ANALISIS LAYOUT PADA PROSES PRODUKSI DI PT …/Analisis... · Menurut Pangestu Subagyo (2000:88)...

55
1 ANALISIS LAYOUT PADA PROSES PRODUKSI DI PT RUMPUN SARI KEMUNING 1 KARANGANYAR LAPORAN MAGANG Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Di Bidang Manajemen Industri Oleh: Eny Suprapti F3506025 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of ANALISIS LAYOUT PADA PROSES PRODUKSI DI PT …/Analisis... · Menurut Pangestu Subagyo (2000:88)...

1

ANALISIS LAYOUT PADA PROSES PRODUKSI

DI PT RUMPUN SARI KEMUNING 1 KARANGANYAR

LAPORAN MAGANG

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan

Ahli Madya Di Bidang Manajemen Industri

Oleh:

Eny Suprapti F3506025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN INDUSTRI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis global yang terjadi saat ini berpengaruh pada Keberadaan

Industri di Indonesia. Saat ini bidang perindustrian terpuruk akibat krisis

yang berkepanjangan, hal ini yang menyebabkan banyak usaha-usaha

yang ada mengalami kesulitan/hambatan dalam melakukan kegiatan

usahanya, Bahkan banyak perusahaan yang gulung tikar akibat krisis

yang berkepanjangan tersebut. Untuk itu perusahaan diharuskan untuk

mencari jalan keluar untuk mengatasi keadaan tersebut, salah satu cara

yang paling memungkinkan dan realistis yang dapat ditempuh oleh

perusahaan ialah dengan meningkatkan efisiensi disegala faktor, salah

satu faktor tersebut ialah dengan perencanaan, penataan fasilitas

produksi yang ada pada perusahaan. PT. Rumpun Sari Kemuning yang

terletak didesa Kemuning, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi

Jawa Tengah.

Layout produksi yaitu suatu tataletak fasilitas –fasilitas yang

digunakan agar proses produksi yang dilakukan berjalan efektif dan

efisien (Gitosudarmo Indriyo, 2002 : 185). Produk yang dihasilkan. PT.

Rumpun Sari Kemuning ialah perusahaan penghasil bahan mentah teh.

PT. Rumpun Sari Kemuning merupakan suatu perusahaan yang memiliki

fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk proses produksi dari awal sampai

3

akhir. Pemilihan tipe layout yang dipergunakan suatu perusahaan

tergantung pada tipe operasi dan proses produksi suatu perusahaan. Hal

ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan pengelolaan faktor-fakor

produksi dan juga untuk mencapai kelancaran aliran produksi dalam

perusahaan, guna memperoleh efisiensi dari proses produksi yang

dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Suatu perusahaan sebagian besar akan menghadapi masalah tata

letak (layout). Suatu penataan layout dapat dilakukan perusahaan untuk

mengopimalkan pengelolaan faktor–faktor produksi, yaitu penyusunan

Layout fasilitas yang efisien. Layout atau tataletak yang terencana dengan

baik dan terkoordinir diharapkan dapat menjaga kelancaran proses

produksi, mengoptimalkan susunan mesim-mesin, juga akan menjaga

kelangsungan hidup atau keberhasilan suatu perusahaan. Dengan

susunan tataletak (layout) yang opimal, diharapkan mampu

melaksanakan proses produksi didalam perusahaan tersebut dengan

baik.

Menetapkan suatu layout yang akan digunakan oleh suatu

perusahaan harus juga mempertimbangkan berbagai keputusan

operasional yang telah dibuat sebelumnya. Keputusan operasional yang

berkaitan dengan layout dintaranya adalah desain produk, lokasi, proses

maupun kapasitas perusahaan. Perencanaan layout secara umum

bertujuan agar perusahaan dapat melakukan pengaturan tenaga kerja,

ruang yang tersedia, peralatan atau fasilitas yang digunakan sehingga

segala macam aliran yang ada diperusahaan baik berupa informasi

4

maupun bahan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Layout yang

efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah

ditetapkan.

Jika layout yang ada sudah optimal atau sudah tidak bisa

dioptimalkan lagi maka tidak dilakukan relayout. Dengan demikian maka

layout yang sudah ada tetap digunakan. Dengan adaanya relayout

tersebut maka diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi

perusahan, kontribusi positif tersebut misalnya dengan adanya

peningkatan kenyamanan karyawan, meningkatkan keamanan produksi

serta meningkatkan produktifitas perusahaan.

Seperti yang dialami perusahaan lain pada umumnya. PT. Rumpun

Sari Kemuning juga tidak lepas dari himpitan ketatnya tingkat persaingan

pasar yang melanada Negara Indonesia untuk bertahan maka PT.

Rumpun Sari Kemuning perlu melakukan pembenahan-pembenahan

dalam lingkungan internalnya salah satunya ialah dengan meninjau ulang

fasilitas produksi yang telah dilaksanakanya. Hal itu dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dan efektifitas layout produksi

yang telah dilaksanakan di PT Rumpun Sari Kemuning. Evaluasi layout

dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis beban jarak dan

analisis waktu, Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah layout yang ada bisa lebih dioptimalkan. Dengan demikian pihak

pengelola perusahaan dapat mengambil keputusan perlu diadakan layout

atau tidak. Proses mesin dan bahan-bahan yang digunakan selalu

5

memerlukan tataletak (layout) yang baru untuk menunjang aktifitas pada

sebuah perusahaan.

Menurut Pangestu Subagyo (2000:88) suatu perusahaan

menentukan layout berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain

system produksi, proses produksi, fasilitas produksi yang tersedia,

sumberdaya yang tersedia, serta aliran material yang terjadi di

perusahaan. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju

perusahaan seringkali melakukan perubahan internal dalam

mengantisipasi pergeseran usaha. Perubahan itu dapat dikaitkan dengan

usaha pengoptimalan masalah penggunaan waktu produksi,

keseimbangan lini dan tenaga kerja, oleh karena itu perusahaan perlu

melakukan evaluasi apakah layout yang saat ini digunakan sudah sesuai

dengan perubahan internal tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka

dapat diangkat untuk menganalisis tentang layout di PT. Rumpun Sari

Kemuning dan menjadikan dalam judul ”ANALISIS LAYOUT PADA

PROSES PRODUKSI DI PT RUMPUN SARI KEMUNING 1

KARANGANYAR”

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka dapat

diajukan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah layout dibagian produksi sudah efektif dan efisien?

2. Apa peranan layout terhadap kelancaran produksi?

3. Layout apa yang digunakan perusahaan pada proses produksi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi layout pada bagian

produksi.

2. Untuk mengetahui peranan layout terhadap kelancaran proses

produksi.

3. Untuk mengetahui layout yang digunakan perusahaan dalam

proses produksi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan kepada

perusahaan untuk menentukan proses produksi yang tepat.

b. Diharapkan dapat menmberi masukan kepada perusahaan unuk

menentukan kebijakan yang berhubungan dengan layout proses

produksi.

2. Bagi Penulis

7

a. Memperoleh gambaran secara langsung dunia kerja nyata dari

perusahaan yang diteliti.

b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama studi

diperguruan tinggi.

3. Bagi Pihak Lain

a. Sebagai bahan pertimbagan dalam memecahkan masalah yang

berhubungn dengan masalah ini.

b. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan sekaligus

sebagai acuan untuk perbandingan dalam penelitian serupa.

E. Metodologi Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada. PT. Rumpun Sari Kemuning 1 yang

terletak di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus

yang dilakukan dengan meneliti layout fasilitas produksi yang

diterapkan pada bagian produksi. PT. Rumpun Sari Kemuning

apakah sudah efisien atau belum. Serta dengan melihat hal

tersebut apakah perusahaan perlu mengadakan penataan ulang,

atau layout yang sudah diterapkan atau mempertahankan layout

yang sudah ada sekarang

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

8

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian.

b. Data Skunder

Merupakan data yang diperoleh dari laporan perusahaan dan

literature-literature yang mendukung data primer.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Interview

Ialah memperoleh data dengan cara menanyakan langsung

kepada karyawan/Kepala bagian produksi terhadap proses

produksi yang dilakukanoleh perusahaan.

b. Observasi

Ialah memperoleh data dengan cara turun secara langsung

kelapangan untuk melihat proses produksi dan mengamati

permasalahan yang ada.

c. Sampel

Adalah memperoleh data dengan cara pencatatan waktu

produksi selama 1 bulan kemudian dicari rata-rata paroses

produktivitas, digunakan untuk mengetahui waku rata-rata

proses produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan

produknya.

d. Pemeriksaan dokumentasi

Pemeriksaan yang mengadakan pencatatan data/informasi ,

memeriksa arsip-arsip terkait yang dibutuhkan diperusahan dari

asuhan pejabat yang berwenang.

9

5. Metode Analisis Data

a. Analisis Line Balancing

Metode Line Balancing ialah pengelompokan elemen pekerjaan

kedalam stasiun kerja dinamakan keseimbanggan lini (line

balancing) tujuannya ialah membuat seimbang jumlah pekerjaan

yang ditugaskan kepada stasiun-stasiun kerja.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Layout dan perencanaan Layout

Layout atau tataletak dipakai untuk melanjutkan pengaturan pabrik

dan bagian-bagiannya. Sehingga Layout atau tataletak mencangkup

lokasi peralatan dalam bagian yang kecil dan mengatur letak bagian-

bagian yang diatas bidang tanah bagunan. Tata letak ialah landasan

utama dalam dunia industri, layout didefinisikan sebagai tatacara

pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

produksi. Untuk pengaturan tersebut memanfaatkan luas area untuk

penempatan mesin atau atau fasilitas penunjang produksi lainnya,

Kelancaran gerak perpindahan material baik bersifat temporer maupun

permanent, personal pekerjaan dan sebagainya.

“Pangestu Subagyo (2000:79) mendefinisikan layout ialah cara

penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pabrik. ”

Ada banyak pengertian dari perencanaan layout yang dikemukakan

para ahli.Masing-masing mengemukakan mempunyai titik berat sendiri-

sendiri. “perencanaan layout ialah menetapkan perlengkapan yang

dibutuhkan dan memilih mesin-mesin. Dalam proses pemindahan bahan

(material handling) harus diperhitungkan penggunaan metode, jumlah

11

material, waktu, urutan proses, posisi, kondisi serta biaya yang tepat

(Tomskin, James A. 2004) . ”

B. Pengertian Line balancing dan proses Produksi

Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai proses perancangan

desain fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan desain dan

susunan fasilitas peralatan fisik dan manusia yang ditunjuk untuk

meningkatkan efisiensi produksi dan system yang ditunjuk untuk

meningkatkan pelayanan. Didunia industri perencanaan fasilitas

dimaksudkan sebagai layout fasilitas, digunakan dalam penanganan

fasilitas (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses

produksi juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan

(Hari purnomo, 2004).

Line balancing ialah proses pembagian pekerjaan kepada work

stations atau kumpulan beberapa element kerja, sedemikian rupa

sehingga diperoleh keseimbangan setiap work station, line balancing

merupakan keseimbangan antara kapasitas dari satu department atau

mesin dengan departement atau mesin berikutnya didalam proses

produksi (pangestu Subagyo, 2000 : 96) . Penentuan besarnya tingkat

keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan cycle time yang dikehendaki

cycle time ialah selang waktu yang terjadi pada saat produk yang

sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi atau waktu

12

terpanjang yang diperlukan antara bagian-bagian proses produksi

yang harus dilalui suatu produk:

Rumus: C= 60xt

D

Dengan:C =Cycle time atau waktu daur

t =Waktu kerja per hari

D =Permintaan per hari

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara:

Maximum output/hari=Waktu tersedia/hari

C/unit

(Heizer dan Render ,2001:357)

2) Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil

Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil yang

dibutuhkan untuk menempatkan tugas pekerjaan yang ada, akan

dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Angka ini merupakan

total lamanya pengerjaan tugas dibagi dengan waktu siklus.

3) Seimbangkan lini dengan memberikan tugas pada stasiun kerja

khusus. Pada setiap stasiun kerja keseimbangan yang efisien ialah

keseimbangan yang menyelesaikan pekerjaan yang dibutuhkan,

mengikuti urutan yang telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu

kosong di stasiun kerja berada pada tingkat minimal.

4) Menghitung efisiensi keseimbangan lini

13

Kita dapat menghitung efisiensi keseimbangan lini dengan

membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja dikalikan

dengan waktu siklus yang diberikan:

Efisiensi = Waktu tugas (Jumlah stasiun kerja)x(waktu siklus yang diberikan) Input Output Kinerja waktu dari tugas Pengelompokan tugas- Kebutuhan pendahuluan tugas pada stasiun-stasiun Tingkat output kerja dengan kapasitas/ Tingkatan output sama. Gambar 2. 1

Elemen-elemen utama permasalahan keseimbangan lini (Arman Hakim Nasution, 2003:150)

C. Tujuan Perencanaan Layout

Secara umum tujuan dari perencanaan layout ialah

mengoptimalkan susunan letak mesin-mesin dan peralatan produksi

sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain

itu tujuan pelaksanaan layout ialah untuk mendapatkan kombinasi yang

paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi, sehingga karyawan dapat

menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula.

Efisiensi ialah perbandingan antara input dan output yang dihasilkan oleh

perusahaan sedangkan efektivitas ialah suatu cara untuk melakukan

aktifitas atau pekerjaan operasi dengan benar atau tepat.

D. Pentingnya perencanaan Layout

“Perencanaan layout merupakan hal yang strategis bagi

perusahaan, karena memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan

(Tomskin, 2004:21).” Perencanaan strategis ini meliputi hal berikut ini:

KESEIMB

ANGAN

LINI

14

1) Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua fungsi

pergudangan.

2) Penggunaan suatu material pada suatu tempat, meliputi tujuan,

asal dan proses manufaktur.

3) Distribusi fisik , meliputi asal perpindahan, tujuan perpindahan, dan

perpindahan antar tempat.

4) Kontrol peralatan dan material.

5) Layout tempat dan modul bangunan.

6) Persyaratan fasilitas yang mendukung.

Tata letak memiliki implikasi strategis karena tata letak menentukan daya

saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya

serta mutu kehidupan kerja. (Reinder dan Heizer, 2001:272). Tataletak

yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal berikut ini:

a). Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan

manusia.

b). Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik.

c). Lebih memudahkan konsumen.

d). Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.

E. Klasifikasi perencanaan Layout

Perencanaan layout yang akan digunakan perlu

mempertimbangkan tentang kemudahan perencanaan layout pabrik

tersebut dalam pengaturan letak fasilitas produksi yang digunakan .

Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa klasifikasi perencanaan

15

layout dan kemudian memilih permasalahan yang penting, dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada

2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru

3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas.

4. Pembangunan pabrik baru.

Fakor-faktor yang perlu dipertimbangkaan dalam penyusunan

layout, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain suatu layout

untuk perusahaan manufacturing menurut Pangestu Subagyo (2000:88)

ialah sebagi berikut :

a. Sifat produk yang dibuat

Sifat produk berbentuk padat atau cair, hal ini akan menentukan

jenis layout yang akan dipilih. Apabila produknya cair atau gas

pengangkutan barang akan dapat dilakukan dengan pipa, berarti

menghemat tempat. Bila produknya besar dan sulit dipindahkan

maka akan lebih baik menggunakan layout dengan posisi tetap.

b. Jenis proses produksi yang digunakan

Jenis proses produksi juga mempengaruhi layout yang akan

disusun. Layout garis digunakan untuk pabrik yang memiliki proses

produksi continous/memiliki line flow, sedangkan layout fungsional

biasanya digunakan pada proses produksi intermittent.

c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan

Perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam barang atau

produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit biasanya lebih cocok

16

menggunakan layout fungsional. Akan tetapi jika produknya selalu

sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya menggunakan

layout garis.

d. Jumlah modal yang tersedia

Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis, perusahaan

tidak dapat menggunakanya jika modal yang tersedia kurang. Hal

ini disebabkan layout garis memerlukan investasi yang sangat

mahal.

e. Keluwesan atau fleksibilitas

Fleksibel disini ialah jika terjadi perubahan macam barang yang

dihasilkan atau terjadi penambahan kapasitas pabrik/penambahan

mesin, maka letak mesin dan fasilitas-fasilitas pabrik mudah

disesuaikan.

f. Pengangkutan barang

Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin dapat

diusahakan dengan menggunakan conveyor, karena jalan yang

dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutanya murah.

g. Aliran barang

Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga

aliran barang yang dikerjakan tidak saling menggangu.

h. penggunaan ruangan

Penempatan mesin harus ditempatkan sedemikian rupa misalnya

,jangan sampai ada ruangan yang menganggur, jangan pula

17

meletakkan mesin terlalu jauh supaya menghemat ruangan dan

mengurangi pengangkutan, dan peletakan mesin jangan terlalu

rapat karena akan saling mengganggu.

i. Lingkungan dan keselamatan kerja

Pertimbangan keselamatan kerja pada perencanaan layout perlu

diperhatikan, jangan sampai penempatan mesin membahayakan

keselamatan karyawan. Mesin-mesin yang membayakan

ditempatkan di tempat yang jarang dilewati karyawan atau diberi

pengaman yang cukup.

j. Pemeliharaan

Peletakan mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan

mesin dengan mudah.

k. Letak kamar kecil

Letak kamar kecil harus dekat dengan ruangan kerja, supaya tidak

ada waktu terbuang oleh karyawan hanya untuk perjalanan ke

kamar kecil.

l. Pengawasan

Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan

sedemikian rupa sehingga pengawasanya mudah.

F. Jenis Layout

Menurut Pangestu Subagyo (2000:80) Jenis layout dapat dibagi

menjadi 4 empat yaitu:

18

1. Layout Produk(Layout Garis)

Dalam layout produk memerlukan urut-urutan yang sama dalam

operasi produksinya. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan

arus barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama. Mesin yang

digunakan biasanya mesin khusus yang hanya dapat mengerjakan satu

macam pekerjaan, sehingga kualitas barang hasil produksi lebih banyak

ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan. Selain itu layout ini

memiliki keseimbangan kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan

yang lainnya harus sama.

Jenis layout ini memiliki kelebihan antara lain:

a. Biaya produksi lebih murah.

b. Pengawasan pada proses produksi menjadi lebih mudah.

c. Pengangkutan barang dalam pabrik lebih mudah.

Adapun kelemahannya antara lain:

a. Apabila terjadi kemacetan di satu bagian akan mengakibatkan

kemacetan diseluruh proses produksi.

b. Kurang fleksibel apabila digunakan dalam perusahaan yang

membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak

berganti.

c. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

d. Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali

serta menggunakan mesin khusus.

19

Gambar 2. 2 Layout Produk (Layout garis)

2. Layout proses(Layout fungsional)

Merupakan pengaturan letak fasilitas produksi di dasarkan pada

fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin

atau fasilitas yang memiliki kegunaan sama dikelompokkan dan diletakkan

pada ruangan atau tempat yang sama. Layout jenis ini memiliki kelebihan

antara lain:

a. Investasi modal untuk mesin dan peralatan fasilitas produksi yang

lain lebih murah, sebab menggunakan mesin serbaguna.

b. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam

barang.

Adapun kelemahan-kelemahanya sebagai berikut

a. Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang

yang dikerjakan selalu berganti-ganti.

b. Perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan

karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan

produksi berubah-ubah.

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3

Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6

20

c. Pengangkutan barang didalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur

karena arus pekerjaan selalu berubah-ubah.

Gambar 2. 3 Layout Fungsional(Layout Proses)

3. Layout Kelompok

Layout kelompok ialah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik

berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. serta memusatkan

daerah-daerah dari kelompok-kelompok mesin serta peralatan bagi

pembuatan produk-produkl. Layout ini memiliki kelebihan antara lain

a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam

barang.

b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus barang

tidak terlalu simpang –siur.

c. Biaya produksi lebih murah.

Bubut Gerinda Bor

Cor Poles

Potong Vercro5om

21

Adapun kelemahannya ialah sebagai berikut :

a. Untuk menggunakan layout kelompok, kelompok produk yang

memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.

b. Instruksi kerja harus jelas.

c. Memerlukan pengawasan yang cermat.

Gambar 2. 4 Layout Kelompok

4. Layout Posisi Tetap

Ialah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan

letak barang yang tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin, karyawan,

serta fasilitas produksi yang lain berpindah-pindah mengelilingi barang

yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Contohnya layout pembuatan

jembatan , gedung, jalan dan layout penghijauan.

Kelebihan jenis layout ini antara lain:

a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-

beda.

b. Dapat diletakkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.

Sol Bag Atas Assembling Finishing

Potong Jahit Finishing Bungkus

Jahit Pasang

perlengkapan

Finishing

Ikat pinggang

Sepatu

Tas

&Koper

22

c. Tidak memerlukan bangunan gedung/pabrik.

Kelemahan:

a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan

Layoutnya.

b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relativ sulit.

c. Keamanan barang disekitar tempat pembuatan barang harus dijaga

dengan baik karena rawan pencurian.

Gambar 2. 5 Layout Posisi Tetap

Bahan A Bahan B Bahan C

PROSES

PRODUKSI

Bahan D Bahan E Bahan F

23

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan teh Kemuning pada awalnya ialah milik bangsa Belanda

dengan nama NV. Culture Maatschappij Kemuning dengan alamat

Nederland. Berdasarkan undang-undang pemerintahan Belanda pada

tahun 1854 pasal 62 undang-undang agraria (Agraris Wet) tahun1870

yang megatur Hak Guna Usaha (HGU) maka pada tanggal 11 April 1952

pemerintah Belanda memberikan HGU dalam jangka waktu 50 tahun

kepada kakak beradik keturunan Belanda yang bernama Johan dan

vanmender yang berkedudukan di Den Haag Belanda. Lahan hak guna

terletak di Kecamatan Ngargoyoso seluas 312,172 ha, dan di Kecamatan

Jenawi seluas 238,828 ha, Sehingga sampai saat ini luas area total

sekitar 1050 ha, yang ditanami tanaman kopi dan teh. Perusahaan ini

diberi nama NV. Culture Maatschappij Kemuning yang pengelolaanya

diserahkan pada firma wateringand labour yang berkedudukan di kota

Bandung Provinsi Jawa Barat.

Pada tahun 1942 dengan menyerahnya pemerintahan Belanda

kepada pemerintahan Jepang, maka selanjutnya perkebunan diambil oleh

pemerintahan Jepang sampai tahun 1945. Pada masa pemerintahaan

Jepang tersebut tidak ada kegiatan yang bersifat komersial perusahaan

24

sehingga oleh pemerintahan setempat lahannya ditanami dengan

tanaman palawija dan tanaman jarak.

Tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan Kemunig dikelola

oleh pihak mangkunegaran Surakarta dengan pemimpinnya ialah Ir.

Sarsito, sedangkan pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1950

perkebunan Kemuning dikuasai oleh pemerintahan militer RI yang hasil

produksinya digunakan untuk biaya perjuangan.

Berdasarkan keputusan Konfrensi Meja Bundar, maka pada tanggal

9 Mei 1950 sampai tanggal 30 Desember 1952 perkebunan Kemuning

diserahkan kembali kepada NV. Culture Maatschappij Kemuning, tetapi

pada tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan undang-undang No. 3/1952/RI.

Hak guna usaha NV. Culture Maatschappij Kemuning dicabut.

Karyawan NV. Culture Maatschappij kemuning secara intern

membentuk koperasi yang disebut Koperasi Perusahaan Perkebunan

Kemuning (KPPK), koperasi ini hanya bertahan sampai pada bulan

September 1968 karena pengurusnya terlibat G. 30 S/PKI.

Tahun 1965 koperasi dibubarkan oleh pemerintah dan dipegang

sementara oleh KODAM VII Diponegoro dengan luas areal sekitar 546,

868 ha, karena adanya rongrongan dari PKI yang ingin merebut sebagian

dari perkebunan atau areal perusahaan. Berdasarkan SK mendagri No.

17/HGU/DA/71, maka tanggal 3 November 1971 pengolahan kebun

Kemuning diserahkan diserahkan pada Yayasan Rumpun Diponegoro dan

dibentuklah PT. Rumpun, tahun 1980 PT. Rumpun terpecah menjadi dua

yaitu sebagai berikut:

25

1. PT Rumpun Antan dengan komoditi karet, kelapa , kopi, cengkeh,

dan randu yang meliputi:

a. Perkebunan Carui/Rejodadi di Cilacap.

b. Perkebunan Samudra di Banyumas.

c. Perkebunan Darmo Kradenan di Banyumas.

d. Perkebunan Jatu Pablengan di Semarang.

2. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi dan teh, yang meliputi:

a. Perkebunan Kemuning di Karanganyar, Surakarta

b. Perkebunan Modini di Kendal.

c. Perkebunan Kaliginting di Semarang.

Pada bulan Maret 1990 PT. Rumpun bekerja sama dengan PT. Astra di

Jakarta sehingga namanya menjadi PT. Rumpun Sari Kemuning.

a. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Ada dua hal yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, yaitu

pemilihan daerah dan faktor-faktor pembantu letak pabrik meliputi:

1) Pemilihan daerah untuk lokasi pabrik sangat ditentukan oleh

kondisi iklim dan ketersediaan bahan mentah. Daerah disekitar

pabrik PT. Rumpun Sari Kemuning merupakan daerah yang

hampir tiap tahun mengalami hujan. Kondisi iklim seperti inilah

sangat sesuai untuk kebun teh karena tanaman teh

menghendaki pembagian hujan yang merata sepanjang tahun.

2) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi PT. Rumpun Sari Kemuning

dalam menentukan letak lokasi pabrik ialah ketersediaan air

disekitar pabrik. Sarana transportasi yang memberikan kemudahan

26

dalam pengangkutan dan ketersediaan tenagakerja yang berasal

dari daerah disekitar pabrik.

Perkebunan PT. Rumpun Sari Kemuning berada dilereng gunung

Lawu kira-kira 8 Km dari kota Tawangmangu dan 40 km dari stasiun

Balapan Surakarta. Adapun lokasi PT. Rumpun Sari Kemuning berada di

Kelurahan Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan batas-batas perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning

adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan kecamatan

Jenawi, sebelah timur berbatasan dengan hutan pinus Wonomarto,

sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Ngandungan kecamatan

Ngargoyoso dan sebelah barat berbatasan dengan kebun karet PTPN

XVVII kebun Jamus. Secara lebih jelas tentang letak pabrik dan kebun

serta batas-batas wilayah sekitarnya dapat dilihat pada lampiran.

Luas areal pabrik Teh PT. Rumpun Sari Kemuning sekitar 437,82

ha yang kemudian dibagi lagi menjadi dua afdeling A seluas 222,26 ha

dan Afdeling B seluas 215,56 ha. Luas areal perkebunan PT. Rumpun

Sari Kemuning yang ada dibagi menjadi beberapa bagian yaitu areal

tanah tanaman produktif, areal tanah pembibitan, areal tanah cadangan,

areal tanah untuk jalan, areal tanah untuk emplacement, pabrik, jagung

dan sungai.

Tataletak dalam perancangan pabrik memegang peranan penting

agar penggunaan ruang dan tenaga dapat efisien. Karena merupakan

suatu pengaturan dari seluruh fasilitas yang digunakan sehingga

penggunaan ruang dan tenaga dapat efisien.Tata letak mesin pengolahan

27

teh hijau PT. Rumpun Sari Kemuning yaitu: 2 unit pelayuan (Rotary

Panner) terletak disebelah kiri pintu utama, mesin penggulung (Jakson

Roller) terletak disebelah kanan mesin pelayuan, mesin pengering awal

(ECP Dryer) terletak disebelah timur mesin penggulung, 2 unit mesin

pengering awal. Mesin pengering akhir (Rotary Dryer) terletak disebelah

selatan terdiri dari 7 unit, sedangkan 3 Tell tea lainnya terletak disebelah

barat. Untuk alat sortasi yang terdiri dari 4 bagian, 3 mesin Layers stolk

Extractor terletak disebelah selatan dan sebelah kirinya terdapat mesin

suction winnower. Komplek pabrik terdiri atas berbagai bangunan antara

lain:

1. Gedung kantor.

2. Gedung pabrik pengolahan.

3. gedung kantor pabrik dan gudang teh kering.

4. Gudang pupuk dan alat-alat perusahaan.

5. Rumah dinas pegawai (Kepala kebun dan Kabag).

a. Keadaan alam

Keadaan tanah dan iklim di perkebunan kemuning telah memenuhi

persyaratan untuk pertumbuhan tanaman teh. Daerah penghasil teh

biasanya mempunyai curah hujan lebih dari 2000 mm/th dengan sedikit

atau kemarau tanpa panjang, intensitas penyinaran antara 25-55% untuk

proses fotosintesis, suhu rata-rata 14ºc-26ºc, ketinggian tempat antara

250-1500 diatas permukaan laut dengan kemiringan tanah bebas asalkan

keadaan lingkungan mendukung dengan jenis tanah yang kaya akan

28

unsur hara dan mempunyai daya peresapan yang baik misalnya pada

jenis tanah sitosol, andosol, dan latosol.

B. Manajemen Perusahaan

1. Struktur Organisasi

Suatu perusahaan agar berjalan lancar dan mempermudah dalam

melakukan aktivitasnya, maka diperlukan suatu manajemen perusahaan.

Salah satu manajemen perusahaan ialah adanya struktur organisasi

perusahaan untuk mengatur dan memperlancar wewenang

tanggungjawab dan hubungan kerja karyawan maupun staf, didalam

struktur organisasi digambarkan secara jelas jalur-jalur wewenang,

tanggung jawab antar karyawan.

Pengaturan kebijakan sepenuhnya PT. Rumpun Sari Kemuning

berada pada direksi yang berkedudukan di Jl. Pemuda No.145 Semarang.

Tugas dan program dari direksi diserahkan pada bagian organisasi

perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning yang berada di Karanganyar.

PT. Rumpun Sari Kemuning menerapkan sistem organisasi sistem garis

(line) yang bercirikan mata rantai vertikal antara berbagai tingkat

organisasi. Badan organisasi PT.Rumpun Sari Kemuning dipimpin oleh

seorang manajer yang membawahi tiga kepala bagian, yaitu kepala

bagian kebun, kepala bagian administrasi dan kepala bagian pabrik.

kepala bagian kebun merupakan pimpinan bagian kebun dan bertanggung

jawab atas semua pekerjaan dikebun. Kepala bagian administrasi

merupakan seseorang yang mengurusi bagian kantor dan mewakili

29

manajer bila ditunjuk. Kepala bagian pabrik merupakan orang yang

memimpin bagian pabrik dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan

penyelesaian pengolahan bahan mentah yang berupa teh dari kebun

sampai menjadi hasil akhir, kepala bagian ini masing-masing membawahi

para karyawan yang bekerja menurut bidang masing-masing seperti

terlihat pada bagan organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning.

PT.Rumpun Sari Kemuning merupakan salah satu perusahaan

swasta yang bergerak dalam bidang agribisnis yaitu perusahaan yang

mengusahakan tanaman teh. Kegiatan usaha yang dilakukan di PT.

Rumpun Sari Kemuning dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Bagian Lapangan

Yaitu bagian yang mengusahakan tanaman teh dari pembuatan

ladang, pembibitan, penanaman sampai pemanenan.

b. Bagian Pabrik

Bagian yang bergerak dalam melakukan pengolahan daun teh

sampai pemasaran. Produksi daun teh setelah diolah menjadi teh

hijau kemudian disalurkan keperusahaan teh yang lain untuk

dilakukan pengolahan yang lebih lanjut.

Adapun tugas, wewenang dan tangung jawab dari masing-masing

jabatan ialah sebagai berikut:

1) Administratur

Merupakan pejabat pelaksana tertinggi di PT. Rumpun Sari

Kemuning yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

30

a). Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi semua kegiatan

dalam bidang tanaman, proses produksi dan administrasi,

penguasaan materi atau personil serta penanganan wilayah,

perkebunan termasuk harta dan kebijaksanaan Direksi.

b). Melaksanakan perancangan dan kebijaksanaan Direksi .

c). Mengumpulkan dan mengajukan usulan-usulan maupun

pendapat untuk bahan perbaikan.

d). Memperhatikan kesejahteran karyawan, memberikan laporan

kepada Direksi tentang kegiatan bulanan dan tahunan maupun

data keseluruhan tentang perkebunan .

Wewenang yang dimiliki administratur ialah:

a). Menjaga dan memelihara hubungan kerja sama yang baik

dengan bawahan, instansi pemerintah dan organisasi

masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

tugasnya.

b). Memutuskan keputusan yang prinsipil dan kebijaksanaan dalam

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sesuai

dengan garis yang telah ditetapkan direksi.

2) Kerani Tanaman

Kerani tanaman bertangungjawab secara langsung kepada

Administratur, tugas, wewenang dan tanggung jawab kerani tanaman

ialah:

a). Bertanggungjawab semua pelaksanaan pekerjaan kebun.

31

b). Mengelola dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada dibawah

pengawasanya.

c). Melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang sudah

disetujui oleh pemerintah, pengusaha serta karyawan.

d). Membuat laporan pertanggungjawaban pengelola kebun.

3) Kepala Pabrik

Tugas, wewenang dan tanggungjawab kepala pabrik:

a). Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun antara lain

untuk angkutan bahan mentah, angkutan karyawan, angkutan

pupuk dan lain-lain.

b). Berkewajiban atas pemeliharaan infrastruktur dan bangunan.

c). Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

pengolahan bahan mentah dari kebun sampai menjadi produk.

d). Menjalankan administrasi produksi pengolahan sesuai

kebijaksanaan kepala proyek.

e). Kepala pabrik bertanggung jawab kepada Administratur.

4) Kepala Tata Usaha

Kepala tata usaha mempunyai tugas, wewenang dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a). Mewakili pimpinan apabila ditunjuk dan apabila pimpinan

berhalangan.

b). Menyiapkan kebutuhan dana dari masing-masing Deputi,

Direktur

32

c). Mengontrol tugas seksi administratur dengan karyawan sesuai

dengan fungsinya serta memelihara hubungan demi kelancaran

tugas operasional.

d). Mengontrol tugas seksi Administratur, Kasir, Kepala gudang,

serta para buruh petik.

e). Atas persetujuan Direksi atau Administratur melaksanakan

pembelian bahan dan barang berskala besar untuk keperluan

perusahaan.

f). Mengatur pembayaran upah sesuai daftar upah yang telah

disetujui oleh kepala pabrik.

g). Mengkoordinir dan bertanggungjawab atas tugas - tugas

bawahan, baik yang horizontal maupun vertikal.

6) Kerani Pabrik

Tugas dan tanggung jawab dari kerani pabrik adalah mencatat dan

memberikan laporan mengenai data pengolahan kebun secara

keseluruhan kepada administratur.

7) Kepala Bagian Tehnik

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani, merawat dan

mengontrol mesin/peralatan yang digunakan untuk pengolahan.

8) Kepala Bagian Gudang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Mengatur efisiensi dalam mengeluarkan material.

b). Mengadministrasikan dan memelihara barang barang dalam

gudang.

33

c). Bertanggung jawab kepada tata usaha.

d). Membuat laporan hasil produksi.

e). Membuat tanda terima bulanan.

8) Kepala Afdeling

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Bertanggung jawab atas pengolahan kebun pada afdeling yang

dikuasainya kepada kepala kebun.

b). Menangani dan mengevaluasi pengolahan tanaman dan

pemetikan dikebun pada afdeling yang dikuasainya

9) Personalia Administrasi Umum

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti dan

pengeluaran barang.

b). Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan

menyelenggarakan rapat atau pertemuan.

c). Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan tugas

untuk Sekertaris kebun.

d). Menertibkan dan mengawasi hal hal yang berhubungan dengan

urusan kesehatan, agama serta olahraga.

e). Membuat rencana, mengkoordinir serta mengawasi

pelaksanaan tugas securiti.

f). Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugasnya untuk

administrasi serta pertanggungjawabannya.

34

10) Kepala Keamanan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Menjaga keamanan perusahaan.

b). Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.

c). Membuat laporan sebagai bukti bila ada peninjauan dari atasan,

juga mempertanggung jawabkan kepada Administratur.

d). Mengarsipkan dan mengkoordinasi buku tamu maupun

karyawan yang keluar masuk area perkebunan.

11) Kepala Bagian Keuangan

a). Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

b). Membuat laporan kas mingguan, bukti penerimaan dan

pengeluaran kas

c). Mencatat input dan output perusahaan untuk keperluan

pembiayaan produksi, gaji pegawai dan karyawan.

d). Membuat neraca laba/rugi pada tiap bulan dan akhir tahun.

12) Mandor Panen

Mengawasi pemetikan selama panen.

a). Mandor Rawat

Mengawasi bagian perawatan kebun mulai dari pembibitan,

pemangkasan, pemupukan dan penyemprotan.

b). Mandor Olah

Mengawasi pekerjaan bagian pengolahan, mengawasi

penimbangan dan mencatat hasil penimbangan, baik dikebun

maupun di pabrik.

35

c). Mandor Sortasi

Mengawasi pekerjaan bagian sortasi, baik sortasi manual

maupun sortasi mesin, mencatat produksi teh kering yang di

hasilkan sesuai dengan mutunya.

13) Sopir

Tugas dan tanggung jawabnya

a). Mengantar pekerja kebun pada bagian masing masing.

b). Mengangkut teh dari kebun ke pabrik.

c). Mengirim teh kering ke pemesan.

14) Kasir

Kasir adalah pegawai yang melaksanakan pengupahan terhadap

karyawan.

15) Operator Komputer

Tugas dan tanggungjawabnya:

a). Mencatat dan memasukkan data pemasukan dan pengeluaran

bagian pabrik, kantor dan kebun.

b). Membantu tugas personalia umum.

16) Mandor Mekanik

Tugasnya mengecek peralatan, pemakaian bahan bakar dan

mengabsen karyawan.

2. Ketenagakerjaan

Penerimaan karyawan di PT.Rumpun Sari Kemuning harus

ditetapkan oleh adminstratur, yang sebagian besar karyawan berasal dari

36

lingkup perkebunan dan perusahaan saja yang bertempat tinggal di

Ngargoyoso, jam kerja karyawan di PT. Rumpun Sari Kemuning terbagi

menjadi 2 yaitu:

a. Jam kerja kantor dan tanaman kebun

1) Jam 07-14.00 WIB untuk jam kerja kantor (7 jam/hari).

2) Jam 06-13.00 WIB untuk jam kerja kebun (7 jam/hari).

b. Jam Kerja pabrik (pengolahan dan sortasi)

Jam kerja pengolahan

1) Shift I jam 09.00-16.30 WIB (6,5 jam) dengan jumlah pekerja

14 orang.

2) Shift II jam 16.30.00-24.00 WIB (8,5 jam)dengan jumlah

pekerja 15 orang dan selebihnya adalah jam kerja lembur.

3) Shift III jam 16.30-24.00.jumlah pekerja 15 orang

Sistem pengupahan karyawan di PT.Rumpun Sari Kemuning adalah:

1) Karyawan bulanan maupun karyawan staf merupakan

wewenang direksi pusat dan digaji tiap bulan antara tanggal

28-31 (pada akhir bulan)

2) Karyawan harian tetap, harian lepas dan harian borongan

merupakan wewenang Kepala proyek / Administratur dan

digaji 2 kali setiap bulan yaitu pada tengah bulan dan pada

akhir bulan.

Besarnya upah karyawan tidak sama, tergantung kedudukan dalam

perusahaan tersebut juga tergantung wewenang perusahaan. Sedangkan

untuk karyawan petik digaji Rp. 460, -/kg. Bila ada kelebihan jam kerja

37

bagi karyawan maka memperoleh uang lembur/premi yang besarnya

dihitung sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

72/MEN/1984 tanggal 13 Mei 1984.

3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan

Dalam meningkatkan gairah kerja dan produktivitas serta dalam

menjalankan fungsi sosial maka berbagai kebutuhan yang berhubungan

dengan kesejahteraan karyawan harus diperhatikan oleh perusahaan.

Sarana dan prasarana, fasilitas jaminan sosial yang diberikan oleh

PT.Rumpun Sari Kemuning untuk kesejahteraan karyawan dan

keluarganya adalah sebagai berikut:

a. Perumahan

Perumahan dan sarana penunjang keluarga disediakan untuk

karyawan khususnya Manajer, kepala tata usaha, kepala kebun

dan kepala pabrik yang berasal dari luar daerah (perantauan).

Bahkan telah tersedia perumahaan untuk Mandor atau karyawan

lain yang sudah berkeluarga tapi belum memiliki tempat tinggal

tetap.

b. Pendidikan

Perusahaan menyediakan fasilitas dan peralatan pendidikan

Taman kanak-Kanak, yang dimanfaatkan oleh anak-anak

karyawan atau masyarakat sekitar.

38

c. Cuti

Pemberiaan cuti bagi karyawan diberikan /diadakan dengan

peraturan 12 hari dalam setahun (cuti tahunan) dan cuti selama

satu bulan untuk jangka waktu tiga tahun sekali.

d. Sarana olah Raga

Untuk menjaga stamina dan kesehatan karyawan dan masyarakat

sekitar, disediakan sarana olah raga berupa gedung olah raga

yang juga bisa berfungsi sebagai gedung serba guna.

e. Pelayanan kesehatan dan Jamsostek

Pelayanan kesehatan untuk karyawan dan keluarganya antara

lain berupa tunjangan kecelakaan kerja biaya untuk periksa

kecelakaan ke dokter maupun untuk biaya rawat inap. Semua

karyawan PT.Rumpun Sari Kemuning telah diikutkan dalam

asuransi sosial tenaga kerja (Jamsostek) sesuai dengan PP No

33/19977. Selain itu buruh harian tetap dan weeding system

berserta keluarga diberi biaya pengobatan dari perusahaan

sebesar Rp.500,./Hari. Buruh harian lepas diberi biaya

pengobatan bila terjadi kecelakaan pada saat bekerja. Bantuan

bersalin atau hamil bagi staff dan karyawan bulanan.

f. Promosi Jabatan

Dalam meningkatkan persaingan dan produktivitas kerja bagi

karyawan yang berprestasi dan mempunyai dedikasi yang tinggi

terhadap perusahaan akan diberikan kesempatan serta biaya

39

untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu juga mendapatkan

kenaikan gaji atau kenaikan jabatan.

g. Penghargaan(Reward)

Penghargaan diberikan pada karyawan apabila:

1) Mengabdikan diri kepada perusahaan sehingga dapat

mengangkat nama baik perusahaan.

2) Berjasa mencegah, menghindari, mengurangi kecelakaan kerja

bagi karyawan lain.

3) Menemukan/merencanakan inovasi yang dapat meningkatkan

efisiensi kerja dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

h. Bantuan Sosial

Bantuan sosial diberikan kepada karyawan, antara lain berupa

sumbangan kematian/kesusahan, sumbangan perningkahan dan

lain-lain.

C. Laporan Magang Kerja

Magang kerja dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Kemuning pada

tanggal 09 Februari 2009 sampai dengan 09 Maret 2009 pada jam kerja

08.00-12.00 WIB. Karena jurusan yang diambil penulis adalah manajemen

Industri maka penelitian difokuskan pada manajemen produksi

perusahaan. Demikian laporan magang kerja yang telah dilakukan oleh

penulis. Pada saat magang penulis hanya melakukan observasi dan

beberapa wawancara pada PT.Rumpun Sari Kemuning.

40

D. Pembahasan Masalah

Keseimbangan lini diperlukan untuk menentukan stasiun kerja yang

seimbang apabila terjadi perbedaan pembebanan waktu untuk setiap

stasiun kerja, yang berakibat terganggunya proses produksi dan

mengurangi efisiensi. Pembagian pekerjaan kedalam stasiun kerja untuk

menghasilkan pembagian pekerjaan yang lebih merata, untuk

memperkecil waktu menganggur. Untuk mengetahui efisien dan

efektifivitas layout produksi perlu diketahui urutan pekerjaan dan waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Untuk mengetahui urutan pekerjaan dan waktu yang diperlukan,

penulis melakukan pengamatan terhadap proses produksi teh pada PT.

Rumpun Sari Kemuning 1, pada saat jam kerja.

1. Identifikasi Urutan Pekerjaan

Dalam penerapan metode line balancing untuk mendapatkan

efisiensi dan efektivitas dari suatu layout dengan mengidentifikasi

pekerjaan atau mencatat urutan pekerjaan yang ada beserta waktu

penyelesaianya. Pada produksi teh di PT. Rumpun Sari Kemuning 1,

urutan pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses

produksi ialah sebagai berikut:

41

Tabel 3.1 Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi teh pada PT.

Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

No Pekerjaan Simbol Pekerjaan yang mendahului

Waktu (menit)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mengangkut pucuk dari kebun

Menimbang pucuk

Pelayuan (rotary panner)

Penggulungan

Penimbangan sebelum digiling

Penggilingan (rolling)

Pengeringan awal

Pengeringan akhir (rotary drier)

Penyortiran (sortasi)

Pengepakan

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

-

A

B

C

B,C

E

F

G

H

I

50

40

90

45

35

50

40

40

40

70

Total Waktu 500

Sumber Data PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

Pada tabel diatas waktu yang penulis gunakan merupakan hasil

pengamatan langsung, dengan asumsi rata-rata waktu pengerjaan setiap

kegiatan.

42

Gambar 3.1 Jaringan Kerja Produksi

Produksi Teh Pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

2. Analisis Keseimbangan Lini

Langkah selanjutnya ialah memperhitungkan stasiun kerja pada

proses produksi perusahaan. Merupakan salah satu langkah yang

ditempuh untuk mendapatkan proses produksi yang efisien dalam

keseimbangan lini.

a. Menentukan waktu siklus yang dikehendaki.

1) Menentukan waktu siklus

Untuk mengetahui waktu siklus dari proses produksi teh,

sebesar 1.500 ton, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Ws= 60xt D Dimana: Ws= waktu siklus t = waktu kerja per/hari D = Permintaan/ hari/ produk yang dikehendaki

Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya sebagai

berikut:

50

A

40

B

90

C

45

D

35

E

50

F 40

G

40

H

40

I

70

J

43

Ws = 60xt D 60 x 270 x8 1500

129600 1500

= 86,4 menit.

2) Memperkirakan Jumlah Stasiun Kerja

Jumlah stasiun kerja yang akan dibentuk dapat diperkirakan

dengan cara membagi total waktu pekerjaan dengan waktu

siklusnya. Sehingga:

Perkiraan Jumlah Stasiun = Total Waktu Pekerjaan Waktu Siklus yang diiginkan = 500 86 = 5,81 (dibulatkan menjadi 6)

Langkah selanjutnya ialah mengelompokkan elemen pekerjaan

yang ada kedalam stasiun kerja, dapat dilihat sebagai berikut:

Stasiun Kerja I II III IV V VI

Gambar 3.2 Pengelompokan Elemen Pekerjaan Kedalam 6 Stasiun Pekerjaan

A B C D

E

F G H I J

44

3) Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time)

yang diinginkan.

Sebagai dasar waktu kerjanya menggunakan waktu dan elemen

terlama yaitu 90 menit. Untuk mengetahui kapasitas maksimum, apabila

perusahaan menggunakan siklus kerja 126 menit. Dengan perhitungan

sebagai berikut:

Kapasitas maksimum (Q max) = waktu yang tersedia /hari

cycle time

=60menit x 8 jam 126 = 480 126 = 3,8 (dibulatkan menjadi 4 proses).

Menghitung cycle time yang diijinkan cycle time yang diijinkan = waktu yang tersedia /hari produksi per hari

= 480 5

= 96 menit

45

b. Penghitungan Berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang diijinkan

yakni 126 menit.

Tabe 3.2 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle

time 126 menit.

Stasiun Kerja I II III IV V VI Total waktu(menit)

Waktu Komulatif

90 90 80 90 80 70 500

Siklus Kerja 126 126 126 126 126 126 756

Waktu Menganggur

36 36 46 36 46 56 256

Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu

penundaan dan tingkat efisiensi, dengan waktu siklus yang ditetapkan

sebesar 126 menit sebagai berikut:

1) Tingkat penundaan

Penundaan = total waktu menganggur Total waktu siklus = 256 x 100% 756

= 33%

2) Tingkat efisiensi

Efisiensi = 100% - penundaan

=100% -33%

= 67%

46

c. Penghitungan Berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang diijinkan

yakni 96 menit.

Tabe 3.3 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle

time 96 menit.

Stasiun Kerja I II III IV V VI Total waktu(menit)

Waktu Komulatif 90 90 80 90 80 70 500

Siklus Kerja 96 96 96 96 96 96 576

Waktu Menganggur

6 6 16 16 16 26 86

Dari tabel diatas dapat dihitung perbandingan berapa presentasi

waktu penundaan dan tingkat efisiensi, dengan waktu siklus yang

ditetapkan sebesar 96 menit sebagai berikut:

1) Tingkat penundaan

Penundaan = total waktu menganggur Total waktu siklus = 86 x100% 576

= 14,9%

2) Tingkat efisiensi

Efisiensi = 100% - penundaan

=100% -14,9%

= 85,1%

47

d. Menghitung efektivitas

Efektivitas lininya ialah tingkat kapasitas yang diinginkan yang bisa

dicapai, yaitu dengan siklus kerja 96 menit. Total output per/hari yang

dapat dicapai ialah:

1) Menghitung efektivitas berdasarkan cycle time yang diijinkan

(126 menit)

Output per/hari yang dicapai = Waktu yang tersedia/hari

Cycle time = 480

126

= 3,8( dibulatkan menjadi 4)

Dari perhitungan tersebut maka dapat kita ketahui tingkat

efektivitasnya ialah sebagai berikut:

Efektivitas = Output/hari yang dicapai Output/hari yang diharapkan = 4 x 100% = 5 = 80%

2) Menghitung efektivitas berdasarkan cycle time yang diijinkan (96

menit)

Output per/hari yang dicapai = Waktu yang tersedia/hari

Cycle time = 480

96

= 5

48

Dari perhitungan tersebut maka dapat kita ketahui tingkat

efektivitasnya ialah sebagai berikut:

Efektivitas = Output/hari yang dicapai Output/hari yang diharapkan = 5 x 100% 5 = 100%

3. Hasil Analisis Keseimbangan Lini

Dari keseluruhan perhitungan diatas dapat kita lihat pada

tabelsebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja

yang telah ditetapkan

Keterangan Analisis kerja (siklus kerja 126

menit)

Analisis kerja (siklus kerja 96

menit)

Perbedaan (selisih)

Total waktu menganggur

256 86 170

Efisiensi 70% 85,1% 15,1%

Efektivitas 80% 100% 20%

Tingkat penundaan

35% 14,9 20,1%

Dari tabel diatas kita dapat membandingkan antara penerapan

kebijakan siklus kerja 96 menit lebih menguntungkan dari pada penerapan

siklus kerja sebelumnya yaitu 126 menit. Sehingga apabila siklus kerja 96

menit dapat diaplikasikan dengan benar, selain itu keseimbangan lini

dapat diterapkan lebih baik. Akan berdampak pula pada peningkatan

produktivitas perusahaan.

Dapat dilihat apabila perusahaan menggunakan waktu siklus kerja

(cycle time) 126 menit, menghasilkan waktu menganggur cukup besar

49

yaitu 266, dan efisiensi dan efektivitas yang rendah yaitu 70 % dan 80%

serta tingkat penundaan yang tinggi yaitu 35%. Ini berarti layout yang

digunakan perusahaan jika menggunakan waktu siklus (cycle time) 126

menit, pada penerapan keseimbangan lini belum efektif dan efisien.

Berbeda jika perusahaan menerapkan waktu siklus kerja (cycle

time) yang dikehendaki 96 menit, menghasilkan waktu menganggur yaitu

86, dan efisiensi dan efektivitas yang tinggi yaitu 85,1 % dan 1000% serta

tingkat penundaan yang rendah yaitu 14,9%. Dapat dilihat bahwa layout

perusahaan jika menggunakan siklus kerja (cycle time) 96 menit, pada

penerapan keseimbangan lini lebih efektif dan efisien.

Perusahaan hendaknya juga memperhatikan kondisi peralatan

produksi dan karyawan yang memegang peranan penting dalam proses

produksi. Karna selain faktor sistem, faktor-faktor pendukung lain juga

sangat berpengaruh terhadap penerapan line balancing. Dengan demikian

apabila sistem peralatan dan karyawan dapat dikoordinasi dengan baik,

maka efisiensi dan efektivitas layout dapat dicapai.

4. Peranaan Layout Terhadap Kelancaran Produksi

Suatu layout pabrik yang mencangkup mesin-mesin, peralatan dan

ruang dalam pabrik seharusnya ditentukan lebih dulu dan direncanakan

sedemikian rupa. Sehingga diperoleh pengaturan susunan peralatan

produksi yang paling baik dan akan berpengaruh terhadap kelancaran

proses produksi. Dalam hal ini layout fasilitas produksi merupakan

keseluruhan bentuk penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam

50

pabrik. Layout fasilitas pabrik /produksi yang telah tertata dengan baik,

diharapkan dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya dan

dengan biaya yang minimum, serta kesesuaian fasilitas-fasilitas produksi

yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi.

5. Layout yang Digunakan Perusahaan Dalam Proses

Produksi

Perusahaan Rumpun Sari Kemuning 1 menggunakan layout produk

atau (layout garis), hal ini disebabkan proses produksi yang ada saling

berurutan. Selain itu barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama, dan

arus barang yang dikerjakan tiap hari juga selalu sama dalam hal ini

proses pembuatan teh. Layout ini diharuskan memiliki keseimbangan

kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan yang lainnya harus sama.

51

BAB IV

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab didepan, tentang

analisis layout pada proses produksi pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1

dapat diambil kesimpulan dan diberikan saran sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil analisis dapat diperoleh berapa tingkat efisiensi dan

efektivitas layout pada proses produksi teh PT. Rumpun Sari

Kemuning 1 dari dua siklus kerja yang diinginkan/diperkirakan.

a. Menggunakan siklus kerja (cycle time) 126 menit.

Menghasilkan waktu menganggur cukup besar yaitu 266, dan

efisiensi dan efektivitas yang rendah yaitu 70 % dan 80% serta

tingkat penundaan yang tinggi yaitu 35%.

b. Menggunakan siklus kerja (cycle time) 96 menit.

menghasilkan waktu menganggur yaitu 86, efisiensi dan

efektivitas yang tinggi yaitu 85,1 % dan 100% serta tingkat

penundaan yang rendah yaitu 14,9%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

siklus kerja 96 menit, dapat menghasilkan waktu menganggur dan tingkat

penundaan yang lebih kecil. Hal ini berarti menggunakan siklus kerja 96

menit akan jauh lebih efektif dan efisien daripada menggunakan waktu

siklus kerja 126 menit.

52

2. Peranaan Layout Terhadap Kelancaran Produksi

Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk

penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam pabrik. Layout

fasilitas pabrik /produksi yang telah tertata dengan baik, diharapkan

dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya dan dengan

biaya yang minimum. Serta fasilitas-fasilitas produksi yang sesuai

dengan kebutuhan proses produksi, sehingga akan dapat

memperlancar proses produksi.

3. Perusahaan Rumpun Sari Kemuning 1 menggunakan layout produk

atau (layout garis), hal ini disebabkan proses produksi yang ada

saling berurutan. Selain itu barang yang dikerjakan setiap hari

selalu sama, dan arus barang yang dikerjakan tiap hari juga selalu

sama dalam hal ini proses produksi pembuatan teh.

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab – bab

sebelumnya, dapat diberikan saran yang berguna untuk kebaikan PT.

Rumpun Sari Kemuning 1. Dengan harapan dapat dijadikan bahan

referensi dan pertimbangan atau kebijakan Manajemen pada proses

produksi teh PT. Rumpun Sari Kemuning 1.

1. Perusahaan seharusnya lebih memperhatikan waktu siklus yang

terpilih untuk diterapkan pada perusahaan khususnya untuk

proses produksi teh, yang berdampak pada waktu menganggur

53

dan tingkat penundaan pada proses produksi, agar diperoleh

tingkat keefektifan dan efisiensi yang optimal.

2. Pihak manajemen perusahaan akan lebih baik melakukan

evaluasi dan antisipasi dari kelemahan layout yang diterapkan

perusahaan, yaitu apabila terjadi kemacetan di satu bagian

akan mengakibatkan kemacetan diseluruh proses produksi,

kurang fleksibel apabila digunakan dalam perusahaan yang

membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak

berganti. Dari kebijakan layout yang selama ini telah diterapkan

oleh perusahaan dapat memperlancar/mencapai tingkat

produksi yang optimal atau belum.

3. Dari analisis pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1, layout

perusahaan sudah sesuai yaitu layout produk mengingat

produksi yang saling berurutan dan jenis yang diproduksi selalu

sama. Tetapi akan lebih baik lagi jika pihak perusahaan

mengevaluasi penempatan mesin-mesin serta peralatan pada

proses produksi, ada sebagian yang telah tidak terpakai,

penempatanya tetap pada dekat proses produksi, hal ini akan

berpengaruh pada proses produksi selain itu bisa mengangu

kelancaran prosesproduksi.

54

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo Indriyo, 2002. Manajemen Operasi,. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. M. James Apple,1990.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,. Edisi terjemahan Bandung: ITB. Nasution Arman Hakim, 2003. Perencanaan dan Perancangan Pabrik,. Institut Teknologi Sepuluh November : Edisi Pertama. Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Bandung : Salemba Empat. Subagyo Pangestu, 2000. Manajemen Operasi Edisi 1,.Yogyakkarta : BPFE . Zulian Yamit, 1998. Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: Ekonisia.

55