ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP...

133
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP NON PERFORMING FINANCING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2005 – 2013 Oleh Ahmad Tabrizi NIM: 1070 8400 3530 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP...

Page 1: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP NON PERFORMING FINANCING

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2005 – 2013

Oleh

Ahmad Tabrizi NIM: 1070 8400 3530

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Page 3: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Page 4: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Page 5: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Page 6: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Ahmad Tabrizi

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 03 Agustus 1987

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Kp. Utan Jati 04/03 Ds. Kedaung Barat Kec. Sepatan

Timur Kab. Tangerang

Agama : Islam

No Telp/HP : 0218469620 / 082125364497

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

Formal

TK Islam Sepatan (1992-1994)

SDN Karolina Tangerang (1994-2000)

MTs An-Nur Bantul Yogyakarta (2000-2003)

MAK An-Nur bantul Yogyakarta (2003-2006)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2014)

Page 7: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ii

ABSTRACT

This study aims to determine empirically the effect from macroeconomic variables

that have been chosen, which are the Gross Domestic Product, Inflation, and

Exchange Rate, on Non-Performing Financing in Islamic Banks in Indonesia. By

using the method of Ordinary Least Square on time-series data from January

2005 to December 2013, and the results showed that the Gross Domestic Product

has a positive effect 4.160814% on Non Performing Financing and Exchange

Rate has a positive effect 0,489263% on Non Performing Financing, while

Inflation has a negative effect 0,015934% on Non Performing Financing.

Simultaneously Non Performing Financing can be explained by GDP, Inflation,

and Exchange Rate in the amount of 93.1%. Because of this study only limited to

three macroeconomic variables, so further studies are expected to add other

macroeconomic variables and microeconomic variables that considered to be

more potential.

Keywords: Gross Domestic Product (GDP). Inflation, Exchange Rate (Kurs), Non

Performing Financing (NPF), time-series, Ordinary Least Square (OLS).

Page 8: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh dari variabel

makroekonomi yang telah dipilih, yaitu Pendapatan Domestik Bruto, Inflasi, dan

Nilai Tukar, terhadap Non Performing Financing pada Bank Umum Syariah di

indonesia. Dengan menggunakan metode Ordinary Leasr Square terhadap data

time-series dari bulan Januari 2005 sampai bulan Desember 2013, hasil

menunjukan bahwa Produk Domestik Bruto mempunyai pengaruh positif sebesar

4.160814% terhadap Non Performing Financing, Nilai Tukar mempunyai

pengaruh positif sebesar 0,489263% terhadap Non Performing Financing dan

Inflasi mempunyai pengaruh negatif sebesar 0,015934% terhadap Non Performing

Financing. Secara simultan Non Performing Financing dapat dijelaskan oleh

PDB, Inflasi dan Kurs sebesar 93,1%. Karena penelitian ini hanya terbatas pada

tiga variabel makroekonomi, maka penelitian selanjutnya diharapkan

menambahkan variabel makroekonomi lain dan variabel mikroekonomi yang

dianggap lebih potensial.

Kata kunci: Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Inflasi, Nilai Tukar (Kurs), Non

Performing Financing (NPF), time-series, Ordinary Least Square (OLS).

Page 9: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala yang selalu melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Non Performing Financing

Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2005-2013” sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya

dukungan, bantuan, bimbingan, nasehat, dan doa dari berbagai pihak selama

proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih setulus-tulusnya kepada :

1. Kedua Orang Tua, H. Sukari dan Hj. Umu habibah yang menyayangi,

merawat dan mendidik saya dengan penuh keikhlasan, doa-doanya

tidak pernah putus, selalu mengiringi langkah saya untuk dapat selalu

menebar manfaat. Dan kepada saudara sekandung: Syihabudin, Siti

Ruqhoyah dan Ahmad Badru Munir smoga allah tetap menyatukan

kita hingga surgaNYA nanti,.

2. Izzati Shabrina karena telah berusaha menjadi istri sholihah, yang juga

menemani dalam pembuatan skripsi ini, smoga allah menjadikan kita

tauladan terbaik untuk anak anak kita. Aamiin.

3. Anak-anakku Muzzammil Ahza Al-hadiid dan Ghaziya Farhana

semoga allah menjadikan Islam dalam Hati kalian, dunia di dalam

genggaman untuk menebar manfaat bagi kemakmuran bumi. Amiin.

Page 10: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

v

4. Bibi Lili Farichah yang telah memberikan kasih sayangnya selama

penulis tinggal diciputat. Semoga allah melimpahkan anugrahnya

kepada bibi sekeluarga. Amiin.

5. Teman teman halaqoh yang tetap kompak dari mulai masuk kampus

sampai dengan dengan saat ini, semoga hati kita selalu disatukan

dalam keimanan dan keislaman, dan selalu dipertemukan dalam setiap

aktifitas kemanfaatan.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku pembimbing Pertama,

sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan

dan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

7. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E., M.Sc selaku pembimbing II dan

selaku ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang

telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan semangat serta

memberikan banyak ilmu yang bermanfaat kepada penulis, demi

selesainya skripsi ini dengan baik.

8. Bapak Zaenal Muttaqin, SE., dan Ibu Utami Baroroh SE, MSi selaku

Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan yang

telah memberikan dukungan dan kesempatan yang sangat besar

kepada penulis dalam membantu dalam penyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Jakarta.

9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak memberikan banyak ilmu kepada penulis, terutama

dalam membentuk insan ekonomi moneter yang berlandaskan syariah

Islam di UIN Jakarta.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama kepada

ayahanda Bapak Dr. Herni Ali, HT, Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni,

Bapak Dr. Ir. H. Roykhan M Aziz, MM, Bapak Pheni Chalid, Ph.D

dan Bapak Prof. Faisal Badrun yang mendengarkan keluh kesah dan

telah memberikan ilmunya yang bermanfaat untuk penulis.

Page 11: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

vi

11. Prof. Dr. H.A. Tib Raya, Ma dan Dr. Sudarnoto Abdul Hakim yang

telah membimbing kami dalam dinamika organisasi kemahasisiwaan

Universitas.

12. Seluruh Staff Akademik, Keuangan, Umum Fakultas Ekonomi dan

Bisnis terutama kepada Ibu Siska, Ibu halimah, Bapak Sofyan, Bapak

Alfred dan bapak ibu lainnya yang belum tersebut terimakasih atas

kerja kerasnya dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi

mahasiswa, khususnya di Jurusan IESP. Juga kepada Mpo dan

karyawan lainnya dari mulai teman teman OB sampai Satpam, semoga

allah melapangkan anugrahnya untuk semuanya.

13. Para sahabat organisai baik intra maupun ekstra kampus mulai dari

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Fraksi Partai

Intelektual Muslim (F-PIM), Dewan Perwakilan Mahasiswa

Universitas (DPMU), Lingkar Studi Ekonomi Islam (LISENSI),

Badan Eksekutif Mahasisiwa Jurusan dan Fakultas, Generasi Baru

Indonesia (Gen-BI) dll, berkat sahabat semua penulis mendapatkan

lingkungan positif.

14. Keluarga besar IESP 2007, konsentrasi Ekonomi Islam, Pembangunan

dan Moneter Angkatan 2007 terutama kepada Milad, Edo, Finsa,

Dini, Luthfi dan Ully, Anin, Hery Handoko, Fahmi, Syamsul, Mamet,

Ahmad, JB, Slamet, Pranowo, Aga, Mario, Danang, Alisah,

Fenny, dan Arini Yunie, Riska, Alisah, Hikmah, Muis, Ahong, Niar,

Saiful, Rudi, Satria, Hafa, Huza, Regina, Reza. Dengan segala

dinamika selama empat tahun bersama kalian pasti tidak akan

terlupakan. Semoga teman-teman semua mencapai kesuksesan dunia

akhirat. Amin.

15. Teman-teman di UIN mulai dari fakultas ekonomi sampai fakultas

kedokteran baik dalam aktifitas akademis maupaun aktifitas organisasi

tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya dengan tidak

dapat menyebutkan nama teman-teman satu persatu semoga penulis

Page 12: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Page 13: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9

A. Landasan Teori .......................................................................................... 9

1. Bank Syariah ................................................................................. 9

a. Pengertian Bank Syariah ................................................. 9

b. Prinsip Bank Syariah ....................................................... 10

Page 14: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ix

c. Sumber Dana Bank Syariah ............................................ 11

d. Risiko Usaha Bank Syariah ............................................. 13

2. Pembiayaan / Kredit ..................................................................... 16

a. Pengertian Pembiayaan / Kredit ...................................... 16

b. Sistem Pembiayaan / Kredit ............................................ 17

c. Penilaian Pembiayaan / Kredit ........................................ 19

d. Penyisihan Penghapusan Aktiva ..................................... 20

3. Non Performing Financing (NPF) .............................................. 22

a. Pengertian NPF ................................................................ 22

b. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing ......... 24

c. Macam macam Perhitungan NPF .................................... 26

4. ProdukDomestik Bruto (PDB) ................................................... 28

a. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) .................... 28

b. Perhitungan Pendekatan Produk Domestik Bruto

(PDB) ................................................................................ 29

c. Pengelompokan Produk Domestik Bruto (PDB) . .......... 32

5. Inflasi ............................................................................................. 35

a. Pengertian Inflasi ............................................................. 35

b. Cara Mengukur Inflasi ..................................................... 36

c. Jenis Inflasi ....................................................................... 37

d. Sebab - sebabTerjadinya Inflasi ...................................... 38

e. Dampak Inflasi ................................................................. 39

Page 15: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

x

6. Nilai Tukar (Kurs) ........................................................................ 40

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 43

C. Keterkaitan Hubungan antar Variabel ..................................................... 52

1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Berpengaruh Negatif

terhadap Non Performing Financing (NPF) ........................... 52

2. Inflasi (INF) Berpengaruh Positif terhadap Non Performing

Financing (NPF) ....................................................................... 53

3. Nilai Tukar (Kurs) terhadap Non Performing Financing

(NPF) .......................................................................................... 55

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 56

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 58

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 61

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 61

B. Model Penentuan Sampel .......................................................................... 62

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 62

D. Teknik Analisis .......................................................................................... 64

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 64

a. Uji Normalitas .................................................................. 64

b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 65

c. Uji Heterokedastisitas ...................................................... 66

d. Uji Otokorelasi ................................................................. 66

2. Uji Statistik ................................................................................... 67

Page 16: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

xi

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................... 67

b. Uji Simultan (Uji - F) ...................................................... 69

c. Uji Parsial (Uji-T) ............................................................ 70

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 72

1. Variabel Dependent (Variabel Terikat) ...................................... 72

2. Variabel Independent (Variabel Bebas) ..................................... 73

a. Produk Domestik Bruto (PDB) ....................................... 73

b. Inflasi ................................................................................ 74

c. Nilai Tukar (Kurs) ........................................................... 74

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................... 75

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 75

1. Perkembangan Non Performing Financing ............................ 75

2. Perkembangan Produk Domestik Bruto .................................. 77

3. Perkembangan Inflasi Di Indonesia .......................................... 79

4. Perkembangan Nilai Tukar (Kurs) ............................................ 83

B. Hasil Analisa ........................................................................................ 86

1. Uji asumsi Klasik ...................................................................... 86

a. Hasil Uji Normalitas.......................................................... 86

b. Uji Otokorelasi .................................................................. 87

c. Uji Multikolinieritas .......................................................... 88

2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square ......................... 90

a. Uji Probabilitas t-statistik ...................................................... 91

Page 17: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

xii

b. Uji F-statistik .......................................................................... 93

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R-square)......................... 94

C. Analisis Ekonomi .................................................................................. 94

1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) .......................................... 94

2. Inflasi (INF) ................................................................................ 95

3. Nilai Tukar (KURS)................................................................... 97

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 99

A. Kesimpulan .......................................................................................... 99

B. Saran .................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 102

LAMPIRAN ......................................................................................................... 107

Page 18: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

xii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan PDB, Inflasi, Kurs dan Non PerformingFinancing

(NPF) Bank Syariah 2

2.1 Tingkat Resiko Dalam Setiap Jenis Pembiayaan Bank

Syariah ............................................................................................... 15

2.2 Perhitungan NPF berdasarkan ketepatan pembayaran pokok

bunga dan kategori kualiatas kredit Bank syariah .......................... 25

2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 48

4.1 Hasil Uji Otokorelasi ........................................................................ 88

4.2 Hasil Uji Multikolineritas................................................................. 89

4.3 Hasil Olah Data dengan Metode OLS ............................................. 90

Page 19: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 59

4.1 Perkembangan NPF Di Indonesia ..................................................... 76

4.2 Perkembangan PDB Di Indonesia ...................................................... 79

4.3 Perkembangan Inflasi Di Indonesia .................................................. 80

4.3 Perkembangan Kurs Di Indonesia ...................................................... 84

4.4 Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera ...................................................... 87

Page 20: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Penelitian ................................................................................... 107

2 Hasil Uji Dengan Metode Ordinary Least Square (OLS) ............. 110

3 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 111

4 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 111

5 Hasil Uji OLS setelah di LN/Log ..................................................... 112

Page 21: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan produk turunannnya kemudian menyalurkannya kembali

dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian, bank merupakan

bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yang

strategis sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan kepada

masyarakat secara efektif dan efisien guna terciptanya pertumbuhan PDB di

suatu wilayah.

Menurut Hemawan (2008), Sebagaimana diketahui pasca krisis

hebat 1997, Indonesia pada tahun 2005 dan 2008 kembali terkena krisis.

Tahun 2005 kondisi makro ekonomi terjadi peningkatan inflasi yang dipicu

oleh meningkatnya harga minyak dunia, tercatat pada tahun 2005 harga

bahan bakar minyak bersubsidi meningkat dua kali yaitu sebesar 30% pada

maret 2005 dan sebesar 100% pada Oktober 2005 sehingga menyebabkan

inflasi mencapai 17,11% pada Desember 2005. Sedangkan pada tahun 2008

dipicu oleh krisis subprime mortgage di AS serta lonjakan harga minyak

dunia yang tak terkendali.

Page 22: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

2

Kondisi demikian berpengaruh pada perkembangan industri

perbankan Indonesia, tidak terkecuali industri perbankan syariah, khususnya

pada penyaluran kredit atau dalam terminologi bank syariah kredit disebut

pembiayaan (UU no 21 tahun 2008). Perkembangan aset dan pembiayaan

bank syariah dapat digambarkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel. 1.1

Perkembangan PDB, Inflasi, Kurs dan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah 2005-2013

No Tahun PDB

(Miliar RP)

Inflasi

(%)

Kurs

(Rp)

Pembiayaan*

(Miliar Rp)

NPF (%)

1 2005 439.484,10 17,07 9.830 15.232 2,82

2 2006 466.101,10 6,60 9.020 20.445 4,75

3 2007 493.331,50 6,59 9.419 27.944 4,05

4 2008 519.391,70 11,06 10.950 38.195 3,95

5 2009 548.479,10 2,78 9.400 46.886 4,01

6 2010 585.812,00 6,96 8.991 68.181 3,02

7 2011 623.519,80 3,79 9.067 102.655 2,52

8 2012 662.063,20 4,30 9.670 151.754 2,22

9 2013 699.903,10 8,50 12.081 184.120 2,96

Sumber : Bank Indonesia, BPS, diolah.

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama rentang tahun 2005

hingga 2013 NPF mengalami fluktuasi untuk beberapa rentang tahun,

seperti pada gambar diatas pada tahun 2006 sampai tahun 2009 NPF

Page 23: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

3

mengalami fluktuasi yang tinggi hampir rata rata mencapai batas

kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%, yang

artinya bank harus berhati-hati menyalurkan dananya pada sektor riil.

Seperti yang banyak diberitakan oleh berbagai media di Indonesia,

berita tentang NPL selalu menjadi perhatian serius untuk dicermati

diantarnya pernah dialami oleh penulis dalam mengadvokasi nasabah

pembiayaan macet pada Bank Negara Indonesia (BNI 46) dan Bank

Perkreditan Rakyat Syariah Mustindo. Penulis menemukan banyak faktor

yang menyebabkan macetnya suatu pembiayaan / kredit, diantaranya

dikarenakan tidak stabilnya nilai inflasi dan kurs yang mengakibatkan

turun atau naiknya daya beli masyarakat (purceshing power parity).

NPF akan dirasa meningkat manakala adanya penurunan jumlah

produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, penurunan

penjualan tersebut menjadikan pendapatan perusahaan menurun, apabila

kondisi ini terus terjadi maka akan mempengaruhi kelancaran pembayaran

kredit nasabah tersebut. Penurunan penjualan yang dilakukan oleh

perseorangan ataupun perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor yang diantaranya adalah disebabkan oleh fluktuasi inflasi dan nilai

tukar.

Menurut Nasution, (2007). jika bank mengalami kebangkrutan

disebabkan tingginya nilai NPF, maka deposan akan kehilangan aset atau

dihadapkan dengan jaminan yang tidak seimbang. Dalam perbankan

konvensional bank juga membagi risiko kerugian mereka kepada debitur

Page 24: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

4

lain dengan cara menetapkan suku bunga pinjaman yang tinggi. Tingkat

bunga deposito yang rendah dan suku bunga pinjaman yang tinggi akan

menekan tabungan dan pasar keuangan, dan menghambat pertumbuhan

ekonomi dalam Non performing loan akan mengakibatkan jatuhnya sistem

perbankan, mengkerutnya pasar saham dan bahkan mengakibatkan

kontraksi dalam perekonomian.

Kajian Bank Indonesia menginformasikan bahwa di Indonesia

terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh

menurunnya tingkat konsumsi dan ekspor. Menurunnya tingkat konsumsi

dan ekspor berkaitan dengan nilai tuker riil yang ada dalam negeri, ketika

nilai tukar riil tinggi maka akan menaikan harga barang-barang domestik

dan akan meurunkan ekspor juga daya beli masyarakat. Menurunnya

pendapatan masyarakat akan mempengaruhi pengembalian kredit, dengan

kata lain akan meningkatkan potensi terjadinya kredit bermasalah atau non

performing financing (NPF).

Rahmawulan (2008) menyatakan bahwa ketika krisis menerpa

lembaga keuangan indonesia bank syariah akan bersedia menanggung

risiko, tanpa takut mengurangi kekuatan financialnya dalam membangun

cadangan pengganti kerugian pada saat bisnis bagus. Sehingga perbankan

syariah seharusnya akan lekas pulih dari krisis ekonomi. Akan tetapi

melihat data non performing financing (NPF) pada tabel 1.1 bank syariah

tetap terkena imbas krisis yang terjadi. Jika dibandingkan dengan bank

konvensional, pola NPF bank syariah seolah-olah tetap mengikuti pola

Page 25: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

5

NPL bank konvensional. Oleh karena itu, keberadaan sistem syariah perlu

diteliti pengaruhnya terhadap rasio NPF.

Beberapa penelitian tentang faktor-faktor eksternal yang meliputi

kondisi makro ekonomi yakni: Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Inflasi,

dan Kurs yang mempengaruhi tingkat rasio non performing loan (NPL)

atau non performing financing (NPF) pada bank umum syariah telah

dilakukan, antara lain: Rahmawulan (2008) meneliti faktor eksternal yang

mempengaruhi kredit bermasalah (NPL/NPF). Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa PDB berpengaruh positif signifikan terhadap kredit

bermasalah (NPL/NPF). Sedangkan Tarron Khemraj (2005) menunjukkan

hasil PDB berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit bermasalah

(NPL/NPF). Sementara itu, hasil yang berbeda dari Soebagia (2005), dan

Muntoha Ihsan (2011) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh

signifikan terhadap kredit bermasalah (NPF).

Hermawan Soebagia (2005) menunjukkan bahwa inflasi

memberikan dampak positif signifikan terhadap kredit bermasalah (NPL)

bank umum komersial di Indonesia. Sedangkan Muntoha Ihsan (2011)

menyatakan bahwa inflasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan NPF.

Hoony K. Tannudjaja (2006) menyatakan bahwa nilai tukar tidak

berpengaruh signifikan terhadap non performing loan perbankan

indonesia. Penelitian ini didukung oleh Taufan verdino (2009) yang

menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dolar tidak memiliki

Page 26: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

6

pengaruh terhadap kredit bermasalah pada perbankan indonesia.

Sedangkan menurut Anin Diyanti (2012), Analita Yunita (2014), Tarron

khemraj (2005) dan rahmawulan (2008) menyatakan sebaliknya yaitu

Inflasi memiliki pengarus positif terhadap NPL.

Penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian

lainnya mulai dari variabel dan data yang diambil dalam kurun waktu yang

berbeda. Dengan menggunakan data terbaru sehingga hasil yang didapat

akan lebih menggambarkan situasi perbankan pada saat ini.

Berdasarkan pada fenomena gap dan keragaman argumentasi

(research gap) hasil penelitian yang ada mengenai pengaruh eksternal

perbankan terhadap NPL/NPF. Maka dengan hal ini penulis ingin

menindaklanjuti dan lebih meneliti pengaruh pada NPF perbankan syariah

maka oleh karena itu penulis sangat terdorong untuk mengangkat

permasalahan mengenai “Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap

Non Performing Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

2005-2013”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan

permasalahan yaitu, terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten atas

pengaruh pertumbuhan PDB, Inflasi dan nilai tukar terhadap NPF.

Page 27: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

7

Adapun permasalahan yang akan dirumuskan dalam pertanyaan

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh PDB secara parsial terhadap NPF pada Bank

Umum Syariah di indonesia pada tahun 2005 sampai 2013 ?

2. Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap NPF pada Bank

Umum Syariah di indonesia pada tahun 2005 sampai 2013 ?

3. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar secara parsial terhadap NPF pada

Bank Umum Syariah di indonesia pada tahun 2005 sampai 2013 ?

4. Bagaimana pengaruh PDB, Inflasi dan Nilai Tukar secara simultan

terhadap NPF pada Bank Umum Syariah di indonesia pada tahun

2005 sampai 2013?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian,

maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan PDB terhadap NPF pada Bank

Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2005-2013?

2. Menganalisis pengaruh Inflasi terhadap NPF pada Bank Umum

Syaria di Indonesia pada tahun 2005-2013?

3. Menganalisis pengaruh nilai tukar terhadap NPF pada Bank Umum

Syariah di Indonesia pada tahun 2005-2013?

4. Menganalisis pengaruh PDB, Inflasi dan nilai tukar secara simultan

terhadap NPF pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun

2005-2013?

Page 28: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Bagi Praktisi Perbankan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

bermanfaat bagi penentu kebijakan perbankan Syariah dalam

menentukan kebijakan pada tahun tahun yang akan datang dan

menjadi masukan bagi praktisi perbankan khususnya perbankan

syariah dalam mengambil keputusan berkaitan risiko pembiayaan

dalam rangka intermediasi perbankan.

b. Bagi Akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahan referensi bagi peneliti sendiri maupun bagi peneliti selanjutnya

yang tertarik untuk meneliti berkenaan dengan topik perbankan

Syariah khususnya tentang pengaruh PDB, Inflasi, dan Nilai Tukar

terhadap Non Performing Financing pada Bank Syariah di Indonesia

periode tahun 2005 sampai 2013.

c. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi

penulis tentang bagaimana pengaruh PDB, Inflasi, dan Nilai Tukar

terhadap Non Performing Financing pada Bank Syariah di Indonesia

periode tahun 2005 sampai 2013 dan sebagai dasar untuk

mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan tema tersebut.

Page 29: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Yusak Laksamana (2009) menjelaskan Secara konsep, Bank

Syariah adalah bank yang beroprasi berdasarkan prinsip prinsip

syariah Islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan

dan universalitas bagi seluruh kalangan

Dalam Malayu Hasibuan (2007). Bank berdasarkan prinsip

syariah (BPS) adalah Bank Umum Syariah atau Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS) yang beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam, atau dengan kata lain yaitu bank yang tata cara

beroprasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Islam

Menurut Muhammad (2005) Bank Syariah adalah bank yang

beroprasi dengan tidak mengandalkan bunga. Bank Islam atau biasa

disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga

keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berlandaskan pada Al-Quran dan hadist Nabi SAW. Dengan kata lain,

Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya desesuaikan

dengan syariat Islam.

Page 30: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

10

Sedangkan menurut Darmawi (2006), Bank Syariah adalah

lembaga keuangan yang operasionalnya dengan cara menggunakan

prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah dinamakan sebagai Bank tanpa

bunga Karena dalm menghimpun dana tidak memberikan imbalan

bunga dan dalam pinjaman tidak dipungut bunga.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Bank Syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad)

antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum Islam.

Sehingga perbedaan antara bank islam dengan bank konvensional

terletak pada prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan

bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan

prinsip lain yang sesuai dengan prinsip Islam, karena bunga diyakini

mengandung unsur riba yang di haramkan (dilarang) oleh agama

Islam.

b. Prinsip Bank Syariah

Prinsip syariah adalah aturan atau perjanjian berdasarkan hukum

Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau

pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

syariah. Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan

dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam ke dalam

transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.

Page 31: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

11

Menurut Rodoni (2009) Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islami

itu adalah:

1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.

2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan

perolehan keuntungan yang sah.

3. Mengeluarkan zakat.

c. Sumber Dana Bank Syariah

Menurut Arifin (2009) sumber dana Bank Syariah terdiri dari :

1. Modal inti,

Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal

dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya

dana modal inti terdiri dari :

a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham.

b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang

disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di

kemudian hari.

c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya

dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para

pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang

Saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank.

Page 32: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

12

2. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip

mudharabah, berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai

mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa :

a. Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan

dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana

mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah

mutlaqah (unrestricted investment account) bank dapat

menerima simpanan tersebut untuk jangka waktu 1, 3, 6, 12, 24

bulan dan seterusnya.

b. Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai

manager investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau

lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk

menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau

proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka

kehendaki.

c. Rekening tabungan Mudharabah, prinsip mudharabah juga

digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu

syarat mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang

(monetary form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada

mudharib.

Page 33: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

13

3. Dana Titipan (Wadi’ah/Non Remunerated Deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan kepada

bank yang umumnya berdasarkan giro atau tabungan. Dana titipan ini

terdiri dari :

a. Rekening giro wadi’ah, dalam hal ini bank menggunakan

prinsip wadi’ah yad dhamanah. Pemilik simpanan dapat

menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian

atau seluruhnya.

b. Rekening tabungan wadi’ah, prinsip wadi’ah yad dhamanah

juga dimanfaatkan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan,

yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan

dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya

kembali.

d. Risiko Usaha Bank Syariah

Bank merupakan salah satu lembaga intermediasi keuangan.

Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang

berkaitan erat dengan fungsi tersebut. Pesatnya perkembangan

lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan

semakin kompleknya risiko kegiatan usaha perbankan.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tentang

penerapan manajemen resiko bagi bank umum yang meliputi berbagai

macam resiko dan dari 8 resiko bank umum syariah hanya wajib

menerapkan 4 jenis resiko, diantaranya :

Page 34: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

14

1. Risiko kredit : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

counterparty memenuhi kewajibannya.

2. Risiko pasar : risiko yang timbul karena adanya pergerakan

variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki

oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar meliputi

suku bunga dan nilai tukar.

3. Risiko likuiditas : risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak

mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.

4. Risiko operasional : risiko yang antara lain disebabkan adanya

ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem

eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Risiko yang terjadi terhadap perbankan dapat menimbulkan

kerugian, karenanya perlu dicegah dan jika terlanjur terjadi maka

wajib hukumnya untuk ditanggulangi. Risiko yang terkandung dalam

setiap jenis pembiayaan bisa menjadi pertimbangan Bank Syariah

dalam memilih jenis akad yang dipakai. Berikut ini tabel tingkat risiko

menurut jenis akad pembiayaan:

Page 35: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

15

Tabel 2.1 Tingkat Resiko dalam Setiap Jenis Pembiayaan Bank Syariah**

No Jenis

Pembiayaan

Resiko

Kredit*

Resiko

Harga

Resiko

Likuiditas

Resiko

Oprasional

1 Murobahah 2,56 2,87 2,67 2,93

2 Mudhorobah 3,25 3 2,67 3,08

3 Musyarokah 3,69 3,4 2,92 3,18

4 Ijaroh 2,64 2,92 3,1 2,9

5 Istisnha’ 3,13 3,57 3 3,29

6 Salam 3,2 3,5 3,2 3,25

7 Dimishing

Musyarokah 3,33 3,4 3,33 3,4

* Skala 1 sampai dengan 7, dimana 1 sebagai pembiayaan yang paling tidak berisiko dan 7 sebagai pembiayaan yang berisiko

** Sumber: Khan and Ahmad (2001) dalam Ihsan (2011)

Tabel 2.1 menunjukkan skala 1 sampai 7, dimana 1

sebagai pembiayaan yang paling tidak berisiko dan 7 sebagai

pembiayaan yang berisiko. Dalam tabel tersebut dapat dilihat dengan

jelas, bahwa murabahah adalah pembiayaan yang memiliki risiko

yang paling kecil dari sisi risiko kredit, risiko mark-up, risiko

likuiditas, maupun risiko operasional. Jenis pembiayaan mudharabah

memiliki risiko yang lebih tinggi dari murabahah namun lebih rendah

dari musyarakah.

Pembiayaan yang memiliki risiko paling tinggi adalah

pembiayaan profit loss sharing (mudharabah dan musyarakah). Hal ini

disebabkan akad mudharabah yang tidak mensyaratkan jaminan dan

juga memberikan hak penuh pada mudharib untuk menjalankan usaha

Page 36: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

16

tanpa campur tangan shahibul maal dan ditanggungnya kerugian oleh

shahibul maal (kecuali kesalahan manajemen) mengakibatkan akad

pembiayaan ini sangat rentan terhadap segala risiko yang

ditimbulkannya. Pembiayaan murabahah memiliki risiko yang paling

kecil karena pembiayaan tersebut memiliki tingkat return yang pasti.

Hal tersebut dikarenakan kedua pihak (pihak debitur dan bank) harus

menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran dan akad jual

beli tersebut tidak dapat berubah selama berlakunya akad.

2. Pembiayaan / Kredit

a. Pengertian Pembiayaan / Kredit

Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak

(kreditor) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau

penghutang) dengan janji membayar dari si penerima kredit kepada

pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak. (Veithzal dan Andria, 2007:4)

Sedangkan menurut Susilo (2000) kredit adalah penyedian uang

atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

meminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu

tertentu. Kewajiban tersebut dapat berupa pokok pinjaman, bunga,

imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Page 37: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

17

b. Sistem Pembiayaan / Kredit

Bank berfungsi untuk mengalihkan dana dari penabung

(lender/savers) kepada peminjam (borrower/spender) untuk

membiayai kegiatan yang produktif. Dana dapat berpindah dari

penabung (unit surplus) ke peminjam (unit defisit) dalam 3 (tiga) cara,

yaitu Pembiayaan Langsung (Direct Finance), Pembiayaan Semi

Langsung (Semi Direct Finance), dan Pembiayaan Tidak Langsung

(Indirect Finance). Berikut ini akan dijelaskan masing-masing cara:

1. Pembiayaan Langsung

Pemberian kredit/pembiayaan langsung dilakukan oleh

pemilik dana (unit surplus) ke peminjam (unit defisit) tanpa

melibatkan lembaga intermediasi keuangan, sehingga ada

penyerahan bukti hutang, seperti obligasi, saham atau promes

kepada unit surplus. Bukti hutang atau surat berharga ini

merupakan sekuritas primer.

2. Pembiayaan Semi Langsung

Proses pemindahan dana yang dipinjamkan dari unit

surplus ke unit defisit menggunakan perantara perorangan atau

institusi. Pembiayaan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu

melalui bank investasi (investment bank) atau broker/dealer.

Jika dilakukan dengan menggunakan jasa bank investasi

dan bank tersebut berfungsi sebagai underwriting surat berharga,

maka transaksi ini dikenal sebagai pasar perdana (primary

Page 38: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

18

market). Pasar perdana merupakan pasar keuangan dimana surat

berharga pertama kali dikeluarkan dan dijual kepada pembeli

awal yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering).

Underwriting surat berharga merupakan institusi yang menjamin

suatu harga dari surat berharga tertentu dan kemudian

menjualnya kepada masyarakat.

Jika dilakukan dengan menggunakan jasa broker/dealer

maka transaksi ini dikenal dengan pasar sekunder (secondary

market). Pasar sekunder merupakan pasar keuangan dimana

surat berharga diperdagangkan setelah dikeluarkan oleh bursa.

Broker merupakan agen dari investor yang mempertemukan

pembeli dan penjual surat berharga, sedangkan dealer

merupakan penghubung pembeli dan penjual surat berharga

dengan cara membeli dan menjual pada saat transaksi.

3. Pembiayaan Tidak Langsung

Proses pemindahan dana pinjaman dari unit surplus ke

unit defisit melalui lembaga intermediasi keuangan seperti bank,

perusahaan asuransi, dana pensiun, pembiayaan sekuritas dan

reksadana. Penggunaan lembaga intermediasi penting dalam

perekonomian karena dapat mengatasi kelemahan yang ada

dalam pembiayaan langsung.

Page 39: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

19

c. Penilaian Pembiayaan / Kredit

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006

tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Bank Umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah Tentang

Penilaian Kualitas Aktiva Produktif. Di dalam peraturan tersebut

dinyatakan bahwa kualitas pembiayaan (kredit) ditetapkan

berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut :

1) Prospek usaha;

2) Kinerja (performance) debitur;

3) Kemampuan membayar

Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap

komponen- komponen sebagai berikut :

1) Potensi pertumbuhan usaha;

2) Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan;

3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;

4) Dukungan dari grup atau afiliasi; dan

5) Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara

lingkungan hidup

Penilaian terhadap kinerja debitur meliputi penilaian terhadap

komponen- komponen sebagai berikut :

1) Perolehan lab

2) Struktur permodalan

Page 40: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

20

3) Arus kas dan

4) Sensitivitas terhadap risiko pasar

Penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

1) Ketepatan pembayaran pokok dan bunga.

2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur.

3) Kelengkapan dokumentasi kredit.

4) Kepatuhan terhadap perjanjian kredit.

5) Kesesuaian penggunaan dana.

6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

7) Diragukan.

8) Macet.

d. Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA)

Perbankan syariah diwajibkan membentuk Penyisihan

Penghapusan Aktiva (PPA) Kredit paling kurang sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia NOMOR: 8/21/PBI/2006 yang dibentuk

untuk pembiayaan berupa Cadangan Umum dan Cadangan Khusus.

Besarnya cadangan umum minimal 1% dari kredit dengan kualitas

lancar tidak termasuk SWBI dan surat berharga dan atau tagihan yang

diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan prinsip syariah. sedangkan

besarnya cadangan khusus adalah :

1) 5% untuk kredit dengan kualitas Dalam Pengawasan Khusus

(DPK) setelah dikurangi nilai agunan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

21

2) 15% untuk kredit dengan kualitas Kurang Lancar (KL) setelah

dikurangi nilai agunan.

3) 50% untuk kredit dengan kualitas Diragukan (D) setelah

dikurangi nilai agunan.

4) 100% untuk kredit dengan kualitas Macet (M) setelah

dikurangi nilai agunan.

Jenis agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang

dalam pembentukan PPA adalah :

1) Surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa

efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat

secara gada.

2) Tanah, rumah tinggal dan gedung yang diikat dengan hak

tanggungan.

3) Pesawat udara atau kapal laut dengan ukuran di atas 20 meter

kubik yang diikat dengan hipotek. dan atau

4) Kendaraan bermotor dan persediaan yang diikat secara fidusia.

Agunan yang akan digunakan sebagai faktor pengurang dalam

pembentukan PPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Dilengkapi dengan dokumen hukum yang sah.

2) Diikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku sehingga memberikan hak preferensi bagi Bank. dan

Page 42: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

22

3) Dilindungi asuransi dengan banker’s clause, yaitu klausula

yang memberikan hak kepada Bank untuk menerima uang

pertanggungan dalam hal terjadi pembayaran klaim.

Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang

dalam pembentukan PPA ditetapkan sebagai berikut :

1) Giro dan/atau tabungan Wadiah, giro Mudharabah, tabungan

dan/atau deposito Mudharabah dan setoran jaminan dalam mata

uang rupiah dan valuta asing yang diblokir disertai dengan

surat kuasa pencairan.

2) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan/atau surat berharga

dan/atau tagihan yang diterbitkan pemerintah berdasarkan

prinsip syariah.

3) Surat Berharga Syariah yang memiliki peringkat investasi,

mudah dicairkan dan aktif diperdagangkan di pasar modal.

4) Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut

dengan ukuran di atas 20 (dua puluh) meter kubik.

5) Kendaraan bermotor dan persediaan yang diikat secara fidusia.

3. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian NPF

NPF adalah rasio antara pembiayan yang bermasalah

dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Dalam praktik perbankan sehari-hari, pembiayaan bermasalah

adalah pembiayaan-pembiayaan yang kategori kolektabilitasnya

Page 43: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

23

masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan

diragukan, dan pembiayaan macet. (Dendawijaya, 2005:82).

Status NPF pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan

waktu bagi nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa

bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses

pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat

menekan NPF sekecil mungkin, dengan kata lain tingginya NPF

sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank-bank syariah dalam

menjalankan proses pemberian kredit dengan baik maupun

dalam hal pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan

(monitoring) setelah kredit disalurkan dan tindakan

pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit

maupun indikasi gagal bayar.

Menurut Antonio (2001). Risiko kredit muncul jika bank

tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga

dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang

dilakukannya. Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank

benar-benar tidak mampu mengahadapi risiko yang ditimbulkan

oleh kredit tersebut. Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko

kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty)

tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk

membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada

saat jatuh tempo atau sesudahnya.

Page 44: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

24

Bank sangat memperhatikan risiko ini, mengingat

sebagian besar bank melakukan pemberian kredit sebagai bisnis

utamanya. Saat ini, sejarah menunjukkan bahwa risiko kredit

merupakan kontributor utama yang menyebabkan kondisi bank

memburuk, karena nilai kerugian yang ditimbulkannya sangat

besar sehingga mengurangi modal bank secara cepat. Indikator

yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit adalah

tercermin dari besarnya Non Performing Financing (NPF).

b. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing

Andi Arifin (2009) menyatakan bahwa berdasarkan

pengaruh jenis pembiayaan dan segmentasi pembiayaan

terhadap non performing financing Bank Syariah dan Besarnya

NPF yang diperbolehkan di Bank Indonesia adalah 5% jika

melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan

bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang

diperoleh. kredit yang tergolong non lancar yaitu dengan

kualitas kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

Tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan

pembiayaan maupun indikasi gagal bayar. Persamaannya adalah

sebagi berikut

NPF= ۶ۯۺۯ܁ۯۻ܀۰۳ ۼۯۯ܇ۯ۰۷ۻ۳۾ ۼۯۯ܇ۯ۰۷ۻ۳۾ ۺۯ܂۽܂

܆

Page 45: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

25

Standar terbaik NPF menurut bank indonesia adalah bila

NPF berda di bawah 5% variabel ini mempunyai bobot nilai

20% sektor nilai NPF di tentukan sebagai berikut:

Jika nilai NPF:

a. Lebih dari 8% skor nilai= 0

b. Antara 5%-8% skor nilai=80

c. Antara 3%-5% skor nilai=90

d. Kurang dari 3%, skor nlai=100%

Dalam peraturan bank indonesia Nomor 8/21/PBI/2006

tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Bank Umum

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

pasal 9 ayat (2), bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk

pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu lancar, dalam

pengawasan khusus, kurang lancar , diragukan, macet.

Tabel 2.2 Perhitungan NPF berdasarkan ketepatan pembayaran

pokok bunga dan kategori kualiatas kredit Bank syariah

Kolektabilitas Lama tunggakan Lancar 0 hari Dalam pengawasan khusus 1-90 hari Kurang lancer 91-120 hari Diragukan 121-180 hari Macet Lebih dari 180 hari

Surat edaran BI no 7/10/DPNP tanggal 31 maret 2005

Meningkatnya Non Performing Financing akan

berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan

pada pemilik dana. Hubungan antara bank dan nasabah

Page 46: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

26

didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan

kepercayaan. Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan

mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk

menempatkan uangnya. Kemudian setelah menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan, bank kemudian

menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurut Ihsan (2011). Kredit macet dalam jumlah besar

yang relatif besar atau bahkan informasi yang tidak benar

mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu, jika tidak

segera diambil langkah penanggulangan, maka akan

menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang

bersangkutan dan memungkinkan terjadinya trust yang hilang

dari para nasabah bank.

Faktor – faktor yang menyebabkan kredit bermasalah

menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veitzhal (2006)

disebabkan dari sisi kesalahan bank itu sendiri, dari sisi

kesalahan nasabah dan dari sisi faktor eksternal.

c.. Macam-Macam Perhitungan NPF

Berikut adalah macam-macam perhitungan NPF diantaranya

yaitu:

1) Non Performing Financing (Penyedia Dana Bermasalah)

Gross

Page 47: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

27

NPF Gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan

yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5

dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh

bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan

yaitu: lancar (currrent), dalam perhatian khusus (special

mention), kurang lancar (sub-standar), diragukan (doubtful), dan

macet (loss) (Septiana Ambarwati,2008:65). Berikut ini adalah

rumusnya:

Keterangan :

1) Penyediaan atau penyaluran dana berupa piutang dan

ijarah

2) Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan

kepada pihak ketiga (tidak termasuk pembiayaan kepada

bank lain)

3) Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana

dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet

4) Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak

dikurangi PPAP

5) Angka dihitung perporsi sesuai dengan pembiayaan yang

tidak lancar (tidak disetahunkan).

Penyediaan Dana Bermasalah NPF =

Total Penyediaan Dana

Page 48: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

28

2) Non Performing Financing (Penyediaan Dana

Bermasalah) Net

Keterangan : PPAP adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif sesuai ketentuan tentang PPAP yang

berlaku bagi bank syariah.

4. Produk Domestik Bruto (PDB)

a. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Produk adalah jumlah semua barang dan jasa

yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Komponen

yang ada dalam PDB yaitu pendapatan, pengeluaran/investasi,

pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor – import. Produk Domestik

Bruto merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui

kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik

atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

berjalan, sedang PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai

tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga

yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB

Penyediaan Dana Bermasalah – PPAP

NPF Net =

Total Penyediaan Dana

Page 49: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

29

menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan

sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu negara.

Sementara itu, PDB konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau

pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga

PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

seluruh unit ekonomi yang komponennya terdiri dari pendapatan,

pengeluaran/investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor –

import.

b. Perhitungan Pendekatan Produk Domestik Bruto (PDB)

Perhitungan Produk Domestik Bruto secara konseptual

menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan Produksi:

Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah atas

barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di

wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya

satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini

dikelompokkan dalam sembilan lapangan usaha (sektor),

diantaranya:

a) Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Page 50: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

30

2. Subsektor Tanaman Perkebunan

3. Subsektor Peternakan

4. Subsektor Kehutanan

5. Subsektor Perikanan

b) Sektor Pertambangan dan Penggalian

1. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

2. Subsektor Pertambangan Bukan Migas

3. Subsektor Penggalian

c) Sektor Industri Pengolahan

1. Subsektor Industri Migas

a. Pengilangan Minyak Bumi

b. Gas Alam Cair (LNG)

2. Subsektor Industri Bukan Migas

a. Makanan, Minuman dan Tembakau

b. Teksil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

c. Barang Kayu dan Produk Lainnya

d. Produk Kertas dan Percetakan

e. Produk Pupuk, Kimia dan Karet

f. Produk Semen dan Penggalian Bukan Logam

g. Logam Dasar Besi dan Baja

h. Peralatan, Mesin dan Perlengkapan

Transportasi

i. Produk Industri Pengolahan Lainnya

Page 51: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

31

d) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

1. Subsektor Listrik

2. Subsektor Gas

3. Subsektor Air Bersih

e) Sektor Konstruksi

f) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

1. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

2. Subsektor Hotel

3. Subsektor Restoran

g) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

1. Subsektor Pengangkutan

a. Angkutan Rel

b. Angkutan Jalan Raya

c. Angkutan Laut

d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

e. Angkutan Udara

f. Jasa Penunjang Angkutan

2. Subsektor Komunikasi

h) Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

1. Subsektor Bank

2. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank

3. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan

4. Subsektor Real Estate

Page 52: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

32

5. Subsektor Jasa Perusahaan

i) Jasa-Jasa

1. Subsektor Pemerintahan Umum

a. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan

b. Jasa Pemerintahan Lainnya

2. Subsektor Swasta

a. Jasa Sosial Kemasyarakatan

b. Jasa Hiburan dan Rekreasi

c. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

2. Pendekatan Pengeluaran:

Produk Domestik Bruto adalah semua komponen

permintaan akhir yang terdiri dari :

a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta

nirlaba,

b) Konsumsi pemerintah,

c) Pembentukan modal tetap domestik bruto,

d) Perubahan inventori dan

e) Ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).

c. Pengelompokan Produk Domestik Bruto (PDB)

Sementara itu, PDB berdasarkan penggunaan dikelompokkan

dalam 6 komponen yaitu:

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua

pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan

Page 53: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

33

penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah

tangga selama setahun.

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran

untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik

pemerintah pusat dan daerah, tidak termasuk penerimaan dari

produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data yang dipakai

adalah realisasi APBN.

3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup

pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam

negeri dan barang modal bekas atau baru dari luar negeri.

Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.

4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDB hasil

penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen

permintaan akhir lainnya.

5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga

free on board (fob).

6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost

insurance freight (cif).

Menurut Stiglitz dan Walsh (2006), PDB menyediakan

penilaian terbaik untuk mengukur tingkat produksi. Akan tetapi

perubahan sifat dasar produksi dari bentuk pertumbuhan dalam

underground economy menjadi bentuk inovasi teknologi baru bisa

memengaruhi kemampuan PDB untuk menyediakan gambaran yang

Page 54: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

34

akurat mengenai kinerja ekonomi. Lebih jauh PDB menggambarkan

keseluruhan tingkat aktivitas ekonomi dalam sebuah negara, yaitu

jumlah barang dan jasa yang diproduksi untuk sebuah pasar.

Hal itu menunjukkan bahwa PDB adalah indikator dari

pertumbuhan ekonomi yang merupakan ukuran penting dalam

menjelaskan kinerja ekonomi yang secara langsung merupakan

kinerja dari pelaku ekonomi yang menyediakan barang dan jasa

termasuk industri perbankan.

Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan cash flow bank

dengan cara meningkatkan permintaan pembiayaan oleh perusahaan

dan rumah tangga. Selama periode pertumbuhan ekonomi yang kuat

permintaan pembiayaan cenderung meningkat. Karena pembiayaan

cederung menghasilkan keuntungan lebih baik dari pada investasi

surat-surat berharga, maka expected cash flow akan lebih tinggi.

Alasan lain dari tingginya cash flow adalah semakin sedikit tingkat

risiko default yang terjadi selama masa pertumbuhan ekonomi yang

kuat.

Rahmawulan (2008) menyatakan bahwa kaitannya dengan

kredit bermasalah, dalam kondisi resesi (terlihat dari penurunan

PDB) dimana terjadi penurunan penjualan dan pendapatan

perusahaan, maka akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan pinjamannya. Hal ini akan menyebabkan

bertambahnya outstanding kredit non lancar. Sementara itu ketika

Page 55: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

35

PDB meningkat secara teori terjadi peningkatan transaksi ekonomi,

dunia bisnis mengge lihat, sehingga non performing financing turun.

Berdasarkan tulisan Rahmawulan (2008) antara lain

mengemukakan bahwa pertumbuhan PDB mempunyai dampak

terhadap kualitas pinjaman yang diberikan oleh perbankkan. Lebih

jauh dikemukakan bahwa apabila suatu perekonomian mengalami

penurunan dalam arti pertumbuhan PDB negatif, maka hal ini akan

berdampak pada memburuknya kualitas perbankan. Fenomena ini

seperti tersebut diatas dapat dilihat ketika pada tahun 1998 indonesia

mengalami krisis ekonomi yang berdampak pada menurunnya

kegiatan di sektor rill sehingga menyebabkan kredit yang diberikan

bermasalah.

5. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari kenaikan harga-harga secara

umum dan terus menerus. Inflasi juga dapat mencerminkan

kemerosotan nilai mata uang suatu Negara, yang dimaksud dengan

inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang

secara terus menerus selama suatu priode tertentu. Kenaikan harga ini

diukur dengan menggunakan indeks harga (Nopirin,1990:25).

Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi

antara lain:

Page 56: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

36

(1) Indeks beaya hidup (consumer price indeks)

(2) Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)

(3) GNP deflator.

Para ekonomi modern memberikan definisi bahwa inflasi

adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus

dibayarkan (nilai unit perhitungan moneter) terhadap barang-barang

atau komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah

penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-

barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation)

(A.karim, 2008:510).

Tingkat inflasi adalah persentase kecepatan kenaikan harga-

harga dalam satu tahun. Selain itu juga dalam buku yang berbeda

memberikan pengertian bahwa inflasi adalah kenaikan dalam harga

barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar

dibandingkan dengan penawaran dipasar. Dengan kata lain, terlalu

banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit (Sadono

Sukirno, 2004:333).

b. Cara Mengukur Inflasi

Menurut Nopirin (1990), inflasi atau kenaikan harga dapat

diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga

yang sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah:

Page 57: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

37

1) Indeks biaya hidup (consumer price indeks) yaitu mengukur

biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa

yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup.

Banyaknya barang tersebut bermacam-macam, di Indonesia

terdapat 9 bahan pokok, 62 macam barang serta 162 barang.

2) Indeks harga perdagangan besar (wholesale price indekx) yaitu

menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat

perdagangan berat seperti harga bahan mentah, bahan baku atau

setengah jadi.

3) PDB atau GNP deflator yaitu jenis barang yang mencakup

dalam perhitunga PDB. Dimana perhitungannya diperoleh dari

membagi GNP nominal (atas harga berlaku) dengan GNP riil

(atas dasar harga konstan).

c. Jenis Inflasi

Menurut Nopirin (1990) berdasarkan sifatnya, inflasi dapat

dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Inflasi merayap (creeping inflation) yaitu inflasi yang

mempunyai laju kurang dari 10% pertahun.

2) Inflasi menengah (galloping inflation) yaitu inflasi yang

mempunyai laju yang cukup besar ( biasanya double digit atau

bahkan triple digit).

Page 58: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

38

3) Inflasi tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang lajunya

meningkat sampai 5 atau 6 kali lipat.

d. Sebab-sebab Terjadinya Inflasi

Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah

kelebihan permintaan yang disebabkan oleh penambahan jumlah uang

beredar dan ada 3 sebab terjadinya inflasi, diantaranya:

1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi tarikan permintaan ini bermula dari adanya

kenaikan permintaan total (agregat demand), sedangkan

produksi telah berada pada keadaaan kesempatan kerja penuh

atau hampir mendekati kesempatan penuh.

2) Inflasi Desakan Biaya (cosh push inflation)

Inflasi ini bersumber dari masalah kenaikan harga-harga

dalam perekonomian yang diakibatkan kenaikan biaya produksi.

Pertambahan biaya produksi mendorong perusahaan-perusahaan

menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil resiko

yang akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang-

barang yang diproduksinya. Inflasi ini juga terjadi pada saat

perekonomian berkembang dengan pesat ketika pengangguran

sangat rendah.

3) Inflasi di impor (imported inflation)

Page 59: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

39

Inflasi ini muncul akibat meningkatnya harga barang-

barang impor. Apalagi barang tersebut mempunyai peranan

penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.

Contohnya minyak bumi.

e. Dampak Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus

menerus telah menimbulkan beberapa dampak buruk terhadap

masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. Menurut

Nopirin (1990), kenaikan harga atau inflasi memiliki dampak

terhadap masyarakat dan perekonomian, yaitu sebagai berikut:

1) Dampak terhadap pendapatan (equity effect)

Efek terhadap pendapatan adalah terjadinya

pendapatan yang tidak merata. Ada yang dirugikan dan

ada yang diuntungkan.

2) Dampak terhadap efisiensi (efficiency effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-

faktor produksi. Dengan adanya inflasi permintaan akan

barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari

barang lain, yang kemudian produksi barang tersebut

mengalami kenaikan. Kenaikan produksi barang ini pada

Page 60: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

40

gilirannya akan mengubah pola alokasi faktor produksi

yang sudah ada.

3) Dampak terhadap output (output effect)

Disaat laju inflasi sangat tinggi maka akan

mengurangi output nasional. Karena dalam keadaan inflasi

yang tinggi, nilai mata uang riil turun dengan drastis,

masyarakat cenderung tidak suka memegang uang kas,

transaksi mengarah kearah barter, yang biasanya diikuti

dengan penurunan produksi barang.

6. Nilai Tukar (Kurs)

Kurs (exchange rate) atau nilai tukar sering didefinisikan

sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.

Samuelson dan Nordhaus (2004) menyatakan bahwa nilai tukar valuta

asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang

lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing yaitu

pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan

Menurut Gregori Mankiw (2000), macam-macam nilai tukar

dapat dibedakan menjadi dua macam:

1) Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

Nilai tukar nominal adalah nilai atau uang tarif

dimana seseorang dapat memperdagangkan mata uang

Page 61: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

41

suatu negara dengan mata uang lainnya. Jika nilai tukar

rupiah terhadap dolar meningkat artinya peningkatan

tersebut disebut dengan apresiasi. Sedangkan jika nilai

tukar rupiah terhadap dolar mengalami penurunan itu

disebut depresiasi.

2) Nilai tukar riil (real exchange rate)

Nilai tukar riil adalah tingkatan dimana seseorang

dapat memperdagangkan barang atau jasa dari suatu

negara dengan barang dan jasa di negara lainnya. Sebagai

contoh seseorang berbelanja dan mendapati bahwa harga

suatu krat minuman ringan yang dibuat di negara lain

adalah dua kali harga minuman sejenis buatan lokal.

Berdasarkan perbandingan harga tersebut, kita kemudian

dapat mengatakan bahwa nilai tukar riil adalah setengah

krat minuman ringan impor tersebut persatu krat

minuman ringan lokal. Nilai tukar riil tersebut dinyatakan

sebagai unit-unit barang asing perunit dari barang

domestik.

Menurut Gregori Mankiw (2000), formula untuk

Perhitungan nilai tukar riil dengan cara sebagai berikut:

Nilai tukar nominal x Harga domestik Nilai tukar riil :

Harga luar negeri

Page 62: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

42

Kurs valuta asing diklasifikasikan kedalam kurs jual, kurs beli,

dan kurs tengah. Selisih dari penjualan dan pembelian merupakan

pendapatan bagi pedagang valuta asing sedangkan bila ditinjau dari

waktu yang dibutuhkan dalam menyerahkan valuta asing setelah

transaksi kurs dapat diklasifikasikan dalam kurs spot dan kurs berjalan

(forward exchange).

Untuk melihat pengertian dari kurs jual dan kurs beli maka

lihatlah dari sudut pandang bank. Kurs jual adalah harga yang

ditetapkan saat bank menjual mata uang asing (masyarakat membeli

mata uang asing). Begitu pula sebaliknya dengan kurs beli . kurs beli

adalah harga yang ditetapkan saat bank membeli uang asing

(masyarakat menjual uang asing). Kurs tengah adalah nilai rata-rata

dari kurs jual dan kurs beli. Kurs tengah lebih bersipat netral karena

merupakan rata-rata dari kurs jual dan kurs beli.

Menurut Miskhin (2009). Titik awal untuk memahami

bagaimana kurs ditentukan merupakan ide sederhana dari apa yang

disebut sebagai hukum satu harga, jika dua Negara menghasilkan

barang yang sama, dan biaya transportasi dan hambatan perdagangan

sangat rendah, harga barang seharusnya sama di seluruh dunia, tidak

peduli Negara mana yang menghasilkannya.

Menurut kuncoro (2008) kurs rupiah adalah nilai tukar

sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US dollar).

Nilai tukar tersebut ditentukan oleh kekuatan dan penawaran pasar

Page 63: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

43

atau istilah lainnya adalah mekanisme pasar. Sedangkan menurut

Miskin (2009), Kurs adalah harga dari asset domestik (deposito bank,

obligasi, saham, dan lain-lain yang didenominasikan dalam mata uang

domestik) dinyatakan dalam asset luar negeri (asset serupa yang

dengan didedominasi dalam mata uang asing).

B. Penelitian Terdahulu

Tarron Khemraj (2005) meneliti The determinants of non-

performing loans: an econometric case study of Guyana1 untuk meneliti

non performing loans di dunia perbankan, tarron khemraj menggunakan

alat analisis Ordinary least square dengan variable peneliti inflasi, GDP,

dan kurs sebagai variabel bebas, dari hasil penelitian ini menunjukan

bahwa variable inflasi dan kurs memiliki dampak positif yang signifikan

atas kredit non-performing loans sedang variabel GDP berbanding terbalik

dengan kredit bermasalah, GDP berpengaruh negatif signifikan terhadap

NPL.

Soebagio (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Non Performing Loan pada

Bank Umum Komersial” (Studi Empiris pada Sektor Perbankan di

Indonesia) melakukan analisis pengaruh berbagai faktor baik makro

maupun mikro. Sebagai variabel dependen digunakan rasio NPL,

sedangkan variabel independennya adalah kurs, inflasi, GDP, CAR, KAP,

tingkat bunga pinjaman bank dan LDR. Penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa diantara

Page 64: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

44

ketiga variabel makroekonomi, GDP tidak pengaruh terhadap NPF,

sedangkan kurs dan inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

NPL. Sedangkan hasil pengujian terhadap variabel mikroekonomi

menunjukkan KAP mempunyai pengaruh paling kuat diantara ketiga

variabel mikroekonomi lainnya.

Honny K.Tannudjaya (2006) meneliti tentang analisis hubungan

dan pengaruh variabel makroekonomi terhadap kredit bermasalah

perbankan indonesia, variabel yang diuji variabel makro ekonomi terdiri

dari harga minyak, jub dan kurs terhadap kualitas kredit perbankan, hasil

penelitian menunjukan variabel ekonomi (harga minyak, dan jub) memiliki

pengaruh yang signifikan dengan kredit bermasalah sedangkan kurs tidak

berpengaruh terhadap non performing loan (NPL) dengan menggunakan

metode ordinary least square.

Rahmawulan (2008) membandingkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kredit bermasalah di bank konvensional dan Bank Syariah,

yaitu faktor eksternal bank yang direpresetasikan dengan gross domestic

product (GDP), inflasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dalam

Bank Syariah berupa Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Serta

faktor internal bank yang direpresentasikan dengan pertumbuhan kredit

(dalam bank syariah disebut pembiayaan), loan to deposite ratio (LDR)

atau dalam terminologi bank syariah disebut financing to deposit ratio

(FDR). Hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis Vector

Autoregression, Impulse Response menunjukkan bahwa pertumbuhan

Page 65: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

45

kredit atau pembiayaan tidak berpengaruh terhadap kredit bermasalah.

Baik NPL maupun NPF merespon positif terhadap perubahan GDP dan

inflasi. Variabel LDR berpengaruh negative terhadap NPL akan tetapi

FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF. Sedangkan SBI

berpengaruh positif terhadap NPL, akan tetapi sebaliknya, SWBI direspon

negatif oleh NPF.

Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Anwar (2010) meneliti

Predicting Future Depositor`s Rate of Return Applying Neural Network: A

Case-study of Indonesian Islamic Bank from Department of Management

and Information System Science Nagaoka University of technology japan

dalam penelitian saiful anwar meneliti perbankan syariah di indonesia

dengan menggunakan sampel bank syariah mandiri, penelitian ini

menggunakan variabel makroekonomi (bursa efek Jakarta, inflasi, nilai

tukar, tingkat bunga sertifikat bank indonesia dan jumlah uang beredar)

terhadap pengembalian pembiayaan Bank Syariah Mandiri dengan

menggunakan data time series dengan analisis Artificial Neural Networks

(ANN) yaitu menganalisis ramalan masa yang akan datang hasil yang

diperoleh dari metode (ANN) yaitu nilai tukar dan jumlah uaang beredar

sebagai tingkat pertama mempengaruhi pengembalian kredit dan variabel

bursa efek jakarta, inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia menjadi

tingkat kedua yang dapat mempengaruhi pengembalian kredit Bank

Syariah Mandiri.

Page 66: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

46

Muntoha Ihsan (2011) meneliti tentang Pengaruh Gross Domestic

Product, Inflasi, dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non

Performing Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2005

sampai 2010, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh terhadap rasio non performing

financing. Sedangkan secara parsial variabel GDP, Inflasi, RR tidak

berpengaruh signifikan terhadap rasio NPF. Hanya variabel Rasio alokasi

piutang murabahah dibanding alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF)

yang berpengaruh signifikan terhadap NPF. Nilai koefisien determinasi

(Adjusted R2) model regresi sebesar 13,7 persen, hal ini berarti 13,7%

variasi NPF dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 86,3

persen dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian

ini.

Taufan Verdino (2012) meneliti tentang analisis pengaruh suku

bunga riil, money supply, nilai tukar dan harga minyak mentah terhadap

NPL perbankan indonesia, hasil dari penelitian dengan menggunakan

metode yang digunakan dengan metode regresi linier berganda

menunjukan bahwa nilai kurs dan harga minyak tidak terdapat pengaruh

signifikan terhadap NPL sedangkan suku bunga riil dan money supply

terdapat pengaruh signifikan terhadap non performing loan (NPL)

Anin Diyanti (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal terhadap Terjadinya NPL (Studi Kasus pada bank

Umum Konvemsional yang menyediakan layanan KPR periode 2008-

Page 67: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

47

2011) dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang hasilnya

menunjukan adanya bahwa Bank Size, Capital Adequacy Ratio (CAR),

Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) dan Laju Inflasi

berpengaruh signifikan terhadap Non-Performing Loa (NPL). Kemampuan

prediksi dari kelima variabel tersebut terhadap Non-Performing Loan

(NPL) sebesar 30,4%, sedangkan sisanya 69,6% dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Anatia Yulita (2014) meneliti tentang analisis pengaruh faktor

makroekonomi terhadap tingkat kredit bermasalah pada Bank Umum di

Indonesia januari tahun 2008 sampai desember 2012, dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda yang hasinya menunjukkan

adanya pengaruh positif yang signifikan antara BI rate terhadap NPL dan

nilai tukar terhadap NPL, sedangkan pertumbuhan total kredit berpengaruh

secara signifikan negatif terhadap NPL. Hasil estimasi regresi

menunjukkan kemampuan prediksi model 69,9% sedangkan 30,1%

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang belum tercakup

dalam penelitian ini.

Adapun penelitian tedahulu yang relevan dan menjadi landasan

dalam penelitian ini antara lain:

Page 68: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

48

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Skripsi Penulis

Hasil Persamaan Perbedaan

1 Tarron khemraj india (2005)

The determinants of non-performing loans: an econometric case study of Guyana1

Variabel Independen: Inflasi, GDP, dan kurs, Dependen: Non performing loans (NPL)

Metode: OLS Variabel: KURS, Inflasi

Variabel : NPL Tahun:

Hasil dari penelitian variabel kurs dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap NPL, sedangkan GDP berpengaruh negatif signifikan.

2 Hermawan Soebagia (2005)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Non Performing Loan pada Bank Umum Komersial” (Studi Empiris pada Sektor Perbankan di Indonesia)

Variabel Independen: Kurs, Inflasi, GDP, CAR, KAP dan LDR Variabel Dependen: NPL

Metode : OLS Variabel: GDP,Kurs, Inflasi,

Variabel: NPL, KAP, CAR, LDR, Tingkat Bunga Piinjaman

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga variabel makro ekonomi GDP Pengaruhnya tidak signifikan, sedangkan Kurs dan Inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap NPL sedangkan hasil pengujian terhadap variabel mikroekonomi menunjukkan KAP mempunyai pengaruh paling kuat diantara

Page 69: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

49

ketiga variabel mikroekonomi lainnya.

3 Honny K.tannudjaya (2006)

analisis hubungan dan pengaruh

variabel makroekonomi terhadap kredit

bermasalah perbankan indonesia

Independen: Makro ekonomi (kurs, jub dan harga minyak), Inflasi Dependen: NPL

Variabel: Kurs, Inflasi

Metode : OLS Variabel: JUB, harga Minyak, SBI

hasil variabel kurs tidak terdapat pengaruh signifikan terhdap NPL, jub dan harga minyak mempengaruhi signifikan terhadap NPL

4 Rahmawulan (2008)

faktor-faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah di bank konvensional dan Bank Syariah,

Independen: GDP, inflasi, SBI, SWBI, LDR/ FDR. Dependen: NPL dan NPF perbankan konvensional dan syariah

Variabel : GDP, inflasi, NPF

Metode: Vector Autoregression,Impulse Response Variabel: SBI, SWBI, LDR/ FDR.

Hasil dari penelitian membandingkan variabel depeden terhadap kredit macet bank syariah dan konvensional dengan melihat NPL/NPF, pembiayaan tidak berpengaruh terhadap kredit bermasalah, GDP dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap NPLdan NPF, LDR berpengaruh negatif terhadap NPL, FDR tidak signifikan terhadap NPF, SBI bepengruh positif terhadap NPL, sedangkan SBIS berpengaruh negatif terhadap NPF

5 Saiful anwar japan (2010)

Predicting Future Depositor`s Rate of

BEJ, inflasi, nilai tukar,

Variabel: Nilai tukar,

Metode: artificial

Hasil dari penelitian nilai tukar dan JUB tingkat pertama

Page 70: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

50

Return Applying Neural Network: A Case-study of Indonesian Islamic Bank

tingkat bunga SBI, JUB Dependen: Pengembalian bank dari rasio NPF

Inflasi netral networks (ANN)

Variabel: JUB, Suku Bunga SBI,BEJ

Periode ja-maret 2009

mepengaruhi, suku bunga SBI, bursa efek jakartadan inflasi tingkat 2 terhadap kredit perbankan

6 Muntoha Ihsan (2011)

Pengaruh Gross Domestic Product,

Inflasi, dan Kebijakan Jenis

Pembiayaan Terhadap Rasio Non

Performing Financing Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2005 sampai 2010,

Independen: GDP, Inflasi,

kebijakan jenis pembiayaan

Dependen: NPF Bank

Umum syariah

Metode OLS

Variabel : GDP, Inflasi,

Variabel: Risk Ratio

Tahun: 2005-2010

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap rasio non performing financing. Sedangkan secara parsial variabel GDP, Inflasi, RR tidak berpengaruh signifikan terhadap rasioNPF.

7 Taufan Verdino (2012)

analisis pengaruh suku bunga riil, money supply, nilai tukar dan harga minyak mentah terhadap NPL perbankan indonesia

Suku bunga riil, money supply, nilai tukar, dan harga minyak mentah Dependen:

Metode: OLS Variabel: nilai tukar,

Variabel: harga minyak mentah,

Hasil dari penelitian kurs dan harga minyak mentah tidak berpengaruh signifikan terhadap NPL, sedan suku bunga riil dan money supply terdapat pengaruh signifikan

Page 71: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

51

NPL 8 Anin Diyanti Analisis Pengaruh

Faktor Internal dan Eksternal terhadap Terjadinya NPL

(KPR 2008-2011)

Independen: Bank Size, LDR, CAR, GDP, Inflasi

Dependen: NPL KPR

Metode: OLS

Variabel: GDP, Inflasi,

Variabel: LDR,CAR, Bank Size, NPL KPR

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan hasilnya menunjukkan bahwa Kemampuan prediksi dari kelima variabel tersebut terhadap Non-Performing Loan (NPL) sebesar 30,4%, sedangkan sisanya 69,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian

9 Analita Yunita (2014)

analisis pengaruh faktor

makroekonomi terhadap tingkat

kredit bermasalah pada Bank Umum di

Indonesia januari tahun 2008 sampai

desember 2012

Independen: Pertumbuhan GDP, tingkat suku bunga, nilai tukar,

pertumbuhan ekspor dan

Pertumbuhan kredit

Dependen:

NPL

Metode OLS

Variabel : Kurs, PDB.

Variabel : NPL, BI rate, Pertumbuhan Ekspor, Pertumbuhan Kredit. Tahun : 2008-2012

Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara BI rate terhadap NPL dan nilai tukar terhadap NPL, sedangkan pertumbuhan total kredit berpengaruh secara signifikan negatif terhadap NPL. Hasil estimasi regresi menunjukkan kemampuan prediksi model 69,9% sedangkan 30,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model

Page 72: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

52

C. Keterkaitan Hubungan antar Variabel

1. Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Non Performing

Financing (NPF)

Dalam Rahmawulan (2008). Produk Domestik Bruto

menunjukkan indikator dari pertumbuhan ekonomi yang merupakan

ukuran penting dalam menjelaskan kinerja ekonomi yang secara

langsung yang merupakan kinerja dari pelaku ekonomi yang

menyediakan barang dan jasa termasuk industri perbankan. Kaitan

PDB dengan kredit bermasalah, dalam kondisi resesi dimana terjadi

penurunan penjualan dan pendapatan perusahaan, maka akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

pinjamannnya. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya outstanding

kredit non lancar Sementara itu ketika PDB meningkat maka NPF

menurun, sebab pada saat ekonomi makro meningkat, maka

kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya (capability to

pay-back) meningkat, sehingga NPF menurun

Menurut Soebagia (2005) pertumbuhan ekonomi merupakan

kenaikan PDB/GDP atau GNP Riil yang dalam hal ini tingkat

kenaikan GDP atau GNP Riil adalah pada suatu tahun tertentu yang

dibandingkan dengan pada periode sebelumnya. Menurutnya,

pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang

dan jasa yang berlaku di suatu negara. Dengan demikian dapat

Page 73: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

53

disimpulkan bahwa dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik

dan meningkat maka dapat mengurangi jumlah NPL.

Hasil penelitian yang dilakukan Ihsan (2011) menunjukkan

bahwa PDB berpengaruh negatif signifikan terhadap kredit

bermasalah. Demikaian juga penelitian yang dilakukan Desti

Setyowati (2008) menyatakan bahwa PDB riil berpengaruh negatif

signifikan terhadap NPF.

2. Inflasi (INF) terhadap Non Performing Financing (NPF)

Menurut Ihsan (2011). Inflasi merupakan peningkatan tingkat

harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara

terus-menerus dari waktu ke waktu. Sedangkan menurut Khalwaty

dalam Wikutama (2010) inflasi adalah suatu keadaan yang

mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan

semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.

Secara umum inflasi didefinisikan naiknya harga barang dan jasa

sebagai akibat jumlah uang (permintaan) yang lebih banyak

dibandingkan jumlah barang atau jasa yang tersedia (penawaran),

sebagai akibat dari inflasi adalah turunnya nilai uang. Meskipun kredit

bank berjalan lancar dimana utang pokok dan bunga telah dibayar,

namun dengan berjalannya waktu, nilai uang tetap turun karena inflasi

sehingga daya beli uang menjadi lebih rendah dibandingkan

sebelumnya yaitu pada saat kredit diberikan. Apalagi bila kredit tidak

berjalan lancar (bermasalah).

Page 74: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

54

Soebagia (2005) menyatakan bahwa inflasi umumnya

memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam

perekonomian. Menurutnya sebagai akibat dari kepanikan masyarakat

dalam menghadapi kenaikan harga barang-barang yang naik terus

menerus dan perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi

ada masyarakat yang berlebihan memborong barang, sementara yang

kekurangan uang tidak dapat membeli barang, akibatnya negara rentan

terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. Sebagai

akibat kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk menarik

tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehinga banyak bank

di rush, akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada

penutupan bank (bangkrut) atau rendahnya dana investasi yang ada.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

angka inflasi maka semakin tinggi pula kesempatan terjadinya NPL.

Inflasi dapat berpengaruh terhadap kredit bermasalah, inflasi

yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan

menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

standar hidup masyarakat juga turun. Kedua, inflasi yang tidak stabil

akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi

dalam mengambil keputusan. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang

lebih tinggi dibandingkan inflasi dinegara tetangga menjadikan tingkat

suku bunga riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan

Page 75: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

55

tekanan kepada nilai tukar rupiah. Dengan meningkatnya inflasi maka

akan mengakibatkan kemampuan nasabah dalam membayar cicilan

kreditnya juga akan terganggu.

Pengaruh perubahan inflasi terhadap NPF adalah inflasi yang

tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat

sehingga standar hidup masyarakat juga turun. Sebelum inflasi,

seorang debitur masih sanggup untuk membayar angsuran kreditnya,

namun setelah inflasi terjadi, harga-harga mengalami peningkatan

yang cukup tinggi, sedangkan penghasilan debitur tersebut tidak

mengalami peningkatan, maka kemampuan debitur tersebut dalam

membayar angsurannya menjadi melemah sebab sebagian besar atau

bahkan seluruh penghasilannya sudah digunakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga sebagai akibat dari harga-harga yang

meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan Hermawan Soebagia (2005),

menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap

Non Performing Loan (NPL). Penelitian yang dilakukan Lindiawati

(2007) inflasi memiliki pengaruh atau dampak yang kecil serta

hubungan searah atau positif dengan pembiayaan macet pada

perbankan syariah.

3. Nilai Tukar (Kurs) terhadap Non Performing Financing (NPF)

Nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan positif terhadap

pelaku ekspor impor di satu negara. Dalam arti bahwa penurunan nilai

Page 76: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

56

tukar (mata uang domestik nilainya turun terhadap mata uang asing)

maka hal ini akan menguntungkan para eksportir, sebab para eksportir

akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari selisih penurunan

kurs mata uang domestik terhadap kurs mata uang asing tersebut

(keuntungan jangka pendek). Begitu juga nilai tukar mengalami

kenaikan (mata uang domestik nilainya naik terhadap mata uang

asing), maka akan mengakibatkan peningkatan impor, sebab barang-

barang yang diimpor harganya menjadi lebih murah. Perubahan kurs

mata uang juga akan sangat berpengaruh pada kelancaran usaha

nasabah. Jika nilai rupiah jatuh dibandingkan dengan valuta asing dan

jika usaha tersebut dijalankan menggunakan bahan impor, maka akan

memukul usaha nasabah.

Hasil riset BI (2002) menunjukkan bahwa jika suatu negara

memiliki pinjaman dalam bentuk valuta asing dalam jumlah yang

besar, baik itu dilakukan oleh bank, lembaga keuangan, ataupun

nasabah bank maka kondisi tersebut telah menyebabkan sistem

keuangan secara keseluruhan rentan terhadap gejolak nilai tukar.

Menurut Wikutama (2010), Penurunan rupiah terhadap valuta asing

menyebabkan pinjaman dalam mata uang asing meningkat nilainya

secara relatif sesuai dengan penurunan tersebut. Peningkatan jumlah

kewajiban tersebut berdampak pada kemampuan membayar kewajiban

yang semakin menurun, bahkan banyak kasus mengakibatkan

ketidakmampuan membayar dan meningkatkan besaran NPL.

Page 77: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

57

Perbankan menghadapi resiko penurunan kualitas kredit valuta

asing (valas) jika rupiah tiba tiba jatuh karena dana global pergi

mendadak. Kredit bermasalah pada pinjaman berdenominasi dollar AS

akan melonjak selain utang valas yang akan membengkak jika asing

menarik danyanya dari pasar keuangan dalam negri. Jika bank

menerbitkan surat utang dolar AS dan menyalurkan kredit dalam mata

uang rupiah, maka utangnya bisa membaengkak.

Krisis moneter yang melanda Indonesia diawali dengan

terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang

asing (terutama dollar Amerika), karena gagal mengatasi krisis

moneter dalam jangka waktu pendek menyebabkan kenaikan tingkat

harga terjadi secara umum, akibatnya angka inflasi nasional melonjak

cukup tajam dan mengakibatkan pendapatan riil masyarakat semakin

merosot. Dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing juga menyebabkan melemahnya Non Performing Loan

perbankan nasional.

Perubahan nilai tukar rupiah memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap debitur bank. Dengan asumsi tidak dilakukan

hedging untuk debitur yang bergerak dalam bidang eksportir,

penguatan mata uang rupiah terhadap mata uang asing lain akan

mengurangi pendapatannya, namun untuk debitur yang bergerak

dalam bidang importir hal sebaliknya yang akan terjadi yaitu

penguatan mata uang rupiah akan menambah pendapatannya.

Page 78: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

58

Perbedaan tersebut menyebabkan pengaruh perubahan nilai tukar

rupiah terhadap kinerja debitur akan berbeda-beda sehingga

pengaruhnya tehadap NPL juga akan berbeda. Apalagi jika suatu bank

tidak memberikan pinjaman kepada debiturnya dalam bentuk valuta

asing, maka kemungkinan terjadi pelemahan NPL sebagai akibat dari

perubahan nilai tukar menjadi kecil. Hasil penelitian yang dilakukan

Hermawan Soebagia (2005) menunjukkan bahwa perubahan nilai

tukar rupiah memberikan hasil yang positif dan dampak yang cukup

signifikan terhadap perubahan NPL bank umum komersial di

Indonesia.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, dilakukan terhadap 3 (tiga) variabel

independen yang diduga berpengaruh terhadap Non Performing

Financing (NPF). Adapun variabel independen yang diprediksikan

berpengaruh terhadap Non Performing Financing (NPF) adalah produk

domestik bruto, Inflasi, dan Nilai Tukar.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 79: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

59

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kesehatan suatu bank dianggap baik ketika tingkat kesehatan dibawah 5% (kajian bank indonesia) dilihat dari rasio non performing financing (NPF) dalam perbankan syariah variabel depeden (y), banyak hal yang dapat mempengaruhi NPF, diantaranya dari faktor eksternal bank tersebut antara lain akan dijelaskan oleh variabel indepeden (x)

Variabel Dependen : Non Performing Financing

(NPF) (Y)

Uji Statistik : 1. Uji koefisien determinasi

(Adjusted-R2) 2. Uji Statistik F 3. Uji Statistik t

Uji Asumsi Klasik : 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji otokorelasi 4. Uji Heterokedastisitas

Kesimpulan dan Saran

Variabel Independen : 1. Produk Domestik Bruto ( x1 ) 2. Inflasi ( x2 ) 3. Nilai Tukar ( x3 )

Analisis Bahasan

Page 80: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

60

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari beberapa penelitian terdahulu tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi Non Performing Loan atau Non performing Financing

tersebut, maka diperoleh beberapa hipotesis secara parsial dan simultan

yaitu :

1. PDB, Inflasi, dan Kurs secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

NPF Bank Umum Syariah di Indonesia Periode penelitian 2005-2013.

2. PDB secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF

Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode penelitian tahun 2005-

2013.

3. Inflasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF

Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode penelitian tahun 2005-

2013.

4. Kurs secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF

Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode penelitian tahun 2005-

2013.

Page 81: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

61

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di

Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel

yang memiliki pengaruh terhadap Non Performing Financing. Variabel

yang disanggap dapat mempengaruhi diantaranya Pendapatan Domestik

Bruto, Inflasi dan Nilai tukar.

Penelitian ini akan dilakukan dengan memperhatikan aspek umum

kondisi perekonomian negara Indonesia, dan juga beberapa spesifikasi

yang dimiliki bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang digunakan

tersebut merupakan data eksternal dari bank Umum Syariah. Pemilihan

data diambil berdasarkan penelitian sebelumnya dan literatur yang telah

ada serta kemudahan dalam perolehan data.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

laporan yang dipublikasikan oleh badan pusat statistik dan dari laporan

keuangan bulanan yang telah di publikasikan oleh Bank Indonesia dalam

rangkuman Statistik Perbankan Indonesia. Penelitian ini menggunakan

data runut waktu (time series) dari data PDB, Inflasi, Nilai tukar dan NPF,

dan periode yang diambil dalam penelitian ini adalah bulan Januari tahun

2005 sampai dengan bulan Desember tahun 2013.

Page 82: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

62

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Soeratno dan Arsyad (2008) populasi adalah "jumlah

keseluruhan dari obyek yang diteliti". Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan adalah seluruh data NPL, PDB, Inflasi, nilai tukar yang ada di

Indonesia.

Sampel adalah bagian yang menjadi obyek yang sesungguhnya dari

penelitian tersebut. Data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian

ini adalah data NPF Bank Umum Syariah, PDB riil, Inflasi dan nilai tukar

(Kurs tengah). Data ini berbentuk data bulanan tiap-tiap variabel mulai dari

periode Januari tahun 2005 sampai dengan periode Desember 2013, kecuali

untuk variabel PDB hanya tersedia dalam bentuk kuartalan yang kemudian

diinterpolasi menjadi data bulanan melalui metode quadratic match sum.

Alasan pemilihan periode tahun yang digunakan adalah untuk mendapatka

hasil yang lebih akurat sesuai dengan keadaan sekarang ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersifat data time series berupa data NPF, PDB, Inflasi dan nilai tukar.

Data ini merupakan data bulanan tiap-tiap variabel mulai dari periode

Januari tahun 2005 sampai dengan periode Desember 2013, kecuali untuk

variabel PDB hanya tersedia dalam bentuk kuartalan yang kemudian

diinterpolasi menjadi data bulanan melalui metode quadratic match sum.

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dari pihak

Page 83: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

63

kedua atau data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 127).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

statistik, laporan tahunan Bank Indonesia yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) serta sumber-sumber lainya

yang berkaitan dengan penelitian ini dari tahun 2005 hingga 2013.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumenter

Metode dokumenter adalah pengumpulan data melalui catatan-

catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa yang lalu

yang berhubungan dengan aspek penelitian. (W Gulo, 2002: 110).

Dengan kata lain mengumpulkan data dengan cara mencatat dokumen

yang berhubungan dengan penelitian ini, yang terdapat dalam

publikasi Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, internet dan sumber

sumber lainnya.

2. Metode Observasi Pustaka

Library reserach yaitu dengan mencari dan mengumpulkan

literatur yang terdiri dari buku-buku referensi, artikel, jurnal penelitian

dan media internet sebagai bahan pengutipan serta referensi (Imam

Akbar,2009:57). Dengan kata lain melakukan telaah pustaka,

eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti berbagai

majalah, jurnal, dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian.

Page 84: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

64

D. Teknik Analisis

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh antara PDB, Inflasi

dan Nilai Tukar terhadap perubahan NPF. Penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program

komputer (software) Eviews dan Microsoft Excel 2007. Berikut adalah

metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear adalah salah satu teknik analisis kuantitatif

yang dapat digunakan untuk memberikan informasi besarnya hubungan

sebab akibat (kausatif) antara suatu faktor dengan faktor lainnya. Setelah

dilakukan analisis regresi, maka dilakukan pengujian asumsi klasik untuk

mengetahui apakah model tersebut bersifat Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE) dengan beberapa pengujian, yaitu pengujian normalitas,

pengujian multikolinieritas, pengujian heteroskedastisitas dan pengujian

otokorelasi (Nachrowi dan Usman, 2006:7).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum normal

baku. Pada penelitian ini uji yang digunakan untuk permasalah

normalitas yaitu Jarque-Bera (JB) (Winarno, 2009:5.37).

Hipotesis :

Page 85: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

65

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan dengan kriteria :

Probabilitas R2 > 0,05 maka signifikan, H0 diterima.

Probabilitas R2 < 0,05 maka tidak signifikan, H0 ditolak.

b. Uji Multikoloniaritas

Pengertian Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier

antar variabel hingga mendekati sempurna antara satu atau lebih dari

variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas.

Uji multikolinieritas bermaksud untuk membuktikan atau

menguji ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas

(indefendent) satu dengan variabel lainnhya (gujarati, 2006: 67).

Hipotesis :

H0 : Variabel Independen tidak saling multikorelasi

H1 : Variabel Independen ada multikorelasi

Pengambilan keputusan dengan kriteria :

Correlation variabel independen < 0,80 maka H0 diterima.

Page 86: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

66

Correlation variabel independen > 0,80 maka H0 ditolak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain (Gujarati, 2006: 82)

Heteroskedastisitas berarti ada varian pada model yang tidak

sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi

memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan

homoskedastisitas.

Hipotesis :

H0 : Model bersifat homoskedastisitas

H1 : Model bersifat heteroskedastisitas

Pengambilan keputusan dengan kriteria :

Probabilitas R2 > 0,05 maka signifikan, H0 diterima.

Probabilitas R2 < 0,05 maka tidak signifikan, H0 ditolak.

d. Uji Otokorelasi

Menurut Ghozali (2005), Uji otokorelasi ini dilakukan untuk

menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

Otokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak

Page 87: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

67

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Uji Otokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada

korelasi antara anggota serangkaian data obserfasi runut waktu (time

series) atau ruang (Cross-cetion). (suliyanto,2011:125)

Hipotesis :

H0 : Model tidak ada masalah otokorelasi

H1 : Model ada masalah otokorelasi

Pengambilan keputusan dengan kriteria :

Probabilitas R2 > 0,05 maka signifikan, H0 diterima (model tidak

ada masalah otokorelasi).

Probabilitas R2 < 0,05 maka tidak signifikan, H0 ditolak (model

ada masalah otokorelasi).

2. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (Adj.R2) bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Nilai R square berada diantara 0 – 1,

semakin dekat nilai R square dengan 1 maka garis regresi yang

digambarkan menjelaskan 100% variasi dalam Y. Sebaliknya, jika

Page 88: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

68

nilai R square sama dengan 0 atau mendekatinya maka garis regresi

tidak menjelaskan variasi dalam Y.

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien

determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel

bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap

penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model

akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan

tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya, Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square

(Adj.R2) (Suliyanto, 2011:55).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adj.R2)

berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan

jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan

menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai

koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh

adanya penambahan variabel baru dalam model.

Page 89: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

69

b. Uji Simultan (Uji – F)

Uji-F digunakan untuk menguji koefisien bersama-sama, sehingga

nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara bersam

(Suliyanto,2011:55). Uji F hitung digunakan untuk menguji pengaruh

secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya atau untuk

menguji ketepatan model (goodness of fit) (Nachrowi & Usman,

2006:17). Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara

simultan maka masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit. Untuk

menghitung besarnya nilai F hitung digunakan formula sebagai

berikut: (Suliyanto:2011:45)

퐹 =R2/(퐾 − 1)

1 − 푅2/(푁 − 퐾)

Keterangan: F = Nilai F hitung

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah variabel

n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

Selain itu, dapat juga dilihat dari nilai F hitung dan F

tabel. Jika F hitung > F tabel, maka variabel bebas secara simultan

berpengaruh terhadap variabel terikatnya dimana F tabel dengan

Page 90: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

70

derajat bebas, df: α, (K-1), (n- K). n = jumlah pengamatan, k =

jumlah variabel

Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

Hipotesis secara simultan

Ho: prob. F > α = Pendaptan Domestik Bruto (PDB), inflasi (INF),

dan nilai tukar (Kurs) tidak signifikan terhadap

NPL secara simultan.

H1: prob. F < α = Pendaptan Domestik Bruto (PDB), inflasi (INF),

dan nilai tukar (Kurs) berpengaruh signifikan

terhadap NPL secara simultan.

Adapun aturan dalam pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan menolak H1

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan menerima H1

c. Uji Parsial (Uji – T)

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan,

maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu, dengan menggunakan suatu uji yang dikenal dengan sebutan

(Uji-t Nachrowi & Usman, 2006:18). Uji t digunakan untuk menguji

signifikasi konstanta dan setiap variabel independen (Singgih Santoso,

2012:225). Menurut Suliyanto (2011), nilai t hitung digunakan untuk

menguji pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap terikatnya.

Page 91: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

71

Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap

variabel terikatnya atau tidak. Menurut Ghozali (2011) Uji t

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0.05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut

Suliyanto (2011) rumus uji t sebagai berikut:

푡푖 =

Keterangan : ti = Nilai t hitung

bj = Koefisien regresi

sbj = Kesalahan baku koefisien regresi

Hipotesis secara parsial

Ho: b1 = 0: Pendapatan domestik produk tidak berpengaruh

signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL)

secara parsial.

H1: b1 ≠ 0: Pendapatan domestik produk berpengaruh signifikan

terhadap Non Performing Loan (NPL) secara parsial.

Ho: b2 = 0: Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Non

Performing Loan (NPL) secara parsial.

H1: b2 ≠ 0: Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Non

Performing Loan (NPL) secara parsial.

Page 92: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

72

Ho: b3 = 0: Nilai tukar ( Kurs ) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Non Performing Loan (NPL) secara parsial.

H1: b3 ≠ 0: Nilai tukar ( Kurs ) berpengaruh signifikan terhadap

Non Performing Loan (NPL) secara parsial.

1. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel merupakan definisi dari serangkaian variabel

yang digunakan dalam penulisan (Abdul Hamid, 2010:20). Pengertian

operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang

dapat diamati (diobservasi) dari definisi operasional tersebut dapat

ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Definisi dari

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya

adalah Non Performing Financing pada bank Umum Syariah, NPF

pada bank Umum Syariah ini merupakan variabel terikat atau

dependent (Y).

Menurut Undang- Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga. Data diperoleh dari statistik perbankan Indonesia

Page 93: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

73

pada laporan kegiatan kinerja Bank Persero periode Januari 2005

sampai Desember 2013 yang dipublikasi oleh Bank Indonesia. Data

dalam bentuk satuan persentase (%).

2. Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang secara bebas

berpengaruh terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini variabel

independen ada 4 yaitu:

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Rahmawulan (2008), Produk Domestik Bruto

(PDB) ini merupakan variabel bebas pertama (X1). Maksud dari

variabel ini adalah Pendapatan Domestik Bruto adalah jumlah

semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam

periode tertentu. Komponen yang ada dalam PDB yaitu

pendapatan, pengeluaran/investasi, pengeluaran pemerintah dan

selisih ekspor – import. Dalam kaitannya dengan kredit

bermasalah, dalam kondisi resesi (terlihat dari penurunan

PDB) dimana terjadi penurunan penjualan dan pendapatan

perusahaan, maka akan mempengaruhi kemampuan perusahaan

dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini akan menyebabkan

bertambahnya outstanding kredit non lancar. Sementara itu

menurut Nasution (2007). Ketika PDB meningkat secara teori

terjadi peningkatan transaksi ekonomi, dunia bisnis

menggelihat, sehingga NPF turun.

Page 94: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

74

b. Inflasi

Inflasi merupakan variabel bebas kedua (X2). Maksud dari

variabel ini adalah kecenderungan meningkatnya harga barang-

barang pada umunya secara terus menerus, yang disebabkan

oleh karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak

dibandingkan dengan barang-barang dan jasa yang tersedia

(Firdaus, 2011:115). Data inflasi ini diperoleh dari Badan Pusat

Statitik (BPS) dan dari bi.go.id dalam laporan inflasi (indek

harga konsumen), periode Januari 2005 sampai dengan

Desember 2013 berupa persentase (%).

c. Nilai Tukar (Kurs)

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004), Kurs

merupakan variabel ketiga (X3), artinya harga satu satuan mata

uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing

ditentukan dalam pasar valuta asing yaitu pasar tempat berbagai

mata uang yang berbeda diperdagangkan.

Nilai tukar rupiah adalah perbandingan nilai dua mata

uang rupiah dengan negara lainnya. Dalam penelitian yang

digunakan dalam nilai tukar adalah mata uang rupiah terhadap

mata uang dolar AS di wilayah Indonesia dengan menggunakan

kurs tengah atas ketetapan Bank Indonesia. Data yang

digunakan tersebut adalah data dari tahun 2005 hingga 2013.

Satuan yang digunakan adalah ribu rupiah (Rp).

Page 95: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

75

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Non Performing Financing

Non performing Financing Adalah rasio antara pembiayaan yang

bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori

yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan lancar, dalam pengawasan

khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

Berdasarkan pengaruh jenis pembiayaan dan segmentasi

pembiayaan terhadap besarnya NPF yang diperbolehkan oleh Bank

Indonesia adalah 5% (Arifin, 2009:19). Tingkat NPF ini nantinya akan

mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan pada bank umum syariah.

Pembiayaan non lancar merupakan hal yang selalu ditemukan

dalam setiap kegiatan lembaga keuangan syariah. Pembiayaan non lancar

merupakan suatu hal yang harus dihindari dan tidak boleh sama sekali

terjadi, karena setiap pembiayaan melibatkan nasabah, dalam prakteknya

setiap nasabah menjalankan kegiatan dengan kondisi dan tingkat

keberhasilan yang berbeda-beda.

Perkembangan NPF periode 2005 -2013 dapat dilihat dalam grafik

dibawah ini:

Page 96: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

76

Gambar 4.1 Perkembangan NPF di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Tahun 2005-2013, diolah.

Senada dengan apa yang dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI)

dalam laporan tahunannya, perkembangan pola NPF periode 2005 sampai

2013 berfluktuasi karena adanya berbagai pengaruh kebijakan ekonomi,

diawali dari bulan januari 2005 NPF berada pada angka 2.84%. Angka

tersebut masih berada pada kisaran normal hingga sampai tahun 2006,

namun pada tahun 2007 dimulai dari bulan Januari hingga desember

keadaan perbankan mulai menunjukkan kenaikan NPF yang cukup tinggi

melewati ambang batas normal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

yaitu mencapai 6.5% pada bulan Juli, sebesar 6.63% pada bulan Agustus

dan 6.29% pada bulan September, kondisi ini disebabkan oleh pengaruh

krisis yang terjadi di Amerika dan juga karena kekuranghati-hatian bank

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2005

.120

05.6

2005

.11

2006

.420

06.9

2007

.220

07.7

2007

.12

2008

.520

08.1

020

09.3

2009

.820

10.1

2010

.620

10.1

120

11.4

2011

.920

12.2

2012

.720

12.1

220

13.5

2013

.10

NPF

Page 97: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

77

syariah dalam menempatkan dananya pada sektor riil, sehingga

mengakibatkan meningkatnya NPF.

NPF terendah terjadi pada bulan Desember 2011 sebesar 2,52%,

November 2,74% dan Oktober sebesar 3,11%, pada tahun tersebut

fluktuasi NPF perbankan syariah mulai menurun ke tingkat yang lebih

normal karena bank syariah mulai berkembang pesat dan bank syariah

mulai semakin berhati hati dan selektif dalam pemberian pinjaman

bermasalah pada nasabah.

Tidak dapat dipungkiri pembiayaan bermasalah perbankan syariah

lebih kecil dari kredit bermaslah pada bank konvensional. Data Bank

Indonesia (BI) secara jelas menunjukan perbedaan signifikan, bahkan

selama hampir satu setengah dekade NPF perbankan syariah hanya

separuh NPL (Non Performing Loan) pada perbankan konvensional.

2. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)

Laju pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan

ouput perkapita jangka panjang. Penekanan pada proses karena

mengandung unsur dinamis, perubahan dan perkembangan (Mankiw,

2004:505). Oleh karena itu, pemakaian indikator pertumbuhan

ekonomi akan dilihat dalam kurun waktu tertentu. Misalnya Pelita

atau periode tertentu tapi dapat pula secara tahun. Laju pertumbuhan

ekonomi akan diukur melalui perkembangan PDB yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik. Adapun cara perhitungannya:

Page 98: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

78

PDB = C + G + I + ( X - M )

Keterangan:

PDB = Produk Domestik Bruto

C = Pengeluaran rumah tangga

G = Pengeluaran pemerintah

I = Pengeluaran investasi

X = Ekspor

M = Impor

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh

rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah

oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan

yang diterima faktor produksi:

PDB = Sewa + Upah + Bunga + Laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap

seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal,

dan laba untuk pengusaha.

Pertumbuhan PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000

ditunjukkan pada grafik berikut:

Page 99: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

79

Gambar 4.2 Perkembangan PDB Di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia, BPS, diolah.

Dari gambar 4.2 tampak bahwa PDB Indonesia relatif stabil

dan mengalami puncak tertinggi pada triwulan ketiga Tahun 2012.

Dalam deskriptif gambar (Gambar 4.2) terlihat bahwa PDB Terendah

adalah 519.204,6 pada triwulan kedua tahun 2008 dan PDB tertinggi

sebesar 671.780,8 terjadi pada triwulan ketiga tahun 2012.

3. Perkembangan Inflasi di Indonesia

Inflasi dapat diartikan sebagai proses kenaikan harga barang-

barang umum secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Masalah

lain yang menjadi perhatian utama pemerintah adalah masalah inflasi.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi

yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi 0 %

bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk

0.00

100000.00

200000.00

300000.00

400000.00

500000.00

600000.00

700000.00

800000.0020

05.1

2005

.520

05.9

2006

.120

06.5

2006

.920

07.1

2007

.520

07.9

2008

.120

08.5

2008

.920

09.1

2009

.520

09.9

2010

.120

10.5

2010

.920

11.1

2011

.520

11.9

2012

.120

12.5

2012

.9

PDB

Page 100: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

80

dicapai, yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar

tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan

tiba-tiba atau perwujudan dari akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku

diluar ekpektasi pemerintah, misalnya efek dari penurunan nilai uang

(depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.

Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan

menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga

dapat diwujudkan kembali (Sukirno, 2004:333).

Indonesia pernah mengalami hiper inflasi pada tahun 1960-an yang

mencapai 650 persen. Indonesia pernah pula mengalami inflasi berat yaitu

mencapai 60 persen pada tahun 1998. Di tahun 1999 inflasi sedikit

melemah yaitu mencapai 20 % (Amalia, 2010:107).

Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi Di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Tahun 2005-2013, diolah.

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.0018.0020.00

2005

.620

05.1

020

06.2

2006

.620

06.1

020

07.2

2007

.620

07.1

020

08.2

2008

.620

08.1

020

09.2

2009

.620

09.1

020

10.2

2010

.620

10.1

020

11.2

2011

.620

11.1

020

12.2

2012

.620

12.1

020

13.2

2013

.620

13.1

0

INFLASI

Page 101: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

81

Pada gambar pergerakan grafik di atas menunjukkan bahwa

tingginya inflasi di tahun 2005 dipengaruhi oleh dampak signifikan

kenaikan harga BBM baik melalui dampak langsung (first round) maupun

dampak lanjutan (second round). Selain itu, beberapa kebijakan

administered prices lainnya seperti harga rokok, tarif tol, dan PAM juga

turut mendorong kenaikan harga-harga barang tersebut. Sementara itu,

adanya gangguan pasokan dan distribusi ini disebabkan oleh penimbunan

bahan-bahan pokok menyusul adanya kecenderungan kenaikan harga dan

kelangkaan pasokan BBM di berbagai daerah, sehingga semakin

meningkatkan tekanan inflasi yang berakhir pada kenaikan harga-harga

barang tersebut (Bank Indonesia, 2005:83).

Tekanan inflasi pada tahun 2006 disebabkan oleh meningkatnya

inflasi volatile food, gangguan pasokan, distribusi barang dan jasa maupun

kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga beras. Selain itu rencana

penerapan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh pemerintah namun

pada prakteknya kenaikan TDL diundur sehingga tidak terdapat dampak

kenaikan TDL terhadap inflasi.

Pada tahun 2008 inflasi kembali bergejolak yang bersumber dari

kredit macet di Amerika Serikat sehingga berdampak ke Indonesia yang

menyebabkan menjadi penyumbang inflasi terbesar pada tahun 2008 ini

lebih banyak dari sisi cosh push inflation. Meningkatnya harga minyak

dunia yang akhirnya memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM

pada bulan Mei 2008 sehingga memberikan kontribusi yang sangat

Page 102: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

82

signifikan terhadap tingkat inflasi. Selain itu, meningkatnya harga

komoditas pangan dunia (kebutuhan bahan pangan impor seperti kedelai,

jagung, dan terigu) sejak akhir tahun 2007 yang otomatis meningkatkan

biaya pokok produksi perusahaan juga memberikan kontribusi angka

inflasi yang sangat besar.

Dalam laporan perekonomian Bank Indonesia pada tahun 2010,

inflasi mulai mengalami kenaikan kembali secara berangsur- angsur mulai

triwulan I dan menembus nilai tertinggi pada triwulan IV bulan Desember

2010 yang mencapai angka 6,96%. Tekanan inflasi yang cenderung

meningkat bersumber dari kelompok volatile food terutama beras.

Tingginya inflasi dari kelompok bahan makanan disebabkan anomali

cuaca yang mengakibatkan gangguan distribusi dan produksi akibat

tingginya curah hujan di beberapa daerah. (statistik perbakan syariah).

Inflasi tahun 2011 tingkat inflasi mulai berangsur-angsur

mengalami penurunan yang cukup tajam di tengah peningkatan

pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh tidak diterapkannya kebijakan

Pemerintah dalam menaikkan harga komoditas strategis seperti BBM

bersubsidi dan tarif tenaga listrik sehingga inflasi administered prices

terjaga pada level yang rendah. Inflasi yang cukup stabil pada tingkat yang

relatif rendah didukung oleh perekonomian yang memadai, penguatan

nilai tukar rupiah yang mampu meredam dampak inflasi dari tingginya

harga komoditas internasional sehingga inflasi dapat dikendalikan pada

Page 103: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

83

level yang disepakati oleh Pemerintah untuk menjaga tingkat nflasi yang

diharapkan. (Laporan Perekonomian Indonesia, Bank Indonesia: 2011).

Pada triwulan I tahun 2012 komoditas beras menjadi penyumbang

inflasi yang tertinggi disebabkan oleh kenaikan HPP (Harga Pokok

Pembelian) beras per 1 Maret 2012 sebesar 30%, selain itu cuaca buruk

menjadi pendorong kenaikan harga sedangkan pada triwulan II tahun 2012

inflasi juga mengalami peningkatan tingkat inflasi pada kelompok volatile

food yang disebabkan oleh lonjakan harga aneka bumbu seperti cabai

merah dan bawang putih, daging, telur ayam ras dan beras sedangkan pada

kelompok barang disebabkan oleh kenaikan harga elpiji 3 kg disebabkan

terjadinya kelangkaan barang di pasar domestik.

4. Perkembangan Nilai Tukar (KURS)

Kurs valuta asing adalah kurs mata uang asing menunjukkan harga

atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara

lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang

domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang asing. (Soebagia, 2005)

Fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dapat

digambarkan oleh gambar 4.3 dibawah ini:

Page 104: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

84

Gambar 4.3 Perkembangan Kurs Di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Tahun 2005-2013, diolah.

Nilai tukar rupiah pada 2005 mengalami depresiasi disertai

volatilitas yang meningkat. Melemahnya rupiah tercermin dari rata-rata

nilai tukar rupiah selama 2005 yang mencapai Rp. 9.713 per dolar atau

terdepresiasi sekitar 8,6% dibanding rata-rata 2004. Pelemahan rupiah di

2005 tidak terlepas dari pengaruh negatif faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal berhubungan dengan meningkatnya harga minyak dunia

serta berlanjutnya kebijakan kenaikan suku bunga di AS. Sementara itu,

faktor internal terkait dengan tingginya impor serta kebutuhan untuk

pembayaran kewajiban luar negeri turut memberikan tekanan terhadap

rupiah. Tekanan terhadap rupiah mulai berkurang sejalan dengan dampak

positif serangkaian kebijakan stabilisasi makroekonomi yang ditempuh

Bank Indonesia dan Pemerintah ( Bank Indonesia, 2005:68).

02000400060008000

100001200014000

2005

.620

05.1

020

06.2

2006

.620

06.1

020

07.2

2007

.620

07.1

020

08.2

2008

.620

08.1

020

09.2

2009

.620

09.1

020

10.2

2010

.620

10.1

020

11.2

2011

.620

11.1

020

12.2

2012

.620

12.1

020

13.2

2013

.620

13.1

0

KURS

Page 105: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

85

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat dari Rp. 9.857,- per

dolar pada akhir 2005 menjadi Rp. 9.020,- per dolar pada akhir 2006.

Terpeliharanya kestabilan nilai tukar rupiah selama 2006 didukung oleh

kondisi ekonomi global yang secara umum lebih kondusif dan

membaiknya fundamental makroekonomi yang didukung kebijakan

moneter yang konsisten dalam mencapai sasaran inflasi serta kebijakan

fiskal yang berhati-hati (Bank Indonesia, 2006:83).

Pada pertengahan tahun 2008 nilai tukar rupiah mengalami

depresiasi terhadap dolar AS disebabkan oleh krisis global yang melanda

dunia bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Dampak

krisis global yang melanda dunia juga mengakibatkan nilai tukar rupiah

mengalami tekanan depresiasi yang tinggi dan volatilitas yang meningkat,

terutama sejak Oktober 2008. Perkembangan tersebut menyebabkan rupiah

tertekan hingga sempat mencapai Rp11.711 per dolar AS di November

2008. (Bank Indonesia, 2008:82)

Pada triwulan II 2009 nilai tukar rupiah mengalami tren yang

menguat didukung oleh perbaikan persepsi risiko terhadap emerging

market dan kondisi domestik yang tetap terjaga mendorong terus naiknya

pasokan valas dari investor asing dipasar keuangan domestik. Kebijakan

yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan nilai tukar rupiah

selama tahun 2011 menyebabkan terapresiasinya rupiah terhadap dolar AS

pada emester I 2011 dan semester II 2011 mengalami depresiasi

disebabkan kondisi ekonomi dan keuangan global yang masih memburuk.

Page 106: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

86

B. Hasil Analisa

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft

Excel Windows 2007 dan program pengolahan data Eviews untuk

mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-

variabel yang diteliti. Variabel bebas yaitu PDB, Inflasi dan Nilai

Tukar, sedangkan Variabel terikatnya yaitu Non Performing

Financing.

Tahap awal dalam proses pengujian yang dilakukan adalah uji

normalitas terhadap seluruh variabel yang diuji. Uji normalitas

digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel

terikat dan variabel bebasnya mempunyai model regresi yang baik.

Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau

mendekati normal. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Uji

Jarque-Bera test atau JB-test (Winarno, 2009:5.37)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

Ho: residual berdistribusi normal

H1: residual berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Page 107: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

87

a) Bila probabilitas obs*R2 > 0.05 maka signifikan, H0 diterima

(residual berdistribusi normal).

b) Bila probabilitas obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan, H0

ditolak (residual berdistribusi tidak normal)

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera

Sumber: Lampiran 3

Dari diagram pada gambar 4.5 Dapat dilihat bahwa nilai

probabilitas Jarque-Bera sebesar 0.160110 lebih besar dari 0,05. hal

ini berarti Ho diterima, dengan kata lain data terdistribusi normal.

b. Uji Otokolerasi

Uji otokorelasi yang telah dilakukandengan menggunakan

program Eviews menunjukan hasil seperti berikut :

Page 108: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

88

Tabel 4.1 Hasil Uji Otokorelasi

Sumber: Lampiran 5

Pada hasil uji Otokorelasi dengan metode Lagrange-Multiplier

test pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi Square

sebesar 0.2616 lebih besar dari α (0,2616 > 0,05). Maka dengan

hipotesis sebagai berikut :

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

Bila probalbiliti Chi Square > 0,05 maka signifikan, H0

diterima (dapat dikatakan dalam model tidak terjadi

otokorelasi)

Bila probalbiliti Chi Square < 0,05 maka tidak signifikan,

H0 ditolak (dapat dikatakan dalam model ada masalah

otokorelasi)

Maka dapat diambil kesimpulan dari uji otokorelasi yang

dilakukan nilai probabilitas Chi Square lebih besar dari α

(0,2616>0,05) sehingga tidak terdapat otokorelasi dalam model.

c. Hasil Uji Multikolineritas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear

antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.297606 Prob. F(2,99) 0.2778 Obs*R-squared 2.682186 Prob. Chi-Square(2) 0.2616

Page 109: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

89

independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan

regresi sederhan (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu

variabel independen) (Wing Wahyu Winarno, 2009:5.1).

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolineritas

PDB INF KURS

PDB 1.000000 -0.543313 0.050932

INF -0.543313 1.000000 0.130480

KURS 0.050932 0.130480 1.000000

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi

variabel independen antara PDB dan Inflasi sebesar -0.543313, antara

PDB dan KURS adalah sebesar 0.050932, antara INF dan KURS

sebesar 0.130480. Nilai korelasi variabel independen (yaitu produk

domestik bruto, inflasi dan kurs) tertinggi hanya mencapai 0.130480

yaitu nilai korelasi antara INF dan KURS. Karena nilai 0.130480 <

0.85 maka diputuskan tidak terdapat multikolineritas. Hasil ini

menginformasikan model OLS yang dilakukan dapat dikatakan

terbebas dari gejala multikolineritas sehingga dapat dilakukan

pengujian selanjutnya.

Selain itu hasil multikolineritas bisa dilihat seperti dibawah ini:

a) Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap nilai tukar (KURS)

dengan nilai korelasinya sebesar 0.05093 sehingga tidak terjadi

multikolineritas.

Page 110: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

90

Dependent Variable: LNNPF Method: Least Squares Date: 06/14/14 Time: 13:57 Sample: 2005M01 2013M10 Included observations: 106

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNPDB 4.160814 0.142059 29.28939 0.0000

LNKURS 0.489263 0.244392 2.001965 0.0479 INF -0.015934 0.005490 -2.902380 0.0045 C -51.90202 2.735077 -18.97644 0.0000 R-squared 0.933808 Mean dependent var 7.457697

Adjusted R-squared 0.931861 S.D. dependent var 0.678499 S.E. of regression 0.177112 Akaike info criterion -0.587063 Sum squared resid 3.199606 Schwarz criterion -0.486556 Log likelihood 35.11433 Hannan-Quinn criter. -0.546327 F-statistic 479.6540 Durbin-Watson stat 0.287982 Prob(F-statistic) 0.000000

b) Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap inflasi (INF) dengan

nilai correlationnya sebesar -0.543313 sehingga tidak terjadi

multikolineritas.

c) Inflasi (INF) terhadap Nilai Tukar (KURS) dengan nilai

korelasinya sebesar 0.130480 sehingga tidak terjadi

multikolineritas

2. Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Estimasi hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi Non

Performing Financing (NPF) dilakukan dengan pendekatan Ordinary

Least Square OLS yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Olah Data dengan Metode OLS

Sumber: Lampiran 5

Page 111: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

91

Dari tabel 4.3 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

(NPF) = -51,90202+4,160814 PDB -0,015934 INF+ 4,160814 KURS + et

Dengan nilai konstanta sebesar -51,90202, hal ini dapat diartikan

bahwa apabila semua variabel bebas dianggap konstan atau tidak

mengalami perubahan maka Non Performing Financing (NPF) mengalami

penurunan sebesar 51,90202.

Berdasarkan tabel 4.3 bisa memberikan gambaran melalui hasil

regresi linier berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS)

menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Uji Probabilitas t-statistik (Uji Parsial)

Uji probabilitas t-statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel

dependen. Untuk melakukan uji t dengan cara quick lock, yaitu dengan

melihat probabilitas dan derajat kepercayaan yang ditentukan dalam

penelitian. Dengan kriteria pengujian tingkat signifikan (α) = 0,05.

Hipotesis:

H0 : prob. t-statistic < α = Terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independent terhadap variabel

dependent secara parsial.

Page 112: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

92

H1 : prob. t-statistic > α = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independent terhadap variabel

dependent secara parsial.

Dari hasil regresi linier berganda diatas memperlihatkan hasil

uji probabilitas t-statistik sebagai berikut:

1. Pengaruh Jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Non

Performing Financing (NPF)

Variabel Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai nilai

signifikan 0.0000 dan koefisiennya 4.160814 pada penelitian ini,

alpha yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel Produk Domestik

Bruto (PDB) mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

alpha (α) (0.0000 < 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil

dibandingkan alpha, maka memberikan penjelasan bahwa variabel

PDB mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap NPF.

Dengan demikian menerima H0 dan menolak H1.

2. Pengaruh Inflasi (INF) terhadap Non Performing Financing

(NPF)

Variabel nilai Inflasi (INF) mempunyai nilai signifikan 0.0045

dan koefisiennya -0.015934. Pada penelitian ini, alpha yang

digunakan adalah 5% (0.05). variabel Inflasi (INF) mempunyai nilai

signifikan lebih kecil dibandingkan alpha (α) (0.0045 < 0.05). Karena

nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha, maka memberikan

Page 113: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

93

penjelasan bahwa variabel Inflasi (INF) mempunyai pengaruh negatif

dan signifikan terhadap NPF. Dengan demikian menerima H0 dan

menolak H1.

3. Pengaruh Nilai Tukar (KURS) terhadap Non Performing

Financing (NPF)

Variabel Nilai Tukar (KURS) mempunyai nilai signifikan

0.0479 dan koefisiennya 0.489263. Pada penelitian ini, alpha yang

digunakan adalah 5% (0.05). variabel Nilai Tukar (KURS)

mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha (α) (0.0479

< 0.05). Karena nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha, maka

memberikan penjelasan bahwa variabel Nilai Tukar (KURS)

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap NPF. Dengan

demikian menerima H0 dan menolak H1.

b. Uji F-statistik

Dalam pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel independent (X) terhadap

variabel dependent (Y) secara bersama-sama.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dengan menggunakan eviews

maka terlihat hasil probabilitas F-Statistik sebesar 0.000000. Karena

nilai probabilitasnya 0.000000 < alpha (0.05) yang berarti dapat

disimpulkan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi

Page 114: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

94

(INF) dan Nilai Tukar (KURS) secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap variabel Non Performing Financing (NPF).

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R-square)

Koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah model

penelitian. Dari hasil data menunjukkan bahwa adjusted R-square

yang diperoleh dari hasil estimasi adalah sebesar 0.931. Hal ini berarti

bahwa 93,1% dari variasi NPF mampu dijelaskan oleh variabel PDB,

INF, dan KURS. Sedangkan 6,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar

model.

C. Analisis Ekonomi

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan regresi

tersebut menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Non Performing

Financing (NPF). Dimana nilai koefisiennya adalah 4.160814.

Artinya jika PDB meningkat 1% maka akan menambah NPF sebesar

4.160814%.

Dalam N. Gregory Mankiw (2003:502) PDB adalah nilai dasar

dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi disuatu negara

selama kurun waktu tertentu.

Page 115: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

95

Menurut Rahmawulan (2008) Produk Domestik Bruto

menunjukkan indikator dari pertumbuhan ekonomi yang merupakan

ukuran penting dalam menjelaskan kinerja ekonomi yang secara

langsung yang merupakan kinerja dari pelaku ekonomi yang

menyediakan barang dan jasa termasuk industri perbankan. Kaitan

PDB dengan kredit bermasalah, dalam kondisi resesi dimana terjadi

penurunan penjualan dan pendapatan perusahaan, maka akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

pinjamannnya. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya outstanding

kredit non lancar. Hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis

Vector Autoregression, Impulse Response menunjukkan bahwa

pertumbuhan kredit / pembiayaan tidak berpengaruh terhadap kredit

bermasalah. Baik NPL maupun NPF merespon positif terhadap

perubahan PDB dan inflasi.

Hasil penelitian yang sama didapat oleh Muhammad Iqbal

(2008), dengan judul penelitian “Perbandingan Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Pada Perbankan Syariah dan

Perbankan Konvensional” yang hasilnya menunjukkan bahwa variabel

indepeden secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

NPL/NPF.

2. Inflasi (INF)

Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan regresi

tersebut menunjukkan bahwa Inflasi (INF) berpengaruh negatif dan

Page 116: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

96

signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Dimana nilai

koefisiennya adalah -0.015934. Jika Inflasi (INF) meningkat 1%

maka Non Performing Financing (NPF) akan turun sebesar

0.015934%.

Menurut teori Keynes inflasi disebabkan oleh permintaan total

terhadap barang dan jasa yang melebihi kemampuan berproduksi

masyarakat. Dengan demikian permintaan masyarakat akan barang

melebihi jumlah yang tersedia. Apabila hal ini berlangsung dalam

kurung waktu tertentu dan terus menerus akan mengakibatkan naiknya

harga yang pada akhirnya menurunkan pendapatan riil masyarakat

yang berakibat munculnya potensi NPF.

Penelitian yang dilakukan oleh Saiful anwar japan (2010)

meneliti Predicting Future Depositor`s Rate of Return Applying

Neural Network: A Case-study of Indonesian Islamic Bank from

Department of Management and Information System Science Nagaoka

University of technology japan dalam penelitian saiful anwar meneliti

perbankan syariah di indonesia dengan menggunakan sampel bank

syariah mandiri, penelitian ini menggunakan variabel makroekonomi

(bursa efek Jakarta, inflasi, nilai tukar, tingkat bunga sertifikat bank

indonesia dan jumlah uang beredar) terhadap pengembalian

pembiayaan bank syariah mandiri dengan menggunakan data time

series dengan analisis Artificial Neural Networks (ANN) yaitu

menganalisis ramalan masa yang akan datang hasil yang diperoleh

Page 117: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

97

dari metode (ANN) yaitu nilai tukar dan jumlah uaang beredar sebagai

tingkat pertama mempengaruhi pengembalian kredit dan variabel

bursa efek jakarta, inflasi, suku bunga sertifikat bank indonesia

menjadi tingkat kedua yang dapat mempengaruhi pengembalian kredit

bank syariah mandiri.

3. Nilai Tukar (KURS)

Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan regresi

tersebut menunjukkan bahwa Nilai Tukar (KURS) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Dimana

nilai koefisiennya adalah 0.489263. Jika Nilai Tukar (KURS)

meningkat 1% maka Non Performing Financing (NPF) akan naik

sebesar 0.489263%.

Menurut Sadono Sukirno (2004), kurs valuta asing atau kurs

mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara

dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat

juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,

yaitu banyaknya Rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu

unit mata uang asing.

Perbankan menghadapi resiko penurunan kualitas kredit valuta

asing (valas) jika rupiah tiba tiba jatuh karena dana global pergi

mendadak. Kredit bermasalah pada pinjaman berdenominasi dollar AS

akan melonjak selain utang valas yang akan membengkak jika asing

menarik dananya dari pasar keuangan dalam negeri. Jika bank

Page 118: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

98

menerbitkan surat utang dolar AS dan menyalurkan kredit dalam mata

uang rupiah, maka utangnya bisa membengkak. Wikutama (2010)

menyebutkan bahwa bankir jelas akan menghadapi masalah besar

karena depresiasi rupiah akan membuat portofolio aset perbankan

dalam kredit akan semakin memburuk. Upaya BI menahan laju

pelemahan rupiah dengan jalan menaikkan suku bunga justru

berpotensi meningkatkan NPL/NPF.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hermawan Soebagio

(2005) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Terjadinya Non Performing Loan (NPL) pada Bank Umum Komersial

(Studi Empiris pada Sektor Perbankan di Indonesia)”, yang hasilnya

menunjukkan bahwa variabel Kurs memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap NPF.

Page 119: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel bebas yang diteliti yaitu produk domestik bruto, inflasi,

dan nilai tukar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

perubahan nilai non performing financing pada bank umum

Syariah periode 2005-2013 dengan hasil pengujian probabilitas

F statistik sebesar 0.000000 < α (0.05) yang berarti dapat

disimpulkan bahwa PDB, INF, dan KURS secara bersama sama

berpenaruh signifikan terhadap variabel dependen (NPF).

2. Variabel bebas produk domestik bruto, inflasi, dan nilai tukar

secara parsial atau individu memiliki pengaruh signifikan

terhadap perubahan nilai non performing financing pada bank

umum syariah periode 2005-2013 dengan nilai probabilitas

yang berbeda-beda. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa

semua variabel independen terdapat hubungan yang positif

dengan varibel dependennya yaitu antara PDB dengan nilai NPF

Bank Umum Syariah, Inflasi dengan NPF dan KURS dengan

NPF.

Page 120: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

100

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis

mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat di antaranya:

1. Bagi Praktisi Perbankan

Dengan adanya temuan bahwa variabel produk domestik bruto,

inflasi, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap non

performing financing dengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda.

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi perkembangan

sistem Bank Umum Syariah dan langkah untuk mengambil kebijakan

yang terkait seperti:

a. Kebijakan yang terkait dengan Produk Domestik Bruto

Hendaknya Bank Umum Syariah berhati hati dalam

menyalurkan kredit kepada masyarakat, Kaitan PDB dengan

kredit bermasalah, dalam kondisi resesi dimana terjadi

penurunan penjualan dan pendapatan perusahaan, maka akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

pinjamannnya. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya

outstanding kredit non lancar.

b. Kebijakan yang terkait dengan Inflasi

Hendaknya Bank Persero lebih memperhatikan penetapan arah

kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, yaitu dalam hal

penetapan arah inflasi. Sehingga Bank Umum Syariah dapat

Page 121: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

101

mengatasi sedini mungkin pengaruhnya terhadap sektor kredit

perbankan, serta menyesuaikan dengan suku bunga kredit.

c. Kebijakan yang terkait dengan Nilai Tukar (KURS)

Hendaknya peraktisi perbankan lebih memperhatikan kebijakan

pemerintah yang terkait dengan perkembangan Kurs dalam

menentukan kebijakan pembiayaan Sehingga Bank Umum

Syariah dapat mengatasi sedini mungkin pengaruhnya terhadap

sektor kredit perbankan, serta menyesuaikan dengan suku bunga

kredit.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen

khusunya perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang Pendapatan

Domestik Bruto (PDB), Inflasi (INF), dan Nilai Tukar (KURS) yang

mempengaruhi Non-Performing Financing pada bank umum syariah.

3. Bagi Penulis

Untuk melanjutkan penelitian dengan menambahkan atau

memperbanyak jumlah variabel kebijakan moneter, misalnya : Harga

minyak dunia, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga dan lainnya.

Selain itu bisa dengan menambah variabel lain seperti LDR, SBIS, ROA,

ROE, dan CAR perbankan di Indonesia.

Page 122: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

102

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. “Asset Liability Management, Menyiasati Risiko Pasar dan

Risiko Operasional dalam Perbankan”. Jakarta, PT. Elex Media

Kompetindo Kelompok Gramedia. 2004.

Amin, Riawan.” Menata Perbankan Syariah Di Indonesia”, UIN Press,

Jakarta, 2009

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik”,

Jakarta, Gema Insani Press,2003.

Anwar, Saiful, “Predicting Future Depositor’s Rate of Return Applying

Neural Network: A Case-Study of Indonesian Islamic Bank”,

Jurnal from Department of Management and Information

Syistem Science Nagaoka University of Tecnology, Japan,

2010.

Arifin, Andy, “Pengaruh Jenis Produk, Pembiayaan dan Segmentasi

Pembiayaan Terhadap Non Performing Financing Pada

Perbankan Syariah”, Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Badan Pusat Statistik. n.d. Data Produk Domestik Bruto Kuartalan tahun

2005-I sampai 2013-III. www.bps.go.id.

Bank Indonesia. n.d. Data Inflasi (Indeks Harga Konsumen) Berdasarkan

Perhitungan Inflasi Tahunan.

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter /Inflasi/Data+Inflasi/.

Bank Indonesia. n.d. Data Statistik Perbankan Syariah Tahun 2005-I sampai

2013-IV. http://www.bi.go.id

Case dan Fair. “ Prinsip-prinsip Ekonomi”. Erlangga, Jakarta, 2006

Page 123: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

103

Gregory, N. Mankiw, “Prinsiles of Economics” Thomson South-Western,

USA, 2003

Gujarati, Damodar. “ Dasar Dasar Ekonometrika”, edisi Ketiga, Erlangga,

Jakarta, 2006

Hamja, Yahya, “ Modul I Ekonometrika”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta,

Jakarta, 2010

Haryati, Sri. “Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi

dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Jurnal Keuangan dan

Perbankan, Vol. 13 No.2, Surabaya, 2007.

Hemawan, Sakariza Qori. 2008. “Pengaruh Turbulensi Ekonomi Terhadap

Kredit Konsumer” Economic Review, Edisi Juni 2008,

Honny K. Tanudjaja. “Analisis hubungan dan pengaruh variabel-variabel

makroekonomi terhadap kredit bermasalah.” 2006

Ihsan, Muntoha,“ Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi dan Kebijakan

Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing

Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005 sampai 2010”,

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.

Iqbal, Muhammad, “Perbandingan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

Pembiayaan Bermasalah Pada Perbankan Syariah dan

Perbankan Konvensional”, Tesis pasca Sarjana FEUI, Jakarta ,

2008.

Ismail, “Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi”, Kencana,

Jakarta.2011

Page 124: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

104

Khan, Thariqullah dan Habib Ahmed.” Risk Management: An Analysis of

Issues in Islamic Financial Industry”. Islamic Development

Bank, Jeddah 2009.

Khemraj, Tarron, “ The Determinants Of Non Performing Loan : An

Ekonometric Case Study Of Guyana 1”, Journal Of Economic

New College Or Florida Sukrishnalall Pasha Lecturer University

Of Guyana,2005.

Laporan Bank Indonesia Statistik Perbankan Syariah 2005 - 2013

Lukman, Dendawijaya.” Manajemen Bank”. Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.

Mankiw, N. Gregory, “ Makroekonomi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. “Uang, Perbankan dan

Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia),” FEUI. Jakarta,

2004

Mariam, Siti, “ Pengaruh Financing Deposit to Rasio dan Tingkat Inflasi

Terhadap Non Performing Financing Perbankan Syariah”,

Fakultas Syariah dan Hukum, Uin Jakarta, 2009.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan

edisi8. Salemba Empat : Jakarta.

Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2005.

Nachrowi dan Hardius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”.

Universitas Indonesia, 2006.

Nopirin. “ Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro”. BPFE, Yogyakarta,

2000

Page 125: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

105

Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”. Jakarta, Ghalia

Indonesia. 2000

Rahmawulan, Yunis.“Perbandingan Faktor Penyebab Timbulnya NPL dan

NPF pada Perbankan Konvensional dan Syariah di Indonesia”,

Tesis, Program Pascasarjanan, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 2008.

Republika.co.id “FDR Melambung, OJK Minta Induk Bank Syariah Suntik

Dana,” Republika Online,diakses dari

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-

ekonomi/14/03/06/n207q2-fdr-melambung-ojk-minta-induk-

bank-syariah-suntik-dana)pada tanggal 20 mei 2014 pukul

20.00

Rivai, Veithal dan Andria Permata Veithal. “Credit management handbook:

Teori,Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis

Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah”. Ed.1-2, PT Raja Gafindo

Persada, Jakarta, 2007

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. “Lembaga Keuangan Syariah”. Zikrul

Hakim, Jakarta, 2008.

Samuelson, Paul A and Wiliam D. Nordhaus, “ Ilmu makro Ekonomi Edisi

Tujuh Belas”, Alih Bahasa Gretta, Theresa Tanoto, Bosco

Carvallo, Anna Elly, PT Mendia Global Edukasi, Jakarta, 2004.

Soebagio, Hermawan. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Terjadinya Non Performing Loan (NPL) pada Bank Umum

Komersial (Studi Empiris pada Sektor Perbankan di

Indonesia)”, Tesis, Program Magister Managemen, Universitas

Diponegoro, 2005.

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. 3rdedition, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2004

Page 126: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

106

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi,

Yogyakarta, 2011.

Susilo, dkk. “Bank dan Lembaga Keungan Lain”. Jakarta, Salemba

Empat.2000

Veitzhal, Rivai dan Andria Permata Veitzhal, “Credit Management

Handbook: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan

Praktis Mahasiswa, Banker, dan Nasabah”, PT Grafindo

Persada, Jakarta, 2006

Verdino, Taufan , “ Analisis Pengaruh Suku Bunga Rill, Money Suplay,

Nilai Tukar dan Harga Minyak Mentah Terhadap Non

Performing Loan Perbankan Indonesia”, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Uin Jakarta, 2009.

Wikipedia Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto)

Wikutama, Arya, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non Performing

Loan Bank Pembangunan Daerah (BPD)”, FEUI, Jakarta,

2010.

Wiliasih, Ranti. “Profit Sharing dan Morl Hazard dalam Penyaluran Dana

Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia” Tesis, PSTTI

Program Pascasarjanan, Universitas Indonesia, 2005

Winarno, Wing Wahyu,”Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews”. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2009.

Wu, Wen Chieh, Chin Oh Chang, and Zekiye Selvili, “Banking System,

Real Estate Market, and Non Performing Loan”, International

Real Estate Review, Vol 6.,2003.

Page 127: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

107

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Penelitian

Obs NPF PDB INF KURS 2005.1 331 426612.10 7.32 9165 2005.2 388 429781.83 7.15 9262 2005.3 359 432951.57 8.81 9480 2005.4 445 436121.30 8.12 9570 2005.5 478 439240.40 7.40 9605 2005.6 549 442359.50 7.46 9713 2005.7 578 445478.60 7.82 9819 2005.8 613 448597.70 8.32 10240 2005.9 696 446319.30 9.06 10310

2005.10 629 444040.90 17.93 10090 2005.11 616 441762.50 18.34 10035 2005.12 429 439484.10 17.07 9830 2006.1 532 448485.30 17.06 9395 2006.2 610 451535.80 17.95 9230 2006.3 683 454586.30 15.73 9075 2006.4 661 457636.80 15.40 8775 2006.5 728 461953.48 15.60 9220 2006.6 767 466270.15 15.53 9300 2006.7 872 470586.83 15.15 9070 2006.8 967 474903.50 14.90 9100 2006.9 1007 472702.90 14.55 9235

2006.10 1019 470502.30 6.29 9110 2006.11 1067 468301.70 5.27 9165 2006.12 971 466101.10 6.60 9020 2007.1 1045 475641.70 6.26 9090 2007.2 1132 479901.50 6.30 9160 2007.3 1193 484161.30 6.52 9118 2007.4 1310 488421.10 6.29 9083 2007.5 1352 493049.08 6.01 8828 2007.6 1423 497677.05 5.78 9054 2007.7 1557 502305.03 6.06 9186

Page 128: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

108

2007.8 1633 506933.00 6.51 9410 2007.9 1601 503532.63 6.95 9137

2007.10 1628 500132.25 6.88 9103 2007.11 1501 496731.88 6.71 9376 2007.12 1131 493331.50 6.59 9419 2008.1 1132 505218.80 7.36 9291 2008.2 1183 509880.73 7.40 9051 2008.3 1237 514542.67 8.17 9217 2008.4 1362 519204.60 8.96 9234 2008.5 1596 524063.70 10.38 9318 2008.6 1442 528922.80 11.28 9225 2008.7 1469 533781.90 12.01 9118 2008.8 1478 538641.00 11.74 9153 2008.9 1554 533828.68 11.93 9378

2008.10 1711 529016.35 11.55 10995 2008.11 1913 524204.03 11.48 12151 2008.12 1509 519391.70 11.06 10950 2009.1 1676 528056.60 8.24 11355 2009.2 1789 532263.67 7.76 11980 2009.3 2019 536470.73 6.98 11575 2009.4 2053 540677.80 6.04 10713 2009.5 1942 545917.60 4.62 10340 2009.6 1851 551157.40 3.65 10225 2009.7 2204 556397.20 2.71 9920 2009.8 2462 561637.00 2.76 10060 2009.9 2547 558347.53 2.83 9681

2009.10 2492 555058.05 2.57 9545 2009.11 2534 551768.58 2.41 9480 2009.12 1882 548479.10 2.78 9400 2010.1 2053 599683.40 3.72 9365 2010.2 2302 590693.20 3.82 9335 2010.3 2275 581703.00 3.43 9115 2010.4 2309 572712.80 3.91 9012 2010.5 2540 579097.25 4.16 9180 2010.6 2170 585481.70 5.05 9083 2010.7 2388 591866.15 6.22 8952

Page 129: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

109

2010.8 2470 598250.60 6.44 9041 2010.9 2406 595140.95 5.80 8924

2010.10 2486 592030.30 5.67 8928 2010.11 2628 588921.65 6.33 9013 2010.12 2061 585812.00 6.96 8991 2011.1 2288 595721.80 7.02 9057 2011.2 2615 601314.73 6.84 8823 2011.3 2675 606907.67 6.65 8709 2011.4 2869 612500.60 6.16 8574 2011.5 2955 617581.43 5.98 8542 2011.6 2937 622622.25 5.54 8597 2011.7 3168 627743.08 4.61 8508 2011.8 3198 632823.90 4.79 8578 2011.9 3253 630497.88 4.61 8823

2011.10 3015 628171.85 4.42 8835 2011.11 2725 625845.83 4.15 9170 2011.12 2588 623519.80 3.79 9067 2012.1 2722 633414.90 3.65 9000 2012.2 2930 639389.27 3.56 9085 2012.3 3011 645363.63 3.97 9180 2012.4 3098 651338.00 4.50 9190 2012.5 3304 656534.08 4.45 9565 2012.6 3384 661730.15 4.53 9480 2012.7 3533 666926.23 4.56 9485 2012.8 3468 672122.30 4.58 9560 2012.9 3575 669607.53 4.31 9588

2012.10 3499 667092.75 4.61 9615 2012.11 3506 664577.98 4.32 9605 2012.12 3269 662063.20 4.30 9670 2013.1 3725 671593.40 4.57 9698 2013.2 4197 677350.30 5.31 9665 2013.3 4434 683107.20 5.90 9719 2013.4 4664 688864.10 5.57 9722 2013.5 4883 694144.20 5.47 9800 2013.6 4518 699424.30 5.90 9929 2013.7 4798 704704.40 8.61 10578

Page 130: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

110

Lampiran 2: Hasil Uji OLS

Dependent Variable: NPF Method: Least Squares Date: 06/14/14 Time: 13:47 Sample: 2005M01 2013M10 Included observations: 106

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDB 0.014455 0.000400 36.16971 0.0000

INF 3.594031 8.572565 0.419248 0.6759 KURS 0.167432 0.038611 4.336351 0.0000

C -7544.425 414.5485 -18.19914 0.0000 R-squared 0.949373 Mean dependent var 2112.670

Adjusted R-squared 0.947884 S.D. dependent var 1227.619 S.E. of regression 280.2517 Akaike info criterion 14.14626 Sum squared resid 8011185. Schwarz criterion 14.24677 Log likelihood -745.7517 Hannan-Quinn criter. 14.18699 F-statistic 637.5817 Durbin-Watson stat 0.459048 Prob(F-statistic) 0.000000

2013.8 5249 709984.50 8.79 10324 2013.9 4962 707464.15 8.40 11613

2013.10 5302 704943.80 8.32 11234 2013.11 4880 702423.45 8.70 11977 2013.12 5598 699903.10 8.50 12081

Page 131: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

111

0

2

4

6

8

10

12

-600 -400 -200 0 200 400 600 800

Series: ResidualsSample 2005M01 2013M10Observations 106

Mean 1.73e-12Median -1.927842Maximum 770.4885Minimum -652.3276Std. Dev. 276.2191Skewness 0.452160Kurtosis 3.108363

Jarque-Bera 3.663787Probability 0.160110

Lampiran 3: Hasil Uji Normalitas Lampiran 4: Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil uji Heteroskedasticity

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 6.976528 Prob. F(9,96) 0.0000 Obs*R-squared 41.91486 Prob. Chi-Square(9) 0.0000 Scaled explained SS 40.91401 Prob. Chi-Square(9) 0.0000

b. Hasil uji Otokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 69.95962 Prob. F(2,100) 0.0000 Obs*R-squared 61.81847 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Page 132: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

112

c. Hasil Uji Multikolinieritas PDB INF KURS

PDB 1.000000 -0.543313 0.050932 INF -0.543313 1.000000 0.130480

KURS 0.050932 0.130480 1.000000 Lampiran 5: Hasil Uji OLS setelah di LN/Log

Dependent Variable: LNNPF Method: Least Squares Date: 06/14/14 Time: 13:57 Sample: 2005M01 2013M10 Included observations: 106

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNPDB 4.160814 0.142059 29.28939 0.0000

LNKURS 0.489263 0.244392 2.001965 0.0479 INF -0.015934 0.005490 -2.902380 0.0045 C -51.90202 2.735077 -18.97644 0.0000 R-squared 0.933808 Mean dependent var 7.457697

Adjusted R-squared 0.931861 S.D. dependent var 0.678499 S.E. of regression 0.177112 Akaike info criterion -0.587063 Sum squared resid 3.199606 Schwarz criterion -0.486556 Log likelihood 35.11433 Hannan-Quinn criter. -0.546327 F-statistic 479.6540 Durbin-Watson stat 0.287982 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 133: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27195/1/AHMAD... · 9. Bapak Tony S. Chendrawan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

113

a. Uji Heteroskedasticity

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.694699 Prob. F(9,95) 0.7121 Obs*R-squared 6.483711 Prob. Chi-Square(9) 0.6907 Scaled explained SS 11.96831 Prob. Chi-Square(9) 0.2151

b. Uji Autokorelsasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.297606 Prob. F(2,99) 0.2778 Obs*R-squared 2.682186 Prob. Chi-Square(2) 0.2616