ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELATIHAN DAN MOTIVASI...
-
Upload
vuongxuyen -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELATIHAN DAN MOTIVASI...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELATIHAN DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. X
Abdul Rahman
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Hendri Sihombing Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak
PT. X merupakan perusahaan bergerak dalam bidang penyewaan unit mobil (rental
mobil) yang berdomisili di daerah Jakarta terus menjalankan misinya yakni
memaksimalkan sumber daya manusia dan memfasilitasi sinergi antara manusia,
teknologi, dan sistem bisnis. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan karayawan untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. X. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji deskriptif dan uji regresi. Data
yang diperoleh dengan mengisi kuesioner yang telah disediakan dengan
menggunakan skala likert yang berguna untuk mengetahui ketidak setujuan dan
kesetujuan karyawan terhadap pertayaan yang ada pada kuesioner. Hasil yang dicapai
dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara simultan.
Nilai R Square diperoleh sebesar 59,8 %. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel
independen (pelatihan dan motivasi) menjelaskan pengaruh terhadap variabel
dependen (kinerja karyawan) sebesar 59.8 %, sedangkan sisanya 40.2 % merupakan
variabel yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Selain itu, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PT. X untuk lebih meningkatkan
kuantitas, kualitas karayawan dalam perusahaan.
Kata Kunci : pelatihan, motivasi dan kinerja karyawan.
1. PENDAHULUAN
Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan
keunggulan dalam bersaing. Organisasi tersebut melakukan persaingan yang
berdasarkan pada ide-ide yang baru, layanan pelanggan yang sangat baik, atau cepat,
keputusan-keputusan yang akurat, sangatlah penting didalam memiliki karyawan
yang sangat baik. Tidak setiap organisasi harus bersaing dengan dasar kepemilikan
karyawan yang terbaik, tetapi bahkan untuk organisasi yang tidak melakukan hal itu,
karyawan merupakan sumber utama kinerja, masalah, pertumbuhan, daya tahan dan
perkara hukum. Robert L. Mathis – Jhon H. Jackson (2006;p40).
Manusia merupakan sumber yang penting, bervariasi, dan terkadang menjadi
masalah yang harus digunakan oleh organisasi sampai tingkat yang lebih tinggi atau
lebih sedikit. Selain itu menururt David Leo (2009) mengatakan bahwa pada masa
sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat didalam
membawa perubahaan kehidupan manusia. Perubahan-perubahan tersebut membuat
tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu atau karyawan untuk lebih
meningkatkan kinerja mereka sendiri. Banyak karyawan yang mengalami kesulitan
karena kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
Adanya perkembangan tersebut membuat karyawan harus mengubah pola dan
sistem kerjanya sesuai dengan tuntutan sekarang.
Untuk menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan
motivasi dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas kinerja dari Sumber daya
manusia. Menurut Mangkuprawira (2003;135) berpendapat bahwa pelatihan bagi
karyawan adalah sebuah proses yang mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
serta sikap agar karyawan semakin lebih mampu dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik sesuai dengan standar. Untuk itulah pelatihan dan motivasi
dibuat agar bisa membantu mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Penilaian dari kebutuhan pelatihan dan motivasi mengambarkan penentuan
tujuan dari pelatihan dan motivasi. Dengan adanya motivasi dari pemimpin dapat
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk lebih menggambarkan sumber daya
manusia yang lebih berprestasi dalam melaksanakan tugas pelayanan dalam
organisasi.
Selain itu menurut Martoyo (2000) motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan dorongan atau semangat kerja, suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi
sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong bagi perilaku seseorang. Setiap
tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti memiliki sesuatu faktor yang
mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat
penting bagi tinggi rendahnya produktivitas karyawan.
Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja sama
bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari pada karyawan maka hal
tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai
targetnya.
Hal ini didukung oleh jurnal yang dikemukakan oleh Soejipto (2007) dimana
pelatihan akan bermanfaaat bagi seluruh organisasi apabila kebutuhan pelatihan itu
dianalisis pada saat dan waktu yang tepat. Karena pelatihan hanya bermanfaat dalam
situasi pada saat para pegawai kekurangan kecakapan dan pengetahuan.
Sedangkan dalam jurnal yang dikemukakan oleh Ludi Wishnu Wardana
(2008), dikatakan bahwa motivasi merupakan daya pendorong (driving force) yang
menyebabkan seseorang untuk bertingkah laku, memberikan arah dan mengatur
tingkah laku, serta menentukan tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Hal ini dapat
dipahami bahwa suatu perilaku seseorang yang disertai oleh motivasi yang tinggi,
diharapkan akan menghasilkan hasil kerja yang memuaskan; sebaliknya perilaku
yang tidak dibarengi oleh motivasi yang tinggi, cenderung dilaksanakan sebagai apa
adanya sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor pelatihan dan motivasi berperan
sangat penting dalam peningkatan kinerja karyawan. Oleh karena itu, dalam
peningkatan kinerja karyawan, dapat dilakukan dengan cara pelatihan dan
dilaksanakannya berbagai kegiatan dalam upaya yang dapat menumbuhkan motivasi
kerja karyawan.
Ivancevich (2002) mengemukakan pentingnya peranan faktor pelatihan dan
motivasi dalam peningkatan kinerja karyawan sebagai berikut :
motivation and compensation techniques can retain employees and improve
job performance. Training and development can improve job performance or skill
and competency deficiencies that, in turn, increase performance. Productivity
problem will not be solved without concern for the Human Resources Management.
Dari pandangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi,
kompensasi, pelatihan, dan pengembangan sangat penting dalam peningkatan dan
penyempurnaan prestasi kerja. Dan masalah kinerja tidak dapat dipecahkan tanpa
keterlibatan manajemen sumber daya manusia.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan visi dari PT. X yang merupakan
perusahaan bergerak dalam bidang penyewaan unit mobil (rental mobil) yang
berdomisili di daerah Jakarta terus menjalankan misinya yakni memaksimalkan
sumber daya manusia dan memfasilitasi sinergi antara manusia, teknologi, dan sistem
bisnis. Untuk itu berbagai program pengembangan sumber daya manusia dilakukan
sepanjang 2010. PT. X percaya bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang
sangat penting untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan yang merupakan kunci keberhasilan.
PT. X terus berinvestasi dengan melakukan pengembangan pribadi dan
profesionalisme karyawan yang berkesinambungan, selain itu juga melakukan
pelatihan yang berkesinambungan yang terbagi dalam pelatihan soft skill, technical
skill, customer relation skill, dan managerial skill. Untuk pengembangan para kepala
departemen dan divisi, dilakukan Coaching and Counselling with Emotional Quotient
(EQ) yang diikuti oleh jajaran manajemen bisnis unit yang merupakan bagian dari
pengembangan organisasi selain itu juga pelatihan dan support management diberikan
dalam beberapa cara yaitu :
1. In Class Training, dengan kurikulum yang telah disusun secara tahunan
2. On The Job Training / Job assignment, pemberian project kerja kepada
karyawan yang bersangkutan
3. Mentoring dan Coaching, berupa pengarahan kerja dan pemberian umpan
balik dari atasan mengenai hasil kerja karyawan.
Selain itu Human Resource Department (HRD) PT. X juga menginginkan
terciptanya suasana kerja yang nyaman bagi karyawan, hal ini dapat di capai dengan
memberikan motivasi kerja bagi karyawan dengan menciptakan faktor-faktor
pendorong bagi karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut dapat dilakukan
dengan menjalin komunikasi yang baik, memberikan kompensasi yang pantas,
memberikan promosi sesuai dengan ketentuan perusahaan, dan menghargai pekerjaan
karyawan untuk terciptanya suasana kerja yang produktif, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja dari para karyawan.
Selain dari itu salah satu cara untuk mencapai target yang diinginkan
perusahaan yaitu dengan meminimalisasi tingkat perputaran karyawan (employee’s
turnver). Saat ini tingginya turnovern yang dapat dipercaya dan berkualitas ternyata
menjadi sia-sia karena telah menjadi masalah yang serius bagi banyak perusahaan.
Bahkan beberapa manajer personalia mengalami frustasi ketika mengetahui bahwa
proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring karyawan yang dapat dipercaya dan
berkualitas ternyata menjadi sia-sia karena karyawan yang baru direkrut tersebut telah
memilih di perusahaan lain, hal ini diperkuat berdasarkan wawancara kita terhadap
manajer personalia disebutkan bahwa turnover karyawannya tiap bulannya sekitar 5
% - 10 %.
Turnover bagi karyawan merupakan salah satu jalan keluar untuk
mendapatkan keadaan yang lebih baik, namun bagi perusahaan hal ini dapat menjadi
suatu kerugian tersendiri, apalagi bagi karyawan yang keluar memiliki keterampilan
yang dibutuhkan perusahaan. Beberapa alasan bagi karyawan yang berkeinginan
untuk pindah, umumnya disebabkan faktor manajemen yang kurang baik dan adanya
ketidakpuasan akan kinerja karyawan itu sendiri.
Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam menangani pekerjaan
para karyawan, haruslah memperhatikan setiap aspek yang dibutuhkan oleh karyawan
tersebut. Oleh karena itu peranan pelatihan dan motivasi sangat dibutuhkan bagi
karyawan, karena bermanfaat membantau mengatasi stres, tekanan, frustasi, dan
konflik dalam pekerjaan. Dan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.
Sehingga dengan mendapatkan pelatihan yang baik, akan mengurangi tingkat
turnover karyawan.
Selain itu berdasarkan wawancara kita terhadap manajer personalia
menyatakan bahwa karyawan kurang termotivasi dikarenakan belum diterapkannya
motivasi secara menyeluruh, padahal dalam penerapan motivasi di suatu perusahaan
sangat penting karena dapat meningkatkan semangat kerja, menumbuhkan rasa
disiplin, meningkatkan kreatifitas dan partisipasi setiap karyawan sehingga tercipta
kinerja yang sesuai dengan diharapkan oleh perusahaan.
Berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi latar belakang, penulis ingin
meneliti bagaimana pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada
PT. X, dimana perusahaan sangat ingin mengetahui bagaimana hasil yang didapat
setelah melaksanakan pelatihan dan motivasi pada karyawan karena sangat membantu
menyusun kinerja dari karyawan tersebut.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “
Analisis Pengaruh Kualitas Pelatihan dan Motivasi terhadap kinerja karyawan
Pada PT. X ”.
2. Landasan Teori
2.1. Pelatihan
Menurut dari para ahli beberapa pengertian dari pelatihan adalah :
1. Veithzal Rivai (2004, p226), Pelatihan adalah proses secara sistematis
mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Komaruddin Sastradipoera (2006, p121), Bahwa pengembangan dan pelatihan
dapat dianggap sebagai suatu proses penyampaian pengetahuan, keterampilan
dan pembinaan sikap dan kepribadian para pekerja atau calon pekerja yang
dilaksanakan dengan cara terbimbing dan sistematis, dan dengan
menggunakan metodik dan didaktik yang relevan untuk keduanya.
3. Robert L. Mathis dan Jhon H. (2006, p301), menyatakan bahwa pelatihan
adalah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membatu
pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Dalam pengertian terbatas, pelatihan
memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat
diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
4. Prof. Dr. Sudarwan Danim (2008, p43), Pelatihan adalah teknik belajar yang
melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan penentuan umpan balik
untuk memperbaiki kinerja atau mengoreksi kesalahan.
5. Noe, Hollenbeck, Gezhart & Wright (2003, p251), mengemukakan pelatihan
training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge,
skills, and behaviour by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan
suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang
pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahun, keahlian, dan perilaku oleh para
pegawai.
Jadi kesimpulan dari pengertian pelatihan dari para ahli tersebut adalah pelatihan
merupakan salah satu jenis pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam
beberapa waktu yang singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
daripada teori.
Menurut Veithzal Rivai (2004, p240) dalam melakukan pelatihan ini ada beberapa
faktor yang berperan yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan
pelatihan, dan lingkungan yang menunjang. Metode pelatihan terbaik tergantung dari
berbagai faktor. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelatihan yaitu:
1. Cost-effectiveness (efektivitas biaya)
2. Materi program yang dibutuhkan
3. Prinsip-prinsip pembelajaran
4. Ketetapan dan kesesuaian fasilitas
5. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan
6. Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan
Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson (2006, p307) Pelatihan dapat
menambah nilai pada organisasi dengan menghubungkan strategi pelatihan pada
tujuan dan strategi organisasional. Pelatihan strategis berfokus pada usaha
pengembangan kompetisi, nilai, dan keunggulan kompetitif untuk organisasi.
Pelatihan strategis juga secara tidak secara langsung menyatakan bahwa profesional-
profesional SDM dan pelatihan harus dilibatkan dalam perubahan dan perancanaan
strategis organisasional dengan tujuan untuk mengembangkan rencana pelatihan dan
aktivitas yang mendukung keputusan-keputusan strategis manajemen puncak. Jadi,
pelatihan yang efektif akan membantu perusahaan menciptakan keunggulan yang
kompetitif dan implikasi utama strategi dari strategi bisnis organisasional pada usaha
pelatihan perusahaan menegaskan kebutuhan program dan aktivitas pelatihan untuk
mendukung strategi bisnis usaha.
Dalam kerangka kerja pengembangan rencana pelatihan yang strategis itu
mengandung pada empat unsur tingkatan pokok, yaitu :
1. Mengatur strategi : Manajer-manajer SDM dan pelatihan harus lebih dahulu
bekerja sama dengan manajemen untuk menentukan bagaimana pelatihan
akan terhubung secara strategis pada rencana bisnis strategis, dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja karyawan dan organisasional.
2. Merencanakan : Perencana harus terjadi dengan tujuan untuk menghadirkan
pelatihan yang akan membawa hasil – hasil positif untuk organisasi dan
karyawannya. Sebagai bagian dari perencanaan, tujuan dan harapan dari
pelatihan harus diidentifikasikan serta diciptakan agar tujuan pembelajaran
yang dapat diukur dan spesifik untuk melacak efektivitas pelatihan.
3. Mengorganisasi : Kemudian, pelatihan tersebut harus diorganisasi dengan
memutuskan bagaimana pelatihan akan dilakukan, mendapatkan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan, dan mengembangkan intervensi-intervensi
pelatihan. Semua aktifitas ini memuncak dalam pelatihan yang sesungguhnya.
4. Memberi Pembelajaran : Akhirnya, mengukur dan mengevaluasi pada tingkat
mana pelatihan memenuhi tujuan akan mengesahkan usaha-usaha pelatihan.
Kesalahan-kesalahan di masa lalu dalam pelatihan dapay secar eksplisit
diidentifikasikan dalam tahap ini. Belajar dari berbagai kesalahan selama
masa pelatihan menghasilkan cara yang efektif untuk meningkatkan pelatihan
di masa yang akan datang.
2.2. Motivasi
Nawawi (2005, p 351) menjelaskan kata dasar motivasi adalah motif yang berarti
dorongan sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi
berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab sadar. Dari pengertian
tersebut berarti pula semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama bahwa:
“manusia hanya melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan.
Prinsip itu tidak menutup kondisi bahwa dalam keadaan terpaksa seorang mungkin
saja melakukan sesuatu yang tidak disukai.
Dalam Jurnal Horwitz (1999,p.180), The emergence of strategic training and
development: the current state of play, dijelaskan jika ada motivasi kuat dari para
pemimpin HRD baik dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pelatihan, dimana
penelitian akan lebih menfokuskan analisis lebih lanjut pada sisi motivasi dan sikap
terhadap pelatihan dalam membentuk kinerja karyawan yang handal dan mempunyai
integritas yang tinggi terhadap perusahaan.
Ada beberapa para ahli mengungkapkan cara meningkatkan motivasi kerja dan cara
memotivasi karyawan, salah satunya menurut Munandar (2008, p342-346) yaitu :
1. Peran pemimpin/ atasan
Dimana ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja, yaitu : bersikap
keras (dengan memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau dengan
memberikan ancaman) dan memberikan tujuan yang bermakna ( bersama-
sama dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditentukan dengan tujuan yang
bermakna, sesuai dengan kemampuan, yang dapat dicapai dengan prestasi
kerja yang tinggi)
2. Peran diri sendiri
Dari dalam diri sendiri perlu mengubah diri menjadi tenaga kerja denga
motivasi kerja yang proaktif
3. Peran organisasi
Berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan dapat menarik atau mendorong
motivasi kerja seorang tenaga kerja.
Menurut Mathis – Jackson (2003, p274-278) mengungkapkan beberapa cara untuk
memotivasi beragam jenis pekerja, sebagai berikut :
1. Memotivasi para profesinal
Berilah kepada mereka proyek-proyek menatang yang berkelanjutan. Berilah
mereka otonomi untuk mengikuti minat mereka dan biarkan mereka
menstrukturkan kerja mereka dalam cara yang mereka rasa produktif.
Memberikan mereka dengan kesempatan pendidikan–pelatihan, lokakarya,
menghadiri konfrensi-yang memungkinkan mereka tetap menguasai
perkembangan dalam bidang mereka.
2. Memotivasi pekerja sementara/Tidak tetap (Contingent)
Tidak ada pemecahan sederhana untuk memotivasi karyawan tidak tetap. Ada
dua kelompok kerja tidak tetap, yakni yang secara suka rela dan yang
terpaksa. Bagi kelompok sukarela kurangnya kemantapan bukanlah masalah.
Namun untuk menghadapi karyawan yang tidak sukarela menjadi tidak tetap
jawabannya adalah kesempatan untuk status permanen serta kesempatan
untuk pelatihan.
3. Memotivasi angkatan kerja yang beranekaragam
Kata kunci untuk jenis pekerja ini adalah keluwesan (fleksibilitas). Bersiaplah
untuk merancang jadwal kerja, rencana kompensasi, tunjangan, menetapkan
fisik pekerjaan, dan semacamnya untuk mencerminkan kebutuhan karyawan
yang beraneka. Misalkan menawarkan perawatan anak, jam kerja fleksibel,
dan berbagai pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang memiliki tanggung
jawab keluarga. Atau kebijakan cuti yang fleksibel untuk imigran yang
kadang ingin melakukan perjalanan kembali ke negeri asalnya dalam waktu
yang lama. Atau mengizinkan karyawan yang akan ke sekolah untuk
mengubah jadwal kerja mereka mereka dari semester ke semester.
4. Memotivasi karyawan Jasa Berketrampilan Rendah
Pendekatan tradisional untuk memotivasi jenis pekerja ini berfokus pada
memberikan pekerjaan yang lebh luwes dan mengisi pekerjaan-pekerjaan ini
dengan para remaja dan pensiunan yang kebutuhan keuangannya tidak terlalu
banyak, para pekerja ini juga diberikan tanggung jawab yang lebih luas untuk
inventori, penjadwalan, dan pengangkatan kerja. Untuk menekan angka keluar
masuk karyawan dapat menggunakan pendekatan non-tradisional seperti
seperti menciptakan iklim kerja yang dekat seperti keluarga.
5. Memotivasi Orang Melakukan Tugas-tugas yang Terus Menerus Berulang
Tidak banyak yang dapat dilakukan selain mencoba untuk membuat situasi
yang jelek menjadi dapat ditolerir dengan menciptakan iklim kerja yang lebih
menyenangkan. Ini mungkin mencakup penyediaan lingkungan kerja yang
bersih dan menarik
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (Ivancevich, 2011,
p119) bahwa kebutuhan disusun dalam suatu hierarki. Terendah-tingkat kebutuhan
adalah kebutuhan fisiologis, dan tingkat kebutuhan tertinggi adalah kebutuhan
aktualisasi diri. kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut.
1. Kebutuhan Fisiologikal yaitu kebutuhan seseorang akan makanan, minuman,
tempat teduh, seks, dan kebutuhan lainnya.
2. Kebutuhan akan keamanan yaitu kebutuhan seseorang akan keamanan dan
perlindungan dari kejahatan fisik dan emosional, serta jaminan bahwa
kebutuhan fisik akan terus dipenuhi
3. Kebutuhan akan sosial yaitu kebutuhan seseorang akan kasih sayang, rasa
memiliki, penerimaan, dan persahabatan.
4. Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan seseorang akan faktor-faktor
penghargaan internal, seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor-
faktor penghargaan eksternal seperti, status, pengakuan, dan perhatian.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu kebutuhan seseorang akan pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri, dorongan untuk mampu
menjadi apa yang diinginkan.
2.3. Kinerja Karyawan
Berbagai defisi kinerja karyawan menurut para ahli :
1. Mathis dan Jackson (2006, p378) berpendapat pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau yang tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada
organisasi. Perbaikan kinerja baik individu maupun kelompok menjadi pusat
perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja karyawan
yang umun untuk kebanyakan pekerja meliputi elemen sebagai berikut :
kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran,
dan kemampuan bekerja sama.
2. Robbins dan Coulter (2005, p226) berpendapat kinerja adalah hasil kerja
individu atau kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
organisasi sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan. Kelompok atau
organisasi terdiri dari beberapa individu, sehingga kinerja individu akan
mepengaruhi kinerja kelompol atau organisasi.
3. Ambar Teguh Sulistiyani (2003, p223) berpendapat kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang tepat
dinilai dari hasil kinerja.
Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, (2006, p114), kinerja para karyawan adalah
awal dari keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya. Ada 3 faktor utama
yang memperngaruhi kinerja karyawan yaitu :
1. Kemampuan individual
Kemampuan indivual karyawan ini mencakup bakat, minat dan faktor
kepribadian. Tingkat keterampilan, merupakan bahan mentah yang dimiliki seseorang
karyawan berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan interpersonal,
dan kecakapan teknis.
Dengan demikian, kemungkinan seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik,
jika karyawan tersebut memiliki tingkat keterampilan baik maka karyawan tersebut
akan menghasilkan yang baik pula.
2. Usaha yang dicurahkan
Usaha yang dicurahkan dari karyawan bagi perusahaan adalah etika kerja,
kehadiran dan motivasinya. Tingkat usahanya merupakan gambaran motivasi yang
diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dari itu
kalaupun karyawan mempunyai tingkat keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan,
akan tetapi tidak akan bekerja dengan baik, jika hanya sedikit upaya.
Hal ini berkaitan dengan perbedaan antara tingkat keterampilan dan tingkat
upaya. Tingkat keterampilan merupakan cermin dari apa yang dilakukan, sedangkan
tingkat upaya merupakan cermin apa yang dilakukan.
3. Dukungan Organisasional
Dalam dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas bagi
karyawan meliputi pelatihan dan pengembangan, peralatan, teknologi dan
manajemen. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah apa yang mempengaruhi sebanyak mereka
memberikan kontribusi pada organisasi.
Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan
memastikan komunikasi efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang
diperlukan oleh organisasi, manajer dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja
adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh sukses ( Wibowo 2007,
p7).
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
karyawan. Kinerja karyawan umumnya untuk kebanyakan pekerjaan meliputi
beberapa elemen yaitu:
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
Mathis dan Jackson (2006, p113) sistem manajemen kinerja terdiri atas
proses untuk mengindentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi,
meningkatkan dan memberikan penghargaan atas kinerja karyawan.
3. METODOLOGI
Berdasarkan variable yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah bersifat
deskriptif. Menurut Sugiyono (2005, p11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, atau menghubungkan satu dengan
variable lain.
.Metode penelitian yang akan digunakan adalah kuesioner. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu yaitu para karyawan di PT. X. Time Horizon yang
digunakan adalah cross sectional.
Tujuan Penelitian:
T-1 : Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan
T-2 : Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.
T-3 : Menganalisis pengaruh antara pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.
Jenis data kuantitatif dan sumber data primer. Setelah mengambil data dari
sampel menggunakan skala likert, kemudian dilakukan uji validitas dan
reliabilitas, serta uji normalitas. Lalu data diolah dengan menggunakan metode
regresi sederhana dan regresi berganda.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data tentang pelatihan dan motivasi terhadap
kinerja karyawan pada PT. X , maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
Berdasarkan kesimpulan yang diatas maka saran yang dapat diberikan kepada
PT. X. Agar dapat menjadi masukan adalah sebagai berikut :
• Melihat hasil dari analisis ini disarankan kepada perusahaan untuk di variabel
pelatihannya harus ditingkatkan dan berkelanjutan, sedangkan yang motivasi
dan gabungan antara pelatihan dan motivasi diharapkan bisa dipertahankan.
• Berdasarkan skala prioritas variabel pelatihan
1. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 4 rata – rata responden menjawab ragu – ragu dimana
“ Peserta pelatihan dengan jumlah banyak (lebih dari 40 orang)
dalam satu ruangan dapat mengurangi konsentrasi Saya dalam
menyerap pelatihan yang diberikan “ melihat jawaban responden
demikian kami sarankan agar PT. X untuk mendesain ulang peserta
pelatihan agar tidak terlalu ramai yang menyebabkan ketidak
nyamanan para karyawan dalam menerima materi pelatihan.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 3 rata – rata responden menjawab ragu – ragu dimana
“ Instruktur menciptakan interaksi yang baik dengan peserta pelatihan
“, melihat jawaban responden demikian kami sarankan agar instruktur
tersebut lebih cakap dan komunikatif dalam melakukan interaksi
dengan peserta pelatihan agar tidak terjadi miss komunikasi.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 15 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Suasana dalam pelaksanaan pelatihan mendukung
penyerapan materi pelatihan “, melihat jawaban responden demikian
kami sarankan agar PT. X menyediakan suasana pelaksanaan
pelatihannya tidak monoton dan berbasis kekeluargaan
Dari 16 pertanyaan yang ada, ada 3 pertanyaan yang mempunyai prioritas
agar ditingkatkan atau diperbaiki, sedangkan 13 pertanyaan yang lainnya harus
dipertahankan.
• Berdasarkan skala prioritas variabel motivasi
1. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 3 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Saya merasa dapat memenuhi kebutuhan untuk tempat
tinggal saya “ , melihat jawaban responden demikian kami sarankan
agar PT. X melihat kesejahteraan karyawannya dengan cara pemberian
bonus terhadap kinerja nya, disiplin kerja, etos kerja yang tinggi, dan
semacamnya, sehingga karyawan tersebut menjadi loyal ke PT. X.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 6 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Saya merupakan bagian dari suatu kelompok kerja yang
baik “, melihat jawaban responden demikian kami sarankan agar para
karyawan untuk menjalin hubungan yang baik dengan semua
karyawan di PT. X karena tidak ada perbedaan jabatan yang
menyebabkan adanya perbedaan kelas sehingga karyawan jadi enggan
untuk bersosialisasi ataupun bekerja dalam kelompok. Karena dalam
suatu perusahaan, terutama PT. X merupakan suatu keluarga besar
yang bersama-sama untuk mencapai tujuan berdasarkan visi dan misi
PT.X itu sendiri.
Dari 11 pertanyaan yang ada, ada 2 pertanyaan yang mempunyai prioritas
agar ditingkatkan atau diperbaiki, sedangkan 9 pertanyaan yang lainnya harus
dipertahankan.
• Berdasarkan skala prioritas variabel kinerja
1. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 1 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Saya dapat meningkatkan keakuratan (ketepatan) hasil
kerja dari hasil kerja sebelumnya “, melihat jawaban responden
demikian kami sarankan agar PT. X selalu mengawasi kinerja
karyawannya agar dapat selalu terkontrol dan sesuai dengan target
pekerjaannya.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 3 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Tugas yang diberikan perusahaan dapat saya selesaikan
tepat waktu (sesuai jadwal) “, melihat jawaban responden demikian
kami sarankan agar PT. X hampir sama dengan jawaban dengan nomor
1 agar selalu mengontrol pekerjaannya dan selesai tepat waktu.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 4 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Saya hadir dikantor tepat waktu (misalnya pukul 08.00
sesuai peraturan jam masuk kerja) “, melihat jawaban responden
demikian kami sarankan agar PT. X untuk menegakkan disiplin yang
ketat dan berkelanjutan sehingga karyawan bisa lebih taat pada
ketetapan dari PT. X
4. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kuesioner didapatkan bahwa
kuesioner nomor 7 rata – rata responden menjawab ragu – ragu
dimana “ Hubungan saya dengan rekan kerja dapat mendukung
pekerjaan masing – masing “, melihat jawaban responden demikian
kami sarankan agar PT. X agar menyediakan sebuah wadah seperti
gathering dan acara – acara yang menumbuhkan rasa saling
melindungi satu sama lainnya sehingga dapat menjalin kerjasama
dengan karyawan lainnya agar dapat saling menolong dan mendukung
dalam mengerjakan pekerjaannya.
Dari 9 pertanyaan yang ada, ada 4 pertanyaan yang mempunyai prioritas agar
ditingkatkan atau diperbaiki, sedangkan 5 pertanyaan yang lainnya harus
dipertahankan.
ANALYSIS OF EFFECT OF TRAINING QUALITY AND
MOTIVATION IN THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES
PT. X
Abdul Rahman
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Hendri Sihombing Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstract
PT. X is a company engaged in the rental car unit (rental car) is domiciled in Jakarta continues its mission to maximize the human resources and facilitate synergies between people, technology, and business systems. Therefore, the role employee needed to achieve those goals. The purpose of this study was to analyze the influence of training and motivation on the performance of employees of PT. X. The method of analysis used in this study is to test the descriptive and regression testing. Data obtained by completing a questionnaire that was provided by using a Likert scale that is useful to know the disagreement and agreement to statemen existing employees on a questionnaire. The results obtained in this study is to show that the training and motivation influence employee performance either partially or simultaneously. R Square value obtained for 59.8%. This means that the ability of the independent variable (training and motivation) describes the effect on the dependent variable (employees performance) of 59.8%, while the remaining 40.2% is a variable that is not addressed in this study. In addition, the expected results of this research can
provide input to the PT. X to further improve the quantity, quality employee in the company.
Keywords: training, motivation and employee performance.
1. INTRODUCTION
For many organizations, talented employees are the foundation for excellence
in competition. Was engaged in a competition based on new ideas, excellent customer
service, or fast, accurate decisions, it is very important in having a very good
employee. Not every organization has to compete with the best basic employee
ownership, but even for organizations that do not do that, the employee is the primary
source of performance problems, growth, endurance and lawsuits. Robert L. Mathis -
John H. Jackson (2006: p40).
Humans are an important source, varied, and sometimes becomes a problem
that must be used by the organization to a higher level or less. In addition according
to David Leo (2009) says that in the present development of science and technology
are rapidly bringing the change in people's lives. These changes make higher
demands on any individual or employee to further improve their own performance.
Many employees who are facing less able to adjust to these developments.
The existence of these developments make the employee must change the
pattern and the system works according to the demands of today.
To create quality human resources and training needed motivation to improve
the quality of the performance of human resources. According to Mangkuprawira
(2003: 135) argues that training for employees is a process that teaches the
knowledge and skills and attitudes that employees increasingly more capable in
carrying out its responsibilities properly in accordance with the standards. For
training and motivation that is created in order to help achieve the goals of the
organization.
Assessment of training needs and motivations of a portrait of goal setting and
motivational training. With the motivation of the leader can give the employee an
opportunity to further describe the human resources more accomplished in
performing services within the organization.
Also according to Martoyo (2000), work motivation is something that causes
or morale boost, a factor that encourages a person to perform an action or specific
activities, therefore, motivation is often interpreted as well as a driving factor in a
person's behavior. Any action taken by a human being must have something of
factors that encourage it. Motivation or drive to work is very important for the high
and low productivity of employees.
Without the motivation of the employee or employees to work together for the
company, the intended purpose would not be achieved. Conversely, when there is a
major motivation of the employees then it is a guarantee for the success of the
company in achieving its target.
This is supported by a journal that suggested by Soejipto (2007) where the
training will useful for the entire organization when it analyzed the training needs at
the time and the right time. Because the training is only useful in situations when
employees lack the skills and knowledge.
While the journal is presented by Vishnu Wardana Ludi (2008), it is said that
motivation is a driving force (driving force) that causes a person to act, to give
direction and regulates behavior, and determine the behavior at a particular
destination. It is understandable that a person's behavior is accompanied by high
motivation, is expected to produce satisfactory work; otherwise the behavior is
accompanied by a highly motivated, tend to be implemented as-is, so the results are
unsatisfactory.
In general it can be said that the training and motivational factors play a very
important role in increasing employee performance. Therefore, the increase in
employee performance, it can be done by way of training and implementation of
various activities in an effort to foster employee motivation.
Ivancevich (2002) suggests the important role of training and motivational
factors in the improvement of employee performance as follows:
motivation and compensation techniques can retain employees and improve
job performance. Training and development can improve job performance or skill
and competency deficiencies that, in turn, increase performance. Productivity
problem will not be solved without concern for the Human Resources Management.
From that perspective, it can be concluded that the motivation, compensation,
training, and development is very important in increasing and improving work
performance. And performance problems can not be solved without the involvement
of human resource management.
Therefore, in realizing the vision of the PT. X which is a company engaged in
the rental car unit (rental car) is domiciled in Jakarta continues its mission to
maximize the human resources and facilitate synergies between people, technology,
and business systems. For the various human resource development program carried
out during 2010. PT. X believes that human resources is a very important asset to
build and maintain trust and customer satisfaction is the key to success.
PT. X continues to invest to make personal and professional development of
employees is continuous, but it also conducts continuous training is divided into
training soft skills, technical skills, customer relation skills, and managerial skill. For
the development of the department heads and division, performed Coaching and
Counseling with Emotional Quotient (EQ), followed by the business unit's
management board which is part of the development of the organization while also
training and management support provided in several ways :
1. In Class Training, a curriculum which has been prepared on an
annual basis
2. On The Job Training / Job assignments, project delivery work to
the employees concerned
3. Mentoring and Coaching, a working direction and feedback from
employers regarding employee performance.
In addition to the Human Resource Department (HRD) PT. X also want a
create a comfortable working atmosphere for employees, this can be achieved by
providing motivation for employees to create the driving factors for employees in the
work. These factors can be done by establishing good communication, providing
appropriate compensation, to the promotion in accordance with the provisions of the
company, and appreciate the work of the employees to create a productive working
atmosphere, which in turn will improve the performance of employees.
Apart from that one way to achieve the desired target is to minimize the
company's employee turnover rate (employee's turnover). Currently turnover reliable
high-quality turned out to be futile because it has become a serious problem for many
companies. Even some experienced personnel managers are frustrated to learn that
the recruitment of employees who have managed to capture a reliable and quality
turned out to be futile because the newly hired employee has chosen another
company, this is reinforced by our interviews of the personnel manager mentioned
that the turnover employees each month about 5% - 10%.
Turnover of employees is one way out to get a better state, but for companies
it can be a distinct disadvantage, especially for employees who have the skills needed
out of the company. Some of the reasons for employees who wish to move, usually
due to poor management factors and performance of employee dissatisfaction will
itself.
Companies that have good management in dealing with the work of the
employee, must pay attention to every aspect required by the employee. Therefore,
the role of training and motivation is needed for employees, because it is useful help
cope with stress, pressure, frustration, and conflict in the work. And can enhance job
satisfaction and recognition. So by getting good training, will reduce employee
turnover rate.
In addition, based on our interviews of the personnel manager stated that
employees are not motivated due to the application of motivation as a whole, whereas
in the application in a company's motivation is very important because it can improve
morale, foster a sense of discipline, enhance creativity and participation of every
employee to create the appropriate performance to be expected by the company.
Based on that subject into the background, the authors wanted to examine
how the influence of training and motivation of the employee's performance at PT. X,
where companies are eager to know how the results obtained after carrying out the
training and motivation of the employees because it helps make the performance of
the employee.
From the above background, the authors are interested in doing research with
the title " Analysis Of Effect Of Training Quality And Motivation In The
Performance Of Employees PT.X "
2. The theory foundation
2.1 Training
According to experts from some notion of the training are :
1. Veithzal Rivai (2004, P226), training is the process of systematically
changing employee behavior to achieve organizational goals.
2. Komaruddin Sastradipoera (2006, p121), that development and training
can be considered as a process of delivering the knowledge, skills and
attitudes, and personality development workers or prospective workers
who conducted guided and systematic manner, and by using a methodical
and didactic relevant to both.
3. Robert L. Mathis and John H. (2006, P301), stated that training is a
process where people get the capability to petrify the achievement of
organizational goals. In a limited sense, the training gives employees the
knowledge and skills that are specific and identifiable for use in their
current job.
4. Prof. Dr. Sudarwan Danim (2008, P43), training is a technique that
involves observation of individual learning on the job and the
determination of the feedback to improve performance or correct errors.
5. Noe, Hollenbeck, Gezhart & Wright (2003, p251), suggests training
training is a planned effort to facilitate the learning of job-related
knowledge, skills, and behavior by employees. This means that training is
a planned effort to facilitate learning about the work related to the
knowledge, skills, and behaviors by employees.
So the conclusion from an understanding of the training of these experts are
training is one type of learning to acquire and improve skills outside the system of
human resource development policies in a short time with methods that prefer
practice than theory.
According to Veithzal Rivai (2004, P240) in conducting this training there are
several factors that contribute to the instructors, participants, materials (materials),
methods, training objectives, and supportive environment. The best training method
depends on various factors. Factors to consider in the training are:
1. Cost-effectiveness (cost effectiveness)
2. Program materials needed
3. Principles of learning
4. Conformity determination and facilities
5. Abilities and preferences of the participants
6. Abilities and preferences of the instructor training
Robert L. Mathis and John H. Jackson (2006, p307) The training can add
value to the organization by linking objectives and strategy training on organizational
strategy. Strategic training focuses on the development of business competition, value
and competitive advantage for organizations. Strategic training also does not directly
state that HR professionals and training should be involved in organizational change
and strategic planning with the aim to develop training plans and activities that
support the strategic decisions of top management. Thus, effective training will help
the company create a competitive advantage and the main implications of the strategy
on the organizational business strategy emphasizes the need of business training
courses and corporate training activities to support the business strategy of the
business.
Within the framework of the development of a strategic training plan that
contains the four elements of basic levels, namely:
1. Set the strategy: HR managers and training must first work with
management to determine how the training will be strategically linked to
the strategic business plan, with the aim to improve employee and
organizational performance.
2. Plan: Planners must occur in order to deliver training that will bring results
- positive outcomes for the organization and its employees. As part of
planning, goals and expectations of the training should be identified and
created for the purpose of learning that can be measured and to track the
effectiveness of specific training.
3. Organizing: Then, the training should be organized by deciding how the
training will be done, get the resources it needs, and develop training
interventions. All this activity culminated in the actual training.
4. Giving Learning: Finally, measure and evaluate the degree to which the
training will meet the goals endorsed training efforts. The mistakes of the
past in training can be explicitly identified in this stage. Learning from
mistakes during training produces an effective way to improve training in
the future.
2.2. Motivation
Nawawi (2005, p 351) explain the basic motivation is the word motive which
means no rhyme or reason urge someone to do something. Thus the motivation means
a condition that causes conscious or being pushed. Understanding the meaning of all
the theories of motivation also departed from the principle that: "The man just doing a
fun activity to do. Principle does not preclude the condition that the state was forced
to do something one might be unwelcome.
The Journal of Horwitz (1999, p.180), The emergence of strategic training and
development: the current state of play, be explained if there is a strong motivation of
the leaders both in the preparation of HRD policies, strategies and training, where the
research will be more focused analysis of more information on the motivation and
attitudes towards training in the performance of employees to form a reliable and
have high integrity of the company.
There are some experts reveal how to improve your motivation and how to
motivate employees, one of them according to Jojo (2008, P342-346), namely:
1. The role of leader / supervisor
Where there are two ways to increase motivation, namely: to be hard (with
a labor force to work hard or to provide a threat) and provide a meaningful
purpose (together with the relevant labor force is determined with a
meaningful purpose, according to ability, which can be achieved with a
high work performance)
2. The role of self
From within ourselves to transform themselves into the premises of labor
motivation for proactive work.
3. The role of the organization
Various policies and regulations can attract or encourage a workforce
motivation.
According to Mathis - Jackson (2003, p 274-278) revealed a number of ways
to motivate different types of workers, as follows:
1. Motivating the professional
Give to those who held the projects sustainable. Give them the autonomy
to follow their interests and allow them to structure their work in a way
that they feel productive. Provide them with educational opportunities,
training, workshops, attended the conference, which allowed them stay
steady progress in their field.
2. Motivate temporary workers / Not fixed (Contingent)
There is no simple solution to motivating employees is not fixed. There
are two working groups are not fixed, ie, voluntarily and are forced to. For
voluntary groups lack the stability is not an issue. But to deal with
employees who do not volunteer to keep the answer is no opportunity for
permanent status and opportunities for training.
3. Motivating a diverse workforce
Keywords for this type of worker flexibility (flexibility). Be prepared to
design a work schedule, compensation plans, benefits, physical setting of
work, and the like to reflect the diverse needs of employees. Suppose that
offer child care, flexible working hours, and a variety of jobs for
employees who have family responsibilities. Or flexible leave policies for
immigrants who sometimes want to travel back to his native country for a
long time. Or that would allow employees to school to change their work
schedules them from semester to semester.
4. Motivate low-skilled service employees
The traditional approach to motivate this type of work focuses on
providing flexible and rely more work to fill these jobs with the teenagers
and retirees who are not too many financial needs, these workers were also
given greater responsibility for inventory, scheduling, and appointment
work . To reduce the number of employee turnover can use non-traditional
approaches such as creating a work climate that is close like family.
5. Motivating People to Perform Tasks Continuous Recurrent
Not much to do besides trying to make a bad situation to be tolerated by
creating a more pleasant work climate. This may include providing a work
environment that is clean and attractive.
Theory of motivation developed by Abraham H. Maslow (Ivancevich, 2011,
p119) that needs are arranged in a hierarchy. Low-level needs are physiological
needs, and the highest level of need is the need for self-actualization. needs are
defined as follows :
1. The needs of a person's physiological needs for food, drink, shade, sex,
and other needs.
2. The need for security of the person's need for security and protection from
physical harm and emotional, as well as the assurance that the physical
needs will continue to be met
3. Social needs which will need someone for love, a sense of belonging,
acceptance, and friendship.
4. The need for recognition that a person needs to be an internal awards
factors, such as self-esteem, autonomy, and achievement, as well as
external factors such as rewards, status, recognition, and attention.
5. The need for self-actualization that a person needs for growth, achieving
one's potential, and self-fulfillment, the drive to be able to become what it
wants.
2.3. Employee Performance
Various definitions of performance of employees according to the experts:
1. Mathis and Jackson (2006, p378) argues in essence is what is done or not
done employees. Employee's performance is affecting how much they
contribute to the organization. Performance improvement of individuals and
groups in the spotlight in an effort to improve organizational performance.
Employee performance that are common to most workers include the
following elements: the quantity of yield, quality of results, timeliness of
results, attendance, and ability to cooperate.
2. Robbins and Coulter (2005, P226) argues is the work performance of
individuals or groups in achieving organizational goals set in accordance with
a predetermined period of time. Group or organization comprised of several
individuals, so that individual performance will affect the performance of the
group or organization.
3. Ambar Teguh Sulistiyani (2003, p223) argues a person's performance is a
combination of ability, effort, and the right opportunity judged from the
results of the performance.
Robert L. Mathis and John H. Jackson, (2006, p114), the performance of employees
is the beginning of the success of the organization to achieve its objectives. There are
three main factors that affect the performance of employees, namely:
1. The ability of individual
This includes the ability of individual employee talents, interests and
personality factors. Skill level, the raw material of one's own employees in the
form of knowledge, understanding, skills, interpersonal skills, and technical
prowess. Thus, the possibility that an employee performs well, if the
employee has the skill level of both the employee will produce good also.
2. Effort expended
Devoted efforts of the employees for the company is the work ethic,
attendance and motivation. Level of effort is shown a picture of motivation of
employees to a job well done. Than that even if employees have the skills to
do the job, but it will not work properly, if only a little effort.
This relates to the difference between skill level and effort level. The skill
level is a reflection of what is done, while the level of effort is a reflection of
what is done.
3. Organizational Support
The organizational support, the company provides facilities for employees
including training and development, equipment, technology and management.
Performance is essentially what is done or not done employees. Employee's
performance is affected as much as what they contribute to the organization.
Management performance management is about creating relationships and
ensuring effective communication. Performance management to focus on
what is required by the organization, managers and workers to succeed.
Performance management is about how performance is managed to gain
success (Wibowo 2007, p7).
Performance is essentially what is done or not done by the employee. Employee's
performance is generally for most of the work consists of several elements, namely:
1. Quantity of the
2. The quality of the results
3. Timeliness of results
4. Presence
5. Ability to cooperate
Mathis and Jackson (2006, p113) performance management system consists of a
process to identify, encourage, measure, evaluate, improve and reward employee
performance.
2.3. METHODOLOGY
Based on the observed variable is the type of research is descriptive. According
Sugiyono (2005, p11) is a descriptive research study conducted to determine the
value of independent variable, or connect one with another variable.
Research method to be used is a questionnaire. The unit of analysis in this study is
that individual employees at PT. X. Time Horizon used was cross sectional.
Research objectives:
T-1: Analyzing the impact of training on performance
employee]
T-2: Analyze the influence of motivation on employee performance.
T-3: Analyze the influence of training and motivation to employee performance.
This type of quantitative data and primary data sources. After taking data from a
sample using a Likert scale, and then tested the validity and reliability, as well as the
normality test. Then the data were processed using a simple regression methods and
multiple regression.
5. CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS
Based on the analysis of data on training and motivation on the performance of employees at PT. X, then some conclusions can be drawn as follows: Based on the conclusions above, the advice can be given to PT. X. In order to be input are as follows:
• Looking at the results of these analyzes suggested to the company for the variable and ongoing training should be improved, while the motivation and the combination of training and motivation are expected to be maintained.
• Based on the variable priority
training
1. Based on the results of data
processing on the questionnaire it was found that the questionnaire the number 4 mean - average respondent answered doubts - doubts which the "trainees with large quantities (more than 40 people) in one room can reduce the concentration of I in absorbing the training provided" as we look at respondents' answers suggest that PT. X to redesign the trainee that is not too crowded which causes an inconvenience for employees to receive training materials.
2. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire number 3 Average - The average respondent answered doubts - doubts which "instructors create a good interaction with participants", look at the respondents' answers so we suggest that instructors are more competent and communicative interaction with participants in training to avoid miss communication
3. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire number 15
average - average respondent answered doubts - doubts which "The atmosphere in the training support the uptake of training materials", look at the respondents' answers so we suggest that PT. X provides the atmosphere of the implementation of the training is not monotonous and family-based
Of the 16 questions that exist, there are three questions that have a priority to be improved or repaired, while 13 other questions that must be ma • Based on the priority scale
motivational variables
1. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire number 3 Average - The average respondent answered doubts - doubts which "I was able to meet my needs for shelter," so we look at respondents' answers suggest that PT. X saw the welfare of its employees by way of bonuses to its performance, work discipline, high work ethic, and the like, so that the employee is to be loyal to the PT. X.
2. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire the number 6 mean - average respondent answered doubts - doubts which "I was part of a good working group", see the respondents' answers so we advise our people to establish a good relationship with all employees in PT. X because there was no difference in positions that cause the difference in the classroom so that employees become reluctant to socialize or work in groups. Because in a company, especially PT. X is a large family together to achieve goals based on the vision and mission PT.X itself.
Of the 11 questions that exist, there are two questions that have the priority to be improved or repaired, while the other nine questions that must be maintained.
• Based on the priority scale of performance variables
1. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire number 1 average - average respondent answered doubts - doubts which the "I can improve the accuracy (accuracy) the work of previous work," so we look at
respondents' answers suggest that PT. X is always monitoring the performance of its employees in order to always be controlled and in accordance with the target job.
2. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire number 3 Average - The average respondent answered doubts - doubts which the "task given my company can finish on time (schedule)", see the respondents' answers so we suggest that PT. X is almost the same as the answer to number 1 in order to always control the work and completed on time.
3. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire the number 4 mean - average respondent answered doubts - doubts which "I was present at the office on time (at 08.00 according to the rules for work hours)", see the respondents' answers so we suggest that PT. X to enforce strict discipline and be more sustainable so that employees adhere to the provisions of the PT. X
4. Based on the results of data processing on the questionnaire it was found that the questionnaire the number 7 mean - average respondent answered doubts - doubts which the "My relationship with co-workers can support their work - each", so we look at respondents' answers suggest that PT. X in order to provide a container such as gathering and events - events that foster a sense of mutual protection to each other so as to establish cooperation with other employees in order to assist and support each other in doing his job.
Of the nine questions that exist, there are four questions that have a priority to be improved or repaired, while the other five questions that must be maintained.