ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6626/1/... ·...
Transcript of ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6626/1/... ·...
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh :
ULFA MAULIDA
NIM 63010-15-0161
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh :
ULFA MAULIDA
NIM 63010-15-0161
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
vii
MOTTO
“A miracle is another name of an effort”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap”
(QS. Al-Insyirah 94: 6-8).
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan
keyakinan yang teguh”.
-Andrew Jackson-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Beliau sang penyemangat yang tak pernah bosan mendoakan segala
kebaikan, bersusah payah dalam memenuhi segala kebutuhan, tak
pernah lelah menjadi pahlawan, beliaulah Ibu dan Bapak ku yang
sangat saya cintai.
Untuk kakak ku, keluarga serta kerabat yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan.
Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Wachidatun, Linda, Anggi dan
Fauzah yang selalu memberi dukungan, dan semangat, semoga tetap
akan seperti itu sampai akhir hayat.
Dan untuk diriku.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Intellectual
Capital dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Leverage sebagai Variabel
Moderasi periode 2014-2018”. Shalawat serta salam penulis curahkan
pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat
yang telah menunjukkan jalan kebenaran dengan perantara agama Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini baik secara moril maupun spiritual. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku pembimbing skripsi
yang telah memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi
ini.
5. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani
perkuliahan di IAIN Salatiga.
x
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh
pendidikan.
7. Kedua orang tua saya (Ibu Ari Antini dan Bapak Ismail), kakak-kakak
saya Wini Arintasari dan Beny Arie Setyawan, dan keponakan saya
Ilona Anindya Putri yang telah memberikan doa, kasih sayang,
semangat dan dukungan.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan saya Wachidatun Khasanah, Linda
Kartika Sari, Anggi Safitri, dan Siti Fauzah yang selalu memberikan
doa, semangat, motivasi dan dukungan.
9. Teman-teman angkatan 2015 S1-Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, teman-teman KKN posko
129, terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama
kuliah.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT
penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 22 Juli 2019
Penulis
xi
ABSTRAK
Maulida, Ulfa. 2019. Analisis Pengaruh Intellectual Capital dan Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia dengan Leverage sebagai variabel
moderasi periode 2014-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN
Salatiga. Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi berganda sebagai analisis data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, dengan menggunakan data
laporan keuangan tahunan (annual report) serta laporan pelaksanaan
GCG Bank Umum Syariah periode 2014-2018. Sampel yang diambil
sebanyak 60 sampel yang diperoleh dari 12 Bank Umum Syariah.
Data penelitian kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu
Eviews 9.
Hasil penelitian ini menunjukkan Variabel Intellectual Capital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)
pada Bank Syariah. Variabel Good Corporate Governance tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.
Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA) pada Bank Syariah. Variabel Leverage tidak memoderasi
pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Variabel
Leverage tidak memoderasi pengaruh Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan.
Kata Kunci: Intellectual Capital (IC), Good Corporate Governance
(GCG), Leverage (DAR), dan Return On Assets (ROA).
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................ vi
MOTTO ............................................................................................ vii
PERSEMBAHAN.............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ....................................................................... 13
xiii
B. Kerangka Teori....................................................................... 28
C. Kerangka Penelitian ............................................................... 46
D. Hipotesis ................................................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 54
B. Lokasi dan Waktu penelitian .................................................. 54
C. Populasi dan Sampel............................................................... 55
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 57
E. Definisi Konsep dan Operasional ............................................ 58
F. Metode Analisis Data ............................................................. 64
G. Alat Analisis ........................................................................... 72
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 73
B. Analisis Data .......................................................................... 74
C. Pembahasan Hasil penelitian .................................................. 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 94
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 95
C. Saran ...................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .................... 1
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 20
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 23
Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 25
Tabel 3.1 Daftar Populasi ..................................................................... 55
Tabel 3.2 Daftar Sampel ...................................................................... 56
Tabel 3.3 Faktor Penilaian GCG .......................................................... 62
Tabel 3.4 Predikat Kualitas Pelaksanaan GCG ..................................... 62
Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi .... 70
Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian............................................... 73
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Level ................................................. 75
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Utama ....................................................... 75
Tabel 4.4 Hasil Uji MRA Persamaan 1 ................................................ 79
Tabel 4.5 Hasil Uji MRA Persamaan 2 ................................................ 80
Tabel 4.6 Hasil Uji MRA Persamaan 3 ................................................ 82
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 86
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................... 86
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 87
Tabel 4.10 Hasil Penelitian .................................................................. 93
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .......................................................... 46
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama
Islam, hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial
dalam pengembangan keuangan syariah. Salah satu lembaga keuangan
syariah yang sedang mengalami pertumbuhan adalah Perbankan Syariah.
Munculnya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah semakin memperkuat dan mendorong eksistensi perkembangan
industri Perbankan Syariah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah menyatakan bahwa
perbankan syariah sebagai salah satu unsur dari perbankan nasional yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal sebagai lembaga
intermediasi dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Perkembangan bank syariah ini dibuktikan dengan data yang diperoleh
dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
Total Aset 204.961 213.423 254.184 288.027 316.691
Jumlah Bank Umum
Syariah
12 12 13 13 14
*Publikasi terakhir sesuai data penelitian
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK
2
Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat dari total aset bank umum
syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah bank umum
syariah yang semula berjumlah 11 bank bertambah menjadi 14 bank pada
tahun 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah semakin
diminati sebagai lembaga keuangan yang terpercaya. Total aset yang
semakin besar dan jumlah bank yang bertambah memberikan dampak
positif bagi Bank Syariah dalam meningkatkan kinerjanya.
Perkembangan bank syariah dapat dilihat dari berbagai aspek, salah
satunya dilihat dari kinerja perusahaannya. Kinerja perusahaan merupakan
suatu gambaran tentang bagaimana kondisi keuangan pada perusahaan
yang di analisis dengan alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan
prestasi kerjanya dalam periode tertentu. Kinerja keuangan bank
merupakan gambaran sampai mana tingkat keberhasilan suatu bank dalam
kegiatan operasionalnya. Ini menjadi faktor utama dan sangat penting agar
dapat menilai secara menyeluruh kinerja perbankan tersebut (Mariyantini,
2018). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini
diproksikan menggunakan Return On Assets (ROA) dimana kinerja
keuangan suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat dilihat berdasarkan
laporan keuangan. Alasan dipilihnya Return On Assets (ROA) sebagai
3
ukuran kinerja keuangan pada penelitian ini karena ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan. Sebagaimana pendapat Yantiningsih (2016)
menyebutkan bahwa semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Kemajuan teknologi informasi, ilmu pengetahuan dan persaingan
yang ketat, memaksa perusahaan mengubah strateginya dari bisnis yang
berdasarkan tenaga kerja (labor based business) ke arah bisnis yang
berdasarkan pada ilmu pengetahuan (knowledge based business). Seiring
dengan perubahan ekonomi yang berbasis pengetahuan, membuat
kemakmuran suatu perusahaan bergantung pada suatu penciptaan
transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Dalam Certified
International Management Accounting (CIMA) pada tahun 2001
menyatakan bahwa Intellectual Capital merupakan kepemilikan
pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan profesional dan keahlian,
hubungan baik, dan kapasitas teknologi yang dapat memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Dewanata, 2016).
Di Indonesia, fenomena Intellectual Capital mulai berkembang dan
menjadi perhatian setelah munculnya PSAK No. 19 (Revisi 2010) tentang
aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter
yang diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
4
disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Tujuan
utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah menciptakan
value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan
ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan
intellectual potential (dipresentasikan oleh karyawan dengan segala
potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka (Ramadhani, 2014).
Intellectual Capital (IC) merupakan intangible asset yang terdapat di
dalam laporan keuangan. Dengan adanya berbagai perusahaan luar
Indonesia yang berkiprah di bursa Indonesia berakibat perusahaan dalam
negeri untuk semakin meningkatkan nilai (value) dan kinerja
(performance) perusahaannya guna menghadapi persaingan yang semakin
ketat. Perusahaan memerlukan segala informasi yang relevan mengenai
aset berwujud dan tidak berwujud untuk mengungkapkan hasil dari kinerja
keuangan perusahaan. Nilai pasar beberapa perusahaan dapat lebih besar
dari nilai buku aset perusahaan. Perbedaan ini disebut “hidden value”.
Adanya hidden value dapat mengindikasikan perusahaan memiliki
Intellectual Capital. Pengakuan mengenai pengaruh Intellectual Capital
dalam menciptakan nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif telah
meningkat, namun sebuah pengukuran yang akurat untuk Intellectual
Capital masih terus dikembangkan. Sebuah pengukuran tidak langsung
terhadap IC yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang
dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan (Value Added
Intellectual Coefficient/ VAIC) (Pratama, 2015).
5
Dalam menjalankan aktivitas intermediasi keuangannya, bank
berhadapan dengan berbagai macam risiko, dari risiko kredit, risiko pasar,
risiko operasional, hingga risiko legal dan risiko reputasi. Maka dari itu
bank harus dikelola secara sangat hati-hati, oleh manajemen yang bukan
saja profesional tetapi juga berintegritas tinggi. Di sinilah peranan
corporate governance (CG) menjadi sangat penting sehingga memerlukan
pengaturan khusus. Pada tahun 2006 Bank Indonesia menerbitkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI-2006) tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) bagi bank umum. Peraturan itu harus
diterapkan oleh semua bank umum yang beroperasi di Indonesia, dan
laporan pelaksanaannya yang pertama kali harus disampaikan untuk posisi
laporan akhir Desember 2007 (Abdullah, 2010: 12-13).
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance tahun
2004, krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan
semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh
belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang
melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada
dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya
dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai
tiga tindakan penting lain yaitu: ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian,
pelaksanaan Good Corporate Governance, dan pengawasan yang efektif
dari Otoritas Pengawas Bank.
6
Menurut Volker (2003) dalam Asrori (2014: 92) mengungkapkan
bahwa ada dua isu penting lemahnya tata kelola perusahaan perbankan
syariah diantaranya menyangkut syari’ah compliance, yaitu manajemen
bank syariah tidak mampu memberikan jaminan kepatuhan syariah pada
setiap layanan produk dan jasa perbankan yang diberikan, kemudian
terkait dengan investment depositors protection, manajemen bank syariah
tidak mampu memberikan jaminan perlindungan resiko-resiko finansial
kepada para stakeholder investor deposannya.
Selain itu, krisis ekonomi global yang terjadi beberapa waktu yang
lalu memberikan dampak yang tidak baik terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Salah satu faktor penyebab terjadinya krisis keuangan
perusahaan karena lemahnya implementasi sistem tata kelola perusahaan
atau Corporate Governance. Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh
terhadap Bank Syariah, hal ini dikarenakan Bank Syariah hanya membayar
bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan margin keuntungan yang
diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya. Dengan sistem ini
bank syariah tidak mengalami negative spread sebagaimana yang dialami
oleh perbankan konvensional yang memakai sistem bunga. Ini dibuktikan
oleh Bank Muamalat Indonesia (pada waktu itu satu-satunya bank yang
beroperasi dengan sistem syariah) yang tidak berpengaruh dengan kondisi
perekonomian. Lemahnya penerapan corporate governance inilah yang
menjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal keuangan pada bisnis
perusahaan seperti kasus penipuan, penggelapan, pembobolan, dan korupsi
7
yang dilakukan oleh oknum bank itu sendiri banyak terjadi di perbankan
Indonesia. Banyak perusahaan bangkrut yang diindikasikan sebagai akibat
belum menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance,
disamping banyaknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
(Eksandy, 2018).
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar
ketergantungan perusahaan terhadap hutang/kreditur untuk membiayai aset
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat Leverage tinggi berarti
perusahaan tersebut sangat bergantung kepada hutang dari luar untuk
membiayai aset perusahaan tersebut. Sedangkan perusahaan yang
mempunyai Leverage yang lebih rendah membiayai aset perusahaannya
dengan meggunakan modal sendiri (Ramadhan, 2017). Leverage
mencerminkan seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam
membiayai aset perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat
kepercayaan investor di dalam menanamkan sahamnya (Murnita, 2018).
Menurut Van Horn (1997) Financial Leverage merupakan
penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetap,
sehingga keuntungan pemegang saham bertambah. Perusahaan yang
memiliki hutang besar, memiliki kecenderungan melanggar perjanjian
hutang jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki hutang lebih
kecil. Perusahaan yang melanggar utang secara potensial menghadapi
berbagai kemungkinan seperti, kemungkinan percepatan jatuh tempo,
8
peningkatan tingkat bunga, dan negosiasi ulang masa hutang (Naftalia,
2013).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti tentang pengaruh
Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja
keuangan, namun hasilnya tidak selalu menunjukkan bahwa variabel
Intellectual Capital dan Good Corporate Governance berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menguji secara empiris pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate
Governance terhadap kinerja keuangan pada perbankan syariah, serta
untuk menguji secara empiris kemampuan Leverage memoderasi
Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja
keuangan pada perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka penelitian tentang Analisis Pengaruh Intellectual Capital, dan Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja keuangan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia dengan Leverage Sebagai Variabel Moderasi masih
berpeluang untuk di lakukan penelitian kembali dengan data, teori dan
metode yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan
Bank Syariah?
2. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
keuangan pada Bank Syariah?
3. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan
pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage?
4. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, maka penulisan
masalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
keuangan pada Bank Syariah.
2. Untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja keuangan pada Bank Syariah.
3. Untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage.
10
4. Untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan
Leverage.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuan serta menambah literatur yang
nantinya dijadikan sebagai sumber referensi bagi penelitian-penelitian
berikutnya.
2. Bagi bank syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam pembuatan keputusan terhadap kebijakan
pembiayaan maupun ekspansi asset serta langkah antisipasi terhadap
semua faktor yang nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
3. Bagi khalayak umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan umum mengenai Intellectual Capital dan Good
Corporate Governance serta pengaruhnya terhadap Kinerja keuangan.
11
E. Sistematika Penulisan
Kejelasan dan ketetapan arah pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah diadakannya
suatu penelitian, berbagai macam rumusan masalah yang akan
diteliti, tujuan dari penelitian, manfaat diadakannya suatu
penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan atau
gambaan dari isi bab-bab penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini meliputi kajian telaah pustaka yang berisi
ringkasan penelitian terdahulu. Memberikan gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain. Kerangka teori yaitu
bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis. Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk
dikaji sebagai landasan dalam menulis bab analisis dan
mengambil kesimpulan. Kerangka penelitian berisi telaah kritis
untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan
diuji dan disajikan dalam bentuk gambar atau bagan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang variabel dan definisi operasional
variabel penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode
12
analisis data yang digunakan untuk menguji kebenaran
penelitian.
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN
Dalam bab ini membahas mengenai deskripsi objek penelitian
yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam
penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan
mudah diinterpretasikan meliputi deskripsi objek penelitian,
analisis data penelitian, serta analisis data dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil diadakannya
penelitian dan saran. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil
penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan
jelas. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca
atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi
pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi
bahan kajian penelitian selanjutnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian terdahulu
dengan pokok permasalahan yang hampir sama. Penelitian terdahulu
merupakan kumpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada waktu
yang lalu dimana mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang
dilakukan sekarang. Penelitian terdahulu juga bermanfaat untuk
membangun kerangka teori yang mendasari kerangka penelitian ini.
1. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Intellectual Capital
terhadap kinerja keuangan diantaranya sebagai berikut:
Rahmah (2019), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Dalam penelitian ini
pentingnya pengungkapan Intellectual Capital pada laporan keuangan,
diharapkan mampu meningkatkan kinerja keuangan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Aceh
Syariah dari bulan Juli 2015 sampai dengan Desember 2017. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Intellectual Capital
berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Return On
Assets (ROA).
Khasanah (2016), melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan pada perbankan syariah dengan objek penelitian pada Bank
14
Umum Syariah periode 2010-2015. Penelitian ini menggunakan
variabel independen Intellectual Capital dan Islamicity performance
index yang diukur menggunakan 4 rasio. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.
Dewanata (2016), melakukan penelitian mengenai pengaruh
modal intelektual dan indeks kinerja Islam pada Bank Islam di
Indonesia periode tahun 2010-2014 dengan proxy rasio bagi hasil,
zakat, rasio kinerja, dan rasio distribusi yang adil pada kinerja Islam
bank Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Intellectual Capital memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Kesimpulannya semakin baik bank umum syariah
mendayagunakan Intellectual Capital yang dimiliki maka akan
meningkatkan kinerja keuangannya.
Sunardi (2017), Penelitian ini menggunakan tiga variabel
independen seperti Intellectual Capital, FDR dan CAR dengan
variabel dependen efisiensi biaya dan implikasi pada kinerja
perusahaan bank umum syariah indonesia dengan periode tahun 2012-
2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja
perusahaan (ROA).
Hardianty (2018), melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah yang diukur menggunakan ROA dengan
15
data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank umum
syariah yang terdiri dari 8 sampel penelitian dari tahun 2014 sampai
dengan 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa IC
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan Bank
Umum Syariah yang diukur menggunakan ROA.
Libyanita (2016), melakukan penelitian dengan populasi pada
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Indonesia selama periode 2010-
2014 dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan yag
diambil secara purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang
ditentukan sehingga memperoleh 10 sampel. Dari penelitian tersebut
menyatakan hasil IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Ria (2018), melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum
syariah. Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 data perusahaan
perbankan syariah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Intellectual Capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA).
2. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Good Corporate
Governance terhadap kinerja keuangan diantaranya sebagai
berikut:
Pratiwi (2016), Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh kualitas penerapan GCG terhadap kinerja
keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2015. Dari
16
penelitian ini terdapat 10 sampel bank syariah. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
Prasojo (2015), Penelitian ini menguji mengenai pengaruh GCG
terhadap kinerja keuangan bank syariah. Jumlah bank yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 bank syariah. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Good Corporate Governance
berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.
Hisamuddin (2012), melakukan penelitian untuk menguji
bagaimana pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan Bank Umum
Syariah. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan
GCG Bank Umum Syariah periode 2008-2010, dengan menggunakan
alat analisis PLS sebagai pengujian hipotesis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA dan ROE. Sehingga GCG mampu
mengurangi konflik kepentingan yang terjadi dan menumbuhkan
kinerja perbankan syariah.
Yantiningsih (2016), menguji bagaimana Pengaruh Kualitas
Penerapan GCG terhadap Kinerja keuangan. Studi objek pada
Perbankan Syariah periode 2010-2014. Dari hasil penelitian tersebut
GCG berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA dan ROE.
17
Junaedi (2015), melakukan penelitian mengenai pengaruh GCG
terhadap kinerja keuangan dengan sampel sebanyak 11 Bank Umum
Syariah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa GCG
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah,
yang artinya semakin baik pelaksanaan GCG atau nilai komposit
semakin kecil maka akan meningkatkan kinerja keuangan Bank Umum
Syariah.
Siswanti (2016), sampel yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 8 Bank Umum Syariah dengan kriteria BUS yang
mempublikasikan laporan GCG dari tahun 2010-2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara GCG terhadap
kinerja bank syariah.
Pudail (2018), sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 13 Bank Umum Syariah dengan periode tahun 2014-2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur
dengan ROA.
3. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Leverage terhadap kinerja
keuangan diantaranya sebagai berikut:
Junaedi (2015), melakukan penelitian mengenai pengaruh
finanial Leverage terhadap kinerja keuangan pada Bank Umum
Syariah. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Financial
Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Umum
18
Syariah, yang artinya berapapun besarnya financial Leverage maka
tidak akan memberikan dampak apapun terhadap kinerja keuangan
Bank Umum Syariah.
Churniawati (2019), melakukan penelitian mengenai pengaruh
Leverage terhadap kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Apabila perusahaan meningkatkan nilai hutang jangka
panjangnya untuk memfasilitasi segala aktivitas bisnis perusahaan,
maka nilai keuntungan perusahaan juga akan meningkat walaupun
dengan adanya peningkatan risiko juga.
Wuryanti (2015), melakukan penelitian terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode tahun 2010 sampai
2013 dengan menggunakan variabel independen Good Corporate
Governance, Leverage dan CSR. Dari penelitian tersebut diperoleh
hasil HO ditolak, yang berarti Leverage memiliki pengaruh yang
signifikan dari CG terhadap ROA pada perusahaan.
Rachman (2015), melakukan penelitian terhadap perusahaan
yang terdaftar di Indeks Sri Kehati selama periode 2011-2014 dengan
jumlah sampel sebanyak 13 sampel perusahaan, dengan data observasi
sebesar 52 observasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, financial
Leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, financial
19
Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan
kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Atmaja (2015), melakukan penelitian tentang pengaruh
Leverage terhadap kinerja keuangan studi kasus pada perusahaan
perbankan dengan total sampel sebanyak 23 perusahaan. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan.
Kurniati (2018), sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa Leverage secara parsial
berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.
Ramadhan (2017), melakukan penelitian dengan tujuan untuk
menguji pengaruh modal intelektual, tata kelola perusahaan dan rasio
Leverage terhadap kinerja keuangan. Kriteria sampel terpilih sebanyak
21 sampel. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Leverage
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
20
Untuk mempermudah dalam menemukan research gap dengan
penelitian sebelumnya maka dibuat tabel berdasarkan masing-masing
pengaruh dari variabel yang diteliti. Berikut rangkuman hasil penelitian
terdahulu yang relevan terhadap penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap kinerja keuangan (ROA)
No Peneliti Variabel Hasil Perbedaan
Penelitian
1 Rahmah, Annisak Nur
dan Nanda
(2019)
Jihbiz Vol.1 No.1:67-93
UIN Ar-
Raniry
Variabel independen:
Intellectual
Capital
Variabel Dependen:
Kinerja
keuangan
1. Human capital Efficiency (HCE)
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap ROA.
2. Capital
Employed Efficiency (CEE)
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap ROA.
3. Structural Capital
Efficiency (SCE) berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap ROA.
4. Secara simultan
Intellectual
Capital berpengaruh
signifikan secara
bersama-sama terhadap ROA.
Penelitian ini menggunakan
Variabel
independen:
Intellectual Capital Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan yang diproksikan dengan
ROA. Objek
penelitian Bank
Aceh Syariah.
2 Khasanah,
Anita Nur
(2016) Jurnal Nominal, Vol.
V No.1:1-18
Variabel
independen:
Intellectual Capital dan
Islamicity
Performance Index
Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan.
Intellectual Capital
berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan
yang diukur dengan
ROA.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen:
Intellectual Capital
dan Islamicity Performance Index.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA.
21
Objek pada bank umum syariah
2010-2015.
3 Sunardi, Nardi (2017) Jurnal
Sekuritas
(jurnal
ekonomi keuangan dan
Investasi) Vol
1 No.1
Variabel independen:
Intellectual
Capital, FDR,
dan CAR. Variabel
Dependen:
Efisiensi biaya dan
Kinerja
perusahaan.
Intellectual Capital berpengaruh positif
dan signifikan
secara parsial
terhadap kinerja perusahaan (ROA).
Penelitian ini menggunakan
Variabel
independen:
Intellectual Capital, FDR, dan
CAR.
Variabel Dependen: Efisiensi biaya dan
Kinerja perusahaan
yang diproksikan
dengan ROA. Objek pada BUS
2012-2016.
4 Dewanata, dkk (2016)
Jurnal Riset
Manajemen
Sains Indonesia
(JRMSI) Vol
7 No 2: 259-278
Variabel independen:
modal
intelektual,
dan index kinerja Islam.
Variabel
Dependen: Kinerja Islam
Bank
Intellectual Capital memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
ROA. Semakin baik bank umum
syariah
mendayagunakan Intellectual Capital
yang dimiliki maka
akan meningkatkan kinerja
keuangannya.
Penelitian ini menggunakan
Variabel
independen: modal
intelektual, dan index kinerja Islam.
Variabel Dependen:
Kinerja Islam Bank yang diproksikan
dengan ROA.
Objek pada bank Islam di Indonesia
2010-2014.
5 Hardianty,
Meidy (2018) Jurnal Vol 8
No.1:76-87
Variabel
independen: Intellectual
Capital.
Variabel Dependen:
Kinerja
keuangan.
IC berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan
Bank Umum Syariah yang
diukur
menggunakan
ROA.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen:
Intellectual Capital.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA.
Objek pada BUS di
Indonesia 2014-2017.
6 Libyanita,
Mayangtari
dan Wahidahwati
(2016) Jurnal
Ilmu dan Riset
Variabel
independen:
Intellectual Capital.
Variabel
Dependen: Kinerja
IC berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap ROA.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen:
Intellectual
Capital. Variabel Dependen:
22
Akuntansi, Vol. 5, No. 6
keuangan. Variabel
intervening:
Competitive adventage.
Kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA.
Variabel intervening:
Competitive
adventage. Objek
pada BUS 2010-2014.
7 Ria, Renpi
Avita (2018) Skripsi
IAIN
Surakarta
Variabel
independen: Intellectual
Capital dan
Islamic Sosial
Reporting. Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
Tidak ada pengaruh
IC terhadap kinerja keuangan.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen:
Intellectual Capital
dan Islamic Sosial Reporting.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA.
Objek pada Bank Umum Syariah di
Indonesia tahun
2013-2016
23
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan (ROA)
No Nama Variabel Hasil Perbedaan Penelitian
1 Pratiwi,
Angrum
(2016) Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam,
Vol.2, No. 1, Hal. 55-76
Variabel
independen:
Good Corporate
Governance.
Variabel Dependen:
Kinerja
keuangan
Kualitas
penerapan GCG
berpengaruh negatif dan
signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA).
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen: Good Corporate
Governance.
Variabel Dependen: Kinerja keuangan
yang diproksikan
dengan ROA. Objek Bank Umum
Syariah di Indonesia
periode 2010-2015.
2 Prasojo (2015) Jurnal
Dinamika
Akuntansi dan Binis Vol.2
No.1 Fakultas
Ekonomi
Universitas Mercu Buana
Variabel independen:
Good
Corporate Governance.
Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
Penerapan GCG berpengaruh
signifikan positif
terhadap ROA.
Penelitian ini menggunakan
Variabel independen:
Good Corporate Governance.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA.
Objek pada Bank
Syariah 2013-2016.
3 Hisamuddin
(2012) Jurnal
Akuntansi
Universitas Jember Vol.
10 No. 2: 109-
138
Variabel
independen:
Good
Corporate Governance.
Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan.
GCG berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan yang
diproksikan dengan ROA dan
ROE.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen:
Good Corporate Governance.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA.
Objek pada BUS
Tahun 2008-2010.
4 Noor Dwi
Yantiningsih,
Islahuddin, dan Said
Musnadi
(2016) Jurnal
Magister Akuntansi,
Vol. 5, No.1:
79-89
Pengaruh
Kualitas
Variabel independen:
Good
Corporate
Governance. Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
GCG berpengaruh
negatif terhadap
kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA dan
ROE.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen: Good Corporate
Governance.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA.
Objek pada Bank syariah Tahun 2010-
2014.
24
5 Junaedi (2015) JRKA Volume
1 Isue 2: 28-
59
Variabel independen:
Good
Corporate Governance
dan
Leverage.
Variabel Dependen:
Kinerja
keuangan. Variabel
moderasi:
volume pembiayaan.
GCG berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan
Bank Umum Syariah.
Penelitian ini menggunakan
Variabel independen:
Good Corporate Governance dan
Leverage. Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan yang diproksikan dengan
ROA. Variabel
moderasi: volume pembiayaan.
Objek pada Bank
syariah di Indonesia Tahun 2009-2012.
6 Siswanti,
Indra (2016)
Jurnal Akuntansi
Multiparadig
ma, Vol.7 No.2 hlm.307-
321.
Variabel
independen:
Implementasi Good
Corporate
Governance.Variabel
Dependen:
Kinerja bank
syariah.
Tidak terdapat
pengaruh antara
GCG terhadap kinerja bank
syariah.
Variabel independen:
Implementasi Good
Corporate Governance.Variabel
Dependen: Kinerja
bank syariah. Objek pada BUS
periode 2010-2014.
7 Pudail (2018)
Wahana
Islamika: Jurnal Studi
Keislaman
Vol.4 No.1
hlm.128-149.
Variabel
independen:
Good Corporate
Governance.
Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan
bank syariah.
GCG memiliki
pengaruh negatif
signifikan terhadap ROA.
Variabel independen:
Good Corporate
Governance. Variabel Dependen:
Kinerja bank syariah.
Objek pada BUS
periode 2014-2016.
25
Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya
Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan (ROA)
No Nama Judul Hasil Perbedaan
Penelitian
1 Junaedi (2015)
JRKA Volume 1 Isue 2: 28-
59
Variabel
independen: Good Corporate
Governance dan
Leverage. Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan. Variabel
moderasi: volume
pembiayaan.
Financial
Leverage tidak berpengaruh
terhadap
kinerja keuangan
Bank Umum
Syariah.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen: Good
Corporate Governance dan
Leverage. Variabel
Dependen: Kinerja keuangan yang
diproksikan dengan
ROA. Variabel
moderasi: volume pembiayaan.
Objek pada Bank
syariah di Indonesia Tahun
2009-2012.
2 Churniawati,
dkk. (2019) Jurnal
Akuntansi,
Vol 2 No.1 Fakultas
Ekonomi
Universitas Islam Batik
(UNIBA)
Surakarta
Variabel
independen: Good Corporate
Governance,
Leverage dan firm size.
Variabel
Dependen: Kinerja keuangan.
Leverage
berpengaruh terhadap
Kinerja
keuangan.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen: Good
Corporate Governance,
Leverage dan firm
size. Variabel Dependen:
Kinerja keuangan
yang diproksikan
dengan ROE. Objek pada
manufaktur sektor
industri dasar dan kimia Tahun 2015-
2017.
3 Wuryanti dan
Siti Khotimah (2015) Ekobis
Vol. 16 No. 1:
80-89 Universitas
Islam Sultan
Agung
Semarang
Variabel
independen: Good Corporate
Governance,
Leverage dan Corporate Social
Responsibility.
Variabel
Dependen: Kinerja keuangan
yang diproksikan
Leverage
memiliki pengaruh yang
signifikan dari
CG terhadap ROA pada
perusahaan.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen: Good
Corporate Governance,
Leverage dan
Corporate Social
Responsibility. Variabel Dependen:
Kinerja keuangan
26
dengan ROA. yang diproksikan dengan ROA.
Objek pada
perusahaan manufaktur periode
2010-2013.
4 Rachman, dkk
(2015) Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 27
No. 1 Fakultas Ilmu
Administrasi
Universitas
Brawijaya Malang
Variabel
independen: Good Corporate
Governance, dan
Financial Leverage.
Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan dan nilai
perusahaan.
GCG
berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja keuangan,
financial
Leverage
berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja keuangan.
Penelitian ini
menggunakan Variabel
independen: Good
Corporate Governance, dan
Financial
Leverage.
Variabel Dependen: Kinerja keuangan
dan nilai
perusahaan. Objek pada perusahaan
yang terdaftar di Sri
Kehati periode 2011-2014.
5 Atmaja, Yoga
Wira, dkk
(2015) Performance,
Vol. 21 No.1
Universitas Jenderal
Soedirman
Variabel
independen: Good
Corporate Governance,
ukuran
perusahaan, dan Leverage.
Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
Leverage
berpengaruh
negatif terhadap.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel independen: Good
Corporate
Governance, ukuran perusahaan,
dan Leverage.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan. Objek pada
perbankan periode
2009-2013.
6 Ria Ans
Kurniati dan
Muhammad
Saifi (2018) Jurnal
Administrasi
Bisnis (JAB) Vol. 62 No.2
Universitas
Brawijaya.
Variabel
independen:
ESOP dan
Leverage. Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
Leverage
secara parsial
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
ROA.
Penelitian ini
menggunakan
Variabel
independen: ESOP dan Leverage.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan. Objek pada
perbankan periode
2014-2016.
7 Ramadhan, Ricky Rizky
(2017)
Skripsi, UIN Syarif
Variabel independen:
modal intelektual,
tata kelola perusahaan dan
Leverage berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
Penelitian ini menggunakan
Variabel
independen: modal intelektual, tata
27
Hidayatullah Jakarta
Leverage. Variabel
Dependen:
Kinerja keuangan.
keuangan perusahaan.
kelola perusahaan dan Leverage.
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan. Objek pada
perbankan periode
2014-2016.
Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan, peneliti
menemukan adanya gap antara lain:
1. Dalam penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin
membuktikan hasil penelitian yang lebih baik.
2. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang meneliti
tentang pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.
3. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: objek
penelitian yakni Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014-2018,
adanya variabel moderasi yang ikut mempengaruhi hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, serta teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian adalah Moderated Regression
Analysis (MRA).
28
B. Kerangka Teori
1. Stakeholder Theory
Menurut Deegan (2014) berdasarkan teori stakeholder,
manajemen organisasi diharapkan mampu melakukan aktivitas yang
dianggap penting oleh para stakeholder dengan cara melaporkan
kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini
menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk menerima
dan menggunakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi
berjalan, bahkan ketika stakeholder memilih untuk tidak dapat secara
langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan
hidup organisasi (Ulum, 2009: 4)
Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh
melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini
menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela
mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan
intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk
memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer
korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan
pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-
hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan
yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer
korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas
29
mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada
kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa
yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan
hubungan mereka.
Dalam konteks untuk menjelaskan tentang konsep IC, teori
stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika
(moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika beragumen bahwa
seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh
organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan
seluruh stakeholder. Ketika manajer mampu mengelola organisasi
secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi
perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari
teori ini. Penciptaan nilai (value creation) dalam konteks ini adalah
dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (phisical capital), maupun
structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini
menciptakan value added bagi perusahaan yang kemudian dapat
mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan
stakeholder (Ulum, 2009: 5-6).
Menurut Hasan (2009) meringkaskan takrif CG menurut
perspektif Islam sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan dengan mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan
melalui perlindungan atas kepentingan dan hak semua stakeholder.
30
Teori stakeholder dalam perspektif Islam menyediakan justifikasi yang
lebih kukuh dan berjangkauan jauh (abadi) tentang siapa yang
berkualifikasi sebagai stakeholder serta apa hak dan tanggung jawab
yang harus dipikul oleh perusahaan dan para stakeholder. Kerangka
teori ini direkonstruksi secara mantap melalui prinsip-prinsip syariah
mengenai hak-hak kepemilikan dan kontrak (Abdullah, 2010: 48)
2. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Wolfensohn (1999) dalam Addiyah dan Anis (2014: 38)
Teori keagenan merupakan hal dasar yang digunakan untuk memahami
konsep Corporate Governance. Berbagai pemikiran mengenai
Corporate Governance berkembang dengan bertumpu pada teori agen
dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk
memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan
kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Dalam makalah berjudul Theory of the Firm: manajerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure (1976), Jansen dan
Meckling menjelaskan bahwa pemisahan antara kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan akan selalu diikuti oleh munculnya biaya
akibat tidak sinkronnya kepentingan antara pemilik dan pengelola.
Biaya tersebut dinamakan agency cost. Salah satu implikasi penting
dari masalah agensi ini menyangkut kebijakan keuangan perusahaan,
terutama terhadap dua pilihan apakah akan menggunakan utang atau
modal sendiri (equity) untuk membiayai kegiatan usaha. Asumsi dasar
31
teori agensi adalah bahwa para pekerja, khususnya pekerja kelas atas
(top management), pada dasarnya selalu bertindak atas kepentingannya
sendiri sehingga perlu dibuat sebuah mekanisme di mana para pekerja
ini tunduk pada kepentingan pemilik modal (Prasetyantoko, 2008: 26).
Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) perusahaan
yang memisahkan fungsi pengelolaan dalam fungsi kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan. Penyebabnya adalah pengambil
keputusan tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat kesalahan
dalam pengambilan keputusan bisnis atau tidak dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para
pemilik, karena tidak menanggung risiko dan tidak mendapat tekanan
dari pihak lain dalam mengamankan investasi para pemegang saham,
maka pihak manajemen cenderung untuk menyetujui pengeluaran-
pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif (Endraswati,
2006: 13).
3. Pemahaman tentang Variabel Penelitian
a. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung
kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Pada perusahaan
dengan sektor keuangan seperti perbankan jelas memiliki ruang
32
lingkup bisnis yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya,
karena seperti yang kita ketahui perbankan adalah mediasi
penghubung antara mereka yang memiliki kelebihan dana (surplus
financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (defisit
financial), dan bank bertugas untuk menjembatani keduanya
(Fahmi, 2018: 142-143).
Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran
kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan
perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber
daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila
perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah
ditetapkan. Pengukuran kinerja keuangan sangatlah penting
sebagai sarana atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan
operasional perusahaan. Dengan perbaikan kinerja operasional
diharapkan perusahaan dapat mengalami pertumbuhan keuangan
yang lebih baik dan juga dapat bersaing dengan perusahaan lain
lewat efisiensi dan efektivitas. Pengukuran kinerja keuangan
dilakukan bersamaan dengan proses analisis. Analisis kinerja
keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan
secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan,
33
pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu (Hery, 2014: 25).
Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat
diketahui melalui dua sisi yaitu sisi internal perusahaan yakni
dengan melihat laporan keuangan dan sisi eksternal perusahaan
yakni nilai perusahaan dengan cara menghitung kinerja keuangan
perusahaan. Indikator yang sering digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan adalah melalui rasio keuangan. Pada
penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Assets
(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset (Yantiningsih, 2016).
34
b. Intellectual Capital
Menurut Edvinsson dan Malone (1997) dalam Ulum (2009:
21-23) mengidentifikasikan IC sebagai nilai yang tersembunyi
(hidden value) dari bisnis. Terminologi “tersembunyi” disini
digunakan untuk dua hal yang berhubungan. Menurut Bukh et al.,
(2005) Pertama, IC khususnya asset intelektual atau aset
pengetahuan, adalah tidak terlihat secara umum seperti layaknya
aset tradisional. Kedua, aset tersebut biasanya tidak terlihat pula
pada laporan keuangan. Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber
daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam
proses penciptaan nilai bagi perusahaan.
Intellectual Capital (IC) merupakan salah satu sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Intellectual Capital merupakan
intangible asset yang tidak dilihat namun memiliki nilai dan
peranan penting dalam perusahaan (Sunardi, 2017). Menurut
Sangkala (2006:7) dalam Dewanata (2016), Intellectual Capital
merupakan materi intelektual yang terdapat dalam diri karyawan
seperti pendidikan dan pengalaman, dan juga aset perusahaan yang
berbasis pengetahuan atau hasil dari proses transformasi
pengetahuan yang dapat berwujud aset intelektual perusahaan.
Intellectual Capital dipercaya telah menjadi sumber daya yang
35
penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan
meningkatkan kinerja bisnis.
Metode value added intellectual capital (VAIC)
dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari
berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen
untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan (Ulum,
2009: 111).
Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model
penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-
VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient) yang
mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu
VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan-
perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara
perbankan syariah memiliki jenis transaksi sendiri yang relatif
berbeda dari perbankan umum/konvensional. Berikut tiga rumus
yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:
1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA).
IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai
berikut:
IB-VA= OUT – IN
OUT (output) : Total pendapatan, diperoleh dari:
36
a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama
kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak pihak ketiga
atas bagi hasil dan syirkah temporer.
Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:
1) Pendapatan penyalur dana
a) Pendapatan dan jual beli (pendapatan marjin murabahah)
b) Pendapatan bersih salam parallel
c) Pendapatan bersih istishna parallel
d) Pendapatan sewa ijarah
e) Pendapatan bagi hasil musyarakah
f) Pendapatan bagi hasil mudharabah
g) Pendapatan dari penyertaan
h) Lainnya
2) Pendapatan operasi lainnya
3) Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer
b. Pendapatan non operasional
IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional
kecuali beban kepegawaian/karyawan.
1) Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih
2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
3) Beban operasi lainnya
4) Beban bonus titipan wadiah
5) Beban administrasi dan umum
37
6) Beban penurunan nilai surat berharga
7) Beban transakasi valuta asing
8) Beban promosi
Value added (IB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun
perusahaan sebagai berikut:
IB- VA = OP + EC + D + A
Keterangan:
OP = operating profit (laba operasi/laba usaha)
EC = employee costs (beban karyawan)
D = depreciation (depresiasi)
A = amortization (amotisasi)
2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital
Employed (IB-VACA). IB-VACA adalah indikator untuk IB-
VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari
CE terhadap value added perusahaan:
IB-VACA= VA
CE
Keterangan:
IB-VACA : Value Added Capital Employed, rasio dari IB-VA
terhadap CE
IB-VA : Value added
CE : Capital Employed, dana yang tersedia (total
ekuitas)
38
3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital
(IB-VAHU). IB-VAHU menunjukkan berapa banyak IB-VA dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang di
investasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
IB-VAHU= VA
HC
Keterangan:
IB-VAHU : Value Added Human Capital, rasio dari IB-VA
terhadap HC
IB-VA : Value Added
HC : Human capital; beban karyawan
4. Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value
Added (IB-STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB-VA dan
merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
IB-STVA= SC
VA
Keterangan:
IB-STVA : Structural Capital Value Added, rasio dari SC
terhadap IB-VA
SC : Structural capital, IB-VA-HC
IB-VA : Value Added
39
5. Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual Coefficient
(IB-VAIC). IB-VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen
sebelumnya,
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
Keunggulan metode IB-VAIC adalah karena data yang
dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis
perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai
rasio tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar pada
umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif
pengukuran IC lainnya terbatas hanya menggunakan indikator
keuangan dan non-keuangan yang unik dan hanya untuk
melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-
indikator tersebut, khusunya indikator non-keuangan, tidak tersedia
atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain. Konsekuensinya,
kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif tersebut
secara konsisten terhadap sample yang besar dan terdiversivikasi
menjadi terbatas (Ulum, 2009: 87-90).
c. Good Corporate Governance
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/33/PBI/2009, bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance
di dalam industri perbankan syariah harus memenuhi prinsip
syariah (sharia complience). Good Corporate Governance
merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan
40
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang
berlaku secara umum pada industri perbankan syariah.
Pengertian Good Corporate Governance (GCG) menurut
World Bank, merupakan kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-
kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-
sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Sementara itu dalam GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN
Desember 1999, dirumuskan bahwa Good Corporate Governance
berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang
bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses
bisnis, kebijakan, dan struktur organisasi yang bertujuan untuk
mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan,
pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif
serta pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham
dan stakeholders lainnya (Muhamad, 2014: 650).
GCG pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses,
output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam
arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG
41
dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan
mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi
perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan
yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera (Zarkasyi, 2008: 36).
Good Corporate Governance adalah sistem yang mengatur,
mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha, menaikkan
nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada
stakeholders yang terdiri dari karyawan, supplier, kreditor dan
masyarakat sekitar. Tantangan dalam corporate governance adalah
mencari cara untuk memkasimumkan penciptaan kesejahteraan
yang tidak membebankan biaya yang tidak pantas kepada pihak
ketiga atau masyarakat luas. Prinsip utama Good Corporate
Governance yang harus ada adalah keadilan, transparansi,
akuntabilitas, tanggung jawab, moralitas, keandalan dan komitmen
secara efektif dan berkesinambungan (Endraswati, 2006: 10).
Dalam penerapan GCG terdapat beberapa prinsip-prinsip
yang dikenal dengan istilah TARIF yaitu Transparancy,
Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness
(Effendi, 2016: 11-14).
a. Transparancy (Prinsip Keterbukaan)
Transparansi (transparancy) mewajibkan adanya suatu
informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat
diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan,
42
pengelolaan perusahaan, kinerja operasional, dan kepemilikan
perusahaan.
b. Accountability (Prinsip Akuntabilitas)
Prinsip ini dimaksudkan untuk mengatur peran dan
tanggung jawab manajemen agar dalam mengelola perusahaan
dapat mempertanggungjawabkan serta mendukung usaha
untuk menjamin penyeimbang kepentingan manajemen dan
pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan
komisaris sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
c. Responsibility (Prinsip Responsibilitas)
Perusahaan memastikan pengelolaan perusahaan dengan
mematuhi peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang
berlaku sebagai cermin tanggung jawab korporasi sebagai
warga korporasi yang baik. Perusahaan selalu mengupayakan
kemitraan dengan semua pemangku kepentingan dalam batas-
batas peraturan perundang-undangan dan etika bisnis yang
sehat.
d. Independency (Prinsip Independensi)
Perusahaan meyakini bahwa kemandirian merupakan
keharusan agar organ perusahaan dapat bertugas dengan baik
serta mampu membuat keputusan yang baik bagi perusahaan.
Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan
43
prinsip-prinsip GCG. Selain organ perusahaan tidak boleh ada
pihak-pihak yang dapat mencampuri pengurusan perusahaan.
e. Fairness (Prinsip Kesetaraan)
Kesetaraan mengandung makna bahwa terdapat perlakuan
yang sama terhadap semua pemegang saham, termasuk investor
asing dan pemegang saham minoritas, yaitu semua pemegang
saham dengan kelas yang sama harus mendapat perlakuan yang
sama pula.
Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG)
pada bank merupakan sejauh mana bank menjalankan peraturan
dan ketetapan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam
menerapkan GCG bank itu sendiri. Penerapan GCG diukur dengan
nilai komposit peringkat kualitas penerapan dan aspek Good
Corporate Governance bank berdasarkan faktor-faktor yang telah
ditetapkan Bank Indonesia (Hapsari, 2018).
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 8/Pojk.03/2014, Good Corporate Governance
digunakan sebagai salah satu faktor untuk menilai kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Dalam rangka
memastikan penerapan 5 (lima) prinsip Good Corporate
Governance, Bank Umum Syariah harus melakukan penilaian
sendiri (self assessment) atas pelaksanaan GCG secara berkala
sesuai dengan periode penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian
44
sendiri (self assessment) terhadap GCG dilakukan untuk
meyakinkan para pemangku kepentingan (stakeholders) guna
memperoleh return yang sesuai dengan investasi atau saham yang
ditanam, sehingga pemegang saham mayoritas tidak dapat
mengambil hak-hak dari pemegang saham minoritas.
d. Leverage
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang
yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan
akan masuk dalam kategori extreme Leverage (utang ekstrem) yaitu
perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan
harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari
mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.
Rasio Leverage secara umum ada 5 (lima) yaitu dept to total assets,
debt to equity ratio, times interest earned, fixed charge coverage, dan
cash flow coverage (Fahmi, 2011: 62).
Leverage adalah porsi assets perusahaan yang dibiayai dengan
hutang. Dengan adanya Leverage muncul pula biaya bunga yang harus
dibayar oleh perusahaan. Di satu sisi Leverage dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk berinvestasi pada pembuatan sistem
informasi yang dapat meningkatkan daya saing dan keunggulan
perusahaan, namun adanya cicilan pengembalian pinjaman dan
45
pembayaran bunga juga dapat membatasi pendanaan bagi sumber daya
manusia (Soewarno, 2011).
Menurut Sumarjo (2010) dalam Wuryanti (2015) menyatakan
bahwa semakin besar Leverage semakin menunjukkan entitas tidak
mampu dalam membiayai operasionalnya sendiri karena membutuhkan
dana dari pihak eksternal. Sedangkan semakin kecil Leverage semakin
besar kemampuan entitas dalam membiayai biaya operasionalnya
melalui dana internalnya. Menurut Sartono (2001) Leverage adalah
penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan
yang memiliki beban tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham (Elisetiawati, 2016).
Dalam penelitian ini Leverage diukur dengan menggunakan rasio
Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio (DR). Debt to Assets Ratio
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Untuk mencari
rasio ini dengan cara membandingkan antara total utang, dengan total
aktiva (Kasmir, 2010: 112).
Menurut Najmudin (2011:86), Rasio Leverage digunakan para
kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui apakah
kredit yang akan diberikan cukup mendapat jaminan dari aktiva,
terutama aktiva tetap. Berdasarkan tujuannya, rasio Leverage (rasio
46
hutang) digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan
yang dibiayai dengan hutang atau pihak luar.
C. Kerangka Penelitian
Dari telaah pustaka yang diperoleh, kerangka konsep yang dapat
digunakan untuk kajian teoritis mengenai pengaruh antara masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen serta pengaruh antara
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang
diperkuat atau diperlemah dengan variabel moderating. Skema dari
kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Sumber: konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini
Model penelitian yang disajikan pada gambar 2.1 menjelaskan bahwa
variabel X1 (Intellectual Capital), X2 (Good Corporate Governance), dan
Z (Leverage) yang berpengaruh pada variabel Y (ROA).
Dari gambar 2.1 persamaan matematisnya sebagai berikut:
IC
(X1)
DAR
(Z)
ROA
(Y) GCG
(X2)
47
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + e
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1*Z + b5X2*Z + + e
Keterangan:
Y = Kinerja keuangan (ROA)
a = Konstanta
b1-5 = Koefisien Regresi
X1 = Intellectual Capital (IC)
X2 = Good Corporate Governance (GCG)
Z = Leverage (DAR)
e = Error
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya (Adzimah, 2017:26).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA)
Menurut Meek dan Gray (1988) menyatakan value added adalah
ukuran akurat yang diciptakan oleh stakeholder dan kemudian dalam
didistribusikan kepada stakeholder yang sama. Semakin baik suatu
perusahaan dalam memaksimalkan potensi didalam perusahaan
tersebut baik dari aset berwujud maupun aset tidak berwujud, maka
akan semakin tinggi value added yang dapat dihasilkan oleh
48
perusahaan tersebut. Value added ini yang nantinya dapat mendorong
kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder.
Intellectual Capital disclosure diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholder dan meminimalkan kerugian yang muncul
bagi pihak stakeholder (Shella, 2016).
Semakin baik perusahaan dalam mengelola komponen
Intellectual Capital maka akan membawa pengaruh terhadap aset
perusahaan. Dalam hal ini maka perusahaan akan mengelola aset yang
dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien yang diukur dengan
return on asset (ROA). Semakin tinggi Intellectual Capital maka laba
semakin meningkat, yang membuat nilai ROA menjadi meningkat.
Dengan demikian Intellectual Capital akan memberikan kontribusi
terhadap kinerja keuangan perusahaan (Muhanik et al, 2017).
Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan. Jika semakin tinggi nilai Intellectual Capital maka bank
akan lebih efisien karena ada multiplier untuk percepatan, sehingga
kinerja perusahaan juga akan meningkat serta semakin meningkatkan
percepatan keefisienan bank. Apabila kinerja perusahaan meningkat,
maka laporan keuangan juga akan meningkat, sehingga mengakibatkan
nilai ROA juga semakin meningkat (Mustaqim, 2017). Berdasarkan
hal tersebut, peneliti menduga terdapat hubungan Intellectual Capital
dengan kinerja keuangan (ROA). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khasanah (2016), Sunardi (2017), Dewanata (2016),
49
dan Hardianty (2018) dimana hasil penelitian menyatakan bahwa
Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA). Sehingga dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1: Intellectual Capital berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA).
2. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
(ROA)
Menurut Prasojo (2015) jika perusahaan mempunyai komitmen
dan konsistensi menjalankan GCG dalam aktivitas perusahaannya,
maka dengan sendirinya perusahaan tersebut menumbuhkan
kepercayaan investor. Prinsip-prinsip GCG juga berfungsi
mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar tidak hanya
menguntungkan diri sendiri tetapi juga menguntungkan pemilik
perusahaan.
Berdasarkan penelitian Hisamuddin (2012), menyatakan bahwa
hasil penelitian GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA. Penelitian lain dari Siswanti (2016),
menyatakan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara GCG terhadap
kinerja keuangan bank syariah. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Prasojo (2015), dan Junaedi (2015) menyebutkan hasil bahwa
GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank syariah.
Akan tetapi penelitian Pratiwi (2016), Yantiningsih (2016), dan Pudail
50
(2018) menyatakan hasil yang berbeda yakni GCG berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Dari beberapa hasil
penelitian di atas, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H2: Good Corporate Governance berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA).
3. Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan (ROA)
Dalam teori keagenan menyebutkan bahwa hutang (Leverage)
adalah salah satu mekanisme bagi shareholder untuk meminimumkan
masalah keagenan dengan manajer. Semakin tinggi Leverage semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan (Syamsuddin, 2011:54). Jumlah hutang
yang semakin besar ini menunjukkan risiko keuangan atau tingkat
kegagalan perusahaan untuk membayarkan hutangnya juga akan
semakin tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rachman (2015), Sari (2017), dan Ramadhan (2017) dimana Leverage
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Berbeda
dengan penelitian atmaja, dkk (2015) dan Elisetiawati (2016) dimana
hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan. Penelitian lain Kurniati dan Saifi
(2018) menyatakan bahwa Leverage secara parsial berpengaruh
signifikan negatif terhadap ROA. Berdasarkan pengungkapan dan
51
kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis
sebagai berikut:
H3: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA).
4. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA)
yang dimoderasi Leverage
Salah satu cara untuk semakin meyakinkan investor bahwa
mereka memiliki kondisi yang baik adalah dengan mengungkapkan
Intellectual Capital. Sehingga perusahaan dengan Leverage rendah
akan cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai
Intellectual Capital, sedangkan perusahaan dengan tingkat Leverage
yang tinggi cenderung tidak mengungkapkan secara luas (Ramananda,
2014).
Dalam teori keagenan menyebutkan bahwa hutang (Leverage)
adalah salah satu mekanisme bagi shareholder untuk meminimumkan
masalah keagenan dengan manajer. Semakin tinggi Leverage semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan (Syamsuddin, 2011:54). Jumlah hutang
yang semakin besar ini menunjukkan risiko keuangan atau tingkat
kegagalan perusahaan untuk membayarkan hutangnya juga akan
semakin tinggi.
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) dalam Asfahani (2017)
menyatakan bahwa Rasio Leverage memberikan gambaran mengenai
52
struktur modal dalam suatu perusahaan sehingga dari rasio Leverage
ini dapat diketahui seberapa besar perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang tinggi
dalam struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang proporsi hutangnya kecil.
Berdasarkan penelitian Soewarno (2011) bahwa Leverage
terbukti memoderasi hubungan antara Intellectual Capital dan kinerja
keuangan organisasi yang diproksikan dengan ROA.
H4: Leverage memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap
kinerja keuangan (ROA).
5. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
(ROA) yang dimoderasi Leverage
Menurut Van Horn (2007) dalam Tjandra (2015:81) penggunaan
Leverage dalam perusahaan dapat meningkatkan laba perusahaan,
tetapi jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, maka perusahaan
dapat mengalami kerugian yang sama atau lebih besar dengan
presentase laba yang diharapkan. Leverage yang menuntungkan terjadi
ketika perusahaan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi
dengan menggunakan dana yang didapat dalam bentuk biaya tetap
tersebut. Leverage yang tidak menguntungkan terjadi ketika
perusahaan tidak memiliki hasil sebanyak biaya pendanaan tetapnya.
Berdasarkan hasil penelitian K. Wuryanti (2015) pengujian
mengenai pengaruh Leverage terhadap ROA perusahaan diperoleh
53
hasil bahwa Leverage memiliki pengaruh yang signifikan dari
Corporate Governance terhadap ROA perusahaan. Dari hasil tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Leverage memoderasi pengaruh Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan (ROA).
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang
nantinya diperoleh berupa angka. Penelitian kuantitatif merupakan metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode positivistik. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, objektif, terukur, rasional,
dan sistematis serta dikatakan kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 7).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga tidak ada lokasi
penelitian. Namun objek penelitian ini dilakukan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini mengambil data yang diterbitkan
website Bank Indonesia dan dari website masing-masing Bank Umum
Syariah yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Waktu
penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2019 sampai Juli 2019 dengan
55
meneliti laporan keuangan dan laporan pelaksanaan GCG Bank Umum
Syariah periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bawono dalam Falakh (2019) populasi diartikan
sebagai keseluruhan wilayah objek dan penelitian yang ditetapkan
untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di
Indonesia yang terdaftar di website Bank Indonesia dan masuk dalam
data statistik OJK serta memiliki rasio keuangan yang dibutuhkan
dalam penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 14 Bank
Umum Syariah.
Tabel 3.1
Daftar Populasi
No Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
3 PT. Bank Muamalat Indonesia
4 PT. Bank Victoria Syariah
5 PT. Bank BRISyariah
6 PT. Bank Jabar Banten Syariah
7 PT. Bank BNI Syariah
8 PT. Bank Syariah Mandiri
9 PT. Bank Mega Syariah
10 PT. Bank Panin Dubai Syariah
11 PT. Bank Syariah Bukopin
12 PT. BCA Syariah
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
14 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber: www.ojk.go.id
56
2. Sampel
Menurut Bawono, sampel adalah objek atau subjek penelitian
yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi (Falakh, 2019).
Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian
ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang memenuhi syarat
sebagai BUS yang terdaftar di OJK dan telah mempublikasikan
laporan keuangan dan laporan GCG secara lengkap selama lima tahun
yakni periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Berdasarkan
kriteria tersebut, maka penelitian ini memperoleh sampel sebanyak 12
BUS.
Tabel 3.2
Daftar Sampel
No Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat Indonesia
2 PT. Bank Victoria Syariah
3 PT. Bank BRISyariah
4 PT. Bank Jabar Banten Syariah
5 PT. Bank BNI Syariah
6 PT. Bank Syariah Mandiri
7 PT. Bank Panin Dubai Syariah
8 PT. Bank Syariah Bukopin
9 PT. Bank Mega Syariah
10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Sumber: Data yang diolah 2019
57
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Muhamad, data adalah sekumpulan informasi yang
dapat diolah untuk suatu kegiatan penelitian, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat
peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti
dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun internet (Falakh,
2019). Data yang diteliti adalah laporan keuangan tahunan (Annual
Report) dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
Bank Umum Syariah dari periode tahun 2014-2018 yang didalamnya
terdapat rasio yang digunakan dalam penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah studi
pustaka atau dokumentasi yakni dengan menggunakan atau
mengumpulkan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini,
seperti laporan keuangan dan laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014-
2018 yang telah dipublikasikan yang diperoleh dari internet, jurnal-
jurnal yang mendukung penelitian ini, data statistik dan beberapa buku
yang berhubungan dengan penelitian ini.
58
E. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data
penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
berusaha mencari hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini terdapat tambahan variabel moderasi yang
digunakan untuk mengetahui hubungan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel independen dan variabel dependen (Adzimah,
2017:34).
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan yaitu
kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA).
Return On Asset (ROA) atau Return On Investment (ROI) adalah rasio
yang menunjukkan hasil atau pengembalian atas jumlah aktiva yang
digunakan perusahaan. ROA menunjukkan nilai efektivitas manajemen
dalam mengelola investasinya. Selain itu, hasil pengembalian investasi
menunjukkan bahwa produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik
modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah ROA, maka
semakin tidak efektif perusahaan tersebut dalam mengelola
investasinya (Kasmir, 2008: 202).
59
Rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
pada tingkat aset tertentu, sehingga semakin besar ROA menunjukkan
semakin efektif perusahaan dalam menggunakan total aktiva. Return
on total assest juga sering disebut Return on invesment. ROA dihitung
dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
Return On Assets (ROA) = Laba bersih setelah pajak
Total Aktiva x 100%
2. Variabel Independen
a. Intellectual Capital
Menurut Ulum (2009: 86) Metode Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997
yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation
efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak
berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. (VAIC)
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja Intellectual Capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin
untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan
keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).
1) Value added (VA)
Value Added (VA) merupakan indikator paling objektif
yang digunakan untuk menilai keberhasilan sebuah perusahaan
dan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan
nilai (value creation) dengan cara:
60
IB-VA= OUT-IN
Dimana:
OUT (Output) = total penjualan dan pendapatan
IN (Input) = total beban dan biaya-biaya lain (selain
beban karyawan)
2) Value Added Capital Employed (IB-VACA)
IB-VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan
oleh satu unit dari physical capital. Value Added Capital
Employed (IB-VACA) merupakan perbandingan Value Added
(VA) dengan ekuitas perusahaan atau Capital Employed (CE).
Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit
dari CE terhadap value added organisasi.
Value Added Capital Employed (IB-VACA) sendiri dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
IB-VACA= Value Added (Selisih Output dan input )
Dana yang tersedia (total Ekuitas )
3) Value Added Human Capital (IB-VAHU)
IB-VAHU menunjukkan berapa banyak Value Added
(VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang di buat
oleh setiap rupiah yang di investasikan dalam Human Capital
terhadap value added organisasi. Value Added Human Capital
(IB-VAHU) dapat di hasilkan melalui rumus:
61
IB-VAHU= Value Added (Selisih Output dan input )
Human Capital (Beban Karyawan )
4) Structural Capital Value Added (IB-STVA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah Structural
Capital (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah
dari Value Added (VA) dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan Structural Capital (SC) dalam menciptakan nilai.
Structure Capital Value Added (IB-STVA) dapat dihasilkan
dengan rumus:
IB-STVA= Structural Capital ( VA−human capital )
Value Added
5) Value Added Intellectual Coefficient (IB-VAIC)
IB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual
organisasi. IB-VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI
(Business Performance Indicator). IB-VAIC merupakan
penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu:
IB-VAIC = IB-VACA+IB-VAHU+IB-STVA
b. Good Corporate Governance
Kualitas penerapan GCG diukur melalui nilai komposit (self
assessment) dalam laporan GCG. Nilai komposit merupakan
kategori penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada
Bank Umum Syariah, terdapat 11 faktor penilaian pelaksanaan
GCG diantaranya sebagai berikut:
62
Tabel 3.3
Faktor Penilaian GCG
NO Faktor
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
5 Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
6 Penanganan benturan kepentingan
7 Penerapan fungsi kepatuhan bank
8 Penerapan fungsi audit intern
9 Penerapan fungsi audit ekstern
10 Batas dana maksimum penyaluran dana
11 Transparansi kondisi BUS, laporan pelaksanaan GCG dan
pelaporan internal
Bobot penilaian Good Corporate Governance (GCG)
merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Nilai
komposit dilakukan dengan menjumlahkan nilai akhir dari 11
faktor penilaian pelaksanaan GCG. Setelah melakukan klasifikasi
peringkat komposit, pelaksanaan GCG bank yang ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Predikat Kualitas Pelaksanaan GCG
No Nilai Komposit Predikat Komposit
1 Nilai komposit < 1,5 Sangat baik
2 1,5 < = Nilai komposit < 2,5 Baik
3 2,5 < = Nilai komposit < 3,5 Cukup baik
4 3,5 < = Nilai komposit < 4,5 Kurang baik
5 4,5 < = Nilai komposit < = 5 Tidak baik
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No: 12/13/DPbS 2010
63
Bank melakukan penilaian sendiri (self assessment) dengan
predikat peringkat 1 sampai dengan 5. Urutan peringkat GCG yang
lebih baik yaitu jika angka yang di dapat besar maka penerapan
GCG tidak baik, sebaliknya jika angka yang di dapat kecil maka
penerapan GCG semakin baik.
3. Variabel Moderating
Dalam penelitian ini variabel moderasi yang digunakan adalah
Leverage. Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.
Penggunaan utang yang terlalu tiggi akan membahayakan perusahaan
karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme Leverage
(utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang
tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu
sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak
diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk
membayar utang. Rasio Leverage secara umum ada 5 (lima) yaitu debt
to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, fixed charge
coverage, dan cash flow coverage (Fahmi, 2011: 62).
Dalam penelitian ini Leverage diukur dengan menggunakan rasio
Debt to total assets atau Debt Ratio (DR), yaitu perbandingan antara
total utang, dengan total aktiva (Kasmir, 2010).
Leverage (DR) = Total Hutang
Total Aset x 100 %
64
F. Metode Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu
dilakukan uji stasioner. Sebuah data dikatakan stasioner jika
memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan variansinya konstan sepanjang
waktu serta kovarian antar dua data runtut waktu tergantung pada
kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan keputusan pada
uji stasioner adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka
data tersebut bersifat stasioner (Winarno, 2015: 115-116). Uji
stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Unit Root
dengan uji Augmented-Dickey-Fuller (ADF).
2. Uji Regresi
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2018: 95), Analisis regresi
bertujuan untuk memprediksi rata-rata nilai variabel dependen
berdasarkan nilai variabel dependen yang diketahui. Analisis regresi
berganda adalah analisis yang berguna untuk meramalkan nilai
variabel dependen apabila variabel independen minimal dua atau lebih.
Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua
variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan
kausal antara dua variabel independen atau lebih dengan variabel
dependen.
65
a. Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi terdapat di 0 < R2 < 1, dimana nilai R
2 yang
kecil berarti menunjukkan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Variabel independen dianggap memberikan informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen apabila
nilai R2 mendekati satu. Sehingga jika R
2 = 0 maka diantara
variabel independen dan variabel dependen tidak mempunyai
hubungan, sedangkan jika R2= 1 maka diantara variabel
independen dan variabel dependen terdapat suatu hubungan yang
kuat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu
bias (kesalahan) terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan kedalam model. Oleh karena itu dianjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi terbaik. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
Setiap tambahan dari satu variabel independen, maka R2
pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi
66
mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2018: 97-98).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah semua
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018: 98). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika Fhitung < Ftabel, dan probabilitas signifikan > 0.05, H0
diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa secara simultan
variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen
2) Jika Fhitung > Ftabel, dan probabilitas signifikan < 0.05, H0
ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa secara simultan
variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel independen.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2018: 98). Pengujian ini dilakukan
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
67
1) Jika thitung < ttabel, dan probabilitas signifikan > 0.05, H0
diterima dan H1 ditolak. Berarti variabel independen secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Jika thitung > ttabel , dan probabilitas signifikan < 0.05, H0 ditolak
dan H1 diterima. Berarti variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Penelitian ini menggunakan variabel moderasi dimana uji
analisisnya menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Variabel moderasi merupakan variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018: 221). Analisis ini
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas
sample dan memberikan dasar untuk mengontrol pendaruh variabel
moderator. Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor
(X), maka harus membandingkan dengan tiga persamaan regresi untuk
menentukan jenis variabel moderator. Persamaan regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2018: 227):
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + e
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1*Z + b5X2*Z + e
68
Keterangan:
Y = Kinerja keuangan (ROA)
a = Konstanta
b1-5 = Koefisien Regresi
X1 = Intellectual Capital
X2 = Good Corporate Governance (GCG)
Z = Leverage (DAR)
e = error
4. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2018: 105) uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2018: 161). Dalam penelitian ini menggunakan
uji Jarque-Bera. Penentuan normalitas dengan uji ini J-B yakni
apabila nilai variabel penelitian lebih kecil dari 0.05 (nilai variabel
penelitian < 0.05) maka data tidak berdistribusi secara normal,
69
sebaliknya jika lebih dari 0.05 (nilai variabel penelitian > 0.05)
maka data berdistribusi secara normal (Winarno, 2015: 5.43).
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Multikolonieritas dapat juga dilihat melalui R2
square yang sangat tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen
yang signifikan atau bahkan tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen. Selain itu, multikolonieritas juga dapat dilihat
dari (1) nilai Tolerance dan (b) Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel
dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya (Ghozali, 2018:107).
Menurut Ghozali (2018: 108) Apabila nilai korelasi masih
dibawah 95% dan nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel bebas dalam regresi.
70
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2018: 111).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam
penelitian ini dapat menggunakan metode uji Durbin Watson
(DW). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel
lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Tabel 3.5
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada korelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada korelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – du < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi
positif maupun negatif Terima du < d < 4- du
Sumber: Ghozali, 2018: 112
71
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di sebut
homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2018: 137).
Dalam penelitian ini, uji yang digunakan yaitu uji White.Uji
White merupakan suatu uji yang menggunakan regresi residual
kuadrat (U2t) dengan variabel independen, variabel independen
kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen.
Pengambilan keputusan didapatkan dengan melihat nilai
probabilitasnya. Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05 maka model tersebut mengandung heteroskedastisitas dan
apabila signifikansi dari nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas
(Falakh, 2019).
72
G. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 9
yang merupakan sebuah aplikasi komputer statistik yang fungsinya untuk
memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta untuk
menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil
keputusan.
73
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia
yang terdaftar di Bank Indonesia dan masuk dalam statistik Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Data penelitian berupa laporan keuangan dan Annual
Report masing-masing Bank Umum Syariah periode tahun 2014 sampai
dengan 2018. Objek penelitian ini terdiri dari 12 Bank Umum Syariah
yaitu: Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, BRI Syariah,
Bank Jabar Banten Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA
Syariah, Maybank Syariah, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dianalisis adalah:
Intellectual Capital (VAIC), Good Corporate Governance, Leverage
(DAR), dan Return On Assets (ROA). Berikut merupakan hasil statistik
deskriptif variabel-variabel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik
Deskriptif Obs Mean Median Maksimum Minimum Std. Deviasi
IC 60 1.524517 1.663510 5.306456 -3.581201 1.375826
GCG 60 1.752333 1.660000 3.000000 0.650000 0.516915
DAR 60 0.161792 0.155151 0.317715 0.058499 0.059971
ROA 60 -0.006787 0.004000 0.055000 -0.201300 0.039546
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
74
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 data, variabel independen
Intellectual Capital (IC) menunjukkan nilai rata-rata 1,524517 dengan
standar deviasi 1,375826 nilai IC terendah sebesar -3,581201 dan nilai
tertinggi sebesar 5,306456. Variabel independen Good Corporate
Governance (GCG) menunjukkan nilai rata-rata 1,752333 dengan standar
deviasi 0,516915 nilai terendah sebesar 0,650000 dan nilai tertinggi
sebesar 3.000000. Variabel moderasi Leverage (DAR) menunjukkan nilai
rata-rata 0,161792 dengan standar deviasi 0,059971 nilai DAR terendah
0,058499 dan tertinggi 0,317715. Sedangkan variabel dependen Return On
Assets (ROA), menunjukkan nilai rata-rata -0,006787 dengan standar
deviasi 0,039546 nilai ROA tertinggi sebesar 0,05500 dan nilai terendah -
0,2013.
B. Analisis Data
Hasil analisis data pada penelitian ini berupa uji stasioneritas, uji
regresi, uji asumsi klasik, dan uji (Moderated Regression Analysis) MRA
yakni sebagai berikut:
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Unit Root dengan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Berikut hasil
dari uji stasioneritas dengan tingkat Level:
75
Tabel 4.2
Hasil Uji Stasioneritas Level
No Variabel Prob*
1 X1 – IC (Intellectual Capital) 0.0000
2 X2 – GCG (Good Corporate Governance) 0.0315
3 Z – DAR (Leverage) 0.0022
4 Y – ROA (Return On Assets) 0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2, data tersebut menunjukkan output dengan
nilai probability < 0,05. Dengan demikian variabel independen,
dependen, dan moderating memenuhi ketentuan uji stasioneritas dan
layak untuk dilanjutkan dengan pengujian data selanjutnya.
2. Uji Regresi
a. Regresi Y (ROA)
Tabel 4.3
Regresi Utama
Dependent Variable: LN_Y (ROA)
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000
LN_X1 (IC) 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079
LN_X2 (GCG) 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849
LN_Z (DAR) -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
76
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut:
Y(ROA) = -7.218339 + 1.572934 IC + 0.502721 GCG -1.005895
DAR
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Konstanta diperoleh sebesar -7.218339 yang berarti jika variabel
independen sama dengan nol (0), maka nilai ROA mengalami
penurunan sebesar 7.218339.
2) Koefisien regresi variabel IC diperoleh sebesar 1.572934 dengan
arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel IC meningkat
sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik sebesar 1.572934 dengan
asumsi variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.502721
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel GCG
meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik sebesar
0.502721 dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar -1.005895
dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti jika variabel DAR
meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan turun sebesar
1.005895 dengan asumsi variabel lain konstan.
77
Berdasarkan uji regresi di atas, hasil uji pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada umumnya mengukur
seberapa jauh model dalam menerangkan variasi variabel
dependen, begitu juga dengan koefisien adjusted R2
(Ghozali,
2018:97). Adjusted R-Squared sebesar 0.144334 menunjukkan
kemampuan dalam menjelaskan pengaruh variasi dependen sebesar
14,4 %. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
2) Uji Simultan (F)
Pengujian ini dengan melihat nilai prob(F-statistic).
Berdasarkan hasil pengujian nilai prob(F-statistic) sebesar
0.008279 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel IC,
GCG, dan DAR secara bersama-sama mampu mempengaruhi
ROA.
3) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05
(Ghozali, 2018: 98). Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka
koefisien regresi signifikan dan H1 diterima. Sedangkan apabila
nilai probabilitas lebih dari > 0,05 maka koefisien regresi tidak
signifikan dan H1 ditolak.
78
1) IC
Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa variabel IC
memiliki koefisien regresi sebesar 1.572934 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0.0079. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini
mendukung H1, sehingga hipotesis H1 diterima
2) GCG
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, variabel GCG
memiliki koefisien regresi positif sebesar 1,572934 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0,54849 yang berarti GCG
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur
dengan ROA. Hal ini didukung dengan penelitian Siswanti
(2016) dimana variabel GCG tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan (ROA), sehingga H2 ditolak.
3) DAR
Hasil pengujian variabel Leverage (DAR) memiliki
koefisien regresi negatif sebesar -1,005895 dengan probabilitas
signifikansi sebesar 0,2265 yang berarti Leverage tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan
ROA, sehingga H3 ditolak.
79
b. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator
(Ghozali, 2018:227). Persamaan regresi yang digunakan dalam uji
MRA ada 3 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji MRA Persamaan 1
Dependent Variable: LN_Y (ROA)
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.409306 0.612872 -8.826162 0.0000
LN_X1 1.779047 0.548134 3.245642 0.0020
LN_X2 0.431874 0.917060 0.470933 0.6395 R-squared 0.166156 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.136898 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.234325 Akaike info criterion 4.494462
Sum squared resid 284.5559 Schwarz criterion 4.599179
Log likelihood -131.8339 Hannan-Quinn criter. 4.535423
F-statistic 5.679043 Durbin-Watson stat 1.792938
Prob(F-statistic) 0.005635
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
ROA = -5.409306 + 1.779047 IC + 0.431874 GCG
Keterangan:
1) Konstanta diperoleh sebesar -5.409306 menyatakan bahwa jika
rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA
mengalami penurunan sebesar 5.409306.
80
2) Koefisien regresi IC sebesar 1.779047 dengan arah koefisien
positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan
meningkatkan nilai ROA sebesar 1.779047.
3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.431874
dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan
naik sebesar 0.431874.
Tabel 4.5
Uji MRA Persamaan 2
Dependent Variable: LN_Y (ROA)
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000
LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079
LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849
LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
ROA = -7.218339+ 1.572934 IC + 0.502721 GCG -1.005895
DAR
81
Keterangan:
1) Konstanta diperoleh sebesar -7.218339 menyatakan bahwa jika
rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA
mengalami penurunan sebesar 7.218339.
2) Koefisien regresi IC sebesar 1.572934 dengan arah koefisien
positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan
meningkatkan nilai ROA sebesar 1.572934.
3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.502721
dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan
naik sebesar 0.502721.
4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar -1.005895
dengan arah koefisien negatif. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel DAR meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan
mengalami penurunan sebesar 1.005895.
82
Tabel 4.6
Uji MRA Persamaan 3
Dependent Variable: LN_Y (ROA)
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.147907 4.298284 -0.499713 0.6193
LN_X1 (IC) 2.246278 2.318750 0.968745 0.3370
LN_X2 (GCG) -10.13018 8.164224 -1.240802 0.2200
LN_Z (DAR) 1.399334 2.106424 0.664318 0.5093
LN_X1*LN_Z 0.462328 1.346403 0.343380 0.7326
LN_X2*LN_Z -5.252300 4.017606 -1.307321 0.1966 R-squared 0.213166 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.140311 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.229903 Akaike info criterion 4.536433
Sum squared resid 268.5133 Schwarz criterion 4.745867
Log likelihood -130.0930 Hannan-Quinn criter. 4.618354
F-statistic 2.925893 Durbin-Watson stat 1.785493
Prob(F-statistic) 0.020770
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
ROA = -2.147907+ 2.246278 IC -10.13018 GCG 1.399334
DAR 0.462328 IC*DAR -5.252300 GCG*DAR
Keterangan:
1) Konstanta diperoleh sebesar -2.147907 menyatakan bahwa jika
rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA
mengalami penurunan sebesar 2.147907.
2) Koefisien regresi IC sebesar 2.246278 dengan arah koefisien
positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan
meningkatkan nilai ROA sebesar 2.246278.
83
3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar -10.13018
dengan arah koefisien negatif. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan
turun sebesar 10.13018.
4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar 1.399334
dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika
variabel DAR meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan
naik sebesar 1.399334.
5) Koefisien regresi IC*DAR sebesar 0.462328 menyatakan
bahwa setiap kenaikan rasio IC*DAR akan meningkatkan nilai
ROA sebesar 0.462328.
6) Koefisien regresi GCG*DAR sebesar -5.252300 menyatakan
bahwa setiap kenaikan rasio GCG*DAR akan menurunkan
nilai ROA sebesar 5.252300.
Berdasarkan uji MRA di atas, hasil uji pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a) Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R-Squared sebesar 0.140311 menunjukkan
kemampuan dalam menjelaskan pengaruh variasi dependen sebesar
14%. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
84
b) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
1) IC
Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.7326 sehingga variabel Leverage (DAR)
tidak memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap
kinerja keuangan.
2) GCG
Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.1966 sehingga variabel Leverage (DAR)
tidak memoderasi pengaruh Good Corporate Governance
(GCG) terhadap kinerja keuangan.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan
Jarque-Bera dengan probabilitas > 0,05.
85
0
2
4
6
8
10
12
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Series: ResidualsSample 1 60Observations 60
Mean -2.08e-15Median -0.339429Maximum 4.696182Minimum -5.133084Std. Dev. 2.167382Skewness 0.417226Kurtosis 2.948705
Jarque-Bera 1.747353Probability 0.417414
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Dari gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dan dependen telah memenuhi syarat uji normalitas
dengan nilai probability sebesar 0,417414. Maka dapat dinyatakan
bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Ghozali, 2018: 105). Berikut ini merupakan
hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini:
86
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.560875 31.04594 NA
LN_X1 0.326272 2.587277 1.114837
LN_X2 0.837111 3.703420 1.021862
LN_Z 0.676642 30.31263 1.095900
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.7 tersebut dapat diketahui
bahwa keseluruhan variabel yang ada dalam persamaan ini tidak
mengalami multikolinearitas. Hal ini dibuktikan dengan tidak
adanya nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak adanya
nilai VIF yang lebih dari 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018: 111).
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
87
Berdasarkan hasil tabel 4.8, nilai DW sebesar 1,834 lebih
besar dari batas atas (du) 1,7671 dan kurang dari (4-du) 2,239.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam
model regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018:137).
Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji white dapat dilihat pada
berikut:
Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.531392 Prob. F(3,56) 0.2164
Obs*R-squared 4.549125 Prob. Chi-Square(3) 0.2080
Scaled explained SS 3.861158 Prob. Chi-Square(3) 0.2769 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.680004 2.480509 0.677282 0.5010
LN_X1^2 1.849416 1.388432 1.332017 0.1883
LN_X2^2 3.090936 3.004850 1.028649 0.3081
LN_Z^2 0.162796 0.595412 0.273417 0.7855 R-squared 0.075819 Mean dependent var 4.619251
Adjusted R-squared 0.026309 S.D. dependent var 6.502708
S.E. of regression 6.416598 Akaike info criterion 6.619994
Sum squared resid 2305.673 Schwarz criterion 6.759617
Log likelihood -194.5998 Hannan-Quinn criter. 6.674608
F-statistic 1.531392 Durbin-Watson stat 2.234547
Prob(F-statistic) 0.216402
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
88
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam persamaan ini tidak ada masalah heteroskedastisitas. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya probabilitas signifikan yang
kurang dari 0,05. Keseluruhan variabel memiliki nilai profitabilitas
signifikan lebih dari 0,05.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka hasil
pengujian hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan hasil uji, diperoleh nilai koefisien variabel IC
sebesar 1.572934 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.0079. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel IC berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini
mendukung H1, sehingga hipotesis H1 diterima
Penelitian ini didukung oleh penelitian Khasanah (2016),
Sunardi (2017), Dewanata (2016), Hardianty (2018) dan Mayangtari
(2016) dimana IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan. Semakin baik perusahaan dalam mengelola komponen
Intellectual Capital maka akan membawa pengaruh terhadap aset
perusahaan. Perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atas seluruh
aset yang dimiliki dan dapat memaksimalkan kinerja intellectual
capital, sehingga kinerja perusahaan juga semakin meningkat. Dalam
89
hal ini perusahaan akan mengelola aset yang dimiliki secara efektif
dan efisien yang diukur dengan return on asset (ROA).
2. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja
keuangan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, variabel GCG memiliki
koefisien regresi positif sebesar 1,572934 dengan probabilitas
signifikansi sebesar 0,54849 yang berarti GCG tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini didukung
dengan penelitian Siswanti (2016) dimana variabel GCG tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA), sehingga H2 ditolak.
Semakin rendah nilai peringkat komposit GCG menunjukkan
penerapan GCG yang baik dan akan menaikkan kinerja keuangan
perusahaan. Penerapan GCG suatu bank yang sudah melaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip ternyata belum dapat menjamin kinerja.
Dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, bank harus mengungkapkan
secara transparan dan akurat sehingga dapat membantu stakeholders,
investor maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu
perusahaan untuk mengevaluasi/mengendalikan hasil keputusan yang
diambil guna meningkatkan kinerja keuangan. Pengelolaan atau
manajemen perusahaan yang baik secara tidak langsung akan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan teori agensi
GCG digunakan untuk memonitoring kegiatan perusahaan guna
meminimalkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Selain
90
itu GCG telah mampu menjadi bukti keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan guna dipertanggungjawabkan kepada prinsipal
dan agen.
Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan
GCG, Bank diwajibkan secara berkala melakukan self assessment
secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan Good
Corporate Governance, sehingga apabila masih terdapat kekurangan
dalam pengimplementasiannya, Bank dapat segera menetapkan
rencana selanjutnya dengan tindakan korektif yang diperlukan.
3. Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan
Hasil pengujian variabel Leverage (DAR) memiliki koefisien
regresi negatif sebesar -1,005895 dengan probabilitas signifikansi
sebesar 0,2265 yang berarti Leverage tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, sehingga H3 ditolak.
Hal ini sesuai dengan penelitian Junaedi (2015), dimana
Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Semakin
tinggi leverage semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan
dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini
jumlah hutang yang besar menunjukan risiko keuangan atau tingkat
kegagalan pembayaran hutang juga akan semakin tinggi, sehingga
akan mempengaruhi laba dan kinerja keuangan perusahaan.
91
4. Leverage memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap
kinerja keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang diperoleh
sebesar 0.7326 sehingga variabel Leverage (DAR) tidak memoderasi
pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan, sehingga H4
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Soewarno
(2011) dimana Leverage momoderasi Intellectual Capital terhadap
ROA, namun hasil dalam penelitian ini justru sebaliknya. Hal ini
terjadi karena kondisi keuangan beberapa bank syariah yang
mengalami ketidakstabilan, dan bank syariah tersebut mengalami
kerugian. Sehingga sebagian aset bank syariah tersebut dipergunakan
untuk menutup kerugian serta membayar hutang dan beban. Leverage
harus dicermati dengan seksama dalam kaitannya dengan kinerja
keuangan agar moderasinya dapat memperkuat hubungan antara
Intellectual Capital dengan ROA. Leverage yang tinggi dan tidak
diimbangi dengan Intellectual Capital yang tinggi dapat berpotensi
menurunkan ROA.
5. Leverage memoderasi pengaruh Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang diperoleh
sebesar 0.1966 sehingga variabel Leverage (DAR) tidak memoderasi
92
pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja
keuangan, sehingga H5 ditolak.
Berdasarkan hasil uji di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga
variabel Good Corporate Govenance tidak dimoderasi oleh Leverage.
Dalam hal ini, tidak berpengaruhnya Leverage dikarenakan ketika
Leverage atau hutang perusahaan tinggi, maka risiko perusahaan untuk
tidak dapat memenuhi kewajibannya juga tinggi. Untuk menghindari
hal tersebut, dibutuhkan Good Corporate Governance yang baik agar
perusahaan agar dapat meningkatkan keberhasilan suatu usaha, serta
meminimalisir terjadinya risiko gagal bayar pada perusahaan.
Ketidakmampuan Leverage dalam memoderasi GCG diduga
disebabkan karena hal lain, yakni pengukuran dalam penelitian ini
hanya menggunakan jumlah dari beberapa indikator GCG, sehingga
hasil dalam penelitian ini kurang.
93
Tabel 4.10
Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil
H1 Intellectual Capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan. Diterima
H2 Good Corporate Governance berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Ditolak
H3 Leverage berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan. Ditolak
H4 Leverage memoderasi pengaruh Intellectual
Capital terhadap kinerja keuangan. Ditolak
H5 Leverage memoderasi pengaruh Good
Corporate Governance terhadap kinerja
keuangan
Ditolak
Sumber: Data yang diolah 2019
94
BAB V
PENUTUP
Pada bagian bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan yang
sesuai dengan pembahasan-pembahasan pada bab sebelumnya. Serta saran
pada bagian ini bisa menjadikan bahan literatur untuk penelitian
selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji
pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah:
1. Variabel Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.
2. Variabel Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.
3. Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA) pada Bank Syariah.
4. Variabel Leverage tidak memoderasi pengaruh Intellectual Capital
terhadap kinerja keuangan.
5. Variabel Leverage tidak memoderasi pengaruh Good Corporate
Governance terhadap kinerja keuangan.
95
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian yang perlu dikembangkan
oleh para peneliti selanjutnya:
1. Terbatasnya variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini
yang hanya menggunakan 2 variabel independen.
2. Terbatasnya periode/tahun dalam penelitian yang hanya
menggunakan jangka waktu 5 tahun.
3. Terbatasnya objek penelitian yang hanya menggunakan 12 Bank
Umum Syariah dari 14 Bank Umum Syariah yang ada.
C. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka
peneliti memberikan saran:
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan indikator GCG yang
lain, misalnya menggunakan ukuran Komite Audit, jumlah meeting
Komite Audit, Jumlah meeting Dewan Pengawas Syariah, Ukuran
Dewan Pengawas Syariah, Proporsi Komisaris Independen, Jumlah
meeting Dewan Komisaris, dan lain-lain.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang
berhubungan dengan rasio kinerja keuangan perbankan syariah.
3. Penelitian selanjutnya disarankan menambah atau memperluas
sampel penelitian misalnya dengan menambah data dari Unit
Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pengkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) serta menambah periode tahun pada penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance: Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Adzimah, Rani Himmatul. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah dengan
Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel moderating (Studi kasus
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016). Skripsi. Salatiga:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Asfahani, Erlisa Shinta. 2017. Pengaruh ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Umur Perusahaan dan Kepemilikan Pemerintah terhadap
Pengungkapan Intellectual Capital. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vo.3, Issue.
3: 40-61.
Asrori. 2014. Implementasi Islamic Corporate Governance dan Implikasinya
terhadap Kinerja Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.6, No.1: 90-
102.
Atmaja, Yoga Wira, Riswan, & Tohir. 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Perusahaan terhadap Kinerja
Keuangan sektor perbankan (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013. Perfomance, Vol. 21, No.1.
Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jakarta: Bank
Indonesia.
____________. 2010. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30
April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.
____________. 2011. Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Churniawati, Alfi, Kartika Hendra Titisari, & Anita Wijayanti. 2019. Pengaruh
Good Corporate Governance, Leverage dan Firm Size terhadap Kinerja
Keuangan. Jurnal Akuntansi, Vol 2 No.1. Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Batik (UNIBA).
Dewanata, Pandu, Hamidah dan Ahmad Gatot Nazir. 2016. The Effect of
Intellectual Capital and Islamicity Performance Index to the Performance of
Islamic Bank in Indonesia 2010-2014 Periods. Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia (JRMSI) Vol 7 No.2: 259-278.
Effendi, Muh Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Elisetiawati, Eva., dan Budi Artinah. 2016. Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate
Governance, Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Kinerja
Keuangan (Studi pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Manajemen dan Akuntansi, Vol.17, No.1: 17-28.
Endraswati, Hikmah. 2006. Corporate Governance: Keterkaitan antara Struktur
Kepemilikan, Kinerja Jangka Panjang Saham, dan Stabilitas Manajemen
Puncak di Indonesia. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
. 2017. Struktur Islamic Corporate Governance dan Kualitas
Pengungkapan laporan Keuangan pada Bank Syariah di Indonesia:
Perspektif Governance dan Finance. Salatiga: LP2M-Press.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi,
Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek
Keuangan. Bandung: Alfabeta.
. 2018. Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Falakh, Faisal. 2019. Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR dan NOM
terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah dengan FDR dan NOM sebagai
variabel intervening pada Bank Umum Syariah periode 2015-2018. Skripsi.
Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate: Dengan Program IBM SPSS
25, Edisi 9. Semarang: Undip.
Hardianty, Meidy. 2018. Analisis Pengaruh Intellectual Capital dan (IC, Rate of
Growth Intellectual Capital) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Jurnal, Vol. 8 No.1: 76-87.
Hery. 2014. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Hisamuddin, Nur, Tirta K. M. Yayang. Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember, Vol 10 No.2: 109-138.
Junaedi. 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Financial
Leverage terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Volume
Pembiayaan sebagai Variabel Moderasi. JRKA Volume 1 Isue 2: 28-59.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Khasanah, Anita Nur. 2016. Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity
Performance Index terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Nominal, Vol. V No.1:1-18.
KNKG. 2004. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance. Jakarta.
Kurniati, Ria Ans., Muhammad Saifi. 2018. Pengaruh Employee Stock Ownership
Program (ESOP) dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2014-2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 62 No.2: 150-157.
Libyanita, Mayangtari., dan Wahidahwati. Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Kinerja Keuangan dengan Competitive Adventage sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Vol. 5, No. 6.
Mariyantini, Ni Luh Putu Novi dan Putri, I G. A. M. Asri Dwija. Pengaruh CSR
dan Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di
BEI Periode 2013-2016. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.23.2:
1171-1200.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuanitatif. Jakarta: PT Raya.
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqh dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mustaqim, Rovi’ah. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Intellectual Capital,
dan Kecukupan Modal terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
Perbankan tahun 2015. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.5, No. 3 Universitas
Negeri Surabaya.
Murnita, Putu Elia Meilinda dan I Made pande Dwiana Putra. 2018. Pengaruh
Corporate Social Responcibility terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas dan Leverage sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol.23 No.2.
Naftalia, Veliandina Chivan. 2013. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
dengan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern.
Yogyakarta: ANDI.
Nurdin, Nurul Nisah., Hamdy Hady, dan Febria Nalurita. 2019. Pengaruh ukuran
Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap pengungkapan Intellectual
Capital. Jurnal Prosiding seminar nasional pakar 2, Vol 2. No.25: 85-100.
Prasetyantoko, A. 2008. Corporate Governance Pendekatan Institusional. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Prasojo. 2015. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Bank Syariah”. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol 2,
No.1: 59-69.
Pratama, I Wayan Gde Setia, I Dewa Gede Dharma Saputra. 2015. Pengaruh Good
Corporate Governance dan Intellectual Capital pada Return On Asset. E-
jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10.2: 417-425.
Pratiwi, Angrum. 2016. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
(periode 2010-2015). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2, No. 1: 55-76.
Pudail, M., Yeni Fitriyani, dan Achmad Labib. Good Corporate dalam
Meningkatkan Kinerja Keuangan Bank Syariah. Wahana Islamika: Jurnal
Studi Keislaman Vol. 4 No.1: 127-149.
Putra, Rifqi Adli., Farida Titik Kristanti, dan Vaya Juliana Dillak. 2018. Analisa
Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Modal Intelektual (Studi pada Sektor Perbankan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. E-Proceeding of
Management: Vol.5, No.1: 504-511.
Rachman, Arief Nour, Sri Mangesti Rahayu, dan Topowijono. 2015. Pengaruh
Good Corporate Governance dan Financial Leverage terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di
Indeks Sri Kehati Selama Periode 2011-2014). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), Vol. 27, No.1.
Rahmah, Annisak Nur dan Nanda, Teuku Syifa F. 2019. Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Pada PT Bank Aceh
Syariah). Jihbiz, Vol. 1 No. 1: 67-93.
Ramadhan, Ricky Rizky. 2017. Pengaruh Modal Intelektual, Tata Kelola
Perusahaan, dan Rasio Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Skripsi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Ramadhani, Febriyanti. Maiyarni, Reka dan Safelia, Nela. 2014. Pengaruh Modal
Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Jurnal Cakrawala
Akuntansi, Vol. 6 No. 2: hal 126-134.
Ramananda, Dimaz., Yeterina Widi Nugrahanti. 2014. Analisis Pengungkapan
Intellectual Capital berdasarkan Profitabilitas, Leverage, dan Size Perusahaan
(Perbandingan antara Perusahaan Perbankan di Indonesia dan Thailand).
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1: 84-98.
Ria, Renpi Avita. 2018. Pengaruh Intellectual Capital, Islamic Sosial Reporting
terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-
2016. Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.
Sari, Nyonita Ratna., Musriha, dan Enny Istanti. 2017. Pengaruh Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Kimia Farma
Tbk. Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016. Jurnal
Manajemen Branchmark, Vol 3 Issue 3: 957-970.
Siswanti, Indra. 2016. Implementasi Good Corporate Governance pada Kinerja
Bank Syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No. 2, hlm. 307-
321.
Soewarno, Noorlailie. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Dengan Ukuran, Jenis Industri, Dan Leverage Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal ekonomi dan bisnis airlangga, Vol. 21, No. 2: 165-184.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulistyowati dan Fidiana. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi,Volume 6, Nomor 1: 121-137.
Sunardi, Nardi. 2017. Pengaruh Intellectual Capital (iB-VAICTM), FDR dan CAR
terhadap Efisiensi Biaya dan Implikasinya pada Kinerja Perusahaan Bank
Umum Syariah Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Sekuritas (Jurnal
Ekonomi Keuangan Dan Investasi) Vol 1 No.1: 1-17.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Tjandra, Eric. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Leverage dan
Profitabilitas pada perusahaan property dan real estate di Indonesia. Jurnal
GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 2: 74-85.
Tumewu, Riana Christel. 2014. Pengaruh Penerapan Good Corporate Govenance
terhadap Leverage dan Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI periode 2009-2013. Jurnal Accountability, Vol 3, No.1:51-
59.
Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
. 2013. Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-
VAIC di Perbankan Syariah. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan: Vol. 7, No. 1, 185-206.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wuryanti, dan Siti Khotimah. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance,
Leverage dan Corporate Social Responsibility tehadap Kinerja Keuangan
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode
2010-2013). EKOBIS Vol.16, No.1:80-89.
Yantiningsih, Noor Dwi. Islahuddin, dan Musnadi, Said. 2016. Pengaruh Kualitas
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Keuangan
pada Perbankan Syariah Indonesia (Periode 2010-2014). Jurnal Magister
Akuntansi, Volume 5, No. 1: 79-89.
Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance pada Badan Usaha
manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
A. DATA PENELITIAN
BANK TAHUN X1 X2 Z Y
MUAMALAT 2014 1,18532 2,54 0,15362 0,0017
MUAMALAT 2015 1,12268 2,51 0,15667 0,002
MUAMALAT 2016 1,15338 2,54 0,16988 0,0022
MUAMALAT 2017 1,02615 2,54 0,16185 0,0011
MUAMALAT 2018 -0,1441 2,51 0,16522 0,0008
VICTORIA 2014 -3,5812 1,93 0,0585 -0,0187
VICTORIA 2015 5,30646 3 0,08063 -0,0236
VICTORIA 2016 3,85715 2,48 0,14279 -0,0219
VICTORIA 2017 1,467 1,74 0,10406 0,0036
VICTORIA 2018 1,50465 1,6 0,1068 0,0032
BRIS 2014 1,58625 1,74 0,27526 0,0008
BRIS 2015 2,47434 1,61 0,26502 0,0077
BRIS 2016 1,83874 1,6 0,30572 0,0095
BRIS 2017 1,59527 1,57 0,28851 0,0051
BRIS 2018 1,65713 1,54 0,31373 0,0043
BJBS 2014 1,55355 1,89 0,09748 0,0072
BJBS 2015 -1,3954 2,51 0,08153 0,0025
BJBS 2016 -2,4835 2,54 0,12643 -0,0809
BJBS 2017 0,89131 2,54 0,10772 -0,0569
BJBS 2018 1,95407 2,51 0,15122 0,0054
BNI 2014 1,59053 1,89 0,15825 0,0127
BNI 2015 2,00109 1,57 0,14382 0,0143
BNI 2016 2,05267 1,54 0,16546 0,0144
BNI 2017 2,03548 1,61 0,1899 0,0131
BNI 2018 2,07015 1,74 0,23843 0,0142
MANDIRI 2014 1,23114 2,16 0,12939 0,008
MANDIRI 2015 1,68147 1,54 0,14045 0,01
MANDIRI 2016 1,68208 0,87 0,14249 0,011
MANDIRI 2017 1,82325 0,76 0,15363 0,012
MANDIRI 2018 1,88605 0,65 0,14721 0,012
MEGA 2014 1,54823 1,45 0,18465 -0,0004
MEGA 2015 1,40772 1,54 0,16809 0,0056
MEGA 2016 2,35167 1,64 0,10659 0,0059
MEGA 2017 2,01525 1,73 0,18506 0,0059
MEGA 2018 1,71674 1,2 0,12773 0,0088
PANIN 2014 3,76534 1,4 0,14292 0,0072
PANIN 2015 2,23449 1,74 0,11793 0,0025
PANIN 2016 1,48072 1,65 0,11637 -0,0809
PANIN 2017 0,79436 1,78 0,07579 -0,0569
PANIN 2018 1,33588 1,45 0,09742 0,0054
BUKOPIN 2014 1,39611 1,5 0,16075 0,0029
BUKOPIN 2015 1,81443 1,5 0,15037 0,003
BUKOPIN 2016 1,78346 1,5 0,18723 0,0263
BUKOPIN 2017 1,13499 1,5 0,21395 0,0156
BUKOPIN 2018 1,11212 1,5 0,20182 0,0093
BCA 2014 1,55472 1 0,10834 0,0199
BCA 2015 1,66989 1 0,0905 0,0114
BCA 2016 1,8764 1 0,08398 0,0037
BCA 2017 2,01362 1 0,1252 -0,1077
BCA 2018 2,14051 1 0,10951 0,0026
MAYBANK 2014 0,25196 1,65 0,20931 0,0027
MAYBANK 2015 2,95439 2,54 0,15799 0,0079
MAYBANK 2016 0,95391 1,71 0,24037 -0,0112
MAYBANK 2017 0,2617 1,72 0,31772 0,0002
MAYBANK 2018 -2,1735 1,67 0,19889 0,0002
BTPN 2014 2,61987 2 0,18642 0,0361
BTPN 2015 2,23174 2 0,18773 -0,2013
BTPN 2016 2,6266 2 0,18242 -0,0951
BTPN 2017 2,91672 2 0,18062 0,055
BTPN 2018 3,0578 2 0,17023 -0,0686
B. UJI STAIONERITAS
1. Y ( ROA/ Return On Assets)
Null Hypothesis: Y has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.461710 0.0000
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Y(-1) -0.866656 0.134122 -6.461710 0.0000
C -0.006165 0.005248 -1.174801 0.2450 R-squared 0.422806 Mean dependent var -0.001192
Adjusted R-squared 0.412680 S.D. dependent var 0.052030
S.E. of regression 0.039874 Akaike info criterion -3.572873
Sum squared resid 0.090626 Schwarz criterion -3.502448
Log likelihood 107.3998 Hannan-Quinn criter. -3.545382
F-statistic 41.75369 Durbin-Watson stat 1.903270
Prob(F-statistic) 0.000000
2. X1 (IC/ Intellectual Capital)
Null Hypothesis: X1 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.168232 0.0000
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1(-1) -0.810865 0.131458 -6.168232 0.0000
C 1.246842 0.266117 4.685322 0.0000 R-squared 0.400297 Mean dependent var 0.031737
Adjusted R-squared 0.389776 S.D. dependent var 1.759275
S.E. of regression 1.374290 Akaike info criterion 3.507062
Sum squared resid 107.6543 Schwarz criterion 3.577487
Log likelihood -101.4583 Hannan-Quinn criter. 3.534553
F-statistic 38.04708 Durbin-Watson stat 1.929786
Prob(F-statistic) 0.000000
3. X2 (GCG/ Good Corporate Governance)
Null Hypothesis: X2 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.105489 0.0315
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2(-1) -0.270015 0.086948 -3.105489 0.0030
C 0.462870 0.158477 2.920744 0.0050 R-squared 0.144710 Mean dependent var -0.009153
Adjusted R-squared 0.129705 S.D. dependent var 0.369325
S.E. of regression 0.344542 Akaike info criterion 0.740108
Sum squared resid 6.766420 Schwarz criterion 0.810533
Log likelihood -19.83320 Hannan-Quinn criter. 0.767599
F-statistic 9.644059 Durbin-Watson stat 1.863170
Prob(F-statistic) 0.002958
4. Z (DAR/ Leverage)
Null Hypothesis: Z has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.065562 0.0022
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Z(-1) -0.449598 0.110587 -4.065562 0.0001
C 0.072959 0.019066 3.826547 0.0003 R-squared 0.224793 Mean dependent var 0.000282
Adjusted R-squared 0.211193 S.D. dependent var 0.057347
S.E. of regression 0.050933 Akaike info criterion -3.083320
Sum squared resid 0.147865 Schwarz criterion -3.012895
Log likelihood 92.95793 Hannan-Quinn criter. -3.055829
F-statistic 16.52879 Durbin-Watson stat 1.952254
Prob(F-statistic) 0.000149
C. UJI REGRESI
Dependent Variable: LN_Y
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000
LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079
LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849
LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
D. UJI MRA (MODERATED REGRESSION ANALYSIS)
1. Uji MRA Persamaan 1
Dependent Variable: LN_Y
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.409306 0.612872 -8.826162 0.0000
LN_X1 1.779047 0.548134 3.245642 0.0020
LN_X2 0.431874 0.917060 0.470933 0.6395 R-squared 0.166156 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.136898 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.234325 Akaike info criterion 4.494462
Sum squared resid 284.5559 Schwarz criterion 4.599179
Log likelihood -131.8339 Hannan-Quinn criter. 4.535423
F-statistic 5.679043 Durbin-Watson stat 1.792938
Prob(F-statistic) 0.005635
2. Uji MRA Persamaan 2
Dependent Variable: LN_Y
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000
LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079
LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849
LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
3. Uji MRA Persamaan 3
Dependent Variable: LN_Y
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.147907 4.298284 -0.499713 0.6193
LN_X1 2.246278 2.318750 0.968745 0.3370
LN_X2 -10.13018 8.164224 -1.240802 0.2200
LN_Z 1.399334 2.106424 0.664318 0.5093
LN_X1*LN_Z 0.462328 1.346403 0.343380 0.7326
LN_X2*LN_Z -5.252300 4.017606 -1.307321 0.1966 R-squared 0.213166 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.140311 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.229903 Akaike info criterion 4.536433
Sum squared resid 268.5133 Schwarz criterion 4.745867
Log likelihood -130.0930 Hannan-Quinn criter. 4.618354
F-statistic 2.925893 Durbin-Watson stat 1.785493
Prob(F-statistic) 0.020770
E. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Series: ResidualsSample 1 60Observations 60
Mean -2.08e-15Median -0.339429Maximum 4.696182Minimum -5.133084Std. Dev. 2.167382Skewness 0.417226Kurtosis 2.948705
Jarque-Bera 1.747353Probability 0.417414
2. Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Sample: 1 60
Included observations: 60 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.560875 31.04594 NA
LN_X1 0.326272 2.587277 1.114837
LN_X2 0.837111 3.703420 1.021862
LN_Z 0.676642 30.31263 1.095900
3. Uji Autokorelasi
R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862
Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001
S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443
Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066
Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057
F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186
Prob(F-statistic) 0.008279
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.531392 Prob. F(3,56) 0.2164
Obs*R-squared 4.549125 Prob. Chi-Square(3) 0.2080
Scaled explained SS 3.861158 Prob. Chi-Square(3) 0.2769
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.680004 2.480509 0.677282 0.5010
LN_X1^2 1.849416 1.388432 1.332017 0.1883
LN_X2^2 3.090936 3.004850 1.028649 0.3081
LN_Z^2 0.162796 0.595412 0.273417 0.7855 R-squared 0.075819 Mean dependent var 4.619251
Adjusted R-squared 0.026309 S.D. dependent var 6.502708
S.E. of regression 6.416598 Akaike info criterion 6.619994
Sum squared resid 2305.673 Schwarz criterion 6.759617
Log likelihood -194.5998 Hannan-Quinn criter. 6.674608
F-statistic 1.531392 Durbin-Watson stat 2.234547
Prob(F-statistic) 0.216402
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ulfa Maulida
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 24 Agustus 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sraten RT 02/RW 02 Kec. Tuntang Kab.
Semarang
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
Pendidikan
Periode/
Tahun
Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan
2004-2009 SD Negeri 1 Sraten -
2009-2012 SMP Negeri 2 Banyubiru -
2012-2015 SMK Negeri 1 Salatiga Adm. Perkantoran
2015-2019 IAIN Salatiga S1 Perbankan
Syariah
Pengalaman Oganisasi
2017-2018 : Devisi Sosial Politik Himpunan Mahasiswa Program
Studi PS-S1 FEBI IAIN Salatiga.
2018-2019 : Devisi Agama Dewan Eksekutif Mahasiswa FEBI
IAIN Salatiga.