Analisis Kom 3

15
Haeni Hartini Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedamg Email: [email protected] 085221266311 1 TIPE PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PEROKOK DI SMP NEGERI 1 JATINANGOR Haeni Hartini 1 ,Sari Fatimah 1 , Ai Mardhiyah 1 1 Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat ABSTRAK Merokok merupakan penyebab kematian dini karena dapat membahayakan kesehatan dan menjadi pintu masuk pertama perilaku negatif lainnya. Godaan untuk merokok pada remaja dihubungkan dengan keadaan afektif dan gejala putus nikotin sehingga sulit untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menghentikannya. Hal ini berkaitan dengan tipe perilaku merokok pada setiap orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe perilaku merokok pada remaja perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner yang berjumlah 30 item dengan 10 item setiap tipe yang terdiri dari perokok pengaruh positif, perokok pengaruh negatif, dan perokok adiktif. Sampel berjumlah 50 remaja perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor menggunakan metode total sampel. Responden termasuk tipe perokok tertentu jika memperoleh skor tertinggi pada tipe tersebut. Hasilnya adalah sebagian responden (58%) termasuk perokok pengaruh positif, sangat sedikit responden (16%) termasuk perokok pengaruh negatif, dan sebagian kecil responden (26%) termasuk perokok adiktif. Untuk mengatasinya diperlukan identifikasi tipe perilaku merokok remaja untuk memudahkan penanganannya. Kata kunci : Merokok, remaja, tipe perilaku merokok ABSTRACT Smoking was caused early death because it was harmful for health and became first entrance for the other negative behaviors. The temptation to smoke in adolescents associated with affective state and nicotine withdrawal symptoms so that it make difficult to quit smoking. Therefore, there should be an effort to stop it. This relates to the type of smoking behavior on everyone. The aim of study was to identify type of smoking behavior in adolescent smokers at SMP Negeri 1 Jatinangor. The method used descriptive quantitative by questionnaire with 30 items and 10 items for each type consisting of positive affect smoker, negatif affect smoker, and addictive smoker. The Samples were 50 adolescent smokers at SMP Negeri 1 Jatinangor. Respondents include certain types of smokers if the highest score on that type. Result showed, half respondents (58%) as smoker, very few respondents (16%) as negative affect smoker, and a small respondents (26%) as addictive smoker. To handle it required identification type of smoking behavior in adolescent. Key Words : Adolescent, smoking, type of smoking behavior

description

wgduagdx

Transcript of Analisis Kom 3

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedamg

    Email: [email protected] 085221266311

    1

    TIPE PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PEROKOK

    DI SMP NEGERI 1 JATINANGOR

    Haeni Hartini1,Sari Fatimah

    1, Ai Mardhiyah

    1

    1Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

    ABSTRAK

    Merokok merupakan penyebab kematian dini karena dapat membahayakan

    kesehatan dan menjadi pintu masuk pertama perilaku negatif lainnya. Godaan

    untuk merokok pada remaja dihubungkan dengan keadaan afektif dan gejala putus

    nikotin sehingga sulit untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, perlu ada upaya

    untuk menghentikannya. Hal ini berkaitan dengan tipe perilaku merokok pada

    setiap orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe perilaku

    merokok pada remaja perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor. Metode penelitian ini

    menggunakan deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner yang berjumlah 30

    item dengan 10 item setiap tipe yang terdiri dari perokok pengaruh positif,

    perokok pengaruh negatif, dan perokok adiktif. Sampel berjumlah 50 remaja

    perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor menggunakan metode total sampel.

    Responden termasuk tipe perokok tertentu jika memperoleh skor tertinggi pada

    tipe tersebut. Hasilnya adalah sebagian responden (58%) termasuk perokok

    pengaruh positif, sangat sedikit responden (16%) termasuk perokok pengaruh

    negatif, dan sebagian kecil responden (26%) termasuk perokok adiktif. Untuk

    mengatasinya diperlukan identifikasi tipe perilaku merokok remaja untuk

    memudahkan penanganannya.

    Kata kunci : Merokok, remaja, tipe perilaku merokok

    ABSTRACT

    Smoking was caused early death because it was harmful for health and

    became first entrance for the other negative behaviors. The temptation to smoke

    in adolescents associated with affective state and nicotine withdrawal symptoms

    so that it make difficult to quit smoking. Therefore, there should be an effort to

    stop it. This relates to the type of smoking behavior on everyone. The aim of study

    was to identify type of smoking behavior in adolescent smokers at SMP Negeri 1

    Jatinangor. The method used descriptive quantitative by questionnaire with 30

    items and 10 items for each type consisting of positive affect smoker, negatif affect

    smoker, and addictive smoker. The Samples were 50 adolescent smokers at SMP

    Negeri 1 Jatinangor. Respondents include certain types of smokers if the highest

    score on that type. Result showed, half respondents (58%) as smoker, very few

    respondents (16%) as negative affect smoker, and a small respondents (26%) as

    addictive smoker. To handle it required identification type of smoking behavior in

    adolescent.

    Key Words : Adolescent, smoking, type of smoking behavior

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    2

    PENDAHULUAN

    Rokok adalah penyebab kematian dini yang bisa dicegah. Sudah banyak

    terbukti dari penelitian bahwa racun dalam rokok dapat membahayakan kesehatan

    seseorang (Cahyono, 2008). Menurut Partodiharjo (2006) rokok mengandung zat

    psikoaktif bernama nikotin dan 4000 zat kimia yang berbahaya, yaitu 20 macam

    diantaranya adalah racun mematikan.

    Pada tahun 2010, Indonesia menempati urutan ke-tiga di dunia dengan

    jumlah perokok terbanyak setelah China 300 juta, India 120 juta, dan Indonesia 82

    juta perokok (Wahyuningsih, 2011). Telah dilakukan upaya-upaya untuk

    menanggulangi bahaya merokok, diantaranya pengamanan merokok bagi

    kesehatan dan kawasan tanpa rokok (Farida, 2009) tetapi belum berhasil untuk

    mengatasi bahaya merokok dan mengendalikan perilaku merokok.

    Masa remaja merupakan suatu periode diantara masa kanak-kanak dan

    masa dewasa, yakni dari 10 sampai 21 tahun (Rudolph, 2006). Remaja

    dihadapkan dengan tekanan dari teman sebaya seperti tekanan untuk mencoba

    melakukan hubungan seksual pranikah, menggunakan obat terlarang, alkohol,

    rokok dan melakukan aktivitas-aktivitas yang membahayakan (Wong, 2009).

    Godaan untuk merokok pada remaja dihubungkan dengan keadaan afektif

    dan gejala putus nikotin (Soetjiningsih, 2004). Menurut Tomkins dan Demos

    (1995) ada tiga tipe perilaku merokok yang mempengaruhi perilaku merokok

    seseorang, yaitu perokok pengaruh positif, perokok pengaruh negatif dan perokok

    adiktif. Metode terapi yang dipilih untuk tiga tipe ini berbeda. Dengan penelitian

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    3

    ini akan diketahui tipe-tipe perilaku merokok remaja sehingga dapat diketahui

    metode yang tepat untuk membantu menghentikannya.

    Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama karena seiring

    dengan adanya pemikiran irrasional yang merupakan karakteristik usia SMP

    (seperti merokok lebih macho), perlu ada upaya yang sistematis dan realistik

    untuk menuntun mereka supaya mampu berpikir rasional dan proposional dalam

    memahami suatu konteks masalah (Efendi, 2005).

    Dari hasil studi pendahuluan didapatkan yaitu 46 orang remaja putra

    perokok dan hampir semua siswa mengetahui bahaya merokok. Dari 9 orang

    remaja yang diwawancarai, mereka merokok setelah makan sebanyak 4 orang,

    merokok ketika bersenang-senang bersama teman-teman sebanyak 8 orang, dan 6

    orang ketika sedang kesal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa

    tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran tipe perilaku merokok

    pada remaja perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor.

    TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tipe perilaku merokok

    pada remaja perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

    kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, yakni tipe

    perilaku merokok remaja di SMP Negeri 1 Jatinangor.

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    4

    Definisi Konseptualnya adalah tipe perilaku merokok, yaitu beberapa jenis

    kepuasan dalam merokok, yaitu perokok pengaruh positif, perokok pengaruh

    negatif hingga perokok adiktif (Tomkins dan Demos, 1995).

    Definisi Operasionalnya antara lain sebagai berikut. Untuk tipe perokok

    pengaruh positif dibedakan menjadi tiga subtipe, antara lain merokok sebagai

    stimulant untuk mengalami pengaruh positif berupa kegembiraan, merokok

    sebagai relaxant untuk mengalami pengaruh positif kenikmatan, perokok

    pengaruh positif yang berhubungan dengan aspek sensorimotor, yakni apa yang

    dilakukan seseorang dengan tangannya dan pengaruh positif saat menyaksikan

    asap rokok keluar dari mulutnya. Pernyataan untuk kategori perokok pengaruh

    positif berjumlah 10 item. Skor dari sepuluh item ini dijumlahkan lalu

    dibandingkan dengan skor total dari dua tipe yang lain. Dikatakan tipe ini jika

    skor total tertinggi responden berada pada tipe ini.

    Perokok pengaruh negatif biasanya bisa menggunakan rokok untuk

    mengurangi perasaan negatif atau tertekan, misalnya bila marah, cemas ataupun

    gelisah, ketakutan, rasa malu, rasa jijik, atau gabungan dari perasaan-perasaan

    tersebut. Pernyataan untuk kategori perokok pengaruh negatif berjumlah 10 item.

    Skor dari sepuluh item ini dijumlahkan lalu dibandingkan dengan skor total dari

    dua tipe yang lain. Dikatakan tipe ini jika skor total tertinggi responden berada

    pada tipe ini.

    Perokok adiktif yaitu menggunakan rokok terutama untuk memenuhi

    keinginan tak tertahankan terhadap rokok. Perokok ini akan menambah dosis

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    5

    rokok yang dikonsumsi. Timbul gejala psikologis yaitu panik ketika tidak ada

    rokok, khawatir rokok tidak tersedia saat diinginkan. Tipe ini juga gabungan dari

    2 tipe sebelumnya yaitu tipe perokok pengaruh positif dan negatif. Pernyataan

    untuk kategori perokok adiktif berjumlah 10 item. Skor dari sepuluh item ini

    dijumlahkan lalu skor totalnya dibandingkan dengan skor total dari dua tipe yang

    lain. Dikatakan tipe ini jika skor total tertinggi responden berada pada tipe ini atau

    jika terdapat 2 kategori atau lebih yang skornya tertinggi.

    Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja perokok di SMP Negeri 1

    Jatinangor kelas VII dan VIII yang berjumlah 50 orang. Teknik sampling yang

    digunakan adalah total sampling. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1

    Jatinangor pada bulan Mei 2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini

    menggunakan instrumen yang terdiri dari 30 pernyataan dengan jumlah

    pernyataan pada masing-masing indikator sama, yaitu 10 pernyataan. Skala

    pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan skor, selalu (4), sering

    (3), kadang-kadang (2), dan tidak pernah (1) (Sugiyono, 2011).

    Instrumen dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dan telah

    dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah data terkumpul, kemudian data

    diolah dengan cara editing, coding, entry data, dan mengeluarkan informasi

    (Setiadi, 2007). Setelah data diolah, data dianalisa. Skor dari sepuluh item dari

    masing-masing kategori ini dijumlahkan lalu skor totalnya dibandingkan dengan

    skor total dari dua tipe yang lain. Hasilnya berupa persentase, dengan

    menggunakan rumus: =

    100%

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    6

    Berdasarkan nilai dari persentase di atas maka dapat diinterpretasikan hasil

    untuk variabel, yaitu : 0 %: tidak seorangpun dari responden, 1 19 %: sangat

    sedikit responden, 20 39 %: sebagian kecil dari responden, 40 59 % : sebagian

    responden, 60 79 %: sebagian besar dari responden, 80 99 %: hampir seluruh

    responden, dan 100 %: seluruh responden (Al Rasyid, 1994).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden dari hasil penelitian disajikan dalam tabel 1.1.

    Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

    Karakteristik Responden f %

    Tingkatan

    Kelas

    Kelas VII 20 40

    Kelas VIII 30 60

    Jenis Kelamin Laki-laki 48 96

    Perempuan 2 4

    Lamanya

    Merokok

    < 1 tahun 10 20

    1-3 tahun 38 76

    > 3 tahun 2 4

    Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa dari 50 responden, sebagian besar

    dari responden (60%) berada pada kategori tingkatan kelas VIII, hampir seluruh

    responden (96%) berjenis kelamin laki-laki, dan sebagian besar dari responden

    (76%) merokok selama 1-3 tahun.

    2. Hasil Penelitian

    Hasil penelitian gambaran dari tipe perilaku merokok pada remaja perokok

    di SMP Negeri 1 jatinangor disajikan hasil perhitungan persentase dan kategori

    dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    7

    Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Gambaran Perilaku Merokok pada

    Remaja Perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor

    Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian responden yaitu

    sebanyak 29 responden (58%) memiliki tipe perokok pengaruh positif.

    Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Gambaran Perilaku Merokok pada

    Remaja Perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor Berdasarkan Kategori

    Tingkatan Kelas

    Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui bahwa sebagian dari responden

    (36%) memiliki tipe perokok pengaruh positif berada pada kategori tingkatan

    kelas VIII.

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Gambaran Perilaku Merokok pada

    Remaja Perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor Berdasarkan Kategori

    Jenis Kelamin

    Tipe Perilaku Merokok F %

    Perokok Pengaruh Positif 29 58

    Perokok Pengaruh Negatif 8 16

    Perokok Adiktif 13 26

    Tipe Perilaku Merokok

    Kategori Tingkatan Kelas Total

    VII VIII

    F % f % f %

    Perokok Pengaruh Positif 11 22 18 36 29 58

    Perokok Pengaruh Negatif 3 6 5 10 8 16

    Perokok Adiktif 6 12 7 14 13 26

    Tipe Perilaku Merokok

    Kategori Jenis Kelamin Total

    Laki-laki Perempuan

    F % f % f %

    Perokok Pengaruh Positif 29 58 0 0 29 58

    Perokok Pengaruh Negatif 6 12 2 4 8 16

    Perokok Adiktif 13 26 0 0 13 26

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    8

    Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa sebagian dari responden

    (58%) memiliki tipe perokok pengaruh positif berada pada kategori jenis kelamin

    laki-laki.

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Gambaran Perilaku Merokok pada

    Remaja Perokok di SMP Negeri 1 Jatinangor Berdasarkan Kategori

    Lamanya Merokok

    Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa sebagian responden (44%)

    memiliki tipe perokok pengaruh positif berada pada kategori lamanya merokok 1-

    3 tahun.

    3. Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa

    sebagian responden (58%) memiliki tipe perokok pengaruh positif, sangat sedikit

    responden (16%) memiliki tipe perokok pengaruh negatif, dan sebagian kecil dari

    responden (26%) memiliki tipe perokok adiktif.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden (58%) memiliki

    tipe perokok pengaruh positif. Responden menggunakan rokok sebagai stimulant,

    relaxant, dan berhubungan dengan aspek sensorimotor. Hasil penelitian ini

    didukung oleh Bhenthin, Slovic, Moran, Severson, Mertz, dan Gerrard (1995)

    yang menyatakan bahwa alasan remaja melakukan perilaku yang mengancam

    Tipe Perilaku Merokok

    Kategori Lamanya Merokok Total

    < 1 tahun 1-3 tahun >3 tahun

    f % f % f % f %

    Perokok Pengaruh Positif 7 14 22 44 0 0 29 58

    Perokok Pengaruh Negatif 0 0 7 14 1 2 8 16

    Perokok Adiktif 3 6 9 18 1 2 13 26

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    9

    kesehatan, seperti merokok adalah kesenangan atau relaksasi dan fasilitasi sosial.

    Selain itu, perilaku merokok remaja pengaruh positif juga terjadi karena adanya

    persepsi remaja tentang perokok seperti maskulin atau gentle. Menurut Bhojani,

    Elias, dan Devadasan (2011) persepsi positif remaja tentang perokok meliputi

    sukses, pandai, cerdas, canggih, macho, dan hebat.

    Sangat sedikit responden (16%) memiliki tipe perokok pengaruh negatif.

    Hal ini ditunjukkan oleh responden yang menggunakan rokok untuk mengurangi

    perasaan negatif atau tertekan, misalnya bila marah, cemas ataupun gelisah,

    ketakutan, rasa malu, rasa jijik. Hasil ini didukung oleh Bonaguro dan Bonaguro

    (1987) dalam Tyas dan Pederson (1998) yang menyatakan bahwa stres berkaitan

    dengan pemeliharaan perilaku merokok. Merokok merupakan sarana untuk

    mengatasi stres di kalangan perokok muda (Mates dan Allison, 1992 dalam Tyas

    dan Pederson, 1998).

    Sebagian kecil dari responden (26%) memiliki tipe perokok adiktif. Hal ini

    ditunjukkan oleh responden memiliki perilaku merokok yang menggunakan rokok

    terutama untuk memenuhi keinginan tak tertahankan terhadap rokok, menambah

    dosis rokok yang digunakan, timbul gejala psikologis seperti panik ketika tidak

    ada rokok, dan khawatir rokok tidak tersedia saat ia menginginkannya. Selain

    hanya ditunjukkan oleh ciri-ciri tersebut, responden ini juga memiliki tipe

    perilaku merokok yang disertai oleh pengaruh positif maupun merokok pengaruh

    negatif. Pada remaja, godaan untuk merokok berhubungan dengan keadaan afektif

    dan gejala putus nikotin (Soetjiningsih, 2004). Hal ini didukung oleh Quintero dan

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    10

    Davis (2002) yang menyatakan bahwa adiksi merokok pada remaja tidak hanya

    berhubungan dengan kebutuhan psikologis, kebiasaan dan daya tahan, tetapi juga

    untuk mengontrol pengaruh perasaan.

    Perilaku merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut Partodiharjo

    (2006), rokok mengandung zat psikoaktif bernama nikotin dan 4000 zat kimia

    yang berbahaya, yaitu 20 macam diantaranya adalah racun mematikan. Dampak

    pengiring lain yang sangat mengkhawatirkan adalah keberadaan perilaku merokok

    bisa menjadi pintu masuk pertama (first step) terhadap perilaku negatif lainnya,

    seperti: minum alkohol, narkoba, perilaku agresif dan destruktif (Efendi, 2005).

    Dampak dari perilaku merokok pengaruh positif ini yaitu para perokok tipe

    ini kesulitan berhenti merokok karena memiliki banyak sumber pengaruh positif

    lain sehingga meninggalkan merokok menimbulkan penyesalan. Dampak dari

    perilaku merokok pengaruh negatif yaitu, perokok karena pengaruh negatif sulit

    berhenti merokok karena perokok ini kembali merokok ketika ada beban pengaruh

    negatif yang terlalu berat. Dampak dari perilaku merokok yang adiktif yaitu,

    perokok adiktif paling sulit meninggalkan merokok. Kuantitas efek yang

    dialaminya begitu besar sehingga menjadi panik kalau tidak ada rokok yang

    tersedia ( Tomkins dan Demos 1995).

    Metode terapi yang dipilih untuk tiga tipe perilaku merokok ini secara

    sistematis berbeda Tomkins (1966). Untuk perokok pengaruh positif,

    penanganannya dengan menggunakan metode yang didasarkan pada rasionalitas

    dan persuasi yang efektif (Tomkins, 1966). Metode tersebut yaitu menggunakan

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    11

    Cognitive Behavior Therapy. Cognitive Behavior Therapy mengubah pola pikir

    siswa yang irrasional (seperti merokok lebih macho, dewasa, dan sebagainya) agar

    dapat berfikir secara rasional. Terapi ini menekankan pada variasi pengalaman

    belajar siswa melalui berbagai metode dan media, seperti analisis kasus, evaluasi

    diri, diskusi, pengajaran langsung, uji pemahaman, modeling, dan latihan

    menuangkan gagasan (Efendi, 2005).

    Untuk perokok pengaruh negatif, penanganannya menggunakan sistem

    teman atau terapi kelompok. Sistem untuk mengurangi frekuensi dan kepelikan

    sumber pengaruh negatif, cara lain membuat perasaan lebih baik, atau langsung

    memecahkan masalah daripada menenangkan diri saja (Tomkins, 1966). Menurut

    Forman dalam Grey, Boland, Davidson, Yu, Bolyai, Tamborlane (1998), salah

    satu bentuk terapi yang dapat digunakan, yaitu Coping skills training (CST) yang

    mengajarkan keterampilan coping pribadi dan sosial, sehingga membantu

    menangani stressor yang potensial dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan

    reaksi stres yang ditimbulkannya. CST terdiri dari role-playing berbagai situasi

    sosial dengan menggunakan skenario untuk melatih kemampuan koping baru,

    sehingga pelatih (perawat) dapat memodelkan perilaku koping yang tepat.

    Untuk perokok adiktif, hanya metode heroik yang efektif. Hal ini mencakup

    metode cold turkey yaitu cara yang dilakukan dengan merokok dalam jumlah

    yang seperti biasa, merokok setiap hari, dan secara tiba-tiba berhenti merokok

    sama sekali pada hari yang sudah ditentukan (Tomkins, 1966). Selain itu,

    farmakoterapi bermanfaat dan aman pada remaja pengguna tembakau

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    12

    (Soetjiningsih, 2004). Salah satu bentuk farmakoterapi yang aman digunakan bagi

    remaja yaitu terapi pengganti nikotin tempel (nicotine patch) yang sesuai petunjuk

    tenaga kesehatan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    1. Simpulan

    Dari hasil penelitian dapat diketahui tipe perilaku merokok pada remaja berbeda-

    beda. Sebagian responden memiliki tipe perokok pengaruh positif, sangat sedikit

    responden memiliki tipe perokok pengaruh negatif, dan sebagian kecil dari

    responden memiliki tipe perokok adiktif.

    2. Saran

    a. Bagi Sekolah

    Pihak sekolah disarankan untuk melakukan terapi untuk mengatasi perilaku

    merokok berdasarkan tipe perilaku merokok tersebut bekerjasama dengan perawat

    setempat. Terapi untuk perokok pengaruh positif yaitu Cognitive Behavior

    Therapy, untuk perokok pengaruh negatif yaitu Coping skills training (CST), dan

    untuk perokok adiktif menggunakan farmakoterapi terapi pengganti nikotin

    tempel (nicotine patch).

    b. Bagi Keperawatan Komunitas

    Dengan hasil tersebut diharapkan perawat membuat program terapi

    menangani perilaku merokok berdasarkan tipe perilaku merokok yang

    bekerjasama dengan pihak sekolah.

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    13

    c. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai data

    awal bagi penelitian selanjutnya mengenai efektivitas Coping skills training

    (CST) untuk menangani tipe perokok pengaruh negatif.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alrasyid. 1994. Dasar-Dasar Statistika Terapan (Penyunting: Teguh

    Kismantoroadji, dkk). Bandung: Program Pascasarjana Universitas

    Padjdjaran.

    Bhenthin A, Slovic, P, Moran, P, Severson, H, Mertz, C.K, Gerrard, M. 1995.

    Adolescent Health-threatening and Health-enhancing Behaviors: A Study

    of Word Association and Imagery. USA: Journal of Adolescent Health

    Volume 17. Available at http://www.sciencedirect. com (diakses 19 Juni

    2012).

    Bhojani, U. M, Elias, M. A & N, Devadasan. 2011. Adolescents Perceptions

    About Smokers in Karnataka, India. India: BMC Public Health doi:1471-

    2458/11/563. Available at: http://search.proquest.com (diakses tanggal 18

    Juni 2012)

    Cahyono, J. B. S. B. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Efendi, M. 2005. Penggunaan Cognitive Behavior Therapy untuk Mengendalikan

    Kebiasaan Merokok di Kalangan Siswa Melalui Peningkatan Perceived

    Self Efficacy Berhenti Merokok. Malang: Jurnal Pendidikan dan fkbud~

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    14

    yann, No. 056, Tahun Ke-11 Available at http://jurnal.pdii.lipi.go.id

    (diakses 28 September 2011).

    Farida, N. 2009. Bad and Good Habit Kebiasaan untuk Tetap Sehat. Jakarta:

    Grasindo. Available at http://books.google.co.id (diakses 20 Januari 2012).

    Grey, M, Boland, E. A, Davidson, M, Yu, C, Bolyai, S. S, Tamborlane, W. V.

    1998. Short-Term Effect of Coping Skills Training as Adjunct to Intensive

    Therapy in Adolescents. PsychosociaI Research. Available at : http://care.

    diabetesjournals.org (diakses 18 Juli 2012)

    Partodiharjo, S. 2006. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta:

    Esensi.

    Quintero, G. & Davis, S. 2002. Why Do Teens Smoke? American Indian and

    Hispanic Adolescents Perspective on Functional Values and addiction.

    Prevention Research Center University of New Mexico. Available at:

    http://search.proquest.com (diakses tanggal 18 Juni 2012)

    Rudolph, A. M. et al. 2006. Buku Ajar Pediatri vol 1. Alih bahasa A. Samik

    Wahab, Moeljono Trastotenojo, Brahm U. Pendit, Awal Prasetyo, dan

    Sugiarto. Jakarta: EGC.

    Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:

    Sagung Seto.

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

    Alfabeta

  • Haeni Hartini

    Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

    JL. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor-Sumedang

    Email: [email protected] 085221266311

    15

    Tomkins. S. S. 1966. Psychological Model for Smoking Behavior. New York:

    National Institute of Mental Health doi 1-K6-MH-23, 797-01. Available at

    http://ajph.aphapublications.org (diakses 20 Maret 2012)

    Tomkins. S. S & Demos. E. V. 1995. Exploring Affect: The Selected Writings of

    Silvan S. Tomkins Studies in Emotion and Social Interaction. New York:

    Cambridge University Press. Available at http://books.google.co.id

    (diakses 5 Maret 2011)

    Tyas, S. L dan Pederson, L. L. 1998. Psychosocial Factor Related to Adolescent

    Smoking: A Critical Review of The Literature. An International Peer-

    reviewed Journal for Health Professionals and Others in Tobacco Control

    doi:10.1136/tc.7.4.409 Available at http://bmj-tobacco.highwire.org

    (Diakses 14 Juli 2012)

    Wahyuningsih, M. 2011. Kenapa Jumlah Perokok Indonesia Masih Tertinggi

    Ketiga di Dunia? Available at http://health.detik.com (Diakses 20 Februari

    2012)

    Wong, D. L, Eaton, M. H, Wilson, D, Winkelstein, M. L, Schwartz, P. 2009. Buku

    Ajar keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan

    H.Y. Kuncara. Jakarta: EGC.