ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI …

134
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Oleh: SALNA AZZAHRAH NIM D030417020 PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2021

Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI …

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK

PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Terapan Pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan

Syariah

Oleh:

SALNA AZZAHRAH

NIM D030417020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

ii

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK

PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan

Syariah

Oleh:

SALNA AZZAHRAH

NIM D030417020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

iii

iv

v

vi

MOTTO

Kunci keberhasilan itu adalah keyakinan dirimu sendiri.

Maka raihlan impian terbesarmu dan berjuanglah.

Buatlah dirimu bangga dengan langkah besar yang telah kau perjuangkan.

“Belive in yourself, please don’t stop dreamin”

vii

ABSTRAK

Salna Azzahrah (D030417020), Analisis Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19. Skripsi Program

Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi, Politeknik

Negeri Banjarmasin, 2021.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang serius pada seluruh

sektor perekonomian di Indonesia termasuk perbankan syariah. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah di

Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19 dengan menganalisis laporan

keuangan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio NPF (Non Performing

Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio),

ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On Equity). Data yang dianalisis adalah

laporan keuangan sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020) dan

saat pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021). Data kemudian diuji dengan

paired sample t-test menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja keuangan

perbankan syariah di Indonesia. Hal ini terlihat melalui hasil uji paired simple t-test

rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE yang secara keseluruhan tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perbankan syariah

sebelum dan saat pandemi.

Kata kunci: Kinerja Keuangan, Perbankan Syariah, Pandemi Covid-19

viii

ABSTRACT

Salna Azzahrah (D030417020). Analysis of Islamic Banking Financial

Performance in Indonesia toward the Impact of the Covid-19 Pandemic.

Thesis, Accounting Study Program of Islamic Financial Institution,

Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.

The Covid-19 pandemic has had a serious impact on all economic sectors

in Indonesia, including Islamic banking. The purpose of this study is to analyze the

financial performance of Islamic banking in Indonesia due to the impact of the

Covid-19 pandemic, by analyzing the financial statements using financial ratios,

namely NPF (Non-Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR

(Capital Adequacy Ratio), RoA (Return on Assets), and RoE (Return on Equity).

This is a quantitative research using the comparative-analytical approach. The

samples used were 5 Islamic commercial banks in Indonesia. The data analyzed

were financial reports before the pandemic (quarter IV 2019 & quarter I 2020) and

after the pandemic (quarter IV 2020 & quarter I 2021). Data then tested with a

paired sample t-test using the SPSS version 26. The results showed that Covid-19

pandemic does not affect the financial performance of Islamic banking in Indonesia.

This can be seen through the results of the paired sample t-test of the ratios of NPF,

FDR, CAR, RoA, and RoE which overall do not show any significant difference in

the financial performance of Islamic banking before and after the pandemic.

Keywords: Financial Performance, Islamic Banking, Covid-19 Pandemic

ix

KATA PENGANTAR

Segala ucap puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19”

dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penelitian ini dibuat dengan sepenuh hati sehingga penulis sangat berharap

penelitian atau skripsi ini memberi manfaat dan menjadi referensi untuk para

pembaca. Penulisan skripsi ini tidak dapat berhasil tanpa adanya bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin.

3. Bapak H. Muhammad Yassir Fahmi, S.PdI, MSI selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah.

4. Bapak M. Arif Budiman S.Ag. MEI, Ph.D selaku dosen Pembimbing I

5. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku dosen Pembimbing II

6. Bapak Mahyuni Mahyuni, SE, Ak., CA, MM dan Ibu Lusiana Handayani, SE,

CIFP, Ak., CA., SAS selaku dosen Penguji

7. Dosen dan Staff Jurusan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

8. Kedua Orang Tua, Mama Rita Rosita & Papah Muhammad Rizakli yang selalu

mendoakan, memberi dukungan semangat dan kasih sayang melimpah.

9. Kakak Irfan Hafidh, yang selalu menjadi kakak baik, kuat dan tersayang.

10. Sahabat-sahabat, Chika Juniar, Eka Khairunnisa, Nor Izatil Hasanah, Sherly

Malinda, Siti Aliza, dan Selvia Humaira yang telah memberi kebahagiaan dan

memotivasi untuk berjuang bersama hingga kelulusan.

11. Teman sekelas Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah angkatan 2017.

x

Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini sangatlah jauh

dari kata sempurna dan tak luput dari adanya kesalahan. Sehingga kritik

yang diberikan akan penulis terima dengan sangat baik demi pengembangan

skripsi ini. Berbicara dengan fasih, tak lupa penulis ucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 12 Agustus 2021

Penulis,

Salna Azzahrah

NIM D030417020

xi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................ i

Halaman Judul ............................................................................................. ii

Halaman Persetujuan ................................................................................... iii

Halaman Pengesahan .................................................................................. iv

Halaman Pernyataan Keaslian..................................................................... v

Halaman Motto............................................................................................ vi

Abstrak ....................................................................................................... vii

Abstract ....................................................................................................... viii

Kata Pengantar ............................................................................................ ix

Daftar Isi...................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................ xiii

Daftar Gambar ............................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Permasalahan ................................................................. 4

C. Rumusan Masalah ........................................................... 4

D. Batasan Masalah ............................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ......................................................... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 7

A. Landasan Teori ............................................................... 7

1. Perbankan Syariah .................................................. 7

2. Kinerja Keuangan ................................................... 8

3. Analisis Rasio Keuangan ........................................ 9

B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 14

BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 16

A. Jenis Penelitian ............................................................... 16

B. Variabel Penelitian .......................................................... 16

C. Jenis dan Sumber Data .................................................... 17

D. Populasi dan Sampel ...................................................... 18

E. Metode Pengumpulan Data ............................................. 21

F. Teknik Analisis Data ...................................................... 21

xii

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 26

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 26

B. Hasil Penelitian .............................................................. 35

1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................... 35

2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk) ............................ 47

3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test) ....................... 49

C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 57

D. Arah Pengembangan Bank Syariah pada Masa Pandemi 63

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ................................................. 66

A. Simpulan ....................................................................... 66

B. Saran ............................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68

LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................... 72

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio NPF ...................................................... 10

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio FDR ..................................................... 11

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Rasio CAR ..................................................... 12

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Rasio ROA ..................................................... 13

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio ROE ..................................................... 13

Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 14

Tabel 3.1 Definisi Variabel Penelitian ........................................................ 17

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ..................................................................... 19

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ........................................................................ 20

Tabel 4.1 Kinerja Keuangan BCA Syariah (dalam jutaan rupiah).............. 28

Tabel 4.2 Kinerja Keuangan Panin Dubai Syariah (dalam jutaan rupiah) .. 29

Tabel 4.3 Kinerja Keuangan Bank Aceh (dalam jutaan rupiah) ................. 31

Tabel 4.4 Kinerja Keuangan NTB Syariah (dalam jutaan rupiah) .............. 32

Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah) ......... 34

Tabel 4.6 Rasio NPF Sebelum dan Saat pandemi ....................................... 36

Tabel 4.7 Deskriptif Statistik NPF .............................................................. 36

Tabel 4.8 Rasio FDR Sebelum dan Saat pandemi ...................................... 38

Tabel 4.9 Deskriptif Statistik FDR ............................................................. 38

Tabel 4.10 Rasio CAR Sebelum dan Saat pandemi .................................... 40

Tabel 4.11 Deskriptif Statistik CAR ........................................................... 41

Tabel 4.12 Rasio ROA Sebelum dan Saat pandemi .................................... 43

xiv

Tabel 4.13 Deskriptif Statistik ROA ........................................................... 43

Tabel 4.14 Rasio ROE Sebelum dan Saat pandemi .................................... 45

Tabel 4.15 Deskriptif Statistik ROE ........................................................... 45

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 47

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ............................................. 48

Tabel 4.18 Hasil Uji Paired Sample Statistics NPF .................................... 49

Tabel 4.19 Hasil Uji Paired Sample Correlations NPF .............................. 50

Tabel 4.20 Hasil Uji Paired Sample T-test NPF ......................................... 50

Tabel 4.21 Hasil Uji Paired Sample Statistics FDR ................................... 51

Tabel 4.22 Hasil Uji Paired Sample Correlations FDR ............................. 51

Tabel 4.23 Hasil Uji Paired Sample T-test FDR......................................... 52

Tabel 4.24 Hasil Uji Paired Sample Statistics CAR ................................... 52

Tabel 4.25 Hasil Uji Paired Sample Correlations CAR ............................. 53

Tabel 4.26 Hasil Uji Paired Sample T-test CAR ........................................ 53

Tabel 4.27 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROA................................... 54

Tabel 4.28 Hasil Uji Paired Sample Correlations ROA............................. 54

Tabel 4.29 Hasil Uji Paired Sample T-test ROA ........................................ 55

Tabel 4.30 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROE ................................... 56

Tabel 4.31 Hasil Uji Paired Sample Correlations ROE ............................. 56

Tabel 4.32 Hasil Uji Paired Sample T-test ROE ....................................... 57

Tabel 4.33 Rangkuman Kinerja Keuangan Perbankan Syariah .................. 58

Tabel 4.34 Pembiayaan Bermasalah (Dalam Jutaan Rupiah) ..................... 59

Tabel 4.35 Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah) ......................................... 60

xv

Tabel 4.36 Modal (Dalam Jutaan Rupiah) .................................................. 60

Tabel 4.37 Aset (Dalam Jutaan Rupiah) ..................................................... 61

Tabel 4.38 Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah) ......................................... 62

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagian Kerangka Berpikir ....................................................... 25

Gambar 4.1 Hasil NPF Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 37

Gambar 4.2 Hasil FDR Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 39

Gambar 4.3 Hasil CAR Sebelum dan Saat Pandemi................................... 41

Gambar 4.4 Hasil ROA Sebelum dan Saat Pandemi .................................. 44

Gambar 4.5 Hasil ROE Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 46

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Rasio Keuangan Perbankan Syariah .............................. 72

Lampiran 2. Data Rasio NPF Perbankan Syariah ....................................... 73

Lampiran 3. Data Rasio FDR Perbankan Syariah ....................................... 75

Lampiran 4. Data Rasio CAR Perbankan Syariah ...................................... 77

Lampiran 5. Data Rasio ROA Perbankan Syariah ...................................... 79

Lampiran 6. Data Rasio ROE Perbankan Syariah ...................................... 80

Lampiran 7. Laporan Triwulan Bank BCA Syariah .................................. 81

Lampiran 8. Laporan Triwulan Bank Panin Dubai Syariah ........................ 85

Lampiran 9. Laporan Triwulan Bank Aceh ................................................ 89

Lampiran 10. Laporan Triwulan Bank NTB Syariah.................................. 97

Lampiran 11. Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia ...................... 105

Lampiran 12. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing 1 .................... 113

Lampiran 13. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing 2 .................... 114

Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup ........................................................... 115

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid-19 merupakan virus baru yang pertama kali ditemukan di

Wuhan pada akhir tahun 2019. World Health Organization (WHO)

mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi karena penyebarannya yang

sangat cepat menyerang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Data per

tanggal 21 Februari 2021 lalu, Indonesia tercatat memiliki “1.278.653 kasus

terkonfirmasi positif dan 34.489 orang meninggal dunia” (covid19.go.id).

Sebagai upaya penekanan potensi penyebaran Covid-19 maka pemerintah

Indonesia melakukan perbatasan sosial berskala besar (PSBB) dan

lockdown yang diterapkan disejumlah wilayah.

Pengumuman secara resmi penerapan PSBB pertama kali di Indonesia

yaitu pada 10 April 2020. “Namun perbatasan sosial itu rupanya dianggap

kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19” (Hadiwardoyo,

2020:83). Selain itu kebijakan tersebut juga memukul sistem pertahanan

ekonomi dan keuangan negara yang dapat dilihat dalam pertumbuhan

ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi mengalami penurunan ke posisi 5,32%

dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. (national.kontan.co.id).

Covid-19 tidak hanya memberikan ancaman pada sektor kesehatan saja

namun juga pada sektor perekonomian bangsa yang membuat angka

kemiskinan diperkirakan meningkat secara signifikan (Fitriani, 2020:114).

Selain itu pandemi juga mempengaruhi sektor UMKM, pariwisata, pasar

modal, hingga sektor Asuransi (Azhari dan Rofiul, 2020:97).

Perbankan syariah juga terkena imbas akibat dampak pandemi ini,

salah satunya ditandai dengan peningkatan risiko yang dihadapi oleh

lembaga-lembaga keuangan syariah. Risiko tersebut berupa potensi

kenaikan pembiayaan bermasalah NPF (Non Performing Financing) akibat

penurunan kemampuan bayar nasabah ke perusahaan pembiayaan. Selain

2

itu kemungkinan risiko yang juga dihadapi perbankan syariah seperti “risiko

pasar dan risiko likuiditas” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38) serta rasio

profabilitas karena NPF yang tinggi dapat mempengaruhi biaya dan

berpotensi memberikan kerugian bagi bank terhadap penurunan laba (ROA

dan ROE).

Data per mei 2020 menujukkan bahwa “terjadi pelemahan kualitas

pembiayaan perbankan syariah, dimana rasio NPF secara perlahan naik ke

level 3,31% namun masih dalam batas wajar dan aman”

(cnbcindonesia.com). Penurunan pemasukan ataupun kehilangan pekerjaan

yang dialami oleh nasabah kemungkinan menjadi faktor dari masalah

tersebut. “Lemahnya kinerja debitur akan mengganggu perbankan dan

stabilitas keuangan perbankan syariah” (Effendi dan Prawidya Hariani,

2020:223)

Untuk menanggulangi masalah tersebut Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) menerbitkan kebijakan restrukturasi kredit yang diatur melalui POJK

Nomor 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian sebagai

countercyclical dampak penyebaran Covid-19 yang kemudian terjadi

perubahan menjadi POJK Nomor 48/POJK.03/2020 (ojk.go.id). Regulasi

tersebut bertujuan dalam mendorong optimalisasi kinerja dan menjaga

stabilitas sistem keuangan perbankan “karena kebijakan tersebut

mempunyai dampak terhadap kinerja” (Azhari dan Rofiul, 2020:97) dan

“profabilitas perbankan syariah” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38).

Kinerja keuangan bank syariah adalah gambaran kondisi keuangan

yang dimiliki bank syariah dalam memenuhi penghimpunan dan penyaluran

dana pada suatu periode perbulan, triwulan ataupun tahunan. Kinerja

keuangan bank syariah yang baik maka berbanding lurus pula pada tingkat

kesehatannya yang baik, begitu pula sebaliknya. Pengukuran kinerja

keuangan bank syariah dapat dilakukan menggunakan perhitungan rasio

keuangan. (Fitriani, 2020:114). Dengan perhitungan rasio keuangan maka

dapat diketahui suatu kinerja bank menggunakan analisis rasio yaitu rasio

3

kualitas aktiva produktif, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio

profabilitas.

Aspek kualitas aktiva produktif yang digunakan dalam rasio

perbankan dapat diketahui dengan menghitung NPF (Non Performing

Financing). Rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dapat diketahui

dengan menghitung FDR (Financing to Deposit Ratio). Rasio Solvabilitas

dapat diketahui dengan menghitung CAR (Capital Adequacy Ratio).

Sementara untuk rasio profabilitas dapat diketahui dengan menghitung

ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On Equity).

Dengan menyajikan informasi yang benar serta kinerja kesehatan

yang baik maka diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah

semakin meningkat.

Sebagaimana di Indonesia terdapat dual banking system yaitu

perbankan konvensional dan perbankan syariah, maka kehadiran perban kan

syariah diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan

perekonomian serta menjaga stabilitas ekonomi selama pandemi Covid-19.

Hal tersebut karena perbankan syariah dinilai mampu bertahan dalam

menghadapi berbagai macam krisis ekonomi terutama di tengah krisis

pandemi ini. “Perbankan syariah dipercaya tidak hanya mengejar bagi hasil

yang tinggi tetapi harus memperhatikan kemaslahatan umat, perbaikan

ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan” (Murdiyanto dan Batara,

2017:454).

Pada hasil penelitian dari Ilhami dan Husni Thamrin (2021)

menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja

keuangan perbankan syariah di Indonesia berdasarkan hasil uji paired

sample t-test menggunakan variabel rasio ROA, CAR, NPF, dan FDR tahun

periode penelitian 6 Bulan (September 2019-Februari 2020) sebelum dan 6

Bulan (April 2020-September 2020) saat pandemi. Sedangkan menurut

penelitian Effendi dan Prawidya Hariani (2020) hasil uji t satu sampel

menyimpulkan adanya penurunan secara signifikan pada ROA bank umum

4

syariah dan unit usaha syariah diakibatkan pandemi Covid-19 yaitu selama

periode pandemi dari Juli 2019 hingga Juni 2020.

Berdasarkan hasil yang beragam tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19”.

B. Permasalahan

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Pada awal pandemi tingkat

pembiayaan bermasalah dalam rasio NPF (Non Performing Financing)

mengalami peningkatan. Apabila terjadi “pengaruh negatif yang

ditunjukkan oleh NPF, mengidentifikasikan semakin tinggi pembiayaan

macet dalam pengelolaan bank yang berakibat pada penurunan tingkat

pendapatan bank” (Khalifaturofi’ah dan Zubaidah, 2016: 59) dan penurunan

laba yang dihasilkan (ROA dan ROE).

Sebagai lembaga keuangan yang sangat dipercaya oleh masyarakat,

bank syariah harus selalu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi dengan

optimal. “Kinerja keuangan yang baik akan menciptakan perbankan yang

sehat dan stabil dalam keuangan” (Khalifaturofi’ah dan Zubaidah, 2016:

42). Maka dari itu perlu diketahui kinerja keuangan perbankan syariah

selama masa pandemi Covid-19 dengan melakukan analisa laporan

keuangan perbankan syariah menggunakan rasio keuangan yaitu rasio NPF

(Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR

(Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On

Equity).

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian yaitu

1. Bagaimanakah kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia

sebelum dan saat pandemi Covid-19?

5

2. Bagaimanakah rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum

dan saat pandemi Covid-19?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian yaitu

1. Penelitian ini menggunakan data sebelum pandemi Covid-19 yaitu

sebelum adanya pengumuman resmi penerapan PSBB pertama kali di

Indonesia. Data yang digunakan berupa laporan keuangan perbankan

syariah periode Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020

2. Penelitian ini menggunakan data saat pandemi Covid-19 yaitu 1 tahun

setelah data periode sebelumnya. Data yang digunakan berupa laporan

keuangan perbankan syariah periode Triwulan IV 2020 dan Triwulan I

2021.

3. Penelitian ini dilakukan pada 5 bank umum syariah yang terdiri dari

Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa

Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu

1. Menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia sebelum

dan saat pandemi Covid-19.

2. Menganalisis rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum dan

saat pandemi Covid-19.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan

keilmuan mengenai kinerja keuangan perbankan syariah akibat

dampak pandemi Covid-19.

6

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur atau

referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dengan

topik yang terkait.

2. Manfaat Praktis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

masyarakat, nasabah, dan investor perbankan syariah di

Indonesia dengan memberikan informasi kinerja keuangan

perbankan syariah sebelum dan saat pandemi sehingga dapat

dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi khususnya

untuk perbankan syariah di Indonesia terkait kinerja

keuangannya selama pandemi Covid-19. Sehingga dapat

menjaga keberlangsungan operasional serta meningkatkan

kualitas bisnis dan pembiayaan.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan Syariah

Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang

semakin pesat, kehadiran perbankan di tengah masyarakat Indonesia

menjadi penolong dalam peran memajukan perekonomian dan

menyesejahterakan bangsa. Sesuai dengan fungsi perbankan yaitu

menghimpun (funding) dan menyalurakan (financing) dana masyarakat

secara efektif dan efesien. Di Indonesia kemunculan perbankan syariah

membawa angin segar bagi masyarakat, hal ini karena di Indonesia

mayoritas penduduknya beragama Islam. Perbankan syariah

memberikan jaminan operasional yang sudah sesuai dan berprinsipkan

syariah dan terhindar dari apa yang dilarang dalam syariat Islam

terutama riba. “Fungsi perbankan syariah yang menjadi pembeda dari

perbankan konvensional yaitu menghimpun dana (funding),

menyalurakan (financing) dana, dan melayani produk jasa (service)”

(Syarifah, 2017:1).

Kemunculan pertama kali perbankan syariah di Indonesia yaitu

PT Bank Muamalah Indonesia (BMI) terjadi pada 1 November 1991.

Kemudian terbit pula UU No. 7 tahun 1992 yang memuat ketentuan

eksplisit mengenai bolehnya pendirian perbankan berdasarkan prinsip

bagi hasil (profit and loss sharing) dan dipertegas lagi melalui UU No.

10 tahun 1998 yang merupakan amandemen UU No. 7 tahun 1992 yang

secara tegas menerangkan perbedaan pengelolaan bank konvensional

dan bank syariat (Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2017:27).

Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pengertian

perbankan syariah adalah semua yang terkait tentang Bank Syariah dan

Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

8

dan proses dalam melaksanaan kegiatan usahanya yang berlandaskan

syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan

syariah memiliki tujuan mendukung perwujudan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat (ojk.go.id).

Dalam konsep operasional tidak terdapat perbedaan antara bank

umum syariah dan unit usaha syariah dengan lembaga keuangan

lainnya, yang menjadi pembeda hanyalah jumlah skala penghimpunan

dan penyaluran pada bank umum syariah yang besar (Lestari dan Nurul

Huda, 2020:18). Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang

beroperasi memberikan jasa pada lalu lintas pembayaran (ojk.go.id).

Sedangkan Unit Usaha Syariah adalah unit usaha syariah yang dimiliki

oleh bank umum konvesional, memiliki fungsi sebagai kantor pusat dari

unit yang melaksanakan kegiatan yang berlandaskan prinsip syariah

(Ilhami dan Husni Thamrin, 2021:38).

2. Kinerja Keuangan

Menurut Ilhami dan Husni Thamrin (2021:39) kinerja keuangan

adalah gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu periode

tertentu baik aspek penyaluran maupun penghimpunan dana. Menurut

Parathon, dkk (2013:3) kinerja keuangan adalah penentuan secara

periodik kondisi keuangan berdasarkan standar, sasaran, dan kinerja

yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya menurut Iswari Putu

(2015:4) kinerja keuangan adalah gambaran baik ataupun buruknya

perusahaan mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai suatu

perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu

periode tertentu dalam pencapaian keberhasilan menjalankan

operasionalnya berdasarkan standar, sasaran serta kinerja yang telah

ditetapkan sebelumnya.

9

Menurut Putri (2016:27) tujuan dari analisis kinerja keuangan bank

yaitu:

a. Agar mengetahui keberhasilan suatu bank dalam pengelolaan

keuangannya terutama pada kondisi likuiditas, profabilitas, dan

kecukupan modal yang dicapai pada tahun berjalan maupun tahun

sebelumnya.

b. Agar mengetahui kemampuan suatu bank dalam mengelola aset

yang dimiliki untuk menghasilkan profit yang berdaya guna.

c. Agar meningkatkan peranan suatu bank sebagai lembaga

intermediasi keuangan antara pihak yang kekurangan dana

(peminjam) dengan pihak yang kelebihan dana (penabung).

3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2012) “rasio keuangan adalah kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya” (Iswari Putu,

2015:5). Menurut Riyanto (2010) dalam menganalisis rasio keuangan

dasarnya dapat menggunakan dua macam cara perbandingan, yaitu

1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio dari

waktu yang lampau (ratio history) atau dengan rasio yang

diperkirakan untuk waktu yang akan datang dalam perusahaan yang

sama. Melalui perbandingan ini maka akan diketahui perubahan-

perubahan rasio yang terjadi dari tiap tahunnya.

2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio

serupa dari perusahaan atau industri sejenis lainnya pada waktu yang

sama. Melalui perbandingan ini maka akan diketahui bagaimana

aspek keuangan perusahaan bersangkutan, apakah berada di atas

rata-rata industri ataupun di bawah rata-rata industri.

(Ilhami dan Husni Thamrin, 2021:39)

10

Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Rasio kualitas aktiva produktif adalah analisis yang digunakan

untuk mengetahui kemampuan aset yang dimiliki suatu bank dalam

kecukupan manajemen risiko pembiyaaan.

Rasio kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan Non

Performing Financing (NPF). Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 15/POJK 03/2017, Non Performing Financing (NPF)

adalah pembiayaan bermasalah (macet, diragukan atau berkualitas

kurang lancar) dimana secara neto lebih dari 5% (lima persen) dari

total pembiayaan (ojk.go.id). Menurut Kasmir (2004) NPF yang

tinggi dapat mempengaruhi biaya dan berpotensi memberikan

kerugian bagi bank terhadap penurunan laba (ROA). Tingginya rasio

NPF maka akan berakibat buruk pada kualitas pinjaman bank

sehingga jumlah pinjaman bermasalah akan semakin besar (Ilhami

dan Husni Thamrin, 2021:40).

Rumus menghitung NPF yaitu:

NPF = PEMBIAYAAN BERMASALAH (KL,D,M)

TOTAL PEMBIAYAN X 100 %

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio NPF

Nilai Rasio NPF Predikat

≤ 2% Sehat

2% - 5% Cukup Sehat

5% - 8% Kurang Sehat

8% - 12% Tidak Sehat

Sumber: PBI No 9/I/PBI/2007 (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)

2. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah analisis yang digunakan untuk

mengukur kapabilitas suatu bank dalam pemenuhan kewajiban

lancar.

11

Rasio Likuiditas dapat diukur dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan ukuran

likuiditas suatu bank dalam mengukur besarnya dana yang

ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang bersumber dari

penghimpunan dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio FDR maka

semakin tinggi pula dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan semakin rendah kemampuan bank dalam likuiditasnya.

Rumus menghitung FDR yaitu:

FDR = PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN

DANA PIHAK KETIGA X 100 %

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio FDR

Nilai Rasio FDR Predikat

≤ 94,75% Sehat

>94,75% - ≤ 98,50% Cukup Sehat

>98,50% - ≤ 102,25 % Kurang Sehat

> 102,5% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank terhadap pemenuhan kewajiban jangka

panjang maupun pendek (Putri, 2016:30).

Pengukuran rasio solvabilitas dapat dilakukan dengan Capital

Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan

indikator kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian

penurunan aktivanya akibat dari setiap pembiayaan atau aktiva yang

berisiko macet dengan kecukupan modal yang dimiliki olehnya.

Semakin tinggi kecukupan modal yang dimiliki oleh bank dalam

menanggung risiko maka semakin baik pula kinerja bank, yang dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut dan

berujung pada meningkatnya laba (ROA).

12

Rumus menghitung CAR yaitu:

CAR = TOTAL MODAL

TOTAL ATMR X 100 %

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Rasio CAR

Nilai Rasio CAR Predikat

> 8% Sehat

7,9 - 8% Cukup Sehat

6,5 - < 7,9% Kurang Sehat

< 6,5% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)

4. Rasio Profabilitas

Rasio Profabilitas adalah perhitungan untuk membandingkan

laba bersih (sebelum pajak) dengan total aset ataupun laba bersih

(setelah pajak) dengan total ekuitas pada suatu bank dengan periode

tertentu. Rasio profabilitas dapat diukur dengan ROA (Return On

Asset) dan ROE (Return On Equity).

a. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) merupakan indikator kemampuan

suatu bank dalam memperoleh laba atas total aset yang tertera

dalam neraca perusahaan. Fungsinya yaitu untuk melihat

seberapa efektif bank dalam menggunakan asetnya dalam

menghasilkan pendapatan. Semakin besar nilai rasio artinya

semakin sehat dan baik tingkat rentabilitas atau kemampuan

bank dalam menghasilkan laba.

Rumus menghitung ROA yaitu:

ROA = LABA BERSIH SEBELUM PAJAK

TOTAL ASET X 100 %

13

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Rasio ROA

Nilai Rasio ROA Predikat

> 1,25% Sehat

0,5% - 1,25% Cukup Sehat

0% - < 0,5% Kurang Sehat

≤ 0% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No.13/24/DPNP/2011 (Jusman, 2019)

b. ROE (Return On Equity)

Return On Equity (ROE) merupakan indikator

kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba atas total

ekuitas yang tertera dalam neraca perusahaan. Fungsinya yaitu

untuk melihat seberapa efektif bank dalam menggunakan dana

investor dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi nilai

rasio artinya semakin baik kemampuan bank dalam

menghasilkan laba.

Rumus menghitung ROE yaitu:

ROE = LABA BERSIH SETELAH PAJAK

TOTAL EKUITAS X 100 %

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio ROE

Nilai Rasio ROE Predikat

> 12,5% Sehat

5 - ≤ 12,5% Cukup Sehat

0 - ≤ 5% Kurang Sehat

≤ 0% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011 (Jusman, 2019)

14

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu

yang memiliki ruang lingkup kinerja keuangan perbankan syariah pada

masa pandemi Covid-19. Rincian penelitian terdahulu dapat dilihat melalui

tabel di bawah ini:

Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Effendi dan Prawidya

Hariani (2020)

Sumadi (2020) Ilhami dan Husni Thamrin

(2021)

Judul Dampak Covid 19 terhadap

Bank Syariah

Menakar Dampak

Fenomena Pandemi Covid-

19 terhadap Perbankan

Syariah

Analisis Dampak Covid-19

terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah di

Indonesia

Institusi

yang

Diteliti

Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah

(UUS)

Bank Umum Syariah

Perbankan Syariah

Periode

Analisis

Periode 2019-2020 Periode 2020 Periode 2019-2020

Rumusan

Masalah

Bagaimana dampak Covid-

19 terhadap bank syariah

(Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah)?

Bagaimana manajemen

strategi operasional

perbankan syariah terhadap

dampak pandemi Covid-

19?

Bagaimana dampak covid-

19 terhadap kinerja

keuangan perbankan

syariah di indonesia?

Tujuan

Penelitian

Mengetahui ketahanan bank

syariah (Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha

Syariah) selama pandemi.

Mengetahui bagaimana

manajemen strategi

operasional perbankan

syariah dalam

penghimpunan dan

penyaluran dana dalam

menjalankan tugas dan

fungsinya selama pandemi.

Mengetahui dampak

Covid-19 terhadap kinerja

keuangan perbankan

syariah di Indonesia.

Metode

Penelitian

Metode Kuantitatif dengan

Pendekatan Komparatif

Metode Kualitatif

Deskriptif

Metode Kuantitatif

Deskriptif

Hasil

Penelitian

Akibat pandemi Covid-19

ROA bank umum syariah

dan unit usaha syariah

mengalami penurunan

secara signifikan. Sedangkan

NPF bank umum syariah

tidak terganggu namun

untuk unit usaha syariah

mengalami kenaikan cukup

signifikan tapi masih dalam

batas wajar dan aman

dibawah 5%. Untuk FDR

Akibat pandemi Covid-19

Pembiayaan dan

penghimpunan dana (DPK)

Bank Mandiri Syariah

mengalami fluktuasi. Pada

bulan Januari hingga Maret

2020 pembiayaan

cenderung mengalami

peningkatan. Sedangkan

untuk strategi operasional

perbankan syariah selama

pandemi yaitu pertama

Dilihat dari hasil tabel Uji

Beda (Uji Paired Sample

T-Test) rasio CAR, ROA,

NPF, dan FDR tidak

signifikan menunjukkan

adanya perbedaan kinerja

keuangan. Artinya

perbankan syariah di

Indonesia mampu bertahan

dalam menghadapi krisis

pandemi Covid-19.

15

Sumber : Diolah Penulis

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat

dari teknik uji yang digunakan. Penggunaan teknik uji paired simple t-test

juga dilakukan pada penelitian yang dilakukan oleh Ilhami dan Husni

Thamrin (2021) dengan judul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Pemilihan paired simple t-test

sebagai teknik uji dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata kinerja

keuangan perbankan syariah sebelum pandemi dan saat pandemi.

Persamaan penelitian ini juga dapat dilihat dari beberapa variabel

yang sama seperti ROA, NPF, FDR yang juga dilakukan pada penelitian

yang digunakan oleh Effendi dan Prawidya Hariani (2020) dengan judul

“Dampak Covid 19 terhadap Bank Syariah”. Selain itu variabel CAR juga

dilakukan pada penelitian oleh Ilhami dan Husni Thamrin (2021) dengan

judul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada

pemilihan sampel 5 bank umum syariah yang digunakan terdiri dari Bank

BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara

Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia . Selain itu variabel ROE juga

diujikan untuk mengetahui efektivitas bank dalam menggunakan dana

investor (ekuitas) untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Pemilihan

periode waktu yang digunakan juga berbeda yaitu sebelum pandemi

(Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV

2020 dan Triwulan I 2021).

bank syariah dikategorikan

sangat stabil dan tidak

mengalami masalah dalam

krisis ini.

semua bank menerapkan

stimulus ekonomi terkait

restrukturasi pembiayaan

bagi nasabah yang terkena

pandemi berdasarkan POJK

No.11/POJK.03/2020.

Kedua, pengembangan

aplikasi mobile banking.

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan

metode pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah proses

penelitian yang datanya berbentuk angka dan dapat dihitung. Sedangkan

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan objek yang diteliti.

Tujuan dari menganalisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pandemi Covid-19 terhadap kinerja keuangan perbankan syariah melalui

rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE. Penelitian ini bermaksud

menggambarkan dua keadaan yaitu kinerja bank syariah sebelum dan saat

terjadinya pandemi Covid-19 dan memberi kesimpulan.

B. Variabel Penelitian

Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data sebelum pandemi yaitu sebelum pengumuman secara resmi

penerapan PSBB pertama kali di Indonesia. Data sebelum pandemi

meliputi data kinerja keuangan perbankan syariah rasio NPF (Non

Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR

(Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On

Equity).

2. Data saat pandemi yaitu setelah 1 tahun periode sebelum pandemi. Data

saat pandemi meliputi data kinerja keuangan perbankan syariah rasio

NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio),

CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE

(Return On Equity).

17

Adapun definisi dan pengukuran variabel yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Pengukuran

NPF

Mengukur perbandingan

pembiayaan bermasalah (macet,

diragukan atau berkualitas

kurang lancar) dengan total

pembiayaan yang diberikan.

Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M)

Total Pembiayaan X 100 %

FDR

Mengukur besarnya dana yang

ditempatkan dalam bentuk

pembiayaan yang bersumber dari

penghimpunan dana pihak

ketiga.

Pembiayaan Yang Diberikan

Dana Pihak Ketiga X 100 %

CAR

Mengukur kecukupan modal

yang dimiliki oleh bank dalam

menanggung risiko kerugian.

Total Modal

Total ATMR X 100 %

ROA

Mengukur efektivitas bank

dalam menggunakan asetnya

untuk menghasilkan laba atau

keuntungan.

Laba Bersih Sebelum Pajak

Total Aset X 100 %

ROE

Mengukur efektivitas bank

dalam menggunakan dana

investor untuk menghasilkan

laba atau keuntungan.

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Ekuitas X 100 %

Sumber: Diolah penulis

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif

dan kuantitatif.

a. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk pernyataan verbal bukan

dalam bentuk angka. Pada penelitian ini yang termasuk dalam data

kualitatif yaitu gambaran umum objek penelitian berupa sejarah

singkat berdirinya dari kelima sampel bank.

b. Data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka yang dapat dihitung

dan diukur. Dalam hal ini data kuantitatif berupa nilai pembiayaan,

18

dana pihak ketiga, ekuitas, pembiayaan bermasalah, modal, ATMR,

laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak yang

diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank.

2. Sumber Data

Sumber data adalah asal data penelitian dapat diperoleh.

Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu berupa data sekunder.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari data sumber yang sudah

tersedia. Pada penelitian ini data sekunder berupa Laporan Keuangan

dari 5 (lima) bank umum syariah yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin

Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara Barat Syariah, dan

Bank Muamalat Indonesia. Data yang digunakan yaitu:

a. Laporan keuangan triwulan IV 2019 dan triwulan I 2020 yang

dipublikasikan sebelum pandemi Covid-19.

b. Laporan keuangan triwulan IV 2020 dan triwulan I 2021 yang

dipublikasikan saat pandemi Covid-19.

Data didapat melalui website resmi pada masing-masing bank

syariah. Laporan keuangan yang digunakan berupa Laporan Posisi

Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perhitungan

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, Laporan Kualitas Aktiva

Produktif, dan Laporan Rasio Keuangan.

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang memiliki karakteristik

tertentu yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini terbatas pada bank

umum syariah yang terdaftar di OJK pada tahun 2019-2021 yaitu

sebanyak 14 Bank Umum Syariah.

19

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Nama Bank

1 PT. Bank Aceh Syariah

2 PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

3 PT. Bank Muamalat Indonesia

4 PT. Bank Victoria Syariah

5 PT. Bank BRI Syariah

6 PT. Bank Jabar Banten Syariah

7 PT. Bank BNI Syariah

8 PT. Bank Syariah Mandiri

9 PT. Bank Mega Syariah

10 PT. Bank Panin Dubai Syariah

11 PT. Bank Syariah Bukopin

12 PT. BCA Syariah

13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

14 PT. Maybank Syariah

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Januari 2021

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili

keseluruhan populasi. Sampel pada penelitian ini terdiri atas 5 (lima)

bank umum syariah yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah,

Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat

Indonesia. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling

yaitu peneliti menentukan pengambilan sampel dengan berdasarkan

kriteria tertentu.

Adapun kriteria-kriterianya yaitu:

1) Perusahaan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan periode 2019-2021

20

2) Perusahaan Bank Umum Syariah yang memiliki data keuangan yang

diperlukan untuk penelitian selama periode sebelum pandemi

(Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan

IV 2020 dan Triwulan I 2021).

3) Bank Umum Syariah yang dipilih merupakan bank yang berada di

kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) II per desember 2020

dimana diambil sebanyak lima bank sebagai sampel. BUKU II

merupakan kelompok bank yang memiliki modal inti sebesar Rp 1

triliun – Rp 5 triliun.

Berdasarkan kriteria yang telah peneliti tetapkan, maka daftar

sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Sumber : Data diolah penulis

Dari 14 populasi terdapat beberapa bank yang tidak memenuhi poin

kriteria (b) yaitu kriteria tersedianya data keuangan yang diperlukan

untuk penelitian selama periode saat pandemi (Triwulan I 2021). Bank

yang tidak memenuhi kriteria tersebut seperti Bank Syariah Mandiri,

Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah. Hal itu disebabkan oleh

terjadinya merger ketiga bank BUMN tersebut menjadi Bank Syariah

Indonesia mulai pada 1 Februari 2021.

No Nama Bank

1 Bank BCA Syariah

2 Bank Panin Dubai Syariah

3 Bank Aceh

4 BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

5 Bank Muamalat Indonesia

21

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode penelitian

dokumentasi, kepustakaan, dan riset internet.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu sumber data yang diperoleh atau

dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan dokumen berupa Laporan Keuangan triwulan IV tahun

2019, triwulan I dan IV tahun 2020 serta triwulan I tahun 2021 pada

Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa

Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia yang didapat

melalui website resmi pada masing-masing bank.

2. Kepustakaan (library reserch)

Kepustakaan yaitu data sekunder yang dapat mendukung data

primer. Penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data

bersumber dari literatur-literatur yang mendukung serta memiliki

keterkaitan dengan topik yang diteliti. Literatur yang dimaksud yaitu

buku, jurnal, dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang

topik permasalahannya berkaitan yaitu kinerja keuangan perbankan

syariah.

3. Riset Internet (Online Research)

Riset internet adalah pemanfaatan teknologi internet sebagai

bahan pendukung penelitian. Dalam penelitian ini berbagai informasi

didapat melalui situs-situs terpercaya sebagai data tambahan

sehubungan dengan topik yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif atau perhitungan angka. Analisis dilakukan untuk

22

menjelaskan pengaruh dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja

keuangan perbankan syariah di Indonesia dengan membandingkan variabel

data rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE perbankan syariah sebelum

pandemi dengan variabel data rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE

perbankan syariah saat pandemi. Untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antar variabel maka dilakukan analisis uji beda. Aplikasi yang

digunakan untuk menganalisis data yaitu SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) versi 26. Sebelum melakukan uji beda maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian normalitas sebagai syarat yang harus terpenuhi.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji beda adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2011), analisis statistik deskriptif bertujuan

untuk menggambarkan suatu data atas masing-masing variabel dalam

penelitian yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(Ayuwardani, 2018:148). Analisis ini dilakukan hanya untuk

memberikan informasi data tanpa bermaksud menguji hipotesis.

Pada penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk

menggambarkan data rasio kelima sampel bank sebelum pandemi dan

saat pandemi yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum,

maksimum, dan standar deviasi.

2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data

berdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Sampel data yang

berdistribusi normal merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam

statistik parametrik. Pada penelitian ini pengujian normalitas

menggunakan uji shapiro wilk karena jumlah n kurang dari 50. Dalam

uji Shapiro Wilk jika hasil dari pengolahan data menunjukkan nilai

23

signifikansi sebesar lebih dari 5% atau > 0,05 maka data sampel

tersebut berdistribusi normal.

Dengan dasar pengambilan keputusan:

Apabila nilai signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal

3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test)

Uji paired sample t-test merupakan uji yang dilakukan untuk

menganalisis perbandingan rata-rata (mean) antara dua sampel

berpasangan. Dua sampel berpasangan berasal dari subyek yang sama

akan tetapi diambil saat keadaan yang berbeda (Priyastama, 2017:88).

Uji paired sample t-test digunakan dalam menguji perbedaan ataupun

komparatif apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (interval

atau rasio). Uji paired sample t-test termasuk dalam bagian analisis

statistik parametrik, dimana syarat utamanya yaitu data yang digunakan

haruslah berdistribusi normal.

Adapun dalam melakukan analisis dengan pengolahan data untuk

mengetahui perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah sebelum

dan saat pandemi adalah dengan menggunakan teknik uji paired simple

t test. Prinsip uji paired simple t test pada penelitian ini yaitu

membandingkan rata-rata (mean) dari rasio NPF, FDR, CAR, ROA,

dan ROE perbankan syariah sebelum pandemi dengan rata-rata (mean)

rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE perbankan syariah saat

pandemi.

Rumus menghitung paired sample t-test secara manual yaitu

t = 𝛿

𝑆𝐷𝛿 / √𝑛

Keterangan:

t = nilai t hitung

24

𝛿 = rata-rata selisih deviasi (selisih sampel sebelum dan

sampel saat pandemi)

𝑆𝐷𝛿 = standar deviasi dari 𝛿 (selisih sampel sebelum dan sampel

saat pandemi)

n = jumlah sampel

Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat

pandemi.

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan anatara kinerja perbankan

syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat

pandemi

Dengan dasar pengambilan keputusan:

Apabila nilai Sig. (2-tailed) >0,05 maka H0 diterima.

Apabila nilai Sig. (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.

25

Gambar 3.1 Bagian Kerangka Berpikir

Sumber : Diolah Penulis

Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

NPF FDR CAR ROA ROE

Uji Beda

Ada Perbedaan/Tidak Ada

Perbedaan

Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai

Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara

Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia

Arah Pengembangan Bank Syariah

pada Masa Pandemi

Sebelum Pandemi Covid-19

Triwulan IV 2019 &

Triwulan I 2020

Setelah Pandemi Covid-19

Triwulan IV 2020 &

Triwulan I 2021

Kesimpulan

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Awal mula perkembangan perbankan syariah di Indonesia

ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai

bank syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991. Pendirian

BMI diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan pengusaha muslim dalam

mendukung berdirinya bank tanpa bunga. Pendirian Bank Muamalat

Indonesia didukung pula oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga

pada 1 Mei 1992 BMI resmi beroperasi sebagai bank pertama yang

berlandaskan prinsip syariah di Indonesia.

Sebagai upaya dalam pengembangan industri perbankan syariah

di Indonesia maka Pemerintah RI mengeluarkan Undang-Undang (UU)

dan kebijakan-kebijakan untuk mengatur tentang perbankan syariah.

Salah satu peraturan perbankan syariah yaitu Undang-Undang No.21

tahun 2008 yang diterbitkan pada tanggal 16 Juli 2008. Dengan

berlandaskan hukum yang kuat maka diharapkan perkembangan

perbankan syariah di Indonesia semakin pesat.

Semenjak dikembangkannya perbankan syariah di Indonesia,

begitu banyak pencapaian kemajuan, baik berupa aspek lembagaan,

infrastuktur, sistem pengawasan, serta kesadaran dan literasi

masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Hingga bulan

Januari 2021 perbankan syariah di Indonesia tercatat memiliki sejumlah

14 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah (ojk.go.id).

27

b. Perkembangan Bank yang Diteliti (Sampel)

Pemilihan sampel dilakukan pada perusahaan bank umum syariah

yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2019-2021 dan

memiliki laporan keuangan selama periode sebelum pandemi (Triwulan

IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV 2020 &

Triwulan I 2021).

Berdasarkan keterangan di atas, sampel yang dipilih pada

penelitian ini terdiri atas 5 (lima) bank umum syariah yang termasuk

dalam kelompok BUKU II. Adapun sampel 5 (lima) bank umum

syariah tesebut terdiri dari:

1) Bank BCA Syariah

Berdirinya Bank BCA Syariah merupakan hasil konversi

dari akuisisi PT Bank Central Asia (BCA) terhadap PT Bank

Utama Internasional (Bank UIB) di tahun 2009. Bank Utama

Internasional awalnya merupakan bank umum konvensional dan

kemudian mengubah kegiatan usahanya menjadi bank yang

berlandaskan prinsip syariah. Bank BCA Syariah berdiri dan

menjalankan kegiatannya setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010 dan resmi

beroperasi menjadi bank syariah pada 5 April 2010

(bcasyariah.co.id).

Bank BCA kemudian mengakuisisi Bank Rabbobank

Internasional Indonesia pada 11 Desember 2019 dan merubah

namanya menjadi Bank Interim Indonesia. Pada tanggal 10

Desember 2020 Bank Interim Indonesia resmi bergabung dengan

Bank BCA Syariah. Bank BCA Syariah terus meningkatkan

pelayanannya demi nasabah, hingga berdasarkan data Desember

2020 Bank BCA Syariah kini memiliki 68 jaringan cabang dan

17.623 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

28

Seiring perkembangan BCA Syariah, berikut merupakan

data kinerja Bank BCA Syariah periode sebelum dan saat

pandemi Covid-19.

Tabel 4.1 Kinerja Keuangan BCA Syariah (dalam jutaan rupiah)

Kinerja Keuangan

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Triwulan

IV 2019

- 2020

Triwulan

I 2020

- 2021

Aset 8.634.374 8.353.839 9.720.254 9.194.594 12,58 10,06

Pembiayaan yang Diberikan 5.645.419 5.678.277 5.569.233 5.725.896 (1,35) 0,84

Pembiayaan Bermasalah 32.681 38.263 27.728 33.441 (15,16) (12,60)

Liabilitas 6.306.081 6.008.868 6.968.111 6.433.495 10,50 7,07

Dana Pihak Ketiga 6.204.931 5.890.827 6.848.544 6.320.883 10,37 7,30

Ekuitas 2.328.294 2.344.971 2.752.143 2.761.099 18,20 17,75

Laba Bersih Sebelum Pajak 83.296 18.325 92.604 20.738 11,17 13,17

Laba Bersih Setelah Pajak 67.194 13.754 73.106 16.164 8,80 17,52

Sumber : Laporan Triwulan BCA Syariah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kinerja

keuangan Bank BCA Syariah mengalami fluktuasi dari sebelum

pandemi dan saat pandemi. Terjadi penurunan pertumbuhan

kinerja pembiayaan bermasalah pada Triwulan IV 2020 sebesar

15,16% dari periode sama tahun sebelumnya dan pada Triwulan

I 2021 sebesar 12,60% dari periode sama tahun sebelumnya.

Penurunan juga terjadi pada kinerja pembiayaan pada Triwulan

IV 2020 sebesar 1,35% dari periode sama tahun sebelumnya.

Selain itu Bank BCA Syariah juga mencatatkan peningkatan

pertumbuhan pada kinerja aset, liabilitas, dana pihak ketiga,

ekuitas, laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak.

29

2) Bank Panin Dubai Syariah

Pendirian Bank Panin Dubai Syariah didasarkan oleh Akta

Perseroan Terbatas No. 12 sejak 08 Januari 1972 di Malang

dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Bank Pasar

Bersaudara Djaja kemudian melakukan empat kali pergantian

nama hingga berubah menjadi Bank Panin Dubai Syariah. Bank

Panin Dubai Syariah sudah memiliki izin operasi syariah dari

Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan resmi melakukan

kegiatan operasional sebagai bank syariah pada 2 Desember

2009. Kemudian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan

persetujuan kepada Bank Panin Dubai Syariah sebagai bank

devisa per 08 Desember 2015 (britama.com).

Seiring perkembangan Bank Panin Dubai Syariah, berikut

merupakan data kinerja Bank Panin Dubai Syariah periode

sebelum dan saat pandemi Covid-19.

Tabel 4.2 Kinerja Keuangan Panin Dubai Syariah (dalam jutaan rupiah)

Kinerja Keuangan

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020

- 2021

Aset 11.135.825 10.802.838 11.302.082 11.662.639 1,49 7,96

Pembiayaan yang Diberikan 8.335.170 8.263.914 8.845.800 9.205.508 6,13 11,39

Pembiayaan Bermasalah 317.869 324.649 299.367 455.553 (5,82) 40,32

Liabilitas 9.441.261 9.103.766 8.186.429 8.554.153 (13,29) (6,04)

Dana Pihak Ketiga 8.707.657 8.414.118 7.918.781 7.837.503 (9,06) (6,85)

Ekuitas 1.694.564 1.699.072 3.115.653 3.108.486 83,86 82,95

Laba Bersih Sebelum Pajak 23.345 7.114 6.738 2.687 (71,14) (62,23)

Laba Bersih Setelah Pajak 13.237 5.336 128 2.096 (99,03) (60,72)

Sumber : Laporan Triwulan Panin Dubai Syariah

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kinerja

keuangan Bank Panin Dubai Syariah mengalami fluktuasi dari

30

sebelum pandemi dan saat pandemi. Dimana terdapat empat

kinerja yang mengalami penurunan sedangkan tiga kinerja yaitu

aset, pembiayaan, dan ekuitas menunjukkan peningkatan.

Sedangkan pada kinerja pembiayaan bermasalah masih

berfluktuasi dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan

pada Triwulan IV 2020 sebesar 5,82% dari periode sama tahun

sebelumnya dan telah terjadi peningkatan pertumbuhan

pembiayaan bermasalah pada Triwulan I 2021 sebesar 40,32%

dari periode sama tahun sebelumnya.

3) Bank Aceh

Bank Aceh pertama kali didirikan pada 6 Agustus 1973

dengan nama Bank Pembangunan Daerah Aceh. Pendirian Bank

dipelopori oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan menyediakan

pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan di

daerah. Kemudian berdasarkan keputusan Gubernur Bank

Indonesia No.12/61/KEP.GBI/2010 tanggal 29 September 2010

BPD Aceh resmi melakukan perubahan nama menjadi PT. Bank

Aceh. Setelah diadakannya rapat umum pemegang saham

diputuskan bahwa Bank Aceh akan melakukan konversi dari

sistem konvensional menjadi sistem syariah secara keseluruhan

dengan landasan izin Keputusan Dewan Komisioner

OJK Nomor. KEP-44/D.03/2016 tanggal 1 September 2016.

Pelaksanaan perubahan sistem operasional dilakukan secara

serentak pada seluruh jaringan kantor Bank Aceh tanggal 19

September 2016. Hingga Desember 2020, Bank Aceh terus

berkembang dan memiliki 174 jaringan kantor yang terdiri atas 1

kantor pusat, 26 kantor cabang, 90 kantor cabang pembantu, 27

kantor kas, 18 payment point, dan 12 mobil kas keliling yang

tersebar di wilayah Provinsi Aceh dan Kota Medan

(bankaceh.co.id).

31

Seiring perkembangan Bank Aceh, berikut merupakan data

kinerja Bank Aceh periode sebelum dan saat pandemi Covid-19.

Tabel 4.3 Kinerja Keuangan Bank Aceh (dalam jutaan rupiah)

Kinerja Keuangan

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020

- 2021

Aset 25.121.063 22.989.667 25.480.963 25.089.678 1,43 9,13

Pembiayaan yang Diberikan 14.363.251 14.402.038 15.279.249 15.397.457 6,38 6,91

Pembiayaan Bermasalah 183.267 213.312 233.700 248.642 27,52 16,56

Liabilitas 22.673.895 20.483.504 22.999.132 22.525.020 1,43 9,97

Dana Pihak Ketiga 20.924.597 19.524.212 21.574.037 21.400.149 3,10 9,61

Ekuitas 2.447.168 2.506.163 2.481.831 2.564.658 1,42 2,33

Laba Bersih Sebelum Pajak 545.850 89.052 420.076 143.649 (23,04) 61,31

Laba Bersih Setelah Pajak 452.327 66.789 333.158 112.046 (26,35) 67,76

Sumber : Laporan Triwulan Bank Aceh

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kinerja

keuangan Bank Aceh mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi

dan saat pandemi. Beberapa kinerja keuangan tercatat mengalami

peningkatan pertumbuhan yaitu aset, pembiayaan, pembiayaan

bermasalah, liabilitas, dana pihak ketiga, dan ekuitas. Sedangkan

laba yang dihasilkan Bank Aceh masih berfluktuasi, hal itu dapat

dilihat pada kinerja laba bersih sebelum pajak & setelah pajak

mengalami penurunan pertumbuhan pada Triwulan IV 2020

sebesar 23,04% dan 26,35% dari periode sama tahun sebelumnya.

Sedangkan pada Triwulan I 2021 terjadi peningkatan

pertumbuhan sebesar 61,31% dan 67,76% dari periode sama

tahun sebelumnya.

32

4) BPD Nusa Tenggara Barat Syariah (Bank NTB Syariah)

Bank NTB Syariah merupakan bank milik Pemerintah Nusa

Tenggara Barat yang didirikan dan beroperasi pada 5 Juli 1964.

Hingga pada 13 Juni 2016 diadakan rapat umum pemegang

saham dengan hasil keputusan menyetujui pelaksanaan konversi

PT Bank NTB Syariah menjadi bank yang kegiatan

operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan

Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Nomor : Kep-145/D.03/2018 maka Bank NTB Syariah secara

resmi berubah dari bank umum konvensional menjadi bank

umum syariah. Pendirian Bank NTB Syariah bertujuan untuk

memberikan layanan perbankan syariah kepada masyarakat

dalam bertransaksi dan meningkatkan perekonomian di Nusa

Tenggara Barat. Bank NTB Syariah terus berupaya meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan jumlah

kantor layanan. Berdasarkan data pada 2020 Bank NTB Syariah

kini memiliki jaringan kantor sebanyak 45 unit yang terdiri atas

12 kantor cabang, 21 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, dan

4 kantor pelayanan yang semuanya tersebar di seluruh wilayah

NTB dan Surabaya (bankntbsyariah.co.id).

Seiring perkembangan Bank NTB Syariah, berikut

merupakan data kinerja Bank NTB Syariah periode sebelum dan

saat pandemi Covid-19.

Tabel 4.4 Kinerja Keuangan NTB Syariah (dalam jutaan rupiah)

Kinerja Keuangan

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020

- 2021

Aset 8.640.305 9.884.780 10.419.758 11.008.949 20,59 11,37

Pembiayaan yang Diberikan 5.582.097 5.667.087 6.410.884 6.644.568 14,85 17,25

Pembiayaan Bermasalah 75.945 81.226 80.909 92.899 6,54 14,37

33

Liabilitas 7.239.947 8.456.872 9.022.667 9.590.265 24,62 13,40

Dana Pihak Ketiga 6.816.359 8.064.773 7.408.917 8.004.890 8,69 (0,74)

Ekuitas 1.400.358 1.427.908 1.397.091 1.418.684 (0,23) (0,65)

Laba Bersih Sebelum Pajak 224.376 41.550 176.166 32.093 (21,49) (22,76)

Laba Bersih Setelah Pajak 163.249 27.550 130.166 21.593 (20,27) (21,62)

Sumber : Data diolah penulis

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kinerja

keuangan Bank NTB Syariah mengalami fluktuasi dari sebelum

pandemi dan saat pandemi. Terdapat penurunan pertumbuhan

kinerja pada ekuitas, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih

setelah pajak. Penurunan pertumbuhan tersebut terjadi pada

Triwulan IV 2020 sebesar 0,23%, 21,49%, dan 20,27% dari

periode sama tahun sebelumnya, kemudian pada Triwulan I 2021

sebesar 0,65%, 22,76%, dan 21,62% dari periode sama tahun

sebelumnya. Selain itu Bank NTB Syariah mencatatkan

peningkatan pertumbuhan pada kinerja aset, pembiayaan,

pembiayaan bermasalah, dan liabilitas. Sedangkan pada kinerja

dana pihak ketiga Bank NTB Syariah masih berfluktuasi.

5) Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat didirikan berdasarkan Akta No. 1 tanggal

1 November 1991 di Jakarta. BMI diprakarsai oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia

(ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian didukung pula

oleh Pemerintah Republik Indonesia hingga pada 1 Mei 1992

Bank Muamalat Indonesia (BMI) secara resmi menjadi bank

umum pertama di Indonesia yang menjalankan operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah. Dua tahun kemudian yaitu 27

Oktober 1994 BMI memperoleh izin sebagai Bank Devisa. BMI

terus berkembang dan tak pernah berhenti untuk menjadi entitas

yang semakin baik. Hingga kini jaringan kantor cabang BMI

tidak hanya berada di seluruh Indonesia namun juga ada di Kuala

34

Lumpur, Malaysia. BMI secara keseluruhan telah memiliki 249

kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Kuala Lumpur,

619 unit ATM, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima

serta 55 unit mobil kas keliling. Sesuai visinya yaitu “The Best

Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional

Presence” maka Bank Muamalat akan terus melaju untuk

mewujudkannya (bankmuamalat.co.id).

Seiring perkembangan Bank Muamalat, berikut merupakan

data kinerja Bank BTPN Syariah periode sebelum dan saat

pandemi Covid-19.

Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Kinerja Keuangan

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

- 2020

Triwulan

I 2020

- 2021

Aset 50.555.519 49.428.095 51.241.304 51.775.158 1,36 4,75

Pembiayaan yang Diberikan 29.877.217 29.925.722 29.083.963 28.615.708 (2,66) (4,38)

Pembiayaan Bermasalah 1.558.696 1.687.297 1.390.324 1.404.570 (10,80) (16,76)

Liabilitas 46.618.341 45.477.456 47.274.594 47.810.500 1,41 5,13

Dana Pihak Ketiga 40.357.214 40.283.880 41.424.250 42.673.747 2,64 5,93

Ekuitas 3.937.178 3.950.639 3.966.710 3.964.658 0,75 0,35

Laba Bersih Sebelum Pajak 26.166 3.356 15.018 3.167 (42,60) (5,63)

Laba Bersih Setelah Pajak 16.326 2.517 10.020 2.470 (38,63) (1,87)

Sumber : Data diolah penulis

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kinerja

keuangan Bank Muamalat mengalami fluktuasi dari sebelum

pandemi dan saat pandemi. Beberapa kinerja keuangan tercatat

mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu aset, liabilitas, dana

pihak ketiga, dan ekuitas. Peningkatan pertumbuhan tersebut

terjadi pada Triwulan IV 2020 sebesar 1,36%, 1,41%, 2,64%, dan

0,75% dari periode sama tahun sebelumnya, kemudian pada

35

Triwulan I 2021 sebesar 4,75%, 5,13%, 5,93% dan 0,35% dari

periode sama tahun sebelumnya. Selain itu Bank Muamalat

mencatatkan penurunan pertumbuhan pada kinerja pembiayaan,

pembiayaan bermasalah, laba bersih sebelum pajak dan laba

bersih setelah pajak.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menggambarkan suatu penyajian data yang telah dikumpulkan agar mudah

dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif dilakukan tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi, akan tetapi

hanya menjelaskan bentuk deskripsi pada suatu kelompok data terkait saja.

Analisis deskriptif terhadap data yang diambil untuk penelitian ini

adalah laporan keuangan periode sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 dan

Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV 2020 dan Triwulan I

2021) dari kelima sampel bank. Deskripsi variabel yang digunakan

meliputi mean, minimum, maksimum, dan standar deviasi dari 10 variabel

yaitu NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE sebelum pandemi & NPF, FDR,

CAR, ROA, dan ROE saat pandemi.

Adapun statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yaitu

a. NPF (Non Performing Financing)

NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur kualitas aktiva produktif suatu bank dalam

kecukupannya mengelola manajemen risiko pembiayaan. Penghitungan

NPF dilakukan dengan cara membagi pembiayaan bermasalah (macet,

diragukan atau berkualitas kurang lancar) terhadap total pembiayaan

suatu bank.

Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan NPF (Non

Performing Financing) kelima sampel sebagai berikut:

36

Tabel 4.6 Rasio NPF Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Rata-

Rata Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Rata-

Rata

1 Bank BCA Syariah 0,58 0,67 0,63 0,50 0,58 0,54

2 Bank Panin Dubai Syariah 3,81 3,93 3,87 3,38 4,95 4,17

3 Bank Aceh 1,29 1,48 1,39 1,53 1,62 1,57

4 Bank NTB Syariah 1,36 1,43 1,40 1,26 1,40 1,33

5 Bank Muamalat Indonesia 5,22 5,62 5,42 4,81 4,93 4,87

Rata-Rata NPF Sebelum 2,54 Saat 2,50

Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.6, berikut merupakan

deskriptif statistik NPF dari kelima sampel bank:

Tabel 4.7 Deskriptif Statistik NPF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPF_Sebelum_Pandemi 5 ,63 5,42 2,5420 2,02074

NPF_Saat_pandemi 5 ,54 4,87 2,4960 1,90270

Valid N (listwise) 5

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa NPF sebelum

pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 2,54% dengan minimum

sebesar 0,63%, maximum sebesar 5,42%, dan standar deviasi sebesar

2,02074. Sedangkan NPF saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar

2,50% dengan minimum sebesar 0,54%, maximun 4,87%, dan standar

deviasi sebesar 1,90270.

Berikut adalah rata-rata NPF (Non Performing Financing) pada

kelima sampel bank.

37

Gambar 4.1 Rata-rata NPF Sebelum dan Saat pandemi

Sumber : Data diolah penulis

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa NPF setiap bank

mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.

NPF tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode

penelitian dimana terdapat dua bank yang mengalami kenaikan NPF

sedangkan tiga bank yaitu Bank BCA Syariah, Bank NTB Syariah, dan

Bank Muamalat menunjukkan penurunan NPF. Pada periode sebelum

pandemi NPF tertinggi dialami oleh Bank Muamalat yang menyentuh

angka 5,42% dan NPF terendah dialami oleh Bank BCA Syariah

sebesar 0,63%. Sedangkan pada periode saat pandemi NPF Bank

Muamalat mengalami penurunan pada angka 4,87% namun masih

menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan keempat lainnya dan NPF

terendah dialami oleh Bank BCA Syariah sebesar 0,54%.

Kenaikan NPF yang dialami setiap bank menunjukkan bahwa

kinerja keuangan perbankan sedang tidak sehat atau mengalami

masalah pada jumlah pembiayaan bermasalah yang semakin besar.

b. FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio yang

pengunaannya untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar

-0,63

3,87

1,39 1,40

5,42

0,54

4,17

1,571,33

4,87

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

B A N K B C A S Y A R I A H

B A N K P A N I N D U B A I

S Y A R I A H

B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H

B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A

NPF (NON PERFORMING FINANCING)

Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)

Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)

38

kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan

menggunakan pembiayaan yang diberikan yang bersumber dari sumber

likuiditas bank tersebut. Penghitungan FDR yaitu dengan membagi

jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

(Suryani, 2012:163).

Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan FDR

(Financing to Deposit Ratio) kelima sampel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Rasio FDR Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Rata-

Rata Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Rata-

Rata

1 Bank BCA Syariah 90,98 96,39 93,69 81,32 90,59 85,95

2 Bank Panin Dubai Syariah 95,72 98,21 96,97 111,71 117,45 114,58

3 Bank Aceh 68,64 73,77 71,20 70,82 71,95 71,39

4 Bank NTB Syariah 81,89 70,27 76,08 86,53 83,01 84,77

5 Bank Muamalat Indonesia 73,51 73,77 73,64 69,84 66,72 68,28

Rata-Rata FDR Sebelum 82,32 Saat 84,99

Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.8, berikut merupakan

deskriptif statistik FDR dari kelima sampel bank:

Tabel 4.9 Deskriptif Statistik FDR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FDR_Sebelum_Pandemi 5 71,20 96,97 82,3160 12,06061

FDR_Saat_pandemi 5 68,28 114,58 84,9940 18,30794

Valid N (listwise) 5

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

39

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa FDR sebelum

pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 82,32% dengan minimum

sebesar 71,20%, maximum sebesar 96,97%, dan standar deviasi sebesar

12,06061. Sedangkan FDR saat pandemi memiliki nilai rata-rata

sebesar 84,99% dengan minimum sebesar 68,28%, maximum sebesar

114,58%, dan standar deviasi sebesar 18,30794.

Berikut adalah rata-rata FDR (Financing to Deposit Ratio) pada

kelima sampel bank.

Gambar 4.2 Rata-rata FDR Sebelum dan Saat pandemi

Sumber : Data diolah penulis

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa FDR setiap bank

mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.

FDR tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode

penelitian dimana terdapat dua bank yang mengalami penurunan FDR

sedangkan tiga bank yaitu Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh dan

Bank NTB Syariah menunjukkan kenaikan FDR. Pada periode sebelum

pandemi FDR tertinggi dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah yang

menyentuh angka 96,97% dan FDR terendah dialami oleh Bank Aceh

93,69 96,97

71,20 76,08 73,64 85,95

114,58

71,3984,77

68,28

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

B A N K B C A S Y A R I A H

B A N K P A N I N D U B A I

S Y A R I A H

B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H

B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A

FDR (FINANCING TO DEPOSIT RATIO)

Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)

Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)

40

sebesar 71,20%. Sedangkan pada periode saat pandemi FDR tertinggi

dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah yang menyentuh angka

114,58% dan FDR terendah dialami oleh Bank Muamalat sebesar

68,28%.

FDR Bank Panin Dubai Syariah pada periode saat pandemi

mencapai angka 114,58% merupakan yang tertinggi dibanding yang

lainnya. Angka tersebut juga melewati angka ideal rasio pembiayaan

terhadap pendanaan (FDR) bank syariah yang seharusnya tidak lebih

dari 98,50%. Penyebab kenaikan FDR yang tinggi akibat dari

pembiayaan yang tinggi ataupun dana pihak ketiga (DPK) yang rendah.

c. CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur solvabilitas suatu bank dalam pemenuhannya

kewajiban pembiayaan atau aktiva yang berisiko macet dengan

kecukupan modal yang dimiliki. Penghitungan CAR yaitu dengan cara

membagi total modal terhadap total aset tertimbang menurut risiko

(ATMR).

Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan CAR (Capital

Adequacy Ratio) kelima sampel sebagai berikut:

Tabel 4.10 Rasio CAR Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Rata-

Rata Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Rata-

Rata

1 Bank BCA Syariah 38,28 38,36 38,32 45,26 44,96 45,11

2 Bank Panin Dubai Syariah 14,46 16,08 15,27 31,43 30,08 30,75

3 Bank Aceh 18,90 19,16 19,03 18,60 19,77 19,19

4 Bank NTB Syariah 35,47 35,64 35,55 31,60 31,77 31,69

5 Bank Muamalat Indonesia 12,42 12,12 12,27 15,21 15,06 15,14

Rata-Rata CAR Sebelum 24,09 Saat 28,37

Sumber : Diolah penulis

41

Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.10, berikut merupakan

deskriptif statistik CAR dari kelima sampel bank:

Tabel 4.11 Deskriptif Statistik CAR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR_Sebelum_Pandemi 5 12,27 38,32 24,0880 12,00971

CAR_Saat_pandemi 5 15,14 45,11 28,3760 11,79215

Valid N (listwise) 5

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa CAR sebelum

pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 24,09% dengan minimum

sebesar 12,27%, maximum sebesar 38,32%, dan standar deviasi sebesar

12,00971. Sedangkan CAR saat pandemi memiliki nilai rata-rata

sebesar 28,37% dengan minimum sebesar 15,14%, maximum sebesar

45,11%, dan standar deviasi sebesar 11,79215.

Berikut adalah rata-rata CAR (Capital Adequacy Ratio) pada

kelima sampel bank.

38,32

15,2719,03

35,55

12,27

45,11

30,75

19,19

31,69

15,14

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

B A N K B C A S Y A R I A H

B A N K P A N I N D U B A I

S Y A R I A H

B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H

B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A

CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO)

Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)

Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)

42

Gambar 4.3 Rata-rata CAR Sebelum dan Saat pandemi

Sumber : Data diolah penulis

Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa CAR setiap bank

mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.

CAR tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode

penelitian dimana terdapat empat bank yang mengalami kenaikan CAR

sedangkan satu bank yaitu Bank NTB Syariah menunjukkan penurunan

CAR. Pada periode sebelum pandemi CAR tertinggi dialami oleh Bank

BCA Syariah yang menyentuh angka 38,32% dan CAR terendah

dialami oleh Bank Muamalat sebesar 12,27%. Sedangkan pada periode

saat pandemi CAR tertinggi dialami oleh Bank BCA Syariah yang

menyentuh angka 45,11% dan CAR terendah dialami oleh Bank

Muamalat sebesar 15,14%. Peningkatan CAR pada perbankan syariah

menunjukkan bahwa semakin baik kualitas kemampuan bank dalam

menanggung setiap kredit yang berisiko.

d. ROA (Return On Asset)

ROA (Return On Asset) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur profabilitas suatu bank dalam menggunakan aset yang

dimiliki olehnya untuk menghasilkan pendapatan. Perhitungan ROA

yaitu dengan cara membagi laba bersih sebelum pajak terhadap total

aset suatu bank.

Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan ROA (Return

On Asset) kelima sampel sebagai berikut:

43

Tabel 4.12 Rasio ROA Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Rata-

Rata Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Rata-

Rata

1 Bank BCA Syariah 1,15 0,87 1,01 1,09 0,89 0,99

2 Bank Panin Dubai Syariah 0,25 0,26 0,26 0,06 0,10 0,08

3 Bank Aceh 2,33 1,58 1,96 1,73 2,32 2,03

4 Bank NTB Syariah 2,56 1,79 2,18 1,74 1,16 1,45

5 Bank Muamalat Indonesia 0,05 0,03 0,04 0,03 0,02 0,03

Rata-Rata ROA Sebelum 1,09 Saat 0,91

Sumber : Diolah Penulis

Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.12, berikut merupakan

deskriptif statistik ROA dari kelima sampel bank:

Tabel 4.13 Deskriptif Statistik ROA

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA_Sebelum_Pandemi 5 ,04 2,18 1,0900 ,96732

ROA_Saat_pandemi 5 ,03 2,03 ,9150 ,86954

Valid N (listwise) 5

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa ROA sebelum

pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 1,09% dengan minimum

sebesar 0,04%, maximum sebesar 2,18%, dan standar deviasi sebesar

0,96732. Sedangkan ROA saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar

0,91% dengan minimum sebesar 0,03%, maximum sebesar 2,03%, dan

standar deviasi sebesar 0,86954.

Berikut adalah rata-rata ROA (Return On Asset) pada kelima

sampel bank.

44

Gambar 4.4 Rata-rata ROA Sebelum dan Saat pandemi

Sumber : Data diolah penulis

Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa ROA setiap bank

mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.

ROA tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode

penelitian dimana terdapat satu bank yang mengalami kenaikan ROA

sedangkan empat bank yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai

Syariah, Bank NTB Syariah, dan Bank Muamalat menunjukkan

penurunan CAR. Pada periode sebelum pandemi ROA tertinggi

dialami oleh Bank NTB Syariah yang menyentuh angka 2,18% dan

ROA terendah dialami oleh Bank Muamalat sebesar 0,04%. Sedangkan

pada periode saat pandemi ROA tertinggi dialami oleh Bank Aceh yang

menyentuh angka 2,03% dan ROA terendah dialami oleh Bank

Muamalat sebesar 0,03%. Semakin rendah ROA pada bank

menujukkan bahwa kinerja keuangan perbankan sedang tidak sehat atau

adanya penurunan laba yang dihasilkan atas penggunaan aset

perusahaan.

1,01

0,26

1,962,18

0,04

0,99

0,08

2,03

1,45

0,030,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

B A N K B C A S Y A R I A H

B A N K P A N I N D U B A I

S Y A R I A H

B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H

B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A

ROA (RETURN ON ASSETS)

Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)

Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)

45

e. ROE (Return On Equity)

ROE (Return On Equity) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur profabilitas suatu bank dalam menggunakan ekuitas yang

dimilikinya untuk menghasilkan laba. Perhitungan ROE yaitu dengan

cara membagikan laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas suatu bank.

Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan ROE (Return

On Equity) kelima sampel sebagai berikut:

Tabel 4.14 Rasio ROE Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Triwulan

IV 2019

Triwulan

I 2020

Rata-

Rata Triwulan

IV 2020

Triwulan

I 2021

Rata-

Rata

1 Bank BCA Syariah 3,97 2,37 3,17 3,07 2,36 2,72

2 Bank Panin Dubai Syariah 1,08 1,74 1,41 0,01 0,31 0,16

3 Bank Aceh 23,44 12,04 17,74 15,72 20,04 17,88

4 Bank NTB Syariah 12,05 7,84 9,95 9,54 6,20 7,87

5 Bank Muamalat Indonesia 0,45 0,30 0,38 0,29 0,23 0,26

Rata-Rata ROE Sebelum 6,53 Saat 5,78

Sumber : Diolah Penulis

Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.14, berikut merupakan

deskriptif statistik ROE dari kelima sampel bank:

Tabel 4.15 Deskriptif Statistik ROE

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE_Sebelum_Pandemi 5 ,38 17,74 6,5290 7,29295

ROE_Saat_pandemi 5 ,16 17,88 5,7780 7,45313

Valid N (listwise) 5

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

46

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa ROE sebelum

pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 6,53% dengan minimum

sebesar 0,38%, maximum sebesar 17,74%, dan standar deviasi sebesar

7,29295. Sedangkan ROE saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar

5,78% dengan minimum sebesar 0,16%, maximum sebesar 17,88%,

dan standar deviasi sebesar 7,45313.

Berikut adalah rata-rata ROE (Return On Equity) pada kelima

sampel bank.

Gambar 4.5 Rata-rata ROE Sebelum dan Saat pandemi

Sumber : Data diolah penulis

Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa ROE setiap bank

mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.

ROE tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode

penelitian dimana terdapat empat bank yang mengalami penurunan

ROE sedangkan satu bank yaitu Bank Aceh menunjukkan kenaikan

ROE. Pada periode sebelum pandemi ROE tertinggi dialami oleh Bank

Aceh yang menyentuh angka 17,74% dan ROE terendah dialami oleh

3,171,41

17,74

9,95

0,382,72

0,16

17,88

7,87

0,260,00

5,00

10,00

15,00

20,00

B A N K B C A S Y A R I A H

B A N K P A N I N D U B A I

S Y A R I A H

B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H

B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A

ROE (RETURN ON EQUITY)

Sebelum Pandemi (Oktober 2019-Maret 2020)

Setelah Pandemi (Oktober 2020-Maret 2021)

47

Bank Muamalat sebesar 0,38%. Sedangkan pada periode saat pandemi

ROE tertinggi dialami oleh Bank Aceh yang menyentuh angka 17,88%

dan ROA terendah dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah sebesar

0,16%. Semakin rendah ROE pada bank menujukkan bahwa kinerja

keuangan perbankan sedang tidak sehat atau adanya penurunan laba

yang dihasilkan atas penggunaan modal perusahaan. Kondisi

perekonomian yang sedang tidak stabil menjadi salah satu faktor

penyusutan ROA yang membuat risiko kredit menjadi semakin tinggi

2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk)

Uji normalitas digunakan untuk menilai sampel data yang telah

dikumpulkan apakah nilai residualnya berdistribusi normal atau tidak.

Mode regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang

berdistribusi secara normal. Adapun dasar pengambilan keputusannya

sebagai berikut:

Apabila nilai signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Di bawah ini merupakan hasil uji normalitas data penelitian ini

dengan menggunakan uji Shapiro Wilk:

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

NPF_Sebelum_Pandemi ,314 5 ,120 ,876 5 ,291

NPF_Saat_pandemi ,287 5 ,200* ,877 5 ,295

FDR_Sebelum_Pandemi ,297 5 ,170 ,829 5 ,138

FDR_Saat_pandemi ,279 5 ,200* ,877 5 ,295

CAR_Sebelum_Pandemi ,263 5 ,200* ,855 5 ,211

CAR_Saat_pandemi ,189 5 ,200* ,946 5 ,707

48

ROA_Sebelum_Pandemi ,216 5 ,200* ,897 5 ,395

ROA_Saat_pandemi ,232 5 ,200* ,915 5 ,496

ROE_Sebelum_Pandemi ,277 5 ,200* ,870 5 ,265

ROE_Saat_pandemi ,259 5 ,200* ,834 5 ,149

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk pada

tabel 4.16, menunjukkan bahwa nilai residual semua data variabel

berdistribusi secara normal karena memiliki nilai Sig lebih dari 5% atau

> 0,05. Dengan demikian maka persyaratan normalitas untuk

penggunaan uji paired sample t test sudah terpenuhi. Berikut

merupakan rangkuman dari hasil uji normalitas:

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

No Variabel Sig Keterangan Distribusi

1 NPF Sebelum Pandemi 0,291 p = > 0.05 Normal

2 NPF Saat pandemi 0,295 p = > 0.05 Normal

3 FDR Sebelum Pandemi 0,138 p = > 0.05 Normal

4 FDR Saat pandemi 0,295 p = > 0.05 Normal

5 CAR Sebelum Pandemi 0,211 p = > 0.05 Normal

6 CAR Saat pandemi 0,707 p = > 0.05 Normal

7 ROA Sebelum Pandemi 0,395 p = > 0.05 Normal

8 ROA Saat pandemi 0,496 p = > 0.05 Normal

9 ROE Sebelum Pandemi 0,265 p = > 0.05 Normal

10 ROE Saat pandemi 0,149 p = > 0.05 Normal

Sumber : Diolah Penulis

49

3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test)

Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara rata-rata dua sampel berpasangan yaitu perbedaan rata-

rata kinerja perbankan syariah sebelum pandemi dengan rata-rata kinerja

perbankan syariah saat pandemi. Adapun hipotesis yang digunakan

sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan

syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat pandemi.

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan anatara kinerja perbankan syariah

sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat pandemi

Dengan dasar pengambilan keputusan:

Apabila nilai Sig. (2-tailed) >0,05 maka H0 diterima.

Apabila nilai Sig. (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.

Pengujian paired sample t-test dilakukan pada beberapa variabel,

diantaranya:

1) Variabel NPF (Non Performing Financing)

Tabel 4.18 Hasil Uji Paired Sample Statistics NPF

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Dari hasil tabel 4.18 NPF sebelum pandemi memiliki nilai mean

sebesar 2,54% dan NPF saat pandemi memiliki nilai mean sebesar

2,50%, artinya terdapat penurunan angka mean NPF sebesar 0,04% saat

pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPF saat pandemi lebih baik

dibandingkan NPF saat pandemi. Berdasarkan data variabel NPF jika

mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang kriteria penilaian

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 NPF_Sebelum_Pandemi 2,5420 5 2,02074 ,90370

NPF_Saat_pandemi 2,4960 5 1,90270 ,85091

50

rasio NPF maka nilai mean NPF sebelum dan saat pandemi berada pada

2% - 5% yaitu tergolong predikat cukup sehat.

Tabel 4.19 Hasil Uji Paired Sample Correlation NPF

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 NPF_Sebelum_Pandemi &

NPF_Saat_pandemi

5 ,988 ,002

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan Tabel 4.19 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,002

< 0,05) dan angka correlation (r) 0,948, jika r dibuat dalam persentase

maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan

NPF adalah (0,988)2 = 0,98 (98%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang cukup signifikan antara NPF sebelum pandemi

dan NPF saat pandemi.

Tabel 4.20 Hasil Uji Paired Sample T-test NPF

Paired Samples Test

Paired Differences T Df Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 NPF_Sebelum –

NPF_Saat

,04600 ,32685 ,14617 -,35984 ,45184 ,315 4 ,769

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Pada Tabel 4.20 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata NPF

perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata NPF

perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,769.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai

51

Sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan

bahwa NPF perbankan syariah sebelum pandemi dengan NPF

perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.

2) Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio)

Tabel 4.21 Hasil Uji Paired Sample Statistics FDR

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 FDR_Sebelum_Pandemi 82,3160 5 12,06061 5,39367

FDR_Saat_pandemi 84,9940 5 18,30794 8,18756

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Dari hasil tabel 4.21 FDR sebelum pandemi memiliki nilai mean

sebesar 82,32% dan FDR saat pandemi memiliki nilai mean sebesar

84,99%, artinya terdapat kenaikan angka mean FDR sebesar 2,68% saat

terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa FDR sebelum

pandemi lebih baik dibandingkan FDR saat pandemi. Berdasarkan data

variabel FDR jika mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang

kriteria penilaian rasio FDR maka nilai mean FDR sebelum dan saat

pandemi berada pada ≤ 94,75% yaitu tergolong predikat sehat.

Tabel 4.22 Hasil Uji Paired Sample Correlation FDR

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 FDR_Sebelum_Pandemi

& FDR_Saat_pandemi

5 ,840 ,075

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan Tabel 4.22 dimana angka signifikasi > 0,05 (0,075

> 0,05) dan angka correlation (r) 0,840, jika r dibuat dalam persentase

52

maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap kenaikan

FDR adalah (0,840)2 = 0,71 (71%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang cukup signifikan antara FDR sebelum

pandemi dan FDR saat pandemi.

Tabel 4.23 Hasil Uji Paired Sample T-test FDR

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 FDR_Sebelum -

FDR_Saat

-2,67800 10,46952 4,68211 -15,67762 10,32162 -,572 4 ,598

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Pada Tabel 4.23 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata FDR

perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata FDR

perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,598.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,598 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan

bahwa FDR perbankan syariah sebelum pandemi dengan FDR

perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.

3) Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio)

Tabel 4.24 Hasil Uji Paired Sample Statistics CAR

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 CAR_Sebelum_Pandemi 24,0880 5 12,00971 5,37091

CAR_Saat_pandemi 28,3760 5 11,79215 5,27361

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

53

Dari hasil tabel 4.24 CAR sebelum pandemi memiliki nilai mean

sebesar 24,09% dan CAR saat pandemi memiliki nilai mean sebesar

28,37%, artinya terdapat kenaikan angka mean CAR sebesar 4,29% saat

terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa CAR saat

pandemi lebih baik dibandingkan CAR saat pandemi. Berdasarkan data

variabel CAR jika mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang

kriteria penilaian rasio CAR maka nilai CAR sebelum dan saat pandemi

berada pada > 8% yaitu tergolong predikat sehat.

Tabel 4.25 Hasil Uji Paired Sample Correlation CAR

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 CAR_Sebelum_Pandemi &

CAR_Saat_pandemi

5 ,809 ,098

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan Tabel 4.25 dimana angka signifikasi > 0,05 (0,098

> 0,05) dan angka correlation (r) 0,809, jika r dibuat dalam persentase

maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap kenaikan

CAR adalah sebesar (0,809)2 = 0,66 (66%). Hal tersebut menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang cukup signifikan antara CAR sebelum

pandemi dan CAR saat pandemi.

Tabel 4.26 Hasil Uji Paired Sample T-test CAR

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 CAR_Sebelum -

CAR_Saat

-4,28800 7,36481 3,29364 -13,43262 4,85662 -1,302 4 ,263

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

54

Pada Tabel 4.26 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata CAR

perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata CAR

perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,263.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,263 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan

bahwa CAR perbankan syariah sebelum pandemi dengan CAR

perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.

4) Variabel ROA (Return On Asset)

Tabel 4.27 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROA

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROA_Sebelum_Pandemi 1,0900 5 ,96732 ,43260

ROA_Saat_pandemi ,9150 5 ,86954 ,38887

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Dari hasil tabel 4.27 ROA sebelum pandemi memiliki nilai mean

sebesar 1,09% dan ROA saat pandemi memiliki nilai mean sebesar

0,91%, artinya terdapat penurunan angka mean ROA sebesar 0,18%

saat terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROA

sebelum pandemi lebih baik dibandingkan ROA saat pandemi.

Berdasarkan data variabel ROA jika mengacu dengan ketentuan Bank

Indonesia tentang kriteria penilaian rasio ROA maka nilai ROA

sebelum dan saat pandemi berada pada 0,5% - 1,25% yaitu tergolong

predikat cukup sehat.

Tabel 4.28 Hasil Uji Paired Sample Correlation ROA

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROA_Sebelum_Pandemi

& ROA_Saat_pandemi

5 ,944 ,016

55

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan Tabel 4.28 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,016

< 0,05) dan angka correlation (r) 0,944, jika r dibuat dalam persentase

maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan

ROA adalah sebesar (0,944)2 = 0,89 (89%). Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara ROA sebelum

pandemi dan ROA saat pandemi.

Tabel 4.29 Hasil Uji Paired Sample T-test ROA

Paired Samples Test

Paired Differences T Df Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ROA_Sebelum -

ROA_Saat

,17500 ,32315 ,14452 -,22624 ,57624 1,211 4 ,293

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Pada Tabel 4.29 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata ROA

perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata ROA

perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,293.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,293 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan

bahwa ROA perbankan syariah sebelum pandemi dengan ROA

perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.

56

5) Variabel ROE (Return On Equity)

Tabel 4.30 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROE

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROE_Sebelum_Pandemi 6,5290 5 7,29295 3,26151

ROE_Saat_pandemi 5,7780 5 7,45313 3,33314

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Dari hasil tabel 4.30 ROE sebelum pandemi memiliki nilai mean

sebesar 6,53% dan ROE saat pandemi memiliki nilai mean sebesar

5,78%, artinya terdapat penurunan angka mean ROE sebesar 0,75%

saat terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROE

sebelum pandemi lebih baik dibandingkan ROE saat pandemi.

Berdasarkan data variabel ROE jika mengacu dengan ketentuan Bank

Indonesia tentang kriteria penilaian rasio ROE maka nilai ROE

sebelum dan saat pandemi berada pada 5 - ≤ 12,5% yaitu tergolong

predikat cukup sehat.

Tabel 4.31 Hasil Uji Paired Sample Correlation ROE

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROE_Sebelum_Pandemi &

ROE_Saat_pandemi

5 ,993 ,001

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Berdasarkan Tabel 4.31 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,001

< 0,05) dan angka correlation (r) 0,993, jika r dibuat dalam persentase

maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan

ROE adalah sebesar (0,993)2 = 0,99 (99%). Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara ROA sebelum

pandemi dan ROA saat pandemi.

57

Tabel 4.32 Hasil Uji Paired Sample T-test ROE

Paired Samples Test

Paired Differences

T Df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ROE_Sebelum -

ROE_Saat

,75100 ,90888 ,40646 -,37752 1,87952 1,848 4 ,138

Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Pada Tabel 4.32 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata ROE

perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata ROE

perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,138.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,138 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan

bahwa ROE perbankan syariah sebelum pandemi dengan ROE

perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian data yang dilakukan pada kelima sampel bank

yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa

Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia melalui hasil uji

Descriptiive Statistics, dapat dilihat bahwa masing-masing rasio yang diteliti

yaitu NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROA selama periode sebelum pandemi dan

saat pandemi di setiap bank mengalami fluktuasi atau adanya peningkatan

maupun penurunan.

Pada Tabel 4.33 di bawah, data kinerja keuangan kelima bank sampel

pada periode sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020)

diperoleh nilai rata-rata rasio NPF sebesar 2,54%, FDR sebesar 82,32%, CAR

sebesar 24,09%, ROA sebesar 1,09%, dan ROE sebesar 6,53%. Sedangkan

58

pada periode saat pandemi (Triwulan IV 2020 dan Triwulan I 2021) diperoleh

nilai rata-rata rasio NPF sebesar 2,50% (menurun 0,46%), FDR sebesar

84,99% (meningkat 2,68%), CAR sebesar 28,37% (meningkat 4,29%), ROA

sebesar 0,91% (menurun 0,18%), dan ROE sebesar 5,78% (menurun 0,75%).

Artinya NPF dan CAR saat pandemi lebih baik, sedangkan FDR, ROA, dan

ROE sebelum pandemi lebih baik.

Tabel 4.33 Rangkuman Rasio Kinerja Pebankan Syariah

Rasio Sebelum Saat Kriteria Selisih

Mean

Sig.

(2-tailed)

NPF 2,54% 2,50% Cukup Sehat ,04600 ,769

FDR 82,32% 84,99% Sehat -2,67800 ,598

CAR 24,09% 28,37% Sehat -4,28800 ,263

ROA 1,09% 0,91% Cukup Sehat ,17500 ,293

ROE 6,53% 5,78% Cukup Sehat ,75100 ,138 Sumber : Hasil olahan data SPSS 26

Diolah Penulis

Walaupun terjadi fluktuasi pada masing-masing variabel saat terjadinya

pandemi Covid-19, namun melalui uji beda menggunakan uji paired sample

t test pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai

signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat

terjadinya pandemi.

Variabel NPF (Non Performing Financing) berdasarkan hasil uji

paired sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau >0,05

sehingga H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan NPF

perbankan syariah sebelum pandemi dengan NPF perbankan syariah saat

pandemi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah

pembiayaan saat terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan pembiayaan

biasanya sejalan dengan kenaikan kredit macet, namun pada penelitian ini

pembiayaan bermasalah malah menunjukkan adanya penurunan. Dapat

59

dilihat pada Tabel 4.34 di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan

pembiayaan bermasalah pada Triwulan IV 2020 sebesar 6,29% dari periode

sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar 4,68% dari periode sama

tahun sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan bermasalah tersebut tidak

begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi NPF.

Tabel 4.34 Pembiayaan Bermasalah (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020 -

2021

Bank BCA Syariah 32.681 38.263 27.728 33.441 (15,16) (12,60)

Bank Panin Dubai Syariah 317.869 324.649 299.367 455.553 (5,82) 40,32

Bank Aceh 183.267 213.312 233.700 248.642 27,52 16,56

Bank NTB Syariah 75.945 81.226 80.909 92.899 6,54 14,37

Bank Muamalat Indonesia 1.558.696 1.687.297 1.390.324 1.404.570 (10,80) (16,76)

TOTAL 2.168.458 2.344.747 2.032.028 2.235.105 (6,29) (4,68)

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah Penulis

Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) berdasarkan hasil uji paired

sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,598 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan FDR perbankan

syariah sebelum pandemi dengan FDR perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh terjadinya kenaikan dana pihak ketiga

dari tabungan, giro, dan deposito saat terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan

dana pihak ketiga diimbangi oleh penambahan jumlah pembiayaan. Dapat

dilihat pada Tabel 4.35 di bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan

pembiayaan pada Triwulan IV 2020 sebesar 2,17% dari periode sama tahun

sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar 2,58% dari periode sama tahun

sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan tersebut tidak begitu besar dan

signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi FDR.

60

Tabel 4.35 Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020 -

2021

Bank BCA Syariah 5.645.419 5.678.277 5.569.233 5.725.896 (1,35) 0,84

Bank Panin Dubai Syariah 8.335.170 8.263.914 8.845.800 9.205.508 6,13 11,39

Bank Aceh 14.363.251 14.402.038 15.279.249 15.397.457 6,38 6,91

Bank NTB Syariah 5.582.097 5.667.087 6.410.884 6.644.568 14,85 17,25

Bank Muamalat Indonesia 29.877.217 29.925.722 29.083.963 28.615.708 (2,66) (4,38)

TOTAL 63.803.154 63.937.038 65.189.129 65.589.137 2,17 2,58

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah Penulis

Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan hasil uji paired

sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,263 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan CAR perbankan

syariah sebelum pandemi dengan CAR perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya modal saat terjadinya

pandemi Covid-19. Modal berperan penting dalam pengembangan bisnis dan

menampung adanya risiko keuangan. Kenaikan modal rupanya efektif

sehingga perbankan syariah mampu menanggulangi risiko dan bertahan pada

masa krisis pandemi Covid-19. Dapat dilihat pada Tabel 4.36 di bawah, telah

terjadi peningkatan pertumbuhan modal pada Triwulan IV 2020 sebesar

27,54% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar

25,64% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perubahan modal

tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan

pada sisi CAR.

Tabel 4.36 Modal (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan

IV 2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

- 2020

Triwulan

I 2020 -

2021

Bank BCA Syariah 2.367.722 2.378.504 2.799.002 2.806.066 18,21 17,98

61

Bank Panin Dubai Syariah 1.248.264 1.370.220 2.805.778 2.795.465 124,77 104,02

Bank Aceh 2.236.174 2.358.022 2.391.845 2.499.434 6,96 6,00

Bank NTB Syariah 1.426.525 1.446.603 1.418.357 1.445.165 (0,57) (0,10)

Bank Muamalat Indonesia 3.871.341 3.708.036 4.805.946 4.603.139 24,14 24,14

TOTAL 11.150.026 11.261.385 14.220.928 14.149.269 27,54 25,64

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah Penulis

Variabel ROA (Return On Assets) berdasarkan hasil uji paired sample

t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,293 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROA perbankan

syariah sebelum pandemi dengan ROA perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total aset saat

terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan total aset disertai dengan

dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.37

di bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan aset pada Triwulan IV 2020

sebesar 3,92% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021

sebesar 7,17% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perubahan aset

tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan

pada sisi ROA.

Tabel 4.37 Aset (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan IV

2019

Triwulan I

2020

Triwulan IV

2020

Triwulan I

2021

Triwulan

IV 2019

– 2020

Triwulan

I 2020 –

2021

Bank BCA Syariah 8.634.374 8.353.839 9.720.254 9.194.594 12,58 10,06

Bank Panin Dubai Syariah 11.135.825 10.802.838 11.302.082 11.662.639 1,49 7,96

Bank Aceh 25.121.063 22.989.667 25.480.963 25.089.678 1,43 9,13

Bank NTB Syariah 8.640.305 9.884.780 10.419.758 11.008.949 20,59 11,37

Bank Muamalat Indonesia 50.555.519 49.428.095 51.241.304 51.775.158 1,36 4,75

TOTAL 104.087.086 101.459.219 108.164.361 108.731.018 3,92 7,17

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah Penulis

62

Variabel ROE (Return On Equity) berdasarkan hasil uji paired sample

t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,138 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROE perbankan

syariah sebelum pandemi dengan ROE perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total modal saat

terjadinya pandemi Covid-19. Namun kenaikan modal disertai dengan

dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.38

di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan laba bersih pada Triwulan IV

2020 sebesar 23,27% dari periode sama tahun sebelumnya dan telah terjadi

peningkatan pertumbuhan laba bersih pada Triwulan I 2021 sebesar 33,14%

dari periode sama tahun sebelumnya. Perubahan laba tersebut tidak begitu

besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi ROE.

Tabel 4.38 Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Bank

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %

Triwulan

IV 2019

Triwulan I

2020

Triwulan IV

2020

Triwulan

I 2021

Triwulan

IV 2019 –

2020

Triwulan

I 2020 –

2021

Bank BCA Syariah 67.194 13.754 73.106 16.164 8,80 17,52

Bank Panin Dubai Syariah 13.237 5.336 128 2.096 (99,03) (60,72)

Bank Aceh 452.327 66.789 333.158 112.046 (26,35) 67,76

Bank NTB Syariah 163.249 27.550 130.166 21.593 (20,27) (21,62)

Bank Muamalat Indonesia 16.326 2.517 10.020 2.470 (38,63) (1,87)

TOTAL 712.333 115.946 546.578 154.369 (23,27) 33,14

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah Penulis

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilhami dan Husni Thamrin

(2021), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia” dimana kesimpulannya

ialah pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan

syariah di Indonesia. Hasil pengujian membuktikan bahwa semua rasio yaitu

CAR, ROA, NPF, dan FDR tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan antara sebelum dan saat pandemi.

63

Secara umum hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah lebih

tahan dan kuat terhadap krisis atau faktor seperti pandemi Covid-19.

Perbankan syariah mampu tumbuh di tengah krisis pandemi tercermin dari

stabilitas kinerja keuangan segi pembiayaan, dana pihak ketiga, modal dan

aset yang tetap mengalami kenaikan. Jika ketahanan tersebut terus terjaga dan

stabil maka tidak menutup kemungkinan bahwa potensi ekonomi syariah di

Indonesia akan semakin membesar setelah masa pandemi berakhir.

Meskipun pandemi covid-19 tidak memberikan pengaruh terhadap

kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia, hal tersebut tetap menjadi

ancaman yang serius karena pandemi yang masih belum berakhir dan adanya

kemungkinan terus dilakukannya perbatasan kegiatan yang dilakukan

pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19. Maka dari itu diperlukan

perencanaan arah pengembangan perbankan syariah untuk menanggulangi

masalah tersebut.

D. Arah Pengembangan Bank Syariah pada Masa Pandemi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, perbankan syariah harus terus

merencanakan arah pengembangan agar dapat bertahan dan membantu

pemulihan ekonomi di Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19. Jika

dilihat melalui laporan perbankan syariah pasca pandemi yang masih

membukukan keuntungan berarti perbankan syariah masih menunjukkan ada

pertumbuhan dan perbaikan. Banyaknya tantangan yang dihadapi pada situasi

pandemi Covid-19 saat ini mengharuskan perbankan syariah dalam mencari

inovasi dan strategi baru mengingat kondisi ekonomi yang belum stabil dan

pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Adapun arah pengembangan

yang peneliti sarankan yaitu

1. Mengembangkan pelayanan berbasis digital.

Industri perbankan syariah harus dapat menyesuaikan bisnisnya

dengan perubahan pola masyarakat yang kini lebih meningkatan

kewaspadaan dengan melakukan perbatasan jarak dalam berinteraksi

akibat pandemi. Artinya perbankan syariah dituntut agar bisa memberikan

64

pelayanan transaksi melalui digitalisasi seiring dengan penggunaan

smartphone yang semakin banyak. Sebagaimana dijelaskan oleh Otoritas

Jasa Keuangan bahwasanya perbankan digital merupakan layanan yang

diberikan perbankan syariah kepada nasabah/calon nasabah

menggunakan sarana elektronik yang dilakukan secara mandiri tanpa

harus datang langsung ke bank. Penggunaan teknologi digital

memberikan manfaat dan kenyamanan serta efesiensi untuk

penggunanya. Hal tersebut harus dimanfaatkan dan terus dikembangkan

oleh perbankan syariah sehingga akan memberikan dampak positif

terhadap meningkatnya kepuasan nasabah serta citra perusahaan.

2. Memberikan pembiayaan pada sektor yang tuai keuntungan di masa

pandemi Covid-19.

Terdapat sektor-sektor yang mampu bertahan dan tetap tumbuh

selama masa pandemi, hal tersebut seharusnya dapat didukung dan

dioptimalkan agar menjadi penopang perekonomian di Indonesia.

Perbankan syariah dapat menambah penyaluran pembiayaan ke sektor-

sektor tersebut sehingga selain membantu perekonomian masyarakat

tetapi juga memberikan timbal balik pula bagi bank yaitu meningkatkan

laba usaha serta profabilitas bank. Adapun sektor-sektor yang tuai

keuntungan di masa pandemi Covid-19 seperti sektor kesehatan, sektor

telekomunikasi, sektor e-commerce, dan sektor logistik.

Pada sektor kesehatan, pemberian pembiayaan dapat dilakukan

kepada pelaku usaha produsen masker, alat pelindung diri (APD), hand

sanitizer, dll yang penjualan dan permintaan barangnya sangatlah tinggi

pada saat ini. Pembiayaan juga dapat diberikan kepada rumah sakit

ataupun klinik penyedia layanan tes Rapid, Swab dan PCR yang kini

tumbuh pesat dan sangat diburu oleh masyarakat sebagai syarat bepergian

maupun untuk memastikan kondisi kesehatan. Selanjutnya pada sektor

telekomunikasi, pembiayaan dapat diberikan kepada perusahaan

telekomunikasi penyedia layanan internet, dimana penggunaan internet di

65

Indonesia mengalami peningkatan akibat banyak orang yang melakukan

aktivitas di rumah selama pandemi. Sektor e-commerce juga menjadi

usaha yang terpukul baik dan mengalami kenaikan volume penjualan

akibat banyaknya masyarakat yang berbelanja secara daring karena

physical distancing di tengah pandemi Covid-19. Perbankan syariah dapat

memberikan pembiayaan kepada para pedagang daring yang berjualan di

e-commerce serta pada perusahaan pendiri e-commerce yang ingin

mengembangkan bisnisnya. Terakhir pada sektor logistik, perbankan

syariah dapat memberikan pembiayaan kepada bisnis jasa pengiriman dan

logistik, dimana terjadi kelonjakan pertumbuhan pada masa pandemi

sejalan dengan meningkatnya transaksi pembelian lewat e-commerce

yang dipicu oleh peningkatan aktivitas digital masyarakat termasuk

berbelanja secara daring.

Tidak hanya dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi namun

saat ini perbankan syariah juga harus merencanakan arah pengembangan

untuk tahun kedepan. Untuk mendorong perekonomian pasca pandemi maka

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Roadmap Pengembangan

Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 dengan visi mewujudkan perbankan

syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan

terhadap pembangunan sosial serta perekonomian nasional. Visi tersebut

akan dicapai dengan berlandaskan pada tiga pilar yaitu pilar penguatan

identitas perbankan syariah, pilar sinergi ekosistem ekonomi syariah, dan

pilar penguatan perizinan, pengaturan, & pengawasan. Kedepannya

diharapkan bahwa perbankan syariah dapat terus berinovasi untuk membuat

produk baru yang unik sesuai syariah, mengedepankan transformasi digital,

kolaborasi dan sinergi dengan ekosistem ekonomi syariah, sehingga

perbankan syariah dapat berkembang menjadi semakin pesat (ojk.go.id).

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “Analisis

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi

Covid-19”, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji Descriptiive Statistics pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan

ROE terhadap kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat

pandemi adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata NPF sebelum pandemi adalah 2,54% lebih besar dibanding

dengan rata-rata NPF saat pandemi yaitu 2,50%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa NPF saat pandemi lebih baik dibandingkan NPF

saat pandemi.

b. Rata-rata FDR sebelum pandemi adalah 82,32% lebih kecil dibanding

dengan rata-rata FDR saat pandemi yaitu 84,99%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa FDR sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

FDR saat pandemi.

c. Rata-rata CAR sebelum pandemi adalah 24,09% lebih kecil dibanding

dengan rata-rata CAR saat pandemi yaitu 28,37%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa CAR saat pandemi lebih baik dibandingkan

CAR saat pandemi.

d. Rata-rata ROA sebelum pandemi adalah 1,09% lebih besar dibanding

dengan rata-rata ROA saat pandemi yaitu 0,91%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ROA sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

ROA saat pandemi.

e. Rata-rata ROE sebelum pandemi adalah 6,53% lebih besar dibanding

dengan rata-rata ROE saat pandemi yaitu 5,78%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ROE sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

ROE saat pandemi.

67

2. Hasil uji beda dengan menggunakan uji Paired Sample T-test pada rasio

NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai

signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

sebelum dan saat pandemi. Dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19

tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia.

Artinya perbankan syariah di Indonesia dapat mampu bertahan dalam

menghadapi krisis ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19.

B. Saran

1. Bagi perbankan, diharapkan terus meningkatkan kinerja keuangannya,

mengembangkan pelayanan berbasis digital dan melakukan penyaluran

pembiayaan di sektor yang tuai keuntungan pada masa pandemi Covid-

19 terutama di sektor kesehatan, telekomunikasi, e-commerce dan

logistik.

2. Bagi investor ataupun calon investor yang ingin berinvestasi di perbankan

syariah diharapkan selalu memperhatikan pertumbuhan perbankan dalam

menghasilkan labanya, baik dengan modal ataupun dengan aset karena

ketidakstabilan ekonomi pasca pandemi kemungkinan akan terus

memberikan dampak terhadap kredit perusahaan pembiayaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi

penelitian dengan menggunakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai sampel sehingga hasil

penelitian akan mencakup lebih luas.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel

penelitian dan memperpanjang periode pengamatan karena krisis

pandemi masih belum berakhir.

68

DAFTAR PUSTAKA

Ayuwardani, Rizky. 2018. Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan

terhadap Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan

Initial Public Offering (Studi Empiris Perusahaan Go Public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Nominal, 7(1), 143-158.

Azhari, dan Rofiul Wahyudi. 2020. Analisis Kinerja Perbankan Syariah di

Indonesia: Studi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Syariah

Indonesia, 10(2), 97-102.

Bank Aceh. Sejarah Singkat. http://bankaceh.co.id (diakses pada 11 Juni 2021)

Bank Central Asia Syariah. Tentang BCA Syariah. http://bcasyariah.co.id (diakses

pada 10 Juni 2021)

Bank Muamalat Indonesia. Tentang Muamalat Profil Bank Muamalat.

https://www.bankmuamalat.co.id/ (diakses pada 31 Juli 2021).

Bank NTB Syariah. Sejarah. http://bankntbsyariah.co.id (diakses pada 11 Juni

2021).

Britama. 2014. Sejarah dan Profil Singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk).

http://britama.com (diakses pada 10 Juni 2021).

Effendi dan Prawidya Hariani. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap Bank Syariah.

Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan¸20(2), 221-230.

Fitriani, Putri. 2020. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah

pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah,

2(2), 144-124.

Hardiwardoyo, Wibowo. 2020. Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi

Covid-19. Baskara: Journal of Business and Enterpreneurship, 2(2), 83-91.

69

Hidayat, Khomarul. 2020. Menkeu Sri Mulyani: Kontraksi ekonomi di kuartal II

2020 karena dampak PSBB. http://nasional.kontan.co.id/ (diakses pada 10

Agustus 2021).

Ilhami dan Husni Thamrin. 2021. Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking

and Finance, 4(1), 37-45.

Iswari, Putu dan Amanah. 2015. Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah: Negara

vs Swasta. Jurnal Islaminomic, 6(2), 1-13.

Jusman, Jumriaty. 2019. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

Berdasarkan Metode RGEC Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, and Capital pada PT. Bank Muamalat Indonesia. JIEB: Jurnal

Ilmiah Ekonomi Bisnis, 5(1), 37-51.

Khalifaturofi’ah dan Zubaidah Nasution. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan di Indonesia. Jurnal Perbankan

Syariah¸ 1(2), 42-64.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 2021. Peta

Sebaran Covid-19. http://covid.go.id (diakses pada 21 Februari 2021).

Lestari, Andri dan Nurul Huda. 2020. Analisis Efesiensi Bank Umum Syariah

Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea) (Periode 2015-2019). Journal

of Economics and Business Aseanomics, 5(1), 14-32.

Murdiyanto, Agus dan Batara Daniel. 2017. Pengukuran Kinerja Bank Umum

Syariah di Indonesia dengan Balanced Scorecard: Studi Kasus pada Laporan

BI Periode 2009-2015. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu

&Call For Papers UNISBANK ke-3. 453-463.

Otoritas Jasa Keuangan. 2020. Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai

Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.

http://ojk.go.id (diakses pada 21 Februari 2021).

70

Otoritas Jasa Keuangan. 2008. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syariah. http://ojk.go.id (diakses pada 06 Juni 2021).

Otoritas Jasa Keuangan. Perbankan Syariah dan Kelembagaannya. http://ojk.go.id

(diakses pada 06 Juni 2021).

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. POJK No. 15 /POJK.03/2017. http://ojk.go.id

(diakses pada 26 Februari 2021).

Otoritas Jasa Keuangan. Sejarah Perbankan Syariah. http://ojk.go.id (diakses pada

10 Juni 2021).

Otoritas Jasa Keuangan. Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

2020-2025. http://ojk.go.id (diakses pada 03 Agustus 2021).

Otoritas Jasa Keuangan. Panduan Penyelenggaraan Digital Branch oleh Bank

Umum. http://ojk.go.id (diakses pada 09 Agustus 2021).

Priyastama, Romie. 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengelolaan Data & Analisis

Data. Yogyakarta: START UP.

Putri, Cantika Adinda. 2020. Soal Pembiayaan Macet Bank Syariah, OJK: Masih

Batas Aman. http://cnbcindonesiaa.com (diakses pada 21 Februari 2020)

Putri, Okto Arinda. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Umum

Konvesional dan Bank Umum Syariah. Skripsi pada Program Studi

Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Riftiasari dan Sugiarti. 2020. Analisis Kinerja Keuangan Bank BCA Konvensional

dan Bank BCA Syariah Akibat Dampak Pandemi Covid-19. Jurnal

Manajemen Bisnis (JMB), 33(2), 78-86.

Sumadi. 2020. Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 terhadap

Perbankan Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 145-162.

71

71

Suryani. 2012. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Rasio Keuangan pada BUS

dan UUS periode 2008-2010). Jurnal Economica, 2(2), 153-174.

Syarifah. 2017. Analisis Pengelolaan Dana Ta’zir dan Dana Ta’widh Pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, TBK. Skripsi pada Program Studi Akuntansi

Lembaga Keuangan Syariah, Politeknik Negeri Banjarmasin, Banjarmasin.

Umam dan Setiawan Budi Utomo. 2017. Perbankan Syariah. Jakarta. Rajawali

Pers.

Wiratmini. 2020. Rasio Pinjaman Bermasalah Kartu Kredit Terus Naik, Kenapa

Ya?. http://financial.bisnis.com (diakses pada 10 Februari 2021

72

Lampiran 1. Data Rasio Keuangan Perbankan Syariah

Data Rasio NPF, FDR, CAR, ROA, ROE

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

No Nama Bank Rasio

%

Periode

Sebelum Pandemi Saat pandemi

Kuartal

IV 2019

Kuartal I

2020

Kuartal

IV 2020

Kuartal I

2021

1 Bank BCA Syariah

NPF 0,58 0,67 0,50 0,58

FDR 90,98 96,39 81,32 90,59

CAR 38,28 38,36 45,26 44,96

ROA 1,15 0,87 1,09 0,89

ROE 3,97 2,37 3,07 2,36

2 Bank Panin Dubai

Syariah

NPF 3,81 3,93 3,38 4,95

FDR 95,72 98,21 111,71 117,45

CAR 14,46 16,08 31,43 30,08

ROA 0,25 0,26 0,06 0,10

ROE 1,08 1,74 0,01 0,31

3 Bank Aceh

NPF 1,29 1,48 1,53 1,62

FDR 68,64 73,77 70,82 71,95

CAR 18,90 19,16 18,60 19,77

ROA 2,33 1,58 1,73 2,32

ROE 23,44 12,04 15,72 20,04

4 Bank NTB Syariah

NPF 1,36 1,43 1,26 1,40

FDR 81,89 70,27 86,53 83,01

CAR 35,47 35,64 31,60 31,77

ROA 2,56 1,79 1,74 1,16

ROE 12,05 7,84 9,54 6,20

5 Bank Muamalat

Indonesia

NPF 5,22 5,62 4,81 4,93

FDR 73,51 73,77 69,84 66,72

CAR 12,42 12,12 15,21 15,06

ROA 0,05 0,03 0,03 0,02

ROE 0,45 0,30 0,29 0,23

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah penulis

73

Lampiran 2. Data Rasio NPF Perbankan Syariah

Data Perhitungan Non Performing Financing (NPF)

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

Rumus : NPF = 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝐴𝑁 𝐵𝐸𝑅𝑀𝐴𝑆𝐴𝐿𝐴𝐻 (𝐾𝐿,𝐷,𝑀)

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝑁 𝑋 100 %

No Nama Bank Periode

Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) (a)

(b)

Pembiayaan

(Jutaan

Rupiah)

((a/b) x 100%)

NPF (%)

Kurang

Lancar/KL

(Jutaan

Rupiah)

Diragukan/D

(Jutaan

Rupiah)

Macet/M

(Jutaan

Rupiah)

Pembiayaan

Bermasalah

(KL+D+M)

(Jutaan

Rupiah)

1 PT Bank BCA Syariah

TIV 2019 7.183 156 25.342 32.681 5.645.419 0,58

TI 2020 3.831 4.973 29.459 38.263 5.678.277 0,67

TIV 2020 2.135 463 25.130 27.728 5.569.233 0,50

TI 2021 11.515 839 21.087 33.441 5.725.896 0,58

2 PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk

TIV 2019 2.847 2.380 312.642 317.869 8.335.170 3,81

TI 2020 14.696 13.303 296.650 324.649 8.263.914 3,93

TIV 2020 7.605 5.144 286.618 299.367 8.845.800 3,38

TI 2021 14.467 8.715 432.371 455.553 9.205.508 4,95

74

3 PT Bank Aceh

TIV 2019 12.428 10.367 160.472 183.267 14.363.251 1,29

TI 2020 36.602 12.249 164.461 213.312 14.402.038 1,48

TIV 2020 14.360 11.997 207.343 233.700 15.279.249 1,53

TI 2021 27.921 13.299 207.422 248.642 15.397.457 1,62

4 PT Bank NTB Syariah

TIV 2019 6.350 4.957 64.638 75.945 5.582.097 1,36

TI 2020 9.801 5.381 66.044 81.226 5.667.087 1,43

TIV 2020 2.997 3.766 74.146 80.909 6.410.884 1,26

TI 2021 11.965 6.773 74.161 92.899 6.644.568 1,40

5 PT Bank Muamalat

Indonesia

TIV 2019 486.795 117.333 954.568 1.558.696 29.877.217 5,22

TI 2020 - - - - - 5,62

TIV 2020 - - - - - 4,81

TI 2021 - - - - - 4,93

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah penulis

75

Lampiran 3. Data Rasio FDR Perbankan Syariah

Data Perhitungan Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

Rumus : FDR = 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝐴𝑁 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝐵𝐸𝑅𝐼𝐾𝐴𝑁

𝐷𝐴𝑁𝐴 𝑃𝐼𝐻𝐴𝐾 𝐾𝐸𝑇𝐼𝐺𝐴 𝑋 100 %

No Nama Bank Periode

(a) (b) (c) (d) e = (b + c + d)

((a/e) x 100%)

FDR (%) Pembiayaan

(Jutaan Rupiah)

Giro (Jutaan

Rupiah)

Tabungan

(Jutaan

Rupiah)

Deposito

(Jutaan

Rupiah)

Dana Pihak

Ketiga (Jutaan

Rupiah)

1 PT Bank BCA

Syariah

TIV 2019 5.645.419 1.094.260 657.297 4.453.374 6.204.931 90,98

TI 2020 5.678.277 794.745 665.731 4.430.351 5.890.827 96,39

TIV 2020 5.569.233 1.012.988 880.140 4.955.416 6.848.544 81,32

TI 2021 5.725.896 1.074.164 928.448 4.318.271 6.320.883 90,59

2

PT Bank Panin

Dubai Syariah

Tbk

TIV 2019 8.335.170 212.118 436.125 8.059.414 8.707.657 95,72

TI 2020 8.263.914 205.626 320.861 7.887.631 8.414.118 98,21

TIV 2020 8.845.800 243.242 484.795 7.190.744 7.918.781 111,71

76

TI 2021 9.205.508 146.041 813.997 6.877.465 7.837.503 117,45

3 PT Bank Aceh

TIV 2019 14.363.251 6.278.660 8.989.076 5.656.861 20.924.597 68,64

TI 2020 14.402.038 6.003.186 6.843.002 6.678.024 19.524.212 73,77

TIV 2020 15.279.249 6.572.059 9.198.390 5.803.588 21.574.037 70,82

TI 2021 15.397.457 5.468.628 7.482.449 8.449.072 21.400.149 71,95

4 PT Bank NTB

Syariah

TIV 2019 5.582.097 762.192 2.541.041 3.513.126 6.816.359 81,89

TI 2020 5.667.087 1.820.774 1.948.632 4.295.367 8.064.773 70,27

TIV 2020 6.410.884 590.431 2.191.278 4.627.208 7.408.917 86,53

TI 2021 6.644.568 1.773.139 2.016.605 4.215.146 8.004.890 83,01

5

PT Bank

Muamalat

Indonesia

TIV 2019 - - - - - 73,51

TI 2020 - - - - - 73,77

TIV 2020 - - - - - 69,84

TI 2021 - - - - - 66,72

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah penulis

77

Lampiran 4. Data Rasio CAR Perbankan Syariah

Data Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

Rumus : CAR = TOTAL MODAL

TOTAL ATMR X 100 %

No Nama Bank Periode

(a) ATMR (b) ((a/b) x

100%) CAR

(%)

Modal Bank

(Jutaan

Rupiah)

ATMR

Kredit

(Jutaan

Rupiah)

ATMR Pasar

(Jutaan

Rupiah)

ATMR

Operasional

(Jutaan Rupiah)

Total ATMR

(Jutaan

Rupiah)

1 PT Bank BCA

Syariah

TIV 2019 2.367.722 5.729.159 - 456.908 6.186.067 38,28

TI 2020 2.378.504 5.662.748 - 536.953 6.199.701 38,36

TIV 2020 2.799.002 5.647.415 - 536.953 6.184.368 45,26

TI 2021 2.806.066 5.600.521 - 640.977 6.241.498 44,96

2

PT Bank Panin

Dubai Syariah

Tbk

TIV 2019 1.248.264 8.126.827 878 505.735 8.633.440 14,46

TI 2020 1.370.220 8.057.173 1.459 462.984 8.521.616 16,08

TIV 2020 2.805.778 8.511.755 2.741 413.382 8.927.878 31,43

78

TI 2021 2.795.465 8.879.313 558 413.382 9.293.253 30,08

3 PT Bank Aceh

TIV 2019 2.236.174 9.251.231 51.143 2.527.095 11.829.469 18,90

TI 2020 2.358.022 8.839.508 49.548 3.418.369 12.307.425 19,16

TIV 2020 2.391.845 9.383.680 54.491 3.418.369 12.856.540 18,60

TI 2021 2.499.434 9.163.281 60.949 3.417.792 12.642.022 19,77

4 PT Bank NTB

Syariah

TIV 2019 1.426.525 3.053.201 - 968.472 4.021.673 35,47

TI 2020 1.446.603 3.116.732 - 942.592 4.059.324 35,64

TIV 2020 1.418.357 3.545.246 - 942.592 4.487.838 31,60

TI 2021 1.445.165 3.622.501 - 926.908 4.549.409 31,77

5

PT Bank

Muamalat

Indonesia

TIV 2019 3.871.341 28.107.661 14.832 3.049.341 31.171.834 12,42

TI 2020 3.708.036 28.064.260 15.854 2.509.110 30.589.224 12,12

TIV 2020 4.805.946 29.074.291 9.930 2.509.110 31.593.331 15,21

TI 2021 4.603.139 28.474.420 4.652 2.086.824 30.565.896 15,06

Sumber : Website resmi masing-masing bank

Diolah penulis

79

Lampiran 5. Data Rasio ROA Perbankan Syariah

Data Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA)

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

Rumus : ROA = LABA BERSIH SEBELUM PAJAK

TOTAL ASET X 100 %

No Nama Bank Periode ROA (%)

1 PT Bank BCA Syariah

TIV 2019 1,15

TI 2020 0,87

TIV 2020 1,09

TI 2021 0,89

2 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

TIV 2019 0,25

TI 2020 0,26

TIV 2020 0,06

TI 2021 0,10

3 PT Bank Aceh

TIV 2019 2,33

TI 2020 1,58

TIV 2020 1,73

TI 2021 2,32

4 PT Bank NTB Syariah

TIV 2019 2,56

TI 2020 1,79

TIV 2020 1,74

TI 2021 1,16

5 PT Bank Muamalat Indonesia

TIV 2019 0,05

TI 2020 0,03

TIV 2020 0,03

TI 2021 0,02 Sumber : Website resmi masing-masing bank

80

Lampiran 6. Data Rasio ROE Perbankan Syariah

Data Perhitungan Rasio Return On Equity (ROE)

Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi

Rumus : ROE = LABA BERSIH SETELAH PAJAK

TOTAL EKUITAS X 100 %

No Nama Bank Periode ROE (%)

1 PT Bank BCA Syariah

TIV 2019 3,97

TI 2020 2,37

TIV 2020 3,07

TI 2021 2,36

2 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

TIV 2019 1,08

TI 2020 1,74

TIV 2020 0,01

TI 2021 0,31

3 PT Bank Aceh

TIV 2019 23,44

TI 2020 12,04

TIV 2020 15,72

TI 2021 20,04

4 PT Bank NTB Syariah

TIV 2019 12,05

TI 2020 7,84

TIV 2020 9,54

TI 2021 6,20

5 PT Bank Muamalat Indonesia

TIV 2019 0,45

TI 2020 0,30

TIV 2020 0,29

TI 2021 0,23 Sumber : Website resmi masing-masing bank

81

Lampiran 7. Laporan Triwulan BCA Syariah

Laporan Triwulan IV 2019

82

Laporan Triwulan I 2020

83

Laporan Triwulan IV 2020

84

Laporan Triwulan I 2021

85

Lampiran 8. Laporan Triwulan Bank Panin Dubai Syariah

Laporan Triwulan IV 2019

86

Laporan Triwulan I 2020

87

Laporan Triwulan IV 2020

88

Laporan Triwulan I 2021

89

Lampiran 9. Laporan Triwulan Bank Aceh

Laporan Triwulan IV 2019

90

91

Laporan Triwulan I 2020

92

93

Laporan Triwulan IV 2020

94

95

Laporan Triwulan I 2021

96

97

Lampiran 10. Laporan Triwulan Bank NTB Syariah

Laporan Triwulan IV 2019

98

99

Laporan Triwulan I 2020

100

101

Laporan Triwulan IV 2020

102

103

Laporan Triwulan I 2021

104

105

Lampiran 11. Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia

Laporan Triwulan IV 2019

106

107

Laporan Triwulan I 2020

108

109

Laporan Triwulan IV 2020

110

111

Laporan Triwulan I 2021

112

113

Lampiran 12. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing I

114

Lampiran 13. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing II

115

Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Salna Azzahrah

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 03 Januari 2000

4 Alamat Jalan Dharma Budi RT 20 No.85

5 NIM D030417020

6 Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

7 Alamat E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 0815-2828-4708

9 Nama Ayah Ir. Muhammad Rizakli

B. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Kota Tahun Lulus

SD SDN Pengambangan 9 Banjarmasin 2011

SMP SMP Negeri 7 Banjarmasin 2014

SMA SMK Negeri 3 Banjarmasin 2017

C. Organisasi yang Pernah diikuti

No Nama Organisasi Jabatan Tahun

1 Komunitas Tari Anggota 2016-2017

2 Lembaga Pers Mahasiswa Poliban Anggota 2017-2019

116

D. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Status dalam

Kegiatan

1 OKKMB Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2017

Peserta

2 Bina Desa Batakan,2017 Peserta

3 Outbound Training Tambang Ulang,

Pelaihari, 2017

Peserta

4 Gerakan Sadar Pajak “Pajak

Bertutur” bersama Kementrian

Keuangan RI Dirjen Pajak Kanwil

DJP KalSelTeng

Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2017

Peserta

5 Seminar “Dasar Pertolongan

Pertama” bersama KSR PMI-Unit

POLBAN

Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2017

Peserta

6 Workshop Pasar Modal Syariah

2018 bersama MES dan IDX

G’Sign Hotel, 2018 Peserta

7 Seminar Wardah Cosmetics Universitas

Lambung

Mangkurat, 2018

Peserta

8 Seminar Kewirausahaan bersama

FORDEBI Wilayah Kalsel dan

UNISKA

Amaris Hotel, 2019 Peserta

9 Seminar “Peran OJK dan

Lembaga Jasa Keuangan

Menghadapi Digitalisasi

Ekonomi”

Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2019

Peserta

10 Kuliah Umum Literasi dan Inklusi

Keuangan Syariah “Cerdas

Memanfaatkan Produk dan

Layanan Keuangan Syariah”

Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2019

Peserta

11 Webinar “Peran Pendidikan,

Kewirausahaan, dan Kepedulian

Sosial Menuju Indonesia Maju”

Universitas Dian

Nusantara, Jakarta,

2020 (Via Zoom

Meeting

Peserta

12 Webinar “Building the Rural

Resilience Against Covid 19’s

Impact” bersama ASEAN

Universitas Prof.

Dr. Hazairin, SH,

Bengkulu, 2020

(Via Zoom

Meeting

Peserta

13 Webinar Career Talk UI 2020

“Fresh Graduate Starter Pack:

How to Kickstart Your Career”

Universitas

Indonesia, Jakarta,

2020 (Via Zoom

Meeting

Peserta

117

14 Webinar “Structure, Written

Expression, and Listening” E-

Class TOEFL Fair 2020

Universitas Al

Azhar Indonesia,

Jakarta, 2020 (Via

Zoom Meeting

Peserta

15

Webinar “Melawan Intoleransi

dengan Kebinekaan” bersama

BEM POLIBAN

Politeknik Negeri

Banjarmasin, 2021

(Via Zoom

Meeting

Peserta

E. Prestasi/Penghargaan yang Pernah Diraih

No Nama Prestasi/Penghargaan Pihak

Penyelenggara

Tahun

1 Juara IV Lomba Economic Debate

Competition HMJM Day’s 2016

“AFTA (ASEAN Free Trade

Area)”

Himpunan

Mahasiswa

Jurusan

Manajemen

(HMJM) STIE

Indonesia

2016

2 Sebagai Presenter di AMBEC

(Annual Management, Business,

and Economics Conference) 2021

Politeknik

Negeri Malang

2021

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Tertanda,

Salna Azzahrah