laporan topo tugu pahlawan.pdf

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Toponimi adalah bahasan ilmiah tentang nama tempat, asal-usul, arti penggunaan, dan topologinya. Kata toponimi berasal dari kata topos yang berarti permukaan dan nym yang berarti nama. Toponimi sendiri merupakan cabang dari onomastika yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul atau arti nama dari suatu tempat. Dalam pembangunan nasional toponimi memiliki perang dan fungsi yang penting untuk itu perlu dilakukan inventarisasi nama-nama geografis yang merupakan kekayaan bangsa untuk dikumpulkan dalam suatu basis data. Informasi yang lengkap dan detail tentang pengelolaan san pemanfaatan sertapembangunan daerah itu sendiri. Wilayah monumen tugu pahlawan surabaya memiliki sejarah yang sangat penting bagi kota Surabaya sendiri, di tugu pahlawan terdapat sejarah-sejarah mengenai asal-usul kota Surabaya serta cerita bagaimana perjuangan masyarakat Surabaya dalam mengusur penjajah, disamping itu sebagai salah satu tujuan pariwisata kota Surabaya tugu pahlawan sendiri memiliki potensi yang dapat dikembangan. Hal ini menjadikan betapa pentingnya penelusura sejarah tugu pahlawan dan perlu adanya pemberian informasi mengenai posisi lokasi yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan tugu pahlawan sendiri. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi fasilitas yang disediakan di monumen tugu pahlawan? 2. Apa saja permasalahan yang dimiliki monumen tugu pahlawan? 3. Potensi apa saja yang dimiliki monumen tugu pahlawan? 1.3. Tujuan

Transcript of laporan topo tugu pahlawan.pdf

Page 1: laporan topo tugu pahlawan.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Toponimi adalah bahasan ilmiah tentang nama tempat, asal-usul, arti penggunaan, dan

topologinya. Kata toponimi berasal dari kata topos yang berarti permukaan dan nym yang

berarti nama. Toponimi sendiri merupakan cabang dari onomastika yaitu ilmu yang

mempelajari tentang asal-usul atau arti nama dari suatu tempat.

Dalam pembangunan nasional toponimi memiliki perang dan fungsi yang penting untuk

itu perlu dilakukan inventarisasi nama-nama geografis yang merupakan kekayaan bangsa

untuk dikumpulkan dalam suatu basis data. Informasi yang lengkap dan detail tentang

pengelolaan san pemanfaatan sertapembangunan daerah itu sendiri.

Wilayah monumen tugu pahlawan surabaya memiliki sejarah yang sangat penting bagi

kota Surabaya sendiri, di tugu pahlawan terdapat sejarah-sejarah mengenai asal-usul kota

Surabaya serta cerita bagaimana perjuangan masyarakat Surabaya dalam mengusur penjajah,

disamping itu sebagai salah satu tujuan pariwisata kota Surabaya tugu pahlawan sendiri

memiliki potensi yang dapat dikembangan. Hal ini menjadikan betapa pentingnya penelusura

sejarah tugu pahlawan dan perlu adanya pemberian informasi mengenai posisi lokasi yang

dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan tugu pahlawan sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi fasilitas yang disediakan di monumen tugu pahlawan?

2. Apa saja permasalahan yang dimiliki monumen tugu pahlawan?

3. Potensi apa saja yang dimiliki monumen tugu pahlawan?

1.3. Tujuan

Page 2: laporan topo tugu pahlawan.pdf

2

Adapun tujuan dari survey toponimi wilayah monumen tugu pahlawan ini yaitu :

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui arti nama dan sejarah monumen tugu

pahlawan.

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui potensi-potensi yang dimiliki monumen

tugu pahlawan.

3. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisi permasalahan yang ada di monumen tugu

pahlawan.

4. Mahasiswa diharapkan mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada di

monumen tugu pahlawan.

1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari survey wilayah monumen tugu pahlawan ini, yaitu :

1. Mahasiswa mampu melakukan survey toponimi di wilayah monumen tugu pahlawan.

2. Mahasiswa mampu mengetahui potensi yang ada di monumen tugu pahlawan.

3. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang ada di monumen tugu pahlawan.

4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu toponimi yang telah dipelajari pada

perkuliahan.

BAB II

Page 3: laporan topo tugu pahlawan.pdf

3

GAMBARAN UMUM

2.1. Kondisi Geografi

Monumen Tugu Pahlawan ini terletak di Tembaan Street. Itu dibangun dalam rangka

memberikan penghargaan tinggi kepada semua prajurit yang telah tewas dalam pertemuan

besar untuk melawan tentara sekutu yang menumpang oleh NICA, yang ingin menduduki

surabaya di 10 Novembers 1945. Selain sebagai monumen besar setinggi 45 kaki / kaki,

untuk tujuan yang sama, di beberapa tempat terkenal sebagai medan tempur pada waktu itu,

telah membuat patung heroik seperti Jayengrono garden (Red Bridge), Plaza Contong, di

jalan Tais Nasution ( Bambu runcing), Tanjung dan Kombes Pol. M. Duriyat jalan. Monumen

Tugu Pahlawan merupakan simbol semangat pejuang “arek-arek Suroboyo” dalam

menghadapi penjajah. Monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Sebagai

janji budaya bangunan, monumen ini terletak di Jalan Pahlawan Surabaya dan sangat

strategis karena berada di pusat kota Surabaya, dikelilingi oleh jalan utama; Bubutan Street,

Tembaan Street, dan Kebon Rojo Street.Batas wilayah area Tugu Pahlawan adalah sebagai

berikut :

Barat : Ruko-ruko

Utara : Bank Indonesia

Timur : Kantor Gubernur Jatim

Selatan : Kramat Gantung

Berikut adalah data x, y, z batas area tugu pahlawan sesuai orientasi yang diambil

menggunakan GPS handheld dengan x dan y merupakan jarak dari titik 0 Greenwich dan z

merupakan tinggi di atas permukaan laut.

Page 4: laporan topo tugu pahlawan.pdf

4

Tabel 1. Data x, y, z Batas Area Tugu Pahlawan

ORIENTASI X (m) Y (m) Z (m)

Barat 0691835 9198782 24

Utara 0691920 9198772 24

Timur 0691948 9198620 17

Selatan 0691805 9198631 19

Koordinat: 7°14′45″S 112°44′16″E / 7.245808°LS 112.737785°BT / 7.245808;

112.737785

Gambar 1. Peta Citra Satelit Tugu Pahlawan

2.2. Kondisi Demografi

Berikut merupakan data dari banyaknya pegawai yang bekerja dan mengabdi untuk

Tugu Pahlawan.

Tabel 2. Pegawai Tugu Pahlawan

PEKERJAAN JUMLAH

Pegawai PNS 16

Petugas kebersihan 14

Petugas taman 12

Petugas keamanan 11

Petugas pengangkut sampah 2

Page 5: laporan topo tugu pahlawan.pdf

5

Operator genset 2

Total 57

2.3. Sejarah

Gambar 2. Tugu Pahlawan 1976

Seorang Presiden pada tanggal 10 November 1951 meletakkan batu pertama dari

suatu rencana raksasa: Tugu Pahlawan, setinggi 45 meter. Batu itu ditancapkan di tengah-

tengah Kota Surabaya, di sebuah tempat bekas reruntuhan gedung yang hancur dalam

perjuangan mendirikan negara, di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Bersamaan dengan

peletakan batu pertama itu ditanamkan juga sebuah piagam yang berbunyi:

“Pada hari ini, Hari Pahlawan 10 November 1951, di Kota Surabaya, P.Y.M.Presiden

Republik Indonesia Dr. Ir. Sukarno, dengan disaksikan oleh rakyat Indonesia di Surabaya,

berkenan meletakkan batu pertama untuk mendirikanTugu Pahlawan guna memperingati

pengorbanan Pahlawan-pahlawan Kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada

tanggal 10 November 1945. Semoga Tugu ini, yang diselenggarakan atas nama penduduk

Page 6: laporan topo tugu pahlawan.pdf

6

Kota Surabaya oleh Kepala Daerah Kota Besar Surabaya, Dul Arnowo, menjadi peringatan

rakyat Indonesia sehingga akhir zaman. Presiden Republik Indonesia, Dr. Ir. Sukarno.

Gubernur Jawa Timur, Samadikun. Walikota Surabaya, Dul Arnowo.”

Tentu saja naskah piagam itu ditulis dalam bahasa Indonesia ejaan Soewandi (ejaan

lama). Segera setelah upacara ini selesai, maka pekerjaan pembangunan Tugu Pahlawan

mulai diselenggarakan. Dan pada tanggal 10 November 1952 Presiden yang sama

meresmikan pembukaan Tugu Pahlawan itu, yang ternyata tingginya hanya 45 yard!

Seperti tertera di dalam piagam yang ditanam beserta batu pertama, maka sebagai

pembawa cita-cita untuk mendirikan Tugu Pahlawan ini dapat disebutkan tokoh seorang

kurus, bertubuh kecil, tetapi selalu ikut berjuang dalam kancah pertempuran Surabaya serta

menjadi walikota Surabaya sejak kembalinya kedaulatan negara Republik Indonesia. Tokoh

itu tidak lain adalah Dul Arnowo. Ia kecuali dikenal sebagai seorang warga kota yang

“kawakan”, juga populer di kalangan pejuang di Jawa Timur. Dul Arnowo sudah sejak

tanggal 2 September 1945 berprakarsa membentuk pemerintahan Kota Surabaya yang jadi

bagian dari Negara Republik Indonesia proklamasi 17 Agustus 1945. Dul Arnowo yang pada

zaman Jepang bekerja pada pemerintahan Surabaya Shi (kota) menjabat sebagai Ketua BPP

(Badan Pembantu Prajurit) yang kantornya di Jalan Kaliasin (sekarang Basuki Rakhmat) 121,

hari itu membentuk dua organisasi yang mewakili adanya pemerintahan Republik Indonesia

yang merdeka.

Organisasi itu adalah: BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang) dan BKR

(Badan Keamanan Rakyat). Ketua BPKKP, yang lebih mengurusi urusan administrasi (sipil)

tata kota adalah Dul Arnowo (mantan Ketua BPP), wakil-ketuanya Mohamad

Mangundiprodjo (mantan Daidancho Peta Buduran Sidoarjo). Sedang Ketua BKR adalah

Drg. Mustopo (mantan Daidancho Peta Gresik), yang mengurusi soal pertahanan dan

keamanan Kota Surabaya (dan Jawa Timur). Sangat penting tindak-tanduk Ketua BPKKP

dan wakilnya, yaitu sama-sama menyadari bahwa untuk mempertahankan kedaulatan negara

RI itu bukan saja diperlukan kekuatan bersenjata tapi juga dibutuhkan dana untuk membiayai

perjuangan itu. NEGARA RI LAHIR TANPA MODAL SESEN PUN. MODALNYA

HANYALAH SECARIK KERTAS TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN SERTA

SEMANGAT DAN TEKAD RAKYAT Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan

kedaulatan negaranya (saya ketik huruf kapital, karena itu pernah terucap oleh Dul Arnowo

ketika membentuk pemerintahan sipil di Surabaya, 2 September 1945). Modal materiel

beserta segala piranti aparat pemerintah itu harus dicari sendiri oleh rakyat. BPKKP selaku

aparat juga harus mencari dana itu. Dul Arnowo dan Mohamad Mangundiprodjo yang

Page 7: laporan topo tugu pahlawan.pdf

7

diserahi jabatan pada BPKKP harus berfikir keras berupaya mencari dana bagi perjuangan

menegakkan negara.

Dapat dicatat bahwa pencarian dana itu oleh Dul Arnowo dan Mohamad

Mangundiprodjo akhirnya teratasi, yaitu dengan berhubungannya dengan Dr. Samsi

Sastrawidagda (menjabat Menteri Keuangan kabinet RI pertama sebelum Mr. Maramis) yang

memberi petunjuk bahwa di Bank Escompto di Surabaya tersimpan uang peninggalan

pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Uang itu akhirnya digedor oleh Mohamad

Mangundiprodjo, uangnya sebagian disumbangkan ke pemerintahan Pusat RI, selebihnya

dijadikan dana perjuangan melalui organisasi Dewan Pertahanan Rakyat Indonesia di

Surabaya, diketuai oleh Mohamad Mangundiprodjo. Maka tidak aneh kalau di Surabaya

terdapat nama jalan yang besar bernama H.R.Mohamad Mangundiprodjo. Tapi agak aneh,

tidak ada nama Jalan Dul Arnowo, yang ada hanyalah nama gang kampung, yaitu Genteng

Arnowo. Padahal pemikir pemerintahan sipil di Surabaya yang pertama ketika merdeka

adalah Dul Arnowo, dan yang menemukan dana perjuangan untuk pemerintahan Pusat RI dan

perjuangan mempertahankan Kota Surabaya (sebagian uang juga dibawa ke Markas BKR

Jawa Timur, markasnya Drg. Mustopo gedung HVA yang sekarang menjadi gedung PTP

Jalan Merak) yaitu karena hubungannya dengan Dr. Samsi juga oleh Dul Arnowo. Dr. Samsi

pada akhir pendudukan Jepang menjadi Kepala Kantor Tatausaha dan Pajak di Surabaya. Jadi

sama-sama menjabat pemerintahan sipil di Surabaya bersama Dul Arnowo. Setelah

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Dr. Samsi-lah pemimpin Surabaya yang

pertama kali menemui Laksamana Shibata membicarakan masalah yang dihadapi Indonesia

merdeka (buku Shibata Yaichiro “Surabaya After Surrender” 1986).

Cita-cita, pengabdian serta perjuangan Dul Arnowo terhadap NKRI berlanjut ketika

menjadi walikota Surabaya 1951. Dialah yang berprakarsa mengganti nama-nama jalan di

Surabaya yang sejak zaman Belanda hingga Jepang bernama nama-nama Belanda (lain waktu

saya tulis soal nama-nama jalan di Surabaya ini). Dan lalu juga berprakarsa mendirikan Tugu

Pahlawan ini.

Untuk lebih memberikan arti kepada Tugu yang hendak didirikan itu, diputuskan

bahwa Tugu ditempatkan di bekas puing-puing reruntuhan Gedung Kenpeitai zaman Jepang.

Bekas-bekas reruntuhan gedung ini pernah membawa penderitaan yang tidak gampang

dilupakan para pejuang kemerdekaan dari zaman ke zaman. Sesudah menjadi gedung Raad

van Justitie (gedung pengadilan) pada zaman Nederlands Indië, pada zaman Nippon menjadi

markas Kenpeitai (polisi militer Jepang, di mana para patriot bangsa yang dianggap melawan

Jepang ditawan dan disiksa, misalnya Ir Darmawan, tokoh ludruk Durasim). Dan pada saat

Page 8: laporan topo tugu pahlawan.pdf

8

meletusnya pertempuran 10 November 1945 gedung ini juga jadi pusatnya gerakan pemuda

(PTKR = Polisi Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Hasanudin Pasopati dan N. Suharyo

Kecik), yang kemudian gedung tadi menjadi bulan-bulanan sasaran peluru mortir dan peluru

meriam dari kapal laut, dan bom dari pesawat terbang Thunderbolt, keduanya bagian dari

angkatan perang Inggris. Peristiwa ini pernah digambarkan dalam perangko-perangko

Republik Indonesia yang beredar pada tahun-tahun pertama kemerdekaan. Dengan dibubuhi

teks: Surabaya 10 November 1945. Termasuk perangko seri “pertempuran”.

Pertempuran yang terjadi pada tempat itu bermula terjadi pada 30 September 1945

menjelang pagi 1 Oktober 1945 karena tekad pemuda-pemuda Surabaya untuk melucuti

senjata tentara Jepang. Pelucutan senjata Jepang pada malam yang sama di tempat-tempat

lain di Surabaya begitu lancar dan tidak menimbulkan pertempuran, hanya di Markas

Kenpeitai itu dan Markas Kaigun (Angkatan Laut Jepang) di Gubeng Pojok yang memetik

pertempuran dan makan kurban cukup banyak dari kedua belah pihak (pihak Indonesia dan

pihak Jepang), dan baru tanggal 2 Oktober 1945 pertempuran selesai, atas hasil perundingan

para pejabat. Markas Kenpeitai berhasil didamaikan atas perundingan antara Panglima

Angkatan Darat Jawa Timur Jepang (Tobu Jawa Butai) Jenderal Iwabe dengan kelompok

pejabat Jawa Timur Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Drg Mustopo (Panglima TKR Jawa

Timur, karena itu di Surabaya ada jalan Prof. Dr. Mustopo) di Markas Gedung HVA

(sekarang Jalan Merak). Markas Kaigun berhasil didamaikan atas perundingan antara

Laksamana Muda Laut Shibata dengan Ketua BKR Kota Surabaya Sungkono (karena itu di

Surabaya ada jalan Majen Sungkono), di rumah Shibata Ketabang Boulevard (sekarang Jalan

Jaksa Agung Suprapto; saya tidak tahu kaitannya Jaksa Agung Suprapto dengan Surabaya.

Pernahkah ada yang meneliti?). Akhirnya pertempuran di Markas Kenpeitai Jepang yang lalu

jadi Markas PTKR itu hanya meninggalkan reruntuhan-reruntuhan saja. Kebanggaan dan

kemegahan kolonialisme hilang bersama hancurnya gedung yang beriwayat banyak

menimbulkan kurban jiwa patriotis bangsa Indonesia.

Tugu Pahlawan, atau Perumahan Rakyat.

Cita-cita pendirian Tugu Pahlawan ini pada mulanya mendapat sanggahan juga dari

beberapa kalangan di Kota Surabaya sendiri. Mereka beranggapan bahwa perumahan rakyat

adalah usaha pertama-tama yang harus diwujudkan. Bukannya usaha mendirikan tugu. Tetapi

cita-cita ini pun mendapat dukungan dari rakyat, dengan demikian rencana mendirikan Tugu

Pahlawan bisa mulai dilaksanakan.

Page 9: laporan topo tugu pahlawan.pdf

9

Seorang utusan berangkat ke Jakarta membawa sebuah rencana (ontwerp). Presiden

tidak bisa menyetujui ontwerp itu dan menyarankan bentuk “paku” untuk Tugu Pahlawan

yang bakal didirikan itu.

Kemudian seorang berbadan besar, berkacamata, meneruskan usaha pendirian Tugu

ini, karena Walikota Dul Arnowo (Walikota Surabaya 1950-1952) dipindahkan ke Jakarta.

Orang yang berbadan besar itu adalah Walikota Surabaya yang baru, bernama R.Mustajab

Sumowidigdo (Walikota Surabaya 1952-1956), yang namanya kini juga diabadikan untuk

menamai jalan di depan rumah dinas kediaman Walikota Surabaya, penggantian nama jalan

diresmikan tahun 1973 oleh Walikota Surabaya R.Sukotjo (Walikota Surabaya 1965-1974).

Jalan itu dulu (sejak zaman Belanda) mempunyai nama yang unik, tidak ada yang menyamai

di seluruh dunia, yaitu Ondomohen. Ondomohen itu bukan bahasa Jawa, bukan bahasa

Belanda. Tidak ada artinya dalam kedua bahasa itu, di kamus pun tidak ada. Jadi, kata

Ondomohen di seluruh bahasa dunia artinya ya nama jalan di Surabaya itu. Oleh karena itu

ketika Walikota Surabaya Dul Arnowo mengganti nama-nama jalan yang berbau bangsa atau

bahasa Belanda tahun 1952, nama jalan Ondomohen tidak katut diganti. Ondomohen adalah

bahasa Surabaya, milik orang Surabaya, khusus untuk nama Jalan Ondomohen di Surabaya.

Tentang mendirikan Tugu Pahlawan, oleh Walikota Surabaya yang baru, R.Mustajab,

kemudian dikirimkan lagi utusan ke Jakarta untuk memperlihatkan dua belas ontwerp yang

disusun menurut petunjuk-petunjuk Presiden. Pilihan terakhir jatuh kepada sebuah ontwerp,

tetapi yang terakhir inipun mengalami perubahan-perubahan. Salah satu di antaranya: tiang

bendera yang hendak dipancangkan di pucuk tugu harus dihilangkan.

Kerja Non-stop 40 Jam.

Dengan bantuan sepenuhnya dari jawatan-jawatan pemerintah seperti PJKA, Kantor

Telepon, Jawatan Gedung-gedung, dan beberapa instansi swasta seperti Aniem (Perusahaan

Listrik sebelum dinasionalisasi), BPM (sebelum dinasionalisasi jadi Pertamina), serta juga

dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut, penyelenggaraan pembangunan Tugu dimulai pada

tanggal 20 Februari 1952.

Untuk pondasi saja harus digali tanah sebanyak 620 M3.

Pekerjaan ini lalu disusul dengan pengecoran beton untuk “werkvloer” seluas 247 M3 dengan

tebal 6 cm. Beton yang disusun pakai perbandingan 1:3:6. Selesai pada tanggal 5 April 1952.

Pekerjaan pengecoran beton oleh Balai Kota ini kemudian dilanjutkan oleh Indonesian

Engineering Corporation, sebuah pemborong usaha nasional, untuk membuat pondasi.

Page 10: laporan topo tugu pahlawan.pdf

10

Besi beton yang dihabiskan oleh pembuatan beton ini mencatat angka 19 ton. Sedang

isi beton bertulang memakan campuran sebanyak 620 M3. Pekerjaan ini lalu disusul

pengecoran beton dengan perbandingan 1:2:3. Oleh karena pengecoran harus diselesaikan

sekali gus, maka untuk itu empat buah mesin pencampur beton harus dikerahkan, dengan

tenaga 120 orang yang bekerja bergiliran selama 40 jam nonstop. Pekerjaan inipun selesai

pada tanggal 3 Juni 1952.

Dari 45 Meter jadi 45 yard.

Gambar 3. Tugu Pahlawan dari Berbagai Sudut

Juga IEC yang kemudian mendapat kepercayaan untuk mengerjakan Tugu hingga 30

meter. Sedang sisanya 11,3 meter diselesaikan oleh pemborong Sarojo. Rencana untuk

Page 11: laporan topo tugu pahlawan.pdf

11

mendirikan Tugu Pahlawan setinggi 45 meter sekarang ternyata tidak bisa dilaksanakan lagi.

Ia cuma bakal setinggi 45 yard, atau 41,13 meter. Keadaan ini disebabkan karena rencana

kekuatan Tugu setinggi 45 meter tidak terpenuhi. Kalau toh kekuatan ini harus disesuaikan

dengan rencana lama, maka jangka waktu pengerjaan satu tahun yang diberikan itu tidak

mungkin terpenuhi. Juga adanya peraturan-peraturan penerbangan menyebabkan rencana ini

dikurangi jadi 45 yard saja. Terutama kalau ada penerbangan di waktu malam. Karena itu

pada “mahkota” di atas tugu yang beratnya ditaksir tiga ton bakal dipasang lampu-lampu dan

kaca merah.

Pembangunan bagian bawah Tugu yang mencapai tinggi 30 meter itu berakhir tepat

pada tangggal 17 Agustus 1952, yaitu setelah dua bulan terus-menerus dikerjakan. Untunglah

bahwa perhitungan-perhitungan dan perubahan menjadi 45 yard itu terjadi sesudah bagian

bawah selesai dikerjakan. Hingga waktu itu sudah ada 70 orang pekerja dikerahkan.

Pekerjaan pengecoran malahan meminta tenaga lebih banyak, sampai sejumlah 80 orang,

tetapi hasil yang diberikan tidaklah seperti yang direncanakan. Setiap hari mereka cuma

berhasil mengecor sebanyak 5 M3. Ini disebabkan karena makin tinggi memanjat, makin

sukar pelaksanaan pengecorannya.

Kekurangan-kekurangan ini kemudian menimbulkan gagasan baru, yaitu untuk

mempergunakan semacam “lift”. Menurut pendapat baru ini ternyata hasilnya naik, sehari

menjadi 9 M3. Dan tinggi yang 30 meter itu pengecorannya selesai dalam tiga minggu.

Biayanya Cuma Setengah Juta.

Pekerjaan pembikinan bagian atas serta mahkota mengalami kesukaran-kesukaran

sedikit, karena tenaga pekerja-pekerja jarang yang bisa dan berani memanjat setinggi itu.

Walaupun upah sudah dinaikkan menjadi tiga kali atau empat kali lipat.

Menurut perhitungan terakhir pembuatan Tugu itu menelan sejumlah 170 M3 beton

kricak, pasir dan pasir urug 530 M3 serta semen “Portland” (semacam Semen Gresik yang

harus diimport, karena Semen Gresik baru dibangun 1958) 2408 bungkus. Biaya seluruhnya

ditaksir Rp 500.000,00 yang didapat dari sumbangan-sumbangan para dermawan.

Kerja Acak-acakan Yang Abadi.

Tugu Pahlawan ini mempunyai 10 lengkungan (canalurus) pada badannya yang

melambangkan tanggal 10. Sedang 11 bagian (gelindingen) di atasnya mengandung

Page 12: laporan topo tugu pahlawan.pdf

12

pengertian bulan ke 11 atau bulan November. Tinggi yang 45 yard itu dengan sendirinya

menyatakan tahun 1945 sebagai tahun terjadinya pertempuran di Surabaya. Keistimewaan

Tugu Pahlawan ini adalah bahwa di bagian dalamnya terdapat tangga yang melilit dindingnya

untuk naik sampai puncaknya.

Hanya anehnya, beberapa saat setelah Tugu diresmikan pembukaannya, maka terjadi

semacam “skandal” di dalam pembuatannya. Tugu itu di bagian tengah tampak miring dan

tidak lurus. Penanggung jawab dari kecerobohan ini kabarnya ditimpakan kepada IEC.

Sampai kemudian menjadi rahasia umum di Surabaya, bahwa Tugu Pahlawan itu bakal

dibongkar kembali untuk mendapat perbaikan seperlunya.

Tetapi, inipun tidak pernah ada kenyataannya. Tugu Pahlawan itu tetap miring di

tengah, dan tetap tidak dibongkar. Keabadian miringnya Tugu Pahlawan merupakan

peringatan hasil kerja acak-acakan. Semoga dijadikan suri teladan untuk para penguasa kota

yang kemudian, agar kerja acak-acakan seperti itu jangan terjadi lagi, jangan terulang lagi.

Untuk mengerjakan “proyek” hendaknya direncanakan sejak ontwerpnya, pembeayaannya,

sampai penjadwalan pengerjaannya. Waktu pengerjaan Tugu Pahlawan dulu, memang belum

ada perencanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah seperti sekarang. Semoga adanya

APBD-APBN menjadikan pembangunan bangsa dan negara menjadi lebih baik daripada

zaman 1950-an.

Menurut catatan, “Rencana Ongkos Pembikinan Tugu Pahlawan” waktu itu ialah Rp

400.000,00. Dana diperoleh dari pungutan pada masyarakat. Penerimaan kas dari pungutan

sampai dengan tanggal 5 November 1952 baru terkumpul Rp 335.486,66. Yaitu sumbangan-

sumbangan (ketika itu disebut “bantuan”) dari Grosier2 beras Rp 116.450,00; “Persatuan

Kaum Ibu” Rp 15.500,00; Pasar Malam PMI-Phin Lauw Yuan Rp 4.343,80; Lingkungan

Pacarkeling Rp 229,60; Panitya Penyelenggara Pertandingan Armada India Rp 494,00;

Pemohon2 memasukkan beras dari luar daerah Rp 15.530,67 (tapi yang Rp 4.450,00 akan

diminta kembali oleh pemohon2 itu karena permohonannya tidak diijinkan); Persibaya

(waktu itu belum Persebaya) Rp 4.428,60; Sepakbola Lebaran Rp 60,90; Hadiah Bung Karno

Rp 10.000,00; dari khalayak ramai melalui suratkabar “Suara Rakyat” Rp 1.875,00; Hadiah

Bu Samadikun Jl. Pahlawan 7 (isteri Gubernur Jatim) Rp 100,00; sumbangan Perkumpulan

“Gie Hoo” Rp 170,75; Jawatan Pelabuhan Surabaya Rp 78,60; stamvergunninghouders beras

Rp 145.071,13; dari “Penjualan Kupon” Rp 20.870,61; Ikatan Pegawai Negeri di Penataran

Angkatan Laut Surabaya Rp 70,00; sumbangan A. Djalil M.E.T.P. Riouw Udjung Jakarta, Rp

10,00; R. Sastromihardjo Kepala Setasiun Tarik Rp 28,00; Inspeksi Kesehatan Rp 175,00; .

Jumlahnya belum mencapai “rencana ongkos”, tapi dalam laporan kas itu disebutkan bahwa

Page 13: laporan topo tugu pahlawan.pdf

13

dari “Penjualan Kupon” ditaksir akan diterima lagi Rp 45.000,00 dan dari

Stamvergunninghouders beras sampai dengan ultimo November 1952 akan diterima lagi Rp

30.000,00; sehingga ditaksir akan diterima seluruhnya Rp 410.486,66. Sampai dengan 5

November pengeluaran yang sudah dilaporkan baru sampai Rp 196.231,30. Antara lain

“perongkosan2 ke Jakarta” tiga kali jumlahnya Rp 4.500,00; tapi oleh utusan2 itu

dikembalikan Rp 1.000,00 kepada panitia. Laporan atau balans itu ditandatangani oleh

Bendahara Tugu Pahlawan Surabaya, R. Soetarto dan Ketua R. Moestadjab Soemowidigdo.

2.4. Gambaran Umum

Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota

Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter diameter atas 1,3 diameter bawah 3,1 berbentuk

lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures)

sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung

makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi

penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November

1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama

Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat

perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak

pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan. Monumen ini didirikan tanggal 10

Nopember 1951, kemudian diresmikan pada tanggal 10 Nopember 1952 oleh Ir. Soekarno

dengan mengambil lokasi tempat bekas gedung Raad Van Justitie Belanda.

2.5. Landmark

Landmark pada tugu pahlawan merupakan peninggalan-peninggalan sejarah. Berikut

adalah data x, y, z landmark yang diambil menggunakan GPS handheld dengan x dan y

merupakan jarak dari titik 0 Greenwich dan z merupakan tinggi di atas permukaan laut.

Tabel 3. Data x,y,z Landmark Tugu Pahlawan

LANDMARK X (m) Y (m) Z (m)

Monumen 0691878 9198710 30

Patung Bung Tomo 0691814 9198691 20

Patung Gubernur Suryo 0691806 9198647 21

Patung Soekarno-Hatta 0691858 9198618 20

Page 14: laporan topo tugu pahlawan.pdf

14

Patung Panglima Sudirman 0691944 9198619 17

Patung Doel Arnowo 0691942 9198633 17

Mobil Bung Tomo 0691818 9198701 21

a. Monumen

Gambar 4. Monumen Tugu Pahlawan

Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat

Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya

sebagai Kota Pahlawan. Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, dan secara

administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota

Surabaya.

b. Museum 10 Nopember

Page 15: laporan topo tugu pahlawan.pdf

15

Gambar 5. Museum 10 Nopember 1945

Museum Sepuluh Nopember, dibangun untuk memperjelas keberadaan Monumen

Tugu Pahlawan, yakni sebagai media untuk mempelajari rangkaian peristiwa pertempuran

Sepuluh Nopember 1945 di Surabaya, seperti yang dinyatakan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno

bahwa bangsa yang besar adalah adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawannya.

Museum 10 Nopember ini didirikan pada tanggal 10 Nopember 1991, kemudian diresmikan

grand opening pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden ke 4 Indonesia K.H.

Abdurrahman Wahid. Museum ini terdiri dari 2 lantai yaitu di lantai 1 digunakan untuk

pameran 10 gugus patung yang melambangkan semangat juang arek-arek Suroboyo dan

sosiodrama pidato Bung Tomo serta ruangan pemutaran film pertempuran 10 Nopember

1945 (diodrama elektronik) juga ruang auditorium. Lantai 2 digunakan sebagai ruang pamer

senjata, reproduksi foto-foto documenter, dan pameran koleksi peninggalan Bung Tomo.

Selain itu juga terdapat dua ruang diodrama statis yang menyajikan delapan peristiwa yang

terjadi di seputar pertempuran Sepuluh Nopember 1945 Surabaya, lengkap dengan narasinya.

c. Mobil Bung Tomo

Gambar 6. Mobil Bung Tomo

Page 16: laporan topo tugu pahlawan.pdf

16

Mobil Bung Tomo adalah mobil jenis Opel Kapitan. Mobil itu berwarna hitam dan

menjadi koleksi Museum Tugu Pahlawan yang ditempatkan di halaman terbuka pada sisi

barat kawasan Monumen Tugu Pahlawan. Jaraknya sekitar 30 meter di depan Museum Tugu

Pahlawan. Mobil Opel itu produksi Jerman patahun 1956 yang bermesin 2,5 liter enam

silinder. Tenaga yang dihasilkan 75 PS. Mobil tiga transmisi ini bisa mencapai kecepatan 140

km per jam. Dalam perjalanan 100 km, mobil ini akan menghabiskan bahan bakar 13 liter.

Sebelum menempati kawasan wisata ini, obil tersebut dititipkan pada Mas’ud ,

seorang warga Jalan Gatot Subroto, Malang. Di tempat ini mobil dibiarkan begitu saja di

dalam garasi selama bertahun-tahun.Pada saat itu kondisi mobil berplat nomor N 1708 A

dengan Nomor mesin K25L55-23585K ini sangat memprihatinkan. Karat banyak mewarnai

bagian mobil an Keempat rodanya juga sudah rusak. Cat mobil yang sebelumnya berwarna

biru kehitaman itu juga banyak yang mengelupas termakan zaman. Begitu juga beberapa

aksesoris penghias dan penanda mobil juga tidak lengkap karena banyak yang hilang

Akhirnya putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo, pada bulan Oktober 2010

menghibahkan mobil itu untuk koleksi monumen 10 November. Mobil itu mungkin tampak

sederhana dan biasa saja. Namun pada masa itu , mobil itu mungkin termasuk dalam deretan

mobil yang cukup berkelas. Tak banyak aksesoris yang terdapat pada mobil itu.

Walau tampak sederhana, keberadaan mobil itu bisa membawa pengunjung untuk

mengenang tentang sosok Sutomo atau yang lebih dikenal dengan nama Bung Tomo. Beliau

bernama Sutomo yang lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Sosoknya sangat legendaris

karena mengobarkan semangat juang dan perlawanan kepada tentara sekutu dalam

peperangan di Surabaya pada tgl 10 November 1945.

d. Patung pahlawan

Page 17: laporan topo tugu pahlawan.pdf

17

Gambar 7. PatungPahlawan di TuguPahlawan

Beberapa patung yang terdapat di Tugu Pahlawan seperti patung Bung Tomo,

Soekarno-Hatta, Gubernur Suryo, Panglima Sudirman, dan Doel Arnowo. Sutomo yang lebih

dikenal dengan nama Bung Tomo merupakan pahlawan kebanggaan rakyat Surabaya.

Pahlawan yang mampu mengobarkan semangat ‘arek-arek Suroboyo’ di masa itu untuk terus

pantang menyerah melawan penjajah. Terdapat pula patung Soekarno-Hatta saat

membacakan teks proklamasi, dengan latar belakang tulisan “merdeka atoe mati”

menggambarkan sangat berkobarnya semangat bangsa Indonesia kala itu untuk

memperjuangkan kemerdekaan. Jenderal Besar Sudirman merupakan salah satu tokoh besar

yang dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun, ia sudah menjadi seorang

Page 18: laporan topo tugu pahlawan.pdf

18

jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, Panglima Besar TKR/TNI, ini tetap

bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di

Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan. Gubernur Suryo selaku Gubernur Jawa Timur

pada tahun 1945, ia menjadi tokoh penting di balik terjadinya pertempuran 10 November

1945 di Surabaya yang sangat heroik.Terdapat juga patung Doel Arnowo, Ketua KNI untuk

Surabaya yang kemudian pada tahun 1950 Beliau menjabat menjadi walikota Surabaya.

Page 19: laporan topo tugu pahlawan.pdf

19

BAB III

METODOLOGI SURVEY

3.1 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Survey

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Survey toponimi ini dilaksanakan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 8 Oktober 2014

3.1.2 Lokasi Survey

Lokasi pelaksanaan survey toponimi ini adalah di kawasan Tugu Pahlawan,

Surabaya dengan denah lokasinya sebagai berikut:

DENAH

Gambar 8. Denah Lokasi Tugu Pahlawan

Page 20: laporan topo tugu pahlawan.pdf

20

3.2 Tahapan Pelaksanaan

3.2.1 Diagram Alur Survey

Gambar 9. Diagram Alur Pelaksanaan Survey

3.2.2 Penjelasan Diagram Alur

Adapun tahap pelaksanaan dalam survey ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan sebelum menuju ke daerah survey

seperti mempersiapkan alat-alat yaitu; form survey, alat tulis, dan kamera.

Pada tahap ini juga dilakukan pembagian kerja antar anggota dalam

kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan

Mulai

Persiapan

Pengolahan

Data Laporan Selesai

Pelaksanaan

Survey Sekunder

(Literatur)

Survey Primer (Di

Lapangan)

Studi Literatur

Peta

Fasilitas

Potensi

Page 21: laporan topo tugu pahlawan.pdf

21

Pekerjaan survey ini dilakukan dengan 2 cara yaitu survey sekunder dan

survey primer. Adapun penjelasan dari kedua tahap ini adalah sebagai

berikut:

a. Survey Sekunder

Survey ini dilakukan untuk mendapat informasi tanpa terjun langsung

ke lapangan. Survey ini dilakukan dengan cara melakukan studi

literature dari internet, meliputi:

Sejarah Tugu Pahlawan

Peta Kawasan Tugu Pahlawan

b. Survey Primer

Survey ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di

Kawasan Tugu Pahlawan. Survey ini dilakukan dengan dokumentasi

foto dan wawancara. Survey ini meliputi:

Fasilitas Umum

Potensi

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan pengelompokkan data-data dan

menganalisis permasalahan di Kawasan Tugu Pahlawan. Analisis

dilakukan dengan mencari permasalahan yang terjadi di daerah ini dan

memberikan rekomendasi solusi untuk permasalahan tersebut.

4. Laporan

Setelah dilakukan pengolahan data, hasil dari pengolahan data dan diskusi

dibuat ke dalam bentuk laporan.

3.3 Pembagian Kerja

Berikut ini adalah tugas dari masing-masing anggota kelompok.

Tabel 4. Pembagian Tugas Kelompok

Nama NRP Tanggung Jawab Tugas

35131000 Wawancara Melakukan wawancara

kepada narasumber yang

bersangkutan

35131000 Dokumentasi Melakukan dokumentasi

dengan mengambil

Page 22: laporan topo tugu pahlawan.pdf

22

gambar/memotret

35131000 Wawancara Melakukan wawancara

kepada narasumber yang

bersangkutan

35131000 Dokumentasi Melakukan dokumentasi

dengan mengambil

gambar/memotret

35131000 Mencatat Melakukan pencatatan

terhadap hasil survey

35131000 Wawancara Melakukan wawancara

kepada narasumber yang

bersangkutan

35131000 Mencatat Melakukan pencatatan

terhadap hasil survey

35131000 Wawancara Melakukan wawancara

kepada narasumber yang

bersangkutan

35131000 Dokumentasi Melakukan dokumentasi

dengan mengambil

gambar/memotret

Page 23: laporan topo tugu pahlawan.pdf

23

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ANALISA

4.1 Permasalahan

Dari hasil survey dan pengamatan yang lakukan di lapangan yaitu di daerah Area

Tugu Pahlawan Surabaya didapatkan data pemasalah apa saja yang ada di sana.

Diantaranya adalah:

1. Fasilitas kantin

Di dalam area Tugu Pahlawan tersebut tidak disediakan fasilitas kantin untuk para

pengunjung, ini yang biasanya dikeluhkan oleh para pengunjung dan ini memang

diakui oleh pengelola area Museum 10 Nopember itu sendiri seperti yang

diutarakan oleh Sub Unit Konservasi dan Preparasi Museum.

2. Peta petunjuk lokasi Area Museum dan Arsip Peta Lokasi

Di area lokasi Tugu Pahlawan belum di jumpai adanya peta petunjuk yang di

sediakan oleh pihak pengelola area Tugu Pahlawan tersebut. Dan dari pihak

pengelola sendiri belum memiliki arsip tentang letak koordinat area Tugu

Pahlawan.

4.2 Analisa

1. Fasilitas kantin

Sebelumnya sudah ada fasilitas kantin yang disediakan di area Tugu Pahlawan,

namun karena tingkat kesadaran dari pengunjung ini menyebabkan tingkat

kebersihan di area ini semakin kotor karena banyak pengunjung yang membuang

sampah secara sembarangan meskipun sudah di sediakan tempat sampah di

beberapa area. Sehingga pihak pengelola area Tugu Pahlawan memutuskan untuk

menghentikan adanya fasilitas kantin tersebut.

Page 24: laporan topo tugu pahlawan.pdf

24

2. Peta petunjuk lokasi Area Museum dan Arsip Peta Lokasi

Dari penjelasan yang diutarakan oleh Sub Unit Konservasi dan Preparasi Museum

mengutarakan bahwa semenjak beliau bekerja di Area Tugu Pahlawan tersebut

sampai saat ini belum pernah menjumpai arsip atau data tentang peta pengukuran

yang akurat maupun koordinat lokasi dari area Tugu Pahlawan. Di kantor

Pengurus Area Tugu Pahlawan tersebut ada peta yang sudah dibuat oleh staf Tata

Usaha di kantor tersebut namun hanya peta yang dibuat tanpa adanya pengukuran

yang detail hanya dengan pengiraan saja.

Page 25: laporan topo tugu pahlawan.pdf

25

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tugu Pahlawan merupakan monumen yang dibangun sebagai penghargaan bagi para

pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran melawan sekutu pada 10 November 1945.

Disahkan oleh Ir. Soekarno, terletak pada koordinat 7.245808°LS 112.737785°BT berbatasan

langsung dengan Bank Indonesia. Terdapat museum 10 Nopember 1945 sebagai bangunan

tempat penyimpanan barang-barang bersejarah dari masa itu dan terdapat diorama

didalamnya yang mampu membuat pengunjung bisa merasakan suasana perjuangan pada

peperangan 10 Nopember 1945. Pada area Tugu Pahlawan terdapat beberapa patung para

pejuang juga terdapat mobil peninggalan Bung Tomo. Permasalahan yang terdapat disana

adalah

5.2 Rekomendasi

a. Adanya kantin atau tempat orang berjualan makanan pada tempat wisata sangatlah

penting. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang membuat tempat tersebut ramai

akan pengunjung, dan menambah kenyamanan para pengunjung. Dan peningkatan

kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan sangat diperlukan demi kenyamanan

bersama.

b. Disetiap tempat perlu adanya peta yang digunakan untuk informasi untuk suatu

perencanaan pembangunan. Apalagi tempat wisata yang luas dan merupakan salah

satu ikon di Surabaya, sangatlah perlu adanya peta detail yang berisi informasi

penting yang lengkap.

Page 26: laporan topo tugu pahlawan.pdf

26

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: laporan topo tugu pahlawan.pdf

27

LAMPIRAN

Gambar 10.

Page 28: laporan topo tugu pahlawan.pdf

28

Gambar 11. Memorabilia Monumen Tugu Pahlawan

Gambar 12. Pintu Masuk Museum 10 Nopember

Page 29: laporan topo tugu pahlawan.pdf

29

Gambar 13. Patung Perjuangan Rakyat Surabaya

Page 30: laporan topo tugu pahlawan.pdf

30

Gambar 14. Diorama Pejuang Surabaya Mendengarkan Pidato Bung Tomo

Gambar 15.

Page 31: laporan topo tugu pahlawan.pdf

31

Gambar 16. Wawancara dengan

Page 32: laporan topo tugu pahlawan.pdf

32

Gambar 17.

Gambar 18. Data Kunjungan Obyek Wisata

Page 33: laporan topo tugu pahlawan.pdf

33

Gambar 19. Perbandingan Data Kunjungan Tahun 2013 & Tahun 2014

Gambar 20. Rekapitulasi Jumlah Pengunjung