PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI...

105
i PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: ROHMAD SHOLIKIN NIM: 111-12-119 FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2017

Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI...

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP

N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ROHMAD SHOLIKIN

NIM: 111-12-119

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2017

ii

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP

N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ROHMAD SHOLIKIN

NIM: 111-12-119

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2017

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

Drs. M. Ghufron, M.Ag.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp. : 4 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Rohmad Sholikin

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Rohmad Sholikin

NIM : 111-12-119

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI

MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA

SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 20 Maret 2017

Pembimbing

Drs. M. Ghufron, M,Ag.

NIP. 1974032020031210001

v

Judul Skripsi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI

IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

ROHMAD SHOLIKIN

NIM: 111-12-119

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Maret 2017 dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Sekretaris Penguji : Dr. M. Gufron, M.Ag

Penguji I : Dr. Muna Erawati, M.Si

Penguji II : Dr. Mukti Ali, M.Hum

Salatiga, 29 Maret 2017

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rohmad Sholikin

NIM : 111-12-119

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

vii

MOTTO

“Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak

intelektual terpelajar bukan intelektual yang kurang ajar ”

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta

karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Keluarga ku Ayah dan Ibuku tercinta, Pae Zumroni dan Mbok

Jumiyem serta Adiku Nduk Puji Tri Utami, Mas Andi Wibowo dan

dek Riza yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih

sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Drs. M. Ghufron, M.Ag. yang

selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh

kesabaran selama proses skripsi ini.

3. Sahabat-sahabatku, Tri Hartono, Dedi Setiadi, Rizal yang selalu

memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam

penempuhan gelar sarjana ini.

4. Tim KKN IAIN Salatiga 2016 Posko 60 Mas Fahmi, Mujito, Nur

Hidayati, Latifah, Oktaf, Riyanti, Novi yang selalu memberikan

dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar

sarjana ini.

5. Teman-teman ku se Perjuangan PAI D Angkatan 2012.

6. Segenap pendidik dan Pembaca.

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga

banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. M. Ghufron, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Kedua orang tuaku, kakakku, dan adikku yang telah memberikan doa,

motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan

di bidang pendidikan kepada penulis.

8. Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.

9. Keluarga Besar ITTAQO IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman keorganisasian kepada penulis.

x

10. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 IAIN Salatiga yang selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

11. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan

kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 20 Maret 2017

xi

ABSTRAKSI

Rohmad Sholikin (NIM. 111-12-119). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pai

Materi Iman Kepada Malaikat Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa

Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun ajaran

2016/2017. Skripsi. IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. M Ghufron, M.Ag.

Kata kunci: prestasi belajar, PAI, metode Jigsaw.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi

belajar PAI melalui metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta

didik Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang dengan dua siklus.

Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Data

yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw pada

pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang

diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini

terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus

sebesar 22.4%, pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar

peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami

peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus I

sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target yang

ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara

klasikal mencapai 90% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh

peserta didik 75 sudah tercapai.

Aktivitas belajar peserta didik juga dapat ditingkatkan dengan

menerapkan metode jigsaw. Dengan metode ini guru mudah merangsang

keaktifan peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah

memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan

yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh

guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat dari pra siklus,

siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %.

Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas

peserta didik sebesar 80%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada

peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI melalui

metode Jigsaw. Adanya peningkatan prestasi belajar ini dapat dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata peserta didik dan persentase ketuntasan belajar peserta

didik. Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada

semua pihak (peserta didik, guru dan orang tua) untuk dapat meningkatkan

prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

JUDUL ............................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi

MOTTO............................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Maasalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

E. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 6

F. Definisi Operasional ............................................................................. 7

G. Metode Penelitian ................................................................................. 15

1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 16

2. Subyek Penelitian ........................................................................... 16

xiii

3. Instrumen Penelitian ....................................................................... 16

4. Pengumpulan Data ......................................................................... 16

5. Teknik Analisa Data ....................................................................... 17

H. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar PA

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI ..................................................... 20

2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam...................... 22

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................... 24

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................... 25

B. Iman Kepada Malaikat ......................................................................... 26

C. Konsep Dasar Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran ..................................................................... 30

2. Prinsip Penggunaan Metode ........................................................... 32

3. Jigsaw ............................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39

B. Setting dan Subyek Penelitian .............................................................. 40

1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 40

2. Subyek Penelitian ........................................................................... 40

C. Data Prestasi Belajar PAI ..................................................................... 40

D. Desain Penelitian .................................................................................. 42

E. Metode Pengumpulan Data

1. Tes .................................................................................................. 46

xiv

2. Observasi ........................................................................................ 47

3. Dokumentasi .................................................................................. 48

F. Metode Analisis Data ........................................................................... 48

G. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi Awal ........................................................................... 50

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus .......................................... 54

1. Siklus I ........................................................................................... 54

2. Siklus II .......................................................................................... 60

C. Pembahasan .......................................................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 71

B. Saran ..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 76

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Prestasi Belajar Peserta Didik ................................................. 41

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 51

Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Peserta Didik ........................................................... 52

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 55

Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................................................ 57

Tabel 4.5 Aktivitas Pembelajaran Guru ........................................................... 58

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 61

Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................................................ 63

Tabel 4.8 Aktivitas Pembelajaran Guru ........................................................... 64

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus ........................ 68

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus I ......................................... 76

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus II........................................ 77

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I ..................... 78

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II .................... 79

Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................................. 81

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis ................................................................. 85

Lampiran 7 Daftar Nilai Surat Keterangan Kegiatan (SKK) ........................... 86

Lampiran 8 Surat Pembimbing Skripsi ............................................................ 90

Lampiran 9 Surat Penelitian ............................................................................. 91

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinamika masyarakat pada dekade abad ke 21 ini semakin kompleks.

Realitas sosial ini disadari atau tidak disadari akan membawa akses-akses baik

positif maupun negatif terhadap perkembangan moral masyarakat.

Ketidakberdayaan masyarakat dalam membendung laju zaman ini lebih

terindikasikan lagi dengan tidak adanya batasan oleh seperangkat komputer

dan jaringannya.

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam

melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai

tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan dan nilai keagamaan. Proses

pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada

peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku,

dan kepribadian anak. Untuk itu penyampaian proses pembelajaran hendaknya

dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar

pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan

menyenangkan.

Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan

kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan

generasi yang berbudi pekerti yang luhur sebagaimana diamanatkan oleh

undang-undang pendidikan nasional no. 2 tahun 2003 “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

2

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta

didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu

berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.

Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi

manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan

capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah

dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Disisi lain minat siswa

terhadap mata pelajaran pendidikan agama menurun, siswa lebih suka dengan

mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu mata

pelajaran pendidikan agama perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan

dalam menyampaikan kepada peserta didik agar siswa tidak jemu dalam

mengikuti pelajaran.

Dalam menyikapi kondisi yang terjadi dalam era globalisasi ini

terutama dengan besarnya kemungkinan persebaran dampak negatifnya, maka

satu aspek yang paling penting dalam menangkal akses yang lebih buruk lagi

adalah dengan pembekalan moral kepada para anak bangsa, sehingga mampu

memilih yang lebih baik, yang sesuai dengan tatanan moral. Dalam hal ini

peranan pendidikan menjadi sangat urgen terutama Pendidikan Agama Islam

yang bersangkutan langsung dengan masalah moral. Mengingat kekhawatiran

3

akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan IPTEK yang mungkin

melampaui batas, Pendidikan Agama Islam harus bertindak untuk mencegah

bahaya-bahaya yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan Agama Islam

dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bermuara pada nilai-nilai Islami.

Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah merupakan pendidikan yang sangat penting, karena harus mampu

membentuk sikap perilaku yang agamis terhadap peserta didik, terutama

masalah pengamalan ibadah. Dalam hal ini memahami iman kepada malaikat

adalah sangat diperlukan karena iman kepada malaikat termasuk dalam

serangkaian rukun iman yang wajib diyakini dan diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum masih terdapat

ketidak seimbangan antara alokasi waktu yang tersedia dan materi pelajaran

yang begitu luas, mengakibatkan prestasi Pendidikan Agama Islam masih jauh

dari harapan yang diinginkan. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang

diperoleh oleh siswa, terutama pada materi iman kepada malaikat yaitu rentang

nilai antara 60 dan 70 sedang KKM yang ditetapkan 75. Kalaupun nilai sudah

cukup baik ataupun sudah memenuhi kriteria standar kelulusan, dengan

diterapkannya metode Jigsaw diharapkan prestasi akan lebih meningkat.

Dalam rapat Dewan Guru, dan Dewan Komite sekolah yang pada tanggal 15

Mei 2011 menetapkan bahawa 68% merupakan ketuntasan belajar rendah, 75%

ketuntasan belajar sedang dan 88% ketuntasan belajar tinggi dan Kreteria

Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Pendidikan Agama Islam adalah 75.

4

Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) untuk meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat dengan

menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016-2017. Dengan harapan

dengan metode Jigsaw prestasi siswa pada materi iman kepada malaikat akan

meningkat.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini berfokus pada proses pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan materi iman kepada malaikat dengan

menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Kabupaten Semarang. Adapun pokok permasalahannya adalah sebagai berikut:

Apakah strategi Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman terhadap iman

kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten

Semarang.

Adapun indikator keberhasilan adalah indikator kemampuan siswa

dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat. Jadi

keberhasilan tindakan ini ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat

perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan peningkatan

pembelajaran. Jika pada siklus 1 kategori lebih besar paham dari Pra Siklus dan

pada siklus II Paling lebih besar paham dari Siklus 1 berarti terjadi

peningkatan yang positif.

5

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw dapat

meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP

N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017“

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan dan evaluasi yang teratur terhadap pelaksanaan

pembelajaran iman kepada malaikat harus tetap diprioritaskan untuk mencapai

hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan

kemampuan siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang

terhadap pemahaman iman kepada malaikat dan selanjutnya akan ditingkatkan

dengan menggunakan strategi Jigsaw.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai pelengkap referensi yang telah ada berkaitan dengan proses

belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori–teori

yang selama ini penulis peroleh dalam bangku kuliah.

b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan

siswa dalam memahami dan mengamalkan bentuk iman kepada malaikat.

6

c. Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan

guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar

sehingga hasilnya dapat ditingkatkan.

d. Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih

bermanfaat bagi siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunta, 2006:71). Sedang menurut Winarno Surahmad hipotesis

adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum berakhir masih

harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban yang dianggap benar

atau salah (Sutrisno Hadi, 1987:69).

Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara

belum sampai pada titik akhir. Masih memerlukan pembuktian untuk

memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Sesuai dengan judul

yang penulis ajukan terdiri dari dua variabel yaitu strategi Jigsaw sebagai

variabel bebas (independent) dan pemahaman iman kepada malaikat sebagai

variabel terikat. (dependen) maka dapat penulis ajukan hipotesis sebagai

berikut : ”Melalui metode Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan

menerapkan nilai-nilai iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2

Tengaran“

7

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemaham,

maka perlu penulis jelaskan :

1. Pengertian Pemahaman iman kepada malaikat

Pemahaman adalah cara memehami atau memahamkan sesuatu

(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 811). Adapun yang penulis

maksudkan dengan pemahaman iman kepada malaikat adalah kesanggupan

dan kecakapan seseorang untuk memahami dan menerapkan iman kepada

malaikat dengan benar, dengan indikator :

a. Memahami arti iman kepada malaikat

Secara etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut

(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-

alukah artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau

pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran

Malaikat juga disebut rusul (utusan-utusan). Misalnya pada suratHud

ayat 69. Bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa

indonesia kata Malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk

jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas, 1992: 83). Secara etimologis

malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari

cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

b. Mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat dalam kehidupan

sehari-hari.

8

Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman

kepada Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah

mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama

malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-

baiknya tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat

ini, ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui

kebenaran Al-Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka

akan percaya pula bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat

diterangkan oleh dua sumber agama Islam itu.

Malaikat termasuk mahluk Tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib

ialah segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib

itu sendiri artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib

ialah sesuatu yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan

panca indra.( Pangarsa, 1979: 81)

Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat

menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits

yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi

diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat

tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu

telah keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.

Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang

bertugas mengawasi atau mencatat semua amal perbuatan manusia.

9

Setiap gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput

dari pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Raqib dan

Atid. Maka dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh

kehati-hatian.

Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing:

1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan

kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut

juga Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara

193) dan Namus.

2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.

3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3

peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat

kebangkitan manusia dari kubur, dan pada waktu manusia

dipanggil untuk diadili oleh tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)

4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya

apabila telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)

5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.

6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.

7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan

pendahuluan kepada orang yang selesai dikuburkan.

8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat

perbuatan-perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat

amal baik dan Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17)

( Pangarsa, 1979: 83 )

10

Hikmah iman kepada Malaikat

Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat,

seseorang akan menunjukkan beberapa perilaku yang

mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara tanda-

tanda perilaku dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :

a. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian

b. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat

sekitar

c. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi

lingkungannya

d. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke

waktu

e. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi

sekitarnya

f. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta

kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan

keagungan khaliq

g. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA

terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada

sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)

mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-

kemaslahatan mereka yang lainya.

11

h. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan

berupa penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997:

166)

Kedua komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan

memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat. Masing-masing

komposisi penelitian berisi indikator secara bertingkat yang menunjukkan

kecakapan tingkat penguasaan baik pemahaman maupun dalam

pengamalannya.

2. Pengertian Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot

Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin

(Sugianto,2010:45).

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang

paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw

merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses

belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar

12

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Sudrajat,2008:1).

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik

untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi

beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan

penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh

peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain

(Zaini, 2008:56).

Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan

harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang

sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain

tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian

siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan

kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat

kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk

13

siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan

dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari

dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) Jigsaw:

1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam

kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran

yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari

salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan

materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok

yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam

kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang

sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada

temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh

Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas

dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai

14

sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi

pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang

beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa.

Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal

memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam

kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada

pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau

dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian

materi pembelajaran.

6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar

materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi

yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

15

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :

a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta

bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.

b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.

c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan

mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang

dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk

oleh guru.

d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa

dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :

a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak waktu

dibanding metode yang lain.

b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap

kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan bulan Februari tahun

2017. Minggu ke 1 bulan Februari persiapan menyusun konsep, jadwal dan

instrumen, Sementara minggu ke 2, ke 3 dan ke 4 bulan Februari pelaksanaan

Pra siklus, siklus satu dan siklus dua, sedang bulan Maret tahun 2017

menyusun konsep pelaporan.

16

2. Subjek Penelitian

Yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas VII F SMP

N 2 Tengaran dalam pemahaman iman kepada malaikat. Sebagaian

populasinya adalah VII F SMP N 2 Tengaran yang berjumlah 33 siswa

dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa maka subjek penelitian adalah seluruh VII F

SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016-2017.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

suatu metode (Suharsimi Arikunta, 2006:149). Agar penelitan ini berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam

Penelitian Tindakan Kelas anatara lain : Rencana Pembelajaran (RP) Buku,

Al-Qur‟an, alat peraga (sarana prasarana), Buku Daftar Nilai dan Evaluasi.

4. Pengumpulan Data

Untuk mendapat data–data yang akurat dan releven penulis

menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar

metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang

penulis gunakan adalah :

17

a. Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya

(Suharsimi, Arikunta, 2006:149). Metode ini penulis gunakan untuk

mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan siswa

dan keadaan sarana dan prasarana VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten

Semarang.

b. Tes

Tes yaitu serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat, yang

dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi, Arikunta, 2006:158).

Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa

dalam memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat.

5. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik analisa

kuantitatif yaitu analisa tanpa menggunakan perhitungan, tetapi lebih

menekankan pada ulasan-ulasan dengan jalan menganalisa tabel yang

didasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan tabulasi data.

18

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Depan

Dalam bagian ini meliputi halaman sampul skripsi, logo, halaman

judul halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman persetujuan, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstraksi,

halaman daftar tabel dan halaman daftar lampiran.

2. Bagian isi Skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

tindakan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan

skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai

teori belajar, faktor faktor yang mempengaruhi belajar, tujuan pembelajaran

iman kepada malaikat, pengertian Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam dan pencapaian pembelajaran iman kepada

malaikat.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, Bab ini penulis sajikan diskripsi

pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi

pelaksanaan siklus dua.

19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Dalam bab ini di

sajikan : Diskripsi bersiklus yang memuat data hasil pengamatan atau

wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap

siklus.

BAB V PENUTUP, Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan

saran-saran.

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar PAI

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan

secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan ini melibatkan interaksi

individu yaitu pengajar di satu pihak dan peserta didik dipihak lain.

Keduanya berinteraksi dalam satu proses yang disebut belajar-mengajar.

(Usman, 2009: 4)

Interaksi dalam proses pembelajaran bermakna interaksi edukatif.

Interaksi edukatif adalah yang secara sadar mempunyai tujuan untuk

mendidik. Interaksi edukatif mempunyai arti yang cukup luas tidak

sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga terjadi proses

penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik. (Usman, 2009: 4) Oleh

karena itu dalam proses pembelajaran tidak hanya terjadi transfer

pengetahuan tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.

Tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat menguasai

bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Sekalipun dalam sebuah pembelajaran seorang guru memberikan

informasi yang sama kepada peserta didik, namun hasil pembelajaran

berbeda. Hasil perolehan tersebut dinamakan prestasi belajar. Pengertian

21

prestasi menurut kamus adalah ”hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).” ( Suharso, 2009: 390)

Prestasi dalam pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan

dan kemajuan peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat

dalam kurikulum.

Adapun menurut Morgan ”learning is any relatively permanent

change in behavior which occur as a result of experience or practice”.(

Morgan, 1971: 2). Maksudnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang

terjadi relative permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau

latihan. Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:

Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didik

yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian menumbuhkan

perubahan yang baru dalam pemikiran peserta didik.( Azis : 169 )

Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa prestasi

belajar adalah ukuran atau hasil yang dicapai seseorang setelah mengikuti

proses belajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih dipahami

sebagai upaya atau cara mendidik ajaran agama Islam. Pendidikan Agama

22

Islam menurut Abdul Madjid dan Dian Andayani adalah “usaha sadar

yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik

untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui

bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang harus ditetapkan.” ( Majid, 2004: 132). Jadi yang

dimaksud prestasi belajar PAI adalah hasil belajar yang diperoleh setelah

proses pembelajaran PAI selesai. Indikator keberhasilan peserta didik

dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari skor atau nilai ulangan.

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang

kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini antara lain :

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar

yuridis formal tersebut antara lain:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD‟45 dalam Bab XI pasal

29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-

tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agama dan kepercayaannya itu. ( Majid, Abdul dan Dian

Andayani, 2004: 132-133).

23

b. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama

adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

Dalam Al-Qur‟an terdapat dalam Q.S. Al-Imran: 104.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang

munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.

c. Dasar Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak

tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa: Semua

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang

disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu

perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka

berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya.

24

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah

berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih

lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

25

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

bagi orang lain.( Majid, Abdul : 134-135)

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

pede jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Majid, Abdul : 134-135)

Menurut Muhaimin, PAI bertujuan agar siswa memahami,

menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman bertakwa kepada Allah SWT dan

berakhlak mulia. ( Muhaimin, 2004: 78)

Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal

ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang

kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat. Dalam Penjelasan atas

26

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan bahwa

mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.( Departemen Agama RI, 2006: 218 )

Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali

peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul

karimah.

B. Iman Kepada Malaikat

Secara Etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut

(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-alukah

artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut

ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran Malaikat juga disebut

rusul (utusan-utusan). Misalnya pada surat Hud ayat 69. Bentuk jamak lain

dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata Malaikat dipakai

untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas,

1992: 83). Secara etimologis malaikat adalah makhluk ghaib yang

diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat

tertentu.

27

Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman kepada

Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah mempercayai

bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama malaikat, yang selalu

taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas yang

diberikan Allah kepada mereka.

Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat ini,

ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan Hadits-

hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui kebenaran Al-

Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka akan percaya pula

bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat diterangkan oleh dua

sumber agama Islam itu.

Malaikat termasuk mahluk tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib ialah

segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib itu sendiri

artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib ialah sesuatu

yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan panca indra.(

Pangarsa, 1979: 81)

Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat

menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits

yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi

diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat

tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu telah

keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.

28

Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang

bertugas mengawasi atau mencatat semua amal perbuatan manusia. Setiap

gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput dari

pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Roqib dan Atid. Maka

dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh kehati-hatian.

Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing :

1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan

kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut juga

Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara 193)

dan Namus.

2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.

3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3

peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat kebangkitan

manusia dari kubur, dan pada waktu manusia dipanggil untuk diadili

oleh Tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)

4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya apabila

telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)

5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.

6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.

7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan pendahuluan

kepada orang yang selesai dikuburkan.

8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat perbuatan-

perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat amal baik dan

29

Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17) ( Pangarsa, 1979:

83 )

Hikmah iman kepada Malaikat

Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat, seseorang akan

menunjukkan beberapa perilaku yang mengindikasikan dari rasa

keimanannya itu sendiri. Di antara tanda-tanda perilaku dari orang yang

beriman kepada Malaikat antara lain :

1. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian

2. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar

3. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi

lingkungannya

4. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu

5. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi

sekitarnya

6. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta

kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan keagungan

khaliq

7. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA

terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada

sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)

mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-

kemaslahatan mereka yang lainya.

30

8. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa

penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997: 166)

C. Konsep Dasar Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran

Secara etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati, dan “hodos” yang bearti jalan atau cara. Jadi meode

berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. ( Ramayulis, 1990:

104 ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara yang

telah diatur dan dipikirkan baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam

ilmu pengetahuan dan sebagainya.” ( Suharso, Ana Retnoningsih, :321)

Menurut Hamzah B. Uno metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Uno, 2008: 2). Jadi

metode pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh seseorang guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tahapan-tahapan tertentu.

Dalam menggunakan suatu metode, kita seharusnya memiliki beberapa

landasan pemikiran mengapa kita menggunakan metode tersebut. Prinsip

pemakaian metode yang digunakan berfungsi untuk member penguatan

terhadap apa yang kita kerjakan, sehingga kita mempunyai alasan yang

kuat dalam menggunakan suatu metode tertentu.

Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode

yang tepat, metode yang tidak bertentangan dengan tujuan pembelajaran

31

atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam

RPP.

Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran

bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan

dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain,

metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.

Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil

pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan

sebaik dan semudah mungkin.

Dari penjelasan di atas tadi dapat dilihat bahwa pada intinya

metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan

tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan

metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana

menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga

materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.

Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana

dijumpai dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk

mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan

perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.

Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan

32

bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan

psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif,

dan semua hal ini memerlukan metode yang berbeda-beda untuk mencapai

kesemuanya dalam tujuan pembelajaran.

2. Prinsip Penggunaan Metode

Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam menurut

Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.

b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum

pelaksanaan pendidikan.

c. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak

didik.

d. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.

e. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,

integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan

kebebasan berpikir.

f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

menggembirakan bagi anak didik.

g. Menegakkan “Uswah Khasanah" ( Omar, 1979: 595).

Berkaitan dengan masalah pemilihan metode dalam pendidikan,

hampir tidak dapat diabaikan beberapa faktor yang boleh dikatakan

menjadi rambu-rambu penting dalam memilih metode agar metode itu

33

dapat bekerja secara efektif dan maksimal dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Pertama, kondisi anak didik. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan

adalah apakah mereka memiliki tingkat kemampuan dalam respons

terhadap metode yang diberlakukan kepada mereka, misalnya

menggunakan metode card sort dan lainnya. Kedua, materi pelajaran yang

menghendaki beraneka macam metode yang berbeda-beda. Ketiga,

kapabilitas guru dalam menggunakan metode merupakan faktor yang

menentukan efektifitas pemakaian metode yang dipilih. Keempat, tujuan,

sebagaimana telah disinggung di depan. Metode apapun yang dipilih

dalam pendidikan harus disinkronkan dengan tujuan yang hendak dicapai,

bukan sebaliknya tujuan yang menyesuaikan metode. ( Slamet, 2005 :171-

172)

Dari beberapa data di atas dapat kita ketahui bahwa banyak sekali

prinsip dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan

metode pembelajaran agar tercipta suatu kondisi belajar mengajar yang

menyenangkan serta dapat secara efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot

Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin

(Sugianto,2010:45).

34

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang

paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw

merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses

belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Sudrajat,2008:1).

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk

digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa

bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.

Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam

belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56).

Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan

harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

35

ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang

sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain

tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian

siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan

kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat

kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk

siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan

dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari

dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Jigsaw

1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan

setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang

berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota

dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi

pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

36

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas

mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut.

Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar

bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli

(Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa

mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta

menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya

jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson

disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan

jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai

dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi

pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli

yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari

5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok

asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari

dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik

yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok

asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok

atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan

hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat

menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah

didiskusikan.

3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

37

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa

bagian materi pembelajaran.

6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar

materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi

yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :

a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam

berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang

dilakukannya.

b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.

c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan

mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi

yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang

telah dibentuk oleh guru.

d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua

siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :

a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak

waktu dibanding metode yang lain.

38

b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena

setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif

yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab

besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan

motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja

tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa

mempelajari materi secara individual. Dalam metode Jigsaw ini siswa

dibagi menjadi dua kelompok yaitu “kelompok awal” dan “kelompok

ahli”. Setiap siswa yang ada dalam” kelompok awal” mengkhususkan diri

pada satu bagian dalam sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam

“kelompok awal” ini kemudian dibagi lagi untuk masuk kedalam

“kelompok ahli” untuk mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa

kemudian kembali ke “kelompok awal” untuk mendiskusikan materi hasil

“kelompok ahli” pada siswa “kelompok awal”. Dalam konsep ini siswa

harus bisa mendapat kesempatan dalam proses belajar supaya semua

pemikiran siswa dapat diketahui.

Pembelajaran model Jigsaw menuntut setiap siswa untuk

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari

dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta

melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan

ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas

permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang

dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru sebagai

suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran. ( Arikunto,

Suharsimi, 2006: 3). Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif

dapat menganalisis, mensistesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki

praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Misalnya bagi guru,

penelitian tindakan kelas ini dapat peningkatan profesionalitasnya serta dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dalam implementasinya penelitian

tindakan kelas ini bisa dilakukan secara kolaboratif. Partisipasi setiap tim

secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dari tahap awal sampai akhir. Kerjasama kolaboratif ini dengan

sendirinya akan membentuk tim yang solid guna meningkatkan kualitas

pembelajaran.

40

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh

guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai akhir

setiap tahapnya, baik siklus pertama kedua, dan ketiga. Penelitian ini

dilakukan mulai tanggal 06 Februari sampai dengan 28 Februari 2017 di

SMP N 2 Tengaran. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi

awal. Observasi tahap awal dimulai pada tanggal 06 Februari 2017.

2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII F

SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 orang

dengan komposisi putra 16 dan putri 17. Selain peserta didik, subyek

lainnya yang juga ikut diteliti adalah guru PAI, karena guru merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

C. Data Prestasi Belajar PAI

Data prestasi belajar peserta didik kelas VII F SMP N 2 Tengaran

Tahun Pelajaran 2016/2017 sebelum dilakukan penelitian adalah sebagai

berikut:

41

Tabel 1

Data Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun

Pelajaran 2016/2017.

No Nama Nilai

1 AGUSTINA STYOWATI

8

2 ALIA ELIYANTI

6.6

3 ANANDA DWI ERVIANA

7.3

4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO

7.3

5 ANDINI WIDYA INDRIYANI

6

6 ARYA WARDANA SAPUTRA

6.6

7 CANDRA SAPUTRA

6

8 DESI FITRIANI

6.6

9 DEVI HERAWATI

8

10 DIAN LATIF OKTAVIANIS

5.3

11 DIVA OKTAVIA

8

12 DWI SEPTIANA

8

13 HESTI AYU WINDARI

8

14 IHSANUL AMAL

6.6

15 INA MUSTIKA

8

16 JUMIATI

6.6

17 KHOLIS NAHDIANA FADLA

6.6

18 KUSRI

6

19 MUDRIKAH

5.3

20 MUHAMMAD ARDIANSYAH

7.3

21 MUHAMMAD FAISAL

8.6

22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA

6

23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI

6

24 NURUL KHOTIMAH

6.6

25 PONIMIN

7.3

26 PUTRA CATUR WIBISONO

8

27 RIZKI AQSAL MAULANA

7.3

28 ROBBY ANDIKA BAGAS

7.3

29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA

6

42

30 SAIQ HUSNA SAPUTRA

6

31 SELLY AMBAR SUKMA

7.3

32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA

7.3

33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT

7.3

Jml

229.1

Rata-rata

6.9

%

Ketuntasan

22.4 %

Dari data di atas diketahui bahwa prestasi belajar PAI peserta didik

masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar peserta

didik secara klasikal hanya 6.9, masih dibawah standar ketuntasan minimal

yaitu 7.5. Sedangkan persentase ketuntasan belajar peserta didik juga masih

rendah, hanya 22.4 %. Data ini menjadi bahan pertimbangan untuk

melakukan tindakan perbaikan tiap siklusnya.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang akan dilalui yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan ini

dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap tahapan siklus didasarkan atas masukan

dari siklus sebelumnya. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 17). Secara garis besar

terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas

sebagai berikut ini: ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 16).

43

Desain Penelitian Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran

dalam prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan rencana kegiatan dengan

menyesuaikan model yang akan diterapkan sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan

pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar kurikulum yang

berlaku. Penyusunan RPP ini juga disesuaikan dengan langkah-

langkah pada metode pembelajaran yang diterapkan, dalam hal ini

metode Jigsaw.

2) Membuat alat bantu pembelajaran berupa kartu indeks.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik

4) Menyusun tes akhir setiap siklus

44

b. Tahap Tindakan

Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana

pembelajaran yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai

berikut:

1) Melaksanakan pembelajaran di kelas VII F sebagai kelas yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran

yang diterapkan berdasar RPP yang telah dibuat peneliti bersama

kolaborator.

2) Guru membagi suatu kelas menjadi 4 kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 8-9 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam

kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran

yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari

salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan

materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok

yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam

kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran

yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan

kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini

oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).

3) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok

asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau

45

dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

4) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

5) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan,

pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya

pembelajaran, terutama kepada peserta didik dengan sambil

mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini

pula ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati sangat

diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak dalam

pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik

yang dikenai tindakan.

Pada tahap ini, selain pengerjaan lembar observasi untuk

membuktikan pengamatan yang dilaksanakan, perlu bukti dokumentasi

berupa pengambilan gambar jika diperlukan agar dalam

penginterpretasian data dapat lebih jelas dan cermat.

d. Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus

dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap

46

hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil

belajar sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah

yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan

siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II merupakan

klimak dari penelitian tindakan kelas ini. Karena menurut perkiraan

penulis, pada siklus II ini hasil belajar peserta didik sudah memenuhi

target pembelajaran. Langkah-langkahnya sama dengan siklus sebelumnya

yaitu:

a. Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

b. Materi pelajaran berkelanjutan

c. Diharapkan efektivitas kerja peserta didik harus lebih tinggi dari pada

siklus I

d. Di akhir kegiatan/siklus, peneliti memberikan evaluasi sesuai dengan

pokok bahasa yang diberikan.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, antara lain :

1. Tes

Metode tes adalah “alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

47

naturan-aturan yang sudah ditentukan”. ( Arikunto dan suharsimi, 2006:

53).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

prestasi belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tes ini

dilakukan pada tiap akhir siklus dalam penelitian tindakan terhadap mata

pelajaran PAI kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016 /2017

pada pokok bahasan iman kepada malaikat.

2. Observasi

Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena atau kejadian yang diselidiki.” (Hadi, 2002: 136

)Apabila diikhtisarkan alasan secara metodologis dengan menggunakan

metode pengamatan atau observasi ini adalah pengamatan yang

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perilaku tak sadar, kebiasaan, dan lain-lain.

Teknik ini akan digunakan dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung yaitu observasi secara langsung dan sistematis seperti kondisi

tempat belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi

kemampuan peserta didik menyelesaikan tugas, antusias terhadap

pelajaran yang sedang diikuti, semangat dalam belajar, perhatian saat

pelajaran berlangsung dan lain-lain.

Adapun pelaksanaan observasi ini digunakan untuk mendapatkan

data tentang aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

48

Instrumennya berupa lembar observasi yang telah dirancang bersama oleh

guru dan mitra kolaboratif dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah agenda, dan

sebagainya. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 206 ). Hasil dari dokumentasi

akan digunakan sebagai pelengkap dan penguat dari data-data yang

didokumentasikan.

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi

tentang; daftar peserta didik, daftar nilai prestasi peserta didik dan aktivitas

peserta didik berupa dokumen gambar/foto selama kegiatan pembelajaran.

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data

yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari persentase serta

menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya

misalnya bentuk grafik dan tabel. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 131-132).

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data yang berbentuk

kuantitatif dan data yang berbentuk kualitatif. Data-data kuantitatif di

antaranya adalah hasil tes PAI dan angka persentase keaktifan peserta didik

yang diketahui melalui penilaian lembar observasi peserta didik. Data

kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dianalisis

49

dengan cara mencari nilai rata-rata atau presentasi keberhasilan belajar dan

lain-lain. Sedangkan data kualitatif di antaranya adalah deskripsi data yang

menggambarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik

selama berlangsungnya pembelajaran.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90 %

dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik.

2. Persentase aktivitas belajar peserta didik di kelas > 80 %. Hasil persentase

dapat diketahui dari lembar observasi peserta didik yang disusun oleh

peneliti dan kolaboran (guru)

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi Awal

Observasi awal dilakukan peneliti di Kelas VII F SMP N 2 Tengaran

pada tanggal 06 Februari 2017. Pada saat observasi awal ini guru PAI

melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diselingi

dengan tanya jawab.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap proses pembelajaran

PAI di Kelas VII F SMP N 2 Tengaran diketahui bahwa selama ini guru lebih

sering menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan diselingi dengan

tanya jawab. Guru lebih mendominasi jalannya proses pembelajaran sedangkan

peserta didik lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari

guru.

Kesempatan peserta didik untuk mengemukakan pendapat masih kecil,

sehingga pengajaran terkesan monoton dan tidak menggairahkan. Peserta didik

hanya menulis dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya, sangat jarang

terangsang untuk berpikir, tetapi lebih banyak terangsang untuk mengingat dan

menghafal materi pelajaran. Berikut ini digambarkan data hasil belajar peserta

didik pada observasi awal atau sebelum diadakannya tindakan, selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

51

Tabel 2

Rangkuman Hasil belajar peserta didik

Pra siklus

No Keterangan Perolehan

1 Nilai Terendah 53

2 Nilai Tertinggi 86

3 Nilai Rata-rata Kelas 69

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 25

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 8

6 Persentase ketuntasan klasikal 22.4 %

Hasil observasi awal mengenai hasil belajar peserta didik seperti yang

tercantum pada tabel di atas menggambarkan bahwa prestasi belajar peserta

didik masih rendah dan perlu ditingkatkan dengan indikator nilai rata-rata

peserta didik hanya 69 masih di bawah kriteria nilai ketuntasan minimum

individu yaitu 53. Jumlah peserta didik yang tuntas hanya 8 peserta didik atau

ketuntasan klasikalnya 22.4 % masih di bawah standar ketuntasan klasikal

yaitu 85%.

Sedangkan berkaitan dengan hasil observasi tentang aktivitas peserta

didik selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

52

Tabel 3

Hasil Aktivitas Peserta Didik

Pra Siklus

No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata

1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 1

2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 2

3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang

berlangsung

2

4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

tugas

2

5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau

teman

2

6 Jumlah skor 9

7 Persentase 45 %

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal

= 20

Kriteria penilaian :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 45%

dengan kriteria kurang, masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu

80%. Peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran. Salah satu

53

indikator aktivitas peserta didik yang menonjol adalah kurangnya kerja sama di

antara peserta didik. Mereka juga kurang begitu antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini disebabkan metode yang digunakan oleh guru kurang

memberikan ruang bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan teman

sekelasnya. Metode yang monoton juga mengakibatkan peserta didik mudah

merasa jenuh dan kurang begitu bersemangat mengikuti pembelajaran.

Melihat hasil observasi awal ini, maka dapat diketahui beberapa

permasalahan pembelajaran PAI materi iman kepada malaikat di Kelas VII F

SMP N 2 Tengaran ini, yakni:

1. Hasil belajar peserta didik masih rendah (nilai rata-rata kelas 69 masih di

bawah nilai ketuntasan individual yaitu 75 dan ketuntasan klasikal 6,94%

masih jauh dari standar nilai ketuntasan klasikal yaitu 85%).

2. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih rendah. Adapun

aktivitas yang paling rendah adalah tingkat kerja sama di antara peserta

didik.

3. Rendahnya nilai hasil belajar peserta didik ini diasumsikan disebabkan

oleh rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan

salah satu faktor yang memicu rendahnya aktivitas belajar peserta didik

adalah penggunaan metode mengajar guru yang tidak mengacu pada

metode mengajar peserta didik aktif (guru lebih sering menggunakan

metode ceramah).

Observasi awal ini dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian

tindakan berikutnya dalam pembelajaran PAI. Untuk mengatasi berbagai

54

masalah dan kelemahan pembelajaran PAI tersebut maka dilakukan tindakan

berupa penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran.

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat

observasi awal maka telah direncanakan metode pembelajaran pada

siklus I ini adalah metode jigsaw. Perencanaan pengajaran pada siklus I

ini dituangkan dalam bentuk RPP. Materi yang dibahas pada siklus I

adalah nama dan tugas malaikat dengan standar kompetensi: memahami

nama-nama malaikat, serta kompetensi dasar: 1) menyebutkan nama

malaikat beserta tugasnya, 2) menyebutkan bentuk iman kepada

malaikat-malaikat.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 18 Februari. Materi yang diajarkan tentang

pengertian iman kepada malaikat, dilaksanakan sesuai dengan jadwal

dan prosedur yang direncanakan dalam RPP. Sub materi yang

disampaikan pada siklus I ini adalah pengertian iman kepada malaikat.

55

Dalam menjelaskan materi iman kepada malaikat ini.

1) Guru membagi suatu kelas menjadi 4 kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 8-9 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok

asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan

dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau

dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan

persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Tabel 4

Rangkuman Hasil belajar peserta didik

Siklus 1

No Keterangan Perolehan

1 Nilai Terendah 69

2 Nilai Tertinggi 88

3 Nilai Rata-rata Kelas 78

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 16

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 17

6 Persentase ketuntasan klasikal 51.5 %

56

Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas

diketahui bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan individu yakni

17 orang (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75), dan

peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan individu ada 16

(tidak mencapai nilai 75). Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta

didik secara klasikal adalah 78.

Deskripsi data tersebut memperlihatkan bawa sudah ada

peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat nilai

rata-rata kelas pada observasi awal (pra siklus) 69 naik menjadi 78 pada

siklus I dan ketuntasan klasikal 22.4 % pada observasi awal naik

menjadi 51.5 % pada siklus I.

Walaupun rata-rata kelas sudah mengalami peningkatan tetapi

indikator keberhasilan ketuntasan klasikal sebesar 90% masih belum

tercapai maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

c. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas guru maupun

peserta didik diamati oleh peneliti. Aktivitas belajar peserta didik yang

diamati di antaranya adalah tingkat kerja sama peserta didik, antusias

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, perhatian, kemampuan

menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan dari guru atau teman

sekelas. Adapun hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik pada

siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.

57

Tabel 5

Aktivitas Belajar Peserta Didik

Siklus I

No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata

1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 3

2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 3

3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang

berlangsung

3

4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

tugas

3

5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau

teman

2

6 Jumlah skor 14

7 Persentase 70 %

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal

= 20

Kriteria penilaian :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Berdasarkan data tabel tentang aktivitas belajar peserta didik

siklus I di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik pada

siklus I mencapai 70% ini berada pada ketegori baik. Meskipun begitu

58

persentase aktivitas peserta didik tersebut belum memenuhi target

minimal yang diharapkan yaitu 80%.

Data aktivitas peserta didik ini dijadikan pertimbangan untuk

tindakan siklus II, yakni perlu adanya upaya peningkatan aktivitas

belajar peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan hasil observasi

mengenai aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 6

Aktivitas Pembelajaran Guru

Siklus I

No Aspek yang Dinilai Nilai

1 Penerapan metode pembelajaran 3

2 Menciptakan berkomunikasi dua arah 2

3 Mengorganisasi peserta didik dalam belajar 3

4 Membimbing peserta didik selama

prosespembelajaran

3

5 Menjawab pertanyaan peserta didik 3

6 Memberikan motivasi pada peserta didik 3

7 Jumlah 16

8 Rata-rata 3

Skor tertinggi setiap aspek = 4

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

59

Selain melihat hasil belajar peserta didik dan aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran, perlu juga mempertimbangkan faktor lain

yang mendukung pembelajaran yaitu aktivitas pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Tampak pada tabel di atas bahwa pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan skor rata-rata 3

dan tergolong pada kategori baik. Hal ini menunjukkan guru sudah

cukup baik dalam melakukan pengelolaan pembelajaran. Namun

pengelolaan pembelajaran juga harus lebih ditingkatkan pada siklus

berikutnya agar lebih baik lagi, karena bermula dari pengelolaan

pembelajaran inilah akan melahirkan tingkat aktivitas peserta didik

yang lebih tinggi serta peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil belajar peserta didik dan observasi terhadap

aktivitas peserta didik dan pengelolaan pengajaran pada siklus I, maka

produk refleksi pada siklus I dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Sudah ada peningkatan nilai hasil peserta didik. Hal ini dapat

dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal pada

tahap pra siklus adalah 69 naik menjadi 78 pada siklus I dan

ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus 22.4 % naik menjadi 51.5

% pada siklus I, tetapi indikator keberhasilan ketuntasan belajar

secara klasikal sebesar 90% masih belum tercapai.

2) Aktivitas peserta didik pada siklus I sudah berada dalam kategori

baik, namun belum mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi, ini

60

dapat dilihat dari persentasi aktivitas peserta didik yaitu 75%.

Sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti

adalah minimal > 80%.

3) Pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru sudah berada

pada tingkat baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu

diperbaiki seperti kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi

dua arah dan kemampuan dalam mengimplementasikan metode

jigsaw. Diharapkan pada siklus berikutnya kemampuan guru dalam

berkomunikasi dua arah dan kemampuan menerapkan metode

jigsaw menjadi lebih baik.

Melihat hasil refleksi ini maka perlu adanya perbaikan-

perbaikan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti upaya

menigkatkan lagi aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan

pengajaran guru.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan

metode yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa

perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan tindakan

pada siklus II tertuang dalam RPP. Materi yang dibahas pada siklus I

adalah Eksistensi Malaikat, dengan standar kompetensi: memahami

nama-nama malaikat, serta kompetensi dasar: 1) Bagaimana eksistensi

malaikat dalam kehidupan, 2) Menyebutkan peran eksistensi malaikat

61

terhadap keberlangsungan hidup manusia. Instrumen lainnya yang

dipersiapkan lembar observasi untuk peserta didik, lembar observasi

untuk guru, dan lembar soal.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak satu

kali pertemuan yaitu pada tanggal 25 Februari 2017. Pokok bahasan

yang diajarkan pada siklus II ini adalah Eksistensi Malaikat.

Pelaksanaan pembelajarannya mengacu pada RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dipersiapkan.

Prinsip pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini hamper

sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekankan pada pemberian

motivasi agar aktivitas peserta didik lebih meningkat dari siklus I. Pada

akhir siklus II juga dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur

hasil belajar peserta didik. Hasil tes akhir pada siklus II selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7

Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik

Siklus II

No Keterangan Perolehan

1 Nilai Terendah 80

2 Nilai Tertinggi 95

3 Nilai Rata-rata Kelas 87

62

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 0

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 33

6 Persentase ketuntasan klasikal 100

Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas

diketahui bahwa peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan individu

yakni > 75 ada 33 orang dan yang tidak mencapai ketuntasan individu

tidak ada. Sedangkan rata-rata kelas hasil belajar peserta didik adalah

87.

Data tersebut memperlihatkan peningkatan nilai hasil

belajarpeserta didik dari nilai hasil belajar peserta didik pada siklus I.

Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata kelas pada siklus I 78 naik menjadi

87 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 51.5 % pada siklus I naik

menjadi 100% pada siklus II.

Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran

siklus II ini telah memenuhi persyaratan yang digunakan sebagai salah

satu indikator keberhasilan pembelajaran, karena nilai rata-rata

ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 90.

Dengan kata lain, hasil belajar yang dicapai pada siklus II sudah tuntas.

c. Observasi

Selama pembelajaran aktivitas guru maupun peserta didik tetap

diamati. Hasil observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik dapat

dilihat pada tabel berikut.

63

Tabel 8

Aktivitas Belajar Peserta Didik

Siklus II

No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata

1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 4

2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 4

3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang

berlangsung

3

4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

tugas

3

5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau

teman

3

6 Jumlah skor 16

7 Persentase 75%

Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal

= 20

Kriteria penilaian :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar peserta

didik mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 75% menjadi

82,50% pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas belajar peserta didik

berada dalam kategori sangat baik dan sudah melampaui batas minimal

64

aktivitas belajar peserta didik yang diharapkan yaitu 80%. Ini berarti

aktivitas belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan

tindakan. Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru mitra/kolaboran

mengenai pengelolaan pembelajaran oleh peneliti dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 9

Aktivitas Pembelajaran Guru

Siklus II

No Aspek yang Dinilai Nilai

1 Penerapan metode pembelajaran 4

2 Menciptakan berkomunikasi dua arah 3

3 Mengorganisasi peserta didik dalam belajar 4

4 Membimbing peserta didik selama

prosespembelajaran

4

5 Menjawab pertanyaan peserta didik 4

6 Memberikan motivasi pada peserta didik 3

7 Jumlah 22

8 Rata-rata 4

Skor tertinggi setiap aspek = 4

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Tampak pada tabel di atas bahwa nilai rata-rata pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan guru adalah 4 dan tergolong pada kategori

65

sangat baik. Hal ini menunjukkan guru sudah baik dalam melakukan

pengelolaan pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II, maka

produk refleksi pada siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah lebih baik

dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata

kelas pada siklus I 78 naik menjadi 87 pada siklus II dan ketuntasan

klasikal 85,71% pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus II. Hal

ini berarti ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan

yaitu 90%. Jadi hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah

tuntas.

2) Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I yang

hanya 75% menjadi 82,50% pada siklus II. Ini berarti batas minimal

aktivitas peserta didik yang diharapkan sebesar 80% sudah

terpenuhi.

3) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II sudah

tergolong baik dan mengalami peningkatan dari siklus I.

C. Pembahasan

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa baik hasil belajar maupun

aktivitas peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan tiap siklusnya.

Hasil belajar peserta didik diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap

66

akhir siklus. Indikator keberhasilan tindakan kelas tersebut adalah apabila

standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90 %

dan secara individual nilai yang diperoleh peserta didik 75. Sedangkan untuk

aktivitas belajar peserta didik indikatornya adalah apabila persentase aktivitas

belajar peserta didik di kelas > 80 %.

Pada siklus I pembelajaran difokuskan pada implementasi metode

jigsaw. Metode ini baru pertama kali diimplementasikan di SMP N 2 Tengaran.

Jadi secara teknis, baik guru maupun peserta didik belum tahu bagaimana

penerapan metode jigsaw ini dalam pembelajaran PAI. Sebelum penelitian ini

dimulai, peneliti dan guru sudah melakukan diskusi mengenai penerapan

metode jigsaw dalam pembelajaran PAI. Meskipun begitu penerapan metode

ini pada siklus I masih mengalami beberapa kendala, diantaranya kemampuan

mengorganisasi peserta didik selama proses pembelajaran. Guru kelihatan

masih kewalahan mengorganisir peserta didik dalam menemukan kartu induk

dan kartu rinciannya. Namun kendala ini dengan cepat diatasi oleh guru dengan

cara mengorganisir peserta didik yang membawa kartu induk, sehingga peserta

didik yang lain dengan mudah menemukan kartu induk mereka.

Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan pada tahap pra siklus (observasi awal). Pada tahap pra siklus

nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 69 dan ketuntasan klasikalnya

mencapai 22.4 %, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah

78 dan ketuntasan klasikalnya 51.5 %. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 2.91%.

67

Untuk persentase aktivitas belajar peserta didik pada tahap pra siklus

adalah 45% sedangkan pada siklus I naik menjadi 75%. Ada peningkatan

aktiftias peserta didik sebesar 30%. Meskipun ada peningkatan, namun hasil

dari siklus I belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan

peneliti. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II,

peneliti dan guru kolaboran memfokuskan penelitian pada peningkatan

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk lebih

aktif dalam pembelajaran dengan cara tiap anggota peserta didik diminta untuk

menjelaskan hasil sortiran mereka, tidak hanya perwakilan seperti pada siklus

I. Dengan cara seperti ini, peserta didik jadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Disamping itu, mereka juga lebih memahami materi yang sedang diajarkan

oleh guru.

Pada siklus II ini, hasil belajar peserta didik baik secara individual

maupun secara klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata

hasil belajar peserta didik adalah 78 dan ketuntasan klasikalnya mencapai

51.5%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah 87 dan

ketuntasan klasikalnya mencapai 100%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 14,29%. Untuk persentase aktivitas belajar peserta didik

pada siklus I adalah 75% sedangkan pada siklus I naik menjadi 82,50%. Ada

peningkatan aktiftias peserta didik sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil peserta didik sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti.

Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada table

berikut.

68

Tabel 10

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus

No Siklus Nilai rata-rata PersentaseKetuntasan Belajar

1 pra 6.9 22.4 %

2 1 7.8 51.5 %

3 2 8.7 100 %

Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik, berikut

peneliti tampilkan diagramnya.

Grafik Nilai Rata-Rata

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

NILAI RATA-RATA

PRA

SIKLUS 1

SIKLUS 2

69

Grafik Persentase Ketuntasan belajar

Ket:

Pra siklus siklus 1 siklus 2

Sedangkan peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran

dari tahap pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Data tabel tersebut selanjutnya diubah dalam bentuk diagram sebagai

berikut:

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

1 2 3

70

Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tidak terlepas dari peran

guru yang secara kontinyu memperbaiki kemampuannya dalam menerapkan

metode jigsaw.

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan

metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar PAI peserta didik Kelas

VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017, dapat peneliti

kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode jigsaw pada pembelajaran PAI mempermudah bagi

guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan

/ menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase

ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 22.4%,

pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta

didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami

peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus

I sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target

yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik

secara klasikal mencapai 90 % dan secara individual nilai rata-rata yang

diperoleh peserta didik 75 sudah tercapai.

2. Aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan

metode jigsaw. Dengan metode ini guru mudah merangsang keaktivan

peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah

memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan

permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan

72

dicarikan solusinya oleh guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik

ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut

sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %. Dengan begitu target yang ingin

dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas peserta didik sebesarm

80%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan

metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar PAI peserta didik Kelas

Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017, maka ada

beberapa saran yang penulis tujukan kepada para pemerhati dan praktisi

pendidikan sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Bagi guru, untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan

kualitas hasil belajar yang baik dengan menggunakan metode jigsaw

diperlukan persiapan penguasaan materi dengan baik, menggali

pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan materi yang akan

dibahas dan hal-hal yang terkait dengan unsur metode jigsaw seperti

mempersiapkan kartu sortir yang menarik.

2. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik, SMP N 2 Tengaran khususnya, dan peserta

didik secara umum, agar lebih rajin, tekun dan sabar dalam pembelajaran

PAI. Melalui metode jigsaw, pembelajaran akan terasa lebih

menyenangkan dan pada akhirnya prestasi belajar pun akan meningkat.

73

3. Bagi Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya atau pihak lain yang ingin melakukan

penelitian yang serupa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya. Dan

mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2 siklus, maka peneliti

lain diharapkan dapat melanjutkan temuan yang lebih signifikan.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan disertai do‟a semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Penulis

menyadari, meskipun penulisan skripsi ini sudah diusahakan semaksimal

mungkin, namun masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Semua itu

semata-mata karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran

membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan lebih

lanjut.

Akhirnya penulis berdo‟a, semoga Allah SWT senantiasa

menganugerahkan rahmat, hidayah dan berkah-Nya kepada kita semua dan

mudah-mudahan skripsi ini ada manfaatnya bagi kita semua, Amin.

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta,

-------, 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.,

Arikunto, Suharsimi, dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi

Aksara,

Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris,

Jus. 1., Makkah : Darul Ma'rif, tth.

Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen

Agama RI.

Hadi, Sutrisno, 2002. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung

:Remaja Rosdakarya,.

Morgan, Clifford T., 1971. Introduction to Psychology, New York: In Grow Hill.

Muhaimin, et.al, 2004. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,.

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, 1997. Syarah Tsalatsul Ushul, Surakarta

:Darul Tsarya.

75

Omar, Muhammad Al-Toumy Al-Saibany, 1979. Falsafah Pendidikan Islam,

Jakarta:Bulan Bintang.

Pangarsa, Humaidi Tata. 1979. Kuliah aqidah lengkap. Surabaya: Bina Ilmu.

Qur‟an in Word.

Ramayulis, 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Slamet, Untung, 2005. Muhammad Sang Pendidik, Semarang: PT Pustaka Rizki

Putra.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (cara efektif dan menyenangkan

pacu prestasi seluruh peserta didik). Bandung: Nusa Media.

Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Semarang:Widya Karya,.

Uno, Hamzah B., 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara,.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Yunahar Ilyas, 1993. Kuliah Aqidah Islam Yogyakarta: LPII.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Cooperative Learning-teknik Jigsaw.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com. ( Diakses 3 Februari 2017)

1

Lampiran 1

Siklus 2

No Nama Niai

1 AGUSTINA STYOWATI 87

2 ALIA ELIYANTI 85

3 ANANDA DWI ERVIANA 80

4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 88

5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 88

6 ARYA WARDANA SAPUTRA 86

7 CANDRA SAPUTRA 81

8 DESI FITRIANI 71

9 DEVI HERAWATI 74

10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 80

11 DIVA OKTAVIA 86

12 DWI SEPTIANA 73

13 HESTI AYU WINDARI 69

14 IHSANUL AMAL 87

15 INA MUSTIKA 82

16 JUMIATI 86

17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 69

18 KUSRI 69

19 MUDRIKAH 74

20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 66

21 MUHAMMAD FAISAL 67

22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 67

23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 87

24 NURUL KHOTIMAH 85

25 PONIMIN 73

26 PUTRA CATUR WIBISONO 70

27 RIZKI AQSAL MAULANA 74

28 ROBBY ANDIKA BAGAS 73

29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 71

30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 72

31 SELLY AMBAR SUKMA 88

32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 79

33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 87

Jumlah 2574rata-rata 78

Nilai Hasil Belajar Siswa PAI

2

Lampiran 2

Siklus II

No Nama Niai

1 AGUSTINA STYOWATI 90

2 ALIA ELIYANTI 95

3 ANANDA DWI ERVIANA 90

4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 89

5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 90

6 ARYA WARDANA SAPUTRA 86

7 CANDRA SAPUTRA 85

8 DESI FITRIANI 89

9 DEVI HERAWATI 84

10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 89

11 DIVA OKTAVIA 89

12 DWI SEPTIANA 86

13 HESTI AYU WINDARI 80

14 IHSANUL AMAL 95

15 INA MUSTIKA 87

16 JUMIATI 89

17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 80

18 KUSRI 80

19 MUDRIKAH 90

20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 91

21 MUHAMMAD FAISAL 87

22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 95

23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 81

24 NURUL KHOTIMAH 87

25 PONIMIN 91

26 PUTRA CATUR WIBISONO 81

27 RIZKI AQSAL MAULANA 80

28 ROBBY ANDIKA BAGAS 87

29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 90

30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 82

31 SELLY AMBAR SUKMA 86

32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 80

33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 90

Jumlah 2871rata-rata 87

Nilai Hasil Belajar Siswa PAI

3

Lampiran 3

Siklus 1

A B C D E

1 AGUSTINA STYOWATI 2 3 3 3 2

2 ALIA ELIYANTI 2 3 3 4 2

3 ANANDA DWI ERVIANA 3 3 3 3 2

4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 2 3 3 4 2

5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 3 3 3 4 2

6 ARYA WARDANA SAPUTRA 2 3 3 4 2

7 CANDRA SAPUTRA 3 4 3 2 2

8 DESI FITRIANI 3 4 3 2 2

9 DEVI HERAWATI 4 3 3 3 2

10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 3 3 3 4 2

11 DIVA OKTAVIA 2 3 3 3 2

12 DWI SEPTIANA 2 3 3 2 2

13 HESTI AYU WINDARI 3 3 3 4 2

14 IHSANUL AMAL 3 3 3 3 2

15 INA MUSTIKA 4 3 3 3 2

16 JUMIATI 3 3 3 4 2

17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 3 3 3 2 2

18 KUSRI 2 3 3 2 2

19 MUDRIKAH 3 3 3 2 2

20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 3 2 3 3 2

21 MUHAMMAD FAISAL 4 2 3 4 2

22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 4 2 3 2 2

23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 3 4 3 3 2

24 NURUL KHOTIMAH 3 3 3 3 2

25 PONIMIN 3 3 3 3 2

26 PUTRA CATUR WIBISONO 3 3 3 3 2

27 RIZKI AQSAL MAULANA 3 3 3 2 2

28 ROBBY ANDIKA BAGAS 4 3 3 3 2

29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 4 3 3 3 2

30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 3 2 3 3 2

31 SELLY AMBAR SUKMA 3 3 3 2 2

32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 3 4 3 3 2

33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 4 3 3 4 2

Rata-rata 3 3 3 3 2

Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik

SkorNo Nama

4

Lampiran 4

Siklus II

A B C D E

1 AGUSTINA STYOWATI 4 4 3 3 3

2 ALIA ELIYANTI 4 4 3 3 3

3 ANANDA DWI ERVIANA 4 4 3 3 3

4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 4 4 3 3 3

5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 4 4 3 3 3

6 ARYA WARDANA SAPUTRA 4 4 3 3 3

7 CANDRA SAPUTRA 4 4 3 3 3

8 DESI FITRIANI 4 4 3 3 3

9 DEVI HERAWATI 4 4 3 3 3

10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 4 4 3 3 3

11 DIVA OKTAVIA 4 4 3 3 3

12 DWI SEPTIANA 4 4 3 3 3

13 HESTI AYU WINDARI 4 4 3 3 3

14 IHSANUL AMAL 4 4 3 3 3

15 INA MUSTIKA 4 4 3 3 3

16 JUMIATI 4 4 3 3 3

17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 4 4 3 3 3

18 KUSRI 4 4 3 3 3

19 MUDRIKAH 4 4 3 3 3

20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 4 4 3 3 3

21 MUHAMMAD FAISAL 4 4 3 3 3

22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 4 4 3 3 3

23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 4 4 3 3 3

24 NURUL KHOTIMAH 4 4 3 3 3

25 PONIMIN 4 4 3 3 3

26 PUTRA CATUR WIBISONO 4 4 3 3 3

27 RIZKI AQSAL MAULANA 4 4 3 3 3

28 ROBBY ANDIKA BAGAS 4 4 3 3 3

29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 4 4 3 3 3

30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 4 4 3 3 3

31 SELLY AMBAR SUKMA 4 4 3 3 3

32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 4 4 3 3 3

33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 4 4 3 3 3

Rata-rata 4 4 3 3 3

Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik

SkorNo Nama

5

6

Lampiran 5

DOKUMENTASI

SMP N 2 Tengaran

Bapak/Ibu Guru berserta Staff SMP N 2 Tengaran

7

PRA SIKLUS DAN PENGARAHAN PELAKSANAAN

SIKLUS I DAN SIKLUS II

Anak-anak mendengarkan pelajaran

8

SIKLUS I

Anak-anak mengerjakan tugas

9

SIKLUS II

Pelaksanaan Siklus II

10

Lampiran 6

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : Rohmad Sholikin

Tempat/Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 17 Agustus 1993

NIM : 111-12-119

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Dsn.Semagu Rt 03/04,

Ds.Koripan

Kec.Susukan, Kab.Semarang

B. Orang Tua

Ayah : Zumroni

Ibu : Jumiyem

Pekerjaan : Pedagang

C. Motto

“Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak intelektual

terpelajar bukan intelektual yang kurang ajar ”

D. Riwayat Pendidikan

No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)

1. MI Maarif blotongan 2000 2006

2. MTS NU Salatiga 2006 2009

3. SMK Pancasila Salatiga 2009 2012

4. S1 PAI IAIN Salatiga 2012 2017

11

Lampiran 7

DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Rohmad Sholikin

NIM : 111-12-119

Jurusan : PAI

Dosen Pembimbing Akademik : DR.M.Ghufron M.A.g

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1. OPAK STAIN SALATIGA 2012

“Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan

Indonesia”.

5-7

September

2012

Peserta 3

2. Orientasi Mahasiswa Tarbiyah “Mewujudkan

Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai

Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia”

8-9

Septembar

2012

Peserta 3

3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)

“Membangun Karakter Keislaman Bertaraf

Internasional di Era Globalisasi Bahasa”

10

September

2012

Peserta 2

4. Seminar Entrepreneurship dan Perkopresian

2012 “Explore Your Entrepreneurship Talent”

Mapala Mitapasa dan KSEI STAIN Salatiga

11

September

2012

Peserta 2

5. Achicvment Motivation Training dengan

AMT “Bangun Karakter Raih Prestasi”

12 Septenber

2012

Peserta

2

6. “Melalui MTQ Tingkatkan Prestasi, Syi‟arkan

Akhlaq Qur‟ani” JQH STAIN Salatiga

3 Oktober

2012

Juara II 4

7. “Aktualisasi Bahasa Arab Dalam Menjaga

Khazanah Keilmuan Islam Mutahir” ITTAQO

STAIN Salatiga

27-28

Oktober

2012

Peserta 2

8. PAB JQH “Membentuk Paradigma

Mahasiswa Qurani dengan Panca, Indra, Akal

dan Hati JQH STAIN Salatiga

17-18

Nopember

2012

Peserta 2

19. Tablig Akbar”Tafsir Tematik Dalam Upaya

Menjawab Persoalan Israel dan Palestina JQH

STAIN Salatiga

1 Desember

2012

Peserta 2

10. Workshop Pembinaan Syari‟ah Bagi Remaja

dan Pelajar PCNU Cabang salatiga

bekerjasama dengan Kementerian Agama RI

27-18

Desember

2012

Peserta 2

11. “Tafsir Tematik dalam Upaya Menjawab 1 Desember Panitia 2

12

Persoalan Israel dan Palestina. Landasan QS.

Al-Fath: 26-27” JQH STAIN Salatiga

2012

12. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus

Jami‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz STAIN

Salatiga Masa Bakti 2013”

31 Januari

2013

Pengurus 4

13. Tafsir Tematik “Sihir dalam Perspektif Islam

Al-Qur‟an dan Hukum Negara” JQH STAIN

Salatiga

4 Mei 2013 Peserta

2

14. “Gorah Massal & Bimbingan Tilawah

Nasional” JQH STAIN Salatiga

24 Mei 2013 Panitia

8

15. MLA“Mewujudkan dan Mengembangkan

Intelektualitas Kebahasaan Melalui MLA”

ITTAQO STAIN Salatiga

30 Mei 2013 Panitia 3

16. Seminar Nasional Bahasa Arab “Upaya

Menjaga Eksistensi dan Masa Depan

Pembelajaran Bahasa Arab” ITTAQO STAIN

Salatiga

9 Oktober

2013

Panitia 8

17. Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)

Mahasiswa V “MTQ Wahana Apresiasi untuk

Mencetak Insan Qur‟ani” JQH STAIN

Salatiga

23 Oktober

2013

Peserta 2

18. Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)

Mahasiswa V “MTQ Wahana Apresiasi untuk

Mencetak Insan Qur‟ani” JQH STAIN

Salatiga

23 Oktober

2013

Panitia 3

19. GEMA ITTAQO STAIN SALATIGA

“Mengukuhkan Eksistensi Bahasa Arab dalam

Ranah Pendidikan Islam di Era Modern”

16-17

November

2013

Panitia 3

20. Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH 2013

“Kristalisasi Nilai Qur‟ani Menuju Insan yang

Penuh Hikmah” JQH STAIN Salatiga

23-24

November

2013

Panitia 3

21. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus

Jam‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz (JQH) Al-

Furqon STAIN Salatiga Masa Bakti 2014”

31 Januari

2014

Pengurus 4

22. “Workshop Nasional Tilawatil Qur‟an” JQH

al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

22 Maret

2014

Peserta 2

23. Sosialisasi Penanggulangan HIV/AIDS

“Pelajar Berkualitas Tanpa HIV/AIDS, Pelajar

Berakhlak Tanpa Diskriminasi Pelaku

HIV/AIDS” SR-NU Salatiga

6 April 2014 Panitia 3

24. Tafsir Tematik “Konsep Pemimpin Ideal 17 Mei 2014 Panitia 3

13

Menurut Al-Qur‟an” JQH Al-Furqon STAIN

Salatiga

25. MLA “Ajang Eksistensi Diri Melalui

Intelektual Berbahasa Arab” ITTAQO STAIN

Salatiga

19 Mei 2014 Panitia 3

26. “Islamic Public Speaking Training” LDK

Darul Amal STAIN Salatiga

9 Juni 2014 Peserta 2

27. ODK “Pemahaman Islam Rahmatan Lil

„Alamin Senagai Langkah Awal Menjadi

Mahasiswa Berkarakter” LDK Darul Amal &

ITTAQO STAIN Salatiga

21 Agustus

2014

Panitia 3

28. Achievement motivation training (AMT)

“Dengan AMT Semangat menyongsong

prestasi” CEC dan JQH IAIN Salatiga

23 agustus

Peserta 2

29. Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum ke-VI Se-

Jawa Tengah “Aktualisasi Makna dan Syi‟ar

Al-Qur‟an Sebagai Sumber Inspirasi” JQH

AL-FURQON STAIN Salatiga

5 November

2014

Panitia 5

30. Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum ke-VI Se-

Jawa Tengah “Aktualisasi Makna dan Syi‟ar

Al-Qur‟an Sebagai Sumber Inspirasi” JQH

AL-FURQON STAIN Salatiga

5 November

2014

Peserta

Rebana

4

31. PAB (Penerimaan Anggota Baru) JQH Al-

Furqon STAIN Salatiga “Menumbuhkan

Karakter Islami dan Qur‟ani)

13-14

Desember

2014

Panitia 3

32. “Mujarofadz (Musyawaroh Jam‟iyyatul Quro‟

Wal Huffadz)” JQH Al-Furqon STAIN

Salatiga

25 Desember

2014

Panitia 3

33. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus

Jam‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz (JQH) Al-

Furqon STAIN Salatiga Masa Bakti 2015”

17 Maret

2015

Pengurus

4

34. International Seminar “ASEAN Economic

Community 2015; Prospects and Challenges

for Islamic Higher Education” IAIN Salatiga

28 Februari

2015

Peserta 8

35. Diskusi Aktif “Peran Perempuan dalam Dunia

Pendidikan” HMJ PAI IAIN Salatiga

10

September

2015

Peserta 2

36. Seminar Nasional “ Epistemologi tafsir

komputer; Integrasi Hermeneutika Dalam

Metode Penafsiran Al Quran” HMJ ILMU AL

QURAN DAN TAFSIR IAIN SALATIGA

30

September

Peserta 8

14

37. Seminar Nasional Kewirausahaan “Jiwa

Muda, Berani Berwirausaha” PAI IAIN

Salatiga

30 Oktober

2015

Peserta 8

38. Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum ke-VII Se-

Jawa Tengah ” Menyiarkan islam melalui

presiasi maha karya seni Quraniyy” JQH IAIN

Salatiga

6-8

November

Panitia

5

JUMLAH 134