analisis korupsi menurut islam.doc
-
Upload
yunus-prasetyo -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of analisis korupsi menurut islam.doc
Nama : Yunus Prasetyo
NIM : 120321419957
Off/Kls : c/c
Uang yang menentukan!!!
Suatu hari di desa bojong kenyot akan diadakan ujian untuk menjadi perangkat desa.
Pada tanggal 26 maret 2012 diadakan technical meeting, dimana semua peserta akan diberi
pengarahan mengenai kegiatan ujian, sekaligus wawancara yang dilakukan langsung oleh
Kepala Desa Bojong Kenyot. Saat wawancara, satu persatu secara bergantian calon perangkat
desa masuk ke ruang kerja kepala desa. Kepala desa memberikan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan tata desa dan aturan-aturan yang harus dipahami dan diyakini oleh
perangkat desa. Pada akhir pertanyaannya, ia menawarkan kepada beberapa calon perangkat
desa untuk menjadi kepala desa dengan cara cepat dan mudah tanpa harus bersusah payah
memikirkan jawaban ujian, yaitu dengan cara membayar sebesar 20 juta.
Calon pertama yang diberi tawaran bernama Anton, ia langsung menerima tawaran itu
tanpa basa basi, karena ia adalah orang kaya. Calon kedua yang diberi tawaran tersebut
adalah Kadir, saat mendengar tawaran ke dari kepala desa tersebut, ia berfikir sejenak seraya
berkata dalam batinnya “Apakah ini dosa ya?Tapi jika tawaran bagus ini tidak ku terima
kapan lagi aku bisa jadi lurah. Tapi ini kan menyogok namanya, berarti aku melakukan dosa
besar dong. Ini kan korupsi,tapi…”
Akhirnya ia memutuskan meminta waktu untuk memikirkan tawaran terebut, Bapak
kepala desa pun menyetujui permintaannya. Setelah itu tibalah giliran Badrun, calon ke tiga
yang diberi tawaran yang sama oleh kepala desa, saat mendengar perkataan kepala desa
tersebut srontak Badrun terkejut dan tanpa berfikir panjang ia mengatakan, “ Berani sekali
bapak mengambil keuntungan dengan cara penyuapan, ini berarti korupsi Pak. Dengan tegas
saya menolak tawaran bapak,saya akan berusaha dengan kemampuan saya ”. Setelah itu,
Badrun berdiri dan meninggalkan ruangan kepala Desa.
ANALISIS
Cerita di atas merupakan salah satu contoh tindakan korupsi, mengapa demikian?
Karena Kepala Desa Bojongkenyot berusaha untuk mengambil keuntungan dengan meminta
biaya pada calon perangkat desa dengan jaminan tanpa bersusah payah langsung diterima
menjadi perangkat desa, walaupun pada kenyataannya untuk menjadi perangkat desa tidak
perlu mengeluarkan biaya. Hal ini menunjukkan bahwa kejujuran mulai memudar, keyakinan
bahwa uang dapat menggantikan posisi bahkan rasa takut terhadap Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Melihat makin semakin marak.
Tidak hanya korupsi saja yang dilakukan dalam tindakan ini, melainkan kolusi dan
nepotisme. Karena kepala desa memasukkan beberapa orang dalam kedudukan perangkat
desa tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki orang tersebut. Orang yang tidak
memiliki kemampuan jika dimasukkan ke dalam suatu kedudukan yang tidak seharusnya,
maka suatu saat nanti ia akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar.
PEMBAHASAN
a. Hadits tentang korupsi
Hadist Riwayat al-Bukhariy Pada Kitab al-Aiman :
انه عدى السا حميد ابى عن عروة نى اخبر قال الزهرى عن شعيب اخبرنا ن اليما ابو ثنا حد
وسلم عليه صلىالله الله رسول ن ا فقال اخبره عمله من فرغ حين العامل فجاءه عامال استعمل
يهدى ا فنظرت مك وا بيك ا بيت فى ت قعد افال له فقال لى اهدى وهذا لكم هذا الله رسول يا
ال ام الله لك على واثنى فتشهد الصالة بعد عشية وسلم عليه الله صلى الله رسول قام ثم
- اهدى وهذا عملكم من هذا فيقول تينا فياء نستعمله مل العا بال فما بعد اما قال ثم اهله بماهو
ام له يهدى هل فنظر مه وا ابيه بيت فى قعد افال كم لى احد يغل ال بيده محمد نفسى فوالذى ال
بقرة كانت وان رغاء له به جاء بعيرا ن كا ان عنقه على يحمله مة القيما يوم به جاء اال شياء منها
صلى الله رسول رفع ثم حميد ابو فقال بلغت فقد تيعر بها جاء ة شا نت كا وان خوار لها بها جاء
معى ذلك سمع وقد حميد ابو قال ابطيه عفرة الى لننظر نا ا حتى يده وسلم عليه ثا الله بن زيد
فسلوه وسلم عليه الله صلى النبى من -بت
Terjemahnya:
Abu al-Yaman menceritakan kepada kami, Syu’aib memberitakan kepada kami, dari al-
Zuhriy dia berkata : ‘Urwah memberitakan kepadaku, dari Abi Humaid al-Saidiy, dia telah
memberitakannya, sesungguhnya Rasulullah Saw. mengangkat seorang amil (pegawai) untuk
menertima sedekah/zakat. Kemudian setelah selesai dari pekerjaannya dia datang kepada
Rasulullah Saw. dan berkata: Ini untukmu dan yang ini hadiah yang di berikan orang
kepadaku. Maka Rasulullah Saw. bersabda kepadanya: Mengapakah anda tidak duduk saja di
rumah bapak atau ibumu untuk melihat apakah di beri hadiah atau tidak. Kemudian sesudah
shalat Rasulullah Saw. berdiri setelah tasyahud dan memuji Allah selayaknya lalu bersabda:
Amma ba’du, mengapakah seorang ‘amil yang di serahi mengurus pekerjaannya, kemudian ia
datang lalu berkata, ini hasil untuk kamu dan ini aku di beri hadiyah, mengapa ia tidak
duduk-duduk saja di rumah bapak atau ibunya untuk mengetahui apakah di beri hadiah atau
tidak. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tiada seorang yang
menyembunyikan sesuatu untuk di ambil hasilnya (korupsi), melainkan ia akan menghadap di
hari kiamat nanti memikul di atas lehernya, jika berupa onta akan bersuara, jika berupa lembu
akan menguak, dan jika berupa kambing akan mengembik. Maka sungguh aku telah
menyampaikan ; Abu Humaid berkata: Kemudian Rasulullah Saw. mengangkat kedua
tangannya, hingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya. Berkata pula Abu Humaid,
sungguh hal itu telah mendengar bersamaku Zaid ibn Sabit dari Nabi Saw.
Hadist Riwayat Imam al-Darimiy Dalam Kitab al-Zakat :
الزهرى عن شعيب ناا ا نافع بن االحكم لسا اخبرنا ا حميد بى ا عن بير الز ابن عروة اخبرنى
حين مل العا ه فجاء قة الصد على مال عا استعمل وسلم عليه الله صلى النبى ان اخبره انه عدى
فرغ
وسلم عليه لله صلىا لنبى ا فقال لى اهدي وهذا لكم لذى ا ا هذ الله يارسول ل فقا عمله من
وسلم عليه لله صلىا لنبى ا قال ثم ال م ا لك ى يهد ا فنظرت مك وا ابيك بيت فى قعـدت فهال
- ل با فما بعد ما ا قال ثم اهله هو بما عليه ثنى وا لله فحمدا فتشهد لمنبر علىا لصالة ا بعد عشية
مه وا بيه ا بيت فى قعد فهال لى اهدي وهذا عملكم من هذا فيقول تينا فياء نستعمله مل لعا ا
له يهدى ا ال فينظر شياء ام منها كم حد ا يغل ال بيده نفسمحمد مة والذى لقيا ا يوم به جاء اال
عنقه على شا يحمله نت كا ن وا ر خوا لها بها جاء بقرة كانت ن وا رغاء له به جاء بعيرا كان ن ا
جاء لننظر بها ة نا ا حتى يه يد وسلم عليه لله صلىا لنبى ا رفع ثم حميد بو ا ل قا بلغت فقد تيعر
يد ز وسلم عليه لله صلىا لله ا رسول من معى لك ذا سمع وقد حميد بو ا ل قا ابطيه عفرة لى ا
فسلوه بت ثا -بن
Hadist Riwayat Imam al-Darimiy Pada Kitab al-Sair :
بى ا عن لزبير ا بن ا عروة ثنى حد لزهري ا عن شعيب ثنا فع نا بن لحكم ا ن ليما بوا ا اخبرنا
ا على مال عا ستعمال ا وسلم عليه لله صلىا لنبى ا ن ا اخبره نه ا عدى لسا ا ثم رى نصا ال ا حميد
فقا لى اهدي و لكم لذى ا ا هذ لله ا رسول يا ل فقا عمله من فرغ حين مل لعا ا ه فجاء قة لصد
ا فنظرت مك وا بيك ا بيت فى ت قعد فهال وسلم عليه لله ا صلى لنبى ا قا ل ثم ال م ا لك ى يهد
اهله هو بما لله علىا ثنى ا و فتشهد لمنبر ا عل ة لصال ا بعد عشية وسلم عليه لله صلىا لنبى ا م
بعد ما ا ل قا لى ثم ي اهد ا وهذ عملكم من ا هذ فيقول تينا فياء نستعمله مل لعا ا ل با فهال ما
شياء – منها كم حد ا يغل ال بيده نفسى ى لذ وا ال ام له ى يهد هل فينظر مه وا بيه ا بيت فى قعد
بها جاء بقرة نت كا ن وا رغاء له به جاء بعيرا ن كا ن ا عنقه على يحمله مة لقيا ا يوم به جاء ال ا
لله صلىا لله ا رسول رفع ثم حميد بو ا ل قا بلغت فقد تيعر بها جاء ة شا نت كا ن وا ر خوا لها
لنبى ا من معى ك ذ سمع وقد حميد بو ا ل قا بطيه ا عفرة لى ا لننظر نا ا حتى يه يد سلم و عليه
ه فسلو بت ثا بن زيد وسلم عليه لله ا – صلى
b. Teori Pengetahuan
Korupsi berawal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio berasal dari kata
corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa
Eropa seperti Inggris yaitu corruption, corrupt; Prancis yaitu corruption; dan Belanda yaitu
corruptie, korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa Indonesia yaitu
korupsi.
c. Arti Kata Korupsi dan Suap
Korup : busuk; palsu; suap
buruk; rusak; suka menerima uang sogok; menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara; menerima uang dengan menggunakan jabatannya untuk
kepentingan pribadi. Korupsi : kebejatan; ketidakjujuran; tidak bermoral;
penyimpangan dari kesucian. Penyuapan; pemalsuan. Penyelewengan atau
penggelapan uang negara atau perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
Pengertian suap
1. Suap adalah, pemberian yang diharamkan syariat, dan ia termasuk pemasukan yang
haram dan kotor.
2. Suap, ketika memberinya tentu dengan syarat yang tidak sesuai dengan syariat,
baik syarat tersebut disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Suap, diberikan untuk mencari muka dan mempermudah dalam hal yang batil.
4. Suap, pemberiannya dilakukan secara sembunyi, dibangun berdasarkan saling
tuntut- menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati.
5. Suap biasanya diberikan sebelum pekerjaan.
c. Makna Haditst
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan peringatan atau ancaman kepada
orang yang ditugaskan untuk menangani suatu pekerjaan (urusan), lalu ia mengambil sesuatu
dari hasil pekerjaannya tersebut secara diam-diam tanpa seizin pimpinan atau orang yang
menugaskannya, di luar hak yang telah ditetapkan untuknya, meskipun hanya sebatang jarum.
Maka, apa yang dia ambil dengan cara tidak benar tersebut akan menjadi belenggu, yang
akan dia pikul pada hari Kiamat. Yang dia lakukan ini merupakan khianat (korupsi) terhadap
amanah yang diembannya. Dia akan dimintai pertanggungjawabannya nanti pada hari
Kiamat.
Ketika kata-kata ancaman tersebut didengar oleh salah seorang dari kaum Anshar,
yang orang ini merupakan satu diantara para petugas yang ditunjuk oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta merta dia merasa takut. Dia meminta kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melepaskan jabatannya. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan, agar setiap orang yang diberi tugas dengan suatu pekerjaan, hendaknya
membawa hasil dari pekerjaannya secara keseluruhan, sedikit maupun banyak kepada beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian mengenai pembagiannya, akan dilakukan sendiri
oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang diberikan, berarti boleh mereka ambil.
Sedangkan yang ditahan oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka tidak boleh
mengambilnya.
d. Syarah Haditst
Hadits di atas intinya berisi larangan berbuat ghulul (korupsi), yaitu mengambil harta
di luar hak yang telah ditetapkan, tanpa seizin pimpinan atau orang yang menugaskannya.
Seperti ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda
“Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji)
untuknya, maka apa yang dia ambil di luar itu adalah harta ghulul (korupsi)”.
Asy-Syaukani menjelaskan, dalam hadits ini terdapat dalil tidak halalnya (haram) bagi
pekerja (petugas) mengambil tambahan di luar imbalan (upah) yang telah ditetapkan oleh
orang yang menugaskannya, dan apa yang diambilnya di luar itu adalah ghulul (korupsi).
Dalam hadits tersebut maupun di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyampaikan secara global bentuk pekerjaan atau tugas yang dimaksud. Ini dumaksudkan
untuk menunjukkan bahwa peluang melakukan korupsi (ghulul) itu ada dalam setiap
pekerjaan dan tugas, terutama pekerjaan dan tugas yang menghasilkan harta atau yang
berurusan dengannya. Misalnya, tugas mengumpulkan zakat harta, yang bisa jadi bila petugas
tersebut tidak jujur, dia dapat menyembunyikan sebagian yang telah dikumpulkan dari harta
zakat tersebut, dan tidak menyerahkan kepada pimpinan yang menugaskannya.
e. Hukum Syari’at Tentang Korupsi
Sangat jelas, perbuatan korupsi dilarang oleh syari’at, baik dalam Kitabullah (Al-Qur’an)
maupun hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih. Di dalam
Kitabullah, di antaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
LلMهMف LمN Lت ي MسMن عO NمL ِإ Lت Qي MوMل Mن ت دNوا َأ OسLفN رLِضO فOي تM Lوا اَأْلNعVطMقN NمL وMت حMامMك Lر
M OكM َأ XMِئ Nول QذOينM َأ MهNمN ال MعMن QهN ل صMمQهNمL اللM فMَأ
XىMمLعM هNمL وMَأ MارMصL ب
M َأ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah don
ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya penglihatan mereka [Muhammad : 22-23]
Abul ‘Aliyah rahimahullah berkata, “Membuat kerusakan di permukaan bumi dengan suap
dan sogok.”[7]. Dalam mensifati orang-orang Yahudi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
MونNاعQم Mس OِبOذM Lك Oل NونM ل Qال Mك Oلس]حLتO َأ ل
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang
haram. [Al-Maidah : 42]
Tentang ayat ini, Hasan dan Said bin Jubair rahimahullah menyebutkan di dalam tafsirnya,
bahwa yang dimaksud adalah pemakan uang suap, dan beliau berkata: “Jika seorang Qodi
(hakim) menerima suap, tentu akan membawanya kepada kekufuran”.
Sedangkan dari Sunnah.
LنMر عMمNع OدL LنO اللهO عMب MلM ب MعMنM : قا وLلN ل Nس Mر Oى، اللهOاش Mالر Oى MشM ت LرNلمL وNا
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu , ia berkata : “Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam melaknat yang memberi suap dan yang menerima suap”.[HR At-Tirmidzi, 1/250; Ibnu
Majah, 2313 dan Hakim, 4/102-103; dan Ahmad 2/164,190. Syaikh Al-Albani
berkata,”Shahih.”]
Dalam riwayat Tsauban, terdapat tambahan hadits: “Arroisy” (...dan perantara transaksi
suap)”. [HR Ahmad, 5/279 dalam sanadnya ada Laits bin Abi Salim, hafalannya bercampur,
dan Syaikhnya, Abul Khattab majhul]. Hadits ini menunjukkan, bahwa suap termasuk dosa
besar, karena ancamannya adalah Laknat. Yaitu terjauhkan dari rahmat Allah. Al Haitsami
rahimahullah memasukkan suap kepada dosa besar yang ke-32.
Sedangkan menurut Ijma’, telah tenjadi kesepakatan umat tentang haramnya suap
secara global, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Qudamah, Ibnul Atsir, Shan’ani
rahimahullah.
KESIMPULAN
Tindakan korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat tinggi saja, melainkan
dilakukan juga oleh pegawai negeri yang berada di bawahnya dan bisa saja semua orang
tergantung iman mereka, contohnya adalah kepala desa. Larangan melakukan korupsi telah
dibuktikan dalam Hadist dan Al-Quran. Hadist-hadist yang membahas larangan melakukan
korupsi adalah Hadist Riwayat al-Bukhariy Pada Kitab al-Aiman, Hadis Riwayat Imam al-
Darimiy Dalam Kitab al-Zakat, Hadis Riwayat Imam al-Darimiy Pada Kitab al-Sair .
Sedangkan pada Al-Qur’an terdapat pada QS. Al-Maidah : 42, QS. Al-Baqarah : 188, QS.
An-Nisa : 29. Tindakan korupsi dapat dicegah dengan memperkuat keimanan kepada Allah
dan berpegang teguh pada kejujuran.