Analisis Materi Pendidikan Agama Islam

download Analisis Materi Pendidikan Agama Islam

of 31

Transcript of Analisis Materi Pendidikan Agama Islam

Analisis Materi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas Kelas XII

Oleh: Nurul Ameliya NIM. 07110017

JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2009

A. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas XII

No 1.

Kompetensi Dasar Memahami ayatayat Al-Quran tentang anjuran bertoleransi.

Materi Pokok Q.S. Al-Kafirun, Q.S. Yunus ayat 40-41, Q.S. AlKahfi ayat 29 tentang toleransi

Indikator Pencapaian Rekomendasi ~ Membaca dan 1. Sebelum membaca ayat tersebut, diharapkan menjelaskan Q.S. menjelaskan definisi Al-Kafirun, Q.S. toleransi, agar siswa terlebih dahulu menangkap materi Yunus ayat 40-41, ini. Q.S. Al-Kahfi ayat 2. Setelah membaca ayat tersebut, maka menyalin, 29 menerjemahkan,mufradat, ~ Membiasakan menerjemahkan ayat secara keseluruhan, dan perilaku bertoleransi menghafalkan agar siswa seperti pada ayat dan tidak hanya mengetahui dalil saja, tetapi lebih surat tersebut. memahaminya. 3. Menjelaskan asbabun nuzul ayat tersebut agar siswa juga mengetahui sirah. 4. Menjelaskan hukum bacaan yang terdapat dalam ayat tersebut, agar siswa juga memahami materi tajwid. 5. Menjelaskan kandungan atau inti sari yang terdapat dalam surat tersebut, agar kita dapat mengetahui kesipmpulan dari dalil tersebut. 6. Mencontohkan perilaku yang mencerminkan surat tersebut, supaya peserta dapat mengimplementasikannya. ~ Membaca dan menjelaskan QS. AlMujadalah ayat 11 1. Memberikan definisi dari etos terlebih dahulu, supaya peserta didik lebih memahami materi.

2.

Memahami ayatayat Al-Quran tentang etos kerja

QS. Al-Mujadalah ayat 11, Al-Jumuah ayat 9-10 tentang

etos kerja.

dan Al-Jumuah ayat 9-10 ~ Membiasakan perilaku beretos kerja seperti surat dan ayat tersebut

2. Membaca, menyalin, serta menghafal kedua dalil tersebut, supaya peserta didik lebih cepat mengetahui landasan dari beretos kerja. 3. Menjelaskan asbabun nuzul ayat tersebut, agar siswa juga mengetahui sirah. 4. Menjelaskan hukum bacaan yang terdapat dalam ayat tersebut, agar siswa juga memahami materi tajwid. 5. Menjelaskan kandungan atau inti sari yang terdapat dalam surat tersebut, agar kita dapat mengetahui kesimpulan dari dalil tersebut. 6. Memberikan hadist yang mendukung ayat tersebut, supaya lebih lengkap. 7. Mencontohkan perilaku yang mencerminkan surat tersebut, supaya peserta dapat mengimplementasikannya. 1. Menjelaskan terlebih dahulu definisi dari hari akhir, agar peserta didik memahami lebih awal. 2. Menjelaskan macammacam hari akhir. 3. Menyebutkan suratsurat yang menjelaskan tentang hari akhir, agar pesrta didik lebih banyak mengetahui dalil yang menjelaskan tentang hari akhir. 4. Menjelaskan fungsi

3.

Meningkatkan akhir.

Meningkatkan akhir.

~ Menampilkan dan membiasakan perilaku yang mencerminkan keimanan pada hari akhir ~ Menerapkan hikmahnya.

keimanan pada hari keimanan pada hari

beriman kepada hari akhir. 5. Menjelaskan tandatanda hari akhir, supaya penjelasan hari akhir ini tidak mengambang. 6. Menjelaskan hikmah beriman kepada hari akhir, agar dapat menjadi sarana untuk bermuhasabah diri. 4. Membiasakan perilaku terpuji Membiasakan perilaku terpuji ~ Menjelaskan pengertian serta menampilkan contoh perilaku adil, rida, dan amal saleh. ~ Membiasakan perilaku adil, rida, dan amal saleh dalam kehidupan sehari-hari. 1. Menambahkan contoh perilaku terpuji, yaitu bijaksana, produktif, serta efisien, agar lebih meluas. 2. Menjelaskan macammacam adil, supaya lebih jelas pengklasifikasiaannya. 3. Memberikan contoh dari setiap perilaku terpuji tersebut, agar lebih riil. 4. Memberikan dalil mengenai masing-masing perilaku terpuji tersebut, supaya peserta didik mengetahui landasannya.

B. SUBSTANSI

Materi I Ayat-ayat Al-Quran tentang ToleransiToleransi adalah menghargai pendapat orang lain (KBBI, 1991: 610). Pada prinsipnya kita wajib saling menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan yang ada pada manusia. Perbedaan-perbedaan itu adalah sunnatullah, bahkan merupakan rahmat bagi yang memahaminya. Allah telah pula memerintahkan manusia untuk saling mengenal, bersilaturahmi, menghargai, bersatu padu, dan saling tolong menolong. Beberapa dalil dari Al-Quran yang menjelaskan tentang toleransi, adalah: 1. Q.S. Al-Kafirun

Mufradat surat Al-Kafirun: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 Arti Katakanlah Hai orang-orang kafir Aku tidak akan menyembah Apa yang engkau sembah Dan bukanlah engkau Menyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak Menyembah Tuhan yang engkau sembah Bagimu Mufradat

. 12 . 13 . 14 .

Agamamu Dan bagiku Agamaku

Terjemah dari surat Al-Kafirun: Katakanlah hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan menyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untuklah agamaku.(Depag RI, 2004: 602). Menurut Tafsir Fi Zhilalil Quran , asbabun nuzul dari surat Al-Kafirun adalah: Bangsa Arab masih menganut atau menyembah apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Ibrahim yaitu menyembah berhala. Nabi Muhammad datang kepada Bangsa Arab, dan mereka mengatakan bahwa agama beliau adalah agama Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad mengajak kompromi dan mengambil jalan tengah. Mereka menawarkan kepada beliau untuk bersujud kepada berhala mereka dan sebaliknya mereka bersujud kepada Allah. Untuk memotong syubhat tersebut, dan untuk memisahkan secara tegas antara ibadah yang satu dan ibadah yang lain, maka turunlah surat ini sebagai penegasan. (Sayyid Qutb, 2002: 59) Hukum bacaan yang terdapat dalam surat Al-Kafirun, adalah: No 1. Kata Mad Uraian bertemu Hukum dengan Mad jaiz munfasil Keterangan Dibaca panjang 5 harokat/dua aridh setengah alif. lis Dibaca panjang tiga /dua/satu alif.

huruf hamzah dalam dua 2. kalimat. Huruf mad ( waqafkan. ) jatuh Mad

sebelum huruf yang di sukun

3. 4.

Mim

sukun

bertemu Izhar Syafawi

Huruf ain dibaca jelas. Huruf dal lebur

dengan huruf ain. Huruf dal sukun bertemu Idhgam dengan huruf ta. mutaqarribain

menjadi huruf ta.

Kandungan dari surat Al-Kafirun, adalah: 1. Umat manusia secara keseluruhan diwajibkan mengakui adanya Tuhan yang dijadikan sebagai sesembahan dan tempat tujuan ibadah. 2. Umat Islam seluruh penjuru dunia hanya diperintah untuk menyembah Allah SWT menurut syariat yang telah disampaiakan oleh Rasulullah SAW. 3. Orang-orang kafir tidak menyukai umat Islam beribadah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. 4. Memberi kebebasan kepada seluruh umat manusia untuk memilih petunjuk hidupnya dengan cara tetap hidup dalam kondisi kekufurannya dengan resiko penderitaan di akhirat atau memilih dan mengikuti ajaran Islam yang dapat menenteramkan jiwa raganya di dunia dan akhirat. (Margiyono, 2004: 4) 2. Q.S. Yunus ayat 40-41

Mufradat surat Yunus ayat 40-41: No Arti 1. Dan diantara mereka Mufradat

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 .

Orang yang Beriman Kepadanya Tidak beriman kepadanya Tuhanmu Lebih mengetahui Orang-orang yang berbuat kerusakan Dan jika Mereka mendustakanmu Maka katakanlah Bagiku pekerjaanku Bagimu pekerjaanmu Kamu berlepas diri Dari apa Aku kerjakan Aku berlepas diri Kamu kerjakan

Terjemah dari surat Yunus ayat 40-41: Dan diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Quran) dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakan kamu (Muhammad), maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu kerjakan (Depag RI, 2004: 213).

Tidak semua wahyu Allah terdapat asbabun nuzul. Salah satunya yaitu Surat Yunus ayat 4041. Dalam tafsir tidak dijelaskan penyebab (asbabun nuzul) ayat tersebut. Hukum bacaan yang terdapat dalam surat Yunus ayat 40-41, adalah: No 1. 2. Kata Uraian Nun sukun bertemu ha Huruf mad Hukum Idzhar Keterangan Cara membacanya

bertemu Mad

terang dan jelas wajib Dibaca panjang dua setengah alif atau lima harakat shilah Dibaca panjang satu alif Cara membacanya

hamzah dalam satu kalimat mutashil 3. 4. 5. Ha kasrah adalah mad Mim bertemu mim Huruf mad sebelum waqaf Mad

qashirah Idhgham mimi Mad lissukun

berdengung aridh Dibaca panjang satu, dua, hingga tiga alif Cara membacanya samar-samar Cara membacanya panjang

6. 7. 8.

Nun sukun bertemu kaf Mim sukun bertemu ain Huruf mad sebelum waqaf

Ikhfa Idzhar syafawi Mad lissukun

jelas aridh Dibaca satu alif

satu, dua, hingga

Kandungan dari surat Yunus 40-41, adalah: 1. Allah menjelaskan kepada Rasulullah dan pengikut-pengikutnya bahwa keadaan manusia akan terbagi menjadi dua golongan. Segolongan yang benar-benar mempercayainya dengan Itikad yang kuat terhadap Al-Quran, dan segolongan lagi yang tidak mempercayainya dan terus menerus berada di dalam kekafiran. Allah SWT menjelaskan bahwa Allah lebih mengetahui orang-orang yang membuat kerusakan di bumi karena mereka menyekutukan Allah, menganiaya diri mereka sendiri, dan menantang hukum Allah.

2. Allah memberikan penjelasan bahwa apabila orang-orang musyrik itu tetap mendustakan Muhammad SAW, maka Allah tetap memerintahkan kepadanya untuk mengatakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad SAW berhak meneruskan tugasnya sebagai penyampai perintah Allah yang jelas kebenarannya (Margiyono, 2004: 7). 3. Q.S. Al Kahfi ayat 29

Surat Al Kahfi termasuk golongan surat Makkiyah. Ayat 29 dalam surat Al-Kahfi ini secara khusus tidak memiliki asbabun nuzulnya. Mufradat surat Al-Kahfi ayat 29: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . Arti Dan katakanlah Kebenaran Dari Tuhanmu Maka barang siapa Hendaklah ia beriman Maka kafirlah Sesungguhnya telah kami sediakan Bagi orang-orang zalim Neraka Gejolaknya Mengepung mereka Dan jika mereka meminta minum Mereka minum Dengan air Mufradat

15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 .

Seperti besi yang mendidih Menghanguskan Muka Minuman paling buruk Dan tempat istirahat Yang paling jelek

Terjemah dari surat Al-Kahfi ayat 29: Dan katakanlah (Muhammad): Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Depag RI, 2004: 297). Hukum bacaan yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 29, adalah: No 1. 2. Kata Uraian Hukum Keterangan Alif lam bertemu dengan Alif lam qamariah Alif lam sukun huruf ha Nun sukun bertemu ra Idhgam gunnah dibaca jelas bila Nun sukun lebur menjadi dibaca 3. 4. 5. Nun sukun bertemu syin Ikhfa Huruf dal sukun di tengah Qalqalah sughra kalimat Nun sukun bertemu huruf Idhgam bigunnah ra dan tanpa

dengung Dibaca samar Dibaca memantul Dibaca lebur dan

6. 7. 8.

ya Mad

bertemu

dengan Mad

berdengung wajib Dibacapanjang lima harakat lam Alif lam tidak

huruf alif dalam satu kata mutashil Alif lam bertemu dengan Alif huruf syin Fathah tanwin diwaqafkan syamsiyah Mad iwad

dibaca Dibaca fathah dan panjangnya harakat dua

Kandungan dari surat Al-Kahfi ayat 29, adalah: 1. Penegasan kepada seluruh umat manusia bahwa kebenaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW itu benar-benar dari Allah SWT. 2. Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia di seluruh penjuru dunia untuk mengikuti petunjuk ajaran Islam. 3. Manfaat dari mengikuti petunjuk ajaran Islam akan kembali pada pelakunya. 4. Madharat dari mengingkari ajaran agama Islam akan dirasakan sendiri oleh pelakunya. 5. Allah memerintahkan agar seluruh umat manusia segera beriman dan mengikuti peyunjuk ajaran Islam tanpa syarat dan alasan yang tidak masuk akal. 6. Untuk manusia diberi pilihan untuk tetap dalam kondisi kafir atau beriman. 7. Apabila umat manusia tetap dalam kondisi kafir berarti mereka telah melakukan kedhaliman dan Allah akan memberikan ancaman yang keras yaitu melemparkan mereka ke dalam api neraka dan mereka tidak mungkin dapat lepas dari ancaman-Nya. (Margiyono, 2004:9).

Beberapa contoh yang mencerminkan perilaku toleransi, adalah:

1. Tidak menjelek-jelekkan Tuhan dan agama lain karena hal tersebut justru akan menimbulkan kebencian dan rasa antipati terhadap Islam. 2. Tidak suka menganggap diri paling benar dan berusaha bersikap terbuka terhadap keberadaan agama atau keyakinan lain di luar darinya. 3. Tidak membeda-bedakan orang lain dan bersikap adil meskipun terhadap keluarga dan diri sendiri. 4. Tidak memaksakan kehendak, kepercayaan, atau keyakinan terhadap golongan lain, apalagi dengan jalan kekerasan. 5. Bersikap konsisten dan sabar dalam berdakwah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan sebagaimana telah ditunjukkan oleh para rasul Allah. 6. Menghadapi kritik atau upaya menjatuhkan Islam, khususnya melalui Al-Quran dengan sikap yang bijaksana dan tidak emosional.

Materi II Ayat-ayat Al-Quran tentang Etos KerjaEtos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial (KBBI, 1991: 410). Sedangkan menurut Margiono (2004: 18), etos kerja merupakan semangat yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Islam sebagai agama yang sempurna juga mengandung ajaran etos kerja. Beberapa dalil yang menjelaskan tentang etos kerja, adalah: 1. QS. Al-Mujadilah ayat 11

Mufradat surat Al-Mujadilah ayat 11: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . Arti Hai orang-orang yang beriman Lapangkanlah (tempat) Maka lapangkanlah Dan apabila diminta kepadamu berdiri Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) Di antara kamu Beberapa derajat Bila dikatakan kepadamu Dalam majelis Niscaya Allah melapangkan tempatmu Hendaklah kamu berdiri Mufradat

12 . 13 . 14 . 15 .

Orang-orang yang beriman Dan orang-orangyang berilmu Dan Allah Maha mengetahui apa-apa saja yang kamu lakukan

Terjemah dari surat Al-Mujadilah ayat 11: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Depag RI, 2004: 543). Asbabun nuzul surat Al-Mujadilah ayat 11, adalah: Dalam suatu riwayat dari Ibnu Jarir dikemukakan bahwa ketika ada orang yang baru datang ke majelis Rasulullah, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di dekat Rasulullah. Maka turunlah ayat ini sebagai perintah untuk memberikan tempat kepada orang yang baru datang. Dalam riwayat lain olah Ibnu Abi Hatim dikemukakan bahwa ayat ini turun pada hari Jumat di saat pahlawan-pahlawan Badar datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang tidak mau memberikan tempat kepada mereka sehingga banyak yang berdiri. Rasulullah menyuruh orang-orang yang duduk untuk berdiri dan memberikan tempat duduknya, namun mereka merasa tersinggung. Ayat ini turun sebagai perintah kepada mukmin untuk menaati Rasulullah dan memberi kesempatan duduk kepada sesama mukmin. (Margiono, 2004: 19)

Hukum bacaan yang terdapat dalam surat Al-Mujadilah ayat 11, adalah:

No 1. 2. 3. 4.

Kata Sebelum

Uraian alif

Hukum huruf Mad thabii Idzhar syafawi

Keterangan Dibaca panjang satu alif Huruf ta dibaca

berharakat dhammah Mim sukun bertemu ta

jelas Alif lam bertemu huruf Alif lam qamariah Dibaca jelas lam mim Sebelum hurufnya dhammah Sebelum hurufnya huruf wau, Mad thabii sukunnya Bacaannya panjang satu alif

berharakat lam

5.

jalalah, Lam jalalah tarqiq Lam jalalah dibaca berharakat Ikhfa Ikhfa tipis Bacaannya samarsamar Bacaannya samarsamar Bacaannya jelas Bacaannya panjang satu alif jalalah Lam jalalah dibaca tebal aridh Bacaannya panjang satu,dua hingga tiga alif

6. 7. 8. 9. 10. 11.

kasrah Nun sukun bertemu syin Nun sukun bertemu kaf

Mim sukun bertemu huruf Idzhar syafawai wau Alif bertenu wau Sebelum lam Mad thabii jalalah, Lam

hurufnya berharakat fathah tafhim Huruf mad sebelum waqaf Mad lissukun

Kandungan dari surat Al-Mujadilah ayat 11, adalah: Dalam kehidupan, manusia tidak luput dari masalah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menyelesaikannya dengan ilmu pengetahuan. Islam memerintahkan agar kita berusaha keras dalam menuntut ilmu pengetahuan dan hal itu sekaligus menjadi kewajiban bagi manusia selama hidup.

Menuntut ilmu pengetahuan harus disertai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Allah menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu, dan beramal saleh sesuai dengan ilmunya pada derajat yang paling tinggi. Beberapa hadist yang mendukung ayat tersebut, adalah: 1. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (HR. Ibnu Adi dan Baihaqi). Hadist ini menjelaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Agar ilmu yang di peroleh dapat bermanfaat, maka hendaknya kita pun memilki etika dalam menuntut ilmu (Margiono, 2004: 22). 2. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Siapa yang menghendaki (kebahagiaan hidup) dunia, harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki (kebahagiaan hidup) akhirat, harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki (kebahagiaan hidup) dunia dan akhirat, harus dengan ilmu. (HR Thabrani). Hadist ini menjelaskan bahwa landasan kehidupan yang paling utama adalah iman dan pengiringnya adalah ilmu. Iman yang tidak disertai dengan ilmu dapat membawa perilaku seseorang kepada hal-hal yang menyimpang dari atura Ilahi. Sebaliknya, orang yang berilmu, namun tidak disertai keimanan atau tidak membawa orang tersebut dalam keimanan, maka ilmu tersebut dapat membehayakan, baik bagi dirinya d\sendiri maupun bagi sesama manusia (Margiono, 2004: 23). 2. QS. Al-Jumuah ayat 9-10

Mufradat surat Al-Jumuah ayat 9-10: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 . Arti Wahai Orang-orang yang (mereka) Beriman Apabila diseru/dipanggil Untuk menunaikan shalat Pada hari Jumat Dan bersegeralah Mengingat Allah Dan tinggalkanlah jual beli Demikian itu Lebih baik Bagimu Jika Kamu Mengetahui Maka apabila Telah diselesaikan Shalat Maka bertebaranlah kamu Di muka bumi Mufradat

Terjemah dari surat Al-Jumuah ayat 9-10: Wahai orang-orang yang beriman, apabila telah bdiseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli itu. Demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maka apabila shalat itu telah selesai, bertebaranlah kamu di muka bumi ini dan carilah karunia Allah dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya beruntung (Depag RI, 2004: 554). Asbabun nuzul surat Al-Jumuah ayat 9-10, adalah: Surat Al-Jumuah ini tergolong dalam surat Madaniah. Ayat 9-10 dalam surat ini, tidak terdapa asbabun nuzaul secara khusus. Hukum bacaan yang terdapat dalam surat Al-Jumuah ayat 9-10, adalah: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kata Sebelum Uraian alif Hukum huruf Mad thabii Idgham Keterangan

berharakat fathah Nun sukun bertemu ya

bighunnah Alif lam sukun bertemu Alif lam qamariah huruf jim Kasrah sebelum lam Lam jalalah tarqiq

jalalah Alif lam sukun bertemu Alif lam qamariah huruf ba Mim sukun bertemu kha Tanwin bertemu huruf lam Nun sukun bertemu kaf Mim sukun bertemu ta Huruf mad sebelum waqaf Idzhar syafawi Idhgham bila gunnah Ikhfa Idzhar syafawi Mad aridh lis

sukun Huruf ba sukun berada di Qalqalah sughra tengah Sebelum lam jalalah huruf Lam jalalah

berharakat dhamah

tafkhim

Kandungan dari surat Al-Mujadilah ayat 11, adalah: 1. Pada ayat 9, Allah SWT menjelaskan bahwa apabila dikumandangkan adzan, maka kita wajib meninggalkan urusan atau pekerjaan, baik sebagai pedagang, karyawan, atau usaha lainnya dan segera ke masjid untuk melaksanakan shalat dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. 2. Pada ayat 10, Allah SWT menerangkan bahwa setelah selesai menunaikan shalat, kita diperbolehkan melanjutkan urusan, mencari rezeki yang halal sehingga tercapai kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat (Margiono, 2004: 26). Beberapa perilaku yang mencerminkan etos kerja seorang muslim sesuai dengan kedua dalil tersebut, adalah: 1. Manusia hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan. 2. Melaksanakan ajaran Islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Materi III Iman Kepada Hari AkhirSetiap orang yang beriman wajib untuk mempercayai atau meyakini rukun iman yang berjumlah enam. Beriman atau meyakini adanya hari akhir adalah rukun iman yang kelima. Hari akhir biasa juga disebut dengan hari kiamat. Hari kiamat adalah hari yang merupakan hari terkhir kehidupan di dunia ini bersamaan dengan dibangkitkannya kembali orang-orang yang telah

meninggal dunia untuk diadili perbuatannya yang sudah-sudah (Salim, 1991:790). Berarti, hari akhir adalah suatu peristiwa luar biasa yang pasti akan terjadi dimana seluruh makhluk, termasuk manusia yang pernah hidup di muka bumi akan dimatikan, kemudian hidup dan dibangkitkan kembali untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan atas segala amal yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia. Terdapat dua macam kiamat, yaitu: 1. Kiamat sughra (kiamat kecil) adalah suatu kematian yang terjadi pada setiap makhluk atau berakhirnya kehidupan setiap individu (manusia) (Bakar, 1999:79). Oleh karena itu, setiap manusia harus sadar bahwa kita semua akan kembali kepada yang menciptakan. Kita pun tidak dapat mengelak atau tidak dapat lari dari takdir yang akan terjadi. Firman Allah SWT dalam surat Ar-Rahman ayat 26-27:

Artinya: Semua yang ada di bumi akan binasa. Dan tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Firman Allah SWT dal surat Ali Imran ayat 185:

Artinya: Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sejalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. 2. Kiamat kubra (besar) adalah peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya (makhluk) sebagai awal dimulainya kehidupan akhirat (bakar, 1999: 79). Kiamat pasti terjadi, tetapi tidak seorangpun mengetahui waktu terjadinya kiamat, termasuk para nabi

dan Rasul-Nya karena kimat itu didatangkan secara tiba-tiba dan hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya. Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 187:

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat , Bilakah terjadinya? Katakanlah, Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba. Surat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang hari kiamat, diantaranya yaitu: AlWaqiah, Al-Haqqah, Al-Qiyamah, Al-Qariah. Fungsi beriman kepada hari akhir, adalah: 1. Menjadikan seseorang lebih meyakini adanya kehidupan berikutnya. 2. Meyakini bagian-bagian dari peristiwa hari akhir, seperti adanya hisab, mizan, surga, dan neraka sebagai konsekuensi bagi manusia untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan-perbuatannya selama hidup di dunia. 3. Memberi dorongan untuk bersikap disiplin, taat, dan patuh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta takut terhadap azab Allah. 4. Mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik, karena semua amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan mendapat balasan. Menurut syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaziri, tanda-tanda hari kiamat, adalah: 1. Munculnya dajjal, yajuj, dan majuj.

2. Turunnya Nabi Isa dari langit. 3. Keluarnya binatang melata (yang dapat berbicara). 4. Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya (barat). Gambaran dari peristiwa hari kiamat yaitu, sangkakala ditiup satu kali untuk kematian dan kebinasaan, lalu tiupan berikutnya untuk kebangkitan dan hidup kembali serta menghadap kepada Rabbul Izzati Allah. Kemudian, penyerahan kertas-kertas catatan amal masing-masing. Ada yang menerima kitab catatan amalannya dengan tangan kanan dan ada pula yang mengambil dengan tangan kirinya. Setelah itu, disediakan mizan dan perhitungan amal (hisab) pun dilaksanakan. Lalu jembatan terbentang di atas api neraka menuju surga hingga berakhirnay proses agung tersebut dengan menetapkannya semua penghuni surga di surga dan penghuni neraka di neraka. Dalil naqli mengenai hari kiamat yaitu terdapat dalam: 1. QS. Al-Anbiya ayat 34-35, 96-97, dan 47 2. QS. At-Taubah ayat 7 3. QS. Asy-Syuara ayat 7 4. QS. Al-Muthaffifin ayat 4-6 5. QS. Al-zalzalah ayat 1-8 6. QS. An-Naml ayat 82 7. QS. Az-Zukhruf ayat 57-61 8. QS. Az-Zumar ayat 68-78 9. Sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Kiamat tidak akan datang sebelum seseorang melewati suatu kuburan seseorang lalu ia mengatakan Dulu sekiranya aku menempati posisinya (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).

Dalil aqli mengenai hari kiamat, yaitu: 1. Kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali makhluk-Nya sesudah mereka mati, sebab menghidupkan kembali itu tidak lebih sulit dari paad menciptakannya pertama kali tanpa ada contohnya. 2. Tidak ada sesuatu yang ditolak oleh akal sehat tentang kebangkitan kembali dan pembalasan, sebab akal sehat itu tidak akan menolak kecuali dalam hal yang mustahil seperti adanya sesuatu yang berlawanan atau berrtemunya dua hal yang bertentangan. Sedangkan kebangkitan (kiamat) dan pembalasan itu sama sekali tidak termasuk dalam hal tersebut. 3. Adanya hikmah yang tampak paad perbuatan-perbuatan-Nya pada makhluk-makhlukNya dan yang tampak pada setiap aspek dan sendi kehidupan. 4. Adanya kehidupan dunia dengan segala kenikmatan dan kesenanangan yang ada di dalamnya sebgai bukti akan adanya kehidupan lain sesudahnya di alam yang lain pula dimana terdapat keadilan, kebaikan, dan kesempurnaaan. Hikmah beriman kepada hari akhir, adalah: 1. Menyadari bahwa hari kiamat pasti akan datang dan tidak ada yang tahu waktu kejadiannya, kecuali hanya Allah SWT. 2. Hancurnya alam semesta di hari kiamat membuktikan bahwa Allah Maha Kuasa melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki. 3. Akibat peristiwa luar biasa tersebut, manusia harus mempersiapkan diri dengan bekal amal saleh karena tidak pernah ada satu makhluk pun yang mengetahuinya.

Materi IV Perilaku TerpujiAllah mengutus Rasulullah sebagai teladan berakhlaq yang indah. Seorang pribadi muslim yang mulia adalah mereka yang mampu menghiasi dirinya bukan hanya dengan perhiasan jasmani semata, akan tetapi juga menghiasi dirinya dengan perhiasan jiwa. Perilaku terpuji diantaranya, yaitu adil, bijaksana, rida, produktif, dan efesisen. A. Adil

Adil adalah tidak melebihi/ mengurangi dari pada yang sewajarnya; tidak memihak dan memeberi keputusan yang berat sebelah (KBBI, 1991: 12). Sedangkan menurut Margiono (2006: 49), adil memilki makna meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau dengan kata lain, memberikan kepada yang berhak akan hak-hak mereka. Keadilan adalah bentuk sifat atau sekap dari makna kata adil. Dalil yang menjelaskan tentang sifat adil terdapat dalam QS. AnNahl ayat 90:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melerang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Depag RI, 2004: 277). Sebagai pemimpin dan hakim juga hendaknya berlaku adil sesuai dengan contoh dari Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, keadilan adalah sendi pokok ajaran Islam yang harus ditegakkan. Menurut Margiono (2006: 49), macam-macam perilaku adil, adalah: 1. Berlaku adil kepada Allah, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan. 2. Berlaku adil pada diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. 3. Berlaku adil kepada orang lain, yaitu menempatkan orang lain pada tempat yang sesuai, layak, benar, memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti serta merugikan orang lain. 4. Berlaku adil kepada makhluk lain, yaitu dapat memperlakukan makhluk Allah yang lain dengan layak sesuai syariat dan menjaga kelestariannya dengan merawat serta tidak merusaknya. Cara menunjukkan sikap adil kepada orang lain dapat dilakukan dengan hal-hal berikut: 1. Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah, sopan, dan santun. 2. Tidak pilih kasih ketika berkawan. 3. Berpikiran positif terhadap orang yang berada di sekitarnya. B. Bijaksana

Bijaksana adalah arif; tajam pikiran; selalu menggunakan akal budinya (KBBI, 1991: 202). Seorang yang bijaksana adalah seseorang yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan cara dan jalan yang terbaik (Margiono, 2006: 50). Dalil yang menjelaskan tentang bijaksana terdapat dalam QS. An-Nahl: 125, Al-Baqarah: 231, Ali Imran: 159). Perbuatan harus direncanakan secara matang, sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Az-Zumar ayat 9:

Artinya: Katakanlah, Samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran (Depag RI, 2004: 459). Perilaku terpuji yang harus dimiliki agar kita dapat menjadi bijaksana, antara lain (Margiono, 2006: 51): 1. Empati adalah sifat dimana seseorang dapat merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. 2. Pengendalian emosi. Kita tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan di saat emosi. 3. Kemandirian. Mengambil sebuah keputusan tanpa dipengaruhi dan ditekan oleh pihak lain. 4. Berpikir positif, artinya dapat menemukan hikmah dari segala peristiwa. 5. Teliti dan berhati-hati dalam menghadapi berbagai keadaan yang sulit. Sikap suka berpikir matang diantaranya dapat diaplikasikan seperti: 1. Menunjukkan kemampuan berpikir secara objektif. 2. Mampu mengendalikan prasangka buruk dan selalu menggantinya dengan selalu berprasangka baik. 3. Bersikap terbuka dan menerima koreksi atau kritik. 4. Berperilaku selalu pada hal-hal yang dituntun oleh keseimbangan rasio dan emosi sehingga tidak mengikuti hawa nafsu sendiri. 5. Mudah bergaul dan enak diajak bicara. C. Rida Rida adalah rela; senang hati (KBBI, 1991: 1272). Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah, baik berupa hukum maupun ketentuan-ketentuan yang ditetapkan-Nya (Margiono, 2006: 52). Rida

terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari jalan keluarnya. Dalil yang menjelaskan tentang rida adalah QS. Al-Baqarah ayat 155156:

Artinya: Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innalillahi wainna ilaihi rajiun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali) (Depag RI, 2004: 24). Sikap rida dapat ditunjukkan melalui hal-hal sebagai berikut(Margiono, 2006:53): 1. Sabar dalam melaksanakan kewajiban hinnga selesai dengan kesungguhan usaha atau ikhtiar dan penuh tanggung jawab. 2. Senantiasa mengingat Allah dan tetap melaksankan salat dengan khusyuk. 3. Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain dan tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya. 4. Senantiasa bersyukur atau berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat pemberian-Nya. Hal itu adalah upaya untuk mencapai tingkat tertinggi dalam perbaikan akhlak. 5. Tetap beramal saleh (berbuat baik) kepada sesama sesuai dengan keadaan dan kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan sosial, kerja bakti, dan membantu orang tua di rumah dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. 6. Menunjukkan kerelaan atau rida terhadap diri sendiri dan Tuhannya. Juga rida terhadap kehidupan, terhadap takdir yang berbentuk nikmat maupun musibah, dan terhadap perolehan rezeki atau karunia Allah swt. D. Produktif Produktif adalah perbuatan atau daya upaya manusia untuk melakukan suatu perbuatan yang sangat mudah demi menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat (Margiono, 2006: 54). Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: Dari Miqdam r.a. diterangkan bahwa Nabi saw. Bersabda, Tiadalah seseorang yang makan makanan sekali-kali lebih baik daripada makanan dari hasil tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Daud a.s. memakan makanan dari hasil kerja tangannya sendiri. (HR. Bukhari dan Nasai). Tiga hal berikut ini perlu dilakukan dalam menjalankan sikap produktif demi kesejahteraan umat manusia, yaitu sebagai berikut (Margiono, 2006: 54): 1. Selalu menggunakan akal Manusia yang produktif adalah manusia yang selalu menggunakan akalnya. Ia diberi kepercayaan oleh Allah untuk mengolah bumi. Akal pikiran harus senantiasa digunakan jika ingin senantiasa produktif dan diridhai Allah karena Dia amat murka orang-orang yang tidak menggunakan akalnya. 2. Tumbuhkan sikap yang akan membawa kemajuan dan sukses Sikap yang membawa kemajuan dan sukses entara lain untuk terus mencoba, senang membantu pekerjaan orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkna pujian atau imbalan yang berlebihan, menjadikan setiap kesalahan sebagai pelajaran untuk tidak diulang kembali dan menggantinya dengan keberhasilan. 3. Manfaatkan indra yang karunia Allah SWT untuk berkarya Rezeki yang berupa indra karunia besar dan rahmat yang sangat berharga bagi manusia untuk dapat berkarya. Manusi harus senantiasa mengingat Allah dan bersyukur terhadap betapa berharganya karunia Allah tersebut. E. Efisien Efisien adalah sikap dan perilaku yang selalu mempertimbangkan keseimbangan antara yang dikeluarkan dan yang diperoleh sebagai hasil guna (Margiono, 2006: 55).Mengelola waktu merupakan salah satu aspek paling penting untuk bekerja secara efektif dan efisien. Tidak sedikit manusia yang mengalami kerugian dalam hal waktu. Allah berfirman dalam QS. Al-Ashr ayat 1-3:

Artinya: Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran (Depag RI, 2004: 603). Beberapa perilaku positif yang dilakukan untuk membuat waktu menjadi efisiens, yaitu (Margiono, 2006: 56): 1. Membaca buku yang bermanfaat, terutama Kitabullah (Al-Quran). 2. Zikir kepada Allah SWT. Berzikir sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja meskipun hamba sahaya. 3. Islam mengajarkan kepada umatnya agar dapat memanfaatkan waktunya untuk mempererat tali persaudaraan atau silaturahmi. 4. Mewaspadai tanda-tanda pemborosan waktu dengan cara mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan dan menganalisis secara objektif serta mengevaluasinya.

DAFTAR PUSTAKABakar, Abu. 1999. Pedoman Hidup Seorang Muslim. Jakarta: PT. Megatama Sofwa Pressindo. Departemen Agama RI. 2004. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media. Margiono. et al. 2006. Agama Islam 3 Lentera Kehidupan SMA Kelas XII. Yogyakarta: Yudhistira. Muliana, Farid. 2007. Panduan Keislaman Untuk Remaja Super Mentoring Junior. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.

Qutb, Sayyid. 2002. Tafsir Fi Dzilalil Quran: Di Bawah Naungan Al-Quran. Jakarta: Gema Insani Press. Salim, Peter. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran Vol 8. Jakarta: Lentera Hati.