ANALISIS PENERAPAN SIKLUS AKUTANSI PADA USAHA TAHU …repository.uinjambi.ac.id › 2683 › 1 ›...
Transcript of ANALISIS PENERAPAN SIKLUS AKUTANSI PADA USAHA TAHU …repository.uinjambi.ac.id › 2683 › 1 ›...
-
ANALISIS PENERAPAN SIKLUS AKUTANSI PADA
USAHA TAHU DESA MARGA MULYA
S K R I P S I
Oleh :
ITA NURLIANA SIREGAR
NIM: EES150699
Pembimbing :
Drs. H. FATHUDDIN ABDI, SmHK.,MM
KHAIRIYANI, SE.M.S.AK
PROGRAMSTUDI EKONOMISYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
2019 M/1440
-
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”1
1Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Surah Al-Maidah.8,
v
-
ABSTRAK
UMKM telah dipilih oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk
keluar dari masalah-masalah sosial. Masalah pengelolaan keuangan adalah
faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada UMKM. Salah satu cara
penyelesaian adalah dengan praktik akuntansi yang benar. Tentunya ini
berlaku untuk semua UMKM apapun jenisnya, termasuk UKM di Desa
Marga Mulya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan
akuntansi yang dilakukan oleh UKM di Desa Marga Mulya, mengetahui
faktor-faktor ,kendala yang di hadapi UKM untuk menerapkan siklus
akuntansi, Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Tempat penelitian ini adalah salah satu umkm pabrik tahu.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku UKM tidak menerapkan
siklus akuntansi dengan benar. Ternyata penerapan akuntansi di UKM di
pengaruhi oleh persepsi, pelaku usaha yang menganggap bahwa akuntansi
itu rumit, merepotkan, dan tidak terlalu penting. Persepsi pelaku tersebut
muncul karena beberapa faktor, antara lain latar belakang pendidikan, dan
tidak tersedianya tenaga kerja yang memiliki keahlian akuntansi.
Kata Kunci : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Penerapan Akuntansi.
v
i
VI vi
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah , Alhamdulillah, alhamdulillahirobbil’alamin...
Sujud syukurku kupersembahkan kepadamu tuhan maha agung atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir,berilmu dan beriman
dalam menjalankan kehidupan ini.
Skripsi ini penulis persembahkan buat:
Kepada ayahanda Yusrin Siregar dan Ibunda tercinta Susi Lestari yang telah mengorbankan hidupnya, memberikan kasih sayang yang tak terhingga,
memberikan dukungan material maupun moril, bahkan selalu memanjatkan do’a yang tiada henti untuk keberhasilan saya sehingga karya saya sederhana
ini bisa diselesaikan tepat waktu. Saya juga sangat berterima kasih kepada adik saya yang bernama Rizky Wijaya Siregar yang selalu memberi
semangat dan support yang tak henti-hentinya agar saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Saya ucapkan terima kasih untuk kontribusi ide yang di berikan oleh bibik saya Supatmi mengenai umkm yang menjadi objek penelitian saya. Kemudian
saya ucapkan terima kasih untuk sepupu saya Putri Lestari yang turut membantu dan menemani selama penelitian berlangsung.
Tidak lupa saya berterima kasih untuk guru-guru dan dosen-dosen yang telah ikhlas memberikan saya banyak ilmu, terutama bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM. HK.,MM selaku pembimbing I dan Khairiyani, SE., M.S.Ak
selaku pembimbing II karena dengan adanya bapak dan ibu skripsi saya berjalan dengan lancar yang tak pernah lelah dan sabar dalam membimbing dan memberi arahan untuk saya. Serta ucapan terima kasih untuk sahabat-sahabatku tercinta Azelia Deskasari, Evi Hariyanti, Lidya Ariskawati
dan Nurul Badriyah yang tiada henti mensupport saya dalam keadaan suka maupun duka, serta teman-teman Ekonomi Syariah J yang begitu banyak mengisahkaan kisah suka maupun duka selama 4 tahun kita lewati bersama.
viii
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ............................ ii
NOTA DINAS ........................................................................................... iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR . ......................................................... iv
MOTTO .................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 14
E. Kerangka Teori............................................................................... 13
F. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 34
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 36
ix
-
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 39
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 39
C. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 38
D. Teknik Analisis Data ...................................................................... 42
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan......................................................................... 45
B. Strukur Perusahaan......................................................................... 47
C. Tujuan Pendirian Perusahaan ......................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Akuntansi pada Usaha Kecil Mikro pada Pabrik Tahu
Desa Marga Mulya ......................................................................... 49
B. Dampak tidak menerapkan siklus akuntansi pada Pabrik Tahu
Desa Marga Mulya ........................................................................ 81
C. Faktor-faktor penyebab rendahnya penerapan siklus akuntansi
pada Pabrik Tahu Desa Marga Mulya ........................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................... 85
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah UMKM .......................................................................................... 4
1.2 Hasil Observasi Awal ................................................................................. 10
1.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................ 36
4.1 Laporan Laba Rugi ..................................................................................... 74
4.2 Laporan Laba Rugi dengan Konsep Syariah .............................................. 75
4.3 Laporan Perubahan Ekuitas........................................................................ 76
4.4 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat ............................................... 76
4.5 Laporan Posisi Keuangan ........................................................................... 77
4.6 laporan Posisi Keuangan dengan Konsep Syariah ..................................... 78
4.7 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat .......................................... 79
4.8 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan ................................... 79
x
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang, dimana sebuah negara
berkembang menitikberatkan akan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke arah
yang lebih baik. Proses pembangunan dewasa ini, memberi pengaruh langsung
kepada pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha yang merupakan unit-unit
ekonomi nasional. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha tersebut, maka banyak
berdiri bentuk- bentuk usaha baik yang berskala kecil, menengah sampai berskala
besar. Di era globalisasi saat ini, terutama di saat krisis global sedang melanda dunia
diharapkan setiap bentuk usaha dituntut untuk bisa maju dan bertahan dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Salah satu bentuk usaha yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah Usaha Kecil dan
Menengah(UKM). Perannya boleh dikatakan sebagai salah satu solusi masyarakat
untuk tetap bertahan dalam menghadapi permasalahan ekonomi seperti krisis yang
menerpa pada periode 1997-1998.
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan bahwa pasca krisis ekonomi
1997-1998, jumlah UMKM tidak berkurang tetapi meningkat terus bahkan mampu
menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada waktu itu,
jumlah UMKM sebanyak 56.534.592 unit atau 99,99% sisanya 4.968 unit atau
sekitar 0,01% adalah usaha besar. Data tersebut membuktikan bahwa UMKM
merupakan pasar yang sangat potensial untuk industri jasa keuangan terutama bank
1
-
untuk menyalurkan pembiayaan karena sekitar 60-70 % pelaku UMKM belum
memiliki akses pembiayaan perbankan.2
Peranan kinerja perekonomian Indonesia dalam angka Produk Domestik
Bruto (PDB) tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 5,07 persen terhadap
tahun sebelumnya3. Kontribusi sektor usaha mikro,kecil dan menengah terhadap
produk domestik bruto (PDB) semakin menggeliat dalam lima tahun terakhir.
Kementrian koperasi dan usaha kecil menengah mencatat kontribusi sektor UMKM
meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen. Survei dari BPS
mengidentifikasikan berbagai masalah dan kelemahan yang dihadapi pelaku usaha
meliputi pemasaran produk, teknologi, permodalan, kualitas sumber daya manusia,
persaingan usaha yang ketat, kurang teknis produksi dan keahlian dan masalah
manajemen termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan akuntansi.
Pengelolaan keuangan menjadi salah satu masalah yang seringkali terabaikan
oleh para pelaku bisnis, khususnya berkaitan dengan penerapan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan dan akuntansi yang benar. Masalah ini biasanya timbul
dikarenakan pengetahuan dan informasi pelaku usaha mengenai akuntansi sangat
terbatas, latar belakang pendidikan para pelaku usaha juga mempengaruhi
pengetahuan para pelaku usaha. Dampak terabaikan pengelolaan keuangan tidak
terlalu jelas. Namun, tanpa metode akuntansi yang efektif, usaha yang memiliki
prospek untk berhasil dapat menjadi bangkrut. Akuntansi merupakan kunci indikator
kinerja usaha tersebut. Informasi yang disediakan oleh catatan akuntansi berguna
bagi pengambilan keputusan, sehingga bisa meningkatkan pengelolaan usaha.
2David wijaya, Akuntansi UMKM ( Yogyakarta:Gava Media ,2018) hal 1
3www.bps.go.id
-
Berbagai inforrmasi tersebut memungkinkan pelaku usaha dapat mengidentifikasi
dan memprediksi bidang permasalahan yang bisa timbul kemudian mengambil
tindakan koreksi secara tepat waktu. 4
Tanpa informasi akuntansi, permasalahan yang bisa dihindari atau
dipecahkan itu justru penyebab kebangkrutan usaha tersebut. Oleh karena itu penting
sekali bagi pelaku usaha untuk membaca dan menafsirkan informasi akuntansi.
Paling tidak,setiap pelaku usaha dapat menghitung untung ruginya. Akan tetapi, yang
paling penting adalah memahami makna untung rugi bagi usahanya melalui laporan
keuangan. Menurut Peterson et all mengungkapkan bahwa kelemahan keuangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan salah satu kegagalan utama perusahaan
kecil dan menengah.5
Sebagaimana ditambahkan Wichman dalam skripsi Cut Srikandi yang
menjelaskan bahwa kapabilitas akuntansi merupakan faktor penting yang akan
mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan usaha kecil dan menengah. Hal ini
diperjelas oleh Philip bahwa banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada
perusahaan kecil. William et all mengungkapkan kelemahan tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang
dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan. Salah satu penerapan
standar akuntansi yang mendasar yang diperlukan suatu usaha adalah penerapan
siklus akuntansi.
4 Setyawan, Aris Budi.analisis penerapan siklus akuntansi pada umkm
yogyakarta. 5 Dr. Aris Budi Setyawan,2014. Analisis Penerapan Siklus Akuntansi Pada Usaha Kecil
Dan Menengah Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Berikut data jumlah perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah
menurut Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun Provinsi Jambi
tahun 20176:
Tabel 1.1
Jumlah UMKM
Klasifikasi Jumlah Unit
Usaha Mikro 87.669
Usaha Kecil 12.674
Usaha Menengah 55
Sumber: Departemen Koperasi Provinsi Jambi
Presiden Director PT Bahana Artha Ventura Andi mengatakan ada beberapa
kendala yang menghadang pelaku UKM untuk mengembangkan bisnis, yaitu
permodalan, administrasi, dan teknologi dan Pelaku UKM banyak yang belum
mengerti disiplin administrasi. Selain tak tahu cara membuat laporan keuangan,
mereka malah mencampur adukkan antara pengeluaran pribadi dan perusahaan. Saat
ini, ada 2.221 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di Kabupaten
Muaro jambi7.
Secara umum akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang
menyediakan laporan keuangan sebagai gambaran terhadap kondisi keuangan untuk
para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi.8 Sistem akuntansi
merupakan salah satu aspek yang harus dilakukan dalam suatu usaha, karena
6 www.depkop.go.id
7 http://jambi.tribunnews.com/2018/07/01/gelang-sebalik-sumpah-jadi-unggulan-umkm-
di-kabupaten-muarojambi.
8 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2012)hal 02.
http://jambi.tribunnews.com/tag/kabupaten-muarojambihttp://jambi.tribunnews.com/tag/kabupaten-muarojambihttp://jambi.tribunnews.com/2018/07/01/gelang-sebalik-sumpah-jadi-unggulan-umkm-di-kabupaten-muarojambihttp://jambi.tribunnews.com/2018/07/01/gelang-sebalik-sumpah-jadi-unggulan-umkm-di-kabupaten-muarojambi
-
pencatatan keuangan merupakan suatu prasyarat pengajuan penambahan modal
usaha dari lembaga keuangan bank maupun non bank. Akuntansi dalam islam juga
dijelaskan dalam QS.al-Baqarah ayat 282, yang memerintahkan untuk melakukan
pencatatan dalam transaksi usaha.
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
-
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”9
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menerangkan, inilah ayat terpanjang
dalam al-Quran, dan yang dikenal oleh para ulama dengan nama Ayat al-Mudayanah
(ayat utang piutang). Muamalah yang dimaksud adalah muamalahyang tidak secara
tunai, yakni hutang-piutang.10
Menyangkut persaksian baik dalam tulis menulis
maupun lainnya. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi. Para penulis dan saksi
hendaknya tidak juga merugikan yang bermuamalah dalam memperlambat
kesaksian, apabila menyembunyikannya atau melakukan penulisan yang tidak sesuai
dengan kesepakatan mereka (para saksi dan penulis serta yang melakukan
muamalah) maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan.11
9 Q.S al-baqarah :82
10
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, vol.1(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 563-564.
11M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
vol.1(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 566-568.
-
Akuntansi ( juga bisa disebut proses akuntansi ) adalah sebuah sistem yang
mengukur kegiatan perusahaan. Kegiatan bisnis tersebut oleh Sistem Informasi
Akuntansi(SIA) dituangkan dalam bentuk angka- angka yang tertuang dalam
laporan keuangan.12
Akuntansi menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk pengambilan keputusan ekonomik dan bisnis. Untuk menyediakan informasi
tersebut, dibutuhkan data keuangan dan diproses dengan cara tertentu. Tahap-tahap
yang dijalani dalam proses akuntansi disebut dengan siklus akuntansi. 13
Islam memerintahkan untuk mencatat segala jenis transaksi jual beli yang
ditangguhkan, begitu juga sebaliknya yang seharusnya dilakukan pada transaksi
secara tunai walaupun dalam ayat diatas tidak disebutkan karena tidak ada dosa
baginya yang tidak menulis. Pencatatan ini dimaksudkan untuk memelihara harta,
agar tidak terjadi kesalah pahaman dan mengetahui hak yang dimilikinya baik kecil
maupun besar. Tentunya hal ini juga berlaku bagi UMKM untuk melakukan
pencatatan keuangan, karena setiap hari pada UMKM pasti terjadi kegiatan
operasional yang akan menimbulkan transaksi baik secara tunai maupun tidak
tunai.
Penerapan kaidah-kaidah akuntansi dalam suatu usaha memiliki peranan
penting. Kaidah ini sering terjabarkan dalam sebuah urutan atau sering disebut
dengan siklus akuntansi. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai
penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Walaupun dampak dari
12
Catur sasongko,dkk.akuntansi suatu pengantar buku 1(jakarta: salemba
empat:2016)hal.4 13
Slamet sugiri,akuntansi pengantar 1 edisi sembilan( Yogyakarta:unit penerbit dan
percetakan sekolah tinggi ilmu manajemen:2014) hal 16
-
diabaikannya pengelolaan keuangan mungkin tidak terlihat secara jelas, namun
tanpa penerapan siklus akuntansi yang efektif, usaha yang memiliki prospek yang
cerah dapat menjadi bangkrut. Melalui penerapan siklus akuntansi yang baik,
diharapkan sebuah UKM dapat mengetahui bagaimana perkembangan dan
kesehatan usahanya, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang
diperoleh usahanya pada suatu periode tertentu. Hal ini sangat penting agar pelaku
UKM dapat menilai secara pasti kinerja dan kesehatan usahanya.
Bila dihubungkan dengan akuntansi itu sendiri, menurut Basuki, pengguna
akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat
hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai
ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk
pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan
menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber
informasi untuk pengambilan keputusan.
Dari uraian tersebut jelas terlihat bahwa industri kecil dan menengah banyak
mengalami kesulitan dalam memahami informasi akuntansi dengan baik,
sedangkan penggunaan informasi akuntansi dalam sebuah usaha merupakan salah
satu faktor penunjang keberhasilan suatu usaha14
. Mengingat kondisi ketatnya
persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi dewasa ini, setiap usaha dituntut
14
Nurul Utami,2017. Analaisis Penerapan Akuntansi Pada UMKM
Di Kelurahan Drajat Kecamatan Kesambi Kota Cirebon.IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
-
untuk memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu memenangkan
persaingan. Bersebrangan dengan pentingnya pencatatan akuntansi, pada
kenyataannya masih banyak UKM yang merupakan salah satu dari klasifikasi
Usaha Mikro, Kecil, Menengah yang belum menggunakan informasi akuntansi
secara maksimal pada usahanya atau mungkin belum menerapkannya, begitu juga
dengan pola pikir pelaku usaha yang beranggapan apabila dalam usahanya
menerapkan akuntansi hanya akan menambah rumit pekerjaan. Fenomena seperti
ini tentunya sering ditemukan pada UKM, karena belum adanya kesadaran bahwa
pentingnya penerapan akuntansi pada usahanya.
Berkaitan dengan penerapan akuntansi, sebelumnya penulis telah melakukan
penelitian pada UKM di daerah Kecamatan.Sungai Bahar,provinsi Jambi yaitu pada
Usaha Pabrik Tahu. Ternyata UKM tersebut hanya memiliki jenis pencatatan
keuangan berupa bukti transaksi (nota), buku kas, dan buku penjualan secara
sederhana saja dan belum sesuai dengan kaidah siklus akuntansi dengan benar
padahal jika di lihat usaha tersebut sudah cukup lama berdiri yaitu sejak tahun
2013. Berikut informasi penggunaan siklus akuntansi pada salah satu ukm pabrik
tahu Bpk. Suwarno di sungai bahar 15
:
15
Hasil wawancara dari bapak suwarno
-
Tabel 1.2
Hasil Observasi Awal
No Jenis Tahapan Tidak
Terlaksana
Cukup Terlaksana Terlaksana
1 Jurnal Penerimaan
Kas
2 Jurnal
Pengeluaran Kas
3 Jurnal Pembelian
4 Jurnal Penjualan
5 Buku Besar
6 Buku Piutang
7 Buku Hutang
8 Neraca Lajur
9 Laporan Laba-
Rugi
10 Laporan
Perubahan Modal
11 Laporan Necara
Sumber : Hasil Wawancara Penelitian Sementara
Melihat begitu pentingnya peranan penerapan siklus akuntansi bagi sebuah
UKM dan berdasarkan fenomena yang telah di uraikan di atas , penulis merasa
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan siklus akuntansi pada
UKM Sungai Bahar, Jambi. Maka penelitian ini berusaha untuk melakukan
kajian terhadap penerapan siklus akuntansi dalam operasional usaha skala kecil
dan menengah. Penelitian ini dilakukan pada UKM di daerah Kec.Sungai Bahar,
Kab. Muaro Jambi. Penulis mengambil judul : “ANALISIS PENERAPAN
SIKLUS AKUNTANSI PADA USAHA TAHU DESA MARGA MULYA”
-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang
dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan siklus akuntansi di UKM Pabrik Tahu Sungai
Bahar?
2. Apa dampak terhadap UKM Pabrik Tahu Sungai Bahar apabila tidak
menerapkan siklus akuntansi sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi yang
benar?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya penerapan siklus
akuntansi pada UKM Pabrik Tahu Sungai Bahar?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka
penelitian dibatasi pada Desa Marga Mulya di Kecamatan Sungai Bahar,
Kabupaten Muaro Jambi yang hanya pada karyawan yang bekerja dalam
mengelola administrasi dan keuangannya saja.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan siklus akuntansi di UKM Pabrik Tahu
Sungai Bahar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah siklus akuntansi yang
benar.
2. Untuk mengetahui dampak UKM Pabrik Tahu Sungai Bahar apabila tidak
menerapkan siklus akuntansi sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi yang
benar.
-
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya
penerapan siklus akuntansi pada UKM Pabrik Tahu Sungai Bahar.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pengembangan teori, dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi
disiplin ilmu akuntansi khususnya informasi akuntansi yang relevan bagi
usaha kecil dan menengah.
2. Usaha yang diteliti, dapat dijadikan sebagai bahan informasi di dalam
pengambilan keputusan bagi pemilik usaha, bahwa penerapan siklus
akuntansi sangat berperan dalam kelangsungan usaha.
3. Pihak Lain, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang meneliti hal yang
sama, serta mendorong dilakukannya penelitian-penelitian tentang
informasi akuntansi yang relevan bagi industri kecil dan menengah di
masa yang akan datang. Semakin banyak penelitian di bidang ini
diharapkan hasil dan temuan-temuan penelitian tersebut dapat
digeneralisasi, dan riset bidang akuntansi khususnya siklus akuntansi.
4. Sebagai syarat dalam menyelesaikan program strata satu (S.1) Ekonomi
Syariah di Fakultas ekonomi dan bisnis islam.
-
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi kepada para
pengguna yang berkepentingan16
.
Menurut American Acounting Association (AAA), akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian-penilaian, dan keputusan yang jelas, dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.17
Belkoui dalam skripsi Cut Srikandi menyatakan bahwa akuntansi adalah
suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang
signifikan dan satuan mata uang, transaksitransaksi dan kejadian-kejadian yang
paling tidak sebagian diantaranya memiliki sifat keuangan dan selanjutnya
menginterprestasikan hasilnya.Akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, mencatat, dan mengkomunikasikan atau melaporkan transaksi transaksi
yang terjadi dalam suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.18
Transaksi yang dimaksud disini adalah kejadian-kejadian yang bersifat keuangan
dan mempegaruhi posisi keuangan perusahaan. Akuntansi adalah proses/aktivitas
16
Jerry J. Weygandt, Accounting Principles (Jakarta : Salemba Empat, 2007),
hal. 04 17
Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1( Jakarta : Salemba Empat ,
2009), hal 03 18
Dr. Aris Budi Setyawan,2014.. Analisis Penerapan Siklus Akuntansi Pada
Usaha Kecil Dan Menengah Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
yang menganalisis, mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan
informasi keuangan untuk kepentingan para penggunanya.
Menurut Arif dan Wibowo secara umum fungsi akuntansi membantu pelaku
bisnis dalam hal penanganan masalah-masalah keuangan seperti penentuan
besarnya laba rugi yang diperoleh perusahaan sebagai dasar untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan.19
Membantu mengamankan dan mengawasi asset yang
dimiliki oleh perusahaan melalui penyusunan sistem akuntansi yang dapat
menciptakan pengendalian internal yang memadai. Membantu menentukan
besarnya hak (claim) dari pihak ketiga kepada perusahaan misalnya kreditur,
karyawan, dan sebagainya.Menetapkan standar pengukuran atas prestasi
perusahaan guna menilai efesiensi perusahaan tersebut.
Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi.
Setiap transaksi harus memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya. Transaksi
yang berdasarkan data atau bukti kemudian di input ke proses pengolahan data
sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Akuntansi
dalam proses pengolahan datanya menggunakan arus, proses akuntansi yang
dimulai dari transaksi sampai tahap pelaporan. Akuntansi merupakan teknik yang
menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui channel
komunikasi dengan para penerima informasi. Akuntansi memiliki siklus yang
disebut Accounting Cycle, yang memproses bukti transaksi menjadi bentuk
informasi dikenal dengan laporan keuangan yang dapat dipergunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
19 Nurul Utami,2017. Analaisis Penerapan Akuntansi Pada UMKM Di Kelurahan
DRAJAT Kecamatan Kesambi Kota Cirebon.IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
-
Baik akuntansi konvensional maupun akuntansi syariah sebenarnya
memiliki tujuan yang sama yaitu menuju praktik akuntansi yang baik dan sehat.
Untuk menuju praktik akuntansi, maka diperlukan teori yang baik dan sehat. Dalam
konsep syariah, teori yang baik dan sehat itu diperoleh melalui al-quran sebagai
pedoman hidup manusia, dan sunnah berupa segala macam hal yang dilakukan oleh
nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu. Akuntansi syariah sebenarnya
merupakan jawaban dari masalah ekonomi saat ini dan tidak hanya diperuntukkan
bagi umat muslim saja, karena karakteristiknya alquran adalah rahmatan
lilalamin20
.
Menurut Raharjo Kharis, dalam konsep akuntansi syariah, akuntansi
memiliki dua arah kekuatan yang dapat dibentuk oleh lingkungan dan juga dapat
mempengaruhi lingkungan. Akuntansi dapat mempengaruhi lingkungan, sehingga
akuntansi syariah akan mempengaruhi para pelaku ekonomi termasuk pelaku
transaksi kepada perilaku yang lebih etis termasuk dalam perilaku ekonomi.
Informasi akuntansi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran, tindakan,
bahkan sampai pada pengambilan keputusan dalam bisnis. Hal ini akan mendorong
terbentuknya bisnis yang lebih baik.21
Prinsip dasar universal yang melekat dalam akuntansi syariah adalah nilai
pertanggungjawaban, keadilan, dan kebenaran. Sesuai dengan ayat Al Baqarah ayat
286, bahwa setiap transaksi harus dicatat secara benar. Konsep pertanggung
jawaban berkaitan dengan konsep amanah dalam setiap aktivitas manusia.
20
Jurnal akuntansi Indonesia, Vol.6 No 2 Juli 2017, hal 131-140 21
Jurnal akuntansi Indonesia, Vol.6 No.2 Juli 2017, hal 131-140
-
Impilikasi dari konsep tersebut dalam akuntansi adalah setiap orang yang terlibat
dalam praktik bisnis harus melakukan pertanggung jawaban atas tindakan yang
dilakukan. Bentuk pertanggungjawaban tertulis atas tindakan tersebut dalam
akuntansi adalah laporan keuangan.
Banyak pihak yang membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna
informasi dapat memanfaatkan infromasi akuntansi agar bisa memenuhi berbagai
kepentingan masing-masing. Begitu pula dengan pelaku Umkm, infromasi
akuntansi ini penting untuk dapat menilai perkembangan usahanya22
. Melihat
begitu pentingnya penerapan akuntansi, maka ada tahapan-tahapan dan indikator
yang menjadi acuan terlaksana atau tidaknya sistem pencatatan pada sebuah
Umkm,sebagai berikut:
a. Tidak Terlaksana
Jenis tahapan siklus akuntansi dapat dikatakan tidak terlakasana apabila
dalam usaha tersebut benar-benar tidak memiliki catatan dari setiap
jenis tahapan siklus akuntansi.
b. Cukup Terlaksana
Jenis tahapan siklus akuntansi dapat dikatakan cukup terlaksana apabila
dalam usaha tersebut mempunyai bukti pencatatan transaksi walaupun
pencatatan yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah
akuntansi yang benar.
22
David Wijaya, Akuntansi UMKM( Yogyakarta: Gava Media,2018) hal 21
-
c. Terlaksana
Jenis tahapan siklus akuntansi dikatakan terlaksana apabila dalam
usaha tersebut telah melakukan pencatatan siklus akuntansi sesuai
dengan kaidah akuntansi yang baik dan benar dengan kriteria
pencatatan sebagai berikut23
:
Tahap Pencatatan
Informasi penting suatu transaksi yang lazim dicantumkan pada
tahap pencatatan atau penjurnalan adalah:
a) Adanya pencatatan tanggal transaksi yang menunjukkan
perioede terjadinya transaksi.
b) Akun-akun yang berubah yang menunjukkan akun-akun
terpengaruh akibat terjadi transaksi.
c) Nilai rupiah transaksi, yang menunjukkan perubahan yang di
sajikan pada satuan moneter.
d) Deskripsi singkat transaksi dan kode akun yang memberikan
informasi tambahan yang dianggap penting dan
meminimalkan kesalahan.
Tahap Penggolongan
Adapun infromasi penting dan langkah pemindahbukuan sesuai
dengan kaidah akuntansi adalah sebagai berikut:
a) Membuat buku besar untuk masing-masing akun yang
terlibat dalam transaksi.
23 Ibid hal 73
-
b) Mencatat tanggal,deskripsi singkat,dan nilai rupiah pada
akun buku besar.
Tahap Pengikhtisaran
Adapaun langkap-langkah pada tahap pengikhtisaran sesuai
dengan kaidah akuntansi yang benar adalah sebagai berikut:
a) Menyusun neraca saldo dengan cara menyalin saldo semua
akun yang ada dalam buku besar.
b) Menyusun jurnal penyesuaian
c) Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian
d) Menyusun neraca lajur (worksheet)
Tahap Pelaporan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sebuah proses siklus
akuntansi. Adapun jenis-jenis laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), yaitu:
a) Laporan Laba Rugi
b) Laporan Posisi Keuangan
c) Laporan Perubahan Modal
d) Laporan Arus Kas
e) Catatan Atas Laporan Keuangan
-
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
1
2
3
4
5
6
7
8 9 10
1. Jurnal umum
2. Jurnal Khusus
Bukti Transaksi
buku besar
neraca saldo
jurnal
jurnal penyesuaian 1 1. Laporan harga pokok
produksi
2 2. Laporan laba rugi
3 3. Laporan Perubahan Ekuitas
4 4. Laporan neraca
5 5. Laporan arus kas
6 6. Catatan atas laporan
keuangan
7
8
9
laporan keuangan
neraca lajur
jurnal penutup jurnal pembalik
neraca saldo
setelah penutupan
penutupan
Gambar 1.1
Siklus Akuntansi
Buku Pembantu:
1. 1. Piutang 2. 2. Utang 3. 3. Kartu Harga Pokok Produksi 4. 4. Kartu Persediaan Produk Jadi
jjj
-
I. Tahap Pencatatan
a) Dokumen Transaksi
Transaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan
dan mempengaruhi posisi keuangan.Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan
tertulis seperti faktur atau nota penjualan atau kwitansi dan disebut dengan bukti
transaksi.24
Hal yang sangat subtansional dalam siklus akuntansi ialah transaksi
karena ia merupakan pondasi dalam penyusunan laporan akuntansi. Transaksi
keuangan dalam bahasa global, ialah segenap realitas yang menjadi pondasi
dalam prosesi aktivitas mata rantai keuangan berorientasi efektivitas yang
kualitas. Sedangkan dokumen transaksi merupakan lembaran yang mendukung
bahwa telah terjadinya suatu transaksi.25
b) Jurnal
Jurnal adalah catatan tentang yang memisahkan antara debet dan kredit
(Pengeluaran dan Pemasukan). Jurnal inilah nantinya akan memberikan
keterangan kepada kita tentang semua bukti transaksi. Semua transaksi akan
terposting dalan jurnal ini.26
Umumnya Perusahaan kecil seperti toko dan
sebagainya menggunakan satu jurnal saja yang biasa di kenal dengan nama jurnal
umum. Sedangkan dalam kelompok usaha besar, mereka menggunakan beberapa
jurnal seperti :
24
David wijaya, Akuntansi UMKM ( Yogyakarta:Gava Media ,2018) hal 42 25
Sujarweni, Wiratna V. Pengantar akuntansi.pustaka baru press.2016.hal 5 26
Sasongko catur ,dkk.akuntansi suatu pengantar buku 1.jakarta: salemba
empat.2016.hal 36
https://www.blogger.com/null
-
1. Jurnal Penerimaan Kas
Adalah jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber
penerimaan.
2. Jurnal Pengeluaran Kas
Adalah jurnal untuk mencatat pembayaran kas untuk segala pengeluaran kas
3. Jurnal Pembelian
Adalah jurnal yang dilakukan untuk mencatat transaksi pembelian secara
kredit.
4. Jurnal Penjualan
Adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara
kredit.
5. Jurnal Umum
Adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat selain dari transaksi dalam
jurnal khusus.
II. TAHAP PENGGOLONGAN
a) Buku Besar
Buku besar secara mutlak memberikan informasi jumlah keseluruhan
transaksi secara penuh dalam satu siklus. Mulai dari tanggal, keterangan di
debet atau di kredit serta nominal yang ada.27
Misalnya pada Buku Besar Kas,
maka akan tampak semua transaksi keuangan yang melibatkan Perkiraan / Pos
Kas, yaitu yang mempengaruhi uang tunai secara langsung. Begitupun dengan
Piutang dan Utang. Buku besar adalah himpunan rekening-rekening yang saling
27
Ibid hal 37
https://www.blogger.com/null
-
berhubungan yang menggambarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan
harta, utang dan modal. Pemindah bukuan semua pos-pos jurnal ke buku besar
disebut posting. Nama akun yang dipakai pada ayat-ayat jurnal harus sama
dengan nama akun di buku besar. Buku besar juga merupakan kumpulan yang
saling berhubungan dan yang merupakan suatu kesatuan tersendiri.28
III. TAHAP PENGIKHTISARAN
a) Neraca Saldo
Dalam satu Siklus akuntansi setelah melihat semua perkiraan dan
telah di kelompokkan berdasarkan sifatnya (Aktiva - Fasiva) Maka akan di
buatkan sebuah Neraca yang di kenal Neraca Awal, memberikan gambaran
Informasi Posisi Neraca perusahaan anda secara umum.29
Necara ini sudah
bisa di jadikan sebagai bahan untuk membuat Laporan keuangan tetapi,
masih ada beberapa kasus transaksi yang tidak tercatat dalam buku besar
seperti penyusutan inventaris atau penyusutan kendaraan.Neraca Saldo
adalah daftar seluruh akun dengan mencatat di debet dan kredit untuk
melihat apakah saldonya sudah seimbang. Apabila perkiraan-perkiraan
buku besar telah didebet dan dikredit untuk setiap transaksi selama satu
periode akuntansi, besarnya saldo sudah tampak. Jadi, jumlah saldo-saldo
debet akan sama dengan jumlah saldo-saldo kredit.
28
Soemarso,Akuntansi Suatu Pengantar( Jakarta: Salemba Empat, 2003) hal 79 29
Sasongko catur ,dkk.akuntansi suatu pengantar buku 1.jakarta: salemba empat.2016.hal 37
https://www.blogger.com/null
-
b) Ayat Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat karena :
1. Suatu transaksi sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan
2. Transaksi sudah dicatat, tetapi saldonya perlu dikoreksi
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) terhadap perkiraan-
perkiraan tertentu, dibuat untuk mengoreksi perkiraan-perkiraan tersebut
sehingga mencerminkan keadaan harta, utang, modal, pendapatan dan beban
yang sebenarnya.30
c) Neraca Lajur
Neraca lajur adalah kertas berkolom yang digunakan sebagai kertas
kerja dalam penyesuaian laporan keuangan31
. Penggunaan kertas kerja
dapat mengurangi kesalahan. Di samping itu,kerta kerja juga dapat
digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang di lakukan dan
memungkinkan penyesuaian daftar secara logis.
d) Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah melakukan jurnal dan penutupan terhadap
perkiraan-perkiraan yang mempengaruhi Laporan rugi laba seperti
pendapatan, biaya dan sebagainya.Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang
30
Sujarweni, Wiratna V. Pengantar akuntansi.pustaka baru press.2016. hal 44 31
Ibid hlm 50
https://www.blogger.com/nullhttps://www.blogger.com/null
-
dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening
nominal/sementara.32
e) Neraca Saldo Setelah Penutupan
Setelah semua akun nominal ditutup dan dipindahkan ke akun modal
pemilik maka langkah berikutnya dari siklus akuntansi, yaitu menyusun
neraca saldo setelah penutupan (after closing trial balance). Tujuan
penyusunan neraca saldo setelah penutupan (after closing trial balance),
yaitu untuk meyakinkan bahwa keseimbangan posisi keuangan tetap terjaga.
Hal ini berguna untuk memulai siklus akuntansi pada periode akuntansi
berikutnya.33
f) Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik berisi tentang berbagai biaya yang mempengaruhi
rugi laba yang saldonya di kembalikan karena masih ada sisa dalam biaya
tersebut.34
Contohnya Beban Sewa di bayar di muka dan beban
perlengkapan yang telah di tutup tetapi kenyataannya masih ada
perlengkapan yang tersisa.
IV. TAHAP PELAPORAN
a) Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah
pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang
32
Ibid hal 63 33
Ibid hal 65 34
Sujarweni, Wiratna V. Pengantar akuntansi.pustaka baru press.2016. hal 66
https://www.blogger.com/nullhttps://www.blogger.com/nullhttps://www.blogger.com/nullhttps://www.blogger.com/null
-
dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu35
. Laporan laba-rugi
ini cukup penting keberadaannya, karena laporan ini dapat di jadikan alat
untuk memprediksi arus kas dimasa mendatang, banyak pemekai laporan
keuangan yang memakai laporan laba-rugi ini untuk memprediksi arus kas
masa depan, seperti para investor dan kreditor. para investor dan kreditor
perlu untuk memprediksi arus kas perusahaan masa depan sebelum mereka
menyuntikkan dana mereka keperusahaan tesebut, tentu saja para investor
dan kreditor tidak mau menyuntikkan dana kepada perusahaan yang mereka
nilai arus kas atau kenerjanya jelek dan mengandung resiko yang terlalu
besar.36
b) Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah bagian dari laporan dengan yang
mencatat informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal
selama kurun waktu tertentu.37
c) Neraca
Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal
tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi aset,
kewajiban, dan ekuitas dana. Aset adalah sumber daya yang dapat
memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dikuasai dan/atau
35
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan.PT RajaGrafindo Persada.2015.hal 45 36
Hery,akuntansi keuangan menengah ( Jakarta : Remaja Rosdakarya,2009), hal 02 37
Ibid, hal 3
https://www.blogger.com/nullhttps://www.blogger.com/null
-
dimiliki oleh pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang. Sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang di pelihara karena alas
an sejarah dan budaya juga termasuk dalam pengertian aset. Contoh asset
antara lain kas, piutang, persediaan, dan bangunan.38
d) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas ( cash flow statement atau statement of cash
flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk
dan keluar uang (kas) perusahaan.39
e) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan
informasi yang ditambahkan keakhir laporan keuangan untuk memberikan
tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut.
Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item
tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih
komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan
Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang , kelangsungan
usaha, piutang ,kewajiban kontinjensi,atau informasi kontekstual untuk
menjelaskan angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan
gugatan).
38
Ibid, hal 3 39
Sujarweni, Wiratna V. Pengantar akuntansi.pustaka baru press.2016.
hal 60
https://www.blogger.com/nullhttp://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Periode_akuntansihttp://id.wikipedia.org/wiki/Uanghttps://www.blogger.com/nullhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Piutang
-
f) Harga Pokok Produksi
Proses mengahasilkan produk membutuhkan sumber daya ekonomi
seperti tenaga kerja,bahan baku, serta sumber daya lainnya ( overhead).
Penentuan harga pokok produksi mengakumulasikan ketiga komponen
biaya untuk menetapkan harga jual yang kredibel. Penentuan harga pokok
produksi ialah cara memperhitungkan unsur –unsur biaya kedalam harga
pokok produksi. Cara penentuan harga pokok produk sendiri ada dua, yaitu
Full Costing dan Variabel Costing.40
Full Costing adalah penentuan harga pokok produk yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi,yang terdiri dari biaya bahan
baku,biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik yang bersifat
variabel (variable cost) maupun yang bersifat tetap (fixed cost). Dengan
demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya
produksi berikut ini :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Kos produksi xxx
Sedangkan Variable Costing/direct costing adalah penentuan harga
pokok produk yang hanya memasukkan unsur-unsur biaya produksi yang
bersifat variabel, yaitu biaya bahan baku langsung,biaya tenaga kerja
40
David wijaya, Akuntansi UMKM ( Yogyakarta:Gava Media ,2018) hal 142
-
langsung, biaya overhead pabrik variabel.41
Dengan demikian kos produksi
menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
g) Kartu Harga Pokok Produksi
Kartu harga pokok produksi merupakan catatan penting dalam
metode harga pokok proses. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai
rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi
tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu
dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok yang bersangkutan. Biaya
produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan dan
biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut.
Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan tarif tertentu42
. Kartu harga
pokok terdiri dari:
1) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku merupakan biaya bahan yang digunakan untuk
diolah dan akan menjadi bahan produk jadi. Bahan baku merupakan bagian
41
Mursyidi , akuntansi biaya ( Bandung: PT Refika Aditama,2010) hal 29 42
Mulyadi, Akuntansi Biaya(Yogyakarta:UPP-STIM YKPN.2014)hal 44
-
terbesar yang membentuk produk jadi sehingga diklasifikasikan langsung
dalam harga pokok setiap jenis barang. Yang termasuk kedalam unsur biaya
bahan adalah harga bahan,ongkos angkut bahan, biaya asuransi pembelian
bahan,biaya unit yang terkait dengan proses pembelian bahan dan biaya lain
yang terkait dengan pengadaan dan pemeliharaan bahan.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan pada tenaga
kerja yang langsung diidentifikasi pada suatu pekerjaan atau produk jadi.
Tenaga kerja Langsung adalah tenaga kerja yang mengubah bahan langsung
menjadi bahan jadi. Biaya tenaga kerja meliputi gaji karyawan yang
dibebankan kepada produk tertentu dan merupakan salah satu biaya konversi
yang mengubah bahan baku menjadi produk jadi.43
3) Biaya Overhead Pabrik
Adalah komponen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung,biaya reparasi dan pemeliharaan, dan biaya lain-lain.
h) Kartu Persediaan Produk Jadi
Kartu persediaan produk jadi merupakan rincian persediaan barang jadi
yang lebih spesifik. Kartu persediaan produk jadi adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi dalam produksi dalam satu jenis
barang jadi. Setiap barang jadi yang dihasilkan atau dijual, akan dicatat
perubahannya dalam satu kartu persediaan barang jadi. Ada dua sistem yang
43
Ibid hal 45
-
digunakan dalam pencatatan persediaan barang jadi, yaitu sistem periodik dan
sistem perpetual.
i) Metode Harga Pokok Proses-variable costing
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara
massa.44
Dalam variable costing dengan metode ini, harga pokok persatuan
dihitung disetiap akhir periode, misalnya setiap akhir bulan, dengan cara
membagi total biaya produksi variabel selama satu bulan dengan total
ekuivalensi produksi selama periode yang sama. Dengan demikian biaya
overhead pabrik variabel tidak dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka,namun dibebankan kepada produk menurut biaya
yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Dalam perusahaan yang
berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut45
:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
Perbedaan metode harga pokok pesanan dan harga pokok proses
terletak pada:
a. Pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut
pesanan,sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya
produksi per periode akuntansi.
44
Mulyadi, Akuntansi Biaya(Yogyakarta:UPP-STIM YKPN.2014)hal 63 45
Ibid hal 64
-
b. Perhitungan harga pokok produksi per satuan.
Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan
dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan saat pesanan telah selasai di
produksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per
satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama
periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama
perioede yang bersangkutan.
c. Penggolongan biaya
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan
menjadi biaya produksi langsung dan tidak langsung. Di dalam metode
harga pokok proses ,pembedaan biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan,terutama jika
perusahaan tersebut hanya menghasilkan satu jenis produk saja. 46
2.Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Di dalam UU No. 20/2008, yang dimaksud dengan usaha kecil
adalah usaha usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
46
Ibid hal 65
-
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
didalam Undang-Undang, yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang, yaitu :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
-
Berdasarkan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yang
dimaksud dengan Usaha Kecil( UK) termasuk Usaha Mikro(UMI) adalah entitas
usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000 ( dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000( satu milyar rupiah).47
Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan,persekutuan(firma dan
CV), serta perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi tiga jenis sesuai
kriteria berdasarkan jumlah aset dan omzet seperti tercantum pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut.48
a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria aset ≤ Rp50 juta dan omzet ≤Rp.300 juta.
b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan /bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Rp 50 juta < aset ≤ Rp 500 juta dan Rp 300 juta
< omzet ≤Rp. 2,5 milyar.
c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
47
David wijaya, akuntansi UMKM( yogyakarta:gava media,2018) hal 8 48
Ibid hal.9
-
memenuhi kriteria Rp 500 juta < aset ≤ Rp 2,5 milyar dan Rp 2,5 milyar< omzet
≤Rp. 50 milyar.49
BPS juga membagi jenis UKM berdasarkan besarnya jumlah pekerja, yaitu:
(a) kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja di bawah 3 orang
termasuk tenaga kerja yang tidakdibayar, (b) usaha kecil, dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 5 - 9 orang, (c) usaha menengah, sebanyak 20-99 orang.
F. Kerangka Pemikiran
Praktik akuntansi sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, dan
mulai berkembang setelah ada perintah Allah SWT melalui al-Qur’an untuk
mencatat transaksi yang bersifat tidak tunai, dan membayar zakat. Perintah Allah
SWT untuk mencatat transaksi yang bersifat tidak tunai, telah mendorong setiap
individu untuk senantiasa menggunakan dokumen ataupun bukti transaksi.
Adapun perintah Allah SWT untuk membayar zakat, telah mendorong umat Islam
saat itu untuk mencatat dan menilai aset yang dimilikinya.50
Akuntansi dalam Islam dijelaskan dalam QS. al-Baqarah ayat 282, yang
memerintahkan manusia untuk melakukan pencatatan dalam melakukan transaksi
usaha. Implikasi lebih jauh adalah keperluan terhadap suatu jenis sistem
pencatatan tentang hak dan kewajiban, pelaporan yang terpadu dan komprehensif.
Islam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-nilai Islam.51
49
Ibid hal 9 50
Rizal yaya, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer ( Jakarta
Salemba Empat,2013), hal 02 51
Sri nurhayati, Akuntansi Syariah Indonesia ( Jakarta Salemba Empat, 2013) hal,52
-
Peranan UKM dalam perekonomian Indonesia dari awal memang sudah
besar. Namun sejak terjadi krisis ekonomi, peranan UKM meningkat dengan
tajam. Data dari BPS menunjukan bahwa persentase jumlah UKM dibandingakn
jumlah total perusahaan pada tahun 2001 adalah 99,9%.Pada tahun yang sama,
jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99.4% dari total tenaga
kerja. Bukti lain yang tidak dapat dipungkiri sebagai besarnya peranan UKM
adalah sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari
separuh ekonomi di Indonesia didukung oleh UKM (59.3%). Data-data tersebut
menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral
dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output.
Gambar 1.2
Kerangka Berfikir Penelitian
UKM salah satu usaha yang
memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia
terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia
Penerapan siklus akuntansi di UKM
UKM dapat mengetahui
bagaimana perkembangan
usahanya
usahanya
-
Sebagai sebuah bentuk usaha yang bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkanusahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional, maka
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu diberi perhatian agar para pelaku UKM
tetap bertahan dalam menghadapi krisis. Permasalahan yang muncul adalah adanya
indikasi bahwa para pelaku UKM memiliki kesulitan dalam mengelola
keuangannya secara terstruktur melalui standar akuntansi, dimana salah satu standar
akuntansi yang seharusnya diterapkan oleh para pelaku UKM adalah siklus
akuntansi. Siklus akuntansi diharapkan dapat mempermudah para pelaku UKM
dalam mengelola usahanya sekaligus dijadikan acuan dalam mengambil keputusan
yang berguna dalam upaya mengembangkan usahanya.
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode Kesimpulan
1 Intan Anggani,skipsi,
Institut Pertanian
Bogor.(2012 )
Sistem Akuntansi
Sederhana Pada UKM
Cireng Cageur Group
Bogor
Kualitatif Hasil penelitian UKM Cireng Cageur
Group Bogor telah melakukan proses
Pencatatan yang meliputi kebutuhan
biaya dan pendapatan UKM secara rinci,
namun proses pencatatan tersebut tidak
dilakukan sesuai kaidah sistem akuntasi
secara tepat, sehingga masih sulit untuk
menilai UKM ini mendapatkkan laba
atau rugi.
-
Sumber : Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang telah penulis jelaskan, merupakan suatu pertimbangan
dalam pembuatan penelitian. Hal ini agar tidak adanya kesamaan dalam penelitian
yang penulis lakukan. Secara garis besar penelitian terdahulu yang penulis tulis
menjelaskan tentang kondisi pencatatan yang dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah, kemudian membentuk model yang akan diterapkan, dan hanya
sebatas mengetahui persepsi pelaku usaha mengenai akuntansi. Sedangkan penelitian
2 Sisca Ayu Putri Darsono,
skripsi, Universitas
Pembangunan Nasional
Veteran. (2011)
Studi Tentang Penerapan
Pencatatan Keuangan
Dalam Usaha Mikro
Kecil Menengah (Studi
Kasus Pada Depot Trifena
Di Kota Mojokerto
Kualitatif UMKM depot yang telah melakukan
pencatatan keuangan daris dua usaha depot
yang ada di wilayah Mojokerto 100%
semua melakukan pencatatan, namun
pencatatan tersebut hanya
sebatas pencatatan dan pengingatan saja,
karena bagi para pelaku umkm
pencatatan model apapun sudah cukup
yang penting bisa mengetahui
untungnya.
3 Ria Nita Sari, dkk,
Jurnal. Universitas
Gunadarma, 2013
Persepsi Pemilik Dan
Pengetahuan Akuntansi
Pelaku Usaha Kecil Dan
Menengah Atas
Penggunaan Informasi
Akuntansi
Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi dan pengetahuan akuntansi di
wilayah Kota Depok sudah cukup baik,
karena sebagian besar pemilik usaha
memiliki persepsi dan pengetahuan
akuntansi yang cukup baik mengenai
infromasi akuntansi yang sudah diterapkan
pada lingkungan usaha
Mereka.
4 Nurul Utami,
skripsi, IAIN Syekh
Nurjati
Cirebon,2016
Analisis Penerapan
Akuntansi Pada UMKM
di Kelurahan Drajat
kualitatif Rendahnya penerapan akuntansi pada
UMKM di Kelurahan Drajat ternyata
disebabkan oleh beberapa faktor.
Yaitu latar belakang pendidikan,usia,
dan kurangnya tenaga kerja di bidang
akuntansi.
5 Dewi Saptantinah
Puji Astuti,
Jurnal.Universitas
Slamet Riyadi
Surakarta.2010
Perlunya Penerapan
Sistem Akkuntansi Pada
Usaha Kecil Menegah
kualitatif Dalam praktiknya diperusahaan telah
melakukan pencatatan secara manual,
hanya belum sesuai dengan standar
akuntansi, dan laporan keuangan juga
belum pernah disusun, hal ini karena
kurangnya sumber daya manusia yang
memadai
-
yang penulis lakukan adalah mengetahui apakah UKM di Desa Marga Mulya sudah
menerapkan siklus akuntansi sebagai usaha manufaktur atau belum. Jika pelaku usaha
menerapkan akuntansi, tentu seperti apa penerapannya yang sudah dilakukan selama
ini. Sedangkan jika UKM tidak menerapkan, maka apa yang menjadi penyebab pelaku
usaha tersebut tidak menerapkan akuntansi.
-
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif yang dilakukan
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lainnya secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata,
dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah.52
Pendekatan penelitian yang
digunakan oleh penulis bermaksud untuk meneliti lebih mendalam, sehingga
secara langsung lebih mudah untuk berhadapan dengan kenyataan yang ada
di lapangan
B. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh arau dikumpulkan
langsung oleh penelitinya atau orang yang bersangkutan
dilapangan.53
Menurut Indriantoro, data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui
media perantara, karena data primer dikumpulkan oleh peneliti, maka
diperlukan sumber daya yang cukup memadai, seperti biaya, waktu, tenaga,
52
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2014), hal 06. 53
Nur Asnawi, Metodologi Riset manajemen Pemasaran (Malang: UIN-MALIKI PRESS,
2011), hal 153.
-
dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer
yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada informan seperti
pemilik usaha.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh, dan
dicatat oleh instansi terkait atau pihak lain). Dalam melakukan penelitian,
penulis menggunakan data sekunder seperti data laporan keuangan,data
penerimaan kas yang sudah tersedia pada ukm yang menjadi objek
penelitian.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.Observasi
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data.54
54Nur Asnawi, Metodologi Riset manajemen Pemasaran (Malang: Uin-Maliki
Press, 2011), hal 153.
-
Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. 55
Secara metodologi, penggunaan
observasi dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, kebiasaan, melihat apa yang terjadi sebagaimana
dilihat pada objek penelitian.
b) Wawancara
Wawancara perupakan percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara
untuk memperoleh informasi dari informan. Suatu wawancara dapat
disifatkan sebagai suatu proses interaksi, dan komunikasi, dimana sejumlah
variabel memainkan peranan yang penting karena variabel tersebut ialah
pewawancara, informan, dan materi wawancara.56
Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data dengan menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis, selain menggunakan instrumen
sebagai pedoman, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, dan lainnya.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara
55
Sujarweni, Wiratna.Metodologi Penelitian (Yogyakarta:PUSTAKABARUPRESS,2014)
hal 75
56
Donald R. Cooper, Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1996), hal 289.
-
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
tersusun secara sistematis.
Pada penelitian ini penulis menggunakan kedua metode wawancara
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar informan
tidak hanya memberikan jawaban-jawaban secara lengkap saja melainkan
agar informan tetap dapat menggunakan istilah-istilah mereka sendiri
mengenai fenomena yang terjadi.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi, bertujuan
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dokumentasi
dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, handout, dan buku. Demi meningkatkan tingkat kredibilitas, maka
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis akan menggunakan
dokumentasi sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian dari observasi atau
wawancara.57
d) Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi).
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.
Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep, sehingga dapat
dikembangkan dan dievaluasi. Analisis data dimulai sejak merumuskan dan
57Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Afabeta, 2009), hal 138.
-
menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung sampai
penulisan hasil penelitian.58
Pada penelitian ini penulis melakukan analisis data yang bersumber dari
sebelum terjun kelapangan sehingga masih bersifat sementara, kemudian pada
penelitian yang sesungguhnya penulis melakukan pencarian sumber data
dengan menambah fokus penelitian sehingga mendapatkan hasil pengamatan
yang memungkinkan sesuai dengan penelitian yang akan penulis lakukan, dan
untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh, maka penulis menggunakan
triangulasi data. Selanjutnya, penulis menyajikan data dengan
mengelompokkan untuk mudah memahami dan pada tahap terkahir penulis
membuat kesimpulan yang didasarkan pada rangkuman data.
e) Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap bab nya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi
saling keterkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika
pembahasan adalah :
BAB I : Bab ini membahas tentang uraian penelitian yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
58
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Afabeta, 2009), hal 241
-
BAB II : Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian,jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Bab III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai
gambaran umum tempat penelitian UKM Pabrik Tahu di Sungai Bahar.
Bab IV : Bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian berisi
deskripsi data penelitian.
Bab V : Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
-
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
Industri rumahan tahu ini merupakan salah satu industri rumahan
yang ada dikabupaten Muaro Jambi atau lebih tepatnya di Desa Marga
Mulya Kecamatan Sungai Bahar kabupaten Muaro Jambi. Berdiri
sejak 2013 dan didirikan oleh bapak Marsan. 59
Awal mula beliau hanya
mengambil pasokan dari salah satu pabrik tahu yang ada di Sungai
Bahar. Namun pada tahun 2013 beliau lebih memilih untuk
memproduksi tahu yang kemudian sampai saat ini dikelola oleh bapak
Marsan dan dibantu oleh 4 orang karyawannya yang masih mempunyai
ikatan keluarga.
Bapak Marsan memproduksi tahu yang diprioritaskan untuk
eceran, karena menurut beliau lebih menghasilkan dari pada menjual
secara grosir. Beliau mengecerkan ke rumah-rumah di daerah Sungai
Bahar Tengah dan Selatan. Beliau memproduksi 1,5 kwintal untuk
penjualan eceran setiap harinya. Awal mendirikan usaha ini, bapak
Marsan mengeluarkan modal Rp.28.000.000 yang belum termasuk dari
tanah dan bangunan usaha pabriknya.
59
Hasil wawancara dari narasumber tanggal 17 Desember 2018
-
Dalam sehari, pabrik ini dapat menghasilkan sekitar 150 kg/hari
dan 2,5 ton per bulan di karenakan hari libur. Hasil produksi tahu per
hari adalah sebanyak 5 papan atau 500 buah tahu per harinya. Luas area
pabrik tahu ini adalah 12 x 15 m2. Dengan penjualan tersebut, bapak
Marsan memperoleh pendapatan hingga mencapai 2.250.000/hari (
bruto). Adapun rincian pengeluaran selama memproduksi dalam
hitungan harian adalah ssebagai berikut :
Biaya tenaga kerja langsung : 250.000
Bahan baku : 1.000.000
Biaya kayu bakar : 125.000
Biaya lain-lain : 15.000
Total biaya perhari : 1.390.000
Dengan demikian laba bersih yang di peroleh setiap harinya adalah
Rp.860.000.
Usaha pabrik tahu ini memproduksi dua jenis tahu, yaitu tahu putih dan
tahu goreng. Bahan yang digunakan untuk membuat tahu ini adalah kedelai,
asam cuka, air, dan minyak goreng. Adapun peralatan yang di miliki pabrik
ini untuk memproduksi tahu adalah sebagai berikut :
No Nama mesin/alat Jumlah
1 Mesin giling 2 unit
-
2 Mesin listrik 1 unit
3 Mesin stim 1 unit
B. Stuktur Pabrik Tahu
Struktur organisasi (organizational structure) adalah menentukan
bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara
formal. Adapun struktur organisasi pabrik ini adalah sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab/ Manager
Manajer yaitu menyelesaikan tugas melalui individu lain. Mereka
membuat keputusan mengalokasikan sumber daya dan mengatur aktivitas
anak buahnya untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini manajer juga berada
diposisi sebagai marketing , karena beliau yang memasarkannya melalui
penjualannya ke rumah-rumah warga .
2. Karyawan
Tugas karyawan adalah sebagai pelaksana proses produksi industri
rumahan tahu. Pada industri rumahan tahu ini hanya terdapat 4
karyawan.
PEMILIK USAHA/
MANAJER
BAGIAN
PRODUKSI
BAGIAN
PEMASARAN
BAGIAN
KEUANGAN
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Pabrik Tahu
-
C. Tujuan Pendirian Usaha
Tujuan dari pendirian usaha ini adalah sebagai pendapatan
utama bagi pemilik usaha, Meskipun resep untuk membuat tahu ini
adalah turun temurun dari nenek moyang. Selain itu, tujuan lain dari
usaha ini adalah untuk mengurangi sedikit pengangguran meskipun para
pekerjanya adalah masih mempunyai ikatan keluarga.
-
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Penerapan Akuntansi pada Usaha Kecil Mikro Pabrik Tahu
Desa Marga Mulya.
Data hasil penelitian yang diperoleh dari tekhnik wawancara.
Wawancara dilakukan terhadap salah satu karyawan yang menjadi
sumber informasi sebagai pengelolaan pencatatan dan keuangan pada
pabrik tahu tersebut.
Data yang diperoleh dari wawancara berupa jawaban informan
atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui panduan
wawancara yang dilakukan secara tatap muka langsung dengan
informan, yang kemudian data jawaban tersebut disajikan dalam
bentuk kutipan hasil wawancara. Kutipan hasil wawancara tersebut
memaparkan jawaban responden mengenai penerapan akuntansi pada
pabrik tahu tersebut ( Studi Kasus Pabrik Tahu Desa Marga Mulya ).
Kutipan hasil wawancara dari informan penelitian tersebut secara
lebih rinci dalam sub bab hasil penelitian.
-
a) Tahap Pencatatan
Sebuah sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan
kenaikan ataupun penurunan saldo masing – masing komponen laporan
keuangan. Kenaikan ataupun penurunan saldo ini di pengaruhi oleh
setiap jenis transaksi yang dilakukan selama proses di dalam
perusahaan tersebut masih berjalan. Kenaikan atau penurunan saldo ini
haruslah dicatat terperinci dan terpisah yang biasa di sebut dengan akun
( perkiraan). 60
Berikut hasil wawancara dengan Pak Suwarno yang bekerja
sebagai karyawan sekaligus informan yang di percaya sebagai
pengelola keuangan dan administrasi mengenai penerapan sistem
pencatatan yang disajikan dalam bentuk kutipan yaitu:
“kalau untuk dokumen transaksi yang saya punya hanya
kwitansi pembelian barang berupa kedelai, dan itu pun tidak semua
saya simpan” . 61
“jujur kalau untuk melakukan pencatatan secara detail seperti
apa yang mbak tanyakan saya tidak melaksanakannya, saya hanya
mencatat secara sederhana saja mengenai berapa pemasukan dan
pengeluaran sehari-hari saja dan itupun tidak setiap harinya saya
mencatat bahkan jarang sekali karena kesibukan bekerja mbak” 62
.
60
Hery, akuntansi dan rahasia dibaliknya ( Jakarta : PT Bumi Aksara,2012) hal 21 61
Hasil Wawancara dari narasumber tanggal 19 desember 2018 Pabrik Tahu Marga
Mulya 62
Hasil Wawancara dari narasumber tanggal 19 desember 2018 Pabrik Tahu
Marga Mulya
-
Adapun contoh pencatatan sederhana yang di lakukan pak
suwarno adalah sebagai berikut :
Pendapatan / Hari : 2. 250.000
Biaya bahan baku : 1.000.000
Biaya tenaga kerja langsung : 250.000
Biaya kayu bakar : 125.000
Biaya lain-lain : 15.000
Total biaya perhari : 1.390.000
Laba bersih : 860.000
Berdasarkan uraian transaksi harian di atas, maka menurut
proses akuntansi, pemilik harus mencatat transaksi tersebut kedalam
jurnal. Mengingat kegiatan perusahaan manufaktur diawali dari
pembelian bahan baku, melakukan proses produksi menjadi produk
jadi,dan menjualnya maka proses akuntansi yang seharusnya di
dterapkan sesuai dengan kegiatan transaksinya adalah sebagai berikut:63
a. Sistem Akuntansi Umum ( Periodik )
Pembelian Bahan Baku
Pada waktu terjadi pembelian bahan baku di catat dengan jurnal
Pembelian Bahan Baku
Kas / utang dagang
63
Moelyati, akuntansi biaya 1 ( Jakarta: Yudhistira,2000) hal 25
-
Pada akhir periode akuntansi saldo dari perkiraan pembelian
bahan baku di tutup ke perkiraan ikhtisar produksi dengan jurnal
penutup
Ikhtisar produksi
Pembelian bahan baku
Pemakaian Bahan Baku
Dalam pemakaian bahan baku untuk proses produksi tidak perlu
dijurnal sehingga tidak perlu di catat dalam perkiraan buku
besar. Tetapi untuk mengetahui jumlah pemakaian bahan baku
dapat dihitung dengan rumus berikut.
Persediaan bahan baku (awal) xxx
(ditambah) Pembelian bahan baku bersih xxx
Jumlah bahan baku siap produksi xxx
(dikurangi) Persediaan bahan baku akhir (xxx)
Jumlah pemakaian bahan baku xxx
Pada akhir periode akuntansi jumlah pemakaian bahan baku
ditutup ke perkiraan ikhtisar produksi dengan jurnal penutup.
Ikhtisar produksi
Persediaan bahan baku (akhir)
Persediaan bahan baku(awal)
Pembelian bahan baku
-
Persediaan Bahan Baku Awal
Bila pada awal periode akuntansi terdapat saldo awal persediaan
bahan baku, saldo tersebut pada akhir periode melalui jurnal
penyesuaian dipindahkan ke perkiraan ikhtisar produksi.
Ikhtisar produksi
Persediaan bahan baku
Persediaan Bahan Baku Akhir
Demikian pula bila pada akhir periode akuntansi terdapat
persediaan bahan baku yang nilainya bisa diketahui atas dasar
inventarisasi stock secara fisik,maka pada akhir periode
akuntansi melalui jurnal penyesuaian dipindahkan ke perkiraan
ikhtisar produksi.
Persediaan bahan baku
Ikhtisar produksi
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pembayaran biaya tenaga kerja langsung dicatat pada sebelah
debit.64
Biaya tenaga kerja langsung
Kas
Pada akhir periode akuntansi biaya tenaga kerja langsung
melalui jurnal penutup dipindahkan ke perkiraan ikhtisar
produksi, jurnal sebagai beriku.
64
Ibid , hal 26
-
Ikhtisar produksi
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya Produksi Tak Langsung Lainnya
Yang termasuk biaya produksi tak langsung lainnya adalah
biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya tersebut antara lain biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung , biaya listrik,
biaya penyusutan, biaya asuransi pabrik. Pada saat terjadi
transaki , maka jurnalnya adalah:
Biaya tenaga kerja tak langsung
Biaya bahan penolong
Biaya asuransi pabrik
Kas
Biaya –biaya tersebut bila sudah terjadi dikumpulkan dalam
perkiraan biaya produksi tak langsung (BOP). Pada akhir periode
akuntansi melalui jurnal penutup dipindahkan ke perkiraan ikhtisar
produksi dengan jurnal seperti berikut.
Ikhtisar produksi
Biaya tenaga kerja tak langsung
Biaya bahan penolong
Biaya asuransi pabrik
-
Barang Dalam Proses
Jika pada awal periode akuntansi perkiraan barang dalam proses
di sebelah debit terdapat saldo awal, maka jurnalnya adalah
sebagai berikut65
.
Ikhtisar produksi (awal)
Persediaan barang dalam proses(awal)
Bila pada akhir periode akuntansi setelah diadakan inventarisasi
stock secara fisik ternyata terdapat persediaan barang dalam
proses akhir, maka persediaan barang dalam proses akhir
melalui jurnal penyesuaian dipindahkan ke perkiraan ikhtisar
produksi sebagai berikut.
Persediaan barang dalam proses(akhir)
Ikhtisar produksi(akhir)
Penjualan Produk Jadi
Bila produk jadi dijual, maka harus dicatat melalui jurnal
dengan mendebit kas/piutang dagang dan mengkredit perkiraan
penjualan. Jurnalnya sebagai berikut.
Kas/piutang dagang
Penjualan
Untuk bisa mengetahui harga pokok penjualan harus dihitung
dengan rumus berikut.
65
Ibid , hal 27
-
Harga pokok produk jadi xxx
(ditambah) Persediaan produk jadi (awal) xxx
Jumlah produk jadi siap dijual xxx
(dikurang) Persediaan produk jadi (akhir) (xxx)
Harga pokok penjualan xxx
b. Sistem Akuntansi Perpetual.
Apabila suatu perusahaan manufaktur menggunakan sistem perpetual
maka proses akuntansi atau pencatatannya adalah sebagai berikut.
Pembelian Bahan Baku
Pada saat pembeliana bahan baku dicatat dalam jurnal umum
dengan mendebit perkiraan persediaan bahan baku dan
mengkredit perkiraan utang dagang/kas. Bentuk jurnalnya
sebagai berikut.66
Persediaan bahan baku
Kas/utang dagang
Retur pembelian bahan baku
Retur pembelian bahan baku dilakukan bila sebagian bahan
baku yang sudah dibeli ternayata tidak sesuai dengan pesanan
atau rusak dan harus dikembalikan. Jika terjadi hal yang
demikian dicatat melalui jurnal dengan mendebit kas/utang
66 Ibid , hal 33
-
dagang dan mengkredit persediaan bahan baku sebesar bahan
baku yang dikembalikan. Bentuk jurnalnya sebagai berikut.
Kas/utang dagang
Persediaan bahan baku
Pemakaian Bahan Baku
Akuntansi pemakaian bahan baku dipergunakan bila bahan baku
yang dibeli digunak