HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1270/1/SKRIPSI...
Transcript of HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1270/1/SKRIPSI...
i
HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DAN
SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK PESANTREN AL-
MUNTAHA KEL.CEBONGAN KEC.ARGOMULYA
KOTA SALATIGA TAHUN 2016
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
SITI FAIZAH
NIM: 111-12-179
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
vi
MOTTO
“Dan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling
baik akhlaknya” (HR.Ahmad)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak (Bunari) Ibu (Sudati) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang dan doanya untukku dan beliau selalu
mendukung dan memotivasiku semoga beliau diberikan panjang umur dan
kesehatan.
2. Saudara-saudaraku (Mb Mun, Mz Basori, Mz Aji, Mb Royah, Mz Madi, dan
Taufik) yang selalu mendukungku dan selalu mendoakanku
3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu
mendoakanku.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya
Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di
hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “HUBUNGAN INTENSITAS
SHALAT TAHAJUD DAN SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK
PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2016”
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari
bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Bapak Dr.M.Gufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.
7. Ustadz Nasif Ubadah selaku wakil pengasuh pondok pesantren al-Muntaha
yang telah senatiasa memberikan masukan dan membagi informasi kepada
penulis sehingga penelitian lancar.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTQ Al-Muntaha (Putri, Afif, Fitri, Mila,
Mava, Sofi, Janah, Maslahah). Tetap dalam semangat nafas perjuangan
9. Keluarga kecil di PPTQ Al-Muntaha (Kenul, Elo, Cusna, Heni, Rida). Yang
telah menemani suka duka, tetap dalam semangat nafas perjuangan
10. Semua santri di PPTQ Al-Muntaha yang telah memperlancar dalam penulisan
skripsi ini
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 IAIN Salatiga.
12. Semua pihak yang telah memabantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupu tidak langsung.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang
membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 05 September 2016
Penulis
Siti Faizah
NIM. 111-12-179
x
ABSTRAK
Faizah, Siti. 2016. “Hubungan Intensitas Shalat Tahajud dan Sikap Tawadhu‟
Santri di Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016”.
Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.M.Gufron,
M.Ag
Kata Kunci : Intensitas Shalat Tahajud dan Sikap Tawadhu‟ Santri.
Salat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari
sesudah mengerjakan shalat isya‟ sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari
tidur, meskipu itu hanya sebentar. Hukum shalat tahajud adalah sunnah mu‟akkad,
yaitu sunnah yang sangat di anjurkan untuk di kerjakan sedangkan makna secara
istilah, tahajud adalah shalat sunnah yang di kerjakan setelah terlebih dahulu tidur
malam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Intensitas shalat
tahajud di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016. 2).
Sikap tawadhu‟ di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016.
3). Adakah hubungan intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ di Pondok
Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016. Metode penelitian yang
digunakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode pengumpulan data berupa
angket dan dokumtasi, menggunakan analisis presentasi dan product moment.
Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: 1)
intyensitas shalat tahajud menunjukkan hasil sebagai berikut sekor A dengan
kategori sangat baik berjumlah 4 responden dengan presentase 8,3%, sekor B
dengan kategori baik berjumlah 37 responden dengan presentase dengan 77,1%,
sekor C dengan kategori cukup berjumlah 7 responden dengan presentase 14,6%.
2) sikap tawadhu‟ santri menunjukkan hasil sebagai berikut : sekor A dengan
kategori sangat baik berjumlah 19 responden dengan presentase 39,6%, sekor B
dengan kategori baik berjumlah 24 responden dengan presentase 50%, sekor C
dengan kategori cukup berjumlah 5 responden dengan presentase 10,4%. 3) tidak
ada hubungan yang siknifikasikan antara intensitas shalat tahajud dan sikap
tawadhu‟ santri dari hasil perhitungan menunjukkan 0,048, artinya
berdasarkan table r product mament lebih besar atau sama dengan r tabel pada
N = 48 pada taraf signifikasi adalah 0.368 dan yang diperoleh adalah 0.048,
lebih kecil dari r tabel yang berarti lebih kecil dari r tabel. Maka dapat di
simpulkan bahwa tridak aada hubungan negatif yang signifikan antara intensitas
xi
shalat tahajud dan sikap tawadhu‟ di pondok pesantren Al-Muntaha Kel.
Cebongan Kec. Argomulya Kota Salatiga. Segingga hipotesis di tolak.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. ............................................................................................... Latar
Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. ............................................................................................... Rum
usan Masalah ................................................................................. 6
C. ............................................................................................... Tujua
n Penelitian .................................................................................... 6
D. ............................................................................................... Hipot
esis ................................................................................................. 7
xii
E. ............................................................................................... Manf
aat Penelitian ................................................................................. 7
F. ............................................................................................... Defin
isi Operasional ............................................................................... 8
G. ............................................................................................... Meto
de Penelitian………………………………………………...10
H. ............................................................................................... Siste
matika Penulisan ........................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 18
A. ...............................................................................................
Shalat Tahajud……………………………………………………18
1. .......................................................................................... Peng
ertian Shalat Tahajud…………………………………….18
2. .......................................................................................... Wakt
u Shalat Tahajud………………………………………...22
3. .......................................................................................... Juml
ah Rekaat Shalat Tahajud……………………………….23
4. .......................................................................................... Keut
amaan Shalat Tahajud…………………………………...23
5. .......................................................................................... Khik
mah Shalat Tahajud .................................................................. 25
B. ............................................................................................... Sikap
Tawadhu‟........................................................................................ 26
xiii
C. ............................................................................................... Hubu
ngan Shalat Tahajud Dengan Sikap Tawadhu‟ .............................. 29
BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 34
A. ............................................................................................... Gam
baran Umum Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ................. 34
B. ............................................................................................... Peny
ajian Data....................................................................................... 40
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 45
A. ............................................................................................... Anali
sis Pertama..................................................................................... 45
B. ............................................................................................... Anali
sis Kedua ....................................................................................... 57
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63
A. ............................................................................................... Kesi
mpulan ........................................................................................... 63
B. ............................................................................................... Saran
....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar nama responden pondok al-Muntaha .................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban shalat tahajud..................................... 46
Tabel 4.2 Jawaban angket shalat tahajud ......................................................... 47
Tabel 4.3 Prosentase shalat tahajud ................................................................. 50
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban sikap tawadhu‟ .................................. 52
Tabel 4.5 Daftar nilai sikap tawadhu‟………………………………………...53
Tabel 4.6 Prosentase sikap tawadhu‟…………………………………………56
Tabel 4.7 Product moment……………………………………………………58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Shalat Tahajud
Lampiran 2 Angket Sikap Tawadhu‟
Lampiran 3 Nota Pembibing
Lampiran 4 Surat Pengatar Lembaga
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6 Lembar Konsultasi
Lampiran 7 Lembar SKK
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 9 Dokumentasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahajud menurut istilah yaitu shalat sunnah yang di kerjakan setelah terlebih
dahulu tidur malam.Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
malam hari yang waktunya yaitu diantara sesudah shalat isya‟ sampai terbitnya
fajar dan dengan catatan dilakukan sesudah tidur, meskipun itu hanya sebentar.
Hukum shalat tahajud adalah sunnahmu‟akkad, dan sunnahmu‟akad artinya
sunnah yang di anjurkan untuk di kerjakan(Muhlisin,2014:35).”Shalat tahajud
dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan ketenangan dan menghindarkan
dari segala penyakit.(Sholeh,2003:2)
Anjuran melaksanakan shalat tahajud ini diperkuat dengan adanya dalil
dari Al-qur‟an dan Al-Hadist.Alquran merupakan kalamullah yang menjadi
pedoman bagi seluruh manusia terutama para hamba Allah SWT. Dan berikut
merupakan ayat Al-qur‟an yang berisi perintah untuk melaksanakan sholat
tahajud yaitu:
1. Q.S Al-Isra‟:79
2
Artinya : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu
mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji”. (Q.S Al-Isra‟:79)
2. QS. Adz Dzaariyaat 15-18
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam
taman-taman (syurga) dan mata air- mata air, sambil menerima segala
pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu
pagi sebelum fajar”. (QS. Adz Dzaariyaat 15-18)
3. Surat Al-Furqon ayat 63-64
Yang artimya : “Dan hamba – hamba Dzat Yang Maha Penyayang itu
adalah orang – orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan
jika orang – orang yang bodoh menyapa mereka maka merekapun
mengucapkan kata-kata yang santun . Dan orang – orang yang
3
menghabiskan waktu malam mereka dengan bersujud & berdiri bagi
Tuhan mereka.” ( Al Furqan : 63-64)
Adapun anjuran mengerjakan sholat tahajud dari Hadist Nabi Muhammad
SAW adalah sebagai berikut :
Artimya : kerjakan shalatullail ( sholat sunah di malam hari ) karena
sesungguhnya hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum
kalian, sebagai pendekatan diri kepada Allah SWT. Sebagai pencegah dari
perbuatan dosa, sebagai kifarat dari perbuatan-perbuatan buruk, dan sebagai
pengusir penyakit dari tubuh ( HR. Riwayat Ahmad ).( Al-Hasyimi, 2010 : 569 ).
Shalat adalah ibadah yang tidak akan hilang dari napas kehidupan seorang
muslim. Shalat merupakan perbuatan yang terus menerus dilakukan seorang
muslim selama dia hidup (Bahnasi,2008:17). shalat merupakan media
komunikasi seorang hamba kepada sang kholik, dimana didalam shalat tersebut
seorang hamba beribadah, bermuhasabah, dan berdoa serta mengadu kepada
Allah segala sesuatu yang terjadi kepadanya. Dalam dunia psikologis ini disebut
katarsis. Setelah seseorang mengeluarkan apa yang dia rasa apakah itu positif
ataupun negative secara bebas, kemudian ia percaya kepada orang yang ia
adukan dengan berbagai harapan yang menenangkan hatinya sudah pasti akan
berujung kepada hati yang tenang dan nyaman.
4
Ibadah shalat yang dilakukan dengan baik dan khusuk akanberpengaruh bagi
orang yang melakukannya. Namun tidak secara langsung atau instan begitu saja
berpengaruh. Ibadah yang dilakukan dengan keyakinan dan kekhusyukan akan
membawa ketenangan, ketentraman dan kedamaian dalam hidup manusia.
Sehingga ketika manusia mengalami musibah atau hal-hal positif atau negatif
dalam hidupnya hatinya tidak akan goncang dan terlalu bersedih hati.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia.Ajaran-ajaran akhlak rasulullah adalah ajaran
akhlak yang terkandung dalam Al-qur‟an, yang didalamnya mengajarkan
bagaimana moral individu manusia terhadap kehidupan sosial dan kehidupan
agamanya.
Melalui pelaksanaan ibadah shalat secara kontinue dari waktu kewaktu yang
telah di tentukan batasnya di harapkan akan selalu ingat kepada Allah, sehingga
dalam melakukan segala aktivitas akan terasa diawasi dan di perhatikan oleh dzat
yang maha mengetahui, maha melihat, dan maha mendengar. Konsekwensinya
adalah terhindar dari melakukan segala perbuatan yang bertentangan dengan
Islam. Shalat tidak hanya mengandung nilai ubudiah semata akan tetapi shalat
juga mengandung hubungan baik dengan sesama makhluq Allah lainnya. Setiap
Muslim di tuntut untuk merealisasikan dalam bentuk prilaku kehidupan.
5
Shalat merupakan ibadah yang memiliki nilai edukatif yang tinggi dan luas.
Dalam hal ini, shalat mempunyai daya penunjang bagi pembentukan akhlak
manusia untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, menjauhi fakhsa‟
dan munkar, mengurangi kelesuan di saat menderita, kesulitan dan keangkuhan
di saat memperoleh nikmat. Shalat akan menanamkan dalam hati kesadaran
adanya kontrol Illahi, memelihara aturannya, menjaga kedisiplinan waktu, takut
akan siksaan dan ancamannya serta sanggup mengalahkan sifat-sifat kelemahan
manusia lainnya yang semuanya itu termasuk ke dalam akhlaqul karimah.
Terutama sifat Tawadhu‟ atau kerendahan hati.
Kata tawadhu‟ berasal dari kata wa-dha-„ia yang berarti merendahkan. Sifat
merendahkan diri atau menempatkan diri pada posisi yang lebih rendah dari yang
semestinya dimiliki (Ahmadi,2004:108). Sikap tawadhu‟adalah sikap tidak tinggi
hati dan tidak sombong kepada orang lain. Sikap dimana ia merasa bahwa ia
hanyalah seorang hamba dan tidak patut baginya terdapat rasa sombong ada
padanya.
Salah satu kegiatan rutinitas yang di wajibkan di pondok pesantren Al-
muntaha yaitu di adakannya shalat tahajud setiap malam jum‟at, jika ada santri
yang melanggar kosenkuensinya akan di kenakan hukuman yang di terapkan oleh
pengasuh dan pengurus pondok pesantren Al-Muntaha.
6
Dari uraian yang telah dijelaskan penulis mencoba meneliti bagaimana
hubungan dari intensitas sholat malam atau sholat tahajud terhadap akhlakul
karimah seorang individu terutama dalam sikap tawadhu(rendah hati).Kemudian
penulis melakukan penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Shalat
Tahajud Dan Sikap Tawadhu’ Santri Di Pondok Pesantren Al-Muntaha
Cebongan Salatiga 2016.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Intensitas shalat tahajud para santri pondok pesantren
Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 ?
2. Bagaimana sikap tawadhu‟ santri di pondok pesanteren Al-Muntaha
Cebongan Salatiga Tahun 2016?
3. Bagaimana hubungan intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟ santri
di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penulis berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui intensitas shalat tahajud di pondok pesantren
Al-muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016
2. Untuk mengetahui sikap tawadhu‟ santri di pondok pesantren Al-Muntaha
Cebongan Salatiga 2016.
7
3. Untuk mengetahui hubungan intensitas shalat tahajud dan sikap tawadhu‟
santri di pondok pesantren Al-Mntaha Cebongan Salatiga 2016.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotetis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian.(Prasetyo,2011:76). Menurut Suharsimi, “Hipotetis adalah” suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikuntoro, 2010:110).Jadi menurut
penulis, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih perlu diuji terus secara empiris.
Adapun hipotetis dalam penelitian ini adalah: terdapat hubungan positif dan
signifikan antara intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟ santri di
pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang
seberapa besar prosentase intensitas tahajudterhadap sikap tawadhu‟ santri di
pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 dan informasi
tersebut memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu:
8
1. Secara teoritis, dalam bidang agama, tahajud di gunakan sebagai alternatif
sikap tawadhu‟ santri sehingga adanya peningkatan ibadah kepada sang
kholiq
2. Secara praktis jika ada hubungan antara dua variabel ini, berarti lembaga
pondok pesantren khususnya pondok pesantren Al- Muntaha dapat
memenuhi harapan agama yaitu dapat mencetak generasi yang beraklakul
karimah.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan untuk memperjelas
pemahaman skripsi perlu penulis jelaskan beberapa istilah yang di gunakan
dalam judul skripsi ini yaitu:
1. Hubungan Intensitas Shalat Tahajud
Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Departemen
Pendidikan Nasional, 2001: 438).Tahajud berasal dari kata hujud atau
hajdah yang berarti “tidur” atau “bangun dari tidur”. Oleh karenanya, shalat
tahajud diartikan sebagai shalat malam yang dilakukan pada waktu orang-
orang sedang lelap tidur, atau yang dilakukan pada waktu malam ketika
seseorang bangun dari tidurnya.(Waid, 2011: 2-3).
Dari definisi tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa tahajud adalah
ibadah pada malam hari di saat orang-orang sedang tidur dengan tujuan
9
beribadah kepada Allah yaitu dengan shalat sunah malam dengan membaca
Al-Qur‟an, berzikir dan beriktikaf.
Variabel ini penulis membatasi dengan beberapa indikator intensitas shalat
tahajudyaitu sebagai berikut :
a) Setiap malam
b) Seminggu tiga malam
c) Lebih dari 2 rekaat
d) Berdoa setelah melaksanakan shalat tahajud
e) Membaca Al-Qur‟an setelah melaksanakan tahajud
2. Sikap tawadhu‟
Sikap tawadhu‟ adalah tidak tinggi hati dan sombong kepada orang lain, ia
akan dicintai dan disukai orang-orang di sekitarnya, semakin harmonis
kehidupan antara diri dan masyarakat, semakin dekat dirinya dengan Allah
Swt, dan mendapatkan tempat terhormat di tengah-tengah masyarakat. (Az-
Zuhaili,2013:343)
Sehubung dengan penelitian ini, yang penulis maksud dengan sikap
tawadu‟ ialah agar para santri di pondok pesantren dapat saling hormat
menghormati antara yang satu dengan yang lain, bersikap mulia, saling
menghargai dengan yang tua maupun yang muda dan patuh kepada guru .
Untuk memudahkan pengamatan sikap tawadu‟ perlu menulis indikator-
indikator sebagai berikut:
10
a) Menyapa dengan mengucapkan salam.
b) Hormat pada guru
c) rendah hati atau tidak sombong
d) menghargai teman
e) patuh kepada kedua orang tua
f) santun dan lemah lembut (Az-Zuhaili:346)
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan pisau bedah untuk mengetahui permasalahan
yang diajukan dalam penelitian (Maslikhah, 2013:318). Dalam penelitian ini,
penulis akan menggunakan metodologi yang akan penulis jabarkan seperti
dibawah ini:
1. Pendekatan dan Rancanagan Penelitian
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang
diteliti lebih bersifat sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada
variabel independen dan dependen.Dari variabel tersebut selanjutnya dicari
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(sugiyono, 2011:11).
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian
kuantitatif korelasional karena, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
jawaban atas suatu pernyataan yang spesifik sejak awal tentang variabel X dan
11
Y. Penelitian ini meneliti hubungan intensitas shalat tahajud dengan sikap
tawadhu‟ santri.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di pondok pesantren Al-Muntaha
Argomulyo, Cebongan, Salatiga dan penelitian akan dilaksanakan mulai pada
tanggal 02 Juni 2016 sampai selesei mendapatkan data.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya (Sugiyono,
2010:61). Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin di teliti
(Prasetyo,2011:119). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2010: 173).Populasi dari penelitian adalah seluruh santri Al-
muntaha yang berjumlah 48 santri.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:62). Sampel merupakan bagian dari
populasi yang ingin di teliti. (Prasetyo,2011:119). Teknik yang dipakai
dalam mengambil sampel adalah teknik Random Sampling yaitu
pengambilan sampel secara random tanpa pandang bulu (Arikounto,
12
2005:95). Jadi individu dalam populasi secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama diberi kesempatan yang sama dipilih menjadi anggota sampel.Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh santri di pondok pesantren al-Muntaha
yang berjumlah 48 santri.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu yang sangat penting di dalam
pelaksanaan suatu pendidikan.Teknik pengumpilan data adalah yang
dipakai untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian agar
mendapat data yang relevan dan sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mendapatkan data yang
relevan dan akan menghasilkan penelitian yang berkualitas baik.
Metode yang digunakan dalam mengumpulan data mengenai intensitas
shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri penulis menggunakan beberpa
metode antara lain:
a. Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner menurut Sukardi (2009:76) yaitu beberapa
macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian
yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk
memperoleh informasi di lapangan.
Metode Angket digunakan untuk memperoleh informasi
tentangintensitas shalat tahajud dan sikap tawadhu‟ santri di pondok
pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 .
13
b. Metode Dokumentasi
Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-harinaya (Sukardi, 2009:81).
Metode ini digunakan untuk memperkuat data yang telah
diperoleh setelah melakukan metode observasi langsung, metode yang
digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan penelitian
peneliti.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpilan data penelitian adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsini,
1990:206). Jadi peneliti menyimpulkan bahwa alat penelitian yang
digunakan oleh peneliti ada tiga instrumen data yang digunakan peneliti
untuk pengumpulan data yaitu kuisoner, wawancara, dokumentasi
kemudian instrument dibatasi dengan indikator-indikator.
a. Variabel Independen (X) Intensitas shalat tahajud dengan indikator:
1) Setiap malam
2) Seminggu tiga malam
3) Lebih dari 2 rekaat
4) Berdoa setelah melaksanakan shalat tahajud
14
5) Membaca Al-Qur‟an setelah melaksanakan tahajud
b. Variabel Dependen (Y) Sikap tawadhu‟ dengan indikator:
1) Menyapa dengan mengucapkan salam
2) Hormat pada guru
3) Menuruti perintah guru
4) Rendah hati/ tidak sombong
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul maka langsung selanjutnya yang harus
ditempuh yaitu analisis data.Analisis data ini dimaksudkan untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan dalam penelitian yang kemudian
dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevalidatanya.
Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan dua
macam tekhnik sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian
di analisis pendahuluan.Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai
macam metode untuk mendapatkan semua data yang
dibutuhkan.Selanjutnya mengklasifikasi dan menganalisis sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas situasi objek yang penulis
teliti.
15
Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi
dalam bentuk tabel prosentase. Untuk menganalisis ini, penulis
menggunakan rumus (Suharsini, 1990: 142):
P = x 100%
Keterangan:
P =Prosentase
N =Jumlah Populasi
F =Frekuensi
100% = Bilangan Konstanta
Rumus diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah
latar belakang intensitas shalat tahajjud dengan sikap tawadhu‟..
b. Analisi Product Moment
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya dalah analisis data
untuk mendapatkan kesimpulan data dalam penelitian.
Untuk mencari ada tidaknya intensitas shalat tahajjud dengan
sikap tawaduk. Penulis menggunakan korelasi product moment dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
16
X = variabel pengaruh
Y = variabel terpengaruh
N = jumlah responden(Suharsini, 1990:142)
Digunakan untuk menjawab rumusan masalah.Adakah
intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟santri.
H. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian merupakan gambaran umum isi penelitian
peneliti, berikut sistematika penelitian peneliti :
Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, berisi :
1) Intensitas shalat tahajud meliputi: pengertian shalat tahajud, teori-
teori yang membahas tentang shalat tahajud.
2) Siakap tawadhu‟ meliputi: pengertian tawadhu‟, menyapa dengan
menggunakan salam, hormat pada guru, rendah hati/tidak
sombong.
3) Hubungan Intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟
Bab III Hasil Penelitian berisi : Gambaran Umum Lokasi,Subjek Penelitian
dan Penyajian Data.
Bab IV analisis data penelitian, berisi:
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. S
halat Tahajud
1. P
engertian shalat tahajud
“Shalat” menurut arti bahasa(etimologi) adalah do‟a atau pujian. Sedangkan
menurut Khalil definisi (termologi), shalat adalah
Menghadapnya kalbu kepada Allah sedemikian rupa sehingga bangkitlah rasa
takut kepada Allah Yang Maha Suci dan muncul gambaran (dalam kalbu) tentang
ke-Agungan dan ke-Maha sempurnaan kekuasaan-Nya
Definisi lain:
Menghadap kepada Allah dengan kalbu, bersikap khusyu‟(kosentrasi) di hadapan-
Nya dan iklas semata-mata untuk-Nya yang disertai dengan kehadiran
kalbu(menghayati) tatkala berzikir, berdoa dan memuji-muji (Allah)
Dari kedua definisi shalat dapat disimpulkan:
a. Shalat merupakan upacara ritual
menghadap Allah SWT yang Maha suci, yang harus berlangsung
secara khidmah, dengan penghayatan penuh dan dengan
bermodalakan iklas (semata-mata hanya
19
dipersembahkan untuk Allah SWT dan demi mengharapkan”Ridha-
Nya”).
b. Shalat bukan sekedar gerakan-
gerakan dan ucapan-ucapan lahiriah semata, melainkan gerakan-
gerakan dan ucapan-ucapan lahiriah dan batiniah secara serempak.
Karena pada hakikatnya. Shalat justru merupakan gerakan dan ucapan
kalbu yang disertai dibantu dengan gerakan anggota tubuh dan ucapan
lisan, yang semuanya dilakukan manusia dalam rangka berdialog
(berzikir, memuji-muji dan berdoa) dengan Allah SWT.
.(Khalil,2006:29)
Di dalam Al-Qur‟an banyak disebutkan ayat-ayat yang menunjukkan di wajibkan
ibadah shalat. Seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya‟ ayat 73:
Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya
kepada kamilah mereka selalu menyembah,(QS Al-Anbiya‟73).
Shalat merupakan ibadah yang paling dicintai, paling utama dan
paling dekat dengan Allah. Urgensi shalat ditujukkan oleh posisi shalat
20
yang menempati urutan kedua dalam rukun islam setelah mengucapkan syahadat.
Selain di tunjukan juga oleh firman Allah QS. Adz-Dzariyat:56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.(QS. Adz-Dzariyat:56)
Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam,
tanpa kecuali. Shalat adalah amalan pertama yang akan dihisap pada hari kiyamat.
(Salim,2009:17-18).
Shalat sunah terdiri dari berbagai macam shalat sunah seperti, shalat dhuha, shalat
qobliyah dan ba‟diyah, shalat gerhana, shalat hari raya, shalat hajat, shalat witir,
shalat tarawih dan lainnya dan salah satu shalat sunah yang di anjukan yaitu shalat
tahajjud hal ini sudah di terangkan dalam QS.Al-Isra‟ayat 79
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang Terpuji(.QS.Al-Isra‟:79).
makna secara istilah, tahajud adalah shalat sunah yang di kerjakan
setelah terlebih dahulu tidur malam. (Muhlisin, 2014:35).Shalat tahajud hukumnya
adalah sunnah muakkadah (sangat di anjurkan untuk di laksanakan).
21
Shalat tahajud awalnya diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ketika shalat tahajud diwajibkan hal ini memberatkan untuk kaum mukminin,
kemudian Allah menghapuskan dan menggatinya dengan kewajiban shalat fardhu
lima waktu yang merupakan buah dari perjalanan isra‟dan mi‟raj Nabi SAW.
Sementara itu shalat tahajud diperintahakan kepada kaum mukminin sebagai
perintah yang bersifat, bukan wajib. hal ini diterangkan dalam (Q.S Muzzamil:20).
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang)
kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah
menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali
tidak dapat menentukan batas-batas
22
waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia mengetahui bahwa akan ada di
antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di
jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan
Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling
baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-
Muzzamil).(Waid, 2011:59-60)
2. Waktu Shalat Tahajud
Waktu salat sunah tahajut adalah sejak dari selesainya shalat isya‟hingga shalat
subuh. Shalat malam itu bisa dikerjakan dipermulaan, dipertengahan, dan
dipenghabisan malam. Apabila diinterpretasikan menurut waktu indonesia yaitu:
a. Sepertiga awal malam itu kira-
kira antara jam 10 malam sampai jam 11 malam
b. Seperdua malam diperkirakan
antara jam 12 sampai jam 1 malam.
c. Dan dua pertiga malam antara
jam 2 dan jam 3 sampai sebelum fajar atau masuk salat subuh. Ini
adalah waktu yang utama(Sholeh,2013154)
23
3. Jumlah Rekaat shalat tahajud
Jumlah rakaat shalat tahajud minimal adalah dua rakaat. Sedangkan jumlah
maksimalanya tidak ada batas tertentu yang pasti. Adapun tentang bilangan rakaat
tahajud, terjadi pebedaan pendapat di antara ulamak. Sebagian ulama mengatakan
bahawa bilangan rakaat Tahajud tidak terbatas namun ada pula ulama lain yang
membatasi bilangan rakaat Tahajud maksimal 12 rakaat (waid, 2011:67)
4. Keutamaan shalat Tahajud
Hadis tentang keutamaan shalat tahajud
Apabila seorang lelaki bangun d itengah malam, lalu ia mem,bangunkan istrinya,
kemudian keduanya mengerjakan salat dua rakaat, maka keduanya ditulis termasuk
orang lelaki dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah(Riwayat Ibnu Hibban
melalui Abi Sa‟id).
Hadis ini menerangkan tentang keutamaan shalat lail (shalat
sunat di malam hari). Apabila seseorang terbangun dari tidurnya di tengah malam,
kemudian dibangunkannya pula istrinya untuk mengerjakan shalat tahajud dua
rakaat bersama-sama, maka mereka dicatat di sisi Allah sebagai orang yang banyak
berzikir kepada-Nya(Al-Hasyimi,2010:55)
24
Shalat tahajud merupakan satu-satunya shalat sunnah yang di sebutka dalam Al-
Qur‟an. Dan juga banyak hadist-hadaist Rasulullah SAW yang menceritakan
kebiasaan Rasulullah SAW ketika melaksanakan shalat tahajud. Dari hal ini
tentunya ada banyak keutamaan atau keistimewaan dari shalat tahajud ini. Berikut
adalah beberapa keutamaan dari shalat tahajud.
a) Ditinggikan derajat menuju
maqamah mahmudan (kedudukan yang terpuji).
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang Terpuji (QS. Al-Isra‟).
b) Termasuk golongan muhsinin
(orang yang berbuat kebaiakan) dan muttaqin (orang yang bertakwa),
yang akan didudukan di taman-taman dan mata air surga.
c) Di golongkan dalam mukmin sejati
.
25
Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, hanyalah orang-orang yang
apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat kami), mereka menyungkur sujud dan
bertasbih serta memuji Tuhan nya, dan mereka tidak menyombongkan diri.
Lambang merekajauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya
dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari
rezeki yang kami berikan kepada mereka. (QS. As-Sajdah:15-16)
d) Shalat tahajud merupakan amalan
yang diistiqamahakan oleh orang-orang shalih. Selain itu, juga sebagai
sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapaus dosa, dan
penangkal penyakait.
e) Tahajud adalah shalat yang paling
utama setelah shalat wajib
f) Menjadi penyebab terkabulnya doa‟
g) Mendatangkan kecintaan Allah
SWT
5. Khikmah Shalat tahajud
Beberapa berkah dari keistimewaan menjalankan shalat tahajud secara istiqomah
diantaranya:
a. Memiliki intuisi atau firasat yang
tajam
b. Mendapat kemudahan dalam
menghadapi berbagai masalah dan problem.
26
c. Optimis menghadapi berbagai
masalah yang menghadang
d. Shalat pada akhir malam
menimbulkan rasa nyaman dan aman.
e. Merasa selalu dekat dengan Allah
f. Terhindar dari perasaan tertekan dan
stres berkepanjangan
g. Mendapat bimbingan dan petunjuk
menghadapi berbagai masalah, yang biasanya muncul ketika sedang
duduk istirahat dan berdoa di sela-sela shalat malam.
h. Dicukupkan Allah semua
kebutuhannya dan mendapatkan rezeki yang tidak pernah terputus.
i. Mendapat pertolongan dan
kemudahan dari tempat yang tidak pernah terduga.
j. Meningkatkan kecerdasan spiritual.
(Waid,2011:59-64)
B. Sikap tawadhu‟
Seorang mukmin selayaknya sibuk berzikir dan memuji Allah daripada memuji diri
sendiri agar ia bertambah tawadhu‟ . selain itu, hendaknya ia juga sibuk
melaksanakan hah-hak Allah daripada sibuk mengingat hak pribadinya sendiri agar
ia bertambah iklas. Allah telah meletakkanmu dialam pertengahan antara kerajaan
27
dan dunia makluk-Nya dengan maksud agar engkau mengenali kemulyiaanmu.
Serta Allah memposisikanmu diantara makluk-Nya agar mengetahui bahwa engkau
adalah permata berharga yang dikelilingi oleh berbagai unsur lain. (Al-
Sakandari,2013:143)
Kata tawadhu‟berasal dari kata wa-dha-„a yang berarti merendahkan. Ia berarti,
sifat merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi yang lebih rendah
dari yang semestinya dimiliki. (Ahmadi,2004:108). Sikap tawadhu‟ tidak tinggi hati
dan sombong kepada orang lain, ia akan disukai dan
di cintai orang-orang disekitarnya, semakin harmonis kehidupan antara diri dan
masyarakatnya, semakin dekat dirinya dengan Allah SWT. Dan mendapatkan
tempat terhormat ditengah-tengah masyarakat. Orang yang tawadhu‟akan masuk
surga, Allah akan mencurahkan pertolongan dan rahmat-Nya, selalu diiringi
Malaikat rahamat, dan disukai Allah dan Rasul-Nya.
Tawadhu‟adalah lambang keimanan cahaya Islam, sumber keridhaan, serta bukti
penerimaan Allah SWT. Tawadhu‟adalah bukti tingginya derajat seseorang.(Az-
Zuhaili,2013:343-344)
Dalam Al-Qur‟an banyak disebutkan ayat-ayat yang menunjukkan bersikap
tawadhu‟. Seperti firman Allah SWT dalam surat Asy-Syu‟ara ayat 215.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-
orang yang beriman. (QS. Asy-Syu‟ara).
28
Allah SWT memberikan identifikasi orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang
merendahkan diri dengan sesama dan orang-orang yang tegas di hadapan orang-
orang kafir.
Dan juga di terangkan dalam QS. Al-Maidah ayat 54
( Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah
Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir. (Al-Maidah:54) (Ahmadi,2004:111)
Nabi Muhammad SAW. Memberikan sinyal bahwa orang yang tawadhu‟ akan
masuk surga sebagaimana di sebutkan dalam hadist Tirmidzi, Nasa‟i, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban dalam Shahih ibni Hibban, dan Hakim: ia menulis hadist ini shahih
berdasarkan kriteria Bukhori dan Muslim dari Tsauban r.a., Rasulullah Saw.
Bersabda,” barang siapa meninggalkan dalam keadaan terbatas dari tiga hal;
sombong, mencuri harta ghanimah, dan hutang, ia akan masuk surga.
Maksudnya, akan masuk surga orang yang terhindar dari kesombongan dari
manusia, manipulasi harta rampasan perang atau mengorupsinya, dan terbebas dari
hutang. Dengan kata lain, seseorang bisa masuk surga dengan tiga sifat: tawadhu‟,
amanah, dan berhenti untuk menghindari hutang.
Sombong adalah penyakit mental yang sangat bebahaya. Ada tiga macam
kesombongan: pertama, sombong terhadap Allah . kedua, sombong terhadap para
Rasul dengan menolak risalah yang mereka emban dari Allah Swt. Ketiga ,
sombong terhadap manusia dengan merasa lebih hebat dan meremehkan orang lain.
29
Ketiga macam sombong ini sangat tercela karena takabur dan sombong selayaknya
hanya milik Allah, Sang Raja Yang Mahakuasa. Sifat ini juga bisa menyebabkan
seseorang enggan menaati perintah-perintah Allah dan berpaling dari kebenaran.
Kesombongan ini bisa muncul dalam diri seseorang karena kekuasaan dan pangkat
yang dimilikinya.
Allah SWT. Juga mengharamkan sifat takabur dan melarangnya dengan sangat
keras. Allah berfirman QS. Al-Isra‟ ayat 37-38
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi
Tuhanmu.(QS. Al-Isra‟:37-38)(Az-Zuhaili,3013:347)
C. Hubungan Shalat tahajud dan
sikap tawadhu‟
Shalat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah. Shalat
tahajud dengan iklas, khusuk dan penuh pengharapan akan ridho Allah maka hal
tersebut akan membiasakan hati sanubari kita selalu dekat dan akrab dengan
Tuhan. Akibatnya, secara tak disadari akan berkembang kecintaan yang mendalam
kepada Allah(hubbullah) dan akan mantaplah hubungan hamba dengan Tuhannya
(hablumminallah). (sholeh,2003:15).
30
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang sering melakukan shalat
tahajud antara lain:
1. Takut dengan azab Allah SWT
dan mengharap rahmat Allah SWT.
Sungguh orang-orang yang senantiasa bangun malam merupakan orang-orang yang
lebih beruntung daripada orang-orang yang musyrik karena orang-orang yang saleh
tersebut lebih takut akan azab Allah SWT dan
selalu mengharap ridha Allah SWT. Sebagai firman Allah SWT dalam surat Az-
Zumar ayat 9
.
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(QS. Az-
Zumar:9)
2. Bertaqwa dan memohon ampun
kepada Allah SWT
Allah SWT menyebut mereka sebagai orang-orang yang bertaqwa, yang mendapat
tempat mulia di surga sebagai balasan atas perbuatannya di dunia. Ketika hidup di
dunia, mereka hanya sebentar saja menghabiskan waktu malam untuk tidur dan
31
memenuhi waktu malam untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Sebagai
firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzaariyat 15-18.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman
(syurga) dan mata air-mata air; Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan; Di dunia mereka sedikit sekali tidur
diwaktu malam; Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum
fajar.”(QS. Adz-Dzaarriyaat:15-18).
3. Hamba yang saleh bersegera
dalam kebijakan
Seorang hamba yang gemar melakukan shalat tahajud adalah shaleh dan menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Sebagai mana firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 113-114.
Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku
lurus[221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,
sedang mereka juga bersujud (sembahyang); Mereka beriman kepada Allah dan
hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
32
munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh.(QS. Ali Imran:113-114).
4. Tidak sombong dan suka
bersedekah
Orang-orang yang terbiasa shalat malam memiliki hati yang lembut jika
mendapatkan peringatan, mereka tersungkur bersujud dan bertasbih memuji
Tuhannya tanpa menyombongkan diri. Sebagaimana ditegaskan dalam firman
Allah SWT dalam surat As-sajdah ayat 15-17.
“Sesumgguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat yang itu mereka
segera bersujud Seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka
tidakalah sombong.; lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka
selalu berdo‟a pada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta
mereka menafkahkan apa-apa rezki yang Kami berikan.; tak seorangpun
mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai
balasan dari mereka, atas yang mereka kerjakan.”
5. Rendah hati dan penyayang
33
Para pengamal tahajud di muka bumi dengan rendah hati, bahkan mereka
mengucapkan kata-kata yang baik dan bijak jika orang-orang jahil menyapanya.
Karena mereka merupakan orang-orang penyayang.
“ Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata
yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk
Tuhan mereka (QA Al-Furqaan:63) (Syahid, 2013:19-22)
Sedangka tawadhu‟ ialah merupakan sikap yang rendah hati dan tidak sombong
terhadap orang lain karena sikap tawadhu‟ juga merupakan akhlak yang mulia
karena sesungguhnya orang yang mempunyai sikap tawadhu‟ akan tinggi
derajatnya.
Di atas, telah disebutkan bahwa shalat tahajut memiliki manfaat untuk aspek
vertikal dan horizontal. Serta sikap tawadhu‟ juga memiliki dimensi vertikal dan
horizontal. Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa ada hubungan antara
pelaksanaan shalat tahajut dengan sikap tawadhu‟.
34
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren
Pondok pesantren al-Muntaha yang awalnya bernama al-Azhar yang
didirikan oleh bapak Muntaha Azhari dan ibu Siti Zulaikhoh pada tahun 1993.
yang berada di wilayah Jl.Soekarno-Hatta no.39 Sidoharjo, kel. Cebongan,
kec. Argomulyo Salatiga 50731.
Sebelum pondok al-Azhar berdiri, sudah ada 4 santri putri yang muqim
untuk mengaji dengan Ibu Nyai untuk menghafal al-Quran. Santri masih
bertempat tinggal satu rumah dengan ibu Nyai dikarenakan belum mempunyai
bangunan khusus untuk santri, sesuai dengan rencana awal pendiriannya yakni
membangun pondok pesantren putri khusus untuk menghafal al-Quran.
35
Pada tahun 1996, pondok pesantren al-Azhar sudah tercatat di lembaga
kota Salatiga dan mendapatkan akta notaris. Kemudian pada tahun 2012
pondok pesantren al-Azhar diganti nama menjadi pondok pesantren al-
Muntaha, dengan alasan legalitas dari Kemenag Kota Salatiga.
Pada tahun 2013, pondok pesantren al-Muntaha mendapatkan uang
pembangunan yang bersumber dari pemerintah. Dan pembangunan dari awal
yang bersumber dari swadaya dari wali santri, masyarakat, dan donatur dari
luar.
Pondok pesantren al-Muntaha dalam hubungan eksternal dengan
masyarakat yaitu berupa syiar agama dan lembaga kemasyarakatan. Pada
tahun 2005 pangasuh pondok pesantren al-Muntaha ikut serta dalam
mendirikan JQH Salatiga, dan pada tahun 2014 turut mendirikan rutinan
tadarus Muslimat kota Salatiga dan pada saat ini pengasuh masih aktif di JQH
beliau sebagai penasehat dan ustad Nasif Ubadah, Lc sebagai anggota JQH.
2. Letak Geografis
Pondok Pesantren al-Muntaha terletak di Jl.Soekarno-Hatta no.39
Sidoharjo, kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
Pondok pesantren al-Muntaha menempati area tanah 3.300 m² yang digunakan
untuk pembangunan pondok pesantren putri meliputi asrama santri, koperasi
pondok pesantren, aula sebagai pusat kegiatan di pondok pesantren al-
Muntaha, dll.
3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran
36
Sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di pondok al-Muntaha
antara lain:
a. Sorogan
Sistem pengajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan santri
menyorogkan sebuah kitab kepada ibu Nyai atau ustadzah untuk dikoreksi
langsung oleh ibu Nyai atau ustadzah mngenai benar dan salahnya. Apabila
ada salahnya, kesalahan itu langsung dibenarkan seketika itu juga oleh ibu
Nyai atau ustadzah tersebut.
b. Bandongan
Sistem pengajaran yang serangkaian dengan sistem sorogan dan wetonan
adalah bandongan yang dilakukan dengan saling kait-mengait dengan yang
sebelumnya. Dalam sistim bandongan, seorang santri tidak harus
menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang dihadapi karena santri
cukup menyimak apa yang dijelaskan oleh kiyai atau guru.
Pemakaian metode di atas dimaksudkan sebagai upaya mempelajari
al-Quran dan kitab kuning di pondok pesantren al-Muntaha. Adapun
rangkaian kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren al-Muntaha
diantaranya :
1) Pendidikan Madrasah Diniyah
Pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren al-Muntaha
dilaksanakan setiap ba‟da isya‟ yang diikuti oleh santri bin-Nadhor dan
37
santri tahfidz yang sedang berhalangan. Kitab-kitab yang dikaji
sekarang adalah tafsir jalalain.
2) Kegiatan Umum Harian
Pendidikan dan pengajaran ini dilaksanakan setiap hari yang diikuti oleh
semua santri di luar pembelajaran madrasah diniyah, kegiatan ini
meliputi:
a) Sorogan al-Quran
Dilaksanakan dengan cara santri membaca al-Quran dan disimak
langsung oleh ibu Nyai.
b) Setoran al-Quran
Bagi santri yang menghafal al-Quran, maka dia menyetorkan
hafalannya kepada ibu Nyai. Apabila santri dalam menghafal al-
Quran ada kesalahan dalam mahroj, tajwid dan harakatnya langsung
dibenarkan oleh ibu Nyai atau ustadzah
c) Kegiatan Mingguan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu sekali,
diantaranya: dziba‟an/ khitobah, pengkajian kitab, pengkajian kitab
fathul Qorib, pengkajian kitab, tartilan al-Quran untuk yang bin-
Nadhor, sima‟an dua orang untuk bil-ghoib, qiro‟ah dan setiap
malam jum‟at diwajibkan untuk santri shalat tahajud di aula maupun
di masjid.
3) Kegiatan Bulanan
38
Kegiatan ini meliputi: sima‟an ahad legi, sima‟an ahad kliwon.
4. Keadaan Fisik Pondok Pesantren al-Muntaha
Bangunan-bangunan yang ada di pondok pesantren al-Muntaha secara
fisik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yaitu:
a. Aula
Di Pondok pesantren al-Muntaha terdapat sebuah aula yang berfungsi
sebagai tempat beribadah dan kegiatan belajar mengajar. Aula tersebut
berda di depan pondok. Selain berfungsi sebagai sarana pelaksanaan ibadah
oleh para santri juga sebagai tempat ziarah oleh masyarakat, karena di aula
ada maqam bapak kiyai al-Muntaha Azhari, pendiri pondok al-Muntaha.
b. Koperasi
Di pondok pesantren al-Muntaha koperasi digunakan sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan sehari-sehari bagi para santri, pengasuh pondok dan
masyarakat sekitarnya. Koperasi di pondok ini dikelola langsung oleh para
santri sebagai sarana pendidikan dalam bidang ekonomi.
c. Bangunan Pondok
Bangunan pondok terletak di belakang rumah pengasuh, ada 3 bangunan
pondok. Tempat untuk santri khusus bil-ghoib di belakang dapur rumah
pengasuh dan masih satu atap dengan rumah pengasuh. Kemudian
dibelakang rumah pengasuh ada 2 bangunan yang berhadapan sebelah
selatan rumah pengasuh khusus untuk santri bin-Nadhor dan sebelah utara
rumah pengasuh ditempati santri bin-Nadhor dan bil-Ghoib.
39
5. Susunan Organisasi pondok Pesantren al-Muntaha
Adapun susunan pengurus Pondok Pesantren Al Muntaha sebagaimana
dalam uraian berikut ini.
Susunan Personalia Pengurus Tahun 2016 sd 2017
Pengasuh : Ibu Nyai Hj Siti Zulaikhoh
: Bapak Nasif Ubadah, Lc
Ketua : Maghfirotul Mafakhir
Wakil ketua : Ela Izzatul Laila
Sekretaris I : Miratus Sa‟adah
Sekretaris II : Eka Yuniyanti
Bendahara I : Siti Zubaidah
II : Nurul Lailatul Hidayah
Seksi Pendidikan
Ketua : Annisa Isnaini Khikmah
Anggota : Eva Roviana
: Tri Oktaviani
: Ana Wahyuniangsih
Seksi Keamanan
Ketua : Afif Fatimatuz Zahro
Anggota : Nurul Khikmah
: Dahlia Dwi Kusuma W.
: Siti Shofiyanti
40
Seksi Kebersihan
Ketua : Zahrotul Fuadah
Anggota : Avi Naila Fitrina
: Rizkiana Kadarwati
: Annisa Rizkiyandini
Seksi Kesehatan
Ketua : Yusi Dahmayanti
Anggota : Dewi Endriyani
: Heni Purwina SA
: Himatul Uliya
Seksi Koperasi
Ketua : Milatur Rodliyah
Anggota : Churun‟in
: Ika Fatmawati
Seksi PHBI
Ketua : Mir‟atul Azizah
Anggota : Humaida Fatmawati
: Dewi Rahmawati
: Putri Parameswari
B. Penyajian Data Penelitian
41
Sebelum penulis sajikan data penelitian, terlebih dahulu penulis akan
menguraikan data dan status pendidikan yang menjadi responden dalam
penelitian ini:
1. Data Responden
Adapun data dan status pendidikan responden dalam penelitian peneliti
adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Data Dan Status Pendidikan Responden Pondok Al-Muntaha
No Nama Inisial Responden Keterangan
1 AS Mahasiswi
2 AAA MAN
3 AID Mahasiswi
4 ADNF Mahasiswi
5 AR SMA
6 AFZ Mahasiswi
7 AN Mahasiswi
8 ANV Mahasiswi
42
9 DIN MTS
10 DR Mahasiswi
11 DDK Mahasiswi
12 DPL Mahasiswi
13 DN MAN
14 DM Mahasiswi
15 EI Mahasiswi
16 EY Mahasiswi
17 ERI Mahasiswi
18 FYT MTS
19 FC Mahasiswi
20 HI Mahasiswi
21 IFW Mahasiswi
22 MRN SMP
23 MA Guru
24 MD Mahasiswi
25 MQ MAN
26 MR Mahasiwi
27 MM Mahasiswi
28 MS Mahasiswi
29 NIK Mahasiswi
43
30 NDK Mahasiswi
31 NLH Mahasiswi
32 NAR SMA
33 NH Guru
34 PP Mahasiswi
35 RK Mahasiswi
36 RKW Mahasiswi
37 SM SMK
38 SK Mahasiswi
39 SN SMP
40 SY SMA
41 SF SMA
42 SHU Mahasiswi
43 SZ Mahasiswi
44 TO Mahasiswi
45 UK Mahasiswi
46 VAS MAN
47 YD Mahasiswi
48 ZF Mahasiswi
Sumber : data diolah 2016
2. Angket
44
Data tentang Intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ pondok
al-Muntaha, dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang dibagikan dan
dijawab oleh responden. Angket tentang shalat tahajud 12 soal dari aspek
kesucian dan kebersihan tempat, ada rencana melaksanakan shalat tahajud,
semisal setiap hari atau pada hari-hari tertentu, semangat dalam melaksanakan
shalat tahajud, khusyu‟ dalam melaksanakan shalat tahajud, berdoa setelah
melaksanakan shalat tahajud, membaca Al-Qur‟an setelah shalat tahajud dan
12 soal tentang sikap tawadhu‟ dari aspek menyapa dengan menggunakan
salam, hormat pada guru, rendah hati atau tidak sombong, menghargai teman,
patuh kepada kedua orang tua dan santun dan lemah lembut.
Tahap pertama untuk mengolah angket yang sudah terkumpul adalah
memberikan skor terhadap setiap jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jawaban A mendapat skor = 3
2. Jawaban B mendapat skor = 2
3. Jawaban C mendapat skor = 1
45
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Pertama
1. Intensitas Shalat Tahajud
Perolehan data mengenai shalat tahajud penulis peroleh dengan menyebarkan angket
kepada 48 santri yang menjadi responden. Dari skor yang telah terekapitulasi pada
tabel shalat tahajud terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian
diklasifikasi menjadi 3 kategori, yakni kategori sangat baik, kategori baik, kategori
cukup .
Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:
Keterangan:
i = interval
46
xt =nilai tertinggi
xr = nilai terendah
xi = kelas interval
dari rumus ini diperoleh:
i = 4
Dengan kelas interval 4 maka diperoleh penggolongan shalat tahajud sebagai berikut:
33 - 36 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A
29 - 32 termasuk kategori baik, diberi lambang B
25 – 28 termasuk kategori cukup, diberi lambang C
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jawaban Shalat Tahajud
No Shalat Tahajud Interval Frekuensi
1 Cukup 25 – 28 7
2 Baik 29 – 32 37
3 Sangat baik 33 – 36 4
47
Jumlah 48
Tabel 4.2
Jawaban Angket Shalat Tahajud
No
Nama
Responden
Jawaban Nilai
Total Kategori
A B C 3 2 1
1 AS 7 5 - 21 10 - 31 B
2 AAA 7 4 1 21 8 1 30 B
3 AIH 8 4 - 24 8 - 32 B
4 ADNF 10 2 - 30 4 - 34 A
5 AR 8 4 - 24 8 - 32 B
6 AFZ 4 8 - 12 16 - 28 C
7 AN 5 7 - 15 14 - 29 B
8 ANV 5 6 1 15 12 1 28 C
48
9 DIN 6 6 - 18 12 - 30 B
10 DR 7 4 1 21 8 1 30 B
11 DDK 8 4 - 24 8 - 32 B
12 DPL 4 8 - 12 16 - 28 C
13 DN 7 4 1 21 8 1 30 B
14 DM 3 7 2 9 14 2 25 C
15 EI 9 3 - 27 6 - 33 A
16 EY 5 7 - 15 14 - 29 B
17 ERI 8 4 - 24 8 - 32 B
18 FYT 6 6 - 18 12 - 30 B
19 FC 5 5 2 15 10 2 27 C
20 HI 6 6 - 18 12 - 30 B
21 IFW 6 5 1 18 10 1 29 B
22 MRN 6 6 - 18 12 - 30 B
23 MA 8 4 - 24 8 - 32 B
24 MD 7 5 - 21 10 - 31 B
25 MQ 7 5 - 21 10 - 31 B
26 MR 6 5 1 18 10 1 29 B
27 MM 11 1 - 33 2 - 35 A
28 MS 5 4 3 15 8 3 26 C
29 NIK 7 5 - 21 10 - 31 B
49
30 NDK 8 4 - 24 8 - 32 B
31 NLH 6 6 - 18 12 - 30 B
32 NAR 5 5 2 15 10 2 27 C
33 NH 5 7 - 15 14 - 29 B
34 PP 8 1 3 24 2 3 29 B
35 RK 8 3 1 24 6 1 31 B
36 RKW 8 4 - 24 8 - 32 B
37 SM 9 2 1 27 4 1 32 B
38 SK 7 5 - 21 10 - 31 B
39 SN 8 4 - 24 8 - 32 B
40 SW 8 2 2 24 4 2 30 B
41 SF 12 - - 36 - - 36 A
42 SHU 8 4 - 24 8 - 32 B
43 SZ 7 5 - 21 10 - 31 B
44 TO 7 5 - 21 10 - 31 B
45 UK 7 4 1 21 8 1 30 B
46 VAS 7 4 1 21 8 1 30 B
47 YD 6 5 1 18 10 1 29 B
48 YF 6 6 - 18 12 - 30 B
50
Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Prosentase Perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
a. Untuk kategori sangat baik, mengenai shalat tahajud santri al-Muntaha
ada 4 responden:
8,3%
b. Untuk kategori baik mengenai shalat tahajud santri al-Muntaha ada 37
responden:
77,1%
c. Untuk kategori cukup , menganai shalat tahajud santri al-Muntaha ada 7
responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai
shalat tahajud di Pondok Pesantren Al Muntaha tahun 2016.
Tabel 4.3
Prosentase shalat tahajud
51
No Shalat Tahajud interval Frekuensi Prosentase
1 Sangat baik 33-36 4 8,3%
2 Baik 29-32 37 77,1%
3 Cukup 25-28 7 14,6 %
Jumlah 48 100 %
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa yang melakukan shalat tahajud
di pondok al-Muntaha tahun ajaran2016 adalah 8,3 % kategori sangat baik, 77,1 %
kategori baik, 14,6 % kategori cukup.
2. Sikap Tawadhu‟
Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 48 responden, maka
langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan
proporsinya.
Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel sikap tawadhu‟, terlebih dahulu penulis
tentukan interval untuk kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni
kategori cukup, kategori baik dan kategori sangat baik.
Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:
Keterangan:
i = interval
xt =nilai tertinggi
xr = nilai terendah
52
xi = kelas interval
Dari rumus ini diperoleh:
i = 4
Dengan kelas interval 4 maka diperoleh penggolongan sikap tawadhu‟ yang memilih
jawaban masing-masing kategori sebagai berikut:
32-35 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A
28-31 termasuk kategori baik, diberi lambang B
24-27 termasuk kategori cukup baik, diberi lambang C
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Tawadhu’
No Sikap Tawadhu‟ Interval Frekuensi
1 Sangat Baik 32-35 19
2 Baik 28-31 24
3 Cukup 24-27 5
Jumlah 48
53
Tabel 4.5
Daftar Nilai sikap tawadhu’
No.
Nama
Responden
Jawaban Nilai
Total Kategori
A B C 3 2 1
1 AS 9 3 - 27 6 - 33 A
2 AAA 10 2 - 30 4 - 34 A
3 AIH 6 6 - 18 12 - 30 B
4 ADNF 11 1 - 33 2 - 35 A
5 AR 10 1 1 30 2 1 33 A
6 AFZ 6 6 - 18 12 - 30 B
7 AN 5 7 - 15 14 - 29 B
8 ANV 6 6 - 18 12 - 30 B
9 DIN 7 3 2 21 6 2 29 B
10 DR 3 9 - 9 18 - 27 C
11 DDK 5 7 - 15 14 - 29 B
54
12 DPL 3 9 - 9 18 - 27 C
13 DN 5 6 1 15 12 1 28 B
14 DM 4 8 - 12 16 - 28 B
15 EI 6 6 - 18 12 - 30 B
16 EY 7 5 - 21 10 - 31 B
17 ERI 7 2 3 21 4 3 28 B
18 FYT 7 3 2 21 6 2 29 B
19 FC 6 6 - 18 12 - 30 B
20 HI 5 7 - 15 14 - 29 B
21 IFW 8 4 - 24 8 - 32 A
22 MRN 7 3 2 21 6 2 29 B
23 MA 8 4 - 24 8 - 32 A
24 MD 4 6 2 12 12 2 26 C
25 MQ 7 5 - 21 10 - 31 B
26 MR 8 3 1 24 6 1 31 B
27 MM 8 3 1 24 6 1 31 B
28 MS 7 3 2 21 6 2 29 B
29 NIK 11 1 - 33 2 - 35 A
30 NDK 10 1 1 30 2 1 33 A
31 NLH 7 4 1 21 8 1 30 B
32 NAR 8 4 - 24 8 - 32 A
55
33 NH 7 4 1 21 8 1 30 B
34 PP 9 3 - 27 6 - 33 A
35 RK 9 2 1 27 4 1 32 A
36 RKW 10 2 - 30 4 - 34 A
37 SM 9 2 1 27 4 1 32 A
38 SK 7 5 - 21 10 - 31 B
39 SN 10 2 - 30 4 - 34 A
40 SY 9 2 1 27 4 1 32 A
41 SF 9 2 1 27 4 1 32 A
42 SHU 3 6 3 9 12 3 24 C
43 SZ 10 2 - 30 4 - 34 A
44 TO 8 4 - 24 8 - 32 A
45 UK 9 3 - 27 6 - 33 A
46 VAS 6 5 1 18 10 1 29 B
47 YD 8 3 1 24 6 1 31 B
48 YF 3 9 - 9 18 - 27 C
Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan
rumus sebagai berikut:
56
Keterangan :
P : Prosentase Perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
a. Untuk kategori sangat baik mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha
ada 19 responden:
b. Untuk kategori baik mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha ada 24
responden:
c. Untuk kategori cukup mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha ada
5 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai sikap
tawadhu‟ santri di pondok al-Muntaha Tahun 2016.
Tabel 4.6
Prosentase Sikap Tawadhu’
No Sikap tawadhu‟ Interval Frekuensi prosentase
1 Cukup 24-27 5 10,4 %
2 Baik 28-31 24 50 %
3 Sangat baik 32-35 19 39,6%
57
Jumlah 48 100 %
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sikap tawadhu‟ santri di pondok
al-Muntaha Tahun 2016 adalah 39,6% kategori sangat baik, 50% kategori baik, 10,4%
kategori cukup.
B. Analisis Kedua
Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau
tidaknya hipotesis yang penulis lakukan yaitu “ada hubungan antara Intensitas shalat
tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri tahun Ajaran 2016.
Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya hubungan antara variabel (correlation)
X dan Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan
menghasilkan nilai korelasi yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar
variabel.
Nilai koefisien korelasi ( ) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r
tabel. Nilai r tabel untuk sampel 48 dan taraf signifikasi 1 % yaitu 0,368. Jika > r
tabel maka ada pengaruh yang positif antar variabel X dan Y. Jika = 0, maka tidak
ada pengaruh sama sekali antara variabel X dan Y. Jika < r tabel maka terdapat
hubungan negatif antara variabel X dan Y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan
rumus sebagi berikut:
58
Keterangan :
= Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
XY = Jumlah hasil kali variabel X dengan Y
∑X = Jumlah nilai variabel X
∑Y = Jumlah nilai variabel Y
N = jumlah subyek yang diteliti
Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Membuat tabel persiapan untuk mencari intesitas shalat tahajud dengan
sikap tawadhu‟ Kec Argomulyo Kab Cebongan Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2016.
2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya
3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada dalam rumus korelasi product
moment angka kasar
Mencari korelasi intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri di pondok
pesantren al-Muntaha
Tabel 4.7 Product Moment
Hubungan Intensitas Shalat Tahajud Dengan Sikap Tawadhu’
No Nama Responden X Y X2 Y2 XY
59
1 AS 31 33 961 1089 1023
2 AAA 30 34 900 1156 1020
3 AIH 32 30 1024 900 960
4 ADNF 34 35 1156 1225 1190
5 AR 32 33 1024 1089 1056
6 AFZ 28 30 784 900 840
7 AN 29 29 841 841 841
8 ANV 28 30 784 900 840
9 DIN 30 29 900 841 870
10 DR 30 27 900 729 810
11 DDK 32 29 1024 841 928
12 DPL 28 27 784 729 756
13 DN 30 28 900 784 840
14 DM 25 28 625 784 700
15 EI 33 30 1089 900 990
16 EY 29 31 841 961 899
17 ERI 32 28 1024 784 896
18 FYT 30 29 900 841 870
19 FC 27 30 729 900 810
20 HI 30 29 900 841 870
21 IFW 29 32 841 1024 928
60
22 MRN 30 29 900 841 870
23 MA 32 32 1024 1024 1024
24 MD 31 26 961 676 806
25 MQ 31 31 961 961 961
26 MR 29 31 841 961 899
27 MM 35 31 1225 961 1085
28 MS 26 29 676 841 754
29 NIK 31 35 961 1225 1085
30 NDK 32 33 1024 1089 1056
31 NLH 30 30 900 900 900
32 NAR 27 32 729 1024 864
33 NH 29 30 841 900 870
34 PP 29 33 841 1089 957
35 RK 31 32 961 1024 992
36 RKW 32 34 1024 1156 1088
37 SM 32 32 1024 1024 1024
38 SK 31 31 961 961 961
39 SN 32 34 1024 1156 1088
40 SY 30 32 900 1024 960
41 SF 36 32 1296 1024 1152
42 SHU 32 24 1024 576 768
61
Diketahui:
N = 48
∑X = 1458
∑Y = 1468
= 44492
= 45296
XY = 44716
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut
43 SZ 31 34 961 1156 1054
44 TO 31 32 961 1024 992
45 UK 30 33 900 1089 990
46 VAS 30 29 900 841 870
47 YD 29 31 841 961 899
48 ZF 30 27 900 729 810
1458 1468 44492 45296 44716
62
Setelah diketahui (koefisien korelasi) dari variabel X dan Y, maka selanjutnya
akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel) untuk diketahui
signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, bila diperoleh sama atau lebih besar dari r tabel, maka nilai
yang diperoleh berarti signifikan.
Nilai pada tabel r product moment dengan N = 48 yang lebih mendekati dengan nilai
N tersebut adalah N = 48 dengan taraf signifikasi 1% = 0,368. Dengan demikian,
maka dapat diketahui bahwa: untuk taraf signifikasi 1% adalah rt = 0,368> =
0,048
Jadi > rt oleh karena nilai yang diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada taraf
signifikan 1%, maka nilai yang diperoleh adalah tidak signifikan. Artinya tidak
ada korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara Intensitas shalat tahajud
63
dengan sikap tawadhu‟ santri di pondok pesantren al-Muntaha Kel. Cebongan Kec.
Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh tidak ada hubungan shalat
tahajud dengan sikap tawadhu‟ karene para santri yang mondok di Al-Muntah
sebagian besar sudah pernah mondok di pondok lain dan sikap tawadhu‟ santri sudah
tertanam didalam diri sebelum mereka masuk ke pondok Al-Muntaha.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
64
Berdasarkan hasil kajian tentang hubungan Intensitas shalat tahajud
dengan sikap dawadhu‟ santri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Intensitas shalat tahajud menunjukkan hasil sebagai berikut:
Skor A dengan kategori sangat baik, berjumlah 4 responden dengan
prosentase 8,3%
Skor B dengan kategori baik, berjumlah 37 responden dengan prosentase
77,1%
Skor C dengan kategori cukup, berjumlah 7 responden dengan prosentase
14,6%
2. Sikap tawadhu‟ santri menunjukkan hasil sebagai berikut:
Skor A dengan kategori sangat baik, berjumlah19 responden dengan
prosentase 39,6%
Skor B dengan kategori baik, berjumlah 24 responden dengan prosentase 50%
Skor C dengan kategori cukup,berjumlah 5 responden dengan prosentase
10,4%
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Intensitas shalat tahajud dengan
sikap tawadhu‟ santri dari hasil penghitungan menunjukkan 0,048,
artinya berdasarkan tabel r product moment lebih besar atau sama dengan
r tabel pada N = 48 pada taraf signifikasi adalah 0,368. Dan yang
diperoleh adalah 0,048, lebih kecil dari r tabel yang berarti lebih kecil
dari r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif
65
dan signifikan antara Intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri
di Pondok Pesantren al-Muntaha Kel. Argomulyo Kec. Cebongan Kota
Salatiga. Sehingga hipotetis ditolak.
B. Saran
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang
perlu penulis sampaikan, yaitu :
1. Bagi santri hendaknya selalu bersikap tawadhu‟ baik dengan orang tua
pengasuh, guru maupun dengan temannya. dan senantiasa menjaga akhlak di
dalam pondok maupun di luar pondok karena akhlak merupakan salah satu
perbuatan yang sangat penting bagi setiap santri. Dan saling hormat
menghormati antara teman satu dan teman yang lainnya.
2. Salah satu kegiatan rutinitas yang diwajibkan di pondok yaitu diadakannya
shalat tahajud maka para santriwati harus lebih tertib pada peraturan tersebut.
3. Bagi para santri harus mentaati peraturan-peraturan pondok yang telah di buat
oleh pengasuh ataupun para pengurus agar dapat menjadikan pondok yang
lebih tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Wahid, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, Solo: Era
Intermedia, 2004.
Al-Kamal Abu Muhammad Sallamah, Mukjizat Salat Malam, Bandung: Mizani,
2009.
Al-khuzaim Sholeh Muhammad, Shifat Shalat Qiyam Al-lail, Jakarta: Qisthi Press,
2004.
Az-Zuhaili Wahab, Ensiklopedia Akhlak Muslim, Jakarta selatan: Noura Books(PT
Mizan publika), 2014.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Al- Sakandari „Atha‟illah Ibn, Tutur Penerang Hati, Jakarta:Zaman,2003
Al-Hasyim Ahmad Sayyid, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, Bandung:Sinar Baru
Algensindo:2010
Bahnasi Muhammad, Shalat Sebagai Terapi Psikologi, Bandung: Mizani, 2008
Khalil,Tata Cara Shalat Nabi,Wirokerten Banguntapan Bantul:Izzan Pustaka,2006
Muhlisin Muhammad, Amalkan Tahajud Dan Dhuha Pasti Hidupmu Sukses, kaya
dan bahagia, Yogyakarta: IAPAI Lafal, 2014.
Maslikhah, Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa,
Yogyakarta: Trust Media, 2013.
Prasetyo Bambang, Metode Penelitian Kuantitataif, Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Syahid Tablig Jubair, Kisah Inspiratif Para Pengamal Tahajjud, Klaten: Cablee
Book, 2013.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Bumi Askara, 2009.
Sholeh Moh, Tahajjud, Yogyakarta: Forum Stadi Himanda, 2013.
Sugiyono, Statiska Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010
Salim Mukhtar, Sehat Jiwa Raga Dengan Sholat, Klaten:Wafa,2009
Waid Abdul, Lezatnya Qiyam Al-lail, Yogyakarta: Citra Risalah, 20011
ANGKET PENELITIAN
Nama lengkap :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :
Petunjuk pengisian
- Jawablah pertanyaan dengan memberikan angka silang (X) pada pilihan
jawaban yang dianggap paling sesuai menurut saudara.
- Jawaban tidak ada yang benar atau salah.
- Jawaban dari saudara tidak akan mempengaruhi nilai akademik
A. Angket Tentang Shalat tahajud
1. Apakah anda melaksanakan shalat tahajud secara continue?
a. Ya, saya melaksanakan shalat tahajud secra continue
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Seberapa sering anda melaksanakan shalat tahajud dalam seminggu?
a. Sering sekali
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah anda selalu memperbanyak rekaat saat melaksanakan shalat
tahajud?
a. Ya, saya selalu memperbanyak rekaat saat shalat tahajud
b. Kadang-kandang
c. Tidak pernah
4. Berapa banyak jumlah rekaat yang anda lakukan dalam satu waktu shalat
tahajud?
a. 2 rekaat
b. 4 rekaat
c. Lebih dari 4 rekaat
5. Apakah anda selalu tidur awal sebelum jam sepuluh?
a. Ya, saya selalu tidur awal
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Ketika akan tidur apakah anda berwudhu terlebih dahulu akan diberi
kemudahan untuk bangun?
a. Ya, saya selalu berwudhu terlebih dahulu
b. Kadang-kadang, saya berwudhu dahulu
c. Tidak pernah berwudhu
7. Pukul berapakah anda bangun untuk melaksanakan shalat tahajud?
a. Pukul 01.00
b. Pukul 02,00
c. Pukul 03.00
8. Apakan anda merasakan ketenangan dan kedamaiaan saat menjalankan
shalat tahajud?
a. Ya, saya merakan ketenangan dan kedamain
b. Kadang-kadang merasakan ketenangan dan kedamaian
c. Tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian
9. Apakah anda selalu berdoa setelah shalat tahajud?
a. Ya, saya selalu berdoa setelah shalat tahjud
b. Kadang-kadang berdoa
c. Tidak pernah berdoa
10. Apakah yakin do‟a anda akan dikabulkan setelah shalat tahajud?
a. Ya, saya yakin do‟anya akan dikbulkan
b. Kadang-kadang, yakin
c. Tidak pernah
11. Apakah anda selalu membaca Al-Qur‟an setelah shalat tahajud?
a. Ya, saya selalu membaca Al-Qur‟an
b. Kadang-kadang saya membaca Al-Qur‟an
c. Tidak pernah membaca Al-Qur‟an
12. Apakah anda merasakan ketenangan dalam membaca Al-Qur‟an setelah
shalat tahajud?
a. Ya, saya merasakan tenang
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
B. Angket Sikap Tawadhu’
1. Ketika di sekolah atau di kampus berpapasan dengan teman apakan anda
akan menyapa dengan menggunakan salam?
a. Ya, saya menyapa dengan menggunakan salam
b. Kadang-kadang saya menyapa dengan menggunakan salam
c. Tidak pernah
2. Ketika bertemu pengasuh diluar pondok apakan anda bersalaman dan
mengucapakan salam?
a. Ya, saya bersalaman dan mengucapkan salam
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah anda akan menundukkan badan ketika lewat didepannya pengasuh?
a. Ya, saya akan menundukkan badan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Ketika akan berangkat ke kampus atau sekolah apakah anda selalu
berpamitan kepada pengasuh?
a. Ya, selalu berpamitan dengan pengasuh
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. ketika ada permasalahan apakah anda memaksakan kehendak?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Ketika ada santri baru apakah anda akan menyambutnya dengan baik lemah
lembut dan ramah?
a. Ya, saya akan menyambutnya dengan baik
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Jika ada teman yang sedang menyampaikan pendapat apakan anda akan
selalu menerimanya dengan baik?
a. Ya, saya selalu menerimanya dengan baik
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Ketika ada teman yang sedang membutuhkan bantuan anda, apakah anda
akan segera membantunya dengan iklas?
a. Ya, saya akan membantunya dengan iklas
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Ketika akan berangkat ke pondok apakah anda berpamitan dan bersalaman
dengan kedua orang tua?
a. Ya, saya selalu bersalaman dan berpamitan kepada kedua orang tua
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakan anda menggunakan bahasa yang santun dan baik ketika berbicara
dengan kedua orang tua?
a. Ya, saya mengggunakan bahasa yang baik
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah anda akan menjaga sikap di pondok maupun diluar pondok?
a. Ya, saya akan selalu menjaga sikap
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. ketika berbicara dengan orang yang lebih dewasa apakan anda menggunakan
bahasa yang lebih baik?
a. Ya, saya akan menggunakan bahasa yang baik
b. Kadang-kadang, saya mengunakan bahasa yang baik
c. Tidak pernah
1. Kegiatan ndiba‟an malam Jum‟at 2. Kegiatan Bandungan Kitab
Kuning
Malam Minggu
3. Kegiatan Sima‟an pada Minggu Kliwon 4. Kegiatan Sima‟an pada
Minggu Legi