Uii Skripsi 05410472 Rika Rizki Meilia Sari 05410472 RIKA RIZKI MEILIA SARI 4868257934 Bab 1
ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE...
Transcript of ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE...
ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE STRUCTURE
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2015
Oleh :
RIKA HAYATI
NIM : 1111046100087
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2016M
ii
ANALISIS PENGARUH SHARI’A GOVERNANCE STRUCTURE
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rika Hayati
NIM. 1111046100087
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, Msi
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2016M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Jum’at, 16 Desember 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Rika Hayati
2. NIM : 111046100087
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengungkapan Shari’a Governance Structure
Terhadap Corporate Social Responsibility Pada
Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2016
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Seluruh sumber yang saya gunakan selama penyusunan skripsi ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Univeristas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 14 November 2016M
Rika Hayati
v
ABSTRAK
Nama : Rika Hayati
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul : Analisis Pengaruh Shari’a Governance Structure Terhadap
Tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada
Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2011-2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Shari’a
Governance Structures dengan tingkat pengungkapan Corporete Social
Responsibility pada perbankan syariah di Indonesia. Faktor-faktor terkait Shari’a
Governance Structures yang diuji dalam penelitian ini adalah mekanisme
pengawasan dan struktur kepemilikan. Mekanisme pengawasan diwakili oleh
keberadaan Dewan Pengawas Syariah yang diukur menggunakan Islamic
Governance Score (IG-Score). Sementara struktur kepemilikan diukur
menggunakan rasio dana pihak ketiga (invesment account holders) dan ukuran
perusahaan. Selain itu penelitian ini juga menganalisis tingkat pengungkapan CSR
Bank Umum Syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR. Hasil penelitian
menunjukan bahwa invesment account holders (IAH) dan ukuran perusahaan
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Namun,
keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perbankan syariah di
Indonesia.
Kata kunci:
Shari’a Governance Structures, Corporate Social Responsibility, Pengungkapan,
Bank Umum Syariah
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah,
taufiq, serta nikmatnya sehingga Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Pengaruh Shari’a
Governance Structure terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-
2015”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya
hingga akhir zaman.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa
tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat
kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secar langsung maupun tidak langsung, membuat
penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu,
dengan segala kerendahan hati, maka penulis berterima kasih kepada :
1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA. selaku ketua Prodi
Muamalat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, Msi selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan banyak
ilmu, dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat
dan keberkahan kepada beliau.
4. Segenap pimpinan dan staff perpustakaan utama dan perpustakaan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan fasilitas dan referensi yang dibutuhkan selama
penulisan skripsi.
vii
5. Mamah dan Bapak ku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang,
dukungan dan doa yang tak pernah putus serta tidak mengenal lelah
sampai saat ini.
6. Adik tersayng, Rantri Rahmawati, jangan pernah lelah mencari ilmu
dan menggapai cita-cita. Semoga kita menjadi anak shalelah dan bisa
memberikan kebanggan.
7. Teman-teman Perbankan Syariah seperjuangan, terima kasih telah
saling berbagi, mendukung, mengingatkan dan mendoakan. Semoga
silaturrahim kita semua tetap terjaga dan langgeng.
8. Teman, sahabat, kerabat dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya.
Akhirnya, kepada Allah jugalah penulis serahkan, semoga kebaikan
yang telah diberikan menjadi amal saleh dan pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, semoga Allah
SWT. selalu memberikan jalan kebaikan dan keridhaan dalam setiap
langkah baik kita. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umunya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Jakarta, 14 November 2016 M
Penulis
Rika Hayati
viii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Malasah ........................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat...................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 12
A. Landasan Teori .......................................................................................... 12
1. Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................... 12
2. Islamic Social reporting (ISR) ............................................................. 24
3. Shari’a Governance Score ................................................................... 36
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 44
C. Kerangka Konseptual ................................................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 49
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 49
B. Teknik Penentuan Sampel .......................................................................... 49
ix
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50
1. Data sekunder ....................................................................................... 50
2. Studi Kepustakaan ................................................................................ 51
D. Operasional Variabel .................................................................................. 52
1. Variabel Bebas ..................................................................................... 52
2. Variabel Terikat .................................................................................... 54
E. Metode Analisis .......................................................................................... 55
1. Uji stasioner Data ................................................................................. 60
2. Analisis Model regresi Data Panel ....................................................... 62
3. Pengujian Signifikansi .......................................................................... 69
4. Tahapan Analisa Data .......................................................................... 72
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ............................................................................. 73
A. Tingkat Pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia
Berdasarkan Indeks ISR ............................................................................. 73
1.Tema Pendanaan dan Investasi................................................................ 73
2. Tema Produk dan Jasa ........................................................................... 75
3. Tema Karyawan ..................................................................................... 77
4. Tema Masyarakat ................................................................................... 78
5. Tema Lingkungan................................................................................... 80
6. Tema Tata Kelola Perusahaan ................................................................ 81
7. Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Kumulatif berdasarkan
indeks ISR .................................................................................................. 83
B. Korelasi Shari’a Governance Structure Terhadap Pengungkapan CSR .... 86
1. Hasil Uji Stasioner Data ....................................................................... 86
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................... 87
3. Hasil Estimasi Model ........................................................................... 92
4. Pengujian Hipotesis dengan Analisa regresi Data Panel ...................... 98
5. Pembahasan dan Analisis ekonomi Hasil Penelitian .......................... 102
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 107
A. Kesimpulan ............................................................................................... 107
B. Saran ......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 111
LAMPIRAN ............................................................................................................. 116
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR ................................... 26
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu.................................................................................... 46
Tabel 3.1 Rangkuman Variabel Bebas dan Proxy ................................................................. 53
Tabel 3.2 Perhitungan IG-SCORE ............................................................................. 54
Tabel 3.3 Indeks ISR .................................................................................................. 56
Tabel 3.4 Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial bank Syariah.................... 60
Tabel 4.1 Tingkat Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan Indeks ISR .............. 83
Tahun 2011-2015 ........................................................................................................... 84
Tabel 4.2 Perbandingan Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS
Tahun 2011-2015 ........................................................................................................... 85
Tabel4.3 Hasil Uji Stasioner ..................................................................................... 87
Tabel 4.4 Hasil Uji Common effect ............................................................................ 88
Tabel 4.5 Hasil Uji Fixed effect ................................................................................. 88
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow........................................................................................... 90
Tabel 4.7 Hasil Uji Random effect ............................................................................. 90
Tabel 4.8 Hausman..................................................................................................... 91
Tabel 4.9 Regresi Tiap Bank ...................................................................................... 93
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi ............................................................................... 97
Tabel 4.11 Uji t ............................................................................................................ 99
Tabel 4.12 Uji F ........................................................................................................... 101
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan ................................................ 15
Gambar 2.2 Tiga Dimensi Keberlanjutan ................................................................. 15
Gambar 2.3 Model Penelitian ................................................................................... 47
Gambar 2.4 Model Penelitian ................................................................................... 48
Gambar 3.1 Tahapan Analisa Data ........................................................................... 72
Grafik 4.1 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Pendanaan dan Investasi ....................... 74
Grafik 4.2 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Produk dan Jasa ..................................... 76
Grafik 4.3 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Karyawan .............................................. 77
Grafik 4.4 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Masyarakat ............................................ 79
Grafik 4.5 Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Lingkungan ........................................... 80
Grafik 4.6 Rata-rata Nilai Indeks ISR TemaTata Kelola Perusahaan .......................... 82
Grafik 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata Indeks ISR pada BUS ................................ 86
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Stasioneritas ...................................................................................... 127
Lampiran 2 Skor Indeks ISR BMI dan BSM Tahun 2011-2015 ............................... 130
Lampiran 3 Skor Indeks ISR BMSI dan BRIS Tahun 2011-2015 ............................. 132
Lampiran 4 Skor Indeks ISR BSB dan BNIS Tahun 2011-2015 ............................... 133
Lampiran 5 Skor Indeks ISR BVS dan BCAS Tahun 2011-2015 ............................. 135
Lampiran 6 Skor Indeks ISR BJBS dan PBS Tahun 2011-2015 ............................... 137
Lampiran 7 Skor Indeks ISR MBS Tahun 2011-2015 ............................................... 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang membawa kemajuan pesat dalam dunia
industri menyebabkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam
mengeksplorasi alam. Namun, tindakan perusahaan terkadang di luar batas dapat
membuat kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah terkait
tanggung jawab sosial perusahaan sangat diperlukan guna mengontrol setiap
perilaku serta tindakan perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan wujud kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungannya yang
diharapkan dapat menopang kemandirian sosial ke masyarakat luas.
Jika kita melihat beberapa negara lain di dunia, Indonesia terbilang masih
baru dalam penerapan undang – undang yang mengatur tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR). Dijabarkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007, mewajibkan perseroan yang bergerak di bidang atau
terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan, serta melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial
tersebut pada Laporan Tahunan.
Di Indonesia, pelaksanaan program CSR sudah terdapat beberapa regulasi
yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaanya. Beberapa regulasi dan
aturan yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan CSR, antara lain adalah:
UUD Pasal 33 UUD 1945, UU No.23/1997 tentang pengelolaan Lingkungan
2
Hidup, UU No.22/2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, UU No.40/2007 Tentang
Perseroan Terbatas, UU No.25/2007 Tentang Penanaman Modal, UU No. 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, dan Peraturan Mentri BUMN no 5
Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku, terdapat beberapa alasan lain yang mendorong perusahaan untuk
melaksanakan CSR. Penelitian yang dilakukan Purwitasari (2011) menjelaskan
bahwa pengungkapan CSR dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki
peforma keuangan, menaikkan citra merek, serta menambah daya tarik terhadap
perusahaan sebagai tempat kerja yang baik, yang hingga pada akhirnya akan
mempengaruhi posisi nilai tawar perusahaan di pasaran.
Pada awalnya, praktik pelaksanaan serta pelaporan CSR di Indonesia
didominasi oleh perusahaan – perusahaan yang go publik dan bergerak dalam
sektor pertambangan atau manufaktur, hingga kemudian diikuti oleh perusahaan
sektor perbankan (Fitria dan Hartanti, 2010). Dari sisi perbankan pun dibagi
menjadi dua kategori yaitu perbankan konvensional dan syariah. Secara garis
besar perbedaan antara dua jenis perbankan tersebut terletak pada sistem
operasional kegiatannya. Pada perbankan konvensional tidak memperhatikan
faktor halal – haram, riba, gharar, maysir, serta berorientasi pada pencarian
keuntungan materi semata. Sedangkan pada perbankan syariah sangat
memperhatikan faktor halal – haram, pemerataan kesejahteraan sosial, hingga
keberkahan usaha.
3
Konsep CSR juga terdapat dalam ajaran Islam. Lembaga yang menjalankan
bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar
Al Qur‘an dan Sunah, sehingga menjadikan dasar bagi pelakunya dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Oleh karena nya ikatan hubungan
antara institusi dengan lingkungannya dalam konsep syariah akan lebih kuat
ketimbang dalam konsep konvensional. Hal ini didasarkan pada lembaga bisnis
syariah didasarkan pada dasar-dasar relijius.
Sejauh ini pengungkapan atau pelaporan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan termasuk juga perbankan dan lembaga – lembaga keuangan syariah
mayoritas masih mengacu kepada Global Reporting Initiatiative Index (Indeks
GRI). Jika melihat prinsip atau pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka
kurang tepat bila digunakan sebagai tolok ukur pengungkapan CSR pada
perbankan syariah. Yusuf (2010) menjelaskan bahwa konsep CSR yang
berkembang di barat kemungkinan besar dipengaruhi oleh nilai – nilai etika,
budaya, dan keyakinan masyarakat barat, khususnya Eropa dan Amerika.
Haniffa (2002) berpendapat bahwa pelaporan tanggung jawab sosial pada
perusahaan-perusahaan islam seharusnya juga mengungkapkan aspek spiritual
sebagai fokus utama. Terkait dengan hal tersebut, Haniffa memandang bahwa
perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang
sesuai dengan prinsip Islam. Haniffa (2002) mengembangkan suatu indeks
pelaporan yang disebut sebagai Islamic Social Reporting. Penelitian untuk
mengembangkan indeks pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai bagi
perusahaan Islam terus dilakukan. Setelah pada tahun 2002 Haniffa mencetuskan
4
mengenai Indeks islamic Social Reporting (ISR), Othman, Thani, dan Ghani
(2009) juga mengembangkan indeks ISR Haniffa (2002) yang semula terdiri dari
5 tema pengungkapan menjadi 6 tema. Keenam tema tersebut adalah tema
investasi dan keuangan, tata kelola organisasi, produk dan jasa, tenaga kerja,
sosial, dan lingkungan.
Terkait konsep nilai dalam ISR, Haniffa (2002) menjelaskan bahwa Islam
ingin menyelaraskan antara kegiatan ekonomi dan juga spiritual dalam
menjalankan bisnis. Syariah Islam memiliki tiga dimensi yang saling
berhubungan, yaitu mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan utama dalam
membangun keadilan sosial – ekonomi, memberikan manfaat bagi masyarakat,
dan mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sehingga, dalam menciptakan
pelaporan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip syariah Islam harus
berdasarkan ketiga dimensi tersebut.
Corporate Social Responsibility (CSR) juga memiliki kaitan erat dengan
good corporate governance. Tata kelola perusahaan, terutama dalam paradigma
Islam merupakan hal yang sangat penting karena memiliki kecenderungan sebagai
pendorong kejujuran, integritas, keterbukaan, akuntabilitas dan tanggung jawab
diantara seluruh stakeholders dalam sebuah organisasi. Disamping itu, shari’a
governance merupaka hal yang sangat esensial pada institusi keuangan Islam
dalam membangun dan memelihara kepercayaan pemegang saham serta
stakeholder lainnya bahwa seluruh transaksi, praktek dan kegiatan yang
dijalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
5
Farook et al. (2011) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor penentu
pengungkapan CSR di bank-bank Islam memilih proxy keberadaan dewan
pengawas syariah sebagai atribut pengujian yang mewakili struktur shari’a
governance. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) berfungsi untuk
meyakinkan investor bahwa bank-bank Islam patuh pada hukum-hukum dan
prinsip-prinsip syariah.
Struktur kepemilikan juga menetukan tingkat pengawasan dan tentu saja
tingkat pengungkapan. Karim (1990) seperti dikutip oleh Farook et al. (2011)
mengklasifikasikan tiga jenis utama dari pemegang saham bank-bank Islam:
manajemen, investor Islam dan investor ekonomi. Dari ketiga kategori tersebut,
segmen yang paling tertarik terhadap pelaksanaan kepatuhan bank akan hukum-
hukum dan prinsip-prinsip Islam adalah investor Islam. Semakin besar tingkat
pengawasan oleh investor Islam, semakin besar kepatuhan Bank Islam terhadap
melaksanakan hukum dan prinsip Islam. Oleh karena itu sejauh mana
pengungkapan CSR dapat dikatakan bergantung pada tingkat pengawasan oleh
kelompok investor Islam.
Pada penelitian Farook dan Lanis (2005) tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
47 Bank Syariah yang ada di 14 negara di dunia. Kondisi Sosial Politik dan
Corporate Governance merupakan dua faktor yang diangkat dalam penelitian ini.
Faktor Kondisi Sosial Politik terdiri dari tingkat kebebasan politik masyarakat
serta proporsi masyarakat muslim, sedangkan faktor Corporate Governance
terdiri dari Tata Kelola Islam (Islamic Governance) dan struktur kepemilikan
6
saham IAH (Investment Account Holders Right). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang cukup besar dari faktor Kondisi Sosial Politik dan
Corporte Governance terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Sedangkan hasil penelitian Kusumastuti (2006) yang melanjutkan
penelitian Farook dan Lanis (2005), memperoleh hasil bahwa hanya ada satu sub
variabel Corporate Governance, yaitu Islamic Governance, yang berpengaruh
signifikan terhadap tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini menggunakan studi kasus pada salah satu Bank Umum Syariah di
Indonesia, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia. Kusumastusti menambahkan
indikator manajemen risiko dalam sub variabel Islamic Governance sebagaimana
disyaratkan dalam Code of Best Practice for Corporate Governance in Islamic
Financial Institution. Berdasarkan fakta mengenai lemahnya implementasi
Corporate Governance dan pentingnya pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Terkait dengan peran sosial Bank Syariah serta berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu maka penulis mencoba untuk meneliti pengaruh
Shari’a Governance Structure terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Syariah di Indonesia serta dibahas mengenai
pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR untuk melihat kesesuaian yang
berbasis syariah.
B. Identifikasi Masalah
1. Apa dasar rujukan pelaporan kinerja sosial atau Corporate Social
Responsibility yang dilakukan industri syariah selama ini?
7
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR?
3. Apa saja faktor-faktor terkait shari’ah governance structure?
4. Apa saja komponen – komponen indeks ISR?
5. Apakah Indeks ISR merupakan standar baku dalam pengungkapan CSR
pada industri syariah?
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dari penelitian ini terfokus pada rumusan masalah yang
diajukan, maka penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, yakni:
1. Penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh shari’a governance
structure terhadap pengungkapan CSR pada industri perbankan syariah di
Indonesia dengan mengacu pada model Islamic Social Reporting Index
(indeks ISR).
2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah shari’a
governance structure yang diproksikan dengan IAH (Invesment Account
Holder), IG Score (Index Governance Score) dan SIZE (ukuran perusahaan).
Variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan CSR yang diukur
dengan ISR.
3. Data yang digunakan adalah laporan tahunan (annual report) dari perbankan
syariah tahun 2011 sampai 2015.
4. Indeks ISR yang digunakan diambil dari dasar rujukan penelitian sebelumnya
8
5. Bank syariah yang digunakan sebagai sampel adalah Bank syariah yang telah
menerbitkan laporan keuangan pada periode tahun 2011-2015.
6. Metode penelitian yang digunakan adalah content analysis, yang bertujuan
untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengungkapan CSR bank
umum syariah dari perspektif Islam, serta bagaimana korelasi antar faktor-
faktor terkait Shari’ah Governance Structure terhadap pengungkapan CSR
berdasarkan indeks ISR dan untuk menganalisis korelasi antar faktor-faktor
terkait Shari’ah Corporate Governance terhadap pengungkapan CSR pada
perbankan syariah di Indonesia dilakukan analisis model regresi data panel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah :
1. Bagaimana tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia
berdasarkan indeks ISR ?
2. Bagaimana pengaruh variabel shari’a governance structure (Islamic
Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann)
secara simultan terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic
Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann)
secara parsial terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
9
4. Variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Syariah
di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di
Indonesia berdasarkan indeks ISR tahun 2011-2015
b. Menganalisis pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic
Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann)
secara simultan terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015
c. Menganalisis pengaruh variabel sharia governance structure (Islamic
Governance Score, Invesment Account Holder, dan ukuran perusahaann)
secara parsial terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015
d. Menentukan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum
Syariah di Indonesia tahun 2011-2015
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi perkembangan kajian Ekonomi Islam (Kegunaan Teoritis) Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam pendalaman
10
isu kinerja sosial (Corporate Social Responsibility) di perusahaan
khususnya pada perbankan syariah
b. Manfaat bagi dunia praktik (Kegunaan Praktis) Penelitian ini diharapkan
memberikan kontribusi kepada para pelaku bisnis, khususnya perbankan
syariah dalam menjalankan praktik pengungkapan CSR-nya.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang
lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab
ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi keseluruhan dari
tulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi telaah pustaka yang menjelaskan landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis yang
diuji pada penelitian ini.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, pemilihan sampel yang akan
diteliti, pengumpulan data dan teknik analisis.
BAB IV : Hasil dan Analisis
11
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian serta analisis data dan
pembahasan.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan dari
penelitian dan saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian-
penelitian mendatang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Corporate Social Responsibility
a. Definisi Corporate Social Responsibility
Definisi CSR menurut WBCSD dalam Watts dan Holme (1999)
adalah ―corporate social responsibility is the continuing commitment by
business to behave ethically and contribute to economic development
while improving the quality of life of the workforce and their families as
well as of the local community and society at large‖.1 Definisi baku
tentang CSR bersumber dari dialog internasional ―WBCSD Stakeholder
Dialogue on CSR‖ pada 6-8 September 1998 di Netherlands. WBCSD
(World Business Council for Sustainable Development) memaparkan
bahwa tidak ada definisi yang baku secara umum mengenai CSR.
Pengertian CSR bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor lokal
yang ada yaitu faktor budaya, agama, hukum, dan keadaan pemerintahan.
Satu kata kunci penting dari definisi tersebut adalah komitmen. CSR
merupakan komitmen perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat
berperilaku etis dan turut berkontribusi dalam membangun perekonomian
negara. Secara garis besar, hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam
rangka membangun perekonomian negara adalah menciptakan lapangan
1 Watts, P., & Holme, L. (1999). CSR: Meeting Changing Expectations. WBCSD Publication .
13
kerja, meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, serta
peduli terhadap masyarakat sekitar dan masyarakat pada umumnya.2
Konsep CSR mengarah kepada tanggung jawab bisnis secara etis
kepada para pihak yang berkepentingan. CSR adalah komitmen suatu
organisasi dalam melakukan bisnis berkelanjutan secara ekonomi, sosial,
dan lingkungan sekaligus menyelaraskan berbagai kepentingan para pihak
(Siwar dan Hossain, 2009).3 Dalam penelitiannya, Garriga dan Mele
(2004) mengklasifikasikan empat teori mengenai CSR, antara lain:
1. Teori Instrumen (Instrumental Theories)
Dalam teori ini, perusahaan diasumsikan sebagai instrumen yang
menciptakan kemakmuran dan itulah tanggung jawab sosialnya. Aspek
ekonomi yang dipertimbangkan dalam teori ini hanya interaksi antara
bisnis dengan masyarakat. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan sosial
hanya akan diterima jika, dan hanya jika, konsisten dengan kegiatan
menciptakan kemakmuran tersebut.
2. Teori Politik (Political Theories)
Teori ini menekankan pada kekuatan sosial dari sebuah perusahaan,
terutama dalam hal hubungannya dengan masyarakat dan tanggung
jawabnya terhadap arena politik terkait dengan kekuatan sosial tersebut.
Hal ini mengakibatkan perusahaan harus turut berpartisipasi dalam
kegiatan sosial tertentu.
2 Raditya, Nurul Amilia, Op. Cit., hlm. 13.
3 Siwar, C., & Hossain, M. T. (2009). An analysis of Islamic CSR concept and the opinions of
Malaysian managers. Management of Environmental Quality: An International Journal, 20 , 290-
298.
Raditya, Nurul Amilia, Op. Cit., hlm. 14.
14
3. Teori Integratif (Integrative Theories)
Teori ini menganggap bahwa suatu bisnis harus dapat mengintegrasikan
segala tuntutan sosial. Teori ini menyatakan bahwa keberlangsungan dan
pertumbuhan suatu bisnis tergantung pada masyarakat dan bahkan untuk
keberadaan bisnis itu sendiri.
4. Teori Etika (Ethical Theories)
Teori ini memahami bahwa hubungan antara bisnis dan masyarakat
tertanam dalam nilai-nilai etika. Hal ini menghasilkan suatu visi CSR dari
sudut pandang etika, akibatnya perusahaan harus memiliki tanggung jawab
sosial sebagai bentuk dari tuntutan etika yang di atas segalanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keempat teori tersebut
merupakan konsep dasar dari perkembangan teori CSR. Teori CSR yang
berkembang saat ini dapat dikatakan memiliki fokus utama terhadap empat
aspek, yakni mencapai tujuan yang menghasilkan profit jangka panjang,
menggunakan kekuatan bisnis sebagai jalur untuk melaksanakan tanggung
jawab, mengintegrasikan tuntutan atau kebutuhan sosial, dan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat sebagai bentuk dari perilaku etis
perusahaan terhadap masyarakat.4
4 Ibid.,
15
Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: Watts dan Holme (1999)
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan terdiri dari
tiga pilar utama, yaitu tanggung jawab keuangan perusahaan, tanggung jawab
lingkungan perusahaan, dan tanggung jawab sosial perusahaan (Watts dan Holme,
1999). Menurut Steurer, pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan
yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka.5
Gambar 2.2 Tiga Dimensi Keberlanjutan
Sumber: Dyllick dan Hockerts (2002)
Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga dimensi utama, yakni
ekonomi, ekologi, dan sosial. Integrasi di antara ketiga dimensi tersebut sebagai
tripple-bottom-line. Hubungan di antara ketiga dimensi tersebut ditunjukkan
5 Steurer, R., Langer, M. E., Konrad, A., & Martinuzzi, A. (2005). Corporations, Stakeholders and
Sustainable Development I: A Theoretical Exploration of Business-Society Relations. Journal of
Business Ethics, 61 , 263-281.
Corporate Financial
Responsibility
Corporate Environmental
Responsibility
Corporate Social
Responsibility
Corporate Responsibility
(Sustainable Development)
Economic Sustainability
Enviromental Sustainability Social Sustainability
16
dalam Gambar 2.2 di atas. Dalam pemikiran yang sempit, keberlanjutan ekonomi
dianggap hanya dapat memberikan keberhasilan jangka pendek. Oleh karena itu,
dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial harus dipenuhi secara simultan untuk
mencapai keberlanjutan jangka panjang karena ketiga dimensi tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.6
b. Motif dan Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi dan Abidin ada tiga tahap atau paradigma yang
berbeda yang mendorong perusahaan melakukan CSR.7
1) Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal
berdasarkan motivasi keagamaan.
2) Tahap yang kedua adalah corporate philantrophy, yakni dorongan
kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal
untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial.
3) Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan
demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan
sosial.
Pelaksanaan CSR akan berdampak positif bagi perusahaan
tersebut. Menurut Susanto (2007:26-33) CSR memiliki beberapa manfaat
bagi perusahaan sebagai berikut : 8
6 Dyllick, T., & Hockerts, K. (2002). Beyond the Business Case for Corporate Sustainability.
Business Strategy and the Environment, 11 , 130-141. 7 Suharto, E. (2007). Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate., dari
http://www.policy.hu/suharto 8 Gustani., 2013. Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah Berdasarkan Indeks
ISR, Skripsi, STEI SEBI
17
1) CSR akan mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak
pantas yang diterima oleh perusahaan. perusahaan yang konsisten
melaksanakan CSR akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas
yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan.
2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan
meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian
pula ketika perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan
melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan
memaafkan. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan
merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik,
yang secara konsisten melakukan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
3) CSR akan memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan
dengan para stakeholdernya.
4) CSR akan meningkatkan penjualan produk. Dalam riset Roper Search
Worldwide mengungkapkan bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten
menjalankan CSR.
Dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga motif yang
mendorong perusahaan melaksanakan CSR. Ketiga motif tersebut
setidaknya akan dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang dijalankan. Bagi
perusahaan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah maka motif
18
yang paling berpengaruh adalah motif keagamaan. Pelaksanaan CSR juga
akan membawa dampak positif bagi keberlanjutan sebuah perusahaan, hal
ini juga akan meminimalisir dampak negatif dari hadirnya perusahaan bagi
masyarakat dan lingkungan.
Setelah melaksanakan CSR, maka perusahaan juga dituntut untuk
mengungkapakan informasi CSR yang telah dilaksanakan. Berikut ini
akan dibahas teori tentang pengungkapan CSR.
c. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Islam
CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala
kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi
kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika dan discretionary
responsibilities sebagai lembaga finansial intermediari baik itu bagi
individu maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius mengacu kepada
kewajiban menyeluruh bagi institusi finansial Islam untuk mematuhi
hukum Islam pada seluruh kegiatannya. Tanggung jawab ekonomi
mengacu kepada kewajiban bank syariah untuk mematuhi kelayakan
ekonomi secara efisien dan menguntungkan. Kewajiban hukum mengacu
kepada institusi finansial Islamuntuk mematuhi hukum dan peraturan di
negara tempat beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yang
dimaksud dalam AAOIFI yaitu menghormati masyarakat, norma agama,
dan kebiasaan yang tidak diatur dalam hukum. Sedangkan discreationary
responsibilities mengacu kepada ekspetasi yang diharapkan oleh
19
pemegang saham bahwa institusi finansial Islam akan melaksanakan
peran sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam.
Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai
sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita
ke barat dan ke timur dalam shalat. Tanpa mengesampingkan akan
pentingnya shalat dalam Islam, Al Quran mengintegrasikan makna dan
tujuan shalat dengan nilai-nilai sosial. Di samping memberikan nilai
keimanan berupa iman kepada Allah SWT, Kitab-Nya, dan Hari Kiamat,
Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak
disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan
kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin
kesejahteraan mereka yang membutuhkan, seperti pada QS. Al Baqarah
ayat 177 berikut.
Allah berfirman :
“bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
20
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa”. (QS. Al Baqarah:177)
Dalam konteks ini, maka CSR dalam perspektif Islam adalah
praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara islami.
Perusahaan memasukan norma- norma agama islam yang ditandai dengan
adanya komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam
operasinya. CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala
kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi
kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika, dan discretionary
responsibilities sebagai lembaga fianansial intermediari baik bagi individu
maupun institusi.9 Dengan demikian, praktik bisnis dalam kerangka CSR
Islami mencakup serangkaian kegiatan bisnis dalam bentuknya. Meskipun
tidak dibatasi jumlah kepemilikan barang, jasa serta profitnya, namun
cara-cara untuk memperoleh dan pendayagunaannya dibatasi oleh aturan
halal dan haram oleh syariah (Suharto,2010).
9 Rizkiningsing, P. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR). Studi Kasus Pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara
Gulf Cooperation Council. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
21
Menurut Suharto (2010) dalam Islam, CSR yang dilakukan harus
bertujuan untuk menciptakan kebajikan bukan melalui aktivitas-aktivitas
yang mengandung unsur riba, melainkan dengan praktik yang
diperintahkan Allah berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf. CSR juga
harus mengedepankan nilai kedermawanan dan ketulusan hati. Perbuatan
ini lebih Allah cintai dari ibadah-ibadah mahdhah. Rasulullah SAW
bersabda, “Memenuhi keperluan seorang mukmin lebih Allah cintai dari
pada melakukan dua puluh kali haji dan pada setiap hajinya menginfakan
ratusan ribu dirham dan dinar”. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga
bersabda, “Jika seorang muslim berjalan memenuhi keperluan sesama
muslim, itu lebih baik baginya daripada melakukan tujuh puluh kali
thawaf di Baitullah.”
Selain itu, pelaksanaan CSR dalam Islam juga merupakan salah
satu upaya mendorong produktivitas masyarakat yang kemudian guna
menjaga keseimbangan distribusi kekayaan di masyarakat. Islam
mewajibkan sirkulasi kekayaan terjadi pada semua anggota masyarakat
dan mencegah terjadinya sirkulasi kekayaan hanya pada segelintir orang
(Yusanto dan Yunus, 2009:165-169). Allah Berfirman :
22
“....supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di
antara kamu...” (QS. Al hasyr: 7).
Islam juga memerintahkan praktik CSR pada lingkungan. Prinsip-
prinsip mendasar yang membentuk filosofi kebajikan lingkungan yang
dilakukan secara holistik oleh Nabi Muhamad SAW adalah keyakinan
akan adanya saling ketergantungan di antara makhluk ciptaan Allah.
Karena Allah SWT menciptakan alam semesta ini secara terukur, baik
kuantitatif maupun kualitatif (lihat QS. Al Qamar: 49) dan dalam kondisi
yang seimbang (QS. Al Hadid:7). Sifat saling ketergantungan antara
makhluk hidup adalah sebuah fitrah dari Allah SWT. Dari prinsip ini maka
konsekuensinya adalah jika manusia merusak atau mengabaikan salah satu
bagian dari ciptaan Allah SWT, maka alam secara keseluruhan akan
mengalami penderitaan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia
(Sharing,2010).10
Allah SWT berfirman:
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar.” (QS. Ar Rum:41)
Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa Islam telah mengatur
dengan begitu jelas tentang prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam
10
Gustani, Op. Cit., hlm. 22
23
CSR, padahal isu CSR baru dimulai pada abad ke-20. Bahkan dalam
berbagai code of conduct yang dibuat oleh beberapa lembaga, Islam telah
memberikan penjelasan terlebih dahulu. Misalnya, dalam draft ISO 26000,
Global Reporting Initiatives (GRI), UN Global Compact, International
Finance Corporation (IFC), dan lainnya telah menegaskan berbagai
instrumen indikator bagi pelaksanaan komitmen CSR perusahaan demi
pemenuhan target pembangunan berkelanjutan—seperti isu lingkungan
hidup, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, perlindungan
konsumen, tata kelola perusahaan, praktik operasional yang adil, dan
pengembangan masyarakat. Dan bila ditilik lebih lanjut, sebenarnya
prinsip-prinsip tersebut merupakan representasi berbagai komitmen yang
dapat bersinergi dengan pengamalan prinsip kehidupan Islami11
.
Dalam bangunan ekonomi Islam, aktivitas sosial juga menjadi
salah satu elemen yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam
mekanisme perekonomian. Sektor sosial dalam sebuah sistem
perekonomia dapat diklasifikasikan kedalam sektor sukarela (voluntary
sector) atau lebih dikenal dengan sektor ketiga. Sektor ini menjadi
pelengkap dari dua sektor utama yaitu sektor publik dan sektor swasta.12
CSR merupakan Komitmen dan aktifitas yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat. Persoalan bagi para pelaku usaha adalah stategi dan konsep
11
Sampurna, M. E. (2007). Sinergi CSR dalam Perspektif Islam. Dipetik 11 15, 2012, dari
www.csrindonesia.com/data/articles/20080310083332-a.pdf 12
Sakti, A. (2007). Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern.
Tangerang: AQSA-publishing.
24
penerapan CSR di lingkungan dan masyarakat agar tepat sasaran dan
sesuai dengan corporate bunisnees value. Untuk itu, riset, komunikasi,
sustainable empowerment, sincerity dan stretegi lainnya sangat diperlukan.
Agar proses keberlangsungan dakwah Islam dan tujuan menjadi rahmatan
lil aa‘lamiin dapat tercapai. Islam mengajarkan tanggung jawab agar
mampu mengendalikan diri dari tindakan melampaui batas kewajaran dan
kemanusiaan. Tanggung jawab ini mencakup tanggung jawab kepada
Allah, kepada sesama dan lingkungannya.
2. Islamic Social Reporting (ISR)
a. ISR Bagian dari Kerangka Syariah
Sebelum membahas Islamic Social Reporting (selanjutnya ISR),
akan dibahas tentang kerangka syariah (the sharia framework) terlebih
dahulu. Kerangka syariah pertama kali digagas oleh Haniffa dan Hudaib
(2000), lalu dikembangkan oleh Haniffa (2002) menjadi landasan dasar
atas terbentuknya ISR yang komprehensif. Kerangka syariah ini akan
menghasilkan aspek-aspek material, moral, dan spiritual dalam pelaporan
ISR perusahaan (Raditya,2012).
ISR pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002 dalam
tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic
Perspective”. ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh
Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani pada tahun 2009 di
Malaysia dan saat ini ISR masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti
25
selanjutnya. Menurut Haniffa (2002) terdapat banyak keterbatasan dalam
pelaporan sosial konvensional, sehingga ia mengemukakan kerangka
konseptual ISR yang berdasarkan ketentuan syariah. ISR tidak hanya
membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga
untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajiban
terhadap Allah dan masyarakat. 13
ISR adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan-perusahaan
yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dikembangkan dengan dasar dari
standar pelaporan berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan
oleh masing-masing peneliti berikutnya. Secara khusus indeks ini adalah
perluasan dari standar pelaporan kinerja sosial yang meliputi harapan
masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian,
tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Selain itu indeks
ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai lingkungan,
hak minoritas, dan karyawan (Fitria dan Hartati, 2010). 14
Tujuan ISR:
1) Sebagai bentuk akuntablitas kepada Allah SWT dan masyarakat
2) Meningkatkan transparansi kegiatan bisnis dengan menyajikan
informasi yang relevan dengan memperhatikan kebutuhan spiritual
investor muslim atau kepatuhan syariah dalam pengambilan
keputusan.
13
Gustani., dalam Haniffa, R. (2002, July). Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective.
Indonesia Management & Accounting Research , 3, hal. 128-146. 14
Ibid.
26
Tabel 2.1 Bentuk Akuntabilitas dan Transparansi dalam ISR
Bentuk Akuntabilitas: Bentuk Transparansi:
1. Menyediakan prduk yang halal dan
baik
1. Memberikan informasi mengenai
semua kegiatan halal dan haram dilakukan
2. Memenuhi hak-hak Allah dan
masyarakat
2. Memberikan informasi yang relevan
mengenai pembiayaan dan kebijakan
investas
3. Mengejar keuntungan yang wajar
sesuai dengan prinsip Islam 3. Memberikan informasi yang relevan
mengenai kebijakan karyawan
4. Mencapai tujuan usaha bisnis 4. Memberikan informasi yang relevan
mengenai hubungan dengan masyarakat
5. Menjadi karyawan dan masyarakat
5. Memberikan informasi yang relevan
mengenai penggunaan sumber daya dan
perlindungan lingkungan
6. Memastikan kegiatan usaha yang
berkelanjutan secara ekologis
7. Menjadikan pekerjaan sebagai
bentuk ibadah
Sumber : Gustani, Op. Cit., hlm. 22
b. Indeks ISR
Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan
sebagai indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah.
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu Tema
Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawa, Tema
Masyarakat, dan Tema Lingkungan Hidup. Kemudian dikembangkan oleh
Othman et al (2009) dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu
tema Tata Kelola Perusahaan.
Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai indikator
pengungkapan tema tersebut. Beberapa peneliti Indeks ISR sebelumnya
27
memiliki perbedaan dalam hal jumlah sub-tema yang digunakan,
tergantung objek penelitian yang digunakan.
1) Tema Pendanaan dan Investasi (Finance & Investment Theme) 15
Konsep dasar pada tema ini adalah tauhid, halal & haram, dan
wajib. Beberapa informasi yang diungkapkan pada tema ini menurut
Haniffa (2002) adalah praktik operasional yang mengandung riba, gharar,
dan aktivitas pengelolaan zakat. Sakti (2007) menjelaskan bahwa secara
literatur riba adalah tambahan, artinya setiap tambahan atas suatu
pinjaman baik yang terjadi dalam transaksi utang-piutang maupun
perdagangan adalah riba. Kegiatan yang mengandung riba dilarang dalam
Islam, sebagaimana ditegaskan Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 278-279. Salah satu bentuk riba di dunia perbankan adalah
pendapatan dan beban bunga.
Kegiatan yang mengandung gharar pun merupakan yang terlarang
dalam Islam. Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information
karena adanya uncertainty to both parties. Praktik gharar dapat terjadi
dalam empat hal, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan.
Contoh transaksi modern yang mengandung riba adalah transaksi lease
and purchace, karena adanya ketidak jelasan antara transaksi sewa atau
beli yang berlaku (Karim, 2004). Bentuk lain dari gharar adalah future on
delivery trading atau margin trading, jual-beli valuta asing bukan transaksi
15
Ibid.
28
komersial (arbitage baik spot maupun forward, melakukan penjualan
melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (short selling), melakukan
transaksi pure swap, capital lease, future, warrant, option, dan transaksi
derivatif lainnya (Arifin,2009).
Aspek lain yang harus diungkapkan oleh entitas syariah adalah
praktik pembayaran dan pengelolaan zakat. Entitas syariah berkewajiban
untuk mengeluarkan zakat dari laba yang diperoleh, dalam fikh
kontemporer di kenal dengan istilah zakat perusahaan. Berdasarkan
AAOIFI, perhitungan zakat bagi entitas syariah dapat menggunakan dua
metode. Metode pertama, dasar perhitungan zakat perusahaan dengan
menggunakan metode net worth (kekayaan bersih). Artinya seluruh
kekayaan perusahaan, termasuk modal dan keuntungan harus dihitung
sebagai sumber yang harus dizakatkan. Metode kedua, dasar perhitungan
zakat adalah keuntungan dalam setahun (Hakim,2011). Selain itu bagi
bank syariah berkewajiban untuk melaporkan laporan sumber dan
penggunaan dana zakat selama periode dalam laporan keuangan. Bahkan
jika bank syariah belum melakukan fungsi zakat secara penuh, bank
syariah tetap menyajikan laporan zakat (PSAK 101, 2011).
Pengungkapan selanjutnya yang merupakan penambahan dari
Othman et al (2009) adalah kebijakan atas keterlambatan pembayaran
piutang dan kebangkrutan klien, neraca dengan nilai saat ini (Current
Value Balance Sheet ), dan laporan nilai tambah (Value added statement).
Terkait dengan kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan
29
kebangkrutan klien Untuk meminimalisir resiko pembiayaan, Bank
Indonesia mengharuskan bank untuk mencadangkan penghapusan bagi
aktiva-aktiva produktif yang mungkin bermasalah, praktik ini disebut
pencadangan penghapusan piutang tak tertagih (PPAP). Dalam fatwa DSN
MUI ditetapkan bahwa pencadangan harus diambil dari dana
(modal/keuntungan) bank. Sedang menurut AAOIFI, pencadangan
disisihkan dari keuntungan yang diperoleh bank sebelum dibagikan ke
nasabah. Ketentuan PPAP bagi bank syariah juga telah diatur dalam PBI
No.5 Tahun 2003.
Pengungkapan lainya adalah Neraca menggunakan nilai saat ini
(current value balance sheet/CVBS) dan laporan nilai tambah (value added
statement/VAS). Menurut Nurhayati dan Wasilah (2009) metode CVBS
digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode historical cost yang
kurang cocok dengan perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan
kekayaan dengan nilai sekarang. Sedang VAS menurut Harahap (2008)
adalah berfungsi untuk memberikan informasi tentang nilai tambah yang
diperoleh perusahaan dalam periode tertentu dan kepada pihak mana nilai
tambah itu disalurkan. Dua sub-tema ini tidak digunakan dalam penelitian
ini, karena belum diterapkan di Indonesia. Menurut Haniffa dan Hudaib
(2007) aspek lain yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah jenis
investasi yang dilakukan oleh bank syariah dan proyek pembiayaan yang
dijalankan. Aspek ini cukup diungkapkan secara umum.
30
2) Tema Produk dan Jasa (Products and Services Theme) 16
Menurut Othman et al (2009) beberapa aspek yang perlu
diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan produk yang digunakan
dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam konteks perbankan syariah,
maka status kehalalan produk dan jasa baru yang digunakan adalah
melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk setiap produk dan jasa
baru.
Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang
ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank syariah.
Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah
dan pengetahuan umum bidang perbankan. Tugas utama DPS adalah
mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan
dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. DPS juga memiliki
fungsi sebagai mediator antara bank dan DSN dalam pengkomunikasian
dalam pengembangan produk baru bank syariah. oleh karena itu, setiap
produk baru bank syariah harus mendapat persetujuan dari DPS
(Wiroso,2009). Hal ini penting bagi pemangku kepentingan Muslim untuk
mengetahui apakah produk bank syariah terhindar dari hal-hal yang
dilarang syariat.
Selain itu pelayanan atas keluhan nasabah harus juga menjadi
prioritas bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Saat
ini hampir seluruh bisnis mengedepankan aspek pelayanan bagi konsumen
16
Ibid.
31
atau nasabah mereka. Karena pelayanan yang baik akan berdampak pada
tingkat loyalitas nasabah.
Hal lain yang harus diungkapkan oleh bank syariah menurut
Haniffa dan Hudaib (2007) adalah glossary atau definisi setiap produk
serta akad yang melandasi produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad
di bank syariah menggunakan istilah-istilah yang masih asing bagi
masyarakat, sehingga perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut
agar mudah dipahami oleh pengguna informasi.
3) Tema Karyawan (Employees Theme) 17
Dalam ISR, segala sesuatu yang berkaitan dengan karyawan
barasal dari konsep etika amanah dan keadilan. Menurut Haniffa (2002)
dan Othman dan Thani (2010) memaparkan bahwa masyarakat Muslim
ingin mengetahui apakah karyawan-karyawan perusahaan diperlakukan
secara adil dan wajar melalui informasi-informasi yang diungkapkan.
Beberapa informasi yang berkaitan dengan karyawan menurut Haniffa
(2002) dan Othman et al (2009) diantaranya jam kerja, hari libur,
tunjangan untuk karyawan, dan pendidikan dan pelatihan karyawan.
Beberapa aspek lainya yang ditambahkan oleh Othman et al (2009)
adalah kebijakan remunerasi untuk karyawan, kesamaan peluang karir bagi
seluruh karyawan baik pria maupun wanita, kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan, keterlibatan karyawan dalam beberapa kebijakan
17
Ibid.
32
perusahaan, karyawan dari kelompok khusus seperti cacat fisik atau
korban narkoba, tempat ibadah yang memadai, serta waktu atau kegiatan
keagamaan untuk karyawan. Selain itu, Haniffa dan Hudaib (2007) juga
menambahkan beberapa aspek pengungkapan berupa kesejahteraan
karyawan dan jumlah karyawan yang dipekerjakan.
4) Tema Masyarakat (Community Involvement Theme) 18
Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah,
dan ‗adl. Konsep tersebut menekankan pada pentingnya saling berbagi
dan saling meringankan beban masyarakat. Islam menekankan kepada
umatnya untuk saling tolong-menolong antar sesama. Bentuk saling
berbagi dan tolong-menolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan
sedekah, wakaf, dan qard. Jumlah dan pihak yang menerima bantuan
harus diungkapkan dalam laporan tahuanan bank syariah. Hal ini
merupakan salah satu fungsi bank syariah yang diamanahkan oleh Syariat
dan Undang-Undang.
Beberapa aspek pengungkapan tema masyarakat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sedekah, wakaf, dan pinjaman kebajikan
(Haniffa,2002). Sedang beberapa aspek lainya yang dikembangkan oleh
Othman et al (2009) diantaranya adalah sukarelawan dari kalangan
karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan kerja para
lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan generasi
18
Ibid.
33
muda, peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin, kepedulian
terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan dukunga terhadap
kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan
agama.
5) Tema Lingkungan Hidup (Environment Theme) 19
Konsep yang mendasari tema ini adalah mizan, i‟ tidal, khilafah,
dan akhirah. Konsep-konsep tersebut menekankan pada prinsip
keseimbangan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam menjaga
lingkungan. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa
menjaga, memelihara, dan melestasikan bumi. Allah menyediakan bumi
dan seluruh isinya termasuk lingkungan adalah untuk manusia kelola tanpa
harus merusaknya. Namun watak dasar manusia yang rakus telah merusak
lingkungan ini.
Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firmannya:
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (Q.S Ar Ruum: 41)
19
Ibid.
34
Informasi yang diungkapkan dalam tema lingkungan diantaranya
adalah konservasi lingkungan hidup, tidak membuat polusi lingkungan
hidup, pendidikan mengenai lingkungan hidup, penghargaan di bidang
lingkungan hidup, dan sistem manajemen lingkungan (Haniffa, 2002;
Othman et al, 2009; Haniffa dan Hudaib, 2007).
6) Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) 20
Konsep yang mendasari tema ini adalah konsep khilafah. Hal ini
sesuai dengan firman Allah:
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al Baqarah:30).
Tema tata kelola perusahaan dalam ISR merupakan penambahan
dari Othman et al (2009) dimana tema ini tidak bisa dipisahkan dari
perusahaan guna memastikan pengawasan pada aspek syaraiah
20
Ibid.
35
perusahaan. Secara formal corporate governance dapat didefinisikan
sebagai sistem hak, proses, dan kontrol secara keseluruhan yang
ditetapkan secara internal dan eksternal atas manajemen sebuah entitas
bisnis dengan tujuan untuk melindungi kepentingan-kepentingan
stakeholder. Menurut Muhammad (2005) Corporate governance bagi
perbankan syariah memiliki cakupan yang lebih luas, karena memiliki
kewajiban untuk mentaati seperangkat peraturan yang khas yaitu hukum
syariat dan harapan kaum muslim.
Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan
adalah status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi,
DPS dan komisaris, laporan kinerja komisrais, DPS, dan direksi, kebijakan
remunerasi komisaris, DPS, dan direksi, laporan pendapatan dan
penggunaan dana non halal, laporan perkara hukum, struktur kepemilikan
saham, kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme. Dalam implementasinya
di Indonesia prinsip GCG di dunia perbankan telah diatur dalam PBI No. 8
Tahun 2006 mengenai Implementasi Tata Kelola Perusahaan oleh Bank
Komersial termasuk bank berbasis syariah.
Penjelasan Indeks ISR diatas merupakan penyesuaian dengan tema
penelitan ini, yaitu Bank Syariah. Implementasi Indeks ISR pada bank
syariah memiliki perbedaan dengan implementasi pada industri syariah
lainnya, karena karakteristik industri yang berbeda. Pengembangan Indeks
ISR sangat dipengaruhi oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini
36
akan dijelaskan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penerapan CSR pada bank syariah dan implementasi Indeks ISR.
3. Shari’ah Governance Structure
Tata Kelola perusahaan, terutama dalam paradigma Islam
merupakan hal yang sangat penting karena memiliki kecenderungan
sebagai pendorong kejujuran, integritas, keterbukaan, akuntabilitas dan
tanggung jawab diantara seluruh stakeholders dalam sebuah organisasi.
Disamping itu, shari’ah governance merupakan hal yang sangat esensial
pada institusi keuangan Islam dalam membangun dan memelihara
kepercayaan pemegang saham serta stakeholder lainnya bahwa seluruh
transaksi, praktek dan kegiatan yang dijalankan perusahaan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
Farook et al. (2011) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor
penentu pengungkapan CSR di bank-bank Islammemilih proxy keberadaan
Shari’ah Supervisor Board (SSB) atau dewan pengawas syariah sebagai
atribut pengujian yang mewakili struktur shari’ah governance. Menurut
pendapatnya, sejumlah bank Islam membentuk lembaga khusus
pengawasan untuk membatasi perbedaan kepentingan antara investor
Islam dengan pengelolaan bank syariah. Dewan pengawas Syariah (DPS)
berfungsi untuk meyakinkan investor bahwa bank-bank Islam patuh pada
hukum danprinsip-prinsip syariah. Permintaan akan adanya DPS muncul
akibat kebutuhan yang dirasakan untuk memastikan inovasi-inovasi yang
terdapat dalam praktik perbankan termasuk dalam akuntansi terhadap
37
prinsip-prinsip ortodoksi Islam. Namun hal ini tidak menjadikan sebuah
bank Islam melaporkan kepatuhan terhadap doktrin syariah (AAOIFI,
2003). Standar AAOIFI secara eksplisit menyatakan bahwa pengawsan
syariah adalah dimaksudkan untuk menyelidiki sampai sejauh mana
institusi keuangan menganut aturan dan prinsip-prinsip syariah dalam
semua kegiatannya (Bakar, 2002). Karim (2005) menekankan bahwa
dalam kebanyakan kasus, otoritas SSB adalah setara dengan auditor
eksternal.
Idealnya masyarakat mengharapkan SSB dapat mewakili hukum
dan prinsip-prinsip Islam lebih dari manajemen (Farook et al. 2011). Jika
SSB digunakan untuk memastikan kepatuhan bank Islam terhadap prinsip
syariah dapat disimpulkan bahwa hal tersebut memiliki peran dalam
kegiatan CSR sekaligus pengungkapannya. Namun, sejauh mana
keberadaan SSB mempengaruhi pengungkapan CSR tergantung pada
fungsi SSB dalam melakukan pengawasan dari sudut pandang investor.
Bakar (2002) menyatakan bahwa ―kepatuhan syariah merupakan
inti dari sebuah bank Islamdan bisnis perbankannya‖. Tingkat kepatuhan
syariah oleh bank Islam akan bergantung pada tingkat pengawasan
ditempat dalam membatasi perbedaan kepentingan antara para pelaku yang
secara khusus tertarik kepada kepatuhan syariah yang dilkaukan bank dan
agen yang merupakan manajemen bank (Farook et al.2011). Karim (1990)
seperti dikutip oleh Farook et al. (2011) mengklasifikan tiga jenis utama
dari pemegang sahambank-bank Islam: manajemen, investor Islam dan
38
investor ekonomi. Dari ketiga kategori tersebut, segmen yang paling
tertarik terhadap pelaksanaan kepatuhan bank akan hukum-hukum dan
prinsip-prinsip Islam adalah investor Islam. Semakin besar tingkat
pengawasan oleh investor Islam, semakin besar kepatuhan Bank Islam
terhadap melaksanakan hukum dan prinsip Islam. Oleh karena itu sejauh
mana pengungkapan CSR dapat dikatakan bergantung pada tingkat
pengawasan oleh kelompok investor Islam. Dua faktor penentu utama dari
tingkat pengawasan yang didentifikasikan dalam literatur: mekanisme
pengawasan dan struktur kepemilikan.
a. Mekanisme Pengawasan
1) Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (Shari’a Supervisory Board)
Dewan pengawas syariah atau Shari’a Supervisory Board
(selanjutnya disebut SSB) berperan dalam hal memberikan keyakinan
kepada investor maupun stakeholder bahwa bank Islam dalam
menjalankan kegiatannya telah patuh pada hukum-hukum dan prinsip-
prinsip syariah seperti yang tercantum dalam Al-quran dan hadits. Sifat
kepatuhan terhadap hukum dan prinsip Islam ini tidak hanya dilihat
dari kepatuhan dalam menerbitkan laporan syariah saja, namun juga
lebih banyak terlibat dalam kegiatan CSR, termasuk pengungkapan
CSR (Farook, et al. 2011)fungsi SBB seperti yang dinyatakan oleh
AAOIFI juga menyangkut hal tersebut diatas. Oleh karena itu
diharapkan keberadaan SBB disebuah bank Islam dapat mendorong
tingkat pengungkapan CSR yang lebih luas.
39
Meskipun keberadaan SBB dapat meningkatkan pengawasan yang
lebih tinggi sehingga pengungkapan CSR akan menjadi lebih luas,
sejauh mana SSB akan mempengaruhi pengungkapan CSR juga
bergantung pada karakteristik mekanisme tata kelola masing-masing
perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2002; Ho dan Wong, 2001; Farook et
al 2011). Oleh karena itu, banyak faktor yang berhubungan dengan
karakterikstik SSB dalam melakukan fungsinya dan kemudian
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CSR oleh bank-bank
syariah.
2) Jumlah Anggota Dewan
Peningkatan jumlah anggota SSB mungkin mempengaruhi
peningkatan level pengungkapan CSR seiring dengan meningkatkan
kapasitas pengawasan. Berkaitan dengan jumlah minimum anggota
SSB, standar AAOIFI menyatakan paling sedikit tiga anggota. Ini
merupakan persyaratan umum bagi bank-bank syariah. Semakin besar
jumlah anggota dalam sebuah SSB,semakin tinggi tingkat
pengawasannya maka menyiratkan semakin tinggi pula tingkat
kepatuhan bank terhadap hukum dan prinsip syariah. SSB akan mapu
mengalokasikkan fungsinya dalam kelompok yang memiliki anggota
yang lebih banyak, yang memungkinkan SSB untuk meninjau lebih
banyak aspek dari kegiatan bank sehingga dapat memastikan tingkat
kepatuhan yang lebih tinggi. Salah satu aspek kepatuhan ini adalah
pengungkapan CSR yang lebih luas.
40
Selain itu, dengan jumlah anggota yang lebih besar, penyatuan ide-
ide dan perspektif yang lebih beragam dapat berdampak pada aplikasi
yang lebih baik dari hukum Islam, khususnya dalam hal
pengungkapan. AAOIFI merekomendasikan bahwa sebaiknya anggota
yang duduk dalam SSB berasal dari berbagai latar belakang profesi
(AAOIFI, 2003). Hal ini memungkinkan pengimplementasian
keragaman perspektif dalam hal penerapan syariah Islam. Agar hal
tersebut dapat berlangsung, dibutuhkan jumlah anggota dewan yang
lebih banyak dari persyaratan minimal yang distandarkan oleh
AAOIFI. Analisis ini menunjukan bahwa ukuran SSB memiliki
hubungan positif terhadap pengungkapan CSR.
3) Lintas-Keanggotaan (Cross-memberships)
Menurut Dahya et al. (1996) seperti yang dikutip oleh Farook et al.
(2011), lintas keanggotaan dalam SSB juga memungkinkan adanya
pengungkapan informasi CSR yang lebih luas. Literatur menunjukkan
bahwa lintas-direktur dapat membuat perbandingan dari pengetahuan
yang didapat dari perusahaan lain; dan kedua keputusan-keputusan dari
sebuah dewan (board) dapat menjadi bahan baku bagi keputusan
dewan yang lain (Haniffa dan Cooke, 2002). Anggota SSB yang
memiliki lintas-keanggotaan akan lebih banyak berdiskusi mengenai
penerapan hukum Islam dalam perbankan karena masing-masing
anggota membawa pengetahuan dan pengalamannya sendiri yang
berbeda-beda dalam hal tersebut. Hal ini meningkatkan pengetahuan
41
mereka tentang penerapan prinsip-prinsip Islam untuk pelaporan
perusahaan dan khususnya untuk pengungkapan CSR.
4) Kualifikasi Pendidikan (Doktoral Qualification of SSB Members)
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa latar belakang
pendidikan yang dimiliki oleh direktur atau anggota dewan dalam hal
ini SSB juga mempengaruhi tingkat pengungkapan. Hambrick dan
Mason (1984) dalam Farook et al. (2011) menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seorang anggota SSB maka semakin besar
kemungkinan ia dapat mengadopsi kegiatan yang inovativ dan
menerima ambiguitas. Tingkat pendidikan dari anggota SSB dapat
mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR. Bakar (2002)
menyebutkan bahwa :
[...] ideally a Shari’a adviser (board member) must be able to
understand not only Shari’a issues but also issues pertaining to law
and economics, because such issues in many cases are overlapping.
Biasanya anggota SSB terdiri dari ahli hukum Islam yang mungkin
tidak berpendidikan tinggi dalam studi sekuler (Farook et al. 2011).
Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka dalam penerapan
hukum-hukum dan prinsip-prinsip Islam secara menyeluruh
dukarenakan kurangnya pengetahuan komersial praktis mereka (Bakar,
2002; Bokhari, 2002). Oleh karena itu para ahli dengan gelar doktor
dibidang ekonomi dan bisnis dapat dikatakan memiliki informasi lebih
42
baik mengenai implikasi Islam dalam lembaga keuangan, khususnya
berkaitan dengan pengungkapan CSR (Farook et al., 2011).
5) Reputasi Para Ahli (Reputable Scholars)
Menurut Farook et al. (2011) beberapa ahli syariah memiliki jumlah
yang signifikan dalam hal pengetahuan tentang penerapan hukum
Islam dalam institusi keuangan. Namun, kualifikasi yang mereka
miliki mungkin belum diakui secar formal atau tidak berasal dari
lembaga pendidikan sekuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penunjukkan direktur pada perusahaan di Bahrain adalah kemampuan
yang relevan, pengalaman bisnis dan reputasi. Berdasarkan hal
tersebut, diharapkan bahwa reputasi sebagai proxy untuk pengetahuan
industri dan oleh karena itu para ahli yang memiliki reputasi dengan
tingkat pengetahuan tentang prinsip dan bisnis yang relevan dan
banyak menjadi perwakilan bagi dewan pengawas syariah dilembaga
keuangan dan perbankan syariah, yang paham akan implikasinya pada
perbankan syariah, khususnya berkaitan dengan pengungkapan CSR.
Oleh karena itu, ahli yang memiliki reputasi lebih memungkinkan
untuk meningkatkan kegiatan CSR serta pengungkapan informasi CSR
kemudian.
b. Struktur Kepemilikan
Hak nasabah (Invesment Account Holders (IAH)’s Rights)
Struktur kepemilikan juga menentukan tingkat pengawasan dan
tentu saja tingkat pengungkapan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam
43
Farook et al. 2011). Sejumlah penelitian terdahulu melihat pengaruh
struktur kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela (Ruland et al.,
1990; Eng dan Mak, 2003; El- Gazzar, 1998; dalam Farook et al. 2011).
Sebagaimana diuraikan di atas, investor Islam menetukan tingkat
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan berdampak pada tingkat
pengungkapan CSR. Investor Islam lebih mungkin untuk -
menginvestasikan dana mereka sebagai nasabah (IAH) bukan sebagai
pemegang saham sejak investor Islam lebih tertarik pada layanan yang
ditawarkan bank-bank syariah dari pada kepemilikan saham dari bank-
bank syariah tersebut. Selanjutnya, rekening di bank syariah lebih
mudah diakses dari pada saham bank-bank syariah. Meskipun nasabah
tidak memiliki hak suara formal, namun mereka tetap mempengaruhi
tingkat pengawasan terhadap manajemen melalui pemegang saham
(Archer et al. 1998). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa keuntungan
pemegang saham ditentukan oleh keuntungan yang diperoleh melalui
pemanfaatan dana nasabah.
Jika menjadi nasabah lebih menarik daripada menjadi pemegang
saham dan sesuai dengan hukum serta prinsip Islam, maka pengaruh
relatif dari nasabah akan menetukan sejauh mana aktivitas bank sesuai
dengan hukum-hukum Islam dan prinsip-prinsip syariah dan
pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan yang disajikan oleh bank.
Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif
44
dengan ukuran relatif dana nasabah sebagai proporsi dari dana
pemegang saham.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengungkapan CSR bank
syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR masih sedikit dilakukan.
Penelitian-penelitian sebelumnya tentang indeks ISR lebih banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti Malaysia. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi penulis untuk lebih giat dalam mencari sumber-sumber
referensi tentang indeks ISR dalam penelitian ini. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut.
Fadilla Purwitasari (2011) melakukan studi yang menganalisis
Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah dalam
Perspektif Shariah Enterprise Theory. Hasilnya penelitian ini menunjukkan
bahwa tindakan pelaporan tanggung jawab sosial oleh BSM dan BMI masih
dipengaruhi oleh kepentingan mereka masing-masing. Kepentingan-
kepentingan ini terutama dipengaruhi oleh money dan power. Peranan
‗prinsip‘ tidak terlalu terlihat dalam cara pelaporan tanggung jawab sosial
mereka.
Nisrina Widayuni (2014) melakukan analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
45
Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. Nisrina Widayuni (2014)
menggunaakan metode analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan
bahwa rata-rata pengungkapan corporate social responsibility pada perbankan
syariah di Indonesia dan Malaysia masih cukup rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif sedangkan
leverage memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan corporate
social responsibility. Sementara itu, variabel jumlah rapat dewan pengawas
syariah, jumlah anggota dewan pengawas syariah dan ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan..
Nadia Rahma (2012) mengnalisis Penerapan Islamic Social Reporting
Indeks dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perbankan
Syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan
indeks ISR pada enam bank syariah Indonesia dapat dikatakan baik, yakni
sebesar 64,83% secara keseluruhan, walaupun masih belum mencapai angka
sempurna 100%, dikarenakan masih adanya item-item indeks ISR yang belum
diungkapkan secara penuh.
Fitria dan Hartati (2010) membandingkan pengungkapan kinerja sosial
berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) dan Islamic Social Reporting
Index (ISRI), studi komparatif antara bank konvensional dan bank syariah di
Indonesia. Penelitian tersebut membandingkan kinerja sosial tiga bank
konvensional dan tiga bank syariah, dengan menggunakan GRI dan ISR. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa bank konvensional memiliki pengungkapan
46
yang lebih baik dibandingkan bank syariah dan pengungkapan berdasarkan
indeks GRI memiliki skor yang lebih baik dibandingkan indeks ISR
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu terkait kinerja sosial
bank syariah dan indeks ISR diatas, penulis tertarik untuk meneliti tingkat
pengungkapan kinerja sosial bank syariah berdasarkan indeks ISR. Kesamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan indeks ISR
sebagai alat ukur pengungkapan kinerja sosial bank syariah dan penggunaan
content analysis sebagai alat analisis data. Sedang perbedaannya denga
penelitian sebelumnya terdapat pada objek penelitian, periode penelitian, dan
tujuan utama penelitian. Ringkasan hasil penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu
No Identitas Metode
Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
1
Charles, Chariri
(2012) Jurnal.
Analisis Pengaruh
Islamic Corporate
Governance terhadap
pengungkapan CSR
(studi kasus Bank
Syariah di Asia)
Analisis
regresi linier
berganda
Penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor IG, ukuran
dewan komisaris, komposisi
dewan komisaris independen,
rapat dewan komisaris, ukuran
komite audit dan profitabilitas
secarabersama-sama
mempengaruhi CSR hanya
sebesar 55%
Penelitian
menggunakan
variabel yang
berbeda, Objek
penelitian juga hanya
pada 1 (satu) bank
syariah
2 Amirul Khoirudin
(2013) Jurnal.
Corporate
Governance dan
Pengungkapan
Islamic Social
Reporting pada
perbankan syariah di
Indonesia
Analisis
deskriptif
dan Analisis
Inferensial
Penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran dewan
komisaris terbukti memiliki
pengaruh signifikan ,
sedangkan ukuran dewan
pengawas syariah tidak
terbukti berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic Social
Reporting pada perbankan
syariah di Indonesia
Penelitian
menggunakan
variabel yang
berbeda, jumlah
objek penelitian juga
berbeda
47
No Identitas Metode
Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
3 Septi Widiawati,
Surya Raharja
(2012). Jurnal.
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi ISR
perusahaan yang
terdapat pada daftar
efek syariah tahun
2009-2011
Analisis
regresi linier
berganda
Pada penelitian seluruh
variabel berpengaruh
signifikan yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, tipe
industri dan jenis bank
berpengaruh terhadap Islamic
Social Reporting.
Objek penelitian
berbeda dan variabel
yang digunakan
berbeda.
4 Nadia Rahma (2012)
Skripsi. Analisis
Penerapan Islamic
Social Reporting
Indeks dalam
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
Perbankan Syariah
di Indonesia
Analisis
Deskriptif
Penelitian menemukan
pengungkapan indeks ISR
pada enam bank syariah
Indonesia baik, yakni sebesar
64,83% , walaupun masih
belum mencapai 100%,
dikarenakan adanya item
indeks ISR yang belum
diungkapkan secara penuh.
Penelitian ini berbeda
karena mengukur
pengungkan CSR,
tidak menghitung
perkembangan
pertahun. Sampel
hanya 6 BUS, tahun
penelitian hanya 1
tahun.
5 Sari Hardiyanti
(2012) Skripsi.
Analisis Hubungan
Shari'a Governance
Structures terhadap
Tingkat
Pengungkapan CSR
pada Perbankan
Syariah di Indonesia
Analisis
Deskriptif
Hasil Penelitian menunjukkan
IAH dan ukuran perusahaan
berhubungan positif dan
signifikan terhadap tingkat
pengungkapan CSR. Namun,
keberadaan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) tidak memiliki
hubungan yang signifikan.
Mengahubungkan
pengungkapan CSR
dengan Sharia
Governance, Tahun
penelitian berbeda.
Sumber : Data yang diolah
C. Kerangka Konseptual
Gambar 2.3 Model Penelitian
Sumber : Hasil olah penulis
Corporate Social
Responsibility
Disclosure
Islamic Social
Reporting Index
(Indeks ISR)
Tingkat
Pengungkapan
CSR BUS
berdasarkan ISR
Perbandingan
tingkat CSR antar
BUS setiap tahun
48
Salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi
mengenai kinerja sosial BUS adalah melalui Laporan Tahunan (Annual
Report). Informasi kinerja sosial BUS yang diungkapkan dalam laporan
tahunan dianalasis dengan Indeks ISR untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pengungkapan kinerja sosial yang diungkapkan. Dari analisis tersebut
didapatkan hasil tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS berdasarkan Indeks
ISR, yang kemudian dihitung tingkat perbandingan pengungkapan CSR antar
Bank Umum Syariah setiap tahunnya.
Gambar 2.4 Model Penelitian
Sumber : Hasil olah penulis
Model kedua dalam penelitian ini menunjukkan korelasi antara Shari’a
Governance Structure yang terdiri dari mekanisme pengawasan, struktur
kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapn CSR oleh
entitas berdasarkan indeks ISR.
Tingkat Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Mekanisme Pengawasan - Dewan Pengawas Syariah (IG
Score)
Struktur Kepemilikan - Invesment Account
Holder (IAH)
Ukuran Perusahaan (SIZE)
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis Islamic
Governance Score (IG score), Invesment Account Holder (IAH), dan ukuran
perusahaan (SIZE) terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011 sampai
2015.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data
runtun waktu (time series). Sebagaimana metode penelitian kuantitatif merupakan
jenis penelitian yang terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan karya ilmiahnya. Metode ini banyak menuntut penggunaan angka,
konkrit, objektif, rasional dan sistematis mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data hasil dan sampai tahap kesimpulan penelitian (Mufriani, 2013 : 41-
42). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data jumlah skor CSR terhadap
ISR masing-masing bank syariah tahun 2011 sampai 2015. Metode analisis yang
digunakan adalah metode content analysis dan analisis model regresi data panel
menggunakan perangkat lunak Eviews 8.
B. Teknik Penetuan Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro,2009:118), metode
sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.
50
Purposive sampling adalah metode untuk memperoleh informasi dari sasaran-
sasaran sampel tertentu yang disengaja oleh peneliti, karena hanya sampel tersebut
saja yang mewakili (Zulganef,2008:302). Kriteria sampel penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah shari’a
governance structure yang diproksikan dengan IAH (Invesment Account
Holder), IG Score (Index Governance Score) dan SIZE (ukuran perusahaan).
Variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan CSR yang diukur
dengan ISR.
2. Data yang digunakan adalah laporan tahunan (annual report) dari perbankan
syariah tahun 2011 sampai 2015.
3. Indeks ISR yang digunakan diambil dari dasar rujukan penelitian sebelumnya
4. Bank syariah yang digunakan sebagai sampel adalah Bank syariah yang telah
menerbitkan laporan keuangan pada periode tahun 2011-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian yang penulis lakukandengan mencari informasi dan
menghubungkan korelasi antara perbandingan-perbandingan yang ada dari buku-
buku dan internet. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
berupa :
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
mealui sumber lain, misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan, publikasi
51
pemerintah, atau yang disediakan media massa (Zulganef,2008:303). Adapun
yang menjadi sumber peneliti dalam memperoleh data penelitian ini adalah
data yang berasal dari situs Bank Syariah dalam laporan tahunan.
Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data CSR (Corporate Social Responsibility) masing-masing bank syariah
diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode
tahun 2011-2015.
b. Data nilai Islamic Governance Score (IG score) masing-masing bank
syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama
periode tahun 2011-2015.
c. Data nilai Invesment Account Holder (IAH), masing-masing bank syariah
diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama periode
tahun 2011-2015.
d. Data nilai Invesment ukuran perusahaan (SIZE) masing-masing bank
syariah diperoleh dari situs setiap bank berupa laporan tahunan selama
periode tahun 2011-2015.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Library Research merupakan teknik pengambilan data yang dilengkapi
pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang
bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian
ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang
52
tersusun. Penulis dalam hal ini melakukan penellitian dengan membaca dan
mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Operasional Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel Independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory
variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen
(Kuncoro, 2009:50).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sebagai berikut :
a. Mekanisme Pengawasan – Dewan Pengawas Syariah
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan pada
landasan teori yang merupakan faktor-faktor dari shari’ah governance
tersebut seluruhnya disatukan menjadi sebuah indeks yang akan diuji
coba untuk mendapatkan agregat dari masing-masing faktor tersebut.
Farook et al. (2011) mengembangkan skor tata kelola syariah (IG-
SCORE). IG-SCORE dibangun didasarkan pada keberadaan dan
karakteristik Dewan Pengawas Syariah. Jumlah skor nilai dari dikotomis
karakteristik dewan seperti jumlah anggota dewan DPS, keberadaan
anggota DPS dengan kualifikasi doktor dan keberadaan ahli yang
memiliki reputasi di dewan DPS. Variabel bebas ini diberi simbol IG-
SCORE.
b. Struktur Kepemilikan
53
Proxy dari struktur kepemilikan dalam penelitian ini adalah rasio
dari jumlah total dana rekening investasi nasabah yang nilainya
diperolehdari laporan tahunan perusahaan. Variabel bebas ini diberi
simbol IAH.
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variable pengendali dalam
penelitian ini. Proxy yang digunakan adalah natural logaritma dari total
aset yang nilainya dapat diperoleh dari laporan posisi keuangan pada
akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel bebas ini
diberi simbol SIZE.
Berikut ini merupakan tabel yang menjabarkan rangkuman variabel
bebas dan proxy yang digunakan dalalm penelitian ini dan model
perhitungan IG-SCORE.
Tabel 3.1
Rangkuman Variabel Bebas dan Proxy
Simbol
Variabel Variabel Proxy
IG-SCORE Shari'ah Governance -
Dewan Pengawas syariah
1. Keberadaan anggota DPS
2. Jumlah anggota DPS
3. Keberadaan lintas-anggota DPS
4. Kualifikasi doktor bagi anggota DPS
5. Keberadaan ahli yang memiliki
reputasi DPS
IAH Struktur kepemilikan
Rasio jumlah total dana syirkah temporer
dibagi modal disetor penuh (fully paid-up
capital) pemegang saham
SIZE Ukuran perusahaan Natural logaritma dari total aset
Sumber : Hasil Olah penulis
54
Tabel 3.4
perhitungan IG-SCORE
SSB Keberadaan anggota
DPS
1 jika bank memiliki DPS,
0 jika tidak
NUM Jumlah anggota DPS
1 jika bank memiliki 3
atau lebih anggota, 0 jika
kurang dari itu
CROSS Keberadaan lintas-
anggota DPS 1 jika ada, 0 jika tidak ada
PHD Kualifikasi Doktor
bagi anggota DPS
1 jika terdapat anggota
DPS yang memiliki
kualifikasi doktor, 0 jika
tidak ada
REP
Keberadaan ahli
yang memiliki
reputasi di DPS
1 jika ada, 0 jika
tidak ada
Sumber Hasil Olah Penulis
2. Variabel Terikat
Variabel Terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau terikat
oleh nilai-nilai variabel lain atau yang tergantung (depend on) kepada
variabel lain (Zulganef, 2008: 297). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikatnya adalah luas pengungkapan CSR bank syariah berdasarkan
indeks ISR. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode content analysis berdasarkan indeks Islamic Social Reporting (ISR)
terhadap isi dari laporan tahunan perusahaan sampel. Dalam ISR terdapat 53
item pengungkapan yang terbagi dalam 6 indikator, antara lain adalah
a. Indikator investasi dan keuangan,
b. produk dan jasa,
c. tenaga kerja,
d. sosial,
e. lingkungan, dan
55
f. tata kelola organisasi.
Dari setiap tema terdapat sub-tema pengungkapan yang secara keseluruhan
berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pengungkapan Indeks ISR pada setiap tema ISR atau secara
kumulatif digunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Gustani, Op. Cit., hlm. 50
E. Metode Analisis
Dalam penelitian ini terdapat dua tenik analisa data yang digunakan penulis
untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat di bab 1, yaitu sebagai berikut
Untuk mengukur luas pengungkapan CSR perusahaan dari perspektif Islam
berdasarkan indeks ISR. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode content analysis berdasarkan indeks Islamic Social Reporting
(ISR) terhadap isi dari laporan tahunan perusahaan sampel. Dalam ISR terdapat
53 item pengungkapan yang terbagi dalam 6 indikator, antara lain adalah
a. Indikator investasi dan keuangan,
b. produk dan jasa,
c. tenaga kerja,
d. sosial,
e. lingkungan, dan
f. tata kelola organisasi.
56
Dari setiap tema terdapat sub-tema pengungkapan yang secara
keseluruhan berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Berikut ini disajikan
rincian indeks ISR yang digunakan dalam penelitian ini.21
Tabel 3.3 Indeks ISR
NO ITEM PENGUNGKAPAN ISR SKOR SUMBER
A Pendanaan dan Investasi
1 Aktivitas yang mengandung riba (beban bunga
dan pendapatan bunga)
1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
2 Kegiatan yang mengandung Gharar (hedging,
future on delivery trading/margin trading,
arbitrage baik spot atau forward, short selling,
pure swap, warrant)
1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
3 Zakat (jumlah dan penyaluran) 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran
piutang dan penghapusan piutang tak tertagih
1 Othman et al (2009)
5 Kegiatan Investasi (secara umum) 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
6 Proyek Pembiayaan (secara umum) 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
B Produk dan Jasa
7 Pernyataan DPS terhadap kehalalan produk dan
jasa baru
1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
8 Jenis dan definisi setiap produk 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
9 Pelayanan atas keluhan nasabah (bentuk,
jumlah keluhan dan penyelesaian)
1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
C Karyawan
10 Jumlah Karyawan 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
11 Jam Kerja 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
12 Hari libur 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
13 Tunjangan Karyawan 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
21
Gustani., dalam Haniffa, R., Op. Cit., hlm. 51-53.
57
NO ITEM PENGUNGKAPAN ISR SKOR SUMBER
14 Kebijakan Remunerasi 1 Othman et al (2009)
15 Pendidikan dan Pelatihan karyawan 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
16 Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan 1 Othman et al (2009)
17 Apresiasi terhadap karyawan berprestasi 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
18 Kesehatan dan keselamatan karyawan 1 Othman et al (2009)
19 Keterlibatan karyawan di perusahaan 1 Othman et al (2009)
20 Tempat ibadah yang memadai 1 Othman et al (2009)
21 Waktu ibadah / kegiatan religius 1 Othman et al (2009)
22 Kesejahteraan karyawan 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
D Masyarakat
23 Sedekah/donasi (Jumlah dan Penyalurannya) 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
24 Wakaf (Jenis dan penyaluran) 1 Haniffa (2002)
25 Qard hasan/pinjaman kebaikan (Jumlah dan
Penyaluran)
1 Haniffa (2002)
26 Sukarelawan dari kalangan karyawan 1 Othman et al (2009)
27 Pemberian beasiswa sekolah 1 Othman et al (2009)
28 Pemberdayaan kerja para lulusan
sekolah/kuliah (magang atau praktik kerja
lapangan)
1 Othman et al (2009)
29 Pengembangan generasi muda 1 Othman et al (2009)
30 Peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin 1 Othman et al (2009)
31 Kepedulian terhadap anak-anak 1 Othman et al (2009)
32 Kegiatan amal atau sosial (bantuan bencana
alam, donor darah, sunatan masal,
pembangunan infrastruktur, dll)
1 Haniffa dan Hudaib
(2007) Othman et al
(2009)
33 Menyokong kegiatan-kegiatan ksehatan,
hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan
keagamaan)
1 Othman et al (2009)
E Lingkungan
34 Konservasi lingkungan hidup 1 Haniffa (2002)
Othman et al (2009)
35 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global
(minimalisasi polusi, pengelolaan limbah,
pengelolaan airbersih, dll)
1 Othman et al (2009)
36 Pendidikan terhadap lingkungan hidup 1 Othman et al (2009)
37 Penghargaan dibidang lingkungan hidup 1 Haniffa dan Hudaib
(2007)
38 Sistem manajemen lingkungan hidup 1 Othman et al (2009)
58
NO ITEM PENGUNGKAPAN CSR SKOR SUMBER
F Tata Kelola Perusahaan
39 Status kepatuhan terhadap syariah (opini DPS) 1 Othman et al (2009)
40 Pendapatan dan Penggunaan dana non-halal 1 SEBI No
12/13/DPbS (2010)
41 Struktur kepemilikan saham 1 Othman et al (2009)
42 Kebijakan anti korupsi 1 Othman et al (2009)
43 Kebijakan anti penyaluran dana kegiatan
terorisme
1 UU no 8 tahun
2010
44 Perkara hukum 1 Othman et al (2009)
45 Rincian nama dan profil dewan komisaris 1 Othman et al (2009)
46 Kinerja komisaris (pelaksanaan tanggung jawab
dan jumlah rapat)
1 Othman et al (2009)
47 Remunerasi dewan komisaris 1 Othman et al (2009)
48 Rincian nama dan profil dewan direksi 1 Othman et al (2009)
49 Kinerja direksi (pelaksanaan tanggung jawab
dan jumlah rapat)
1 Othman et al (2009)
50 Remunerasi dewan direksi 1 Othman et al (2009)
51 Rincian nama dan profil DPS 1 Othman et al (2009)
52 Kinerja DPS (pelaksanaan tanggung jawab dan
jumlah rapat)
1 Othman et al (2009)
53 Remunerasi DPS 1 Othman et al (2009)
TOTAL 53
Sumber : Gustani., dalam Haniffa, R., Op. Cit., hlm. 51-53
Selanjutnya setelah ditentukan komponen indeks ISR, dilakukan
skoring indeks ISR pada BUS, yaitu dengan memberikan skor pada setiap
indeks ISR yang diungkapkan pada laporan tahunan BUS. Jika terdapat sub-
tema yang diungkapkan maka akan mendapat skor 1, dan jika tidak maka
akan mendapat skor 0. Jika seluruh sub-tema diungkapkan akan memperoleh
skor 53.
Setelah dilakukan proses skoring indeks ISR pada tiap-tiap BUS, pada
bagian pertama akan dilakukan analisis terhadap tiap-tiap tema indeks ISR
pada setiap BUS untuk mengetahui tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS.
59
Selanjutnya dilakukan penilaian secara kumulatif indeks ISR pada Bank
Umum Syariah (BUS) yang akan menentukan tingkat pengungkapan kinerja
sosial BUS.
Dalam penelitian ini content analysis digunakan untuk
mengidentifikasi pengungkapan indeks ISR pada BUS dengan cara membaca
dan menganalisis laporan tahunan perusahaan. Analisis tidak menghitung
berapa banyak jumlah kemunculan dari pokok yang diungkapkan dalam
setiap laporan tahunan perusahaan, sepanjang terdapat minimal satu pokok
yang diungkapkan dalam bentuk apapun, pokok pengungkapan tersebut
dinyatakan tersedia.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengungkapan Indeks ISR
pada setiap tema ISR atau secara kumulatif digunakan rumus sebagai berikut:
Setelah diketahui nilai indeks ISR pada tiap-tiap tema atau secara
kumulatif, akan ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial
masing-masing BUS. Dalam penilaian tingkat pengungkapan kinerja sosial
BUS, penulis menggunakan pendekatan yang digunakan oleh Irwanto dalam
Pramono (2005) dalam Munawaroh (2007) dimana skor pengungkapan
diklasifkasikan dalam 4 kategori: Sangat Informatif (81-100), cukup
60
Informatif (66-<81), Kurang informatif (51-<66) dan tidak informatif (0-
<51).
Tabel 3.4
Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial bank Syariah
Predikat Nilai indeks (%)
Sangat Informatif 81 s/d 100
Informatif 66 s/d <81
Kurang Informatif 51 s/d <66
Tidak Informatif 0 s/d <51
Sumber: diolah oleh peneliti,(2013) mengacu pada Irwanto, dalam Pramono (2005) dalam
Munawaroh (2007)
Selanjutnya untuk menganalisis korelasi antar faktor-faktor terkait
Shari’ah Corporate Governance terhadap pengungkapan CSR pada
perbankan syariah di Indonesia dilakukan analisis model regresi data panel.
1. Uji Stasioner Data
Literatur terkini menyarankan bahwa pengolahan data panel berdasarkan
uji akar unit memiliki kekuatan yang besar bila dibandingkan dengan uji akar
unit berdasarkan time series individu (Yerimias Manuhutu,2011:39). Tradisi
pengujian akar-akar unit (Unit Roots) telah lama dilakukan dalam kajian yang
bersifat runtun waktu dalam menangkap fenomena yang bersifat dinamis.
Padadasarnya antara uji akar-akar unit pada data panel serupa dengan data
runtun waktu, sekalipun tidak identik. Secara prinsip, uji akar-akar unit didata
61
panel juga berawal dari model Auto Regressive (AR) (Agung
Nusantara,2013:57).
Teknik akar-akar unit yang diterapkan meliputi: Levin-Lin-dan diterapkan
pada ρi, yaitu: (1) parameter bersifat ajeg dalam setiap lintas sektoral,
sehingga untuk semua i. Pengujian Levin-Lin-dan Chu (LLC), Breitung dan
Hadri semuanya menggunakan asumsi tersebut. Disamping itu, (2) ρi
diasumsikan juga memiliki nilai yang bervariasi lintas sektor. Asumsi kedua
ini dilakukan oleh uji Im-Pesaran dan Shin (IPS), Fisher-ADF, dan Fisher
PP.Levin. Lim dan Chu (2002) menggunakan uji akar unit data panel dengan
mempertimbangkan spesifikasi basic ADF sebagai berikut:
DYit = αYit-1 + ∑ βit DYit-j + X
*it δ + ϵ it
Dimana :
DYit = bentuk difference dari Yit
Yit1 = Data panel
α = ρ-1
ρi = jumlah kelambanan yang disesuaikan untuk bentuk difference
X*it = variabel eksogen dalam model seperti fixed effect daerah trend
waktu individu
Εit = error term
62
LCC (2002) hipotesis null uji akar unit data panel yang menyatakan bahwa
terdapat indikasi adanya akar unit dapat ditulis sebagai berikut:
H0: hipotesis null bila data panel memiliki akar unit (asumsi proses common
unit root)
H1: data panel tidak memiliki akar unit
Jika secara statistik signifikan maka kesimpulan adalah menolak hipotesis
null atau panel data tidak memiliki akar unit. Sedangkan apabila hasil secara
statistik tidak signifikan maka kesimpulannya adalah menerima hipotesis null
atau memiliki akar unit.
2. Analisis Model Regresi Data Panel
Untuk mencari keterkaitan antar variabel yang tercakupdalam penelitian
ini, penulis menggunakan analisis regresi panel data. Analisis panel data
adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross
section) (Wahyu Purnomo, 2011). Data runtut waktu biasanya meliputi satu
objek/individu (misalnya harga saham, kurs mata uang, SBI, atau tingkat
inflasi), tetapi meliputi beberapa periode (bisa harian, bulanan, kuartalan, atau
tahunan). Data silang terdiri dari atas beberapa atau banyak objek, sering
disebut responden (misalnya perusahaan) dengan beberapa jenis data
(misalnya : laba, biaya iklan, laba ditahan, dan tingkat investasi) dalam suatu
periode waktu tertentu. Alat/software yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Eviews8 dan dalam mengelompokkan data-data yang dibutuhkna
peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007.
63
Keunggulan regresi data panel menurut wibisono (2005) antara lain:
a. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara
eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu;
b. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data
panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku
lebih kompleks.
c. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang berulang-
ulang (time series), sehingga metode data panel ini cocok digunakan
sebagai study of dynamic adjusment
d. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih
informatif, lebih variatif, dan kolineritas (multiko) antara data semakin
berkurang, dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi
sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku
yang kompleks.
f. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin
ditimbulkan oleh agregasi data individu.
Dengan keunggulan tersebut maka pada implikasi tidak harus dilakukan
pengujian asumsi klasik dalam model data panel (Verbeek, 2000; Gujarati, 2006;
Wibisono, 2005; Aulia, 2004, dalam Shrochrul R, Ajija, dkk. 2011). Meningat
data panel merupakan gabungan dari data cross section dan data time series, maka
model dalam penelitian ini ditulis dengan:
64
CSRit = β0 + β1 IGScoreit + β2IAHit + β3SIZEit + ϵ it
Dimana :
CSRit = Total CSR berdasarkan indeks ISR 2011-2015
IGScoreit = Nilai IGScore 2011-2015
IAHit = Rasio dari jumlah total dana rekening investasi nasabah
SIZEit = Natural logaritma dari total aset 2011-2015
β0 = Intercept
β1β2β3 = Besarnya konstanta variabel
ϵ = error
Dalam Rohmana (2010:2014), bahwa dalam pembahasan teknik estimasi
model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu:
a. Model dengan metode OLS (common)
b. Model Fix Effect
c. Model Random Effect
a. Common Effect Model
Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan
seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dillakukan estimasi
65
model dengan menggunakan OLS (Ordinary Lesat Square). Model ini
menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap
obyek observasi. kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model dengan
keadaan sebenarnya. kondisi setiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu
obyek satu waktu yang lain dapat berbeda. Model Common Effect dapat
diformulasikan sebagai berikut:
γit = α + βjχit + ϵ it
Dimana:
γit = Variabel depeden di waktu t untuk unit cross section i
α = intersep
βj = parameter untuk variabel ke j
χit = variabel bebas diwaktu t untuk unit cross section i
ϵ it = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i = urutan bank yang diobservasi
t = Time series (urutan waktu)
j = urutan variabel
b. Fixed Effect Model
66
Pendekatan efek tetap (Fixed effect). Salah satu kesulitan prosedur panel
data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi.
Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam data panel adalah dengan
memasukkan variable boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya
perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section)
maupun antar waktu (time series), Pendekatan dengan memasukkan variabel
boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least
Square Dummy Variable (LSDV).
γit = α + βjχjit +∑
ɑ iDi +
ϵ it
Dimana:
γit = Variabel depeden di waktu t untuk unit cross section i
α = intersep yang berbah-ubah antar cross section
βj = parameter untuk variabel ke j
χjit = variabel bebas j diwaktu t untuk unit cross section i
ϵ it = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
Di = dummy variable
c. Random Effect Model (REM)
67
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan
model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model
mengalami ketidakpastian. Penggunaan dumy variable akan mengurangi
derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi
efisiensi dari parameter yang di estimasi. REM menggunakan residual yang
diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu. sehingga REM
mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang
merupakan variabel random. model REM secara umum dituliskan sebagai
berikut:
Ŷit = ɑ + βjχjit + ϵ it
ϵ it = ui + vt + wit
Dimana :
ui~N(0,ζ2
u) = merupakan komponen cross section error
vi~N(0,ζ2
u) = merupakan komponen time series error
wi~N(0,ζ2
u) = merupakan komponen time series dan cross section error.
Selanjutnya hanya digunakan satu metode sehingga perlu dipilih metode
yang paling baik, yaitu melalui pengujian. Pengujian tersebut terdiri dari Uji
Chow dan Uji Hausman. Kedua uji dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji Chow (Chow-Test)
68
Uji chow digunakan untuk memilih metode mana yang paling tepat
diantara common effect model dan fixed effect model.Hipotesis yang
diajukan adalah:
H0 : common effect model
H1 : fixed effect model
Dengan asumsi jika Probabilita dari Chi-square > 0,05 maka Ho diterima
model yang digunakan common effect. Namun jika probabilita < 0,05 maka
model yang digunakan adalah Individual Effect atau model fixed effect yang
dipilih. Sehingga langkah selanjutnya adalah melakukan uji hausman
(Puspa dan Sumiyati 2014:163)
b. Uji Hausman (Hausman-Test)
Uji hausman digunakan untuk memilih antara fixed effect model dan
random effect model. Hipotesis dalam yang diajukan adalah:
Ho : random effect model
H1 : fixed effect model
Dengan asumsi jika probabilita dari Chi-square > 0,05 maka Ho diterima
model yang digunakan Random Effect. Namun jika probabilita < 0,05
maka model yang digunakan adalah Fixed Effect. Jika probabilitas < 0,05,
berarti Ho ditolak, dan diterima H1 (Puspa dan Sumiyati 2014:164).
69
Dalam perhitungan statistik uji Hausman diperllukan asumsi bahwa
banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah
variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. lebih lanjut,
dalam estimasi statistik uji Hausman diperlukan estimasi variansi model.
Apabila kondisi-kondisi ini tidak terpenuhi maka hanya dapat digunakan
model fixed effect.
3. Pengujian Signifikansi
a. Uji t (Parsial)
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman,
2008:24). Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial
(per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah variabel tersebut
memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak
(Suliyanto, 2011:55). Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t
yaitu dengan merumuskan hipotesis, yaitu:
1) Uji Hipotesis
Ho : βi ≥ α 5% artinya secara individu tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas ke-i terhadap variabel tidak bebas.
Ho : βi ≤ α 5% artinya secara individu ada pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas ke-i terhadap variabel tidak bebas.
βi = depedent variabel ke-i
2) Uji-t dapat dilihat dari probabilitas tiap-tiap variabel secara individu:
70
Probabilitas βi dengan t-statistik > α5% = variabel bebas tidak
signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat (terima H0, tolak H1)
Probabilitas βi dengan t-statistik < α5% = variabel bebas
signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
(tolak H0, terima H1).
b. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent
variable) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas
(depedent variable). Pengujian semua koefisien penaksiran regeresi secara
bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan merumuskan hipotesis,
yaitu:
1) Uji Hipotesis
Ho : β1 = β2 ≤ α 5% artinya secara bersama-sama tidak ada
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
H1 : β1 = β2 ≥ α 5% artinya secara bersama-sama ada
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2) Uji-t dapat dilihat dari probabilitas tiap-tiap variabel secara individu:
Probabilitas βi dengan t-statistik > α5% = variabel bebas tidak
signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
(terima H0, tolak H1)
71
Probabilitas βi dengan t-statistik < α5% = variabel bebas signifikan
atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (tolak H0, terima
H1).
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sebaik mana
variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Ukurannya adalah
semakin tinggi R2 maka garis regresi sampel semakin baik juga. R
2
mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu
menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R2 mendekati satu
maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan dari variabel
tidak bebas. Jika R2 mendekati satu maka variabe independen mampu
menjelaskan perubahan variabel dependen, tetapi jika R2 mendekati 0,
maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen.
72
4. Tahapan Analisa Data
Tahapan analisis akan menjelaskan alur dalam penelitian ini. Hubungan
Sharia governace yang berpengaruh terhadap pengungkapkan CSR.
Gambar 3.1
Sharia Governance Structure Pengungkapan CSR
(Corporate Social
Responsibility
( SIZE (Ukuran
Perusahaan
IAH (Invesment
Account Holder)
IG SCORE (Index
Governance Score)
Bank Syariah
Uji Stasioner Data
Model Common
Effect
Model Fixed
Effect
Model Fixed
Effect
Model
Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Hasil dan Analisis
Kesimpulan
Analisis pengaruh sharia governance structure terhadap pengungkapan CSR
pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2011-2015
73
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. Tingkat Pengungkapan CSR Bank Umum Syariah di Indonesia
Berdasarkan Indeks ISR
Pada bagian ini akan dilakukan analisis dari hasil perhitungan indeks ISR
pada sebelas BUS dari tahun 2011 sampai 2015. Analisis akan dilakukan terhadap
setiap tema indeks ISR pada tiap-tiap BUS. Tema pengungkapan Indeks ISR yang
digunakan dalam penelitian ini mencakup 6 (enam) tema: Tema Pendanaan dan
Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawan, Tema Masyarakat, Tema
Lingkungan, dan Tema Tata Kelola Perusahaan. Dari setiap tema terdiri dari
beberapa sub-tema. Seluruh sub-tema dari masing-masing tema dalam penelitian
ini berjumlah 53 (lima puluh tiga) sub-tema. Penentuan tingkat pengungkapan
kinerja sosial pada setiap tema berdasarkan ketentuan predikat kinerja sosial
sebagaimana dijelaskan pada Bab III. Hasil skoring indeks ISR pada BUS dalam
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
1. Tema Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment Theme)
Secara keseluruhan, sub-tema yang paling banyak diungkapkan
oleh semua BUS pada tema ini adalah aktivitas yang mengandung riba,
Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan
piutang tak tertagih, jenis investasi, dan proyek pembiayaan. Kebijakan
atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak
tertagih diungkapkan oleh seluruh BUS melalui kebijakan PPAP. Hampir
seluruh BUS masih terdapat aktivitas riba berupa beban bunga atau
74
pendapatan bunga dalam jumlah yang berbeda-beda. Sedangkan sub-tema
yang tidak pernah diungkapkan adalah aktivitas yang mengandung gharar.
Berdasarkan hasil skoring Indeks ISR tema pendanaan dan
investasi dari tahun 2011 sampai 2015 diperoleh rata-rata nilai indeks ISR
setiap BUS sebagaimana ditunjukan dalam grafik berikut ini.
Grafik 4.1
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari grafik 4.1 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja
sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema pendanaan dan investasi secara rata-
rata dari tahun 2011 sampai 2015. BMI, dan BSM memperoleh predikat
Informatif, karena nilainya berada diantara 66% sampai 81%. Sedang BRIS
memperoleh predikat Sangat Informatif, karena nilai berada diantara 81%
sampai 100%. Selain itu BMSI, BSB, BNIS, BVS, BCAS, BJBS dan PBS
memperoleh predikat kurang informatif karena nilai berada 50%-66%, dan
MBS memperoleh predikat tidak informatif karena nilai kurang dari 50%.
Dapat disimpulkan pada tema ini BUS yang memiliki tingkat pengungkapan
kinerja sosial yang paling baik adalah BRIS, disusul BMI dan BSM.
80% 73% 60%
83% 60% 60% 50%
67% 54% 57%
40%
Tahun 2011 - 2015
Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Pendanaan dan
Investasi (Finance and Investment Theme)
BMI BSM BSMI BRIS BSB BNIS
BVS BCAS BJBS PBS MBS
75
2. Tema Produk dan Jasa (Product and Service Theme)
Tema produk dan jasa dalam penelitian ini dilakukan dengan
penilaian terhadap 3 (tiga) sub-tema pengungkapan. 3 (tiga) sub-tema
pengungkapan pada tema ini yaitu persetujuan dari DPS terhadap produk
dan jasa baru yang digunakan, jenis dan definisi pada semua produk dan
jasa yang digunakan, dan pelayanan atas keluhan dari nasabah. Berikut ini
disajikan nilai indeks ISR tema pendanaan dan investasi pada BUS.
Secara keseluruhan, sub tema yang paling banyak diungkapkan
oleh BUS pada tema ini adalah jenis dan definisi produk dan jasa.
Sedangkan sub-tema paling sedikit diungkapkan adalah pelayanan atas
keluhan atau pengaduan nasabah. Berdasarkan hasil skoring Indeks ISR
tema produk dan jasa dari tahun 2011 sampai 2015 diperoleh rata-rata nilai
indeks ISR setiap BUS sebagaimana ditunjukan dalam diagram berikut ini.
Grafik 4.2
Sumber: data sekunder yang diolah.
87% 93%
47%
67% 60%
87%
60% 53%
100%
60%
73%
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
76
Dari grafik 4.2 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan
kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema produk dan jasa secara
rata-rata tahun 2011- 2015. BMI, BSM, BNIS dan BJBS memperoleh
predikat sangat Informatif, nilai diantara 81% sampai 100%. MBS
memperoleh predikat Informatif, nilai diantara 66% sampai 81%. BRIS,
BSB, BVS, PBS memperoleh predikat kurang informatif, nilai diantara
50%-65%. Sedangkan BMSI dan BCAS memperoleh predikat Tidak
Informatif, nilai berada dibawah 51%. Dapat disimpulkan pada tema ini
BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik
adalah BMI, BSM, BNIS dan BJBS. Sedang BMSI dan BCAS adalah
BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial paling rendah
diantara BUS yang lainnya.
3. Tema Karyawan (Employess Theme)
Penilaian kuantitatif pada tema karyawan dalam penelitian ini
dilakukan dengan penilaian terhadap 13 (tiga belas) sub-tema
pengungkapan. Tiga belas sub-tema yaitu jumlah karyawan, jumlah jam
kerja karyawan, jumlah hari libur karyawan, biaya tunjangan karyawan,
biaya kesejahteraan karyawan, kebijakan remunerasi, pendidikan dan
pelatihan karyawan, kesamaan peluang bagi seluruh karyawan, apresiasi
terhadap karyawan berprestasi, kebijakan kesehatan dan keselamatan
karyawan, keterlibatan karyawan di perusahaan, tempat ibadah yang
memadai, dan waktu ibadah atau kegiatan keagamaan. Dari perhitungan
indeks ISR tema produk dan jasa pada BUS tahun 2011 sampai tahun 2015
77
diperoleh rata-rata nilai indeks ISR BUS. Berikut nilai rata-rata indeks ISR
tema karyawan :
Grafik 4.3
Sumber: data sekunder yang diolah.
Dari grafik 4.3 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan
kinerja sosial BUS berdasarkan tema karyawan. BSM memperoleh
predikat Informatif, karena berada diantara 66% sampai 81%. BMI
memperoleh predikat Kurang Informatif karena nilai indeks berada
diantara 51% sampai 65%. Sedang BMSI, BRIS, BSB, BNIS, BVS,
BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Tidak Informatif,
karena berada dibawah 51%. Dapat disimpulkan pada tema ini tingkat
pengungkapan kinerja sosial yang paling baik adalah BSM, kemudian
disusul oleh BMI. Sedang kinerja sosial yang paling rendah adalah BVS
dan MBS.
63% 69%
38% 43%
49% 45%
29%
46%
34%
46%
23%
Rata-rata Nilai Indeks ISR
Tema Karyawan (Employess Theme)
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
78
4. Tema Masyarakat (Society Theme)
Tema Masyarakat dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian
terhadap 11 (sebelas) sub-tema pengungkapan. Sebelas sub-tema pada
Tema Masyarakat yaitu donasi atau sedekah, wakaf, qard hasan atau
pinjaman kebajikan, sukarelawan dari kalangan karyawan, beasiswa,
pemberdayaan kepada lulusan sekolah atau magang, pengembangan
generasi muda, peningkatan hidup masyarakat miskin, kepedulian
terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan sokongan terhadap
kegiatan-kegiatan sosial. Nilai rata-rata indeks ISR tema masyarakat pada
BUS digambarkan pada diagram berikut
.
Grafik 4.4
Sumber: data sekunder yang diolah.
Dari grafik 4.4 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan
kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema masyarakat. BSM
67%
85%
53%
69% 73% 69%
18%
58% 60% 58% 51%
Rata-rata Nilai Indeks ISR
Tema Masyarakat (Society Theme)
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
79
memperoleh predikat Sangat Informatif karena nilai diatas 81%.
Sedangkan BMI, BRIS, BSB dan BNIS memperoleh predikat Informatif,
karena nilai indeks berada diantara 66% sampai 81%. BMSI, BCAS, BJBS
dan PBS memperoleh predikat Kurang Informatif, karena nilai indeks
berada diantara 51% sampai 65%. Sedang BVS dan MBS memperoleh
predikat Tidak Informatif, karena nilai indeks berada dibawah 51%. Dapat
disimpulkan tingkat pengungkapan kinerja sosial yang paling baik pada
tema ini adalah BSM, disusul dengan BMI, BRIS, BSB dan BNIS. Sedang
BVS adalah BUS yang paling buruk tingkat pengungkapan kinerja
sosialnya.
5. Tema Lingkungan (Environment Theme)
Tema Lingkungan dalam penelitian ini dilakukan dengan penilaian
terhadap 5 (lima) sub-tema pengungkapan. Lima sub-tema yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konservasi lingkungan hidup, kebijakan
mengurangi polusi, pendidikan lingkungan hidup, penghargaan dibidang
lingkungan hidup, dan sistem manajemen lingkungan hidup. Berikut ini
disajikan grafik nilai indeks ISR Tema Lingkungan pada setiap BUS. Nilai
rata-rata indeks ISR tema lingkungan pada BUS digambarkan pada
diagram berikut.
80
Grafik 4.5
Sumber: data sekunder yang diolah.
Dari grafik 4.5 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan kinerja
sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema masyarakat. BMI, BSM dan BNIS
memperoleh predikat Kurang Informatif, karena nilai indeks berada diantara
50% sampai 65%. Sedang BMSI, BRIS, BSB, BVS, BCAS, BJBS, PBS dan
MBS memperoleh predikat Tidak Informatif, karena nilai indeks berada
dibawah 50%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengungakpan kinerja sosial
paling baik pada tema ini adalah BMI, disusul oleh BSM. Sedang BMSI, BSB,
BVS, BCAS, PBS dan MBS adalah BUS yang memiliki tingkat
pengungkapan kinerja sosial paling rendah.
6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance Theme)
Penilaian kuantitatif pada Tema Tata Kelola Perusahaan dalam
penelitian ini dilakukan dengan penilaian terhadap 15 (lima belas) sub-
tema pengungkapan. Lima belas sub-tema pada indeks ISR tema tata
64% 64%
12%
36%
0
52%
12% 12%
48%
12% 12%
Rata-rata Nilai Indeks ISR
Tema Lingkungan (Environment Theme)
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
81
kelola perusahaan adalah status kepatuhan operasional terhadap syariah,
pendapatan dan penggunaan dana sosial, nama dan profil komisaris,
laporan kinerja komisaris, remunerasi komisaris, nama dan profil DPS,
laporan kinerja DPS, remunerasi DPS, nama dan profil direksi, laporan
kinerja direksi, remunerasi direksi, struktur kepemilikan saham
perusahaan, laporan perkara hukum, kebijakan anti korupsi, dan kebijakan
anti-terorisme. Berikut ini disajikan diagram nilai rata-rata indeks ISR
BUS pada tema tata kelola perusahaan.
Grafik 4.6
Sumber: data sekunder yang diolah.
Dari grafik 4.6 dapat ditentukan predikat tingkat pengungkapan
kinerja sosial BUS berdasarkan indeks ISR tema tata kelola perusahaan.
BMI, BSM, BSB, BNIS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh
predikat Sangat Informatif, karena nilai indeks berada diantara 81%
sampai 100%, sedang BMSI, BRIS dan BVS memproleh predikat
100% 99%
83% 75%
96% 89%
73%
91% 89% 88% 100%
Rata-rata Nilai Indeks ISR Tema Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance Theme)
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
82
Informatif, karena nilai indeks berada diantara 66% sampai 81%. Dapat
disimpulkan tingkat pengungkapan kinerja sosial pada tema ini yang
paling baik adalah BMI, BSM, BSB, BNIS, BCAS, BJBS, PBS dan MBS,
sedang BVS adalah BUS yang kinerja sosialnya paling rendanh diantara
BUS yang lainnya.
Namun secara keseluruhan kinerja sosial BUS pada tema ini cukup
baik, karena tidak ada BUS yang memiliki predikat Kurang Baik atau
Tidak Baik. Hal ini tidak lepas dari kelengkapan informasi yang
disampaikan dalam laporan pelaksanaan GCG yang merupakan kewajiban
bagi lembaga keuangan untuk melaporkannya.
7. Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan
Indeks ISR
Pada bagian ini akan ditentukan pengungkapan tingkat kinerja
sosial BUS berdasarkan Indeks ISR secara kumulatif pada setiap tahun.
Kemudian akan diperbandingkan tingkat pengungkapan kinerja sosial
antar BUS secara rata-rata dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Untuk
menentukan tingkat kinerja sosial BUS berdasarkan ISR mengikuti
ketentuan yang telah dijelaskan pada Bab III yaitu: Sangat Informatif
memiliki nilai indeks 81% s/d 100%, Informatif memiliki nilai indeks 66%
s/d <81%, Kurang Informatif nilai indeks 51% s/d <66% dan Tidak
Informatif memiliki nilai indeks 0% s/d <51%.
83
Berdasarkan hasil skoring indeks ISR pada BUS dari tahun 2011
sampai 2015 diperoleh poin dan nilai indeks kinerja sosial masing-masing
BUS, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tingkat Kinerja Sosial BUS Kumulatif Berdasarkan Indeks
ISR Tahun 2011-2015
No Nama
BUS
2011 2012 2013 2014 2015
Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai
1 BMI 39 74% 45 85% 40 75% 42 79% 44 83%
No Nama
BUS
2011 2012 2013 2014 2015
Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai Poin Nilai
2 BSM 45 85% 45 85% 44 83% 37 70% 45 85%
3 BMSI 23 43% 23 43% 25 47% 30 57% 35 66%
4 BRIS 32 60% 32 60% 30 57% 33 62% 39 74%
5 BSB 33 62% 33 62% 34 64% 34 64% 40 75%
6 BNIS 31 58% 31 58% 38 72% 38 72% 40 75%
7 BVS 15 28% 15 28% 25 47% 23 43% 32 60%
8 BCAS 27 51% 27 51% 30 57% 36 68% 40 75%
9 BJBS 29 55% 29 55% 34 64% 36 68% 37 70%
10 PBS 24 45% 24 45% 35 66% 35 66% 38 72%
11 MBS 23 43% 29 55% 28 53% 29 55% 34 64%
84
Tabel 4.2 Perbandingan Predikat Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial
BUS Tahun 2011-2015 Berdasarkan Indeks ISR
No BUS Predikat
2011 2012 2013 2014 2015
1 BMI Informatif Sangat
Informatif Informatif Informatif
Sangat
Informatif
2 BSM Sangat
Informatif
Sangat
Informatif
Sangat
Informatif Informatif
Sangat
Informatif
3 BMSI Tidak
Informatif
Tidak
Informatif
Tidak
Informatif
Kurang
Informatif Informatif
4 BRIS Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif
No BUS Predikat
2011 2012 2013 2014 2015
4 BRIS Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif
5 BSB Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif
6 BNIS Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif Informatif Informatif
7 BVS Tidak
Informatif
Tidak
Informatif
Tidak
Informatif
Tidak
Informatif
Kurang
Informatif
8 BCAS Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif Informatif
9 BJBS Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif Informatif Informatif
10 PBS Tidak
Informatif
Tidak
Informatif Informatif Informatif Informatif
11 MBS Tidak
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Kurang
Informatif
Dari nilai indeks ISR secara kumulatif setiap tahun pada BUS diperoleh
nilai rata-rata indeks ISR BUS Kumulatif. Nilai rata-rata indeks ISR BUS ini
85
untuk mengetahui tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS dari tahun 2011
sampai 2015. Berikut ini disajikan grafik nilai rata-rata indeks ISR pada BUS.
Grafik 4.7
Sumber: data sekunder yang diolah.
Dari nilai rata-rata indeks ISR pada BUS ini dapat ditentukan predikat
tingkat pengungkapan kinerja sosial pada BUS dari tahun 2011 sampai
2015. Predikat tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS secara kumulatif
dari tahun 2011 sampai 2015 adalah BSM memperoleh predikat Sangat
Informatif; BMI memperoleh predikat Informatif; BRIS, BSB, BNIS,
BCAS, BJBS, PBS dan MBS memperoleh predikat Kurang Informatif;
BMSI dan BVS memperoleh predikat Tidak Informatif.
B. Korelasi Shari’a Governance Structure Terhadap Pengungkapan CSR
1. Hasil Uji Stasioner Data
Pada tahapan awal dilakukan pengujian stasioner. Uji stasioneritas ini kita
lakukan untuk menghindari spurious regression (Regresi lancung) terhadap
76% 81%
48% 60% 63% 65%
38%
57% 61% 56% 52%
Perbandingan Nilai Rata-Rata Indeks ISR Pada BUS Tahun
2011-2015
BMI BSM BMSI BRIS BSB BNIS BVS BCAS BJBS PBS MBS
86
seluruh variabel dengan menggunakan unit root Levin, Lin & Chu dan PP –
Fisher Chi – square.
Tabel 4.3
Hasil Uji Stasioner
Uji Akar-Akar Unit pada Tingkat Level
CSR IG Score IAH SIZE
LLC -3.00656
(0.0013)
-10.0814
(0.0000)
-9.59139
(0.0000)
-1.24788
(0.1060)
IPS 0.68622
(0.7537)
-2.30695
(0.0105)
-2.61112
(0.0045)
0.83944
(0.7994)
ADF-
Fisher
14.0708
(0.8989)
33.0603
(0.610)
35.5141
(0.0342)
3.32125
(0.9728)
PP-Fisher 18.5571
(0.6725)
46.6790
(0.0016)
51.1578
(0.00004)
2.95847
(0.9824)
Uji Akar-Akar Unit pada 1st difference
CSR IG Score IAH SIZE
LLC -15.1201
(0.0000)
-8.16864
(0.0000)
-8.40869
(0.0000)
-5.92418
(0.0000)
IPS -1.E+159
(0.0000)
-1.E+159
(0.0000)
-1.E+159
(0.0000)
-1.86436
(0.0311)
ADF-
Fisher 41.5205
(0.0071)
33.0839
(0.0330)
35.9892
(0.0304)
36.0865
(0.0297)
PP-Fisher 463893
(0.0018)
40.8740
(0.0039)
45.0605
(0.0026)
58.7189
(0.0000)
Sumber : output Eviews
*Keterangan : Angka dalam kurunng merupakan angka probabilitas dari
pengujian akar-akar unit terlihat bahwa semua variabel terbukti tidak memiliki
akar-akar unit. Sehingga disimpulkan bahwa semua variabel bersifat stasioner.
87
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu common effects,
fixed effect, dan random effects. Masing-masing model memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Pemilihan model tegantung asumsi yang dipakai peneliti
dan pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. oleh karena itu, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah memilih model yang tepat diantara
ketiga model yang tersedia.
Tabel 4.4
Hasil common effect
Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/25/16 Time: 23:06
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2011.241 1.064695 1889.030 0.0000
IGSCORE? 0.149108 0.030169 4.942447 0.0000
IAH? -0.626134 0.309945 -2.020142 0.0486
SIZE? -0.076593 0.062610 -1.223334 0.0268
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.284366 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Akaike info criterion 3.284734
Sum squared resid 74.34640 Schwarz criterion 3.430722
Log likelihood -86.33018 F-statistic 8.152529
Durbin-Watson stat 0.501255 Prob(F-statistic) 0.000157
Sumber : output Eviews
Tabel 4.5
Hasil fixed effect
88
Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled Least Square
Date: 10/02/16 Time: 23:25
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2951.241 0.926543 2703.096 0.0000
IGSCORE? 0.239108 0.069761 6.809703 0.0407
IAH? 1.826709 0.330989 2.460557 0.0312
SIZE? -0.066509 0.060095 1.660931 0.0000 Random Effects
(Cross)
_BMI--C -1.109821
_BSM--C 0.650928
_BMSI--C -3.169042
_BRIS--C -2.549009
_BSB--C 1.751668
_BNIS--C -0.309908
_BVS--C -2.092238
_BCAS--C 3.813661
_BJBS--C 3.037861
_PBS--C 1.036713
_MBS--C -1877652 Effects Specification
Cross-section fixed(dummy variabel) Weighted Statistics
R-squared 0.574105 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.584364 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Akaike info criterion 8.673280
Sum squared resid 72.76909 Schwarz criterion 8.853789
Log likehood -1439.540 Hannan-Quinn criter 8.852465
F-statistic 20.18057 Durbin-Watson stat 0.501654
Prob (F-statistic) 0.000157 Unweighted Statistics
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Sum squared resid 74.34640 Durbin-Watson stat 0.501255
89
Sumber : output Eviews
Setelah diperoleh dari model common effect dan fixed effect langkah
selanjutnya adalah melakukan uji chow. Hal ini bertujuan untuk memilih model
yang terbaik diantara common effect dan fixed effect. Hasil dari uji chow dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Effect Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 70.41882 2 0.
Cross-section Chi-Square 144.834000 2 0.
Sumber : output Eviews
Hasil dari uji chow pada tabel 4.6 menunjukan nilai probabilitas cross
section adalah 0,0000 atau 0,05 maka Ho ditolak. Oleh karena itu model yang
dipilih dalam uji chow ini adalah model fixed e ffect. Selanjutnya langkah yang
dilakukan adalah melakukan model regresi random effect, untuk menentukan
mana yang tepat. Hasil random effect dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7
Hasil random effect Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/16 Time: 23:25
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
90
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2011.241 0.904580 2223.398 0.0000
IGSCORE? 0.149108 0.025632 5.817288 0.0360
IAH? -0.626134 0.263334 2.377718 0.0212
SIZE? -0.076593 0.053195 1.439870 0.0000 Random Effects
(Cross)
_BMI--C -1.098046
_BSM--C 0.727205
_BMSI--C -4.805716
_BRIS--C -2.559794
_BSB--C 3.303763
_BNIS--C -0.368423
_BVS--C -3.028497
_BCAS--C 3.781944
_BJBS--C 1.018387
_PBS--C 1.912926
_MBS--C 1.116249 Effects Specification
Cross-section random S.D. / Rho 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random S.D. / Rho 1.025809 1.0000 Weighted Statistics
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.284366 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Sum squared resid 74.34640
F-statistic 8.152529 Durbin-Watson stat 0.501255
Prob(F-statistic) 0.000157 Unweighted Statistics
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Sum squared resid 74.34640 Durbin-Watson stat 0.501255
Sumber : output Eviews
Selanjutnya dilakukan uji Hausman dengan tujuan memperoleh model
yang terbaik antara fixed effect atau random effect. Hasil dari uji Hausman dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
91
Tabel 4.8
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.446004 2 0.1083
Dari hasil uji Hausman diperoleh nilai probabilitas dari Chi-square 0,1083
yang berarti random effect model yang dipilih. Apabila nilai probabilitas dari Chi-
square > 0,05 maka model yang digunakan adalah Random Effect (Puspa dan
Sumiyati 2014:164).
3. Hasil Estimasi Model
Dalam penellitian ini untuk menganalisis pengaruh IG Score, IAH dan Size
terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR, maka model penelitian
yang akan diestimasi adalah CSR = C (1) + C(2)IGScoreit + C(3)IAHit +
C(4)SIZEit + [CX=R].
Berdasarkan tabel 4.4 maka diperoleh persamaan model regresi dengan
menggunakan perangkat lunak Eviews 8.0 sebagai berikut
CSR = 2011,241 + 0,149108IGScoreit + 0,626134IAHit + 0,076593SIZEit +
[CX=R]
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :
92
a. Konstanta sebesar 2011,241 menunjukan bahwa variabel independen (IG
Score, IAH, Size) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan,
maka pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR adalah 2011,241.
b. Jika nilai IGScore pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
akan menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 0,149108 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.
c. Jika nilai IAH pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 0,626134 dan nilai variabel independen lainnya dianggap konstan.
d. Jika nilai SIZE pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan pengungkapan CSR pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 0,076593 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.Tabel 4.9
Model Regresi Tiap Bank
Fixed Effect (Cross)
_BMI--C -1.098046
_BSM--C 0.727205
_BMSI--C -4.805.716
_BRIS--C -2.559.794
_BSB--C 3.303.763
_BNIS--C -0.368423
_BVS--C -3.028.497
_BCAS--C 3.781.944
_BJBS--C 1.018.387
_PBS--C 1.912.926
_MBS--C 1.116.249
Sumber : Output Eviews
93
Berdasarkan hasil Eviews 8 diatas, maka didapat persamaan model regresi tiap
bank umum syariah sebagai berikut :
1. Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia
Pengungkapan CSR BMI = -1,098046 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit
+ 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar -1,098046 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Muamalat Indonesia adalah
sebesar -1,098046.
2. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri
Pengungkapan CSR BSM = 0,727205 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit
+ 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar 0,727205 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Syariah Mandiri adalah sebesar
0,727205.
3. Persamaan model regresi Bank Mega Syariah Indonesia
Pengungkapan CSR BMSI = -4,805716 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar -4,805716 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
94
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Mega Syariah Indonesia adalah
sebesar -4,805716.
4. Persamaan model regresi Bank Rakyat Indonesia Syariah
Pengungkapan CSR BRIS = -2,559794 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar -2,559794 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Rakyat Indonesia Syariah
adalah sebesar -2,559794.
5. Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin
Pengungkapan CSR BSB = 3,303763+ 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit
+ 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar 3,303763 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Syariah Bukopin adalah
sebesar 3,303763.
6. Persamaan model regresi Bank Negara Indonesia Syariah
Pengungkapan CSR BNIS = -0,368423 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar -0,368423 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
95
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Negara Indonesia Syariah
adalah sebesar -0,368423.
7. Persamaan model regresi Bank Victoria Syariah
Pengungkapan CSR BVS = -3,028497 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar -3,028497 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Victoria Syariah adalah sebesar
-3,028497.
8. Persamaan model regresi Bank Central Asia Syariah
Pengungkapan CSR BCAS = 3,781944 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar 3,781944 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Central Asia Syariah adalah
sebesar 3,781944.
9. Persamaan model regresi Bank Jabar Banten Syariah
Pengungkapan CSR BJBS = 1,018387 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134
IAHit + 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar 1,018387 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
96
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Jabar Banten Syariah adalah
sebesar 1,018387.
10. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah
Pengungkapan CSR BPS = 1,912926 + 0,149108 IGScoreit + 0,626134 IAHit
+ 0,076593SIZEit + εit
Konstanta sebesar 1,912926 menunjukan bahwa jika variabel independen
(IGScore, IAH, SIZE) pada observasi ke i dan pada periode ke t adalah
konstan maka pengungkapan CSR pada Bank Panin Syariah adalah sebesar
1,912926.
Koefisien Determinasi
Koefien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan varaiasi model depedennya. nilai R-Square yang mendekati
satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut
Tabel 4.10 Koefisein Determinasi
Weighted Statistics
R-squared 0.524124 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.284366 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Sum squared resid 74.34640
F-statistic 8.152529 Durbin-Watson stat 0.501255
Prob(F-statistic) 0.000157 Sumber : output Eviews
97
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, nilai R-Square sebesar 0,524124. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu
menjelaskan sebesar 52,41% terhadap variabel depedennya. sedangkan 47,59%
dipengaruhi oleh variabel independen lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian
ini. Nilai koefisien determinasi sebesar 52,41% menunjukkan variabel
Pengungkan Corporate Social Responsibility dijelaskan oleh variabel IG score,
Invesment Account Holder dan Size bank syariah. Sisanya 47,59% dipengaruhi
faktor-faktor lainnya.
4. Pengujian Hipotesis dengan Analisa Regresi Data Panel
a. Pengaruh variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size
terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR secara parsial
(uji t).
Untuk melihat pengaruh diantara variabel-variabel independen
dalam penelitian ini dengan variabel dependen digunakan uji t. Pengujian
parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini variabel independennya adalah IG score, Invesment Account
Holder dan Size sedangkan variabel depedennya adalah pengungkapan
CSR berdasarkan indeks ISR.
Apabila nilai t hitung > t tabel, maka tolak Ho dan dapat
disimpulkan variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara nyata, dan apabila t hitungn < t tabel, maka terima Ho dan dapat
disimpulkan variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
98
secara nyata. selain itu dapat dilihat melalui indikator lain yaitu apabila
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan dan dapat
disimpulkan variabel independen tersebut mampu mempengaruhi variabel
depeden secara signifikan, begitu pula sebaliknya. Uji hipotesis secara
parsial menggunakn uji t, tertera pada tabel berikut ini
Tabel 4.11
Tabel Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2011.241 0.904580 2223.398 0.0000
IGSCORE? 0.149108 0.025632 5.817288 0.0360
IAH? -0.626134 0.263334 2.377718 0.0212
SIZE? -0.076593 0.053195 1.439870 0.0000
Sumber : hasil Eviews
1) Pengaruh IG Score terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks
ISR
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan hasil t-hitung untuk
variabel independen IG Score 5,817288. Sementara t tabel dengan α 5%
dan df = (n-k), df = 51 adalah sebesar 1,675 yang berarti bahwa nilai t
hitung> t tabel. Dari tabel 1.6 juga dapat dilihat nilai probabilitas IG score
sebesar 0,0000. Nilai tersebut berarti dibawah alpha 0,05. Berarti dapat
disimpulkan bahwa variabel IG score memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Hal ini
berarti IG Score memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
99
2) Pengaruh IAH terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan hasil t-hitung
untuk variabel independen IAH 2.377718. Sementara t tabel dengan α
5% dan df = (n-k), df = 51 adalah sebesar 1,675 yang berarti bahwa
nilai t hitung > t tabel. Dari tabel 1.6 juga dapat dilihat nilai probabilitas
IG score sebesar 0,0212. Nilai tersebut berarti dibawah alpha 0,05.
Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel IAH memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
Hal ini berarti IAH memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
3) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan
indeks ISR
Hasil pengujian analisis data panel menunjukkan nilai probabilitas
ukuran perusahaan sebesar 0,0360. Nilai tersebut berarti dibawah alpha
0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran perusahaan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pengungkapan CSR
berdasarkan indeks ISR.
b. Pengaruh variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size
terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR secara
simultan (uji F).
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
100
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Apabila nilai F hitung > F tabel, maka tolak Ho dan dapat
disimpulkan varaibel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen, dan apabila F hitung < F tabel , maka terima Ho dan
dapat disimpulkan variabel independen secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen. Selain itu dapat dilihat melalui
indikator lain yaitu apabila probabilitas F (statistik) lebih kecil dari 0,05
maka hasilnya signifikan dan dapat disimpulkan variabel independen
tersebut mampu mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama,
begitu pula sebaliknya. Uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F,
tertera pada tabel berikut ini
Tabel 4.12
Tabel Uji F
Effect Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.798379 Mean dependent var 32.75926
Adjusted R-squared 0.732853 S.D. dependent var 6.922578
S.E. of regression 3.578023 Akaike info criterion 5.605912
Sum squared resid 512.0900 Schwarz criterion 6.121574
Log likelihood -137.3596 Hannan-Quinn criter. 5.804783
F-statistic 12.18404 Durbin-Watson stat 1.381215
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : output eviews
101
Dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho = tidak terdapat pengaruh signifikan antara IG score, Invesment Account
Holder dan Size secara simultan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks
ISR
H1 = terdapat pengaruh signifikan antara IG score, Invesment Account Holder
dan Size secara simultan terhadap pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR
Berdasarkan hasil Eviews diketahui nilai F hitung sebesar 12.18404 sementara F
tabel dengan tingkat ɑ = 5%, dan df1(k-1) =3 dan df2 (n-k) = 51, didapat F tabel
sebesar 2.79. Dengan demikian F hitung > F tabel. Kemudian dari tabel diatas
terlihat nilai prob (F statistic) sebesar 0,0000 yang berarti memiliki nilai dibawah
alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkann bahwa hipotesis Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR
berdasarkan indeks ISR, sehingga model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen.
5. Pembahasan dan Analisis Ekonomi Hasil Penelitian
Analisis regresi dilakukan bertujuan untuk meneliti hubungan yang dapat
diukur dari variabel IG score, Invesment Account Holder dan Size terhadap
pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR. Dalam penelitian ini model yang
dipilih adalah model Random Effect. Berikut ini merupakan tabel yang
102
merangkum hubungan yang terjadi pada variabel independen terhadap variabel
dependen.
a. Variabel IG Score
Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel Islamic governance score
yang dinilai berdasarkan keberadaan anggota dewan pengawas syariah
(DPS), jumlah anggota DPS, keberadaan lintas anggota DPS, kualifikasi
doktor bagi anggota DPS, dan keberadaan anggota yang memiliki reputasi
di DPS, memiliki hubungan yang nyata/korelasi positif terhadap tingkat
pengungkapan CSR berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks
ISR. Berarti semakin tinggi hasil scoringdari IG-SCORE pada bank
syariah maka total indeks ISR pada sebelas bank semakin tinggi yang
artinya semakin banyak pengungkapan CSR dilakukan. Selain itu nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan korelasi tersebut signifikan.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel IG-
SCORE memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan
signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan
indeks ISR.
b. Variabel IAH
Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel IAH, memiliki hubungan
yang nyata/korelasi positif terhadap tingkat pengungkapan CSR
berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks ISR. Berarti semakin
besar kemampuan BUS dalam menghimpundana pihak ketiga maka total
103
hasil scoring dari indeks ISR pada sebelas bank semakin tinggi,
makasemakin banyak aktivitas CSR yang diungkapkan.. Selain itu nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan korelasi tersebut signifikan.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel IAH
memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan signifikan
pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
Hasil ini sama dengan penelitian terdahullu yang dilakukan oleh Farook et
al. (2011) dan Desiri (2011).
c. Variabel Ukuran Perusahaan
Hasilnya dapat terlihat bahwa variabel total aset, memiliki
hubungan yang nyata/korelasi positif terhadap tingkat pengungkapan CSR
berdasarkan keseluruhan pengungkapan pada indeks ISR. Berarti semakin
besar ukuran BUS maka total nilai kombinasi indeks ISR pada sebelas
bank semakin tinggi dan hal tersebut menunjukan semakin banyak
aktivitas CSR yang diungkapkan.. Selain itu nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi
tersebut signifikan.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel total asset
memiliki hubungan postif (terdapat hubungan yang nyata) dan signifikan
pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR.
104
Hasil ini sama dengan penelitian terdahullu yang dilakukan oleh Hannifa
& Cooke (2005), Othman et. al (2009), dan Farook et al (2011).
Berdasarkan analisi di atas, secara keseluruhan hanya variabel IG
Score (Index Governance Score), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan
Invesment Accout Holders (IAH) yang memiliki hubungan/korelasi positif
dan signifikan pada level 5% dengan tingkat pengungkapan CSR
berdasarkan indeks ISR. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1) Semakin baik IG Score perusahaan, maka sifat kepatuhan terhadap hukum
dan prinsip Islam akan semakin baik dan juga dalam menerbitkan laporan
syariah, dan lebih banyak terlibat dalam kegiatan CSR, termasuk
pengungkapan CSR (Farook, et al. 2011). Oleh karena semakin baik IG
Score disebuah bank Islam dapat mendorong tingkat pengungkapan CSR
yang lebih luas.
2) Semakin besar ukuran perusahaan, maka asset yang dimiliki perusahaan
semakin besar. Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang besar memiliki
biaya yang lebih besar dari pada perusahaan yang kecil. Oleh karena itu,
perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak
sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan
yang memiliki sumber daya yang relatif kecil tidak akan melakukan
pengungkapan seluas perusahaan besar. Perusahaan yang kecil tentu saja
mengalami persaingan yang lebih ketat dengan para kompetitornya.
Apabila perusahaan tersebut mengungkapkan informasi terlalu banyak
105
mengenai hal-hal yang bersifat internal kepada stakeholder, justru akan
membahayakan keberlangsungan perusahaan itu sendiri.
3) Semakin banyak jumlah dana pihak ketiga, maka perusahaan dituntut
untuk lebih banyak melakukan pengungkapan oleh stakeholders atas dana
masyarakat yang dihimpunnya, karena pengelolaan dana pihak ketiga
memiliki resiko yang cukup besar, apalagi DPK merupakan dana terbesar
yang dimiliki oleh sebagian besar atau bahkan di setiap bank.
Jika dalam penelitian ini terdapat hasil yang berbeda dengan penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, mungkin hal tersebut terjadi
karena beberapa alasanseperti: perbedaab sampel penelitianm periode
waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan
perusahaan atas variabelyang digunakan maupun perbedaan metode
pengujian yanng ditempuh oleh peneliti.
106
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sharia governance
structure terhadap pengungkapan CSR pada perbankan syariah di Indonesia tahun
2011-2015. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, dapat ditarik
kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah :
1. Berdasarkan hasil analisis perhitungan CSR brdasarkan indeks ISR pada BUS
dari tahun 2011-2015 menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat
pengungkapan kinerja sosial BUS di Indonesia masih Kurang Informatif,
namun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan diantara
lima BUS yang memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi adalah
BSM.
Walau secara kumulatif tingkat pengungkapan kinerja sosial BUS di
Indonesia masih kurang informatif, tapi pada setiap tema Indeks ISR
menunjukan hasil yang berbeda-beda. Secara rata-rata tingkat pengungkapan
kinerja sosial tertinggi pada tema pendanaan dan investasi adalah BMSI dan
BRIS. BSM memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial tertinggi pada
tema produk dan jasa, tema karyawan, tema lingkungan, dan tema tata kelola
perusahaan. Sedang BMI memiliki tingkat pengungkapan kinerja sosial
tertinggi pada tema masyarakat.
2. Secara Simultan, hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang signifikan
antara Index Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH)
107
dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015. Nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 54% menunjukan bahwa kontribusi Index
Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH) dan ukuran
perusahaan (SIZE) dan 46% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
3. Ssecara parsial, sharia governance yang diproksikan dengan variabel Index
Governance score (IG Score), Invesment Accout holders (IAH) dan ukuran
perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah
tahun 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa jika IG Score, IAH dan Size
naik maka pengungkapan CSR akan mengalami kecenderungan untuk naik.
4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) bank umum syariah tahun 2011-2015 adalah
variabel IG score dengan konstanta 0,1491. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan pengaruh Indeks Governace Score (IG Score) terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) bank umum syariah
tahun 2011-2015. Sehingga dengan meningkatnya IG Score akan
meningkatkan pengungkapan CSR.
108
B. SARAN
Terkait dengan keterbatasan penelitian yang ada, maka penulis memberikan
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :
1. Menambah jumlah sampel penelitian dan memanjangkan periode penelitian
sehingga jumlah observasi penelitian menjadi lebih banyak. Dengan
bertambahnya jumlah observasi pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat
lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan metode analisis dan metode
scoring lain yang dapat mengurangi tingkat subjektivitas dalam menentukan
tingkat pengungkapan masing-masing bank syariah. Misalnya dengan
memisahkan item-item pengungkapan yang memiliki lebih dari satu kriteria
sehingga dapat menggambarkan kondisi sebenarnya
3. Menambah sumber-sumber informasi pengungkapan sehingga dapat
meningkatkan nilai pengungkapan yang telah dilakukan masing-masing bank
syariah. Misalnya wawancara dengan pihak internal bank, menggunakan
media-media informasi lain seperti koran, majalah.
4. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan faktor-faktor lain untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap CSR. Agar bisa diketahui, faktor-faktor
lain yang memiliki korelasi terhadao CSR selain keberadaan Dewan
pengawas Syariah (IG-SCORE), investment account holders (IAH), dan
ukuran perusahaan (SIZE). Selain itu, jika ingin menggunakan IG-SCORE
sebagai proxy penilaian Dewan Pengawas Syariah, sebaiknya peneliti
selanjutnya menggunakan sampel yang lebih luas lagi dan membandingkan
109
dengan bank umum syariah di Negara lain agar diperoleh hasil korelasi yang
signifikan.
111
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Hadist.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001, Bank Syariah : dari Teori ke Prktik.
Jakarta, Gema Insani Pers
Antonio, S. M. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press.
Bank Indonesia. (2003). Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 Tahun 2003
Tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah.
Dipetik12 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/pbi-
5-9-2003.pdf
Bank Indonesia. (2006). Peraturan Bank Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
Dipetik 12 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B1BD8DF5-
3DBD-44FC-B649-969F874FB7E8/11939/pbi_81407.pdf
Bank Indonesia. (2012). Statistik Perbankan Syariah Februari 2012. Dipetik
10 20, 2012, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BF07D645-8F73-
478D-8967-19EC1022B5A7/25922/SPSFeb2013.pdf
Bank Indonesia. (2010). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS
Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
112
Ariefianto, Mochamad Daddy. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan
menggunakan Eviews, Jakarta: Erlangga, 2012.
Djakfar, Muhammad. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malng : UIN
Maliki Ibrahim Malang Press.
Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho. 2013. Analisis Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan
Islamic Social Reporting Indeks. Jurnal Akuntansi. Semarang : Program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial :
Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting
Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium
Nasional Akuntansi XIII 2010. Semarang : Universitas Jendral
Soedirman.
Haniffa, R. (2002, July). Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective.
Indonesia Management & Accounting Research , 3, hal. 128-146.
Haniffa, R. 2002. Social Reporting Disclosure – An Islamic Perspective.
Indonesian Management & Accounting Research 1 (2), pp. 128 – 146.
Hidayat, Sutan Emir. 2008, Tujuan dan Arah Keuangan Islam, Republika
113
Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK No. 01 (Revisi 2009). Online.
http://staff.blog.ui.ac.id. Diakses pada 12 Agustus 2014.
Kamaludin dan Rini Indriani. Manajemen Keuangan: Konsep Dasar dan
Penerapannya. Mandar Maju. Jakarta. 2012
Purwitasari, Fadilla. 2011. Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibility
Perbankan Syariah dalam Perspektif Sharia Enterprise Theory : Studi
Kasus pada Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia. Skripsi. Semarang : Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Rustiarini ,Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan
Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan. Universitas
Mahasaraswati Denpasar. SNA XIII. Purwokerto.
Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Sembiring, Eddy Rismana. 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat
Di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo.
114
Setiawan, Aziz Budi. 2010, Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank
Umum Syariah di Indonesia, Jakarta
Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA
Suharto, dkk. 2001, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank
Syariah, Jakarta: Djambatan
Syafe’i A, Wirman. 2000, Pengukuran Kinerja Bank Syariah, Majalah
Ekonomi Syariah, EKABA Universitas Trisakti Jakarta
Tanudjaja, Bing Bedjo 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility
Di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya. NIRMANA, VOL.8,
NO. 2. Surabaya Tanudjaja, Bing Bedjo 2006. Perkembangan Corporate
Social Responsibility Di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya.
NIRMANA, VOL.8, NO. 2. Surabaya.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU PT).
Wahjuni L. Sri, Hafiez Sofyani, Ihyaul Ulum, Daniel Syam. 2012. Islamic
Social Reporting Index Sebagai model Pengukuran Kinerja Sosial
Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia). Jurnal
Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 36-46.
115
Wijayanti, Feb Tri dan Sutaryo. 2011. Pengaruh Corporate Social Responibility
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Uns. SNA XIV Aceh.
Yusuf, Muhammad Yasir. 2010. Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah :
Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh. Jurnal Ekonomi
Islam – La Riba Vol. IV.
Yusuf, Muhammad Yasir. 2010. Model Pelaksanaan Csr Bank Yariah: Kajian
Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh. Jurnal Ekonomi Islam vol.
IV, No. 2.
116
LAMPIRAN
Uji stationeritas
Variabel CSR
Tahap level
Group unit root test: Summary
Series: CSR_BCAS, CSR_BJBS, CSR_BMI, CSR_BMSI, CSR_BNIS,
CSR_BRIS, CSR_BSB, CSR_BSM, CSR_BVS, CSR_MBS, CSR_PBS
Date: 08/18/16 Time: 14:25
Sample: 2011 2015
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic selection of lags based on SIC: 0
Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -3.00656 0.0013 11 44
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat 0.68622 0.7537 11 44
ADF - Fisher Chi-square 14.0708 0.8989 11 44
PP - Fisher Chi-square 18.5571 0.6725 11 44 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Tahap 1st difference
Group unit root test: Summary
Series: CSR_BCAS, CSR_BJBS, CSR_BMI, CSR_BMSI, CSR_BNIS,
CSR_BRIS, CSR_BSB, CSR_BSM, CSR_BVS, CSR_MBS, CSR_PBS
Date: 08/18/16 Time: 14:33
Sample: 2011 2015
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic selection of lags based on SIC: 0
Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel
Balanced observations for each test
117
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -15.1201 0.0000 11 33
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.E+159 0.0000 11 33
ADF - Fisher Chi-square 41.5205 0.0071 11 33
PP - Fisher Chi-square 46.3893 0.0018 11 33 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Variabel IG Score
Tahap level
Group unit root test: Summary
Series: IAH_BCAS, IAH_BJBS, IAH_BMI, IAH_BMSI, IAH_BNIS, IAH_BRIS,
IAH_BSB, IAH_BSM, IAH_BVS, IAH_MBS, IAH_PBS
Date: 08/18/16 Time: 14:38
Sample: 2011 2015
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic selection of lags based on SIC: 0
Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -10.0814 0.0000 11 43
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -2.30695 0.0105 11 43
ADF - Fisher Chi-square 33.0603 0.0610 11 43
PP - Fisher Chi-square 46.6790 0.0016 11 43 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Tahap 1st difference
118
Group unit root test: Summary
Series: IAH_BCAS, IAH_BJBS, IAH_BMI, IAH_BMSI, IAH_BNIS, IAH_BRIS,
IAH_BSB, IAH_BSM, IAH_BVS, IAH_MBS, IAH_PBS
Date: 08/18/16 Time: 14:39
Sample: 2011 2015
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic selection of lags based on SIC: 0
Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -8.16864 0.0000 10 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.E+159 0.0000 10 30
ADF - Fisher Chi-square 33.0839 0.0330 10 30
PP - Fisher Chi-square 40.8740 0.0039 10 30 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Variabel size
Tahap 1st difference
Group unit root test: Summary
Series: SIZE_BCAS, SIZE_BJBS, SIZE_BMI, SIZE_BMSI, SIZE_BNIS,
SIZE_BRIS, SIZE_BSB, SIZE_BSM, SIZE_BVS, SIZE_MBS, SIZE_PBS
Date: 08/18/16 Time: 14:45
Sample: 2011 2015
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic selection of lags based on SIC: 0
Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
119
Levin, Lin & Chu t* -5.92418 0.0000 11 44
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.86436 0.0311 11 44
ADF - Fisher Chi-square 36.0865 0.0297 11 44
PP - Fisher Chi-square 58.7189 0.0000 11 44 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Lampiran 2
Skor Indeks ISR BMI dan BSM tahun 2011-2015
ITEMS BMI BSM
A 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
120
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
26 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
29 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
36 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F
39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 42 40 42 44 44 45 44 38 45
Lampiran 3
121
Skor Indeks ISR BMSI dan BRIS tahun 2011-2015
ITEMS BMSI BRIS
A 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
16 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
122
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E
34 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
35 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
23 23 25 31 35 31 31 30 35 39
Lampiran 4
Skor Indeks ISR BSB dan BNIS tahun 2011-2015
ITEMS BSB BNIS
A 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
4 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
123
B
7 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E
34 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
35 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
36 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F
39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
124
40 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
43 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
44 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 32 35 36 40 31 32 38 38 40
Lampiran 5
Skor Indeks ISR BVS dan BCAS tahun 2011-2015
ITEMS BVS BCAS
A 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
9 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
125
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
22 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
D
23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
25 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
30 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
31 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
32 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
33 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
E
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
35 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F
39 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
40 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
43 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
44 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
126
50 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
15 15 25 25 32 27 27 30 37 40
Lampiran 6
Skor Indeks ISR BJBS dan PBS tahun 2011-2015
ITEMS BJBS PBS
A 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
4 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
C
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
18 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
127
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
26 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
31 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E
34 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
35 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
F
39 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
45 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
29 29 34 37 37 24 24 35 36 38
Lampiran 7
128
Skor Indeks ISR MBS tahun 2011-2015
ITEMS MBS
A 2011 2012 2013 2014 2015
1 1 1 1 1 1
2 0 0 0 0 0
3 1 0 0 0 1
4 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1
B
7 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1
9 0 0 0 0 1
C
10 0 0 0 0 1
11 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0
13 0 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1
16 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0
D
23 0 1 1 1 1
24 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0
27 0 1 1 1 1
28 0 0 0 0 0
29 0 1 0 1 1
30 0 1 1 1 1
31 0 1 1 1 1
129
32 1 1 1 1 1
33 0 1 1 1 1
E
34 0 0 0 1 1
35 0 0 0 0 1
36 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0
F
39 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1
41 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1
45 1 1 1 1 1
46 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1
48 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1
53 1 1 1 1 1
23 29 28 30 34
130
COMMON EFFECT
Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/25/16 Time: 23:06
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2011.241 1.064695 1889.030 0.0000
IGSCORE? 0.149108 0.030169 4.942447 0.0000
IAH? -0.626134 0.309945 -2.020142 0.0486
SIZE? -0.076593 0.062610 -1.223334 0.2268
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.284366 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Akaike info criterion 3.284734
Sum squared resid 74.34640 Schwarz criterion 3.430722
Log likelihood -86.33018 F-statistic 8.152529
Durbin-Watson stat 0.501255 Prob(F-statistic) 0.000157
131
FIXED EFFECT
Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled Least Square
Date: 10/02/16 Time: 23:25
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2951.241 0.926543 2703.096 0.0000
IGSCORE? 0.239108 0.069761 6.809703 0.0407
IAH? 1.826709 0.330989 2.460557 0.0312
SIZE? -0.066509 0.060095 1.660931 0.0000 Random Effects
(Cross)
_BMI--C -1.109821
_BSM--C 0.650928
_BMSI--C -3.169042
_BRIS--C -2.549009
_BSB--C 1.751668
_BNIS--C -0.309908
_BVS--C -2.092238
_BCAS--C 3.813661
_BJBS--C 3.037861
_PBS--C 1.036713
_MBS--C -1877652 Effects Specification
Cross-section fixed(dummy variabel) Weighted Statistics
R-squared 0.574105 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.584364 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Akaike info criterion 8.673280
Sum squared resid 72.76909 Schwarz criterion 8.853789
Log likehood -1439.540 Hannan-Quinn criter 8.852465
F-statistic 20.18057 Durbin-Watson stat 0.501654
132
Prob (F-statistic) 0.000157 Unweighted Statistics
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Sum squared resid 74.34640 Durbin-Watson stat 0.501255
RANDOM EFFECT
Dependent Variable: CSR?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/25/16 Time: 23:25
Sample: 2011 2015
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2011.241 0.904580 2223.398 0.0000
IGSCORE? 0.149108 0.025632 5.817288 0.0360
IAH? -0.626134 0.263334 2.377718 0.0212
SIZE? -0.076593 0.053195 1.439870 0.0000 Random Effects
(Cross)
_BMI--C -1.098046
_BSM--C 0.727205
_BMSI--C -4.805716
_BRIS--C -2.559794
_BSB--C 3.303763
_BNIS--C -0.368423
_BVS--C -3.028497
_BCAS--C 3.781944
_BJBS--C 1.018387
_PBS--C 1.912926
_MBS--C 1.116249 Effects Specification
133
Cross-section random S.D. / Rho 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random S.D. / Rho 1.025809 1.0000 Weighted Statistics
R-squared 0.524124 Mean dependent var 2013.000
Adjusted R-squared 0.284366 S.D. dependent var 1.427248
S.E. of regression 1.207383 Sum squared resid 74.34640
F-statistic 8.152529 Durbin-Watson stat 0.501255
Prob(F-statistic) 0.000157 Unweighted Statistics
R-squared 0.324124 Mean dependent var 2013.000
Sum squared resid 74.34640 Durbin-Watson stat 0.501255