ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI...
Transcript of ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI...
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT
BAGI HASIL, SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA
TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH
DI INDONESIA
(Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Najahi Badruzaman
NIM : 105081002486
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI
HASIL, SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA TERHADAP
PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA
(Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Najahi Badruzaman
NIM : 105081002486
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM M. Arief Mufraini. Lc, M.si
NIP: 196902032001121003 NIP: 197701222003121001
Penguji Ahli
Indoyama Nasaruddin
NIP: 1974112700112001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT
BAGI HASIL, SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA
TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH
DI INDONESIA
(Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Najahi Badruzaman
NIM : 105081002486
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM M. Arief Mufraini. Lc, M.si
NIP: 196902032001121003 NIP: 197701222003121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
Hari ini selasa tanggal 13 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan ujian komprehensif atas nama Najahi Badruzaman NIM :
105081002486 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK
KETIGA, TINGKAT BAGI HASIL, SERTIFIKAT WADIAH BANK
INDONESIA TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH
DI INDONESIA (Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri)”.
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Oktober 2009
Tim Penguji Komprehensif
Indoyama Nasaruddin, SE, MAB. Arief Mufraini, Lc, M,Si.
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.
Penguji Ahli
Daftar Riwayat Hidup
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Najahi Badruzaman
2. Tempat & Tgl. Lahir : Pemalang, 14 Februari 1986
3. Alamat : JL. Raya Klareyan Rt 001 Rw 002
Desa Klareya, Kecamatan
Petarukan, Kabupaten Pemalang
4. Telepon : 081 326 950 663
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 02 Klareyan
2. SMP : MTsN Pemalang
3. SMA : MAN Pemalang
4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2005.
2. Anggota Bidang Pengembangan Ekonomi Ikatan Remaja Masjid
Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006.
3. Anggota Bidang Kajian Lingkar Studi Ekonomi Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2006.
4. Koordinator Keagamaan Badan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2008.
ABSTRACT
This research find out significant effect between deposit, profit and loss
sharing rate, wadiah Islamic certificate of Bank Indonesia on profit and loss
sharing financing syariah bank in Indonesia. The semple is taken based on 2005-
2008 time series period of Bank Syariah Mandiri. This research uses the ECM
(Error Corection Model) which in used to analyze the significant effect between
the independent and dependent variable for short and long term.
The results show that profit and loss sharing rate and wadiah Islamic
certificate of Bank Indonesia have the significant effect to mudharaba and
musharaka financing amount for short term. While deposit, mudharaba profit and
loss sharing rate and wadiah Islamic certificate of Bank Indonesia have the
significant effect to mudharaba financing amount, but deposit, musharaka profit
and loss sharing rate have the significant effect to musharaka financing amount for the long term.
Keywords : Mudharaba Financing, Musharaka Fiancing, Deposit, Profit and Loss
Sharing Rate, Wadiah Islamic Certificate of Bank Indonesia, Error Correction Model.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga,
tingkat bagi hasil, sertifikat wadiah bank Indonesia terhadap pembiayaan pada
bank syariah. Sampel yang diambil berdasarkan periode runtun waktu bank
syariah mandiri dari tahun 2005-2008. Penelitian ini menggunakan metode ECM
(Error Correction Model) yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
bebas dan variabel terikat baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk jangka pendek tingkat
bagi hasil dan sertifikat wadiah bank Indonesia memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Sementara
itu untuk jangka panjang dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil mudharabah,
sertifikat wadiah bank Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah pembiayaan mudharabah, tetapi dana pihak ketiga dan tingkat bagi hasil musyarakah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan
musyarakah.
Kata Kunci : Pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, sertifikat wadiah bank Indonesia, Error
Correction Model.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT. Dzat yang maha pengasih dan maha penyayang, sehingga dengan kasih
sayangNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam
penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulis merasa bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharap kritik serta saran yang membagun bagi penulis serta untuk
menghasilkan penelitian yang lebih baik. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan
kontribusi, pengarahan, serta motifasi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala ketulusan hati penulis ingin memberikan
penghargaan setingi-tingginya dan mengucapkan untaian terima kasih yang
mendalam kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu mendoakan serta berusaha
memberikan yang terbaik kepada penulis, adikku tersayang Reno Fiqi
Pradana semoga menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua,
kepada Pakde, Bude, Om serta Bulek terima kasih atas segala bantuan,
bimbingan serta motivasinya semoga mendapat sebaik-baiknya balasan
dari Allah SWT.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms. Selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I yang telah
banyak memberi nasihat serta bimbingannya kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Bapak M. Arif Mufraini, Lc, M.si selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak waktunya untuk memberi masukan, serta
bimbingannya kepada penulis.
5. Segenap dosen fakultas ekonomi dan bisnis yang telah memberikan ilmu
kepada penulis sehingga penulis menjadi manusia yang lebih baik.
6. Segenap karyawan fakultas ekonomi dan bisnis yang telah membantu dan
memberi pelayanan dengan optimal untuk kelancaran kegiatan belajar
kami.
7. Kepada saudaraku Okta Ferdiansyah HS, S.Kom yang selalu membimbing
penulis dalam menghadapi kehidupan sebagai mahasiswa.
8. Saudaraku Muhammad Mirza Mushoffa calon S.Kom yang selalu
membuat suasana menjadi lebih ceria, semoga dapat menyelesaikan
studinya dengan baik.
9. Saudaraku Muhandis Ulil Abshor calon S.Kom, semoga dapat
menyelesaikan studinya dengan baik.
10. Sahabat serta teman-teman yang telah menjadi teman yang baik selama
menjalani proses belajar di UIN, Faizal SE, Azmi SE, Miftah SE, Topay,
Ridho, Lutfah, Rahmah dan lain sebagainya. Tanpa mengurangi rasa
persahabatan penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu, semoga
ukhuwah kita tetap terjaga.
11. Kawan-kawan manajemen C angkatan 2005, Faizal SE, Azmi SE, Gozali,
Revi, Firmansyah, Ahmad Rifai, Erlangga, Wita SE, Sarah SE, Kiki SE,
Rina SE, Rosa SE, Nur Hidayah. Tanpa mengurangi rasa persahabatan
penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu, semoga ukhuwah kita tetap
terjaga.
12. Kawan-kawan Jurusan Akuntansi, Heriyanto, Munandar SE, Arief SE,
Asbah, Kamal, Priyatna. Tanpa mengurasi rasa persahabatan penulis tidak
bisa menyebutkan satu per saru, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.
13. Keluarga Besar Pengurus BEM-FEIS periode 2007-2008, Shobah SE,
Abraham ”Bram”, Ilham ”Onta”, Hadi SE, Najitullah, Fifi SE, Ayu. Tanpa
mengurangi rasa persahabatan penulis tidak bisa menyebutkan satu
persatu, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.
14. Kawan-kawan organisasi, tanpa mengurangi rasa persahabatan penulis
tidak bisa menyebutkan satu persatu, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.
15. Kepada semua orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, semoga
mendapatkan sebaik-baiknya balasan dari Allah SWT.
Atas segala kontribusinya, penulis mendoakan semoga mendapat balasan
dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya balasan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari skripsi ini, akan tetapi
semoga dapat member manfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 30 November 2009
Najahi Badruzaman
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup iv
Abstract v
Abstrak vi
Kata Pengantar vii
Daftar Isi x
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Perumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
Bab II : Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Bank Syariah 12
B. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah 14
1. Pengertian Pembiayaan 14
2. Tujuan Pembiayaan 15
3. Produk-produk Pembiayaan Bank Syariah 15
C. Manajemen Permodalan Bank Syariah 22
1. Fungsi Modal Bank Syariah 22
2. Sumber Modal Bank Syariah 23
3. Produk-produk Penghimpun Dana Bank Syariah 27
D. Bagi Hasil Pada Bank Syariah 33
1. Metode Perhitungan Bagi Hasil 33
2. Penetapan Nisbah Bagi Hasil 34
E. Kebijakan Moneter 35
1. Instrumen Kebijakan Moneter 36
2. Kebijakan Moneter Dalam Islam 37
3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 38
F. Penelitian Terdahulu 39
G. Kerangka Pemikiran 42
H. Hipotesis 44
Bab III : Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian 46
B. Metode Penentuan Sampel 46
C. Metode Pengumpulan Data 47
D. Metode Analisis 47
1. Uji Stasioneritas 49
2. Uji Kointegrasi 49
3. Error Correction Model 50
E. Operasional Variabel Penelitian 51
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 54
1. Sejarah Singkat Perusahaan 54
2. Visi dan Misi 56
3. Produk-produk Bank Syariah Mandiri 57
B. Hasil dan Pembahasan 67
1. Analisis Deskriptif 67
2. Pembiayaan Mudharabah 80
a. Uji Stasioneritas 80
b. Uji Kointegrasi 82
c. Uji Error Correction Model Jangka Pendek 83
d. Uji Error Correction Model Jangka Panjang 86
3. Pembiayaan Musyarakah 88
a. Uji Stasioneritas 88
b. Uji Kointegrasi 90
c. Uji Error Correction Model Jangka Pendek 91
d. Uji Error Correction Model Jangka Panjang 94
C. Interpretasi 96
1. Pembiayaan Mudharabah 96
2. Pembiayaan Musyarakah 99
Bab V : Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan 102
B. Saran 104
Daftar Pustaka 106
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
1.1 Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2
4.1 Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 68
4.2 Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri 69
4.3 Tingkat Bagi Hasil Mudharabah Bank Syariah Mandiri 71
4.4 Sertiwikat Wadiah Bank Indonesia 73
4.5 Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah Mandiri 74
4.6 Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri 76
4.7 Tingkat Bagi Hasil Musyarakah Bank Syariah Mandiri 78
4.8 Sertifikat Wadiah Bank Syariah Mandiri 79
4.9 Uji Unit Root Mudharabah 81
4.10 Uji Kointegrasi Mudharabah 83
4.11 ECM Jangka Pendek Mudharabah 84
4.12 ECM Jangka Panjang Mudharabah 87
4.13 Uji Unit Root Musyarakah 89
4.14 Uji Kointegrasi Musyarakah 91
4.15 ECM Jangka Pendek Musyarakah 92
4.16 ECM Jangka Panjang Musyarakah 94
BAB IBAB IBAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
A.A.A.A. Latar Belakang PenelitianLatar Belakang PenelitianLatar Belakang PenelitianLatar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Negara
Indonesia, muncul berbagai institusi komersial modern yang bergerak
dibidang keuangan, salah satunya adalah bank. Bank adalah lembaga
keuangan yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan serta menyalurkannya dalam bentuk kredit atau
pembiayaan.
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Undang-Undang tersebut juga menetapkan bahwa perbankan di
Indonesia menganut Dual Banking System, yaitu perbankan
konvensional dan perbankan syariah.
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat. Bank juga berperan sebagai lembaga perantara
(Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana
(Surplus Spending Unit) dengan pihak lain yang membutuhkan dana
(Deficit Spending Unit), diharapkan dengan dana yang terkumpul
dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak disediakan
oleh pemerintah.
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam (Muhammad, 2002:1).
Menurut Maruf Amin (2007:3-4) berkembangan bank syariah di
Inidonesia dipengaruhi oleh potensial market yamg cukup besar, serta
ditetapkannya bunga bank haram oleh Majelis Ulama Indonesia. Salah
satu indikator utama untuk mengukur perkembangan bank syariah di
Indonesia adalah dengan melihat besarnya jumlah pembiayaan yang
diasalurkan oleh bak syariah kepada nasabahnya. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel pembiayaan yang diterbitkan oleh statisitk
perbankan syariah dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1
Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha SyariahPembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha SyariahPembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha SyariahPembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Miliar (Miliar (Miliar (Miliar RupiahRupiahRupiahRupiah))))
Akad Akad Akad Akad
(Contract)(Contract)(Contract)(Contract) 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2020202008080808 2009200920092009
Akad
Mudharabah 3.124 2.335 4.406 7.441 8.108
Akad
Musyarakah 1.898 4.052 5.578 6.205 5.890
Akad
Murabahah 9.487 12.628 16.553 22.486 22.732
Akad Salam 0 0 0 0 0
Akad Istishna 282 337 351 369 404
Akad Ijarah 316 836 516 765 962
Akad Qard 125 250 540 959 1.211
Lainnya 0 0 0 0 0
Total 15.232 20.445 27.944 38.195 39.308
Sumber: Statistik Perbankan Syariah (2009)
Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah Indonesia tahun
2009 jumlah penyaluran dana (pembiayaan) yang dilakukan bank
syariah di Indonesia terus mengalami penignkatan. Dari sejumlah
skema pembiayaan yang ditawarkan, skema murabahah (pembiayaan
jual beli) yang paling tinggi dibanding dengan musyarakah dan
mudharabah (pembiayaan bagi hasil).
Skema murabahah lebih disukai mengingat karakteristik skema
murabahah ini lebih tidak berisiko dan lebih mudah untuk
dilaksanakan. Skema murabahah memiliki kepastian keuntungan dan
pendapatan yang diterapkan melalui mekanisme mark up. Selain itu
karakteristik dari skema murabahah lebih berorientasi pada
pembiayaan jangka pendek, sehingga untuk perbankan syariah yang
saat ini sedang mengalami pertumbuhan hal ini lebih disukai.
Meskipun pembiayaan bagi hasil atau profit and loss sharing
(PLS) merupakan ciri utama dari perbankan syariah karena memenuhi
prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan dan kejujuran, dimana dengan
konsep bagi hasil ini bank syariah siap berbagi resiko usaha tidak
seperti pembiayaan berbasis bunga pada bank konvensional yang
nasabah peminjamnya menanggung semua resiko, akan tetapi dalam
menyalurkan dananya bank syariah lebih menyukai pembiayaan
murabahah dengan sistem mark up. Hal ini dikarenakan Profit and loss
sharing merupakan jenis akad natural uncertainty contract dimana
dalam akad ini keuntungan dan pendapatannya belum pasti.
Sebagia lembaga perantara, bank syariah dalam menjalankan
fungsinya selain menghimpun dana dari masyarakat juga
menyalurkannya kembali kemasyarakan dalam pembiayaan. Untuk
mengurangi idle money (uang yang menganggur) bank harus
menyalurkan sejumlah dananya dalam bentuk aktiva produktif salah
satunya adalah dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan atau financing
adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan (Muhammad, 2005:17).
Menurut Adiwarman (2004:97), secara garis besar produk
pembiayaan pada bank syariah terbagi kedalam empat kategori yang
dibedekan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu pembiayaan
dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa,
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan dengan akad
pelengkap. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diterapkan pada
produk-produk pembiayaan yang belum pasti tingkat pendapatannya
seperti akad musyarakah dan mudharabah. Pada pembiayaan dengan
prinsip jual beli dan prinsip sewa, bank syariah menggunakan sistem
margin untuk menetapakan keuntungan. Sistem margin ini diterapkan
untuk produk-produk pembiayaan yang telah pasti waktu pembayaran
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh seperti akad murabahah,
salam, istishna, dan ijarah.
Kemampuan bank syariah dalam memberikan pembiayaan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan bank syariah dalam menyerap dana
pihak ketiga yang berasal dari masyarakat. Dana adalah uang tunai
yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva
lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai (Zainul Arifin,
2006:47).
Adapun dana pihak ketiga pada bank syariah terdiri dari Giro
wadiah dengan akad wadiah, dalam hal ini bank syariah menggunakan
prinsip wadi'ah yad dhamanah dimana bank syariah dapat
menggunakan dana tersebut serta berhak atas pendapatan yang
diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut, bank juga harus
menjamin pengembalian nominal simpanan wadiah apabila pemilik
dana menarik kembali dananya pada saat tertentu atau sewaktu-
waktu, baik sebagian maupun seluruhnya. Dalam bentuk tabungan
dengan akad wadiah yang juga menggunakan prinsip wadi'ah yad
dhamanah dan akad mudharabah, dan dalam bentuk deposito dengan
akad mudharabah yang memiliki jangka waktu 1 bulan sampai lebih
dari 12 bulan.
Pembiayaan memiliki hubungan yang erat dengan tingkat
keuntungan yang dapat dihimpun oleh bank syariah. Secara tidak
lansung dapat dikatakan semakin tinggi tingkat pendapatan bank
syariah semakin tinggi pula pembiayaan yang disalurkan (Maryanah,
2006:17). Dalam kegiatan operasionalnya, bank syariah melarang
penggunaan bunga bank (riba) dan menggunakn nisbah bagi hasil
(profit/loss sharing contract) sebagai penggantinya. Pada pembiayaan
bagi hasil bank syariah menggunakan metode nisbah atau tingkat bagi
hasil sebagai untuk menetapkan jumlah keuntungan yang akan dibagi
antara nasabah dengan pihak bank.
Dalam menghitung tingkat bagi hasil dapat didasarkan pada dua
cara yaitu profit sharing (bagi laba) dan revenue sharing (bagi
pendapatan), yakni sebagai berikut (Slamet Wiyono, 2006:56).
Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing adalah perhitungan bagi
hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu
pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan
pendapatan usaha tersebut. Sedangkan Perhitungan bagi hasil
menurut revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang
mendasarkan pada revenue (pendapatan) dari pengelola dana, yaitu
pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk
mendapatkan pendapatan usaha tersebut.
Sementara itu, berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh
bank sentral bahwa dunia perbankan indonesia menganut dual bankin
system, Bank Indonesia selaku bank sentral dalam mengatur jumlah
uang beredar menggunakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter
adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan
perekonmian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Jumlah uang
beredar, dalam analisis ekonomi makro, memiliki pengaruh penting
terhadap tingkat output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga-
harga. Uang yang beredar terlalu tinggi tanpa disertai kegiatan
produksi yang seimbang, ditandai dengan meningkatnya harga-harga
pada seluruh barang dalam perekonomian atau dikenal dengan istilah
inflasi. Melaui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan,
menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya
mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi, sekaligus
mengendalikan inflasi. Apabila pemerintah menambah jumlah uang
beredar, maka pemerintah dikatakan pemerintah menempuh kebijakan
moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya jika pemerintah
mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah menempuh kebijakan
moneter kontraktif (monetary contractive) atau deisebut juga dengan
kebijakan uang ketat (Mandala, 2004:387)
Salah satu cara yang dipergunakan pemerintah dalam melakukan
kebijakan moneter adalah dengan melakukan operasi pasar terbuka
yaitu dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Sertifikat Bank Indonesia ini merupakan salah satu instrumen
kebijakan moneter bagi bank konvensional. Kemudian agar kebijakan
moneter tersebut dapat berjalan sesuai dengan prinsip syariah, maka
Bank Indonesia menerbitkan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
yang dapat digunakan untuk penyimpanan dana jangka pendek bagi
bank syariah akibat kelebihan likuiditas dengan prinsip wadiah atau
titipan yang pengambilannya dilakukan setelah jangka waktu penitipan
dana wadiah berakhir. Wadiah adalah perjanjian penitipan dana antara
pemilik dana dengan pihak penerima titipan. Bank Indonesia
memberikan bonus kepada bank syariah atas dana yang disimpan
dalam bentuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Bonus tersebut
mengacu kepada tingkat indikasi imbalan sertifikan investasi
mudharabah antar bank (IMA) pada pasar uang antar bank syariah
(PUAS).
Dengan melihat pentingnya pembiayaan yang dilakukan oleh bank
syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, penulis
ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada bank syariah baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini berjudul
”ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI
HASIL, SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA, TERHADAP
PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (STUDI
KASUS PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI)”. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh berdasarkan runtun waktu
(time series) dengan periode penelitai tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode analisis model dinamis yaitu Error
Correction Model (ECM).
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat mengetahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
musyarakah pada PT Bank Syariah Mandiri secara lebih terperinci.
B.B.B.B. Perumusan MasalahPerumusan MasalahPerumusan MasalahPerumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah
yang akan penulis kemukakan pada penelitian ini adalah :
1. Apakah faktor dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia secara parsial maupun simultan dalam
jangka pendek mempengaruhi jumlah pembiayaan mudharabah
pada Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah faktor dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia secara parsial maupun simultan dalam
jangka panjang mempengaruhi jumlah pembiayaan mudharabah
pada Bank Syariah Mandiri?
3. Apakah faktor dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia secara parsial maupun simultan dalam
jangka pendek mempengaruhi jumlah pembiayaan musyarakah
pada Bank Syariah Mandiri?
4. Apakah faktor dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia secara parsial maupun simultan dalam
jangka panjang mempengaruhi jumlah pembiayaan musyarakah
pada Bank Syariah Mandiri?
C.C.C.C. Tujuan PenelitianTujuan PenelitianTujuan PenelitianTujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil,
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap jumlah pembiayaan
mudharabah dalam jangka pendek pada Bank Syariah Mandiri.
2. Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil,
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap jumlah pembiayaan
mudharabah dalam jangka panjang pada Bank Syariah Mandiri.
3. Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil,
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap jumlah pembiayaan
musyarakah dalam jangka pendek pada Bank Syariah Mandiri.
4. Untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil,
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap jumlah pembiayaan
musyarakah dalam jangka panjang pada Bank Syariah Mandiri.
D.D.D.D. Manfaat PenelitianManfaat PenelitianManfaat PenelitianManfaat Penelitian
1.1.1.1. Bagi PenulisBagi PenulisBagi PenulisBagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana
pengetahuan dan pengalaman mengenai perbankan syariah serta
sebagi perbandingan antara konsep-konsep yang telah dipelajari
dari perkuliahan dengan prakteknya dan mencoba untuk
menerapkan pada keadaan nyata. Penelitian ini juga merupakan
persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1).
2.2.2.2. Bagi Bagi Bagi Bagi Pengelola BankPengelola BankPengelola BankPengelola Bank
Dapat memberikan informasi yang berguna agar lebih meningkatkan
kinerja bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan
pembiayaan bagi hasil sehingga pembiayaan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan karakter sumber dana pihak ketiga. Penelitian
ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pembiayaan untuk mengurangi Non Performing Financing.
3.3.3.3. Bagi Bagi Bagi Bagi NasabahNasabahNasabahNasabah
Bagi nasabah penelitian ini dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan, dengan informasi tersebut nasabah dapat
mengambil keputusan yang lebih baik dalam memilih jenis
pembiayaan yang dibutuhkan. Nasabah juga dapat mengetahui
perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional serta
dapat membandingkan sistem mana yang mampu memberikan
keamanan dan keuntungan bagi nasabah.
BAB IIBAB IIBAB IIBAB II
TINJAUAN PUSTAKTINJAUAN PUSTAKTINJAUAN PUSTAKTINJAUAN PUSTAKAAAA
A.A.A.A. Pengertian Bank SyariahPengertian Bank SyariahPengertian Bank SyariahPengertian Bank Syariah
Bank berdasarkan Prinsip Syariah (BPS) adalah Bank Umum
Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau dengan
kata lain yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Islam (Malayu Hasibuan, 2007:39).
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam (Muhammad, 2002:1).
Berdasarkan keterangan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 yang
telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, disimpulkan
bahwa undang-undang tersebut mengatur secara rinci landasan
hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diterapkan
oleh bank syariah, sehingga bank syariah dapat melaksanakan
fungsinya sebagai lembaga perantara (Financial Intermediary) antara
pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus Unit) dengan pihak lain
yang memerlukan dana (Deficit Unit). Undang-undang tersebut juga
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka
cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi
bank syariah.
Sebagaimana disebutkan dalam butir 13 Pasal 1 Undang Undang
Perbankan Indonesia memberikan batasan pengertian prinsip syariah sebagai
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan
prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Adapun prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus
diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah (IAI,
2002):
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya
maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk
hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan
bank konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary
institution) yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk
fasilitas pembiayaan.
Perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensional
terletak dalam jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-
transaksi yang dilakukannya. Bank Syariah melakukan kegiatan
usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), tetapi berdasarkan
pada prinsip syariah yaitu prinsip pembagian keuntungan dan
kerugian (profit and loss sharing atau PLS).
B.B.B.B. Manajemen Pembiayaan Bank SyariahManajemen Pembiayaan Bank SyariahManajemen Pembiayaan Bank SyariahManajemen Pembiayaan Bank Syariah
1.1.1.1. Pengertian PembiayaanPengertian PembiayaanPengertian PembiayaanPengertian Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan menyebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Muhammad
(2005:17) Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
adalah pendanaan yang dikeluarkan oleh bank syariah kepada
nasabah atau pihak yang kekurangan dana dengan tujuan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan serta menghasilkan
keuntungan yang maksimal.
2.2.2.2. Tujuan PembiayaanTujuan PembiayaanTujuan PembiayaanTujuan Pembiayaan
Menurut Muhammad (2005:17-18), secara umum tujuan
pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan
pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk
tingkat mikro.
a. Secara Makro
Pembiayaan secara makro bertujuan untuk peningkatan
ekonomi umat, menyediakan dana bagi peningkatan usaha,
meningkatkan produktivitas, membuka lapangan kerja baru, serta
adanya distribusi pendapatan.
b. Secara Mikro
Secara makro tujuan pembiayaan adalah untuk
memaksimalakan laba, meminimalkan resoko, pendayagunaan
sumber daya ekonomi, serta penyaluran kelebihan dana yang
dimiliki oleh masyarakat.
3.3.3.3. ProdukProdukProdukProduk----Produk Pembiayaan Bank Syariah Produk Pembiayaan Bank Syariah Produk Pembiayaan Bank Syariah Produk Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Adiwarman (2004:231), dalam menyalurkan
dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi menjadi empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya.
a. Pembiayaan dengan prinsip jual belia. Pembiayaan dengan prinsip jual belia. Pembiayaan dengan prinsip jual belia. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Prinsip jual beli (Ba’i) dilaksanakan sehubungan dengan
adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer
property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan
menjadi bagian atas harga barang yang di jual.
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli (Slamet Wiyono, 2006:81).
Dalam murabahah penyerahan barang dilakukan segera
setelah akad, sementara pembayarannya dapat dilakukan
secara tunai, tangguh atau cicil. Bank juga dapat bertindak
sebagai penjual dan sebagai pembeli. Sebagai penjual apabila
bank syariah menjual barang kepada nasabah, sebagai
pembeli apabila bank membeli barang kepada pemasok untuk
dijual kembali kapada nasabah.
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli barang pesanan, dengan
penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya
dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang tetsebut
diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu (Slamet Wiyono,
2006:98).
Dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Ketentuan
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka
waktu akad.
Ketentuan umum pembiayaan salam adalah sebagai
berikut Adiwarman (2004:99):
(a) Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya
secara jelas.
(b) Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak
sesuai dengan akad, maka nasabah (produsen) harus
bertanggung jawab dengan cara antara lain
mengembalikan dana yang telah diterimanya atau
mengganti barang yang esuai dengan pesanan.
(c) Menginat bank syariah tidak menjadikan barang yang
dibeli atau yang dipesan sebagai simpanan, maka
dimungkinkan bagi bank syariah untuk melakukan akad
salam dengan pihak ketiga.
3) Pembiayaan Istishna
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional dijelaskan bahwa
istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual
(Adiwarwan, 2004:126). Pembiayaan istishna hampir sama
dengan salam, tetapi dalam istihna pembayarannya dapat
dilakukan dalam beberapa kali (termin).
Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah spesifikasi
barang pesanan harus jelas. Harga jual yang telah disepakati
dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah
selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kreteria
pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung
nasabah.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewab. Pembiayaan dengan prinsip sewab. Pembiayaan dengan prinsip sewab. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Transaksi sewa atau ijarah dilandasi atas adanya
perpindahan manfaat. Perbedaan antara sewa dengan jual beli
adalah pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah darang, sedangkan pada sewa objek
transaksinya adalah jasa (Adiwarwan, 2004:101). Tingkat
keuntungan bank ditentukan di awal serta menjadi bagain dari
harga jasa yang dijual.
Pada akhir sewa bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepada nasabah yang dikenal dengan ijarah
muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal
perjanjian. Oleh karena itu dalam ijarah muntahiayah bittamlik
pihak yang menyewakan berjanji di awal periode kepada pihak
penyewa apakah akan menjual barang tersebut atau akan
menghibahkannya.
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasilc. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasilc. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasilc. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah
dilakukan dalam empat akad utama, yaitu al-musyarakah, al-
mudharabah, al-muzara’ah, dan al-musaqah. Dari keempat
tersebut yang sering diterapkan dalam perbankan syariah
adalah al-musyarakah dan al-mudharabah (Syafi’i Antonio,
2001:90).
1) Al-Mudharabah
Menurut Slamet Wiyono (2006:122), Al-mudharabah adalah
akad kerja sama usaha antara dua pihak, dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan yang telah disepakati
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian
pengelola. Apabila kerugian tersebut disebabkan oleh
kelalaian pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.
Dalam pelaksanaannya mudharabah dibedakan menjadi
dua jenis:
(a) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama
antara shahibul maal (pemilik modal) dengan mudharib
(pengelola) yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan tempat
bisnis.
(b) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah adaloah kerja sama antara
shahibul maal dengan mudharib yang dibatasi dengan
jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.
2) Al-Musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan. Pada bank syariah, musyarakah
dapat diaplikasikan dalam akad pembiayaan proyek dan
modal ventur (Slamet Wiyono, 2006:132).
Al-musyarakah ada dua jenis, yaitu:
(a) Musyarakah Pemilikan
Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, atau
kondisi lainya yang mengakibatkan pemilikan satu aset
oleh dua orang atau lebih. Kepemilikan dua orang atau
lebih berbagi dalam sebuah aset nyatadan berbagi pula
dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.
(b) Musyarakah Akad (kontrak)
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan
dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari
mereka memberikan modal musyarakah serta sepakat
untuk berbagi keuntungan dan kerugian.
d. Pembiayaan dengan akad pelengkapd. Pembiayaan dengan akad pelengkapd. Pembiayaan dengan akad pelengkapd. Pembiayaan dengan akad pelengkap
1) Hiwalah (Alih utang-piutang)
Hiwalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya (Slamet Wiyono,
2006:31). Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya. Untuk mengantisipasi resiko kerugian yang akan
timbul, bank syariah perlu melakukan penelitian atas
kemampuan pihak yang berutang dan kebenaran transaksi
antara yanag memindahkan piutang dengan yang berutang.
2) Rahn (Gadai)
Rahn adalah menahan salah satu harta milik peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Tujuan akad
ranh adalah untuk memberi jaminan pembayaran kembali
kepada bank syariah dalam memberikan pembiayaan.
3) Qard
Transaksi qard timbul karena salah satu pihak meminjamkan
obyek perikatan yang berbentuk uang kepada pihak lainnya,
tanpa berharap mengambil keuntungan.
4) Wakalah (Perakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu.
5) Kafalah (Garansi bank)
Kafalah adalah jaminan yang diberika oleh penanggung
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah juga
berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin
dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai
penjamin.
C.C.C.C. Manajemen Permodalan Bank SyariahManajemen Permodalan Bank SyariahManajemen Permodalan Bank SyariahManajemen Permodalan Bank Syariah
1.1.1.1. Fungsi Modal Bank SyariahFungsi Modal Bank SyariahFungsi Modal Bank SyariahFungsi Modal Bank Syariah
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi
perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai
penjaga kepercayaan masyarakat. Setiap penciptaan aktiva,
disamping berpotensi untuk keuntungan juga berpotensi untuk
menimbulkan resioko. Oleh karena itu modal juga harus dapat
digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya resiko kerugian
atas investasi pada aktiva terutama yang berasal dari dana pihak
ketiga.
Modal adalah sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal
didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net worth), yaitu selisih
antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari
kewajiban atau liabilities (Zainul Arifin, 2001:135).
Menurut Johnson dan Johnson yang dikutip oleh Zainul Arifin
(2001:136), modal bank mempunyai tiga fungsi.
a. Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional
dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan
perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan
perlindungan terhadap kepentingan para deposan.
b. Sebagai dasar penetapan batas maksimum pemberian
kredit. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi
bank sentral, sebagai regulator untuk membatasi jumlah
pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank.
Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk
melakukan diversifikasi kredit mereka agar dapat
melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu
debitur.
c. Modal juga menjadi dasar pertimbangan bagi para partisipan
pasar untuk mengevaluasi tingakt kemampuan bank secara
relatife dalam menghasilkan keuntungan. Tingkat
keuntungan bagi para investor diperkirakan dengan
membandingka keuntungan bersih dengan ekuitas.
2.2.2.2. Sumber Permodalan BanSumber Permodalan BanSumber Permodalan BanSumber Permodalan Bank Syariahk Syariahk Syariahk Syariah
Menurut Zainul Arifin (2001:48), sumber dana bank syariah
terdiri dari:
a. Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang
berasal daripara pemegang saham bank, yakni pemilik dana.
Dana modal inti ini terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber
utama dari modal perusahaan adalah saham. Sumber
dana ini hanya akan timbul apabila pemilik menyertakan
dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk
penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank
dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham
baru.
2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi,
yang disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian
dikemudian hari.
3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya
dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh
para pemegang saham sendiri melalui Rapat Umum
Pemegang Saham diputuskan untuk ditanam kembali
dalam bank.
b. Kuasi ekuitas (mudharabah account)
Bank syariah menghimpun dana bagi hasil atas dasar
prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik
dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk
melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak
boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari.
Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan
perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya.
Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan
pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang
dilakukan.
Dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank syariah
menyediakan jasa bagi para investor berupa:
1) Rekening investasi umum, dimana bank syariah
menerima simbanan dari nasabah yang mencari
kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk
investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah.
Dalam hal ini bank bertindak sebagai mudharib dan
nasabah bertindak sebagai shahibul maal. Mudharabah
mutlaqah yaitu akad kerja sama antara pemilik dana
(shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk
melakukan suatu usaha bersama dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasi (Slamet Wiyono, 2005:122).
2) Rekening investasi khusus, dimana bank syariah
bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah
institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau
nasabah korporasi yang menginvestasikan dana mereka
pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang
mereka setujui. Rekening ini dioperasikan berdasarkan
prinsip mudharabah muqayyadah.
3) Rekening tabungan mudharabah. Pada mudharabah
dana harus dalam bentuk uang dan diserahkan kepada
mudharib. Oleh karena itu tabungan mudharabah tidak
dapat ditarik sewaktu-waktu sebagai mana tabungan
wadiah. Dalam aplikasinya bank syariah melayani
tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving
yang dimaksudkan untuk suatau pencapaian target
kebutuhan dalam jumlah dan atau waktu tertentu.
c. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non
remunerated deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan
pada bank yang umum yang berupa giro atau tabungan.
1) Rekening giro wadiah
Bank syariah dapat memberi jasa simpanan giro
dalam bentuk rekening wadiah. Dalam hal ini bank
syariah menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah.
Dana yang dititipkan dapat digunakan oleh bank untuk
kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan
yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut
dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat
menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik
sebagian maupun keseluruhan.
Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan
imbalan atau keuntungan apapun kepada pemegang
rekening wadiah, sebaliknya pemegang rekening wadiah
juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan
atau keuntungan atas rekening wadiah. Setiap imbalan
atau keuntungan yang dijanjikan dapat dianggap riba.
Namun demikian bank syariah atas kehendak sendiri
dapat memberikan imbalan berupa bonus (hibah) kepada
pemilik rekening wadiah.
2) Rekening tabungan wadiah
Prinsip wadiah yad dhamanah juga dipergunakan oleh
bank syariah dalam mengelola jasa tabungan. Wadiah
yad dhamanah adalah akad penitipan barang/uang
dimana pihak penerima titipan dengna atau tanpa izin
pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang
titipan dan harus bertanggung jawab atas kerusakan
atau kehilangan barang titipan. Semua manfaat dan
keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan
barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan
(Slamet Wiyono, 2005:33). Bank memperoleh izin dari
nasbah untuk menggunakan dana tersebut selama
mengendap di bank. Nasabah bisa menarik sebagian
atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau
sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank syariah
menjamin pembayaran kembali simpanan mereka.
Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut
adalah milik bank syariah. Bank syariah atas kehendak
sendiri dapat memberikan imbalan keuntungan kepada
nasabah yang berasal dari sebagian keuntungan yang
diperoleh bank. Bank syariah juga menyediakan buku
tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening
tersebut.
3.3.3.3. ProdukProdukProdukProduk----Produk Penghimpun Dana Bank SyariahProduk Penghimpun Dana Bank SyariahProduk Penghimpun Dana Bank SyariahProduk Penghimpun Dana Bank Syariah
Menurut Slamet Riyadi (2004:63), dana pihak ketiga adalah dana
yang berasal dari masyarakat yang disimpan oleh masyarakat dalam
bentuk giro, tabungan, dan deposito.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang diterapkan di
perbankan Syariah secara umum meliputi 3 yaitu sebagai berikut:
a. Giro syariah
Giro atau demand deposit adalah simpanan pihak ketiga
baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, saran perintah pembayaran lainnya, atau
dengan pemindah bukuan (Slamet Riyadi, 2004:63).
Menurut Adiwarman (2007:291), giro dalam bank syariah
dapat dijalankan berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.
Giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan
akad wadiah (titipan). Dalam hal ini bank syariah
menggunakan akad wadiah yad al-dhamanah dimana bank
syariah dapat memanfaatkan dana nasabah yang ditipkan
serta bank syariah harus bertanggung jawab atas kerugian
atas pemanfaatan dana.
Ketentuan umum giro wadiah sebagai berikut:
1) Dana wadiah dapat digunakan oleh bank syariah untuk
kegiatan komersial dengan syarat bank harus menjamin
pembayaran kembali nominal dana wadiah tersebut.
2) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi
hak milik atau ditanggung bank, sedangkan pemilik dana
tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.
Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik
dana sebagai suatu insentif untuk menarik dana
masyarakat tapi tidak boleh diperjanjikan di muka.
3) Pemilik dana wadiah dapat menarik kembali dananya
sewaktu-waktu baik sebagian ataupun seluruhnya.
Giro mudharabah adalah giro yang dijalankan prinsip
mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara pemilik dana
(shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib) yang
keuntungannya dibagikan menurut kesepakatan bersama
serta bila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana.
Bank syariah sebagai mudharib memiliki sifat sebagai
wali amanah harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad
baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul
akibat kesalahannya.
Dalam mengelola harta mudharabah, bank syariah
menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah
keuntungan yang menjadi haknya. Bank syariah tidak
diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah giro
tanpa persetujuan dari nasabah yang bersangkutan. Bank
syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai
dengan nisabah yang telah disepakati dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
Ketentuan umum giro berdasarkan prinsip mudharabah
sebagai berikut:
1) Nasabah bertindak sebaghai shahibul maal atau pemilik
dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola.
2) Sebagai mudahrib bak syariah dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlah dalam bentuk
tunai dan bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk
nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukuan
rekening.
5) Sebagai mudharib bank syariah menutup biaya
operasional giro dengan menggunakan nisbah
keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank syariah tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang
bersangkutan.
b. Tabungan syariah
Slamet Riyadi (2004:64), tabungan adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah
adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-
prinsip syariah. Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan
fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarakan
adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.
Tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah yakni titipan murni yang harus
dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan
kehendak pemiliknya, dalam hal ini bank syariah
menggunakan akad wadiah yad al-dhamamah (Adiwarman,
2004:297).
Ketentuan umum dari tabungan wadiah:
1) Tabungan wadiah merupakan tabunga yang bersifat
titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat sesuai dengan kehendak pemilik dana.
2) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi
milik atau tanggungan bank syariah, sedangkan nasabah
penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung
kerugian.
3) Bank syariah dimungkinkan memberikan bonus kepada
pemilik harta sebagai sebuah insentif selama tidak
diperjanjikan dalam akad pembukaan rekening.
Menurut Adiwaraman (2004:299), tabungan
mudharabah adalah tabungan yang dijalankan prinsip
mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara pemilik
dana dengan pengelola dana yang keuntungannya dibagikan
menurut kesepakatan bersama serta bila terjadi kerugian
ditanggung oleh pemilik dana.
Ada beberapa ketentuan umum dalam tabungan
mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana sedangkan bank syariah bertindak sebagai
mudharib atau pengelola dana.
2) Sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan mengembangkannya.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlah dan dalam bentuk
uang bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk
nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan
rekening.
5) Bank syariah sebagai mudharib menutup biaya
operasional tabungan dengan menggunakan nisbah
keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank syariah tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan nasabah tanpa persetujuan dari nasabah
yang bersangkutan.
c. Deposito syariah
Deposito berjangka adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
(Slamet Riyadi, 2004:63).
Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan
berdasarkan prisnsip syariah. Dewan Syariah Nasional telah
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang
dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah (Adiwarman, 2004:303)
Bank syariah bertindak sebagai pengelola dana
(mudharib), sedangkan nasabah sebagai pemilik dana
(shahibul maal). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib,
bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
mengembangkannya. Dari hasil pemanfaatan dana, bank
syariah akan membagihasilkan keuntungan yang diperoleh
kepada nasabah dengan nisbah yang telah disepakati dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
D.D.D.D. Bagi Hasil Pada Bank SyariahBagi Hasil Pada Bank SyariahBagi Hasil Pada Bank SyariahBagi Hasil Pada Bank Syariah
1.1.1.1. Metode PerhitMetode PerhitMetode PerhitMetode Perhitungan Bagi Hasilungan Bagi Hasilungan Bagi Hasilungan Bagi Hasil
Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi, yaitu
yang termasuk dalam natural uncertainty contracts. Ketentuan
bagi hasil usaha harus ditentukan dimuka atautakan dalam bentuk
perbandinga seperti 40:60 yang artinya bahwa hasil usaha yang
dijalankan oleh mitra usaha akan didistribusikan sebesar 40%
kepada pemilik dana /investor (shahibul maal) dan sebesar 60%
didistribusikan kepada pengelola dana (mudharib). Dalam
praktiknya mekanisme perhitungan bagi hasil dapat didasarkan
pada dua cara yaitu pofit sharing dan revenue sharing (Slamet
Wiyono, 2006:56).
a. Profit sharing (Bagi laba)
Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari
pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan
beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.
Misal, pendapatan usaha Rp.1000,00 dan beban-beban usaha
untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut Rp.700,00
maka profit/laba adalah Rp.300,00 (Rp.1000,00-Rp.700,00).
b. Revenue sharing (Bagi pendapatan)
Perhitungan bagi hasil menurut revenue sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada revenue
(pendapatan) dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha
sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan
pendapatan usaha tersebut. Misal, pendapatan usaha
Rp.1000,00 dan beban-beban usaha untuk mendapatkan
pendapatan tersebut Rp.700,00 maka dasar untuk menentukan
bagi hasil adalah Rp.1000,00 (tanpa harus dikurangi beban
Rp.700,00).
2.2.2.2. Penetapan Nisbah Bagi HasilPenetapan Nisbah Bagi HasilPenetapan Nisbah Bagi HasilPenetapan Nisbah Bagi Hasil
Bank syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap produk-
produk pembiayaan yang berbasis natural uncertainty contracts,
yaitu akad usaha yang tidak memberikan kepastian pendapatan
(return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing),
seperti akad mudharabah dan musyarakah.
Menurut Adiwarman (2004:286), penetepan nisbah bagi hasil
pada pembiayaan ditentukan dengan mempertimbangkan:
a. Referensi tingkat keuntungan
Referensi tingkat keuntungan adalah referensi tingkat
keuntungan yang ditetapkan oleh rapat asset liability
management committee (ALCO).
b. Perkiraan tingkat keuntungan usaha yang dibiayaai
Perkiraan tingkat keuntungan usaha yang dibiayaai dihitung
dengan mempertimbangkan hal-hal seperti perkiraan penjualan,
lama cash to cash cycle (seperti lama prose barang, persediaan
dan pituang), perkiraan biaya-biaya lansung serta perkiraan
biaya-biaya tidak lansung.
Bank syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap
produk-produk pembiayaan yang berbasis natural uncertainty
contracts, yaitu akad usaha yang tidak memberikan kepastian
pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun
waktu (timing), seperti akad mudharabah dan musyarakah.
E.E.E.E. Kebijakan MoneterKebijakan MoneterKebijakan MoneterKebijakan Moneter
Menurut Prathama dan Mandala (2004:387), Kebijakan moneter
adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro
ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah
uang yang beredar. Kondisi lebih baik maksudnya adalah
meningkatnya output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas
harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang beredar
dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh,
sekaligus mengendalikan inflasi.
1.1.1.1. Instrumen Kebijakan MoneterInstrumen Kebijakan MoneterInstrumen Kebijakan MoneterInstrumen Kebijakan Moneter
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah pemerintah mengendalikan
jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-
surat brharga milik pemerintah.
Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka
pemerintah menjual surat-surat berharga (open market selling),
dengan demikian uang yang beredar dalam masyarakat
mengalir ke otoritas moneter sehingga jumlah uang beredar
berkurang. Jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka
pemerintah kembali membeli surat-surat berharga tersebut
(open market buying).
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang
ditetapkan oleh pemerintah atas bank-bank umum yang
meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank
umum mengalami kekurangan uang sehingga mereka harus
meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaat
oleh pemerintah untuk mengurangi atau menambah jumlah uang
beredar.
Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar,
maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat
diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah,
maka keinginan bank-bank umum untuk meminjam uang dari
bank sentral menjadi lebih besar sehingga jumlah uang beredar
bertambah. Sebaliknya apabila ingin menahan laju pertambahan
jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan bunga pinjaman.
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah
jumlah uang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar
maka kemampuan bank memberikan kredit atau pinjaman akan
lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Dengan himbauan moral, otoritas moneter mencoba
mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang beredar.
Seperti Gubernur Bank Indonesia dapat memberikan saran
supaya perbankan berhati-hati dengan kreditnya atau
membatasi keinginannya meminjam uang dari bank sentral.
2. 2. 2. 2. KebiKebiKebiKebijakan Moneter Dalam Islamjakan Moneter Dalam Islamjakan Moneter Dalam Islamjakan Moneter Dalam Islam
Secara mendasar, terdapat beberapa instrumen kebijakan
moneter dalam ekonomi Islam, antara lain:
a. Reserve Ratio, adalah suatu presentase tertentu dari simpanan
bank yang harus dipegang oleh bank sentral, misalnya 5 %.
b. Moral Suassion, bank sentral dapat membujuk bank-bank untuk
meningkatkan permintaan kredit sebagai tanggung jawab
mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi.
c. Lending Ratio, dalam ekonomi Islam tidak ada istilah lending
(meminjamkan), lending rasio dalam hal ini berarti Qardhul
Hasan (pinjaman kebaikan).
d. Refinance Ratio, adalah sejumlah proporsi dari pinjaman bebas
bunga. Ketika refinance ratio meningkat, pembiayaan yang
diberikan meningkat, dan ketika refinance ratio turun, bank
komersial harus hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk
memberikan pinjaman.
e. Profit Sharing Ratio, , , , rasio bagi keuntungan (profit sharing ratio)
harus ditentukan sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral
dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai instrumen
moneter, dimana ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah
uang beredar, maka rasio keuntungan untuk nasabah akan
ditingkatkan
f. Islamic sukuk, , , , adalah obligasi pemerintah, di mana ketika terjadi
inflasi, pemerintah akan mengeluarkan sukuk lebih banyak
sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang
beredar akan tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk
menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar.
3. 3. 3. 3. Sertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank Indonesia
Operasi pasar terbuka merupakan salah satu cara yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi jumalah uang yang
beredar. Operasi pasar terbuka ini dilakukan dengan menjual surat
obligasi di pasar bebas. Kaitannya dengan dunia perbankan adalah
pemerintah menerbitkat Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
dijadikan sebagai saran penitipan jangka pendek bagi bank yang
memiliki kelebihan likuiditas.
Supaya operasi pasar terbuka dapat berjalan sesuai dengan
prinsip syariah, Bank Indonesia menerbitkan Sertifiakt Wadiah
Bank Indonesia. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia adalah sertifikat
yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana
berjangka pendek dengan prinsip wadiah (Zainul Arifin, 2006:170).
Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir
Indonesia (2001:277), jumlah dana yang dapat dititpkan sekurang-
kurangnya sebesar lima ratus juta rupiah dan selebihnya dengan
kelipatan lima puluh juta rupiah. Jangka waktu Sertifikat Wadiah
Bank Indonesia antara lain satu mingg, dua minggu, dan satu bulan
yang dinyatakan dalam jumlah hari. Bank Indonesia memberikan
bonus kepada bank syariah atau unit usaha syariah atas dana yang
dititipkan pada waktu jatuh tempo. Bonus tersebut mengacu
kepada tingkat indikasi imbalan sertifikan investasi mudharabah
antar bank (IMA) pada pasar uang antar bank syariah (PUAS).
F. F. F. F. PENELITIAN TERDAHULUPENELITIAN TERDAHULUPENELITIAN TERDAHULUPENELITIAN TERDAHULU
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sayed dan Nezamaddin
Makiyan (2001) mengenai peran rate of return on loan dalam sistem
perbankan islam Iran dari Iran dengan varibel independen tingkat bagi
hasil, total dana pihak ketiga, inflasi. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil dan inflasi
berpengaruh signifikan terhadap penawaran pinjaman dalam sistem
perbankan Iran.
Di Indonesia penelitian dilakukan oleh Mohamad Hasyim Asy’ari
(2004) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
perbankan syariah meyimpulkan bahwa yang mempengaruhi tingkat
perubahan pembiayaan perbankan syariah adalah tingkat suku bunga
rata-rata pinjaman, tingkat perubahan bonus Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI), tingkat perubahan dana pihak ketiga (DPK), tingkat
perubahan jumlah uang beredar. Keempat faktor variabel independen
tersebut secara bersama-sama signifikan mempengaruhi tingakt
perubahan pembiayaan perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan Maryanah (2006) mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pembiayaan bagi hasil di Bank Syariah
Mandiri dengan variabel independen dana pihak ketiga (DPK), profif,
Non Performing Financing (NPF), menyimpulkan dana pihak ketiga
(DPK), profit, NPF dalam jangka panjang berpengaruh terhadap jumlah
pembiayaan bagi hasil. Dalam jangka pendek yang mempengaruhi
jumlah pembiayaan bagi hasil adalah profit, sedangkan dana pihak
ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) tidak mempengaruhi
pembiayaan bagi hasil.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yayat Sujatna (2006) tentang analisis faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi jumlah pembiayaan bagi hasil dengan variabel
independen nisbah bagi hasil sebagai faktor internal serta suku bunga
kredit, inflasi, kurs rupiah terhadap dollar sebagai faktor eksternal
menyimpulkan bahwa hanya faktor nisbah bagi hasil yang tidak
signifikan mempengaruhi pembiayaan bagi hasil di bank syariah
mandiri.
Septiana Ambarwati (2008) melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan
mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia menyimpulkan
bahwa pembiayaan murabahah pada bank umum syariah di Indonesia
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel Non Performing Financing,
variable bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, serta variabel tingkat
suku bunga pinjaman bank konvensional. Sedangakn pembiayaan
mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel pembiayaan murabahah dan tingkat bagi hasil.
Variabel Non Performing Financing meskipun tidak signifikan
mempengaruhi pembiayaan mudharabah namun mempunyai arah
hubungan negatif.
G. KEG. KEG. KEG. KERANGKA PEMIKIRANRANGKA PEMIKIRANRANGKA PEMIKIRANRANGKA PEMIKIRAN
Gambar 2.1Gambar 2.1Gambar 2.1Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Pembiayaan MudKerangka Pemikiran Pembiayaan MudKerangka Pemikiran Pembiayaan MudKerangka Pemikiran Pembiayaan Mudharabahharabahharabahharabah
Gambar 2.2Gambar 2.2Gambar 2.2Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Pembiayaan Kerangka Pemikiran Pembiayaan Kerangka Pemikiran Pembiayaan Kerangka Pemikiran Pembiayaan MusyarakahMusyarakahMusyarakahMusyarakah
Variabel Dependen
Pembiayaan
Pra Analisis
Uji
Analisis
Error
Pengaruh Jangka
Pendek Variabel X
terhadap Variabel Y
Pengaruh Jangka
Panjang Variabel X
terhadap Variabel
Y
Variabel Independen
Dana Pihak Ketiga (X1)
Tingkat Bagi Hasil
Mudharabah (X2)
Variabel Dependen
Pembiayaan
Pra Analisis
Uji
Analisis
Error
Pengaruh Jangka
Pendek Variabel X
terhadap Variabel Y
Pengaruh Jangka
Panjang Variabel X
terhadap Variabel
Y
Variabel Independen
Dana Pihak Ketiga (X1)
Tingkat Bagi Hasil
Musyarakah (X2)
H.H.H.H. HIPOTESISHIPOTESISHIPOTESISHIPOTESIS
Ho : βi = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil mudharabah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan mudharabah dalam jangka pendek.
H1 : βi ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil mudharabah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan mudharabah dalam jangka pendek.
Ho : βi = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil mudharabah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan mudharabah dalam jangka panjang.
H1 : βi ≠ 0
Artinya, terdapat terdapat pengaruh yang signifikan antara dana
pihak ketiga, tingkat bagi hasil mudharabah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan mudharabah dalam jangka panjang.
Ho : βi = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil musyarakah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan musyarakah dalam jangka pendek.
H1 : βi ≠ 0
Artinya, terdapat terdapat pengaruh yang signifikan antara dana
pihak ketiga, tingkat bagi hasil musyarakah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan musyarakah dalam jangka pendek.
Ho : βi = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil musyarakah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan musyarakah dalam jangka panjang.
H1 : βi ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil musyarakah, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia, terhadap pembiayaan musyarakah dalam jangka panjang.
BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III
METODELOGI PENELITIANMETODELOGI PENELITIANMETODELOGI PENELITIANMETODELOGI PENELITIAN
A.A.A.A. Ruang Lingkup PenelitianRuang Lingkup PenelitianRuang Lingkup PenelitianRuang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
musyarakah pada PT Bank Syariah Mandiri selama periode penelitian
tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel independen yaitu dana pihak ketiga, tingkat bagi
hasil (mudharabah dan musyarakah), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
serta pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah sebagai
variabel dependen.
B.B.B.B. Metode Penentuan SampelMetode Penentuan SampelMetode Penentuan SampelMetode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan
adalah sampel berdasarkan kemudahan (Convenience Sampling).
Metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah
diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel
adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih sampel yang paling cepat dan mudah. Data yang yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan runtun waktu
atau time series dari periode 2005 sampai dengan periode 2008.
C.C.C.C. Metode Pengumpulan DataMetode Pengumpulan DataMetode Pengumpulan DataMetode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Data
dalam penelitian dikelompokkan menjadi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli. Sedangkan data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder.
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari
laporan bulanan PT Bank Syariah Mandiri, Statistik Ekonomi Keuangan
Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, laporan
kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, hasil
penelitian sebelumnya serta jurnal dan literatur-literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini.
D.D.D.D. Metode AnalisisMetode AnalisisMetode AnalisisMetode Analisis
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada bank
syariah mandiri.
Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada
penelitian ini adalah analisis model dinamis error correction model
atau ECM yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengaruh
jangka panjang dan jangka pendek antara variable independen
terhadap variable dependen.
ECM merupakan salah satu bentuk model linier dinamis yang
menjelaskan gambaran jalur waktu atau time path nilai regressan dan
hubungannya dengan nilai sebelumnya (lagged) dengan alas an
sebagai berikut:
1. Alasan Psikologis
Perilaku konsumsi masyarakat mungkin tidak merubah pada
perubahan harga dan pendapatan karena proses perubahan
konsumsi mempengaruhi utilitas. Berdasarkan alasan waktu,
masyarakat dapat belajar dari pengalaman mengkonsumsi periode
sebelumnya karena perubahan harga dan pendapatan tersebut
belum tentu permanen arau sementara.
2. Alasan Teknis
Apabila harga modal terhadap tenaga kerja turun, pergantian
tenaga kerja dengan modal secara ekonomis adalah layak. Akan
tetapi jika harga modal turun secara temporer maka perusahaan
mungkin tidak mengganti tenaga kerja karena pengetahuan tidak
sempurna menghitung lag.
3. Alasan Kelembagaan
Tenaga kerja kontrak mungkin mencegah perusahaan untuk
mengganti tenaga kerja atau bahan baku terhadap factor produksi
lain.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis menggunakan
ECM adalah sebagai berikut:
1. Uji Sta1. Uji Sta1. Uji Sta1. Uji Stasioneritassioneritassioneritassioneritas
Sekumpulan data dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan
varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan
secara sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan
rata-rata dan variannya konstan ( Nachrowi, 2006:339 ). Untuk
megnetahui data yang digunakan sudah stasioner digunakan
pengujian akar-akar unit (Unit Root Test). Pengujian akar-akar unit
untuk semua variabel yang digunakan dalam analisis runtun waktu
dilakukan untuk memenuhi kesahihan analisis Error Correction
Model (ECM). Hal ini berarti bahwa data yang dipergunakan harus
bersifat stasioner. Dari hasil uji stasioneritas dapat diketahui nilai
critical value (CV) dan nilai augmented dickey-fuller (ADF). Jika
nilai dari critical value labih besar dari nilai ADF maka data
dikatakan stasioner, jika nilai critical value lebih kecil dari nilai ADF
maka data dikatakan tidak stasioner maka dilakukan uji akar-akar
unit pada tahap pertama (first difference).
2.2.2.2. Uji KointegrasiUji KointegrasiUji KointegrasiUji Kointegrasi
Setelah dilakukan uji stasioneritas dan diyakini seluruh
variabel yang diuji merupakan variabel yang sudah stasioner dan
memiliki derajat yang sama, maka langkah selanjutnya adalah
pengujian kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang.
Maksud dari jangka panjang dalam pendekatan kointegrasi adalah
jangka waktu dimana pengaruh setiap variabel independen
terhadap variabel dependennya tidak bersifat seketika, melainkan
membutuhkan selang waktu. Kesimbangan jangka panjang
tersebut dapat dilihat dari signifikannya residual pada output
augmented dickey-fuller (ADF).
3.3.3.3. EEEError Correction Modelrror Correction Modelrror Correction Modelrror Correction Model (ECM) (ECM) (ECM) (ECM)
Analisis Error Correction Model atau ECM dikembangkan oleh
Engle dan Granger pada tahun 1987 merupakan model linier
dinamis dalam ekonometri yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dan independen serta untuk
melihat keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Model error
correction model (ECM) ini digunakan untuk menganalisis data
berdasarkan runtun waktu (time series).
Menurut Maryanah (2006:49), untuk menganalisis adanya
hubungan jangka pendek antara variable dimasukkan variabel
independen baru yaitu ECT (Error Correction Term) yang
merupakan error atau residual yang diperoleh dari regresi OLS
(Ordinary Least Square) jangka panjang. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan Resid01 sebagai pengganti dari ECT (Error
Correction Term) yang disesuaikan dengan softwere yang
dipergunakan. Adapun persamaan ECM dlam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pembiayaan a. Pembiayaan a. Pembiayaan a. Pembiayaan mudharabahmudharabahmudharabahmudharabah
DY1 = β0 + β1DX1 + β2DX2 + β3DX3 + ECT
Keterangan:
DY1 = Pembiayaan Mudharabah
β0 = Intercept
β1..3 = Konstanta
DX1 = Dana Pihak Ketiga
DX2 = Tingkat Bagi Hasil Mudharabah
DX3 = Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
ECT = Error Correction Term (angka yang menunjukkan nilai
besaran koreksi kesalahan)
b. Pembiayaan b. Pembiayaan b. Pembiayaan b. Pembiayaan musyarakah musyarakah musyarakah musyarakah
DY2 = β0 + β1DX1 + β2DX2 + β3DX3 + ECT
Keterangan:
DY2 = Pembiayaan Musyarakan
β0 = Intercept
β1..3 = Konstanta
DX1 = Dana Pihak Ketiga
DX2 = Tingkat Bagi Hasil Musyarakan
DX3 = Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
ECT = Error Correction Term (angka yang menunjukkan nilai
besaran koreksi kesalahan)
E. Operasional VariabelE. Operasional VariabelE. Operasional VariabelE. Operasional Variabel
Variabel-variabel independen yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia, inflasi. Sedangkan variabel dependen terdiri
dari pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.
Al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak,
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang telah disepakati dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat kelalaian pengelola.
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Hubungan dana pihak ketiga dengan pembiayaan mudharabah
dan pembiayaan musyarakah adalah sesuai dengan fungsi bank
sebagai lembaga perantara yang menghimpun dana dari masyarakat
serta menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman. Pada dasarnya
alokasi penggunaan dana bank syariah dapat berupa aktiva yang
menghasilkan (earning assets) dan aktiva yang tidak menghasilkan
(non earning assets). Aktiva yang menghasilkan dapat berupa
pembiayaan serta investasi dalam surat-surat berharga, sedangkan
aktiva yang tidak menghasilkan dapat berupa aktiva dalam bentuk tunai
pinjaman dalam bentuk qard al hasan (Zainul, 2006:53).
Menurut Karim (2004:253) bahwa tingkat bagi hasil pada dana
pihak ketiga berpengaruh terhadap jumlah permintaan pembiayaan
bank syariah. Bila tingkat bagi hasil kepada dana pihak ketiga lebih
besar dari rata-rata suku bunga bank nasional, maka pembiayaan bank
syariah lebih kompetitif. Bagi hasil merupakan keuntungan yang
diterima oleh bank syariah atas pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah. Dalam praktiknya ketentuan bagi hasil usaha harus
ditentukan di muka atau pada awal akad. Porsi bagi hasil biasanya
ditentukan dengan suatu perbandingan prosentase. Perhitungan
tersebut didasarkan pada besar kecilnya keuntungan yang diperoleh
oleh nasabah.
Menurut Zainul (2006:170) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah. SWBI
tersebut merupakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip
syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian
moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berdasarkan
prinsip syariah yang dinamakan SWBI yang dapat dimanfaatkan oleh
bank syariah untuk mengatasi kelebihan likuiditasnya. Untuk
menghindari dana yang mengangur, bank syariah selain memberikan
pembiayaan kepada nasabah juga menyimpan dananya di Bank
Indonesia dalam bentuk SWBI. Bank Indonesia memberikan bonus
kepada bank syariah atau unit usaha syariah atas dana yang dititipkan
pada waktu jatuh tempo.
BAB IBAB IBAB IBAB IVVVV
PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek PenelitianA. Sekilas Gambaran Umum Objek PenelitianA. Sekilas Gambaran Umum Objek PenelitianA. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul
dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam
perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan
perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan
untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank
di Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang
yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus
syariah.
PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara
dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999
dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger
sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah
dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan
Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank
syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT
Bank Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik
baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan
PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan
keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit
syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang
nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah
berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada
tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah
Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada
tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan
ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti.
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti
menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H
atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama
beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri.
Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha
bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti
dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya
kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT
Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri
sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
2. Visi dan Misi
Visi dari PT Bank Syariah Mandiri adalah menjadi bank syariah
terpercaya pilihan mitra usaha. Misi dari PT Bank Syariah Mandiri adalah
sebagai berikut:
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkisanambungan.
b. Mengutamakan menghimpun dana consumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam
lingkungan kerja yang sehat.
d. Mengembalikan nilai-nilai syariah universal.
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
3. Produk - Produk Bank Syariah Mandiri
Produk-produk pada Bank Syariah Mandiri terdiri dari produk
pendanaan, pembiayaan, dan jasa.
a. Pendanaan
Produk pendanaan terdiri dari tabungan, giro, dan deposito.
1) Tabungan
(a) Tabungan Berencana BSM
Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka
yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian
pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
(b) Tabungan Simpatik BSM
Tabungan BSM Simpatik adalah Simpanan dalam mata
uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu
yang disepakati.
(c) Tabungan BSM
Tabungan BSM adalah Simpanan dalam mata uang rupiah
yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat
selama jam kas dibuka di kounter BSM atau melalui ATM.
(d) Tabungan BSM Dollar
Tabungan BSM Dollar adalah Simpanan dalam mata uang
dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap
saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip
penarikan.
(e) Tabungan Mabrur BSM
Tabungan MABRUR BSM adalah simpanan dalam mata
uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim
dalam merencanakan ibadah haji & umrah, tabungan ini dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
(f) Tabungan Kurban BSM
Tabungan Kurban BSM adalah simpanan dalam mata uang
rupiah yang bertujuan membantu nasabah dalam perencanaan
dan pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
(g) Tabungan BSM Investa Cendikia
Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan
berjangka dalam valuta rupiah dengan jumlah setoran bulanan
tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi.
2) Giro
(a) Giro BSM Euro
Giro BSM Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam
mata uang Euro yang disediakan bagi nasabah perorangan atau
perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro
nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanannya
dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran
transaksi usaha.
(b) Giro BSM
Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana yang
disediakan bagi nasabah dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro
nasabah diperlalukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan
ketersediaanya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi
usaha.
(c) Giro BSM Valas
Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam
mata uang US Dollar yang disediakan bagi nasabah
perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro
nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan
ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi
usaha.
(d) Giro BSM Singapore Dollar
Giro BSM Singapore Dollar adalah sarana penyimpanan
dana dalam mata uang Singapore Dollar yang disediakan bagi
nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan
pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan
prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang
dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna
membantu kelancaran transaksi usaha.
3) Deposito
(a) Deposito BSM
Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu
tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip Mudharabah Muthlaqah.
(b) Deposito BSM Valas
Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka
waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
b. Pembiayaan
Jenis-jenis produk pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri adalah:
1) BSM Customer Network Financing
BSM Customer Network Financing selanjutnya disebut
BSM-CNF adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan
kepada Nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian
persediaan/inventory barang dari Rekanan (ATPM,
produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama
dengan bank.
2) Pembiayaan Resi Gudang
Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi
komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan
secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang
dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang
terkontrol secara independen (independently controlled
warehouse).
3) BSM Impian PKPA
Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Anggotanya (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan melalui
koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para
anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada
koperasi karyawan. Pola penyaluran yang dipergunakan adalah
executing (kopkar sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan
dari kopkar kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung
jawab penuh kopkar.
4) Pembiayaan Dana Berputar
Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal
kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat
dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.
5) Pembiayaan Umrah
Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang
digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umrah
seperti namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan persiapan
biaya umrah lainnya dengan akad ijarah.
6) Pembiayaan Griya BSM DP 0%
Pembiayaan Griya BSM DP 0% adalah pembiayaan untuk
pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas di
lingkungan developer maupun non developer tanpa dipersyaratkan
adanya uang muka bagi nasabah (nilai pembiayaan 100% dari nilai
taksasi). Akad yang digunakan adalah akad murabahah. Akad
murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah, dimana
bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin
yang disepakati.
7) Griya BSM Bersubsidi
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk
pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH)
yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan fasilitas subsidi
uang muka dari pemerintah. Akad yang digunakan adalah akad
murabahah. Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank
dan nasabah, dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan
menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan
keuntungan margin yang disepakati.
8) Pembiayaan Mudharabah BSM
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana
seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh
bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah
yang disepakati.
9) Pembiayaan Musyarakah BSM
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank
merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
10) Pembiayaan Murabahah BSM
Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli
barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar
harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.
c. Jasa
1) Jasa Produk
(a) BSM Card
BSM Card merupakan sarana untuk melakukan transaksi
penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM
BSM, ATM Mandiri, jaringan ATM Prima-BCA dan ATM
Bersama, serta ATM Bankcard. BSM Card juga berfungsi
sebagai kartu Debit yang dapat digunakan untuk transaksi
belanja di seluruh merchant yang menggunakan EDC Prima-
BCA.
(b) Sentra Bayar BSM
Sentra Bayar BSM merupakan layanan bank dalam
menerima pembayaran tagihan pelanggan.
(c) Jual Beli Valas BSM
Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau
mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan nasabah.
(d) BSM SMS Banking
BSM SMS Banking merupakan produk layanan
perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan
kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan.
(e) BSM Electronic Payrool
Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi
terkini Bank Syariah Mandiri secara mudah, aman dan
fleksibel.
(f) BSM Mobile Banking GPRS
BSM Mobile Banking GPRS (MBG) memudahkan Anda
dalam melakukan transaksi perbankan dengan teknologi GPRS
di ponsel Anda. Kini, dilengkapi fitur untuk melakukan transfer
real time antar bank dengan biaya pulsa paling murah.
(g) SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah
(applicant) yang mengikat Bank Syariah Mandir sebagai bank
pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya
atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo
yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain
untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk
menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas
penyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM dengan
BSM).
(h) BSM Net Banking
BSM Net Banking merupakan produk layanan perbankan
berbasis teknologi internet yang memberikan kemudahan
melakukan berbagai transaksi perbankan.
(i) BSM Letter of Credit
Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah
(applicant) yang mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank
pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya
atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo
yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain
untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk
menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas
penyerahan dokumen.
2) Jasa Operasional
(a) Transfer Valas BSM
Transfer valas terdiri dar transfer ke luar yaitu
pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik
dalam maupun luar negeri serta transfer masuk yaitu
pengiriman valas dari nasabah baik lain baik dalam maupun
luar negeri ke nasabah BSM.
(b) Kliring BSM
Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank
tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.
(c) Pajak Online BSM
Memberikan kemudahan kepada wajib pajak untuk
membayar kewajiban pajak (bukan dalam rangka pembayaran
pajak import) secara otomatis dengan mendebet rekening atau
secara tunai.
(d) Inkaso BSM
Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya
berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya
penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.
(e) BSM Standing Order
Fasilitas kemudahan yang diberikan Bank Syariah
Mandiri kepada nasabah yang dalam transaksi financialnya
harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya
secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah
memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja.
(f) BSM Intercity Cleaning
Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah)
bank di luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah
dapat menerima danan hasil tagihan cek atau bilyet giro
tersebut pada keesokan harinya.
(g) Pajak Import BSM
Memberikan kemudahan kepada importir untuk
membayar pajak barang dalam rangka import secara on-line
sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gudang
kantor bea dan cukai.
(h) BSM RTGS (Real Time Gross Settlemen)
Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam
satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time.
Hasil transfer ekfektif dalam hitungan menit.
(i) Transfer Dalam Kota
Jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah
kliring lokal.
(j) Referensi Bank BSM
Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Bank Syariah
Mandiri atas dasar permintaan dari nasabah untuk tujuan
tertentu.
B. Hasil dan PembahasanB. Hasil dan PembahasanB. Hasil dan PembahasanB. Hasil dan Pembahasan
1. 1. 1. 1. Analisis DeskriptifAnalisis DeskriptifAnalisis DeskriptifAnalisis Deskriptif
a.a.a.a. Pembiayaan MudharabahPembiayaan MudharabahPembiayaan MudharabahPembiayaan Mudharabah
1) Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu aktiva produktif
yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri untuk
menyalurkan kelebihan likuiditasnya. Adapun
perkembangan pembiayaan Bank Syariah Mandiri dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1Tabel 4.1Tabel 4.1Tabel 4.1
Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah MandiriPembiayaan Mudharabah Bank Syariah MandiriPembiayaan Mudharabah Bank Syariah MandiriPembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 32604061
4
497272748 497272748 238863811
4
FebruariFebruariFebruariFebruari 40662712
5
526595227 116716695
6
249646128
6
MaretMaretMaretMaret 45766838 597449172 128562243 264372730
0 1 3
AprilAprilAprilApril 49872829
0
655709588 138005035
7
280267885
6
MeiMeiMeiMei 52730863
6
710944237 148091144
5
293289528
7
JuniJuniJuniJuni 52831729
7
799672405 166353367
3
310457597
4
JuliJuliJuliJuli 48647913
7
848739153 178660224
3
316051901
2
AgustusAgustusAgustusAgustus 48198476
9
926767138 189800812
0
321075243
1
SeptembeSeptembeSeptembeSeptembe
rrrr
48036284
3
985941243 204285505
0
326137063
8
OktoberOktoberOktoberOktober 48402893
2
104131771
9
213865930
9
316514895
6
NovemberNovemberNovemberNovember 47357887
5
107613843
7
222305026
5
306544371
5
DesemberDesemberDesemberDesember 49265167
7
111911234
3
222305026
5
296364687
2
MeanMeanMeanMean 47031471470314714703147147031471
5555
815471618154716181547161815471618888 164889857164889857164889857164889857
2222
293298820293298820293298820293298820
4444
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2005 mean atau rata-rata pembiyaan
mudharabah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri
sebesar Rp 470314715,- dengan pembiayaan terendah
terjadi pada bulan januari sebesar Rp 326040614,- dan
pembiayaan tertinggi pada bulan april sebesar Rp
498728290,-.
Pada tahun 2005 rata-rata pembiayaan mudharabah
yang diberikan sebesar Rp 815471618,- dengan pembiayaan
tertinggi sebesar Rp 1119112343,- yang terjadi pada bulan
desember dan pembiayaan terendah sebesar Rp
497272748,- yang terjadi pada bulan januari.
Pada tahun 2006 rata-rata pembiayaan mudharabah
yang diberikan sebesar Rp 1648898572,- dengan
pembiayaan tertinggi sebesar Rp 2223050265,- dan
pembiayaan terendah sebesar Rp 497272748,- pada bulan
januari.
Pada tahun 2008 rata-rata pembiayaan mudharabah
yang diberikan sebesar Rp 2932988204,- dengan
pembiayaan tertinggi sebesar Rp 3261370638,- pada bulan
september dan pembiayaan terendah sebesar Rp
2388638114,- yang terjadi pada bulan januari.
2) Dana Pihak Ketiga
Berikut ini perkembangan dana pihak ketiga Bank
Syariah Mandiri dari tahun 2005 sampai tahun 2008.
Tabel 4.2Tabel 4.2Tabel 4.2Tabel 4.2
Dana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 5935328 7004618 8410448 1130499
2
FebruariFebruariFebruariFebruari 5802239 7063061 8593152 1178670
4
MaretMaretMaretMaret 6057812 7039881 8754644 1224578
7
AprilAprilAprilApril 6084121 7038802 8799260 1314667
1
MeiMeiMeiMei 6257848 7289531 9018120 1343592
2
JuniJuniJuniJuni 6458141 7397275 8851328 1426991
6
JuliJuliJuliJuli 6218642 7153495 9017073 1425075
5
AgustusAgustusAgustusAgustus 6243833 7686225 9308095 1364364
3
SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 5938821 7569597 9864934 1389002
1
OktoberOktoberOktoberOktober 6000391 7774414 7774414 1414356
4
NovemberNovemberNovemberNovember 5865831 7892062 7892062 1438939
6
DesemberDesemberDesemberDesember 5963581 8219267 8219267 1489868
7
MeanMeanMeanMean 6068882606888260688826068882 7427352742735274273527427352 8708566870856687085668708566 1345050134505013450501345050
5555
Sumber: Data diolah
Besarnya rata-rata dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2005 adalah
Rp 6068882,- dengan jumlah tertinggi sebesar Rp 6458141,-
yang terjadi pada bulan juni dan dana pihak ketiga terendah
sebesar Rp 5802239,- yang terjadi pada bulan februari.
Pada tahun 2006 rata-rata dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun adalah Rp 7427352,- dengan jumlah
tertinggi pada bulan desember sebesar Rp 8219267,- dan
jumlah terendah sebesar Rp 7004618,- yang terjadi pada
bulan januari.
Besarnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
pada tahun 2007 rata-rata Rp 8708566,- dengan jumlah
tertinggi Rp 9864934,- yang terjadi pada bulan September
dan jumlah terendah sebesar Rp 7774414,- pada bulan
oktober.
Pada tahun 2008 rata-rata dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun sebesar Rp 13450505,- dengan jumlah
tertinggi pada bulan desember sebesar Rp 14898687,- dan
jumlah terendah sebesar Rp 11304992,- pada bulan januari.
3) Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil merupakan keuntungan yang
diperoleh Bank Syariah Mandiri dari kegiatan pembiayaan
yang dilakukan. Berikut ini adalah data tingkat bagi hasil
mudharabah Bank Syariah Mandiri dari tahun 2005 sampai
tahun 2008.
Tabel 4.3Tabel 4.3Tabel 4.3Tabel 4.3
Tingkat Bagi Hasil Mudharabah Bank Syariah MaTingkat Bagi Hasil Mudharabah Bank Syariah MaTingkat Bagi Hasil Mudharabah Bank Syariah MaTingkat Bagi Hasil Mudharabah Bank Syariah Mandirindirindirindiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 4295220 6329483 15455570 3113194
2
FebruariFebruariFebruariFebruari 4533823 6491735 15877649 3178735
8
MaretMaretMaretMaret 4961131 6918884 16807885 2326030
9
AprilAprilAprilApril 6580798 7964104 17533748 3494419
8
MeiMeiMeiMei 6557656 8299620 19141994 3586142
8
JuniJuniJuniJuni 6837842 8422918 20770254 3756539
1
JuliJuliJuliJuli 7054778 9920299 23316429 3917828
7
AgustusAgustusAgustusAgustus 6687422 1119157
6
24503411 4053661
9
SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 6344934 1294327
0
24987982 4070864
7
OktoberOktoberOktoberOktober 6343313 1262653
6
28886437 4099004
2
NovemberNovemberNovemberNovember 6342856 1424606
5
28886437 3925970
7
DesemberDesemberDesemberDesember 6179442 1498621
3
28886437 3879206
4
MeanMeanMeanMean 6059101605910160591016059101 1002839100283910028391002839
2222
22087853220878532208785322087853 3616799361679936167993616799
9999
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2005 rata-rata tingkat bagi hasil
pembiayaan mudharabah Bank Syariah Mandiri sebesar Rp
6059101,- dengan tingkat bagi hasil tertinggi pada bulan juli
sebesar Rp 7054778,- dan tingkat bagi hasil terendah Rp
4295220,- yang terjadi pada bulan januari.
Pada tahun 2006 rata-rata tingkat bagi hasil
pembiayaan mudharabah sebesar Rp 10028392,- dengan
tingkat bagi hasil tertinggi pada bulan desember sebesar Rp
14986213 ,- dan tingkat bagi hasil terendah Rp 6329483,-
yang terjadi pada bulan januari.
Pada tahun 2007 rata-rata tingkat bagi hasil
pembiayaan mudharabah sebesar Rp 22087853,- dengan
tingkat bagi hasil sebesar Rp 28886437,- dan tingkat bagi
hasil terendah Rp 15455570,- yang terjadi pada bulan
januari.
Pada tahun 2008 rata-rata tingkat bagi hasil
pembiayaan mudharabah sebesar Rp 36167999,- dengan
tingkat bagi hasil tertinggi pada bulan oktober sebesar Rp
40990042,- dan tingkat bagi hasil terendah Rp 31131942,-
yang terjadi pada bulan januari.
4) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Sertifikat wadiah bank Indonesia merupakan salah
satu instrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh bank
Indonesia bagi bank syariah yang mengalami kelebihan
likuiditas. Berikut ini adalah data perkembangan sertifikat
wadiah bank Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2008.
Tabel 4.4Tabel 4.4Tabel 4.4Tabel 4.4
Sertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank Indonesia
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 4.11 4.32 8.07 5.95
FebruariFebruariFebruariFebruari 3.75 4.62 4.53 6.06
MaretMaretMaretMaret 3.58 4.75 6.48 6.32
ApriApriApriAprillll 4.49 4.80 6.27 7.17
MeiMeiMeiMei 3.75 7.79 6.26 7.36
JuniJuniJuniJuni 4.62 4.95 5.33 7.41
JuliJuliJuliJuli 4.56 5.06 5.71 7.70
AgustusAgustusAgustusAgustus 3.92 5.79 5.15 7.93
SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 4.11 4.45 6.61 8.60
OktoberOktoberOktoberOktober 4.77 5.33 6.47 10.34
NovemberNovemberNovemberNovember 5.17 8.54 6.87 9.41
DesemberDesemberDesemberDesember 5.42 8.62 6.80 10.49
MeanMeanMeanMean 4.3544.3544.3544.354 5.7525.7525.7525.752 6.2136.2136.2136.213 7.8957.8957.8957.895
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2005 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 4.354 dengan nilai tertinggi pada bulan
desember sebesar 5.42 dan nilai terendah sebesar 3.58
pada bulan maret.
Pada tahun 2006 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 5.752 dengan nilai tertinggi sebesar 8.62
yang terjadi pada bulan desember serta nilai terendah
sebesar 4.32 pada bulan januari.
Pada tahun 2007 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 6.213 dengan nilai tertinggi pada januari
bulan sebesar 8.07 dan nilai terendah sebesar 4.53 pada
bulan februari.
Pada tahun 2008 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 7.895 dengan nilai tertinggi 10.49 pada
bulan desember dan nilai terendah sebesar 5.95 pada bulan
januari.
3) Pembiayaan MusyarakahPembiayaan MusyarakahPembiayaan MusyarakahPembiayaan Musyarakah
1) Pembiayaan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
perantara, Bank Syariah Mandiri selain menghimpun dana
dari masyarakat juga menyalurkannya kembali dalam bentuk
pembiayaan. Berikut ini adalah berkembangan pembiayaan
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri tahun 2005 sampai
tahun 2008.
Tabel 4.5Tabel 4.5Tabel 4.5Tabel 4.5
Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah MandiriPembiayaan Musyarakah Bank Syariah MandiriPembiayaan Musyarakah Bank Syariah MandiriPembiayaan Musyarakah Bank Syariah Mandiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 780652077 104238744
7
104238744
7
193339348
5
FebruariFebruariFebruariFebruari 926409000 117303727
1
150370626
0
209995180
4
MaretMaretMaretMaret 102684570
8
127100765
8
159566086
8
227323431
9
AprilAprilAprilApril 105543149
0
131523952
0
165678838
0
239505820
9
MeiMeiMeiMei 108409164
9
136228592
7
172358563
5
252408261
7
JuniJuniJuniJuni 110817407
0
136274113
6
181166816
8
262558249
9
JuliJuliJuliJuli 109652728
1
145542416
1
171541322
3
263652949
6
AgustusAgustusAgustusAgustus 111968064
0
150868415
8
190799900
4
268968614
8
SeptembeSeptembeSeptembeSeptembe
rrrr
112810917
9
153651627
9
201023970
4
266506604
3
OktoberOktoberOktoberOktober 118102006
2
159121133
5
200678698
0
264186985
8
NovembeNovembeNovembeNovembe
rrrr
114371002
2
160428100
5
201552832
6
269262858
9
DesembeDesembeDesembeDesembe
rrrr
120601178
0
155419640
1
201552832
6
261372939
8
MeanMeanMeanMean 107138858107138858107138858107138858
0000
139808435139808435139808435139808435
8888
175044102175044102175044102175044102
7777
248256770248256770248256770248256770
3333
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2005 rata-rata pembiayaan musyarakah
yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri sebesar Rp
1071388580,- dengan pembiayaan tertinggi terjadi pada
bulan desember sebesar Rp 1206011780,- dan pembiayaan
musyarakah terendah sebesar Rp 780652077,- pada bulan
januari.
Pada tahun 2006 rata-rata pembiayaan musyarakah
yang diberikan sebesar Rp 1398084358,- dengan
pembiayaan tertinggi pada bulan november sebesar Rp
1604281005,- dan pembiayaan terendah sebesar Rp
1042387447,- pada bulan januari.
Pada tahun 2007 rata-rata pembiayaan musyarakah
yang diberikan sebesar Rp 1750441027,- dengan
pembiayaan tertinggi pada bulan november dan desember
sebesar Rp 2015528326,- dan pembiayaan terendah sebesar
Rp 1042387447,- pada bulan januari.
Pada tahun 2008 rata-rata pembiayaan musyarakah
yang diberikan sebesar Rp 2482567703,- dengan
pembiayaan tertinggi pada bulan november sebesar Rp
2692628589,- dan pembiayaan terendah sebesar Rp
1933393485,- pada bulan januari.
2) Dana Pihak Ketiga
Salah satu cara yang dilakukan bank syariah untuk
menutupi kekurangan likuiditasnya adalah dengan
menghimpun dana pihak ketiga. Berikut ini adalah data
perkembangan dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri dari
tahun 2005 sampai tahun 2008.
Tabel 4.6Tabel 4.6Tabel 4.6Tabel 4.6
Dana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah MandiriDana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 5935328 7004618 8410448 1130499
2
FebruariFebruariFebruariFebruari 5802239 7063061 8593152 1178670
4
MaretMaretMaretMaret 6057812 7039881 8754644 1224578
7
AprilAprilAprilApril 6084121 7038802 8799260 1314667
1
MeiMeiMeiMei 6257848 7289531 9018120 1343592
2
JuniJuniJuniJuni 6458141 7397275 8851328 1426991
6
JuliJuliJuliJuli 6218642 7153495 9017073 1425075
5
AgustusAgustusAgustusAgustus 6243833 7686225 9308095 1364364
3
SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 5938821 7569597 9864934 1389002
1
OktoberOktoberOktoberOktober 6000391 7774414 7774414 1414356
4
NovemberNovemberNovemberNovember 5865831 7892062 7892062 1438939
6
DesemberDesemberDesemberDesember 5963581 8219267 8219267 1489868
7
MeanMeanMeanMean 6068882606888260688826068882 7427352742735274273527427352 8708566870856687085668708566 1345050134505013450501345050
5555
Sumber: Data diolah
Besarnya rata-rata dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2005 adalah
Rp 6068882,- dengan jumlah tertinggi sebesar Rp 6458141,-
yang terjadi pada bulan juni dan dana pihak ketiga terendah
sebesar Rp 5802239,- yang terjadi pada bulan februari.
Pada tahun 2006 rata-rata dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun adalah Rp 7427352,- dengan jumlah
tertinggi pada bulan desember sebesar Rp 8219267,- dan
jumlah terendah sebesar Rp 7004618,- yang terjadi pada
bulan januari.
Besarnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
pada tahun 2007 rata-rata Rp 8708566,- dengan jumlah
tertinggi Rp 9864934,- yang terjadi pada bulan September
dan jumlah terendah sebesar Rp 7774414,- pada bulan
oktober.
Pada tahun 2008 rata-rata dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun sebesar Rp 13450505,- dengan jumlah
tertinggi pada bulan desember sebesar Rp 14898687,- dan
jumlah terendah sebesar Rp 11304992,- pada bulan januari.
4) Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil merupakan keuntungan yang
diperoleh oleh Bank Syariah Mandiri dari kegiatan
pembiayaan. Berikut ini adalah data tingkat bagi hasil Bank
Syariah Mandiri dari tahun 2005 sampai tahun 2008.
Tabel 4.7Tabel 4.7Tabel 4.7Tabel 4.7
Tingkat Bagi Hasil Musyarakah Bank Syariah MandiriTingkat Bagi Hasil Musyarakah Bank Syariah MandiriTingkat Bagi Hasil Musyarakah Bank Syariah MandiriTingkat Bagi Hasil Musyarakah Bank Syariah Mandiri
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 7244374 1216108
4
1487856
5
1880364
4
FebruariFebruariFebruariFebruari 8161698 1452454
7
1469487
3
1965141
6
MaretMaretMaretMaret 12205213 1253746
0
1441859
0
1671845
5
AprilAprilAprilApril 11429462 1568621
7
1519558
3
2095464
7
MeiMeiMeiMei 10771214 1677634
4
1752808
0
1995424
7
JuniJuniJuniJuni 11463817 1532862
7
1760566
8
2089550
1
JuliJuliJuliJuli 11717150 1587737
7
1586639
8
2134184
4
AgustusAgustusAgustusAgustus 15686217 1577863
0
1635677
4
2463420
6
SeptembeSeptembeSeptembeSeptembe
rrrr
13785395 1607226
5
1516740
1
2352163
3
OktoberOktoberOktoberOktober 11862039 1481998
2
1972116
5
2408653
2
NovemberNovemberNovemberNovember 12901019 1909187
2
1972116
5
2300210
5
DesemberDesemberDesemberDesember 14406423 2112467
7
1972116
5
2695716
0
MeanMeanMeanMean 11802835118028351180283511802835 1581492158149215814921581492
4444
1973961197396119739611973961
9999
2171011217101121710112171011
6666
Sumber: Data diolah
Besarnya rata-rata tingkat bagi hasil musyarakah
Bank Syariah Mandiri pada tahun 2005 adalah Rp 11802835,-
dengan tingkat bagi hasil tertinggi pada bulan desember Rp
14406423,- dan tingkat bagi hasil terendah sebesar Rp
7244374,- pada bulan januari.
Pada tahun 2006 rata-rata tingkat bagi hasil
musyarakah sebesar Rp 15814924,- dengan tingkat
bagihasil tertinggi pada bulan desember sebesar Rp
21124677,- dan tingkat bagi hasil terendah Rp 12161084,-
pada bulan januari.
Pada tahun 2007 rata-rata tingkat bagi hasil
musyarakah sebesar Rp 19739619,- dengan tingkat
bagihasil tertinggi sebesar Rp 19721165,- dan tingkat bagi
hasil terendah Rp 14418590,- pada bulan maret.
Pada tahun 2008 rata-rata tingkat bagi hasil
musyarakah sebesar Rp 21710116,- dengan tingkat
bagihasil tertinggi pada bulan desember sebesar Rp
26957160,- dan tingkat bagi hasil terendah Rp 16718455,-
pada bulan maret.
5) Sertifikat Wadaiah Bank Indonesia
Sertifikat wadiah bank Indonesia merupakan
instrumen moneter jangka pendek yang dapat digunakan
oleh bank syariah apabila mengalami kelebihan likuiditas.
Tabel 4.8Tabel 4.8Tabel 4.8Tabel 4.8
Sertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank IndonesiaSertifikat Wadiah Bank Indonesia
BulanBulanBulanBulan 2005200520052005 2006200620062006 200200200200
7777
2008200820082008
JanuariJanuariJanuariJanuari 4.11 4.32 8.07 5.95
FebruariFebruariFebruariFebruari 3.75 4.62 4.53 6.06
MaretMaretMaretMaret 3.58 4.75 6.48 6.32
AprilAprilAprilApril 4.49 4.80 6.27 7.17
MeiMeiMeiMei 3.75 7.79 6.26 7.36
JuniJuniJuniJuni 4.62 4.95 5.33 7.41
JuliJuliJuliJuli 4.56 5.06 5.71 7.70
AgustusAgustusAgustusAgustus 3.92 5.79 5.15 7.93
SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 4.11 4.45 6.61 8.60
OktoberOktoberOktoberOktober 4.77 5.33 6.47 10.34
NovemberNovemberNovemberNovember 5.17 8.54 6.87 9.41
DesemberDesemberDesemberDesember 5.42 8.62 6.80 10.49
MeanMeanMeanMean 4.3544.3544.3544.354 5.7525.7525.7525.752 6.2136.2136.2136.213 7.8957.8957.8957.895
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2005 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 4.354 dengan nilai tertinggi pada bulan
desember sebesar 5.42 dan nilai terendah sebesar 3.58
pada bulan maret.
Pada tahun 2006 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 5.752 dengan nilai tertinggi sebesar 8.62
yang terjadi pada bulan desember serta nilai terendah
sebesar 4.32 pada bulan januari.
Pada tahun 2007 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 6.213 dengan nilai tertinggi pada januari
bulan sebesar 8.07 dan nilai terendah sebesar 4.53 pada
bulan februari.
Pada tahun 2008 rata-rata nilai sertifikat wadiah bank
Indonesia sebesar 7.895 dengan nilai tertinggi 10.49 pada
bulan desember dan nilai terendah sebesar 5.95 pada bulan
januari.
2. Pembiayaa2. Pembiayaa2. Pembiayaa2. Pembiayaan n n n MudharabahMudharabahMudharabahMudharabah
a. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas dilakukan untuk menghasilkan data yang
stasioner karena masalah utama dalam data times series adalah
masalah stasioneritas. Apabila data tidak stasioner akan
menghasilkan regresi lancung (spurious regression). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan Unit Root Test untuk
melakukan uji stasioneritas. Pengujian stasioneritas data yang
dilakukan pada penelitian ini didasarkan pada Augmented Dickey-
Fuller test statistic (ADF).
Tabel 4.9Tabel 4.9Tabel 4.9Tabel 4.9
Hasil uji Unit Root Hasil uji Unit Root Hasil uji Unit Root Hasil uji Unit Root PPPPadaadaadaada T T T Tingkat 1ingkat 1ingkat 1ingkat 1stststst D D D Differenceifferenceifferenceifference
Variebel Lag
Augmented
Dickey-
Fuller Test
Statistic
MacKinnon
(1996)
Test Critical
Values
Keteranga
n
Pembiayaan 3 -8.258575
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
I (1)
2.601424
Dana Pihak
Ketiga 3 -6.306138
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Tingkat
Bagi Hasil 3 -9.761974
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Sertifikat
Wadiah
Bank
Indonesia
3 -8.934459
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Sumber: Data diolah
Tabel 4.9 merupakan output uji akar unit terhadap variabel
independen yang digunakan dalam penelitian. Parameter yang
digunakan apakah data bersifat stasioner atau tidak dilihat dari
output uji akar unit dengan menggunakan taraf nyata 1%, 5% dan
10%. Jika nilai ADF statistik < nilai critical values Mac Kinnon maka
data dapat dikatakan stasioner. Sedangkan apabila nilai ADF
statistik > nilai critical values Mac Kinnon maka data tidak
stasioner.
Hasil uji unit root pada tingkat I(1) atau biasa disebut fist
difference menunjukan bahwa variabel pembiayaan telah bersifat
stasioner pada taraf nyata 1%, 5% dan 10%. Hal ini dapat dilahat
dari nilai ADF statistik -8.258575 yang lebih kecil dari nilai critical
values Mac Kinnon pada taraf nyata 1% sebesar -3.581152, pada
taraf nyata 5% sebesar -2.926622 dan pada taraf nyata 10%
sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel dana pihak ketiga telah bersifat stasioner dengan
nilai ADF statistik -6.306138 yang lebih kecil dari nilai critical
values Mac Kinnon taraf nyata 1% sebesar -3.581152, taraf nyata
5% sebesar -2.926622 serta taraf nyata 10% sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel tingkat bagi hasil telah bersifat stasioner dengan
nilai ADF statistik -9.761974 yang lebih kecil dari nilai critical
values Mac Kinnon taraf nyata 1% sebesar -3.581152, taraf nyata
5% sebesar -2.926622 dan taraf nyata 10% sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel sertifikat wadiah bank indonesia telah bersifat
stasioner dengan nilai ADF statistik -8.934459 yang lebih kecil dari
nilai critical values Mac Kinnon pada taraf nyata 1% sebesar -
3.581152, pada taraf nyata 5% sebesar -2.926622 dan pada taraf
nyata 10% sebesar -2.601424.
b. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasi
Apabila variable-variabel dalam penelitian sudah stasioner
pada ordo yang sama, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
kointegrasi untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam
penelitian memeliki indikasi adanya keseimbangan jangka
panjang.
Adapun hasil dari uji kointegrasi pembiayaan
mudharabah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10Tabel 4.10Tabel 4.10Tabel 4.10
Hasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji Kointegrasi
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.409099 0.0000
Test critical values: 1% level -3.577723
5% level -2.925169
10% level -2.600658
Sumber: Data Diolah
Pengujian kointegrasi ini menggunakan uji Augmented
Dickey Fuller yang bertujuan untuk melihat apakah nilai residual
stasioner atau tidak.
Pada tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai ADF sebesar -
6.409099 lebih kecil dari nilai critical values Mav Kinnon pada taraf
nyata 1% sebesar -3.577723, pada taraf nyata 5% sebesar -
2.925169 dan pada taraf nyata 10% sebesar -2.600658. Hal ini
menunjukan bahwa residual stasioner dan variabel dependen
berkointegrasi dengan variabel-variabel independennya.
c. Uji Error c. Uji Error c. Uji Error c. Uji Error Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM) Jangka Pendek Jangka Pendek Jangka Pendek Jangka Pendek
Langkah selanjutnya setelah selesai melakukan pengujian
kointegrasi adalah melakukan pengujian model koreksi kesalahan
(Error Correction Model) untuk mengetahui apakah ada hubungan
jangka pendek antara variabel-variabel independen dan
dependen.
Tabel 4.11Tabel 4.11Tabel 4.11Tabel 4.11
ECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka Pendek
Dependent Variable: D(PEMBMUD)
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:55
Sample (adjusted): 2 48
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DPK) 32.69460 27.73761 1.178710 0.2451
D(TNGKTBGHSLMUD) 27.55948 8.227657 3.349615 0.0017
D(SWBI) -62318826 15717598 -3.964908 0.0003
RESID01 0.708410 0.135076 5.244517 0.0000
C 37584217 18788498 2.000384 0.0520
R-squared 0.453850 Mean dependent var 56119282
Adjusted R-squared 0.401836 S.D. dependent var 1.50E+08
S.E. of regression 1.16E+08 Akaike info criterion 40.08248
Sum squared resid 5.69E+17 Schwarz criterion 40.27931
Log likelihood -936.9384 F-statistic 8.725504
Durbin-Watson stat 2.030034 Prob(F-statistic) 0.000032
Sumber: Data Diolah
Pada tabel 4.11 menunjukan bahwa variabel RESID01 atau
sering disebut dengan error correction term (ECT) telah signifikan
pada nilai kritis 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa model yang
digunakan sudah valid dan menunjukan adanya kointegrasi antara
variabel-variebel independen dengan variabel dependennya.
Menurut Parulian Sihombing (2006:85) yang dikutip oleh Dida
Yunta (2008:71) menjelaskan bahwa jika 0 < ECT < 1 dan signifikan
secara statistik maka hal ini mengindikasikan bahwa spesifikasi
model adalah shahih dan selaras dengan hasil yang diperoleh
dengan regresi kointegrasi.
Variabel D(DPK) mempunyai nilai thitung sebesar 1.178710
serta nilai probabilitasnya sebesar 0.2451 yang lebih besar dari
taraf nyata 0.05 menunjukan bahwa dalam jangka pendek variabel
D(DPK) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh Bank Syariah
Mandiri. Dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
Variabel D(TingkatBagiHasil) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pembiayaan mudharabah yang
diberikan oleh Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya sebesar 0.0017 yang lebih kecil dari taraf nyata
0.05, dengan nilai thitung sebesar 3.349615. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Variabel D(SWBI) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh
Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya sebesar 0.0003 yang lebih kecil dari taraf nyata
0.05 dengan nilai thitung sebesar -3.964908. dengan kata lain Ho
ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan keterangan di atas, tingkat bagi hasil
mudharabah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia secara parsial
dapat mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan mudharabah
yang diberikan oleh PT Bank Syariah Mandiri. Sedangkan variabel
dana pihak ketiga secara parsial tidak dapat mempengaruhi
jumlah pembiayaan mudharabah.
Pada tabel 4.11 nilai F sebesar 8.725504 serta nilai
probabilitasnya sebesar 0.000032 yang lebih kecil dari nilai kritis
0.05. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen tersebut
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah dalam jangka pendek pada Bank Syariah
Mandiri. Variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel
independen sebesar 45.38% yang dapat dilihat dari nilai R-
squared.
Adapun persamaan ECM jangka pendek pembiayaan
mudharabah adalah sebagai berikut:
PembiayaanMudharabah = 37584217 + 32.69460 D(DPK) +
27.55948 D(TngktBgHslMud) – 62318826
D(SWBI) + 0.708410 Resid01
d. Uji Error d. Uji Error d. Uji Error d. Uji Error CorecCorecCorecCorection Model (ECM)tion Model (ECM)tion Model (ECM)tion Model (ECM) Jangka Panjang Jangka Panjang Jangka Panjang Jangka Panjang
Ttujuan dari pengujian Model Koreksi Kesalahan (Error
Corection Model) jangka panjang adalah untuk melihat variabel
independen manakah yang berpengaruh terhadap variabel
dependen dalam jangka panjang. Berikut ini adalah hasil ECM
jangka panjang pembiayaan mudharabah Bank Syariah Mandiri.
Tabel 4.12Tabel 4.12Tabel 4.12Tabel 4.12
ECM Jangka PanjangECM Jangka PanjangECM Jangka PanjangECM Jangka Panjang
Dependent Variable: PEMBMUD
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:56
Sample: 1 48
Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 74.52461 22.05421 3.379156 0.0015
TNGKTBGHSLMUD 69.02255 5.081033 13.58435 0.0000
SWBI -52858483 19884723 -2.658246 0.0109
C -1.60E+08 1.26E+08 -1.273568 0.2095
R-squared 0.979167 Mean dependent var 1.47E+09
Adjusted R-squared 0.977747 S.D. dependent var 1.01E+09
S.E. of regression 1.50E+08 Akaike info criterion 40.57169
Sum squared resid 9.92E+17 Schwarz criterion 40.72762
Log likelihood -969.7206 F-statistic 689.3469
Durbin-Watson stat 1.907458 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah
Hasil dari pengujian ECM jangka panjang pada tabel 4.12
menunjukan bahwa variabel dana pihak ketiga (DPK), variabel
tingkat bagi hasil mudharabah serta varibel sertifikat wadiah bank
Indonesia (SWBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh Bank Syariah
Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai
probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai kritis 0.005.
Variabel dana pihak ketiga memiliki nilai probabilitas
sebesar 0.0015 yang lebih kecil dari nilai kritis 0.05, variabel
tingkat bagi hasil musyarakah memiliki nilai probabilitas sebesar
0.0000 yang lebih kecil dari nilai kritis 0.005 serta variabel
sertifikat wadiah bank Indonesia juga memiliki nilai probabilitas
yang lebih kecil dari nilai kritis yaitu sebesar 0.0109.
Nilai F pada tabel 4.12 sebesar 689.4369 serta nilai
probabilitasnya sebesar 0.000000 juga lebih kecil dari nilai kritis
0.05. Hal ini menggambarkan bahwa dalam jangka panjang secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pembiayaan mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri.
Nilai dari R-squared sebesar 0.979167 menggambarkan
bagaimana kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sebesar 97.91%, sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Adapun persamaan ECM jangka panjang pembiayaan
mudharabah adalah sebagai berikut:
PembiayaanMudharabah = -1.60E+08 + 74.52461 DPK + 69.02255
TngktBgHslMud – 52858483 SWBI
3. Pembiayaan 3. Pembiayaan 3. Pembiayaan 3. Pembiayaan MusyarakahMusyarakahMusyarakahMusyarakah
a. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritasa. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas ini dilakukan agar data time series yang
digunakan dalam penelitian menjadi stasioner, hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya otokorelasi dan heteroskedastisitas. Uji
stasioneritas yang digunakan adalah uji akar unit (Unit Root Test)
dengan uji ADF atau Augmented Dickey Fuller Test.
Tabel 4.13Tabel 4.13Tabel 4.13Tabel 4.13
Hasil UHasil UHasil UHasil Uji Unit Root ji Unit Root ji Unit Root ji Unit Root Pada TPada TPada TPada Tingkat 1ingkat 1ingkat 1ingkat 1stststst D D D Differenceifferenceifferenceifference
Variebel Lag
Augmented
Dickey-
Fuller Test
Statistic
MacKinnon (1996)
Test Critical
Values
Keteranga
n
Pembiayaan 3 -8.320493
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Dana Pihak
Ketiga 3 -6.306138
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Tingkat Bagi
Hasil 3 -9.113752
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Sertifikat
Wadiah
Bank
Indonesia
3 -8.934459
1% level -
3.581152
5% level -
2.926622
10% level -
2.601424
I (1)
Sumber: Data diolah
Tabel 4.13 merupakan output uji akar unit terhadap variabel
independen yang digunakan dalam penelitian. Parameter yang
digunakan apakah data bersifat stasioner atau tidak dilihat dari
output uji akar unit dengan menggunakan taraf nyata 1%, 5% dan
10%. Jika nilai ADF statistik < nilai critical values Mac Kinnon maka
data dapat dikatakan stasioner. Sedangkan apabila nilai ADF
statistik > nilai critical values Mac Kinnon maka data tidak
stasioner.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukan
bahwa variabel pembiayaan telah bersifat stasioner pada taraf
nyata 1%, 5% dan 10%. Hal ini dapat dilahat dari nilai ADF statistik -
8.320493 yang lebih kecil dari critical values Mac Kinnon pada
taraf 1% sebesar -3.581152, pada taraf nyata 5% sebesar -
2.926622 dan pada taraf nyata 10% sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel dana pihak ketiga telah bersifat stasioner dengan
nilai ADF statistik -6.306138 yang lebih kecil dari nilai critical
values Mac Kinnon taraf nyata 1% sebesar -3.581152, taraf nyata
5% sebesar -2.926622 serta taraf nyata 10% sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel tingkat bagi hasil telah bersifat stasioner dengan
nilai ADF statistik -9.113752 yang lebih kecil dari nilai critical
values Mac Kinnon taraf nyata 1% sebesar -3.581152, taraf nyata
5% sebesar -2.926622 dan taraf nyata 10% sebesar -2.601424.
Hasil uji unit root pada tingkat fist difference menunjukkan
bahwa variabel sertifikat wadiah bank indonesia telah bersifat
stasioner dengan nilai ADF statistik -8.934459 yang lebih kecil dari
nilai critical values Mac Kinnon pada taraf nyata 1% sebesar -
3.581152, pada taraf nyata 5% sebesar -2.926622 dan pada taraf
nyata 10% sebesar -2.601424.
b. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasib. Uji Kointegrasi
Setelah data stasioner pada ordo yang sama, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi kointegrasi untuk
mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian memeliki
indikasi adanya keseimbangan jangka panjang. Berikut ini adalah
hasil uji kointegrasi pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah
Mandiri.
Tabel 4.Tabel 4.Tabel 4.Tabel 4.14141414
Hasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji Kointegrasi
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.930811 0.0038
Test critical values: 1% level -3.577723
5% level -2.925169
10% level -2.600658
Sumber: Data Diolah
Table 4.14 menunjukkan bahwa regresi dalam penelitian ini
adalah regresi kointegrasi. Hal ini dapat dilihan dari nilai
Augmented Dickey Fuller test statistic (ADF) sebesar -3.930811
yang lebih besar dari nilai Test Critical Values (CV) pada taraf
nyata 1% sebesar -3.577723, pada taraf nyata level 5% sebesar -
2.925169 serta pada taraf nyata 10% sebesar -2.600658. Hal ini
menunjukan bahwa residual stasioner dan variabel dependen
berkointegrasi dengan variabel-variabel independennya.
c. Uji Error c. Uji Error c. Uji Error c. Uji Error Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM) Jangka Jangka Jangka Jangka PendekPendekPendekPendek
Setelah dilakukan pengujian kointegrasi untuk melihat
keseimbangan jangka panjang dari variabel-variabel yang ditiliti,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian jangka
pendek dengan menggunakan model koreksi kesalahan (Error
Corection Model).
Pada tabel 4.15 menunjukan bahwa variabel RESID01 atau
sering disebut dengan error correction term (ECT) telah signifikan
pada nilai kritis 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa model yang
digunakan sudah valid dan menunjukan adanya kointegrasi antara
variabel-variebel independen dengan variabel dependennya.
Tabel 4.Tabel 4.Tabel 4.Tabel 4.15151515
ECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka Pendek
Dependent Variable: D(PEMBMUS)
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:44
Sample (adjusted): 2 48
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DPK) 35.78289 27.83964 1.285321 0.2057
D(TNGKTBGHSLMUS) 25.63510 7.710805 3.324569 0.0018
D(SWBI) -36877298 14289330 -2.580758 0.0134
RESID01 0.422070 0.116463 3.624059 0.0008
C 26140755 16921986 1.544781 0.1299
R-squared 0.344906 Mean dependent var 39001645
Adjusted R-squared 0.282516 S.D. dependent var 1.25E+08
S.E. of regression 1.06E+08 Akaike info criterion 39.89780
Sum squared resid 4.73E+17 Schwarz criterion 40.09462
Log likelihood -932.5983 F-statistic 5.528238
Durbin-Watson stat 1.897699 Prob(F-statistic) 0.001144
Sumber: Data Diolah
Variabel D(DPK) mempunyai nilai thitung sebesar 1.285321
serta nilai probabilitasnya sebesar 0.2057 yang lebih besar dari
taraf nyata 0.05 menunjukan bahwa variabel D(DPK) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam jangka pendek
terhadap jumlah pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh
Bank Syariah Mandiri. Dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
Variabel D(TingkatBagiHasil) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pembiayaan musyarakah yang
diberikan oleh Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya sebesar 0.0018 yang lebih kecil dari taraf nyata
0.05, dengan nilai thitung sebesar 3.324569. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Variabel D(SWBI) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh
Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya sebesar 0.0134 yang lebih kecil dari taraf nyata
0.05 dengan nilai thitung sebesar -3.624059, dengan kata lain Ho
ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan keterangan di atas, tingkat bagi hasil
musyarakah dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia secara parsial
dapat mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan musyarakah
yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri. Sedangkan variabel
dana pihak ketiga secara parsial tidak dapat mempengaruhi
jumlah pembiayaan mudharabah.
Pada tabel 4.15 nilai F sebesar 5.528238 serta nilai
probabilitasnya sebesar 0.001144 yang lebih kecil dari nilai kritis
0.05. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen tersebut
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah dalam jangka pendek pada Bank Syariah
Mandiri. Variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel
independen sebesar 34.49% yang dapat dilihat dari nilai R-
squared.
Adapun persamaan ECM jangka pendek pembiayaan
mudharabah adalah sebagai berikut:
PembiayaanMudharabah = 26140755+ 35.78289 D(DPK) +
25.63510 D(TngktBgHslMud) – 36877298
D(SWBI) + 0.422070 Resid01
d. Uji d. Uji d. Uji d. Uji ErrorErrorErrorError Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM)Corection Model (ECM) Jangka Panjang Jangka Panjang Jangka Panjang Jangka Panjang
Uji Error Corection Model jangka panjang dilakukan untuk
mengetahui variabel-variabel independen yang dapat
mempengaruhi jumlah pembiayaan musyarakah pada Bank
Syariah Mandiri.
Tabel 4.16Tabel 4.16Tabel 4.16Tabel 4.16
ECM Jangka PanjangECM Jangka PanjangECM Jangka PanjangECM Jangka Panjang
Dependent Variable: PEMBMUS
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:48
Sample: 1 48
Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 133.3398 14.15345 9.421010 0.0000
TNGKTBGHSLMUS 59.10805 11.71607 5.045040 0.0000
SWBI -42524382 24568513 -1.730849 0.0905
C -2.32E+08 88549543 -2.617890 0.0121
R-squared 0.933868 Mean dependent var 1.680009
Adjusted R-squared 0.929359 S.D. dependent var 5.70E+08
S.E. of regression 1.52E+08 Akaike info criterion 40.59075
Sum squared resid 1.01E+18 Schwarz criterion 40.74668
Log likelihood -970.1780 F-statistic 207.1107
Durbin-Watson stat 1.097496 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah
Hasil dari pengujian ECM jangka panjang pada tabel 4.16
menunjukan bahwa variabel dana pihak ketiga (DPK) dan variabel
tingkat bagi hasil musyarakah memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh
Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai
probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai kritis 0.005.
Variabel dana pihak ketiga memiliki nilai probabilitas
sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari nilai kritis 0.05 dan variabel
tingkat bagi hasil musyarakah memiliki nilai probabilitas sebesar
0.0000 yang lebih kecil dari nilai kritis 0.005. Variabel sertivikat
wadiah juga signifikan terhadap jumlah pembiayaan musyarakah
yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri pada nilai kritis 10%
dengan nilai probabilitas 0.0905, akan tetapi nilai kritis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga dalam
penelitian ini variabel sertifikat wadiah bank Indonesia dikatakan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan.
Nilai F pada tabel 4.16 sebesar 207.1107 dengan nilai
probabilitasnya sebesar 0.000000 juga lebih kecil dari nilai kritis
0.05. Hal ini menggambarkan bahwa dalam jangka panjang secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pembiayaan musyarakah pada Bank
Syariah Mandiri.
Nilai dari R-squared sebesar 0.933868 menggambarkan
bagaimana kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sebesar 93.38%, sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Adapun persamaan ECM jangka panjang pembiayaan
mudharabah adalah sebagai berikut:
PembiayaanMudharabah = -2.32+08 + 133.3398 DPK +
59.10805 TngktBgHslMud –
42524382 SWBI
C. IntrpretasiC. IntrpretasiC. IntrpretasiC. Intrpretasi
1. Pembiayaan Mudharabah
Hasil pengujian analisis jangka pendek pembiayaan
mudharabah dengan variabel independen dana pihak ketiga,
tingakat bagi hasil, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dengan
menggunakan ECM (Error Correction Model) menunjukkan bahwa
model yang digunakan dalam penelitian ini sudah baik. Hal ini dapat
dilihat dari variabel RESID01 dengan nilai probabilitasnya sebesar
0.0000 yang lebih kecil dari nilai kritis 5%.
Pengujian model koreksi kesalahan (Error Corection
Model) jangka pendek analisis jangka pendek pada tabel 4.11
menunjukan bahwa variabel tingkat bagi hasil dan sertifikat
wadiah bank Indonesia yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan, sedangkan variabel dana pihak ketiga
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pembiayaan.
Adapun persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
PembiayaanMudharabah = 37584217 + 32.69460 D(DPK) + 27.55948
D(TngktBgHslMud) – 62318826 D(SWBI) +
0.708410 Resid01
Berasarkan persamaan di atas, variabel dana pihak ketiga
memiliki koefisien positif sebesar 32.69460 yang berarti bahwa
dalam jangka pendek variabel dana pihak ketiga berbanding lurus
dengan pembiayaan mudharabah, akan tetapi dalam jangka pendek
variabel dana pihak ketiga tidak memiliki pengaruh yang signifkan
terhadap pembiayaan. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka
pendek Bank Syariah Mandiri lebih memprioritaskan penggunaan
dananya untuk pembiayaan non bagi hasil (Maryanah, 2006: 17)
Variabel tingkat bagi hasil mudharabah memililiki koefisien yang
positif sebesar 27.55948. Hal berarti bahwa dalam jangka pendek
tingkat bagi hasil mudharabah berbanding lurus dengan
pembiayaan mudharabah. variabel tingkat bagi hasil juga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka
pendek, hal ini dikarenakan bagi hasil merupakan keuntungan yang
diperoleh olah bank syariah atas pembiayaan yang diberikan.
Menurut Karim (2004:253) bahwa tingkat bagi hasil pada dana pihak
ketiga berpengaruh terhadap jumlah permintaan pembiayaan bank
syariah. Bila tingkat bagi hasil kepada dana pihak ketiga lebih besar
dari rata-rata suku bunga bank nasional, maka pembiayaan bank
syariah lebih kompetitif.
Variabel sertifikat wadiah bank Indonesia memiliki koefisien
negatif yang menunjukkan bahwa dalam jangka pendek Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia perbanding terbalik dengan pembiayaan
mudharabah, akan tetapi variabel sertifikat wadiah bank Indonesia
dalam jangka pendek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembiayaan bagi hasil. Hal ini dikarenakan sertifikat wadiah bank
Indnonesia merupakan instrument jangka pendek yang dapat
digunakan bank syariah yang memiliki kelebihan likuiditas.
Hasil pengujian koreksi kesalahan (Error Corection Model)
jangka panjang pada tabel 4.12 menunjukan bahwa semua
variabel independen yang terdiri dari dana pihak ketiga,
tingkat bagi hasil, serta sertifikat wadiah bank Indonesia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan
jangka panjang. Model persamaan yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
PembiayaanMudharabah = -1.600008 + 74.52461 DPK +
69.02255 TngktBgHslMud – 52858483
SWBI
Dalam jangka panjang variabel dana pihak ketiga dan
tingkat bagi hasil mudharabah memiliki hubungan berbanding
lurus dengan pembiayaan mudharabah, hal ini dapat dilihat
dari koefisisen dari kedua variabel yang positif.
Koefisien variabel sertifikat wadiah bank Indonesia adalah
negatif, hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
variabel sertifikat wadiah bank Indonesia memiliki hubungan
yang berbanding terbalik dengan pembiayaan mudharabah.
Variabel dana pihak ketiga dalam jangka panjang memiliki
hubungan yang signifikan terhadap pembiayaan, artinya
semakin besar dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
Bank Syariah Mandiri maka semakin banyak jumlah dana yang
akan disalurkan dalam pembiayaan (Maryanah, 2006:17).
Variabel tingkat bagi hasil dalam jangka panjang memiliki
hubungan yang signifikan terhadap pembiayaan. Bila tingkat
bagi hasil kepada dana pihak ketiga lebih besar dari rata-rata suku
bunga bank nasional, maka pembiayaan bank syariah lebih
kompetitif sehingga bank syariah akan meningkatkan
pembiayaannya (Karim, 2004:253).
2. Pembiayaan Musyarakah
Hasil pengujian analisis jangka pendek pada tabel 4.15 dengan
menggunakan ECM (Error Correction Model) pada pembiayaan
musyarakah menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam
penelitian ini sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari variabel RESID01
dengan nilai probabilitasnya sebesar 0.0008 yang lebih kecil dari
nilai kritis 5%. Adapun persamaan yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
PembiayaanMusyarakah = 26140755 + 35.78289 D(DPK) +
25.63510 D(TngktBgHslMus) –
36877298 D(SWBI) + 0.422070
Resid01
Variabel dana pihak ketiga memiliki koefisien yang positif
sebesar 35.78289, hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek variabel dana pihak ketiga berbanding lurus dengan
pembiayaan musyarakah. Variabel dana pihak ketiga tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap pembiayaan
musyarakah dalam jangka pendek. Bank Syariah Mandiri lebih
suka memberikan pembiayaan dalam bentuk akad jual beli
dimana keuntungannya dan jangka waktu pengembaliannya
telah pasti.
Variabel tingkat bagi hasil musyarakah sebesar 25.63510,
hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek kedua
variabel tersebut memiliki hubungan yang berbanding lurus
dengan pembiayaan musyarakah. Variabel tingkat bagi hasil
memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan.
Semakin besar tingkat bagi hasil yang diperoleh dari investasi
dana pihak ketiga, maka semakin besar pula jumlah pembiayaan
yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryanah
(2006:17) bahwa baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang tingkat bagi hasil atau profit berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Variabel sertifikat wadiah bank Indonesia dalam jangka
pendek memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan
pembiayaan musyarakah. Hal ini dapat dilihat dari koefisiennya
yang bernilai negatif. Variabel sertifikat wadiah bank Indonesia
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan.
Hal ini dikarenakan sertifikat wadiah bank Indonesia merupakan
instrument jangka pendek yang dapat digunakan oleh bank
syariah yang mengalami kelebihan likuiditas. Apabila bonus yang
ditawarkan sertifikat wadiah bank Indonesia lebih menarik dari
tingkat bagi hasil pada pembiayaan, maka bank syariah akan
menginvestasikan dananya dalam bentuk sertifikat wadiah bank
Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis jangka panjang pada tabel 4.16
dengan menggunakan model koreksi kesalahan (Error
Correction Model) menunjukan bahwa variabel dana pihak ketiga
dan variabel tingkat bagi hasil memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pembiayaan. Semakin banyak dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri, maka semakin
besar jumlah pembiayaan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Zainul Arifin (2006:53) bahwa pada dasarnya bahwa
pada dasarnya bank syariah mengoalokasikan dana pihak ketiga
dalam bentuk pembiayaan yang menghasilkan (earning assets)
serta aktiva yang tidak menghasilkan (non earning assets).
Variabel tingkat bagi hasil juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembiayaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Maryanah (2006:17) bahwa baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang tingkat bagi hasil atau profit memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pembiayaan.
BAB VBAB VBAB VBAB V
KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN
A.A.A.A. KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan dengan
menggunakan model analisis koreksi kesalahan (Error Correction
Model) mengenai pengaruh variabel independen yang terdiri dari dana
pihak ketiga, tingkat bagi hasil (mudharabah dan musharakah),
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia terhadap variabel dependen yaitu
pembiayaan pada bank syariah di Indonesia dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Maka dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pembiayaan Mudharabah
Variabel dana pihak ketiga (DPK) memberikan pengaruh
terhadap jumlah pembiayaan mudharabah dalam jangka panjang.
Artinya semakin besar dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
bank, maka semakin banyak jumlah dana yang akan disalurkan
kepada berbagai jenis produk pembiayaan. Namun dalam jangka
pendek variabel dana pihak ketiga tidak memberikan pengaruh
terhadap jumlah pembiayaan mudharabah. Dalam jangka pendek
Bank Syariah Mandiri lebih memprioritaskan penyaluran dananya
untuk pembiayaan dengan akad non bagi hasil yang memiliki
kepastian tingkat keuntungan serta jangka waktu pengembalian.
Variabel tingkat bagi hasil baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah
pembiayaan mudharabah. Hal ini dikarenakan bagi hasil merupakan
keuntungan yang diperoleh olah bank syariah atas pembiayaan yang
diberikan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank syariah
dari pembiayaan maka semakin banyak jumlah dana yang disalurkan
dalam pembiayaan, selain itu bila tingkat bagi hasil kepada dana
pihak ketiga lebih besar dari rata-rata suku bunga bank nasional,
maka pembiayaan bank syariah lebih kompetitif.
Variabel sertifikat wadiah bank indonesia (SWBI) memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan mudharabah baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila tingkat bonus
yang dari sertifikat wadiah bank Indonesia lebih tinggi dari
keuntungan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri dari pembiayaan
maka Bank Syariah Mandiri akan menyimpan dananya dalam bentuk
sertifikat wadiah bank Indonesia yang lebih aman dari resiko non
performing financing.
2. Pembiayaan Musyarakah
Variabel dana pihak ketiga memberikan pengaruh terhadap
jumlah pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri.
Semakin tinggi kemampuan bank syariah menyerap dana pihak
ketiga maka semakin besar jumlah pembiayaan yang diberikan.
Dalam jangka pendek variabel dana pihak ketiga tidak memberikan
pengaruh terhadap jumlah pembiayaan musyarakah. Hal ini
menunjukan dalam jangka pendek Bank Syariah Mandiri lebih
menyukai pembiayaan dengan akad jual beli atau non bagi hasil.
Dilihat dari jangka panjang maupun jangka pendek, tingkat bagi
hasil meberikan pengaruh terhadap jumlah pembiayaan musyarakah.
Apabila pembiayaan musyarakah memberikan keuntungan yang
lebih besar, maka Bank Syariah Mandiri lebih memilih menyalurkan
pembiayaan ke dalam pembiayaan musyarakah serta bila tingkat
bagi hasil kepada dana pihak ketiga lebih besar dari rata-rata suku
bunga bank nasional, maka pembiayaan bank syariah lebih
kompetitif.
Variabel sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI) dalam jangka
pendek memberikan pengaruh terhadap pembiayaan musyarakah,
karena pada dasarnya sertifikat wadiah bank Indonesia merupakan
intrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
supaya dapat digunakan oleh bank syariah yang memiliki kelebihan
dana dengan sistem bonus. Dalam jangka panjang sertifikat wadiah
bank Indonesia tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah
pembiayaan musyarakah.
B.B.B.B. SARANSARANSARANSARAN
1. Terhadap dana pihak ketiga, manajemen Bank Syariah Mandiri
harus melakukan penyesuaian antara komposisi waktu
penarikan masing-masing sumber dana pihak ketiga dengan
komposisi pembiayaan yang akan diberikan. Hal ini bertujuan
agar pembiayaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
lamanya waktu dana pihak ketiga yang dapat digunakan oleh
bank, sehingga dapat menghasilkan tingkat profitabilitas yang
tinggi.
2. Karena tingkat bagi hasil berpengaruh secara signifikan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, maka Bank
Syariah Mandiri harus meningkatkan investasinya terhadap
pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) yang
memberikan keuntungan besar. Namun pihak Bank Syariah
Mandiri harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya
tersebut mengingat karakteristik dari pembiayaan bagi hasil
yang belum dapat dipastikan apakah akan mendapat
keuntungan atau pembiayaan yang diberikan terjadi
kemacetan ditengah jalan (non performing financing).
3. Terkait dengan sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI), sebum
memutuskan untuk menginvestasiakn dananya dalam bentuk
sertifikat wadiah bank Indonesia, Bank Syariah Mandiri
sebaiknya melakukan pertimbangan atas kondisi ekonomi yang
terjadi sehingga dapat mengelola dana yang berhasil dihimpun
dengan lebih efisien.
DDDDAFTAR PUSTAKAAFTAR PUSTAKAAFTAR PUSTAKAAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi'i. "Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum",
Tazkia Institut, Jakarta, 1999.
_______________ . ”Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Ancaman”, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2002.
_______________ . ”Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, Cetakan
Pertama, Gema Insani Press, Jakarta, 2001.
Arifin, Zainul. "Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah". Pustaka Alvabet.
Jakarta. 2006.
Djalal, Nachrowi. “Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”.
LP-FEUI. Jakarta. 2006.
Gujarati, Damodar N. "Basic Econometrics". International edition.
McGraw-Hill. Singapore. 2003.
Dewi, Gemala. “Aspek-Aspek Hukum dalam Perkembangan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia”, Edisi Revisi, Prenada Media
Group, Jakarta, 2008.
Donna, Dury Roesmana dan Chotimah, Nurul. “Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia
Ditinjau dari Sisi Penawaran”, Jurnal Ekonomi, Vol.2, No.2, Hal 1-22,
Jakarta 2008.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press,
Jakarta, 2007.
Hasibuan, Malayu. “Dasar-Dasar Perbankan”, Cetakaan Keenam, Bumi
Aksara, Jakarta, 2007.
Hasyim Asy’ari, Mohammad. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Perbankan Syariah”, PSKTT-UI, Jakarta, 2004.
Indrianto, Nur dan Supomo Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Karim, Adiwarman. "Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan", PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 2004.
_______________ . ”Ekonomi Makro Islam”, PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2007.
Mandala dan Prathama. “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro”, Edisi
Revisi, FE UI, Jakarta, 2004.
Maryanah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di
Bank Syariah Mandiri”, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami,
Vol.4, No.1, Hal 1-19, Jakarta, 2008.
Muhammad. “ManajemenPpembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2005.
Mulyono, Sri. “Statisitk untuk Ekonomi”, Edisi Kedua, FE UI, Jakarta, 2003.
Reksoprayitno, Doediyono. “Ekonomi Makro Analisa IS-LM dan
Permintaan-Penawaran Agregatip”, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua,
Liberty, Yogyakarta, 1992.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”, FE UI,
Jakarta, 2004.
Rodoni, Ahmad. "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya". Center for
social and economics studies (CSES) Press. Jakarta. 2006.
Rosita, Ita. “Pembiayaan Musyarakah di Perbankan Syariah dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal Ekonomi Keuangan dan
Bisnis Islami, Vol. 1, No.2, Hal 37-52, Jakarta, 2005.
Sayed dan Makiyan, Nezamaddin. “The Role of Rate of Return on Loans in
Islamic banking System of Iran”, International Journal of Islamic
Financial Service, Vol.3, No.3, 2001.
Sujatna, Yayat. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang
Mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah
Mandiri”, PSKTTI-UI, Jakarta, 2006.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews”, UPP STIM YKPN, Cetaka Pertama, Yogyakarta, 2007.
Wiyono, Slamet. “Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah
Berdasarkan PSAK dan PAPSI”, Cetakan Kedua, Grasindo, Jakarta,
2005.
www.bi.go.id
LAMPIRAN
ANALISIS ERROR CORRECTION MODEL (ECM) PEMBIAYAAN
MUDHARABAH
Hasil Uji Stasioneritas Variabel-Variabel Pembiayaan Mudharabah
Null Hypothesis: D(PEMBMUD) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.258575 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.306138 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(TNGKTBGHSLMUD) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.761974 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(SWBI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.934459 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Hasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji KointegrasiHasil Uji Kointegrasi Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.409099 0.0000
Test critical values: 1% level -3.577723
5% level -2.925169
10% level -2.600658
Sumber: Data Diolah
Hasil ECM Jangka Pendek Pembiayaan Mudharabah
Dependent Variable: D(PEMBMUD)
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:55
Sample (adjusted): 2 48
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DPK) 32.69460 27.73761 1.178710 0.2451
D(TNGKTBGHSLMUD) 27.55948 8.227657 3.349615 0.0017
D(SWBI) -62318826 15717598 -3.964908 0.0003
RESID01 0.708410 0.135076 5.244517 0.0000
C 37584217 18788498 2.000384 0.0520
R-squared 0.453850 Mean dependent var 56119282
Adjusted R-squared 0.401836 S.D. dependent var 1.50E+08
S.E. of regression 1.16E+08 Akaike info criterion 40.08248
Sum squared resid 5.69E+17 Schwarz criterion 40.27931
Log likelihood -936.9384 F-statistic 8.725504
Durbin-Watson stat 2.030034 Prob(F-statistic) 0.000032
Sumber: Data Diolah
Hasil ECM Jangka Panjang Pembiayaan MudharabahHasil ECM Jangka Panjang Pembiayaan MudharabahHasil ECM Jangka Panjang Pembiayaan MudharabahHasil ECM Jangka Panjang Pembiayaan Mudharabah
Dependent Variable: PEMBMUD
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:56
Sample: 1 48
Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 74.52461 22.05421 3.379156 0.0015
TNGKTBGHSLMUD 69.02255 5.081033 13.58435 0.0000
SWBI -52858483 19884723 -2.658246 0.0109
C -1.60E+08 1.26E+08 -1.273568 0.2095
R-squared 0.979167 Mean dependent var 1.47E+09
Adjusted R-squared 0.977747 S.D. dependent var 1.01E+09
S.E. of regression 1.50E+08 Akaike info criterion 40.57169
Sum squared resid 9.92E+17 Schwarz criterion 40.72762
Log likelihood -969.7206 F-statistic 689.3469
Durbin-Watson stat 1.907458 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah
LAMPIRAN
ANALISIS ERROR CORRECTION MODEL (ECM) PEMBIAYAAN
MUDHARABAH
Hasil Uji Stasioneritas Variabel-Variabel Pembiayaan Musyarakah
Null Hypothesis: D(PEMBMUS) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.320493 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.306138 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(TNGKTBGHSLMUS) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.113752 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Null Hypothesis: D(SWBI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.934459 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Diolah
Hasil Uji Kointegrasi Pembiayaan MusyarakahHasil Uji Kointegrasi Pembiayaan MusyarakahHasil Uji Kointegrasi Pembiayaan MusyarakahHasil Uji Kointegrasi Pembiayaan Musyarakah
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=3)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.930811 0.0038
Test critical values: 1% level -3.577723
5% level -2.925169
10% level -2.600658
Sumber: Data Diolah
ECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka PendekECM Jangka Pendek Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah
Dependent Variable: D(PEMBMUS)
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:44
Sample (adjusted): 2 48
Included observations: 47 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DPK) 35.78289 27.83964 1.285321 0.2057
D(TNGKTBGHSLMUS) 25.63510 7.710805 3.324569 0.0018
D(SWBI) -36877298 14289330 -2.580758 0.0134
RESID01 0.422070 0.116463 3.624059 0.0008
C 26140755 16921986 1.544781 0.1299
R-squared 0.344906 Mean dependent var 39001645
Adjusted R-squared 0.282516 S.D. dependent var 1.25E+08
S.E. of regression 1.06E+08 Akaike info criterion 39.89780
Sum squared resid 4.73E+17 Schwarz criterion 40.09462
Log likelihood -932.5983 F-statistic 5.528238
Durbin-Watson stat 1.897699 Prob(F-statistic) 0.001144
Sumber: Data Diolah
ECM Jangka Panjang Pembiayaan MusyarakahECM Jangka Panjang Pembiayaan MusyarakahECM Jangka Panjang Pembiayaan MusyarakahECM Jangka Panjang Pembiayaan Musyarakah
Dependent Variable: PEMBMUS
Method: Least Squares
Date: 11/24/09 Time: 00:48
Sample: 1 48
Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK 133.3398 14.15345 9.421010 0.0000
TNGKTBGHSLMUS 59.10805 11.71607 5.045040 0.0000
SWBI -42524382 24568513 -1.730849 0.0905
C -2.32E+08 88549543 -2.617890 0.0121
R-squared 0.933868 Mean dependent var 1.680009
Adjusted R-squared 0.929359 S.D. dependent var 5.70E+08
S.E. of regression 1.52E+08 Akaike info criterion 40.59075
Sum squared resid 1.01E+18 Schwarz criterion 40.74668
Log likelihood -970.1780 F-statistic 207.1107
Durbin-Watson stat 1.097496 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah