Analisis Pengaruh Third Party Logistic

28
ANALISIS PENGARUH THIRD PARTY LOGISTIC (3PL) TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERUSAHAAN INTI (CORE) SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN IT DALAM PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PERUSAHAAN PROPOSAL DEPARTEMEN MANAJEMEN OLEH : MISBACH HAKIKI NIM: 040710660

Transcript of Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Page 1: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

ANALISIS PENGARUH THIRD PARTY LOGISTIC (3PL) TERHADAP KINERJA

ORGANISASI PERUSAHAAN INTI (CORE) SEHUBUNGAN DENGAN

PERKEMBANGAN PENGGUNAAN IT DALAM PENERAPAN SUPPLY CHAIN

MANAGEMENT PERUSAHAAN

PROPOSAL

DEPARTEMEN MANAJEMEN

OLEH :

MISBACH HAKIKI

NIM: 040710660

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010

Page 2: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan dengan

perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan bisnis dan perdagangan. Dalam mengatasi

perubahan yang begitu cepat tersebut, perusahaan akan mempunyai strategi khusus yang akan

mereka terapkan dalam perusahaan mereka sendiri sehubungan dengan persaingan yang

terjadi secara global tersebut. Masing-masing perusahaan tentu mempunyai strategi yang

berbeda satu sama lain. Perbedaan strategi tersebut disebabkan adanya perbedaan

permasalahan yang akan dihadapi oleh masing-masing entitas usaha tersebut. Dalam

penerapannya, setiap strategi tersebut akan berusaha untuk mendapatkan manfaat yang

optimal dari terhadap pendayagunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin

sesuai strategi yang diterapkan oleh perusahaan, maka akan semakin efektif dan efisien

kinerja dari entitas tersebut.

Masing-masing entitas usaha tersebut harus memperhatikan lingkungan tempat

mereka melaksanakan segala aktifitas yang berkaitan dengan penciptaan suatu barang atau

jasa. Hal itu disebabkan setiap kegiatan dari mereka akan turut mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan baik yang bersifat individu ataupun kolektif. Perubahan dari

lingkungan tempat entitas tersebut berdiri juga turut mempengaruhi optimalisasi kinerja.

Perusahaan harus bersifat reaktif dan aktif terhadap segala perubahan yang telah dan mungkin

akan terjadi. Dengan adanya sifat tersebut, maka perusahaan tersebut akan dapat

mempertahankan daya saingnya dibanding competitor yang ada.

Sehubungan dengan daya saing perusahaan, maka setiap entitas yang berdiri

seharusnya memperhatikan tentang pertumbuhan ataupun pengembangan strategi perusahaan.

Pengambangan yang dimaksud disini adalah pengembangan yang berkelanjutan dalam artian

pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan baik meliputi strategi ataupun daya saing

perusahaan dilaksanakan secara berkesinambungan dan saling melengkapi satu sama lain.

Adanya pengembangan yang berkelanjutan tersebut harus dapat mencakup fungsi perusahaan

secara keseluruhan. Dengan adanya perhatian terhadap peningkatan strategi dan daya saing

perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan suatu nilai tambah yang besar terkait

dengan kemampuannya dalam menciptakan keunikan dan perbedaan dengan perusahaan

sejenis. Adanya perbedaan dan keunikan tersebut yang menjadikan suatu entitas usaha tetap

Page 3: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

dapat bertahan meskipun persaingan yang terjadi sekarang lebih bersifat global dan

mencakup segala bidang usaha.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam suatu peningkatan daya saing

perusahaan berkaitan dengan pengelolaan logistic suatu perusahaan. Kemajuan logistik telah

menjadi sumber utama pada suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang baru dan

mempertahankan competitive advantage. Juga terdapat beberapa contoh dimana sistem

logistik telah menjadi penyebab penghambat dalam suatu manajemen secara keseluruhan.

Kemampuan dalam mengurangi total biaya dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang

diberikan kepada konsumen dapat bertambah melalui eliminasi dri hambatan ini. Dari sudut

sosial, suatu sistem logistik yang efisien dapat memberikan kemungkinan untuk mengurangi

hambatan di jalan dan pencemaran lingkungan, yang dapat dihasilkan dalam menekan

produktivitas ekonomi makro.

Beberapa penemuan telah dikembangkan untuk memajukan sistem logistik. Inovasi

ini dapat diklasifikasikan lebih luas lagi menjadi inovasi untuk meningkatkan proses

individual logistik, dan inovasi ntuk menciptakan sistem logistik seluruhnya. Terlebih dahulu

termasuk di dalamnya inovatif hardware seperti terminal new inter-modal dengan

kemampuan pemindahan yang efisien dan inovatif software seperti rencana rute truk dengan

ITS (Intelegent Transportasi System) dan (Global Positioning System). Inovasi ini satu per

satu dapat dikembangkan pada seluruh kemampuannya hanya ketika mereka digunakan di dla

memperbaharui hambatan tersebut.

Selain itu, dalam menyikapi daya saing perusahaan lainnya yang harus terus

dikembangkan, maka salah satu cara yang lazim dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah

dengan penerapan Supply Chain Management yang efektif. Supply Chain terdiri dari

sekumpulan proses yang berhubungan dengan aliran barang, informasi, dan uang diantara

perusahaan-perusahaan, dari tingkat raw material sampai produksi tingkat pemakaian, dan

akhirnya pada tingkat daur ulang. Suatu alat untuk mengoptimasi supply chain akan melalui

manajemen terintegrsi yang disebt Supply Chain Management (SCM). Seperti telah diketahui

bersama bahwa Supply Chain Management memegang peranan yang sangat penting dalam

pertumbuhan industri pada era globalisasi seperti ini. Setiap perusahaan akan berlomba untuk

dapat menerapkan pola SCM yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan. SCM disini

merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat terelakkan lagi menjadi suatu hal yang wajib

dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam penerapannya, SCM ini akan mampu menjadi suatu

sistem yang terkelola dengan baik mulai dari supplier sampai dengan konsumen akhir.

Page 4: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Adanya sistem yang terkelola dengan baik itulah yang nantinya akan menjadikan sebuah

perusahaan mampu atau tidak bersaing dalam lingkungan industry yang semakin kompetitif.

SCM yang didesain dengan baik menghasilkan net value positif dengan memberikan

keuntungan, mengurang biaya, dan menigkatkan kelangsungan hidup keuangan. Perusahaan

dengan supply chain yang diselsaikan dengan baik dapat membagikan keuntungan dengan

layak, dengan menghasilkan yang disebut ”win-win relationship”.

Beberapa keuntungan dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. sumber daya untuk menghasilkan keuntungan termasuk menekan lead-time atau

respone yang fleksibel pada pelanggan.Seperti improvement atau peningkatan

dapat membuat supply chain perusahaan yang kompetitif. Keuntungan ini

dihasilkan dari sumber daya perusahaan yang terpusat terhadap core-competence

mereka dan menghasilkan value dengan memiliki fleksibilitas dan dapat

beradaptasi terhadap perubahan lingkungan pasar.

2. biaya dapat dikurangi berhubungan dengan keuntungan yang terintegritas.

Terdapat skala ekonomi dan jangkauan pada proes integrasi vertikal Sebagai

contoh, menghindari investment yang berlebihan dalam warehousing dan

mengurangi inventory level dengan berbagi informasi.

Bagaimana juga, dengan maksud untuk memaksimalkan suatu net value dengan

SCM, ”aliansi antara perusahaan” dengan persekutuan atau hubngan kerja yang

reliable jika diperlukan. Dalam menjalankannya memerlukan biaya transaksi

yang tinggi dan membutuhkan tiga kondisi. Pertama, waktu hubungan haruslah

cukup panjang atau lama untuk membuat partnership yang baik dan

berkomitmen. Kedua, perusahaan dalam supply chain harus memiliki kemmpun

yang diperlukan dan harus membagi tanggung jawab dengan masuk akal

(seimbang).

3. berbagai jenis informasi seperti pesanan, inventory atau permintan pelanggan

harus dapat dibagi dan diproses dengan benar. Dengan memperhatikan tiga poin

tersebut pengebangan IT sebelumnya dapat berkontribsi terhadp SCM.

Perkembangan dalam penggunaan SCM yang terintegras tersebut merupakan salah

satu cara perusahaan dalam menghadapi kompetisi yang semakin berat dibandingkan dengan

perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Pengembangan SCM juga seharusnya

dilakukan secara berkelanjutan dalam arti perusahaan tetap melakukan pengembangan-

pengembangan baru dalam menemukan strategi yang mungkin saja menghasilkan sesuatu

yang lebih efektif daripada sekedar penerapan SCM secara biasa.

Page 5: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Perusahaan sekarang lebih terfokus pada kegiatan intinya daripada sekedar

memikirkan hal-hal lain yang mungkin tidak memberikan nilai tambah apapun bagi

perusahaan yang dimaksud. Keadaan seperti itu tentu akan memberikan suatu keunggulan

tersendiri bagi perusahaan karena perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah produk atau

jasa sebagai hasil yang akan dinikmati oleh konsumen akhir. Pemberian nilai tambah pada

suatu produk ataupun jasa dari perusahaan tersebut secara tidak langsung merupakan

perwujudan dari peningkatan kinerja perusahaan yang akan menambah daya saing mereka

terhadap competitor yang ada.

Salah satu hal yang selama ini dianggap perusahaan sebagai salah satu hal yang tidak

memberikan nilai tambah apapun bagi suatu produk adalah masalah distribusi suatu barang.

Kegiatan tersebut dianggap sebagai kegiatan yang hanya memindahkan barang (baik raw

material ataupun barang jadi) dari suatu tempat ke tempat lain. Perusahaan dirasa tidak perlu

untuk terfokus pada kegiatan tersebut karena hal tersebut hanya akan menambah beban dari

suatu proses produksi perusahaan dibandingkan nilai tambah yang didapat oleh suatu

perusahaan. Perusahaan lebih memilih untuk berkonsentrasi pada proses bisnis intinya untuk

menghasilkan suatu barang yang memiliki nilai tambah yang unik di mata para pelanggan.

Dengan tidak berkonsentrasi secara penuh pada proses distribusi ataupun transportasi,

maka suatu perusahaan akan dapat mengalihkan perhatiannya untuk dapat melakukan suatu

inovasi-inovasi terbaru terkait dengan proses penciptaan barang dan jasa yang benar-benar

mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan para competitor. Kesempatan seperti itu yang

akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat terus mengembangkan penelitian dan

penjadwalan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Pada akhirnya, perusahaan–perusahaan akan semakin menyadari bahwa peran dari

organisasi luar sebagai penyedia layanan distribusi ataupun transportasi merupakan suatu hal

yang penting disamping melaksanakan proses produksi yang ada pada internal perusahaan.

Fokus pada masalah produksi tidak akan begitu terganggu dengan adanya jasa dari pihak

ketiga tersebut. Kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan inovasi terkait penciptaan

nilai tambah yang berkelanjutan bagi perusahaan akan dapat dilakukan secara optimal.

Kebutuhan akan pihak ketiga sebagai penyedia jasa distribusi dan transportasi akan

berkembang menjadi suatu kebutuhan yang benar-benar penting bagi perusahaan.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan

masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :

Page 6: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

1. Bagaimana pengaruh perkembangan IT yang terintegrasi dengan Supply Chain

Management pada suatu entitas usaha terkait dengan 3PL?

2. Bagaimana pengaruh penerapan SCM pada perusahaan terhadap pihak ketiga

penyedia jasa distribusi/transportasi (Third Party Logistic)?

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan IT yang terintegrasi dengan Supply Chain

Management pada suatu entitas usaha terkait dengan 3PL.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan SCM pada perusahaan terhadap pihak ketiga

penyedia jasa distribusi/transportasi (Third Party Logistic).

1. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi aplikasi teori dan

konsep manajemen operasi terutama mengenai teori logistik perusahaan dan third

party logistic.

2. Manfaat praktis, sebagai referensi bagi pembaca atau peneliti lain yang tertarik dalam

bidang manajemen operasi.

1. 5 Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan satu sama lainnya,

dan secara garis besar diuraikan pembahasan dalam kerangka bab-bab tersebut sebagai

berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan secara berurutan yang terdiri dari : latar

belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan diakhiri dengan sistematika skripsi.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi beberapa landasan teori dan tinjauan-tinjauan umum.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Page 7: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Dalam bab ini mencakup pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional, jenis dan sumber data yang digunakan oleh penulis, prosedur

pengumpulan data dan teknik analisis yang digunakan.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai anlisis hasil penelitian yang mencakup

gambaran umum subyek dan obyek penelitian, pembuktian hipotesis, dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab yang terakhir ini dari penyusunan skripsi ini disajikan kesimpulan

atas seluruh pembahasan, dan disertakan beberapa saran yang dapat digunakan

sebagai masukan atau pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah

kebijakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan maupun dalam kegiatan

penelitian selanjutnya.

Page 8: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi 3PL

SCM meliputi aliran barang, informasi dan uang dari tahap raw material supply

sampai tahap produksi dan penilaian, dan sampai pada tahap daur ulang. SCM disusun oleh

beberapa alat manajemen. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda baik pada sisi

akunting, manajemen produksi dalam proses informasi, marketing, dan lain-lain. Dimana

telah dikembangkan untuk menyelesaikan masalah dalam SCM sebagai contoh, pendekatan

akunting pada SCM khususnya berfokus pada cash flow dalam supply chain sementara

pendekatan proses informasi berfokus pada aliran informasi. Ide logistic secara umum adalah

untuk mengatur strategi aliran barang secara total. Jadi, optimasi total logistik tidak hanya

diselesaikan dari sudut pandang satu perusahaan, dan oleh karena itu, optimasi total dari

aliran barang termasuk perusashaan diperlukan dalam supply chain.

Ketika mencoba untuk mengoptimasi aliran total dalam supply chain, harus dijelaskan

bahwa keuntungan perusahaan dalam supply dapat bertentangan dikarenakan oleh distribusi

parsial dari biaya dan keuntungan diantara Perusahaan. Jadi, menghubungkan antara

pendapatan pada suatu perusahaan sangat diperlukan pada logistik manajemen dalam SCM.

Mereka juga memiliki kemampuan yang berbeda atau kompetensi yang saling melengkapi

dan memang dibutuhkan untuk koordinasi yang lebih jauh lagi. Sebagai contoh, koordinasi

diperlukan diantara perusahaan dalam bidang perencanaan, produksi dan transportasi.

Kenyataannya tidaklah mudah untuk mengkoordinasikan beberapa perusahaan yang memiliki

profil yang berbeda. Jika salah satu supplier dan manufacture akan mengsinkronisasi produk

mereka, mereka harus berbagi jadwal prduksi dan mengkoordinasikan transportasi diantara

pabrik-pabrik. Agar dapat direalisasikan mereka membutuhkan kemampuan IT dan untuk

memenuhi tanggung jawab mereka dengan benar.

Suatu perusahaan yang memiliki logistic mengetahui bagaimana mengkoordinasikan

sumber daya ekonomi, dan dapat memberikan kesempatan untuk membuat beberapa

pertimbangan. Suatu koordinator logistik disebutjga third party logistics (3PL) telah mendap-

atkan perhatian. 3PL adalah suatu industri baru dimana aktifitas logistic perusahaan dapat

dioutsourcing. Ini muncul ketika diregulasi industri penerbangan pada tahun 1990, dan

berkembang pada tahun 1990 bersamaan dengan perkembangan IT.

Page 9: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Third party logistic (3PL atau TPL) adalah perusahaan pemberi  layanan one stop

shop kepada pelanggan  jasa logistic untuk sebagian, atau seluruh fungsi manajemen rantai

pasokan mereka.

                3PL biasanya terfokus pada operasi terpadu, pergudangan dan jasa transportasi

yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan kondisi pasar , tuntutan dan

persyaratan layanan untuk produk dan bahan.

Beberapa definisi  untuk 3PL  :

1.       "A firm [that] provides multiple logistics services for use by customers. Preferably,

these services are integrated, or "bundled" together, by the provider. Among the

services 3PLs provide are transportation, warehousing, cross-docking, inventory

management, packaging, and freight forwarding." 

2.       “Third-party Logistics is simply the use of an outside company to perform all or part of

the firm’s materials management and product distribution function.”- Simchi-Levi (2000)

3.       “A relationship between a shipper and third party which, compared with the basic

services, has more customized offerings, encompasses a broad number of service functions

and is characterized by a long-term, more mutually beneficial relationship” - Murphy &

Poist ( 1998)

Pada dasarnya, 3PL berarti aktivitas outsourcing logistik termasuk didalamnya trans-

portasi dan warehousing yang berada diluar perusahaan, yang bukan sebagai consigner atau

consignee. Bagaimanapun juga cara kerja 3PL initidak mengoutsorce untuk suatu aktivitas lo-

gistik secara independent, tetapi mengoutsource beberapa aktivitas yang dilihat dari beberapa

sudut pandang perusahaan.

Selain pengertian di atas, 3PL juga adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan

distribusi dan logistik kepada perusahaan yang memcari bantuan dengan distribusi kompleks

yang diinginkan. Tanggung jawab juga termasuk dalam inbound manajemen penerbangan,

bea cukai, warehousing, pemenuhan pesanan, distribusi dan outbond foreight kepaad cus-

tomer.

  Pertumbuhan 3PL diawali di tahun 1980-an ketika perusahaan  mulai mencari cara-

cara baru untuk mengalihkan fungsi logistik sehingga dapat berkonsentrasi pada bisnis inti.

Salah satu perusahaan yang berkaitan  dengan revolusi 3PL adalah FedEx. Layanan pengiri-

man kilat ini menawarkan kesempatan dalam bisnis dalam penggunaan  just-in-time  yang da-

pat menghemat tempat untuk gudang dan mengurangi biaya keseluruhan. Pengenalan effi-

cient-consumer-response(ECR) menyebabkan pengiriman ukuran lebih kecil dan lebih efisien

Page 10: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

sehingga gilirannya mengurangi biaya lebih lanjut. Beberapa karakteristik dari organisasi

3PL adalah :

1.       Melakukan aktivitas outsourcing di bidang logistic

2.       Melakukan beberapa kegiatan

3.       Menyesuaikan layanan yang diberikan

4.       Saling menguntungkan dalam hal berbagi resiko

5.       Komitmen jangka panjang (1 - 3 tahun)

2.2. Klasifikasi 3PL

Dalam penerapannya, 3PL memiliki beberapa fitur, fitur tersebut antara lain :

1. Service provider logistik yang terintegrasi

Suatu 3PL provider dianggap sebagai service provider logistic yang terintegrasi.

Aaktivitas yang berhubungan dengan IT dalam mengontrol aliran barang seperti order

prosessing dan inventory manajemen, diantara yang lainnya yang juga termasuk ke dalam

fungsi dari 3PL provider. Bagaimanapun juga 3PL provider diperlukan semata-mata untuk

memberikan pelayanan secara keseluruhan. 3PL provider dapat mengoutsource beberapa

aktivitas kepada subkontraktor.

Sebuah penyedia 3PL dapat diklasifikasikan ke dalam aset-based dan non-berbasis

aset. Penyedia 3PL berbasis aset memiliki beberapa aset, terutama aset yang terkait dengan

transportasi seperti truk, gudang, dll, sedangkan penyedia 3PL non-berbasis aset tidak

memiliki aktiva tersebut, dan biasanya bergantung pada aset sub-kontraktor. Contoh non-aset

3PL penyedia termasuk Forwarders, broker, perusahaan pemasaran, dan perusahaan sistem

informasi manajemen.

2. Service provider yang berdasarkan kontrak

Pelayanan 3PL berdasarkan kontrak. Saat ini, kontrak yang tertulis mengenai

pembagian tanggungjawab dengan mengasumsikan bermacam-macam situasi agar lebih jelas.

Kontrak yang langsung tersebut dapat membuat hubungan yang reliabale diantara perusahaan

dan memperkuat aliance.

3. Konsultan service provider

Menawarkan pelayanan konsultan pada perusahaan adalah fitur yang penting dari

3PL. 3PL provider dapat memberikan beberapa pertimbangan untuk memenuhi keinginan

customer dengan menekankan pada strategi marketing, konfigurasi sistem informasi,

transportasi yang kooperatif, dll.

Page 11: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

2.3. Keuntungan Dan Kerugian Dari 3PL

Keuntungan yang didapat dengan memanfaaaatkan jasa 3PL yaitu antara lain dari

sudut skala ekonomi dan ruang lingkup ekonomi yang mendorong perusahaan untuk

meningkatkan netvalue dengan mengurangi biaya. Tetapi pengaruh ini juga bergantung pada

3PL Provider yang ditunjuk. 3PL provider yang kompeten memiliki kemampuan koordinasi

yang tinggi, memungkinkan mereka untuk mencari mitra atau sub-kontraktoryang handal dan

efisien untuk mengelola aliran barang antar-perusahaa.

Penggunaan 3PL akan berpengaruh pada efektivitas biaya perusahaan dalam hal

tenaga kerja. Dengan menyewa suatu perusahaan maka tidak perlu membayar karyawan

khusus untuk menangani bagian logistik rantai pasokan. Mengingat tenaga kerja adalah

bagian yang paling mahal dari bisnis dan biaya untuk penggunaan 3PL tidak akan sebanyak .

Bila menggunakan 3PL yang terletak di kota tempat perusahaan akan menyimpan

atau mengirim produk atau keduanya, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan

karena 3PL  memiliki pengetahuan tentang daerah tersebut. Biasanya, 3PL  bisa mendapatkan

harga yang sangat baik dalam penyimpanan produk, karena mereka tahu daerah itu.

Demikian pula, dengan aktivitas outsourcing logistik, perusahaan dapat menghemat

investasi modal sehingga mengurangi risiko dalam keuangan. Investasi pada aset logistik,

seperti pusat distribusi fisik atau jaringan informasi, biasanya membutuhkan biaya dan lump

sum yang besar, yang dapat memberikan risiko pada keuangan. Selain itu, penyedia 3PL

dapat mengurangi risiko dengan melakukan outsourcing untuk sub-kontraktor.

3PL dapat menyesuaikan layanan mereka sesuai kebutuhan perusahaan. Karena

terkadang akan sulit bagi tim logistik yang bekerja bagi perusahaan untuk memiliki sumber

daya untuk memenuhi semua persyaratan dari manajemen. Ketika melakukan Outsourcing

pekerjaan ini, 3PL akan  menyenangkan klien mereka, sehingga mereka akan memiliki

sumber daya yang lebih baik untuk memenuhi sebagian besar persyaratan manajemen.

3PL menawarkan jasa informasi yang superior. Dengan sifatnya sebagai koordinator

untuk semua proses rantai suplai dan moda transportasi, 3PLs adalah posisi terbaik untuk

menggabungkan dan melaporkan data yang berbeda melalui layanan nilai tambah informasi.

Meskipun terdapat  keuntungan dalam penggunaan 3PL, tetapi terdapat pula beberapa

kelemahan juga. Seperti kesulitan dalam membentuk kemitraan yang handal dan biaya yang

efektif antara perusahaan dan penyedia 3PL. Dalam rangka membangun kemitraan handal,

upaya-upaya harus dilakukan dalam dua tahap yaitu penyeleksian 3PL dan penandatanganan

kontrak.

Page 12: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Kelemahan berikutnya yaitu dalam  tahap pemilihan partner 3PL, karena tidaklah

mudah bagi perusahaan untuk menilai kemampuan dari 3PL provider selama tahap seleksi

karena masalah asimetri informasi antara perusahaan  dan penyedia 3PL . Untuk

mengatasinya, diperlukan prosedur pemilihan yang kompleks dalam  mengidentifikasi

kemampuan mereka.

Selain itu dalam penggunaan 3PL memiliki kelemahan dalam hal pembagian

informasi. Sehingga diperlukan pula penetapan sistem untuk menjaga kemitraan. Pembagian

informasi diperlukan karena pertukaran informasi yang penting akan menghasilkan aktivitas

logistik lebih efisien. Tetapi ini dapat menimbulkan bahaya apabila informasi penting

tersebut bocor. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dari masing-masing pihak dalam

pembagian informasi .

Page 13: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dimana hal itu berarti penelitian ini merupakan gabungan yang menitikberatkan

pada pengujian hipotesis dengan data yang terukur dan dapat menghasilkan suatu kesimpulan

yang dapat digeneralisasikan. Metode ini dimulai dengan hipotesis dan teori-teori, dilanjutkan

dengan membuat model analisis. Identifikasi variabel, definisi operasional variabel,

mengumpulkan data (primer dan sekunder) dan selanjutnya melakukan analisis terhadap hasil

penelitian. Penelitian ini memusatkan pada pengaruh penerapan 3PL pada perusahaan terkait

dengan SCM yang terintegrasi IT.

3.2. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan

variabel terikat :

1. Variable terikat (Y) yaitu variable yang tergantung pada variable yang lain atau

variable yang dapat dipengaruhi oleh variable yang lain. Dalam penelitian ini yang

termasuk variable terikat adalah efektivitas penerapan 3PL pada perusahaan dalam

hubungannya terhadap SCM yang terintegrasi dengan IT.

2. Variable bebas (X) yaitu variable yang dalam hubungannya dengan variable lain

bertindak sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian

ini yang menjadi variable bebas adalah :

X1 : penyediaan layanan

X2 : teknologi

X3 : kemampuan finansial

X4 : lokasi geografis

X5 : fleksibilitas

X6 : kebijakan lingkungan

X7 : biaya layanan

3.3. Definisi Operasional

Untuk lebih memudahkan pemahaman serta memperjelas pengertian dari variabel-

variabel dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut :

Page 14: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Untuk variabel terikat :

Efektivitas penerapan 3PL (Y)

Keputusan dalam menggunakan jasa 3PL bergantung pada berbagai factor dan

bergantung pula pada jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Selain itu juga akan

bergantung pula pada rencana perusahaan; tujuan masa depan, lini produk, ekspansi, akuisisi,

dll. Setelah diputuskan akan digunakan jasa 3PL maka perusahaan akan melakukan pemilihan

3PL yang sesuai  untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan harga yang terbaik.

Ketika memilih 3PL, permintaan atas informasi (RFI) atau kutipan (RFQ) harus

sedetail mungkin. Perusahaan yang dipilih harus dapat memenuhi semua persyaratan logistik

dan yang hanya dapat dijamin jika setiap kebutuhan dikomunikasikan kepada perusahaan-

perusahaan yang potensial. RFI harus menyertakan penjelasan rinci dari wilayah yang

menjadi outsourcing.

Untuk variabel bebas :

1. Penyediaan layanan (X1)

Sebuah perusahaan akan memerlukan jasa dari 3PL yang benar-benar sesuai dengan

kebutuhan dari perusahaan tersebut. Dari situ dibutuhkan perusahaan jasa 3PL yang

benar-benar memenuhi kebutuhan dari perusahaan inti.

2. Teknologi (X2)

Efektivitas dari penerapan perusahaan jasa 3PL terhadap perusahaan salah satunya

ditentukan dari teknologi yang digunakan oleh perusahaan jasa tersebut untuk dapat

melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan. Semakin modern dan tepat guna teknologi

yang digunakan, maka efektivitas penerapan 3PL pada sebuah perusahaan akan

semakin besar.

3. Kemampuan financial (X3)

Dalam penerapannya nanti, perusahaan inti harus melihat kondisi financial dari

perusahaan jasa 3PL. jika kondisi financial dari peusahaan 3PL tersebut bagus, maka

akan semakin efektif penerapan 3PL dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang

bersangkutan.

4. Lokasi geografis (X4)

Dalam penerapannya, lokasi dari perusahaan jasa 3PL harus diperhatikan karena akan

menentukan apakah lokasi geografis tersebut cocok untuk menjangkau jaringan.

5. Fleksibilitas (X5)

Page 15: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Fleksibilitas pada organisasi 3PL digunakan untuk dapat mengukur seberapa cepatkah

perusahaan jasa 3PL tersebut merespon perubahan yang terjadi. Jika 3PL mampu

merespon perusahaan secara cepat, maka akan semakin meningkatkna kinerja dari

perusahaan inti.

6. Kebijakan lingkungan (X6)

Kebijakan lingkungan merupakan salah satu hal yang menjadi focus utama

perusahaan-perusahaan dalam era globalisasi ini. 3PL sebagai penyedia jasa

pengangkutan juga harus memperhatikan hal ini jika ingin mendapatkan efektivitas

yang tinggi dalam kinerja perusahaan inti.

7. Biaya layanan (X7)

Biaya layanan juga merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh

perusahaan jasa 3PL untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Biaya layanan juga

harus diimbangi dengan kualitas pelayanan yang memadai.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data bisa diklasifikasikan menjadi data primer dan data sekuder. Data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung dari obyek baik melalui metode wawancara, kuisioner,

dan sebagainya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua dan

biasanya sudah siap pakai (Widarjono, 2005:8).

3. 5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Studi kepustakaan, yaitu data-data yang diperoleh dengan mengumpulkan data dari

jurnal ekonomi, makalah kuliah umum, buku-buku pustaka, dan bahan-bahan yang

berhubungan dengan permasalahan yang berfungsi sebagai bahan referensi.

2. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari instansi terkait.

3. Data internet service, melalui search engine pada situs-situs yang dianggap relevan

dengan permasalahan.

3.6. Teknik Analisis

3.6.1. Uji validitas dan reliabilitas

Langkah pertama pada penelitian ini adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas.

Dengan alat ukur tersebut maka akan diharapkan adanya data yang valid dan reliabel.

Page 16: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

a. Uji Validitas

Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mendapatkan suatu keyakinan tentang

sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah

instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

Menurut Nazir (2005 : 145), “ validitas mempersoalkan apakah benar-benar kita

mengukur apa yang kita pikirkan sedang kita ukur”. Sedangkan menurut Sugiyono (2001 :

273), “pada penelitian serta uji validitas suatu variable dikatakan valid jika r hasil positif,

serta r hasil > r standard yaitu 0,3”.

b. Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukuran dikatakan reliable apabila mendapatkan hasil yang tetap sama

dari gejala pengukuran yang tidak berubah yang dilakukan pada waktu yang berbeda.

Menurut Nazir (2005 : 134), “reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu

ukuran atau alat pengukur”. Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah

pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-

kali akan memberikan hasil yang serupa. Menurut Malhotra (1999 : 282). “item

pengukuran dikatakan reliabel jika memiliki nilai koefisien alfa > 0,6.

3.6.2. Uji Regresi Linear Berganda

Mengacu pada variabel penelitian yang mempunyai lebih dari satu variabel bebas, maka

analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Adapun model persamaan analisis

regresi tersebut adalah :

Y = a + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + e

Keterangan :

Y = Efektivitas penerapan 3PL pada perusahaan

β1- β7 = koefisien regresi masing-masing variabel

a = konstanta

X1 = penyediaan layanan

X2 = teknologi

X3 = kemampuan finansial

X4 = lokasi geografis

X5 = fleksibilitas

X6 = kebijakan lingkungan

X7 = biaya layanan

e = variable pengganggu

Page 17: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

Alat untuk menganalisis data dari statistik tersebut digunakan untuk membuktikan

kebenaran hipotesis melalui koefisien koefisien determinasi berganda (R2) dan koefisien

korelasi (R), serta menggunakan uji f untuk membuktikan kebenaran analisis.

3.6.3. Pengujian Statistik

Langkah selanjutnya ialah melakukan pengujian statistik terhadap masing-masing

model di tiap-tiap periode penelitian dengan menggunakan metode-metode berikut :

a. Uji t

Fungsi uji t (t-test) adalah untuk menentukan signifikan suatu variabel bebas secara

individual dalam mempengaruhi variabel tidak bebas. Dalam hal ini diterapkan hipotesis

sebagai berikut:

H0 : β1* = 0

H1 : β1* ≠ 0

Apabila t0 (t hitung) < (t tabel) maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif

(H1) ditolak artinya model yang digunakan kurang baik, dengan kata lain variabel bebas tidak

dapat menerangkan variabel terikatnya atau tidak signifikan. Sebaliknya jika t0 (t hitung) > (t

tabel) maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya atau

signifikan.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menentukan signifikan atau tidaknya suatu variabel bebas

secara simultan (bersama-sama) dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Dalam hal ini

ditetapkan sebagi berikut:

H0 : β1 = β2 = β3 = βk = 0

H1 : paling tidak salah satu atau semua dari β1, β2 atau β3 ≠ 0

Jika hasil perhitungan ternyata, F0 (F hitung) < (F tabel), maka hipotesis nol (H0) diterima

dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Bila terjadi keadaan demikian, dapat dikatakan bahwa

variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variabel bebasnya. Sebaliknya, jika F0

(F hitung) > (F tabel) maka dapat dikatakan hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima. Bila terjadi keadaan demikian dikatakan bahwa variasi dari model regresi dapat

menerangkan variasi variabel bebasnya.

c. Uji R2 (R-squared)

Fungsi uji R2 adalah untuk menentukan apakah variasi dari variabel bebas yang ada

dalam persamaan estimasi telah dapat menjelaskan variasi dari variabel terikatnya dengan

baik. Nilai koefisien R2 berkisar 0 – 1. Suatu model regresi apabila R2 mencapai angka 1,

Page 18: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

maka variasi dari variabel bebasnya dapat menerangkan atau menjelaskan variasi dari

variabel terikatnya dengan sempurna. Sebaliknya, apabila R2 mencapai angka 0, maka ini

berarti variasi dari variabel bebasnya tidak dapat atau lemah dalam menerangkan variasi

variabel terikatnya.

3.6.4. Uji Klasik Penggunaan Regresi

Ada tiga unsur yang dinilai dalam asumsi ini, yaitu konelinearitas ganda

(multikolinearitas), heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Dalam penelitian ini, konelinearitas ganda diuji dengan menggunakan VIP

(variance Influence Factor). Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar

variabel bebas.

2. Uji heterokedastisitas, dilakukan dengan menggunakan korelasi rank Sparman.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui keragaman varian kesalahan-kesalahan dari

masing-masing variabel bebas.

3. Uji Autokorelasi, oleh karena data yang digunakan adalah data cross sectional

dan bukan time series maka pengujian autokorelasi tidak dilakukan.

Page 19: Analisis Pengaruh Third Party Logistic

DAFTAR PUSTAKA

Hertz Suzanne dan Monica Alfredsson, 2003. Strategic Development of Third Party Logistics

Provider. Journal of Marketing Management 32 (2003) 139-149.

Nemoto Toshinori dan Koichiro Tezuka, 2002. Advantage of Third Party Logistics in Supply

Chain Management.

Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: Ekonisia.