ANALISIS PELAKSANAAN SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN ...

2
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI LAPANGAN SKRIPSI, JULI 2011 BRURI ANGGRAINI ANALISIS PELAKSANAAN SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2011 Xii + 51 halaman, 4 tabel, 11 gambar, 6 lampiran INTISARI Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, ditandai dengan demam tinggi mendadak, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. Di Asia Tenggara terdapat sedikitnya 100 juta kasus DBD terjadi setiap tahunnya Fdan 500.000 kasus DBD yang memerlukan rawat inap. Dari 500.000 kasus DBD tersebut, 90% diantaranya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. angka insiden DBD per 100.000 penduduk di Indonesia tahun 2008 sebanyak 60, tahun 2009 terdapat 68. Angka kematian (CFR) di riau tahun 2007 terdapat 1,89, tahun 2008 terdapat 1,21, tahun 2009 1,73. Di Kabupaten Kampar angka insidennya tetap dari tahun 2008-2010 sebanyak 14 per 100.000 penduduk dan angka kematianya pada tahun 2010 sebanyak 6,7%. Untuk mendukung pengendalian dan penanggulangan DBD dilakukan dengan cara melaksanakan surveilans epidemiologi. Surveilans adalah kegiatan yang bersifat terus menerus dan sistematik dalam pengumpulan data, pengolahan, analisis, interpretasi dan diseminasi kepada pihak terkait. Tujuan penilitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan surveilans dan penatalaksanaan kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Kampar Tahun 2011. Jenis penelitian ini kuantitatif deskriptif dengan desain case study. Informen untuk pelaksana surveilans berjumlah 3 orang (Kasi Surveilans dan Imunisasi, pemegang program DBD dan pemegang program DBD) dan 27 i

description

ANALISIS PELAKSANAAN SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2011

Transcript of ANALISIS PELAKSANAAN SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN ...

Page 1: ANALISIS   PELAKSANAAN   SURVEILANS  DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN  KABUPATEN KAMPAR  TAHUN 2011

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI LAPANGANSKRIPSI, JULI 2011

BRURI ANGGRAINI

ANALISIS PELAKSANAAN SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2011Xii + 51 halaman, 4 tabel, 11 gambar, 6 lampiran

INTISARI

Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, ditandai dengan demam tinggi mendadak, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. Di Asia Tenggara terdapat sedikitnya 100 juta kasus DBD terjadi setiap tahunnya Fdan 500.000 kasus DBD yang memerlukan rawat inap. Dari 500.000 kasus DBD tersebut, 90% diantaranya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. angka insiden DBD per 100.000 penduduk di Indonesia tahun 2008 sebanyak 60, tahun 2009 terdapat 68. Angka kematian (CFR) di riau tahun 2007 terdapat 1,89, tahun 2008 terdapat 1,21, tahun 2009 1,73. Di Kabupaten Kampar angka insidennya tetap dari tahun 2008-2010 sebanyak 14 per 100.000 penduduk dan angka kematianya pada tahun 2010 sebanyak 6,7%.

Untuk mendukung pengendalian dan penanggulangan DBD dilakukan dengan cara melaksanakan surveilans epidemiologi. Surveilans adalah kegiatan yang bersifat terus menerus dan sistematik dalam pengumpulan data, pengolahan, analisis, interpretasi dan diseminasi kepada pihak terkait.

Tujuan penilitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan surveilans dan penatalaksanaan kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Kampar Tahun 2011.

Jenis penelitian ini kuantitatif deskriptif dengan desain case study. Informen untuk pelaksana surveilans berjumlah 3 orang (Kasi Surveilans dan Imunisasi, pemegang program DBD dan pemegang program DBD) dan 27 dokter/perawat di puskesmas yang dipilih secara purposive sampling.

Hasil penelitian untuk variabel input masih belum ada penempatan pemegang program sesuai dengan keahlian, variabel proses untuk pelaporan dilaksanakan 24 jam sejak ditemukan kasus, pencatatan laporan tiap bulan telah dilaksanakan serta pengolahan data secara sederhana dan output terdapat KLB karena tatalaksana yang kurang baik.

Diharapkan Dinas Kesehatan dapat melakukan penempatan SDM sesuai dengan keahlian, adanya pelatihan untuk dokter puskesmas untuk melakukan tatalaksana kasus secara baik sehingga dapat mencegah kematian DBD lebih dini serta pengadaan alat yang memadai.

Daftar Pustaka : 15 (2001-2011)Kata Kunci : Surveilans DBD

i