Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

137
ANALISIS PENENTUAN NILAI INTRINSIK DAN TARGET PRICE PADA SAHAM LQ-45 Thesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Diajukan oleh Tonny Wijaya Setiadi 09/ 294656/ PEK/ 14155 Kepada FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

description

finance

Transcript of Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

Page 1: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

ANALISIS PENENTUAN NILAI INTRINSIK DAN TARGET PRICE PADA SAHAM LQ-45

Thesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan oleh

Tonny Wijaya Setiadi 09/ 294656/ PEK/ 14155

Kepada FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

Page 2: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 3: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 4: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia yang tidak terhingga

sehingga penulisan tesis dengan judul Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target

Price Pada Saham LQ-45 dapat diselesaikan dengan baik. Dengan diselesaikannya

penulisan tesis ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Abdul Halim, MBA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dan memberi pengarahan dan bimbingan guna

menyelesaikan penelitian ini.

2. Direksi, manajemen, dan rekan-rekan PT Indosurya Securities yang cukup membantu dan

memberi peluang untuk proses penyelesaian penelitian ini.

3. Manajemen dan rekan-rekan PT Mega Capital Indonesia yang cukup membantu dan

memberi peluang untuk aktivitas akademik dan proses penyelesaian penelitian ini.

4. Seluruh karyawan dan staf Program Studi Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada

Jakarta dan Yogyakarta yang telah membantuk penulis dalam seluruh aktivitas akademik

dan aktivitas pendukung lainnya.

5. Untuk orang tua penulis, Bapak Sadirun dan Ibu yang selalu setia memberi dukungan

moral, kasih sayang, dan materiil untuk semua aktivitas akademik dan proses

penyelesaian penelitian ini.

6. Istri tercinta Zara Dwinandita, yang telah memberikan seluruh kasih sayang serta

dukungan penuh baik moril maupun materiil.

7. Untuk seluruh keluarga penulis yang telah memberikan seluruh kasih sayang serta

dukungan penuh baik moril maupun materiil

Page 5: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 6: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 7: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 8: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 9: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 10: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 11: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 12: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 13: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 14: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45
Page 15: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

xiii

INTISARI

Penelitian ini menunjukkan metode analisis untuk menentukan nilai intrinsic dengan

menggunakan proyeksi EPS dan nilai PE ratio. Penelitian juga menunjukkan metode

analisis teknikal untuk menentukan target price. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

setiap metode bisa diterapkan di perdagangan saham. Saham yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah sembilan saham dengan kapitalisasi terbesar dengan jangka waktu

periode dari tahun 2005-2010 untuk data keuangan dan 2008-2010 untuk data analisis

teknikalnya.

Kata kunci : analisis fundamental, valuasi, analisis teknikal, target price, kapitalisasi

pasar.

Page 16: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

xiv

ABSTRACT

This research identified analysis method to concluded intrinsic value using EPS projection and PE ratio. This research also explained how to obtain target price using technical analysis method. The conclusion of this research identified that each methods can be implemented at stock exchange. There are nine stock objects with the biggest capitalization that been studied in this research using financial reports period 2005-2010 and historical data period 2008-2010. Key words: fundamental analysist, valuation, technical analysist, target price, market capitalitation

Page 17: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi maka masyarakat

semakin menyadari pentingnya investasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

kesejahteraan dan untuk memenuhi kebutuhan di waktu yang akan datang. Investasi

sendiri saat ini sangat banyak pilihan-pilihannya, dengan bermacam produk dan cara

yang bebas ditentukan sesuai dengan karakter dan kemampuan dari investornya.

Sejarah pasar modal di Indonesia sendiri dimulai jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda , yaitu

pada tahun 1912 di Batavia yang didirkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk

kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Kemudian dilanjutkan dengan

didirikannya bursa di Surabaya dan Semarang pada tahun 1925. Dalam

perkembangannya, pasar modal di Indonesia mengalami masa kejayaannya saat

masih di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Pasar modal Indonesia sempat juga

mengalami kevakuman yang antara lain disebabkan oleh perang dunia ke I dan

perang dunia ke II. Setelah kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia

mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian

pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi

yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS

Page 18: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

2

(Jakarta Automatic Trading System). Perdagangan saham kemudian berubah menjadi

scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa bukti fisik kepemilikan saham

(warkat). Saat ini, seiring dengan kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan

sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh sehingga transaksi bisa

dilakukan dari mana saja tanpa mengenal batas ruang. Pada akhir 2007 Bursa Efek

Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan pada awal 2008 berubah

nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Dalam perkembangannya,saat ini lebih mudah untuk berinvestasi di pasar

modal. Setelah menjadi investor sendiri pun jauh lebih mudah untuk bisa mengakses

informasi, data, dan perdagangan yang terjadi di bursa saat ini. Kemajuan teknologi,

khususnya teknologi informasi selama satu dekade ini yang sangat cepat membawa

pengaruh positif terhadap kemajuan iklim investasi karena banyaknya kemudahan

yang didapat.

Perlahan-lahan masyarakat Indonesia mulai membuka diri terhadap investasi

di sektor keuangan, khususnya pasar modal. Sampai saat ini, walaupun telah

mengalami kemajuan yang cukup besar dalam pertumbuhan investor di pasar modal

namun perbandingan masyarakat yang menjadi investor di pasar modal dengan

keseluruhan jumlah masyarakat Indonesia yang sangat besar masihlah sangat kecil

perbandingannya.

Saham sebagai kepemilikan suatu perusahaan terbuka yang terdaftar di bursa

sebagai investasi sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan

dengan alat investasi lainnya. Masyarakat sekarang lebih terbuka dengan investasi

Page 19: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

3

karena perbedaan sikap yang lebih membuka diri terhadap perubahan dan hal yang

baru. Investasi di pasar modal termasuk salah satu investasi yang paling mudah untuk

memulainya. Selain investasi di pasar modal dan sektor keuangan maka masyarakat

juga mengenal investasi di sektor riil, investasi di properti. Namun yang terjadi saat

ini, adalah tingginya tingkat inflasi tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan yang

cukup mumpuni bagi sebagian besar masyarat untuk bisa berinvestasi di sektor riil

dan properti secara layak karena besarnya modal dan hambatan lain.

Walaupun terlihat mudah, tetapi untuk berinvestasi di pasar modal, sudah

seharusnya investor harus membekali diri dengan pengetahuan yang cukup. Hal ini

merupakan syarat mutlak agar investor bisa mendapatkan return dari keuntungan

secara konsisten. Investasi di pasar modal, terutama sebagai investor saham, harus

membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk bisa menghasilakn

keuntungan yang akan didapat secara konsisten. Sama seperti investasi yang lain,

investasi di pasar modal, khususnya saham juga memiliki risiko untuk mengurangi

modal investasi tersebut, bisa juga sampai modal tersebut hilang tak bernilai secara

keseluruhan. Investasi di pasar modal adalah sebuah cara yang cerdas dan sangat

menarik untuk bisa meningkatkan nilai modal yang kita miliki sehingga bisa

melawan inflasi yang terjadi.

Melihat perkembangan investasi di pasar modal, khususnya saham sekarang

ini. Penulis melihat bahwa investasi di saham sangat layak untuk dipelajari dan

dilakukan, karena saat ini informasi adalah hal berharga yang mudah didapat oleh

setiap individu. Selain itu, untuk pasar modal di Indonesia sendiri masih sangat akan

Page 20: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

4

berkembang untuk waktu ke depannya. Hal ini karena kondisi pasar dan negara

Indonesia sendiri yang merupakan pasar berkembang yang menjanjikan keuntungan

yang cukup seimbang dengan risikonya. Namun, karena kemudahan dan keuntungan

yang cukup besar dari investasi di pasar modal ini, seringkali investor melupakan

bahwa pada dasarnya dengan membeli saham berarti mereka membeli surat bukti

kepemilikikan sebuah perusahaan. Karena tertarik dengan cara cepat untuk meraup

keuntungan yang besar di pasar modal, investor seringkali menjadi lebih

menggunakan nalarnya daripada menggunakan logika dan akalnya.

Untuk melakukan analisis saham sebagai bahan dasar pertimbangan sebelum

melakukan pembelian suatu saham, maka ada beberapa metode yang umumnya

dilakukan oleh analis dan investor yang sudah cukup berpengalaman di pasar modal,

yaitu dengan menggunakan analisis fundamental dan analisis tehnikal.

Secara garis besar analisis fundamental yaitu dengan analisis top-down.

Analisis ini mencoba untuk melihat dimulai dari situasi global dan faktor eksternal

yang akan mempengaruhi harga saham, dan diperkecil ke faktor perusahaan nya

sendiri yang akan berpengaruh ke kinerja sahamnya. Pendekatan analisis top- down

ini, yang pertama adalah analisis perekonomian, kondisi dan situasi, serta arah

perekonomian secara global dan nasional. Hal ini meliputi: Kebijakan fiscal,

kebijakan moneter, inflasi, politik, komoditas dan inter market, antara pasar-pasar

keuangan global. Setelah itu, analisis industri, dari hasil analisis perekonomian itu

maka analisis ke industri-industri yang terkena pengaruh, baik secara langsung

ataupun tidak langsung. Mengidentifikasi industri-industri yang mengalami kenaikan

Page 21: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

5

atau penurunan dalam suatu siklus ekonomi karena reaksi industri-industri terhadap

perubahan perekomian akan berbeda-beda pada siklus bisnis (business cycle) tertentu,

industri mana yang diuntungkan dan industri mana yang dirugikan. Kemudian, dari

analisis perekomian, industri, barulah analisis perusahaan. Pada tahap ini dengan

menganalisis dan membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan di industri sejenis

dengan membandingkan dengan menggunakan indikator bisnis dan indikator

keuangan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah: Kinerja bisnis, jejak

rekam manajemen, kinerja keuangan, dan rencana serta proyeksi bisnis dari

perusahaan sendiri. Selain dengan pendekatan analisis top-down, bisa juga dengan

menggunakan pendekatan analisis bottom-up, kebalikan dari analisis top-down, pada

analisis bottom-up ini maka kerangka analisis dimulai dari perusahaan sendiri.

Dimulai dari mencari perusahaan yang memiliki kinerja bagus, konsisten untuk

dimiliki melalui sahamnya.

Selain dengan menggunakan analisis fundamental, maka investor juga bisa

melakukan penilaian saham dengan menggunakan analisis teknikal sebagai

pertimbangan untuk melakukan pembelian saham. Analisis teknikal adalah analisis

dengan mempelajari pergerakan harga saham yang telah terjadi di masa lalu, yang

diintreprestasikan berupa grafik untuk memperkirakan pergerakan harga saham di

masa yang akan datang. Biasanya, analisis tehnikal juga menggunakan perhitungan-

perhitungan statistika, yang juga diinterprestasikan berupa indikator grafik sebagai

alat bantu optimalisasi analisis teknikal ini. Dengan menggunakan analisis teknikal

maka investor bisa mendapatkan pola-pola tertentu sebagai acuan dalam

Page 22: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

6

memprediksikan pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Analisis teknikal

juga sangat membantu bagi investor untuk menentukan di harga berapa sebaiknya

suatu saham dibeli, dan di harga berapa juga saham tersebut sebaiknya dijual. Selain

itu, dengan analisis teknikal juga berguna untuk menentukan sampai di harga berapa

seorang investor tetap memiliki saham sebuah perusahaan yang harganya terus

mengalami penurunan, hal ini karena investor juga harus melindungi modalnya agar

tidak terus mengalami penurunan karena nilai saham yang juga terus mengalami

penurunan.

Terdapat sembilan perusahaan yang selain tergabung dalam indeks LQ-45,

juga merupakan perusahaan yang termasuk dalam kapitalisasi pasar terbesar dalam

perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan di industrinya. Perusahaan-perusahaan

tersebut adalah; PT Astra Internasional Tbk. (ASII); PT. Bank Central Asia Tbk

(BBCA); PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Bank Mandiri (BMRI), PT

Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Perusahaan Gas

Negara (PGAS), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Sembilan perusahaan tersebut berada di daftar teratas kapitalisasi pasar

terbesar dan merupakan pemimpin pasar di masing-masing sektor dan industrinya,

memiliki pertumbuhan yang stabil, perusahaan yang dijadikan subyek penelitian

harus perusahaan dengan kapitalisasi yang besar karena semakin besar kapitalisasi

pasar saham suatu perusahaan maka pergerakan saham tersebut lebih mewakili

permintaan dan penawaran mengingat masih banyaknya saham di Bursa Efek

Indonesia yang memiliki karakter cenderung mudah untuk digerakkan, atau dalam

Page 23: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

7

bahasa nya merupakan ”saham gorengan”. Tidak jarang suatu saham di Bursa Efek

Indonesia diam cukup lama (saham tidur), dan kemudian tanpa ada informasi yang

berarti saham yang semula diam tersebut tiba-tiba digerakkan dengan kenaikan dan

tren yang cukup kuat walau hanya untuk sesaat. Dengan memilih saham yang

memiliki kapitalisasi terbesar maka pergerakan harga sahamnya bisa lebih mewakili

dari kinerja dan kondisi perusahaan di pandangan investor.

Pasar modal sendiri terbuka buat setiap individu ataupun organisasi yang

tertarik untuk investasi. Hal ini membuat penulis melakukan penelitian mengenai

”Analisis Penentuan Nilai Intrinsik dan Target Price Pada Saham LQ-45”

1.2 Perumusan Masalah

Penelitan ini akan membahas tentang metode analisis fundamental dan

teknikal untuk penelitian nilai intrinsik dan target price terhadap ke sembilan saham

berkapitalisasi terbesar di dalam indeks LQ-45 sebagai indeks acuan di Bursa Efek

Indonesia. Masalahnya adalah seringkali investor melakukan pembelian saham tanpa

mempertimbangkan valuasinya, yang bisa berarti investor membeli saham pada harga

yang sudah terlalu mahal, ataupun pertumbuhan dari perusahaan tidak bagus.

1.3 Batasan Masalah

Perusahaan yang menjadi bahan penelitian adalah sembilan perusahaan yang

sahamnya tergabung dalam indeks LQ-45, saham-saham tersebut termasuk dalam

saham yang memiliki kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia, dan saham yang

Page 24: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

8

dipilih adalah saham dari perusahaan yang merupakan unggulan di sektor dan

industrinya. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah; PT Astra Internasional Tbk.

(ASII); PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA.; PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

(TLKM); ); PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI); PT

Unilever Indonesia Tbk (UNVR); PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS); PT

United Tractors Tbk. (UNTR); PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Jangka waktu yang dijadikan periode penelitian adalah 5 tahun untuk analisis

fundamental, yaitu valuasi nilai intrinsiknya, dengan menggunakan data keuangan

tahunan dari periode tahun 2005 sampai dengan data periode tahun 2010. Analisis

fundamental mencakup ekonomi, industri, dan perusahaan. Namun pada penelitian ini

hanya membahas tentang analisis perusahaan sebagai dasar dari valuasi intrinsik

perusahaan, dengan sedikit menyinggung analisis fundamental yang lain.

Pada analisis tehnikal mempergunakan data dari program yang telah ada,

namun memiliki keterbatasan akan periode dari data yang diberikannya. Dalam

analisis teknikal, ada banyak indikator yang digunakan. Selain beberapa indikator

yang digunakan, maka penelitian ini juga akan meneliti beberapa jenis grafik sebagai

interprestasi data, dan juga beberapa pola grafik untuk menentukan nilai harga saham

yang akan dituju ke depannya.

1.4. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hal di atas maka permasalahan yang mendasari penulis

melakukan penelitain adalah:

Page 25: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

9

1. Bagaimanakah penilaian saham dengan menggunakan metode

proyeksi pendapatan per saham di beberapa saham yang tergabung

dalam indeks LQ-45?

2. Bagaimanakah penilaian saham dengan menggunakan metode

analisis teknikal untuk beberapa saham yang tergabung dalam

indeks LQ-45?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah dan pertanyaan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan umum penelitian ini adalah :

1. Menentukan nilai hasil dari penilaian dengan menggunakan metode

Proyeksi pendapatan per saham pada saham yang diukur di

pergerakannya di pasar

2. Menentukan nilai hasil dengan menggunakan analisis teknikal

untuk memperoleh target price pada saham-saham yang diukur

pergerakannya di pasar.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para investor yang

melakukan penilaian saham, khususnya valuasi untuk menentukan nilai intrinsik dan

target price dengan menggunakan analisis fundamental melalui metode proyeksi

Page 26: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

10

pendapatan per saham dan teknikal. Penelitian ini juga akan memberi masukan bagi

para investor untuk memahami kedua metode tersebut, keunggulan, dan kelemahan

masing-masing untuk ke depannya bisa diterapkan dalam investasi di pasar pada

saham dengan latar belakang perusahaan yang berbeda. Bagi para akademisi,

penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dalam dunia saham,

khususnya metode valuasi untuk menemukan nilai intrinsik dari saham.

1.7. Sistematika Penulisan

Tesis ini ditulis dalam lima bagian. Bagian pertama memuat pendahuluan

yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian. Dalam bab ini juga disinggung dan dijelaskan mengenai hal-hal tersebut di

atas yang mendasari penelitan ini.

Bagian kedua akan memuat tinjauan pustaka dan mengulas teori yang

berhubungan dengan analisis fundamental dan analisis teknikal yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Teori yang diambil dari berbagai sumber yang akan disebutkan

juga dalam penelitian ini. Teori ini akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan

analisa.

Pada bagian ketiga akan dijelaskan mengenai gambaran perusahaan, sejarah,

struktur kepemilikan. Selain tentang perusahaan maka dalam bab ini juga akan

membahas mengenai metode penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 27: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

11

Bagian keempat akan menjelaskan analisis data berdasarkan metode

penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang didapat dari analisis data.

Bagian kelima akan menguraikan kesimpulan, saran, dan keterbatasan

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

Page 28: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Analisis Fundamental

Secara umum, analisis fundamental berarti analisis yang dilakukan

berdasarkan faktor eksternal perusahaan dan internal perusahaan tanpa mempelajari

rekam data dari pergerakan harga saham itu sendiri.

2.1.1. Tahapan Pendekatan Analisis Fundamental

Analisis fundamental bisa dilakukan investor bisa dengan melalui pendekatan

top-down. Pendekatan top-down ini dimulai dari hal yang bersifat makro dan besar,

kemudian secara bertahap sampai ke bagian yang paling kecil, yaitu perusahaannya

itu sendiri, dengan pendekatan ini maka investor seakan menaiki sebuah helikopter

untuk melihat lingkungan perekonomian yang paling luas, lalu turun perlahan,

semakin mengecil menjadi ke sektor industri, sampai akhirnya mendarat lalu meneliti

detail ke perusahaannya.

Gambar 2.1 berikut ini salah model untuk memahami pendekatan analisis top

down:

Page 29: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

13

Gambar 2.1. Analisis Top Down

Sumber: www.online-stock-trading-guide.com (diakses pada 20 April 2011)

Tahap pertama dari pendekatan top-down ini adalah dengan menganalisis

perekonomian. Situasi dan kondisi dari perekonomian, secara global, regional, dan

nasional dilakukan. Di tahap ini ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang penting.i

Jika kedua kebijakan tersebut terlalu ketat, maka akan memperlambat konsumsi dan

memperlambat dunia usaha.Sebaliknya, jika kedua kebijakan tersebut terlalu longgar

juga adalah hal yang berbahaya karena bisa menyebabkan kondisi yang tidak

terkontrol.

Selain itu, inflasi juga akan menimbulkan perbedaan tingkat bunga, mengubah

perilaku konsumen dan perusahaan dalam berbelanja dan menabung. Perbedaan

inflasi antar negara juga akan mempengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar mata

uang.

Page 30: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

14

Perubahan politik juga akan mempengaruhi fundamental dari suatu negara,

dan perusahaan. Perubahan politik berpotensi untuk meningkatkan risiko, merubah

kebijakan dan peraturan di negara tersebut. Semakin aktif suatu negara dalam

kegiatan perekonomian internasional, baik itu dalam tingkat, regional ataupun global,

maka semakin perekomian negara tersebut mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi

internasional.

Saat ini, arus modal dari para investor pemilik modal dalam jumlah besar,

yang pada umumnya berasal dari negara-negara maju terus mencari tempat dan

instrumen investasi yang memberikan gain terbesar dengan risiko yang paling kecil.

Arus modal dari mereka ini terus berpindah, terkadang dana ini diinvestasikan di

sektor riil, terkadang di pasar keuangan dalam bentuk saham, obligasi, kontrak

berjangka komoditas, mata uang, dimana saja yang memberikan peluang untuk

mendapatkan keuntungan.

Sedikit mengingat sejarah perekonomian Indonesia pada saat dua krisis

ekonomi terakhir, yaitu pada tahun 1998, perekonomian kita terpuruk saat rupiah

mengalami depresiasi besar dalam waktu yang relatif singkat. Saat itu industri dan

bisnis yang mampu bertahan dan menggerakkan perekonomian adalah Usaha Kecil

Menengah yang korelasi dengan perekonomian internasional sangat kecil, walaupun

beberapa UKM juga terkena dampaknya, baik secara langsung ataupun tidak.

Sedangkan bisnis dalam skala menengah ke besar pada saat itu banyak yang langsung

mengalami penurunan, bahkan kebangkrutan, terutama untuk perusahaan-perusahaan

yang dalam struktur keuangan dan pembiayaannya banyak terdapat mata uang asing

Page 31: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

15

berupa Dollar Amerika (US Dollar). Hal ini masih bisa kita lihat sampai sekarang di

Jakarta ada beberapa gedung dan proyek yang masih dalam proses pembangunan

dihentikan begitu saja.

Penurunan IHSG yang terjadi di tahun 2008 akibat dari capital outflow

pengaruh dari krisis ekonomi global, pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2. Grafik IHSG 2008

Krisis yang kedua, belum lama berlalu adalah pada saat krisis global 2008,

yaitu krisis yang disebabkan oleh kredit sub prime di Amerika Serikat, perekonomian

dan kegiatan bisnis di Indonesia juga masih bertahan, karena pada tahun 2008

Page 32: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

16

tersebut krisis tersebut membawa dampak terbesar di pasar keuangan. Di Indonesia

sendiri untuk pasar keuangan nya masih cukup sederhana, instrumen-intrumennya,

produk derivatifnya, masih sedikit korelasinya dengan produk-produk keuangan di

pasar keuangan global. Berbeda dengan pasar keuangan di negara lain yang memiliki

keterkaitan kuat antar produk, antar pasar dengan pasar keuangan di Amerika Serikat.

Walaupun begitu pada saat itu, untuk Indeks Harga Saham Gabungan sendiri sempat

terpuruk karena keluarnya dana (capital outflow) para investor asing yang jumlahnya

cukup besar di Bursa Efek Indonesia. Keberhasilan Indonesia untuk bertahan dari

krisis global 2008 itu juga dikarenakan kuatnya fundamental perekonomian

Indonesia, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini perekomian sudah bersifat

global untuk saling mempengaruhi antar bagian atau negara.

Tahap berikutnya adalah dengan analisis industri. Investor mengidentifikasi

industri-industri yang mengalami kenaikan atau penurunan dalam suatu siklus

perekonomian. Reaksi industri-industri terhadap perubahan perekonomian akan

berbeda-beda pada titik siklus bisnis ( business cycle) tertentu.

Setiap industri juga memiliki korelasi yang berbeda terhadap situasi dan

kondisi perekonomian yang sedang terjadi. Setiap industri juga akan bereaksi dan

terpengaruh secara berbeda terhadap setiap perubahan yang terjadi pada faktor-faktor

dalam perekonomian. Contohnhya pada saat ekonomi sedang ekspansi secara agresif

maka kegiatan industri akan membutuhkan bahan bakar, dalam hal ini minyak bumi,

yang akan berpengaruh secara positif terhadap industri batubara dan energi.

Page 33: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

17

Kebijakan fiskal yang ketat akan membatasi konsumsi, sehingga masyarakat

akan mengurangi konsumsinya dan membatasi belanjanya. Hal ini akan berpengaruh

terhadap industri barang jadi (Consumer Goods), dan industri yang lain. Secara

umum siklus bisnis sama dengan siklus ekonomi, karena perekonomian bisa berjalan

dan beraktifitas karena kegiatan bisnis terus berjalan juga.

Beberapa karakter industri dan hubungannya dengan siklus bisnis: Industri

manufaktur akan meningkatkan modalnya ketika beroperasi pada kapasitas penuh di

puncak siklus perekonomian. Industri kontruksi akan terpengaruh menjelang siklus

berakhir. Industri alternatif akan merespon suatu siklus bisnis secara berbeda-beda.

Industri musiman biasanya mengalami kemakmuran selama masa ekspansi. Industri

non musiman (defensif) tidak mengalami penurunan yang berarti selama masa resesi,

dan juga tidak mengalami peningkatan tajam saat ekonomi ekspansi.

Tahap berikutnya adalah analisis perusahaan. Investor menganalisis dan

membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan di industri sejenis dengan

menggunakan indikator bisnis dan indikator keuangan. Beberapa hal penting yang

harus diperhatikan dalam analisis perusahaan: Kinerja bisnis, dengan melihat pangsa

pasar (market share) di industri, apakah suatu produk, ataukah suatu perusahaan

menjadi pemimpin di pasarnya (market leader). Merek dagang (brand image), merek

dagang sendiri seharusnya bisa memiliki nilai jual yang tinggi melalui proses

perbaikan dan pemasaran yang seringkali membutuhkan waktu cukup lama., serta

fungsi manajemen lain yang bersinergi untuk menaikkan nilai dari suatu merek

dagang, jika merek dagang tersebut bernilai tinggi dan bisa dipercaya maka

Page 34: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

18

penjualannya akan semakin mudah dan akan terus meningkat, yang akan berujung

pada peningkatan penjualan perusahaan dan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Kinerja penjualan, selain dipengaruhi oleh produknya sendiri, maka kinerja

penjualan juga sangat dipengaruhi oleh fungsi manajemen yang terkait di dalam

perusahaan tersebut, mulai dari pimpinan sampai tenaga penjual yang menjadi ujung

tombak penjualan, program penjualan yang terfokus untuk menaikkan penjualan

dalam jangka panjang tentunya akan menaikkan penjualan secara konsisten dalam

jangka panjang. Manajemen, yaitu orang-orang di dalam perusahaan, pengalaman

kerja, pengalaman dengan perusahaan besar. Investor seharusnya mempertimbangkan

nama-nama besar yang menduduki jabatan dan fungsi strategis di dalam perusahaan,

jejak rekam mereka selama ini apakah bersih ataukah pernah tersangkut kasus dan

kemampuan mereka selama ini. Kinerja keuangan, dengan melihat kinerja keuangan

perusahaan paling tidak selama lima tahun terakhir dan menggunakannya sebagai

acuan untuk proyeksi lima tahun ke depan.

Kinerja keuangan yang bisa dilihat dari laporan keuangan dari perusahaan

adalah bagaikan rapor bagi perusahaan untuk investor. Angka-angka yang

diperlihatkan adalah penilaian yang paling objektif terhadap suatu perusahaan. Untuk

bisa melakukan penilaian dan proyeksi terhadap kinerja keuangan maka dibutuhkan

setidaknya data dari beberapa periode ke belakang. Semakin banyak dan lama data

yang dimiliki maka semakin valid dan hasil dari proyeksinya, namun seringkali para

analis menggunakan data setidaknya paling sedikit lima tahun.

Page 35: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

19

Dari kinerja keuangan ini ada beberapa hal yang penting diperhatikan oleh

investor: Pertumbuhan pendapatan (Revenue Growth), rasio laba terhadap saham

beredar (earning per share/ EPS), rasio pertumbuhan rasio laba ke saham beredar,

rasio harga terhadap laba per lembar saham (price earning ratio/ PER), rasio harga

saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (price earning growth/ PEG ratio),

rasio harga saham terhadap penjualan (price per sales ratio), rasio harga saham

terhadap nilai buku (price to book value/ PBV ratio), rasio hutang (debt ratio),

margin pendapatan bersih (net profit margin), tingkat pengembalian aset (Return on

Assets), dan tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity).

Rencana dan proyeksi bisnis yang dilihat perusahaan, serta pengembangan

dan program yang ada di dalamnya. Pada umumnya investor dalam melakukan

pembelian saham untuk mendapatkan keuntungan, baik keuntungan yang didapat dari

pembagian dividen, ataupun keuntungan yang didapat dari kenaikan nilai saham yang

dimilikinya (capital gain). Kedua hal ini bisa tercapai jika nilai perusahaan terus

meningkat, peningkatan ini berarti keuntungan dan skala bisnis dari perusahaan itu

sendiri. Hal inilah yang mendasari investor untuk mengetahui proyeksi dan rencana

dari manajemen perusahaan untuk perjalanan perusahaan di masa yang akan datang.

Page 36: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

20

Gambar 2.3. Business Life Cycle

Sumber: www.writeawriting.com (Diakses pada 20 April 2011)

Melihat pada gambar 2.3 di atas, setiap produk, bisnis, dan perusahaan berada

di tingkat yang berbeda-beda. Investor sebaiknya memahami business life cycle dari

setiap produk dan perusahaan. Setiap perusahaan dari sektor dan industri yang

berbeda harus memiliki aksi dan bereaksi terhadap perubahan dan posisi perusahaan

dalam siklus itu karena akan sangat berpengaruh terhadap nilainya di mata investor.

Suatu perusahaan yang bisnisnya dalam tahap pengembangan (development) dan

pengenalan (introduction) seharusnya memiliki rencana yang berbeda dibandingkan

perusahaan yang bisnisnya dalam tahap kedewasaan (maturity).

Page 37: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

21

Gambar 2.4. Analisis Bottom up

Sumber: www.online-stock-trading-guide.com (diakses pada 20 April 2011)

Gambar 2.4 di atas merupakan salah satu model untuk memahami analisis

bottom up. Selain analisis fundamental dengan pendekatan top-down, investor bisa

juga dengan menggunakan pendekatan bottom-up. Pendekatan bottom-up sendiri

berbanding terbalik dengan pendekatan top-down. Bagi investor dan analis yang biasa

menggunakan pendekatan top-down ini, mereka lebih memfokuskan kepada nilai dari

perusahaan itu. Mereka cenderung berpendapat kalau kondisi perekonomian, industri

dan secara makro keseluruhan bisa secara cepat berubah tanpa indikasi yang bisa

terbaca, atau dengan kata lain perekonomian global bisa berubah secara cepat tanpa

ada yang memprediksi.

Para analis dan investor yang menggunakan pendekatan bottom-up ini lebih

melihat dan percaya terhadap nilai dari suatu perusahaan yang dicerminkan dari harga

saham sebagai kepemilikan dari perusahaan tersebut. Bahwa setiap perusahaan

memiliki nilai wajar (fair value) yang juga diturunkan ke harga sahamnya yang

Page 38: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

22

memiliki nilai wajar nya. Dari harga wajar ini lah yang seharusnya menjadi patokan

bagi investor untuk menilai suatu saham dan suatu perusahaan.

Pergerakan harga saham sendiri terjadi karena ada permintaan dan penawaran

di pasar, dan seringkali permintaan dan penawaran yang terjadi adalah reaksi yang

berlebihan karena adanya informasi dan berita yang tidak selalu benar. Sampai pada

satu saat maka harga dari saham tersebut seharusnya akan kembali ke harga wajarnya.

Setelah melakukan valuasi terhadap perusahaan dan harga sahamnya maka investor

baru ke tahap berikutnya, ke lingkungan yang lebih besar dan luas, yaitu melakukan

analisis terhadap sektor dan industrinya. Kemudian ke tahap terakhir, yaitu

melakukan analisis terhadap perekonomian secara global.

Secara sederhana ada beberapa hal mendasar yang digunakan untuk

menganalisa suatu perusahaan, yaitu: Lingkungan dari bisnis perusahaan. Investor

mempelajari bagaimana suatu bisnis dijalankan. Produknya, segmen pasarnya,

pesaingnya, bagaimana potensi kesinambungan bisnisnya, bagaimana manajemennya.

Investor mengetahui bagaimana suatu perusahaan beroperasi. Hubungan antara bisnis

dengan manajemen bisa bermacam-bermacam, terkadang suatu bisnis bisa begitu

bagus sehingga manajemennya biasa tetapi perusahaan tetap mampu menghasilkan

keuntungan, atau juga sebaliknya. Bisnis yang menurun dengan manajemen yang

tidak baik harus diketahui investor untuk sebaiknya dihindari.

Permodalan adalah salah satu hal yang harus diketahui oleh investor. Di awal

mendirikan perusahaan, langkah awal adalah mencari modal. Salah satu cara adalah

dengan mencari investor yang bersedia menyertakan modal dalam bentuk

Page 39: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

23

kepemilikan bisnis. Dalam perusahaan yang telah menjadi perusahaan terbuka dan

terdaftar di bursa, kepemilikan tersebut dalam bentuk saham, semakin besar

keuntungan perusahaan semakin besar juga keuntungan untuk para investor, pemilik

saham tersebut. Cara berikutnya adalah dengan meminjam dana, pinjaman yang juga

berbentuk hutang ini suatu saat nanti harus dikembalikan. Kreditur akan secara

berkala menerima bunga dengan jumlah tertentu. Semakin besar pinjaman ini akan

membebani perusahaan dengan beban bunga, Semakin besar hutang ini yang akan

mempengaruhi rasio hutang akan menyebabkan risiko semakin menjadi besar, apalagi

jika perekonomian dalam kondisi buruk, dimana perusahaan pada umumnya

mengalami kesulitan dan penurunan dalam penjualan dan keuntungan yang

diperolehnya.

Profit atau keuntungan adalah salah satu tujuan inti dari perusahaan

beroperasi. Sebesar dan sekuat apapun struktur permodalan dari suatu perusahaan jika

tidak bisa menghasilkan keuntungan menjadi tidak berarti. Investor tidak hanya

melihat dari besarnya keuntungan yang mampu dihasilkan perusahaan, namun juga

konsistensi pertumbuhan keuntungan dari setiap periodenya. Namun ada perusahaan

yang masih terlihat buruk dalam menghasilkan keuntungan namun berpotensi untuk

menghasilkan keuntungan yang besar di masa depan.

Dalam setiap bisnis maka arus kas (cash flow) menjadi hal yang penting juga.

Keuntungan besar tanpa arus kas yang sehat akan menjadi masalah bagi investor.

Perusahaan dengan piutang yang terlalu besar berisiko pembayaran tertunda ataupun

Page 40: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

24

tidak tertagih dan ekspansi yang terlalu agresif tanpa terukur dengan baik biasanya

menjadi penyebab terganggunya arus kas dalam perusahaan.

Setalah investor melakukan analisa yang telah disebutkan, dan mungkin

menemukan beberapa perusahaan yang bagus, berarti berikutnya investor tinggal

melihat ke harga sahamnya, agar bisa membeli saham perusahaan tersebut di harga

yang wajar, tidak terlalu mahal, maka investor melakukan sebuah proses lagi, proses

ini yang dinamakan valuasi. Di pasar modal, harga saham tidak hanya dipengaruhi

oleh perusahaan dari saham itu sendiri, namun harga saham itu terbentuk karena

adanya penawaran dan permintaan. Dalam hal ini, seringkali psikologis para investor

ikut terlibat dalam mengambil keputusan investasi pembelian atau jualan saham yang

dimilikinya.

Pada saat pasar lagi bagus, harga dari saham-saham terus mengalami

kenaikan, seringkali harga saham menjadi terlalu mahal, sampai dengan terjadi

gelembung (bubble)di bursa. Namun, pada saat terjadi krisis dan ketakutan para

investor memuncak maka hampir semua saham dijual dengan harga sangat murah.

Page 41: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

25

2.1.2. Risiko

Dalam setiap investasi, bisnis, bisa dipastikan semuanya memiliki risiko yang

besar kecilnya berbeda-beda. Untuk berinvestasi di saham di pasar modal, maka

investor juga harus mengenali beberapa risiko yang bisa terjadi.

Risiko bisnis: Risiko ini berhubungan dengan lingkup perusahaan dan bisnis

dari perusahaan itu sendiri, semakin tinggi ketidak pastian arus kas masuk untuk

investor seharusnya investor akan meminta premi risiko yang lebih tinggi.

Risiko keuangan: Risiko yang disebabkan oleh kegiatan keuangan dari

perusahaan, adanya daya ungkit (financial leverage) keuangan perusahaan. Risiko ini

termasuk ketidakpastian imbal hasil (return) yang disebabkan oleh metode

pembiayaan dan investasi dari perusahaan, adanya pinjaman menyebabkan biaya dan

beban bunga, jika terlalu besar maka investor juga akan meminta premi risiko yang

semakin besar.

Risiko likuiditas, merupakan risiko yang disebabkan karena perdagangan

yang terjadi di pasar sekunder (bursa), semakin likuid suatu saham dalam

perdagangannya, maka semakin rendah risiko dan preminya.

Risiko nilai tukar: Risiko yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar dari

mata uang, baik dari sisi investor ataupun pendapatan dan pembiayaan perusahaan

yang dalam bentuk mata uang asing. Secara tidak langsung risiko ini berhubungan

dengan kondisi geo politik dan kebijakan pemerintahan suatu negara.

Risiko negara: Risiko ini dipengaruhi oleh negara tempat perusahaan berada

atau beroperasi dalam menjalankan kegiatannya. Sebaiknya investor mengetahui dan

Page 42: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

26

memperhitungkan premi risiko dari suatu negara dimana investor tersebut akan

berinvestasi baik dalam bentuk saham ataupun investasi dalam bentuk lain, seperti

bisnis riil.

Risiko pasar, merupakan risiko sistematis dari suatu saham terhadap pasar

atau bursa dimana saham tersebut diperdagangkan. Biasa diukur dengan

menggunakan Beta sebagai ukuran sensitivitas saham terhadap pasar, semakin besar

Beta semakin besar korelasi positif antara pasar dan saham.

2.1.3. Valuasi

Valuasi sendiri secara bahasa berarti adalah penilaian, yang dimaksud disini

adalah metode atau cara untuk mendapatkan nilai wajar dari suatu saham, dengan

terlebih dahulu mendapatkan nilai wajar dari perusahaan berikutnya diturunkan

menjadi harga wajar dari saham perusahaan tersebut. Beberapa hal mendasar dalam

valuasi: Nilai(value) suatu aset adalah nilai sekarang(present value) dari arus kas

imbal hasil yang diharapkan(expected cash flows), sehingga seharusnya suatu aset

dapat memberikan aliran kas (cash flows) selama investor memilikinya. Berikutnya,

untuk mengkonversikan aliran kas tersebut menjadi nilai saham, yaitu dengan cara

mendiskontokan aliran tersebut dengan tingkat bunga yang diminta investor (required

rate of return). Dalam valuasi sendiri ada dua estimasi utama, yaitu: The stream of

expected cash flows. Required rate of return.

Valuasi bisa disebut juga merupakan proses untuk estimasi nilai dari sebuah

saham. Sebagai sebuah estimasi, tentu saja nilai kebenaran dari sebuah valuasi akan

Page 43: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

27

tergantung pada asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam proses itu. Oleh karena itu,

seringkali hasil valuasi terhadap saham suatu perusahaan dari beberapa investor,

bahkan analis akan berbeda hasilnya.

Mengenai valuasi sendiri, ada beberapa sifat yang cenderung pro dan kontra.

Valuasi merupakan pencarian obyektif terhadap nilai saham. Pada dasarnya semua

valuasi mengandung bias, hanya saja toleransi dari bias itu sendiri seberapa besar,

secara nilai dan saran yang diberikan berdasarkan hasil valuasi tersebut.

Valuasi yang optimal adalah valuasi yang berhasil mengestimasikan nilai

wajar saham secara akurat, sebenarnya tidak ada valuasi yang akurat, hal ini

dikarenakan banyaknya masukan dan informasi yang digunakan dalam metode

valuasi tersebut.

Valuasi dengan menggunakan model atau metode yang semakin kompleks

dianggap semakin bagus hasilnya. Tidak selalu valuasi yang paling kompleks akan

memberi hasil yang paling bagus, bahkan seringkali metode valuasi yang sederhana

lebih efektif daripada metode valuasi yang kompleks yang semakin banyak masukan-

masukannya.

Melakukan penilaian atau valuasi merupakan proses untuk menenukan berapa

harga yang wajaur untuk sebuah saham. Hal ini sangat penting bagi investor, karena

harga dari saham berubah setiap waktu karena adanya permintaan dan penawaran

yang terjadi di bursa namun jika investor telah mengetahui nilai wajar dari suatu

saham maka seharusnya bisa lebih tenang dalam menyikapi perubahan harga yang

terjadi di bursa.

Page 44: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

28

Dalam melakukan valuasi maka investor bisa membaca laporan keuangan

karena metode valuasi menggunakan bagian-bagian dari laporan keuangan

perusahaan. Warren Buffet mengatakan bahwa nilai intrinsik (nilai wajar) suatu

saham adalah nilai saat ini dari aliran kas masuk yang akan didapatkan sepanjang

umur hidup perusahaan tersebut. Nilai saat ini dari uang yang akan investor dapatkan

di masa depan merupakan konsep time value of money. Buffet mengatakan bahwa

cara ini adalah satu metode yang mungkin untuk mengevaluasi pergerakan dari suatu

investasi dan bisnis.

2.1.4. Teori Dasar yang Digunakan

Konsep Time Value of Money sendiri menyatakan bahwa nilai uang sekarang

lebih berharga dari nilai uang di masa yang akan datang atau mengacu pada

perbedaan nilai uang yang disebabkan oleh perbedaan waktu. Hal tersebut disebabkan

oleh karena seiringnya waktu nilai uang akan berubah disebabkan banyak faktor yang

mempengaruhinya, seperti : inflasi, perubahan suku bunga, pajak, politik, dan banyak

faktor lainnya.

Future Value adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang

diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat

bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu.

2.1.4.1. Nilai yang Akan Datang (Future Value)

FV dihitung dengan rumus :

FV = Po (1+i)n .............................................................................. (1)

Page 45: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

29

dimana :

FV : Nilai pada masa yang akan datang

Po : Nilai pada saat ini

i : Tingkat suku bunga

n : Jangka waktu

2.1.4.2.Nilai Sekarang (Present Value)

Present Value Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar

dimasa yang akan datang dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode.

PV dihitung dengan rumus :

+= niPoPV )1(

1 ................................................................................ (2)

dimana :

PV : Nilai sekarang

Po : Nilai di masa yang akan datang

r : Tingkat suku bunga

n : Jangka waktu.

Atau dengan rumus:

PV = Po ( PVIF i,n ) .......................................................................................(3)

dimana :

PV = nilai sekarang

Po = nilai masa akan datang

Page 46: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

30

i = tingkat bunga

n = jangka waktu

2.1.5 Informasi Perusahaan

2.1.5.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima bagian, yaitu: neraca;

laporan laba rugi; laporan perubahan ekuitas; laporan arus kas; dan catatan atas

laporan keuangan.Dari lima komponen laporan keuangan, umumnya investor hanya

melihat tiga komponen laporan keuangan. Tiga komponen tersebut adalah neraca,

laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

2.1.5.1.1. Neraca

Neraca (Balance Sheet) melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang

saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu (Weygandt, Kieso, dan Kimmel,

2005). Melalui informasi yang disediakan oleh neraca, neraca dapat digunakan untuk

menganalisis likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan. Analisis likuditas dapat

memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan perusahaan sampai suatu aktiva

direalisasi atau sampai aktiva dapat dikonversi menjadi kas.

Analisis solvensi mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya saat jatuh tempo (Weygandt, Kieso, dan Kimmel, 2005). Para

Page 47: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

31

investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang melalui analisis

solvensi.

Neraca mempunyai beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh

investor. Keterbatasan pertama adalah sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat

pada biaya historis (Weygandt, Kieso, dan Kimmel, 2005). Setiap aktiva tentu

mengalami perubahan nilai seiring dengan waktu.

Keterbatasan neraca yang kedua adalah diperlukan pertimbangan dan estimasi

dalam menentukan pos yang dilaporkan dalam neraca. Keterbatasan yang terakhir

adalah neraca mengabaikan berbagai pos yang mempunyai nilai keuangan. Hal ini

disebabkan pos tersebut tidak dapat dicatat secara objektif.

2.1.5.1.2. Laporan Rugi Laba

Laporan Rugi Laba (Income Statement) adalah laporan yang mengukur

keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Melalui laporan rugi

laba, investor dapat menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kemampuan

perusahaan untuk melunasi pinjaman (Weygandt, Kieso, dan Kimmel, 2005).

Laporan rugi laba mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Untuk mengetahui kinerja

perusahaan. Untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Untuk menilai

resiko kerugian perusahaan di masa depan.

Dari beberapa fungsi yang telah disebutkan, fungsi terpenting dari laporan

rugi laba adalah informasi mengenai laba yang diperoleh perusahaan. Melalui

Page 48: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

32

informasi tersebut, investor menilai besarnya nilai kembalian investasi (return of

investment). Selain digunakan untuk menghitung ROI, informasi laba perusahaan bisa

digunakan untuk menghitung eraning per share.

2.1.5.1.3. Laporan Arus Kas

Laporan rugi laba dan neraca mampu memberikan informasi kinerja

perusahaan, namun kedua laporan tersebut tidak memberikan gambaran kas

perusahaan secara detail. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, FASB mewajibkan

entitas membuat laporan arus kas (cash flow statement). Tujuan utama laporan arus

kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan

pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode (Weygandt, Kieso, dan

Kimmel, 2005).

Laporan arus kas memuat aliran kas yang berasal dari kegiatan operasi,

investasi, dan pendanaan. Laporan yang berasal dari kegiatan operasi

menggambarkan kegiatan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sehari-

hari. Laporan yang berasal dari kegiatan investasi menggambarkan kegiatan

perusahaan dalam melakukan investasi yang berguna bagi perusahaan. Laporan yang

berasal dari kegiatan pendanaan menunjukan prediksi klaim terhadap arus kas di

masa depan oleh para pemilik perusahaan (Tandelilin, 2010).

Page 49: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

33

2.2. Analisis Teknikal

Investor yang menggunakan analisis teknikal percaya bahwa pola-pola

pergerakan harga saham dimasa datang dapat diketahui dengan mengobservasi pola-

pola pergerakan harga saham dimasa lalu. Para analis yang menggunakan analisis

teknikal tidak perlu melakukan analisis terhadap variabel ekonomi dan varibel

perusahaan untuk mengestimasi nilai saham. Para analis teknikal percaya bahwa

informasi mengenai harga saham dimasa lalu dapat digunakan untuk mengetahui

harga saham dimasa depan.

Analisa teknikal adalah metode atau cara untuk memperkirakan pergerakan

harga suatu saham di masa yang akan datang dengan berdasarkan pergerakan harga

yang terdahulu. Sejarah analisa teknikal sendiri sudah sejak ratusan tahun lalu, pada

awalnya grafik digambar sebagai representasi dari harga yang terjadi di perdagangan

saat itu. Pada saat itu, sekitar abad 17 dan 18, masih belum ditemukannya alat bantu

komputasi yang bisa menghitung statistik secara detail sehingga membuat para

pelaku pasar dan perdagangan mencatat data harga yang terjadi dan

menggambarkannya dengan grafik.

2.2.1. Konsep

Ada beberapa konsep dan teori yang mendasari dari analisa teknikal.

Beberapa konsep ini yang menjadi dasar untuk melakukan analisis teknikal terhadap

pergerakan harga saham.

Page 50: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

34

2.2.1.1. Teori Dow

Teori ini pertama dikemukakan oleh Charles Dow. Ada 6 dasar dalam teori

ini, yaitu: Harga saham di pasar memliki 3 pergerakan atau tren: Tren utama, tren

minor, dan tren yang lebih kecil lagi. Harga saham bergerak dalam 3 fase:

Akumulasi, perubahan harga, dan distribusi. Pergerakan harga di pasar

menggambarkan semua informasi yang ada, hal ini sesuai dengan hipotesis pasar

yang efisien. Rata-rata saham saling mengkonfirmasi. Tren yang berlaku akan

dikonfirmasi oleh volume.Trend berlaku sampai ada sinyal yang kuat .untuk merubah

tren tersebut.

2.2.1.2. Support and Resistance

Pada gambar 2.5. berikut merupakan ilustrasi dari support resistance

Gambar 2.5. Support and Resistance

Sumber: www.chartpatterns.com (diakses pada 20 April 2011)

Page 51: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

35

Support and Resistance adalah garis-garis imajinasi yang menahan pergerakan

dari harga saham pada level harga-harga tertentu. Garis tren adalah garis yang

memperlihatkan tren yang terjadi pada pergerakan harga suatu saham atau komoditas.

Garis ini biasanya berfungsi sebagai garis tahanan bawah dan atas dari pergerakan

harga saham.

2.2.2. Pola Pergerakan Harga

Pada dasarnya pergerakan harga yang digambarkan oleh grafik akan

membentuk pola tertentu yang berulang dengan probabilitas untuk suatu kejadian.

Pola tersebut bisa digunakan untuk mengidentifikasi tren yang terjadi dan

memperkirakan kemana arah pergerakan harga saham berikutnya. Pola pergerakan

harga ini berlaku juga untuk tren yang sebaliknya, dengan penamaan yang berbeda.

Pada dasarnya ada dua macam kategori dari pola tersebut, yaitu: pola pembalikan tren

dan pola tren yang berlanjut.

2.2.2.1. Pola Pembalikan tren

Harga bergerak dalam trend, dan di dalam trend utama tersebut ada trend yang

sifatnya lebih kecil. Terkadang, bisa berupa koreksi, ataupun penurunan untuk

sementara. Setiap tren berubah, bisa diidentifikasi dari pola grafik pergerakan harga

saham

Page 52: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

36

2.2.2.1.1. Kepala dan Bahu (Head and Shoulders)

Pola ini seringkali ditemukan pada saat terjadi pembalikan tren yang cukup

kuat.Gambar 2.6 berikut merupakan ilustrasi dari pola Head and Shoulders

Gambar 2.6. Pola Head and Shoulders

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Pola ini dinamai Kepala dan Bahu karena sekilas bentuknya menyerupai

kepala dan bahu dari manusia, pada pola ini ada beberapa support, salah satunya

adalah garis leher yang merupakan garis tahanan penting untuk konfirmasi validnya

pola dan tren yang berlaku. Istilah Kepala dan Bahu berlaku untuk tren naik yang

berubah menjadi tren turun, untuk sebaliknya disebut kepala dan bahu terbalik

(Inverted Head and Shoulders).

Page 53: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

37

2.2.2.1.2. Puncak yang melingkar (Rounded Top)

Gambar 2.7. Pola Grafik Rounded Top

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Seperti pada ilustrasi gambar 2.7 di atas. Pola ini menandakan tren yang

berbalik, harga yang semula dalam tren naik perlahan berubah menjadi tren turun

dengan membentuk pola lingkaran. Sebaliknya, jka pola seperti ini ditemui pada tren

naik kemudian menjadi turun maka disebut rounded bottom.

Page 54: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

38

2.2.2.1.3. Puncak ganda (Double Top)

Gambar 2.8: Pola Grafik Double Top

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Pada pola ini harga mencoba untuk menembus resistance yang ada dari

puncak sebelumnya namun ternyata kekuatannya masih kurang sehingga tren yang

terjadi pada harga pun berubah

2.2.2.1.4. Tiga puncak (Triple Top)

Gambar 2.8: Pola TripleTop

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Page 55: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

39

Pada gambar 2.8 diatas, hampir sama dengan pola sebelumnya namun pada

pola ini harga masih mencoba untuk kembali kepada trennya sebelum akhirnya gagal

dan tren berbalik. Untuk pola yang sama dengan arah tren yang berlawanan adalah

tiga dasar (triple bottom).

2.2.2.2. Pola Tren Berkelanjutan

Pada gambar 2.10 merupakan ilustrasi untuk pola grafik dari tren yang

berkelanjutan. Pada gambar bagian atas merupakan pola triangle. Pada gambar

bagian bawah, dari kiri ke kanan merupakan pola: Wedge, flag, channel.

Gambar 2.10: Pola Grafik Tren Berkelanjutan

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Selain beberapa pola grafik yang menandakan dalam pergerakan akan terjadi

pembalikan tren. Beberapa pola grafik lainnya, menandakan dalan pergerakan harga,

tren masih akan berlanjut.

Page 56: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

40

2.2.2.2.1. Saluran (Channel)

Bahwa harga bergerak dalam sebuah channel, yang memiliki batas atas dan

batas bawah.. Sehingga, saat harga bergerak mengenai batas atas maka kan terkoreksi

dan sebaliknya.

2.2.2.2.2. Segitiga (Triangle)

Pada pola ini harga bergerak membentuk pola segitiga, bisa segitiga yang naik

(ascending triangle), segitiga menurun (descending triangle), dan segitiga sama sisi

(symetrical triangle). Pola ini menandakan pelaku pasar sedang menunggu sesuatu

atau ada ketidakpastian untuk bisa meneruskan tren yang berlaku.

2.2.2.2.3. Bendera dan Gergaji (Flag and Wedge)

Pola ini sebagai konsolidasi dari tren yang berlaku, pergerakan membutuhkan

kekuatan baru sebelum meneruskan tren yang berlaku. Pergerakan dalam pola ini

membentuk segitiga, sedangkan pola gergaji mirip dengan pola segitiga hanya

kemiringannya yang berbeda.

Page 57: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

41

2.2.2.2.4. Pola Cangkir dan Pegangan (Cup and Handle)

Gambar 2.11: Pola Cup and Handle

Sumber:www.Chartpatterns.com (Diakses tanggal 20 April 2011)

Pola ini sedikit menyerupai pola dasar yang melingkar, namun kemudian

harga terkoreksi cukup besar untuk membentuk pola dari pegangannya. Namun,

sebenarnya kekuatan tren masih cukup besar untuk terus melanjutkan tren yang

berlaku.

2.2.3. Bentuk Dasar Grafik

Grafik sebagai alat analisa tehnikal memiliki beberapa macam bentuk dasar

yang digunakan untuk mencatat pergerakan harga yang terjadi pada suatu saham

ataupun komoditas.

Page 58: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

42

2.2.3.1. Grafik Garis

Gambar di bawah ini, gambar 2.12, merupakan illustrasi untuk grafik garis.

Pada grafik ini menggunakan garis, dan merupakan bentuk yang paling sederhana,

Gambar 2.12: Grafik Garis

Sumber: //finance.yahoo.com (Diakses pada tanggal 20 February 2011)

Kekurangan dari grafik garis ini informasi yang didapat dari grafik ini kurang

lengkap. Namun, karena mengabaikan harga pembukaan dan penutupan grafik ini

dianggap mengabaikan simpangan kecil (noise)dalam tren yang terjadi. Secara umum

grafik ini paling sering digunakan karena paling sederhana, namun informasi dalam

grafik ini lebih sedikit dibandingkan dengan tipe grafik yang lain.

Page 59: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

43

2.2.3.2. Grafik Batang.

Gambar 2.13: Grafik Batang

Sumber: //finance.yahoo.com (Diakses pada tanggal 20 February 2011)

Pada gambar 2.13 di atas merupakan ilustrasi untuk grafik batang. Pada grafik

ini memiliki informasi yang lebih lengkap dari grafik garis, grafik ini mencakup juga

harga pembukaan, penutupan, tertinggi dan harga terendahnya. Grafik jenis ini dulu

cukup sering digunakan, namun saat ini jarang digunakan.

2.2.3.3. Grafik Candlestick

Gambar 2.14: Grafik Candlestick

Sumber: //finance.yahoo.com (Diakses pada tanggal 20 February 2011)

Page 60: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

44

Dalam sejarahnya, grafik jenis ini diciptakan oleh pedagang beras di Jepang

lebih dari seabad yang lalu. Grafik ini paling banyak digunakan dalam analisis

teknikal. Bentuk dan warna dari grafik ini memberi informasi yang lebih banyak dari

grafik jenis lain.

2.2.4. Pola Dasar Grafik Candlestick

Penelitian ini hanya menggunakan grafik candlestick karena menggambarkan

informasi lebih banyak dari tipe grafik yang lain. Dalam grafik, ada beberapa bentuk

dan pola dasar dari grafik candlestick yang cukup sering dipakai.

2.2.4.1. Bintang Senja dan Bintang Pagi

Gambar 2.15: Pola Candlestick Bintang Pagi dan Bintang Senja

Sumber: www.chartpatterns.com (diakses pada 20 April 2011)

Pola seperti pada gambar 2.15 di atas ini merupakan pembalikan tren di

puncak, atau di dasar yang gampang diidentifikasi. Pola ini menggambarkan bahwa

investor kemungkinan kehilangan kepercayaan terhadap tren yang terjadi.

Page 61: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

45

2.2.4.2. Harami

Gambar 2.16: Pola Grafik Harami

Sumber: www.Chartpatterns.com (diakses pada tanggal 20 April 2011)

Gambar 2.16 di atas merupakan ilustrasi untuk pola grafik Harami ini. Pola ini

cukup mudah untuk diidentifikasi. Ditandai dengan grafik yang berbeda di periode

berikutnya dengan range yang kecil dan membentuk badan yang kecil.

2.2.4.3. Pola Engulfing

Gambar 2.17: Pola Grafik Engulfing

Sumber: www.Chartpatterns.com (diakses pada tanggal 20 April 2011)

Seperti pada gambar 2.17 di atas yang merupakan ilustrasi dari pola

engulfing. Pola ini sebagai tanda dan konfirmasi bahwa kekuatan tren telah habis dan

akan terjadi pembalikan tren.

Page 62: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

46

2.2.4.4. Pola Three White Soldiers

Pola three white soldiers merupakan pola konfirmasi dari pembalikan tren

yang terjadi. Gambar 2.16 di bawah memperlihatkan pola tersebut

Gambar 2.16: Grafik Pola Three White Soldiers

Sumber: www.hotcandlestick.com ( diakses pada 20 April 2011)

Pola ini terdiri dari 3 grafik putih yang terus naik sebagai tanda pembalikan

arah. Lawan dari pola grafik ini adalah Three Black Crows sebagai pembalikan arah

tren dari naik.ke turun.

Page 63: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

47

2.2.5. Indikator

Grafik yang digunakan dalam analisis tehnikal adalah visualisasi dari data-

data yang didapat dari pergerakan harga di pasar. Indikator sendiri juga merupakan

visualisasi dari rumusan statistik yang digunakan dalam analisis tehnikal untuk

optimalisasi atau sebagai alat bantu dalam analisis tehnikal. Pada gambar 2.19 di

bawah adalah contoh grafik yang lengkap dengan indikator-indikator. Pada grafik

dasar menggunakan tiga moving average dengan periode 10,20, 50. Masih di grafik

dasar juga ada indikator volume. Sedangkan tambahan jendela dari atas ke bawah,

yaitu: accumulation distribution, MACD, stochastic oscillator.

Gambar 2.19: Grafik Dengan Indikator

Page 64: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

48

. Indikator dalam analisis tehnikal sendiri sangat banyak seiring dengan

perkembangannya. Namun dalam penelitian ini membatasi penggunaanya pada

beberapa macam indikator saja.

2.2.5.1. Pergerakan Rata-rata (Moving Average)

Pergerakan rata-rata sendiri ada beberapa macam, namun pada penelitian ini

akan menggunakan dua macam dari pergerakan rata-rata ini, yaitu: pergerakan rata-

rata sederhana dan pergerakan rata-rata eksponensial. Pergerakan rata-rata sederhana

(Simple Moving Average) dihitung dengan menjumlahkan harga-harga suatu saham

selama beberapa periode. Jumlah tersebut akan dibagi dengan jumlah periode

tersebut.

Pergerakan rata-rata eksponensial sedikit berbeda karena pada pergerakan

rata-rata eksponensial data sebelum periode yang digunakan tidak dimasukan dalam

perhitungan rata-rata bergerak tersebut. Misalnya periode yang diambil adalah 200

hari, maka data sebelum 200 hari tidak akan diperhitungkan. Namun, data sebelum

periode merupakan data yang penting dan harus diperhitungkan. Eksponen dihitung

dari perhitungan angka dua dibagi dengan periode yang digunakan. Misalnya periode

yang digunakan adalah lima hari maka eksponennya 2:5 = 0,4. Setelah itu

menentukan angka rata-rata bergerak awal. Penentuan angka rata-rata bergerak awal

didapat dengan rata-rata bergerak sederhana. Apabila telah didapat angka rata-rata

awal, langkah selanjutnya dilakukan dengan mengurangi harga penutupan dengan

angka rata-rata awal. Hasil yang didapat akan dikalikan dengan eksponen, misalnya

Page 65: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

49

0,4. Langkah terakhir adalah menjumlahkan angka rata-rata awal dengan hasil

perkalian eksponen yang telah didapat pada langkah sebelumnya.

Pergerakan Rata-Rata Ganda. Umumnya pergerakan rata-rata ganda dilakukan

dengan menggunakan periode yang berbeda. Misalnya menggunakan periode lima

hari dan lima belas hari. Tujuan penggunaan rata-rata bergerak berganda adalah untuk

menentukan kecenderungan. Saat dua rata-rata bergerak digunakan, sinyal

pembalikan terjadi jika rata-rata bergerak periode yang lebih pendek memotong rata-

rata bergerak periode yang lebih panjang. Pemotongan terjadi dari bawah ke atas

(golden cross). Sinyal menjual terjadi saat rata-rata bergerak periode yang lebih

pendek memotong rata-rata bergerak yang periodenya lebih panjang namun dari atas

ke bawah (death cross).

2.2.5.2. Volume

Indikator volume digunakan untuk mengetahui volume perdagangan yang

terjadi di satu periode tertentu, dari volume perdagangan tersebut bisa diketahui

kecenderungan dari jual beli saham yang terjadi pada periode itu lebih didominasi

oleh penjualan atau pembelian. Selain itu, volume yang besar mengkonfirmasi tren

atau grafik yang terjadi.

Page 66: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

50

2.2.5.3. Akumulasi/ Distribusi

Indikator ini digunakan untuk menggambarkan informasi suatu saham di

pasar cenderung dibeli (akumulasi) atau dijual (distribusi). Indikator ini didapat dari

formula:

acc dist=accdist prev + volume x CLV ………………………… (4)

sedangkan CLV sendiri:

CLV=lowhigh

closehighlowclose−

−−− )()( ...................................... (5)

Nama indikator ini berdasarkan ide bahwa selama akumulasi terjadi pembeli

memegang kendali dan harga akan bergerak terus naik, dan akan pulih jika terjadi

penjualan. Dan juga sebaliknya jika terjadi distribusi.

2.2.5.4. Moving Average Convergence/ Divergence (MACD)

Indikator ini diciptakan oleh Gerald Appel di akhir 1970an, yang

digunakannya untuk menemukan perubahan di kekuatan, arah, momentum, dan lama

dari sebuah tren yang terjadi pada harga sebuah saham. Pada dasarnya indikator ini

melihat perbedaan dua pergerakan rata-rata eksponensial. Perbedaan itu ditunjukkan

dalam bentuk histogram.

Dalam menggunakan indikator ini tren diidentifikasi dengan melihat ke

histogram dan arah garis pergerakan rata-rata, sedangkan momentum dengan melihat

ke perpotongan garis pergerakan rata-rata.

Page 67: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

51

2.2.5.5. Stochastic oscillator

Indikator ini menggambarkan pergerakan harga saham masih dalam range

tertentu walaupun pergerakan itu sendiri terjadi ekstrim. Indikator ini juga merupakan

indikator momentum yang berdasarkan daerah support resistance. Rumus dari

indikator ini sendiri adalah:

%K = LH

LCloseprice−

−100 , ................................................................. (6)

dimana H dan L adalah nilai tertinggi dan terendah selama n periode, dan %D= 3

periode pergerakan rata-rata dari %K.

Interprestasi dari indikator ini adalah saat garis %D memotong garis %K dan

posisi dari stochastic sendiri yang sudah berada di area jenuh jual (20) atau jenuh beli

(80).

Page 68: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

52

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN DAN METODE PENELITIAN

3.1.Profil Perusahaan

Penelitian ini membahas tentang sembilan perusahaan yang sahamnya

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masuk dalam daftar Indeks LQ-45.

Saham perusahaan tersebut juga yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar sebagai

syarat suatu harga saham akan bergerak mengikuti fundamental perusahaan. Selain

itu, semakin besar kapitalisas pasar maka kemungkinan saham bergerak tidak wajar

dalam pasar (unusual market activity) cenderung semakin kecil.

Gambar 3.1.Daftar Kapitalisasi Terbesar per Desember 2010

Sumber: www.galerisaham.com (diakses pada 20 Maret 2011)

Gambar 3.1 di atas memperlihatkan daftar perusahaan yang sahamnya

memiliki kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia. Sampai dengan Desember

2010 perusahaan yang sahamnya telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mencapai

Page 69: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

53

420 saham. Kapitalisasi total adalah Rp 3.061.537.964.404.590. Dari total kapitalisasi

tersebut, 70% kapitalisasi pasar terbesar dikuasai oleh 31 saham, 80% kapitalisasi

pasar terbesar dikuasai oleh 49 saham, 90% kapitalisasi pasar terbesar dikuasai oleh

86 saham.

Berdasarkan kapitalisasi terbesar yang sahamnya termasuk di indeks LQ-45,

ke sembilan perusahaan tersebut adalah: PT Astra International Tbk., PT Bank

Central Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Unilever Indonesia Tbk., PT

Perusahaan Gas Negara Tbk., PT United Tractors Tbk., PT Gudang Garam Tbk.

Selain kapitalisasi terbesar, perusahaan yang diteliti harus telah terdaftar

sahamnya di Bursa Efek Indonesia paling sedikit selama 5 tahun. Hal ini karena

kelengkapan dari laporan keuangan yang bisa didapatkan. PT Adaro Indonesia Tbk

yang memiliki kapitalisasi terbesar di peringkat sepuluh tidak memenuhi syarat ini

karena perusahaan baru melakukan penawaran saham perdana di tahun 2008.

Sehingga untuk PT Adaro Indonesia Tbk tidak dimasukkan dalam perusahaan dalam

penelitian ini.

3.1.1 PT Astra International Tbk. (ASII)

Astra didirikan di tahun 1957 sebagai perusahaan dagang, seiring dengan

waktu, dalam perkembangannya Astra menjalin kerjasama strategis dengan

Page 70: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

54

perusahaan global unggulan. Perusahaan ini telah terdafar di Bursa Efek Indonesia

sejak tahun 1990.

Dalam sejarahnya perusahaan ini telah jatuh bangun dan berhasil mencatatkan

namanya dengan tinta emas dalam perjalanan industri manufaktur di Indonesia.

Perusahaan ini memiliki filosofi dasar yang disebut Catur Dharma: Menjadi sebuah

aset dari negara; Menghadirkan pelayanan terbaik untuk kustomernya; Menghargai

individu dan mempromosikan kerjasama tim; Upaya berkelanjutan untuk menjadi

yang berkualitas. Perusahaan ini juga memiliki visi: Untuk menjadi salah satu

perusahaan terbaik di Asia Pasifik dengan fokus terhadap pertumbuhan yang

berkelanjutan meliputi pembangunan kompetensi melalui pembangunan manusia,

struktur keuangan yang solid, kepuasan kustomer, dan efisiensi; Untuk menjadi

perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan ramah lingkungan.

Saat ini, Astra bergerak dalam enam sektor bisnis, yaitu: Otomotif; Jasa

Keuangan; Alat Berat; Pertambangan dan Energi; Perkebunan; Teknologi Informasi;

Infrastruktur; dan Logistik. Sampai tahun 2010 perusahaan yang bernaung di bawah,

berasosiasi, dan dikontrol oleh Grup Astra mencapai 154 perusahaan. Untuk

Perusahaan dari grup ini yang terdaftar di bursa adalah: PT Astra International Tbk;

PT Astra Autoparts Tbk; PT Bank Permata Tbk; PT United Tractors Tbk; PT Astra

Agro Lestari Tbk; dan PT Astra Graphia Tbk.

Struktur bisnis dari perusahaan ini diperlihatkan pada gambar 3.2 di bawah

ini:

Page 71: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

55

Gambar 3.2. Struktur Bisnis PT Astra International Tbk

Sumber: www.astra.co.id (diakses pada 20 April 2011)

Page 72: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

56

Gambar 3.3.Struktur Kepemilikan ASII

Jardine Cycle &Carriage Ltd. Us50.11%

Masyarakat49.87%

Anthony JohnLiddellNightingale0.01%MuhhamadChatib Basri0.0002%

Dari gambar 3.3 di atas yang menunjukkan struktur kepemilikan PT Astra

International Tbk mayoritas adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd. US dan saham

yang beredar di masyarakat dalam porsi yang cukup besar.

3.1.2. PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank

Central Asia NV. Dalam perjalanannya perusahaan ini melewati banyak hal,

termasuk yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sisem perbankan di

Indonesia yang juga mempengaruhi aliran dana tunai di BCA karena banyaknya

nasabah yang panik menarik dana mereka sehingga perusahaan ini harus meminta

bantuan pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional

Page 73: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

57

(BPPN) mengambil alihnya di tahun 1998. Tidak lama kemudian, masih pada tahun

yang sama, di bulan Desember 1998, BCA berhasil pulih dengan kembalinya dana

pihak ketiga kembali ke tingkat sebelum krisis. BPPN menyerahkan BCA ke Bank

Indonesia di tahun 2000.

Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan

public. Penawaran saham perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham

sebesar 22.55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah itu BPPN sendiri masih

menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran ke dua dilaksanakan di

bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi.

Dalam perjalanannya BCA seringkali mendapatkan penghargaan karena

kinerja dan kepercayaan masyarakat terhadapnya. BCA memiliki beragam produk,

dan terkenal sebagai bank yang mengedepankan teknologi jaringan untuk

menawarkan rangkaian jasa yang luas dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan

spesifik untuk nasabahnya.

Pada tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BVA melalu tender

penempatan privat yang strategis. Farindo Invesment Ltd memenangkan tender

tersebut. Sampai saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan

yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan

komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga

intermediasi finansial.

Page 74: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

58

Sampai saat ini, Farindo Invesment merupakan pemilik mayoritas dari PT

Bank Central Asia Tbk. Kepemilikan masyarakat kedua terbesar, seperti yang

ditunjukkan oleh gambar 3.4 di bawah ini:

Gambar 3.4.Struktur Kepemilikan BCA

Masyarakat46.70%

FarindoInvesment51.15%Anthony Salim1.76%

Manajemen0.39%

3.1.3 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah perusahaan informasi dan

komunikasi serta penyedia jasda dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di

Indonesia. Pada awalnya dikenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia

layanan pos dan telegrap atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961, status

Page 75: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

59

tersebut diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel)

yang dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN. Pos & Giro), dan

perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada tahun 1974, PN

Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel)

yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada

tanggal 14 November 1995 diresmikan PT Telekomunikasi Indonesia sebagai nama

perusahaan terbesar di Indonesia berbarengan juga dengan dilakukannya penawaran

umum perdana sahamnya.dan restrukturisasi dari 12 Wilayah Telekomunikasi

menjadi 7 Divisi Regional (Divre) serta dimulainya pembangunan jaringan network

GSM Telkomsel yang dimulai dari Batam.

TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon

tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak(mobile service), data/ internet

serta jasa multimedia lainnya. Untuk ke depannya TELKOM akan ekspansi dengan

meningkatkan kemampuan dan kapasitas layanan datanya.

Pada tahun 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat

sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di

Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan

silang antara TELKOM dan INDOSAT. Saat ini pemerintah Republik Indonesia

merupakan pemilik mayoritas dari perusahaan ini. Kepemilikan saham di masyarakat

juga cukup besar. Struktrur kepemilikan dari TELKOM sendiri ditunjukkan pada

gambar 3.5 di bawah ini

Page 76: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

60

Gambar 3.5 Struktur Kepemilikan Telekomunikasi Indonesia

NegaraRepublikIndonesia51.19%Masyarakat34.02%

JPMCB US8.73%

The Bank ofNew York6.06%

3.1.4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada bulan

Juli 1999, empat bank pemerintah, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank

Exim dan Bapindo dilebur menjadi Bank Mandiri.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara

menyeluruh. Pada saat itu, telah ditutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan

dan mengurang jumlah karyawan. Saat ini Bank Mandiri merupakan bank dengan

Page 77: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

61

jumlah aset terbesar di Indonesia, seiring dengan perkembangan waktu, terus

bertumbuh dan memberikan pelayanan terhadap semua nasabahnya dan masyarakat

Indonesia. Perusahaan memiliki visi untuk menjadi lembaga keuangan di Indonesia

yang paling dikagumi dan selalu progresif. Misi dari perusahaan sendiri adalah

Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar. Mengembangkan sumber daya

manusia professional. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder.

Melaksanakan manajemen terbuka. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan

lingkungan.

Bank Mandiri sendiri juga memiliki beberapa anak perusahaan dan juga

kepemilikan di beberapa perusahaan. Tabel 3.1 di bawah ini menunjukkan

kepemilikan Bank Mandiri di beberapa perusahaan:

Tabel 3.1 Data Anak Perusahaan Bank Mandiri

No Nama Perusahaan Anak

Jenis Usaha Kedudukan Presentase Pemilikan

1 Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) Perbankan London 100%

2 Bank Syariah Mandiri Perbankan Syariah Jakarta 99,99%

3 Usaha Gedung Bank Dagang Negara

Property Management Jakarta 99,00%

4 Mandiri Sekuritas Sekuritas Jakarta 95,69%

5 Usaha Gedung Bumi Daya Plaza

Pengelolaan Properti Jakarta 93.33%

6 Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) Perbankan Denpasar 81,46%

7 Mandiri Tunas Finance Auto Finance Jakarta 51%

8 Mandiri International Remittance (MIR)

Jasa Pengiriman Uang Kuala Lumpur 100%

9 AXA Mandiri Financial Asuransi Jiwa Jakarta 51%

Sumber: www.bankmandiri.co.id (diakses pada 27 Juni 2011)

Page 78: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

62

Gambar 3.6 Struktur Kepemilikan BMRI

Negara RepublikIndonesia 67.86%Masyarakat32.14%

Dari gambar 3.6 di atas menunjukkan saat ini, secara mayoritas Bank Mandiri

masih dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,86 % dan masyarakat

sebesar 32.14%.

3.1.5. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan

di Purwokerto, Jawa Tengah tanggal 16 Desember 1895. Dalam perkembangannya,

sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan

Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan

terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik

Page 79: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

63

Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30%

saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik

Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia tetap konsisten memfokuskan pada

pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit

kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan

penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar

yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999

sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.

dengan nama resmi PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka

sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447

buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi

/SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor

Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor

Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,

3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

Bank Rakyat Indonesia memiliki visi untuk menjadi bank komersial termuka

yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Dengan misi melakukan kegiatan

perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil,

dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan

pelayanan prima kepada nasabah melalu jaringan kerja yang tersebar luas dan

Page 80: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

64

didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek

good corporate governance. Memberikan keuntungan dan manfaaat yang optimal

kepada pihak yang berkepentingan.

Saat ini Bank Rakyat Indonesia secara mayoritas dimiliki oleh Pemerintah

Republik Indonesia, dan kepemilikan di masyarakat dengan porsi yang cukup besar.

Gambar 3.7 memperlihatkan struktur kepemilikan Bank Rakyat Indonesia.

Gambar 3.7 Struktur Kepemilikan Bank Rakyat Indonesia

NegaraRepublikIndonesia56.97%Masyarakat43.03%

3.1.6. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh

menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta

Foods & Ice Cream di Indonesia. Dengan operasional yang sudah dimulai sejak

sebelum kemerdekaan, perusahaan ini berhasil membangun salah satu jaringan

distribusi terbaik sekaligus membangun ekuitas merek-merek global yang merupakan

Page 81: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

65

merek-merek tertua sekaligus pelopor di Indonesia. Perusahaan ini juga berhasil

menjadi salah satu dari perusahaan di industri barang konsumsi yang bisa menjual

produk dengan harga premium dan tetap menjadi pemimpin pasar.

Perusahaan ini memiliki visi bekerja untuk menciptakan masa depan yang

lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan

lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk

mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan

kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi

dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang

memungkinkan perusahaan untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak kerusakan

lingkungan.

Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang,

Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan

kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekuitar 32 brand utama

dan 700 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 370 distributor

independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia.

Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang

tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.

Saham perusahaan ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan

tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009,

sahamnya menempati peringkat ketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek

Page 82: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

66

Indonesia, dan beberapa periode terakhir selalu berada di dalam daftar kapitalisasi

terbesar.

Perusahaan induknya, Unilever Global masih memegang kepemilikan

terbesar, disusul oleh kepemilikan di masyarakat. Gambar 3.8 berikut ini

menunjukkan struktur kepemilikannya.

Gambar 3.8.Struktur Kepemilikan Unilever Indonesia

MavibelBV,Roterdam84.99%Masyarakat15.01%

3.1.7. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)

Perusahaan ini bergerak dalam bisnis transmisi dan distribusi gas di

Indonesia. Sampai saat ini tidak mempunyai pesaing yang berarti. Dengan kondisi

geografis sebagai negara kepulauan dan investasi awal yang sangat besar, tidak

Page 83: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

67

mudah untuk perusahaan lain membangun jalur pipa yang menghubungkan ladang

gas dengan pelanggan.

Perusahaan ini awalnya merupakan perusahaan gas swasta Hindia Belanda

yang berdiri di tahun 1958, dengan nama I.J.N Eindhoven & Co, sebagai sebuah

perusahaan penyedia gas dari batubara. Perusahaan ini kemudian dinasionalisasi dan

diubah menjadi PN Gas di tahun 1958 dan akhirnya menjadi Perusahaan Negara Gas

di tahun 1965. Seiring dengan penemuan gas alam, pada tahun 1974, PGAS beralih

dari penyedia gas berbasis batubara dan minyak ke distributor gas alam. Walau

Indonesia sendiri memiliki cadangan gas terbesar di dunia, ternyata upaya

pengembangan usaha ke hulu yang bisa dilakukan perusahaan ini adalah sebagai

perusahaan transporter, alias melakukan transmisi gas. Namun, kondisi tersebut

membuat perusahaan ini menjadi perusahaan yang unggul di bidangnya.yang sulit

ditandingi pesaing, baik dalam bisnis tranmisi atau distribusi.

Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi sebuah perusahaan kelas dunia

dalam bidang utilisasi gas alam. Selain itu perusahaan juga memiliki misi:

Memperkuat bisnis inti, yaitu distribusi dan perdagangan gas alam. Membangun

bisnis pabrik penghasil gas. Mengembangkan bisnis operasional, perawatan, dan

teknik yang berhubungan dengan industri minyak dan gas. Menghasilkan keuntungan

dari aset dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan juga mengembangkan

bisnis lain.

Page 84: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

68

Perusahaan ini metransmisikan gas dari perusahaan-perusahaan penyedia ke

konsumennya yang sebagian besar juga untuk industri, pembangkit, dan komersial.

Seperti pada gambar 3.9 di bawah ini yang merupakan struktru bisnis perusahaan.

Gambar 3.9 Struktur Bisnis Perusahaan Gas Negara

Sumber: www.pgn.co.id (diakses pada 15 Juni 2011)

Saat ini, pemilik mayoritas dari Perusahaan Gas Negara adalah pemerintah

Republik Indonesia. Kepemilikan masyarakat ke dua terbesar dan sebagian dimiliki

oleh manajemen perusahaan. Seperti gambar 3.10 di bawah ini:

Page 85: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

69

Gambar 3.10 Struktur Kepemilikan Perusahaan Gas Negara

PemerintahRepublikIndonesia55.26%Masyarakat44.13%

Manajemen0.61%

3.1.8. PT United Tractors Tbk. (UNTR)

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai distributor

tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada tanggal 19 September 1989, Perseroan

mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan

kode perdagangan UNTR, dimana PT Astra International menjadi pemegang saham

mayoritas.

Sampai saat ini, PT Astra International masih menjadi pemegang saham

mayoritas. Kepemilikan di masyarakat menjadi kedua yang terbesar di saham

perusahaan ini. Gambar 3.11 berikut memperlihatkan struktur kepemilikan dari PT

United Tractors.

Page 86: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

70

Gambar 3.11 Struktur Kepemilikan United Tractors

PT AstraInternationalTbk. 58.45%Masyarakat41.55%

Selain dikenal sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, Perseroan

juga aktif bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu

bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor

Penambangan dan Pertambangan. Perusahaan ini memiliki visi Menjadi perusahaan

kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi, untuk

menciptakan manfaat bagi para stake holders.

Perusahaan ini juga memiliki misi bertekad membantu pelanggan meraih

keberhasilan melalui pemahaman usaha yang komprehensif dan interaksi

berkelanjutan. Menciptakan peluang bagi insan perusahaan untuk dapat

meningkatkan ststus sosial dan aktualisasi diri melalui kinerjanya. Menghasilkan nilai

tambah yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan melalui tiga aspek

Page 87: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

71

berimbang dalam hal ekonomi, sosial dan lingkungan. Memberi sumbangan yang

bermakna bagi kesejahteraan bangsa.

Unit usaha Mesin Konstruksi menjalankan peran sebagai distributor tunggal

alat berat Komatsu, Nissan Diesel, Scania, Bomag, Valmet dan Tadano. Dengan

rentang ragam produk yang diageninya, Perseroan mampu memenuhi seluruh

kebutuhan alat berat di sektor-sektor utama di dalam negeri, yakni pertambangan,

perkebunan, konstruksi, kehutanan,

Unit usaha Kontraktor Penambangan dijalankan melalui anak perusahaan

Perseroan, PT Pamapersada Nusantara (Pama) yang didirikan pada tahun 1988, Pama

melaksanakan jasa penambangan kelas dunia yang mencakup rancang tambang,

eksplorasi, penambangan, pengangkutan,

material handling dan transportasi..

barging dan

Dengan wilayah kerja terbentang di seluruh kawasan pertambangan batu bara

terkemuka di dalam negeri, Pama dikenal sebagai kontraktor penambangan terbesar

dan terpercaya di Indonesia. Unit usaha Pertambangan mengacu pada kegiatan

terbaru Perseroan sebagai operator tambang batu bara melalui akuisisi PT Dasa Eka

Jasatama (DEJ), anak perusahaan Pama, dan juga melalui PT Tuah Turangga Agung

(TTA).

loading.

Gambar 3.12 berikut ini adalah organisasi, anak perusahaan, dan afiliasi dari

PT United Tractors

Page 88: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

72

Gambar 3.12. Organisasi, anak perusahaan, dan afiliasi

Sumber: www.unitedtractors.com (diakses pada 15 Juni 2011)

3.1.9. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 dari industri rumahan

yang memperkerjakan sekitar 50 orang di atas lahan seluas 1000 M2 di Kediri, Jawa

Page 89: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

73

Timur. Pada saat itu perusahaan telah berhasil memproduksi 50 juta batang rokok

kretek yang dipasarkan di daerah Kediri dan sekitarnya.

Pada tahun 1971, status perusahaan menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan

memperoleh fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri. Status baruu perusahaan

memungkinkan untuk bisa menjadi lebih progresif dalam hal produksi, manajemen

mutu,dan teknologi.Kemudian, pada tahun 1979, PT Gudang Garam mulai

menggunakan mesin untuk produksi rokoknya. Dengan menggunakan mesin tetap

tidak mempengaruhi prinsip padat karya, bahkan Ia memberikan kesempatan

pekerjaan yang lebih.banyak.

Dalam rangka memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan,

perusahaan menawarkan sebagian sahamnya ke publik melalui bursa efek di

Indonesia pada tahun 1990. Saat ini, pemilik mayoritas dari PT Gudang Garam

sendiri adalah PT Suryaduta Investama, kemudian porsi terbesar di masyarakat.

Gambar 3.13 di bawah ini adalah struktur kepemilikan dari perusahaan

Gambar 3.13. Struktur Kepemilikan Gudang Garam

PT SuryadutaInvestama66.80%Masyarakat25.82%

PT SuryamitraKusuma 6.26%

Wonowidjojo1.12%

Page 90: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

74

Setahun kemudian, pada tahun 1991, PT Gudang Garam mengambil

keputusan strategis jangka panjang untuk diversifikasi. Pada tahun itu perusahaan

mengembangkan bisnis kertas industri, dengan mendirikan PT Surya Pamenang yang

juga berbasis di Kediri. Saat ini, 99% saham PT Surya Pamenang adalah dimiliki oleh

PT Gudang Garam.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Pengumpulan dan Sumber Data

Data didapat melalui situs dari masing-masing perusahaan dan situs yang

berkaitan dengan pergerakan saham dan data keuangan dari perusahaan yang terdaftar

di bursa saham, seperti www.ft.com (Financial Times), www.reuters.com,, Bursa

Efek Indonesia, dan beberapa situs lain.. Data yang dikumpulkan berupa laporan

keuangan dan grafik pergerakan saham. Melalui laporan keuangan, peneliti bisa

mendapatkan informasi tentang keuangan dan berbagai informasi mengenai

perusahaan yang dijadikan objek penelitian. Data pergerakan saham dengan

menggunakan perangkat lunak untuk analisis grafik, yaitu Chartnexus yang

digunakan untuk menganalisis trend pergerakan saham perusahaan yang

bersangkutan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan 5

tahun terakhir dari setiap perusahaan dalam periode 2006-2010, terkecuali untuk PT

Page 91: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

75

Adaro Energy Tbk, yang baru terdaftar di bursa sejak 3 tahun terakhir dengan laporan

keuangan yang memiliki kekurangan di tahun-tahun awal. Selain perusahaan tersebut

untuk data laporan keuangan dari perusahaan lain yang menjadi objek penelitian bisa

diperoleh secara lengkap. Analisis teknikalnya sendiri, dari perangkat lunak yang

dipergunakan telah menyediakan data mulai dari pertengahan bulan Agustus 2008.

3.2.2 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah

melakukan analisis fundamental. Pada tahap ini, peneliti menghitung nilai earning

per share, price earning ratio, dan rasio lainnya yang diperoleh dari laporan

keuangan tahunan. Perhitungan dilakukan setiap perusahaan untuk setiap tahun.

Berdasarkan analisis fundamental yang telah dilakukan, dapat terlihat nilai intrinsik

setiap tahunnya, dan juga perkembangan nilai perusahaan dengan rasio keuangannya

setiap tahun. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan 5 tahun dari periode 2006-2010

Beberapa asumsi yang digunakan dalam metode ini berhubungan dengan

proyeksi Earning per Share yaitu jika pertumbuhan EPS selama 10 tahun terakhir

lebih dari 15%, maka penelitian menggunakan nilai 15%. Pertumbuhan EPS

perusahaan selama 10 tahun terakhir kurang dari 15%, maka penelitian menggunakan

nilai 10%. Asumsi digunakan juga untuk proyeksi Price Earning Ratio, yaitu: Jika

PER perusahaan lebih dari 20 maka asumsi nilai PER yang digunakan adalah 17, jika

Page 92: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

76

PER perusahaan kurang dari 20, maka asumsi nilai PER yang digunakan adalah

12.(Mizrahi, C.S, 2007). Tahap kedua adalah data yang didapat diolah untuk

menghasilkan rasio yang diperlukan untuk digunakan dalam perhitungan proyeksi

EPS .

Tahap ketiga adalah melakukan analisis teknikal terhadap perusahaan-

perusahaan tersebut. Analisis teknikal dilakukan dengan melakukan analisis terhadap

grafik pergerakan saham dengan menggunakan perangkat lunak, yaitu Chartnexus..

Perangkat lunak yang dipergunakan sendiri hanya menyediakan data mulai dari

pertengahan Agustus 2008. Analisis dilakukan dengan menggunakan periode

mingguan untuk setiap candlestick nya. Kemudian, kedua hasil analisis dengan

metode yang berbeda tersebut akan dibandingkan dan saling melengkapi. Umumnya

analisis teknikal dan analisis fundamental memberikan hasil yang searah. Namun,

terdapat kemungkinan dua analisis ini memberikan hasil yang tidak searah.

Page 93: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

77

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. PT Astra International Tbk.

Perusahaan ini mencatat pertumbuhan penjualan 31.94% dan pertumbuhan

pendapatan bersih 43.09% untuk tahun 2010 dibandingkan 2009. Pertumbuhan

penjualan dari perusahaan ini disebabkan oleh membaiknya perekonomian dan

meningkatnya pendapatan masyarakat yang berimbas ke meningkatnya penjualan

perusahaan.

4.1.1. Valuasi ASII

Tabel 4.1 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham ASII

Tabel 4.1: Valuasi ASII

Item Nilai Harga saat ini 54.550 Estimated EPS (EOY) 2.852 Average P/E 12,57 Dividend 1.019 Long-term EPS Growth 50,92% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 15,63 Dividend Payout ratio 35,72% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12.00

Page 94: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

78

Tabel 4.1, 1anjutan

Proyeksi EPS per tahun Akhir tahun 2011 3.772 Akhir tahun 2012 4.338 Akhir tahun 2013 4.989 Akhir tahun 2014 5.737 Akhir tahun 2015 6.597

Projected Stock price 79.170 Total EPS (5 Years) 25.433 Total Dividends (5 Years) 9.085 Total Stock Price 88.255 Perhitungan Nilai Wajar Saham

Tahun 2014 76.991 Tahun 2013 67.165 Tahun 2012 58.593 Tahun 2011 51.115 Tahun 2010 44.591

Fair Value 44.591 Margin of Safety -18,26%

Dari hasil valuasi terhadap saham ASII didapat bahwa nilai wajarnya di tahun

2010 adalah Rp. 44.591 / lembar saham, sedangkan harga pasar ada di Rp. 54.550,

sehingga harga pasar saham ASII lebih mahal 18.26% dibandingkan harga wajarnya.

Page 95: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

79

4.1.2. Analisis Teknikal ASII

Gambar 4.1 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham ASII

Gambar 4.1.Grafik ASII

Dari grafik saham PT Astra International Tbk memperlihatkan pergerakan

harga saham perusahaan ini sejak krisis global 2008 harga berbalik menguat dengan

membentuk pola double bottom dengan garis leher (neck line) yang merupakan

resistance di level 21050 sebagai tujuan harga yang pertama, dan 36200, 50000

menjadi target harga berikutnya.

Page 96: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

80

4.2. PT Bank Central Asia Tbk.

Pendapatan dari perusahaan ini relatif tetap, sedangkan pendapatan bersih di

tahun 2010 mengalami kenaikan 24,56% dari tahun 2009. Perusahaan ini cukup stabil

dalam pertumbuhan setiap tahunnya.

4.2.1.. Valuasi

Tabel 4.2 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham BBCA

Tabel 4.2:Valuasi BBCA

Item Nilai Harga saat ini 6.400 Est EPS (EOY) 550 Average P/E 16,90 Dividend (Est) 162 Long-term EPS Growth 18,98% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% Dividend Payout ratio 29,50% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12,00

Proyeksi EPS per tahun Akhir tahun 2011 400 Akhir tahun 2012 460 Akhir tahun 2013 529 Akhir tahun 2014 609 Akhir tahun 2015 700

Projected Stock price 8.400 Total EPS (5 Years) 2.698 Total Dividends (5 Years) 796

Page 97: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

81

Tabel 4.2, lanjutan

Total Stock Price 9.196 Perhitungan Niai Wajar Saham

Tahun 2014 8.022 Tahun 2013 6.998 Tahun 2012 6.105 Tahun 2011 5.326 Tahun 2010 4.646

Fair Value 4.646 Margin of Safety -27,40%

Valuasi terhadap saham BBCA menghasilkan fair value Rp. 4.646, sedangkan

harga di pasar saat ini adalah Rp. 6.400. Harga saat ini 27,40% di atas fair valuenya.

Page 98: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

82

4.2.2. Analisis Teknikal BBCA

Gambar 4.2 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham BBCA

Gambar 4.2: Grafik BBCA

Grafik pergerakan harga saham perusahaan ini menunjukkan formasi

candlestick three white soldier. Kemudian, grafik membentuk pola cup and handle

yang dijadikan patokan untuk penentuan harga berikutnya di level 5.200 dicapai tidak

lama kemudian. Pergerakan harga membentuk channel yang membatasi

pergerakannya.

Page 99: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

83

4.3. PT Telekomunikasi Indonesia

Perusahaan telekomunikasi terbesar milik pemerintah Indonesia ini

pendapatannya hanya mengalami perubahan yang kecil. Begitu juga dengan

pendapatan bersihnya yang mengalami perubahan kecil.

4.3.1. Valuasi TLKM

Tabel 4.3 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham TLKM

Tabel 4.3: Valuasi TLKM

Item Nilai Harga Pasar 8.000 Est EPS (EOY) 666 Average P/E 13,75 Dividend 304 Long-term EPS Growth 21,45% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 16,08 Dividend Payout ratio 45,68% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12,00

Proyeksi EPS akhir tahun Akhir tahun 2011 881 Akhir tahun 2012 1.013 Akhir tahun 2013 1.165 Akhir tahun 2014 1.340 Akhir tahun 2015 1.541

Projected Stock price 18.489 Total EPS (5 Years) 5.940

Page 100: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

84

Tabel 4.3, lanjutan

Total Dividends (5 Years) 2.713 Total Stock Price 21.202 Harga Wajar Saham

Tahun 2014 18.496 Tahun 2013 16.135 Tahun 2012 14.076 Tahun 2011 12.279 Tahun 2010 10.712

Fair Value 10.712 Margin of Safety 33,90%

Valuasi menghasilkan fair value untuk harga saham ini adalah Rp. 10.712.

Sedangkan harga saham di pasar adalah Rp. 8.000. Harga saham ini masih di bawah

fair valuenya sebesar 33.90%. Salah satu penyebabnya adalah untuk industri

telekomunikasi dan infrastruktur yang merupakan industri dari perusahaan ini.

Pergerakan sahamnya cenderung bersifat bertahan dan memiliki jeda (lagging) saat

ekonomi mengalami pertumbuhan yang cepat.

Page 101: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

85

4.3.2. Analisis Teknikal TLKM

Gambar 4.3 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham TLKM

Gambar 4.3.Grafik TLKM

Grafik dari pergerakan harga saham perusahaan ini menunjukkan bahwa

pergerakan harga di atas trendline. Kemudian grafik membentuk pola double top

yang menandakan harga saham akan mengalami penurunan. Pada saham ini grafik

berlawanan dengan valuasinya yang menunjukkan bahwa nilai wajar saham ini masih

di atas.

Page 102: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

86

4.4. PT Bank Mandiri (Persero ) Tbk

Pendapatan perusahaan tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 12.31%.

Sedangkan untuk pendapatan bersihnya mengalami pertumbuhan sebesar 28.83%.

4.4.1. Valuasi

Tabel 4.4 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham BMRI

Tabel 4.4: Valuasi BMRI

Item Nilai Harga saat ini 6.400 Est EPS (EOY) 497 Average P/E 15,44 Dividend (Est) 113 Long-term EPS Growth 6,00% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% Dividend Payout ratio 22,85% Long-term EPS Growth (proj.) 6% Long-term P/E (proj.) 12,00

Proyeksi EPS per tahun Akhir tahun 2011 497 Akhir tahun 2012 526 Akhir tahun 2013 558 Akhir tahun 2014 591 Akhir tahun 2015 627

Projected Stock price 7.523 Total EPS (5 Years) 2.799 Total Dividends (5 Years) 640 Total Stock Price 8.162 Perhitungan Niai Wajar Saham

Page 103: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

87

Tabel 4.4, lanjutan Tahun 2014 7.120 Tahun 2013 6.212 Tahun 2012 5.419 Tahun 2011 4.727 Tahun 2010 4.124

Fair Value 4.124 Margin of Safety -35,56%

Dari valuasi memperlihatkan bahwa harga saham Bank Mandiri di pasar Rp.

6.400 di atas nilai wajar nya sebesar Rp. 4.124. Harga tersebut 35.56% di atas nilai

wajarnya.

Page 104: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

88

4.4.2. Analisis Teknikal BMRI

Gambar 4.4 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham BMRI

Gambar 4.4.Grafik BMRI

Grafik BMRI sendiri menunjukkan pola double bottom yang terjadi di sekitar

akhir tahun 2008 sebagai konfirmasi tren akan berubah. Setelah harga sampai di

resistance nya maka harga terus bergerak dengan jarak antara harga terendah ke

resistance sebagai target price berikutnya. Pergerakan memiliki target price 1 di

level 4300 dan target price 2 di level 6100 yang keduanya sudah terlewati sampai

akhir 2010.

Page 105: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

89

4.5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Perusahaan ini membukukan pertumbuhan pendapatan 23.05% dari tahun

2009 ke tahun 2010. Laba bersih dari perusahaan ini sendiri tumbuh sebesar 56.98%.

4.5.1. Valuasi

Tabel 4.5 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham BBRI

Tabel 4.5: Valuasi BBRI

Item Nilai Harga saat ini 5.250 Est EPS (EOY) 550 Average P/E 13,10 Dividend (Est) 203 Long-term EPS Growth 28,10% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% Dividend Payout ratio 36,80% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12,00

Proyeksi EPS per tahun Akhir tahun 2011 550 Akhir tahun 2012 633 Akhir tahun 2013 728 Akhir tahun 2014 837 Akhir tahun 2015 962

Projected Stock price 11.546 Total EPS (5 Years) 3.709 Total Dividends (5 Years) 1.365

Page 106: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

90

Tabel 4.5, lanjutan

Total Stock Price 12.911 Perhitungan Niai Wajar Saham

Tahun 2014 11.263 Tahun 2013 9.825 Tahun 2012 8.571 Tahun 2011 7.478 Tahun 2010 6.523

Fair Value 6.523 Margin of Safety 24,25%

Harga saham perusahaan ini adalah Rp. 5.250. Sedangkan perhitungan nilai

wajarnya adalah Rp. 6.523. Harga saham ini masih 24,25% di bawah nilai wajarnya.

Page 107: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

91

4.5.2. Analisis Teknikal

Gambar 4.5 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham BBRI

Gambar 4.5.Grafik BBRI

Grafik saham BBRI memperlihatkan pola double bottom. Setelah itu tren

berbalik naik. Dengan garis resistance di level 3000 sebagai target price pertama

yang juga digunakan untuk target price berikutnya di level 4500 Pergerakan harga

berhasil mencapai target price ketiga di 6000.

Page 108: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

92

4.6. PT Unilever Indonesia

Pendapatan perusahaan ini tumbuh 7.91% di tahun 2010 dibandingkan dengan

di tahun 2009. Pendapatan bersihnya sendiri tumbuh 11.26% di periode yang sama.

4.6.1. Valuasi

Tabel 4.6 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham UNVR

Tabel 4.6: Valuasi UNVR

Item Nilai Harga saat ini 16.500 Est EPS (EOY) 460 Average P/E 28,96 Dividend 390 Long-term EPS Growth 18,59% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 23,69 Dividend Payout ratio 84,92% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 17,00

Proyeksi EPS EoY Akhir tahun 2011 608 Akhir tahun 2012 699 Akhir tahun 2013 804 Akhir tahun 2014 925 Akhir tahun 2015 1.063

Projected Stock price 18.078 Total EPS (5 Years) 4.099 Total Dividends (5 Years) 3.481 Total Stock Price 21.559

Page 109: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

93

Tabel 4.6, lanjutan Nilai Wajar saham

Tahun 2014 18.807 Tahun 2013 16.407 Tahun 2012 14.313 Tahun 2011 12.486 Tahun 2010 10.893

Nilai Wajar 10.893 Margin of Safety -33,98%

Saham ini diperdagangkan di harga Rp 16500. Sedangkan nilai wajarnya

sendiri di Rp 10983. Harga pasar saham ini di atas nilai wajar nya sebesar 33.98%.

Page 110: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

94

4.6.2. Analisis Teknikal

Gambar 4.6 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham UNVR

Gambar 4.6.Grafik UNVR

Grafik dari saham UNVR menunjukkan bahwa rally kenaikan harga

cenderung bergerak perlahan. Di awal pergerakan cenderung sideways, kemudian

naik dan membentuk resistance yang digunakan sebagai target price pergerakan

harga kemudian, yang berada di level 15400.

Page 111: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

95

4.7. PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Selama periode 2009-2010 perusahaan ini tidak mengalami perubahan yang

berarti, masih mencatatkan kerugian bersih. Kerugian tersebut mengabaikan

pertumbuhan pendapatan sebesar 9.66%. Hal ini dikarenakan kenaikan biaya

penjualan, biaya umum, dan biaya administrasi.

4.7.1. Valuasi

Tabel 4.7 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham PGAS

Tabel 4.7: Valuasi PGAS

Item Nilai Harga saat ini 4.650 Est EPS (EOY) 301 Average P/E 39,02 Dividend 189 Long-term EPS Growth 199,71% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 22,69 Dividend Payout ratio 62,75% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 17,00

EPS EoY Akhir tahun 2011 398 Akhir tahun 2012 458 Akhir tahun 2013 527 Akhir tahun 2014 606 Akhir tahun 2015 697

Page 112: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

96

Projected Stock price 11.847 Tabel 4.7, lanjutan

Total EPS (5 Years) 2.687 Total Dividends (5 Years) 1.686 Total Stock Price 13.533 Harga Wajar Saham

Tahun 2014 11.806 Tahun 2013 10.299 Tahun 2012 8.985 Tahun 2011 7.838 Tahun 2010 6.838

Fair Value 6.838 Margin of Safety 47,05%

Saham dari perusahaan ini masih sangat menarik. Dengan nilai wajar Rp

6838, harga pasar ini Rp 4650, masih di bawah nilai wajarnya sebesar 47.05%.

Page 113: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

97

4.7.2. Analisis Teknikal

Gambar 4.7 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham PGAS

Gambar 4.7: Grafik Saham PGAS

Grafik dari saham ini menggambarkan kenaikan yang dimulai dengan adanya

pola double bottom. Setelah menembus resistancenya yang juga dijadikan range

untuk target price berikutnya berada di 4.000 an. Setelah harga bergerak mencapai

target price tersebut harga saham ini cenderung sideways. Target price berikutnya

ada di level 5400. Perusahaan ini sendiri termasuk dalam sektor infrastruktur yang

Page 114: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

98

merupakan sektor defensif. Saat ekonomi tumbuh maka perusahaan ini ikut tumbuh

dengan pertumbuhan di bawah sektor lain.

4.8. PT United Tractors Tbk

Walaupun penjualan dari perusahaan ini mengalami pertumbuhan 27.64%,

akan tetapi laba bersih nya sendiri hanya mengalami pertumbuhan yang kecil. Hal ini

dikarenakan meningkatnya biaya penjualan yang harus ditanggung oleh perusahaan.

4.8.1. Valuasi

Tabel 4.8 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham UNTR.

Tabel 4.8: Valuasi UNTR

Item Nilai Harga saat ini 22.900 Est EPS (EOY) 1.257 Average P/E 16,51 Dividend 458 Long-term EPS Growth 45,90% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 15,66 Dividend Payout ratio 36,41% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12,00

EPS EoY Akhir tahun 2011 1.663

Page 115: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

99

Tabel 4.8, lanjutan

Akhir tahun 2012 1.912 Akhir tahun 2013 2.199 Akhir tahun 2014 2.529 Akhir tahun 2015 2.908

Projected Stock price 34.896 Total EPS (5 Years) 11.210 Total Dividends (5 Years) 4.081 Total Stock Price 38.977 Harga Wajar Saham

Tahun 2014 34.002 Tahun 2013 29.663 Tahun 2012 25.877 Tahun 2011 22.574 Tahun 2010 19.693

Fair Value 19.693 Margin of Safety -14,00%

Saham dari perusahaan ini nilai wajarnya Rp. 19.693. Di pasar sendiri

harganya adalah Rp 22.900. Terdapat perbedaan 14%.antara nilai wajar dan harga

pasarnya.

Page 116: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

100

4.8.2. Analisis Teknikal

Gambar 4.8 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham UNTR

Gambar 4.8: Grafik Saham UNTR

Pada grafik dari saham ini pergerakan harga membentuk pola cup and handle.

Dengan mengambil range dari nilai terendah ke resistance di pola ini, didapat target

price pergerakan saham berikutnya di sekitar level 20000. Target price tersebut tidak

terlalu jauh dari fair valuenya.

Page 117: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

101

4.9. PT Gudang Garam Tbk.

Perusahaan ini berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 14.31%.

Laba bersihnya sendiri juga ikut tumbuh sebesar 19.98%.

4.9.1. Valuasi

Tabel 4.9 di bawah ini adalah model dari valuasi untuk saham GGRM

Tabel 4.9: Valuasi GGRM

Item Nilai Harga saat ini 40.000 Est EPS (EOY) 2.065 Average P/E 13,26 Dividend 913 Long-term EPS Growth 44,31% Deposito 6,75% Risk Premium 7,88% Required Return 14,63% EOY P/E (est.) 16,02 Dividend Payout ratio 44,21% Long-term EPS Growth (proj.) 15% Long-term P/E (proj.) 12,00

EPS EoY Akhir tahun 2011 2.732 Akhir tahun 2012 3.141 Akhir tahun 2013 3.612 Akhir tahun 2014 4.154 Akhir tahun 2015 4.777

Projected Stock price 57.329 Total EPS (5 Years) 18.417 Total Dividends (5 Years) 8.142 Total Stock Price 65.472

Page 118: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

102

Tabel 4.9, lanjutan Harga Wajar Saham

Tahun 2014 57.116 Tahun 2013 49.826 Tahun 2012 43.467 Tahun 2011 37.919 Tahun 2010 33.080

Fair Value 33.080 Margin of Safety -17,30%

Saham ini memiliki harga pasar Rp 40.000. Nilai wajar dari saham ini adalah Rp 33.080. Saat ini harga pasar saham berada di atas dari nilai wajarnya dengan perbedaan 17.38%

Page 119: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

103

4.9.2. Analisis Teknikal

Gambar 4.9 di bawah ini adalah analisis teknikal untuk saham GGRM

Gambar 4.9: Grafik GGRM

Grafik dari saham ini menunjukkan rally yang terjadi. Kenaikan yang diikuti

dengan volume pembelian yang besar mengkonfirmasi kenaikan harga. Tidak ada

pola yang ditemukan hanya channel yang membatasi range pergerakan saham ini,

sehingga tidak bisa untuk menentukan target price pada pergerakan harga saham ini.

Page 120: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

104

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

5.1. Kesimpulan

1. Valuasi yang dilakukan terhadap sembilan perusahaan dalam penelitian ini,

enam dari sembilan saham memiliki harga pasar overvalue. Harga pasar tiga saham

yang lain masih di bawah nilai wajarnya. Dua dari tiga saham yang masih undervalue

adalah berasal dari sektor infrastruktur yang cenderung defensif dan lagging.

Sedangkan enam saham yang overvalue merupakan saham perusahaan yang

sektornya termasuk tumbuh cepat seiring dengan tumbuhnya perekonomian. Di

bawah ini tabel 5.1 yang menunjukkan hasil valuasi tersebut:

Tabel 5.1: Hasil Valuasi

No Saham Sektor Fair Value

Harga Pasar

Margin of Safety

1 ASII Misc Industries 44,591.00

54,550.00 -18.26%

2 BBCA Finance 4,646.00

6,400.00 -27.40%

3 TLKM Infrastruktur 10,712.00

8,000.00 33.90%

4 BMRI Finance 4,124.00

6,400.00 -35.56%

5 BBRI Finance 6,523.00

5,250.00 24.25%

6 UNVR Consumer goods 10,983.00

16,500.00 -33.98%

7 PGAS Infrastruktur 6,838.00

4,650.00 47.05%

Page 121: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

105

Tabel 5.1, lanjutan

8 UNTR Trade 19,693.00

22,900.00 -14.00%

9 GGRM Consumer goods 33,080.00

40,000.00 -17.38%

2. Analisis teknikal yang dilakukan terhadap sembilan saham perusahaan

dengan rentang periode September 2008 sampai dengan Desember 2010 tersebut

mengidentifikasi beberapa pola grafik yang menjadi acuan untuk menetapkan target

price pergerakan harga saham. Perlu diingat, periode yang dijadikan periode analisis

adalah saat terjadi krisis global sampai dengan pemulihan. Berikut tabel 5.2 yang

memuat hasil dari analisis teknikal

Tabel 5.2: Analisis Teknikal Terhadap Sembilan Saham

No Kode Formasi Pola Target Target Target Saham Grafik Price 1 Price 2 Price 3

1 ASII Double Bottom 21050 36200 50000 2 BBCA Three white soldiers Cup and Handle 5200 3 TLKM Double Top 4 BMRI Double Bottom 4300 6100 5 BBRI Double Bottom 3000 4500 6000 6 UNVR Three white soldiers Break Resistance 15400 7 PGAS Double Bottom 4000 5400 8 UNTR Cup and Handle 20000 9 GGRM Tidak ada Pola

Keterangan: Nilai yang diberi warna sudah tercapai

Pada sembilan saham dalam penelitian ini, enam diantaranya sudah overvalue

jika dilihat dari valuasi nya. Sebaliknya, ke lima saham tersebut dari analisis teknikal

nya berhasil mencapai target price selama periode dalam penelitian, sedangkan pada

satu saham, yaitu GGRM,tidak ditemukan pola grafik. Analisis valuasi terhadap

Page 122: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

106

saham-saham tersebut, ke tiga saham masih undervalue. Satu saham belum mencapai

target pricenya, yaitu PGAS, satu saham, yaitu BBRI berhasil mencapai target price

nya. Satu saham lagi, yaitu TLKM, analisis teknikal menunjukkkan kecenderungan

harga akan turun, walau dengan valuasi nilai wajarnya masih di atas. Analisis

sembilan saham di Bursa Efek Indonesia tersebut memperlihatkan bahwa para pelaku

pasar di bursa kita cenderung masih bereaksi berlebihan terhadap pemulihan ekonomi

yang terjadi, ekspektasi kinerja perusahaan yang mungkin berlebihan juga akan

membuat harga saham di pasar naik meninggalkan nilai wajarnya.

5.2 Saran-saran

Karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini maka untuk penelitian

selanjutnya sebaiknya:

1. Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan analisis laporan keuangan periode

lima tahun sebelumnya. Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat melakukan

forecasting untuk laporan keuangan periode yang akan datang.

2. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan valuasi

dan analisis teknikal secara terpisah. Disarankan untuk penelitian berikutnya akan

mengukur korelasi antara kedua metode tersebut.

Page 123: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

107

5.3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Laporan

keuangan yang digunakan bukanlah data resmi dari perusahaan yang diteliti, hal ini

karena sangat susah untuk bisa mendapatkan data lima tahun ke belakang dari

perusahaan yang bersangkutan.

Data yang digunakan untuk analisis teknikal juga memiliki kekurangan

keterbatasan periode dari perangkat lunak untuk membuat grafik (charting software)

yang digunakan. Grafik yang dihasilkan hanya bisa dimulai dari tahun 2008 saja.

Beberapa asumsi proyeksi PE dan EPS yang digunakan cocok untuk sebagian

besar perusahaan, namun tetap ada beberapa perusahaan yang tidak cocok dengan

asumsi tersebut.

Valuasi yang digunakan tidak cocok untuk perusahaan dengan laporan

keuangan yang masih sedikit dan belum lengkap, khususnya untuk perusahaan yang

baru terdaftar. Selain itu, ada beberapa item di laporan keuangan yang harus

memenuhi syarat untuk bisa dianalisis.

Page 124: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

108

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi, Kane, Alex and Marcus, A.J, Invesment, Eight Edition, MC Graw Hill Education, 2009.

Brigham, Eugene F and Houston, Joel F, Essentials of Financial Management,

Thomson, 2007. Brigham, Eugene F and Ehrhardt, Michael C, Financial Management, Eleven Edition,

South Western Cengage Learning, 2005. Graham, Benjamin, The Intelligent Investor: The Definitive Book on Value

Investing, Revised Edition, HarperBusiness Essentials. Mizrahi, Charles S, Getting Started in Value Investing, John Wiley & Sons, Inc, 2007. Murphy, John, Technical Analysist for Financial Market, John Wiley & Sons, Inc Tandelilin, Eduardus, Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi, Kanisius, 2010 Weygandt, Kieso, Kimmel, Accounting Principles, Seventh Edition, John Wiley &

Sons, Inc, 2005 Website Financial Times: http://www.ft.com Website Reuters: http://www.reuters.com Website Yahoo Finance: http://www.finance.yahoo.com Website Chartpatterns: http://www.chartpatterns.com Website Bursa Efek Indonesia: http://www.idx.co.id Website Hotcandlestick: http://www.hotcandlestick.com Website Galeri Saham: http://www.galerisaham.com Website PT Astra International Tbk: http://www.astra.co.id Website PT Bank Central Asia Tbk: http://www.klikbca.com

Page 125: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

109

Website PT Telekomunikasi Indonesia: http://www.telkom.co.id Website PT Bank Mandiri Tbk: http://www.bankmandiri.co.id Website PT Bank Rakyat Indonesia Tbk: http://www.bri.co.id Website PT Unilever Indonesia Tbk: http://www.unilever.co.id Website PT Perusahaan Gas Negara: http://www.pgn.co.id Website PT United Tractors: http://www.unitedtractors.com Website PT Gudang Garam Tbk. : http://www.gudanggaram.co.id Website Parahita : http://www.parahita.wordpress.com

Page 126: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

110

Lampiran 1 PT Astra International Tbk: Financial Summary

ASII Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 129,991,000 98,526,000 97,064,000 70,183,000 55,709,184 Cost of goods sold (COGS) 103,117,000 75,755,000 75,334,000 53,694,000 43,386,103 Operating Income 14,725,000 12,756,000 11,876,000 8,501,000 4,243,243 Net Income 14,366,000 10,040,000 9,191,000 9,421,000 3,712,097 Earning per Share 3,548.91 2,480.24 2,270.50 2,327.32 916.94 Dividend per Share 1,300.15 860.00 784.00 450.00 490.00 43.1% 9.2% -2.4% 153.8% Cash and marketable Securities 7,078,000 8,771,000 8,852,000 6,466,000 5,148,407 Receivables 25,822,000 18,669,000 15,973,000 14,703,000 4,558,244 Inventory 10,842,000 7,282,000 8,666,000 4,582,000 4,000,697 Current Assets 46,843,000 36,742,000 35,531,000 28,160,000 15,731,494 Fixed Assets 28,888,000 24,555,000 20,679,000 13,005,000 13,030,347 Assets 112,857,000 88,938,000 80,740,000 63,520,000 57,929,290 Account payable 9,275,000 7,278,000 6,815,000 4,434,000 3,390,084 Current Liabilities 36,482,000 26,760,000 26,883,000 21,343,000 20,070,497 Long-term debt 13,935,000 10,667,000 10,554,000 8,848,000 10,214,659 Total Debt 31,738,000 21,921,000 23,533,000 19,846,000 23,177,787 Liabilities 54,168,000 49,044,000 47,660,000 36,557,000 35,553,524 Equity 58,689,000 39,894,000 33,080,000 26,963,000 22,375,766 Retained earnings 44,731,000 35,586,000 29,027,000 22,489,000 17,791,041 Outstanding shares 4,048 4,048 4,048 4,048 4,048 Interest Expense 484,000 547,000 597,000 762,000 760,726 Cash Flow from Operations 2,907,000 11,335,000 9,953,000 11,244,000 8,945,292 Capital Expenditures -6,340,000 -5,296,000 -5,483,000 -2,969,000 -2,406,848 iss (Retirmnt) of Debt 9,172,000 -1,372,000 1,873,000 -4,358,000 -2,246,920 Price 54,550 34,700 10,550 27,300 15,700

Profitability Ratio Gross Margin 20.67% 23.11% 22.39% 23.49% 22.12% Operating margin 11.33% 12.95% 12.24% 12.11% 7.62% Net Profit Margin 11.05% 10.19% 9.47% 13.42% 6.66% ROE 29.14% 27.52% 30.61% 38.19% ROA 14.57% 12.29% 13.32% 16.39% Liquidity Ratios Current Ratio 1.3 1.4 1.3 1.3 0.8 Cash Ratio 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3

Page 127: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

111

Acid test ratio (Quik ratio) 1.0 1.1 1.0 1.1 0.6 Debt Ratios DER ratio 0.9 1.2 1.4 1.4 1.6 Long time DER 0.2 0.3 0.3 0.3 0.5 Interest coverage ratio 30.4 23.3 19.9 11.2 5.6 Market Ratiios Price to sales ratio 1.7 1.4 0.4 1.6 1.1 Price to earning ratio 15.4 14.0 4.6 11.7 17.1 12.6 Payout ratio 36.64% 34.67% 34.53% 19.34% 53.44% 35.72% Dividend yield 2.38% 2.48% 7.43% 1.65% 3.12% PBV 3.8 3.5 1.3 4.1 2.8 PEG ratio 0.3 0.3 0.1 0.2 Special Ratios & Numbers FCF -3,433,000 6,039,000 4,470,000 8,275,000 6,538,444 Net Working Capital 10,361,000 9,982,000 8,648,000 6,817,000 -4,339,003 Earning Yield 5.4% 6.7% 13.1% 5.8% 4.3% ROC 37.5% 36.9% 40.5% 42.9% 48.8% P/FCF -64.3 23.3 9.6 13.4 9.7 Growth & Consistency Revenue Growth 23.59% Revenue Growth Consistency 95.12% Earning Growth 40.26% Earning Growth Consistency 83.68%

Page 128: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

112

Lampiran 2 PT Telekomunikasi Indonesia Financial Summary

IDR Millions (Except for per share item) TLKM Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 16,046,414 14,549,413 12,301,277 9,590,596 7,495,728 Cost of goods sold (COGS) 12,393,834 13,436,405 13,832,548 13,831,703 13,026,696 Operating Income 22,491,120 22,787,636 22,436,968 26,472,708 21,593,241 Net Income 11,536,999 11,398,826 29,450,858 12,857,018 11,005,577 Earning per Share 585.55 579.22 1,491.29 644.08 547.15 Dividend per Share 288.17 323.59 407.59 303.21 267.50 1.2% -61.3% 129.1% 16.8% 21.5% Cash and marketable Securities 9,490,282 8,164,967 7,156,989 10,300,295 8,400,328 Receivables 4,566,905 4,584,060 4,188,597 3,920,007 4,224,594 Inventory 515,536 435,244 511,950 211,441 213,329 Current Assets 18,730,627 16,186,024 14,622,310 15,978,095 13,920,792 Fixed Assets 75,832,408 76,419,897 71,066,244 60,780,899 55,232,692 Assets 99,758,447 97,814,160 91,256,250 82,058,760 75,135,745 Account payable 7,510,795 828,311 698,966 1,391,060 221,602 Current Liabilities 20,472,898 26,893,125 26,998,151 20,674,629 20,535,685 Long-term debt 16,655,754 14,899,229 13,240,900 10,595,319 10,249,038 Total Debt 22,015,221 22,659,292 20,341,133 15,999,797 15,612,437 Liabilities 43,343,664 59,161,900 56,942,179 48,310,181 47,067,056 Equity 56,414,783 38,652,260 34,314,071 33,748,579 28,068,689 Retained earnings 41,907,443 36,129,718 31,499,963 28,915,008 22,105,438 Outstanding shares 19,669 19,669 19,669 19,915 20,042 Interest Expense 1,928,035 2,095,978 1,641,285 1,436,165 12,286,354 Cash Flow from Operations 27,758,763 29,811,604 24,553,925 27,727,272 26,695,188 Capital Expenditures -15,674,994 -21,143,162 -16,230,727 -15,056,802 -16,336,628 iss (Retirmnt) of Debt -777,537 2,447,227 2,267,310 1,007,930 1,010,262 Price 7,950 9,450 6,900 10,150 10,100 Profitability Ratio Gross Margin 0.23 0.08 -0.12 -0.44 -0.74 Operating margin 1.40 1.57 1.82 2.76 2.88 Net Profit Margin 0.72 0.78 2.39 1.34 1.47 ROE 0.24 0.31 0.87 0.42 ROA 0.13 0.14 0.35 0.18 Liquidity Ratios

Page 129: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

113

Current Ratio 0.91 0.60 0.54 0.77 0.68 Cash Ratio 0.46 0.30 0.27 0.50 0.41 Acid test ratio (Quik ratio) 0.89 0.59 0.52 0.76 0.67 Debt Ratios DER ratio 0.77 1.53 1.66 1.43 1.68 Long time DER 0.30 0.39 0.39 0.31 0.37 Interest coverage ratio 11.67 10.87 13.67 18.43 1.76 Market Ratiios Price to sales ratio 9.74 12.78 11.03 21.08 27.01 Price to earning ratio 13.58 16.32 4.63 15.76 18.46 13.75 Payout ratio 0.49 0.56 0.27 0.47 0.49 0.46 Dividend yield 0.04 0.03 0.06 0.03 0.03 PBV 2.77 4.81 3.96 5.99 7.21 PEG ratio 0.63 0.76 0.22 0.73 Special Ratios & Numbers FCF 12,083,769.00 8,668,442.00 8,323,198.00 12,670,470.00 10,358,560.00

Net Working Capital -1,742,271.00 -

10,707,101.00 -

12,375,841.00 -4,696,534.00 -6,614,893.00 Earning Yield 0.11 0.09 0.12 0.11 0.09 ROC 0.30 0.35 0.38 0.47 0.44 P/FCF 12.94 21.44 16.31 15.95 19.54 Growth & Consistency Revenue Growth 0.21 Revenue Growth Consistency 0.99 Earning Growth 0.01 Earning Growth Consistency 0.00

Page 130: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

114

Lampiran 3 PT Unilever Indonesia: Financial Summary

IDR Millions (Except for per share item) UNVR Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 19,690,239 18,246,872 15,577,811 12,544,901 11,335,241 Cost of goods sold (COGS) 9,485,274 9,205,131 7,946,674 6,247,189 5,704,438 Operating Income 4,542,625 4,214,891 3,431,098 2,777,360 2,435,370 Net Income 3,386,970 3,044,107 2,407,231 1,964,652 1,721,595 Earning per Share 444.72 399.77 315.75 257.74 226.20 Dividend per Share 399.00 320.00 262.00 215.00 200.00 11.3% 26.5% 22.5% 14.1% 18.6% Cash and marketable Securities 317,759 858,322 722,347 437,224 1,014,379 Receivables 1,752,633 1,348,173 993,923 771,174 685,570 Inventory 1,574,060 1,340,036 1,284,659 857,463 763,398 Current Assets 3,748,130 3,601,711 3,103,295 2,694,667 2,604,552 Fixed Assets 4,148,778 3,035,915 2,559,875 2,199,810 1,724,663 Assets 8,701,262 7,484,990 6,504,736 5,333,406 4,626,000 Account payable 1,816,593 1,429,691 1,096,673 864,149 702,144 Current Liabilities 4,402,940 3,589,188 3,091,111 2,428,128 2,057,451 Long-term debt 0 0 0 0 0 Total Debt 190,000 0 0 0 0 Liabilities 4,652,409 3,782,171 3,404,424 2,641,265 2,257,473 Equity 4,048,853 3,702,819 3,100,312 2,692,141 2,368,527 Retained earnings 3,873,119 3,530,519 2,928,012 2,519,841 2,196,227 Outstanding shares 7,630 7,630 7,630 7,630 7,630 Interest Expense 29,927 9,658 0 0 0 Cash Flow from Operations 3,619,189 3,280,710 2,785,785 2,250,013 2,174,808 Capital Expenditures -1,238,520 -563,129 -506,243 -614,134 -341,111 iss (Retirmnt) of Debt 190,000 0 0 0 0 Price 16,500 11,050 7,800 6,750 6,600 Profitability Ratio Gross Margin 51.83% 49.55% 48.99% 50.20% 49.68% Operating margin 23.07% 23.10% 22.03% 22.14% 21.48% Net Profit Margin 17.20% 16.68% 15.45% 15.66% 15.19% ROE 87.39% 89.49% 83.12% 77.64% ROA 42.11% 43.62% 40.67% 39.45% Liquidity Ratios

Page 131: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

115

Current Ratio 0.9 1.0 1.0 1.1 1.3 Cash Ratio 0.1 0.2 0.2 0.2 0.5 Acid test ratio (Quik ratio) 0.5 0.6 0.6 0.8 0.9 Debt Ratios DER ratio 1.1 1.0 1.1 1.0 1.0 Long time DER 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Interest coverage ratio 151.8 436.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Market Ratiios Price to sales ratio 6.4 4.6 3.8 4.1 4.4 Price to earning ratio 37.1 27.6 24.7 26.2 29.2 29.0 Payout ratio 89.72% 80.05% 82.98% 83.42% 88.42% 84.92% Dividend yield 2.42% 2.90% 3.36% 3.19% 3.03% PBV 31.1 22.8 19.2 19.1 21.3 PEG ratio 2.0 1.5 1.3 1.4 Special Ratios & Numbers FCF 2,380,669 2,717,581 2,279,542 1,635,879 1,833,697 Net Working Capital -654,810 12,523 12,184 266,539 547,101 Earning Yield 3.5% 4.8% 5.5% 5.1% 4.6% ROC 130.0% 138.3% 133.4% 112.6% 107.2% P/FCF 52.9 31.0 26.1 31.5 27.5 Growth & Consistency Revenue Growth 14.80% Revenue Growth Consistency 98.13% Earning Growth 18.43% Earning Growth Consistency 98.05%

Page 132: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

116

Lampiran 4 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (Persero): Financial Summary

IDR Millions (Except for per share item) PGAS Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 19,765,716 18,024,279 12,793,849 8,801,822 6,632,006 Cost of goods sold (COGS) 3,506,421 3,128,261 2,909,153 1,922,122 1,428,365 Operating Income 9,035,725 7,676,026 4,657,252 3,081,690 2,393,322 Net Income 6,239,361 6,229,043 633,860 1,164,995 1,892,705 Earning per Share 257.40 261.99 26.16 48.52 83.55 Dividend per Share 144.20 41.74 34.24 41.69 20.93 0.2% 882.7% -45.6% -38.4% 199.7%

Cash and marketable Securities 11,065,595 6,593,237 3,499,801 1,356,950 970,804 Receivables 1,949,894 1,711,200 1,619,734 1,164,222 823,300 Inventory 14,046 14,120 14,522 20,840 22,789 Current Assets 13,858,679 9,262,712 5,196,658 3,686,366 1,977,087 Fixed Assets 16,781,897 17,329,189 17,613,479 16,446,173 13,025,528 Assets 32,087,431 28,670,440 25,550,850 20,444,622 15,113,902 Account payable 643,991 828,311 698,966 1,391,060 221,602 Current Liabilities 4,035,777 3,729,795 3,297,977 3,159,996 1,357,679 Long-term debt 10,742,889 10,605,030 12,900,300 9,961,835 7,501,536 Total Debt 12,788,078 11,716,780 13,412,387 10,265,128 7,791,981 Liabilities 16,986,477 16,938,359 18,475,323 14,507,732 9,537,868 Equity 15,100,954 11,732,080 7,055,257 5,936,890 5,576,033 Retained earnings 10,317,327 8,022,835 2,796,961 2,944,618 2,754,366 Outstanding shares 24,242 24,240 22,965 22,699 22,685 Interest Expense 381,575 576,164 552,682 410,060 248,398 Cash Flow from Operations 9,545,180 6,952,935 3,778,939 2,926,543 2,341,911 Capital Expenditures -1,139,199 -1,799,491 -1,352,737 -2,510,661 -4,684,942 iss (Retirmnt) of Debt 452,699 -51,751 -317,764 1,093,192 -188,044 Price 4,650 3,900 1,860 3,070 2,320 Profitability Ratio Gross Margin 0.82 0.83 0.77 0.78 0.78 Operating margin 0.46 0.43 0.36 0.35 0.36 Net Profit Margin 0.32 0.35 0.05 0.13 0.29 ROE 0.47 0.66 0.10 0.20 ROA 0.21 0.24 0.04 0.08 Liquidity Ratios

Page 133: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

117

Current Ratio 3.43 2.48 1.58 1.17 1.46 Cash Ratio 2.74 1.77 1.06 0.43 0.72 Acid test ratio (Quik ratio) 3.43 2.48 1.57 1.16 1.44 Debt Ratios DER ratio 1.12 1.44 2.62 2.44 1.71 Long time DER 0.71 0.90 1.83 1.68 1.35 Interest coverage ratio 23.68 13.32 8.43 7.52 9.64 Market Ratiios Price to sales ratio 5.70 5.24 3.34 7.92 7.94 Price to earning ratio 18.07 14.89 71.09 63.27 27.77 39.02 Payout ratio 0.56 0.16 1.31 0.86 0.25 0.63 Dividend yield 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 PBV 7.46 8.06 6.05 11.74 9.44 PEG ratio 0.09 0.07 0.36 0.32 Special Ratios & Numbers

FCF 8,405,981.00 5,153,444.00 2,426,202.00 415,882.00 -

2,343,031.00 Net Working Capital 9,822,902.00 5,532,917.00 1,898,681.00 526,370.00 619,408.00 Earning Yield 0.07 0.07 0.08 0.04 0.04 ROC 0.34 0.34 0.24 0.18 0.18 P/FCF 13.41 18.34 17.61 167.56 -22.46 Growth & Consistency Revenue Growth 0.31 Revenue Growth Consistency 0.98 Earning Growth 0.35 Earning Growth Consistency 0.61

Page 134: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

118

Lampiran 5 PT United Tractors Tbk Financial Summary

UNTR Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 37,323,872 29,241,883 27,903,196 18,165,598 13,719,567 Cost of goods sold (COGS) 30,528,174 22,570,824 22,403,992 14,918,211 11,338,614 Operating Income 5,162,521 5,168,744 4,158,663 2,397,187 1,337,118 Net Income 3,872,931 3,817,541 2,660,742 1,493,037 930,372 Earning per Share 1,110.98 1,093.21 834.71 456.93 276.37 Dividend per Share 471.23 336.50 234.13 133.39 142.59 1.5% 43.5% 78.2% 60.5% 45.9% Cash and marketable Securities 1,343,220 2,769,187 3,324,942 1,036,406 914,887 Receivables 5,349,688 4,549,566 3,630,637 3,007,519 2,060,836 Inventory 7,669,789 4,144,024 5,521,368 2,555,024 1,949,226 Current Assets 15,532,762 11,969,001 12,883,590 7,036,656 5,402,542 Fixed Assets 13,261,374 11,835,726 9,505,248 5,527,058 519,154 Assets 29,700,914 24,404,828 22,847,721 13,002,619 11,247,846 Account payable 5,531,387 4,164,316 4,366,722 2,172,727 1,354,254 Current Liabilities 9,919,225 7,225,966 7,874,135 5,238,663 4,049,798 Long-term debt 2,698,843 2,367,322 2,967,353 1,842,476 2,427,932 Total Debt 5,680,355 3,736,038 4,860,354 3,883,699 4,742,246 Liabilities 13,535,508 10,561,118 11,716,114 7,269,284 6,653,409 Equity 16,165,406 13,843,710 11,131,607 5,733,335 4,594,437 Retained earnings 11,139,012 8,896,251 6,243,117 4,320,054 3,240,500 Outstanding shares 3,460 3,460 3,460 3,100 3,100 Interest Expense 207,141 188,467 283,117 415,281 398,847 Cash Flow from Operations 2,423,881 5,101,022 4,253,895 2,657,778 1,623,773 Capital Expenditures -3,357,689 -3,152,732 -5,030,481 -1,241,979 -617,225 iss (Retirmnt) of Debt 1,604,525 -1,032,963 197,896 -1,324,837 -375,236 Price 22,900 14,400 4,225 10,000 6,025 Profitability Ratio Gross Margin 18.21% 22.81% 19.71% 17.88% 17.35% Operating margin 13.83% 17.68% 14.90% 13.20% 9.75% Net Profit Margin 10.38% 13.06% 9.54% 8.22% 6.78% ROE 25.81% 30.57% 31.55% 28.91% ROA 14.85% 16.72% 15.95% 14.71% Liquidity Ratios

Page 135: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

119

Current Ratio 1.6 1.7 1.6 1.3 1.3 Cash Ratio 0.1 0.4 0.4 0.2 0.2 Acid test ratio (Quik ratio) 0.8 1.1 0.9 0.9 0.9 Debt Ratios DER ratio 0.8 0.8 1.1 1.3 1.4 Long time DER 0.2 0.2 0.3 0.3 0.5 Interest coverage ratio 24.9 27.4 14.7 5.8 3.4 Market Ratiios Price to sales ratio 2.1 1.7 0.5 1.7 1.4 Price to earning ratio 20.6 13.2 5.1 21.9 21.8 16.5 Payout ratio 42.42% 30.78% 28.05% 29.19% 51.59% 36.41% Dividend yield 2.06% 2.34% 5.54% 1.33% 2.37% PBV 4.9 3.6 1.3 5.4 4.1 PEG ratio 0.4 0.3 0.1 0.5 Special Ratios & Numbers FCF -933,808 1,948,290 -776,586 1,415,799 1,006,548 Net Working Capital 5,613,537 4,743,035 5,009,455 1,797,993 1,352,744 Earning Yield 5.6% 8.6% 15.8% 6.3% 5.3% ROC 27.4% 31.2% 28.7% 32.7% 71.4% P/FCF -84.9 25.6 -18.8 21.9 18.6 Growth & Consistency Revenue Growth 28.43% Revenue Growth Consistency 96.54% Earning Growth 42.84% Earning Growth Consistency 94.80%

Page 136: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

120

Lampiran 6 PT Gudang Garam Tbk: Financial Summary

IDR Millions (Except for per share item) GGRM Items 2010 2009 2008 2007 2006 Revenue 37,691,997 32,973,080 30,251,643 27,389,265 26,339,297 Cost of goods sold (COGS) 3,007,726 1,958,679 1,990,872 1,786,055 2,526,343 Operating Income 4,542,625 4,214,891 3,431,098 2,777,360 2,435,370 Net Income 4,146,282 3,455,702 1,880,492 1,443,585 1,007,822 Earning per Share 2,154.93 1,796.02 315.75 977.34 750.27 Dividend per Share 650 350 250 250 500 20.0% 83.8% 30.3% 43.2% 44.3% Cash and marketable Securities 1,249,249 1,222,997 1,134,826 486,586 439,140 Receivables 915,004 1,038,958 2,098,598 2,639,274 2,505,726 Inventory 20,174,168 16,853,310 13,528,987 13,502,038 11,649,091 Current Assets 22,908,293 19,548,533 17,008,576 17,124,562 14,815,847 Fixed Assets 7,406,632 7,019,464 6,608,094 6,410,978 6,841,100 Assets 30,741,679 27,230,965 24,072,959 23,779,951 21,773,034 Account payable 375,048 322,781 175,185 223,701 165,244 Current Liabilities 8,481,933 7,961,279 7,670,532 87,753,417 7,855,005 Long-term debt 0 0 0 0 0 Total Debt 2,683,654 3,182,762 4,331,923 4,419,076 4,921,567 Liabilities 9,554,517 8,929,428 8,553,693 9,660,155 8,575,801 Equity 21,197,162 18,301,537 15,519,266 14,119,796 13,157,233 Retained earnings 20,181,418 17,285,793 14,503,522 13,010,923 12,048,360 Outstanding shares 1,924 1,924 1,924 1,924 1,924 Interest Expense 238,285 445,230 553,073 335,210 602,353 Cash Flow from Operations 2,879,598 3,265,201 2,260,895 1,449,178 1,905,618 Capital Expenditures -1,097,169 -874,569 -411,738 -260,998 -114,990 iss (Retirmnt) of Debt -499,108 -1,149,161 -87,642 -502,491 -760,326 Price 40,000 21,550 4,250 8,500 10,200 Profitability Ratio Gross Margin 0.92 0.94 0.93 0.93 0.90 Operating margin 0.12 0.13 0.11 0.10 0.09 Net Profit Margin 0.11 0.10 0.06 0.05 0.04 ROE 0.21 0.20 0.13 0.11 ROA 0.15 0.15 0.09 0.07 Liquidity Ratios

Page 137: Analisis Penentuan Nilai Intrinsik Dan Target Price Pada Saham Lq-45

121

Current Ratio 2.70 2.46 2.22 0.20 1.89 Cash Ratio 0.15 0.15 0.15 0.01 0.06 Acid test ratio (Quik ratio) 0.32 0.34 0.45 0.04 0.40 Debt Ratios DER ratio 0.45 0.49 0.55 0.68 0.65 Long time DER 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Interest coverage ratio 19.06 9.47 6.20 8.29 4.04 Market Ratiios Price to sales ratio 2.04 1.26 0.27 0.60 0.75 Price to earning ratio 18.56 12.00 13.46 8.70 13.60 13.26 Payout ratio 0.30 0.19 0.79 0.26 0.67 0.44 Dividend yield 0.02 0.02 0.06 0.03 0.05 PBV 3.63 2.27 0.53 1.16 1.49 PEG ratio 0.42 0.27 0.30 0.20 Special Ratios & Numbers FCF 1,782,429.00 2,390,632.00 1,849,157.00 1,188,180.00 1,790,628.00

Net Working Capital 14,426,360.00 11,587,254.00 9,338,044.00 -

70,628,855.00 6,960,842.00 Earning Yield 0.05 0.08 0.21 0.11 0.09 ROC 0.21 0.23 0.22 -0.04 0.18 P/FCF 43.18 17.34 4.42 13.76 10.96 Growth & Consistency Revenue Growth 0.09 Revenue Growth Consistency 0.95 Earning Growth 0.42 Earning Growth Consistency 0.94