ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI...

140
ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGANNO. 109 MENGENAI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DANA ZIS ( Studi Kasus BAZIS-DKI Jakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : SITI KHOLIFAH 1111046300005 KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2014 M

Transcript of ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI...

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR

AKUNTANSI KEUANGANNO. 109 MENGENAI PENYAJIAN LAPORAN

KEUANGAN DANA ZIS

( Studi Kasus BAZIS-DKI Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

SITI KHOLIFAH

1111046300005

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2014 M

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 3: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 4: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 5: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 6: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

vi

بسم ميحرلا نمحرلا هللا

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin,

rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka

memenuhi persyaratan mencapi gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi

Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan seluruh umatnya, yang

Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Didorong oleh semua itu penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kesesuaian Penerapan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 Mengenai Penyajian Laporan

Dana ZIS”

Selanjutnya, penulis pun menyadari bahwa selesainya skripsi ini banyak

dibantu dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Abdurrauf, Lc, M.A, selaku Sekretaris Porgram Studi Muamalat

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

vii

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Supriyono, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan pengarahan,

ilmu, bimbingan, serta motivasi kepada penulis dalam membantu

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak M. Mujibur Rohman, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan pengetahuan dan bantuannya kepada penulis. Serta para pengurus

Perpustakaan yang senantiasa memberikan pelayanan kepada para mahasiswa.

6. Terima kasih banyak dan peluk hangat kepada kedua oaring tua-ku Bapak

Hamzah dan Ibu Mulyati. Atas segala do’a dan dukungannya bail materil

maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kenal

lelah membimbing dan memberikan kepercayaan kepadaku untuk belajar dan

terus belajar untuk menciptakan masa depan yang cerah

7. Ketua Pimpinan BAZIS DKI-Jakarta yang telah memberikan izin penelitian

kepada peneliti serta Bapak Teuku Agam Firdiansyan, S.E. yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan arahan, informasi, dan dukungan

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Terimaka kasih kepada kakak-kakak dan adik-adik-ku atas dukungan dan

semangat sertan do’anya selama penyusunan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

viii

9. Keluarga besar Manajemen ZISWAF’11 (Siti Kholifah, Nurseha Satyarini,

Rozalia, Mitra Yunimar, Rini Dian Haerani, Haslinda, Putri Novianti, Nur

Addini Rahma, Siti Latifah, Punky Septiani, Ramadhana, Syaipudin Elman,

Muh. Akbar Satria, Achmad Rendy, Hendriansyah, Achmad Romdhoni dan

Ali Ma’ruf, yang banyak membantu memberikan masukan, saran, kritik

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu,

terimakasih atas motivasi, dukungan dan semangatnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa serta rasa

syukur yang telah membuat satu persatu impian penulis terwujud. Penulis sangat

sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis bukanlah

makhluk yang sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

bagi para pembaca. Aamiin Yaa Rabbal’Alamin...

Ciputat, September 2015 M

Dzulhijjah 1436 H

Penulis

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

ix

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG……………………………………… iii

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………. iv

ABSTRAK. ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang .............................................................................. 1

B. IdentifikasiMasalah ...................................................................... 6

C. BatasandanRumusanMasalah ....................................................... 7

D. TujuandanManfaatPenelitian ....................................................... 8

E. TinjauanKajianTerdahulu ............................................................ 9

F. KerangkaTeoridanKonseptual ...................................................... 12

G. MetodePenelitian .......................................................................... 17

H. SistematikaPenulisan………………………………….….….…...21

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

ix

BAB II LANDASAN TEORI

A. LembagaAmil Zakat

1. PengertianLAZ ....................................................................... 23

2. DasarHukumLAZ ................................................................... 24

a. HukumSyariat .................................................................. 26

b. HukumPositif ................................................................... 28

3. TujuandanHikmahLAZ .......................................................... 29

4. Ketentuan UUD Pelaksanaan LAZ…………………….……..32

B. LaporanKeuangan Dana ZIS

1. PengertianLaporanKeuangan ................................................. 34

2. TujuanLaporanKeuangan ....................................................... 34

3. PrinsipLaporanKeuangan………………………………...…..35

C. PernyataanStandarAkuntansiKeuangan No. 109

1. Pengertian PSAK 109 ............................................................ 38

2. Tujuan PSAK 109 .................................................................. 40

3. AplikasiAkuntansi PSAK 109................................................ 41

4. StandarAkuntansi di Indonesia……………………….……...47

BAB III METODE PENELITIAN

A. ObjekPeneltian ............................................................................. 49

B. JenisdanSumber Data ................................................................... 53

C. PopulasidanSampel ...................................................................... 54

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

ix

D. TeknikPengumpulan Data ............................................................ 55

E. MetodeAnalisis Data .................................................................... 56

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. AnalisisKesesuaianPenerapan PSAK 109 pada BAZIS DKI-

Jakarta………………………………………………………….66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 87

B. Saran-saran ................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 92

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

DAFTAR TABEL

Gambar 1.1 Kerangka Konsep……………………………………………………….16

Gambar 2.2 Tujuan Laporan Keuangan APB Statement No.4………………………35

Gambar 3.3 Metode Pengukuran Kesesuaian Grounded Theory Method….……….57

Tabel 4.1 Jurnal penerimaan Zakat PSAK No. 109………………...………………..67

Tabel 4.2 Jurnal Penyaluran Zakat PSAK 109…………………………………..…..69

Tabel 4.3 Jurnal Penyaluran Dana Infak PSAK 109………………………………...70

Tabel 4.4 Jurnal Bagian Amil PSAK 109……………………………………...…….72

Tabel 4.5 Jurnal Beban Operasional Amil PSAK 109…………………….………...73

Tabel 4.6 Jurnal Kesimpulan Hasil Analisis…………………………………………74

Tabel 4.7 Jurnal Perbandingan Penyajian PSAK 109……………………………….82

Tabel 4.8 Jurnal Perbandingan Pengukapan PSAK 109…………………………….83

Page 13: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembang pesatnya lembaga keuangan syariah dan lembaga amil zakat

telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Bukan

hanya kajian dari sisi landasan konseptual dan penerapan fikihnya, namun juga

berkaitan langsung dari sisi manajemen operasional, khususnya dalam hal

pendokumentasian transaksi syariah. Ditengah pesatnya perkembangan transaksi

syariah tersebut, maka kebutuhan atas akuntansi syariah makin meningkat.

Akuntansi sebagai proses untuk melaporkan transaksi keuangan perusahaan tentu

harus dapat mengikuti seluruh perkembangan transakasi yang sedang

berlangsung.

Pengelola zakat membutuhkan dukungan system akuntansi dan system

informasi manajemen yang memadai agar zakat benar-benar dapat memiliki

fungsi sosial yang mengurangi kesenjangan ekonomi umat. Pengelolaan zakat

yang profesional memiliki sumberdaya manusia, memiliki kemampuan

manejerial, pengetahuan agama serta keahlian khusus. Dalam pandangan pemikir-

pemikir akuntansi Islam, konsep zakat merupakan suatu konsep yang tidak dapat

dipisahkan dari bisnis. Akuntansi Islam melihat perusahaan sebagai bisnis dari

Page 14: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

2

masyarakat keseluruhan. Pengelolaan dana zakat secara profesional dibutuhkan

suatu badan khusus yang bertugas sesuai dengan ketentuan syariah, mulai dari

perhitungan dan pengumpulan zakat hingga pendistribusiannya. Semua ketentuan

tentang zakat yang diatur dalam syariat Islam, menuntut pengelola zakat harus

akuntabel dan transparan. Semua pihak dapat mengawasi dan mengontrol secara

langsung.1

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk transparansi pengelolaannya

dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada donatur atau pengguna

laporan keuangan lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan laporan keuangan sebagai

media antara pengelola dan masyarakat. Menurut standar akuntansi no.1 tujuan

dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

terbagi sejumlah besar pemakai dan pengambil keputusan.2

Laporan keuangan lembaga amil menjadi salah satu media untuk

pertanggung jawaban operasionalnya, yaitu dalam mengumpulkan dan

menyalurkan dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Untuk itu agar laporan

keuangan tersebut akuntabel dan transparan maka dibutuhkan standar akuntansi

yang mengaturnya. Bagi institusi yang didirikan hanya khusus untuk mengelola

dana zakat, infak, dan sedekah atau bisa juga disebut Amil, maka penyusunan

1 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol 2, Nomor 1, Januari 2013, h. 24.

2 Ikatan Akuntansi Indonesia, pedoman Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta : IAI, 2001),

h.1

Page 15: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

3

laporan keuangannya menggunakan PSAK 109, Standar Akuntansi yang

mengatur tentang zakat, infak, sedekah, dan dana sosial lainnya.3

Peryataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 mengatur

penyajian laporan keuangan suatu entitas atau lembaga sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Yang mencakup bentuk, susunan, dan

isi laporan keuangan. Serta catatan atas laporan keuangan penggolongan unsur

dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan

jumlah yang di cantumkan dalam laporan keuangan.4

Seiring berkembangannya Lembaga Amil Zakat (LAZ) maka laporan

keuangan Amil zakatpun harus sesuai dengan transaksi yang ada di Lembaga

Amil Zakat tersebut. Untuk itu, akuntansi dalam hal menangani laporan keuangan

harus mengikuti perkembangan yang ada. Laporan Keuangan Amil Zakat

bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut pelaporan atas

penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infak, sedekah, dan

dana sosial keagamaan lainnya yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, laporan keuangan Amil Zakat juga bertujuan sabagai alat pertanggung

jawaban (akuntabilitas) dan transparansi pengelolaan keuangan kepada para

pemangku kepentingan serta sebagai alat untuk evaluasi kinerja manajerial dan

organisasi.5

3 M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: kencana, 2006), h. 17.

4 Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 1993), h.268.

5 Teten kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 19.

Page 16: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

4

Sampai saat ini sudah ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

yang mengatur tentang akuntansi Lembaga ZIS. Namun, merujuk pada akuntansi

konvensional serta praktik dari Lembaga ZIS yang telah beroperasi di Indonesia

saat ini, maka perlakuan akuntansi untuk zakat, infak/sedekah jauh berbeda. Hal

ini disebabkan akuntansi untuk zakat, infak/sedekah harus dilakukan

pencatatannya secara terpisah atas setiap dana yang diterima.

Selain masalah pencatatan akuntansi yang sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109, yang juga harus menjadi perhatian adalah

pengelolaan oleh pengelola Lembaga Amil Zakat. Pengelola Lembaga Amil

Zakat harus melakukan kegiatannya sesuai dengan ketentuan syariah atas dana

ZIS.

Untuk pelaksanaan akuntansi, Dewan Syariah Akuntansi Keuangan (DSAK)

telah mengelurkan Exposure Draft (ED) 109 tentang akuntansi untuk Lembaga

amil zakat, infak/sedekah. Dengan telah diterbitkan Exposure Draft (ED) No.109

tersebut diharapkan pengelolaan zakat, infak dan sedekah akan lebih transparan

dan mencapai sasaran, sesuai dengan tuntunan syariah.6

Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah, diperlukan

kebijakan akuntansi tertentu yang terkait dengan transaksi dan pos-pos laporan

keuangan agar menghasilkan informasi yang dapat diandalkan dan relevan untuk

pengambilan keputusan ekonomi para pemakai laporan keuangan.

6 Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI Press, 2009),

h. 25.

Page 17: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

5

Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan

praktik yang diterapkan entitas syariah dalam penyusunan dan menyajikan

laporan keuangan. Atas kebijakan akuntansi ini, Pernyataan Penyajian Standar

Keuangan No. 101 dan No. 109 telah mengaturnya.7

Lembaga Amil Zakat yang memiliki dan menginstrumenkan laporan

keuangannya sesuai dengan pedoman PSAK no. 109. Maka, lembaga tersebut

sudah dikatakan efisien dalam kinerjanya.

Dapat di simpulkan bahwa adanya PSAK No.109 memiliki dua alasan

utama, yaitu : suatu tuntutan atas pelaksanaan Lembaga Amil Zakat dan adanya

kebutuhan akibat pesatnya perkembangan Lembaga Amil Zakat. 8

Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan

penelitian untuk mengkaji lebih lanjut lembaga amil zakat dalam menyajikan

laporan keuangan secara wajar, kebijakan akuntansi, dan informasi komperatif.

Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “ANALISIS KESESUAIAN

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.

109 MENGENAI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DANA ZAKAT,

INFAK, DAN SEDEKAH” (STUDI KASUS BAZIS DKI JAKARTA).

7 Slamet wiyono, Taufan Maulana, Memahami Akuntansi Syariah Indonesia, (Jakarta : Mitra

Wacana Media, 2012), h. 103. 8 Sri Nurhayati , Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2011),

h. 2

Page 18: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

6

B. Identifikasi Masalah

Kemungkinan ada beberapa permasalahan yang dapat muncul dari

penelitian ini, dengan meninjau dari berbagai perspektif. Pertama adalah masalah

yang akan muncul berkaitan mengenai standar akuntansi yang disusun oleh

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Standar ini dibuat tidak dalam

kurun waktu yang tiba-tiba atau tanpa alasan yang jelas. Pastilah ada maksud

Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam rencana Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan, Khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.

109.

Selanjutnya permasalahan yang akan muncul sudah sampai sejauh mana

Peryataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 mengenai penyajian Laporan

keuangan Syariah dijalankan dengan baik.

Kemudian ketika Lembaga Amil Zakat tidak dapat atau tidak melaksanakan

standar yang telah disusun atau ditetapkan oleh dewan standar akuntansi

keuangan adakah sanksi bagi Lembaga Amil Zakat tersebut, atau apakah memang

tidak ada sanksi yang akan di dapat oleh Lembaga Amil Zakat tersebut. Sehingga

pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah untuk apa Standar Akuntansi

Keuangan disusun dan di tetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Syariah.

Page 19: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

7

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pokok pemasalahan yang ada didalam penelitian ini penulis akan

membatasinya pada ruang lingkup, sebagai berikut :

1) Sejauh mana penerapan Penyajian Standar Akuntansi Keuangan No.

109 mengenai Penyajian Laporan Keuangan dana ZIS ini diterapkan

oleh Badan Amil Zakat (BAZ).

2) Data-data laporan keuangan yang digunakan dibatasi pada tahun

2010 dan 2014. Alasan digunakannya data-data pada tahun tersebut

adalah karena data tersebut merupakan data paling mutakhir.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis maka

selanjutnya akan di paparkan pula rumusan masalah yang meliputi :

1) Bagaimana praktek pelaporan akuntansi zakat pada BAZIS-DKI

Jakarta ?

2) Bagaimana kesesuaian Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No.109 dalam menyajikan laporan keuangan dana ZIS

pada lembaga BAZIS DKI Jakarta?

Page 20: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis dipaparkan

sebelumnya akan dipaparkan selanjutnya mengenai tujuan penelitian sebagai

berikut :

a. Mengetahui apakah Badan Amil Zakat (BAZ) dalam hal ini BAZIS-

DKI Jakarta telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan no. 109 mengenai penyajian Laporan keuangan dana

Zakat, Infak, dan Sedekan (ZIS).

b. Menjelaskan sudah sejauh manakan penerapan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 mengenai penyajian Laporan

Keuangan dana zakat oleh Lembaga Amil Zakat dalam hal ini

BAZIS-DKI Jakarta.

c. Menjelaskan kendala-kendala yang dialami oleh Lembaga Amil

Zakat dalam penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 109 mengenai penyajian Laporan Keuangan dana zakat, infak,

dan sedekah (ZIS), dalam hal ini kendala yang dialami BAZIS-DKI

Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut:

Page 21: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

9

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan menambah

sejumlah studi mengenai lembaga amil zakat dalam menyajikan

laporan keuangan dana ZIS.

b. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan

dapat menambah wawasan serta cakrawala keilmuan khususnya bagi

penulis, umumnya bagi pembaca.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.109 tentangan penyajian laporan keuangan dana ZIS .

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada

penelitian ini antara lain :

No. Nama Peneliti,

Judul Penelitian

Keterangan dan

Isi Penelitian Perbedaan

1.

Erwin Mahardika

Putra “Evaluasi

Aplikasi PSAK 102

(Murabahah), PSAK

Skripsi ini membahas

tentang perilaku

akuntansi pembiayaan

murabahah,pembiayaan

Skripsi ini membahas

tentang analisis

kesesuaian penyajian

laporan keuangan dana

Page 22: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

10

2

105 (Mudharabah),

PSAK 109 (Dana

ZIS) dan PSAK 101

di BMT Mekar”.

Konsentrasi

Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Jakarta

tahun 2013.

Giska “Respon

Dewan Syariah

Nasional Majelis

Ulama Indonesia

(DSN-MUI), Forum

Zakat (FOZ), dan

Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI)

Terhadap Exposure

Draft PSAK No.109

Tentang Akuntansi

mudharabah, dan dana

ZIS dalam penyajian

laporan keuangan

berdasarkan PSAK 101

di BMT Mekar

Da’wah. Penelitian ini

dilakukan tahun 2013

Skripsi ini membahas

tentang pandangan,

perdebatan dan dampak

dari pengesahan

Exposure Draft PSAK

No.109 tentang

Akuntansi ZIS dari

sudut pandang DSN-

MUI, FOZ dan IAI.

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2011.

ZIS dengan PSAK

109. Penelitian ini

dilakukan di BAZNAS

dan BAZIS DKI

Jakarta pada tahun

2015.

Skripsi ini membahas

tentang analisis

kesesuaian penyajian

laporan keuangan dana

ZIS dengan PSAK

109. Penelitian ini

dilakukan di BAZNAS

dan BAZIS DKI

Jakarta pada tahun

2015.

Page 23: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

11

3

Zakat, Infak dan

Sedekah Tahun

2010”. Konsentrasi

Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Jakarta

tahun 2011.

Brian Aderinanda

Bahri “Analisis

Penerapan

Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan

No.101 Revisi Tahun

2011 Mengenai

Penyajian Laporan

Keuangan Syariah”.

Konsentrasi Asuransi

Syariah, Fakultas

Syariah dan Hukum,

UIN Jakarta.

Skripsi ini membahas

tentang penerapan

PSAK No.101 (revisi

2011) pada laporan

keuangan dan sejauh

mana penerapan PSAK

No.101 di PT. Asuransi

Takaful Keluarga.

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2014.

Skripsi ini membahas

tentang analisis

kesesuaian penyajian

laporan keuangan dana

ZIS dengan PSAK

109. Penelitian ini

dilakukan di BAZNAS

dan BAZIS DKI

Jakarta pada tahun

2015.

Page 24: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

12

F. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis

perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini,

diantaranya tentang ruanglingkup akuntansi syariah No. 101 dan PSAK No.

109 mengenai Penyajian Laporan Keuangan dana zakat, infak, sedekah, dan

dana sosial lainnya.

Menurut Amarican Accounting Assocation dalam buku “A Statement of

Basic Accounting Theory”, pengertian akuntansi adalah proses

mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi

mereka yang menggunakan informasi tersebut.9

Sedangkan pengertian akuntansi syariah yaitu suatu identifikasi,

klarifikasi, pendapatan dan pelaporan malalui proses perhitungan yang terkait

dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam mengambil

keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak

mengandung zhulul, riba, maisir, gharar barang yang diharamkan dan

membahayakan. 10

landasan syari’ah terkait akuntansi syariah tersebut yaitu

terdapat dalam firman Allah SWT QS. Al-Baqarah ayat 282.

9 Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-Qur’an ( Jakarta : UII Press, 2000),

10 Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.13-14

Page 25: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

13

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah [179]

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan

Page 26: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

14

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa

yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah

(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka

hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak

ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa

Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan

(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu

jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu

membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih

menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)

keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu

perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada

dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah

apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit

menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya

hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada

Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.

Adapun yang dimaksud dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No.109 adalah bingkai pemikiran dan aktivitas yang mencangkup

dasar-dasar akuntansi dan proses-proses operasional yang berhubungan

dengan penentuan, penghitungan, penilaian harta, pendapatan, menetapkan

Page 27: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

15

kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan

hukum-hukum dan dasar-dasar syariat Islam.11

Dalam PSAK No.109 bentuk pelaporannya diuraikan melalui dua bagian,

pertama, akan dijelaskan pos-pos pendapatan dari dana Zakat, Infak dan

Sedekah (ZIS), non halal, dan dana operasinal; dan kedua, pelaporan

pemberdayaan dana ZISWAF. 12

Landasan syari’ah tersebut memberikan isyarat bahwa keberadaan

akuntansi dalam sebuah Lembaga Amil Zakat menjadi wajib. System

akuntansi bertujuan menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi bagi

para pemakainya. Dalam proses akuntasi tersebut terdapat sebuah standar

akuntansi yang mengaturnya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No.109 mengenai Penyajian Laporan Keuangan dana ZIS adalah

transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi pos-pos penerimaan,

pemberdayaan dana, penyisihan teknisi, dan dana tabarru’. Dengan demikian,

adanya sebuah pemisah antara dana tabarru’ dan dana pengelola adalah

keharusan dalam pelaporan keuangan dana zakat, infak, dan Shadaqah.

11

DR. Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat, (Jakarta: Pustaka Progressif), h.29-30 12

Drs. Mursyidi, B. Sc.,S.E, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: ROSDA, 2003), h.91

Page 28: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

16

2. Kerangka Konsep

Keterangan :

1. Penulis melakukan wawancara dan observasi Laporan keuangan

tahunan kepada Lembaga Amil Zakat yang dituju. Dalam hal ini saya

melakukan observasi ke BAZIS DKI Jakarta.

2. Setelah penulis memiliki kumpulan data primer yaitu berupa hasil

wawancara, Laporan Keuangan tahun 2010 dan 2013 dan PSAK

No.109. Data siap diolah.

3. Langkah selanjutnya penulis mempelajari hasil dari wawancara,

Laporan Keuangan Lembaga tertuju dan PSAK No.109, penulis

Wawancara dan Observasi

Laporan Tahunan Lembaga

Amil Zakat

Lembaga Amil

Zakat

PSAK No. 109

Penyajian Laporan

Keuangan Dana

Kumpulan Data

Primer siap

diolah

Page 29: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

17

menyesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.109 Laporan keuangan dana ZIS.

4. Setelah data diolah penulis memberikah hasil dari analisis kesesuaian

dari Laporan Keuangan BAZNAS dan BAZIS DKI dengan PSAK

No.109.

G. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah BAZIS DKI Jakarta yang

berlokasi Jl. Surya Pranoto, Gedung Sasana Karya, Jakarta Pusat.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab

pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari

pokok suatu penelitian.13

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

mendeskrifsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya, sehingga

memberikan gambaran yang jelas tentang situasi-situasi dilapangan apa

adanya.

3. Pendekatan Penelitian

13

Consuelo G.Sevila, pengantar

Page 30: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

18

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dah pendekatan kualitatif. Kuantitatif kerena data-data yang

diperoleh dalam bentuk angka-angka pada sebuah laporan keuangan Badan

Amil Zakat (BAZ). Kualitatif karena data-data yang diperoleh berdasarkan

buku-buku, majalah, Koran, kajian pustaka terdahulu, serta artikel yang

dikumpulkan penulis dan berhubungan dengan permasalahan dalam

pembahasan skripsi ini.

4. Jenis dan sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk

laporan keuangan Lembaga Amil Zakat dan kualitatif berupa literatur-

literatur kepustakaan, koran, artikel, dan sebagainya.

b. Sumber Data

1) Data Primer

Bersumber dari observasi langsung pada Lembaga Amil Zakat

yang terkait dalam penelitian ini adalah BAZIS DKI Jakarta yang

berupa Laporan keuangan pada tahun 2010 dan 2014.

2) Data Sekunder

Page 31: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

19

Bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian

terdahulu dan sumber-sumber tertulis lainya yang mengandung

informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penulisan

mengadakan penelitian terhadap literature-literatur yang berkaitan

dengan penelitian skripsi ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku,

majalah, surat kabar, artikel, bulletin, brosur, internet, dan

sebagainya.14

b. Penelitian lapangan (field research), yakni penulisan pengumpulan

data-data secara langsung ketempat objek penelitian. Teknik

pengumpulan data dengan melalui dua cara, yaitu :

1) Observasi, yaitu dengan datang dan meninjau langsung ke kantor

BAZIS-DKI Jakarta.

2) Wawancara (interview), yaitu pengumpulan informasi dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang terlibat

dengan penelitian ini baik secara langsung maupun yang tidak

langsung.

14

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 23

Page 32: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

20

6. Teknik Analisis Data

Data-data yang terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif berupa kata-

kata atau simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analisis (riset

dokumen), karena pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui

pengujian arsip dan dokumen.

Tahapan dalam content analisis adalah sebagai berikut :

1) Unitizing (pengunitan), adalah upaya untuk mengambil data yang

tepat untuk kepentingan penelitian. Data-data tersebut seperti

laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109,

buku-buku referensi, berita, data-data dari internet, data wawancara.

2) Sampling (penyemplingan), adalah mencari sampel yang dapat

digunakan dalam mendukung penelitian. Dalam hal ini berupa

kutipan ataupun contoh-contoh.

3) Reducing (pengurangan) adalah penyederhanaan dari unit-unit yang

telah diperoleh, sehingga data yang di dapat lebih efesien. Dalam hal

ini unit berfocus pada laporan keuangan lembaga Amil Zakat.

4) Abductively inferring adalah melakukan penarikan kesimpulan

melalui analisa yang lebih jauh, sehingga dapat timbul makna yang

luas, sebab-akibat serta arahan atau acuan.

Page 33: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

21

5) Narrating (penarasian) adalah merupakan tahapan akhir yakni upaya

dalam menjawab hasil dari penelitian yang telah dilakukan.15

Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analisis,

maka maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode

deskriptif analisis. Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis

sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang

dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah Laporan Keuangan Badan Amil Zakat BAZIS-DKI jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi kedalam 5 (lima) bab dan

terdiri atas beberapa sub bab tersebut secara sistematis adalah sabagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjuan kajian terdahulu, kerangka teori dan konseptual,

metode penelitian, rencana waktu penelitian, serta sistematika

penulisan.

15

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002),

h.19.

Page 34: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

22

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Tinjuan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori-teori yang

digunakan dalam proses penelitian dan pembatasan. Dalam hal ini,

teori-teori yang diuraikan antara lain pengertian zakat, infak, dan

sedekah (ZIS), ruang lingkup akuntansi syariah dan akuntansi Zakat

serta gambaran umum Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 109 mengenai penyajian laporan keuangan dana zakat,

infak, dan sedekah (ZIS).

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan mengenai metode penelitian yang dilakukan

oleh penulis dalam mengolah data yang telah di dapatkan.

BAB IV : ANALISIS TERHADAP DATA PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan analisis terhadap data penelitian yang guna

menjawab masalah penelitian, dalam hal ini mengenai penerapan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 mengenai Penyajian

Laporan Keuangan Syariah Lembaga Amil ZIS

BAB V : PENUTUP

Bab ini memaparkan hasil dari penelitian atau kesimpulan apa yang

dapat ditarik hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan berkaitan

dengan pokok masalah. Kemudian dari hasil analisis dan pembahasan

Page 35: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

23

yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan

diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi lembaga yang

diteliti.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Lembaga Amil Zakat

1. Pengertian Lembaga Amil Zakat

Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang melakuan

pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,

perlindungan, pencatatan, dan penyaluran harta zakat. Mereka diangkat oleh

Page 36: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

24

pemerintah yang berkuasa oleh masyarakat Islam setempat untuk memungut

dan membagikan serta tugas-tugas lain yang berhubungan dengan zakat.16

Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat, yang dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan tujuan dari

pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.17

Di Indonesia, LAZ berbeda dengan BAZ. LAZ atau Lembaga Amil

Zakat merupakan organisasi yang tumbuh atas dasar inisiatif masyarakat

sehingga pergerakannya lebih cenderung pada usaha swasta atau swadaya.

Menurut data FOZ, ada 19 Organisasi Pengelola Zakat di Indonesia yang

resmi dikukuhkan di tingkat pusat, terdiri dari 1 BAZNAS yang dimiliki

pemerintah dan 18 LAZ yang dikelola swasta.18

Hanya LAZ yang dikukuhkan pemerintah saja yang bukti setoran

zakatnya diakui sebagai pengurang pajak dari muzakki yang telah

membayarkan kewajibannya. Bentuk badan hukum untuk LAZ adalah

16

Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, (Jakarta:

Pustaka Cerdas, 2000), h.181. 17

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. 18

http://www.forumzakat.net

Page 37: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

25

yayasan karena LAZ termasuk organisasi nirlaba yang dalam melakukan

kegiatannya tidak berorientasi untuk menumpuk laba.

Setelah mendapat pengukuhan, LAZ memiliki kewajiban sebagai

berikut:

a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah

dibuat.

b. Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan.

c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui

media.

d. Menyerahkan laporan kepada pemerintah.19

2. Landasan Hukum Lembaga Amil Zakat

Di Indonesia, pada awalnya pengelolaan zakat diatur berdasarkan

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 Tahun 1999 tentang

Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/29 Tahun 2000 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.20

Namun, UU No. 38 Tahun 1999

dianggap belum mampu menjawab permasalahan pengelolaan zakat sehingga

pemerintah merevisi UU tersebut menjadi Undang-undang Nomor 23/2011.

Dalam implementasinya, hasil revisi UU tersebut mengalami banyak

19

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h.132. 20

Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), h.80.

Page 38: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

26

kontroversi karena terdapat pasal yang multitafsir dan dianggap menghambat

kinerja dan peran lembaga-lembaga pengelola zakat yang telah ada.21

Kemudian, pada 31 Oktober 2013, Mahkamah Konstitusi (MK)

mengabulkan gugatan uji materi UU Nomor 23/2011 tentang Pengelolaan

Zakat.ada tiga pasal yang diubah, yakni pasal 18, pasal 38, dan pasal 41.22

Menurut MK, beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga yang

bergerak di bidang penyaluran dan/ atau pendayagunaan zakat adalah:

a) Bergerak di bidang keagamaan Islam;

b) Bersifat nirlaba;

c) Memiliki rencana/program kerja pendayagunaan zakat; dan

d) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana/program

kerjanya.23

a. Hukum Syariat

Begitu pentingnya masalah zakat sehingga dalam Al-qur’an ada

82 ayat yang menyebutkan zakat bersamaan dengan shalat. Banyak

para ulama yang menyarankan agar zakat dikelola oleh Negara atau

suatu Lembaga Amil Zakat diantaranya oleh Prof. Hazairin. Prof.

Hazairin berargumentasi bahwa syariat islam itu terdiri dari tiga

21

Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat oleh Lembaga Amil Zakat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, 2012), h.3

22Eri Sudewo, “LAZ Pun Siuman”, Republika, 4 November 2013, h.6.

23Heru Susetyo, “Legal Opinion Terhadap Putusan MK Tentang Pengujian UU No. 23/2011

Tentang Pengelolaan Zakat”, Konstitusi, No. 81 (November 2013): h.15-17.

Page 39: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

27

kategori, salah dari kategori itu adalah : “syariat yang mengandung

hukum dunia seperti hukum perkawinan, hukum warisan, hukum zakat

dan hukum pidana. Hukum-hukum ini sangat memerlukan bantuan

kekuasaan negara baik Negara Islam maupun Negara non Islam agar

berjalan dengan sempurna.24

Yūsuf al-Qaradhāwī berpendapat bahwa pelaksanaan zakat ini

harus diawasi oleh penguasa, dilakukan oleh petugas yang rapi dan

teratur. Dalil yang paling jelas dalam masalah ini Allah Swt. berfirman

dalam QS. Al-Taubah (9): 103.

Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman

jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Adapun alasan-alasan mengapa zakat harus dikelola oleh negara,

adalah sebagai berikut:25

24

Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta: Nuansa Madani Publisher, 2004), h. 5-6.

25 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat . Penerjemah Salman Harun, dkk (Bogor: Pustaka Litera

AntarNusa, 2010), h. 742-743.

Page 40: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

28

a. Pertama, sesungguhnya kebanyakan manusia telah mati hatinya

atau terkena penyakit dan kelemahan. Untuk itu harus ada

jaminan bagi bagi si fakir dan haknya tidak diabaikan begitu

saja.

b. Kedua, sifakir meminta kepada pemerintah, bukan dari pribadi

orang kaya, untuk memilihara kehormatan dan harga dirinya dari

perasaan belas kasih oleh sebab meminta, serta memelihara

perasaan dan tidak melukai hatinya dari gunjingan dan kata-kata

yang menyakitkan.

c. Ketiga, dengan tidak memberikan urusan ini pada pribadi-pribadi

berati menjadikan urusan pembagian zakat sama besarnya. Sebab

terkadang banyak si kaya yang memberikan zakat pada setiap

fakir saja, sementara fakir yang lain terlupakan. Tidak ada

seorang pun yang mengerti keadaanya, padahal terkadang

keadaanya lebih membutuhkan.

d. Keempat, sesungguhnya zakat itu bukanlah hanya diberikan pada

pribai fakir, miskin dan ibnu sabil saja, akan tetapi ada diantara

sasaranya yang berhubungan dengan kemaslahatan kaum

muslimin bersama, yang tidak bisa dilakukan oleh perorangan,

akan tetapi oleh penguasa dan lembaga musyawarah jama’ah

kaum muslimin.

Page 41: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

29

e. Kelima, sesungguhnya Islam adalah agama dan pemerintahan,

Al-Qur’an dan kekuasaan. Untuk tegaknya kekuasaan dan

pemerintahan ini dibutuhkan harta, yang dengan itu pula

dilaksanakan syari’atnya. Terhadap harta ini dibutuhkan adanya

penghasilan. Dan zakat penghasilan yang penting dan tetap untuk

kas negara dalam ajaran Islam.

b. Hukum Positif

Dengan kata lain, berorientasi pada prioritas pemanfaatan zakat

perlu dilakukan kearah memanfaatkan dalam jangka panjang. Hal ini

bisa dalam bentuk:

1) Zakat dibagikan untuk mempertahankan insentif bekerja atau

mencari penghasilan sendiri dikalangan fakir miskin.

2) Sebagian dari zakat yang terkumpul (setidaknya 50%)

digunakan untuk membiayai kegiatan yang produktif kepada

kelompok masyarakat fakir miskin, misalnya penggunaan

zakat untuk membiayai berbagai kegiatan dan latihan

keterampilan produktif, pemberian modal kerja atau bantuan

modal awal (stars-up capital).26

3. Tujuan dan Hikmah Lembaga Amil Zakat

26

Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta : Nuansa Madani Publisher, 2004), h. 12.

Page 42: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

30

Salah satu tugas penting dari lembaga Amil zakat adalah melakukan

sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-menerus dan

berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media. Dengan sosialisasi

yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar

untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat, amanah, dan

terpercaya.

Lembaga amil zakat memiliki fungsi yang optimal sebagai pengelola

zakat di Indonesia dalam menghimpun dan mendayagunakan dana zakat.

Karena, yang menjadi tujuan awal usaha lembaga amil zakat adalah

pengelolaan dan pendistribusian. Pengelolaan dalam arti mengusahakan agar

dana zakat yang berhasil dihimpun dapat disalurkan ke post-post (asnaf zakat)

yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syariat Islam.

Sedangkan pendistribusian termasuk juga pendayagunaan.

Lembaga amil zakat harus mampu membuat program yang bersifat

pendayagunaan agar dana zakat yang akan disalurkan kepada asnaf tidak

habis sia-sia dan dapat diproduktifkan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa

lembaga amil zakat berperan stategis untuk meningkatkan ekonomi para

mustahiq.

Berdasarkan pengalaman selama ini dari semenjak zaman penjajahan

Belanda sampai sekarang, pengelolaan zakat dipercayakan kepada pribadi

umat Islam masing-masing. Alhasil, uang zakat yang terkumpul sangat

Page 43: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

31

tidaklah sedikit. Jumlah ini tentu saja signifikan untuk pemberdayaan

ekonomi umat dalam upaya memerangi kemiskinan. Belum lagi

pendistribusiannya yang cenderung bersifat konsumtif saja.27

Zakat tidak bisa dikerjakan oleh setiap pribadi muslim. Zakat harus

dikelola dengan melibatkan pihak lain. Karena zakat dari muzaki, dikelola

oleh amil dan ditunjukan untuk mustahik. Tujuan zakat tidak dikelola sendiri

dan harus dikelola oleh Amil Zakat (Lembaga Amil Zakat), yaitu :28

1) Agar tak subjektif

Zakat berasal dari harta sendiri, karena berasal dari harta sendiri,

seolah-olah dirinya masih menjadi pemilik. Dalam kondisi seperti

ini, pengelolaan zakat menjadi subjektif.

2) Menjaga harta mustahik

Dalam kondisi labil, manusia cenderung bertindak emosional tak

terkontrol. Zakat yang milik orang lain, akhirnya tersendat karena

harus melalui tahap yang tidak lagi rasional.

3) Objektif Profesional

Jika zakat dikelola oleh lembaga amil, harga diri dan harkat martabat

serta ketidak berdayaan mustahik dijaga. Mereka datang untuk

menuntut hak. Dan bagi lembaga amil, ini sudah tugasnya untuk

27

Tim Institut Manajemen Zakat, Manajemen Zakat Gaya BUMN, (Ciputat : Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 26

28 Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, (Jakarta : Nuansa Madani Publisher,

2004), h.

Page 44: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

32

melayani mereka tidak dengan pretensi macam-macam. Lembaga

amil berperan mengemban amanah dana muzaki untuk mustahik.

Jadi para amil tertuntut untuk bekerja professional.

4) Dana Terhimpun Besar

Dengan lembaga, zakat dapat di himpun dari berbagai sumber di

masyarakat. Jika muzaki yang mengelola, sulit bagi muzaki lain

untuk mempercayakan dananya. Ini berkaitan dengan masalah

kepercayaan. Jika muzaki yang mengelola, tidak bisa dicegah akan

muncul berbagai persepsi dan fitnah.

5) Pemberdayaan

Jika lembaga amil yang khusus mengelola, dana memang dapat

dihimpun dalam jumlah besar. Dengan dana besar itu, berbagai

program pemberdayaan dapat dikembangkan dan

diimplementasikan.

4. Ketentuan-ketentuan Undang-undang dalam Pelaksanaan Lembaga

Amil Zakat

Di Indonesia, pada awalnya pengelolaan zakat diatur berdasarkan

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 Tahun 1999 tentang

Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/29 Tahun 2000 tentang

Page 45: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

33

Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.29

Namun, UU No. 38 Tahun 1999

dianggap belum mampu menjawab permasalahan pengelolaan zakat sehingga

pemerintah merevisi UU tersebut menjadi Undang-undang Nomor 23/2011.

Dalam implementasinya, hasil revisi UU tersebut mengalami banyak

kontroversi karena terdapat pasal yang multitafsir dan dianggap menghambat

kinerja dan peran lembaga-lembaga pengelola zakat yang telah ada.30

Kemudian, pada 31 Oktober 2013, Makhkamah Konstitusi (MK)

mengabulkan gugatan uji materi UU Nomor 23/2011 tentang Pengelolaan

Zakat.ada tiga pasal yang diubah, yakni pasal 18, pasal 38, dan pasal 41.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat, yang dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan tujuan dari

pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.31

B. Laporan Keuangan Dana Zakat, Infak, dan shadaqah

Laporan keuangan lembaga amil zakat merupakan sarana

pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya yang

29

Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), h.80. 30

Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat oleh Lembaga Amil Zakat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, 2012), h.3

31 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Page 46: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

34

dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan bertujuan untuk

menyediakan informasi yang menyangkut pelaporan atas penghimpunan,

pendistribusian, dan pendayagunaan ZIS (zakat, infak, sedekah). Laporan

keuangan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau pengguna

laporan keuangan (muzaki, otoritas pengawasan, pemerintah, lembaga mitra,

dan masyarakat) dalam pengambilan keputusan ekonomi dan sosial yang

rasional.

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari

suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses

pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan

juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Dan juga dapat

menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan atau lembaga

dalam mencapai tujuannya.32

Dalam pengertian yang sederhana, Laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan atau lembaga

pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan

32

Drs. Sofyan Syarif Harahap, MS Ac, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 7.

Page 47: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

35

menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam

suatu periode.33

2. Tujuan Laporan Keuangan

APB Statement No. 4 (AICPA) menggambarkan tujuan laporan

keuangan dengan membagi dua bagian, yaitu:

1) Tujuan umum “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha,

dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip

akuntansi yang diterima”.

2) Tujuan Khusu : “memberikan informasi tentang kekayaan,

kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan

dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”.

33

Dr. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali pers, 2012), h. 7.

Tujuan Laporan Keuangan

APB Nomor 4

Tujuan Khusus

Menyajikan Laporan

a. Posisi Keuangan

b. Hasil Usaha

c. Perubahan posisi

keuangan secara

wajar sesuai

GAAP

Tujuan Umum

Memberikan Informasi :

a. Sumber ekonomi

b. Kewajiban

c. Kekayaan bersih

d. Proyeksi laba

e. Perubahan harta dan

kewajiban

f. Informasi relevan

Tujuan Kualitatif

Memberikan infoermasi :

a. Relevance

b. Understandability

c. Neutrality

d. Timeliness

e. Comparability

f. completeness

Page 48: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

36

Gambar 2.2 Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement No. 4

Sumber : Drs.Sofyan syarif Harahap : Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Rajawali

Pers, Jakarta, 1993.

3. Prinsip-prinsip Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus

dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal

penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan

itu sendiri. Dalam prakteknya sifat laporan keuangan dibuat :34

a. Bersifat historis; dan

b. Menyeluruh.

Sedangkan prinsip dasar laporan keuangan menurut Prinsip

akuntansi Indonesian 1984 (PAI) membuat sifat dasar atau konsep dasar

laporan keuangan sebagai berikut :35

1) Kesatuan akuntansi

2) Kesinambungan

3) Periode akuntansi

4) Pengukuran dalam nilai uang

34

Dr. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali pers, 2012),H.11-12. 35

Drs. Sofyan Syarif Harahap, MS Ac, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 38

Page 49: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

37

5) Harga pertukaran

6) Penetapan beban dan pendapatan.

Dalam akuntansi keuangan, ada lima laporan yang harus dikerjakan

divisi Pengelolaan Keuangan, yaitu:

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi

keuangan pada waktu tertentu. Tujuannya untuk mengetahui

kekayaan atas harta yang dimiliki, berbagai kewajiban yang harus

ditunaikan serta mengetahui saldo dananya. Dengan neraca ini,

posisi keuangan organisasi atau lembaga dapat tergambarkan

secara jelas.

2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (LSPD)

Tujuan dari LSPD adalah menggambarkan aktivitas lembaga,

terutama dalam menjelaskan asal sumber-sumber pendanaan serta

penyalurannya sesuai dengan bidang garapan masing-masing.

Dengan demikian, LSPD ini tak lain menggambarkan kinerja

lembaga ditinjau dari aspek finance.

3. Laporan Perubahan Dana Termanfaatkan (LPDT)

Tujuan dari LPDT adalah menggambarkan berbagai aktivitas

pendanaan non-cash. Contohnya adalah pinjaman utang dan

pemberian piutang.

4. Laporan Arus Kas

Page 50: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

38

Tujuan laporan arus kas adalah menggambarkan aliran kas

keluar masuk. Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada

tiga jenis aktivitas yakni operasi, investasi, dan pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Berisi penjelasan atas ke-4 jenis laporan di atas, sebagai

catatan khusus yang lebih rinci sifatnya. Catatan ini tentu tidak

untuk dipublikasikan kepada masyarakat luas. Fungsinya untuk

menjelaskan bagian yang dianggap perlu. Dalam kondisi tertentu,

catatan ini bisa diberikan pada muzaki atau donatur yang

membutuhkan.36

Manajemen amil zakat bertanggungjawab atas penyusunan dan

penyajian laporan keuangan. Sesuai dengan karakteristiknya, maka

laporan keuangan LAZ mencerminkan kegiatan amil zakat sebagai

penerima dan penyalur yang dilaporkan dalam laporan posisi

keuangan, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset

kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk membantu

pengguna laporan keuangan dalam memahami perlakuan akuntansi

dan penyusunan laporan keuangan agar sesuai dengan PSAK 109

tentang Akuntansi Zakat, Infak, Sedekah sehingga meningkatkan

36

Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Ciputat:

Institut Manajemen Zakat, 2004), h.214-215.

Page 51: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

39

daya banding laporan keuangan di antara LAZ.37

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109

a. Pengertian PSAK No.109

Akuntansi syari’ah tercermin dalam kiasan atau metafora “amanah”.

Metafora amanah dapat diturunkan menjadi metafora “zakat”, atau dengan

kata lain, realitas organisasi akuntansi syariah adalah realitas organisasi

bisnis, yaitu organisasi bisnis yang tidak lagi berorientasi pada laba (profit-

oriented) atau berorientasi pada pemegang saham (stakeholders-oriented),

tetapi berorientasi pada zakat (zakat-oriented).

b. Landasan Hukum PSAK No.109

Landasan hukum yang digunakan dalam penerbitan Exposure Draft (ED)

109 tentang akuntansi untuk Lembaga amil zakat ini meliputi sumber-sumber

yang relevan, antara lain :

1) Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah

menimbang: Bahwa agar pihak yang berkepentingan memperoleh

kepastian tentang system mana yang akan digunakan dala LKS, sesuai

dengan prinsip ajaran islam, DSN-MUI memandang perlu menetapkan

fatwa tenatang system pencatatan dan pelaporan keuangan dalam LKS

untuk menjadikan pedoman LKS.

37

Ibid, h.23.

Page 52: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

40

2) Mengingat Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah [2]: 282:

“Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang

piutang untuk jangka waktu yang ditentukan, tulislah…”

3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

4) Keputusan Mentri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat.

5) Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan

Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Zakat.

6) Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan pengelolaan

zakat.38

c. Tujuan PSAK No.109

38

Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 23.

Page 53: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

41

Laporan keuangan Amil Zakat bertujuan untuk menyediakan informasi

yang menyangkut pelaporan atas penghimpunan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat, infak, sedeqah, dan keputusan. Selain itu, laporan

keuangan Amil Zakat juga bertujuan sebagai alat pertanggungjawaban

(akuntabilitas) dan trasparansi pengelolaan keuangan kepada para pemangku

kepentingan serta sebagai alat untuk evaluasi kinerja manajerial dan

organisasi.

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat

diperbandingkan.39

APLIKASI AKUNTANSI PSAK No. 109

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah suatu komponen

kesatuan yang utuh dan komprehensif dalam pembahasan pencatatan transaksi

keuangan lembaga amil zakat. Regulasi ini adalah solusi terbaik untuk

mewujudkan lembaga Amil Zakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

yang sesuai dengan syariat islam. Berkaitan dengan pencatatannya, tentu

Pernyataan Standar Keuangan Akuntansi merupakan panduan atau standar

yang baik bagi laporan keuangan syariah, khususnya Lembaga Amil Zakat.

39

Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 19.

Page 54: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

42

Ketentuan mengenai komponen dan ilustrasi laporan keuangan entitas

Lembaga Amil Zakat ini merupakan penambahan dari komponen dan ilustrasi

Laporan Keuangan Entitas Syariah yang telah ada. Ketentuan ini berlaku

selaras dengan di berlakukannya PSAK no. 109 : Akuntansi Transaksi

Lembaga Amil Zakat yang berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian

laporan keuangan entitas Lembaga Amil Zakat pada atau setelah 1 januari

2011.

Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri :

a) Neraca (laporan posisi keuangan)

b) Laporan perubahan dana

c) Laporan perubahan aset kelolaan

d) Laporan arus kas

e) Catatan atas laporan keuangan 40

Laporan posisi keuangan bertujuan menyediakan informasi mengenai

aset (termasuk aset kelolaan), liabilitas, dan saldo dana serta informasi

mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada tanggal tertentu.

Laporan perubahan dana bertujuan menyediakan informasi mengenai

pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo

dana, hubungan antara transaksi dan peristiwa lain, dan penggunaan sumber

daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

40

Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Akuntansi Zakat

dan Infak/sedekah. (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2010), h.2-11.

Page 55: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

43

Laporan perubahan aset kelolaan bertujuan menyediakan informasi

mengenai jumlah, jenis, dan perubahan aset kelolaan yang dimiliki amil zakat;

pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo

aset kelolaan; dan hubungan antara transaksi dan peristiwa lain yang

mempengaruhi saldo aset kelolaan.

Laporan arus kas bertujuan menyediakan informasi mengenai

kemampuan amil zakat dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan

kebutuhan amil zakat untuk menggunakan arus kas tersebut.

Catatan atas laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi

mengenai gambaran umum amil zakat, ikhtisar kebijakan akuntansi yang

digunakan, penjelasan atas pos-pos yang dianggap penting, rasio-rasio

keuangan, dan pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk

pengambilan keputusan.41

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 disahkan

menjadi Standar Akuntansi Keuangan pada Organisasi Pengelola Zakat

(OPZ). Standar akuntansi zakat merupakan pedoman yang mengatur tentang

pengakuan, pengukuran dan pelaporan keuangan. Standar akuntansi zakat

mengatur tentang bagaimana suatu transaksi diakui atau dicatat, kapan harus

diakui, bagaimana mengungkapnya dalam laporan keuangan. 42

41

Teten Kustiawan dkk, Panduan Akuntansi Amil Zakat (PAAZ), Panduan Implementasi

Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), h. 29-32. 42

Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI, 2009), h.24

Page 56: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

44

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan

Standar dengan pengertian (PSAK 109, paragraf 5) :

1) Amil adalah entitas pengelolaa zakat yang pembentukannya dan atau

pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat,

infak/sedekah.

2) Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/sedekah

serta dana lain yang pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil

digunakan untuk pengelolaan amil.

3) Dana infak/sedekah adalah bagian nominal atas penerimaan

infak/sedekah.

4) Dana zakat adalah bagian nominal atas penerimaan zakat.

5) Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara suka rela oleh

pemiliknya, baik yang peruntukkannya dibatasi (ditentukan) maupun

tidak dibatasi.

6) Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.

7) Muzakki adalah induvidu muslim yang secara syari’ah wajib

membayar zakat.

8) Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Page 57: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

45

9) Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh mizakki sesuai

dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya.

Karakteristik zakat merupakan kewajiban syariah yang harus

diserahkan oleh muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara

langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai pernyaratan nisab, haul

periodik, tarif zakat (qadar), dan peruntukkannya (PSAK 109, paragraf 6).

Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai prinsip

syariah dan tata kelola yang baik (PSAK 109, paragraf 9).

PENGUKUHAN DAN PENGUKURAN

1. Pengakuan Awal Zakat

Penerimaan zakat diakui pada kas atau aset lainnya diterima. Zakat

yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambahan dana zakat :

a) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima;

b) Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas

tersebut.

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga

pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode

penentuan nilai wajar lainnya sesuai PSAK yang relevan.

Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan

dana zakat masing-masing mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan

Page 58: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

46

prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahik

yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil zaka aset zakat yang

diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil

mendapatkan ujrah maka diakui sebagai penambahan dana amil.

2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Zakat

Jika terjadi penurunan nilai aset zakat non kas, jumlah kerugian yang

ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau

pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.

Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai berikut :

a) Pengurangan dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh

kelalaian amil;

b) Kerugian dan pengurangan dana amil, jika disebabkan oleh

kelalaian amil.

3. Penyaluran Zakat

Zakat yang disalurkan kepada mustahik diakui sebagai pengurangan

dana zakat sebesar :

a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;

b) Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas.

PENYAJIAN

Page 59: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

47

Dalam menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara

terpisah dalam laporan posisi keuangan.

PENGUNGKAPAN

Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat,

tetap tidak terbatas pada :

a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas

penyaluran zakat, dan mustahik nonamil;

b) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil,

seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi

kebijakan;

c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk

penerimaan zakat berupa aset nonkas;

d) Rincian jumlah penyaluran dan zakat untuk masing-masing

mustahik;

e) Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih

dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang kendalikan amil,

jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh

penyaluran dana zakat serta alasannya; dan

f) Hubungan pihak-ihak berelasi antara amil dan mustahik yang

meliputi :

1) Sifat hubungan;

Page 60: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

48

2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan

3) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari

total penyaluran zakat selama periode.

D. Standar Akuntansi Terkait Zakat di Indonesia

Amil Zakat dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, yakni

memperoleh sumber dana dari muzaki yang tidak mengharapkan imbalan apapun

atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah dana yang diberikan,

menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan tidak ada

kepemilikan. Khusu pengertian pembatasan waktu atas penggunaan sumber daya,

Amil Zakat memiliki pengertian yang berbanding terbalik dengan definisi

pembatasan pada PSAK Nomor 45. Dalam Amil Zakt, penggunaan sumber daya

bersifat lebih cepat lebih baik (as soon as possible).43

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Amil Zakat adalah

:

a. Basis kas untuk penerimaan Zakat, Infak , sedeqah dan penyaluran zakat,

infak selain pemanfaatan asset kelolaan; dan

b. Basis Akrual untuk penyaluran zakat dalam bentuk pemanfaatan asset

kelolaan dan transaksi dan transaksi pada dana amil

43

Teten Kustiawan, Pedoman Akuntansi Amil Zakat, (Jakarta : Forum Zakat, 2012), h. 22-23.

Page 61: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

49

Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat terdiri atas :44

a. Neraca (laporan posisi keuangan);

b. Laporan Perubahan Dana;

c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan;

d. Laporan Arus Kas; dan

e. Catatan atas Laporan Keuangan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan dalam sub-bab Pembatasan Masalah, objek

dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat DKI Jakarta. Adapun lembaga ini

peneliti pilih dengan maksud Badan Amil Zakat (BAZ) ini merupaka BAZ

44

Sri Nurhayati-Wasilah, Akuntansi Syaiah di Indonesia, (Jakarta : Salemba, 2011). H. 313.

Page 62: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

50

yang telah dikukuhkan oleh pemerintah sebagai BAZ Nasional yang resmi dan

boleh beroperasi dalam mengelola dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia.

Sejarah dan perkembangan berdirinya BAZIS DKI Jakarta

Pada tahun 1968 inilah awal pemikiran tentang perlunya lembaga

Pengelola Zakat (LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan. Awal tahun 1968,

pada seminar zakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Researc dan work

Shop Fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah dijakarta presiden

Republik Indonesia untuk pertama kali menghimbau masyarakat untuk

melaksanakan zakat secara konkrit.

Setelah itu, di istana negara pada acara Isra’ Mi’raj tanggal 26 oktober

1968 Presiden RI secara langsung menyerukan pelaksanaan zakat untuk

menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, presiden RI juga menyatakan

kesediaan untuk menjadi amil zakat tingkat nasional.

Untuk mengidentifikasi pelaksanaan zakat tersebut dikeluarkan surat

perintah Ratu Prawiranegara, kol. Inf. Drs. Azhar Hamid, dan kol. Inf. Ali

Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha

penerimaan zakat secara nasional.

Untuk lebih memperkuat hal tersebut, presiden mengeluarkan surat edaran

No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat atau instansi

terkait untuk membantu dan berusaha kearah terlaksananya seruan Presiden

dalam wilayah atau lingkup kerja masing-masing.

Page 63: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

51

Seruan ini ditindak lanjuti oleh gubernut DKI Jakarta dengan

mengeluarkan surat keputusan tentang perlunya LPZ provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya, secara resmi, gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin mengeluarkan

surat keputusan No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 tentang

pembentukan Badan Amil Zakat (BAZ), berdasarkan syariat Islam dalam

wilayah Jakarta.

Berdasarkan keputusan tersebut, maka susunan BAZ dibentuk mulai

tingkat Provinsi DKI jakarta hingga tingkat kelurahan, tugas utamanya adalah

mengumpulkan zakat wilayah DKI Jakarta dan penyalurannya terutama

ditunjukan kepada fakir miskin.

Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya

permasalahan zakat provinsi DKI Jakarata maka Gubernur DKI Jakarta pada

tahun 1973 melalui keputusan No. D.III/14/6/73 tertanggal 2 desember 1973,

menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infak yang

selanjutnya di singkat menjadi BAZIS. Dengan demikian, pengelolaan dan

pengumpulan harta masyarakat menjadi lebih luas, karena tidak hanya

mencangkup zakat, akan tetapi lebih dari itu, mengelola dan mengumpulkan

infak/sedekah serta amal sosial masyarakat yang lain.

a. Visi

“ Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan Terpercaya”

b. Misi

Page 64: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

52

Mewujudkan optimalisasi pengelolaan Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) yang

amanah, profesional, trasparan, akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat

yang bertaqwa, sejahtera dan berdaya.45

c. Struktur Organisasi

Organisasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta terdiri dari :

1. Dewan Pertimbangan

Dewan pertimbangan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI

Jakarta. Susunan Dewan Pertimbangan ditentukan oleh gubernur dan telah

mengalami beberapa kali perubahan. Adapun susunan dewan pertimbangan

terakhir ditetapkan melalui SK Gubernur DKI No. 2015/2012 tertanggal 28

Desember 2012, sebagai berikut :

Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta

Ketua Harian : Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI

Jakarta

Sekretaris : Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Setda

Provinsi DKI Jakarta

Anggota : 1. Kepala Kanwil Kementrian Agama Republik Indonesia

2. Ketua Umum MUI Provinsi DKI Jakarta

3. Prof. KH. Ali Mustafa Ya’kub, M.A.

45

http://www.bazisdki.go.id/tentabf-kami/visi-dan-misi. Diakses pada hari kamis tanggal 28-05-2015.

Page 65: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

53

4. Prof. DR. KH. Muh. Amin Suma, SH., M.A.

5. K.H. M. Siddiq Fauzie

6. H.M. Subki, Lc

7. K.H. Saifuddin Amsir, M.A.

8. K.H. Syarifuddun A. Gani

2. Komisi Pengawasan

Komisi Pengawasan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI

Jakarta. Susunan komisi pengawas ditetapkan oleh Gubernur, juga telah

mengalami beberapa kali perubahan, susunan komisi pengawas terakhir

ditetapkan malalui SK Gubernur DKI Jakarta No. 2015/2012 tertanggal 28

Desember 2012, sebagai berikut :

Ketua : Drs. H. Syarief Mustafa

Ketua Harian : Dr. Lutfi Fatullah

Sekretaris : Kepala Bagian Mental Spiritual Biro Pendidikan dan

mental Spiritual Setda

Wakil Sekretaris : Kabis Penyelenggara Haji, Zakat dan Wakaf kantor

wilayah kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

d. Tugas Pokok

Sesuai dengan pasal 3 keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120

tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja Badan Amil Zakat, Infak, dan

Page 66: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

54

shadakah provinsi daerah khusus ibu kota Jakarta, maka tugas poko BAZIS

Provinsi DKI Jakarta adalah :

1) Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak

dan sedekah sesuai fungsi dan tujuannya

2) Penyusunan program kerja

3) Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat objektif dan

trasparan.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang

berupa laporan keuangan Badan Amil Zakat yang dipublikasikan dan literatur-

literatur yang berkaitan dengan kesesuaian penyajian laporan keuangan dana

zakat. Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari BAZIS DKI Jakarta

sebagai badan pengelola zakat yang mempublikasikan laporan keuangannya

sebagai bentuk dari transparansi dan akuntabilitasi dalam mengelola dana zakat

yang diperolehnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh OPZ (Organisasi Pengelola

Zakat) yang beroperasi di Indonesia. Di Indonesia, pengelolaan zakat dilakukan

oleh dua institusi, yaitu pemerintah dan swasta, bentukan pemerintah adalah BAZ

(Badan Amil Zakat) dengan BAZNAS sebagai pusat koordinator, sedangkan

Page 67: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

55

swasta adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk baik sebelum adanya

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat maupun

setelah adanya Undang-undang.

Lembaga-lembaga Amil Zakat tersebut memiliki klasifikasi lembaga

pembentuk yang bervariasi, ada yang dibentuk oleh Lembaga Bisnis (Perbankan),

ORMAS (Organisasi Masyarakat), LSM (Lembaga Masyarakat), dan Komunitas.

Beberapa tahun terakhir muncul juga lembaga pengelola zakat dengan bentuk

badan hukum yayasan ataupun lembaga kemanusiaan lainnya, namun tidak semua

lembaga-lembaga pengelola zakat tersebut dikukuhkan keberadaannya oleh

pemerintah.

Sampel adalah bagian dari populasi. Adapun sampel penelitian ini adalah

OPZ yang dikelola oleh Negara atau disebut juga LAZNAS. LAZ yang diteliti

adalah Lembaga Amil Zakat yang termasuk ke dalam 18 LAZNAS yang disahkan

pemerintah untuk melakukan pengelolaan dana zakat di indonesia. Mengingat

banyaknya LAZ yang berkembang di Indonesia beberapa tahun ini, maka penulis

hanya meneliti LAZ setingkat saja. Pertimbangannya adalah bahwa LAZ yang

diteliti sudah resmi masuk ke dalam LAZNAS yang dikukuhkan pemerintah

sehingga tidak terbentur masalah hukum dalam menjalankan aktivitasnya.

Pertimbangan lain adalah melihat dari klasifikasi lembaga pembentuk BAZ

tersebut. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan penyajian laporan

keuangan dari masing-masing lembaga yang berbeda latar belakang

Page 68: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

56

pembentuknya, misalnya BAZIS DKI Jakarta dari golongan pemerintahan namun

berskala provinsi. Selain itu, lembaga yang diteliti ini sudah masuk dalam

kategori BAZ besar dan berpredikat baik serta dikenal masyarakat di indonesia

sehingga dapat mewakili lembaga-lembaga lain di bawahnya. Lembaga ini juga

memiliki laporan keuangan tahunan sesuai periode yang dibutuhkan penulis

sehingga memudahkan dalam proses pengolahan data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa desk

riset yang dikenal juga dengan studi kepustakaan (dokumentasi) dan observasi.

Dalam teknik desk riset, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan

keuangan Badan Amil Zakat, baik itu datang langsung kelembaga maupun

dengan mengunjungi website-nya.

Selain itu, dalam teknik ini juga dilakukan perolehan data dengan cara

membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang

berkaitan dengan penyajian laporan keuangan Badan Amil Zakat. Sedangkan

dalam teknik observasi, peneliti mendatangi Lembaga-lembaga Amil Zakat yang

laporan keuangannya tidak dipublikasikan secara lengkap ke dalam website.

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu dalam pengolahan data

berupa input dan ouput yang diambil dari neraca keuangan, laporan arus kas,

Page 69: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

57

laporan perubahan dana yang dimiliki oleh masing-masing lembaga. Dalam

analisis kualitatif ini, untuk menganalisis kesesuaian penyajian laporan keuangan

dengan PSAK 109, peneliti menggunakan Grounded Theory Method yang

merupakan metode yang telah distandarisasi sebagai alat untuk mengukur

kesesuaian penyajian laporan, dimana proses pengolahannya menggabungkan

antara cara berfikir keilmuan dan seni (Strauss dan Corbin 1998).

1. Metode Pengukuran Kesesuaian dengan Grounded Theory Method

Grounded Theory Method adalah teori yang dibangun dari data yang

dikumpulkan dan dianalisis selama proses penelitian. Dalam metode ini lebih

mengandalkan pada saling peran yang terus menerus antara pengumpulan dan

analisis data melalui pengajuan pertanyaan dan perbandingan teoritis

(theoretical comparison).

Dengan Grounded Theory Method saat melakukan interview, observasi,

dan analisis dokumen, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkannya untuk mengambil data yang di anggapnya relevan dan

dibutuhkan (sampling), dari data yang terkumpul, peneliti mengidentifikasi

dimensi dan property dari konsep-konsep asli yang muncul dan secara terus-

menerus membandingkannya dengan berbagai kejadian, objek atau tindakan

yang telah dipelajari pada berbagai literature atau pengalaman peneliti sendiri.

Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh makna konseptual dari data

diambil.

Page 70: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

58

Dalam Grounded Theory Method merupakan metode analisis yang

menggabungkan antara cara berfikir keilmuan dan seni (Strauss dan Corbin).

Metode ini menekankan pada prinsip-prinsip penelitian ilmiah dalam

menganalisis data seperti sistematik, logis, dah kehati-hatian.46

2. Model Analisis Mikro (Microanalysis)

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan

menggunakan sebuah teknik yang disebut analisis mikro (microanalysis).

Analisis mikro adalah analisis mendetil baris per baris terhadap data yang

telah di diskripsikan untuk memperoleh kategori-kategori awal (konsep/

subkonsep beserta property dan dimensi konsepnya) beserta hubungan antara

kategori tersebut (Strauss dan Corbin 19998, 57). Dalam hal ini, peneliti mulai

46

Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmi, 2008), h. 338.

Pengumpulan data (Interviu,

observasi, dan analisis dokumen)

Transkripsi

Analisis Mikro

Penetapan Kategori Sentral

Permodelan

Page 71: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

59

“membaca” apa yang tertuang pada hasil traskripsi tersebut, bukan hanya

membaca hitam diatas putih namun juga mencari tau apa “dibalik yang

tertulis”. Nuansa yang tertangkap indera peneliti saat melakukan

wawancara/observasi (misalkan intonasi suara, mimic muka, gerak tubuh

responden, dan sebagainya) dapat membantu meningkatkan sensitivitas dalam

melihat ada apa dibalik teks.

Peneliti memiliki kategori data tentang konflik antar departemen saat

proses pengolahan data. Peneliti membuat property-properti untuk konflik

tersebut adalah frekuensi konflik, pihak yang terlibat, dan akibat yang

muncul. Dimensi dari salah satu property yaitu “frekuensi” dapat mengambil

ukuran antara lain : selalu terjadi, sering terjadi, jarang terjadi, dan tidak

pernah terjadi (berupa ranking). Dimensi dari property “pihak-pihak yang

terlibat”, misalnya laporan keuangan, PSAK No. 109, PSAK, dan bagian

Badan Amil Zakat. Masing-masing property atau bahkan dimensi tersebut

dapat dijadikan kategori-kategori baru untuk kemudian di cari property dan

dimensi secara lebih spesifik. Analisi mikro diperlukan untuk beberapa

tujuan:

1. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi beberapa

kemungkinan penjelasan dari sebuah fenomena sehingga ia terhindar

dari bias yaitu kecenderungan memilih sebuah sudut pandang saja.

Page 72: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

60

2. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk mencermati data-data yang

diperoleh secara detil sehingga berbagai property dan dimensi yang

ada dari sebuah fenomena dapat ditemukan.

3. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk mengorganisasikan data

secara sistematis dan dengan demikian memudahkan interpretasinya.

4. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi

variabilitas dan kontradisi dari data-data yang diperoleh sehingga ia

dapat mencari penjelasan lebih lanjut dari variabilitas dan kontradiksi

tersebut saat pengumpulan data berikutnya.

5. Prosedur ini memungkinkan peneliti untuk membuat dugaan-dugaan

tentang hubungan antar konsep/ variable yang ada dan sekaligus

menguji dugaan-dugaan tersebut pada pengumpulan data berikutnya

sampai diperoleh konfirmasi tentang dugaan yang paling valid.

Dalam analisis mikro, peneliti mulai mengelompokkan data-data

kedalam berbagai kategori awal. Proses ini dikenal sebagai open coding, yaitu

proses nalisis yang mengidentifikasikan konsep/subkonsep beserta property

dan dimensinya data yang diperoleh (Strauss dan Corbin 1998, 101). Open

coding melibatkan serangkaian aktivitas mulalui dari pengelompokan data

berdasarkan kemiripan propertinya, membuat abstraksi (deskripsi konsep),

dan memberikan label/nama untuk konsep yang dibuat tersebut.

Page 73: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

61

Sebagai langkah awal, peneliti mencari konsep kunci awal dari data-data

yang diperoleh, yaitu bahan-bahan yang menarik dan/atau relevan dengan

research questions yang ada. Ini dapat berupa kalimat atau kata kunci tertentu

(dari interview atau analisis dokumen), kejadian tertentu (dari observasi),

maupun bahan-bahan lain (angka, gambar, dsb) yang dirasakan sebagai

ekspresi dari sesuatu yang signifikan. Konsep kunci itu kemudian digunakan

sebagai panduan untuk melakukan sampling lanjutan yaitu mengajukan

berbagai pertanyaan lanjutan saat melakukan pengambilan data berikutnya

(melalui interview, observasi, dan analisi dokumen). Beberapa konsep yang

mirip mungkin dapat digunakan menjadi sebuah kategori. Dengan demikian

sebuah kategori merupakan kumpulan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep-

konsep yang memiliki kemiripan.

Selama melakukan sampling lanjutan tersebut, peneliti juga melakukan

perbandingan teoritis (theoretical comparisons) untuk meningkatkan

sensitivitasnya dalam mengidentifikasi data mana yang penting atau kurang

penting, dan data mana yang perlu dipelajari lebih dalam atau tidak.

Theoretical comparisons juga membantu peneliti mengidentivikasi lebih jauh

property dan dimensi dari data yang telah dikumpulkan. Perbandingan teoritis

perlu dilakukan secara konsisten dan sistematis pada tiap kategori data

sehingga setiap kategori dapat berkembang secara penuh. Namun, fleksibilitas

pengambilan tetap diperlukan, yang dimaksud adalah jangan sampai

Page 74: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

62

keinginan untuk mengikuti prosedur tertentu secara kaku justru

mengakibatkan proses analisis dan kreativita peneliti menjadi terganggu.

Sebuah lembaga dalam menyajikan laporan keuangannya yang sudah

betul-betul sesuai dengan PSAK No. 109 dalam penyajiannya dengan baik.

“menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan PSAK No. 109” adalah

konsep kunci awal. Namun ini perlu diperjelas dengan mengidentifikasi

property dan dimensinya lebih jauh. Berdasarkan literature/ teori yang ada,

PSAK No. 109 dikatakan dapat membantu koordinasi dan komunikasi anatara

bagian, memicu perilaku penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 109, dan

Badan Amil Zakat. Berdasarkan teori tersebut maka pertanyaan selanjutnya

dapat dikembangkan untuk mengetahui bagaimana peranan PSAK No. 109.

Apakah benar pengertian Badan Amil Zakat tersebut tentang “menyajikan

laporan dengan baik dan sesuai dengan dan PSAK No. 109” sama dengan apa

yang dinyatakan oleh literature/teori yang ada? Apa makna menjalankan tugas

menurut Badan Amil Zakat tersebut?

Sampling lanjutan dan perbandingan teoritis ini akan menghasilkan

konsep/kategori yang utuh beserta dengan deskripsi tentang property dan

dimensinya sehingga dapat diberi label/nama oleh peneliti. Label/nama

akan diambil dari literature atau objek itu sendiri. Hasil dari open coding

tersebut akan menghasilkan sebuah konsep manfaat PSAK No. 109 bagi

Badan Amil Zakat (BAZ).

Page 75: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

63

Dalam melakukan open coding peneliti akan melakukan beberapa

langkah-langkah, sebagai berikut :

1. Peneliti akan menetapkan lebih dahulu urutan sumber data yang

akan dikunjungi (para pegawai BAZ, kantor Badan Amil Zakat)

dengan mengikuti pola tertentu untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan kategori-kategori awal, property, dan

dimensinya.

2. Peneliti akan memilih sumber data yang dikunjungi berdasarkan

alasan kepraktisan. Saya seorang peneliti memutuskan untuk

mengunjungi lokasi salah satu divisi perusahaan yang terdekat

kemudian melakukan wawancara, observasi atau analisis

dokumen terkait berbagai kategori data sekaligus dengan

berbagai sumber data yang kebetulan ada disana.

3. Peneliti akan selalu waspada dan membuka pikiran terhadap

penemuan data-data yang secara teoritis signifikan namun diluar

dugaan/harapan sebelumnya. Peneliti akan menvari penjelasan

pada hal tersebut dan menanyakan apa yang terjadi serta apa

maknanya.

Axial coding merupakan kelanjutan dari open coding dan merupakan

proses yang menghubungkan suatu konsep dengan sub konsepnya atau suatu

konsep/kategori dengan konsep/kategori yang lain serta mengidentifikasi

Page 76: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

64

dalam kondisi apa hubungan itu terjadi (why, where, when, how, dan with

what results/consequences) (Strauss dan Cirbin 1998, 127).

Dalam tahap analisis hubungan, peneliti menganalisis kata-kata yang

digunakan oleh responden. Misalkan, seorang akunting mengatakan: “ dalam

membuat laporan keuangan, seringkali terjadi kesulitan dalam menyajikan

pos-pos transaksi belanja yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat apabila di

sesuaikan dengan kesesuaian PSAK No. 109”. Peneliti memilah-milah data

menjadi informasi yang menunjukan kapan, bagaimana, dan siapa yang

terlibat dalam konflik tersebut sesuai dengan pernyataan responden.

Tahap kedua peneliti melakukan konseptualisasi informasi tersebut.

Peneliti menginterpretasikan pernyataan responden tadi dengan memaknainya

sebagai konflik kepentingan akunting yang disebabkan oleh system PSAK

No. 109. Interpretasi ini perlu divalidasi pada sesi-sesi pengumpulan data

berikutnya. Ada kemungkinan bahwa data-data berikutnya menunjukan

bahwa ada alasan lain dibaliknya yang menjurus ke konflik pribadi antara

akunting (pebagai penbuat laporan keuangan) sehingga system penyajian

laporan keuangan yang sesuai dengan dan PSAK No. 109 bukanlah satu-

satunya penjelasan konflik yang muncul.

Dengan demikian, peneliti tidak dapat menerima begitu saja data yang

diterima dari responden. Ada beberapa sudut pandang dalam memahami

sebuah fenomena dan apa yang Nampak secara kasat mata belum tentu

Page 77: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

65

merepresentasikan apa yang terjadi. Dalam menggunakan dua tahapan ini

peneliti membantu peneliti untuk tidak terlalu cepat menyimpulakan sehingga

menghindari bias yang mungkin terjadi.

Dalam menyikapi jawaban responden peneliti selalu berfikir secara

kritis apabila ada responden yang menjawab menggunakan kata-kata selalu,

pasti, tidak pernah, dsb. Peneliti perlu memiliki cara berfikir yang

dimensional. Kata-kata diatas menggambarkan sebuah kutub dalam sebuah

dimensi. Peneliti akan mempertanyakan terus apakah memang benar demikian

ataukah ada kutub yang lain diluar apa yang dilakukan responden tersebut. Ini

berarti menjadi kemungkinan situasi lainnya misalkan kadang-kadang, sering

atau jarang, serta dalam kondisi apakah situasi tersebut terjadi. Intinya adalah

peneliti menghindari pengambilan simpulan yang terlalu cepat karena dapat

menyesatkan penelitian yang dilakukan.47

Sebagai misal, seorang responden mengatakan bahwa menyajian laporan

keuangan sudah baik sehingga tidak pernah ada masalah dalam menyajikan

laporan keuangan. Peneliti perlu menggali lebih jauh arti kata sudah baik dan

tidak pernah karena mungkin yang dimaksud adalah jarang. Yang harus digali

adalah seberapa jarang dan pada kondisi apakah penyajian itu efektif dan

tidak efektif dan PSAK No. 109 dalam penyajian laporan keuangan dana

Zakat, Infak, dan Sedeqah (ZIS).

47

Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 339-345.

Page 78: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

66

3. Transkripsi

Traskripsi adalah proses menuangkan data yang diperoleh melalui

interviu, observasi, dan analisis dokumen ke dalam bentuk salinan tertulis (file

computer).48

BAB IV

ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 MENGENAI

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DANA ZIS

48

Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmi, 2008), h. 339.

Page 79: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

67

A. Analisis Kesesuaian Penerapan PSAK 109 pada BAZIS DKI Jakarta

Pada paragraph sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengakuan merupakan

pencatatan secara resmi (penjurnalan) sejumlah rupiah (kos) kedalam penyajian

laporan keuangan sehingga jumlah rupiah akan mempengaruhi suatu pos dan

terefleksi dalam laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan ini

dijelaskan dalam bentuk jurnal. Jurnal merupakan pencatatan dari transaksi yang

langsung dikelompokan dalam kolom debit dan kredit yang selanjutnya akan

berhubungan dalam tahapan menyusun laporan keuangan.

Berikut ini ada traksaksi-transaksi BAZIS DKI Jakarta periode 1 Januari

2015-31 April 2015 yang di sesuaikan dengan ilustrasi jurnal dana zakat dan infaq

berdasarkan PSAK 109.

1. Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 109 paragraf 38 hal. 3 dan paragraph 3 hal. 4

1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset non kas diterima

2. Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambahan dana zakat

sebesar :

a) Jumlah yang diterima, jika bentuk kas;

b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

PSAK 109 paragraf 17 hal. 6

24. infak/sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana infak terikat

atau tidak terikat sesuai tujuan pemberi infak/sedekah sebesar :

Page 80: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

68

a) Jumlah yang diterima, jika bentuk kas;

b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas

BAZIS DKI Jakarta periode 1 Juanuari 2015-31 April 2015

BAZIS DKI Jakarta penerimaa semua dana zakat berasal dari beberapa

instansi pemerintah dan juga pengusaha. BAZIS DKI jakarta memisahkan

jurnal penerimaan dan penghimpunan dana zakat dan penghimpunan dana

infak yang berasal dari donatur. Selama periode 1 Januari 2015- 31 April

2015 total penerimaan dana zakat adalah Rp. 63.648.734.213.55, dan

penerimaan dan infak sebesar Rp. 50.510.865.951.88. Maka jurnal

penerimaan dan zakat dan infak, sebagai berikut :

Tabel 4.1

K

P

A

n

a

lisis kesesuaian

Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang

disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan

Jurnal Debit Kredit

PSAK 109 :

Kas-Dana Zakat

Dana Zakat

xxxx

xxxx

BAZIS Privinsi DKI Jakarta

Kas-Dana Zakat

Penerimaan dana zakat

63.648.734.213.55

63.648.734.213.55

Kas-Dana Infak

Penerimaan dana Infak

50.510.865.951.88

50.510.865.951.88

Page 81: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

69

disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal

transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah

menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan

penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana

kepada para mustahik, dana amil, dan dana operasional amil.

SAK 109 paragraf 31 hal. 4

Penyaluran Zakat

16. zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai

pengurang dana zakat sebesar :

a) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;

b) jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas.

BAZIS DKI Jakarta

Penyaluran dilakukan setelah dialokasikan berdasarkan program yang

dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta, BAZIS DKI Jakarta mengalokasikan dana

zakat kepada 5 asnaf, yaitu : fakir miskin penyaluran sebesar Rp.

31.925.117.373, gharimin penyaluran sebesar Rp. 459.977.120, muallaf

penyaluran sebesar Rp.224.600.000, sabilillah penyaluran sebesar Rp.

20.650.898.028 dan ibnu sabil penyaluran sebesar Rp. 79.157.500. Penyaluran

Page 82: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

70

dana zakat diakumulasikan berdasarkan 5 asnaf tersebut, dengan total

penyaluran sebesar Rp. 53.336.750.021. Berikut jurnal penyaluran dana zakat:

Tabel 4.2

P

Analisi Kesesuaian

Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang

disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan

disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi

yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan

kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana

zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para

mustahik, dana amil, dan dana operasional amil.

SAK 109 paragraf 28 hal. 7

33. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana

infak/sedekah sebesar :

a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;

b) Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas

Jurnal Debit Kredit

PSAK 109 :

Dana Zakat-Non Amil

Kas-Dana Zakat

xxxx

xxxx

BAZIS Privinsi DKI Jakarta

Bantuan-Penyaluran

Kas-Dana zakat-BAZIS DKI

53.336.750.021

53.336.750.021

Page 83: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

71

BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta dalam menyalurkan dan infak/sedekah disalurkan kepada

4 pos,yairu : Kemaslahatan Umat Peningkat SDM sebesar Rp. 4.518.749.550,

Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS sebesar Rp. 4.402.703.033,

Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat sebesar Rp.

10.893.063.472, dan Sosialisasi dan Bina Lembaga sebesar Rp.

3.556.862.760. maka total keseluruhan penyaluran dana infak sebesar Rp.

23.371.378.815. Berikut jurnal pengeluaran dana infak :

Tabel 4.3

A

n

A

n

a

lisis Kesesuaian

Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang

disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan

disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi

yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan

Jurnal Debit Kredit

PSAK 109 :

Dana Infak-Non Amil

Kas-Dana Infak

xxxx

xxxx

BAZIS Privinsi DKI

Jakarta

Bantuan-Penyaluran

Kas Dana Infak-BAZIS DKI

23.371.378.815

23.371.378.815

Page 84: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

72

kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana

zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para

mustahik, dana amil, dan dana operasional amil/.

PSAK 109 paragraf 18 hal. 5

20. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai penambah

dana amil

Amil akan mendapatkan haknya yang 12,5% dari keseluruhan penerimaan dana

zakat apabila dana zakat sudah disalurkan kepada mustahik. Penerimaan dana

amil yang diperoleh BAZIS DKI Jakarta adalah sebesar 12.224.484.909.

Berikut jurnal penerimaan dana amil atas zakat :

Tabel 4.4

A

Analisis Kesesuaian

Jurnal Debit Kredit

PSAK 109 :

Dana Zakat

Dana Zakat-Amil

xxxx

xxxx

BAZIS Privinsi DKI Jakarta

Dana Zakat

Dana Zakat- Amil

12.224.484.909

12.224.484.909

Page 85: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

73

Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang

disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan

disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi

yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan

kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana

zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para

mustahik, dana amil, dan dana operasional amil.

PSAK 109 paragraf 1 hal. 5

17. Efektifitas dan efesiensi pengelolaan zakat bergantung pada

profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil bagian dari

zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka melaksanakan fungsinya

sesuai dengan kaidah atau prinsip syariah dan tata kelola organisasi yang baik.

BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta selaku amil juga memiliki pengeluaran yang harus dijurnal

berdasarkan pengeluaran administrasi dan operasional amil dalam melakukan

kegiatan zakat. Pengeluaran amil untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2013 yang meliputi penggunaan beban pegawai sebesar Rp.

2.426.382.853, beban amilin sebesar Rp. 12.224.484.909, beban umum dan

administrasi lainya sebesar Rp. 849.813.246, beban penyusutan sebesar Rp.

Page 86: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

74

359.469.545, dan beban penghapus piutang sebesar Rp. 204,765.880 total seluruh

dana pengelolaan adalah Rp. 16.064.916.433, maka penjurnalannya sebagai berikut :

Tabel 4.5

Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta

yang disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109 maka dapat

terlihat dan disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal

transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah

menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan

penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana

kepada para mustahik, dana amil, dan dana operasional amil. Untuk itu penulis

menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah diuraikan diatas untuk

menjelaskan hasil analisi tersebut, penulis menganalisa kembali apakah BAZIS

DKI Jakarta dalam menyajikan laporan keuangannya dari sisi pengakuan telah

sesuai dengan PSAK No.109 mengenai akuntansi zakat, infak atau sedekah.

Berikut analisa yang penulis ambil :

Jurnal Debit Kredit

PSAK 109 :

Beban Operasional Amil

Kas-Dana Amil

xxxx

xxxx

BAZIS Privinsi DKI Jakarta

Beban operasional Amil

Kas Dana Infak-BAZIS DKI

16.064.916.433

16.064.916.433

Page 87: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

75

Tabel 4.6

No PSAK No. 109 BAZIS DKI Jakarta

1 Penerimaan zakat diakui pada saat kas

atau aset non kas diterima Zakat yang

diterima dari muzaki diakui sebagai

penambahan dana zakat sebesar :Jumlah

yang diterima, jika bentuk kas;Nilai

wajar, jika dalam bentuk nonkas.

Penerimaan dana zakat yang

telah diterima diakui sebagai

penambah dana zakat pada saat

zakat diterima

2 infak/sedekah yang diterima diakui

sebagai penambah dana infak terikat

atau tidak terikat sesuai tujuan pemberi

infak/sedekah sebesar : Jumlah yang

diterima, jika bentuk kas;

Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas

Penrimaan dana infak/ sedekah

diakui sebagai penambah dana

infak/sedekah pada saat kas

diterima

3 Zakat yang disalurkan kepada mustahik,

termasuk amil, diakui sebagai

pengurang dana zakat sebesar

Dana zakat yang telah

disalurkan diakui sebagai

pengurang dana zakat pada saat

kas dikeluarkan

4 Penyaluran dana infak/sedekah diakui

sebagai pengurang dana infak/sedekah

sebesar :Jumlah yang diserahkan, jika

dalam bentuk kas.

Dana infak/sedekah yang telah

disalurkan diakui sebagai

pengurang dana infak/sedekah

pada saat dana dikeluarkan

5 Bagian dana zakat yang disalurkan

untuk amil diakui sebagai penambah

dana amil. Dan zakat telah disalurkan

kepada mustahik non amil dan sudah

diterima oleh mustahik nonamil tersebut

Penyaluran dana amil dilakukan

setelah penyaluran dana zakat

kepada musthik nonamil dan

telah diterima oleh musthik non

amil tersebut.

Page 88: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

76

Pada tabel dan ilustrasi jurnal yang telah dipaparkan diatas telah sesuai

dengan PSAK No.109 pada paragraf 16 dalam bentuk penyajiannya yaitu “Amil

menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara terpisah dalam

laporan posisi keuangan”dan sesuai dengan pengungkapan “Amil

mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi zakat yang tidak terbatas”

PSAK No. 109 hal. 8 paragraf 26.

2. Penyajian

a) Laporan posisi keuangan

6 Efektifitas dan efesiensi pengelolaan

zakat bergantung pada profesionalisme

amil. Dalam konteks ini, amil berhak

mengambil bagian dari zakat untuk

menutup biaya operasional dalam

rangka melaksanakan fungsinya sesuai

dengan kaidah atau prinsip syariah dan

tata kelola organisasi yang baik.

Bagian penyaluran dana zakat

kepada amil sebesar 12,5% dari

total penerimaan dana zakat

untuk operasional BAZIS DKI

Jakarta

7 Penentuan jumlah atau persentase

bagian untuk masing-masing mustahik

ditentukan oleh amil sesuai dengan

prinsip syariah, kewajaran, etika, dan

ketentuan yang berlaku yang

dituangkan dalam bentuk kebijakan

amil.

BAZNAS DKI Jakarta

menetukan bagian masing-

masing mustahik disesuaikan

dengan prinsip syariah,

kewajaran, etika dan dengan

sebijak-bijaknya.

Page 89: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

77

Pada PSAK No. 109 menyatakan bahwa “amil menyajikan dalam

laporan posisi keuangan dengan memperhatikan ketentuan dalam SAK

yang relevan mencangkup, tetapi tidak terbatas pada, pos-pos berikut :

Aset : kas dan setara kas; piutang; efek dan aset tetap dan akumulasi

penyusutan.

Liabilitas : biaya yang masih harus dibayar; liabilitas imbalan kerja;

Saldo dana : dana zakat dana infak/sedekah; dana amil.

Dimana amil menyajikan dalam laporan posisi keuangan dengan

memperhatikan ketentuan dalam SAK yang relevan mencangkup, dan

tidak terbatas pada pos-pos berikut :

Aset

a) Kas dan setara kas

b) Piutang

c) Efek

d) Aset tetap dan akumulasi penyusutan

Liabilitas

e) Biaya yang masih harus dibayar

f) Liabilitas imbalan kerja

Saldo dana

g) Dana zakat

h) Dana infak/sedekah

Page 90: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

78

i) Dana amil

Penyajian laporan keuangan pada BAZIS DKI Jakarta telah sesuai

dengan penyajian laporan keuangan PSAK No. 109 dimana aset lancar

berupa kas dan setara kas, deposito, utang disajikan secara terpisah dan jelas,

pada penyajian aset tetap juga disajikan terpisah seperti harga perolehan aset

tetap dan akumulasi penyusutan. Penyajian pada liabilitas BAZIS DKI Jakarta

juga menyajikan secara terpisah antara biaya yang masih harus dibayar

dengan liabilitas imbalan kerja. Pada saldo dana zakat, dana infak/sedekah

dan dana pengelolaan BAZIS DKI Jakarta menyajikan secara terpisah pula.

Akan tetapi pada laporan posisi keuangan BAZIS DKI Jakarta tidak

menyajikan posisi keuangan dana nonhalal karena BAZIS DKI Jakarta tidak

memiliki nomoratur bank yang ada pada BAZIS DKI Jakarta yaitu

penerimaan jasa giro yang di jadikan sebagai sarana investasi. Penyajian

laporan perubahan dana BAZIS DKI Jakarta dapat dilihat pada lampiran 1.

b) Laporan Perubahan Dana ZIS

Pada laporan perubahan dana menyajikan penerimaan, penyaluran

dan penggunaan dana pada suatu periode tertentu yang memiliki

karakteristik tertentu sehingga harus disajikan sebagai suatu dana

tersendiri, laporan perubahan dana mencangkup penerimaan, penyaluran,

Page 91: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

79

penggunaan, surplus/defisit, saldo awal dan saldo akhir masing-masing

dana serta jumlah saldo akhir keseluruhan dana.

BAZIS DKI Jakarta dalam menyajikan penerimaan dana disajikan

menurut sumber penerimaan dan klasifikasi jenis sumber penerimaan

untuk setiap jenis. Jenis sumber penerimaan pada dana zakat mencangkup,

penerimaan dari muzakki entitas dan muzakki induvidual. Dalam

penyaluran dana BAZIS DKI Jakarta menyajikan menurut asnafnya

dimana dana yang disalurkan oleh BAZIS DKI Jakarta hanya kepada lima

asnaf. Hal ini dikarenakan kelima mustahik ini memang yang lebih

banyak mengadukan dana kepada BAZIS DKI jakarta dan kelima asnaf ini

menjadi prioritas penyaluran dana zakat. Untuk penyajian penggunaan

dana amil disajikan dengan perincian beban pegawai per jenis

peruntukannya.

BAZIS DKI Jakarta berharap dalam penyajian laporan perubahan

dana dengan secara trasparan ini dapat mencerminkan kinerja dan

tanggung jawab BAZIS DKI Jakarta sebagai amil serta dapat menarik

dana dalam jumlah dan jenis tertentu dan BAZIS DKI Jakarta pun

berharap dapat meningkatkan kemampuannya dalam mendistribusikan

dananya secara tepat sasaran yang sesuai dengan ketentuan syariah dan

PSAK No. 109, sehingga tujuan pengumpulan dana dapat terlaksana

Page 92: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

80

secara efektif. Penyajian laporan perubahan dana BAZIS DKI Jakarta

dapat dilihat pada lampiran 2.

c) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas yaitu laporan yang menggambarkan transaksi kas

dan setara kas Amil Zakat, baik kas masuk ataupun kas keluar sehingga

dapat diketahui kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara kas

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan untuk masing-

masing jenis dana selama suatu periode.

BAZIS DKI Jakarta telah menyajikan laporan arus kas dengan

lengkap yang terdiri dari tiga aktivitas. Dalam arus kas dari aktivitas

operasi menjelaskan kenaikan saldo dana yang disesuaikan untuk

penyusutan aset tetap, aktivitas operasi ini merupakan kegiatan utama

dalam sebuah lembaga, BAZIS DKI Jakarta menjelaskan arus kas bersih

yang digunakan untuk aktivitas operasi, Sedangkan dalam arus kas dari

aktivitas investasi, BAZIS DKI Jakarta menjelaskan adanya arus kas

keluar yaitu kenaikan investasi,kenaikan aktiva tetap, untuk arus kas untuk

aktivitas pendaan arus kas yang keluar hanya untuk pendanaan deposito.

Contoh penyajian laporan arus kas dapat dilihat pada lampiran 3.

d) Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Page 93: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

81

Laporan perubahan aset kelola adalah laporan yang menggambarkan

perubahan dan saldo atas kuantitas dan nilai aset kelola, baik aset lancar

kelolaan maupun tidak lancar untuk masing-masing jenis dana selama

suatu periode.

Berdasarkan PSAK No. 109 laporan perubahan aset kelolaan

merupakan laporan yang menyajikan saldo awal aset kelolaan baik berupa

aset lancar maupun aset tidak lancar dengan akumulasi penyusutan dan

penyisihan masing-masing serta penambahan dan pengurangan yang

terjadi pada periode tersebut yang selanjutnya dapat dilihat dalam saldo

akhirnya.

BAZIS DKI Jakarta memiliki aset kelola lancar dana infak/sedekah

yang dicatat dalam perubahan kelolaan berupa piutang qordhul hasan dan

piutang mudharabah, pada dana infak/sedekah aset tidak lancar kelolaan

dalam bentuk aset tetap. Aset lancar kelolaan dana zakat dalam bentuk

investasi jangka panjang sedangkan aset tidak lancar pada dana zakat tidak

disajikan.

Dalam penulisan jurnalnya BAZIS DKI Jakarta menyajikan laporan

saldo awal, penambahan, pengurangan, akumulasi penyusutan, akumulasi

penyelisihan dan saldo akhir pada setiap pos-posnya. Dengan ini bahwa

dalam penyajian laporan perubahan aset kelolaan dana ZIS BAZIS DKI

Page 94: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

82

Jakarta telah sesuai dengan PSAK No. 109. Contoh penyajian laporan

perubahan aset kelolaan dapat dilihat pada lampiran 4.

e) Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat referensi silang atas setiap

pos dalam laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan arus

kas, dan laporan perubahan aset kelolaan untuk informasi yang

berhubungan dengan catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil wawncara dan catatan atas laporan keuangan yang

diperoleh menjelaskan mengenai kebijakan dan prosedur yang diterapkan

oleh manajemen BAZIS DKI Jakarta sehingga memperoleh angka-angka

dalam laporan keuangan tersebut.

Setelah penulis melihat bagaimana penyajian akuntansi zakat pada

BAZIS DKI Jakarta melalui penyajian jurnal diatas, penulis menganalisa

apakah penyajian akuntansi zakat yang disajikan oleh BAZIS DKI dalam

laporan keuangannya telah sesuai dengan prinsip akuntansi zakat yang

berlaku umum yaitu PSAK No. 109 mengenai penyajian laporan keuangan

dana zakat, infak/sedekah . ini adalah kesimpulan dari analisa penulis :

Tabel 4.7

Penyajian

Page 95: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

83

B

Berdasarkan hasil analisis penyajian laporan keuangan pada tabel 4.2

menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No. 109 dimana pada laporan posisi

keuangan keseluruhan jenis saldo dana seperti dana zakat, dana infak/sedekah,

dana amil dan dana non halal disajikan secara terpisah. Namun, BAZIS DKI

Jakarta tidak menyajikan laporan dana non halal. BAZIS DKI Jakarta pun

meyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, dan saldo dana serta

menginformasikan mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada

tanggal tertentu. Contoh penyajian atas laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta

dilihat pada lampiran 5.

3. Pengungkapan

Pengungkapan merupakan cara penyajian informasi utama dan

tambahan dalam seperangkat laporan keuangan yang lengkap. Dalam PSAK

no.109 telah dijelaskan beberapa pengungkapan hal-hal terkait dengan

transkasi. Hal ini berfungsi menunjukkan informasi tambahan yang belum

teridentifikasikan secara jelas melalui laporan keuangan yang disajikan.

No. PSAK No. 109 BAZIS DKI Jakarta

1 Amil menyajikan dana

zakat, dana infak/sedekah,

dan dana amil secara

terpisah dalam laporan

posisi keuangan

Dalam penyajian laporan keuangnnya

BAZIS DKI Jakarta menyajiankan setiap

transaksi yang dilakukan secara terpisah

dalam laporan keuangannya.

Page 96: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

84

Pengungkapan tentang dana zakat yang telah dilakukan oleh BAZIS DKI

Jakarta dalam penyajian laporan keuangan diantaranya dapat dijelaskan pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.8

Pengungkapan

No PSAK No. 109 BAZIS DKI Jakarta

1 Kebijakan penyaluran zakat,

seperti penentuan skala

prioritas penyaluran zakat,

dan mustahik nonamil;

BAZIS DKI Jakarta dalam

menyalurkan dana zakat memiliki

prioritas dalam menyalurkan dananya,

yaitu hanya kepada lima asnaf, fakir

miskin, gharim, mualaf, sabilillah dan

ibnu sabil.

2 Kebijakan penyaluran zakat

untuk amil dan mustahik

nonamil, seperti persentase

pembagian, alasan, dan

konsistensi kebijakan;

BAZIS DKI Jakarta

mempersentasikan bagian amil sesuai

dengan syariat islam yaitu 12,5% dari

keseluruhan penghasilan dana zakat

setelah penyaluran dana zakat.

3 Metode penentuan nilai wajar

yang digunakan untuk

penerimaan zakat berupa aset

nonkas;

BAZIS DKI Jakarta melakukan

penerimaan hanya berbentuk kas.

4 Rincian jumlah penyaluran

dana zakat untuk masing-

masing mustahik;

BAZIS DKI Jakarta dalam

menyajikan rincian penyaluran dana

zakat disajikan sesuai jenis

penyalurannya kepada masing-masing

asnaf dan BAZIS DKI Jakarta

menjelaskan jumlah dana yang

Page 97: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

85

disalurkan kepada masing-masing

asnaf.

5 Penggunaan dana zakat

dalam bentuk aset kelolaan

yang masih dikendalikan oleh

amil atau pihak lain yang

kendalikan amil, jika ada,

diungkapkan jumlah dan

persentase terhadap seluruh

penyaluran dana zakat serta

alasannya; dan

Dalam menyajikan laporan aset

kelolaan BAZIS DKI Jakarta

mengungkapkan jumlah dan

persentase terhadap seluruh

penyaluran dana zakat baik baik yang

dikelola oleh BAZIS DKI Jakarta

maupun oleh pihak lain.

6 Hubungan pihak-ihak

berelasi antara amil dan

mustahik yang meliputi :

Sifat hubungan;

Jumlah dan jenis aset

yang disalurkan;

Persentase dari setiap aset

yang disalurkan tersebut

dari total penyaluran

zakat selama periode.

Penerimaan dana zakat yang diperoleh

BAZIS DKI Jakarta bersumber dari

zakat entitas yaitu zakat pengusaha,

dan zakat pribadi yaitu zakat para PNS

wilayah jakarta, adapun yang berasal

dari zakat unit kerja, zakat bank mitra,

non mitra serta dan zakat calon haji.

Dana yang disalurkan berupa dana

zakat dan dana infak/sedekah. Dana

zakat dan dana infak/sedekah yang

terkumpul berasal dari zakat pegawai

pemerintahan jakarta yang dipotong

dari gaji, zakat pengusaha dan bank

mitra.

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penyajian laporan

keuangan BAZIS DKI Jakarta telah sesuai dengan Pernyataan Standar

Page 98: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

86

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109. Semua pengungkapan berasal dari

catatan atas laporan keuangan yang dijelaskan secara terperinci sesuai dengan

transaksi yang terjadi dan dijelaskan mengenai kebijakan-kebijakan dan

prosedur dalam penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak atau

sedekah yang diterapkan manajemen dalam laporan keuangan.

Dari pembahasan dalam BAB IV maka dapat disimpulkan bahwa

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 merupakan standar

baku yang terhitung sudah cukup lama bagi organisasi pengelola zakat.

Standar inilah yang mewajibkan semua Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

untuk menggunakan Standar Akuntansi Keuangan zakat ini termasuk BAZIS

DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa laporan keuangan BAZIS

DKI Jakarta telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109, dalam hal

penyajian, pengakuan dan pengukuran BAZIS DKI Jakarta sudah

menunjukkan 100% sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 109.

BAB V

PENUTUP

Page 99: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

87

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis bahas dan jabarkan dalam

skripsi ini, dapat di simpulkan bahwa BAZIS DKI Jakarta sangat merasa

dimudahkan dengan adanya ED PSAK No. 109 dan sudah 100% dalam

menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 , sehingga

BAZIS DKI-Jakarta sudah sempurna dalam penerapan ED PSAK No. 109

dalam menyajikan laporan keuangannya.

Berdasarkan pernyataan bahwa laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta

100% telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 109, penulis akan menyimpulkan kesesuaian Laporan keuangan BAZIS

DKI Jakarta dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.

109, sebagai berikut :

1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 109 adalah

standar akuntansi yang memang dibuat untuk laporan keuangan

lembaga amil zakat dan memang sudah seharusnya diterapkan oleh

lembaga amil zakat pada laporan keuangannya.

2. Pada proses penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana

infak/sedekah BAZIS DKI Jakarta mencatat sebagai penambah

dan pengurang dana zakat pada saat zakat diterima dan

dikeluarkan.

Page 100: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

88

3. Dalam penyajian laporan keuangnnya BAZIS DKI Jakarta

menyajiankan setiap transaksi yang dilakukan secara terpisah

berdasarkan sumber dan peruntukannya.

4. Pada keseluruhan laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta telah

sesuai dengan lah sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) no. 109 dari sisi pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan secara keseluruhan uan telah sesuai dengan ketent

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 109. Hanya

saja dalam pengakuan, BAZIS DKI Jakarta tidak melaporkan dana

non halal.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang penulis jabarkan maka ada

beberapa saran yang penulis ajukkan, yaitu :

1. BAZNAS DKI Jakarta diharapkan untuk lebih trasparan dalam memberikan

keterangan-keterangan terhadap transaksi yang dilakukan atas penyaluran

zakat. Agar memudahkan para stikolder atau muzakki dalam memahami

laporan keuangan dan mengetahui kemana saja penyaluran dilakukan

sehingga tingkat kepercayaan para nasabah semakin tinggi.

2. Dalam penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 109 pada

laporan keuangan diharapkan lebih bisa memahami Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan no. 109 lebih mendalami agar bisa menyesuaikan

dengan standar yang baru diperbaharui oleh IAI tahun 2014.

Page 101: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

89

3. BAZIS DKI Jakarta agar tetap konsisten dalam menerapkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan no. 109 pada laporan keuangannya.

4. BAZIS DKI Jakarta agar tetap konsisten dalam mempublikasikan laporan

keuangan melalui media masa ataupun media sosial demi terjaganya

akuntabilitas dana zakatn dan menjaga kepercayaan para donatur.

5. Untuk penelitian selanjutnya, apabila mengenai proses pengelolaan zakat

sebaiknya diperlukan wawancara tidak hanya dengan lembaga amil zakat

saja tetapi akan lebih baik berikut dengan pihak muzakki atau stakeholder

dan mustahiknya.

Page 102: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

90

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama, 2004.

Arif Mufraini, Muhammad, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Kencana, Jakarta,

2006

_______. Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia. Jakarta: Forum Zakat, 2011.

_______. ed. Zakat dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat, 2006.

Bariyah, Nurul, Oneng. Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik

Pemberdayaan Ekonomi, Wahana Kardofa, Cet.I, Jakarta 2012.

Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah. Jakarta:

Gema Insani, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, PT

Gramedia

Pustaka Utama, Jakata, 2008

J Maleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-

11, Bandung, 2000.

Jurnal Akuntansi Aktual, Vol 2, Nomor 1, Jakarta, Januari 2013

Kustiawan, Teten, dkk. Pedoman Akuntansi Amil Zakat: Panduan Implementasi

Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109. Jakarta: Forum

Zakat.

Kustiawan, Teten, Pedoman Akuntansi Zakat, Forum Zakat, Jakarta, 2012

Page 103: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

91

Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, P3EI Press,

Yogyakarta, 2009

Majalah Bazis DKI Jakarta Peduli Umat Zakat is My Life, Power Of Ramadhan

Menggerakan Umat untuk Berzakat, PT. Desprindo Natamedia, Edisi 57,

Jakarta 2014.

Majalah Bazis DKI Jakarta Peduli Umat Zakat is My Life, Hikmah Qurban,

Dalam Konteks Kekinian, PT. Desprindo Natamedia, Edisi 58, Jakarta,

2014.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta,

2002.

Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-Qur’an, UII Press, Jakarta,

2000

Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, ROSDA, Bandung, 2003.

Nurhayati Sri, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta,

2011

Syahatah, Husayn, Akuntansi Zakat, Pustaka Progressif, Jakarta, 2004

Syaikh Sabiq, As-Sayyid. Paduan Zakat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, Pustaka

Ibnu Katsir, Bogor, 2005.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Ikatan Akuntansi Indonesia. Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Zakat dan

Infak/Sedekah, Dewan Standar Akuntansi Syariah, J.akarta, 2010

Page 104: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

92

Kustiawan Teten. Pedoman Akuntansi Amil Zakat (PAAZ), Forum Zakat (FOZ),

Jakarta Selatan, 2012.

Kustiawan, Teten, dkk. Pedoman Akuntansi Amil Zakat: Panduan Implementasi

Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109. Jakarta: Forum

Zakat.

Wiyono, Slamet, Maulana, Taufan, Memahami Akuntansi Syariah Indonesia,

Mitra Wacana Media, Jakarta, 2012

Widodo Hertanto, Ak dan Kustiawan Teten, Akuntansi & Manajemen Keuangan

Untuk Organisasi Pengelola Zakat, Institut Manajeman Zakat, Ciputat, 2001

Internet:

wordpress.com/2014/11/027/berlakunya-psak-zakat-no-109/

www.bazisdki.go.id.

http://www.forumzakat.net

http://www.id.wikipedia.org/wiki/efisiensiekonomi

Page 105: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 106: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

HASIL WAWANCARA

BAZIS DKI-Jakarta

1. Tanya : Apakah BAZIS DKI-Jakarta telah menerapkan PSAK No. 101 dan

No.109 dalam penyajian laporan keuangannya?

Jawab : Tentunya kami sudah menerapkan ED PSAK No. 109

2. Tanya : Bagaimana pandangan BAZIS DKI-Jakarta sendiri terhadap

Exposure Draft PSAK No. 109 ini?

Jawab : BAZIS DKI-Jakarta sangat menyambut baik adanya ED PSAK No.

109 ini karena bagi BAZIS DKI-Jakarta hal ini merupakan sesuatu yang

positif. Dengan potensi zakat yang bagitu besar, ED PSAK No. 109 dinilai

dapat mendongkrak pendapatan penghimpunan zakat seperti yang telah

ditargetkan.

3. Tanya : Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam penerapan ED PSAK

No. 109 kedalam penyajian laporan keuangan basis?

Jawab : kendala awal yang kami hadapi yaitu tidak banyaknya akuntan

public yang mampu menerapkan PSAK No. 109 secara utuh. Sehingga kami

harus mencari dan memberi pelatihan terlebih dahulu.

Page 107: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

4. Tanya : Bagaimana implikasi pengesahan ED PSAK No. 109 tentang

akuntansi zakat dan ifak/sedekah yang sudah menjadi pedoman dalam

penyajian laporan keuangan bagi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)?

Jawan : Pada dasarnya OPZ sebagai asosiasi organisasi pengelola zakat

berterimakasi atas hadisrnya ED PSAK No. 109 ini. Sehingga OPZ dapat

mempertanggungjawabkan dana penghimpun zakat yang diterima secara

berstandar akuntansi. Dengan adanya ED PSAK No. 109, maka secara

otomatis Pedoman Akuntansi OPZ tersempurnakan. OPZ pun tidak bingung

dalam membuat laporan keuangan yang seragam.

5. Tanya : Sebelum di terbitkannya PSAK No. 109, BAZIS DKI-Jakarta

menggunakan rujukan apa sebagai pengarah Penyajian Laporan Keuang

Lembaga ini?

Jawab : Sebelum diterbitkannya ED PSAK No. 109 tentunya kami

menggunakan PSAK 45 yang Khusus untuk akuntansi nirlaba sebagai rujukan

laporan keuangan lembaga kami.

6. Tanya : Sejak kapan lembaga ini menerapkan PSAK No. 109 dalam Laporan

Keuangannya?

Jawab : Sejak ED PSAK No.109 sudah disahkan dan lembaga kami sudah

memulai mensesuaikan dengan laporan keuangan kami.

7. Tanya : Lebih sulit mana PSAK 45 dengan PSAK No. 109 dalam

penerapannya ke Laporan Keuangan?

Page 108: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

Jawab : Jika kita lihat lebih sulit mana keduanya memiliki kesulitan

tersendiri, kesulitan pada PSAK No. 109 itu seperti dalam penyaluran dana

zakat melalui LAZ lain misalnya dianggap piutang penyaluran, maka apabila

tidak terselesaikan dalam periode tahun berjalan harus dibuat penyesuaian.

Berbeda dengan PSAK 45 yang sudah di anggap penyaluran dana zakat tanpa

harus ada bukti dari LAZ yang menyalurkan tersebut.

8. Tanya : Apa kelebihan dan kekurangan dari PSAK No.109?

Jawab : Kelebihan pada PSAK No. 109 itu tentunya ada jaminan unsur

syariah dan bentuk laporan pada PSAK No. 109 itu laporan keuangannya

lebih jelas dan efektif bagi LAZ dan sangat sesuai dengan yang dibutuhkan

oleh LAZ. Sedangkan kekurangannya tidak semua lembaga amil zakat

memiliki karyawan yang mampu menerapkan PSAK No. 109 pada laporan

keuangannya, jadi PSAK No. 109 tidak mudah untuk dipelajari.

9. Tanya : Peraturan Terkait Penyajian Laporan Keuangan Dana ZIS pada

BAZIS-DK?

Jawab : Untuk masalah peraturan yang terkait dengan penerapan PSAK No.

109 pada penyajian laporan keuangan BAZIS DKI-Jakarta akan mengikuti

semua intruksi dari DSN mau pun MUI terkait peraturan-peraturan yang di

tujukan pada Lembaga Amil Zakat.

10. Tanya : Adakah sanksi bagi Lembaga Amil Zakat yang tidak menerapakan

PSAK No. 109?

Page 109: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan

Jawab : Untuk sanksi sendiri baik dari BAZIS DKI-Jakarta maupun pihak

yang berwenang dalam menerapkan atau tidak sejauh ini tidak ada sanksinya

jika Lembaga Amil Zakat tidak menerapka PSAK No.109.

Page 110: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 111: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 112: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 113: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 114: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 115: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 116: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 117: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 118: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 119: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 120: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 121: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 122: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 123: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 124: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 125: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 126: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 127: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 128: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 129: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 130: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 131: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 132: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 133: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 134: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 135: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 136: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 137: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 138: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 139: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan
Page 140: ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30731/1/SITI... · Akuntansi Keuangan (PSAK) ... 25. 5 . Kebijakan