ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP/Analisis...sebagai salah satu syarat untuk memperoleh...

79
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : Ika Fajarwati W.A F1206073 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP/Analisis...sebagai salah satu syarat untuk memperoleh...

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

Ika Fajarwati W.A

F1206073

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

MOTTO

“Kerjakan segala sesuatu dengan cinta dan hati

yang ikhlas, niscaya ALLAH SWT akan

memberimu kenikmatan dan keberhasilan tanpa

kau sangka sebelumnya” (AA Gym)

”Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik

Tuhan pasti akan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya

Bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa

Jangan Menyerah” (D’massive)

”Cinta itu bukan benda, tetapi semacam cita-cita hidup

Sebab hidup tanpa cita-cita tak mempunyai arti

Sedangkan cita-cita tanpa diikuti cinta ,

Niscaya akan mati” (Mahatma Gandhi)

”Selalu berusaha untuk menjadi orang baik

Agar memperoleh yang terbaik pula” (NN)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil yang kupersembahkan kepada:

v Bapak dan Ibuku

v Adikku tercinta ”Rina”

v Teman-teman dan almamaterku

KATA PENGANTAR

Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan.

Namun berkat bantuan, dorongan, pengarahan serta doa dari berbagai pihak, maka

penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula dengan

segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, AK, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, MSi. , selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Wiyono, MM. , selaku Sekretaris Program Non Reguler Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bambang Hadinugroho, SE., MSi. , selaku Pembimbing Skripsi yang telah

dengan keikhlasan dan kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan

waktu kepada penulis.

5. Dra. Mahastuti Agung, MSi. , selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis setiap semester.

6. Ucapan terima kasih yang tiada akhir penulis sampaikan buat kedua orang tua

aku. Berkat doa dan kasih sayang mereka lah yang selalu membangkitkan

semangat penulis.

7. Adikku tersayang Rina Dewi W.N, terima kasih juga telah mendoakan dan

memberikan semangat buat kakak.

8. Buat Uti dan Kakung aku, terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya buat cucu

mu.

9. Buat sahabatku Ecy, Ida dan Nuri, terima kasih buat bantuan, support dan

doanya selama ini.

10. Buat kelompok ku magang (Dita dan Andri) makasih dan semoga ilmu yang

kita dapat di perusahaan tempat kita magang dapat kita manfaatkan saat kita

memasuki dunia kerja nanti.

11. Buat Mbak Fitri dan Mas FZ, makasih sudah bantu membuat power point.

12. Buat teman-teman yang sudah datang saat aku pendadaran (ida, nova, dian,

sandra, lala, herin, ayu, rina, nina, ade, nuri, rita, nita, endah, yudha,

hermawan, wawan, yanuar, rian, nando, aqbar, refi, deni agung, taufan,

karta, komaru) makasih atas do’a dan supportnya.

13. Buat temen-temen Non Reguler Manajemen 2006, terima kasih buat

bantuannya selama ini dan semoga setelah lulus kita tetap dapat berteman dan

bersahabat sampai kapanpun.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, pembaca dan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama

menjalani masa skripsi mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL…..……………………………………………………......... i

ABSTRAK………………………………………………………………….......... ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………......... iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………………………..... v

HALAMAN PERSEMBAHAN…........………………………………………...... vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ……….……………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………... xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian……...………………………………………......... 4

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pasar Modal ....................................................................................... 7

1. Pengertian Pasar Modal ............................................................... 7

2. Instrumen Pasar Modal ................................................................ 8

3. Manfaat Pasar Modal................................................................... 9

B. Rasio Keuangan Perusahaan .............................................................. 12

C. Return Saham .................................................................................... 19

D. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 20

E. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22

F. Hipotesis ............................................................................................ 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 29

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 29

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ................................... 30

D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... ...... 31

1. Variabel Dependen ...................................................................... 31

2. Variabel Independen ............................................................. ...... 31

E. Metode Analisis Data .................................................................. ...... 33

1. Uji Normalitas ....................................................................... ...... 35

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 35

a. Uji Multikolinearitas ............................................................. 36

b. Uji Autokorelasi .................................................................... 36

c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 37

3. Uji Hipotesis ................................................................................ 38

a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)............. 38

b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).................... ...... 39

4. Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................................... 40

5. Koefisien Beta Standar ................................................................ 40

BAB IV.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ..................................................................................... 41

B. Deskripsi Data ................................................................................... 44

C. Pengujian Data dan Asumsi Klasik ................................................... 46

1. Pengujian Normalitas Data .......................................................... 46

2. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................ 49

a. Uji Multikolinearitas ............................................................. 49

b. Uji Autokorelasi ..................................................................... 49

c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 50

D. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 51

1. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)................... 53

2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ................................ 54

3. Koefisien Determinasi (Uji R2) .................................................... 54

4. Koefisien Beta Standar ................................................................ 55

E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 56

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 60

B. Keterbatasan ...................................................................................... 61

C. Implikasi ............................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. III.1 : Kriteria Pengujian Autokorelasi ……………………………………... 37

2. IV.1 : Daftar Anggota Sampel………………………………………………. 42

3. IV.2 : Descriptive Statistics ………..……………………………………….. 45

4. IV.3 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov…………………………………….... 47

5. IV.4 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi…………..…... 47

6. IV.5 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Triming………………..….. 48

7. IV.6 : Hasil Uji Multikoloniearitas ……………………………………..….. 49

8. IV.7 : Hasil Uji Autokorelasi ……………………………..……………....... 50

9. IV.8 : Hasil Analisis Regresi …………….……………………………......... 52

10. IV.9 : Hasil Uji F ………………………………………………………........ 53

11. IV.10 : Hasil Uji T ………………………………………………………....... 54

12. IV.11 : Hasil Pengujian Koefisien Beta Standar ……………………….......... 55

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. II.1 : Kerangka Pemikiran ………………………………………………...... 26

2. IV.1 : Scatterplot ……….………………………………………………........ 57

DAFTAR LAMPIRAN

Data Perusahaan Sebelum Transformasi

Data Perusahaan Setelah Transformasi

Data Perusahaan Setelah Triming

Uji Normalitas Sebelum Transformasi

Uji Normalitas Setelah Transformasi

Uji Normalitas Setelah Triming

Uji Autokorelasi

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji F dan Uji T

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FINANCIAL RATIO TO RETURN INVESTMENT ON MANUFACTURING COMPANY

REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2005-2007

Ika Fajarwati W.A F1206073

This research is conducted for knowing the effect of financial work to return

investment. The aim of this research are first, giving empirical proof of financial ratio effect which is measured with Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER) together to return investment. Second is giving empirical proof of financial ratio measured with Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER) partially to return investment. Third is financial ratio variable which has dominant effect to return investment. This research is used whole population of manufacturing company that is registered on Indonesia stock exchange period 2005 to 2007. This research is explanatory research, explaining if there any relationship between those researched variables or not, trough hypothesis tasked. The sample is taken by purposive sampling method then it got 77 companies. Date analytical method used is double linier regression analysis which used SPSS 15 program. Before the analysis id conducted, date is tasked about its normality, multycolinerity, autocorrelation, and heteroxedacity. For knowing the effect of independent variable to dependent variable is used double linier regression with tasking F value and T value. The result of this research proofed that financial ratio which is measured with Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER) together with significantly influence to return investment. Return on Equity (ROE) and Price Earning Ratio (PER) partially significant to return investment. While Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Earning Per Share (EPS) and Debt to Equity Ratio (DER) partially do not influence significantly to return investment. Financial ratio variable which has dominantly influence to return investment is Return on Equity (ROE). Key Words: Return Investment, Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya

rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun

pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem

manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain

dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor.

Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat

tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat. Sebagaimana

telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam

kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan

manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya.

Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada

industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga

kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal

untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan. Keadaan tersebut menuntut

kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan

bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham

perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal.

Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk

mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui

mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut

ke sektor-sektor yang produktif. Pasar modal juga berperan penting dalam

menunjang perekonomian, karena pasar modal dapat menghubungkan antara

pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai dana. Selain itu,

pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena

dengan adanya pasar modal, pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih

alternatif investasi yang memberikan return yang optimal (Tandelilin 2001 : 13).

Tujuan utama investor melakukan investasi adalah untuk memperoleh

return yang maksimal. Return merupakan salah satu indikator kinerja

perusahaan. Semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya maka

return yang diperoleh akan semakin tinggi. Bagi para investor, return merupakan

salah satu parameter yang digunakan untuk menilai seberapa besar keuntungan

suatu saham. Investor yang akan berinvestasi di pasar modal akan melihat

terlebih dahulu saham mana yang paling menguntungkan, dengan menilai kinerja

perusahaan yang bersangkutan serta kemakmuran pemegang saham perusahaan

tersebut. Dalam berinvestasi, investor hendaknya tidak hanya memperhatikan

kondisi eksternal perusahaan tetapi juga kondisi internal perusahaan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan digunakan rasio keuangan yang

diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh setiap perusahaan

manufaktur, karena rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur return

saham perusahaan. Adapun rasio keuangan yang akan digunakan untuk

mengukur return antara lain : Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

dan Debt to Equity Ratio (DER).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk

menganalisis pengaruh rasio keuangan antara lain : Current Ratio (CR), Return

on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER),

Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return

saham. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “ANALISIS

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2005-2007”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian yang diteliti

dibatasi pada rasio keuangan. Adapun rasio keuangan yang digunakan yaitu

Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price

Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap return saham. Dengan objek amatan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007. Masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover

(ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to

Equity Ratio (DER) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2007?

2. Apakah Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover

(ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to

Equity Ratio (DER) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap return

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2007?

3. Diantara variabel rasio keuangan perusahaan tersebut, manakah yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share

(EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama terhadap return

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2007.

2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share

(EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap return saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-

2007.

3. Untuk mengetahui variabel rasio keuangan perusahaan yang mempunyai

pengaruh paling dominan terhadap return saham perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007.

D. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya

dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan

kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan.

2. Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal.

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan

mengenai pasar modal terutama rasio keuangan dan return saham serta

merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh dari

bangku kuliah.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Menurut Sartono (2001 : 21), Pasar modal adalah tempat terjadinya

transaksi asset keuangan jangka panjang atau Long Term Financial Assets.

Jenis surat berharga yang diperjual belikan di pasar modal memiliki jatuh

tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya

kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk

bangunan, peralatan dan sarana produksi lainnya.

Menurut Tandelilin (2001 : 13), Pasar modal adalah pertemuan antara

pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana

dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal

juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang

umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Sedangkan tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek.

Secara fisik pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara

(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam

menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak

yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana.

2. Instrumen Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2001 : 18), ada beberapa sekuritas yang

umumnya diperdagangkan di pasar modal, antara lain :

a. Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan

yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka

investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan

perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban

perusahaan. Adapun jenis-jenis saham (Jogiyanto, 2000 : 67) antara lain :

Saham Preferen, Saham Biasa, Saham Treasuri.

b. Obligasi

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam

jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor

sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan

diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par

(par value) pada saat jatuh tempo. Meskipun demikian, obligasi bukan

tanpa risiko, karena bisa saja obligasi tersebut tidak terbayar kembali

akibat kegagalan penerbitnya dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena

itu, investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang menunjukkan

tingkat risiko dan kualitas obligasi dilihat dari kinerja perusahaan yang

menerbitkannya.

c. Reksa Dana

Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa

pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana,

untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun

di pasar uang. Perusahaan reksa dana akan menghimpun dana dari investor

untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk

oleh manajer investasi, yaitu pihak yang mempunyai bidang usaha

membentuk dan mengelola portofolio untuk para nasabah. Dengan

demikian investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung

melalui manajer investasi.

d. Insrumen Derivatif

Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan

turunan dari sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat

tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada

beberapa jenis instrumen derivatif, antara lain : warrant, bukti right, opsi

dan futures.

3. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001 : 38) adalah :

a. Bagi Emiten

1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat

sekaligus diterima emiten pada saat pasar perdana.

2) Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas

(mempunyai keleluasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh

perusahaan.

3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan

dan ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu penggunaan

dana tidak terbatas.

4) Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar daripada

harga nominal perusahaan. Emisi saham sangat cocok untuk

membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.

5) Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen

meningkat.

b. Bagi Pemodal

1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham

yang menjadi capital gain.

2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai

pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.

3) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS, dan hak

hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi.

4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya saham

A ke saham B sehingga dapat mengurangi risiko dan meningkatkan

keuntungan.

5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk

memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan

keuntungan.

c. Bagi Lembaga Penunjang

Keberhasilan pasar modal tidak terlepas dari peran lembaga

penunjang. Manfaat lain dari berkembangnya pasar modal adalah

munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi,

likuiditas efek semakin tinggi.

d. Bagi Pemerintah

Adapun manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh pemerintah,

antara lain :

1) Sebagai sumber pembiayaan BUMN sehingga tidak lagi tergantung

pada subsidi dari pemerintah.

2) Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut

untuk lebih professional.

3) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi

pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

B. Rasio Keuangan Perusahaan

Sabardi (1994) menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan merupakan

teknik laporan keuangan yang paling banyak dipakai mengevaluasi kondisi dan

prestasi keuangan perusahaan. Melalui analisis rasio keuangan dapat diketahui

kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Rasio

tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kas yang cukup untuk

memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional,

efisiensi manajemen persediaan, perencanaan investasi yang baik dan struktur

modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang

saham dapat tercapai.

Melalui analisis rasio pada data keuangan yang terdapat dalam laporan

keuangan perusahaan, investor akan memperoleh informasi yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Penilaian rasio keuangan

perusahaan banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan

secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap eksistensi perusahaan.

Rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu

perusahaan menurut Brigham (2001) adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio

likuiditas, antara lain :

a) Rasio lancar (Current Ratio).

b) Rasio Cepat (Quick Ratio).

2. Rasio Leverage

Rasio leverage sering disebut rasio solvabilitas. Solvabilitas

menunjukkan kemampuan perusahaan tersebut pada saat perusahaan itu

dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan

suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Rasio Leverage, antara lain :

a) Debt to Total Asset (Leverage Ratio)

b) Debt to Equity Ratio

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh return atau timbal balik perusahaan dibandingkan dengan sales,

asset investment dan equity. Pengukuran rasio profitabilitas meliputi :

a) Rasio Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin on Sales).

b) Rasio Basic Earning Power (BEP).

c) Rasio Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets atau ROA).

d) Rasio Pengembalian atas Modal Sendiri (Return on Equity atau ROE).

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan bagaimana sumber daya setelah

dimanfaatkan secara optimal atau dengan kata lain rasio ini menunjukkan

seberapa efektif perusahaan mengelola aset-asetnya. Rasio aktivitas antara

lain :

a) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover).

b) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover).

5. Rasio Nilai Pasar

Rasio nilai pasar adalah perbandingan antara harga saham terhadap

laba dan nilai buku saham. Rasio nilai pasar memberikan penilaian

kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat, terutama

pemegang saham dan investor karena rasio ini merupakan indikasi bagi

investor untuk melihat kinerja perusahaan di masa lalu dan prospeknya di

masa yang akan datang. Rasio ini meliputi :

a) Rasio Harga atau Laba (Price / Earning Ratio).

b) Rasio Nilai Pasar atau Buku (Price to Book ratio).

c) Rasio Price atau Cash Flow.

Rasio yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham

perusahaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan suatu indikator kemampuan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada

saat jatuh tempo dan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio

(CR) menggambarkan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang

lancar. Aktiva lancar bisa meliputi kas, piutang, persedian, dan surat

berharga. Hutang lancar bisa meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang

pajak, hutang bonus, dan biaya-biaya yang belum dibayar.

Menurut Sawir (2001), Current Ratio (CR) yang rendah akan

berakibat terjadinya penurunan harga saham perusahaan yang bersangkutan,

sehingga akan menurunkan nilai return saham perusahaan. Sebaliknya jika

current rationya terlalu tinggi juga kurang baik, karena hal tersebut

menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur (aktivitas sedikit)

yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan

laba.

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat

pengembalian modal sendiri yang menggambarkan perbandingan antara laba

setelah pajak dan modal sendiri, merupakan tingkat keuntungan dari investasi

pemilik modal sendiri. Menurut Sartono (2001), keuangan finansial yang

lebih besar cenderung akan mengakibatkan perubahan Return on Equity.

Dengan kata lain perubahan yang kecil dalam return on total asset akan

mengakibatkan perubahan return on equity yang lebih besar. Perusahaan

dengan nilai ROE yang lebih tinggi akan menunjukkan bahwa total modal

sendiri mampu memberikan keuntungan yang tinggi. Dengan demikian

Return on Equity mempengaruhi return saham.

3. Inventory Turnover (ITO)

Inventory Turnover (ITO) merupakan rasio aktivitas yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan yang ada. Inventory

Turnover menggambarkan perbandingan antara penjualan terhadap

persediaan. Dengan semakin tinggi Inventory Turnover maka semakin cepat

pula persediaan akan diganti (dijual) sehingga profit yang akan dihasilkan

akan semakin tinggi pula.

Hal tersebut dapat menarik minat investor untuk membeli saham dari

perusahaan tersebut. Tingginya permintaan terhadap saham perusahaan

tersebut akan meningkatkan harga saham perusahaan itu dan akhirnya akan

mempengaruhi return yang diterima oleh investor.

4. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang

sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai saham. PER

menunjukkan rasio harga saham terhadap earning. Rasio ini mengindikasikan

besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu

rupiah earning perusahaan (Tandelilin, 2001:243). Rasio ini digunakan untuk

menentukan apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau rendah.

Price Earning Ratio tinggi dapat menunjukkan bahwa :

a) Investor mengharapkan pertumbuhan dividen yang tinggi. Pertumbuhan

dividen yang tinggi akan menarik minat investor untuk membeli saham

sehingga permintaan akan naik dan harga saham juga akan meningkat.

b) Saham berisiko rendah sehingga investor tertarik dengan pengambilan

yang berisiko. Investor yang risk aversion lebih menyukai saham dengan

risiko yang rendah sehingga dalam menginvestasikan dananya akan

memilih saham yang berisiko rendah. Maka permintaan saham yang

berisiko rendah akan meningkat dan akan mengakibatkan harga saham

tersebut naik.

c) Perusahaan diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan rata-rata,

sementara pihak lain mampu membagikan laba dalam proporsi yang

besar. Pertumbuhan dan pembagian laba yang tinggi akan membutuhkan

minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan menaikkan

permintaan saham dan pada akhirnya akan menaikkan harga saham.

5. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan laba yang diperoleh perusahaan

per lembar saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya

laba bersih yang siap dibagikan pada semua pemegang saham perusahaan.

Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada

prospek perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham dengan harga

yang lebih dari nilai bukunya. Jika harga saham meningkat maka return

saham juga akan meningkat. Hal ini biasa terjadi karena salah satu komponen

dari return saham adalah capital gain (perubahan harga saham). Jadi jika

harga saham mengalami kenaikan, maka secara otomatis return saham juga

akan meningkat.

6. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh sebagian dari modal sendiri

yang digunakan untuk melunasi hutang. Apabila Debt to Equity Ratio (DER)

semakin rendah maka kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajibannya akan semakin baik dan semakin besar Debt to Equity Ratio

menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-

hutang daripada ekuitas sehingga bagi pemegang saham sebagian keuntungan

yang dihasilkan oleh perusahaan akan digunakan untuk melunasi

kewajibannya terlebih dahulu. Oleh karena itu, semakin tinggi kewajiban

perusahaan akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen bagi pemegang sahamnya, sehingga akan mempengaruhi return

saham. Rasio ini merupakan rasio manajemen hutang (Leverage Ratio).

C. Return Saham

Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk memaksimalkan

return tanpa melupakan risiko dari investasi yang dilakukannya. Return saham

merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi

disamping merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung

risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001 : 47). Menurut

(Jogiyanto, 2000 :107) Return dapat berupa return realisasi dan return

ekspektasi.

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi

sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang

(Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi

keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital

loss). Maka return saham dapat diukur sebagai berikut :

Return = 1

1-

--Pt

PttP

Keterangan :

Pt = Harga saham pada akhir tahun t.

Pt-1 = Harga saham pada akhir tahun t-1.

D. Penelitian Terdahulu

Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi return saham. Trisiwi (2005) melakukan penelitian di Indonesia

mengenai pengaruh EPS, ROA, Leverage, PER, dan Firm Size terhadap return

saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel berpengaruh

signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara parsial EPS, PER, dan Firm

Size berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada level 10%. ROA

dan Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Lioctrivany (2002) melakukan penelitian di Indonesia tentang analisis

pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.

Rasio yang digunakan dalam penelitian antara lain Current Ratio (CR), Sales to

Total Asset (STA), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), dan

Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PER, STA,

ROA secara signifikan berpengaruh terhadap return saham.

Dema (2007) melakukan penelitian di Indonesia mengenai pengaruh beta

dan likuiditas saham serta variabel fundamental terhadap return saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa variabel fundamental (ROA, DER, PER, dan Dividend

Yield) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Secara parsial ROA dan Dividend Yield memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap return saham. Sedang DER dan PER tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap return saham.

Sumilir (2003) melakukan penelitian di Indonesia tentang pengaruh

kinerja finansial (EPS, Leverage, ROI, ROE) terhadap return saham pada

perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyebutkan hanya

variabel EPS yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap abnormal

return, sedang yang lainnya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Di Indonesia, Isra (2005) menganalisis pengaruh kinerja keuangan

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan (CR,

EPS, ROA, DER, PER, dan ITO) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

return saham. Secara parsial hanya variabel CR yang berpengaruh terhadap

return saham, sedang variabel lain tidak berpengaruh terhadap return saham.

Valentino (2005) melakukan penelitian di Indonesia tentang pengaruh

Price Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA),

Return on Equity (ROE), terhadap return saham pada perusahaan multinasional

di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel-

variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Secara parsial PER, ROA, ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

return saham. Sedang PBV secara parsial tidak berpengaruh terhadap return

saham

Di Indonesia, Gerrit (2005) menganalisis pengaruh firm size, market to

book ratio, return on equity (ROE), dan capital adequacy ratio (CAR) terhadap

real return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa firm size, market to book ratio,

ROE, dan CAR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap real return saham. Sedang secara parsial, variabel firm size dan return

on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap real return saham.

Lewellen (2004) melakukan penelitian di Amerika mengenai prediksi

return dengan menggunakan rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dividend yield, book-to-market ratio, dan price earning ratio secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

E. Kerangka Pemikiran

Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah :

1. Hubungan Antara Current Ratio dengan Return Saham

Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang

umumnya digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan. Current

Ratio merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk

membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo

dan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Sawir, 2001).

Menurut Sawir (2001), Current Ratio yang rendah biasanya dianggap

menunjukkan masalah dalam likuiditas. Current Ratio yang rendah akan

berakibat terjadinya penurunan harga saham perusahaan yang bersangkutan,

sehingga akan menurunkan nilai return saham perusahaan. Sebaliknya jika

current rationya terlalu tinggi juga kurang baik, karena hal tersebut

menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur (aktivitas sedikit)

yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan

laba. Karena harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang

diharapkan di masa mendatang maka penurunan laba akan menurunkan harga

saham sehingga return saham juga akan turun. Jadi dapat disimpulkan bahwa

current ratio berpengaruh terhadap return saham.

2. Hubungan Antara Return on Equity dengan Return Saham

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat

pengembalian modal sendiri. Perusahaan dengan nilai Return on Equity yang

lebih tinggi akan menunjukkan bahwa total modal sendiri mampu

memberikan keuntungan yang tinggi. Dengan demikian bahwa hubungan

Return on Equity mempengaruhi return saham.

3. Hubungan Antara Inventory Turnover dengan Return Saham

Inventory Turnover (ITO) adalah rasio yang mengukur keefektifan

perusahaan dalam mengelola perusahaannya. Dengan semakin tinggi rasio ini

maka semakin cepat pula persediaan yang ada diganti (dijual) sehingga profit

yang diharapkan akan semakin tinggi pula. Hal tersebut dapat menarik minat

investor untuk membeli saham dari perusahaan tersebut. Tingginya

permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkatkan harga

saham perusahaan itu dan akhirnya akan mempengaruhi return yang diterima

oleh investor.

4. Hubungan Antara Price Earning Ratio dengan Return Saham

Price Earning Ratio menunjukkan rasio harga saham terhadap

earning. Rasio ini mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan

investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan (Tandelilin,

2001:243). Price Earning Ratio yang rendah berarti harga saham itu murah

dan bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tersebut mempunyai laba yang

statis atau laba rendah yang berisiko tinggi. Sedangkan Price Earning Ratio

yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami

pertumbuhan yang pesat dan mempunyai laba yang tinggi. Laba yang naik

ada kesempatan dividennya juga akan naik. Jadi banyak investor yang mau

membayar lebih banyak untuk saham tersebut. Sehingga harga saham

tersebut naik dan return saham juga ikut naik.

5. Hubungan Antara Earning Per Share dengan Return Saham

EPS adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar rasio ini

menunjukan bahwa pendapatan perusahaan semakin besar dan menunjukan

tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar tingkat kemampuan

perusahaan dalam menghasilakan laba per lembar saham bagi pemiliknya

maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. Hal

ini akan memberikan efek positif pada harga saham. Sehingga harga saham

tersebut naik dan return saham juga ikut naik.

6. Hubungan Antara Debt to Equity Ratio dengan Return Saham

Rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya yang ditujukan oleh sebagian dari modal sendiri yang

digunakan untuk melunasi hutang (Umar, 2005 : 244). Semakin tinggi

kewajiban perusahaan akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen bagi pemegang sahamnya. Jadi kewajiban perusahaan

yang tinggi harus bisa diimbangi dengan pertumbuhan perusahaan yang pesat

pula dan juga bisa menaikkan laba perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi

akan menaikkan harga saham sehingga akan mempengaruhi return saham.

Untuk mempermudah pemahaman tentang pengaruh dari Current Ratio

(CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio

(PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap

return saham, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

GAMBAR II.1

Current Ratio (CR) Return on Equity (ROE) Inventory Turnover (ITO) Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) Debt to Equity Ratio (DER) Return

Saham

KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

Dengan adanya kerangka pemikiran di atas dapat diketahui return saham

merupakan variabel dependen sedangkan Current Ratio (CR), Return on Equity

(ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per

Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel independen.

Return dalam penelitian ini adalah real return, return yang sudah terjadi

dan dihitung berdasarkan data historis bulanan. Penelitian ini mengenai rasio

keuangan yang mempengaruhi return antara lain Current Ratio (CR), Return on

Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning

Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER).

F. Hipotesis

Adapun penelitian terdahulu menunjukkan bahwa variabel Price earning

Ratio (PER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Price Book

Value (PBV), dividend yield, book-to-market ratio, Current Ratio (CR), Earning

Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), dan Inventory Turnover (ITO)

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara

parsial PER, ROA, ROE, CR dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap return saham. Sedangkan PER merupakan variabel yang paling

dominan mempengaruhi return saham.

Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H1 = Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO),

Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity

Ratio (DER) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap return

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2007.

H2 = Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO),

Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity

Ratio (DER) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap return saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2007.

H3 = Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap return saham.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai studi empiris. Penelitian ini termasuk

dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan pada

hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis seperti yang

telah dirumuskan sebelumnya. Menurut dimensi waktunya, penelitian ini bersifat

pooled. Yaitu observasi yang melibatkan data time series dan cross sectional

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun

2007.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan karakteristik

dan ciri-ciri dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok

dalam suatu riset khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 sampai

2007.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit

daripada jumlah populasi). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih

berdasarkan kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel yang ditentukan agar

diperoleh sampel yang representative. Kriteria tersebut adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-

2007.

2. Perusahaan manufaktur mempunyai laba bersih (net income) positif selama

periode penelitian.

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi dengan menggunakan data sekunder dari Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan kepada masyarakat pengguna

data. Data yang diperlukan adalah Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

dan Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2005-2007.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah

return saham. Return saham yang digunakan penelitian ini adalah real return

karena return ini sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis bulanan.

Secara sistematis untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut :

Return = 1

1-

--Pt

PttP

Keterangan :

Pt = Harga saham pada akhir tahun t.

Pt-1 = Harga saham pada akhir tahun t-1.

2. Variabel Independen

Variabel yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah

rasio keuangan antara lain :

a) Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan suatu indikator kemampuan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek

pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

CR = ttahunLancargHu

ttahunLancarAktivatan

b) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba setelah

pajak dan modal sendiri, merupakan tingkat keuntungan dari investasi

pemilik modal sendiri.

ROE = ttahunSendiriModal

ttahunPajakSesudahBersihLaba

c) Inventory Turnover (ITO)

Inventory Turnover (ITO) merupakan ukuran yang ada untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan yang ada.

ITO = ttahunPersediaanttahunPenjualan

d) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham

dengan laba per lembar saham. Rasio ini digunakan untuk menentukan

harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau rendah.

PER = ttahunSahamLembarPerLabattahunSahamLembarPeraH arg

e) Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio pasar yang

menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar

saham biasa yang beredar. Perhitungan EPS diperoleh dari laba bersih

setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan pada pemegang saham

preferen dan juga hak-hak lain untuk pemegang saham preferen, kemudian

dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.

EPS = ttahunSahamLembarJumlah

ttahunBersihLaba

f) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan antara

total hutang dengan total modal sendiri perusahaan yang digunakan

sebagai sumber pendanaan usaha.

DER = ttahunSendiriModalTotal

ttahungHuTotal tan

E. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis pengaruh dari Current Ratio (CR), Return on Equity

(ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per

Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham digunakan

analisis regresi linier berganda dengan variabel dependen yaitu return saham dan

variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE),

Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

dan Debt to Equity Ratio (DER).

Model Regresi adalah sebagai berikut :

Y = bo + b1CR + b2ROE + b3ITO + b4PER + b5EPS + b6DER + e

Keterangan :

Y = Return Saham

bo = Konstanta

CR = Current Ratio

ROE = Return on Equity

ITO = Inventory Turnover

PER = Price Earning Ratio

EPS = Earning Per Share

DER = Debt to Equity Ratio

b1-b6 = Koefisien Regresi

e = Kesalahan Pengganggu

Beberapa pengujian yang akan dilakukan dalam pengujian ini antara lain

uji normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji

multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas, sedangkan untuk

menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi bersama-sama (uji F),

pengujian koefisien regresi parsial (uji t), pengujian koefisien determinasi, dan

koefisien beta standar. Untuk semua pengujian dilakukan dengan menggunakan

program SPSS Versi 15.00 for windows.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan model Kolmogrov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi

yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih

besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka data berdistribusi normal.

Jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan metode

trimming. Metode trimming yaitu membuang data yang bersifat outliers

tersebut. Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan menggunakan

bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat memenuhi batas yang

ditentukan.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, autokorelasi,

heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna antara

beberapa variabel independen (bebas) dalam model regresi. Akibat adanya

multikolinearitas adalah estimasi akan terafiliasi sehingga menimbulkan

bias. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor

(VIF). Apabila nilai VIF melebihi angka 10, maka disimpulkan telah

terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF di bawah angka 10

maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi

yang terletak berderetan menurut waktu (seperti data time series) atau

korelasi antara tempat yang berdekatan (seperti data cross sectional). Uji

yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin-

Watson (D-W). Uji Durbin-Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih

kuadrat nilai-nilai taksiran faktor penganggu yang berurutan. Untuk

mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson.

Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi

autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.

Namun demikian, kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2005) :

TABEL III.1

KRITERIA PENGUJIAN AUTOKORELASI

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi negatif

Tolak 4-dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Diterima du < d < 4-du

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk

mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105).

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel

dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini

adalah :

1) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti

bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F).

Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (H0)

yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama

dengan nol, atau :

H0 : b1 = b2 = …….. = bk = 0

Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak

semua parameter secara bersama-sama sama dengan nol, atau :

Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara bersama-sama merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian

yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi yang

diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05.

Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen mampu

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau hipotesis diterima.

b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).

Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel

independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel

dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan.

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi)

sama dengan nol, atau :

H0 : bi = 0

Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol, atau :

Ha : bi ≠ 0

Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan

nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah

ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel

independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

atau hipotesis diterima.

4. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam

analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. R2 dikatakan baik jika semakin mendekati 1. Jika R2

sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna

terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0, maka tidak

ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

5. Koefisien Beta Standar

Koefisien Beta Standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas

yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya

dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linier berganda.

Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standar dan korelasi parsial

paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap

variabel terikat.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian

hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan menggunakan

teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Sesuai dengan perumusan masalah dan

tujuan penelitian yang telah dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah

untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Current Ratio (CR), Return on Equity

(ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share

(EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Pengujian hipotesis

menggunakan uji Regresi Linier Berganda dan diproses dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 15.00 for Windows.

A. Analisis Data

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2007. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun

2005 sampai tahun 2007 diperoleh sampel yang akan digunakan sebagai objek

penelitian yaitu 77 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling. Sampel tersebut dipilih

atas dasar kesesuaian karakteristik sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-

2007.

2. Perusahaan manufaktur mempunyai laba bersih (net income) positif selama

periode penelitian.

Adapun data sampel perusahaan akan ditampilkan secara ringkas dalam

tabel berikut :

TABEL IV.1

DAFTAR ANGGOTA SAMPEL

No NAMA PERUSAHAAN 1 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. 2 PT. Davomas Abadi Tbk. 3 PT. Delta Djakarta Tbk. 4 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 6 PT. Mayora Indah Tbk. 7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 8 PT. Siantar Top Tbk. 9 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 10 PT. Tunas Baru Lampung Tbk. 11 PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 12 PT. Bentoel International Investama Tbk. 13 PT. Gudang Garam Tbk. 14 PT. H.M Sampoerna Tbk. 15 PT. Panasia Indosyntec Tbk. 16 PT. Roda Vivatex Tbk. 17 PT. Delta Dunia Petroindo Tbk. 18 PT. Indo Acidatama Tbk.

19 PT. Indo Rama Synthetics Tbk. 20 PT. Pan Brothers Tex Tbk. 21 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. 22 PT. Sepatu Bata Tbk. 23 PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. 24 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 25 PT. Suparma Tbk. 26 PT. AKR. Corporindo Tbk. 27 PT. Budi Acid Jaya Tbk. 28 PT. Colorpak Indonesia Tbk. 29 PT. Lautan Luas Tbk. 30 PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. 31 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 32 PT. Ekadharma International Tbk. 33 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. 34 PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 35 PT. Langgeng Makmur Industry Tbk. 36 PT. Siwani Makmur Tbk. 37 PT. Trias Sentosa Tbk. 38 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 39 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. 40 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. 41 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. 42 PT. Citra Tubindo Tbk. 43 PT. Jaya Pari Steel Tbk. 44 PT. Lionmesh Prima Tbk. 45 PT. Lion Metal Works Tbk. 46 PT. Tira Austenite Tbk. 47 PT. Arwana Citramulia Tbk. 48 PT. Intikeramik Alamasri Industry Tbk. 49 PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 50 PT. Kabelindo Murni Tbk. 51 PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 52 PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. 53 PT. Astra Graphia Tbk. 54 PT. Metrodata Electronics Tbk. 55 PT. Multipolar Corporation Tbk. 56 PT. Astra International Tbk. 57 PT. Astra Otoparts Tbk.

58 PT. Gajah Tunggal Tbk. 59 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 60 PT. Indo Kordsa Tbk. 61 PT. Indomobil Sukses International Tbk. 62 PT. Intraco Penta Tbk. 63 PT. Nipress Tbk. 64 PT. Selamat Sempurna Tbk. 65 PT. Tunas Ridean Tbk. 66 PT. United Tractor Tbk. 67 PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 68 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 69 PT. Indofarma (Persero) Tbk. 70 PT. Kalbe Farma Tbk. 71 PT. Kimia Farma Tbk. 72 PT. Merck Tbk. 73 PT. Pyridam Farma Tbk. 74 PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 75 PT. Mandom Indonesia Tbk. 76 PT. Mustika Ratu Tbk. 77 PT. Unilever Indonesia Tbk.

B. Deskripsi Data

Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat diketahui

gambaran tentang data Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Inventory

Turnover (ITO) Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan Debt

to Equity Ratio (DER). Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

TABEL IV.2

Descriptive Statistics

231 ,53 34,35 2,6201 3,25104

231 ,04 72,88 13,0187 11,86648

231 ,01 74,21 5,8341 7,96192

231 1,20 6491,88 72,6553 450,54800

231 ,03 5368,00 455,4505 1022,46105

231 ,06 27,04 1,4963 2,66703

231 -,82 6,53 ,3188 ,81326

231

CR

ROE

ITO

PER

EPS

DER

RETURN

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang tercantum pada

tabel IV.2 dapat diketahui nilai rata-rata Current Ratio sebesar 2,6201. Nilai

Current Ratio terkecil dicapai oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 0,53

pada tahun 2006. Nilai Current Ratio terbesar dicapai oleh PT. Jaya Pari Steel

Tbk sebesar 34,35 pada tahun 2006.

Return on Equity (ROE) memiliki nilai rata-rata sebesar 13,0187. Nilai

ROE terkecil dicapai oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 0,04 pada

tahun 2005. Nilai ROE terbesar dicapai oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar

72,88 pada tahun 2007.

Inventory Turnover (ITO) memiliki nilai rata-rata sebesar 5,8341. Nilai

ITO terkecil dicapai oleh PT. Delta Dunia Petroindo Tbk sebesar 0,01 pada tahun

2007. Nilai ITO terbesar dicapai oleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk sebesar

74,21 pada tahun 2007.

Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai rata-rata sebesar 72,6553. Nilai

PER terkecil dicapai oleh PT. Langgeng Makmur Industry Tbk sebesar 1,20 pada

tahun 2005. Nilai PER terbesar dicapai oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

sebesar 6491,88 pada tahun 2005.

Earning Per Share (EPS) memiliki nilai rata-rata sebesar 455,4505. Nilai

EPS terkecil dicapai oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 0,03 pada

tahun 2005. Nilai EPS terbesar dicapai oleh PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia

sebesar Tbk 5368 pada tahun 2007.

Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata-rata sebesar 1,4963. Nilai

DER terkecil dicapai oleh PT. Jaya Pari Steel Tbk sebesar 0,06 pada tahun 2006.

Nilai DER terbesar dicapai oleh PT. Indomobil Sukses International Tbk sebesar

27,04 pada tahun 2007.

Return memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3188. Nilai return terkecil

dicapai oleh PT. Kimia Farma Tbk sebesar -0,82 pada tahun 2006. Nilai return

terbesar dicapai oleh PT. Kalbe Farma Tbk sebesar 6,53 pada tahun 2006.

C. Pengujian Data dan Asumsi Klasik

1. Pengujian Normalitas Data

Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu uji Kolmogrof-

Smirnov. Jika signifikansi hitung (p-value) lebih besar dari 0,05, maka data

dinyatakan berdistribusi normal.

Hasil pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov dapat

ditunjukan pada tabel dibawah ini :

TABEL IV.3 HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV

Variabel Nilai Sig. Sig. 5% Kesimpulan

Return 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

CR 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

ROE 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

ITO 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

PER 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

EPS 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

DER 0,000 0,05 Tidak Berdistribusi Normal

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Dari hasil pengujian dengan Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.3,

dapat dilihat bahwa semua variabel tidak berdistribusi normal karena nilai

signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05.

Jika ditemukan data yang tidak berdistribusi normal maka dapat

digunakan beberapa cara untuk menormalkan data tersebut. Selain menambah

data, dapat juga dilakukan transformasi data kedalam bentuk logaritma

natural (LN).

TABEL IV.4 HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV

SETELAH TRANFORMASI Variabel Nilai Sig. Sig. 5% Kesimpulan

LNReturn 0,425 0,05 Berdistribusi normal

LNCR 0,018 0,05 Tidak berdistribusi normal

LNROE 0,005 0,05 Tidak berdistribusi normal

LNITO 0,008 0,05 Tidak berdistribusi normal

LNPER 0,001 0,05 Tidak berdistribusi normal

LNEPS 0,740 0,05 Berdistribusi normal

LNDER 0,636 0,05 Berdistribusi normal

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran )

Dari hasil tabel IV.4 di atas, LNReturn, LNEPS dan LNDER telah

berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar dari taraf

signifikansi yaitu 0,05. Sedangkan variabel LNCR, LNROE, LNITO dan

LNPER belum berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih kecil dari

taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa data

yang bersifat outliers, yaitu data yang mempunyai karakteristik yang terlihat

sangat berbeda dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk

nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi.

Untuk menormalkan data, maka digunakan metode trimming yaitu

menghilangkan data yang bersifat outliers.

TABEL IV.5 HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV

SETELAH TRIMING Variabel Nilai Sig. Sig. 5% Kesimpulan

LNReturn 0,393 0,05 Berdistribusi normal

LNCR 0,098 0,05 Berdistribusi normal

LNROE 0,202 0,05 Berdistribusi normal

LNITO 0,708 0,05 Berdistribusi normal

LNPER 0,812 0,05 Berdistribusi normal

LNEPS 0,304 0,05 Berdistribusi normal

LNDER 0,687 0,05 Berdistribusi normal

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran )

Dari hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.5 diatas setelah

trimming menunjukkan bahwa variabel dependen dan variabel independen

telah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang

lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a.Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidakanya multikolinearitas dengan

mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance lebih

besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat

multikolinearitas dalam penelitian ini. Sebaliknya apabila nilai tolerance

kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat

multikolinearitas.

TABEL IV.6 HASIL UJI MULTIKOLONIEARITAS Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

LNCR 0,524 1,908 Tidak terjadi multikolonieritas

LNROE 0,526 1,900 Tidak terjadi multikolonieritas

LNITO 0,919 1,088 Tidak terjadi multikolonieritas

LNPER 0,741 1,349 Tidak terjadi multikolonieritas

LNEPS 0,486 2,057 Tidak terjadi multikolonieritas

LNDER 0,521 1,919 Tidak terjadi multikolonieritas

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Berdasarkan tabel IV.6 di atas hasil nilai tolerance untuk semua

variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF untuk semua

variabel independen bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala multikolinearitas.

b.Uji Autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin Watson. Jika hasil penelitian menunjukan angka D-W senilai 2,

018. Sedangkan nilai dl dan du sebesar 1,651 dan 1,817, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

TABEL IV.7 HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

,269a ,072 ,044 2,58622 ,072 2,584 6 199 ,020 2,018Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChangeF Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNITO, LNPER, LNCR, LNEPSa.

Dependent Variable: LNRETURNb.

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran) c.Uji Heteroskedastisitas

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel

dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini

adalah :

1. Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti

bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2-3

Regressio

n Student

ized Resi

dual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: LNRETURN

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Gambar IV. 1 SCATTERPLOT

Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas

dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas.

D. Pengujian Hipotesis

Setelah lolos pengujian asumsi klasik selanjutnya dilakukan pengujian

seluruh model persamaan untuk menjawab permasalahan yang dihipotesiskan.

Langkah pengujiannya berdasarkan least square reggression. Yaitu untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian

terhadap hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan model regresi. Hasil

analisis regresi untuk pengujian adalah sebagai berikut:

TABEL IV. 8 HASIL ANALISIS REGRESI

Variabel b t Sig.

(Constant) -6,148 -5,055 0.000

LNCR 0,118 0,285 0,776

LNROE 0,941 3,314 0,001

LNITO -0,266 -1,019 0,309

LNPER 0,576 2,080 0,039

LNEPS -0,126 -0,924 0,356

LNDER -0.016 -0,054 0,957

Adj. R2 = 0,044

F Hitung = 2,584

p-value = 0,020

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel IV.8 diatas maka model

regresi sebagai berikut:

LNRETURN = -6,148 + 0,118 LNCR + 0,941 LNROE - 0,266 LNITO +

0,576 LNPER - 0,126 LNEPS - 0,016 LNDER

t = -5,055 0,285 3,314 -1,019 2,080 -0,924 -0,054

Keterangan : LNCR = Ln Current Ratio

LNROE = Ln Return on Equity

LNITO = Ln Inventory Turnover

LNPER = Ln Price Earning Ratio

LNEPS = Ln Earning Per Share

LNDER = Ln Debt to Equity Ratio

1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

TABEL IV.9

HASIL UJI F

ANOVAb

103,711 6 17,285 2,584 ,020a

1331,022 199 6,689

1434,733 205

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNITO, LNPER, LNCR, LNEPSa.

Dependent Variable: LNRETURNb.

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Dari tabel IV.9 hasil uji F diatas, dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi F sebesar 0,02 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel independen Current Ratio (CR), Return on

Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER),

Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan demikian

hipotesis pertama terbukti.

2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

TABEL IV.10

HASIL UJI T

Coefficientsa

-6,148 1,216 -5,055 ,000 -8,546 -3,750

,118 ,416 ,027 ,285 ,776 -,701 ,938 ,032 ,020 ,019 ,524 1,908

,941 ,284 ,312 3,314 ,001 ,381 1,501 ,173 ,229 ,226 ,526 1,900

-,266 ,261 -,073 -1,019 ,309 -,781 ,249 -,077 -,072 -,070 ,919 1,088

,576 ,277 ,165 2,080 ,039 ,030 1,123 ,092 ,146 ,142 ,741 1,349

-,126 ,136 -,091 -,924 ,356 -,394 ,142 ,036 -,065 -,063 ,486 2,057

-,016 ,296 -,005 -,054 ,957 -,600 ,567 -,018 -,004 -,004 ,521 1,919

(Constant)

LNCR

LNROE

LNITO

LNPER

LNEPS

LNDER

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower BoundUpper Bound

95% Confidence Interval for B

Zero-orderPartial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: LNRETURNa.

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Dari hasil uji t pada tabel IV.10 diatas, menunjukkan bahwa variabel

LNROE dan LNPER mempunyai taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05.

Maka dapat disimpulkan variabel LNROE dan LNPER secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel LNCR,

LNITO, LNEPS dan LNDER nilai signifikansinya lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05. Maka variabel LNCR, LNITO, LNEPS dan LNDER secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien Determinasi (Uji R2) digunakan untuk mengetahui tingkat

ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Pada model regresi dapat

diketahui besarnya nilai koefisien determinasi yang dihasilkan yaitu sebesar

0,044. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 4,4% return saham dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Return on

Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER),

Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan

sisanya sebesar 95,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

4. Koefisien Beta Standar

Koefisien Beta Standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas

yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya

dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linier berganda.

Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standar dan korelasi parsial

paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap

variabel terikat.

Hasil pengujian koefisien beta standar adalah sebagai berikut:

TABEL IV.11

HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN BETA STANDAR

Variabel Koefisien Beta Standar

CR 0,027

ROE 0,312

ITO -0,073

PER 0,165

EPS -0,091

DER -0,005

Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Dari tabel IV.11 diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta

standar tertinggi yaitu variabel Return On Equity (ROE) sebesar 0,312.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang paling

berpengaruh terhadap return saham adalah variabel Return On Equity (ROE),

dan hipotesis ketiga tidak terbukti.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Model persamaan regresi secara bersama-sama (Uji F) bahwa nilai

signifikansi F sebesar 0,02 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel independen Current Ratio (CR), Return On Equity

(ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER), Earning Per

Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

Pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen sebagai berikut:

1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham

Dilihat dari nilai signifikansi Current Ratio (CR) yaitu sebesar 0,776

lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel Current Ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Lioctrivany (2002) yang menyatakan bahwa Current Ratio (CR) secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham

Nilai koefisien regresi Return On Equity (ROE) diperoleh sebesar

positif 0,941 hal ini berarti apabila Return On Equity (ROE) naik positif

sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan

diikuti kenaikan return saham sebesar 0,941 satuan. Jika dilihat dari nilai

signifikansi Return On Equity (ROE) yaitu sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf

signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On

Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Valentino (2005) dan Gerrit (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial

Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

return saham.

3. Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham.

Dilihat dari nilai signifikansi Inventory Turnover (ITO) yaitu sebesar

0,309 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Inventory Turnover (ITO) secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Isra (2005) yang

menyatakan bahwa Inventory Turnover (ITO) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham

Nilai koefisien regresi Price Earning Ratio (PER) diperoleh sebesar

positif 0,576 hal ini berarti apabila Price Earning Ratio (PER) naik positif

sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan

diikuti kenaikan return saham sebesar 0,576 satuan. Jika dilihat dari nilai

signifikansi Price Earning Ratio (PER) yaitu sebesar 0,039 lebih kecil dari

taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price

Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return

saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Valentino (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial Price Earning Ratio

(PER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

5. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap return saham

Dilihat dari nilai signifikansi Earning Per Share (EPS) yaitu sebesar

0,356 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Earning Per Share (EPS) secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Isra (2005) yang

menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

6. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

Dilihat dari nilai signifikansi Debt to Equity Ratio (DER) yaitu

sebesar 0,957 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Lioctrivany (2002),

Isra (2005), Dema (2007) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio

(DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan tentang

pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil dari analisis uji F menunjukkan bahwa variabel independen Current

Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price

Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio

(DER) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hasil dari uji koefisien determinasi (R2), sebesar 4,4% return saham dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Return On

Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER),

Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan

sisanya sebesar 95,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

2. Hasil analisis uji t, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial adalah sebagai berikut:

a. Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Earning Per Share (EPS),

Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return

saham, sehingga kenaikan maupun penurunan Current Ratio (CR),

Inventory Turnover (ITO), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity

Ratio (DER) tidak mempengaruhi return saham.

b. Return On Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh

positif signifikan terhadap return saham, sehingga kenaikan Return On

Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) akan menaikkan return

saham.

3. Hasil koefisien beta standar menunjukkan bahwa variabel Return on Equity

(ROE) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham

dibandingkan variabel independen lainnya.

B. Keterbatasan

1. Terbatasnya tahun pengamatan dalam penelitian ini yaitu masih terbatas 3

tahun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan

menambah periode penelitian lebih dari 3 tahun.

2. Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 77 perusahaan

kemungkinan menyebabkan munculnya pengaruh yang tidak signifikan dari

variabel independen. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah

jumlah sampel.

3. Rendahnya koefisien Adjusted R2 dalam penelitian ini, mengindikasikan

bahwa masih banyak faktor-faktor lainnya yang diperkirakan memiliki

pengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu, untuk penelitian

selanjutnya dapat disempurnakan dengan menambah variabel independen

lain, seperti faktor internal dan faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat

suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik.

C. Implikasi

1. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Return On

Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio (PER),

Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal itu,

bagi para investor bisa mempertimbangkan variabel Current Ratio (CR),

Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Price Earning Ratio

(PER), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara

bersama-sama. Walaupun koefisien Adjusted R2 rendah tetapi investor juga

harus mempertimbangkannya untuk mengetahui kondisi keuangan

perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan tentang saham yang layak

dipilih yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham. Rendahnya

koefisien Adjusted R2 mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor

lainnya yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap return saham. Maka

dari itu, para investor dalam melakukan investasinya harus melihat faktor

internal yang lain dan faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat suku

bunga, pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik.

2. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ROE dan PER secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu,

investor sebaiknya memperhatikan variabel ROE dan PER dalam

memprediksi return saham. Sedangkan variabel CR, ITO, EPS, dan DER

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Jadi bagi

para investor untuk tidak memperhatikan secara khusus pada variabel ini

dalam pemilihan investasinya.

3. Hasil koefisien beta standar menunjukkan bahwa variabel Return On Equity

(ROE) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham

dibandingkan variabel independen lainnya. Oleh karena itu, bagi para

investor dan calon investor dalam memprediksi return saham sebaiknya lebih

memperhatikan Return on Equity (ROE).

DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene. F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi

Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Dema, Faelasofa. 2007. Pengaruh Beta dan Likuiditas Saham Serta Variabel Fundamental Terhadap Retusn Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. UNS.

Gerrit, Timotius. 2005. Pengaruh Firm Size. Market to Book Ratio, Return on

Equity, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Real Return Saham (Kajian Empiris Perusahaan Perbankan Di Indonesia Tahun 1999-2002). Skripsi. UNS.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariative Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.

Badan Penerbit Universitas Dioponegoro. Isra, Amaliya. 2005. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2004. Tesis. UNS.

Jakarta Stock Exchange. Indonesian Capital Market Directory 2006. ___________________. Indonesian Capital Market Directory 2007. ___________________. Indonesian Capital Market Directory 2008. Jogiyanto, HM. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.

Yogyakarta : BPFE. Lioctrivany, Latiur. 2002. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. FE UGM. Lewellen, J. 2004, “Predicting Returns With Financial Ratios”. Journal of Financial

Economics 74 : 2, 209-235. Sabardi, Agus.1994. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit : UPP

AMP YKPN. Yogyakarta Santoso, Singgih. 2001. Buku latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

Yogyakarta : BPFE.

Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sumilir. 2003. Analisis Pengaruh Kinerja Finansial Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998-2001. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol 3, No. 1 : 1-21.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi

Pertama. Yogyakarta : BPFE. Trisiwi, Novie. 2005. Pengaruh EPS, ROA, Leverage, PER, dan Firm Size Terhadap

Return Saham Pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. UNS. Umar, Husein. 2005. Manajemen Resiko Bisnis Pendekatan Finansial dan

Nonfinansial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. Valentino, Daniel. 2005. Pengaruh Price Book Value, Price Earning Ratio, ROA,

ROE Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Multinasional di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. UNS.