ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES ...digilib.unila.ac.id/59186/3/SKRIPSI TANPA BAB...

70
ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES TERHADAP KINERJA BUMDES DENGAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN BUMDES SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Desa di Kabupaten Pringsewu) (SKRIPSI) Oleh DIEKY LAUNDRY FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2019

Transcript of ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES ...digilib.unila.ac.id/59186/3/SKRIPSI TANPA BAB...

ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES TERHADAP

KINERJA BUMDES DENGAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

BUMDES SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi pada Desa di Kabupaten Pringsewu)

(SKRIPSI)

Oleh

DIEKY LAUNDRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF VILLAGE-OWNED ENTERPRISE (BUMDES) MANAGERS

COMPETENCE ON BUMDES PERFORMANCE WITH IMPLEMENTATION

OF BUMDES MANAGEMENT AS INTERVENING VARIABLE

(STUDY ON VILLAGES IN PRINGSEWU DISTRICT)

By

DIEKY LAUNDRY

This study aims to analyze the competence of managers of Village-Owned

Enterprises (BUMDes) on the performance of BUMDes with the implementation

of BUMDes management as intervening variable. The research location was

carried out in Pringsewu District with the sample of study consisted of 108

BUMDes. The data used are primary data types collected directly by survey

methods and questionnaires. The measurement scale for the questionnaire used is

Likert scale. The methods of data analysis used are descriptive qualitative

analysis and analysis using Structural Equation Modeling (SEM) with Partial

Least Square (PLS) approach using smartPLS 3.0 software.

The results of this study indicate that there is a positive relationship between the

competence of BUMDes managers on the implementation of BUMDes

management, implementation of BUMDes management with BUMDes

Performance, BUMDes managers competence towards BUMDes Performance,

and BUMDes managers competence towards BUMDes performance with

BUMDes management implementation as intervening variable. This means that

BUMDes performance will be good if BUMDes managers have competence as

seen from their skills, knowledge, and work attitudes by implementing BUMDes

management in implementing strategies, organizing, mobilizing and leadership,

and controlling in implementing BUMDes programs.

Keywords: BUMDes Performance, BUMDes Management Competence, BUMDes

Management Implementation

iii

ABSTRAK

ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES

TERHADAP KINERJA BUMDES DENGAN IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN BUMDES SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA DESA DI KABUPATEN PRINGSEWU)

Oleh

DIEKY LAUNDRY

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi pengelola Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) terhadap kinerja BUMDes dengan implementasi

pengelolaan BUMDes sebagai variabel intervening. Lokasi penelitian

dilaksanakan di Kabupaten Pringsewu dengan sampel penelitian terdiri dari 108

BUMDes. Data yang digunakan adalah jenis data primer yang dikumpulkan

secara langsung dengan metode survei dan penyebaran kuesioner. Skala

pengukuran kuesioner menggunakan skala likert. Metode analisis data

menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS)

menggunakan software smartPLS 3.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kompetensi

pengelola BUMDes terhadap implementasi pengelola BUMDes, implemetasi

pengelolaan BUMDes dengan Kinerja BUMDes, kompetensi pengelola BUMDes

terhadap Kinerja BUMDes, dan Kompetensi pengelola BUMDes terhadap kinerja

BUMDes dengan imlementasi pengelolaan BUMDes sebagai variabel intervening.

Hal ini berarti kinerja BUMDes akan baik jika pengelola BUMDes memiliki

kompetensi yang dilihat dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja dengan

pengimplementasian pengelolaan BUMDes dalam pengimplementasian strategi,

pengorganisasian, penggerakan dan kepemimpinan, dan pengendalian dalam

pelaksanaan program BUMDes.

Kata Kunci: Kinerja BUMDes, Kompetensi Pengelola BUMDes, Implementasi

Pengelolaan BUMDes

ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA BUMDES TERHADAP

KINERJA BUMDES DENGAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

BUMDES SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi pada Desa di Kabupaten Pringsewu)

Oleh

Dieky Laundry

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

v

Judul Skripsi : ANALISIS KOMPETENSI PENGELOLA

BUMDES TERHADAP KINERJA BUMDES

DENGAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

BUMDES SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (Studi pada Desa di

Kabupaten Pringsewu)

Nama Mahasiswa : Dieky Laundry

Nomor Pokok Mahasiswa : 1511031092

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Fitra Dharma, S.E., M.Si. Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., CA., Akt.

NIP. 19761023 200212 1 002 NIP. 19800625 200604 0 001

2. Ketua Jurusan

Dr. Farichah, SE., M.Si., CA., Akt.

NIP. 19620612 199010 2 001

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji:

Ketua : Dr. Fitra Dharma, S.E., M.Si. …………...

Sekretaris : Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., CA., Akt. …………...

Penguji Utama : Dr. Sudrajat, S.E., M.Acc., CA., Akt. …………...

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

NIP. 19610904 198703 1 011

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 17 September 2019

vii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dieky Laundry

NPM : 1511031092

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kompetensi

Pengelola BUMDes Terhadap Kinerja BUMDes Dengan Impementasi

Pengelolaan BUMDes Sebagai Variabel Intervening (Studi pada desa di

Kabupaten Pringsewu)” adalah benar hasil karya saya sendiri. Dalam skripsi ini

tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang

saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya, selain itu atau yang saya ambil dari

tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan penulis aslinya. Apabila dikemudian

hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya siap menerima

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bandarlampung, 17 September 2019

Dieky Laundry

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pringsewu pada tanggal 04 Mei 1997 dengan

nama lengkap Dieky Laundry merupakan anak keempat dari

empat bersaudara pasangan Bapak Wakijan dan Ibu Karmini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Negeri (SDN) 01 Yogyakarta pada tahun 2009, menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri

3 Gadingrejo pada tahun 2012, dan selanjutnya menyelesaikan pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 1 Gadingrejo pada tahun

2015.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar sebagai anggota aktif

EEC (Economics’ English Club) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung sebagai new member pada periode 2015/2016, board EEC pada periode

2016/2017, kemudian pada periode 2017/2018 penulis diamanahkan sebagai

presidium menjadi Kepala Divisi 3 (Pengembangan Wawasan dan Kreativitas).

ix

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka

mengubah diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Ra’d:11)

“Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar,

biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu.

Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh

dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,

mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,

leher yang akan lebih sering melihat ke atas,

lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,

dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,

serta mulut yang akan selalu berdoa.

(5 cm)

x

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, nikmat, berkah, dan rahmat

yang begitu besar kepada penulis.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Wakijan (Alm) dan Ibunda Karmini.

Yang selalu memberikan doa, dukungan, nasihat serta motivasi

dalam menggapai cita-citaku. Terimakasih atas

pengertian dan perhatian yang telah kalian berikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan di dunia

dan di akhirat untuk ibu dan ayah.

Kakak-kakakku tercinta, Mbak Wiji & Mas Yon, Mas Kelik & Mbak Sisri,

Mbak Titin & Mas Sahok

Terimakasih atas segala motivasi, nasihat, keceriaan,candatawa, kasih sayang,

pengertian serta dukungannya selama ini.

Keponakanku tersayang Arini Rahmawati, Aji Pamungkas, Kentaro Daffa

Pangestu, Raihan Ardhani, dan Reno Ardhani

Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku

Yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan tiada henti.

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

xi

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Kompetensi Pengelola BUMDes Terhadap Kinerja

BUMDes Dengan Impementasi Pengelolaan BUMDes Sebagai Variabel

Intervening (Studi pada Desa di Kabupaten Pringsewu)” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan

dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., CA., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Fitra Dharma, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama atas

kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang

bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., CA., Akt. selaku pembimbing

pendamping atas ketersediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan,

nasihat, arahan serta motivasi yang telah diberikan selama ini.

xii

6. Bapak Dr. Sudrajat, S.E., M.Acc., CA., Akt. selaku Dosen Penguji Utama

yang telah memberikan saran-saran yang membangun serta diskusi yang

bermanfaat mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. Dan Ibu Mega Metalia, S.E., M.Si.,

M.S.Ak., Akt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

saran dan nasihat selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran

selama penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung.

9. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung, terima kasih atas semua bantuannya.

10. Kedua Orang Tuaku Bapak Wakijan (Alm) dan Ibu Karmini. Terimakasih

atas kasih sayang, dukungan dan doa yang tiada henti, untuk pengorbanan

yang kalian berikan dalam merawat, membesarkan, dan mendidikku sampai

saat ini.

11. Kakak-kakakku tersayang Mbak Wiji dan Mas Yon, Mas Walyadi dan Mbak

Sri, Mbak Titin dan Mas Sahok, Terimakasih atas keceriaan, motivasi,

perhatian, dan dukungan kalian untukku selama ini.

12. Keponakanku Arini Rahmawati, Kentaro Daffa Pangestu, Raihan Ardhani,

dan Reno Ardhani, Terimakasih telah memberikan keceriaan semoga kelak

kalian lebih tinggi pendidikannya dari oom.

13. Keluarga besarku tercinta yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

selalu mendukung dan mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan ini

dengan baik dan lancar. Terimakasih atas doa yang kalian berikan untuk

keberhasilan dan kesuksesanku.

14. Ibu Jani Triwidianti dan Ibu Minak Mertah, terimakasih telah mendidik dan

motivasi di masa sekolah dan mendukung untuk melanjutkan kulia.

15. Sahabat karibku Anis Saraswati, Dian Meliana, Ganis Kesumaningrum, Nila

Arsita, Nono Ardiansyah, Riko Eriyadi, dan Sinta Setiawati. Terimakasih atas

seluruh kisah kita dari SD sampai sekarang. Tetaplah menjadi sahabat yang

saling mengingatkan di kala suka dan duka, sekalipun jarak dan jalan kita

berbeda.

xiii

16. Sahabat-sahabatku tercinta semasa kuliah, Cangga Wilantika, Emantari,

Haroida Eka Santri Pakpahan, Husni Bagus Kananda, Reza Rinova, dan

Stefanus Erik Saputra. Terimakasih atas kebaikan kalian selama ini yang

selalu memberikan canda tawa, dukungan dalam keadaan apapun, bantuan,

doa, dan pembelajaran hidup yang sangat berharga.

17. Sahabat-sahabatku di Kepengurusan Economics’ English Club (EEC) FEB

Unila Periode 2017-2018, Elia Agusta, Tiara Sella, Risna Pertiwi, Putri

Sindia, Ayu Fatmawati, Suci Mardina Putri, Silfi Dia Antika, Nadia Fitra,

Dwi Jayanti, Cynthia Dikna, Gusti Pikatan, Deka Hutami, Stefanus Erik,

Dicky Ramadhan, Fajri Hansyah, Ahmad Mudariksa, dan Suci Ramadhanti.

Terimkasih atas semua pengalaman dan cerita yang telah kalian berikan.

18. Sahabat-sahabatku semasa SMK Fajar Oktarian, Hermawan, Indra Hartawan,

Nike Agustin, Nurdin Hidayat, Didi Marsudi, dll. Terimakasih atas canda

tawa, pengalaman, dan cerita yang menghiasi hari-hariku selama masa

sekolah. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga selamanya.

19. Teman-teman S1 Akuntansi 2015, terimakasih atas informasi perkuliahan,

bantuan, kerja sama, dan dukungannya selama masa perkuliahan. Semoga

sukses untuk kalian.

20. Keluarga KKN Tiyuh Cahyo Randu, Kecamatan Pagardewa, Kabupaten

Tulang Bawang Barat, Heni Novitasari, Fatry Sinjia, Feri Kurniawan, Desi

dan Samuel. Terimakasih atas cerita dan pengalaman hidup bersama 32 hari.

Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga dan sukses untuk kalian.

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih

atas segala dukungannya bagi keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam

menyelesaikan studi.

Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih, semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini,

xiv

maka penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat

membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Bandarlampung, 17 September 2019

Penulis,

Dieky Laundry

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

ABSTRACK ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii

MOTTO ............................................................................................................ ix

PERSEMBAHAN ............................................................................................. x

SANWACANA ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A. Landasan Teori ..................................................................................... 8

1. Agency Theory ................................................................................. 8

2. Kinerja BUMDes ............................................................................. 9

3. Kompetensi Pengelola BUMDes .................................................... 10

4. Implementasi Pengelolaan BUMDes .............................................. 16

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 25

C. Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 28

D. Hipotesis .............................................................................................. 29

1. Pengaruh Kompetensi pengelola terhadap Implemetasi Pengelolaan

BUMDes ......................................................................................... 29

2. Pengaruh Implementasi Pengelolaan terhadap Kinerja BUMDes .. 30

3. Pengaruh Kompetensi Pengelola terhadap Kinerja BUMDes ........ 31

xvi

4. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja

BUMDes melalui Implementasi Pengelolaan BUMDes ................. 31

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 33

A. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 33

B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................................... 34

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35

D. Skala Pengukuran Variabel .................................................................. 36

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 36

1. Variabel Penelitian .......................................................................... 36

2. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 39

F. Metode Analisis Data ........................................................................... 39

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 40

2. Analisis Data .................................................................................. 41

3. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 45

A. Analisis Deskriptif Data dan Responden .............................................. 45

1. Demografi Responden ..................................................................... 46

2. Analisis Deskriptif BUMDes .......................................................... 47

3. Statistik Deskriptif Kuesioner .......................................................... 53

B. Analisis Data ........................................................................................ 65

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) ................................... 66

2. Evaluasi Modek Struktural (Inner Model) ...................................... 74

C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 78

D. Pembahasan .......................................................................................... 80

1. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Implemetasi

Pengelolaan BUMDes ..................................................................... 80

2. Pengaruh Implementasi Pengelolaan BUMDes terhadap Kinerja

BUMDes .......................................................................................... 83

3. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja

BUMDes .......................................................................................... 86

4. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja

BUMDes melalui Implementasi Pengelolaan BUMDes ................. 90

V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 92

A. Simpulan ............................................................................................... 92

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 93

C. Saran ..................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah BUMDes di Kabupaten Pringsewu Tahun 2015—2018 ................ 3

2. Penelitian terdahulu .................................................................................... 25

3. Jumlah responden penelitian ....................................................................... 34

4. Definisi variabel operasional ...................................................................... 39

5. Penentuan kategori rata-rata skor pernyataan responden ............................ 41

6. Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ................................ 45

7. Informasi Umum Responden Penelitian ..................................................... 46

8. Informasi Jenis Usaha BUMDes ................................................................. 48

9. Informasi Peraturan tentang BUMDes ........................................................ 49

10. Modal, Keuntungan, dan Pendapatan Asli Desa (PADes) .......................... 50

11. Statistik Deskriptif ...................................................................................... 51

12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel Kompetensi

Pengelola BUMDes .................................................................................... 54

13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel Implementasi

Pengelolaan BUMDes ................................................................................. 57

14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel Kinerja BUMDes 61

15. Parameter Pengujian Validitas Data ........................................................... 67

16. Average Variant Extracted (AVE) .............................................................. 68

17. Cross Loading ............................................................................................. 69

18. Fornell-Larcker Correlation ....................................................................... 70

19. Parameter Model Pengukuran Data Menggunakan PLS ............................. 71

20. Composite Reliability .................................................................................. 72

21. Crombach Alpha ......................................................................................... 73

22. Nilai R-Square ............................................................................................ 75

23. Path Coefficient .......................................................................................... 76

24. Indirect Effect .............................................................................................. 77

25. Total Effect .................................................................................................. 78

26. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 79

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka konseptual penelitian .................................................................. 28

2. Outer Model ............................................................................................... 66

3. Inner Model ................................................................................................. 74

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner

2. Tabel Hasil Jawaban Identitas Responden dan BUMDes

3. Tabel Skor Jawaban Responden tentang Variabel X, Y, dan Z

4. Tabel Hasil Perhitungan Rata-rata Setiap Dimensi dan Variabel Penelitian di

Masing-masing BUMDes

5. Gambar Model Pengukuran PLS Algoritma Sebelum Running

6. Gambar Model Pengukuran PLS Algoritma Setelah Running (outer model)

7. Gambar Model Pengukuran Setelah Bootstrapping (Inner Model)

8. Tabel Hasil Pengujian Validitas Konvergen (Outer Loadings)

9. Tabel Hasil Validitas Diskriminan (Cross Loading)

10. Tabel Hasil Validitas Diskriminan (Fornell-Larcker Correlation)

11. Tabel Hasil Reliabilitas dan Validitas Diskriminan

12. Hasil Pengujian Inner Model (Path coefficient)

13. Surat Penelitian

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan disertai dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, diharapkan mendorong

desa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki, termasuk pengembangan

ekonomi masyarakatnya, dan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam

mengelola pemerintahan, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan

kekayaan milik desa. Salah satu cara untuk mengelola ekonomi masyarakat desa

adalah dengan dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Nugrahaningsih

dkk, 2016).

BUMDes merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan membangun

kerekatan sosial masyarakat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi

desa (Maryunani, 2008). Namun penting disadari bahwa BUMDes didirikan atas

prakarsa masyarakat didasarkan pada potensi yang dapat dikembangkan dengan

menggunakan sumber daya lokal dan terdapat permintaan pasar.

2

Menurut Seyadi (2003) peranan BUMDes adalah membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi masyarakat desa, pada

umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, berperan

secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan

masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan BUMDes sebagai pondasinya, berusaha

untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa,

membantu para masyarakat untuk meningkatkan penghasilannya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Peraturan Bupati Pringsewu Nomor 41 Tahun 2015 menjelaskan mengenai Badan

Usaha Milik Pekon, selanjutnya disebut BUM Pekon adalah badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh pekon melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan pekon yang dipisahkan guna

mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat pekon. Pekon merupakan sebutan lain dari desa di

Kabupaten Pringsewu adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tabel 1 di bawah ini menunjukkan data BUMDes yang ada di Kabupaten

Pringsewu dari tahun 2015—2018. Pada tahun 2018 BUMDes yang aktif turun

dari tahun sebelumnya. Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Ibu

Kasmini mengatakan sekitar 60% BUMDes yang sudah berjalan dengan baik,

contohnya BUMDes di Desa Sukoyoso dan Waringinsari.

3

Tabel 1. Jumlah BUMDes di Kabupaten Pringsewu Tahun 2015—2018

Sumber : Data sekunder yang diolah (2018)

Potensi dari pekon wisata, BUMPekon, dan prasarana olahraga pekon- pekon di

Kabupaten Pringsewu siap diajukan pengembangannya melalui Dana Bantuan

Dekonsentralisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi dan Pemerintah Pringsewu melalui Dana RAPBD 2019. Pekon

melalui usulan resmi kepala pekon dengan berkoordinasi dengan Tenaga Ahli dan

Pendamping Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten

Pringsewu telah mengidentifikasi potensi-potensi pekon tersebut, adapun pekon

yang akan diajukan sebagai berikut :

Potensi Pekon Wisata, yaitu Pekon Bumirejo, Selapan, Siliwangi, Pandan Sari,

Mataram, Blitarejo, Waringinsari Barat, Bumiratu, Bumiayu, Bumiarum,

Banyuwangi, Kedaung, Rantau Tijang, Sukoharjo I, Sukoharjo IV, dan Way

Kunyir.

Sarana Olahraga, yaitu Pekon Bulurejo, Tegalsari, Mulyorejo, Sukoharjo III,

Bumiayu, Totokarto, Pandan Surat, Gumukmas, dan Yogyakarta.

No Kecamatan Jumlah

Desa

Jumlah BUMDes

2015 2016 2017 2018

1 Adiluwih 13 4 11 13 13

2 Ambarawa 8 2 8 8 8

3 Banyumas 11 4 10 11 11

4 Gadingrejo 23 3 14 19 23

5 Pagelaran 22 2 22 22 22

6 Pagelaran Utara 10 5 10 10 10

7 Pardasuka 13 3 5 6 13

8 Pringsewu 10 3 3 9 10

9 Sukoharjo 16 4 9 16 16

Jumlah/Total 126 30 92 114 126

4

Bumdes, yaitu Pekon Waringinsari Barat, Sukoharum, Kresnomulyo, Wonodadi,

Selapan, Bumiratu, Srikaton, dan Waluyo Jati.

(http://www.pringsewukab.go.id).

Berdiri dan terbentuknya BUMDes guna dapat meningkatkan kemampuan

keuangan Pemerintah Desa (Pemdes) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Pemdes sudah mencoba

mendirikan BUMDes sejak tahun 2015, namun hingga saat ini belum berjalan

sebagaimana layaknya sebagaimana layaknya sebuah badan usaha yang

professional. BUMDes sebagai usaha diharapkan mempunyai peran yang sangat

besar dalam menekan arus urbanisasi saat ini, karena mampu menciptakan

kesempatan kerja serta meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.

BUMDes merupakan badan usaha yang dimiliki oleh Pemdes yang dikelola oleh

pihak manajemen tertentu tunjukan Pemdes dalam musyawarah desa. Dari aspek

pengelolaan idealnya manajemen BUMDes saat ini sudah selayaknya seperti

manajemen BUMN/BUMD pada umumnya. Hal ini pihak Pemdes harus berperan

sebagai pengawas manajemen (dewan komisaris), sedangkan manajemennya

adalah masyarakat yang dipilih.

Terwujudnya BUMDes untuk meningkatkan pendapatan dan kemakmuran

masyarakat tergantung pada sumber daya manusia dalam hal ini karyawan,

pegawai, atau pengelola dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab dalam

mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam organisasi. Sumber daya manusia

merupakan bagian yang memegang peranan penting dalam suatu organisasai yang

menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Tanpa

5

adanya sumber daya manusia yang profesional, maka suatu organisasi tidak dapat

menjalankan kegiatannya dengan baik begitu halnya dalam organisasi BUMDes

(Rafael dkk, 2018).

Kompetensi sumber daya manusia dapat dilihat dari pengetahuan, keterampilan,

kemampuan dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung

terhadap kinerjanya (Sedarmayanti, 2013). Kompetensi sumber daya manusia

diperlukan karena anggaran pengelolaan BUMDes berasal dari dana desa yang

diterima oleh pemerintah desa dari pemerintah pusat jumlahnya besar dan setiap

akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa harus menyusun laporan

pertanggungjawaban kepada direktur dan kepala desa secara transparan dan

akuntabel.

Dana Desa jika tidak dikelola oleh sumber daya manusia yang kompeten maka

prioritas dalam pengelolaan dana desa tahun 2018 akan menjadi tidak sesuai

dengan sasaran dan tujuan dalam meningkatkan pendapatan desa. Perlu suatu

kajian implementasi pengelolaan BUMDes guna mengetahui dan menganalisis

sejauh mana implementasi pengelolaan BUMDes. Adanya suatu implementasi

akan dapat diketahui tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan baik oleh

individu, pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang mengarah pada

pencapaian tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada

ekonomi (Wibowo, 2016). Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan

6

pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang

apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Berdasarkan uraian di atas, peran BUMDes dari satu sisi diharapkan sebagai

penggerak ekonomi desa, namun kinerja organisasi tersebut sangat ditentukan

oleh kompetensi manajemennya berserta pengelolanya yang ada, maka peneliti

merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan pengkajian tentang “Analisis

Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja BUMDes melalui

Implementasi Pengelolaan BUMDes di Kabupaten Pringsewu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi pengelola BUMDes mempengaruhi implementasi

Pengelolaan BUMDes di Kabupaten Pringsewu?

2. Bagaimana implementasi pengelolaan BUMDes mempengaruhi kinerja

BUMDes di Kabupaten Pringsewu?

3. Bagaimana kompetensi pengelola BUMDes mempengaruhi kinerja

BUMDes?

4. Bagaimana kompetensi pengelola BUMDes mempengaruhi kinerja BUMDes

melalui implementasi pengelolaan BUMDes?

7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana disebutkan di atas, maka adapaun

tujuan penelitian ini dilakukan yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi pengelola BUMDes terhadap

implementasi Pengelolaan BUMDes di Kabupaten Pringsewu.

2. Untuk menganalisis pengaruh implementasi pengelolaan BUMDes terhadap

kinerja BUMDes di Kabupaten Pringsewu?

3. Untuk menganalisis kompetensi pengelola BUMDes mempengaruhi kinerja

BUMDes.

4. Untuk menganalisis kompetensi pengelola BUMDes mempengaruhi kinerja

BUMDes melalui implementasi pengelolaan BUMDes.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

sebagai berikut:

1. Secara akademis, hasil penelitian ini bisa memberikan sumbangan

pemahaman baru untuk menjelaskan teori yang sudah ada mengenai

pengelolaan BUMDes.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini mampu memberikan masukan yang

bermanfaat bagi Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten Pringsewu

untuk saling bersinergi agar lebih meningkatkan sumber daya manusia yang

berkompeten dalam pengelolaan BUMDes sehingga semakin meningkatnya

pendapatan asli desa dan perekonomian desa.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Agency Theory

Agency theory adalah suatu teori menjelaskan hubungan antara keagenan yang

timbul ketika pemilik perusahaan memberikan wewenang kepada manajemen

untuk mengunakan sumber daya perusahaan dalam menjalankan perusahaan.

Sebagai dua pihak yang berbeda, tentunya terdapat perbedaan kepentingan

terhadap agen dan principal. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Jensen dan

Meckling pada tahun 1976.

Menurut Halim dan Syukriy (2010) dalam hubungan keagenan, terdapat dua pihak

yang melakukan kesepakatan atau kontrak, yakni yang memberikan kewenangan

atau kekuasaan (disebut principal) dan yang menerima kewenangan (disebut

agen). Dalam suatu organisasi hubungan ini berbentuk vertikal, yakni antara pihak

atasan (sebagai principal) dan pihak bawahan (sebagai agen). Teori tentang

hubungan kedua pihak tersebut populer dikenal sebagai teori keagenan.

9

2. Kinerja BUMDes

a. Pengertian Kinerja

Kinerja atau performasi adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Suyadi, 2008). Apabila

kinerja individu baik, maka kemungkinan besar kinerja perusahaan atau organisasi

akan baik. Dalam pengertian bebas, kinerja (performance) dapat diartikan sebagai

suatu pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada

masing-masing organisasi kerja.

Menurut Simamora (2004) mengatakan bahwa kinerja merupakan suatu

pencapaian persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara

langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik jumlah maupun

kualitasnya. Output yang dihasilkan sebagaimana yang dikatakan Simamora di

atas dapat berupa fisik maupun nonfisik. Indikator kinerja pekerjanya dapat

diukur dengan mudah, yaitu dari besarnya output yang dicapainya dalam kurun

waktu tertentu. Namun pada unit kerja kelompok atau tim, kinerja tersebut agak

sulit teridentifikasi secara kuantitas secara individual.

Kinerja dapat dilihat dari indikator-indikator berikut ini antara lain kepatuhannya

terhadap segala aturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan, dapat

melaksanakan tugasnya tanpa kesalahan (dengan tingkat kesalahan paling rendah),

dan dalam menjalankan tugasnya (Simamora, 2004). Menurut Veithzal Rivai dan

Ahmad Fawzi (2005) kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target

10

atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama.

Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau

motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x

O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan

(Robbins, 1996) dalam Wibowo (2016). Dengan demikian, kinerja ditentukan

oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan.

b. Indikator Kinerja BUMDes

Menurut Wibowo (2016) Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan

memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut Dwiyanto (2008), Pratama

(2017), dan Aditama (2017) bahwa kinerja BUMDes diukur dengan lima

indikator kinerja organisasi yaitu produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,

responsibilitas, dan akuntabilitas.

3. Kompetensi Pengelola BUMDes

Kompetensi merupakan salah satu hal penting yang diperlukan untuk mencapai

tujuan utama sebuah organisasi, sebab kompetensi berkaitan dengan kemampuan

yang dimiliki individu terhadap suatu hal tertentu. Berikut ini akan dijelaskan

mengenai pengertian kompetensi, dimensi kompetensi, kompetensi sumber daya

manusia, dan faktor yang mempengaruhi kompetensi.

a. Pengertian Kompetensi

11

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi

situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat

dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan

kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Kompetensi pada umumnya

diartikan sebagai bentuk keterampilan, pengetahuan, kemampuan serta perilaku

dari seorang pegawai/karyawan dalam pelaksanaan tugas (Indrajaya, 2017).

Menurut Wibowo (2016) Kompetensi merupakan karakteristik individu yang

mendasari kinerja atau perilaku di tempat kerja. Kinerja di pekerjaan dipengaruhi

oleh: (1) pengetahuan, kemampuan, dan sikap; (2) gaya kerja, kepribadian,

kepentingan/minat, dasar-dasar, nilai sikap, kepercayaan, dan gaya

kepemimpinan.

Kompetensi tidak hanya mengenai kecerdasan yang dimiliki oleh individu saja.

Kemampuan yang lainnya seperti berhubungan dengan orang lain, kemampuan

menerima tanggungjawab merupakan bagian dari kompetensi individu. Agar

karyawan memiliki kompetensi yang baik, selain dari diri sendiri perusahaan

maupun organisasi juga memiliki peran untuk menciptakan kompetensi

karyawannya sehingga memiliki berbagai kemampuan yang mampu mendukung

keberhasilan tujuan perusahaan atau organisasi (Ratna Sari, 2018).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Kompetensi yang dimiliki oleh individu dapat berubah apabila tidak

memperhatikan beberapa faktor. Zwell (2000) dalam Wibowo (2016) terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi:

12

(1) Keyakinan dan Nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempegaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif

dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau

berbeda dalam melakukan sesuatu.

(2) Keterampilan

Keterampilan memainkan peran dikebanyakan kompetensi. Pengembangan

keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat

berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual.

(3) Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi

orang, komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan

sebagainya. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar

dan kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional

untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan

seperti tersebut.

(4) Karakteristik kepribadian

Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam

sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian konflik, menunjukkan

kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan

pengaruh, dan membangun hubungan.

(5) Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah, dengan

cara memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan,

13

memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat

mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seorang bawahan.

(6) Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut

membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi

bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.

(7) Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual

dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi

yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor seperti pengalaman

dalam dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi inti.

(8) Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetesi sumber daya manusia dalam

kegiatan sebagai berikut:

i. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa

diantara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat

keahliannya tentang kompetensi.

ii. Sistem penghargaan mengkomunikasikan pada praktik pengambilan

keputusan mempengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain,

inisiatif, dan memotivasi orang lain.

iii. Filosofi organisasi, misi, visi, dan nilai-nilai berhubungan dengan semua

kompetensi

iv. Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja tentang

berapa banyak kompetensi yang diharapkan.

14

v. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan pada

pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan

berkelanjutan.

Kedelapan faktor diatas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi

menurut ahli. Oleh karena itu, karyawan dan organisasi harus saling

memperhatikan faktor tersebut agar kompetensi yang dimiliki tidak berubah

ataupun berkurang. Hal ini dikarenakan apabila kompetensi yang dimiliki

karyawan berkurang akan berdampak pada kinerja yang diberikan.

c. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam sebuah organisasi,

disamping itu sumber daya manusia juga harus memiliki kompetensi yang

memadai dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

(Yustiono, 2012) menyebut kompetensi sebagai “ability, yaitu kapasitas seseorang

individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya

Yustiono (2012) menjelaskan bahwa: “Kemampuan individu dibentuk dari dua

perangkat faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan faktor kemampuan

fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang

diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,

kekuatan, dan keterampilan”.

Menurut Wibowo (2016) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

15

keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

pekerjaan tersebut.

Selanjutnya kompetensi merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja

atau perilaku ditempat kerja, yang dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan dan

sikap, gaya kerja, kepribadian, nilai sikap, kepercayaan dan gaya kepemimpinan.

Menurut Wibowo (2016) menjelaskan lima jenis karakteristik kompetensi sebagai

berikut:

(1) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang

yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan dan memilih

perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.

(2) Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan

informasi.

(3) Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. Percaya diri

merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif hampir setiap situasi

adalah bagian dari konsep diri orang.

(4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik,

pengetahuan adalah kompetensi yang komplek.

(5) Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas atau mental tertentu.

Kompetensi keterampilan kognitif termasuk berpikir analitis dan konseptual.

Kompetensi menjadi karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan

dengan efektivitas kinerja individu dalam karyanya menurut Spencer & Spencer

(1993) dalam Atmadja (2018). Menentukan ambang batas kompetensi yang

diperlukan tentu akan menjadi dasar untuk proses seleksi, suksesi, perencanaan,

16

kinerja evaluasi dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Atmadja

(2018) bahwa kinerja individu dapat optimal jika individu memiliki kompetensi

yang dapat diandalkan di bidangnya. Keandalan kompetensi sumber daya manusia

dapat dibentuk, di mana formasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi

dalam mengelola sumber daya manusia menjadi beberapa spesifikasi kompetensi

individu, antara lain: (1) kompetensi pencapaian tujuan, (2) kompetensi

pemecahan masalah, (3) kompetensi interaksi dengan orang lain, dan (4)

kompetensi kerja tim.

4. Implementasi Pengelolaan BUMDes

a. Pengertian Implementasi

Menurut Wahab (2004) Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan

baik oleh individu/pejabat/kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang

membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktinya badan-badan

pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari

Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk

memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

dilakukan.

Menurut Kismartini (2005), implementasi kebijakan adalah pelaksanaan

pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Berkaitan

dengan faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan suatu program.

17

Subarsono (2005), mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi implementasi kebijakan program-program pemerintah yang

bersifat desentralistis. Faktor- faktor tersebut diantaranya:

(1) Kondisi lingkungan. Lingkungan sangat mempengaruhi implementasi

kebijakan, yang dimaksud lingkungan ini mencakup lingkungan sosio

kultural serta keterlibatan penerima program.

(2) Hubungan antar organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah

program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu

diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu

program.

(3) Sumber daya organisasi untuk implementasi program. Implementasi

kebijakan perlu didukung sumber daya baik sumber daya manusia (human

resources) maupun sumber daya non-manusia (non human resources).

(4) Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana. Karakteristik dan kemampuan

agen pelaksana yang dimaksud adalah mencakup struktur birokrasi, norma-

norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya

itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah implementasi Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4

Tahun 2015, yang di dalamnya memuat tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDes. Pengaturan mengenai pengelolaan

BUMDes sebagai berikut :

18

(1) Pasal 1 menetukan bahwa Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut

BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

(2) Pasal 2 menentukan Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai upaya

menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum

yang dikelola oleh desa dan/atau kerja sama antar-desa.

b. Pendirian BUMDes

Tujuan awal pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk mendorong atau

menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang

berkembang menurut adat istiadat dan budaya setempat, maupun kegiatan

perekonomian yang diserahkan untuk di kelola oleh masyarakat melalui program

atau proyek pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam Permendesa Nomor

4 Tahun 2015 menjelaskan bahwa:

(1) Pasal 3 menetukan pendirian BUMDes bertujuan:

i. Meningkatkan perekonomian desa.

ii. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa.

iii. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi

desa.

iv. Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga.

19

v. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan

layanan umum warga.

vi. Membuka lapangan kerja.

vii. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan

umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.

viii. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan Pendapatan Asli Desa.

(2) Pasal 4 menentukan ayat (1) desa dapat mendirikan BUMDes berdasarkan

Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes. Ayat (2) desa dapat mendirikan

BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan mempertimbangkan:

i. Inisiatif pemerintah desa dan/atau masyarakat desa.

ii. Potensi usaha ekonomi desa.

iii. Sumber daya alam di desa.

iv. Sumber daya manusia yang mampu mengelola BUMDes.

v. Penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan

kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha

BUMDes.

(3) Pasal 5 ayat (1) menetukan Pendirian BUMDes sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 disepakati melalui musyawarah desa, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingggal, dan Transmigrasi

tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Musyawarah Desa.

c. Pengurusan dan Pengelolaan BUMDes

20

(1) Pasal 9 menentukan organisasi pengelola BUMDes terpisah dari organisasi

pemerintahan desa.

(2) Pasal 10 ayat (1) menetukan susunan kepengurusan organisasi pengelola

BUMDes terdiri dari:

i. Penasihat

ii. Pelaksana Operasional

iii. Pengawas

(3) Pasal 11 ayat (1) menetukan penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

huruf a dijabat secara ex officio oleh kepala desa yang bersangkutan. Ayat (3)

Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

i. Meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan yang

menyangkut pengelolaan usaha desa.

ii. Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja

BUMDes.

(4) Pasal 12 ayat (1) menetukan pelaksana operasional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDes

sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Ayat (2)

Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:

(a) melaksanakan dan mengembangkan BUMDes agar menjadi lembaga yang

melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat desa; (b)

menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan (c) melakukan kerjasama dengan

lembaga-lembaga perekonomian desa lainnya. Ayat (3) pelaksana operasional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: (a) membuat laporan

21

keuangan seluruh unit-unit usaha BUMDes setiap bulan; (b) membuat

laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUMDes setiap bulan; (c)

memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUMDes kepada

masyarakat desa melalui musyawarah desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali

dalam setahun.

(5) Pasal 13 ayat (1) menentukan dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), pelaksana operasional dapat menunjuk

anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam

mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang

usaha. Ayat (2) pelaksana operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan

kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung

jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja lainnya.

(6) Pasal 14 ayat (1) menentukan persyaratan menjadi pelaksana operasional

meliputi: (a) masyarakat desa yang mempunyai jiwa wirausaha; (b)

berdomisili dan menetap di desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; (c)

berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha ekonomi

desa; dan (d) pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau

sederajat.

Ayat (2) pelaksana operasional dapat diberhentikan dengan alasan: (a)

meninggal dunia; (b) telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes; (c) mengundurkan

diri; (d) tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat

perkembangan kinerja BUMDes; (e) terlibat kasus pidana dan telah

ditetapkan sebagai tersangka.

22

(7) Pasal 15 menentukan:

Ayat (1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c

mewakili kepentingan masyarakat. Ayat (2) susunan kepengurusan pengawas

terdiri dari: (a) Ketua; (b) Wakil ketua merangkap anggota; (c) Sekretaris

merangkap anggota; (d) Anggota. Ayat (3) pengawas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk

membahas kinerja BUMDes sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

Ayat (4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang

menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:

(a) Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat

(2); (b) Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUMDes;

dan (c) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana

operasional. Ayat (5) masa bakti pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga BUMDes.

Dalam Pasal 25 menjelaskan strategi pengelolaan BUMDes bersifat bertahap

dengan mempertimbangkan perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh

BUMDes, meliputi: (a) sosialisasi dan pembelajaran tentang BUMDes; (b)

pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang BUMDes; (c)

pendirian BUMDes yang menjalankan bisnis sosial (social business) dan bisnis

penyewaan (renting); (d) analisis kelayakan usaha BUMDes yang berorientasi

pada usaha perantara (brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial (social

business), bisnis keuangan (financial business) dan perdagangan (trading), bisnis

penyewaan (renting) mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan

sumberdaya manusia, aspek keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik,

23

lingkungan usaha dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek

perencanaan usaha; (e) pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam

bentuk kerjasama BUMDes antar desa atau kerjasama dengan pihak swasta,

organisasi sosial-ekonomi kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor; (f)

diversifikasi usaha dalam bentuk BUMDes yang berorientasi pada bisnis

keuangan (financial business) dan usaha bersama (holding).

d. Pertanggungjawaban Pelaksanaan BUMDesa

Pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang badan hukum pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki

hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDesa menurut Permendesa Nomor

4 Tahun 2015 Pasal 31 ayat (1) menetukan pelaksana operasional melaporkan

pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDes kepada penasihat yang secara ex-

officio dijabat oleh kepala desa. Ayat (2) BPD melakukan pengawasan terhadap

kinerja Pemerintah Desa dalam membina pengelolaan BUMDes. Ayat (3)

Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap BUMDes

kepada BPD yang disampaikan melalui musyawarah desa.

e. Implementasi Pengelolalaan BUMDes

Model manajemen implementasi menurut Riant (2004) menggambarkan

pelaksanaan atau implementasi kebijakan di dalam konteks manajemen berada di

dalam kerangka organizing leading controlling. Jadi ketika kebijakan sudah

dibuat, maka tugas selanjutnya adalah mengorganisasikan, melaksanakan

24

kepemimpinan untuk memimpin pelaksanaan dan melakukan pengendalian

pelaksanaan tersebut. Secara rinci kegiatan didalam manajemen implementasi

kebijakan dapat disusun melalui:

(1) Implementasi strategi

Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang

dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi

strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah

menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

(2) Pengorganisasian

Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur

organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.

Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

(3) Penggerakan dan kepemimpinan

Pergerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama

dan bekerja secara iklas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan

perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Selanjutnya, peran pemimpin

dalam kebijakan publik teramat vital karena hanya pemimpinlah yang

mempunyai tugas pokok memastikan rumusan kebijakan dibuat sesuai

dengan seharusnya. Untuk itulah pemimpin dipilih, untuk itulah seorang

pemimpin harus mempunyai berbagai karakter tidak asal manusia tidak asal

populer.

(4) Pengendalian

Pengendalian merupakan alat untuk mencapai sasaran. Pengendalian itu

menjaga agar jangan sampai berjalan ke arah yang tidak dikehendaki. Oleh

25

karena itu, tujuan pertama dari pengendalian adalah berhubungan dengan arah

dan strategi suatu instansi. Haruslah terdapat suatu area, paling tidak

dirumuskan apa yang dibutuhkan, berapa jumlah yang dibutuhkan dan harga

yang diinginkan, kapan dibutuhkan, di mana dibutuhkan, siapa yang

mengurus/melaksanakan pengadaan, dan bagaimana pengadaan dilaksanakan,

dengan cara seperti itu kita menginginkan pengadaan maupun penyerahannya

tepat waktu, tepat harga, kualitas (spesifikasi), dan tepat kuantitas (volume)

(Riant, 2004).

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang melibatkan variabel-variabel yang serupa

dengan yanng diuji oleh penulisan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah

penelitian yang instrumennya direplikasi untuk mengukur variabel yang diuji.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Ardiana,

I.D.K.R.,

dkk (2010)

Kompetensi

SDM UKM dan

Pengaruhnya

Terhadap

Kinerja UKM di

Surabaya

a. Kompetensi SDM

(knowladge, skill,

and ability)

b. Kinerja UKM

Dari hasil analisa data

diketemukan bahwa

kompetensi yang terdiri dari

pengetahuan, ketrampilan dan

kemampuan masing-masing

memiliki pengaruh yang

signifikan kecuali variabel

pengetahuan yang tidak

signifikan. Namun demikian

jika diuji lebih lanjut secara

bersama-sama ketiga variabel

diatas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja

UKM di Kota Surabaya.

2 Atmadja A.

T. dan

Saputra K.

A. K.

(2018)

Determinant

Factors

Influencing The

Accountability

of Village

Financial

Management

a. Human Resource

Management

b. Assistence

c. Monitoring

d. Accountability of

village Financial

Management

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel kompetensi

sumber daya manusia, bantuan

dan pemantauan

mempengaruhi akuntabilitas

pengelolaan keuangan desa.

26

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

3 Wijaya,

M.G.

(2017)

Implementasi

Peraturan

Menteri Desa,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal dan

Transmigrasi

Nomor 4 Tahun

2015 tentang

Badan Usaha

Milik Desa di

Desa Ciburial.

a. Kepatuhan

pengelola bumdes

terhadap

Permendesa No.

4 Tahun 2015

b. Kemampuan

pengelolaan

BUMDes

c. Kemauan

pengelolaan

BUMDes

d. Pengetahuan atau

pemahaman

pengelolaan

BUMDes

Bahwa pengelola BUMDes di

Desa Ciburial belum

memenuhi keseluruhan

ketentuan yang dirumuskan

dalam Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

Nomor 4 Tahun 2015. Ketidak

patuhan pengelola BUMDes

Ciburial disebabkan yaitu

masih merujuk pada Peraturan

Daerah Kabupaten Bandung

Nomor 18 Tahun 2010,

rendahnya pengetahuan atau

pemahaman, rendahnya

kemauan, dan rendahnya

kemampuan terhadap

Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

Nomor 4 Tahun 2015.

4 Perdani,

F.Z. (2016)

Implementasi

Peraturan

Menteri Desa,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal, Dan

Transmigrasi

Republik

Indonesia

Nomor 4 Tahun

2015 Tentang

Pendirian,

Pengurusan Dan

Pengelolaan,

Dan

Pembubaran

Badan Usaha

Milik Desa

Terkait

Pelaksanaan

Badan Usaha

Milik Desa Di

Desa Berjo,

Kecamatan

Ngargoyoso,

Kabupaten

Karanganyar.

a. Implementasi

b. BUMDes dengan

Permendesa No.

4 Tahun 2015

c. Hambatan

pengaturan

BUMDes

Implementasi Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun

2015 tentang Pendirian,

Pengurusan dan Pengelolaan,

dan Pembubaran Badan Usaha

Milik Desa terkait

pelaksanaan BUMDes di Desa

Berjo, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar belum

berlangsung secara efektif

tetapi sudah memenuhi

persyaratan yang telah

ditentukan.

Hambatan-hambatan yang

dihadapi dalam pelaksanaan

pengaturan BUMDes yaitu

adanya faktor yuridis, faktor

birokrasi, faktor sumber daya,

faktor prosedur legalitas,

faktor teknologi, faktor sarana

dan prasarana, musim atau

cuaca, pemberian pelayanan

publik, dan kredit macet.

Solusi untuk mengatasi

hambatan tersebut yaitu:

pengawasan dari BPD,

pertemuan direksi, pelatihan

karyawan BUMDes, dan

pendekatan masyarakat.

27

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

5 Pratama,

R.N. dan

Argo

Pambudi

(2017)

Kinerja Badan

Usaha Milik

Desa Panggung

Lestari dalam

Meningkatkan

Pendapatan Asli

Desa di Desa

Panggungharjo

Kecamatan

Sewon

Kabupaten

Bantul

a. Kinerja

organisasi

b. Hambatan kinerja

organisasi

Hasil penelitian menunjukkan

kinerja BUMDes Panggung

Lestari sudah dapat

memberikan kontribusi

terhadap Pendapatan Asli

Desa Panggungharjo mulai

tahun 2016 dan akan

meningkatkan target

kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Desa pada

tahun 2017 dan seterusnya.

Sedangkan faktor penghambat

kinerja BUMDes Panggung

Lestari yang muncul adalah

teknologi rendah, kapasitas

pengolahan sampah rendah,

minat petani memproduksi

beras sehat masih rendah,

keterbatasan akses pasar, serta

keterbatasan permodalan.

6 Aditama, P.

B. dan Nina

Widowati

(2017)

Analisis Kinerja

Organisasi Pada

Kantor

Kecamatan

Blora

a. Kinerja

organisasi

melihat dari

berbagai aspek

yaitu,

produktivitas,

responsivitas,

kualitas layanan,

kerjasama,

penggunaan

sumberdaya dan

ketepatan waktu.

b. Mendeskripsikan

faktor

penghambat

kinerja

organisasi.

Hasil penelitian, dapat

dijelaskan bahwa kinerja

organisasi sudah berjalan

dengan baik seperti pada

indikator responsivitas,

kualitas layanan, kerjasama

dan ketepatan waktu. Adapun

indikator yang masih ada

kendala adalah sumber daya

manusia dan sarana prasarana.

Sumber : Dari beberapa jurnal

28

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka sebagaimana yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka dapat digambarkan bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

X : Kompetensi Pengelola BUMDes

Y : Implementasi Pengelolaan BUMDes

Z : Kinerja BUMDes

H1

H2 H3

X

Z

Y

Kompetensi

Pengelola

BUMDes

Implementasi

Pengelolaan

BUMDes

Kinerja

BUMDes

H1

H2 H3

29

D. Hipotesis

1. Pengaruh Kompetensi Pengelola terhadap Implementasi Pengelolaan

BUMDes

Agen dan principal sebagai dua pihak yang berbeda, tentunya terdapat perbedaan

kepentingan. Principal sebagai penyedia modal bagi perusahaan yakni pemegang

saham atau pemilik perusahaan. Sedangkan agen adalah manajemen yang

bertugas menjalankan perusahaan. Keduanya memiliki kepentingan untuk

memaksimalkan utilitasnya masing-masing sehingga tidak ada jaminan bahwa

agen akan selalu bertindak sesuai dengan kepentingan principal (Godrey et al,

2010).

Sumber Daya Manusia merupakan human capital di dalam organisasi. Human

capital merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang

dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dan economic rent.

Human capital merupakan sumber inovasi dan gagasan. Karyawan dengan human

capital tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan layanan yang konsisten

dan berkompetensi tinggi (Sutaryo, 2011).

Menurut Ahmad Azmy (2015) Pengembangan kompetensi sumber daya manusia

perlu dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi secara berkelanjutan.

Pengembangan organisasi dan perubahan harus dilakukan beriiringan dalam

waktu tertentu. Kedua proses membutuhkan kompetensi yang diperlukan oleh

semua anggota organisasi. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan

menyediakan proses transfer pengetahuan antar anggota organisasi.

30

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur

sejauhmana pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap implementasi

pengelolaan BUMDes, dengan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kompetensi pengelola berpengaruh positif terhadap implementasi

pengelolaan BUMDes.

2. Pengaruh Implementasi Pengelolaan BUMDes terhadap Kinerja

BUMDes

Teori ini dibuat untuk menjelaskan hubungan antara peraturan yang dibuat oleh

regulator dengan stake holder. Terdapat tiga hal yang mendorong regulator untuk

mengeluarkan suatu peraturan. Ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah Public

Interest Theory, Regulator Capture, dan Private Interest Theory (Godrey et al,

2010).

Menurut Wijaya (2017) bahwa pengelola BUMDes di Desa Ciburial belum

memenuhi keseluruhan ketentuan yang dirumuskan dalam Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015.

Ketidakpatuhan pengelola BUMDes Ciburial disebabkan yaitu masih merujuk

pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 18 Tahun 2010, rendahnya

pengetahuan atau pemahaman, rendahnya kemauan, dan rendahnya kemampuan

terhadap Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015. Sehingga pemahaman Permendesa Nomor 4

Tahun 2015 berpengaruh terhadap pengelolaan BUMDes.

31

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur

sejauhmana pengaruh implementasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 terhadap kinerja

BUMDes, dengan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Implementasi Pengelolaan BUMDes berpengaruh positif terhadap Kinerja

BUMDes.

3. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja BUMDes

Kompetensi merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja atau

perilaku ditempat kerja, yang dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan dan

sikap, gaya kerja, kepribadian, nilai sikap, kepercayaan dan gaya kepemimpinan

(Wibowo, 2016). Menurut Atmadja (2018) bahwa kinerja individu dapat optimal

jika individu memiliki kompetensi yang dapat diandalkan di bidangnya.

H3 : Kompetensi pengelola BUMDes berpengaruh terhadap kinerja BUMDes.

4. Pengaruh Kompetensi Pengelola BUMDes terhadap Kinerja BUMDes

melalui Implementasi Pengelolaan BUMDes

Kompetensi erat kaitannya dengan kinerja, baik kinerja individu maupun kinerja

organisasi (perusahaan). Menurut Pratama (2017) kinerja seseorang didasarkan

pada pemahaman ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian dan perilaku yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan kinerja organisasi

(perusahaan) didasarkan pada bagaimana manajemen perusahaan merespon

kondisi eksternal dan internalnya, yang dengan tolok ukur tertentu akan dapat

32

diketahui berapa tingkat turbulensinya dan berapa tingkat kemampuan untuk

mengantisipasinya.

H4 : Kompetensi Pengelola BUMDes berpengaruh terhadap Kinerja BUMDes

melalui implementasi pengelolaan BUMDes.

33

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian tentang pengelolaan BUMDes ini dilaksanakan di Kabupaten

Pringsewu. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan atas pertimbangan akan

pentingnya peningkatan pengelolaan BUMDes yang dilaksanakan oleh pengelola

BUMDes di Kabupaten Pringsewu serta pertimbangan lokasi penelitian yang

memiliki Indeks Desa Membangun (IDM) yang masih cukup rendah. Kabupaten

Pringsewu siap diajukan pengembangannya melalui Dana Bantuan

Dekonsentralisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan

Transmigrasi dan Pemerintah Pringsewu melalui Dana RAPBD 2019.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BUMDes terdapat di

126 desa di Kabupaten Pringsewu, Dilihat dari indikator banyaknya BUMDes di

Kabupaten Pringsewu, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampel jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (2014) teknik sampling jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi.

34

Tabel 3. Jumlah Responden Penelitian

Adapun desa yang akan diambil sampel/responden dapat dilihat pada tabel 3 di

atas. Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel/responden

yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 126 BUMDes. Jumlah desa

yang terdapat di Kabupaten Pringsewu berjumlah 126 desa. Dari 126 BUMDes

yang sudah berdiri, masing-masing BUMDes ada salah satu dari 4 orang yang

akan diminta informasi mengenai BUMDes. Adapun empat responden tersebut

adalah: penasihat/kepala desa, ketua/direktur, sekretaris, dan/atau bendahara

BUMDes.

B. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dimana data yang

digunakan adalah jenis data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung

oleh peneliti dengan metode survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan

No Kecamatan Jumlah Desa

Jumlah

Populasi

BUMDes

Jumlah

Sampel

Kriteria

BUMDes

Jumlah

Responden Per

BUMDes

1 Adiluwih 13 13 13 1

2 Ambarawa 8 8 8 1

3 Banyumas 11 11 11 1

4 Gadingrejo 23 23 23 1

5 Pagelaran 22 22 22 1

6 Pagelaran Utara 10 10 10 1

7 Pardasuka 13 13 13 1

8 Pringsewu 10 10 10 1

9 Sukoharjo 16 16 16 1

Jumlah/Total 126 126 126

Sumber : Data sekunder yang diolah (2018)

35

kuesioner yang berisikan pertanyaan yang ditujukan kepada pengelola BUMDes

di Kabupaten Pringsewu.

C. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dan informasi dilakukan untuk memperoleh data

maupun informasi yang relevan, valid dan akurat. Data-data yang diperoleh

kemudian di triangulasi metode untuk mengamati dan membaca keabsahan data.

Adapun beberapa metode pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Angket/Kuesioner

Data-data diperoleh dengan melakukan penyebaran pertanyaan berupa angket

kepada responden yang ditentukan berdasarkan relevansi terhadap topik

penelitian yang dilakukan. Sehingga data dan informasi yang dibutuhkan

akan digunakan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan masalah yang

diamati.

2. Observasi dan dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan yang terarah,

terencana dan sistematis. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk

mengamati masalah dan fenomena dimasyarakat, kemudian memahami

fenomena/masalah tersebut dan kemudian mencari jawaban melalui fakta dan

kejadian di lapangan yang merupakan objek penelitian. Hasil yang diperoleh

kemudian dipotret, dicatat, atau direkam guna untuk pertimbangan analisis.

3. Studi kepustakaan

Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi kepustakaan, yaitu melalui

data-data tertulis yang diperoleh dari berbagai dokumen-dokumen arsip serta

36

laporan-laporan resmi yang dikeluarkan oleh instansi-instansi pemerintahan

terkait seperti Badan Pusat Statistik, Lembaga Kementerian, dan/atau Instansi

lain yang relevan. Data dan informasi juga didapat dengan menelaah buku-

buku dan literatur lain yang digunakan sebagai referensi.

D. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar (2013), skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

sesorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua

bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif. Penelitian ini

menggunakan kuesioner berskala likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban dengan

pengukuran variabel adalah :

1. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3. Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

4. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Variabel independen penelitian ini yaitu kompetensi pengelola

37

BUMDes (X). Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atau keterampilan dan

pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut

(Wibowo, 2016). Variabel kompetensi pengelola BUMDes diukur dengan

menggunakan dimensi yang mengacu pada beberapa penelitian diantaranya

Wibowo (2016) dan Ardiana (2010), sebagai berikut :

(1) Keterampilan

(2) Pengetahuan

(3) Sikap Kerja

b. Variabel Intervening

Menurut Ghozali (2014) variabel intervening adalah tipe variabel yang

mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dan variabel

dependen menjadi hubungan yang tidak langsung atau dapat diartikan sebagai

variabel yang terletak diantara variabel independen dan dependen sehingga

variabel independen tidak langsung memengaruhi variabel dependen. Dalam

penelitian ini variabel intervening yaitu implementasi pengelolaan BUMDes (Y).

Implementasi Permendesa No. 4 Tahun 2015 adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pengelola BUMDes yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan kebijakan. Variabel implementasi pengelolaan

BUMDes (Y) diukur dengan menggunakan dimensi yang mengacu pada beberapa

penelitian diantaranya Wahab (2004), Wijaya (2017), dan Perdani (2016), sebagai

berikut:

(1) Implementasi strategi

38

(2) Pengorganisasian

(3) Penggerakan dan kepemimpinan

(4) Pengendalian

c. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas, maka yang menjadi variabel Z dalam penelitian ini adalah Kinerja

BUMDes. Kinerja BUMDes adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan

secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau

etika (Pratama, 2018). Variabel Kinerja BUMDes (Z) diukur dengan

menggunakan dimensi yang mengacu pada beberapa penelitian diantaranya

Pratama (2018), Aditama (2017), dan Dwiyanto (2008), sebagai berikut:

(1) Produktivitas

(2) Kualitas Layanan

(3) Responsivitas

(4) Responsibilitas

(5) Akuntabilitas

39

2. Definisi Variabel Operasional

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel

Keterangan Dimensi Indikator Nomor

Kuesioner

Kompetensi (X)

(Wibowo, 2016)

1. Keterampilan a. Melaksanakan Pekerjaan

b. Keterampilan Khusus

1,2

3,4

2. Pengetahuan a. Pendidikan

b. Pengalaman

5,6

7

3. Sikap Kerja a. Minat

b. Sikap

c. Apresiasi

8

9

10

Implementasi

Permendesa No. 5

Tahun 2015 (Y)

(Wahab, 2004)

1. Implementasi strategi a. Startegi Pengelolaan

b. Prosedur

1,2

3

2. Pengorganisasian a. Kegitan Pengelolaan

b. Struktur Organisasi

c. Kesesuaian dengan aturan

4

5

6

3. Penggerakan dan

Kepemimpinan

a. Peran Pimpinan

b. Peran Kerjasama

7

8, 9

4. Pengendalian a. Pengendalian pelaksanaan

b. monitoring

10

11

Kinerja BUMDes

(Z) {Pratama, R.N.

dan Argo Pambudi

(2018 dan Aditama,

P. B. dan Nina

Widowati (2017)}

1. Produktivitas a. Modal Usaha

b. Laba Usaha

1,2

3

2. Kualitas Layanan a. Kualitas pelayanan 4,5

3. Responsivitas a. Jenis BUMDes

b. Respon pengelola

6

7,8

4. Responsibilitas a. Kesesuaian Peraturan desa

b. Kesesuaian AD/ART

c. SOP

9,10

11,12

13

5. Akuntabilitas a. Tanggungjawab

b. Evaluasi dan monitoring

14,15

16,17,18

F. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode

kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat

tentang respon yang diberikan responden, sehingga data yang berbentuk angka

tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik.

40

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2011:22) analisis deskriptif merupakan analisis yang

mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh dari jawaban

responden melalui kuesioner. Kemudian, data yang diperoleh dari jawaban

responden tersebut dihitung presentasinya. Analisis deskriptif dalam penelitian

pada dasarnya mengemukakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk

tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis deskriptif

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang

diteliti melalui data sampel populasi. Sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis deskriptif

digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel

penelitian yang utama dan data demografi responden.

Setelah adanya analisis data antara data dilapangan kemudian diadakan

perhitungan hasil kuesioner agar hasil analisis dapat teruji dan dapat diandalkan.

Setiap masing-masing item dari kuesioner memiliki nilai yang berbeda. Penilaian

dimensi setiap variabel, variabel independen, variabel intervening, dan variabel

dependen, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari

masing-masing dimensi setiap variabel dan variabel. Nilai rata-rata (mean) ini

diperoleh dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel,

kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Setelah diperoleh rata-rata dari masing-masing dimensi dan variabel kemudian

dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai terendah

dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan nilai tertinggi itu

masing-masing peneliti ambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner

41

dikalikan dengan nilai terendah (1) dan nilai tertinggi (5) dengan banyaknya kelas

adalah 5 yang telah ditetapkan. Menurut Solimun dkk (2017) untuk menentukan

nilai rata-rata pembobotan atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh di

klasifikasi kedalam rentang skala kategori nilai yang disajikan dalam tabel 5

sebagai berikut:

Tabel 5. Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden dan Makna

Penilaian Secara Deskriptif.

No. Nilai Rata-rata

Skor Jwaban

Makna

Kategori/Interpretasi

Nilai

Skor

Penentuan Interval

1. 1,00 – 1,80 Sangat Rendah/Tidak Baik 1 I =

𝑏𝑘𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑏𝑘𝑚𝑖𝑛

𝑘

2. 1,81 – 2,60 Rendah/Kurang Baik 2

3. 2,61 – 3,40 Cukup Tinggi/Cukup Baik 3 I =

5 − 1

5

4. 3,41 – 4,20 Tinggi/Baik 4

5. 4,21 – 5,00 Sangat Tinggi/Sangat Baik 5 I = 0,80

Keterangan:

I = Interval

bk = Batas kelas

k = Jumlah kelas

Sumber: Solimun dkk (2017)

2. Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan Structural Equation

Modeling (SEM), dengan instrumen kuesioner untuk mengumpulkan data yang

nantinya akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan

software SmartPLS dimana PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser

dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian yang secara

simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian

model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas,

42

sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis

dengan model prediksi). Selain itu, SmartPLS digunakan untuk pengujian secara

intervening dengan model analisis jalur (path analysis), model analisis jalur

secara sistematis menjadi model regresi standardized (tanpa konstanta) karena

ingin membandingankan berbagai jalur atau mengetahui pengaruh langsung dan

tidaklangsung antar variabel (Ghozali, 2014).

a. Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)

Di dalam pengumpulan data untuk penelitian dengan menggunakan metode survei

kuesioner. Oleh karena itu kualitas data yang valid dan reliabel harus terpenuhi

dalam pertanyaan kuisioner. Uji validitas dilakukan untuk mengukur konsistensi

responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuisioner. Validnya sebuah data

jika data yang diperoleh bisa menjawab tujuan penelitian yang akan dicapai

dengan akurat. Data akan reliable jika instrumen penelitian yang sama bisa stabil

ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya (Ghozali, 2014).

(1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner.

Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur kuisioner tersebut.

i. Convergent Validity, dinilai berdasarkan korelasi antara item score/

component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Skala

pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai.

ii. Discriminant Validity, dinilai dengan dua metode yaitu metode Fornell-

Larcker; membandingkan square roots atas AVE setiap konstruk dengan

43

korelasi vertical laten, dan metode Cross-loading menyatakan bahwa semua

item harus lebih besar dari konstruk lainnya (Ghozali, 2014).

(2) Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika

jawaban semua responden itu terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2014). Uji reliabilitas digunakan dengan

mnghitung nilai Cronbach Alpha dengan menghitung rata-rata interkoneksi

diantara butir-butir kuesioner.

b. Pengukuran Struktur Model (Inner Model)

Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan

literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient Of

Determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004; Hall, 2008). Hal ini

untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.

(1) Coefficient of Determination (R2)

Pada pengujian ini dihitung besarnya Coefficient of Determination (R2) yang

merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya presentase pengaruh variabel

independen, variabel moderasi terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5% (Ghozali, 2014).

44

(2) Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk

adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur boostrap

dengan 500 penggantian. Dapat dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan

yang kuat apabila nilai path coefficients lebih dari 0,100 (Ghozali, 2014).

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini juga dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran dugaan

penelitian atau hipotesis dengan melihat arah koefisien hipotesisnya. Hasil

korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients yang kemudian

dibandingkan dengan hipotesis pertama sampai hipotesis keempat penelitian.

92

A. Simpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja BUMDes yang

di ukur dengan kompetensi pengelola BUMDes dengan variabel intervening

implementasi pengelolaan BUMDes. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompetensi pengelola BUMDes berpengaruh positif terhadap implementasi

pengelolaan BUMDes, hal ini berarti semakin baik kompetensi yang dimiliki

oleh pengelola BUMDes di Kabupaten Pringsewu, maka akan semakin baik

pula implementasi pengelolaan BUMDes. Bahwa variabel kompetensi

pengelola BUMDes bahwa dimensi pengetahuan memiliki nilai yang lebih

tinggi daripada dimensi keterampilan dan sikap kerja.

2. Implementasi pengelolaan BUMDes berpengaruh positif terhadap kinerja

BUMDes, hal ini berarti semakin baik implementasi pengelolaan BUMDes di

Kabupaten Pringsewu, maka akan semakin baik pula kinerja BUMDes.

Dengan dimensi pada variabel implemetasi pengelolaan BUMDes memiliki

rata-rata yang termasuk kedalam kategori sangat baik.

3. Kompetensi pengelola BUMDes berpengaruh positif terhadap kinerja, hal ini

berarti semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh pengelola BUMDes di

V. SIMPULAN DAN SARAN

93

Kabupaten Pringsewu, maka akan semakin baik pula kinerja BUMDes. Akan

tetapi secara tidak langsung kinerja BUMDes akan semakin baik secara

maksimal jika kompetensi pengelola BUMDes mengelola BUMDes dengan

mengimplementasikan pengelolaan BUMDes.

B. Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan ini pada dasarnya memiliki beberapa keterbatasan,

antara lain :

1. Dalam proses penelitian seharusnya melakukan diskusi dengan pengelola

BUMDes dengan ini lebih banyak mendapat informasi mengenai BUMDes.

2. Pengelola BUMDes banyak memiliki pekerjaan yang lain sehingga dalam

proses pengisian kuesioner tidak cukup satu waktu, peneliti harus mengatur

jadwal dengan pengelola BUMDes sehingga memerlukan banyak waktu

untuk mendapatkan hasil pengisian kuesioner.

3. Peneliti tidak bisa mendampingi sebagian responden dalam pengisian

kuesioner dikarenakan pengelola BUMDes sibuk dengan pekerjaannya. Oleh

karena itu, dalam mengisi kuesioner responden kurang paham atau tidak jelas

dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

94

C. Saran

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan meminta pengelola

BUMDes mengisi kuesioner, dalam hal ini hanya 1 (satu) pengelola yang mengisi

kuesioner sehingga untuk mengetahui kondisi dari pengelola dan BUMDes belum

maksimal, maka dengan itu diharapkan dapat melihat usaha BUMDes yang

dijalankan dan bertemu dengan seluruh pengelola untuk Focuss Grup Discussion

(FDG) mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Dari hasil penelitian Pemerintah Kabupaten Pringsewu hendaknya memberikan

pendidikan dan pelatihan secara periodik kepada pengelola BUMDes terkait

dengan kompetensi pengelola BUMDes dan pengelolaan BUMDes sehingga

kinerja BUMDes akan mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa berkontribusi

terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes). Penyuluhan tentang pengelolaan laporan

keuangan BUMDes secara terus menerus harus dilaksanakan, sehingga mampu

meminimalisir tingkat kesalahan dalam proses penyampaian dan waktu

penyampaian laporan keuangan BUMDes.

95

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, P. B. dan Nina Widowati. 2017. Analisis Kinerja Organisasi Pada

Kantor Kecamatan Blora. Journal of Public Policy and Management

Review. Vol.06, No 2

Ardiana, I.D.K.R., dkk. 2010. Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya

Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. Vol 12. No 1, 42-55

Atmadja, AT., dan Saputra, KAK. 2018. Determinant Factors Influencing The

Accountability of Village Financial Manajement. Academy of Strategic

Management Journal. Vol. 17, Issue 1 2018.

Azmy, Ahmad. 2015. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia untuk

Mencapai Career Ready Professional di Universitas Tanri Abeng. Binus

University journal. Vol. 6, No. 2

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pringsewu. 2016. Statistik Daerah Kabupaten

Pringsewu 2016, Pringsewu.

Dwiyanto, Agus. (2008). Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Ghozali, I. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial

Least Squares (PLS).Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang.

Godrey, AH., et al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. John Willey, Australia.

Halim, Abdul., dan Syukriy Abdullah. 2010. Hubungan dan Masalah Keagenan

di Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintahan.

96

Hartono, J. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-

pengalaman. Edisi 6. BPFE UGM, Yogyakarta.

Hasim dan Wok. 2012. Competence Performance and Trainability of Older

Workers of Higher Educational Institustions in Malaysia. Journal of

Employee Relations. Vol. 36, Issue 1, PP. 82-106.

Indrajaya, JA. 2017. Pengaruh Kompetensi Aparatur Desa dan Implemetasi UU

No. 6 Tahun 2014 terhadap Pengelolaan Keuangan Dana Desa. (Skripsi).

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Buku Saku Dana Desa dengan

tema “ Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat: Menciptakan

Lapangan Kerja, Mengatasi Kesenjangan, dan Mengentaskan

Kemiskinan.

Kismartini, dkk. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Universitas Terbuka. Jakarta.

Maryunani. 2008. Pembangunan Badan Usaha Milik Desa dan Pemberdayaan

Pemerintah Desa. CV Pustaka Setia, Bandung.

Nugrahaningsih, P., et. al. 2016. Optimalisasi Dana Desa Dengan Pengembangan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Menuju Desa Mandiri. Jurnal

Akuntansi dan Bisnis. Vol 16 No. 1, Februari 2016: 37-45. Unversitas

Sebelas Maret. Surakarta.

Nugroho D, Riant. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Gramedia, Jakarta.

Peraturan Bupati Pringsewu Nomor 41 Tahun 2015 tentang Badan Usaha Milik

Pekon Kabupaten Pringsewu.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,

Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubabaran Badan Usaha Milik

Desa.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.

97

Perdani, F.Z. 2016. Implementasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015

Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa Terkait Pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa

Di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

(Skripsi). Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta

Pratama, R.N. dan Argo Pambudi. 2017. Kinerja Badan Usaha Milik Desa

Panggung Lestari dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa di Desa

Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Jurnal Adinegara.

Vol. 6, No. 2, Universitas Negeri Yogyakarta

Rafael, UG., dkk. 2018. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam

Mengoptimalkan Fungsi Badan Usaha Milik Desa di Desa Guaan

Kecamatan Moaat Kabupaten Bolaang Mangodow Timur. Jurnal

Administrasi Publik. Vol. 4, No. 50. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Ratna Sari, DA. 2018. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru dengan

Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi. (Skripsi). Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Rivai, Veithzal & Ahmad Fawzi Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal:

Untuk Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber daya Manusia Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Rafika Aditama, Bandung.

Seyadi. 2003. Bumdes sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Desa. UPP STM

YKPN, Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE

YPKN, Yogyakarta.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. PT Fajar Interpratama

Mandiri, Jakarta.

98

Solimun, A.A. Rinaldo dan Samingun Handoyo. 2017. Perancangan dan

Pengujian Kuesioner Serta Transformasi Skor Menjadi Skala Berbasis

MSI, SRI, dan Rasch Model. Program Studi Statistika Jurusan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya.

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar, Jakarta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet,

Bandung.

Sutaryo. 2011. Nilai Laporan Keuangan Pemerintah Dengan E-Government

System. Artikel. Universitas Sebelas Maret

(http://sutaryofe.staff.uns.ac.id)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah.

Wahab, A. 2004. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

Negara. Bumi Aksara, Jakarta.

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Edisi 5 . PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wijaya, M.G. 2017. Implementasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Badan Usaha

Milik Desa di Desa Ciburial. (Skripsi). Universitas Katolik Parahyangan.

Bandung.

Yustiono, E. 2015. Konsepsi Kompetensi Dinamika. Diambil kembali dari STIA

LAN Bandung.

http://www.pringsewukab.go.id/pekon-wisata-bumpekon-dan-pasora-siap-

diajukan-pengembangannya/ Diakses pada 23 Oktober 2018 pukul 23.37

WIB