ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN,...

111
i ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI, DIVIDEND YIELD DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ45 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Naimatul Fauziah NIM : 109081000106 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013

Transcript of ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN,...

Page 1: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

i

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,

DIVIDEND YIELD DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP

VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI LQ45

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Naimatul Fauziah

NIM : 109081000106

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

2

Page 3: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

3

Page 4: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

4

Page 5: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

5

Page 6: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Naimatul Fauziah

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 16 November 1991

3. Alamat : Jl. Duren Tiga Barat V Rt.006 Rw.02

No.45 Jakarta Selatan 12760

4. Telepon : 083893316120

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Baitur Rahman Tahun 1996-1997

2. MI Sa’adatuddarain Tahun 1997-2003

3. MTsN-1 Jakarta Tahun 2003-2006

4. MAN 4 Jakarta Tahun 2006-2009

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Firdaus

2. Ibu : Manjillah

3. Alamat : Jl. Duren Tiga Barat V RT.006 RW.02 Jakarta

Selatan 12760

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai staff divisi kesehatan.

Page 7: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

vii

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. 23 Desember 2009 : Diskusi Publik “Kemana Arah Isu Kasus Century:

Polemik dan Perang Persepsi”

2. 20 Mei 2010 : Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era

Globalisasi”.

3. 8 Juni 2012 : A Training Course On: “Sekolah Pasar Modal”

Basic Training of Fundamental & Technical

Analysis.

4. 15 September 2012 : Seminar “Islamic Economy Revivalism, between

Theory and Practice”.

Page 8: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

viii

THE ANALYSIS OF THE TREADDING VOLUME, INFLATION, DIVIDEND YIELD AND DIVIDEND PAYOUT RATIO ON PRICE

VOLATILITAS

ABSTRACT

In a capital market transaction, investors often observed stock price volatility. High and low of the stock price volatility depends on the information about stock prices that comes from inside and from outside the company. This study aims to determine how large the trading volume, inflation, dividend yield, deviden payout ratio to stock price volatility. The samples in this study are listed in the Index LQ45 of Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2008-2011, amounting to 17 companies. This research were analyzed by using multi linier regression and hypothesis test used partial t-test, simultan F-test at level of significance 5% and adjusted R2.

From the result of the analysis show that two variables, trading volume and inflation have positive significant influence to stock price volatility, and one variable dividend payout ratio has negative significant influence to stock price volatility. While the variables of dividend yield that does not have the significant effect on the stock price volatility. Stimulatingly the trading volume, inflation, dividend yield and dividend payout ratio have significances influence to stock price volatility, it proved by sig-F value 0,000 lower than 5% significances. Predictable of the four variables toward stock price volatility is 61,1% as indicated by adjusted R2 that is 61,1% while the rest 38,9% is affected by other factors is not include into the research model. Keyword : Stock Price Volatility, Trading Volume, Inflation, Dividend Yield,

Dividend Payout Ratio.

Page 9: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

ix

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,

DIVIDEND YIELD DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP

VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI LQ45

ABSTRAK

Dalam transaksi di pasar modal, para investor sering mengamati volatilitas dari harga saham untuk melihat fluktuasi harga selama periode tertentu. Tinggi rendahnya volatilitas harga saham tergantung pada informasi yang diperoleh investor mengenai harga saham baik informasi yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor volume perdagangan, inflasi, Dividend Yield dan Dividend Payout Ratio terhadap volatilitas harga saham. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2011 yang berjumlah 17 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5% dan uji koefisien determinasi.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial ada 2 variabel yaitu volume perdagangan dan inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap volatilitas harga saham dan 1 variabel yaitu dividend payout ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap volatilitas harga saham. Sedangkan, variabel dividend yield tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Secara simultan variabel volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig-F 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap volatilitas harga saham adalah sebesar 61,1% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R2 sebesar 61,1%, sedangkan sisanya 38,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian. Kata kunci : Volatilitas Harga Saham, Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield,

Dividend Payout Ratio

Page 10: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda Firdaus dan ibunda Manjillah yang telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-

hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian

skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi B, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta, selaku

dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu

dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi

ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun

skripsi.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xi

6. Bapak Adhitya Ginanjar, SE, M. Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Seluruh teman-teman Manajemen C/2009 yang selalu baik dan kompak di

dalam kelas maupun luar kelas.

9. Terima kasih untuk Adit Tia Nugraha yang selalu memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen

keuangan.

Jakarta, September 2013

Penulis

(Naimatul Fauziah)

Page 12: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vi

ABSTRACT . ................................................................................................. viii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

1. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

2. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8

A. Teori yang Berkenaan dengan Variable yang Diambil .............. 8

1. Pengertian Pasar Modal ...................................................... 8

2. Indeks LQ45 ....................................................................... 10

3. Volatilitas Harga Saham (Stock Price Volatility) ................. 11

4. Volume Perdagangan (Trading Volume) ............................ 13

5. Inflasi ................................................................................. 14

6. Deviden ............................................................................... 18

7. Dividend Yield ..................................................................... 21

8. Dividend Payout Ratio ........................................................ 22

Page 13: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xiii

B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 23

C. Keterkaitan Antara Variabel Independen denga Variabel

Dependen ................................................................................. 26

D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 29

E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 33

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 33

1. Populasi ............................................................................ 33

2. Sampel .............................................................................. 33

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 35

D. Metode Analisis Data ................................................................ 35

1. Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 36

a. Uji Normalitas ............................................................... 36

b. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 37

c. Uji Autokorelasi ............................................................. 37

d. Uji Multikolonieritas ...................................................... 38

2. Analisis Regresi Berganda ................................................... 39

3. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan

( Uji F ) ................................................................................ 40

4. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t ) ........... 41

5. Koefisien Determinasi (R²) .................................................... 43

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 43

1. Variabel Penelitian ............................................................. 43

2. Definisi Operasional ........................................................... 44

a. Variabel Dependen ........................................................ 44

b. Variabel Independen .................................................... 44

1. Volume Perdagangan ................................................ 45

2. Inflasi ........................................................................ 45

3. Dividend Yield ........................................................... 45

4. Dividend Payout Ratio .............................................. 46

Page 14: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 47

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 47

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia .............................................. 47

2. Sejarah Objek Penelitian ....................................................... 49

a. Sejarah Singkat LQ 45 ...................................................... 49

b. Gambaran Umum Perusahaan-Perusahaan yang Menjadi

Objek Penelitian ............................................................... 50

B. Deskripsi Variabel Penelitian .................................................... 67

a. Volatilitas Harga Saham ........................................................ 67

b. Volume Perdagangan ............................................................ 68

c. Inflasi ................................................................................... 69

d. Dividend Yield ...................................................................... 70

e. Dividend Payout Ratio ......................................................... 72

C. Analisis dan Pembahasan .......................................................... 74

1. Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 74

a. Uji Normalitas ................................................................ 74

b. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 75

c. Uji Multikolinieritas ....................................................... 76

d. Uji Autokorelasi ............................................................. 77

2. Hasil dan Pembahasan ........................................................... 78

a. Uji F ................................................................................ 78

b. Uji t ................................................................................. 79

c. Koefisien Determinasi (R2).............................................. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 84

A. Kesimpulan .............................................................................. 84

B. Saran ........................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 PenelitianTerdahulu ................................................................ 23

3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ................................. 34

4.1 Volatilitas Harga Saham Perusahaan LQ45 ............................... 67

4.2 Volume Perdagangan Perusahaan LQ45.................................... 68

4.3 Rata-rata Inflasi ........................................................................ 70

4.4 Dividend Yield Perusahaan LQ45 .............................................. 71

4.5 Deviden Payout Ratio Perusahaan LQ45 ................................... 72

4.6 Uji Normalitas .......................................................................... 74

4.7 Uji Heteroskedastisitas................................................................ 75

4.8 Uji Multikolinearitas ................................................................ 76

4.9 Uji Autokerelasi ....................................................................... 77

4.10 Uji F ..................................................................................... 78

4.11 Uji t ...................................................................................... 79

4.12 Koefisien Determinasi .............................................................. 83

Page 16: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 30

Page 17: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Sampel Penelitian............................. ..................................... 89

2. Output Hasil Pengujian Data.......................................................... 91

Page 18: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar

terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan

ketahanan ekonomi suatu negara. Di tambah lagi semenjak terjadi krisis

ekonomi tahun 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan

diantaranya mengalami kerugian dan krisis yang menimpa Amerika pada tahun

2008.

Krisis tersebut juga berimbas ke perekonomian Indonesia sebagaimana

tercermin dari gejolak di pasar modal dan pasar uang. Ini karena, pasar modal

sangat sensitif terhadap peristiwa yang sedang terjadi. Peristiwa seperti krisis

global tersebut dapat memotivasi investor untuk bereaksi apakah menjual atau

membeli saham, sehingga memicu terjadinya volatilitas harga saham.

Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode

tertentu (Firmansyah, 2006).

Tinggi rendahnya volatilitas harga saham ini dapat dipengaruhi oleh

faktor makro dan mikro. Faktor makro adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, antara lain tingkat bunga

yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik, dan lain-lain yang

memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan. Faktor mikro

adalah faktor-faktor yang berdampak langsung pada perusahaan itu sendiri,

seperti perubahan manajemen, harga, dan ketersediaan bahan baku,

Page 19: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

2

produktivitas tenaga kerja dan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja

keuntungan perusahaan individual (Schwert, 1989).

Sunariyah (Hugida,2011) menjelaskan bahwasannya terdapat beberapa

pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham.

Pendekatan yang banyak digunakan diantaranya adalah pendekatan tradisional

dan pendekatan portofolio modern. Untuk menganalisis surat berharga saham

dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu analisis teknikal

dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis

yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha

mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar

secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang

dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga

saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.

Pendekatan analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap

saham memiliki nilai intrinsik yang diestimasikan oleh investor (Ang, 1997).

Kebijakan deviden merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Semakin besar laba ditahan maka akan semakin sedikit

jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Investor juga

memperhatikan dividend payout ratio (DPR) perusahaan. Rasio pembayaran

dividen (dividend payout ratio) menetukan jumlah laba yang dapat ditahan

dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen

(dividend payout ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dan

Page 20: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

3

dibagikan dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham

(Jugiyanto,2000:252).

Apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi

maka semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan

membuat investor menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga

permintaan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan

naik juga.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya volatilitas harga

saham yaitu volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout

ratio, namun dari beberapa faktor tersebut, sulit sekali menyimpulkan faktor

mana yang berpengaruh paling dominan terhadap volatilitas harga saham.

Studi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga

saham di Indonesia antara lain, Dritsaki (2003) dalam penelitiannya

menggunakan produksi industri, inflasi, dan suku bunga untuk diuji

pengaruhnya terhadap volatilitas harga saham. Hasilnya menunjukkan secara

bersama-sama ketiga variabel tersebut menunjukkan pengaruh positif terhadap

volatilitas harga saham. Diantara ketiga variabel tersebut inflasi merupakan

variabel makroekonomi yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap

volatilitas harga saham. Hubungan positif antara inflasi dan volatilitas harga

saham tersebut disebabkan oleh adanya hubungan positif antara tingkat inflasi

dan tingkat pertumbuhan uang.

Fajrihan (2010) menunjukkan bahwa variabel dalam dampak kebijakan

dividen yang berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham adalah

Page 21: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

4

dividen yield dan dividen payout ratio sedangkan volatilitas earning, firm size,

DAR dan growth in asset tidak berpengaruh signifikan terhadap volatilitas

harga saham. Dengan meningkatnya kemampuan perusahaan menghasilkan

laba yang juga di iringi dengan semakin besarnya dividen yang dibagikan hal

ini akan menyebabkan harga saham akan meningkat. Hal ini dikarenakan

banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba, sehingga demand akan

saham tersebut meningkat.

Hugida (2011) Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi volatilitas harga saham yang berpengaruh secara signifikan

terhadap volatilitas harga saham adalah volume perdagangan, inflasi dan nilai

tukar sedangkan suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham.

Hubungan antara volume perdagangan dan volatilitas harga saham ini

terutama dipengaruhi oleh informasi, dimana informasi tersebut menyebabkan

terjadinya hubungan positif antara volume dan volatilitas. Volume

perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu emiten yang

diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang

disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara

perdagangan saham di pasar modal. Volume perdagangan saham merupakan

hal yang penting bagi seorang investor, karena bagi investor volume

perdagangan saham menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di

pasar modal yang mampu berdampak pada harga saham. Dengan demikian

Page 22: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

5

secara logis volume perdagangan saham akan berdampak positif terhadap

harga saham.

Berdasarkan terdapatnya persamaan dan perbedaan antara penelitian-

penelitian terdahulu tentang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

volatilitas harga saham. Maka saya akan mencoba mengkaji dan meneliti

kembali tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volatilitas harga

saham. Lebih lanjut, penelitian ini akan menggunakan saham-saham yang aktif

sebagai sampel penelitian yaitu mengambil sampel dari perusahaan yang

terdaftar dalam Indeks LQ45 periode tahun 2008-2011. Alasan digunakannya

saham aktif yang masuk dalam perhitungan LQ45 adalah guna menghindari

pengambilan sampel yang berpotensi mengikutsertakan saham tidak aktif

dalam analisis serta karena saham perusahaan yang masuk perhitungan indeks

LQ45 merupakan saham-saham dengan kapitalisasi besar yang mencakup 75%

kapitalisasi pasar sehingga dapat mewakili saham-saham yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia. Oleh kerana itu, skripsi ini akan saya beri judul “Analisis

Pengaruh Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan Dividend

Payout Ratio terhadap Volatilitas Harga Saham Perusahaan yang

Terdaftar di LQ-45”.

Page 23: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio

berpengaruh terhadap volatilitas harga saham secara simultan.

2. Apakah volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio

berpengaruh terhadap volatilitas harga saham secara parsial.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga

saham.

2. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap volatilitas harga saham.

3. Menganalisis pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham.

4. Menganalisis pengaruh dividend payout ratio terhadap volatilitas harga

saham.

b. Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi

yang berguna untuk investor sebagai bahan pertimbangan dan referensi

dalam pengambilan keputusan investasi.

Page 24: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

7

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai volume perdagangan, inflasi, dividend yield,

dividend payout ratio dan volatilitas harga saham.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

referensi bagi penelitian berikutnya yang tertarik untuk melakukan kajian

di bidang yang sama.

4. Bagi umum

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya

manajemen konsentrasi keuangan dan bagi mahasiswa yang mempunyai

minat yang sama dengan penulis.

Page 25: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori yang Berkenaan dengan Variable yang Diambil

1. Pengertian Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2001:13) Pasar modal adalah pertemuan

antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas, jadi pasar

modal merupakan sarana untuk mengalokasikan secara efisien arus dana

dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan (investor) kepada

unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan (emiten). Sehingga pasar

modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang

membutuhkan dana jumlah besar dan akan terikat dalam jangka waktu

yang panjang.

Menurut Yuswandi (2012: 42) Pasar modal merupakan alternatif

penghimpunan dana selain melalui sistem perbankan, dimana berbagai

instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang dapat diperjual belikan, baik

dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang

diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta.

Patriawan (Khadijah, 2013) menjelaskan bahwasannya pasar

modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar

tradisional, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga ada tawar menawar

harga.

Page 26: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

9

Sedangkan di dalam undang-undang, pasar modal didefinisikan

sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Bab

1, pasal 1, angka 13, UURI No. 8, 1995 tentang pasar modal).

Menurut Samsul (2006:46) jenis pasar modal dapat dikategorikan

menjadi 4 pasar, yaitu sebagai berikut:

1. Pasar pertama (perdana)

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang

untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat

umum.

2. Pasar kedua (sekunder)

Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli antar

investor dan harga dibentuk oleh investor melalui prantara efek.

3. Pasar ketiga

Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market

maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.

4. Pasar keempat

Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual

dan investor beli tanpa melalui prantara efek.

Page 27: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

10

2. Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri dari 45 buah saham dengan likuiditas dan

kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ45 harus

memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:

a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12

bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.

d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan.

e. Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Bila ada satu saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut

akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham

yang memenuhi kriteria. Saham-saham yang masuk dalam kriteria ranking

1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan indeks. Sedangkan

saham yang masuk pada ranking 36-45 tidak perlu dimasukkan dalam

perhitungan indeks. Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEI

mempunyai sebuah komite penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang

pasar modal yaitu para praktisi, akademisi, profesional independen di

bidang pasar modal. Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG

dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi

analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal

Page 28: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

11

lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif

diperdagangkan (Buku Paduan Indeks 2010: 11).

3. Volatilitas Harga Saham (Stock Price Volatility)

Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama

periode tertentu (Firmansyah, 2006). Ukuran tersebut menunjukkan

penurunan dan peningkatan harga.

Volatilitas pasar terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam

pasar atau bursa. Akibatnya para pelaku pasar melakukan penilaian kembali

terhadap asset yang mereka perdagangkan. Pada pasar yang efisien, tingkat

harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang

terbentuk mencerminkan informasi baru tersebut (Anton, 2006).

Menurut Schwert dan Smith (Hugida, 2011) terdapat lima jenis

volatilitas dalam pasar keuangan, yaitu future volatility, historical volatility,

forecast volatility, implied volatility, dan seasonal volatility.

a. Future Volatility

Future volatility adalah apa yang hendak diketahui oleh para pemain

dalam pasar keuangan (trader). Volatilitas yang paling baik adalah yang

mampu menggambarkan penyebaran harga di masa yang akan datang

untuk suatu underlying contract. Secara teori angka tersebut merupakan

yang kita maksud ketika kita membicarakan input volatilitas ke dalam

model teori pricing. Trader jarang membicarakan future volatility karena

masa depan tidak mungkin diketahui.

Page 29: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

12

b. Historical Volatility

Untuk dapat mengetahui masa depan maka perlu mempelajari masa

lalu. Hal ini dilakukan dengan membuat suatu permodelan dengan teori

pricing berdasarkan data masa lalu untuk dapat meramalkan volatilitas

pada masa yang akan datang. Terdapat bermacam-macam pilihan dalam

menghitung historical volatility, namun sebagian besar metode

bergantung pada pemilihan dua paremeter, yaitu periode historis dimana

volatilitas akan dihitung, dan interval waktu antara perubahan harga.

Periode historis dapat berupa jadi empat belas hari, enam bulan, lima

tahun, atau lainnya. Interval waktu dapat berupa harian, mingguan,

bulanan, atau lainnya. Future volatility dan historical volatility terkadang

disebut sebagai realized volatility.

c. Forecast Volatility

Seperti halnya terdapat jasa yang berusaha meramalkan pergerakan

arah masa depan harga suatu kontrak demikian juga terdapat jasa yang

berusaha meramalkan volatilitas masa depan suatu kontrak. Peramalan

bisa jadi untuk suatu periode, tetapi biasanya mencakup periode yang

identik dengan sisa masa option dari underlying contract.

d. Implied Volatility

Umumnya future, historical, dan forecast volatility berhubungan

dengan underlying contract. Implied volatility merupakan volatilitas yang

harus kita masukkan ke dalam model teoritis pricing untuk menghasilkan

nilai teoritis yang identik dengan harga option di pasar.

Page 30: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

13

e. Seasonal Volatility

Komoditas pertanian tertentu seperti jagung, kacang, kedelai, dan

gandum sangat sensitif terhadap faktor-faktor volatilitas yang muncul

dari kondisi cuaca musim yang jelek. Oleh karena itu berdasarkan faktor-

faktor tersebut seseorang harus menetapkan volatilitas yang tinggi pada

masa-masa tersebut.

4. Volume Perdagangan (Trading Volume)

Kinerja suatu saham dapat diukur dengan volume perdagangannya.

Semakin sering saham tersebut diperdagangkan mengindikasikan bahwa

saham tersebut aktif dan diminati oleh para investor. Volume perdagangan

saham adalah banyaknya lembaran saham suatu emiten yang

diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang

disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham. Volume perdagangan ini

seringkali dijadikan tolok ukur (benchmark) untuk mempelajari informasi

dan dampak dari berbagai kejadian.

Aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat penilaian

suatu informasi oleh investor individual dalam arti informasi tersebut

membuat suatu keputusan perdagangan atau tidak. Hal ini berkaitan

dengan salah satu motivasi investor dalam melakukan transaksi jual beli

saham yaitu penghasilan yang berkaitan dengan capital gain. Volume

perdagangan yang kecil menunjukkan investor yang sedikit atau kurang

tertarik dalam melakukan investasi di pasar sekunder, sedangkan volume

Page 31: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

14

yang besar menunjukkan banyaknya investor dan banyaknya minat untuk

melakukan transaksi jual dan beli saham.

5. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga umum untuk naik secara

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas dan mengakibatkan kenaikan

sebagian besar dari harga barang-barang lainnya (Boediono, 1999: 155).

Secara luas inflasi dapat dikatakan sebagai kenaikan harga yang terus

menerus sehingga mengakibatkan daya beli dari masyarakat pun menjadi

menurun, hal ini disebabkan karena jumlah uang yang ada di tangan

masyarakat tidak sebanding dengan tingkat kenaikan harga yang terjadi.

Dari pengertian tersebut jelas terungkap bahwa dengan kenaikan

harga-harga (inflasi) dapat mengakibatkan nilai uang yang ada menjadi

turun (devaluasi), sehingga berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat.

Selain itu, Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku

dalam suatu perekonomi. Selain itu, Inflasi dalam buku makroekonomi di

terangkan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga (Sukirno, 2002;15).

Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak

disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan

kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 2000).

Tingkat inflasi (prosentase pertambahan kenaikan harga) berbeda dari

suatu periode satu ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke

Page 32: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

15

negara lainnya (Sukirno, 2003:15). Kenaikan harga ini dapat diukur

dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering

digunakan untuk mengukur inflasi antara lain: indeks biaya hidup atau

Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index), indeks harga

perdagangan besar (Wholesale Price Index), GNP deflator.

Sedangkan dalam buku Case dan Fair (2007:212) menjelaskan

inflasi sebagai suatu variabel ekonomi makro yang dapat sekaligus

menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan, namun pada dasarnya

inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan

meningkatkan biaya produksi.

Pengertian-pengertian tersebut sangatlah sejalan dengan pengertian

inflasi yang disebutkan pula oleh Bank Indonesia, BI mendefinisikan

inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum

dan terus menerus.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat kesamaan

persepsi mengenai Inflasi, bahwa yang disebut dengan inflasi adalah suatu

kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum, artinya terjadi pada

semua jenis barang dan juga terjadi secara meluas, yang berarti bahwa

kenaikan harga-harga tersebut tidak hanya terjadi di suatu daerah saja,

tetapi berdampak pada seluruh daerah yang ada di wilayah negara.

Page 33: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

16

1. Jenis-Jenis Inflasi.

a. Ditinjau Dari Parah Tidaknya suatu Inflasi.

Apabila dilihat dari skala parah atau tidaknya Inflasi tersebut,

maka dapat dilihat sebagai berikut :

1. Inflasi ringan dengan skala Inflasi sebesar < 10 persen / tahun.

2. Inflasi sedang dengan skala Inflasi sebesar 10 – 30 persen / tahun.

3. Inflasi berat dengan skala Inflasi sebesar 30 – 100 persen / tahun.

4. Hiperinflasi dengan skala Inflasi sebesar > 100 persen / tahun.

b. Ditinjau dari Asal Inflasi.

Dilihat dari asal inflasi maka dapat diketahui bahwa inflasi

tersebut berasal dari dalam negeri dan juga berasal dari luar negeri

atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imported Inflation. Inflasi

yang berasal dari dalam negeri atau disebut Domestic Inflation

adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan harga akibat adanya

kondisi shock dari dalam negeri baik karena perilaku masyarakat

maupun pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga.

Sedangkan, untuk Inflasi yang berasal dari luar negeri atau yang

disebut dengan Imported Inflation merupakan suatu kenaikan harga

yang diakibatkan karena kenaikan harga-harga dari barang-barang

yang diimpor, sehingga akan mengakibatkan tekanan terhadap harga

dalam negeri.

Page 34: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

17

Sedangkan berdasarkan Bank Indonesia dalam kerangka kebijakan

moneter yang baru disebutkan bahwa inflasi terjadi dikarenakan adanya

tekanan dari sisi supply (cost push Inflation), dari sisi demand (demand

pull Inflation), dan juga dari ekspektasi inflasi. (Bank Indonesia dalam

Inflation Targeting Framework).

Cost push Inflation atau inflasi yang berasal dari sisi penawaran

dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri

terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi

yang diatur pemerintah (administered prices), dan terjadi negative supply

shocks akibat bencana alam dan terganggunya jalur distribusi.

Untuk inflasi yang terjadi dari sisi penawaran ini, biasanya tidak bisa

langsung tersentuh oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. Hal ini

disebabkan karena sisi penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang

tidak bisa dikendalikan oleh Bank Indonesia.

Demand pull Inflation atau inflasi yang berasal dari sisi permintaan

adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap

ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan

oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total

(agregat demand) lebih besar daripada kapasitas perekonomian.

Inflasi yang berasal dari sisi permintaan ini bisa dikendalikan oleh

kebijakan Bank Indonesia, dengan cara mengendalikan tingkat permintaan

atas suatu barang dengan menggunakan instrumen kebijakan moneter, dan

diantaranya adalah dengan jalur suku bunga atau BI Rate. Yang terakhir

Page 35: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

18

faktor penyebab inflasi menurut Bank indonesia adalah karena adanya

ekspektasi Inflasi, Ekspektasi inflasi adalah inflasi yang timbul karena

perilaku masyarakat dan perilaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat

adaptif atau forward looking.

Ekspektasi inflasi ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di

tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari

besar keagamaan (lebaran, natal dan tahun baru) dan penentuan Upah

Minimum Regional (UMR).

6. Dividen

Dividen menurut Weston dan Copeland (Rodoni) adalah keuntungan

perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para

pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat

pemegang saham yang dinyatakan dalam suatu jumlah persentase (%)

tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.

Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam

keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan perusahaan membagikan

dividen kepada para investor adalah kebijakan yang sangat penting.

Kebijakan pembagian dividen (dividend policy) tidak saja membagikan

keuntungan yang diperoleh perusahaan kepada para investor tetapi harus

selalu diikuti dengan pertimbangan adanya kesempatan investasi kembali

(reinvesment). Apabila dividen dibayarkan secara tunai makin meningkat,

maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi. Hal ini

Page 36: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

19

menyebabkan tingkat pertumbuhan dimasa mendatang menjadi rendah,

sehingga akan menekan harga saham.

Ada dua asumsi yang mendasari kebijakan dividen (Bodie,et.al

2008) antara lain:

a. Kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (a low

invesment rate plan). Pada perusahaan-perusahaan yang termasuk

kategori ini mampu membayarkan dividen lebih tinggi pada awal

periode, tetapi pertumbuhan dividen pada tahun-tahun berikutnya lebih

rendah.

b. Kebijakan dividen pada perusahaan yang sedang tumbuh (a high

reinvesment rate plan). Perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh

akan memberikan dividen relatif rendah pada awalnya. Hal ini

dikarenakan adanya rencana reinvestasi dari sebagian laba yang

diperoleh untuk membiayai aktivitas ekspansi (reinvesment). Tetapi

perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang

sedang tumbuh akan mampu menghasilkan tingkat pertumbuhan

dividen yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Walaupun

sebagian besar perusahaan kelompok ini mempertahankan rasio

pembayaran dividen (dividend payout ratio) yang tetap. Namun

pertumbuhan laba yang lebih besar akhirnya memberikan dividen lebih

besar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan dividen

pada perusahaan, Weston dan Brigham (Rodoni):

Page 37: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

20

1. Peraturan hukum,

2. Posisi likuiditas,

3. Perlunya membayar kembali pinjaman,

4. Keterbatasan karena kontrak hutang,

5. Tingkat perluasan perusahaan,

6. Tingkat keuntungan(tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang

diharapkan),

7. Stabilitas perusahaan,

8. Kemampuan memasuki pasar modal,

9. Kontrol,

10. Kedudukan pajak para pemegang saham,

11. Pajak atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar,

12. Tingkat inflasi.

Kebijakan dividen penting karena ada dua alasan yaitu pertama,

pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian

akan berpengaruh juga dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan

yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan

modal sendiri (equity capital) yang terbesar dan terpenting untuk

pertumbuhan perusahaan (Fajrihan,2010).

Menurut Brigham dan Gapenski (Rodoni) tiap perubahan dalam

kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang

berlawanan yaitu apabila akan dibayarkan semua, maka keputusan

Page 38: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

21

cadangan terabaikan dan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua

kepentingan pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga

kedua kepentingan tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan

yang optimal. Kebijakan dividen optimal merupakan kebijakan yang

menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan

dimasa yang akan datang, sehingga dapat memaksimumkan laba dan

mempengaruhi nilai perusahaan.

Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan

berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu

memaksimalkan nilai ( harga ) saham umum perusahaan.

9. Dividend Yield

Jones (Fajrihan,2010) Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan

dibagi dengan harga sekarang. Deviden Yield dinyatakan dalam bentuk

persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return.

Apabila perusahaan dapat memperoleh laba yang besar, maka secara

teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar.

Dengan meningkatnya kemampuan perusahaaan menghasilkan laba yang

juga diiringi dengan semakin besarnya dividen yang dibagikan hal ini akan

menyebabkan harga saham akan meningkat. Hal ini dikarenakan banyak

investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba, sehingga demand akan

saham tersebut meningkat.

Page 39: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

22

Jika investor bermaksud menyimpan saham selamanya, ia

mengharapkan dividen saham. Jika investor bermaksud untuk menjual

saham dikemudian hari, ia mengharapkan dividen saham dan keuntungan

akibat kenaikan harga saham. Ini berarti apabila dividend yield dari

perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan

saham itu dinilai tunggi. Hal ini akan membuat investor mau menanamkan

dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan akan saham tersebut

naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik juga. Dividend

Yield (DY) dihitung dengan formula sebagai berikut:

DY= Dividen yang Dibayarkan Harga Saham Sekarang

10. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividend

per share dan earning per share. Dividend Payout Ratio ( DPR ) digunakan

untuk mengukur berapa rupiah yang akan diberikan kepada pemegang

saham dari keuntungan yang yang diperoleh perusahaan setelah dikurang

pajak. Jadi, Dividend Payout Ratio (DPR) adalah sebuah parameter untuk

mengukur besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham.

Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) menentukan

jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber

pendanaan. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) adalah

persentase deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia

untuk pemegang saham (Jogiyanto,2000:252).

Page 40: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

23

DPR memberikan gambaran tingkat pembagian terhadap Net Income

yang diperoleh perusahaan. Semakin mapan suatu perusahaan pada

umumnya memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi.

Rumus:

DPR = Total Dividen Net Income

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan saya rangkum secara singkat karena

mengingat penelitian ini sendiri mengacu kepada beberapa penelitian

terdahulu. Meskipun ruang lingkup dari beberapa penelitian yang akan

dirangkum ini hampir sama, namun semuanya memiliki objek dan waktu yang

berbeda. Diharapkan dengan adanya perbedaan yang terdapat pada penelitian-

penelitian sebelumnya dapat dijadikan acuan penelitian ini dan dapat

menambah referensi daripada penelitian yang akan dilakukan ini.

Berikut ini adalah beberapa rangkuman penelitian sebelumnya :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Dependen

Variabel Indpenden Hasil

1

Lydianita Hugida (2011)

Analisi Faktor –faktor yang

Mempengaruhi Volatilitas Harga

Saham (Studi pada Perusahaan

Volatilitas Harga Saham

Volume Perdagangan, Inflasi, Nilai

Tukar dan Tingkat Suku Bunga.

faktor-faktor yang

mempengaruhi

volatilitas harga

saham yang

berpengaruh secara

Page 41: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

24

yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 Periode 2006 – 2009)

signifikan terhadap

volatilitas harga

saham adalah volume

perdagangan, inflasi

dan nilai tukar

sedangkan suku

bunga SBI tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

volatilitas harga

saham.

2 Julfi

fajrihan (2010)

Dampak Kebijakan Deviden Terhadap

Volatilitas Harga Saham

Perusahaan LQ45 di BEI

Volatilitas Harga Saham

Deviden Yield, Deviden Payout Ratio,Volatilitas

Earning, size, Hutang Jangka

Panjang dan Pertumbuhan

Aset.

variabel dalam dampak kebijakan

deviden yang berpengaruh

signifikan terhadap Volatilitas Harga

Saham adalah Deviden Yield dan

Deviden Payout Ratio sedangkan Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In

Asset tidak berpengaruh

signifikan terhadap Volatilitas Harga

Saham.

3

Achmad Ath

Thobarry (2009)

Analisis Pengaruh Nilai

Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan

Pertumbuhan GDP terhadap

indeks harga saham sektor

properti

nilai tukar, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP

nilai tukar dollar terhadap rupiah, suku

bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP

secara bersamasama berpengaruh

terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan

Page 42: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

25

Indeks Harga Saham Sektor

Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode

Pengamatan Tahun 2000-

2008)

secara parsial nilai tukar dollar terhadap rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap indeks

harga saham sektor properti sedangkan inflasi berpengaruh

negatif signifikan terhadap indeks saham

sektor properti.

4

Mamoon (2007)

Macro Economic

Uncertainty of 1990s and

Volatility at Karachi Stock

Exchange

Volatilitas harga saham

indeks harga perdagangan besar, indeks

produksi sector industry, dan jumlah uang

beredar, volume perdagangan

Semua variabel makroekonomi

mempunyai pengaruh positif yang signifkan

terhadap volatilitas harga saham, volume

perdagangan berpengaruh negatif.

5 Dritsaki (2003)

Microeconomic Determinants of

Stock Price Movement :An

Empirical Investigation of the Greek Stock

Market

Volatilitaas Harga Saham

Inflasi, tingkat suku bunga dan

produksi industri

Semua variabel independen

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap volatilitas harga saham.

6 Zan (2003)

The MacroeconomicDeterminants of

Stock Price Volatility:

Evidence From Taiwan, South

Korea, Singapore and

Hong Kong

Volatilitas Harga Saham

Inflasi, Harga Minyak, Nilai

Tukar dan Suplai Uang

Inflasi berpengaruh

negatif terhadap

volatilitas harga

saham, sedangkan

variabel independen

lainnya berpengaruh

positif.

Page 43: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

26

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas ada beberapa hal yang berbeda

dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Studi kasus dalam penelitian

Studi kasus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam

Indeks LQ45 pada tahun 2008 sampai dengan 2011 .

2. Variabel yang digunakan

Pada penelitian ini akan menggunakan variabel volume perdagangan,

inflasi, dividend yield dan dividend Payout Ratio dimana variabel-variabel

masih terjadi kontradiksi dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Tahun yang digunakan

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar dalam Indeks LQ45 pada tahun 2008 sampai dengan 2011.

C. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Volatilitas Harga Saham

Pada berbagai teori model hubungan antara volume dengan volatilitas

yaitu volume berpengaruh terhadap volatilitas karena volume

mencerminkan informasi yang diterima oleh pelaku pasar (Chan dan Fong,

2000).

Hugida (2011) Volume perdagangan mempunyai hubungan positif

dengan volatilitas harga saham. Hal ini disebabkan karena apabila tidak ada

informasi mengenai saham, maka investor lebih cenderung untuk tetap

Page 44: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

27

memegang saham mereka, sehingga volume perdagangan menurun karena

tidak banyak saham yang dijual, maka hal tersebut akan mengakibatkan

volatilitasnya rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila investor menerima

informasi yang banyak mengenai suatu saham, maka investor akan banyak

menjual saham mereka, hal ini akan berakibat meningkatnya volume

perdagangan. Akibat dari peningkatan volume perdagangan tersebut, maka

volatilitasnya juga akan naik.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Volatilitas Harga Saham

Fama (Dritsaki, 2003) Inflasi menunjukkan hubungan positif dengan

volatilitas harga saham. Hubungan positif antara inflasi dan volatilitas harga

saham tersebut disebabkan oleh adanya hubungan positif antara tingkat

inflasi dan tingkat pertumbuhan uang, dimana peningkatan supply uang

akan memungkinkan peningkatan discount rate dan membuat harga saham

menjadi lebih rendah. Peningkatan tingkat inflasi akan menyebabkan

kebijakan ekonomi yang lebih ketat dan akan membuat efek negatif

terhadap harga saham. Efek negatif yang diterima oleh harga saham ini

tentunya akan mendorong investor untuk menjual saham yang dimiliki,

sehingga akan berakibat meningkatnya volatilitas harga saham.

Page 45: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

28

3. Pengaruh Dividend Yield terhadap Volatilitas Harga Saham

Dividend Yield adalah rasio antara dividen per saham (dalam satu

tahun buku) dengan harga saham (dividen/harga saham), dinyatakan dalam

persentase.

Penelitian Fajrihan (2010) menunjukkan dividend yield mempunyai

hubungan positif dengan volatilitas harga saham. Apabila dividend

yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar

kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor mau

menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan akan

saham tersebut naik dan pada akhirnya menyebabkan harga saham akan

naik juga.

4. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Volatilitas Harga Saham

Dividend Payout Ratio adalah rasio antara dividen yang dibayarkan

sebuah perusahaan (dalam satu tahun buku) dibagi dengan keuntungan bersih

perusahaan (net income), pada tahun buku tersebut.

Fajrihan (2010) menunjukkan dividend payout ratio mempunyai

hubungan positif dengan volatilitas harga saham. Dividend payout ratio

digunakan dalam menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam

perusahaan sebagai sumber pendanaan. jadi, semakin mapan perusahaan pada

umumnya memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi sehingga permintaan

akan saham tersebut meningkat dan menyebabkan harga saham perusahaan

tersebut akan naik juga.

Page 46: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

29

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah

diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel

independen adalah inflasi, volume perdagangan, dividend yield dan dividend

payout ratio. Sedangkan, variabel dependen adalah volatilitas harga saham.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 47: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

30

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BEI

Perusahaan LQ45

Variabel Depeden :

Volatilitas Harga Saham

Variabel Independen:

1. Volume Perdagangan 2. Inflasi 3. Dividend Yield 4. Dividend Payout Ratio

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Asumsi Klasik

Koefisien Determinasi Uji F Uji t

Interpretasi

Kesimpulan

Page 48: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

31

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai

apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah

taksiran atau refrensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang

dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang

diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

H0 : b1.....b4 = 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan

Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap Volatilitas Harga Saham secara simultan.

H1 : b1.....b4 ≠ 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan

Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap

Volatilitas Harga Saham secara simultan.

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

H0 : bi= 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan

Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

Volatilitas Harga Saham secara parsial.

Page 49: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

32

H1 : bi ≠ 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan

Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap

Volatilitas Harga Saham secara parsial.

Page 50: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend

payout ratio terhadap voaltilitas harga saham. Periode penelitian ini dimulai

dari bulan januari 2008 sampai bulan oktober 2011, periode ini dipilih karena

pada tahun 2008 terjadi krisis Global yang berpengaruh terhadap harga saham

di negara lain termasuk di Indonesia.

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Menurut Sudjana (1997) populasi adalah kesatuan persoalan secara

menyeluruh yang sudah ditentukan batas-batasnya secara jelas sebagian

keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dari tahun 2008-2011 di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Alasan pemilihan saham-saham yang termasuk dalam

LQ45 adalah saham-saham tersebut aktif diperdagangkan dan likuid.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1995).

Sampel penelitian ini mengambil perusahaan yang listed di dalam Indeks LQ45

BEI pada periode tahun 2008 – 2011. Tahun tersebut dipilih karena selama

periode tahun 2008 - 2011 indeks LQ45 mengalami gejolak harga yang sangat

Page 51: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

34

tinggi. Teknik pengambilan sampel dipilih secara purposive sampling yaitu

pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria atau pertimbangan yang

ditetapkan. Kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penetapan

sampel yaitu:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang sahamnya

masuk dalam Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2008 – 2011.

2. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan paling aktif yang

secara konsisten masuk sebagai anggota Indeks LQ45 periode 2008 –

2011. Dari populasi sebanyak 45 perusahaan, diperoleh sebanyak 17

perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tersebut.

Untuk lebih jelasnya nama-nama perusahaan yang menjadi sampel

penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Saham

1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI 2 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 3 PT Astra Internasional Tbk ASII 4 PT Bank Central Asia Tbk BBCA 5 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 6 PT Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 7 PT Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 8 PT Bank Mandiri Tbk BMRI 9 PT Bumi Resources Tbk BUMI 10 PT Gudang Garam Tbk GGRM 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 12 PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR 13 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 14 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS

Page 52: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

35

15 PT Telkomunikasi Indonesia Tbk TLKM 16 PT United Tractors Tbk UNTR 17 PT Unilever Indonesai Tbk UNVR

C. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari

berbagai macam sumber. Pengambilan data harga saham dilakukan di pojok

BEI, yahoo finance untuk data volume perdagangan, laporan keuangan

perusahaan untuk data dividend yield dan dividend payout ratio, serta situs

resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) untuk data inflasi. Selain itu

pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara mengambil dari

internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku pustaka yang

mendukung proses penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan satu variabel terikat (dependent) dengan satu atau lebih

variabel bebas (independent), dengan tujuan untuk mengestimasi dan

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat (dependent)

berdasarkan nilai variabel bebas (independent) yang diketahui. Pusat perhatian

adalah pada upaya menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu

variabel dengan satu atau lebih variabel independen (Gujarati,2006:35). Model

regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator).

Page 53: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

36

Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi

simultan (Uji F), koefisien determinasi, dan pengujian koefisien regresi parsial

(Uji t). Untuk semua pengujian dilakukan dengan bantuan perangkat lunak

SPSS 16. Penelitian ini harus memenuhi asumsi-asumsi dasar yaitu uji

normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah

suatu model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk

melakukan penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau

terhindar dari masalah-masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas,

autokorelasi maupun uji linearitas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

dilakukan uji terhadap asumsi klasik, apakah terjadi penyimpangan-

penyimpangan atau tidak, agar model penelitian ini layak untuk digunakan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk

mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variable

independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memnpunyai distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan kolmogorov-

smirnov Test, dengan membandingkan Asympotic Significance dengan

Page 54: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

37

α = 0,05. dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan

berdistribusi normal apabila nilai Asympotic Significance-nya > 0,05

(Singgih Santoso, 2010:210).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika variance

residual dari sebuah pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas yaitu dengan

melakukan uji glejser, jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas

menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini

terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.

Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas (Imam Ghozali,2006;125).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t

Page 55: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

38

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi

maka dikatakan ada autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan

dengan uji Durbin Watson, dimana kriteria pengujian menggunakan

Durbin Watson dengan angka antara -2<d<2 (Singgih

Santoso,2010:213), dengan rincian antara lain :

Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif.

Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

d. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolineritas terjadi jika terdapat korelasi antara variable

independen yang dilibatkan dalam model. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Jika variabel

bebasnya saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai

korelasi antara sesama variabel sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam

sebuah model regresi adalah sebagai berikut dapat dilakukan antara lain

dengan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor

(VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang

Page 56: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

39

nilai VIF nya berkisar antara angka 1 sampai 8 dan mempunyai angka

tolerance mendekati 1 (Singgih Santoso,2010 :203).

2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda

adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan,

dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran

asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat

diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah

sebagai berikut :

Y =a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = volatilitas harga saham

a = konstanta

b1….b4 = koefisien garis regresi

X1 = Volume perdagangan

X2 = Inflasi

X3 = Dividend Yield

X4 = Dividend Payout Ratio

e = komponen kesalahan random (random eror)

Page 57: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

40

Karena penelitian ini bersifat fundamental maka nilai koefisien regresi

sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien b akan bernilai positif (+)

jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan

variabel dependen, Artinya kenaikan variabel independen akan

mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika

variabel independent mengalami penurunan. Sedangkan nilai b akan negatif

jika menunjukkan hubungan yang berlawanan. Artinya kenaikan variabel

independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian

pula sebaliknya.

3. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan ( Uji F )

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

(Ghozali, 2011: 98). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah

semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

H0 : b1 = b2 = … = bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis

alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol,

atau:

Ha : b1 ≠ b2 ≠ … ≠ bk ≠ 0

Page 58: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

41

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji

hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan

sebagai berikut :

1) Quick Look: bila nilai F signifikansi F lebih kecil dari tingkat

signifikansi maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.

Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan

bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut

tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0

ditolak dan menerima Ha.

Dimana rumus unttuk menentukan F-hitung adalah sebagai berikut

(Suharyadi, 2009 :226) :

F = R2 (k-1) (1- R2) x (n-3)

4. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t )

Menurut Ghozali (2011: 98) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol

(H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan

nol, atau;

Page 59: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

42

H0 : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1) Quick Look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 96 dengan

derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat

ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 ( dalam nilai absolut). Dengan kata

lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen.

2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis hasil perhitungan

dengan nilai t menurut tabel. Bila nilai t hitung lebih besar daripada

nilai t tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.

Dimana rumus unttuk menentukan F-hitung adalah sebagai berikut

(Suharyadi, 2009 :229) :

t-hitung = b- B Sb

Page 60: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

43

5. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi model dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen, Dimana jika variabel bebas lebih dari satu maka

disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R² dikarenakan nilai R2

akan selalu meningkat jika variabel bertambah sedangkan nilai adjusted R²

dapat naik dan turun, sehingga lebih akurat dalam menjelaskan besarnya

pengaruh variabel bebas terhaap variabel terikat (Ghozali, 2011: 97).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono,2004).

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel

terikat (dependen variabel) atau variabel yang tergantung pada variabel

lainnya, serta variabel bebas (independen variabel) atau variabel yang tidak

tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Volatilitas Harga Saham atau Stock Price Volatility

Page 61: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

44

(PV) sebagai variabel terikat (variabel dependen) dan variabel bebas yaitu

volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio.

2. Definisi Operasional

a. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independen). Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah volatilitas harga saham, yaitu

ukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu (Firmansyah,

2006). Secara matematis, volatilitas harga untuk setiap saham ditunjukkan

dengan metode nilai ekstrim Parkinson ( Fajrihan,2010) :

푃푉 = 퐴푃(퐻푖푔ℎ)− 퐴푃(퐿표푤)

0,5 [퐴푃(퐻푖푔ℎ) + 퐴푃(퐿표푤)]

PV = Price Volatility

AP(High) = Harga Tertinggi

AP(Low) = Harga Terendah

b. Variabel Independen

Variabel bebas (independen) adalah tipe variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : volume perdagangan, inflasi,

dividend yield dan dividend payout ratio dijelaskan di bawah ini :

Page 62: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

45

1. Volume perdagangan

Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham

yang diperdagangkan secara harian. Adapun volume perdagangan

adalah jumlah lembar saham suatu perusahaan yang diperdagangkan

dalam waktu tertentu. Volume perdagangan saham adalah keseluruhan

nilai transaksi pembelian maupun penjualan saham oleh investor

dalam mata uang. Volume perdagangan ini seringkali dijadikan tolak

ukur (benchmark) untuk mempelajari informasi dan dampak dari

berbagai kejadian.

2. Inflasi

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang secara umum yang

terjadi terus menerus. Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat

inflasi yang diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK).

3. Dividend Yield

Dividend Yield adalah deviden yang dibayarkan dibagi dengan

harga saham( Jones,1999). Dividend Yield dinyatakan dalam bentuk

persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return.

Dividend Yield (DY) dihitung dengan formula sebagai berikut:

퐷푌 =Deviden yang dibayrkanHarga Saham Sekarang

Page 63: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

46

4. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara

deviden per share dan earning per share. Deviden Payout Ratio

(DPR) digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang akan diberikan

kepada pemegang saham dari keuntungan yang yang diperoleh

perusahaan setelah dikurang pajak.

DPR memberikan gambaran tingkat pembagian terhadap Net

Income yang diperoleh perusahaan. Semakin mapan suatu perusahaan

pada umumnya memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi.

퐷푃푅 =푇표푡푎푙 퐷푒푣푖푑푒푛푁푒푡 퐼푛푐표푚푒

Page 64: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial

Belanda. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu

Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan

di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912

dengan nama Vereneging Voor de Effectenhandel dengan tujuan untuk

menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-

orang Belanda di Indonesia. Pada tahun 1914-1918 bursa efek di Batavia

ditutup selama perang dunia I. Kemudian, perkembangan pasar modal di

Indonesia cukup menggembirakan sehingga pemerintah kolonial Belanda

terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada

tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.

Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang

mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan

Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena

Perang Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10

Mei 1940. Pada tahun 1952 bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan

Page 65: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

48

UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman

(Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro

Djojohadikusumo). Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka

kegiatan perdagangan efek di Indonesia terhenti dari tahun 1956-1977 dan

baru diresmikan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 oleh Presiden

Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan

Pelaksana Pasar Modal) . Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT

Pasar Modal.

Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977,

pemerintah melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang

mendorong perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di

Indonesia semakin pesat sejak diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes

'87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto '88), yang tercermin dengan

peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Secara umum isi

Pakdes '87 dan Pakto '88 adalah : 1) dikenakannya pajak sebesar 15% atas

bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk membeli saham-

sahammyang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 22 Mei 1995 sistem otomatis perdagangan di BEJ

dilaksanakan dengan sistem komputer JATS ( Jakarta Automated Trading

Systems). Kemudian, pada tanggal 10 November 1995 pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang NO.8 Tahun 1995 tentang pasar modal.

Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Beberapa

tahun kemudian tepatnya tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warakat

Page 66: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

49

(scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Sekitar

tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

Pada tanggal 1 Desember 2007 Bursa Efek Surabaya (BES)

digabungkan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa

Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). Bursa Efek Indonesia

memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income),

maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa

tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di

Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi.

2. Sejarah Objek Penelitian

a. Sejarah Singkat LQ 45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 buah saham dengan likuiditas dan

kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus

memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:

a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar

reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Ranking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir)

c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan

d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan.

e. Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Page 67: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

50

b. Gambaran Umum Perusahaan-Perusahaan yang Menjadi Objek

Penelitian

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) didirikan dengan nama PT

Suryaraya Cakrawala tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian

berubah menjadi PT Astra Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989.

Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Kantor

pusat AALI dan entitas anak (Grup) berlokasi di jalan pulo ayang

raya blok OR no. 1, kawasan industri pulogadung, Jakarta.

Perkebunan kelapa sawit AALI saat ini berlokasi di Kalimantan

Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara.

Perkebunan dan pabrik pengolahan entitas anak berlokasi di pulau

Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pada tanggal 30 Juni 1997, AALI melakukan penggabungan

usaha dengan PT Suryaraya Bahtera. Penggabungan usaha ini dicatat

dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah

penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra

Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp250 miliar

menjadi Rp2 triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai

nominal Rp500 (Rupiah penuh).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan AALI adalah perkebunan, perdagangan umum,

perindustrian, pengangkutan, konsultan dan jasa. Namun kegiatan

Page 68: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

51

utama Perusahaan bergerak dalam bidang usaha kelapa sawit. Pada

tanggal 9 Desember 1997, AALI melakukan penawaran umum

perdana saham AALI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

125.800.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran sebesar Rp1.550,- per saham.

2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang (Persero)Tbk (ANTM) didirikan dengan

nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang tanggal 05 Juli 1968

dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968.

Kantor pusat ANTM berlokasi di gedung aneka tambang, Jl. Letjen

T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta,

Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ANTM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis

bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri,

perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan

galian tersebut.

Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran

umum perdana saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak

430.769.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham. Saham-

Page 69: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

52

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 27 Nopember 1997.

3. PT Astra International Tbk (ASII)

PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20

Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated.

Kantor pusat ASII berdomosili di Jl. Gaya motor raya No. 8, sunter

II, Jakarta.

Pemegang saham terbesar ASII adalah Jardine Cycle & Carriage

Ltd, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle &

Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson

Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di

bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan,

pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang

lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan

penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan

dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait,

pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan

teknologi informasi.

Page 70: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

53

4. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) didirikan di Indonesia

tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama N.V. Perseroan Dagang Dan

Industri Semarang Knitting Factory dan mulai beroperasi di bidang

perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Saat ini BBCA memiliki

1 kantor pusat di Jakarta, 918 kantor cabang di seluruh Indonesia dan

2 kantor perwakilan luar negeri.

Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi sebagai

bank umum. BBCA bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan

lainnya. Pada tanggal 11 Mei 2000, BBCA memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum

saham perdana (IPO) BBCA sebanyak 662.400.000 saham dengan

jumlah nilai nominal Rp500,- dengan harga penawaran Rp1.400,-

per saham, yang merupakan 22% dari modal saham yang

ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan

saham Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN). Penawaran umum ini dicatatkan pada

Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei

2000.

5. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) didirikan 05

Juli 1946 di Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI

Page 71: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

54

ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 dan statusnya

menjadi Bank Umum Milik Negara. Kantor pusat BNI berlokasi di

Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta. Pada saat ini BNI memiliki 168

kantor cabang, 912 cabang pembantu domestik serta 429 outlet

lainnya. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 4 kantor cabang luar

negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo dan London serta 1

kantor perwakilan di New York.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BBNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan

(termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah).

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BBNI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum

perdana saham BBNI (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak

1.085.032.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25

November 1996.

6. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) didirikan 16

Desember 1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl.

Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Pada saat ini BBRI

memiliki 18 kantor wilayah, 16 kantor inspeksi, 442 kantor cabang

Page 72: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

55

domestik, 1 kantor cabang khusus, 3 kantor perwakilan di luar

negeri, 545 kantor cabang pembantu, 914 kantor kas, 5.000 BRI unit,

dan 1.778 teras.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan

dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di

bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai

dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum

perdana saham BBRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran Rp875,- per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan

lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih

sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga

Rp875,- setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing

pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO

BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih

dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik

Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10

November 2003.

Page 73: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

56

7. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) didirikan 16 Juli

1956. Kantor pusat BDMN berlokasi di gedung Menara Bank

Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No.6 Mega Kuningan,

Jakarta. Pada saat ini, BDMN memiliki 79 kantor cabang domestik,

1.562 kantor cabang pembantu domestik dan danamon simpan

pinjam, 160 kantor cabang dan kantor cabang pembantu syariah.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BDMN adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang

perbankan dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan

prinsip Syariah. BDMN mulai melakukan kegiatan berdasarkan

prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai

melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan

Pinjam.

Pada tanggal 24 Oktober 1989, BDMN memperoleh pernyataan

efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran umum

perdana saham (IPO) BDMN kepada masyarakat sebanyak

12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp12.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Desember 1989.

Page 74: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

57

8. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) didirikan 02 Oktober

1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor

pusat BMRI berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38

Jakarta Selatan. Saat ini BMRI mempunyai 12 kantor wilayah

domestik, 68 kantor area dan 949 kantor cabang pembantu, 502

kantor mandiri mitra usaha, 291 kantor kas dan 5 cabang luar negeri

yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Timor

Leste dan Shanghai (Republik Rakyat Cina).

BMRI didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi

Daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN),

PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT

Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BMRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Pada

tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 dengan

nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp675,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.

Page 75: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

58

9. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan 26 Juni 1973 dan

mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Kantor

pusat BUMI beralamat di Lantai 12, Gedung Bakrie Tower, Rasuna

Epicentrum, Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan 12940.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BUMI meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi

kandungan batubara (termasuk pertambangan dan penjualan

batubara) dan eksplorasi minyak.

Pada tanggal 18 Juli 1990, BUMI memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum

perdana saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak

10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp4.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1990.

10. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

PT Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap)

(GGRM) didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat GGRM beralamat di di

Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang

berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan

Sumenep. GGRM juga memiliki Kantor-kantor Perwakilan yaitu

Page 76: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

59

Kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan

Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya, Jawa

Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait

dengan industri rokok. Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM

memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran

umum perdana saham (IPO). Perusahaan kepada masyarakat

sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27

Agustus 1990.

11. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14

Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF

berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend.

Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan

INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan

Page 77: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

60

industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan,

kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil

pembuatan karung terigu.

Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) didirikan tanggal 01

Maret 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1978. Kantor pusat JSMR beralamat di Plaza Tol Taman Mini

Indonesia Indah, Jakarta 13550.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan

dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan

menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas. Saat ini, JSMR

mengoperasikan 16 ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 Kantor

Cabang.

Page 78: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

61

Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran

umum perdana saham (IPO) JSMR kepada masyarakat sebanyak

2.040.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan

harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12

Nopember 2007.

13. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September

1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.

Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend.

Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas

pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H.

Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak

dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan

farmasi termasuk obat dan produk konsumsi kesehatan.

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai

Page 79: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

62

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

14. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) didirikan

tahun 1859 dengan nama Firma L.J.N. Eindhoven & Co.

Gravenhage. Kemudian, pada tahun 1950, pada saat diambil alih

oleh pemerintah Belanda, PGAS diberi nama NV. Netherland

Indische Gaz Maatschapij (NV. NIGM). Pada tahun 1958, saat

diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia, nama PGAS

diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan

Listrik dan Gas (BP3LG) yang kemudian beralih status menjadi

BPU-PLN pada tahun 1961.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah,

PGAS ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal

sebagai Perusahaan Negara Gas (PN. Gas). Berdasarkan Peraturan

Pemerintah tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi perusahaan umum

(Perum) dengan nama Perusahaan Umum Gas Negara. Perubahan

terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah no.37 tahun 1994, PGAS

diubah dari Perum menjadi perusahaan perseroan terbatas yang

dimiliki oleh negara (Persero) dan namanya berubah menjadi PT

Page 80: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

63

Perusahaan Gas Negara (Persero). Kantor pusat PGAS berlokasi di

di Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan,

pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan

pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan,

pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan

distribusi gas buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat

ini, usaha utama PGAS adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke

pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Pada tanggal 05

Desember 2003, PGAS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham

PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan

nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003

15. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk atau TELKOM (TLKM) pada mulanya merupakan bagian dari

Post en Telegraafdienst, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun

1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status

Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara

Page 81: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

64

(Persero). Kantor pusat TLKM berlokasi di Jalan Japati No. 1,

Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TLKM adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa

telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya

perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM

menjalankan kegiatan yang meliputi:

a. Usaha Utama:

Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,

mengoperasikan, memasarkan atau menjual, menyewakan, dan

memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika

b. Usaha Penunjang:

1.Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang

melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.

2.Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi

sumber daya yang dimiliki perusahaan, antara lain meliputi

pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem

informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, dan fasilitas

pemeliharaan dan perbaikan.

Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum perdana

(Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang terdiri

dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna

Page 82: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

65

yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia

(Pemerintah). Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual

saham TLKM yang terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan

233.334.000 saham Seri B milik pemerintah kepada masyarakat

melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di

Bursa Efek New York (NYSE) dan Bursa Efek London (LSE) atas

700.000.000 saham Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American

Depositary Shares (ADS). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-

masing ADS mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.

16. PT United Tractors Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk (UNTR) didirikan di Indonesia pada

tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works

dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. UNTR

berkedudukan di Jakarta dan mempunyai 18 cabang, 17 kantor lokasi

dan 12 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor

pusat berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta.

Perusahaan melalui pemegang saham utama, PT Astra International

Tbk (Astra), adalah bagian dari Jardine Matheson Holdings Ltd.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

usaha UNTR dan entitas anak (bersama-sama disebut Grup) meliputi

penjualan dan penyewaan alat berat beserta pelayanan purna jual,

Page 83: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

66

pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam

kontraktor pertambangan adalah jasa kontraktor pertambangan

terpadu.

Pada tahun 1989, UNTR melalui penawaran umum perdana

saham menawarkan 2.700.000 lembar sahamnya kepada masyarakat

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran

sebesar Rp7.250,- per saham.

17. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5

Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai

beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perusahaan

berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Pabrik

Perusahaan berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka

Raya Blok O, Jalan Jababeka V Blok V No. 14-16, Kawasan Industri

Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri

IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan usaha perusahaan meliputi bidang produksi, pemasaran dan

distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen,

margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik,

minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.

Page 84: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

67

B. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Volatilitas Harga Saham

Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama

periode tertentu (Firmansyah, 2006).

Tabel 4.1 Volatilitas Harga Saham Perusahaan LQ 45 periode 2008-2011

Perusahaan 2008 2009 2010 2011 AALI 0,393 0,190 0,152 0,135

ANTM 0,338 0,238 0,164 0,141 ASII 0,326 0,218 0,151 0,146

BBCA 0,236 0,185 0,131 0,135 BBRI 0,309 0,197 0,149 0,158 BBNI 0,307 0,200 0,176 0,166

BDMN 0,315 0,225 0,168 0,151 BMRI 0,297 0,212 0,152 0,174 BUMI 0,429 0,416 0,246 0,204 GGRM 0,225 0,306 0,178 0,157 INDF 0,285 0,237 0,155 0,151 JSMR 0,244 0,145 0,151 0,119 KLBF 0,207 0,212 0,200 0,157 PGAS 0,307 0,157 0,120 0,155 TLKM 0,210 0,146 0,108 0,100 UNTR 0,377 0,221 0,153 0,182 UNVR 0,133 0,133 0,154 0,116

Sumber : Data diolah

Dengan melihat table 4.1 diatas, maka dapat disimpulkan

perusahaan yang mempunyai tingkat harga saham yang stabil selama

empat tahun adalah PT Kalbe Farma Tbk. Ini menandakan saham KLBF

bagus karena harga saham tidak berfluktuatif.

Page 85: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

68

b. Volume Perdagangan

Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham

suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan

tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham.

Volume perdagangan ini seringkali dijadikan tolak ukur (benchmark)

untuk mempelajari informasi dan dampak dari berbagai kejadian.

Tabel 4.2 Volume Perdagangan Perusahaan LQ 45 periode 2008-2011

Perusahaan 2008 2009 2010 2011 AALI 2.864.583 1.618.300 1.534.450 1.083.492

ANTM 71.299.233 60.647.575 31.718.808 15.430.092 ASII 63.806.642 46.729.408 39.881.083 44.655.308

BBCA 23.196.300 15.678.700 12.202.700 13.727.717 BBRI 37.293.775 34.620.533 31.339.300 40.259.450 BBNI 36.882.108 35.108.950 25.486.192 28.152.308

BDMN 4.904.033 13.437.342 6.686.750 7.917.175 BMRI 37.247.558 32.216.492 23.593.817 42.033.000 BUMI 159.706.692 401.031.108 174.223.558 104.744.658 GGRM 558.733,3 862.891,7 1.067.042 1.163.867 INDF 22.607.175 39.641.992 21.985.108 14.489.675 JSMR 9.769.958 13.125.225 10.851.475 8.271.333 KLBF 65.380.875 86.890.892 190.426.708,3 61.663.133,33 PGAS 54.776.175 39.132.383 35.424.000 40.789.617 TLKM 26.856.400 18.259.533 24.455.408 18.755.275 UNTR 8.497.125 5.691.417 4.335.300 5.169.042 UNVR 1.638.025 1.857.083 1.883.950 2.082.108

Sumber : Data diolah

Dengan melihat table 4.2 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

volume perdagangan setiap perusahaan pada LQ45 dari tahun 2008

sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 jumlah

lembar saham yang diperdagangan tertinggi di peroleh PT Bumi

Page 86: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

69

Resources Tbk sebesar 159.706.692. Pada tahun 2009 jumlah lembar

saham yang diperdagangan tertinggi di peroleh PT Bumi Resources Tbk

sebesar 401.031.108. Kemudian, pada tahun 2010 jumlah lembar saham

yang diperdagangan tertinggi di peroleh PT Kalbe Farma Tbk sebesar

190.426.708,3 dan pada tahun 2011 jumlah lembar saham yang

diperdagangan tertinggi di peroleh PT Bumi Resources Tbk sebesar

104.744.658.

Jadi, selama empat tahun berturut saham-saham tersebutlah yang

banyak melakukan transaksi jual-beli saham dibandingkan dengan saham

lainnya. Ini menunjukkan banyak investor yang tertarik pada saham-

saham tersebut.

c. Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan peristiwa moneter yang menunjukan

kecenderungan akan naiknya harga-harga barang secara umum dan

terjadi secara terus menerus.

Kenaikan harga ini dapat diukur dengan menggunakan indeks

harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur

inflasi antara lain: indeks biaya hidup/Indeks Harga Konsumen

(Consumer Price Index), indeks harga perdagangan besar (Wholesale

Price Index), GNP deflator.

Page 87: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

70

Tabel 4.3 Rata-rata Inflasi

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan inflasi tertinggi terjadi

pada tahun 2008 yaitu mencapai 0,103. Sedangkan, Inflasi pada tahun

2010 mencapai 0,051 atau mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya (2009) yang sebesar 0.048. Pada tahun 2011, tingkat inflasi

mengalami kenaikan yaitu berada pada posisi 0,054 dibandingkan tahun

sebelumnya (2010) yang sebesar 0,051.

Jadi, pada saat inflasi tertinggi terjadi yaitu pada tahun 2008

investor lebih memilih menginvestasikan dananya ke Bank karena lebih

aman dibandingkan dengan menginvestasikan dananya di pasar modal.

d. Dividend Yield

Dividend Yeild adalah rasio antara deviden per saham (dalam satu

tahun buku) dengan harga saham (dividen/harga saham), dinyatakan dalam

persentase.

Tahun Inflasi 2008 0,103 2009 0,048 2010 0,051 2011 0,054

Page 88: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

71

Tabel 4.4 Dividend Yield Perusahaan LQ 45 periode 2008-2011

Perusahaan 2008 2009 2010 2011

AALI 0,0515 0,0398 0,0371 0,0459 ANTM 0,0527 0,0115 0,0289 0,0526

ASII 0,0825 0,0239 0,0086 0,0268 BBCA 0,0308 0,0227 0,0176 0,0196 BBRI 0,0369 0,0173 0,011 0,0181 BBNI 0,0118 0,0287 0,017 0,0164

BDMN 0,0293 0,02 0,021 0,0255 BMRI 0,0437 0,0041 0,0261 0,0156 BUMI 0,0556 0,0114 0,0138 0,0066 GGRM 0,0824 0,0302 0,022 0,0616 INDF 0,0505 0,0262 0,0273 0,038 JSMR 0,0571 0,0486 0,0309 0,0188 KLBF 0,0313 0,0192 0,0215 0,0279 PGAS 0,0224 0,0395 0,0349 0,0424 TLKM 0,043 0,0305 0,0406 0,0526 UNTR 0,0727 0,0213 0,0248 0,0311 UNVR 0,0404 0,0361 0,0269 0,029

Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan Dividend Yield masing-masing

perusahaan pada tabel 4.4 pada tahun 2008 Dividend Yield tertinggi dimiliki

oleh PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 0,0825 dan terendah

dipegang oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar

0,0118. Pada tahun 2009 Dividend Yield tertinggi dimiliki oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk (JSMR) sebesar 0,0486 dan terendah dipegang oleh PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 0,0041. Pada tahun 2010

Dividend Yield tertinggi dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

(TLKM) sebesar 0,0406 dan terendah dipegang oleh PT Astra International

Tbk (ASII) sebesar 0,0086. pada tahun 2011 Dividend Yield tertinggi

Page 89: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

72

dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM)sebesar 0,0616 dan terendah

dipegang oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebesar 0,0066.

Jadi, bagi perusahaan yang membagikan dividend yield nya tinggi itu

berarti laba yang dihasilkan perusahaan lebih banyak digunakan untuk

pembagian dividennya. Sedangkan, perusahaan yang membagikan dividend

yield nya rendah itu berarti perusahaan lebih banyak menggunakan laba

yang dihasilkan untuk ekspansi perusahaan.

e. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio adalah rasio antara deviden yang dibayarkan

sebuah perusahaan (dalam satu tahun buku) dibagi dengan keuntungan

bersih perusahaan (net income), pada tahun buku tersebut.

Tabel 4.5 Dividend Payout Ratio Perusahaan LQ 45 periode 2008-2011

Sumber : Data diolah

Perusahaan 2008 2009 2010 2011 AALI 0,3032 0,8582 0,6481 0,6271

ANTM 0,4007 0,4006 0,4007 0,4509 ASII 0,3832 0,3347 0,1324 0,3775

BBCA 0,4268 0,3984 0,3271 0,3594 BBRI 0,3492 0,2228 0,1247 0,1927 BBNI 0,1 0,35 0,3 0,1945

BDMN 0,2995 0,498 0,3499 0,2902 BMRI 0.3483 0,0565 0,3194 0,1963 BUMI 0,1389 0,299 0,3107 0,1524 GGRM 0,3581 0,3619 0,4084 0,3881 INDF 0,399 0,3934 0,3955 0,3062 JSMR 0,4996 0,6022 0,6022 0,4059 KLBF 0,1796 0,2733 0,5527 0,6266 PGAS 0,15124 0,6001 0,6 0,5295 TLKM 0,5637 0,5125 0,5637 0,4832 UNTR 0,4001 0,2876 0,5968 0,5217 UNVR 0,9984 0,10001 0,10002 0,10004

Page 90: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

73

Berdasarkan hasil perhitungan Dividend Payout Ratio masing-

masing perusahaan pada tabel 4.5 pada tahun 2008 Dividen Payout Ratio

tertinggi dimiliki oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebesar 0,15124

dan terendah dipegang oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(BBNI) sebesar 0,1. Pada tahun 2009 Dividend Payout Ratio tertinggi

dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,10001 dan

terendah dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar

0,2228. Pada tahun 2010 Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,10002 dan terendah dipegang

oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 0,1247. pada tahun

2011 Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Unilever Indonesia

Tbk (UNVR) sebesar 0,10004 dan terendah dipegang oleh PT Bumi

Resources Tbk (BUMI) sebesar 0,1524.

Jadi, bagi perusahaan yang membagikan dividend payout ratio nya

tinggi itu berarti laba yang dihasilkan perusahaan lebih banyak digunakan

untuk pembagian dividennya. Sedangkan, perusahaan yang membagikan

dividend payout ratio nya rendah itu berarti perusahaan lebih banyak

menggunakan laba yang dihasilkan untuk ekspansi perusahaan.

Page 91: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

74

C. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi baik variabel dependen, variabel independen atau keduanya

memiliki distribusi normal atau tidak.

Pedoman Suatu regresi berdistribusi normal atau tidak,

menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = Data berdistribusi normal

Ha = Data berdistribusi tidak normal

H0 diterima apabila nilai sig lebih besar daripada 0,05 dan H0 ditolak (Ha

diterima) apabila nilai sig lebih kecil daripada 0,05. Berikut ini adalah uji

normalitas menggunakan uji klomorgov-Smirnov.

Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 68

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04673861

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .090

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .743

Asymp. Sig. (2-tailed) .640

Sumber : data diolah

Page 92: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

75

Dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa nilai sig adalah 0,640 yang berarti

nilai sig > 0,05 yang artinya seluruh data pada model persamaan regresi

dengan variabel dependen volatilitas harga saham berdistribusi secara

normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat terjadi jika terdapat nilai varians residual

yang sama untuk semua pengaturan, atau terdapat pengaruh perubahan

variabel bebas (X) dengan nilai mutlak residual, sehinga penaksiran

koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil penafsiran akan menjadi

kurang akurat.

Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan uji glejser dan dapat dilihat olahan data sebagai berikut

Tabel 4.7

Uji Glejser Data Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .023 .014 1.626 .109

Volume -3.802E-11 .000 -.075 -.590 .558

Inflasi .161 .197 .124 .816 .417

DY .101 .289 .057 .349 .729

DPR .002 .022 .014 .102 .919

a. Dependent Variable: RES2 Sumber : data diolah

Page 93: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

76

Dapat dilihat di tabel 4.7 dapat dilihat dari probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Oleh karena itu, dapat

dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas pada data dengan variabel

dependen volatilitas harga saham.

c. Uji Multikolinieritas

Tujuan menguji multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

independen. Jika tedapat korelasi, maka dapat dikatakan terjdi masalah

miltikolineritas.

Pedoman bahwa suatu persamaan regresi tidak terjadi masalah

multikolinieritas adalah sebagai berikut:

• Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10

• Mempunyai nilai TOLERANCE > 0,1

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas Data Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Volume .937 1.068

Inflasi .667 1.500

DY .568 1.760

DPR .810 1.234

Sumber : data diolah

Page 94: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

77

Dapat dilihat pada tabel 4.8 bahwa nilai VIF semuanya kurang dari

10, dan nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 hal ini menandakan bahwa

pada persamaan regresi liner berganda dengan variabel dependen

volatilitas harga saham tidak terdapat masalah multikolinieritas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Kriteria pengujian menggunakan Durbin Watson dengan angka

antara -2<d<2, dengan rincian antara lain :

• Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif

• Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

• Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Data Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .796a .634 .611 .048200 1.503

Sumber : data diolah

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai uji Durbin Watson pada

penelitian ini berkisar antara –2 sampai dengan +2 yaitu berada pada nilai

Page 95: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

78

1,503. Jadi dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi bebas dari

gangguan autokorelasi

2. Hasil dan Pembahasan

a. Uji F

Uji statistik F bertujuan mengetahui apakah variabel bebas yang

digunakan dalam persamaan regresi yaitu volume perdagangan, inflasi,

dividend yield dan dividend payout ratio secara bersama-sama mampu

menjelaskan variabel terikatnya yaitu volatilitas harga saham. Berikut

hasil Uji F yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam Tabel

4.10

Tabel 4.10 Uji F Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .253 4 .063 27.261 .000a

Residual .146 63 .002

Total .400 67 Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

adalah sebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar 27,261. Dasar

pengambilan keputusan adalah tingkat signifikansinya sebesar 5% atau

0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menunjukkan

adanya pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan

dividend payout ratio tehadap volatilitas harga saham.

Page 96: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

79

b. Uji t

Uji statistik t bertujuan mengetahui apakah variabel bebas yang

digunakan dalam persamaan regresi yaitu volume perdagangan, inflasi,

dividend yield dan dividend payout ratio secara individual (parsial)

mampu menjelaskan variabel terikatnya yaitu volatilitas harga saham.

Tabel 4.11 Uji t Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .072 .023 3.187 .002

Volume 5.940E-10 .000 .452 5.735 .000

Inflasi 1.956 .317 .577 6.179 .000

DY .451 .464 .098 .973 .335

DPR -.081 .036 -.191 -2.254 .028

a. Dependent Variable: volatilitas Sumber : data diolah

1. Volume perdagangan mempunyai nilai level signifikansi sebesar

0,000 dengan tingkat signifikansi yang dipersyaratkan < 0,05. Nilai

tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,

dengan demikian volume perdagangan berpengaruh signifikan

terhadap volatilitas harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Hugida (2011) yang

menemukan adanya pengaruh signifikan variabel volume

perdagangan terhadap volatilitas harga saham.

Page 97: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

80

2. Inflasi mempunyai nilai level signifikansi sebesar 0,000 dengan

tingkat signifikansi yang dipersyaratkan < 0,05. Nilai tersebut lebih

kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, dengan

demikian inflasi berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga

saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hugida (2011) yang menemukan adanya pengaruh

signifikan variabel inflasi terhadap volatilitas harga saham.

Peningkatan tingkat inflasi akan menyebabkan kebijakan ekonomi

yang lebih ketat dan akan membuat efek negatif terhadap harga

saham. Efek negatif yang diterima oleh harga saham ini tentunya

akan mendorong investor untuk menjual saham yang dimiliki,

sehingga akan berakibat meningkatnya volatilitas harga saham.

3. Dividend Yield mempunyai nilai level signifikansi sebesar 0,335

dengan tingkat signifikansi yang dipersyaratkan < 0,05. Nilai

tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak,

dengan demikian dividend yield tidak berpengaruh signifikan

terhadap volatilitas harga. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Wagiri(2013) yang menyatakan bahwasannya investor

lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dibanding yang

tinggi. Hal ini didasari pajak capital gain yang lebih rendah

dibanding dividen sehingga investor lebih menyukai perusahaan

untuk menahan laba untuk mengembangkan perusahaan.

Page 98: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

81

4. Dividend Payout Ratio mempunyai nilai level signifikansi sebesar

0,028 dengan tingkat signifikansi yang dipersyaratkan < 0,05. Nilai

tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,

dengan demikian dividend payout ratio berpengaruh signifikan

terhadap volatilitas harga. dengan dengan tingkat signifikansi < 0,05

maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajrihan(2010) yang

menemukan adanya pengaruh signifikan negatif variabel dividend

payout ratio terhadap volatilitas harga saham. Ini berarti jika

dividend payout ratio nya rendah maka volatilitas akan naik atau

sebaliknya. Ini terjadi karena investor lebih memilih pembagian

dividend payout ratio yang rendah karena mereka beranggapan lebih

baik laba yang dihasilkan perusahaan digunakan untuk ekspansi

perusahaan.

Dari tabel 4.11 dapat diketahui koefisien dari masing-masing variabel,

sehingga dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :

Dari persamaan regresi diatas dapa diketahui :

1. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar 0,072 menyatakan bahwa

jika nilai volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend

payout ratio adalah konstan atau sama dengan nol, maka dapat dikatakan

Y = 0,072 + 5,940 E-10Volume + 1,956 Inflasi + 0,451DY – 0,081DPR + e

Page 99: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

82

bahwa dalam periode 2008-2011 jumlah volatilitas harga saham adalah

sebesar 0,072 %.

2. Volume perdagangan (X1) menunjukan nilai sebesar 5,940E-10

menyatakan bahwa jika volume perdagangan naik 1 lembar saham maka

volatilitas harga saham akan naik sebesar 5,940E-10 %.

3. Inflasi (X2) menunjukan nilai sebesar 1,956 menyatakan bahwa jika

inflasi naik 1% maka volatilitas harga saham akan naik sebesar 1,956%.

4. Dividend Yield (X3) nilai sebesar 0,451 menyatakan bahwa jika Dividend

Yield naik 1% maka volatilitas harga saham akan naik sebesar 0,451%.

5. Dividend Payout Ratio (X3) nilai sebesar -0,081 menyatakan bahwa jika

Dividend Payout Ratio naik 1% maka volatilitas harga saham akan turun

sebesar 0,081%.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Dalam perhitungan statistik ini nilai R2 yang digunakan adalah

adjusted R square. Adjusted R square adalah suatu indikator yang

Page 100: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

83

digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel

independen ke dalam suatu persamaan regresi. Berikut adalah koefisien

determinasi dari penelitian ini yang disajikan dalam tabel 4.12

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Persamaan Regresi Volatilitas Harga Saham

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .796a .634 .611 .048200 1.503

Sumber : data diolah

Dari tabel di atas bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar

0,611 menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu

menjelaskan 61,1% variasi variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 38,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen.

Jadi, dapat disimpulkan faktor yang paling mempengaruhi

volatilitas harga saham adalah inflasi. Ini karena, inflasi mempunyai

hubungan positif dengan volatilitas harga saham. Hubungan positif

antara inflasi dengan volatilitas harga saham tersebut disebabkan karena

adanya hubungan antara inflasi dengan tingkat pertumbuhan uang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dritsaki

(2003) dimana inflasi adalah faktor yang paling dominan

mempengaruhi volatilitas harga saham.

Page 101: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh volume perdagangan,

inflasi, dividend yield dan dividend payout ratio terhadap volatilitas harga

saham, yang dimana dalam penelitian ini yang dipergunakan adalah volatilitas

harga saham perusahaan di LQ45. Maka berdasarkan hasil analisis statistik

mengenai pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield dan dividend

payout ratio terhadap volatilitas harga saham pada beberapa perusahaan yang

terdaftar di LQ45 tahun 2008 sampai tahun 2011, maka dapat ditarik hasil

penelitian dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan , H0 ditolak sedangkan H1 diterima yang berarti variabel

independen yaitu Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend Yield dan Dividend

Payout Ratio bepengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham.

2. Secara parsial, H0 ditolak sedangkan H1 diterima yang berarti variabel

independen yaitu Volume Perdagangan, Inflasi dan Dividend Payout Ratio

berpangaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham. Sedangkan,

variabel Dividend Yield tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas

Harga Saham.

3. Dari variabel-variabel yang mempengaruhi volatilitas harga saham di temukan

variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap volatilitas harga

saham yaitu inflasi. Ini karena,inflasi mempunyai hubungan positif dengan

Page 102: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

85

volatilitas harga saham. Jadi, semakin tinggi inflasi maka volatilitas harga

saham juga semakin tinggi.

B. Saran

Melihat keterbatasan penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk :

1. Bagi akademisi dan peneliti, dengan pembahasan yang sejenis disarankan

untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel bebas

lainnya, seperti nilai tukar, SBI dan faktor makroekonomi lainnya.

2. Bagi investor, dalam melakukan aktivitas investasi terhadap saham yang

diperjualbelikan di bursa efek, sebaiknya investor memperhatikan tingkat

inflasi karena semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin tinggi tingkat

volatilitas harga saham. Oleh karena itu, jika inflasi terlalu tinggi maka

pemerintah melakukan kebijakan ekonomi yaitu dengan meningkatkan BI

Rate. Maka sebaiknya dana yang dimiliki oleh investor dialihkan ke bank

karena lebih aman dibanding dana yang dimiliki investor tersebut di alihkan

di pasar modal.

3. Bagi Emiten atau Perusahaan, besar kecilnya deviden yang akan diberikan

kepada investor dan laba yang akan ditahan akan mempengaruhi harga suatu

saham. Karena investor pada umumnya menginginkan keuntungan yang pasti.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan pertimbangan

bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang berhubungan dengan

investasi.

Page 103: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

86

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert, 1997, “ Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia “, First Edition Mediasoft Indonesia.

Anonim. “Buku Panduan Indeks Saham Bursa Efek Indonesia”, BAPEPAM,

Jakarta, 2010. Bodie, et. all. “ Manajemen Investasi “, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009. Boediono, “Ekonomi Moneter”, Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000.

Case and Fair. “ Prinsip-Prinsip Ekonomi”, Edisi Delapan, PT.Erlangga, Jakarta,

2007. Chan, K. And Fong, W. 2000. Trade size, Order imbalance, and The Volatility

Volume Relation. Journal of Financial Economics 57, 247 – 273. Dritsaki, Melina, Chaido Dritsaki. 2003. Macroeconomic Determinants of Stock

Price Movement:An Empirical Investigation of the Greek Stock Market. University of Macedonia.

Fajrihan, Julfi. “Dampak Kebijakan Deviden terhadap Volatilitas Harga Saham

Perusahaan LQ45 di BEI”, UIN Syahid Jakarta, 2010. Firmansyah. 2006. Analisis Volatilitas Harga Kopi Internasional. Jakarta :

Usahawan. Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”,

Edisi pertama, Universitas Diponogoro, Semarang, 2011.

Gujarati, Damodaran. “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Jilid Dua Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006.

Halim, Abdul. “Analisis Kelayakan Investasi Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2009. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007 Hugida, Lydianita. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Harga Saham (Studi pada Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 Periode 2006-2009), Jurnal UNDIP, 2011.

Page 104: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

87

Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE Jones,C.P., “Investment: Analysis and management”, John Wiley & Son, New

York,1999. Khadijah,Siti. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar, Harga

Emas, Harga Minyak Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dan Indeks Saham LQ 45 Periode 2005 – 2012”, UIN Syahid Jakarta, 2013.

Mamoon, Dawood. 2007. Macro Economic Uncertainty of 1990s and Volatility at

Karachi Stock Exchange. Munich Personal RePEc Archive Paper. Murhadi, Werner R. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”, Permata Puri

Media, Jakarta. 2009. Nachrowi Djalal, Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan, Jakarta : Mitra

Wacana Media. Samsul, Mohamad. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, Erlangga, Jakarta,

2008. Santoso, Singgih. “ Statistik Parametrik”, PT.Elex Media Koputindo, Jakarta,

2010.

Schwert, G. William. 1989. Why Does Stock Market Volatility Change Over Time?. The Journal Of Finance. Vol. XLIV, No. 5

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. 2001. Sudjaja, et. all. “Manajemen Keuangan 2”, Edisi Enam, Penerbit Literata Lintas

Media, Bandung. 2010. Suharyadi dan Purwanto. “Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”,

Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009. Sukirno, Sadono. “Teori Pengarntar Makroekonomi” Edisi ketiga, PT.Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Sulaiman, Wahid. “Analisis Regresi Menggunakan SPSS (contoh kasus dan

pemecahannya)”. Andi Yogyakarta. 2004.

Page 105: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

88

Tandelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” BPFE, Yogyakarta, 2001.

Thobarry, Achmad. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan

Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.

Wagiri,W.Agung.“Pengaruh Deviden Yield, B/M (Book to Market) & Earning

Yield terhadap Harga Saham Perusahaan pada Sektor Aneka Industri Periode 2007-2011”, Universitas Surabaya, 2013.

Yuswandi, Yowedy. “Analisa Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas

Dunia, Nilai Tukar Rp Terhadap USD dan Indeks IHSG Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham-Saham Sinaemas Group)”, Vol 1, No 1, Jurnal Pasar Modal dan Perbankan ISSN 2301- 4733, Mei 2012.

Zan, Song, Chiou Wei. 2003. The Macroeconomic Determinants of Stock Price

Volatility:Evidence From Taiwan, South Korea, Singapore, and Hong Kong. Department of Managerial Economics and Institute of Economics Nan-Hua University.

www.idx.com www.bi.go.id www.finance.yahoo.com www.wikipedia.org

Page 106: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

89

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Sampel Penelitian 1. Variabel Dependen dan Independen Perusahaan Tahun Volatilitas Volume Inflasi DY DPR

AALI

2008 0,393 2.864.583 0,103 0,0515 0,3032 2009 0,190 1.618.300 0,048 0,0398 0,8582 2010 0,152 1.534.450 0,051 0,0371 0,6481 2011 0,135 1.083.492 0,054 0,0459 0,6271

ANTM

2008 0,338 71.299.233 0,103 0,0527 0,4007 2009 0,238 60.647.575 0,048 0,0115 0,4006 2010 0,164 31.718.808 0,051 0,0289 0,4007 2011 0,141 15.430.092 0,054 0,0526 0,4509

ASII

2008 0,326 63.806.642 0,103 0,0825 0,3832 2009 0,218 46.729.408 0,048 0,0239 0,3347 2010 0,151 39.881.083 0,051 0,0086 0,1324 2011 0,146 44.655.308 0,054 0,0268 0,3775

BBCA

2008 0,236 23.196.300 0,103 0,0308 0,4268 2009 0,185 15.678.700 0,048 0,0227 0,3984 2010 0,131 12.202.700 0,051 0,0176 0,3271 2011 0,135 13.727.717 0,054 0,0196 0,3594

BBRI

2008 0,309 37.293.775 0,103 0,0369 0,3492 2009 0,197 34.620.533 0,048 0,0173 0,2228 2010 0,149 31.339.300 0,051 0,011 0,1247 2011 0,158 40.259.450 0,054 0,0181 0,1927

BBNI

2008 0,307 36.882.108 0,103 0,0118 0,1 2009 0,200 35.108.950 0,048 0,0287 0,35 2010 0,176 25.486.192 0,051 0,017 0,3 2011 0,166 28.152.308 0,054 0,0164 0,1945

BDMN

2008 0,315 4.904.033 0,103 0,0293 0,2995 2009 0,225 13.437.342 0,048 0,02 0,498 2010 0,168 6.686.750 0,051 0,021 0,3499 2011 0,151 7.917.175 0,054 0,0255 0,2902

BMRI

2008 0,297 37.247.558 0,103 0,0437 0,3483 2009 0,212 32.216.492 0,048 0,0041 0,0565 2010 0,152 23.593.817 0,051 0,0261 0,3194 2011 0,174 42.033.000 0,054 0,0156 0,1963

BUMI

2008 0,429 159.706.692 0,103 0,0556 0,1389 2009 0,416 401.031.108 0,048 0,0114 0,299 2010 0,246 174.223.558 0,051 0,0138 0,3107 2011 0,204 104.744.658 0,054 0,0066 0,1524

Page 107: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

90

GGRM

2008 0,225 558.733.3 0,103 0,0824 0,3581 2009 0,306 862.891.7 0,048 0,0302 0,3619 2010 0,178 1.067.042 0,051 0,022 0,4084 2011 0,157 1.163.867 0,054 0,0616 0,3881

INDF

2008 0,285 22.607.175 0,103 0,0505 0,399 2009 0,237 39.641.992 0,048 0,0262 0,3934 2010 0,155 21.985.108 0,051 0,0273 0,3955 2011 0,151 14.489.675 0,054 0,038 0,3062

JSMR

2008 0,244 9.769.958 0,103 0,0571 0,4996 2009 0,145 13.125.225 0,048 0,0486 0,6022 2010 0,151 10.851.475 0,051 0,0309 0,6022 2011 0,119 8.271.333 0,054 0,0188 0,4059

KLBF

2008 0,207 65,380,875 0,103 0,0313 0,1796 2009 0,212 86,890,892 0,048 0,0192 0,2733 2010 0,200 190,426,708,3 0,051 0,0215 0,5527 2011 0,157 61,663,133,33 0,054 0,0279 0,6266

PGAS

2008 0,307 54,776,175 0,103 0,0224 0,15124 2009 0,157 39,132,383 0,048 0,0395 0,6001 2010 0,120 35,424,000 0,051 0,0349 0,6 2011 0,155 40,789,617 0,054 0,0424 0,5295

TLKM

2008 0,210 26,856,400 0,103 0,043 0,5637 2009 0,146 18,259,533 0,048 0,0305 0,5125 2010 0,108 24,455,408 0,051 0,0406 0,5637 2011 0,100 18,755,275 0,054 0,0526 0,4832

UNTR

2008 0,377 8,497,125 0,103 0,0727 0,4001 2009 0,221 5,691,417 0,048 0,0213 0,2876 2010 0,153 4,335,300 0,051 0,0248 0,5968 2011 0,182 5,169,042 0,054 0,0311 0,5217

UNVR

2008 0,133 1,638,025 0,103 0,0404 0,9984 2009 0,133 1,857,083 0,048 0,0361 0,10001 2010 0,154 1,883,950 0,051 0,0269 0,10002 2011 0,116 2,082,108 0,054 0,029 0,10004

Page 108: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

91

Lampiran 2 : Output Hasil Pengolahan Data

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 DPR, inflasi,

volume, DYa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: volatilitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 68

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04673861

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .090

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .743

Asymp. Sig. (2-tailed) .640

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .023 .014 1.626 .109

Volume -3.802E-11 .000 -.075 -.590 .558

Inflasi .161 .197 .124 .816 .417

DY .101 .289 .057 .349 .729

DPR .002 .022 .014 .102 .919

a. Dependent Variable: RES2

Page 109: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

92

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Volume .937 1.068

Inflasi .667 1.500

DY .568 1.760

DPR .810 1.234

a. Dependent Variable: volatilitas

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .796a .634 .611 .048200 1.503

a. Predictors: (Constant), DPR, inflasi, volume, DY

b. Dependent Variable: volatilitas

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .253 4 .063 27.261 .000a

Residual .146 63 .002

Total .400 67

a. Predictors: (Constant), DPR, inflasi, volume, DY

b. Dependent Variable: volatilitas

Page 110: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

93

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .072 .023 3.187 .002

volume 5.940E-10 .000 .452 5.735 .000

inflasi 1.956 .317 .577 6.179 .000

DY .451 .464 .098 .973 .335

DPR -.081 .036 -.191 -2.254 .028

a. Dependent Variable: volatilitas

Page 111: ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, INFLASI,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23961/1/Skripsi... · i analisis pengaruh volume perdagangan, inflasi, dividend yield

94