ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM...

22
ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Yonatan Supra Tri Gumilar 202013045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM...

Page 1: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM

MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK

ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yonatan Supra Tri Gumilar

202013045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

2

Page 3: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

3

Page 4: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

4

Page 5: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

5

Page 6: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

6

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM

MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR

BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

Yonatan Supra Tri Gumilar1) Tri Nova Hasti Yunianta2)

[email protected]), [email protected] 2)

Program Studi S1 Pendidikan Matematika 1),2)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Indonesia

ABSTRAK

Taksonomi SOLO dikategorikan menjadi lima tingkatan yaitu prastruktural, unistruktural,

multistruktural, relasional, dan abstrak diperluas. Taksonomi SOLO merupakan suatu alat evaluasi

tentang kualitas jawaban siswa terhadap suatu tugas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kualitas jawaban siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar

berdasarkan Taksonomi SOLO. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini

adalah 3 siswa kelas VIII SMP Kristen Lentera Ambarawa yang dikategorikan berdasarkan perbedaan

kemampuan matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan yaitu peneliti, kisi-kisi soal tes, soal tes, dan pedoman wawancara. Prosedur pelaksanaan

penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pra lapangan, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan

laporan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas jawaban subjek berkemampuan tinggi

berada pada level unistruktural sampai relasional, subjek berkemampuan sedang berada pada level

unistruktural sampai multistruktural, dan subjek berkemampuan rendah hanya sampai pada level

unistruktural saja. Semua subjek tidak dapat mencapai pada level abstrak diperluas maka seorang

pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar ke dalam bentuk soal

cerita terutama pada mengubah soal cerita kedalam bentuk matematikanya.

Kata Kunci: operasi hitung pecahan bentuk aljabar, Taksonomi SOLO, kualitas jawaban

PENDAHULUAN

Menurut Tampomas (2006: 100), aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dapat

mempermudah masalah-masalah yang sangat sulit dengan menggunakan huruf-huruf. Aljabar

merupakan suatu cabang matematika yang berhubungan dengan variabel dan persamaan baik

itu linier maupun non linier seperti persamaan kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Materi

aljabar meliputi bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah kontekstual, operasi

hitung pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian), masalah

yang berkaitan dengan bentuk aljabar, masalah yang berkaitan dengan operasi pada bentuk

aljabar. Pembelajaran aljabar merupakan hal yang sangat penting karena aljabar sangat

mendukung banyak materi lain dalam matematika. Aljabar terdiri dari beberapa konsep dan

prinsip dimana konsep aljabar diperlukan sebagai dasar untuk konsep pembelajaran aljabar

berikutnya.

Page 7: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

7

Berdasarkan hasil wawancara 3 siswa SMP kelas VIII pada tanggal 14 September 2016,

aljabar merupakan salah satu materi pada matematika yang sulit untuk di mengerti. Siswa

merasa tidak paham saat di kelas VII karena belum dapat beradaptasi dengan materi

matematika bab aljabar. Siswa merasa kesulitan karena ada variabel dan notasi perkalian tidak

ditulis pada bab aljabar. Kesulitan-kesulitan siswa terutama pada materi operasi hitung pecahan

bentuk aljabar saat duduk di bangku kelas VIII. Hal ini di dukung oleh pendapat Fitria (2014:

2) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab kesulitan tersebut adalah sifat objek

matematika yang abstrak.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas VIII SMP Kristen

Lentera Ambarawa sebagai narasumber pada tanggal 14 September 2016 yang mengatakan

bahwa siswa mengalami kesulitan pada operasi hitung pecahan bentuk aljabar karena siswa

sering melupakan konsep operasi hitung dalam pecahan. Misalkan pada soal 1

2𝑥+

2

4𝑥 = ... , siswa

melupakan konsep penjumlahan dalam pecahan yang seharusnya menyamakan penyebut

terlebih dahulu. Siswa cenderung menjawab 1

2𝑥+

2

4𝑥=

3

6𝑥2. Senada dengan hasil wawancara

terhadap siswa, bahwa siswa kesulitan pada materi operasi hitung pecahan bentuk aljabar. Hal

ini mengakibatkan siswa tidak dapat menjawab dengan benar saat mengerjakan soal-soal

operasi hitung pecahan bentuk aljabar. Jawaban siswa tersebut dapat dianalisis kembali untuk

meminimalkan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal operasi hitung

pecahan aljabar berdasarkan taksonomi SOLO.

Menurut Kuswana (2012: 98), salah satu alternatif untuk mengidentifikasi tingkat

kompleksitas pemahaman siswa tentang subjek melalui tingkat respons adalah taksonomi

SOLO. Berdasarkan tingkatannya taksonomi SOLO dikategorikan menjadi lima tingkatan

yaitu prastruktural, unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak diperluas. Taksonomi

SOLO dianggap cocok dalam penelitian ini karena taksonomi SOLO sebagai suatu alat

evaluasi tentang kualitas jawaban siswa terhadap suatu tugas.

Menurut Asikin (2003: 2), deskripsi tahapan siklus belajar dalam taksonomi SOLO

yaitu: 1) prastruktural, memiliki ciri-ciri menolak untuk memberi jawaban, menjawab secara

cepat atas dasar pengamatan dan emosi tanpa dasar yang logis, dan mengulangi pertanyaan; 2)

unistruktural, memiliki ciri-ciri dapat menarik kesimpulan berdasarkan satu data yang cocok

secara konkrit; 3) multistruktural, memiliki ciri-ciri dapat menarik kesimpulan berdasarkan

dua data atau lebih atau konsep yang cocok, berdiri sendiri atau terpisah; 4) relasional,

memiliki ciri-ciri dapat berpikir secara induktif, dapat menarik kesimpulan berdasarkan data

atau konsep yang cocok serta melihat dan mengadakan hubungan antara data atau konsep

Page 8: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

8

tersebut; 5) abstrak diperluas, memiliki ciri-ciri dapat berpikir secara induktif maupun deduktif

serta dapat mengadakan atau melihat hubungan, membuat hipotesis, menarik kesimpulan dan

menerapkannya pada situasi lain.

Berdasarkan penelitian Puspitasari (2016: 9) tentang kesalahan siswa SMP

menyelesaikan soal aljabar ditinjau dari taksonomi SOLO di SMP Negeri 1 Sambi

menunjukkan kesalahan yang dilakukan siswa paling dominan berada di level unistructural.

Jenis kesalahan pada level unistructural meliputi kesalahan konsep dan kesalahan prinsip.

Penyebab kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada level unistructural adalah

kemampuan siswa yang rendah dalam menafsirkan data, lemahnya daya ingat siswa, sikap

tergesa-gesa siswa dalam mengerjakan soal, lemahnya siswa dalam memahami konsep metode

substitusi dan lemahnya kemampuan siswa menerjemahkan soal ke dalam model matematika.

Penelitian tersebut belum memberikan alternatif solusi sehingga masih layak untuk dilakukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dipandang perlu untuk mendeskripsikan kualitas

jawaban siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar

berdasarkan Taksonomi SOLO. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam

langkah pembelajaran dan penekanan materi operasi hitung pecahan bentuk aljabar yang dirasa

sulit bagi siswa dilihat dari kualitas jawaban siswa berdasarkan Taksonomi SOLO.

Taksonomi SOLO

Menurut Kuswana (2012: 94), taksonomi yang dirancang Biggs dan Collis (1982)

merupakan cara sistematis dalam menggambarkan bagaimana kinerja pembelajaran dapat

tumbuh mulai dari kompleksitas sampai tingkat abstraksi, ketika menguasai banyak informasi

yang diterima, khususnya semacam tugas yang dilakukan di sekolah.

Menurut Kuswana (2012: 95), taksonomi SOLO (Structure of The Observed Learning

Outcome), dapat membantu usaha menggambarkan tingkat kompleksitas pemahaman siswa

tentang subjek, melalui tingkat lima respons dan diklaim dapat diterapkan di setiap wilayah

subjek. Menurut Kuswana (2012: 96), tidak semua siswa mendapatkannya melalui lima

tingkat, demikian pula tidak semua guru dapat melakukannya tanpa pelatihan yang sistemik.

Secara garis besar tentang tingkatan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut: 1) pre-

structural, dalam hal ini para siswa hanya memperoleh potongan-potongan dari informasi yang

terlepas satu sama lain yang tidak terorganisasi dan tidak ada artinya; 2) unistructural, koneksi-

koneksi dibuat, jelas nyata dan sederhana, tetapi maknanya tidak diserap; 3) multistructural,

sejumlah koneksi-koneksi bisa dibuat, hanya metaconnections antara mereka menjadi

Page 9: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

9

luput/kehilangan, seperti makna untuk keseluruhan informasi; 4) relational, siswa mampu

menghargai makna dari hubungan bagian dengan keseluruhan informasi; 5) ringkasan abstrak

diperluas (extended abstract), siswa membuat hubungan-hubungan tidak hanya di dalam

bidang hal yang diberikan, juga ada yang datang dari luar atau memapu menggeneralisasi dan

memindahkan prinsip maupun gagasan-gagasan yang spesifik.

Materi operasi hitung pecahan bentuk aljabar yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan

aljabar, dan perkalian, pembagian, serta perpangkatan pecahan aljabar. Biggs dan Collis

(Pittalis, 2003) mengemukakan indikator berdasarkan taksonomi SOLO yang disesuaikan

dengan materi operasi hitung pecahan aljabar.

Tabel 1. Indikator Pencapaian Berdasarkan Taksonomi SOLO

METODE PENELITIAN

Level Taksonomi SOLO Tahap Aktivitas yang dilakukan siswa

Prastruktural Data salah atau proses yang

digunakan dengan cara

sederhana yang mengarah ke

kesimpulan tidak relevan.

1. Menulis kembali isi soal

2. Menuliskan jawaban yang tidak

memiliki makna.

Unistruktural Sebuah proses tunggal atau

konsep yang diterapkan

setidaknya terdapat satu item

data. Sebuah kesimpulan

valid dapat ditarik karena data

yang dipilih tidak cukup.

1. Menuliskan sepenggal informasi

atau menggunakan satu konsep

yang ada pada soal.

2. Belum dapat menyelesaikan soal

Multistruktural Proses dan konsep yang

digunakan pada satu atau

lebih item data, tapi tanpa

sintesis informasi atau

kesimpulan menengah. Ini

mungkin menunjukkan

kinerja kognitif bawah yang

diperlukan untuk solusi

menyelesaikan masalah.

1. Menuliskan dua penggal

informasi atau menggunakan dua

konsep yang ada pada soal.

2. Belum mampu menggabungkan

informasi yang di dapat dari soal

untuk menyelesaikan soal.

3. Belum dapat menyelesaikan soal.

Relasional Respon yang ditandai dengan

sintesis informasi, proses

dan hasil.

1. Menuliskan dua penggal

informasi atau lebih yang ada

pada soal.

2. Dapat menyelesaikan soal

dengan tepat.

Abstrak Diperluas Tanggapan secara struktural

mirip dengan yang relasional,

tetapi konsep data proses yang

diambil dari luar domain

pengetahuan yang diasumsikan

dalam pertanyaan.

1. Dapat menyelesaikan soal

dengan tepat.

2. Dapat menarik kesimpulan.

Page 10: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

10

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan 3 orang

subjek yang diambil berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Subjek

penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII karena telah mempelajari materi aljabar pada

semester 1. Perbedaan kemampuan matematika siswa diukur berdasarkan nilai rata-rata

ulangan harian dan ulangan akhir semester. Subyek ditentukan dengan cara mengklasifikasikan

pada kemampuan matematika siswa. Pembagian kemampuan matematika dilakukan dengan

cara membagi jumlah siswa menjadi lima kategori yaitu 20% tinggi, 20% agak tinggi, 20%

sedang, 20% agak rendah, dan 20% rendah. Satu subjek diambil dari kategori tinggi, satu

subjek diambil dari kategori sedang, dan satu subjek diambil dari kategori rendah. Penentuan

subjek ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2

Nama Subjek Penelitian

Tingkatan Kemampuan

Matematika

Inisial

Tinggi CK

Sedang JA

Rendah TD

Data yang dikumpulkan berupa tulisan-tulisan, gambar-gambar, dokumentasi, ataupun

rangkaian kata-kata. Penelitian ini dilakukan dengan memberi tugas tentang operasi aljabar.

Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) metode tes,

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok; 2) wawancara untuk mengetahui penyebab

kesalahan siswa; 3) observasi untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran di kelas; 4)

dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang sekolah yang digunakan untuk

penelitian, identitas siswa dan hasil pekerjaan siswa dan dokumentasi pelaksanaan penelitian.

Teknik pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2010:

127). Teknik ini dilakukan dengan mengkomunikasikan data yang telah diperoleh dari peneliti

pada dosen pembimbing, peneliti pada guru yang mengajar matematika di kelas, dan dari dosen

pembimbing pada guru yang mengajar matematika di kelas. Selain itu kredibilitas data juga

Page 11: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

11

menggunakan bahan referensi. Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 128). Bahan referensi yang

digunakan dalam penelitian ini berupa rekaman hasil wawancara.

Menurut Miles and Huberman (2009) terdapat 3 alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan: 1) reduksi data yaitu data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk

laporan atau uraian yang rinci, kemudian disederhanakan dan difokuskan kepada hal yang

penting dan dilakukan kategorisasi yang sesuai dengan fokus masalah; 2) penyajian data adalah

sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan-kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan; 3) penarikan kesimpulan / verifikasi

merupakan proses pengambilan intisari dan makna dari sajian data yang telah terorganisir

dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang bermakna

kemudian membuat kesimpulan.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) peneliti; 2) kisi-kisi soal tes; 3) soal

tes; dan 4) pedoman wawancara. Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu

tahap pra lapangan, pelaksanaan penelitian, pembuatan laporan penelitian.

HASIL DAN ANALISIS HASIL

Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa soal tes operasi hitung pecahan bentuk

aljabar yang diuji terlebih dahulu validitasnya dengan bantuan 3 validator yaitu 2 Dosen

Pendidikan Matematika dan 1 Guru Matematika SMP. Soal yang diberikan adalah soal

berbentuk superitem sebanyak 4 soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar yang sudah

diklasifikasikan berdasarkan level pada Taksonomi SOLO. Adapun analisis kualitas jawaban

subjek berdasarkan taksonomi SOLO adalah sebagai berikut.

1. Kualitas jawaban tertulis Subjek CK berkemampuan matematika tinggi

a. Unistruktural

Subjek CK menggunakan satu penggal informasi atau satu konsep pada soal level

unistruktural. Kualitas jawaban subjek CK pada nomor 1 sesuai dengan indikator unistruktural

pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 1 subjek CK dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 12: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

12

Gambar 1. Jawaban Nomor 1 Subjek CK

Pada soal nomor 1a dan 1b, subjek CK mengerjakan penjumlahan dan pengurangan

pecahan bentuk aljabar dengan menyamakan penyebut terlebih dahulu. Pada soal nomor 1c,

subjek CK megkalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Subjek

CK telah melewati pada level unistruktural.

b. Multistruktural

Subjek CK menggunakan dua penggal informasi atau dua konsep pada soal level

multistruktural. Kualitas jawaban subjek CK pada nomor 2 sesuai dengan indikator

multistruktural pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 2 subjek CK dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Jawaban Nomor 1 Subjek CK

Pada soal nomor 2a tentang operasi hitung pembagian pecahan bentuk aljabar, subjek CK

membalikkan pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang. Langkah

pengerjaan selanjutnya yang dikerjakan adalah dengan mengkalikan pembilang dengan

pembilang dan penyebut dengan penyebut. Pada soal nomor 2b, subjek CK mengerjakan

Page 13: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

13

dengan cara memfaktorkan terlebih dahulu 𝑚2 − 1 kemudian menyamakan penyebutnya.

Berdasarkan kualitas jawaban diatas, maka Subjek CK telah melewati pada level

multistruktural.

c. Relasional

Subjek CK menggunakan lebih dari dua penggal informasi atau lebih dari dua konsep pada

soal level relasional. Kualitas jawaban subjek CK pada nomor 3a sesuai dengan indikator level

Relasional pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 3a subjek CK dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Jawaban Nomor 3a Subjek CK

Subjek CK pada soal relasional nomor 3a mampu memahami soal dengan benar namun

tidak dapat menjawab dengan benar hasil akhirnya. Pada nomor 3a, Subjek CK mengerjakan

terlebih dahulu pembagian pecahan aljabar kemudian mengerjakan penjumlahan pecahan.

Subjek CK menggunakan beberapa konsep yang telah dipelajari sebelumnya yaitu konsep

operasi hitung, konsep pembagian pecahan, dan konsep penjumlahan pecahan.

Kualitas jawaban subjek CK pada nomor 3b juga sesuai dengan indikator level Relasional

pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 3b subjek CK dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 14: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

14

Gambar 4. Jawaban Nomor 3b Subjek CK

Subjek CK pada soal relasional no 3b mampu memahami soal dengan benar namun tidak

menyederhanakan hasil akhir jawaban nomor 3b. Pada soal nomor 3b, Subjek CK mengerjakan

pembagian pecahan aljabar dengan membalikkan pembilang menjadi penyebut dan penyebut

menjadi pembilang. Subjek CK menggunakan beberapa konsep yang telah dipelajari

sebelumnya yaitu konsep konsep pembagian pecahan, konsep perkalian pecahan, konsep

penyederhanaan pecahan, dan konsep pemfaktoran aljabar. Berdasarkan kualitas jawaban

diatas, maka Subjek CK telah melewati pada level Relasional.

d. Abstrak Diperluas

Pada level ini subjek CK tidak dapat menjawab soal dengan benar dan hanya menuliskan

yang diketahui saja. Subjek CK tidak dapat mengubah soal cerita kedalam bentuk matematika.

Pada level ini kualitas jawaban subjek CK tidak sesuai dengan indikator pada level abstrak

diperluas.

Berdasarkan hasil deskripsi jawaban subjek CK berkemampuan tinggi maka kualitas

jawaban subjek CK pada level Taksonomi SOLO yang dicapai adalah Relasional.

2. Kualitas jawaban tertulis Subjek JA berkemampuan matematika sedang

a. Unistruktural

Subjek JA menggunakan satu penggal informasi atau satu konsep pada soal level

unistruktural. Kualitas jawaban subjek JA pada nomor 1a dan 1b belum sesuai dengan indikator

unistruktural pada Taksonomi SOLO. Akan tetapi pada soal 1c, kualitas jawaban subjek JA

sesuai dengan indikator unistruktural pada Taksonomi SOLO . Jawaban tertulis nomor 1 subjek

JA dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 15: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

15

Gambar 5. Jawaban Nomor 1 Subjek JA

Pada soal nomor 1a dan 1b, subjek JA tidak dapat mengerjakan penjumlahan dan

pengurangan pecahan bentuk aljabar. Pada soal nomor 1c, subjek JA mengkalikan pembilang

dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Subjek JA dapat mengerjakan salah satu

soal level unistruktural yaitu perkalian pecahan bentuk aljabar maka Subjek JA telah melewati

pada level unistruktural.

b. Multistruktural

Subjek JA menggunakan dua penggal informasi atau dua konsep pada soal level

multistruktural. Kualitas jawaban subjek JA pada nomor 2a sesuai dengan indikator

multistruktural pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 2 subjek JA dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Jawaban Nomor 2 Subjek JA

Pada soal nomor 2a tentang operasi hitung pembagian pecahan bentuk aljabar, subjek JA

membalikkan pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang. Langkah

pengerjaan selanjutnya yang dikerjakan oleh subjek JA adalah dengan mengkalikan pembilang

dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Akan tetapi saat mengkalikan, subjek JA

tidak teliti. Pada soal nomor 2b, subjek JA mengerjakan dengan cara memfaktorkan terlebih

Page 16: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

16

dahulu 𝑚2 − 1 namun tidak dapat menyamakan penyebut. Berdasarkan kualitas jawaban

diatas, maka Subjek JA dapat mengerjakan salah satu soal level multistruktural yaitu

pembagian pecahan bentuk aljabar maka subjek JA telah melewati pada level multistruktural.

c. Relasional

Pada level ini subjek JA tidak dapat menjawab soal dengan benar. Pada level ini kualitas

jawaban subjek JA tidak sesuai dengan indikator pada level relasional. Jawaban tertulis nomor

3 subjek JA dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Jawaban Nomor 3 Subjek JA

Pada nomor 3a, subjek JA mengerjakan pembagian pecahan terlebih dahulu dengan

membalikkan pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang dengan operasi

pembagian yang berubah menjadi perkalian. Akan tetapi, subjek JA tidak dapat mengerjakan

penjumlahan pecahan aljabar. Subjek JA kesulitan dalam menyamakan penyebut. Hal yang

sama juga terjadi pada nomor 3b, subjek JA mengerjakan pembagian pecahan terlebih dahulu

dengan membalikkan pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang dengan

operasi pembagian yang berubah menjadi perkalian. Akan tetapi, subjek JA tidak bisa

mengerjakan pada langkah selanjutnya yaitu tidak dapat memfaktorkan dan menyederhanakan

bentuk aljabar. Berdasarkan kualitas jawaban diatas, maka Subjek JA tidak dapat melewati

pada level Relasional.

d. Abstrak Diperluas

Pada level ini subjek JA tidak dapat menjawab soal dengan benar dan hanya menuliskan

yang diketahui saja. Subjek JA tidak dapat mengubah soal cerita kedalam bentuk matematika.

Pada level ini kualitas jawaban subjek JA tidak sesuai dengan indikator pada level abstrak

diperluas.

Page 17: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

17

Berdasarkan hasil deskripsi jawaban subjek JA berkemampuan sedang maka kualitas

jawaban subjek JA pada level Taksonomi SOLO yang dicapai adalah Multistruktural.

3. Kualitas jawaban tertulis Subjek TD berkemampuan matematika rendah

a. Unistruktural

Subjek TD menggunakan satu penggal informasi atau satu konsep pada soal level

unistruktural. Kualitas jawaban subjek TD pada nomor 1a dan 1b sudah sesuai dengan indikator

unistruktural pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 1a dan 1b subjek TD dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Jawaban Nomor 1a dan 1b Subjek TD

Pada soal nomor 1a dan 1b, subjek TD mengerjakan penjumlahan dan pengurangan

pecahan bentuk aljabar dengan menyamakan penyebut terlebih dahulu. Subjek TD

menggunakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya yaitu konsep penjumlahan dan

pengurangan pecahan. Berbeda pada soal 1c, kualitas jawaban subjek TD belum sesuai dengan

indikator unistruktural pada Taksonomi SOLO. Jawaban tertulis nomor 1c subjek TD dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Jawaban Nomor 1c Subjek TD

Subjek TD pada soal nomor 1c tidak dapat mengerjakan dengan benar dan belum

memahami konsep perkalian pecahan. Terlihat dari hasil pekerjaan nomor 1c bahwa subjek TD

menggunakan konsep perkalian yang salah yaitu dengan mengganti operasi perkalian menjadi

pembagian. Subjek TD dapat mengerjakan salah satu soal level unistruktural yaitu

Page 18: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

18

penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar maka Subjek TD telah melewati pada

level unistruktural.

b. Multistruktural

Pada level ini subjek TD tidak dapat menjawab soal dengan benar. Pada level ini kualitas

jawaban subjek TD tidak sesuai dengan indikator level multistruktural pada Taksonomi SOLO.

Jawaban tertulis nomor 2 subjek TD dapat dilihat pada pada Gambar 10.

Gambar 10. Jawaban Nomor 2 Subjek TD

Pada nomor 2a dan 2b, subjek TD tidak mampu mengerjakan soal pada level

multistruktural. Terlihat pada jawaban nomor 2a, bahwa subjek TD tidak mampu memahami

soal dengan benar dan tidak memahami konsep pembagian pecahan. Hal serupa juga terjadi

pada soal nomor 2b, bahwa subjek TD kesulitan menyamakan penyebut. Berdasarkan kualitas

jawaban diatas, maka Subjek TD tidak dapat melewati pada level multistruktural.

c. Relasional

Pada level ini subjek TD tidak dapat menjawab soal dengan benar. Pada level ini kualitas

jawaban subjek TD tidak sesuai dengan indikator pada level relasional. Jawaban tertulis nomor

3a subjek TD dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 19: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

19

Gambar 11. Jawaban Nomor 3a Subjek TD

Pada nomor 3a, jawaban subjek TD tidak memiliki makna dan mengerjakan diluar konsep

yang telah ada. Hal serupa juga terjadi pada nomor 3b, subjek TD tidak dapat mengerjakan soal

dengan benar dan memberikan jawaban diluar konsep yang sudah ada. Jawaban tertulis nomor

3b subjek TD dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Jawaban Nomor 3b Subjek TD

Berdasarkan kualitas jawaban diatas, maka Subjek TD tidak dapat melewati pada level

Relasional.

d. Abstrak Diperluas

Pada level ini subjek TD tidak dapat menjawab soal dengan benar dan hanya menuliskan

yang diketahui saja. Subjek TD tidak dapat mengubah soal cerita kedalam bentuk matematika.

Pada level ini kualitas jawaban subjek JA tidak sesuai dengan indikator pada level abstrak

diperluas.

Page 20: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

20

Berdasarkan hasil deskripsi jawaban subjek TD berkemampuan rendah maka kualitas

jawaban subjek TD pada level Taksonomi SOLO yang dicapai adalah Unistruktural.

PEMBAHASAN

Pada level prastruktural menunjukkan bahwa siswa belum memahami soal yang diberikan

sehingga cenderung tidak memberikan jawaban atau siswa memberikan jawaban yang tidak

memiliki makna. Dari hasil analisis kualitas jawaban di atas, semua subjek telah memenuhi

indikator pada level prastruktural ini. Subjek berkemampuan matematika rendah dapat

menjawab soal dengan benar dan tepat pada soal penjumlahan dan pengurangan pecahan

bentuk aljabar. Hal ini menunjukkan bahwa subjek berkemampuan rendahpun dapat melewati

level prastruktural.

Pada level unistruktural menunjukkan bahwa hasil analisis kualitas jawaban subjek

berkemampuan matematika rendah dapat mengerjakan soal pada level unistruktural dengan

benar dan tepat pada soal penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar, akan tetapi

tidak dapat menyelesaikan soal perkalian pecahan bentuk aljabar. Hal ini ditunjukkan dari hasil

tes dan wawancara bahwa subjek berkemampuan rendah menyelesaikan soal unistruktural

dengan sepenggal informasi yaitu konsep penyamaan penyebut. Berbeda dengan subjek

berkemampuan sedang, pada level unistruktural subjek berkemampuan sedang dapat

mengerjakan soal perkalian pecahan bentuk aljabar dengan benar dan tepat, akan tetapi subjek

berkemampuan sedang tidak dapat mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan

bentuk aljabar. Subjek berkemampuan sedang menggunakan sepenggal informasi yaitu konsep

perkalian pecahan bentuk aljabar. Sedangkan subjek berkemampuan tinggi mampu

mengerjakan semua soal pada level unistruktural dengan benar dan tepat. Subjek

berkemampuan tinggi menggunakan sepenggal informasi pada soal penjumlahan dan

pengurangan pecahan bentuk aljabar yaitu konsep penyamaan penyebut sedangkan pada soal

perkalian pecahan bentuk aljabar menggunakan sepenggal informasi yaitu konsep perkalian

pecahan bentuk aljabar.

Pada level multisturktural menunjukkan bahwa hasil analisis kualitas jawaban subjek

berkemampuan rendah tidak dapat menjawab soal dengan benar dan tepat. Kualitas jawaban

subjek berkemampuan rendah tidak sesuai dengan indikator level multistruktural Taksonomi

SOLO. Berbeda dengan subjek berkemampuan sedang, kualitas jawaban subjek

berkemampuan sedang telah sesuai dengan indikator pada level multistruktural. Subjek

berkemampuan sedang mampu mengerjakan soal pembagian pecahan aljabar. Subjek

Page 21: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

21

menggunakan dua penggal informasi yaitu konsep pembagian dan perkalian pecahan bentuk

aljabar. Hal serupa juga ditunjukkan oleh subjek berkemampuan tinggi. Kualitas jawaban

subjek berkemampuan tinggi telah sesuai dengan indikator pada level multistrukural pada

Taksonomi SOLO. Pada level ini subjek berkemampuan tinggi dapat menyelesaikan soal

dengan benar dan tepat. Pada soal pembagian pecahan aljabar, subjek berkemampuan tinggi

mampu menyelesaikan dengan konsep pembagian dan perkalian pecahan bentuk aljabar. Pada

soal penjumlahan pecahan bentuk aljabar, subjek menggunakan konsep penyamaan penyebut

dan pemfaktoran.

Pada level relasional menunjukkan bahwa hasil analisis kualitas jawaban subjek

berkemampuan rendah dan sedang tidak dapat menjawab dengan benar dan tepat. Kedua subjek

cenderung memberikan jawaban yang tidak bermakna. Kualitas jawaban subjek

berkemampuan rendah dan sedang tidak sesuai dengan indikator level relasional pada

Taksonomi SOLO. Berbeda dengan subjek berkemampuan tinggi, kualitas jawaban subjek

berkemampuan tinggi sesuai dengan indikator level relasional pada Taksonomi SOLO. Pada

soal no 3a, subjek berkemampuan tinggi dapat mengerjakan operasi hitung pecahan bentuk

aljabar dengan menyelesaikan operasi pembagian pecahan aljabar terlebih dahulu kemudian

mengerjakan penjumlahan pecahan. Subjek berkemampuan tinggi menggunakan beberapa

informasi berupa konsep pembagian pecahan aljabar, perkalian pecahan aljabar, dan

penjumlahan pecahan aljabar. Pada soal no 3b level ini subjek berkemampuan tinggi dapat

mengerjakan operasi hitung pecahan bentuk aljabar. Subjek berkemampuan tinggi

mengerjakan pembagian pecahan aljabar dengan membalikkan pembilang menjadi penyebut

dan penyebut menjadi pembilang. Subjek berkemampuan tinggi menggunakan beberapa

konsep yang telah dipelajari sebelumnya yaitu konsep konsep pembagian pecahan, konsep

perkalian pecahan, konsep penyederhanaan pecahan, dan konsep pemfaktoran aljabar.

Pada level abstrak diperluas menunjukkan hasil analisis kualitas jawaban semua subjek

berbeda kemampuan tidak dapat mencapai pada level abstrak diperluas pada Taksonomi

SOLO. Jawaban semua subjek cenderung hanya menuliskan yang diketahui saja. Semua subjek

cenderung kesulitan dalam mengubah soal cerita kedalam bentuk matematika. Semua subjek

tidak dapat memahami pada soal level abstrak diperluas ini.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

jawaban siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar

Page 22: ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14577/2/T1_202013045_Full...pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan

22

berdasarkan Taksonomi SOLO pada subjek berkemampuan tinggi hanya berada pada level

unistruktural sampai relasional. Berbeda dengan subjek berkemampuan sedang, kualitas

jawaban subjek berkemampuan sedang hanya berada pada level unistruktural sampai

multistruktural. Pada subjek berkemampuan rendah, kualitas jawaban subjek berkemampuan

rendah hanya berada pada level unistruktural.

Semua subjek berbeda kemampuan tidak dapat menyelesaikan soal pada level abstrak

diperluas. Semua subjek tidak dapat memahami soal dalam bentuk soal cerita maka seorang

pendidik perlu menekankan kembali soal operasi hitung pecahan bentuk aljabar ke dalam

bentuk soal cerita terutama pada mengubah soal cerita kedalam bentuk matematikanya.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, M. 2002. Pengembangan Item Tes dan Interpretasi Respon Mahasiswa dalam

Pembelajaran Geometri Analit Berpandu pada Taksonomi SOLO. Jurnal pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 36(4). Tersedia

dihttp://pasca.undiksha.ac.id/images/img_item/643.doc [ diakses 26 Januari 2017].

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Manibuy, Ronald., Mardiyana & D. R Sari Saputro. 2014. “Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat berdasarkan TAKSONOMI SOLO pada Kelas

X SMA Negeri 1 Plus di Kabupaten Nabire-Papua.” Jurnal Elektronik Pembelajaran

Matematika 2 (9): 933- 946.

Diakses dari : http://www.e-journal.com/2015/03/analisis-kesalahan-siswa-dalam.html

(1 Januari 2017 )

Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Musfiqon. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Presentasi Pustakaraya

Puspitasari, Nandya. 2016. Kesalahan Siswa SMP Menyelesaikan Soal Aljabar Ditinjau dari

Taksonomi Solo di SMP Negeri 1 Sambi. Surakarta:Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Pittalis, Marios. 2003.Students’ Ability In Solving Proportional Problems. University Of

Cyprus

Putri, Dyta Aprilia Kurnia. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal yang

Berhubungan dengan Konstruksi Statis Tertentu Berdasarkan Taksonomi Solo Plus pada

Kelas X Tgb Smk Negeri 3 Surabaya.Surabaya:Universitas Negeri Surabaya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Tampomas, Husein. 2006.Matematika Plus 1A. Jakarta: Yudhistira.