Winston Pontoh - Pengaruh ROA,ROE,EPS,Tingkat Suku Bunga,Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Harga...

download Winston Pontoh - Pengaruh ROA,ROE,EPS,Tingkat Suku Bunga,Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham

of 20

description

Faktor yang mempengaruhi harga saham

Transcript of Winston Pontoh - Pengaruh ROA,ROE,EPS,Tingkat Suku Bunga,Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Harga...

  • Vol. 4 No. 4, Desember 2009 ISSN. 1907-9737

    JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

    Analisis Reaksi Investor Atas Isi Berita Yang Berbeda Serta Keputusan Menjual Atau Menahan Saham Yang Dimiliki (Suatu Kajian Eksperimental) Oleh Herman Karamoy Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan GDP Terhadap Return Dan Nilai Saham Oleh Dedy N. Baramuli Dosen Fakultas Ekonomi UNSRAT Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Internal Auditor Pemerintah Di Sulawesi Utara Oleh Stevie Kaligis Alumni Program Magister Akuntansi FE UNSRAT Dan Jullie J. Sondakh Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba Per Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Saham Perusahaan LQ-45 Periode 2004 s/d 2008) Oleh Winston Pontoh Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    Pengukuran Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan Di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSRAT Oleh Heince R.N.Wokas Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    Analisis Efektivitas Pajak Daerah : Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Sulawesi Utara

    Oleh Sherly Wowor Alumni Fakultas Ekonomi UNSRAT Dan Lintje Kalangi Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Pendapatan Dan ROI Pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Oleh Noldi Walelang Alumni Fakultas Ekonomi UNSRAT Dan Dhullo Afandi Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

    JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SAM RATULANGI

  • ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGEMBALIAN AKTIVA, TINGKAT

    PENGEMBALIAN EKUITAS, LABA PER SAHAM, TINGKAT SUKU BUNGA

    DEPOSITO, TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP

    HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

    (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 PERIODE 2004 s/d 2008)

    Winston Pontoh

    ROA, ROE and EPS are some of most interested internal side indicators by investors

    to make investments. By external side of entity, stability of interest rate of bank

    deposit, inflation and exchange rate of Rupiah on US Dollar known as macro

    indicators for investors to make investments. The research purposed to test the

    influence of ROA, ROE, EPS, interest rate of bank deposit, inflation and exchange

    rate of Rupiah on US Dollar to stock price from companies listed on LQ 45 at

    Indonesia Stock Exchange.

    The result at significance = 5%, simultantly, ROA, ROE, EPS, interest rate of bank deposit, inflation and exchange rate of Rupiah on US Dollar significant effect on

    stock price by correlation coefficient (R) is 0.839 which contribution of independent

    variable for varians model explanation of dependent variable is 0.704. Partially,

    independent variable for EPS, interest rate of bank deposit, inflation and exchange

    rate of Rupiah on US Dollar significant effect on stock price.

    Accepting Signalling Theory and Arbitrage Pricing Theory, where stock price would

    be influenced by Earnings Per Share (EPS) and the other macro variables such as

    inflation rate, , interest rate of bank deposit and exchange rate of Rupiah on US

    Dollar.

    Keywords : ROA, ROE, EPS interest rate of bank deposit, inflation and exchange rate

    and stock price

    1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Salah satu alat investasi dalam pasar modal adalah saham. Saham merupakan

    suatu sarana alat fungsi pembiayaan eksternal (external financing) yang sangat

    penting dari suatu badan usaha disamping memanfaatkan laba ditahannya atau

    pembiayaan internal (internal financing). Untuk pemenuhan kebutuhan ini,

    kemampuan untuk menciptakan laba dari badan usaha tersebut sangat diperhatikan

    dan bahkan sangat dituntut oleh para investor, untuk melihat apakah perusahaan

    mempunyai kesanggupan untuk memberikan dividen maupun memberikan

    keuntungan (capital gain) maksimal atas investasi yang ditanamkan oleh investor

    tersebut.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 2

    Tingkat Pengembalian Aktiva (Return On Assets-ROA), Tingkat Pengembalian

    Ekuitas (Return On Equity-ROE) dan Laba per Saham (Earning Per Share-EPS)

    merupakan indikator-indikator dari sisi internal emiten yang banyak menarik

    perhatian investor dalam melakukan investasinya, sebab semakin baik indikator indikator ini maka menginsyaratkan pada investor adanya kinerja emiten yang baik

    dalam manajemennya khususnya kinerja keuangan. Di sisi eksternal emiten adanya

    tingkat suku bunga deposito yang rendah, tingkat inflasi nasional yang rendah atau

    stabil dan menguatnya nilai tukar (kurs) mata uang Rupiah terhadap mata uang US

    Dollar merupakan indikasi akan adanya peningkatan atau pertumbuhan perekonomian

    negara yang baik, sehingga bagi para investor semakin baik indikator-indikator makro

    ini maka semakin baik pula dalam melakukan investasinya.

    1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang permasalahan,

    adalah sebagai berikut :

    1. Apakah Tingkat Pengembalian Aktiva dalam rangka penciptaan laba

    perusahaan melalui stuktur aktiva operasi (Return On Assets - ROA) dapat

    mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

    2. Apakah Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity ROE) dapat mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

    3. Apakah Laba Per Saham (Earning Per Share EPS) mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

    4. Apakah Tingkat Suku Bunga Deposito mempengaruhi Harga Saham di Bursa

    Efek Indonesia secara parsial.

    5. Apakah Tingkat Inflasi mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia

    secara parsial.

    6. Apakah Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar mempengaruhi Harga Saham di

    Bursa Efek Indonesia secara parsial.

    7. Apakah Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba per

    Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

    terhadap US Dollar secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham.

    1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui secara empiris tentang :

    1. Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva (ROA) terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    2. Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    3. Pengaruh Laba Per Saham (EPS) terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    5. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 3

    6. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

    7. Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba per Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar

    Rupiah atas US Dollar secara simultan terhadap Harga Saham.

    1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

    pihak, antara lain yaitu :

    1. Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

    2. Bagi para investor dan masyarakat luas sebagai pihak eksternal perusahaan untuk dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu masukan dalam

    analisis peluang investasi perusahaan dan pengambilan keputusan investasi.

    3. Bagi para Akademisi, penelitian ini memberikan masukan dan wawasan dalam mengembangkan hasil temuan penelitian ini untuk penelitian selanjutnya.

    2. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS & HIPOTESIS

    2.1. Tingkat Pengembalian Aktiva Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat

    profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

    laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.

    Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif

    dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan

    demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini

    selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan

    daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor,

    karena tingkat kembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa

    harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat,

    dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Ang,

    1997:18.32). Pendapat ini dipertegas oleh Natarsyah (2000:312), yang menyatakan

    bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan, semakin

    tinggi earning power semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan

    sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

    2.2. Tingkat Pengembalian Ekuitas Return On Equity (ROE). Weston dan Brigham (2001:26) mengatakan bahwa harga saham

    dipengaruhi oleh proyeksi laba per lembar saham (EPS), saat diperoleh laba (ROE),

    dan PER. Hal ini menjadi pertimbangan investor bahwa mereka tidak akan

    mengalami kerugian setelah melihat aspek kinerja keuangan perusahaan. Menurut

    Anastasia (2003:131), secara empiris terbukti bahwa faktor Return On Equity (ROE)

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 4

    serta faktor fundamental lainnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    harga saham di perusahaan - perusahaan properti (terdaftar di BEI) secara bersama-

    sama.

    Menurut Walsh (2004: 56),

    Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang

    ditanamkan pemilik saham. Pengembalian modal perusahaan merupakan ukuran

    seberapa besar laba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalam modal yang

    dilakukan oleh pemilik modal perusahaan. ROE merupakan salah satu rasio dalam

    profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

    mendapatkan laba dari setiap modal yang ditanamkan pemilik perusahaan.

    Pengembalian atas ekuitas/modal sendiri dihitung dengan membandingkan antara

    laba bersih terhadap ekuitas perusahaan. Laba yang dihasilkan atas investasi

    berbentuk modal perusahaan dalam rasio keuangan yang dikenal return on equity atau

    ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para

    pemegang saham atau pemilik perusahaan. ROE yang semakin tinggi menunjukkan

    bahwa investasi yang dilakukan pemilik perusahaan menghasilkan return saham yang

    semakin tinggi.

    2.3. Laba Per Saham Earning Per Share (EPS). Menurut Subiyantoro (2003:179),

    Dalam penelitiannya mengemukakan bahwa berdasar pendekatan constant growth of dividend discount model maka faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

    harga saham mencakup: return on asset, return on equity, earning per share, book

    value equity per share, debt to equity ratio, return saham, return bebas risiko, beta

    saham dan return market. Setelah melalui kaidah-kaidah analisis regresi maka faktor-

    faktor yang membentuk model penelitian adalah return on asset, return on equity,

    book value equity per share, debt to equity ratio, return saham, beta saham dan

    return market sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikatnya adalah harga

    saham. Menurut Weston dan Brigham (2001:26), salah satu faktor yang

    mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

    dimana seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima

    laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang

    diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan

    mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga

    saham perusahaan akan meningkat. Menurut Triyono (2000:54), dalam prakteknya,

    para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli

    saham yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai

    berikut :

    1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.

    2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.

    3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 5

    2.4. Tingkat Suku Bunga Deposito. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham berdasarkan hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Sarwono (2003:1) disebutkan bahwa variabel rate of return on

    total assets, dividend payout ratio, financial leverage dan tingkat suku bunga

    merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Begitu pula

    dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Okty, (2002:1) yang menyebutkan

    bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah

    tingkat suku bunga dan inflasi. Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

    harga saham seperti yang tersebut di atas, penelitian ini akan difokuskan terhadap

    obyek penelitian bagaimana pengaruh nilai tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar AS,

    dan tingkat inflasi, terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Dipilihnya faktor

    eksternal yang berpengaruh terhadap indeks harga saham ini mengingat kondisi

    situasi perekonomian Indonesia yang mengalami perubahan besar akibat krisis

    moneter yang melambungkan nilai inflasi, maupun kurs dollar AS yang dalam

    beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi yang naik turun. Dalam penelitian ini,

    suku bunga deposito diambil refleksinya dari suku bunga riil (bukan BI rate) yang

    dikeluarkan oleh Bank Indonesia atau Sertifikat Bank Indonesia, dengan

    pertimbangan bahwa SBI adalah tingkat bunga yang benar benar terjadi / berlaku di pasar.

    2.5. Tingkat Inflasi. Menurut Bodie (2003:331),

    Inflasi merupakan suatu nilai dimana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang

    menunjukkan suatu kecenderungan akan naiknya harga-harga barang secara umum,

    yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. Penyebab utama dan satu-satunya yang

    memungkinkan gejala ini muncul menurut Teori Kuantitas mengenai uang pada

    mazhab klasik adalah terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai akibat

    penambahan jumlah uang di masyarakat. Purnomo (2003:1), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pengaruh

    tingkat bunga deposito dan tingkat inflasi terhadap harga saham Astra Internasional

    tidak begitu kuat sehingga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi harga

    saham Astra Internasional. Menurut Richardson (1993:199), bahwa pengembangan

    dari efek Fisher terhadap return di pasar modal mengalami kemunduran yang secara

    empiris sangat signifikan dikarenakan terjadinya peristiwa yang kontradiktif.

    Sebagian besar penemuan empiris membuktikan bahwa return saham dan tingkat

    inflasi mempunyai hubungan yang negatif. Hubungan negatif ini menjadi sesuatu

    yang tidak terduga untuk saham, yaitu adanya pernyataan bahwa pergerakan aset riil

    akan dikompensasikan dengan pergerakan inflasi. Menurut Elisabeth (2007:1), inflasi

    tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap harga saham (uji-t) sedangkan

    inflasi akan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan bersama variabel lain

    terhadap harga saham (uji F).

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 6

    2.6. Nilai Tukar. Menurut Husnan (2001:149)

    Bagi Investor asing perubahan kurs valas merupakan risiko tersendiri yang harus diperhatikan karena diperkirakan bahwa standar deviasi tingkat keuntungan

    yang diperoleh investor asing akan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan

    dengan investor domestik. Dapat saja suatu investasi dianggap memberikan

    keuntungan negatif.penyebabnya adalah merosotnya nilai rupiah dibandingkan

    dengan nilai uangnya. Menurut Kurniawati (2007:87), perubahan kurs mata uang berpengaruh

    terhadap harga saham, yang pada akhirnya ikut mempengaruhi return saham.

    Menurut Utami (2003:123), bahwa profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai

    tukar secara bersama sama mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Dan secara parsial

    menunjukkan bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

    mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

    2.7. Hipotesis

    1. Tingkat Pengembalian Aktiva dalam rangka penciptaan laba perusahaan melalui struktur aktiva operasi (Return On Assets - ROA) berpengaruh secara parsial

    terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    2. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity ROE) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    3. Laba Per Saham (Earning Per Share EPS) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    4. Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    5. Tingkat Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    6. Nilai tukar Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

    7. Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba per Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah, dan Tingkat Inflasi secara

    simultan berpengaruh terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 7

    2.8. Kerangka Penelitian

    3. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Data dan Sumber Data 1. Data

    1) Data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan secara deskriptif atau

    berbentuk uraian yang berupa profil dan isu kebijakan perusahaan yang ada

    selama periode penelitian.

    2) Data Kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka

    dimana jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    dokumenter, berupa laporan keuangan pada periode pengamatan tahun 2004 2008 (per 30 Juni), data suku bunga, data tingkat inflasi, dan data nilai tukar

    (kurs).

    2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan, Direktori Pasar Modal Indonesia (Indonesian Capital Market Directory) yang diperoleh

    Dimana :

    Y = Harga Saham

    X1 = Return On Assets (ROA)

    X2 = Return On Equity (ROE)

    X3 = Earning Per Share (EPS)

    X4 = Tingkat Suku Bunga Deposito

    X5 = Tingkat Inflasi

    X6 = Nilai Tukar

    X1

    X2

    X3

    X4

    X5

    Y

    X6

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 8

    melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui database yang tersedia

    secara online pada situs http://www.jsx.co.id.

    2. Data sekunder berupa angka inflasi periode 2004 sampai dengan 2008 berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Biro Pusat

    Statistik yang diambil dengan melakukan penelusuran melalui internet.

    http://www.bps.go.id

    3. Data sekunder berupa tingkat bunga deposito berdasar SBI dan daftar nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar (kurs) periode 2004 sampai dengan 2008

    dari Bank Indonesia melalui penelusuran internet. (http://www.bi.go.id)

    3.2. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah 396 saham perusahaan yang terdaftar /

    tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dalam hal ini

    emiten telah beroperasi dan rutin melaporkan laporan keuangannya untuk

    periode tahun 2004 2008 (per 30 Juni 2008) ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

    3.2.2. Sampel

    Berdasarkan populasi maka sampel yang diambil adalah saham perusahaan perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 yaitu saham 45 perusahaan

    dengan sampel 225 periode pengamatan dan setelah dikeluarkannya angka -

    angka yang dianggap sebagai outliers maka jumlah sampel menjadi 190

    periode pengamatan. Adapun kriteria yang dipilih adalah sebagai berikut :

    1. Perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi dan terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) antara tahun 2004 sampai dengan per 30 Juni 2008.

    2. Perusahaan perusahaan yang terdaftar dalam saham terlikuid atau Indeks LQ 45 secara berturut turut selama periode 2004 sampai dengan 2008.

    3. Perusahaan perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember secara lengkap (kecuali untuk tahun 2008, hanya

    disampaikan per 30 Juni).

    4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang

    dibutuhkan dalam penelitian ini.

    3.3. Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam variabel penelitian ini

    adalah Metode Nonprobability Sampling jenis Purposive Sampling dengan

    teknik Judgement Sampling, dengan alasan bahwa pengumpulan data

    didasarkan pada kriteria dan syarat yaitu menyajikan laporan keuangan dan

    informasi keuangan lain yang lengkap agar dapat memperoleh data yang

    diinginkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode pengumpulan data ini

    diterapkan untuk semua variabel penelitian.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 9

    3.4. Definisi dan Pengukuran Variabel.

    1. Harga Saham

    Harga saham yang dimaksud adalah harga penutupan (closing price)

    yang tercantum di dalam publikasi laporan rugi-laba tahunan dan

    variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.).

    2. Return On Assets (ROA)

    Yaitu indikator kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atas

    sejumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Return On Assets (ROA)

    dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak

    dengan total aktiva (Earnings After Tax dibagi Total Assets) atau dapat

    dituliskan sebagai berikut :

    Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).

    3. Return on Equity (ROE)

    Yaitu indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang

    tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Return On Equity (ROE) dapat

    diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan

    total ekuitas (Earnings After Tax dibagi Total Equity) atau dapat dituliskan

    sebagai berikut :

    Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).

    4. Earning Per Share (EPS)

    Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    earnings akuntansi, yaitu pendapatan per lembar saham (earnings per

    share) yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. EPS ini

    kemudian akan dibagi dengan harga penutupan saham pada akhir tahun

    fiskal t-1 atau dapat dituliskan sebagai berikut :

    Variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.)

    5. Tingkat Suku Bunga Deposito

    Tingkat suku bunga deposito berjangka adalah suatu harga penggunaan

    uang yang dapat diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka

    waktu tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar

    dana investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito

    berjangka. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).

    EAT

    ROA =

    Total Assets

    EAT

    ROE =

    Equity

    EAT

    EPS =

    Saham

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 10

    6. Tingkat Inflasi

    Laju inflasi Indonesia Per tahun berdasarkan presentase perubahan Indeks

    Harga Konsumen (IHK) dari tahun ke tahun yang dilaporkan oleh Biro

    Pusat Statistik. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).

    7. Nilai Tukar

    Nilai tukar adalah besarnya unit dari satu mata uang yang ditukarkan

    untuk satu unit mata uang US Dollar berdasarkan Bank Indonesia.

    Variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.)

    3.5. Metode Analisis.

    Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

    dengan bantuan program SPSS (Statistic Package for the Social Science) versi 15.0,

    yang dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang ada. Persamaan

    yang digunakan adalah :

    Y = a + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 6X6

    Dimana : Y = Harga Saham

    a : Konstanta

    1 : Koefisien Regresi ROA

    X1 : Return On Assets (ROA)

    2 : Koefisien Regresi ROE

    X2 : Return On Equity (ROE)

    3 : Koefisien Regresi EPS

    X3 : Earning Per Share (EPS)

    4 : Koefisien Regresi Tingkat Suku Bunga Deposito

    X4 : Tingkat Suku Bunga Deposito

    5 : Koefisien Regresi Tingkat Inflasi

    X5 : Tingkat Inflasi

    6 : Koefisien Regresi Nilai Tukar

    X6 : Nilai Tukar

    3.6. Uji Asumsi Klasik.

    Dalam literature Ekonometrika dikemukakan bahwa pengujian dengan regresi

    linear berganda harus memenuhi beberapa asumsi klasik yang beberapa diantaranya

    yaitu data terdistribusi normal, bebas autokorelasi, bebas multikolinearitas dan bebas

    heteroskedastisitas (Sarwoko, 2005:45).

    3.6.1. Uji Normalitas

    Dalam penelitian, uji normalitas merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk

    suatu model regresi karena model regresi variable bebas dan variable tergantung

    harus terdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

    model-model regresi, variable-variabel dependen, variable-variabel independen

    mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2006:110), uji normalitas

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 11

    bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

    residual memiliki distribusi normal.

    Jika data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik Normal P-P of

    regression standardized residual dan mengikuti arah diagonal tersebut, maka model

    regresi memenuhi asumsi normalitas, tetapi jika sebaliknya data menyebar jauh

    berarti tidak memenuhi asumsi normalitas tersebut (Cornelius Trihendradi, 2007:34).

    3.6.2. Uji Autokorelasi

    Untuk mendeteksi tingkat keeratan suatu hubungan, asumsi ini didefinisikan

    sebagai terjadinya korelasi di antara dua pengamatan, dimana munculnya suatu data

    dipengaruhi oleh data sebelumnya. Adanya suatu korelasi bertentangan dengan salah

    satu asumsinya, artinya jika ada korelasi maka dapat dikatakan bahwa koefisiensi dari

    persamaan estimasi yang diperoleh kurang kuat. Untuk mengetahui adanya korelasi

    digunakan uji Durbin Watson yang bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Secara

    konvensional dapat dikatakan telah memenuhi asumsi non-autokorelasi jika nilai uji

    Durbin Watson mendekati 2 atau lebih.

    Menurut Cornelius Trihendradi (2007:14), dengan ketentuan Durbin Watson (DW) pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak ada, yaitu :

    1. Jika 1.65< DW < 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi

    2. Jika DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi

    3. Jika 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, tidak dapat disimpulkan

    terjadi autokorelasi atau tidak

    3.6.3. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi berganda

    ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya

    tidak terjadi korelasi antara variable-variabel independennya. Pengujian ada tidaknya

    multikolinearitas dilihat dari nilai korelasi dua variabel independen tersebut

    mendekati satu atau nilai korelasi parsial akan mendekati nol, disamping itu juga

    apabila nilai variance inflation factor (VIF) > 2 maka terjadi multikolinearitas

    (Cornelius Trihendradi, 2007:14). Menurut Sarwoko (2005:120), Ghozali (2006:93)

    dan Utomo (2007:162), variance inflation factor (VIF) yang melebihi 10 dapat

    dikatakan sebagai multikolinearitas yang sangat berat. Lebih lanjut, menurut Utomo

    (2007:162), nilai Condition Index (CI) yang lebih besar dari 30 berarti adanya

    masalah multikolinearitas yang parah antarvariabel independen.

    3.6.4. Uji Heteroskedastisitas

    Model regresi akan layak digunakan apabila tidak terdapat heteroskedastisitas.

    Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan dengan melihat

    ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik plot. Jika terbentuk pola-pola tertentu

    yang teratur (konstan) maka regresi mengalami heterokedastisitas tetapi jika tidak

    membentuk suatu pola acak berarti regresi tidak mengalami

    heteroskedastisitas.(Cornelius Trihendradi, 2007:14).

    Menurut Utomo (2007:181), untuk menyelesaikan masalah heterokedastisitas

    maka dapat memakai Uji Park, dimana untuk keperluan praktis bila nilai signifikansi

    t koefisien regresi variabel independen ke i pada regresi auxilliary

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 12

    variabel independen ke i menyebabkan terjadinya masalah heterokedastisitas, jika

    auxilliary > maka variabel independen ke i tidak menyebabkan masalah heterokedastisitas.

    4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian.

    4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian.

    Saham LQ 45 merupakan saham yang terdiri dari 45 perusahaan yang mapan

    dan stabil, memiliki sejarah pertumbuhan yang baik, serta struktur modal yang cukup

    baik, memiliki nilai pasar dan likuiditas tinggi. Saham LQ 45 merupakan jenis saham

    yang paling aktif dan paling diminati oleh pasar investor maupun calon investor.

    Dalam kaitan itu maka data yang akurat, mutlak menjadi pertimbangan utama oleh

    calon investor. Daftar nama perusahaan yang masuk dalam daftar saham LQ 45

    sepanjang periode 2004 sampai dengan 30 Juni 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1

    Daftar Perusahaan LQ 45 Periode 2004 per 30 Juni 2008

    No Nama Perusahaan

    No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan

    1 AKR Corporindo Tbk.

    16 Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    31 Kawasan Industri Jababeka

    2 Aneka Tambang (Persero) Tbk.

    17 Berlian Laju Tanker Tbk.

    32 Lippo Karawaci Tbk.

    3 Astra Agro Lestari Tbk.

    18 Bisi International Tbk.

    33 Medco Energi International Tbk.

    4 Astra International Tbk.

    19 Bumi Resources Tbk.

    34 Media Nusantara Citra Tbk.

    5 Bakrie & Brothers Tbk.

    20 Central Proteinaprima Tbk.

    35 Mitra Rajasa Tbk.

    6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

    21 Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

    36 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

    7 Bakrie Telecom Tbk.

    22 Ciputra Development

    37 PP London Sumatera Tbk.

    8 Bakrieland Development Tbk.

    23 Darma Henwa Tbk.

    38 Sampoerna Agro Tbk.

    9 Bank Central Asia Tbk.

    24 Energi Mega Persada Tbk.

    39 Semen Gresik (Persero) Tbk.

    10 Bank Danamon Tbk.

    25 Holcim Indonesia Tbk.

    40 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.

    11 Bank International Indonesia Tbk.

    26 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

    41 Telekomunikasi Indonesia Tbk.

    12 Bank Mandiri (Persero) Tbk.

    27 Indo Tambangraya Megah Tbk.

    42 Timah Tbk.

    13 Bank Negara Indonesia Tbk.

    28 Indofood Sukses Makmur Tbk.

    43 Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

    14 Bank Niaga Tbk.

    29 Indosat Tbk.

    44 Tunas Baru Lampung Tbk.

    15 Bank Pan Indonesia Tbk.

    30 International Nickel Indonesia Tbk.

    45 United Tractors Tbk.

    Sumber : Bursa Efek Indonesia

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 13

    4.1.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.

    Objek dalam penelitian ini diambil pada sampel saham LQ 45 yang

    menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan mengeluarkan data yang dianggap

    sebagai outliers dalam variabel penelitian sehingga total pengamatan 190 sampel.

    Mean harga saham sebagai variabel dependen menunjukkan nilai positif,

    menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari 6 (enam) variabel independen yang

    ada yaitu ROA, ROE, EPS, Tingkat Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar.

    4.2. Pembahasan.

    Pengujian atas hipotesis akan dilakukan dengan metode analisis regresi

    berganda bertingkat signifikansi = 5% dan menggunakan bantuan software SPSS versi 15. Sebelum melakukan analisis maka perlu dilakukan pengujian atas asumsi -

    asumsi klasik seperti uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji

    heteroskedastisitas agar hasil pengujian dengan metode regresi berganda dapat

    dinyatakan valid.

    4.2.1. Uji Asumsi Klasik

    4.2.1.1. Uji Normalitas

    Uji Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) menunjukkan signifikansi 0.200, sehingga KS > atau 0.200 > 0.05, dapat disimpulkan bahwa nilai residual (error) data terdistribusi secara normal. Uji Shapiro Wilk menunjukkan signifikansi 0.186, sehingga SW > atau 0.146 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual (error) data terdistribusi secara normal.

    Scatter plot menunjukkan pencaran data mengikuti garis lurus dan

    histogram data membentuk simetris sehingga dapat menunjukkan adanya data yang

    berdistribusi normal.

    4.2.1.2. Uji Autokorelasi

    Angka Durbin - Watson yang diperoleh adalah 1.938 sehingga dapat dilihat

    1.65 < 1.938 < 2.35 dan disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi pada variabel

    penelitian.

    4.2.1.3. Uji Multikolinearitas

    Nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk ROA, ROE, EPS, Bunga

    Deposito, Inflasi dan Nilai Tukar masih berada dibawah angka 10 sehingga dapat

    disimpulkan antarvariabel independen tidak terjadi masalah multikolinearitas.

    4.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas

    Tabel 4.2

    Uji Heterokedastisitas Variabel Signifikansi Keterangan

    ROA 0.164 Homokedastisitas

    ROE 0.562 Homokedastisitas

    EPS 0.348 Homokedastisitas

    Bunga Deposito 0.497 Homokedastisitas

    Tingkat Inflasi 0.701 Homokedastisitas

    Nilai Tukar 0.269 Homokedastisitas

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 14

    4.2.2. Analisis Regresi dan Implikasi Manajerial.

    Persamaan regresi model penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Y = a + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 6X6

    Y = -146.156 + 0.000 X1 + 0.005 X2 + 0.626 X3 - 0.162 X4 - 0.276 X5 + 33.725 X6

    4.2.3. Analisis Korelasi dan Determinasi

    Koefisien korelasi (R) sebesar 0.839 menunjukkan adanya hubungan yang

    sangat kuat antara variabel independen yaitu ROA, ROE, EPS, Tingkat

    Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar terhadap variabel dependen

    Harga Saham.

    Koefisien determinasi (R2) menunjukkan adanya kontribusi variabel

    independen yang mampu menjelaskan variasi model variabel dependen

    sebesar 0.704 atau 70.4% sedangkan 29.6% dapat dijelaskan oleh pengaruh

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini..

    4.2.4. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

    Pengujian atas hipotesis dalam penelitian ini adalah berdasarkan tabel

    koefisien yang dipakai dalam menentukan persamaan regresi, dimana nilai t

    tabel yang diperoleh berada diantara wilayah -1.97 dan 1.97 (wilayah

    penerimaan H0 ) dan tingkat signifikansi = 0.05.

    Hasil Pengujian Hipotesis

    Variabel Independen

    (X)

    Variabel Dependen

    (Y) Uji Parsial (Uji t)

    Uji

    Simultan

    (Uji F)

    ROA Harga Saham Tidak Signifikan

    Signifikan

    ROE Harga Saham Tidak Signifikan

    EPS Harga Saham Signifikan

    Suku Bunga Deposito Harga Saham Signifikan

    Tingkat Inflasi Harga Saham Signifikan

    Nilai Tukar Harga Saham Signifikan

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan.

    1. Secara empiris membuktikan bahwa secara simultan Tingkat

    Pengembalian Aktiva (Return On Assets - ROA), Tingkat Pengembalian

    Ekuitas (Return On Equity - ROE), Laba per Saham (Earning Per Share

    - EPS), Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah, Tingkat Inflasi

    dan Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar signifikan berpengaruh terhadap

    Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ 45.

    2. Secara empiris membuktikan bahwa secara parsial Laba per Saham

    (Earning Per Share - EPS), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga

    Deposito dan Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar signifikan berpengaruh

    terhadap Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ 45.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 15

    3. Menerima Teori Sinyal (Signalling Theory), dimana harga saham akan

    dipengaruhi oleh Earnings Per Share (EPS) sebagai sinyal realisasi

    dividen yang merupakan promosi bahwa perusahaan tersebut lebih baik

    daripada perusahaan lain. Variabel variabel makro seperti Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah atas US

    Dollar memberikan sinyal kepada investor akan adanya pertumbuhan

    atau stabilnya perekonomian negara sehingga baik untuk melakukan

    investasi.

    4. Menerima sepenuhnya Teori Arbitrase Harga (Arbitrage Pricing

    Theory) di periode ini karena harga saham ternyata dipengaruhi oleh

    risiko sistematis misalnya tingkat inflasi inflasi nasional, tingkat bunga

    deposito dan nilai tukar.

    5.2. Saran

    1. Bagi investor, agar memperhatikan dan mempertimbangkan faktor

    fundamental (baik dari segi makro maupun segi mikro), faktor teknikal

    (psikologis dan informasi pergerakan saham masa lalu), isu kebijakan

    pemerintah dalam negeri, masalah ekonomi internasional, dan

    perkembangan pasar dunia.

    2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan agar penelitian ini diuji dengan

    menambah jumlah sampel yang diteliti dan menambah variabel bebas

    yang baru (baik sebagai moderating ataupun intervening), seperti Debt

    to Equity Ratio (DER), Assets to Equity Ratio (DAR) serta dividen.

    Sangat disarankan untuk menggunakan data dari periode yang berbeda,

    sehingga di dapat informasi yang dapat mendukung atau memperbaiki

    penelitian ini.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali Arifin. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta, Penerbit Andi.

    Anastasia, Njo. 2003. Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap

    Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan

    Keuangan. Vol. 5 No. 2. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.

    Ang, Robert. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

    Anggraeni, Silvia dan Toto Sugiharto. 2004. Analisis Z Skor untuk Penilaian Kinerja

    Keuangan serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan

    Perdagangan di BEJ. Majalah Ekonomi dan Komputer No. 3 Tahun XII.

    Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

    Ardiyos., 2001, Kamus Ekonomi, Cetakan Pertama, Jakarta, Citra Harta Prima

    Arifin, Sjamsul. 1998. Efektifitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Rangka Stabilisasi

    Rupiah Di Masa Krisis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

    Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional.Bank Indonesia.

    Badan Pusat Statistik. Republik Indonesia. 2008. Number of Indeks Harga Konsumen

    (IHK). http://www.bps.go.id

    Bank Indonesia. Suku Bunga periode 2004 sampai dengan 2008. http://www.bi.go.id

    Bellemore, 1992. Investment Principles and Practices and Analysis. Third Edition.

    South Western Publishing Company, Ohio.

    Bodie, Kane, Alex and Marcus. 2003. Essentials of Investments. Fifth Edition. Mc

    Graw Hill Companies. New York.

    Brigham and Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management. 10th

    Ed.South

    Western. Thomson.

    Bursa Efek Indonesia. Direktori Pasar Modal Indonesia LQ 45 Laporan Keuangan

    periode 2004 2008. http://www.jsx.co.id. Clark, J.R. 1990. Macroeconomics for Managers. Massachusetts : Allyn & Bacon.

    Elisabeth, Junita. 2007. Pengaruh Resiko Sistematis Dan Makro Ekonomi Terhadap

    Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta.

    Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis, 2nd

    Ed., Prentice Hall, New York.

    Francis, Jack C. 1988. Management of Investment, 2nd ed., International Editions

    Financial Series, Singapore: McGraw Hill.

    Fuller, Russell.J & Farrell James L. Jr. 1987. Modern Investment and Security

    Analysis. McGraw Hill. International Editions Financial Series.

    Singapore.

    Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

    Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

    Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance, 10th ed., International

    Editions Financial Series, Boston: Addison-Wesley.

    Hanafi, M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan, UPP-AMP YKPN.

    Yogyakarta.

    Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UMP AMP

    YPKN, Yogyakarta.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 17

    Jones, P.Charles, 2003, Investments: Analysis and Management, Ninth Edition, John Wiley & Sons, Inc., Singapore.

    Karl E. and Ray C Fair. 2001. Principles of Economic. New Jersey : Prentice Hall.

    Kurniawati, Sri Lestari & Anggraeni. 2007. Forex Exposure Pada Berbagai Sektor

    Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Ventura: Jurnal

    Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi Vol. 10 No. 3 Tahun 2007 (87-108)

    .Stie Perbanas. Surabaya. L. Thian Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

    Lansart. Renny Mayasari. 2006. Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per

    Share, Price Earning Ratio, Debt Ratio, dan Price To Book Value

    Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Go Publik Di Bursa

    Efek Jakarta. Airlangga University Library, Surabaya

    Lastari, Jumayanti Indah. 2004. Analisis Fundamental sebagai Dasar Pengambilan

    Keputusan Investasi terhadap Saham Emiten Perdagangan Retail

    Periode 2001 sampai 2003. Jurnal Ekonomi & Bisnis No. 2, Jilid 9.

    Lipsey, Richard G, Christopher T.S, Ragan, and Paul N. Courant. 1997. Economics.

    London : United Kingdom.

    Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Penerbit Airlangga. Jakarta.

    Manurung, Mangasi. 2007. Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar AS,

    Bunga SBI, dan Inflasi Terhadap Perubahan Rata-Rata Harga Saham

    Perbankan Pasca Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta. Universitas

    Airlangga. Surabaya.

    Mansfield, Edwin. 1997. Economics. New York : W.W Norton & Company.

    Martono, dan Agus Harjito., 2007, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan

    Keenam, Yogyakarta, Ekonisia

    Mustopo Ali Sasongko., 2008, Analisa Penilaian Saham, dalam situs

    www.WealthIndonesia.com

    Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan

    Risiko Sistematik terhadap Harga Saham. JEBI, Vol. 15, No. 3.

    Nopirin.Ph.D. 1992. Ekonomi Moneter (Buku I). Yogyakarta : BPFE.

    Nopirin.Ph.D. 1992. Ekonomi Moneter (Buku II). Yogyakarta : BPFE

    Nurdin, Djayani. 1999. Risiko Investasi pada Saham Properti di Bursa Efek Jakarta.

    Usahawan No. 03 Tahun XXVIII.

    Okty. 2002. Pengaruh Nilai Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar AS, Dan Tingkat

    Inflasi, Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Prasetiantono A. Tony. (2000). Keluar Dari Krisis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka.

    Premananto, Gancar Candra & Muhammad Madyan. 2004. Perbandingan Keakuratan

    Capital Asset Pricing Model Dan Arbitrage Pricing Theory Dalam

    Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum

    Dan Semasa Krisis Ekonomi Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 5

    No. 2 Agustus. Universitas Airlangga Surabaya.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 18

    Purnomo, Joko. 2003. Analisa Pengaruh Tingkat Bunga Deposito Dan Tingkat Inflasi

    Terhadap Perubahan Harga Saham Astra Internasional Di Bursa Efek

    Jakarta.

    Resmi, Siti. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham,

    Kompak, Nomor 6, September.

    Richardson, M. 1993. Temporary Components of Stock Prices: A Skeptics View. Journal of Business and Economics Statistics.

    Ristiana, Rini. 2003. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Harga Saham

    (Studi pada Perusahaan Rokok PT. HM. Sampoerna Tbk. di Bursa Efek

    Jakarta). Universitas Muhammadiyah Malang.

    Ross, Stephen A.1976. The Arbitrage Theory of Capital Asset Pricing. Journal of

    Economic Theory. Academic Press Inc. Burlington, MA 01803-4252,

    United States

    Ross, Stephen A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-

    Signalling Approach. The Bell Journal of Economics, Vol. 8, No. 1.

    (Spring). The RAND Corporation.

    Ross, Stephen A. & Richard Roll. 1995. The Arbitrage Pricing Theory Approach to

    Strategic Portfolio Planning. Financial Analysts Journal. Association

    for Investment Management and Research (AIMR).CFA Institute. New

    York, America.

    Rusdin, 2006. Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta

    Saidi. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan

    Manufaktur Go Public Di BEJ Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan

    Ekonomi, Vol 11, No.1, Maret. STIE STIKUBANK

    Samuelson, Paul A, dan William D. Nordhaus. 1998. Economics. New York : The

    Mcgraw-Hill.

    Sarwoko. 2005. Dasar Dasar Ekonometrika Edisi I. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Sarwono. 2003. Pengaruh Rate Of Return On Total Assets, Devidend Payout Ratio,

    Financial Leverage dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham.

    Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika Vol. 19 No. 1. Fakultas

    Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sawidji, Widoatmojo. 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan bagi Pemula,

    Seri Membuat Uang Bekerja untuk Anda, PT Elex Media Komputindo,

    Jakarta. Sawir, A. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.

    PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business, A Skill Building Approach.

    Fourth Edition. John Wiley & Sons, Inc.

    Shapiro, Alan C. 2002. Foundation of Multinational Financial Management 4th

    ed.

    New York : John Willey & Sons

    Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R.Gilbert. 1995. Management,

    6th

    ed., New Jersey: Englewood Cliffs.

  • Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 19

    Subiyantoro, Edi & Fransisca Andreani. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang

    Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang

    Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Manajemen &

    Kewirausahaan. Vol. 5, Nomor 2. Fakultas Ekonomi Universitas

    Kristen Petra.

    Sujai. A. Yusuf Imam. 2001. Faktor - Faktor Makroekonomi Yang Berpengaruh Pada Return Saham Di Bursa Efek Jakarta : Kajian Model Arbitrage

    Pricing Theory (Apt) Dengan Faktor Surprise Sebagai Penjelas Return

    Saham. Desertasi. Airlangga University Library, Surabaya.

    Sukirno, Sadono. 1998. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : PT.Raja Grafindo

    Persada.

    Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yoyakarta : Akademi

    Manajemen Perusahaan YKPN.

    Susan, Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka.

    Susi, dan Rudi Setiawan. 2003. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap

    Harga Saham Industri Barang Konsumsi Yang Tergabung Dalam Indeks

    LQ 45 Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi

    dan Keuangan Vol. 8, No. 1, Januari. FE Universitas Lampung.

    Sussane. Jones. 1996. Financial, The Dryden Press

    Thiono, Handri. 2006. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung

    Dan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Dan Deviden Masa

    Depan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

    Trihendradi, Cornelius. 2007. Kupas Tuntas Analisa Regresi. Penerbit ANDI

    Yogyakarta.

    Triyono, Hartono, Jogiyanto. 2003. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,

    Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi Dengan Harga atau Return

    Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol. 3 no. 1 (Jan, 2003) ISSN:

    1410-6817. Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan

    Pendidik.

    Utami, Mudji & Mudjilah Rahayu. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi

    Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama

    Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2,

    September. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Jakarta.

    Utomo, Yuni Prihadi. 2007. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.

    Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

    Van Horne, James and Wachowicz, John M. 2000, Published Under The Financial

    Times, Twelfth Edition, Madrid, Spain

    Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratio. Diterjemahkan oleh Shalahuddin

    Haikal. Jakarta: Erlangga.

    Weston, Brigham F.Eugene & J. F. Houston, 2001, Manajemen Keuangan Edisi 8.

    Penerbit Erlangga. Jakarta.