ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS...

150
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Oleh Ratih Fadlilah Awaliyah NIM : 103081029280 Oleh : RATIH FADLILAH AWALIYAH NIM : 103081029280 JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Transcript of ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS...

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Oleh Ratih Fadlilah Awaliyah

NIM : 103081029280

Oleh :

RATIH FADLILAH AWALIYAH NIM : 103081029280

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Ratih Fadlilah Awaliyah

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 Agustus 1984

Alamat : Jl. Raden Saleh III Rt.06 Rw.05 No. 32

Sukmajaya- Depok

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

No. Handphone : 081319916691

B. Data Pendidikan

Pendidikan Formal

2003- 2010 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH -JAKARTA

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran

2000-2003 : SMU YAPEMRI-DEPOK

1997-2000 : MTS AL-KAUTSAR-DEPOK

1991-1997 : SDN DEWASARI III-CIAMIS

1990-1991 : TK PERWANIDA-CIAMIS

Pendidikan Non Formal

Workshop-workshop

Strategic Marketing Plan (2004)

Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pelatihan Perpajakan (2004)

Tempat FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Berorganisasi

Komunitas Musik Mahasiswa-Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (KMM-RIAK)

UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta

Panitia acara PROGENI 2005 (Proses Genetika KMM RIAK UIN Syarif

Hidayatullah-Jakarta)

Panitia acara GRASS ROOT SWINDLE 2005 ; With Seringai, Dead

Maya, dll, sebagai ticketing staff.

Panitia acara RIAK-si MUSIK KAMPUS V 2006 ; With Bondan Feat.

Fade 2 Black & Bintang, sebagai staf acara.

Panitia acara STAR MILD Goes To Campus ; PAS BAND, sebagai staf

konsumsi

Pengalaman Kerja

Data Entry SBU Agricultural-PT. Superintending Company of Indonesia

23 Juni s/d 28 Juli 2006

Sales Promotion Girl-PT. Ufuk Publishing House

28 Juni s/d 06 Juli 2008

Admin Schedulling-PT. MNC Sky Vision (INDOVISION)

08 Oktober 2008-08 Januari 2009

Admin Sales- Distribution PT. Yummy Food Utama

September 2011-Mei 2013

Admin HRD – PT. Yabeta

Mei 2013 - sekarang

ii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMER’S PERCEPTION AND BONUS IN PACK TOWARD DECISION OF BUYING

By

Ratih Fadlilah Awaliyah

The aim of this research is to know consumer’s perception and bonus in pack toward decision of buying of Sunsilk&Clear Shampo. The methodology is multiple linear regression analysis. Process analysis is calculated by SPSS version 15. Primary data is collected by distributing questionnaires to 100 responden in Tangerang category 15-41 years old, using convinience sampling. The result of this research shows that consumer’s perception and bonus in pack are affecting simultaneous and partially toward decision of buying. Keywords : Consumer’s Perception, Bonus in Pack, Decision of Buying

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS DALAM

KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Oleh

Ratih Fadlilah Awaliyah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian pada produk Shampo Sunsilk&Clear. Metodologi yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Proses analisis dikalkulasikan menggunakan SPSS versi 15. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden pria dan wanita di Tangerang usia 15-41 tahun ke atas, dengan menggunakan teknik convinience sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen (X1), dan Bonus Dalam Kemasan (X2) berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian (Y). Kata Kunci : Persepsi Konsumen, Bonus Dalam Kemasan, Keputusan Pembelian

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman

dan nikmat islamnya sehingga peneliti diberikan kesehatan dan jalan kemudahan

dalam menyelesaikan masa-masa sulit dalam pembuatan skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW

yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan menuju ummat yang

lebih mulia dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Manajemen Pemasaran

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini, kepada :

1. Mamahku tercinta yang selalu sabar dan memberikan yang terbaik

untuk semua anak-anaknya. Adik-adikku tersayang : Dani Hamzah Al-

Faruq dan Mohammad Rizki Rabbani, yang selalu memberikan

motivasi. Terima kasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dorongan,

pengorbanan serta dukungannya selama menyelesaikan skripsi ini.

2. Papah (alm),yang telah berada di sisi Allah SWT, engkau menjadi

semangatku untuk tetap tegar menghadapi hidup, dan menjadi

inspirasiku dalam mengerjakan skripsi ini. Tanpa bayangan dan

nasihat-nasihatmu, aku tidak akan bisa seperti ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I.

Terima kasih atas perhatian, bimbingan, dan nasihatnya dalam

memberikan ilmu-ilmu dan masukan-masukan yang berguna.

4. Bapak Suhendra, S.Ag. MM selaku dosen pembimbing II, yang telah

banyak membantu dalam mengoreksi pengerjaan skripsi ini, terima

kasih yang tak terhingga atas waktu dan bimbingannya kepada peneliti.

v

5. Terima kasih kepada Yang Terhormat guru-guruku dari TK, SD,

Madrasah Tsanawiyah, SMU sampai Perguruan Tinggi, sehingga aku

bisa meraih gelar Sarjana Ekonomi. Jasa-jasamu tiada tara dan engkau

adalah Pahlawan Tanda Jasa.

6. Tofan Dwi Haryanto, Amd., selaku suamiku tercinta yang selalu

memberikan doa, semangat, nasihat, dukungan, pengorbanan dan kasih

sayang tanpa henti-henti. Terima kasih buat “babah tersayang” yang

telah membantu dan membuat “bunda” bisa menyelesaikan skripsi ini.

Dan untuk Bima Akbar Rozaktana (“malaikat kecilku”) dan “junior”

yang masih dalam kandungan, engkau adalah inspirasi dan motivasi

terbesar “bunda” untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih kepada keluarga besar Bapak Titing Sadikin Sahib atas

doa, dan dukungannya, sehingga skripsi ini bisa selesai.

8. Terima kasih kepada teman-teman Manajemen C angkatan 2003

khususnya Firstyenda Ririn Ardiyani dan teman-teman sejawatku di

kosan irakian khususnya Zaenab, terima kasih atas doa, semangat dan

dukungannya selama ini. Dan semua pihak yang telah memberikan

bantuan, doa dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, peneliti telah

berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran maupun kritik

dari pembaca yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Juni 2010

RATIH FADLILAH AWALIYAH

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstract iii

Abstrak iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

1. Tujuan Penelitian 5

2. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Pemasaran 6

B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 9

1. Produk 10

2. Promosi 11

3. Harga 12

4. Place 13

C. Bauran Promosi 14

D. Persepsi 15

1. Pengertian Persepsi 15

2. Proses Persepsi 18

viii

3. Stimulus-stimulus Persepsi 22

4. Fungsi Persepsi 25

E. Promosi 26

1. Pengertian Promosi 26

2. Tujuan Promosi 27

3. Promosi Penjualan 27

F. Promosi Bonus Dalam Kemasan 31

1. Definisi Bonus Dalam Kemasan 31

2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan 32

3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan 33

4. Hal Yang Perlu Dievaluasikan Dalam Promosi

Penjualan 33

G. Keputusan Pembelian 37

1. Proses Keputusan Membeli 37

2. Tahap-tahap Siklus Pembelian 39

H. Penelitian Terdahulu 39

I. Kerangka Pemikiran 41

J. Hipotesis 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian 46

B. Metode Penentuan Sampel 46

C. Metode Pengumpulan Data 47

D. Metode Analisis Data 48

1. Uji Validitas dan Reliabilitas 49

a. Uji Validitas 49

b. Uji Reliabilitas 50

2. Uji Asumsi Klasik 52

3. Analisis Regresi Berganda 54

4. Pengujian Hipotesis 55

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Unilever,Tbk 60

1. Sejarah Singkat Perusahaan 60

2. Produk PT. Unilever Indonesia 63

B. Hasil dan Pembahasan 65

1. Karakteristik Responden 65

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 66

3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada 71

4. Hasil Analisis 96

BAB V A. Kesimpulan 109

B. Impikasi dan Saran 110

Daftar Pustaka

Lampiran

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Hal

3.1 Skala Likert 48

3.2 Operasional Variabel Penelitian 59

4.1 Produk PT. Unilever Indonesia 64

4.2 Karakteristik Responden 65

4.3 Hasil Try Out Awal Sebelum di Drop Out 68

4.4 Hasil Try Out Akhir Setelah di Drop Out 70

4.5 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi 71

4.6 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang

Lain 72

4.7 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media

Elektronik 73

4.8 Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah

Produk 73

4.9 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena

Kebutuhan Sendiri 74

4.10 Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena

Pengaruh Positif 74

4.11 Faktor Lingkungan Tempat Tinggal 75

4.12 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor

Keluarga 76

4.13 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan

Sejak Awal 76

4.14 Pemakaian Produk Lain jika Produk Tersebut Lebih Murah

dan Berkualitas 77

4.15 Pengaruh Iklan yang Dilihat 78

4.16 Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear 78

4.17 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik 79

4.18 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata

viii

Konsumen 80

4.19 Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan 80

4.20 Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam

Kemasannya Dibandingkan Produk Lain 81

4.21 Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka

Pendek 82

4.22 Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada

Supermarket 82

4.23 Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan

Dilakukan Secara Terus-Menerus 83

4.24 Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear

Berdasarkan Kebutuhan 84

4.25 Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian

Shampo Sunsilk&Clear 84

4.26 Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah 85

4.27 Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan

Pembelian Shampo Sunsilk&Clear 86

4.28 Referensi dari Keluarga Untuk Membeli Shampo

Sunsilk&Clear 86

4.29 Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk

&Clear 87

4.30 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga

Merekomendasikan Kepada Keluarga, Teman, atau

Kerabat 88

4.31 Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli

Shampo Sunsilk&Clear 88

4.32 Mendapatkan Informasi yang Berkenaan Dengan

Shampo Sunsilk&Clear 89

4.33 Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet

Mudah Dibawa 90

ix

4.34 Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa

Aman 90

4.35 Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo

Sunsilk&Clear 91

4.36 Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear

Menjadi Faktor Membeli 92

4.37 Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai

Produk Yang Layak Digunakan 92

4.38 Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan

Kepuasan 93

4.39 Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear

Konsumen Akan Terus Membelinya 94

4.40 Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya

Kepada Orang Lain 94

4.41 Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk

Lain 95

4.42 Multikolinearitas 98

4.43 Autokorelasi 99

4.44 Coefficients 102

4.45 ANOVA 105

4.46 Koefisien Hasil Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda 106

4.47 Interval Koefisien Korelasi 107

4.48 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 108

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Hal

2.2 Model Proses Informasi Konsumen 19

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku

Konsumen 35

2.4 Bagan Kerangka Pemikiran 44

4.1 Normalitas Data 97

4.2 Scatterplot 101

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan terpenting bagi

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

mengembangkan diri dan juga untuk mendapatkan laba. Dalam kegiatan

pemasaran yang terpenting adalah perusahaan harus dapat memberikan

kepuasaan terhadap konsumennya. Karena dengan memberikan kepuasan

kepada konsumen, maka dengan sendirinya konsumen akan terus

melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Namun sejalan dengan perkembangan zaman, yaitu dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan diantara

perusahaan semakin ketat. Melihat keadaan ini, secara tidak langsung

banyak menimbulkan persaingan dari pasar yang menyebabkan terjadinya

penawaran akan barang lebih banyak dibandingkan permintaan konsumen.

Banyak perusahaan yang menghasilkan produk sejenis mengakibatkan

banyak kategori produk-produk sejenis tersebut yang beredar dipasaran,

sehingga memicu persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif.

Setiap perusahaan berlomba-lomba agar dapat menarik konsumen

sebanyak mungkin, sedangkan konsumen dalam hal ini semakin selektif

didalam memilih dan membeli suatu produk yang ditawarkan. Disamping

itu perkembangan dan kemajuan zaman ini akan mempengaruhi pula

2

selera kebutuhan barang dan jasa, dampak dari fenomena tersebut nantinya

akan menguntungkan konsumen dalam memilih barang dan jasa dengan

lebih leluasa. Oleh karena itu produk yang ditawarkan kepada masyarakat

haruslah sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan keadaan

keuangan mereka. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya persaingan

yang ketat antara dua atau lebih jenis perusahaan yang memproduksi

barang sejenis. Implikasi dari keadaan ini akan menyebabkan perubahan-

perubahan pada jumlah yang dihasilkan akan lebih besar, dan masing-

masing perusahaan ingin mengembangkan produknya dan berhasil.

Analisis terhadap persaingan hendaknya perusahaan tidak hanya

memperhatikan para pesaing yang ada saja, tetapi harus pula

memperhatikan dari perilaku konsumen. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah konsumen tertarik dengan produk suatu perusahaan,

kemudian melakukan keputusan pembelian atau bagaimana persepsi

konsumen untuk membeli suatu produk tersebut.

Salah satu upaya untuk menarik perhatian masyarakat konsumen

adalah dengan mengadakan promosi penjualan melalui cara pemberian

bonus dalam kemasan, yaitu sebuah cara yang digunakan untuk

meningkatkan volume penjualan, juga untuk menciptakan respon lebih

cepat kepada pembeli.

Pemberian bonus dalam kemasan yang ada pada saat ini adalah

berkembang dengan pesat dan merupakan suatu cara yang bisa diterima

oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, juga merupakan

3

teknik menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar

dapat memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak

ekuitas merek atau cap, apabila terdapat campur tangan yang kuat atau

positif.

Dilihat dalam beberapa hal, bonus dalam kemasan memberikan

penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan

jangka pendek dan menambah kesadaran berproduk. Pada dasarnya tujuan

perusahaan adalah untuk memperkenalkan produk yang dimilikinya

kepada masyarakat, maka dalam hal ini perusahaan harus dapat

menemukan strategi yang menguntungkan bagi perusahaan, dengan

memberikan bonus dalam kemasan yang diharapkan para konsumen dapat

menentukan pilihannya.

Produk yang memberikan promosi bonus dalam kemasan ini

adalah produk dari PT. Unilever, Tbk diantaranya shampo Sunsilk&Clear

kemasan sachet isi 6 ml yang mendapatkan isi ekstra 40%, langsung

didalam kemasan tanpa menaikan harga. Tapi hal ini menimbulkan

masalah baru dimana muncul bermacam-macam persepsi dari konsumen

mengenai pemberian bonus dalam kemasan tersebut.

Perusahaan harus mempunyai rasa percaya diri akan strategi yang

diterapkannya. Dalam hal ini perusahaan harus terus mengontrol volume

penjualan yang akan dihasilkan dari pemberian bonus dalam kemasan ini.

Strategi ini harus menarik perhatian konsumen, karena jika tidak maka

strategi yang diterapkan oleh perusahaan akan sia-sia.

4

Persaingan yang berkembang diantara produk shampo saat ini ialah

sangat terlihat jelas sekali. Masing-masing produk competitor

menggunakan strategi melalui beberapa bauran promosi mulai dari iklan

maupun strategi yang lainnya.

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Amstrong

(2001:226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli

dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawar.

Keuntungan dari pemberian bonus dalam kemasan ini adalah

konsumen akan mendapatkan tambahan isi shampo sebesar 40% dari isi

kemasan sachet 6 ml. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh para

konsumen yang membeli produk ini adalah apakah produk tersebut dapat

terus menerus memberikan manfaat sesuai dengan harapan para

konsumennya.

Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Analisis

Pengaruh Persepsi Konsumen dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap

Keputusan Pembelian”

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian produk shampo Sunsilk&Clear ?

2. Variabel independen mana paling dominan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan

seperti diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah untuk :

a. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap keputusan

pembelian pada produk shampo Sunsilk dan Clear.

b. Mengetahui apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut

dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari skripsi ini adalah

a. Secara teoritis bagi akademisi berguna untuk perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu pemasaran tentang persepsi

konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian

6

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan strategi

pemberian bonus dalam kemasan untuk menarik perhatian

konsumen.

c. Dan diharapkan pula penelitian ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat, maupun para peneliti sebagai referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

Banyak orang menduga pemasaran hanya merupakan penjualan

dan periklanan. Dan tak heran jika setiap hari kita dihujani dengan iklan

televisi, iklan surat kabar, surat penawaran dan kunjungan wiraniaga dan

selalu saja ada orang yang mencoba menjual barang dan jasa kepada kita.

Kegiatan pemasaran kini telah berkembang dari kegiatan distribusi

dan penjualan menjadi falsafah untuk menghubungkan secara langsung

perusahaan dengan pasarnya. Pemasaran dan produksi merupakan fungsi

pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan

memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang penting

dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama

dengan beberapa istilah, seperti : penjualan, perdagangan, dan distribusi.

Salah pengertian ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan

mempunyai kegiatan dan kepentingan yang berbeda-beda.

Kenyataannya, pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh,

sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian, satu

kegiatan dalam sistem pemasaran secara keseluruhan. Jadi, pemasaran

merupakan keseluruhan dari pengertian tentang penjualan, perdagangan

dan distribusi.

9

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (William J. Stanton

dalam bukunya Fundamental of Marketing).

Pengertian manajemen pemasaran menurut Assauri,(2004 :12)

yang mendefinisikan bahwa, “Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-

program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara

keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan

organisasi / perusahaan dalam jangka panjang”.

“Pemasaran merupkan proses pemberian kepuasan kepada

konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama

adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan

mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan”(Kotler

dan Amstrong, 2003:7).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain. ( Philip Kotler, 2000 ).

Definisi ini berdasarkan pada konsep inti : kebutuhan, keinginan,

dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran transaksi

dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar.

10

Pemasaran adalah proses dan perencanaan dan pelaksanaan serta

perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang jasa

dan gagasan menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang

memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. ( Philip Kotler, 2000 ).

Definisi tersebut memberikan pernyataan bahwa manajemen

pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa, serta gagasan.

Berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi

pihak yang terlibat.

Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000 : 4) pemasaran adalah

suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang

memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan

mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Philip Kotler (2003: 9) marketing management as the art

and science of choosing target market and getting, keeping and growing

costomes through creating delivering, and communicating superior

customer value. Artinya Manajemen pemasaran adalah suatu ilmu dan seni

dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, dan

menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan

pengkomunikasian nilai pelanggan superior.

Dalam Al-qur’an, Allah SWT menyerukan kepada umat manusia

bahwa sesungguhnya Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan

11

tindak pencurangan (riba). Hal ini dimaksudkan agar apa yang kita

usahakan dapat tetap berjalan dalam mengikuti persaingan bisnis serta

tidak merugikan konsumen dengan memberikan kepuasan pelayanan. (

KH. Abdullah Gymnastiar, 2004)

Dari definisi manajemen dan pemasaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan seni pengaturan

bagaimana suatu ilmu manajemen pemasaran dapat dijalankan dengan

terorganisir, terkontrol, terencana, dan terkendali. Dan juga pemasaran

sangat luas mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan

mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu

dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan

harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran

atau penjualan produk tersebut.

B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2004:18)

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Dr. Basu Swasta DH, SE, MBA dalam bukunya “ Pengantar Bisnis

Modern” (1999 : 193) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut :

“ Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel yang

merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu : produk, struktur harga,

kegiatan promosi dan sistem tempat (distribusi) ”.

12

Berikut adalah variabel-variabel marketing mix, yaitu antara lain :

1. Produk (product)

Produk atau barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat

diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga,

prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan atau kebutuhannya. (Bashu Swasta, 195 :6)

Menurut William J Stanton (1999: 222) produk adalah sekumpulan

atribut fisik nyata (Tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat

di identifikasikan.

Definisi Stanton membawa kita kepada suatu gagasan bahwa

produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata (intangible)

didalamnya sudah cukup tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik

pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima

oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Gagasan Stanton ini menyadarkan kita bahwa dalam pembelian suatu

produk maka konsumen tidak hanya melihat atribut fisiknya saja, selain itu

bagaimana produk tersebut memaksimalkan kepuasan.

Produk adalah kumpulan atribut yang memberikan nilai terhadap

produk tergantung pada seberapa baik atribut itu dikelola. (Wilson

Simamora, 2001:212)

Menurut Keagen (2001: 73) produk adalah suatu produk didefinisikan

sebagai koleksi sifat-sifat fisik yang menghasilkan kepuasan atau manfaat

bagi seorang pengguna atau pembeli.

13

Berdasarkan definisi diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan

bahwa produk adalah suatu tingkat kepuasan atau manfaat bagi seorang

pengguna atau pembeli produk tersebut.

Manfaat yang dimilki setiap produk atau jasa tersebut dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (Julian Cummins, 2001:12)

a) Fungsi

Sesuatu yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut

(misalnya : makanan ringan yang hanya butuh tiga menit untuk

menyiapkannya)

b) Citra

Gaya prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut

(misalnya produk Aqua yang di identikan dengan air

pegunungan asli dengan sistem penyaringan sampai tujuh kali )

c) Manfaat ekstra

Manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa

tertentu (misalnya tambahan buku tulis gratis dan kupon

potongan harga).

2. Promosi (Promotion)

Menurut Stanton (1999 : 158) promosi adalah unsur yang didaya

gunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru

perusahaan.

14

Promosi sebagai alat promosi satu arah yang dimliki oleh

perusahaan yang dibuat secara sengaja dan mengarahkan konsumen

kepada tindakan menciptakan pertukaran.

Promosi sebagai alat marketing mix di fungsikan oleh perusahaan

untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, mempengaruhi

perasaan, kepercayaan atau kebiasaan, sehingga dengan demikian dapat

terjadi pertukaran.

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang

digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan

pasarnya, promosi juga sering disebut “proses lanjutan” karena dapat

menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena

itu promosi dipandang sebagai : “ arus informasi atau persuasi satu arah

yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan

yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran ”. (Bashu Swasta, 1995)

3. Harga (Price)

Barang dan jasa yang ditawarkan dipasar tentu saja mempunyai

nilai tertentu. Definisi menurut Stanton adalah nilai yang disebutkan dalam

rupiah dan seri atau medium moneter sebagai alat ukur.

Menurut Stanton (1999: 308) harga adalah jumlah uang

(kemungkinan ditambah beberapa barang ) yang dibutuhkan untuk

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya.

15

Perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga karena dari

sinilah bisa di prediksikan apakah perusahaan mendapat keuntungan,

sedangkan unsur-unsur lain cenderung mengeluarkan biaya. Penetapan

harga oleh perusahaan akan mempengaruhi adanya tingkat penjualan

tertentu yang pada gilirannya mempengaruhi laba perusahaan.

4. Place (Distribution)

Agar setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat

disalurkan kepada konsumen secara efisien dan efektif, maka dibutuhkan

adanya saluran distribusi. Menurut Philip Kotler ( 2003 :372 ) adalah “

marketing channel are set of independent organization invalue in process

of making a product or service for use or consumtion” maksud dari

definisi ini adalah saluran distribusi merupakan seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk

dari status pemiliknya dari produksi ke konsumsi.

Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung

dan saling terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap

untuk digunakan atau dikonsumsi. (Philip Kotler, 1997 : 58 ).

16

C. Bauran Promosi

Menurut Philip Kotler Bauran Promosi terdiri atas lima :

1. Periklanan (advertising)

Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atau ide, barang

atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan promosi tertentu

2. Promosi Penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba

atau membeli suatu produk atau jasa.

3. Hubungan Masyarakat (public relation)

Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra

perusahaan atau masing-masing produknya.

4. Penjualan Pribadi (personal selling)

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna

melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

5. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung

nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan

tertentu.

17

D. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan bagaimana cara

seseorang melihat sesuatu , sedangkan dalam arti luas ialah pandangan

atau penglihatan bagaimana seseorang memandang atau mengartikan

sesuatu (Hakim, 2005). Kata persepsi berasal dari “perception” yang

berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami, atau menanggapai

sesuatu (Echol dan Sadily, 2000: 424) dalam Zamroni (2006). Menurut

kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan

(penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang dalam

mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Depdiknas:2003).

Para ahli banyak mengemukakan pendapat secara definitif yang

berbeda satu sama lain. Dalam Zamroni (2006) berpendapat bahwa

persepsi adalah proses individu dapat mengenali objek atau fakta objektif

dengan menggunakan alat individu. Persepsi sesorang terhadap sesuatu

objek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor

baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Adapun menurut Zamroni

(2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah :

a. Motif

Merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya

motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan

sesuatu atau sebaliknya.

18

b. Kesediaan dan Harapan

Dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima

selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di

interprestasi.

c. Intensitas Rangsangan

Kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh

bagi individu

d. Pengulangan

Suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan

menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.

Menurut Zamroni (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :

a. Stimulus yang kuat

b. Fisiologi atau Psikologi

Jika sistem fisiologi terganggu maka akan berpengaruh dalam persepsi

sesorang. Sedangkan psikologis mencakup pengalaman, perasaan,

kemampuan berpikir dan sebagainya, juga akan berpengaruh bagi

seseorang dalam memberi persepsi.

c. Lingkungan

Situasi yang melatar belakangi stimulus juga mempengaruhi persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Stephen Robins

(2003 : 255 ) adalah :

19

a. Pelaku Persepsi

Cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi

oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu.

b. Target Atau Objek

Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat

mempengaruhi apa yang dipersepsikan.

c. Situasi

Unsur-unsur lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur

itu misalnya tempat, waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor

situasional.

Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan

menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada

lingkungan mereka. Apabila seseorang sudah memiliki motivasi, maka orang

tersebut sudah siap untuk bertindak. Tindakan yang diambil ini akan

dipengaruhi oleh persepsi pada situasi yang dihadapinya. Dua orang dengan

motivasi dan tujuan yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena

mereka berada dalam situasi yang berbeda (Stephen Robbin, 2003:88).

Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan oleh individu untuk

memilih, mengorganisasi, menginterpretasikan masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti ( Philip Kotler, 2003: 216)

persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu yang bersangkutan.

20

2. Proses Persepsi

Persepsi melibatkan stimulus dari dunia luar, maka sistem proses

informasi konsumen pun terlibat, yaitu alat indera, ingatan jangka pendek,

dan ingatan jangka panjang (Wilkie 1990).

Proses informasi konsumen adalah suatu proses dimana konsumen

dihadapi pada suatu informasi yang kemudian konsumen terlibat kepada

informasi tersebut, lalu konsumen memperhatikan, memahami,

menempatkannya kedalam ingatan, dan memanggilnya kembali di

kemudian hari.

Dibawah ini adalah suatu gambar yang menggambarkan proses

informasi konsumen (Mowen 1995). Didalam gambar tersebut terdapat

faktor penting yang mempengaruhi proses informasi, yaitu : persepsi,

tingkat keterlibatan konsumen, dan ingatan. Proses persepsi sendiri terdiri

dari tiga tahap, tahap pertama adalah tahap perkenalan dimana individu

menerima informasi melalui indera mereka. Tahap kedua adalah perhatian,

yaitu individu menempatkan kapasitas proses menjadi suatu stimulus.

Adapun tahap yang ketiga adalah tahap pemahaman, yaitu individu

mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi menjadi teratur

supaya memiliki arti. Jadi pemahaman adalah suatu proses merubah indera

stimulus agar dapat dipahami.

21

Gambar 2.2

Model Proses Informasi Konsumen

Informasi Yang Masuk

Proses

ersepsi

Persepsi Sumber : John C Mowen, “Consumer Behavior“, 4th ed, 1998

Faktor kedua yang mempengaruhi proses informasi adalah faktor

keterlibatan konsumen, apakah konsumen akan pindah dari tahap

perkenalan ke tahap perhatian, dan akhirnya dari tahap pemahaman

menjadi persepsi. Selain itu keterlibatan konsumen konsumen

mempengaruhi fungsi ingatan, karena pemahaman dari keterlibatan

merupakan pusat dari pemahaman proses informasi dan persepsi.

Faktor yang terakhir adalah fungsi ingatan. Ingatan memegang

peran penting dalam masing-masing tahap persepsi. Ingatan membawa

proses perkenalan dan perhatian dengan membiarkan konsumen

mengantisipasi stimulus yang mereka jumpai. Ingatan juga membantu

proses pemahaman konsumen dengan menyimpan pengetahuan tentang

lingkungannya. Pengetahuan ini kemudian dapat dipanggil kembali dan

Perkenalan

Keterlibatan

Perhatian

Ingatan

Pemahaman

22

digunakan untuk membantu konsumen dalam memahami suatu stimulus.

(Kotler 2003)

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama

dan karena adanya empat proses persepsi : perhatian yang selektif, distorsi

selektif, ingatan selektif dan persepsi Subliminal. (Philip Kotler,2007

:228) :

a. Perhatian Yang Selektif

Perhatian harus dibuat selektif agar dapat menarik konsumen karena

pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan yang cukup

menonjol. Artinya pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik

perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah rangsangan

yang mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa

temuan :

1). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan

dengan kebutuhannya saat ini.

2). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka

antisipasi.

3). Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi

besar terhadap ukuran rangsangan normal.

b. Distorsi Selektif

Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengubah informasi yang

diantaranya sesuai dengan pengertiannya sendiri, karena pada dasarnya

orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih

23

mendukung dari pada menentang konsepsi-konsepsi yang telah

dimilikinya. Dengan demikian pemasar harus berupaya untuk

memahami susunan pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta

interpretasi iklan dan produk mereka.

Distorsi selektif dapat berfungsi bagi keuntungan pemasar dengan

merek yang kuat ketika konsumen mengganggu informasi merek yang

netral atau ambigu untuk membuatnya lebih positif.

c. Ingatan Selektif

Mengingat yang selektif, berarti mereka akan mengingat apa yang

dikatakan sebagai keunggulan satu produk yang melupakan apa yang

dikatakan pesaing, konsumen akan mengingatnya pada saat pemilihan

produk. Kita cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan

tentang produk pesaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa para

pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam mengirimkan

pesan ke pasar sasaran mereka memastikan bahwa pesan mereka tidak

diremehkan.

d. Persepsi Subliminal

Mekanisme persepsi selektif menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif

pihak konsumen. Sebuah topik yang telah mendorong pemasar kursi

roda untuk orang tua adalah persepsi subliminal. Argumennya adalah

pemasar diam-diam menanamkan pesan subliminal dalam iklan dan

kemasan. Konsumen tanpa sengaja menyadari pesan ini, tapi pesan-

24

pesan ini mempengaruhi perilaku mereka. Walaupun jelas banyak efek

bawah sadar yang stabil biasa saja ada pada pengolahan konsumen.

3. Stimulus-Stimulus Persepsi

Stimulus merupakan hasil proses dari informasi dan kemudian di

interpretasikan dan mempunyai arti disebut dengan persepsi (David O

Sears, et. al, 1994). Sedangkan stimulus sendiri adalah masukan-masukan

informasi yang dapat berupa produk, kemasan, merek, atau iklan media

cetak. Dengan kata lain, persepsi berkaitan dengan bagaimana kita melihat

dunia di sekitar kita. Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual,

atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri

dari dua bentuk:

a. Stimuli Pemasaran

Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang di

desain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponen

(seperti kemasan, isi, ciri fisik) adalah stimuli utama (primary stimulus).

Komunikasi yang di desain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli

tambahan (secondary stimulis) yang mempresentasikan produk seperti

kata-kata, gambar, dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan

dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh

sales.

Pemaparan yang konstan dari secondary stimulis terhadap konsumen akan

sangat dibutuhkan untuk tetap ikut dalam persaingan pasar. Iklan yang

ditayangkan secara terus-menerus bukan bertujuan untuk memperoleh

25

keuntungan secara langsung, melainkan untuk membujuk agar konsumen

bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu penentu

akhir pada tindakan konsumen dimasa mendatang adalah pengalaman

dengan menggunakan produk ((primary stimulus).

Persyaratan kunci yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder

pada konsumen adalah pengembangan konsep produk yang dapat

diarahkan pada kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen

melalui pesan, simbol, dan citra.

b. Stimuli Lingkungan (Sosial dan Budaya)

Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk

mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang

menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu dipersepsi.

1). Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi

Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan

membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan

oleh pemasar. Karakteristik itu dibagi dalam dua kelompok yaitu

elemen indrawi (cencory element) dan elemen strukturan (struktural

elemen).

2). Karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi

Persepsi seseorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterimanya

dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Ada lima karakteristik

konsumen yang mempengaruhi persepsi yaitu:

26

a). Membedakan Stimulus

Hal yang penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana

konsumen bisa mengetahui dan membedakan merek berdasarkan

rasa, warna, bau atau yang lainnya. Pada kenyataannya banyak

konsumen yang membedakan merek berdasarkan rasa, tapi ada

juga konsumen yang merasa kesulitan membedakan merek

berdasarkan rasa atau bau. Maka para pemasar sering

menggunakan iklan agar konsumen mampu membedakan merek.

b). Tingkat Ambang Batas

Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara,

cahaya, bau, atau stimuli lainnya yang ditentukan oleh tingkat

ambang batasnya (treshold level). Ada dua jenis treshold level

yaitu absolute threshold level dan differential threshold level.

Absolute threshold level adalah jumlah rangsangan minimun yang

dapat dideteksi oleh indrawi. Sedangkan differential threshold level

adalah kemampuan sistem indarawi untuk mendeteksi atau

membedakan antara dua stimuli.

c). Persepsi Bawah Sadar

Para pemasar selalu berusaha dan menekankan pada penciptaan

iklan atau pesan yang dideteksi atau bisa disadari oleh konsumen.

Artinya para pemasar berusaha menciptakan pesan diatas tingkat

ambang batas kesadaran konsumen. Para peneliti menemukan

bahwa konsumen sebenarnya mampu memberikan respon atas

27

informasi atau pesan yang datang pada bawah sadarnya. Artinya

pada saat konsumen dirangsang oleh iklan atau pesan sebenarnya

konsumen tidak menyadari akan keberadaan iklan atau pesan

tersebut.

d). Tingkat Adaptasi

Tingkat adaptasi ini merupakan salah satu konsep yang berkaitan

erat dengan ambang batas absolute, dimana konsumen sudah

merasa terbiasa dan tidak lagi mampu memperhatikan stimulus,

maka itu pula absolute thresold berubah. Tingkat adaptasi terjadi

ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang

berulang-ulang.

e). Generalisasi Stimulus

Proses yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya

membedakan antara satu stimulus dengan stimulus lainnya tapi

konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus. Konsumen

yang berusaha melihat kesamaan-kesamaan dari stimulus yang

diterima berarti konsumen sedang melakukan generalisasi. Jadi

generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dari dua stimulus atau

lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan yang dekat)

dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

4. Fungsi Persepsi

Berdasarkan keterangan dan teori-teori diatas dapat diambil

kesimpulan fungsi dari persepsi antara lain yaitu :

28

a. Menanggapi objek yang di informasikan

b. Memilih objek yang diterima

c. Mengorganisasikan masukan informasi

d. Menginterpretasikan masukan infomasi

E. Promosi

1. Pengertian Promosi

Menurut Philip Kotler ( 2003, 142) promosi adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkonsumsikan manfaat dari

produknya dan meyakinkan konsumen (harga konsumen) agar

membelinya.

Menurut Jullian Cummins(2001: 11) promosi adalah serangkaian

teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan dengan

penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada

produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung.

Biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

Menurut definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa

promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan

konsumen untuk membelinya. Dari pengertian diatas, menerangkan bahwa

konsumen baru akan membeli bila produk yang ditawarkan memiliki

kegunaan yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

29

2. Tujuan Promosi

Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara langsung atau

melewati media komunikasi massa kegiatan ini dapat dilakukan dengan

berdasarkan pada tujuan promosi sehingga dapat membantu perusahaan

dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Secara garis besar tujuan

promosi menurut Jullian Cummins (2001 : 8) adalah :

a. Meningkatkan volume penjualan

b. Meningkatkan percobaan oleh konsumen

c. Meningkatkan pembelian berulang

d. Meningkatkan kesetian konsumen

e. Meningkatkan dan memperluas pemakaian

f. Menimbulkan kesadaran

g. Mengalihkan perhatian dari harga

h. Menimbulkan minat

i. Memperoleh dukungan perantara

j. Memperoleh display

3. Promosi Penjualan

a. Pengertian Promosi Penjualan

Institute of sales promotion atau yang dikutip oleh Jullian

Cummins (2001 :1) badan yang menampung para praktisi utama

promosi penjualan di inggris, memberikan definisi sebagai berikut :

promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan

untuk tercapai sasaran penjualan atau pemasaran dengan penggunaan

biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambahan pada produk

atau jasa baik kepada perantara maupun pemakaian langsung, biasanya

tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

30

Kegiatan pemasaran haruslah dilihat sebagai kombinasi dari

ketiga manfaat dan kelima alat bauran promosi. Dengan definisi ini,

berarti promosi penjualan adalah alat dan sekaligus merupakan

manfaat. Dan definisi ini menurut Jullian Cummins (2001: 13)

mempunyai dua kelebihan terhadap definisi bauran promosi yang biasa

dipakai yaitu :

1.) Menjelaskan mengapa teknik-teknik promosi seringkali digunakan

untuk menyampaikan manfaat fungsi dan citra serta manfaat ekstra.

2) Menjelaskan mengapa promosi penjualan dan manfaat ekstra

mempunyai peran yang demikian penting dalam dunia usaha.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa

promosi penjualan dapat disusun, diorganisir dan dilaksanakan dengan

sangat cepat, untuk mengatasi masalah usaha begitu masalah itu

muncul. Akan tetapi semua kegiatan usaha akan lebih baik apabila

direncanakan secara strategis.

Tiga alasan mengapa kita sebaiknya melakukan pendekatan

secara terarah dan strategis dalam merencanakan promosi menurut

Jullian Cummins (2001 :18) :

1.) Memungkinkan suatu tawaran disusun diatas tawaran sebelumnya

dengan demikian menghasilkan kesinambungan pasar atau pesan.

2.) Meningkatkan kemungkinan penyamaran citra dan nilai-nilai

fungsional, sehingga memperbesar pengaruh promosi tersebut.

31

3.) Menghasilkan penghematan waktu dan uang yang cukup besar, dan

mempercepat tanggapan.

b. Tujuan Promosi Penjualan

Tujuan promosi penjualan menurut Jullian Cummins (2001 :

20) adalah

1). Meningkatkan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

aktif

2). Meningkatkan usaha dan intensitas penjualan para reseller dan sales

personal atau para penjual

3). Melengkapi kegiatan atau mempermudah kegiatan penjualan

perorangan.

c. Menyeleksi Alat-Alat Promosi Penjualan

Perencanaan suatu promosi penjualan harus mencangkup

materi mengenai pangsa pasar yang dituju, tujuan dari promosi

penjualan, mengenai kondisi-kondisi pesaing dan adanya efektifitas

biaya dari tiap-tiap peralatan dari promosi penjualan.

Menurut Kotler (2003 : 665) peralatan promosi penjualan terdiri dari :

1). Consumer Promotion Tools

Adalah promosi dari produsen dan pengecer yang ditujukan bagi

konsumen. Peralatan dari promosi penjualan yang ditujukan

kepada konsumen tersebut dapat berupa :

(a) Sampel

(b) Potongan harga pada kemasan

(c) Premium atau hadiah

32

(d) Hadiah

(e) Mencoba produk secara gratis

(f) Jaminan produk

(g) Promosi bersama

(h) Peragaan dan demonstrasi

(i) Bonus dalam kemasan

2). Trade Promotion Tools

Adalah promosi yang dilakukan oleh produsen yang ditujukan bagi

saluran perdagangan alat promosi yang dapat dipergunakan dari

promosi perdagangan adalah

(a). Potongan harga

(b). Bantuan

(c). Barang-barang yang diberikan secara gratis

3). Business And Sales Force Promotion Tools

Adalah alat yang digunakan dengan tujuan-tujuan yang telah

diuraikan kepada pengumpul data para pengusaha, mempengaruhi

dan menghadiahi pelanggan serta mendorong organisasi penjualan

dengan usaha yang lebih besar.

Alat promosi yang dapat digunakan dari promosi usaha ini adalah :

(a). Pertemuan dan pameran dagang

(b). Kontes khusus

(c). Iklan khusus

(d). Siklus hidup produk

33

F. Promosi Bonus Dalam Kemasan

1. Definisi Bonus Dalam Kemasan

Menurut Philip Kotler ( 2003 : 32) definisi bonus dalam kemasan

adalah reduce price pack is a single package sold a reduce price “ artinya

bonus dalam kemasan yang dijual pada pengurangan harga.

Menurut Jullian Cummins (2001 : 114 ) bonus dalam kemasan

adalah tawaran dengan manfaat ekstra dimana manfaat ekstra tersebut

berbentuk suatu barang dagangan.

Menurut Terrence A .Shimp (2000) definisi dari bonus dalam

kemasan adalah ”Bonus pack, are extra quantities of a product that a

company gives to consumers at the regular price” artinya tambahan

produk dari perusahaan untuk diberikan kepada konsumen dengan harga

yang sama.

Menurut Boyd Harper W (2002 : 221 ) bonus dalam kemasan

adalah upaya untuk menarik pembelian dengan menawarkan produk atau

jasa gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk mendorong

pembelian produk lain. Bonus dalam kemasan salah satu dari sekian

banyak teknik yang digunakan dalam promosi penjualan. Bonus dalam

kemasan adalah sebuah kemasan spesial yang menawarkan kepada

konsumen sebuah ekstra produk tambahan dengan tanpa biaya tambahan

(Urseth, 1994).

Jadi dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan adalah

merupakan salah satu strategi dalam promosi penjualan menawarkan

34

produk atau jasa dengan gratis dengan harga yang sudah dikurangi untuk

mendorong pembelian produk lain.

2. Peran Positif Bonus Dalam Kemasan

Saat ini konsumen lebih sadar dari pada sistem pembelajaran yang

dilakukan sebelumnya, maka promosi bonus dalam kemasan berkembang

dengan cepat dan merupakan cara yang paling cepat diterima oleh

perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan.

Melalui bonus dalam kemasan produsen berkeyakinan bahwa

produk ekstra akan sampai kepada konsumen dari pada sistem penyerapan

sebagai margin.

Dalam beberapa hal promosi bonus dalam kemasan memberikan

penawaran waktu terbatas dan dirancang untuk mendukung penjualan

jangka pendek menambah kesadaran produk. Selanjutnya teknik

menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga agar dapat

memperoleh harga bersaing. Pengurangan harga dapat merusak ekuitas

merek, terutama apabila terdapat harga kualitas yang kuat dan positif

(Lichtenstein dan Burton, 1989). Dan juga melalui bonus dalam kemasan,

produsen berkeyakinan bahwa tawaran ekstra akan sampai kepada

konsumen dari pada sistem penyerapan sebagai margin tambahan oleh

pedagang eceran (Schultz et al 1994, p.64).

35

3. Kekurangan Bonus Dalam Kemasan.

Bonus dalam kemasan dapat memiliki kekurangan bila ditinjau dari

kemampuan pergudangan, pengiriman, inventaris dan penyusunan

produksi.

Kekurangan bonus dalam kemasan ini dapat mengakibatkan

perusahaan akan menghentikan promosi tersebut. Sehingga bagi konsumen

yang melakukan pembelian berdasarkan faktor bonus yang diberikan oleh

perusahaan akan berpindah untuk pencari produk lain yang menawarkan

bonus dalam kemasan (Raya 2006).

4. Hal Yang Perlu Di Evaluasikan Dalam Promosi Penjualan

a. Kenaikan margin penjualan

Kenaikan marjin penjualan dalam hal ini bahwa perusahaan harus

dapat menentukan dan mengukur berapa besarnya kenaikan laba

dan keuntungan yang didapat dari produk dengan produk yang

dibandingkan sebelumnya karena hal ini menentukan keuntungan

perusahaan dimasa yang akan datang.

b. Tambahan biaya karena bonus dalam kemasan

c. Potensial peningkatan penjualan

d. Potensial kerugian

bahwa perusahaan harus melihat dan mengevaluasi serta menganalisis

apakah pemberian bonus dalam kemasan tersebut menyebabkan kerugian

terhadap perusahaan. (M. Taufiq Amir, 2000: 86)

36

G. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku

konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk.

Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai

suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut

merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai

macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan

pembelian.

“Keterlibatan Konsumen Dan Pembuatan Keputusan Konsumen”

Mowen (2000) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen

dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang

dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan perkataan lain, apakah

seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan oleh

apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan

pembelian produk. Karakteristik yang mempengaruhi konsumen untuk

membeli

Kotler (2000 : 161) berpendapat bahwa pembelian konsumen amat

sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dan karakteristik tersebut

masih sulit dikendalikan oleh pemasar tetapi mereka harus

memperhitungkan itu semua.

37

Gambar 2.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen

Budaya

Budaya

Sosial

Kelompok acuan Pribadi

Umur dan tahap

daur hidup

Pekerjaan

Situasi ekonomi

Gaya hidup

Kepribadian

Psikologi

Motivasi

Persepsi

Pengetahuan

Keyakinan dan sikap

Pembeli Sub Budaya

Keluarga

Kelas Budaya Peran dan status

Sumber : Kotler (2000 : 161)

1. Proses Keputusan Membeli

Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan untuk

membeli, dan pemasar perlu memusatkan perhatiannya pada proses

pembelian secara keseluruhan bukan hanya pada keputusan pembeli saja

menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2002 : 142) adalah:

a. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana

pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli akan

merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang

diinginkannya. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen

akan segera memahami adanya kebutuhan yag belum perlu segera

dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan-

kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

38

b. Pencarian Informasi (Information Seacrh)

Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih

banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen

kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,

konsumen kemungkinan akan membelinya. Kosumen dapat

memperoleh informasi dari beberapa sumber antara lain:

1) Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber Kormersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.

3) Sumber Publik : media massa, organisasi penilai konsumen.

4) Sumber Pengalaman : penanganan,

pemeriksaan, penggunaan produk.

c. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternaitves)

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam

perangkat pilihan. Pengevaluasian ini tidak dapat terpisah dari

pengaruh sumber-sumber yang dimiliki (waktu, uang, informasi)

maupun resiko keliru dalam pemilihan.

d. Keputusan Membeli (Purchase)

Setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, sekarang tiba saatnya

bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.

Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka

pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut

39

jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu

pembelian, dan cara pembayarannya.

e. Tingkah Laku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavior)

Tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada

rasa puas atau tidak puas. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki

ketidak-sesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin

harganya dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai

dengan keinginan atau gambaran.

2. Tahap-tahap Siklus Pembelian

Tiap kali konsumen membeli, konsumen akan mengalami yang biasa

kita sebut siklus pembelian. Griffin (1995:19) mennyatakan ada lima tahap

siklus pembelian kembali:

a. Kesadaran (Awareness)

Langkah pertama dalam kesetian dimulai dimana pelanggan

mengetahui akan produk atau jasa dari perusahaan tersebut.

Pemberitahuan ini bisa melalui iklan, jasa pos, media cetak, informasi

dari orang lain (WOM), komunikasi, dan kegiatan pemasaran. Pada

tahap ini, pelanggan potensial mengetahui akan keberadaan

perusahaan, namun terdapat sedikit janji. Hal ini dapat menyebabkan

perusahaan lain mencuri pelanggan sebelum perusahaan semula

memulai kegiatan.

40

b. Pembelian Awal (Initial Purchase)

Pembelian pertama kali adalah langkah yang penting dalam

kemampuan untuk memelihara kesetian. Pertama pembelian adalah

pembelian percobaan dan perusahaan dapat mempegaruhi palanggan

secara positif ataupun negatif dengan produk, karyawan, jasa dan

bahkan lingkungan secara fisik. Pertama pembelian terjadi, perusahaan

mendapat kesempatan untuk sungguh-sungguh memulai memelihara

pelanggan yang setia.

c. Penilaian Setelah Membeli (Post Purchase Evaluation)

Setelah pembelian terjadi, pelanggan secara sadar atau tidak sadar

mengevaluasi transaksi. Jika pelanggan puas atau tidak cukup puas

akan beralih ke produk atau jasa perusahaan lain.

d. Keputusan untuk Membeli Kembali (Decision To Purchase)

Komitmen untuk pembelian kembali adalah sikap yang paling penting

dalam membangun kesetian bahkan lebih penting dari kepuasan.

Keputusan untuk membeli kembali adalah langkah alami ketika

pelanggan merasa memiliki perasaan emosional yag kuat terhadap

produk atau jasa tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan

keputusan pelanggan dalam membeli kembali adalah dengan

menetapkan gagasan pada pikiran pelanggan bahwa dengan berpindah

ke perusahaan lain akan memakan biaya pada pelanggan dalam waktu

dan uang.

41

e. Pembelian Kembali (Repurchase)

Langkah terakhir dalam tahap ini adalah pembelian kembali. Hal dasar

yang harus diperhatikan dalam kesetian pelanggan adalah harus

membeli lagi pada perusahaan yang sama. Pelanggan yang benar-benar

loyal akan menolak persaingan dan akan membeli kembali dari

perusahaan yang sama dimana sewaktu-waktu akan diperlukan.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Narulita Syarweni dan

Abdillah, dalam jurnalnya tahun 2002 yang berjudul : “Pengaruh Undian

Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Dan Jumlah Tabungan

Di Bank XYZ“.

Penelitiannya yang dilakukan menggunakan data kuantitatif dan

kualitatif, kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, studi lapangan dan studi pustaka.

Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat keberhasilan

dari penyelenggaraan program ini hanya pada kenaikan jumlah penabung

serta kenaikan jumlah uang tabungan yang ada di bank XYZ. Dari

perhitungan peneliti yang dilakukan, terdapat korelasi antara pemberian

hadiah dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 95 %. Sedangkan antara

pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar 91 %. Dari hasil

analisa determinasi antara pemberian undian berhadiah dengan jumlah

nasabah sebesar 90,25 % dan antara pemberian undian berhadiah dengan

jumlah simpanan uang sebesar 82,81 %. Sehingga dapat dikatakan terjadi

42

hubungan yang kuat antara pemberian kupon undian dengan peningkatan

jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang di bank XYZ ini.

Hasil ini diperkuat dengan analisis t-test bahwa ada pengaruh yang

signifikan anatara pemberian undian berhadiah terhadap peningkatan

jumlah nasabah dan peningkatan jumlah simpanan uang. Disarankan agar

pemberian undian berhadiah tersebut tetap dipertahankan dan jika

mungkin ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya dalam upaya untuk

mempertahankan nasabah setia serta meningkatkan terus jumlah uang

tabungan di bank XYZ ini.

Ni Wayan Ekawati (2004) dalam jurnalnya yang berjudul ”Analisis

Perilaku Konsumen Mancanegara dalam Keputusan Pembelian Produk

Emas dan Perak pada Toko Kerajinan (Art Shop) di desa Celuk Gianyar

Bali.

Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling

dengan jumlah sampel 116 responden. Alat analisis yang digunakan adalah

analisis faktor dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan enam belas variabel penelitian

yang tersebar dalam tujuh faktor, yaitu faktor ukuran terdiri atas variabel

ukuran, kualitas, desain, dan keunikan ; faktor potongan harga terdiri atas

variabel tata letak produk dan arsitek bangunan ; faktor teman terdiri atas

variabel nilai budaya dan pengalaman tentang produk ; faktor transportasi

terdiri atas variabel transportasi dan saluran distribusi ; dan faktor pameran

terdiri atas variabel atas pameran dan personal selling. Dari tujuh faktor

43

tersebut yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian produk

emas dan perak adalah faktor ukuran produk.

Raya (2006) “Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Bonus Dalam

Kemasan Pengharum Pakaian Softener Soklin” hasil penelitiannya dapat

diketahui bahwa persepsi konsumen terhadap bonus dalam kemasan yang

terdapat dalam pengharum pakaian softener soklin adalah baik, ini ditandai

oleh jawaban responden bahwa rata-rata responden setuju terhadap bonus

dalam kemasan yang diberikan perusahaan. Ini dibuktikan dengan

perhitungan dan hasil jawaban responden adalah 4,00 dan bila diletakkan

dalam rentang skala, maka di kategori setuju terhadap bonus dalam

kemasan yang diberikan perusahaan. Dan juga hasil t0 (1,7872) > ta

(1,645), maka H0 di tolak jadi hubungan positif antara persepsi konsumen

terhadap bonus dalam kemasan

Ahmad Nida (2008) ”Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Dan

Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian”(Studi kasus pada

produk Pepsodent), disini diketahui bahwa pengaruh persepsi konsumen

sebagai variabel (X1), bonus dalam kemasan sebagai variabel (X2) dan

keputusan pembelian sebagai (Y). Tehnik pengumpulan data yang

dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan penyebaran kuisioner

dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitiannya mendapatkan nilai R =

0,428 menunjukan bahwa persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan

terhadap keputusan pembelian mempunyai hubungan yang sedang.

Variabel X1 (persepsi konsumen) adalah berpengaruh secara signifikan

44

terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t hitung 3,675 > t

tabel 1,984. Variabel X2 (bonus dalam kemasan) adalah berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel Y (keputusan pembelian) karena nilai t hitung

2,021 > t tabel 1,984. Dan hasil uji simultan (uji F) dapat disimpulkan

bahwa variabel X1 (persepsi konsumen) dan X2 (bonus dalam kemasan),

secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel Y

(keputusan pembelian) karena nilai F hitung 10,875 > F tabel 3,090 dengan

level signifikansi 0,000 < 0,05 maka menolak Ho dan menerima Ha

artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam

kemasan dengan variabel keputusan pembelian.

Ajie Fikriaji (2009), ”Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus

Langsung Dalam Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi

Kesehatan Nuvo” (Studi Kasus di Kota Bogor). Metode analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif, uji Cochran, skala semantic

differensial dan skala likert dengan bantuan alat pengolah data SPSS versi

15 dan MS Excel 2007.

Promosi melalui bonus langsung dalam kemasan produk Nuvo,

dianalisis menggunakan EPIC model, dilihat dari empat dimensi yaitu

emphaty, persuasion, impact, dan communication. Keempat dimensi

tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Perhitungan dimensi

empati didapat nilai rataan 2,28. Dimensi persuasi memiliki rataan 2,15.

Dimensi dampak memiliki rataan 1,91 dan dimensi komunikasi memiliki

rataan 2,29. Walaupun nilai rataannya berbeda-beda namun semua dimensi

45

tersebut masuk kedalam kategori cukup efektif pada rentang skala posisi

keputusan yaitu 1,60-2,40.

Secara keseluruhan nilai EPIC Rate yang didapat adalah 2,157, dan

dapat disimpulkan bahwa promosi melalui bonus langsung dalam kemasan

produk sabun nuvo adalah cukup efektif di mata konsumen, namun masih

kurang mengena pada segi persuasi dan dampak promosi tersebut kepada

masyarakat. Ekuitas merek sabun Nuvo dapat tercipta salah satunya dari

promosi yang dilakukan oleh sabun Nuvo. Elemen-elemen ekuitas merek

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kesadaran merek, asosiasi

merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek. Dalam segi kesadaran merek

yang dianalisis dengan analisis deskriptif, sabun Nuvo telah telah disadari

keberadaannya di masyarakat. Analisis asosiasi merek menggunakan uji

Cochran, hasil penelitian menunjukan bahwa asosiasi-asosiasi yang

menjadi brand image dari sabun Nuvo adalah sabun yang mudah

didapatkan dan tersedia di toko-toko terdekat. Asosiasi sebagai sabun

kesehatan malah tidak menjadi brand image dari sabun Nuvo. Analisis

persepsi kualitas merek Nuvo menggunakan skala semantic differensial,

dari delapan atribut persepsi kualitas yang diujikan pada sabun Nuvo,

Lifebouy dan Detol, sabun Nuvo tidak memiliki satupun kesan kualitas

yang menonjol. Analisis yang terakhir adalah analisis loyalitas merek

Nuvo, hasilnya konsumen sabun Nuvo belum memiliki loyalitas terhadap

merek sabun Nuvo, hal ini terlihat dari piramida loyalitas merek yang

tidak berbentuk piramida terbalik.

46

I. Kerangka Pemikiran

Perusahaan memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan

terutama dalam memasarkan produknya. Berbagai cara dilakukan kegiatan

perusahaan untuk mengembangkan produknya dalam menghadapi para

pesaingnya. Adapun strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mendapat perhatian dari para konsumen yaitu dengan lebih meningkatkan

kualitas sumber daya marketing terutama pada penetapan strategi yang

terbaik untuk perusahaan. Pada dasarnya bila sebuah perusahaan

mempunyai strategi yang terbaik dalam mengelola bisnisnya, maka

perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Salah satu strategi tersebut

adalah dengan melakukan promosi penjualan. Promosi penjualan pada

sebuah perusahaan harus berorientasi terhadap harga, apakah harga akan

dinaikkan atau diturunkan. Dalam hal ini sebuah perusahaan yang

menggunakan strategi promosi harus dapat melakukan efisiensi biaya yang

akan dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan promosi tersebut.

Bauran promosi berperan penting terhadap kegiatan perusahaan.

karena dengan adanya bauran promosi yang ditetapkan oleh sebuah

perusahaan, maka secara tidak langsung bila dilihat dari segi penjualan,

perusahaan salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam

meningkatkan volume penjualan perusahaan.

Bonus dalam kemasan merupakan salah satu strategi promosi

penjualan yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume

penjualan dalam jangka pendek dan mempertahankan kesetiaan konsumen

47

akan produk yang sudah baik, juga memberikan daya tarik kepada

konsumen untuk memutuskan membeli.

Agar dapat melihat keberhasilan sebuah promosi penjualan yang

dalam hal ini menggunakan bonus dalam kemasan yang diberikan dan

dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :

a. Kepercayaan akan penawaran

b. Nilai yang dirasakan

c. Niat pembelian

d. Persepsi terhadap perusahaan yang menawarkan bonus dalam

kemasan

Melihat adanya bonus dalam kemasan ini maka akan

mempermudah perusahaan dalam menilai kebutuhan para pelanggan dan

dapat mengetahui keinginan konsumen lebih baik. Konsumen juga akan

memperoleh informasi lebih lengkap dan akurat mengenai produk yang

dijual perusahaan.

48

Gambar 2.4

Bagan Kerangka Pemikiran

J. Hipotesis

Lind (2003) menyatakan bahwa hipotesa adalah suatu pernyataan

mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk

pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Hipotesis juga

merupakan pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau

fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep teoritis

yang perlu diuji secara empiris (Indriantoro dan bambang, 2002 :250)

Persepsi Konsumen (X1)

Keputusan Pembelian Konsumen (Y)

Bonus Dalam Kemasan (X2)

Regresi Linier Berganda

Uji t Uji F

49

Adapun teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana karena penelitian

hanya meneliti hubungan antara dua variabel saja yaitu persepsi konsumen

terhadap bonus dalam kemasan dan keputusan pembelian konsumen.

Hipotesis yang penulis pergunakan dalam skripsi ini adalah :

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

konsumen terhadap keputusan pembelian

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara bonus dalam

kemasan terhadap keputusan pembelian

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan kepada pengaruh

persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian

produk PT. Unilever, Tbk diantarnya : Shampo Sunsilk dan Clear. Sebagai

variabel terikat (dependen variabel) pada penelitian ini adalah keputusan

pembelian (Y). Sebagai variabel bebas (independen variabel) adalah persepsi

konsumen (X1), dan bonus dalam kemasan (X2).

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh

persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian. Dan penelitian ini

bertujuan juga untuk mengetahui apakah bonus dalam kemasan tersebut dapat

mempengaruhi proses keputusan pembelian.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,

2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah para konsumen dari produk

Shampo Sunsilk dan Clear yang berada di Wilayah Tangerang.

51

1. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh para penulis dalam

pengambilan sampel ini adalah secara non probabilitas atau non acak dengan

menggunakan convinience sampling adalah istilah umum yang mencakup

variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti

unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk

mengukur, dan bersifat kooperatif. Maka sampel yang diambil 100 responden

( Malhotra, 2004).

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha

untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara :

1. Data Primer, adalah data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner

yang berisi beberapa pertanyaan mengenai data yang diperlukan untuk

mendukung skripsi penulis. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup,

yaitu pertanyaan yang tidak memberi kebebasan kepada responden karena

alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti.

2. Data Sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi

kepustakaan yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca buku teori-

teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk

memperoleh landasan teoritis yang berguna didalam mempertanggung

jawabkan penulisan ini. Seperti ; literatur, catatan, surat kabar, majalah,

jurnal, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan

diteliti.

52

Peneliti juga dapat menggunakan media internet untuk memperoleh

data yang diperlukan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan, menggambarkan, atau

melakukan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi (Sugiono,

2004:142). Maka teknik statistik yang digunakan untuk memperoleh data dari

penyebaran kuesioner kepada 100 responden konsumen.

Pengukuran tingkat kepentingan antar unsur persepsi konsumen dan

bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan

menggunakan pengukuran skala Likert dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Likert

Sangat Tidak

Setuju

Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju

(STS)

(1)

(TS)

(2)

(R)

(3)

(S)

(4)

(SS)

(5)

Sumber : Sugiono (2004:142)

Keuntungan penggunaan skala Likert yaitu dengan keragaman skor

(variability of score) dengan menggunakan skala tingkatan 1-5. dengan

dimensi mutu yang tercermin dalam daftar pertanyaan. Dengan instrumen

53

skala pengukuran ordinal sebagai pengukuran tingkat kepuasan seseorang

terhadap suatu produk yang digunakan

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan adalah berdasarkan kepada

variabel-variabel persepsi konsumen, bonus dalam kemasan. Setelah

melakukan perhitungan atas hasil kuesioner, pengolahan data kuantitatif

mengenai persepsi konsumen, bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian digunakan pengujian statistik analisa koefisien korelasi berganda

dan analisa regresi berganda. Maka sebelum diuji statistik di atas terlebih

dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

(Iqbal Hasan, 2002:77).

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keabsahan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain,

mampu mengukur data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam

penyusunan kuesioner, pernyataan/pertanyaan yang ingin diajukan perlu

dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel

apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau

indikator apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur kuesioner

yang benar yang telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas

logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami

masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun

54

kuesioner. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti dapat

melakukan tryout dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi

(Construct Validity). Validitas kontruksi menentukan validitas alat

pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari

masing-masing item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan dengan

skor totalnya.

Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil

penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor

totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan

skor totalnya maka dapat disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut valid.

Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item,

yaitu mengkorelasikan skor tiap buitr dengan skor total yang merupakan

jumlah skor tiap butir. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-

hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari

r-tabel. (Bhuono Agung Nugroho, 2005 : 68).

b. Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap

berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari instrumen/alat. Sebagai

ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur

gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas, maka

dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen. Variabel-variabel

55

tersebut dikatakan reliable bila cronbach alpha nya memiliki nilai lebih

besar 0.60 (Purbayu 2005:251). Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat

konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut

akurat, stabil dan konsisten. Tehnik yang digunakan adalah koefisien

cronbach alpha dengan rumus:

2

2

1)1( t

I

SS

kkri

Keterangan :

k = Mean kuadrat antara subyek

2iS = Mean kuadrat kesalahan

2tS = Varians total

Sedangkan untuk mencari nilai varians butir dapat

dipergunakan rumus:

Σ X2 Σ X2

σ = N

N

Dimana : N : Jumlah populasi

X : Nilai skor yang dipilih

σ : Ragam atau varians butir

Reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memiliki koefisien

alpha cronbach minimal 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat

56

digunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran

relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang.

2. Uji Asumsi Klasik

Apabila menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dalam

ekonometrika dijelaskan bahwa peneliti tidak dapat menghindarkan diri

dari penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi

menggunakan SPSS 15.0 for windows.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan

distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan

untuk analisis statistic parametric. Penggunaan uji normalitas karena pada

analisis statistic parametic, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah

bahwa data tesebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi

secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal.

Bahwa data memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui

bentuk distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi ini berarti bahwa antara variabel independen yang satu

dengan variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling

berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Suatu data

terbebas dari multikolinearitas jika nilai Varians Inflation Factor (VIF)

tidak lebih dari 10,0 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. (Bhuono

Agung, 2005 : 59)

57

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama

untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi

tidak random, tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan

besarnya satu atau lebih variabel.

Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan

kepengamatan lainnya, jika varian residual dari satu pengamatan

kepengamatan lainnya tetap maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yang

homokedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas ada

beberapa cara yaitu :

1.) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)

dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

2.) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang

membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit). Maka, mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik

58

menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda (Multiple Regression), yaitu analisis tentang

hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel

independen (Triton P.B.,2006 : 56).

Persamaannya : Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Keputusan pembelian)

a = Bilangan konstanta (harga y bila x=0)

b = Koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen

yang didasarkan pada hubungan nilai variabel

independen.

Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi

penurunan

X1 = Variabel bebas (persepsi konsumen)

X2 = Variabel bebas (bonus dalam kemasan)

e = Standar kesalahan (error terms).

59

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Distribusi t (Uji t)

Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi

secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan

hipotesis yang telah dikemukakan oleh Singgih Santoso (2008 : 227).

sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig.< level of

significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara

parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig.> level

of significant maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara

parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Rumus : t = x –µo

S

√n

Dimana :

t = nilai t yang dihitung

x = nilai rata-rata

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

µo = nilai yang dihipotesiskan

60

b. Uji Distribusi F (Uji F)

Digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara

simultan (bersama-sama). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat

pada tabel ANOVA. Menurut Triton P.B (2006 : 267), langkah-

langkah uji F statistik adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yang digunakan

yaitu :

Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi konsumen

dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian.

Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus

dalam kemasan terhadap keputusan pembelian.

Tingkat signifikan yang digunakan yaitu α = 0.05

2) Menghitung nilai F :

F hitung = R2

(k-1) (1- R2) (n-k-1)

Dimana R2 = koefisien regresi yang ditemukan

K = jumlah variabel bebas (X)

n = jumlah sampel

61

F = F hitung yang selanjutnya diuji dengan F tabel :

Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti

tidak ada pengaruh antara varibel bebas (X) dan terkait (Y).

Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti

ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terkait (Y).

62

E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, variabel

penelitian yang akan dianalisis dikelompokkan kedalam tiga variabel. Yakni

variabel dependen (Y) dan variabel indenpenden (X1 dan X2).

1. Variabel terikat (Variabel Dependen)

Yaitu variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.

dimana persepsi konsumen, bonus dalam kemasan akan mempengaruhi

keputusan pembelian. Variabel terikat dikonotasikan dengan huruf (Y)

2. Variabel bebas (Variabel Independent)

Yaitu variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen,

dan bonus dalam kemasan yang di konotasikan (X1) dan(X2).

63

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

Persepsi Konsumen

(X1)

1. Proses persepsi Perkenalan individu menerima informasi melalui indera

Individu menempatkan kapasitas proses menjadi suatu stimulus

Proses merubah indera stimulus agar dapat dipahami

Kecenderungan memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan

Kecenderungan menafsirkan informasi sendiri

Kecenderungan mengingat hal-hal yang baik

Ordinal

2. Stimulus-stimulus yang mempengaruhi persepsi

Lingkungan Tempat Tinggal Keluarga Life style Produk Iklan

Ordinal

Bonus Dalam Kemasan

(X2)

1. Kegunaan bagi konsumen

Memberikan penawaran dengan manfaat ekstra

Menambah kesadaran berproduk

Menyelamatkan produsen dari keharusan mengurangi harga

Menarik perhatian konsumen Penawaran dalam jangka

pendek Konsumen akan

mengharapkan strategi ini terus menerus

Ordinal

Keputusan Pemebelian

(Y)

1.Pengenalan Kebutuhan

Kebutuhan dasar Kebutuhan psikologis

Ordinal

2.Pencarian Informasi

Promosi/ insentif Sumber informasi dari rekan,

organisasi, dll

Ordinal

3.Evaluasi Alternatif Pertimbangan tertentu Resiko yang kecil

Ordinal

4.Keputusan Membeli

Jenis bentuk produk Produsen, cara pembayaran

Ordinal

5.Tingkah laku Kepuasan Ordinal

64

pasca pembelian Sesuai keinginan

65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh

Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur

Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16

Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada

tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada

tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi

tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,

S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan

No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di

Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16

November 1981.

66

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003,

para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi

nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.

Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh

notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan

No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada

tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat

oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga

bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian

pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan

(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-

18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada

tahun 1933.

a. Visi dan Misi Perusahaan

Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Kami memenuhi

kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari

dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,

berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

67

Jalinan yang mengakar dalam budaya dan pasar setempat di

seluruh dunia telah menghasilkan hubungan yang kuat dengan para

pelanggan dan merupakan dasar yang sangat berguna untuk pertumbuhan

kami di masa mendatang. Kami akan membawa kekayaan ilmu

pengetahuan dan keahlian internasional kami untuk dapat melayani

konsumen setempat - multinasional multilokal sesungguhnya dengan

sebaik-baiknya.

Keberhasilan jangka panjang kami memerlukan komitmen

terhadap standar pelaksanaan dan produktivitas bermutu tinggi, terhadap

kerjasama yang harus dilakukan secara efektif, dan terhadap keinginan

untuk menerima gagasan baru dan belajar secara terus menerus.

Kami juga yakin bahwa untuk mencapai keberhasilan diperlukan

standar etika usaha pada masing-masing orang yang bekerja bersama

kami, masyarakat yang berinteraksi dengan kami serta lingkungan tempat

kami melakukan kegiatan usaha.

Inilah cara kami yang kami lakukan dalam mencapai pertumbuhan

secara berkesinambungan dan menguntungkan, menciptakan nilai jangka

panjang bagi para pemegang saham, karyawan dan para mitra usaha kami.

b. Prinsip Bisnis Unilever

Prinsip bisnis kami menjabarkan standar operasional yang harus

dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang

mendukung pendekatan kami terhadap tata kelola dan tanggung jawab

perusahaan.

68

1.) Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat

Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para

pelanggan (internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan

masyarakat merasa senang dengan selalu memahami dan mengantisipasi

kebutuhan mereka serta memberikan jawaban secara kewirausahaan.

2.) Kerjasama

Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita

bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat

untuk menang, dan saling percaya.

3.) Integritas

Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan

terpercaya dalam semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri

dalam mempertahankan keyakinan kita, bahkan dalam situasi sulit. Kita

melaksanakan apa yang kita katakan.

2. Produk PT. Unilever Indonesia

Sebagai industri yang semula hanya memproduksi sabun dan

margarine, PT. Unilever Indonesia mulai mengembangkan usahanya

dengan menghasilkan barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti

shampo, pasta gigi, sabun mandi, produk kecantikan dan lain-lain. Produk-

produk tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

69

Tabel 4.1

Produk PT.Unilever Indonesia

PABRIK JENIS PRODUK NAMA PRODUK

Cikarang, Jakarta

(Food and Non Soap

Detergent Division)

Sabun cuci

Sabun cuci

piring

Margarine

Teh

Bumbu dapur

Es krim

Baby care

Pewangi cucian

Rinso, Omo,

Sunlight, Surf

Sunlight, Vim

Powder

Blueband

Sariwangi,

Lipton

Royco

Walls

Cuddle

Comfort, Molto

Rungkut, Surabaya

(Personal Wash and

Personal Care

Division)

Sabun

Pasta gigi

Shampo

Hair cream

Lotion

Deodorant

Lux, Lifebouy,

Vinolia, Dove

Pepsodent,

Close-Up,

Sunsilk, Clear,

Organics,

Dimension,

Brisk

Brisk

Citra, Ponds,

Vaseline

Rexona, Axe.

70

B. Hasil dan Pembahasan

1. Karakterisitik Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang

menggunakan produk Sunsilk dan Clear, dalam hal ini objek

penelitiannya adalah masyarakat yang berada didaerah Tangerang

termasuk mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan

sampel yang dipilih sebanyak 100 orang responden dengan

pertimbangan tertentu.

Adapun karakteristik responden berdasarkan kuesioner yang telah

disebar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden

KARAKTERISTIK RESPONDEN Jenis

Kelamin Usia Pekerjaan Pendapatan

Kategori Res Kategori Res Kategori Res Kategori Res Laki-laki 46 15-20 Thn 38 Pel/Mhs 68 < 500.000 44 Perempuan 54 21-25 Thn 50 Guru/Dosen 5 500.000 s/d

1 Juta 35

26-30 Thn 5 IRT 10 1 Juta s/d 1,5 Juta

15

31-40 Thn 3 Krywn Swsta/ Pgw Negeri

12 1,5 Juta s/d 2 Juta

3

> 41 Thn 4 Profesi/Ahli 5 > 2 Juta 3 Total 100 100 100 100

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden

berdasarkan kategori jenis kelamin didominasi oleh konsumen perempuan

sebanyak 54 orang, dan laki-laki sebanyak 46 orang. Karakteristik

71

responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 21-

25 tahun yaitu sebanyak 50 orang. Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan didominasi oleh pelajar/mahasiswa sebanyak 68 orang.

Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan yang

dimiliki responden didominasi < 500.000 per bulan sebanyak 44 orang.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan

analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan

skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir pernyataan dalam

kuesioner. Triton P.B (2006 : 247) dalam buku statistiknya menyatakan

bahwasannya di dalam analisis item, teknik korelasi dalam menentukan

validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak

digunakan.

Kemudian di dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi adalah item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total

serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item ini memiliki validitas

yang tinggi.

Pengujian validitas adalah berkaitan dengan masalah adanya

kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki

tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan hasil tetap. Dengan demikian masalah reliabilitas tes

(instrumen) berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi

perubahan tes (instrumen), maka perubahan itu dianggap tidak berarti.

72

Dalam penelitian ini metode pengujian validitas instrumen yang

digunakan oleh peneliti adalah dengan membandingkan antara nilai r

hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 % atau tingkat

signifikansi 5 % (0,05) dengan jumlah sampel/responden yang

diujicobakan (N=30). Apabila r-hitung > r-tabel, maka suatu instrumen

dapat dinyatakan valid. Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel, maka

instrumen dapat dinyatakan tidak valid. (Dwi Priyatno,2008 : 24).

Dalam pengujian reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti

menggunakan teori tersebut sebagai acuan.

Untuk mengetahui apakah pernyataan dalam kuesioner yang

diajukan kepada konsumen dapat dikatakan valid atau tidak dan reliabel

atau tidak, maka peneliti melakukan uji coba atau try out kepada 30

responden dengan memberikan 38 butir pernyataan untuk menguji

validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan yang telah diberikan.

Ketiga puluh delapan (38) butir pernyataan tersebut dibagi ke dalam 3

variabel utama yang terdiri dari : 12 pernyataan variabel persepsi

konsumen (X1), 8 pernyataan variabel bonus dalam kemasan (X2), dan 18

pernyataan variabel keputusan pembelian (Y). Kemudian hasilnya akan

diolah menggunakan SPSS versi 15.0 for windows.

Setelah dilakukan tryout terhadap 30 responden tersebut, hasilnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

73

Tabel 4.3 Hasil Tryout Awal instrumen Pengaruh Persepsi Konsumen Dan Bonus

Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α Keterangan

1 .437 .832 Valid dan Sangat Reliabel 2 .393 .832 Valid dan Sangat Reliabel 3 .516 .831 Valid dan Sangat Reliabel 4 .574 .831 Valid dan Sangat Reliabel 5 .444 .832 Valid dan Sangat Reliabel 6 .398 .832 Valid dan Sangat Reliabel 7 .321 .832 Tidak Valid dan Reliabel 8 .458 .832 Valid dan Sangat Reliabel 9 .400 .832 Valid dan Sangat Reliabel

10 .565 .831 Valid dan Sangat Reliabel 11 .514 .831 Valid dan Sangat Reliabel 12 .723 .830 Valid dan Sangat Reliabel 13 .424 .832 Valid dan Sangat Reliabel 14 .488 .832 Valid dan Sangat Reliabel 15 .507 .831 Valid dan Sangat Reliabel 16 .401 .832 Valid dan Sangat Reliabel 17 .395 .832 Valid dan Sangat Reliabel 18 .458 .832 Valid dan Sangat Reliabel 19 .491 .832 Valid dan Sangat Reliabel 20 .727 .830 Valid dan Sangat Reliabel 21 .500 .831 Valid dan Sangat Reliabel 22 .429 .832 Valid dan Sangat Reliabel 23 .435 .832 Valid dan Sangat Reliabel 24 .420 .832 Valid dan Sangat Reliabel 25 .423 .832 Valid dan Sangat Reliabel 26 .513 .831 Valid dan Sangat Reliabel 27 .521 .831 Valid dan Sangat Reliabel 28 .363 .832 Valid dan Sangat Reliabel 29 .456 .832 Valid dan Sangat Reliabel 30 .603 .830 Valid dan Sangat Reliabel 31 .684 .830 Valid dan Sangat Reliabel 32 .412 .832 Valid dan Sangat Reliabel 33 .587 .831 Valid dan Sangat Reliabel 34 .382 .832 Valid dan Sangat Reliabel

74

No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α Keterangan 35 .533 .831 Valid dan Sangat Reliabel 36 .515 .831 Valid dan Sangat Reliabel 37 .461 .832 Valid dan Sangat Reliabel 38 .443 .832 Valid dan Sangat Reliabel

Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa 37 butir pernyataan valid karena

memiliki nilai korelasi (r-hitung) > dari nilai r-tabel. Nilai r tabel yaitu sebesar

0,361 dimana dicari pada jumlah responden N=30 dengan signifikansi 5 % (Dwi

Priyatno, 2008 : 24). Sedangkan 1 butir pernyataan tidak valid yaitu pada

pernyataan no. 7 karena memiliki nilai korelasi (r-hitung) < dari nilai r-tabel

dimana nilai r-hitung sebesar 0,321 sedangkan nilai r-tabel 0,361. Nilai koefisien

alpha cronbach dari seluruh pernyataan yang diuji coba dalam tabel tersebut rata-

rata diperoleh hasil yang sangat reliabel karena berada pada nilai alpha > 0,80,

sehingga dikatakan sangat reliabel (Santoso,2001 : 227).

Pernyataan no.7 yang tidak valid, peneliti anggap tidak bisa dijadikan

acuan sehingga peneliti tidak menggunakan pernyataan tersebut di dalam

kuesioner. Sehingga setelah dilakukan ujicoba (tryout) kembali kepada 30

responden ternyata diperoleh hasil yang valid dan sangat reliabel dari 37

pernyataan, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil tersebut peneliti

anggap sudah bisa dijadikan acuan dalam kuesioner sehingga kuesioner dapat

disebarkan kepada 70 responden berikutnya.

75

Tabel 4.4

Hasil Try Out Akhir Instrumen Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen dan Bonus Dalam Kemasan terhadap Keputusan Pembelian

No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α Keterangan 1 .507 .866 Valid dan Sangat Reliabel 2 .587 .864 Valid dan Sangat Reliabel 3 .393 .875 Valid dan Sangat Reliabel 4 .516 .871 Valid dan Sangat Reliabel 5 .399 .869 Valid dan Sangat Reliabel 6 .452 .868 Valid dan Sangat Reliabel 7 .399 .871 Valid dan Sangat Reliabel 8 .545 .865 Valid dan Sangat Reliabel 9 .443 .868 Valid dan Sangat Reliabel

10 .444 .875 Valid dan Sangat Reliabel 11 .458 .867 Valid dan Sangat Reliabel 12 .566 .870 Valid dan Sangat Reliabel 13 .362 .870 Valid dan Sangat Reliabel 14 .485 .874 Valid dan Sangat Reliabel 15 .495 .873 Valid dan Sangat Reliabel 16 .481 .867 Valid dan Sangat Reliabel 17 .377 .873 Valid dan Sangat Reliabel 18 .462 .870 Valid dan Sangat Reliabel 19 .455 .874 Valid dan Sangat Reliabel 20 .363 .873 Valid dan Sangat Reliabel 21 .460 .867 Valid dan Sangat Reliabel 22 .377 .873 Valid dan Sangat Reliabel 23 .633 .864 Valid dan Sangat Reliabel 24 .638 .863 Valid dan Sangat Reliabel 25 .468 .867 Valid dan Sangat Reliabel 26 .636 .864 Valid dan Sangat Reliabel 27 .477 .867 Valid dan Sangat Reliabel 28 .414 .869 Valid dan Sangat Reliabel 29 .392 .873 Valid dan Sangat Reliabel 30 .396 .870 Valid dan Sangat Reliabel 31 .477 .873 Valid dan Sangat Reliabel 32 .597 .872 Valid dan Sangat Reliabel 33 .366 .873 Valid dan Sangat Reliabel 34 .370 .869 Valid dan Sangat Reliabel

76

No. Pernyataan Korelasi Item Cronbach’s α Keterangan 35 .535 .866 Valid dan Sangat Reliabel 36 .575 .866 Valid dan Sangat Reliabel 37 .513 .866 Valid dan Sangat Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah

3. Hasil Penyebaran Kuesioner Kepada 100 Responden

Berikut adalah hasil output kuesioner dan deskripsi yang dibagikan

kepada 100 responden konsumen Shampo Sunsilk dan Clear.

a. Persepsi (X1)

Dalam variabel ini peneliti memasukan 2 sub variabel dengan

masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :

1) Proses Persepsi

Tabel 4.5 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear Secara Pribadi

Pernyataan Frekuensi Persentase (100%)

Sangat Tidak Setuju 15 15,0 Tidak Setuju 42 42,0 Ragu-ragu 10 10,0 Setuju 24 24,0 Sangat Setuju 9 9,0 Jumlah 100 100,0

Sumber :Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 42 responden menyatakan tidak setuju, 10

responden menyatakan ragu-ragu, 24 responden menyatakan setuju dan 9

responden menyatakan sangat setuju.

77

Dari hasil pernyataan ini sebagian besar responden menyatakan

tidak setuju bahwa mereka termasuk konsumen yang mendapatkan

informasi tentang produk Shampo Sunsilk&Clear secara pribadi.

Tabel 4.6 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Orang Lain

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 6 6,0 Tidak Setuju 39 39,0 Ragu-ragu 12 12,0 Setuju 33 33,0 Sangat Setuju 10 10,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 39 responden yang menyatakan tidak

setuju, 12 responden yang menyatakan ragu-ragu, 33 responden yang

menyatakan setuju, dan 10 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari

hasil uraian ini sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa

mereka termasuk konsumen yang mendapatkan informasi produk

Shampo&Clear dari orang lain.

78

Tabel 4.7 Informasi Produk Shampo Sunsilk&Clear dari Media

Elektronik

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 2 2,0 Tidak Setuju 1 1,0 Ragu-ragu 0 0 Setuju 60 60,0 Sangat Setuju 37 37,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 2 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden yang menyatakan tidak

setuju, tidak ada responden yang menyatakan ragu-ragu, 60 responden

yang menyatakan setuju, dan 37 responden yang menyatakan sangat

setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan setuju mendapatkan informasi produk Shampo

Sunsilk&Clear dari media elektronik.

Tabel 4.8 Penafsiran Sendiri Mengenai Informasi dari Sebuah Produk

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 7 7,0 Tidak Setuju 20 20,0 Ragu-ragu 27 27,0 Setuju 35 35,0 Sangat Setuju 11 11,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa 7 responden

menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tiak setuju, 27

79

responden menyatakan ragu-ragu, 35 responden menyatakan setuju dan 11

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

mengenai penafsiran sendiri informasi dari sebuah produk.

Tabel 4.9 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet karena

Kebutuhan Sendiri

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 2 2,0 Tidak Setuju 13 13,0 Ragu-ragu 21 21,0 Setuju 51 51,0 Sangat Setuju 13 13,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.9 menyatakan bahwa 2 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden

menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju dan 13 responden

menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat dikatakan bahwa

Sunsilk&Clear kemasan sachet karena kebutuhan sendiri.

Tabel 4.10 Penggunaan Produk Shampo Sunsilk&Clear karena Pengaruh

Positif

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 6 6,0 Ragu-ragu 15 15,0 Setuju 62 62,0 Sangat Setuju 17 17,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

80

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden

yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini akan tetapi 6

responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan ragu-ragu,

62 responden menyatakan setuju dan 17 responden menyatakan sangat

setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden setuju dengan pernyataan penggunaan produk Shampo

Sunsilk&Clear karena pengaruh positif.

2). Stimulus-stimulus yang Mempengaruhi Perepsi

Tabel 4.11 Faktor Lingkungan Tempat Tinggal

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 1 1,0 Tidak Setuju 5 5,0 Ragu-ragu 30 30,0 Setuju 52 52,0 Sangat Setuju 12 12,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.11 dapat dilihat hanya 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 12 responden yang menyatakan tidak setuju, 30

responden yang menyatakan ragu-ragu, 52 responden yang menyatakan

setuju dan 12 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanayak 52 responden dari 100

responden menyatakan setuju dengan pernyataan tesebut.

81

Tabel 4.12 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Faktor Keluarga

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 7 7,0 Tidak Setuju 15 15,0 Ragu-ragu 8 8,0 Setuju 50 50,0 Sangat Setuju 20 20,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.12 terlihat bahwa ada 7 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju, 15 responden yang menyatakan tidak setuju, 8

responden yang menyatakan ragu-ragu, 50 responden yang menyatakan

setuju, dan 20 responden yang menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan

pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena faktor keluarga.

Tabel 4.13 Penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena Kebiasaan Sejak

Awal

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 3 3,0 Tidak Setuju 8 8,0 Ragu-ragu 5 5,0 Setuju 55 55,0 Sangat Setuju 29 29,0 Jumlah 100 100,0

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa 3 responden menyatakan

sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden

menyatakan ragu-ragu, 55 responden menyatakan setuju, dan 29

82

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa 55 % dari 100 responden setuju dengan pernyataan bahwa

pernyataan penggunaan Shampo Sunsilk&Clear karena kebiasaan sejak

awal.

Tabel 4.14 Pemakaian Produk Lain Jika Produk Tersebut Lebih Murah

dan Berkualitas

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 20 20,0 Ragu-ragu 21 21,0 Setuju 36 36,0 Sangat Setuju 19 19,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa 4 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju, 21

responden menyatakan ragu-ragu, 36 responden menyatakan setuju dan 19

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan

tersebut.

83

Tabel 4.15 Pengaruh Iklan yang Dilihat

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 5 5,0 Tidak Setuju 26 26,0 Ragu-ragu 27 27,0 Setuju 37 37,0 Sangat Setuju 5 5,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dapat dilihat tabel 4.15 dari 100 responden ada 5 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 26 responden menyatakan tidak setuju, 27

responden menyatakan ragu-ragu, 37 responden menyatakan setuju dan 5

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini terlihat bahwa

sebagian besar responden menyatakan setuju dari pernyataan tersebut.

b. Bonus Dalam Kemasan (X2)

Dalam variabel ini peneliti memasukan 1 sub variabel dengan

indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :

1) Kegunaan Bagi Konsumen

Tabel 4.16 Menyukai Bonus Dalam Kemasan Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 11 11,0 Ragu-ragu 5 5,0 Setuju 62 62,0 Sangat Setuju 22 22,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

84

Dari tabel 4.16 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menjawab

sangat tidak setuju dari pernyataan ini, 11 responden yang menyatakan

tidak setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 62 responden

menyatakan setuju, dan 22 responden yang menyatakan sangat setuju.

Dari hasil pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa 62% dari 100

responden menyatakan setuju dengan pemberian bonus dalam kemasan

Sunsilk&Clear.

Tabel 4.17 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Daya Tarik

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0,0 Tidak Setuju 4 4,0 Ragu-ragu 5 5,0 Setuju 65 65,0 Sangat Setuju 26 26,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.17 terlihat bahwa tidak ada responden yang menjawab

sangat tidak setuju, 4 responden yang menyatakan tidak setuju, 5

responden yang menyatakan ragu-ragu, 65 responden yang menyatakan

setuju, dan 26 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan

ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden setuju dengan

pernyataan bonus dalam kemasan menjadi daya tarik.

85

Tabel 4.18 Bonus Dalam Kemasan Menjadi Nilai Tambah Dimata

Konsumen

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 7 7,0 Tidak Setuju 5 5,0 Ragu-ragu 3 3,0 Setuju 60 60,0 Sangat Setuju 25 25,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.18 maka dapat diketahui bahwa 7 responden

menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 3

responden menyatakan ragu-ragu, 60 responden menyatakan setuju, dan

25 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil ini dapat disimpulkan

bahwa sebanyak 60% responden setuju dengan pernyataan bonus dalam

kemasan Sunsilk&Clear menjadi nilai tambah dimata konsumen.

Tabel 4.19 Harga Stabil Setelah Pemberian Bonus Dalam Kemasan

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 10 10,0 Ragu-ragu 20 20,0 Setuju 50 50,0 Sangat Setuju 16 16,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

86

Dari tabel 4.19 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 20 responden

menyatakan ragu-ragu, 50 responden menyatakan setuju, dan 16

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan ini dapat

dinyatakan sebagian besar responden setuju bahwa harga stabil setelah

diberikan bonus dalam kemasan produk Shampo Sunsilk&Clear.

Tabel 4.20 Pemilihan Shampo Sunsilk&Clear karena Bonus Dalam

Kemasannya Dibandingkan Produk Lain

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 15 15,0 Tidak Setuju 27 27,0 Ragu-ragu 8 8,0 Setuju 45 45,0 Sangat Setuju 5 5,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.20 dapat dilihat responden yang menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 15, 27 responden menyatakan tidak setuju, yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 8 responden, 45 responden menyatakan

setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan

ini dapat disimpulkan bahwa 45% dari 100 responden menyatakan setuju

dengan pernyataan ini.

87

Tabel 4.21 Pemberian Bonus Dalam Kemasan Sifatnya Jangka Pendek

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 5 5,0 Tidak Setuju 7 7,0 Ragu-ragu 7 7,0 Setuju 68 68,0 Sangat Setuju 13 13,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dilihat dari tabel 4.21 sebanyak 5 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden

menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 13

responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut sebagian

besar responden menyatakan setuju bahwa pemberian bonus dalam

kemasan sifatnya jangka pendek.

Tabel 4.22 Bonus Dalam Kemasan Hanya Terbatas Pada Supermarket

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 35 35,0 Tidak Setuju 30 30,0 Ragu-ragu 11 11,0 Setuju 15 15,0 Sangat Setuju 9 9,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.22 terlihat bahwa 35 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden

menyatakan ragu-ragu, 15 responden menyatakan setuju, dan 9 responden

88

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju dari pernyataan

bonus dalam kemasan hanya terbatas pada supermarket.

Tabel 4.23 Harapan Konsumen Bonus Dalam Kemasan Dilakukan Secara

Terus-Menerus

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 6 6,0 Ragu-ragu 9 9,0 Setuju 51 51,0 Sangat Setuju 34 34,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.23 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden yang menyatakan tidak

setuju, 9 responden yang menyatakan ragu-ragu, 51 responden yang

menyatakan setuju, dan 34 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari

hasil pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa 51% dari 100 responden

menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut.

c. Keputusan Pembelian (Y)

Dalam variabel ini peneliti memasukan 5 sub variabel dengan

masing-masing indikator yang hasil outputnya adalah sebagai berikut :

89

1). Pengenalan Kebutuhan

Tabel 4.24 Keputusan Pembelian Shampo Sunsilk&Clear Berdasarkan

Kebutuhan

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0,0 Tidak Setuju 8 8,0 Ragu-ragu 7 7,0 Setuju 58 58,0 Sangat Setuju 27 27,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa tidak ada satupun responden

yang menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak

setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan

setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa 58% dari 100 responden menyatakan setuju

mengenai pernyataan tersebut.

Tabel 4.25 Harga Menjadi Pertimbangan Keputusan Pembelian Shampo

Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 7 7,0 Tidak Setuju 12 12,0 Ragu-ragu 9 9,0 Setuju 53 53,0 Sangat Setuju 19 19,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

90

Dilihat dari tabel 4.25 menerangkan bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden

menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 53

responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat

setuju. Dari pernya taan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

yaitu 53% dari responden menyatakan setuju mengenai pernyataan harga

menjadi pertimbangan keputusan pembelian Shampo Sunsilk&Clear.

Tabel 4.26 Mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear Dengan Mudah

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 9 9,0 Ragu-ragu 6 6,0 Setuju 75 75,0 Sangat Setuju 10 10,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah Dari tabel 4.26 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 6

responden menyatakan ragu-ragu, 75 responden menyatakan setuju, dan

10 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

mengenai pernyataan mendapatkan Shampo Sunsilk&Clear dengan

mudah.

91

2). Pencarian Informasi

Tabel 4.27 Perhatian Terhadap Iklan Sehingga Memutuskan Pembelian Shampo

Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 11 11,0 Tidak Setuju 12 12,0 Ragu-ragu 16 16,0 Setuju 54 54,0 Sangat Setuju 7 7,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.27 terlihat bahwa 11 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden

menyatakan ragu-ragu, 54 responden menyatakan setuju, dan 7 responden

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyetujui pernyataan tersebut.

Tabel 4.28 Referensi Dari Keluarga Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 12 12,0 Tidak Setuju 46 46,0 Ragu-ragu 15 15,0 Setuju 17 17,0 Sangat Setuju 10 10,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.28 terlihat bahwa 12 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 46 responden menyatakan tidak setuju, 15 responden

menyatakan ragu-ragu, 17 responden menyatakan setuju, dan 10

92

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju

mengenai pernyataan tersebut.

Tabel 4.29 Referensi Dari Teman Untuk Membeli Shampo Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 14 14,0 Tidak Setuju 23 23,0 Ragu-ragu 16 16,0 Setuju 30 30,0 Sangat Setuju 17 17,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.29 terlihat bahwa 14 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden

menyatakan ragi-ragu, 30 responden menyatakan setuju, dan 17 responden

menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan

referensi dari teman untuk membeli Shampo Sunsilk&Clear.

93

Tabel 4.30 Memakai Shampo Sunsilk&Clear Sehingga Merekomendasikan

Kepada Keluarga, Teman, Atau Kerabat

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 6 6,0 Tidak Setuju 18 18,0 Ragu-ragu 22 22,0 Setuju 46 46,0 Sangat Setuju 8 8,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.30 terlihat bahwa 6 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 18 responden menyatakan tidak setuju, 22 responden

menyatakan ragu-ragu, 46 responden menyatakan setuju, dan 8 responden

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan

tersebut.

3). Evaluasi Alternatif

Tabel 4.31 Pertimbangan Bonus Dalam Kemasan Dalam Membeli Shampo

Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 11 11,0 Tidak Setuju 12 12,0 Ragu-ragu 19 19,0 Setuju 49 49,0 Sangat Setuju 9 9,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

94

Dari tabel 4.31 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 11 responden, 12 responden menyatakan tidak

setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan

setuju, dan 9 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 49 responden menyatakan

setuju mengenai pernyataan pertimbangan bonus dalam kemasan dalam

membeli Shampo Sunsilk&Clear.

Tabel 4.32 Mendapatkan Informasi Yang Berkenaan Dengan Shampo

Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 9 9,0 Ragu-ragu 10 10,0 Setuju 68 68,0 Sangat Setuju 9 9,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.32 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 9 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden

menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju, dan 9 responden

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan

tersebut.

95

Tabel 4.33 Produk Shampo Sunsilk&Clear Kemasan Sachet Mudah Dibawa

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 7 7,0 Tidak Setuju 12 12,0 Ragu-ragu 9 9,0 Setuju 57 57,0 Sangat Setuju 15 15,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.33 terlihat bahwa responden yang menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 7 responden, 12 responden menyatakan tidak setuju,

9 responden menyatakan ragu-ragu, 57 responden menyatakan setuju, dan

15 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa 57% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai

pernyataan produk shampo Sunsilk&Clear kemasan sachet mudah dibawa.

4). Keputusan Membeli

Tabel 4.34 Produk Shampo Sunsilk&Clear Memberikan Rasa Aman

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0,0 Tidak Setuju 3 3,0 Ragu-ragu 11 11,0 Setuju 74 74,0 Sangat Setuju 12 12,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.34 terlihat bahwa tidak ada satupun yang menyatakan

sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut, 3 responden menyatakan

96

tidak setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 74 responden

menyatakan setuju, dan 12 responden menyatakan sangat setuju mengenai

pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear memberikan rasa aman.

Tabel 4.35 Jaminan Kesehatan Menjadi Faktor Membeli Shampo Sunsilk&Clear

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0,0 Tidak Setuju 3 3,0 Ragu-ragu 5 5,0 Setuju 67 67,0 Sangat Setuju 25 25,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.35 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak

setuju, 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 67 responden yang

menyatakan setuju, dan 25 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 67% dari 100 responden

menyatakan setuju mengenai pernyataan jaminan kesehatan menjadi faktor

membeli Shampo Sunsilk&Clear.

97

Tabel 4.36 Tingkat Kepercayaan Kepada Shampo Sunsilk&Clear Menjadi

Faktor Membeli

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 1 1,0 Tidak Setuju 3 3,0 Ragu-ragu 5 5,0 Setuju 63 63,0 Sangat Setuju 28 28,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.36 terlihat bahwa 1 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden

menyatakan ragu-ragu, 63 responden menyatakan setuju, dan 28

responden menyatakan sangat setuju.

Tabel 4.37 Produk Shampo Sunsilk&Clear Terdaftar Sebagai Produk

Yang Layak Digunakan

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 0 0,0 Tidak Setuju 3 3,0 Ragu-ragu 6 6,0 Setuju 64 64,0 Sangat Setuju 27 27,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.37 terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden yang menyatakan tidak

setuju, 6 responden yang menyatakan ragu-ragu, 64 responden yang

menyatakan setuju, dan 27 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari

98

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 64% dari 100 responden

menyatakan setuju mengenai pernyataan produk Shampo Sunsilk&Clear

terdaftar sebagai produk yang layak digunakan.

5). Pasca Pembelian

Tabel 4.38 Setelah Membeli Shampo Sunsilk&Clear Mendapatkan

Kepuasan

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 6 6,0 Ragu-ragu 13 13,0 Setuju 59 59,0 Sangat Setuju 18 18,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.38 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden

menyatakan ragu-ragu, 59 responden menyatakan setuju, dan 18

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

mengenai pernyataan tersebut.

99

Tabel 4.39 Setelah Puas Menggunakan Shampo Sunsilk&Clear

Konsumen Akan Terus Membelinya

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 5 5,0 Tidak Setuju 4 4,0 Ragu-ragu 11 11,0 Setuju 71 71,0 Sangat Setuju 9 9,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.39 terlihat bahwa 5 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden

menyatakan ragu-ragu, 71 responden menyatakan setuju, dan 9 responden

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan

tersebut.

Tabel 4.40 Setelah Puas Konsumen Akan Merekomendasikannya Kepada

Orang Lain

Pernyataan Frekuensi Persentase (%) Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 8 8,0 Ragu-ragu 18 18,0 Setuju 51 51,0 Sangat Setuju 19 19,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.40 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 18 responden

100

menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju, dan 19

responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju

mengenai pernyataan tersebut.

Tabel 4.41 Setelah Puas Konsumen Tidak Akan Mencoba Produk Lain

Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 4 4,0 Tidak Setuju 6 6,0 Ragu-ragu 14 14,0 Setuju 49 49,0 Sangat Setuju 27 27,0 Jumlah 100 100,0

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 4.41 terlihat bahwa 4 responden menyatakan sangat

tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden

menyatakan ragu-ragu, 49 responden menyatakan setuju, dan 27

responden menyatakan setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa 49% dari 100 responden menyatakan setuju mengenai pernyataan

setelah puas konsumen tidak akan mencoba produk lain.

101

4. Hasil Analisis

Untuk menggambarkan pengaruh dari variabel persepsi konsumen

dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian maka peneliti

menggunakan alat analisa SPSS 15.0 for windows pada penelitian ini.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas adalah

dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal.

Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Triton P.B 2006 : 151)

102

Gambar 4.1 Normalitas Data

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber : Data yang diolah

Dari gambar 4.1 grafik Normal Probability Plot menunjukkan pola

grafik yang normal, terlihat dari titik-titik distribusi data yang terletak di

sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal sehingga model regresi layak digunakan.

b. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda

1). Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variable independen yang memiliki kemiripan dengan variable

independen lain dalam satu model. Dalam penelitian ini, ada

tidaknya gejala multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan

103

Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas dari

masalah multikolinearitas menurut Triton P.B. yaitu pada nilai VIF

(Variance Inflation Factor) bernilai tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerancenya tidak kurang dari 0,1. Hasil uji multikolinearitas

dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.42

Multikolinearitas

Coefficients a

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant) PersepsiKonsumen ,763 1,311 BonusDalamKemasan ,763 1,311 a. Dependent Variable : KeputusanPembelian

Sumber : Data yang diolah

Jika kita lihat tabel 4.42 di atas, dapat diketahui bahwa Variance

Inflation Factor (VIF) pada hasil Output SPSS tabel coefficients,

masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih

dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Pada VIF

Persepsi Konsumen dan Bonus dalam Kemasan adalah sebesar

1,311. Sedangkan nilai Tolerance untuk Persepsi Konsumen dan

Bonus dalam Kemasan adalah sebesar 0,763. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regrensi pada penelitian ini tidak

mengalami gangguan multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi

antar variabel bebas sehingga model regresi layak digunakan.

104

2) Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual

pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang

konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Cara memprediksi

ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar

Scatterplot yang menyatakan model linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika (Triton P.B.,2006 : 152) :

Titik - titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka 0.

Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.

Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

Penyebaran titik – titik data sebaliknya tidak berpola.

105

Gambar 4.2

Scatterplot

Regression Studentized Residual20-2-4

Regr

essi

on S

tand

ardi

zed

Pred

icte

d Va

lue

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Scatterplot

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber : Data yang diolah

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak

teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang terpencar serta

tidak membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi linear berganda bebas dari

heteroskedastisitas.

c. Pengujian Hipotesis

1) Uji t (parsial)

Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi

secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan

hipotesis berdasarkan yang telah dikemukakan oleh Sudjana

(1996:227) sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

106

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

Hipotesis dapat disimpulkan berdasarkan :

Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig. < level of

significant (α) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara

parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig. > level of

significant (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara

parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Untuk mengetahui nilai t tabel dapat dilihat melalui daftar tabel t

dengan mencari tingkat signifikansi 0,05 dan nilai degree of

freedom / df = n-k (df = 100-3 = 97), maka nilai t tabel didapat

sebesar 1,661. Dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah

jumlah variabel. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.44

Coefficients a

Model t Sig.

1 (Constant) 4,715 ,000 PERSEPSIKONSUMEN 5,646 ,000 BONUSDLMKEMASAN 2,311 ,017 a. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber : Data yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil hipotesis sebagai berikut :

Menguji signifikansi koefisien variable X1 (Persepsi Konsumen).

Dari tabel diatas diperoleh nilai t hitung = 5,646 dengan tingkat

signifikansi 5 % ( α = 0,05) dan nilai df (degree of freedom) = n-k

(100-3) = 97, maka dapat diketahui nilai t tabel 0,05 (97) sebesar 1,661.

107

Dengan membandingkan t hitung dan t tabel didapatkan :

t hitung t table

5,646 > 1,661

Karena nilai t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi persepsi

konsumen adalah signifikan. Hasil yang sama juga bisa diperoleh

dari perbandingan nilai Sig. dengan taraf signifikansi (α) :

Sig. α

0,000 < 0,05

Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima,

artinya koefisien regresi persepsi konsumen berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen untuk

membeli dipengaruhi oleh proses persepsi dari konsumen yaitu

konsumen dapat menganalisis dan menafsirkan segala informasi

tentang produk shampo Sunsilk dan Clear baik dari media iklan

elektronik maupun dari orang lain secara baik dan positif.

Menguji signifikansi koefisien variable X2 (Bonus dalam

Kemasan).

Dari tabel di atas diperoleh diperoleh nilai t hitung =2,311 dengan

signifikansi 5 % (α = 0,05) dan nilai df(degree of freedom)= n-k

(100-3)=97, maka dapat diketahui nilai t table 0,05 (97) = 1,661.

Hasil yang didapat dengan membandingkan t hitung dan t tabel:

t hitung t tabel

2,311 > 1,661

Karena nilai t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi bonus dalam

kemasan adalah signifikan.

108

Dengan membandingkan angka signifikansi :

Sig. α

0,017 < 0,05

Karena Sig. < α , maka disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima,

artinya koefisien regresi bonus dalam kemasan berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bonus dalam kemasan

yang diberikan produsen dapat diterima dengan baik oleh

konsumen sehingga konsumen menyukai dan memutuskan untuk

membeli.

2) Uji F ( Simultan )

Digunakan untuk mengetahui pengujian variable bebas secara

simultan (bersama-sama). Hasil uji F ini pada output SPSS dapat

dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P. B.(2006 : 267),

langkah – langkah uji F statistik adalah sebagai berikut :

(a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) jyang

digunakan yaitu :

Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh antara persepsi

konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : bi ≠ 0, artinya ada pengaruh antara persepsi konsumen dan

bonus dalam kemasan terhadap keputusan pembelian Tingkat

signifikansi yang digunakan yaitu α = 0.05

(b) Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti

tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan terikat (Y).

(c) Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti

ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terikat (Y).

109

Table 4.45

ANOVA b

Model Sum of

Squares

df Mean Squares F Sig.

1 Regression

Residual

Total

2362,895

4285,105

6648,000

2

97

99

1181,447

44,176

26,744 ,000a

a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI

b. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber : Data yang diolah

Dalam tabel 4.45 di atas, nilai F hitung = 26,744 dan nilai statistic F

dengan derajat bebas V1 = 2 danV2 = 97 pada taraf signifikansi 0,05 (

F 0,05(2)(97) ) = 3,090.

F hitung F tabel

26,744 > 3,090

Karena nilai F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

Ha diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam

kemasan terhadap keputusan pembelian.

Dengan membandingkan angka signifikansi :

Sig. α,

0,000 < 0,05

Karena sig. < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya ada pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam

kemasan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil Uji F baik dengan membandingkan F hitung dan F tabel

maupun dengan angka signifikansi, maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan, secara bersama-sama

atau simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

110

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear berganda dengan

menggunakan SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut :

Table 4.46

Koefisien Determinasi Hasil Uji Regresi Berganda

Model Summary b

Model R R Squares Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .596a .355 .342 6.647 1.819 a. Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI

b. Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN

Sumber : Data yang diolah

Pada tabel 4.46 diatas, output SPSS tersebut memiliki nilai R Square

(R 2) sebesar 0,355. Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan

(Adjusted R Square ) adalah sebesar 0,342. Artinya, 34,2 % variabel

dependen keputusan pembelian (Y) dijelaskan oleh variabel

independent persepsi konsumen (X1), bonus dalam kemasan (X2),

sedangkan sisanya sebesar 65,8 % dijelaskan oleh variabel atau faktor

lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.

Nilai R pada output SPSS tersebut di atas adalah sebesar 0,596.

Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian bisnis, jika R

mendekati angka 1, maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang

sangan kuat. Artinya bahwa nilai R yang didapat sebesar 0,596 yang

menunjukan bahwa variabel independen persepsi konsumen (X1),

bonus dalam kemasan (X2), terhadap variabel dependen keputusan

pembelian (Y) mempunyai hubungan yang sedang (lihat tabel 4.47).

Pengaruh ini menggambarkan bahwa kedua variabel independen yaitu

111

persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat mempengaruhi

keputusan pembelian pada produk Shampo Sunsilk&Clear.

Tabel 4.47

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Koefisien

0.00-0.199 Sangat rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2007 : 183

Model persamaan regresi regresi secara umum adalah Y = a + b1x1 +

b2x2 + e

Dan untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat melihat tabel

dibawah ini :

112

Table 4.48

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficients a

Unstandardized Standardized

t Sig. Correlations Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 29.609 6.279 4.715 .000 PERSEPSIKONSUMEN .754 .134 .527 5.646 .000 .763 1.311 BONUSDLMKEMASAN .390 .322 .209 2.311 .017 .763 1.311

Dependent Variable : KEPUTUSANPEMBELIAN

Berdasarkan tabel 4.48 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 29,609+ 0,754X1 +0,390X2 + e

Konstanta sebesar 29,609 menyatakan bahwa apabila tidak ada

pengaruh persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan maka

keputusan pembelian adalah 29,609. Jika terjadi peningkatan untuk

variabel X1 (persepsi konsumen) sebesar 1 satuan maka keputusan

pembelian meningkat 0,754, begitu juga dengan variabel X2 (bonus

dalam kemasan) jika terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka

keputusan pembelian akan terjadi peningkatan sebesar 0,390.

Berdasarkan hasil penelitian regresi linier berganda tersebut dapat

dijelaskan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan

pembelian adalah variabel persepsi konsumen yang memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0,754 atau yang paling besar dibandingkan

variabel bonus dalam kemasan.

113

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kepada analisis dalam Bab IV, maka penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F

hitung > F tabel yakni 26,744 > 3,090. Dan ditunjukkan dengan Sig. F hitung <

Sig. F tabel yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha,

artinya terdapat hubungan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam

kemasan terhadap variabel keputusan pembelian.

2. Secara parsial, faktor persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel dari variabel X1 (persepsi

konsumen) yakni 5,646 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t hitung < Sig.

t tabel yakni 0,000 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya

variabel X1 (persepsi konsumen) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Y (keputusan pembelian). Sedangkan untuk variabel X2 (bonus

dalam kemasan) yakni 2,311 > 1,661 dan ditunjukkan dengan Sig. t hitung <

Sig. t tabel yakni 0,017 < 0,05. Berarti menolak Ho dan menerima Ha,

artinya variabel X2 (bonus dalam kemasan) berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Y (keputusan pembelian).

114

3. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,596 menunjukkan bahwa

persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan terhadap keputusan

pembelian mempunyai hubungan yang sedang. Nilai koefisien determinasi

(R Square) sebesar 0,355, koefisien determinasi yang telah disesuaikan

(Adjusted R Square) sebesar 0,342. Hal ini berarti persepsi konsumen dan

bonus dalam kemasan dapat menjelaskan sebesar 34,2 % dari variabel

keputusan pembelian sedangkan sisanya 65,8 % dijelaskan oleh faktor atau

variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis

regresi ini.

B. IMPLIKASI DAN SARAN

1. Pengujian koefisien regresi melalui uji F mengidentifikasi bahwa persepsi

konsumen dan bonus dalam kemasan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa

persepsi konsumen untuk membeli shampo Sunsilk&Clear dipengaruhi

oleh indikator-indikator dari dalam (proses persepsi dari konsumen)

maupun faktor dari luar (stimulus-stimulus yang mempengaruhi persepsi

konsumen). Jadi bonus dalam kemasan yang diberikan oleh perusahaan

dapat diterima dengan baik oleh konsumen, sehingga konsumen menyukai

strategi tersebut.

2. Pengujian koefisien regresi melalui uji t mengidentifikasi bahwa bonus

dalam kemasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Hasil ini dapat memberikan gambaran kepada

115

perusahaan bahwa strategi yang mereka lakukan yaitu promosi penjualan

dengan memberikan bonus dalam kemasan pada produk shampo

Sunsilk&Clear berupa ekstra isi 40 % memberikan nilai lebih dimata

konsumen secara positif. Hal ini wajar karena pada tahun 2002 telah

dilakukan penelitian mengenai pengaruh undian berhadiah terhadap

peningkatan jumlah nasabah dan jumlah tabungan pada bank XYZ oleh

Narulita dan Abdillah dari hasil penelitian tersebut terdapat korelasi

pemberian hadiah dengan peningkatan jumlah nasabah sebesar 95 %

sedangkan antara pemberian hadiah dengan jumlah simpanan uang sebesar

91 %, sehingga dapat dikatakan terjadi hubungan yang kuat antara

pemberian kupon undian dengan peningkatan jumlah nasabah dan

peningkatan jumlah simpanan uang dibank XYZ ini.

3. Berdasarkan hasil Uji F (simultan) dengan taraf signifikansi 0,05

menunjukan variabel persepsi konsumen dan bonus dalam kemasan secara

simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam

hal ini sebaiknya perusahaan dari pihak manajemen harus tetap melakukan

strategi-strategi pemasaran lainnya, diantaranya : periklanan, agar

informasi mengenai produk shampo Sunsilk&Clear dapat diterima dengan

baik di mata konsumen, selain itu dari segi penetapan harga produknya

(shampo Sunsilk&Clear) agar konsumen dapat membeli produk tersebut

secara terus menerus. Kemudian untuk strategi promosi penjualan berupa

pemberian bonus dalam kemasan harus terus dilakukan, agar konsumen

merasa senang dan tetap menyukai produk shampo Sunsilk&Clear,

116

sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang, dampaknya akan

menghasilkan laba yang tinggi dari perusahaan. Hal ini penting

dikarenakan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam industri shampo

seperti munculnya produk-produk sejenis yang menawarkan harga yang

lebih murah dan tidak menjamin dari kualitas yang diberikan. Perusahaan

harus selalu peka dengan perkembangan yang terjadi di pasar akhir-akhir

ini, terutama dengan masalah perang harga. Hal ini akan menimbulkan

reaksi bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk

shampo yang akan mereka konsumsi.

4. Mengingat masih banyak terdapat variabel-variabel bebas lain yang dapat

mempengaruhi variabel terikat, maka diharapkan dilakukan penelitian

lebih lanjut yang berkaitan dengan judul skripsi ini dengan menambahkan

variabel lain yang diperkirakan memberikan kontribusi pengaruh secara

signifikan, sehingga akan memberikan masukan bagi pihak-pihak lain

yang berkepentingan dan dapat memberikan masukan bagi PT. Unilever,

Tbk.

DAFTAR PUSTAKA

A. Shimp,Terrence. “Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu, edisi kelima, Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta, 2008.

Cummins, Jullians. “Promosi Penjualan “, Terjemahan Heryanto, Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.

Ekawati, Ni Wayan, “Analisis Perilaku Konsumen Mancanegara Dalam

Keputusan Pembelian Produk Emas Dan Perak Pada Toko Kerajinan (Art Shop) Di Desa Celuk Gianyar Bali”. Buletin Studi Ekonomi Universitas Udayana Bali, 2004.

Engel, James F., Roger D Blackwell, and Paul W. Miniard. “Consumer

Behavior”, Eight Edition, The Dryden Press, Orlando. 1995. Faisah. “Analisis Persepsi Konsumen Bonus Pada Kemasan Dove di Jakarta”.

Skripsi, Jakarta, 2003. Fikriaji, Aji. “Analisis Efektifitas Promosi Melalui Bonus Langsung Dalam

Kemasan Produk dan Brand Equity Merek Sabun Mandi Kesehatan Nuvo” (Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi, Bogor, 2009.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Grafika Karya Utama, Jakarta,

2004. Kotler Philip, Gary Amstrong. “Dasar-dasar Pemasaran”, Edisi Kesembilan,

Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. ___________. “Manajemen Pemasaran”, Tejermahan Edisi Milenium Jilid 1, PT.

Prenhillindo, Jakarta, 2000. ___________. “Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi,

dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta , 2005. ___________. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Kesebelas, Jilid I, PT. Indeks,

Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005. Kotler Philip dan AB Sutanto. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Keduabelas PT.

Indeks, Jakarta, 2007. Kountur, Ronny. “Statistik Praktis”, PPM, Jakarta, 2005.

Leon G. Shiffman, L.L. Kanuk. “Consumer Behavior”, Prentice Hall, New Jersey, 2005.

Mowen, John. C. Minor. “Perilaku Konsumen”, Edisi Terjemahan kelima,

Erlangga, 2002. Nugroho, Bhuono Agung. SPSS Versi 13.0 For Windows, ANDI, Yogyakarta,

2005. Ong, Beng Soo, Foo Nin Ho and Carolyn Tripp. “Consumer Perception of Bonus

Packs, an Exploratory Analysis”, “Journal of Consumer Marketing”, MCB University Press, Vol 14, 1997.

P.B., Triton. Riset Statistik Parametrik : SPSS 15.0 for windows, ANDI,

Yogyakarta, 2006. Priyatno, Dwi. Mandiri Belajar SPSS, Cet. 3, Media Kom, Jogja, 2008. Rangkuti, Freddy. “Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2005. Ristiyanti Prasetijo, Jhon J.O.I Ihalauw. “Perilaku Konsumen”, ANDI,

Jogjakarta, 2005. Santoso, Singgih. SPSS Versi 15.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara

Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008. ______________. SPSS Versi 13.0 for windows : Mengolah Data Statistik Secara

Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. “Psikologi Remaja”, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2007. Stanton, William J. “Fundamental of Marketing”, 8th Edition, Mc Graw Hill

Company, Singapore, 1994. Sugiono, Prof. Dr,. “ Metodologi Penelitian Bisnis”. CV. Alfabeta; Bandung,

2004. Swasta, Bashu. “ Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan

Modern)”, BPFE UGM, Yogyakarta, 1997. ____________. “Azas-azas Marketing”, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta, 1998.

Syarweni, Narulita. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah dan Jumlah Tabungan di Bank XYZ”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Vol. No.3, November 2002: 91-96

_______________. “Pengaruh Undian Berhadiah Terhadap Peningkatan Jumlah

Manajemen, 2006. Tjiptono, Fandy. Marketing Scale, ANDI, Jogjakarta, 2008. Wahyono, Teguh. “Analisis Data Statistik dengan SPSS 14”, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2006.

1

KUESIONER

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Responden yang terhormat

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan, saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk bersedia menjawab kuesioner ini dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program strata 1 (S1), dengan skripsi berjudul: "Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen, dan Bonus Dalam Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Sunsilk dan Clear”. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I, untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Saya menjamin kerahasiaan yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau data penelitian dan tidak untuk dipublikasikan.

DATA PENELITI Nama : RATIH FADLILAH AWALIYAH Status : Mahasiswi NIM : 103081029280 Program Studi : Manajemen Pemasaran Fakultas : Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas : UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk Pengisian : 1. Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda. 2. Pilih hanya satu jawaban untuk setiap pernyataan A. Identitas Responden

1. Nama Responden : ……………………………………………………….

2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Usia :

a. 15 – 20 Tahun d. 31 – 40 Tahun

b. 21 – 25 Tahun e. 41 Tahun Ke atas

c. 26 – 30 Tahun

2

4. Pekerjaan :

a. Pelajar / Mahasiswa d. Karyawan Swasta / Pegawai Negeri

b. Guru / Dosen e. Profesi / Ahli Sebutkan : ………………..

c. Ibu Rumah Tangga f. Pengangguran

5. Pendapatan Per bulan :

a. < 500.000 d. 1.500.000 s/d 2.000.000

b. 500.000 s/d 1.000.000 e. > 2.000.000

c. 1.000.000 s/d 1.500.000 B. Pilihlah Jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda mengenai

beberapa pertanyaan dengan memberi tanda ( √ ) sesuai dengan pilihan bobot jawaban yang tersedia pada kolom, dengan rincian Sbb :

( STS ) : Sangat Tidak Setuju ( TS ) : Tidak Setuju ( R ) : Ragu ( S ) : Setuju ( SS ) : Sangat Setuju

Persepsi (X1) 1. Proses Persepsi

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi secara pribadi tentang produk-produk Unilever diantaranya Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

2 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi melalui orang lain tentang Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

3 Anda termasuk konsumen yang mendapatkan informasi melalui media elektronik tentang Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

4 Anda termasuk konsumen yang menafsirkan sendiri tentang informasi dari sebuah produk

5 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebutuhan sendiri.

6

Anda merupakan konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena pengaruh positif/pengaruh dari hal-hal baik produk tersebut

3

7 Anda termasuk konsumen yang selalu mengingat pengaruh positif/hal-hal baik dari sebuah produk.

2. Stimulus-Stimulus Yang Mempengaruhi Persepsi

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Mayoritas yang hidup di lingkungan tempat tinggal anda memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

2 Keluarga menjadi faktor pilihan anda untuk memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

3 Anda termasuk konsumen yang memakai Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebiasaan sejak awal.

4 Anda akan memakai produk lain, jika produk tersebut lebih murah harganya atau berkualitas dari produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet yang anda gunakan

5 Anda termasuk konsumen yang memakai produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena terpengaruh dari iklan yang anda lihat

Bonus Dalam Kemasan (X2) 1. Kegunaan Bagi Konsumen

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Anda termasuk konsumen yang menyukai promosi penjualan, salah satunya dengan pemberian bonus dalam kemasan pada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet berupa bonus isi ekstra 20 % atau 40 %.

2 Bonus isi ekstra 20 % atau 40% dalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear menjadi daya tarik konsumen

3 Bonus isi ekstra 20 % atau 40 % dalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear mendapat nilai tambah dimata konsumen

4 Harga Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet stabil/tetap, setelah mendapatkan bonus dalam kemasan yaitu isi ekstra 20 % atau 40 %.

5 Anda lebih memilih Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena memberikan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, dibandingkan produk lain

4

6 Pemberian bonus dalam kemasan sifatnya adalah promosi jangka pendek

7 Pemberian bonus dalam kemasan hanya terbatas pada supermarket

8 Anda mengharapkan pemberian bonus isi ekstra 20% atau 40 % didalam kemasan sachet Shampo Sunsilk dan Clear dilakukan secara terus-menerus

Keputusan Pembelian (Y) 1. Pengenalan kebutuhan

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena kebutuhan.

2 Harga menjadi bahan pertimbangan bagi anda dalam melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

3 Anda melakukan pembelian produk Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet, karena mudah didapatkan, seperti di warung terdekat dengan rumah anda.

2. Pencarian informasi

No Pertanyaan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Anda sering melihat dan memperhatikan iklan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, sehingga anda melakukan keputusan pembelian

2 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi dari keluarga.

3 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, karena dapat referensi dari teman.

4 Anda melakukan keputusan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20% atau 40 %, lalu anda merekomendasikannya kepada keluarga, teman atau kerabat

5

3. Evaluasi Alternatif No Pernyataan Bobot Jawaban

STS TS R S SS 1 Sebelum anda melakukan keputusan pembelian

pada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda memiliki pertimbangan tertentu seperti bonus dalam kemasan yang ditawarkan.

2 Sebelum melakukan keputusan pembelian, anda mendapatkan informasi yang berkenaan dengan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

3

Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet karena mudah dibawa.

4. Keputusan Membeli

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Anda melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet, karena memberikan rasa aman.

2 Jaminan keselamatan dan kesehatan merupakan faktor dari keputusan membeli Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet.

3 Tingkat kepercayaan kepada Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet merupakan faktor dari keputusan pembelian anda.

4 Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet terdaftar sebagai barang yang layak di konsumsi, dan merupakan faktor pertimbangan anda untuk membeli

5. Pasca Pembelian

No Pernyataan Bobot Jawaban STS TS R S SS

1 Setelah melakukan pembelian Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda merasakan kepuasan.

2 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan terus membelinya

3 Setelah anda merasa puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda akan merekomendasikannya kepada orang lain.

6

4 Setelah anda puas menggunakan Shampo Sunsilk dan Clear kemasan sachet dengan bonus isi ekstra 20 % atau 40 %, anda tidak akan mencoba produk lain.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

# Terima kasih # # Semoga Anda mendapatkan kemudahan dalam segala urusan (Amiin) #

SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 TOTAL1 2 2 4 4 5 5 5 2 5 5 2 412 1 1 5 4 1 5 5 2 2 4 4 343 2 1 4 4 2 2 2 1 1 3 1 234 2 4 2 4 4 4 2 5 2 5 4 385 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 366 4 3 5 4 5 4 4 4 5 3 4 457 1 2 5 3 1 2 3 2 2 4 1 268 4 1 4 1 5 4 5 2 4 1 1 329 2 2 2 4 3 3 3 3 3 5 3 3310 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3711 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4912 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3413 1 5 5 4 5 4 5 5 2 1 1 3814 4 2 4 4 4 1 5 2 4 3 4 3715 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4916 1 1 5 5 5 3 3 1 1 5 4 3417 1 1 4 1 1 3 3 1 1 5 5 2618 2 2 1 4 5 2 5 4 4 2 1 3219 1 4 5 4 1 5 4 4 4 1 1 3420 1 4 5 4 1 5 4 4 4 1 1 3421 2 2 4 4 5 5 5 2 5 4 1 3922 2 1 4 4 2 2 5 2 4 4 2 3223 2 4 2 4 4 4 2 5 2 5 4 3824 5 2 4 1 4 5 4 1 4 1 1 3225 2 2 2 4 3 3 2 2 2 5 4 3126 1 2 5 3 1 2 3 2 2 4 1 2627 4 2 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4428 2 4 4 2 4 4 4 2 4 5 1 3429 4 2 4 5 5 1 5 1 5 3 4 3930 1 5 5 4 5 4 4 4 2 1 1 3631 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4932 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3833 1 5 5 4 5 4 5 5 2 5 5 4634 4 2 4 4 4 1 5 2 4 4 4 3835 4 4 4 5 5 4 4 4 2 3 4 4336 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4437 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4538 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 5 3939 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4440 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4641 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4742 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4443 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4244 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4245 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4546 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4447 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4648 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4649 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4650 3 4 3 4 5 3 4 4 2 4 5 4151 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4052 4 4 4 5 4 4 3 4 2 3 5 4253 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4054 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3455 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4356 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4557 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4258 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4559 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3560 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4461 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3962 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3363 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4364 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3765 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4466 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4567 3 4 4 4 4 5 3 2 4 5 4 4268 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4869 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4470 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46

PERNYATAAN X1

71 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4572 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4673 2 3 3 4 4 5 5 4 3 2 4 3974 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4875 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4476 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 4277 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4778 5 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4779 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4780 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4681 4 4 3 4 5 5 4 3 2 4 5 4382 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4683 3 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4484 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4885 4 4 4 3 4 4 5 4 4 2 4 4286 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4587 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4588 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4589 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4090 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4791 5 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4792 5 5 5 2 5 5 4 4 4 4 3 4693 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4194 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4095 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4096 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3597 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4598 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4099 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 42100 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 45

SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 TOTAL1 5 5 5 5 5 3 2 5 352 5 4 5 5 3 5 1 5 333 1 1 1 1 2 5 5 5 214 5 5 5 5 4 4 4 4 365 4 4 4 4 2 4 4 5 316 4 5 5 4 4 3 2 4 317 2 4 4 3 2 4 3 3 258 2 2 2 3 2 4 1 4 209 4 3 3 3 3 3 3 3 2510 4 4 5 5 4 5 2 4 3311 5 5 5 5 5 4 4 5 3812 4 4 4 4 4 2 2 4 2813 1 5 5 5 5 2 1 5 2914 5 5 5 5 2 4 2 5 3315 5 5 5 5 5 4 4 5 3816 5 4 5 5 3 5 1 5 3317 2 2 3 4 3 3 2 4 2318 2 4 4 4 2 2 2 1 2119 4 4 4 4 4 3 1 5 2920 4 4 4 4 4 3 1 5 2921 5 4 5 4 2 1 4 4 2922 5 4 5 5 2 4 4 4 3323 5 5 5 5 4 4 4 4 3624 2 2 2 3 2 4 1 4 2025 4 2 2 4 4 4 2 4 2626 1 4 5 4 2 4 3 2 2527 4 5 4 4 4 4 1 5 3128 4 5 5 4 1 4 4 5 3229 4 4 5 5 2 4 1 5 3030 1 4 4 5 4 2 1 5 2631 4 4 2 3 4 4 4 5 3032 4 4 4 4 4 3 4 4 3133 4 4 4 4 4 4 4 4 3234 3 3 3 3 3 4 3 4 2635 4 4 4 4 4 4 4 4 3236 4 4 4 4 4 5 4 4 3337 4 4 3 4 4 4 4 5 3238 4 4 4 4 3 4 4 4 3139 3 4 3 3 4 4 4 4 2940 4 4 4 4 4 3 3 4 3041 4 4 4 3 4 5 5 4 3342 4 4 4 4 4 4 4 4 3243 3 4 3 4 4 4 4 5 3144 4 4 4 4 4 4 5 4 3345 4 4 4 2 3 4 4 5 3046 4 4 4 4 4 4 3 4 3147 5 4 4 4 4 2 3 4 3048 4 3 3 3 3 4 4 5 2949 4 4 4 4 4 4 4 4 3250 5 4 4 4 4 2 3 2 2851 4 4 4 5 4 4 4 4 3352 5 4 4 4 4 4 4 5 3453 4 3 4 3 3 4 4 4 2954 4 4 4 4 4 3 4 3 3055 4 4 4 4 3 3 2 3 2756 4 4 4 4 4 4 4 4 3257 3 4 4 3 4 4 4 4 30

PERNYATAAN X2

58 4 4 4 4 4 2 2 3 2759 4 4 4 4 4 4 4 4 3260 4 4 4 2 4 3 2 2 2561 4 4 4 4 4 4 4 4 3262 4 3 4 2 3 4 4 3 2763 4 2 3 3 4 3 4 4 2764 4 4 4 3 3 4 3 4 2965 5 4 4 3 3 3 4 4 3066 4 4 4 4 4 4 4 4 3267 4 3 3 3 3 4 5 4 2968 4 4 4 4 4 4 4 4 3269 4 2 3 3 3 3 4 4 2670 4 4 4 4 4 4 4 4 3271 3 3 3 3 3 4 3 3 2572 4 3 4 3 3 4 5 5 3173 4 4 3 4 4 3 5 4 3174 2 4 4 4 2 4 4 5 2975 5 4 3 4 4 4 5 4 3376 4 4 4 3 4 4 4 4 3177 5 3 2 4 5 4 5 4 3278 2 4 5 4 5 3 4 4 3179 5 4 4 4 4 4 4 4 3380 4 4 4 4 4 3 4 4 3181 4 4 5 4 4 4 5 4 3482 3 4 4 5 5 4 4 4 3383 4 3 5 4 3 4 4 4 3184 2 4 4 4 4 4 4 3 2985 5 4 5 4 4 4 4 2 3286 4 3 5 4 5 5 4 4 3487 4 4 4 3 5 5 4 4 3388 2 3 3 2 4 4 4 4 2689 3 4 4 4 4 4 3 3 2990 4 4 2 4 5 5 4 4 3291 4 5 4 5 4 4 4 4 3492 5 4 5 4 4 3 3 3 3193 4 4 5 4 4 4 4 4 3394 4 5 4 4 4 3 4 2 3095 5 4 5 4 4 2 3 3 3096 4 4 4 5 4 4 4 4 3397 4 4 3 3 3 5 4 4 3098 4 4 4 4 4 4 4 4 3299 4 4 3 4 2 3 3 4 27100 4 4 2 3 3 5 5 4 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 TOTAL5 5 5 4 1 1 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 725 4 5 4 2 2 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 2 725 1 5 1 1 1 1 1 2 4 3 4 1 4 1 1 1 1 384 5 5 4 4 2 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 2 714 4 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 694 2 5 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 612 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 544 4 5 4 2 2 2 3 5 5 3 2 5 4 4 4 2 5 654 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 614 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 745 5 5 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 794 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 605 5 5 3 3 3 2 1 3 5 5 5 4 5 5 5 4 3 715 4 2 4 2 2 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3 684 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 803 1 4 1 1 1 2 4 3 2 4 2 4 4 4 3 3 1 474 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3 1 1 501 2 2 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 2 1 2 4 4 584 1 4 1 1 1 1 3 2 4 4 4 4 4 5 3 2 1 494 1 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 714 4 4 4 4 1 3 4 2 3 4 4 2 1 1 2 4 4 555 4 4 2 2 4 3 1 2 4 4 2 2 3 4 4 2 2 544 5 5 1 1 1 1 1 2 4 3 4 1 4 1 1 1 1 414 4 5 4 2 2 2 3 5 5 3 2 5 4 4 4 2 5 654 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 592 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 565 2 5 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 614 4 5 4 2 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 735 4 2 4 2 2 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 655 4 5 3 3 3 2 1 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3 695 4 4 4 4 2 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 694 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 2 704 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 744 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 634 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 744 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 5 4 705 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 764 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 695 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 664 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 704 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 684 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 745 4 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 734 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 2 4 5 4 4 745 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 4 755 3 4 4 4 2 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 724 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 704 4 4 3 4 2 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 724 4 4 2 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 693 5 4 4 4 5 2 3 2 3 4 5 4 2 4 4 4 4 664 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 684 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 725 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4 794 5 4 3 5 4 4 3 4 3 2 3 5 4 2 4 4 4 674 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 735 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 764 4 5 5 4 4 4 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 672 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 674 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 734 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 2 5 4 4 4 4 704 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 3 3 735 5 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 724 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 715 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 754 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 675 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 704 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 645 5 4 4 2 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 72

PERNYATAAN Y

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 724 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 674 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 744 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 694 3 2 5 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 715 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 763 4 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 4 2 3 4 4 5 664 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 764 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 754 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 2 3 4 673 4 2 3 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 702 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 644 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 723 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 734 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 784 2 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 773 3 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 694 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 805 3 4 5 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 724 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 2 693 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 754 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 815 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 793 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 2 4 4 3 5 4 5 714 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 813 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 804 4 4 4 5 5 4 2 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 764 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 774 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 795 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 4 4 4 784 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 5 714 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 77

HASIL REGRESI ANALISIS BERGANDA

Descriptive Statistics

69.20 8.195 10040.86 5.724 10030.19 3.452 100

KEPUTUSANPEMBELIANPERSEPSIBONUSDLMKEMASAN

Mean Std. Deviation N

Variables Entered/Removedb

BONUSDLMKEMASAN,PERSEPSI

a. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIANb.

Model Summaryb

.596a .355 .342 6.647 .000 1.819Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate Sig. F Change

ChangeStatistics Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSIa.

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIANb.

ANOVAb

2362.895 2 1181.447 26.744 .000a

4285.105 97 44.1766648.000 99

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), BONUSDLMKEMASAN, PERSEPSIa.

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIANb.

Coefficientsa

29.609 6.279 4.715 .000.754 .134 .527 5.646 .000 .763 1.311.390 .322 .209 2.311 .017 .763 1.311

(Constant)PERSEPSIBONUSDLMKEMASAN

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIANa.

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN

Regression Studentized Residual20-2-4

Regr

essio

n St

anda

rdize

d Pr

edic

ted

Valu

e

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Scatterplot

Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN