kantor Bagian

Pemerintahan Desa Kabupaten Serang).

Berdasarkan pernyataan I1-1 menyatakan bahwa tantangan dalam

perencanaan strategis yang dilakukan oleh desa terkendala oleh perencanaan yang

krang matang sehingga pemahaman akan kebutuhan yang mendesak kurang

dipahami oleh masyarakat hal tersebut dipertegas oleh I1-2 yang menyatakan

bahwa :

“Neng lisna kalo kami ini kan kecamatan bertugas hanya

membimbing dan negawasi Pemerintahan desa dan yang

mengawasi dan membimbing kami adalah kabupaten, selama

kami mengawasi pemerintahan desa sebagian besar kepala desa

mengeluhkan tentang perencanaan jadi masih banyak Desa

yang pembangunannya belum merata masih mengeluhkan

tentang anggara, kalau Kendala lainnya dari ADD yah begitu

neng kalau ada kegiatan-Kegiatan seperti pembangunan yang

saya tau masyarakat desa selalu meminta imbalan yang besar

yang mungkin berfikir desa memiliki banyak uang karna

anggaran ADD 1 miliar jadi partisipasi masyarakatnya yang

menurut saya kurang”. (Wawancara/ Senin 07 November 2016 /

pukul 13.30 WIB / dilakukan di Kantor Kecamatan Pontang)

Berdaraskan wawancara yang dilakukan oleh peneliti I1-2 menyatakan

bahwa perencanaan ADD dikatakan belum maksimal karna terkendala pada ide

penencanaan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat pada hakikatnya

Perencanaan strategis adalah sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat (sumber-

sumber yang tersedia) sebagai upaya yang konkrit dan disiplin untuk membuat

satu keputusan dan tindakan dalam melaksanakan perencanaan yang efektif dan

effisien. Sehingga membuat masyarakatnya nyaman dan memenuhi

kebutuhannya.

Page 148: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

133

4.3.3 Masalah Struktural dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana

Desa

Pada hakekatnya permasalahan yang timbul dalam suatu organisasi

menjadikan konflik dimana kelanjutannya tidak ada nya komunikasi dan

informasi yang menemui sasaran. Konflik itu sendiri merupakan suatu

pertarungan menang kalah antara perorangan atau kelompok jadi diperlukan

motivasi dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginannya untuk

melakukan kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan. Menemui kepuasan sebuah

sistem dari suatu peranan dan hubungan berlanjut. Pemerintah Desa jarang sekali

mendapat suatu masalah dengan pemecahan masalah yang jelas dan cepat.

Bahkan, mereka menghadapi secara langsung masalah struktural yang sedang

berlangsung dengan sangat tangguh dengan suatu jawaban yang tidak mudah.

Masalah Struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan lingkungan

internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para

perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-

bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan

seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu

mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing

bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi produksi

keseluruhan sistem.

Page 149: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

134

4.3.3.1 Lingkungan Intenal dalam Perencanaan strategis Alokasi Dana

Desa

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam

organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan

khusus pada Pemerintahan Desa. Pemerintahan Desa sendiri sesuai konsep masa

kini merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan

kompetensi yang selanjutnya bisa digunakan untuk membentuk posisi tertentu.

Dengan demikian analisis lingkungan internal akan meliputi analisis mengenai

sumber daya manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh

Pemerintahan Desa. Lingkungan Internal yaitu berbagai hal atau pihak yang

terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari dalam suatu perencanaan dan

memepengaruhi langsung setiap program dan kebijakan perencanaan. Lingkungan

internal Desa Wanayasa tidak lepas dari berbagai masalah salah satunya adalah

pengawasan, bimbingan, sosialisasi dan komunikasi, pemerintahan desa

Wanayasa, dalam masalah tersebut I1-1 menyatakan bahwa :

“Sejauh ini sudah efektif, Kami memberikan wewenang kepada

kecamatan untuk terjun langsung membina dan mengawasi

kepala desa dan pemerintahan desa, kami hanya melakukan

pengawasan dan pembinaan kepada kecamatan dan

mengintruksikan hal-hal terkait. Kami membina dalam

pembuatan APBDes,pengelolaan keuangan penyusunan

RPJMDes dan kedepannya kami akan melakukan pembinaan

terkait pengelolaan aset Desa, inovasi dari pemerintahan desa

kabupaten tahun 2015 kemarin menciptakan yang namanya

SIMAKDES (Sistem Manajemen Aplikasi Keuangan Desa) yang

memudahkan dari sistem pengawasan manajemen setiap Desa.

Kami membimbing, melakukan pelatihan, dan sosialisasi kepada

kecamatan yang nantinya kecamatan yang meneruskan kepada

pemerintahan desa di bawah kepala desa, kami hanya membuat

kebijakan atau regulasi seperti surat bupati untuk mengatur

Page 150: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

135

desa.” (Wawancara/ Kamis, 03 November 2016 / Pukul 15.30

WIB / dilakukan di Kantor Pagian Pemerintahan Desa

Kabupaten Serang).

Gambar 4.6

Gambaran Aplikasi SIMAKDES

Sumber : Facebook Pemerintahan Desa Kabupaten Serang Tahun 2015.

Berdasarkan wawancara denga I1-1 pada sistem pengawasan di masing-

masing desa menggunakan aplikasi yang di Sebut SIMAKDES (Sistem

Manajemen Aplikasi Keuangan Desa) dengan aplikasi tersebut memudahkan

sisitem pengawasan dari pemerintah untuk mengawasi setiap pengelolaan

keuangan di Desa.

Pernyataan yang serupa juga diutarakan I1-2 Kepala kecamatan Pontang

Kabupaten serang yaitu :

“Untuk pembinaan dan pengawasa kami diberikan wewenang

oleh kabupaten untuk mengawasi dan membimbing desa

langsung, kalau dulu jika ada maslah terkait pemerintahan desa

selalu dilakukan dan diselesaikan oleh kabupaten tetapi

sekarang kabupaten memerikan tugas kepada kecamatan untuk

langsung mengawasi dan membimbing desa, kita hanya

melakukan pengawasan jika di desa ada kegiatan seumpama

ada kesulitan dalam hal administratif untuk pencairan add kami

bimbing mereka datang langsung ke kecamatan. Dalam hal

Page 151: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

136

pengawasan seperti ada pembangunan kami hanya mengawasi

volumenya saja.” (Wawancara/ Senin 07 November 2016 /

pukul 13.30 WIB / dilakukan di Kantor Kecamatan Pontang)

Untuk mempertegas pernyataan di atas informan I1-3 selaku kepala desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang mengungkapkan pernyataanya

terkait masalah lingkungan internal dalam perencanaan strategis alokasi dana desa

di desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang menyatakan bahwa :

„Terkait pengawasan dan bimbingan biasanya dari pihak

kecamatan langsung tetapi hanya sesekali saja, seperti jika ada

kegiatan pembangunan di Desa pihak kecamatan datang dan

terkait bimbingan jika ada masalah terkait administratif Pemdes

atau kekurangan berkas prihal Alokasi Dana Desa kami datang

ke Kecamatan kalau untuk pengawasan dari pemerintahan desa

kabupaten bentuk pengawasannya dari SIMAKDES (Sistem

Manajemen Aplikasi Keuangan Desa) jadi pusat bisa perikas

sistem manajemen kita dari aplikasi tersebut.” (Wawancara/

Senin 07 November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di

Kantor Desa Wanayasa kecamatan Pontang)

Berdasarka wawancara yang peneliti lakukan di atas dapat disimpulkan

bahwa sistem pengawasan dan bimbingan sudah berjalan efektif dalam hal

pembagian tugas dan wewenang, Kebupaten melakukan pengawasan kepada

tingkat Kecamatan dan Kecamatan memberikan pengawasan dan bimbingan

kepada Desa dalam hal sistem pemerintahan Desa. Pembagian tugas dan

wewenang dirasa efektif dan memudahkan berbagai pihak dalam menjalankan

sistem pemerintahan segingga tidak ada ketumpah tindihan pekerjaan pada

masing-masing instansi.

Page 152: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

137

4.3.3.2 Lingkungan Eksternal dalam Perencanan Strategis Alokasi

Dana Desa

Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan.

Lingkungan disini diartikan sebagai segala sesuatu yang ada didalam maupun

diluar pemerintahan Desa Wanayasa dalam Perencanaan Sytrategis, Sedangkan

menejemen adalah proses membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin

dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan

semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran. Lingkungan eksternal

adalah semua eleman yang ada di luar organisasi yang relevan untuk operasi.

Unsur – unsur diluar organisasi sulit dikendalikan namun berpengaruh terhaadap

organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri atau memenuhi kebutuhannya

sendiri. Organisasi mengambil input seperti bahan baku, uang, tenaga kerja, dan

energi dari lingkungan eksternal yang mengubahnya menjadi produk atau jasa

sebagai output. lingkungan eksternal membutuhkan komunikasi antar organisasi

yang lain maka komunikasi yang baik akan menunjang sebuah keberhasilan bagi

organisasi. Berdasarkan pembahasan di atas informan I1-3 menyatakan bahwa :

“Komunikasi khususnya antar lembaga yah sangat baik, setiap

lembaga sering datang ke kantor mendiskusikan setiap kegiatan

yang dilakukan, sejauh ini komunikasi kami lancar tidak ada

kendala apapun karna lingkup desa yah jadi tidak terlalu sulit

untuk sekedar bertemu atau berbincang untuk komunikasi bukan

hanya pada lingkup desa kami saja tapi desa lain juga kami

melakukan musyawarah terkait pemberdayaan masyarakat dan

pembangunan desa yang lebih baik ”. (Wawancara/ Senin 07

November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa kecamatan Pontang)

Page 153: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

138

Gambar 4.7

Jadwal Musyawarah antar Desa

Sumber : Kantor Desa Wanayasa Tahun 2015

Pernyataan yang serupa juga diutarakan I1-4 Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Pontang Kabupaten serang yaitu :

“Kalau komunikasi kami udah bagus kami mengadakan

musrembang kepada masyarakat untuk mengetahui apa

kebutuhan darimasyarakat desa dan mengadakan musyawarah

dengan Desa-Desa tetangga untuk tukar pikiran dengan

mereka.” (Wawancara / Kamis, 10 November 2016 / Pukul

11.30 WIB / dilakukan di Kantor Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang).

Berdasarkan Wawancara yang dilakukan oleh Peneliti bahwa komunikasi

yang dilakukan oleh desa wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten serang sudah

berjalan dengan baik. Terlihat dari kegiatan musyawarah yang dilakukan

perangkat desa Dengan Desa lain dan lingkungan internal seperti lembaga-

Page 154: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

139

lembaga desa Wanayasa yang selalu melakukan komunikasi dengan baik dengan

perangkat desa lainnya.

4.3.4 Masalah Institusional dalam Perencanaan Strategis Alokasi

Dana Desa

Masalah Institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan

hanya melalui transformasi institusi. Masalah yang sangat sulit dalam

perencanaan strategis mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional)

adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting.

Berbicara mengenai pola-pola interaksi dalam borganisasi menjadi lembaga

manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai dan karakter. Perkembangan karakter

lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan tanggung jawab

kepemimpinan. Dalam hal ini tugas utama kepemimpinan lembaga adalah

pendefinisian misi lembaga, struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan

pengaturan konflik internal. Satu yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah

jika para pemimpin gagal dalam tugas kepemimpinan transformatif, integritas

lembaga akan dipertanyakan. Hilangnya integritas lembaga menyebabkan

penyimpangan organisasi.

4.3.4.1 Kepemimpinan Transformatif dalam Perencanaan Strategis

Alokasi Dana Desa.

Tugas “kepemimpinan transformatif” adalah melakukan perumusan tujuan

lembaga secara jelas. Menjamin kesinambungan tujuan baru menjadi struktur dan

sistem. Penciptaan dukungan baru sesuai dengan tujuan baru, dan pengatasan

Page 155: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

140

konflik internal. Jika para pemimpin gagal dalam tugas tersebut, maka integritas

lembaga atau komunitas akan dipertanyakan. Hilangnya integritas menyebabkan

penyimpangan organisasi. Ketika orang kehilangan tujuannya penunjuk arahnya

akan mengalami kekacauan, selanjutnya akan kehilangan integritas dan akhirnya

akan mengalami kehilangan kompetensi distingtif. Perkembangan karakter

lembaga dan komunitas sebagian besar merupakan tanggung jawab

kepemimpinan. Tugas utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi

lembaga,struktur dan sistemnya, pembelaan integritas dan pengaturan konflik

internal. Pada kepemimpinan trasformatid dalam perencanaan strategis alokasi

dana desa tentu harus mengetauhi cara seorang pemimpin untuk memimpin

masyarakatnya , hal tersebut di nyatakan oleh I1-1 yang menyatakan bahwa :

“Masyarakat desa membutuhkan pemimpin yang teladan,

memotivasi dan mendorong warga dan bawahannya melakukan

perubahan yang positif untuk desanya, sejauh ini masih banyak

kepala desa yang memiliki jiwa pemimpin yang baik dan ada juga

yang kurang baik, seperti kemarin ada kasus korupsi di salah

satu desa tidak perlu saya katakan desa mana yang terpenting hal

tersebut sedang di proses oleh pihak berwajib dan yang

melapirkan adalah masyarakat desanya sendiri yang merasa

tidak menyukai gaya kepemimpinan Kepala Desa mereka.”

(Wawancara/ Kamis, 03 November 2016 / Pukul 15.30 WIB /

dilakukan di Kantor Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten

Serang).

Berdasarkan wawancara dengan I1-1 yang menyatakan bahwa

kepemimpinan dalam Hal memimpin masyarakat Desa Harus melakukan

pendekatan untuk memotivasi dan mendorong masyarakatnya, seperti halnya

pernyataan dari I1-3 yang menyatakan bahwa :

“Cara saya itu dengan pendekatan langsung kepada

masyarakat memberikan dorongan dan motivasi untuk

membangun desa karna partisipasi dari masyarakat sangat

Page 156: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

141

penting untuk pembangunan di desa kami, untuk

mengendalikan masyarakat Kami memfasilitasi dan masalah

yang ada pada masyarakat seperti dalam bidang pertanian

seperti air yang kekurangan air, penangkarikan atau tambak

yang airnya tercemar oleh limbah pabrik-pabrik tertentu,

terkait hal itu kami sudah bicarakan dengan Bupati tetapi

belum ada tindakan apapun.” (Wawancara/ Senin 07

November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa

Wanayasa kecamatan Pontang).

Dengan pernyataan yang dilontarkan oleh I1-3 mengambarkan bahwa yang

dilakukan oleh kepala desa yaitu dengan pendekatan kepada masyarakat desa,

bukan hanya cara kepala desa memimpin tetapi bagaimana cara mengendalikan

masyarakat, sejauh ini kepala desa mengendalikan masyarakat dengan berbagai

pendekatan seperti mengetahui maslah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat

desa. Pada dasarnya Keberhasilan Kepada Desa dalam kepemimpinannya

wilayahnya, akan terpulang kepada kemampuan Kepala Desa itu sendiri di dalam

memimpin untuk mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak

masyarakat agar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dan kerjasama untuk

mencapai tujuan program pemerintah mengenai Partisipasi masyarakat dalam

pembangunan. Karena, semakin kuat kemampuan Kepala Desa dalam

kepemimpinannya, maka semakin kuat pula turut serta masyarakat dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat.

4.3.4.2 Pola Interaktif Dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana

Desa

Lembaga (institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang

diorganisir di seputar ide penting. Pola-pola interaksi dalam organisasi publik dan

nirlaba menjadi “lembaga” manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-

Page 157: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

142

karakter kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup pola

yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika. Pola interaksi pada

Pemerintahan Desa memang sangat penting demi kelancaran pembangunandan

tujuan-tujuan dari pemerintah, Dalam pola interaksi terkait Alokasi Dana Desa

tentu membutuhkan interaksi antar masyarakat Desa Khususnya masyarakat Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang yaitu dalam hal sosialisasi dan komunikasi dari

Perangkat Desa Wanayasa Seperti yang telah I1-3 yang menyatakan bahwa :

“Sosialisasi hanya dilakukan hanya 1 kali dalam 1 tahun.

Komunikasi berjalan dengan baik seperti saya meluangkan

waktu untuk berbincang dengan ibu-ibu karna mungkin kepala

desanya wanita jadi ibu-ibu terkadang suka cerita tentang

maslah yang paling bisa sampai pada maslah pribadi atau

dapat dikatakan masalah rumah tangga.” (Wawancara/ Senin

07 November 2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor

Desa Wanayasa kecamatan Pontang).

Dari wawancara yang dilakukan Peneliti sosialisasi hanya dilakukan 1 kali

dalam 1 tahun terkait pemahaman Alokasi Dana Desa dan program serta kegiatan

dari Pemerintah Desa ini yang disayangkan bahwa sosialisai yang dilakukan

sangat kurang sehingga masyarakat desa tidak memahami Alokasi Dana Desa dan

tidak ikut serta dalam Program dan Kegiatan pemerintah desa kususnya Desa

Wanayasa. Hal Serupa juga di katakan oleh I2-1 Sebagai Masyarakat Desa

Wanayasa yang menyatakan bahwa:

“Sosialisasi disini mah jarang neng paling ada sekali doang, kalau

kaya Alokasi Dana Desa kami kurang paham yang kami tau cuma

dana 1 milyar buat desa tapi engga tau buat apa uangnya paling

kayanya sih buat jembatan yang kemaren itu doang deh sama

ambulan, kegiatan sama program juga kami kurang ikut soalnya

kaya ga ada kegiatan apa apa sih paling kegiatan 17 agustusan aja

yang paling rame,Kalau ngobrol-ngobrol sama kepala desa engga

pernah tapi kebetulan kepala desanya kan wanita jadi sering

Page 158: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

143

ngobrolnya sama ibu-ibu.” (Wawancara/ Senin 07 November 2016

/ pukul 15.00. WIB / dilakukan di rumah kediaman bapak cali Desa

Kampung Sampang Kulon Desa Wanayasa)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan

bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Wanayasa

sangat kurang terbukti dari pernyataan masyarakat wanayasa yang mengeluhkan

kurangnya sosialisasi dan komunikasi padahal dalam proses Perencanaan Strategis

terkait Alokasi Dana Desa memerlukan sosialisasi dan komunikasi untuk

menetukan hal-hal yang di butuhkan oleh masyarakat seperti rencana menengah

tahunan atau RPJMDesa yang rencananya dilakukan untuk 1 (satu) tahun

Kedepan memerlukan rencana yang sigap dalam menetukan nasib pembangunan

yntuk 1 tahun kedepan.

pada pola interaksi yang dilakukan oleh pemerintahan desa

memiliki permasalahan dalam hal koordinasi hal tersebut di lontarkan oleh

I1-1 yang menyatakan bahwa :

“Terkait dengan keterkaitan antara instansi instansi atau SKPD

yah dapat dikatakan kaitannya sangat erat sekali selama ini

SKPD yang terkait dengan pembangunan desa berjalan sendiri-

sendiri jadi kurang koordinasi kepada desa, seharusnya SKPD

saling koordinasi kepada dalam kegiatan-kegiatan yang

mencakup pembangunan seperti jikalau desa membutuhkan paud

maka koordinasi dengan dinas pendidikan, untuk pembangunan

infrastruktur koordinasi dengan Pekerjaan Umum dan lain

sebagainya dengan itu maka semua akan berjalan dengan baik

sesuai dengan tujuan bersama.” (Wawancara/ Kamis, 03

November 2016 / Pukul 15.30 WIB / dilakukan di Kantor Bagian

Pemerintahan Desa Kabupaten Serang).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa keterkaitan

antara SKPD keberadaannya sangat dibutuhkan untuk proses pembangunan

khususnya di Desa tetapi hal ttersebut tidak di lakukan dalam hal koordinasi

Page 159: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

144

kepada desa dalam program pembangunan di desa, tidak adanya pola interaksi

antara masing-masih instansi yang terkait. Hal serupa di ungkapkan oleh informan

I1-3 yang menyatakan bahwa:

“Koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal pembangunan

desa dirasa kurang karna bekerja sendiri-sendiri, seperti PU

kemarin yang membangun ajalan mereka tidak koordinasi

terlebih dahulu dengan kami, sebenrnya keterkaitan antara

SKPDitu sangat terkait sekali tatapi yah begitu benerja sendiri

sendiri seperti dinas sosial yang survei warga yang

membutuhkan dana renovasi rumah tidak melakukan

koordinasi dengan kami padahal kami yang jauh lebih tau

siapa yang pantas untuk mendapatkan sehingga maenimbuklan

rasa ketidakadilan, hal tersebut juga berdampak pada

pemahaman masyarakat bahwa bantuan tersebut bersumber

dari desa.”(Wawancara/(Wawancara/ Senin 07 November

2016 / pukul 10.00 WIB / dilakukan di Kantor Desa Wanayasa

kecamatan Pontang).

Terkait interaksi yang menghasilkan koordinasi antara masing masing

instansi, dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa koordeinasi yag

dilakukan kepada SKPD terkait pembangunan Desa tidak berjalan dengan baik

tetapi dalam hal koordinasi antaran kabupaten kecamatan dan desa berjalan

dengan baik seperti pernyataan yang di ungkapkan oleh I1-2 yang menyatakan

bahwa :

“Kami selalu melakukan koordinasi kepada pemdes kabupaten

dan tentunya kepala desa yah untuk menjalankan peroses

pemerintahan yang baik demi tujuan-tujuan pembangunan,

selama ini koordinasi yang kami lakukan sangat baik kepada

Kabupaten maupun Desa.” (Wawancara/ Senin 07 November

2016 / pukul 13.30 WIB / dilakukan di Kantor Kecamatan

Pontang).

Dari wawancara yang dilakukan oleh Peneliti maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa penting adanya peningkatan kerjasama antar satuan

Page 160: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

145

perangkat daerah dengan lembaga atau organsasi lain guna memperlancar dalam

merealisasikan program pembangunan khususnya di Desa. Interaksi dalam hal

kerjasama sebenarnya bukan hal yang sulit tapi karena adanya sikap masa bodoh

dan keengganan berkomunikasi dengan baik. Perkembangan karakter lembaga dan

komunitas sebagian besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Satu yang

perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah jika para pemimpin gagal dalam tugas

kepemimpinan transformatif, integritas lembaga akan dipertanyakan. Hambatan-

hambatan kunci dalam pelaksanaan Strategi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

4.4 Pembahasan

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 otonomi desa

merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mngatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan

nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintah berdasarkan usul-usul

desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan kabupaten atau kota

diserahkan pengaturannya kepada desa. Otonomi desa menghasilkan berbagai

interaksi antar individu dalam masyarkat atau merupakan hasil cipta, rasa dan

karsa masyarakat dalam kenyataannya pasti akan timbul keanekaragaman, baik

keanekaragaman dari penataan desa, tata kehidupan masyarakat, potensi desa,

susunan pemerintahan desa, maupun tatanan pemerintahan yang sangat

dipengaruhi oleh keanekaragaman asal-usul dan adat istiadat masyarakatnya, oleh

karena itu dalam waktu bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk

meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumber daya manusia

Page 161: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

146

potensial yang ada di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pembangunan seperti para pelaku ekonomi. Tentang potensial, lembaga

kemasyarakat desa seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LKMD

(Lembaga Ketahanan Masarakat Desa), karang taruna, tokoh masyarakat

pemangku adat, dan tokoh-tokoh agama. Dimasa yang akan datang peran unsur-

unsur pembangunan non pemerintahan harus menempati porsi yang besar karna

dengan hal itu akan mampu memberikan efek positiflangsung kepada masyarakat

desa. Sedangkan Fasilitas dan koordinasi dari aparat pemerintahan menjadi posisi

paling tepat dalam pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan

pedesaan serta memberikan perhatian dan pengawasan kepada desa sehingga

pengeloaan kebutuhan dapat di kendalikan sesuai dengan sasaran pemerintah.

dalam proses pembangunan membutuhkan sebuah perencanaan yang baik, tetapi

pada kenyataannya membuat sebuah perencanaan tidak mudah ada beberapa

tantangan seperti yang dikatakan oleh Bryson yang jika dilihat dari masing-

masing indikator yaitu sebagai berikut :

1. Masalah manusia

Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian

orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi kebijakan

di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi. Manajemen perhatian dan

komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan

komitmen.

Page 162: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

147

a. Manajemen Perhatian

Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan

preferensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu,

kelompok, organisasi dan komitmen Bryson (2007:225). Manajemen perhatian

dan komitmen memiliki hubungan yang erat dengan disposisi para pelaksana.

Pada penelitian ini salah satu pelaksana pengawasan perencanaan yang

melaksanakan pengawasan dan pembinaan Perencanaan Strategis Alokasi Dana

Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Agen pelaksana

perencanaan yang melaksanakan adalah Kepala Desa Wanayasa Kecamatan

Pontang Kabupaten Serang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

Desa Wanayasa, pada proses manajemen perhatian pada wawancara yang

dilakukan peneliti menjelaskana bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

kepala desa melakukan kegiatan keliling melakukan survei untuk mengetahui

kebutuhan masyarakat yang paling krusial serta pelayanan yang dilakukan oleh

kantor Desa Wanayasa sudah berjalan dengan baik yaitu dengan melakukan

kesigapan dalam melayani masyarakat Desa Wanayasa. Melihat pernyataan yang

diberikan oleh Kepela Desa dengan hasil temuan di lapangan yang mengatakan

bahwa langkah untuk memperhatikan masyarakat desanya sudah dilakukan

dengan berbagai cara sehingga dapat dikatakan untuk sekedar memperhatikan

masyarakat desa sudah baik sehingga proses dan kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintahan desa bisa berjalan dengan baik.

Page 163: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

148

b. Komitmen

Istilah komitmen pada dasarnya merujuk kepada kemampuan seseorang

untuk bertahan dan setia menjalani aktivitas tertentu. Seseorang yang mengaku

memiliki sikap komitmen yang tinggi harus memiliki jiwa kesetiaan dan juga

ketahanan mental yang kuat. Orang yang memiliki sifat komitmen tidak akan

goyah dan malas hanya karena permasalahan yang sepele di dalam aktivitas yang

dijalaninya. Lebih dari itu orang yang memiliki jiwa komitmen akan terus

bertahan dan bertanggung jawab terhadap apa yang pernah diucapkannya, dalam

Proses Perencanaan Strategis pihak-pihak yang terkait dalam melakukan

Perencanaan Alokasi Dana Desa harus berkomitmen untuk menjalankan sebuah

perencanaan yang matang dan sesuai tujuan dan cita-cita dari sebuah perencanaan,

perencanaan yang baik butuh sebuah rencana yang matang dan menitik beratkan

pada kebutuhan masyarakat desa, maka masyarakat desa membutuhkan perangkat

desa yang mampu untuk berkomitmen. Berdasarkan wawancara yang dilakukan

oleh peneliti bahwa keterampilan dan pemahaman terkait kegiatan Desa kurang

dipahami oleh perangkat desa ini yang menjadi temuan peneliti karna pada

dasarnya pemehaman dan keterampilan pegawai sangat penting untuk

menjalankan roda pemerintahan pada tingkat desa, sumber daya yang baik akan

menunjang kegiatan sesuai dengan tujuan dari desa mengingat tugas dan fungsi

perangkat desa cukup banyak sehingga membutuhkan sumber daya yang sigap

dan memahami tugas pada masing-masing bidang, dengan adanya ADD yang

dananya dapat dikatakan cukup besar yang mencakup oprasional gaji perangkat

desa maka proses penggunaan dana harus sesuai sasaran.

Page 164: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

149

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.

Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang

konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi adalah

manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain bagaimana

anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak

konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensioanal. Beberapa prinsip

muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas).

a. Manajemen Ide Strategi

Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu

melampaui orang dan organisasi yang terisolir orang dan struktur adalah hasil

samping dari ide yang sedang berubah. Inti perencanaan strategis adalah

manajemen ide strategis melalui pernyataan apresiasi, artikulasi, adopsi, institusi,

analisasi dan kerusakan. Selanjutnya, proses pengembangan ide strategis lebih

penting daripada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian,

menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan

kolektif yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif. Kesimpulan dari

wawancara yang dilakukan peneliti bahwa manajemen ide strategis yang

dilakukan oleh Pemerintahan desa Wanayasa belum berjalan dengan baik masih

ada kebutuhan masyarakat yang masih belum terpenuhi sehingga masyarakat

membutuhkan waktu dalam realisasi ide yang dilakukan Pemerintahan Desa

Wanayasa serta partisipasi masyarakat yang dikatakan sangat kurang Pada

kenyataanya Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa

Page 165: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

150

permasalahan partisipasi masyarakat sangat berperan penting tetapi pada

kenyataannya partisipasi masyarakat Desa Wanayasa dapat dikatakan kurang

terlihat dari beberapa pernyataan yang di lontarkan oleh berbagai pihak yang

merasa partisipasi masyarakat desa Wanayasa dapat dikatakan rendah dalam hal

pembangunan Desa. oleh sebab itu partisipasi sangat pnting bukan hanya

pemerintah desa atau perangkat desa saja yang bergerak tetapi untuk menjalankan

sebuah proses tersebut membutuhkan partisipasi masyarakat, Partisipasi

masyarakat sebagai strategi pendukung dalam mengatasi permasalahan

pembangunan desa sangatlah penting peranannya, seperti kerjasama antara

masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, dan

membiayai pembangunan.

b. Pemahaman ide strategi

Pemahaman kebutuhan Masayarakat adalah salah satu hal yang penting

mengingat tujuan Dari Alokadi Dana Desa adalah sebagai bantuan dana

perangsang untuk Desa dalam menjalankan pemerintahan dan pemberdayaan

masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari

pedasaan, selain itu Tujuan Alokasi Dana Desa adalah menanggulangi kemiskinan

dan mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan

pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai

keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial;

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan

pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi

Page 166: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

151

masyarakat. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa perencanaan ADD

dikatakan belum maksimal karna terkendala pada ide penencanaan untuk

pemenuhan kebutuhan masyarakat pada hakikatnya Perencanaan strategis adalah

sekumpulan konsep, prosedur dan alat-alat (sumber-sumber yang tersedia) sebagai

upaya yang konkrit dan disiplin untuk membuat satu keputusan dan tindakan

dalam melaksanakan perencanaan yang efektif dan effisien. Sehingga membuat

masyarakatnya nyaman dan memenuhi kebutuhannya.

3. Masalah Strtuktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.

Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

Masalah strukturan dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan lingkungan

internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para

perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-

bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan

pendekatan komposisional.

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam

organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan

khusus pada Pemerintahan Desa. Pemerintahan Desa sendiri sesuai konsep masa

kini merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan

kompetensi yang selanjutnya bisa digunakan untuk membentuk posisi tertentu.

Dengan demikian analisis lingkungan internal akan meliputi analisis mengenai

sumber daya manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh

Page 167: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

152

Pemerintahan Desa. Berdasarka wawancara yang peneliti lakukan di atas dapat

disimpulkan bahwa sistem pengawasan dan bimbingan sudah berjalan efektif

dalam hal pembagian tugas dan wewenang, Kebupaten melakukan pengawasan

kepada tingkat Kecamatan dan Kecamatan memberikan pengawasan dan

bimbingan kepada Desa dalam hal sistem pemerintahan Desa. Pembagian tugas

dan wewenang dirasa efektif dan memudahkan berbagai pihak dalam menjalankan

sistem pemerintahan segingga tidak ada ketumpah tindihan pekerjaan pada

masing-masing instansi.

b. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah semua eleman yang ada di luar organisasi yang

relevan untuk operasi. Unsur – unsur diluar organisasi sulit dikendalikan namun

berpengaruh terhaadap organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri atau

memenuhi kebutuhannya sendiri. Organisasi mengambil input seperti bahan baku,

uang, tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal yang mengubahnya

menjadi produk atau jasa sebagai output. Pada pembahasan tersebut lingkungan

ekternal terkait alokasi dana desa tentu pada masyarakat Desa itu sendiri karna

pada outputnya alokasi Dana Desa adalah mensejahterakan dan memberikan

pemberdayaan yang layak untuk masyarakat, hal tersebut tidak luput dari

komunikasi antar instansi, lembaga maupun masyarakat, Berdasarkan Wawancara

yang dilakukan oleh Peneliti bahwa komunikasi yang dilakukan oleh desa

wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten serang sudah berjalan dengan baik.

Terlihat dari kegiatan musyawarah yang dilakukan perangkat desa Dengan Desa

Page 168: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

153

lain dan lingkungan internal seperti lembaga-lembaga desa Wanayasa yang selalu

melakukan komunikasi dengan baik dengan perangkat desa lainnya

4. Masalah Institusional

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif.

Masalah terdulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan

hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi

tanpa kepemimpinan tang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan

strategis mancakup transformasi lembaga.

a. Kepemimpinan Transformatif

Tugas “kepemimpinan transformatif” adalah melakukan perumusan tujuan

lembaga secara jelas. Menjamin kesinambungan tujuan baru menjadi struktur dan

sistem. Penciptaan dukungan baru sesuai dengan tujuan baru, dan pengatasan

konflik internal. Jika para pemimpin gagal dalam tugas tersebut, maka integritas

lembaga atau komunitas akan dipertanyakan. Berdasarkan observasi dan

wawancara yang dilakukan peneliti bahwa yang dilakukan oleh kepala desa yaitu

dengan pendekatan kepada masyarakat desa, bukan hanya cara kepala desa

memimpin tetapi bagaimana cara mengendalikan masyarakat, sejauh ini kepala

desa mengendalikan masyarakat dengan berbagai pendekatan seperti mengetahui

maslah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa.

b. Pola interaksi

Pola interaksi pada Pemerintahan Desa memang sangat penting demi

kelancaran pembangunan dan tujuan-tujuan dari pemerintah, pada pola interaksi

yang dilakukan oleh pemerintahan desa memiliki permasalahan dalam hal

Page 169: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

154

koordinasi, Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Peneliti maka penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa penting adanya peningkatan kerjasama antar

satuan perangkat daerah dengan lembaga atau organsasi lain guna memperlancar

dalam merealisasikan program pembangunan khususnya di Desa, tetapi pada

kenyataannya pola interaksi yang dibangun di desa kurang maksimal dikarenakan

sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan antara instasi terkait dalam

pembangunan tidak terjalin dengan baik. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh

pemerintahan Desa Wanayasa sangat kurang terbukti dari pernyataan masyarakat

wanayasa yang mengeluhkan kurangnya sosialisasi dan komunikasi padahal

dalam proses Perencanaan Strategis terkait Alokasi Dana Desa memerlukan

sosialisasi dan komunikasi untuk menetukan hal-hal yang di butuhkan oleh

masyarakat seperti rencana menengah tahunan atau RPJMDesa yang rencananya

dilakukan untuk 1 (satu) tahun Kedepan memerlukan rencana yang sigap dalam

menetukan nasib pembangunan untuk 1 tahun kedepa.

Page 170: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

155

Page 171: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

156

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa

Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang tahun 2015 dapat disimpulkan

Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa belum berjalan

dengan optimal. Hal ini dikarenakan berbagai hambatan atau kendala yang

dialami yaitu :

Pertama, berdasarkan aspek Masalah Manusia dalam perencanan

strategis yaitu Sumber daya manusia yang masih rendah hal tersebut di karenakan

keterampilan dan pemahaman terkait kegiatan Desa masih kurang dipahami oleh

perangkat desa ini yang menjadi temuan peneliti karna pada dasarnya pemahaman

dan keterampilan pegawai sangat penting untuk menjalankan roda pemerintahan

pada tingkat desa.

Kedua, berdasarkan Aspek masalah proses dalam perencanaan strategis

yaitu partisipasi masyarakat yang masih rendah dikarenakan masih banyak

masyarakat yang tidak paham dengan penggunaan alokasi dana desa sehingga

masih rendahnya swadaya gotong royong yang diadakan oleh desa yang

berdampak pada kemajuan desa.

Ketiga, berdasarkan Aspek masalah struktural yang berkaitan dengan

lingkungan internal dan eksternal pada aspek ini komunikasi di Desa Wanayasa

sudah berjalan dengan optimal hal tersebut dikarenakan komunikasi yang terjalin

Page 172: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

157

antara lingkungan internal maupun lingkungan eksternal di Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang berjalan dengan semestinya.

Keempat, berdasarkan aspek institusional yaitu Kegiatan sosialisasi

yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Wanayasa belum optimal terbukti dari

pernyataan masyarakat wanayasa yang mengeluhkan kurangnya sosialisasi dalam

proses Perencanaan Strategis terkait Alokasi Dana Desa pihak Desa melakukan

sosialisasi hanya dilakukan 1 kali dalam satu tahun itu sebabnya masyarakat tidak

memahami fungsi dan tujuan dari alokasi dana desa untuk begerak melakukan

perubahan

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas,

maka peneliti memberikan saran agar Perencanaan Strategis Alokasi dana Desa di

Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang dalam meningkatkan

pemberdayaan dan pembangunan Desa, yaitu :

1. Melakukan diklat atau mengadakan pelatihan-pelatihan kepada Sumber Daya

Manusia Pemerintahan Desa Wanayasa Kecamatan tidak hanya para pegawai

tetapi juga untuk ketua lembaga-lembaga tingkat Desa sehingga dengan adanya

diklat atau pelatihan tersebut akan dapat meningkatkan kualitas dan

ketrampilan para pegawainya serta nantinya akan berdampak pada tingginya

komitmen pegawai dalam melakukan tugas.

2. Pemerintahan Desa Wanayasa Perlu mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan desa sehingga ide-ide strategis yang

dilakukan oleh pemerintahan desa bisa berjalan dengan baik karena jika

Page 173: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

158

pembangunan tidak disertai dengan partisipasi swadaya gotong royong dari

masyarakat maka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tidak akan

berjalan dengan baik seperti melakukan pendekatan-pendekatan secara

personal maupun kelompok kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa

partisipasi demi terwujudnya tujuan dari sebuah Desa.

3. Mempertahankan komunikasi yang baik demi pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa khususnya Desa Wanayasa kecamatan Pontang

kabupaten Serang sehingga dimasa depan menjadi wilayah yang tidak

dikatakan pinggiran tetapi wilayah yang maju.

4. Pemerintahan Desa lebih serius dalam mensosialisasikan Perencanaan Strategis

Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa, Pemerintah Desa memberikan

sosialisasi kepada masyarakat untuk menggerakkan rasa swadaya gotong

royong di Desa Wanayasa.

Page 174: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Allison, M & Jude Kaye. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba.

Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Arsyad, L. 2002. Pengantar Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bryson, J.M. 2007. Perencanaan strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Fuad, Anis & Kandung Sapto N, 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Handoko, T.H. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Analisinya.

Bogor : Ghalia Indonesia.

Iriantara, Y. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Irawan, Prasetya. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Modul

Universitas Terbuka.

Kristiadi, J.B. 1994. Administrasi/Manajemen Pembangunan. Jakarta: LAN – RI.

Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.

Lynn, Laurance. 1996. Manajemen Publik Sebagai Seni, Ilmu Pengetahuan dan

Profesi. New Jersey : Catahan House Publisher Hic.

Moloeng, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nazir. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ramto, Bun Yamin, 1997. Inovasi Kebijakan Publik Sebagai Strategi

Menghadapi Dinamika Sosial dan Global. FISIP – UNPAD 1994.

Siagian, S. 2010. Manajemen Strategi. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 175: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Silalahi, Ulber. 2012. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, R. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Terry, G.R. & Rue, Leslie W. 2010. Dasar-Dasar Manajemen . Jakarta : Bumi

Aksara.

Waluyo. 2007. Manajemen Publik (Konsep, aplikasi dan implementasinya dalam

pelaksanaan otonomi daerah). Bandung : Mandar Maju.

Widjaja, HAW. 2008. Otonomi Desa. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Dokumen :

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa.

Sub Bagian Pemerintahan Desa, 2016. Laporan Pagu Alokasi Dana Desa Tahun

2015 : Kabupaten Serang.

Kantor Kepala Desa Wanayasa, 2016. Daftar Sumber Daya Manusia Aparatur

Desa Wanayasa.

Sumber Lain :

Lailatul Aliya, Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman

Modal (BPTPM) dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Serang,

UNTIRTA, FISIP, 2015.

Okta Rosalinda, Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Menunjang

Pembangunan Pedesaan, UNBRA, 2014.

Thomas, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan

Pembangunan Di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana

Tidung, universitas Mulawarman, 2013.

Page 176: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Matrik Hasil Wawancara Reduksi data

1. Masalah Manusia

a. Manajemen Perhatian

No

I

Q1

Langkah Apa saja yang dilakukan oleh kepala Desa dalam memerhatikan

Masyarakat Desa dan proses/kegiatan apa yang dilakukan untuk

memberdayakan masyarakat Desa ?

1. I1-1 Memenuhi kebutuhan masyarakat pertama dengan keliling dulu dor to dor,

pendekatan langsung dengan masyarakat aja, seperti ada rumah masyarakat

yang mau roboh kita kondisikan kepada dinsos, kalau itu saya survei dulu

kebutuhan masyarakat kemudian kita lakukan murembang, kebutuhan yang

paling mendesak kami dahulukan seperti ambulan, ada kebutuhan

masyarakat yang masih belum bisa saya penuhi yaitu pembebasan tanah

wakaf untuk TPU karna beberapa kendala, itu adalah PR besar bagi saya,

alhamdulillah pegawai kami melayani warga dengan baik. Untuk

keterampilan sebenarnya pegawai kami sudah terampil dalam hal

administratif dan penggunaan alat penunjang kegiatan pemdes.

2. I1-6 Kalau buat menuhin kebutuhan khususnya kaum muda kalau di karang

taruna kita kumpulin ketua pemuda setiap kampung ngerundingin setiap

kegiatan-kegiatan apapun seperti pertemuan rutin setiap minggu, paling

sering yah hanya sekedar ngobrol-ngobrol aja paling kalo rame yah itu di

tanggal 17an sama kegiatan keagamaan yang setiap tahun rutin dilakukan.

jadi kita persiapkan segala keperluan kegiatan, padahalkan kegiatannya

bukan 17an aja tapi bidang keagaamaan juga kaya setiap ada hari besar

islam kita gerak buat ngadain kegiatan. kadang kita juga sulit buat

Page 177: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

b. Komitmen

2. Masalah Proses

a. Manajemen Ide Strategis

No

I

Q3

Ide perencanaan apa yang akan dilakukan dalam perencanaan strategis Alokasi

Dana Desa, apakah sudah efektif dan bagai mana partisipasi masyarakat desa

Wanayasa?

menggerakkan pemuda di sini rata-rata ketua pemudanya istilahnya mah

engga semangat kaya udah luntur jadi masih banyak program kerja yang

tidak jalan.

No

I

Q2

Bagaimana pelayanan dan keterampilan Perangkat Desa Wanayasa

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang?

1. I1-4 Kalau dengan pelayanan Perangkat Desa Wanayasa sudah lakukan dengan

baik kepada masyarakat. Untuk masalah ketrampilan pegawai Perangkat

Desa cukup terampil, tapi terkadang ada hal-hal yang mereka tidak paham

kita tanyakan kepada bendahara kerna beliau yang paling paham dalam hal

administratif Pemdes Komitmen pegawai ada saja yang masih kurang

dilematis karena mungkin kembali kepada latar belakang status dan

pendidikan tapi untuk selama ini sudah cukup memang ada saja kurangnya

misalnya dalam komitmen pengerjaan tugas tapi kepala Desa juga sebagai

pimpinan berkewajiban untuk mengarahkan dan mengoreksi.

I1-5 Menurut saya, kami sudah melakukan pelayanan dengan baik kalau masalah

pemahaman sama keterampilan kita lumayan kadang kalo engga paham

sama kegiatan-kegiatan kita tanyakan kepada bendahara, kalo bendahara

engga ada kita suka bingung harus melakukan apa.

Page 178: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

1. I1-3 Ya seperti yang saya sudah katakan tadi ketika ide sudah ada tinggal kami

survei kebutuhan masyarakat kemudian kita lakukan musrembang, kebutuhan

yang paling mendesak kami da hulukan seperti ambulan dan jembatan sudah

kami buat mengingat akses di wilayah kami itukan di halangi oleh kali jadi

untuk memudahkan akses masyarakat kami buatkan jembatan, dan yang sudah

saya katakan juga tadi ada kebutuhan masyarakat yang masih belum bisa saya

penuhi yaitu pembebasan tanah wakaf untuk TPU karna beberapa kendala, itu

adalah PR besar bagi saya.

2. I1-5 Perencanaan pemdes menurut saya sedah berjalan dengan efektif terlihat bahwa

cara kerja dan ide dari pemdes itu sendiri sekarang sudah jalan kaya jembatan

buat nyebrang kali trus ambulan buat anter masyarakat yang lagi sakit parah,

paling ya itu yang belum pemdes capai ya masalah TPU masyarakat pingin

TPU tapi Masih ada kendala dan proses yang panjang karna biaya

3. I1-3 Sejauh ini partisipasi masyarakat masih dirasa kurang yah terlihat dari setiap

adanya pembagunan desa, sebagian besar masyarakat tidak memperdulikan

bahkan acuh dengan perkembangan desa contohnya jika pihak desa melakukan

pelatihan atau edukasi untuk merangsang masyarakat dalam menambah

pendapatan masyarakat itu kurang ikut serta sehingga dampaknya tidak terlalu

besar untuk masyarakat, bahkan untuk gotong royong dalam hal kebersihan

lingkungan saja sulit bisa neng lisna liat kali-kali sepanjang desa sampahnya

sangat menumpuk sekali memang pihak pemdes sudah menugaskan petugas

kebersihan tapi itu hanya satu dan itupun sudah berumur jadi mungkin

masyarakat desa berfikir bahwa kebersihan lingkungan sudah ada yang

melakukannya tetapi seharusnya itu adalah kewajiban bersama, terkait kendala

dari luar seperti permasalahan dari pihak ketiga kaya indah kiat yang

Page 179: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

mengalirkan limbah ke desa kami yang berdampak pada penambak ikan

4. I1-6 Kalau untuk partisipasi masyarakat memang sulit yah untuk gerak, yang selama

ini masyarakat fikir karang taruna hanya melakukan kegiatan seperti salah

satunya 17 agustus yang rutin di meriahkan, tetapi karang taruna juga memiliki

tugas untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama

yang dihadapi generasi muda, jadi generasi muda di sini yah begitu neng

partisipasinya pas 17 agustusan, kendala dari luar dari karang taruna kayanya

engga ada neng.

5. I1-7 Tugas kami sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah

pertisipasi masyarakat mendorong masyarakat dalam swadaya gotong royong,

teapi pada kenyataanya masyarakat desa kami kurang mengindahkan istilah

partisipasi, mereka menjalankan hidup masing-masing bahkan untuk mengenal

tetangga sebelah aja ada saja yang kurang kenal satu sama lain. Selain itu kami

juga sebagai Lembaga pemeberdayaan masyarakat menggali, pendayagunaan

dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan

hidup, jangankan untuk mengembangkan potensi sumber daya untuk sekedar

mebersihkan lingkungan saja sulit untuk bergerak, kalau kendala dari luar

sejauh ini belum ada.

6. I1-8 Partisipasi masyarakat desa wanayasa di PKK sejauh ini masih bagus kami

mengeluarkan produk makanan seperti pembuatan ikan dendeng, pembuatan

bontot ikan karna di daerah kami ini kan penghasil ikan, tetapi yang banyak

bergerak ibu-ibu aja bapak-bapaknya yang nambak ikannya, kami melakukan

kegitan PKK sebulan sekali saja.

7. I2-1 Kalo partisipasi dari kita emeng kurang neng yah mau gimana kita masih sibuk

ngurusin kebutuhan kaluarga, ya paling kalo ada kegiatan gotong royong

Page 180: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

sedikit doang yang ikutan emang gotong royong juga udah hampir engga ada

kayanya.

b. Pemahaman Kebutuhan dan Ancaman

No

I

Q4

Bagaimanakah Pemahaman kebutuhan dan Ancaman dalam perencanaan

Strategis Alokasi Dana Desa ?

1. I1-3 Sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saya sangat paham tetapi

kembali lagi bahwa dana desa sudah di bagi-bagi untuk kepentingan yang lain

wajar jika ada kebutuhan yang belum bisa di penuhi. Saya berfikir kebutuhan

desa yang paling mendesak saja yang saya dahulukan, kembali lagi bahwa

kebutuhan yang mendesak saja yang saya dahulukan tapi namanya masyarakat

sekarang inginnya didahulukan merasa paling butuh bantuan padahal ada yng

jauh lebih membutuhkan.

2. I2-1 Emang ada masyarakat yang pernah sekali kepala Desa bertemu dengan mereka

tapi kalo di kampung saya ini belum pernah jadi istilahnya mah kades engga

terlalu merhatiin masyarakatnya kelilingnya engga rata harusnya kan

perkampung didatengin biar masyarakatnya seneng jadi kenal juga sama

kadesnya.

3. I1-1 Begini neng Sebagian besar kepala desa mengeluhkan kekurangan dana,

padalah sudah bisa di katakan cukup tetapi kepala desa setiap melakukan

perencanaan suka berlebihan banyak yang ingin di benas seharusnya kan di

lihat dulu mana kebutuhan masyarakat yang paling mendsak jangan semuanya

ingin dibangun, tapi ada sedikit kepala desa juga yang datang dan kebingungan

dengan sisa uang yang masih banyak karna amsyarakatnya sudah berperan aktif

Page 181: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

dalam pembangunan jadi potensi Desanya dikelola dengan baik neng. untuk

kendala dan hambatan adalah yang kita semua tau masyarakat sekarang sulit

bergerak untuk memajukan desa itu adalah pr kami untuk membina desa untuk

berperan aktif.

4. I1-2 Neng lisna kalo kami ini kan kecamatan bertugas hanya membimbing dan

negawasi Pemerintahan desa dan yang mengawasi dan membimbing kami

adalah kabupaten, selama kami mengawasi pemerintahan desa sebagian besar

kepala desa mengeluhkan tentang perencanaan jadi masih banyak Desa yang

pembangunannya belum merata masih mengeluhkan tentang anggara, kalau

Kendala lainnya dari ADD yah begitu neng kalau ada kegiatan-kegiatan seperti

pembangunan yang saya tau masyarakat desa selalu meminta imbalan yang

besar yang mungkin berfikir desa memiliki banyak uang karna anggaran ADD

1 miliar jadi partisipasi masyarakatnya yang menurut saya kurang”.

3. Masalah Struktural

a. Lingkungan Intenal

No I

Q5

Bagaimanakah Lingkungan Intenal dalam Perencanaan strategis Alokasi

Dana Desa?

1. I1-3 Sejauh ini sudah efektif, Kami memberikan wewenang kepada kecamatan

untuk terjun langsung membina dan mengawasi kepala desa dan

pemerintahan desa, kami hanya melakukan pengawasan dan pembinaan

kepada kecamatan dan mengintruksikan hal-hal terkait. Kami membina

dalampembuatan APBDes,pengelolaan keuangan penyusunan RPJMDes dan

kedepannya kami akan melakukan pembinaan terkait pengelolaan aset Desa,

Page 182: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

kami membimbing, melakukan pelatihan, dan sosialisasi kepada kecamatan

yangnantinya kecamatan yang meneruskan kepada pemerintahan desa di

bawah kepala desa, kami hanya membuat kebijakan atau regulasi seperti

surat bupati untuk mengatur desa.

2. I1-2 Untuk pembinaan dan pengawasa kami diberikan wewenang oleh kabupaten

untuk mengawasi dan membimbing desa langsung, kalau dulu jika ada

maslah terkait pemerintahan desa selalu dilakukan dan diselesaikan oleh

kabupaten tetapi sekarang kabupaten memerikan tugas kepada kecamatan

untuk langsung mengawasi dan membimbing desa, kita hanya melakukan

pengawasan jika di desa ada kegiatan seumpama ada kesulitan dalam hal

administratif untuk pencairan add kami bimbing mereka datang langsung ke

kecamatan. Dalam hal pengawasan seperti ada pembangunan kami hanya

mengawasi volumenya saja

3. I1-3 Terkait pengawasan dan bimbingan biasanya dari pihak kecamatan langsung

tetapi hanya sesekali saja, seperti jika ada kegiatan pembangunan di Desa

pihak kecamatan datang dan terkait bimbingan jika ada masalah terkait

administratif Pemdes atau kekurangan berkas prihal Alokasi Dana Desa kami

datang ke Kecamatan.

b. Lingkungan Eksternal

No I

Q6

Bagaimanakah Lingkungan Eksternal dalam Perencanaan strategis Alokasi

Dana Desa?

1. I1-3 Lingkungan eksternal seperti Komunikasi khususnya antar lembaga yah

sangat baik, setiap lembaga sering datang ke kantor mendiskusikan setiap

Page 183: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

kegiatan yang dilakukan, sejauh ini komunikasi kami lancar tidak ada

kendala apapun karna lingkup desa yah jadi tidak terlalu sulit untuk sekedar

bertemu atau berbincang untuk komunikasi bukan hanya pada lingkup desa

kami saja tapi desa lain juga kami melakukan musyawarah terkait

pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa yang lebih baik.

2. I1-4 Lingkungan Eksternal Kalau komunikasi kami udah bagus kami

mengadakan musrembang kepada masyarakat untuk mengetahui apa

kebutuhan darimasyarakat desa dan mengadakan musyawarah dengan Desa-

Desa tetangga untuk tukar pikiran dengan mereka.

4. Masalah institusional

a. Kepemimpinan Transformatif

No I

Q7

Bagaimanakah cara seorangmemimpin masyarakat desa dan cara

mengendalikannya?

1. I1-1 Masyarakat desa membutuhkan pemimpin yang teladan, memotivasi dan

mendorong warga dan bawahannya melakukan perubahan yang positif untuk

desanya, sejauh ini masih banyak kepala desa yang memiliki jiwa pemimpin

yang baik dan ada juga yang kurang baik, seperti kemarin ada kasus korupsi

di salah satu desa tidak perlu saya katakan desa mana yang terpenting hal

tersebut sedang di proses oleh pihak berwajib dan yang melapirkan adalah

masyarakat desanya sendiri yang merasa tidak menyukai gaya

kepemimpinan Kepala Desa mereka.

2. I1-3 Cara saya itu dengan pendekatan langsung kepada masyarakat memberikan

dorongan dan motivasi untuk membangun desa karna partisipasi dari

Page 184: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

masyarakat sangat penting untuk pembangunan di desa kami, untuk

mengendalikan masyarakat Kami memfasilitasi dan masalah yang ada pada

masyarakat seperti dalam bidang pertanian seperti air yang kekurangan air,

penangkarikan atau tambak yang airnya tercemar oleh limbah pabrik-pabrik

tertentu, terkait hal itu kami sudah bicarakan dengan Bupati tetapi belum ada

tindakan apapun

b. Pola Interaktif

No I

Q8

Bagaimana keterkaitan antara masing-masing instansi dan bagaimana

koordinasinya?

1. I1-3 Sosialisasi hanya dilakukan hanya 1 kali dalam 1 tahun. Komunikasi berjalan

dengan baik seperti saya meluangkan waktu untuk berbincang dengan ibu-ibu

karna mungkin kepala desanya wanita jadi ibu-ibu terkadang suka cerita

tentang maslah yang paling bisa sampai pada maslah pribadi atau dapat

dikatakan masalah rumah tangga.

2. I2-1 Sosialisasi disini mah jarang neng paling ada sekali doang, kalau kaya Alokasi

Dana Desa kami kurang paham yang kami tau cuma dana 1 milyar buat desa

tapi engga tau buat apa uangnya paling kayanya sih buat jembatan yang

kemaren itu doang deh sama ambulan, kegiatan sama program juga kami

kurang ikut soalnya kaya ga ada kegiatan apa apa sih paling kegiatan 17

agustusan aja yang paling rame,Kalau ngobrol-ngobrol sama kepala desa

engga pernah tapi kebetulan kepala desanya kan wanita jadi sering ngobrolnya

sama ibu-ibu.

3. I1-1 Terkait dengan keterkaitan antara instansi instansi atau SKPD yah dapat

dikatakan kaitannya sangat erat sekali selama ini SKPD yang terkait dengan

Page 185: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

pembangunan desa berjalan sendiri-sendiri jadi kurang koordinasi kepada

desa, seharusnya SKPD saling koordinasi kepada dalam kegiatan-kegiatan

yang mencakup pembangunan seperti jikalau desa membutuhkan paud maka

koordinasi dengan dinas pendidikan, untuk pembangunan infrastruktur

koordinasi dengan Pekerjaan Umum dan lain sebagainya dengan itu maka

semua akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan bersama.

4. I1-3 Koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal pembangunan desa dirasa kurang

karna bekerja sendiri-sendiri, seperti PU kemarin yang membangun ajalan

mereka tidak koordinasi terlebih dahulu dengan kami, sebenrnya keterkaitan

antara SKPDitu sangat terkait sekali tatapi yah begitu benerja sendiri sendiri

seperti dinas sosial yang survei warga yang membutuhkan dana renovasi

rumah tidak melakukan koordinasi dengan kami padahal kami yang jauh lebih

tau siapa yang pantas untuk mendapatkan sehingga maenimbuklan rasa

ketidakadilan, hal tersebut juga berdampak pada pemahaman masyarakat

bahwa bantuan tersebut bersumber dari desa.

5. I1-2 Kami selalu melakukan koordinasi kepada pemdes kabupaten dan tentunya

kepala desa yah untuk menjalankan peroses pemerintahan yang baik demi

tujuan-tujuan pembangunan, selama ini koordinasi yang kami lakukan sangat

baik kepada Kabupaten maupun Desa.

Page 186: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Ahmad Subhan, S.IP

Pekerjaan : Kepala Sub Bagian Administrasi Desa Kabupaten Serang

Lisna : Apakah Kendala atau hambatan dari perencanaan?

Pak Subhan : Dalam hal proses dan kegiatan untuk memberdayakan itu yangtau adalah

kepala desa itu sendiri karna kami hanya membina dan mengawasi saja,

untuk kendala dan hambatan adalah yang kita semua tau masyarakat

sekarang sulit bergerak untuk memajukan desa itu adalah pr kami untuk

membina desauntuk berperan aktif tanpa imbalan-imbalan karna kultur

masyarakat yang membiasakan diri dengan meminta sebuah imbalan

sehingga berdampak pada partisipasi masyarakat yang rendah.

Lisna : Apakah sumber daya manusia yang dimiliki dirasa memadai?

Pak subhan : kalau dalam segi kualitas kami sangat memadai tetapi untuk kuantitas

atau jumlah pegawai sangat kurang bayangkan kami mengatur desa di

hampir 30 kecamatan.

Lisna :Apakah pengawasan dan pembinaan sudah berjalan dengan baik dan

efektif?

Pak Subhan : kami membimbing, melakukan pelatihan, dan sosialisasi kepada

kecamatan yang nantinya kecamatan yang meneruskan kepada

pemerintahan desa di bawah kepala desa, kami hanya membuat

kebijakan atau regulasi seperti surat bupati untuk mengatur desa.

Lisna : Bagaimana cara seorang memimpin masyarakat desa?

Pak Subhan : Masyarakat desa membutuhkan pemimpin yang teladan, memotivasi dan

mendorong warganya melakukan perubahan yang posituf untuk desa.

Lisna : Bagaimana keterkaitan antara masing masing instansi?

Pak Subhan : Terkait dengan keterkaitan antara instansi instansi atau SKPD yah

kaitannya sangat erat sekali selama ini SKPD yang terkait dengan

pembangunan desa berjalan sendiri-sendiri jadi kurang koordinasi

kepada desa, seharusnya SKPD saling koordinasi kepada dalam

kegiatan-kegiatan yang mencakup pembangunan seperi jikalau desa

membutuhkan paud maka koordinasi dengan dinas pendidikan, untuk

Page 187: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

pembangunan infrastruktur koordinasi dengan Pekerjaan Umum dan lain

sebagainya dengan itu maka semua akan berjalan dengan baik sesuai

dengan tujuan.

Page 188: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Jaenuri, S.Sos

Pekerjaan : Penyusun Program dan Keuangan Kecamatan Pontang

Lisna : Apakah pengawasan dan pembinaan sudah berjalan dengan baik dan efektif?

Pak Jaenuri : Untuk pembinaan dan pengawasa kita hanya melakukannya jika di desa ada

kegiatan seumpama ada kesulitan dalam hal administratif untuk pencairan

add kami bimbing dalam hal pengawasan seperti ada pembangunan kami

hanya mengawasi volumenya saja

Lisna : Apakah Kendala atau hambatan dari perencanaan?

Pak Jaenuri : Kendala dari ADD yah begitu neng kalo ada kegiatan-kegiatan masyarakat

desa selalu meminta uang yang mikirnya desa duitnya banyak gara gara

ADD 1miliar jadi partisipasi masyarakatnya yang menurut saya kurang.

Lisna : Bagaimana keterkaitan antara masing masing instansi?

Pak Jaenuri : Keterkaitan antara masing masing instansi sebenernya saling terkait tapi yah

begitu keluhan kepala desa-kepala desa yang mengeluhkan tidak adanya

koordinasi dari SKPD terkait pembangunan desa. Kami selalu melalkukan

koordinasi kepada pemdes kabupaten.

Page 189: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Anita, S.Pd

Pekerjaan : Kepala Desa Wanayasa

Lisna :Langkah apa yang dilakukan oleh kepala desa dalam memperhatikan

masyarakat desa?

Ibu Anita : Memenuhi kebutuhan masyarakat pertama dengan keliling dulu dor to dor,

pendekatan langsung dengan masyarakat aja, seperti ada rumah masyarakat

yang mau roboh kita kondisikan kepada dinsos

Lisna : Bagaimana pelayanan yang dilakukan?

Ibu Anita : Untuk pelayanan kami sudah maksimal dalam melayani warga Wanayasa,

alhamdulillah pegawai kami melayani warga dengan baik

Lisna : Bagaimana keterampilan pegawai?

Ibu Anita :Untuk keterampilan sebenarnya pegawaikami sudah terampil dalam hal

administratif dan penggunaan alat penunjang kegiatan pemdes, hanya saja

pegawai kami sebagian besar kurang memahami ADD dan membebankan

semua kepada Bendahara kami karna bendahara kami saja yang cukup paham

ADD dengan baik.

Lisna : Ide apa yang akan dilakukan dalam perencanaan strategis ADD?

Ibu Anita : itu survei dulu kebutuhan masyarakat kemudian kita lakukan musrembang,

kebutuhan yang paling mendesak kami dahulukan seperti ambulan, ada

kebutuhan masyarakat yang masih belum bisa saya penuhi yaitu pembebasan

tanah wakaf untuk TPU karna beberapa kendala, itu adalah PR besar bagi

saya.perencanaan sudah berjakan dengan baik dan efektif.

Lisna : Pemahaman kebutuhan masyarakat desa?

Ibu Anita : Sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saya sangat paham tetapi

kembali lagi bahwa dana desa sudah di bagi-bagi untuk kepentingan yang

lain wjar jika ada kebutuhan yang belum bisa di penuhi. Saya berfikir

krbutuhan desa yang paling mendesak saja yang saya dahulukan, kembali

lagi bahwa kebutuhanyang mendesak saja yang saya dahulukan tapi namanya

Page 190: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

masyarakat sekarang inginnya didahulukan merasa paling butuh bantuan

padahal ada yng jauh lebih membutuhkan.

Lisna : Apakah terdapat sosialisasi?

Ibu Anita : hanya dilakukan hanya 1 kali dalam 1 tahun.

Lisna : Bagaimana Komunikasi antar desa dengan masyarakat?

Ibu Anita : sejauh ini Komunikasi berjalan dengan baik.

Lisna : Bagaimana partisipasi masyarakat ?

Ibu Anita : partisipasi masyarakat kurang

Lisna : Apakah ada Kendala dari luar?

Ibu Anita : Sistem aplikasi dari kabupaten yang membuat kami agak bingung karna dalam

1 tahun beberapa kali aplikasi berubah-ubah, itu adalah sistem aplikasi untuk

pelaporan administratif pemdes itu yang agak menyulitkan kami.

Lisna : Bagaimana cara seorang memimpin masyarakat desa?

Ibu Anita : Cara saya itu dengan pendekatan langsung kepada masyarakat. Kami

memfasilitasi dan masalah yang ada pada masyarakat seperti dalam bidang

pertanian seperti air yang kekurangan air, penangkarikan atau tambak yang

airnya tercemar oleh limbah pabrik-pabrik tertentu, terkait hal itu kami sudah

bicarakan dengan buoati tetapi belum dala tindakan apapun.

Lisna : Bagaimana koordinasi antara instansi?

Ibu Anita : Koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal pembangunan dsa dirasa kurang

karna bekerja sendiri-sendiri, seperti PU kemarin yang membangun ajalan

mereka tidak koordinasi terlebih dahulu dengan kami, sebenrnya keterkaitan

antara SKPD itu sangat terkait sekali tatapi yah begitu benerja sendiri sendiri

sepertidinas sosial yang survei warga yang membutuhkan dana renovasi

rumah tidak melakukan koordinasi dengan kami padahal kami yang jauh

lebih tau siapa yang pantas untuk mendapatkan bantuan.

Page 191: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Mamad

Pekerjaan : Ketua Badan Permusyawaratan Desa Wanayasa

Lisna : Bagaimana pelayanan yang dilakukan?

Pak Mamad : Pelayanan yang dilakukan oleh pegawai menurut saya sudah baik mereka

malayani masyarakat dengan baik.

Lisna : Bagaimana keterampilan pegawai?

Pak Mamad : Kalau keterampilan menurut saya sudah baik juga

Lisna : Apakah perencanaan sudah berjalan dengan efektif?

Pak Mamad : tugas utama kami untuk desa adalah mengawasi roda pemerintahan desa,

menyetujui kebijakan di desa, membuat perdes melalui persetujuan kepala

desa dan menampung aspirasi masyarakat.

Lisna : Bagaimana Pemahaman Kebutuahan Desa ?

Pak Mamad : ya selama ini masyarakat sekarang selalu merasa kekurangan sampai

kebutuhan yang tidak terlalu mendesakpun mereka selalu mengeluh tetapi

tidak ada perubahan yang mendorong masyarakat untuk berubah dan

membangun desa wanayasa sebagian besar seperti itu neng.

Lisna : Apakah perencanaan sudah berjalan dengan efektif?

Pak Mamad : Perencanaan pemdes menurut saya sedah berjalan dengan efektif

Lisna : bagaimana partisipasi masyarakat desa ?

Pak Mamad : partisipasi masyarakat yang masih kurang mungkin karna kami kirang

melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan baik sehingga masyaakat

kurang partisipatif.

Lisna : bagaimana pemahaman perangkat desa tentang ADD?

Pak Mamad :Menurut saya kalo masalah pemahaman ADD perangkat desa kurang

memahami yah ini bendaharanya doang yang menurut saya paling pinter.

Page 192: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Endang

Pekerjaan : Tim Pelaksana Kegiatan Desa Wanayasa

Lisna : Bagaimana pelayanan yang dilakukan di Kantor desa Wanayasa ?

Pak Endang : Menurut saya, kami sudah melakukan pelayanan dengan baik kalau masalah

pemahaman.

Lisna : Bagaimana keterampilan perangkat desa ?

Pak Endang : keterampilan kita lumayan kadang kalo engga paham sama kegiatan-

kegiatan kita tanyakan kepada bendahara, kalo bendahara engga ada kita

suka bingung juga harus melakukan apa.

Lisna : apakah Perencanaan sudah berjalan dengan efektif ?

Pak Endang : Perencanaan pemdes menurut saya sedah berjalan dengan efektif terlihat

bahwa cara kerja dan ide dari pemdes itu sendiri sekarang sudah jalan kaya

jembatan buat nyebrang kali trus ambulan buat anter masyarakat yang lagi

sakit parah, paling ya itu yang belum pemdes capai ya masalah TPU

masyarakat pingin TPU tapi Masih ada kendala dan proses yang panjang

karna biaya.

Page 193: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Ukon

Pekerjaan : Ketua Karang Taruna Desa Wanayasa

Lisna : Bagaimana pemenuhan kebutuahan masyarakat desa ?

Pak Ukon : Kalau buat menuhin kebutuhan khususnya kaum muda kalau di karang taruna

kita kumpulin ketua pemuda setiap kampung ngerundingin setiap kegiatan-

kegiatan apapun seperti pertemuan rutin setiap minggu, paling sering yah

hanya sekedar ngobrol-ngobrol aja paling kalo rame yah itu di tanggal 17an

sama kegiatan keagamaan yang setiap tahun rutin dilakukan. jadi kita

persiapkan segala keperluan kegiatan, padahalkan kegiatannya bukan 17an aja

tapi bidang keagaamaan juga kaya setiap ada hari besar islam kita gerak buat

ngadain kegiatan. kadang kita juga sulit buat

Lisna : Bagaimana partisipasi masyarakat Wanayasa ?

Pak Ukon : Kalau untuk partisipasi masyarakat memang sulit yah untuk gerak, yang

selama ini masyarakat fikir karang taruna hanya melakukan kegiatan seperti

salah satunya 17 agustus yang rutin di meriahkan, tetapi karang taruna juga

memiliki tugas untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial

terutama yang dihadapi generasi muda, jadi generasi muda di sini yah begitu

neng partisipasinya pas 17 agustusan, kendala dari luar dari karang taruna

kayanya engga ada.

Page 194: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Ilham

Pekerjaan : Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Wanayasa

Lisna : Bagaimanakah Pertisipasi masyarakat desa Wanayasa ?

Pak Ilham : Tugas kami sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah

pertisipasi masyarakat mendorong masyarakat dalam swadaya gotong royong,

teapi pada kenyataanya masyarakat desa kami kurang mengindahkan istilah

partisipasi, mereka menjalankan hidup masing-masing bahkan untuk mengenal

tetangga sebelah aja ada saja yang kurang kenal satu sama lain. Selain itu kami

juga sebagai Lembaga pemeberdayaan masyarakat menggali, pendayagunaan

dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan

hidup, jangankan untuk mengembangkan potensi sumber daya untuk sekedar

mebersihkan lingkungan saja sulit untuk bergerak, kalau kendala dari luar

sejauh ini belum ada.

Page 195: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Ninis

Pekerjaan : Ketua pembinaan kesejahteraan Keluarga Desa Wanayasa

Lisna : Bagaimanakah Partisipasi Masyarakat Desa ?

Ibu Ninis : Partisipasi masyarakat desa wanayasa di PKK sejauh ini masih bagus kami

mengeluarkan produk makanan seperti pembuatan ikan dendeng, pembuatan

bontot ikan karna di daerah kami ini kan penghasil ikan, tetapi yang banyak

bergerak ibu-ibu aja bapak-bapaknya yang nambak ikannya, kami melakukan

kegitan PKK sebulan sekali saja.

Page 196: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MEMBER CHECK

Nama : Cali Juali

Pekerjaan : Masyarakat Desa Wanayasa

Lisna : bagaimana Kepala Desa memperhatikan Warga Desa :

Pak Cali : Emang ada masyarakat yang pernah sekali kepala Desa bertemu dengan

mereka tapi kalo di kampung saya ini belum pernah jadi istilahnya mah kades

engga terlalu merhatiin masyarakatnya kelilingnya engga rata harusnya kan

perkampung didatengin biar masyarakatnya seneng jadi kenal juga sama

kadesnya.

Lisna : Bagaimana partisipasi Masyarakat Desa Wanayasa ?

Pak Cali : Kalo partisipasi dari kita emeng kurang neng yah mau gimana kita masih

sibuk ngurusin kebutuhan kaluarga, ya paling kalo ada kegiatan gotong royong

sedikit doang yang ikutan emang gotong royong juga udah hampir engga ada

kayanya.

Lisna : Bagaimana Sosialisasi yang Dilakukan Pemerintahan Desa Wanayas?

Pak Cali : Sosialisasi disini mah jarang neng paling ada sekali doang, kalau kaya

Alokasi Dana Desa kami kurang paham yang kami tau cuma dana 1 milyar

buat desa tapi engga tau buat apa uangnya paling kayanya sih buat jembatan

yang kemaren itu doang deh sama ambulan, kegiatan sama program juga kami

kurang ikut soalnya kaya ga ada kegiatan apa apa sih paling kegiatan 17

agustusan aja yang paling rame,Kalau ngobrol-ngobrol sama kepala desa

engga pernah tapi kebetulan kepala desanya kan wanita jadi sering ngobrolnya

sama ibu-ibu.

Page 197: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 113 TAHUN 2014

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 106 Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang

Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa perlu menetapkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN

KEUANGAN DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

SALINAN

Page 198: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 2 -

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang

melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

5. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta

segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban Desa.

6. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

7. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKPDesa, adalah penjabaran dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana

keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

9. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

10. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima

kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah

dikurangi Dana Alokasi Khusus.

11. Kelompok transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara,

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota.

12. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah Kepala Desa atau sebutan nama

lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan

pengelolaan keuangan desa.

13. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PTPKD adalah

unsur perangkat desa yang membantu Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan

keuangan desa.

14. Sekretaris Desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

15. Kepala Seksi adalah unsur dari pelaksana teknis kegiatan dengan bidangnya.

16. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan

untuk menatausahakan keuangan desa.

17. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa yang

menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran

Desa pada Bank yang ditetapkan.

18. Penerimaan Desa adalah Uang yang berasal dari seluruh pendapatan desa yang masuk ke

Page 199: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 3 -

APBDesa melalui rekening kas desa.

19. Pengeluaran Desa adalah Uang yang dikeluarkan dari APBDesa melalui rekening kas desa.

20. Surplus Anggaran Desa adalah selisih lebih antara pendapatan desa dengan belanja desa.

21. Defisit Anggaran Desa adalah selisih kurang antara pedapatan desa dengan belanja desa.

22. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SILPA adalah selisih lebih

realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

23. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa

setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

BAB II

ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Pasal 2

(1) Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

(2) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola dalam masa 1

(satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

BAB III

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Pasal 3

(1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili

Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.

(2) Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), mempunyai kewenangan:

a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;

b. menetapkan PTPKD;

c. menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;

d. menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa; dan

e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.

(3) Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh PTPKD.

Pasal 4

(1) PTPKDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) berasal dari unsur Perangkat

Desa,terdiri dari:

a. Sekretaris Desa;

b. Kepala Seksi; dan

Page 200: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 4 -

c. Bendahara.

(2) PTPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 5

(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a bertindak selaku

koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa.

(2) Sekretaris Desa selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;

b. menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, perubahan APBDesa dan

pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa;

c. melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

APBDesa;

d. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa; dan

e. melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.

Pasal 6

(1) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b bertindak sebagai

pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya.

(2) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:

a. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;

b. melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah

ditetapkan di dalam APBDesa;

c. melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja

kegiatan;

d. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

e. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa; dan

f. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

Pasal 7

(1) Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c di jabat oleh staf pada

Urusan Keuangan.

(2) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: menerima, menyimpan,

menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan

pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.

BAB IV

APBDesa

Pasal 8

Page 201: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 5 -

(1) APBDesa,terdiri atas:

a. Pendapatan Desa;

b. Belanja Desa; dan

c. Pembiayaan Desa.

(2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diklasifikasikan menurut

kelompok dan jenis.

(3) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diklasifikasikan menurut

kelompok, kegiatan, dan jenis.

(4) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diklasifikasikan menurut kelompok

dan jenis.

Bagian Kesatu

Pendapatan

Pasal 9

(1) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)huruf a, meliputi semua

penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun

anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

(2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), terdiri atas kelompok:

a. Pendapatan Asli Desa (PADesa);

b. Transfer; dan

c. Pendapatan Lain-Lain.

(3) Kelompok PADesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, terdiri atas jenis:

a. Hasil usaha;

b. Hasil aset;

c. Swadaya, partisipasi dan Gotong royong; dan

d. Lain-lain pendapatan asli desa.

(4) Hasil usaha desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a antara lain hasil Bumdes, tanah

kas desa.

(5) Hasil aset sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b antara lain tambatan perahu, pasar

desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi.

(6) Swadaya, partisipasi dan gotong royong sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c adalah

membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga,

barang yang dinilai dengan uang.

(7) Lain-lain pendapatan asli desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d antara lain hasil

pungutan desa.

Pasal 10

(1) Kelompok transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b, terdiri atas jenis:

a. Dana Desa;

b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;

Page 202: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 6 -

c. Alokasi Dana Desa (ADD);

d. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan

e. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.

(2) Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d dan e dapat bersifat umum dan khusus.

(3) Bantuan Keuangan bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam

APBDesa tetapi tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (tujuh

puluh perseratus) dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus).

(4) Kelompok pendapatan lain-lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas

jenis:

a. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan

b. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Pasal 11

(1) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 ayat (2) huruf a adalah pemberian berupa uang dari pihak ke tiga.

(2) Lain-lain pendapatan Desa yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b,

antara lain pendapatan sebagai hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan

yang berlokasi di desa.

Bagian Kedua

Belanja Desa

Pasal 12

(1) Belanja desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun

anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.

(2) Belanja desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan dalam rangka mendanai

penyelenggaraan kewenangan Desa.

Pasal 13

(1) Klasifikasi Belanja Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) huruf b, terdiri atas kelompok:

a. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. Pelaksanaan Pembangunan Desa;

c. Pembinaan Kemasyarakatan Desa;

d. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan

e. Belanja Tak Terduga.

(2) Kelompok belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dalam kegiatan sesuai dengan

kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa.

(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas jenis belanja :

a. Pegawai;

b. Barang dan Jasa; dan

Page 203: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 7 -

c. Modal.

Pasal 14

(1) Jenis belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf a, dianggarkan

untuk pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa

serta tunjangan BPD.

(2) Belanja Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam kelompok

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan.

(3) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dibayarkan setiap

bulan.

Pasal 15

(1) Belanja Barang dan Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf b digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua

belas) bulan.

(2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:

a. alat tulis kantor;

b. benda pos;

c. bahan/material;

d. pemeliharaan;

e. cetak/penggandaan;

f. sewa kantor desa;

g. sewa perlengkapan dan peralatan kantor;

h. makanan dan minuman rapat;

i. pakaian dinas dan atributnya;

j. perjalanan dinas;

k. upah kerja;

l. honorarium narasumber/ahli;

m. operasional Pemerintah Desa;

n. operasional BPD;

o. insentif Rukun Tetangga /Rukun Warga; dan

p. pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.

(3) Insentif Rukun Tetangga /Rukun Warga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf o adalah bantuan uang untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas

pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta

pemberdayaan masyarakat desa.

(4) Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf p dilakukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.

Pasal 16

(1) Belanja Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c, digunakan untuk

pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai

Page 204: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 8 -

manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan.

(2) Pembelian /pengadaan barang atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa.

Pasal 17

(1) Dalam keadaan darurat dan/atau Keadaan Luar Biasa (KLB), pemerintah Desa dapat

melakukan belanja yang belum tersedia anggarannya.

(2) Keadaan darurat dan/atau KLB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan

yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak.

(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu antara lain dikarenakan bencana alam,

sosial, kerusakan sarana dan prasarana.

(4) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud ayat (1) karena KLB/wabah.

(5) Keadaan darurat dan luar biasa sebagaimana ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan

Bupati/walikota.

(6) Kegiatan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggarkan dalam

belanja tidak terduga.

Pasal 18

(1) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c meliputi semua

penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya.

(2) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kelompok:

a. Penerimaan Pembiayaan; dan

b. Pengeluaran Pembiayaan.

(3) Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, mencakup:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya;

b. Pencairan Dana Cadangan; dan

c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

(4) SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain pelampauan penerimaan

pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan.

(5) SilPA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan penerimaan pembiayaan yang

digunakan untuk:

a. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi

belanja;

b. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan

c. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum

diselesaikan.

(6) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas Desa

Page 205: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 9 -

dalam tahun anggaran berkenaan.

(7) Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c

digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

Pasal 19

(1) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b, terdiri dari

:

a. Pembentukan Dana Cadangan; dan

b. Penyertaan Modal Desa.

(2) Pemerintah Desa dapat membentuk dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya

dibebankan dalam satu tahun anggaran.

(3) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

peraturan desa.

(4) Peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat:

a. penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;

b. program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan;

c. besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan;

d. sumber dana cadangan; dan

e. tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.

(5) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bersumber dari

penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah

ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(6) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditempatkan

pada rekening tersendiri.

(7) Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Desa.

BAB V

PENGELOLAAN

Bagian Kesatu

Perencanaan

Pasal 20

(1) Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan

RKPDesa tahun berkenaan.

(2) Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala

Desa.

(3) Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Page 206: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 10 -

disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan

disepakati bersama.

(4) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

Pasal 21

(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota

melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

(2) Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan

Desa tentang APBDesa.

(3) Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

(4) Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang

lebih tinggi, Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja

terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Pasal 22

(1) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 21 ayat (4) dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan

Keputusan Bupati/Walikota.

(2) Pembatalan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus menyatakan

berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.

(3) Dalam hal Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa hanya dapat

melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan Pemerintah Desa.

(4) Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa Paling lama 7 (tujuh) hari kerja

setelah pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan selanjutnya Kepala Desa

bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.

Pasal 23

(1) Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa

kepada camat atau sebutan lain.

(2) Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa.

(3) Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud

Page 207: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 11 -

pada ayat (2) Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

(4) Dalam hal Camat menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa

tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,

Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak

diterimanya hasil evaluasi.

(5) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (4)

dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi

Peraturan Desa, Camat menyampaikan usulan pembatalan Peraturan Desa kepada

Bupati/Walikota.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendelegasian evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa kepada Camat diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.

Bagian Kedua

Pelaksanaan

Pasal 24

(1) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa

dilaksanakan melalui rekening kas desa.

(2) Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

(3) Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Pasal 25

(1) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang

ditetapkan dalam peraturan desa.

(2) Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam rangka

memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.

(3) Pengaturan jumlah uang dalam kas desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

dalam Peraturan Bupati/Walikota.

Pasal 26

(1) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum

rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.

(2) Pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk untuk belanja pegawai

yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan kepala

desa.

(3) Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya yang telah

disahkan oleh Kepala Desa.

Pasal 27

Page 208: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 12 -

(1) Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai

dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.

(2) Rencana Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di verifikasi oleh Sekretaris

Desa dan di sahkan oleh Kepala Desa.

(3) Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan

atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan

sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa.

Pasal 28

(1) Berdasarkan rencana anggaran biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)

pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa.

(2) Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh

dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima.

Pasal 29

Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) terdiri atas:

a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

b. Pernyataan tanggungjawab belanja; dan

c. Lampiran bukti transaksi

Pasal 30

(1) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,

Sekretaris Desa berkewajiban untuk:

a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran di ajukan oleh pelaksana kegiatan;

b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBdes yang tercantum dalam

permintaan pembayaran;

c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan

d. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila tidak

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(2) Berdasarkan SPP yang telah di verifikasi Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Kepala Desa menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.

(3) Pembayaran yang telah dilakukan sebagaimana pada ayat (2) selanjutnya bendahara

melakukan pencatatan pengeluaran.

Pasal 31

Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib

menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32

Page 209: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 13 -

Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan

berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 33

(1) Perubahan Peraturan Desa tentang dapat dilakukan apabila terjadi:

a. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;

b. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya

harus digunakan dalam tahun berjalan;

c. terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan;

dan/atau

d. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau

kerusuhan sosial yang berkepanjangan;

e. perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

(2) Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran.

(3) Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara penetapan APBDesa.

Pasal 34

(1) Dalam hal Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota serta hibah

dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa disalurkan setelah ditetapkannya

Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa, perubahan diatur dengan Peraturan Kepala

Desa tentang perubahan APBDesa.

(2) Perubahan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan kepada BPD.

Bagian Ketiga

Penatausahaan

Pasal 35

(1) Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

(2) Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

(3) Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

(4) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan setiap bulan

kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Pasal 36

Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2),

menggunakan:

a. buku kas umum;

Page 210: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 14 -

b. buku Kas Pembantu Pajak; dan

c. buku Bank.

Bagian Keempat

Pelaporan

Pasal 37

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

Bupati/Walikota berupa:

a. laporan semester pertama; dan

b. laporan semester akhir tahun.

(2) Laporan semester pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa laporan

realisasi APBDesa.

(3) Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

(4) Laporan semester akhir tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan

paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Bagian Kelima

Pertanggungjawaban

Pasal 38

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.

(2) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

(3) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(4) Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri:

a. format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran

berkenaan;

b. format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; dan

c. format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

Pasal 39

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud dalam

Page 211: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 15 -

pasal 38 ayat (1) merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

Pasal 40

(1) Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan 38 diinformasikan kepada masyarakat secara

tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

(2) Media informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain papan pengumuman, radio

komunitas, dan media informasi lainnya.

Pasal 41

(1) Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) disampaikan kepada Bupati/Walikota

melalui camat atau sebutan lain.

(2) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

Pasal 42

Format Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, Buku Pembantu Kas Kegiatan, Rencana

Anggaran Biaya dan Surat Permintaan Pembayaran serta Pernyataan Tanggungjawab Belanja,

Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa pada semester pertama dan semester akhir tahun serta

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20, Pasal 27 ayat (1) dan (3), Pasal 29 huruf a dan huruf b, Pasal 37 dan Pasal 38 tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri.

Pasal 43

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam Peraturan

Bupati/Walikota.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 44

(1) Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa,

Alokasi Dana Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada Desa.

(2) Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa.

Pasal 45

Page 212: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 16 -

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 46

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2014

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Diund

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2014.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 2093.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM,

W. SIGIT PUDJIANTO NIP. 19590203 198903 1 001.

ta

pada tanggal

MENTERI

ttd

DDDDDDDDDDDDD

Page 213: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 114 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 131 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri tentang Pedoman Pembangunan Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5539);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60

Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG

PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA.

SALINAN

Page 214: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 2 -

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

4. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya

merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

6. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan

Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan

nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

8. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

10. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

11. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan

Page 215: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 3 -

kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program,

kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

13. Pengkajian Keadaan Desa adalah proses penggalian dan pengumpulan

data mengenai keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait yang menggambarkan secara jelas dan lengkap

kondisi serta dinamika masyarakat Desa.

14. Data Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputi

sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan, sarana prasarana fisik dan sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta permasalahan yang dihadapi desa.

15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun.

16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah

penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan

diusulkan Pemerintah Desa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan pembangunan Daerah.

18. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

19. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

atau perolehan hak lainnya yang syah.

20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,

adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan

pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

22. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

23. Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan

merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat,

24. Lembaga adat Desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakan

fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.

25. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Page 216: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 4 -

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

26. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 2

(1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

(2) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa

dengan semangat gotong royong.

(3) Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

Pembangunan Desa.

(4) Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

(5) Dalam rangka mengoordinasikan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala desa dapat didampingi oleh tenaga

pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga.

(6) Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di wilayahnya.

Pasal 3

Pembangunan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.

BAB II PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

(1) Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Page 217: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 5 -

(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

Pasal 5

(1) Dalam rangka perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, pemerintah Desa melaksanakan tahapan yang meliputi:

a. penyusunan RPJM Desa; dan

b. penyusunan RKP Desa.

(2) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, ditetapkan

dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa.

(3) RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.

Bagian Kedua Penyusunan RPJM Desa

Paragraf 1

Umum

Pasal 6

(1) Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, arah kebijakan

pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain:

a. penetapan dan penegasan batas Desa;

b. pendataan Desa;

c. penyusunan tata ruang Desa;

d. penyelenggaraan musyawarah Desa;

e. pengelolaan informasi Desa;

f. penyelenggaraan perencanaan Desa;

g. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;

h. penyelenggaraan kerjasama antar Desa;

i. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan

j. kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.

(3) Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:

a. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa antara lain:

1. tambatan perahu;

2. jalan pemukiman; 3. jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;

4. pembangkit listrik tenaga mikrohidro ; 5. lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan

6. infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.

Page 218: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 6 -

b. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan antara lain:

1. air bersih berskala Desa; 2. sanitasi lingkungan;

3. pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan 4. sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.

c. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain: 1. taman bacaan masyarakat;

2. pendidikan anak usia dini; 3. balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;

4. pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan 5. sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai

kondisi Desa.

d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara

lain: 1. pasar Desa;

2. pembentukan dan pengembangan BUM Desa; 3. penguatan permodalan BUM Desa;

4. pembibitan tanaman pangan; 5. penggilingan padi; 6. lumbung Desa;

7. pembukaan lahan pertanian; 8. pengelolaan usaha hutan Desa;

9. kolam ikan dan pembenihan ikan; 10. kapal penangkap ikan;

11. cold storage (gudang pendingin); 12. tempat pelelangan ikan;

13. tambak garam; 14. kandang ternak; 15. instalasi biogas;

16. mesin pakan ternak; 17. sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.

e. pelestarian lingkungan hidup antara lain: 1. penghijauan;

2. pembuatan terasering; 3. pemeliharaan hutan bakau; 4. perlindungan mata air;

5. pembersihan daerah aliran sungai; 6. perlindungan terumbu karang; dan

7. kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.

(4) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:

a. pembinaan lembaga kemasyarakatan;

b. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;

c. pembinaan kerukunan umat beragama;

d. pengadaan sarana dan prasarana olah raga;

e. pembinaan lembaga adat;

f. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan

g. kegiatan lain sesuai kondisi Desa.

(5) Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:

a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;

Page 219: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 7 -

b. pelatihan teknologi tepat guna;

c. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat

Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;

d. peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:

1. kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2. kelompok usaha ekonomi produktif;

3. kelompok perempuan, 4. kelompok tani, 5. kelompok masyarakat miskin,

6. kelompok nelayan, 7. kelompok pengrajin,

8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak, 9. kelompok pemuda;dan

10. kelompok lain sesuai kondisi Desa.

Pasal 7

(1) Kepala Desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan

mengikutsertakan unsur masyarakat Desa.

(2) Penyusunan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota.

(3) Penyusunan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

a. pembentukan tim penyusun RPJM Desa;

b. penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota;

c. pengkajian keadaan Desa;

d. penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;

e. penyusunan rancangan RPJM Desa;

f. penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa; dan

g. penetapan RPJM Desa.

Paragraf 2 Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa

Pasal 8

(1) Kepala Desa membentuk tim penyusun RPJM Desa.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. kepala Desa selaku pembina; b. sekretaris Desa selaku ketua;

c. ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan d. anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan

masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur

masyarakat lainnya. (3) Jumlah tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit 7 (tujuh)

orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.

(4) Tim penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengikutsertakan

perempuan.

(5) Tim penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Page 220: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 8 -

Pasal 9

Tim penyusun RPJM Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. penyelarasan arah kebijakan pembangunan Kabupaten/Kota;

b. pengkajian keadaan Desa;

c. penyusunan rancangan RPJM Desa; dan

d. penyempurnaan rancangan RPJM Desa.

Paragraf 3 Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota

Pasal 10

(1) Tim penyusun RPJM Desa melakukan penyelarasan arah kebijakan

pembangunan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

huruf a.

(2) Penyelarasan arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa.

(3) Penyelarasan arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.

(4) Informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi:

a. rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;

b. rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;

c. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;

d. rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan

e. rencana pembangunan kawasan perdesaan.

Pasal 11

(1) Kegiatan penyelarasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilakukan

dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke Desa.

(2) Rencana program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan

masyarakat Desa.

(3) Hasil pendataan dan pemilahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dituangkan dalam format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke Desa.

(4) Data rencana program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan Desa.

Page 221: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 9 -

Paragraf 4 Pengkajian Keadaan Desa

Pasal 12

(1) Tim penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b.

(2) Pengkajian keadaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif Desa.

(3) Pengkajian keadaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. penyelarasan data Desa;

b. penggalian gagasan masyarakat; dan

c. penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan Desa.

(4) Laporan hasil pengkajian keadaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c menjadi bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam

rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.

Pasal 13

(1) Penyelarasan data Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf a dilakukan melalui kegiatan: a. pengambilan data dari dokumen data Desa;

b. pembandingan data Desa dengan kondisi Desa terkini.

(2) Data Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi sumber daya

alam, sumber daya manusia, sumber daya pembangunan, dan sumber daya sosial budaya yang ada di Desa.

(3) Hasil penyelarasan data Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam format data Desa.

(4) Format data Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menjadi lampiran

laporan hasil pengkajian keadaan Desa.

(5) Hasil penyelarasan data Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

menjadi bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.

Pasal 14

(1) Penggalian gagasan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf b dilakukan untuk menemukenali potensi dan peluang

pendayagunaan sumber daya Desa, dan masalah yang dihadapi Desa.

(2) Hasil penggalian gagasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi

dasar bagi masyarakat dalam merumuskan usulan rencana kegiatan.

(3) Usulan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 15

(1) Penggalian gagasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat Desa sebagai sumber data dan informasi.

Page 222: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 10 -

(2) Pelibatan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan melalui musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus

unsur masyarakat.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), antara lain:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. kelompok tani;

f. kelompok nelayan;

g. kelompok perajin;

h. kelompok perempuan;

i. kelompok pemerhati dan pelindungan anak;

j. kelompok masyarakat miskin;dan

k. kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa.

(4) Tim penyusun RPJM Desa melakukan pendampingan terhadap musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus unsur masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 16

(1) Penggalian gagasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dilakukan

dengan cara diskusi kelompok secara terarah.

(2) Diskusi kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan

sketsa Desa, kalender musim dan bagan kelembagaan Desa sebagai alat kerja untuk menggali gagasan masyarakat.

(3) Tim penyusun RPJM Desa dapat menambahkan alat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dalam rangka meningkatkan kualitas hasil penggalian gagasan.

(4) Dalam hal terjadi hambatan dan kesulitan dalam penerapan alat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim penyusun RPJM Desa dapat

menggunakan alat kerja lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat Desa.

Pasal 17

(1) Tim penyusun RPJM Desa melakukan rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa berdasarkan usulan rencana kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.

(2) Hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam

format usulan rencana kegiatan.

(3) Rekapitulasi usulan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi lampiran laporan hasil pengkajian keadaan Desa.

Pasal 18

(1) Tim penyusun RPJM Desa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan

Desa. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara.

Page 223: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 11 -

(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilampiri dokumen:

a. data Desa yang sudah diselaraskan;

b. data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke Desa;

c. data rencana program pembangunan kawasan perdesaan; dan

d. rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa dari dusun

dan/atau kelompok masyarakat.

Pasal 19

(1) Tim penyusun RPJM Desa melaporkan kepada kepala Desa hasil

pengkajian keadaan Desa.

(2) Kepala Desa menyampaikan laporan kepada Badan Permusyawaratan

Desa setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa.

Paragraf 5

Penyusunan Rencana Pembangunan Desa melalui musyawarah Desa

Pasal 20

(1) Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa

berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

terhitung sejak diterimanya laporan dari kepala Desa.

Pasal 21

(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, membahas dan

menyepakati sebagai berikut:

a. laporan hasil pengkajian keadaan Desa;

b. rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala Desa; dan

c. rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Pembahasan rencana prioritas kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan diskusi kelompok secara terarah yang dibagi

berdasarkan bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat

Desa.

(3) Diskusi kelompok secara terarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), membahas sebagai berikut:

a. laporan hasil pengkajian keadaan Desa;

b. prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun;

c. sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan Desa; dan

d. rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh

perangkat Desa, unsur masyarakat Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

Page 224: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 12 -

Pasal 22

(1) Hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dituangkan dalam berita acara.

(2) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi pedoman bagi pemerintah Desa dalam menyusun RPJM Desa.

Paragraf 6

Penyusunan Rancangan RPJM Desa

Pasal 23

(1) Tim penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan

berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.

(2) Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa.

(3) Tim penyusun RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa yang dilampiri dokumen rancangan

RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan oleh tim

penyusun RPJM Desa kepada kepala Desa.

Pasal 24

(1) Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RPJM Desa yang telah

disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.

(2) Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala Desa dalam hal kepala Desa belum menyetujui rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam hal rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh kepala Desa, dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.

Paragraf 7

Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Pasal 25

(1) Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM

Desa.

(2) Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,

dan unsur masyarakat.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a. tokoh adat; b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat; d. tokoh pendidikan;

Page 225: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 13 -

e. perwakilan kelompok tani; f. perwakilan kelompok nelayan;

g. perwakilan kelompok perajin; h. perwakilan kelompok perempuan;

i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan j. perwakilan kelompok masyarakat miskin.

(4) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Pasal 26

(1) Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 25, membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa.

(2) Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam berita acara.

Paragraf 8

Penetapan dan perubahan RPJM Desa

Pasal 27

(1) Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan

perbaikan dokumen rancangan RPJM Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26.

(2) Rancangan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi

lampiran rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa.

(3) Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa.

Pasal 28

(1) Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa dalam hal: a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis

ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau

b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah

daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

(2) Perubahan RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa dan

selanjutnya ditetapkan dengan peraturan Desa.

Page 226: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 14 -

Bagian ketiga Penyusunan RKP Desa

Paragraf 1 Umum

Pasal 29

(1) Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa.

(2) RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari

pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan

pemerintah daerah kabupaten/kota.

(3) RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun

berjalan.

(4) RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.

(5) RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.

Pasal 30

(1) Kepala Desa menyusun RKP Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.

(2) Penyusunan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

dengan kegiatan yang meliputi:

a. penyusunan perencanaan pembangunan Desa melalui musyawarah

Desa; b. pembentukan tim penyusun RKP Desa;

c. pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke Desa

d. pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

e. penyusunan rancangan RKP Desa; f. penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan

Desa; g. penetapan RKP Desa;

h. perubahan RKP Desa; dan i. pengajuan daftar usulan RKP Desa.

Paragraf 2 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa

Pasal 31

(1) Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa

dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa.

(2) Hasil musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar

usulan RKP Desa.

(3) Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa

sebagaimana dimaksud ayat (1), paling lambat bulan Juni tahun berjalan.

Page 227: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 15 -

Pasal 32

(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. mencermati ulang dokumen RPJM Desa;

b. menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan

c. membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan.

(2) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat berasal

dari warga masyarakat Desa dan/atau satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

(3) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam berita acara.

(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi pedoman kepala Desa dalam menyusun RKP Desa.

Paragraf 3 Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa

Pasal 33

(1) Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. kepala Desa selaku pembina; b. sekretaris Desa selaku ketua;

c. ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan d. anggota yang meliputi: perangkat desa, lembaga pemberdayaan

masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat.

(3) Jumlah tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit 7 (tujuh)

dan paling banyak 11 (sebelas) orang.

(4) Tim penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengikutsertakan

perempuan.

(5) Pembentukan tim penyusun RKP Desa dilaksanakan paling lambat bulan

Juni tahun berjalan.

(6) Tim penyusun RKP Desa ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

Pasal 34

Tim penyusun RKP Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan

masuk ke desa;

b. pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

c. penyusunan rancangan RKP Desa; dan

d. penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.

Page 228: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 16 -

Paragraf 4 Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan

Masuk ke Desa

Pasal 35

(1) Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota tentang:

a. pagu indikatif Desa; dan

b. rencana program/kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke Desa.

(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima kepala Desa dari kabupaten/kota paling lambat bulan Juli setiap tahun berjalan.

Pasal 36

(1) Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan pagu indikatif Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 yang meliputi:

a. rencana dana Desa yang bersumber dari APBN;

b. rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana

perimbangan yang diterima kabupaten/kota;

c. rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; dan

d. rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah

kabupaten/kota.

(2) Tim penyusun RKP Desa melakukan penyelarasan rencana

program/kegiatan yang masuk ke Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang meliputi:

a. rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;

b. rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota;

c. hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota.

(3) Hasil pencermatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan ke dalam format pagu indikatif Desa.

(4) Hasil penyelarasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke

dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa.

(5) Berdasarkan hasil pencermatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan

ayat (4), tim penyusun RKP Desa menyusun rencana pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan dalam rancangan RKP Desa.

Pasal 37

(1) Bupati/walikota menerbitkan surat pemberitahuan kepada kepala Desa dalam hal terjadi keterlambatan penyampaian informasi pagu indikatif

Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1).

(2) Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pendampingan kepada

pemerintah Desa dalam percepatan pelaksanaan perencanaan pembangunan sebagai dampak keterlambatan penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 229: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 17 -

(3) Percepatan perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memastikan APB Desa ditetapkan pada 31 Desember tahun

berjalan.

Paragraf 5 Pencermatan Ulang RPJM Desa

Pasal 38

(1) Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya

sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJM Desa.

(2) Hasil pencermatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi dasar

bagi tim penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.

Paragraf 6

Penyusunan Rancangan RKP Desa

Pasal 39

Penyusunan rancangan RKP Desa berpedoman kepada:

a. hasil kesepakatan musyawarah Desa;

b. pagu indikatif Desa;

c. pendapatan asli Desa;

d. rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

daerah kabupaten/kota;

e. jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;

f. hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

g. hasil kesepakatan kerjasama antar Desa; dan

h. hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

Pasal 40

(1) Tim penyusun RKP Desa menyusun daftar usulan pelaksana kegiatan

Desa sesuai jenis rencana kegiatan.

(2) Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya meliputi:

a. ketua; b. sekretaris;

c. bendahara; dan d. anggota pelaksana.

(3) Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengikutsertakan perempuan.

Pasal 41

(1) Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian:

a. evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;

b. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa;

c. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui

kerja sama antar-Desa dan pihak ketiga;

Page 230: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 18 -

d. rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

e. pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa

dan/atau unsur masyarakat Desa.

(2) Pemerintah Desa dapat merencanakan pengadaan tenaga ahli di bidang

pembangunan infrastruktur untuk dimasukkan ke dalam rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dapat berasal dari warga masyarakat Desa, satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi pembangunan

infrastruktur; dan/atau tenaga pendamping profesional.

(4) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan

dalam format rancangan RKP Desa.

Pasal 42

(1) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dilampiri

rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya.

(2) Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) untuk kerjasama antar Desa disusun dan disepakati bersama para kepala desa yang melakukan kerja sama antar Desa.

(3) Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diverifikasi oleh tim verifikasi.

Pasal 43

(1) Pemerintah Desa dapat mengusulkan prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan kepada Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah

kabupaten/kota.

(2) Tim penyusun RKP Desa menyusun usulan prioritas program dan kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Usulan prioritas program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dituangkan dalam rancangan daftar usulan RKP Desa.

(4) Rancangan daftar usulan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menjadi lampiran berita acara laporan tim penyusun rancangan RKP Desa.

Pasal 44

(1) Tim penyusun RKP Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan

rancangan RKP Desa yang dilampiri dokumen rancangan RKP Desa dan rancangan daftar usulan RKP Desa.

(2) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan oleh tim

penyusun RKP Desa kepada kepala Desa.

Pasal 45

(1) Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44.

Page 231: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 19 -

(2) Kepala Desa mengarahkan tim penyusun RKP Desa untuk melakukan perbaikan dokumen rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

(3) Dalam hal kepala Desa telah menyetujui rancangan RKP Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.

Paragraf 7

Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Pasal 46

(1) Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan

Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa.

(2) Musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok nelayan;

g. perwakilan kelompok perajin;

h. perwakilan kelompok perempuan;

i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan

j. perwakilan kelompok masyarakat miskin.

(4) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Pasal 47

(1) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)

memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisi prioritas program dan kegiatan yang didanai:

a. pagu indikatif Desa;

b. pendapatan asli Desa;

c. swadaya masyarakat Desa;

d. bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan

e. bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau

pemerintah daerah kabupaten/kota.

Page 232: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 20 -

(3) Prioritas, program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa

yang meliputi:

a. peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa;

b. peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;

c. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan

berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;

d. pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;

e. pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;

f. pendayagunaan sumber daya alam;

g. pelestarian adat istiadat dan sosial budaya Desa;

h. peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa; dan

i. peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa.

Pasal 48

(1) Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, dituangkan dalam berita acara.

(2) Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan

perbaikan dokumen rancangan RKP Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa.

(4) Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa tentang

RKP Desa.

Paragraf 8 Perubahan RKP Desa

Pasal 49

(1) RKP Desa dapat diubah dalam hal:

a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis

ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau

b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah

daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

(2) Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, kepala Desa

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai

kewenangan terkait dengan kejadian khusus;

b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena

dampak terjadinya peristiwa khusus;

Page 233: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 21 -

c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan

d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.

(3) Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar

atas kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;

b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;

c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan

d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.

Pasal 50

(1) Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan

Desa yang diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RKP Desa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49.

(2) Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan terjadinya

peristiwa khusus dan/atau terjadinya perubahan mendasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1).

(3) Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan peraturan Desa tentang RKP Desa perubahan.

(4) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sebagai dasar dalam penyusunan perubahan APB Desa.

Paragraf 9

Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa

Pasal 51

(1) Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 kepada bupati/walikota melalui camat.

(2) Penyampaian daftar usulan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling lambat 31 Desember tahun berjalan.

(3) Daftar usulan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan

kecamatan dan kabupaten/kota.

(4) Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa tentang hasil

pembahasan daftar usulan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Informasi tentang hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterima oleh pemerintah Desa setelah

Page 234: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 22 -

diselenggarakannya musyawarah perencanaan pembangunan di kecamatan pada tahun anggaran berikutnya.

(6) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterima pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

Bagian Kesatu Umum

Pasal 52

(1) Kepala Desa mengoordinasikan kegiatan pembangunan Desa yang

dilaksanakan oleh perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.

(2) Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pembangunan Desa berskala lokal Desa; dan b. pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke Desa.

(3) Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dikelola melalui swakelola Desa, kerjasama antar Desa dan/atau kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

(4) Kepala Desa mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak ditetapkan APB

Desa.

Pasal 53

(1) Pembangunan Desa yang bersumber dari program sektoral dan/atau

program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah diintegrasikan ke

dalam pembangunan Desa, program sektor dan/atau program daerah di Desa dicatat dalam APB Desa.

(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan

pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah didelegasikan kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk mengurus.

(4) Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa

yang diselenggarakan oleh BPD.

(5) Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak menyepakati teknis pelaksanaan program sektor

dan/atau program daerah, kepala Desa dapat mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai dasar

pertimbangan keberatan dimaksud.

(6) Kepala Desa menyampaikan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) kepada bupati/walikota melalui camat.

Page 235: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 23 -

Pasal 54

(1) Kepala Desa mengoordinasikan pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah yang didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.

(2) Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perangkat desa dan/atau unsur

masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Kedua

Tahapan Persiapan Paragraf 1

Umum

Pasal 55

Tahapan persiapan meliputi:

a. penetapan pelaksana kegiatan;

b. penyusunan rencana kerja;

c. sosialisasi kegiatan;

d. pembekalan pelaksana kegiatan;

e. penyiapan dokumen administrasi;

f. pengadaan tenaga kerja; dan

g. pengadaan bahan/material.

Paragraf 2

Penetapan Pelaksana Kegiatan

Pasal 56

(1) Kepala Desa memeriksa daftar calon pelaksana kegiatan yang tercantum

dalam dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.

(2) Kepala Desa menetapkan pelaksana kegiatan dengan keputusan kepala

Desa.

(3) Dalam hal pelaksana kegiatan mengundurkan diri, pindah domisili keluar

Desa, dan/atau dikenai sanksi pidana kepala Desa dapat mengubah pelaksana kegiatan.

Pasal 57

Pelaksana kegiatan bertugas membantu kepala Desa dalam tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan kegiatan.

Paragraf 3

Penyusunan Rencana Kerja

Pasal 58

(1) Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama kepala Desa.

(2) Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat antara lain:

a. uraian kegiatan;

b. biaya;

c. waktu pelaksanaan;

Page 236: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 24 -

d. lokasi;

e. kelompok sasaran;

f. tenaga kerja; dan

g. daftar pelaksana kegiatan.

(3) Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam format rencana kerja untuk ditetapkan dengan keputusan kepala Desa;

Paragraf 4

Sosialisasi Kegiatan

Pasal 59

(1) Kepala desa menginformasikan dokumen RKP Desa, APB Desa dan

rencana kerja kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan.

(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan antara lain melalui:

a. musyawarah pelaksanaan kegiatan desa;

b. musyawarah dusun;

c. musyawarah kelompok;

d. sistem informasi Desa berbasis website;

e. papan informasi desa; dan

f. media lain sesuai kondisi Desa.

Paragraf 5 Pembekalan Pelaksana Kegiatan

Pasal 60

(1) Kepala Desa mengoordinasikan pembekalan pelaksana kegiatan di Desa.

(2) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah

kabupaten/kota melaksanakan pembekalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pelaksanaan pembekalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan pembimbingan teknis.

(4) Peserta pembimbingan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain meliputi:

a. kepala Desa;

b. perangkat Desa;

c. Badan Permusyawaratan Desa;

d. pelaksana kegiatan;

e. panitia pengadaan barang dan jasa;

f. kader pemberdayaan masyarakat Desa; dan

g. lembaga pemberdayaan masyarakat.

Page 237: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 25 -

Pasal 61

(1) Pembekalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, antara lain:

a. pengelolaan keuangan Desa;

b. penyelenggaraan pemerintahan Desa; dan

c. pembangunan Desa.

(2) Kegiatan pembekalan pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, antara lain teknis administrasi pengelolaan keuangan dan teknis penyusunan dokumen pertanggungjawaban

keuangan.

(3) Kegiatan pembekalan penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara lain teknis administrasi kesekretariatan, pendataan, penetapan dan penegasan batas desa.

(4) Kegiatan pembekalan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c seperti pendayagunaan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya lokal, mekanisme pengadaan barang dan jasa,

penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan informasi Desa.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembekalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh bupati/walikota dalam peraturan

bupati/walikota.

Paragraf Keenam

Penyiapan Dokumen Administrasi Kegiatan

Pasal 62

(1) Pelaksana kegiatan melakukan penyiapan dokumen administrasi kegiatan.

(2) Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melakukan penyiapan dokumen berkoordinasi dengan kepala Desa.

(3) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya meliputi:

a. dokumen RKP Desa beserta lampiran;

b. dokumen APB Desa;

c. dokumen administrasi keuangan;

d. dokumentasi foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan;

e. daftar masyarakat penerima manfaat;

f. pernyataan kesanggupan pelaksana kegiatan menyelesaikan pekerjaan;

g. penyiapan dokumen peralihan hak melalui hibah dari warga masyarakat

kepada Desa atas lahan/tanah yang menjadi aset Desa sebagai dampak kegiatan pembangunan Desa;

h. penyiapan dokumen jual-beli antara warga masyarakat dengan Desa atas lahan/tanah yang terkena dampak kegiatan pembangunan Desa;

i. penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat

untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan Desa;

j. penyiapan dokumen pembayaran ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan

Desa;dan

k. laporan hasil analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan.

Page 238: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 26 -

Paragraf 7 Pengadaan Tenaga Kerja dan Bahan/Material

Pasal 63

Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa mengutamakan pemanfaatan

sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat.

Pasal 64

(1) Pelaksana kegiatan mendayagunakan sumberdaya manusia yang ada di Desa sekurang-kurangnya melakukan:

a. pendataan kebutuhan tenaga kerja;

b. pendaftaran calon tenaga kerja;

c. pembentukan kelompok kerja;

d. pembagian jadwal kerja; dan

e. pembayaran upah dan/atau honor.

(2) Besaran upah dan/atau honor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, sesuai dengan perhitungan besaran upah dan/atau honor yang

tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.

Pasal 65

(1) Pelaksana kegiatan mendayagunakan sumberdaya alam yang ada di Desa,

sekurang-kurangnya melakukan:

a. pendataan kebutuhan material/bahan yang diperlukan;

b. penentuan material/bahan yang disediakan dari Desa; dan

c. menentukan cara pengadaan material/bahan.

(2) Besaran harga material/bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sesuai dengan perhitungan harga yang tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.

Pasal 66

(1) Pelaksana kegiatan mendayagunakan swadaya dan gotong royong

masyarakat Desa, sekurang-kurangnya melakukan:

a. penghimpunan dan pencatatan dana swadaya masyarakat, sumbangan dari pihak ketiga, dan tenaga sukarela dari unsur masyarakat;

b. pendataan sumbangan masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga yang berbentuk barang;

c. pendataan hibah dari masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga;

d. pembentukan kelompok tenaga kerja sukarela; dan

e. penetapan jadwal kerja.

(2) Jenis dan jumlah swadaya masyarakat serta tenaga sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya sesuai dengan rencana yang

tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.

Page 239: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 27 -

Pasal 67

(1) Kepala Desa menjamin pelaksanaan swadaya dan gotong royong masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, sekurang-kurangnya

mengadministrasikan dokumen:

a. pernyataan pemberian hibah dari warga masyarakat Desa dan/atau

pihak ketiga kepada Desa atas lahan/tanah yang menjadi aset Desa sebagai dampak kegiatan pembangunan Desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah oleh kepala Desa;

b. pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau

tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan Desa.

(2) Pembiayaan akta hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a

dilakukan melalui APB Desa.

Pasal 68

(1) Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa dilakukan tanpa merugikan

hak-hak rumah tangga miskin atas aset lahan/tanah, bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan Desa.

(2) Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara:

a. peralihan hak kepemilikan atas lahan/tanah melalui jual beli; dan

b. pemberian ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman.

(3) Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka perlindungan hak-hak rumah

tangga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui APB Desa.

(4) Penentuan besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 69

(1) Kepala Desa mengutamakan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa serta mendayagunakan swadaya dan

gotong royong masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 melalui mekanisme pembangunan Desa secara swakelola.

(2) Dalam hal mekanisme swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tidak dapat dilakukan oleh Kepala Desa, diselenggarakan pengadaan barang dan/atau jasa.

(3) Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman

pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Paragraf 1 Umum

Pasal 70

Kepala Desa mengoordinasikan tahapan pelaksanaan kegiatan yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. rapat kerja dengan pelaksana kegiatan;

Page 240: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 28 -

b. pemeriksaan pelaksanaan kegiatan infrastruktur Desa;

c. perubahan pelaksanaan kegiatan;

d. pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masalah;

e. penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan;

f. musyawarah pelaksanaan kegiatan Desa dalam rangka pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan; dan

g. pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan.

Paragraf 2

Rapat Kerja Pelaksana Kegiatan

Pasal 71

(1) Kepala Desa menyelenggarakan rapat kerja pelaksana kegiatan dalam rangka pembahasan tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan.

(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan laporan

pelaksana kegiatan kepada kepala Desa.

(3) Rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) tahap mengikuti tahapan pencairan dana Desa yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.

Pasal 72

(1) Rapat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, membahas antara lain:

a. perkembangan pelaksanaan kegiatan;

b. pengaduan masyarakat;

c. masalah, kendala dan hambatan;

d. target kegiatan pada tahapan selanjutnya; dan

e. perubahan kegiatan.

(2) Kepala Desa dapat menambahkan agenda pembahasan rapat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan kondisi

perkembangan pelaksanaan kegiatan yang ada di Desa.

Paragraf 3 Pemeriksaan Kegiatan Infrastruktur Desa

Pasal 73

(1) Kepala Desa mengoordinasikan pemeriksaan tahap perkembangan dan tahap akhir kegiatan infrastruktur Desa.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibantu oleh tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur sesuai dengan dokumen RKP Desa.

(3) Dalam rangka penyediaan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala Desa mengutamakan pemanfaatan tenaga ahli yang berasal dari

masyarakat Desa.

Page 241: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 29 -

(4) Dalam hal tidak tersedia tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3), kepala Desa meminta bantuan kepada bupati/walikota melalui camat

perihal kebutuhan tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur yang dapat berasal satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang

membidangi pekerjaan umum dan/atau tenaga pendamping profesional.

Pasal 74

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, dilakukan dengan

cara memeriksa dan menilai sebagian dan/atau seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur Desa.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam 3 (tiga) tahap meliputi:

a. tahap pertama: penilaian dan pemeriksaan terhadap 40% (empat puluh per seratus) dari keseluruhan target kegiatan;

b. tahap kedua: penilaian dan pemeriksaan terhadap 80% (delapan puluh

per seratus) dari keseluruhan target kegiatan; dan c. tahap ketiga: penilaian dan pemeriksaan terhadap 100% (seratus per

seratus) dari keseluruhan target kegiatan.

(3) Pemeriksa melaporkan kepada kepala Desa perihal hasil pemeriksaan pada

setiap tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi bahan pengendalian pelaksanaan kegiatan oleh kepala Desa.

Paragraf 4

Perubahan Pelaksanaan Kegiatan

Pasal 75

(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota menetapkan peraturan tentang

kejadian khusus yang berdampak pada perubahan pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa dalam pembangunan desa dalam hal terjadi:

a. kenaikan harga yang tidak wajar; b. kelangkaan bahan material; dan/atau

c. terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam, kebakaran, banjir dan/atau kerusuhan sosial.

(2) Penetapan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

(3) Penetapan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan

peraturan bupati/walikota.

Pasal 76

(1) Kepala Desa mengoordinasikan perubahan pelaksanaan kegiatan

pembangunan di desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75.

(2) Perubahan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

dengan ketentuan: a. penambahan nilai pagu dana kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa

dilakukan melalui: 1. swadaya masyarakat, 2. bantuan pihak ketiga, dan/atau

3. bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.

Page 242: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 30 -

b. tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa; dan

c. tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan kegiatan

disetujui oleh kepala Desa. (3) Kepala Desa menghentikan proses pelaksanaan kegiatan dalam hal

pelaksana kegiatan tidak mentaati ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 77

(1) Kepala Desa memimpin rapat kerja untuk membahas dan menyepakati perubahan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76.

(2) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam berita acara.

(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri perubahan gambar desain dan perubahan rencana anggaran biaya dalam hal terjadi perubahan pelaksanaan kegiatan di bidang pembangunan infrastruktur

Desa.

(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi dasar bagi

kepala Desa menetapkan perubahan pelaksanaan kegiatan.

(5) Perubahan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

Paragraf 5

Pengelolaan Pengaduan dan Penyelesaian Masalah

Pasal 78

(1) Kepala Desa mengoordinasikan penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa.

(2) Koordinasi penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya meliputi kegiatan:

a. penyediaan kotak pengaduan masyarakat; b. pencermatan masalah yang termuat dalam pengaduan masyarakat;

c. penetapan status masalah; dan d. penyelesaian masalah dan penetapan status penyelesaian masalah.

(3) Penanganan pengaduan dan penyelesaian masalah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

a. menjaga kerahasiaan identitas pelapor;

b. mengutamakan penyelesaian masalah di tingkat pelaksana kegiatan;

c. menginformasikan kepada masyarakat Desa perkembangan

penyelesaian masalah;

d. melibatkan masyarakat Desa dalam menyelesaikan masalah; dan

e. mengadministrasikan bukti pengaduan dan penyelesaian masalah.

(4) Penyelesaian masalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara mandiri oleh Desa berdasarkan kearifan lokal dan pengarusutamaan

perdamaian melalui musyawarah desa. (5) Dalam hal musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

menyepakati masalah dinyatakan selesai, hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara musyawarah desa.

Page 243: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 31 -

Paragraf 6 Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Pasal 79

(1) Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

kegiatan kepada kepala Desa.

(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan jenis kegiatan dan tahapan penyaluran dana kegiatan.

(3) Laporan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun berdasarkan pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana yang

diterima dan tahapan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

Pasal 80

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, dituangkan dalam format

laporan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa.

(2) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri

dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. realisasi biaya beserta lampiran bukti-bukti pembayaran;

b. foto kegiatan infrastruktur Desa kondisi 0%, 40%, 80% dan 100% yang diambil dari sudut pengambilan yang sama;

c. foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja dan/atau melakukan kegiatan secara beramai-ramai;

d. foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan Desa;

e. foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung kepada tenaga kerja kegiatan pembangunan Desa; dan

f. gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur Desa.

(3) Kepala desa menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

Paragraf 7 Musyawarah Desa dalam rangka Pelaksanaan Pembangunan Desa

Pasal 81

(1) Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa.

(2) Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan setiap semester yaitu pada bulan Juni dan bulan Desember tahun anggaran berikutnya.

(3) Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan cara:

a. menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada kepala Desa; dan

b. menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima kepala Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat Desa.

Page 244: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 32 -

(4) Kepala Desa menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan Desa tentang laporan pelaksanaan pembangunan Desa berdasarkan laporan

akhir pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pasal 82

(1) Masyarakat desa berpartisipasi menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (4).

(2) Tanggapan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan dengan memberikan masukan kepada kepala Desa.

(3) Badan Permusyawaratan Desa, kepala Desa, pelaksana kegiatan dan

masyarakat Desa membahas dan menyepakati tanggapan dan masukan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam berita acara.

(5) Kepala Desa mengoordinasikan pelaksana kegiatan untuk melakukan

perbaikan hasil kegiatan berdasarkan berita acara hasil kesepakatan musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Paragraf 8

Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Pembangunan Desa

Pasal 83

(1) Pelestarian dan pemanfaatan hasil pembangunan desa dilaksanakan

dalam rangka memanfaatkan dan menjaga hasil kegiatan pembangunan Desa.

(2) Pelestarian dan pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan cara:

a. melakukan pendataan hasil kegiatan pembangunan yang perlu

dilestarikan dan dikelola pemanfaatannya;

b. membentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok pelestarian dan

pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan Desa; dan

c. pengalokasian biaya pelestarian dan pemanfaatan hasil pelaksanaan

kegiatan pembangunan Desa.

(3) Ketentuan pelestarian dan pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan Desa.

(4) Kepala Desa membentuk kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(5) Pembentukan kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

BAB III

PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DESA

Pasal 84

(1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya pemberdayaan masyarakat Desa.

Page 245: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 33 -

(2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa.

(3) Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa.

(4) Hasil pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi dasar pembahasan musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa.

Pasal 85

(1) Pemantauan pembangunan Desa oleh masyarakat Desa dilakukan pada

tahapan perencanaan pembangunan Desa dan tahapan pelaksanaan pembangunan Desa.

(2) Pemantauan tahapan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan cara menilai penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa.

(3) Pemantauan tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan cara menilai antara lain: pengadaan barang dan/atau jasa, pengadaan bahan/material, pengadaan tenaga kerja, pengelolaan

administrasi keuangan, pengiriman bahan/material, pembayaran upah, dan kualitas hasil kegiatan pembangunan Desa.

(4) Hasil pemantauan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dituangkan dalam format hasil pemantauan pembangunan Desa.

Pasal 86

(1) Bupati/walikota melakukan pemantauan dan pengawasan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa dengan cara:

a. memantau dan mengawasi jadwal perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan Desa;

b. menerima, mempelajari dan memberikan umpan balik terhadap laporan

realisasi pelaksanaan APB Desa;

c. mengevaluasi perkembangan dan kemajuan kegiatan pembangunan

Desa; dan

d. memberikan pembimbingan teknis kepada pemerintah Desa.

(2) Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian pemerintah Desa, bupati/walikota

melakukan:

a. menerbitkan surat peringatan kepada kepala desa;

b. membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal mempercepat perencanaan pembangunan desa untuk memastikan APB Desa ditetapkan 31 Desember tahun berjalan; dan

c. membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal mempercepat pelaksanaan pembangunan Desa untuk memastikan penyerapan APB

Desa sesuai peraturan perundang-undangan.

Page 246: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

- 34 -

Pasal 87

Kegiatan dan format pembangunan Desa tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 88

(1) Pada saat Peraturan Menteri Dalam Negeri ini berlaku, RKP Desa yang sudah ada dan sedang berjalan tetap dilaksanakan sampai dengan berakhir masa berlakunya.

(2) Pada saat Peraturan Menteri Dalam Negeri ini berlaku, RPJM Desa yang sudah ada dan sedang berjalan tetap dilaksanakan sampai dengan tahun

2015, dan untuk selanjutnya disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 89

Petunjuk teknis penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa serta petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa lebih lanjut diatur dengan

peraturan bupati/walikota.

Pasal 90

Pada saat Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 91

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2014

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA, ttd

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2014.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 2094. Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM,

W. SIGIT PUDJIANTO NIP. 19590203 198903 1 001.

Page 247: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Jumlah

Penduduk

Rasio Jumlah

PendudukBobot

Jumlah

Penduduk

Miskin

Rasio Jumlah

Penduduk

Miskin

Bobot Luas WilayahRasio Luas

WilayahBobot

Indeks

Kesulitan

Geografis

Rasio Indeks

Kesulitan

Geografis

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) = (7) + (10) + (13) + (16) (18) (19)= (4) + (18)

DANA DESA

KABUPATEN SERANG

TAHUN ANGGARAN 2015

No. Kecamatan Alokasi Dasar

Alokasi Berdasarkan Formula

Pagu Dana Desa

per-Desa

Jumlah Penduduk

Desa

Jumlah Penduduk Miskin Luas Wilayah IKG

Total Bobot

Alokasi

Berdasarkan

Formula

264 PONTANG DOMAS 247,952,164 9,677 0.006 0.16% 102 0.002 0.06% 7.29 0.005 0.05% 34.13 0.003 0.08% 0.36% 32,124,067 280,076,231

265 PONTANG KASERANGAN 247,952,164 8,477 0.006 0.14% 91 0.002 0.05% 2.84 0.002 0.02% 46.12 0.004 0.11% 0.33% 29,390,999 277,343,163

266 PONTANG KELAPIAN 247,952,164 6,801 0.005 0.11% 73 0.001 0.04% 1.60 0.001 0.01% 42.22 0.003 0.10% 0.27% 24,260,767 272,212,931

267 PONTANG KUBANG PUJI 247,952,164 10,333 0.007 0.17% 122 0.002 0.07% 6.84 0.005 0.05% 42.28 0.003 0.10% 0.40% 35,634,840 283,587,004

268 PONTANG LINDUK 247,952,164 10,365 0.007 0.17% 229 0.004 0.14% 11.34 0.008 0.08% 41.89 0.003 0.10% 0.49% 44,262,891 292,215,055

269 PONTANG PONTANG 247,952,164 8,264 0.005 0.14% 80 0.001 0.05% 1.20 0.001 0.01% 25.35 0.002 0.06% 0.25% 22,884,666 270,836,830

270 PONTANG PULOKENCANA 247,952,164 8,568 0.006 0.14% 172 0.003 0.10% 3.37 0.003 0.03% 29.33 0.002 0.07% 0.34% 30,520,154 278,472,318

271 PONTANG SINGARAJAN 247,952,164 8,759 0.006 0.15% 67 0.001 0.04% 1.27 0.001 0.01% 19.77 0.002 0.05% 0.24% 21,767,377 269,719,541

272 PONTANG SUKA JAYA 247,952,164 8,986 0.006 0.15% 223 0.004 0.13% 10.70 0.008 0.08% 44.59 0.004 0.11% 0.47% 42,045,685 289,997,849

273 PONTANG SUKANEGARA 247,952,164 5,211 0.003 0.09% 71 0.001 0.04% 3.12 0.002 0.02% 35.33 0.003 0.09% 0.24% 21,296,831 269,248,995

274 PONTANG WANAYASA 247,952,164 4,870 0.003 0.08% 56 0.001 0.03% 8.52 0.006 0.06% 42.14 0.003 0.10% 0.28% 25,071,820 273,023,984

Page 248: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Jumlah

Penduduk

Rasio

Jumlah

Penduduk

Bobot

Jumlah

Penduduk

Miskin

Rasio

Jumlah

Penduduk

Miskin

BobotLuas

Wilayah

Rasio Luas

WilayahBobot

Indeks

Kesulitan

Geografis

Rasio

Indeks

Kesulitan

Geografis

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)(17) = (7) + (10) + (13) + (16) (18) (19)= (4) + (18)

ALOKASI DANA DESA

Luas Wilayah IKG

Total

Bobot

Alokasi

Berdasarkan

Formula

KABUPATEN SERANG

TAHUN ANGGARAN 2015

No. Kecamatan Desa Alokasi Dasar

Alokasi Berdasarkan Formula

Pagu Alokasi Dana

Desa per-Desa

Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin

264 PONTANG DOMAS 287,787,690 9,677 0.006 0.16% 102 0.002 0.06% 7.29 0.005 0.05% 34.13 0.003 0.08% 0.36% 37,285,058 325,072,748

265 PONTANG KASERANGAN 287,787,690 8,477 0.006 0.14% 91 0.002 0.05% 2.84 0.002 0.02% 46.12 0.004 0.11% 0.33% 34,112,901 321,900,591

266 PONTANG KELAPIAN 287,787,690 6,801 0.005 0.11% 73 0.001 0.04% 1.60 0.001 0.01% 42.22 0.003 0.10% 0.27% 28,158,456 315,946,146

267 PONTANG KUBANG PUJI 287,787,690 10,333 0.007 0.17% 122 0.002 0.07% 6.84 0.005 0.05% 42.28 0.003 0.10% 0.40% 41,359,865 329,147,555

268 PONTANG LINDUK 287,787,690 10,365 0.007 0.17% 229 0.004 0.14% 11.34 0.008 0.08% 41.89 0.003 0.10% 0.49% 51,374,083 339,161,773

269 PONTANG PONTANG 287,787,690 8,264 0.005 0.14% 80 0.001 0.05% 1.20 0.001 0.01% 25.35 0.002 0.06% 0.25% 26,561,273 314,348,963

270 PONTANG PULOKENCANA 287,787,690 8,568 0.006 0.14% 172 0.003 0.10% 3.37 0.003 0.03% 29.33 0.002 0.07% 0.34% 35,423,464 323,211,154

271 PONTANG SINGARAJAN 287,787,690 8,759 0.006 0.15% 67 0.001 0.04% 1.27 0.001 0.01% 19.77 0.002 0.05% 0.24% 25,264,482 313,052,172

272 PONTANG SUKA JAYA 287,787,690 8,986 0.006 0.15% 223 0.004 0.13% 10.70 0.008 0.08% 44.59 0.004 0.11% 0.47% 48,800,665 336,588,355

273 PONTANG SUKANEGARA 287,787,690 5,211 0.003 0.09% 71 0.001 0.04% 3.12 0.002 0.02% 35.33 0.003 0.09% 0.24% 24,718,339 312,506,029

274 PONTANG WANAYASA 287,787,690 4,870 0.003 0.08% 56 0.001 0.03% 8.52 0.006 0.06% 42.14 0.003 0.10% 0.28% 29,099,811 316,887,501

Page 249: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Realisasi Penerimaan

Hasil Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah

Tahun 2014

Proporsi Realisasi

Penerimaan Hasil

Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Tahun 2014

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

KABUPATEN SERANG

TAHUN ANGGARAN 2015

No. Kecamatan Desa

Bagi Hasil Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah

Merata

Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Proporsional

Bagi Hasil Pajak dan

Retribusi Daerah

264 PONTANG DOMAS 54,070,533.00 103,508,709 0.0006450 7,579,546 61,650,079

265 PONTANG KASERANGAN 54,070,533.00 13,865,399 0.0000864 1,015,310 55,085,843

266 PONTANG KELAPIAN 54,070,533.00 11,373,755 0.0000709 832,856 54,903,389

267 PONTANG KUBANG PUJI 54,070,533.00 56,831,027 0.0003541 4,161,518 58,232,051

268 PONTANG LINDUK 54,070,533.00 101,793,536 0.0006343 7,453,950 61,524,483

269 PONTANG PONTANG 54,070,533.00 4,580,045 0.0000285 335,379 54,405,912

270 PONTANG PULOKENCANA 54,070,533.00 46,578,475 0.0002902 3,410,763 57,481,296

271 PONTANG SINGARAJAN 54,070,533.00 11,162,429 0.0000696 817,382 54,887,915

272 PONTANG SUKA JAYA 54,070,533.00 407,131,794 0.0025370 29,812,701 83,883,234

273 PONTANG SUKANEGARA 54,070,533.00 15,293,487 0.0000953 1,119,883 55,190,416

274 PONTANG WANAYASA 54,070,533.00 115,779,341 0.0007215 8,478,077 62,548,610

Page 250: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

Provinsi (36) Provinsi Banten

Kabupaten (04) Kab. Serang

No. KdKec Kecamatan KdDesa Desa JP JP PEMDA JPM JPM PEMDA LW LW PEMDA IKG

Data Dasar Penghitungan Dana Desa

86 122 PONTANG 009 DOMAS 4276 9,677 186 107 8.98 7.29 34.13

87 122 PONTANG 011 KASERANGAN 4577 6,801 70 73 3.59 1.60 46.12

88 122 PONTANG 006 KELAPIAN 4161 8,477 140 92 2.01 2.84 42.22

89 122 PONTANG 008 KUBANG PUJI 5310 10,333 85 124 8.65 6.84 42.28

90 122 PONTANG 003 LINDUK 5192 10,365 170 229 14.34 11.34 41.89

91 122 PONTANG 001 PONTANG 4118 8,264 78 80 1.62 1.20 25.35

92 122 PONTANG 004 PULOKENCANA 3990 8,568 264 174 3.91 3.37 29.33

93 122 PONTANG 010 SINGARAJAN 4618 8,759 52 67 1.61 1.27 19.77

94 122 PONTANG 013 SUKA JAYA 3837 8,986 410 224 13.52 10.70 44.59

95 122 PONTANG 002 SUKANEGARA 2600 5,211 57 71 3.98 3.12 35.33

96 122 PONTANG 012 WANAYASA 2566 4,870 26 56 9.04 8.52 42.14

Page 251: PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA …

RIWAYAT HIDUP

Nama : Lisna Fajrianti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 24 Juli 1994

Agama : Islam

Alamat : Ling, Cilaku Rt 01 Rw 01 Kelurahan Banjar Sari

Kecamatan Cipocok Jaya Serang Banten

Email : [email protected]

Moto Hidup : Man jadda wa jada, Man shabara zhafira, Man sara

ala darbi washala. (siapa yang bersungguh-sungguh

pasti berhasil, siapa yang bersabar pasti beruntung,

siapa menapaki jalan-Nya akan sampai tujuan.

Pendidikan Formal :

SDN Banjar Sari 1

SMP N 10 KOTA SERANG

SMA N 6 KOTA SERANG

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pengalaman organisasi :

Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP UNTIRTA

Sekertaris Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP UNTIRTA