ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN...

92
ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES SYSTEM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK Full Day SchoolSKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: AZIS NURKHOLIK NIM: 073511045 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN...

Page 1: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES

SYSTEM (MIS)

di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK

“Full Day School”

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

AZIS NURKHOLIK

NIM: 073511045

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

ii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang

penulis jadikan rujukan.

Semarang, 2 Desember 2011

Deklarator,

Azis Nurkholik

NIM: 073511045

Page 3: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

iii

Page 4: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

Nota Pembimbing

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiya

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan ba

naskah skripsi dengan:

Judul : ANALIS

MATEM

SYSTEM

GRESIK

Nama : Azis Nurk

NIM : 07351104

Jurusan : Tadris

Program Studi : Matemati

Saya memandang bahwa nas

Tarbiyah IAIN Walisongo un

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

iv

Semarang, Desemb

arbiyah

. Wb.

kan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arah

ALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMB

TEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INT

EM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MAL

ESIK “Full Day School”

is Nurkholik

511045

tematika

wa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan k

ngo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wb.

esember 2011

, arahan dan koreksi

PEMBELAJARAN

INTELIGENCES

MALIK IBRAHIM

kan kepada Fakultas

Page 5: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

Nota Pembimbing

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiya

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan ba

naskah skripsi dengan:

Judul : ANALIS

MATEM

SYSTEM

GRESIK

Nama : Azis Nurk

NIM : 07351104

Jurusan : Tadris

Program Studi : Matemati

Saya memandang bahwa nas

Tarbiyah IAIN Walisongo un

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

v

Semarang, Desember

arbiyah

. Wb.

kan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arah

ALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMB

TEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INT

EM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MAL

ESIK “Full Day School”

is Nurkholik

511045

tematika

wa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan k

ngo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wb.

ember 2011

, arahan dan koreksi

PEMBELAJARAN

INTELIGENCES

MALIK IBRAHIM

kan kepada Fakultas

Page 6: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

vi

ABSTRAK

Judul : Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika

Berbasis Multiple Inteligences System di SMP Yayasan Islam

Malik Ibrahim Gresik “Full Day School”

Penulis : Azis Nurkholik

NIM : 073511045

Skripsi ini membahas penerapan strategi pembelajaran matematika berbasis

Multiple Inteligences System di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim Gresik “Full Day

School”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: 1). Bagaimana

Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di

SMP YIMI Gresik “Full Day School”, 2). Bagaimana Pelaksanaan Strategi

Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik

“Full Day School”, 3). Bagaimana Sistem Evaluasi Pembelajaran Strategi Pembelajaran

Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day

School”.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif.

Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif analisis. Dalam

mengumpulkan datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi,

dokumentasi, dan wawancara/interview. Metode analisis data yang dipakai dengan

sistem triangulasi data untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Data yang

diperoleh dari hasil observasi, interview dan dokumentasi direduksi untuk mendapatkan

kesimpulan yang valid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; penerapan strategi pembelajaran

matematika berbasis Multiple Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day

School” secara umum telah berjalan dengan baik. Guru telah melakukan proses

perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi pembelajaran sesuai dengan standar proses

pembelajaran sebagaimana diatur dalam permendiknas No. 41 tahun 2007 yang

diintegrasikan dengan konsep Multiple Inteligences System.

Page 7: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

vii

MOTTO

Î�óÇyè ø9 $#uρ ∩⊇∪ ¨βÎ) z≈ |¡ΣM}$# ’Å∀s9 A�ô£äz ∩⊄∪ āω Î) tÏ%©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ è=Ïϑtãuρ ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# (# öθ |¹#uθ s?uρ

Èd, ysø9 $$ Î/ (# öθ |¹#uθ s?uρ Î�ö9 ¢Á9 $$Î/ ∩⊂∪

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya

mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

(Q.S Al- Ashr : 1-3)

Page 8: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

viii

PERSEMBAHAN

Banyaknya air di samudra sebagai tintanya dan banyaknya ranting di pepohonan

sebagai penanya, tak mampu melukiskan betapa besar ni’mat, taufik, hidayah, serta

inayah-Mu, sehingga tersusun sebuah karya kecil ini. Dengan kerendahan hati dan

dengan penuh keikhlasan, karya ini aku persembahkan kepada:

� Bapak-Ibu tercinta dan tersayang (Nahrowi dan Sulni) yang senantiasa

memberikan kasih sayang, medoakanku, membimbing, dan memotivasiku, serta

memberikan dukungan moral maupun materiil sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Sejuta harapan kepadaku kan ku usahakan semua dengan ridho

dan rahmat-Nya.

� Kakakku Soli Nurhidayah, Nurul Muksodah, Mujtahidin, Muh Ihsan yang

senantiasa memberikan motivasi serta dukungan baik moral maupun materiil,

memberiku semangat untuk terus mencapai keberhasilan, dan memfasilitasi

pembuatan skripsi ini sampai selesai.

� Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

segenap pengasuh dan santriwan-santriwati.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

ix

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang penulis ucapkan, kecuali Alhamdulillahirabbil alamiin,

segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selama ini memberikan nikmat dan

karunianya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tetap tercurahkan

kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta orang-

orang yang selalu di jalan-Nya.

Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi

ini tidak akan terselesaikan tanpa ada dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang berliku dan penuh batu terjal

serta melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Penulis

sampaikan terimakasih khususnya kepada:

1. Dr. Suja’I, M.Ed., selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku ketua jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Saminanto, S.Pd., M.Sc., selaku Ka Prodi Matematika sekaligus dosen

pembimbing I dan Bapak Fakhrurrozi, M.Ag., selaku dosen pembimbing II yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Budi Cahyo, M.Sc., Ibu Minhayati Shaleh, M.Sc., Ibu Yulia Rahmawati,

M.Sc., Ibu Mujiasih, M.Pd., Ibu Lulu’ Choirunnisa’, M.Sc. selaku dosen-dosen

Matematika yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan selama belajar

di kampus. Semoga mendapatkan balasan dan ilmu yang diberikan bermanfaat.

5. Ustadz Slamet, S.Pd., selaku Direktur Pendidikan YIMI, dan Ustadz Ahmad

Nurhadi, S.Si, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP YIMI, yang telah memberikan

izin, informasi dan tempat tinggal selama penelitian ini.

6. Ustadz Khusnul Khuluq, S.Pd., Ustadzah Femy Citra, S.Pd., Ustadzah Laelatul

Magfiroh, S.Pd., Suci Nadlifatur Rizqiyah, S.Pd., selaku guru-guru matematika

Page 10: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

x

SMP YIMI yang telah bersedia sharing dan memberikan banyak informasi yang

penulis butuhkan.

7. Ustadz M. Nur Syamsi, selaku Ka TU SMP YIMI dan semua guru-guru SMP

YIMI yang telah memberikan sambutan dan dukungan positif selama penelitian

ini. Selamat berjuang mengantarkan setiap peserta didik menjadi Sang Juara.

8. Bapak Ibu Guruku di MTs.-MA Al-Asror yang telah mendidik sampai

mengantarkanku sampai ke kampus ini. Semoga darma baktimu mendapatkan

balasan-Nya.

9. Ayahanda Nahrowi Ibunda Sulni yang selalu mendoakan dan memberi dukungan

baik moral maupun materi.

10. Kakak-kakakku Soli Nur Hidayah, Nurul Muksodah, Mujtahidin, dan Moh. Ihsan

yang selalu memberiku motivasi dan turut memfasilitasi penyelesaian skripsi ini.

11. Bapak KH. Drs. Mustagfirin, KH. Abdul Kholik, Lc., Ustadz Qolyubi, S.Pd., Ibu

Nyai Hj. Muthohiroh yang telah sabar dan penuh kasih sayang membimbing,

mengarahkan, memotivasi, dan memberikan ilmunya kepadaku selama di Pondok

Pesantren Roudhatuttholibin.

12. Keluarga besar Pondok Pesantren Raudhatut Tholibin Tugurejo Tugu sebagai

tempat tinggalku.

13. Kawan-kawanku seperjuangan di LPM Edukasi sebagai kawah candra dimuka,

tempat mengasah intelektual dengan wacana-wacana keilmuannya. Selamat

berjuang menjadi insan pers, yang berpegang teguh pada idealisme.

14. Rekan-rekan seperjuangan di HIMATIKA Walisongo sebagai bagian dari keluarga

kecilku.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bias penulis sebutkan satu

persatu.

Tidak ada yang penulis dapat berikan kepada semuanya, kecuali kata

terimakasih dan untaian do’a, semoga amal kebaikannya diterima dan mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

xi

Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini bermanfaat bagi kita

semua, sebagai bekal untuk mengarungi samudra kehidupan. Amiin.

Semarang, 2 Desember 2011

Penulis

Azis Nurkholik

NIM : 073511045

Page 12: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .……………………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………………………………………………... iv

HALAMAN ABSTRAKS ………………………………………………………….... v

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………..... . vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ………………..……………………………… viii

HALAMAN DAFTAR ISI ..……………………………………………………….… x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………… xiii

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 8

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 8

BAB II : LANDASAN TEORI ……………………………………………... 10

A. Kajian Pustaka ………………………………………………….. 10

B. Kerangka Teoritik .……………………………………………... 10

1. Analisis ………………………………………………………. 10

2. Strategi Pembelajaran ……………………………………….. .12

3. Pembelajaran Matematika …………………………………… 14

4. Multiple Inteligences System (MIS) …………………………. 20

5. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences System…24

a. Macam-macam Metodologi Strategi Pembelajaran

Berbasis Multiple Inteligences System…………………….. 24

b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis

Page 13: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

xiii

Multiple Inteligences System……………………………… 26

BAB III : METODE PENELITIAN ………………………………………… 35

A. Jenis Penelitian ………………………………………….……... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………..……… 36

1. Lokasi ……………………………………………………… 36

2. Waktu …………………………………………….……..… 36

C. Sumber Penelitian ……………………………………….……. 36

D. Fokus Penelitian ………………………………………………. 36

E. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ……………………. 37

1. Instrumen Penelitian ………………………………………. 37

2. Metode Pengumpulan Data ……………………………..…. 38

F. Analisis Data …………………………………………..……… 39

1. Analisis Pendahluan ………………………………………. 40

2. Analisis Lapangan …………………………………….….. 40

G. Pengujian Keabsahan Data …………………………………… 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 43

A. Kondisi Umum SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik

“Full Day School” ………………………………………..……… 43

1. Sejarah Berdirinya Sekolah …………………………………. 43

2. Letak Geografis Sekolah ……………………………………. 44

3. Visi dan Misi SMP YIMI Gresik “Full Day School” ……..… 44

4. Struktur Organisasi Sekolah, Keadaan Guru dan Peserta

Didik………………………………………………………….. 45

B. Hasil Penelitian …………………………………………….……. 46

1. Proses Perencanaan Pembelajaran ………………………..…. 47

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ………………………..…. 53

3. Proses Evaluasi Pembelajaran ………………………………. 57

Page 14: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

xiv

C. Pembahasan………………………………………………….…… 61

1. Analisis Perencanaan Pembelajaran ………………………… 62

2. Analsis Pelaksanaan Pembelajaran ……………………….…. 64

3. Analsis Evaluasi Pembelajaran ……………………………… 68

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP ………………..……. 71

A. Simpulan …………………………………………………………. 71

B. Saran-saran ………………………………………………………. 72

C. Penutup …………………………………………………….…….. 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Observasi

Lampiran 2 : Instrumen Wawancara

Lampiran 3.a : Transkip Hasil Wawancara 1 (Kepala Sekolah)

Lampiran3.b : Transkip Hasil Wawancara 2 (Ka.Ur. Kurikulum)

Lampiran 3.c : Transkip Hasil Wawancara 3 (Guru Matematika)

Lampiran 4 : Silabus Pembelajaran

Lampiran 5 : Program Tahunan

Lampiran 6 : Program Semester

Lampiran 7 : RPP/Lesson Plan

Lampiran 8 : Dokumentasi Foto Saat Penelitian

Lampiran 9 : Jadual Pelajaran

Lampiran 10 : Format Raport

Lampiran 11 : Instrumen Multiple Inteligences Observation (MIO)

Lampiran 12 : Instrumen Supervisi

Lampiran 13 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 14 :Jadual Penelitian

Page 16: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang selalu dijadikan tolak

ukur kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan suatu bangsa seringkali

menjadi indikator maju-mundurnya sebuah Negara. Oleh karenanya berbagai

upaya peningkatan mutu pendidikan sudah selayaknya terus ditingkatkan.

Baik atau buruknya mutu lembaga pendidikan sendiri salah satunya

ditentukan oleh proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya. Oleh

karenanya untuk menciptakan proses pembelajaran yang brkualitas, pemerintah

melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41

Tahun 2007 telah menetapakan beberapa point terkait standar proses

pembelajaran yang harus diperhatikan oleh para pemangku lembaga

pendidikan. Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007, telah dijelaskan bahwa

proses pembelajaran setidaknya memuat tiga tahapan: perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga tahapan ini harus dilakukan oleh setiap guru

dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran berjalan optimal.

Di samping itu, dalam pelaksanaan pembelajaran agar memperoleh hasil

yang optimal guru juga harus menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Strategi pembelajaran merupakan sebuah cara atau trik untuk mempermudah

peserta didik dalam memahami materi yang akan disampaikan. Menurut

Hamdani, strategi pembelajaran (belajar-mengajar) terdiri atas semua

komponen dan prosedur yang digunakan untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan pengajaran.1 Dengan demikian tepat atau tidaknya suatu

strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini, guru memegang andil yang

sangat besar dalam menentukan strategi yang paling sesuai untuk

mengoptimalkan kemampuan setiap peserta didik demi mencapai tujuan

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan sebagaimana

1 Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm. 19

Page 17: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

2

tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas),

BAB I pasal 1(1).

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.2

Dari kutipan UU Sisdiknas tersebut diketahui bahwa penyelenggaraan

pendidikan hendaknya mampu memfasilitasi setiap individu (peserta didik)

untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal. Setiap peserta didik

tentunya telah memiliki modal dasar pengetahuan yang berbeda-beda. Oleh

karenanya, dalam merencanakan pembelajaran sudah seharusnya guru

mengetahui kemampuan atau potensi dasar yang telah dimiliki oleh peserta

didiknya. Pengetahuan tentang kompetensi awal peserta didik ini yang

selanjutnya dijadikan pedoman dalam usaha melejitkan kemampuan individual

setiap peserta didik. Kemampuan yang tersimpan dalam diri seseorang ini,

kemudian sering disebut sebagai kecerdasan (inteligence).

Abdul Halim Fathani menyatakan bahwa, dalam dunia pendidikan

kecerdasan memiliki tempat yang sangat penting, namun seringkali kecerdasan

ini dipahami secara parsial oleh sebagian kaum pendidik.3 Kebanyakan proses

pembelajaran yang telah berjalan di dalam kelas, hanya memakai satu strategi

atau metode sedangkan gaya belajar dan daya tangkap peserta didik sangat

beragam. Dalam sebuah kelas yang besar (30-40 anak) dan heterogen,

hendaknya guru melakukan variasi pembelajaran, sehingga tidak saklek dengan

satu model pembelajaran saja.

2 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 20003 tentang Sisdiknas & Peraturan

Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2010), hlm. 2

3 Abdul Halim Fathani, Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple

Intelligences _ dikti.org.htm, http://anwarbey.wordpress.com/2010/08/07/15/ di akses 15 Oktober 2011

Page 18: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

3

Hal serupa dijelaskan pula oleh Suryosubroto dalam bukunya “Proses

Belajar Mengajar di Sekolah”. Pada umumnya proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru di dalam

kelas menghadapi sebagian besar peserta didik (30-40 anak) dalam waktu yang

sama, bahan pelajaran yang sama, bahkan metode yang dipakai untuk semua

anak sama. Dalam pengajaran klasikal seperti ini guru beranggapan bahwa

seluruh siswa satu kelas itu mempunyai kemampuan (ability), kesiapan

(maturity), dan kecepatan belajar yang sama.4

Kebiasaan lama yang sering dilakukan guru semacam itu hendaknya

segera ditinggalkan. Memperlakukan anak dalam kelas heterogen dengan

pendekatan yang sejenis tentu kurang baik bagi perkembangan individual.

Menurut Rasyid Dimas, salah satu kesalahan yang terjadi dalam mendidik anak

adalah tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan individual.5 Perbedaan

tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara-

cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Demikian pula dalam hal belajar,

masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap

pelajaran yang diberikan.

Kenyataan di atas menuntut agar peserta didik dapat dilayani sesuai

perkembangan individual masing-masing. Oleh karenanya menurut Anang,

dalam bukunya “One Minute before Teaching”, bahwa pembelajaran yang

berlangsung perlu melayani peserta didik secara individual untuk menghasilkan

perkembangan yang sempurna pada setiap peserta didik.6 Sebagian peserta

didik lebih suka terhadap guru mereka yang mengajar dengan cara menuliskan

materi pelajaran di papan tulis. Dengan begitu mereka dapat membaca dan

kemudian memahaminya. Akan tetapi, tidak demikian untuk sebagian peserta

didik yang lain. Di antara mereka ada yang lebih suka guru mereka mengajar

dengan lisan dan mereka mendengarkan agar bisa memahaminya. Sementara

4 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),

Cet. II, hlm.69. 5 M. Rasyid Dimas, 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak, terj. Abdurrahman Kasdi,

(Pustaka Al-Kautsar, 2006), Cet. 3, hlm. 127 6 Anang, One Minute Before Teaching, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 49

Page 19: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

4

itu, ada pula sebagian kelompok peserta didik yang lebih suka membentuk

kelompok kecil untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan terkait mata

pelajaran tersebut.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa setiap orang memiliki gaya belajar

yang unik. Tidak ada suatu gaya belajar yang lebih baik atau lebih buruk

daripada gaya belajar yang lain. Tidak ada individu yang berbakat atau tidak

berbakat. Setiap individu secara potensial pasti berbakat, tetapi bakat itu

terwujud dengan cara yang berbeda-beda. Singkat kata, tidak ada individu yang

bodoh (atau setiap individu adalah cerdas). Ada individu yang cerdas secara

logika-matematika, namun ada juga individu yang cerdas dibidang kesenian.

Pandangan-pandangan baru yang terkait keragaman potensi setiap individu

ini bertolak dari teori Howard Gardner yang sering pula disebut sebagai teori

kecerdasan majemuk (Multiple Inteligences). Teori mengenai intelligensi ini

telah membangkitkan gerakan baru pembelajaran, antara lain dalam hal

melayani keberbedaan gaya belajar peserta didik. Suatu cara pandang baru

inilah yang mengakui keunikan setiap individu manusia.

Esensi teori multiple intelligences menurut Gardner adalah menghargai

keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah

model untuk menilai mereka, dan cara yang hampir tak terbatas untuk

mengaktualisasikan diri di dunia ini. Sesungguhnya multiple intelligences

muncul dalam diri setiap individu, tetapi masing-masing individu akan

memiliki satu atau lebih multiple intelligences yang memiliki tingkat multiple

intelligences teratas. Dalam praktik pembelajaran di sekolah, sudah selayaknya

seorang guru memiliki data tentang tingkat kecenderungan multiple

intelligences setiap siswa yang diperoleh melalui Multiple Intelligences

Research (MIR).

Dryen dan Vos (sebagaimana dikutip Dewi Salma) menyatakan,

paradigma belajar berprinsip bahwa belajar sebagai faktor internal dalam diri

peserta didik, karenanya penyelenggaraannya perlu melibatkan peserta didik

itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada penemuan diri peserta

didik, kemandirian dalam berfikir dan bersikap, serta menentukan minatnya.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

5

Teori multiple inteligences mendukung adanya kemampuan ganda dalam diri

peserta didik untuk dikembangkan potensinya melalui berbagai proses.7

Matematika merupakan mata pelajaran yang erat sekali berkaitan dengan

kehidupan di masyarakat. Berbagai sisi kehidupan sosial maupun ekonomi

berhubungan langsung dengan nilai-nilai matematika. Oleh karena itu tidak

salah jika pemerintah menetapkan matematika sebagai salah satu mata

pelajaran wajib di sekolah, sejak di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai

Perguruan Tinggi (PT).

Akan tetapi, realita yang muncul di masyarakat, Matematika justru

merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat ditakuti oleh peserta didik.

Paradigma yang sering muncul didalam benak anak didik, bahwa matematika

itu sulit, guru matematika yang kiler, bahkan muncul konotasi matematika =

matematian. Munculnya paradigma semacam ini salah satunya disebabkan oleh

materi yang relatif abstrak sehingga butuh ketelitian dalam menyelesaikan

permasalahan matematika. Di samping itu, dalam proses pembelajaran masih

banyak dijumpai guru yang memakai model konvensional, sehingga peserta

didik cenderung bersikap pasif bahkan kesulitan dalam memahami materi

pelajaran. Hal ini menyebabkan sulit tercapainya tujuan pembelajaran, yang

salahsatu indikatornya kebanyakan prestasi peserta didik cenderung masih di

bawah rata-rata.

Melihat realita tersebut, pelaksanaan pembelajaran yang telah berjalan

perlu segera di evaluasi mengingat peran matematika dalam kehidupan

demikian besar. Sesulit-sulitnya permasalahan (termasuk pembelajaran

matematika) yang dihadapi oleh seseorang pasti ada jalan keluarnya. Hal ini

sebagaimana sabda rasulullah SAW:

ل اUTV L اR JSTB Lن رPأ ,رHN اHI ,JKB L هEFEةو AB أ

XTPو, YZل: [\]TF Z^FE_ `TP Aa و JI Jb Lا cdP Z\TB JSe

٨)ia jXTارو(Ub اZ^F E_ gKhb إ

7 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2007), Cet. 7, hlm. 7

Page 21: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

6

“Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW

bersabda: Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu, maka

Allah akan memudahkan baginya menuju surga.” (HR. Muslim)

Hal ini telah diterangkan pula dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 286

berikut:

Ÿω ß# Ïk=s3ムª!$# $ ²¡ ø�tΡ āωÎ) $ yγ yè ó™ãρ 4 $ yγ s9 $ tΒ ôM t6 |¡x. $ pκö� n=tãuρ $tΒ ôMt6 |¡tF ø.$## ……

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebijakan) yang

diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya. (Q.S. Al-Baqarah :286)

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student

centered) merupakan salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu

system pembelajaran ini adalah pembelajaran berbasis Multiple Inteligences.

Strategi pembelajaran berbasis Multiple Inteligences System (MIS) merupakan

sebuah sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori Multiple

Inteligences. Strategi pembelajaran ini mengacu pada keberagaman kompetensi

individual peserta didik, selanjutnya dikembangkan untuk mencapai

kemampuan yang optimal. Penerapan Multiple Inteligences System (MIS)

dalam dunia pendidikan sangat membantu dalam menentukan strategi

pembelajaran paling tepat untuk setiap anak.

Untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences,

guru atau sekolah terlebih dahulu melakukan Multiple Inteligences Research

(MIR). MIR biasanya berbentuk kuisioner yang dibuat untuk mengetahui

kecenderungan kecerdasan peserta didik. Dari hasil MIR akan diketahui gaya

belajar setiap anak dan dipakai sebagai referensi dalam meilih strategi paling

efektif. Strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang

8 Imam Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon, Darul Kutub Al- Ilmiah, 676 Hijriah). Hlm. 370.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

7

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dengan pemakaian strategi

pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar anak, akan mempermudah

pemahaman anak terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dengan demikian tujuan pembelajaran akan mudah dicapai dan prestasi peserta

didik dapat di atas rata-rata.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti penerapan strategi

pembelajaran matematika berbasis Multiple Inteligences System (MIS).

Sebagai sebuah strategi pembelajaran, Multiple Inteligences System hendaknya

melekat dengan sistem pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu keberhasilan

penerapan strategi pembelajaran ini sangat ditentukan oleh sistem yang

dipakai lembaga pendidikan tersebut.

SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik “Full Day School”

merupakan salah satu sekolah yang menjadi pelopor pelaksanaan Multiple

Inteligeces System (MIS) dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana

dipaparkan oleh Munif Chatib, mantan direktur sekolah YIMI, pada awalnya

SMP YIMI Gresik “Full Day School” merupakan salah satu sekolah yang

terpinggirkan karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini.

Hal ini terjadi tidak bisa lepas dari problem keterbatasan fasilitas maupun

tenaga pendidik, lantaran harus berbagi dengan Madrasah Ibtidaiyah.

Akibatnya sekolah ini hanya diminati oleh peserta didik dari kalangan bawah,

tentunya dengan kompetensi apa adanya.

Menyadari problematika tersebut, akhirnya segenap pengurus yayasan

sepakat untuk melakukan perombakan sistem. Mereka sepakat untuk memilih

Multiple Inteligences System (MIS) karena keunikan dan kelebihanya.

Akhirnya upaya tersebut berhasil, melalui penerapan MIS diintegrasikan

dengan sistem “Full Day School”, sekolah yang awalnya terbelakang ini

akhirnya mampu menjadi salah satu sekolah unggulan meski dengan input

peserta didik yang biasa-biasa saja. Prestasi nilai rata-rata Ujian Nasional

peserta didiknya mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan (termasuk

SMP RSBI) lainnya di kabupaten Gresik.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

8

Berdasarkan uraian tentang keunikan Multiple Inteligences System (MIS)

dan pemanfaatanya tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian terkait

“Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple

Inteligences System (MIS) di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim Gresik

Full Day School”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan

beberapa permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

Multiple Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”?

2. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”?

3. Bagaimana Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran Matematika

berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day

School”?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

Multiple Inteligences System yang berjalan di SMP YIMI Gresik “Full

Day School”.

2. Mengetahui Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis

Multiple InteligencesSystem di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.

3. Mengetahui Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran berbasis

Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan setidaknya memiliki dua manfaat, yakni:

1. Manfaat teoritis

Page 24: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

9

a. Memperkaya khazanah keilmuan tentang penyelenggaraan strategi

pembelajaran matematika berbasis Multiple Inteligenges System

b. Memenuhi salah satu persyaratan untun memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai informasi berharga bagi para praktisi pendidikan maupun

lembaga-lembaga terkait dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan.

b. Sebagai referensi baru dalam penerapan sistem pembelajaran

matematika yang lebih baik.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari Indriana Puji (Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang berjudul “Penerapan Strategi

Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Intelligences With Games Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Kelas VII Semester Genap SMP

Nurul Islam Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran: 2010/2011) menunjukkan bahwa

hasil belajar peserta didik dapat meningkat secara aktif dan menikmati proses

pembelajaran. Selain itu, dalam kedua buku Munif Chatib, “Sekolahnya Manusia”

dan “Gurunya Manusia” dipaparkan tentang keberhasilan strategi Multiple

Inteligences System (MIS) untuk meningkatkan prestasi peserta didik di beberapa

sekolah yang menerapkannya.

Berangkat dari beberapa referensi tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan kajian serupa, namun dengan fokus yang berbeda. Adapun

fokus yang menjadi penekanan pada penelitian kali ini mengacu pada rumusan

masalah yakni untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika

berbasis Multiple Inteligences System (MIS) di SMP YIMI Gresik “Full Day

School”. Adapun analisis ditekankan untuk mengidentifikasi kelebihan-

kekurangan dan problematika yang muncul dalam penerapan pembelajarannya.

B. Kerangka Teoritik

1. Analisis

Analisis merupakan kata serapan berasal dari kata bahasa Inggris

analyze yang berarti memisah-misahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, analisis diartikan sebagai bentuk penyelidikan terhadap suatu

Page 26: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

11

peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya).1

Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan analisis

meliputi:

a) Analisis Pendahuluan

Analisis persiapan atau pendahuluan ini merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan ketika

melakukan tindakan di lapangan. Hal yang perlu diperhatikan pada

tahap ini mencakup latar belakang sekolah, alasan pemakaian

system, penyusunan rencana pembelajaran, maupun latar belakang

kompetensi peserta didik.

b) Analisis Proses atau Tindakan

Analisis tindakan dilakukan saat praktik pembelajaran

dilaksanakan. Hal-hal yang diamati dalam proses ini adalah respon

peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Pedoman dalam

melakukan analisis proses atau tindakan ini adalah rencana

pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.

c) Analisis Akhir

Analisis akhir dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dan

merupakan simpulan terhadap proses perencanaan sampai

pelaksaan pembelajaran yang berlangsung. Analisis akhir ini

bertujuan untuk memberikan masukan atau solusi terhadap proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Selanjutnya hal ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyususnan rencana

pembelajaran berikutnya.

Adapun analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan

pengamatan lapangan dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

1 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya

Karya, 2010), hlm. 37

Page 27: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

12

yang muncul dalam penerapan pembelajaran Matematika berbasis Multiple

Inteligences System (MIS) di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.

2. Strategi Pembelajaran

Hamdani menyatakan secara umum strategi dapat diartikan sebagai

suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada

tujuan.2 Tujuan pembelajaran sendiri terangkum dalam standar kompetensi

yang telah ditentukan oleh guru sebelum melakukan kegiatan belajar megajar.

Upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan ini tentunya mencakup segala

aktivitas yang akan dilakukan terkait perencanaan, pelaksanaan, hingga

evaluasi tindakan.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa, disebutkan

bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).3 Sebagai sebuah sistem

perencanaan, strategi memiliki peranan penting dalam menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran. Karenanya pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat oleh setiap guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan.

Adapun ciri-ciri strategi menurut Stoner dan Sirait (sebagaimana

dikutip Hamdani), adalah sebagai berikut.

a. Wawasan Waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu

waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan

waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.

b. Dampak. Walupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak

langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, dampak akhir akan

sangat berarti.

2 Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, hlm. 18 3 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 500

Page 28: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

13

c. Pemusatan Upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya

mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap

rentang sasaran yang sempit.

d. Pola Keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan

keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-

keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti pola

yang konsisten.

e. Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang

luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan

operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam

kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi

bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat

strategi.4

Menurut Dick dan Carey (sebagaimana dikutib Hamzah B.

Uno) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran,

yaitu:5

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yang disampaikan secara menarik akan

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru

memperkenalkan materi pelajaran hendaknya melalui contoh

ilustrasi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan

menumbuhkan kesadaran pada diri peserta didik mengenai manfaat

belajar. Dalam kegiatan ini setidaknya guru menyampaikan dua hal

penting. Pertama, tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan.

Kedua, apersepsi berupa kegiatan yang menunjukkan keterkaitan

antara materi sebelumnya dengan materi baru yang akan dipelajari.

4 Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, hlm. 18-19 5 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatifdan efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. IV, hlm. 3-7

Page 29: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

14

b. Penyampaian Informasi

Penyampaian materi merupakan kegiatan inti dalam proses

pembelajaran. Dalam penyampaian materi ini, guru berpedoman

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai

peserta didik.

c. Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip student centred,peserta didik merupakan pusat

dari suatu kegiatan belajar. Dalam hal ini dikenal istilah CBSA

(Cara Belajar Siswa Aktif), yang maknanya bahwa proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif

melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

d. Tes

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran.

Serangkaian tes umum yang dilakukan oleh guru ini bertujuan

untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan tingkat

penguasaan ketrampilan belajar peserta didik.

e. Kegiatan Lanjutan

Kegiatan lanjutan atau sering yang disebut dengan flow up

hendaknya dilakukan oleh setiap guru. Tindak lanjut ini bisa berupa

remedial bagi peserta didik yang belum tuntas, atau pengayaan

setelah semuanya dinyatakan tuntas.

3. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran sebagaimana didefinisikan oleh Oemar Hamalik

merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

Page 30: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

15

internal material fasilitas dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.6

Pembelajaran secara umum adalah suatu proses belajar mengajar.

Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya juga suatu proses

yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta

didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan

bimbingan/bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar.7

Perlu dipahami pula bahwa aktivitas belajar ditekankan pada

terjadinya perubahan tingkah laku manusia, sehingga belajar cenderung

melakukan aktivitas. Belajar berdasar aktifitas secara umum jauh lebih efektif

daripada yang didasarkan presentasi atau ceramah karena peserta didik tidak

sepenuhnya terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Dave Maler, gerakan fisik dapat meningkatkan proses

mental peserta didik sebab otak manusia yang terlibat dalam dalam gerakan

tubuh (korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan

untuk berpikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, menghalangi

gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal,

sebab melibatkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.8 Kegiatan belajar

dalam proses pembelajaran merupakan subsistem yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lain secara fungsional,sebagaimana firman Allah dalam Al-

qur’an surat An-Nahl ayat 78 berikut:

6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 57 7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, cet. 3 (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995), hlm. 29. 8 Dave Maier, The Accelerated Learning Hand Book, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Kaifa,

2003), cet. III, hlm. 90-91

Page 31: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

16

ª!$# uρ Ν ä3y_ t� ÷z r& . ÏiΒ Èβθ äÜç/ öΝ ä3ÏF≈yγ ¨Β é& Ÿω šχθßϑn=÷è s? $ \↔ø‹x© Ÿ≅yè y_ uρ ãΝ ä3s9 yìôϑ¡¡9 $#

t�≈ |Áö/ F{ $# uρ nοy‰Ï↔øùF{ $# uρ � öΝ ä3ª=yè s9 šχρã� ä3ô± s? ∩∠∇∪

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu

apa-apa. Dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan daya nalar

agar kamu bersyukur.” (Q.S An-Nahl: 78)

Definisi lain terkait belajar menurut Sholeh Abdul Aziz:

Dه FGHIJKLا KNOP ث RST UVW KX ةZ[\ ]G^ اZ_T FGHI`Jا aذه cP ZOOde

٩ ZOOdeا RT Rf ا

“Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena

pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.”

Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim

dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.10

Sementara itu Ismail SM dalam bukunya “PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan)”, menyebutkan bahwa

istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal

dengan istilah Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM).11 Dalam proses pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu

9 Sholeh Abdul Aziz, Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu Al-Tadris, Juz 1, (Mekka : Darul

Ma’arif, t.th), hlm. 169 10 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di

SMP, (Makalah Bahan Penelitian Bagi Guru-Guru Pelajaran Matematika SMP se Jawa Tengah di Semarang tahun 2006), hlm. 1.

11 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Grup, 2008), hlm. 9

Page 32: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

17

guru dan peserta didik yang di dalamnya mengandung dua proses sekaligus,

yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).

Dari penjelasan di atas dapat didefinisikan kembali bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah laku yang tampak

sebagai hasil dari pengalamannya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa dimaksud dengan

pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi dalam kegiatan belajar

mengajar yang terjadi antara guru, peserta didik dan lingkungan sekitar dalam

menguasai beberapa kompetensi terkait matematika.

Mengenai pengertian matematika sendiri, ada beberapa pendapat yang

telah dikemukakan oleh beberapa tokoh. Menurut Abdul Halim Fathani,

“matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi

secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan

tentang penalaran yang logika dan masalah yang berhubungan dengan

bilangan.”12

Sementara itu munurut Johnson dan Myklebust (sebagimana dikutip

oleh Mulyono Abdurrahman), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Lerner juga mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa

simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan

kuantitas.13

12 Abdul Halim Fathani, Matematika dan Logika, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2009), hlm. 19 13 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1999), hlm. 252

Page 33: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

18

Dari beberapa definisi tentang matematika di atas, dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan angka, struktur

dan hubungan-hubunganya yang diatur secara terorganisasi menurut urutan

yang logis dan matematis.

Dari berbagai sudut pandang ilmuwan dalam mendefinisikan

matematika, menurut R. Soedjadi, ada beberapa karakteristik matematika

sebagai berikut:14

a. Memiliki objek yang abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir deduktif

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

e. Memerhatikan semesta pembicaraan

f. Konsisten dalam sistemnya.

Ada beberapa teori yang mendukung pembelajaran matematika di atas,

diantaranya sebagai berikut:

a. Teori Metakognitif

Arends, mengemukakan pengetahuan metakognitif merupakan

pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau

kemampuan untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu

dengan benar. Sementara itu Howard, menyatakan keterampilan

metakognitif diyakini memegang peranan penting pada banyak tipe

aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian

(attention), ingatan (memory), dan pemecahan masalah.15

14 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Perguruan Tinggi, Departement Pendidikan Nasional, 1990), hlm. 13 15 Teori Belajar dan Pembelajaran _ Teori-teori Klasik _ Teori-teori Belajar Proses _ Teori-

teori Kognitif _ Matematika IPA.htm, diunduh, 25 September 2011.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

19

Teori metakognitif ini merekomendasikan agar guru mengakui

keragaman kompetensi yang dimiliki setiap individu. Dengan

demikian peserta didik hendaknya diberikan kemerdekaan untuk

memahami pembelajaran sesuai kompetensinya masing-masing yang

cenderung bervariasi.

b. Teori L. Cronbach dan R. Snow

Konsep Attidute-Treatment-Interaction (ATI) menurut

Cronbach dan Snow bahwa beberapa strategi instruksional berefek dan

berfungsi berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada

kemampuan-kemampuan khusus dari individu tersebut. ATI

menyarankan bahwa hasil pembelajaran yang optimal dapat terjadi

apabila metode pengajarannya sesuai dan cocok dengan kemampuan

aptidute dari si anak (individu yang belajar). Hal ini merupakan

kerangka acuan bagi strategi pengajaran yang menggunakan

pendekatan individu.16

c. Teori Spiro, P. Feltovitch dan R. Coulson

Teori ini berpendapat bahwa setiap orang memiliki fleksibilitas

kognitif, yaitu kemampuan untu menyusun pengetahuan yang

dimilikinya ke dalam berbagai hal yang dilakukan pada proses

adaptasi serta merupakan reaksi dari situasi-situasi yang menuntutnya

untuk berubah. Aplikasi teori ini banyak digunakan di dalam metode

pendidikan dan pengajaran yang menekankan pada “cara

pemberian/mempresentasikan” konsep dan informasi dari berbagai

16

Agnes Tri Harjaningrum, dkk., Peranan Orang Tua Dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori Dan Tren Pendidikan, (Jakarta: Prenada, 2007), hlm.14-15

Page 35: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

20

sudut pandang untuk memberikan pemahaman yang baik dalam proses

belajar.17

d. Teori Multiple Inteligences Howard Gardner

Teori ini menjelaskan adanya delapan tipe kecerdasan manusia

yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memilih strategi

pembelajaran yang tepat. Metode tersebut mendeteksi gaya belajar

peserta didik, yang memahami apa yang peserta didik mau, dan

memanusiakan manusi.18 Relevansi teori multiple intelligences dengan

pembelajaran matematika adalah penyajian konsep-konsep matematika

akan lebih mengena jika dikaitkan dengan karakter (tipikal) masing-

masing anak. Hal ini sangat penting untuk menciptakan pembelajaran

yang efektif dan menyenangkan.

4. Multiple Inteligences)

Multilple Inteligences atau yang sering dikatakan dengan sistem

kecerdasan majemuk ditemukan pertama kali oleh Howard Gardner, psikolog

dari Harvard University. Gardner menyatakan bahwa, kecerdasan seseorang

dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu kecerdasan linguistik,

kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan

interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan

kinestetik dan kecerdasan naturalis.19

Teori multiple intelligences bertujuan untuk mentransformasikan

sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap peserta didik dengan

berbagai macam pola pikirnya yang unik. Metode tersebut mendeteksi gaya

belajar peserta didik, yang memahami apa yang mereka mau dan

17

Agnes Tri Harjaningrum, dkk., Peranan Orang Tua Dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori Dan Tren Pendidikan, hlm. 15

18 Munif Chatif, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII hlm. 10. 19 Adi Gunawan, Born to be genius, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Hlm. 106

Page 36: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

21

memanusiakan manusia. Penjelasan lebih lanjut Setidaknya ada 8 macam

kecerdasan yang ditemukan oleh Gardner, yaitu:20

1) Kecerdasan Linguistik

Kecerdaran ini mencakup ranah kemampuan seseorang dalam

mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan,

mengembangkan argumen, atau mengungkapkan ekspresi.

2) Kecerdasan Logis-Matematis

Kemampuan untuk menggunakan angka-angka untuk menghitung dan

mendeskripsikan sesuatu dengan konsep matematis, menganalisa

berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari-hari, serta menelaah berbagai permasalahan secara

ilmiah.

3) Kecerdasan Musikal

Kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musical,

merespon terhadap music, menggunakan music sebagai sarana

berkomunikasi, atau menginterpretasikan bentuk dan ide musical.

4) Kecerdasan Spasial

Kemamapuan untuk mengenali pola ruang secara akurat,

menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menerjemahkan pola

ruang secara tepat.

5) Kecerdasan Kinestetik

Kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian anggota tubuh

untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk

mengkonsolidasikan orang lain, dan menggunakannya untuk

menciptakan bentuk ekspresi baru.

20 ----------------, Genius LearningStrategy; Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated

Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2003), hlm. 231-241

Page 37: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

22

6) Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan untuk menilai kekuata kelemahan, bakat, ketertarikan diri

sendiri serta menggunakannya untuk menentukan tujuan, menyusun

dan mengembangkan konsep dan teori berdasarkan pemeriksaan ke

dalam diri sendiri, memahami perasaan, intuisi, temperamen, dan

menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan pribadi.

7) Kecerdasan Interpersonal

Kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan

mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati

kepada orang lain, membedakan dan menginterpretasikan berbagai

jenis komunikasi dengan orang lain, dan memahami intense, hasrat,

dan motivasi orang lain.

8) Kecerdasan Naturalis

Kemampuan untuk mengenali, mengelompokkan dan menggambarkan

berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya.

Temuan terakhir terkait konsep multiple intelligences oleh Gardner

adalah munculnya kecerdasan eksistensial. Intelgensi ini menyangkut

kepekaan dan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan

terdalam mengenai eksistensi manusia. Pertanyaan-pertanyaan yang sering

muncul kaitannya dengan kecerdasan ini adalah mengapa aku ada, mengapa

aku mati, apa makna hidup, bagaimana manusia sampai pada tujuan hidup.21

Beberapa poin penting dalam teori kecerdasan berganda Gardner yaitu

sebagai berikut:22

1) Setiap orang memiliki tiap-tiap tipe kecerdasan tersebut

2) Kebanyakan orang bisa mengembangkan tiap kecerdasan itu sampai

pada tingkat kompetensi yang mencukupi

21 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz

Media, 2010), Cet. IV, hlm. 152. 22 Diane Ronis, Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak, terj. Herlina, (Jakarta: PT.

Indeks, 2009), hlm.49

Page 38: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

23

3) Kecerdasan biasanya bekerja bersama dengan cara yang rumit

4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.

Beberapa poin penting yang termuat dalam pembelajaran berbasis

Multiple Intelligences System tersebut menunjukkan bahwa strategi ini

mengedepankan prinsip-prinsip humanistic education. Pendidikan harus

memanusiakan manusia, artinya proses pendidikan harus memperhatikan

keragaman potensi setiap individu.

Haggerty (sebagaimana dikutib oleh Baharudin) mengungkapkan ada

beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda, yaitu:23

1) Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak boleh

terpaku hanya pada satu jenis kemampuan saja, sebab satu jenis

kemampuan saja tidak cukup untuk menjawab persoalan-persoalan

manusia secara menyeluruh.

2) Pendidikan harusnya individual. Setiap karakteristik yang dimiliki

peserta didik mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Mengajar

hanya dengan materi, cara, dan waktu yang sama bagi peserta didik

yang memiliki kemampuan tertentu, jelas tidak menguntungkan bagi

siswa lain. Pada setiap proses pembelajaran guru harus memperhatikan

perbedaan yang dimiliki setiap peserta didik.

3) Pendidikan harus dapat memotivasi peserta didik untuk menentukan

tujuan dan program belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah

memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan cara

belajar sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta

didik juga diberi kebebasan untuk mengevaluasi hasil belajarnya.

23 Diane Ronis, Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak,. hlm. 153

Page 39: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

24

5. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences System

Strategi pembelajaran berbasis Multiple Inteligences System (MIS)

merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori multiple

intelligences. Pelopor penerapan teori multiple intelligences ke dalam

lembaga pendidikan diantaranya adalah Thomas Amstrong, Diane Ronis

melalui kelas-kelas di Super Camp, California. Sedangkan di Indonesia,

penerapannya dipelopori oleh Munif Chatib, seorang konsultan pendidikan

yang pernah mengkaji multiple intelligences di Havard University.

a. Macam-macam Metodologi Strategi Pembelajaran berbasis Multiple

Inteligences System

Sebagai sebuah strategi, Multiple Inteligences System memliki

beragam bentuk metodologi pembelajaran. Munif Chatib dalam bukunya

“Gurunya Manusia”, menyebutkan beberapa contoh metodologi strategi

pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System, diantaranya:24

1) Strategi Diskusi

Aktivitas :

Peserta didik diminta mendiskusikan topik/tema tetentu sesuai

dengan indikator yang diharapkan.

Multiple Inteligences Approach : Linguistik dan Intrapersonal

2) Strategi Action Research

Aktivitas :

Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis terhadap materi

terlebih dahulu. Kemudian hipotesis itu dibukktikan dengan

pengumpulan data lapangan, analis, dan berakhir dengan

kesimpulan.

Multiple Inteligences Approach : Matematis-Logis Dan Naturalis

24 Munif Chatib, Gurunya Manusia, hlm. 138-189

Page 40: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

25

3) Strategi Analogi

Aktivitas :

Pemahaman konsep dengan membuat persamaan suatu bentuk

dengan bentuk lainnya, yang menunjukkan adanya hubungan di

antara keduanya.

Multiple Inteligences Approach : Matematis-Logis, Spasial-

Visual, Naturalis

4) Strategi Sosiodrama

Aktivitas :

Peserta didik diminta membuat parodi pendek (yang berkaitan

dengan indikator) dan mempraktekannya.

Multiple Inteligences Approach : Linguistik, Kinestetik,

Interpersonal

5) Strategi Service Learning

Aktivitas :

Peserta didik bersama guru melakukan kunjunga ke suatu tempat

(fasilitas publik) atau lingkungan tertentu dengan melakukan

pelayanan informasi kepada tempat tersebut.

Multiple Inteligences Approach : Naturalis, Lingustik dan

Intrapersonal

6) Strategi Movie Learning

Aktivitas :

Guru bersama peserta didik mengaitkan konsep pembelajaran

dengan tayangan film.

Multiple Inteligences Approach : Spasial-Visual

7) Strategi Aplied Learning

Aktivitas : Guru bersama peserta didik mencoba mengaitkan

konsep pelajaran dengan manfaatnya untuk kebutuhan sehari-hari.

Multiple Inteligences Approach : Naturalis dan Kinestetik

Page 41: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

26

Dalam memilih masing-masing metodologi pembelajaran hendaknya

disesuaikan dengan kerangka lesson plan dan topik atau materi yang akan

dibahas.

b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences

System

Dalam bukunya “Sekolahnya Manusia” dan “Gurunya Manusia”,

Menurut Munif Chatib, secara tidak langsung telah menjelaskan langkah-

langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System:

1) Tahap Perencanaan

a) Melakukan Multiple Inteligences Research (MIR)

Multiple Inteligence Research (MIR) adalah instrumen research

yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan

kecerdasan seseorang.25 Dari hasil analisis MIR ini, kemudian akan

dapat disimpulkan gaya belajar terbaik bagi seseorang. Gaya belajar

ini yang akan dijadikan pedoman guru dalam merencanakan proses

pembelajarannya. Pelaksanaan MIR biasanya ditaruh diawal tahun

(sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai) sebagai bahan

penyusunan lesson plan.

Permasalahan yang muncul dalam melakukan MIR adalah

tidak adanya instrumen baku untuk mengukur kepingan-kepingan

multiple intelligences seseoarang. Penyusunan instrumen MIR yang

telah berjalan selama ini biasanya dilakukan oleh tim MIR yang

terdiri dari guru dan konsultan pendidikan yang melibatkan pakar

psikologi. Dalam pembuatan instrument MIR, tim ini dapat

25 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia,. hlm. 101

Page 42: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

27

mengacu pada perilaku-perilaku yang relevan dengan masing-

masing tipe kecerdasan.

Diane Ronis memberikan beberapa contoh aktivitas yang bisa

dilakukan guru/sekolah dalam menyusun MIR dan menerapkan pembelajaran

berbasis Multiple Intelligences System.

Petunjuk untuk delapan tipe kecerdasan: Petunjuk cepat Ronis26

Tipe

Kecerdasan Contoh Perilaku yang

relevan Kegiatan

mengajar Bahan Ajar

Strategi

Pengajaran Linguistik a. Memberikan

Perilaku yang relevan

b. Menggubah puisi c. Mengenali

perbedaan tipis satu kata

a. Memberikan kuliah

b. Diskusi c. Bercerita d. Membaca e. Menulis jurnal

atau puisi

a. Buku b. Kaset c. Rekaman d. Computer e. Sofware

a. Baca b. Bicarakan c. Dengar d. Tulis

Matematika-Logika

a. Merumuskan dan menguji hipotesis

b. Menemukan dengan cepat solusi masalah secara jelas dan langsung

c. Menghasilkan bukti-bukti matematis

a. Tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran kritis

b. Asah otak c. Pemecahan

masalah d. Puzzle e. Permainan

angka f. Perhitungan luar

kepala

a. Kalkulator b. Computer c. Manipulasi d. Peermainan

matematika e. Puzzle

a. Pikirkan secara ktitis

b. Analisis c. Buat konsep d. Ukur

Spasial a. Menciptakan gambar bayangan

b. Menggambar objek secara akurat

c. Membedakan dengan sempurna antara objek yang sangat mirip

a. Presentasi visual b. Kegiatan artistik c. Permainan

kreatif d. Visualisasi

a. Grafik b. Peta c. Video d. Mainan

konstruksi e. Bahan seni f. Ilusi optik g. Kamera h. Koleksi

a. Lihat b. Gambarkan c. Visualisasikan d. Bangun e. Warnai f. Ciptakan

26 Diane Ronis, Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak, terj. Herlina, hlm. 51-52

Page 43: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

28

gambar Fisik-Kinestetik

a. Menari b. Bermain Olahraga c. Tampil secara atletis

a. Menari b. Kegiatan praktik c. Kegiatan

olahraga d. Kegiatan yang

melibatkan indera peraba

a. Peralatan bangunan

b. Persediaan alat seni

c. Peralatan olah raga

d. Manipulative (alat bantu seperti balok)

a. Bangun b. Peragakan c. Sentuh d. “rasakan”

dengan hati

Musikal a. Memainkan alat music

b. Menggubah alat music

c. Mengidentifikasi struktur yang mendasari music

a. Lirik b. Irama c. Melodi yang

membantu pengajaran

a. Peralatan music

b. Kaset c. Tape recorder d. CD dan CD

Player

a. Saling mengajar

b. Berkolaborasi c. Berinteraksi

Interpersonal a. Menunjukkan kepekaan terhadap suasana hati orang

b. Mendeteksi maksud dan motif yang mendasari orang lain

c. Mengetahuan pengetahuan atas orang lain untuk mempengaruhi pemikiran dan perilaku mereka

a. Pembelajaran Kerjasama dan kolaborasi

b. Tutor sebaya c. Konseling

dengan teman sekelas

a. Permainan papan

b. Pengaturan ruang

c. Permainan peran (role-play) yang mendukung

a. Salingmengajar b. Berkolaborasi c. Berinteraksi

Intrapersonal a. Membedakan antara emosi yang serupa seperti rasa marah dengan frustasi

b. Mengenali motif di balik perilaku pribadi

a. Refleksi (pemikiran mendalam) siswa

b. Belajar sendiri c. Pilihan

alternative pembelajaran

a. Sofware computer tentang pendidikan

b. Petunjuk refleksi

c. Jurnal

a. Hubungan dengan kehidupan pribadi anak

b. Analisis perilaku dan motif anak

Naturalis a. Membedakan antara spesies yang serupa

b. Mengelompokkan

a. Memindahkan lingkungan belajar ke luar

a. Kaca pembesar

b. Perlengkapan

a. Lewat alam kenali pola dan persamaan

Page 44: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

29

bentuk-bentuk alami c. Penerapan praktis

pengetahuan seseorang tentang alam (berkebun, pengamatan burung, dsb)

kelas menggambar c. Buku

petunjuk

b. Hubungkan dengan pengalaman sebelumnya

b) Membuat Lesson Plan/RPP

Setiap guru yang menginginkan proses pembelajarannya berjalan

sistematis dan berhasil hendaknya menyusun perencanaan

pembelajaran atau lesson plan. Dalam penyususunan lesson plan

menurut Munif Chatib, setidaknya mengandung beberapa unsur

berikut:27

(1) Header atau pembuka terdiri dari identitas dan silabus

(2) Content (isi) terdiri dari:

(a) Apersepsi (zona alfa, warmer, pre-tech, dan scene

setting)

(b) Strategi mengajar

(c) Prosedur aktivitas

(d) Teaching aids

(e) Sumber belajar

(f) Proyek

(3) Footer atau penutup, terdiri dari rubric penilaian dan komentar

oleh guru. Komentar oleh guru bisa berupa masalah, ide baru,

dan momen spesial.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

(1) Rombongan belajar

27 ------------------, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 203

Page 45: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

30

Dalam pembelajaran berbasis multiple inteligences disyarankan

agar jumlah siswa dalam tiap rombongan belajar tidak lebih

dari 30 peserta didik.28 Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Disamping itu, model pengelompokan kelas idealnya secara

homogen. Peserta didik yang memiliki kecenderungan

kecerdasan tertinggi yang sama dikelompokkan ke dalam satu

kelas. Hal ini untuk membantu guru dalam memilih strategi

pembelajaran yang paling efektif untuk peserta didik. Namun

karena alasan keterbatasan ruang kelas, sekolah menggunakan

model pengelompokan heterogen. Satu kelas terdiri atas

beberapa kelompok anak dengan kecerdasan tertinggi yang

berbeda-beda.

(2) Beban Kerja Guru

Sebagaimana dalam Permendiknas No. 41 tentang standar

proses pembelajaran telah disebutkan bahwa beban kerja guru

minimal adalah 24 jam tatap muka. Adapun dalam penerapan

Multiple Inteligences System, disamping kegiatan tatap guru

juga harus melakukan konsultasi lesson plan di luar jam

mengajar.29 Kegiatan pengembangan diri ini biasanya

dilaksanakan setelah kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) selesai dengan seorang konsultan pendidikan.

(3) Buku Teks Pelajaran

Pemilihan buku teks pelajaran sebagaimana pada sekolah lain

umumnya sesuai hasil musyawarah guru dengan pengelola

pendidikan lainnya. Untuk membantu pemahaman peserta

28 Munif Chatif, Sekolahnya Manusia, hlm. 10 29 ------------------, Gurunya Manusia, hlm. 51

Page 46: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

31

didik, sekolah dapat menyediakan beberapa jenis buku teks

pelajaran.

(4) Pengelolaan Kelas

Dalam pengelolaan kelas pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences System dapat dibedakan menjadi dua:

(a) Peserta didik dengan kecenderungan kecerdasan yang sama

dikelompokkan menjadi satu. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah guru dalam memilih gaya mengajar yang

sesuai dengan peserta didik yang cenderung homogen dari

segi gaya belajarnya.

(b) Kelas dibiarkan heterogen, dan guru cenderung memakai

gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar mayoritas

peserta didik. Dalam konsep ini sekolah juga harus

menyediakan guru pendamping untuk membantu peserta

didik yang masih tertinggal.

Meski demikian, pada dasarnya pengelolaan kelas sepenuhnya

menjadi tanggungjawab guru ketika melakukan pembelajaran.

Hal tersebut karena pengelolaan kelas disesuaikan dengan

metode masing-masing guru. Hal terpenting dalam pengelolaan

kelas berbasis Multiple Intelligences System adalah tidak

mengelompokkan kelas berdasarkan peringkat atau nilai. Hal

ini untuk meghindari munculnya stigma negatif terhadap anak-

anak yang secara akademik sedikit tertinggal.

b) Pelaksanaan Pembelajaran

(1) Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)

Page 47: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

32

Pada kegiatan pendahuluan atau apersepsi pembelajaran

berbasis Multiple Intelligences System, setidaknya beberapa

langkah yang harus dilakukan guru:

(a) Ice Breking

Ice Breking merupakan tindakan yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengantarkan peserta didik memasuki zona

alfa. Tindakan yang dilakukan dapat berupa permainan

singkat yang melibatkan semua peserta didik dalam satu

kelas.

(b) Warmer

Warmer atau pemanasan adalah mengulang kembali materi

yang sebelumnya diajarkan oleh guru.

(c) Pre-Tech

Prre-tech adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum

kegiatan inti pembelajaran, yang berupa pengarahan

tentang tatacara menggunakan peralatan, alur diskusi, atau

prosedur yang harus dilakukan siswa sebelum berkunjung

ke suatu tempat.

(d) Scene Setting

Scene Setting adalah aktivitas yang paling dekat dengan

strategi pembelajaran dengan maksud untuk membangun

konsep awal pembelajaran. Contoh Scene Setting seperti

yang dipaparkan Bobbi De Porter dalam bukunya Quantum

Teaching, adalah AMBAK, berarti Apa Manfaatnya

Bagiku. Pada tahap ini guru mulai mencoba

mengkontekstualkan materi yang akan disampaikan

dengan masalah nyata.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

33

(e) Teaching aid

Teaching aid merupakan perangkat-perangkat pendukung

yang dipakai guru dalam memilih model atau strategi

pembelajaran. Fungsi utamanya sebagai alat peraga

pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti

Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007,

secara garis besar kegiatan inti mencakup tiga aspek:

(a) Eksplorasi

Pada tahap ini guru beserta peserta didik mencoba

mengkontekstualkan materi yang akan dipelajari dengan

permasalahan disekitarnya atau mengkaitkan dengan materi

yang lain. Dalam pembelajaran berbasis Multiple Intelligences

System, tahapan eksplorasi melekat pada tahap scene setting.

(b) Elaborasi

Elaborasi merupakan kegiatan yang melibatkan peserta didik

secara penuh dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini

kegiatan yang dilakukan peserta didik dapat berupa diskusi,

mencatat, atau melakukan tugas lain. Tahapan ini dalam

pembelajaran bebrbasis Multiple Intelligences System yang

disebut sebagai prosedur aktivitas.

(c) Konfirmasi

Pada tahap ini guru melakukan umpan balik dari hasil

eksplorasi dan elaborasi.

(3) Kegiatan penutup

Pada tahap ini guru bersama murid melakukan review terhadap

hasil pembelajaran.

3) Tahap Penilaian Hasil Pembelajaran

Page 49: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

34

Dalam pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System,

menggunakan metode penilaian autentik yang sangat berkaitan dengan

aktivitas pembelajaran. Dengan demikian penilaian dilakukan pada

proses pembelajaran, bukan pada akhir pembelajaran. Penilaian

autentik dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah

dipelajari peserta didik meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan

afektif. Ketiga ranah tersebut secara administratif direkam dalam

sebuah portofolio.30

4) Tahap Pengawasan

Pengawasan dilakukan sejak perencanaan pembelajaran, saat guru

menyusun lesson plan. Pada tahap ini guru melakukan konsultasi atas

lesson plan yang telah dibuatnya dengan pakar atau konsultan yang

dipilih oleh sekolah. Kemudian saat pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas, guru juga harus bersedia diamati. Hal ini sebagai bagian dari

supervisi pendidikan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran. Oleh karena itu, dalam sekolah yang berbasis Multiple

Intelligences System sudah selayaknya memiliki konsultan yang

menjadi bagian dari tim pengawas bersama kepala sekolah dan

organisasi keguruan.

Dalam pelaksanaannya strategi pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences System harus bersifat student centered. Artinya proses

pembelajaran harus berorientasi pada kompetensi dasar dan aktivitas peserta

didik. Oleh karena itu bentuk strategi pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences System beragam dan sarat dengan pembelajaran active learning

maupun cooperative learning.

30 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, hlm. 165-167

Page 50: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang belandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purpose dan snowbaal, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.1

Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian

menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best

(sebagaimana dikutib oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.2

Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian

kualitatif lapangan dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat. Adapun alasan peneliti memilih metode ini adalah:

a) Dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan

penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif.

b) Metode penelitian kualitatif deskriptif sangat berguna untuk

mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang

pendidikan maupun tingkah laku manusia.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung: CV. Alvabeta, 2010), Cet. 11., hlm. 15 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2009), Cet. 9, hlm. 157.

Page 51: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

36

c) Memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak

pengaruh yang timbul dari pola-pola yang dihadapi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian kualitatif lapangan ini dilaksanakan di kelas VII dan VIII SMP

YIMI Gresik “Full Day School”.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai November pada semester

gasal Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk lebih detailnya terangkum dalam

lampiran jadwal penelitian.

C. Sumber Penelitian

Sumber penelitian kualitatif lapangan ini meliputi:

1. Kepala sekolah SMP YIMI;

2. Ka. Ur. Kurikulum SMP YIMI;

3. Guru matematika kelas VII dan VIII; dan

4. Peserta Didik kelas VII dan dan VIII.

Selain itu, samping itu juga melihat sumber dokumentasi seperti perangkat

pembelajaran dan profil sekolah.

D. Fokus Penelitian

Untuk membatasi kajian permasalahan yang dibahas, penelitan

kualitatif lapangan ini difokuskan pada proses pembelajaran Matematika yang

berjalan di SMP YIMI Gresik “Full Day School”. Dengan fokus

permasalahan tersebut, kajian yang dibahas mencakup perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Matematika berbasis Multiple

Inteligences System di SMP YIMI.

Page 52: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

37

E. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian

utama adalah peneliti itu sendiri.3 Hal ini karena rancangan penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

malakukan penelitian. Oleh karenanya, dalam penelitian ini instrumen

utamanya adalah peneliti sendiri “the researcher is the key instrument”.

Meski demikian, dalam penelitian kali ini instrumen penelitian yang

dilakukan berpedoman pada lembar observasi proses pembelajaran yang

mengacu pada Permendiknas No. 41 tentang standar proses pembelajaran,

ditunjang dengan draf wawancara dan angket respon peserta didik terhadap

proses pembelajaran.

Menurut Nasution (seperti dikutip oleh Sugiyono), peneliti sebagai

instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus

dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus

c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument

berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,

kecuali manusia

d. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

305

Page 53: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

38

segera untuk menentukan arah pengamatan, dan untuk mentest

hipotesis seketika.4

2. Metode Pengumpulan Data

Sementara itu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Interview atau Wawancara

Metode interview atau wawancara yaitu alat pengumpul data atau

informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula.5 Metode wawancara menghendaki komunikasi langsung

antara penyidik dengan responden. 6

Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal secara

lebih mendalam yang tidak bisa diperoleh melalui teknik observasi.

Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari responden terkait

alasan-alasan pemakaian MIS di SMP YIMI Gresik Full Day School,

kelebihan dan kekurangan penerapan MIS dalam mata pelajaran

matematika, dan problem apa saja yang dihadapi. Di samping itu, peneliti

juga akan memperoleh informasi terkait sikap dan tanggapan segenap

civitas akademika SPM YIMI Gresik Full Day School dalam penerapan

MIS khususnya dalam mata pelajaran matematika.

b. Observasi atau Pengamatan

Metode observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

307 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), hlm. 236 6 Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Dasar, (Surabaya: SIC,

1996), hlm. 67

Page 54: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

39

penelitian.7 Metode ini bertujuan untuk mengetahui fenomena alamiah

yang terjadi pada obyek penelitian. Dalam proses ini peneliti lebih

menekankan aspek pengamatan terhadap proses pengelolaan MIS dalam

pembelajaran matematika yang terjadi di SMP YIMI Gresik Full Day

School. Oleh karenanya pada tahap ini peneliti akan terfokus pada

aktifitas peserta didik dan guru saat proses pembelajaran. Pada tahap ini

peneliti memakai lembar observasi yang berpedoman pada Permendiknas

No. 41 yang telah sesuaikan dengan karakteristik pembelajaran berbasis

multiple intelligences system.

Di samping itu, pengamatan juga dilakukan terhadap situasi dan

kondisi lingkungan sekolah sebagai bagian dari aspek yang

mempengaruhi iklim pembelajaran di dalamnya.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dalam

bentuk catatan-catatan, transkip, buku, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, leger, agenda, video, dan sebagainya.8 Metode ini lebih

banyak digunakan untuk memperoleh informasi terkait profil sekolah

yang meliputi jumlah karyawan, guru, jumlah peserta didik, keadaan,

sarana prasarana, serta data-data lain yang bersifat dokumen.

F. Analisis Data

Analisis data penelitian kualitataif menurut Bogdan (sebagaimana

dikutip Sugiyono) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,dan bahan-bahan lain,

sehingga dapatmudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

7 Nana Sudjana dan Ibraim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989),

hlm. 16 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 236

Page 55: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

40

orang lain.9 Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan ke dalam unit-unit, mensintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan kemudian

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Namun

dalam penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses di lapangan.

1. Analisis Pendahuluan

Pada tahap ini kegiatan analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan atau data sekunder, yang akan dilakukan untuk menentukan

fokus pendahuluan. Oleh karena itu, dalam proposal penelitian kualitatif ,

fokus yang dirumuskan masih bersifat sementara dan berkembang saat

penelitian di lapangan.

2. Analisis Lapangan

Miles and Huberman (seperti dikutip oleh Sugiyono), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Beberapa tahapan dalam

analisis data sebagai berikut:10

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Karena data yang diperoleh di lapangan begitu banyak, perlu

dilakukan analisis data dengan teknik reduksi. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema serta polanya dan membuang membuang

yang tidak perlu.

b. Data Display (Penyajian Data)

9 Sigoyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

334 10 Sigoyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

335-345

Page 56: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

41

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dengan penyajian data semacam ini maka akan memudahkan peneliti

untuk memahami apa yang terjadi.

c. Conclusion Drawing/ verification

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah jika

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Langkah-langkah analisis tersebut dapat digambarkan seperti

bagan berikut:

G. Pengujian Keabsahan Data

Uji Keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal),

uji dependensi (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas

eksternal/generalisasi) data dan uji transferabilitas data. Namun yang utama

Data

Reduction

Data

Colection

Data

Display

Conclusion:

drawing/verifying

Page 57: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

42

adalah uji krediabilitas data. Uji krediabilitas data dilakukan dengan:

perpanjangan pengaatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, member check dan analisis kasus negatif.11

Adapun skema model triangulasi untuk menguji keabsahan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dalam melakukan penarikan kesimpulan peneliti memakai pedoman

instrument penelitian yang bersumber dari referensi terkait. Selanjutnya

mensinkronisasikannya dengan data hasil interview dan hasil observasi di

lapangan. Dari hasil observasi nantinya akan diketahui apakah pelaksanaan

pembelajaran sudah sesuai dengan skema/penjelasan yang diatur dalam

pedoman instrument dan hasil interview sebelumnya.

11

Sigoyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

401-402

Data Interview

Data hasil

Observasi

Penarikan Kesimpulan

(uji keabsahan data)

Pedoman

Instrumen

Page 58: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum SMP YIMI Gresik “Full Day School”

1. Sejarah Berdirinya Sekolah1

SMP YIMI Gresik semula memiliki nama SMP Malik Ibrahim yang

didirikan pada tahun 1959 dengan SK Nomor : 158/U.2213/104.2/13.81.

Kemudian dirubah namanya menjadi SMP YIMI GRESIK "Full day School"

berdasarkan surat permohonan perubahan nama sekolah nomor : 389/SMP-

YIMI/E.14/IV/2007 pada tanggal 18 April 2007 oleh Kepala SMP YIMI

Gresik kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, yang sekarang

berstatus sekolah terakreditasi A.

Dalam sistem pendidikannya, sekolah mengadopsi strategi

pembelajaran berbasis Multiple Intelligence System (MIS) yaitu memandang

tidak ada peserta didik yang bodoh, bahwa setiap peserta didik memiliki

kencenderungan kecerdasan masing-masing. Dari sini maka lembaga

pendidikan ini berpandangan bahwa indikator sekolah unggul adalah sekolah

yang memiliki prinsip sebgai berikut:

a) The Best Proces (mengedepankan proses);

b) Agent Of Change (pengubah kondisi peserta didiknya);

c) The Best Teachers (pembelajaran sesuai gaya belajar peserta didik);

d) Multiple Intelligence Research (mengakui bahwa semua anak cerdas);

e) Management Control (menejemen kontrol);

f) Active Learning (pembelajaran menyenangkan);

g) Applied Learning (pembelajaran kontekstual); dan

h) Religion And Character Building (keseimbangan ahlak dan ilmu).

1 Hasil dokumentasi SMP YIMI Gresik “Full Day School” yang diperoleh pada hari Selasa

tanggal 22 November 2011.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

44

2. Letak Geografis Sekolah2

SMP YIMI Gresik “Full Day School” beralamat lengkap di Jalan Jaksa

Agung Suprapto No. 76 Kecamatan Sido Kumpul Kota Gresik Popinsi Jawa

Timur. Lokasinya sangat strategis karena terletak di pusat kota gresik dan

dekat dengan beberapa instansi penting, baik pemerintahan maupun non

pemerintahan. Adapun tata letak SMP YIMI Gresik “Full Day School” adalah

sebagai berikut:

• Sebelah Utara dan Barat : Kantor PT. Telkom

• Sebelah Selatan : Jalan Jaksa Agung Suprapto

• Sebelah Timur : SMPN 1 Gresik

3. Visi dan Misi SMP YIMI Gresik “Full Day School”3

Visi : Berprestasi, berbudaya dan beriptek berlandaskan iman

dan taqwa, berkualitas dalam pengetahuan dan skill

Misi :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi yang dimiliki

2. Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh

warga sekolah

3. Menumbuhkan penghayatan ajaran agama dan budaya bangsa,

sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak

4. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan komite sekolah

2 Hasil dokumentasi SMP YIMI Gresik “Full Day School” yang diperoleh pada hari Selasa

tanggal 14 November 2011. 3 Hasil dokumentasi SMP YIMI Gresik “Full Day School” yang diperoleh pada hari Selasa

tanggal 15 November 2011.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

45

4. Struktur Organisasi Sekolah, Keadaan Guru dan Peserta Didik4

a. Struktur Organisasi Sekolah

Ket: Garis instruktif

Garis koordinatif

4 Hasil dokumentasi SMP YIMI Gresik “Full Day School” yang diperoleh pada hari Selasa

tanggal 23 November 2011.

Yayasan Islam

Malik Ibrahim

KEPALA

SEKOLAH

KAUR

KURIKULUM

KAUR HUMAS KAUR SARPRAS KAUR

KEPESERTA

DIDIKAN

KAUR BINA

PRESTASI

TATA USAHA

SATPAM

Cleaning Service

KOPERASI

GURU - GURU

Koord Tim

B. Inggris

Koord Tim

B. Indonesia

Koord Tim

Matematika

Koord Tim

IPS

Koord

Tim Sains

Koord Tim

Umum

Koord

Tim

Agama

Asisten Kaur

Kurikulum

Asisten Kaur

Humas

Asisten Kaur

Sarpras

Asisten Kaur

Kepeserta

didikan

Asisten Kaur

Bina Prestasi

Laboran UKS Perpus BK Pembina OSIS & Remas

Page 61: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

46

b. Keadaan Guru dan Peserta Didik

Para guru yang mengajar di SMP YIMI Gresik “Full Day School”

berjumlah 42 guru. Dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda

mulai dari setingkat sarjana sampai megister. Beberapa guru yang bidang

studinya sama membentuk tim mata pelajaran yang berfungsi semacam

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah. Sedangkan

jumlah peserta didik berdasarkan data tahun ajaran 2011/2012 berjumlah

401 peserta didik. Dengan rincian kelas VII 117 peserta didik dan kelas

VIII 145 peserta didik yang masing-masing terbagi dalam 6 rombongan

belajar. Sedangkan kelas IX 139 peserta didik yang terbagi dalam 7

rombongan belajar.

B. Hasil Penelitian

Keberhasilan yang diperoleh oleh SMP YIMI Gresik “Full Day

School” tidak lepas atas kerja keras serta keuletan segenap penyelenggara

pendidikan untuk menyediakan layanan pendidikan terbaik kepada peserta

didiknya. Upaya itu diimplementasikan dalam bentuk pelaksanaan proses

pembelajaran yang berbasis Multiple Inteligences System (MIS). Dipilihnya

MIS sebagai bagian dari sistem pendidikan di SMP YIMI menurut penuturan

Ustadz Slamet, Direktur Pendidikan YIMI, karena multiple inteligences

merupakan sebuah konsep yang humanis. Dalam multiple inteligences setiap

anak diakui kecerdasannya, sehingga jika hal ini diterapkan dalam dunia

pendidikan akan mewujudkan education humanistic.5

Dalam praktiknya, secara garis besar penerapan pembelajaran berbasis

Multiple intelligences System di SMP YIMI “Ful Day School” memuat tiga

tahapan. Ketiga tahapan tersebut meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

5 Hasil wawancara dengan Ustadz Slamet, Direktur Pendidikan YIMI, tanggal 22 Oktober 2011

Page 62: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

47

1. Proses Perencanaan Pembelajaran

Nurhadi, kepala SMP YIMI menuturkan, bahwa perencanaan

pembelajaran yang disusun oleh guru sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran yang dilaksanakan. Menururtnya, rencana pembelajaran

yang baik dan terperinci akan membuat guru mudah dalam

menyampaikan materi pelajaran, pengorganisasian peserta didik, maupun

saat evaluasi pembelajaran. Dengan demikian kegiatan pembelajaran

akan terarah dengan rapi dan baik.6

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan sama halnya dengan di

sekolah-sekolah pada umumnya. Guru diminta menyiapkan perangkat

pembelajaran seperti Rencana Silabus, Program Tahunan (Prota),

Program Semester (Prosem) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Hal ini untuk menjamin bahwa perencanaan pembelajaran sesuai

dengan Standar Proses sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor

41 Tahun 2007, tentang Standar Proses Satuan Pendidikan.

Di samping itu, dalam pembelajaran berbasis Multiple Inteligences

System guru atau sekolah juga melakukan Multiple Inteligences Research

(MIR). MIR atau yang di YIMI dikenal dengan Multiple Inteligences

Observation (MIO) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui kecenderungan kecerdasan seseorang. Hasil MIO kemudian

dipakai untuk pengelompokan kelas dan bahan pertimbangan guru dalam

memilih strategi pemebelajaran yang paling efektif untuk peserta didik.

Secara lebih rinci tahapan-tahapan yang dilakukan guru SMP YIMI

Gresik pada saat merencanakan pembelajaran, sebagai berikut:

a. Melakukan Multiple Inteligences Observation (MIO)

6 Hasil interview dengan Ustadz Nurhadi, Kepala Sekolah SMP YIMI, tanggal 23 November

2011.

Page 63: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

48

MIO termasuk komponen fital dalam sekolah berbasis Multiple

Inteligences System (MIS). MIR menjadi alat yang dipakai untuk

mengidentifikasi delapan tingkat kecerdasan yang dimiliki peserta

didik. Delapan kecerdasan itu meliputi kecerdasan linguistik,

kecerdasan logis-matematis, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan visual-spasial,

kecerdasan musikal dan kecerdasan naturalis.

Tidak adanya pedoman baku untuk mengukur multiple

intelligences seseorang, membuat YIMI harus merumuskan

instrumen MIO sendiri. Untuk menjamin tingkat akurasi instrumen

ini, sekolah melibatkan guru, konsultan pendidikan dan pakar

psikologi. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk angket, observasi,

dan interview baik kepada peserta didik maupun orang tuanya.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan hal-hal

yang disukai peserta didik dan kegiatan-kegiatan yang sering

dilakukan.

Pelaksanaan MIO dilakukan saat peserta didik pertama kali

masuk sebagai peserta didik baru di SMP YIMI. Hasil MIO

setidaknya memiliki dua fungsi. Pertama, MIO dijadikan sebagai

acuan pembentukan rombongan belajar. Anak-anak dengan

kecenderungan kecerdasan tertinggi yang sama dikelompokkan ke

dalam satu kelas. Dengan demikian gaya belajar peserta didik dalam

satu kelas cenderung sama. Kedua, MIO sebagai acuan guru dalam

memilih strategi pembelajaran paling efektif untuk peserta didik.

Kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik

cenderung identik dengan gaya belajarnya. Dengan demikian, setelah

Page 64: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

49

mengetahui gaya belajar peserta didik, guru dapat memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. 7

Dalam praktiknya, SMP YIMI “Full Dal School” hanya

memiliki 6 rombongan belajar untuk kelas VII dan VIII, sedangkan

kelas IX terbagi dalam 7 rombongan belajar. Pagu (jumlah peserta

didik) setiap kelas yang telah ditetapkan sekolah maksimal adalah 25

peserta didik. Hal ini membuat pengelompokan kelas yang dibuat

sekolah tidak mampu mengakomodasi kedelapan kecenderungan

kecerdasan peserta didik sebagaimana hasil MIO. Oleh karenanya

alternatif yang diambil oleh sekolah, dengan mengelompokkan 3

kecenderungan kecerdasan tertinggi peserta didik ke dalam satu

kelas.8

b. Menyusun Program Tahunan (Prota)

Sama halnya guru-guru di sekolah pada umumnya, setiap guru

di SMP YIMI wajib menyusun Prota. Program ini merupakan

program umum yang disusun guru bidang studi untuk setiap kelas

dalam setahun. Rancangan program ini perlu dipersiapkan dan

dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai. Dalam

penyusunan program tahunan maupun program semester, guru

berpedoman pada kalender akademik sekolah dan silabus

pembelajaran.9

Secara umum tidak ada perbedaan dalam penyusunan program

tahunan pada sekolah berbasis Multiple Intelligences System seperti

di SMP YIMI, dengan sekolah pada umumnya. Perbedaan hanya

7 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, Kepala Urusan Kurikulum SMP YIMI “Full

Day School” pada tanggal 14 November 2011. 8 Hasil Observasi di SMP YIMI selama pelaksanaan penelitian tanggal 1-24 November 2011

9 Hasil Interview dengan Ustadzah Vemy Citra, Guru Matematika SMP YIMI, tanggal 22

Nopember 2011.

Page 65: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

50

terdapat dalam penyusunan Program Tahunan yang dibuat oleh guru

bidang studi bersama tim bidang studi tersebut. (lampiran

Dokumentasi Prota)

c. Menyusun Program Semester (Prosem)

Program Semester berisi secara garis besar agenda kegiatan

yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai dalam satu semester.

Program Semester merupakan penjabaran dari Program Tahunan.

Pada umumnya program semester berisikan tentang identitas bidang

studi, bulan, pokok bahasan yang ingin disampaikan, jumlah jam

tatap muka, standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai

dan indikator keberhasilan.10

Penyusunan Prosem di SMP YIMI juga tidak berbeda dengan

di sekolah pada umunya. Penyusunan prota dibuat oleh guru bidang

studi bersama Tim bidang studi yang kemudian disahkan oleh

koordinator bidang studi dan kepala sekolah. Di samping itu,

beberapa mata pelajaran ada penambahan jam, seperti Matematika

yang sebenarnya 4 jam sesuai SNP menjadi 6 jam pelajaran dalam

seminggu. Hal yang sama juga dilakukan terhadap mata pelajaran

Bahasa Inggris dan IPA Terpadu dengan alokasi waktu masing-

masing 8 jam pelajaran. (Lampiran Dokumentasi Prosem dan Jadual

Pelajaran)

Kebijakan yang dibuat dengan memberikan jam tambahan

pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan IPA bukan

tanpa alasan. Hal ini mengingat ketiga bidang studi tersebut memiliki

karakteristik materi yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Di

samping tingkat kesulitannya, ketiga materi ini termasuk bidang studi

10 Hasil interview dengan UStadz khusnul Khuluq, Ka Ur. Kurikulum SMP YIMI, tanggal 14

November 2011.

Page 66: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

51

yang masuk dalam Ujian Nasional. Berbagai pertimbangan ini

tampaknya yang menjadi pertimbangan sekolah dalam memberikan

jam tambahan terhadap bidang studi-bidang studi tersebut.

d. Menyusun Silabus Pembelajaran

Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah wajib

menghadirkan silabus pembelajaran. Silabus pembelajaran ini

selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam merencanakan pengembangan silabus setiap guru

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Mengembangkan Indikator

b) Mengidentifikasi materi ajar atau materi pokok

c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

d) Pengakolasian waktu

e) Pengembangan alat penilaian (Teknik, Bentuk

Instrumen, Contoh Instrumen)

f) Menentukan sumber belajar.

Berdasarkan hasil dokumentasi Silabus pembelajaran,

menunjukkan bahwa guru Matematika SMP YIMI telah melakukan

hal-hal tersebut. (Lampiran Silabus Pembelajaran Matematika)

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan kerangka berisi gambaran umum alur

pembelajaran guru yang akan dilaksanakan. Dalam menyusun

Page 67: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

52

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:11

a) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin

dicapai setelah proses pembelajaran

b) Mengembangkan materi yang akan diajarkan

c) Menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran

sesuai dengan materi yang akan disampaikan

d) Merencanakan penilaian, yang meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik.

Penyusunan RPP, di SMP YIMI sedikit berbeda dengan

penyusunan RPP di sekolah pada umumnya. Di samping memakai

konsep yang telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional,

guru juga harus mengitegrasikannya dengan konsep multiple

intelligences. Muatan RPP yang disusun guru SMP YIMI, setidaknya

harus mencakup hal-hal sebagai berikut: (Lampiran RPP Matematika

SMP YIMI)

1. Identitas:

Nama Guru, Sekolah, Bidang Studi, Kelas, Semester, Tanggal.

2. Silabus:

Judul, Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil

Belajar, Indikator Hasil Belajar, Alokasi Waktu

3. Prosedur Aktivitas:

Alpha Zone, Scene Setting, Aktivitas Pembelajaran, Teaching

Aid, Aktivitas yang dinilai,

4. Pengesahan

Tanggal, Tanda tangan Guru Bidang Studi, anda Tangan Guru

Senior, tanda Tangan Kepala Sekolah

11 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, Ka Ur Kurikulum, tanggal 15 November

2011.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

53

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru

dilakukan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai pada

awal semester. Meski demikian, sekolah tetap memberikan

wewenang kepada setiap guru untuk melakukan perubahan-

perubahan, selama hal itu dilakukan sebelum pelaksanaan

pembelajaran.

Sebelum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diterapkan di

kelas, setiap guru harus mengkonsultasikannya terlebih dahulu

dengan kepala sekolah, Direktur Pendidikan YIMI dan guru senior.

Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pembelajaran

nantinya akan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip multiple

intelligences.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”, secara

garis besar terangkum ke dalam tiga tahapan, kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Pendahuluan (Apersepsi)

Dalam pembelajaran berasis Multiple Intelligences System di

SMP YIMI, aktivitas yang dilakukan guru dalam tahap ini meliputi:

1) Ice Breaking/Alpha Zone

Guru mengajak peserta didik melakukan Ice Breaking untuk

menuju Zona Alfa. Hal ini dilakukan agar pikiran peserta didik

menjadi fress kembali dan siap untuk menerima materi yang

baru. Aktivitas yang dilakukan biasanya guru melakukannya

dalam bentuk tebakan-tebakan/kuis, senam singkat, nyanyian

Page 69: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

54

atau alunan musik/lagu-lagu.12 Mulai dari sini, guru mulai

memunculkan kesan pembelajaran yang menyenangkan sebelum

peserta didik menerima materi.

Ada pula sebagian guru yang melakukan Ice Breaking di tengah

kegiatan pembelajaran.13 Hal ini bertujuan untuk merefresh

kembali pikiran peserta didik karena rsa jenuh.

2) Warmer

Guru menanyakan kembali materi-materi yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan

keterkaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari.14

Kegiatan ini secara otomatis telah dilakukan oleh setiap guru,

khusunya guru matematika. Hal ini dikarenakan materi

matematika bersifat saling terkait, sehingga setiap materi yang

baru berhubungan denga materi sebelumnya. Dengan demikian,

mau tidak mau sebelum menyampaikan materi yang baru, guru

mengulas terlebih dahulu materi yang pernah disampaikan

sebelumnya.

3) Pre Tech

Pada tahap ini guru memberikan arahan terkait prosedur yang

harus dilakukan terkait model pembelajaran yang akan

dilakasanakan. Misalnya dalam model diskusi, guru memberikan

arahan terkait bagaimana pembentukan kelompok dan tugas

masing-masing kelompok. Pre Tech dilakukan bersamaan ketika

12 Observasi Pembelajaran Matematika di kelas VIII B, tanggal 22 November 2011.

13 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VIII F, tanggal 23 November 2011.

14 Observasi Pembelajaran Matematika di kelas VII A, VII B, dan VII F tanggal 24 November

2011.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

55

guru mengkondisikan peserta didik sesuai model pembelajaran

yang ingin dilakukan.15

4) Scene Setting.

Scene Setting menjadi awal dari kegiatan inti pembelajaran.

Aktivitas yang dilakukan guru pada tahap ini adalah mencoba

untuk mengkontekstualkan materi yang akan di sampaikan. Hal

ini dilakukan agar peserta didik mempunyai gambaran riil terkait

materi yang akan dipelajari dengan konteks kehidupan nyata.16

Dengan demikian akan muncul kegairahan peserta didik untuk

mempelajari materi tersebut.

Kegiatan ini juga menjadi bagian penting yang harus dilakukan

guru saat mulai menyampaikan materi pembelajaran. Dalam

menyusun scene setting, guru matematika menghadapi sedikit

permasalahan pada beberapa materi yang cenderung abstrak.

Beberapa materi matematika SMP, seperti bilangan berpangkat,

barisan dan deret bersifat abstrak sehingga guru kesulitan

menyusun scene setting.17 Hal ini berpengaruh terhadap

pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut. Pada materi-

materi semacam ini banyak peserta didik yang mengalami

kesulitan.

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

15 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VII B dan VII A tanggal 24 November 2011.

16 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VII A. Guru mengkontekstualkan materi Netto,

Tara, Bruto dengan visualisasi bungkus produk barang (Semen, Beras, Pupuk). 17 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, yang juga guru Matematika kelas VIII SMP

YIMI, tanggal 21 November 2011.

Page 71: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

56

Kegiatan eksplorasi dalam krangka pembelajaran berbasis

Multiple Intelligences System di SMP YIMI, telah termuat dalam

aktivitas Scene Setting pada tahap pendahuluan. Hal ini tidak

menjadi permasalahan, mengingat aktivitas dalam Scening Setting

mengantarkan anak menuju kegiatan inti pembelajaran. Di

samping itu, muatan kegiatan eksplorasi adalah

mengkontekstualkan materi pelajaran. Hal ini sama halnya yang

dilakukan dalam aktivitas Scene Setting.

2) Elaborasi (Prosedur Aktivitas)

Elaborasi merupakan aktifitas melibatkan partisipasi aktif peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran, dalam pembelajaran berbasis

Multiple Intelligences dikenal dengan prosedur aktivitas. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk perwujudan active learning. Pada tahap

ini guru mulai menerapan berbagai strategi atau model

pembelajaran, tergantung situasi dan kondisi kelas dan materi

yang akan disampaikan. Strategi pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences System yang dikembangkan di SMP YIMI, mengacu

pada prinsip active learning dan kooperatif learning. Metodologi

yang sering dipakai dalam pembelajaran di SMP YIMI adalah

diskusi, sosio drama, action research, dan analogi.18

Konsep setting kelas dengan pagu 25 peserta didik untuk setiap

kelas, sangat mendukung guru SMP YIMI dalam melakukan

variasi model pembelajaran. Di samping itu, khusus kelas VII

telah didukung dengan perangkat LCD proyektor sehingga guru

semakin leluasa dalam mengembangkan strategi

18 Hasil Interview dengan Ustadzah Vemy Citra, Guru Matematika kelas VII SMP YIMI,

tanggal 22 November 2011.

Page 72: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

57

pembelajarannya.19 Hal ini menjadi bagian faktor pendukung

keberhasilan pembelajaran dikelas secara aktif, inovatif dan

menyenangkan.

3) Konfirmasi

Tahap konfirmasi merupakan flow up dari dua tahap sebelumnya

(eksplorasi dan elaborasi). Setelah selesai menyampaikan materi

pelajaran, guru menarik kesimpulan dan memberi umpan balik

kepada peserta didik atas materi yang disampaikannya. Setelah itu,

guru baru mengakhiri kegiatan pembelajarannya.

Beberapa guru terkadang lupa melakukan kegiatan ini.20 Padahal,

hal ini penting untuk mensinergikan pengetahuan peserta didik

dalam memahami materi yang disampaiakan, agar terbentuk

pemahaman yang sama.

c. Kegiatan penutup

Sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada umumnya, setelah

mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan penutup. Kegiatan yang

sering dilakukan pada tahap ini adalah penyampaian materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, pesan motivasi belajar,

kemudian ucapan salam penutup.

3. Proses Evaluasi Pembelajaran

Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, hal yang tidak

boleh ditinggalkan adalah evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran

yang berlangsung di SMP YIMI “Full Day School” sama halnya dengan

19 Oservasi di Kelas VIIA-VIIF selama proses penelitian.

20 Observasi Pemnelajaran Matematika di kelas VIII B dan VIII F, tanggal 23 November 2011.

Page 73: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

58

evaluasi yang berlangsung di sekolah-sekolah pada umumnya, yakni

mencakup dua aspek:21

a. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran atau sering pula disebut dengan

penilaian Kegiatan Belajar Mengajar difokuskan pada peserta didik

dengan mengacu pada indikator hasil belajar yang telah dibuat.

Sebelum melaksanakan pembelajaran guru terlebih dahulu telah

menentukan indikator keberhasilan dan membuat seperangkat

instrumen penilaian. Indikator keberhasilan dibuat bertolak dari tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Sedangkan instrumen penilaian dibuat

dengan memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.22

1) Kognitif

Aspek kognitif mencakup ranah pemahaman peserta didik

terhadap isi materi yang telah disampaiakan oleh guru. Tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh

guru ini dapat dilihat dari benar atau salahnya jawaban-jawaban

yang diberikan. Umumnya guru menilai ranah kognitif peserta

didik dalam bentuk pensekoran.

2) Afektif

Aspek afektif mencakup ranah keterampilan peserta didik

khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.

Dalam pembelajaran matematika, keterampilan ini dilihat dari

bagaimana peserta didik menyelesaikan soal-soal secara

sistematis. Artinya, peserta didik mampu menyelesaikan soal-

21 Hasil interview dengan Ustadz Ahmad Nurhadi, Kepala SMP YIMI, tanggal 14 November

2011 22 Hasil Interview dengan Ustadz Nurhadi, Kepala Sekolah SMP YIMI, tanggal 23 November

2011.

Page 74: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

59

soal secara terstruktur sampai ia menemukan hasil atau

jawabannya. Sama dengan aspek kognitif, umumnya guru

memberikan penilaian ranah afektif ini dalam bentuk pensekoran

(rentang 0-10 atau 10-100).

3) Psikomotorik

Sedikit berbeda dengan aspek kognitif dan afektif yang

menekankan pada pengetahuan terhadap materi pembelajaran,

aspek psikomotorik lebih menekankan pada sisi perilaku peserta

didik. Bagaimana sikap, tutur kata, atau perbuatan lain yang

dilakukan peserta didik saat KBM berlangsung dinilai dalam

ranah psikomotorik. Bentuk penilaiaan pada ranah psikomotorik

ini umumnya dalam bentuk huruf (A, B, C, atau D).

Dalam penilaian pembelajaran yang berbasis Multiple

Intelligences System guru atau sekolah tidak menerapkan sistem

peringkat. Sebagaimana yang terjadi di SMP YIMI Gresik “Full Day

School”, ketiga aspek tersebut disajikan apa adanya tanpa

mengakumulasi skor hasil penilaian masing-masing aspek (lampiran

Dokumentasi Format Raport SMP YIMI). Hal ini dilakukan untuk

menghindari munculnya justifikasi peserta didik cerdas atau peserta

didik bodoh. Prinsip yang dipegang dalam penilaian berbasis Multiple

Intelligences System bahwa kemampuan seseorang tidak bisa

digeneralisasikan. Artinya bahwa pada satu aspek seseorang

mengalami kekurangan/kelemahan, akan tetapi pada aspek tertentu

lainnya ia justru memiliki kelebihan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Nurhadi, bahwa anak yang

pandai dalam mata pelajaran Matematika belum tentu pandai pula

dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Demikian pula anak yang pandai

Page 75: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

60

bermain basket, belum tentu pandai dalam pelajaran matematika. Oleh

karenanya sistem peringkat yang berlaku di sekolah-sekolah pada

umumnya dirasa kurang tepat dengan teori multiple intelligences.23

Di samping itu, sistem penilaian lebih ditekankan saat

berlangsungnya proses pembelajaran. Guru langsung memberikan

poin-poin kepada peserta didik yang aktif saat KBM, baik dalam

bentuk mengerjakan tugas, presentasi atau bertanya. Sedangkan

penilaian akhir dalam bentuk Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian

Akhir Semester (UAS), maupun Ujian Nasional (UN) tetap

dilaksanakan mengingat prosedur telah menjadi bagia ndari SNP yang

ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.

Hal lain yang sangat berbeda dalam penilaian pembelajaran di

SMP YIMI, adalah guru sangat menghindari pemberian Pekerjaan

Rumah (PR) kepada peserta didik. Hal ini dilakukan mengingat SMP

YIMI juga memakai sistem “Full Day School”. Dikhawatirkan

pemberian tugas-tugas dalam bentuk soal-soal objektif akan

membebani peserta didik, usai beraktifitas di sekolah sehari penuh.

Guru biasanya sekedar meminta peserta didik untuk mempelajari

pelajaran yang telah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Dengan demikian, tugas-tugas dari sekolah semuanya dapat

diselesaikan di sekolah.

b. Evaluasi Proses Pembelajaran

Kegiatan evaluasi proses pembelajaran terangkum dalam proses

pengawasan atau supervisi pembelajaran. Hal ini dilaksanakan demi

menjamin kualitas layanan pendidikan. Supervisi yang dilaksanakan di

SMP YIMI melibatkan unsur internal satuan pendidikan maupun unsur

23 Hasil interview dengan Ustadz Ahmad Nurhadi, Kepala SMP YIMI, tanggal 23 November

2011

Page 76: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

61

eksternal. Unsur internal sekolah melakukan supervisi kepada setiap

guru dalam tempo enam bulan sekali (satu semester). Petugas supervisor

internal ini terdiri atas Direktur Pendidikan YIMI, Kepala Sekolah dan

Guru Senior. Sementara itu, dari unsur eksternal dilakukan oleh tim

pengawas sekolah yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan setempat.

Kegiatan sipervisi oleh pengawas eksternal ini biasanya bersifat

insidental (tidak terjadwal).

Adapun pengawasan yang dilakukan di SMP YIMI meliputi

beberapa aspek berikut: (Lampiran Dokumentasi Supervisi Pembelajaran

SMP YIMI)

1) Evaluasi perangkat pembelajaran: Evaluasi perangkat

pembelajaran dilakukan terhadap penyusunan Silabus, Prota,

Prosem dan RPP. Mencakup kesesuaian perangkat pembelajaran

dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta materi yang akan

dipelajari.

2) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran: Evaluasi pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan saat guru melaksanakan

pembelajaran.

3) Evaluasi penilaian pembelajaran: Evaluasi penilaian

pembelajaran dilakukan terhadap perangkat/instrument penilaian

yang dibuat guru.

C. Pembahasan

Pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan dalam penerapan

pembelajaran strategi pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System

dalam bidang studi Matematika dengan bidang studi lainnya. Mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi, guru melaksanakan prosedur yang

sama. Perbedaan hanya muncul pada konten materi yang disampaikan dan

desain guru dalam merancang strategi pembelajarannya.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

62

Dari hasil dokumentasi dan pengamatan pembelajaran selama penelitian,

penerapan strategi pembelajaran matematika berbasis Multiple Intelligences

System di SMP YIMI Gresik “Full Day School” dapat dianalisa sebagai berikut:

1. Analisis Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran didefinisikan sebagai proses penyusunan

materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan

pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu lokasi

waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.24 Perencanaan menjadi pedoman yang harus

dipatuhi guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya

perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus

dilakukan oleh guru.

Salah satu hal penting yang patut diperhatikan dalam merencanakan

sistem pembelajaran adalah mengetahui kompetensi dasar dan karakter

yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan ini dibutuhkan sebagai

bahan pertimbangan menyusun strategi pembelajaran yang efektif untuk

setiap peserta didik. Karakter yang muncul dalam diri setiap anak akan

mempengaruhi gaya belajar anak tersebut. Dengan demikian

pembelajaran akan berjalan efektif apabila gaya mengajar guru sesuai

dengan gaya belajar peserta didik.

Untuk mengetahui gaya belajar peserta didik tersebut, sekolah

berbasis Multiple Intelligences System (MIS) melakukan Multiple

Inteligences Research (MIR)/Multiple Inteligences Observation (MIO).

Sebagaimana yang dilakukan SMP YIMI yang melakukan MIO sebagai

ganti Tes Potensi Akademik (TPA). Dengan menerapkan MIO, sekolah

akan menerima semua peserta didik yang mendaftar sesuai kuota yang

dimiiki. Di samping itu, sekolah/guru memiliki panduan dalam membuat

24 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 17

Page 78: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

63

pengelompokan kelas serta penyusunan rencana pembelajaran yang

efektif.

Menurut Yatim Riyanto, ada tujuh langkah untuk menyusun

rencana pembelajaran/unit kurikulum yang menggunakan teori

kecerdasan majemuk:25

a. Memusatkan tujuan pada tujuan dan topik tertentu

b. Menjawab pertanyaan kunci kecerdasan majemuk

c. Mempertimbangkan kemungkinan lain

d. Curah gagasan

e. Memilih kegiatan yang cocok

f. Menyusun rencana pelajaran yang berkesinambungan

g. Menjalankan rencana.

Secara umum penyusunan perencanan pembelajaran yang berjalan

di SMP YIMI telah berjalan sesuai prosedur perencanaan pembelajaran

berbasis Multiple Inteligences System yang dipadukan dengan

Permendiknas Nomor Tahun 2007. Guru telah merancang perangkat

pembelajaran seperti Silabus, Prota, Prosem, dan RPP. Dalam

penyusunan Silabus, Prota dan Prosem di SMP YIMI tidak berbeda

dengan penyusunan yang dilakukan di sekolah pada umumnya.

Di samping itu, penyusunan format masing-masing perangkat

pembelajaran tersebut telah sesuai dan diarahkan ke dalam konsep

pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System. Hal itu salah

satunya tampak dari pelaksanaan MIO di awal kegiatan pembelajaran

sebagai acuan perencanaan pembelajaran yang lain. Penyusunan strategi

pembelajaran dalam RPP juga mengacu pada hasil MIO, agar

pembelajaran berjalan efektif.

25 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, hlm. 244-245

Page 79: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

64

Melihat perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan di SMP

YIMI tersebut, secara garis besar telah sesuai dengan SNP yang

dipadukan dengan konsep Multiple Inteligences System. Dengan demikian

boleh dikatakan bahwa perencanan pembelajaran berjalan dengan baik.

2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran yang berjalan di sekolah

biasa dengan di sekolah berbasis Multiple Inteligences System seperti di

SMP YIMI Gresik “Full Day School” tidak jauh berbeda. Perbedaannya

hanya terletak pada pemilihan strategi pembelajaran yang berorientasi

pada gaya belajar setiap anak. Oleh karenanya strategi pembelajaran yang

di kembangkan lebih bervariasi sesuai dengan banyaknya kecenderungan

kecerdasan peserta didik. Artinya gaya mengajar guru harus disesuaikan

gaya belajar peserta didik.

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang

menyerap, kemampuan mengatur dan mengolah informasi. Sedangkan

gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai guru ketika sedang

melakukan pengajaran.26

Menurut Uyoh Sadullah, dalam interaksi pedagogis27 pendidik

harus memperhatikan minat anak didik, karena dalam diri anak didik akan

muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang dijalani

akan berguna bagi dirinya.28 Hal itu hanya mungkin terjadi apabila yang

menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan anak didik dalam

perkembangannya. Lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan

perkembangan anak didik akan diterima dengan senang oleh anak.

26 Suparman S, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publiser,

2010), hlm. 63 27 Interaksi Pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa/pendidik

untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa. 28 Uyoh Sadullah, dkk., Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 146

Page 80: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

65

Di antara ciri pendidik menurut Sadullah, adalah mengenal anak

didik dan membantu anak didik. Seorang pendidik harus mengenal anak

didik secara khusus agar pendidikannya dapat sesuai dengan setiap anak

secara perorangan. Di samping itu, pendidik harus mau membantu anak

didiknya sesuai dengan yang diharapkan anak tersebut. Harus dimaklumi

bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri

sendiri, mau bertanggung jawab sendiri dan ingin menentukan sendiri.

Untuk itu, pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak, tapi ingat

pada keinginan anak didiknya tersebut.29 Penjelasan tersebut sangat

mendukung pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System yang

menekankan pentingnya keselarasan antara gaya mengajar guru dengan

gaya belajar peserta didik.

Di samping itu, dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan

mampu mengemban tugas sebagai berikut:30

1) Guru sebagai manajer, tugasnya yaitu:

a) Sebagai organisator, guru hendaknya dapat membuat program

yang direncanakan.

b) Sebagai motivator, guru hendaknya mampu member manfaat

belajar dan bekerja pada pesert didiknya.

c) Sebagai koordinator, guru hendaknya mampu mengatur agar

tugas yang diberikan tidak tumpang tindih atau overlap antar

kelompok.

d) Sebagai konduktor, guru hendaknya mampu memberi pimpinan

yang tegas sehingga tidak membingungkan bagi yang

melaksanakannya.

29 Uyoh Sadullah, dkk., Pedagogik (Ilmu Mendidik), hlm. 133-134

30 Nganimun Naim danAchmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 21-24

Page 81: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

66

2) Guru sebagai administrator, tugasnya yaitu:

Sebagai dokumentator, guru hendaknya mencatat segala kegiatan

yang dilaksanakan, menyimpan secara sistematis semua file yang

diperlukan.

3) Guru sebagai supervisor, tugasnya yaitu:

a) Sebagai konselor, guru hendaknya dapat member bimbingan dan

arahan positif.

b) Sebagai korektor, guru hendaknya dapat menunjukkan tugas yang

baik untuk dilaksanakan dan mana tugas yang harus dihindari.

c) Sebagai evaluator, guru hendaknya dapat menilai baik buruk dari

segi proses maupun produk.

4) Guru sebagai instruktor, tugasnya yaitu:

a) Sebagai fasilitator, guru hendaknya tidak menjadikan diri nomor

satu di muka kelas, dapat menimbulkan situasi yang kondusif

sehingga peserta didik dapat aktif dan inisiatif sendiri.

b) Sebagai moderator, hendaknya guru dapat menjadi perantara

dalam hal memusatkan sesuatu yang akan diambil oleh peserta

didik.

c) Sebagai komunikator, guru hendaknya mampu mengadakan

hubungan yang harmonis baik dengan pihak-pihak di dalam

sekolah maupun di luar sekolah dan hal-hal yang berhubungan

dengan tugas pembelajaran maupun tugas lain yang relevan.

5) Guru sebagai inovator, tugasnya yaitu:

Sebagai dinamisator, sekolah hendaknya sebagai laboratorium hidup

bagi masyarakat sekitar. Artinya penemuan-penemuan baru yang

dipimpin oleh guru hendaknya dapat disebarluaskan di luar

lingkungan sekolah.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

67

Tidak hanya itu, kalau pelaksanaannya dilaksanakan secara benar,

akan mempunyai dampak pula kepada peserta didik, diantaranya adalah:31

1) Mendorong peserta didik untuk lebih mandiri, percaya diri, kreatif

dan punya harga diri.

2) Karena dalam kegiatan dituntut laporan baik lisan maupun tulisan,

hal ini akan berdampak pada perkembangan pikir dan kemampuan

berbahasa.

3) Menghargai perbedaan individu.

Peserta didik mempunyai pengalaman yang luas dan fungsional.

Meski pembelajaran di SMP YIMI telah diarahkan menggunakan

konsep Multiple Inteligences System, namun dalam praktiknya konsep ini

tidak di pakai secara murni. Artinya ada beberapa konsep yang tidak bisa

dilaksanakan. Pertama, pembelajaran berbasis MIS idealnya

menggunakan model pengelompokan kelas secara homogen. Peserta didik

dengan kecenderungan kecerdasan yang sama dikelompokkan ke dalam

satu kelas. Hal ini bertujuan agar strategi pembelajaran yang dipilih guru

sesuai dengan gaya belajar peserta didik dalam satu kelas. Dengan

demikian pembelajaran yang berlangsung berjalan efektif dan efisien. Hal

ini berbeda dengan model pengelompokan kelas di SMP YIMI, yang

bersifat semi heterogen. Dalam satu kelas terdapat tiga kelompok peserta

didik dengan kecenderungan kecerdasan yang berbeda. Meski setiap guru

merumuskan tiga strategi pembelajaran untuk setiap KD nya, namun hal

itu dirasa kurang efisien. Karena membutuhkan waktu lebih banyak dari

yang semestinya.

Kedua, dalam praktiknya beberapa guru kesulitan dalam membuat

Ice Breaking. Sebagian guru setelah membuka KBM langsung melakukan

31 Nganimun Naim danAchmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 52

Page 83: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

68

apersepsi dengan menanyakan materi yang sebelumnya dipelajari.

Harusnya guru lebih inovatif membuat berbagai bentuk Ice Breaking. Hal

ini penting karena dapat membantu peserta didik mempersiapkan

pikirannya menuju pembahsan materi pada jam sebelumnya.

Ketiga, beberapa materi pelajaran tidak dapat disampaiakan

kedalam delapan bentuk pendekatan kecenderungan kecerdasan peserta

didik. Hal ini sering dijumpai pada materi-materi pelajaran yang

cenderung bersifat abstrak. Seperti dalam materi pembelajaran

matematika, biasanya guru cenderung kesulitan dalam menentukan

strategi pembelajaran untuk peserta didik yang kecenderungan

kecerdasannya pada ranah musikal.

Permasalahan-permasalahan di atas, sering kali alasan tidak

mampunya guru/sekolah menerapkan pola Multiple Intelligences System

secara murni. Hal ini yang membuat beberapa sekolah yang memakai

MIS, termasuk SMP YIMI Gresik, mengitegrasikan MIS dengan

kurikulum SNP.

3. Analisis Evaluasi Pembelajaran

a. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi atau Penilaian hasil belajar menjadi komponen penting

yang harus dilakukan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik

dalam memahami materi yang telah diterimanya. Bentuk penilaian

pembelajaran mencakup tiga ranah, kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System lebih

mengedepankan proses dibanding hasil akhir. Oleh karenanya, dalam

memberikan ketiga aspek nilai tersebut, guru ditekankan untuk

melakukannya saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan demi

menjaga objektivitas penilaian terhadap peserta didik.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

69

Model penilaian yang dilakukan guru di SMP YIMI dalam

bentuk pertanyaan atau kuis saat kegiatan pembelajaran, sangat efektif

untuk mendapatkan penilaian yang objektif. Hal itu membuat guru

mampu menilai kemampuan masing-masing peserta didik. Dengan

demikian, guru tahu mana siswa yang sedikit terlambat dan perlu

dilakukan pendampingan.

b. Evaluasi Proses Pembelajaran

Pada dasarnya evaluasi proses pembelajaran yang berlangsung di

sekolah berbasis Multiple Intelligences System sama halnya dengan

yang dilakukan di sekolah umum lainnya. Hanya saja, sekolah

berbasis Multiple Iteligences idealnya memiliki konsultan pendidikan

sebagai partner dalam penjaminan mutu layanan pendidikannya. Ada

beberapa peran penting konsultan pendidikan dalam pendidikan

berbasis Multiple Intelligences System:

1) Penyusunan Multiple Inteligences Research (MIR),

Tidak adanya instrument yang baku untuk mengetahui kecerdasan

majemuk seseorang, membuat sekolah yang menerapkan konsep ini

harus menyusun instrument sendiri. Kegiatan ini membutuhkan

pakar psikologi dan pendidikan untuk memetakan sifat atau

karakter seseorang menurut delapan bentuk kecerdasan.

Idealnya, setiap sekolah berbasis Multipl Intelligences System

memiliki tenaga konsultan pendidikan yang selalu inten membantu

guru dalam merumuskan strategi-strategi pembelajaran yang efektif.

Sedangkan SMP YIMI, sementara ini baru memiliki konsultan

psikologi yang membantu dalam merumuskan MIO.

Page 85: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

70

2) Pengawasan mutu pembelajaran,

Dalam “Total Quality Management in Education”, Edward Sallis

menyebutkan bahwa pendidikan adalah tentang pembelajaran.

Pelajar adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran tidak

memenuhi kebutuhan individu masing-masing mereka, maka itu

berarti bahwa institusi tersebut tidak dapat mengklaim bahwa ia

telah mencapai mutu terpadu.32

Dalam hal ini, konsultan pendidikan sebagai pakar yang memahami

masalah-masalah menejemen pembelajaran maupun menejemen

pendidikan memiliki peran sentral sebagai observator sekaligus

evaluator terhadap proses pembelajaran yang berjalan di sekolah.

3) Pelatihan guru

Mengingat layanan pembelajaran berbasis “Multiple Inteligences

System” difokuskan pada keragaman gaya belajar peserta didik,

mau tudak mau guru harus kreatif. Inovasi model pembelajar harus

selalu dilakukan. Oleh karenanya kegiatan pelatihan guru baik

internal sekolah maupun eksternal menjadi kebutuhan yang tidak

bisa ditinggalkan. Dengan demikian peran konsultan pendidikan

untuk memberikan pelatihan kepada penyelenggara pendidikan

menjadi kebutuhan yang sangat urgen.

Kegiatan pengawasan pembelajaran yang dilakukan di SMP YIMI

telah dilaksanakan secara kontinu. Akan tetapi, intensitasnya baru

berjalan dalam satu semester sekali untuk setiap guru. Apabila intensitas

itu ditingkatkan (misal setiap tiga bulan sekali), tentu semakin memacu

kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru.

32 Edward Sallis, Total Quality Managemen in Education, terj. Ahmad Ali Riyadi dan

Fahrurrozi, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), cet. ke IX, hlm. 86-87

Page 86: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

71

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika

Berbasis Multiple Intelligences System (MIS) di SMP YIMI Gresik “Ful Day Schooll” yang

didukung oleh landasan teori, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam

penerapannya memuat tiga langkah berikut:

1. Perencanaan pembelajaran.

Secara umum perencanaan pembelajaran di SMP YIMI Gresik “ Full Day School”

telah diarahkan sesuai konsep Multiple Inteligences System. Kegiatan ini diawali

dengan pelaksanaan Multiple Inteligences Observation (MIO) sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai. Selanjutnya guru menyusun perangkat-perangkat pembelajaran

seperti Silabus, Prota, Prosem, dan RPP. Penyusunan perangkat pembelajaran ini

disamping memperhatikan muatan materi yang akan diajarkan juga mengacu pada

hasil MIO. Hal ini karena pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System

mengacu pada cara belajar yang disesuaikan gaya belajar peserta didik. Tidak Kendala

yang dihadapi guru dalam perencanaan ini adalah dalam penyusunan strategi

pembelajaran yang bervariasi. Karenanya guru perlu melakukan inovasi-inovasi dalam

merancang strategi pembelajaran sesuai delapan kecenderungan kecerdasan peserta

didik.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini guru memulai melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah dibuat sebelumnya. Prinsip yang harus dijadikan pedoman dalam pembelajaran

berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI, mengacu pada pembelajaran

active learning. Untuk mewujudkan hal itu, guru harus mampu mengkontekstualkan

materi yang pembelajaran. Di samping itu, metode yang dipilih tentunya yang sesuai

dengan kecenderungan gaya belajar peserta didik.

Meski pelaksanaan pembelajaran telah diarahkan sesuai konsep Multiple Inteligences

System, namun konsep ini tidak bisa dipakai secara murni. Beberapa guru menghadapi

Page 87: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

72

sedikit permasalahan merumuskan metode pembelajaran pada materi-materi yang

cenderung abstrak. Di samping itu, pengelompokan kelas yang semi heterogen

menjadi faktor penyebab pembelajaran terkadang kurang efisien. Oleh karenanya

sebaiknya pengelompokan kelas secara homogen agar pembelajaran berjalan lebih

efektif.

3. Evaluasi Pembelajaran

Dalam pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System di SMP YIMI, evaluasi

hasil dilaksanakan bersamaan berjalannya pembelajaran dan setelah pembelajaran

selesai. Di samping itu, sistem evaluasi hasil di SMP YIMI, tidak memakai sistem

peringkat. Hal ini untuk menhindari munculnya justifikasi anak cerdas atau bodoh.

Prinsip yang dipegang dalam multiple intelligences, bahwa setiap anak adalah cerdas.

Sistem evaluasi pembelajaran yang diterapkan di SMP YIMI Gresik “Full Day

School” tersebut telah sesuai dengan konsep Multiple Inteligences System, yang

menganggap bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Di samping

itu, hal tersebut sebagai bentuk konsep education humanistic yang di usung oleh

YIMI.

B. Saran-saran

1. Bagi Guru

a. Guru sebaiknya terus melakukan inovasi-inovasi model pembelajaran. Hal ini penting

untuk melayani beragam karakter dan gaya belajar peserta didik. Semakin banyak

variasi model pembelajaran, semakin mudah guru dalam melakukan pengelolaan kelas.

Selanjutnya, tujuan pembelajaran semakin mudah untuk dicapai.

b. Hendaknya tekun mengikuti pelatihan-pelatihan peningkatan ketrampilan mengajar,

baik yang diselenggaranan oleh internal sekolah maupun unsur eksternal. Hal ini sangat

penting sebagai bagian pengembangan kompetensi guru.

c. Guru perlu melakukan pendekatan tertentu kepada peserta didik yang cenderung

terlambat dalam memahami materi yang disampaikan.

Page 88: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

73

2. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik hendaknya ikut aktif terlibat kedalam kelompok-kelompok study club

yang telah ada. Bagi anak yang perkembangannya terlambat, hal ini dapat berperan

untuk mengejar ketertinggalannya. Sedangkan bagi anak yang sudah paham, dapat

dijadikan sebagai tempat untuk semakin memacu kemampuannya dengan mempelajari

materi-materi pengayaan.

b. Peserta didik hendaknya juga mencoba untuk memahami pembelajaran dengan gaya

yang berceda-beda. Hal ini untuk mengurangi ketidak pahamannya ketika guru tidak

mampu menyampaiakan materi sesuai kecenderugan kecerdasan yang dimilikinya.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Berdayakan semua stake holder SMP YIMI Gresik “Full Day School” dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan SMP YIMI kedepan yang lebih baik.

b. Ajari peserta didik dan guru keteladanan.

c. Menggiatkan kegiatan-kegiatan pelatihan peningkatan ketrampilan mengajar bagi guru

d. Usahakan peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi agar bisa bersekolah di

SMP YIMI Gresik “Full Day School”.

C. Penutup

Dengan terselesaikannya skripsi ini, peneliti tak lupa mengucapkan puji syukur

“Alhamdulillah” kepada Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan Inayahnya.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh

karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa

bermanfaatbagi peneliti pada khususnya dan pembaca umumnya.

Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga mala ibadahnya diterima

oleh Allah SWT. Amiin.

Page 89: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman,Mulyono,Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1999.

Abdul Azis, Sholeh, Abdul Majid, AttarbiyahWattaruqu al-Tadris, Juz 1, Mekkah:

DarulMa’arif, t.th.

AnNawawi, Imam ZakariyaYahya bin Syaraf,RiyadhusShalihin,

Libanon:DarulKutub Al- Ilmiah, 676 Hijriah.

Anang, One Minute Before Teaching, Bandung: Alfabeta, 2010.

Arikunto,Suharsimi,ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktek, Jakarta:

RinekaCipta, 2002.

BaharudindanEsaNurWahyuni, TeoriBelajardanPembelajaran, Cet. IV,Jogjakarta:

Ar-ruzz Media, 2010.

Chatif,Munif,GurunyaManusia, Bandung: Kaifa, 2011.

-----------------,SekolahnyaManusia, Cet. VII, Bandung: Kaifa, 2010.

Dimas,M. Rasyid,20 KesalahandalamMendidikAnak, terj. Abdurrahman Kasdi,

Pustaka Al-Kautsar, 2006, Cet. 3.

Fathani, Abdul Halim, MatematikadanLogika, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

---------------------------, Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple

Intelligences _ dikti.org.htm, http://anwarbey.wordpress.com/2010/08/07/15/ di akses 15

Oktober 2011.

Gunawan,Adi,Born to be genius, Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama, 2003.

------------------,Genius LearningStrategy; PetunjukPraktisuntukMenerapkan

Accelerated Learning,Jakarta: PT. GramediaPustaka, 2003.

Hamalik,Oemar,KurikulumdanPembelajaran, Jakarta: PT. BumiAksara, 2001.

Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011.

Harjaningrum,Agnes Tri,dkk.,Peranan Orang

TuaDalamMembantuTumbuhKembangAnakBerbakatMelaluiPemahamanTeori Dan

TrenPendidikan, Jakarta:Prenada, 2007.

Hasildokumentasi SMP YIMI Gresik “Full Day School” yang diperolehtanggal 14-

24 November 2011.

IbrahimdanNana Sudjana,PenelitianPendidikandanPenilaianPendidikan, Bandung:

SinarBaru, 1989.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

Ismail SM, StrategiPembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:

Rasail Media Grup, 2008.

Maier Dave, The Accelerated Learning Hand Book, terj.RahmaniAstuti, cet. III,

Bandung: Kaifa, 2003.

Majid,Abdul,PerencanaanPembelajaran: MengembangkanStandarKompetensi

Guru,Bandung: RemajaRosdaKarya, 2005.

Naim, NganimundanAchmadPatoni,

MateriPenyusunanDesainPembelajaranPembelajaran Agama Islam (MPDP-PAI),

Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Prawiradilaga,Dewi Salma,PrinsipDesainPembelajaran, Cet. 7,Jakarta:

KencanaPrenada Media Group, 2007.

Puji, Lestari Indriana, “Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis

Multiple Intelligences With Games Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK

Kelas VII Semester Genap SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran:

2010/2011, 2011.

R. Soedjadi, KiatPendidikanMatematika di Indonesia, Jakarta:

DirektoratJenderalPerguruanTinggi, DepartemenPendidikanNasional, 1990.

Riyanto,Yatim,MetodePenelitianPendidikan: SuatuPendekatanDasar, Surabaya:

SIC, 1996.

------------------, ParadigmaBaruPembelajaran: SebagaiReferensiBagi

Guru/PendidikdalamImplementasiPembelajaran yang EfektifdanBerkualitas, Jakarta:

Kencana, 2010.

Ronis,Diane,PengajaranMatematikasesuai Cara KerjaOtak, terj. Herlina, Jakarta:

PT. Indeks, 2009.

Sadullah,Uyoh,dkk.,Pedagogik (IlmuMendidik), Bandung: Alfabeta, 2010.

Saefudin, ManajemenPembelajaran Full Day School di SMP Islam Hidayatullah

Semarang Tahun 2010-2011, SkripsiFakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Tahun

2011.

Subroto,B. Suryo,Proses BelajarMengajar di Sekolah, Jakarta: RinekaCipta, 1997.

Sudjana,Nana,Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2008.

Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatifdan

R&D), Cet. 11, Bandung: CV. Alvabeta, 2010.

Page 91: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: CV.

Widya Karya, 2010.

Sukardi, MetodologiPenelitianPendidikan: KompetensidanPraktiknya, Jakarta: PT.

BumiAksara, 2009, Cet. 9.

Suparman S, Gaya Mengajar yang MenyenangkanSiswa, Yogyakarta: Pinus Book

Publiser, 2010.

Suryosubroto, Proses BelajarMengajar di Sekolah,Cet. II, Jakarta: PT. RinekaCipta,

2009.

Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Matematika dan

Penerapannya di SMP, Makalah Bahan Penelitian Bagi Guru-Guru Pelajaran Matematika

SMP se Jawa Tengah di Semarang tahun 2006.

TeoriBelajardanPembelajaran _ Teori-teoriKlasik _ Teori-teoriBelajar Proses _

Teori-teoriKognitif _ Matematika IPA.htm,diunduh, 25 September 2011.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 20003 tentangSisdiknas &

Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib

Belajar,Bandung: Citra Umbara, 2010.

Uno,Hamzah B.,Model Pembelajaran: Menciptakan Proses BelajarMengajar yang

Kreatifdanefektif, Cet. IV, Jakarta: PT. BumiAksara, 2009.

Page 92: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Azis Nurkholik

2. Tempat & Tanggal Lahir : Kendal, 01 Mei 1989

3. NIM : 073511045

4. Alamat Rumah : Ds. Krajan RT. 04/IIIDesa Kliris Kec. Boja

Kab. Kendal

HP : 085 640535483

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal :

a. SDN Kliris 01 Tahun 1995-2001

b. MTs. Al Asror Semarang 2001-2004

c. MA Al-Asror Semarang 2004-2007

d. S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2007-2012

2. Pendidikan Non Formal :

a. Pondok Pesantren Roudlatutthalibin Tugurejo Tugu Semarang

C. Pengalaman Organisasi

1. Departemen Jurnalistik & Penerbitan HIMATIKA Walisongo periode

2008/2009

2. Wapemred Majalah EDUKASI Tahun 2010/2011

3. Sekretaris Redaksi Jurnal EDUKASI Tahun 2011/2012

4. Departemen Jurnalistik & Perkoranan PP. Roudlatut. Thalibin Tahun

2009-2011

Semarang, 12 Desember 2011

Peneliti,

Azis Nurkholik

NIM : 073511045