Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

37
ANALISIS RETURN ON ASSETS DAN RETURN ON EQUITY UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN “ Studi Kasus Pada Restoran Marbes “ Proposal Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Terapan OLEH ALBINO DE ARAUJO 10.01.02.069 EKONOMI AKUNTANSI VII/B UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ) 2013/2014

description

proses memanusiakan manusia menjadi manusia yang mempunyai skill

Transcript of Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

Page 1: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

ANALISIS RETURN ON ASSETS DAN RETURN ON EQUITY

UNTUK

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

“ Studi Kasus Pada Restoran Marbes “

Proposal

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Metodologi Terapan

OLEH

ALBINO DE ARAUJO

10.01.02.069

EKONOMI

AKUNTANSI

VII/B

UNIVERSIDADE DA PAZ

(UNPAZ)

2013/2014

Page 2: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan mini proposal yang

berjudul “ Analisis Return On Assets Dan Return On Equity Untuk Mengukur

Kinerja Keuangan “ dengan baik dan tepat pada waktunya. Disamping itu pula

penyusun tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada:

• Dosen pengasuh mata kuliah metodologi terapan bapak “ Yohanes Sriguntur,

SE, MM “.

• Rekan-rekan mahasiswa/I khususnya jurusana kuntansi yang turut memberikan

dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan proposal ini walaupun

banyak kekurangan yang tak diharapkan.

Mengingat karena keterbatasan refresnsi maka penyusun mohon maaf apabila isi dari

proposal ini tidak sempurna sesuai dengan yang ditentukan dan yang diinginkan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran dari

para pembaca lebih-lebih dosen pengasuh yang bersifat konstuktif demi kesempurnaan

proposal ini.

Dili, 29/11/2013

Penyusun

Page 3: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 6

1.3 Perumusan Masalah ................................................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Dan Nalar Konsep ...................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Return On Assets .......................................................... 9

2.1.2 Pengertian Return On Equity ......................................................... 11

2.1.3 Pengertian Kinerja Keuangan ........................................................ 14

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 17

2.3 Kerangka Berpikir Teorities .................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 19

3.2 Jenis Penelitian .......................................................................................... 19

3.3 Efisiensi Dan Efektivitas........................................................................... 20

3.4 Defenisi Operasional Variable ................................................................. 21

3.5 Jenis Dan Sumber Data ............................................................................ 22

Page 4: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

i

3.5.1 Jenis Data ........................................................................................ 22

3.5.2 Sumber Data ................................................................................... 22

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 23

3.7 Teknik Analisis Data................................................................................. 27

Page 5: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum terjadi jajak pendapat pada tahun 1999 perekonomian di Timor Leste

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang gulung tikar. dan ada

yang melakukan merger untuk terus mempertahankan dirinya, meskipun ada juga

beberapa perusahaan yang masih terus bertahan.

Membaiknya perekonomian Timor Leste mulai membangkitkan gairah dalam

iklim usaha di Timor Leste. Hal ini membuat dunia usaha pada umumnya juga mulai

mengalami perkembangan. Semakin pulihnya minat untuk berusaha ini mempunyai

dampak yang cukup besar bagi perusahaan perseorangan. Dengan semakin maraknya

perusahaan-perusahaan jasa yang berdiri saat ini, maka perlu dilakukan penilaian atas

kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Salah satu indikator penting dalam persaingan usaha adalah daya tarik bisnis

(business attractiveness). Dalam matriks portofolio Boston Consulting Group (BCG),

daya tarik bisnis tercermin dari sumbu (axis) vertikal. Indikator daya tarik bisnis

tersebut dapat diukur dari profitabilitas usaha seperti ROA dan ROE. ROA dan ROE

ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan asset dan

modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam mempelajari persaingan industri ada hal penting yang perlu diperhatikan,

yaitu tingkat hambatan untuk keluar masuk perusahaan (barrier to entry). Rasio

Page 6: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

2

intensitas modal (capital intensiveness) yang diukur dari total aktiva terhadap

penjualan dapat dipakai sebagai sebagai indikator barrier to entry, hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Commanor dan Wilson (1967), serta Poster (1979).

Interpretasi rasio ini berkebalikan dengan indikator daya tarik bisnis yang diukur

dari profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan lebih banyak aset yang dipakai

untuk menghasilkan setiap unit penjualan. Jadi pada sisi lain semakin tinggi rasio

intensitas modal mencerminkan efisiensi dalam perusahaan, tetapi pada sisi lain

mengurangi tingkat persaingan karena relatif sedikit pesaing yang ada dalam industri.

Melalui pengembangan analisis dari pendekatan yang hanya berdasarkan

rasiorasio keuangan perusahaan individual ke pendekatan industri membuat

perusahaan dalam setiap keputusan manajerialnya perlu memperhatikan aktivitas dari

para pesaingnya yang tercermin dalam rata-rata perusahaannya, sehingga perusahaan

tidak tertinggal dalam kompetisi dengan para pesaing industrinya.

Dengan demikian pemilik perusahaan dan pihak investor bisa mengetahui

seberapa besar keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan dalam melakukan

aktivitas operasionalnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Agar pihak yang

akan menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut yakin bahwa perusahaan

yang bersangkutan mempunyai kredibilitas yang baik dimasa yang akan datang.

Return On Assets (ROA) merupakan suatu rasio penting yang dapat

dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah

ditanamkan (aset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. Return On Assets (ROA)

merupakan alat yang sering digunakan dalam mengukur kinerja keuangan organisasi

Page 7: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

3

(Certo dan Peter, 1995). Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam

mengelola seluruh sumber daya (total aktiva) untuk menghasilkan laba.

Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik

dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa

besar laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Analisis

Return On assets atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai

rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada

masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.

Return On Assets (ROA) menjadi salah satu pertimbangan investor di dalam

melakukan investasi terhadap saham di bursa saham. Tingkat profitabilitas merupakan

informasi tingkat keuntungan yang dicapai atau informasi mengenai efektifitas

operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk

masuk dalam perusahaan.

Jika rasio ini mengalami penurunan maka akan mempengaruhi perusahaan

dalam mencari laba. Karena rasio ini menurun di pengaruhi oleh dua indikator yaitu

utang dan beban yang ditanggung oleh perusahaan lebih besar dari pada pendapatan

yang di peroleh oleh perusahaan. Jadi penurunan rasio ini sangat berpengaruh pada

laba yang di peroleh perusahaan.

Sedangkan ROE merupakan indikator kinerja keuangan dari aspek profitabilitas,

rasio ini diukur dengan membandingkan antara net income dengan equity. Selain

ROA, rasio Return On Equity (ROE) juga sering dipakai untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menghasilkan laba rugi pemilik modal. J.Fred.Weston dan Thomas

Page 8: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

4

E. Copeland (2002:241) mengatakan bahwa “rentabilitas usaha adalah hasil

pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik

perusahaan, rasio ini merupakan suatu rasio tujuan akhir.

Return on Equity atau tingkat pengembalian ekuitas pemilik mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi

pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

perusahaan, apabila proporsi utang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan

makin besar. Dengan demikian maka modal yang dimiliki oleh perusahaan tidak

memberikan laba yang memuaskan bagi perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam

mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar

ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga

kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pemilik

perusahaan lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh

keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan.

Untuk melakukan analisis profitabilitas yang merupakan hasil akhir dari

berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan, diperlukan angka-

angka indikator. Analisis profitabilitas ini memberikan jawaban akhir tentang efektif

tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui kemampuan perusahaan

mempertahankan kebijakan deviden yang stabil sementara pada saat yang sama dapat

mempertahankan kenaikan kekayaan pemegang saham dalam perusahaan.

Selain ROA dan ROE kinerja keuangan juga sangat penting dalam suatu

perusahhan. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai

Page 9: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

5

pihak (stakeholders) seperti investor, analisis, konsultan keuangan, pialang,

pemerintah dan pihak pemilik sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan

laporan laba-rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat

memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator

keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di

masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan

yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut.

Menurut Halim (2001) analisis kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-

ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia.

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat

mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur

kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat

pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya

tanggungjawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan.

Kinerja keuangan perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk

mengetahui perkembangan perusahaan. Pendekatan competitive banchmarking ini

merupakan proses perbandingan kinerja perusahaan dengan industrinya (Wright,

1996). Penggunaan competitive bencmarking harus dilakukan dengan hati-hati agar

hasilnya dapat berguna bagi perusahaan dalam memetakan posisinya dalam persaingan

usaha.

Page 10: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

6

Hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan bencmarking ini adalah

perusahaan tidak terpengaruh untuk menduplikasi kinerja pihak lain, dalam arti

perusahaan akan mencoba meniru usaha perusahaan lain dalam meningkatkan

kinerjanya. Dengan melakukan duplikasi kinerja perusahaan lain dikhawatirkan akan

menghilangkan nilai unik yang dimiliki perusahaan sendiri, sehingga perusahaan

justru akan gagal dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian maka kinerja

keuangan perusahaan tidak dapat mencapai target yang di tetapkan sebelumnya

dengan efisien dan efektif.

Bertolak dari permasalahan yang diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk

memilih judul dalam penulisan ini sebagai berikut “ Analisis Return On Asset Dan

Return On Equity Untuk Mengukur Kinerja Keuangan ’’ .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Return On Asest (ROA) perusahaan menurun.

2. Return on equity (ROE) mengalami penurunan atau tidak efisien.

3. Return on asset dan return on equity belum baik maka kinerja keuangan menurun.

1.3. Perumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Mengapa ROA restoran menurun?

2. Mengapa ROE restoran tidak efisien?

Page 11: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

7

3. Bagaimana kinerja keuangan restoran bisa mengalami penurunan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis ROA yang sedang mengalami penurunan.

2. Untuk menganalisis ROE yang tidak maksimal.

3. Untuk menganalisis ROA dan ROE yang membuat kinerja keuangan perusahaan

mengalami penurunan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Restoran Marbes

a. Hasil penelitiann diharapkan dapat dijadikan penilaian kinerja keuangan

restoran marbes sehingga dapat menentukan kebijakan dalam meningkatkna

kinerja terutama dalam menjaga kesehatan restoran khususnya restoran

marbes.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh restoran sebagai acuan

referensi informasi dalam kebijakan bidang operasional restoran sehingga

restoran dapat berjalan dengan optimal.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan memperdalam

pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai referensi ilmiah bagi

para peneliti berikutnya.

Page 12: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

8

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembanagan

wawasan berpikir dalam pemahamannya.

4. Bagi Peneliti

a. sebagai bahan kajian ilmiah dari teori-teori yang pernah didapat dari bangku

kuliah dan mengaplikasikan secara jelas di dunia nyata.

b. Penelitian ini sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

penelitian guna menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang

sebenarnya.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan

pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti dan pihak lain yang

berkepentingan.

Page 13: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Dan Nalar Konsep

2.1.1 Pngertian Return On Asset (ROA)

Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik

dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa

besar laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya. Analisis

Return On assets atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai

rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada

masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.

Return On Asset (ROA) menurut Sawir (2001) menyatakan rasio antara Net

Income After Tax terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas

aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal. Sedangkan menurut

Henry Simamora (2006; 529) dalam bukunya Akuntansi Basis Pengambilan

Keputusan menyatakan Rasio imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran

keseluruhan profitabilitas perusahaan.

Dari definisi-definisi dua ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Return on Asset merupakan rasio imbalan aktiva yang dipakai untuk mengevaluasi

apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai dari asset yang

dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisakan sebagai sebagai

laba bersih. Rasio ini merupakan ukuran yang bermanfaat jika seseorang ingin

Page 14: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

10

mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan

besarnya relatif sumber dana tersebut. Return On Asset kerap kali dipakai oleh

manajemen puncak untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan

multidivisional.

Menurut Mardiyanto (2009; 196) ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.

Menurut Dendawijaya (2003; 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut

dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007; 196) ROA adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan

kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam

memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik

perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan

perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan

semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan

tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007; 196) angka ROA dapat dikatakan baik

apabila > 2%. Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa

diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan

angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.

Page 15: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

11

Dari ketiga pengertian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ROE dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan

tingkat Return On Asset yang baik dalam perusahaan yaitu diatas 2%.

2.2.2 Pengertian Return On Equity (ROE)

Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan

modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham

biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat

hubungan-hubungan itu, Return On Equity tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi

Laba Bersih Return On Assets = x 100%. Total Aktiva perusahaan pada umumnya

masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang

besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan

efisien (Riyanto, 1993; 29).

Menurut Harahap (2007; 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya

pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan

seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur

dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga

saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya

ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan

tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu

menyebabkan harga pasar saham cendrung naik.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007; 196) ROE adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang

Page 16: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

12

diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba

bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi

para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007;196) angka ROE dapat dikatakan baik

apabila > 12%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan

laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan

pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi

bagi pemegang saham.

Dari keempat pengertian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ROE dapat

digunakan untuk mengukur keuntungan bersih dan besarnya pengembalian terhadap

investasi pemegang saham. Dengan demikian, para pemegang saham bisa mengetahui

saham yang akan diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan dan tingkat ROE yang

baik dalam perusahaan yaitu diatas 12%.

Rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Bambang Riyanto (2001;44)

menyatakan bahwa perbandingan antara jumlah profit yang tersedia bagi pemilik

modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan keuntungan.

Menurut Agnes Sawir (2001; 20) Return on Equity atau Tingkat Pengembalian

Ekuitas pemilik adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan

Page 17: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

13

mengelola modal sendiri (Networth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari

investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004 ; 64) mendefinisikan Return on

Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik sebagai tingkat pengembalian

ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang

tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang

saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Menurut J. Fred. Weston dan Thomas E. Copeland (2002 ; 241) mengatakan

bahwa “rentabilitas usaha adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur

pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio ini merupakan suatu rasio

tujuan akhir.”

Dari keempat pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat analisis untuk mengukur

sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik

saham atas modal yang telah mereka investasikan dalam perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian para penanam saham bisa merasa puas dengan saham

yang di investasikan dalm perusahaan tersebut.

2.2.3 Pengertian Kinerja Keuangan

Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian itu

sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian

tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan bagi pihak luar

manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh

Page 18: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

14

organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil

pelaksanaan aktivitas kegiatannya, namun demikian penilaian kinerja suatu organisasi

baik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan

kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

Pengertian kinerja keuangan menurut Muchlis (2000;44) bahwa kinerja

keuangan adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam laporan keuangan

perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja keuangan menggambarkan usaha

perusahaan (operation income). Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan

menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan

kekayaan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang

dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan

menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset

yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan

kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan

secara efektif dan efisien.

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 ; 503) adalah

merupakan kata benda yang artinya: 1. Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang

diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja. Sedangkan menurut Mulyadi (1997 ; 419) kinerja

adalah penentuan secara periodic efektifitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian

Page 19: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

15

kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan

peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Sedangkan pengertian kinerja keuangan

adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba.

Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan

dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat

diketahui besarnya tanggungjawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi

kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus

mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan

mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur.

Sedangkan tujuan penilaian kinerja menurut Mulyadi, (1997) adalah: " Untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi

standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan

hasil yang diinginkan. Standar prilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran." Penilaian kinerja dilakukan untuk

menekan prilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan

prilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja dan waktu serta

penghargaan baik yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik.

Menurut Jaya (1993 ; 15) menyatakan bahwa kinerja memiliki banyak aspek,

namun para ekonom biasanya hanya memusatkan pada 3 aspek pokok yaitu efisiensi,

kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi. Dan secara sederhana

perhitungan efisiensi adalah menghasilkan suatu niiai yang maksimum dengan jumlah

input tertentu, baik secara kuantitatif fisik maupun nilai ekonomis (harga). Secara

Page 20: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

16

ringkas dapat dijelaskan bahwa sejumlah input yang bersifat bonus dihindari sehingga

tidak ada sumber daya yang tidak digunakan dan dibuang. Efisiensi sendiri

digolongkan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan pengalokasian. Jadi, kinerja

keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan pada bidang

tersebut.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2002:570).

Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan

dengan-mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan seefektif dan seefisien

mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto,

1998).

Dari defenisi-defenisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kineja

keuangan adalah suatu hasil yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam mengelola

sumber daya yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien dengan tujuan

dapat memotifasi karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut untuk mencapai

sasaran dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar

membuahkan hasil yang diinginkan oleh perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ROA dan ROE untuk mengukur

kinerja keuangan pernah dilakukan oleh Cyrillius Martono (2002) yang menunjukkan

hasil ROA dan roe perusahaan terbukti dapat menurunkan kinerja keuangan. Penelitian

ini dilakukan pada kinerja keuangan perusahaan elektoronik di Surabaya.

Page 21: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

17

Sedangkan Agus Sukarno (2006) yang menunjukkan hasil roa dan roe

perusahaan terbukti dapat menurunkan kinerja keuangan karena keduanya menurun

sehingga dapat menurunkan kinerja keuangan perusahaan.

2.3 Kerangka Berfikir Teorities

Menurut Uma Sekaran (dalam Adrianto, 2006 : 34) kerangka pemikiran

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran

yang terbaik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan

diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas

(independen) dengan variabel terikat (dependen).

Sedangkan, Sekaran (1992:6 ) menyatakan bahwa kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah di identifikasikan sebagai masalah penting. Untuk membuktikan kecermatan

penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat oleh hasil-hasil penelitian terdahulu

yang relevan. jadi, kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan

hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan

pustaka (teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Dengan demikian maka,

kerangka berpikir dalam penelitian ini tampak dalam gambar model penelitian sebagai

berikut:

Page 22: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

18

Kerangka Berpikir Konseptual

ROA

ROE

KINERJA KEUANGAN

Page 23: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Restoran Marbes, rua Caicoli Dili.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari

hubungan atau menjelaskan sebab-sebab perubahan yang berdasarkan fakta-fakta yang

terukur dan untuk menemukan generalisasi berdasarkan data yang bersifat kuantitatif

(angka), bertolak dari pandangan positivistik, bahwa kenyataan bersifat fragmental,

fiks dapat diamati dan diukur.

Sugiyono (2006) penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model

matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal

ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi

matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif.

Sudarwan Danim (2002) Penelitian kuantitatif merupakan studi yang

diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif

sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara

lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya.

Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang

Page 24: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

20

dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika

dalam penelaahan muncul adanya bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-

kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.

3.3 Efisiensi Dan Efektifitas

1. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya.

Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari

kegiatan tersebut. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari

segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.

Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: “Efisiensi merupakan suatu

ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang

direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya .

SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: “Efisiensi

adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output efisiensi adalah sesuatu

yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yangoptimal dengan tidak

membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya.efektif belum tentu efisien

dan begitu sebaliknya.

2. Efektivitas

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang

secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkansejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukankeberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah

ditetapkan. Jika hasilkegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Page 25: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

21

Abdurahmat (2003:92) Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkansejumlah

pekerjaan tepat pada waktunya.

Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : Efektifitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin

besar presentasetarget yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya

Schemerhon John R. Jr. (1986:35) adalah sebagai berikut : Efektifitas adalah

pencapaian target output yang diukur dengan caramembandingkan output anggaran atau

seharusnya (OA) dengan outputrealisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut

efektif .

Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah : Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan

output yang dicapai denganoutput yang diharapkan dari sejumlah input.

3.1 Defenisi Operasional Variabel

Variable Defenisi Skala

Return On Assets

Suatu rasio penting yang

dapat dipergunakan untuk

mengukur kemampuan

perusahaan dengan investasi

yang telah ditanamkan (aset

yang dimilikinya) untuk

mendapatkan laba.

Rasio

Mengukur seberapa besar

Page 26: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

22

Return On Equity

kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba

yang menjadi hak bagi

pemegang saham

perusahaan.

Rasio

Kinerja Keuangan

Penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat

mengukur keberhasilan

suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Rasio

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan

data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang

telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif

adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

2. Data Kuantitatif

Page 27: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

23

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika.

3.4.2 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data

baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti

harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi

terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku,

laporan, jurnal, dan lain-lain.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti

tidak mengjukan pertanyaan-pertanyaan.

Page 28: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

24

Keuntungan observasi adalah:

1. Data yang diperoleh adalah data yang segar.

2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Kerugian observasi adalah:

1. Untuk memperoleh data y ng diharapkan, maka pengamat harus menunggu

dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.

2. Beberapa tingkah laku, bahkan bisa membahayakan jika diamati.

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang

diamati, observasi dapat dibedakan menjadi:

a. Observasi partisipan ( partcipant observation): pengamat ikut serta dalam

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati.

b. Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation): pengamat berada di

luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan.

Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi

dua bagian:

a. Observasi tak berstruktur adalah pengamat tidak membawa catatan tingkah

laku apa saja yang secara khusus akan diamati.

b. Observasi berstruktur adalah peneliti memusatkan perhatian pada tingkah

laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tetang tingkah laku apa saja

yang harus diamati.

2. Kuisioner

Page 29: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

25

Kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan

atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk di isi sendiri oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan.

Keuntungan dari teknik angket adalah:

1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat

dikirimkan melalui pos.

2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.

3. Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan

oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.

Kerugian teknik angket:

1. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan

relatuf rendah.

2. Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan

menulis.

3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada

kesempatan untuk mendapat penjelasan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelituan dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

1. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan

sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.

2. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan

sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah

disediakan.

Page 30: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

26

Dalam membuat jawaban akternatif untuk pertanyaan tertutup atau dalam

menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu

diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:

a. Pengolongan hanya didasrkan atas satu prinsip atau satu diemensi. Dengan

syarat ini adalah untuk menhindari agar seseorang tidak dapat masuk dalam

lebih dari satu golongan.

b. Golangan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika

seseorang sudah dimasukkan kedalam satu golongan, ia tidak dapat

dimasukkan kedalam golongan lainnya.

c. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh, artinya tidak seorang pun

yang tidak termasuk kedalam salah sau golongan yang dibuat.

Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-

pertanyaan untuk instrumen penelitian:

a. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.

b. Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda.

c. Responden harus mampu menjawab.

d. Agar jawaban dapat dipercaya.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadikan

dokumena primer ( dokumen yang ditullis oleh orang yang langsung mengalami

Page 31: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

27

suatau peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada

orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.

Keuntungan studi dokumentasi adalah:

1. Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan

jalan untuk melakukan penelitian

2. Tak kreatif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung

dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran

peneliti atau pengumpulan data.

3. Analisis longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu

4. Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini

memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang

diperlukan relatif kecil.

Kerugian studi dokumentasi adalah:

1. Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk kep[erluan penelitian, maka

data yang tersedia mungkin bias

2. Tersedia secra selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca

ulang oleh orang lain.

3. Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan

penelitian.

4. Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan

dokumen yang berbeda dengan tujuan penelitian, maka formatnya juga dapat

bermacam-macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data.

Page 32: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

28

Sebagaimana metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik

tehadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis persoalan yang akan diteliti maka penulis dapat

menggunakan teknik analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dapat disajikan dalam

dua cara, yaitu:

1. Untuk membuat perbandingan keadaan keuangan ada saat yang berbeda.

2. Untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain.

Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu rasio keuangan, yaitu

rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan.

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan,

profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal

saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara

tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan

lainya. Return on equity atau profitabilitas adalah Suatu pengukuran dari penghasilan

atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka

investasikan di dalam perusahaan.

Untuk memberikan pengertian yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan

rasio profitabilitas, maka dapat dilihat dari penjelasan dan beberapa penulis sebagai

berikut : Menurut Sutrisno (2002 : 20) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

Page 33: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

29

menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Sejalan

dengan pengertian tersebut, menurut Atmajaya (2004:415) bahwa : Rasio Profitabilitas

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Jadi, rasio profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan restoran dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat

efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Maka rasio yang

dapat digunakan, yaitu:

1. Return On Total Assets

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam

mengelola aktiva yang dikuasai untuk menghasilkan berbagai pendapatan atau

laba. Return on assets dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Operating income

Retun on assets =

Total assets

2. Return On Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak

dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik

pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Page 34: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

30

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan

mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat

keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau

pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas

modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Jadi, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut modal

yan dimiliki perusahaan. Return on equity dapat dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak

ROE =

Ekuitas

3. Return On Investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan

(Syamsuddin, 2009:63). Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu

perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa

besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri,

2008:63). Jadi, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

Page 35: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

31

untuk mengelola aktivanya dan untuk menghasilkan lababersih setelah pajak

(EAT). Return on Investment dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak

ROI =

Total aktiva

4. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18). Gross profit margin

merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar

gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini

menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan

dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin

semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasio,

semakin baik hasilnya. Gross profit margin dihitung dengan rumus:

Penjualan - harga pokok penjualan

Gross profit margin =

Penjualan

Page 36: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

32

5. Net Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan net income (laba bersih sebelum pajak) ditinjau dari sudut

cooperating incomenya. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap

penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu

perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak

Net profit margin =

penjualan

6. Operating Profit Margin

Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan

penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa

yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan

yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61). Operating profit disebut murni (pure)

dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil

operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa

bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila

semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu

perusahaan. Jadi, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan restoran

dalam menghasilkan laba kotor dari pendapatan usaha restoran tersebut.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:

Page 37: Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan

33

Laba bersih sebelum pajak

Operating profit margin =

penjualan