Analisis Pengaruh ROA Dan ROE Terhadap Pritabilitas Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
-
Upload
akuntansi-a-2011 -
Category
Documents
-
view
185 -
download
7
Transcript of Analisis Pengaruh ROA Dan ROE Terhadap Pritabilitas Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
Analisis Pengaruh ROA dan ROE Terhadap Profitabilitas PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
(periode 2008-2011)
Oleh :
Iin Fitria 109081000146 087780812964
Mata kuliah : Teori Ekonomi Mikro (MK3)
Dosen Pembina :
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M Si
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
ANALISIS PENGARUH ROA DAN ROE TERHADAP PROFITABILITAS
Bank BRI (periode 2008-2011)
ABSTRACT
In making investment decisions, ever, takes a variety of information to ensure that the investment made a profit
in the future, one of them is the Fundamental Analysis. Fundamental analysis predicting the future based
porforma portfolio companies are described in the financial statements. The most appropriate technique to look
the company's proforma is financial ratios
This study aims to analyze whether the ROA and ROE have an influence on the profitability of the bank BRI in
period 2006-2011. The variables used in this study is the ROA, ROE and profitability. The research sample used
in this study was the bank BRI in period 2006-2011, obtained through purposive sampling. Data were collected
through data collection on the Indonesia Stock Exchange website. This study used multiple regression analysis
tool with the aid of computerized analysis.
Keywords: ROA, ROE, Profitability
PENDAHULUAN
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
merupakan bank komersial tertua di Indonesia,
berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto,
Jawa Tengah. Sebagai bank tertua, BRI tetap
konsisten dalam memberikan pelayanan kepada
segmen usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM)
dan komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI
menjadi perusahaan publik pada tahun 2003 hingga
sekarang.
Kondisi keuangan Bank BRI tahun 2008-2009
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy
Ratio (CAR) BRI pada akhir tahun 2009 tercatat
sebesar 13,20% sedikit lebih tinggi dibandingkan
tahun 2008 yang tercatat sebesar 13,18%. Hal ini
disebabkan adanya penurunan dividen payout ratio
serta kebijakan manajemen BRI untuk melakukan
ekspansi secara lebih selektif kepada kredit-kredit
dengan bobot risiko yang lebih rendah.
Imbal hasil terhadap Ekuitas (Return on Equity /
ROE) yang merupakan cerminan dari imbal hasil
kepada pemegang saham mengalami peningkatan
dari 34,50% pada tahun 2008 menjadi 35,22% pada
akhir tahun 2009. Sedangkan imbal hasil terhadap
aktiva (Return On Asset/ROA) sebelum pajak pada
tahun 2009 adalah 3,73%, menurun dibandingkan
tahun 2008 yang sebesar 4,18%, namun masih
diatas batas minimal yang ditentukan oleh Bank
Indonesia sebesar 1,5%.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Giro
Wajib Minimun (GWM)) bagi BRI adalah 5%.
Pada 31 Desember 2009, GWM BRI adalah 5,90%
meningkat dari posisi tahun sebelumnya 5,57%.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, rasio Posisi
Devisa Netto (PDN) Bank secara keseluruhan
adalah setinggi-tinggi nya sebesar 20% dari modal.
Untuk BRI, rasio PDN tahun 2009 adalah 5,22%
lebih rendah dibandingkan rasio PDN tahun2008
yang sebesar 13,55%.
Kondisi keuangan Bank BRI tahun 2010-2011
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008, Bank
wajib menghitung rasio Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy
Ratio (CAR) dengan memperhitungkan risiko
kredit, pasar dan operasional. CAR BRI sebesar
14,96% di tahun 2011, mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,76.
Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan
manajemen BRI yang cermat dalam pengelolaan
modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi
kredit yang diberikan kepada kredit yang memiliki
bobot risiko rendah.
Imbal hasil terhadap ekuitas (ROE) yang
merupakan cerminan dari imbal hasil kepada
pemegang saham dapat dipertahankan di level
42,49% sedikit dibawah pencapaian ROE tahun
2010 di level 43,83%. Imbal hasil terhadap aktiva
sebelum pajak (ROA sebelum pajak) mengalami
kenaikan dari 4,64% pada Desember 2010 menjadi
sebesar 4,93% pada Desember 2011.
Berdasarkan kebijakan Bank Indonesia, BRI wajib
memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah
dan GWM valas. Pada Desember 2011 posisi
GWM rupiah BRI adalah sebesar 9,33% dan posisi
GWM valas sebesar 8%.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Posisi
Devisa Netto (PDN) secara keseluruhan merupakan
penjumlahan nilai absolut atas selisish bersih aktiva
dan kewajiban serta selisih bersih atas tagihan dan
kewajiban rekening administratif dari masing-
masing mata uang asing yang dinyatakan dalam
mata uang Rupiah. Pada tahun 2011, rasio PDN
BRI adalah sebesar 5,49% meningkat dibanding
rasio PDN pada tahun 2010 yang sebesar 4,45%.
Pertanggal 31 Desember 2011, BRI memenuhi
seluruh rasio wajib (statutory ratio) yang ditentukan
oleh Bank Indonesia maupun oleh perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.
*Data ROA dari tahun 2008-2011
*Data ROE dari tahun 2008-2011
KAJIAN PUSTAKA
A. ROA
ROA merupakan rasio antara laba bersih
setelah pajak (earning after tax) terhadap
total aset. Return On Asset menunjukkan
berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Jika dihubungkan antara keuntungan yang
diperoleh dari operasi perusahaan dengan
jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan
keuntungan tersebut, maka jika ROA
semakin tinggi menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan semakin baik, karena
laba meningkat maka investor akan
Tahun ROA Selisih
2008 4,18% -
2009 3,73% -0,45%
2010 4,64% 0,91%
2011 4,93% 0,29%
Tahun ROE Selisih
2008 34,50% -
2009 35,22% 0,72%
2010 43,83% -8,61%
2011 42,49% -1,34%
memperoleh keuntungan yang diterima
dari deviden akan semakin meningkat.
Dengan demikian maka akan menjadi daya
tarik bagi pemegang saham maupun calon
investor untuk menanamkan dananya ke
dalam perusahaan tersebut. Dengan
banyaknya investor yang menginginkan
saham perusahaan tersebut, sehingga
berdampak pada kenaikan harga saham.
B. ROE
ROE merupakan rasio laba bersih setelah
pajak (earning after tax) setelah dikurangi
deviden saham preferen terhadap modal
sendiri. Karena rasio ini digunakan untuk
menunjukkan berapa persen diperoleh laba
bersih bila diukur dari modal sendiri.
ROE =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 − 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
Oleh karena itu adalah wajar jika investor
akan tertarik terhadap suatu saham yang
memberikan return atau keuntungan yang
besar. Jadi rasio ini sering dipakai oleh
para investor dalam pengambilan
keputusan pembelian saham suatu
perusahaan. Jika rasio ini nilainya semakin
optimal penggunaan modal sendiri suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba dan
peningkatan laba berarti terjadi
pertumbuhan dalam perusahaan. Semakin
tinggi laba berarti semakin ingin saham
tersebut diinginkan untuk dibeli. Sehingga
akan menyebabkan permintaan akan
meningkat dan selanjutnya harga saham
akan naik. Dengan demikian ROE akan
mempengaruhi perubahan harga. Hal
tersebut berpengaruh terhadap harga.
C. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber-sumber
yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva,
modal atau penjualan (Sudana, 2009: 25).
Jika kondisi perusahaan dikategorikan
menguntungkan atau menjanjikan
keuntungan di masa mendatang maka
banyak investor yang akan menanamkan
dananya untuk membeli saham
perusahaan, tentu saja mendorong harga
saham naik menjadi lebih tinggi.
Profitabilitas dapat diukur dengan return
on assets (ROA). ROA menunjukkan
kemampuan perusahan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba.
D. Teori hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Fungsi hipotesis adalah
sebagai kemungkinan untuk menguji
kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah
diuji dan dibuktikan kebenarannya, maka
hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi,
sebuah hipotesis diturunkan dari suatu
teori yang sudah ada, kemudian diuji
kebenarannya dan pada akhirnya
memunculkan teori baru.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, berupa laporan keuangan
bank umum yang bisa di download di
http://www.idx.co.id/ . informasi dari laporan
keuangan digunakan untuk menghitung ROA dan
ROE. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan model regresi. Pada penelitian ini
digunakan data laporan keuangan bank BRI periode
tahun 2008-2011. Karena ada dua variable bebas,
yaitu ROA dan ROE, maka persamaan regresi
bergandan digunakan. Model yang diuji dengan
demikian adalah :
Profit = β + β1 ROA + β2 ROE + ε
HASIL PENELITIAN
Dalam menganalisis Pengaruh ROA dan
ROE terhadap profitabilitas dilakukan dengan
menggunakan regresi linier berganda. Variable
bebas adalah ROA dan ROE sedangkan variable
terikatnya adalah profitabilitas. Hipotesis yang diuji
adalah :
� Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara ROA dan ROE terhadap Profitabilitas bagi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
� H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara
ROA dan ROE terhadap Profitabilitas bagi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Penolakan atau penerimaan hipotesis di
dasarkan pada uji F atau dengan signifikansinya.
Dasar penolakan taraf nyata 5% (0,05). Output
regresi yang dihitung menggunakan perangkat
lunak SPSS 18. Dilihat dari koefisien determinasi
(R2) pada tabel 1, variasi yang terjadi pada profit
perusahaan dapat di jelaskan oleh ROA dan ROE
sebesar 83,5%. Ketidaksignifikanan pengaruh
kedua rasio terhadap profitabilitas dapat dilihat
pada tabel 1.
Koefisien regresi ROA dan ROE yang
menunjukkan kontribusinya terhadap profit, dapat
dilihat pada Tabel 2. Baris pertama (Constant) pada
kolom koefisien menunjukkan nilai pengembalian
profit jika ROA dan ROE tidak ada. Nilai
konstanta sebesar –2,223E13, artinya jika
ROA dan ROE terhadap profit dikontrol
konstan, maka pengembalian profit akan
menurun sebanyak 2,223E13. Penurunan ini
disebabkan oleh faktor-faktor lain. Nilai
signifikansi konstanta sebesar 0,366, artinya
faktor – faktor lain ini juga tidak signifikan
mempengaruhi pengembalian profit.
Koefisien ROA sebesar 3,467E14, artinya
setiap kenaikan satu satuan ROA, akan dapat
menaikkan pengembalian profit sebesar
3,467E14. Tapi kontribusi ini tidak
berpengaruh secara nyata didasarkan pada
signifikansi uji yang sebesar 0,674.
Koefisien regresi ROE sebesar 4,366E13,
artinya setiap kenaikan satu satuan ROA,
pengembalian profit akan naik sebesar
4,366E13 satuan. Sama halnya dengan ROA,
ROE tidak signifikan mempengaruhi
pengembalian profit dilihat dari dari
signifikansinya yang sebesar 0,634. Dengan
demikian model regresinya adalah :
Profit = -2,223E13 + 3,467E14 ROA
+ 4,366E13 ROE
Karena perubahan pengembalian profit tidak
dipengaruhi oleh ROA dan ROE, maka sebagian
laba diduga bukan diperoleh dari kegiatan
pengumpulan dan penyaluran dana. Namun, laba
tersebut diperoleh dari kegiatan perusahaan lainnya
seperti penukaran valas, phone banking, investasi
di pasar modal, jasa pengelolaan keuangan, dan
lain-lain.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini adalah :
1. Jika dilihat dari laba tahun berjalan selama
periode 2008-2011, labanya selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan regresi berganda
disimpulkan bahwa ROA dan ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap profit.
DAFTAR PUSTAKA
http://skinhead4life-
carigaragara.blogspot.com/2010/05/pengertian-
hipotesis.html
http://www.idx.co.id/
http://library.esaunggul.ac.id/opac/files/S00000402
0.pdf
Pof.Dr.Ahmad Rodoni & Herni Ali, HT,SE,MM
(2010). Manajemen Keuangan, Jakarta : Penerbit
Mitra Wacana Media.
Dr, Mamduh M.Hanafi, M.B.A & Prof.Dr. Abdul
Halim, M.B.A.,Akt. (2009). Analisis Laporan
Keuangan, Yogyakarta : Unit Penerbit Dan
Percetakan.