ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk...

115
ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DEWI ASRINI FAZARIA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk...

Page 1: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI

DEWI ASRINI FAZARIA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis

Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil

karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan

tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2013

Dewi Asrini Fazaria H44080032

Page 3: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI

DEWI ASRINI FAZARIA H44080032

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 4: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

RINGKASAN

DEWI ASRINI FAZARIA. Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji. Dibimbing oleh AHYAR ISMAIL dan HASTUTI.

Kecamatan Leuwisadeng dan Leuwiliang merupakan kecamatan yang memiliki jumlah usaha penggergajian terbanyak di Kabupaten Bogor. Banyaknya jumlah produksi kayu dan industri penggergajian di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng menghasilkan limbah serbuk gergaji yang banyak. Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan oleh proses eksploitasi/pembalakan maupun pengolahan kayu menimbulkan masalah dalam hal penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar. Salah satu bentuk pemanfaatan limbah serbuk gergaji adalah sebagai bahan baku utama pembuatan media tanam (bag log) jamur tiram sehingga limbah serbuk gergaji dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Masyarakat Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memanfaatkan limbah serbuk gergaji menjadi bag log atau media tanam jamur tiram. Usaha pemanfaatan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dibagi menjadi unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B. Penelitian mengenai pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log diperlukan untuk dapat menjadi bahan pertimbangan pengusaha maupun petani dalam pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha pembuatan bag log. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah: (1). Menganalisis karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B, (2). Menghitung pendapatan dan nilai tambah dari pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B, (3). Menghitung penyerapan tenaga kerja yang dapat dihasilakan oleh usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan April-November 2012. Perhitungan pendapatan usaha pembuatan bag log dilakukan dengan analisis pendapatan usaha. Nilai tambah serbuk gergaji dihitung dengan Metode Hayami. Penyerapan tenaga kerja dihitung dengan rumus perubahan kesempatan kerja sebelum dan sesudah adanya usaha pembuatan bag log. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng termasuk ke dalam usaha mikro. Pemasaran produk bag log yang dihasilkan adalah langsung kepada konsumen. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bag log di dapatkan dari Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan sekitarnya. Unit usaha non plasma B dapat memberikan lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan unit usaha non plasma B hal ini dilihat dari hasil R/C unit usaha non plasma B yang lebih besar jika dibandingkan dengan unit usaha non plasma A. Pendapatan yang dapat dihasilkan oleh unit usaha non plasma B adalah sebesar Rp 16 094 541.57 per bulan. Nilai R/C atas biaya tunai sebesar 2.11 dan nilai R/C atas biaya total adalah sebesar 1.97.

Page 5: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

v

Nilai tambah limbah serbuk gergaji pada unit usaha non plasma A lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah pada unit usaha non plasma B yaitu Rp 1 716.19 per kg serbuk gergaji. Unit usaha non plasma B memberikan manfaat tidak langsung berupa penyerapan tenaga kerja lebih besar jika dibandingkan dengan unit usaha non plasma B. Unit usaha non plasma B mampu menyerap tenaga kerja sebesar 234 HOK/bulan atau setara dengan Rp 6 060 559 per bulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hal-hal yang dapat disarankan oleh penulis adalah: (1) Untuk menghemat biaya pembuatan bag log, memberikan tambahan pendapatan serta menyerap tenaga kerja lebih banyak, maka pelaku usaha sebaiknya mulai membuat bibit sendiri seperti yang dilakukan oleh unit usaha non plasma B, (2) Pemerintah Kabupaten Bogor sebaiknya dapat memberikan pembinaan usaha dalam bentuk pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, (3) Penelitian lebih lanjut dapat membahas mengenai besarnya manfaat dari pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng menjadi output yang lain, seperti limbah serbuk gergaji untuk bahan bakar pada perusahaan pembuat semen dan limbah serbuk gergaji sebagai bahan penyaring pada perkebunan kelapa sawit. Kata kunci: limbah, serbuk gergaji, bag log, pendapatan, nilai tambah

Page 6: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

Judul Skripsi : Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji

Nama : Dewi Asrini Fazaria

NRP : H44080032

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr) (Hastuti, SP, MP, M.Si) Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

(Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT) Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 7: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan karya ini tentunya tidak terlepas dari

dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ayahanda Yusman, Ibunda Kasriyati Yusman, kakak-kakak dan abang-abang

tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan ketulusan serta

dukungan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing I penulisan skripsi

yang telah memberikan masukan dan arahan dalam proses penyusunan

skripsi.

3. Hastuti, SP, MP, M.Si selaku dosen pembimbing II penulisan skripsi yang

telah memberikan masukan dan arahan dalam proses penyusunan skripsi.

4. Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja M.Sc selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan masukan dan arahan dalam bidang akademik dan

perkuliahan.

5. Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Rizal Bahtiar, S.Pi, M,Si selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan

skripsi ini.

7. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor atas kerjasamanya dalam

penyediaan data yang dibutuhkan oleh penulis.

Page 8: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

viii

8. Shinta Margaretta yang telah menjadi teman yang selalu menemani dan

memberikan saran dan motivasi dalam penulisan skripsi.

9. Sahabat-sahabat tersayang; Gladys Citra Pratiwi, Dea Amanda Arbani, Nanda

Yunisa, Mirza Maulana, Stevan Gneissanda Hage, Ai Surya Buana, Yasmin

Ramadhini, Didit Darmawan, Trikorian Ade Sanjaya, As ad Ali Mitaqin dan

Kiki Wira atas kebersamaan, keceriaan, perhatian, saran dan motivasi yang

diberikan.

10. Teman-teman bimbingan skripsi (Indi Chusnul Anshori, Fatia Ajeng Lestari,

Fauziah Azzahro, Setyawati, Sandy Kurniawan, Widya Ningrum) atas

perhatian, motivasi dan saran yang diberikan.

11. Teman-teman ESL 45 dan IPB atas kebersamaan yang diberikan selama

bertahun-tahun

12. Seluruh dosen dan staff departemen yang telah membantu selama penulis

menyelesaikan studi di ESL.

13. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Januari 2013

Penulis

Page 9: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk

Gergaji”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

manfaat dari pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam

skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih atas kritik, saran dan masukan dari

berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya kalangan

akademik.

Bogor, Januari 2013

Penulis

Page 10: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 8

1.3 Tujuan ............................................................................................ 10

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 11

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ......................................... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13

2.1 Limbah Kayu ................................................................................. 13

2.2 Karakteristik Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji

Menjadi Bag Log ........................................................................... 14

2.2.1 Serbuk Gergaji dan Bahan Baku Lainnya ............................ 15

2.2.2 Pembuatan Bag Log .............................................................. 16

2.2.3 Skala Usaha .......................................................................... 19

2.2.4 Sumberdaya Manusia ........................................................... 20

2.2.5 Saluran Pemasaran ................................................................ 20

2.3 Analisis Pendapatan Usaha ............................................................ 22

2.4 Nilai Tambah ................................................................................. 23

2.5 Penyerapan Tenaga Kerja .............................................................. 25

2.6 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25

III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 29

IV. METODE PENELITIAN ................................................................... 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 32

4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 32

4.3 Metode Pengambilan Data............................................................. 32

4.4 Metode Analisis Data .................................................................... 33

4.4.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 34

4.4.2 Analisis Pendapatan Usaha .................................................. 35

Page 11: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xi

4.4.3 Analisis Nilai Tambah.......................................................... 38

4.4.4 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ...................................... 41

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH ........................... 43

5.1 Kecamatan Leuwiliang .................................................................. 43

5.1.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwiliang............................................................................ 43

5.1.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kecamatan Leuwiliang............................................................................ 45

5.2 Kecamatan Leuwisadeng ............................................................... 46

5.2.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwisadeng ........................................................................ 46

5.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kecamatan Leuwisadeng ........................................................................ 48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 50

6.1 Karakteristik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log .................................... 50

6.2 Karakteristik Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log ........................................................................... 54

6.2.1 Sumber Bahan Baku ............................................................. 54

6.2.2 Proses Produksi .................................................................... 56

6.2.3 Skala Usaha .......................................................................... 59

6.2.4 Sumberdaya Manusia ........................................................... 60

6.2.5 Rantai Pemasaran ................................................................. 62

6.3 Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log .............................................................. 65

6.4 Nilai Tambah Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log ......................................................................................... 70

6.4.1 Rata-Rata Variabel Input Output Bahan Baku dan Faktor Konversi ............................................................................... 70

6.4.2 Rata-Rata Variabel Faktor Koefisien Tenaga Kerja ............. 72

6.4.3 Rata-Rata Variabel Nilai Output .......................................... 73

6.4.4 Rata-Rata Variabel Nilai Tambah ........................................ 73

6.4.5 Tenaga Kerja ........................................................................ 75

6.4.6 Keuntungan Usaha Pembuatan Bag Log .............................. 76

6.4.7 Marjin Usaha ........................................................................ 76

Page 12: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xii

6.5 Penyerapan Tenaga Kerja .............................................................. 77

VII. SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 81

7.1 Simpulan ........................................................................................ 81

7.2 Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 83

LAMPIRAN ........................................................................................ 86

RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 99

Page 13: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi Kayu Hutan Menurut Jenisnya di Indonesia Tahun 2007-2011 (Ribu m3) ..................................................................... 1

2. Jumlah Produksi dan Media Tanam Jamur Tiram Putih di Kabupaten Bogor pada Tahun 2007-2010 ..................................... 3

3. Jumlah Luas Hutan dan Produksi Kayu Hutan Rakyat di Kabupaten Bogor pada Tahun 2010 .............................................. 4

4. Jumlah Usaha Penggergajian Kayu di Kabupaten Bogor Bagian Barat Tahun 2010 .......................................................................... 6

5. Komposisi Bentuk Limbah Penggergajian .................................... 14

6. Perhitungan Nilai Tambah Hayami ............................................... 23

7. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 26

8. Jumlah Produsen Bag Log di Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Leuwisadeng Tahun 2012 ........................................... 33

9. Matriks Analisis Data .................................................................... 34

10. Perhitungan Nilai Tambah Limbah Serbuk Gergaji dengan Metode Hayami ............................................................................. 39

11. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwiliang Menurut Komoditas Tahun 2010 ................................................................. 44

12. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwiliang pada Tahun 2010 .. 45

13. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Leuwiliang pada Tahun 2010 .................................................................................... 46

14. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwiliang Menurut Komoditas Tahun 2010 ................................................................. 47

15. Karakteristik Penduduk Kecamatan Leuwisadeng Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 ................................................... 48

16. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwisadeng pada Tahun 2010 ............................................................................................... 49

17. Karakteristik Responden di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Tahun 2012 .............................................................. 51

18. Analisis Pendapatan dan R/C Unit Usaha Pembuatan Bag Log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ........ 66

19. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ........ 71

20. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ........ 79

Page 14: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xiv

21. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012............. 80

Page 15: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Saluran Pemasaran ............................................................. 21

2. Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 31

3. Aliran Pemasaran Bag Log ............................................................ 65

Page 16: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 87

2. Biaya Total Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ................................................... 90

3. Biaya Total Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ................................................... 92

4. Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ................................ 94

5. Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ................................ 95

6. Rincian Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ............. 96

7. Rincian Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 ............. 97

8. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 98

Page 17: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

melimpah. Sumberdaya hutan Indonesia sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan

hutan dibagi kedalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan Hutan

Produksi. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang

memiliki fungsi pokok mempertahankan biodiversitas tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi utama

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur air, mencegah

banjir, mencegah erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan

tanah sedangkan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi

pokok memproduksi hasil hutan (Kementerian Kehutanan RI, 2007).

Salah satu manfaat dari hutan bagi manusia adalah kayu yang dihasilkan

hutan. Pemanfaatan hasil hutan berupa kayu mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Produksi kayu hutan mengalami peningkatan setiap tahun seperti

diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Kayu Hutan Menurut Jenisnya di Indonesia Tahun 2007-2011 (Ribu m3)

Tahun Kayu Bulat

(Timber)

Kayu Gergajian

(Sawn Timber)

Kayu Lapis (Ply

Wood)

Papan Blok

(Block Board)

Finir (Veneer)

Kayu Chip (Chip Wood)

Jumlah

2007 32 197 587 3 453 204 299 1 103 37 843 2008 32 001 532 3 354 - 427 278 36 592 2009 34 321 710 3 005 - 687 1 013 39 736 2010 42 115 885 3 325 122 737 1 271 48 455 2011 47 429 935 3 303 - 816 1 788 54 271

Sumber: Kementrian Kehutanan (2012)

Page 18: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

2

Hasil hutan kayu merupakan salah satu produk andalan hutan yang

mendukung pertumbuhan ekonomi nasional (Kementerian Lingkungan Hidup,

2009). Produksi hasil hutan utama yang dihasilkan hutan adalah kayu bulat, kayu

bulat ini kemudian dapat diolah menjadi berbagai macam kayu olahan. Menurut

data dari Kementrian Kehutanan RI (2012), produksi kayu bulat pada tahun 2007

adalah sebanyak 32 197 ribu m3 dan meningkat sebanyak 47.31 persen menjadi 47

429 ribu m3 pada tahun 2011, sedangkan kayu olahan dari industri penggergajian,

produksi kayu gergajian pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 59.28

persen pada tahun 2011. Finir dan kayu chip yang juga merupakan produk hasil

industri penggergajian mengalami peningkatan produksi dari tahun 2007 hingga

2011 dengan peningkatan produksi sebesar 63.56 persen dan 38.31 persen.

Sedangkan untuk produk kayu olahan lain seperti kayu lapis dan papan blok

mengalami penurunan produksi sebesar masing-masing sebesar 4.34 persen dan

100 persen pada tahun 2011.

Menurut Rachman dan Malik (2011), jika dilihat dari mata rantai industri

pengolahan kayu maka dalam industri penggergajian terjadi proses perubahan

kayu pertama kali kayu dalam bentuk dolok menjadi kayu gergajian (sawn timber)

atau disebut juga kayu konversi berupa papan, balok, tiang dan sortimen lainnya.

Proses pembalakan maupun pengolahan kayu untuk pemenuhan kebutuhan selain

menghasilkan kayu bulat dan kayu olahan juga menghasilkan limbah. Sebagian

limbah kayu masih belum dimanfaatkan dengan baik sehingga diperlukan suatu

upaya pemanfaatan limbah kayu yang dapat meminimalisir terbuangnya manfaat

dari kayu serta mengurangi potensi terbentuknya timbunan sampah yang bisa

mencemari lingkungan dan berpengaruh buruk bagi kesehatan. Menurut Wibowo

Page 19: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

3

(1990), tanah yang berada di bawah tumpukan serbuk gergaji dapat menjadi

sangat asam karena tidak tercuci dan berbahaya bagi tanaman karena daerah ini

tidak dapat menerima oksigen yang cukup selama proses fermentasi, sehingga

asam-asam organik yang volatil terbentuk dan terperangkap.

Limbah kayu adalah bahan organik yang terbentuk dari senyawa-senyawa

karbon seperti holo sellulose (sellulose dan hemi sellulose), lignin dan sedikit

senyawa karbohidrat sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber energi

(Setiyono, 2004). Selain itu kandungan sellulose dalam serbuk gergaji membuat

serbuk gergaji bisa dimanfaatkan menjadi tempat tumbuh bagi jamur. Menurut

Gunawan (2001), jamur dapat tumbuh di substrat yang mengandung lignin dan

selulosa contohnya serbuk gergaji karena selulosa dan lignin terdapat dalam

semua bagian dalam kayu.

Sentra produksi jamur khususnya jamur tiram putih di Jawa Barat tersebar

di beberapa kecamatan seperti Megamendung, Cisarua, Cipanas, Dramaga,

Leuwiliang, Ciapus dan lain-lain. Produksi jamur tiram putih dan banyaknya

media yang digunakan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Produksi dan Media Tanam Jamur Tiram Putih di Kabupaten Bogor pada Tahun 2007-2010

No. Tahun Produksi (kg)

Laju Produksi (persen)

Jumlah Bag Log ( unit)

1. 2007 286 000 631 102

2. 2008 274 000 -4.19 650 000

3. 2009 240 000 -12.41 565 000

4. 2010 789 500 228.96 1 621 500

Jumlah 1 589 500 212.35 1 846 102 000

Rata-rata 397 973 70.78 615367.30

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2010

Peningkatan produksi jamur tiram putih di Kabupaten Bogor

menyebabkan kebutuhan akan bag log sebagai media tanam juga meningkat. Pada

Page 20: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

4

tahun 2007 produksi jamur tiram putih sebesar 286 000 kg dengan penggunaan

bag log sebanyak 631 102 unit bag log. Pada tahun 2010 produksi jamur tiram

putih meningkat menjadi 789 500 kg dengan penggunaan media tanam sebanyak

1 621 500 unit bag log. Laju rata-rata peningkatan produksi jamur tiram di

Kabupaten Bogor adalah 70.78 persen. Hal ini menunjukkan potensi

meningkatkan penggunaan media tanam (bag log) yang digunakan dalam

budidaya jamur tiram.

Jamur tiram putih sering dikonsumsi masyarakat dan dibudidayakan

karena memiliki tekstur daging yang lembut dan rasanya hampir menyerupai

daging ayam serta memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berbagai macam

asam amino essensial, protein, lemak, mineral, dan vitamin (Nurjayadi dan

Martawijaya, 2011). Selain itu, serat yang terkandung pada jamur tiram cukup

tinggi, yaitu berkisar 7.4 – 27.6 persen (Dienazzola et al., 2010). Menurut

Nurjayadi dan Martawijaya (2010), ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram

relatif lebih mudah dibudididayakan jika dibandingkan jenis jamur lainnya.

Wilayah Bogor Bagian Barat merupakan daerah yang memproduksi kayu

dari hutan rakyat yang paling banyak di Kabupaten Bogor (Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bogor, 2010). Data luas hutan dan produksi kayu hutan

rakyat di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Luas Hutan dan Produksi Kayu Hutan Rakyat di Kabupaten Bogor pada Tahun 2010

No. Wilayah Luas Hutan (Ha)

Produksi (m3) (Persentase)

1. Bogor Bagian Barat 7 518.60 19 625.16 65.19 2. Bogor Bagian Tengah 3 128.64 5 038.58 16.74 3. Bogor Bagian Timur 2 761.42 5 439.01 18.07 Jumlah 13 408.66 30 102.75 100

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010)

Page 21: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

5

Tabel 3 menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor Bagian Barat memiliki

luas hutan rakyat terbesar di Kabupaten Bogor yaitu sebesar 7 518.60 ha sehingga

memiliki potensi untuk menghasilkan produksi kayu yang banyak. Kabupaten

Bogor Bagian Barat memproduksi kayu paling banyak yaitu sebanyak 65.19

persen dari total produksi kayu dari hutan rakyat di Kabupaten Bogor. Produksi

kayu dari hutan rakyat paling rendah di Kabupaten Bogor adalah di Kabupaten

Bogor Bagian Tengah yaitu sebesar 16.74 persen dari total produksi kayu hutan

rakyat dengan luas hutan sebesar 3 128.64 ha. Luas hutan terkecil di Kabupaten

Bogor terdapat di Kabupaten Bogor Bagian Timur dengan luas hutan sebanyak

2 761.42 ha dan produksi sebesar 5 439.01 m3 atau 18.07 persen dari total

produksi hutan rakyat di Kabupaten Bogor.

Tingginya produksi kayu di Kabupaten Bogor khususnya Kabupaten

Bogor Bagian Barat mendorong terbentuknya usaha-usaha pengolahan kayu.

Usaha pengolahan kayu seperti usaha penggergajian yang mengolah kayu bulat

menjadi bentuk yang lebih mudah dimanfaatkan dan memiliki harga jual yang

lebih tinggi (Rachman dan Malik, 2011).

Kecamatan Leuwisadeng merupakan kecamatan yang paling banyak

memiliki usaha penggergajian kayu di wilayah Kabupaten Bogor Bagian Barat.

Terdapat 22 unit usaha penggergajian di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

dengan dua unit usaha memiliki izin usaha dan 20 unit lainnya tidak memiliki izin

usaha. Kecamatan Leuwiliang merupakan kecamatan yang memiliki jumlah usaha

penggergajian terbanyak kedua setelah Kecamatan Leuwisadeng yaitu sebanyak

19 unit usaha penggergajian. Jumlah industri penggergajian kayu di wilayah

Bogor Bagian Barat dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 22: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

6

Tabel 4. Jumlah Usaha Penggergajian Kayu di Kabupaten Bogor Bagian Barat Tahun 2010

No. Kecamatan Luas (ha)

Produksi Jumlah Pengger-gajian (Unit)

Keterangan (m3) (batang) Ada

izin (Unit)

Tidak ada izin

(unit) 1. Tenjo 73.25 322.30 11 324 6 0 6 2. Parung

Panjang 85.30 268.09 8 711 2 0 2

3. Jasinga 469.43 1 630.97 56 271 17 0 17 4. Cigudeg 834.54 3 068.32 64 227 17 1 16 5. Sukajaya 259.61 875.32 19 396 3 0 3 6. Nanggung 919.49 4 102.76 126 886 15 0 15 7. Rumpin 2 038.30 4 593.22 146 805 5 0 5 8. Leuwiliang 1 333.31 1 747.41 39 024 19 3 16 9. Cibungbulang 187.62 271.77 6 678 3 2 1 10. Pamijahan 899.78 2 019.23 22 009 15 1 14 11. Ciampea 202.01 319.62 10 743 2 1 1 12. Leuwisadeng 123.90 163.64 2 962 22 2 20 13. Tenjolaya 92.06 242.51 6 388 2 0 2 Jumlah 7 518.60 19 625.16 521 424 128 10 118

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010)

Produksi kayu dari hutan baik dalam bentuk kayu bulat, maupun kayu

lainnya seperti kayu gergaji dan kayu lapis pasti menghasilkan limbah. Pada

proses eksploitasi/pemanenan, dihasilkan limbah berupa kayu bulat yang

merupakan bagian dari batang komersial, tunggak, potongan pendek, cabang,

ranting dan serbuk gergaji (Rachman dan Malik, 2011).

Menurut Setiyono (2004), limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri

perkayuan berbentuk limbah padat seperti serpihan kulit kayu, potongan kayu

berukuran kecil (chips wood) dan serbuk gergaji. Industri perkayuan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah industri yang menggunakan kayu setengah

jadi sebagai bahan bakunya, seperti industri mebel, karoseri, pengolahan kayu

gelondongan dan lain-lain.

Sebelum menggunakan bag log sebagai media tanam jamur, media tanam

jamur hanya menggunakan kayu gelondongan. Namun sekarang media kayu

Page 23: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

7

gelondongan banyak ditinggalkan karena dianggap tidak praktis, harganya relatif

mahal, sulit diperoleh dan masa tumbuh yang dibutuhkan oleh jamur lebih lama

(Suharyanto, 2010). Berdasarkan hal tersebut, petani jamur banyak memanfaatkan

sampah dan limbah serbuk gergaji yang ada menjadi media tanam (bag log) dalam

usaha budidaya jamur sehingga selain mengurangi jumlah limbah serbuk gergaji,

pengolahan limbah menjadi bag log atau media tanam juga memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat.

Usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu unit

usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B. Hal ini berdasarkan atas asal

dari bibit jamur yang digunakan sebagai input tambahan dalam pembuatan bag

log. Unit usaha non plasma A merupakan unit usaha yang membeli bibit jamur

dari usaha lain untuk digunakan dalam pembuatan bag log, sedangkan unit usaha

non plasma B merupakan unit usaha yang membuat sendiri bibit jamur yang

digunakan dalam pembuatan bag log. Selain memiliki potensi limbah serbuk

gergaji yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan bag log,

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki potensi penduduk untuk

dimanfaatkan sebagai tenaga kerja.

Usaha pengolahan limbah serbuk gergaji untuk dijadikan bag log atau

media tanam jamur selain memberikan pendapatan, meningkatkan nilai tambah,

juga membuka lapangan pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian

mengenai pemanfaatan limbah serbuk gergaji khususnya di Kecamatan

Leuwisadeng dan Kecamatan Lewiliang perlu dilakukan.

Page 24: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

8

1.2 Perumusan Masalah

Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan oleh proses pemanenan maupun

pengolahan kayu menimbulkan masalah dalam hal penanganannya yang selama

ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar. Tumpukan limbah serbuk gergaji

atau asap yang dihasilkan sebagai akibat pembakaran limbah serbuk gergaji dapat

memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan mengganggu kesehatan. Seperti

asap yang ditimbulkan dari pembakaran serbuk gergaji dapat menyebabkan

gangguan pernafasan atau tumpukan serbuk gergaji yang dibiarkan membusuk

dapat menyebabkan tanah menjadi asam.

Salah satu solusi dari permasalahan limbah serbuk gergaji tersebut adalah

dengan memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah yaitu dengan

pemanfaatan limbah serbuk gergaji menjadi media tanam (bag log) untuk jamur

tiram. Bag log menggunakan bahan baku utama berupa limbah serbuk gergaji

sehingga produksi bag log dapat mengurangi timbunan limbah serbuk gergaji.

Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010),

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng merupakan Kecamatan yang memiliki

industri penggergajian kayu terbanyak di Kabupaten Bogor. Kecamatan

Leuwisadeng memiliki 22 industri penggergajian kayu dan di Kecamatan

Leuwiliang terdapat 19 industri penggergajian kayu. Banyaknya jumlah produksi

kayu dan industri penggergajian di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

berpotensi menghasilkan limbah serbuk gergaji. Balai Penelitian Hasil Hutan

(BPHH) menunjukkan bahwa rendemen rata-rata penggergajian adalah 45 persen,

sisanya 55 persen berupa limbah. Sebanyak 10 persen dari limbah yang dihasilkan

oleh industri penggergajian adalah serbuk gergaji (Wibowo, 1990). Salah satu

Page 25: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

9

bentuk pemanfaatan limbah serbuk gergaji adalah sebagai bahan baku utama

pembuatan media tanam (bag log) jamur tiram sehingga limbah serbuk gergaji

dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Masyarakat Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memanfaatkan

limbah serbuk gergaji yang dihasilkan dari proses pemanenan dan penggergajian

untuk dijadikan bag log atau media tanam jamur. Pemanfaatan limbah serbuk

gergaji menjadi bag log ini didorong oleh keberadaan usahatani budidaya jamur

tiram di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng serta daerah disekitarnya.

Pemanfaatan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng memberikan manfaat ekonomi langsung berupa pendapatan dan

nilai tambah bagi limbah serbuk gergaji tersebut serta manfaat ekonomi tidak

langsung berupa penyerapan tenaga kerja. Limbah serbuk gergaji juga dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan bag log, Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki potensi penduduk untuk dimanfaatkan

sebagai tenaga kerja.

Produksi jamur tiram per bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng pada unit plasma A dan unit usaha B bervariasi yaitu berkisar antara

0.3 – 0.4 kg. Perbedaan kemampuan bag log untuk menghasilkan jamur tiram

disebabkan oleh adanya perbedaan yaitu dalam ; (1) komposisi bahan baku dan

(2) teknik pembuatan bag log seperti perbedaan lama waktu sterilisasi. Kedua

perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan pengalaman oleh para pelaku usaha

pembuatan bag log. Perbedaan yang ada diantara pelaku usaha menyebabkan

perbedaan pendapatan yang diperoleh.

Page 26: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

10

Tingginya potensi limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng serta potensi permintaan bag log untuk budidaya jamur tiram

menyebabkan diperlukannya sebuah penelitian tentang analisis manfaat ekonomi

dari pengolahan serbuk gergaji menjadi bag log sebagai media tanam jamur tiram

untuk mendukung perekonomian masyarakat dan produksi jamur tiram. Penelitian

mengenai pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log dapat menjadi bahan

pertimbangan pengusaha maupun petani dalam pengambilan keputusan dalam

menjalankan usaha pembuatan bag log. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan berbagai permasalahan dari pengolahan limbah serbuk gergaji

di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi

bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B?

2. Berapa pendapatan dan nilai tambah yang didapat dari pengolahan limbah

serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit

usaha non plasma B?

3. Berapa penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan oleh usaha pemanfaatan

limbah serbuk gergaji dalam pembuatan bag log pada unit usaha non

plasma A dan unit usaha non plasma B?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Menganalisis karakteristik dari usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan pada unit usaha non

plasma B.

Page 27: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

11

2. Menghitung pendapatan dan nilai tambah dari pengolahan limbah serbuk

gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non

plasma B.

3. Menghitung penyerapan tenaga kerja yang dapat dihasilkan oleh usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non

plasma A dan unit usaha non plasma B.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat bagi:

1. Pelaku usaha, sebagai tambahan informasi dan rekomendasi pengambilan

keputusan dalam produksi bag log.

2. Masyarakat, sebagai informasi bahwa limbah serbuk gergaji memiliki

manfaat ekonomi jika diolah dan dimanfaatkan.

3. Akademisi, sebagai tambahan informasi untuk pelaksanaan penelitian

selanjutnya yang relevan di masa datang.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Limbah serbuk gergaji yang diteliti hanya

merupakan limbah serbuk gergaji yang digunakan sebagai bahan baku utama dari

pembuatan bag log. Limbah serbuk gergaji yang digunakan adalah limbah serbuk

gergaji dari semua jenis kayu kecuali kayu Pinus. Kayu Pinus tidak digunakan

dalam pembuatan bag log karena serbuk gergaji dari kayu Pinus mengandung

getah yang dapat menghambat pertumbuhan miselia jamur. Karakteristik usaha

dianalisis secara deskriptif. Analisis nilai tambah pengolahan limbah serbuk

Page 28: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

12

gergaji dihitung menggunakan Metode Hayami dan penyerapan tenaga kerja

dihitung menggunakan rumus perubahan kesempatan kerja.

Penelitian ini memiliki batasan yaitu tidak membahas mengenai manfaat

lingkungan dan nilai perbaikan kualitas tanah yang dihasilkan dari pengolahan

limbah serbuk gergaji. Serbuk gergaji yang digunakan dalam pembuatan bag log

digunakan sekitar 90 persen merupakan serbuk gergaji yang merupakan limbah

dari industri penggergajian dan hanya sekitar 10 persen serbuk gergaji yang

didapatkan dari proses pemanenan kayu.

Page 29: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Kayu

Setiap kegiatan pembalakan maupun penggergajian menghasilkan limbah.

Limbah penggergajian adalah potongan kayu dalam bentuk dan ukuran tertentu

yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan tetapi ditinggalkan karena keterbatasan

tingkat teknologi pengolahan kayu yang ada pada waktu itu (Rachman dan Malik,

2011). Dengan kata lain limbah penggergajian merupakan produk sampingan dari

suatu proses penggergajian yang dapat dimanfaatkan bila teknologinya telah

tersedia.

Menurut Darsani (1985), berdasarkan penggergajian (processing)

kayunya, limbah kayu dapat dibedakan menjadi logging waste, yaitu limbah

akibat kegiatan logging dan processing wood waste, yaitu limbah yang

diakibatkan kegiatan industri kayu seperti pada pabrik penggergajian, plywood

dan lain-lain. Limbah penggergajian secara garis besar terdiri dari lima bentuk:

yaitu serbuk gergaji (sawdust), sabetan (slabs), potongan ujung kayu gergajian

(off cut), potongan dolok cacat dan kulit kayu (Rachman dan Malik, 2011).

Bentuk limbah gergajian yang dihasilkan oleh suatu pabrik gergajian

berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Sebagai contoh, pabrik yang memproduksi sortimen kayu gergajian yang lebih

kecil menghasilkan limbah serbuk gergaji yang lebih banyak dibandingkan

dengan yang memproduksi sortimen kayu yang lebih besar. Besar kecilnya jumlah

limbah tergantung dari tinggi rendahnya angka rendemen. Istilah rendemen dalam

industri adalah perbandingan banyak barang yang dihasilkan (output) dan bahan

baku (input) yang digunakan, biasanya dinyatakan dalam persen (%). Pada

Page 30: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

14

industri penggergajian, rendemen berarti perbandingan volume kayu gergajian

yang dihasilkan dengan log kayu yang digunakan. Hal ini berarti dengan

mengukur angka rendemen, secara tidak langsung kita akan mengetahui jumlah

limbah yang dihasilkan. Semakin rendah kuantitas limbah, maka akan semakin

tinggi angka rendemen, begitu juga sebaliknya. Berikut ini adalah komposisi

bentuk limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kayu yang dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Bentuk Limbah Penggergajian Bentuk Limbah Persentase (%)

Serbuk gergaji 12 – 15

Sabetan dan potongan ujung berukuran kecil 25 – 35

Potongan dolok dan kayu cacat 5 - 10

Sumber: Rachman dan Malik (2011)

Tabel 5 menunjukkan bahwa limbah serbuk gergaji yang dihasilkan dari

suatu proses pengolahan kayu sebesar 12-15% dari total besaran log yang

digunakan. Hal ini menunjukkan besarnya potensi limbah serbuk gergaji yang ada

pada industri penggergajian.

2.2 Karakteristik Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

Menurut Pramithasari (2011), karakteristik usaha pengolahan limbah

tunggak Pohon Jati sebagai limbah dari pemanfaatan kayu Pohon Jati dibagi

menjadi sumber bahan baku, sumber daya manusia dan skala usaha. Usaha

pembuatan bag log merupakan salah bentuk usaha pemanfaatan limbah serbuk

gergaji yang dihasilkan dari penggunaan berbagai jenis kayu. Melalui

penggunakan pendekatan ini karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log dibagi menjadi sumber bahan baku, sumberdaya manusia, skala

usaha dan rantai pemasaran.

Page 31: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

15

2.2.1 Serbuk Gergaji dan Bahan Baku Lainnya

Serbuk gergaji berbentuk butiran-butiran halus yang terbuang saat kayu

dipotong dengan gergaji (Setiyono, 2004). Jumlah serbuk gergaji yang dihasilkan

dari eksploitasi/pemanenan dan pengolahan kayu bulat sangat banyak. Balai

Penelitian Hasil Hutan (BPHH) pada kilang penggergajian di Sumatera dan

Kalimantan serta Perum Perhutani di Jawa menunjukkan bahwa rendemen rata-

rata penggergajian adalah 45 persen, sisanya 55 persen berupa limbah. Sebanyak

10 persen dari limbah penggergajian tersebut merupakan serbuk gergaji (Wibowo,

1990). Pengertian rendemen dalam industri penggergajian adalah perbandingan

volume kayu gergajian yang dihasilkan dengan volume dolok yang digunakan dan

angka rendemen ini dinyatakan dalam persen (Rachman dan Malik, 2011).

Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan dari industri penggergajian masih dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai media tanam, bahan

baku furnitur dan bahan baku briket arang.

Menurut Wibowo (1990), sebagai media tanam serbuk gergaji selain

mempunyai beberapa keuntungan juga memerlukan penanganan khusus sebelum

bisa dipakai sebagai media tanam. Kendala utama pemanfaatan serbuk gergaji

sebagai media adalah reaksi asam dan adanya kemungkinan untuk memadat.

Masalah tersebut diatas dapat diatasi dengan pengomposan. Fitotoksin hasil

ekskresi tanaman dan sisa penghancuran segera dimetabolisme oleh jasad mikro

ke dalam bentuk yang tidak beracun pada proses pengomposan, demikian pula

unsur hara yang masih terikat oleh jaringan tertentu dapat dilepas dan digunakan

untuk pertumbuhan tanaman dengan pengomposan. Serbuk gergaji sebagai media

tanam memiliki berbagai keuntungan yaitu ringan, ketersediaannya banyak,

Page 32: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

16

mampu menyimpan air serta cukup kaya nutrisi yang diperlukan bagi

pertumbuhan tanaman dengan persentase sebagai berikut: 0,24% Nitrogen, 0,20 %

P2O5 dan 0.45% K2O (Wibowo, 1990). Penggunaan bahan baku utama yaitu

serbuk gergaji dalam bag log bisa lebih dari 70% dari total berat bag log

(Suriawiria, 2001).

Dedak merupakan bahan yang kaya akan karbohidrat, nitrogern dan

vitamin B kompleks. Bekatul berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan

miselium dan menunjang perkembangan tubuh buah jamur. Dedak atau bekatul

yang dapat digunakan berasal dari berbagai jenis padi yang masih baru, tidak

berbau apek dan memiliki struktur yang masih baik (Suharyanto, 2011).

Kapur dan gips juga ditambahkan ke dalam campuran bahan baku

pembuatan bag log. Kapur berfungsi sebagai pengontrol pH media tanam yang

sesuai dengan syarat tumbuh jamur dan sebagai sumber kalsium. Gips berguna

untuk memperkokoh struktur bahan campuran sehingga tidak mudah pecah

(Suharyanto, 2011).

2.2.2 Pembuatan Bag Log

Serbuk gergaji sebagai bahan baku utama yang digunakan dalam

pembuatan bag log dapat menggunakan serbuk gergaji dari seluruh jenis kayu,

terutama kayu keras selain kayu pinus. Menurut Suriawiria (2001), pinus

mengandung zat terpenoid atau belerang yang dapat menghalangi pertumbuhan

jamur. Jenis kayu yang baik untuk dijadikan media tumbuh atau bag log adalah

kayu atau serbuk gergaji dari pohon berdaun lebar karena banyak mengandung

lignin. Contohnya kayu pasang bungkus (Quercus argentea), namun karena kayu

jenis ini sulit ditemukan, penggunaan jati dan mahoni disarankan sebagai

Page 33: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

17

penggantinya. Kualitas jamur yang ditanam pada serbuk gergaji kayu tersebut

akan lebih bagus, lebih kenyal, serta aromanya lebih wangi.

Bahan baku pengkaya hara berupa dedak atau bekatul padi, tepung jagung,

gula pasir, kapur, gips dan air ditambahkan pada bahan baku utama berupa serbuk

gergaji. Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2012)

formula yang digunakan dalam pembuatan bag log untuk setiap 100 kg serbuk

penggergajian dibutuhkan dedak sebanyak 15-25 kg, tepung jagung sebanyak 7.5

kg, kapur pertanian sebayak 1.5 kg, Gipsum dan gula pasir merupakan bahan

tambahan jika diperlukan, masing-masing dibutuhkan sebanyak 1 kg dan 2 kg.

Langkah-langkah pembuatan bag log menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bogor (2012) adalah sebagai berikut:

1. Pengadukan dan pengomposan

Serbuk gergaji yang sudah diayak dan bahan baku pengkaya hara

dicampurkan hingga merata. Dedak yang digunakan berfungsi sebagai

nutrisi yang baik bagi pertumbuhan miselium jamur. Kapur berfungsi

untuk menetralkan keasaman dengan mengontrol pH agar tetap stabil

selama proses pemeraman. Pemeraman dilakukan untuk memfermentasi

campuran media sehingga kandungan yang terdapat di dalam media terurai

menjadi senyawa sederhana sehingga mudah untuk dicerna oleh jamur.

2. Pengisian media ke dalam kantong

Campuran serbuk gergaji dan bahan pengkaya hara dimasukkan ke dalam

kantong plastik polypropilane yang memiliki ketebalan 0.3 mm atau lebih

yang tahan panas saat proses pengukusan. Kantong plastik diisi adonan

Page 34: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

18

dengan sedikit dipadatkan sampai isinya mencapai 70 persen dari

kapasitasnya.

3. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk mematikan mikroba, baik

bakteri, kapang maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan

jamur yang ditanam. Proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan

drum atau steamer dengan masa perebusan berlangsung selama 6.5 – 8

jam.

4. Pendinginan

Proses pendinginan merupakan upaya penurunan suhu media tanam

setelah proses sterilisasi agar bibit jamur yang dimasukkan nanti tidak

mati. Pendinginan dilakukan selama satu malam sebelum dilakukan

inokulasi.

5. Inokulasi atau penanaman bibit

Inokulasi merupakan kegiatan memindahkan sejumlah kecil miselium

jamur dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan.

Inokulasi harus dilakukan di ruangan yang steril agar tidak terjadi

kontaminasi yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Setelah

dimasukkan bibit, bag log ditutup menggunakan koran, ring bambu dan

karet.

6. Inkubasi

Inkubasi merupakan proses penempatan bag log yang telah diisi bibit

jamur ke dalam ruangan dengan kondisi tertentu agar miselium dapat

memutih dan penuh dengan sempurna. Suhu ruangan sebaiknya dijaga

Page 35: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

19

tidak melebihi 25°C dan kelembabannya tidak melebihi 90 persen. Selain

itu terdapat aerasi dan cahaya yang cukup tapi tidak langsung terpapar

sinar matahari.

2.2.3 Skala Usaha

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengenai usaha mikro,

kecil dan menengah, usaha mikro merupakan usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau bahan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro

sebagaimana yang diatur dalam undang-undang. Pada Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 disebutkan bahwa usaha mikro merupakan usaha yang

memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50 000 000, hal ini tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Penjualan paling banyak dari usaha

mikro adalah sebesar Rp 300 000 000/ tahun.

Menurut Partomo dan Soejoedono (2004), profil usaha mikro di Indonesia

dapat dilihat dari segi manajemen dan keuangan. Profil usaha kecil Indonesia

dilihat dari segi manajemen, yaitu sebagai berikut: (1) Pemilik sebagai pengelola,

(2) Berkembang dari usaha usaha kecil-kecilan, (3) tidak membuat perencanaan

tertulis, (4) kurang membuat catatan/pembukuan, (5) pendelegasian wewenang

secara lisan, (6) kurang mampu mempertahankan mutu, (7) sangat tergantung

pada pelanggan dan pemasok disekitar usahanya, (8) kurang membina saluran

informasi, (9) kurang mampu membina hubungan perbankan. Profil usaha kecil

Indonesia dari segi keuangan, yaitu sebagai berikut: (1) memulai usaha kecil-

kecilan dengan modal sedikit dana dan keterampilan pemiliknya, (2) terbatasnya

sumber dana dari perbankan, (3) kemampuan memperoleh pinjaman bank relatif

rendah, (4) kurang akurat perencanaan anggaran kas, (5) kurang memiliki catatan

Page 36: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

20

harga pokok produksi, (6) kurang memahami tentang pentingnya pencatatan

keuangan/akuntansi, (7) kurang paham tentang prinsip-prinsip penyajian laporan

keuangan dan kemampuan analisisnya, (8) kurang mampu memilih informasi

yang berguna bagi usahanya.

2.2.4 Sumber Daya Manusia

Menurut Daniel (2004), sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja

di Indonesia dan juga sebagian negara-negara berkembang termasuk negara maju

pada mulanya merupakan tenaga yang dicurahkan untuk usaha tani sendiri atau

usaha keluarga. Keadaan ini berkembang dengan semakin meningkatnya

kebutuhan manusia dan semakin majunya usaha pertanian sehingga dibutuhkan

tenaga kerja dari luar keluarga yang khusus dibayarkan sebagai tenaga kerja

upahan.

2.2.5 Saluran Pemasaran

Produsen pada saat ini tidak lagi menjual produk yang dihasilkan langsung

kepada pengguna akhir (Kotler dan Dary, 2008). Antara produsen dan konsumen

terdapat sekelompok pemasar yang membentuk rantai distribusi yang

memerankan berbagai fungsi dan memiliki berbagai macam nama. Saluran

distribusi atau aliran pemasaran adalah perantara-perantara para pembeli dan

penjual yang dilalui oleh perpindahan barang baik fisik maupun perpindahan

milik sejak dari produsen hingga ke tangan konsumen ( Sigit dalam Sunyoto,

2012).

Saluran pemasaran yang dipilih produsen sangat mempengaruhi semua

keputusan pemasaran yang lainnya. Oleh karena itu, saluran pemasaran

merupakan salah satu keputusan paling rumit yang dihadapi produsen. Panjang

Page 37: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

21

pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu produk tergantung pada

beberapa faktor, diantaranya jarak antara produsen ke konsumen, daya tahan

produk, skala produksi dan posisi keuangan perusahaan. Saluran pemasaran dapat

dicirikan dari panjangnya tingkat saluran. Panjangnya suatu saluran pemasaran

akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh barang dan

jasa. Bagan saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1.

(5) (6) (7) (4) (3) (5) (4) (8)

(4) (5) (2)

(6) (1)

(7)

Sumber: Sunyoto (2012)

Gambar 1. Bagan Saluran Pemasaran

Keterangan:

1. Penjualan dilakukan oleh produsen langsung kepada konsumen

2. Dari produsen dijual kepada pengecer (retailer) dan dari pengecer dijual

ke konsumen

3. Dari produsen dijual ke wholesaler (distributor) dan kemudian oleh

wholesaler dijual ke konsumen

4. Dari produsen ke wholesaler, lalu ke pengecer kemudian dijual ke

konsumen

Produsen

Agen

Wholesaler

Pemakai Industrial

Pengecer, Toko, Retailer

Konsumen

Page 38: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

22

5. Dari produsen dijual ke agen, lalu ke wholesaler, ke pengecer dan dijual ke

konsumen

6. Dari produsen ke agen, dari agen ke pengecer, kemudian dijual ke

konsumen

7. Dari produsen ke agen kemudian dijual ke konsumen

8. Dari produsen dijual ke pemakai industrial.

2.3 Analisis Pendapatan Usaha

Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang

semula fisik kemudian diberi nilai rupiah (Hernanto, 1996). Biaya usaha

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan

dan biaya non tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya tunai adalah biaya

yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja non keluarga, pembelian

input produksi serta biaya untuk irigasi dan pengairan. Biaya tidak tunai meliputi

biaya tetap dan biaya untuk tenaga kerja keluarga.

Menurut Hernanto (1996) pendapatan juga dibedakan menjadi pendapatan

tunai dan pendapatan tidak tunai. Pendapatan tunai merupakan pendapatan yang

diperoleh dari penerimaan dan biaya tunai, sedangkan pendapatan tidak tunai

merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan dan biaya total. Bentuk

pendapatan tunai dapat menggambarkan tingkat kemajuan ekonomi usaha dalam

spesifikasi dan pembagian kerja. Besarnya pendapatan tunai atau proporsi

penerimaan tunai dari total penerimaan yang masuk dapat digunakan untuk

perbandingan keberhasilan petani satu dengan yang lainnya.

Analisis R/C digunakan untuk menghitung efisiensi usaha (Hapsari et al.,

2008), yaitu berupa nisbah antara penerimaan dengan biaya total. Berdasarkan

Page 39: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

23

pertimbangan tersebut, jika R/C >1 maka usaha tersebut menguntungkan,

sedangkan jika R/C =1 maka impas dan jika R/C <1 berart usaha tersebut tidak

menguntungkan.

2.4 Nilai Tambah

Nilai tambah adalah jumlah balas jasa terhadap faktor-faktor produksi

dalam bentuk sewa tanah, upah, bunga dan keuntungan (Halwani, 2005). Nilai

tambah merupakan balas jasa atas faktor produksi yang digunakan, seperti modal,

tenaga kerja dan manajemen perusahaan yang dinikmati oleh produsen. Nilai

tambah dari suatu produk juga bisa berarti peningkatan nilai guna atas produk

tersebut oleh konsumen. Perhitungan nilai tambah dengan Metode Hayami dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan Nilai Tambah Hayami No. Variabel Nilai Output, Input dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) A 2. Bahan baku yang digunakan(kg/hari) B 3. Tenaga kerja (HOK) C 4. Faktor konversi (1/2) D = A/B 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) E = C/B 6. Harga output (Rp/kg) F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/jam) G Pendapatan dan keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) H 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) I 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) J = D x F 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) K = J – H – I b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 1 (%) = (K/J) x 100% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) M = E x G b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) N (%) = (M/K) x 100% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) O = K – M b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) P (%) = (O/K) x 100% 14. Marjin (10 – 8) (Rp) Q = J – H Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) R (%) = (M/Q) x 100% Sumbangan input lain ((9/14) x 100%) S (%) = (I/Q) x 100% Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) T (%) = (O/Q) x 100%

Sumber: Hayami et al., (1987)

Page 40: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

24

Menurut Hayami et al (1987), nilai tambah adalah selisih antara nilai

komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dikurangi dengan nilai

korbanan yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Sumber-sumber

dari nilai tambah adalah pemanfaatan faktor-faktor seperti tenaga kerja, modal,

bahan baku dan manajemen. Terdapat tiga komponen pendukung dalam Metode

Hayami, yaitu faktor konversi yang menunjukkan besaran output yang dihasilkan

dari satu-satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya

tenaga kerja langsung yang diperlukan dalam mengolah satu-satuan input, dan

nilai produk yang menunjukkan nilai ouput yang dihasilkan dari satu-satuan input.

Penggunaan Metode Hayami sebagai alat analisis mengasilkan beberapa

informasi. Metode Hayami dapat menghasilkan informasi berupa:

a. Perkiraan besarnya nilai tambah (Rp)

b. Rasio nilai tambah yang dihasilkan terhadap nilai produk yang dihasilkan (%)

menunjukkan presentase nilai tambah dari nilai produk

c. Imbalan bagi tenaga kerja (Rp), menunjukkan besar upah yang diterima oleh

tenaga kerja.

d. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan (%), menunjukkan

persentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah

e. Keuntungan pengolahan (Rp), menunjukkan bagian yang diterima pengusaha

(pengolah), karena menanggung resiko usaha

f. Tingkat keuntungan pengolah terhadap nilai output (%), menunjukkan

persentase keuntungan terhadap nilai tambah

g. Marjin pengolah (Rp), menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain

bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

Page 41: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

25

h. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (%)

i. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (%)

2.5 Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam melakukan

suatu proses produksi pada suatu unit usaha. Penyerapan tenaga kerja berarti

kemampuan suatu unit usaha menyerap sejumlah orang untuk bekerja dalam suatu

proses produksi.

Konversi tenaga kerja yang membandingkan tenaga kerja pria sebagai

ukuran baku dengan tenaga kerja lain yang dikonversikan atau disetarakan dengan

pria pada jenis pekerjaan yang sama, yaitu satu orang laki-laki sama dengan satu

hari kerja pria, satu orang wanita sama dengan 0.7 hari kerja pria, satu ekor ternak

sama dengan dua hari kerja pria dan satu orang anak-anak sama dengan 0.5 hari

kerja pria. Ada ahli usahatani yang mengkonversikan tenaga kerja pada tenaga

kerja pria berdasarkan upah yang diterima (Hernanto, 1996).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis manfaat ekonomi pengolahan limbah maupun

analisis nilai tambah sudah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian

terdahulu yang menjadi referensi penelitian memiliki berbagai perbedaan.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terletak pada lokasi,

input serta output yang dihasilkan dan metode analisis data. Beberapa penelitian

terdahulu yang menjadi referensi penulis dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 42: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

Tabel 7. Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian 1. Citra Anggun

Pramithasari, 2011

Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Pohon Jati

1. Mengidentifikasi karakterisitik dan rantai pemasaran dari pengolahan limbah pohon jati yang dihasilkan oleh Masyarakat Jiken

Analisis desktiptif Usaha pengolahan limbah pohon jati termasuk kedalam skala usaha mikro, dengan SDM tradisional. Rantai pemasaran dari kegiatan pengolahan limbah pohon jadti dimulai dari pemasok bahan baku, pengerajin limbah tunggak, reseller atau pedagang perantara

2. Menghitung nilai tambah dan pendapatan usaha dari pemanfaatan limbah pohon jati oleh Masyarakat Jiken

Metode Hayami dan analisis pendapatan usaha

Nilai tambah yang dihasilkan pada produk meja akar sebesar 56.48% dari nilai produknya. Nilai tambah produk meja ukir 75.97% dari nilai produknya, lemari display sebesar 67.99% dan produk patung ukir sebesar 73.05% dari nilai produknya.

3. Menghitung penyerapan tenaga kerja dari pemanfaatan limbah Pohon Jati oleh masyarakat Kecamatan Jiken

Metode tabulasi data

Total jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari pemanfaatan limbah Pohon Jati oleh masyarakat Kecamatan Jiken adalah sebanyak 416 orang.

2. Helda, 2004

Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung

1. Mengetahui keadaan umum industri pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampng

Analisis Deskriptif

Industri pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung masih dilakukan dengan sederhana atau tradisional. Keterampilan yang diperoleh para pengolah tersebut sebagian berasal dari warisan keluarga dan ada pula yang berasal dari pengalaman sendiri dalam menekuni usaha.

2. Menganalisis besarnya kentungan industri pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung

Analisis pendapatan usaha

Biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh pengolah adalah Rp 1 646 330 566.70 per tahun dengan 330 566.70 per tahun dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp 1 977 576 000 per tahun, sehingga pendapatan rata-rata yang diperoleh para pengolah tersebut adalah Rp 331 245 433.30 per tahun. Usaha yang dilakukan pengolah ini dapat dikatakan menguntungkan.

3. Menganalisis besarnya nilai tambah pengolahan Ikan

Metode Hayami Rata-rata nilai tambah dari pengolahan Ikan Teri di Pula Pasaran Provinsi Lampung sebesar Rp 1 002.76

26

Page 43: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

14

Tabel 7. Lanjutan Nama, Tahun Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian Teri di Pulau Pasaran,

Provinsi Lampung per kg.

3. Maimun, 2009

Analisis Pendapatan Usahatani dan Nilai Tambah Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik (Studi Kasus Pengolahan Bubuk Kopi Ulee Kareng di Banda Aceh)

1. Menganalisis pendapatan usahatani kopi arabika organik dan non organik berdasarkan penerimaan dan total biaya yang dikeluarlkan dalam usaha tani

Analisis pendapatan

Pendapatan usahatani kopi arabika organik lebih besar dibandingkan dengan usuahatani kopi arabika non organik sehingga kopi arabika organik lebih menguntungkan

2. Menganalisis lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran kopi arabika organik dan non organik dan peran dari setiap lembaga yang terlibat

Analisis deskriptif Terdapat satu saluran pemasaran kopi arabika organik dan non organik. Berdasarkan saluran pemasaran,kopi arabika organik lebih efisien.

3. Menganalisis efisiensi pemasaran kopi arabika organik dan non organik dengan menghitung marjin dan farmer’s share

Analisis marjin Marjin pemasaran kopi arabika organik lebih besar dibandngkan kopi arabika non organik sedangkan farmer’s share kopi arabika non organik lebih besar dibandingkan kopi arabika organi organik.

4. Menganalisis nilai tambah bubuk kopi organik dan non organik industri pengolahan bubuk kopi Ulee Kareng.

Metode Hayami Nilai tambah kopi arabika organik lebih besar dibandingkan kopi arabika non organik. Industryibubuk kopi Ulee Kareng adalah industri yang padat modal yang maksudnya adalah industri yang dilengkapi dengan mesin-mesin prpoduksi mekanis sehingga tidak membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak.

27

Page 44: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

28

Pramithasari (2011) melakukan penelitian mengenai nilai tambah dari

pengolahan limbah tunggak kayu jati di Kecamatan Jiken. Dihasilkan produk

berupa meja akar, meja ukir, lemari display dan patung ukir dari pengolahan

limbah tunggak kayu jati di Kecamatan Jiken. Digunakan analisis deskriptif,

Metode Hayami dan metode tabulasi data dalam pengolahan data. Helda (2004)

melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan dan

nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi

Lampung. Pembagian tenaga kerja dibagi menjadi tiga unit pekerjaan yaitu tenaga

perebusan, tenaga penjemur dan tenaga sortir.

Maimun (2009) melakukan penelitian mengenai pendapatan usaha, nilai

tambah serta saluran pemasaran kopi arabika organik dan non organik di Ulee

Kareng Banda Aceh. Penelitian Maimun (2009) bertujuan untuk mengetahui

lembaga pemasaran, efisiensi pemasaran serta besaraan nilai tambah dari kopi

arabaika organik dan non organik di Ulee Kareng Banda Aceh.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu pada

lokasi penelitian, spesifikasi komoditas dan metode pengolahan data. Penelitian

dilakukan di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor dengan

input berupa serbuk gergaji dan output berupa bag log yang digunakan sebagai

media tanam jamur tiram. Metode pengolahan data menggunakan Metode Hayami

dan rumus perubahan kesempatan kerja sebelum dan setelah adanya usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji.

Page 45: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kayu diproduksi sebagai usaha pemenuhan kebutuhan manusia. Proses

eksploitasi/pemanenan dan pengolahan kayu bulat menjadi berbagai macam

barang menghasilkan limbah. Proses eksploitasi/pemanenan menghasilkan limbah

berupa limbah pemanenan yang secara garis besar berupa daun, tunggak dan

serbuk gergaji sedangkan kegiatan pengolahan kayu bulat atau industri perkayuan

menghasilkan limbah kayu gergajian yang secara garis besar berupa potongan

ujung, potongan dolok dan serbuk gergaji.

Limbah kayu hanya di tumpuk dan dibiarkan membusuk dapat

mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan. Penumpukan serbuk gergaji

dapat menyebabkan tanah tidak dapat menerima oksigen yang cukup selama

proses fermentasi sehingga menjadi sangat asam dan berbahaya bagi tanaman.

Jumlah serbuk gergaji yang dihasilkan dari eksploitasi/pemanenan dan

pengolahan kayu bulat sangat banyak. Balai Penelitian Hasil Hutan (BPHH)

kilang penggergajian di Sumatera dan Kalimantan serta Perum Perhutani di Jawa

menunjukkan bahwa rendemen rata-rata penggergajian adalah 45 persen, sisanya

55 persen berupa limbah. Sebanyak 10 persen dari limbah penggergajian tersebut

adalah serbuk gergaji (Wibowo, 1990).

Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan dari kegiatan

eksploitasi/pemanenan maupun penggergajian kayu dapat dimanfaatkan oleh

usaha pembuatan bag log. Usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang

dan Leuwisadeng dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unit usaha non plasma A

dan non plasma B. Pemanfaatan limbah serbuk gergaji untuk diolah menjadi bag

log media tanam jamur tiram sehingga memberikan manfaat ekonomi baik secara

Page 46: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

30

langsung berupa pendapatan dan peningkatan nilai tambah maupun manfaat

ekonomi tidak langsung yaitu berupa penyerapan tenaga kerja. Selain manfaat

ekonomi, pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng juga memberikan manfaat lingkungan.

Penelitian ini membahas mengenai karakteristik usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji. Karakteristik usaha yang diidentifikasi berupa sumber bahan baku,

proses produksi, skala usaha, sumberdaya manusia dan rantai pemasaran. Selain

itu juga perhitungan besarnya nilai tambah yang dihasilkan dan besarnya

pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha dihitung untuk mengetahui besarnya

manfaat langsung dari pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log.

Manfaat ekonomi tidak langsung berupa penyerapan tenaga kerja dihitung

untuk mengetahui besarnya kemampuan penyerapan tenaga kerja pada usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log sehingga dapat menyerap

sejumlah tenaga kerja yang ada di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Hasil

dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pengambilan

kebijakan bagi pengusaha dan masyarakat untuk dapat lebih memanfaatkan

limbah serbuk gergaji. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 47: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

31

Keterangan: Ruang lingkup penelitian

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

Limbah pemanenan

Manfaat ekonomi

Produksi kayu di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

Limbah pemanenan dan gergajian kayu

Limbah gergajian

Daun Tunggak

Serbuk gergaji

Potongan ujung Potongan dolok cacat

Usaha pembuatan bag log (Non Plasma A dan Non Plasma B)

Karakteristik usaha

Pendapatan dan Nilai tambah

Penyerapan tenaga kerja

Rekomendasi pengambilan kebijakan

Manfaat lingkungan

Page 48: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan

tujuan penelitian dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Leuwiliang dan

Kecamatan Leuwisadeng merupakan kecamatan yang memiliki banyak usaha

penggergajian sehingga memiliki limbah penggergajian yang relatif banyak.

Penelitian dilakukan pada bulan April 2012 hingga Januari 2013. Pengambilan

data primer dilakukan pada bulan Juli 2012.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan pemilik usaha

budidaya jamur tiram putih yang memproduksi bag log untuk dijual ke pemilik

usaha budidaya jamur lainnya atau untuk digunakan sendiri. Data sekunder

didapat dari berbagai literatur, instansi yang terkait seperti Perum Perhutani,

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik dan juga

referensi penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan rujukan yang

berhubungan dengan pengolahan limbah serbuk gergaji.

4.3 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan dengan sensus

dimana responden dipilih dari seluruh populasi yang ada. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 11 responden. Responden dalam penelitian ini adalah unit

usaha pembuat bag log untuk jamur tiram putih yang tersebar di tiga desa yaitu

Desa Barengkoh dan Desa Cibeber II di Kecamatan Lewiliang serta Desa Sadeng

Page 49: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

33

di Kecamatan Leuwisadeng. Pengambilan data dari responden bertujuan untuk

menjawab masalah mengenai karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk

gergaji, rantai pemasarannya, nilai tambah yang dihasilkan, pendapatan yang

dihasilkan dan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari pengolahan limbah

serbuk gergaji menjadi media tanam jamur tiram putih. Tabel 8 menunjukkan

jumlah responden untuk penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 8. Jumlah Produsen Bag Log di Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Leuwisadeng Tahun 2012

Kecamatan Desa Pengusaha Bag log Leuwiliang 1.Barengkoh 4

2. Cibeber II 3 Leuwisadeng 1.Sadeng 4 Jumlah 11

Sumber: Penulis (2012)

4.4 Metode Analisis Data

Unit usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unit usaha non plasma A dan unit usaha non

plasma B. Unit usaha non plasma A adalah unit usaha yang membeli bibit jamur

tiram untuk kemudian dijadikan input tambahan dalam pembuatan bag log. Unit

usaha non plasma B adalah unit usaha yang membuat bibit jamur tiram jamur

tiram sendiri untuk kemudian dijadikan input tambahan dalam pembuatan bag

log.

Data yang diperoleh diolah menggunakan Windows Excel 2007. Analisis

data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi

karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Analisis kualitatif dalam

penelitian ini yaitu deskripsi mengenai karakteristik usaha. Analisis kuantitatif

yang menggunakan metode Hayami dan analisis pendapatan digunakan untuk

Page 50: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

34

menjawab tujuan manfaat ekonomi yang diperoleh dari usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji, yaitu meliputi nilai tambah, pendapatan serta penyerapan tenaga

kerja. Untuk lebih jelas, matriks analisis data dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Matriks Analisis Data No. Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data

1. Mengidentifikasi karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

Data primer dengan wawancara kepada pelaku usaha yang menjadi responden

Analisis Deskriptif

2. Menghitung pendapatan usaha nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan limbah serbuk gergaji

Data Primer dengan wawancara kepada pelaku usaha yang menjadi responden

Analisis pendapatan usaha dan nilai tambah dengan metode Hayami

3. Mengidentifikasi jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari kegiatan pengolahan limbah serbuk gergaji

Data sekunder jumlah tenaga kerja dengan adanya usaha pembuatan bag log dan tanpa adanya usaha pembuatan bag log

Rumus pertumbuhan dari perubahan kesempatan kerja (HOK)

Sumber: Penulis (2012)

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis data-

data yang berbentuk kualitatif yaitu untuk menggambarkan berbagai kondisi dan

situasi yang terdapat di lokasi penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk

menjawab tujuan identifikasi karakteristik usaha pengolahan limbah serbuk

gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Variabel karakterstik usaha

yang diidentifikasi pada unit usaha non plasma A maupun non plasma B adalah

(1) karakteristik umum pelaku usaha, (2) karakteristik usaha berupa skala usaha,

(3) sumber bahan baku, (4) proses pembuatan bag log dan sumberdaya manusia

dan, (5) rantai pemasaran bag log.

Page 51: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

35

Penentuan karakteristik responden diperoleh dari hasil wawancara.

Responden dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha yang memanfaatkan

limbah serbuk gergaji untuk pembuatan bag log. Karakteristik umum dari

responden pelaku usaha terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan

lama menjalankan usaha.

4.4.2 Analisis Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha pembuatan bag log merupakan manfaat langsung dari

kegiatan pengolahan limbah serbuk gergaji. Semua jenis biaya yang dikeluarkan

dalam kegiatan produksi bag log akan dihitung untuk mengetahui besarnya

pendapatan atas biaya tunai dan juga besarnya pendapatan atas biaya total yang

dikeluarkan. Selain itu juga akan dihitung besarnya biaya total (total cost) dan

cost ratio (R/C) pada unit usaha non plasma A dan non plasma B.

Pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan suatu

usaha. Pendapatan tersebut dapat dilakukan melalui suatu analisis pendapatan

(Hoddi et al., 2011). Dari hasil yang diperoleh akan dapat diketahui apakah usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log yang dilakukan di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng menguntungkan atau tidak untuk dijalankan.

Total penerimaan adalah nilai total produk dalam jangka waktu tertentu.

Penerimaan yang didapatkan pada penelitian ini merupakan penerimaan dari

penjualan bag log dan bibit jamur tiram yang dihasilkan. Penerimaan usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng adalah hasil kali rata-rata jumlah bag log yang diproduksi per bulan

dikalikan dengan harga rata-rata bag log per kilogram dengan asumsi satu bulan

adalah 26 hari kerja.

Page 52: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

36

Biaya total adalah semua nilai input yang dikeluarkan dalam proses

produksi. Perhitungan biaya dalam penelitian ini dibagi menjadi biaya tunai dan

non tunai. Biaya tunai adalah besarnya nilai uang yang dikeluarkan pelaku usaha

untuk membeli serbuk gergaji dan bahan baku lainnya serta upah tenaga kerja.

Secara umum analisis pendapatan kegiatan pengolahan limbah serbuk

gergaji menjadi bag log diperoleh dari selisih antara penerimaan yang didapatkan

dan biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan menguntungkan jika selisih

antara penerimaan dengan pengeluaran bernilai positif. Semakin besar selisih

antara penerimaan dan pengeluaran, maka semakin menguntungkan suatu usah

tersebut. Pendapatan merupakan balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi,

tenaga kerja, modal dan pengelolaan. Perhitungan untuk mengukur pendapatan

yang dihasilkan dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :

I = TR – TC .......................................................................................... (1)

TR = Py . y ............................................................................................... (2)

TC = Px . x ................................................................................................ (3)

TC = TVC + TFC ...................................................................................... (4)

Dimana:

I = Pendapatan yang dihasilkan (Rp/bulan)

TR = Penerimaan Total yang dihasilkan (Rp/bulan)

TC = Biaya Total yang dikeluarkan (Rp/bulan)

Py = Harga output (Rp/bulan)

Px = Harga input (Rp/bulan)

y = Jumlah output (Unit/bulan)

x = Jumlah input (Unit/bulan)

Page 53: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

37

TVC = Biaya total variabel (Rp/bulan)

TFC = Biaya total tetap (Rp/bulan)

Nilai R/C atas biaya tunai dan biaya total yang lebih dari satu menyatakan

bahwa unit usaha pembuatan bag log menguntungkan jika dijalankan. Penerimaan

dari usaha pembuatan bag log diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi bag

log yang dihasilkan dengan harga jual bag log dan perkalian antara jumlah bibit

jamur yang diproduksi dengan harga bibit jamur. Bibit jamur yang digunakan

merupakan bibit jamur dalam kemasan botol dengan berat rata-rata 1.2 kg bibit

jamur per botol. Satu botol bibit jamur dapat digunakan untuk 30 bag log

sehingga kebutuhan bibit dalam tiap bag log yaitu rata-rata sebesar 40 gram.

Konsep ini juga digunakan pada perhitungan nilai tambah menggunakan Metode

Hayami. Adapun rumus penerimaan usaha pembuatan bag log adalah sebagai

berikut:

1. Unit usaha non plasma A

TRA = (QA1.PA1) ....................................................................................... (5)

2. Unit usaha non plasma B

TRB = (QB1.PB1) + (QB2.PB2) ................................................................... (6)

Keterangan:

1 = Bag log

2 = Bibit jamur

A = Unit usaha non plasma A

B = Unit usaha non plasma B

TR = Total penerimaan (Rp)

Q1 = Jumlah bag log yang diproduksi (Kg)

Page 54: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

38

P1 = Harga bag log per Kg (Rp/Kg)

Q2 = Jumlah bibit jamur yang diproduksi (Botol)

P2 = Harga bibit jamur per botol (Rp/Botol)

Penyusutan alat-alat produksi termasuk ke dalam biaya non tunai. Metode

yang digunakan dalam perhitungan penyusutan adalah metode garis lurus

(straight line method). Metode ini menggunakan dasar asumsi bahwa benda yang

dipergunakan dalam usaha menyusut dalam besaran yang sama setiap tahunnya

(Hernanto, 1980).

Penyusutan alat pada unit usaha non plasma A terdiri dari peralatan

produksi, peralatan perawatan dan sterilisasi, peralatan inokulasi dan inkubasi.

Pada unit usaha non plasma B, penyusutan alat adalah peralatan pembuatan bibit

jamur tiram, peralatan produksi, peralatan perawatan dan sterilisasi, peralatan

inokulasi dan inkubasi. Asumsi yang digunakan adalah peralatan-peralatan yang

digunakan tidak memiliki nilai sisa atau habis digunakan. Perhitungan penyusutan

dengan metode garis lurus dapat dirumuskan sebagai berikut (Hernanto, 1980):

𝑁𝑝 = 𝑁𝑏𝑇

................................................................................................... (7)

Np = Nilai penyusutan tiap bulan (Rp)

Nb = Nilai jual/beli benda pertama kali (Rp)

T = Daya pakai alat (Bulan)

4.4.3 Analisis Nilai Tambah

Analisis nilai tambah dalam penelitian ini dihitung menggunakan Metode

Hayami. Penggunaan Metode Hayami akan menghasilkan besaran nilai tambah

yang didapat dari pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi media tanam atau

bag log serta melihat distribusi terhadap faktor produksi yang digunakan. Nilai

Page 55: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

39

tambah yang dihasilkan dari pengolahan limbah serbuk gergaji merupakan

manfaat langsung yang dihasilkan dari usaha pembuatan bag log. Perhitungan

nilai tambah menggunakan satuan berat yang telah dikonversi menjadi kilogram.

Data yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah adalah data dalam satu kali

produksi atau satu bulan.

Metode Hayami memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat diketahui

besarnya nilai tambah, nilai output dan produktivitas. Kelebihan lainnya dari

Metode Nilai Tambah adalah dapat diketahuinya besarnya balas jasa terhadap

pemilik faktor-faktor produksi. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat

diterapkan pula untuk subsistem lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan

pemasaran. Perhitungan nilai tambah limbah serbuk gergaji menggunakan Metode

Hayami disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Perhitungan Nilai Tambah Limbah Serbuk Gergaji dengan Metode Hayami

No. Variabel Nilai Bag log, serbuk gergaji dan Harga

1. Bag log yang dihasilkan (kg/hari) A 2. Serbuk gergai yang digunakan(kg/hari) B 3. Tenaga kerja (HOK) C 4. Faktor konversi (1/2) D = A/B 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) E = C/B 6. Harga bag log (Rp/kg) F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/jam) G

Pendapatan dan keuntungan 8. Harga serbuk gergai (Rp/kg bahan baku) H 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) I 10. Nilai bag log (4 x 6) (Rp) J = D x F 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) K = J – H – I

b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 1 (%) = (K/J) x 100% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) M = E x G

b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) N (%) = (M/K) x 100% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) O = K – M

b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) P (%) = (O/K) x 100% 14. Marjin (10 – 8) (Rp) Q = J – H

Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) R (%) = (M/Q) x 100% Sumbangan input lain ((9/14) x 100%) S (%) = (I/Q) x 100% Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) T (%) = (O/Q) x 100%

Sumber : Hayami et al., (1987).

Page 56: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

40

Selain memiliki beberapa kelebihan, Metode Hayami juga memiliki

kekurangan. Beberapa kekurangan Metode Hayami yaitu pendekatan rata-rata

tidak tepat jika diterapkan pada unit usaha yang menghasilkan banyak produk dari

satu jenis bahan baku. Metode hayami juga tidak dapat menjelasnya produk

sampingan yang dihasilkan. Salah satu kekurangan Metode Hayami yang lainnya

adalah sulit menentukan pembanding yang dapat digunakan untuk menyimpulkan

apakah balas jasa terhadap pemilik faktor produksi tersebut sudah layak atau

belum. Beberapa variabel yang terkait dalam analisis nilai tambah, yaitu:

a. Faktor konversi, menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu

satuan input,

b. Koefisien tenaga kerja langsung, menunjukkan tenaga kerja langsung yang

diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dan

c. Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan

input.

Nilai faktor konversi diperlukan untuk mengetahui berapa banyak output

yang dapat dihasilkan dari setiap pengolahan satu kilogram serbuk gergaji. Nilai

faktor konversi yang besar disebabkan karena banyak terdapat input tambahan

yang digunakan dalam pembuatan bag log seperti dedak, kapur, bibit jamur dan

air.

Pada unit usaha non plasma B, output yang dihasilkan adalah bag log dan

bibit jamur. Perhitungan nilai tambah menggunakan Metode Hayami hanya dapat

menghitung nilai tambah dari aktivitas produksi yang menghasilkan satu output,

sehingga output berupa bibit jamur (yang semula merupakan output kedua) dalam

unit usaha non plasma B tidak diperhitungkan. Penggunaan bibit jamur dalam

Page 57: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

41

pembuatan bag log pada unit usaha non plasma B merupakan penggunaan bibit

jamur yang habis digunakan untuk dijadikan sebagai input tambahan dalam

pembuatan bag log. Perhitungan biaya-biaya pembuatan baglog pada usaha ini

juga telah disesuaikan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan hanya untuk

menghasilkan bag lag saja.

Penggunaan serbuk gergaji dan bahan baku tambahan dalam pembuatan

bag log yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah menggunakan metode

Hayami merupakan jumlah serbuk gergaji dan bahan baku tambahan yang telah

disesuaikan. Penyesuaian yang dilakukan merupakan penyesuaian terhadap

jumlah serbuk gergaji yang digunakan untuk pembuatan bag log dengan asumsi

tidak terdapat output tambahan berupa bibit jamur. Jumlah serbuk gergaji dan

input tambahan merupakan jumlah yang hanya digunakan dalam pembuatan bag

log.

Koefisien tenaga kerja adalah nilai pembagian dari jumlah hari orang kerja

dalam satu bulan (HOK/bulan) dengan jumlah bahan baku (kg/bulan) yang

digunakan dalam kegiatan produksi pada masing-masing unit usaha. Koefisien

tenaga kerja menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk

mengolah satu-satuan input (Hayami, et al., 1987).

4.4.4 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

Usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng menghasilkan lapangan pekerjaan sehingga dapat

menyerap tenaga kerja. Analisis penyerapan tenaga kerja dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah tenaga kerja yang dapat diserap. Analisis penyerapan tenaga

kerja dengan adanya pengolahan limbah serbuk gergaji dan tidak ada usaha

Page 58: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

42

pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

dapat dirumuskan sebagai berikut (Mardiyatuljanah, 2009) :

Δ KK = TKdp – TKtp .............................................................................. (8)

Keterangan:

Δ KK = Perubahan kesempatan kerja (HOK)

TKdp = Tenaga kerja dengan adanya usaha pembuatan bag log (HOK)

TKtp = Tenaga kerja tanpa adanya usaha pembuatan bag log (HOK)

Pada usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng, satu Hari Orang Kerja (HOK) adalah 8 jam. Lamanya satu HOK

untuk berbagai usaha bisa berbeda. Hal ini disesuaikan dengan jam kerja dalam

satu hari. Koefisien tenaga kerja yang digunakan dalam perhitungan penggunaan

tenaga kerja pada usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng adalah satu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis

pekerjaan dan tidak adanya perbedaan upah yang diberikan antara tenaga kerja

perempuan maupun laki-laki dalam satu jenis pekerjaan.

Page 59: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH

5.1 Kecamatan Leuwiliang

Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit

usaha pengolahan limbah serbuk gergaji yaitu di Desa Barengkoh dan tiga unit

usaha di Desa Cibeber II.

5.1.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwiliang

Wilayah Kecamatan Leuwiliang terletak di wilayah Bogor Barat dengan

luas wilayah ±6 159.70 Ha pada ketinggian 101-700 mdpl. Curah hujan rata-rata

pertahun di Kecamatan Leuwiliang yaitu sebesar 519.29 mm dan jumlah hari

hujan terbanyak 91 hari dengan kelembaban 20-25° C. Kecamatan Leuwiliang

merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 5-20°. Bagian Utara Kecamatan

Leuwiliang berbatasan dengan Kecamatan Rumpin, bagian selatan berbatasan

dengan Kabupaten Sukabumi, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan

Leuwisadeng dan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang.

Jarak Kabupaten Leuwilliang dari Ibu Kota Negara (Jakarta) yaitu 80 km,

Ibu Kota Provinsi (Bandung) yaitu 147 km dan Ibu Kota Kabupaten (Cibinong)

yaitu 29 km. Secara administratif Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 48 dusun,

126 RW, 418 RT yang tercakup dalam 11 desa.

Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan (2010), luas hutan rakyat di

Kecamatan Leuwiliang merupakan luas hutan terluas kedua di Kabupaten Bogor

setelah Kecamatan Nanggung yaitu sebanyak 1 333.31 ha. Jenis kayu yang sering

ditanam di Kecamatan Leuwiliang adalah kayu Sengon (Albizia falcataria L.

fosberg), Mahoni (Swietenia macrophylla King), Afrika (Maesopsis eminii Engl.),

Page 60: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

44

Jati (Tectona grandis Linn. fred) dan lain-lain. Banyaknya jumlah hutan di

Kecamatan Leuwiliang mendorong terbentuknya industri penggergajian di daerah

ini. Adanya industri penggergajian ini sangat membantu bagi usaha budidaya

jamur tiram yang menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan baku utama

pembuatan bag log atau media tanam jamur. Luas hutan di Kecamatan Leuwiliang

berdasarkan komoditas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwiliang Menurut Komoditas Tahun 2010

No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m3) (Batang)

1. Sengon 101.98 837.56 - 2. Mahoni 55.84 132.57 - 3. Afrika 533.11 554.72 - 4. Jati 17.49 0.00 - 5. Campuran 546.85 222.56 - 6. Bambu 78.05 - 39.02

Jumlah 1 333.31 1 747.41 39.02 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010)

Kecamatan Leuwiliang memproduksi kayu dalam jumlah yang besar

karena luas hutan rakyat di Kecamatan Leuwiliang merupakan hutan terbesar di

Kabupaten Bogor. Kayu Sengon merupakan kayu yang paling banyak diproduksi

di Kecamatan Leuwiliang. Kayu Sengon adalah salah satu jenis kayu yang

memiliki batang berwarna putih yang serbuk gergajinya digunakan sebagai bahan

baku pembuatan bag log. Besarnya produksi kayu sengon dan jenis kayu yang

memiliki batang berwarna putih lainnya seperti Kayu Afrika di Kecamatan

Leuwiliang mendorong munculnya industri pengolahan kayu di daerah tersebut.

Banyaknya jumlah kayu yang diolah di Kecamatan Leuwiliang menyebabkan

banyaknya limbah serbuk gergaji yang dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan bag log.

Page 61: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

45

5.1.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kecamatan Leuwiliang

Penduduk Kecamaan Leuwiliang memiliki mata pencarian sebagai petani,

pedagang, pegawai perkebunan, buruh industri dan lain-lain. Sebanyak 36.81

persen masyarakat Kecamatan Leuwiliang bekerja sebagai. Banyaknya jumlah

masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang menjadi pedagang merupakan salah satu

implikasi dari berkembangnya pasar yang besar di Kecamatan ini yaitu Pasar

Leuwiliang. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwiliang dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwiliang Pada Tahun 2010 Pekerjaan Jumlah (%)

Petani 3159.00 12.62 Pengusaha 168.00 0.67 Buruh Industri 2690.00 10.75 Buruh Bangunan 2695.00 10.77 Buruh Pertambangan 2589.00 10.34 Perkebunan 2699.00 10.78 Pedagang 9213.00 36.81 Pegawai Negeri Sipil 1044.00 4.17 TNI/Polri 118.00 0.47 Lain-lain 653.00 2.61

Jumlah 25028.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010)

Sebanyak 186 orang atau sebanyak 0.67 persen memiliki pekerjaan

sebagai pengusaha. Rendahnya jumlah masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang

memiliki pekerjaan sebagai pengusaha karena pada umumnya masyarakat tidak

memiliki modal untuk menjalankan suatu usaha.

Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Leuwiliang relatif tidak

terlalu tinggi. Paling banyak masyarakat hanya berpendidikan terakhir sampai

dengan tingkat SLTP yaitu sebanyak 42.86 persen. Masih sedikit masyarakat

Page 62: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

46

Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pendidikan akhir sampai perguruan tinggi

yaitu sebesar 1.23 persen. Data tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan

Leuwiliang tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Leuwiliang pada Tahun 2010

Tingkat Jumlah (%) Tidak tamat SD 9775.00 7.71 SD 41198.00 32.50 SLTP 54335.00 42.86 SLTA 19898.00 15.70 Perguruan tinggi 1553.00 1.23

Total 126759.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010)

5.2 Kecamatan Leuwisadeng

Kecamatan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji. Letak usaha pengolahan limbah serbuk gergaji tersebut adalah di

Desa Sadeng.

5.2.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwisadeng

Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Bogor yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang pada

tahun 2005. Kecamatan Leuwisadeng terdiri dari 8 desa, 25 kampung, 57 Rukun

Warga (RW), 268 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis, Kecamatan

Leuwisadeng berada pada ketinggian 500 sampai 1000 meter diatas permukaan

laut (mdpl). Bentuk wilayahnya terdiri dari 70 persen berbukit sampai bergunung.

Jarak Kecamatan Leuwisadeng kurang lebih 42 km dari Ibukota

Kabupaten Bogor dan 55 km dari Ibukota DKI Jakarta. Secara administratif batas

Kecamatan Leuwisadeng adalah: sebelah utara Kecamatan Serpong (Tangerang),

sebelah selatan Kabupaten Sukabumi, sebelah barat Kecamatan Cigudeg dan

sebelah timur Kecamatan Cibungbulang

Page 63: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

47

Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 200-550 mdpl dengan

temperatur berkisar antara 25-32°C. Luas Kecamatan Leuwisadeng yaitu 1 868 ha

yang terdiri dari tanah sawah (sawah irigasi teknis, sawah irigasi, dan sawah

rendengan/tadah hujan), tanah kering (pekarangan, bangunan, emplacement, dan

tegakan/kebun), tanah hutan (hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan

belukar), tanah perkebunan (perkebunan negara, perkebunan swasta, dan

perkebunan rakyat) dan tanah untuk fasilitas umum (lapangan olah raga dan

kuburan). Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwisadeng sebanyak

432 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan pertahun sebanyak 18 hari hujan.

Menurut Dinas Pertanian dan Kehuan Kabupaten Bogor (2010), luas hutan

di Kecamatan Leuwisadeng adalah 123.90 ha yang terdiri dari hutan homogen,

hutan heterogen, dan hutan belukar. Jenis tanaman kayuan unggulan yang ditanam

yaitu mahoni, sengon, duren. Rincian luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng Menurut Komoditas Tahun 2010

No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m3) (Batang)

1. Sengon 5.28 59.17 - 2. Mahoni 17.31 26.49 - 3. Afrika 2.50 41.85 - 4. Jati 12.05 0.00 - 5. Campuran 80.84 39.65 - 6. Bambu 5.92 - 2 962

Jumlah 123.90 163.64 2 962 Sumber: Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010)

Produksi kayu sengon atau kayu jenjeng merupakan jenis kayu yang

paling banyak di produksi di Kecamatan Leuwisadeng. Kayu jenis ini banyak

ditanam karena memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu ± 5 tahun. Selain

itu kayu Albizia atau kayu sengon banyak diminati karena murah, ringan dan

Page 64: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

48

lunak sehingga mudah diolah. Serbuk gergaji dari kayu sengon merupakan serbuk

gergaji dari salah satu jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan bag log.

Banyaknya produksi kayu sengon mendorong pemanfaatan limbah yang ada,

salah satu bentuk usaha pemanfaatan limbah serbuk gergaji dari kayu sengon dan

jenis kayu yang lainnya adalah usaha pembuatan bag log.

5.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Kecamatan Leuwisadeng

Masyarakat di Kecamatan Leuwisadeng paling banyak berpendidikan

akhir sampai tingkat SD yaitu sebanyak 27 094 orang atau sebanyak 38.97 persen

dari total penduduk. Masyarakat yang berpendidikan sampai perguruan tinggi

paling sedikit di Kecamatan Leuwisadeng yaitu hanya sebanyak 123 atau

sebanyak 0.18 persen dari total penduduk. Karakteristik penduduk Kecamatan

Leuwisadeng berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 dapat dilihat pada

Tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Penduduk Kecamatan Leuwisadeng Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010

No. Tngkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Belum sekolah 6 414.00 9.22 2. Tidak tamat SD 26 846.00 38.61 3. SD 27 094.00 38.97 4. SLTP 5 584.00 8.03 5. SLTA 3 273.00 4.71 6. Akademi 199.00 0.29 7. Perguruan tinggi 123.00 0.18

Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2011)

Sebagian besar masyarakat Kecamatan Leuwisadeng belum atau tidak

bekerja. Persentase masyarakat yang belum atau tidak bekerja mencapai 70.89

persen atau sebanyak 49 289 orang. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh

masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah wiraswasta dan pedagang yaitu 9.47

persen atau sebanyak 6 584 orang. Hal ini disebabkan oleh tingginya minat

Page 65: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

49

masyarakat Leuwisadeng dalam berdagang dan berwirausaha. Pekerjaan sebagai

petani dan peternak juga banyak ditekuni oleh petani dan peternak karena

Kecamatan Leuwisadeng cocok untuk dijadikan sawah dan peternakan. Data

pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwisadeng Pada Tahun 2010 No. Jumlah (orang) Presentase (%) Presentase (%) 1. Belum/tidak bekerja 49 289.00 70. 89 2. Petani dan peternak 6 448.00 9.27 3. Pegawai/karyawan 1 757.00 2.53 4. PNS/POLRI 368.00 0.53 5. Dagang/wiraswasta 6 584.00 9.47 6. Buruh tani 2 466.00 3.55 7. Lainnya 2 621.00 3.77 Jumlah 69 533.00 100.00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2010)

Salah satu bentuk wirausaha yang dilakukan masyarakat Kecamatan

Leuwisadeng adalah dengan membuka industri penggergajian. Berdasarkan data

dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010), jumlah industri

penggergajian di Kabupaten Bogor paling banyak terdapat di Kecamatan

Leuwisadeng yaitu sebanyak 22 industri penggergajian. Para pembuat bag log

memanfaatkan limbah seruk gergaji yang dihasilkan oleh industri tersebut sebagai

bahan baku utama pembuatan bag log sebagai media tanam jamur tiram

mengingat adanya usaha jamur tiram yang terdapat di Kecamatan Leuwisadeng

dan sekitarnya yang membutuhkan bag log.

Page 66: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

Pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng menjadi bag log dilakukan oleh 11 orang pelaku usaha yang

semuanya menjadi responden dalam penelitian ini. Pelaku usaha tersebar di tiga

desa di dua kecamatan. Usaha pembuatan bag log terdapat di Desa Barengkoh dan

Desa Cibeber II Kecamatan Leuwiliang dan Desa Sadeng Kecamatan

Leuwisadeng. Unit usaha dalam pembuatan bag log terbagi menjadi enam usaha

non plasma A dan lima usaha non plasma B.

Bag log sebagai produk yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah

serbuk gergaji terbuat dari serbuk gergaji sendiri sebagai bahan baku utama dan

menggunakan bahan baku tambahan dedak, kapur, bibit jamur dan air.

Ketersediaan bahan baku yang melimpah di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkannya menjadi produk

yang dapat memiliki nilai jual lebih tinggi. Bag log yang diproduksi di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng digunakan sebagai media tanam untuk jamur

khususnya jamur tiram putih.

Jumlah responden pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi

bag log berjumlah 11 orang, 10 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan

hanya satu orang responden yang berjenis kelamin perempuan. Karakteristik

responden untuk pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 67: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

51

Tabel 17. Karakteristik Responden di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Tahun 2012

Karakteristik Non plasma A Non plasma B Total Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Jenis Kelamin Perempuan 1 9.09 0 0 1 9.09 Laki-laki 5 45.45 5 45.45 10 90.91

2. Umur (Tahun) 27-32 2 18.18 2 18.18 4 36.36 33-38 2 18.18 0 0 2 18.18 39-44 0 0 2 18.18 2 18.18 45-50 0 0 1 9.09 1 9.09 51-56 2 18.18 0 0 2 18.18

3. Pendidikan Terakhir SD 1 9.09 0 0 1 9.09 SMP 3 27.27 0 0 3 27.27 SMA 1 9.09 3 27.27 4 36.36 Perguruan tinggi 1 9.09 2 18.18 3 27.27

4. Lama Usaha (Tahun) 3-5 2 18.18 3 27.27 5 45.45 6-8 2 18.18 1 9.09 3 27.27 9-11 1 9.09 0 0 1 9.09 12-14 0 0 1 9.09 1 9.09 15-17 1 9.09 0 0 1 9.09

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa responden pelaku usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

paling banyak ditekuni oleh laki-laki yaitu sebanyak 90.91 persen atau sebanyak

10 orang. Sebanyak 9.09 persen atau 1 orang dari responden adalah perempuan.

Responden yang menjalankan usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi

bag log paling banyak ditekuni oleh laki-laki karena usaha ini membutuhkan

perhatian dan pengawasan penuh setiap hari. Hal ini sulit dilakukan karena

perempuan harus mengurus rumah tangga sehingga usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji menjadi bag log cukup berat jika dijalankan oleh perempuan.

Pelaku usaha paling banyak laki-laki juga dikarenakan pemilik usaha dapat juga

bertindak sebagai tenaga kerja sehingga dapat menghemat penggunaan tenaga

Page 68: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

52

kerja dalam proses produksi setiap hari sehingga sulit dilakukan oleh perempuan

karena keterbatasan kekuatan fisik.

Berdasarkan hasil wawancara, responden pelaku usaha paling muda adalah

27 tahun dan yang tertua adalah 55 tahun. Tabel 17 menunjukkan bahwa

responden pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng yang usianya berkisar antara 27-32 tahun sebanyak

36.36 persen atau sebanyak empat orang. Responden pelaku usaha pengolahan

limbah yang berusia 45-50 tahun ada satu orang atau sebanyak 9.09 persen dari

total responden. Responden pelaku usaha paling banyak berusia 27-32 tahun

menunjukkan pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

banyak ditekuni oleh pelaku usaha yang berada pada rentang usia produktif

sehingga masih memiliki fisik yang kuat untuk dapat ikut membantu dalam

melakukan proses produksi.

Tingkat pendidikan pelaku usaha menggambarkan tingkat Sumberdaya

Manusia (SDM) dalam manajemen kegiatan usaha. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan manajemen usaha yang baik.

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian responden berpendidikan terakhir

sampai SMA yaitu sebanyak empat orang atau sebanyak 3.36 persen dari total

responden. Tingkat pendidikan responden pelaku usaha pengolahan limbah serbuk

gergaji di Kecamaan Leuwisadeng dan Leuwiliang paling sedikit adalah SD

sebanyak satu orang atau sebesar 9.09 persen dari total responden.

Responden paling banyak berpendidikan terakhir SMA sehingga dikatakan

dikatakan responden memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik

sehingga manajemen pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi cukup baik.

Page 69: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

53

Selain hal tersebut, tingkat pendidikan yang cukup baik diperlukan dalam

menjalankan usaha karena usaha pembuatan bag log sebagai media tanam

merupakan usaha yang memerlukan pengetahuan dalam bidang budidaya dan

pemeliharaan. Usaha pembuatan bag log dikatakan sebagai usaha yang

membutuhkan pengetahuan karena kualitas bag log yang dihasilkan sangat

menentukan banyaknya produksi jamur yang dapat diproduksi.

Berdasarkan lama usaha, sebagian besar responden pelaku usaha pengolah

limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng telah

menjalankan usaha selama 3-5 tahun yaitu sebanyak lima orang atau sebanyak

45.45 persen dari total responden. Responden yang telah menjalankan usaha

selama 6-8 tahun sebanyak tiga orang atau 27.27 persen dari total responden dan

responden yang menjalankan usahanya selama 9-11, 12-14 dan 15-17 tahun

masing-masing sebanyak 9.09 persen atau masing-masing sebanyak sebanyak satu

orang.

Usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log sudah ada sejak

lebih dari 10 tahun atau mulai tahun 2002, pada tahun 2007 banyak usaha

pembuatan bag log baru bermunculan di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

serta daerah disekitarnya. Hal ini disebabkan oleh budidaya jamur tiram

sebelumnya menggunakan batang pohon sebagai media tanam dan penggunaan

bag log sebagai media tanam belum terlalu banyak digunakan. Baru pada tahun

2007 penggunaan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur khususnya jamur

tiram semakin digalakkan oleh Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bogor di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng.

Page 70: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

54

6.2 Karakteristik Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

Usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng dilihat dari beberapa aspek. Aspek yang dilihat dalam karakteristik

usaha dalam pembuatan bag log adalah sumber dari bahan baku, proses produksi,

skala usaha, sumberdaya manusia dan rantai pemasaran bag log.

6.2.1 Sumber Bahan Baku

Bahan baku merupakan suatu komponen penting dalam proses produksi.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang

dan Leuwisadeng adalah serbuk gergaji, dedak dan kapur, bibit jamur dan air.

Serbuk gergaji yang merupakan limbah penggergajian dimanfaatkan

sebagai bahan baku utama dalam pembuatan bag log. Serbuk gergaji yang

digunakan dalam pembuatan bag log didapatkan dari industri penggergajian yang

terdapat di daerah Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Pelaku usaha dapat

mendapatkan bahan baku dengan cara memesan kepada pemilik dari industri

penggergajian dan tenaga kerja penggergajian akan segera mengantarkan pesanan

tersebut. Sejauh ini tidak ada kendala yang dihadapi oleh pengolah limbah serbuk

gergaji menjadi bag log dalam memperoleh bahan baku utama karena

ketersediaannya yang melimpah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng.

Harga serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng berkisar

antara Rp 1 500/karung – Rp 3 500/karung dengan berat 20 kg/karung. Tinggi dan

rendahnya harga serbuk gergaji tergantung dari kualitas serbuk gergaji tersebut.

Serbuk gergaji yang baik sebagai bahan baku pembuatan bag log adalah serbuk

gergaji dari jenis kayu yang memiliki batang berwarna putih contohnya Sengon,

Afrika dan Karet, serta tidak mengandung minyak, bahan kimia dan pasir. Serbuk

Page 71: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

55

gergaji dari kayu campuran menyebabkan sering terjadinya kontaminasi pada bag

log yang dihasilkan sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi pelaku usaha.

Dedak yang digunakan dalam pembuatan serbuk gergaji adalah dedak

yang sama dengan dedak yang digunakan untuk pakan ternak. Dedak didapat dari

penggilingan padi di sekitar wilayah Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

namun terkadang pembuat bag log harus sampai mencari keluar daerah saat

sedang musim paceklik karena sulitnya mendapatkan dedak. Saat musim paceklik,

harga dedak dapat mencapai Rp 2 100 – Rp 2 500/kg. Harga dedak saat sedang

musim panen atau saat persediaan dedak sedang stabil berkisar antara Rp 1 500 –

Rp 2 000/kg.

Kapur ditambahkan pada pembuatan bag log dengan tujuan agar bag log

yang dihasilkan dapat merekat dan keras sehingga tidak pecah. Selain itu

pemberian kapur juga berfungsi untuk menstabilkan pH. Kapur yang digunakan

didapat dari toko-toko pertanian di sekitar Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng. Sebagian besar petani menggunakan kapur dolomit (CaMg(CO3)2)

sebagai bahan baku pembuatan bag log namun ada juga petani yang menggunakan

kapur pertanian (CaO3). Harga kapur dolomit yang digunakan berkisar antara

Rp 600 – Rp 1 600/kg sedangkan harga kapur pertanian adalah Rp 5 000/kg.

Air sebagai bahan baku lainnya dalam pembatan bag log dicampurkan

secukupnya sampai campuran serbuk gergaji sampai campuran menjadi basah

tetapi tidak meneteskan air saat digenggam. Air pada pengolahan limbah serbuk

gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng tidak dimasukkan dalam

komponen biaya pengeluaran karena air yang digunakan merupakan air sungai

maupun air tanah yang dialirkan menggunakan pompa air sehingga biaya yang

Page 72: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

56

dikeluarkan dalam pengadaan air hanya biaya listrik. Pembuat bag log

membangun usahanya dipinggir sungai sehingga mudah dalam memperoleh air

serta bagunan kumbung sebagai tempat inkubasi bag log menjadi lembab dan

miselia jamur dapat tumbuh dengan baik.

Bibit jamur yang digunakan dalam pembuatan bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng merupakan bibit jamur turunan kedua (F2) yang

berbentuk miselia dalam kemasan botol. Bibit jamur dibeli dari pembuat bibit

jamur atau membuat sendiri. Diperlukan keahlian khusus dan peralatan serta

ruangan yang steril untuk dapat membuat bibit jamur. Bahan baku dalam

pembuatan bibit jamur jamur relatif murah dan banyak tersedia, namun pelaku

usaha di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng belum seluruhnya mampu

membuat bibit jamur sendiri karena keterbatasan pengetahuan dan peralatan. Bibit

jamur jamur yang digunakan dalam pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang

dan Leuwisadeng dibeli dengan harga Rp 7 500 - Rp 12 500 perbotol tergantung

dari volume dan kualitas bibit jamur yang dibeli.

Biaya yang dikerlukan untuk membuat bibit jamur jamur tiram hanya

berkisar Rp 3 604.26 per botol untuk ukuran bibit jamur yang dapat digunakan

untuk 30 bag log. Selain dapat menghemat biaya produksi, bibit jamur jamur juga

dapat dijual dan menghasilkan tambahan pendapatan bagi pengusaha.

6.2.2 Proses Produksi

Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi bag log di

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah sebagai berikut:

1. Pengadukan dan Pengomposan

Page 73: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

57

Serbuk kayu yag telah diayak dicampurkan dengan dedak dan kapur serta

air. Sebagian besar pembuat bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng menggunakan komposisi dedak dan kapur sebanyak 15

persen dan 25 persen. Persentase tersebut mengacu pada penggunaan

serbuk gergaji sebagai bahan baku utama dalam pembuatan bag log. Air

ditambahkan hingga campuran tidak hancur saat digenggam dan tidak

mengeluarkan air. Campuran bahan tersebut kemudian ditimbun dan

ditutupi dengan terpal selama satu malam. Komposisi bahan baku yang

digunakan dalam pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng berbeda dengan standart bahan baku dari Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2012) karena komposisi yang

digunakan oleh pembuat bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng sudah dianggap memberikan produktivitas paling besar

berdasarkan pengalaman dari pembuat bag log.

2. Pengisisan media ke kantong plastik (bag log)

Media produksi dimasukkan ke dalam plastik polipropilen ukuran ukuran

17x25 cm, 17x30 cm atau 18x30 cm dengan kepadatan tertentu. Berat

media yang sudah dipadatkan berkisar antara 0.9 kg – 1.2 kg/bag log.

3. Sterilisasi

Proses sterilisasi di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dilakukan

dengan cara memasukkan bag log ke dalam drum untuk kemudian dikukus

dalam suhu 90 - 100° C selama 8 – 12 jam. Setelah melalui proses

sterilisasi, bag log kemudian didinginkan. Proses sterilisasi di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng lebih lama jika dibandingkan dengan

Page 74: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

58

standart dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2012)

yang menyebutkan bahwa proses sterilisasi dilakukan selama 6.5 – 8 jam.

Hal ini disebabkan karena menurut pembuat bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng, proses sterilisasi yang lebih lama yaitu

selama 8 – 12 jam dapat mengurangi angka kegagalan produksi bag log

karena kontaminasi.

4. Inokulasi atau Penanaman Bibit Jamur

Inokulasi merupakan kegiatan memindahkan sejumah kecil miselium

jamur dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan.

Inokulasi dilakukan oleh tenaga kerja wanita di dalam ruangan yang steril

kemudian bag log ditutup menggunakan koran, ring bambu dan karet.

5. Inkubasi

Inkubasi merupakan proses menempatkan bag log yang telah diisi bibit

jamur jamur ke dalam ruangan dengan kondisi tertentu agar miselium

dapat memutih dan penuh dengan sempurna. Suhu yang diperlukan untuk

pertumbuhan miselium jamur sekitar 22 - 28°C dengan kelembaban 60 –

70 persen. Inkubasi dilakukan sampai seluruh permukaan dalam bag log

berwarna putih merata. Lamanya inkubasi berlangsung selama 30 hari.

Apabila sampai waktu satu minggu proses inkubasi tidak terlihat

pertumbuhan miselium jamur, maka besar kemungkinan jamur tidak dapat

tumbuh. Standart suhu dan kelembaban ruangan yang digunakan oleh

pembuat bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng tidak

mengikuti saran suhu ruanganyang dibuat oleh Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bogor yaitu suhu ruangan tidak melebihi 25°C. Hal

Page 75: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

59

ini disebabkan oleh kondisi wilayah di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng.

6.2.3 Skala Usaha

Berdasarkan skala usahanya, usaha pembuatan bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Kecamatan Leuwisadeng termasuk ke dalamusaha mikro. Hal ini

dapat dilihat aspek manajemen dan keuangan menurut Partomo dan Soejoedono

(2004) yaitu, dari segi manajemen, pemilik usaha yang juga bertindak sebagai

pengelola, tidak adanya perencanaan tertulis dalam menjalankan usaha, kurang

adanya pencatatan atau pembukuan dan sangat tergantung dari pelanggan dan

pemasok di sekitar usaha. Berdasarkan aspek keuangan, usaha-usaha pembuatan

bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng merupakan usaha yang

dimulai dari usaha kecil-kecilan dengan modal sedikit dana dan tergantung dari

kemampuan pemilik usahanya. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya

pencatatan keuangan, akuntasi dan harga pokok produksi membuat usaha

pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng kurang memiliki

catatan atau pembukuan mengenai hal tersebut. Diliihat dari kekayaan dan

penjualan per tahun seperti dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

mengenai usaha mikro, kecil dan menengah, usaha pembuatan bag log di

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng termasuk ke dalam usaha mikro.

Kekayaan bersih yang dimiliki oleh usaha pembuatan bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng kurang dari Rp 50 000 000, hal tersebut tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Penjualan bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng per tahun kurang dari Rp 300 000 000 per unit

usaha.

Page 76: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

60

Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pembuatan bag log

terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh penggunaan peralatan dan bahan

baku yang banyak. Pengadaan serbuk gergaji dan bahan baku lainnya dalam

jumlah besar serta bangunan kumbung dan penggunaan alat-alat produksi seperti

drum menyebabkan dibutuhkanya modal dalam jumlah besar untuk melakukan

usaha ini. Sumber modal yang digunakan dalam melakukan usaha pengolahan

limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah modal

sendiri. Para pelaku usaha awalnya melakukan usaha dengan modal yang kecil

untuk melakukan produksi dengan jumlah output yang sedikit. Usaha yang

dilakukan para pelaku usaha kemudian berkembang dan dapat memproduksi bag

log yang lebih banyak.

6.2.4 Sumberdaya Manusia

Jumlah pekerja yang bekerja di usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log bervariasi pada tiap unit usaha. Sebanyak 11 unit usaha

pengolahan limbah serbuk gergaji yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng rata-rata memiliki sebanyak 8 orang pekerja per unit usaha. Tenaga

kerja yang digunakan merupakan masyarakat yang tinggal disekitar lokasi usaha.

Tidak ada persyaratan khusus seperti pendidikan terakhir atau pengalaman bekerja

sebelumnya dalam pemilihan tenaga kerja. Namun pada penggunaan tenaga kerja

pembuatan bibit jamur, tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja ahli

yang dapat membuat bibit jamur.

Tenaga kerja terdiri dari perempuan dan laki-laki. Tenaga perempuan

bertugas untuk pengemasan log dan inokulasi. Sistem pembayaran tenaga kerja

perempuan adalah harian. Upah yang diterima sesuai dengan kemampuan per

Page 77: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

61

orang dan dibayarkan setiap harinya. Upah tenaga kerja perempuan bervariasi

antara satu unit usaha dan unit usaha lainnya. Upah tenaga kerja pengemasan bag

log dan inokulasi berkisar antara Rp 55 sampai dengan Rp 100 per log. Kedua

jenis pekerjaan ini hanya dilakukan oleh perempuan karena tidak membutuhkan

tenaga yang besar dalam pengerjaannya.

Tenaga kerja laki-laki bertugas untuk pekerjaan yang membutuhkan

tenaga yang besar seperti pengadukan, distribusi serta inkubasi, perawatan dan

pembuatan bibit jamur bagi unit usaha plasma B. Upah tenaga kerja laki-laki

dibayarkan setiap bulannya dan tidak tergantung dari kemampuan produksi per

orang. Tenaga kerja laki-laki disebut tenaga kerja bulanan berdasarkan sistem

pembayaran upah. Upah tenaga kerja bulan sangat bervariasi antara satu unit

usaha dengan unit usaha lainnya. Upah rata-rata tenaga kerja pengadukan,

distribusi dan perawatan pada unit usaha non plasma A adalah Rp 581 363.60 per

bulan. Upah rata-rata tenaga kerja pengadukan, distribusi dan perawatan pada unit

usaha non plasma B adalah Rp 596 250 per bulan.

Tenaga kerja pembuat bibit jamur pada unit usaha plasma B merupakan

orang yang memiliki keahlian khusus dalam pembuatan bibit jamur. Bibit jamur

yang baik dapat membantu mengurangi kontaminasi pada bag log dan merupakan

salah satu faktor penentu produktivitas dari jamur yang dihasilkan. Tenaga kerja

pembuat bibit jamur di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah laki-laki.

Sistem pembayaran upah pada tenaga kerja pembuatan bibit jamur adalah

bulanan. Upah rata-rata tenaga kerja pembuatan bibit jamur adalah Rp 1 660 000

per orang. Jenis pekerjaan ini membutuhkan keahlian khusus sehingga upah yang

Page 78: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

62

diberikan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain dalam proses

pembuatan bag log.

Terdapat tenaga kerja keluarga dan non keluarga yang digunakan dalam

usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Namun

tidak semua unit usaha pembuatan bag log memiliki tenaga kerja keluarga. Hanya

sebanyak dua unit usaha yang memiliki tenaga kerja dalam keluarga. Penggunaan

tenaga kerja keluarga dapat menghemat biaya upah tenaga kerja karena tenaga

kerja keluarga tidak diberikan upah, namun demikian dalam perhitungan analisis

pendapatan upah tenaga kerja dalam keluarga dimasukkan dalam perhitungan dan

dimasukkan kedalam biaya non tunai. Upah tenaga kerja dalam keluarga yang

digunakan merupakan harga bayangan, yaitu upah yang didapatkan jika anggota

keluarga tersebut bekerja disektor lain.

6.2.5 Rantai Pemasaran

Serbuk gergaji sebagai bahan baku utama pembuatan bag log diperoleh

dari industri penggergajian di Kecamatan Leuwisadeng dan Leuwiliang. Kayu

bulat yang diolah di industri penggergajian didapatkan dari hutan rakyat di

berbagai macam daerah di Kabupaten Bogor seperti, Leuwiliang, Parung, Jonggol

dan lain-lain melalui seorang pedagang pengumpul kayu. Pedagang pengumpul

kayu merupakan orang yang dipinjami modal dari penggergajian dan bertugas

untuk menyediakan kayu untuk suatu industri penggergajian. Terdapat suatu

bentuk kemitraan tidak terikat antara pedagang pengumpul kayu dan industri

penggergajian.

Jenis kayu yang diolah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah

Kayu Sengon (Albizia falcataria L. fosberg), Kayu Afrika (Maesopsis eminii

Page 79: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

63

Engl.), Kayu Petai (Parkia speciosa Hassk), Kayu Akasia (Acasia mangiu), Kayu

Duren (Durio zibethinus Murr), Kayu Karet (Hevea brasiliensis), Kayu Tisuk

(Hibiscus macrophyllus Roxb. ex. Hornem), Kayu Kecapi (Sandorilum koetjape

Merr), Kayu Lame (Alstonia scholaris) dan lain-lain. Harga kayu yang dibeli dari

hutan rakyat memiliki harga yang berbeda-beda. Untuk jenis kayu yang memiliki

batang berwarna putih (Sengon, Afrika, Karet) yang serbuknya dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bag log, harga perkubiknya

mencapai Rp. 1 juta.

Jumlah limbah serbuk gergaji yang dihasilkan dari suatu industri

penggergajian yang memiliki 1 mesin yang dapat mengerjakan 12 kubik kayu

perharinya yaitu kira-kira dapat mencapai rata-rata 900 kg per hari untuk kayu

dengan batang berwarna putih. Penggergajian dari kayu dengan batang berwarna

merah perharinya untuk 12 kubik kayu merahan dari 1 mesin, rata-rata jumlah

serbuk gergaji yang dihasilkan adalah 600 kg. Serbuk gergaji limbah pengolahan

kayu yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dapat dijual untuk

dimanfaatkan sebagai bahan baku bag log, bahan bakar dan lain lain.

Limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

diambil dan dimanfaatkan oleh produsen bag log sebagai bahan baku utama,

perusahaan pembuat semen sebagai bahan bakar, perkebunan kelapa sawit sebagai

bahan bakar dan bahan penyaring. Pelaku usaha pembuatan bag log yang

memanfaatkan limbah serbuk gergaji dari Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng tidak hanya berasal dari Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

tapi juga berasal dari kecamatan lain seperti Kecamatan Cisarua dan

Megamendung. Limbah yang dimanfaatkan oleh pelaku usaha pembuatan bag log

Page 80: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

64

adalah serbuk gergaji dari kayu yang memiliki batang berwarna putih. Serbuk

gergaji dari jenis kayu ini lebih dipilih karena memiliki sifat kayu lunak yang baik

untuk dijadikan media tanam jamur tiram.

Limbah serbuk gergaji dijual dengan harga berviariasi antara satu

penggergajian dengan penggergajian lagi. Harga serbuk gergaji berkisar antara Rp

1500 – Rp 3000 perkarungnya untuk berat 20 kg perkarung. Harga serbuk gergaji

dari satu industri penggergajian dapat berbeda jauh dari penggergajian lain

dikarenakan oleh kualitas serbuk gergaji yang dijual. Serbuk gergaji yang baik

digunakan untuk pembuatan bag log adalah serbuk yang tidak bercampur dengan

kayu jenis kayu dari pohon dengan batang berwarna merah, tidak mengandung

minyak, bahan kimia dan pasir.

Serbuk gergaji kemudian diolah menjadi bag log dengan menambahkan

beberapa input tambahan seperti dedak, kapur, air, bibit jamur dan lainnya.

Jumlah bag log yang dihasilkan setiap harinya adalah tetap dan tidak dapat lebih

banyak karena ada batasan kapasitas kumbung. Jumlah bag log yang dijual setiap

harinya tergantung dari jumlah pesanan dari konsumen jadi produsen tidak

mengatur besaran penjualan. Konsumen memesan langsung kepada pembuat bag

log untuk kemudian dibuatkan dan diantarkan langsung ke alamat pemesan.

Pemasaran bag log yang diproduksi dari Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng saat ini masih terbatas hanya di Kabupaten dan Kota Bogor seperti

Baranangsiang, Ciampea, Cibatok, Citereup, Cibinong, Cileungsi, Nanggung dan

Parung Panjang. Pemasaran bag log masih terbatas di Kabupaten dan Kota Bogor

karena terbatasnya kemampuan pelaku usaha dalam membuat bag log dalam

jumlah besar. Keterbatasan modal dan kemampuan produksi membuat pembuat

Page 81: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

65

bag log menolak pesanan dari luar daerah seperti Lampung yang memesan dalam

jumlah besar.

Pada pemasaran bag log tidak terdapat suatu agen atau reseller. Bag log

langsung disalurkan ke konsumen akhir sehingga tidak terdapat rantai pemasaran

yang panjang pada pemasaran bag log. Rantai pemasaran serbuk gergaji dan bag

log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber: Data primer diolah (2012)

Gambar 3. Aliran Pemasaran Bag Log

6.3 Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

Pendapatan pada unit usaha pembuatan bag log merupakan manfaat

langsung dari adanya usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng. Berdasarkan analisis pendapatan ini dapat diketahui

gambaran umum usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng.

Analisis perbandingan antara pendapatan unit usaha non plasma A dan non

plasma B akan dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya produksi dan

perbedaan penerimaan masing-masing unit usaha tersebut. Biaya yang

dikeluarkan dalam usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dibagi menjadi biaya tunai dan biaya

non tunai. Biaya tunai terdiri dari biaya pembuatan bag log dan biaya tenaga kerja

non keluarga. Biaya non tunai terdiri dari penyusutan dan biaya tenaga kerja

keluarga. Pada unit usaha non plasma A dan non plasma B, biaya yang paling

Industri Penggergajian

Pembuat bag log Konsumen akhir

Page 82: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

66

besar dikeluarkan adalah biaya bahan baku dalam pembuatan bag log. Hasil

perhitungan pendapatan usaha pembuatan bag log pada tahun 2012 dalam satu

periode produksi atau satu bulan disajikan dalam Tabel 18.

Tabel 18. Analisis Pendapatan dan R/C Unit Usaha Pembuatan Bag Log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012

No. Uraian Non Plasma A Non Plasma B 1. Penerimaan (Rp)

Penjualan bag log (Rp) 22 066 828.80 29 680 537.87

Penjualan bibit jamur putih (Rp) 0 3 038 440

Total penerimaan (Rp) 22 066 828.80 32 718 977.87

2. Biaya (Rp)

Total biaya tunai (Rp) 10 798 162 15 478 450.20

Total biaya non tunai (Rp) 941 092.59 1 145 986.10

Total biaya (Rp) 11 739 254.56 16 624 436.30

3. Pendapatan

Pendapatan atas biaya tunai (Rp) 11 268 666.80 17 240 527.67

Pendapatan atas biaya total (Rp) 10 327 574.23 16 094 541.57

R/C rasio atas biaya tunai 2.04 2.11

R/C rasio atas biaya total 1.88 1.97

Sumber: Data primer, diolah (2012)

Pada unit usaha non plasma A, rata-rata biaya untuk pembelian bibit jamur

adalah biaya yang paling banyak dikeluarkan yaitu sebesar Rp 2 639 000. Pada

unit usaha non plasma B, rata-rata biaya pembelian dedak merupakan biaya yang

paling besar dikeluarkan yaitu sebesar Rp 2 385 600.

Jenis biaya yang dikeluarkan pada unit usaha non plasma A dan non

plasma B adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada tambahan biaya untuk

bahan baku dan tenaga kerja pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma

B. Penerimaan rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A adalah

sebesar Rp 22 066 828.80 per bulan. Unit usaha non plasma A memberikan

penerimaan yang besar sehingga unit usaha non plasma A memiliki potensi untuk

memberikan pendapatan yang besar.

Page 83: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

67

Total biaya rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag

log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A

adalah Rp 11 739 254.56 per bulan dengan total biaya tunai adalah Rp 10 798

162 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan responden pelaku usaha pengolahan

limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pendapatan yang dihasilkan dari unit usaha non plasma A bernilai positif.

Pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 11 268 666.80 dan pendapatan atas biaya

total sebesar Rp 10 327 574.23. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha pembuatan

bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng menguntungakan untuk

dijalankan.

Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa hasil analisis R/C atas biaya tunai

dari perhitungan analisis pendapatan usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log pada unit usaha non plasma A diketahui sebesar 2.04 yang

artinya untuk setiap biaya yang dikeluarkan pengusaha sebesar satu rupiah maka

pengusaha tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.04. R/C atas biaya

total adalah sebesar 1.88 artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan

pengusaha akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.88. Pendapatan yang

dihasilkan responden unit usaha plasma A pengolahan limbah serbuk gergaji di

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dalam penelitian bernilai positif dan

nilai R/C menunjukkan angka lebih besar dari satu. Hal ini berarti bahwa unit

usaha plasma A menguntungkan untuk dijalankan.

Selain unit usaha non plasma A, terdapat unit usaha non plasma B

pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng.

Page 84: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

68

Pada unit usaha non plasma B, terdapat tambahan penerimaan dari penjualan bibit

jamur. Unit usaha non plasma B membuat bibit jamur sendiri untuk digunakan

sebagai input tambahan dalam pembuatan bag log dan juga dapat menjual bibit

jamur yang dihasilkan.

Penerimaan unit usaha non plasma B pengolahan limbah serbuk gergaji di

Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah sebesar Rp 32 718 977.87 per

bulan. Jumlah ini didapatkan dari penerimaan penjualan bag log dan penjualan

bibit jamur yang diproduksi. Penerimaan yang didapatkan dari penjualan bag log

sebesar Rp 29 718 977.87 per bulan sedangkan penerimaan yang didapatkan dari

penjualan bibit jamur adalah sebesar Rp 3 038 440 per bulan. Bibit jamur yang

diproduksi sebagian digunakan untuk memproduksi bag log dan kemudian

sisanya dijual kepada unit usaha pembuatan bag log dan budidaya jamur tiram

yang tidak memproduksi bibit jamur. Unit usaha non plasma B memproduksi bibit

jamur sendiri sehingga dapat mengurangi biaya produksi karena biaya pembuatan

bibit jamur lebih murah jika dibandingkan dengan harga bibit jamur yang dijual di

pasaran. Harga jual bibit jamur yang ada dipasaran berkisar antara Rp 7 500 – 12

500 per botol sedangkan rata-rata biaya pembuatan bibit jamur hanya hanya Rp 3

604.26 per botol.

Total biaya rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag

log pada unit usaha non plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng

adalah Rp 16 624 436.30 per bulan dengan total biaya tunai sebesar Rp 15 478

450.20 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan responden pelaku usaha non

plasma B pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 85: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

69

Pendapatan yang dihasilkan pada unit usaha non plasma B pada

pengolahan limbah serbuk gergaji bernilai positif. Pendapatan atas biaya tunai

yang dihasilkan adalah sebesar Rp 17 240 527.67. Pendapatan atas biaya total

adalah Rp 16 094 541.57. Hal ini mengindikasikan bahwa pembuatan bag log

pada unit usaha non plasma A dan non plasma B dapat memberikan pendapatan

bagi pelaku usaha. Rincian analisis pendapatan yang dihasilkan dari pengolahan

limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit

usaha non plasma B terdapat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Hasil perhitungan R/C atas biaya tunai unit usaha non plasma B pada

pengolahan limbah serbuk gergaji adalah 2.11 yang artinya untuk setiap biaya

sebesar satu rupiah yang dikeluarkan pengusaha maka pengusaha tersebut akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.11. R/C atas biaya total adalah 1.97 yang

artinya penerimaan sebesar Rp 1.97 akan diperoleh untuk setiap satu rupiah biaya

yang dikeluarkan. Pendapatan yang dihasilkan serta nilai R/C yang lebih besar

dari satu pada unit usaha non plasma B mengindikasikan bahwa usaha tersebut

menguntungkan untuk dijalankan.

Nilai R/C unit usaha non plasma B baik R/C atas biaya tunai maupun R/C

atas biaya total lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua unit

usaha tersebut menguntungkan untuk dijalankan. Nilai R/C unit usaha non plasma

B lebih besar jika dibandingkan dengan R/C unit usaha non plasma A. Hal ini

disebabkan adanya pengurangan biaya produksi dan adanya output tambahan yang

dihasilkan oleh unit usaha non plasma B berupa bibit jamur sehingga memberikan

tambahan pendapatan bagi unit usaha tersebut dan menjadikannya usaha yang

memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan unit usaha non plasma A.

Page 86: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

70

6.4 Nilai Tambah Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

Perhitungan nilai tambah dalam penelitian ini menggunakan metode

Hayami. Analisis ini berguna untuk mengetahui nilai tambah yang terdapat pada

satu kilogram serbuk gergaji yang diolah. Analisis nilai tambah terdiri dari

beberapa komponen utama pembentuk biaya produksi meliputi bahan baku,

sumbangan input lain, tenaga kerja dan keuntungan untuk masing-masing

komponen utama yang digunakan.

Proses analisis nilai tambah usaha pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log dilakukan mulai dari proses pengadukan bahan baku serbuk

gergaji sampai menjadi bag log yang siap dipasarkan. Analisis nilai tambah tidak

hanya melihat besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan,

tetapi juga distribusi dari pemanfaatan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal,

sumberdaya alam dan manajemen. Dasar perhitungan analisis nilai tambah pada

penelitian ini menggunakan perhitungan per kilogram bahan baku serbuk gergaji.

Harga bag log yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah ini adalah harga

jual rata-rata di tingkat produsen di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada

bulan Juli 2012 yaitu 1 701.98 per kilogram bag log untuk unit usaha non plasma

A dan Rp 1 662.63 per kilogram bag log pada unit usaha non plasma B. Rincian

rata-rata nilai tambah pada unit usaha non plasma A dapat dilihat pada Lampiran 6

dan rincian rata-rata nilai tambah pada unit usaha non plasma B dapat dilihat pada

Lampiran 7.

6.4.1 Rata-Rata Variabel Input Output Bahan Baku dan Faktor Konversi

Bag log yang dihasilkan perhari pada unit usaha non plasma A setelah

dikonversi adalah sebanyak 12 965.33 kg. Bag log tersebut dihasilkan dari

Page 87: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

71

pengolahan sebanyak 8 406.67 kg serbuk gergaji. Pada non Plasma B bag log

yang dihasilkan sebanyak 17 851.60 kg dengan menggunakan input serbuk gergaji

sebanyak 11 996.07 kg. Perhitungan nilai tambah pada unit usaha non plasma A

dan non plasma B dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012.

No. Variabel Non Plasma A Non Plasma B

Output, input dan harga

1. Output yang dihasilkan (kg/bulan) 12 965.33 17 851.60 2. Bahan baku yang digunakan (kg/bulan) 8 406.67 11 996.07 3. Tenaga kerja (HOK/bulan) 169 234 4. Faktor konversi (1/2) 1.54 1.49 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 0.022 0.02 6. Harga output (Rp/kg) 1 701.99 1 662.63 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) 15 189.22 28 921.03

Pendapatan dan Keuntungan (Rp/kg input)

8. Harga bahan baku (Rp/kg input) 102.78 123.53 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 805.95 660.62 10. Nilai output (4 x 6) (Rp/kg input) 2 624.92 2 474.19 11. a. Nilai tambah (10 - 9 - 8) (Rp/kg input) 1 716.19 1 690.04

b. Rasio nilai tambah ((11a/10x100%) 65.38 68.31

12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp/kg input) 336.66 564.145

b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a)x100% 19.62 33.38

13. a. Keuntungan (11a-12a)(Rp/kg input) 1 379.53 1 125.89

b. Tingkat keuntungan ((13a/11a)x100%) 80.38 66.62

Balas Jasa Terhadap Faktor Produksi

14. Marjin (10-8) (Rp/kg) 2 522.14 2 350.66

a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14)x100%) 13.35 23.99

b. Sumbangan input lain ((9/14)x100%) 31.95 28.10

c. Keuntungan pemilik usaha ((13a/14)x100%) 54.70 47.89

Sumber: Data primer diolah (2012)

Faktor konversi pada pengolahan limbah serbuk gergaji non plasma A

adalah 1.54 dan non plasma B adalah 1.49. Nilai konversi ini dihitung

berdasarkan pembagian antara nilai output yang dihasilkan dengan input yang

digunakan. Hal tersebut berarti untuk setiap pengolahan satu kilogram serbuk

gergaji di non plasma A akan dihasilkan bag log sebanyak 1.54 kilogram dan

Page 88: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

72

untuk non plasma B akan dihasilkan bag log sebanyak 1.49 kg. Penggunaan input

lain seperti dedak, kapur dan air yang besar dalam ukuran berat menyebabkan

faktor konversi pada analisis nilai tambah menjadi besar. Faktor konversi atau

hasil yang didapatkan pada unit usaha non plasma B lebih kecil dibandingkan unit

usaha non plasma A karena pada unit usaha non plasma B menggunakan input

serbuk gergaji yang lebih banyak karena unit usaha ini membuat bibit jamurnya

sendiri.

6.4.2 Rata-Rata Variabel Faktor Koefisien Tenaga Kerja

Nilai koefisien tenaga kerja langsung untuk pembuatan bag log di unit

usaha non plasma A adalah 0.022 yang ini berarti dalam mengolah 100 kilogram

serbuk gergaji menjadi 154 kilogram bag log dibutuhkan tenaga kerja langsung

sebanyak 2.2 HOK. Koefisien tenaga kerja sebesar 0.022 juga mengindikasikan

bahwa dalam pengolahan satu kilogram serbuk gergaji menjadi bag log

membutuhkan waktu sebanyak 0.022 HOK atau 10 menit 33 detik.

Pada unit usaha non plasma B koefisien tenaga kerja adalah 0.02. Hal ini

mengindikasikan bahwa dalam pengolahan 100 kg serbuk gergaji menjadi 149 kg

bag log dibutuhkan tenaga kerja langsung sebanyak 2 HOK. Pengolahan satu

kilogram serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma B

membutuhkan waktu sebanyak 9 menit 36 detik.

Kecilnya koefisien tenaga kerja langsung pada pembuatan bag log baik

pada unit usaha non plasma A maupun non plasma B disebabkan oleh proses

produksi yang lebih banyak menggunakan mesin atau mengkonsumsi jam kerja

mesin lebih banyak dibandingkan dengan jam kerja tenaga kerja contohnya saja

pada proses sterilisasi, dibutuhkan perebusan bag log menggunakan drum atau

Page 89: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

73

steamer selama 8 – 12 jam. Unit usaha non plasma B dibantu oleh banyak

pegawai (tenaga kerja) sehingga waktu yang dibutuhkan dalam mengolah limbah

serbuk gergaji menjadi bag log lebih cepat jika dibandingkan dengan unit usaha

non plasma A yang menggunakan tenaga kerja lebih sedikit.

Upah rata-rata per HOK untuk pembuatan bag log pada unit usaha non

plasma A adalah Rp 15 189.22. Jika dibandingkan dengan upah tenaga kerja unit

usaha non plasma B yaitu sebesar Rp 28 921.30, upah rata-rata per HOK pada unit

usaha non plasma A lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh penggunaan tenaga kerja

ahli untuk pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B.

6.4.3 Rata-Rata Variabel Nilai Output

Nilai output rata-rata dari hasil penjualan bag log yang didapat oleh unit

usaha non plasma A adalah sebesar Rp 2 624.92 per kilogram serbuk gergaji,

sedangkan pada unit usaha non plasma B sebesar Rp 2 474.19. Nilai output

didapatkan dari perkalian harga output (harga jual) dengan faktor konversi. Nilai

output pada unit usaha non plasma B lebih kecil jika dibandingkan dengan unit

usaha non plasma A. Hal ini disebabkan pada unit usaha non plasma B jumlah

serbuk gergaji yang digunakan sebagai input utama pembuatan bag log lebih

banyak karena digunakan juga sebagai bahan baku pembuatan bibit jamur.

6.4.4 Rata-Rata Variabel Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produk dengan biaya bahan

baku serta biaya input lain. Bahan baku yang digunakan dalam unit usaha non

plasma A dan unit usaha non plasma B pada dasarnya sama, perbedaannya hanya

terletak pada bibit jamur di unit usaha non plasma A yang diganti dengan bahan

baku pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B. Bahan baku

Page 90: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

74

pembuatan bag log yaitu serbuk gergaji, kapur, dedak, bahan bakar, plastik,

spirtus, alkohol, koran, ring bambu dan listrik. Pada unit usaha non plasma B,

bahan baku bibit jamur diganti dengan kentang, agar-agar, gula putih, biji jagung,

gips dan botol.

Nilai tambah yang diperolah dari hasil kegiatan pengolahan limbah serbuk

gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A adalah sebesar Rp 1 716.19

dengan rasio 65.38 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa setiap satu kilogram

serbuk gergaji yang diolah akan menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 1 716.19.

Pada unit usaha non plasma B, nilai tambah yang dihasilkan adalah sebesar

Rp 1 690.04 dengan rasio nilai tambah 68.31 persen. Rasio nilai tambah

menjelaskan bahwa dalam pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

memberikan nilai tambah sebesar 65.38 persen dari nilai produk pada unit usaha

non plasma A dan sebesar 68.31 persen dari nilai produk pada unit usaha non

plasma B. Nilai tambah yang mencapai lebih dari setengah harga produk tersebut

disebabkan oleh produk ini menggunakan bahan baku berupa limbah, yaitu serbuk

gergaji sehingga harga bahan bakunya tidak mahal namun harga jualnya setelah

diolah menjadi tinggi. Nilai tambah limbah serbuk gergaji pada unit usaha non

plasma A lebih tinggi dibandingkan dengan unit usaha non plasma B dikarenakan

pada unit usaha non plasma B menggunakan serbuk gergaji yang lebih banyak

jika dibandingkan dengan unit usaha non plasma A sehinga konversi per kilogram

serbuk gergaji yang dimiliki oleh unit usaha non plasma B lebih kecil dan nilai

tambahnya menjadi lebih lebih kecil jika dibandingkan dengan unit usaha non

plasma A.

Page 91: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

75

6.4.5 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam unit usaha non plasma A

pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log rata-rata 7 orang dengan 169

hari orang kerja (HOK) perbulan. Pada non plasma B rata-rata jumlah tenaga kerja

yang digunakan adalah 9 orang dengan 234 HOK per bulan. Penggunaan tenaga

kerja pada non plasma B lebih banyak jika dibandingkan dengan plasma A karena

unit usaha plasma B menghasilkan bag log lebih banyak setiap bulannya

dibandingkan unit usaha plasma A sehingga kebutuhan akan tenaga kerja juga

lebih banyak. Selain itu unit usaha non plasma B juga membutuhkan tenaga kerja

tambahan sebagai tenaga kerja pembuatan bibit jamur. Setiap hari orang kerja

yang digunakan dalam penelitian ini setara dengan delapan jam kerja.

Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh seluruh usaha pengolahan limbah

serbuk gergaji menjadi bag log adalah 84 orang. Sebanyak 39 orang bekerja pada

unit usaha non plasma A dan 45 orang bekerja pada unit usaha non plasma B.

Tenaga kerja yang dipekerjakan mencakup semua aktivitas, yaitu tenaga

pengemasan, inokulasi, pengadukan dan sterilisasi, inkubasi dan perawatan serta

pembuatan bibit jamur. Imbalan bagi tenaga kerja langsung pada produksi bag log

unit usaha non plasma A adalah Rp 336.66 atau hanya sebesar 19.62 persen dari

nilai tambah produk.

Pada unit usaha non plasma B, imbalan tenaga kerja langsungnya adalah

sebesar Rp 564.14 atau sebesar 33.38 persen dari nilai tambah produk. Kecilnya

imbalan yang diterima tenaga kerja langsung pada kegiatan pengolahan limbah

serbuk gergaji baik unit usaha non plasma A maupun non plasma B

mengindikasikan bahwa proses produksi tersebut didominasi oleh penggunaan

Page 92: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

76

mesin atau peralatan seperti saat sterilisasi bag log digunakan drum baja untuk

proses perebusan yang dapat memakan waktu 8-12 jam. Imbalan bagi tenaga kerja

langsung adalah pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja sebagai hasil

perkalian antara koefisien tenaga kerja dengan upah tenaga kerja. Imbalan tenaga

kerja langsung tidak termasuk ke dalam nilai tambah yang diperoleh perusahaan.

6.4.6 Keuntungan Usaha Pembuatan Bag Log

Keuntungan yang didapatkan oleh unit usaha non plasma A per kilogram

input serbuk gergaji rata-rata sebesar Rp 1 379.53, sedangkan untuk unit usaha

non plasma B adalah sebesar Rp 1 125.89. Keuntungan dihitung dari nilai tambah

dikurangi pendapatan tenaga kerja. Keuntungan yang didapat oleh unit usaha non

plasma B lebih kecil jika dibandingkan dengan unit usaha non plasma A. Hal ini

disebabkan oleh adanya kegagalan bibit jamur yang digunakan sehingga ada

penerimaan yang hilang yang hanya ditanggung oleh unit usaha non plasma B.

Keuntungan unit usaha non plasma B secara keseluruhan lebih besar dari pada

unit usaha non plasma A. Hal ini disebabkan oleh total volume penjualan bag log

pada unit usaha non plasma B setiap bulannya lebih banyak jika dibandingkan

dengan total volume penjualan bag log pada unit usaha non plasma A.

6.4.7 Marjin Usaha

Marjin menunjukkan kontribusi fakor-fakor produksi selain bahan baku.

Berdasarkan besaran marjin dapat dilihat balas jasa terhadap fakor produksi yang

terdiri dari balas jasa tenaga kerja, sumbangan input lain dan keuntungan

perusahaan.

Pada pembuatan bag log, sebagian besar marjin yang diterima unit usaha

didistribusikan pada keuntungan unit usaha. Hal ini dapat dilihat dari tingginya

Page 93: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

77

persentase balas jasa terhadap keuntungan usaha sebesar 54.70 persen pada unit

usaha non plasma A dan sebesar 47.89 persen pada unit usaha non plasma B.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi

bag log dapat memberikan keuntungan yang besar bagi unit usaha. Balas jasa

terhadap faktor produksi sumbangan input lain pada kegiatan pembuatan bag log

sebesar 31.95 persen untuk unit usaha non plasma A dan sebesar 28.10 persen

untuk unit usaha non plasma B sedangkan untuk pendapatan tenaga kerja di unit

usaha non plasma A mendapat 13.35 persen dari marjin yang diperoleh dan untuk

unit usaha non plasma B hanya sebesar 23.99 persen. Persentase rata-rata tenaga

kerja terhadap marjin usaha merupakan yang terkecil, hal ini menandakan

kecilnya alokasi pada pendapatan tenaga kerja dari marjin usaha.

6.5 Penyerapan Tenaga Kerja

Kegiatan pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

membutuhkan tenaga kerja langsung yang bertugas sebagai tenaga pengaduk,

pengemasan, inokulasi dan inkubasi. Sistem pengupahan dibagi menjadi tenaga

kerja harian dan tenaga kerja bulanan. Sistem pengupahan dalam usaha

pengolahan serbuk gergaji tidak membedakan antara tenaga kerja perempuan

maupun tenaga kerja laki-laki. Jenis pekerjaan yang dikerjakan memberikan

perbedaan upah pada tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki-laki.

Pekerjaan dengan upah harian yaitu tenaga kerja pengemasan bag log dan

inokulasi dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan jenis pekerjaan dengan sistem

pembayaran bulanan dikerjakan oleh laki-laki karena membutuhkan tenaga yang

besar yaitu seperti pengadukan dan sterilisasi, pengangkutan dan perawatan serta

pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B. Jumlah tenaga kerja rata-

Page 94: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

78

rata yang digunakan dalam pembuatan bag log pada unit usaha non plasma A

maupun unit usaha non plasma B adalah 8 orang.

Aktivitas kerja masing-masing unit usaha pengolahan limbah serbuk

gergaji menjadi bag log dalam satu bulan yaitu 26 hari kerja. Perhitungan hari

orang kerja (HOK) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 8 jam dengan faktor

konversi tenaga kerja perempuan dan laki-laki adalah sama, yaitu bernilai satu.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis pekerjaan tugas dan pembagian

tugas oleh perempuan dan laki-laki. Perempuan bertugas dalam pengemasan log

dan inokulasi, laki-laki bertugas dalam proses inkubasi, perawatan serta distribusi

log serta pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B. Tingkat upah yang

diberikan pada tenaga kerja pengemasan bag log dan inokulasi adalah Rp 55 – Rp

100 per bag log dan dibayarkan setiap harinya.

Pada unit usaha non plasma A, setiap tenaga kerja pengemasan bag log

dan inokulasi mendapatkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 353 816.67 per bulan.

Pada unit usaha non plasma B, upah rata-rata per bulan yang didapatkan setiap

orang tenaga kerja pengemasan bag log dan inokulasi adalah Rp 572 871. Upah

tenaga kerja laki-laki yang bertugas dalam pengadukan dan sterilisasi serta

perawatan dan inkubasi dibayarkan setiap bulan dan besarnya tidak tergantung

kepada jumlah output yang dapat diproduksi oleh setiap orang. Upah per bulan

bagi tenaga kerja laki-laki berkisar antara Rp 450 000 – Rp 600 000 per bulannya.

Pada unit usaha non plasma A, rata-rata upah tenaga kerja pengadukan dan

sterilisasi serta perawatan dan inkubasi adalah Rp 581 363.6 per bulan dan pada

unit usaha non plasma B adalah Rp 596 250 per bulan. Upah tenaga kerja pembuat

bibit jamur yaitu berkisar antara Rp 1 500 000 – Rp 1 800 000 per bulan. Rata-

Page 95: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

79

rata upah tenaga kerja pembuat bibit jamur pada unit usaha non plasma B adalah

Rp Rp 1 660 000 per bulan.

Keberadaan usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log baik

pada unit usaha non plasma A maupun unit usaha non plasam B di Kecamatan

Leuwiliang dan Leuwisadeng memberikan dampak ekonomi tidak langsung yaitu

berupa penyerapan sejumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam

usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng merupakan

tenaga kerja yang berasal dari Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng sehingga

dengan adanya usaha pembuatan bag log dapat menyerap tenaga kerja lokal. Rata-

rata penyerapan tenaga kerja pada unit usaha non plasma A dapat dilihat pada

Tabel 20.

Tabel 20. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Juli 2012

No. Aktivitas Tenaga Kerja (HOK) Upah (Rp)

1. Pengadukan dan seterilisasi/ perebusan 26 581 363.60

2. Pengemasan media (bag log) 65 884 541.60 3. Inokulasi 65 884 541.60 4. Inkubasi, distribusi dan perawatan 13 290 681.80 5. Pembuatan bibit jamur 0 0 Jumlah 169 2 641 128.60 Rata-rata 42.25 660 282.15

Sumber: Data primer diolah (2012)

Pada unit usaha non plasma A, tenaga kerja yang dapat diserap adalah 169

HOK/bulan . Hal ini berarti setara dengan Rp 2 641 128.60 per usaha pada unit

usaha non plasma B atau setara dengan Rp 660 282.15 per jenis pekerjaan. Jika

dibandingkan dengan unit usaha non plasma A, penyerapan tenaga kerja pada unit

usaha non plasma B jauh lebih besar. Hal ini terjadi karena pada unit usaha non

plasma B tenaga kerja yang digunakan lebih banyak serta terdapat tenaga kerja

tambahan yang merupakan tenaga kerja ahli untuk pembuatan bibit jamur.

Page 96: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

80

Pada usaha pengolahan limbah serbuk gergaji unit usaha plasma B, tenaga

kerja yang dapat diserap dari masyarakat adalah sebesar 234 HOK/bulan. Hal ini

setara dengan Rp 6 060 559 per usaha pada unit usaha non plasma B atau Rp 1

212 112 per jenis pekerjaan. Rata-rata penyerapan tenaga kerja unit usaha non

plasma B dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Juli 2012

No. Aktivitas Tenaga Kerja (HOK) Upah (Rp)

1. Pengadukan dan seterilisasi/ perebusan 36.40 834 749.90

2. Pengemasan media (bag log) 72.80 1 604 027 3. Inokulasi 72.80 1 604 027 4. Inkubasi, distribusi dan perawatan 26 357 756.10 5. Pembuatan bibit jamur 26 1 660 000 Jumlah 234 6 060 559 Rata-rata 46.80 1 212 112

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan alokasi tenaga kerja laki-laki dan perempuan, baik pada unit

usaha non plasma A maupun non plasma B, peningkatan penyerapan tenaga kerja

terbesar dirasakan pada tenaga kerja perempuan. Hal ini disebabkan karena

penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada tenaga kerja untuk jenis pekerjaan

pengemasan bag log dan inokulasi. Tenaga kerja pengemasan bag log dan

inokulasi dilakukan oleh perempuan karena tidak membutuhkan tenaga terlalu

besar dan waktu kerja yang tidak terikat dan berdasarkan kemampuan per orang.

Page 97: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Karakteristik usaha dari pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag

log ini termasuk ke dalam usaha mikro dengan modal dan penjualan per

tahun yang kecil. Rantai pemasaran dari produk bag log yang dihasilkan

adalah langsung kepada konsumen. Tidak terdapat agen perantara atau

reseller dalam pemasaran produk bag log yang dihasilkan. Jumlah bag log

yang dihasilkan tergantung dari jumlah pesanan sehigga pemilik tidak

dapat menentukan jumlah produk yang dijual.

2. Unit usaha non plasma A dan non plasma B menghasilkan pendapatan

yang bernilai positif dengan R/C lebih dari satu. Hal ini mengindikasikan

bahwa usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng menguntungkan untuk dijalankan. Unit usaha non plasma B

menghasilkan pendapatan dan R/C lebih tinggi jika dibandingkan dengan

unit usaha non plasma A yaitu Rp 16 094 541.57 per bulan dengan R/C

atas biaya tunai sebesar 2.11 dan R/C atas biaya total sebesar 1.97. Nilai

tambah limbah serbuk gergaji paling besar dihasilkan oleh unit usaha non

plasma A yaitu Rp 1 716.19 per kilogram limbah serbuk gergaji.

3. Manfaat ekonomi tidak langsung dari pengolahan limbah serbuk gergaji

menjadi bag log adalah penyerapan tenaga kerja. Jumlah HOK yang

dibutuhkan dan dapat diserap oleh pengolahan limbah serbuk gergaji pada

unit usaha non plasma B lebih besar jika dibandingkan dengan unit usaha

non plasma A, yaitu sebesar 234 HOK/bulan dan hal ini sebanding dengan

Rp 6 060 559 per bulan.

Page 98: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

82

7.2 Saran

1. Untuk menghemat biaya pembuatan bag log, memberikan tambahan

pendapatan serta menyerap tenaga kerja lebih banyak, maka pelaku usaha

sebaiknya mulai membuat bibit sendiri seperti yang dilakukan oleh unit

usaha non plasma B.

2. Pemerintah Kabupaten Bogor sebaiknya dapat memberikan pembinaan

usaha dalam bentuk pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan

informasi pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log

di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng.

3. Penelitian lebih lanjut dapat membahas mengenai besarnya manfaat dari

pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan

Leuwisadeng menjadi output yang lain, seperti limbah serbuk gergaji

untuk bahan bakar pada perusahaan pembuat semen dan limbah serbuk

gergaji sebagai bahan penyaring pada perkebunan kelapa sawit.

Page 99: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2011. Kecamatan Leuiwisadeng dalam Angka Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Bogor.

Daniel M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Darsani. 1985. Laporan Penelitian Mengenai Limbah Eksploitasi Secara Mekanis di PT. Tanjung Raya Timber Company Limited. Fakultas Kehutanan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Dienazzola R, Rahmat P, Targo E, Iswa, H, Widyanto T. 2010. Bertanam Jamur Konsumsi. Redaksi Agromedia, Jakarta.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2010. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2010. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Bogor.

________________________________________. 2012. Budidaya jamur Kayu (Tiram, Shiitake, Kuping). Dinas Pertanian dan Kehutanan Labupaten Bogor, Bogor.

Firdaus M. 2008. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Gunawan A W. 2001. Usaha Pembibitan Jamur, Cetakan ketujuh. Penebar Swadaya, Jakarta.

Halwani H. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi. Ghalia Indonesia, Bogor.

Hapsari H, Djuwendah E, Karyani T. 2008. Peningkatan Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Salak Manonjaya. Jurnal Agrikultura. 19(3) 208-215.

Hatta G M, Sudariyono, Taqim N, Azizah. 2009. Statistik Lingkungan Hidup 2009. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.

Hayami Y, Kawage T, Maarooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java a Perspective Form a Sunda Village. CPGRT Centre, Bogor.

Helda. 2004. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ikan Teri di Pulau Pasaran Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hernanto F. 1980. Usahatani. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

_________. 1996. Ilmu Usahatani. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 100: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

84

Hoddi AH, Rombe MB, Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Jurnal Agribisnis. X(3) 98-109.

Kecamatan Leuwiliang. 2010. Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang. Kecamatan Leuwiliang, Bogor.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2009. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2009. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2007. Statistik Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.

___________________________________. 2012. Statistik Kehutanan Indonesia. Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.

Kotler P dan Amstrong G. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I. Indeks, Jakarta

Kotler P dan Dary A. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Maimun. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani, Nilai Tambah dan Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik & Anorganik Aceh Tengah-Kasus Pengolahan Bubuk Kopi Ulee Kareng di Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mardiyatuljanah M. 2009. Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Skripsi. Program Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nurjayadi M Y dan Martawijaya E I. 2010. Sukses Bisnis Jamur Tiram Di Rumah Sendiri. IPB Press, Bogor.

_________________________________. 2011. Sukses Bisnis Jamur Tiram Di Rumah Sendiri. IPB Press, Bogor.

Rachman O dan Malik J. 2011. Penggergajian dan Pemesinan Kayu untuk Industri Perkayuan Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Jakarta.

Partomo T S dan Soejoedono A R. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi. Ghalia Indonesia, Bogor.

Pramithasari C A. 2011. Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Pohon Jati (Studi Kasus Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Setiyono. 2004. Pedoman Teknis Pengelolaaan Limbah Industri Kecil. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.

Page 101: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

85

Sigit S. 1992. Marketing Praktis. Penerbit Armurrita, Yogyakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Suharyanto E. 2010. Bertanam Jamur Tiram Di Lahan Sempit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sunyoto D. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. PT Buku Seru, Jakarta.

Suriawiria U. 2001. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu: Shitake, Kuping, Tiram. Penebar Swadaya, Jakarta.

Guza A. 2008. Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UU RI Nomor 20 Tahun 2008. Penerbit Asa Mandiri, Jakarta.

Wibowo C. 1990. Pengaruh Media Semai Serbuk Gergaji dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Rumah Kaca dan di Hutan Pendidikan IPB, Gunung Walat, Sukabumi. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 102: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

LAMPIRAN

Page 103: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

87

Hari/Tanggal: ………….. MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DI KECAMATAN LEUWISADENG DAN KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR

Oleh Dewi Asrini Fazaria (H44080032), Mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng”. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap. Data yang didapat akan kami jamin tidak untuk disebarluaskan kecuali hanya untuk kebutuhan penelitian sebagai data primer. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk umum: Isilah/Berilah tanda (X) I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : ..................................................................... 2. Jenis kelamin : (1) Laki-laki : (2) Perempuan 3. Usia : ..................................................................... tahun 4. Pendidikan terakhir : (1) SD/Sederajat : (4) Diploma : (2) SMP/Sederajat : (5) Sarjana : (3) SMA/Sederajat : (6) ………... 5. Desa : ..................................................................... 6. Kecamatan : ..................................................................... 7. Lama usaha pembuatan bag log: ……………………....tahun 8. Alasan usaha pembuatan bag log : ..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden

Bersangkutan: ………………………………………………………………………………………………...…………………………………………………………………………… II. INVESTASI A. Modal 1. Modal awal : Rp..................................................................... 2. Sumber kepemilikan modal : (1) Pribadi : (3) Kerjasama : (2) Pinjaman : (4) Lainnya.................... 3. Sumber pinjaman : (1) Bank : (3) Lainnya.................... : (2) Koperasi 4. Bunga pinjaman/lainnya : ....................%/tahun B. Lahan 1. Luas lahan yang digunakan : ..............m x..............m

Page 104: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

88

2. Status kepemilikan lahan : (1) Milik sendiri : (2) Sewa (3)Lainnya....................

3. Besar biaya sewa lahan : Rp............................................................/ bulan C. Bibit dan Bag Log 1. Bibit F1 / F2 :……botol; ……kg

Harga :Rp………../(kg) 2. Jumlah bag log yang dibuat :…………………log 3. Biaya pembuatan baglog No Uraian Jumlah Harga

Satuan (Rp) Total (Rp) Umur

Ekonomis (tahun)

1. Serbuk gergaji ……..kg 2. Plastik baglog ……..kg 3. Dedak/Bekatul ……..kg 4. Gips+Kapur ……..kg 5. Penambahan

Tepung Jagung ……..kg

6. Kapas ……..kg 7. Karet ……..kg 8. Cincin paralon ……..kg 9. 10. 11. D. Peralatan No Uraian Jumlah Harga

Satuan (Rp) Total (Rp) Umur

Ekonomis (tahun)

1. Mesin stimmer ..........buah 2. Drum ..........buah 3. Tabung gas ..........buah 4. Kompor ..........buah 5. Sekup/cangkul ..........buah 6. Mesin pompa air ..........buah 7. Timbangan ..........buah 8 9. 10 E. Biaya Operasional No Uraian Nilai (RP)/Bulan 1. Upah tenaga kerja a. Teknisi b. Pengaduk c. Pengisi log

Page 105: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

89

d. Tukang angkut e. f. 2. Listrik 3. Air 4. Telpon 5 Biaya trasportasi 6. Biaya pemeliharaan kumbung 7. Plastik bag log 8. Isi tabung gas 9. 10. 11.

III. PENERIMAAN No Uraian Jumlah output

Per Hari Harga (RP)/bag log

Nilai (Rp)

1. Penjualan bag log 2. IV. PEMASARAN OUTPUT

1. Darimana anda mendapatkan bahan baku yang anda gunakan untuk memproduksi produk anda? ................................................................................................................................. .................................................................................................................................

2. Apakah ada kesulitan yang anda alami untuk mendapatkan bahan baku? ................................................................................................................................. .................................................................................................................................

3. Bagaimana cara anda memasarkan produk anda kepada pembeli? ................................................................................................................................. .................................................................................................................................

4. Apakah ada pengecer yang menjual barang produksi Anda? .................................................................................................................................

5. Seberapa jauh produk Anda sudah dipasarkan? A. Dalam kota B. Luar kota C. Mancanegara

6. Apakah ada kendala dalam memasarkan produk usaha Anda? ................................................................................................................................. .................................................................................................................................

7. Gambarkan rantai pemasaran produk yang Anda hasilkan .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ..................................................................................................................................

Page 106: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

90

Lampiran 2. Biaya Total Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 1 2 3 4 5 6 Rata-rata Biaya Tunai A. Pembuatan bag log (Rp) a.1 Serbuk gergaji 832 000 780 000 1 560 000 234 000 487 500 1 365 000 876 416.67 a.2 Isi ulang LPG 1 170 000 1 248 000 832 000 832 000 442 000 884 000 901 333.33 a.3 Kapur 520 000 97 500 374 400 65 000 97 500 117 000 211 900 a.4 Dedak 1 664 000 3 120 000 3 900 000 312 000 731 250 1 560 000 1 881 208.33 a.5 Plastik 728 000 780 000 1 560 000 312 000 406 250 936 000 787 041.67 a.6 Bibit 3 900 000 2 600 000 4 368 000 325 000 936 000 3 705 000 2 639 000 a.7 Spirtus 10 000 5 500 11 000 6 000 7 000 12 000 8 583.33 a.8 Alkohol 56 000 52 000 104 000 28 000 26 000 50 000 52 666.67 s.9 Koran 4 000 3 000 8 000 1 000 1 000 4 000 3 500

a.10 Ring bambu 520 000 650 000 1 040 000 156 000 195 000 975 000 589 333.33 a.11 Listrik 20 000 25 000 70 000 50 000 90 000 70 000 54 166.67 a.12 Kentang 0 0 0 0 0 0 0 a.13 Agar-agar 0 0 0 0 0 0 0 a.14 Gula putih 0 0 0 0 0 0 0 a.15 Biji jagung 0 0 0 0 0 0 0 a.16 Gips 0 0 0 0 0 0 0 a.17 Botol 0 0 0 0 0 0 0 Total Biaya Pembuatan Bag Log (Rp) 9 424 000 9 361 000 13 827 400 2 321 000 3 419 500 9 678 000 8 005 150 B. Tenaga Kerja Non Keluarga (Rp) b.1 Tenaga kerja harian 2 080 000 2 600 000 3 640 000 436 800 429 000 2 340 000 1 920 966.67 b.2 Tenaga kerja bulanan 581 363.60 1 162 727 581 363.60 581 363.60 1 162 727 1 162 727 872 045.30 b.3 Tenaga kerja pembuat bibit 0 0 0 0 0 0 0 Total Tenaga Kerja Non Keluarga (Rp) 2 661 364 3 762 727 4 221 363.60 1 018 164 1 591 727 3 502 727 2 793 011.97 Total Biaya Tunai (Rp) 12 085 364 13 123 727 18 048 763.60 3 339 164 5 011 227 13 180 727 10 798 162 Biaya Non Tunai (Rp) A. Penyusutan a.1 Bangunan kumbung 100 000 250 000 437 500 100 000 80 000 237 500 200 833.33

90

Page 107: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

91

Lampiran 2. Lanjutan No. Uraian 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

a.2 Peralatan pembuatan bag log (Rp) 29 125 29 125 30 236.11 30 236.11 33 430.56 40 652.78 32 134.26 a.3 Peralatan sterilisasi 33 083.33 33 583.33 36 083.33 55 972.22 33 583.33 344 500 89 467.59 a.4 Peralatan inokulas 10 000 10 833.33 16 666.67 10 000 9 583.33 17 083.33 12 361.11 a.5 Peralatan inkubasi 4 722.22 7 083.33 7 083.33 4 722.22 4 722.22 9 444.44 6 296.29 Total Biaya Penyusutan (Rp) 176 930.56 330 625 527 569.44 200 930.56 161 319.44 649 180.56 341 092.59 B. Tenaga Kerja Keluarga (Rp) b.1 Tenaga kerja harian 0 0 600 000 0 0 0 600 000 b.2 Tenaga kerja bulanan 0 0 0 0 0 0 0 b.3 Tenaga kerja pembuat bibit 0 0 0 0 0 0 0 Total Upah Tenaga Kerja Keluarga (Rp) 0 0 600 000 0 0 0 600 000 Total Biaya Non Tunai (Rp) 176 930.56 330 625 527 569.44 200 930.60 161 319.40 649 180.60 941 092.59 Total Biaya (Rp) 12 262 294 13 454 352 18 576 333.04 3 540 094 5 172 546 13 829 908 11 739 254.56 91

Page 108: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

92

Lampiran 3. Biaya Total Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 7 8 9 10 11 Rata-rata Biaya Tunai A. Pembuatan Bag Log (Rp) a.1 Serbuk gergaji 455 000 1 833 000 1 833 000 1 894 001 1 300 000 1 463 000.20 a.2 Isi ulang LPG 442 000 2 496 000 2 340 000 1 170 000 728 000 1 435 200 a.3 Kapur 141 000 441 000 441 000 300 000 148 000 294 200 a.4 Dedak 1 040 000 3 510 000 3 510 000 2 880 000 988 000 2 385 600 a.5 Plastik 468 000 1 248 000 1 248 000 2 184 000 756 000 1 180 800 a.6 Spirtus 7 000 19 500 18 000 21 000 12 000 15 500 a.7 Alkohol 27 000 125 000 117 000 48 000 36 000 70 600 a.8 Kapas 20 000 30 000 30 000 30 000 10 000 24 000 a.9 Koran 1 000 8 000 8 000 8 000 4 000 5 800 a.10 Ring bambu 351 000 1 144 000 1 040 000 1 040 000 715 000 858 000 a.11 Listrik 40 000 50 000 50 000 15 000 30 000 37 000 a.12 Kentang 4 000 8 000 8 000 8 000 4 000 6 400 a.13 Agar-agar 3 000 6 000 6 000 6 000 3 000 4 800 a.14 Gula putih 5 000 10 000 10 000 10 000 50 000 17 000 a.15 Biji jagung 250 000 1 000 000 1 000 000 1 000 000 250 000 700 000 a.16 Gips 70 000 140 000 140 000 140 000 70 000 112 000 a.17 Botol 180 000 360 000 360 000 360 000 180 000 288 000 Total Biaya Pembuatan Bag Log (Rp) 3 931 000 13 456 500 13 190 500 14 435 250 9 108 000 8 897 900.20 B. Tenaga Kerja Non Keluarga (Rp) b.1 Tenaga kerja harian 1 404 000 4 160 000 4 160 000 4 160 000 4 160 000 3 608 800 b.2 Tenaga kerja bulanan 0 2 385 000 2 385 000 1 192 500 596 250 1 311 750 b.3 Tenaga kerja pembuat bibit 1 600 000 1 800 000 1 800 000 1 600 000 1 500 000 1 660 000 Total Tenaga Kerja Non Keluarga (Rp) 3 004 000 8 345 000 8 345 000 6 952 500 6 256 250 6 580 550 Total Biaya Tunai (Rp) 6 935 000 21 801 500 21 535 500 21 387 750 15 364 250 15 478 450.20 Biaya Non Tunai A. Penyusutan (Rp) a.1 Bangunan kumbung 122 500 237 500 300 000 412 500 1 725 000 559 500

92

Page 109: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

93

Lampiran 3. Lanjutan No. Uraian 7 8 9 10 11 Rata-rata a.2 Peralatan pembuatan bag log 9 111.11 9 388.89 9 388.89 9 250 9 388.90 9 305.56 a.3 Peralatan sterilisasi 23 125 25 208.33 25 347.22 25 208.30 24 902.78 24 758.33 a.4 Peralatan inokulas 10 194.44 43 666.67 43 666.67 48 833.33 23 388.89 33 950 a.5 Peralatan inkubasi 8 958.33 17 083.33 16 666.67 17 083.33 8 958.33 13 750 Total Biaya Penyusutan (Rp) 176 250 337 569.44 399 791.67 519 958.30 1 796 361.10 645 986.10 B. Tenaga Kerja Keluarga (Rp) 0 0 0 0 0 0 b.1 Tenaga kerja harian 500 000 0 0 0 0 500 000 b.2 Tenaga kerja bulanan 0 0 0 0 0 0 b.3 Tenaga kerja pembuat bibit 500 000 0 0 0 0 500 000 Total Upah Tenaga Kerja Keluarga (Rp) 500 000 0 0 0 0 500 000 Total Biaya Non Tunai (Rp) 852 500 675 138.90 799 583.30 1 039 916.60 3 592 722 1 145 986.10 Total Biaya (Rp) 7 787 500 22 476 639 22 335 083 22 427 666.60 18 956 972 16 624 436.30

93

Page 110: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

94

Lampiran 4. Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 1 2 3 4 5 6 Rata-rata 1. Penerimaan Harga rata-rata bag log (Rp) 2 000 1 818.18 1 666.67 1 363.64 1 818.18 1 545.25 1 701.99 Jumlah rata-rata bag log (kg) 9 360 14 300 24 960 3 432 4 290 21 450 12 965.33 1.a TR bag log (Rp) 18 720 000 26 000 003 41 600 008.32 4 679 998.80 7 800 000.80 33 145 720 22 066 828.80 Harga rata-rata bibit (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah rata-rata bibit (botol) 0 0 0 0 0 0 0 1.b TR bibit (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 Total Penerimaan (Rp) 18 720 000 26 000 003 41 600 008.32 4 679 998.80 7 800 000.80 33 145 720 22 066 828.80 2. Biaya (Rp) 2.a Biaya Tunai (Rp) Pembuatan bag log 9 424 000 9 361 000 13 827 400 2 321 000 3 419 500 9 678 000 8 005 150 Upah TK Non Keluarga 2 661 364 3 762 727 4 221 363.60 1 018 164 1 591 727 3 502 727 2 793 011.97 Total Biaya Tunai (Rp) 12 085 364 13 123 727 18 048 763.60 3 339 164 5 011 227 13 180 727 10 798 162 2.b Biaya Non Tunai (Rp) Penyusutan 176 930.56 330 625 527 569.44 200 930.56 161 319.44 649 180.56 341 092.59 Upah TK Keluarga 0 0 600 000 0 0 0 600 000 Total Biaya Non Tunai (Rp) 176 930.56 330 625 527 569.44 200 930.60 161 319.40 649 180.60 941 092.59 Total Biaya (Rp) 12 262 294 13 454 352 18 576 333.04 3 540 094 5 172 546 13 829 908 11 739 254.56 3. Pendapatan atas Biaya Tunai (Rp) 6 634 636 12 876 276 23 551 244.72 1 340 835 2 788 774 19 964 993 11 268 666.80 4. Pendapatan atas Biaya Total (Rp) 6 457 706 12 545 651 23 023 675.28 1 139 905 2 627 454 19 315 812 10 327 574.23 5. R/C atas Biaya Tunai 1.55 1.98 2.30 1.40 1.56 2.5 2.04 6. R/C atas Biaya Total 1.53 1.93 2.24 1.32 1.51 2.40 1.88 94

Page 111: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

95

Lampiran 5. Analisis Pendapatan Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 7 8 9 10 11 Rata-rata 1. Penerimaan Harga rata-rata bag log (Rp) 2 222.22 1 454.54 1 454.54 1 545.45 1 636.36 1 662.63 Jumlah rata-rata bag log (kg) 6 318 22 880 22 880 22 880 14 300 17 851.60 1.a TR bag log (Rp) 14 039 999 33 279 990 33 279 990 35 360 010.40 23 400 005 29 680 537.87 Harga rata-rata bibit (Rp) 7 000 7 500 7 000 8 000 7 500 7 400 Jumlah rata-rata bibit (botol) 366 507 507 507 166 410.60 1.b TR bibit (Rp) 2 562 000 3 802 500 3 549 000 4 056 000 1 245 000 3 038 440 Total Penerimaan (Rp) 16 601 999 37 082 490 36 828 990 39 416 010.40 24 645 005 32 718 977.87 2. Biaya (Rp) 2.a Biaya Tunai (Rp) Pembuatan bag log 3 931 000 13 456 500 13 190 500 14 435 250 9 108 000 8 897 900.20 Upah TK Non Keluarga 3 004 000 8 345 000 8 345 000 6 952 500 6 256 250 6 580 550 Total Biaya Tunai (Rp) 6 935 000 21 801 500 21 535 500 21 387 750 15 364 250 15 478 450.20 2.b Biaya Non Tunai (Rp) Penyusutan 176 250 337 569.44 399 791.67 519 958.30 1 796 361.10 645 986.10 Upah TK Keluarga 500 000 0 0 0 0 500 000 Total Biaya Non Tunai (Rp) 852 500 675 138.90 799 583.30 1 039 916.60 3 592 722 1 145 986.10 Total Biaya (Rp) 7 787 500 22 476 639 22 335 083 22 427 666.60 18 956 972 16 624 436.30 3. Pendapatan atas Biaya Tunai (Rp) 13 597 999 15 280 990 15 293 490 18 028 260.40 9 280 755 17 240 527.67 4. Pendapatan atas Biaya Total (Rp) 8 814 499 14 605 851 14 493 906 16 988 343.80 5 688 033 16 094 541.57 5. R/C atas Biaya Tunai 2.39 1.70 1.71 1.84 1.60 2.11 6. R/C atas Biaya Total 2.13 1.65 1.65 1.76 1.30 1.97

95

Page 112: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

96

Lampiran 6. Rincian Analisis Nilai Tambah Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 1 2 3 4 5 6 Rata-rata

Output, input dan harga 1. Bag log yang dihasilkan (Kg/bulan) 9 360 14 300 24 960 3 432 4 290 21 450 12 965.33 2. Serbuk gergaji yang digunakan (kg/bulan) 8 320 7 800 15 600 3 120 3 900 11 700 8 406.67 3. Tenaga kerja (HOK/bulan) 182 208 234 78 104 208 169 4. Faktor konversi (1/2) 1.12 1.83 1.60 1.10 1.10 1.83 1.54 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 0.0219 0.0267 0.015 0.025 0.0267 0.01778 0.022 6. Harga output (Rp/kg) 2 000 1 818.18 1 666.67 1 363.64 1 818.18 1 545.25 1 701.99 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) 12 256.70 19 513.41 15 590.04 9 790.03 15 305.07 18 680.07 15 189.22

Pendapatan dan Keuntungan (Rp/kg serbuk gergaji)

8. Harga bahan baku (Rp/kg serbuk gergaji) 100 100 100 75 125 116.67 102.78 9. Sumbangan input lain (Rp/kg bag log) 991.33 1 058.65 818.86 518.63 705.82 742.49 805.95

10. Nilai bag log (4 x 6) (Rp/bag log) 2 250 3 333.34 2 666.67 1 500 2 000 2 832.97 2 624.92 11. a. Nilai tambah (10 - 9 - 8) (Rp/kg) 1 158.67 2 174.68 1 747.81 906.37 1 169.18 1 973.87 1 716.19

b. Rasio nilai tambah ((11a/10x100%) 51.50 65.24 65.54 60.42 58.46 69.67 65.38 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp/kg) 268.11 520.36 233.85 244.75 408.13 332.09 336.66

b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a)x100%) 23.14 23.93 13.38 27.00 34.91 16.82 19.62 13. a. Keuntungan (11a-12a)(Rp/kg) 890.56 1 654.32 1 513.96 661.61 761.04 1 641.78 1 379.53

b. Tingkat keuntungan ((13a/11a)x100%) 76.86 76.07 86.62 72.99 65.09 83.17 80.38 Balas Jasa Terhadap Faktor Produksi

14. Marjin (10-8) (Rp/kg) 2 150 3 233.33 2 566.67 1 425 1 875 2 716.30 2 522.14 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14)x100%) 12.47 16.09 9.11 17.17 21.77 12.23 13.35 b. Sumbangan input lain ((9/14)x100%) 46.11 32.74 31.90 36.39 37.64 27.33 31.95 c. Keuntungan pemilik usaha ((13a/14)x100%) 41.42 51.35 58.98 46.43 40.59 60.44 54.69

96

Page 113: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

97

Lampiran 7. Rincian Analisis Nilai Tambah Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian 7 8 9 10 11 Rata-rata

Output, input dan harga 1. Bag log yang dihasilkan (Kg/bulan) 6 318 22 880 22 880 22 880 14 300 17 851.60 2. Serbuk gergaji yang digunakan (kg/bulan) 3 206 15 262 15 262 15 761 10 489.33 11 996.07 3. Tenaga kerja (HOK/bulan) 156 286 286 234 208 234 4. Faktor konversi (1/2) 1.97 1.50 1.50 1.45 1.36 1.49 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 0.049 0.019 0.019 0.015 0.0198 0.02 6. Harga output (Rp/kg) 2 222.22 1 454.54 1 454.54 1 545.45 1 636.36 1 662.63 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) 22 294.23 33 685.90 33 685.90 32 147.44 22 791.67 28 921.03

Pendapatan dan Keuntungan (Rp/kg serbuk gergaji) 8. Harga bahan baku (Rp/kg serbuk gergaji) 140 117.50 117.50 117.65 125 123.53 9. Sumbangan input lain (Rp/kg bag log) 890.80 657.59 656.69 565.11 532.92 660.62

10. Nilai bag log (4 x 6) (Rp/bag log) 4 379.29 2 180.58 2 180.58 2 243.51 2 230.84 2 474.19 11. a. Nilai tambah (10 - 9 - 8) (Rp/kg) 3 348.48 1 405.49 1 406.38 1 560.75 1 572.92 1 690.04

b. Rasio nilai tambah ((11a/10x100%) 76.46 64.45 64.49 69.57 70.51 68.31 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp/kg) 1 084.81 631.252 631.252 477.29 451.95 564.14

b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a)x100%) 32.40 44.91 44.88 30.58 28.73 33.38 13. a. Keuntungan (11a-12a)(Rp/kg) 2 263.67 774.23 775.13 1 083.47 1 120.97 11 125.89

b. Tingkat keuntungan ((13a/11a)x100%) 67.60 55.08 55.11 69.42 71.27 66.62 Balas Jasa Terhadap Faktor Produksi

14. Marjin (10-8) (Rp/kg) 4 239.29 2 063.08 2 063.08 2 125.86 2 105.84 2 350.66 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14)x100%) 25.59 30.59 30.59 22.45 21.46 23.99 b. Sumbangan input lain ((9/14)x100%) 21.01 31.87 31.83 26.58 25.31 28.10 c. Keuntungan pemilik usaha ((13a/14)x100%) 53.39 37.53 37.57 50.96 53.23 47.89

97

Page 114: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

98

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Page 115: ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH … · Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum pernah digunakan sebagai karya

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 28 Oktober 1990.

Penulis adalah anak terakhir dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Alm.

Yusman dan Ibu Kasriyati Yusman.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MIN 2 Medan pada tahun 2002

dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMP Negeri 9

Medan. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 15 Medan dan

lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dan diterima

pada Departemen Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Program mayor

yang diambil penulis adalah Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan dan program

minor yang diambil adalah Konservasi Hutan dan Ekowisata dibawah naungan

Fakultas Kehutanan yang mampu mendukung studi penulis. Selama mengikuti

perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu sebagai staff

Campus Social Responsibility (CSR) pada RESSA 2010/2011.