ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA...

of 111 /111
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH (Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016) SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ERICHA BETHA WARDIANA 135030201111048 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI KEUANGAN MALANG 2017

Embed Size (px)

Transcript of ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN …repository.ub.ac.id/3691/1/ERICHA BETHA...

  • i

    ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

    TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH

    (Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

    Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    ERICHA BETHA WARDIANA

    135030201111048

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    KONSENTRASI KEUANGAN

    MALANG

    2017

  • i

    MOTTO

    " Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin

    kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik."

    (Evelyn Underhill)

    " Do the best and pray. God will take care of the rest."

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    CURRICULUM VITAE

    PERSONAL DETAIL

    Full Name : Ericha Betha Wardiana

    Nim : 135030201111048

    Date of Birth : Kediri, 05 Juni 1995

    Religion : Muslim

    Address : Perum. Doko Indah Blok C/48 Rt/Rw : 48/08

    Desa Doko-Kec. Ngasem-Kab. Kediri

    E-Mail : [email protected]

    Phone : 081559805111

    EDUCATION BACKGROUN

    1999 – 2001 TK. Kartika Candra Kirana Yonif 521 Kediri

    2001 – 2007 SDN Doko 1

    2007 – 2010 SMPN Gurah 1

    2010 – 2013 SMAN 4 Kediri

    2013 – 2017 Universitas Brawijaya Malang

    ORGANIZATIONAL EXPERIENCE

    Sanggar Seni Mahasiswa (SSM) 2014-2015 Sekretaris Umum 2

    WORK EXPERIENCE

    PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Kediri

    PUBLICATION

    Analsisi Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah

    (Studi pada Limbah PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016)

  • vi

    RINGKASAN

    Ericha Betha Wardiana, 2017, Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan

    Terhadap Pengelolaan Limbah (Studi Pada PG Pesantren Baru Kediri Tahun

    2016), Drs. Achmad Husaini M.AB, 108 Hal+ xiii

    Sebagai bentuk tanggungjawab sosial (moral) perusahaan dalam

    menanggulangi limbah dapat diwujudkan dengan menerapkan akuntansi

    lingkungan didalam perusahaan tersebut. Adanya perlakuan biaya lingkungan yang

    kurang tepat yaitu digabungnya biaya listrik perusahaan dengan biaya listrik

    pengelolaan limbah padahal terdapat nama akun tersendiri yang mengelola limbah

    tersebut. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya perlakuan akuntansi yang

    sistematis dan benar.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi

    lingkungan pada pengelolaan limbah dan perlakuan biaya pengelolaan limbah pada

    PG Pesantren Baru Kediri. Apakah sudah sesuai dengan teori-teori yang

    berkembang dan PSAK.

    Penelitian ini dilakukan di PG Pesantren Baru Kediri. Jenis penelitian yang

    digunakan adalah penelitian deskriptif. Adapun fokus dari penelitian ini adalah

    Komponen biaya pengelolaan limbah (laporan keuangan PG Pesantren Baru Kediri)

    dan perlakuan biaya pengelolaan limbah yang diterapkan oleh PG Pesantren Baru

    Kediri. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh peneliti

    secara langsung dengan melakukan wawancara dan dokumentasi serta data

    sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.

    Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa PG Pesantren Baru Kediri dalam hal

    identifikasi biaya pengelolaan limbah yang diterapkan sudah sesuai dengan model

    biaya kualitas. Pengeluaran biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh PG

    Pesantren Baru Kediri adalah biaya kegagalan eksternal sebanyak 51%. Biaya

    pengelolaan limbah memegang peranan 2,61% dari biaya produksi. Pada proses

    perlakuan biaya pengelolaan limbah belum semuanya sesuai dengan PSAK yang

    berlaku. Dalam hal pengakuan biaya listrik, PG pesantren Baru Kediri tidak

    menggabungkan biaya listrik yang dipakai oleh pengelolaan limbah karena

    menurutnya itu termasuk biaya listrik yang dikeluarkan oleh pabrik sehingga

    dijadikan satu dan tidak dipisah.

    Adanya akuntansi lingkungan ini sebaiknya PG Pesantren Baru Kediri

    menjadikan satu semua biaya mengenai pengelolaan limbah dan mencatat sekecil

    apapun pengeluaran sehingga bisa secara pasti diketahui pengeluaran biaya

    pengelolaan limbah secara benar dan tepat, serta sebaiknya ditambahkannya pada

    laporan keuangan mengenai laporan lingkungan secara khusus.

    Kata Kunci : Akuntansi lingkungan, Biaya lingkungan, Biaya Pengelolaan

    Limbah, Penerapan Akuntansi Lingkungan.

  • vii

    SUMMARY

    Ericha Betha Wardiana, 2017, Analysis of Application of Environmental Cost

    Accounting on Waste Management (A Study on Waste PG Pesantren Baru Kediri

    Year 2016), Drs. Achmad Husaini M.AB, 108 Page + xiii

    As a form of corporate social responsibility (moral) in tackling waste can

    be realized by applying environmental accounting within the company. The

    existence of an inadequate environmental cost treatment is the incorporation of the

    company's electricity costs with the electricity cost of waste management when

    there is a separate account name that manages the waste. From these problems

    required the existence of a systematic and correct accounting treatment.

    This study aims to determine how the application of environmental

    accounting on waste management and treatment of waste management costs at PG

    Pesantren Baru Kediri. Is in accordance with the developing theories and PSAK.

    This research was conducted at PG Pesantren Baru Kediri. The type of

    research used is descriptive research. The focus of this research is Component of

    waste management cost (financial report of PG Pesantren Baru Kediri) and

    treatment of waste management cost applied by PG Pesantren Baru Kediri. Sources

    of data used are primary data obtained by researchers directly by conducting

    interviews and documentation and secondary data obtained from financial report

    company.

    Based on the analysis shows that PG Pesantren Baru Kediri in terms of

    identification of waste management cost applied is in accordance with the quality

    cost model. The most expenditures spent by PG Pesantren Baru Kediri is the cost

    of external failure of 51%. Waste management costs 2.61% of production costs. In

    the process of treatment of waste management costs not all of them in accordance

    with the applicable PSAK. In the case of electricity cost recognition, PG Pesantren

    Baru Kediri does not combine the cost of electricity used by waste management

    because according to him it includes the electricity cost incurred by the factory so

    it is made one and not separated.

    The existence of this environmental accountancy should be that PG

    Pesantren Baru Kediri makes one of all the costs of waste management and records

    the smallest amount of expenditure so that it can be accurately known to properly

    and accurately dispose of waste management expenses, and should be added to the

    financial report on the environmental report in particular.

    Keywords: Environmental accounting, environmental cost, waste management

    cost, application of environmental accounting

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahNya, sehingga peeliti dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah

    (Studi pada Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri Tahun 2016.”

    Skripsi ini diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi

    ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Administrasi, Universitas Brawijaya.

    2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si dan Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos, MIB

    selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu

    Administrasi, Universitas Brawijaya. Ketua n sekretaris prodi

    3. Bapak Dr. Wilopo, M.AB dan Bapak Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos,

    M.AB, PhD selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis,

    Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

    4. Bapak Drs. Achmad Husaini, MAB selaku Dosen Pembimbing yang telah

    memberikan bimbingan dan motivasi kepada peneliti.

    5. Seluruh Dosen Pengajar pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah

    memberikan pembelajaran yang bermanfaat bagi penulis.

  • ix

    6. Kedua orang tua Bapak Suwarli dan Ibu Betty Suhartini serta Adik Gerry Betha

    Wardana dan seluruh keluarga, terimakasih atas doa, kasih sayang, dukungan,

    dan semangat yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    7. Sahabat sekamar kos Husna Fauziyah yang selama ini banyak sekali membantu

    sekaligus menjadi saudara diperantauan dan terimakasih teman-teman kos

    Kertosentono 64 yang selama ini memberikan dukungan dan semangat (Happy

    , Devi , Resya, Karin, dan Putri).

    8. Sahabat Jengrem (Dyantri Deskova, Husna Fauziyah, Rafika Ayu Perwitasari,

    Risa Oktafiah), seluruh teman kelas G, yang telah membantu dan memberikan

    semangat. Partner nariku Ulfa Illza Billa dan keluarga besar Sanggar Seni

    Mahasiswa (SSM) Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya,

    terimakasih selama ini memberikan dukungan dan semangat.

    9. Terimakasih juga sahabat terbaikku Chasake Squad (Nila Tria Ningrum dan

    Yurike Tria Puspita).

    Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

    sangat peneliti harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

    sumbangan yang berarti bagi pihak yang membaca.

    Malang, 05 Juni 2017

    Peneliti

    DAFTAR ISI

  • x

    Halaman MOTTO ................................................................................................................. i

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. ii

    TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................... iv

    RINGKASAN ....................................................................................................... v

    SUMMARY ......................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang............................................................................. 10

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 50

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Kontribusi Penelitian ................................................................... 6 E. Sistematika Pembahasan ............................................................. 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu .................................................................... 9 B. Akuntansi Lingkungan ................................................................ 14

    1. Pengertian Akuntansi Lingkungan ....................................... 14 2. Konteks dan Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan ......... 15 3. Pentingnya Akuntansi Lingkungan ...................................... 17 4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan ............................ 20

    C. Pelaporan Akuntansi Lingkungan ............................................... 22 D. Pengungkapan Akuntansi Lingkungan ........................................ 25 E. Biaya Lingkungan ....................................................................... 26

    1. Definisi Biaya Lingkungan .................................................. 26 2. Klasifikasi Biaya Lingkungan .............................................. 27

    F. Biaya Produksi ........................................................................... 29 G. Tahap-tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan ................... 31 H. Limbah ....................................................................................... 37

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ............................................................................ 40 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 40

  • xi

    C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 41 D. Sumber Data ................................................................................ 41 E. TeknikPengumpulan Data .......................................................... 42

    1. Interview (Wawancara) ........................................................ 42 2. Dokumentasi .......................................................................... 43

    F. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 43 G. Analisa Data ................................................................................ 44 H. Keabsahan Data ........................................................................... 45

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 46 1. Sejarah Singkat PG Pesantyren Baru Kediri ........................ 46 2. Visi dan Misi PG Pesantren Baru Kediri ............................. 48 3. Kondisi PG Pesantren Baru Kediri ...................................... 48 4. Sumber Daya Manusia PG Pesantren Baru Kediri .............. 55 5. Sumber Daya Yang Digunakan PG Pesantren Baru Kediri . 56 6. Proses Produksi .................................................................... 57 7. Hasil Produksi PG Pesantren Baru Kediri ........................... 61 8. Pengelolaan Limbah PG Pesantren Baru Kediri ................. 63

    B. Penyajian Data .......................................................................... 65 1. Biaya Produksi PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016 ........ 65 2. Beban Biaya Usaha Sejenis Dengan PLH Tahun 2015 ......... 66 3. Beban Biaya Usaha Sejenis Dengan PLH Tahun 2016 ....... 66 4. Biaya Rekondisi & Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016.... 67

    C. Analisis Data .............................................................................. 67 1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah ................................. 67 2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah ................................... 74

    D. Pembahasan ................................................................................ 86 1. Komponen Biaya Pengelolaan Limbah ................................. 86 2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah ................................... 88

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 91 B. Keterbatasan ............................................................................... 93 C. Saran .......................................................................................... 93

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 97

    DAFTAR TABEL

  • xii

    No. Judul Halaman

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    Penelitian Terdahulu

    Jumlah Tenaga Kerja PG Pesantren Baru Kediri

    Jam Kerja Karyawan PG Pesantren Baru Kediri

    Jenis Bahan Penolong yang Digunakan PG Pesantren Baru

    Kediri

    Biaya Produksi PG Pesantren Baru Kedri Tahun 2016

    Beban Biaya Usaha yang Sejenis dengan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup tahun 2015

    Beban Biaya Usaha yang Sejenis dengan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup tahun 2016

    Daftar Komponen Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah

    PG Pesantren Baru Kediri Tahun 2016

    Klasifikasi Biaya Pengelolaan Limbah Menurut PG Pesantren

    Baru Kediri

    Identifikasi Biaya Lingkungan Pengelolaan Limbah PG

    Pesantren Baru Kediri Berdasarkan Model Kualitas Biaya

    Lingkungan

    Biaya Penilaian PG Pesantren Baru Kediri

    Biaya Kesalahan Internal PG Pesantren baru Kediri

    Biaya Kesalahan Eksternal PG Pesantren Baru Kediri

    Persentase Biaya pada Klasifikasi Biaya Pengelolaan Limbah

    2016

    Contoh Proses Pengakuan pada PG Pesantren Baru Kediri

    Kriteria Suatu Unsur yang Harus Diakui Menurut PSAK

    Pengukuran biaya pengelolaan limbah PG Pesantren Baru

    Kediri

    Perbandingan Biaya Penyajian Lingkungan Menurut Haryono

    Kesesuaian Pengungkapan Biaya Pengelolaan Limbah dengan

    PSAK No. 33

    12

    55

    56

    57

    65

    66

    66

    67

    68

    69

    71

    71

    72

    73

    76

    77

    79

    82

    85

    DAFTAR GAMBAR

  • xiii

    No. Judul Halaman

    1.

    2.

    Keterkaitan Masing-masing Faktor Akuntansi Lingkungan

    Spektrum Pengukuran Biaya Lingkungan

    20

    27

    DAFTAR LAMPIRAN

  • xiv

    No. Judul Halaman

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    Struktur Organisasi PG Pesantren Baru Kediri

    Pedoman Wawancara

    Laporan Keuangan Laba/Rugi PG Pesantren Baru Kediri

    Tahun 2016

    Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Pengelolaan

    Limbah PG Pesantren Baru Kediri 2016

    Contoh Sistem Pencatatan Biaya Pengelolaan Limbah di PG

    Pesantren Baru Kediri

    Bukti Kas Keluar Pada Biaya Pengelolaan Limbah PG

    Pesantren Baru Kediri

    Surat Ijin Survey Untuk Penelitian

    97

    98

    100

    104

    106

    107

    108

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Selama ini berkembangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia pada

    hakekatnya tidak bisa lepas dari sumber daya alam, karena dari sumber daya alam

    bahan baku produksi suatu perusahaan dapat diperoleh. Lingkungan juga

    mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, jika tidak ada lingkungan maka

    sumber daya alam juga tidak ada. Lingkungan dan sumber daya alam merupakan

    dua faktor yang sangat berkaitan dan berpengaruh terhadap perusahaan.

    Keterkaitan serta berpengaruhnya lingkungan dan sumber daya alam terhadap

    perusahaan, memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti

    pemanasan global, polusi udara, polusi suara, pembuangan limbah sembarangan

    dan kegiatan perusahaan lainnya yang memberikan dampak langsung atau tidak

    langsung terhadap lingkungan.

    Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan adalah

    limbah produksi, dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan

    lingkungan hidup, limbah diartikan sebagai sisa suatu usaha atau kegiatan

    produksi. Sedangkan pencemaran diartikan masuk atau dimasukkannya makhluk

    hidup, zat, energi, dan komponen lain dalam lingkungan hidup oleh kegiatan

    manusia. Limbah yang dihasilkan oleh operasional perusahaan memiliki

    kemungkinan bahwa limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan sehingga limbah

  • 2

    tersebut memerlukan pengelolaan dan penanganan yang khusus oleh perusahaan

    agar tidak menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap lingkungan

    tempat perusahaan beroperasi.

    Persoalan lingkungan dengan pencemaran limbah padat plastik di Indonesia

    berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia

    penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah

    Cina. Selain itu Banyak industri-industri gula yang telah meresahkan masyarakat

    sekitarnya akibat pembuangan limbah yang sembarangan. Contohnya, limbah PT

    Industri Gula Glenmore di Banyuwangi yang mencemari sungai Glenmore yang

    menyebabkan ribuan ikan mati dan gatal-gatal pada warga sekitar sunga sampai-

    sampai akibatnya Dinas Lingkungan Hidup meminta agar aktivitas pabrik

    diberhentikan sampai instalansi pengelolaan air limbah selesai diperbaiki

    (regional.kompas.com, 2016).

    Terlepas dari semua itu, peristiwa kerusakan lingkungan tersebut

    mengajarkan bahwa dampak negatif dari kegiatan industri akan selalu mengancam

    di depan mata. Selain itu isu lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang

    baru, persoalan lingkungan semakin menarik untuk dikaji seiring dengan

    perkembangan teknologi dan ekonomi global dunia sehingga perlu adanya

    tanggung jawab sosial perusahaan. Diperlukan kesadaran penuh dari perusahaan

    atau organisasi lainnya yang tidak hanya memanfaatkan lingkungan saja, namun

    juga memikirkan kelestarian lingkungan dan dampak lingkungan yang timbul

    akibat aktivitas bisnisnya. Elkington mengemas tanggung jawab saosial dalam

    tiga fokus yaitu Profit, Planet dan People dimana perusahaan yang baik tidak

  • 3

    hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), melainkan juga memiliki

    kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat

    (people).

    Salah satu bentuk tanggungjawab sosial (moral) perusahaan dapat

    diwujudkan dengan menerapkan akuntansi lingkungan di dalam perusahaan

    tersebut. Akuntansi lingkungan ini merupakan pos modern dari akuntansi sosial

    sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah

    produksi merupakan salah satu contoh dampak negatif operasional perusahaan

    yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung

    jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan

    memerlukan pengidentifikasisan, pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan

    pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional perusahaan.

    Perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan tersebut, berarti perusahaan ikut

    serta dalam upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan yang timbul akibat

    aktifitas perusahaan.

    Perhitungan biaya dalam penanganan limbah tersebut diperlukan adanya

    perlakuan akuntansi seperti pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran,

    penyajian, dan pengungkapan yang sistematis dan benar. Sampai akhir tahun

    1997, catatan hasil penelitian The Institute Survey of Australian mengindikasikan

    kurangnya respon pihak produsen terhadap tuntutan masyarakat. Hanya 4% dari

    500 perusahaan besar dunia yang dijadikan sampel telah memuat

    (mengungkapkan) informasi yang cukup memadai di bidang lingkungan dalam

    laporan keungan tahunannya. Sementara 19% lainnya hanya membuat laporan

  • 4

    namun hanya dalam catatan kecil dalam lembatan-lembaran yang tentu saja tidak

    cukup memadai untuk dijadikan bahan analisis. Sedangkan 77% sampel

    perusahaan sama sekali tidak memberikan tempat laporan lingkungan dalam

    perhatiannya (Media Akuntan No 31/Th V/ Desember 1998).

    Perlakuan terhadap masalah penanganan limbah hasil operasional

    perusahaan ini menjadi sangat penting dalam pengendalian pertanggung jawaban

    perusahaan terhadap lingkungannya. Penerapan akuntansi lingkungan bertujuan

    untuk mengetahui seberapa besar biaya lingkungan yang dikeluarkan perusahaan

    dalam mengelola limbah, mengontrol tanggungjawab perusahaan dalam menjaga

    lingkungan sekitar tempat berdirinya perusahaan tersebut, serta dapat mengontrol

    limbah produksi yang dikeluarkan agar tidak mencemari lingkungan.

    Penelitian ini mengambil objek penelitian pada pabrik gula Pesantren Baru

    yang berlokasi di desa Bangsal, Pesantren Kediri. PG Pesantren Baru Kediri ini

    bergerak pada bidang perkebunan. PG Pesantren Baru Kediri ini berdekatan

    dengan pemukiman padat penduduk, sehingga terkadang masih adanya

    pencemaran lingkungan yang berakibat pada kesehatan masyarakat. Seringkali

    limbah udara dari pabrik gula pesantren tersebut tetap saja ada, sehingga membuat

    polusi udara yang sering kali mengganggu penduduk sekitar pabrik yang berupa

    bau yang tidak sedap. Rumah warga penduduk yang berdekatan dengan pabrik

    terkadang pada saat musim giling dipenuhi debu berwarna hitam pekat pada atap

    rumahnya. Permasalahan yang lainnya adalah mengenai perlakuan biaya yang ada

    pada PG Pesantren Baru Kediri, adanya pembebanan suatu biaya pengelolaan

    limbah yang dijadikan satu dengan biaya perusahaan secara umum padahal

  • 5

    terdapat pos tersendiri yang mengatur pengelolaan limbah, dan terdapat upah

    pegawai tidak tetap yang yang tidak diberi nama rekening, sehingga menimbulkan

    informasi yang tidak jelas bagi orang yang membutuhkan informasi mengenai

    biaya pengelolaan limbah. Permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut

    perlu adanya akuntansi lingkungan untuk pengelolaan dan pengalokasian biaya

    lingkungan, karena akuntansi lingkungan ini efisien dalam pengendalian

    lingkungan dan pencemaran sebagai bentuk optimalisasi tanggung jawab sosial

    PG Pesantren Baru Kediri.

    Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian di PG Pesantren Baru Kediri untuk mengetahui bagaimana penerapan

    akuntansi lingkungan dari segi perlakuan biaya pengelolaan limbah sebagai

    pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sekitar perusahaan.

    Maka dari itu, penulis menyusun skripsi ini dengan judul: “ Analisis Penerapan

    Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Pengelolaan Limbah (Studi pada

    Limbah Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri ).”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah penelitian

    yang akan dibahas adalah :

    a. Bagaimana penerapan akuntansi biaya lingkungan pengelolaan limbah

    di PG Pesantren Baru Kediri ?

    b. Apakah terdapat kesesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

    pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PG

    Pesantren Baru Kediri dengan PSAK ?

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, maka tujuan penelitian

    sebagai berikut :

    a. Untuk mengetahui penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah

    di PG Pesantren Baru Kediri.

    b. Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

    pengungkapan akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan PG

    Pesantren Baru Kediri dengan PSAK.

    D. Kontribusi Penelitian

    1. Akademis

    Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi,

    pemahaman, penghetahuan, dan bahan pertimbangan bagi peneliti-

    peneliti selanjutnya mengenai akuntansi lingkungan, khususnya analisis

    penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah dari segi perlakuan

    biaya.

    2. Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan,

    dan sumbangan pemikiran dalam pengambilan kebijakan dalam hal

    perlakuan biaya dan untuk lebih meningkatkan efisiensi pengelolaan

    lingkungan melalui penerapan akuntansi lingkungan pengelolaan limbah.

  • 7

    E. Sistematika Pembahasan

    Sistematika penulisan ini digunakan untuk memudahkan dalam menulis

    skripsi. Berikut penjelasan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan judul,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian,

    dan sistematika pembahasan.

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA

    Pada bab ini menguraikan teori-teori yang mendasar dan

    pendapat para pakar sebagai acuan dalam menganalisis

    perusahaan. Teori tersebut menjelaskan mengenai

    akuntansi lingkungan, pelaporan akuntansi lingkungan,

    pengungkapan akuntansi lingkungan, biaya lingkungan,

    perlakuan biaya, klasifikasi biaya lingkungan, dan limbah.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian yang

    dilakukan, fokus penelitian, lokasi penelitian, jenis dan

    sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen

    penelitian dan analisis data.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini menguraikan hasil dari penelitian tentang

    gambaran umum lokasi dan obyek penelitian yang

    meliputi visi, misi dan tujuan perusahaan, penerapan

  • 8

    akuntansi lingkungan terhadap pengelolaan limbah dari

    segi perlakuan biaya yang akan disesuaikan dengan

    Pernyataan Standart Akutansi Keuangan No 33 mengenai

    akuntansi pertambangan umum yang didalamnya

    mengatur perlakuan akuntansi mengenai pengelolaan

    lingkungan hidup dan SAK lainnya yang mendukung

    dengan perlakuan biaya (identifikasi, pengakuan,

    pengukuran, penyajian, pengungkapan). Pembahasan

    alokasi biaya pengelolaan lingkungan PG Pesantren Baru

    Kediri dan juga membahas hubungan antara teori yang ada

    dengan hasil penelitian.

    BAB V : PENUTUP

    Pada bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian

    dengan disertai saran-saran sebagai masukan yang

    diharapkan mampu membantu memperbaiki dan

    meningkatkan kinerja perusahaan.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan akuntansi

    lingkungan di antaranya adalah

    1. Wahyu (2012)

    Penelitian saudara Wahyu membahas mengenai Analisis Penerapan

    Akuntansi Lingkungan di RSUD Dr. Moewardi. Metodologi penelitian

    yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

    pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa

    RSUD Dr. Moewardi Surakarta belum sepenuhnya mengungkapkan

    akuntansi lingkungan jika dilihat dari laporan yang telah dibuat oleh

    manajemen. Tidak ada laporan khusus uang mengungkapkan mengenai

    biaya maupun aktivitas lingkungan dari rumah sakit ini. Tetapi, RSUD

    Dr. Moewardi Surakarta telah bertanggung jawab terhadap lingkungan

    terkait dengan pengelolaan limbah yang telah dilakukan secara efektif.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

    terletak pada metodologi penelitian yang digunakan. Sedangkan

    perbedaan yang penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

    peneliti terletak pada tempat penelitian. Saudara Wahyu tempat penelitian

    berapa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah dalam sektor

    kesehatan, sedangkan penelitian sekarang berada di Pabrik Gula Kediri

    dalam sektor perkebunan. Selain itu topik yang dibahas dimana saudara

  • 10

    Wahyu berfokus pada pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan oleh

    RSUD Dr. Moewardi. Sedangkan pada penelitian sekarang ini selain

    biaya yang dikeluarkan untuk penerapan akuntansi lingkungan tersebut

    namun juga perlakuan biaya yang dilakukan PG Pesantren Baru Kediri

    apakah sesuai dengan PSAK.

    2. Dian Novita Sari (2012)

    Penelitian saudari Dian membahas Analisis Penerapan Akuntansi

    Lingkungan Berbasis Sustainability Reporting sebagai

    Pertanggungjawaban Perusahaan : Kajian Perspektif Triple Bottom Line

    (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Nganjuk).

    Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian

    kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil dari

    penelitian saudari Dian adalah bahwa penerapan akuntansi lingkungan

    berbasis Sustainability reporting di PDAM Kabupaten Nganjuk sudah

    sesuai dengan kajian perspektif triple bottom line karena perusahaan tidak

    hanya memperhitungkan laba, melainkan juga mengeluarkan sejumlah

    biaya lainnya, seperti biaya lingkungan lainnya dan biaya sosial untuk

    biaya sarana pendidikan dan pelatihan masyarakat. Akan tetapi, biaya

    tersebut masih diungkapkan menjadi satu kelompok dalam akun rupa-

    rupa biaya umum lainnya pada laporan laba-rugi sehingga belum ada

    akun terpisah secara jelas. Persamaan dari penelitian saudari Dian dengan

    penelitian sekarang adalah metode penelitian yang digunakan sama-sama

    metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan perbedaan

  • 11

    dari penelitian saudari Dian dengan penelitian sekarang adalah objek yang

    diteliti, dimana objek yang diteliti saudari Dian berada pada PDAM Kab.

    Nganjuk sedangkan penelitian saat ini objeknya berada pada Pabrik Gula

    yang ada di Kediri. Perbedaan selanjutnya adalah penelitian pada saat ini

    membahas mengenai perlakuan biaya mengenai pengelolaan limbah,

    sedangkan penelitian saudari Dian hanya membahas akuntansi lingkungan

    dari segi tanggung jawab sosial berdasarkan triple bottom line dan biaya

    yang dikeluarkannya.

    Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, hasil penelitian

    menunjukkan bahwasannya perusahan-perusahaan tersebut sudah cukup baik

    dalam menerapkan akuntansi lingkungan itu terbukti dengan adanya biaya-

    biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk mengelola limbah agar

    tidak merusak lingkungan serta dengan adanya program-program sosial yang

    dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat sekitar. Sehingga perusahaan

    tidak hanya ikut melestarikan lingkungan namun juga ikut mensejahterakan

    masyarakat sekitar. Selain itu perusahaan juga sudah mencantumkan biaya

    lingkungan ke dalam laporan keuangan meskipun belum ada akun khususnya.

  • 12

    Tabel 1. Penelitian Terdahulu

    No. Nama

    Peneliti dan

    Tahun

    Judul Metpen Hasil Penelitian Persamaan

    dengan Penelitian

    saat ini

    Perbedaan dengan

    Penelitian saat ini

    1. Wahyu

    (2012)

    Analisis

    Penerapan

    Akuntansi

    Lingkungan di

    RSUD Dr.

    Moewardi

    Metodologi

    penelitian yang

    digunakan adalah

    penelitian kualitatif

    dengan

    menggunakan

    pendekatan

    diskriptif.

    RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta belum

    sepenuhnmya

    mengungkapkan akuntansi

    lingkungan jika dilihat dari

    laporan yang telah dibuat

    oleh manajemen. Tidak ada

    laporan khusus yang

    mengungkapkan mengenai

    biaya maupun aktivitas

    lingkungan dari rumah sakit

    ini. Tetapi, RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta telah

    bertanggung jawab terhadap

    lingkungan terkait dengan

    pengelolaan limbah yang

    telah dilakukan secara

    efektif.

    Sama-sama

    menggunakan

    metodologi

    penelitian kualitatif

    dengan

    menggunakan

    pendekatan

    deskriptif

    1. Objek Penelitian : penelitian Wahyu

    berada di RSUD Dr.

    Moewardi sedangkan

    penelitian sekarang

    pada PG Pesantren

    Baru Kediri

    2. Penelitian saudara Wahyu berfokus pada

    pengeluaran biya

    lingkungan, sedangkan

    penelitian saat ini

    berfokus pada

    perlakuan biaya

    pengelolaan limbah

    yang disesuakan

    dengan PSAK.

  • 13

    Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu

    No. Nama

    Peneliti

    dan

    Tahun

    Judul Metpen Hasil Penelitian Persamaan

    dengan

    Penelitian saat

    ini

    Perbedaan dengan

    Penelitian saat ini

    2. Dian

    Novita

    Sari

    (2012)

    Analisis

    Penerapan

    Akuntansi

    Lingkungan

    Berbasis

    Sustainability

    Reporting sebagai

    Pertanggungja-

    waban

    Perusahaan :

    Kajian Perspektif

    Triple Bottom

    Line (Studi Kasus

    pada Perusahaan

    Daerah Air

    Minum

    Kabupaten

    Nganjuk).

    Metodologi

    penelitian

    kualitatif

    dengan

    mengguna-

    kan

    pendekatan

    deskriptif.

    Bahwa penerapan akuntansi

    lingkungan berbasis Sustainability

    Reporting di PDAM Kabupaten

    Nganjuk sudah sesuai dengan kajian

    perspektif triple bottom line karena

    perusahaan tidak hanya

    memperhitungkan laba, melainkan

    juga mengeluarkan sejumlah biaya-

    biaya lainnya, seperti biaya lingkungan

    lainnya dan biaya sosial untuk biaya

    sarana pendidikan dan pelatihan

    masyarakat. Akan tetapi, biaya-biaya

    tersebut masih diungkapkan menjadi

    satu kelompok dalam akun rupa-rupa

    biaya umum lainnya pada laporan

    laba-rugi sehingga belum ada akun

    terpisah secara jelas.

    Sama-sama

    metode kualitatif

    dengan

    pendekatan

    deskriptif.

    1. Penelitian saudari Dian berada pada

    PDAM Kab. Nganjuk,

    sedangkan penelitian

    saat ini pada PG

    Pesantren Baru

    Kediri.

    2. Penelitian pada saat ini membahas

    mengenai perlakuan

    biaya pengelolaan

    limbah, sedangkan

    penelitian saudari

    Dian membahas

    akuntansi lingkungan

    dari segi tanggung

    jawab sosial dan biaya

    yang dikeluarkan.

    Sumber : Data diolah, 2017

  • 14

    B. Akuntansi Lingkungan

    1. Pengertian Akuntansi Lingkungan

    Akuntansi lingkungan merupakan istilah mengenai persoalan lingkungan

    yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (Environmental

    Costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.

    Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun

    non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang

    mempengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan Arfan, 2008 : 13).

    United Stated Environmental Protection Agency menjelaskan bahwa

    istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua dimensi utama. Pertama,

    akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung berdampak

    pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah

    “biaya pribadi)”. Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya

    individu, masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaa yang tidak dapat di

    pertanggungjawabkan (Ikhsan Arfan, 2008 : 15 ).

    Akuntansi lingkungan adalah mengidentifikasi, menilai dan mengukur

    aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka

    memelihara kualitas lingkungan hidup sesuai dengan tujuan yang telah

    ditetapkan. Sehingga perusahaan tidak bisa seenaknya untuk mengolah

    sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat

    (Haniffah, 2002)

    Beberapa difinisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi

    lingkungan atau Environmental Accounting adalah suatu jenis akuntansi yang

  • 15

    mengukur dan mengalokasikan aspek lingkungan atau sosial yang bertujuan

    untuk memelihara kualitas lingkungan untuk keputusan bisnis dan

    menyajikan informasi tersebut untuk stakeholder.

    2. Konteks dan Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan

    a. Konteks

    Akuntansi lingkungan (AL) adalah istilah luas yang digunakan

    dalam jumlah konteks yang berbeda, seperti :

    1) Penilaian dan pengungkapan lingkungan terkait informasi

    keuangan dalam konteks akuntansi keuangan dan pelaporan.

    2) Penilaian dan penggunaan lingkungan terkait informasi fisik dan

    keuangan dan konteks Akuntansi Manajemen Lingkungan.

    3) Estimasi atas dampak eksternal lingkungan dan biaya-biaya,

    sering mengacu pada Full Cost Accounting (FCA).

    Tingkat organisasional, akuntansi lingkungan mengambil tempat

    dalam konteks akuntansi manajemen (penilaian terhadap pembelanjaan

    organisasi berdasarkan pengendalian perlengkapan polusi, pendapatan

    dari bahan daur ulang, penghematan keuangan tahunan dari energi baru

    efisiensi perlengkapan) dan akuntansi keuangan (evaluasi dan pelaporan

    dari organisasi lingkungan saat ini terkait kewajiban.

    b. Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan

    Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan

    jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau

    menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya

  • 16

    tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya yang

    dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data

    akuntansi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan yang

    ditimbulkan dari aktifitas perusahaan. Tujuan lain yaitu mencakup

    kepentingan organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang

    bersifat lokal. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan selanjutnya menjadi

    bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Selain itu, maksud dan tujuan

    dikembangkanya akuntansi lingkungan antara lain meliputi :

    1. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen

    lingkungan .

    2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan

    masyarakat.

    Sebagai alat manajemen lingkungan, untuk menilai keefektifan

    kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya

    konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk

    menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan

    konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan

    pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan

    untuk menilai tingkat keluaran dan pencapaian tiap tahun untuk

    menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus

    menerus. Kemudian untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

    lingkungan degan melakukan penelitian kegiatan lingkungan dari sudut

  • 17

    pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic

    benefit).

    Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan

    digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan

    konservsi lingkungan dan hasilnya kepada publik. Ada beberapa

    komponen pembiayaan akuntansi lingkungan yang harus dihitung,

    misalnya :

    1. Biaya operasionalisasi bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi

    fasilitas lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa

    atau pembayaran (fee) kontrak untuk menjalankan fasilitas

    pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk menjalankan

    operasionalisasi fasilitas pengelolan lingkungan serta biaya

    kontrak untuk poengelolaan limbah (recycling).

    2. Biaya daur ulang yang dijual, atau biasa juga disebut dengan

    “Cost incurred by upstream and down-stream business

    operations”

    3. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari

    biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk

    pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan

    fasilitas pabrik.

    3. Pentingnya Akuntansi Lingkungan

    Istilah akuntansi lingkungan mempunyai banyak arti dan kegunaan.

    Akuntansi lingkungan dapat mendukung akuntansi pendapatan, akuntansi

  • 18

    keuangan maupun bisnis internal akuntansi manajerial. Fokus utamanya

    didasarkan pada penerapan akuntansi lingkungan sebagai suatu alat

    komunikasi manajerial untuk pengambilan keputusan bisnis internal.

    Panduan yang menjadi tolak ukur pentingnya akuntansi lingkungan

    berkaitan dengan pertanggung jawaban akuntansi lingkungan itu sendiri.

    Manajemen kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan merupakan suatu

    cara yang paling efektif untuk mencapai keberhasilan dan perbaikan

    manajemen bisnis. Kata lain, di dalam menyelesaikan kegiatan konservasi

    lingkungan, sebuah perusahaan atau organisasi lainnya dapat secara akurat

    mengidentifikasi dan mengukur investasi dari biaya yang berhubungan

    dengan kegiatan konservasi lingkungan, dan dapat mempersiapkan serta

    melakukan analisa data. Dengan pengertian yang mendalam dan lebih baik,

    manfaat potensial dari investasi.

    Selain itu, perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya diperlukan

    untuk mempunyai pertanggungjawaban bagi stakeholders, ketika sumber

    daya alam digunakan (barang-barang publik) untuk kegiatan bisnis mereka.

    Pengungkapan informasi lingkungan ini merupakan proses kunci dalam

    pertanggungjawaban kinerja. Akibatnya, akuntansi lingkungan membantu

    perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya menaikkan kepercayaan dan

    keyakinan mereka sehubungan dengan penerimaan penilaian yang lebih adil.

    Menurut United States Environment Protection Agency (USEPA) fungsi

    akuntansi lingkungan adalah

    “Satu fungsi penting tentang akuntansi lingkungan adalah untuk

    menggambarkan biaya-biaya lingkungan supaya di perhatikan oleh para

  • 19

    stakeholder perusahan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian

    cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu

    yang bersamaan sedang memperbaikan kualitas lingkungan”. Akuntansi

    lingkungan menjadi hal yang penting untuk dapat dipertimbangkan

    dengan sebaik mungkin karena akuntansi lingkungan merupakan bagian

    akuntansi atau sub bagian akuntansi. Alasan yang mendasari adalah

    mengarah pada keterlibatannya dalam konsep ekonomi dan informasi

    lingkungan.”

    Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi

    konvensional dan akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensioanl

    mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam dari suatu perusahaan

    dalam istilah keuangan. Akuntansi ekoligis mencoba untuk mengukur

    dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan tetapi pengukurannya

    dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram,

    pemakaian energi dalam kilojoules ), akan tetapi standart pengukuran yang

    digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.

    Lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian

    pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan

    baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan

    akuntansi lingkungan untuk perusahaan dan organisasi lainnya. Pada

    dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti

    beberapa faktor berikut, antara lain :

    1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai

    satuan uang).

    2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).

    3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur

    dengan nilai satuan uang/rupiah).

  • 20

    Gambar 1. Keterkaitan Masing-Masing Faktor Akuntansi Lingkungan

    Sumber: Ministry of the Environment Japan, 2015. Environmental

    Accounting Guidelines pada Buku Akuntansi Lingkungan &

    Pengungkapannya (Ikhsan Arfan,2008 : 17)

    4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan

    Fungsi dan peran ini dibagi kedalam dua bentuk. Fungsi pertama disebut

    dengan fungsi internal dan fungsi kedua disebut dengan fungsi ekternal.

    Masing-masing fungsi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

    1. Fungsi Internal

    Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak

    internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang

    menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah

    tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dalam

    fungsi internal ini adalah pemimpin, dikarenakan pemimpin merupakan

    orang yang bertanggungjawab atas semua pengambilan keputusan

    internal perusahaan.

  • 21

    Fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada fungsi internal ini

    memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan

    menganalisis biaya dari kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan

    efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Diharapkan juga

    pada fungsi internal ini akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat

    manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manager ketika

    berhubungan dengan unit-unit bisnis.

    2. Fungsi Eksternal

    Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan oleh

    perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi

    lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan

    merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi

    lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber

    suatu ekonomi perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

    (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada

    entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa dan

    kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap

    sumber tersebut.

    Fungsi ekternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk

    mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholder, seperti pelanggan,

    rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh

    karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana

  • 22

    manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada

    pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

    C. Pelaporan Akuntansi Lingkungan

    Tujuan pelaporan keuangan pada intinya terfokus pada pemberian informasi

    yang bermanfaat bagi para penggunanya dalam setiap membuat keputusan

    ekonomi. Oleh karena itu, tahapan berikutnya dalam struktur teori akuntansi

    lingkungan adalah karakteristik kebermanfaatan kualitas informasi. Terkait

    dengan pelaporan keuangan, karakteristik kualitatif merupakan merupakan salah

    satu elemen dari laporan keuangan. Karakteristik kualitatif informasi lingkungan

    memberikan pengguna laporan keuangan satu pilihan diantara berbagai alternatif

    pelaporan dan akuntansi. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab

    pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang membuat informasi

    bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan. Dimensi dasar dari akuntansi

    lingkungan dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :

    1. Relevan

    Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut berkemampuan

    untuk membuat perbedaan di dalam satu keputusan. Untuk menjadi

    relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi

    pengaruh perubahan atas harapan pembuat keputusan. Berkaitan dengan

    relevansi dalam akuntansi lingkungan, akuntansi lingkungan dapat

    memberikan informasi valid yang berhubungan dengan biaya konservasi

    lingkungan perusahan dan keuntungan dari hubungan kegiatan yang

    membantu dalam pengambilan keputusan stakeholders. Tujuannya adalah

  • 23

    menyediakan informasi yang menguntukan bagi para stakeholder dalam

    pengambilan keputusan mereka pada hubungannya dengan aspek

    materialitas. Akuntansi lingkungan menempatkan materialitas

    berdasarkan pada aspek-aspek kuantitas dsignifikasinya berdasarkan

    pada aspek kualitas. Dari sudut pandang materialitas, pertimbangan yang

    diberikan terhadap dampak kualitatif diungkapkan dalam nilai keuangan

    atau unit fisik.

    2. Dapat Dipercaya (Reliability) = Keandalan

    Dapat dipercaya berarti bahwa seorang pengguna dapat menggantungkan

    atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Dalam konteks

    akuntansi lingkungan data-data yang tidak akurat akan dibuang sehingga

    akan membantu dan membangun kepercayan stakeholders. Pada aspek

    keandalan, laporan akuntansi lingkungan akan dikatakan handal apabila

    menggambarkan keadaan secara wajar sesuai peristiwa yang

    digambarkan (representational faithfulness).

    3. Netralitas (Netral)

    Karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap lingkungannya,

    maka dipandang penting bahwa informasi lingkungan harus bersifat

    netral atau tidak bias.

    4. Dapat Dimengerti (Understandability)

    Dapat dimengerti maksudnya bahwa pengguna harus memahami

    informasi lingkungan yang dimaksud mampu memberikan manfaaat

    dalam pengambilan keputusan. Berkaitan dengan dapat dimengerti pada

  • 24

    akuntansi lingkungan, maksudnya adalah pada saat pengungkapan

    laporan keuangan diperlukan data akuntansi lingkungan. Akuntansi

    lingkungan akan mengeliminasi setiap pernyataan-pernyataan yang salah

    tentang kegiatan konservasi lingkungan perusahaan. Oleh karena itu bagi

    perusahaan, penting untuk mengungkapkan seluruh informasi-informasi

    pokok yang berhubungan dengan lingkungan.

    5. Dapat Diperbandingkan (Daya Banding)

    Daya banding berarti kebergunaan informasi akuntansi lingkungan dalam

    pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat

    diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi

    lingkungan yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas

    akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Dalam kaitannya

    dengan akuntansi lingkungan, akuntansi lingkungan memmungkinkan

    untuk dapat diperbandingkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun.

    Informasi yang diberikan dapat diperbandingkan dengan perusahaan-

    perusahaan yang berbeda pada sektor yang sama.

    6. Dapat Diverifikasi (Keterujian)

    Keterujian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji

    kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metode pengujian yang

    sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Yang harus

    diperhatikan adalah bahwa keterujian berkaitan dengan kebenaran

    informasi yang dihasilkan, bukannya ketetapan dari metode

    pengukuran/pengujian yang digunakan.

  • 25

    D. Pengungkapan Akuntansi Lingkungan

    Pengungkapan dalam akuntansi lingkungan merupakan jenis pengungkapan

    sukarela. Pengungkapan akuntansi lingkungan pada bahasan ini merupakan

    pengungkapan informasi data akuntansi lingkungan dari sudut pandang fungsi

    internal akuntansi lingkungan itu sendiri, yaitu berupa laporan akuntansi

    lingkungan. Laporan tersebut harus didasarkan pada situasi aktual pada suatu

    perusahaan atau organisasi lainnya. Data aktual diungkapkan ditentukan oleh

    perusahaan sendiri atau organisasi lainnya. Oleh karena itu diperlukan ketika

    pengungkapan data eksternal akuntansi lingkungan untuk mengklarifikasi prasarat

    dari pengungkapan data, supaya stakeholder memperoleh pemahaman konsisten

    dari data akuntansi lingkungan. Adapun dimensi dalam pengungkapan data

    akuntansi lingkungan delam hal ini meliputi :

    1. Proses dan hasil kegiatan konservasi lingkungan : perusahaan atau

    organisasi lainnya akan mempersiapkan suatu ringkasan dan keutamaan

    hasil dari kegiatan konservasi lingkungan, suatu penjelasan dari

    kumpulan hasil dari akuntansi lingkungan (termasuk evaluasi dari besar

    dan kecilnya figur dan alasan untuk meningkatkan atau menurunkan

    dalam perbandingan dengan periode sebelumnya), dan kebijakan yang

    diaktifkan menenai masa depan kegiatan konservasi lingkungan.

    2. Item-item yang membentuk dasar akuntansi lingkungan

    a. Status : yang terdiri dari Periode target untuk akuntansi lingkungan

    dan lingkup pengumpulan.

  • 26

    b. Indeks dan standart perhitungan untuk biaya konservasi lingkungan :

    yang terdiri dari pengumpulan biaya penyusutan, standart untuk

    kelengkapan pembukuan biaya, dan standart pembukuan ketika

    kategori dikumpulkan berhubungan dengan kegiatan konservasi

    lingkungan.

    c. Rincian dari kegiatan konservasi lingkungan dan standart perhitungan.

    d. Hasil yang dikumpulkan dari akuntansi lingkungan Standart

    pengumpulan untuk memperkuat akuntansi lingkungan

    e. Revisi terhadap pentingnya kebijakan akuntansi lingkungan

    3. Rincian hubungan keuntungan ekonomi dengan kegiatan konservasi

    lingkungan serta standart perhitungan : Biaya konservasi lingkungan,

    keuntungan konservasi lingkungan, keuntungan ekonomi berhubungan

    dengan konservasi lingkungan, dan jadwal pernyataan lingkungan.

    E. Biaya Lingkungan

    a. Definisi Biaya Lingkungan

    Menurut Ikhsan (2009 : 103) “Definisi biaya lingkungan mencakup dari

    seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah buangan), untuk mengukur

    ketidakpastian. Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya

    produk, proses, sistem atau fasilitas penting untuk mengambil keputusan

    manajemen yang baik.”

    Selain itu biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumberdaya

    disebabkan atau dipandu dengan usaha-usaha (aktifitas) untuk: 1) mencegah

    atau mengurangi barang sisa dan polusi, 2) mematuhi regulasi lingkungan dan

  • 27

    kebijakan perusahaan, 3) kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan

    lingkungan.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya lingkungan adalah

    biaya yang berhubungan dengan biaya produk, proses, sistem maupun

    fasilitas yang terkait dengan lingkungan serta pemakaiaan sumber daya yang

    disebabkan oleh aktifitas lingkungan.

    b. Klasifikasi Biaya Lingkungan

    Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau seluruh

    kategori-kategori dari perusahaan-perusahaan berbeda. Lebih baik

    memusatkan perhatian pada biaya lingkungan untuk keputusan-keputusan

    manajemen.

    Gambar 2. Spektrum Pengukuran Biaya Lingkungan

    Sumber: United States Environmental Protection Agency [EPA], 1995 dalam

    buku Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya (Ikhsan Arfan,

    2008 : 39)

    Gambaran dan hubungan biaya, beberapa biaya lingkungan biasa

    disebut dengan “biaya tidak terukur” atau “biaya terukur” karena biaya

    tersebut terjadi karena untuk mempengaruhi hubungan (meskipun terukur)

    pandangan manajer, pelanggan, karyawan, masyarakat maupun regulator.

    Biaya ini juga diistilahkan dengan “gambaran perusahaan” dan “hubungan

    Biaya

    Konvensional

    Lebih mudah untuk diukur Lebih sulit untuk diukur

    Biaya

    Tersembunyi

    Biaya

    Sosial

    Hubungan/

    Gambaran

    biaya

    Biaya

    Tidak

    pasti

  • 28

    biaya”. Kategori ini dapat memasukkan biaya pada laporan tahunan

    lingkungan dan kegiatan hubungan masyarakat, biaya-biaya yang terjadi

    merupakan biaya sukarela untuk kegiatan lingkungan serta biaya untuk

    pengenalan program. Biaya ini merupakan “biaya tidak terukur” tetapi

    manfaat langsung yang dihasilkan sering berasal dari gambaran biaya

    hubungan/perusahaan. Namun apabila biaya diklasifikasikan kedalam

    kategori yang berdasarkan model kualitas, maka terbagi atas :

    1. Biaya Pencegahan: merupakan investasi yang dibuat dalam suatu

    usaha untuk menjamin konfirmasi yang dibutuhkan. Misalnya

    kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam orientasi anggota tim,

    pelatihan dan pengembangan standart perencanaan serta prosedur.

    2. Biaya Penilaian: merupakan biaya yang terjadi untuk

    mengidentifikasi kesalahan setelah kejadian. Misalnya kegiatan-

    kegiatan seperti pengujian.

    3. Biaya Kesalahan Internal: merupakan biaya yang mempekerjakan

    kembali dan biaya perbaikan sebelum diserahkan kepada pelanggan.

    Misalnya adalah memperbaiki kesalahan yang dideteksi sepanjang

    pengujian internal.

    4. Biaya Kesalahan Eksternal: merupakan biaya yang mempekerjakan

    kembali dan biaya perbaikan setelah diserahkan kepada pelanggan.

    Satu contoh akan mempekerjakan dan memperbaiki hasil dari

    pengujian yang diterima. Contoh lainnya, biaya aktual yang terjadi

    sepanjang jaminan dukungan.

  • 29

    F. Biaya Produksi

    1. Definisi Biaya Produksi

    Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

    terdiri bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

    Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang

    dapat dihubungkan dengan suatu produk dimana biaya ini merupakan bagian

    dari persediaan (Bustami dan Nurlela, 2013 : 12).

    2. Komponen Biaya Dasar

    Usaha produksi yang dilangsungkan dalam suatu pabrik pada umumnya

    terdapat 3 komponen biaya dasar, yaitu :

    a) Biaya Bahan Baku Langsung

    Biaya bahan baku langsung merupakan biaya bagi bahan-bahan yang

    secara langsung yang digunakan dalam produksi untuk mewujudkan

    suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap

    diserahkan kepada pemesan. Pengertian lainnya biaya bahan baku

    langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat

    dipisahkan dari produk selesai.

    b) Biaya Tenaga Kerja Langsung

    Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya bagi para tenaga kerja yang

    langsung ditempatkan dan digunakan dalam merubah, mengonversi,

    dan menangani kegiatan-kegiatan produksi bahan baku menjadi produk

    selesai. Biaya tenaga kerja langsung dapat dikatakan biaya-biaya ini

  • 30

    hampir sama dengan biaya bahan baku langsung, perbedaannnya

    terletak pada bahan dan tenaga kerja.

    c) Biaya Overhead Pabrik

    Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan

    tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi

    produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen :

    1) Bahan tidak langsung : bahan yang digunakan dalam penyelesaian

    produk tetapi pemakaiaannya relatif lebih kecil.

    2) Tenaga kerja tidak langsung : tenaga kerja yang membantu dalam

    pengolahan produk selesai.

    3) Biaya tidak langsung lainnya :biaya selain bahan tidak langsung dan

    tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan

    produk selesai.

    Dari dua tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara

    terminologi biaya sebagai berikut :

    a. Biaya Utama

    Biaya utama adalah gabungan antara biaya bahan baku langsung dan

    biaya tenaga kerja langsung.

    b. Biaya Konversi

    Biya konversi adalah biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku

    langsung menjadi produk selesai. Biaya ini merupakan gabungan

    antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

  • 31

    G. Tahap-Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan

    Sebelum mengalokasikan pembiyaan untuk pengelolaan dampak lingkungan

    seperti pengelolaan limbah, pencemaran lingkungan, pencemaran udara,

    pencemaran suara dan efeksosial lainnya, perusahaan perlu merencanakan tahap

    pencatatan pembiyaan tersebut. Tahap-tahap ini dilakukan agar dalam

    pengalokasian anggaran yang telah direncanakan untuk satu periode akuntansi

    dapat diterapkan dengan efektif dan efisien. Pencatatan pembiyaan untuk

    mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu usaha

    dialokasikan dalam tahap-tahap tertentu dan masing-masing tahap memerlukan

    biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap-tahap pencatatan itu dapat

    dilakukan sebelum periode akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang

    dilakukan perusahaan tersebut (Munn dalam Haryanto dalam Mulyani). Berikut

    tahap-tahap perlakuan alokasi biaya sebagaimana yang ditentukan dalam

    Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) :

    1. Identifikasi

    Pertama kali perusahaan akan menentukan biaya untuk pengelolaan

    biaya penanggulangan eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan

    operasioanal usahanya adalah dengan mengidentifikasi dampak negatif

    tersebut. Sebagai contoh misalkan sebuah rumah sakit yang diperkirakan

    akan menghasilkan limbah berbahaya sehingga memerlukan penanganan

    khusus untuk hal tersebut mengidentifikasi limbah yang mungkin

    ditimbulkan antara lain : limbah padat, limbah cair dan limbah gas yang

    berasal dari kegiatan instalasi rumah sakit atau kegiatan karyawan maupun

  • 32

    pasien (Sudigyo dalam Haryanto dalam Mulayani : 2012). Biaya-biaya

    lingkungan yang ada, diklasifikasikan oleh perusahaan secara berbeda-beda,

    jadi setiap perusahaan memiliki pandangan berbeda-beda dari penentuan

    biaya akuntansi lingkungan .

    2. Pengakuan

    Pengakuan adalah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem

    akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan

    terefleksi dalam laporan keunagan (Suwardjono, 2011 : 134).

    Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos

    yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan. Pengakuan

    dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun

    dalam jumlah uang dan mencantumkannya kedalam neraca atau laporan

    laba rugi (Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan

    paragraf 82-83 2015). Pos yang memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan

    adalah :

    a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan

    dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan

    b) Pos tersebut mempunyai nilaia atau biaya yang dapat diukur

    dengan andal.

    3. Pengukuran

    Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan

    pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah

    rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam penyususnan

  • 33

    keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan

    jumlah rupiah yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi

    (Suwarjodjono, 2011: 133).

    Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

    memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan (Kerangka Dasar

    Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 99 tahun 2015). Proses ini

    menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu (Kerangka Dasar

    Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 100 tahun 2015). Berbagai dasar

    pengukuran tersebut adalah :

    a. Biaya Historis: aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)

    yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration)

    nyang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat

    perolehan.

    b. Biaya Kini: aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang

    seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh

    sekarang.

    c. Nialai Realisasi/penyelesaian: aset dinyatakan dalam jumlah kas

    (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset

    dalam pelepasan normal (orderly disposal).

    d. Nilai Sekarang (present value): aset dinyatakan sebesar arus kas

    masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang

    dari pos yang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil

    dalam pelaksanaan usaha normal.

  • 34

    4. Penyajian

    Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos

    dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup

    informatif (Suwardjono, 2011 : 134). Standart Akuntansi per 1 september

    2007, PSAK No 1 tentang penyajian Laporan Keuangan mengungkapkan

    dalam paragraf 09, mengenai informasi tambahan dinyatakan sebagai

    berikut :

    “Perusahan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan

    mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

    statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan

    hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap

    pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan

    penting.”

    Kemudian pada paragraf 16 menyebutkan bahwa :

    “Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka pihak manajemen

    bisa menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan

    akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi penguna

    laporan keunagan.’’

    PSAK per 1 September 2007 No 33 paragraf 65 tentang akuntansi

    pertambangan umum yang juga mengatur tentang pengelolaan lingkungan

    hidup (PLH), maka penyajian laporan keuangan sebagai berikut:

    “Taksiran kewajiaban PLH disajiakan dineraca sebesar jumlah

    kewajiaban yang telah diakru, setelah dikurangi dengan jumlah

    pengeluaran yang sesungguhnya terjadi.”

  • 35

    Model komprehensif yang dapat dijadikan sebagai alternatif model

    pelaporan keuangan lingkungan secara garis besar dapat dikategorikan

    dalam 4 (empat) macam model (Haryono dalam Mulyani, 2003) yaitu :

    a. Model Normatif

    Model ini berawal dari premis bahwa perusahaan akan membayar

    segalanya. Model normatif mengakuai dan mencatat biaya-biaya

    lingkungan secara keseluruhan yakni dalam lingkup satu ruang

    rekening secara umum bersama rekening lain yang serumpun. Biaya-

    biaya serumpun tersebut disisipkan dalam sub-sub unit rekening

    biaya tertentu dalam laporan keungan.

    b. Model Hijau

    Model hijau menetapkan biaya dan manfaat tertentu atas lingkungan

    bersih. Selama suatu perusahaan menggunakan sumber daya,

    perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya sebesar konsumsi atas

    biaya sumber daya. Proses tersebut memaksa perushaan

    menginternalisasikan biaya pemakaian sumber daya meskipun

    mekanisme pengakuan dan pengungkapan belumemadai dan

    kemudian melaporkan biaya tersebut dalam laporan keuangan yang

    terpisah dari laporan keunagan induk untuk memberikan penjelasan

    mengenai pembiayaan lingkungan diperusahaan.

    c. Model Intensif Lingkungan

    Model pelaporan ini mengharuskan adanya pelaksanaan kapitalisasi

    atas biaya perlindungan dengan reklamasi lingkungan. Pengeluaran

  • 36

    akan disajiakan sebagai investasi atas lingkungan sedangkan aktiva

    terkait lingkungan tidak didepresiasi sehingga dalam laporan

    keuangan selain pembiayaan yang diungkapkan secara terpisah, juga

    memuat mengenai catatan-catatan aktiva tetap yang berhubungan

    dengan lingkungan yang dianggap sebagai investasi untuk

    lingkungan.

    d. Model Aset Nasional

    Model aset nasional mengubah sudaut pandang akuntansi dari

    tingkat perusahaan (skala mikro) ke tingkat nasional (skala makro),

    sehinga dimungkinkan untuk meningkatkan tekanan terhadap

    akuntansi untuk persediaan dan arus sumberdaya alam. Dalam model

    ini dapat ditekankan bahwa selain memperdulikan lingkungan dalam

    pengungkapannya untuk menginterpretasikan pembiayaan

    lingkungan tersebut sebagai aset nasioanal yang dipandang sebagai

    tanggung jawab secara nasional

    5. Pengungkapan

    Pengungkapan berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-

    hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain

    apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama (Suwardjono,

    2011 : 134).

    Pengungkapan memiliki arti tidak menutupi atau tidak

    menyembunyikan. Apabila terkait dengan data, pengungkapan diartikan

    sebagai memberikan data yang bermanfaat karena apabila tidak bermanfaat,

  • 37

    tujuan dari pengungkapan tidak akan tercapai (Ikhsan, 2008). Mengacu pada

    PSAK No 33 tahun 2007 paragraf 66 tentang Akuntansi Pertambangan

    Umum yang juga mengatur tentang pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH),

    maka hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keungan

    sebagai berikut :

    a. Kebiajakan akuntansi sehubungan dengan :

    1) Perlakuan Akuntansi atas pembebanan biaya limbah

    2) Metode penyusuatan prasarana pengelolaaan limbah

    b. Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup

    hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan :

    1) Saldo awal

    2) Penyisihan yang dibentuk

    3) Pengeluaran sesungguhnya

    4) Saldo akhir

    c. Kegiatan PLH yang telah atau sedang berjalan

    H. Limbah

    1. Pengertian Limbah Industri

    Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan

    perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki peran

    penting dalam memberikan dampak positif terhadap perekonomian seperti

    menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan memperluas

    kesempatan bagi masyarakat. Di sisi lain pertumbuhan sektor industri juga

    membawa efek negatif terhadap lingkungan yaitu semakin meningkatnya

  • 38

    jumlah limbah industri dan semakin berkurangnya sumberdaya alam.

    Menurut Zulkifli (2014) dalam buku Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

    limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses

    produksi, baik industri domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu

    tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan.

    Sedangkan menurut Kristianto (2002), menyatakan bahwa limbah adalah

    buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

    dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Secara umum,

    berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) limbah diartikan sebagai

    sisa proses produksi, termasuk air buangan pabrik atau industri. Pengertian

    sisa tersebut bahwa bahan yang dihasilkan tersebut adalah bahan sampingan

    yang tersisa setelah proses produksi utama selesai.

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menarik kesimpulan

    bahwa limbah adalah sisa atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu

    proses produksi.

    2. Penggolongan Limbah

    a. Padat

    Limbah padat atau sampah merupakan bahan-bahan buangan rumah

    tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai

    dalam bentuk padat. Sampah merupakan limbah yang paling banyak

    terdapat di lingkungan. Contoh limbah padat yang terdapat pada PG

    Pesantren Baru Kediri ini adalah ampas tebu, blotong (endapan), dan

    abu pembakaran ampas tebu.

  • 39

    b. Cair

    Limbah cair atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang

    berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum

    lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat

    yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

    mengganggu lingkungan hidup. Contoh limbah cair yang terdapat

    pada PG Pesantren Baru Kediri adalah bekas kondensor dan air cuci

    tapisan.

    c. Gas

    Limbah gas adalah pencemaran udara yang dapat ditimbulkan oleh

    sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara

    mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat lokal,

    regional, maupun global. Banyak faktor yang dapat menyebabkan

    pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh

    sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi

    keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak

    pencemaran udara bersifat langsung dan tidak langsung dalam kurun

    waktu lama. Dalam hal ini contoh pencemaran udara (gas) dalam PG

    Pesantren Baru Kediri adalah asap cerobong yang merupakan gas

    sisa pembekaran dari katel uap.

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan fenomena dan fakta yang

    senyatanya terjadi di lapangan mengenai penerapan akuntansi lingkungan yang

    ada di PG Pesantren Baru Kediri. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui dan memahami bagaimana perilaku sosial perusahaan dalam

    melaksanakan aktifitasnya dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

    Maka dari itu peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif.

    Mardalis (2014 : 26) dengan jenis penelitian deskriptif penulis dapat

    mendiskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi

    yang sekarang ini terjadi yang lebih memusatkan pada suatu kasus tertentu secara

    intensif, sehingga menggunakan jenis penelitian deskriptif yang didasarkan

    anggapan bahwa peneliti dapat memaparkan dan menjawab pertanyaan yang

    terdapat pada rumusan masalah mengenai penerapan akuntansi lingkungan yang

    ada di PG Pesantren Baru Kediri, selain itu diharapkan penelitian ini dapat

    mengetahui sejauh mana perusahaaan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap

    kepentingan sosial dan lingkungan.

    B. Fokus Penelitian

    Dalam penelitian ini, fokus penelitian terletak pada :

    1. Komponen biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru

    Kediri tahun 2016 (Laporan Keuangan).

  • 41

    2. Perlakuan biaya pengelolaan limbah pada PG Pesantren Baru Kediri

    C. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah :

    Nama Perusahaan : PG Pesantren Baru Kediri

    Alamat : Jl. Mauni Pesantren, Kediri

    Kota kediri, Jawa Timur 64131

    Bidang/Sektor : Perkebunan

    Alasan memilih PG. Pesantren baru Kediri adalah :

    1. Menjadi salah pabrik gula yang unggul dalam kinerjanya, yang mana

    memiliki kadar gula dalam tebu tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 8,03%.

    2. PG Pesantren Baru Kediri dari tahun ketahun mengalami peningkatan

    produksi yang berdampak pada peningkatan limbah. Peningkatan limbah

    ini perlu dikaji ulang karena masih adanya pencemaran lingkungan dari

    limbah PG. Meningkatnya limbah tersebut membuat meningkatnya biaya

    yang harus dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri sehingga perlu

    adanya perlakuan akuntansi pada biaya pengelolaan limbah.

    D. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

    data sekunder. Dimana data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan

    melakukan wawancara dan dokumentasi, biasanya berupa gambaran umum

    perusahaan serta kegiatan-kegiatan sosial perusahaan. Selain data tersebut peneliti

  • 42

    juga menggunakan data sekunder, data sekunder ini diperoleh melalui media

    perantara atau secara tidak langsung, yaitu berupa biaya-biaya pengelolaan limbah

    yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru Kediri (laporan keuangan 2016).

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dapat dimaknai sebagai kegiatan peneliti dalam

    upanya mengumpulkan sejumlah data lapangan. Teknik pengumpulan data juga

    merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan

    bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang

    digunakan. Teknik yang penulis lakukan dalam pengumpulan data adalah :

    1. Interview (wawancara)

    Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

    berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

    mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

    keterangan. Wawancara merupakan bagian terpenting dalam setiap survey

    karena tanpa wawancara peniliti akan kehilangan informasi yang hanya

    dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Tujuan dari

    wawancara ini adalah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk

    merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden. Adapun beberapa

    jenis wawancara yang peniliti lakukan atau gunakan dalam penelitian ini.

    Apabila dikaji menurut prosedurnya, wawancara yang sesuai dengan

    penelitian ini adalah wawancara bebas dimana proses wawancara

    interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya-jawab pada pokok-

    pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer (orang yang

  • 43

    diwawancarai). Sedangkan apabila dikaji menurut sasaran penjawabnya,

    penelitian ini menggunakan wawancara perorangan dimana proses tanya

    jawab bertatap muka secara langsung antara pewawancara dengan

    seseorang yang diwawancarai. Cara seperti ini akan mendapatkan data

    yang lebih intensif.

    Peneliti melakukan tanya jawab langsung terhadap karyawan

    perusahaan, agar mendapat informasi yang lebih akurat. Manfaat dari

    wawancara ini adalah dimana apabila peneliti terdapat adanya

    ketidaktahuan atau adanya persoalan yang ingin ditanyakan, peneliti bisa

    langsung bertanya dan mendapat jawaban secara akurat.

    2. Dokumentasi

    Sebuah metode pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan

    laporan pertanggung jawaban sosial PG Pesantren Baru Kediri. Data yang

    diperoleh berupa laporan biaya yang dikeluarkan oleh PG Pesantren Baru

    Kediri pada tahun 2016.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian untuk

    memperoleh data lapangan. Berkaitan dengan metode pengumpulan data maka

    instrumen yang peneliti gunakan adalah

    1. Wawancara langsung kepada karyawan PG Pesantren Baru Kediri

    2. Dokumentasi yang berupa daftar yang dikumpulkan datanya .

  • 44

    G. Analisis Data

    Analisis data merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian.

    Tahapan-tahapan pada analisis data yang peneliti lakukan adalah :

    1. Mengumpulkan data dan menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil

    wawancara maupun dokumentasi yang kemudian dibandingkan antara data

    hasil wawancara dengan data dokumentasi perusahaan berupa laporan

    keuangan. Dari data tersebut akan diketahui secara pasti apa saja biaya

    pengelolaan limbah yang telah dikeluarkan oleh PG Pesantren baru Kediri,

    dan bagaimana perlakuan biaya pengelolaan limbah yang diterapkan oleh

    pihak PG Pesantren Baru Kediri.

    2. Hasil dari analisa tersebut selanjutnya akan diperbandingkan dengan teori

    dan konsep serta dibandingkan dengan Standart Akuntransi Keuangan No.

    1 paragraf 09 dan 16 tahun 2007 serta Standart Akuntansi Keuangan No.

    33 pargraf 65-66 tahun 2015 dan Pernyataan Strandart Akuntansi lainnya

    yang mendukung. Tujuan dilakukan langkah ini adalah untuk mengetahui

    kesesuaian atau tidak antar teori yang berkembang secara umum denagn

    praktek yang terjadi di PG Pesantren baru Kediri.

    3. Pada tahap ini peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan.

    Apabila analisis masih banyak kekurangan dengan teori dan tidak sesuai

    dengan PSAK mengenai perlakuan biaya, maka peneliti memberikan saran

    atau masukan yang diperlukan.

  • 45

    H. Keabsahan Data

    Keabsahaan data berkaitan dengan kevalidan sebuah data yang diperoleh

    peneliti di lapangan dan diperlukan untuk menjaga derajat kepercayaan data pada

    suatu penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

    pemeriksaan. Moleong, 2014 : 326 menjelaskan terdapat tiga teknik pemeriksaan

    keabsahan data yaitu 1) perpanjang keikutsertaan, 2) ketekunan/ keajegan

    pengamatan dan 3) triangulasi.

    Peneliti menggunakan teknik triangulasi pada penelitian ini. Triangulasi

    adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

    diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap

    data itu (Moleong, 2014 : 330). Terdapat tiga jenis triangulasi yaitu triangulasi

    sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori.

    Ketiga triangulasi tersebut, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

    Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

    kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui membandingkan hasil

    wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2014 : 331).

    Peneliti membandingkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada karyawan

    PG Pesantren Baru Kediri bagian AKU dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

    yaitu laporan keuangan dan rencana anggaran kinerja perusahaan.

  • 46

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Perusahaan

    1. Sejarah Singkat PG Pesantren Baru Kediri

    Pada saat didirikan yakni tahun 1849, pabrik Gula Pesantren adalah milik

    perseroan dari bangsa Indonesia keturunan Cina yang memproduksi gula

    merah. Pada saat itu bangsa Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda,

    pada tahun 1890 perusahaan di ambil alih oleh Belanda, sedangkan

    pengelolaannya diserahkan pada NV. JAVASCHE CULTURE

    MATSCHAPPIJ (JMC) di Indonesia di wakili oleh N.V NEDERLANDS

    INDISCHE LANDBOUW MATSCHAPPIJ. Pabrik Gula Pesantren Baru

    tidak hanya sekali mengalami rehabilitasi yakni pada tahun 1911, 1928,1932 .

    Tiga tahun kemudian yakni tahun 1935 mengalami pembaruan dalam

    produksi gula merah menjadi gula putih.

    Pada masa perang dunia kedua, Jepang berhasil memenangkan perang

    Asia Timur Raya tahun 1942 dan mengambil alih pabrik gula hingga tahun

    1945, dan pada tahun itu pula pihak sekutu memenangkan pertempuran tahun

    1957 pemerintahan sekutu yang di wakili oleh Belanda mengelola pabrik gula

    pesantren dengan mengambil tenaga kerja bangsa Indonesia sendiri dan

    kepengurusannya di pegang oleh perusahaan negara perkebunan. Dalam

    tahun itu pula pemerintah Republik Indonesia berusaha mengembalikan Irian

    Barat kepada pemerintah Indonesia dan mengambil alih semua perusahaan

  • 47

    milik Belanda yang ada di Indonesia termasuk pabrik gula pesantren,

    pengelolaan nya di lakukan olen PPN (Perusahaan Perkebunan Nusantara).

    Baru pada tahun 1960 sesuai UU NO.9 Tahun 1960 di bentuk BPU-PPN

    Gula yang mengkordinir pengelolaan pabrik-pabrik gula. Setelah berlakunya

    PP NO.166 Tgl 26 April 1961 Pabrik Gula Pesantren termasuk dalam

    karisidenan kediri bersama 4 (empat) pabrik gula lainnya, di susul dengan

    keluarnya peraturan perkebunan negara (BPU-PPN), tiap-tiap pabrik

    kepengurusan nya meliputi :

    1. Direksi karet

    2. Direksi aneka tanaman

    3. Direksi aneka tembako

    4. Direksei aneka gula

    Semua pabri gula termasuk dalam Direksi an