ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK...
Transcript of ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK...
ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI
WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM
SALATIGA
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh:
SHOLEH
NIM: 201 08 005
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2011
ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI
WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM
SALATIGA
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh:
SHOLEH
NIM: 201 08 005
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir salatiga, Agustus 2011
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di –
Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka
tugas akhir saudara :
Nama : Sholeh
NIM : 201 08 005
Judul : Analisis Pembiayaan Hunian Syariah Bagi Wiraswasta di Bank
Muamalat Indonesia Capem Salatiga
Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.
Demikian untuk menjadikn periksa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbimg
Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag
MOTTO
v Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini.
v Awali dan akhiri segala sesuatu dengan doa, rahmat
Allah SWT selalu bersama kita. v Hidup adalah sebuah pilihan, semua berawal dari diri
sendiri.
PERSEMBAHAN
v Ayah dan ibu tercinta yang selalu
mendoakan serta memberikan
bantuan berupa moril dan materiil.
v Adik ku yang membuat hari – hari
ku lebih berwarna dan telah ku
buktikan bahwa aku bisa.
v Sahabat – sahabat ku yang selalu
member dukungan dan perhatian
padaku.
ABSTRAK
Pendirian Bank Muamalat Indonesia merupakan keingianan masyarakat Indonesia yang telah terealisasi pada prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Cisarua Bogor.
Analisis pemberian pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta di BMI Salatiga membahas tentang porosedur analisa pembiayaan Hunian Syariah dan penyelesaian kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah. Untuk mengetahui prosedur analisa pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta serta penyelesaian kredit macet dalam penelitian ini
Penulis menggunakan metode penelitian berupa wawancara diskripsi dan dokumentasi
Analisa yang dilakukan bagi nasabah yang berlatar belakang wiraswasta meliputi tujuaan, profil nasabah dan usaha, hubungan perbankan, laporan keuangan, kebutuhan pembiayaan, sumber pengembalian dan jaminan. Kemudian dari pihak bank melakukan rapat komite bila pembiayaan disetujui maka langkah selanjutnya adalah perjanjian kontrak dan pencairan dana.
Dalam penyelesaian masalah kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah di BMI Capem Salatiga yaiyu dengan ligitasi dan non ligitasi. Untuk mengatasi kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah pihak bank melakukan pendekatan pada nasabah supaya membayar kewajibanya pada BMI Capem Salatiga. Apabila nasabah tidak mampu membayar maka langkah terakhir adalah menjual rumah yang dijadikan agunan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Rahman lagi
Maha Rahim yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir sebagai suatu syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi Perbankan Syariah.
Penulis menyadari terwujudnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan,
arahan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Mubasirun, M.Ag selaku ketua jurusan Syariah STAIN Salatiga
3. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM selaku Ketua Program Studi D-III
Perbankan Syariah STAIN Salatiga.
4. Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag, selaku pembimbing Tugas Akhir.
5. Seluruh staf dan karyawan STAIN Salatiga.
6. Ibu Suparyati yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
7. Seluruh staf dan karyawan Bank Muamalat capem Salatiga yang telah
mendukung dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materiil
kepada penulis selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan Tugas Akhir
ini.
Semoga segala bud baik pihak yang telah diberikan kepada penulis selama ini
mendapatkan imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan serta kekhilafan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Yaa Rabbal alamiin.
Salatiga, Agustus 2011
Penulis
SHOLEH
NIM : 201 08 005
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
PENGAJUAN TUGAS AKHIR…………………………………………….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………… iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR…………………………………………… iv
MOTTO……………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………... 5
D. Metode Penelitian……………………………………………. 6
E. Sistematika Penulisan………………………………………… 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka……………………………………………….. 11
B. Kerangka Teoritik……………………………………………. 14
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia…………..………………… 37
B. Struktur Organisasi…………………….………………………. 38
C. Visi dan Misi…………………………………………………… 43
D. Produk Bank Muamalat Capem Salatiga…………………….. 43
BAB IV ANALISA
1. Prosedur dan analisa pembiayaan ……………………………...65
2. Penyelesaian pembiayaan bila terjadi macet……………………57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………….……………81
B. Saran……………………………………………………………82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel jenis dokumen yang dipersyaratkan……………………………………. 61
Tabel Neraca…………………………………………………………………... 70
Tabel Laporan Laba/Rugi……………………………………………………… 72
Tabel Analisa Aspek Syariah………………………………………………….. 74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia perekonomian telah menemukan langkah baru untuk
menciptakan kesejahteraan sejati (al-falah) yaitu dengan sistem ekonomi
Islam. Ekonomi Islam sebagai solusi yang mampu menjawab kegagalan
perekonomian yang sedang dilanda krisis global. Ekonomi Islam berbeda
dengan Ekonomi Konvensinal. Setidaknya ada empat landasan filosofi ilmu
Ekonomi Islam yang merupakan paradigma yang membedakan dari ilmu
ekonomi konvensinal. Landasan filosofi tersebut adalah tauhid, keadilan dan
keseimbangan, kebebasan dan tanggung jawab (Nurudin, 2010: 6).
Sistem ekonomi yang dibangaun dengan landasan filosofi yang
semacam ini mungkin akan dapat membangun kembali perekonomian dunia.
Sistem Ekonomi Islam telah membuktikan bahwa kehadiranya mampu
memberikan solusi dari problematika ekonomi sekarang ini. Sistem keuangan
syariah menganggap uang hanya sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
Sebagai alat tukar uang tidak akan menghasilkan nilai tambah apapun kecuali
apabila dikonversi menjadi barang atau jasa.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia merupakan keingianan
masyarakat Indonesia yang telah terealisasi pada prakarsa Majelis Ulama
Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal
19-22 Agustus 1990 di Cisarua Bogor. Ide ini dipertegas kembali dalam
Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 22-
55 Agustus 1990. Pendirian Bank Muamalat mendapat dukungan pengusaha
maupun cendikiawan muslim yang namanya tergabung dalam 227 pemegang
saham pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICMI, untuk selanjutnya
dibentuk Tim Pendanaan, Tim Hukum dan Anggaran Dasar.
Dewasa ini, system perbankan syariah yang merupakan penggerak
ekonomi Islam Indonesia telah mencapai kemajuan yang pesat. Salah salah
satu yang menjadikan penyebab adalah lahirnya UU No. 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah sebagai payung hukum dalam operasional
perbankan syariah di Indonesia. Perbankan Syariah memiliki potensi besar
untuk menjadi prioritas utama bagi masyarakat dalam pilihan transaksi
mereka.
Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia
yang menerapkan pripsip Syari’ah Islam dalam menjalankan operasionalnya.
Produk pendanaan yang ada menggunakan Prinsip Wadiah (titipan),
Murabahah (jual-beli) dan Mudharabah (Bagi-hasil). Sedangkan penanaman
dana menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa.
Dalam sejarah perbankan nasional Bank Muamalat Indonesia
merupakan satu-satunya bank syariah yang berhasil melewati krisis moneter
pada tahun 1997-1998, tanpa membebani negara, tanpa memperoleh obligasi
dan atau program rekapitalisasi. Bank Muamalat memberikan pelayanan
perbankan nasional dan internasional, melalui produk dan jasa layanan yang
aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan serta terus tumbuh secara sehat
dengan kinerja dan reputasi positif. Misinya adalah untuk menjadi role model
Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif
untuk memaksimumkan nilai bagi para stakeholders.
Salah satu bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip Syari’ah
di Indonesia saat ini adalah Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Bank
Muamalat hadir sebagai salah satu lembaga perbankan syari’ah yang mencoba
menepis anggapan dari kebanyakan masyarakat luas yang menganggap bahwa
semua lembaga perbankan menggunakan bunga sebagai hasil dari pemberian
bantuan modal usaha-usaha melalui produk yang ada.
Bentuk- bentuk dari semua pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank
Muamalat merupakan alternative yang dapat diperoleh bagi masyarakat,
terutama umat Islam. Salah satu bentuk produk pembiayaan yang ditawarkan
adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang (murabahah) ,
bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan ini
dilakukan oleh pihak penyandang dana (shahibul mall) yaitu pihak bank,
dengan ketentuan dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang
kepada calon pembeli kemudian penjual mensyaratkan atasnya laba atau
keuntungan dalam jumlah tertentu.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang memuaskan nasabahnya,
Bank Muamalat berusaha untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi
kebutuhan nasabahnya sesuai dengan syariah Islam. Salah satu kebutuhan
manusia yang sangat penting adalah papan atau tempat tinggal. Rumah adalah
surga bagi keluarga, memiliki sebuah rumah adalah idaman semua keluarga.
Namun karena keberadaan lahan yang sekarang ini semakin menyempit dan
harganya menjulang tinggi yang dikarenakan persaingan manusia yang
semakin bertambah, bisa dipastikan dalam tahun ketahun harganya pasti akan
semakin mahal. Dalam mewujudkan keinginan untuk memiliki rumah para
keluarga berusaha menabung untuk membeli rumah tapi seringkali selalu
mengalami kesulitan dalam membeli rumah dikarenakan harga yang semakin
naik dari tahun ketahun.
Sebagai salah satu pemeran perekonomian negara Bank Muamalat
juga ikut andil dalam mewujudkan kesejahteraan umat. Dengan adanya
produk pembiayaan Hunian Syariah masyarakat akan lebih mudah
mendapatkan rumah dengan mengajukan pembiayaan pada Bank Muamalat.
Dalam pengajuan pembiayaan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan
tidak tetap/ wiraswata dibedakan atas persyaratan pembiayaanya. Untuk
menangani pembiayaan yang berlatar belakang penghsilan tidak
tetap/wiraswasta pihak bank harus lebih teliti dalam mensurfei dan
menganalisa secara tepat agar pembiayaan tersebut nantinya bisa berjalan
dengan semestinya.
Berangkat dari latar belakang masalah yang ada di atas maka maka
dalam penulisan Tugas Akhir penyusun akan membahas tentang “Analisis
Pembiayaan Hunian Syariah bagi Wiraswasta pada Bank Muamalat Capem
Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka di dalam
pembahasan tugas akhir ini penyusun mengidentifikasikan dalam bentuk
rumusan masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur dan analisa pembiayaan Hunian Syariah bagi
wiraswasta di BMI Cabang Pembantu Salatiga?
2. Bagaimana penyelesaian msalah kredit macet pada pembiayaan Hunian
Syariah di BMI Cabang Pembantu Salatiga?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui prosedur dan analisa pembiayaan hunian syariah
bagi wiraswasta di BMI Cabang Pembantu Salatiga.
b. Untuk mengetahui cara penyelesaian kredit macet pada pembiayaan
hunian syariah di BMI Cabang Pembantu Salatiga.
2. Kegunaan
a. Bagi Penulis
1) Menambah wawasan tentang perbankan syariah Indonesia.
2) Mempraktekkan teori tentang perbankan syariah yang telah
dipelajari di bangku perkuliahan.
3) Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program DIII
Perbankan Syariah.
b. Bagi lembaga pendidikan (STAIN)
1) Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan
referensi bagi para penulis lain.
2) Membantu mengembangkan perbankan syariah yang telah ada di
Indonesia yang saat ini masih dalam pertumbuhan.
3) Membantu memperjuangkan syariah islam dalam bermuamalah.
c. Bagi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga
1) Memberikan masukan melalui saran dan kritik yang bermanfaat
dan membangun.
2) Membantu mengambil kebijakan pelaksanaan kerja perusahaan
sebagai bank syariah yang baru saja beroperasi pertama di kota
Salatiga.
3) Membantu mensosialisasikan produk- produk Bank Muamalat
Indonesia.
D. Metode Penelitian
1. Penelitian
Penenilitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang
Pembantu (Capem) Salatiga. yang beralamat di Jl. Sukowati Kelurahan
Kalicacing Sidomukti Salatiga dengan nomor telepon dan atau faximile
(0298)315937, 315939.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode wawancara
Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau
informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk di
jawab lisan pula (Suharsimi Arikunto: hal. 62). Metode ini penulis
gunakan untuk mengumpulkan data informasi dengan mengajukan
pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang bergerak
dibidangnya untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
peneliti.
Pada metode wawancara ini peneliti menggunakan jenis
wawancara berstruktur yaitu percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2002: 135).
b. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu
yang berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari
tambahan data yang kongkrit tentang yang sedang di teliti yang
diperoleh dari catatan sebuah dokumen dan data-data di Bank
Muamalat Indonesia Capem Salatiga.
c. Deskriptif
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti yang bertujuan
untuk menggambarkan dan mengembangkan suatu keadaan.
3. Sumber Data
a. Data primer
Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara
langsung dari sumber dimana penelitiaan berlangsung dengan
melakukan observasi dari obyek yang diamati.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi
kepustakaan dan perundang-undangan yang ada hubunganya
dengan masalah yang diteliti berupa buku- buku yng berkaitan
dengan hal obyek yang diteliti
4. Teknik Analisa Data
Langkah analisa data dimulai dengan cara menelaah seluruh data yang
ada yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
pengamatan yang ditulis, dokumentasi dan sebagainya.
Setelah semua dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya adalah
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi
merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan
yang diperlukan.
Kemudian menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian
dikategorikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori
selanjutnya dilakukan sambil membuat coding. Tahap akhir analisis data
ini adalah mengadakan pemekrisaan keabsahan data.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II Berisi tentang telaah pustaka dan landasan teori membahas
tentng, pengertian pembiayaan, pengertian pembiayaan hunian
syariah, pengertian analisis, pengertian analisis pembiayaan
dan pengertian wiraswasta.
BAB III Laporan Obyek, disini akan membahas tentang Profil dari
Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamalat Cabang Pembantu
Salatiga, sejarah pendirian Bank Muamalat Cabang Pembantu
Salatiga, visi dan misi, organisasi perusahaan meliputi struktur
organisasi dan deskripsi kegiayatan, konsep dasar operasional
Bank Muamalat Indonesia, kegiatan operasional Bank
Muamalat Indoneisia serta Produk- produk Bank Muamalat
Indonesia Cabang Pembantu Salatiga.
BAB IV Membahas tentang prosedur dan analisis pemberian
pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta BMI Cabang
Pembantu Salatiga. Membahas penyelesaian kredit macet pada
pembiayaan Hunian Syariah di BMI Cabang Pembantu
Salatiga.
BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Lembaga keuangan perbankan memiliki peran amat penting dalam
perekonomian suatu Negara. Perbankan menpunyai kegiyatan yang
mempertemukan pihak yang yang membutuhkan dana (borrowe) dan pihak
yang kelebihan dana (supliyer). Melalui usaha perkreditan bank berusaha
memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya. Sedangkan dengan
kegiyatan penyimpanan dana, bank menawarkan kepada masyarakat akan
keamanan dananya dengan jasa lain yang akan diperoleh (Julius R
Latumaerissa, 1991: 1).
Mengelola lembaga keuangan Syariah memang harus berbeda dengan
mengelola lembaga konvensional Bank Syariah dengan system bagi hasil
dirancang untuk membina kebersamaan dalam menanggung resiko usaha.
Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan Syariah Islam ditentukan
oleh hak akad yang terdiri dari lima konsep berdasarkan aqad. Bersumber dari
lima konsep dasar inilah dapat diketemukan produk- produk lembaga keuangan
syariah. Kelima konsep tersebut adalah sistem simpanan, bagi hasil, margin
keuntungan, sewa dan jasa (Muhammad, 2002: 84).
Di dalam penelitian Zaifah menjelaskan bahwa di Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Surakarta, pelaksanaan pembiayaan Griya (KPRS) dilakukan
dengan menggunakan skim Murabahah yaitu akad perjanjian jual beli atas
rumah antara bank selaku penyedia dan nasabah yang memesan, untuk membeli
rumah dengan cara pembayaran dapat dilakukan secara lumsum dengan cara
angsuran. Dalam jual beli tersebut bank akan memperoleh keuntungan dari
margin yang telah ditentukan dengan kesepakatan bersama bank dan nasabah
(Zaifah, 2008: 9).
Menurut Innayah dalam tugas akhirnya yang berjudul mekanisme
pembiayaan “KPRS Non Subsidi” pada bank BTN Sabang Solo. Pembiayaan
KPRS digolongkan menjadi dua yaitu pembiayaan KPRS perorangan. Yang
dimaksud dengan pembiayaan KPRS perorangan adalah pembiayaan akan
kepemilikan rumah yang dilakukan Nasabah secara perorangan atau individu
baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap. Dalam pembiayaan ini
dapat dilakukan secara lumsum atau angsuran. Pembiayaan KPRS kolektif
adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara
kolektif dari suatu perusahaan atau instansi. Pembiayaan ini terdiri dari
beberapa orang pemohon yang memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan.
Pembiayaan KPRS non subsidi merupakan pembiayaan kepemilikan rumah
yang diberikan oleh Bank BMI dalam rangka memfasitasi kepemilikan atau
pembelian rumah yang dibangun oleh pengembang atau developer dengan tidak
menggunakan fasilitas subsidi perumahan dari pemerintah. Pembiayaan KPRS
non subsidi yang diberikan oleh bank kepada nasabah ini digunakan untuk
membeli rumah dan tanahnya untuk dimiliki dan digunakan sendiri, dengan
akadnya pembiayaan KPRS ini dengan menggunakan prinsip murabahah atau
jual beli (Innayah, 2007:6).
Di dalam penelitian Taufiq yang berjudul “Prosedur Realisaai
Pembiayaan KPR Perorangan Bersubsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang
Syariah Solo” pembiayaan KPR diperuntukkan kepada nasabah secara
perorangan atau secara kolektif, dan bagi Nasabah berpenghasilan tetap
maupun tidak tetap (wiraswasta). Realisasi pembiayaan KPR perorangan dapat
dilakukan dengan menggunakan duafasilitas perorangan Bersubsidi dan fasilitas
Non Subsidi (Taufiq, 2008: 8).
Di dalam penelitian Niya Resti Ikasari berisi tentang prosedur atau
mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah yang dilalui dalam
pengajuan pembiayaan. Adapun proses dan langkah yang harus dilalui dalam
pembuatan akad pembiayaan musyarakah wal ijarah al-muntahiya bit-tamlik
pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dilakukan denagan beberapa tahap
yaitu: pertama, prosedur pengajuan pembiayaan. Kedua, prosedur analisa
pembiayaan. Ketiga, tahap realisasi pembiayaan. Keempat, tahap prosedur
pengembalian pembiayaan. Pelaksanaan bagi hasil pada pembiayaan KPRS
dilakuka sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan pada awal pembuatan akad
(Resti, 2008:10).
Menurut penulis Pembiayaan KPRS atau Pebiayaan Hunian Syariah
yang ada di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga adalah pembiayaan
yang bertujuan untuk memiliki rumah. Dalam memberiakn pembiayaan Hunia
Syariah pihak Bank Muamalat Capem Salatiga Sangat hati-hati agar
pembiayaanya lancar sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati.
B. Kerangka teoritik
1. Pembiayaan
a. Pengertian pembiayaan
Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan Bank Syariah
kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana
yang telah dikumpulkan Bank Syariah dari masyarakat yang surplus
dana (Muhammad, 2001: 10).
Pembiayaan juga sering disebut dengan pemberian kredit. Dalam
bahasa latin kredit disebut “credete’ yang artinya percaya. Maksudnya
si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit
yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan
bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut
sesuai jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk menyakinkan bank
bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit
diberikan terlebih dahulu bank melakukan analisa kredit. Analisa
kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta factor- factor lainnya. Tujuan
analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-
benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah
memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya
tidak layak. Kemudian jika salah dalam menganalisis maka kredit
yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga
akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor analisis
ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab
lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak
dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau gemapa bumi
atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan usaha yang dibiayai.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan No. 10
tahun 1998 adalah penyediaan uang yang dapat dipersamakan denga
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Sedangkan Pengertian pembiayaan adalah penyediaaan uang atau
tabungan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil.
Dari pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur
dengan uang. Contoh berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya
bank membiayai kredit untuk pembelian rumah. Kredit ini berarti
nasabah tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar
langsung ke developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah
tersebut setiap bulan. Kemudian adanya kesepakatan antara bank
(kreditur). Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur)
dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit
tercakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, termasuk jangka
waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan
masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang
telah dibuat bersama (Kasmir, 2008: 103).
b. Unsur- Unsur Pembiayaan.
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan
kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan
menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk
membicarakan unsur- unsur yang terkandung di dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
1) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi
kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau
jasa) benar- benar diterima kembali dimasa yang akan datang
sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank
sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani
dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan harus
dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam
tentang kondisi suatu nasabah, baik secara interen maupun
eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon
kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan
etikat baik nasabah terhadap bank.
2) Kesepakatan
Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan sipenerima kredit.
Kesepakatan ini dituangka dalam satu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibanya masing-
masing. Kesapakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit
dan ditandatangani oleh kedua belah poihak sebelum kredit
dikucurkan.
3) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tertsebut bisa dibentuk jangka pendek (di
bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka
panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu
pengambilan angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah
pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang
sesuai kebutuhan.
4) Resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengambilan kredit akan
memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet
pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu
kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang di sengaja
oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya
karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah, sehingga
nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.
5) Balas jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan
atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas
jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalm
bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya
administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi
bank yang berdasarkan prisip syariah balas jasanya ditentukan
sebagai bagi hasil. (Kasmir, 2008: 105).
c. Tujuan dan Fungsi Pembiayaaan
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang
hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri.
Tujuan pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank
tersebut didirikan.
Dalam prakteknya pemberian suatu kredit sebagai berikut:
1) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh
keuntungan. Hasil keuntungan tersebut diperoleh dalam bentuk
bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan
ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu
keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang
terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank
tersebut akan terlikuidir (dibubarkan). Oleh karena itu sangat
penting bagi bank untuk memperbesar keuntungannya mengingat
biaya operasinal bank juga relative cukup besar.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah
yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi atupun modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik
bank maupun nasabah sma-sama diuntungkan.
3) Membantu pemerintah
Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai
bidang. Bagi oemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
meningkatkan pembangunan diberbagai sektor riil. (Kasmir, 2008:
106).
d. Jenis- jenis Kredit
1) Dilihat dari segi kegunaan
a) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang
biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau keperluan rehabilitasi.
b) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan
untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
2) Dilihat dari segi tujuan kredit
a) Kredit produktif
Kredit Yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untu menghasilkan
barang atau jasa.
b) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada petambahan barang dan jasa
yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau di
pakai oleh seseorang atau suatu badan usaha.
c) Kredit perdagangan
Merupakan kredit yang di berikan kepada pedagang
dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdaganganya
seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3) Dilihat dari segi jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
darin satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya
digunakan untuk keperluan modal kerja.
b) Kredit jangka menengah
Jangka wakyu kreditnya bekisar antara satu tahun
sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan
untuk melakukan investasi.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembalianya paling
panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembalianya di atas
lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang
seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan
untuk kredit konsumtif seperti krerdit perumahan.
4) Dilihat dari segi jaminan
a) Pembiayaan dengan jaminan
Merupakan pembiayaan yang diberikan dengan suatu
jaminan tertentu baik berupa barang berwujud ataupun tidak
berwujud.
b) Pembiayaan tanpa jaminan
Merupakan pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Pembiayaan ini diberikan dengan
meliahat prospek, karakter serta loyaliatas si calon debitur
selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. (Kasmir,
2008: 12).
e. Jaminan Kreditr
Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon
debit oleh debitur adalah sebagai berikut:
1) Jaminan dengan barang-barang seperti:
a) Tanah.
b) Bangunan.
c) Kendaraan bermotor.
d) Mesin- mesin/peralatan.
e) Barang dagangan.
f) Tanaman/kebun/sawaha berharga.
g) Barang-barang berharga lainya.
2) Jaminan surat berharga
a) Sertifikat Saham.
b) Sertifikat Obligasi.
c) Sertifikat Tanah.
d) Sertifikat deposito.
e) Promes.
f) Wesel.
g) Dan surat berharga lainya.
3) Jaminan orang atau perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau
perusahaan kepada bank terhadap fasilitas kredit yang
diberikan. Apabila kredit tersebut macet atau perusahaan
yang memberikan jaminan itulah yang diminta
pertanggungjawabanya atau menanggung resikonya.
4) Jaminan asuransi
Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak
asuransi, terutama terhadap phisik obyek kredit, seperti
kendaraan, gedung dan lainya. Jadi apabila terjadi
kehilangan atau kebakaran, maka pihak asuransilah yang
akan menanggung kerugian tersebut. (Kasmir 2003:81).
f. Dilihat dari segi akad
1) Pembiayaan Mudharabah
Merupakan akad kerjasama yang dilakukan antara dua orang
atau lebih, dimana pihak pertama sebagai penyedia seluruh dana
dan pihak lainya sebagai pengelolanya.
2) Pembiayaan Musyarakah
Merupakan akad usaha yang dilaksanakan antara dua atau
lebih, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung besama sesuai denagan kontribusi dana yang diberikan.
3) Pembiayaan Murabahah
Merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan
nasabah. Bank bertindak sebagai penjual sedangkan nasabah
sebagai pembeli.
4) Pembiayaan al Qardul- Hasan
Merupakan pinjaman lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut
mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.
g. Pengertian akad al-Murabahah
Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al_murabahah
penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan menentukan
sutu tingkat keuntungan sebagai tambahanya. Mislnya pedagang
eceran membeli computer dari grosir dengan harga Rp 10.000.000,00,
kemudian ia menambahkan keuntungan besar Rp 750.000,00 dan ia
menjual kepada si pembeli dengan harga Rp 10.750.000,00. Pada
umumnya, si pedagang eceran tidak akan memesan dari grosir
sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah
menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan
diambil pedagangn eceran, serta besarnya angsuran kalau memang
akan dibayar secara angsuran.
Bai’ al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara
pemesanan daan biasa disebut sebagai murabahah ke pada pemesan
pembelian (KPP).
Landasan Syariah
1) Al-Qur’an
…وَأَحَلَّ اللَّھُ الْبَیْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا …
“… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba… “ (al-Baqarah: 275)
2) AL-Hadist
Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw.
Bersabda,”Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan:
jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah) dikutip dari (
Antonio Syafi’I, 2001:102).
Syarat Bai’ al- Murabhahah
1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
3) Kontrak harus bebas dari riba.
4) Penjual harus menyampaiakn semua hal yang barkaitan
tentang pembelian, misalnya jika pembelian secara utang.
Secara prinsip, jika syarat 1 dan 4 tidak dipenuhi, pembeli
memiliki pilihan:
1) melanjutkan pembelian seperti apa adanya,
2) kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan
atas barang yang di jual,
3) membatalakan kontrak.
Jual beli secara al- Murabahah di atas hanya untuk barang atau
produk yang telah dikuasai atu dimiliki oleh penjual pada waktu
negosiasi dan berkontrak. Bila produk tersebut tidak dimiliki penjual,
sistem yang digunakan adalahmurabahah kepada pemesan pembelian.
Hal ini namakan demikian karena si penjual semata- mata mengadakan
barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli yang memesanya(
Antonio Syafi’i, 2001:103 ).
2. Pengertian Pembiayaan Hunian Syariah
Pembiayaan hunian syariah adalah pembiayaan kepemilikan rumah
syariah yang diterbitkan oleh BMI dalam rangka memfasilitasi
kepemilikan atau pembelian rumah yang dibangun oleh pengembang atau
developer. Pembiayaan hunian syariah ini menggunakan akad murabahah
(jual beli) yang diperuntukan bagi pemohon atau calon nasabah yang
memenuhi persyaratan dengan tujuan untuk membeli rumah beserta
tanahnya untuk dimiliki dan dipergunakan sendiri.
3. Pengertian Analisis
Menurut bahasa analisa atau analisis adalah kajian yang
dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa
tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata
analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di
laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) analisis ana.li.sis (1)
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb); (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) penyelidikan
kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya; (4)
penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; (5) pemecahan persoalan yang
dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
4. Analisis Pembiayaan
Prinsip-prisip Pembelian Kredit Pendekatan analisa pembiayaan
merupakan focus dan hal terpenting di dalam pengembalian keputusan
pembiayaan karena sangat menentukan kualitas pembiayaan serta
kelancaran.
Guna menilai layak tidaknya usulan pembiayaan, pada umumnya
digunakan FILOSOFI Tiga pilar dan 5C.
Filosofi tiga pilar kelayakan usaha nasabah meliputi:
Kredibilitas Manajemen:
a. Kejujuran Iktikad baik Key person dari nasabah/character.
b. Kemanpuan mengelola usaha key person/capabiolity.
c. Kemampuan membayar kembali pembiayaan (repayment
capacity):
1) Kemampuan usaha nasabah Untuk menghasilkan laba dari
produk dan jasa yang dijalankan oleh nasabah.
2) Maajemen arus kas usaha nasabah dimasa lalu (historical cash
flow ), termasuk peroyeksi arus khas (projected cash flow)
dimasa mendatang merupakan ukuran utama kemampuan
nasabah dalam membayar kembali pembiayaan.
3) Jaminan yang diserahkan:
a) Harga jual kembali agunan.
b) Kemudahan dokumen menjual agunan.
c) Kelengkapan dan keabsahan agunan.
Prinsip Analisa 5 C
a. Character
Penilaian karakter nasabah adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana itikad nasabah untuk memenuhi kewajibanya (willingness
to pay) dan untuk mengetahui moral, watak maupun sifat- sifat pribadi
yang positif dan kooperatif termasuk di dalamnya ketaatan terhadap
ketentuan syarat bagi yang muslim.
Karakter merupakann factor yang dominan dan peting sebab
walaupun nasabah cukup mampu untuk menyelesaikann utangnya,
tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa
berbagai kesulitan bagi bank dikemudian hari.
Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari
calob nasabah tersebut, dapat di tempuh melalui upaya antara lain:
1. Meneliti riwayat hidup calon nasabah.
2. Verifikasi data dengan melakukan interview.
3. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya.
4. Bank Indonesia cheking dan meminta dan meminta informasi antar
bank.
5. Mencari informasi atau trade checking kepada asosiasi- asosiasi
usaha di mana calon nasabah berada.
6. Mencari informasi tentang gaya hidup dan hobi calon nasabah.
b. Capacity
Yaitu kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha guna
mempeoleh laba yang diharapkan sehingga dapat mengembalikan
pengembalika pembiayaan yag diterima.
Pengukuran capacity dilakukan melalui berbagai pendekatan
berikut ini :
1) Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukan perkembangan dari wktu kewaktu (minimal 2 tahun
terakhir)
2) Pendekatan profesi, yaitu menilai latar belkang pendidikan para
pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan- perusahaan
yang menghendaki keahlian teknologi tinggi atau perusahaan yang
melakukan profesionalisme tinggi.
3) Pendekatan Yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang
diwakilinya untuk mengadakan perjanjian pembiayaan dengan
bank.
4) Pendekatan manajerial, yaitu sejauh mana track record
kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.
5) Pendekatan teknis, Yaitu menilai sejauh mana kemaampuan
nasabah mengelola factor- factor produksi seperti tenaga kerja,
administrasi keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan
merebut pasar.
c. Capital
Adalah menilai jumlah modal sendiri yang di investasikan
nasabah dalam usahanya termasuk kemampuan untuk menembah
modal apabila di perlukan sejalan dengan perkembangan usahanya.
d. Condition
Yaitu kondisi usaha nasabah yang dipengaruhi oleh situasi
social dan ekonomi. Conditon dipengaruhi antara lain :
1) Perturan- peraturan pemerintah
2) Situasi, politik, dan perekonomian dunia
3) Kondisi ekonomi yang mempengaruhi pemasaran, produksi,
dan keuangan.
e. Collateral
Adalah asset atau barang- barang yang diserahkan nasabah
sebagai agunan atau jaminan terhadap pembiayaan yang diterimanya.
Collateral tersebut dinilai untuk mengetahui sejauhmana
resiko kewajiban financial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap
jaminan meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan, dan status
hukumnya.
Penilian terhadap collateral dapat ditinjau datri dua segi
sebagai berikut:
1. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang yang digunakan.
2. Segi yuridis, yaitu apakah jamiminan tersebut memenuhi sysrat
syarat yuridis untuk dipakai sebagai jaminan.
Menilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia
jalankan.
Selain 5 C di atas, harus ada penilaian kredit dengan analisa 7
P sebagai berikut :
1) Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalu.
2) Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan
modal, loyalitas serta karakternya.
3) Perpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4) Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospeck atau tidak.
5) Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6) Profitability
Menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7) Protection
Bertujuan menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. (Kasmir, 2003).
5. Pengertian Wiraswasta
Dalam kamus besar bahasa indonesia orang yg pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya.
Istilah wirausaha identik dengan wiraswasta, kata wiraswasta
berasal dari kata wira yang berarti utama, gagah, luhur dan berani. Dan
swa yang berarti sendiri, kata sta yang berarti berdiri dan kata swasta
yang berarti berdiri diatas kaki sendiri.
Bertolak dari asal kata tersebut, wirausaha dapat diartikan sebagai
suatu keberanian untuk memulai usaha atas kekuatan diri sendiri.
Vernon A Musselman dan John H Jackson mengatakan bahwa
wirausaha (wiraswasta) adalah menginvestasikan dan mempertaruhkan
waktu, uang dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil. Dalam definisi itu, ada kata mempertaruhkan
uang, waktu dan usaha. Jadi dalam konsep wirausaha terdapat
kemauan menanggung resiko dan keberanian memulaiusahaMenurut
kamus besar bahasa Indonesia, seorang wirausaha adalah orang yang
pandai mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untk pengadaan produk baru, memasarkan produk
baru dan mengatur permodalan perusahaan.
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-
and-opportunities/2101736-pengertian-wirausaha-dan-
wirausahawan/#ixzz1UW3EwMYv
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga merupakan salah satu
bentuk nyata perkembangan Bank Muamalat Indonesia. PT Bank Muamalat
Indonesia berdiri di Indonesia pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1
November 1991. Pendirian bank syari’ah pertama di Indonesia ini diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cendikiawan Muslim, serta pemerintah
Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 27 Syawal
1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia (ICMI), beberapa pengusaha muslim, serta masyarakat umum.
Maka bank syari’ah pertama di Indonesia didirikan.
Dalam rangka memperluas jaringan, Bank Muamalat Indonesia
membuka kantor- kantor cabang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah
satu kantor cabang yang didirikan adalah kantor cabang Semaramg. Karena
kinerja yang terus meningkat, maka Bank Muamalat Indonesia membuka
kantor cabang pembantu. Salah satu kantor cabang pembantu yang telah
dibuka adalah bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga.
Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga berada di Jalan Sukowati
No. 19 C Kelurahan. Kali Cacing, Sidomukti Salatiga yang berdiri dengan
melakukan soft opening pada tanggal 31 Desember 2009 dan mulai beroperasi
pada tanggal 01 Januari 2010.
B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Capem Salatiga
\
PIC
BS NBS
Driver
Front Line
Lending Officer ( AO)
OB Office Boy
Security
AM
Funding Officer (FO)
Back Office (BO)
Custamer service
(CS)
Teller
a. PIC
1. Memimpin jalannya Bank Muamalat sesuai dengan tujuan dan selalu
mengacu pada visi dan misi yang ingin dicapai.
2. Membuat rencana kerja dan laporan secara periodik.
3. Mengendalikan dan mengurus proses harian dan menejemen bank.
b. CS
1. Menjelaskan produk dan jasa kepada calon nasabah yang datang atau
berkonsultasi melalui telepon.
2. Melayani pembukaan, penutupan, maupun perubahan rekening dan
memastikan bahwa semua sudah sesuai dengan standar perusahaan.
3. Menangani keluhan nasabah.
4. Menawarkan kepada nasabah produk atau jasa lain yang ada pada bank
Muamalat Indonesia Capem Salaiga ( cross selling ).
5. Memonitor dan menyimpan warkat, buku tabungan dan kartu ATM ke
dalam khasanah.
6. Melakukan koordinasi dengan bagian lain.
7. Mengerjakan instruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
c. Teller
1. Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan peenarikan
uang.
2. Mengatur dan memelihara saldo atau posisi uang kas yang ada dalam
tempat khasanah.
3. Melayani penyetoran pindah buku dan transfer.
4. Melayani penyetoran warkat kliring.
5. Melayani penarikan uang secara tunai.
6. Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan pekerjaan
d. BO ( Beck Office )
1. Melakukan instruksi pencairan deposito.
2. Memeriksa setoran kliring.
3. Membuat kredit nota atau instruksi yang diterima.
4. Laporan pemakaian materi terapan.
5. Mengimput transaksi harian.
6. Pencadangan biaya- biaya.
7. Mendebet rekening nasabah.
e. AM ( Account Manager )
1. Mencari nasabah funding maupun lending.
2. Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan
nasabah seperti:
a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah.
b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu memberikan
solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa.
3. Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan
keputusan pembiayaan.
4. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap
pembiayaan yang telah diberikan.
5. Melayani, menerima tamu ( calon nasabahh atau nasabah ) secara aktif
yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.
6. Menyusun strategi planning dan selaku marketing/ sosialisasi nasabah
baik dalam rangka peghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian
pembiayaan secara efektif dan terarah.
7. Berkewajiban untuk meningkakan mutu pelayanan perbankan terhadap
nasabah maupun calon nasabah.
8. Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk
membantu kelancaran tugas sehari- hari.
f. Security
1. Membukakan pintu apabila ada nasabah yang dating.
2. Menjaga keamanan dan tata tertib kantor.
3. Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta
perlengkapan/ perbekalan kantor.
4. Membantu dalam melayani nasabah.
g. OB ( office Boy )
1. Bertanggung jawab atas kebersihan kantor.
2. Menyediakan makanan dan minuman bagi karyawan yang ada di kantor.
3. Pembantu umum.
4. Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta
perlengkapan/ perbekalan kantor.
h. Driver
1. Mengantar jemput para kru dalam melaksanakan tugas.
2. Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalam keadaan siaga.
Daftar nama kru di Bank Muamala Capem Salaiga sebagai berikut :
a. PIC : Suparjati
b. AM : Intan Kusumawati
c. FO : Fadjar Achmar
d. BO : Joko Muryanto
e. Teller : Rita Sumartini
f. CS : Rafika Dini
g. Security : Ismanto
h. Driver : Ilya Ardiana
i. OB : Acep Analdi
C. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi bank syari’ah di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di
pasar rasional.
2. Misi
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
D. Produk- Produk BMI
1. Produk Pendanaan
a. Giro Muamalat
Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang
memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi
keuangan personal Anda. Giro muamalat ini terdiri Dari giro muamalat
perorangan dan giro muamalat institusi.
Peruntukkan: Perorangan usia 18 tahun ke atas.
Fitur Unggulan:
1) Gratis biaya administrasi.
2) Gratis tarik tunai di semua ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM
Bersama.
3) Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan
(kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama).
Fitur Umum:
1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah (titipan).
2) Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar.
3) Saldo minimum : Rp 500.000/ US$ 500 (perorangan) dan Rp
1.000.000/ US$ 1.000 (institusi).
4) Biaya penutupan : Rp 50.000Biaya buku Cek dan Bilyet Giro : Rp
3.000/lembar.
Manfaat:
1) Fasilitas Cek dan Bilyet Giro.
2) Fasilitas Kliring dan RTGS.
3) Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam.
4) Fasilitas Kartu SHAR-e yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit.
5) Fasilitas pengiriman account statement per bulan.
6) Online di seluruh outlet Bank Muamalat.
7) Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh.
8) Aman dan terjamin.
Syarat (perorangan):
1) WNI : KTP/SIM/Paspor dan NPWP yang masih berlaku.
2) Biaya materai Rp 6.000 (untuk formulir pembukaan).
3) Setoran awal minimum : Rp 500.000/ US$ 500.00,-
Syarat :
1) NPWP institusi yang masih berlaku.
2) Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada).
3) Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika
dibutuhkan) yang masih berlaku.
4) Data- data pengurus perusahaan.
5) Biaya materai Rp 6.000 (untuk formulir pembukaan).
6) Setoran awal minimum : Rp 1.000.000/ US$ 1.000
b. Tabungan iB Muamalat
Tabungan iB Muamalat adalah tabungan syariah yang sepenuhnya
dikelola dengan akad mudharabah muthlaqah atau bagi hasil. Bebas riba dan
menenangkan.
Syarat pembukaan rekening Tabungan Muamalat:
1. WNI : KTP/SIM/paspor yang masih berlaku.
2. WNA : Paspor yang masih berlaku.
Keunggulan Tabungan iB Muamalat.
1. Gratis biaya administrasi untuk saldo rata-rata > Rp 2 juta
2. Setoran pembukaan yang terjangkau.
3. Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima,
ATM Bersama.
4. Fasilitas Debet di seluruh EDC merchant BCA/ Prima.
5. Dapat melakukan penyetoran di Kantor Pos (SOPP).
6. Tanpa saldo minimum.
7. Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam hingga Rp 50 juta/ hari.
8. Gratis biaya penutupan rekening.
9. Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan
(kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama).
10. Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari.
c. TabunganKu
Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Syarat dan Ketentuan
Pembukaan Rekening:
1. Tabungan perorangan dengan prinsip titipan (wadiah).
2. Memiliki bukti identitas sebagai Warga Negara Indonesia .
3. Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status
“dan/atau”.
4. Satu orang hanya memilki 1 rekening di bank Muamalat untuk produk
yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak
yang masih di bawah perwalian.
5. Melengkapi dokumen pembukaan rekening.
6. Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang tua
atau wali siswa dengan sistem QQ.
d. Tabungan Haji Arafah
Adalah tabungan yang membantu dalam merencanakan ibadah haji
dengan setoran yang terjangkau untuk mendapatkan porsi haji karena
terhubung langsung dengan SISKOHAT Kementerian Agama.
Keunggulan Tabungan Haji Arafah
1. Gratis asuransi jiwa.
2. Gratis biaya administrasi.
3. Gratis biaya penutupan rekening (jika setelah penyetoran porsi Haji).
4. Gratis biaya penyetoran otomatis (autodebet) dari rekening Bank
Muamalat lainnya.
5. Mendapatkan tabel perencanaan setoran.
e. Tabungan Muamalat Umroh
Tabungan Muamalat umroh merupakan tabungan yang digunakan
untuk merencaakan keberangkatan Umroh di masa yang akan datang. Dalam
tabungan muamalat umroh, terdapat setoran rutin yang harus disetor oleh
nasabah. Sehingga dapat ditentukan target dan juga jangka waktu yang dapat
dicapai oleh nasabah.
Keunggulan tabungan muamalat umroh sebagai berikut :
1. Mendapatkan fasilitas tabel perencanaan setoran.
2. Layanan CallCenter 24 jam.
3. Mendapatkan bagi hasil bulanan dari total dana yang ada.
4. Online di seluruh outlet Bank Muamalat, sehingga memudahkan
nasabah dalam melakuan transaksi.
5. Tersedia fasilitas Pembiayaan Umroh hingga plafond: Rp 35 juta.
6. Jaringan rekanan travel Umroh di seluruh Indonesia, sehingga nasabah
merasa tenang dengan biri pemberangkatan umroh.
7. Aman dan terjamin.
f. Tabungan Ummat
Tabungan Ummat merupakan bentuk tabungan yang dengan akad
mudharabah mutlaqoh. Prinsipnya hamper sama dengan tabungan iB
muamalat. Akan tetapi bagi hasil yang didapatkan lebih besar. Hal ini
disebabkan karena dana yang mengendap di bank lebih tinggi.
Keunggulan Tabungan Ummat sebagai berikut :
1) Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM
Bersama.
2) Bagi hasil yang lebih tinggi.
3) Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali
di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama).
4) Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari.
5) Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam.
6) Fasilitas MobileBanking dan InternetBanking.
7) Fasilitas Kartu SHAR-e yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit.
8) Online di seluruh outlet Bank Muamalat.
9) Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh otomatis.
10) Pembayaran rekening telepon.
g. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah adalah jenis simpanan pada bank syariah dalam mata
uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya)
Keunggulan Deposito Mudharabah sebagai berikut :
1. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah.
2. Bagi hasil yang tinggi dan disesuaikan dengan jangka waktu.
3. Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan.
4. Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar.
5. Gratis biaya administrasi.
6. Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito).
7. Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over).
8. Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000.
h. Deposito Fullinvest
Deposito fullinvest merupakan jnis simpanan pada bank muamalat dalam
mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada saat jatuh tempo. Dalam produk ini nasabah mendapat fasilitas asuransi.
Keunggulan Deposito Fullinvest sebagai berikut :
1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah
muthlaqah.
2) Asuransi jiwa gratis senilai saldo Deposito atau maksimal Rp
50.000.000
3) Bagi hasil yang optimal
4) Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan
5) Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar
6) Gratis biaya administrasi
7) Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito)
8) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll
over)
9) Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000
i. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
Terbagi menjadi dua (2) produk yaitu :
1. Pensiun Ummat : produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti,
dimana produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar total
iuran ditambah dengan hasil pengembangan.
2. Wasiat Ummat : produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asuransi
syariah, yang memberikan proteksi kepada peserta produk pensiun
ummat selama masa kepesertaan.
Syarat kepesertaan :
a) Perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri (sesuai UU
No.11 Th.1992 Pasal 42 ayat (1).
b) Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah.
c) Menyertakan fotokopy KTP/SIM/Paspor dan Kartu Keluarga
d) Biaya pendaftaran Rp.10.000,-
e) Iuran minimum Rp.50.000,-per bulan.
f) Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta wasiat
ummat.
Dalam DPLK, terdapat 3 type DPLK yaitu :
1. DPLK type A
DPLK type A merupakan jenis DPLK model deposito berjangka.
Dalam DPLK type A, dana yang nasabah akan diinvestasikan 100% ke dalam
deposito. Sehingga dana nasabah lebih aman.
2. DPLK type B
DPLK type B merupakan jenis DPLK yag bergerak obligasi. Dalam
DPLK tipe B, dana DPLK diinvestasikan 100% ke deposito, dan maksimal 80%
dalam obligasi. Apabila obligasi sedang bagus, maka dana DPLK akan
diinvestasikan maksimal 80% ke dalam bentuk obligasi. Akan tetapi jika sedang
buruk, maka akan diinvestasikan lebih besar dalam bentuk deposito.
3. DPLK type C
DPLK type C merupakan jenis DPLK yang bergerak dalam reksa dana.
Dalam tipe ini dana akan lebih beresiko. Hal ini disebabkan karena niai dari
reksa dana tidak menentu, sehingga pihak dari DPLK tidak bisa menebak secara
pasti. Dalam DPLK tipe C, dana akan diinvestasikan 100% pada deposito dan
maksimal 50% pada reksa dana.
Berikut ini rincian jenis simpanan yang ada di bank Muamalat Indonesia
Capem Salatiga.
Gambar 3.1
Jenis Simpanan Jangka
waktu
Nisbah Rupiah Kartu
ATM
Biaya
Adm
Saldo
Minimum Nasabah Bank
Tabungan iB Muamalat - 12 88 Ya Gratis Rp 0,-
Tabungan Ummat - 22 78 Ya 7.500 250.000
Tabungan Haji Arafah - Tidak Gratis 250.000
Tabungan Haji Arafah Plus - Tidak 5000 1.500.000
Tabungan Umroh - Tidak Gratis 200.000
Deposito Mudharbah 1 bulan 50 50 Tidak - -
Deposito Mudharbah 3 bulan 51 49 Tidak - -
Deposito Mudharbah 6 bulan 52 48 Tidak - -
Deposito Mudharbah 12 bulan 53 47 Tidak - -
Sumber: BMI Capem Salatiga
2. Produk Pembiayaan
b) Pembiayaan Baiti Jannati (Hunian Syariah)
Pembiayaan untuk kepemilikan hunian sesuai dengan prinsip syariah.
Dalam pembiayaan baiti jannati, akad yang digunakan adalah murabahah/
jual beli. Dalam pembiayaan baiti jannati, dana yang ada tidak hanya
digunakan untuk pembelian rumah saja, namun juga dapat digunakan
sebagai pembelian ruko dan juga dapat digunakan untuk renovasi.
Syarat pembiayan baiti jannati sebagai berikut :
1) Mengisi aplikasi permohonan.
2) Pas photo terbaru ukuran 3x4 suami istri @ 1lembar.
3) Foto copy KTP yang masih berlaku suami istri @ 2lembar.
4) Foto copy Kartu Keluarga 1lembar.
5) Foto copy Surat Nikah ( bagi yang sudah menikah).
6) Foto copy buku tabungan /rekenin Koran selama 3 bulan
terakhir.
7) Foto copy NPWP Pribadi (permohonan >Rp.100 juta ).
8) Minimal telah bekerja (karyawan, wiraswasta selama 2tahun).
Dalam pembiayaan hunian syariah ini (murabahah) mencakup beberapa poin,
antara lain:
a. Konsep
Pelaksanaan akad pembiayaan dapat dilakukan apabila pemohon
sudah menyampaikan surat pernyataan dan kuasa yang disetujui dan
telah ditandatangani oleh yang bersangkutan. Konsep dalam akad ini
adalah murabahah, yang dapat diaplikasikan untuk pembelian properti
baru dan second (non indent) dan property baru dan second (indent).
Berdasarkan akad jual beli diatas, untuk konsep pembelian properti
baru dan second (non indent), bank dapat membeli properti langsung
kepada developer dengan langsung mentransfer uang pembelian
property kepada penjual/developer. Apabila dalam kondisi tertentu
bank dapat mewakilkan (wakalah) pembelian property tersebut kepada
nasabah dengan uang pembelian property ditransferkan kepada
rekening nasabah kemudian ditransferkan kepada penjual/developer.
Dalam hal ini bank mewakalahkan kepada nasabah, maka akad
wakalah dilakukan pada saat penyerahan uang dari pihak bank kepada
nasabah. Setelah property diserah terimakan maka kemudian nasabah
membayar angsuran cicilan murabahah kepada bank sesuai dengan
jangka waktu dan besarnya angsuran yang disepakati.
Untuk konsep pembelian property baru dan second (indent) dari
developer, bank hanya membiayai property yang dibangun oleh
developer yang telah terikat kerja sama dengan bank. Akad murabahah
digunakan untuk pembelian material bangunan. Untuk pembelian
material bangunan, nasabah sebelumnya berjanji untuk membeli
kepada bank terhadap rincian material barang yang akan dibeli. Bank
segera melakukan konfirmasi kepada supplier terhadap rincian
material yang akan dibeli. Suplier mengirimkan konfirmasi atas
ketersediaan terhadap rincian barang. Setelah menerima konfirmasi,
bank membuat purchase order denagn cash option (khiyar naqd)
kepada supplier. Setelah itu bank, bank melakukan akad murabahah
dengan nasabah. Setelah ada pengikatan dilakukan, kemudian bank
melakukan dropping pembiayaan kepada nasabah dan kemudian
memindahkan kepada rekening supplier.
b. Sasaran
Individu, pegawai negeri, profesional atau wiraswasta.
c. Syarat
Pembiayaan hunian syariah diberikan kepada pemohon yang
memenuhi syarat- syarat:
1) Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia.
2) Usia minimum 21 tahun dan pada saat pembiayaan jatuh
tempo maksimum berumur 55 tahun (untuk pegawai).
3) Untuk wira swasta atau profesional
c) Memiliki pengalaman dibidang usahanya minimum 2
tahun berturut- turut (dibuktikan dengan ijin usah atau
praktek).
d) Memiliki penghasilan yang dapat diverifikasikan
kebenaranya.
e) Telah beroperasi secara menguntungkan.
f) Memiliki historical cash flow yang mampu memenuhi
kewajiban.
4) Untuk pegawai instansi/perusahaan dengan ketentuan umur
pensiun dibawah lima puluh lima (55) tahun, maka pada
saat pembiayaan jatuh tempo tidak boleh melebihi umur
pension yang berlaku pada instansi/perusahaan yang
bersangkutan.
5) Untuk pegawai instansi/perusahaan, umur calon nasabah
pada saat pembiayaan jatuh tempo dapat melebihi umur
maksimum yang ditetapkan diatas apabila yang
bersangkutan menyerahkan bukti bahwa akan tetap bekerja
di instansi/perusahaan yang sama atau dikaryakan ditempat
lain dan bukti tersebut harus dapat diverifikasikan
kebenarannya, dengan kewenangan pemutusan ada pada
pejabat pemegang kewenangan memutus pembiayaan
sesuai limit kewenangan yang dimiliki.
6) Untuk pegawai tetap (minimal 1 tahun termasuk sebelum
diangkat) atau (minimal 1 tahun di perusahaan sekarang
dengan memiliki pengalaman 2 tahun sebagai pegawai
tetap/kontrak di perusahaan sebelumnya).
7) Memiliki penghasilan yang menurut perhitungan bank
dapat menjamin kelangsungan pembayaran kewajiban
(angsuran pokok dan margin) sampai pembiayaan lunas.
Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan yang
bersifat tetap (gaji bulanan) maupun tidak tetap
(pendapatan dan pekerjaan bebas).
d. Pengakuan gaji
1) Pendapatan lain yang diakui adalah Tunjangan yang bersifat
tetap tidak terkait dengan jabatan, posisi dan lokasi kerja
disuatu tempat diakui sebesar 100 %.
2) Tunjangan yang bersifat tidak tetap terkait dengan jabatan,
posisi dan lokasi kerja disuatu tempat diakui 50 % dari rata-
rata tunjangan tidak tetap 3 bulan terakhir.
3) Joint income dihitung 50 %
4) Tujuan Penggunaan
Rumah tinggal, rumah susun, apartemen, ruko, kios (untuk kios
status agunan berupa SHGB)
5) Jangka Waktu Maksimal 15 tahun tidak boleh lebih dari umur
nasabah.
6) Jaminan
a) Obyek pembiayaan wajib dijadikan agunan.
b) Jenis agunan rumah tinggal, apartemen, rukan, ruko, kios
(rusun non indent).
c) Status agunnan hak milik (HM), HGB dengan sisa masa
berlaku saat jatuh tempo minimal 1 tahun HM atas satuan
rumah susun atau strata title yang didirikan diatas tanah
HM atau HGB(untuk kios tdk diperkenankan)
d) Agunan harus diatas namakan nasabah.
e) Kondisi mempunyai IMB, PBB tahun terakhir (tidak
berlaku indent. Bagi daerah yang belum wajib IMB harus
dilengkapi surat pernyataan pemda minimal camat atau
DTK setempat bahwa lokasi tidak/belum wajib PBB.
f) Lokasi agunan dapat berbeda dengan lokasi tempat kerja
atau domisili calon nasabah.
g) Agunan property indent NPWP diambil dari harga pricelist
namun tetap memperhatikan kewajiban nilai.
7) Asuransi
a) Kebakaran dengan pertanggungan sebesar nilai bangunan.
b) Wajib asuransi jiwa dengan pertanggungan sebesar plafond
pembiayaan.
c) Premi harus dibayar sekaligus.
g) Pembiayaan Dana Talangan Haji
Pembiayaan dana talangan haji merupakan program talangan dana
perolehan porsi haji yang diberikan kepada calon jamaah haji untuk
mendapatkan nomor porsi pemberangkatan ibadah haji dari DEPAG
(Departemen Agama) dengan menggunakan prinsip AL- Qordh.
Nasabah talangan haji akan mendapatkan dana talangan dari bank,
namun pengembaliann ya didak dikenakan bagi hasil, hanya dibebankan
ujroh/ biaya administrasi. Sehingga nasabah hanya mengembalikan pokok
pinjaman saja.
Syarat Pendaftaran Dana Talangan Haji:
1) Foto copy KTP Suami-istri.
2) Foto copy Kartu Keluarga(KK).
3) Foto copy akta nikah.
4) Bila duda/ janda ditambahkan surat perceraian atau surat kematian
5) Usia Min 21 Tahun.
6) Mengisi Formulir permohonan pembiayaan al-qardh dana talangan
haji.
h) Pembiayaan Mudharabah
Syarat-syarat tesebut meliputi:
a. Surat permohonan yang didalamnya tercantum tujuan
penggunaan pembiayaan , jumlah dana yang dibutuhkan, dan
jangka waaktu pembiayaan.
b. Legalitas lembaga keuangan syariah, meliputi:
1. FC anggaran dasar (beserta seluruh perubahannya) dan
anggaran rumah tangga BMT.
2. Surat pengesahan dan pendaftaran dari DepKop
3. Tanda daftar perusahaan
4. Surat keterangan domisili
5. Surat izin usaha perdagangan
6. Susunan pengurus hasil RAT terakhir yang telah disahkan
oleh DepKop
7. NPWP
c. Hasil RAT 3 tahun terakhir
d. Neraca dan rugi laba 3 tahun terakhir
e. FC rekening tabungan/giro 3 bulan terakhir
f. Laporan tingkat kesehatan LKS 3 tahun terakhir dan 3 bulan
terakhir
g. FC KTP pengurus
h. FC rekening Koran/ tabungan BMTbulan terakhir
i. FC sertifikat jaminan
Dalam pembiayaan Mudharabah Bank Muamalat lebih melakukan
pembiayaan pada BMT, KSP, UUS.
3. Produk layanan
Layanan 24 Jam Meliputi:
a. SMS BANKING
Untuk mengaktifkan/registrasi SMS Banking dapat dilakukan
melalui SalaMuamalat. Dengan menghubungi SalaMuamalat, maka
sms banking pada nomor handphone kita kan diaktifkan.
Dengan adanya sms banking banyak kemudahan layanan yang
didapat melalui MBANK dari Bank Muamalat dengan mengirimkan
SMS ke 62265 (MBANK). Contoh format sms banking sebagai
berikut : Ketik Saldo<spasi>Rek1 lalu kirim ke 62265, maka Anda
bisa mengecek saldo Shar-E yang anda miliki.
Selain itu ada juga layanan Phone Banking 24 jam melalui
500016, 0807 1 MUAMALAT (0807 1 68262528) atau 0807 11
SHARE (0807 11 74273) yang memberikan kemudahan kepada
nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk
memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi
transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN.
b. MUAMALAT MOBILE
MuamalatMobile adalah layanan perbankan dengan
menggunakan teknologi GPRS yang dilakukan dari ponsel. Nasabah
dapat melakukan transakasi non-tunai seperti cek saldo, transfer
maupun melihat histori transaksi secara Real time dengan biaya yang
sangat murah.
Keunggulan Layanan MuamalatMobile.
1) Kenyamanan bertransaksi kapan dan dimana saja.
2) Kemudahan melakukan transaksi Non-Tunai seperti di ATM.
3) Dengan menggunakan teknologi GPRS, sehingga biaya pulsa sangat
murah (Rp. 1 / kilobyte).
4) Menggunakan sistem sekuriti dengan enkripsi yang andal,
menjadikan layanan ini sangat aman.
Ragam layanan transaksi :
a) Cek saldo.
b) Aktivasi Shar-E.
c) Ganti PIN Shar-E dan Tabungan Ummat.
d) Informasi 5 transaksi perbankan terakhir.
e) Informasi produk-produk Bank Muamalat serta informasi Kurs mata
uang.
f) Pemindahbukuan antar rekening Bank Muamalat.
g) Pembayaran.
h) Pembelian.
i) Pembayaran zakat dan infaq.
*) sedang dalam proses pengembangan.
Syarat mendapatkan layanan MuamalatMobile.
a) Memiliki rekening di Bank Muamalat (Shar-E atau Tabungan
Ummat).
b) Menggunakan ponsel memiliki fasilitas GPRS.
c) Menggunakan Ponsel yang telah support javaplatform versi MIDP 2.0
Langkah-langkah Menz- download Aplikasi MuamalatMobile.
a) Aktifkan dahulu fasilitas GPRS kartu selular Anda.
b) Sesuaikan setting GPRS di ponsel dengan kartu selular yang dipakai.
c) Pastikan ponsel Anda adalah ponsel dengan kualifikasi MIDP 2.
d) Download aplikasi MuamalatMobile ke ponsel dengan alamat.
http://www.muamalat-mobile.com
BAB IV
ANALISA DATA
A. Prosedur dan analisa pembiayaan hunian syariah BMI Capem Salatiga
Dalam melakukan pengajuan pembiayaan Hunian Syariah di Bank
Muamalat Indonesia Capem Salatiga, calon nasabah harus memenuhi
prosedur yang sudah ditentukan oleh Bank Muamalat Indonesia meliputi:
1. Permohonan Pembiayaan
a. Surat permohonan
Calon nasabah mengajukan pembiayaan dengan mengisi
surat/aplikasi permohonan pembiayaan.
b. Penyerahan persyaratan
1) Persyaratan pemohon
Pembiayaan hunian syariah diberikan kepada pemohon yang
memenuhi syarat- syarat:
a) Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia.
b) Usia minimum 21 tahun.
c) Pengalaman dibidang usahanya minimum 2 tahun berturut turut
(dibuktikan dengan izin usaha atau praktek).
d) Memiliki penghasilan yang dapat diverifikasi kebenaranya.
e) Telah beroperasi secara menguntungkan.
f) Memiliki historical cash flow yang mampu memenuhi kewajiban
sewa/ angsuran.
2) Persyaratan dokumen
Gambar 4.1 Tabel jenis dokumen yang dipersyaratkan
No Jenis dokumen (dokumen fotocopy setelah dicek dengan
aslinya harus diberi stempel sesuai asli oleh cabang) Syarat Wiraswasta
1. Aplikasi permohonan diisi dengan benar V 2. Fotocopy KTP calon nasabah suami/istri V 3. Fotocopy kartu keluarga V 4. Fotocopy surat nikah V 5. Fotocopy sertifikat tanah obyek agunan V 6. IMB/IPMB atau surat ijin sejenis dari instansi setempat yang
berwenang V
7. Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan L/R) dan/atau fotocopy bukti catatan transaksi bisnis
V
8. Fotocopy Rekening Tabungan/ Giro (R/K) pribadi tiga bulan terakhir
V
9. Sertifikat tanah obyek bangunan/ SHGB V 10. IMB/IPMB/ijin pendahuluan mendirikan bangunan/surat ijin
sejenis dari instansi setempat yang berwenang V
11. PBB tahun terakhir V 12. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahan ijin-
ijin usaha TDP dan SIUP V
13. Fotocopy NPWP Pribadi/ SPT pribadi V
Keterangan
a. Bukti catatan transaksi bisnis akan diminta apabila diperlukan oleh
anggota komite untuk menndukung proses analisa.
b. SIUP tidak berlaku bagi perusahaan yang dikecualikan sesuai
dengan Keputusan Mentri Perdagangan yang berlaku,
c. NPWP pribadi hanya untuk permohonan pembiayaan diatas Rp 50
juta (kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Kantor bank
Indonesia setempat), Bagi nasabah yang tidak memiliki NPWP
pribadi harus menyerahkan dokumen sebagai berikut: Copy NPWP
perusahaan dari surat pernyataan bahwa ybs bersedia menyerahkan
NPWP pribadi jika suatu saat diminta oleh bank. Apabila
pembiaayaan di atas Rp 100 juta wajib menyerahkan MPWP.
Persyaratan yang telah ditentukan di atas harus terpenuhi agar dapat
persetujuan pengajuan pembiayaan di Bank Muamalat.
2. Analisa pembiayaan
a. Tujuan
Tujauan harus jelas yaitu pembiayaan kepemilikan rumah yng
diberikan oleh Bank Muamalat kepada nasabah pembiayaan guna
memfasilitasi kepemilikan rumah.
b. Profil
1) Nasabah
Berisi tentang segala steesuatu yang yang berkaitan dengan
identitas nasabah seperti nama, alamat, nomer telepon, alamat
kantor, nomer KTP, Pekerjaan, pangkat.
2) Perusahaan
a) Sejarah usaha
Membahas tentang nama perusahaan, pendirian usaha,
alamat perusahaan dan keaadan usaha sejak berdiri sampai
saat ini dan meneliti legalitas berdirinya perusahaan.
b) Kondisi usaha
Kondisi usaha harus jelas seperti lokasi usaha, produk
yang dijual, konsumen, lama usaha, system pembayaran,
nilai persediaan, omset rata- rata, jumlah pegawai dan
suplaiyer barang dagangan.
Usaha yang dijalankan merupakan usaha yang
mempunyai prospek tinggi serta mempunyai usaha yang
jelas baik dari segi lokasi, jenis usaha, manajemen, bauran
pemasaran, serta persaingan usaha.
c) Prospek usaha
Prospek usaha yang dimaksud adalah usaha yang
bonafit sehingga usaha tertsebut dapat bertahan dan
berkembang dimasa yang akan datang.
c. Hubungan Perbankan.
1) BI Cheking
Pengecekan dengan cara menanyakan keadaan atau
performance calon nasabah kepada bank atau lembaga keuangan
terkait atau non bank yang ditunjuk oleh bagian marketing,
termasuk meneliti mutasi rekening koran. Evaluasi atas rekening
koran untuk memastikan bahwa omset dalam satu tahun telah
sesui/mendekati dengan angka penjualan dalam laporan laba/rugi.
Bila hasil BI Chekaing baik maka pembiayan layak untuk
dilanjutkan.
2) Bank Checking
Bank checking dilakukan secara personal antara sesama officer
bank, baik dari bank yang sama maupun dari bank yang berbeda.
Biasanya setiap officer mempunyai pengalaman tersendiri dalam
berhubungan dengan nasabah.
d. Analisa laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan aspek penting dalam analisa
pembiayaan hal ini akan menentukan besarnya pembiayaan yang
akan diberikan. Analisa laporan keuangan harus dilakukan dengan
seksama karena laporan keuangan mencerminkan kondisi usaha
yang dijalankan serta sebagai ukuran pemberian pembiayaan, hal ini
dapat dilihat dari laporan laba/rugi dan neraca.
Contoh analisa neraca pada usaha nasabah Tabel 4.2
Neraca
Pernyataan neraca 31-desember-2011 (jumlah )
%
31- desember -10 Jumlah %
Aktifa lancar khas Khas & Bank Piutang Dagang Persediaan Aktiva tetap
759.532.000 9.532.000 0 750.000.000 202.000.000
78.99% 0.99% 0.00% 78.00% 21.01%
1.041.585.379 41.585.379 0 1000.000.000 213.000.000
83,02 % 3.31% 0% 80,09% 17,o6%
Total aktiva 961.532.000 100% 1.254.585.379` 100% Hutang lancar Hutang bank hutang dagang
161.000.000 0 161.000.000
16,74% 0% 16,74%
210.000.000 0 282.997.3
16,74% 0% 22,56%
Hutang jangka pjk Hutang bank Hutang lainnya Total hutang
0 0 0 161.000.000
0% 0% 0% 16.64%
0 0 0 282.997.379
0% 0% 0% 22,56%
Modal ditempatkan dan disetor Laba ditahan Laban tahun berjalan Modal
450.000.000 171.718.000 178.814.000 800.532.000
46.80% 17,86% 18.60% 83.26%
450.000.000 290.918.000 230.670.000 971.588.000
35.87% 23,19% 18.39% 77.44%
Jumlah Hutang dan modal
961.532.000 100% 1.254.585.379 100%
Keterangan:
1) Posisi Aktiva
Kenaikan aktifa mengalami kenaikan menjadi Rp
1.200.000.000,- disebabkan meningkatnya persediaan barang
dagangan. Peningkatan barang dagangan disebabkan karena
keuntungan atau laba yang diperoleh digunakan untuk menambah
persediaan dan pembelian aktifa tetap.
2) Posisi Pasifa
Kenaikan pasiva disebabkan adanya laba ditahan serta
peningkatan jumlah modal yang disetor.
3) Jumlah hutang + modal dari tahun pertama ke tahun kedua
meningkat, menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan nasabah
mengalami peningkatan.
Contoh analisa laba/rugi pada usaha nasabah Tabel 4.3
Laporan laba/rugi PERNYATAAN
RUGI/LABA 31-DESEMBER-09 31-DESEMBER-09
JUMLAH % JUMLAH % Penjualan Bersih HPP By.umum & adm.
4.000.000.000 3.760.000.000
31.920.000
100% 94%
0.80%
6.200.000.000 5.890.000.000
48.800. 000
100% 95.0% 0.75%
Laba operasional 208.080.000 5.20% 263.200.000 4.25%
Biaya lain” Biaya penyusutan Pendapatan lain
29.266.000 0 0
0.73% 0% 0%
32.530.000 0 0
0.52% 0% 0%
Pajak 0 0% 0 0%
Laba Bersih 178.814.000 4.47% 230.670.000 3.72%
Keterangan:
1) Penjualan menunjukan peningkatan omset sampai Rp.
2.200.000.000,- pada tahun pertama Rp. 4.000.000.000,- dan
ditahun kedua menjadi Rp. 6.200.000.000,-.
2) Harga pokok penjualan mengalami peningkatan disebabkan
kenaikan biaya- biaya yang terjadi.
3) Biaya umum dan administrasi terjadi peningkatan.
4) Laba bersih yang dihasilkan meningkat dari Rp. 178.814.000,-
menjadi Rp. 230.670.000,-. Kenaikan disebabkan karena adanya
peningkatan dalam penjualan.
e. Analisa kebutuhan pembiayaaan
Kebutuhan pembiayaan yang membahas tentang harga rumah
yang akan dibeli oleh nasabah. Disini sekaligus penetapan porsi dari
bank dan dari nasabah. Misalnya harga rumah seharga Rp
90.000.000,- (100%) jika nasabah memberikan uang muka kepada
pihak Bank sebesar Rp 10.000.000,- (11%) maka pembiayaan yang
dilakukan oleh bank sebesar Rp 80.000.000,- (89%).
f. Analisa sumber pengembalian
Analisa sumber pembayaran angsuran dapat ditentukan dari
pendapatan usaha nasabah dengan gambaran yang dapat dilihat dari
proyeksi arus khas yang disajikan. Dari arus khas maka dapat dilihat
laba uasaha nasabah sehingga dari laba bersih tersebut nasabah akan
melunasi kewajiban angsuran.
g. Analisa aspek syariah
Usaha dan produk nasabah tidak bertentangan dengan
ketentuan syariah, yang meliputi bahan baku, proses produksi,
pemasaran serta meliputi bagaimana mengelola keuangan.
1) Karakter dari watak nasabah setidaknya memiliki sifat sidiq, tablik,
amanah dan fathonah.
2) Usaha yang di jalankan tidak menngandung unsur maisir, gharar,
riba dan bathil.
3) Produk
Tabel 4.4 Analisa aspek syariah pembiayaan al Murabahah
1. penawaran 4. angsuran
2. Pby al murabahah
3. bayar lunas
NASABAH
RUMA BANK
Keterangan:
1. Developer memberikan penawaran rumah pada
nasabah.
2. Bank Muamalat menawarkan pembiayaan
Murabahah pada nasabah.
3. Bank membayar lunas rumah yang ditawarkan
nasabah dari developer.
4. Nasabah membayar angsuran pada Bank Muamalat.
h. Analisa aspek jaminan
Dalam analisa agunan perlu memperhatikan hal- hal berikut:
h) Obyek pembiayaan wajib dijadikan agunan.
i) Jenis agunan rumah tinggal, apartemen, rukan, ruko, kios
(rusun non indent).
j) Status agunnan hak milik (HM), HGB dengan sisa masa
berlaku saat jatuh tempo minimal 1 tahun HM atas satuan
rumah susun atau strata title yang didirikan diatas tanah
HM atau HGB(untuk kios tdk diperkenankan).
k) Agunan harus diatas namakan nasabah.
l) Kondisi mempunyai IMB, PBB tahun terakhir (tidak
berlaku indent. Bagi daerah yang belum wajib IMB harus
dilengkapi surat pernyataan pemda minimal camat bahwa
lokasi tidak/belum wajib PBB.
m) Lokasi agunan dapat berbeda dengan lokasi tempat kerja
atau domisili calon nasabah.
n) Nilai agunan minimal 100% dari Plafon yang diberikan,
jika kurang maka ditambah dengan agunan lain.
3. Keputusan Pembiayaan
Suatu keputusan dari komite pembiayaan untuk menempatkan dana
dan modal bank pada aktifa produktif yang beresiko. Oleh karena itu
keputusan pembiayaan harus mempertimbangkan kelayakan pembiayaan,
kesesuaian dengan kebijakan, mempertimbangkan keamanan pembiayaan
dan prosedur pembiayaan.
a. Rapat Komite
Usulan pembiayaan yang telah disiapkan dipresentasikan komite
pembiayaan untuk mendapatkan persetujuan dari anggota komite
pembiayaan sesuai dengan batasan (Limit) kewenangan memutusnya.
b. Sirkulasi
Adalah proses pengambilan keputusan oleh para anggota komite
pembiayaan tanpa melalui rapat komite melainkan dengan
menyampaikan usulan pembiayaan beserta lampiran- lampiranya.
4. Perjanjian Kontrak
Setelah mendapat persetujuan, tahap selanjutnya adalah Surat
Persetujuan Prisip Pembiayaan (SP3) yang berisikan;
a. Jenis fasilitas pembiayaan.
b. Jumlah plafon fasilitas.
c. Jangka waktu pembiayaan.
d. Jaminan yang diberikan.
e. Persyaratan- persyaratan.
f. Penetapan batas waktu penawaran.
Kemudian menyiapkan akad pembiayaan yang meliputi:
a. Akta notariil.
b. Akta dibawah tangan.
5. Pencairan Dana
a. Penandatanganan akad pembiayaan dan jaminan.
b. Review terhadap kelengkapan dan kesempurnaan dokumen- dokumen
yang dipersyaratkan.
c. Penerbitan Memorandum Dropping Pembiayaan.
d. Fiat Dropping pembiayaan.
B. Penyelesaian Masalah Jika Terjadi Kredit Macet
Penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan melalui tindakan
berorientasi pada upaya dan pembiayaan menjadi lunas baik meluelalui
upaya non litigasi maupun litigasi.
Hasil wawancara dari pertanyaan yang diajukan penulis kepada kepala
cabang BMI tentang bagaimana penyelesaian masalah jika terjadi kredit
macet adalah dengan upaya non litigasi dan litigasi.
1. Langkah non Litigasi
Upaya penyelesaian ini dilaksanakan BMI dengan tanpa melalui
proses penyelesaian lembaga penyelesaian yang ada, yaitu:
a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan atau pada pemilik
jaminan agar supaya melunasi atau membayar kewajibanya pada BMI.
b. Memberi peringatan kepada nasabah pembiayaan atau pemilik jaminan
baik melalui pemberian surat peringatan dan sebagainya yang bertujuan
agar nasabah pembiayaan tersebut berusaha membayar atau melunasi
kewajibanya pada BMI.
Dalam penyelesaian kredit macet pihak BMI lebih cenderung menggunakan
langkah non litigasi yang bersifat kekeluargaan
2. Langkah Litigasi
Upaya penyelesaian ini dilaksanakan BMI apabila langkah non
litigasi tidak tercapai melalui proses penyelesaian yang ada.
a. Pengajuan gugatan
Dilaksanakan apabila nasabah pembiayaan yang dihadapi sudah tidak
ada harapan untuk diselesaikan secara tepat dan tuntas. Melalui penggunaan
hak preferen BM sebagai pemegang hak tnggungan. Pelaksanaan gugatan
dapat diajukan melalui pengadilan negeri atau lembaga penggantinya,
apabila dilakukan lewat Pengadilan Negeri wajib memperhatiakn prosedur
hukum yang berlaku.
Yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah:
1) Pihak yang digugat : nasabah pembiayaan atau penjamin pada
pihak lainya yang benar- benar tidak memiliki iktikad baik dan
tidak memiliki kemauan menyelesaiakn kewajibanya sesuai
ketentuan.
2) Yuridis hukum atau kewenangan pengadilan yang ada pada
pengadilan negeri atau basyarnas.
b. Pengajuan Pidana
Pengaduan disangkakan kepada nasabah yang melakukan tidakan
pidana yang menimbulkan kerugian pada pihak BMI. Tujuanya lebih
mengutamakan penekanan psikologis kepada pihak yang digugat agar
mengakui kesalahanya. Dan selanjudnya mengembalikan kekayaan yang
diperoleh dari perbuatan pelangagaran dan pada akhirnya melesaikan
kewajibanya.
c. Permohonan eksekusi jaminan
Pada dasarnya suatu keputusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum, mempunyai sikap mengikat dan wajib dilaksanakan oleh pihak yang
bersangkutan. Karena bila keputusan pengadilan atas adanya pengjuan
gugatan ternyata tidak dilaksanakan secara sukarela oleh salah satu pihak
maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan pelaksanaan pengadilan
tersebut.
Untuk jaminan berupa tanah, sertifikat hak atas tanah yang sudah diikat
akta pembenaran hak tanggungan yang dipersamakan dengan suatu putusan
pengadilan dalam sertifikat hak tanggunganya terdapat kata- kata demi
keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa dalam pelaksanaan eksekusi
wajib memperhatukan ajuan ng sudah diatr kepailitan yketentuan hukum dan
perundang undangan yang berlaku. Pelaksanaan pengajuan permohonan
eksekusi ini dapat dilaksanakan sendiri oleh pejabat Bank Muamalat maupun
minta lembaga hukum dengan wajib sepengetahuan dan persetujuan komite
pembiyaan.
d. Permohonan kepailitan
Upaya lain dalam proses litigasi tersebut di atas, oleh UU diberikan
peluang dalam proses penyelesaian pembiyaan bermasalah secara tepat,
terbuka dan efektif, yaitu dengan pengajuan kepailitan yang sudah diatur
dalam UU kepilitan NO. 1 tahun 1998 pelaksanaanya harus dilaksanakan
secara cermat serta dibutuhkan pertimbangan secara lengkap karena itu harus
ada persetujuan komite pembiayaan.
Untuk penyelesaian kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah
pihak bank akan melakukan pendekatan pada nasabah agar membayar
kewjibanya kepada Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga. Jika nasabah
tidak bisa membayar maka jalan terakhir adalah menjual rumah yang menjadi
obyek agunan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam pembiayaan hunian syariah pada awalnya nasabah harus mengajukan
permohonan pembiayaan dengan surat permohonan, penyerahan persyaratan
yang berupa persyaratan pemohon dan persyaratan dokumen. Setelah
persyaratan terkumpul lalu pihak bank melakukan analisa pembiayaan.
Setelah dilakukan analisa pembiayaan maka pihak Bank Muamalat melakukan
rapat komite yang dilakukan oleh komite pembiayaan dan melakuakan
sirkulasi atau pengembalian keputusan pembiayaan. Jika pembiayaan
disetujui maka selanjutnya akan dilaksanakan perjanjian kontrak dan
pencairan dana.
2. Penyelesaian kredit macet di Bank Muamalat Capem Salatiga ada dua jalur
yaitu jalur litigasi dan non litigasi. Pada awalnya menggunakan proses
kekeluargaan. Apabila tahap ini tidak berjalan dengan lancar maka tahap
selanjudnya adalah pemberian surat peringatan pertama. Apabila surat
pertama tidak tidak berhasil maka diberikan surat peringatan sampai tiga kali.
Jika belum berhasil atau tidak dihiraukan oleh nasabah maka tahap
selanjudnya adalah perpanjangan jangka waktu pembiayaan pada tahap akhir
adalah menjual barang jaminan. Untuk pembiayaan Hunian Syariah penjualan
agunan berupa Rumah yang dibiayai tersebut. Dalam penyelesaian kredit
macet di BMI Salatiga lebih mennggunakan cara non litigasi.
B. Saran
1. Sebaiknya Bank Muamalat Capem Salatiga menambahkan karyawan
marketing agar dapat menambah pangsa pasar yang lebih luas.
2. Sebaiknya Bank Muamalat Capem Salatiga lebih berhati-hati dalam hal
menyeleksi dan menganalisisa calon nasabah untuk pemberian pembiayaan
Hunian Syariah supaya tidak terjadi pembiayaan macet.
3. Dalam menanggulangi kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah bila
nasabah memang mempunyai niat yang buruk atau merugikan lebih baik Bank
Muamalat Indonesia lebih baik menyelesaikan dengan upaya ligitasi.
4. Untuk STAIN Salatiga hendaknya lembaga lebih banyak mengadakan
praktek-praktek perbankan supaya mahasiswa lebih mengenal dunia
perbankkan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani, Press, 2001.
Arikunta, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Edisi
Revisi IV, Rineka Cipta, 1998.
Latu Maerissa, Julius K, Mergeral Aspek-aspek Operasional Bank Umum, Jakarta:
Bumi Aksara, 1999.
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press,
2002.
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2008.
Taufiq, Prosedur Realisasi Pembiayaan KPR Perorangan Bersubsidi Pada Bank
BTN Kantor Cabang Syariah Solo, Salatiga: STAIN Salatiga, 2008.
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003.