HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1270/1/SKRIPSI...

98
i HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DAN SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK PESANTREN AL- MUNTAHA KEL.CEBONGAN KEC.ARGOMULYA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : SITI FAIZAH NIM: 111-12-179 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1270/1/SKRIPSI...

i

HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DAN

SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK PESANTREN AL-

MUNTAHA KEL.CEBONGAN KEC.ARGOMULYA

KOTA SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SITI FAIZAH

NIM: 111-12-179

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

“Dan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling

baik akhlaknya” (HR.Ahmad)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak (Bunari) Ibu (Sudati) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang dan doanya untukku dan beliau selalu

mendukung dan memotivasiku semoga beliau diberikan panjang umur dan

kesehatan.

2. Saudara-saudaraku (Mb Mun, Mz Basori, Mz Aji, Mb Royah, Mz Madi, dan

Taufik) yang selalu mendukungku dan selalu mendoakanku

3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu

mendoakanku.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “HUBUNGAN INTENSITAS

SHALAT TAHAJUD DAN SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK

PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2016”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Dr.M.Gufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

ix

5. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

7. Ustadz Nasif Ubadah selaku wakil pengasuh pondok pesantren al-Muntaha

yang telah senatiasa memberikan masukan dan membagi informasi kepada

penulis sehingga penelitian lancar.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTQ Al-Muntaha (Putri, Afif, Fitri, Mila,

Mava, Sofi, Janah, Maslahah). Tetap dalam semangat nafas perjuangan

9. Keluarga kecil di PPTQ Al-Muntaha (Kenul, Elo, Cusna, Heni, Rida). Yang

telah menemani suka duka, tetap dalam semangat nafas perjuangan

10. Semua santri di PPTQ Al-Muntaha yang telah memperlancar dalam penulisan

skripsi ini

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 IAIN Salatiga.

12. Semua pihak yang telah memabantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupu tidak langsung.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 05 September 2016

Penulis

Siti Faizah

NIM. 111-12-179

x

ABSTRAK

Faizah, Siti. 2016. “Hubungan Intensitas Shalat Tahajud dan Sikap Tawadhu‟

Santri di Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016”.

Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama

Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.M.Gufron,

M.Ag

Kata Kunci : Intensitas Shalat Tahajud dan Sikap Tawadhu‟ Santri.

Salat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari

sesudah mengerjakan shalat isya‟ sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari

tidur, meskipu itu hanya sebentar. Hukum shalat tahajud adalah sunnah mu‟akkad,

yaitu sunnah yang sangat di anjurkan untuk di kerjakan sedangkan makna secara

istilah, tahajud adalah shalat sunnah yang di kerjakan setelah terlebih dahulu tidur

malam.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Intensitas shalat

tahajud di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016. 2).

Sikap tawadhu‟ di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016.

3). Adakah hubungan intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ di Pondok

Pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016. Metode penelitian yang

digunakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode pengumpulan data berupa

angket dan dokumtasi, menggunakan analisis presentasi dan product moment.

Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: 1)

intyensitas shalat tahajud menunjukkan hasil sebagai berikut sekor A dengan

kategori sangat baik berjumlah 4 responden dengan presentase 8,3%, sekor B

dengan kategori baik berjumlah 37 responden dengan presentase dengan 77,1%,

sekor C dengan kategori cukup berjumlah 7 responden dengan presentase 14,6%.

2) sikap tawadhu‟ santri menunjukkan hasil sebagai berikut : sekor A dengan

kategori sangat baik berjumlah 19 responden dengan presentase 39,6%, sekor B

dengan kategori baik berjumlah 24 responden dengan presentase 50%, sekor C

dengan kategori cukup berjumlah 5 responden dengan presentase 10,4%. 3) tidak

ada hubungan yang siknifikasikan antara intensitas shalat tahajud dan sikap

tawadhu‟ santri dari hasil perhitungan menunjukkan 0,048, artinya

berdasarkan table r product mament lebih besar atau sama dengan r tabel pada

N = 48 pada taraf signifikasi adalah 0.368 dan yang diperoleh adalah 0.048,

lebih kecil dari r tabel yang berarti lebih kecil dari r tabel. Maka dapat di

simpulkan bahwa tridak aada hubungan negatif yang signifikan antara intensitas

xi

shalat tahajud dan sikap tawadhu‟ di pondok pesantren Al-Muntaha Kel.

Cebongan Kec. Argomulya Kota Salatiga. Segingga hipotesis di tolak.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. ............................................................................................... Latar

Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. ............................................................................................... Rum

usan Masalah ................................................................................. 6

C. ............................................................................................... Tujua

n Penelitian .................................................................................... 6

D. ............................................................................................... Hipot

esis ................................................................................................. 7

xii

E. ............................................................................................... Manf

aat Penelitian ................................................................................. 7

F. ............................................................................................... Defin

isi Operasional ............................................................................... 8

G. ............................................................................................... Meto

de Penelitian………………………………………………...10

H. ............................................................................................... Siste

matika Penulisan ........................................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 18

A. ...............................................................................................

Shalat Tahajud……………………………………………………18

1. .......................................................................................... Peng

ertian Shalat Tahajud…………………………………….18

2. .......................................................................................... Wakt

u Shalat Tahajud………………………………………...22

3. .......................................................................................... Juml

ah Rekaat Shalat Tahajud……………………………….23

4. .......................................................................................... Keut

amaan Shalat Tahajud…………………………………...23

5. .......................................................................................... Khik

mah Shalat Tahajud .................................................................. 25

B. ............................................................................................... Sikap

Tawadhu‟........................................................................................ 26

xiii

C. ............................................................................................... Hubu

ngan Shalat Tahajud Dengan Sikap Tawadhu‟ .............................. 29

BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 34

A. ............................................................................................... Gam

baran Umum Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ................. 34

B. ............................................................................................... Peny

ajian Data....................................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 45

A. ............................................................................................... Anali

sis Pertama..................................................................................... 45

B. ............................................................................................... Anali

sis Kedua ....................................................................................... 57

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63

A. ............................................................................................... Kesi

mpulan ........................................................................................... 63

B. ............................................................................................... Saran

....................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar nama responden pondok al-Muntaha .................................... 41

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban shalat tahajud..................................... 46

Tabel 4.2 Jawaban angket shalat tahajud ......................................................... 47

Tabel 4.3 Prosentase shalat tahajud ................................................................. 50

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban sikap tawadhu‟ .................................. 52

Tabel 4.5 Daftar nilai sikap tawadhu‟………………………………………...53

Tabel 4.6 Prosentase sikap tawadhu‟…………………………………………56

Tabel 4.7 Product moment……………………………………………………58

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Shalat Tahajud

Lampiran 2 Angket Sikap Tawadhu‟

Lampiran 3 Nota Pembibing

Lampiran 4 Surat Pengatar Lembaga

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6 Lembar Konsultasi

Lampiran 7 Lembar SKK

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 9 Dokumentasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tahajud menurut istilah yaitu shalat sunnah yang di kerjakan setelah terlebih

dahulu tidur malam.Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada

malam hari yang waktunya yaitu diantara sesudah shalat isya‟ sampai terbitnya

fajar dan dengan catatan dilakukan sesudah tidur, meskipun itu hanya sebentar.

Hukum shalat tahajud adalah sunnahmu‟akkad, dan sunnahmu‟akad artinya

sunnah yang di anjurkan untuk di kerjakan(Muhlisin,2014:35).”Shalat tahajud

dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan ketenangan dan menghindarkan

dari segala penyakit.(Sholeh,2003:2)

Anjuran melaksanakan shalat tahajud ini diperkuat dengan adanya dalil

dari Al-qur‟an dan Al-Hadist.Alquran merupakan kalamullah yang menjadi

pedoman bagi seluruh manusia terutama para hamba Allah SWT. Dan berikut

merupakan ayat Al-qur‟an yang berisi perintah untuk melaksanakan sholat

tahajud yaitu:

1. Q.S Al-Isra‟:79

2

Artinya : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah

kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu

mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji”. (Q.S Al-Isra‟:79)

2. QS. Adz Dzaariyaat 15-18

Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam

taman-taman (syurga) dan mata air- mata air, sambil menerima segala

pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia

adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit

sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu

pagi sebelum fajar”. (QS. Adz Dzaariyaat 15-18)

3. Surat Al-Furqon ayat 63-64

Yang artimya : “Dan hamba – hamba Dzat Yang Maha Penyayang itu

adalah orang – orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan

jika orang – orang yang bodoh menyapa mereka maka merekapun

mengucapkan kata-kata yang santun . Dan orang – orang yang

3

menghabiskan waktu malam mereka dengan bersujud & berdiri bagi

Tuhan mereka.” ( Al Furqan : 63-64)

Adapun anjuran mengerjakan sholat tahajud dari Hadist Nabi Muhammad

SAW adalah sebagai berikut :

Artimya : kerjakan shalatullail ( sholat sunah di malam hari ) karena

sesungguhnya hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum

kalian, sebagai pendekatan diri kepada Allah SWT. Sebagai pencegah dari

perbuatan dosa, sebagai kifarat dari perbuatan-perbuatan buruk, dan sebagai

pengusir penyakit dari tubuh ( HR. Riwayat Ahmad ).( Al-Hasyimi, 2010 : 569 ).

Shalat adalah ibadah yang tidak akan hilang dari napas kehidupan seorang

muslim. Shalat merupakan perbuatan yang terus menerus dilakukan seorang

muslim selama dia hidup (Bahnasi,2008:17). shalat merupakan media

komunikasi seorang hamba kepada sang kholik, dimana didalam shalat tersebut

seorang hamba beribadah, bermuhasabah, dan berdoa serta mengadu kepada

Allah segala sesuatu yang terjadi kepadanya. Dalam dunia psikologis ini disebut

katarsis. Setelah seseorang mengeluarkan apa yang dia rasa apakah itu positif

ataupun negative secara bebas, kemudian ia percaya kepada orang yang ia

adukan dengan berbagai harapan yang menenangkan hatinya sudah pasti akan

berujung kepada hati yang tenang dan nyaman.

4

Ibadah shalat yang dilakukan dengan baik dan khusuk akanberpengaruh bagi

orang yang melakukannya. Namun tidak secara langsung atau instan begitu saja

berpengaruh. Ibadah yang dilakukan dengan keyakinan dan kekhusyukan akan

membawa ketenangan, ketentraman dan kedamaian dalam hidup manusia.

Sehingga ketika manusia mengalami musibah atau hal-hal positif atau negatif

dalam hidupnya hatinya tidak akan goncang dan terlalu bersedih hati.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang diutus untuk

menyempurnakan akhlak manusia.Ajaran-ajaran akhlak rasulullah adalah ajaran

akhlak yang terkandung dalam Al-qur‟an, yang didalamnya mengajarkan

bagaimana moral individu manusia terhadap kehidupan sosial dan kehidupan

agamanya.

Melalui pelaksanaan ibadah shalat secara kontinue dari waktu kewaktu yang

telah di tentukan batasnya di harapkan akan selalu ingat kepada Allah, sehingga

dalam melakukan segala aktivitas akan terasa diawasi dan di perhatikan oleh dzat

yang maha mengetahui, maha melihat, dan maha mendengar. Konsekwensinya

adalah terhindar dari melakukan segala perbuatan yang bertentangan dengan

Islam. Shalat tidak hanya mengandung nilai ubudiah semata akan tetapi shalat

juga mengandung hubungan baik dengan sesama makhluq Allah lainnya. Setiap

Muslim di tuntut untuk merealisasikan dalam bentuk prilaku kehidupan.

5

Shalat merupakan ibadah yang memiliki nilai edukatif yang tinggi dan luas.

Dalam hal ini, shalat mempunyai daya penunjang bagi pembentukan akhlak

manusia untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, menjauhi fakhsa‟

dan munkar, mengurangi kelesuan di saat menderita, kesulitan dan keangkuhan

di saat memperoleh nikmat. Shalat akan menanamkan dalam hati kesadaran

adanya kontrol Illahi, memelihara aturannya, menjaga kedisiplinan waktu, takut

akan siksaan dan ancamannya serta sanggup mengalahkan sifat-sifat kelemahan

manusia lainnya yang semuanya itu termasuk ke dalam akhlaqul karimah.

Terutama sifat Tawadhu‟ atau kerendahan hati.

Kata tawadhu‟ berasal dari kata wa-dha-„ia yang berarti merendahkan. Sifat

merendahkan diri atau menempatkan diri pada posisi yang lebih rendah dari yang

semestinya dimiliki (Ahmadi,2004:108). Sikap tawadhu‟adalah sikap tidak tinggi

hati dan tidak sombong kepada orang lain. Sikap dimana ia merasa bahwa ia

hanyalah seorang hamba dan tidak patut baginya terdapat rasa sombong ada

padanya.

Salah satu kegiatan rutinitas yang di wajibkan di pondok pesantren Al-

muntaha yaitu di adakannya shalat tahajud setiap malam jum‟at, jika ada santri

yang melanggar kosenkuensinya akan di kenakan hukuman yang di terapkan oleh

pengasuh dan pengurus pondok pesantren Al-Muntaha.

6

Dari uraian yang telah dijelaskan penulis mencoba meneliti bagaimana

hubungan dari intensitas sholat malam atau sholat tahajud terhadap akhlakul

karimah seorang individu terutama dalam sikap tawadhu(rendah hati).Kemudian

penulis melakukan penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Shalat

Tahajud Dan Sikap Tawadhu’ Santri Di Pondok Pesantren Al-Muntaha

Cebongan Salatiga 2016.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Intensitas shalat tahajud para santri pondok pesantren

Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 ?

2. Bagaimana sikap tawadhu‟ santri di pondok pesanteren Al-Muntaha

Cebongan Salatiga Tahun 2016?

3. Bagaimana hubungan intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟ santri

di pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian penulis berdasarkan rumusan masalah yang telah

diuraikan adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui intensitas shalat tahajud di pondok pesantren

Al-muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016

2. Untuk mengetahui sikap tawadhu‟ santri di pondok pesantren Al-Muntaha

Cebongan Salatiga 2016.

7

3. Untuk mengetahui hubungan intensitas shalat tahajud dan sikap tawadhu‟

santri di pondok pesantren Al-Mntaha Cebongan Salatiga 2016.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotetis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian.(Prasetyo,2011:76). Menurut Suharsimi, “Hipotetis adalah” suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikuntoro, 2010:110).Jadi menurut

penulis, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih perlu diuji terus secara empiris.

Adapun hipotetis dalam penelitian ini adalah: terdapat hubungan positif dan

signifikan antara intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟ santri di

pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang

seberapa besar prosentase intensitas tahajudterhadap sikap tawadhu‟ santri di

pondok pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 dan informasi

tersebut memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu:

8

1. Secara teoritis, dalam bidang agama, tahajud di gunakan sebagai alternatif

sikap tawadhu‟ santri sehingga adanya peningkatan ibadah kepada sang

kholiq

2. Secara praktis jika ada hubungan antara dua variabel ini, berarti lembaga

pondok pesantren khususnya pondok pesantren Al- Muntaha dapat

memenuhi harapan agama yaitu dapat mencetak generasi yang beraklakul

karimah.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan untuk memperjelas

pemahaman skripsi perlu penulis jelaskan beberapa istilah yang di gunakan

dalam judul skripsi ini yaitu:

1. Hubungan Intensitas Shalat Tahajud

Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Departemen

Pendidikan Nasional, 2001: 438).Tahajud berasal dari kata hujud atau

hajdah yang berarti “tidur” atau “bangun dari tidur”. Oleh karenanya, shalat

tahajud diartikan sebagai shalat malam yang dilakukan pada waktu orang-

orang sedang lelap tidur, atau yang dilakukan pada waktu malam ketika

seseorang bangun dari tidurnya.(Waid, 2011: 2-3).

Dari definisi tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa tahajud adalah

ibadah pada malam hari di saat orang-orang sedang tidur dengan tujuan

9

beribadah kepada Allah yaitu dengan shalat sunah malam dengan membaca

Al-Qur‟an, berzikir dan beriktikaf.

Variabel ini penulis membatasi dengan beberapa indikator intensitas shalat

tahajudyaitu sebagai berikut :

a) Setiap malam

b) Seminggu tiga malam

c) Lebih dari 2 rekaat

d) Berdoa setelah melaksanakan shalat tahajud

e) Membaca Al-Qur‟an setelah melaksanakan tahajud

2. Sikap tawadhu‟

Sikap tawadhu‟ adalah tidak tinggi hati dan sombong kepada orang lain, ia

akan dicintai dan disukai orang-orang di sekitarnya, semakin harmonis

kehidupan antara diri dan masyarakat, semakin dekat dirinya dengan Allah

Swt, dan mendapatkan tempat terhormat di tengah-tengah masyarakat. (Az-

Zuhaili,2013:343)

Sehubung dengan penelitian ini, yang penulis maksud dengan sikap

tawadu‟ ialah agar para santri di pondok pesantren dapat saling hormat

menghormati antara yang satu dengan yang lain, bersikap mulia, saling

menghargai dengan yang tua maupun yang muda dan patuh kepada guru .

Untuk memudahkan pengamatan sikap tawadu‟ perlu menulis indikator-

indikator sebagai berikut:

10

a) Menyapa dengan mengucapkan salam.

b) Hormat pada guru

c) rendah hati atau tidak sombong

d) menghargai teman

e) patuh kepada kedua orang tua

f) santun dan lemah lembut (Az-Zuhaili:346)

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan pisau bedah untuk mengetahui permasalahan

yang diajukan dalam penelitian (Maslikhah, 2013:318). Dalam penelitian ini,

penulis akan menggunakan metodologi yang akan penulis jabarkan seperti

dibawah ini:

1. Pendekatan dan Rancanagan Penelitian

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang

diteliti lebih bersifat sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada

variabel independen dan dependen.Dari variabel tersebut selanjutnya dicari

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(sugiyono, 2011:11).

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian

kuantitatif korelasional karena, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

jawaban atas suatu pernyataan yang spesifik sejak awal tentang variabel X dan

11

Y. Penelitian ini meneliti hubungan intensitas shalat tahajud dengan sikap

tawadhu‟ santri.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di pondok pesantren Al-Muntaha

Argomulyo, Cebongan, Salatiga dan penelitian akan dilaksanakan mulai pada

tanggal 02 Juni 2016 sampai selesei mendapatkan data.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya (Sugiyono,

2010:61). Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin di teliti

(Prasetyo,2011:119). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 2010: 173).Populasi dari penelitian adalah seluruh santri Al-

muntaha yang berjumlah 48 santri.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:62). Sampel merupakan bagian dari

populasi yang ingin di teliti. (Prasetyo,2011:119). Teknik yang dipakai

dalam mengambil sampel adalah teknik Random Sampling yaitu

pengambilan sampel secara random tanpa pandang bulu (Arikounto,

12

2005:95). Jadi individu dalam populasi secara sendiri-sendiri atau bersama-

sama diberi kesempatan yang sama dipilih menjadi anggota sampel.Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh santri di pondok pesantren al-Muntaha

yang berjumlah 48 santri.

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu yang sangat penting di dalam

pelaksanaan suatu pendidikan.Teknik pengumpilan data adalah yang

dipakai untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian agar

mendapat data yang relevan dan sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan

teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mendapatkan data yang

relevan dan akan menghasilkan penelitian yang berkualitas baik.

Metode yang digunakan dalam mengumpulan data mengenai intensitas

shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri penulis menggunakan beberpa

metode antara lain:

a. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner menurut Sukardi (2009:76) yaitu beberapa

macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian

yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk

memperoleh informasi di lapangan.

Metode Angket digunakan untuk memperoleh informasi

tentangintensitas shalat tahajud dan sikap tawadhu‟ santri di pondok

pesantren Al-Muntaha Cebongan Salatiga Tahun 2016 .

13

b. Metode Dokumentasi

Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari

bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada

responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau

melakukan kegiatan sehari-harinaya (Sukardi, 2009:81).

Metode ini digunakan untuk memperkuat data yang telah

diperoleh setelah melakukan metode observasi langsung, metode yang

digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan penelitian

peneliti.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpilan data penelitian adalah alat bantu yang dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsini,

1990:206). Jadi peneliti menyimpulkan bahwa alat penelitian yang

digunakan oleh peneliti ada tiga instrumen data yang digunakan peneliti

untuk pengumpulan data yaitu kuisoner, wawancara, dokumentasi

kemudian instrument dibatasi dengan indikator-indikator.

a. Variabel Independen (X) Intensitas shalat tahajud dengan indikator:

1) Setiap malam

2) Seminggu tiga malam

3) Lebih dari 2 rekaat

4) Berdoa setelah melaksanakan shalat tahajud

14

5) Membaca Al-Qur‟an setelah melaksanakan tahajud

b. Variabel Dependen (Y) Sikap tawadhu‟ dengan indikator:

1) Menyapa dengan mengucapkan salam

2) Hormat pada guru

3) Menuruti perintah guru

4) Rendah hati/ tidak sombong

6. Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langsung selanjutnya yang harus

ditempuh yaitu analisis data.Analisis data ini dimaksudkan untuk

mengetahui permasalahan-permasalahan dalam penelitian yang kemudian

dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevalidatanya.

Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan dua

macam tekhnik sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian

di analisis pendahuluan.Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai

macam metode untuk mendapatkan semua data yang

dibutuhkan.Selanjutnya mengklasifikasi dan menganalisis sehingga

dapat memberikan gambaran yang jelas situasi objek yang penulis

teliti.

15

Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi

dalam bentuk tabel prosentase. Untuk menganalisis ini, penulis

menggunakan rumus (Suharsini, 1990: 142):

P = x 100%

Keterangan:

P =Prosentase

N =Jumlah Populasi

F =Frekuensi

100% = Bilangan Konstanta

Rumus diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah

latar belakang intensitas shalat tahajjud dengan sikap tawadhu‟..

b. Analisi Product Moment

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya dalah analisis data

untuk mendapatkan kesimpulan data dalam penelitian.

Untuk mencari ada tidaknya intensitas shalat tahajjud dengan

sikap tawaduk. Penulis menggunakan korelasi product moment dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

16

X = variabel pengaruh

Y = variabel terpengaruh

N = jumlah responden(Suharsini, 1990:142)

Digunakan untuk menjawab rumusan masalah.Adakah

intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟santri.

H. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian merupakan gambaran umum isi penelitian

peneliti, berikut sistematika penelitian peneliti :

Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi :

1) Intensitas shalat tahajud meliputi: pengertian shalat tahajud, teori-

teori yang membahas tentang shalat tahajud.

2) Siakap tawadhu‟ meliputi: pengertian tawadhu‟, menyapa dengan

menggunakan salam, hormat pada guru, rendah hati/tidak

sombong.

3) Hubungan Intensitas shalat tahajud terhadap sikap tawadhu‟

Bab III Hasil Penelitian berisi : Gambaran Umum Lokasi,Subjek Penelitian

dan Penyajian Data.

Bab IV analisis data penelitian, berisi:

17

1) Analisis Deskriptif

2) Pengujian Hipotesis

Bab V Penutup berisi : Kesimpulan dan Saran.

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. S

halat Tahajud

1. P

engertian shalat tahajud

“Shalat” menurut arti bahasa(etimologi) adalah do‟a atau pujian. Sedangkan

menurut Khalil definisi (termologi), shalat adalah

Menghadapnya kalbu kepada Allah sedemikian rupa sehingga bangkitlah rasa

takut kepada Allah Yang Maha Suci dan muncul gambaran (dalam kalbu) tentang

ke-Agungan dan ke-Maha sempurnaan kekuasaan-Nya

Definisi lain:

Menghadap kepada Allah dengan kalbu, bersikap khusyu‟(kosentrasi) di hadapan-

Nya dan iklas semata-mata untuk-Nya yang disertai dengan kehadiran

kalbu(menghayati) tatkala berzikir, berdoa dan memuji-muji (Allah)

Dari kedua definisi shalat dapat disimpulkan:

a. Shalat merupakan upacara ritual

menghadap Allah SWT yang Maha suci, yang harus berlangsung

secara khidmah, dengan penghayatan penuh dan dengan

bermodalakan iklas (semata-mata hanya

19

dipersembahkan untuk Allah SWT dan demi mengharapkan”Ridha-

Nya”).

b. Shalat bukan sekedar gerakan-

gerakan dan ucapan-ucapan lahiriah semata, melainkan gerakan-

gerakan dan ucapan-ucapan lahiriah dan batiniah secara serempak.

Karena pada hakikatnya. Shalat justru merupakan gerakan dan ucapan

kalbu yang disertai dibantu dengan gerakan anggota tubuh dan ucapan

lisan, yang semuanya dilakukan manusia dalam rangka berdialog

(berzikir, memuji-muji dan berdoa) dengan Allah SWT.

.(Khalil,2006:29)

Di dalam Al-Qur‟an banyak disebutkan ayat-ayat yang menunjukkan di wajibkan

ibadah shalat. Seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya‟ ayat 73:

Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi

petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka

mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya

kepada kamilah mereka selalu menyembah,(QS Al-Anbiya‟73).

Shalat merupakan ibadah yang paling dicintai, paling utama dan

paling dekat dengan Allah. Urgensi shalat ditujukkan oleh posisi shalat

20

yang menempati urutan kedua dalam rukun islam setelah mengucapkan syahadat.

Selain di tunjukan juga oleh firman Allah QS. Adz-Dzariyat:56

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

kepada-Ku.(QS. Adz-Dzariyat:56)

Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam,

tanpa kecuali. Shalat adalah amalan pertama yang akan dihisap pada hari kiyamat.

(Salim,2009:17-18).

Shalat sunah terdiri dari berbagai macam shalat sunah seperti, shalat dhuha, shalat

qobliyah dan ba‟diyah, shalat gerhana, shalat hari raya, shalat hajat, shalat witir,

shalat tarawih dan lainnya dan salah satu shalat sunah yang di anjukan yaitu shalat

tahajjud hal ini sudah di terangkan dalam QS.Al-Isra‟ayat 79

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke

tempat yang Terpuji(.QS.Al-Isra‟:79).

makna secara istilah, tahajud adalah shalat sunah yang di kerjakan

setelah terlebih dahulu tidur malam. (Muhlisin, 2014:35).Shalat tahajud hukumnya

adalah sunnah muakkadah (sangat di anjurkan untuk di laksanakan).

21

Shalat tahajud awalnya diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketika shalat tahajud diwajibkan hal ini memberatkan untuk kaum mukminin,

kemudian Allah menghapuskan dan menggatinya dengan kewajiban shalat fardhu

lima waktu yang merupakan buah dari perjalanan isra‟dan mi‟raj Nabi SAW.

Sementara itu shalat tahajud diperintahakan kepada kaum mukminin sebagai

perintah yang bersifat, bukan wajib. hal ini diterangkan dalam (Q.S Muzzamil:20).

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang)

kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan

(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah

menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali

tidak dapat menentukan batas-batas

22

waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah

apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia mengetahui bahwa akan ada di

antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi

mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di

jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan

Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah

pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu

niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling

baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-

Muzzamil).(Waid, 2011:59-60)

2. Waktu Shalat Tahajud

Waktu salat sunah tahajut adalah sejak dari selesainya shalat isya‟hingga shalat

subuh. Shalat malam itu bisa dikerjakan dipermulaan, dipertengahan, dan

dipenghabisan malam. Apabila diinterpretasikan menurut waktu indonesia yaitu:

a. Sepertiga awal malam itu kira-

kira antara jam 10 malam sampai jam 11 malam

b. Seperdua malam diperkirakan

antara jam 12 sampai jam 1 malam.

c. Dan dua pertiga malam antara

jam 2 dan jam 3 sampai sebelum fajar atau masuk salat subuh. Ini

adalah waktu yang utama(Sholeh,2013154)

23

3. Jumlah Rekaat shalat tahajud

Jumlah rakaat shalat tahajud minimal adalah dua rakaat. Sedangkan jumlah

maksimalanya tidak ada batas tertentu yang pasti. Adapun tentang bilangan rakaat

tahajud, terjadi pebedaan pendapat di antara ulamak. Sebagian ulama mengatakan

bahawa bilangan rakaat Tahajud tidak terbatas namun ada pula ulama lain yang

membatasi bilangan rakaat Tahajud maksimal 12 rakaat (waid, 2011:67)

4. Keutamaan shalat Tahajud

Hadis tentang keutamaan shalat tahajud

Apabila seorang lelaki bangun d itengah malam, lalu ia mem,bangunkan istrinya,

kemudian keduanya mengerjakan salat dua rakaat, maka keduanya ditulis termasuk

orang lelaki dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah(Riwayat Ibnu Hibban

melalui Abi Sa‟id).

Hadis ini menerangkan tentang keutamaan shalat lail (shalat

sunat di malam hari). Apabila seseorang terbangun dari tidurnya di tengah malam,

kemudian dibangunkannya pula istrinya untuk mengerjakan shalat tahajud dua

rakaat bersama-sama, maka mereka dicatat di sisi Allah sebagai orang yang banyak

berzikir kepada-Nya(Al-Hasyimi,2010:55)

24

Shalat tahajud merupakan satu-satunya shalat sunnah yang di sebutka dalam Al-

Qur‟an. Dan juga banyak hadist-hadaist Rasulullah SAW yang menceritakan

kebiasaan Rasulullah SAW ketika melaksanakan shalat tahajud. Dari hal ini

tentunya ada banyak keutamaan atau keistimewaan dari shalat tahajud ini. Berikut

adalah beberapa keutamaan dari shalat tahajud.

a) Ditinggikan derajat menuju

maqamah mahmudan (kedudukan yang terpuji).

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke

tempat yang Terpuji (QS. Al-Isra‟).

b) Termasuk golongan muhsinin

(orang yang berbuat kebaiakan) dan muttaqin (orang yang bertakwa),

yang akan didudukan di taman-taman dan mata air surga.

c) Di golongkan dalam mukmin sejati

.

25

Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, hanyalah orang-orang yang

apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat kami), mereka menyungkur sujud dan

bertasbih serta memuji Tuhan nya, dan mereka tidak menyombongkan diri.

Lambang merekajauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya

dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari

rezeki yang kami berikan kepada mereka. (QS. As-Sajdah:15-16)

d) Shalat tahajud merupakan amalan

yang diistiqamahakan oleh orang-orang shalih. Selain itu, juga sebagai

sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapaus dosa, dan

penangkal penyakait.

e) Tahajud adalah shalat yang paling

utama setelah shalat wajib

f) Menjadi penyebab terkabulnya doa‟

g) Mendatangkan kecintaan Allah

SWT

5. Khikmah Shalat tahajud

Beberapa berkah dari keistimewaan menjalankan shalat tahajud secara istiqomah

diantaranya:

a. Memiliki intuisi atau firasat yang

tajam

b. Mendapat kemudahan dalam

menghadapi berbagai masalah dan problem.

26

c. Optimis menghadapi berbagai

masalah yang menghadang

d. Shalat pada akhir malam

menimbulkan rasa nyaman dan aman.

e. Merasa selalu dekat dengan Allah

f. Terhindar dari perasaan tertekan dan

stres berkepanjangan

g. Mendapat bimbingan dan petunjuk

menghadapi berbagai masalah, yang biasanya muncul ketika sedang

duduk istirahat dan berdoa di sela-sela shalat malam.

h. Dicukupkan Allah semua

kebutuhannya dan mendapatkan rezeki yang tidak pernah terputus.

i. Mendapat pertolongan dan

kemudahan dari tempat yang tidak pernah terduga.

j. Meningkatkan kecerdasan spiritual.

(Waid,2011:59-64)

B. Sikap tawadhu‟

Seorang mukmin selayaknya sibuk berzikir dan memuji Allah daripada memuji diri

sendiri agar ia bertambah tawadhu‟ . selain itu, hendaknya ia juga sibuk

melaksanakan hah-hak Allah daripada sibuk mengingat hak pribadinya sendiri agar

ia bertambah iklas. Allah telah meletakkanmu dialam pertengahan antara kerajaan

27

dan dunia makluk-Nya dengan maksud agar engkau mengenali kemulyiaanmu.

Serta Allah memposisikanmu diantara makluk-Nya agar mengetahui bahwa engkau

adalah permata berharga yang dikelilingi oleh berbagai unsur lain. (Al-

Sakandari,2013:143)

Kata tawadhu‟berasal dari kata wa-dha-„a yang berarti merendahkan. Ia berarti,

sifat merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi yang lebih rendah

dari yang semestinya dimiliki. (Ahmadi,2004:108). Sikap tawadhu‟ tidak tinggi hati

dan sombong kepada orang lain, ia akan disukai dan

di cintai orang-orang disekitarnya, semakin harmonis kehidupan antara diri dan

masyarakatnya, semakin dekat dirinya dengan Allah SWT. Dan mendapatkan

tempat terhormat ditengah-tengah masyarakat. Orang yang tawadhu‟akan masuk

surga, Allah akan mencurahkan pertolongan dan rahmat-Nya, selalu diiringi

Malaikat rahamat, dan disukai Allah dan Rasul-Nya.

Tawadhu‟adalah lambang keimanan cahaya Islam, sumber keridhaan, serta bukti

penerimaan Allah SWT. Tawadhu‟adalah bukti tingginya derajat seseorang.(Az-

Zuhaili,2013:343-344)

Dalam Al-Qur‟an banyak disebutkan ayat-ayat yang menunjukkan bersikap

tawadhu‟. Seperti firman Allah SWT dalam surat Asy-Syu‟ara ayat 215.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-

orang yang beriman. (QS. Asy-Syu‟ara).

28

Allah SWT memberikan identifikasi orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang

merendahkan diri dengan sesama dan orang-orang yang tegas di hadapan orang-

orang kafir.

Dan juga di terangkan dalam QS. Al-Maidah ayat 54

( Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah

Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang

kafir. (Al-Maidah:54) (Ahmadi,2004:111)

Nabi Muhammad SAW. Memberikan sinyal bahwa orang yang tawadhu‟ akan

masuk surga sebagaimana di sebutkan dalam hadist Tirmidzi, Nasa‟i, Ibnu Majah,

Ibnu Hibban dalam Shahih ibni Hibban, dan Hakim: ia menulis hadist ini shahih

berdasarkan kriteria Bukhori dan Muslim dari Tsauban r.a., Rasulullah Saw.

Bersabda,” barang siapa meninggalkan dalam keadaan terbatas dari tiga hal;

sombong, mencuri harta ghanimah, dan hutang, ia akan masuk surga.

Maksudnya, akan masuk surga orang yang terhindar dari kesombongan dari

manusia, manipulasi harta rampasan perang atau mengorupsinya, dan terbebas dari

hutang. Dengan kata lain, seseorang bisa masuk surga dengan tiga sifat: tawadhu‟,

amanah, dan berhenti untuk menghindari hutang.

Sombong adalah penyakit mental yang sangat bebahaya. Ada tiga macam

kesombongan: pertama, sombong terhadap Allah . kedua, sombong terhadap para

Rasul dengan menolak risalah yang mereka emban dari Allah Swt. Ketiga ,

sombong terhadap manusia dengan merasa lebih hebat dan meremehkan orang lain.

29

Ketiga macam sombong ini sangat tercela karena takabur dan sombong selayaknya

hanya milik Allah, Sang Raja Yang Mahakuasa. Sifat ini juga bisa menyebabkan

seseorang enggan menaati perintah-perintah Allah dan berpaling dari kebenaran.

Kesombongan ini bisa muncul dalam diri seseorang karena kekuasaan dan pangkat

yang dimilikinya.

Allah SWT. Juga mengharamkan sifat takabur dan melarangnya dengan sangat

keras. Allah berfirman QS. Al-Isra‟ ayat 37-38

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena

Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu

tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi

Tuhanmu.(QS. Al-Isra‟:37-38)(Az-Zuhaili,3013:347)

C. Hubungan Shalat tahajud dan

sikap tawadhu‟

Shalat tahajud merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan Allah. Shalat

tahajud dengan iklas, khusuk dan penuh pengharapan akan ridho Allah maka hal

tersebut akan membiasakan hati sanubari kita selalu dekat dan akrab dengan

Tuhan. Akibatnya, secara tak disadari akan berkembang kecintaan yang mendalam

kepada Allah(hubbullah) dan akan mantaplah hubungan hamba dengan Tuhannya

(hablumminallah). (sholeh,2003:15).

30

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang sering melakukan shalat

tahajud antara lain:

1. Takut dengan azab Allah SWT

dan mengharap rahmat Allah SWT.

Sungguh orang-orang yang senantiasa bangun malam merupakan orang-orang yang

lebih beruntung daripada orang-orang yang musyrik karena orang-orang yang saleh

tersebut lebih takut akan azab Allah SWT dan

selalu mengharap ridha Allah SWT. Sebagai firman Allah SWT dalam surat Az-

Zumar ayat 9

.

(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang

beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada

(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama

orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(QS. Az-

Zumar:9)

2. Bertaqwa dan memohon ampun

kepada Allah SWT

Allah SWT menyebut mereka sebagai orang-orang yang bertaqwa, yang mendapat

tempat mulia di surga sebagai balasan atas perbuatannya di dunia. Ketika hidup di

dunia, mereka hanya sebentar saja menghabiskan waktu malam untuk tidur dan

31

memenuhi waktu malam untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Sebagai

firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzaariyat 15-18.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman

(syurga) dan mata air-mata air; Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.

Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia

adalah orang-orang yang berbuat kebaikan; Di dunia mereka sedikit sekali tidur

diwaktu malam; Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum

fajar.”(QS. Adz-Dzaarriyaat:15-18).

3. Hamba yang saleh bersegera

dalam kebijakan

Seorang hamba yang gemar melakukan shalat tahajud adalah shaleh dan menyeru

kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Sebagai mana firman Allah SWT

dalam surat Ali Imran ayat 113-114.

Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku

lurus[221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,

sedang mereka juga bersujud (sembahyang); Mereka beriman kepada Allah dan

hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang

32

munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu

termasuk orang-orang yang saleh.(QS. Ali Imran:113-114).

4. Tidak sombong dan suka

bersedekah

Orang-orang yang terbiasa shalat malam memiliki hati yang lembut jika

mendapatkan peringatan, mereka tersungkur bersujud dan bertasbih memuji

Tuhannya tanpa menyombongkan diri. Sebagaimana ditegaskan dalam firman

Allah SWT dalam surat As-sajdah ayat 15-17.

“Sesumgguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami

adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat yang itu mereka

segera bersujud Seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka

tidakalah sombong.; lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka

selalu berdo‟a pada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta

mereka menafkahkan apa-apa rezki yang Kami berikan.; tak seorangpun

mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai

balasan dari mereka, atas yang mereka kerjakan.”

5. Rendah hati dan penyayang

33

Para pengamal tahajud di muka bumi dengan rendah hati, bahkan mereka

mengucapkan kata-kata yang baik dan bijak jika orang-orang jahil menyapanya.

Karena mereka merupakan orang-orang penyayang.

“ Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang

berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa

mereka, mereka mengucapkan kata-kata

yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk

Tuhan mereka (QA Al-Furqaan:63) (Syahid, 2013:19-22)

Sedangka tawadhu‟ ialah merupakan sikap yang rendah hati dan tidak sombong

terhadap orang lain karena sikap tawadhu‟ juga merupakan akhlak yang mulia

karena sesungguhnya orang yang mempunyai sikap tawadhu‟ akan tinggi

derajatnya.

Di atas, telah disebutkan bahwa shalat tahajut memiliki manfaat untuk aspek

vertikal dan horizontal. Serta sikap tawadhu‟ juga memiliki dimensi vertikal dan

horizontal. Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa ada hubungan antara

pelaksanaan shalat tahajut dengan sikap tawadhu‟.

34

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren

Pondok pesantren al-Muntaha yang awalnya bernama al-Azhar yang

didirikan oleh bapak Muntaha Azhari dan ibu Siti Zulaikhoh pada tahun 1993.

yang berada di wilayah Jl.Soekarno-Hatta no.39 Sidoharjo, kel. Cebongan,

kec. Argomulyo Salatiga 50731.

Sebelum pondok al-Azhar berdiri, sudah ada 4 santri putri yang muqim

untuk mengaji dengan Ibu Nyai untuk menghafal al-Quran. Santri masih

bertempat tinggal satu rumah dengan ibu Nyai dikarenakan belum mempunyai

bangunan khusus untuk santri, sesuai dengan rencana awal pendiriannya yakni

membangun pondok pesantren putri khusus untuk menghafal al-Quran.

35

Pada tahun 1996, pondok pesantren al-Azhar sudah tercatat di lembaga

kota Salatiga dan mendapatkan akta notaris. Kemudian pada tahun 2012

pondok pesantren al-Azhar diganti nama menjadi pondok pesantren al-

Muntaha, dengan alasan legalitas dari Kemenag Kota Salatiga.

Pada tahun 2013, pondok pesantren al-Muntaha mendapatkan uang

pembangunan yang bersumber dari pemerintah. Dan pembangunan dari awal

yang bersumber dari swadaya dari wali santri, masyarakat, dan donatur dari

luar.

Pondok pesantren al-Muntaha dalam hubungan eksternal dengan

masyarakat yaitu berupa syiar agama dan lembaga kemasyarakatan. Pada

tahun 2005 pangasuh pondok pesantren al-Muntaha ikut serta dalam

mendirikan JQH Salatiga, dan pada tahun 2014 turut mendirikan rutinan

tadarus Muslimat kota Salatiga dan pada saat ini pengasuh masih aktif di JQH

beliau sebagai penasehat dan ustad Nasif Ubadah, Lc sebagai anggota JQH.

2. Letak Geografis

Pondok Pesantren al-Muntaha terletak di Jl.Soekarno-Hatta no.39

Sidoharjo, kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Pondok pesantren al-Muntaha menempati area tanah 3.300 m² yang digunakan

untuk pembangunan pondok pesantren putri meliputi asrama santri, koperasi

pondok pesantren, aula sebagai pusat kegiatan di pondok pesantren al-

Muntaha, dll.

3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran

36

Sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di pondok al-Muntaha

antara lain:

a. Sorogan

Sistem pengajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan santri

menyorogkan sebuah kitab kepada ibu Nyai atau ustadzah untuk dikoreksi

langsung oleh ibu Nyai atau ustadzah mngenai benar dan salahnya. Apabila

ada salahnya, kesalahan itu langsung dibenarkan seketika itu juga oleh ibu

Nyai atau ustadzah tersebut.

b. Bandongan

Sistem pengajaran yang serangkaian dengan sistem sorogan dan wetonan

adalah bandongan yang dilakukan dengan saling kait-mengait dengan yang

sebelumnya. Dalam sistim bandongan, seorang santri tidak harus

menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang dihadapi karena santri

cukup menyimak apa yang dijelaskan oleh kiyai atau guru.

Pemakaian metode di atas dimaksudkan sebagai upaya mempelajari

al-Quran dan kitab kuning di pondok pesantren al-Muntaha. Adapun

rangkaian kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren al-Muntaha

diantaranya :

1) Pendidikan Madrasah Diniyah

Pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren al-Muntaha

dilaksanakan setiap ba‟da isya‟ yang diikuti oleh santri bin-Nadhor dan

37

santri tahfidz yang sedang berhalangan. Kitab-kitab yang dikaji

sekarang adalah tafsir jalalain.

2) Kegiatan Umum Harian

Pendidikan dan pengajaran ini dilaksanakan setiap hari yang diikuti oleh

semua santri di luar pembelajaran madrasah diniyah, kegiatan ini

meliputi:

a) Sorogan al-Quran

Dilaksanakan dengan cara santri membaca al-Quran dan disimak

langsung oleh ibu Nyai.

b) Setoran al-Quran

Bagi santri yang menghafal al-Quran, maka dia menyetorkan

hafalannya kepada ibu Nyai. Apabila santri dalam menghafal al-

Quran ada kesalahan dalam mahroj, tajwid dan harakatnya langsung

dibenarkan oleh ibu Nyai atau ustadzah

c) Kegiatan Mingguan

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu sekali,

diantaranya: dziba‟an/ khitobah, pengkajian kitab, pengkajian kitab

fathul Qorib, pengkajian kitab, tartilan al-Quran untuk yang bin-

Nadhor, sima‟an dua orang untuk bil-ghoib, qiro‟ah dan setiap

malam jum‟at diwajibkan untuk santri shalat tahajud di aula maupun

di masjid.

3) Kegiatan Bulanan

38

Kegiatan ini meliputi: sima‟an ahad legi, sima‟an ahad kliwon.

4. Keadaan Fisik Pondok Pesantren al-Muntaha

Bangunan-bangunan yang ada di pondok pesantren al-Muntaha secara

fisik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yaitu:

a. Aula

Di Pondok pesantren al-Muntaha terdapat sebuah aula yang berfungsi

sebagai tempat beribadah dan kegiatan belajar mengajar. Aula tersebut

berda di depan pondok. Selain berfungsi sebagai sarana pelaksanaan ibadah

oleh para santri juga sebagai tempat ziarah oleh masyarakat, karena di aula

ada maqam bapak kiyai al-Muntaha Azhari, pendiri pondok al-Muntaha.

b. Koperasi

Di pondok pesantren al-Muntaha koperasi digunakan sebagai sarana

pemenuhan kebutuhan sehari-sehari bagi para santri, pengasuh pondok dan

masyarakat sekitarnya. Koperasi di pondok ini dikelola langsung oleh para

santri sebagai sarana pendidikan dalam bidang ekonomi.

c. Bangunan Pondok

Bangunan pondok terletak di belakang rumah pengasuh, ada 3 bangunan

pondok. Tempat untuk santri khusus bil-ghoib di belakang dapur rumah

pengasuh dan masih satu atap dengan rumah pengasuh. Kemudian

dibelakang rumah pengasuh ada 2 bangunan yang berhadapan sebelah

selatan rumah pengasuh khusus untuk santri bin-Nadhor dan sebelah utara

rumah pengasuh ditempati santri bin-Nadhor dan bil-Ghoib.

39

5. Susunan Organisasi pondok Pesantren al-Muntaha

Adapun susunan pengurus Pondok Pesantren Al Muntaha sebagaimana

dalam uraian berikut ini.

Susunan Personalia Pengurus Tahun 2016 sd 2017

Pengasuh : Ibu Nyai Hj Siti Zulaikhoh

: Bapak Nasif Ubadah, Lc

Ketua : Maghfirotul Mafakhir

Wakil ketua : Ela Izzatul Laila

Sekretaris I : Miratus Sa‟adah

Sekretaris II : Eka Yuniyanti

Bendahara I : Siti Zubaidah

II : Nurul Lailatul Hidayah

Seksi Pendidikan

Ketua : Annisa Isnaini Khikmah

Anggota : Eva Roviana

: Tri Oktaviani

: Ana Wahyuniangsih

Seksi Keamanan

Ketua : Afif Fatimatuz Zahro

Anggota : Nurul Khikmah

: Dahlia Dwi Kusuma W.

: Siti Shofiyanti

40

Seksi Kebersihan

Ketua : Zahrotul Fuadah

Anggota : Avi Naila Fitrina

: Rizkiana Kadarwati

: Annisa Rizkiyandini

Seksi Kesehatan

Ketua : Yusi Dahmayanti

Anggota : Dewi Endriyani

: Heni Purwina SA

: Himatul Uliya

Seksi Koperasi

Ketua : Milatur Rodliyah

Anggota : Churun‟in

: Ika Fatmawati

Seksi PHBI

Ketua : Mir‟atul Azizah

Anggota : Humaida Fatmawati

: Dewi Rahmawati

: Putri Parameswari

B. Penyajian Data Penelitian

41

Sebelum penulis sajikan data penelitian, terlebih dahulu penulis akan

menguraikan data dan status pendidikan yang menjadi responden dalam

penelitian ini:

1. Data Responden

Adapun data dan status pendidikan responden dalam penelitian peneliti

adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Data Dan Status Pendidikan Responden Pondok Al-Muntaha

No Nama Inisial Responden Keterangan

1 AS Mahasiswi

2 AAA MAN

3 AID Mahasiswi

4 ADNF Mahasiswi

5 AR SMA

6 AFZ Mahasiswi

7 AN Mahasiswi

8 ANV Mahasiswi

42

9 DIN MTS

10 DR Mahasiswi

11 DDK Mahasiswi

12 DPL Mahasiswi

13 DN MAN

14 DM Mahasiswi

15 EI Mahasiswi

16 EY Mahasiswi

17 ERI Mahasiswi

18 FYT MTS

19 FC Mahasiswi

20 HI Mahasiswi

21 IFW Mahasiswi

22 MRN SMP

23 MA Guru

24 MD Mahasiswi

25 MQ MAN

26 MR Mahasiwi

27 MM Mahasiswi

28 MS Mahasiswi

29 NIK Mahasiswi

43

30 NDK Mahasiswi

31 NLH Mahasiswi

32 NAR SMA

33 NH Guru

34 PP Mahasiswi

35 RK Mahasiswi

36 RKW Mahasiswi

37 SM SMK

38 SK Mahasiswi

39 SN SMP

40 SY SMA

41 SF SMA

42 SHU Mahasiswi

43 SZ Mahasiswi

44 TO Mahasiswi

45 UK Mahasiswi

46 VAS MAN

47 YD Mahasiswi

48 ZF Mahasiswi

Sumber : data diolah 2016

2. Angket

44

Data tentang Intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ pondok

al-Muntaha, dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang dibagikan dan

dijawab oleh responden. Angket tentang shalat tahajud 12 soal dari aspek

kesucian dan kebersihan tempat, ada rencana melaksanakan shalat tahajud,

semisal setiap hari atau pada hari-hari tertentu, semangat dalam melaksanakan

shalat tahajud, khusyu‟ dalam melaksanakan shalat tahajud, berdoa setelah

melaksanakan shalat tahajud, membaca Al-Qur‟an setelah shalat tahajud dan

12 soal tentang sikap tawadhu‟ dari aspek menyapa dengan menggunakan

salam, hormat pada guru, rendah hati atau tidak sombong, menghargai teman,

patuh kepada kedua orang tua dan santun dan lemah lembut.

Tahap pertama untuk mengolah angket yang sudah terkumpul adalah

memberikan skor terhadap setiap jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jawaban A mendapat skor = 3

2. Jawaban B mendapat skor = 2

3. Jawaban C mendapat skor = 1

45

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Pertama

1. Intensitas Shalat Tahajud

Perolehan data mengenai shalat tahajud penulis peroleh dengan menyebarkan angket

kepada 48 santri yang menjadi responden. Dari skor yang telah terekapitulasi pada

tabel shalat tahajud terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian

diklasifikasi menjadi 3 kategori, yakni kategori sangat baik, kategori baik, kategori

cukup .

Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

i = interval

46

xt =nilai tertinggi

xr = nilai terendah

xi = kelas interval

dari rumus ini diperoleh:

i = 4

Dengan kelas interval 4 maka diperoleh penggolongan shalat tahajud sebagai berikut:

33 - 36 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A

29 - 32 termasuk kategori baik, diberi lambang B

25 – 28 termasuk kategori cukup, diberi lambang C

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Jawaban Shalat Tahajud

No Shalat Tahajud Interval Frekuensi

1 Cukup 25 – 28 7

2 Baik 29 – 32 37

3 Sangat baik 33 – 36 4

47

Jumlah 48

Tabel 4.2

Jawaban Angket Shalat Tahajud

No

Nama

Responden

Jawaban Nilai

Total Kategori

A B C 3 2 1

1 AS 7 5 - 21 10 - 31 B

2 AAA 7 4 1 21 8 1 30 B

3 AIH 8 4 - 24 8 - 32 B

4 ADNF 10 2 - 30 4 - 34 A

5 AR 8 4 - 24 8 - 32 B

6 AFZ 4 8 - 12 16 - 28 C

7 AN 5 7 - 15 14 - 29 B

8 ANV 5 6 1 15 12 1 28 C

48

9 DIN 6 6 - 18 12 - 30 B

10 DR 7 4 1 21 8 1 30 B

11 DDK 8 4 - 24 8 - 32 B

12 DPL 4 8 - 12 16 - 28 C

13 DN 7 4 1 21 8 1 30 B

14 DM 3 7 2 9 14 2 25 C

15 EI 9 3 - 27 6 - 33 A

16 EY 5 7 - 15 14 - 29 B

17 ERI 8 4 - 24 8 - 32 B

18 FYT 6 6 - 18 12 - 30 B

19 FC 5 5 2 15 10 2 27 C

20 HI 6 6 - 18 12 - 30 B

21 IFW 6 5 1 18 10 1 29 B

22 MRN 6 6 - 18 12 - 30 B

23 MA 8 4 - 24 8 - 32 B

24 MD 7 5 - 21 10 - 31 B

25 MQ 7 5 - 21 10 - 31 B

26 MR 6 5 1 18 10 1 29 B

27 MM 11 1 - 33 2 - 35 A

28 MS 5 4 3 15 8 3 26 C

29 NIK 7 5 - 21 10 - 31 B

49

30 NDK 8 4 - 24 8 - 32 B

31 NLH 6 6 - 18 12 - 30 B

32 NAR 5 5 2 15 10 2 27 C

33 NH 5 7 - 15 14 - 29 B

34 PP 8 1 3 24 2 3 29 B

35 RK 8 3 1 24 6 1 31 B

36 RKW 8 4 - 24 8 - 32 B

37 SM 9 2 1 27 4 1 32 B

38 SK 7 5 - 21 10 - 31 B

39 SN 8 4 - 24 8 - 32 B

40 SW 8 2 2 24 4 2 30 B

41 SF 12 - - 36 - - 36 A

42 SHU 8 4 - 24 8 - 32 B

43 SZ 7 5 - 21 10 - 31 B

44 TO 7 5 - 21 10 - 31 B

45 UK 7 4 1 21 8 1 30 B

46 VAS 7 4 1 21 8 1 30 B

47 YD 6 5 1 18 10 1 29 B

48 YF 6 6 - 18 12 - 30 B

50

Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P : Prosentase Perolehan

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

a. Untuk kategori sangat baik, mengenai shalat tahajud santri al-Muntaha

ada 4 responden:

8,3%

b. Untuk kategori baik mengenai shalat tahajud santri al-Muntaha ada 37

responden:

77,1%

c. Untuk kategori cukup , menganai shalat tahajud santri al-Muntaha ada 7

responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai

shalat tahajud di Pondok Pesantren Al Muntaha tahun 2016.

Tabel 4.3

Prosentase shalat tahajud

51

No Shalat Tahajud interval Frekuensi Prosentase

1 Sangat baik 33-36 4 8,3%

2 Baik 29-32 37 77,1%

3 Cukup 25-28 7 14,6 %

Jumlah 48 100 %

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa yang melakukan shalat tahajud

di pondok al-Muntaha tahun ajaran2016 adalah 8,3 % kategori sangat baik, 77,1 %

kategori baik, 14,6 % kategori cukup.

2. Sikap Tawadhu‟

Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 48 responden, maka

langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan

proporsinya.

Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel sikap tawadhu‟, terlebih dahulu penulis

tentukan interval untuk kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni

kategori cukup, kategori baik dan kategori sangat baik.

Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

i = interval

xt =nilai tertinggi

xr = nilai terendah

52

xi = kelas interval

Dari rumus ini diperoleh:

i = 4

Dengan kelas interval 4 maka diperoleh penggolongan sikap tawadhu‟ yang memilih

jawaban masing-masing kategori sebagai berikut:

32-35 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A

28-31 termasuk kategori baik, diberi lambang B

24-27 termasuk kategori cukup baik, diberi lambang C

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Tawadhu’

No Sikap Tawadhu‟ Interval Frekuensi

1 Sangat Baik 32-35 19

2 Baik 28-31 24

3 Cukup 24-27 5

Jumlah 48

53

Tabel 4.5

Daftar Nilai sikap tawadhu’

No.

Nama

Responden

Jawaban Nilai

Total Kategori

A B C 3 2 1

1 AS 9 3 - 27 6 - 33 A

2 AAA 10 2 - 30 4 - 34 A

3 AIH 6 6 - 18 12 - 30 B

4 ADNF 11 1 - 33 2 - 35 A

5 AR 10 1 1 30 2 1 33 A

6 AFZ 6 6 - 18 12 - 30 B

7 AN 5 7 - 15 14 - 29 B

8 ANV 6 6 - 18 12 - 30 B

9 DIN 7 3 2 21 6 2 29 B

10 DR 3 9 - 9 18 - 27 C

11 DDK 5 7 - 15 14 - 29 B

54

12 DPL 3 9 - 9 18 - 27 C

13 DN 5 6 1 15 12 1 28 B

14 DM 4 8 - 12 16 - 28 B

15 EI 6 6 - 18 12 - 30 B

16 EY 7 5 - 21 10 - 31 B

17 ERI 7 2 3 21 4 3 28 B

18 FYT 7 3 2 21 6 2 29 B

19 FC 6 6 - 18 12 - 30 B

20 HI 5 7 - 15 14 - 29 B

21 IFW 8 4 - 24 8 - 32 A

22 MRN 7 3 2 21 6 2 29 B

23 MA 8 4 - 24 8 - 32 A

24 MD 4 6 2 12 12 2 26 C

25 MQ 7 5 - 21 10 - 31 B

26 MR 8 3 1 24 6 1 31 B

27 MM 8 3 1 24 6 1 31 B

28 MS 7 3 2 21 6 2 29 B

29 NIK 11 1 - 33 2 - 35 A

30 NDK 10 1 1 30 2 1 33 A

31 NLH 7 4 1 21 8 1 30 B

32 NAR 8 4 - 24 8 - 32 A

55

33 NH 7 4 1 21 8 1 30 B

34 PP 9 3 - 27 6 - 33 A

35 RK 9 2 1 27 4 1 32 A

36 RKW 10 2 - 30 4 - 34 A

37 SM 9 2 1 27 4 1 32 A

38 SK 7 5 - 21 10 - 31 B

39 SN 10 2 - 30 4 - 34 A

40 SY 9 2 1 27 4 1 32 A

41 SF 9 2 1 27 4 1 32 A

42 SHU 3 6 3 9 12 3 24 C

43 SZ 10 2 - 30 4 - 34 A

44 TO 8 4 - 24 8 - 32 A

45 UK 9 3 - 27 6 - 33 A

46 VAS 6 5 1 18 10 1 29 B

47 YD 8 3 1 24 6 1 31 B

48 YF 3 9 - 9 18 - 27 C

Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan

rumus sebagai berikut:

56

Keterangan :

P : Prosentase Perolehan

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

a. Untuk kategori sangat baik mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha

ada 19 responden:

b. Untuk kategori baik mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha ada 24

responden:

c. Untuk kategori cukup mengenai sikap tawadhu‟ santri pondok al-Muntaha ada

5 responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai sikap

tawadhu‟ santri di pondok al-Muntaha Tahun 2016.

Tabel 4.6

Prosentase Sikap Tawadhu’

No Sikap tawadhu‟ Interval Frekuensi prosentase

1 Cukup 24-27 5 10,4 %

2 Baik 28-31 24 50 %

3 Sangat baik 32-35 19 39,6%

57

Jumlah 48 100 %

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sikap tawadhu‟ santri di pondok

al-Muntaha Tahun 2016 adalah 39,6% kategori sangat baik, 50% kategori baik, 10,4%

kategori cukup.

B. Analisis Kedua

Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau

tidaknya hipotesis yang penulis lakukan yaitu “ada hubungan antara Intensitas shalat

tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri tahun Ajaran 2016.

Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya hubungan antara variabel (correlation)

X dan Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan

menghasilkan nilai korelasi yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar

variabel.

Nilai koefisien korelasi ( ) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r

tabel. Nilai r tabel untuk sampel 48 dan taraf signifikasi 1 % yaitu 0,368. Jika > r

tabel maka ada pengaruh yang positif antar variabel X dan Y. Jika = 0, maka tidak

ada pengaruh sama sekali antara variabel X dan Y. Jika < r tabel maka terdapat

hubungan negatif antara variabel X dan Y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan

rumus sebagi berikut:

58

Keterangan :

= Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

XY = Jumlah hasil kali variabel X dengan Y

∑X = Jumlah nilai variabel X

∑Y = Jumlah nilai variabel Y

N = jumlah subyek yang diteliti

Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Membuat tabel persiapan untuk mencari intesitas shalat tahajud dengan

sikap tawadhu‟ Kec Argomulyo Kab Cebongan Kota Salatiga Tahun

Ajaran 2016.

2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya

3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada dalam rumus korelasi product

moment angka kasar

Mencari korelasi intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri di pondok

pesantren al-Muntaha

Tabel 4.7 Product Moment

Hubungan Intensitas Shalat Tahajud Dengan Sikap Tawadhu’

No Nama Responden X Y X2 Y2 XY

59

1 AS 31 33 961 1089 1023

2 AAA 30 34 900 1156 1020

3 AIH 32 30 1024 900 960

4 ADNF 34 35 1156 1225 1190

5 AR 32 33 1024 1089 1056

6 AFZ 28 30 784 900 840

7 AN 29 29 841 841 841

8 ANV 28 30 784 900 840

9 DIN 30 29 900 841 870

10 DR 30 27 900 729 810

11 DDK 32 29 1024 841 928

12 DPL 28 27 784 729 756

13 DN 30 28 900 784 840

14 DM 25 28 625 784 700

15 EI 33 30 1089 900 990

16 EY 29 31 841 961 899

17 ERI 32 28 1024 784 896

18 FYT 30 29 900 841 870

19 FC 27 30 729 900 810

20 HI 30 29 900 841 870

21 IFW 29 32 841 1024 928

60

22 MRN 30 29 900 841 870

23 MA 32 32 1024 1024 1024

24 MD 31 26 961 676 806

25 MQ 31 31 961 961 961

26 MR 29 31 841 961 899

27 MM 35 31 1225 961 1085

28 MS 26 29 676 841 754

29 NIK 31 35 961 1225 1085

30 NDK 32 33 1024 1089 1056

31 NLH 30 30 900 900 900

32 NAR 27 32 729 1024 864

33 NH 29 30 841 900 870

34 PP 29 33 841 1089 957

35 RK 31 32 961 1024 992

36 RKW 32 34 1024 1156 1088

37 SM 32 32 1024 1024 1024

38 SK 31 31 961 961 961

39 SN 32 34 1024 1156 1088

40 SY 30 32 900 1024 960

41 SF 36 32 1296 1024 1152

42 SHU 32 24 1024 576 768

61

Diketahui:

N = 48

∑X = 1458

∑Y = 1468

= 44492

= 45296

XY = 44716

Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut

43 SZ 31 34 961 1156 1054

44 TO 31 32 961 1024 992

45 UK 30 33 900 1089 990

46 VAS 30 29 900 841 870

47 YD 29 31 841 961 899

48 ZF 30 27 900 729 810

1458 1468 44492 45296 44716

62

Setelah diketahui (koefisien korelasi) dari variabel X dan Y, maka selanjutnya

akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel) untuk diketahui

signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, bila diperoleh sama atau lebih besar dari r tabel, maka nilai

yang diperoleh berarti signifikan.

Nilai pada tabel r product moment dengan N = 48 yang lebih mendekati dengan nilai

N tersebut adalah N = 48 dengan taraf signifikasi 1% = 0,368. Dengan demikian,

maka dapat diketahui bahwa: untuk taraf signifikasi 1% adalah rt = 0,368> =

0,048

Jadi > rt oleh karena nilai yang diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada taraf

signifikan 1%, maka nilai yang diperoleh adalah tidak signifikan. Artinya tidak

ada korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara Intensitas shalat tahajud

63

dengan sikap tawadhu‟ santri di pondok pesantren al-Muntaha Kel. Cebongan Kec.

Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016.

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh tidak ada hubungan shalat

tahajud dengan sikap tawadhu‟ karene para santri yang mondok di Al-Muntah

sebagian besar sudah pernah mondok di pondok lain dan sikap tawadhu‟ santri sudah

tertanam didalam diri sebelum mereka masuk ke pondok Al-Muntaha.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

64

Berdasarkan hasil kajian tentang hubungan Intensitas shalat tahajud

dengan sikap dawadhu‟ santri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Intensitas shalat tahajud menunjukkan hasil sebagai berikut:

Skor A dengan kategori sangat baik, berjumlah 4 responden dengan

prosentase 8,3%

Skor B dengan kategori baik, berjumlah 37 responden dengan prosentase

77,1%

Skor C dengan kategori cukup, berjumlah 7 responden dengan prosentase

14,6%

2. Sikap tawadhu‟ santri menunjukkan hasil sebagai berikut:

Skor A dengan kategori sangat baik, berjumlah19 responden dengan

prosentase 39,6%

Skor B dengan kategori baik, berjumlah 24 responden dengan prosentase 50%

Skor C dengan kategori cukup,berjumlah 5 responden dengan prosentase

10,4%

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Intensitas shalat tahajud dengan

sikap tawadhu‟ santri dari hasil penghitungan menunjukkan 0,048,

artinya berdasarkan tabel r product moment lebih besar atau sama dengan

r tabel pada N = 48 pada taraf signifikasi adalah 0,368. Dan yang

diperoleh adalah 0,048, lebih kecil dari r tabel yang berarti lebih kecil

dari r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif

65

dan signifikan antara Intensitas shalat tahajud dengan sikap tawadhu‟ santri

di Pondok Pesantren al-Muntaha Kel. Argomulyo Kec. Cebongan Kota

Salatiga. Sehingga hipotetis ditolak.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang

perlu penulis sampaikan, yaitu :

1. Bagi santri hendaknya selalu bersikap tawadhu‟ baik dengan orang tua

pengasuh, guru maupun dengan temannya. dan senantiasa menjaga akhlak di

dalam pondok maupun di luar pondok karena akhlak merupakan salah satu

perbuatan yang sangat penting bagi setiap santri. Dan saling hormat

menghormati antara teman satu dan teman yang lainnya.

2. Salah satu kegiatan rutinitas yang diwajibkan di pondok yaitu diadakannya

shalat tahajud maka para santriwati harus lebih tertib pada peraturan tersebut.

3. Bagi para santri harus mentaati peraturan-peraturan pondok yang telah di buat

oleh pengasuh ataupun para pengurus agar dapat menjadikan pondok yang

lebih tertib.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Wahid, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, Solo: Era

Intermedia, 2004.

Al-Kamal Abu Muhammad Sallamah, Mukjizat Salat Malam, Bandung: Mizani,

2009.

Al-khuzaim Sholeh Muhammad, Shifat Shalat Qiyam Al-lail, Jakarta: Qisthi Press,

2004.

Az-Zuhaili Wahab, Ensiklopedia Akhlak Muslim, Jakarta selatan: Noura Books(PT

Mizan publika), 2014.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Rineka

Cipta, 2010.

Al- Sakandari „Atha‟illah Ibn, Tutur Penerang Hati, Jakarta:Zaman,2003

Al-Hasyim Ahmad Sayyid, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, Bandung:Sinar Baru

Algensindo:2010

Bahnasi Muhammad, Shalat Sebagai Terapi Psikologi, Bandung: Mizani, 2008

Khalil,Tata Cara Shalat Nabi,Wirokerten Banguntapan Bantul:Izzan Pustaka,2006

Muhlisin Muhammad, Amalkan Tahajud Dan Dhuha Pasti Hidupmu Sukses, kaya

dan bahagia, Yogyakarta: IAPAI Lafal, 2014.

Maslikhah, Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa,

Yogyakarta: Trust Media, 2013.

Prasetyo Bambang, Metode Penelitian Kuantitataif, Jakarta: Raja Grafindo, 2011.

Syahid Tablig Jubair, Kisah Inspiratif Para Pengamal Tahajjud, Klaten: Cablee

Book, 2013.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Askara, 2009.

Sholeh Moh, Tahajjud, Yogyakarta: Forum Stadi Himanda, 2013.

Sugiyono, Statiska Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010

Salim Mukhtar, Sehat Jiwa Raga Dengan Sholat, Klaten:Wafa,2009

Waid Abdul, Lezatnya Qiyam Al-lail, Yogyakarta: Citra Risalah, 20011

ANGKET PENELITIAN

Nama lengkap :

Tempat tanggal lahir :

Alamat :

Petunjuk pengisian

- Jawablah pertanyaan dengan memberikan angka silang (X) pada pilihan

jawaban yang dianggap paling sesuai menurut saudara.

- Jawaban tidak ada yang benar atau salah.

- Jawaban dari saudara tidak akan mempengaruhi nilai akademik

A. Angket Tentang Shalat tahajud

1. Apakah anda melaksanakan shalat tahajud secara continue?

a. Ya, saya melaksanakan shalat tahajud secra continue

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2. Seberapa sering anda melaksanakan shalat tahajud dalam seminggu?

a. Sering sekali

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Apakah anda selalu memperbanyak rekaat saat melaksanakan shalat

tahajud?

a. Ya, saya selalu memperbanyak rekaat saat shalat tahajud

b. Kadang-kandang

c. Tidak pernah

4. Berapa banyak jumlah rekaat yang anda lakukan dalam satu waktu shalat

tahajud?

a. 2 rekaat

b. 4 rekaat

c. Lebih dari 4 rekaat

5. Apakah anda selalu tidur awal sebelum jam sepuluh?

a. Ya, saya selalu tidur awal

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Ketika akan tidur apakah anda berwudhu terlebih dahulu akan diberi

kemudahan untuk bangun?

a. Ya, saya selalu berwudhu terlebih dahulu

b. Kadang-kadang, saya berwudhu dahulu

c. Tidak pernah berwudhu

7. Pukul berapakah anda bangun untuk melaksanakan shalat tahajud?

a. Pukul 01.00

b. Pukul 02,00

c. Pukul 03.00

8. Apakan anda merasakan ketenangan dan kedamaiaan saat menjalankan

shalat tahajud?

a. Ya, saya merakan ketenangan dan kedamain

b. Kadang-kadang merasakan ketenangan dan kedamaian

c. Tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian

9. Apakah anda selalu berdoa setelah shalat tahajud?

a. Ya, saya selalu berdoa setelah shalat tahjud

b. Kadang-kadang berdoa

c. Tidak pernah berdoa

10. Apakah yakin do‟a anda akan dikabulkan setelah shalat tahajud?

a. Ya, saya yakin do‟anya akan dikbulkan

b. Kadang-kadang, yakin

c. Tidak pernah

11. Apakah anda selalu membaca Al-Qur‟an setelah shalat tahajud?

a. Ya, saya selalu membaca Al-Qur‟an

b. Kadang-kadang saya membaca Al-Qur‟an

c. Tidak pernah membaca Al-Qur‟an

12. Apakah anda merasakan ketenangan dalam membaca Al-Qur‟an setelah

shalat tahajud?

a. Ya, saya merasakan tenang

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

B. Angket Sikap Tawadhu’

1. Ketika di sekolah atau di kampus berpapasan dengan teman apakan anda

akan menyapa dengan menggunakan salam?

a. Ya, saya menyapa dengan menggunakan salam

b. Kadang-kadang saya menyapa dengan menggunakan salam

c. Tidak pernah

2. Ketika bertemu pengasuh diluar pondok apakan anda bersalaman dan

mengucapakan salam?

a. Ya, saya bersalaman dan mengucapkan salam

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Apakah anda akan menundukkan badan ketika lewat didepannya pengasuh?

a. Ya, saya akan menundukkan badan

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Ketika akan berangkat ke kampus atau sekolah apakah anda selalu

berpamitan kepada pengasuh?

a. Ya, selalu berpamitan dengan pengasuh

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

5. ketika ada permasalahan apakah anda memaksakan kehendak?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Ketika ada santri baru apakah anda akan menyambutnya dengan baik lemah

lembut dan ramah?

a. Ya, saya akan menyambutnya dengan baik

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Jika ada teman yang sedang menyampaikan pendapat apakan anda akan

selalu menerimanya dengan baik?

a. Ya, saya selalu menerimanya dengan baik

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Ketika ada teman yang sedang membutuhkan bantuan anda, apakah anda

akan segera membantunya dengan iklas?

a. Ya, saya akan membantunya dengan iklas

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

9. Ketika akan berangkat ke pondok apakah anda berpamitan dan bersalaman

dengan kedua orang tua?

a. Ya, saya selalu bersalaman dan berpamitan kepada kedua orang tua

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Apakan anda menggunakan bahasa yang santun dan baik ketika berbicara

dengan kedua orang tua?

a. Ya, saya mengggunakan bahasa yang baik

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

11. Apakah anda akan menjaga sikap di pondok maupun diluar pondok?

a. Ya, saya akan selalu menjaga sikap

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

12. ketika berbicara dengan orang yang lebih dewasa apakan anda menggunakan

bahasa yang lebih baik?

a. Ya, saya akan menggunakan bahasa yang baik

b. Kadang-kadang, saya mengunakan bahasa yang baik

c. Tidak pernah

1. Kegiatan ndiba‟an malam Jum‟at 2. Kegiatan Bandungan Kitab

Kuning

Malam Minggu

3. Kegiatan Sima‟an pada Minggu Kliwon 4. Kegiatan Sima‟an pada

Minggu Legi

5. Kegiatan Berdoa Bersama 6. Kegiatan Sorogan Rutin

7. Pelantikan Pengurus Baru PPTQ al Muntaha 2016/2017