ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... ·...

105
ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI oleh BENNI ADMAN A14303006 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... ·...

Page 1: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI

KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

oleh

BENNI ADMAN A14303006

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

RINGKASAN

BENNI ADMAN, 2008. Analisis Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Di Bawah Bimbingan ADI HADIANTO.

Disparitas pembangunan wilayah dan pendapatan merupakan fenomena dampak pembangunan yang kurang tearah dan umumnya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Ketimpangan ini menimbulkan dikotomi di dalam perencanaan tata-ruang yaitu antara wilayah perkotaan yang penuh dengan moderenisasi dengan wilayah perdesaan yang cenderung masih terbelakang, tingkat urbanisasi yang cukup tinggi, serta tidak adanya keterkaitan pembangunan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi juga dapat dikatakan sebagai indikator pembangunan. Adanya kebijakan otonami daerah memberikan keleluasaan pelaksanaan desentralisasi yaitu adanya pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah, seperti kota dan kabupaten untuk mengurus dirinya sendiri yang bertumpu pada kemampuan daerah itu sendiri yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah.

Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran dan Penggabungan Daerah ditambah dengan Keputusan Bupati Kabupaten Kerinci No 471 Tahun 2006 tentang Pemekaran Kecamatan melakukan pemekaran 6 kecamatan menjadi 17 kecamatan. Bertambah banyaknya jumlah kecamatan ini memerlukan penetapan suatu lokasi yang akan dijadikan pusat pemerintahan sehingga segala kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar.

Pemilihan pusat pemerintahan haruslah mempertimbangkan kondisi dan karakteristik wilayah serta kemampuan wilayah tersebut terhadap wilayah disekitarnya. Pemilihan pusat pemerintahan yang optimal diharapkan mampu memberikan pelayanan administrasi, sosial, politik, serta ekonomi sehingga pembangunan wilayah dapat terlaksana dan terjadi pemerataan. Terkait hal tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan dipilihnya Kecamatan Sungai Penuh sebagai pusat pemerintahan; (2) Menganalisis kecamatan yang paling optimal sebagai pusat pemerintahan berdasarkan perhitungan P-Median; (3) menganalisis kesesuaian lokasi pusat pemerintahan yang optimal berdasarkan P-Median dengan kelengkapan sarana dan prasarana melalui metode skalogram. P-Median dengan menggunakan program komputer Java Applets P-Median Problem dan metode skalogram. Analisis P-Median digunakan untuk menganalisis lokasi optimal untuk pusat pemerintahan. Sedangkan metode skalogram digunakan untuk menganalisis hirarki pusat-pusat pengembangan dan sarana-prasarana pembangunan.

Berdasarkan kepentingan Pemerintah Daerah, pemilihan Kecamatan Sungai Penuh sebagai pusat pemerintahan dikarenakan letak geografisnya, Kota Sungai Penuh terletak ditengah-tengah wilayah Kabupaten Kerinci dan pada jalur penghubung untuk kesegala arah (dilalui jalan kolektir primer yaitu jalan provinsi

Page 3: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

yang menghubungkan Kabupaten Kerinci ke Kabupaten Bangko, Kabupaten Kerinci ke Provinsi Padang via Muara Labuh dan Tapan, serta Kabupaten Kerinci ke Provinsi Bengkulu via Tapan). Faktor lain yang mendasari adalah dari segi historis, Kota Sungai Penuh telah dijadikan pusat pemerintahan sejak zaman penjajahan dan merupakan peninggalan pemerintah kolonial.

Berdasarkan analisis P-Median dengan menggunakan tiga bobot, yaitu bobot jumlah penduduk, bobot luas wilayah, dan bobot sama, didapat hasil yang sama yaitu pusat pemerintahan yang optimal adalah Kota Sungai Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh. Dilihat dari posisi Kecamatan ini, maka lokasi ini memang cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan karena lokasinya terletak di tengah wilayah Kabupaten Kerinci. Analisis skalogram menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan dan pelayanan yang juga dapat dijadikan pusat pemerintahan adalah Kota Sungai Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh. Sarana dan prasarana yang relatif lengkap yaitu 15 jenis dan jumlah unit sarana dan prasarana pembangunan terbesar yaitu 209 unit. Dengan demikian berdasarkan analisis P-Median maupun skalogram, Kota Sungai Penuh telah layak untuk dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci.

Page 4: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH

DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

Oleh : BENNI ADMAN

A14303006

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 5: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

Judul Skripsi : Analisis Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan dalam Rangka Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi

Nama : Benni Adman

NRP : A14303006

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Adi Hadianto, SP NIP. 132 311 723

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM

RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KERINCI

PROVINSI JAMBI” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN

TINGGI MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK

TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OL EH

PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, April 2008

Benni Adman A14303006

Page 7: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Koto Majidin, Kabupaten Kerinci pada tanggal 12

Desember 1984 dari ayah Bulganin ibu Afniar (almh). Penulis merupakan putra

sulung dari tiga bersaudara.

Jenjang pendidikan penulis dimulai di pendidikan Taman Kanak-Kanak

(TK Dharma Wanita) selama satu tahun dan diselesaikan pada tahun 1991.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD No.116/III Pondok Agung pada

tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 3 Sungai Penuh dan lulus

pada tahun 2000. Pendidikan selanjutnya ditempuh pada SMU Negeri 2 Sungai

Penuh dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi

masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program

Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Forum Rohis Departemen

Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian periode 2004-2005. Penulis juga menjadi

Ketua Ikatan Mahasiswa Kerinci-Bogor periode 2005-2006.

Page 8: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis

Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan dalam Rangka Pengembangan Wilayah di

Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar sarjana pertanian di

Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor-faktor penting yang

menjadi acuan penetapan lokasi optimal pusat pemerintahan di Kabupaten Kerinci

guna mendukung pembangunan wilayah.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2008

Benni Adman A14303006

Page 9: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan taufiq dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Segala sesuatu yang enulis sajikan dalam skripsi ini merupakan usaha

penulis untuk memperoleh hasil yang terbaik. Akan tetapi semua ini tidak akan

terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengaturkan

terima kasih kepada :

1. Ayah dan ummi Asmiati yang selalu mendoakan, memberi semangat,

nasehat dan dukungan moril, materil serta memberikan yang terbaik bagi

penulis, juga atas dorongan adik-adikku, Andri dan Aidi.

2. Adi Hadianto, SP selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan,

waktu dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

3. Ir. Nindyantoro, MSP dan A. Faroby Falatehan, SP, ME atas kesediaannya

menjadi dosen penguji utama dan dosen penguji wakil departemen yang

telah memberi arahan dan petunjuk demi sempurnanya skripsi ini.

4. Hans Moravia, ST selaku staf Bappeda Kabupaten Kerinci yang banyak

membantu penulis dalam proses pengumpulan data.

5. Seluruh teman-teman EPS 40 atas dorongan dan kebersamaannya selama

menjalani pendidikan di IPB.

6. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Kerinci-Bogor atas kebersamaannya.

7. Sobat-sobatku (Alon, Hafid, Yayan, Hamna, Monsaputra, Vega, Enni) atas

dorongan, kebersamaan dan pengalaman selama ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini dan belum

tercantum dalam halaman ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya.

Page 10: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5 1.4. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ..................................... 5

II. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN ........................................ 7

2.1. Kerangka Teori Lokasi ..................................................................... 7 2.1.1. Most Accessible ....................................................................... 7 2.1.2. Teori Tempat Pusat .................................................................. 8 2.1.3. Teori Hakimi ........................................................................... 11 2.1.4. Konsep Spread-Backwash Effect .............................................. 11 2.1.5. Aglomerasi dan Deglomerasi ................................................... 13

2.2. Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ................................... 15 2.3. Hubungan Teori Tempat Sentral, Teori Lokasi, Konsep Spread- Backwash Effect dengan Metode Analisis P-Median Problem ........... 17 2.4. Fungsi Kabupaten dan Pemerintah Daerah ........................................ 18 2.5. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................ 21 2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 22

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 27

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 27 3.2. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 27 3.3. Metode Analisis Data ....................................................................... 26

3.3.1. Metode P-Median Algoritma ................................................... 27 3.3.2. Metode Skalogram ................................................................... 33

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ............................. 35

4.1. Geografis .......................................................................................... 35 4.1.1. Letak Wilayah ......................................................................... 35 4.1.2. Topografi dan Morfologi ......................................................... 35

Page 11: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

ii

4.1.3. Jenis dan Tata Guna Tanah ...................................................... 36 4.1.4. Hidrologi ................................................................................. 37

4.2. Kondisi Sosial Budaya...................................................................... 37 4.2.1. Kependudukan ......................................................................... 37 4.2.2. Ketenagakerjaan ...................................................................... 39 4.2.3. Pendidikan ............................................................................... 40 4.2.4. Kesehatan ................................................................................ 41

4.3. Perekonomian Wilayah ..................................................................... 41 4.3.1. Perkembangan PDRB / Kapita ................................................. 41 4.3.2. Keuangan Dareah .................................................................... 44

V. RTRW KABUPATEN KERINCI ......................................................... 46

5.1. Dasar Pertimbangan, Tujuan, dan Sasaran RTRW Kabupaten ........... 46 5.1.1. Dasar Pertimbangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten .............. 46 5.1.2. Tujuan Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten .............. 46 5.1.3. Sasaran Perencanaan Tata ruang Wilayah Kabupaten ............... 47

5.2. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang ................................ 47 5.2.1. Rencana Struktur Ruang .......................................................... 47 5.2.2. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang ........................................... 48

5.3. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya .................... 49 5.3.1. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung .................................. 49 5.3.2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya ............................ 50

5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan, Pedesaan, dan Kawasan Tertentu ..................................................................... 50

5.4.1. Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan ................................ 50 5.4.2. Rencana Pengelolaan Kawasan Pedesaan ................................. 51 5.4.3. Rencana Pengelolaan Kawasan Tertentu .................................. 51

5.5. Rencana Sistem Prasarana ................................................................ 52 5.5.1. Sistem Transportasi ................................................................. 52 5.5.2. Sistem Telekomunikasi ............................................................ 53 5.5.3. Sistem Energi .......................................................................... 53 5.5.4. Sistem Pengelolaan Lingkungan .............................................. 54

5.6. Rencana Pengelolaan Kawasan Strategis .......................................... 55 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 57

6.1. Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci .. 57 6.1.1. Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Menurut Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci .................................................... 57 6.1.2. Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan

Kabupaten Kerinci Berdasarkan Analisis P-Median .............. 58 6.1.3. Berdasarkan Hasil Analisis Skalogram .................................. 66

6.2. Keterkaitan Antara Keputusan Pemda dan Analisis P-Median dalam Menentukan Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan ............................. 73 6.3. Hubungan Antara Hasil Analisis P-Median

dengan Metode Skalogram ............................................................... 73 6.4. Keterkaitan Antara Hasil Analisis P-Median dan Metode Skalogram

Page 12: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

iii

dengan RTRW Kabupaten Kerinci .................................................... 74

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 76

7.1. Kesimpulan ...................................................................................... 76 7.2. Saran Kebijakan ............................................................................... 77 7.3. Saran Penelitian ................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79

LAMPIRAN ................................................................................................ 81

Page 13: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hubungan Teori tempat Sentral, Teori Lokasi, Konsep Spread- Backwash Effect dengan Metode Analisis P-Median Problem ............... 18

2. Matriks Skalogram ................................................................................ 33

3. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2006 .................................................................................. 38

4. Kepadatan Penduduk Dirinci per Kecamatan di Kabuten Kerinci Tahun 2006 ........................................................................................... 39

5. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ......................................................... 40

6. Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ............ 41

7. Produk Domestik Bruto Harga Berlaku (PDRB HB) 2006 ..................... 42

8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan di Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ........................................................................................... 43

9. Pembagian Perwilayahan Pengembangan Kabupaten Kerinci ................ 51

10. Hirarki Sarana dan Prasarana Pelayanan di Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ............................................. 67

11. Fasilitas-Fasilitas Pelayanan Utama di Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ......................................................................................... 71

12. Jenis Sarana dan Prasarana Berdasarkan Derajat Penyebaran di Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006 ........................................................... 72

Page 14: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola Unit Pemerintahan di Indonesia ....................................................... 19

2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 25

3. Koordinat Nilai Lokasi (Garis Lurus) ...................................................... 32

4. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk Pengaruh Jarak ........................................................................................ 60

5. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk Pengaruh Waktu ...................................................................................... 61

6. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Luas Wilayah Pengaruh Jarak ........................................................................................ 62

7. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Luas Wilayah Pengaruh Waktu ...................................................................................... 63

8. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Sama Pengaruh Jarak ........................................................................................ 64

9. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Sama Pengaruh Waktu ...................................................................................... 65

Page 15: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Potensi Pengembangan Kabupaten Kerinci .............................................. 81

2. Hirarki dan Arahan Pengembangan Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Kerinci .................................................................................. 82

3. Jarak Antar Kecamatan di Kabupaten Kerinci (km) ................................. 83

4. Waktu Tempuh Antar Kecamatan di Kabupaten Kerinci (menit) ............. 84

5. Analisis Skalogram Kabupaten Kerinci 2006 .......................................... 85

6. Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2006 ............................................................................................. 86

7. Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2006 ............................................................................................. 87

Gambar

1. Peta Administrasi Kabupaten Kerinci ...................................................... 88

2. Kondisi Kota dan Pusat-Pusat Pemukiman .............................................. 89

3. Peta Lokasi Optimal Hasil Analisis P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk, Bobot Luas Wilayah dan Bobot Sama dengan Mempertimbangkan Faktor Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh ... 90

Page 16: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disparitas pembangunan wilayah dan pendapatan merupakan fenomena

dampak pembangunan yang kurang tearah dan umumnya terjadi di negara

berkembang seperti Indonesia. Ketimpangan ini menimbulkan dikotomi didalam

perencanaan tata-ruang yaitu antara wilayah perkotaan yang penuh dengan

medernisasi dengan wilayah perdesaan yang cenderung masih terbelakang, tingkat

urbanisasi yang cukup tinggi, serta tidak adanya keterkaitan wilayah perkotaan

dengan wilayah perdesaan.

Wilayah merupakan ruang yang terdiri dari kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan aspek fungsional. Pembangunan suatu wilayah adalah fungsi

dari pembangunan nasional. Perencanaan wilayah merupakan sarana dalam proses

pembangunan. Dalam ruang lingkup pembangunan nasional, terdapat keterkaitan

pembangunan wilayah dengan tujuan pembangunan nasional. Perubahan

hubungan yang semula tergantung menjadi saling ketergantungan membutuhkan

adanya perubahan struktural dibidang politik dan ekonomi di tingkat nasional dan

di tingkat wilayah termasuk didalamnya aspek tata-ruang seperti lokasi pusat

kegiatan ekonomi dan pemerintahan.

Menurut Hanafiah (1990) dalam Siregar (2005) pemerintah mempunyai

peranan yang besar dalam proses pemilihan lokasi untuk membangun pusat

pemerintahan karena pembangunan pusat pemerintahan di suatu wilayah akan

mendorong wilayah tersebut menjadi pusat pertumbuhan. Pusat pemerintahan

sangat penting artinya dalam pembangunan daerah karena pusat pemerintahan

Page 17: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

2

diharapkan dapat menjadi embrio bagi pembangunan wilayah di sekitarnya. Selain

itu pusat pemerintahan memiliki peran yang penting antara lain untuk mendorong

pembangunan wilayah, mendorong penyebaran pembangunan dan meningkatkan

pemerataan pembangunan.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang

merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi,

telah memberikan keleluasaan pelaksanaan desentralisasi yaitu adanya pemberian

kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah, seperti kota dan kabupaten untuk

mengurus dirinya sendiri yang bertumpu pada kemampuan daerah dalam

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,

pelayanan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah. Salah

satu wujud kewenangan daerah yang dapat dilakukan antara lain melakukan

pemekaran daerah, sebagai wujud pelaksanaan otonomi yang pelaksanaannya

secara teknis diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000.

Pembentukan daerah, secara operasional telah diatur dalam pasal 5 dan 6

Undang-undang No 22 Tahun 1999 (atau pasal 4 sampai 8 dalam Undang-undang

No 32 Tahun 2004) dan secara teknis diatur dalam Peraturan Pemerintah No 129

Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran,

Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Peraturan Pemerintah tersebut

menyatakan bahwa daerah dapat dibentuk atau dimekarkan jika memenuhi syarat-

syarat antara lain: kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial

politik, jumlah penduduk, luas daerah, serta pertimbangan lain yang

memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

Page 18: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

3

Menurut Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan

Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabunagn Daerah

dijelaskan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Daerah otonom disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembentukan

daerah adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai daerah provinsi,

daerah kabupaten, dan daerah kota sedangkan pemekaran daerah adalah

pemecahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota menjadi lebih dari

satu daerah.

Dalam konteks ini, Kabupaten Kerinci sebagai salah satu daerah otonom,

telah melakukan pemekaran wilayah kecamatan dari enam kecamatan menjadi 17

kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000. Bertambah

banyaknya jumlah kecamatan ini memerlukan penetapan suatu lokasi yang akan

dijadikan pusat pemerintahan sehingga segala kegiatan dapat dilaksanakan dengan

lancar. Sampai saat ini ibukota Kabupaten Kerinci masih berada di Kota Sungai

Penuh.

Pemilihan pusat pemerintahan haruslah mempertimbangkan kondisi dan

karakteristik wilayah serta kemampuan wilayah tersebut terhadap wilayah

disekitarnya. Pemilihan pusat pemerintahan yang optimal diharapkan mampu

Page 19: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

4

memberikan pelayanan administrasi, sosial, politik, serta ekonomi sehingga

pembangunan wilayah dapat terlaksana dan terjadi pemerataan.

Dalam pemilihan lokasi yang optimal bagi pusat pemerintahan perlu

diketahui bahwa pemerintah menawarkan jasa yang berupa pelayanan publik yang

terdiri dari pelayanan administrasi, pelayanan umum, kesehatan, pendidikan, dan

lain sebagainya. Terkait dengan lokasi maka salah satu faktor yang menentukan

apakah lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah aksesibilitas. Tingkat

aksesibilitas dipengaruhi oleh jara, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan

berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta

kenyamanan untuk melalui jalur tersebut.

Lokasi pusat pemerintahan seharusnya dekat dengan masyarakat baik

jarak, murah dalam segi biaya, serta mudah dijangkau dari sudut pandang

accessible. Pilihan most accessible, lokasi pusat pemerintahan yang optimal

adalah lokasi yang memiliki kriteria jarak rata-rata yaitu jarak total dari tempat

seseorang ke pusat pelayanan minimum. Ini disebut jarak agregat minimum dan

sama juga dengan jarak rata-rata minimum.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah yang dapat ditarik adalah

sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan dipilihnya Kecamatan

Sungai Penuh menjadi pusat pemerintahan?

2. Kecamatan manakah yang paling optimal untuk dijadikan pusat

pemerintahan setelah adanya pemekaran berdasarkan P-Median?

Page 20: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

5

3. Apakah pemilihan pusat pemerintahan yang optimal berdasarkan P-

Median juga sesuai dengan kelengkapan sarana dan prasarana

melalui metode skalogram?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan dipilihnya Kecamatan

Sungai Penuh sebagai pusat pemerintahan.

2. Menganalisis Kecamatan yang paling optimal sebagai pusat

pemerintahan berdasarkan perhitungan P-Median.

3. Menganalisis kesesuain lokasi pusat pemerintahan yang optimal

berdasarkan P-Median dengan kelengkapan sarana dan prasarana

melalui metode skalogram.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Pemerintah Kabupaten Kerinci dapat dijadikan bahan masukan dan

evaluasi dalam penentuan lokasi pusat pemerintahan dalam rangka

pembangunan wilayah.

2. Masyarakat umum dapat menambah informasi dan pengetahuan

dalam perencanaan pembangunan daerah.

3. Mahasiswa sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya menganalisis aspek spasial dari

wilayah Kabupaten Kerinci dengan menekankan pada variabel bobot jumlah

penduduk dan bobot luas wilayah dalam pengaruh jarak dan waktu tempuh.

Page 21: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

6

Belum memperhitungkan variabel tanah negara dan variabel biaya transportasi.

Dari sisi data penelitian juga dibatasi hanya menggunakan data periode tahun

2006.

Page 22: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

7

II. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

2.1 Kerangka Teori Lokasi

2.1.1 Most Accessible

Manusia tersebar di alam ini secara tidak merata tetapi harus mendapatkan

berbagai macam barang dan pelayanan yang terletak di berbagai tempat. Mereka

akan memilih lokasi pelayanan yang berada dalam posisi most accessible bagi

mereka.

Lokasi untuk pelayanan umum biasanya ditentukan oleh biaya yang dapat

dijangkau masyarakat. Lokasi yang dapat dijangkau ini juga mempunyai banyak

pilihan. Dari pilihan yang ada, masyarakat akan memilih yang berada dalam posisi

most accessible bagi mereka. Tidak hanya pada masalah lokasi umum namun

pada masalah lain mereka juga akan tertarik pada fasilitas yang most accessible.

Rusthon (1979), berusaha memberi batasan pada most accessible. Suatu

lokasi adalah most accessible untuk seseorang jika fasilitas-fasiltas yang didapat:

1. Jarak total dari tempat seseorang ke pusat pelayanan minimum. Ini disebut

jarak agregat minimum dan ini juga sama dengan jarak rata-rata minimum.

Jadi yang menjadi kriteria adalah jarak rata-rata.

2. Jarak terjauh dari tempat seseorang ke pusat pelayanan adalah minimum,

ini disebut jarak minimax.

3. Jumlah masyarakat pada daerah terdekat yang mengelilingi pusat

pelayanan selalu sama dengan jumlah yang telah ditetapkan, hal ini disebut

batas keseimbangan.

Page 23: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

8

4. Jumlah masyarakat pada daerah terdekat yang mengelilingi pusat

pelayanan selalu lebih besar dari jumlah yang telah ditetapkan, ini disebut

batas ambang.

5. Jumlah masyarakat yang terdapat mengelilingi pusat pelayanan tidak

pernah lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan. Ini disebut batas

kapasitas (daya tampung).

Defenisi yang dipakai tergantung pada permasalahan yang dihadapi oleh

pembuat kebijaksanaan. Para pembuat kebijaksanaan bisa saja mencari definisi

yang berbeda untuk masalah yang berbeda. Namun pembuat kebijaksanaan juga

membuat keputusan dengan mengembangkan beberapa definisi untuk memcahkan

permasalahan yang baru seperti misalnya: suatu lokasi adalah most accessible

pada seseorang jika untuk mendapatkan pelayanan jarak dari tempatnya ke pusat

pelayanan terdekat minimum, berdasarkan pada batasan di atas tidak ada orang

yang menempuh jarak lebih jauh dari yang telah ditetapkan.

Definisi-definisi yang tertulis di atas bukan merupakan suatu pengertian

atau definisi baku dari most accessible namun hanya merupakan ilustrasi

permasalahan lokasi yang ada di dalam masyarakat. Tetapi secara umum kita

dapat mendefinisikan most accessible sebagai mudah tidaknya sesorang mencapai

lokasi pusat pelayanan yang terdekat.

2.1.2 Teori Tempat Terpusat

Pada tahun 1993, Walter Christaller memperkenalkan Teori Tempat

Sentral (Central Place Theory) yang selanjutnya dikembangkan oleh Lorsch,

Berry dan Garrison. Christraller (1993) dalam Anggraeni (2005) mengemukakan

Page 24: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

9

konsep-konsep dasar atau unsur-unsur pokok Tempat Sentral (TS) adalah sebagai

berikut :

1. Wilayah yang dilayani oleh tempat sentral merupakan wilayah komplemen

bagi tempat sentral.

2. Tempat sentral mempunyai kegiatan sentral, yaitu yang melayani wilayah

terluas disebut tempat sentral orde tertinggi sedangkan tempat sentral yang

melayani orde terkecil disebut tempat sentral orde rendah.

3. Batas pelayanan dari tiap kegiatan sentral digambarkan sebagai batas

jangkauan dari komoditi tersebut.

4. Permintaan terhadap komoditi sentral tersebut tergantung secara timbal

balik terhadap distribusi dan variasi kondisi sosial ekonomi penduduk

serta konsentrasi penduduk di tiap tempat sentral.

5. Permintaan terhadap tempat kegiatan sentral tergantung pada jarak dan

usaha konsumen untuk memperoleh komoditi tersebut. Diasumsikan

permintaan terhadap komoditi tersebut akan semakin berkurang hingga

titik nol yaitu berdasarkan pertambahan jarak dari tempat sentral.

Kegiatan-kegiatan pelayanan tempat sentral yang terdiri atas berbagai

komoditi tersebut bervariasi dalam skala, hierarki, batas ambang dan jangkauan.

Dari setiap kegiatan pelayanan tersebut mempunyai: (a) Ambang Penduduk

(Threshold Population) dan (b) Jangkauan Pasar (Market Range).

1. Batas Ambang Penduduk; merupakan jumlah penduduk minimum yang

menunjang atau membutuhkan adanya suatu kegiatan pelayanan. Di bawah

batas ambang tersebut, kegiatan pelayanan dari tiap komoditi tidak akan

ada.

Page 25: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

10

2. Jangkauan Pasar; merupakan suatu jarak yang ditempuh dan diinginkan

oleh konsumen untuk memperoleh suatu pelayanan atau komoditi. Di luar

batas tersebut, konsumen yang bersangkutan akan mencari tempat sentral

lain.

Christaller dan Losch (1972) dalam Anggraeni (2005) mendapatkan teori

tempat pemusatan yang dikenal dengan central place theory yang menjelaskan

struktur tata ruang suatu sistem ekonomi yang mendasari ukuran, jumlah, lokasi

dan penyebaran serta pengelompokan ekonomi dan tempat pemukiman. Selain itu,

studi Christaller mengidentifikasikan tujuh tempat sentral mulai dari dukuh atau

kampung sampai kota metropolitan. Jarak tujuh kilometer merupakan jarak

diantara pusat terkecil berdasarkan asumsi bahwa jarak sekitar empat kilometer

merupakan jarak tempuh seseorang berjalan dalam satu jam Hanafiah (1986)

dalam Mieriki (2004). Untuk keperluan praktis, hierarki tempat sentral dapat

ditelaah berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

1. Prinsip pemasaran dan penawaran, yaitu berdasarkan prinsip bahwa setiap

tempat sentral hanya dapat melayani secara maksimum sepertiga dari

enam sub tempat ditambah dengan tempat sentral itu sendiri.

2. Prinsip transportasi, yaitu berdasarkan prinsip jarak minimum antara

tempat utama dan sub tempat sentral yang dilayani dan terletak pada jalur-

jalur lalu lintas di antara tempat sentral utama.

3. Prinsip administrasi, yaitu berdasarkan prinsip kontrol atau pengelolaan

dan pemerintahan dalam pengertian bahwa fungsi tempat-tempat sentral

yang mengelilinginya.

Page 26: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

11

2.1.3 Teori Hakimi

Hakimi (1964) dalam Rusthon (1979) mengeluarkan suatu teori yang

menunjukkan bagaimana menemukan suatu titik optimum dalam suatu jaringan.

Dengan adanya jarak yang tetap diantara simpul-simpul yang ada dalam jaringan

maka akan dapat ditemukan satu simpul diantara semua simpul yang ada yang

mempunyai jarak terpendek dan mempunyai kriteria bobot yang ditetapkan.

Simpul atau titik yang dimaksudkan disebut sebagai titik dari jaringan. Ini

merupakan teori yang penting karena itu dianjurkan untuk menggunakan teori ini

dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan penaksiran. Simpul-simpul

alternatif pada jalur network. Secara ringkas teori Hakimi berbunyi: “Adanya satu

simpul dalam jaringan yang meminimkan jumlah jarak terpendek yang berbobot

dari semua simpul terhadap satu simpul tertentu dimana simpul tersebut juga

merupakan bagian dari jaringan tersebut”.

2.1.4 Konsep Spread-Backwash Effect

Myrdal (1957) dalam Siregar (2005) menyatakan bahwa konsep-konsep

ini mengandung pengertian pemencaran atau penyebaran atau penetesan dan

pengertian penarikan atau pengumpulan atau polarisasi yang terjadi diantara kutub

dan wilayah pengaruhnya atau “hinterland”.

Ada beberapa hal yang menarik tentang konsep kutub pertumbuhan yaitu:

1. Adanya keuntungan aglomerasi, konsep ini akan menjadi suatu cara yang

efisien untuk menimbulkan perkembangan yang labih cepat di daerah

tersebut.

Page 27: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

12

2. Dari segi anggaran belanja, pemusatan investasi pada titik-titik

pertumbuhan tertentu akan lebih murah daripada pemberian bantuan besar-

besaran kepada daerah-daerah yang banyak.

3. Spread effect yang ditimbulkan oleh titik pertumbuhan akan membantu

memecahkan persoalan-persoalan yang dialami oleh daerah-daerah yang

tertinggal.

Konsep spread effect menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan propulsip

pada waktunya akan memancar keluar dan memasuki ruang disekitarnya. Suatu

perusahaan propulsip (propulsive firm) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Relatif besar.

2. Menimbulkan dorongan-dorongan pertumbuhan yang nyata kepada

lingkungannya.

3. Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi.

4. Termasuk dalam suatu industri yang sedang bertumbuh dengan cepat.

Berry (1972) dalam Siregar berpendapat bahwa peranan pusat

pertumbuhan dalam pembangunan adalah penjaring inovasi yang membawa

pertumbuhan ke bawah hierarki perkotaan dan menyebarkan keuntungan yang ada

dari pusat-pusat petumbuhan tersebut ke wilayah pinggiran (hinterland). Ia

mengidentifikasikan bahwa adopsi merupakan satu fungsi dari aksesibilitas atau

kemudahan pada waktu difusi dan memaksimalkan faktor aksesibilitas tersebut.

Myrdal (1957) dalam Siregar (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan

suatu kawasan tertentu akan berimplikasi pada meruginya tempat lain (backwash

effect). Pendapat ini juga berlaku bagi hubungan antara pusat-pusat pertumbuhan

dengan wilayah pengaruhnya. Pertumbuhan yang pesat dari pusat-pusat

Page 28: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

13

pertumbuhan akan berimplikasi pada penarikan tenaga potensial dan modal dari

daerah-daerah yang berada dalam pengaruhnya.

Pusat-pusat yang sedang mengalami pertumbuhan, menuntut terjadinya

peningkatan permintaan yang secara langsung akan mendorong pada peningkatan

investasi. Fenomena ini selanjutnya akan meningkatkan pendapatan serta

permintaan yang pada akhirnya akan meningkatkan investasi juga, demikian

selanjutnya. Pada daerah lain dimana momentum pertumbuhannya kurang maka

aliran investasi masuk akan rendah dan justru investasi tersebut akan terserap atau

mengalir pada pusat-pusat pertumbuhan (Siregar, 2005).

2.1.5 Aglomerasi dan Deglomerasi

Menurut Nasoetion (1985) dalam Anggraeni (2005) terdapat

kecenderungan pada individu penduduk dan perusahaan untuk memilih lokasi

pada daerah-daerah yang relatif telah berkembang atau daerah-daerah yang

menjadi pemusatan di dalam wilayah yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena

adanya berbagai keuntungan yang dihasilkan oleh daerah-daerah pemusatan

tersebut yang menjadi daya tarik penduduk dan perusahaan atau aktivitas ekonomi

untuk memilih lokasi pada daerah-daerah tersebut.

Menurut Weber (1909) dalam Anggraeni (2005), selain faktor biaya

transportasi dan biaya tenaga kerja yang mempengaruhi lokasi, masih ada faktor

lain yaitu kekuatan-kekuatan aglomerasi atau deglomerasi (agglomerative and

deglomerative forces) yang merupakan faktor-faktor lokal yang menentukan

konsentrasi dan pemencaran berbagai kegiatan dalam tata ruang.

Keuntungan dengan adanya aglomerasi antara lain fasilitas seperti tenaga

listrik, air, perbengkelan, pemondokan dan lain-lain. Seringkali pada lokasi seperti

Page 29: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

14

ini sudah terdapat tenaga kerja yang terlatih. Fasilitas ini akan menurunkan biaya

produksi/kebutuhan modal karena kalau terpisah jauh semua fasilitas tersebut

harus dibangun sendiri. Sedangkan deglomerasi antara lain kenaikan harga tanah

dan kenaikan biaya-biaya lainnya serta kesesakan lokal (tidak ada tempat untuk

ekspansi dan kemacetan lalu lintas) yang menyebabkan perusahaan akan

memencar atau menyebar ke wilayah sekitar.

Untuk penentuan lokasi usaha, para pengusaha memperhitungkan faktor-

faktor ini dan memilih berdasarkan biaya minimum. Weber menyatakan bahwa

biaya transportasi merupakan faktor utama dalam determinasi lokasi, sedangkan

kedua faktor lainnya merupakan faktor yang dapat memodifikasi lokasi.

Asumsinya adalah bahwa biaya transportasi bertambah secara proporsional

dengan jarak angkut (Anggraeni, 2005).

Menurut Losch (1954) dalam Siregar (2005), pasar adalah suatu variabel

dalam menentukan lokasi industri. Pembeli tersebar di daerah luas dengan

intensitas permintaan yang berbeda-beda. Dengan demikian pasar merupakan

faktor penentu lokasi yang sangat penting bahkan mungkin lebih penting dari

faktor biaya. Dengan demikian lokasi optimal adalah lokasi dimana diperoleh laba

maksimum. Dalam konsep lokasinya, Losch mendasarkan pada asumsi:

1. Tidak ada perbedaan-perbedaan spesial dalam distribusi input bahkan

bahan baku, tenaga kerja dan modal pada wilayah yang homogen.

2. Kepadatan penduduk yang seragam dan selera yang konstan.

3. Tidak ada interdepenensi antara perusahaan-perusahaan.

Perkembangan teori ini lalu disempurnakan oleh Isard (1956) dalam

Siregar (2005) yang mengembangkan konsep aglomerasi sebagai berikut :

Page 30: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

15

1. Faktor skala usaha yang ekonomis

Faktor skala usaha yang ekonomis yaitu suatu besaran skala usaha yang

ekonomis dari suatu perusahaan tertentu sebagai konsekuensi dari

perluasan perusahaan di suatu lokasi.

2. Faktor lokalisasi yang ekonomis

Faktor lokalisasi yang ekonomis yaitu lokasi yang ekonomis bagi

sekelompok perusahaan industri yang sejenis sebagai konsekuensi dari

peningkatan produksi total pada suatu lokasi.

3. Faktor urbanisasi yang ekonomis

Faktor urbanisasi yang ekonomis yaitu suatu lokasi yang ekonomis bagi

semua perusahaan dari berbagi jenis industri sebagai konsekuensi kegiatan

ekonomi secara keseluruhan di suatu tempat berdasarkan jumlah

penduduk, tingkat pendapatan, produksi dan tingkat kesejahteraan

setempat.

2.2 Permasalahan Lokasi di Negara Berkembang

Permasalahan lokasi yang terjadi di negara maju dan negara berkembang

memiliki perbedaan. Menurut Rusthon (1979) dalam Amalia (2003) ada lima hal

yang menjadi permasalahan di negara berkembang, yaitu:

1. Sistem transportasi yang masih terbelakang.

Konsekuensi dari sistem transportasi yang masih terbelakang terasa bagi

masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Pembuat kebijaksanaan

diharuskan menentukan apakah membangun fasilitas baru atau

memperbaiki sistem transportasi yang ada. Pada negara sedang

berkembang membangun sistem transportasi dan penentuan lokasi

Page 31: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

16

pelayanan seringkali merupakan masalah yng berkaitan. Pembuat

kebijaksanaan transportasi menentukan sistem berdasarkan pelayanan.

Sedangkan pembuat kebijaksanaan pelayanan menentukan lokasi pusat

pelayanan berdasarkan sistem transportasi yang ada.

2. Penggabungan dari susunan lokasi berbagai fasilitas.

Pada beberapa negara berkembang, mereka lebih memilih membangun

suatu pusat pelayanan umum yang baru bagi daerah yang kekurangan

daripada memilihara pusat pelayanan yang sudah ada dan melengkapi pola

lokasi tersebut dengan fasilitas-fasilitas yang lebih baik. Hingga untuk

negara berkembang diperlukan suatu pola lokasi yang tepat yang

berkelanjutan dan selalu berkembang.

3. Melayani atau Membangun.

Bebagai penelitian pada negara-negara maju memperlihatkan bahwa pola

lokasi pelayanan umum merupakan ukuran dari tingkat kehidupan dan

kebutuhan masyarakat sekitar lokasi tersebut. Namun pada negara sedang

berkembang seringkali terjadi sebuah pusat pelayanan dibangun pada

wilayah dimana tingkat kebutuhan dan kehidupan masyarakatnya belum

sepadan dengan fasilitas yang akan dibangun.

4. Mengatasi kesalahan lokasi pengaruh penjajahan.

Salah satu masalah yang biasanya harus dipecahkan pada negara sedang

berkembang adalah sistem lokasi yang merupakan peninggalan dari zaman

penjajahan. Negara yang menjajah meninggalkan pola lokasi yang hanya

menguntungkan bagi pihak penjajah hingga pola yang ada merupakan pola

yang menunjukkan tujuan dari negara penjajah. Dan pola yang telah

Page 32: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

17

ditetapkan pada zaman penjajahan tersebut seringkali tidak dipakai lagi

setelah negara tersebut merdeka.

5. Pemerataan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Negara-negara sedang berkembang sangat berupaya untuk mengatasi

perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Perencanaan pusat-pusat

pelayanan sering mengarah kepada cara-cara mencapai tujuan tersebut.

2.3. Hubungan Teori Tempat Sentral, Teori Lokasi, Konsep Spread-Backwash Effect dengan Metode Analisis P-Median Problem

Penelitian ini memilih studi kasus di wilayah Kabupaten Kerinci Provinsi

Jambi. Untuk menganalisis berbagai aspek diperlukan teori-teori yang mendukung

penelitian ini sehingga tujuan dari penelitian dapat terpenuhi. Teori-teori yang

dimaksud antara lain teori tempat sentral (central place theory), teori lokasi serta

konsep spread effect, dimana teori-teori tersebut berkaitan langsung dengan

metode analisis yang penulis gunakan melalui program komputer Java Applets P-

Median Problem.

Sementara teori yang mendasari analisis P-Median adalah Teori Hakimi

dan Most Accessible. Hubungan diantara teori-teori tersebut dengan analisis P-

Median dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 33: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

18

Tabel 1. Hubungan Teori Tempat Sentral, Teori Lokasi, Konsep Spread Effect dengan Metode Analisis P-Median Problem

No Jenis Teori Analisis P-Median

1

Teori Tempat Sentral Teori ini memilih pusat dengan konfigurasi-konfigurasi yang tepat. Teori ini merupakan model ideal karena setiap jarak yang ditentukan menuju pusat adalah sama, sehingga tercipta suatu konfigurasi yang tepat.

P-Median hanya memilih pusat melalui jarak atau alternatif-alternatif yang ada. Berbeda dengan teori tempat sentral, secara faktual jarak ataupun alternatif yang lainnya tidak selalu sama sehingga pusat dapat ditemukan dan dipilih dengan analisis P-Median.

2

Teori Lokasi Adanya biaya transportasi dan biaya tenaga kerja serta adanya aglomerasi. Biaya berkaitan dengan jarak dan waktu yang menentukan pola lokasi dan kerangka geografis. Aglomerasi merupakan faktor-faktor lokal yang menentukan tingkat konsentrasi berbagai kegiatan dalam tata ruang.

P-Median mencari dan menentukan lokasi yang menjadi pusat dengan biaya yang paling minimum. Selain itu analisis P-Median memilih pusat yang memiliki kekuatan aglomerasi dengan menggunakan pembobotan.

3

Konsep Spread Effect Konsep Spread Effect menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan propulsif dari pusat atau kutub pertumbuhan akan menarik berbagai bentuk keuntungan ke daerah pengaruh atau hinterlandnya.

Analisis P-Median memilih pusat yang memungkinkan memberikan Spread Effect yang optimal karena konsep most accessible.

Sumber: Anggraeni, R. 2005. Lokasi Optimal Pusat pemerintahan dan Pusat Pelayanan untuk Propinsi dan Kabupaten (Studi kasus Kabupaten Serang Propinsi Banten)

2.4. Fungsi Kabupaten dan Pemerintah Daerah

Desentralisasi adalah kewenangan untuk menjadi daerah dengan

kewenangan otonomi yang bersifat luas, nyata dan bertanggungjawab. Disamping

itu, pemerintah pusat dapat menugaskan pelaksanaan tugas mereka yang belum

diotonomikan kepada daerah atau oleh pemerintah kebupaten kepada kepala desa

dengan kewajiban daerah/desa untuk mempertanggungjawabkan tugas yang

Page 34: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

19

ditugaskan tersebut kepada pemberi tugas. Penugasan yang demikian ini

dilakukan berdasarkan atas tugas pembantuan.

Dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan

pemerintahan oleh pemerintahan dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas–luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan daerah otonom yang selanjutnya

disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas

wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di Indonesia pemerintah daerah terdiri dari tiga tingkatan yaitu wilayah

propinsi, wilayah kabupaten atau kota serta wilayah kecamatan. Sedangkan

wilayah pemerintah terendah adalah Desa dan Kelurahan. Pola pemerintah

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber : S.H. Sarundajang, Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara, Sebuah Pengantar: Tinjauan Khusus Pemerintah Daerah Indonesia, 1997 dalam (Kurniawan, 2006)

Gambar 1. Pola Unit Pemerintahan di Indonesia

Negara Kesatuan

Propinsi Kabupaten/Kota

Kecamatan

Desa/Kelurahan

Page 35: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

20

Menurut Surandajang (1997), fungsi kabupaten dikaitkan dengan

pembangunan di Indonesia antara lain :

1. Pendorong ekonomi daerah yang luas atau memberikan kontribusi besar

bagi perekonomian nasional dan daerah, yaitu mengakomodasi

pertumbuhan kota-kota khusus yang perlu diperhatikan dan diikuti

perkembangannya mengingat pentingnya peranan kota tersebut dalam

perekonomian maupun regional.

2. Sebagai kota penyangga yang diharapkan akan mampu mengurangi arus

migrasi langsung ke kota-kota megapolitan, metropolitan, dan besar

tersebut.

3. Sebagai pusat pertumbuhan yang berfungsi untuk menarik pembangunan

pedesaan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Bab III mengenai Pembagian

Urusan Pemerintah menyatakan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan

pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan berskala

kabupaten/kota yang meliputi: (a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;

(b) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; (c) penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; (d) penyediaan sarana dan

prasarana umum; (e) penanganan bidang kesehatan; (f) penyelenggaraan

pendidikan; (g) penanggulangan masalah lingkungan; (h) pelayanan bidang

ketenagakerjaan; (i) fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah;

(j) pengendalian lingkungan hidup; (k) pelayanan pertanahan; (l) pelayanan

kependudukan, dan catatan sipil; (m) pelayanan administrasi umum pemerintah;

(n) pelayanan administrasi pelayanan modal; (o) pelayanan penyelenggaraan dasar

Page 36: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

21

lainnya; dan (p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan.

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu

Amalia (2003) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis pemilihan

lokasi yang baik untuk pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Alternatif lokasi

yang akan dipilih antara lain adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya),

Leuwiliang, Parung, dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah). Guna menganalisis

hal tersebut digunakanlah program komputer Java Applets P-Median Problem

sebagai alat analisis dengan menggunakan bobot luas wilayah. Hasil perhitungan

program menunjukkan bahwa lokasi optimal adalah Kecamatan Cibedug sebagai

lokasi kantor Pemda Kabupaten Bogor, dengan Kecamatan Cibungbulang, Ciawi

dan Cileungsi sebagai lokasi untuk kantor Pemda pembantu. Untuk bobot jumlah

penduduk, Kecamatan Cibungbulang sebagai lokasi optimal untuk kantor Pemda

Kabupaten Bogor dengan Kecamatan Ciawi, Cileungsi dan Rumpin sebagai lokasi

untuk kantor Pemda pembantu. Sedangkan bobot pengaruh jarak, hasilnya

menunjukkan bahwa lokasi yang meminimumkan jarak untuk dijadikan kantor

Pemda Kabupaten Bogor adalah Kecamatan Ciawi dengan kantor Pemda di

Kecamatan Rumpin, Cileungsi dan Gunung Putri. Sedangkan Kecamatan

Leuwiliang dan Cibungbulang adalah kecamatan yang dipertimbangkan

(underconsideration).

Hasil penelitian Diana (2004) untuk mencari lokasi pusat pemerintahan

yang baik digunakan program komputer Java Applets P-Median Problem sebagai

alat analisis pemilihan lokasi ibukota yang baru. Dengan menggunakan tiga bobot

yang berbeda yaitu bobot jumlah penduduk, bobot luas wilayah dan bobot sama,

Page 37: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

22

yaitu sama-sama menunjukkan Kecamatan Wonosobo merupakan lokasi yang

optimal.

Penelitian Siregar (2005) yang bertujuan untuk menganalisis pemilihan

lokasi yang baik untuk pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan

menggunakan bobot jumlah penduduk, hasil perhitungan menunjukkan

Kecamatan Padangsidempuan Timur sebagai lokasi optimal untuk pusat

pemerintahan. Sedangkan untuk bobot pengaruh jarak, hasilnya menunjukkan

bahwa lokasi yang meminimumkan jarak untuk dijadikan pusat pemerintahan

Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Kecamatan Padang Bolak. Begitu pula untuk

bobot pengaruh biaya, hasilnya menunjukkan bahwa lokasi yang meminimumkan

biaya untuk dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan adalah

Kecamatan Padang Bolak.

2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian

Lokasi pusat pemerintahan merupakan hal yang penting dalam

perencanaan pengembangan wilayah, karena lokasi yang tepat merupakan jaminan

bagi terwujudnya efisiensi baik teknis maupun ekologis. Lokasi pusat

pemerintahan tersebut diharapkan dapat memberikan spread effect yang positif

bagi wilayah-wilayah hinterkandnya. Oleh karenanya, dalam pembangunan

wilayah diperlukan alternatif-alternatif lokasi sebagai pusat pemerintahan agar

tidak terjadi permasalahan-permasalahan di kemudian hari.

Hanafiah (1988) mengemukakan bahwa beberapa pakar telah

mengidentifikasi beberapa keuntungan dari usaha-usaha mengkonsentrasikan

pembangunan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:

Page 38: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

23

1. Konsentrasi kegiatan sosial ekonomi akan menciptakan suatu skala

ekonomi, meningkatkan manfaat dan penyebarannya, serta menarik lebih

banyak penduduk.

2. Pusat pelayanan akan lebih berinteraksi dengan wilayahnya melalui pasar,

pasokan pelayanan administrasi dan fasilitas akan menciptakan

kesempatan ekonomi dan kesempatan kerja yang lebih baik.

3. Pusat pelayanan yang mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap akan

menarik orang-orang inovatif dan wiraswasta yang mempunyai nilai, sikap

dan tingkah laku yang akan menciptakan lingkungan berkembang lebih

baik.

4. Manfaat investasi di pusat pelayanan akan menciptakan akumulasi modal

untuk pembangunan selanjutnya, menciptakan suatu prinsip perbandingan

keuntungan secara lokal, serta kesempatan yang lebih baik, serta

kesempatan yang lebih baik di kemudian hari melalui pengaruh imbasan.

5. Investasi prasarana bagi pelayanan kepentingan umum akan menarik

berbagai kegiatan ekonomi yang selanjutnya akan menciptakan dasar

pertumbuhan dan perluasan.

6. Konsentrasi fasilitas pelayanan sosial ekonomi menghendaki perbaikan

sarana jalan yang berarti meningkatkan kemudahan ke pusat pelayanan

tersebut.

7. Lokasi yang sama bagi berbagai kegiatan sosial ekonomi dan prasarana,

selain memantapkan interaksi, juga menimbulkan pengaruh komplementer

dan berganda untuk menciptakan pasar baru bagi bahan baku dan barang

setengah jadi secara ekonomi eksternal bagi produsen lain.

Page 39: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

24

Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menggunakan Peraturan

Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan

Kriteria Pemekaran dan Penggabungan Daerah ditambah dengan Keputusan

Bupati Kabupaten Kerinci No 471 Tahun 2006 tentang Pemekaran Kecamatan

melakukan pemekaran 6 kecamatan menjadi 17 kecamatan.

Dalam melakukan proses pengembangan wilayah harus memperhatikan

aspek sosial, ekonomi, kapital, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dengan demikian diharapkan pengembangan wilayah akan memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat dengan asumsi pengembangan wilayah ini akan

meningkatkan output yang selanjutnya disertai peningkatan penerimaan.

Untuk menentukan tingkat optimasi dalam mencari alternatif lokasi pusat

pemerintahan di Kabupaten Kerinci dalam pengembangan wilayah maka dapat

digunakan metode P-Median, dan melihat kelengkapan sarana dan prasarana yang

dimiliki dengan metode skalogram. Kedua metode ini akan disesuaikan dengan

RTRW Kabupaten Kerinci sehingga lokasi pusat pemerintahan yang terpilih akan

menjadi rekomendasi solusi pusat pemerintahan di Kabupaten Kerinci. Kerangka

pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 40: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

25

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pemilihan Lokasi Pusat Pemerintahan yang Optimal

Kriteria Pusat Pemerintahan 1.Most Accessible 2.Jumlah Penduduk 3.Luas Wilayah

Lokasi Pusat Pemerintahan Terpilih

Rekomendasi

1.Faktor Historis Wilayah 2. Letak Geografis 3.Faktor sosial,politik, dan

budaya

Metode P-Median Metode Skalogram

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci

Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Perencanaan Pembangunan Wilayah Kabupaten Kerinci

Pemekaran Wilayah

Page 41: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

26

Sampai dengan penelitian ini dilaksanakan, pusat pemerintahan Kabupaten

Kerinci masih berada di Kecamatan Sungai Penuh. Dengan adanya pemekaran

kecamatan di Kabupaten Kerinci maka perlu ditentukan lokasi pusat pemerintahan

yang optimal. Pemilihan lokasi pusat pemerintahan yang optimal sangatlah

penting untuk terwujudnya efisiensi teknis maupun ekonomi.

Apabila dikaitkan dengan lokasi sebagi pusat pemerintahan yang sekaligus

sebagai pusat pertumbuhan, alternatif pemilihan lokasi pusat pemerintahan dan

pertumbuhan yang optimal harus didasarkan pada pemikiran-pemikiran intelektual

yang didasarkan pada keseimbangan berbagai komponen dari sistem sehingga

diperolah hasil akhir yang sesuai perhitungan. Hasil perhitungan ini dapat

dijadikan sebagai analisis kebijakan suatu daerah.

Page 42: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Pemilihan

daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Adapun alasan

pengambilan lokasi tersebut adalah dengan adanya pemekaran kecamatan yang

berada di Kabupaten Kerinci. Bertambah banyaknya jumlah kecamatan ini

memerlukan penetapan suatu lokasi yang akan dijadikan pusat pemerintahan

sehingga segala kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2007 dengan tahapan-tahapan

pengumpulan data, pengolahan data serta penulisan hasil penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diambil dari instansi yang terkait seperti Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten,

Biro Pusat Statistik, Badan Perencana Pembangunan Daerah, Dinas Tata Ruang

dan instansi terkait lainnya. Data pendukung dari internet, buku, majalah, surat

kabar, dan lain sebagainya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bobot jumlah

penduduk tiap kecamatan, data bobot luas wilayah tiap kecamatan, data sarana

dan prasarana, dan data jarak dan waktu tempuh dari satu kecamatan ke

kecamatan yang lainnya yang ada di Kabupaten Kerinci.

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Metode P-Median Algoritma

Dasar metode P-Median Algoritma adalah teorema yang dikembangkan

oleh Hakimi (1964) dalam Rushton (1979) yang menyatakan bahwa titik optimum

Page 43: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

28

dari suatu jaringan yang dapat meminimumkan jumlah perkalian jarak-jarak

terpendek dengan bobot dari semua simpul adalah titik yang berasal dari simpul

jaringan tersebut.

Perhitungan masalah P-Median ini diselesaikan dengan menggunakan

program komputer Java applet P-Median Problem, karena program ini dapat

digunakan untuk analisa dengan sejumlah simpul. Dalam metode P-Median ada

dua buah faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor jarak antara simpul-

simpul dan faktor bobot simpul yang akan dianalisis. Disamping itu, penentuan

faktor jarak dan bobot tergantung pada tiga hal, yaitu:

1. Masalah apa yang sedang diselidiki.

2. Kelengkapan data yang diperlukan.

3. Pertimbangan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diselidiki.

Adapun yang dimaksud dengan faktor jarak dan bobot dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Minimumkan Z = dwa iji

n

i

m

jij∑∑

== 11

Dimana:

Z = Sekian x km atau sekian x rupiah, yang maknanya adalah semua y dari

semua simpul dengan sekian km untuk mencapai pusat pelayanan.

aij = 1, jika simpul yang dilayani i lebih dekat ke simpul pelayanan j daripada ke

simpul pelayanan lainnya, selain dari itu sama dengan 0.

wi = Bobot dari simpul yang dilayani i.

dij = Jarak terpendek antara simpul yang dilayani (i) dan (j).

m = Jumlah pusat yang dialokasikan.

n = Jumlah jaringan pusat pada jaringan jalan

Page 44: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

29

a. Faktor Jarak

Pengertian jarak dalam studi kasus ini erat hubungannya dengan lokasi

suatu tempat dalam ruang. Ada dua pengertian mengenai lokasi, yaitu:

1. Lokasi Absolut, yaitu posisi yang erat kaitannya dengan suatu sistem

jaringan konvensional, atau dinyatakan dengan garis lintang dan garis

bujur astronomis. Pada dasarnya lokasi yang demikian tidak berubah

letaknya dan satuan jarak yang umum dipakai adalah mil, km dan m.

Minsalnya: alamat perusahaan Y.

2. Lokasi Relatif, yaitu posisi yang dinyatakan dalam bentuk jarak atau

diidentikkan dengan salah satu faktor lain. Misalnya kota X terletak 100

km dari kota Y, atau kota X terletak 3 jam perjalanan mobil dari kota Y.

Disamping itu, lokasi relatif dapat pula dinyatakan dalam bentuk karcis

bus atau kereta api.

Banyak cara untuk menyatakan jarak atau lokasi dalam konteks relatif

selain menggunakan unit jarak. Lokasi relatif dapat berubah secara radikal

walaupun lokasi absolutnya tetap konstan.

Berdasarkan uraian diatas serta sesuai dengan studi yang dilakukan,

dimana pembahasannya menyangkut posisi suatu kecamatan berkenaan dengan

lokasi kecamatan lain, berarti pembahasan berada dalam konteks lokasi relatif.

Jarak yang diukur merupakan jarak relatif dalam satuan unit jarak (km).

b. Faktor Bobot

Pengukuran masa dari suatu simpul tertentu tergantung pada masalah yang

sedang diselidiki. Bobot tersebut dapat berbentuk sebagai jumlah penduduk suatu

kota, jumlah komoditi pertanian suatu daerah, jumlah tenaga kerja, pendapatan

Page 45: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

30

daerah, produksi suatu pabrik, uang yang beredar, besarnya modal yang

ditanamkan, jumlah keluarga, jumlah kenderaan, jumlah tempat tidur dari suatu

Rumah Sakit, aliran berbagai jenis barang.

Data yang diperlukan untuk analisis P-Median dengan program komputer

Java Applets P-Median Problem ini adalah data sekunder yang terdiri dari:

Data Jarak

Sesuai dengan program yang diinginkan, maka data jarak yang

diberitahukan adalah jarak dari setiap calon pusat ke simpul lain yang jaraknya

paling kecil dari batasan jarak maksimum implisit yang ditentukan. Dalam

penelitian ini jarak yang dipakai adalah jarak antara satu ibukota kecamatan ke

ibukota kecamatan yang lain.

Data Biaya

Sesuai dengan program yang diinginkan, maka data biaya yang

diberitahukan adalah biaya dari setiap calon pusat simpul lain yang biayanya

paling kecil dari batasan biaya maksimum implisit yang ditentukan. Biaya yang

dipakai adalah biaya transportasi dari satu ibukota kecamatan ke ibukota

kecamatan yang lain.

Data Bobot

Bobot simpangan ditentukan oleh besarnya kebutuhan pelayanan.

Pengukuran bobot dari suatu simpangan tersebut sangat tergantung pada

permasalahan yang sedang diselidiki, dalam penelitian ini bobot yang dipakai

adalah jumlah penduduk dan luas wilayah.

Page 46: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

31

Data Pusat-Pusat yang Telah Pasti

Lokasi pusat-pusat ini ditentukan pada simpangan yang mempunyai

kebutuhan pelayanan dengan pelayanan bersama mendekati suatu unit, sehingga

dapat diperkirakan bahwa lokasi pelayanan akan berada pada simpul tersebut.

Jumlah Pusat-Pusat yang Dipilih

Jumlah pusat ditentukan oleh jumlah seluruh kebutuhan pusat pelayanan.

Dalam studi kasus Kabupaten Kerinci ini yang dipilih ditentukan oleh simpangan

yang dijadikan alternatif pemilihan ibukota kabupaten.

Program P-Median dapat menentukan dua solusi sekaligus yaitu solusi

yang terbaik dengan mewarnai node dengan warna hijau dan untuk hasil yang

dipertimbangkan (under consideration) dengan lingkaran warna merah pada node.

Metode P-Median tersebut dapat memberikan solusi yang masuk akal dalam

menspesifikasikan grafik yang rumit dan berubah-ubah yang memiliki kurang dari

seratus node dan dilihat sebagai algoritma secara sistematis menghasilkan upper

bound yang terendah dan lower bound yang tertinggi. Dengan metode P-Median

juga dapat menunjukkan suatu lokasi yang most accessible.

Dalam kasus satu dimensi (garis lurus) penentuan lokasi optimal, fungsi

objektif dapat dirumuskan sebagai berikut :

Minimum Z =

Misalkan 0-10 ada jarak antar kantor kecamatan (asumsi lokasi pusat pelayanan

kesehatan), titik iterasi adalah 5 untuk X maka didapat nilai sebagai berikut :

Z=|1-5| + |3-5| + |4-5| + |6-5| + |10-5| = 13

Jika titik iterasi adalah 4 untuk X maka didapat nilai sebagai berikut :

Page 47: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

32

Z=|1-4| + |3-4| + |4-4| + |6-4| + |10-4| = 12

Jika titik iterasi adalah 6 untuk X maka didapat nilai sebagai berikut :

Z=|1-6| + |3-6| + |4-6| + |6-6| + |10-6| = 14

Titik Pelayanan

Koordinat Nilai Lokasi

Gambar 3. Lokasi Optimal Satu Dimensi (Garis Lurus)

Jika ia berpindah ke lokasi 6, kemudian sebuah titik koordinat kurang dari

5 (lokasi sebelumnya adalah x) masing-masing akan menyumbangkan satu unit

peningkatan terhadap nilai fungsi objektif. Terdapat tiga macam titik dalam kasus

ini jadi penambahannya terjadi 3 unit. Sebaliknya, semua titik dengan koordinat

lebih besar 6 akan memberikan masing-masing satu unit penurunan terhadap

fungsi. Terdapat dua macam titik, jadi penurunnya terhadap nilai fungsi sebesar

dua unit. Efek keuntungan perpindahan lokasi x dari 5 ke 6 adalah sebuah

peningkatan nilai fungsi objektif dari 13 ke 14 unit. Alternatifnya, sebuah

perpindahan x dari posisi 5 ke 4 akan menyebabkan penurunan masing-masing

satu unit untuk tiga titik pertama dan peningkatan masing-masing satu unit dua

titik.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A B C D E

Page 48: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

33

3.3.2 Metode Skalogram

Skalogram merupakan metode paling sederhana karena hanya

menunjukkan daftar dari komponen-komponen pendukungnya. Komponen-

komponen yang dibutuhkan antara lain :

1. Data pemukiman/wilayah yang ditinjau;

2. Jumlah penduduk/populasi masing-masing pemukiman

3. Data fungsi/fasilitas pelayanan yang terdapat pada setiap pemukiman

Contoh matriks skalogram dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Matriks Skalogram

No

Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jenis Prasarana ∑ Jenis

Prasarana

∑ Unit

Prasarana

Ranking

SD RSU ... dst

1

2

...

dst

∑ Jenis Prasarana

∑ Unit Prasarana

Penyebaran (%)

Rangking

Dari berbagai sumber

Metode skalogram merupakan metode yang dapat digunakan untuk

mengetahui hierarki pusat pemukiman atau wilayah dan kelembagaan atau

fasilitas pelayanan. Penetapan hierarki pusat pemukiman ataupun fasilitas

pelayanan didasarkan pada jumlah jenis dan jumlah unit sarana dan prasarana

pembangunan ataupun fasilitas pelayanan yang tersedia. Secara umum metode ini

lebih menekankan atas jumlah dan jenis fasilitas dibandingkan dengan kriteria

kualitatif yang menyangkut derajat fungsi sarana-prasarana pembangunan.

Page 49: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

34

Penelitian ini memasukkan analisis skalogram karena metode ini dapat

mengetahui hierarki wilayah dengan cepat berdasarkan fasilitas pelayanan yang

tersedia. Tahapan-tahapan metode skalogram, misalnya penyusunan hirarki

peringkat kecamatan-kecamatan dalam suatu kabupaten adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan-kecamatan disusun urutannya berdasarkan peringkat jumlah

penduduk.

2. Kemudian kecamatan-kecamatan tersebut disusun urutannya berdasarkan

jumlah jenis fasilitas yang ada pada wilayah tersebut.

3. Fasilitas-fasilitas disusun urutannya berdasarkan jumlah wilayah yang

memiliki jenis fasilitas tersebut.

4. Peringkat jenis fasilitas disusun urutannya berdasarkan jumlah total unit

fasilitas.

5. Kemudian peringkat kecamatan disusun urutannya berdasarkan jumlah

total fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing wilayah tersebut.

Page 50: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

35

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Geografis

4.1.1 Letak Wilayah

Kabupaten Kerinci terletak diantara 01°41’ Lintang Selatan dengan 02°26’

Lintang Selatan dan diantara 108o08’ Bujur Timur sampai dengan 101o50’ Bujur

Timur. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu rata-rata 21,7o C. Kabupaten

Kerinci memiliki luas 4.200 Km2 yang terletak di sepanjang Bukit Barisan dan

berada pada ketinggian 500 meter sampai 1500 meter dari permukaan laut, dengan

batas-batas adalah :

• Sebelah Utara : Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat

• Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

• Sebelah Timur : Kabupaten Bangko Provinsi Jambi

• Sebelah Barat : -Kabupaten Bengkulu Utara Prop. Bengkulu

-Kabupaten Pesisir Selatan Prop. Sumatera Barat

Dibawah ini adalah Peta Administrasi Kabupaten Kerinci.

4.1.2 Topografi dan Morfologi

Wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yang

membentang dari Gunung Kerinci sampai Gunung Raya sebagian besar (98,44%)

berada pada ketinggian 500 m-3805m dpl merupakan bagian dari bukit barisan.

Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit membetuk eclave yang sangat

luas dan sebagian ditutupi hutan lebat yang alami. Sebagian wilayah (81,22%)

Kabupaten Kerinci terletak pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Daerah ketinggian

500 m – 1000 m dpl seluas 72.246 Ha. Sedangkan yang berada di bawah 500 m

Page 51: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

36

dpl hanya 6.636 m dpl terdapat di Kecamatan Gunung Raya dan Batang

Merangin.

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam

beberapa satuan morfolagi yaitu daratan, perbukitan yang bergelombang halus

sampai sedang dan pegunungan. Dari bentuk morfologinya dan penyebaran

batuannya, maka orientas kearah utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi

yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, yang diikuti dengan

variasi dan jenis batuan yang ada, sedangkan pada orientas ke arah selatan akan

dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis.

4.1.3 Jenis dan Tata Guna Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kerinci terbagi atas 6

(enam) jenis tanah yaitu Andosol, Latosol, Podsolik, Alluvial, Podsolik-Latosol

dan Latosol serta jenis tanah komplek Latosol-Litosol. Dari sisi penyebarannya

jenis tanah yang mendominasi adalah Andosol dengan wilayah penyebaran seluas

(275.755 Ha atau 65,65%), Latosol (88.704 Ha atau 21,12%), Podsolik (28.761

Ha atau 6,85%), alluvial (11.200 Ha atau 2,67%), Campuran Podsolik-Latosol dan

Litosol (12.975 Ha atau 3,09%), serta Campuran Latosol dengan Litosol (2.605

Ha atau 0,62%).

Jenis tanah alluvial merupakan tanah yang baru berkembang yang

dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan terdapat pada daerah endapan sungai atau

daerah rawa-rawa tertentu dan tanah alluvial yang berasal dari alluvium umumnya

merupakan tanah subur yang cocok untuk lahan pertanian.

Perkembangan tanah untuk budi daya selama lima tahun terakhir akibat

dari perekonomian global dan fluktuasi harga komoditi pertanaian dan jenis tanah

Page 52: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

37

sawah turun rata-rata per tahun sebesar 0,9 persen dari luas lahan pertanaian,

tegalan naik 0,82% dari luas tanah pertanian, pekarangan naik 0,31 persen.

4.1.4 Hidrologi

Potensi sumber daya air di Kabupaten Kerinci sangat berlimpah, hal ini

disebabkan oleh letaknya di dataran tinggi dengan topografi pegunungan dan

hutan lebat, umumnya sungai dan anak sungai bermuara di Danau Kerinci,

kemudian mengalir sampai Pantai Timur Jambi. Sungai yang terbesar adalah

sungai Bantang Merangin yang mengalir melalui Danau Kerinci.

Sungai lain yang terdapat di Kabupaten Kerinci adalah Sungai Sakai,

Sungai Rumpun, Sungai Tanduk, Sungai Cibudak, Sungai Dadap, Sungai Tutup,

dll. Yang menjadi permasalahan adalah daerah aliran sungai (DAS) yang

melewati wilayah Kabupaten Kerinci sudah mengalami pencemaran dan

kerusakan akibat penebangan hutan, sehingga pada musim hujan banyak massa

tanah hanyut (erosi) dan mengakibatkan kedangkalan sungai dan mempengaruhi

kadar kapur, kolloid tanah liat humus tersuspensi di dalam tanah.

Potensi air lainnya di Kabupaten Kerinci juga terdapat danau antara lain,

Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Lingkat, Danau Belibis dan danau-

danau kecil lainnya yang berpotensi untuk produk air mineral dan pembangkit

tenaga listrik PLTA.

4.2 Kondisi Sosial Budaya

4.2.1. Kependudukan

Pada tahun 1990 penduduk Kabupaten Kerinci berjumlah 280.017 jiwa

dan tahun 2005 meningkat menjadi 308.785 jiwa. Dalam kurun waktu 1990-2005

penduduk Kabupaten Kerinci meningkat menjadi 28.768 jiwa atau rata-rata 0,68%

Page 53: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

38

per tahun. Sementara pada tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Kerinci sudah

mencapai 311.354 jiwa.

Tabel 3. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2000-2006

Tahun Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Pertumbuhan

(%) Laki-Laki Perempuan 2000 146.986 148.054 295.040 0,53 2001 148.421 149.033 297.454 0,82 2002 149.729 150.644 300.370 0,98 2003 149.979 152.830 302.809 0,81 2004 151.187 154.056 305.243 0,80 2005 152.954 155.831 308.785 1,16 2006 154.227 154.127 311.354 0,83 Sumber : BPS, Kabupaten Kerinci dalam Angka 2006

Melalui perbandingan jumlah penduduk dan luas wilayah, sampai tahun

2005 kepadatan penduduk di Kabupaten Kerinci adalah 120 jiwa/Km2. Pada tahun

2006 kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Pesisir Bukit yaitu 784 jiwa/Km2

dan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Gunung Raya 20 jiwa/Km2. Pada

umumnya penyebaran penduduk di wilayah Kabupaten Kerinci tidak merata.

Page 54: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

39

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Kerinci Tahun 2006

No Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas (Km2) Kepadatan

(jiwa/Km2) 1 Gunung Raya 15.059 743,85 20 2 Batang Merangin 22.560 565,1 40 3 Keliling Danau 21.999 303,2 73 4 Danau Kerinci 15.968 297,3 54 5 Sitinjau Laut 13.940 39,5 353 6 Tanah Kampung 8.280 11 753 7 Sungai Penuh 32.794 191,77 171 8 Hamparan Rawang 13.087 21,64 605 9 Pesisir Bukit 16.533 21,1 784 10 Kumun Debai 8.715 142 62 11 Air Hangat 21.129 222,21 95 12 Air Hangat Timur 17.712 151,52 117 13 Depati Tujuh 14.660 25,8 568 14 Gunung Kerinci 11.441 444,76 26 15 Siulak 30.014 590,2 51 16 Kayu Aro 35.725 266,55 134 17 Gunung Tujuh 11.738 162,5 72 Total 311.354 4.200 74 Sumber : BPS, Kabupaten Kerinci dalam Angka 2006

4.2.2. Ketenagakerjaan

Data penduduk berdasarkan kelompok umur menggambarkan banyaknya

usia produktif dan non produktif dalam suatu wilayah. Usia produktif atau usia

angkatan kerja dapat digolongkan dari usia 15 sampai 54 tahun sedangkan

kelompok usia non produktif dari 0 tahun sampai 14 tahun dan usia 55 tahun ke

atas. Untuk Kabupaten Kerinci, usia non produktif berjumlah 121.308 jiwa atau

38,96, sedangkan usia produktif berjumlah 190.046 jiwa atau 61%. Berikut adalah

Tabel Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Kerinci

Tahun 2006.

Page 55: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

40

Tabel 5. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Kerinci Tahun 2006

No Tingkat Pendidikan Pencari Kerja Total

Laki-Laki Perempuan 1 Tidak Tamat SD 0 0 0 2 SD Sederajat 26 27 53 3 S M T P 66 15 81 4 S M T A a. SMA/SMU 298 81 379 b. STM 55 5 60 c. SMEA 62 50 112 d. SPMA 31 19 50 e. SMTA Lainnya 190 84 274 5 Sarjana Muda (D1/D2) 210 232 442 6 Sarjana Muda (D3) 162 160 322 7 Sarjana Penuh (S1) 637 562 1.199 Jumlah Total 1.737 1.235 2.972 Sumber : BPS, Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2006

Tenaga kerja di Kabupaten Kerinci relative tersedia baik dari segi

kuantitas dan kualitas. Berdasarkan table di atas, jumlah pencari kerja sebagian

besar berpendidikan sarjana penuh (S1) sebanyak 40,34 persen. Tenaga kerja yang

berpendidikan SMTA berjumlah 16,60 persen, berpendidikan SMTP (2,7%).

Sedangkan yang berpendidikan Sekolah Dasar berjumlah 1.8 persen.

4.2.3 Pendidikan

Kesadaran dan kemampuan masyarakat Kabupaten Kerinci dalam

pendidikan relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah-daerah dengan

kateristik serupa di wilayah ekitarnya. Hal ini terlihat dari relatif tingginya

partisipasi pendidikan di kabupaten ini, yang diidikasikan dari semakin tingginya

pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi di dalam mengikuti

jenjang pendidikan.

Tingginya tingkat partisipasi pendidikan ini dimungkinkan karena

beberapa faktor, diantaranya adalah rasio murid terhadap guru. Dalam tabel 6

Page 56: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

41

dapat dilihat rasio murid dan guru dari tingkat pendidikan TK sampai dengan

SMA di Kabupaten Kerinci.

Tabel 6. Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Kerinci Tahun 2006

No Tingkat Pendidikan Murid Rasio Murid Terhadap Guru 1 Taman Kanak-Kanak 2.919 8 2 Sekolah Dasar 54.033 15 3 S M P 14.918 8 4 S M A 10.629 9 Sumber : BPS, Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2006

4.2.4 Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kerinci mengandalkan dari

ketersediaan sarana pelayanan kesehatan setingkat Puskesmas Pembantu. Hal ini

merupakan salah satu strategi pemerintah dalam mengantisipasi kesulitan medan

yang ada di Kabupaten Kerinci. Dominannya Puskesmas pembantu atau Pustu di

Kerinci terlihat dari jumlahnya yang mencapai 50 buah dan tersebar di seluruh

kecamatan di Kabupaten Kerinci. Selain itu dokter-dokter praktek masih

terkonsentrasi di ibukota Kabupaten yaitu di Kecamatan Sungai Penuh.

4.3 Perekonomian Wilayah

4.3.1 Perkembangan PDRB / Kapita

Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya

peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur

yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor

tersebut menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan

berproduksi dari masing-masing sektor. Perekonomian Kabupaten Kerinci

didukung oleh empat sektor unggulan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan,

pengangkutan/ komunikasi, dan jasa. Berikut adalah tingkat kemampuan ekonomi

Page 57: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

42

Kabupaten Kerinci dalam hal Produk Domestik Regional Bruto Harga Berlaku

(PDRB HB).

Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto Harga Berlaku (PDRB HB) 2006

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah PDRB HB

1 Gunung Raya 15.059 98.530.896.339 2 Batang Merangin 22.560 89.956.035.068 3 Danau Kerinci 15.968 32.842.870.065 4 Keliling Danau 21.999 52.029.137.578 5 Sungai Penuh 31.921 233.060.193.361 6 Hamparan Rawang 13.087 34.578.978.656 7 Sitinjau Laut 13.940 88.435.142.356 8 Air Hangat 21.129 75.268.620.319 9 Air Hangat Timur 17.712 43.161.750.932 10 Gunung Kerinci 11.441 123.207.583.945 11 Kayu Aro 35.725 232.089.748.793 12 Kumun Debai 8.715 29.963.827.072 13 Tanah Kampung 8.280 47.392.834.272 14 Pesisir Bukit 16.533 72.252.461.355 Jumlah 1.252.770.080.111 Rata-Rata 89.483.577.151

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci 2006, www.kerincikab.go.id (Kecamatan Depati Tujuh, Siulak, dan Gunung Tujuh tidak ada data) Rata-rata pertumbuhan ekonomi kecamatan di Kabupaten Kerinci adalah

5,31 persen lebih besar dari laju pertumbuhan Kabupaten Kerinci sendiri terhadap

Provinsi Jambi yang hanya mencapai 5,01 persen. Kecamatan Kayu Aro memiliki

laju pertumbuhan yang paling tinggi diantara kecamatan lainnya. Hal ini

disebabkan di wilayah tersebut terdapat perkebunan teh yang sangat besar dan

lahan persawahan irigasi yang cukup luas. Kecamatan lain yang memiliki laju

pertumbuhan tinggi adalah kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit. Laju

pertumbuhan ekonomi kecamatan di Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada Tabel

8.

Page 58: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

43

Tabel 8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan di Kabupaten Kerinci 2006 No Kecamatan Laju Pertumbuhan (LPE) 1 Gunung Raya 6,0 2 Batang Merangin 5,8 3 Danau Kerinci 4,5 4 Keliling Danau 4,9 5 Sungai Penuh 6,3 6 Hamparan Rawang 4,5 7 Sitinjau Laut 4,6 8 Air Hangat 4,9 9 Air Hangat Timur 5,3 10 Gunung Kerinci 5,0 11 Kayu Aro 6,5 12 Kumun Debai 5,2 13 Tanah Kampung 4,8 14 Pesisir Bukit 6,1 Rata-Rata 5,31 Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci 2006 (Kecamatan Depati Tujuh, Siulak, dan Gunung Tujuh tidak ada data) PDRB Per-kapita Kabupaten Kerinci atas harga berlaku meningkat dari Rp

3.391.206,45 pada tahun 2000 dengan rata-rata per bulan Rp 282.600,53 menjadi

sebesar Rp 3.891.839,1 atau sebesar Rp 324.319,92 per bulan pada tahun 2001, pada

tahun 2002 meningkat lagi menjadi Rp 4.770.055,59 atau sebesar Rp 397.504,63 per-

bulan. Sedangkan tahun 2003 meningkat menjadi Rp 477.83,35, dan pada tahun 2004

PDRB per-kapita mencapai Rp 6.523.996,15 dengan rata-rata per bulan Rp

543.666,34, akhirnya pada tahun 2005 PDRB perkapita mencapai Rp 7.456.251,38.

Perkembangan PDRB /Kapita di atas menjadikan pertumbuhan PDRB per-

Kapita meningkat sebesar 14,76 persen pada tahun 2001, meningkat sebesar 22, 57

persen pada tahun 2002, meningkat sebesar 20,22 persen pada tahun 2003 dan pada

tahun 2004 ini meningkat lagi sebesar 13,77 persen. Sedangkan PDRB per-kapita

Kabupaten Kerinci atas harga konstan 2000 meningkat dari Rp 3.391.2006,45 pada

tahun 2000 menjadi sebesar Rp 4.493.634,32 pada tahun 2002, pada tahun 2002

meningkat lagi menjadi Rp 3.627.223,63 dan tahun 2003 meningkat menjadi Rp

Page 59: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

44

3.752.777,55, sedangkan pada tahun 2004 ini meningkat 3.902.424,90.

Perkembangan ini menjadikan peertumbuhan PDRB per-kapita meningkat sebesar

3,82 persen pada tahun 2002 dan 3,46 persen pada tahun 2003 dan 3,99 persen pada

tahun 2004.

4.3.2 Keuangan Daerah Jenis pendapatan yang menyusun penerimaan asli daerah Kabupaten

Kerinci terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMN dan

pendapatan lainnya. Pada tahun 2005 total pendapatan asli daerah sebesar Rp

11.234.833.734,38 mengalami kenaikan sebesar 22,39 persen dibandingkan tahun

2004, kenaikan juga terjadi pada komponen pendapatan lainnya yaitu retribusi

daerah 63,83 dan bagian laba BUMN sebesar 11,92 persen. Dana Alokasi Umum

(DAU) kabupaten Kerinci sebesar Rp. 193.116.000.000 sedangkan Dana Alokasi

Khusus (DAK) sebesar Rp. 13.458.268.000yang dialokasikan untuk dana alokasi

khusus reboisasi sebesar Rp. 738.268.000 dan dana alokasi khusus non reboisasi

sebesar Rp. 12.720.000.000.

Penerimaan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Kerinci dari PBB saat

ini adalah dari sisi penerimaan masih mengandalkan sumber pendapatan dari

sektor pertanian, dari pertambangan dan bahan galian. Secara lebih lengkap dapat

dilihat pada realisasi pemasukan PBB tahun 2006 yang terdiri dari sektor

perkotaan, perdesaan, perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Ketiga sektor

tersebut yang paling memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertambangan,

yaitu sebesar Rp 16.076.240.873 dari total jumlah penerimaan yang sebesar Rp

17.616.772.362.

Page 60: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

45

Akan tetapi jumlah penerimaan yang lebih besar berasal dari penerimaan

pajak (berdasar data tahun 2006) yang berasal dari pajak Penerangan Jalan

sebesar Rp 2.210.766.435 dan pajak Hotel dan Restoran sebesar Rp 224.005.765

dari total penerimaan pajak tahun 2006 sebesar Rp 4.289.858.342,7

Sumber pendapatan daerah yang lain adalah retribusi daerah. Retribusi

daerah pada tahun 2006 yang besar adalah pada jenis retribusi SHP sebesar Rp

459.292.490 selain itu adalah retribusi pasar sebesar Rp 421.182.700 dan retribusi

Leges sebesar Rp 237.402.300. Jenis retribusi yang belum dapat dioptimalkan

adalah retribusi hiburan, reklame, parkir, tempat penginapan, dan izin gangguan.

Padahal jenis retribusi tersebut paling banyak dinikmati oleh golongan masyarakat

menengah ke atas yang notabene memiliki kondisi keuangan yang relatif lebih

baik.

Pendapatan daerah berikutnya adalah dari bagian laba BUMD dan

pendapatan lainnya. Bagian laba BUMD berasal dari BPD sebesar Rp

1.181.884.582,56 sedangkan pendapatan lainnya adalah Jasa Giro dan penerimaan

lainnya sebesar Rp 2.383.488.764,85.

Page 61: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

46

V. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KERINCI

5.1 Dasar Pertimbangan, Tujuan, dan Sasaran Tata Ruang Wilayah Kabupaten

5.1.1 Dasar Pertimbangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Berdasarkan hasil kajian terhadap faktor-faktor eksternal (determinan) dan

faktor internal (potensi dan masalah) terkait Kabupaten Kerinci, maka didapat 5

(lima) faktor penting yang harus menjadi bahan pokok-pokok pertimbangan

perencanaan Kabupaten Kerinci pada masa yang akan datang, yaitu :

1. Peluang eksternal bisa dimanfaatkan untuk mengatasi keterisolasian

Kabupaten Kerinci.

2. Posisi penting Kabupaten Kerinci sebagai hulu DAS Batanghari, memiliki

beberapa DAS lainnya, serta memiliki separuh kawasan lindung (TNKS)

menjadikan Kabupaten Kerinci diarahkan menjadi fungsi konservasi.

3. Perlunya evaluasi dan kontrol penggunaan lahan budidaya untuk

kepentingan fungsi resapan air dan mitigasi bencana alam.

4. Pertimbangan rawan bencana dalam pengembangan sarana dan prasarana

wilayah/perkotaan terkait dengan sebaran penduduk.

5. Mengarahkan kegiatan ekonomi prospektif sesuai daya dukung lingkungan

(contoh : Pariwisata, Perkebunan, Perikanan Darat, Pertanian Lahan Basah

dan Kering sebagai konpensasi konservasi lahan).

5.1.2 Tujuan Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Tujuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan

ruang wilayah kabupaten yang berkualitas, serasi, optimal sesuai dengan

kebijaksanaan pembangunan daerah serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan

Page 62: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

47

dan kemampuan daya dukung lingkungan. Lebih lanjut tujuan tata ruang wilayah

kabupaten adalah :

1. Terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan

menyeluruh.

2. Terwujudnya tertib pemanfaatan ruang.

3. Terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.

5.1.3 Sasaran Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sasaran perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebagai

berikut :

1. Terumuskannya pengelolaan kawasan berfungsi lindung dan budidaya.

2. Terumuskannya pengelolaan kawasan pedesaan perkotaan dan kawasan

tertentu.

3. Tersusunnya sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana

transportasi, pengairan, energi/listrik, telekomunikasi, prasarana

pengelolaan lingkungan.

4. Terumuskannya pengembangan kawasan-kawasan yang perlu di

proritaskan pengembangannya selama jangka waktu rencana.

5. Tersusunnya penatagunaan lahan/tanah, air, udara, hutan, mineral dan

sumber daya alam lainnya.

5.2 Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

5.2.1 Rencana Struktur Ruang

Arahan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Kerinci merupakan arah

garis besar pola pemanfaatan ruang wilayah yang diinginkan di masa mendatang

sebagai pengejewantahan visi pembangunan daerah dikaitkan dengan potensi dan

Page 63: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

48

masalah pembangunan wilayah. Dalam rencana struktur tata ruang yang sangat

terkait adalah sistem pusat-pusat permukiman/perkotaan yang dikaitkan dengan

sistem rencana jaringan prasarana.

5.2.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Pembahasan rencana pengembangan kawasan budidaya akan meliputi

uraian tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan pembudidayaan kawasan

yang meliputi kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan perikanan,

kawasan pertambangan, kawasan perindusterian, kawasan pariwisata, kawasan

pemukiman pedesaan, kawasan permukiman perkotaan dan kawasan lainnya yang

masih berkaitan dengan kegiatan budidaya. Adapun untuk menentukan suatu

kawasan, harus diperhatikan kesesuain lahan bagi suatu kegiatan dengan

memperhatikan faktor-faktor fisik dasar, yaitu faktor kemiringan lahan, ketinggian

tempat, jenis tanah dan kawasan.

Konsep pengembangan pola pengembangan pola pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten terbagi dalam :

1. Zona Kawasan Lindung (Taman Nasional Kerinci Seblat).

2. Zona Kawasan Penyangga (Perkebunan Tanaman Keras, Hutan

Kemasyarakatan).

3. Zona Budidaya Non Pertanian ( Permukiman, Industri, Pusat Kota, Sarana

dan Prasarana, dll).

4. Zona Budidaya Pertanian (Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan

Kering, Kebun campuran, dll).

5. Zona Kawasan Perlindungan Setempat : Merupakan zona kawasan buffer

terhadap sungai dan danau.

Page 64: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

49

6. Kawasan Budidaya Sumber Daya Air (Perikanan Darat dan Danau).

5.3 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya

5.3.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencangkup sumberdaya alam,

budaya dan sejarah bangsa untuk kepentingan berlangsungnya pembangunan yang

berkelanjutan. Kawasan lindung harus dilindungi dari kegiatan-kegiatan produksi

dan kegiatan manusia yang lainnya yang dapat merusak kelestarian lingkungan

kawasan. Untuk penentuan arahan kebijakan dalam pemanfaatan kawasan lindung

perlu terlebih dahulu dikenali tujuan dan sasaran pemanfaatan kawasan tersebut.

Secara umum tujuannya adalah mengurangi resiko kawasan lingkungan hidup dan

kehidupan sebagai akibat dari kegiatan pembangunan. Sedangkan sasarannya

adalah :

1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim (hidro-

orologis).

2. Mempertahankan keanekaragaman flora, fauna dan tipe ekosistem serta

keunikan alam.

Kebijaksanaan pengembangan pada kawasan pada kawasan lindung adalah

sebagai berikut :

1. Daerah dengan fungsi sebagai suaka alam harus benar-benar dan tidak

boleh ada kegiatan lain pada daerah tersebut, kecuali kegiatan yang

bersifat untuk menjaga fungsi kawasan tersebut.

2. Kawasan dengan fungsi sebagai kawasan lindung (sempadan sungai,

sempadan danau/waduk, kawasan dengan faktor pembatas

Page 65: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

50

lereng/ketinggian) dimanfaatkan dengan tanaman yang berfungsi untuk

reboisasi.

5.3.2 Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Arahan pengembangan kawasan budidaya dibagi menjadi dua bagian,

yaitu (1) Kawasan Budidaya Pertanian yang terdiri dari tanaman pangan lahan

kering, tanaman pangan lahan basah, tanaman tahunan/tanaman keras, kawasan

perkebunan, kawasan hutan produksi pola partisipasi masyarakat, dan kawsan

penyangga/buffer; (2) Kawasan Budidaya Non-Pertanian yang terdiri dari

kawasan permukiman (permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan),

kawasan pariwisata, kawasan perindusterian, kawasan penambangan dan bahan

galian.

5.4 Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan, Pedesaan dan Kawasan Tertentu

5.4.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Dalam struktur tata ruang wilayah kabupaten keberadaan kota-kota perlu

dilihat keterkaitannya dalam konteks wilayah Kabupaten Kerinci sendiri maupun

wilayah sekitarnya, baik secara spasial maupun fungsional. Pola pengembangan

sistem kota-kota ini mencangkup arahan mengenai hirarki kota, fungsi kota,

arahan kebijaksanaan dan strategi pengembangan kota-kota. Oleh karena itu

dalam mengembangkan kota-kota di Kabupaten Kerinci baik hirarki maupun

fungsinya, arah kebijaksanaan pengembangan masing-masing hirarki kota adalah :

1. Pengembangan Kota Hirarki I (Kota Sungai Penuh).

2. Pengembangan Kota Hirarki II ( Kota Semurup, Sanggaran Agung, Jujun,

Siulak Deras, Batang Sangir dan Tamiai ).

Page 66: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

51

3. Pengembangan Kota Hirarki III ( Kota Lempur, Hiang, Rawang, Siulak,

Pelompek, Kumun, Tanah Kampung, Sungai Tutung, Koto Tuo dan

Sungai Liuk ).

Tabel 9. Pembagian Perwilayahan Pengembangan Kabupaten Kerinci

No WP/Sub WP

Pusat WP/Sub Pusat WP

Lingkup Wilayah Kecamatan

1 A A1 A2

Sungai Penuh Semurup Senggaran Agung

Sungai Penuh, Hamparan Rawang, Tanah Kampung, Kumun Debai, Pesisir Bukit, Air Hangat Timur, Air Hangat, Sitinjau Laut, Danau Kerinci, Depati Tujuh

2 B B1 B2

Jujun Lempur Tamiai

Batang Merangin, Gunung Raya

3 C C1 C2

Siulak Deras Siulak Deras Batang Sangir

Gunung Kerinci, Kayu Aro, Gunung Tujuh, Siulak

Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci 2006-2016

5.4.2 Rencana Pengelolaan Kawasan Pedesaan

Kawasan pedesaan di Kabupaten Kerinci yang mempunyai kecenderungan

untuk dapat dikembangkan menjadi sentra-sentra produksi komoditi andalan

sehingga dapat lebih meningkatkan hubungan/keterkaitan fungsional diantara

kawasan-kawasan tersebut serta keterkaitannya dengan sistem jaringan prasarana

transportasi dan sarana wilayah lainnya dalam mewujudkan tujuan penataan ruang

wilayah Kabupaten Kerinci yang ditetapkan. Hirarki dan arahan pengembangan

perkotaan dan pedesaan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2.

5.4.3 Rencana Pengelolaan Kawasan Tertentu

Pengelolaan kawasan tertentu yang dimaksud dalam wilayah Kabupaten

Kerinci adalah Kawsan Lindung (Taman Nasional Kerinci Seblat). Sesuai dengan

SK Menhutbun No. 901/KPTS2/I/99, bahwa luas TNKS yang ada di Kabupaten

Page 67: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

52

Kerinci adalah 215.000 Ha. Sesuai dengan fungsi TNKS tersebut, maka bentuk

pengelolaan TNKS ini sebagai kawasan tertentu yang merupakan kawasan

perlindungan berskala nasional, dititikberatkan pada upaya pelestarian alam atau

mempertahankan aset alam konservasi. Kawasan lain sebagai kawasan tertentu

adalah kawasan rawan bencana, mengingat Kabupaten Kerinci memiliki fisik dan

geomorfologi yang rentan terhadap bencana alam : gempa, longsor, banjir dan

gunung berapi.

5.5 Rencana Sistem Prasarana

5.5.1 Sistem Transportasi

Masalah transportasi merupakan salah satu yang dijumpai di Kabupaten

Kerinci yaitu masih rendahnya kualitas prasarana transportasi terutama jaringan

jalan yang menghubungkan antar wilayah Kerinci dengan Kabupaten Merangin

maupun Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok Sumatera Barat.

Masalah utama yang terjadi adalah kondisi alam yang berbukit-bukit dangan

medan yang berat dan rawan longsor serta keterbatasan pengembangan prasarana

jalan dengan adanya kawasan TNKS.

Alternatif pengembangan prasarana transportasi ini adalah

mengembangkan terminal angkutan regional maupun lokal di tiap-tiap sentra

pelayanan khususnya kota-kota kecamatan sesuai dengan fungsi dan posisinya

dalam jenjang pelayanan. Pengaktifan kembali lapangan terbang Depati Parbo

untuk mendukung kegiatan usaha potensial dan kepariwisataan di Kabupaten

Kerinci sangat diharapakan, namun sampai saat ini belum terealisasi.

Page 68: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

53

5.5.2 Sistem Telekomunikasi

Rencana sistem telekomunikasi terkait dengan kebutuhan pada tahun ke

depan. Berdaarkan proyeksi penduduk pada tahun 2016 dan kebutuhan sarana

telekomunikasi pada tahun tersebut maka terdapat beberapa korelasi berikut ini :

1. Kebutuhan total rumah tangga mencapai 16.000 SST dan akan

terkonsentrasi di kawasan Perkotaan Sungai Penuh, Koto Tuo, dan Siulak

Deras.

2. Untuk wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh fixed-phone, dapat

menggunakan jaringan selular yang bersifat mobile dan wireless.

Untuk rencana jaringan telepon tetap, jaringan mengikuti jaringan jalan

kolektor primer, yaitu : Sungai Penuh – Koto Tuo – Semurup – Siulak – Siulak

Deras – Batang Sangir – Pelompek. Selain itu ada juga jaringan jalan lain adalah

Sungai Penuh – Sanggaran Agung – Tamiai dan Sungai Penuh – Kumun – Jujun –

Lempur. Jaringan telepon yang mengikuti jaringan jalan lokal adalah semurup –

Sungai Liuk – Koto Tuo – Sungai Tutung.

5.5.3 Sistem Energi

Untuk memenuhi kebutuhan listrik maka arahan dasarnya adalah

pembangunan pembangkit dan infrastruktur listrik di masa datang menjadi

prioritas agar dapat mendukung kebutuhan ekonomi masyarakat. Keterbatasan

kapasitas produksi dan kenaikan harga BBM khususnya minyak solar sebagai

bahan baku PLTD perlu disikapi dengan alternatif energi seperti batubara, mikro

hidro, panas matahari, dll.

Page 69: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

54

Sumber energi listrik alternatif yang potensial di Kabupaten Kerinci adalah

energi listrik tenaga air. Menurut laporan RUKD Kabupaten Kerinci 2004, ada

beberapa alternatif energi, yaitu :

1. Tenaga Air

Tenaga air di Kabuapaten Kerinci merupakan sumber energi yang paling

potensial karena curah hujan yang cukup tinggi (2.561 mm/tahun) serta

ketersediaan air terjun dan sungai yang cukup banyak.

2. Panas Bumi

Energi panas bumi yang ada di Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya

dan Desa Semurup Kecamatan Air Hangat.

3. Batubara

Deposit batubara di Kabupaten Kerinci dapat ditemui di kecamatan

Sitinjau Laut. Penggunaan batubara ini labih murah dan mudah walaupun

terkompensasi dengan polusi udara yang cukup masif.

Pengembangan rencana listrik yang paling memungkinkan adalah

pengembangan sumber tenaga listrik di seluruh kawasan, yaitu air terjun bedeng,

pancuran aro dan batu namora yang terletak di Kecamatan Batang Merangin. Hal

ini diperlukan karena keterbatasan penyediaan listrik dari PLTD selain terkendala

dengan semakin meningkatnya harga BBM.

5.5.4 Sistem Pengelolaan Lingkungan

Rencana sistem pengelolaan lingkungan adalah pengelolaan sampah dan

instalasi pengolahan air limbah. Untuk pengelolaan sampah telah terdapat satu

Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kecamatan Danau Kerinci. Penempatan

Page 70: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

55

ini tidak begitu baik, karena berdekatan dengan Danau Kerinci, karena secara

ekologis akan menganggu ekosistem sungai.

Beberapa alternatif lokasi yang diarahkan sebagai lokasi TPA adalah di

satu di setiap wilayah pengembangan. Untuk wilayah pengembangan A, yang

terdiri dari Kecamatan Air Hangat, Danau Kerinci, Sitijau Laut, Air Hangat

Timur, Kumun Debai, dan Sungai Penuh. Alokasi TPA diletakkan di Kecamatan

Sitinjau Laut. Untuk Wilayah Pengembangan B, yang terdiri dari Kecamatan

Gunung Raya dan Batang Merangin, alokasi TPA diletakkan di Kecamatan

Gunung Raya da sekitar Lempur. Untuk wilayah pengembangan C yang terdiri

dari Keamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh, dan Gunung Kerinci, alokasi TPA dapat

dialokasikan di Kecamatan kayu Aro.

5.6 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis

Dalam rangka menyiapkan investasi pengembangan yang bersifat lokal

maupun regional di dalam wilayah Kabupaten Kerinci merupakan aspek penting

dalam penataan ruang wilayah kabupaten, sehingga perlu menetapkan kawasan

yang strategis arat kawasan prioritas. Pengembangan kawasan prioritas pada

dasarnya mengacu pada kepentingan sektor/ subsektor atau permasalahan yang

mendesak penanganannya.

Berdasarkan kecenderungan, pengaruh dan perkembangan dampak yang

ditimbulkannya, maka kawasan prioritas dapat dikelompokkan atas 2 tingkatan,

yaitu tingkat regional/nasional dan tingkat sub regional dengan penyebarannya

sebagai berikut :

Page 71: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

56

1. Kawasan Tingkat Regional/Nasional

Kawasan prioritas yang potensi dan persoalannya mempunyai pengaruh

dan kepentingan ditingkat regional provinsi, antar provinsi dan nasional

2. Kawasan Tingkat Sub-Regional

Kawasan prioritas yang didalamnya mempunyai pengaruh dan

kepentingan di tingkat lokal kabupaten.

Page 72: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

57

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci

6.1.1 Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Menurut Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci

Dalam pelaksanaan penataan ruang dan wilayah Provinsi Jambi, konsep

dasar pengembangan perlu dijabarkan dalam rangka formal, yaitu ketentuan-

ketentuan yuridis yang menjadi acuan perencanaan ini. Adapun kerangka formal

yang menjadi acuan adalah UU No. 24 Tahun 1992 yang telah dirubah menjadi

UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, khususnya terkait dengan pasal

21, kebijaksanaan pemerintah sebagai upaya penguatan proses desentralisasi dan

otonomi daerah sesuai dengan jiwa UU No. 22 dan 25 tahun 1999, UU No. 54

tahun 1999 tentang telah dimekarkannya Provinsi Jambi menjadi 9 daerah

Kabupaten dan satu Kotamadya (Kota).

Dengan dibentuknya Kabupaten Kerinci, maka penetapan Ibukota

Kabupaten merupakan hal yang penting. Penetapan ini mutlak untuk dilakukan

mengingat ibukota memiliki peran yang sangat strategis, yaitu sebagai pengendali

pusat pemerintahan. Dalam penetapan lokasi pusat pemerintahan dipilih kota

Sungai Penuh sebagai pusat pemerintahan yang terletak di Kecamatan Sungai

Penuh. Adapun alasan dipilihnya Kota sungai penuh sebagai pusat pemerintahan

adalah:

1. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Sungai Penuh terletak ditengah-

tengah wilayah Kabupaten Kerinci dan pada jalur penghubung untuk ke

segala arah (dilalui jalan kolektor primer yaitu jalan provinsi yang

menghubungkan Kabupaten Kerinci ke Kabupaten Bangko, Kabupaten

Page 73: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

58

Kerinci ke Povinsi Sumatera Barat via Muara Labuh dan Tapan, serta

Kabupaten Kerinci ke Provinsi Bengkulu via Tapan).

2. Penetapan Pusat Pemerintahan di Kabupaten Kerinci berdasarkan

sejarahnya merupakan peninggalan dari pemerintah jajahan/kolonial.

6.1.2 Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Kabupaten Kerinci Berdasarkan Analisis P-Median

Penentuan lokasi optimal secara umum memang relatif komplek.

Pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang matang dari segi geografis

daerah untuk efisiensi pelayanan, histori wilayah serta aspek politik dan ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut, alternatif terbaik tentang penetapan ibukota kabupaten

berdasarkan kepentingan Pemda adalah Kota Sungai Penuh. Akan tetapi dengan

menggunakan program komputer Java Applets P-Median maka kita dapat

membandingkan apakah keputusan Pemda tersebut telah sesuai dengan hasil

olahan komputer untuk mencari alternatif lokasi yang paling baik. Pada prinsipnya

penggunaan analisis ini bertujuan untuk meminimalkan jarak yang akan ditempuh

berdasarkan bobot pada masing-masing simpul. Dalam penelitian ini, Kabupaten

Kerinci memiliki 17 Kecamatan sehingga dalam pengolahannya digunakan 17

simpul.

a. Faktor Jarak

Pengertian jarak dalam kasus ini mengikuti pengertian relatif, yaitu satu

posisi yang berkenaan dengan posisi yang lainnya. Dalam analisis ini, jarak yang

dilihat adalah jarak antar ibukota kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten

Kerinci. Satuan jarak yang dipakai adalah kilometer (km) dengan simpul yang

digunakan adalah ibukota kecamatan. Matriks jarak ke-17 simpul dapat dilihat

pada lampiran 3.

Page 74: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

59

b. Faktor Waktu

Pengertian waktu dalam kasus ini adalah waktu tempuh yang berkenaan

dengan satu posisi dengan posisi yang lainnya. Dalam analisis ini, waktu yang

digunakan adalah waktu tempuh antar ibukota kecamatan di wilayah Kabupaten

Kerinci. Satuan waktu yang dipakai adalah menit. Simpul yang digunkan adalah

ibukota kecamatan. Matriks waktu ke-17 simpul dapat dilihat pada lampiran 4.

c. Faktor Bobot

Pengukuran nilai dari suatu simpul tertentu akan sangat mempengaruhi

hasil dari pengolahan dan sangat bergantung dengan masalah yang dianalisa. Pada

penelitian ini faktor bobot yang dianalisa adalah:

1. Jumlah Penduduk

Asumsi yang mendasari adalah bahwa dengan sejumlah penduduk tertentu

yang terdapat dalam suatu kecamatan, maka jumlah tersebut dapat

mewakili suatu aktivitas lokasi. Dengan semakin besar jumlah penduduk

di suatu kecamatan, maka semakin besar pula bobot wilayah tersebut

karena terkait dengan pusat pemerintahan yang mampu melayani

kebutuhan penduduk yang tersebar di masing-masing simpul.

2. Luas Wilayah Pemukiman

Dengan asumsi luas wilayah pemukiman yang dianggap memadai

merupakan suatu syarat terselenggaranya pembangunan dan

pengembangan ibukota kabupaten. Penggunaan data luas wilayah

pemukiman dimaksudkan untuk membatasi luasan wilayah konservasi

kedalam analisis, karena wilayah konservasi merupakan daerah yang tidak

Page 75: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

60

boleh dijadikan pemukiman (hal-hal yang merusak kelestariannya)

sehingga tidak relevan jika dimasukkan ke dalam analisis.

Selain dengan menggunakan kedua bobot diatas, analisis juga dilakukan

dengan mengasumsikan bahwa bobot tiap ibukota kecamatan adalah sama

sehingga faktor yang mempengaruhi adalah faktor jarak dan waktu antar ibukota

kecamatan.

1. Bobot Jumlah Penduduk

Dengan menggunakan bobot jumlah penduduk, hasil perhitungan program

komputer menunjukkan lokasi optimal pusat pemerintahan di Kabupaten Kerinci

adalah Kecamatan Sungai Penuh (ibukota kabupaten ini). Hal ini terlihat dari

output komputer berdasarkan pengaruh jarak yang menunjukkan Kota Sungai

Penuh melalui dua kali iterasi dengan nilai upper bound 1774.0 dan lower bound

1774.0.

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 4. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk Pengaruh

Jarak Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Page 76: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

61

Berdasarkan pengaruh waktu melalui tiga kali iterasi, hasil dari komputer

menunjukkan Kota Sungai Penuh sebagai lokasi dengan nilai upper bound sebesar

3548.0 dan lower bound 3548.0.

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 5. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk Pengaruh

Waktu Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Nilai upper bound merupakan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari

skenario yang digunakan. Sedang nilai lower bound merupakan nilai estimasi

kemungkinan terbaik dari skenario. Karena nilai dari upper bound dan lower

bound sama, maka menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah

ditemukan. Dipilihnya Kota Sungai Penuh dikarenakan Kota Sungai Penuh

mampu meminimalkan jarak dan waktu tempuh sehingga mudah dijangkau.

Sedangkan dipilihnya bobot jumlah penduduk terbesar dimaksudkan untuk

memudahkan perekrutan pegawai/pekerja dalam pengembangan wilayah.

Jadi dengan menggunakan bobot jumlah penduduk berdasarkan pengaruh

jarak dan waktu solusi optimal yang dihasilkan oleh program P-Median adalah

Page 77: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

62

Kota Sungai Penuh atau Kecamatan Sungai Penuh. Lokasi optimal yang terpilih di

Kecamatan Sungai Penuh ini merupakan lokasi yang efisien dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, sehingga Kecamatan Sungai Penuh layak untuk

berkembang sebagai pusat pemerintahan.

2. Bobot Luas Wilayah

Dengan menggunakan bobot luas wilayah pengaruh jarak, hasil

perhitungan komputer menunjukkan bahwa lokasi yang optimal di Kabupaten

Kerinci adalah Kecamatan Sungai Penuh. Hal ini terlihat dari output komputer

yang menunjukkan Kota Sungai Penuh melalui tiga kali iterasi dengan nilai upper

bound 2313.0 dan lower bound 2312.9999999999995 atau dengan pembulatan

menjadi 2313.

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 6. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Luas Wilayah Pengaruh

Jarak Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Page 78: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

63

Berdasarkan pengaruh waktu melalui tiga kali iterasi, output komputer

menunjuk Kota Sungai Penuh dengan nilai upper bound 4626.0 dan nilai lower

bound 4626.0.

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 7. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Luas Wilayah Pengaruh

Waktu Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Nilai upper bound merupakan nilai estimasi kemungkinan terburuk dari

skenario yang digunakan. Sedangkan lower bound merupakan estimasi

kemungkinan terbaik dari skenario. Karena nilai dari upper bound dan lower

bound sama maka menurut program ini solusi optimal dari permasalahan telah

ditemukan. Dipilihnya Kota Sungai Penuh dikarenakan Kota Sungai Penuh

mampu meminimalkan jarak dan waktu tempuh sehingga mudah dijangkau.

Sedangkan dipilihnya bobot luas wilayah terbesar dimaksudkan agar wilayah

dalam hal ini lahan tersedia secara luas dalam pengembangan wilayah.

Jadi dengan menggunakan bobot luas wilayah berdasarkan pengaruh jarak

dan waktu solusi yang dihasilkan oleh program P-Median adalah Kota Sungai

Page 79: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

64

Penuh atau Kecamatan Sungai Penuh. Lokasi optimal yang terpilih di Kecamatan

Sungai Penuh ini merupakan lokasi yang efisien dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, sehingga Kecamatan Sungai Penuh layak untuk berkembang

sebagai pusat pemerintahan.

3. Bobot Sama

Dengan menggunakan bobot sama pengaruh jarak, hasil perhitungan

komputer menunjukkan bahwa lokasi optimal di Kabupaten Kerinci adalah

Kecamatan Sungai Penuh. Hal ini terlihat dari output komputer yang

menunjukkan Kota Sungai Penuh melalui satu kali iterasi dengan nilai upper

bound dan lower bound 280.0.

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 8. Nilai P-Median Berdasarkan Bobot Sama Pengaruh Jarak Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Untuk pengaruh waktu melaui 1 kali iterasi menunjukkan Kecamatan

Sungai Penuh atau Kota Sungai Penuh sebagai lokasi optimal dengan nilai upper

bound dan lower bound 562.0.

Page 80: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

65

Sumber : Hasil analisis program P-Median Problem Gambar 9. Hasil Olahan P-Median Berdasarkan Bobot Sama Pengaruh

Waktu Ket : Lokasi optimal pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sungai Penuh (Kota Sungai Penuh)

Berdasarkan tiga bobot yang digunakan, yaitu bobot jumlah penduduk,

bobot luas wilayah, dan bobot sama, dapat diketahui bahwa hasil yang

mendominasi sebagai lokasi pusat pemerintahan yang optimal adalah Kota Sungai

Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh. Jika dilihat posisi Kecamatan

Sungai Penuh, maka lokasi ini memang cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan

karena lokasinya yang terletak di tengah wilayah Kabupaten Kerinci, sehingga

dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat yang berada di wilayah

hinterlandnya.

Page 81: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

66

6.1.3 Hasil Analisis Skalogram

Pada dasarnya analisis Skalogram memberikan hirarki yang lebih tinggi

pada pusat pertumbuhan dan pelayanan yang memiliki jumlah jenis dan jumlah

unit prasarana pelayanan yang lebih banyak. Hal tersebut membuat metode ini

lebih menekankan pada aspek kuantitatif dalam sistem pelayanan dibandingkan

dengan aspek kualitatifnya yang menyangkut pada perbedaan derajat fungsi atau

peranan dari fasilitas pelayanan itu sendiri. Disamping itu distribusi penduduk dan

jangkauan pelayanan secara spasial tidak dipertimbangkan dengan spesifik dalam

metode ini.

Dalam penelitian ini terdapat 16 jenis prasarana yang menjadi variabel

penelitian yaitu sarana peribadatan (Mesjid, Musholla, Gereja), sarana pendidikan

(Sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah

Menengah Kejuruan), fasilitas kesehatan (Rumah sakit Umum, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Dokter, dan Bidan), sarana perkonomian (pasar, toko,

koperasi), dan PDAM. Berdasarkan hasil analisa skalogram yang disajikan pada

Tabel Lampiran 5 dapat diketahui informasi tentang hirarki atau peringkat pusat

pertumbuhan dan pelayanan dari yang paling tinggi sampai yang terendah seperti

Tabel 10 dibawah ini.

Page 82: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

67

Tabel 10. Hirarki Sarana Prasarana Pelayanan di Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006

No. Kecamatan Wilayah

Pengembangan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah Jenis

Prasarana

Jumlah

Unit Prasarana

Peringkat

1 Gunung Raya B 15.059 12 86 4 2 Batang

Merangin B 22.560 13 73 7

3 Keliling Danau B 21.999 13 80 5 4 Danau Kerinci A 15.968 11 74 6 5 Sitinjau Laut A 13.940 11 73 8 6 Tanah

Kampung A 8.280 10 41 15

7 Sungai Penuh A 32.794 15 209 1 8 Hamparan

Rawang A 13.087 11 60 12

9 Pesisir Bukit A 16.533 8 31 17 10 Kumun Debai A 8.715 9 40 16 11 Air Hangat A 21.129 14 72 9 12 Air Hangat

Timur A 17.712 9 52 13

13 Depati Tujuh 14.660 9 71 10 14 Gunung Kerinci C 11.441 11 63 11 15 Siulak C 30.014 10 87 3 16 Kayu Aro C 35.725 14 100 2 17 Gunung Tujuh C 11.738 9 43 14 Jumlah 189 1255 Sumber : Turunan dari Analisa Skalogram Tahun 2006

Jumlah jenis prasarana didapat dari perhitungan ada tidaknya setiap

kecamatan memiliki jenis prasarana yang dimasukkan ke dalam variabel

penelitian. Jumlah unit prasarana didapat dengan menjumlahkan setiap jenis

prasarana yang terdapat dalam setiap kecamatan sedangkan peringkat kecamatan

disusun berdasarkan jumlah unit prasarana yang dimiliki oleh masing-masing

kecamatan tersebut. Kecamatan yang memiliki jumlah unit prasarana terbanyak

akan diberikan peringkat pertama dan seterusnya.

Dari data hasil analisa Skalogram, Wilayah Pembangunan di Kabupaten

Kerinci yang memiliki total jenis sarana dan prasarana pembangunan terbanyak

Page 83: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

68

adalah Kecamatan Sungai Penuh yaitu sebanyak 15 jenis dari 16 jenis fasilitas

pelayanan yang dimasukkan dalam analisis penelitian dan diikuti oleh kecamatan

Air Hangat dan Kecamatan Kayu Aro yang masing-masing memiliki 14 jenis

fasilitas pelayanan. Kecamatan Pesisir Bukit adalah kecamatan yang memiliki

fasilitas pelayanan terendah yaitu sebanyak 8 jenis fasilitas pelayanan.

Untuk unit total sarana dan prasarana pembangunan, Kecamatan Sungai

Penuh menempati peringkat pertama dengan 209 jenis sarana dan prasarana dan

diikuti oleh Kecamatan Kayu Aro dengan 100 jenis sarana dan prasarana,

Kecamatan Siulak menempati urutan ketiga dengan 87 jenis sarana dan prasarana.

Kecamatan yang memiliki jumlah unit sarana dan prasarana terendah adalah

Kecamatan Pesisir Bukit dengan 31 jenis sarana dan prasarana.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci tahun 2006,

Kabupaten Kerinci dibagi menjadi tiga Wilayah Pengembangan (WP). Kecamatan

yang Termasuk WP A meliputi Wilayah Otonomi Sungai Penuh (Kecamatan

Sungai Penuh, Hamparan Rawang, Tanah Kampung, Kumun Debai, Pesisir

Bukit), Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati Tujuh, dan Danau

Kerinci. Kecamatan Gunung Raya, Keliling Danau, dan Batang Merangin

termasuk dalam Wilayah Pengembangan B. Sedangkan yang termasuk Wilayah

Pengembangan C adalah Kecamatan Kayu Aro, Gunung Kerinci, Siulak, dan

Gunung Tujuh.

Hasil analisa skalogram menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan dan

pelayanan yang juga dapat dijadikan pusat pemerintahan yang menempati hirarki

yang paling tinggi dalam ketersediaan sarana dan prasarana/fasilitas pelayanannya

adalah kecamatan-kecamatan yang termasuk wilayah pengembangan A yaitu

Page 84: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

69

Kecamatan Sungai Penuh (Kecamatan Hamparan Rawang, Tanah Kampung,

Kumun Debai, Pesisir Bukit, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati

Tujuh, dan Danau Kerinci). Masyarakat yang berada di kecamatan-kecamatan ini

memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak yaitu 148.154 jiwa atau 47,58

persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Kerinci tahun 2006. Sarana dan

prasarana yang relatif lengkap dibuktikan dengan hasil analisa skalogram dimana

Kecamatan Sungai Penuh memiliki jumlah jenis sarana dan prasarana

pembangunan terbanyak yaitu 15 jenis dan memiliki jumlah unit sarana dan

prasarana pembangunan terbesar yaitu 209 unit.

Ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi di suatu wilayah juga

berkaitan dengan jumlah masyarakat yang dilayaninya, yang memanfaatkan

sarana dan prasarana tersebut. Suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk

relatif banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang juga jumlah

penduduknya lebih sedikit. Jadi alokasi sarana dan prasarana pembangunan akan

berbanding lurus dengan jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan. Faktor

jumlah penduduk ini juga menyebabkan rendahnya tingkat ketersediaan sarana

dan prasarana pembangunan di beberapa pusat pengembangan.

Kecamatan Sungai Penuh seharusnya memiliki jumlah penduduk yang

lebih banyak berdasarkan tingginya hirarki pusat-pusat pengembangan yang

dimilikinya. Dapat dilihat bahwa Kecamatan Sungai Penuh memiliki jumlah

penduduk 32.794 jiwa yang menempati urutan kedua setelah kecamatan Kayu Aro

dengan unit sarana dan prasarana sebanyak 209 berarti untuk memanfaatkan 1 unit

sarana dan prasarana yang tersedia kita harus bersaing dengan 156 jiwa. Namun

Page 85: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

70

hal itu dinilai baik karena peluang untuk dapat memanfaatkan sarana dan

prasarana pembangunan tersebut menjadi lebih besar.

Berbeda halnya dengan dengan Kecamatan Kayu Aro yang memiliki

jumlah penduduk paling banyak yaitu 35.729 jiwa tetapi hanya memiliki 100 unit

sarana dan prasarana saja. Ini berarti untuk memanfaatkan 1 unit sarana dan

prasarana yang tersedia kita harus bersaing dengan 357 jiwa. Dilihat dari

kelengkapan sarana dan prasarana pembangunan yang dimiliki, Kecamatan Kayu

Aro dinilai relatif kurang lengkap dibanding Kecamatan Sungai Penuh yang

memiliki 15 jenis sarana dan prasarana pembangunan.

Ternyata dari hasil analisis tersebut, hirarki pusat pertumbuhan dan

pelayanan yang didasarkan pada ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi

tidak tersusun atas pertimbangan jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan

distribusi sarana dan prasarana pembangunan di suatu wilayah tidak hanya

memperhitungkan jumlah penduduk, melainkan ada indikator lainnya seperti

topografi, luas wilayah, sistem transportasi dan komunikasi.

Kecamatan-kecamatan dengan peringkat sarana dan prasarana yang lebih

tinggi dibandingkan dengan tingkat jumlah penduduknya, akan lebih mudah

dalam memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan dari sarana dan

prasarana pembangunan tersebut apabila dengan kecamatan yang peringkat sarana

dan prasarananya lebih rendah dari jumlah penduduknya. Kecamatan yang

memiliki peringkat sarana dan prasarana pembangunan lebih tinggi dibandingkan

dengan jumlah penduduknya adalah Kecamatan Sungai Penuh, Kayu Aro, Siulak,

Gunung Raya. Namun kondisi tersebut tidak menjadikan kecamatan-kecamatan

tersebut mempunyai permintaan terhadap sarana dan prasarana pelayanan akan

Page 86: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

71

seimbang dengan penawarannya. Hal ini juga dipengaruhi oleh wilayah dan

penyebaran sarana dan prasarana di wilayah tersebut di wilayah kecamatan.

Analisis skalogram juga memperlihatkan hirarki sarana dan prasarana

pembangunan yang terdapat dalam tata ruang wilayah pembangunan. Hirarki ini

dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan jenis sarana dan prasarana

berdasarkan alokasi di setiap kecamatan. Selain itu juga dimaksudkan untuk

mengetahui jenis prasarana pembangunan yang tingkat ketersediaannya tinggi,

sedang atau rendah.

Tabel 11. Fasilitas-Fasilitas Pelayanan Utama di Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006

No Jenis Fasilitas Jumlah Unit

Prasarana Peringkat

1 Mesjid 287 2 2 Musholla 115 5 3 Gereja 1 15 4 Sekolah Dasar 298 1 5 Sekolah Menengah Pertama 51 6 6 Sekolah Menengah Atas 18 11 7 Sekolah Menengah Kejuruan 7 13 8 Rumah Sakit Umum 1 16 9 Puskesmas 20 10 10 Puskesmas Pembantu 42 8 11 Dokter 43 7 12 Bidan 132 4 13 Pasar 15 12 14 Toko 25 9 15 PDAM 7 14 16 Koperasi 184 3 Jumlah 1246 Sumber : BPS, Kabupaten Kerinci dalam Angka 2006, hasil analisis skalogram (diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa fasilitas yang memiliki peringkat

tinggi adalah fasilitas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat pada suatu

wilayah. Sarana dan Prasarana peribadatan (Mesjid, Musholla, Gereja) berada

pada urutan pertama untuk fasilitas yang paling dibutuhkan. Kemudian sarana

pendidikan yang terdiri dari SD,SMP,SMA,SMK. Fasilitas kesehatan terdiri dari

Page 87: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

72

Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Dokter, dan Bidan.

Untuk mememenuhi kebutuhan sehari-hari juga tersedia pasar dan toko.

Penyebaran sarana dan prasarana pembangunan di suatu wilayah dapat

diketahui dengan melihat berapa jumlah kecamatan yang memiliki sarana dan

prasarana tersebut. Penyebaran sarana dan prasarana dapat dikategorikan tinggi

(lebih dari 90%), sarana dan prasarana yang derajat penyebarannya cukup/sedang

(30%-90%), dan sarana dan prasarana yang derajatnya rendah (kurang dari 30%).

Tabel 12. Jenis Sarana dan Prasarana Berdasarkan Derajat Penyebarannya di Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2006

Derajat Penyebaran Jenis Fasilitas

Tinggi (≥ 90%)

1. Mesjid 2. Musholla 3. SD 4. SMP 5. Puskesmas Pembantu 6. Dokter 7. Bidan 8. Koperasi

Sedang (30%-90%)

1. SMA 2. Puskesmas 3. Pasar 3. Toko 4. PDAM

Rendah (≤ 30%)

1. Gereja 2. SMK 3. RSU

Sumber : Hasil Olahan Analisis Skalogram

Jika dilihat derajat penyebaran fasilitas pelayanan, sebagian besar sarana

dan prasarana yang ada di Wilayah Kabupaten Kerinci berada pada derajat

penyebaran yang tinggi (lebih dari 90%) yaitu Mesjid, Musholla, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama, Puskesmas Pembantu, Dokter, Bidan, dan Koperasi.

Untuk derajat penyebaran 30-90 persen (kategori sedang) yaitu Sekolah

Menengah Atas, Puskesmas, pasar, toko, dan PDAM. Sedangkan fasilitas

pelayanan seperti Gereja, Sekolah Menengah Kerujuan, dan Rumah Sakit Umum

memiliki derajat penyebaran kurang dari 30 persen (kategori rendah).

Page 88: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

73

6.2 Keterkaitan Antara Keputusan Pemda dan Analisis P-Median dalam Menentukan Lokasi Optimal Pusat Pemerintah

Penetapan lokasi optimal pusat pemerintahan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Kerinci jika dikaitkan dengan hasil analisis program komputer

P-Median Solver ternyata memiliki hasil yang sama. Keputusan Pemda

menetapkan Kota Sungai Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh sebagai

lokasi pusat pemerintahan kabupaten sudah optimal berdasarkan bobot jumlah

penduduk, luas wilayah, dan bobot sama dengan mempertimbangkan faktor jarak

antar simpul dan faktor waktu tempuh antar simpul.

Sebagai hasil akhir dari analisis P-Median bila dibandingkan dengan

keputusan Pemerintah Daerah, hasil yang dipilih adalah Kota Sungai Penuh

(Kecamatan Sungai Penuh) sebagai lokasi optimal pusat pemerintahan Kabupaten

Kerinci. Analisis P-Median ini bisa ditarik kesimpulan karena berdasarkan ketiga

bobot yang berbeda menunjukkan hasil yang sama yaitu lokasi optimal pusat

pemerintahan berada di Kota Sungai Penuh (Kecamatan Sungai Penuh).

6.3 Hubungan Antara Hasil Analisis P-Median dan Metode Skalogram

Metode P-Median menentukan lokasi pusat pemerintahan yang optimal

dengan memilih lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai

wilayah terdekat dengan meminimalkan jarak tempuh. Semakin minimal jarak

tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut, maka oleh program

dipilih sebagai lokasi yang paling optimal dan efisien. Sedangkan dengan metode

skalogram menentukan hirarki wilayah berdasarkan fasilitas (sarana dan

prasarana) pembangunan yang tersedia. Dengan menghubungkan kedua hasil

analisis tersebut, maka akan didapat kesimpulan apakah lokasi optimal pusat

Page 89: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

74

pemerintahan yang terpilih oleh P-Median sudah memadai dari segi fasilitas

pembangunan yang diperlihatkan oleh analisis skalogram.

Kecamatan Sungai Penuh yang dengan menggunakan bobot jumlah

penduduk, luas wilayah, dan bobot sama dengan pengaruh jarak dan waktu

tempuh sebagai lokasi optimal bila dilihat dari fasilitas pelayanan yang tersedia

sudah lengkap. Ini terlihat dari jumlah jenis sarana dan prasarana pembangunan

yang tersedia paling banyak yaitu 15 jenis dari 16 jenis fasilitas yang di analisis.

Dari segi jumlah unit fasilitas pelayanan Kecamatan Sungai Penuh juga memiliki

jumlah yang paling banyak yaitu 209 unit dan menempati pasisi pertama. Dengan

jumlah penduduk sebanyak 32.794 jiwa, ini berarti seseorang harus bersaing

dengan 156 orang lainnya untuk dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan. Dengan

demikian, Kecamatan Sungai Penuh telah layak untuk menjalankan fungsinya

sebagai pusat pemerintahan kabupaten.

6.4 Keterkaitan Analisis P-Median dan Metode Skalogram dengan RTRW Kabupaten Kerinci

Dalam mengembangkan kota-kota di Kabupaten Kerinci baik hirarki

maupun fungsinya, arah kebijaksanaan pengembangan masing-masing hirarki

kota adalah : (1) Pengembangan Kota Hirarki I (Kota Sungai Penuh) yang

dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Dalam lingkup wilayah Kabupaten

Kerinci, Kota Sungai Penuh merupakan pusat pengembangan utama yang

berfungsi sebagai pusat kegiatan administrasi, pemasaran, dan jasa; (2)

Pengembangan Kota Hirarki II (Kota Semurup, Sanggaran Agung, Jujun, Siulak

Deras, Batang Sangir, dan Tamiai) yang berfungsi mendukung Kota Sungai

Penuh; (3) Pengembangan Kota Hirarki III (Kota Lempur, Hiang, Rawang,

Page 90: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

75

Siulak, Pelompek, Kumun, Tanah Kampung, Sungai Tutung, Kota Tuo, Siulak

Liuk).

Hasil analisa Skalogram menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan dan

pelayanan yang juga dapat dijadikan pusat pemerintahan yang menempati hirarki

yang paling tinggi dalam ketersediaan sarana dan prasarana/fasilitas pelayanannya

adalah kecamatan-kecamatan yang termasuk wilayah pengembangan A (Kota

Hirarki I) yaitu Kecamatan Sungai Penuh (Kecamatan Hamparan Rawang, Tanah

Kampung, Kumun Debai, Pesisir Bukit, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat

Timur, Depati Tujuh, dan Danau Kerinci). Kota Sungai Penuh memiliki jumlah

jenis sarana dan prasarana pembangunan terbanyak yaitu 15 jenis dan memiliki

jumlah unit sarana dan prasarana pembangunan terbesar yaitu 209 unit. Dengan

jumlah penduduk 32.794 jiwa berarti untuk memanfaatkan 1 unit sarana dan

prasarana yang tersedia harus bersaing dengan 156 jiwa.

Analisis P-Median merekomendasikan lokasi optimal pusat pemerintahan

di Kabupaten Kerinci adalah di Kota Sungai Penuh. Hal ini sesuai dengan RTRW

Kabupaten Kerinci yang menempatkan Kota Sungai Penuh sebagai Kota Hirarki I

serta sebagai pusat pemerintahan. Posisinya yang berada di bagian tengah wilayah

semakin memantapkan perannya sebagai pusat perkembangan wilayah ini.

Dengan demikian, Kota Sungai Penuh telah layak untuk menjalankan fungsinya

sebagai pusat kabupaten.

Page 91: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

76

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan kepentingan Pemerintah Daerah, pemilihan Kecamatan

Sungai Penuh sebagai pusat pemerintahan dikarenakan letak geografisnya,

Kota Sungai Penuh terletak ditengah-tengah wilayah Kabupaten Kerinci

dan pada jalur penghubung untuk kesegala arah (dilalui jalan kolektor

primer yaitu jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kerinci ke

Kabupaten Bangko, Kabupaten Kerinci ke Provinsi Padang via Muara

Labuh dan Tapan, serta Kabupaten Kerinci ke Provinsi Bengkulu via

Tapan). Faktor lain yang mendasari adalah dari segi historis, Kota Sungai

Penuh telah dijadikan pusat pemerintahan sejak zaman penjajahan dan

merupakan peninggalan pemerintah kolonial.

2. Berdasarkan analisis P-Median didapat hasil yang sama yaitu pusat

pemerintahan yang optimal adalah Kota Sungai Penuh yang terletak di

Kecamatan Sungai Penuh. Dilihat dari posisi Kecamatan ini, maka lokasi

ini memang cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan karena lokasinya

terletak di tengah wilayah Kabupaten Kerinci.

3. Analisis skalogram menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan dan

pelayanan yang juga dapat dijadikan pusat pemerintahan adalah Kota

Sungai Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh. Sarana dan

prasarana yang relatif lengkap yaitu 15 jenis dan jumlah unit sarana dan

prasarana pembangunan terbesar yaitu 209 unit. Dengan demikian

berdasarkan analisis P-Median maupun skalogram, Kota Sungai Penuh

telah layak untuk dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci.

Page 92: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

77

7.2 Saran Kebijakan

1. Pemerintah sebaiknya dalam melakukan pengelompokan Wilayah

Pengembangan berdasarkan potensi yang ada di wilayah tersebut sehingga

arahan pengembangan wilayah benar-benar sesuai dengan fungsi yang

akan dijalankan oleh wilayah tersebut.

2. Untuk pengembangan wilayah ke depan, pemerintah daerah perlu

melengkapi infrastruktur untuk mendorong percepatan pembangunan

daerah, seperti memperbaiki sistem tarnsportasi (jalan) sehingga

memudahkan penduduk untuk mencapai lokasi pelayanan.

3. Mengingat penyebaran penduduk di Kabupaten Kerinci tidak merata

antara kecatan yang satu dengan yang lainnya. Pemerintah daerah perlu

membangun suatu pola lokasi yang tepat. Apakah akan membangun suatu

pusat pelayan yang baru atau memilihara pusat pelayanan yang sudah ada

dan melengkapi pola lokasi tersebut dengan fasilitas-fasilitas yang baru.

7.3 Saran Penelitian

1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan adanya respesifikasi dari model

bagi peneliti selanjutnya dengan mengganti atau menambah variabel-

variabel lainnya yang lebih relevan. Seperti Variabel transportasi,variabel

kepemilikan lahan, dsb.

2. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menganalisis ketersediaan

tanah negara untuk lokasi pemerintahan, serta mengkaji ketersediaan

fasilitas pelayanan yang lebih mendetil agar dapat melihat secara jelas

dampak yang ditimbulkan dengan ditetapkannya suatu lokasi sebagai pusat

pertumbuhan dan pelayanan.

Page 93: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

78

3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menambah jenis

prasarana dalam analisa skalogram.

Page 94: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

79

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. 2003. Analisis Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan Kabupaten Dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Anggraeni, R. 2005. Lokasi Optimal Pusat Pemerintahan dan Pusat Pelayanan Untuk Propinsi dan Kabupaten (Studi Kasus Kabupaten Serang, Propinsi Banten). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Anonimous. 2004. Teori Lokasi Umum. Modul Mata Kuliah Perencanaan

Pembangunan Wilayah. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Hadianto, Adi. 2004. Analisis Fungsi dan Analisis Daya Dukung Dalam

Perencanaan Pembangunan Daerah. Modul Mata Kuliah Ekonomi Regional. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

BPS Kabupaten Kerinci. 2006. Kerinci Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kerinci.

Bappeda Kabupaten Kerinci. 2006. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kerinci 2006-2016. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kerinci. Bappeda Kabupaten Kerinci. 2006. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor

03 Tahun 2006. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kerinci. Bappeda Kabupaten Kerinci. 2006. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor

04 Tahun 2006. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kerinci. Bappeda Kabupaten Kerinci. 2006. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor

05 Tahun 2006. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kerinci. Bappeda Kabupaten Kerinci. 2006. Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor

10 Tahun 2006. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kerinci. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.

PT Pardnya Paramita. Jakarta. Diana, Sidqi Ferin. 2004. Analisis Pemilihan Pusat Pemerintahan yang Optimal

di Kabupaten Wonosobo dalam Pengembangan Wilayah. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Page 95: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

80

Gunawan, Gun-Gun. 1998. Peran dan fungsi Kota sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan dalam Pembangunan Wilayah. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Hanafiah, T. 1988. Pengembangan Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Kecil

Dalam Rangka Pengembangan Wilayah Pedesaan. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

--------. 1989. Aspek Lokasi dalam Analisis Ekonomi Wilayah. Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hyuan. 2001. P-Median Problem Solver. Software Internet Java Applets.

www.hyuan.com/java. Kamaluddin, R. 1992. Bunga Rampai Pembangunan Nasional dan Daerah.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nindyantoro. 2004. Kebijakan Pembangunan Wilayah: Dari Penataan Ruang

Sampai Otonomi Daerah. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian IPB. Bogor.

Richardson, Harry W. 1977. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Terjemahan

Paul Sihotang. LPFEUI. Jakarta. Rusli, Said. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta. Rusthon, G. 1979. Optimal Location of Facilities. Departement of Geography.

Universitas of Iowa. Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Sarundajang, S.H. 1997. Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara, Sebuah

Pengantar: Tinjauan Khusus Pemerintah Daerah di Indonesia. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Siregar, M. Ali Fiqri A.S. 2005. Analisis Pemilihan Lokasi Optimal Pusat

Pemerintahan Di Kabupaten Tapanuli Selatan Dalam Pengembangan Wilayah. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Situs : www.kerincikab.com

Page 96: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

81

Lampiran 1. Potensi Pengembangan Kabupaten Kerinci No Sektor Potensi Pengembangan 1 Fisik Dasar a. Wilayah Kabupaten Kerinci memilik jenis

tanah yang subur. b. Adanya sungai-sungai besar. c. Kondisi fisik dan letak TNKS yang

memiliki ekologis. d. Struktur jalan yang berbentuk linier

memudahkan akses terhadap daerah sekitar. e. Penyediaan energi listrik yang terus

dikembangkan melalui pembangkit listrik tenaga air.

2 Ekonomi a. Nilai PDRB yang cenderung mengalami

pertumbuhan rata-rata 18,75%. b. Tahun 2004 sektor pertanian merupakan

sektor yang paling dominan. c. Tanaman perkebunan (Teh dan Kayumanis)

yang memiliki prospek ekonomi yang lebih baik.

d. Memiliki kawasan hutan yang berada di kawasan TNKS.

e. Sektor pariwisata yang terus dikembangkan.

f. Bahan galian yang berupa batu gamping, batu marmer, dll.

g. 3 Sosial-Budaya-

Kependudukan a. Sejak tahun 2004, Komunitas Konservasi

Indonesia (KKI-WARSI) melaksanakan program ”Mendorong Pengelolaan Sumberdaya Alam DAS Batanghari dengan Pendekatan Bioregion”.

b. Perbandingan antara jumlah penduduk produktif dan non produktif 88.544 jiwa atau 29% dan 18.316 atau 61%.

Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci 2006-2016

Page 97: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

82

Lampiran 2. Hirarki dan Arahan Pengembangan Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Kerinci

No Orde Kota Pengembangan Fasilitas dan Utilitas 1 I Sungai Penuh - Perkantoran Pemerintahan Kabupaten

- Perkantoran lain dan swasta - Kawasan perdagangan dan jasa - Pasar Induk dan Pasar lingkungan - Pusat Pertokoan - Terminal Regional dan Terminal Kota - Kawasan Pergudangan - Bank dan Lembaga Keuangan lainnya - Biro perjalanan wisata - Kantor pusat Pelayanan telekomunikasi - Rumah Sakit Umum Kabupaten - Puskesmas - Fasilitas Pendidikan sampai setingkat PT - Gedung Olahraga - Lapangan Olahraga/Stadion - Sentra Industri dan kerajinan - Kawasan Permukiman - Kelistrikan/PLN dan Air Bersih/PDAM - Persampahan/TPA - Telepon/Telkom.

2 II Sanggaran Agung Jujun Semurup Siulak Deras Batang Sangir Tamiai

- Perkantoran kecamatan dan swasta - Pasar Permanen/satelit dan pertokoan - Terminal dan pergudangan - Lembaga Keuangan - Rumah Sakit/Puskesmas - Fasilitas Pendidikan minimal setingkat SLTA - Gedung/lapangan Olahraga - Biro Perjalanan wisata - Sentra industri dan kerajinan - Fasilitas telekomunikasi - Kawasan permukiman - Kelistrikan /PLN atau tainnya - Air Bersih / PDAM atau lainnya - Persampahan - Telepon/Telkom.

3 III Rawang Sungai Tutung Lempur Hiang Tanah Kampung Kota Tuo Siulak Deras Sungai Liuk Pelompek Kumun

- Perkantoran Kecamatan dan swasta - Pasar lingkungan dan pertokoan - Sub Terminal - Lembaga Keuangan - Puskesmas/Puskesmas Pembantu - Fasilitas Pendidikan sampai setingkat SLTA - Gedung/Lapangan Olahraga - Sentra industri kecil - Fasilitas telekomunikasi - Kawasan Permukiman - Kelistrikan, Air Bersih, Persampahan - Telepon.

4 Kawasan Pedesaan - Pasar lingkungan dan toko/warung - Kawasan Agribisnis/Pertanian - Lembaga Keuangan dan KUD - Balai Pengobatan / BKIA - Fasilitas Pendidikan minimal setingkat SD

Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci 2006-2016

Page 98: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

83

Lampiran 3. Jarak Antar Kecamatan di Kabupaten Kerinci (km)

Kecamatan

Gu

nung

Raya

Batang

M

erangin

Kelilin

g D

anau

Dan

au

Keinci

Sitin

jau La

ut

Ta

nah K

ampu

ng

Su

ngai

Penu

h

Ham

pa

ran R

awang

Pesisir B

ukit

Ku

mun

D

ebai

Air H

angat

Air H

angat

Tim

ur

Dep

ati Tu

juh

Gu

nung

Kerinci

Siulak

Kayu

Aro

Gu

nung

Tu

juh

Gunung Raya -

Batang Merangin 21 -

Keliling Danau 12 22 -

Danau Kerinci 20 25 9 -

Sitinjau Laut 30 33 19 8 -

Tanah Kampung 32 37 21 12 4 -

Sungai Penuh 40 41 19 16 8 4 -

Hamparan Rawang

44 45 23 20 12 8 4 -

Pesisir Bukit 43 44 22 19 11 7 3 4 -

Kumun Debai 36 37 15 12 10 7 4 8 7 -

Air Hangat 49 50 28 25 17 13 9 8 7 13 -

Air Hangat Timur 47 48 26 23 15 11 7 4 9 11 9 -

Depati Tujuh 45 46 25 21 13 9 5 6 3 9 4 10 -

Gunung Kerinci 63 64 42 29 31 27 23 22 20 27 14 22 18 -

Siulak 52 53 31 28 20 16 12 14 9 16 3 11 7 11 -

Kayu Aro 85 86 64 61 53 50 45 41 43 49 36 45 40 23 34 -

Gunung Tujuh 90 91 69 66 58 54 50 48 48 54 51 50 45 28 39 5 -

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci 2006, Bappeda Kabupaten Kerinci 2006

Page 99: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

84

Lampiran 4. Waktu Tempuh Antar Kecamatan Di Kabupaten Kerinci (menit)

Kecamatan

Gu

nung

Raya

Bata

ng

Me

rangin

Kelilin

g D

anau

Dan

au

Keinci

Sitin

jau Laut

Tanah

Kam

pung

Su

ngai

Penu

h

Ham

paran

Raw

ang

Pe

sisir Bu

kit

Ku

mun

D

ebai

Air H

angat

Air H

angat

Tim

ur

Dep

ati Tu

juh

Gu

nung

Kerinci

Siulak

Kayu

Aro

Gu

nung

Tu

juh

Gunung Raya -

Batang Merangin 42 -

Keliling Danau 24 44 -

Danau Kerinci 40 50 18 -

Sitinjau Laut 60 66 38 16 -

Tanah Kampung 64 74 42 24 8 -

Sungai Penuh 80 82 38 32 16 8 -

Hamparan Rawang

88 90 46 40 24 16 8 -

Pesisir Bukit 86 88 44 38 22 14 6 8 -

Kumun Debai 72 74 30 24 20 16 8 16 14 -

Air Hangat 98 100 56 50 34 26 18 16 14 26 -

Air Hangat Timur 94 96 52 46 30 24 14 8 18 22 18 -

Depati Tujuh 90 92 48 42 26 18 10 12 6 18 8 20 -

Gunung Kerinci 126 128 84 58 62 54 46 44 40 54 28 44 36 -

Siulak 104 106 62 56 40 32 24 28 18 32 6 22 14 22 -

Kayu Aro 170 172 128 122 106 98 90 82 86 98 72 90 80 46 68 -

Gunung Tujuh 180 182 138 132 116 108 100 96 96 108 82 100 90 56 78 10 -

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci 2006, Bappeda Kabupaten Kerinci 2006

Page 100: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

85

Lampiran 5. Analisis Skalogram Kabupaten Kerinci 2006 No Kecamatan Jumlah

Penduduk

Masjid

Musholla

Gereja

SD

SMP

SMA

SMK

RSU

Puskesm

as

Puskesm

as P

embantu

Dokter

Bidan

Pasar

Toko

PD

AM

Kopersai

JJP JUP Rank

1 Gunung Raya

15.059 21 17 - 18 5 2 - - 2 5 2 5 2 1 - 6 12 86 4

2 Batang Merangin

22.560 22 3 - 21 3 2 - - 2 5 2 5 2 1 1 4 13 73 7

3 Keliling Danau

21.999 16 4 - 26 4 1 - - 2 3 2 9 1 1 1 10 13 80 5

4 Danau Kerinci

15.968 18 13 - 17 4 1 - - 1 4 2 6 1 - - 7 11 74 6

5 Sitinjau Laut 13.940 17 7 - 16 1 1 - - 1 2 2 14 - - 1 11 11 73 8 6 Tanah

Kampung 8.280 11 2 - 10 2 - 1 - - 1 2 6 1 - - 5 10 41 15

7 Sungai Penuh

32.794 17 14 1 29 6 7 - 1 2 4 14 24 2 16 1 71 15 209 1

8 Hamparan Rawang

13.087 19 9 - 11 1 1 - - 1 2 2 7 - - 1 6 11 60 12

9 Pesisir Bukit 16.533 8 2 - 12 2 - 2 - - 1 2 - - - - 5 8 31 17 10 Kumun

Debai 8.715 7 3 - 10 1 - 2 - 1 1 2 9 - - - 4 9 40 16

11 Air Hangat 21.129 19 4 - 19 3 1 1 - 2 3 2 6 1 1 1 9 14 72 9 12 Air Hangat

Timur 17.712 17 1 - 17 2 - - - 1 3 2 5 - - - 4 9 52 13

13 Depati Tujuh

14.060 15 8 - 15 5 - - - 1 1 2 13 - - - 11 9 71 10

14 Gunung Kerinci

11.441 15 13 - 13 3 1 - - 1 4 2 4 - 2 - 5 11 63 11

15 Siulak 30.014 24 10 - 22 3 - - - 1 5 2 5 2 - - 13 10 87 3 16 Kayu Aro 35.729 30 3 - 32 4 1 1 - 1 6 2 6 3 3 1 7 14 100 2 17 Gunung

Tujuh 11.738 11 2 - 10 2 - - - 1 2 1 8 - - - 6 9 43 14

Jumlah jenis Prasarana (JJP) 17 17 1 17 17 10 5 1 15 17 17 16 9 7 7 17 Jenis Unit Prasarana (JUP) 287 115 1 298 51 18 7 1 20 52 45 132 15 25 7 184 Penyebaran (%) 100 100 5,9 100 100 58,8 29,4 5,9 88,2 100 100 94,1 52,9 41,2 41,2 100 Peringkat 2 4 15 1 6 10 14 16 9 5 7 8 11 13 12 3

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci 2006, Bappeda Kabupaten Kerinci 2006

Page 101: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

86

Lampiran 6. Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Dirinci Menurut Kecamatan

Tahun 2006 No Kecamatan Ibu Kota Luas (Ha) % Thdp

Total Bobot

1 Gunung Raya Lempur 74.385 17.71 18 2 Batang Merangin Tamiai 56.510 13.45 13 3 Kaliling danau Jujun 30.320 7.22 7 4 Danau Kerinci Sanggaran

Agung 29.130 6.93 7

5 Sitinjau Laut Hiang 3.950 0.94 1 6 Tanah Kampung Tanah

Kampung 1.100 0.26 1

7 Sungai Penuh Sungai Penuh

19.177 4.57 4

8 Hamparan Rawang Simp. 3 Rawang

2.164 .052 1

9 Pesisir Bukit Sungai Liuk 2.110 .050 1 10 Kumun Debai Kumun 14.200 3.38 3 11 Air Hangat Semurup 22.221 5.29 5 12 Air Hnagat Timur Sungai

Tutung 15.152 3.61 4

13 Depati Tujuh Koto Tuo 2.580 0.61 1 14 Gunung Kerinci Siulak

Deras 44.476 10.59 10

15 Siulak Pasar Baru Siulak

59.020 14.05 14

16 Kayu Aro Batang Sangir

26.622 16 6

17 Gunung Tujuh Pelompek 16.250 4 4 Total 420.000 100 100 Sumber : Kerinci Dalam Angka 2006

Page 102: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

87

Lampiran 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci Dirinci Menurut

Kecamatan Tahun 2006 No Kecamatan Ibu Kota Jumlah % Thdp

Total Bobot

1 Gunung Raya Lempur 15.059 4.84 5 2 Batang Merangin Tamiai 22.560 7.25 7 3 Kaliling danau Jujun 21.999 7.06 7 4 Danau Kerinci Sanggaran

Agung 15.968 5.13 5

5 Sitinjau Laut Hiang 13.940 4.48 4 6 Tanah Kampung Tanah

Kampung 8.280 2.66 3

7 Sungai Penuh Sungai Penuh

32.794 10.53 11

8 Hamparan Rawang Simp. 3 Rawang

13.087 4.20 4

9 Pesisir Bukit Sungai Liuk 16.533 5.21 5 10 Kumun Debai Kumun 8.715 2.79 3 11 Air Hangat Semurup 21.129 6.79 7 12 Air Hnagat Timur Sungai

Tutung 17.712 5.69 6

13 Depati Tujuh Koto Tuo 14.060 4.52 4 14 Gunung Kerinci Siulak

Deras 11.441 3.67 4

15 Siulak Pasar Baru Siulak

30.014 9.64 10

16 Kayu Aro Batang Sangir

35.725 11.47 11

17 Gunung Tujuh Pelompek 11.738 3.77 4 Total 311.354 100 Sumber : Kerinci Dalam Angka 2006

Page 103: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

88

Lampira Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Kerinci

Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, 2006

Page 104: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

89

Lampiran Gambar 2. Kondisi Kota dan Pusat-Pusat Pemukiman Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, 2006

101 10’BT 101 15’BT 101 20’BT 101 25’BT 101 35’BT 101 40’BT 101 45’BT 101 50’BT 101 55’BT101 30’BT 1 35LS

1 40LS

1 45LS

1 50LS

1 55LS

2 00LS

2 05LS

2 10LS

2 15LS

2 20LS

SUNGAI PENUH

KEC. KAYU ARO

KEC. GUNUNG KERINCI

KEC. AIR HANGAT

KEC. HAMP. RAWANG

KEC. SUNGAI PENUH

KEC. GUNUNG RAYA

KEC. KELILING DANAU

KEC. BATANG MERANGIN

KEC. DANAU KERINCI

KEC. SITINJAU LAUT

KEC. AIR HANGAT TIMUR

Ke Tapan

Ke Muara Labuh

Kabupaten Merangin

Kabupaten Bungo

Ke Bangko

Provinsi Bengkulu

Provinsi Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat

Batas Provinsi Jalan Kolektor Primer

Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Lokal Primer

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

Danau

Sungai

Ibukota Kabupaten

Ibukota Kecamatan

Keterangan :

Lapangan Terbang

Pusat Kota / Core City (Hirarki I) Kota Sekunder (Hirarki II) Kota Tersier (hirarki III)

Page 105: ANALISIS LOKASI OPTIMAL PUSAT PEMERINTAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ... · 2015-09-03 · Permasalahan Lokasi di Negera Berkembang ... Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan

90

Lampiran Gambar 3. Peta Lokasi Optimal Hasil Analisis P-Median Berdasarkan Bobot Jumlah Penduduk, Bobot Luas Wilayah dan Bobot Sama dengan Mempertimbangkan Faktor Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh.

Wilayah yang ditandai dengan titik menunjukkan Lokasi Optimal Pusat

Pemerintahan Kabupaten Kerinci.