ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Agribisnis OLEH: NOER AYU FAJRINA OKHTA NUGRAHENI NIM. H0808033 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI

(KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI

KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

OLEH:

NOER AYU FAJRINA OKHTA NUGRAHENI

NIM. H0808033

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI

(KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI

KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh:

NOER AYU FAJRINA OKHTA NUGRAHENI

H 0808033

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal: 11 Januari 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Dr. Ir. Minar Ferichani, MP NIP. 19670331 199303 2 001

Anggota I

Widiyanto, SP, M.Si NIP. 19810221 200501 1 003

Anggota II

Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si NIP. 19681227 199403 1 002

Surakarta,

Mengetahui Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 1001

Page 3: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI terhadap

Pendapatan Petani Padi di Kabupaten Karanganyar”.

Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja

menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan

skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun

materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian UNS Surakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Nuning Setyowati, SP., M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Dr. Ir. Minar Ferichani, M.P. selaku selaku Dosen Pembimbing Utama

Skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang dengan kasih selalu

memberikan pengarahan, nasehat, dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak Widiyanto, SP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi

yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

7. Bapak Dr. Sapja Anantanyu, SP., M.Si selaku Dosen Penguji Tamu atas

diskusi, bimbingan, serta arahannya kepada penulis.

Page 4: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

8. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya

selama menempuh perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

9. Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Karanganyar, BAPPEDA Kabupaten

Karanganyar, BP4K Kabupaten Karanganyar, serta BPS Kabupaten

Karanganyar yang telah memberikan izin penelitian serta menyediakan data-

data yang diperlukan penulis.

10. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) kantor cabang Karanganyar yang telah

memberikan izin penelitian serta Bapak Agus Irawan selaku AO Kredit

Program BRI cabang Karanganyar yang telah membantu dalam melengkapi

data-data yang diperlukan.penulis.

11. Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Jaten,

Bapak Sumarso selaku ketua kelompok tani Rukun Tani, Bapak Suyanto

selaku ketua kelompok tani Rukun Makaryo, serta petani responden di

Kelurahan Lalung dan Desa Jati yang telah membantu penulis selama

penelitian.

12. Ayahanda dan Ibunda, Bapak Drs. Waluyo Dwi Basuki, MM dan Ibu Yayuk

Wahyusri, SE yang tiada henti memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan

motivasi dalam setiap langkah penulis sehingga penulis dapat berjalan sejauh

ini, adikku Hilda Maulika Ayudya dan Daffa Alby Zhafran, serta keluarga

besar ayah dan bunda yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan

baik moral maupun material kepada penulis.

13. Sahabat-sahabatku Dyah Puspitasari Purnaningtyas, Aulia Rahma Kautsari,

Ayu Nilasari, dan Galuh Perwita Sari, terima kasih atas doa, semangat dan

persahabatan yang luar biasa.

14. Sahabat Agribisnis 2008, Bundo Retna, Riri, Suryani, Mesty, Puput, Anita,

Carrine, Tami, Riana, Ifa, Ema, Inneke, Yurike, Mas Abid, Mas Nanda, Mas

Nur, Mas Ragil, Mas Heri, Ocha, Arum, dan lain-lain serta Sasaeng Group

yang telah memberi dukungan, semangat, dan doanya selama ini.

Page 5: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

15. Teman-teman Agribisnis 2007, Agribisnis 2009 (Hazizah, Shela, Karin, Iim,

dkk), dan Agribisnis 2010 yang telah memberi semangat dan masukan bagi

penulis.

16. Prima Nandana Multi Pradani, rekan GALAKSI, dan Aks 1 SMAN 1

Karanganyar: Dian, Indah, Rino, Bayu, Giri, Budi, Ditya, Asep, Andre, Alami,

Herlin, Ririn, Gede, dan Habib terima kasih untuk semangat dan persahabatan

supernya, apapun yang terjadi silaturahim harus tetap terjaga.

17. Teman-teman magang dan staff PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

yang telah memberi pengalaman dan kenangan indah tak terlupakan selama

magang.

18. Pengurus KAMAGRISTA periode 2010-2011 yang telah memberikan

pengalaman dan pembelajaran berharga bagi penulis. Satukan tekad, meraih

asa, jaya KAMAGRISTA!

19. Mas Yudi yang telah bersedia mengantar penulis dalam melengkapi data

penelitian.

20. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini

baik dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat

memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi penulis sendiri

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 6: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

RINGKASAN ........................................................................................................ xiii

SUMMARY ........................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8 A. Penelitian Terdahulu dan Keterbaruan Penelitian .......................... 8

1. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 8 2. Keterbaruan Penelitian ...................................................................... 11

B. Landasan Teori ...................................................................................... 11 1. Pertanian ............................................................................................. 11 2. Lembaga Keuangan Perbankan ........................................................ 14 3. Kredit Pertanian ................................................................................. 15 4. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi ............................................... 17 5. Peranan Perbankan dalam Pembiayaan Usaha Tani ........................ 22 6. Hubungan Kredit dengan Peningkatan Pendapatan Petani ............. 23

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24 D. Asumsi ..................................................................................................... 26 E. Pembatasan Masalah ............................................................................ 26 F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ................ 27 G. Hipotesis .................................................................................................. 29

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 30 A. Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 30 B. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 30

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................... 30 2. Populasi dan Sampel .......................................................................... 31

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 33

Page 7: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

1. Data Primer ........................................................................................ 33 2. Data Sekunder .................................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35 1. Observasi ............................................................................................ 35 2. Wawancara ......................................................................................... 35 3. Pencatatan .......................................................................................... 36

E. Metode Analisis Data ........................................................................... 36 1. Analisis Biaya, Pendapatan, Efisiensi dan Kemanfaatan dalam

Penggunaan Modal Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI ................................................................................................. 36

2. Analisis Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI terhadap Pendapatan Petani ...... 38

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ........................................... 43 A. Keadaan Geografi.................................................................................. 43

1. Letak dan Batas Wilayah ................................................................... 43 2. Topografi Daerah ............................................................................... 44

B. Keadaan Penduduk ............................................................................... 44 1. Keadaan Penduduk Menurut Golongan Umur dan jenis Kelamin .. 44 2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........................... 47 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............................. 50

C. Keadaan Pertanian ................................................................................ 52 1. Tata Guna Lahan ................................................................................ 52 2. Produksi Tanaman Pangan ................................................................ 54

D. Keadaan Perekonomian ....................................................................... 56 E. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Bank Rakyat Indonesia.... 59

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 66 A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 66

1. Usaha Tani Padi di Kabupaten Karanganyar .................................... 66 2. Karakteristik Petani Sampel ............................................................... 67 3. Analisis Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E BRI dan

Petani Bukan Pengguna KKP-E ........................................................ 73 B. Pembahasan ............................................................................................ 90

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha Tani ............................. 90 2. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani ............................................ 93 3. Pengaruh Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani ......................... 94

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 106 A. Kesimpulan ............................................................................................. 106 B. Saran ........................................................................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 107 LAMPIRAN

Page 8: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1. Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah) ...................................................................... 2

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk 10 Tahun keAtas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008-2010 (Jiwa) ................... 4

Tabel 1.3. Jumlah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI Cabang Karanganyar Tahun 2009-2011 (Rupiah) ........................ 5

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 10

Tabel 3.1. Plafon dan Realisasi Jumlah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 ..................... 30

Tabel 3.2. Populasi Petani Padi Pengguna KKP-E dan Bukan Pengguna KKP-E ............................................................................................... 31

Tabel 3.3. Penentuan Jumlah Sampel Petani Responden Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 32

Tabel 3.4. Jenis dan Sumber Data dalam Penelitian ........................................ 35

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ............................................. 45

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Karanganyar Tahun 2010 ............................................. 46

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin KecamatanJaten Tahun 2010 ........................................................... 47

Tabel 4.4. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010..................... 48

Tabel 4.5. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010 .................... 48

Tabel 4.6. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Jaten Tahun 2010 ................................. 49

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ......................................... 50

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010 ........................................ 51

Tabel 4.9. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Jaten Tahun 2010 ..................................................... 51

Tabel 4.10. Tata Guna Lahan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ........... 52

Tabel 4.11. Tata Guna Lahan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010 .......... 53

Page 9: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Tabel 4.12. Tata Guna Lahan di Kecamatan Jaten Tahun 2010 ....................... 54

Tabel4.13. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangandi Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ................................................................ 55

Tabel4.14. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangandi KecamatanKaranganyar Tahun 2010 .............................................. 55

Tabel4.15. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangandi Kecamatan Jaten Tahun 2010 ............................................................................. 56

Tabel 4.16. Sarana Perekonomian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.... 57

Tabel 4.17. Sarana Perekonomian di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010 .. 57

Tabel 4.18. Sarana Perekonomian di Kecamatan Jaten Tahun 2010 ............... 58

Tabel 5.1. Karakteristik Petani Sampel Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar ............................... 71

Tabel 5.2. Rata-rata Besarnya Input dan Output dari Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 73

Tabel 5.3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 74

Tabel 5.4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 76

Tabel 5.5. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 78

Tabel 5.6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 ..................................................... 79

Tabel 5.7. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 ..................................................... 80

Tabel 5.8. Rata-rata Biaya Total Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 ............................................................................ 81

Tabel 5.9. Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 82

Tabel 5.10. Rata-rata Pendapatan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 ............................................................................ 83

Page 10: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Tabel 5.11. Rata-rata Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 .................................. 84

Tabel 5.12. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani Petani Anggota Kelompok Tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 ....................................................................................... 85

Tabel 5.13. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Pendapatan Petani dan Penggunaan Kredit ........................................................................... 88

Tabel 5.14. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Luas Lahan dan Penggunaan Kredit ........................................................................... 89

Page 11: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1.Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 25

Gambar 2.2 SkemaVariabel X dan Y dalamPenelitian ........................................ 26

Gambar 3.1.Bagan Pengambilan Sampel Responden .......................................... 33

Gambar 4.1. Prosedur Penyaluran KKP-E Bekerjasama dengan Mitra Usaha .. 62

Gambar 5.1. Pengaruh KKP-E terhadap Pendapatan Petani ............................... 99

Gambar 5.2. Penggunaan Modal oleh Petani Bukan Pengguna KKP-E ............. 102

Gambar 5.3. Penggunaan Modal oleh Petani Pengguna KKP-E ......................... 103

Gambar 5.4. Alasan Petani Menggunakan dan Tidak Menggunakan KKP-E.... 104

Page 12: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) dan Sex Ratio . 110

Lampiran 2. Identitas Responden pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E ........................................................................................... 112

Lampiran 3. Identitas Responden pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E .......................................................................... 114

Lampiran 4. Penggunaan Sarana Produksi pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E .......................................................................... 116

Lampiran 5. Penggunaan Sarana Produksi pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E .............................................................. 118

Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E .......................................................................... 120

Lampiran 7. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E ........................................................................... 122

Lampiran 8. Biaya Total pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E ..... 124

Lampiran 9. Biaya Total pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E ............................................................................................ 125

Lampiran 10. Biaya, Penerimaan, Pendapatan pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E ........................................................................... 126

Lampiran 11. Biaya, Penerimaan, Pendapatan pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E ............................................................... 127

Lampiran 12. R/C ratio pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E ......... 128

Lampiran 13. R/C ratio pada Usaha Tani Padi Petani Bukan Pengguna KKP-E ...................................................................................................... 129

Lampiran 14. Incremental B/C Ratio (IBCR) pada Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Bukan Pengguna KKP-E ......................... 130

Lampiran 15. Hasil Analisis Regresi .................................................................. 132

Lampiran 16. Kuesioner ...................................................................................... 143

Lampiran 17. Peta Kabupaten Karanganyar ....................................................... 148

Lampiran 18. Peta Kecamatan Karanganyar ...................................................... 149

Lampiran 19. Peta Kecamatan Jaten ................................................................... 150

Lampiran 20. Dokumentasi ................................................................................. 151

Lampiran 21. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 152

Page 13: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

RINGKASAN

Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni. H0808033. Analisis Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI terhadap Pendapatan Petani Padi di Kabupaten Karanganyar. Dibimbing oleh Dr. Ir. Minar Ferichani, MP. dan Widiyanto, SP., M.Si. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal sendiri dan Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI terhadap peningkatan pendapatan petani pemilik dan penggarap di Kabupaten Karanganyar.

Metode dasar penelitian adalah metode deskripsi analisis dan pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survei. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karaganyar. Teknik pengambilan sampel dengan metode multistage cluster random sampling. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan jumlah pengguna KKP-E terbanyak yaitu kelompok tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo. Untuk mengkaji pengaruh modal sendiri dan modal KKP-E terhadap pendapatan petani digunakan model regresi linier berganda, serta didukung dengan analisis R/C ratio dan Incremental B/C ratio untuk melihat perbedaan penggunaan modal sendiri dan KKP-E.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani pengguna KKP-E sebesar Rp 15.835.880,00/Ha/MT lebih besar dari pada pendapatan petani bukan pengguna KKP-E sebesar Rp 14.042.598,00/Ha/MT. Nilai efisiensi usahatani petani pengguna KKP-E sebesar 2,57 lebih besar dari efisiensi usahatani petani bukan pengguna KKP-E sebesar 2,50. Kemanfaatan usahatani sebesar 3,517sehingga usahatani pengguna KKP-E lebih memberi kemanfaatan daripada usahatani petani bukan pengguna KKP-E. Hubungan faktor-faktor dengan pendapatan petani dinyatakan dalam model fungsi regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -5,720E6 + 0,949X1 + 0,008X2 + 0,047X3 + 0,081D1 + 0,083D2 + e Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa luas lahan, tingkat pendidikan,

jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Secara individu faktor luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, sedangkan faktor tingka tpendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan yaitu adanya penyuluhan lebih lanjut mengenai KKP-E oleh pemerintah melalui PPL supaya seluruh petani anggota kelompok tani menjadi paham mengenai program pemerintah dalam hal kredit atau bantuan permodalan utamanya KKP-E beserta pengaruh dan manfaatnya dalam pengembangan usaha tani.

Page 14: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

SUMMARY

Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni. H0808033. Analysis of Effect of Energy and Food Safety Credit (KKP-E) BRI to Increase the Rice Farmers Income in Karanganyar Regency.Supervised by Dr. Ir. FerichaniMinar, MP.andWidiyanto, SP., M.Si. Faculty of Agriculture.SebelasMaret University. Surakarta.

This research aimed to analyze the effect of own capital and Credit of Energy and Food Safety BRI to increase the income of owner and tenant farmers in Karanganyar Regency.

The basic method of this research is a descriptive analysis method and the research conducted by survey method. The research was conducted in the Karanganyar Regency. This research uses multistage cluster random sampling method for the sampling technique. Samplesare determined by the most farmers in KKP-E used, they are RukunTani and RukunMakaryo farmers groups. To assess the influence of their own capital and KKP-E to the farmers income used multiple linear regression models, and supported by the analysis of R/C ratio and Incremental B/C ratio to see the difference in the use of its own capital and KKP-E.

The results showed that the average farmer's income who using KKP-E was Rp 15.835.880,00/Ha/GS, that was more than farmer’s income who didn’t use KKP-E. That was Rp 14.042.598,00/Ha/GS. Peasant farming efficiency value of KKP-E user wass 2,57, that was more than the efficiency of peasant farming who was not KKP-E user. That was 2,50. Benefits farming value amounted to 3,517 so that farming farmers who using KKP-E gave more benefits than farming farmers who didn’t use the KKP-E. The relationship between these factors with farmers' income can be expressed in multiple linear regression models as follows:

Y = -5,720E6 + 0,949X1 + 0,008X2 + 0,047X3 + 0,081D1 + 0,083D2 + e The results of the regression analysis showed that the land large, education

level, number of family members, the land rulership, and the use of credit jointly have significant effect on farmers' income. The individual factor of land large, land rulership, and the use of credit give the significant effect on farmers 'income, whereas level of education factor and the number of family members factor did not significantly affect to farmers' income.

Based on this research, the advice can be given is the need to use a well management by KKP-E user so they don’t create bad debts and a further extension of the KKP-E to increase farmers' understanding of the KKP-E and its benefits for farming.

Page 15: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar

dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu

bentuk pembangunan nasional adalah pembangunan dalam hal ekonomi.

Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

masyarakat. Pembangunan ekonomi pedesaan merupakan bagian dari

pembangunan ekonomi nasional. Keberhasilan pembangunan ekonomi di

pedesaan banyak didukung oleh kegiatan usaha di bidang pertanian.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perekonomian nasional. Kontribusi sektor pertanian cenderung dominan

dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional. Kontribusi

sektor pertanian dalam pembangunan meliputi pemantapan ketahanan pangan,

pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan

pendapatan. Secara garis besar, kebijakan pembangunan pertanian

diprioritaskan kepada beberapa program kerja yang dijabarkan kedalam

beberapa kegiatan. Beberapa program kerja tersebut dilaksanakan dengan

tujuan untuk mencapai sasaran dari pembangunan pertanian, salah satunya

adalah program ketahanan pangan. Oleh karena itu, dalam program revitalisasi

pertanian dibutuhkan suatu bentuk pembangunan terstruktur antara pemerintah

dan pelaku usaha tani.

Meski perannya strategis, sektor pertanian masih menghadapi banyak

permasalahan. Lemahnya permodalan masih menjadi salah satu permasalahan

utama yang dihadapi oleh pelaku usaha pertanian. Petani umumnya

mengajukan pinjaman ke lembaga pembiayaan di sekitar tempat tinggal

mereka, baik formal maupun informal. Namun demikian, petani di pedesaan

cenderung lebih sering mengakses kredit dari pihak informal dengan bunga

yang tinggi. Petani sering merasa kesulitan dalam mengakses pinjaman yang

dikeluarkan oleh lembaga pembiayaan formal karena persyaratan yang dinilai

Page 16: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

berbelit, memerlukan agunan, dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu,

alokasi kredit untuk sektor pertanian cenderung kecil apabila dibandingkan

dengan alokasi kredit untuk sektor perekonomian yang lain. Data Bank

Indonesia menunjukkan alokasi kredit perbankan terhadap sektor pertanian

masih cukup rendah dibandingkan dengan sektor perekonomian yang lainnya.

Berikut adalah data mengenai alokasi kredit bank umum berdasarkan sektor

ekonomi tahun 2007-2011 berdasarkan data statistik perbankan Indonesia

tahun 2011.

Tabel 1.1. Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)

Sektor Ekonomi Tahun

2008 2009 2010 2011 Pertanian, perburuan, dan sarana pertanian

67.202 77.412 90.999 114.725

Pertambangan 32.215 42.894 61.365 87.780 Perindustrian 271.187 247.440 275.404 344.597 Listrik, gas, dan air 18.475 24.560 34.116 45.841 Konstruksi 58.753 64.225 63.500 75.395 Perdagangan, restoran, dan hotel

259.632 301.382 339.639 405.442

Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi

62.579 73.213 75.142 95.206

Jasa dunia usaha 152.302 150.843 179.398 224.146 Jasa sosial/masyarakat 15.747 17.038 44.232 57.980 Lain-lain 369.596 438.923 602.049 748.983 Jumlah 1.307.688 1.437.930 1.765.845 2.200.094

Sumber: Bank Indonesia, 2011

Data yang dihimpun dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa alokasi

kredit bank umum yang diberikan kepada debitur jumlahnya selalu meningkat

sejak tahun 2008 hingga tahun 2011. Jumlah kredit paling banyak dicurahkan

pada sektor lain-lain yaitu sebesar 748.983 miliar rupiah pada tahun 2011.

Pada tahun yang sama alokasi kredit terendah diterima sektor listrik, gas, dan

air yaitu sebesar 45.841 miliar rupiah. Alokasi kredit untuk sektor pertanian

menempati urutan ke-5 dengan besar kredit 114.725 miliar rupiah.

Salah satu bank yang menjadikan agribisnis sebagai salah satu sektor

unggulan adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI sebagai lembaga

pembiayaan yang dikenal dekat dengan masyarakat, khususnya di pedesaan,

Page 17: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

juga memiliki kontribusi dalam mendorong pengembangan pertanian. Salah

satu bentuk kontribusi BRI adalah dengan menerapkan kebijakan pembiayaan

di sektor agribisnis. Peran BRI dalam membangun agribisnis nasional tidak

terlepas dari keprihatinan kondisi di lapangan, dimana secara mikro sebagian

pelaku usaha pertanian masih memiliki aksesibilitas yang rendah terhadap

sumber-sumber permodalan (Aviliani, 2008).

Salah satu program kredit yang digulirkan oleh BRI terkait program

revitalisasi pertanian adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

KKP-E merupakan salah satu program Kementerian Pertanian berupa fasilitas

kredit yang diberikan untuk usaha produktif dalam rangka mendukung

pelaksanaan program ketahanan pangan dan program pengembangan tanaman

bahan baku dan bahan bakar nabati. Kredit diberikan kepada petani-petani

yang mengusahakan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, pengadaan dan

peremajaan alat dan mesin, perikanan, dan petani tebu. KKP-E digulirkan

kepada petani melalui kelompok tani. Pada tahun 2010, posisi KKP-E di BRI

mencapai Rp 1,52 triliun atau mencapai 27,17 % dari plafon sebesar Rp 5,6

triliun. Secara nasional, penyaluran KKP-E pada periode yang sama tercatat

Rp 2,69 triliun sehingga sumbangan BRI terhadap penyaluran KKP-E secara

nasional sebesar 56,5 %. KKP-E dapat diakses melalui Kantor Cabang BRI di

seluruh wilayah Indonesia, dan salah satunya ada di Kabupaten Karanganyar.

Kabupaten Karanganyar merupakan Kabupaten yang terletak di lereng

gunung dengan kondisi alam yang subur. Banyak masyarakat di Kabupaten

Karanganyar bekerja di sektor pertanian. Jumlah penduduk yang bekerja di

sektor pertanian menempati urutan kedua setelah lain-lain. Berikut adalah data

mengenai jumlah penduduk 10 tahun ke atas menurut mata pencaharian di

Kabupaten Karanganyar tahun 2008-2010 berdasarkan data olahan registrasi

penduduk 2010.

Page 18: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008-2010 (Jiwa)

Mata Pencaharian Tahun

2008 2009 2010 Petani Sendiri 134.175 134.487 135.557 Buruh Tani 68.619 68.324 67.540 Nelayan 0 0 0 Pengusaha 9.384 9.846 10.312 Buruh Industri 104.798 105.536 107.063 Buruh Bangunan 49.362 49.619 50.349 Pedagang 34.762 35.320 36.468 Pengangkutan 6.501 6.427 6.269 PNS/TNI/POLRI 20.169 19.908 20.163 Pensiunan 9764 9976 10.293 Lain-lain 285.061 288.995 288.919 Jumlah 722.595 728.438 732.933

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Data Registrasi Penduduk 2010 yang dihimpun dari Data Kabupaten

Karanganyar dalam Angka Tahun 2011 pada Tabel 1.1. menunjukkan dari

tahun 2008 hingga tahun 2010 jumlah angkatan kerja di Kabupaten

Karanganyar selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk yang

mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian (petani sendiri dan buruh

tani) adalah sebesar 203.097 orang atau 27,71 % dari total jumlah angkatan

kerja di Kabupaten Karanganyar. Jumlah ini meningkat dari jumlah angkatan

kerja sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar 202.794 orang dan tahun 2009

sebanyak 202.881 orang (BPS, 2011).

Sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar sangat potensial untuk

dikembangkan, terutama untuk meningkatkan pendapatan petani. Salah satu

cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

petani adalah dengan meningkatkan akses permodalan petani. Sumber

permodalan yang dapat diakses petani di Kabupaten Karanganyar beragam.

Salah satu sumber permodalan yang dapat diakses petani adalah Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI yang disalurkan melalui BRI

Cabang Karanganyar. Jumlah KKP-E BRI yang diakses petani di BRI Cabang

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 1.3. berikut.

Page 19: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.3. Jumlah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI Cabang Karanganyar Tahun 2009-2011 (Rupiah)

Jenis Kredit Tahun 2009 2010 2011

KKP-E 2.517.700.000 3.756.407.100 3.651.244.600

Sumber: BRI Cabang Karanganyar

Data yang diambil dari BRI Cabang Karanganyar, pada tahun 2009

jumlah KKP-E yang diakses kelompok petani adalah sebesar Rp

2.517.700.000,00. Pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp 3.756.407.100,00

disertai dengan penambahan jumlah kelompok tani pengakses KKP-E. Pada

tahun 2011 jumlah KKP-E yang diakses kelompok tani mengalami penurunan

menjadi Rp 3.651.244.600,00. Hal ini disebabkan oleh penunggakan yang

dilakukan oleh beberapa kelompok tani sehingga pemberian skim kredit tidak

dapat diteruskan. Oleh karena banyaknya KKP-E yang diakses petani di

Kabupaten Karanganyar maka perlu rasanya dilakukan penelitian mengenai

Analisis Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)

melalui BRI terhadap Pendapatan Petani Padi di Kabupaten

Karanganyar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pemerintah dan bank pelaksana dalam hal ini BRI terkait kebijakan-kebijakan

dalam mendukung upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

B. Perumusan Masalah

Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting dalam kehidupan

sehari-hari. Keberadaannya pun juga sebagai pendukung kelangsungan sektor

lain, terlebih sektor industri. Dalam meningkatkan produksi pertanian dan

peningkatan kesejahteraan petani, pemerintah melalui Kementerian Pertanian

mencetuskan 7 Gema Revitalisasi Pertanian yang terdiri dari revitalisasi lahan,

revitalisasi perbenihan dan perbibitan, revitalisasi infrastuktur dan sarana,

revitalisasi pembiayaan petani, revitalisasi kelembagaan petani, dan

revitalisasi teknologi dan industri hilir.

Sektor pertanian masih menghadapi banyak permasalahan, diantaranya

keterbatasan permodalan petani dan pelaku usaha pertanian lain. Kebutuhan

modal diperkirakan akan semakin meningkat di masa mendatang seiring

Page 20: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan semakin melonjaknya harga input pertanian, baik pupuk, obat-obatan,

maupun upah tenaga kerja. Kebutuhan pembiayaan di sektor pertanian, tidak

hanya sebatas untuk keperluan investasi atau modal kerja, tetapi juga

menghadapi tantangan lain berupa permasalahan infrastruktur pertanian

(Ashari, 2009). Dalam upaya membantu petani mengatasi masalah kesulitan

modal, Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai skim kredit

pertanian, seperti: Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit

Pembangunan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) dan

Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), serta memperluas pemanfaatan Kredit

Usaha Rakyat (KUR).

Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai lembaga pembiayaan nasional

tergerak untuk langsung berkontribusi memajukan agribisnis nasional dengan

pemberian kredit pertanian. Salah satu skim kredit BRI yang sesuai dengan

kebijakan pemerintah terkait dengan 7 Gema Revitalisasi Pertanian adalah

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). KKP-E adalah kredit program

berupa kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka

mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program

Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Melalui akses

permodalan berupa KKP-E ini, diharapkan dapat membantu petani dalam

meningkatkan produksi usaha taninya sehingga pendapatan petani ikut

meningkat. Jumlah alokasi modal yang dicurahkan para petani untuk usaha

taninya berbeda-beda sehingga antara petani satu dengan yang lain

mempunyai komposisi perubahan tingkat pendapatan yang berbeda.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap pendapatan petani pemilik

dan penggarap di Kabupaten Karanganyar?

2. Bagaimana pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI terhadap

pendapatan petani pemilik dan penggarap di Kabupaten Karanganyar?

Page 21: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian

antara lain:

1. Untuk menganalisis pengaruh modal sendiri terhadap peningkatan

pendapatan petani pemilik dan penggarap di Kabupaten Karanganyar.

2. Untuk mengkaji pengaruh Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

BRI terhadap peningkatan pendapatan petani pemilik dan penggarap di

Kabupaten Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian antara lain:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah

pengetahuan mengenai hal-hal yang dikaji, selain itu penelitian ini juga

merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam

menentukan kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan

petani.

3. Bagi Bank Rakyat Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan

pelaksanaan kredit pertanian terkait perannya sebagai bank umum dan

bank pelaksana program pemerintah.

4. Bagi petani, penelitian dapat dijadikan sebagai sumber pertimbangan

dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan modal yang bersumber

dari perbankan utamanya Kredit Ketahanan Pangan dan Energi,

5. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

dan referensi serta bahan kajian mengenai penelitian yang sejenis atau

penelitian lanjutan.

Page 22: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu dan Keterbaruan Penelitian

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk

melakukan penelitian. Penelitan-penelitian sebelumnya telah mengkaji

masalah kredit atau modal bergulir yang berpengaruh terhadap

peningkatan pendapatan petani. Sebagai bahan pertimbangan dalam

penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh

beberapa peneliti yang pernah penulis baca.

Hasil penelitian Manurung (1996) yang berjudul Dampak Kredit

Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Perekonomian Pedesaan

(Studi Kasus di Wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali) menyebutkan

peranan kredit BPR terhadap usaha kecil dan masyarakat berpendapatan

rendah akan dapat meningkatkan perekonomian pedesaan melalui

peningkatan pendapatan dan/atau penciptaan kesempatan kerja bagi

masyarakat di pedesaan. Kredit BPR berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan bersih para pengusaha kecil di pedesaan Jawa Barat,

Jawa Timur, dan Bali terutama untuk kelompok pedagang. Kredit BPR

berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan kesempatan kerja di Jawa

Barat dan Jawa Timur, namun kredit BPR berpengaruh nyata terhadap

peningkatan kesempatan kerja di Bali. BPR berperan sebagai agent of

development dalam memobilisasi perekonomian masyarakat pedesaan dan

menjadi pendorong utama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer

khususnya untuk pembiayaan pendidikan.

Hasil penelitian Sembiring (2002) yang berjudul Analisis Peranan

Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam Peningkatan Pendapatan

Petani di Daerah Tingkat II Kabupaten Karo (Studi Kasus: Unit Bank

Rakyat Indonesia Simpang Empat) menyebutkan peranan faktor produksi

modal sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani, baik

modal sendiri maupun modal kredit. Setiap penambahan modal sendiri

8

Page 23: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sebesar Rp 1.000.000,00 akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp

100.800,00. Penambahan kredit secara nyata akan meningkatkan

pendapatan petani. Setiap penambahan modal sendiri dan modal kredit

secara bersama-sama sebesar Rp 1.000.000,00 akan meningkatkan

pendapatan petani sebesar Rp 133.900,00. Sehingga jelas bahwa

pendapatan petani mengalami kenaikan setelah menerima kredit. Hasil

rangkuman penelitian terdahulu secara singkat dapat dilihat pada Tabel 2.1

berikut.

Hasil penelitian Setiawan (2005) yang berjudul Pengaruh Kredit,

Luas Lahan, dan Penggunaan Pupuk terhadap Laba Bersih Petani Padi di

Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar menyebutkan bahwa

kredit, luas lahan, dan penggunaan pupuk ini mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laba bersih. Semakin tinggi kredit yang diterima

petani, maka laba usaha taninya juga akan semakin tinggi. Demikian juga

dengan variable luas lahan dan penggunaan pupuk. Semakin tinggi luas

lahan, maka laba usaha tani juga semakin tinggi. Semakin sedikit pupuk

yang diberikan maka akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan

tanaman yang pada akhirnya akan memperkecil tingkat produktifitas padi.

Hasil penelitian Lely (2007) yang berjudul Pengaruh Modal

Bergulir terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sayur di Kota Medan

(Studi Kasus: Kelurahan Tanah Enam Ratus dan Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan) menyebutkan ada perbedaan nyata

pendapatan petani sayur sebelum dan setelah menggunakan modal

bergulir. Pendapatan petani meningkat setelah adanya modal bergulir.

Petani di daerah penelitian menggunakan modal bergulir untuk membeli

benih, pupuk, dan obat-obatan.

Page 24: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Inti Kajian Romulus Manurung (1996)

Dampak Kredit Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Perekonomian Pedesaan (Studi Kasus di Wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali)

a. Variabel kredit BPR berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan bersih pengusaha kecil di pedesaan Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.

b. Variabel kredit BPR berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan kesempatan kerja di Jawa Barat dan Jawa Timur, namun kredit BPR berpengaruh nyata terhadap peningkatan kesempatan kerja di Bali.

Warga Sembiring (2002)

Analisis Peranan Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam Peningkatan Pendapatan Petani di Daerah Tingkat II Kabupaten Karo (Studi Kasus: Unit Bank Rakyat Indonesia Simpang Empat)

Variabel modal kredit berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan petani.

Rosadi Setiawan (2005)

Pengaruh Kredit, Luas Lahan, dan Penggunaan Pupuk terhadap Laba Bersih Petani Padi di Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar

Variabel kredit , luas lahan, penggunaan pupuk berpengaruh nyata terhadap peningkatan laba bersih petani.

Yenny Lely (2007)

Pengaruh Modal Bergulir terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sayur di Kota Medan (Studi Kasus: Kelurahan Tanah Enam Ratus dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan)

Variabel modal bergulir berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan petani sayur.

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

referensi mencantumkan kredit sebagai salah satu variabel yang

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan laba bersih petani.

Page 25: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Variabel lain yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan laba

bersih petani adalah luas lahan dan penggunaan pupuk. Berdasarkan

penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa variabel kredit memiliki

hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap peningkatan

pendapatan dan laba bersih petani.

2. Keterbaruan Penelitian

Berdasarkan empat penelitian di atas, variabel kredit berpengaruh

nyata terhadap peningkatan pendapatan dan keuntungan usaha tani. Pada

keempat penelitian tersebut hanya dibahas kredit secara keseluruhan dan

tidak ada spesifikasi jenis skim kredit. Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi (KKP-E) merupakan salah satu jenis program kredit yang

dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang

penyalurannya dilakukan oleh bank pelaksana. KKP-E merupakan

penyempurnaan dari Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sudah berjalan

sejak Oktober 2000 dan disempurnakan menjadi KKP-E pada Oktober

2007. KKP-E tergolong jenis program kredit baru sehingga belum banyak

peneliti yang meneliti mengenai KKP-E, termasuk kaitan KKP-E dengan

peningkatan pendapatan petani. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh KKP-E terhadap peningkatan pendapatan petani di

Kabupaten Karanganyar.

B. Landasan Teori

1. Pertanian

a. Pengertian Pertanian

Mardikanto (2007) menyatakan bahwa pertanian merupakan

usaha turut campur-tangan manusia dalam perkembangan tanaman atau

hewan, agar dapat lebih baik memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

kehidupan keluarga dan atau masyarakatnya. Pertanian adalah seluruh

kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran,

dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam

agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi,

Page 26: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Pertanian mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti

sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit dapat

dikatakan sebagai pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga

dimana produksinya bahan makanan utama seperti beras, palawija,

tanaman sayuran dan buah-buahan. Pada umumnya sebagian hasil

pertanian rakyat adalah untuk dikonsumsi keluarga. Adapun petanian

dalam arti luas adalah banyak sekali macamnya, yaitu (1) pertanian

rakyat atau pertanian dalam arti sempit, (2) perkebunan, termasuk

didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar, (3) kehutanan, (4)

peternakan, (5) perkebunan baik perikanan darat maupun perikanan laut.

Usaha tani dapat didefinisikan sebagi himpunan dari sumber-

sumber alam yang terdapat ditempat itu, yang diperlukan untuk produksi

pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang

telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang

didirikan diatas tanah tersebut. Usaha tani produktif berarti usaha tani itu

produktivitasnya tinggi. Pengertian produktivitas ini, secara teknis

merupakan perkalian antara efisien dan kapasitas. Efisien mengukur

banyaknya output yang diperoleh dari suatu input. Sementara kapasitas

menggambarkan kemampuan yang dapat memberikan hasil produksi

bruto yang sebesar-besarnya pada teknologi tertentu (Mubyarto, 1977).

Antara (1994) berpendapat bahwa peningkatan produksi

pertanian akan berpengaruh pada petani. Dalam meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani, sering diharapkan pada

permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah,

keterbatasan modal, lahan garapan yang sempit serta kurangnya

ketrampilan petani yang nantinya akan berpengaruh pada penerimaan

petani.

Page 27: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan

kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak

utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi

lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini

disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa

tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana

serta prasarana yang berada di perkotaan. Struktur perekonomian

wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu wilayah

dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat erat kaitannya

dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan,

sosial ekonomi dan kelembagaan. Menurut Santoso, et al., (2005),

pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk

meningkatkan produksi dan memperluas penganekaragaman hasil

pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi kebutuhan pangan serta

meningkatkan pendapatan, taraf hidup, dan kesejahteraan petani

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian

adalah tercapainya peningkatan pendapatan petani yang hidup di

pedesaan. Jumlah, ragam, serta mutu konsumsi masyarakat terus

bertambah, baik konsumsi bahan pokok maupun konsumsi terhadap

barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non pertanian.

Keberhasilan pembangunan tidak selalu dapat menciptakan perluasan

lapangan kerja dan kesempatan kerja maka untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional diperlukan pertumbuhan sektor-sektor

lain yang memerlukan dukungan dari sektor pertanian, terutama yang

menyangkut kebutuhan modal (investasi dan modal kerja), kebutuhan

tenaga kerja, serta tersedianya bahan baku yang dihasilkan oleh sektor

pertanian (Mardikanto, 2008).

Menurut Ashari (2009) walaupun perannya sangat strategis,

sektor pertanian masih menghadapi banyak permasalahan, diantaranya

keterbatasan permodalan petani dan pelaku usaha pertanian lain.

Page 28: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Kebutuhan modal diperkirakan akan semakin meningkat di masa

mendatang seiring dengan semakin melonjaknya harga input pertanian,

baik pupuk, obat-obatan, maupun upah tenaga kerja. Kebutuhan

pembiayaan di sektor pertanian, tidak hanya sebatas untuk keperluan

investasi atau modal kerja, tetapi juga menghadapi tantangan lain berupa

permasalahan infrastruktur pertanian. Perbankan nasional memiliki

posisi dan peranan sangat penting dalam menggerakkan perekonomian

Indonesia, karena perbankan menjadi sumber utama pembiayaan

berbagai sektor usaha, termasuk pertanian.

2. Lembaga Keuangan Perbankan

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam

perekonomian, terutama dalam sistem pembayaran moneter. Secara umum,

bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran

uang. Fungsi perbankan ini bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

kesejahteraan rakyat banyak (Ashari, 2009).

Bank adalah suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai

agent of trust dan agent of development. Yang dimaksud sebagai agent of

trust adalah suatu lembaga perantara (intermediary) yang dipercaya untuk

melayani segala kebutuhan dari dan untuk masyarakat. Sedangkan sebagai

agent of development bank adalah sebagai lembaga perantara yang dapat

mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan

kemudahan-kemudahan pembayaran serta penarikan dalam proses transaksi

yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.

Berdasarkan definisi tersebut bank sebagai lembaga perantara dapat

membawa dampak ekonomi yang sangat berarti seperti penghimpun dan

penyalur dana, mempermudah pembayaran, peningkatan lapangan kerja,

pemerataan penghasilan, dan stabilitator pembangunan. Penggolongan bank

Page 29: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

di Indonesia terdiri dari Bank Sentral/Bank Indonesia, Bank Umum, Bank

Perkreditan Rakyat, Bank berdasarkan Prinsip Syariah, dan Bank Devisa.

Penggolongan lembaga keuangan bank di Indonesia meliputi: Bank

Sentral/Bank Indonesia, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) dan Bank

Asing, Bank Campuran, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) serta Lembaga

Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Usaha-Usaha Lembaga keuangan

(Panggabean, 2002).

Menurut Sutaryono (2009) dalam Ashari (2010), ada beberapa

kendala yang dihadapi perbankan nasional dalam menyalurkan kredit ke

sektor pertanian, diantaranya: (1) sektor pertanian sangat tergantung pada

musim sehingga dipandang mempunyai resiko tinggi, (2) tata niaga

komoditas pertanian banyak yang belum tertata sehingga harga selalu naik

turun dan tidak ada kepastian, dan (3) sebagian dana yang terhimpun

perbankan bersifat jangka pendek (short term funding), sedangkan kredit

pertanian sebagian besar berjangka relatif panjang (long term loan).

Akibatnya terjadi ketidaksesuaian dalam waktu antara pendanaan dan

kredit. Beberapa hal ini menyebabkan alokasi kredit untuk pertanian

cenderung rendah sehingga perlu adanya kredit program untuk pertanian.

3. Kredit Pertanian

Salah satu langkah terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan

upaya pemberdayaan petani adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap

modal kerja melalui penyediaan skim-skim kredit yang merangsang

pengembangan usaha agribisnis skala kecil, menengah, dan koperasi. Skim-

skim kredit yang dikembangkan tersebut diupayakan mempunyai plafon

unit usaha yang cukup, cakupan input dan komoditas yang lebih banyak,

bunga yang murah serta prosedur pemanfaatannya yang cukup sederhana

(Solahudin, 2009).

Pentingnya kredit dalam pembangunan pertanian Indonesia terkait

dengan tipologi petani yang sebagian besar merupakan petani kecil dengan

penguasaan lahan yang sempit, sehingga tidak memungkinkan untuk

melakukan pemupukan modal untuk investasi pada teknologi baru. Dengan

Page 30: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

demikian dukungan pembiayaan harus dilakukan. Syukur, et al., (1998)

menyatakan bahwa peran kredit sebagai pelancar pembangunan pertanian

antara lain: (1) Membantu petani kecil dalam mengatsi keterbatasan modal

dengan bunga yang relatif ringan, (2) Mengurangi ketergantungan petani

dengan pedagang perantara dan pelepas uang, dengan demikian berperan

dalam memperbaiki struktur dan pola pemasaran hasil pertanian, (3)

Mekanisme tranfer pendapatan diantara masyarakat untuk mendorong

pemerataan, (4) Insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi

usahatani.

Arsyad (2004) menganalisis syarat-syarat pembangunan pertanian

jika pertanian akan dikembangkan dengan baik. Mosher mengelompokkan

syarat-syarat pembangunan tersebut menjadi dua yaitu syarat-syarat mutlak

dan syarat-syarat pelancar. Syarat mutlak terdiri dari: adanya pasar untuk

hasil-hasil usaha tani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya

bahan-bahan dan alat produksi secara lokal, adanya perangsang produksi

bagi petani, dan tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Di

samping kelima syarat mutlak tersebut, ada lima syarat yang keberadaanya

tidak mutlak tetapi apabila ada memperlancar pembangunan pertanian.

Syarat-syarat pelancar tersebut antara lain: pendidikan pembangunan,

kegiatan gotong royong petani, perbaikan dan perluasan tanah pertanian,

perencanaan nasional pembangunan pertanian, dan kredit produksi.

Lembaga perkreditan yang memberikan kredit produksi kepada

petani merupakan suatu faktor pelancar yang penting bagi pembangunan

pertanian. Petani harus lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli

bibit unggul, pestisida, pupuk, dan alat pertanian lainnya untuk

meningkatkan produksinya. Pengeluaran seperti itu harus dibiayai dari

tabungan atau dengan meminjam untuk jangka waktu antara saat bahan-

bahan produksi dan peralatan itu dibeli dan saat hasil panen dapat dijual.

Oleh karena itu, keberadaan lembaga perkreditan ini sangat membantu

dalam pemenuhan modal usaha tani.

Page 31: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Berdasarkan penelitian mengenai perkreditan pertanian dalam usaha

intensifikasi pertanian padi sawah yang dilakukan oleh Sudjanadi dalam

Daniel (2002), dalam penggunaan kredit seharusnya:

a. Pemberian kredit usaha tani dengan kredit bunga yang ringan perlu

untuk memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usaha

taninya.

b. Kredit yang diberikan harus bersifat dinamis, yaitu mendorong petani

untuk menggunakan kredit secara produktif dengan bimbingan dan

pengawasan yang teliti.

c. Kredit yang diberikan selain berupa bantuan modal juga merupakan

perangsang untuk menerima inovasi dan bersedia berpartisipasi dalam

program peningkatan produksi.

d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak hanya terbatas pada

kredit usaha tani yang langsung diberikan bagi produksi pertanian,

tetapi juga mencakup kredit-kredit untuk kebutuhan rumah tangga

(kredit konsumsi).

Pemerintah selama lebih dari empat dekade, telah meluncurkan

beberapa kredit program atau bantuan modal bagi petani dan pelaku usaha

pertanian melalui beberapa bentuk skim seperti dana bergulir, penguatan

modal, subsidi bunga, maupun yang mengarah komersial. Dari

perkembangan skim-skim yang dijalankan ada kecenderungan bahwa

pemerintah lebih mengarah pada kegiatan kredit yang memiliki link dengan

perbankan dan sifatnya eksekuting. Beberapa contoh skim kredit yang

mengarah kepada model tersebut di antaranya KKP-E dan KUR yang

diinisiasi dari model SP3 Deptan (Ashari, 2009).

4. Kedit Ketahanan Pangan dan Energi

Keberhasilan peningkatan produksi pangan di masa lalu dalam hal

pencapaian swasembada pangan, tidak terlepas dari peran pemerintah

melalui penyediaan kredit program dengan suku bunga rendah, fasilitas

Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan tahun 1998 dan

subsidi sarana produksi (benih, pupuk, dan pestisida). Semenjak

Page 32: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia maka

tidak tersedia lagi sumber dana dari KLBI, oleh karena itu mulai tahun

2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang

sumber dananya berasal dari Perbankan dengan subsidi suku bunga bagi

petani dan peternak yang disediakan oleh pemerintah.

Dalam perkembangannya KKP mengalami penyesuaian dari tahun

ke tahun, mulai Oktober 2007 KKP disempurnakan menjadi KKP-E (Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi). Hal ini mengadopsi upaya mengurangi

ketergantungan energi berbahan baku fosil dan perkembangan teknologi

energi dikembangkan energi lain yang berbasis sumber energi nabati.

Energi alternatif dimaksud disini berbasis ubi kayu/singkong dan tebu

diintegrasikan dengan Skim KKP yang telah ada sehingga berubah menjadi

Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi. Dalam perkembangannya,

KKP-E terus mengalami perubahan dan penyempurnaan, yang meliputi

debitur penerima KKP-E, plafon maksimum per debitur, cakupan

komoditas yang dibiayai dan kebutuhan indikatif masing-masing

komoditas. Penyempurnaan KKP-E ditujukan untuk mendukung ketahanan

pangan nasional dan ketahanan energi sekaligus meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan petani (Kementerian Pertanian, 2011).

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) adalah jenis kredit

investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh bank pelaksana kepada

petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi. Pola penyaluran

kredit yang digunakan KKP-E adalah executing dengan sumber pendanaan

100% berasal dari bank sehingga resikonya ditanggung oleh perbankan.

KKP-E bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan

membantu petani/peternak di bidang permodalan sehingga produktivitas

dan pendapatan petani menjadi lebih baik (Bank Indonesia, 2012a).

Bank Pelaksana KKP-E meliputi 22 bank yaitu sembilan bank

umum yang terdiri dari Bank BRI, Mandiri, BNI, Bukopin, CIMB Niaga,

Agroniaga, BCA, BII, dan Artha Graha serta 13 Bank Pembangunan

Daerah (BPD) yaitu: BPD Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera

Page 33: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Papua, Riau, dan Nusa Tenggara

Barat. Plafon KKP-E yang dianggarkan secara nasional adalah sebesar Rp

8,806 trilyun yang meliputi untuk sub sektor tanaman pangan sebesar Rp

2,730 trilyun, hortikultura sebesar Rp 725,330 milyar, perkebunan (tebu)

sebesar Rp 2,993 trilyun, peternakan sebesar Rp 2,046 trilyun, dan

pengadaan pangan sebesar Rp 310,830 milyar. Besarnya tingkat bunga

kredit bank untuk KKP-E tebu adalah sebesar 12,25% dan KKP-E lainnya

sebesar 13,25%, sedangkan tingkat bunga kepada peserta KKP-E adalah

sebesar 7% untuk KKP-E tebu dan 5% untuk KKP-E lainnya dengan

subsidi bunga 5,25% untuk KKP-E tebu dan 8,25% untuk KKP-E lainnya.

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dapat diajukan dengan

persyaratan dan ketentuan pokok sebagai berikut:

a. Usaha dan Komoditas yang Dibiayai KKP-E

1) Petani, dalam rangka pengembangan tanaman padi, jagung, kedelai,

ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, koro dan/atau

perbenihan (padi, jagung dan/atau kedelai);

2) Petani, dalam rangka pengembangan tanaman bawang merah, cabai,

kentang, bawang putih, tomat, jahe, kunyit, kencur, pisang, salak,

nenas, buah naga, melon, semangka, pepaya, strawberi,

pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel dan/atau

melinjo;

3) Petani, dalam rangka pengembangan tebu, pemeliharaan teh, kopi

arabika, kopi robusta dan atau lada;

4) Peternak, dalam rangka pengembangan peternakan sapi potong, sapi

perah, kerbau, kambing/domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung

puyuh , kelinci dan atau babi;

5) Kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi, dalam

rangka pengadaan gabah, jagung dan kedelai;

6) Kelompok tani, dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin

untuk mendukung usaha tanaman pangan, hortikultura, tebu dan

Page 34: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

peternakan meliputi meliputi traktor, power threser, tracer (alat

tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper,

mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan

(seedler), alat tanam biji-bijian (seeder), mesin panen (paddy

mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan padi (rice

miling unit), mesin pengupas kacang tanah (peanut shell), mesin

penyawut singkong, juicer, mesin pengolah biji jarak, mesin

pengolah pakan (mixer, penepung, pelet) dan atau kepras tebu.

b. Petani, Kelompok Tani, dan Koperasi Penerima KKP-E

Petani, kelompok tani, dan koperasi penerima KKP-E harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Persyaratan Petani Penerima KKP-E, antara lain:

a) Petani/peternak/pekebun mempunyai identitas diri.

b) Petani/peternak/pekebun dapat secara individu dan atau menjadi

anggota Kelompok Tani.

c) Menggarap sendiri lahannya (petani pemilik penggarap) atau

menggarap lahan orang lain (petani penggarap).

d) Apabila menggarap lahan orang lain diperlukan surat kuasa/

keterangan dari pemilik lahan yang diketahui oleh Kepala Desa.

e) Luas lahan petani yang dibiayai maksimum 4 (empat) Ha dan

tidak melebihi plafon kredit Rp. 100 juta per

petani/peternak/pekebun.

f) Bagi petani/peternak/pekebun yang mengajukan plafon kredit

lebih dari Rp. 50 juta harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) dan persyaratan lain sesuai ketentuan Bank Pelaksana.

g) Petani peserta paling kurang berumur 21 (dua puluh satu) tahun

atau sudah menikah.

h) Bersedia mengikuti petunjuk Dinas Teknis atau Penyuluh

Pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta

KKP-E.

Page 35: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Persyaratan Kelompok Tani Penerima KKP-E, antara lain:

a) Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri dan

atau bekerjasama dengan mitra usaha. Apabila kelompoktani

bekerjasama dengan Mitra Usaha agar membuat kesepatan

secara tertulis dalam bentuk perjanjian kerjasama antara pihak-

pihak yang bermitra;

b) Kelompok tani telah terdaftar pada Balai Penyuluhan Pertanian/

Dinas Teknis terkait setempat;

c) Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas

yang dapat dibiayai KKP-E;

d) Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling

kurang ketua, sekretaris dan bendahara;

e) Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh

anggota.

3) Persyaratan Koperasi Penerima KKP-E, antara lain:

a) Berbadan hukum;

b) Memiliki pengurus yang aktif;

c) Memenuhi persyaratan dari Bank Pelaksana;

d) Memiliki anggota yang terdiri dari petani/peternak/ pekebun;

e) Memiliki bidang usaha di sektor pertanian.

c. Mitra Usaha dalam Pelaksanaan KKP-E

Mitra usaha dalam pelaksanaan KKP-E harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) Berbadan hukum dan memiliki usaha terkait dengan bidang

tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan atau di

bidang pengolahan energy lain;

2) Bermitra dengan petani/kelompoktani/Gapoktan dan atau koperasi.

Jika mitra usahanya koperasi harus bermitra dengan petani/

kelompoktani/ Gapoktan;

3) Bertindak sebagai penjamin pasar dan atau penjamin kredit (avalis)

sesuai kesepakatan antara petani/kelompok tani/Gapoktan dan atau

Page 36: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

koperasi, kesepakatan antara petani/kelompok tani/Gapoktan

dengan mitra usaha dibuat secara tertulis dalam bentuk perjanjian

kerjasama sesuai kesepakatan pihak-pihak bermitra.

(Kementerian Pertanian, 2012).

5. Peranan Perbankan dalam Pembiayaan Usaha Tani

Mayoritas petani di Indonesia lebih percaya dan lebih yakin dengan

menggunakan sumber modal dari keluarga atau pedagang dibandingkan

dengan kredit yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga resmi pemerintah.

Kredit yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga resmi pemerintah

dianggap berbelit-belit dalam pengurusan administrasinya. Meski demikian

secara ekonomis, penggunaan modal dari keluarga atau pedagang ini lebih

merugikan bagi petani karena pembagian keuntungan cenderung lebih

besar daripada bunga bank. Sedangkan tujuan utama dari kredit yang

dikeluarkan oleh bank dan lembaga resmi pemerintah adalah membebaskan

petani dari rentenir dan sistem ijon (Daniel, 2002).

Dukungan yang diberikan oleh perbankan selama ini lebih

ditekankan pada pengembangan usahanya dalam rangka pembangunan

pertanian secara menyeluruh. Dukungan tersebut disesuaikan dengan fungsi

bank sebagai institusi sebagaimana diatur dalam UU Perbankan No. 10

Tahun 1998 dari perubahan UU No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa

“Bank merupakan badan usaha yang dalam kegiatan pokoknya

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Berdasarkan pengertian bank menurut UU Perbankan tersebut terlihat

bahwa peran strategis yang dapat dilakukan oleh perbankan dalam

mendukung pembangunan pertanian terletak pada komitmen perbankan

untuk memberikan dukungan finansial atau pembiayaan usaha terutama di

sektor agribisnis (Sanim, 2008).

Bank Rakyat Indonesia sebagai lembaga pembiayaan yang dikenal

dekat dengan masyarakat, khususnya di pedesaan juga memiliki kontribusi

Page 37: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dalam mendorong pengembangan pertanian dengan menerapkan kebijakan

pembiayaan di sektor agribisnis. Peran BRI dalam membangun agribisnis

nasional ini tidak terlepas dari keprihatinan kondisi di lapangan, dimana

secara mikro sebagian pelaku usaha pertanian masih memiliki aksesibilitas

yang rendah terhadap sumber-sumber permodalan. Hal ini terkait dengan

berbagai faktor di antaranya tidak dapat menyediakan agunan fisik ataupun

pihak-pihak lain yang dapat menjamin di samping biaya transaksi pinjaman

yang dinilai sangat tinggi. BRI sebagai lembaga pembiayaan nasional

tergerak untuk langsung berkontribusi memajukan agribisnis nasional. Hal

ini didasarkan juga pada fungsi perbankan sebagai penunjang pertumbuhan

sektor agribisnis dengan memberikan pendanaan di tingkat hulu (bio-

technology), pertanian (on farm), hilir (industry), maupun di sektor

penunjang (Aviliani, 2008).

6. Hubungan Kredit dengan Peningkatan Pendapatan Petani

Kredit sebagai sumber permodalan memiliki peran dalam

peningkatan pendapatan petani. Menurut Daniel (2002) pentingnya peran

kredit disebabkan karena modal merupakan faktor produksi non alami yang

persediaannya terbatas terutama di negara-negara sedang berkembang.

Kemungkinan untuk memperluas lahan pertanian pun relatif kecil. Di

samping itu, dengan persediaan tenaga kerja yang melimpah, cara yang

paling mudah dan paling tepat untuk memajukan pertanian adalah dengan

memperbesar penggunaan modal. Prinsip inilah yang menjiwai usaha

intensifikasi pertanian di Indonesia dengan penggunaan bibit unggul baru,

obat pemberantasan hama dan penyakit, penggunaan pupuk yang lebih

banyak, serta investasi di bidang pengairan. Metode yang demikian

membutuhkan modal yang besar.

Keterbatasan modal adalah salah satu masalah utama yang dihadapi

masyarakat pedesaan mengingat modal merupakan faktor penting dalam

mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan

yang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pedagang kecil, dan usaha

kecil lainnya. Pada dasarnya pelayanan kredit akan memudahkan calon

Page 38: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

nasabah memperoleh tambahan modal untuk meningkatkan kegiatannya.

Peningkatan realisasi kredit bagi setiap nasabah memungkinkan

kesempatan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatannya yang

semakin besar dibandingkan tanpa adanya kredit (Manurung, 1996).

C. Kerangka Berpikir

Pertanian merupakan suatu sektor yang memiliki peran penting dalam

pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pertanian adalah salah satu sektor

penghasil devisa dan penyerap tenaga kerja terbesar. Pembangunan ekonomi

pedesaan sebagai bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional,

keberhasilannya banyak di sokong oleh kegiatan usaha tani atau usaha di

bidang pertanian. Faktor produksi merupakan hal yang wajib dicurahkan

untuk mendukung usaha tani. Faktor produksi meliputi faktor produksi alam,

tenaga kerja, modal, dan manajemen. Curahan faktor produksi akan

menghasilkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam usaha tani. Dari

produksi usaha tani dihasilkan penerimaan. Pendapatan merupakan selisih

antara penerimaan dan biaya.

Pada penelitian ini dianalisis pendapatan dari petani pengguna KKP-E

dan petani bukan pengguna KKP-E. Hal yang membedakan antara keduanya

adalah penggunaan KKP-E sehingga terdapat tambahan biaya untuk bunga

pinjaman. Penambahan modal sebagai salah satu faktor produksi dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan usaha tani. Modal yang digunakan oleh

petani meliputi modal sendiri dan modal yang berasal dari luar seperti modal

pinjaman atau kredit. Berbagai skim kredit ditawarkan kepada petani oleh

lembaga-lembaga keuangan, baik lembaga keuangan formal maupun non

formal. Lembaga keuangan formal meliputi bank umum, BPR, dan koperasi.

Salah satu bank umum yang menawarkan kredit pertanian adalah Bank Rakyat

Indonesia (BRI). Berbagai macam skim kredit pertanian dapat diakses oleh

petani, antara lain Kedit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Umum Pedesaan

(KUPEDES), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi

Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Skim kredit yang banyak diakses

Page 39: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

oleh petani melalui kantor cabang BRI adalah KKP-E. Berdasarkan

pendapatan yang ada dianalisis pendapatan petani yang menggunakan KKP-E

dan pendapatan petani yang tidak menggunakan KKP-E sehingga didapatkan

pengaruh KKP-E terhadap peningkatan pendapatan petani. Menurut

Mardikanto (2008) salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan pertanian

adalah tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat (petani) yang hidup di

pedesaan. Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan dalam Gambar

2.1 seperti berikut.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Petani

Pengaruh KKP-E terhadap Pendapatan Petani

Menggunakan KKP-E Tidak Menggunakan KKP-E

Usaha Tani

Faktor Produksi: · Alam · Tenaga Kerja · Modal

- Modal sendiri - Modal KKP-E

· Manajemen

Penerimaan

Produksi

Biaya Pendapatan

Page 40: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 2.2 Skema Variabel X dan Y dalam Penelitian

D. Asumsi

Pada penelitian ini diasumsikan bahwa:

1. Tingkat harga yang berlaku adalah harga saat penelitian.

2. Hasil produksi padi dijual keseluruhan.

3. Keseluruhan input diperoleh dari membeli.

4. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi digunakan seluruhnya untuk

kegiatan usaha tani.

5. Variabel-variabel lain di luar pengamatan dianggap berpengaruh normal

terhadap pendapatan petani.

E. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian dibatasi pada Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI Cabang

Karanganyar yang diakses oleh petani padi pada tahun 2011.

2. Pendapatan petani merupakan rata-rata pendapatan petani yang

menggunakan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi dan rata-rata

pendapatan petani yang tidak menggunakan Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi.

3. Data yang digunakan adalah data usaha tani padi pada musim tanam kedua

(MT II) bulan Mei sampai dengan Agustus 2012.

4. Modal yang digunakan adalah dalam bentuk dana, baik modal sendiri

maupun modal Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

a. Luas Lahan b. Tingkat Pendidikan c. Jumlah Anggota

Keluarga d. Kepenguasaan Lahan e. Penggunaan Kredit

Pendapatan Petani

Variabel X Variabel Y

Page 41: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Padi adalah tanaman pangan berupa rumput berumpun yang tumbuh

semusim dan dibudidayakan oleh petani guna diambil hasilnya berupa

bulir atau gabah yang kemudian diolah menjadi beras.

2. Petani adalah perorangan yang mengelola usaha di bidang pertanian,

petani terdiri dari petani sendiri dan buruh tani

(Kementerian Pertanian, 2012).

3. Petani sendiri adalah petani yang menanggung segala resiko usaha taninya

sendiri, terdiri dari petani pemilik penggarap dan petani penyewa.

4. Petani pemilik (pemilik penggarap) merupakan petani yang menggarap

sendiri lahannya.

5. Petani penggarap merupakan petani yang menggarap lahan orang lain,

terdiri dari petani penyewa dan penyakap.

6. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk

atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumber daya, tempat) dan keakraban untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha anggota, kemudian dapat disingkat menjadi poktan

(Kementerian Pertanian, 2012).

7. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang selanjutnya disebut KKP-E,

adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka

mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program

Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati

(Kementerian Pertanian, 2012).

8. Plafon KKP-E adalah berapa besar maksimum kredit yang dapat diberikan

kepada setiap anggota kelompok tani nasabah KKP-E, dinyatakan dalam

rupiah.

9. Peserta KKP-E adalah calon peserta KKP-E yang disetujui oleh Bank

Pelaksana sebagai penerima KKP-E, untuk kemudian disebut nasabah

(Kementerian Pertanian, 2012).

10. Bank pelaksana adalah bank umum yang ditunjuk dan ditetapkan oleh

Menteri Keuangan untuk menyediakan, menyalurkan, dan

Page 42: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

menatausahakan KKP-E, dalam hal ini adalah Bank Rakyat Indonesia

(Kementerian Pertanian, 2012).

11. Bank Rakyat Indonesia (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.)

adalah salah satu bank milik pemerintah yang menjalankan fungsinya

sebagai bank umum yakni menghimpun dana, menyalurkan dana, dan

memberikan jasa bank lainnya.

12. Mitra usaha adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha

Milik Swasta dan/atau Badan Usaha Milik Daerah, atau Koperasi yang

berbadan hukum dan memiliki usaha di bidang pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan dan/atau industri bahan bakar nabati

(Kementerian Pertanian, 2012).

13. Biaya tetap atau fixed cost (FC) adalah biaya yang dikeluarkan petani

untuk usaha tani yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, dinyatakan dalam

satuan rupiah (Soekartawi, 2006).

14. Biaya variabel atau variabel cost (VC) adalah biaya yang dikeluarkan

petani untuk usaha tani yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi

yang diperoleh dan sifatnya dapat berubah-ubah, dinyatakan dalam satuan

rupiah (Soekartawi, 2006).

15. Total biaya atau total cost (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan

biaya variabel (VC), dinyatakan dalam satuan rupiah (Soekartawi, 2006).

16. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual, dinyatakan dalam satuan rupiah (Soekartawi, 2006).

17. Pendapatan petani adalah penerimaan yang diterima petani setelah

dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani, dinyatakan dengan

satuan rupiah.

18. Efisiensi usaha tani adalah perbandingan antara penerimaan dengan total

biaya per usaha tani, dianalisis menggunakan R/C ratio (Suratiyah, 2008).

19. Kemanfaatan usaha tani adalah tambahan manfaat yang didapatkan setiap

adanya penambahan biaya, dianalisis menggunakan Incremental B/C ratio

(Sutrisno, 1983).

Page 43: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

20. Modal adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan

usaha, dinyatakan dengan satuan rupiah (Bank Indonesia, 2012b).

21. Luas lahan (X1) adalah lahan yang digunakan untuk usaha tani pada luasan

tertentu, dinyatakan dalam satuan Hektar (Ha).

22. Tingkat pendidikan (X2) adalah lama pendidikan yang ditamatkan oleh

petani.

23. Jumlah anggota keluarga (X3) adalah banyaknya anggota keluarga yang

ada dalam satu rumah tangga petani.

24. Kepenguasaan lahan (D1) adalah bentuk penguasaan petani atas lahan yang

digarap, dibedakan antara petani pemilik penggarap dengan petani

penggarap (penyewa dan penyakap).

25. Penggunaan kredit (D2) adalah kriteria petani dalam menggunakan kredit,

dalam hal ini KKP-E, dibedakan menjadi petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian

yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Diduga semakin besar modal sendiri yang dicurahkan petani dalam usaha

taninya akan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani.

2. Diduga Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI yang diterima petani

akan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani.

Page 44: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif. Metode dasar

penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskripsi.

Analisa data dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan distributif yaitu

analisa terhadap data secara rinci. Berdasarkan data dianalisa unsur penting

dari suatu data. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel kemudian dianalisis

secara deskriptif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik survei.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive). Metode purposive yaitu suatu cara penentuan lokasi secara

sengaja dengan mempertimbangkan alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat

daerah penelitian tersebut. Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai lokasi

penelitian karena kelompok tani yang mengakses Kredit Ketahanan

Pangan dan Energi (KKP-E) BRI cukup banyak dengan jumlah kredit

yang cukup tinggi dengan realisasi lebih dari 50% atau sekitar 53,69% dari

plafon yang dianggarkan. KKP-E BRI untuk komoditas padi sendiri

memiliki jumlah realisasi dan persentase realisasi terhadap plafon

terbanyak kedua yaitu sebesar 66,96 % dari plafon yang dianggarkan.

Tabel 3.1. Plafon dan Realisasi Jumlah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi BRI di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011

No Jenis KKP-E Plafon Realisasi % 1. KKP-E Hortikultura 500.000.000 0 0,00 2. KKP-E Peternakan (Sapi) 500.000.000 485.000.000 97,00 3. KKP-E Tebu 4.000.000.000 2.130.537.500 53,26 4. KKP-E Pengadaan Pangan 1.000.000.000 500.000.000 50,00 5. KKP-E Pertanian (Padi) 800.000.000 535.707.100 66,96 Jumlah 6.800.000.000 3.651.244.600 53,69

Sumber: BRI Cabang Karanganyar, 2012

30

Page 45: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Singarimbun dan Sofian (1995), populasi merupakan

jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.

Populasinya adalah seluruh petani anggota kelompok tani dari

kelompok tani yang menggunakan KKP-E dan mengusahakan

komoditas padi.

Tabel 3.2. Populasi Petani Padi Pengguna KKP-E dan Bukan Pengguna KKP-E

No. Kelompok Tani Jenis Kredit Jumlah Petani

Jumlah Pengguna

KKP-E 1. Rukun Tani KKP-E Padi 578 orang 66 orang 2. Rukun Makaryo KKP-E Padi 106 orang 39 orang Jumlah 684 orang 105 orang

Sumber: BRI Cabang Karanganyar, 2012

b. Sampel

Menurut Azwar (2010) sampel merupakan sebagian dari

populasi yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

gugus bertahap ganda (multistage cluster random sampling). Metode

ini merupakan suatu teknik dengan model pengelompokan secara

bertahap, sehingga dalam setiap kelompok yang terkecil dilakukan

penarikan sample secara acak sederhana sebanyak proporsionalnya.

Menurut Singarimbun dan Sofian (1995), data yang dianalisis

harus menggunakan sampel yang cukup besar, karena nilai-nilai yang

diperoleh distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Sampel

yang berdistribusi normal adalah sampel dengan jumlah ≥ 30.

Langkah-langkah pengambilan sampel berdasarkan metode cara

gugus bertahap ganda adalah sebagai berikut:

1) Pertama, pembagian populasi menjadi kluster kelompok tani petani

padi dengan anggota merupakan pengguna KKP-E di BRI Cabang

Karanganyar dan bukan pengguna KKP-E.

Page 46: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2) Jumlah responden adalah 60 orang dengan mengambil dari masing-

masing kelompok tani. Sebagai responden diambil 30 orang dari

kelompok tani Rukun Tani dan 30 orang dari kelompok tani Rukun

Makaryo. Sampel dari masing-masing kelompok tani dibagi

menjadi 15 orang yang menggunakan KKP-E dan 15 orang tidak

menggunakan KKP-E.

Tabel 3.3. Penentuan Jumlah Sampel Petani Responden Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar

No Kelompok

Tani Jumlah Petani

Sampel Pengguna KKP-E

Sampel Bukan

Pengguna KKP-E

Jumlah Sampel

1. Rukun Tani 578 15 15 30 2. Rukun

Makaryo 106 15 15 30

Jumlah 684 30 30 60

Sumber: BRI Cabang Karanganyar, 2012

Adapun alur pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 47: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 3.1. Bagan Pengambilan Sampel Responden

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

nasabah atau peminjam kredit (debitur) yaitu petani yang mengakses

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) pada BRI Cabang

Karanganyar menggunakan alat bantu kuesioner yang sudah dipersiapkan,

dengan cara melakukan kunjungan ke rumah responden. Data yang

dikumpulkan adalah data karakteristik responden dan karakteristik usaha

dari responden. Karakteristik responden meliputi nama responden, usia

Skim Kredit Pertanian BRI

KUPEDES KUR KPEN-RP KUPS KKP-E

KKP-E Padi 2 Poktan

KKP-E Sapi 1 Gapoktan 4 Poktan

KKP-E Pengadaan Pangan

1 unit KUD

KKP-E Tebu 1 unit KUD

Responden: Rukun Tani: a. Menggunakan KKP-E = 15 orang b. Tidak menggunakan KKP-E = 15 orang

Rukun Makaryo: a. Menggunakan KKP-E = 15 orang b. Tidak menggunakan KKP-E = 15 orang

Poktan Rukun Makaryo Poktan Rukun Tani

Page 48: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

responden, pendidikan responden, dan jumlah anggota keluarga

responden. Karakteristik usaha meliputi jenis usaha tani, umur usaha tani,

jumlah modal usaha, rata-rata penghasilan, besar penggunaan kredit untuk

pengembangan usaha tani, kemudahan mendapatkan kredit, dan

permasalahan dalam menjalankan usaha tani. Berdasarkan informasi

tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh

pemberian KKP-E BRI terhadap peningkatan pendapatan petani di

Kabupaten Karanganyar.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan informasi dari

instansi-instansi yang terkait dengan penelitian yaitu dari BRI Cabang

Karanganyar dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karanganyar.

Data sekunder yang dikumpulkan adalah nama debitur beserta jumlah

KKP-E BRI yang diakses, data perkembangan KKP-E BRI Cabang

Karanganyar, dan lain sebagainya.

Page 49: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 3.4. Jenis dan Sumber Data dalam Penelitian

Data yang Digunakan Jenis Data

Sumber Data Pr Sk Kn Kl

Data Pokok 1. Jumlah dan perkembangan

KKP-E BRI 2. Jumlah modal sendiri petani

responden 3. Jumlah modal kredit petani

responden 4. Rata-rata pendapatan petani

responden yang menggunakan kredit

5. Rata-rata pendapatan petani responden yang tidak menggunakan kredit

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

BRI Cabang Karanganyar Petani responden Petani responden Petani responden Petani responden

Data Pendukung 1. Kondisi umum daerah

penelitian 2. Identitas petani responden 3. Karakteristik usaha petani

responden 4. Besar alokasi kredit dalam

usaha tani

x x

x

x

x

x

x x

x

BPS Kabupaten Karanganyar Petani responden Petani responden Petani responden

Keterangan: Pr = Primer Kn = Kuantitatif Sk = Sekunder Kl = Kualitatif

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan

berbicara secara tatap muka. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan

data primer berupa informasi yang jelas, akurat, dan dapat dipercaya yaitu

berupa peryataan-pernyataan maupun keterangan dapat membantu dalam

memahami persoalan atau permasalahan. Teknik ini dilakukan untuk

pengumpulan data primer berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang

telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Page 50: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Pencatatan

Pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu

dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintahan atau lembaga

yang terkait dalam penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Biaya, Pendapatan, Efisiensi dan Kemanfaatan dalam

Penggunaan Modal Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI

a. Biaya

Analisis biaya digunakan untuk mengetahui besarnya biaya

total yang dapat diperhitungkan dari seluruh biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi. Biaya usaha tani diklarifikasikan menjadi

dua, yaitu: biaya tetap dan biaya variabel. Rumus matematis yang

dapat digunakan untuk menghitung biaya adalah:

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = total biaya

FC = biaya tetap

VC = biaya variabel

(Soekartawi, 2006)

b. Pendapatan

Pendapatan petani merupakan selisih antara penerimaan petani dan

biaya usaha tani. Rumus matematis untuk menghitung pendapatan

adalah:

I = TR - TC

Keterangan:

I = pendapatan petani

TR = total penerimaan

TC = total biaya

(Soekartawi, 2006)

Page 51: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani

1) R/C ratio

R/C ratio adalah singkatan dari Return Cost Ratio. Menurut

Suratiyah (2008), R/C ratio merupakan perbandingan antara

penerimaan dengan total biaya per usaha tani. Pada usaha tani

dianalisis nilai R/C ratio petani yang menggunakan kredit dan tidak

menggunakan kredit kemudian hasilnya diperbandingkan. Usaha

tani dinilai efisien apabila nilai R/C ratio > 1. Secara matematis

R/C ratio dirumuskan sebagai:

R/C = TR

TC

Keterangan:

R/C = R/C ratio

TR = total penerimaan

TC = total biaya

2) Incremental B/C ratio (IBCR)

Incremental B/C ratio dapat didefiniskan sebagai tambahan

manfaat yang didapatkan setiap adanya penambahan biaya. Pada

usaha tani dianalisis besarnya penerimaan usaha tani pengguna

kredit dan bukan pengguna kredit kemudian dibagi dengan

besarnya biaya pengguna kredit dan bukan pengguna kredit.

Menurut Sutrisno (1983), secara matematis incremental B/C ratio

dapat dirumuskan dengan:

IBCR= ∆B

∆C=

penerimaan dengan kredit-penerimaan tanpa kredit

biaya dengan kredit -biaya tanpa kredit

Keterangan:

IBCR = Incremental B/C ratio

∆B = selisih penerimaan

∆C = selisih biaya

Page 52: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kriteria:

B/C > 1 Usaha tani padi petani pengguna KKP-E lebih

memberikan kemanfaatan daripada usaha tani petani

bukan pengguna KKP-E.

B/C < 1 Usaha tani padi petani pengguna KKP-E tidak

memberikan kemanfaatan daripada usaha tani petani

bukan pengguna KKP-E.

2. Analisis Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Kredit Ketahanan Pangan

dan Energi (KKP-E) BRI terhadap Pendapatan Petani

Analisis modal sendiri dan modal Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi (KKP-E) BRI terhadap peningkatan pendapatan petani merupakan

analisis terhadap pendapatan petani pengguna KKP-E dan petani bukan

pengguna KKP-E. Analisis ini menggunakan metode analisis regresi linier

berganda. Menurut Sumodiningrat (2004) analisis regresi linier berganda

ialah suatu model regresi yang variabel terikatnya merupakan fungsi linier

dari dua variabel bebas atau lebih. Persamaan model analisis regresi linier

berganda adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D1 + β5D2 + e

Keterangan:

Y = Pendapatan petani (juta Rp)

β0 = Intercept (konstanta)

β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Tingkat pendidikan (Tahun)

X3 = Jumlah Anggota Keluarga (Orang)

D1 = Kepenguasaan lahan (D = 1, petani pemilik, D = 0, petani

penggarap).

D2 = Penggunaan kredit (D = 1, pengguna KKP-E, D = 0, bukan

pengguna KKP-E).

e = Term of error

Page 53: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Pengujian Model:

a. Uji adjusted R2

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proposisi

pengaruh variabel-variabel bebas terhadap peningkatan pendapatan

petani di Kabupaten Karanganyar. Nilai R2 mempunyai range antara 0-

1 atau (0 < R2 ≤ 1). Semakin besar R2 (mendekati satu) semakin baik

hasil regresi tersebut (semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel tak bebas), dan semakin mendekati 0 maka variabel bebas

secara keseluruhan semakin kurang bisa menjelaskan variabel tidak

bebas. Koefisien deteminasi (R2) merupakan angka yang memberikan

proporsi atau persentase variasi total dalam variabel tak bebas (Y) yang

dijelaskan oleh variabel bebas (X). Koefisien determinasi dirumuskan

sebagai berikut:

R62 = 1-(1-R2)

n-1

n-k

Keterangan :

R62 = adjusted R2

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen termasuk konstanta

n = jumlah sampel

b. Uji F

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di

dalam model dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang

terdapat dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang hendak diuji adalah H0 (koefisien regresi tidak

signifikan), dan H1 (koefisien regresi signifikan).

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai F

hitung dengan F tabel, dimana nilai F hitung dapat dipenuhi dengan

formula sebagai berikut :

Page 54: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

F Hitung = R2/(k-1)

(1-R2)/(n-k)

Keterangan :

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen termasuk konstanta

n = jumlah sampel

Apabila nilai F hitung > F tabel pada tingkat derajat

kepercayaan tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari

α maka maka H0 ditolak dan diterima H1. Artinya ada pengaruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, dan

sebaliknya bila, F hitung < F tabel dengan nilai probabilitas signifikansi

lebih besar dari α maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Uji t

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t ini dilakukan

dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Untuk menguji

hipotesis tersebut digunakan statistik t, dimana nilai t hitung dapat

diperoleh dengan formula sebagai berikut:

t hitung = βj

se(βj)

Keterangan:

βj = koefisien regresi

se(βj) = standar error koefisien regresi

Apabila t hitung > t tabel pada tingkat derajat kepercayaan

tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α maka H0

ditolak dan diterima H1. Hal ini menyatakan bahwa variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya apabila

t hitung < t tabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari α

Page 55: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi

variabel dependen.

d. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2008), uji multikolinearitas digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linier antara variabel

independen dalam model regresi. Menurut Ghozali (2011), ada

beberapa cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas, yaitu

sebagai berikut:

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

b) Memiliki korelasi antar variabel bebas yang sempurna

(umumnya di atas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi

adanya problem multikolinearitas.

c) Memiliki nilai VIF lebih dari 10 (>10) dan nilai tolerance

kurang dari 0,10 (<0,10), maka model terjadi problem

multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variabel dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk menguji ada

tidaknya Heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan grafik lewat program SPSS. Dasar pengambilan

keputusan:

Page 56: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk

suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi

Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011).

e. Uji Beda t-test

Menurut Ghozali (2011), uji beda t-test digunakan untuk

menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nlai

rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara

membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar

error dari perbedaan rata-rata dua sample. Uji beda t-test digunakan

untuk mengetahui apakah kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-

rata yang sama atau kah tidak sama secara signifikan. Secara rumus

dapat ditulis sebagai berikut:

t = rerata sample pertama - rerata sample kedua

standar error perbedaan rerata kedua sample

Hipotesis yeng hendak diuji yaitu:

H0 = Rata-rata pendapatan petani/luas lahan antara petani pengguna

KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E adalah sama

H1 = Rata-rata pendapatan petani/luas lahan antara petani pengguna

KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E adalah berbeda

Dengan kriteria: apabila probabilitas >0,05, maka H0 tidak dapat

ditolak jadi rata-rata sama, sedangkan apabila probabilitas <0,05, maka

H0 ditolak jadi rata-rata beda.

Page 57: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang

terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar secara geografis

terletak antara 1100 40’-1100 70’ Bujur Timur dan 70 28’-70 46’ Lintang

Selatan. Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah sebesar 77.378,64

Ha dan terletak pada ketinggian bekisar antara 80-2000 meter di atas

permukaan laut (dpl). Adapun batas-batas wilayah Kabupaten

Karanganyar meliputi:

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

Wilayah Kabupaten Karanganyar terbagi dalam 17 kecamatan,

yang dibagi lagi atas 162 desa dan 15 kelurahan. Desa dan kelurahan

tersebut terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130 RT.

Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Karanganyar. Sebagai daerah

sampel dalam penelitian ini adalah Kecamatan Karanganyar dan

Kecamatan Jaten.

Kecamatan Karanganyar merupakan kecamatan yang terletak di

pusat Kabupaten Karanganyar. Jarak Kecamatan Karanganyar dari ibukota

kabupaten 1 km arah Timur. Luas wilayah Kecamatan Karanganyar adalah

43,03 km2 dengan ketinggian rata-rata 320 mdpl. Batas-batas wilayah

Kecamatan Karanganyar sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Mojogedang

Sebelah Timur : Kecamatan Karangpandan dan Kecamatan Matesih

Sebelah Selatan : Kecamatan Jumantono dan Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Jaten

Page 58: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kecamatan Jaten merupakan kecamatan yang terletak di sebelah

barat pusat Kabupaten Karanganyar. Jarak Kecamatan Jaten dari ibukota

kabupaten 5 km arah Barat. Luas wilayah Kecamatan Jaten adalah 25,55

km2 dengan ketinggian rata-rata 108 mdpl. Batas-batas wilayah

Kecamatan Jaten sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Kebakkramat

Sebelah Timur : Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kota Surakarta

2. Topografi Daerah

Kabupaten Karanganyar mempunyai topografi berupa dataran

rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian wilayah berkisar antara 80-

2000 meter dari permukaan air laut (mdpl) dengan suhu rata-rata 220C -

310C. Bagian Barat Kabupaten Karanganyar merupakan dataran rendah,

yakni lembah Bengawan Solo yang mengalir menuju ke Utara. Bagian

Timur berupa pegunungan, yakni bagian sistem dari Gunung Lawu.

Sebagian besar daerah pegunungan ini masih tertutup hutan. Kecamatan

Karanganyar terletak pada ketinggian antara 240-480 mdpl sedangkan

Kecamatan Jaten terletak pada ketinggian antara 90-105 mdpl.

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kabupaten Karanganyar meliputi komposisi

penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk

menurut tingkat pendidikan, dan keadaan penduduk menurut lapangan

pekerjaan utama adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk menurut GolonganUmur dan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut umur merupakan penggolongan

penduduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk

yang produktif dan yang non produktif pada suatu wilayah tertentu.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, golongan umur

non produktif adalah golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan

Page 59: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur

produktif adalah golongan umur antara 15-64 tahun.

Akhir tahun 2010, Kabupaten Karanganyar mempunyai jumlah

penduduk sebanyak 878.210 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki

sebanyak 436.901 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 441.309 jiwa.

Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten

Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, dan Kecamatan Jaten pada tahun

2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Kelompok Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Persentase (%) Laki-laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa) 0 – 14 113.658 111.242 224.900 25,61 15 – 64 288.051 289.618 577.669 65,78

65 ≤ 35.192 40.449 75.641 8,61 Jumlah 436.901 441.309 878.210 100,00

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, dapat diketahui bahwa di

Kabupaten Karanganyar jumlah golongan umur terbanyak adalah umur 15

– 64 tahun atau golongan usia produktif dengan jumlah sebesar 577.669

jiwa atau 65,78 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten

Karanganyar. Golongan usia non produktif untuk umur 0 – 14 tahun

berjumlah 224.900 jiwa atau 25,61 persen dan untuk umur lebih dari atau

sama dengan 65 tahun berjumlah 75.641 jiwa atau 8,61 persen dari jumlah

penduduk keseluruhan di Kabupaten Karanganyar.

Data-data di atas dapat digunakan untuk menentukan angka Depen-

dency Ratio (ratio ketergantungan atau beban tanggungan) dan rasio jenis

kelamin (sex ratio). Dependency Ratio (ratio beban tanggungan) yaitu

suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan usia non produktif

dengan usia produktif, sedangkan rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu

suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk

berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah penduduk berjenis kelamin

Page 60: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perempuan. Berdasarkan Lampiran 1 nilai dari Dependency Ratio untuk

Kabupaten Karanganyar adalah sebesar 52,03 persen yang berarti bahwa

setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung 52 jiwa penduduk

usia non produktif, sedangkan nilai Sex Ratio adalah sebesar 99 %, artinya

jika di kabupaten tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka

terdapat 99 penduduk laki-laki. Keadaan penduduk menurut umur dan

jenis kelamin di Kecamatan Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.2. di

bawah ini.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Kelompok Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Persentase (%) Laki-laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa) 0 – 14 10.076 9.929 20.005 25,84 15 – 64 25.407 25.662 51.069 65,97

65 ≤ 2.930 3.409 6.339 8,19 Jumlah 38.413 39.000 77.413 100,00

Sumber: Kecamatan Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar penduduk Kecamatan Karanganyar termasuk dalam golongan usia

produktif atau berumur 15 – 64 tahun dengan jumlah 51.069 jiwa atau

sebesar 65,97 persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada di

Kecamatan Karanganyar. Penduduk golongan usia non produktif

berjumlah 20.005 jiwa atau 25,84 persen untuk umur 0 – 14 tahun dan

sebanyak 6.339 jiwa atau 8,19 persen dari jumlah penduduk keseluruhan

di Kecamatan Karanganyar untuk umur di atas atau sama dengan 65 tahun.

Nilai dari Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio di

Kecamatan Karanganyar berdasarkan Lampiran 1 yang mengacu data-data

pada Tabel 4.2. yaitu sebesar 51,59 persen yang berarti bahwa setiap 100

jiwa penduduk usia produktif menanggung 52 jiwa penduduk usia non

produktif. Nilai Sex Ratio adalah sebesar 98,49 %, artinya jika di

kecamatan tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka

terdapat 99 penduduk laki-laki. Keadaan penduduk menurut umur dan

Page 61: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

jenis kelamin di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Tabel 4.3. di bawah

ini.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Jaten Tahun 2010

Kelompok Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Persentase (%) Laki-laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa) 0 – 14 9.238 9.108 18.346 25,84 15 – 64 23.294 23.540 46.834 65,97

65 ≤ 2.687 3.126 5.813 8,19 Jumlah 35.219 35.774 70.993 100,00

Sumber: Kecamatan Jaten dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar penduduk Kecamatan Jaten termasuk dalam golongan usia produktif

atau berumur 15 – 64 tahun dengan jumlah 46.834 jiwa atau sebesar 65,97

persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada di Kecamatan

Karanganyar. Penduduk golongan usia non produktif berjumlah 18.346

jiwa atau 25,84 persen untuk umur 0 – 14 tahun dan sebanyak 5.813 jiwa

atau 8,19 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kecamatan

Karanganyar untuk umur di atas atau sama dengan 65 tahun. Nilai dari

Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio di Kecamatan

Karanganyar berdasarkan Lampiran 1 yang mengacu data-data pada Tabel

4.3. yaitu sebesar 51,58 persen yang berarti bahwa setiap 100 jiwa

penduduk usia produktif menanggung 52 jiwa penduduk usia non

produktif. Nilai Sex Ratio adalah sebesar 98,45 %, artinya jika di

kecamatan tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka

terdapat 99 penduduk laki-laki.

2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber

daya manusia. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat

digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia dan

kemampuan penduduk untuk menyerap teknologi yang ada dan baru di

daerah tersebut. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu

Page 62: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

wilayah akan berkaitan dengan pola pikir dan akan mempengaruhi

kecepatan dalam menerima informasi dan inovasi baru serta pengambilan

keputusan. Berikut ini merupakan tabel keadaan penduduk menurut

tingkat pendidikan di Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Karanganyar,

dan Kecamatan Jaten pada Tahun 2010.

Tabel 4.4. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tamat D III, S1, S2, S3 30.214 3,74 Tamat SLTA, D I, D II 131.516 16,28 Tamat SLTP/MTs 143.410 17,75 Tamat SD/MI 299.143 37,03 Tidak/Belum Tamat SD/MI 143.105 17,72 Tidak/Belum Sekolah 60.422 7,48 Jumlah 807.810 100,00

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan

yang paling tinggi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 adalah

tamat SD/MI sebanyak 299.143 jiwa atau 37,03 persen penduduk di

Kabupaten Karanganyar. Jumlah penduduk yang berpendidikan tamat D

III hingga S3 hanya sebesar 3,74% atau sebanyak 30.214 jiwa. Keadaan

penduduk menurut pendidikan di Kecamatan Karanganyar adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.5. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tamat Akademi/PT 4.025 5,66 Tamat SLTA 13.904 19,54 Tamat SLTP/MTs 14.645 20,59 Tamat SD/MI 23.076 32,44 Tidak/Belum Tamat SD/MI 11.734 16,49 Tidak/Belum Sekolah 3.760 5,29 Jumlah 71.144 100,00

Sumber: Kecamatan Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Page 63: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan Tabel 4.5. di atas, dapat diketahui bahwa sebagian

besar penduduk di Kecamatan Karanganyar memiliki tingkat pendidikan

tamat SD/MI, yaitu sebanyak 23.076 jiwa atau 32,44%. Sedangkan

penduduk yang tidak/belum sekolah menempati persentase terendah, yaitu

sebanyak 3.760 jiwa atau sebesar 5,29%. Jumlah penduduk yang

berpendidikan tamat akademi/PT debesar 5,66%, tamat SLTA sebesar

19,54%, tamat SLTP/MTs sebesar 20,59%, dan tidak/belum tamat SD/MI

sebesar 16,49%. Keadaan demikian menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan di Kecamatan Karanganyar cukup baik melihat banyaknya

jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan. Keadaan penduduk

menurut pendidikan di Kecamatan Jaten adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6. Penduduk 5 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Jaten Tahun 2010

Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tamat Akademi/PT 6.268 9,59 Tamat SLTA 16.903 25,87 Tamat SLTP/MTs 13.442 20,57 Tamat SD/MI 15.747 24,10 Tidak/Belum Tamat SD/MI 10.499 16,07 Tidak/Belum Sekolah 2.491 3,81 Jumlah 65.350 100,00

Sumber: Kecamatan Jaten dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.6. di atas, dapat diketahui bahwa sebagian

besar penduduk di Kecamatan Jaten memiliki tingkat pendidikan tamat

SLTA, yaitu sebanyak 16.903 jiwa atau 25,87%. Sedangkan penduduk

yang tidak/belum sekolah menempati persentase terendah, yaitu sebanyak

2.491 jiwa atau sebesar 3,81%. Jumlah penduduk yang berpendidikan

tamat akademi/PT debesar 9,59%, tamat SLTP/MTs sebesar 20,57%,

tamat SD/MI sebesar 24,10%, dan tidak/belum tamat SD/MI sebesar

16,07%. Keadaan demikian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di

Kecamatan Jaten baik melihat banyaknya jumlah penduduk yang

menuntaskan pendidikan hingga SLTA.

Page 64: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk

mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan

melihat lapangan usaha yang menjadi mata pencahariaan penduduk di

daerah tersebut. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di

Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, dan Kecamatan Jaten

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani Sendiri 135.557 18,50 Buruh Tani 67.540 9,22 Nelayan 0 0,00 Pengusaha 10.312 1,41 Buruh Industri 107.063 14,61 Buruh Bangunan 50.349 6,87 Pedagang 36.468 4,98 Pengangkutan 6.269 0,86 PNS/TNI/POLRI 20.163 2,75 Pensiunan 10.293 1,40 Lain-lain 288.919 39,42 Jumlah 732.933 100,00

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk

di Kabupaten Karanganyar bermata pencaharian di lapangan pekerjaan

utama lain-lain yaitu sebesar 39,42%. Penduduk yang bermata pencaharian

di sektor pertanian berjumlah 203.097 jiwa yang terdiri dari 135.557 jiwa

petani sendiri dan 67.540 jiwa buruh tani. Penduduk yang bermata

pencaharian sebagai buruh industri adalah sebanyak 107.063 jiwa atau

sebesar 14,61 persen dari keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten

Karanganyar. Jenis lapangan pekerjaan dan pekerjaan akan mempengaruhi

tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Keadaan penduduk

menurut mata pencaharian di Kecamatan Karanganyar adalah sebagai

berikut.

Page 65: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani Sendiri 9.091 14,10 Buruh Tani 3.501 5,43 Nelayan 0 0,00 Pengusaha 1.091 1,69 Buruh Industri 19.447 30,15 Buruh Bangunan 3.314 5,14 Pedagang 4.014 6,22 Pengangkutan 702 1,09 PNS/TNI/POLRI 2.965 4,60 Pensiunan 1.223 1,90 Lain-lain 19.147 29,69 Jumlah 64.495 100,00

Sumber: Kecamatan Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk

di Kecamatan Karanganyar bermata pencaharian sebagai buruh industri

yaitu sebanyak 19.447 jiwa atau sebesar 30,15 persen. Penduduk yang

bermata pencaharian lain-lain berjumlah 19.147 jiwa atau sebesar 29,69

persen. Penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian berjumlah

12.592 jiwa yang terdiri dari 9.091 jiwa petani sendiri dan 3.501 jiwa

buruh tani. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan

Jaten adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Jaten Tahun 2010

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani Sendiri 2.655 4,48 Buruh Tani 1.218 2,06 Nelayan 0 0,00 Pengusaha 1.387 2,34 Buruh Industri 16.356 27,61 Buruh Bangunan 3.566 6,02 Pedagang 2.696 4,55 Pengangkutan 871 1,47 PNS/TNI/POLRI 3.353 5,66 Pensiunan 1.923 3,25 Lain-lain 25.218 42,57 Jumlah 59.243 100,00

Sumber: Kecamatan Jaten dalam Angka, BPS 2011

Page 66: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan Tabel 4.9. dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk

di Kecamatan Jaten bermata pencaharian di lapangan pekerjaan utama

lain-lain yaitu sebesar 42,57 persen. Penduduk yang bermata pencaharian

sebagai buruh industri adalah sebanyak 16.356 jiwa atau sebesar 27,61

persen. Penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian berjumlah

3.873 jiwa yang terdiri dari 2.655 jiwa petani sendiri dan 1.218 jiwa buruh

tani. dari keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar.

Jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri lebih besar dibandingkan

dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian karena

Kecamatan Jaten merupakan kawasan industri di Kabupaten Karanganyar.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan di Kabupaten Karanganyar dibedakan menjadi

dua, yaitu tanah sawah dan tanah kering. Penggunaan lahan di Kabupaten

Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, dan Kecamatan Jaten dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut.

Tabel 4.10. Tata Guna Lahan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Lahan Sawah 22.460,56 29,03 a. Irigasi Teknis 12.918,37 16,70 b. Irigasi Non Teknis 7.586,58 9,80 c. Tidak Berpengairan 1.955,61 2,53 2. Lahan Kering 54.917,84 70,97 a. Bangunan/Pekarangan 21.213,99 27,42 b. Kebun, Tegalan 17.836,49 23,05 c. Padang Gembala 219,67 0,28 d. Tambak/Kolam 25,54 0,03 e. Hutan 9.729,50 12,57 f. Perkebunan 3.251,51 4,20 g. Lain-lain 2.641,14 3,41 Jumlah 77.378,40 100,00

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.10, menunjukkan bahwa

penggunaan lahan terluas di Kabupaten Karanganyar adalah lahan kering

yang berupa bangunan atau pekarangan seluas 21.213,99 Ha atau sebesar

Page 67: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

27,42 persen dari total luas wilayah Kabupaten Karanganyar. Lahan sawah

yang ada di Kabupaten Karanganyar sebagian besar merupakan sawah

irigasi teknis, yaitu sebesar 12.918,37 Ha atau 16,70 persen. Tata guna

lahan di Kecamatan Karanganyar, dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.11. Tata Guna Lahan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

No Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Lahan Sawah 1.758,11 41,00 a. Irigasi Teknis 1.333,18 30,99 b. Irigasi 1/2 Teknis 280,50 6,52 c. Irigasi Sederhana 75,00 1,74 d. Tadah Hujan 69,43 1,61 2. Lahan Kering 2.544,44 59,00 a. Bangunan/Pekarangan 1.519,96 35,33 b. Kebun, Tegalan 581,50 13,52 c. Padang Gembala 0,00 0,00 d. Tambak/Kolam 0,00 0,00 e. Hutan 122,00 2,84 f. Perkebunan 68,00 1,58 g. Lain-lain 252,98 5,88 Jumlah 4.302,55 100,00

Sumber: Kecamatan Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.11., menunjukkan bahwa

penggunaan lahan terluas di Kabupaten Karanganyar adalah lahan kering

yang berupa bangunan atau pekarangan seluas 1.519,96 Ha atau sebesar

35,33 persen dari total luas wilayah Kabupaten Karanganyar. Lahan sawah

yang ada di Kabupaten Karanganyar sebagian besar merupakan sawah

irigasi teknis, yaitu sebesar 1.333,18 Ha atau 30,99 persen. Tata guna

lahan di Kecamatan Jaten, dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Page 68: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 4.12. Tata Guna Lahan di Kecamatan Jaten Tahun 2010

No Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Lahan Sawah 1275,32 49,92 a. Irigasi Teknis 1275,32 49,92 b. Irigasi 1/2 Teknis 0,00 0,00 c. Irigasi Sederhana 0,00 0,00 d. Tadah Hujan 0,00 0,00 2. Lahan Kering 1279,49 50,08 a. Bangunan/Pekarangan 1075,76 42,11 b. Kebun, Tegalan 16,34 0,64 c. Padang Gembala 6,13 0,24 d. Tambak/Kolam 0,00 0,00 e. Hutan 0,00 0,00 f. Perkebunan 0,00 0,00 g. Lain-lain 181,26 7,09 Jumlah 2554,81 100,00

Sumber: Kecamatan Jaten dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.12, menunjukkan bahwa

penggunaan lahan terluas di Kabupaten Karanganyar adalah lahan sawah

yang berupa sawah irigasi teknis seluas 1275,32 Ha atau sebesar 49,92

persen dari total luas wilayah Kabupaten Karanganyar. Lahan kering yang

ada di Kabupaten Karanganyar sebagian besar merupakan bangunan atau

pekarangan, yaitu sebesar 1.075,76 Ha atau 42,11 persen.

2. Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Karanganyar memiliki potensi yang cukup tinggi di

bidang pertanian khususnya di subsektor tanaman pangan, sehingga

banyak penduduk yang bermata pencaharian di bidang pertanian tanaman

pangan. Jumlah luas panen dan produksi tanaman pangan di Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Page 69: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.13. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1. Ubi Kayu 6.191 101.891 2. Ubi Jalar 553 9.990 3. Kedelai 288 527 4. Kacang Tanah 8.123 10.739 5. Padi Sawah 48.783 292.698 6. Padi Gogo 549 3.195 7. Jagung 9.036 63.379 Jumlah 73.523 482.419

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.13. dapat diketahui bahwa di Kabupaten

Karanganyar luas panen terbesar adalah tanaman padi sawah, yaitu seluas

48.783 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 292.698 Ton. Jumlah

produksi padi sawah adalah jumlah produksi tanaman terbanyak yang

dihasilkan di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan jumlah luas panen

terkecil adalah komoditas kedelai, yaitu seluas 288 Ha dengan jumlah

produksi terendah pula, yaitu sebanyak 527 Ton. Jumlah luas panen dan

produksi tanaman pangan di Kecamatan Karanganyar dapat dilihat pada

Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1. Ubi Kayu 225 3.703 2. Ubi Jalar 3 54 3. Kedelai 6 11 4. Kacang Tanah 396 524 5. Padi Sawah 4.136 24.816 6. Padi Gogo 0 0 7. Jagung 117 821 Jumlah 4.883 29.929

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.14. dapat diketahui bahwa di Kecamatan

Karanganyar luas panen terbesar adalah tanaman padi sawah, yaitu seluas

4.136 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 24.816 Ton. Jumlah produksi

Page 70: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

padi sawah adalah jumlah produksi tanaman terbanyak yang dihasilkan di

Kecamatan Karanganyar. Padi gogo tidak dibudidayakan karena

ketersediaan air untuk pengairan lahan sawah di Kecamatan Karanganyar

masih cukup. Jumlah luas panen dan produksi tanaman pangan di

Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Jumlah Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Jaten Tahun 2010

No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1. Ubi Kayu 0 0 2. Ubi Jalar 1 18 3. Kedelai 0 0 4. Kacang Tanah 9 12 5. Padi Sawah 3.486 20.916 6. Padi Gogo 0 0 7. Jagung 8 56 Jumlah 3.504 21.002

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.15. dapat diketahui bahwa di Kecamatan Jaten

luas panen terbesar adalah tanaman padi sawah, yaitu seluas 3.486 Ha

dengan jumlah produksi sebanyak 20.916 Ton. Jumlah produksi padi

sawah adalah jumlah produksi tanaman terbanyak yang dihasilkan di

Kecamatan Jaten. Petani di Kecamatan Jaten tidak membudidayakan

komoditas ubi kayu, kedelai, dan padi gogo sehingga tidak ada produksi.

D. Keadaan Perekonomian

Keadaan sarana dan prasarana perekonomian bagi suatu daerah dapat

mempengaruhi keadaan perekonomian di daerah tersebut. Adanya sarana

perekonomian dalam jumlah yang cukup dan memadai dapat mendukung

serta menunjang pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk maupun untuk

kepentingan produksi. Kegiatan dapat berjalan dengan lancar apabila tersedia

sarana dan prasarana yang memadai. Jumlah sarana perekonomian yang ada

di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Page 71: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.16. Sarana Perekonomian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah 1. Pasar 53 2. Toko/Kios Warung 817 3. KUD/BUUD 17 4. Koperasi Simpan Pinjam/ USP 29

Sumber : Kabupaten Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.16. dapat diketahui bahwa sarana perekonomian

yang paling banyak terdapat di Kabupaten Karanganyar adalah toko/kios

warung yaitu sebanyak 817 unit. Pasar yang terdapat di Kabupaten

Karanganyar sebanyak 53 unit. KUD yang terdapat di Kabupaten

Karanganyar sebanyak 17 unit. KUD berperan penting dalam penyediaan

saprodi dan tempat jual beli hasil pertanian. Koperasi Simpan Pinjam/USP

sebanyak 29 unit. Jumlah sarana perokonomian yang ada di Kecamatan

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17. Sarana Perekonomian di Kecamatan Karanganyar Tahun 2010

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah 1. Pasar 6 2. Supermarket/Swalayan 14 3. Restoran/Rumah Makan 34 4. Warung/Kedai Makan 639 5. Toko/Warung Kelontong 1040 6. Hotel/Losmen 2 7. Bank Umum 13 8. BPR 11 9. KUD 1 10. Koperasi 36 11. Bengkel Motor/Mobil 123 12. Bengkel Elektronik 27 13. Foto Copy 52 14. Tour and Travel 0 15. Potong Rambut 35 16. Salon Kecantikan 51 17. Bengkel Las 33 18. Persewaan Alat Pesta 70

Sumber: Kecamatan Karanganyar dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.17. dapat diketahui bahwa jumlah sarana

perekonomian terbanyak yang ada di Kecamatan Karanganyar pada tahun

Page 72: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2010 adalah toko/warung kelontong yaitu sebanyak 1040 unit. Jumlah sarana

perekonomian paling sedikit adalah KUD yaitu 1 unit dan tidak ada tour and

travel. Jumlah bank umum sebanyak 13 unit dan BPR sebanyak 11 unit. Bank

umum dan BPR merupakan sarana perekonomian yang dibutuhkan

masyarakat untuk menabung, melakukan berbagai macam transaksi

keuangan, dan sebagai sumber permodalan. Jumlah sarana perekonomian di

Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Sarana Perekonomian di Kecamatan Jaten Tahun 2010

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah 1. Pasar 4 2. Supermarket/Swalayan 6 3. Restoran/Rumah Makan 16 4. Warung/Kedai Makan 689 5. Toko/Warung Kelontong 1296 6. Hotel/Losmen 3 7. Bank Umum 11 8. BPR 15 9. KUD 1 10. Pegadaian 0 11. Bengkel Motor/Mobil 172 12. Bengkel Elektronik 45 13. Foto Copy 20 14. Tour and Travel 3 15. Potong Rambut 42 16. Salon Kecantikan 86 17. Bengkel Las 33 18. Persewaan Alat Pesta 53

Sumber: Kecamatan Jaten dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 4.18. dapat diketahui bahwa jumlah sarana

perekonomian terbanyak adalah toko/warung kelontong yaitu sebanyak 1296

unit. Sedangkan yang paling sedikit adalah KUD sebanyak 1 unit dan tidak

terdapat pegadaian. KUD merupakan tempat petani dalam memperoleh

sarana produksi, memasarkan hasil pertanian, sekaligus sumber permodalan.

Jumlah KUD dalam satu kecamatan hanya ada 1 unit.

Page 73: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

E. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Bank Rakyat Indonesia

Keberhasilan peningkatan produksi pangan di masa lalu dalam hal

pencapaian swasembada pangan, tidak terlepas dari peran pemerintah melalui

penyediaan kredit program dengan suku bunga rendah, fasilitas Kredit

Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan tahun 1998 dan subsidi

sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida). Semenjak diberlakukannya UU

No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia maka tidak tersedia lagi sumber

dana dari KLBI, oleh karena itu mulai tahun 2000 telah diluncurkan Skim

Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sumber dananya berasal dari

Perbankan dengan subsidi suku bunga bagi petani dan peternak yang

disediakan oleh pemerintah.

Pada perkembangannya KKP mengalami penyesuaian dari tahun ke

tahun, mulai Oktober 2007 KKP disempurnakan menjadi KKP-E (Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi). Hal ini mengadopsi upaya mengurangi

ketergantungan energi berbahan baku fosil dan perkembangan teknologi

energi dikembangkan energi lain yang berbasis sumber energi nabati. Energi

alternatif dimaksud disini berbasis ubi kayu/singkong dan tebu diintegrasikan

dengan Skim KKP yang telah ada sehingga berubah menjadi Skim Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

KKP-E merupakan skim kredit yang ditetapkan Pemerintah dengan

pola penyaluran executing dengan sumber pendanaan 100% berasal dari bank

sehingga resikonya ditanggung oleh perbankan. Bank Pelaksana KKP-E

meliputi 22 Bank yaitu 9 (sembilan) Bank Umum, antara lain: Bank BRI,

Mandiri, BNI, Bukopin, CIMB Niaga, Agroniaga, BCA, BII, dan Artha

Graha serta 13 (tiga belas) Bank Pembangunan Daerah (BPD), antara lain:

BPD Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan

Selatan, Papua , Riau dan Nusa Tenggara Barat.

Salah satu bank yang berperan sebagai bank pelaksana KKP-E adalah

Bank Rakyat Indonesia (BRI). Menurut Maulana dalam Indonesia Finance

Today (2012), BRI mencatat penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan

Page 74: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Energi (KKP-E) sebesar Rp 1,9 triliun per semester pertama 2012. Angka ini

menyumbang 54% dari total outstanding KKP-E nasional yang mencapai Rp

3,46 triliun. KKP-E sendiri adalah kredit investasi atau modal kerja yang

diberikan dalam mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan

dan energi. BRI telah menyalurkan KKP-E sejak 2007 dan secara akumulatif

nilai kredit yang sudah disalurkan mencapai Rp Rp 4,7 triliun. Besarnya

KKP-E yang disalurkan oleh BRI Cabang Karanganyar dari Tahun 2009

hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.3 dan realisasi KKP-E pada Tahun

2011 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Ketentuan untuk dapat mengajukan KKP-E

melalui BRI adalah:

1. Petani

a. Petani menjadi anggota kelompok tani.

b. Petani peserta paling kurang berumur 21 tahun atau sudah menikah.

c. Bersedia mengikuti petunjuk dinas teknis atau penyuluh pertanian dan

mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta KKP-E.

d. Memiliki bukti kepemilikan lahan atau Surat Kuasa Garap bagi petani

penggarap diketahui oleh kepala desa/kelompok tani.

e. Rekomendasi dari PPL atau mitra usaha.

f. Tidak memiliki tunggakan kredit.

g. Maksimal lahan yang dibiayai 4 ha.

h. Surat Kuasa petani kepada kelompok tani/koperasi.

i. Plafon kredit kepada setiap petani maks Rp. 50.000.000,00.

j. Plafon kredit kepada kelompok tani dalam rangka pengadaan atau

peremajaan alat dan mesin untuk mendukung pengembangan tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan maksimal

Rp. 500.000.000,00.

2. Koperasi

a. Berbadan hukum,

b. Telah berdiri minimal 2 tahun,

c. Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan tertib,

d. Tidak memiliki tunggakan,

Page 75: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

e. Berusaha dibidang sektor pengadaan pangan,

f. Plafon kredit untuk koperasi dalam rangka pengadaan pangan (padi,

jagung, kedelai) maksimal Rp. 500.000.000,00.

3. Mitra Usaha

a. Berbadan hukum dan memiliki usaha terkait dengan bidang usaha

pertanian.

b. Bermitra dengan kelompok tani.

c. Bertindak sebagai penjamin pasar dan atau penjamin kredit (avalis)

sesuai kesepakatan.

Syarat pengajuan KKP-E melalui Bank Rakyat Indonesia:

1. Permohonan diajukan debitur secara tertulis dan dilampiri dengan:

a. Surat Kuasa

b. Susunan Pengurus

c. RDKK yg ditandatangi Pengurus Kelompok dan PPL

d. Surat Kuasa Garap diketahui kep. Desa dan PPL

e. Fotocopy KTP

f. Bukti kepemilikan lahan

2. KKP-E diberikan melalui kelompok petani/peternak/pembudidaya/

nelayan.

3. Pola kredit executing.

4. Tingkat bunga dapat berubah sesuai ketentuan yang terbaru:

a. Tebu = LPS + 5%

b. Non Tebu = LPS + 6%

5. Jangka waktu maksimal 3 tahun.

6. Maksimal lahan yang dibiayai 4 Ha.

Sistem pengajuan KKP-E yang diterapkan oleh BRI adalah salah

satunya melalui mitra. Kegiatan usaha yang dilaksanakan bekerjasama

dengan mitra usaha baik petani, kelompok tani dan atau koperasi, maka

Rencana Definitive Usaha Petani (RDUP) / RDKK yang telah disusun oleh

kelompok tani dan telah disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh dinas

teknis setempat atau penyuluh pertanian dan mitra usaha diajukan kepada

Page 76: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BRI. Kelompok tani dan atau koperasi menandatangani akad kredit. BRI

merealisasikan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada

petani/kelompok tani dan atau koperasi untuk diteruskan kepada petani

anggota kelompok tani atau anggota koperasi. Dalam hal mitra usaha sebagai

avalis kredit, pengelolaan kredit diatur sesuai kesepakatan pihak-pihak yang

bermitra yang dituangkan pada perjanjian kerjasama. Prosedur penyaluran

KKP-E bekerjasama dengan mitra usaha adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Prosedur Penyaluran KKP-E Bekerjasama dengan Mitra Usaha

Keterangan :

1. Petani menyusun Rencana Kebutuhan Usaha dan Kelompok Tani

menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok RDKK (dibantu oleh

Petugas Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian.

2. Pejabat yang diberi kuasa Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian

terkait mensahkan RDKK yang diketahui oleh Mitra usaha.

3. RDKK yang sudah disahkan diajukan langsung ke BRI.

4. Bank pelaksana meneliti kelengkapan dokumen RKU/RDKK, dan apabila

dinilai layak kemudian bank menandatangani akad kredit dengan

Kelompok tani , selanjutnya menyalurkan KKP-E kepada Kelompok Tani.

5. Dalam hal petani/kelompok tani/koperasi bekerjasama dengan Mitra

Usaha (Perusahaan BUMN, BUMD, Koperasi, Swasta lain yang memiliki

usaha bidang pertanian), maka mitra usaha dapat bertindak sebagai

penjamin pasar atau kredit (avalis) sesuai perjanjian pihak yang bermitra.

4

Bank Pelaksana (BRI)

Dinas Pertanian Mitra Usaha

(perusahaan/koperasi) Petani/kelompok

tani/koperasi

koordinasi

koordinasi koordinasi

7 3

5

6

2

1

Page 77: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Jika mitra usaha berbentuk koperasi maka koperasi bertindak sebagai

penjamin pasar atau kredit (avalis) terhadap anggotanya.

6. Mitra usaha menjamin pemasaran hasil produksi petani/kelompok tani/

koperasi dan membantu kelancaran pengembalian kreditnya yang

berkoordinasi dengan BRI.

7. Petani/kelompok tani/koperasi mengembalikan KKP-E langsung kepada

BRI sesuai jadwal yang disepakati dalam akad kredit.

Dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran, pemanfaatan dan

pengembalian KKP-E berjalan lancar, aman dan terkendali serta dapat

memberikan manfaat bagi penerimanya maka diperlukan adanya upaya-upaya

pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan secara rutin.

1. Pembinaan

Pembinaan dalam pelaksanaan KKP-E di tingkat pusat dilakukan

oleh Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana

Pertanian bersama Instansi terkait lainnya dan Bank Pelaksana KKP-E

dalam hal ini adalah BRI. Pembinaan di tingkat Propinsi dan

Kabupaten/Kota dilakukan Dinas Teknis berkoordinasi dengan instansi

tekait lainnya dan BRI Cabang Karanganyar. Pembinaan diarahkan dalam

beberapa hal antara lain:

a. Menginventarisir petani/peternak/pekebun dan kelompok tani yang

layak usahanya untuk dibiayai KKP-E;

b. Membimbing petani/peternak/pekebun, dan kelompok tani dalam

penyusunan rencana kebutuhan usaha dan atau RDKK;

c. Melakukan sosialisasi sumber pembiyaan pertanian kepada petani/

peternak/ pekebun dan penyuluh pertanian di tingkat lapangan;

d. Melakukan intermediasi akses pembiyaan ke lembaga perbankan;

e. Memfasilitasi mencarikan penjamin pasar hasil produksi atau penjamin

kredit;

f. Membimbing, mendampingi, dan mengawal petani/peternak/pekebun

dan kelompok tani dalam pemanfaatan KKP-E secara optimal, sehingga

Page 78: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

mau dan mampu menerapkan teknologi anjuran guna meningkatkan

mutu intensifikasinya;

g. Memberikan pemahaman kepada petani/peternak/pekebun dan

kelompok tani bahwa kredit yang diterima wajib dikembalikan sesuai

jadwal.

2. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring secara terencana dan teratur mulai dari aspek rencana

penyaluran, perkembangan penyaluran, kelompok sasaran dan

pengembalian KKP-E dilakukan secara periodik berjenjang dari tingkat

kabupaten/kota, propinsi dan pusat. Monitoring di tingkat pusat dilakukan

oleh Tim Monitoring dan Evaluasi KKP-E (Tim Monev KKP-E), dan di

tingkat propinsi serta kabupaten atau kota dilakukan tim teknis

propinsi/kabupaten/kota, yang dibentuk beraggotakan instansi terkait dan

berkoordinasi dengan BRI Cabang Karanganyar. Monitoring dan evaluasi

diarahkan pada pelaksanaan KKP-E secara menyeluruh mulai dari

pemahaman terhadap penyampaian pedoman/petunjuk teknis; mekanisme

pengajuan, penyaluran dan pengembalian KKP-E; pelaksanaan koordinasi

dengan instansi terkait; melakukan identifikasi dan upaya pemecahan

permasalahan di lapangan; mengevaluasi dan merumuskan saran

penyempurnaan skim KKP-E; dan menyampaikan laporan secara berkala

sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

3. Pelaporan

BRI pusat wajib menyusun dan menyampaikan laporan bulanan

kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana

dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian paling lambat tanggal 25

bulan berikutnya secara rutin. BRI Cabang Karanganyar wajib

menyampaikan laporan bulanan perkembangan penyaluran dan

pengembalian KKP-E yang dikelolanya kepada Dispertanbunhut

Kabupaten Karanganyar selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

Dispertanbunhut Kabupaten Karanganyar menyampaikan laporan

penyaluran dan pengembalian KKP-E kepada Direktorat Pembiayaan

Page 79: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

Kementerian Pertanian.

KKP-E dinyatakan berhasil apabila plafon KKP-E yang telah

disediakan BRI dapat dimanfaatkan dan disalurkan kepada petani/

peternak/pekebun, kelompok tani atau koperasi; petani/peternak/pekebun

mendapatkan subsidi suku bunga dari pemerintah; peningkatan penerapan

teknologi anjuran; dan peningkatan produktivitas hasil di atas rata-rata.

Pengajuan KKP-E yang tidak menggunakan agunan sangat membantu petani

dalam memperoleh kemudahan memperoleh pinjaman. KKP-E disalurkan

sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan usaha tani. Namun, beberapa petani

lebih memilih mengambil dalam bentuk natura atau barang untuk kemudian

dipotong dari besar pinjamannya tersebut.

Pada pelaksanaannya, KKP-E pun tidak terlepas dari beberapa

permasalahan. Salah satu permasalahan tersebut adalah adanya pengguna

KKP-E yang kurang bertanggung jawab dan tidak mengembalikan KKP-E

dengan alasan tertentu. Banyaknya kredit macet menyebabkan pengurus

kelompok tani yang berperan sebagai penanggung jawab harus menanggung

terlebih dahulu sisa angsuran KKP-E yang belum dibayarkan. Hal ini

disebabkan oleh gagal panen yang menimpa beberapa orang petani anggota

kelompok tani. Lemahnya sistem administrasi di tingkat kelompok tani pun

menjadi permasalahan tersendiri. KKP-E dikelola hanya oleh pengurus

kelompok tani sehingga kerap terjadi rasa kurang percaya dari beberapa pihak

yang dapat berakibat pada kurang harmonisnya hubungan antar anggota.

Hanya didasari sikap saling percaya, ditambah dengan tidak adanya jaminan

dalam bentuk apapun sehingga beberapa petani juga cenderung mengabaikan.

Selain itu, kurangnya sosialisasi menyebabkan banyak petani yang tidak

mengetahui adanya KKP-E.

Page 80: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Usaha Tani Padi di Kabupaten Karanganyar

Sebagian besar petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan

Rukun Makaryo adalah petani padi. Pola tanam yang diterapkan oleh

petani anggota kedua kelompok tani tersebut adalah padi-padi-padi atau

sepanjang tahun ditanami dengan padi. Namun ada beberapa petani

anggota kelompok tani Rukun Tani yang menerapkan pola tanam padi-

padi-bera. Teknik budidaya padi pada MT II petani anggota kelompok tani

Rukun Tani dan Rukun Makaryo relatif sama, baik petani pengguna KKP-

E maupun petani bukan pengguna KKP-E. Berdasarkan wawancara

dengan petani, teknik budidaya padi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Lahan

Pengolahan tanah merupakan usaha untuk mengubah sifat fisik

tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur serta

untuk membuat tanah dapat menopang tanaman dengan baik sehingga

tanaman dapat tumbuh subur. Selain itu juga bertujuan untuk

memperlancar aerasi dan drainase dalam tanah sehingga dapat

mendukung pertumbuhan tanaman padi dengan baik. Pengolahan lahan

dilakukan dalam dua tahap yaitu pencangkulan serta luku dan garu.

Pencangkulan dilakukan dengan tujuan membolak-balikan tanah

sehingga tanah yang dulu dibawah terangkat, demikian juga tanah yang

di atas menjadi di bawah.

Pembajakan dilakukan dengan menggunakan mesin traktor.

Sebelum dibajak, tanah sawah digenangi air agar gembur. Lama

penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan persiapan

tanam. Pembajakan biasanya dilakukan dua kali. Pembajakan pertama

dilakukan dengan membolak-balikan tanah dan menjadikan gumpalan-

gumpalan tanah terpecah menjadi kecil-kecil, yang disebut dengan

ngluku. Selanjutnya pembajakan kedua (menggaru) dilakukan dengan

Page 81: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

traktor dimana dibelakang traktor diberi bambu atau semacam perata

sehingga lahan menjadi halus dan rata, serta siap untuk ditanami.

Keuntungan tanah yang telah diolah tersebut yaitu air irigasi dapat

merata. Kegiatan meluku dan menggaru dapat dilakukan secara

bersamaan sehingga dapat mempercepat waktu pengerjaan dan

menghemat biaya persiapan lahan/

Pada petakan sawah yang lebar, perlu dibuatkan bedengan-

bedengan. Antara bedengan satu dengan bedeng lainnya berupa saluran

kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi galengan yang

berguna untuk memperlancar air irigasi. Selanjutnya dilakukan juga

perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang

(galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah

pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah

perawatan tanaman. Air yang diperoleh untuk mengairi sawah

bersumber dari air hujan pada saat musim penghujan dan dari sumur

bor dan sungai saat musim kemarau. Air yang diberikan tidak boleh

berlebihan dan tidak boleh kekurangan karena dapat mempengaruhi

produktivitas padi. Terlalu banyak air dapat menyebabkan tanaman

mudah terserang hama dan penyakit. Tanaman yang kekurangan air

dapat menyebabkan tanaman menjadi layu karena metabolismenya

terhambat.

b. Persemaian

Jenis benih padi yang digunakan oleh petani anggota kelompok

tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo beraneka ragam, namun pada

umumnya menggunakan benih jenis IR64, Mikongga, Denok, dan lain-

lain. Benih yang ditanam merupakan benih bersertifikat yang dibeli

melalui kelompok tani dan kios sarana produksi. Pembuatan persemaian

padi dilakukan di areal yang sama dengan areal sawah yang akan

ditanami. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam penanaman.

Luas persemaian kurang lebih 4 x 4 m2 untuk lahan dengan luasan 3300

m2. Pada lahan persemaian tersebut kemudian dibuat bedengan.

Page 82: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kemudian lahan persemaian ditaburi dengan pupuk untuk menambah

unsur hara dan beberapa petani menggunakan Furadan untuk mencegah

timbulnya jamur. Benih yang telah siap kemudian disebarkan dalam

bedengan tersebut. Setelah bibit berumur kurang lebih 15-24 hari

setelah penyemaian, bibit didaut atau dicabut dan siap untuk ditanam.

c. Penanaman

Penanaman dilakukan pada pagi hari, bibit yang dalam ikatan

dibagi ke beberapa tempat kemudian diambil dan ditanam dengan cara

menekan akar hingga masuk ke dalam tanah menngunakan ibu jari.

Pada saat penanaman, kondisi lahan dalam keadaan macak-macak

sehinggga memudahkan dalam proses tanam dan akar tidak rusak

karena tidak perlu ditekan keras akar sudah dapat masuk ke dalam

tanah. Penanaman bibit padi tiap lobangnya ditanami 2-3 bibit dengan

jarak tanam antara 20 cm x 20 cm. Penyulaman bibit yang tidak tumbuh

dilakukan dengan segera. Tenaga kerja saat penanaman mayoritas

adalah wanita dengan sistem borongan.

d. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan

unsur hara. Pupuk yang digunakan pada usaha tani padi petani anggota

kelompok tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo, baik petani pengguna

KKP-E maupun petani bukan pengguna KKP-E adalah sama, hanya

saja dosisnya yang berbeda. Pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik granul, Urea, KCl, Phonska, ZA, SP36, dan pupuk organik cair.

Rata-rata petani melakukan tiga kali pemupukan. Pupuk pertama atau

pemupukan dasar diberikan saat sebelum tanam, pemupukan susulan

kedua diberikan saat tanaman berusia kurang lebih 23 HST, dan

pemupukan susulan ketiga diberikan pada saat tanaman berusia kurang

lebih 35 HST.

e. Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit

Penyiangan gulma dilakukan dengan tujuan untuk

mengendalikan tumbuhan pengganggu yang dapat menurunkan hasil

Page 83: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dari tanaman. Penyiangan pertama dilakukan pada saat pengolahan

lahan untuk persiapan persemaian untuk mengurangi resiko kegagalan

pembibitan padi. Penyiangan gulma yang biasanya berupa rumput pada

lahan sawah dilakukan dengan menggunakan sosrog atau dengan cara

manual yaitu mencabuti rumput dengan tangan. Penyiangan gulma

selanjutnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Saat musim hujan

intensitas penyiangan lebih sering karena saat itu rumput tumbuh lebih

subur dibandingkan saat musim kemarau. Namun demikian, saat musim

kemarau dibutuhkan tenaga yang lebih banyak karena kondisi tanah

yang kering dan keras sehingga sulit dilakukan penyiangan. Keberadaan

gulma rumput ini dapat dikurangi dengan pemberian obat rumput saat

awal tanam.

Pengendalian hama penyakit dilakuakan dengan cara

penyemprotan dan menaburkan sesuai dengan jenis pestisidanya.

Penyemprotan dilakukan ketika ada indikasi serangan dari hama atau

penyakit. Biasanya penyemprotan dilakukan saat padi beurmur 1/3

pertama dimana tanaman masih rentan terhadap gangguan hama dan

penyakit dan saat-saat menjelang panen. Selain kedua waktu itu,

penyemprotan pestisida dilakukan hanya saat terdapat hama atau

penyakit saja. Dampak yang ditimbulkan dari hama dan penyakit

tanaman adalah penurunan kualitas dan kuantitas produksi padi, yang

pada kondisi parah dapat berakibat pada gagal panen. Hama yang biasa

menyerang tanaman padi adalah tikus, keong mas, dan wereng.

f. Pengairan

Tujuan pengairan adalah untuk membasahi tanah dan menjaga

kelembaban tanah terutama pada daerah perakaran untuk memenuhi

kebutuhan air bagi tanaman. Pengairan pada lahan sawah petani

anggota kelompok tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo diandalkan

pada tersedianya air hujan, air sungai, pengairan berkala oleh

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), dan sumur bor. Keterbatasan

jumlah air pada musim kemarau menjadi kendala dalam usaha tani pada

Page 84: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

musim tanam III menyebabkan beberapa petani memberakan sawahnya.

Namun demikian, hampir keseluruhan petani anggota kelompok tani

Rukun Makaryo menerapkan pola tanam padi-padi-padi karena

manajemen pengairan yang sudah sangat baik dibuktikan dengan

adanya kelompok pompanisasi. Pada MT III air didapatkan dari sumur

yang dibuat di setiap beberapa patok sawah. Namun, pada MT I dan

MT II petani mengandalkan ketersediaan air hujan dan air dari P3A

yang dikelola oleh PT. Dharma Tirta. Pada setiap musim tanam petani

pengguna air dikenakan iuran yaitu sebesar 20 Kg hingga 30 Kg gabah

per patok yang dikerjakan.

g. Panen

Usia produksi padi adalah empat bulan, sehingga dalam satu

tahun dapat dilakukan tiga kali penanaman. Umur panen optimal

dicapai bila 90-95% butir gabah pada malai sudah berwarna kuning

atau kuning keemasan, malai berumur 30-35 hari setelah berbunga

merata. Padi sudah dapat dipanen ketika sebagian besar padi mulai

merunduk dan menguning, jika bulir padi diusap dengan tangan akan

terasa kering, kesat, dan sudah berisi.

Kegiatan pemanenan umumnya tidak dilakukan sendiri oleh

petani namun dilakukan secara borongan oleh buruh tani dengan

menggunakan threser. Setelah itu hasil panen dijual kepada pedagang

pengumpul. Namun demikian, ada beberapa petani yang menjual padi

dengan cara ditebas. Padi yang masih berada di lahan dijual kepada

penebas sebelum dipanen. Umumnya petani tidak ingin direpotkan

dengan kegiatan pemanenan karena selain membutuhkan biaya yang

mahal untuk membayar upah buruh threser, juga harus mengantri

giliran penggunaan threser sedangkan usia padi sudah semakin tua.

Petani tidak ingin mengambil resiko untuk hasil panen yang kualitasnya

kurang baik.

Selain dijual pada pedagang, petani anggota kelompok tani

Rukun Tani dan Rukun Makaryo utamanya yang menggunakan KKP-E

Page 85: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

menjual hasil produksi kepada PT. Pertani selaku mitra kelompok tani.

PT. Pertani membeli gabah berkualitas baik milik petani dengan harga

yang relatif lebih tinggi. Gabah tersebut kemudian dijadikan benih

bermutu yang nantinya akan dijual lagi kepada petani untuk kebutuhan

produksi.

2. Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel merupakan gambaran umum mengenai

latar belakang dan keadaan petani yang berkaitan dengan usaha tani padi

petani pengguna KKP-E BRI dan petani bukan pengguna KKP-E BRI di

Kabupaten Karanganyar. Karakteristik petani sampel dapat dilihat pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Karakteristik Petani Sampel Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar

No Uraian KKP-E Bukan KKP-E 1. Jumlah petani responden (orang) 30 30 2. Rata-rata umur petani (tahun) 52 54 3. Pendidikan petani

a. Tidak Sekolah (orang) b. SD (orang) c. SMP (orang) d. SMA (orang) e. Perguruan Tinggi (orang)

2 10 9 9 0

2 9 6 11 2

4. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang)

4 4

5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam UT padi (orang)

2 2

6. Rata-rata luas lahan yang digarap (Ha) 0,99 1 7. Rata-rata pengalaman untuk UT padi

(tahun) 23 24

Sumber: Analisis Data Primer

Jumlah responden petani padi pengguna KKP-E dan bukan

pengguna KKP-E sama yaitu sebanyak 30 orang. Rata-rata umur petani

padi penggunakan KKP-E dan bukan pengguna KKP-E masih tergolong

dalam usia produktif yaitu rata-rata usia 52 tahun bagi petani pengguna

KKP-E dan 54 tahun bagi petani bukan pengguna KKP-E. Penduduk yang

tergolong usia produktif adalah penduduk dengan usia 15-64 tahun. Petani

Page 86: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

yang tergolong dalam usia produktif memiliki semangat kerja yang

cenderung tinggi dan lebih terbuka dalam penyerapan informasi dan

inovasi. Informasi dan inovasi yang disampaikan kepada petani meliputi

banyak hal, diantaranya inovasi teknologi, penggunaan bibit unggul, dan

program pembiayaan usaha tani seperti KKP-E.

Tingkat pendidikan yang ditamatkan petani bervariasi. Petani

pengguna KKP-E paling banyak menamatkan pendidikannya pada tingkat

SD dan petani bukan pengguna KKP-E paling banyak menamatkan

pendidikannya pada tingkat SMA. Tinggi tingkat pendidikan dapat

berpengaruh pada sikap petani dalam mengambil keputusan. Rata-rata

jumlah anggota keluarga petani pengguna KKP-E dan bukan pengguna

KKP-E sama yaitu empat orang. Demikian juga dengan rata-rata jumlah

anggota keluarga yang aktif dalam usaha tani sama yaitu dua orang.

Keterbatasan jumlah anggota keluarga yang bekerja pada usaha tani

menyebabkan penggunaan tenaga kerja luar yang lebih banyak sehingga

akan mempengaruhi pendapatan dari usaha tani.

Luas rata-rata lahan garapan petani pengguna KKP-E dan petani

bukan pengguna KKP-E hanya terpaut 0,01 Ha. Rata-rata luas lahan

garapan petani pengguna KKP-E adalah 0,99 Ha dan rata-rata luas lahan

garapan petani bukan pengguna KKP-E adalah 1 Ha. Lahan garapan yang

digarap berupa lahan sawah irigasi.

Rata-rata pengalaman usaha tani petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E tidak jauh berbeda. Petani pengguna KKP-

E memiliki rata-rata pengalaman dalam usaha tani 23 tahun, sedangkan

petani bukan pengguna KKP-E memiliki rata-rata pengalaman dalam

usaha tani 24 tahun. Perbedaan lama pengalaman petani pengguna KKP-E

dan petani bukan pengguna KKP-E dipengaruhi oleh usia petani dan

mulainya petani berkecimpung dalam usaha tani.

Page 87: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3. Analisis Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E BRI dan Petani

Bukan Pengguna KKP-E BRI

Pada analisis usaha tani dapat diketahui jumlah input yang

digunakan beserta besaran biaya yang dicurahkan dalam usaha tani dan

output berupa jumlah produksi yang dihasilkan. Besarnya input dan output

dari usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan bukan pengguna KKP-E

dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Rata-rata Besarnya Input dan Output dari Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No. Jenis KKP-E Bukan KKP-E

Per UT Per Ha Per UT Per Ha Input: 1. Benih a. Jumlah (Kg) 45,75 46,21 47,27 47,27 b. Biaya (Rp) 457.483 462.104 450.623 450.623

2. Pupuk a. Jumlah (Kg) 1054,27 1065 1025,2 1025,2 b. Biaya (Rp) 1.723.891 1.741.304 1.733.354 1.733.354

3. Pestisida a. Jumlah

(Kg/Lt) 25,29 26 24,66 24,66

b. Biaya (Rp) 245.056 247.531 401.823 401.823 4. Lain-lain a. Jumlah

(Kg/Lt) 0,386 0,390 1,83 1,83

b. Biaya (Rp) 25.480 25.737 16.233 16.233 5. Tenaga Kerja a. Jumlah

(HOK) 105 107 100 100

b. Biaya (Rp) 4.037.257 4.078.037 3.932.333 3.932.333 6. Biaya Lain-lain 3.500.529 3.535.888 2.656.901 2.656.901 7. Total biaya 9.989.696 10.090.602 9.191.268 9.191.268

Output:

1. Produksi (Kg) 6.937 7.007 6.593 6.593 2. Harga (Rp/Kg) 3.721 3.721 3.527 3.527 3. Penerimaan (Rp) 25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867 4. Pendapatan (Rp) 15.702.187 15.860.795 14.042.598 14.042.598 5. Efisiensi 2,57 2,50 6. Kemanfaatan 3,517

Sumber: Analisis Data Primer

Page 88: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa penggunaan input baik

jumlah fisik maupun biaya yang dikeluarkan oleh petani padi pengguna

KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E bervariasi. Demikian pula

dengan jumlah produksi, penerimaan, harga, pendapatan, efisiensi, dan

kemanfaatannya.

a. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja

Penggunaan sarana produksi usaha tani padi petani penerima

KKP-E dan petani bukan penerima KKP-E di Kabupaten Karanganyar

meliputi penggunaan benih, pupuk, pestisida, dan zat lain yang

mendukung pertumbuhan tanaman seperti pupuk daun dan zat

perangsang tumbuh. Rata-rata penggunaan sarana produksi usaha tani

padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat

dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Masukan KKP-E Bukan KKP-E

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Benih (Kg) 45,75 46,21 47,27 47,27 2. Pupuk a. Organik (Kg) 474,44 479,23 243,43 243,43 b. Urea (Kg) 130,30 131,61 186,46 186,46 c. KCl (Kg) 4,58 4,63 15,28 15,28 d. Phonska (Kg) 158,20 159,80 148,96 148,96 e. ZA (Kg) 209,71 211,83 262,14 262,14 f. SP36 (Kg) 75,22 75,98 168,58 168,58 g. Pupuk Cair (Lt) 1,82 1,84 0,39 0,39 3. Pestisida a. Rumput tabur

(Kg) 1,45 1,46 3,82 3,82

b. Score (Lt) 0,21 0,21 0,30 0,30 c. Furadan (Kg) 2,54 2,56 6,56 6,56 d. Lainnya

(Kg/Lt) 0,75 0,76 13,97 13,97

4. Lain-lain a. Gandasil (Kg) 0,32 0,32 0,07 0,07 b. Antonik (Lt) 0,07 0,07 0 0 c. Dolomit (Kg) 0 0 1,67 1,67 d. Pupuk Hantu

(Kg) 0 0 0,10 0,10

Sumber: Analisis Data Primer

Page 89: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Rata-rata penggunaan benih pada usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 46,21 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan

pengguna KKP-E adalah 47,27 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk

organik usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 479,23Kg/Ha

dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 243,43

Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk urea usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 131,61 Kg/Ha dan usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E adalah 186,46 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan

pupuk KCl usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 4,63 Kg/Ha

dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 15,28

Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk phonska usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 159,80 Kg/Ha dan usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E adalah 148,96 Kg/Ha.

Rata-rata penggunaan pupuk ZA usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 211,83 Kg/Ha dan usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E adalah 262,14 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan

pupuk SP36 usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 75,98

Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah

168,58 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk cair usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 1,84 Lt/Ha dan usaha tani padi petani bukan

pengguna KKP-E adalah 0,39 Lt/Ha.

Rata-rata penggunaan pestisida usaha tani padi petani pengguna

KKP-E bermacam-macam tergantung pada jenis pestisida yang

digunakan, demikian juga dengan petani bukan pengguna KKP-E. Rata-

rata pestisida yang paling banyak digunakan oleh petani pengguna

KKP-E adalah pestisida jenis Furadan yaitu sebanyak 2,56 Kg/Ha.

Rata-rata pestisida yang paling banyak digunakan oleh petani bukan

pengguna KKP-E adalah lainnya yaitu sebanyak 13,97 Lt/Ha. Pestisida

jenis lainnya ini antara lain: Trobos, Arrivo, Fujiwa, Starban, Fenval,

Regent, Plenum, Virtaco, Pribon, dan Prevathon. Rata-rata penggunaan

sarana produksi lain-lain petani pengguna KKP-E adalah penggunaan

Page 90: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pupuk daun Gandasil sebesar 0,32 Kg/Ha dan zat perangsang tumbuh

Antonik sebesar 0,07 Lt/Ha. Sedangkan rata-rata penggunaan sarana

produksi lain-lain oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah

penggunaan pupuk daun Gandasil sebesar 0,07 Kg/Ha, Dolomit sebesar

1,67 Kg/Ha, dan Pupuk Hantu sebesar 0,10 Kg/Ha.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja usaha tani padi petani

pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada

Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Penggunaan Tenaga Kerja

KKP-E Bukan KKP-E TKD TKL TKD TKL

Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

Per UT

Per Ha

1. Pengolahan Tanah

4 4 22 22 2 2 23 23

2. Penanaman 0 0 22 22 0 0 22 22 3. Pemupukan 2 2 3 3 2 2 3 3 4. Penyiangan 2 2 12 12 2 2 13 13 5. Pengendalian

Hama dan Penyakit

2 2 2 2 2 2 1 1

6. Pemanenan 0 0 35 35 0 0 30 30 Jumlah 10 10 96 96 8 8 92 92

Sumber: Analisis Data Primer Keterangan: TKD : Tenaga Kerja Dalam (HOK) TKL : Tenaga Kerja Luar (HOK)

Penggunaan tenaga kerja manusia pada usaha tani padi dihitung

dalam satuan HOK (hari orang kerja) dengan rata-rata upah kerja

sebesar Rp 45.000,00 per HOK per hari termasuk penyediaan makan

dan rokok bagi tenaga kerja. Penggunaan tenaga kerja dalam pada

usaha tani padi petani pengguna KKP-E paling banyak terdapat pada

pengolahan tanah sebanyak 4 HOK/Ha, sedangkan penggunaan tenaga

kerja luar paling banyak terdapat pada pemanenan yaitu sebanyak 35

Page 91: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

HOK/Ha dan paling sedikit pada saat pengendalian hama dan penyakit

sebanyak 2 HOK/Ha. Penggunaan tenaga kerja dalam pada usaha tani

padi petani bukan pengguna KKP-E jumlahnya sama pada setiap

kegiatan yaitu 2 HOK/Ha kecuali pada penanaman dan pemanenan.

Sedangkan penggunaan tenaga kerja luar pada usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E paling banyak pada saat pemanenan yaitu

sebanyak 30 HOK/Ha dan paling sedikit pada saat pengendalian hama

dan penyakit sebanyak 1 HOK/Ha.

b. Biaya Usaha Tani

Biaya usaha tani merupakan besarnya pengeluaran yang

dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan usaha taninya. Konsep biaya

usaha tani yang digunakan adalah biaya mengusahakan, yaitu biaya

alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga kerja dalam yang

diperhitungkan berdasarkan upah tenaga kerja luar. Komponen biaya

usaha tani padi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: biaya sarana

produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Besarnya biaya

masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

1) Biaya Sarana Produksi

Biaya sarana produksi merupakan jumlah biaya yang

digunakan untuk membeli sarana produksi dalam usaha tani. Besar

biaya sarana produksi dan jenis sarana produksi yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Page 92: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 5.5. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Benih 457.483 462.104 450.623 450.623 2. Pupuk a. Organik 622.157 628.442 328.632 328.632 b. Urea 234.532 236.901 335.621 335.621 c. KCl 13.292 13.426 44.322 44.322 d. Phonska 367.024 370.731 372.390 372.390 e. ZA 293.594 296.559 366.997 366.997 f. SP36 120.359 121.575 269.726 269.726 g. Pupuk

Cair 72.933 73.670 15.667 15.667

3. Pestisida a. Rumput

tabur 26.073 26.336 68.808 68.808

b. Score 94.731 95.688 136.565 136.565 c. Furadan 31.731 32.052 82.017 82.017 d. Lainnya 92.521 93.455 114.433 114.433 4. Lain-lain a. Gandasil 17.733 17.912 3.733 3.733 b. Antonik 7.747 7.825 0 0 c. Dolomit 0 0 500 500 d. Pupuk

Hantu 0 0 12.000 12.000

Jumlah 2.451.910 2.476.677 2.602.034 2.602.034

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.5. rata-rata biaya sarana produksi yang

dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E adalah sebesar Rp

2.476.677,00/Ha/MT, sedangkan yang dikeluarkan oleh petani bukan

pengguna KKP-E adalah sebesar Rp 2.602.034,00/Ha/MT. Jenis

sarana produksi yang digunakan antara lain: benih, pupuk, pestisida,

dan lain-lain. Pengeluaran petani pengguna KKP-E dalam hal benih

dan lain-lain lebih besar daripada petani bukan pengguna KKP-E,

sedangkan pengeluaran petani pengguna KKP-E dalam hal pupuk

dan pestisida lebih kecil daripada pengeluaran petani bukan

pengguna KKP-E.

Page 93: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2) Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani padi terdiri

dari tenaga kerja luar dan tenaga kerja dalam yang berasal dari

keluarga. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usaha tani

meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan,

penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. Rata-

rata biaya tenaga yang dikeluarkan dalam usaha tani dapat dilihat

pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Pengolahan Tanah

1.164.090 1.175.848

1.125.000 1.125.000

2. Penanaman 678.833 685.690 617.667 617.667 3. Pemupukan 232.500 234.848 232.500 232.500 4. Penyiangan 610.500 616.667 682.500 682.500 5. Pengendalian

Hama dan Penyakit

175.500 177.273 147.000 147.000

6. Pemanenan 1.175.833 1.187.710 1.127.667 1.127.667 Jumlah 4.037.257 4.078.037 3.932.333 3.932.333

Sumber: Analisis Data Primer

Upah tenaga kerja pada usaha tani padi petani pengguna

KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E sebesar Rp 45.000,00

per HOK per hari. Upah yang diberikan pada tenaga kerja pria

maupun wanita sama. Khusus untuk penanaman dan pemanenan

upah dibayarkan secara borongan. Berdasarkan Tabel 5.5. dapat

diketahui bahwa total biaya penggunaan tenaga kerja pada usaha tani

padi petani pengguna KKP-E adalah Rp 4.078.037,00/Ha/MT.

Sedangkan total biaya penggunaan tenaga kerja pada usaha tani padi

petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 3.932.333,00/Ha/MT.

Page 94: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3) Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

petani di luar biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja.

Komponen biaya lain-lain meliputi biaya penyusutan, biaya sewa

lahan, pajak, biaya transportasi, biaya pengairan, bunga pinjaman,

dan selamatan. Besar biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam usaha

tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-

E dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Penyusutan 161.487 163.118 99.600 99.600 2. Sewa Lahan 2.730.842 2.758.426 2.204.167 2.204.167 3. Pajak 55.621 56.183 71.400 71.400 4. Transportasi 143.333 144.781 116.833 116.833 5. Pengairan 260.846 263.481 262.835 262.835 6. Bunga

Pinjaman 116.333 117.508 0 0

7. Selamatan 32.067 32.391 1.667 1.667 Jumlah 3.500.529 3.535.888 2.656.901 2.656.901

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.7. dapat diketahui bahwa rata-rata biaya

lain-lain usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah Rp

3.535.888,00/Ha/MT, sedangkan biaya lain-lain usaha tani padi

petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 2.656.901,00/Ha/MT.

Besar biaya lain-lain yang paling besar dikeluarkan pada usaha tani

padi adalah biaya sewa lahan, yaitu rata-rata Rp

2.758.426,00/Ha/MT untuk usaha tani petani pengguna KKP-E dan

rata-rata Rp 2.204.167,00/Ha/MT untuk usaha tani petani bukan

pengguna KKP-E. Komponen biaya lain-lain yang membedakan

antara usaha tani petani pengguna KKP-E dan petani bukan

Page 95: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pengguna KKP-E adalah adanya bunga pinjaman bagi petani

pengguna KKP-E.

4) Biaya Total

Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

petani dalam usaha tani padi, yaitu jumlah dari biaya sarana

produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Besar biaya total

usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna

KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Rata-rata Biaya Total Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Biaya Sarana Produksi

2.451.910 2.476.677 2.602.034 2.602.034

2. Biaya Tenaga Kerja

4.037.257 4.078.037 3.932.333 3.932.333

3. Biaya Lain-lain

3.500.529 3.535.888 2.656.901 2.656.901

Jumlah 9.989.696 10.090.602 9.191.268 9.191.268

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.8. dapat diketahui bahwa biaya total

yang dikeluarkan petani pengguna KKP-E dalam usaha tani padi

adalah sebesar Rp 10.090.602,00/Ha/MT, sedangkan biaya total

yang dikeluarkan petani bukan pengguna KKP-E dalam usaha tani

padi adalah sebesar Rp 9.191.268,00/Ha/MT. Biaya terbesar yang

dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E maupun petani bukan

pengguna KKP-E adalah biaya tenaga kerja. Besar biaya tenaga

kerja yang dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E adalah Rp

4.078.037/Ha/MT, sedangkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan

oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 3.932.333,00/Ha/MT.

Page 96: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Besarnya biaya tenaga kerja disebabkan oleh banyaknya jumlah

tenaga kerja yang digunakan.

c. Penerimaan Usaha Tani Padi

Penerimaan adalah pendapatan kotor usaha tani, yaitu hasil yang

diterima dari usaha tani padi sebelum dikurangi biaya. Penerimaan

merupakan hasil perkalian antara produksi usaha tani padi dengan harga

per satuan. Rata-rata produksi, harga, dan penerimaan usaha tani padi

petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat

dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Produksi

(Kg) 6.937 7.007 6.593 6.593

2. Harga (Rp/Kg)

3.683 3.721 3.527 3.527

3. Penerimaan (Rp)

25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867

Sumber: Analisis Data Primer

Rata-rata produksi padi usaha tani padi petani pengguna KKP-E

adalah 7.007 Kg/Ha dengan rata-rata harga Rp 3.721,00/Kg sehingga

didapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp 25.951.397,00/Ha. Rata-

rata produksi padi usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E

adalah 6.593 Kg/Ha dengan rata-rata harga Rp 3.527,00/Kg sehingga

didapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp 23.233.867,00/Ha.

Perbedaan jumlah produksi disebabkan oleh perbedaan jumlah curahan

input usaha tani. Perbedaan harga jual disebabkan oleh kerja sama yang

dijalani oleh petani pengguna KKP-E melalui kelompok tani dengan

mitra yaitu PT. Pertani. Produksi petani pengguna KKP-E banyak

diserap oleh mitra untuk digunakan kembali sebagai benih, sedangkan

produksi petani bukan pengguna KKP-E dijual untuk keperluan

Page 97: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

konsumsi dengan harga yang lebih rendah. Perbedaan besar penerimaan

disebabkan oleh perbedaan rata-rata produksi dan rata-rata harga.

d. Pendapatan Usaha Tani Padi

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya

usaha tani. Rata-rata pendapatan petani pengguna KKP-E dan petani

bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Rata-rata Pendapatan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Penerimaan

(Rp) 25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867

2. Biaya (Rp) 9.989.696 10.090.602 9.191.268 9.191.268 3. Pendapatan

(Rp) 15.702.187 15.860.795 14.04.2598 14.042.598

Sumber: Analisis Data Primer

Rata-rata pendapatan usaha tani padi petani pengguna KKP-E

adalah Rp 15.702.187,00/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan usaha tani

padi petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 14.042.598,00/Ha.

Pendapatan usaha tani padi petani pengguna KKP-E lebih tinggi

dikarenakan rata-rata penerimaan yang lebih tinggi dengan rata-rata

biaya yang tidak jauh berbeda.

e. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani Padi

Efisiensi merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya

per usaha tani dan dihitung dengan R/C Ratio. Kemanfaatan dihitung

menggunakan Incremental B/C Ratio yaitu tambahan manfaat setiap

adanya penambahan biaya. Rata-rata efisiensi dan kemanfaatan usaha

tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E

dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.

Page 98: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 5.11. Rata-rata Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya KKP-E Bukan KKP-E

Per UT Per Ha Per UT Per Ha 1. Penerimaan

(Rp) 25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867

2. Biaya (Rp) 9.989.696 10.090.602 9.191.268 9.191.268 3. Pendapatan

(Rp) 15.702.187 15.860.795 14.042.598 14.042.598

4. Efisiensi 2,57 2,50 5. Kemanfaatan 3,517

Sumber: Analisis Data Primer

Nilai R/C ratio pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E

dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani

memberikan pengembalian sebesar Rp 2,57. Sedangkan pada usaha tani

petani bukan pengguna KKP-E dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00

yang dikeluarkan petani memberikan pengembalian sebesar Rp 2,53.

Berdasarkan Tabel 5.11. dapat diketahui bahwa efisiensi usaha tani padi

petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E lebih besar

dari 1, maka kedua usaha tani tersebut efisien. Nilai Incremental B/C

Ratio dua usaha tani tersebut sebesar 2,986 atau lebih besar dari 1

maka, usaha tani padi petani pengguna KKP-E lebih memberikan

kemanfaatan daripada usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E.

f. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi

Hubungan antara faktor-faktor dengan pendapatan usaha tani

padi ditunjukkan dengan model regresi linier berganda. Faktor-faktor

yang dimasukkan ke dalam persamaan meliputi modal sendiri, modal

KKP-E, luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,

dummy kepenguasaan lahan, dan dummy penggunaan kredit. Data yang

telah dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan SPSS didapatkan persamaan sebagai berikut:

Y = -5,720E6 + 0,949 X1 + 0,008 X2 + 0,047 X3 + 0,081 D1 + 0,083

D2 + e

Page 99: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Keterangan:

Y = Pendapatan petani (juta Rp)

β0 = Intercept (konstanta)

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Tingkat pendidikan

X3 = Jumlah anggota keluarga

D1 = Kepenguasaan lahan (D = 1, petani pemilik, D = 0, petani

penggarap).

D2 = Penggunaan kredit (D = 1, pengguna KKP-E, D = 0, bukan

pengguna KKP-E)

Tabel 5.12. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani Petani Anggota Kelompok Tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Variabel Koefisien Regresi thitung Sig.

1. Luas Lahan (X1) 0,949 31,749 0,000***

2. Tingkat Pendidikan (X2) 0,008 0,251 0,803ns

3. Jumlah Anggota Keluarga (X3)

0,047 1,625 0,110ns

4. Kepenguasaan Lahan (D1) 0,081 2,642 0,011**

5. Penggunaan Kredit (D2) 0,083 2,852 0,006 *** R = 0,977 Adj. R2 = 0,951 Fhitung = 230,577 F Sig. = 0,000***

Sumber: Analisis Data Primer Keterangan: **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

***) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% ns) : tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan

95%, dan 99%

1) Uji adjusted R2

Nilai uji koefisien relasi guna melihat hubungan kekuatan

antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Nilai uji koefisien

Page 100: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

relasi dalam regresi ditunjukkan dengan nilai R. Nilai R pada uji

regresi menunjukkan nilai 0,977, yang artinya bahwa hubungan

antara variabel bebas yaitu luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah

anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit

memiliki hubungan yang sangat kuat.

Nilai koefisien determinasi digunakan untuk melihat

ketepatan model. Nilai uji koefisien determinasi dilihat pada nilai

adjusted R2 (adj. R2). Nilai adj. R2 berdasarkan analisis model adalah

sebesar 0,951, yang artinya bahwa variabel luas lahan, tingkat

pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan

penggunaan kredit bersama-sama mampu menjelaskan variasi

perubahan variabel pendapatan petani sebesar 95,1% dan sisanya

sebesar 4,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2) Pengaruh Faktor-faktor terhadap Usaha Tani Padi (Uji F)

Pengaruh faktor-faktor terhadap pendapatan usaha tani padi

menunjukkan besarnya pengaruh faktor atau variabel secara

bersama-sama antara variabel luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah

anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit

terhadap pendapatan usaha tani. Pengaruh variabel secara bersama-

sama dapat diketahui dengan melakukan uji F (F-test). Berdasarkan

Tabel 5.12. dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 230,577

lebih besar daripada F-tabel yaitu sebesar 3,38. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota

keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit secara

bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani petani di

Kabupaten Karanganyar.

3) Pengaruh Masing-masing Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani

Padi (Uji t)

Pengaruh masing-masing faktor terhadap pendapatan usaha

tani padi petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan Rukun

Page 101: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Makaryo dapat diketahui melalui uji keberartian regresi dengan uji t

(t-test). Berdasarkan Tabel 5.12. dapat diketahui bahwa terdapat tiga

faktor atau variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan

usaha tani padi petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan

kelompok tani Rukun Makaryo, antara lain: luas lahan,

kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit. Ketiga variabel tersebut

memiliki nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel dan nilai

signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan yang dapat terjadi yaitu

0,05 (α=5%) sehingga variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap

pendapatan petani.

Berdasarkan nilai dari koefisien regresi dapat diketahui

bahwa variabel luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan

kredit memiliki hubungan positif dengan pendapatan petani sehingga

setiap peningkatan luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan

kredit akan meningkatkan pendapatan petani. Variabel tingkat

pendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh nyata

terhadap pendapatan petani. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung

lebih kecil daripada nilai t-tabel, sehingga dengan demikian terkait

dengan hipotesis berarti Ho diterima.

4) Pengujian Asumsi Klasik

a) Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011), ada beberapa cara untuk

menemukan hubunganantara variabel X yang satu dengan

variabel X yang lainnya (terjadinya multikolinearitas), ialah

memiliki korelasi antar variabel bebas yang sempurna (lebih dari

0,9) yang dapat dilihat dari nilai dalam matrik Pearson Corelation

(PC). Berdasarkan hasil perhitungan nilai matrik Pearson

Corelation diketahui bahwa nilai terbesar dari keseluruhan

korelasi antara variabel-variabel bebas adalah 0,291 atau tidak

lebih besar dari 0,9 sehingga dapat disimpulkan dalam model

tidak terdapat multikolinearitas (Lampiran 15).

Page 102: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

b) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola

sebaran titik-titik pada diagram scatterplot. Berdasarkan hasil

analisis data pada diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-

titik tersebar dalam empat kuadran dan tidak membentuk suatu

pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas (Lampiran 15).

5) Uji Beda t test

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua

sample yang tidak berhubungan memiliki nlai rata-rata yang

berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan

perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari

perbedaan rata-rata dua sample.

Tabel 5.13. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Pendapatan Petani dan Penggunaan Kredit

Penggunaan Kredit N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean Pendapatan Petani

Pengguna KKP-E

30 1.57E7 1.203E7 2196429.526

Bukan Pengguna KKP-E

30 1.39E7 1.161E7 2119151.289

Sumber: Analisis Data Primer

Kriteria:

H0 = rata-rata pendapatan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah sama

H1 = rata-rata pendapatan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah berbeda

Berdasarkan Tabel 5.13. rata-rata pendapatan petani untuk

reponden petani pengguna KKP-E adalah Rp 1.570.000,00

sedangkan untuk responden petani bukan pengguna KKP-E adalah

Rp 1.390.000,00. Secara absolut terlihat bahwa pendapatan petani

berbeda antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna

Page 103: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

KKP-E. Terlihat dari output SPSS (Lampiran 15) bahwa F hitung

levene test sebesar 0,026 dengan probabilitas 0,872. Karena

probabilitas >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 tidak dapat

ditolak atau memiliki variance yang sama. Dengan demikian,

analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance

assumed. Berdasarkan output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal

variance assumed adalah 0,576 dengan probabilitas signifikansi

0,567 (two tail), sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

pendapatan petani tidak berbeda secara signifikan antara petani

pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E. Modal KKP-

E digunakan petani sebagai faktor pelancar dalam usaha taninya.

KKP-E dimanfaatkan petani untuk memenuhi kebutuhan akan sarana

produksi dan sebagai sarana untuk memenuhi inovasi teknologi yang

disarankan.

Tabel 5.14. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Luas Lahan dan Penggunaan Kredit

Penggunaan Kredit N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Luas Lahan Pengguna KKP-E 30 0.9907 0.61062 0.11148

Bukan Pengguna KKP-E

30 0.9960 0.69144 0.12624

Sumber: Analisis Data Primer

Kriteria:

H0 = rata-rata luas lahan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah sama

H1 = rata-rata luas lahan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah berbeda

Rata-rata luas lahan untuk reponden petani pengguna KKP-E

adalah 0,9907 Ha sedangkan untuk responden petani bukan

pengguna KKP-E adalah 0,9960 Ha. Secara absolut terlihat bahwa

luas lahan petani berbeda antara petani pengguna KKP-E dan petani

bukan pengguna KKP-E. Terlihat dari output SPSS (Lampiran 15)

Page 104: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

bahwa F hitung levene test sebesar 0,296 dengan probabilitas 0,589.

Karena probabilitas >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 tidak

dapat ditolak atau memiliki rata-rata yang sama. Dengan demikian,

analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance

assumed. Berdasarkan output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal

variance assumed adalah -0,032 dengan probabilitas signifikansi

0,975 (two tail), sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata luas

lahan petani tidak berbeda secara signifikan antara petani pengguna

KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E.

B. Pembahasan

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha Tani

Analisis yang digunakan dalam konsep biaya adalah biaya

mengusahakan, yaitu biaya yang terdiri dari biaya alat-alat luar ditambah

dengan upah tenaga kerja dalam yang dihitung berdasarkan upah tenaga

kerja luar. Komponen biaya terdiri dari biaya sarana produksi, biaya

tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Komponen biaya yang digunakan dalam

usaha tani antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna

KKP-E sama, hanya saja pada komponen biaya lain-lain petani pengguna

KKP-E ditambah dengan bunga pinjaman.

Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani baik pengguna KKP-E

maupun petani bukan pengguna KKP-E adalah biaya tenaga kerja. Tenaga

kerja yang digunakan dalam usaha tani adalah tenaga kerja dalam dan

tenaga kerja luar. Tidak ada jam kerja yang mengikat. Hal ini tergantung

pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan petani berupa pemupukan

dan pengendalian hama dan penyakit biasa dilakukan pada pagi hari pukul

06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, karena pada saat itu stomata tanaman

padi sedang dalam kondisi membuka sehingga penyerapan pupuk dan

pestisida oleh tanaman lebih optimal. Sedangkan pelaksanaan penanaman,

pengolahan lahan dengan traktor, dan pemanenan sesuai dengan

ketersediaan tenaga kerja dan dilakukan secara bergantian dengan sawah

milik petani lain.

Page 105: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Upah tenaga kerja yang diberikan bervariasi sesuai dengan jenis

kegiatan. Besar upah tenaga kerja perorangan adalah sebesar Rp

45.000,00/HOK/hari. Upah pengolahan tanah dengan traktor adalah

sebesar Rp 200.000,00/patok. Upah tanam adalah sebesar Rp 170.000,00

hingga Rp 300.000,00/patok. Upah pemanenan adalah sebesar Rp

400.000,00/patok hingga Rp 800.000,00/patok tergantung letak lahan dan

kondisi tanaman. Bila tanaman dalam kondisi rubuh, biaya yang

dikeluarkan untuk pemanenan lebih tinggi. Upah tanam dan pemanenan

diberikan secara borongan dengan jumlah tenaga kerja per patok bervariasi

sesuai dengan kelompoknya. Rata-rata luasan lahan satu patok di

Kelurahan Lalung adalah seluas 3.300 m2, sedangkan di Desa Jati adalah

seluas 3.000 m2.

Komponen biaya terbesar kedua setelah biaya tenaga kerja adalah

biaya lain-lain. Biaya lain-lain terdiri dari biaya penyusutan, biaya sewa

lahan, pajak, transportasi, pengairan, bunga pinjaman dan selamatan.

Tidak semua petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan Rukun

Makaryo merupakan petani pemilik, ada beberapa petani yang merupakan

petani penggarap (penyewa dan penyakap). Sewa lahan merupakan

komponen biaya lain-lain yang paling besar jumlahnya. Biaya sewa lahan

bervariasi tergantung letak lahan. Besarnya biaya transportasi berbeda-

beda tergantung pada letak lahan dan jumlah produksi yang hendak

diangkut.

Biaya penyusutan merupakan besaran biaya yang harus dikeluarkan

atas penurunan nilai peralatan per satuan waktu. Peralatan yang biasa

digunakan petani baik pengguna KKP-E maupun bukan pengguna KKP-E

antara lain: cangkul, sabit, sosrog, traktor, diesel, sprayer manual, dan

sprayer mesin. Nilai ekonomis dari peralatan usaha tani bervariasi

tergantung jenis peralatan. Besarnya biaya pengairan per usaha tani

ditentukan dalam peraturan desa. Pada kelompok tani Rukun Tani besar

biaya pengairan adalah senilai dengan gabah sebanyak 25 Kg/patok,

sedangkan untuk kelompok tani Rukun Makaryo senilai dengan gabah

Page 106: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

sebanyak 20 Kg/patok pada musim tanam (MT) II. Besarnya biaya bunga

pinjaman yang harus dibayar oleh petani pengguna KKP-E adalah 0,5%

per bulan dari jumlah pinjaman satu tahun. Komponen biaya lain-lain

terkecil adalah untuk selamatan, karena tidak semua petani mengadakan

acara selamatan baik sebelum tanam maupun setelah panen.

Komponen biaya yang paling sedikit dikeluarkan dalam usaha tani

baik oleh petani pengguna KKP-E maupun petani bukan pengguna KKP-E

adalah biaya sarana produksi. Sarana produksi yang digunakan antara lain

benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain. Jenis benih yang banyak digunakan

antara lain IR64, Mikongga, dan Ciherang. Harga benih bervariasi dari Rp

8.000,00/Kg hingga Rp 10.000,00/Kg. Kebutuhan benih sebagaian besar

disediakan oleh kelompok tani melalui kemitraan dengan PT. Pertani,

namun ada beberapa petani yang membeli benih sendiri dari toko saprodi.

Pupuk yang digunakan petani dalam usaha tani padi antara lain

pupuk organik granul, Phonska, ZA, Urea, SP36, KCl, dan pupuk organik

cair. Pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E penggunaan pupuk

organik granul dan pupuk organik cair lebih besar, namun penggunaan

pupuk kimia lebih rendah daripada usaha tani petani bukan pengguna

KKP-E. Penggunaan pupuk organik granul dan pupuk organik cair yang

tinggi disebabkan oleh berubahnya sudut pandang petani dan kerja sama

yang terjalin antara petani dengan mitra yaitu PT. Pertani dalam hal

pengadaan pupuk organik granul dan pupuk organik cair. Biaya pestisida

yang dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E lebih sedikit daripada

petani bukan pengguna KKP-E, hal ini disebabkan oleh kesadaran petani

untuk mengurangi curahan zat kimia dalam tanaman selama tanaman tidak

terserang hama dan penyakit. Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani

pengguna KKP-E lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan oleh petani

bukan pengguna KKP-E, yakni penggunaan Gandasil dan Antonik untuk

menunjang pertumbuhan padi.

Penerimaan merupakan hasil perkalian dari jumlah produksi

dengan harga padi per satuan. Rata-rata jumlah produksi dan harga jual

Page 107: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

hasil panen petani pengguna KKP-E lebih tinggi daripada petani bukan

pengguna KKP-E sehingga penerimaannya pun lebih besar. Rata-rata

harga jual gabah di daerah penelitian Rp 3.721,00/Kg untuk petani

pengguna KKP-E dan Rp 3.527,00/Kg untuk petani bukan pengguna KKP-

E. Harga ini merupakan harga hasil produksi berupa gabah basah karena

sebagian besar petani menjual hasil panen berupa gabah basah ke PT.

Pertani untuk dijadikan benih dan sebagian petani menjual ke pedagang

pengumpul dengan mengikuti harga yang berlaku. Gabah yang dijual ke

PT. Pertani untuk pembenihan memiliki harga relatif tinggi dibandingkan

dengan gabah yang dijual untuk keperluan konsumsi ke pedagang

pengumpul yang mengikuti harga pasar. Oleh karena jumlah produksi dan

harga jual yang lebih tinggi menyebabkan penerimaan dan pendapatan

petani pengguna KKP-E juga lebih tinggi. Selain itu, juga dikarenakan

adanya pinjaman dana KKP-E dari BRI cabang Karanganyar sehingga

modal yang dimiliki petani lebih besar.

2. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani

Efisiensi usaha tani merupakan perbandingan antara penerimaan

dengan biaya usaha tani. Salah satu alat untuk menilai efisiensi usaha tani

adalah menggunakan R/C Ratio. Apabila nilai R/C Ratio lebih besar dari

satu maka dapat disimpulkan bahwa usaha tani tersebut efisien.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata efisiensi usaha tani padi petani

pengguna KKP-E adalah 2,57 dan rata-rata efisiensi usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E adalah 2,50. Nilai kedua rata-rata efisiensi

tersebut tidak jauh berbeda namun keduanya bernilai lebih dari satu maka,

kedua usaha tani tersebut dapat dikatakan efisien. Biaya yang dikeluarkan

oleh petani pengguna KKP-E lebih besar namun penerimaannya juga lebih

besar karena ditunjang dengan harga jual dan produksi yang tinggi. Hal ini

menyebabkan nilai efisiensinya juga lebih tinggi apabila dibandingkan

dengan usaha tani petani bukan pengguna KKP-E. Biaya yang dikeluarkan

oleh petani bukan pengguna KKP-E lebih rendah namun besar penerimaan

tidak begitu tinggi.

Page 108: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Kemanfaatan usaha tani merupakan perbandingan antara selisih

penerimaan usaha tani petani pengguna KKP-E dan penerimaan usaha tani

petani bukan pengguna KKP-E dengan selisih biaya usaha tani petani

pengguna KKP-E dan biaya usaha tani petani bukan pengguna KKP-E.

Alat analisis untuk mengetahui besarnya kemanfaatan usaha tani adalah

dengan menggunakan Incremental Benefit-Cost Ratio. Hasil analisis data

menunjukkan nilai Incremental B/C Ratio sebesar 3,517, maka dapat

diketahui bahwa usaha tani petani pengguna KKP-E lebih memberikan

kemanfaatan daripada usaha tani petani bukan pengguna KKP-E. Setiap 1

satuan biaya yang dikorbankan oleh petani pengguna KKP-E akan

menghasilkan kemanfaatan sebesar 3,517 satuan.

Kemanfaatan diperoleh karena penggunaan pupuk organik, baik

pupuk organik granul maupun pupuk organik cair, sehingga mampu

menekan biaya untuk pembelian pupuk kimia. Selain itu, kerja sama yang

telah terjalin antara kelompok tani dengan PT. Pertani membuat

penyediaan pupuk organik lebih mudah dibandingkan dengan pupuk kimia

yang sulit didapatkan karena sering mengalami kelangkaan di pasar. Pola

tanam serentak yang dilakukan oleh petani menyebabkan padi terjauh dari

serangan hama sehingga menekan biaya untuk pembelian pestisida. Harga

pembelian gabah oleh PT. Pertani yang cukup tinggi membuat penerimaan

petani pengguna KKP-E juga lebih tinggi. Umumnya, petani pengguna

KKP-E membeli benih berkualitas dari PT. Pertani, yang pada akhirnya

menghasilkan hasil produksi yang berkualitas pula sehingga harga jualnya

pun menjadi lebih tinggi. Hasil produksi ini nantinya akan dijadikan benih

yang berkualitas untuk kembali dijual oleh PT. Pertani. Permodalan kuat

petani pengguna KKP-E sangat bermanfaat dalam mempersiapkan

kebutuhan yang akan digunakan selama masa produksi usaha tani padi.

3. Pengaruh Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani

Besarnya pengaruh faktor atau variabel berbeda-beda. Pengaruh

faktor ditunjukkan dengan nilai uji t berdasarkan hasil dari regresi linier

berganda faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan

Page 109: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

usaha tani. Faktor atau variabel yang berpengaruh nyata terhadap

pendapatan usaha tani padi petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan

kelompok tani Rukun Makaryo, antara lain: luas lahan, kepenguasaan

lahan, dan penggunaan kredit.

a. Pengaruh Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga,

dan Kepenguasaan Lahan terhadap Pendapatan Usaha Tani

1) Luas Lahan

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang

mempunyai kontribusi besar dalam usaha tani. Hasil uji t

menunjukkan bahwa nilai t-hitung 31,749 lebih besar dari t-tabel

2,397 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari batas

kesalahan yang dapat terjadi yaitu 0,010 pada tingkat kepercayaan

99%. Dengan demikian, keputusan H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa luas lahan

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani pada tingkat

kepercayaan 99%. Koefisien regresi sebesar 0,949 menunjukkan

setiap penambahan luas lahan sebesar 1 Ha akan meningkatkan

pendapatan sebesar Rp 949.000,00.

Peningkatan luas lahan berkaitan dengan jumlah benih,

sarana produksi lain, dan tenaga kerja yang dicurahkan. Melalui

penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja yang optimal maka

diharapkan akan meningkatkan hasil produksi. Semakin luas lahan

maka jumlah benih yang ditanam semakin banyak, dengan jarak

tanam yang tepat akan meningkatkan jumlah produksinya. Semakin

banyak jumlah produksi maka semakin banyak hasil yang akan

dijual sehingga pendapatan juga meningkat.

2) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menunjukkan rata-rata lama pendidikan

yang ditamatkan oleh petani. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t-

hitung sebesar 0,251 lebih rendah daripada nilai t-tabel sebesar 1,674

dengan nilai signifikansi 0,803 lebih besar dari batas kesalahan yang

Page 110: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

dapat terjadi yaitu 0,050 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan

demikian, keputusan H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan hasil

analisis data menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Pendidikan formal

tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani. Rata-rata

pendidikan formal petani masih rendah yaitu sampai tahap SMP.

Umumnya tingkat pendidikan akan berpengaruh pada tingkat

penyerapan informasi dan inovasi. Namun demikian, informasi dan

inovasi yang dibutuhkan oleh petani tidak didapatkan dari

pendidikan formal. Informasi dan inovasi dalam hal pertanian justru

lebih sering didapatkan petani dari pendidikan non-formal seperti

kursus dan penyuluhan. Selain itu untuk mengubah pola pikirnya,

petani cenderung lebih percaya pada bukti nyata daripada sekedar

teori yang diberikan. Melalui pengarahan PPL dan praktik langsung

di lapang, petani bersedia menerapkan inovasi yang disampaikan

sehingga apa yang diharapkan seperti peningkatan produksi dapat

tercapai.

3) Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga menunjukkan banyaknya anggota

keluarga petani. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t-hitung

sebesar 1,625 lebih rendah daripada nilai t-tabel sebesar 1,674 dan

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,110 lebih besar dari batas

kesalahan yang dapat terjadi yaitu 0,050 pada tingkat kepercayaan

95%. Sehingga keputusan H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan

analisis data menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga tidak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani pada tingkat

kepercayaan 95%.

Berdasarkan banyaknya jumlah anggota keluarga diharapkan

banyak pula anggota keluarga yang aktif pada usaha tani sehingga

pengeluaran untuk biaya tenaga kerja luar dapat dikurangi. Semakin

rendah alokasi biaya untuk tenaga kerja dapat berpengaruh pada

Page 111: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

peningkatan pendapatan. Namun pada kenyataannya, rata-rata dalam

satu rumah tangga petani hanya ada dua orang saja yang aktif dalam

usaha tani, yaitu pasangan suami-istri saja. Sebagian dari anggota

keluarga lebih memilih untuk bekerja di luar usaha tani seperti di

pabrik atau sebagai buruh bangunan, dan sebagian lagi masih

sekolah. Karena sedikitnya jumlah anggota keluarga yang terjun

dalam kegiatan usaha tani maka penggunaan tenaga kerja dari luar

semakin tinggi sehingga pendapatannya pun berkurang. Apabila

banyak anggota keluarga yang bersedia terjun dalam kegiatan usaha

tani maka, keberlanjutan usaha tani dapat terjaga.

4) Kepenguasaan Lahan

Kepenguasaan lahan berkaitan dengan apakah lahan yang

digarap oleh petani merupakan miliknya atau hanya bersifat sewa

dan bagi hasil. Tidak semua petani pengguna KKP-E maupun petani

bukan pengguna KKP-E adalah petani pemilik, namun ada sebagian

petani yang merupakan petani penggarap (penyewa dan penyakap).

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 2,642 lebih

besar daripada nilai t-tabel sebesar 1,674 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,011 lebih rendah dari batas kesalahan yang dapat terjadi

yaitu 0,050 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga keputusan H0

ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan analisis data menunjukkan

bahwa kepenguasaan lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan

petani pada tingkat kepercayaan 95%. Koefisien regresi sebesar

0,081 menunjukkan bahwa apabila merupakan petani pemilik maka

akan memiliki pendapatan lebih besar Rp 81.000,00 daripada petani

penggarap.

Kepenguasaan lahan berhubungan dengan biaya yang harus

dikeluarkan. Pada petani pemilik penggarap baik pengguna KKP-E

maupun bukan pengguna KKP-E terdapat biaya pajak. Sedangkan

pada petani penggarap terdapat pengeluaran untuk sewa lahan, dan

ada beberapa usaha tani milik petani penggarap yang disertai

Page 112: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pengeluaran untuk pajak karena tidak seluruh lahannya menyewa.

Biaya pajak dan sewa lahan berpengaruh pada besarnya biaya yang

nantinya akan berpengaruh pada besarnya pendapatan usaha tani.

b. Pengaruh Penggunaan Kredit terhadap Pendapatan Usaha Tani

Penggunaan kredit berkaitan apakah petani menggunakan KKP-

E atau tidak. Pada petani pengguna KKP-E komponen modal yang

digunakan merupakan modal sendiri dan modal KKP-E, sedangkan

petani bukan pengguna KKP-E hanya menggunakan modal sendiri saja.

Modal sendiri merupakan komponen modal yang digunakan oleh petani

yang sumbernya berasal dari petani itu sendiri. Modal sendiri

merupakan cerminan dari nilai sarana produksi yang dikeluarkan

beserta aset yang dimiliki oleh petani. Aset berupa lahan dan alat-alat

yang digunakan dalam pertanian. Modal KKP-E merupakan besar

modal yang digunakan oleh petani yang bersumber dari pinjaman

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dari BRI cabang

Karanganyar.

Hasil uji t didapatkan bahwa nilai t-hitung 2,852 lebih besar dari

t-tabel sebesar 2,397 dengan nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dari

batas kesalahan yang dapat terjadi yaitu 0,010 pada tingkat kepercayaan

99%. Sehingga keputusan H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan bahwa modal KKP-E berpengaruh nyata terhadap

pendapatan petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan Rukun

Makaryo pada tingkat kepercayaan 99%. Koefisien regresi sebesar

0,083 menunjukkan bahwa apabila petani menggunakan KKP-E sebesar

Rp 1.000.000,00 akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 83.000,00

namun apabila tidak menggunakan KKP-E maka tidak menambah

pendapatan.

Page 113: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

*)

Gambar 5.1. Pengaruh KKP-E terhadap Pendapatan Petani

· Penggunaan benih bermutu milik PT. Pertani, · Penggunaan pupuk organik lebih banyak (479,23 Kg/Ha) daripada petani bukan

pengguna KKP-E (243,43 Kg/Ha), · Hasil produksi lebih tinggi (rata-rata 7.007 Kg/Ha) dan berkualitas, sehingga

harga jual juga tinggi (Rp 3.721,00/Kg), · Pembinaan oleh BP4K bekerja sama dengan BPK dan BRI cabang Karanganyar.

KKP-E BRI

Usaha Tani

Penyediaan anggaran (permodalan)

Sebagai faktor produksi dan sarana peningkatan kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi

Kualitas Produksi Kuantitas Produksi

Produksi ditampung mitra (PT. Pertani) dengan harga lebih tinggi

Penerimaan tinggi

Pendapatan meningkat

R/C ratio 2,57 (> 1)

Incremental B/C ratio 3,517 (> 1)

Efisien KKP-E memberi kemanfaatan:

Setiap penambahan 1 input akan menghasilkan kemanfaatan sebesar 3,517.

Memberi tambahan pendapatan sebesar

Rp 83.000,00

Penggunaan benih bermutu dan pupuk organik

Biaya

Page 114: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Berdasarkan Gambar 5.1. dapat diketahui bahwa petani dapat

memanfaatkan KKP-E untuk membeli sarana produksi yang dibutuhkan

dan sebagai sarana peningkatan kapasitas petani dalam mengadopsi

teknologi. Teknologi yang dimaksud adalah penggunaan benih bermutu

dan pemupukan yang berimbang. Melalui penggunaan benih bermutu

dan pemupukan berimbang petani dapat meningkatkan pendapatannya.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan:

1) Penggunaan benih bermutu

Benih yang digunakan oleh petani pengguna KKP-E adalah

benih bermutu, sehingga biaya yang dikeluarkan cenderung lebih

mahal meski jumlah yang digunakan lebih sedikit. Varietas benih

yang biasa digunakan adalah varietas IR64 putih. Harga beli benih

adalah sebesar Rp 10.000,00/Kg. Meski jumlah yang disebar tidak

banyak, namun kemungkinan hidup benih bermutu ini tinggi. Benih

yang digunakan oleh petani pengguna KKP-E adalah sebanyak 47

Kg/Ha (Lampiran 4).

2) Penggunaan pupuk organik

Petani pengguna KKP-E lebih banyak menggunakan sarana

produksi berupa pupuk organik dan meminimalkan penggunaan

pestisida. Petani pengguna KKP-E menggunakan pupuk organik

lebih banyak yaitu sebanyak 479,23 Kg/Ha (Lampiran 4) daripada

petani bukan pengguna KKP-E yang hanya sebanyak 243,43 Kg/Ha

(Lampiran 5). Pupuk organik yang digunakan merupakan pupuk

organik granul dan pupuk organik cair produksi PT. Pertani. Melalui

penggunaan pupuk organik ini, hasil produksi milik petani lebih

berkualitas.

3) Penggunaan zat perangsang pertumbuhan

Adanya penyuluhan yang baik membuat petani lebih mudah

dalam menyerap inovasi teknologi, salah satunya zat perangsang

tumbuh tanaman. Melalui KKP-E petani dapat menjangkau untuk

membeli zat perangsang tumbuh untuk tanamannya, sehingga

Page 115: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan dengan hasil produksi

yang tinggi.

4) Hasil produksi dan harga jual lebih tinggi

Hasil produksi yang didapatkan relatif tinggi dan kualitasnya

lebih baik sehingga memiliki harga jual yang lebih tinggi pula.

Produktivitas hasil produksi yang diperoleh oleh petani pengguna

KKP-E rata-rata adalah sebesar 7.007 Kg/Ha dengan harga jual

sebesar Rp 3.721,00/Kg (Lampiran 10). Hasil panen yang

berkualitas nantinya akan dibeli oleh mitra yaitu PT. Pertani dengan

harga yang lebih tinggi untuk dijadikan benih kembali.

5) Penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak

Menggunakan bantuan permodalan KKP-E, petani dapat

menggunakan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak. Melalui

penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak maka pengerjaan lahan

menjadi lebih intensif.

6) Adanya pembinaan dari dinas terkait

Adanya pembinaan dari BP4K Kabupaten Karanganyar

bekerja sama dengan Badan Penyuluh Kecamatan Karanganyar,

Badan Penyuluh Kecamatan Jaten, dan BRI cabang Karanganyar

dalam hal pembinaan mendukung petani dalam mengembangkan

usahanya. Bentuk pembinaan tersebut diantaranya dalam hal

memfasilitasi mencarikan penjamin pasar hasil produksi atau

penjamin kredit, selain itu juga untuk membimbing, mendampingi,

dan mengawal petani dan kelompok tani dalam pemanfaatan KKP-E

secara optimal, sehingga mau dan mampu menerapkan teknologi

anjuran guna meningkatkan mutu intensifikasinya.

Keterbatasan modal merupakan hal yang paling sering dihadapi

oleh petani dalam melakukan proses produksi usaha tani. Banyak petani

yang harus menunggu terkumpulnya modal terlebih dahulu hingga

akhirnya baru memulai kembali kegiatan usaha tani. Sedangkan

penjualan hasil panen sebelumnya juga digunakan untuk mencukupi

Page 116: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

kebutuhan rumah tangga yang lain. Kelangkaan sarana produksi pun

menyebabkan harga sarana produksi yang semakin tinggi, demikian

juga sulitnya mencari tenaga kerja luar dan tenaga kerja borongan

membuat petani harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk upah

tenaga kerja. Dengan demikian, petani membutuhkan banyak dukungan

permodalan untuk menjalankan proses produksi usaha taninya.

Bantuan modal kredit program dari Kementerian Pertanian

berupa KKP-E yang disalurkan melalui BRI cabang Karanganyar

sedikit banyak membantu petani dalam proses produksi usaha taninya,

seperti untuk pengadaan sarana produksi pertanian untuk memulai

usaha tani tepat waktu. Tambahan modal tersebut juga akan

menumbuhkan semangat petani untuk memulai usaha taninya dengan

baik. Melalui bantuan modal ini pun petani dapat mencukupi kebutuhan

usaha taninya, seperti pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja,

dan lain-lain. Penggunaan modal oleh petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada skema berikut.

Gambar 5.2. Penggunaan Modal oleh Petani Bukan Pengguna KKP-E

Baik petani pengguna KKP-E maupun petani bukan pengguna

KKP-E menggunakan modal yang dimiliki untuk kegiatan usaha tani

dan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Kebutuhan rumah

Penggunaan Modal Petani

untuk Kebutuhan Rumah Tangga

untuk Modal Usaha Tani

Modal Sendiri Pangan Non Pangan:

Perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pajak, listrik, jasa

Lahan, alat pertanian, tenaga kerja luar dan saprodi (bibit, pupuk, pestisida, zat perangsang pertumbuhan)

Page 117: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

tangga terdiri dari kebutuhan pangan dan non pangan yang meliputi

perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pajak, listrik, jasa, dan

lain-lain. Berdasarkan Gambar 5.2. dapat diketahui bahwa pada petani

bukan pengguna KKP-E hanya terdapat modal sendiri, dimana dalam

pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan untuk modal usaha tani

dicukupi oleh petani sendiri. Penggunaan modal sendiri berupa alat

pertanian, lahan, sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida, dan zat

perangsang tumbuh), dan untuk membayar tenaga kerja luar.

Gambar 5.3. Penggunaan Modal oleh Petani Pengguna KKP-E

Berdasarkan Gambar 5.3. rata-rata petani pengguna KKP-E

menggunakan modal sendirinya berupa peralatan dan lahan. Selain itu

modal sendiri juga digunakan untuk memenuhi sebagian dari biaya

tenaga kerja luar. Biasanya peralatan dibeli oleh petani sudah sejak

sebelum menggunakan KKP-E. Sewa lahan pun dicukupi petani dengan

menggunakan modalnya sendiri karena jumlah KKP-E yang diakses

tidak besar dan biasanya perjanjian sewa lahan dilakukan pada awal

tiap tahunnya. Selain itu, tidak semua petani menyewa lahan. Beberapa

Penggunaan Modal Petani

Perbankan (BRI) untuk Kebutuhan Rumah Tangga

untuk Modal Usaha Tani

KKP-E Modal Sendiri Pangan

Non Pangan: Perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pajak, listrik, jasa

Lahan, alat pertanian, dan sebagian tenaga kerja luar

Saprodi (bibit, pupuk, pestisida, zat perangsang pertumbuhan) dan sebagian tenaga kerja luar

Page 118: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

petani memiliki lahan sendiri, dimana lahan tersebut sudah dimiliki

oleh petani jauh sebelum petani mengajukan KKP-E.

Modal KKP-E digunakan petani untuk membeli sarana produksi

dan sisanya digunakan untuk membayar tenaga kerja luar. Hal ini pun

juga tertuang dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani

(RDKK) yang diajukan pada awal pengajuan KKP-E. Hanya saja

alokasi dana yang digunakan oleh petani tidak sama persis dengan yang

ada di RDKK karena tidak semua petani mengambil sesuai dengan

yang tertuang dalam RDKK. Petani umumnya mengambil KKP-E

sesuai dengan kebutuhannya saja. Selain itu petani juga memperkirakan

sendiri kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman berupa KKP-E

tersebut. KKP-E sendiri diangsur sebanyak tiga kali dalam setahun

dengan sistem yarnen atau bayar setelah panen. Sistem pembayaran ini

dinilai memudahkan petani karena pada saat setelah panen lah petani

memiliki dana yang cukup untuk mengembalikan pinjaman atau

kreditnya. Beberapa alasan yang diutarakan oleh petani dalam memilih

untuk menggunakan atau tidak menggunakan KKP-E dapat dilihat pada

Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Alasan Petani Menggunakan dan Tidak Menggunakan KKP-E

Alasan Petani Menggunakan dan Tidak Menggunakan KKP-E

a. Bunga rendah, b. Agunan ringan (tidak

menggunakan agunan), c. Persyaratan mudah, d. Kebutuhan usaha tani yang

mendesak untuk dicukupi, e. Ikut ketua kelompok tani.

a. Sudah tercukupinya modal yang dimiliki,

b. Kurangnya keberanian petani mengambil kredit dari sektor perbankan, dan

c. Tidak semua petani mengetahui adanya KKP-E sehingga tidak banyak petani yang mengajukan.

Menggunakan KKP-E Tidak Menggunakan KKP-E

Page 119: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Persyaratan dalam pengajuan KKP-E relatif mudah. Ketentuan

pengajuan KKP-E oleh petani di BRI antara lain: petani menjadi

anggota kelompok tani, petani peserta paling kurang berumur 21 tahun

atau sudah menikah, bersedia mengikuti petunjuk dinas teknis atau

penyuluh pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta

KKP-E, memiliki bukti kepemilikan lahan atau surat kuasa garap bagi

petani penggarap diketahui oleh kepala desa atau kelompok tani, ada

rekomendasi dari PPL atau mitra usaha, tidak memiliki tunggakan

kredit, maksimal lahan yang dibiayai 4 Ha dengan jangka waktu

maksimal kredit selama 3 tahun, dan ada surat kuasa petani kepada

kelompok tani/koperasi. Plafon kredit yang dapat diberikan kepada

setiap petani adalah maksimal Rp 50.000.000,00.

Page 120: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada usaha tani petani pengguna KKP-E

dan petani bukan pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil analisis variabel modal penggunaan kredit diperoleh

t-hitung sebesar 2,852 lebih besar daripada t-tabel sebesar 2,397 dengan nilai

signifikansi 0,006 lebih kecil dari batas kesalahan yang dapat terjadi yaitu

0,010 sehingga variabel penggunaan kredit berpengaruh nyata terhadap

pendapatan petani pada tingkat kepercayaan 99%. Koefisien regresi sebesar

0,083 menunjukkan bahwa apabila petani menggunakan KKP-E sebesar Rp

1.000.000,00 maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 83.000,00

sedangkan apabila tidak menggunakan KKP-E atau hanya menggunakan

modal sendiri maka tidak ada tambahan pendapatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat diketahui bahwa

KKP-E memberikan manfaat dan pengaruh terhadap pendapatan petani,

namun demikian, belum banyak petani yang mengetahui adanya KKP-E

sehingga tidak banyak petani yang mengakses program KKP-E. Hal yang

dapat disarankan adalah adanya sosialisasi mengenai KKP-E oleh pemerintah

melalui PPL kepada semua kelompok tani sehingga seluruh petani anggota

kelompok tani menjadi paham mengenai program pemerintah dalam hal

kredit atau bantuan permodalan utamanya KKP-E beserta pengaruh dan

manfaatnya dalam pengembangan usaha tani.

Page 121: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

DAFTAR PUSTAKA

Antara, Made dan Raka Wija, 1994. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Optimasi Aktivitas Produksi Usahatani. Studi kasus di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Majalah Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Udayana No 23 XIV. Februari. Denpasar.

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Ashari. 2009. Peran Perbankan Nasional dalam Pembiayaan Sektor Pertanian di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 27 No. 1 Juli 2009. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

. 2010. Pendirian Bank Pertanian di Indonesia: “Apakah Agenda Mendesak?”. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 8 No. 1 Maret 2010.

Aviliani. 2008. Peran BRI dalam Membangun Ekonomi Berbasis Agribisnis yng Tangguh dan Kompetitif. Agrimedia. Vol. 13 No. 1 Juni 2008.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Indonesia. Vol. 10 No. 2 Desember 2011. Bank Indonesia. Jakarta.

BRI. 1995. Seratus Tahun Bank Rakyat Indonesia 1895-1995. Humas Bank Rakyat Indonesia. Jakarta.

BRI Cabang Karanganyar. 2012. Data Nasabah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) BRI Cabang Karanganyar. Data Internal BRI Cabang Karanganyar. Karanganyar.

BPS. 2011. Karanganyar Dalam Angka Tahun 2011. BPS Kabupaten Karanganyar. Jawa Tengah.

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Penerbit Undip. Semarang

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.

. 2012. Pedoman Teknis Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Lely, Yenny. 2007. Pengaruh Modal Bergulir terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sayur di Kota Medan (Studi Kasus: Kelurahan Tanah Enam

107

Page 122: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Ratus dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Manurung, Romulus. 1996. Dampak Kredit Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Perekonomian Pedesaan (Studi Kasus di Wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali). Jurnal Keuangan dan Moneter. Vol. 3 No. 1 Tahun 1996.

Mardikanto, Totok. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian: untuk Mahasiswa dan Peminat Pertanian. PUSPA. Surakarta.

_______. 2008. Membangun Pertanian Modern. UNS Press. Surakarta.

Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi Ketiga. PT Pustaka LP3ES. Jakarta.

Panggabean, Riana. 2002. Kerjasama Bank, Koperasi, dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mendukung Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Infokop. Vol. 15 No. 4 Tahun 2002.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Analisa Data dan Uji Statistik. MediaKom. Yogyakarta.

Sanim, Bunasor. 2008. Strategi Pembangunan Pertanian Mengatasi Krisis Global melalui Peran Perbankan (Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk). Agrimedia. Vol. 13 No. 1 Juni 2008.

Santoso, Dukat dan Alfandi. 2005. Analisis Usaha Tani Padi Sawah (Oryza sativa L.) dengan Benih Sertifikasi dan Non Sertifikasi (Studi Kasus di Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon). Jurnal Agrijati. Vol. 1 No. 1 Desember 2005.

Sembiring, Warga. 2002. Analisis Peranan Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam Peningkatan Pendapatan Petani di Daerah Tingkat II Kabupaten Karo (Studi Kasus: Unit Bank Rakyat Indonesia Simpang Empat). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Setiawan, Rosadi. 2005. Pengaruh Kredit, Luas Lahan dan Penggunaan Pupuk terhadap Laba Bersih Petani Padi di Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Singarimbun, M dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Solahudin, Soleh. 2009. Pembangunan Pertanian Awal Era Reformasi. Mardi Mulyo. Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan. 2004. Ekonometrika Pengantar. BPFE. Yogyakarta.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 123: ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Sutrisno, P. H. 1983. Dasar-dasar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta.

Syukur, Sumaryanto dan Sumedi. 1998. Kinerja Kredit Pedesaan dan Alternatif Penyempurnaannya Untuk Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor.

Sumber Internet:

Bank Indonesia. 2012a. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). www.bi.go.id. Diakses pada 19 Maret 2012.

. 2012b. Kamus. www.bi.go.id/web/id/Kamus. Diakses pada 19 Maret 2012.

BRI. 2012. Sejarah BRI. http://www.bri.co.id/about_sejarah. Diakses pada 10 September 2012.