Analisis pareto- VEN

6
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Optimal pada Apotek Antara Dengan Metode ABC-VEN dan Analytical Hierarchy Procces Yulian Nias Titi Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura [email protected] AbstractDrugstore is one of the types of businesses that do work in the field of pharmacy. Drugstore is authorized in the distribution of free drugs, free limited drugs, hard drugs, psychotropic drugs, and narcotic drugs. Product inventory is one of a very important aspect for business development, including the Pharmacy business. ABC-VEN method is one of pharmaceutical science method that aims to get a better drug plan. ABC method in the count for the correction on economic aspects, and methods for correction VEN calculated on therapeutic aspects. Analytical Hierarchy Process (AHP) is one method of decision support systems in a variety of problem solving multicriteria decision making systems can also be used in the optimal supplier selection. ABC method of calculation results obtained for a number of drug purchases in 2012 was valued at Apotek Antara by Rp.184.185.814, where for the class A drugs worth Rp.128.141.428, Rp.36.142.535 worth of class B and class C valued at Rp.19.901.852. VEN method showed that from the 49 types of drugs used in the clinic which includes a group of as many as 15 species Vital, Essential group consisted of 20 types of drugs, while non-essential group consists of 14 types of drugs. In AHP defined criteria for selecting suppliers is price, discounts, bonuses, payment due, lead time, distance. The results of the calculation method of Analytical Hierarchy Process, the calculation of PRIMOLUT drug, the most optimal supplier is a supplier for selected MBS with the highest priority value of 23.62%. KeywordsDecision Support Systems (DSS), the Analytical Hierarchy Process (AHP), ABC-VEN, Supplier, Criteria. 1. Pendahuluan Apotek merupakan salah satu jenis usaha di bidang kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek diberikan kewenangan dalam penyaluran obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropik dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan usaha, termasuk usaha Apotek. Persediaan produk dapat dengan baik dilaksanakan dengan efektif dan efisien bila sudah terencana. Efisiensi dan efektifitas pada bagian pengadaan tentunya sangat berpengaruh terhadap eksistensi Apotek. Apotek Antara bekerja sama dengan 9 supplier yang bertugas untuk memasok produk. Sistem pengadaan produk yang ada selama ini tidak terencana dengan baik karena hanya berdasarkan pesanan konsumen dan perkiraan saja, pemilihan supplier pemasok obat ditentukan langsung oleh pemilik apotek. Terdapat beberapa jenis dan golongan obat yang dipasok oleh lebih dari satu supplier. Hal ini membuat pihak Apotek harus memilih supplier mana yang paling optimal untuk suatu jenis obat. Selama ini pemilik apotek yang berperan sebagai pengambil keputusan memilih dan menyeleksi supplier dengan cara manual yaitu dengan cara membandingkan supplier satu-persatu secara manual dan hanya berdasarkan perkiraan, cara ini tentulah tidak efektif dan efisien karena tidak diperhitungkan secara terarah dan jelas. Salah satu bentuk penyelesaian masalah adalah dengan memperhitungkan perencanaan obat menggunakan metode ABC-VEN dan memperhitungkan pemilihan supplier optimal menggunakan metode AHP Penerapan metode ABC-VEN dan AHP dalam sistem, diharapkan nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem pengadaan produk obat- obatan dan menjadikan aliran informasi lebih cepat sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan memenuhi kebutuhan pembelian. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana analisis kombinasi ABC-VEN untuk mendapatkan perencanaan kebutuhan obat yang lebih baik dengan melihat aspek ekonomis dan aspek terapi pada obat ? 2. Bagaimana menentukan supplier optimal untuk suatu obat dengan metode Analytical Hierarcy Procces (AHP) ? 3. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem yang dapat membantu pihak Apotek Antara dengan menggunakan metode ABC-VEN dan Analytical Hierarcy Procces (AHP) ? 2. Teori Dasar Teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah : a. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban., 2005, sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang

description

analisis pareto-ven

Transcript of Analisis pareto- VEN

Page 1: Analisis pareto- VEN

Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Optimal

pada Apotek Antara Dengan Metode ABC-VEN dan Analytical Hierarchy

Procces

Yulian Nias Titi

Mahasiswa Program Studi Teknik Industri

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

[email protected]

Abstract– Drugstore is one of the types of businesses

that do work in the field of pharmacy. Drugstore is

authorized in the distribution of free drugs, free

limited drugs, hard drugs, psychotropic drugs, and

narcotic drugs. Product inventory is one of a very

important aspect for business development, including

the Pharmacy business. ABC-VEN method is one of

pharmaceutical science method that aims to get a

better drug plan. ABC method in the count for the

correction on economic aspects, and methods for

correction VEN calculated on therapeutic aspects.

Analytical Hierarchy Process (AHP) is one method of

decision support systems in a variety of problem

solving multicriteria decision making systems can

also be used in the optimal supplier selection. ABC

method of calculation results obtained for a number

of drug purchases in 2012 was valued at Apotek

Antara by Rp.184.185.814, where for the class A

drugs worth Rp.128.141.428, Rp.36.142.535 worth of

class B and class C valued at Rp.19.901.852. VEN

method showed that from the 49 types of drugs used

in the clinic which includes a group of as many as 15

species Vital, Essential group consisted of 20 types of

drugs, while non-essential group consists of 14 types

of drugs. In AHP defined criteria for selecting

suppliers is price, discounts, bonuses, payment due,

lead time, distance. The results of the calculation

method of Analytical Hierarchy Process, the

calculation of PRIMOLUT drug, the most optimal

supplier is a supplier for selected MBS with the

highest priority value of 23.62%.

Keywords– Decision Support Systems (DSS), the

Analytical Hierarchy Process (AHP), ABC-VEN,

Supplier, Criteria.

1. Pendahuluan

Apotek merupakan salah satu jenis usaha di bidang

kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian.

Apotek diberikan kewenangan dalam penyaluran obat

bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropik

dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan salah

satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi

perkembangan usaha, termasuk usaha Apotek.

Persediaan produk dapat dengan baik dilaksanakan

dengan efektif dan efisien bila sudah terencana. Efisiensi

dan efektifitas pada bagian pengadaan tentunya sangat

berpengaruh terhadap eksistensi Apotek. Apotek Antara

bekerja sama dengan 9 supplier yang bertugas untuk

memasok produk. Sistem pengadaan produk yang ada

selama ini tidak terencana dengan baik karena hanya

berdasarkan pesanan konsumen dan perkiraan saja,

pemilihan supplier pemasok obat ditentukan langsung

oleh pemilik apotek. Terdapat beberapa jenis dan

golongan obat yang dipasok oleh lebih dari satu

supplier. Hal ini membuat pihak Apotek harus memilih

supplier mana yang paling optimal untuk suatu jenis

obat. Selama ini pemilik apotek yang berperan sebagai

pengambil keputusan memilih dan menyeleksi supplier

dengan cara manual yaitu dengan cara membandingkan

supplier satu-persatu secara manual dan hanya

berdasarkan perkiraan, cara ini tentulah tidak efektif dan

efisien karena tidak diperhitungkan secara terarah dan

jelas.

Salah satu bentuk penyelesaian masalah adalah

dengan memperhitungkan perencanaan obat

menggunakan metode ABC-VEN dan memperhitungkan

pemilihan supplier optimal menggunakan metode AHP

Penerapan metode ABC-VEN dan AHP dalam sistem,

diharapkan nantinya dapat digunakan untuk

meningkatkan kinerja sistem pengadaan produk obat-

obatan dan menjadikan aliran informasi lebih cepat

sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam

kegiatan memenuhi kebutuhan pembelian.

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana analisis kombinasi ABC-VEN untuk

mendapatkan perencanaan kebutuhan obat yang lebih

baik dengan melihat aspek ekonomis dan aspek

terapi pada obat ?

2. Bagaimana menentukan supplier optimal untuk suatu

obat dengan metode Analytical Hierarcy Procces

(AHP) ?

3. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan

sebuah sistem yang dapat membantu pihak Apotek

Antara dengan menggunakan metode ABC-VEN

dan Analytical Hierarcy Procces (AHP) ?

2. Teori Dasar

Teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah :

a. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban., 2005, sistem pendukung

keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang

menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian

data. Sistem itu digunakan untuk membantu

pengambilan keputusan dalam situasi yang

Page 2: Analisis pareto- VEN

semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,

dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana

keputusan seharusnya dibuat.

b. Analisis ABC

Menurut Zaluchu,F., 2008, analisis ABC juga

dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC

merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan

berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga

terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang

disebut kelompok A, B dan C.

Berdasarkan hukum Pareto yang dikutip dari

Zaluchu,F., 2008, analisis ABC adalah sebagai berikut :

1. Kelompok A adalah kelompok 70% terbanyak nilai

investasinya dan merupakan kelompok barang

persediaan yang membutuhkan dana investasi yang

tinggi.

2. Kelompok B adalah kelompok yang berada diantara

kedua kelompok (20%) dan merupakan kelompok

barang persediaan yang membutuhkan dana

investasi yang sedang.

3. Kelompok C adalah kelompok 10% atau terendah

nilai investasinya dan merupakan kelompok barang

persediaan yang membutuhkan dana investasi yang

rendah.

c. Analisis VEN

Analisis VEN merupakan pengelompokan obat

berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat terhadap

kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan

dikelompokan kedalam tiga kategori yakni: (Zaluchu,

Fotarisman., 2008)

1. Vital (V)

Kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital),

yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat

penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk

pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk

mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.

Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah

adrenalin, antitoksin, insulin dan obat jantung.

2. Esensial (E)

Bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif

untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi

penderitaan pasien. Contoh obat yang termasuk jenis

obat Essensial adalah antibiotic, obat

gastrointestinal, NSAID dan lain-lain.

3. Non-esensial (N)

Meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang

digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self

limiting disease), perbekalanfarmasi yang diragukan

manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun

tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding

perbekalan farmasi lainnya. Contoh obat yang

termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin,

suplemen dan lain-lain.

d. Kombinasi ABC dan VEN

Menurut Depkes,RI.,2002, analisis ABC- VEN

yaitu merupakan analisis yang menggabungkan

analisis ABC dan VEN ke dalam suatu matriks

sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat

dibuat seperti berikut:

Tabel 1. Matriks ABC-VEN

A B C

V VA VB VC

E EA EB EC

N NA NB NC

Sumber : (Depkes,RI, 2002)

Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan

pengurangan obat. Mekanismenya adalah sebagai

berikut: (Zaluchu,Fotarisman.,2008)

1. Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas

pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari

rencana kebutuhan bila dana masih kurang maka obat

kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan obat

yang masuk kategori NA menjadi prioritas

berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan

pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang

lakukan langkah selanjutnya.

2. Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat

pada kriteria NC, NB, NA dimulai dengan

pengurangan obat kategori EC, EB dan EA.

3. Analisis P (prioritas), U (utama), T (tambahan)

sebagai berikut:

a. Prioritas : Harus diadakan tanpa memperdulikan

sumber anggaran. Pada analisis ABC dan VEN

termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV

b. Utama : Dialokasikan pengadaannya dari

sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan

VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE.

c. Tambahan : Dialokasikan pengadaannya setelah

obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis

ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan CN.

d. Pengertian Analytical Hierarcy Procces (AHP)

Menurut Thomas,L.Saaty., 2008, AHP merupakan

sebuah teknik pengambilan keputusan multikriteria

(berkriteria banyak), dimana faktor kuantitatif dan faktor

kualitatif dikombinasikan sehingga dapat dilakukan

pengurutan prioritas, kedudukan dan evaluasi terhadap

alternatif-alternatif.

Kelebihan dari Analitycal Hierarchy Process (AHP)

dibandingkan dengan metode yang lain adalah:

(Thomas,L.Saaty., 2008)

1. Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari

kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria

yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas

toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan

alternatif yang dipilih oleh para pengambil

keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output

analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Page 3: Analisis pareto- VEN

Dalam perhitunganya, metode AHP menentukan

skala-skala perbandingan bobot untuk masing-masing

elemen dan hasil dari penentuan skala tersebut disajikan

dalam bentuk matrik yang dinamakan pairwise

comparison. Nilai-nilai pembobotan dalam metode AHP

adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Skala dalam Perbandingan Berpasangan Intensitas

pentingnya

Definisi Penjelasan

1

Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen mengembangkan

sifat besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit

lebih penting dibanding

yang lain

Pengalaman dan sedikit

menyokong satu atas caranya

5

Elemen yang satu esensial

atau sangat penting

dibanding elemen yang lain

Pengalaman dan

pertimbangan dengan kuat

menyokong satu elemen

dalam praktek

7

Satu elemen yang jelas

lebih penting dari elemen

yang lainnya

Satu elemen dengan kuat

disokong dan dominannya

jelas terlihat dalam praktek

9

Satu elemen mutlak lebih

penting dibanding yang

lain

Bukti yang menyokong

elemen satu atas yang lain

memiliki tingkat penegasan

tertinggi yang mungkin

menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua

pertimbangan yang

berdekatan

Kompromi diperlukan antara

dua pertimbangan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas satu angka bila dibandingkan dengan

aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila

dibandingkan dengan i.

Sumber : (Thomas,L.Saaty, 2008)

3. Diagram Alir Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian

langkah-langkah yang harus dilalui untuk mencapai

tujuan. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat

dilihat pada diagram alir :

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

4. Hasil Eksperimen

Berikut disajikan hasil perhitungan dengan analisis

ABC, analisis kombinasi ABC-VEN, AHP serta hasil

Perancangan dan implementasi sistem pendukung

keputusan pemilihan supplier optimal dengan metode

abc-ven dan ahp.

a. Analisis ABC

Perhitungan perencaan obat menggunakan

metode ABC didapatkan hasil bahwa obat yang

diadakan pada Apotek Antara selama tahun 2012

adalah sebanyak 49 jenis obat dengan klasifikasi

untuk golongan A,B dan C dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3. Obat Golongan A

Obat golongan A berjumlah 16 jenis obat dengan

total pembelian senilai Rp.128.141.428. Obat golongan

A merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi

antara 0-70%. Obat golongan A memerlukan

pemantauan ketat, sistem pencatatan yang akurat dan

lengkap, serta peninjauan tetap oleh pengambil

keputusan, hal ini dikarenakan obat golongan A jumlah

konsumsinya banyak dan tergolong obat yang penting

untuk diadakan

Tabel 4. Obat Golongan B

No Jenis ObatTotal Pembelian 1

Tahun

%

Kumulatif

1 Asam Mefenamat Rp20,491,580 11.13%

2 Alilestrenol Rp18,660,040 21.26%

3 Amoxicillin Rp14,812,219 29.30%

4 Besi Derivat Rp8,710,844 34.03%

5 Vitamin B dengan kombinasi Rp7,204,650 37.94%

6 Desogestrel Rp7,167,036 41.83%

7 Ambroxol Rp7,089,958 45.68%

8 Alprazolam Rp6,882,074 49.42%

9 Vitamin B Rp6,446,083 52.92%

10 Eritromisin Rp5,955,171 56.15%

11 Parasetamol Rp5,390,278 59.08%

12 Attapulgit Rp4,524,943 61.53%

13 Ampisillin Rp3,843,060 63.62%

14 Alluminium hidroksida Rp3,739,485 65.65%

15 Dekstrometorfan hidrobromida Rp3,699,334 67.66%

16 Multivitamin Rp3,524,673 69.57%

Golongan A

No Jenis ObatTotal Pembelian 1

Tahun% Kumulatif

1 Vitamin D Rp3,455,640 71.45%

2 Estradiol Rp3,440,290 73.32%

3 Finasferid Rp3,132,500 75.02%

4 Diltiazem Rp2,977,300 76.63%

5 Vitamin A Rp2,846,475 78.18%

6 Betakaroten Rp2,782,750 79.69%

7 Betahistin Rp2,580,000 81.09%

8 Bisoprolol Derivat Rp2,538,243 82.47%

9 Alopurinol Rp2,281,681 83.71%

10 Glukosamin Rp2,281,681 84.95%

11 Vitamin E Rp2,072,500 86.07%

12 Deksametason Rp1,957,927 87.13%

13 Bisakodil Rp1,949,995 88.19%

14 Fluosinolon Rp1,845,553 89.19%

Golongan B

Page 4: Analisis pareto- VEN

Obat golongan B berjumlah 14 jenis obat dengan

total pembelian senilai Rp.36.142.535. Obat golongan B

merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi

antara 71-90%. Obat golongan B memerlukan

pengendalian yang tidak terlalu ketat, sistem pencatatan

yang cukup baik, dan peninjauan berkala.

Tabel 5. Obat Golongan C

Obat golongan C berjumlah 17 jenis obat dengan

total pembelian senilai Rp.19.901.852. Obat golongan C

merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi

antara 90-100%. Obat golongan C memerlukan

pemantauan yang sederhana, sistem pencatatan yang

sederhana atau tidak menggunakan sistem pencatatan,

dan peninjauan persediaan tidak sesering kelompok A

dan B.

b. Analisis VEN dan Analisis Kombinasi ABC-VEN

Dari hasil penggolongan obat menggunakan

analisi VEN dan analisis kombinasi ABC-VEN

didapat hasil sbb :

Tabel 6. Matrik Kombinasi ABC-VEN

Dari tabel 3.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Obat yang menjadi prioritas harus diadakan tanpa

memperdulikan sumber anggaran pada analisis

ABC dan VEN termasuk dalam kelompok VA,

VB dan VC.

b. Obat yang menjadi kategori utama dialokasikan

pengadaannya dari sumber dana tertentu pada

analisis ABC dan VEN termasuk dalam

kelompok EA, EB dan EC.

c. Obat yang menjadi kategori tambahan

dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas

dan utama terpenuhi pada analisis ABC-VEN

termasuk dalam kelompok NA, NB dan NC.

Dengan melihat hasil analisis metode ABC-VEN

maka akan memberikan informasi kepada pihak Apotek

Antara mengenai produk-produk utama yang

memberikan revenue terbesar bagi Apotek. Pihak

Apotek Antara dapat meneruskan konsentrasi penjualan

terhadap produk VA,VB,VC sambil mencari strategi

untuk mendongkrak penjualan kelompok EA, EB, EC

dan NA, NB, NC.

c. Perhitungan AHP

Pada perhitungan AHP pemilihan supplier optimal

pada apotek antara ditetapkan 6 kriteria, yaiyu kriteria

harga, diskon, bonus, tempo pembayaran, lead tie dan

jarak. Contoh perhitungan AHP pemilihan supplier

untuk obat Primolut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Perhitungan Matrik Kriteria

Tabel 7. Hasil ʎ max Matrik Kriteria

Tabel 8. Nilai Prioritas Global Untuk Masing-

Masing Supplier

Dari hasil perhitungan menggunakan metode AHP

didapatkan hasil bahwa supplier MBS terpilih sebagai

pemasok obat Primolut dengan nilai 0.2399

No Jenis ObatTotal Pembelian 1

Tahun% Kumulatif

1 Eugenol Rp1,843,500 90.20%

2 Asam Traneksamat Rp1,822,771 91.19%

3 Amlodipin Rp1,709,090 92.11%

4 Vitamin C Rp1,698,277 93.04%

5 Budenosid Rp1,456,714 93.83%

6 Deksklorfeniramin Maleat Rp1,420,767 94.60%

7 Dipridamol Rp1,368,300 95.34%

8 Klotrimazanol Rp1,358,750 96.08%

9 Glibenklamid Rp1,261,194 96.76%

10 Fenilbutazon Rp1,196,731 97.41%

11 Haloperidol Rp1,078,039 98.00%

12 Betametason, derivat Rp988,225 98.53%

13 Efedrin hidroklorida Rp768,723 98.95%

14 Gentamisin Rp538,018 99.24%

15 Atenolol Rp444,784 99.49%

16 Vitamin C dengan kalsium Rp403,445 99.70%

17 Asam Salisilat Rp245,517 99.84%

18 Balsamun peruvianum Rp186,960 99.94%

19 Basitrasin Rp112,047 100.00%

Golongan C

A B C

N6C, N7C, N8C, N9C, N10C,

N13C, N14C

MATRIK KOMBINASI ABC-VEN

V5C,V8C,V10C, V12C,

V13C,V14CV

EE1A, E3A, E4A, E5A, E6A,

E8A, E10A

E7B, E9B,E11B, E12B,

E13B, E14B

E2C, E15C,E16C,E17C,

E18C,E19C, E20C

V1A, V2A, V3A,

V4A,V7A,V11AV6B,V9B, V15B

N N1A, N3A,N5A N2B,N4B,N11B, N12B

Kriteria Harga Diskon BonusTempo

PembayaranLead Time Jarak

Harga 1 3 3 2 5 7

Diskon 0.3333 1 2 3 3 5

Bonus 0.3333 0.5000 1 2 2 3

Tempo Pembayaran 0.5000 0.3333 0.5 1 2 2

Lead Time 0.2000 0.3333 0.5000 0.5000 1 1

Jarak 0.1429 0.2 0.3333 0.5 1 1

Kriteria Lamda (ʎ)

Harga 6.3684

Diskon 6.2568

Bonus 6.1815

Tempo Pembayaran 6.0600

Lead Time 6.2277

Jarak 6.1376

Total 37.2320

Lamda (ʎ) max 6.2053

Kriteria/Suplier Harga Diskon BonusTempo

Pembayaran

Lead

TimeJarak

Prioritas

Global

MBS 0.0930 0.0539 0.0302 0.0308 0.0161 0.0120 0.2359

EPMT 0.0953 0.0540 0.0330 0.0250 0.0164 0.0103 0.2339

UBF 0.0543 0.0319 0.0283 0.0195 0.0124 0.0098 0.1562

PP 0.0530 0.0300 0.0178 0.0117 0.0094 0.0069 0.1287

BMF 0.0420 0.0276 0.0152 0.0106 0.0052 0.0053 0.1059

PC 0.0260 0.0215 0.0133 0.0095 0.0029 0.0055 0.0787

DNR 0.0222 0.0149 0.0097 0.0079 0.0025 0.0034 0.0607

Page 5: Analisis pareto- VEN

d. Perancangan dan Implementasi Sistem

Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier

Optimal dengan Metode ABC-VEN dan AHP.

Berikut ditampilkan gambar DFD dan ERD dalam

perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan

supplier optimal:

Gambar 2. DFD Level 0

Gambar 3. DFD Level 2

Gambar 4. ERD

Dari hasil perancangan didapatkan hasil implementasi

sistem pendukung keputusan. Berikut ditampilkan hasil

implementasi sistem pendukung keputusan pemilihan

supplier optimal dengan metode ABC-VEN dan AHP :

1. Halaman Menu Utama

Pada Halaman menu utama terdiri dari 5

pilihan menu yaitu menu aplikasi, berkas induk,

proses, perhitungan ABC, bantuan dan keluar.

Tampilan halaman menu uatama dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 5. Halaman Menu Utama

2. Halaman Menu Proses

Halaman menu proses merupakan halaman

menu utama yang berfungsi untuk menghitung

dan mendapatkan nilai prioritas guna menentukan

supplier optimal untuk suatu produk. Perhitungan

pada aplikasi ini menggunakan metode Analytical

hierarchy process. Halaman menu proses

mempunyai 2 tampilan halaman submenu yaitu

submenu matrik kriteria dan matrik

supplier/prioritas global. Berikut tampilan

halaman menu proses :

Gambar 6. Halaman Menu Proses

PenggunaSPK Pemilihan

Supplier OptimalData_User

Form_Aplikasi

Data_Supplier

Data_Kriteria

Data_Obat

Data_ABCVEN

Nilai_Matriks_Kriteria

Nilai_Matrisks_Supplier_Kriteria

Hasil_Data_Supplier

Hasil_Data_Kriteria

Hasil_Data_Obat

Hasil_Data_ABCVEN

Nilai_Prioritas_Matrik Kriteria

Hasil_Nilai_Keputusan

Data_Golongan

Hasil_Data_Golongan

Hasil_Perhitungan_ABC

1.0

LOGIN

5.0

PENENTUAN

NILAI

KEPUTUSAN

4.0

PENENTUAN

PRIORITAS

SUPPLIER

3.0

PENENTUAN

PRIORITAS

KRITERIA

2.0

INPUT DATA

PENGGUNA

SUPPLIER

KRITERIA

OBAT

ABCVEN

Data_Pengguna

Data_Pengguna

Hasil_Input_Data_Pengguna

Data_Pengguna

Data_Supplier

Hasil_Input_Data_Supplier

Hasil_Input_Data_Obat

Data_Obat

Data_Kriteria

Hasil_Input_Data_Kriteria

Hasil_Input_Data_ABCVEN

Data_ABCVEN

NILAI KRITERIA

Nilai_Prioritas_Kriteria

Nilai_Matriks_Kriteria

SUPPLIER TIAP

KRITERIA

Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria

Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria

Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria

Nilai_Prioritas_Kriteria

USER

Form_Input

Data_Pengguna

Data_Input

Hasil_Data_Input

Nilai_Matriks_Kriteria

Nilai_Prioritas_Kriteria

Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria

Nilai_Prioritas_Suppplier_Tiap_Kriteria

Hasil_Nilai_Keputusan

6.0

PERHITU-

NGAN

ABC

Jumlah_Pembelian_Obat

Nilai_Kumulatif_+_Range

DATA SUPPLIER

· Nama Supplier

· Alamat

· Jarak

· No.Telp

· Tempo Pembayaran

DATA KRITERIA

· Kriteria

· Spesifikasi

DATA OBAT

· Nama Obat

· No.ID

· Jenis

· Ukuran

· Golongan

· Harga

· Golongan ABC-VEN

ABC-VEN

· Golongan

· Keterangan

MATRIK KRITERIA

MATRIK SUPPLIER

PRIORITAS

GLOBAL

DATA_GOLONGAN

· Golongan

· Keterangan

PERHITUNGAN ABC

Page 6: Analisis pareto- VEN

3. Halaman Menu Perhitungan ABC

Halaman Perhitungan ABC merupakan

halaman menu utama yang berfungsi untuk

menghitung perencanaan obat yang lebih baik

dan terencana dengan metode ABC. Pada saat

pengguna masuk pada halaman utama

perhitungan ABC maka secara otomatis aplikasi

akan menampilkan data obat yang telah diinput

sebelumnya pada menu berkas induk-data obat

dengan tampilan sebagai berikut :

Gambar 7. Halaman Menu Perhitungan ABC

Dengan melihat kedua hasil perhitungan pada

aplikasi, maka pengguna dapat menjadikan hasil

perhitungan ABC-VEN sebagai acuan untuk

perencanaan obat yang lebih baik dengan melihat

golongan-golongan obat yang harus menjadi prioritas

untuk diadakan. Penetapan golongan-golongan prioritas

pada metode ABC berdasarkan nilai kumulatif obat

pergolongan yang didapat dari hasil perhitungan

pembelian obat selama satu tahun.

Selanjutnya setelah mengetahui golongan-golongan

obat yang diprioritaskan pengadaanya, pengguna dapat

melanjutkan penggunaan aplikasi ini untuk menenetukan

supplier optimal dengan metode Analytical Hierarchy

Procces dengan cara menetapkan nilai-nilai masing

kriteria antara lain kriteria harga, diskon, bonus, tempo

pembayaran, lead time dan jarak. Khusus penetapan

nilai kriteria harga untuk suatu obat, penentuan nilai

tersebut ditentukan berdasarkan hasil perhitungan

metode ABC-VEN. Hal ini dikarenakan pada

perhitungan metode ABC-VEN, nilai harga obat telah

diperhitungkan dan diklasifikan berdasarkan tingkat

pembelian selama satu tahun.

Oleh karena itu penetapan nilai kriteria harga untuk

pemilihan supplier optimal dengan metoe Analytical

Hierarchy Procces, penetapan nilainya mengacu pada

hasil perhitungan metode ABC-VEN.

4. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitunggan metode ABC di

dapatkan hasil jumlah pembelian obat selama tahun

2012 pada apotek antara adalah senilai

Rp184.185.814 yaitu untuk obat pada golongan A

senilai Rp.128.141.428, golongan B senilai

Rp.36.142.535, dan pada golongan C senilai

Rp.19.901.852. Metode kombinasi analisis ABC-

VEN merupakan analisis yang menggabungkan

analisis ABC dan VEN kedalam suatu matriks

sehingga analisis menjadi lebih tajam. Berdasarkan

hasil analisis ABC-VEN didapatkan hasil bahwa

obat-obat yang termasuk kategori VA, VB dan VC

merupakan obat prioritas yang harus diadakan tanpa

mempedulikan anggaran, obat kategori EA, EB dan

EC merupakan obat utama yang pengadaaanya

dapat disesuaikan dari anggaran, serta obat kategori

NA, NB dan NC pengadaaanya dilakukan setelah

obat prioritas dan utama terpenuhi.

2. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

merupakan salah satu metode sistem pendukung

keputusan dalam pemecahan berbagai masalah

pengambilan keputusan multikriteria dapat juga

digunakan dalam sistem pemilihan supplier optimal.

Adapun kriteria yang ditetapkan untuk memilih

supplier adalah harga, diskon, bonus, tempo

pembayaran, lead time dan jarak. Dari hasil

perhitungan metode Analytical Hierarchy Process,

untuk perhitungan obat PRIMOLUT, supplier yang

paling optimal untuk dipilih adalah supplier MBS

dengan nilai prioritas tertinggi yakni 23.62%.

3. Dari hasil perancangan dan implementasi, apikasi

sistem pendukung keputusan pemilihan supplier

optimal pada Apotek Antara dapat digunakan

sebagai alat informasi berupa revenue mengenai

perencanaan obat yang lebih baik dengan

menghitung dan menganalisa obat menggunakan

metode ABC-VEN, dan juga dapat membantu

pengambil keputusan yakni Pemilik Apotek untuk

menentukan supplier yang paling optimal suatu obat

dengan menggunakan metode Analythical Hierarcy

Procces (AHP).

Referensi [1] Depkes RI, 2002. Asuhan Kefarmasian. Depkes RI,

Jakarta

[2] Efrain, Turban. (2005). Decision Support Systems and

Intellegent System, edisiBahasa Indonesia jilid 1,

Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[3] Saaty, T.L. 2008. Decision making with the analytic

hierarchy process. University of Pittsburgh: USA

[4] Zaluchu, Fotarisman (2008). Metode Penelitian

Kesehatan, Cita Pustaka Media, Bandung

Biografi

Yulian Nias Titi. Lahir di Ketapang pada tanggal 9 Juli 1991.

Anak ketiga dari Bpk. Mochamad Djalal dan Ibu Ratmi

Ningsih. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN 13 Jambi

dan lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan

menengah di SLTP Negeri 12 Jambi dan lulus pada tahun

2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah

atas di SMA Negeri 1Sungai Raya dan lulus pada tahun 2009.

Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada

tahun 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas

Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan

Teknik Elektro, Fakultas Teknik.