ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6626/1/... ·...

130
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL MODERASI PERIODE 2014-2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun oleh : ULFA MAULIDA NIM 63010-15-0161 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6626/1/... ·...

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PERIODE 2014-2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh :

ULFA MAULIDA

NIM 63010-15-0161

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

i

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PERIODE 2014-2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh :

ULFA MAULIDA

NIM 63010-15-0161

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

vii

MOTTO

“A miracle is another name of an effort”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap”

(QS. Al-Insyirah 94: 6-8).

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan

bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan

keyakinan yang teguh”.

-Andrew Jackson-

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Beliau sang penyemangat yang tak pernah bosan mendoakan segala

kebaikan, bersusah payah dalam memenuhi segala kebutuhan, tak

pernah lelah menjadi pahlawan, beliaulah Ibu dan Bapak ku yang

sangat saya cintai.

Untuk kakak ku, keluarga serta kerabat yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan.

Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Wachidatun, Linda, Anggi dan

Fauzah yang selalu memberi dukungan, dan semangat, semoga tetap

akan seperti itu sampai akhir hayat.

Dan untuk diriku.

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq,

hidayah dan inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Intellectual

Capital dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada

Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Leverage sebagai Variabel

Moderasi periode 2014-2018”. Shalawat serta salam penulis curahkan

pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat

yang telah menunjukkan jalan kebenaran dengan perantara agama Islam.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini baik secara moril maupun spiritual. Penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku pembimbing skripsi

yang telah memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi

ini.

5. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku pembimbing akademik yang

telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani

perkuliahan di IAIN Salatiga.

x

6. Seluruh dosen dan staf Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh

pendidikan.

7. Kedua orang tua saya (Ibu Ari Antini dan Bapak Ismail), kakak-kakak

saya Wini Arintasari dan Beny Arie Setyawan, dan keponakan saya

Ilona Anindya Putri yang telah memberikan doa, kasih sayang,

semangat dan dukungan.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan saya Wachidatun Khasanah, Linda

Kartika Sari, Anggi Safitri, dan Siti Fauzah yang selalu memberikan

doa, semangat, motivasi dan dukungan.

9. Teman-teman angkatan 2015 S1-Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, teman-teman KKN posko

129, terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama

kuliah.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT

penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.

Salatiga, 22 Juli 2019

Penulis

xi

ABSTRAK

Maulida, Ulfa. 2019. Analisis Pengaruh Intellectual Capital dan Good

Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia dengan Leverage sebagai variabel

moderasi periode 2014-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN

Salatiga. Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap

Kinerja Keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan

menggunakan analisis regresi berganda sebagai analisis data.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, dengan menggunakan data

laporan keuangan tahunan (annual report) serta laporan pelaksanaan

GCG Bank Umum Syariah periode 2014-2018. Sampel yang diambil

sebanyak 60 sampel yang diperoleh dari 12 Bank Umum Syariah.

Data penelitian kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu

Eviews 9.

Hasil penelitian ini menunjukkan Variabel Intellectual Capital

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)

pada Bank Syariah. Variabel Good Corporate Governance tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.

Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada Bank Syariah. Variabel Leverage tidak memoderasi

pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Variabel

Leverage tidak memoderasi pengaruh Good Corporate Governance

terhadap kinerja keuangan.

Kata Kunci: Intellectual Capital (IC), Good Corporate Governance

(GCG), Leverage (DAR), dan Return On Assets (ROA).

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................ vi

MOTTO ............................................................................................ vii

PERSEMBAHAN.............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ....................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................ xi

DAFTAR ISI ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian.................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 10

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka ....................................................................... 13

xiii

B. Kerangka Teori....................................................................... 28

C. Kerangka Penelitian ............................................................... 46

D. Hipotesis ................................................................................ 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 54

B. Lokasi dan Waktu penelitian .................................................. 54

C. Populasi dan Sampel............................................................... 55

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 57

E. Definisi Konsep dan Operasional ............................................ 58

F. Metode Analisis Data ............................................................. 64

G. Alat Analisis ........................................................................... 72

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 73

B. Analisis Data .......................................................................... 74

C. Pembahasan Hasil penelitian .................................................. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 94

B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 95

C. Saran ...................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .................... 1

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 20

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 23

Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 25

Tabel 3.1 Daftar Populasi ..................................................................... 55

Tabel 3.2 Daftar Sampel ...................................................................... 56

Tabel 3.3 Faktor Penilaian GCG .......................................................... 62

Tabel 3.4 Predikat Kualitas Pelaksanaan GCG ..................................... 62

Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi .... 70

Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian............................................... 73

Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Level ................................................. 75

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Utama ....................................................... 75

Tabel 4.4 Hasil Uji MRA Persamaan 1 ................................................ 79

Tabel 4.5 Hasil Uji MRA Persamaan 2 ................................................ 80

Tabel 4.6 Hasil Uji MRA Persamaan 3 ................................................ 82

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 86

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................... 86

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 87

Tabel 4.10 Hasil Penelitian .................................................................. 93

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .......................................................... 46

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 85

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama

Islam, hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial

dalam pengembangan keuangan syariah. Salah satu lembaga keuangan

syariah yang sedang mengalami pertumbuhan adalah Perbankan Syariah.

Munculnya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah semakin memperkuat dan mendorong eksistensi perkembangan

industri Perbankan Syariah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah menyatakan bahwa

perbankan syariah sebagai salah satu unsur dari perbankan nasional yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal sebagai lembaga

intermediasi dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Perkembangan bank syariah ini dibuktikan dengan data yang diperoleh

dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*

Total Aset 204.961 213.423 254.184 288.027 316.691

Jumlah Bank Umum

Syariah

12 12 13 13 14

*Publikasi terakhir sesuai data penelitian

Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK

2

Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat dari total aset bank umum

syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah bank umum

syariah yang semula berjumlah 11 bank bertambah menjadi 14 bank pada

tahun 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah semakin

diminati sebagai lembaga keuangan yang terpercaya. Total aset yang

semakin besar dan jumlah bank yang bertambah memberikan dampak

positif bagi Bank Syariah dalam meningkatkan kinerjanya.

Perkembangan bank syariah dapat dilihat dari berbagai aspek, salah

satunya dilihat dari kinerja perusahaannya. Kinerja perusahaan merupakan

suatu gambaran tentang bagaimana kondisi keuangan pada perusahaan

yang di analisis dengan alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan

prestasi kerjanya dalam periode tertentu. Kinerja keuangan bank

merupakan gambaran sampai mana tingkat keberhasilan suatu bank dalam

kegiatan operasionalnya. Ini menjadi faktor utama dan sangat penting agar

dapat menilai secara menyeluruh kinerja perbankan tersebut (Mariyantini,

2018). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban

terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini

diproksikan menggunakan Return On Assets (ROA) dimana kinerja

keuangan suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat dilihat berdasarkan

laporan keuangan. Alasan dipilihnya Return On Assets (ROA) sebagai

3

ukuran kinerja keuangan pada penelitian ini karena ROA digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan

secara keseluruhan. Sebagaimana pendapat Yantiningsih (2016)

menyebutkan bahwa semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Kemajuan teknologi informasi, ilmu pengetahuan dan persaingan

yang ketat, memaksa perusahaan mengubah strateginya dari bisnis yang

berdasarkan tenaga kerja (labor based business) ke arah bisnis yang

berdasarkan pada ilmu pengetahuan (knowledge based business). Seiring

dengan perubahan ekonomi yang berbasis pengetahuan, membuat

kemakmuran suatu perusahaan bergantung pada suatu penciptaan

transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Dalam Certified

International Management Accounting (CIMA) pada tahun 2001

menyatakan bahwa Intellectual Capital merupakan kepemilikan

pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan profesional dan keahlian,

hubungan baik, dan kapasitas teknologi yang dapat memberikan

keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Dewanata, 2016).

Di Indonesia, fenomena Intellectual Capital mulai berkembang dan

menjadi perhatian setelah munculnya PSAK No. 19 (Revisi 2010) tentang

aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter

yang diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk

digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,

4

disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Tujuan

utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah menciptakan

value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan

ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan

intellectual potential (dipresentasikan oleh karyawan dengan segala

potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka (Ramadhani, 2014).

Intellectual Capital (IC) merupakan intangible asset yang terdapat di

dalam laporan keuangan. Dengan adanya berbagai perusahaan luar

Indonesia yang berkiprah di bursa Indonesia berakibat perusahaan dalam

negeri untuk semakin meningkatkan nilai (value) dan kinerja

(performance) perusahaannya guna menghadapi persaingan yang semakin

ketat. Perusahaan memerlukan segala informasi yang relevan mengenai

aset berwujud dan tidak berwujud untuk mengungkapkan hasil dari kinerja

keuangan perusahaan. Nilai pasar beberapa perusahaan dapat lebih besar

dari nilai buku aset perusahaan. Perbedaan ini disebut “hidden value”.

Adanya hidden value dapat mengindikasikan perusahaan memiliki

Intellectual Capital. Pengakuan mengenai pengaruh Intellectual Capital

dalam menciptakan nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif telah

meningkat, namun sebuah pengukuran yang akurat untuk Intellectual

Capital masih terus dikembangkan. Sebuah pengukuran tidak langsung

terhadap IC yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang

dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan (Value Added

Intellectual Coefficient/ VAIC) (Pratama, 2015).

5

Dalam menjalankan aktivitas intermediasi keuangannya, bank

berhadapan dengan berbagai macam risiko, dari risiko kredit, risiko pasar,

risiko operasional, hingga risiko legal dan risiko reputasi. Maka dari itu

bank harus dikelola secara sangat hati-hati, oleh manajemen yang bukan

saja profesional tetapi juga berintegritas tinggi. Di sinilah peranan

corporate governance (CG) menjadi sangat penting sehingga memerlukan

pengaturan khusus. Pada tahun 2006 Bank Indonesia menerbitkan

Peraturan Bank Indonesia (PBI-2006) tentang pelaksanaan Good

Corporate Governance (GCG) bagi bank umum. Peraturan itu harus

diterapkan oleh semua bank umum yang beroperasi di Indonesia, dan

laporan pelaksanaannya yang pertama kali harus disampaikan untuk posisi

laporan akhir Desember 2007 (Abdullah, 2010: 12-13).

Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance tahun

2004, krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan

semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh

belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang

melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada

dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya

dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai

tiga tindakan penting lain yaitu: ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian,

pelaksanaan Good Corporate Governance, dan pengawasan yang efektif

dari Otoritas Pengawas Bank.

6

Menurut Volker (2003) dalam Asrori (2014: 92) mengungkapkan

bahwa ada dua isu penting lemahnya tata kelola perusahaan perbankan

syariah diantaranya menyangkut syari’ah compliance, yaitu manajemen

bank syariah tidak mampu memberikan jaminan kepatuhan syariah pada

setiap layanan produk dan jasa perbankan yang diberikan, kemudian

terkait dengan investment depositors protection, manajemen bank syariah

tidak mampu memberikan jaminan perlindungan resiko-resiko finansial

kepada para stakeholder investor deposannya.

Selain itu, krisis ekonomi global yang terjadi beberapa waktu yang

lalu memberikan dampak yang tidak baik terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Salah satu faktor penyebab terjadinya krisis keuangan

perusahaan karena lemahnya implementasi sistem tata kelola perusahaan

atau Corporate Governance. Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh

terhadap Bank Syariah, hal ini dikarenakan Bank Syariah hanya membayar

bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan margin keuntungan yang

diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya. Dengan sistem ini

bank syariah tidak mengalami negative spread sebagaimana yang dialami

oleh perbankan konvensional yang memakai sistem bunga. Ini dibuktikan

oleh Bank Muamalat Indonesia (pada waktu itu satu-satunya bank yang

beroperasi dengan sistem syariah) yang tidak berpengaruh dengan kondisi

perekonomian. Lemahnya penerapan corporate governance inilah yang

menjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal keuangan pada bisnis

perusahaan seperti kasus penipuan, penggelapan, pembobolan, dan korupsi

7

yang dilakukan oleh oknum bank itu sendiri banyak terjadi di perbankan

Indonesia. Banyak perusahaan bangkrut yang diindikasikan sebagai akibat

belum menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance,

disamping banyaknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

(Eksandy, 2018).

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar

ketergantungan perusahaan terhadap hutang/kreditur untuk membiayai aset

perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat Leverage tinggi berarti

perusahaan tersebut sangat bergantung kepada hutang dari luar untuk

membiayai aset perusahaan tersebut. Sedangkan perusahaan yang

mempunyai Leverage yang lebih rendah membiayai aset perusahaannya

dengan meggunakan modal sendiri (Ramadhan, 2017). Leverage

mencerminkan seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam

membiayai aset perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat

kepercayaan investor di dalam menanamkan sahamnya (Murnita, 2018).

Menurut Van Horn (1997) Financial Leverage merupakan

penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan

memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetap,

sehingga keuntungan pemegang saham bertambah. Perusahaan yang

memiliki hutang besar, memiliki kecenderungan melanggar perjanjian

hutang jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki hutang lebih

kecil. Perusahaan yang melanggar utang secara potensial menghadapi

berbagai kemungkinan seperti, kemungkinan percepatan jatuh tempo,

8

peningkatan tingkat bunga, dan negosiasi ulang masa hutang (Naftalia,

2013).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti tentang pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja

keuangan, namun hasilnya tidak selalu menunjukkan bahwa variabel

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

menguji secara empiris pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate

Governance terhadap kinerja keuangan pada perbankan syariah, serta

untuk menguji secara empiris kemampuan Leverage memoderasi

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja

keuangan pada perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka penelitian tentang Analisis Pengaruh Intellectual Capital, dan Good

Corporate Governance Terhadap Kinerja keuangan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia dengan Leverage Sebagai Variabel Moderasi masih

berpeluang untuk di lakukan penelitian kembali dengan data, teori dan

metode yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan

Bank Syariah?

2. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

keuangan pada Bank Syariah?

3. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan

pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage?

4. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, maka penulisan

masalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja

keuangan pada Bank Syariah.

2. Untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Kinerja keuangan pada Bank Syariah.

3. Untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja

keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan Leverage.

10

4. Untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Kinerja keuangan pada Bank Syariah yang dimoderasi dengan

Leverage.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan pengetahuan serta menambah literatur yang

nantinya dijadikan sebagai sumber referensi bagi penelitian-penelitian

berikutnya.

2. Bagi bank syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan dalam pembuatan keputusan terhadap kebijakan

pembiayaan maupun ekspansi asset serta langkah antisipasi terhadap

semua faktor yang nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

3. Bagi khalayak umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan umum mengenai Intellectual Capital dan Good

Corporate Governance serta pengaruhnya terhadap Kinerja keuangan.

11

E. Sistematika Penulisan

Kejelasan dan ketetapan arah pembahasan penelitian ini, penulis

menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah diadakannya

suatu penelitian, berbagai macam rumusan masalah yang akan

diteliti, tujuan dari penelitian, manfaat diadakannya suatu

penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan atau

gambaan dari isi bab-bab penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini meliputi kajian telaah pustaka yang berisi

ringkasan penelitian terdahulu. Memberikan gambaran posisi

penelitian terhadap penelitian yang lain. Kerangka teori yaitu

bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk

menganalisis. Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk

dikaji sebagai landasan dalam menulis bab analisis dan

mengambil kesimpulan. Kerangka penelitian berisi telaah kritis

untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan

diuji dan disajikan dalam bentuk gambar atau bagan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang variabel dan definisi operasional

variabel penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, jenis

dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode

12

analisis data yang digunakan untuk menguji kebenaran

penelitian.

BAB IV : ANALISIS PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai deskripsi objek penelitian

yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam

penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian

merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan

mudah diinterpretasikan meliputi deskripsi objek penelitian,

analisis data penelitian, serta analisis data dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil diadakannya

penelitian dan saran. Kesimpulan menjelaskan tentang hasil

penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan

jelas. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca

atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi

pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi

bahan kajian penelitian selanjutnya.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian terdahulu

dengan pokok permasalahan yang hampir sama. Penelitian terdahulu

merupakan kumpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada waktu

yang lalu dimana mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang

dilakukan sekarang. Penelitian terdahulu juga bermanfaat untuk

membangun kerangka teori yang mendasari kerangka penelitian ini.

1. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Intellectual Capital

terhadap kinerja keuangan diantaranya sebagai berikut:

Rahmah (2019), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh

Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Dalam penelitian ini

pentingnya pengungkapan Intellectual Capital pada laporan keuangan,

diharapkan mampu meningkatkan kinerja keuangan. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Aceh

Syariah dari bulan Juli 2015 sampai dengan Desember 2017. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Return On

Assets (ROA).

Khasanah (2016), melakukan penelitian terhadap kinerja

keuangan pada perbankan syariah dengan objek penelitian pada Bank

14

Umum Syariah periode 2010-2015. Penelitian ini menggunakan

variabel independen Intellectual Capital dan Islamicity performance

index yang diukur menggunakan 4 rasio. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.

Dewanata (2016), melakukan penelitian mengenai pengaruh

modal intelektual dan indeks kinerja Islam pada Bank Islam di

Indonesia periode tahun 2010-2014 dengan proxy rasio bagi hasil,

zakat, rasio kinerja, dan rasio distribusi yang adil pada kinerja Islam

bank Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Intellectual Capital memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA. Kesimpulannya semakin baik bank umum syariah

mendayagunakan Intellectual Capital yang dimiliki maka akan

meningkatkan kinerja keuangannya.

Sunardi (2017), Penelitian ini menggunakan tiga variabel

independen seperti Intellectual Capital, FDR dan CAR dengan

variabel dependen efisiensi biaya dan implikasi pada kinerja

perusahaan bank umum syariah indonesia dengan periode tahun 2012-

2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja

perusahaan (ROA).

Hardianty (2018), melakukan penelitian terhadap kinerja

keuangan perbankan syariah yang diukur menggunakan ROA dengan

15

data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank umum

syariah yang terdiri dari 8 sampel penelitian dari tahun 2014 sampai

dengan 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa IC

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah yang diukur menggunakan ROA.

Libyanita (2016), melakukan penelitian dengan populasi pada

Bank Umum Syariah yang terdaftar di Indonesia selama periode 2010-

2014 dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan yag

diambil secara purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang

ditentukan sehingga memperoleh 10 sampel. Dari penelitian tersebut

menyatakan hasil IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Ria (2018), melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum

syariah. Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 data perusahaan

perbankan syariah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Intellectual Capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA).

2. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Good Corporate

Governance terhadap kinerja keuangan diantaranya sebagai

berikut:

Pratiwi (2016), Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adanya pengaruh kualitas penerapan GCG terhadap kinerja

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2015. Dari

16

penelitian ini terdapat 10 sampel bank syariah. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kualitas penerapan GCG berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Prasojo (2015), Penelitian ini menguji mengenai pengaruh GCG

terhadap kinerja keuangan bank syariah. Jumlah bank yang digunakan

sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 bank syariah. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa Good Corporate Governance

berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.

Hisamuddin (2012), melakukan penelitian untuk menguji

bagaimana pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan

GCG Bank Umum Syariah periode 2008-2010, dengan menggunakan

alat analisis PLS sebagai pengujian hipotesis. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan

yang diproksikan dengan ROA dan ROE. Sehingga GCG mampu

mengurangi konflik kepentingan yang terjadi dan menumbuhkan

kinerja perbankan syariah.

Yantiningsih (2016), menguji bagaimana Pengaruh Kualitas

Penerapan GCG terhadap Kinerja keuangan. Studi objek pada

Perbankan Syariah periode 2010-2014. Dari hasil penelitian tersebut

GCG berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA dan ROE.

17

Junaedi (2015), melakukan penelitian mengenai pengaruh GCG

terhadap kinerja keuangan dengan sampel sebanyak 11 Bank Umum

Syariah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa GCG

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah,

yang artinya semakin baik pelaksanaan GCG atau nilai komposit

semakin kecil maka akan meningkatkan kinerja keuangan Bank Umum

Syariah.

Siswanti (2016), sampel yang digunakan dalam penelitian

sebanyak 8 Bank Umum Syariah dengan kriteria BUS yang

mempublikasikan laporan GCG dari tahun 2010-2014. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara GCG terhadap

kinerja bank syariah.

Pudail (2018), sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 13 Bank Umum Syariah dengan periode tahun 2014-2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur

dengan ROA.

3. Penelitian terdahulu tentang pengaruh Leverage terhadap kinerja

keuangan diantaranya sebagai berikut:

Junaedi (2015), melakukan penelitian mengenai pengaruh

finanial Leverage terhadap kinerja keuangan pada Bank Umum

Syariah. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Financial

Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Umum

18

Syariah, yang artinya berapapun besarnya financial Leverage maka

tidak akan memberikan dampak apapun terhadap kinerja keuangan

Bank Umum Syariah.

Churniawati (2019), melakukan penelitian mengenai pengaruh

Leverage terhadap kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh terhadap kinerja

keuangan. Apabila perusahaan meningkatkan nilai hutang jangka

panjangnya untuk memfasilitasi segala aktivitas bisnis perusahaan,

maka nilai keuntungan perusahaan juga akan meningkat walaupun

dengan adanya peningkatan risiko juga.

Wuryanti (2015), melakukan penelitian terhadap perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode tahun 2010 sampai

2013 dengan menggunakan variabel independen Good Corporate

Governance, Leverage dan CSR. Dari penelitian tersebut diperoleh

hasil HO ditolak, yang berarti Leverage memiliki pengaruh yang

signifikan dari CG terhadap ROA pada perusahaan.

Rachman (2015), melakukan penelitian terhadap perusahaan

yang terdaftar di Indeks Sri Kehati selama periode 2011-2014 dengan

jumlah sampel sebanyak 13 sampel perusahaan, dengan data observasi

sebesar 52 observasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, financial

Leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, financial

19

Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan

kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Atmaja (2015), melakukan penelitian tentang pengaruh

Leverage terhadap kinerja keuangan studi kasus pada perusahaan

perbankan dengan total sampel sebanyak 23 perusahaan. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan.

Kurniati (2018), sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa Leverage secara parsial

berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

Ramadhan (2017), melakukan penelitian dengan tujuan untuk

menguji pengaruh modal intelektual, tata kelola perusahaan dan rasio

Leverage terhadap kinerja keuangan. Kriteria sampel terpilih sebanyak

21 sampel. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Leverage

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

20

Untuk mempermudah dalam menemukan research gap dengan

penelitian sebelumnya maka dibuat tabel berdasarkan masing-masing

pengaruh dari variabel yang diteliti. Berikut rangkuman hasil penelitian

terdahulu yang relevan terhadap penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap kinerja keuangan (ROA)

No Peneliti Variabel Hasil Perbedaan

Penelitian

1 Rahmah, Annisak Nur

dan Nanda

(2019)

Jihbiz Vol.1 No.1:67-93

UIN Ar-

Raniry

Variabel independen:

Intellectual

Capital

Variabel Dependen:

Kinerja

keuangan

1. Human capital Efficiency (HCE)

berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap ROA.

2. Capital

Employed Efficiency (CEE)

berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap ROA.

3. Structural Capital

Efficiency (SCE) berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap ROA.

4. Secara simultan

Intellectual

Capital berpengaruh

signifikan secara

bersama-sama terhadap ROA.

Penelitian ini menggunakan

Variabel

independen:

Intellectual Capital Variabel

Dependen: Kinerja

keuangan yang diproksikan dengan

ROA. Objek

penelitian Bank

Aceh Syariah.

2 Khasanah,

Anita Nur

(2016) Jurnal Nominal, Vol.

V No.1:1-18

Variabel

independen:

Intellectual Capital dan

Islamicity

Performance Index

Variabel

Dependen: Kinerja

keuangan.

Intellectual Capital

berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan

yang diukur dengan

ROA.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen:

Intellectual Capital

dan Islamicity Performance Index.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

21

Objek pada bank umum syariah

2010-2015.

3 Sunardi, Nardi (2017) Jurnal

Sekuritas

(jurnal

ekonomi keuangan dan

Investasi) Vol

1 No.1

Variabel independen:

Intellectual

Capital, FDR,

dan CAR. Variabel

Dependen:

Efisiensi biaya dan

Kinerja

perusahaan.

Intellectual Capital berpengaruh positif

dan signifikan

secara parsial

terhadap kinerja perusahaan (ROA).

Penelitian ini menggunakan

Variabel

independen:

Intellectual Capital, FDR, dan

CAR.

Variabel Dependen: Efisiensi biaya dan

Kinerja perusahaan

yang diproksikan

dengan ROA. Objek pada BUS

2012-2016.

4 Dewanata, dkk (2016)

Jurnal Riset

Manajemen

Sains Indonesia

(JRMSI) Vol

7 No 2: 259-278

Variabel independen:

modal

intelektual,

dan index kinerja Islam.

Variabel

Dependen: Kinerja Islam

Bank

Intellectual Capital memiliki pengaruh

positif dan

signifikan terhadap

ROA. Semakin baik bank umum

syariah

mendayagunakan Intellectual Capital

yang dimiliki maka

akan meningkatkan kinerja

keuangannya.

Penelitian ini menggunakan

Variabel

independen: modal

intelektual, dan index kinerja Islam.

Variabel Dependen:

Kinerja Islam Bank yang diproksikan

dengan ROA.

Objek pada bank Islam di Indonesia

2010-2014.

5 Hardianty,

Meidy (2018) Jurnal Vol 8

No.1:76-87

Variabel

independen: Intellectual

Capital.

Variabel Dependen:

Kinerja

keuangan.

IC berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan

Bank Umum Syariah yang

diukur

menggunakan

ROA.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen:

Intellectual Capital.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan

yang diproksikan dengan ROA.

Objek pada BUS di

Indonesia 2014-2017.

6 Libyanita,

Mayangtari

dan Wahidahwati

(2016) Jurnal

Ilmu dan Riset

Variabel

independen:

Intellectual Capital.

Variabel

Dependen: Kinerja

IC berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap ROA.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen:

Intellectual

Capital. Variabel Dependen:

22

Akuntansi, Vol. 5, No. 6

keuangan. Variabel

intervening:

Competitive adventage.

Kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

Variabel intervening:

Competitive

adventage. Objek

pada BUS 2010-2014.

7 Ria, Renpi

Avita (2018) Skripsi

IAIN

Surakarta

Variabel

independen: Intellectual

Capital dan

Islamic Sosial

Reporting. Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

Tidak ada pengaruh

IC terhadap kinerja keuangan.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen:

Intellectual Capital

dan Islamic Sosial Reporting.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

Objek pada Bank Umum Syariah di

Indonesia tahun

2013-2016

23

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan (ROA)

No Nama Variabel Hasil Perbedaan Penelitian

1 Pratiwi,

Angrum

(2016) Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Islam,

Vol.2, No. 1, Hal. 55-76

Variabel

independen:

Good Corporate

Governance.

Variabel Dependen:

Kinerja

keuangan

Kualitas

penerapan GCG

berpengaruh negatif dan

signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA).

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen: Good Corporate

Governance.

Variabel Dependen: Kinerja keuangan

yang diproksikan

dengan ROA. Objek Bank Umum

Syariah di Indonesia

periode 2010-2015.

2 Prasojo (2015) Jurnal

Dinamika

Akuntansi dan Binis Vol.2

No.1 Fakultas

Ekonomi

Universitas Mercu Buana

Variabel independen:

Good

Corporate Governance.

Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

Penerapan GCG berpengaruh

signifikan positif

terhadap ROA.

Penelitian ini menggunakan

Variabel independen:

Good Corporate Governance.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan

yang diproksikan dengan ROA.

Objek pada Bank

Syariah 2013-2016.

3 Hisamuddin

(2012) Jurnal

Akuntansi

Universitas Jember Vol.

10 No. 2: 109-

138

Variabel

independen:

Good

Corporate Governance.

Variabel

Dependen: Kinerja

keuangan.

GCG berpengaruh

terhadap kinerja

keuangan yang

diproksikan dengan ROA dan

ROE.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen:

Good Corporate Governance.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

Objek pada BUS

Tahun 2008-2010.

4 Noor Dwi

Yantiningsih,

Islahuddin, dan Said

Musnadi

(2016) Jurnal

Magister Akuntansi,

Vol. 5, No.1:

79-89

Pengaruh

Kualitas

Variabel independen:

Good

Corporate

Governance. Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

GCG berpengaruh

negatif terhadap

kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA dan

ROE.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen: Good Corporate

Governance.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA.

Objek pada Bank syariah Tahun 2010-

2014.

24

5 Junaedi (2015) JRKA Volume

1 Isue 2: 28-

59

Variabel independen:

Good

Corporate Governance

dan

Leverage.

Variabel Dependen:

Kinerja

keuangan. Variabel

moderasi:

volume pembiayaan.

GCG berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan

Bank Umum Syariah.

Penelitian ini menggunakan

Variabel independen:

Good Corporate Governance dan

Leverage. Variabel

Dependen: Kinerja

keuangan yang diproksikan dengan

ROA. Variabel

moderasi: volume pembiayaan.

Objek pada Bank

syariah di Indonesia Tahun 2009-2012.

6 Siswanti,

Indra (2016)

Jurnal Akuntansi

Multiparadig

ma, Vol.7 No.2 hlm.307-

321.

Variabel

independen:

Implementasi Good

Corporate

Governance.Variabel

Dependen:

Kinerja bank

syariah.

Tidak terdapat

pengaruh antara

GCG terhadap kinerja bank

syariah.

Variabel independen:

Implementasi Good

Corporate Governance.Variabel

Dependen: Kinerja

bank syariah. Objek pada BUS

periode 2010-2014.

7 Pudail (2018)

Wahana

Islamika: Jurnal Studi

Keislaman

Vol.4 No.1

hlm.128-149.

Variabel

independen:

Good Corporate

Governance.

Variabel

Dependen: Kinerja

keuangan

bank syariah.

GCG memiliki

pengaruh negatif

signifikan terhadap ROA.

Variabel independen:

Good Corporate

Governance. Variabel Dependen:

Kinerja bank syariah.

Objek pada BUS

periode 2014-2016.

25

Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya

Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan (ROA)

No Nama Judul Hasil Perbedaan

Penelitian

1 Junaedi (2015)

JRKA Volume 1 Isue 2: 28-

59

Variabel

independen: Good Corporate

Governance dan

Leverage. Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan. Variabel

moderasi: volume

pembiayaan.

Financial

Leverage tidak berpengaruh

terhadap

kinerja keuangan

Bank Umum

Syariah.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen: Good

Corporate Governance dan

Leverage. Variabel

Dependen: Kinerja keuangan yang

diproksikan dengan

ROA. Variabel

moderasi: volume pembiayaan.

Objek pada Bank

syariah di Indonesia Tahun

2009-2012.

2 Churniawati,

dkk. (2019) Jurnal

Akuntansi,

Vol 2 No.1 Fakultas

Ekonomi

Universitas Islam Batik

(UNIBA)

Surakarta

Variabel

independen: Good Corporate

Governance,

Leverage dan firm size.

Variabel

Dependen: Kinerja keuangan.

Leverage

berpengaruh terhadap

Kinerja

keuangan.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen: Good

Corporate Governance,

Leverage dan firm

size. Variabel Dependen:

Kinerja keuangan

yang diproksikan

dengan ROE. Objek pada

manufaktur sektor

industri dasar dan kimia Tahun 2015-

2017.

3 Wuryanti dan

Siti Khotimah (2015) Ekobis

Vol. 16 No. 1:

80-89 Universitas

Islam Sultan

Agung

Semarang

Variabel

independen: Good Corporate

Governance,

Leverage dan Corporate Social

Responsibility.

Variabel

Dependen: Kinerja keuangan

yang diproksikan

Leverage

memiliki pengaruh yang

signifikan dari

CG terhadap ROA pada

perusahaan.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen: Good

Corporate Governance,

Leverage dan

Corporate Social

Responsibility. Variabel Dependen:

Kinerja keuangan

26

dengan ROA. yang diproksikan dengan ROA.

Objek pada

perusahaan manufaktur periode

2010-2013.

4 Rachman, dkk

(2015) Jurnal Administrasi

Bisnis Vol. 27

No. 1 Fakultas Ilmu

Administrasi

Universitas

Brawijaya Malang

Variabel

independen: Good Corporate

Governance, dan

Financial Leverage.

Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan dan nilai

perusahaan.

GCG

berpengaruh signifikan

terhadap

kinerja keuangan,

financial

Leverage

berpengaruh signifikan

terhadap

kinerja keuangan.

Penelitian ini

menggunakan Variabel

independen: Good

Corporate Governance, dan

Financial

Leverage.

Variabel Dependen: Kinerja keuangan

dan nilai

perusahaan. Objek pada perusahaan

yang terdaftar di Sri

Kehati periode 2011-2014.

5 Atmaja, Yoga

Wira, dkk

(2015) Performance,

Vol. 21 No.1

Universitas Jenderal

Soedirman

Variabel

independen: Good

Corporate Governance,

ukuran

perusahaan, dan Leverage.

Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

Leverage

berpengaruh

negatif terhadap.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel independen: Good

Corporate

Governance, ukuran perusahaan,

dan Leverage.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan. Objek pada

perbankan periode

2009-2013.

6 Ria Ans

Kurniati dan

Muhammad

Saifi (2018) Jurnal

Administrasi

Bisnis (JAB) Vol. 62 No.2

Universitas

Brawijaya.

Variabel

independen:

ESOP dan

Leverage. Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

Leverage

secara parsial

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

ROA.

Penelitian ini

menggunakan

Variabel

independen: ESOP dan Leverage.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan. Objek pada

perbankan periode

2014-2016.

7 Ramadhan, Ricky Rizky

(2017)

Skripsi, UIN Syarif

Variabel independen:

modal intelektual,

tata kelola perusahaan dan

Leverage berpengaruh

signifikan

terhadap kinerja

Penelitian ini menggunakan

Variabel

independen: modal intelektual, tata

27

Hidayatullah Jakarta

Leverage. Variabel

Dependen:

Kinerja keuangan.

keuangan perusahaan.

kelola perusahaan dan Leverage.

Variabel Dependen:

Kinerja keuangan. Objek pada

perbankan periode

2014-2016.

Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan, peneliti

menemukan adanya gap antara lain:

1. Dalam penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing

penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin

membuktikan hasil penelitian yang lebih baik.

2. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang meneliti

tentang pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance

terhadap kinerja keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.

3. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: objek

penelitian yakni Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014-2018,

adanya variabel moderasi yang ikut mempengaruhi hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen, serta teknik analisis

yang digunakan dalam penelitian adalah Moderated Regression

Analysis (MRA).

28

B. Kerangka Teori

1. Stakeholder Theory

Menurut Deegan (2014) berdasarkan teori stakeholder,

manajemen organisasi diharapkan mampu melakukan aktivitas yang

dianggap penting oleh para stakeholder dengan cara melaporkan

kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini

menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk menerima

dan menggunakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi

berjalan, bahkan ketika stakeholder memilih untuk tidak dapat secara

langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan

hidup organisasi (Ulum, 2009: 4)

Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh

melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini

menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela

mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan

intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk

memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer

korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan

pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-

hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan

yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer

korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas

29

mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada

kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa

yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan

hubungan mereka.

Dalam konteks untuk menjelaskan tentang konsep IC, teori

stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika

(moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika beragumen bahwa

seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh

organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan

seluruh stakeholder. Ketika manajer mampu mengelola organisasi

secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi

perusahaan, maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari

teori ini. Penciptaan nilai (value creation) dalam konteks ini adalah

dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik

karyawan (human capital), aset fisik (phisical capital), maupun

structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini

menciptakan value added bagi perusahaan yang kemudian dapat

mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan

stakeholder (Ulum, 2009: 5-6).

Menurut Hasan (2009) meringkaskan takrif CG menurut

perspektif Islam sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan dengan mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan

melalui perlindungan atas kepentingan dan hak semua stakeholder.

30

Teori stakeholder dalam perspektif Islam menyediakan justifikasi yang

lebih kukuh dan berjangkauan jauh (abadi) tentang siapa yang

berkualifikasi sebagai stakeholder serta apa hak dan tanggung jawab

yang harus dipikul oleh perusahaan dan para stakeholder. Kerangka

teori ini direkonstruksi secara mantap melalui prinsip-prinsip syariah

mengenai hak-hak kepemilikan dan kontrak (Abdullah, 2010: 48)

2. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Wolfensohn (1999) dalam Addiyah dan Anis (2014: 38)

Teori keagenan merupakan hal dasar yang digunakan untuk memahami

konsep Corporate Governance. Berbagai pemikiran mengenai

Corporate Governance berkembang dengan bertumpu pada teori agen

dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk

memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan

kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Dalam makalah berjudul Theory of the Firm: manajerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure (1976), Jansen dan

Meckling menjelaskan bahwa pemisahan antara kepemilikan dan

pengelolaan perusahaan akan selalu diikuti oleh munculnya biaya

akibat tidak sinkronnya kepentingan antara pemilik dan pengelola.

Biaya tersebut dinamakan agency cost. Salah satu implikasi penting

dari masalah agensi ini menyangkut kebijakan keuangan perusahaan,

terutama terhadap dua pilihan apakah akan menggunakan utang atau

modal sendiri (equity) untuk membiayai kegiatan usaha. Asumsi dasar

31

teori agensi adalah bahwa para pekerja, khususnya pekerja kelas atas

(top management), pada dasarnya selalu bertindak atas kepentingannya

sendiri sehingga perlu dibuat sebuah mekanisme di mana para pekerja

ini tunduk pada kepentingan pemilik modal (Prasetyantoko, 2008: 26).

Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) perusahaan

yang memisahkan fungsi pengelolaan dalam fungsi kepemilikan akan

rentan terhadap konflik keagenan. Penyebabnya adalah pengambil

keputusan tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat kesalahan

dalam pengambilan keputusan bisnis atau tidak dapat meningkatkan

nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para

pemilik, karena tidak menanggung risiko dan tidak mendapat tekanan

dari pihak lain dalam mengamankan investasi para pemegang saham,

maka pihak manajemen cenderung untuk menyetujui pengeluaran-

pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif (Endraswati,

2006: 13).

3. Pemahaman tentang Variabel Penelitian

a. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar. Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung

kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Pada perusahaan

dengan sektor keuangan seperti perbankan jelas memiliki ruang

32

lingkup bisnis yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya,

karena seperti yang kita ketahui perbankan adalah mediasi

penghubung antara mereka yang memiliki kelebihan dana (surplus

financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (defisit

financial), dan bank bertugas untuk menjembatani keduanya

(Fahmi, 2018: 142-143).

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran

kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan

perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber

daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila

perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah

ditetapkan. Pengukuran kinerja keuangan sangatlah penting

sebagai sarana atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan

operasional perusahaan. Dengan perbaikan kinerja operasional

diharapkan perusahaan dapat mengalami pertumbuhan keuangan

yang lebih baik dan juga dapat bersaing dengan perusahaan lain

lewat efisiensi dan efektivitas. Pengukuran kinerja keuangan

dilakukan bersamaan dengan proses analisis. Analisis kinerja

keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan

secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan,

33

pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah

keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu (Hery, 2014: 25).

Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat

diketahui melalui dua sisi yaitu sisi internal perusahaan yakni

dengan melihat laporan keuangan dan sisi eksternal perusahaan

yakni nilai perusahaan dengan cara menghitung kinerja keuangan

perusahaan. Indikator yang sering digunakan untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan adalah melalui rasio keuangan. Pada

penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Assets

(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh

earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan

aktiva yang dimilikinya. ROA digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu

bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset (Yantiningsih, 2016).

34

b. Intellectual Capital

Menurut Edvinsson dan Malone (1997) dalam Ulum (2009:

21-23) mengidentifikasikan IC sebagai nilai yang tersembunyi

(hidden value) dari bisnis. Terminologi “tersembunyi” disini

digunakan untuk dua hal yang berhubungan. Menurut Bukh et al.,

(2005) Pertama, IC khususnya asset intelektual atau aset

pengetahuan, adalah tidak terlihat secara umum seperti layaknya

aset tradisional. Kedua, aset tersebut biasanya tidak terlihat pula

pada laporan keuangan. Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber

daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau

teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam

proses penciptaan nilai bagi perusahaan.

Intellectual Capital (IC) merupakan salah satu sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan. Intellectual Capital merupakan

intangible asset yang tidak dilihat namun memiliki nilai dan

peranan penting dalam perusahaan (Sunardi, 2017). Menurut

Sangkala (2006:7) dalam Dewanata (2016), Intellectual Capital

merupakan materi intelektual yang terdapat dalam diri karyawan

seperti pendidikan dan pengalaman, dan juga aset perusahaan yang

berbasis pengetahuan atau hasil dari proses transformasi

pengetahuan yang dapat berwujud aset intelektual perusahaan.

Intellectual Capital dipercaya telah menjadi sumber daya yang

35

penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan

meningkatkan kinerja bisnis.

Metode value added intellectual capital (VAIC)

dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk

menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari

berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible

asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen

untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan (Ulum,

2009: 111).

Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model

penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-

VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient) yang

mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu

VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan-

perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara

perbankan syariah memiliki jenis transaksi sendiri yang relatif

berbeda dari perbankan umum/konvensional. Berikut tiga rumus

yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:

1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA).

IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai

berikut:

IB-VA= OUT – IN

OUT (output) : Total pendapatan, diperoleh dari:

36

a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama

kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak pihak ketiga

atas bagi hasil dan syirkah temporer.

Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:

1) Pendapatan penyalur dana

a) Pendapatan dan jual beli (pendapatan marjin murabahah)

b) Pendapatan bersih salam parallel

c) Pendapatan bersih istishna parallel

d) Pendapatan sewa ijarah

e) Pendapatan bagi hasil musyarakah

f) Pendapatan bagi hasil mudharabah

g) Pendapatan dari penyertaan

h) Lainnya

2) Pendapatan operasi lainnya

3) Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer

b. Pendapatan non operasional

IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional

kecuali beban kepegawaian/karyawan.

1) Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih

2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

3) Beban operasi lainnya

4) Beban bonus titipan wadiah

5) Beban administrasi dan umum

37

6) Beban penurunan nilai surat berharga

7) Beban transakasi valuta asing

8) Beban promosi

Value added (IB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun

perusahaan sebagai berikut:

IB- VA = OP + EC + D + A

Keterangan:

OP = operating profit (laba operasi/laba usaha)

EC = employee costs (beban karyawan)

D = depreciation (depresiasi)

A = amortization (amotisasi)

2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital

Employed (IB-VACA). IB-VACA adalah indikator untuk IB-

VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio

ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari

CE terhadap value added perusahaan:

IB-VACA= VA

CE

Keterangan:

IB-VACA : Value Added Capital Employed, rasio dari IB-VA

terhadap CE

IB-VA : Value added

CE : Capital Employed, dana yang tersedia (total

ekuitas)

38

3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital

(IB-VAHU). IB-VAHU menunjukkan berapa banyak IB-VA dapat

dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio

ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang di

investasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

IB-VAHU= VA

HC

Keterangan:

IB-VAHU : Value Added Human Capital, rasio dari IB-VA

terhadap HC

IB-VA : Value Added

HC : Human capital; beban karyawan

4. Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value

Added (IB-STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang

dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB-VA dan

merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

IB-STVA= SC

VA

Keterangan:

IB-STVA : Structural Capital Value Added, rasio dari SC

terhadap IB-VA

SC : Structural capital, IB-VA-HC

IB-VA : Value Added

39

5. Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual Coefficient

(IB-VAIC). IB-VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen

sebelumnya,

IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA

Keunggulan metode IB-VAIC adalah karena data yang

dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis

perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai

rasio tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar pada

umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif

pengukuran IC lainnya terbatas hanya menggunakan indikator

keuangan dan non-keuangan yang unik dan hanya untuk

melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-

indikator tersebut, khusunya indikator non-keuangan, tidak tersedia

atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain. Konsekuensinya,

kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif tersebut

secara konsisten terhadap sample yang besar dan terdiversivikasi

menjadi terbatas (Ulum, 2009: 87-90).

c. Good Corporate Governance

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/33/PBI/2009, bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance

di dalam industri perbankan syariah harus memenuhi prinsip

syariah (sharia complience). Good Corporate Governance

merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan

40

stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang

berlaku secara umum pada industri perbankan syariah.

Pengertian Good Corporate Governance (GCG) menurut

World Bank, merupakan kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-

kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-

sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai

ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para

pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

Sementara itu dalam GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN

Desember 1999, dirumuskan bahwa Good Corporate Governance

berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang

bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses

bisnis, kebijakan, dan struktur organisasi yang bertujuan untuk

mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan,

pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif

serta pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham

dan stakeholders lainnya (Muhamad, 2014: 650).

GCG pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses,

output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam

arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,

dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG

41

dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan

mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi

perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan

yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera (Zarkasyi, 2008: 36).

Good Corporate Governance adalah sistem yang mengatur,

mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha, menaikkan

nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada

stakeholders yang terdiri dari karyawan, supplier, kreditor dan

masyarakat sekitar. Tantangan dalam corporate governance adalah

mencari cara untuk memkasimumkan penciptaan kesejahteraan

yang tidak membebankan biaya yang tidak pantas kepada pihak

ketiga atau masyarakat luas. Prinsip utama Good Corporate

Governance yang harus ada adalah keadilan, transparansi,

akuntabilitas, tanggung jawab, moralitas, keandalan dan komitmen

secara efektif dan berkesinambungan (Endraswati, 2006: 10).

Dalam penerapan GCG terdapat beberapa prinsip-prinsip

yang dikenal dengan istilah TARIF yaitu Transparancy,

Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness

(Effendi, 2016: 11-14).

a. Transparancy (Prinsip Keterbukaan)

Transparansi (transparancy) mewajibkan adanya suatu

informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat

diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan,

42

pengelolaan perusahaan, kinerja operasional, dan kepemilikan

perusahaan.

b. Accountability (Prinsip Akuntabilitas)

Prinsip ini dimaksudkan untuk mengatur peran dan

tanggung jawab manajemen agar dalam mengelola perusahaan

dapat mempertanggungjawabkan serta mendukung usaha

untuk menjamin penyeimbang kepentingan manajemen dan

pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan

komisaris sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

c. Responsibility (Prinsip Responsibilitas)

Perusahaan memastikan pengelolaan perusahaan dengan

mematuhi peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang

berlaku sebagai cermin tanggung jawab korporasi sebagai

warga korporasi yang baik. Perusahaan selalu mengupayakan

kemitraan dengan semua pemangku kepentingan dalam batas-

batas peraturan perundang-undangan dan etika bisnis yang

sehat.

d. Independency (Prinsip Independensi)

Perusahaan meyakini bahwa kemandirian merupakan

keharusan agar organ perusahaan dapat bertugas dengan baik

serta mampu membuat keputusan yang baik bagi perusahaan.

Setiap organ perusahaan akan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan

43

prinsip-prinsip GCG. Selain organ perusahaan tidak boleh ada

pihak-pihak yang dapat mencampuri pengurusan perusahaan.

e. Fairness (Prinsip Kesetaraan)

Kesetaraan mengandung makna bahwa terdapat perlakuan

yang sama terhadap semua pemegang saham, termasuk investor

asing dan pemegang saham minoritas, yaitu semua pemegang

saham dengan kelas yang sama harus mendapat perlakuan yang

sama pula.

Kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG)

pada bank merupakan sejauh mana bank menjalankan peraturan

dan ketetapan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam

menerapkan GCG bank itu sendiri. Penerapan GCG diukur dengan

nilai komposit peringkat kualitas penerapan dan aspek Good

Corporate Governance bank berdasarkan faktor-faktor yang telah

ditetapkan Bank Indonesia (Hapsari, 2018).

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 8/Pojk.03/2014, Good Corporate Governance

digunakan sebagai salah satu faktor untuk menilai kesehatan Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Dalam rangka

memastikan penerapan 5 (lima) prinsip Good Corporate

Governance, Bank Umum Syariah harus melakukan penilaian

sendiri (self assessment) atas pelaksanaan GCG secara berkala

sesuai dengan periode penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian

44

sendiri (self assessment) terhadap GCG dilakukan untuk

meyakinkan para pemangku kepentingan (stakeholders) guna

memperoleh return yang sesuai dengan investasi atau saham yang

ditanam, sehingga pemegang saham mayoritas tidak dapat

mengambil hak-hak dari pemegang saham minoritas.

d. Leverage

Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang

yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan

akan masuk dalam kategori extreme Leverage (utang ekstrem) yaitu

perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk

melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan

harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari

mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.

Rasio Leverage secara umum ada 5 (lima) yaitu dept to total assets,

debt to equity ratio, times interest earned, fixed charge coverage, dan

cash flow coverage (Fahmi, 2011: 62).

Leverage adalah porsi assets perusahaan yang dibiayai dengan

hutang. Dengan adanya Leverage muncul pula biaya bunga yang harus

dibayar oleh perusahaan. Di satu sisi Leverage dapat meningkatkan

kemampuan perusahaan untuk berinvestasi pada pembuatan sistem

informasi yang dapat meningkatkan daya saing dan keunggulan

perusahaan, namun adanya cicilan pengembalian pinjaman dan

45

pembayaran bunga juga dapat membatasi pendanaan bagi sumber daya

manusia (Soewarno, 2011).

Menurut Sumarjo (2010) dalam Wuryanti (2015) menyatakan

bahwa semakin besar Leverage semakin menunjukkan entitas tidak

mampu dalam membiayai operasionalnya sendiri karena membutuhkan

dana dari pihak eksternal. Sedangkan semakin kecil Leverage semakin

besar kemampuan entitas dalam membiayai biaya operasionalnya

melalui dana internalnya. Menurut Sartono (2001) Leverage adalah

penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan

yang memiliki beban tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan

potensial pemegang saham (Elisetiawati, 2016).

Dalam penelitian ini Leverage diukur dengan menggunakan rasio

Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio (DR). Debt to Assets Ratio

merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Untuk mencari

rasio ini dengan cara membandingkan antara total utang, dengan total

aktiva (Kasmir, 2010: 112).

Menurut Najmudin (2011:86), Rasio Leverage digunakan para

kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui apakah

kredit yang akan diberikan cukup mendapat jaminan dari aktiva,

terutama aktiva tetap. Berdasarkan tujuannya, rasio Leverage (rasio

46

hutang) digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan

yang dibiayai dengan hutang atau pihak luar.

C. Kerangka Penelitian

Dari telaah pustaka yang diperoleh, kerangka konsep yang dapat

digunakan untuk kajian teoritis mengenai pengaruh antara masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen serta pengaruh antara

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang

diperkuat atau diperlemah dengan variabel moderating. Skema dari

kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Sumber: konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini

Model penelitian yang disajikan pada gambar 2.1 menjelaskan bahwa

variabel X1 (Intellectual Capital), X2 (Good Corporate Governance), dan

Z (Leverage) yang berpengaruh pada variabel Y (ROA).

Dari gambar 2.1 persamaan matematisnya sebagai berikut:

IC

(X1)

DAR

(Z)

ROA

(Y) GCG

(X2)

47

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1*Z + b5X2*Z + + e

Keterangan:

Y = Kinerja keuangan (ROA)

a = Konstanta

b1-5 = Koefisien Regresi

X1 = Intellectual Capital (IC)

X2 = Good Corporate Governance (GCG)

Z = Leverage (DAR)

e = Error

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya (Adzimah, 2017:26).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA)

Menurut Meek dan Gray (1988) menyatakan value added adalah

ukuran akurat yang diciptakan oleh stakeholder dan kemudian dalam

didistribusikan kepada stakeholder yang sama. Semakin baik suatu

perusahaan dalam memaksimalkan potensi didalam perusahaan

tersebut baik dari aset berwujud maupun aset tidak berwujud, maka

akan semakin tinggi value added yang dapat dihasilkan oleh

48

perusahaan tersebut. Value added ini yang nantinya dapat mendorong

kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder.

Intellectual Capital disclosure diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholder dan meminimalkan kerugian yang muncul

bagi pihak stakeholder (Shella, 2016).

Semakin baik perusahaan dalam mengelola komponen

Intellectual Capital maka akan membawa pengaruh terhadap aset

perusahaan. Dalam hal ini maka perusahaan akan mengelola aset yang

dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien yang diukur dengan

return on asset (ROA). Semakin tinggi Intellectual Capital maka laba

semakin meningkat, yang membuat nilai ROA menjadi meningkat.

Dengan demikian Intellectual Capital akan memberikan kontribusi

terhadap kinerja keuangan perusahaan (Muhanik et al, 2017).

Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan. Jika semakin tinggi nilai Intellectual Capital maka bank

akan lebih efisien karena ada multiplier untuk percepatan, sehingga

kinerja perusahaan juga akan meningkat serta semakin meningkatkan

percepatan keefisienan bank. Apabila kinerja perusahaan meningkat,

maka laporan keuangan juga akan meningkat, sehingga mengakibatkan

nilai ROA juga semakin meningkat (Mustaqim, 2017). Berdasarkan

hal tersebut, peneliti menduga terdapat hubungan Intellectual Capital

dengan kinerja keuangan (ROA). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Khasanah (2016), Sunardi (2017), Dewanata (2016),

49

dan Hardianty (2018) dimana hasil penelitian menyatakan bahwa

Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA). Sehingga dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1: Intellectual Capital berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA).

2. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan

(ROA)

Menurut Prasojo (2015) jika perusahaan mempunyai komitmen

dan konsistensi menjalankan GCG dalam aktivitas perusahaannya,

maka dengan sendirinya perusahaan tersebut menumbuhkan

kepercayaan investor. Prinsip-prinsip GCG juga berfungsi

mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar tidak hanya

menguntungkan diri sendiri tetapi juga menguntungkan pemilik

perusahaan.

Berdasarkan penelitian Hisamuddin (2012), menyatakan bahwa

hasil penelitian GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang

diproksikan dengan ROA. Penelitian lain dari Siswanti (2016),

menyatakan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara GCG terhadap

kinerja keuangan bank syariah. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Prasojo (2015), dan Junaedi (2015) menyebutkan hasil bahwa

GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank syariah.

Akan tetapi penelitian Pratiwi (2016), Yantiningsih (2016), dan Pudail

50

(2018) menyatakan hasil yang berbeda yakni GCG berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Dari beberapa hasil

penelitian di atas, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

H2: Good Corporate Governance berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA).

3. Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan (ROA)

Dalam teori keagenan menyebutkan bahwa hutang (Leverage)

adalah salah satu mekanisme bagi shareholder untuk meminimumkan

masalah keagenan dengan manajer. Semakin tinggi Leverage semakin

besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan (Syamsuddin, 2011:54). Jumlah hutang

yang semakin besar ini menunjukkan risiko keuangan atau tingkat

kegagalan perusahaan untuk membayarkan hutangnya juga akan

semakin tinggi.

Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rachman (2015), Sari (2017), dan Ramadhan (2017) dimana Leverage

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Berbeda

dengan penelitian atmaja, dkk (2015) dan Elisetiawati (2016) dimana

hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Leverage berpengaruh

negatif terhadap kinerja keuangan. Penelitian lain Kurniati dan Saifi

(2018) menyatakan bahwa Leverage secara parsial berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA. Berdasarkan pengungkapan dan

51

kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis

sebagai berikut:

H3: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

4. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA)

yang dimoderasi Leverage

Salah satu cara untuk semakin meyakinkan investor bahwa

mereka memiliki kondisi yang baik adalah dengan mengungkapkan

Intellectual Capital. Sehingga perusahaan dengan Leverage rendah

akan cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai

Intellectual Capital, sedangkan perusahaan dengan tingkat Leverage

yang tinggi cenderung tidak mengungkapkan secara luas (Ramananda,

2014).

Dalam teori keagenan menyebutkan bahwa hutang (Leverage)

adalah salah satu mekanisme bagi shareholder untuk meminimumkan

masalah keagenan dengan manajer. Semakin tinggi Leverage semakin

besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan (Syamsuddin, 2011:54). Jumlah hutang

yang semakin besar ini menunjukkan risiko keuangan atau tingkat

kegagalan perusahaan untuk membayarkan hutangnya juga akan

semakin tinggi.

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) dalam Asfahani (2017)

menyatakan bahwa Rasio Leverage memberikan gambaran mengenai

52

struktur modal dalam suatu perusahaan sehingga dari rasio Leverage

ini dapat diketahui seberapa besar perusahaan dapat memenuhi

kewajibannya. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang tinggi

dalam struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang proporsi hutangnya kecil.

Berdasarkan penelitian Soewarno (2011) bahwa Leverage

terbukti memoderasi hubungan antara Intellectual Capital dan kinerja

keuangan organisasi yang diproksikan dengan ROA.

H4: Leverage memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap

kinerja keuangan (ROA).

5. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan

(ROA) yang dimoderasi Leverage

Menurut Van Horn (2007) dalam Tjandra (2015:81) penggunaan

Leverage dalam perusahaan dapat meningkatkan laba perusahaan,

tetapi jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, maka perusahaan

dapat mengalami kerugian yang sama atau lebih besar dengan

presentase laba yang diharapkan. Leverage yang menuntungkan terjadi

ketika perusahaan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi

dengan menggunakan dana yang didapat dalam bentuk biaya tetap

tersebut. Leverage yang tidak menguntungkan terjadi ketika

perusahaan tidak memiliki hasil sebanyak biaya pendanaan tetapnya.

Berdasarkan hasil penelitian K. Wuryanti (2015) pengujian

mengenai pengaruh Leverage terhadap ROA perusahaan diperoleh

53

hasil bahwa Leverage memiliki pengaruh yang signifikan dari

Corporate Governance terhadap ROA perusahaan. Dari hasil tersebut

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Leverage memoderasi pengaruh Good Corporate Governance

terhadap kinerja keuangan (ROA).

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang

nantinya diperoleh berupa angka. Penelitian kuantitatif merupakan metode

untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar

variabel. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode

ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai

metode positivistik. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena

telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, objektif, terukur, rasional,

dan sistematis serta dikatakan kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 7).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga tidak ada lokasi

penelitian. Namun objek penelitian ini dilakukan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini mengambil data yang diterbitkan

website Bank Indonesia dan dari website masing-masing Bank Umum

Syariah yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Waktu

penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2019 sampai Juli 2019 dengan

55

meneliti laporan keuangan dan laporan pelaksanaan GCG Bank Umum

Syariah periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Bawono dalam Falakh (2019) populasi diartikan

sebagai keseluruhan wilayah objek dan penelitian yang ditetapkan

untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di

Indonesia yang terdaftar di website Bank Indonesia dan masuk dalam

data statistik OJK serta memiliki rasio keuangan yang dibutuhkan

dalam penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 14 Bank

Umum Syariah.

Tabel 3.1

Daftar Populasi

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT. Bank Aceh Syariah

2 PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

3 PT. Bank Muamalat Indonesia

4 PT. Bank Victoria Syariah

5 PT. Bank BRISyariah

6 PT. Bank Jabar Banten Syariah

7 PT. Bank BNI Syariah

8 PT. Bank Syariah Mandiri

9 PT. Bank Mega Syariah

10 PT. Bank Panin Dubai Syariah

11 PT. Bank Syariah Bukopin

12 PT. BCA Syariah

13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

14 PT. Maybank Syariah Indonesia

Sumber: www.ojk.go.id

56

2. Sampel

Menurut Bawono, sampel adalah objek atau subjek penelitian

yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi (Falakh, 2019).

Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian

ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang memenuhi syarat

sebagai BUS yang terdaftar di OJK dan telah mempublikasikan

laporan keuangan dan laporan GCG secara lengkap selama lima tahun

yakni periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Berdasarkan

kriteria tersebut, maka penelitian ini memperoleh sampel sebanyak 12

BUS.

Tabel 3.2

Daftar Sampel

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT. Bank Muamalat Indonesia

2 PT. Bank Victoria Syariah

3 PT. Bank BRISyariah

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah

5 PT. Bank BNI Syariah

6 PT. Bank Syariah Mandiri

7 PT. Bank Panin Dubai Syariah

8 PT. Bank Syariah Bukopin

9 PT. Bank Mega Syariah

10 PT. BCA Syariah

11 PT. Maybank Syariah Indonesia

12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Sumber: Data yang diolah 2019

57

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Menurut Muhamad, data adalah sekumpulan informasi yang

dapat diolah untuk suatu kegiatan penelitian, sehingga dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat

peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti

dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun internet (Falakh,

2019). Data yang diteliti adalah laporan keuangan tahunan (Annual

Report) dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Bank Umum Syariah dari periode tahun 2014-2018 yang didalamnya

terdapat rasio yang digunakan dalam penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah studi

pustaka atau dokumentasi yakni dengan menggunakan atau

mengumpulkan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini,

seperti laporan keuangan dan laporan pelaksanaan Good Corporate

Governance (GCG) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014-

2018 yang telah dipublikasikan yang diperoleh dari internet, jurnal-

jurnal yang mendukung penelitian ini, data statistik dan beberapa buku

yang berhubungan dengan penelitian ini.

58

E. Definisi Konsep dan Operasional

Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data

penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang

berusaha mencari hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Dalam penelitian ini terdapat tambahan variabel moderasi yang

digunakan untuk mengetahui hubungan secara langsung maupun tidak

langsung terhadap variabel independen dan variabel dependen (Adzimah,

2017:34).

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan yaitu

kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA).

Return On Asset (ROA) atau Return On Investment (ROI) adalah rasio

yang menunjukkan hasil atau pengembalian atas jumlah aktiva yang

digunakan perusahaan. ROA menunjukkan nilai efektivitas manajemen

dalam mengelola investasinya. Selain itu, hasil pengembalian investasi

menunjukkan bahwa produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik

modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah ROA, maka

semakin tidak efektif perusahaan tersebut dalam mengelola

investasinya (Kasmir, 2008: 202).

59

Rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan laba berdasarkan

pada tingkat aset tertentu, sehingga semakin besar ROA menunjukkan

semakin efektif perusahaan dalam menggunakan total aktiva. Return

on total assest juga sering disebut Return on invesment. ROA dihitung

dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

Return On Assets (ROA) = Laba bersih setelah pajak

Total Aktiva x 100%

2. Variabel Independen

a. Intellectual Capital

Menurut Ulum (2009: 86) Metode Value Added Intellectual

Coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997

yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation

efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak

berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. (VAIC)

merupakan instrumen untuk mengukur kinerja Intellectual Capital

perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin

untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan

keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).

1) Value added (VA)

Value Added (VA) merupakan indikator paling objektif

yang digunakan untuk menilai keberhasilan sebuah perusahaan

dan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan

nilai (value creation) dengan cara:

60

IB-VA= OUT-IN

Dimana:

OUT (Output) = total penjualan dan pendapatan

IN (Input) = total beban dan biaya-biaya lain (selain

beban karyawan)

2) Value Added Capital Employed (IB-VACA)

IB-VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan

oleh satu unit dari physical capital. Value Added Capital

Employed (IB-VACA) merupakan perbandingan Value Added

(VA) dengan ekuitas perusahaan atau Capital Employed (CE).

Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit

dari CE terhadap value added organisasi.

Value Added Capital Employed (IB-VACA) sendiri dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

IB-VACA= Value Added (Selisih Output dan input )

Dana yang tersedia (total Ekuitas )

3) Value Added Human Capital (IB-VAHU)

IB-VAHU menunjukkan berapa banyak Value Added

(VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang di buat

oleh setiap rupiah yang di investasikan dalam Human Capital

terhadap value added organisasi. Value Added Human Capital

(IB-VAHU) dapat di hasilkan melalui rumus:

61

IB-VAHU= Value Added (Selisih Output dan input )

Human Capital (Beban Karyawan )

4) Structural Capital Value Added (IB-STVA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah Structural

Capital (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah

dari Value Added (VA) dan merupakan indikasi bagaimana

keberhasilan Structural Capital (SC) dalam menciptakan nilai.

Structure Capital Value Added (IB-STVA) dapat dihasilkan

dengan rumus:

IB-STVA= Structural Capital ( VA−human capital )

Value Added

5) Value Added Intellectual Coefficient (IB-VAIC)

IB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual

organisasi. IB-VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI

(Business Performance Indicator). IB-VAIC merupakan

penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu:

IB-VAIC = IB-VACA+IB-VAHU+IB-STVA

b. Good Corporate Governance

Kualitas penerapan GCG diukur melalui nilai komposit (self

assessment) dalam laporan GCG. Nilai komposit merupakan

kategori penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada

Bank Umum Syariah, terdapat 11 faktor penilaian pelaksanaan

GCG diantaranya sebagai berikut:

62

Tabel 3.3

Faktor Penilaian GCG

NO Faktor

1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah (DPS)

5 Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

6 Penanganan benturan kepentingan

7 Penerapan fungsi kepatuhan bank

8 Penerapan fungsi audit intern

9 Penerapan fungsi audit ekstern

10 Batas dana maksimum penyaluran dana

11 Transparansi kondisi BUS, laporan pelaksanaan GCG dan

pelaporan internal

Bobot penilaian Good Corporate Governance (GCG)

merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Nilai

komposit dilakukan dengan menjumlahkan nilai akhir dari 11

faktor penilaian pelaksanaan GCG. Setelah melakukan klasifikasi

peringkat komposit, pelaksanaan GCG bank yang ditetapkan

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Predikat Kualitas Pelaksanaan GCG

No Nilai Komposit Predikat Komposit

1 Nilai komposit < 1,5 Sangat baik

2 1,5 < = Nilai komposit < 2,5 Baik

3 2,5 < = Nilai komposit < 3,5 Cukup baik

4 3,5 < = Nilai komposit < 4,5 Kurang baik

5 4,5 < = Nilai komposit < = 5 Tidak baik

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No: 12/13/DPbS 2010

63

Bank melakukan penilaian sendiri (self assessment) dengan

predikat peringkat 1 sampai dengan 5. Urutan peringkat GCG yang

lebih baik yaitu jika angka yang di dapat besar maka penerapan

GCG tidak baik, sebaliknya jika angka yang di dapat kecil maka

penerapan GCG semakin baik.

3. Variabel Moderating

Dalam penelitian ini variabel moderasi yang digunakan adalah

Leverage. Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.

Penggunaan utang yang terlalu tiggi akan membahayakan perusahaan

karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme Leverage

(utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang

tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu

sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak

diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk

membayar utang. Rasio Leverage secara umum ada 5 (lima) yaitu debt

to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, fixed charge

coverage, dan cash flow coverage (Fahmi, 2011: 62).

Dalam penelitian ini Leverage diukur dengan menggunakan rasio

Debt to total assets atau Debt Ratio (DR), yaitu perbandingan antara

total utang, dengan total aktiva (Kasmir, 2010).

Leverage (DR) = Total Hutang

Total Aset x 100 %

64

F. Metode Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu

dilakukan uji stasioner. Sebuah data dikatakan stasioner jika

memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan variansinya konstan sepanjang

waktu serta kovarian antar dua data runtut waktu tergantung pada

kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan keputusan pada

uji stasioner adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka

data tersebut bersifat stasioner (Winarno, 2015: 115-116). Uji

stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Unit Root

dengan uji Augmented-Dickey-Fuller (ADF).

2. Uji Regresi

Menurut Gujarati dalam Ghozali (2018: 95), Analisis regresi

bertujuan untuk memprediksi rata-rata nilai variabel dependen

berdasarkan nilai variabel dependen yang diketahui. Analisis regresi

berganda adalah analisis yang berguna untuk meramalkan nilai

variabel dependen apabila variabel independen minimal dua atau lebih.

Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua

variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan

kausal antara dua variabel independen atau lebih dengan variabel

dependen.

65

a. Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi terdapat di 0 < R2 < 1, dimana nilai R

2 yang

kecil berarti menunjukkan kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Variabel independen dianggap memberikan informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen apabila

nilai R2 mendekati satu. Sehingga jika R

2 = 0 maka diantara

variabel independen dan variabel dependen tidak mempunyai

hubungan, sedangkan jika R2= 1 maka diantara variabel

independen dan variabel dependen terdapat suatu hubungan yang

kuat.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu

bias (kesalahan) terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan kedalam model. Oleh karena itu dianjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana

model regresi terbaik. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Setiap tambahan dari satu variabel independen, maka R2

pasti

meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,

peneliti menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi

66

mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R

2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2018: 97-98).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F bertujuan untuk menguji apakah semua

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2018: 98). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika Fhitung < Ftabel, dan probabilitas signifikan > 0.05, H0

diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa secara simultan

variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen

2) Jika Fhitung > Ftabel, dan probabilitas signifikan < 0.05, H0

ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa secara simultan

variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel independen.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2018: 98). Pengujian ini dilakukan

dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

67

1) Jika thitung < ttabel, dan probabilitas signifikan > 0.05, H0

diterima dan H1 ditolak. Berarti variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika thitung > ttabel , dan probabilitas signifikan < 0.05, H0 ditolak

dan H1 diterima. Berarti variabel independen secara parsial

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Penelitian ini menggunakan variabel moderasi dimana uji

analisisnya menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).

Variabel moderasi merupakan variabel independen yang akan

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen

lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018: 221). Analisis ini

menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas

sample dan memberikan dasar untuk mengontrol pendaruh variabel

moderator. Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor

(X), maka harus membandingkan dengan tiga persamaan regresi untuk

menentukan jenis variabel moderator. Persamaan regresi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut (Ghozali, 2018: 227):

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1*Z + b5X2*Z + e

68

Keterangan:

Y = Kinerja keuangan (ROA)

a = Konstanta

b1-5 = Koefisien Regresi

X1 = Intellectual Capital

X2 = Good Corporate Governance (GCG)

Z = Leverage (DAR)

e = error

4. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2018: 105) uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2018: 161). Dalam penelitian ini menggunakan

uji Jarque-Bera. Penentuan normalitas dengan uji ini J-B yakni

apabila nilai variabel penelitian lebih kecil dari 0.05 (nilai variabel

penelitian < 0.05) maka data tidak berdistribusi secara normal,

69

sebaliknya jika lebih dari 0.05 (nilai variabel penelitian > 0.05)

maka data berdistribusi secara normal (Winarno, 2015: 5.43).

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Multikolonieritas dapat juga dilihat melalui R2

square yang sangat tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen

yang signifikan atau bahkan tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependen. Selain itu, multikolonieritas juga dapat dilihat

dari (1) nilai Tolerance dan (b) Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel

dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen

lainnya (Ghozali, 2018:107).

Menurut Ghozali (2018: 108) Apabila nilai korelasi masih

dibawah 95% dan nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel bebas dalam regresi.

70

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2018: 111).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam

penelitian ini dapat menggunakan metode uji Durbin Watson

(DW). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel

lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji

adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.5

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada korelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada korelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – du < d < 4

Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl

Tidak ada autokorelasi

positif maupun negatif Terima du < d < 4- du

Sumber: Ghozali, 2018: 112

71

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di sebut

homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2018: 137).

Dalam penelitian ini, uji yang digunakan yaitu uji White.Uji

White merupakan suatu uji yang menggunakan regresi residual

kuadrat (U2t) dengan variabel independen, variabel independen

kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen.

Pengambilan keputusan didapatkan dengan melihat nilai

probabilitasnya. Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 maka model tersebut mengandung heteroskedastisitas dan

apabila signifikansi dari nilai probabilitas lebih besar dari 0,05

maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas

(Falakh, 2019).

72

G. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 9

yang merupakan sebuah aplikasi komputer statistik yang fungsinya untuk

memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta untuk

menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil

keputusan.

73

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia

yang terdaftar di Bank Indonesia dan masuk dalam statistik Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Data penelitian berupa laporan keuangan dan Annual

Report masing-masing Bank Umum Syariah periode tahun 2014 sampai

dengan 2018. Objek penelitian ini terdiri dari 12 Bank Umum Syariah

yaitu: Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, BRI Syariah,

Bank Jabar Banten Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank

Mega Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA

Syariah, Maybank Syariah, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dianalisis adalah:

Intellectual Capital (VAIC), Good Corporate Governance, Leverage

(DAR), dan Return On Assets (ROA). Berikut merupakan hasil statistik

deskriptif variabel-variabel dalam penelitian ini:

Tabel 4.1

Deskriptif Variabel Penelitian

Statistik

Deskriptif Obs Mean Median Maksimum Minimum Std. Deviasi

IC 60 1.524517 1.663510 5.306456 -3.581201 1.375826

GCG 60 1.752333 1.660000 3.000000 0.650000 0.516915

DAR 60 0.161792 0.155151 0.317715 0.058499 0.059971

ROA 60 -0.006787 0.004000 0.055000 -0.201300 0.039546

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

74

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 data, variabel independen

Intellectual Capital (IC) menunjukkan nilai rata-rata 1,524517 dengan

standar deviasi 1,375826 nilai IC terendah sebesar -3,581201 dan nilai

tertinggi sebesar 5,306456. Variabel independen Good Corporate

Governance (GCG) menunjukkan nilai rata-rata 1,752333 dengan standar

deviasi 0,516915 nilai terendah sebesar 0,650000 dan nilai tertinggi

sebesar 3.000000. Variabel moderasi Leverage (DAR) menunjukkan nilai

rata-rata 0,161792 dengan standar deviasi 0,059971 nilai DAR terendah

0,058499 dan tertinggi 0,317715. Sedangkan variabel dependen Return On

Assets (ROA), menunjukkan nilai rata-rata -0,006787 dengan standar

deviasi 0,039546 nilai ROA tertinggi sebesar 0,05500 dan nilai terendah -

0,2013.

B. Analisis Data

Hasil analisis data pada penelitian ini berupa uji stasioneritas, uji

regresi, uji asumsi klasik, dan uji (Moderated Regression Analysis) MRA

yakni sebagai berikut:

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Unit Root dengan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Berikut hasil

dari uji stasioneritas dengan tingkat Level:

75

Tabel 4.2

Hasil Uji Stasioneritas Level

No Variabel Prob*

1 X1 – IC (Intellectual Capital) 0.0000

2 X2 – GCG (Good Corporate Governance) 0.0315

3 Z – DAR (Leverage) 0.0022

4 Y – ROA (Return On Assets) 0.0000

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.2, data tersebut menunjukkan output dengan

nilai probability < 0,05. Dengan demikian variabel independen,

dependen, dan moderating memenuhi ketentuan uji stasioneritas dan

layak untuk dilanjutkan dengan pengujian data selanjutnya.

2. Uji Regresi

a. Regresi Y (ROA)

Tabel 4.3

Regresi Utama

Dependent Variable: LN_Y (ROA)

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000

LN_X1 (IC) 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079

LN_X2 (GCG) 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849

LN_Z (DAR) -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

76

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis

sebagai berikut:

Y(ROA) = -7.218339 + 1.572934 IC + 0.502721 GCG -1.005895

DAR

Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Konstanta diperoleh sebesar -7.218339 yang berarti jika variabel

independen sama dengan nol (0), maka nilai ROA mengalami

penurunan sebesar 7.218339.

2) Koefisien regresi variabel IC diperoleh sebesar 1.572934 dengan

arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel IC meningkat

sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik sebesar 1.572934 dengan

asumsi variabel lain konstan.

3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.502721

dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti jika variabel GCG

meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan naik sebesar

0.502721 dengan asumsi variabel lain konstan.

4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar -1.005895

dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti jika variabel DAR

meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan turun sebesar

1.005895 dengan asumsi variabel lain konstan.

77

Berdasarkan uji regresi di atas, hasil uji pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada umumnya mengukur

seberapa jauh model dalam menerangkan variasi variabel

dependen, begitu juga dengan koefisien adjusted R2

(Ghozali,

2018:97). Adjusted R-Squared sebesar 0.144334 menunjukkan

kemampuan dalam menjelaskan pengaruh variasi dependen sebesar

14,4 %. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

2) Uji Simultan (F)

Pengujian ini dengan melihat nilai prob(F-statistic).

Berdasarkan hasil pengujian nilai prob(F-statistic) sebesar

0.008279 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel IC,

GCG, dan DAR secara bersama-sama mampu mempengaruhi

ROA.

3) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05

(Ghozali, 2018: 98). Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka

koefisien regresi signifikan dan H1 diterima. Sedangkan apabila

nilai probabilitas lebih dari > 0,05 maka koefisien regresi tidak

signifikan dan H1 ditolak.

78

1) IC

Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa variabel IC

memiliki koefisien regresi sebesar 1.572934 dengan

probabilitas signifikansi sebesar 0.0079. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini

mendukung H1, sehingga hipotesis H1 diterima

2) GCG

Hasil pengujian menunjukkan bahwa, variabel GCG

memiliki koefisien regresi positif sebesar 1,572934 dengan

probabilitas signifikansi sebesar 0,54849 yang berarti GCG

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur

dengan ROA. Hal ini didukung dengan penelitian Siswanti

(2016) dimana variabel GCG tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan (ROA), sehingga H2 ditolak.

3) DAR

Hasil pengujian variabel Leverage (DAR) memiliki

koefisien regresi negatif sebesar -1,005895 dengan probabilitas

signifikansi sebesar 0,2265 yang berarti Leverage tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan

ROA, sehingga H3 ditolak.

79

b. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan

pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan

memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator

(Ghozali, 2018:227). Persamaan regresi yang digunakan dalam uji

MRA ada 3 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji MRA Persamaan 1

Dependent Variable: LN_Y (ROA)

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.409306 0.612872 -8.826162 0.0000

LN_X1 1.779047 0.548134 3.245642 0.0020

LN_X2 0.431874 0.917060 0.470933 0.6395 R-squared 0.166156 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.136898 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.234325 Akaike info criterion 4.494462

Sum squared resid 284.5559 Schwarz criterion 4.599179

Log likelihood -131.8339 Hannan-Quinn criter. 4.535423

F-statistic 5.679043 Durbin-Watson stat 1.792938

Prob(F-statistic) 0.005635

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat

ditulis sebagai berikut:

ROA = -5.409306 + 1.779047 IC + 0.431874 GCG

Keterangan:

1) Konstanta diperoleh sebesar -5.409306 menyatakan bahwa jika

rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA

mengalami penurunan sebesar 5.409306.

80

2) Koefisien regresi IC sebesar 1.779047 dengan arah koefisien

positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan

meningkatkan nilai ROA sebesar 1.779047.

3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.431874

dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika

variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan

naik sebesar 0.431874.

Tabel 4.5

Uji MRA Persamaan 2

Dependent Variable: LN_Y (ROA)

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000

LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079

LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849

LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat

ditulis sebagai berikut:

ROA = -7.218339+ 1.572934 IC + 0.502721 GCG -1.005895

DAR

81

Keterangan:

1) Konstanta diperoleh sebesar -7.218339 menyatakan bahwa jika

rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA

mengalami penurunan sebesar 7.218339.

2) Koefisien regresi IC sebesar 1.572934 dengan arah koefisien

positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan

meningkatkan nilai ROA sebesar 1.572934.

3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar 0.502721

dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika

variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan

naik sebesar 0.502721.

4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar -1.005895

dengan arah koefisien negatif. Hal ini menyatakan bahwa jika

variabel DAR meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan

mengalami penurunan sebesar 1.005895.

82

Tabel 4.6

Uji MRA Persamaan 3

Dependent Variable: LN_Y (ROA)

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.147907 4.298284 -0.499713 0.6193

LN_X1 (IC) 2.246278 2.318750 0.968745 0.3370

LN_X2 (GCG) -10.13018 8.164224 -1.240802 0.2200

LN_Z (DAR) 1.399334 2.106424 0.664318 0.5093

LN_X1*LN_Z 0.462328 1.346403 0.343380 0.7326

LN_X2*LN_Z -5.252300 4.017606 -1.307321 0.1966 R-squared 0.213166 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.140311 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.229903 Akaike info criterion 4.536433

Sum squared resid 268.5133 Schwarz criterion 4.745867

Log likelihood -130.0930 Hannan-Quinn criter. 4.618354

F-statistic 2.925893 Durbin-Watson stat 1.785493

Prob(F-statistic) 0.020770

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat

ditulis sebagai berikut:

ROA = -2.147907+ 2.246278 IC -10.13018 GCG 1.399334

DAR 0.462328 IC*DAR -5.252300 GCG*DAR

Keterangan:

1) Konstanta diperoleh sebesar -2.147907 menyatakan bahwa jika

rata-rata variabel independen konstan, maka nilai ROA

mengalami penurunan sebesar 2.147907.

2) Koefisien regresi IC sebesar 2.246278 dengan arah koefisien

positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio IC akan

meningkatkan nilai ROA sebesar 2.246278.

83

3) Koefisien regresi variabel GCG diperoleh sebesar -10.13018

dengan arah koefisien negatif. Hal ini menyatakan bahwa jika

variabel GCG meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan

turun sebesar 10.13018.

4) Koefisien regresi variabel DAR diperoleh sebesar 1.399334

dengan arah koefisien positif. Hal ini menyatakan bahwa jika

variabel DAR meningkat sebesar 1 satuan, maka ROA akan

naik sebesar 1.399334.

5) Koefisien regresi IC*DAR sebesar 0.462328 menyatakan

bahwa setiap kenaikan rasio IC*DAR akan meningkatkan nilai

ROA sebesar 0.462328.

6) Koefisien regresi GCG*DAR sebesar -5.252300 menyatakan

bahwa setiap kenaikan rasio GCG*DAR akan menurunkan

nilai ROA sebesar 5.252300.

Berdasarkan uji MRA di atas, hasil uji pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Koefisien Determinasi (R2)

Adjusted R-Squared sebesar 0.140311 menunjukkan

kemampuan dalam menjelaskan pengaruh variasi dependen sebesar

14%. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

84

b) Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

1) IC

Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang

diperoleh sebesar 0.7326 sehingga variabel Leverage (DAR)

tidak memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap

kinerja keuangan.

2) GCG

Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang

diperoleh sebesar 0.1966 sehingga variabel Leverage (DAR)

tidak memoderasi pengaruh Good Corporate Governance

(GCG) terhadap kinerja keuangan.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan

Jarque-Bera dengan probabilitas > 0,05.

85

0

2

4

6

8

10

12

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Series: ResidualsSample 1 60Observations 60

Mean -2.08e-15Median -0.339429Maximum 4.696182Minimum -5.133084Std. Dev. 2.167382Skewness 0.417226Kurtosis 2.948705

Jarque-Bera 1.747353Probability 0.417414

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Gambar 4.1

Uji Normalitas

Dari gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa variabel

independen dan dependen telah memenuhi syarat uji normalitas

dengan nilai probability sebesar 0,417414. Maka dapat dinyatakan

bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (Ghozali, 2018: 105). Berikut ini merupakan

hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini:

86

Tabel 4.7

Uji Multikolinearitas Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 2.560875 31.04594 NA

LN_X1 0.326272 2.587277 1.114837

LN_X2 0.837111 3.703420 1.021862

LN_Z 0.676642 30.31263 1.095900

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.7 tersebut dapat diketahui

bahwa keseluruhan variabel yang ada dalam persamaan ini tidak

mengalami multikolinearitas. Hal ini dibuktikan dengan tidak

adanya nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak adanya

nilai VIF yang lebih dari 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018: 111).

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

87

Berdasarkan hasil tabel 4.8, nilai DW sebesar 1,834 lebih

besar dari batas atas (du) 1,7671 dan kurang dari (4-du) 2,239.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam

model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018:137).

Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji white dapat dilihat pada

berikut:

Tabel 4.9

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.531392 Prob. F(3,56) 0.2164

Obs*R-squared 4.549125 Prob. Chi-Square(3) 0.2080

Scaled explained SS 3.861158 Prob. Chi-Square(3) 0.2769 Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.680004 2.480509 0.677282 0.5010

LN_X1^2 1.849416 1.388432 1.332017 0.1883

LN_X2^2 3.090936 3.004850 1.028649 0.3081

LN_Z^2 0.162796 0.595412 0.273417 0.7855 R-squared 0.075819 Mean dependent var 4.619251

Adjusted R-squared 0.026309 S.D. dependent var 6.502708

S.E. of regression 6.416598 Akaike info criterion 6.619994

Sum squared resid 2305.673 Schwarz criterion 6.759617

Log likelihood -194.5998 Hannan-Quinn criter. 6.674608

F-statistic 1.531392 Durbin-Watson stat 2.234547

Prob(F-statistic) 0.216402

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019

88

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut dapat disimpulkan bahwa

dalam persamaan ini tidak ada masalah heteroskedastisitas. Hal ini

dibuktikan dengan tidak adanya probabilitas signifikan yang

kurang dari 0,05. Keseluruhan variabel memiliki nilai profitabilitas

signifikan lebih dari 0,05.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka hasil

pengujian hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan hasil uji, diperoleh nilai koefisien variabel IC

sebesar 1.572934 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.0079. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel IC berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini

mendukung H1, sehingga hipotesis H1 diterima

Penelitian ini didukung oleh penelitian Khasanah (2016),

Sunardi (2017), Dewanata (2016), Hardianty (2018) dan Mayangtari

(2016) dimana IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan. Semakin baik perusahaan dalam mengelola komponen

Intellectual Capital maka akan membawa pengaruh terhadap aset

perusahaan. Perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atas seluruh

aset yang dimiliki dan dapat memaksimalkan kinerja intellectual

capital, sehingga kinerja perusahaan juga semakin meningkat. Dalam

89

hal ini perusahaan akan mengelola aset yang dimiliki secara efektif

dan efisien yang diukur dengan return on asset (ROA).

2. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja

keuangan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa, variabel GCG memiliki

koefisien regresi positif sebesar 1,572934 dengan probabilitas

signifikansi sebesar 0,54849 yang berarti GCG tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini didukung

dengan penelitian Siswanti (2016) dimana variabel GCG tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA), sehingga H2 ditolak.

Semakin rendah nilai peringkat komposit GCG menunjukkan

penerapan GCG yang baik dan akan menaikkan kinerja keuangan

perusahaan. Penerapan GCG suatu bank yang sudah melaksanakan

sesuai dengan prinsip-prinsip ternyata belum dapat menjamin kinerja.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, bank harus mengungkapkan

secara transparan dan akurat sehingga dapat membantu stakeholders,

investor maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu

perusahaan untuk mengevaluasi/mengendalikan hasil keputusan yang

diambil guna meningkatkan kinerja keuangan. Pengelolaan atau

manajemen perusahaan yang baik secara tidak langsung akan

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan teori agensi

GCG digunakan untuk memonitoring kegiatan perusahaan guna

meminimalkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Selain

90

itu GCG telah mampu menjadi bukti keberhasilan manajemen dalam

mengelola perusahaan guna dipertanggungjawabkan kepada prinsipal

dan agen.

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan

GCG, Bank diwajibkan secara berkala melakukan self assessment

secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan Good

Corporate Governance, sehingga apabila masih terdapat kekurangan

dalam pengimplementasiannya, Bank dapat segera menetapkan

rencana selanjutnya dengan tindakan korektif yang diperlukan.

3. Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan

Hasil pengujian variabel Leverage (DAR) memiliki koefisien

regresi negatif sebesar -1,005895 dengan probabilitas signifikansi

sebesar 0,2265 yang berarti Leverage tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, sehingga H3 ditolak.

Hal ini sesuai dengan penelitian Junaedi (2015), dimana

Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Semakin

tinggi leverage semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan

dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini

jumlah hutang yang besar menunjukan risiko keuangan atau tingkat

kegagalan pembayaran hutang juga akan semakin tinggi, sehingga

akan mempengaruhi laba dan kinerja keuangan perusahaan.

91

4. Leverage memoderasi pengaruh Intellectual Capital terhadap

kinerja keuangan

Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang diperoleh

sebesar 0.7326 sehingga variabel Leverage (DAR) tidak memoderasi

pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan, sehingga H4

ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Soewarno

(2011) dimana Leverage momoderasi Intellectual Capital terhadap

ROA, namun hasil dalam penelitian ini justru sebaliknya. Hal ini

terjadi karena kondisi keuangan beberapa bank syariah yang

mengalami ketidakstabilan, dan bank syariah tersebut mengalami

kerugian. Sehingga sebagian aset bank syariah tersebut dipergunakan

untuk menutup kerugian serta membayar hutang dan beban. Leverage

harus dicermati dengan seksama dalam kaitannya dengan kinerja

keuangan agar moderasinya dapat memperkuat hubungan antara

Intellectual Capital dengan ROA. Leverage yang tinggi dan tidak

diimbangi dengan Intellectual Capital yang tinggi dapat berpotensi

menurunkan ROA.

5. Leverage memoderasi pengaruh Good Corporate Governance

terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan hasil uji regresi, nilai signifikansi yang diperoleh

sebesar 0.1966 sehingga variabel Leverage (DAR) tidak memoderasi

92

pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja

keuangan, sehingga H5 ditolak.

Berdasarkan hasil uji di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga

variabel Good Corporate Govenance tidak dimoderasi oleh Leverage.

Dalam hal ini, tidak berpengaruhnya Leverage dikarenakan ketika

Leverage atau hutang perusahaan tinggi, maka risiko perusahaan untuk

tidak dapat memenuhi kewajibannya juga tinggi. Untuk menghindari

hal tersebut, dibutuhkan Good Corporate Governance yang baik agar

perusahaan agar dapat meningkatkan keberhasilan suatu usaha, serta

meminimalisir terjadinya risiko gagal bayar pada perusahaan.

Ketidakmampuan Leverage dalam memoderasi GCG diduga

disebabkan karena hal lain, yakni pengukuran dalam penelitian ini

hanya menggunakan jumlah dari beberapa indikator GCG, sehingga

hasil dalam penelitian ini kurang.

93

Tabel 4.10

Hasil Penelitian

No Hipotesis Hasil

H1 Intellectual Capital berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan. Diterima

H2 Good Corporate Governance berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan.

Ditolak

H3 Leverage berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan. Ditolak

H4 Leverage memoderasi pengaruh Intellectual

Capital terhadap kinerja keuangan. Ditolak

H5 Leverage memoderasi pengaruh Good

Corporate Governance terhadap kinerja

keuangan

Ditolak

Sumber: Data yang diolah 2019

94

BAB V

PENUTUP

Pada bagian bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan yang

sesuai dengan pembahasan-pembahasan pada bab sebelumnya. Serta saran

pada bagian ini bisa menjadikan bahan literatur untuk penelitian

selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji

pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance

terhadap kinerja keuangan dengan Leverage sebagai variabel moderasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.

2. Variabel Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan (ROA) pada Bank Syariah.

3. Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada Bank Syariah.

4. Variabel Leverage tidak memoderasi pengaruh Intellectual Capital

terhadap kinerja keuangan.

5. Variabel Leverage tidak memoderasi pengaruh Good Corporate

Governance terhadap kinerja keuangan.

95

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian yang perlu dikembangkan

oleh para peneliti selanjutnya:

1. Terbatasnya variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini

yang hanya menggunakan 2 variabel independen.

2. Terbatasnya periode/tahun dalam penelitian yang hanya

menggunakan jangka waktu 5 tahun.

3. Terbatasnya objek penelitian yang hanya menggunakan 12 Bank

Umum Syariah dari 14 Bank Umum Syariah yang ada.

C. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka

peneliti memberikan saran:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan indikator GCG yang

lain, misalnya menggunakan ukuran Komite Audit, jumlah meeting

Komite Audit, Jumlah meeting Dewan Pengawas Syariah, Ukuran

Dewan Pengawas Syariah, Proporsi Komisaris Independen, Jumlah

meeting Dewan Komisaris, dan lain-lain.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang

berhubungan dengan rasio kinerja keuangan perbankan syariah.

3. Penelitian selanjutnya disarankan menambah atau memperluas

sampel penelitian misalnya dengan menambah data dari Unit

Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pengkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) serta menambah periode tahun pada penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance: Perbankan Syariah di Indonesia.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Adzimah, Rani Himmatul. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah dengan

Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel moderating (Studi kasus

pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016). Skripsi. Salatiga:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

Asfahani, Erlisa Shinta. 2017. Pengaruh ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Leverage, Umur Perusahaan dan Kepemilikan Pemerintah terhadap

Pengungkapan Intellectual Capital. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vo.3, Issue.

3: 40-61.

Asrori. 2014. Implementasi Islamic Corporate Governance dan Implikasinya

terhadap Kinerja Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.6, No.1: 90-

102.

Atmaja, Yoga Wira, Riswan, & Tohir. 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Perusahaan terhadap Kinerja

Keuangan sektor perbankan (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013. Perfomance, Vol. 21, No.1.

Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jakarta: Bank

Indonesia.

____________. 2010. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30

April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank

Umum Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.

____________. 2011. Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Churniawati, Alfi, Kartika Hendra Titisari, & Anita Wijayanti. 2019. Pengaruh

Good Corporate Governance, Leverage dan Firm Size terhadap Kinerja

Keuangan. Jurnal Akuntansi, Vol 2 No.1. Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Batik (UNIBA).

Dewanata, Pandu, Hamidah dan Ahmad Gatot Nazir. 2016. The Effect of

Intellectual Capital and Islamicity Performance Index to the Performance of

Islamic Bank in Indonesia 2010-2014 Periods. Jurnal Riset Manajemen Sains

Indonesia (JRMSI) Vol 7 No.2: 259-278.

Effendi, Muh Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Elisetiawati, Eva., dan Budi Artinah. 2016. Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate

Governance, Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Kinerja

Keuangan (Studi pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia). Jurnal

Manajemen dan Akuntansi, Vol.17, No.1: 17-28.

Endraswati, Hikmah. 2006. Corporate Governance: Keterkaitan antara Struktur

Kepemilikan, Kinerja Jangka Panjang Saham, dan Stabilitas Manajemen

Puncak di Indonesia. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

. 2017. Struktur Islamic Corporate Governance dan Kualitas

Pengungkapan laporan Keuangan pada Bank Syariah di Indonesia:

Perspektif Governance dan Finance. Salatiga: LP2M-Press.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi,

Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek

Keuangan. Bandung: Alfabeta.

. 2018. Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Falakh, Faisal. 2019. Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR dan NOM

terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah dengan FDR dan NOM sebagai

variabel intervening pada Bank Umum Syariah periode 2015-2018. Skripsi.

Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate: Dengan Program IBM SPSS

25, Edisi 9. Semarang: Undip.

Hardianty, Meidy. 2018. Analisis Pengaruh Intellectual Capital dan (IC, Rate of

Growth Intellectual Capital) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. Jurnal, Vol. 8 No.1: 76-87.

Hery. 2014. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Hisamuddin, Nur, Tirta K. M. Yayang. Pengaruh Good Corporate Governance

terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi

Universitas Jember, Vol 10 No.2: 109-138.

Junaedi. 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Financial

Leverage terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Volume

Pembiayaan sebagai Variabel Moderasi. JRKA Volume 1 Isue 2: 28-59.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Khasanah, Anita Nur. 2016. Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity

Performance Index terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di

Indonesia. Jurnal Nominal, Vol. V No.1:1-18.

KNKG. 2004. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia Komite

Nasional Kebijakan Corporate Governance. Jakarta.

Kurniati, Ria Ans., Muhammad Saifi. 2018. Pengaruh Employee Stock Ownership

Program (ESOP) dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada

perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 62 No.2: 150-157.

Libyanita, Mayangtari., dan Wahidahwati. Pengaruh Intellectual Capital terhadap

Kinerja Keuangan dengan Competitive Adventage sebagai Variabel

Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Vol. 5, No. 6.

Mariyantini, Ni Luh Putu Novi dan Putri, I G. A. M. Asri Dwija. Pengaruh CSR

dan Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di

BEI Periode 2013-2016. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.23.2:

1171-1200.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuanitatif. Jakarta: PT Raya.

Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqh dan Keuangan.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mustaqim, Rovi’ah. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Intellectual Capital,

dan Kecukupan Modal terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan

Perbankan tahun 2015. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.5, No. 3 Universitas

Negeri Surabaya.

Murnita, Putu Elia Meilinda dan I Made pande Dwiana Putra. 2018. Pengaruh

Corporate Social Responcibility terhadap Nilai Perusahaan dengan

Profitabilitas dan Leverage sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, Vol.23 No.2.

Naftalia, Veliandina Chivan. 2013. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

dengan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern.

Yogyakarta: ANDI.

Nurdin, Nurul Nisah., Hamdy Hady, dan Febria Nalurita. 2019. Pengaruh ukuran

Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap pengungkapan Intellectual

Capital. Jurnal Prosiding seminar nasional pakar 2, Vol 2. No.25: 85-100.

Prasetyantoko, A. 2008. Corporate Governance Pendekatan Institusional. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Prasojo. 2015. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah”. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol 2,

No.1: 59-69.

Pratama, I Wayan Gde Setia, I Dewa Gede Dharma Saputra. 2015. Pengaruh Good

Corporate Governance dan Intellectual Capital pada Return On Asset. E-

jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10.2: 417-425.

Pratiwi, Angrum. 2016. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance

(GCG) terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia

(periode 2010-2015). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2, No. 1: 55-76.

Pudail, M., Yeni Fitriyani, dan Achmad Labib. Good Corporate dalam

Meningkatkan Kinerja Keuangan Bank Syariah. Wahana Islamika: Jurnal

Studi Keislaman Vol. 4 No.1: 127-149.

Putra, Rifqi Adli., Farida Titik Kristanti, dan Vaya Juliana Dillak. 2018. Analisa

Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap

Pengungkapan Modal Intelektual (Studi pada Sektor Perbankan yang Listing

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. E-Proceeding of

Management: Vol.5, No.1: 504-511.

Rachman, Arief Nour, Sri Mangesti Rahayu, dan Topowijono. 2015. Pengaruh

Good Corporate Governance dan Financial Leverage terhadap Kinerja

Keuangan dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di

Indeks Sri Kehati Selama Periode 2011-2014). Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB), Vol. 27, No.1.

Rahmah, Annisak Nur dan Nanda, Teuku Syifa F. 2019. Pengaruh Intellectual

Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Pada PT Bank Aceh

Syariah). Jihbiz, Vol. 1 No. 1: 67-93.

Ramadhan, Ricky Rizky. 2017. Pengaruh Modal Intelektual, Tata Kelola

Perusahaan, dan Rasio Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Skripsi.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Ramadhani, Febriyanti. Maiyarni, Reka dan Safelia, Nela. 2014. Pengaruh Modal

Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Jurnal Cakrawala

Akuntansi, Vol. 6 No. 2: hal 126-134.

Ramananda, Dimaz., Yeterina Widi Nugrahanti. 2014. Analisis Pengungkapan

Intellectual Capital berdasarkan Profitabilitas, Leverage, dan Size Perusahaan

(Perbandingan antara Perusahaan Perbankan di Indonesia dan Thailand).

Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1: 84-98.

Ria, Renpi Avita. 2018. Pengaruh Intellectual Capital, Islamic Sosial Reporting

terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-

2016. Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.

Sari, Nyonita Ratna., Musriha, dan Enny Istanti. 2017. Pengaruh Leverage,

Likuiditas, Profitabilitas terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Kimia Farma

Tbk. Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016. Jurnal

Manajemen Branchmark, Vol 3 Issue 3: 957-970.

Siswanti, Indra. 2016. Implementasi Good Corporate Governance pada Kinerja

Bank Syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No. 2, hlm. 307-

321.

Soewarno, Noorlailie. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja

Keuangan Dengan Ukuran, Jenis Industri, Dan Leverage Sebagai Variabel

Moderating. Jurnal ekonomi dan bisnis airlangga, Vol. 21, No. 2: 165-184.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati dan Fidiana. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi,Volume 6, Nomor 1: 121-137.

Sunardi, Nardi. 2017. Pengaruh Intellectual Capital (iB-VAICTM), FDR dan CAR

terhadap Efisiensi Biaya dan Implikasinya pada Kinerja Perusahaan Bank

Umum Syariah Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Sekuritas (Jurnal

Ekonomi Keuangan Dan Investasi) Vol 1 No.1: 1-17.

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi

dalam perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Tjandra, Eric. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Leverage dan

Profitabilitas pada perusahaan property dan real estate di Indonesia. Jurnal

GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 2: 74-85.

Tumewu, Riana Christel. 2014. Pengaruh Penerapan Good Corporate Govenance

terhadap Leverage dan Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang

terdaftar di BEI periode 2009-2013. Jurnal Accountability, Vol 3, No.1:51-

59.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

. 2013. Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-

VAIC di Perbankan Syariah. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan: Vol. 7, No. 1, 185-206.

Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wuryanti, dan Siti Khotimah. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance,

Leverage dan Corporate Social Responsibility tehadap Kinerja Keuangan

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode

2010-2013). EKOBIS Vol.16, No.1:80-89.

Yantiningsih, Noor Dwi. Islahuddin, dan Musnadi, Said. 2016. Pengaruh Kualitas

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Keuangan

pada Perbankan Syariah Indonesia (Periode 2010-2014). Jurnal Magister

Akuntansi, Volume 5, No. 1: 79-89.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance pada Badan Usaha

manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

LAMPIRAN

A. DATA PENELITIAN

BANK TAHUN X1 X2 Z Y

MUAMALAT 2014 1,18532 2,54 0,15362 0,0017

MUAMALAT 2015 1,12268 2,51 0,15667 0,002

MUAMALAT 2016 1,15338 2,54 0,16988 0,0022

MUAMALAT 2017 1,02615 2,54 0,16185 0,0011

MUAMALAT 2018 -0,1441 2,51 0,16522 0,0008

VICTORIA 2014 -3,5812 1,93 0,0585 -0,0187

VICTORIA 2015 5,30646 3 0,08063 -0,0236

VICTORIA 2016 3,85715 2,48 0,14279 -0,0219

VICTORIA 2017 1,467 1,74 0,10406 0,0036

VICTORIA 2018 1,50465 1,6 0,1068 0,0032

BRIS 2014 1,58625 1,74 0,27526 0,0008

BRIS 2015 2,47434 1,61 0,26502 0,0077

BRIS 2016 1,83874 1,6 0,30572 0,0095

BRIS 2017 1,59527 1,57 0,28851 0,0051

BRIS 2018 1,65713 1,54 0,31373 0,0043

BJBS 2014 1,55355 1,89 0,09748 0,0072

BJBS 2015 -1,3954 2,51 0,08153 0,0025

BJBS 2016 -2,4835 2,54 0,12643 -0,0809

BJBS 2017 0,89131 2,54 0,10772 -0,0569

BJBS 2018 1,95407 2,51 0,15122 0,0054

BNI 2014 1,59053 1,89 0,15825 0,0127

BNI 2015 2,00109 1,57 0,14382 0,0143

BNI 2016 2,05267 1,54 0,16546 0,0144

BNI 2017 2,03548 1,61 0,1899 0,0131

BNI 2018 2,07015 1,74 0,23843 0,0142

MANDIRI 2014 1,23114 2,16 0,12939 0,008

MANDIRI 2015 1,68147 1,54 0,14045 0,01

MANDIRI 2016 1,68208 0,87 0,14249 0,011

MANDIRI 2017 1,82325 0,76 0,15363 0,012

MANDIRI 2018 1,88605 0,65 0,14721 0,012

MEGA 2014 1,54823 1,45 0,18465 -0,0004

MEGA 2015 1,40772 1,54 0,16809 0,0056

MEGA 2016 2,35167 1,64 0,10659 0,0059

MEGA 2017 2,01525 1,73 0,18506 0,0059

MEGA 2018 1,71674 1,2 0,12773 0,0088

PANIN 2014 3,76534 1,4 0,14292 0,0072

PANIN 2015 2,23449 1,74 0,11793 0,0025

PANIN 2016 1,48072 1,65 0,11637 -0,0809

PANIN 2017 0,79436 1,78 0,07579 -0,0569

PANIN 2018 1,33588 1,45 0,09742 0,0054

BUKOPIN 2014 1,39611 1,5 0,16075 0,0029

BUKOPIN 2015 1,81443 1,5 0,15037 0,003

BUKOPIN 2016 1,78346 1,5 0,18723 0,0263

BUKOPIN 2017 1,13499 1,5 0,21395 0,0156

BUKOPIN 2018 1,11212 1,5 0,20182 0,0093

BCA 2014 1,55472 1 0,10834 0,0199

BCA 2015 1,66989 1 0,0905 0,0114

BCA 2016 1,8764 1 0,08398 0,0037

BCA 2017 2,01362 1 0,1252 -0,1077

BCA 2018 2,14051 1 0,10951 0,0026

MAYBANK 2014 0,25196 1,65 0,20931 0,0027

MAYBANK 2015 2,95439 2,54 0,15799 0,0079

MAYBANK 2016 0,95391 1,71 0,24037 -0,0112

MAYBANK 2017 0,2617 1,72 0,31772 0,0002

MAYBANK 2018 -2,1735 1,67 0,19889 0,0002

BTPN 2014 2,61987 2 0,18642 0,0361

BTPN 2015 2,23174 2 0,18773 -0,2013

BTPN 2016 2,6266 2 0,18242 -0,0951

BTPN 2017 2,91672 2 0,18062 0,055

BTPN 2018 3,0578 2 0,17023 -0,0686

B. UJI STAIONERITAS

1. Y ( ROA/ Return On Assets)

Null Hypothesis: Y has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.461710 0.0000

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(Y)

Method: Least Squares

Sample (adjusted): 2 60

Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Y(-1) -0.866656 0.134122 -6.461710 0.0000

C -0.006165 0.005248 -1.174801 0.2450 R-squared 0.422806 Mean dependent var -0.001192

Adjusted R-squared 0.412680 S.D. dependent var 0.052030

S.E. of regression 0.039874 Akaike info criterion -3.572873

Sum squared resid 0.090626 Schwarz criterion -3.502448

Log likelihood 107.3998 Hannan-Quinn criter. -3.545382

F-statistic 41.75369 Durbin-Watson stat 1.903270

Prob(F-statistic) 0.000000

2. X1 (IC/ Intellectual Capital)

Null Hypothesis: X1 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.168232 0.0000

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X1)

Method: Least Squares

Sample (adjusted): 2 60

Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1(-1) -0.810865 0.131458 -6.168232 0.0000

C 1.246842 0.266117 4.685322 0.0000 R-squared 0.400297 Mean dependent var 0.031737

Adjusted R-squared 0.389776 S.D. dependent var 1.759275

S.E. of regression 1.374290 Akaike info criterion 3.507062

Sum squared resid 107.6543 Schwarz criterion 3.577487

Log likelihood -101.4583 Hannan-Quinn criter. 3.534553

F-statistic 38.04708 Durbin-Watson stat 1.929786

Prob(F-statistic) 0.000000

3. X2 (GCG/ Good Corporate Governance)

Null Hypothesis: X2 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.105489 0.0315

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X2)

Method: Least Squares

Sample (adjusted): 2 60

Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2(-1) -0.270015 0.086948 -3.105489 0.0030

C 0.462870 0.158477 2.920744 0.0050 R-squared 0.144710 Mean dependent var -0.009153

Adjusted R-squared 0.129705 S.D. dependent var 0.369325

S.E. of regression 0.344542 Akaike info criterion 0.740108

Sum squared resid 6.766420 Schwarz criterion 0.810533

Log likelihood -19.83320 Hannan-Quinn criter. 0.767599

F-statistic 9.644059 Durbin-Watson stat 1.863170

Prob(F-statistic) 0.002958

4. Z (DAR/ Leverage)

Null Hypothesis: Z has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.065562 0.0022

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(Z)

Method: Least Squares

Sample (adjusted): 2 60

Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Z(-1) -0.449598 0.110587 -4.065562 0.0001

C 0.072959 0.019066 3.826547 0.0003 R-squared 0.224793 Mean dependent var 0.000282

Adjusted R-squared 0.211193 S.D. dependent var 0.057347

S.E. of regression 0.050933 Akaike info criterion -3.083320

Sum squared resid 0.147865 Schwarz criterion -3.012895

Log likelihood 92.95793 Hannan-Quinn criter. -3.055829

F-statistic 16.52879 Durbin-Watson stat 1.952254

Prob(F-statistic) 0.000149

C. UJI REGRESI

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000

LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079

LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849

LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

D. UJI MRA (MODERATED REGRESSION ANALYSIS)

1. Uji MRA Persamaan 1

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.409306 0.612872 -8.826162 0.0000

LN_X1 1.779047 0.548134 3.245642 0.0020

LN_X2 0.431874 0.917060 0.470933 0.6395 R-squared 0.166156 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.136898 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.234325 Akaike info criterion 4.494462

Sum squared resid 284.5559 Schwarz criterion 4.599179

Log likelihood -131.8339 Hannan-Quinn criter. 4.535423

F-statistic 5.679043 Durbin-Watson stat 1.792938

Prob(F-statistic) 0.005635

2. Uji MRA Persamaan 2

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.218339 1.600273 -4.510691 0.0000

LN_X1 1.572934 0.571202 2.753726 0.0079

LN_X2 0.502721 0.914937 0.549459 0.5849

LN_Z -1.005895 0.822582 -1.222850 0.2265 R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

3. Uji MRA Persamaan 3

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.147907 4.298284 -0.499713 0.6193

LN_X1 2.246278 2.318750 0.968745 0.3370

LN_X2 -10.13018 8.164224 -1.240802 0.2200

LN_Z 1.399334 2.106424 0.664318 0.5093

LN_X1*LN_Z 0.462328 1.346403 0.343380 0.7326

LN_X2*LN_Z -5.252300 4.017606 -1.307321 0.1966 R-squared 0.213166 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.140311 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.229903 Akaike info criterion 4.536433

Sum squared resid 268.5133 Schwarz criterion 4.745867

Log likelihood -130.0930 Hannan-Quinn criter. 4.618354

F-statistic 2.925893 Durbin-Watson stat 1.785493

Prob(F-statistic) 0.020770

E. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Series: ResidualsSample 1 60Observations 60

Mean -2.08e-15Median -0.339429Maximum 4.696182Minimum -5.133084Std. Dev. 2.167382Skewness 0.417226Kurtosis 2.948705

Jarque-Bera 1.747353Probability 0.417414

2. Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors

Sample: 1 60

Included observations: 60 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 2.560875 31.04594 NA

LN_X1 0.326272 2.587277 1.114837

LN_X2 0.837111 3.703420 1.021862

LN_Z 0.676642 30.31263 1.095900

3. Uji Autokorelasi

R-squared 0.187843 Mean dependent var -4.101862

Adjusted R-squared 0.144334 S.D. dependent var 2.405001

S.E. of regression 2.224679 Akaike info criterion 4.501443

Sum squared resid 277.1551 Schwarz criterion 4.641066

Log likelihood -131.0433 Hannan-Quinn criter. 4.556057

F-statistic 4.317386 Durbin-Watson stat 1.834186

Prob(F-statistic) 0.008279

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.531392 Prob. F(3,56) 0.2164

Obs*R-squared 4.549125 Prob. Chi-Square(3) 0.2080

Scaled explained SS 3.861158 Prob. Chi-Square(3) 0.2769

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.680004 2.480509 0.677282 0.5010

LN_X1^2 1.849416 1.388432 1.332017 0.1883

LN_X2^2 3.090936 3.004850 1.028649 0.3081

LN_Z^2 0.162796 0.595412 0.273417 0.7855 R-squared 0.075819 Mean dependent var 4.619251

Adjusted R-squared 0.026309 S.D. dependent var 6.502708

S.E. of regression 6.416598 Akaike info criterion 6.619994

Sum squared resid 2305.673 Schwarz criterion 6.759617

Log likelihood -194.5998 Hannan-Quinn criter. 6.674608

F-statistic 1.531392 Durbin-Watson stat 2.234547

Prob(F-statistic) 0.216402

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ulfa Maulida

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 24 Agustus 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sraten RT 02/RW 02 Kec. Tuntang Kab.

Semarang

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : [email protected]

Pendidikan

Periode/

Tahun

Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan

2004-2009 SD Negeri 1 Sraten -

2009-2012 SMP Negeri 2 Banyubiru -

2012-2015 SMK Negeri 1 Salatiga Adm. Perkantoran

2015-2019 IAIN Salatiga S1 Perbankan

Syariah

Pengalaman Oganisasi

2017-2018 : Devisi Sosial Politik Himpunan Mahasiswa Program

Studi PS-S1 FEBI IAIN Salatiga.

2018-2019 : Devisi Agama Dewan Eksekutif Mahasiswa FEBI

IAIN Salatiga.