ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI...

130
ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE RGEC DAN SHARIA MAQASHID INDEX SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ANNISA DINA AOLIA 1112082000052 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI...

Page 1: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI

INDONESIA MENGGUNAKAN METODE RGEC DAN SHARIA

MAQASHID INDEX

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ANNISA DINA AOLIA

1112082000052

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

ii

Page 3: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, tanggal 9 bulan Mei tahun 2016 telah dilakukan ujian komprehensif

atas mahasiswa:

1. Nama : Annisa Dina Aolia

2. NIM : 1112082000052

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Mei 2016

1. Ismawati Haribowo, SE., M.Si.

NIP. 19800909 201411 2 003

2. Atiqah, SE., MS., AK.

NIP. 19820120 200912 2 004

Analisis Penilaian Kinerja Perbankan Syariah di

Indonesia Menggunakan Metode RGEC dan Sharia

Maqasid Index

Page 4: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

iv

Page 5: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

v

Page 6: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Annisa Dina Aolia

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Mei 1995

3. Alamat : Jl. TPU Parakan, Gg. Kenanga, RT

001/RW 09, No. 10, Kel. Pondok Benda,

Kec. Pamulang, Kota Tangerang

Selatan, 15416.

4. Telepon : 083895229295

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. RA. Raudlathul Hikmah : Tahun 1999-2000

2. MI Raudlathul Hikmah : Tahun 2000-2006

3. MTsN Tangerang II Pamulang : Tahun 2006-2009

4. MAN Insan Cendekia Gorontalo : Tahun 2009-2012

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

: Tahun 2012-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara LSO Kemasjidan di MAN Insan Cendekia Gorontalo Periode

2011-2012

2. Anggota Div. Humas dalam Forum Angkatan Akuntansi 2012 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Anggota LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Komisariat Dakwah FEB

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta div. Syiar Periode 2013-2014

4. Ketua Keputrian LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Komisariat Dakwah

FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015.

5. Koordinator div. Kewirausahaan OMM (Organisasi Mahasantri Ma’had

Putri) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014

Page 7: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

vii

6. Bendahara Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis periode 2015-2016.

7. Koordinator akhwat sub bidang Event divisi Syiar LDK Syahid UIN

Jakarta periode 2015-2016

8. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Intelektual Muslim (DPP PIM)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2015

9. Pengurus Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Klaster

Mahasiswa (MITI KM) bagian anggota tim sekretaris umum Tahun 2016

10. Pengurus Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) kordinator daerah UIN

Tahun 2016-2017

11. Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(DEMA-U) Periode 2016-2017

12. Pengurus Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Klaster

Mahasiswa (MITI KM) bagian anggota tim sekretaris umum Tahun

2017-2019

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Saepudin

2. Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 08 Maret 1972

3. Ibu : Nunung Hanafi

4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Maret 1973

5. Alamat : Jl. TPU Parakan, Gg. Kenanga, RT

001/RW 09, No. 10, Kel. Pondok

Benda, Kec. Pamulang, Kota

Tangerang Selatan, 15416.

6. Anak ke : Satu dari dua bersaudara

Page 8: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

viii

ANALYSIS ON ASSESMENT OF SHARIA BANKING PERFORMANCE IN

INDONESIA USING RGEC METHOD AND SHARIA MAQASHID INDEX

ABSTRACT

This research is to determine whether there is a difference between Sharia

Banking performance in Indonesia using RGEC method and Maqasid al-Shariah

method using Sharia Maqasid Index (MI).

This research is based on data from finance reports and annual reports

provided by each sharia bank samples. This study uses 12 sharia banks in Indonesia

as the samples. The total observations amount to 36 throughout a 3 year period

(2014-2016). This research is based on qualitative descriptive analysis.

The research findings suggest that there is a difference between Sharia

Banking performance in Indonesia using RGEC method and Maqasid al-Shariah

method using Sharia Maqasid Index (MI). New sharia banks perform better when

assessed by the Sharia Maqashid Index performance method. While the old sharia

bank is better if assessed based on the RGEC performance method.

Keywords: sharia banking performance assessment, RGEC, maqasid al-shari'ah,

Sharia Maqashid Index, old sharia bank, new sharia bank, Indonesia.

Page 9: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

ix

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI

INDONESIA MENGGUNAKAN METODE RGEC DAN SHARIA

MAQASHID INDEX

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja

perbankan syariah di Indonesia jika dinilai berdasarkan metode RGEC dan metode

Maqasid al-Shari’ah menggunakan nilai Sharia Maqasid Index (MI).

Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan dan laporan tahunan

yang disediakan oleh masing-masing sampel bank syariah. Penelitian ini

menggunakan sebanyak 12 sampel bank syariah di Indonesia. Total pengamatan

sejumlah 36 pengamatan selama periode tiga tahun (2014-2016). Penelitian ini

menggunakan analisi kualitatif deksriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja

perbankan syariah di Indonesia menggunakan metode RGEC dan Sharia Maqashid

Index. Bank syariah baru memiliki kinerja yang lebih baik jika dinilai berdasarkan

metode penilaian kinerja Sharia Maqashid Index. Sedangkan bank syariah lama

lebih baik jika dinilai berdasarkan metode penilaian kinerja RGEC.

Kata kunci: penilaian kinerja perbankan syariah, RGEC, maqasid al-shari’ah,

Sharia Maqashid Index, bank syariah lama, bank syariah baru, Indonesia.

Page 10: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

SWT atas nikmat iman, islam, dan karunia-Nya yang telah diberikan kemudahan dan

kelancaran bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Penilaian Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Menggunakan Metode

RGEC dan Sharia Maqasid Index”. Salawat serta salam semoga terus tercurah

kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis

sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program

Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan,

arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang,

perhatian, dan doa yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adikku, dan

seluruh keluarga yang telah menyemangati untuk terus berusaha memberikan yang

terbaik.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA, selaku Sekretaris Prodi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada

Page 11: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xi

peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua

motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

6. Ibu Husnul Khotimah, SE., M.S.Ak, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi

ini dapat terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi

ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat

luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat

dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala

kebutuhan administrasi dan lan-lain.

9. Sahabat-sahabatku tersayang Rita, Fitri, Nisa, Kia, Seren, dan Ida yang tidak ada

hentinya memberikan semangat dan motivasi selama kuliah dan proses

penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman akhwatku di LDK Syahid forkat Asy-Syams tersayang yang terus

memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Adik-adikku di LDK Syahid Komda FEB yang terus memberikan semangat,

motivasi, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Bidikmisi 2012 dan ma’had putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah menjadi teman berjuang dan memotivasi diri untuk melesat menggapai

cita.

13. Teman-teman KKN Albirru 2015 yang pernah menjadi bagian berarti dalam

perjalan hidup saya. Semoga ukhuwah tetap terjaga.

14. Teman-teman akuntansi angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu per satu

yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xii

Page 13: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xiii

DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM ......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 12

Page 14: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xiv

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................................. 15

1. Perbankan ..................................................................................................... 15

2. Bank Syariah ................................................................................................ 16

3. Laporan Keuangan ....................................................................................... 26

4. Kinerja Bank ................................................................................................. 28

5. Maqashid al-Shari’ah Framework ............................................................... 35

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu ....................................................................... 40

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 46

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 48

D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 49

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC ........................................ 55

Page 15: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xv

B. Perbandingan Penilaian Kinerja Bank antara Bank Syariah Lama dan Bank

Syariah Baru Menggunakan Penilaian RGEC ......................................................... 69

C. Analisis Kinerja Bank Syariah Berdasarkan Maqasid al-Shari’ah.................. 72

D. Perbandingan Penilaian Kinerja Bank antara Bank Syariah Lama dan Bank

Syariah Baru Menggunakan Penilaian Sharia Maqashid Index .............................. 87

E. Perbandingan Kinerja Bank Menggunakan Penilaian RGEC dan Sharia

Maqashid Index ....................................................................................................... 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 91

B. Saran ................................................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 95

LAMPIRAN ................................................................................................................ 99

Page 16: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .......................................... 2

Tabel 1. 2 Daftar Perbankan Syariah di Indonesia ........................................................ 9

Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ..................................... 23

Tabel 2. 2 Operasionalisasi Tujuan Perbankan Syariah .............................................. 38

Tabel 2. 3 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen ........................ 39

Tabel 2. 4 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu ............................................... 40

Tabel 3. 1 Daftar Sampel Bank Syariah di Indonesia ................................................. 48

Tabel 3. 2 Bobot Nilai Rata-rata Maqashid al-Shari'ah ............................................. 52

Tabel 3. 3 Operasional Variabel.................................................................................. 53

Tabel 4. 1 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NPF ....................................................... 56

Tabel 4. 2 Rasio Non Performing Financing (NPF) ................................................... 56

Tabel 4. 3 Rasio Financing to Debt Ratio (FDR) ....................................................... 59

Tabel 4. 4 Matriks Penilaian GCG .............................................................................. 61

Tabel 4. 5 Nilai Komposit GCG dari Hasil Self Assessment....................................... 61

Tabel 4. 6 Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA ...................................................... 63

Tabel 4. 7 Rasio Return on Assets (ROA) .................................................................. 63

Tabel 4. 8 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NOM ..................................................... 65

Tabel 4. 9 Rasio Net Operating Margin (NOM) ........................................................ 66

Tabel 4. 10 Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR..................................................... 67

Tabel 4. 11 Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................... 68

Page 17: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xvii

Tabel 4. 12 Perbandingan Indikator RGEC Bank Syariah Lama dan Bank Syariah

Baru ............................................................................................................................. 70

Tabel 4. 13 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Pertama ............................. 73

Tabel 4. 14 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Kedua ............................... 76

Tabel 4. 15 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Ketiga ............................... 79

Tabel 4. 16 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Pertama ....................... 82

Tabel 4. 17 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Kedua .......................... 84

Tabel 4. 18 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Ketiga.......................... 85

Tabel 4. 19 Maqashid Index Bank Syariah di Indonesia Periode 2014-2016 ............. 86

Tabel 4. 20 Perbandingan Maqashid Index Bank Syariah Lama dan Bank Syariah

Baru ............................................................................................................................. 88

Tabel 4. 21 Perbandingan Kinerja dengan Penilaian RGEC dan Sharia Maqashid

Index ............................................................................................................................ 89

Page 18: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................... 45

Page 19: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Terbentuknya bank merupakan hal yang lazim ada di sebuah negara, hal itu

dikarenakan perbankan menjadi salah satu agen pembangunan dalam kehidupan

suatu negara. Bank menjadi agen pembangunan dalam kehidupan suatu negara

dapat dilihat dari adanya fungsi utama perbankan itu sendiri, yaitu sebagai lembaga

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Fungsi inilah yang

lazim disebut sebagai intermediasi keuangan (Ramdani, 2015). Bank merupakan

lembaga keuangan terpenting dan sangat memengaruhi perekonomian baik secara

mikro maupun secara makro. Perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80

persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada (Sudiyatno, 2010).

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2012). Jenis bank jika dilihat dari segi atau

caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua

kelompok, yaitu bank syariah dan bank konvensional (Kasmir, 2012). Pertumbuhan

bank syariah di Indonesia mempunyai peluang besar untuk lebih cepat tumbuh dan

berkembang meramaikan industri perbankan nasional Indonesia. Hal ini dapat

mungkin terjadi dengan dukungan beberapa faktor yaitu pertama, secara yuridis

Page 20: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

2

eksistensi perbankan syariah semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang

(UU) Nomor 21 tahun 2008 yang terbit pada tanggal 16 Juli 2008 tentang

perbankan syariah. Kedua, potensi pasar yang sangat besar. Mayoritas penduduk

Indonesia yang beragama Islam memiliki kekuatan tersendiri untuk membantu

pengembangan perbankan syariah. Ketiga, menjalankan kebijakan spin off dan

konversi. Dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan bank syariah, Bank

Indonesia dapat mendorong Unit Usaha Syariah (UUS) untuk memisahkan dirinya

(spin off) dari bank induknya atau konversi dari bank konvensional menjadi bank

syariah. Keempat, inovasi produk pada industri perbankan syariah. Jika

dibandingkan dengan produk yang dimiliki oleh industri perbankan konvensional,

perbankan syariah relatif mempunyai variasi produk yang beraneka ragam (Putri,

2015).

Tabel 1. 1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

2016 Agustus

2017

BUS 6 11 11 11 11 12 12 13 13

Jumlah

Kantor

711 1.215 1.401 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869 1.837

UUS 25 23 24 24 23 22 22 21 21

Jumlah

Kantor

287 262 336 517 590 320 311 332 341

BPRS 138 150 155 158 163 163 163 166 167

Jumlah

Kantor

225 286 364 401 402 439 446 453 440

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Agustus 2017

Bank syariah yang pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1992

adalah PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI). Perkembangan perbankan syariah di

Page 21: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

3

Indonesia sedikit terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim

lainnya, seperti Mesir yang sukses mendirikan bank syariahnya pada tahun 1963

dengan nama Mith Ghamr Local 2 Saving Bank atau bahkan di wilayah Eropa,

seperti The Islamic Bank International of Denmark yang berdiri pada tahun 1983.

Perbankan syariah di Indonesia terus berkembang. Pada tahun 1992-1998 hanya

ada satu unit bank syariah, kini menurut laporan statistik perbankan syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Agustus tahun 2017, jumlah Bank Umum

Syariah (BUS) telah menjadi sebanyak 13 bank dengan jumlah kantor 1.837 kantor.

Adapun jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) milik bank konvensional berjumlah 21

unit yang memiliki 341 kantor. Sementara jumlah bank pembiayaan rakyat syariah

mencapai jumlah 167 bank dengan sebaran di 440 kantor (Otoritas Jasa Keuangan,

2017).

Sedangkan dalam cetak biru pengembangan perbankan syariah, saat ini

perbankan syariah nasional berada pada fase keempat (2013-2015) yaitu

pencapaian pangsa yang signifikan dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi

dengan sektor keuangan syariah lainnya. Namun, dalam perkembangannya

perbankan syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan target

yang diinginkan. Dalam Statistik Perbankan Syariah per Agustus 2017 total aset

bank umum syariah dan unit usaha syariah mencapai 267.944 (dalam miliar

rupiah). Jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total aset

perbankan nasional secara umum yang mencapai 7.028.846 (dalam miliar rupiah).

Artinya pangsa pasar perbankan syariah masih sangat kecil hanya 3,81%, padahal

Page 22: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

4

target pangsa pasar perbankan syariah adalah sebesar 20% pada tahun 2017 ke

depan (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Hal ini tentunya mendorong bagi praktisi

perbankan syariah agar sesegera mungkin mencari strategi pengembangan

perbankan syariah secara lebih masif.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, sudah selayaknya

Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah di dunia.

Hal ini bukan merupakan ‘impian yang mustahil’ karena potensi Indonesia untuk

menjadi global player keuangan syariah sangat besar, diantaranya: (i) jumlah

penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri keuangan syariah;

(ii) prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif

tinggi (kisaran 6,0%-6,5%) yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid;

(iii) peningkatan sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade yang

akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di sektor keuangan domestik,

termasuk industri keuangan syariah; dan (iv) memiliki sumber daya alam yang

melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi industri keuangan

syariah (Alamsyah, 2012).

Seiring bertambahnya pelaku pasar dan beragamnya produk atau jasa

layanan, maka pengawasan perbankan syariah lebih komprehensif dan efektif.

Metode pengawasan secara efektif diterapkan agar mampu mendeteksi sedini

mungkin risiko-risiko yang sedang dihadapi perbankan. Hasil penilaian risiko

penetapan tingkat kesehatan bank dan hasil pemeriksaan tersebut akan dijadikan

dasar dalam melakukan tindak lanjut pembinaan dalam rangka perbaikan kondisi

Page 23: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

5

perbankan (Daniswara, 2016). Krisis 1998 memberi pelajaran berharga bahwa

inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan

penerapan manajemen risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai

permasalahan mendasar pada bank maupun terhadap sistem keuangan secara

keseluruhan. Pengalaman dari krisis 1998 dan tuntutan persaingan dunia perbankan

telah mendorong Bank Indonesia untuk menciptakan suatu sistem pengawasan

kesehatan dan kebijakan perbankan yang efektif (Sugari, 2015).

Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan pada metode

penilaian kesehatan bank. Pada tahun 1999, Bank Indonesia menggunakan metode

CAMEL yang merupakan singkatan dari Capital, Assets, Management, Earning,

dan Liquidity. Setelah diterapkan selama beberapa waktu, metode tersebut

dianggap kurang dapat menilai kemampuan bank terhadap risiko eksternal, maka

pada tahun 2004 Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 mengubah metode yang digunakan untuk menilai kesehatan bank

menjadi CAMELS. Metode tersebut menambahkan satu elemen lagi yaitu

sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk). Setelah tujuh tahun

peraturan mengenai CAMELS diberlakukan, Bank Indonesia melalui Peraturan

Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 menerapkan kebijakan baru mengenai

penilaian tingkat kesehatan bank umum, yang secara efektif dilaksanakan sejak

tanggal 1 Januari 2012. Bank Indonesia mengganti CAMELS rating system

menjadi Risk Based Bank Rating atau RGEC yang lebih berorientasi pada risiko

dan penerapan Good Corporate Governance, namun tetap tidak mengacuhkan

Page 24: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

6

kedua faktor lainnya yaitu rentabilitas dan kecukupan modal. Pada tahun 2014

terdapat penyempurnaan terhadap Peraturan Bank Indonesia tersebut, ditandai

dengan diedarkannya Surat Edaran OJK No 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang masih

menggunakan pendekatan yang sama. Latar belakang Bank Indonesia

mengeluarkan peraturan tersebut adalah karena adanya perubahan kompleksitas

usaha dan profil risiko, penerapan pengawasan secara konsolidasi, serta perubahan

pendekatan penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional telah

memengaruhi pendekatan penilaian tingkat kesehatan bank. Selain itu juga untuk

mengidentifikasi permasalahan lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang

sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan

manajemen risiko yang lebih baik (Sugari, 2015).

Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Risk

Based Bank Rating atau lebih dikenal dengan RGEC yang terdiri dari profil risiko

(risk profile), Good Corporate Governance, rentabilitas (earning), dan permodalan

(capital). Profil risiko menilai risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen

risiko dalam aktivitas operasional bank. Terdapat delapan jenis risiko yang dinilai,

yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,

risiko strategik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Faktor Good Corporate

Governance menilai kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Faktor

rentabilitas menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam satu periode.

Page 25: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

7

Faktor permodalan merupakan evaluasi kecukupan permodalan dan kecukupan

pengelolaan permodalan (Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011).

Pada prinsipnya, tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan kelangsungan

usaha bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pihak manajemen bank.

Oleh karena itu, bank wajib memelihara dan memperbaiki tingkat kesehatannya

dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam

melaksanakan kegiatan usahanya termasuk melakukan penilaian sendiri (self

assessment) secara berkala terhadap tingkat kesehatannya dan mengambil langkah-

langkah perbaikan secara efektif. Di pihak lain, Bank Indonesia mengevaluasi,

menilai tingkat kesehatan bank, dan melakukan tindakan pengawasan yang

diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan (Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/24/DPNP).

Penilaian kinerja pada perbankan konvensional maupun syariah di

Indonesia saat ini biasanya hanya dilihat dari pengukuran kinerja keuangan dengan

menggunakan rasio RGEC. Apabila perbankan syariah hanya menggunakan

pengukuran yang sama dengan perbankan konvensional untuk mengukur

kinerjanya, maka akan terdapat ketidaksesuaian nilai dari penggunaan indikator

kinerja perbankan konvensional dengan objek yang lebih luas yang terdapat pada

perbankan syariah, sehingga stakeholder bank syariah tidak dapat melihat

perbedaan secara jelas antara bank syariah dengan bank konvensional.

(Mohammed et al, 2008). Selama bank syariah menjalankan peraturan

konvensional untuk operasi mereka, maka mereka akan terlihat memiliki penilaian

Page 26: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

8

kinerja yang kurang bagus dibanding bank konvensional (Mohammed et al, 2015).

Diperlukan pengembangan pengukuran fungsi sosial dari perbankan syariah

disamping hanya kinerja keuangan yang selama ini ada (Ashar dalam Imansari,

2015).

Tujuan ekonomi Islam adalah pencapaian maqashid al-shari’ah dengan

cara mewujudkan keadilan dan keseimbangan masyarakat. Bank syariah

merupakan subsistem ekonomi Islam. Maka seharusnya tujuan bank syariah adalah

menjunjung tinggi tujuan sosial, mempromosikan nilai-nilai Islam kepada seluruh

stakeholder, memberikan kontribusi kesejahteraan sosial, mendukung

keberlangsungan ekonomi, dan berusaha mengentaskan kemiskinan (Dusuki, 2008:

134). Untuk memberikan penilaian apakah tujuan pendirian bank syariah sudah

selaras dengan maqashid al-shari’ah, maka diperlukan penilaian kinerja secara

khusus berdasarkan maqashid al-shari’ah, yaitu dengan Sharia Maqashid Index.

Perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

signifikan dengan lahirnya 10 bank pada 10 tahun terakhir yaitu rentang periode

2006-2016. Sedangkan sejak lahirnya bank syariah pertama hingga 15 tahun

setelahnya yaitu rentang periode 1990-2005 hanya terdapat 3 bank syariah. Hal ini

menjadikan peneliti perlu untuk melihat perbandingan kinerja perbankan syariah

dengan cara membagi dua periode, yaitu bank syariah lama (periode 1990-2005)

dan bank syariah baru (periode 2006-2016):

Page 27: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

9

Tabel 1. 2 Daftar Perbankan Syariah di Indonesia

Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah (2017)

Munculnya beberapa kritikan mengenai metode penilaian kinerja

perbankan syariah yang masih menggunakan indikator bank konvensional

menyebabkan beberapa peneliti sebelumnya melakukan penelitian. Para peneliti

mengkaji lebih dalam mengenai maqashid al-shari’ah dan kemudian

membandingkannya dengan indikator bank konvensional. Penelitian yang menjadi

acuan utama penelitian ini adalah penelitiannya Mohammed et al (2015) yang

berjudul Developing Islamic Banking Performance Measures Based on Maqasid

Al-Shari’ah Framework: Cases of 24 Selected Banks. Penelitian tersebut bertujuan

untuk membandingkan hasil dari metode pengukuran kinerja menggunakan

maqasid al-shari’ah dengan pengukuran kinerja bank konvensional antara

No. Urut Nama Bank Tahun Berdiri

Bank Umum Syariah Lama (1990-2005)

1. PT. PT. Bank Muamalat Indonesia 1991

2. PT. Bank Syariah Mandiri 1999

3. PT. Bank Mega Syariah 2004

Bank Umum Syariah Baru (2006-2016)

4. PT. Bank BRI Syariah 2008

5. PT. Bank Syariah Bukopin 2008

6. PT. Bank Panin Syariah 2009

7. PT. Bank Jabar Banten Syariah 2010

8. PT. Bank Victoria Syariah 2010

9. PT. BCA Syariah 2010

10. PT. Bank BNI Syariah 2010

11. PT. Maybank Syariah Indonesia 2010

12. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2014

13. PT. Bank Aceh Syariah 2016

Page 28: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

10

perbankan syariah dan perbankan konvensional. Metode yang digunakan adalah

metode Simple Additive Weighted (SAW) dan Mann-Whitney U-Test. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara tujuan bank

syariah dan tolok ukur konvensional yang digunakan untuk mengukur kinerja bank-

bank syariah. Selama bank syariah menjalankan peraturan konvensional untuk

operasi mereka, maka mereka akan terlihat memiliki penilaian kinerja yang tidak

bagus dibanding bank konvensional. Bedanya dengan penelitian ini adalah sampel

banknya diambil dari perbankan syariah di Indonesia dan metode pengukuran

kinerja konvensional yang digunakan adalah RGEC. Penelitian ini juga

menggunakan metode Simple Additive Weighted (SAW).

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Sudrajat dan Amirus Sodiq (2016)

berjudul ”Analisis Penilaian Kinerja Bank Syariah berdasarkan Indeks Maqashid

Shariáh” yang mengambil sampel 9 bank syariah di Indonesia, hanya bertujuan

memberi peringkat kinerja bank syariah tersebut sebagai berikut: 1) PT. Bank Panin

Syariah, 2) BCA Syariah, 3) Bank Muamalat, 4) Bukopin Syariah, 5) BRI Syariah,

6) BNI Syariah, 7) PT. Bank Syariah Mandiri, 8) Maybank Syariah, dan 9) Bank

Mega Syariah. Metode penelitian yang digunakan peneliti tersebut adalah One-Way

ANOVA (Analysis of Variance). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

ini, bahwa penelitian ini selain bertujuan untuk memberi peringkat berdasarkan

Sharia Maqashid Index juga membandingkan kinerja perbankan dengan metode

RGEC.

Page 29: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

11

Selain itu, penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Melia Kusumawati (2013) yang berjudul Analisis Komparatif Kinerja Keuangan

Perbankan berdasarkan metode CAMELS dan RGEC pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Penelitian tersebut bertujuan untuk membandingkan kedua metode

penilaian kesehatan perbankan di Indonesia yaitu dengan dua metode

konvensional, metode CAMELS dan RGEC. Penelitian ini menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan signifikan antara hasil analisis kinerja keuangan Bank Mandiri

yang dilakukan dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC. Secara umum

nilai rasio CAR, KAP, ROA, BOPO, LDR dan MR pada metode CAMELS

menunjukkan bahwa kinerja Bank Mandiri rata-rata dinilai sangat baik. Hal

demikian ditunjukkan pada penilaian dengan metode RGEC yang nilai rasio NPL,

Likuiditas, ROA dan CAR mengalami peningkatan selama tahun 2010-2012.

Bedanya dengan penelitian tersebut diantaranya, penelitian ini membandingkan

metode penilaian kesehatan perbankan di Indonesia yaitu RGEC dengan metode

yang berlandaskan asas syariah yaitu Sharia Maqashid Index. Selain itu, penelitian

ini mengambil sampel 12 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan periode

penelitian 2014-2016.

Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka penulis tertarik untuk melihat

lebih mendalam tentang perbandingan kinerja perbankan syariah dengan metode

RGEC dan maqashid al-shari’ah. Maka dari itu penelitian ini diberi judul:

”Analisis Penilaian Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Menggunakan

Metode RGEC dan Sharia Maqasid Index”.

Page 30: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

12

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penilaian kinerja perbankan syariah di Indonesia menggunakan

metode RGEC?

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dan bank syariah

baru jika diukur menggunakan RGEC?

3. Bagaimana penilaian kinerja perbankan syariah di Indonesia menggunakan

metode Sharia Maqasid Index?

4. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dan bank syariah

baru jika diukur menggunakan Sharia Maqasid Index?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan dalam

penelitian ini adalah untuk:

1. Menilai kinerja perbankan syariah di Indonesia jika diukur menggunakan

RGEC.

2. Menguji apakah terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dan bank

syariah baru jika diukur menggunakan RGEC.

3. Menilai kinerja perbankan syariah di Indonesia jika diukur menggunakan

Sharia Maqashid Index.

Page 31: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

13

4. Menguji apakah terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dan bank

syariah baru jika diukur menggunakan Sharia Maqashid Index.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

mengenai penilaian kinerja menggunakan metode RGEC dan Sharia

Maqasid Index.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

mengenai penilaian kinerja menggunakan metode RGEC dan Sharia

Maqasid Index jika dilihat berdasarkan periode berdirinya bank.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk penelitian

selanjutnya dan memperkaya penelitian yang terkait dengan kinerja

perbankan syariah di Indonesia baik menggunakan metode RGEC maupun

Sharia Maqasid Index.

d. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis terutama yang berkaitan dengan penilaian kinerja

perbankan syariah di Indonesia berdasarkan Sharia Maqasid Index.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

yang dapat digunakan untuk membantu pihak perusahaan dalam

Page 32: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

14

mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki

apabila ada kelemahan dan kekurangan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan, yaitu

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai sarana evaluasi

penetapan kebijakan bagi bank syariah di masa depan.

Page 33: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan

Definisi bank dan perbankan disebutkan Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak”. Sedangkan, “Perbankan adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara

dan proses dalam menatalaksanakan kegiatan usahanya” (Suta, 2003).

Menurut OP Simorangkir (Suta, 2013), pengertian bank adalah sebagai

berikut:

“Salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit

dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal

sendiri atau dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga, maupun dengan

jalan memperedarkan alat-alat pembayaran batu berupa uang giral”.

Indonesia dalam kebijakan mengenai perbankan menganut dual

banking system. Dual banking system maksudnya adalah terselenggaranya dua

sistem perbankan (konvensional dan syariah secara berdampingan) yang

pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Semenjak Indonesia memiliki Undang-undang perbankan, tetapi

Page 34: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

16

Perbankan Syariah masih belum dapat diimplementasikan secara maksimal

karena masyarakat Indonesia sebagian besar belum memahami system pada

kegiatan perbankan syariah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia

memberikan kesempatan perbankan syariah untuk menjalankan kegiatan

usahanya secara bebas dalam artian tidak lagi di bawah Undang-undang

perbankan konvensional. Sehingga pemerintah Indonesia membuat Undang-

undang khusus tentang Perbankan Syariah, yaitu Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah terdiri atas dua kata, yaitu “bank” dan “syariah”. Kata

bank bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara

keuangan dari dua pihak, yaitu pihak yang berlebihan dana dan pihak yang

kekurangan dana. Kata syariah dalam versi bank syariah di Indonesia adalah

aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain

unuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan

lainnya sesuai dengan hukum Islam. Jadi, bank syariah adalah suatu lembaga

keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berlebihan dana

dan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya

sesuai dengan hukum Islam. Selain itu, bank syariah biasa disebut Islamic

banking atau interest fee banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam

Page 35: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

17

pelaksanaan operasional tidak menggunakan system bunga (riba), spekulasi

(maisir), dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar)(Ali, 2008).

Sedangkan pengertian bank syariah (bank bagi hasil) berdasarkan

Undang-undang (UU) No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah bank

yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, dan menurut

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Umum Syariah (BUS) dapat berusaha sebagai bank devisa

dan bank non devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan

transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing

secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,

pembukaan letter of credit, dan sebagainya (Soemitra, 2009).

Aturan mengenai bank umum syariah pasca diterbitkannya

Undang-undang (UU). No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah

PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah (BUS). Dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) ini dijelaskan bahwa proses pendirian bank

syariah dilakukan melalui persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk

melakukan persiapan pendirian bank; dan izin usaha, yaitu izin yang

diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan pendirian

Page 36: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

18

bank pada persetujuan prinsip terpenuhi. Bank Umum Syariah (BUS) dapat

didirikan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan/ atau bank hukum

Indonesia, Warga Negara Indonesia (WNI) dan/atau badan hukum Indonesia

yang bermitra dengan Warga Negara Asing (WNA) atau badan hukum asing.

Bank Umum Syariah (BUS) dibentuk dengan badan hukum perseroan

terbatas. Untuk mendirikan bank syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS)

maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) harus mendapat

persetujuan prinsip dan izin usaha yang diajukan oleh pendiri bank kepada

Bank Indonesia yang akan diproses oleh Dewan Gubernur BI U.P Biro

Perbankan Syariah. Agar izin usaha bank syariah diperoleh terlebih dahulu

harus dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang: susunan organisasi

dan kepengurusan; permodalan; kepemilikan; keahlian di bidang perbankan

syariah; dan kelayakan usaha sebagaimana diatur dalam aturan Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk saat ini (Soemitra, 2009).

Pendirian bank umum syariah baru wajib memenuhi persyaratan

permodalan sebagai berikut:

1) Jumlah modal disetor minimal sebesar Rp. 1 trilyun. Bagi bank asing

yang membuka kantor cabang syariah dana disetor minimal Rp. 1

trilyun, yang dapat berupa rupiah atau valuta asing.

2) Sumber dana modal disetor untuk pendirian bank umum baru tidak

boleh berasal dari dana pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam

bentuk apapun dari bank atau pihak lain di Indonesia.

Page 37: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

19

3) Sumber dana modal disetor untuk bank baru tersebut tidak boleh berasal

dari sumber yang diharamkan menurut ketentuan syariah termasuk dari

dan tujuan pencucian uang (money laundering).

b. Sejarah Bank Syariah

Praktik bank syariah sebenarnya sudah diterapkan sejak awal masa

Islam. Namun, bank syariah pertama diawali dengan berdirinya sebuah bank

tabungan local yang beroperasi tanpa bunga di Desa Mit Ghamir yang

berlokasi di tepi Sungai Nil pada tahun 1963 oleh Dr. Abdul Hamid an-

Naggar. Meskipun beberapa tahun kemudian ditutup, namun telah

mengilhami diadakannya Konferensi Ekonomi Islam pertama di Mekkah

pada tahun 1975. Sebagai tindak lanjut rekomendasi dari konferensi tersebut

dua tahun kemudian lahirlah Islamic Development Bank (IDB) yang

kemudian diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga keuangan Islam di

berbagai negara yang secara umum berbentuk bank Islam komersial dan

lembaga investasi (Soemitra, 2009).

Industri perbankan yang pertama menggunakan sistem syariah di

Indonesia adalah PT. Bank Muamalat Indonesia yang didirikan pada tahun

1991 dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan 1992. Pendirian bank

diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah Indonesia,

serta mendapat dukungan nyata dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-

Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Selain itu, pendirian

Bank Muamalat juga mendapat dukungan dari masyarakat yang dibuktikan

Page 38: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

20

dengan komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar dan dari

masyarakat Jawa Barat pun turut menanam modal senilai Rp 106 miliar (Ali,

2008).

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pada

akhir tahun 1990-an Indonesia dilanda oleh krisis moneter yang memporak-

porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Bank Muamalat

pun terimbas dampak krisis. Oleh karena itu, kurun waktu antara tahun 1999-

2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan

bagi Bank Muamalat, karena ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat,

strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap

pelaskanaan perbankan syariah secara murni. Setelah melalui masa-masa

kritis tersebut, Bank Muamalat berhasil bangkit (Ali, 2008).

Pihak pemerintah mengusahakan berdirinya suatu sistem

perbankan yang sesuai syariah dalam suatu perundang-undangan, yaitu

Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Hal tersebut

ditujukan untuk mengayomi kebutuhan masyarakat Islam. Selain itu, pada

tahun 1999, pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1999

tentang perbankan yang diberi kewenangan untuk dapat menjalankan

tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Kemudian pada tahun 2004

dikeluarkan Undang-undang No 3 Tahun 2004 tentang perubahan dari

Undang-undang No. 23 Tahun 1999. Pada tahun 2008, perbankan syariah

Page 39: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

21

semakin dipertimbangkan keberadaan dan persaingannya. Maka dari itu,

dikeluarkanlah perundang-undangan yang mengatur khusus tentang

perbankan syariah yaitu Undang-undang No 21 Tahun 2008 (Ali, 2008).

c. Prinsip Bank Syariah

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan

pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Berdasarkan Pasal 11 Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perbankan

bahwa “Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam

antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan

syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyarakah),

prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau

pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan

(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang

yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

d. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah

Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan,

dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 4, fungsi bank

syariah adalah:

Page 40: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

22

1. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menjalankan fungsi

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) dapat menjalankan fungsi

sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang

berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan

menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) dapat menghimpun dana

sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada

pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat

(3) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

e. Tujuan Bank Syariah

Tujuan bank syariah dapat dijabarkan dalam 6 point tujuan utama,

yaitu (Sudarsono, 2008):

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam,

khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan, di bidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat

4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan

5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter

6) Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank konvensional

Page 41: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

23

f. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank konvensional merupakan jenis bank dilihat dari cara

menetapkan harga baik harga beli maupun harga jual. Sebagian besar bank

yang berkembang di Indonesia melaksanakan prinsip perbankan

konvensional. Dalam operasinya, jenis bank ini menggunkan dua metode,

yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti

giro, tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit)

yang diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.

2) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakanatau menerapkan

berbagai biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem penetapan

biaya ini disebut fee based .

Terdapat perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah,

diantaranya:

Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank

Konvensional

No Bank Konvensional Bank Syariah

1 Investasi yang halal dan haram Melakukan investasi yang halal

2 Memakai perangkat bunga Berdasarkan pada prinsip bagi hasil,

jual-beli atau sewa

3 Profit oriented Profit dan falah oriented

4 Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan debitur

Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk kemitraan

5 Tidak terdapat dewan sejenis Penghimpunan dan penyaluran dana

harus disesuaikan dengan fatwa

Dewan Pengawas Syariah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 42: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

24

No Bank Konvensional Bank Syariah

6 Hubungan kreditur-kreditur di

mana kreditur (termasuk

pengertian deposan) telah

ditetapkan besarnya pendapatan

yang menjadi haknya dalam bentu

bunga (interest atau riba)

demikian juga sebaliknya

terhadap debitur (termasuk

pengertian bank sebagai penerima

dana deposan).

Hubungan investor-investor (mutual

investment relationship) yang

berlandaskan kepada prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing),

transaksi perdagangan, dan pelayanan

transaksi keuangan lainnya

7 Semata-mata berorientasi kepada

rate of return dan kelayakan arus

kas. Jika ada pembatasan,

terutama dikarenakan nilai-nilai

etika yang dapat berubah sesuai

nilai yang dianut pada

masyarakat.

Tunduk kepada syariat Islam yang

melarang investasi pada bisnis yang

diharamkan dan harus berlandaskan

kepada keadilan, produktivitas, dan

kemanfaatan (maslahat) bagi

manusia

8 Terbatas hanya pada mekanisme

pinjam meminjam dengan

instrument bunga atau riba.

Beberapa transaksi finansial

lainnya adalah derivative (option

& change) dan investasi pada

instrument surat berharga dan

saham.

Lebih variatif dan luas, meliputi

sistem bagi hasil, investment banking,

jual-beli, sewa (leasing),anjak

piutang,dan jasa lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariat Islam.

9 Akuntansi dan penyajian laporan

keuangan berorientasi kepada

kepentingan para pemegang

saham, dan tidak dikenal konsep

pertanggung jawaban social dan

keadilan.

Akuntansi dan penyajian laporan

keuangan berorientasi kepada

pertanggungjawaban bisnis dan

sosial, berlandaskan aspek

transparansi, akuntabilitas kepada

seluruh stakeholders, dan keadilan.

Sistem pencatatan dan pelaporan

mengacu kepada standar akuntansi

sesuai dengan prinsip syariah,

diantaranya adalah PSAK No. 59 dan

PAPSI 2003

Sumber: Sabirin dalam Muhammad Sholahuddin (2008, hal 76-77 )

Page 43: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

25

a. Unit Usaha Syariah

Menurut Undang-undang. No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, mendefinisikan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari

kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan

di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah

dan/atau unit syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) berada satu tingkat di

bawah direksi bank umum konvensional bersangkutan. Unit Usaha Syariah

(UUS) dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank non devisa (Soemitra,

2009).

Bank umum konvensional yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah wajib membuka Unit Usaha Syariah (UUS).

Pembukaan Unit Usaha Syariah (UUS) hanya dapat dilakukan dengan izin

Bank Indonesia. Modal kerja Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan modal

yang disisihkan dalam suatu rekening tersendiri yang dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional dan non operasional kantor cabang syariah.

Besarnya modal kerja minimal sebesar Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar

rupiah). Penyisihan modal kerja Unit Usaha Syariah (UUS) dari kantor

induknya, dimaksudkan agar pengelolaannya tidak tercampur dengan dana

kantor induknya yang beroperasional secara konvensional.

Page 44: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

26

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan periodik yang di susun menurut

prinsip-prinsip akuntansi yang di terima secara umum tentang status keuangan

dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis. Laporan keuangan bertujuan

untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan keputusan

ekonomi yang rasional (Al Arif dan Yuke Rahmawati, 2015).

Menurut Kasmir (2014), laporan keuangan bank menunjukkan kondisi

keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana

kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang

dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu

periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat

memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang

dimilikinya.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, tujuan lainnya adalah (Ihsan,

2013):

a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi

dan kegiatan usaha;

Page 45: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

27

b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta

informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan

prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab

entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,

menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam

modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai

pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk

pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan

suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka peningkatan

transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan

menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang terdiri dari

(Siamat, 2005):

a. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Laporan tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu

bank dalam kurun waktu satu tahun.

Laporan keuangan tahunan adalah laporan keuangan akhir tahun

bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku

dan wajib diaudit oleh Akuntan Publik.

Page 46: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

28

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan keuangan publikasi triwulanan adalah laporan keuangan

yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan

dipublikasikan setiap triwulan.

c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan

laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan

dipublikasikan setiap bulan.

d. Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau

memiliki anak perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi

berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta

menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

(PBI).

4. Kinerja Bank

a. Pengukuruan Kinerja Bank

Kasmir (2002) menjelaskan bahwa kinerja bank merupakan ukuran

keberhasilan bagi direksi bank tersebut sehingga apabila kinerja ini buruk

bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Sedangkan menurut Y.

Sri Susilo, dkk. (1999), Kinerja suatu bank dapat diartikan sebagai

kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan

Page 47: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

29

secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan

cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Menurut

Sri Susilo, dkk. (1999) kinerja suatu bank merupakan bagian dari kesehatan

bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankan.

Sedangkan pengukuran kinerja adalah suatu tingkatan keberhasilan

dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika

tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Pengukuran kinerja

adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan

operasional, struktur organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar,

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2000).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja bank merupakan

pengukuran atas aktivitas atau tugas yang berhubungan dengan kegiatan

operasional perbankan yang telah dilakukan secara periodik berdasarkan

standar pengukuran kinerja yang berlaku untuk perbankan. Hasil dari

pengukuran kinerja tersebut dapat digunakan sebagai alat penentu kebijakan

dan strategi perbankan untuk kedepannya.

b. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

Kinerja perbankan dapat dilihat melalui kesehatan bank yang

bersangkutan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat kesehatan

bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan berdasarkan risiko

terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja bank.

Page 48: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

30

c. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Kinerja perbankan dapat dilihat melalui kesehatan bank yang

bersangkutan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat kesehatan

bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan berdasarkan risiko

terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja bank atau disebut dengan Risk-

based Bank Rating.

Bank Umum Syariah (BUS) wajib melakukan penilaian tingkat

kesehatan bank baik secara individual (self assessment) maupun secara

konsolidasi. Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SE.OJK No.

10/SEOJK.03/2014, Bank Umum Syariah (BUS) wajib melakukan penilaian

tingkat kesehatan bank secara individual dengan cakupan penilaian terhadap

faktor-faktor sebagai berikut:

1) Profil risiko (risk profile);

Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian

terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam

operasional Bank yang dilakukan terhadap 10 (sepuluh) risiko yaitu:

a) risiko kredit; adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian

yang disepakati. Risiko ini dihitung dengan menggunakan rasio Non

Performing Financing (NPF), dengan rumus

NPF= Kredit Bermasalah

Total Kredit×100%

Page 49: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

31

b) risiko pasar; adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar. Risiko ini meliputi antara

lain risiko benchmark suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas,

dan risiko komoditas. Risiko pasar dapat dihitung menggunakan

Volume Asset Portofolio (VAP) dengan rumus

VAP= Aset trading, derivatif, dan FVO

Total Aset×100%

c) risiko likuiditas; adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan,

tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini

dapat dihitung dengan menggunakan beberapa rasio, diantaranya:

Financing to Deposit Ratio (FDR)

= Jumlah pembiayaan yang diberikan

Total dana pihak ketiga×100%

Cash Ratio = Alat-alat likuid yang dikuasai

Dana pihak ketiga ×100%

d) risiko operasional; adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh

proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian

eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

Page 50: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

32

e) risiko hukum; adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis.

f) risiko stratejik; adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta

kegagalandalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

g) risiko kepatuhan; adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau

tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan an ketentuan

yang berlaku, serta prinsip-prinsip syariah.

h) risiko reputasi; adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dai persepsi negatif terhadap bank.

i) risiko imbal hasil; adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil

yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan

tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang

dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.

j) risiko investasi; adalah risiko akibat bank ikut menanggung kerugian

usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil

baik yang menggunakan metode net revenue sharing maupun yang

menggunakan metode profit dan loss sharing.

Penetapan peringkat faktor profil risiko Bank Umum Syariah

(BUS) secara konsolidasi dilakukan dengan memperhatikan:

a) signifikansi atau materialitas pangsa Perusahaan Anak terhadap

Bank Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi; dan/atau

Page 51: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

33

b) permasalahan perusahaan anak yang berpengaruh secara signifikan

terhadap profil risiko Bank Umum Syariah (BUS) secara

konsolidasi.

2) Good Corporate Governance;

Penilaian terhadap faktor Good Corporate merupakan penilaian

terhadap manajemen Bank Umum Syariah (BUS) atas pelaksanaan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), yaitu transparansi,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran.

Penetapan peringkat faktor Good Corporate Governance (GCG) secara

konsolidasi dilakukan dengan memperhatikan:

a) signifikansi atau materialitas pangsa perusahaan anak terhadap Bank

Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi; dan/atau

b) permasalahan terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) pada perusahaan anak yang

berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance (GCG).

3) Rentabilitas (earnings);

Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian

terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, dan stabilitas

rentabilitas (sustainability Learnings) Bank Umum Syariah (BUS).

Penilaian faktor earnigs didasarkan pada empat rasio, diantaranya:

Page 52: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

34

a) Return on Assets (ROA)= Laba sebelum pajak

Rata-rata total aset ×100%

b) Net Operation Margin (NOM) =

Pendapatan penyaluran dana

setelah bagi hasil-Beban operasional

Rata-rata aktiva produktif×100%

c) Net Imbalan (NI) =

Pendapatan penyaluran dana

setelah bagi hasil-imbalan dan bonus

Rata-rata total aktiva produktif×100%

d) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) =

Beban operasional

Pendapatan operasional×100%

Penetapan peringkat faktor rentabilitas secara konsolidasi

dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur

terhadap parameter/indikator rentabilitas tertentu yang dihasilkan dari

laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi dan

informasi keuangan lainnya dengan memperhatikan:

a) Signifikansi atau materialitas pangsa perusahaan anak terhadap Bank

Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi; dan/atau

b) Permasalahan rentabilitas pada perusahaan anak yang berpengaruh

secara signifikan terhadap rentabilitas secara konsolidasi.

Page 53: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

35

4) Permodalan (capital)

Penilaian terhadap faktor meliputi penilaian terhadap tingkat

kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan Bank Umum

Syariah (BUS). Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio)

dihitung dengan rumus CAR=

Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko×100%

Penetapan peringkat faktor permodalan secara konsolidasi

dilakukan dengan mempertimbangkan profil risiko berdasarkan analisis

secara komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator

permodalan tertentu yang dihasilkan dari laporan keuangan Bank

Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi dan informasi keuangan

lainnya dengan memperhatikan:

a) Signifikansi atau materialitas pangsa perusahaan anak terhadap Bank

Umum Syariah (BUS) secara konsolidasi; dan/atau

b) Permasalahan permodalan pada perusahaan anak yang berpengaruh

secara signifikan terhadap permodalan secara konsolidasi.

5. Maqashid al-Shari’ah Framework

Maqasid al-shari’ah framework adalah kerangka atau model

pengukuran kinerja perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan dan

karakteristik perbankan syariah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

konsep tujuan syariah berdasarkan Abu Zaharah (1997) seperti beberapa

Page 54: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

36

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Abu Zahara (1997),

secara spesifik perbankan syariah memiliki tiga tujuan utama yang harus

dipenuhi, yaitu:

a. Tahdhib al-Fard (Pendidikan Individu)

Tujuan pertama mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya

perbankan syariah menyebarkan pengetahuan dan kemampuan serta

menanamkan nilai-nilai individu untuk perkembangan spiritualnya. Dengan

demikian, bank syariah harus merancang program pendidikan dan pelatihan

yang harus mengembangkan tenaga kerja yang berpengetahuan dan terampil

dengan nilai-nilai moral yang tepat. Mereka juga harus menyebarkan

informasi kepada stakeholder mengenai produk mereka.

b. Iqamah al-’Adl (Pembentukan Keadilan)

Tujuan kedua yaitu perbankan syariah harus meyakinkan bahwa

setiap transaksi dalam aktivitas bisnis dilakukan secara adil termasuk

produk, harga, ketentuan dan kondisi kontrak. Selain itu perbankan syariah

juga harus meyakinkan bahwa setiap bisnis perbankan bebas dari elemen-

elemen negatif yang dapat menciptakan ketidakadilan seperti riba,

kecurangan dan korupsi. Secara tidak langsung, bank harus bijak

menggunakan keuntungan dan mengarahkan kegiatan ke arah yang dapat

membantu mengurangi ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan.

Page 55: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

37

c. Jalb al-Maslahah (Kepentingan Publik)

Tujuan ketiga yaitu perbankan syariah harus membuat prioritas

mengenai aktivitas bisnis mana yang memberikan manfaat yang lebih besar

bagi masyarakat. Tujuan ini termasuk kegiatan yang mencakup kebutuhan

dasar masyarkat seperti investasi di sektor-sektor vital, pembiayaan proyek

perumahan dan lain sebagainya.

Konsep ini merupakan adaptasi dari konsep yang dikemukakan oleh

Abu Zahara (1997) dalam Mohammed et al (2008, 2015). Ketiga tujuan di

atas oleh Mohammed et al (2008, 2015) diturunkan menjadi beberapa

indikator pengukuran dengan menggunakan metode operasionalisasi

Sekaran. Hal ini dilakukan agar ketiga tujuan syariah di atas dapat secara

operasional diukur dan ditentukan nilainya. Dengan menggunakan metode

Sekaran, penilaian kinerja perbankan syariah berdasarkan konsep Maqasid

al-Shari’ah yang dirumuskan oleh para peneliti muslim adalah sebagai

berikut:

Page 56: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

38

Tabel 2. 2 Operasionalisasi Tujuan Perbankan Syariah

Concepts

(Objectives) Dimensions Elements

Performance

Ratios

Sources of

Data

1. Educating

Individual

D1.

Advancement

of Knowledge

E1. Education

Grant

R1. Education

Grant or

Scholarship/

Total Expenses

Annual

Report

E2. Research R2. Research

Expenses/ Total

Expenses

Annual

Report

D2. Instilling

New Skills and

Improvements

E3. Training R3. Training

Expenses/ Total

Expenses

Annual

Report

D3. Creating

Awareness of

Islamic

Banking

E4. Publicity R4. Publicity

Expenses/ Total

Expenses

Annual

Report

2.

Establishing

Justice

D4. Fair

Returns

E5. Fair

Returns

R5. Profit

Equalization

Reserves (PER)/

Net or

Investment

Income

Annual

Report

D5. Cheap

Product and

Services

E6. Functional

Distribution

R6. Mudharabah

and Musharakah

Modes/ Total

Investment

Modes

Annual

Report

D6.

Elimination of

Negative

Elements that

Breed

Injustices

E7. Interest

Free Product

R7. Interest Free

Income/ Total

Income

Annual

Report

3. Maslahah D7.

Profitability of

Bank

E8. Profit

Ratio

R8. Net Income/

Total Assets

Annual

Report

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 57: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

39

Concepts

(Objectives) Dimensions Elements

Performance

Ratios

Sources of

Data

D8.

Redistribution

of Income and

Wealth

E9. Personal

Income

E9. Zakah Paid/

Net Asset

Annual

Report

D9. Investment

in Vital Real

Sector

E10.

Investment

Ratio in Real

Sector

R10. Investment

in Real

Economic

Sector/ Total

Investment

Annual

Report

Sumber: Mohammed et al (2008)

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pengukuran di atas,

maka dilakukan verifikasi dari model dan pembobotan pada setiap konsep

dan elemen pengukuran melalui wawancara dengan 16 pakar syariah di

Malaysia dan Timur Tengah. Pembobotan tersebut berdasarkan hasil

penelitian dari Mohammed (2008). Bobot rata-rata yang diberikan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Bobot Rata-Rata untuk Tiga Tujuan dan Sepuluh Elemen

Objectives

Average

Weight

(Out of 1)

Elements

Average

Weight

(Out of 1)

O1. Educating

(Tahdhib al-Fard)

0,30 E1. Education Grant/Donations 0,24

E2. Research 0,27

E3. Training 0,26

E4. Publicity 0,23

Total 1

O2. Justice (Al-

’Adl)

0,41 E5. Fair Returns 0,30

E6. Fair Price 0,32

E7. Interest Free Product 0,38

Total 1

0,29 E8. Bank’s Profit Ratios 0,33

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 58: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

40

Objectives

Average

Weight

(Out of 1)

Elements

Average

Weight

(Out of 1)

O3. Public Interest

(Al-Maslahah)

E9. Personal Income Transfers 0,30

E10. Investment Ratios in Real

Sector

0,37

Total 1 Total 1

Sumber: Mohammed et al (2008)

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Dalam sub-bab ini dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu

yang digunakan sebagai poin penting dan dijadikan dasar dalam perumusan

hipotesis dalam penelitian ini. Berikut merupakan ringkasan penelitian yang

berkaitan dengan penilaian kinerja menggunakan metode RGEC dan Sharia

Maqasid Index.

Tabel 2. 4 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Mustafa Omar

Mohammed dan

Fauziah Md

Taib (2015)

Developing

Islamic Banking

Performance

Measures Based

on Maqasid Al-

Shari’ah

Framework:

Cases of 24

Selected Banks

1. Education

2. Justice

3. Maslahah

4. Maqasid

Index (MI)

5. ROA

6. NII

7. LIQ

1. Sampel:

12 bank syariah dan

12 bank

konvensional.

2. Metode Analisis

Data:

Simple Additive

Weighted (SAW) dan

Mann-Whitney U-

test.

Penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya ketidaksesuaian

antara tujuan bank

syariah dan tolok ukur

konvensional yang

digunakan untuk

mengukur kinerja bank-

bank syariah. Selama

bank syariah

menjalankan peraturan

konvensional untuk

operasi mereka, maka

mereka akan terlihat

memiliki penilaian

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 59: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

41

No.

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

kinerja yang tidak bagus

dibanding bank

konvensional.

2. Muhammad

Syafii Antonio,

Yulizar D.

Sanrego, dan

Muhammad

Taufiq (2012)

An Analysis of

Islamic Banking

Performance:

Maqashid Index

Implementation

in Indonesia and

Jordania

1. Education

2. Justice

3. Maslahah

1. Populasi:

Bank-bank syariah di

Indonesia dan

Jordania.

2. Sampel:

2 bank syariah di

Indonesia dan 2 bank

syariah di Jordania.

3. Metode Analisis

Data:

Maqasid Index,

Simple Additive

Weighted (SAW)

Method.

Terdapat perbedaan

kinerja pada perbankan

syariah di Indonesia

dengan di Jordania

dengan menggunkan

pendekatan maqashid

index.

3. Mustafa Omar

Mohammed,

Dzuljastri

Abdul Razak,

dan Fauziah Md

Taib (2008)

The Performance

Measures of

Islamic Banking

Based on the

Maqasid

Framework

1. Education

2. Maslahah

2. Populasi:

Bank-Bank syariah

di Asia.

3. Sampel:

6 bank syariah di 6

negara (Malaysia,

Bangladesh,

Indonesia, Bahrain,

Jordan, dan Sudan).

4. Metode Analisis

Data:

Simple Additive

Weighted (SAW)

Maqasid Index.

Terdapat variasi kinerja

pada sampel perbankan

syariah yang diteliti.

Serta tidak ada satu bank

pun yang menunjukkan

kinerja yang tinggi

berdasarkan maqasid

syariah pada tujuh rasio

yang digunakan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 60: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

42

No.

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

4. Rilanda

Adzhani dan

Rini (2017)

Komparasi

Kinerja

Perbankan

Syariah di Asia

dengan

Pendekatan

Maqashid

Syariah

1. Justice

2. Maslahah

1. Populasi:

Bank-bank syariah

di Asia.

2. Sampel:

3 bank syariah di 6

negara (Indonesia,

Malaysia, Iran, Arab

Saudi, UEA,

Kuwait, Qatar).

3. Teknik Sampling:

Purposive sampling.

4. Metode Analisis

Data: Simple

Additive Weighted

(SAW) Method,

analisis deskriptif

dan ANOVA.

Hasil uji hipotesis

ANOVA untuk

Maqashid Index, tujuan

syariah pembentukan

keadilan (justice) dan

tujuan syariah

kepentingan publik

(maslahah) menunjukkan

tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara

perbankan syariah di

Indonesia dengan

perbankan syariah di

Malaysia, Iran, Uni

Emirat Arab, Kuwait dan

Qatar.

5. Anton Sudrajat

dan Amirus

Sodiq

(Jurnal Bisnis

dan Manajemen

Islam, Vol. 4,

No. 1, Juni

2016)

Analisis

Penilaian

Kinerja Bank

Syariah

berdasarkan

Indeks

Maqashid

Shariáh (Studi

Kasus pada 9

Bank Umum

Syariah di

Indonesia)

1. Education

2. Justice

3. Maslahah

1. Populasi:

Seluruh bank syariah

di Indonesia.

2. Sampel:

Bank Muamalat, PT.

Bank Syariah

Mandiri, Bank

Syariah Mega, BRI

Syariah, Bukopin

Syariah, Panin

Syariah, BCA

Syariah, BNI

Syariah, dan

Maybank

Syariah.

3. Teknik Sampling:

Purposive sampling.

4. Metode Analisis

Data:

One-Way ANOVA

(Analysis of

Variance).

Analisis penilaian kinerja

bank umum syariah di

Indonesia berdasarkan

indeks maqasid syariah

menghasilkan peringkat

sebagai berikut: 1) PT.

Bank Panin Syariah, 2)

BCA Syariah, 3) Bank

Muamalat, 4) Bukopin

Syariah, 5) BRI Syariah,

6) BNI Syariah, 7) PT.

Bank Syariah Mandiri, 8)

Maybank Syariah, dan 9)

Bank Mega Syariah.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 61: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

43

No.

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

6. Susanto

Wibowo (2015)

Analisis

Perbandingan

Kinerja

Keuangan

Perbankan

Syariah dengan

Metode

CAMEL di

ASEAN (Studi

Komparatif:

Indonesia,

Malaysia,

Thailand)

1. Capital

Risk

2. Assets

Quality

3. Operating

Efficiency

4. Liquidity

Risk

5. Profitabili

ty

6. Growth

1. Populasi:

Seluruh bank syariah

di ASEAN.

2. Sampel:

Indonesia (PT. Bank

Muamalat

Indonesia), Malaysia

(Islamic Bank of

Malaysia), dan

Thailand (Islamic

Bank of Thailand).

3. Teknik Sampling:

Purposive sampling.

4. Metode Analisis

Data:

One-Way ANOVA

(Analysis of

Variance).

Rasio dari semua

indikator keuangan

perbankan syariah di

Indonesia berbeda secara

signifikan dengan di

Malaysia dan Thailand,

serta tidak ada yang

ditunjukkan secara

signifikan. Rasio rata-

rata perbankan syariah di

Indonesia yang lebih baik

adalah ROA dan ROE.

Yang baik adalah EEA,

LDR, serta AGR

dibandingkan dengan dua

negara ASEAN lainnya.

7. Bella Puspita

Sugari,

Bambang

Sunarko, Yayat

Giyatno

(2015)

Analisis

Perbandingan

Tingkat

Kesehatan Bank

Syariah dan

Konvensional

dengan

Menggunakan

Metode RGEC

(Risk Profile,

Good

Corporate

Governance,

1. Risk

profile

2. GCG

3. ROA

4. CAR

1. Populasi:

Seluruh Bank Umum

Konvensional dan

Bank Umum Syariah

yang ada di Indonesia

berjumlah 83 bank

(bank umum syariah

adalah 11 bank dan

71 bank umum

konvensional)

2. Sampel:

70 Bank (60 bank

konvensional dan 10

bank syariah)

3. Teknik Sampling:

Purposive sampling.

4. Metode Analisis

Data:

1. Tidak terdapat

perbedaan signifikan

dalam analisis tingkat

kesehatan bank syariah

dan bank konvensional

dinilai dengan metode

RGEC.

2. Terdapat perbedaan

signifikan risk profile

bank syariah dan bank

konvensional.

3. Terdapat perbedaan

signifikan GCG bank

syariah dan bank

konvensional.

4. Tidak terdapat

perbedaan signifikan

Earnings bank syariah

dan bank konvensional.

5. Tidak terdapat

perbedaan signifikan

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 62: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

44

No.

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indikator Metode Penelitian Hasil Penelitian

Earnings, and

Capital)

uji Man-Whitney Capital bank syariah dan

bank konvensional.

8 Melia

Kusumawati

(2013)

Analisis

Komparatif

Kinerja

Keuangan

Perbankan

berdasarkan

Metode

CAMELS dan

RGEC pada PT.

Bank Mandiri

(Persero) Tbk.

1. CAR

2. KAP

(Kualitas

Aktiva

Produktif)

3. ROA

4. BOPO

5. LDR

6. MR

(Market

Risk)

7. NPL

1. Populasi:

Seluruh Bank yang

ada di Indonesia

2. Sampel:

PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk

periode 2010-2012

3. Metode Analisis

Data:

Analisis deskriptif

Berdasarkan hasil

penelitian yang

dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada

perbedaan signifikan

antara hasil analisis

kinerja keuangan Bank

Mandiri yang dilakukan

dengan menggunakan

metode CAMELS dan

RGEC. Secara umum

nilai rasio CAR, KAP,

ROA, BOPO, LDR dan

MR pada metode

CAMELS menunjukkan

bahwa kinerja Bank

Mandiri rata-rata dinilai

sangat baik. Hal

demikian ditunjukkan

pada penilaian dengan

metode RGEC yang nilai

rasio NPL, Likuiditas,

ROA dan CAR

mengalami peningkatan

selama tahun 2010-2012.

Page 63: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

45

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran

Adanya kritik yang ditujukan kepada bank syariah

yang cenderung berorentasi pada keuntungan bukan

berdasarkan tujuan sosial

Terdapat ketidaksesuaian nilai dari penggunaan

indikator kinerja perbankan konvensional dengan objek

yang lebih luas yang terdapat pada perbankan syariah.

Pengukuran kinerja

perbankan syariah

dengan RGEC

Pengukuran kinerja

perbankan syariah dengan

maqashid al-shari’ah

framework

1. NPF

2. FDR

3. GCG

4. ROA

5. NOM

6. CAR

1. Bantuan

pendidikan (E1)

2. Kegiatan

penelitian (E2)

3. Kegiatan

pelatihan (E3)

4. Kegiatan

publikasi (E4)

5. Return yang adil

(E5)

6. Fungsi distribusi

(E6)

7. Produk bebas bunga

(E7)

8. Rasio Laba (E8)

9. Pendapatan Personal

(E9)

10. Rasio Investasi pada

Sektor Riil (E10)

Analisis kualitatif deskriptif

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Bank Syariah Lama Bank Syariah Baru

Analisis menurut periode berdirinya bank

Tujuan I: Tahdhib al-

Fard (Pendidikan

Individu)

Tujuan III: Jalb al-

Maslahah

(Kepentingan Publik)

Tujuan II: Iqamah al-

‘Adl (Pembentukan

Keadilan)

Page 64: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif.

Menurut Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tujuan studi adalah

memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-

aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang,

organisasi, orientasi industri dan lainnya.

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis penilaian kinerja

perbankan syariah di Indonesia dilihat dari kesehatannya yang diukur dengan

metode RGEC dan Sharia Maqashid Index. Setelah mendapatkan hasil, akan

dilakukan perbandingan analisis secara deskriptif dan menarik kesimpulan

mana tingkat kesehatan bank yang terbaik. Dalam penelitian ini, perbankan

syariah di Indonesia akan diklasifikasikan menjadi dua periode bank. Bank

syariah lama yang lahir pada periode 1990-2005 dan bank syariah baru yang

lahir pada periode 2006-2016. Penelitian ini dilakukan berdasarkan Laporan

Tahunan (Annual Report) dan Laporan Keuangan Tahunan (Financial Report)

yang diterbitkan dan dipublikasi oleh situs resmi masing-masing perbankan

syariah di Indonesia dan telah terdaftar di Bank Indonesia (BI) serta Otoritas

Page 65: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

47

Jasa Keuangan (OJK) selama tiga tahun berturut-turut dari periode tahun 2014-

2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS)

yang ada di Indonesia, dalam hal ini terdapat 13 Bank Umum Syariah (BUS).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum

Syariah (BUS) terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan periode 2014-2016.

Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011).

Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sampel merupakan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan secara berturut-turut untuk periode

yaitu 2014, 2015, dan 2016.

2. Bank Umum Syariah (BUS) yang mempublikasikan laporan keuangan

tahunan dalam website BUS atau website resmi lainnya periode tahun 2014,

2015, dan 2016.

Page 66: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

48

3. Bank Umum Syariah (BUS) yang mengeluarkan laporan Good Corporate

Governance (GCG) dan profil risiko pada tahun 2014- 2016.

4. Mengungkapkan data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian dan

tersedia dengan lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi

selama periode 2014 – 2016).

Tabel 3. 1 Daftar Sampel Bank Syariah di Indonesia

Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah (2017)

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yang diperoleh meliputi Laporan Tahunan (Annual Report), Laporan

Keuangan Tahunan (Financial Report), dan lapoan Tata Kelola Peusahaan

(Good Corporate Governance) yang diterbitkan dan dipublikasikan dalam situs

resmi oleh masing-masing bank umum syariah, serta data dan informasi yang

diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK).

No. Urut Nama Bank Tahun Berdiri

Bank Umum Syariah Lama (1990-2005)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 1991

2 PT. Bank Syariah Mandiri 1999

3 PT. Bank Mega Syariah 2004

Bank Umum Syariah Baru (2006-2016)

4 PT. Bank BRI Syariah 2008

5 PT. Bank Syariah Bukopin 2008

6 PT. Bank Panin Syariah 2009

7 PT. Bank Jabar Banten Syariah 2010

8 PT. Bank Victoria Syariah 2010

9 PT. BCA Syariah 2010

10 PT. Bank BNI Syariah 2010

11 PT. Maybank Syariah Indonesia 2010

12 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 2014

Page 67: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

49

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian

2. Menghitung rasio penelitian RGEC

Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah menghitung dan

merata-rata nilai variabel penelitian dari RGEC di 12 bank umum syariah

Indonesia. Menghitung faktor-faktor yang ada pada rasio RGEC untuk

masing-masing laporan keuangan pada masing-masing bank syariah. Rasio-

rasionya adalah:

a. Risk Profile, diwakili oleh rasio NPF (Non Performing Financing) dan

FDR (Financing to Debt Ratio).

NPF = Kredit Bermasalah

Total Kredit×100%

FDR= Total Pembiayaan

Dana Pihak Ketigax100%

b. Good Corporate Governance

Penilaian GCG diambil dari hasil self assessment pada laporan

GCG bank syariah yang terkait.

c. Earnings, diwakili oleh rasio ROA (Return on Assets) dan NOM (Net

Operation Margin)

ROA = Laba sebelum pajak

Rata-rata total aset×100%

Page 68: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

50

NOM =

Pendapatan penyaluran dana

setelah bagi hasil-Beban operasional

Rata-rata aktiva produktif×100%

d. Capital, diwakili oleh CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR = Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko×100%

3. Mendeskripsikan dan menganalisis mengenai perhitungan rasio RGEC pada

kategori bank syariah lama dan kategori bank syariah baru

4. Membandingkan tingkat kesehatan bank antara kedua kategori bank

tersebut dengan melakukan penilaian pada setiap rasionya.

5. Menghitung nilai variabel penelitian maqashid al-shari’ah

Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan setelah pemberian

peringkat dan membandingkan rasio RGEC adalah menghitung dan merata-

rata rasio penelitian dari maqashid al-shari’ah di 12 bank umum syariah

Indonesia. Tahapan dalam perhitungan tersebut berdasarkan penelitian-

penelitian sebelumnya (Mohammed et al, 2008) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung rasio kinerja pada masing-masing bank syariah. Rasio-

rasionya adalah:

R1 = Bantuan Pendidikan/Total Beban

R2 = Beban Penelitian/Total Beban

R3 = Beban Pelatihan/Total Beban

R4 = Beban Promosi/Total Beban

R5 = Laba/Total Pendapatan

R6 = Investasi Mudarabah dan Musharakah/Total Investasi

R7 = Pendapatan Bebas Bunga/Total Pendapatan

R8 = Laba Bersih/Total Aset

R9 = Zakat/Laba Bersih

R10 = Investasi pada Sektor Ekonomi Riil/Total Investasi

Page 69: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

51

b. Melakukan pembobotan untuk masing-masing tujuan syariah sesuai

dengan bobot rasio yang ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

IK11 = B1 x E1 x R1

IK21 = B1 x E2 x R2

IK31 = B1 x E3 x R3

IK41 = B1 x E4 x R4

IK12 = B2 x E5 x R5

IK22 = B2 x E6 x R6

IK32 = B2 x E7 x R7

IK13 = B3 x E8 x R8

IK23 = B3 x E9 x R9

IK33 = B3 x E10 x R10

Keterangan:

IKn = Indikator Kinerja ke-n

Bn = Bobot untuk tujuan ke-n

En = Bobot untuk elemen ke-n

Rn = Rasio ke-n

c. Menjumlahkan indikator kinerja masing-masing tujuan syariah untuk

mengetahui nilai tujuan-tujuan syariah pada masing-masing bank

dengan rumus sebagai berikut:

IK (T1) = IK11 + IK21 + IK31

IK (T2) = -IK12 + IK22 + IK32

IK (T3) = IK13 + IK23 + IK33

Keterangan:

IK (Tn) = Total Indikator Kinerja untuk Tujuan ke-n

IKn = Indikator Kinerja ke-n

Catatan: IK12 yang merupakan indikator kinerja untuk rasio fair returns

memiliki nilai pengurang dalam penjumlahan tujuan pembentukan

keadilan (Rusdiyana dalam Imansari, 2015), sehingga semakin rendah

nilainya akan semakin baik nilai tujuan pembentukan keadilannya.

Page 70: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

52

d. Menjumlahkan nilai tujuan-tujuan untuk mengetahui nilai Maqashid

Index (MI) dengan rumus sebagai berikut:

MI = IK (T1) + IK (T2) + IK (T3)

Keterangan:

MI = Maqasid Index

IK (T1) = Total indikator untuk tujuan pendidikan individu

IK (T2) = Total indikator untuk tujuan pembentukan keadilan

IK (T3) = Total indikator untuk tujuan kepentingan publik

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya. Metode

ini digunakan untuk melihat seberapa besar pencapaian Maqasid Index (MI)

pada perbankan syariah dengan melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu yang telah ditentukan oleh pakar

syariah di dunia (Antonio, 2012).

Tabel 3.2 di bawah ini menjabarkan secara lengkap bobot nilai dari

masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Bobot Nilai Rata-rata Maqashid al-Shari'ah

Tujuan

Bobot

Rata-Rata

(Skala 1)

Elemen

Bobot

Rata-Rata

(Skala 1)

T1.

Pendidikan

Individu

0,30 E1. Bantuan Pendidikan 0,24

E2. Penelitian 0,27

E3. Pelatihan 0,26

E4. Publisitas 0,23

Total 1

T2.

Pembentukan

Keadilan

0,41 E5. Fair Returns 0,30

E6. Distribusi Fungsional 0,32

E7. Produk Bebas Bunga 0,38

Total 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 71: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

53

Sumber: Mohammed et al tahun 2008

6. Setelah melakukan perhitungan nilai maqasid index, lalu bank diberi

peringkat. Bank syariah yang memiliki hasil penjumlahan tertinggi akan

memiliki peringkat yang tinggi pula dalam pencapaian tujuannya.

7. Membandingkan kinerja antara bank syariah lama dengan bank syariah baru

menggunakan RGEC dan Sharia Maqashid Index.

E. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3. 3 Operasional Variabel

Variabel Indikator Perhitungan

Skala

Pengu-

kuran

Risk

Profile

NPF NPF =

Kredit Bermasalah

Total Kredit×100%

Rasio

FDR FDR =

Total Pembiayaan

Dana Pihak Ketiga𝑥100%

Rasio

GCG GCG Nilai Komposit hasil dari self assessment Nomina

l

Earnings

ROA ROA =

Laba sebelum pajak

Rata-rata total aset×100%

Rasio

NOM NOM=

Pendapatan penyaluran dana

setelah bagi hasil-Beban operasional

Rata-rata aktiva produktif×100%

Rasio

Tujuan

Bobot

Rata-Rata

(Skala 1)

Elemen

Bobot

Rata-Rata

(Skala 1)

T3.

Kepentingan

Publik

0,29 E8. Rasio Laba 0,33

E9. Pendapatan Personal 0,30

E10. Rasio Investasi pada

Sektor Riil

0,37

Total 1 Total 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 72: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

54

Variabel Indikator Perhitungan

Skala

Pengu-

kuran

Capital

CAR CAR=

Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko×100%

Rasio

Educating

Individual

Education

Grant

Education Grant =

Education Grant or Scholarship

Total Expenses

Rasio

Research Research= Research Expenses

Total Expenses

Rasio

Training Training= Training Expenses

Total Expenses

Rasio

Publicity Publicity= Publicity Expenses

Total Expenses

Rasio

Establishi

ng Justice

Fair

Returns

Fair Returns=

Profit Equalization Reserves (PER)

Net or Investment Income

Rasio

Functional

Distributio

n

Functional Distribution=

Mudharabah and Musharakah Modes

Total Investment Modes

Rasio

Interest

Free

Product

Interest Free Product=

Interest Free Income

Total Income

Rasio

Maslahah

Profit

Ratio Profit Ratio=

Net Income

Total Assets

Rasio

Personal

Income Personal Income=

Zakah Paid

Net Asset

Rasio

Investmen

t Ratio in

Real

Sector

Investment Ratio in Real Sector=

Investment in Real Economic Sector

Total Investment

Rasio

Page 73: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

55

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC

Dalam penelitian ini, perhitungan kinerja keuangan Bank Syariah dengan

metode RGEC menggunakan beberapa rasio, diantaranya rasio Non Performing

Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Good Corporate

Governance (GCG), Return On Assets (ROA), Net Operating Margin (NOM),

dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

1. Risk Profile

Profil risiko pada penelitian ini diwakilkan oleh risiko kredit dan

risiko likuiditas. Risiko kredit dihitung menggunakan rasio Non Performing

Financing (NPF), sedangkan risiko likuiditas dihitung dengan

menggunakan rasio Financing to Debt Ratio (FDR).

a. Non Performing Financing (NPF)

Rasio ini mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan

kualitas pembiayaan bank syariah yang semakin buruk. Bank syariah

dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, baik pencadangan

aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank (Ihsan, 2013).

Page 74: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

56

Tabel 4. 1 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NPF

Rasio NPF Predikat Peringkat

NPF < 2% Sangat Baik Peringkat 1

2% ≤ NPF < 5% Baik Peringkat 2

5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik Peringkat 3

8% ≤ NPF < 12% Kurang Baik Peringkat 4

NPF ≥ 12% Sangat Kurang Peringkat 5

Sumber: SE BI No 9/24/DPbs Tahun 2007

Tabel 4. 2 Rasio Non Performing Financing (NPF)

No.

Nama Bank

Rasio NPF pada tahun

Rata-rata 2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank

Muamalat

Indonesia (1991)

4,85% 4,20% 1,40% 3,48%

2. PT. Bank Syariah

Mandiri (1999)

4,29% 4,05% 3,13% 3,82%

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

1,81% 3,16% 2,81% 2,59%

Rata-rata NPF Bank Syariah Lama 3,30%

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008)

3,65% 3,89% 3,19% 3,58%

2. PT. Bank

Syariah Bukopin

(2008)

3,34% 2,74% 2,72% 2,93%

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

0,29% 1,94% 1,86% 1,36%

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010)

5,84% 6,93% 17,91% 5,90%

5. PT. Bank

Victoria Syariah

(2010)

4,75% 4,82% 4,35% 4,64%

6. PT. BCA

Syariah (2010)

0,10% 0,50% 0,20% 0,27%

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010)

1,04% 1,46% 1,64% 1,38%

8. PT. Maybank

Syariah

Indonesia (2010)

5,04%

35,15% 43,99% 28,06%

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 75: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

57

No.

Nama Bank

Rasio NPF pada tahun

Rata-rata 2014 2015 2016

9. PT. Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional Syariah

(2014)

0,87% 0,17% 0,20% 0,41%

Rata-rata NPF Bank Syariah Baru 5,39%

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rasio NPF bank

syariah lama mendapat predikat “baik” dengan besar rasio 3,30%. Hal ini

berarti bank syariah lama menduduki peringkat kedua. Sedangkan rasio

NPF bank syariah baru mendapat predikat “cukup baik” dengan besar

rasio 5,39%, dan berarti bank syariah baru menduduki peringkat ketiga.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan bank syariah lama

lebih baik dibandingkan dengan kualitas pembiayaan bank syariah baru.

Bank syariah baru cenderung memperbesar biaya, baik pencadangan

aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank. Posisi NPF yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu di

bawah 5%. Rasio NPF berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan.

Semakin tinggi rasio NPF, maka kinerja perbankan semakin menurun.

Dengan besarnya rasio bank syariah baru melebihi 5%, berarti bank

syariah baru memiliki pembiayaan bermasalah yang semakin besar.

Maka dari itu bank syariah baru cenderung akan mengalami kerugian

yang disebabkan tingkat pengembalian yang macet, sehingga

berpengaruh pada rentabilitas bank.

Page 76: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

58

Meskipun secara rata-rata keseluruhan, bank syariah lama

memiliki rasio NPF yang lebih baik dari pada bank syariah baru. Namun,

jika dilihat dari nilai rasio tiap perusahaan, yang memiliki rasio NPF yang

paling baik didapatkan oleh salah satu bank yang termasuk bank syariah

baru yaitu PT. BCA Syariah dengan nilai rasio sebesar 0,27%.

b. Financing to Debt Ratio (FDR)

Rasio ini mengukur perbandingan jumlah yang diberikan bank

dengan dana yang diterima oleh bank. Financing to Debt Ratio (FDR)

digunakan dalam pengukuran risiko likuiditas. Bank memberikan kredit

kepada nasabahnya dengan sumber dana yang berasal dari simpanan

nasabah. Simpanan nasabah tersebut terdiri atas giro, tabungan, dan

deposito.

Rasio FDR ini menunjukkan apakah kredit yang diterbitkan pihak

bank mampu mengimbangi kewajiban bank untuk memenuhi permintaan

deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah dipergunakan oleh

pihak untuk menyalurkan kredit. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum, standar nilai

maksimal FDR yang ditetapkan Bank Indonesia adalah 110% dan nilai

minimalnya adalah 85%. Semakin tinggi rasio FDR memberikan indikasi

rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan semakin

besar. Namun sebaliknya, semakin rendah FDR menunjukkan efektifitas

bank kurang dalam penyaluran kredit atau dalam melaksanakan fungsi

intermediasinya.

Page 77: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

59

Tabel 4. 3 Rasio Financing to Debt Ratio (FDR)

No. Nama Bank Rasio FDR pada tahun Rata-rata

2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank Muamalat

Indonesia (1991)

84,14% 90,30% 95,13% 89,86%

2. PT. Bank Syariah

Mandiri (1999)

82,13% 81,99% 79,19% 81,10%

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

93,61% 98,49% 95,24% 95,78%

Rata-rata FDR Bank Syariah Lama 88,91%

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008)

86,49% 86,49% 86,49% 86,49%

2. PT. Bank Syariah

Bukopin (2008)

90,54% 90,54% 90,54% 90,54%

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

94,15% 94,15% 94,15% 94,15%

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010)

99,06% 99,06% 99,06% 99,06%

5. PT. Bank Victoria

Syariah (2010)

97,05% 97,05% 97,05% 97,05%

6. PT. BCA Syariah

(2010)

90,90% 90,90% 90,90% 90,90%

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010)

89,70% 89,70% 89,70% 89,70%

8. PT. Maybank

Syariah Indonesia

(2010)

134,35

%

134,35% 134,35% 134,35%

9. PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah (2014)

94,42% 94,42% 94,42% 94,42%

Rata-rata FDR Bank Syariah Baru 97,41%

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rasta-rata rasio FDR

bank syariah lama memiliki besar rasio 88,91%. Sedangkan bank syariah

Page 78: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

60

baru memiliki besar rata-rata rasio 97,41%. Berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum,

rata-rata rasio FDR bank syariah lama dan bank syariah baru masih berada

pada standar yang berlaku yaitu 85%-110%. Hal ini berarti rata-rata rasio

FDR yang dicapai bank syariah baru di atas rata-rata rasio FDR bank syariah

lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank syariah lama menyalurkan

sebesar 88,91% dari seluruh dana pihak ketiga yang dihimpun. Sementara

11,09% sisanya belum tersalurkan ke pihak yang membutuhkan. Sehingga

dapat dikatakan bahwa bank syariah lama menjalankan fungsinya kurang

baik atau kurang efektif dalam menyalurkan kreditnya (fungsi intermediasi).

Sedangkan bank syariah baru berhasil menyalurkan sebesar 97,41% dari

seluruh dana pihak ketiga yang dihimpun. Berarti hanya 2,59% sisanya yang

belum berhasil disalurkan ke pihak yang membutuhkan, dan dapat dikatakan

bahwa bank syariah baru sudah menjalankan fungsinya dengan baik atau

cukup efektif dalam menyalurkan kreditnya (fungsi intermediasi). Dengan

demikian, kinerja bank syariah baru lebih baik dibandingkan dengan kinerja

bank syariah lama.

2. Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) merupakan tata kelola

perusahaan dengan baik dan benar. Penilaian terhadap faktor GCG ini ialah

berdasarkan hasil self assessment terhadap penerapan GCG.

Page 79: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

61

Tabel 4. 4 Matriks Penilaian GCG

Nilai Komposit GCG dari Self

Assessment

Predikat Komposit

Nilai komposit < 1,5 Sangat Baik

1,5 < nilai komposit < 2,5 Baik

2,5 < nilai komposit < 3,5 Cukup Baik

3,5 < nilai komposit < 4,5 Kurang Baik

4,5 < nilai komposit < 5 Tidak Baik

Sumber: PBI No.13/1/PBI/2011

Tabel 4. 5 Nilai Komposit GCG dari Hasil Self Assessment

No.

Nama Bank

Nilai Komposit GCG

Rata-rata 2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank

Muamalat

Indonesia

(1991)

3,0 2,0 2,0 2,3

2. PT. Bank

Syariah

Mandiri (1999)

2,0 1,0 1,0 1,3

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

2,0 1,5 2,0 1,8

Rata-rata FDR Bank Syariah Lama 1,8

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008) 1,7 1,6 1,6 1,7

2. PT. Bank

Syariah

Bukopin (2008) 2,0 1,5 2,0 1,8

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

1,4

2,0

2,0

1,8

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010) 1,9 2,5 2,5 2,3

5. PT. Bank

Victoria

Syariah (2010) 1,9 3,0 2,0 2,3

6. PT. BCA

Syariah (2010) 1,0 1,0 1,0 1,0

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 80: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

62

No.

Nama Bank

Nilai Komposit GCG

Rata-rata 2014 2015 2016

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010) 2,0 2,5 2,0 2,2

8. PT. Maybank

Syariah

Indonesia

(2010) 2,0 3,0 3,0 2,7

9. PT. Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional

Syariah (2014) 2,0 2,0 2,0 2,0

Rata-rata FDR Bank Syariah Baru 2,0

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa bank syariah lama

memiliki rata-rata nilai komposit GCG lebih kecil yaitu 1,8 dibandingkan

dengan rata-rata nilai komposit GCG bank syariah baru sebesar 2,0. Namun,

keduanya sama-sama mendapatkan predikat “baik” pada nilai komposit

GCG yang dimilikinya. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum, semakin kecil

nilai komposit Good Corporate Governance maka semakin bagus pula tata

kelola perusahaan tersebut. Tabel 4.5 diatas mengindikasikan bahwa bank

syariah lama memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank

syariah baru berdasarkan nilai komposit GCG.

Meskipun secara rata-rata keseluruhan, bank syariah lama memiliki

nilai komposit GCG yang lebih baik dari pada bank syariah baru. Namun,

jika dilihat dari nilai rasio tiap perusahaan, yang memiliki nilai komposit

GCG yang paling baik didapatkan oleh salah satu bank pada bank syariah

baru yaitu PT. BCA Syariah dengan nilai komposit GCG sebesar 1,0.

Page 81: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

63

3. Earnings

Pada perhitungan faktor earnings atau rentabilitas, pada penelitian

ini akan diwakilkan oleh perhitungan rasio Return On Assets (ROA) dan Net

Operating Margin (NOM).

a. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) adalah rasio laba sebelum pajak dalam

12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang

sama. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Rivai, 2007).

Tabel 4. 6 Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA

Rasio ROA Predikat Peringkat

ROA > 1,5% Sangat Baik Peringkat 1

1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik Peringkat 2

0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik Peringkat 3

0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Baik Peringkat 4

ROA ≤ 0% Sangat Kurang Peringkat 5

Sumber: PBI No 131/1/PBI/2011

Tabel 4. 7 Rasio Return on Assets (ROA)

No. Nama Bank Rasio ROA pada tahun Rata-rata

2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank

Muamalat

Indonesia (1991)

0,17% 0,20% 0,22% 0,20%

2. PT. Bank

Syariah Mandiri

(1999)

0,17% 0,56% 0,59% 0,44%

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

0,29% 0,30% 2,63% 1,07%

Rata-rata ROA Bank Syariah Lama

0,57%

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 82: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

64

No. Nama Bank Rasio ROA pada tahun Rata-rata

2014 2015 2016

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008)

0,08% 0,77% 0,95% 0,60%

2. PT. Bank

Syariah Bukopin

(2008)

0,27% 0,79% 0,76% 0,61%

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

1,99% 1,14% 0,37% 1,17%

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010)

0,69% 0,25% -8,09% -2,38%

5. PT. Bank

Victoria Syariah

(2010)

-1,87% -2,36% -2,19% -2,14%

6. PT. BCA

Syariah (2010)

0,80% 1,00% 1,10% 0,97%

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010)

1,27% 1,43% 1,44% 1,38%

8. PT. Maybank

Syariah

Indonesia (2010)

3,61% -20,13% -9,51% -8,68%

9. PT. Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional Syariah

(2014)

4,23% 5,24% 8,98% 6,15%

Rata-rata ROA Bank Syariah Baru -0,26%

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rasio ROA bank

syariah lama mendapat predikat “cukup baik” dengan besar rasio 0,57%.

Hal ini berarti bank syariah lama menduduki peringkat ketiga. Sedangkan

rasio ROA bank syariah baru mendapat predikat “sangat kurang” dengan

besar rasio dibawah 0% yaitu sebesar -0,26%, yang berarti bank syariah

baru mendapat peringkat kelima. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank

syariah lama memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank

syariah baru, karena nilai ROAnya lebih besar dari batas minimal Bank

Page 83: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

65

Indonesia yaitu 0,5%. Sedangkan kinerja bank syariah baru sangat

kurang di bawah batas minimal dan bahkan minus. Selain itu,

berdasarkan besarnya rasio ROA yang dimiliki oleh bank syariah lama

menunjukkan bahwa semakin besar pula tingkat pendapatan/laba yang

diterima bank tersebut dari total aset yang dimilikinya.

Meskipun secara rata-rata keseluruhan, bank syariah lama

memiliki rasio ROA yang lebih baik dari pada bank syariah baru. Namun,

jika dilihat dari nilai rasio tiap perusahaan, yang memiliki rasio ROA

yang paling baik didapatkan oleh salah satu bank yang termasuk kategori

bank syariah baru yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

dengan nilai rasio sebesar 6,15%.

b. Net Operating Margin (NOM)

Rasio Net Operating Margin (NOM) untuk menilai profitabilitas

bank syariah. Net Operating Margin (NOM) digunakan untuk

mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.

Menurut SE BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007 batas bawah rasio NOM yang

dikatakan baik adalah 1,5%. Apabila rasio NOM lebih kecil dari 1,5%,

kinerjanya dapat dikatakan kurang baik.

Tabel 4. 8 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NOM

Rasio NOM Predikat Peringkat

NOM > 3% Sangat Baik Peringkat 1

3% < NOM ≤ 2% Baik Peringkat 2

2% < NOM ≤ 1,5% Cukup Baik Peringkat 3

1,5% < NOM ≤ 1% Kurang Baik Peringkat 4

NOM < 1% Sangat Kurang Peringkat 5

Sumber: SE BI No. 9/24/DPbs Tahun 2007

Page 84: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

66

Tabel 4. 9 Rasio Net Operating Margin (NOM)

No.

Nama Bank

Rasio NOM pada tahun

Rata-rata 2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank

Muamalat

Indonesia (1991)

3,40% 4,09% 3,21% 3,57%

2. PT. Bank

Syariah Mandiri

(1999)

6,19% 5,75% 6,16% 6,03%

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

8,33% 9,34% 7,56% 8,41%

Rata-rata NOM Bank Syariah Lama 6,00%

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008)

6,04% 6,38% 6,37% 6,26%

2. PT. Bank

Syariah Bukopin

(2008)

2,75% 3,14% 3,31% 3,07%

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

4,38% 3,83% 3,49% 3,90%

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010)

4,88% 5,68% -27,84%

-5,76%

5. PT. Bank

Victoria Syariah

(2010)

3,34% -2,61% -2,74% -0,67%

6. PT. BCA

Syariah (2010)

4,20% 4,90% 4,80% 4,63%

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010)

8,15% 8,25%

8,32% 8,24%

8. PT. Maybank

Syariah

Indonesia (2010)

6,65% 6,54% 4,99% 6,06%

9. PT. Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional Syariah

(2014)

4,99% 6,48% 11,23% 7,68%

Rata-rata NOM Bank Syariah Terbaru 3,71%

Sumber: Data diolah tahun 2017

Page 85: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

67

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa rasio NOM bank

syariah lama mendapat predikat “sangat baik” dengan besar rasio 6,00%,

dan berarti menduduki peringkat pertama. Begitupun dengan bank

syariah baru juga mendapat predikat “sangat baik” dengan besar rasio

3,71%, dan berarti mendapat peringkat pertama. Namun dilihat dari

besarnya rasio kedua kategori bank tersebut, bank syariah baru memiliki

rasio NOM yang lebih kecil dibandingkan dengan rasio NOM bank

syariah lama. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja bank syariah lama

lebih baik dibandingkan dengan kinerja bank syariah baru.

Secara rata-rata keseluruhan, bank syariah lama memiliki rasio

NOM yang lebih baik dari pada bank syariah baru. Namun, jika dilihat

dari nilai rasio tiap perusahaan, yang memiliki rasio NOM yang paling

baik adalah PT. Bank Mega Syariah dengan nilai rasio sebesar 8,41%.

4. Capital

Rasio untuk mengukur kecukupan modal adalah Capital Adequacy

Ratio (CAR).

Tabel 4. 10 Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR

Rasio CAR Predikat Peringkat

CAR ≥12% Sangat Baik Peringkat 1

9% ≤ CAR < 12 Baik Peringkat 2

8% ≤ CAR < 9% Cukup Baik Peringkat 3

6% ≤ CAR < 8% Kurang Baik Peringkat 4

CAR ≤ 6% Sangat Kurang Peringkat 5

Sumber: SE BI no. 6/23/DPNP tahun 2004

Page 86: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

68

Tabel 4. 11 Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

No. Nama Bank Rasio CAR pada tahun Rata-rata

2014 2015 2016

Bank Syariah Lama

1. PT. Bank

Muamalat

Indonesia

(1991)

13,91% 12,00% 12,74% 12,88%

2. PT. Bank

Syariah Mandiri

(1999)

14,76% 12,85% 14,01% 13,87%

3. PT. Bank Mega

Syariah (2004)

19,26% 18,74% 23,53% 20,51%

Rata-rata CAR Bank Syariah Lama 15,76%

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI

Syariah (2008)

12,89% 13,94% 20,63% 15,82%

2. PT. Bank

Syariah

Bukopin (2008)

14,80% 16,31% 17,00% 16,04%

3. PT. Bank Panin

Syariah (2009)

25,69% 20,30% 18,17% 21,39%

4. PT. Bank Jabar

Banten Syariah

(2010)

15,83% 22,53% 18,25% 18,87%

5. PT. Bank

Victoria Syariah

(2010)

15,27% 16,14% 15,98% 15,80%

6. PT. BCA

Syariah (2010)

29,60% 34,30% 36,70% 33,53%

7. PT. Bank BNI

Syariah (2010)

18,76% 18,16% 17,81% 18,24%

8. PT. Maybank

Syariah

Indonesia

(2010)

52,13% 38,40% 55,06% 48,53%

9. PT Bank

Tabungan

Pensiunan

Nasional

Syariah (2014)

33,88% 19,93% 23,80% 25,87%

Rata-rata CAR Bank Syariah Baru 23,79%

Sumber: Data diolah tahun 2017

Page 87: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

69

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rasio CAR bank

syariah lama mendapat predikat “sangat baik” dengan besar rasio 15,76%.

Hal ini berarti bank syariah lama menduduki peringkat pertama. Begitupun

dengan bank syariah baru juga mendapat predikat “sangat baik” dengan

besar rasio 23,79%. Hal ini berarti bank syariah baru mendapatkan peringkat

pertama pula. Namun dilihat dari besarnya rasio kedua kategori bank

tersebut, bank syariah baru memiliki rasio CAR yang lebih besar

dibandingkan dengan rasio CAR bank syariah lama. Hal tersebut

menunjukkan bahwa bank syariah baru memiliki kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan bank syariah lama. Bank syariah dengan dua kategori

tersebut sama-sama memiliki kemampuan yang baik dalam penyediaan

dana untuk keperluan pengembangan usaha dan hal menampung risiko

kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Semakin besar

rasio CARnya menunjukkan bahwa semakin besar pula kecukupan modal

yang dimiliki.

Secara rata-rata keseluruhan, bank syariah dengan baru memiliki

rasio CAR yang lebih baik dari pada bank syariah lama. Namun, jika dilihat

dari nilai rasio tiap perusahaan, yang memiliki rasio CAR yang paling baik

adalah PT. Maybank Syariah Indonesia dengan nilai rasio sebesar 48,53%.

B. Perbandingan Penilaian Kinerja Bank antara Bank Syariah Lama dan

Bank Syariah Baru Menggunakan Penilaian RGEC

Perbandingan kinerja bank antara bank syariah lama dan bank syariah

baru dilakukan dengan pemberian nilai pada masing-masing indikator RGEC

Page 88: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

70

yang memiliki rata-rata rasio yang lebih baik. Pengecualian untuk rasio NPF,

FDR, dan nilai komposit GCG berlaku kebalikan karena rasio NPF, FDR, dan

nilai komposit GCG apabila dikategorikan baik yaitu memiliki rasio yang lebih

kecil. Selanjutnya dilihat pada akhir manakah bank yang mendapatkan

penilaian rasio rata-rata lebih baik. Setelah itu dapat diambil kesimpulan dari

perhitungan tersebut mana yang memiliki kinerja bank yang paling baik antara

bank syariah lama dan bank syariah baru. Berikut ini merupakan tabel

perhitungan RGEC pada bank syariah lama dan bank syariah baru periode 2014-

2016 :

Tabel 4. 12 Perbandingan Indikator RGEC Bank Syariah Lama dan Bank

Syariah Baru

No. Indikator

RGEC

Rasio Rata-

rata Bank

Syariah Lama

Rasio Rata-

rata Bank

Syariah Baru

Penilaian Rasio

Rata-rata yang

Lebih Baik

1 NPF 3,30% 5,39% Bank Syariah Lama

2 FDR 88,91% 97,41% Bank Syariah Baru

3 GCG 1,8 2,0 Bank Syariah Lama

4 ROA 0,57% -0,26% Bank Syariah Lama

5 NOM 6% 3,71% Bank Syariah Lama

6 CAR 15,76% 23,79% Bank Syariah Baru

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan dari hasil penilaian perbandingan tingkat kesehatan yang

telah dilakukan serta didukung dengan uraian pembahasan di atas, dapat

diketahui perbandingan kinerja bank syariah dengan kategori lama dan bank

syariah baru menggunakan rasio RGEC. Periode dalam penelitian ini adalah

tahun 2014-2016. Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan yang

telah dipublikasikan di website resmi masing-masing bank. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini dalam menilai perbandingan kinerja bank

Page 89: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

71

menunjukkan bahwa bank syariah lama periode tahun 2014-2016 mendapatkan

penilaian rasio rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan bank syariah

baru.

Keempat faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama,

pada faktor profil risiko dengan rasio NPF menunjukkan bahwa pada bank

syariah lama memiliki nilai rasio yang jauh lebih baik dibandingkan bank

syariah baru, sehingga dapat dikatakan risiko yang dihadapi dapat ditangani

lebih baik oleh manajemen pada bank syariah lama. Namun, pada faktor profil

risiko dengan rasio FDR menunjukkan bahwa bank syariah baru memiliki rasio

yang jauh lebih baik dibandingkan bank syariah lama. Kedua, pada faktor GCG

(Good Corporate Governance), bank syariah lama memiliki nilai komposit

yang jauh lebih baik dibandingkan bank syariah baru, sehingga dapat dikatakan

bahwa tata kelola perusahaan yang diterapkan oleh bank syariah lama sudah

lebih baik sesuai dengan ketentuan penerapan GCG dari pada bank syariah baru.

Ketiga, pada faktor rentabilitas yang ditunjukkan dengan rasio ROA dan NOM,

bank syariah lama juga memiliki nilai rasio yang jauh lebih baik dibandingkan

bank syariah baru,. Hal ini menunjukkan bahwa produktifitas bank syariah lama

dalam menghasilkan laba/pendapatan jauh lebih baik. Terakhir, pada faktor

modal yang ditunjukkan dengan rasio CAR, kali ini bank syariah baru yang

memiliki nilai rasio yang lebih baik daripada bank syariah lama. Rasio CAR

yang lebih baik menunjukkan bahwa penyediaan dana atas kecukupan modal

yang dimiliki untuk kegiatan operasional oleh bank syariah baru.

Page 90: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

72

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa rasio FDR dan

rasio CAR pada bank syariah baru lebih baik dibandingkan bank syariah lama.

Nilai rasio FDR pada data tersebut menunjukkan bahwa bank syariah baru lebih

efektif dalam penyaluran kredit atau dalam melaksanakan fungsi

intermediasinya. Hal itu dapat dikatakan bahwa bank syariah baru sedang

concern dalam menarik minat customer melalui pembiayaan yang

disalurkannya sehingga kebermanfaatan dari bank syariah baru dapat dirasakan

secara efektif oleh masyarakat sebagai fungsi intermediasi. Dengan begitu

eksistensi dan elektabilitas dari bank syariah baru semakin meningkat.

Sedangkan nilai rasio CAR pada data tersebut menunjukkan bahwa bank

syariah baru memiliki kecukupan modal yang lebih baik dibandingkan bank

syariah lama. Besarnya kecukupan modal bank syariah baru tidak terlepas dari

penyertaan modal yang diberikan oleh bank induknya, terlebih bank-bank yang

masih tergolong muda dalam perbankan syariah. Sedangkan bank syariah lama

sudah tidak terlalu bergantung dengan bank induknya, terlebih bank muamalat

yang tidak memiliki bank induk.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa bank syariah lama memiliki kinerja bank yang lebih baik dibandingkan

dengan bank syariah baru pada tahun 2014-2016 berdasarkan rasio RGEC.

C. Analisis Kinerja Bank Syariah Berdasarkan Maqasid al-Shari’ah

1. Rasio Kinerja (RK) Bank Syariah Berdasarkan Maqasid al-Shari’ah

Berikut adalah rasio kinerja maqasid al-shari’ah 12 bank syariah di

Indonesia periode 2014 – 2016 untuk setiap tujuannya:

Page 91: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

73

a. Tujuan Pertama: Pendidikan Individu (Tahdhib al-Fard)

Tabel 4. 13 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Pertama

No. Nama Bank

Rasio Kinerja Tujuan Pertama

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

R1 R2 R3 R4

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,00057 0,00346 0,01071 0,02870

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00000 0,00040 0,00816 0,01314

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00000 0,00000 0,00348 0,00000

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00019 0,00129 0,00745 0,01395

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00000 0,00000 0,00614 0,02302

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00050 0,00000 0,01544 0,02449

3. PT. Bank Panin Syariah 0,00000 0,00000 0,00732 0,02044

4.

PT. Bank Jabar Banten

Syariah 0,00000 0,00009 0,00000 0,00000

5.

PT. Bank Victoria

Syariah 0,00507 0,00000 0,00000 0,01520

6. PT. BCA Syariah 0,00801 0,00000 0,00521 0,00834

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00000 0,00000 0,01957 0,05064

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia 0,00000 0,00000 0,00890 0,01227

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,02482 0,03572

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,00151 0,00001 0,00971 0,02113

Sumber: Data diolah tahun 2017

Elemen pertama pada tujuan pertama yaitu bantuan pendidikan

(R1) yang digambarkan melalui beban pendidikan dibandingkan dengan

total beban. Semakin besar alokasi beban pendidikan dari total beban,

maka semakin baik bank tersebut dalam mengembangkan pendidikan

tenaga kerjanya. Pada elemen pertama ini, bank syariah baru memiliki

pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah lama, yaitu

Page 92: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

74

dengan nilai rasio sebesar 0,00151 atau sebesar 0,15% dari total beban

dialokasikan untuk mengembangkan pendidikan tenaga kerjanya.

Sedangkan pada bank syariah lama memiliki nilai rasio sebesar 0,00019

atau 0,02% dari total beban dialokasikan untuk mengembangkan

pendidikan tenaga kerjanya.

Elemen kedua pada tujuan pertama yaitu kegiatan penelitian (R2)

yang digambarkan melalui beban penelitian dibandingkan dengan total

beban. Semakin besar alokasi beban pelatihan dari total beban, maka

semakin baik bank tersebut dalam mengupgrade kemampuan meneliti

tenaga kerjanya dan ditujukan juga untuk menganalisis perkembangan

bank syariah tersebut. Hal ini diperlukan agar bank syariah bisa lebih

berinovasi lagi. Pada elemen kedua ini, bank syariah lama memiliki

pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah baru, yaitu

dengan nilai rasio sebesar 0,00129 atau sebesar hanya mengalokasikan

0,13% dari total beban untuk beban penelitian. Sedangkan pada bank

syariah baru memiliki nilai rasio sebesar 0,00001 atau hanya

mengalokasikan 0,001% dari total beban untuk beban penelitian. Hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa bank syariah lama lebih concern

dalam hal penelitian (research).

Elemen ketiga pada tujuan pertama yaitu kegiatan pelatihan (R3)

yang digambarkan melalui beban pelatihan dibandingkan dengan total

beban. Semakin besar alokasi beban pelatihan dari total beban, maka

semakin baik bank tersebut dalam mengupgrade keterampilan dan

Page 93: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

75

profesionalitas tenaga kerjanya. Pada elemen ketiga ini, bank syariah

baru memiliki pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah

lama, yaitu dengan nilai rasio sebesar 0,00971 atau sebesar 0,97% dari

total beban dialokasikan untuk beban pelatihan. Sedangkan pada bank

syariah lama memiliki nilai rasio sebesar 0,00745 atau 0,75% dari total

beban dialokasikan untuk beban pelatihan tenaga kerja.

Elemen keempat pada tujuan pertama yaitu kegiatan publikasi

(R4) yang digambarkan melalui beban publikasi dibandingkan dengan

total beban. Semakin besar alokasi dananya untuk beban publikasi dari

total beban, maka semakin baik bank dalam publikasi produknya maupun

sebagai syiar mengenai bank syariah ke masyarakat, utamanya bagi yang

belum mengenal perbankan syariah. Hal tersebut bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran masing-masing invidu terutama umat muslim

akan keberadaan bank syariah. Pada elemen keempat ini, bank syariah

baru memiliki pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah

lama, yaitu dengan nilai rasio sebesar 0,02113 atau sebesar 2,11% dari

total beban dialokasikan untuk beban publikasi. Sedangkan pada bank

syariah lama memiliki nilai rasio sebesar 0,01395 atau 1,40% dari total

beban dialokasikan untuk beban publikasi ke masyarakat.

Page 94: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

76

b. Tujuan Kedua: Pembentukan Keadilan (Iqamah al-’Adl)

Tabel 4. 14 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Kedua

No. Nama Bank

Rasio Kinerja Tujuan Kedua

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

R5 R6 R7

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,01847 0,53838 0,92992

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,01049 0,26114 0,83456

3.

PT. Bank Mega

Syariah 0,01029 0,14395 0,66317

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,01308 0,31449 0,80922

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,01632 0,30656 0,95247

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,01126 0,46689 0,89254

3.

PT. Bank Panin

Syariah 0,02356 0,87008 0,95879

4.

PT. Bank Jabar Banten

Syariah 0,00093 0,22489 0,66403

5.

PT. Bank Victoria

Syariah 0,03195 0,68426 0,96242

6. PT. BCA Syariah 0,02518 0,48107 0,96919

7. PT. Bank BNI Syariah 0,01957 0,18738 0,95393

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia 0,01429 0,13825 0,96188

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,00745 0,00000 0,84857

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,01672 0,37327 0,90709

Sumber: Data diolah tahun 2017

Elemen pertama pada tujuan kedua yaitu fair returns (R5) yang

digambarkan melalui rasio laba dibandingkan dengan total pendapatan.

Semakin rendah laba atau keuntungan yang diterima oleh bank

dibandingkan dengan total pendapatan, maka bank syariah tersebut

dinilai semakin menerapkan tujuan keadilan. Pada elemen pertama ini

Page 95: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

77

bank syariah Indonesia, yaitu bank syariah lama memiliki rasio sebesar

0,01308 atau 1,31% yang menunjukkan bahwa bank dinilai semakin

menerapkan tujuan pembentukan keadilan. Sebaliknya bank syariah

Indonesia, yaitu bank syariah baru memiliki rasio sebesar 0,01672 atau

1,67% dikarenakan tingginya laba terhadap total pendapatan. Hal ini

menunjukkan kurang baiknya nilai tujuan pembentukan keadilan pada

bank syariah baru dibandingkan penerapan tujuan keadilan bank syariah

lama. Pada bank syariah lama terdapat PT. Bank Mega Syariah yang

dapat menerapkan tujuan pembentukan keadilannya dengan baik, yaitu

dengan rasio 0,01029 atau 1,03%. Sedangkan pada bank syariah baru

terdapat PT. Bank Jabar Banten Syariah yang dapat menerapkan tujuan

pembentukan keadilannya dengan baik, yaitu dengan rasio 0,00093 atau

0,09%.

Elemen kedua pada tujuan kedua yaitu distribusi fungsional (R6)

yang digambarkan oleh rasio investasi dengan skema bagi hasil

(mudharabah dan musyarakah) terhadap total investasi. Investasi dengan

skema bagi hasil dianggap lebih mencerminkan keadilan dikarenakan

bank ikut merasakan kondisi di saat untung maupun rugi. Pada elemen

kedua ini bank syariah baru, memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan

bank syariah lama yaitu memiliki rasio sebesar 0,37327 atau 37,33% dari

total investasi yang menggunakan skema bagi hasil. Sedangkan rasio dari

bank syariah lama sebesar 0,31449 atau 31,45%. Pada bank syariah baru

terdapat PT. Bank Panin Syariah yang menggunakan skema bagi hasil

Page 96: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

78

dari total investasi dengan baik yaitu dengan rasio 0,87008 atau 87,01%.

Sedangkan pada bank syariah lama terdapat PT. Bank Muamalat

Indonesia yang menggunakan skema bagi hasil dari total investasi

dengan baik yaitu dengan rasio 0,53838 atau 53,84%. Namun pada

elemen ini terdapat satu bank yang tidak menunjukkan adanya investasi

dengan skema bagi hasil, yaitu Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah

yang termasuk pada kategori bank syariah terbaru, maka nilai rasionya

adalah 0,0000.

Elemen ketiga pada tujuan kedua yaitu produk bebas bunga (R7)

yang digambarkan melalui rasio pendapatan bebas bunga dibandingkan

dengan total pendapatan. Bank syariah baru memiliki rasio tertinggi

sebesar 0,90709 atau 90,71% pada elemen ketiga ini. Hal ini

menunjukkan bahwa pendapatan bank syariah baru, memiliki aktivitas

yang terbebas dari unsur riba (bunga) adalah 90,71% dari total

pendapatannya. Sebaliknya bank syariah lama lebih rendah

dibandingkan dengan bank syariah baru, yaitu dengan rasio sebesar

0,80922 atau 80,92% dikarenakan rendahnya pendapatan bebas bunga

terhadap total pendapatan. Semakin tinggi rasio pendapatan yang bebas

dari bunga terhadap total pendapatannya, maka akan berdampak positif

terhadap berkurangnya kesenjangan pendapatan dan kekayaan dalam

kehidupan bermasyarakat dan hal ini dinilai semakin menerapkan tujuan

pembentukan keadilan.

Page 97: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

79

c. Tujuan Ketiga: Kepentingan Publik (Jalb al-Maslahah)

Tabel 4. 15 Rasio Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan Ketiga

No. Nama Bank

Rasio Kinerja Tujuan Kedua

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

R8 R9 R10

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,00123 0,00013 0,90036

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00311 0,00012 0,90826

3.

PT. Bank Mega

Syariah 0,00750 0,00030 0,81362

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00394 0,00018 0,87408

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00384 0,00020 0,89889

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00369 0,00000 0,97174

3.

PT. Bank Panin

Syariah 0,10215 0,00029 0,92275

4.

PT. Bank Jabar

Banten Syariah -0,01701 0,00007 0,99962

5.

PT. Bank Victoria

Syariah -0,01408 0,00005 0,83118

6. PT. BCA Syariah 0,00569 0,00000 0,95736

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00937 0,00036 0,86851

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia -0,08926 0,00000 0,76207

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,03837 0,00000 1,00000

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,00475 0,00011 0,91246

Sumber: Data diolah tahun 2017

Elemen pertama pada tujuan ketiga yaitu rasio laba (R8) yang

menunjukkan kemampuan bank syariah untuk mengelola kekayaannya

secara optimal dan bijaksana untuk memperoleh laba yang tinggi. Pada

elemen pertama ini bank syariah baru memiliki rasio yang lebih besar

Page 98: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

80

yaitu 0,00475 atau 0,48% dibandingkan dengan bank syariah lama

sebesar 0,00394 atau 0,39%. Hal ini menunjukkan laba bersih yang

diperoleh bank syariah baru adalah sebesar 0,48% dari total aset yang

dimilikinya. Pada kategori bank syariah baru terdapat PT. Bank Panin

Syariah yang memiliki rasio tertinggi, yaitu sebesar 0,10215 atau

10,22%. Sedangkan pada kategori bank syariah lama terdapat PT. Bank

Mega Syariah dengan rasio sebesar 0,00750 atau 0,75%. Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa bank syariah di Indonesia dapat dikatakan masih

rendah dalam kemampuan mengelola aset untuk memperoleh laba tinggi.

Laba bersih yang tinggi memungkinkan bank syariah berkontribusi lebih

terhadap anggaran pemerintah untuk proyek-proyek pembangunan dan

untuk pelayanan sosial, serta dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Elemen kedua pada tujuan ketiga yaitu pendapatan personal (R9)

yang digambarkan oleh rasio zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah

terhadap laba bersihnya. Pada bank syariah baru ada empat bank tidak

mempublikasikan di laporan keuangan besarnya zakat yang dikeluarkan,

diantaranya Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, Maybank Syariah

Indonesia, dan Bank Tabungan Pensiun Indonesia. Bank syariah lama

memiliki rasio lebih besar dibandingkan dengan bank syariah baru, yaitu

sebesar 0,00018 atau 0,02%. Hal ini berarti besarnya zakat yang

dikeluarkan oleh bank syariah lama setara dengan 0,02% dari laba

bersihnya. Pada bank syariah lama terdapat PT. Bank Mega Syariah yang

Page 99: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

81

memiliki rasio paling besar diantara bank lainnya, yaitu sebesar 0,00030

atau 0,03%. Sedangkan bank syariah baru memiliki rasio lebih kecil dari

bank syariah lama, yaitu hanya sebesar 0,00011 atau 0,01%. Pada

kategori bank syariah baru terdapat BNI Syariah yang memiliki rasio

paling besar diantara bank lainnya, yaitu sebesar 0,00036 atau 0,04%.

Tingginya rasio zakat terhadap laba bersih ini menunjukkan transfer

pendapatan dan kekayaan kepada orang yang tidak mampu dan yang

membutuhkan, sehingga membantu dalam menangani kesenjangan pada

masyarakat.

Elemen ketiga pada tujuan ketiga yaitu rasio investasi pada sektor

riil (R10) yang digambarkan oleh investasi bank syariah pada sektor

ekonomi riil dibandingkan dengan seluruh investasi bank syariah.

Aktivitas investasi di sektor ekonomi riil memberikan dampak langsung

yang positif kepada perekonomian masyarakat dibandingkan dengan

aktivitas di sektor keuangan. Bank syariah baru memiliki rasio paling

tinggi yaitu sebesar 0,91246 yang menunjukkan 91,25% dari total

investasinya disalurkan untuk investasi di sektor ekonomi riil. Sedangkan

bank syariah lama memiliki rasio lebih kecil dibandingkan bank syariah

baru yaitu sebesar 0,87408 yang menunjukkan 87,41% dari total

investasinya disalurkan untuk investasi di sektor ekonomi riil.

Page 100: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

82

2. Indikator Kinerja (IK) Bank Syariah

Setelah diketahui hasil perhitungan rasio kinerja rata-rata, maka

tahap selanjutnya adalah menentukan peringkat kinerja dari setiap bank

syariah, yang dilihat melalui Indikator Kinerja (IK) dari setiap bank syariah.

Proses menentukan peringkat tersebut menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW) dengan cara pembobotan, agregat dan proses

menentukan peringkat (weighting, aggregating, and ranking processes).

Berikut adalah indikator kinerja maqasid al-shari’ah 12 bank

syariah di Indonesia periode 2014 – 2016 untuk setiap tujuannya:

a. Tujuan Pertama: Pendidikan Individu (Tahdhib al-Fard)

Tabel 4. 16 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah

Tujuan Pertama

No. Nama Bank

Indikator Kinerja Tujuan Pertama

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

IK1(1) IK1(2) IK1(3) IK1(4)

Total

IK 1

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,00004 0,00028 0,00084 0,00198 0,00314

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00000 0,00003 0,00064 0,00091 0,00157

3.

PT. Bank Mega

Syariah 0,00000 0,00000 0,00027 0,00000 0,00027

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00001 0,00010 0,00058 0,00096 0,00166

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00000 0,00000 0,00048 0,00159 0,00207

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00004 0,00000 0,00120 0,00169 0,00293

3.

PT. Bank Panin

Syariah 0,00000 0,00000 0,00057 0,00141 0,00198

4.

PT. Bank Jabar

Banten Syariah 0,00000 0,00001 0,00000 0,00000 0,00001

5.

PT. Bank Victoria

Syariah 0,00036 0,00000 0,00000 0,00105 0,00141

Page 101: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

83

No. Nama Bank

Indikator Kinerja Tujuan Pertama

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

IK1(1) IK1(2) IK1(3) IK1(4)

Total

IK 1

6. PT. BCA Syariah 0,00058 0,00000 0,00041 0,00058 0,00156

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00000 0,00000 0,00153 0,00349 0,00502

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia 0,00000 0,00000 0,00069 0,00085 0,00154

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,00194 0,00246 0,00440

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,00011 0,00000 0,00076 0,00146 0,00232

Sumber: Data diolah tahun 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan bank

syariah baru lebih baik dalam mencapai tujuan pertama (pendidikan

individu) dibandingkan dengan bank syariah lama. Keunggulan bank

syariah baru dalam mencapai tujuan pertama disebabkan oleh tingginya

kegiatan publikasi yang dilakukan oleh tenaga kerja bank syariah baru

selama periode 2014 – 2016. Dikarenakan bank syariah baru masih lebih

muda usianya dibandingkan dengan bank syariah lama, maka bank

syariah tersebut lebih concern pada bagian publikasinya. Sedangkan

pada bank syariah lama lebih concern pada elemen penelitian (research).

Hal tersebut dikarenakan bank syariah tersebut sudah lebih banyak

pengalaman di dunia perbankan syariah, sehingga perlu melakukan

penelitian untuk menciptakan inovasi-inovasi pada produknya.

Page 102: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

84

b. Tujuan Kedua: Pembentukan Keadilan (Iqamah al-’Adl)

Tabel 4. 17 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah

Tujuan Kedua

No. Nama Bank

Indikator Kinerja Tujuan Kedua

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

IK2(1) IK2(2) IK2(3) Total IK 2

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,00227 0,07064 0,14488 0,21779

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00129 0,03426 0,13002 0,16558

3.

PT. Bank Mega

Syariah 0,00127 0,01889 0,10332 0,12347

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00161 0,04126 0,12608 0,16895

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00201 0,04022 0,14840 0,19062

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00138 0,06126 0,13906 0,20170

3.

PT. Bank Panin

Syariah 0,00290 0,11415 0,14938 0,26643

4.

PT. Bank Jabar

Banten Syariah 0,00011 0,02951 0,10346 0,13308

5.

PT. Bank Victoria

Syariah 0,00393 0,08977 0,14995 0,24365

6. PT. BCA Syariah 0,00310 0,06312 0,15100 0,21721

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00241 0,02458 0,14862 0,17561

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia 0,00176 0,01814 0,14986 0,16976

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah (2014) 0,00092 0,00000 0,13221 0,13312

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,00206 0,04897 0,14133 0,19235

Sumber: Data diolah tahun 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan bank

syariah baru lebih baik dalam mencapai tujuan kedua (pembentukan

keadilan) dibandingkan dengan bank syariah lama. Keunggulan bank

syariah baru dalam mencapai tujuan kedua disebabkan oleh tingginya

Page 103: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

85

produk bebas bunga yang disalurkan oleh bank syariah dengan kategori

terbaru selama periode 2014–2016. Sehingga berkurangnya kesenjangan

pendapatan dan kekayaan dalam kehidupan bermasyarakat dan semakin

menunjukkan tingkat pembentukan keadilan.

c. Tujuan Ketiga: Kepentingan Publik (Jalb al-Maslahah)

Tabel 4. 18 Indikator Kinerja Maqashid al-Shari’ah Tujuan

Ketiga

Sumber: Data diolah tahun 2017

No. Nama Bank

Indikator Kinerja Tujuan Ketiga

Rasio Rata-rata (Tahun 2014-2016)

IK3(1) IK3(2) IK3(3) Total IK 3

Bank Syariah Lama

1. Bank Muamalat 0,00012 0,00001 0,09661 0,09674

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00030 0,00001 0,09746 0,09776

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00072 0,00003 0,08730 0,08805

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00038 0,00002 0,09379 0,09418

Bank Syariah Baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00037 0,00002 0,09645 0,09684

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00035 0,00000 0,10427 0,10462

3. PT. Bank Panin Syariah 0,00978 0,00002 0,09901 0,10881

4.

PT. Bank Jabar Banten

Syariah -0,00163 0,00001 0,10726 0,10564

5.

PT. Bank Victoria

Syariah -0,00135 0,00000 0,08919 0,08784

6. PT. BCA Syariah 0,00054 0,00000 0,10273 0,10327

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00090 0,00003 0,09319 0,09412

8.

PT. Maybank Syariah

Indonesia -0,00854 0,00000 0,08177 0,07323

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,00367 0,00000 0,10730 0,11097

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Baru 0,00045 0,00001 0,09791 0,09837

Page 104: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

86

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan bank

syariah baru lebih baik dalam mencapai tujuan ketiga (kepentingan

publik) dibandingkan dengan bank syariah lama. Hal ini dikarenakan

pada tujuan ketiga ini, bank syariah baru memiliki keunggulan pada rasio

laba dan tingginya investasi pada sektor ekonomi riil selama periode

2014 – 2016.

3. Maqashid Index (MI) Bank Syariah

Maqasid Index (MI) merupakan perhitungan secara keseluruhan

dari setiap indikator kinerja tiga tujuan syariah. Dalam penelitian ini

merupakan penjumlahan dari indikator kinerja tujuan pertama, kedua dan

ketiga. Di bawah ini adalah tabel maqasid index 12 bank syariah di

Indonesia periode 2014 – 2016:

Tabel 4. 19 Maqashid Index Bank Syariah di Indonesia Periode 2014-2016

No. Nama Bank IK 1 IK 2 IK 3

MI (IK1+

IK2+IK3)

Peringkat

Bank Syariah Lama

1.

PT. Bank

Muamalat

Indonesia 0,00314 0,21779 0,09674 0,31766

4

2.

PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00157 0,16558 0,09776 0,26492

8

3.

PT. Bank Mega

Syariah 0,00027 0,12347 0,08805 0,21179

12

Nilai Rata-rata Bank

Syariah Lama 0,00166 0,16895 0,09418 0,26479

Bank Syariah Baru

1.

PT. Bank BRI

Syariah 0,00207 0,19062 0,09684 0,28953

6

2.

PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00293 0,20170 0,10462 0,30925

5

3.

PT. Bank Panin

Syariah 0,00198 0,26643 0,10881 0,37723

1

Page 105: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

87

No. Nama Bank IK 1 IK 2 IK 3

MI (IK1+

IK2+IK3)

Peringkat

4.

PT. Bank Jabar

Banten Syariah 0,00001 0,13308 0,10564 0,23872

11

5.

PT. Bank Victoria

Syariah 0,00141 0,24365 0,08784 0,33291

2

6. PT. BCA Syariah 0,00156 0,21721 0,10327 0,32204 3

7.

PT. Bank BNI

Syariah 0,00502 0,17561 0,09412 0,27475

7

8.

PT. Maybank

Syariah Indonesia 0,00154 0,16976 0,07323 0,24453

10

9.

PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional

Syariah 0,00440 0,13312 0,11097 0,24850

9

Nilai rata-rata

bank syariah

terbaru 0,00232 0,19235 0,09837 0,29305

Sumber: Data diolah tahun 2017

Dari tabel di atas terlihat bahwa secara keseluruhan rata-rata bank syariah

baru memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 0,29305. Sedangkan rata-rata bank

syariah lama hanya 0,26479. Namun jika dilihat secara parsial per bank, PT.

Bank Panin Syariah memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan bank syariah

lainnya yaitu sebesar 0,37723.

D. Perbandingan Penilaian Kinerja Bank antara Bank Syariah Lama dan

Bank Syariah Baru Menggunakan Penilaian Sharia Maqashid Index

Perbandingan penilaian kinerja bank antara bank syariah lama dan bank

syariah baru dilakukan dengan pemberian nilai pada masing-masing indikator

maqashid al-shari’ah yang memiliki rata-rata rasio yang lebih baik. Selanjutnya

dilihat pada akhir manakah bank yang mendapatkan penilaian rasio rata-rata

lebih baik. Setelah itu dapat diambil kesimpulan dari perhitungan tersebut mana

yang memiliki kinerja bank yang paling baik antara bank syariah lama dan bank

Page 106: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

88

syariah baru. Berikut ini merupakan tabel perhitungan maqashid index pada

bank syariah lama dan bank syariah baru periode 2014-2016 :

Tabel 4. 20 Perbandingan Maqashid Index Bank Syariah Lama dan Bank

Syariah Baru

Sumber: Data diolah tahun 2017

Dari tabel di atas terlihat bahwa pencapaian tujuan pertama yaitu

pendidikan individu paling baik oleh bank syariah baru, pencapaian tujuan

kedua yaitu pembentukan keadilan dilakukan paling baik oleh bank syariah baru

dan pencapaian tujuan ketiga yaitu kepentingan publik diraih oleh bank syariah

baru. Demikian, untuk kinerja secara keseluruhan dilihat dari maqasid index,

bank syariah baru memiliki nilai tertinggi. Hal ini dikarenakan pada bank

syariah baru terdapat PT. Bank Panin Syariah yang memiliki pencapaian yang

cukup bagus di ketiga tujuan, yaitu tujuan pendidikan individu, tujuan

pembentukan keadilan, maupun tujuan kepentingan publik. PT. Bank Panin

Syariah berhasil menempati peringkat pertama dari sampel 12 Bank Umum

Syariah yang terdapat di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sudrajat dan Amirus Sodiq (2016) berjudul ”Analisis

Penilaian Kinerja Bank Syariah berdasarkan Indeks Maqashid Shariáh” yang

No.

Indikator Kinerja

(IK) Maqashid al-

shariah

Nilai Rata-

rata IK Bank

Syariah Lama

Nilai Rata-

rata IK Bank

Syariah Baru

Maqashid al-

shariah yang

Lebih Baik

1. IK 1

(Pendidikan Individu)

0,00166 0,00232 Bank Syariah Baru

2. IK 2 (Pembentukan

Keadilan)

0,16895 0,19235 Bank Syariah Baru

3. IK 3

(Kepentingan Publik)

0,09418 0,09837 Bank Syariah Baru

Total Maqashid Index

(IK1+IK2+IK3)

0,26479 0,29305 Bank Syariah

Baru

Page 107: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

89

mengambil sampel 9 bank syariah di Indonesia, dengan bertujuan memberi

peringkat kinerja bank syariah tersebut sebagai berikut: 1) PT. Bank Panin

Syariah, 2) BCA Syariah, 3) Bank Muamalat, 4) Bukopin Syariah, 5) BRI

Syariah, 6) BNI Syariah, 7) PT. Bank Syariah Mandiri, 8) Maybank Syariah,

dan 9) Bank Mega Syariah.

E. Perbandingan Kinerja Bank Menggunakan Penilaian RGEC dan Sharia

Maqashid Index

Tabel 4. 21 Perbandingan Kinerja dengan Penilaian RGEC dan Sharia

Maqashid Index

Sumber: Data diolah tahun 2017

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa penggunaan kedua

metode penilaian kinerja memberikan hasil yang berbeda. Pada penilain kinerja

bank syariah menggunakan metode RGEC didapatkan hasil bahwa bank

syariah lama memperoleh penilaian yang lebih baik dibandingkan bank syariah

baru. Hal ini dikarenakan bank syariah lama sudah mendapatkan kepercayaan

di masyarakat bahwa dari aspek non keuangan atau aspek syariahnya sudah

tidak diragukan lagi. Sehingga pada periode tahun 2014-2016 fokus bank

syariah lama adalah pada peningkatan aspek keuangannya. Sedangkan pada

penilaian kinerja bank syariah menggunakan metode Sharia Maqashid Index

didapatkan hasil bahwa bank syariah baru yang memperoleh penilaian yang

No. Metode Penilaian Kinerja Bank

Syariah

Bank dengan Penilaian Lebih

Baik

1. RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings,

Capital)

Bank Syariah Lama

2. Sharia Maqashid Index Bank Syariah Baru

Page 108: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

90

lebih baik dibandingkan bank syariah lama. Hal ini dikarenakan pada periode

tahun 2014-2016 bank syariah baru lebih concern menempatkan bargaining

position di masyarakat mengenai aspek syariahnya. Sehingga tidak lagi

muncul anggapan bahwa bank syariah baru adalah bank konvensional yang

hanya berubah nama sebagai bank syariah. Namun juga, didukung oleh segala

aktivitas syariahnya seperti pendidikan individu (education), pembentukan

keadilan (justice) dan kepentingan publiknya (maslahah).

Page 109: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang perbandingan kinerja perbankan syariah

di Indonesia dilihat dari kesehatannya yang diukur dengan metode RGEC dan

Shari’ah Maqashid Index. Sampel bank syariah yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 12 bank syariah yang terdapat di Indonesia. Dalam

penelitian ini, perbankan syariah di Indonesia akan diklasifikasikan menjadi dua

periode bank, bank syariah lama yang lahir pada periode 1990-2005 dan bank

syariah baru yang lahir pada periode 2006-2016. Bank syariah lama terdapat 3

bank, diantaranya adalah: PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Syariah

Mandiri, dan PT. Bank Mega Syariah. Sedangkan bank syariah baru ada 9 bank,

diantaranya adalah: PT. Bank BRI Syariah, PT. Bank Syariah Bukopin, PT.

Bank Panin Syariah, PT. Bank Jabar Banten Syariah, PT. Bank Victoria

Syariah, PT. BCA Syariah, PT. Bank BNI Syariah, PT. Maybank Syariah

Indonesia, dan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Penelitian ini

menggunakan analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan

menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan analisis

deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disusun dan

dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 110: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

92

1. Bank syariah lama memiliki penilaian kinerja bank yang lebih baik

dibandingkan dengan kinerja bank syariah baru pada tahun 2014-2016 jika

ditinjau menggunakan metode penilaian kinerja RGEC.

2. Terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dengan bank syariah

baru jika diukur menggunakan metode penilaian RGEC, rasionya meliputi

NPF, FDR, GCG, NOM, dan CAR. Bank syariah lama unggul pada empat

rasio dari total enam rasio, yaitu rasio NPF, GCG, ROA, dan NOM.

Sedangkan bank syariah baru hanya unggul pada rasio FDR dan CAR.

3. Bank syariah baru memiliki kinerja bank yang lebih baik dibandingkan

dengan bank syariah lama pada tahun 2014-2016 berdasarkan metode

penilaian kinerja Sharia Maqashid Index.

4. Terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah lama dengan bank syariah

baru jika diukur menggunakan metode Sharia Maqashid Index. Pada tujuan

pertama yaitu pendidikan individu paling baik oleh bank syariah baru,

pencapaian tujuan kedua yaitu pembentukan keadilan dilakukan paling baik

oleh bank syariah baru, dan pencapaian tujuan ketiga yaitu kepentingan

publik diraih oleh bank syariah baru.

Page 111: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

93

B. Saran

Setelah melakukan proses pengolahan data dan mendapatkan

kesimpulan dari penelitian ini, maka saran-saran yang dapat disampaikan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan, kinerja keuangan bank syariah lama dinilai sudah baik.

Namun, akan lebih baik apabila bank syariah lama dapat meningkatkan

rasio FDR dan CAR. Meningkatkan rasio FDR dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan penyaluran dana dari penghimpunan dana pihak ketiga yang

diperoleh. Sedangkan untuk meningkatkan rasio CAR dapat dilakukan

dengan cara meningkatkan permodalannya, karena dalam segi permodalan

bank syariah baru lebih baik dibanding bank syariah lama. Kenaikan modal

tentu harus lebih besar dibandingkan kenaikan ATMR.

2. Bank syariah baru diharapkan dapat melakukan perbaikan pada faktor profil

risiko, tata kelola perusahaan, dan rentabilitasnya.

3. Bank syariah baru telah berhasil menerapkan sebagian besar aspek dalam

maqashid al-shari’ah. Secara keseluruhan, semua tujuan pada aspek

maqashid syariah telah tercapai baik tujuan pendidikan individu,

pembentukan keadilan, dan kebijakan keadilan. Namun, pada tiap tujuannya

terdapat masing-masing satu aspek yang yang perlu ditingkatkan seperti

aspek penelitian (R2), pembagian return yang adil (R5) dan pendapatan

personal (R9).

4. Bank syariah lama diharapkan lebih mengupayakan perbaikan dalam

pencapaian tujuan maqashid al-shari’ah. Hal tersebut dikarenakan sebagian

Page 112: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

94

besar aspek pada maqashid al-shari’ah tidak diterapkan. Aspek yang perlu

diperbaiki diantaranya bantuan pendidikan (R1), kegiatan pelatihan (R3),

kegiatan publikasi (R4), fungsi distribusi (R5), produk bebas bunga (R6),

rasio laba (R8), dan investasi sektor rii (R10).

5. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan memiliki peran dalam

mengawasi BUS terutama dalam transparansi laporan keuangan. Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) harus mewajibkan Bank Umum Syariah (BUS) untuk

mencantumkan komponen mengenai Sharia Maqashid Index dalam laporan

keuangannya. Hal tersebut dikarenakan terdapat temuan dimana ada

beberapa Bank Umum Syariah (BUS) yang tidak mempublikasikan

komponen-komponen mengenai Sharia Maqashid Index dalam laporan

keuangannya.

6. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukannya penelitian lanjutan dengan

memperpanjang data sampel lebih dari 3 tahun dan memperbanyak sampel

bank syariah. Dan tidak hanya pada bank syariah di Indonesia saja tetapi

bisa lebih luas lagi cakupan sampel negaranya misal di tingkat global.

Page 113: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

95

DAFTAR PUSTAKA

Adzhani, Rilanda dan Rini. 2017. Komparasi Kinerja Perbankan Syariah di Asia

dengan Pendekatan Maqashid Syariah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Islam, Vol. 5, No. 1, 2017, Hlm. 5-30.

Al-Arif, M. N. R & Yuke R. 2015. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Jakarta:

UIN PRESS.

Alamsyah, Halim. 2012. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah

Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Milad ke-8 Ikatan

Ahli Ekonomi Islam (IAEI).

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

Antonio, Muhammad Syafii. 2012. An Analysis of Islamic Banking Performance:

Maqashid Index Implementation in Indonesia and Jordania. Journal of

Islamic Finance, vol. 1, no. 1.

Bank Indonesia. 2011.Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Daniswara, Fitria dan Nurmadi Harsa Sumarta. 2016. Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Berdasarkan Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, and Capital (RGEC) Pada Bank Umum Konvensional dan Bank

Umum Syariah Periode 2011-2014. GEMA,THN XXX /51/Februari-Juli

2016.

Dusuki, Asyraf Wajdi. 2008. Understanding The Objectives of Islamic Banking: A

Survey Stakeholder Perspectives, International Journal of Islamic and Middle

Eastern Finance and Management, Vol. 1, No.2, hal. 132-148.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hermana, Budi. 2012. Penilaian Kesehatan Bank: Good Corporate Governance.

http://pena.gunadarma.ac.id/penilaian-kesehatan-bank-good-corporate-

governance/.html. Diakses pada 06 Januari 2017 pukul 15.26 WIB.

Ihsan, Dwi Nur’aini. 2013. Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah.

Jakarta: UIN Jakarta Pers.

Imansari, Anisa Dyah. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah

Berdasarkan Konsep Al-Maqashid Al-Syariah di Indonesia dan Malaysia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Page 114: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

96

Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Jakarta:

Rajawali Pers.

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan Edisi Revisi 11. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mohammed, Mustafa Omar and Shahwan, Syahidawati. 2013 The Objective of

Islamic Economic and Islamic Banking in Light of Maqasid Al-Shariah: A

Critical Review, Middle-East Journal of Scientific Research 13 (Research in

ContemporaryIslamic Finance and Wealth Management): 75-84.

Mohammed, Mustafa Omar dan Fauziah Md Taib. 2015. Developing Islamic

Banking Performance Measures Based on Maqasid Al-Shari’ah Framework:

Cases of 24 Selected Banks. Journal of Islamic Monetary Economics and

Finance

Mohammed, Mustafa Omar. 2008. The Performance Measures of Islamic Banking

Based on the Maqasid Framework. IIUM International Accounting

Conference (INTAC IV).

Mulyadi. 2000. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa.

Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah.

http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/regulasi/peraturan-ojk-terkait-

syariah/Pages/39peraturan-otoritas-jasa-keuangan-tentang-penilaian-tingkat-

kesehatan-bank-umum-syariah-dan-unit-usaha-syariah.aspx. Diakses pada

pada 06 Januari 2017 pukul 15.10 WIB.

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor

10/SEOJK.03/2014. http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/surat-

edaran-ojk/Pages/surat-edaran-otoritas-jasa-keuangan-nomor-10-seojk-03-

2014.aspx. Diakses pada 06 Januari 2017 pukul 15.13 WIB.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Indonesia – Vol. 14, No. 6, Mei

2016. http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-

perbankan-indonesia/Pages/Statistik-Perbankan-Indonesia---Mei-2016.aspx.

Diakses pada 06 Januari 2017.

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Statistik Perbankan Syariah.

http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-

Page 115: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

97

syariah/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Agustus-

2017/SPS%20Agustus%202017.pdf. Diakses pada 20 Oktober 2017.

Putri, Aulia 2015. Analisis Kinerja Keuangan pada Bank Umum Konvensional dan

Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ramdani, Andreyanto. 2015. Pengaruh Kebijakan Pemisahan terhadap Laba pada

PT. Bank BNI Syariah. Jakarta: Etikonomi

Rivai, Veitzal. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional &

Sharia System. Jakarta: Rajawali.

Rizqa, Tiffany Fauzia. 2013. Maqasid Indeks, Sebuah Revitalisasi Pengukuran

Kesejahteraan.

http://forumekonomisyariah45.blogspot.co.id/2013/03/maqasid-indeks-

sebuah-revitalisasi.html. Diakses pada 06 Januari 2017 pukul 15.21 WIB.

Rusydiana, Aam. 2014. Maqhasid Syariah Indeks Sebagai Ukuran Kinerja

Perbankan. http://www.aamslametrusydiana.com/2014/03/maqhasid-

syariah-indeks-sebagai-ukuran.html. Diakses pada 06 Januari 2017 pukul

15.17 WIB.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group

Sudiyatno, Bambang, Jati Suroso. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,

BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan

yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2005-2008).

Dinamika Keuangan dan Perbankan: Semarang.

Sudrajat, Anton dan Amirus Sodiq. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Bank Syariah

berdasarkan Indeks Maqashid Shariah. Bisnis, Vol. 4, No. 1.

Sugari, Bella Puspita, dkk. 2015. Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank

Syariah dan Konvensional dengan Menggunakan Mentode RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital). Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Jendral Soedirman.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Susilo, Y. Sri, dkk. 1999. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba

Empat.

Page 116: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

98

Suta, I Putu Gede Ary dan Soebowo Musa. 2003. Membedah Krisis Perbankan.

Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti.

Zahrah, Muhammad Abu. 1997. Ushul al-Fiqh, Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi.

Page 117: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

99

LAMPIRAN

Rasio RGEC pada Bank Syariah Lama

Tahun Nama Bank

Rata-rata RGEC

Risk Profile

GCG

Earnings Capital

NPF (Risiko

kredit)

FDR (Risiko

likuiditas) ROA

NOM (Net

Operating

Margin)

CAR

Bank Syariah Lama (Periode 1990-2005):

2014

Bank Muamalat (1991) 4,85% 84,14% 3,0 0,17% 3,40% 13,91%

PT. Bank Syariah Mandiri (1999) 4,29% 82,13% 2,0 0,17% 6,19% 14,76%

PT. Bank Mega Syariah (2004) 1,81% 93,61% 2,0 0,29% 8,33% 19,26%

Rata-rata 2014 3,65% 86,63% 2,3 0,21% 5,97% 15,98%

2015

Bank Muamalat (1991) 4,20% 90,30% 2,0 0,20% 4,09% 12,00%

PT. Bank Syariah Mandiri (1999) 4,05% 81,99% 1,0 0,56% 5,75% 12,85%

PT. Bank Mega Syariah (2004) 3,16% 98,49% 1,5 0,30% 9,34% 18,74%

Rata-rata 2015 3,80% 90,26% 1,5 0,35% 6,39% 14,53%

2016

Bank Muamalat (1991) 1,40% 95,13% 2,0 0,22% 3,21% 12,74%

PT. Bank Syariah Mandiri (1999) 3,13% 79,19% 1,0 0,59% 6,16% 14,01%

PT. Bank Mega Syariah (2004) 2,81% 95,24% 2,0 2,63% 7,56% 23,53%

Rata-rata 2016 2,45% 89,85% 1,67 1,15% 5,64% 16,76%

Rata-rata Bank Syariah Lama 2014-2016 3,30% 88,91% 1,83 0,57% 6,00% 15,76%

Page 118: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

100

Rasio RGEC pada Bank Syariah Baru

Tahun Nama Bank

Rata-rata

Risk Profile

GCG

Earnings Capital

NPF (Risiko

kredit)

FDR (Risiko

likuiditas) ROA

NOM (Net

Operating

Margin)

CAR

Bank Umum Syariah yang terbaru (Periode 2006-2016):

2014

PT. Bank BRI Syariah (2008) 3,65% 93,90% 1,74 0,08% 6,04% 12,89%

PT. Bank Syariah Bukopin (2008) 3,34% 92,89% 2,0 0,27% 2,75% 14,80%

PT. Bank Panin Syariah (2009) 0,29% 94,04% 1,40 1,99% 4,38% 25,69%

PT. Bank Jabar Banten Syariah (2010) 5,84% 93,69% 1,89 0,69% 4,88% 15,83%

PT. Bank Victoria Syariah (2010) 4,75% 95,19% 1,93 -1,87% 3,34% 15,27%

PT. BCA Syariah (2010) 0,10% 91,20% 1,0 0,80% 4,20% 29,60%

PT. Bank BNI Syariah (2010) 1,04% 92,60% 2,0 1,27% 8,15% 18,76%

PT. Maybank Syariah Indonesia (2010) 5,04% 157,77% 2,0 3,61% 6,65% 52,13%

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

(2014) 0,87% 93,97% 2,0 4,23% 4,99% 33,88%

Rata-rata 2014 2,77% 100,58% 1,77 1,23% 5,04% 24,32%

2015

PT. Bank BRI Syariah (2008) 3,89% 84,16% 1,61 0,77% 6,38% 13,94%

PT. Bank Syariah Bukopin (2008) 2,74% 90,56% 1,5 0,79% 3,14% 16,31%

PT. Bank Panin Syariah (2009) 1,94% 96,43% 2,0 1,14% 3,82% 20,30%

PT. Bank Jabar Banten Syariah (2010) 6,93% 104,75% 2,5 0,25% 5,68% 22,53%

PT. Bank Victoria Syariah (2010) 4,82% 95,29% 3,0 -2,36% -2,61% 16,14%

PT. BCA Syariah (2010) 0,50% 91,40% 1,0 1,00% 4,90% 34,30%

Page 119: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

101

Tahun Nama Bank

Rata-rata

Risk Profile

GCG

Earnings Capital

NPF

(Risiko

kredit)

FDR (Risiko

likuiditas) ROA

NOM (Net

Operating

Margin)

CAR

2015

PT. Bank BNI Syariah (2010) 1,46% 91,94% 2,5 1,43% 8,25% 18,16%

PT. Maybank Syariah Indonesia (2010) 35,15% 110,54% 3,0 -20,13% 6,54% 38,40%

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

(2014) 0,17% 96,54% 2,0 5,24% 6,84% 19,93%

Rata-rata 2015 6,40% 95,73% 2,12 -1,32% 4,77% 22,22%

2016

PT. Bank BRI Syariah (2008) 3,19% 81,42% 1,60 0,95% 6,37% 20,63%

PT. Bank Syariah Bukopin (2008) 2,72% 88,18% 2,0 0,76% 3,31% 17,00%

PT. Bank Panin Syariah (2009) 1,86% 91,99% 2,0 0,37% 3,49% 18,17%

PT. Bank Jabar Banten Syariah (2010) 4,94% 98,73% 2,54 -8,09% -27,84% 18,25%

PT. Bank Victoria Syariah (2010) 4,35% 100,67% 2,0 -2,19% -2,74% 15,98%

PT. BCA Syariah (2010) 0,20% 90,10% 1,0 1,10% 4,80% 36,70%

PT. Bank BNI Syariah (2010) 1,64% 84,57% 2,0 1,44% 8,32% 17,81%

PT. Maybank Syariah Indonesia (2010) 43,99% 134,73% 3,0 -9,51% 4,99% 55,06%

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

(2014) 0,20% 92,75% 2,0 8,98% 11,23% 23,80%

Rata-rata 2016 7,01% 95,90% 2,02 -0,69% 1,33% 24,82%

Rata-rata BUS Terbaru dari 2014-2016 5,39% 97% -0,26% 23,79%

Page 120: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

102

R2 Rasio Penelitian

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,00170 0,00179 0,00688 0,01038 0,00346

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,00060 0,00045 0,00014 0,00120 0,00040

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,00129

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

3. PT. Bank Panin Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00011 0,00015 0,00000 0,00026 0,00009

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

6. PT. BCA Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

8. PT. Maybank Syariah Indonesia

0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

R1 Rasio Bantuan Pendidikan

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,00000 0,00172 0,00000 0,00172 0,00057

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,00019

Bank yg terbaru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,00149 0,00000 0,00000 0,00149 0,00050

3. PT. Bank Panin Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,00394 0,00656 0,00470 0,01520 0,00507

6. PT. BCA Syariah 0,01223 0,00000 0,01181 0,02404 0,00801

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,00151

Page 121: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

103

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,00001

R3 Rasio Pelatihan

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,00703 0,01715 0,00795 0,03212 0,01071

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,00694 0,01202 0,00552 0,02447 0,00816

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00451 0,00201 0,00391 0,01043 0,00348

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,00745

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,01040 0,00409 0,00394 0,01843 0,00614

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,01577 0,01668 0,01386 0,04631 0,01544

3. PT. Bank Panin Syariah 0,01477 0,00333 0,00385 0,02195 0,00732

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

6. PT. BCA Syariah 0,00000 0,01563 0,00000 0,01563 0,00521

7. PT. Bank BNI Syariah 0,02255 0,01806 0,01811 0,05872 0,01957

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,02040 0,00188 0,00442 0,02670 0,00890

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,01503 0,01898 0,04045 0,07446 0,02482

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,00971

R4 Rasio Publisitas

No Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,03424 0,04170 0,01016 0,08610 0,02870

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,01388 0,01373 0,01181 0,03941 0,01314

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,01395

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,02572 0,02923 0,01410 0,06906 0,02302

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,02635 0,01885 0,02827 0,07347 0,02449

Page 122: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

104

No Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

3. PT. Bank Panin Syariah 0,02458 0,02043 0,01631 0,06132 0,02044

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,02420 0,01135 0,01005 0,04561 0,01520

6. PT. BCA Syariah 0,01259 0,00887 0,00355 0,02501 0,00834

7. PT. Bank BNI Syariah 0,04922 0,05399 0,04873 0,15193 0,05064

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,03061 0,00178 0,00444 0,03682 0,01227

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,09708 0,00338 0,00669 0,10716 0,03572

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,02113

R5 Rasio Fair Returns

No. Nama Bank Tahun

Total Rat-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,02415 0,01659 0,01467 0,05540 0,01847

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,01126 0,00916 0,01105 0,03147 0,01049

3. PT. Bank Mega Syariah 0,01051 0,00787 0,01250 0,03087 0,01029

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,01308

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,02132 0,01434 0,01328 0,04895 0,01632

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,00427 0,01566 0,01384 0,03377 0,01126

3. PT. Bank Panin Syariah 0,03322 0,02009 0,01739 0,07069 0,02356

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00016 0,00039 0,00223 0,00278 0,00093

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,03410 0,02904 0,03270 0,09585 0,03195

6. PT. BCA Syariah 0,01720 0,03084 0,02751 0,07555 0,02518

7. PT. Bank BNI Syariah 0,02550 0,01904 0,01417 0,05870 0,01957

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,02428 0,00671 0,01187 0,04286 0,01429

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,00967 0,00714 0,00553 0,02234 0,00745

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,01672

R6 Rasio Distribusi Fungsional

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,50815 0,54391 0,56310 1,61515 0,53838

Page 123: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

105

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,21811 0,26599 0,29932 0,78341 0,26114

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00746 0,01405 0,41034 0,43185 0,14395

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,31449

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,31688 0,37255 0,23026 0,91969 0,30656

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,39281 0,48100 0,52686 1,40067 0,46689

3. PT. Bank Panin Syariah 0,86716 0,90607 0,83702 2,61025 0,87008

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,29232 0,21549 0,16687 0,67468 0,22489

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,56133 0,69776 0,79368 2,05278 0,68426

6. PT. BCA Syariah 0,51296 0,45336 0,47689 1,44320 0,48107

7. PT. Bank BNI Syariah 0,16378 0,19321 0,20514 0,56213 0,18738

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,15561 0,12050 0,13865 0,41476 0,13825

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,37327

R7 Rasio Produk Bebas Bunga

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,94156 0,93976 0,90845 2,78977 0,92992

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,81061 0,86181 0,83126 2,50368 0,83456

3. PT. Bank Mega Syariah 0,86547 0,56274 0,56129 1,98950 0,66317

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,80922

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,95854 0,94521 0,95367 2,85742 0,95247

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,91600 0,90556 0,85607 2,67763 0,89254

3. PT. Bank Panin Syariah 0,94057 0,96863 0,96717 2,87637 0,95879

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,79917 0,83088 0,36204 1,99209 0,66403

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,98674 0,98789 0,91264 2,88726 0,96242

6. PT. BCA Syariah 0,96781 0,97280 0,96696 2,90757 0,96919

7. PT. Bank BNI Syariah 0,95279 0,94588 0,96313 2,86180 0,95393

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,95965 0,97849 0,94750 2,88564 0,96188

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,88729 0,85958 0,79885 2,54571 0,84857

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,90709

Page 124: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

106

R8 Rasio Laba

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,00094 0,00130 0,00144 0,00369 0,00123

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,00107 0,00412 0,00413 0,00932 0,00311

3. PT. Bank Mega Syariah 0,00225 0,00220 0,01805 0,02250 0,00750

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,00394

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,00032 0,00506 0,00615 0,01153 0,00384

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,00165 0,00477 0,00466 0,01107 0,00369

3. PT. Bank Panin Syariah 0,01143 0,00751 0,28752 0,30645 0,10215

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah

0,00356 0,00113

-

0,05573 -0,05104 -0,01701

5. PT. Bank Victoria Syariah

-0,01347

-

0,01740

-

0,01137 -0,04223 -0,01408

6. PT. BCA Syariah 0,00432 0,00539 0,00737 0,01708 0,00569

7. PT. Bank BNI Syariah 0,00838 0,00993 0,00980 0,02810 0,00937

8. PT. Maybank Syariah Indonesia

0,02283

-

0,16886

-

0,12176 -0,26779 -0,08926

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,02617 0,03261 0,05633 0,11511 0,03837

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,00475

R9 Pendapatan Personal

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,00007 0,00009 0,00023 0,00040 0,00013

2 PT. Bank Syariah Mandiri 0,00005 0,00016 0,00016 0,00037 0,00012

3 PT. Bank Mega Syariah 0,00010 0,00009 0,00069 0,00089 0,00030

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,00018

Bank syariah baru

1 PT. Bank BRI Syariah 0,00022 0,00001 0,00036 0,00059 0,00020

2 PT. Bank Syariah Bukopin 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

3 PT. Bank Panin Syariah 0,00046 0,00031 0,00009 0,00086 0,00029

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00004 0,00009 0,00008 0,00021 0,00007

5 PT. Bank Victoria Syariah 0,00006 0,00008 0,00002 0,00016 0,00005

6 PT. BCA Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Page 125: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

107

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

7 PT. Bank BNI Syariah 0,00034 0,00039 0,00036 0,00108 0,00036

8 PT. Maybank Syariah Indonesia 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

9

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,00011

R10 Rasio Investasi pada sektor riil

No. Nama Bank Tahun

Total Rata-rata 2014 2015 2016

Bank syariah lama

1. Bank Muamalat 0,89479 0,89660 0,90968 2,70108 0,90036

2. PT. Bank Syariah Mandiri 0,96493 0,86680 0,89306 2,72479 0,90826

3. PT. Bank Mega Syariah 0,92021 0,90195 0,61871 2,44087 0,81362

Nilai rata-rata bank syariah lama 0,87408

Bank syariah baru

1. PT. Bank BRI Syariah 0,95845 0,88192 0,85630 2,69667 0,89889

2. PT. Bank Syariah Bukopin 0,96723 0,97164 0,97635 2,91522 0,97174

3. PT. Bank Panin Syariah 0,96900 0,94401 0,85523 2,76824 0,92275

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,99887 1,00000 1,00000 2,99887 0,99962

5. PT. Bank Victoria Syariah 0,84695 0,81501 0,83159 2,49355 0,83118

6. PT. BCA Syariah 0,97229 0,98342 0,91638 2,87209 0,95736

7. PT. Bank BNI Syariah 0,88698 0,88319 0,83536 2,60553 0,86851

8. PT. Maybank Syariah Indonesia 0,88842 0,77911 0,61868 2,28621 0,76207

9.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah 1,00000 1,00000 1,00000 3,00000 1,00000

Nilai rata-rata bank syariah baru 0,91246

Page 126: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

108

Rasio Kinerja (RK) Maqasid al-Shari’ah untuk Tiga Tujuan Syariah Periode 2014-2016

No. Nama Bank

RK Tujuan Pertama Rata-rata

(2014-2016)

RK Tujuan Kedua Rata-

rata (Tahun 2014-2016)

RK Tujuan Ketiga Rata-rata

(Tahun 2014-2016)

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10

Bank Syariah Lama

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 0,00057 0,00346 0,01071 0,02870 0,01847 0,53838 0,92992 0,00123 0,00013 0,90036

2 PT. Bank Syariah Mandiri 0,00000 0,00040 0,00816 0,01314 0,01049 0,26114 0,83456 0,00311 0,00012 0,90826

3 PT. Bank Mega Syariah 0,00000 0,00000 0,00348 0,00000 0,01029 0,14395 0,66317 0,00750 0,00030 0,81362

Rata-rata Bank Syariah Lama 0,00019 0,00129 0,00745 0,01395 0,01308 0,31449 0,80922 0,00394 0,00018 0,87408

Bank Syariah Baru

1 PT. Bank BRI Syariah 0,00000 0,00000 0,00614 0,02302 0,01632 0,30656 0,95247 0,00384 0,00020 0,89889

2 PT. Bank Syariah Bukopin 0,00050 0,00000 0,01544 0,02449 0,01126 0,46689 0,89254 0,00369 0,00000 0,97174

3 PT. Bank Panin Syariah 0,00000 0,00000 0,00732 0,02044 0,02356 0,87008 0,95879 0,10215 0,00029 0,92275

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah 0,00000 0,00009 0,00000 0,00000 0,00093 0,22489 0,66403 -0,01701 0,00007 0,99962

5 PT. Bank Victoria Syariah 0,00507 0,00000 0,00000 0,01520 0,03195 0,68426 0,96242 -0,01408 0,00005 0,83118

6 PT. BCA Syariah 0,00801 0,00000 0,00521 0,00834 0,02518 0,48107 0,96919 0,00569 0,00000 0,95736

7 PT. Bank BNI Syariah 0,00000 0,00000 0,01957 0,05064 0,01957 0,18738 0,95393 0,00937 0,00036 0,86851

8 PT. Maybank Syariah

Indonesia 0,00000 0,00000 0,00890 0,01227 0,01429 0,13825 0,96188 -0,08926 0,00000 0,76207

Page 127: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

109

No. Nama Bank

RK Tujuan Pertama Rata-rata

(2014-2016)

RK Tujuan Kedua Rata-

rata (Tahun 2014-2016)

RK Tujuan Ketiga Rata-rata

(Tahun 2014-2016)

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10

9 PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Syariah 0,00000 0,00000 0,02482 0,03572 0,00745 0,00000 0,84857 0,03837 0,00000 1,00000

Nilai rata-rata bank yang terbaru 0,00151 0,00001 0,00971 0,02113 0,01672 0,37327 0,90709 0,00475 0,00011 0,91246

Page 128: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

110

Indikator Kinerja (IK) Maqasid al-Shari’ah untuk Tiga Tujuan Syariah Periode 2014-2016

No. Nama Bank

IK untuk tujuan pertama IK untuk tujuan kedua IK untuk tujuan ketiga

(Tahun 2014-2016) (Tahun 2014-2016) (Tahun 2014-2016)

IK 1(1) IK 1(2) IK 1(3) IK 1(4) Total

IK 1 IK 2(1) IK 2(2) IK 2(3)

Total

IK 2 IK 3(1) IK 3(2) IK 3(3)

Total

IK 3

Bank Syariah Lama

1

PT. Bank

Muamalat

Indonesia

0,00004 0,00028 0,00084 0,00198 0,00314 0,00227 0,07064 0,14488 0,21779 0,00012 0,00001 0,09661 0,09674

2 PT. Bank Syariah

Mandiri 0,00000 0,00003 0,00064 0,00091 0,00157 0,00129 0,03426 0,13002 0,16558 0,0003 0,00001 0,09746 0,09776

3 PT. Bank Mega

Syariah 0,00000 0,00000 0,00027 0,00000 0,00027 0,00127 0,01889 0,10332 0,12347 0,00072 0,00003 0,0873 0,08805

Rata-rata Bank Syariah

Lama 0,00001 0,0001 0,00058 0,00096 0,00166 0,00161 0,04126 0,12608 0,16895 0,00038 0,00002 0,09379 0,09418

Bank Syariah Baru

1 PT. Bank BRI

Syariah 0,00000 0,00000 0,00048 0,00159 0,00207 0,00201 0,04022 0,1484 0,19062 0,00037 0,00002 0,09645 0,09684

2 PT. Bank Syariah

Bukopin 0,00004 0,00000 0,0012 0,00169 0,00293 0,00138 0,06126 0,13906 0,2017 0,00035 0,00000 0,10427 0,10462

3 PT. Bank Panin

Syariah 0,00000 0,00000 0,00057 0,00141 0,00198 0,0029 0,11415 0,14938 0,26643 0,00978 0,00002 0,09901 0,10881

4 PT. Bank Jabar

Banten Syariah 0,00000 0,00001 0,00000 0,00000 0,00001 0,00011 0,02951 0,10346 0,13308 -0,0016 0,00001 0,10726 0,10564

Page 129: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

111

No. Nama Bank

IK untuk tujuan pertama IK untuk tujuan kedua IK untuk tujuan ketiga

(Tahun 2014-2016) (Tahun 2014-2016) (Tahun 2014-2016)

IK 1(1) IK 1(2) IK 1(3) IK 1(4) Total

IK 1 IK 2(1) IK 2(2) IK 2(3)

Total

IK 2 IK 3(1) IK 3(2) IK 3(3)

Total

IK 3

5 PT. Bank Victoria

Syariah 0,00036 0,00000 0,00000 0,00105 0,00141 0,00393 0,08977 0,14995 0,24365 -0,0014 0,00000 0,08919 0,08784

6 PT. BCA Syariah 0,00058 0,00000 0,00041 0,00058 0,00156 0,0031 0,06312 0,151 0,21721 0,00054 0,00000 0,10273 0,10327

7 PT. Bank BNI

Syariah 0,00000 0,00000 0,00153 0,00349 0,00502 0,00241 0,02458 0,14862 0,17561 0,0009 0,00003 0,09319 0,09412

8 PT. Maybank

Syariah Indonesia 0,00000 0,00000 0,00069 0,00085 0,00154 0,00176 0,01814 0,14986 0,16976 -0,0085 0,00000 0,08177 0,07323

9

PT Bank Tabungan

Pensiunan

Nasional Syariah

0,00000 0,00000 0,00194 0,00246 0,0044 0,00092 0,00000 0,13221 0,13312 0,00367 0,00000 0,1073 0,11097

Rata-rata Bank Syariah

Baru 0,00011 0,00000 0,00076 0,00146 0,00232 0,00206 0,04897 0,14133 0,19235 0,00045 0,00001 0,09791 0,09837

Page 130: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37451/2/ANNISA... · ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

112