Paper kesesuaian lahan mijen

13
PAPER KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERKEBUNAN DI KECAMATAN MIJEN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan (TKP 250) Dosen Pembimbing: Ir. Hadi Nugroho Dipl. EGS, MT Oleh : Kelompok IA Renny Desiana 21040112130051 Dwitantri Rezkiandini 21040112130071 Aulia Adhiyajna F. 21040112130089 Ferdianta Wahyu N. Pratama 21040112130097 Oktaviana Rahayu J.A. 21040112130099 Yosephine Purba 21040112140041 FajarHadhiyantoWibowo 21040112140125 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

description

 

Transcript of Paper kesesuaian lahan mijen

Page 1: Paper kesesuaian lahan mijen

PAPER KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERKEBUNAN DI KECAMATAN MIJEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan (TKP 250)

Dosen Pembimbing: Ir. Hadi Nugroho Dipl. EGS, MT

Oleh : Kelompok IA

Renny Desiana 21040112130051 Dwitantri Rezkiandini 21040112130071 Aulia Adhiyajna F. 21040112130089 Ferdianta Wahyu N. Pratama 21040112130097 Oktaviana Rahayu J.A. 21040112130099 Yosephine Purba 21040112140041 FajarHadhiyantoWibowo 21040112140125

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2013

Page 2: Paper kesesuaian lahan mijen

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. ii

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1

B. TUJUAN ............................................................................................................................... 1

C. KAJIAN LITERATUR .............................................................................................................. 1

1. Pengertian Evaluasi dan Kesesuaian Lahan .................................................................. 1

2. Perencanaan Perkebunan Berdasarkan Kesesuaian Lahan ..........................................4

a. Topografi ..................................................................................................................4

b. Jenis Batuan ............................................................................................................. 5

c. Jenis Tanah .............................................................................................................. 6

D. ALAT DAN BAHAN .............................................................................................................. 6

E. LANGKAH KERJA ................................................................................................................. 6

F. HASIL DAN ANALISIS .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

Page 3: Paper kesesuaian lahan mijen

1

A. LATAR BELAKANG

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan

tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian

lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan ( kesesuaian lahan potensial). Cara untuk

menentukan kelas kesesuaian lahan adalah dengan membandingkan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh tipe penggunaan lahan yang kemudian ditetapkan sesuai dengan

karakteristik lahan yang akan digunakan. Dengan demikian maka dapat diketahui

tingkat/kelas kesesuaian lahan tersebut dengan tipe/jenis penggunaanya. Evaluasi

kesesuaian lahan sangat penting peranannya dalam konteks sumberdaya lahan, selain

dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan juga dapat menekan terjadinya kerusakan

lahan dan lingkungan. Fungsi evaluasi dan klasifikasi lahan memberikan pengertian

tentang hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada

perencana sebagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan lahan yang di

harapkan akan berhasil, sehingga hasil dari evaluasi dan klasifikasi lahan adalah

perencana dapat memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai

dengan keperluan.

B. TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah menganalisis kesesuaian lahan untuk

perkebunan di Kecamatan Mijen berdasarkan topografi, jenis batuan, dan jenis tanah.

C. KAJIAN LITERATUR

1. Pengertian Evaluasi dan Kesesuaian Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan perkebunan pada saat ini

sangat diperlukan terutama dipicu oleh perluasan perkebunan yang terus dilakukan

oleh perusahaan perkebunan. Dengan evaluasi kesesuaian lahan akan dapat

diprediksi produksi tanaman yang akan diusahakan dan pada akhirnya dapat

dilakukan studi kelayakan proyek pembangunan perkebunan pada suatu daerah.

Metode evaluasi lahan secara konvensional pada salah satu tahapnya adalah

dengan menggambarkan peta-peta tematik potensi lahan, untuk membuat peta

satuan lahan kemudian harus dilakukan overlay secara manual. Evaluasi lahan

adalah suatu proses menaksir kesesuaian suatu lahan untuk berbagai pilihan

penggunaan tertentu, kerangka dasar evaluasi lahan adalah mencocokkan

(matching) kualitas satuan lahan dengan syarat yang diperlukan untuk suatu

Page 4: Paper kesesuaian lahan mijen

2

penggunaan tertentu (FAO, 1976 ). Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan

sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.

a. Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi,

dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara

potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976). Lahan

dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh

berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat

sekarang, seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau

tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu. Penggunaan yang

optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya.

Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai

dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila dihubungkan dengan

pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan. Pada peta tanah atau

peta sumber daya lahan, hal tersebut dinyatakan dalam satuan peta yang

dibedakan berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya terdiri atas: iklim, landform

(termasuk litologi, topografi/relief), tanah dan/atau hidrologi.

b. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas:

penggunaan lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan lahan

tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya

dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim

dengan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan lahan tanaman

tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang pergilirannya

dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi tidak produktif lagi,

seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan lahan permanen diarahkan

pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah

konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.

c. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.

Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa penggunaan karakteristik lahan

untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Sebagai gambaran Tabel 1

Page 5: Paper kesesuaian lahan mijen

3

menunjukkan variasi dari karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter

dalam evaluasi kesesuaian lahan.

Tabel II.1

Kualitas dan Karakteristik Lahan Untuk Analisis Kesuaian Lahan Menurut CSR/FAO (1983)

1.1.1 Kualitas Lahan 1.1.2 Karakteristik

Temperature (t) Rata-rata tahunan (oC)

Ketersediaan Air (w) Bulan kering (< 75 mm ), curah hujan tahunan (mm)

Media Perakaran (r) Drainase tanah, Tekstur tanah, Kedalaman efektif tanah (cm)

Retensi Hara (f) KTK tanah, pH tanah

Ketersediaan Hara (n) N Total, P2O5 tersedia, K2O tersedia

Kegaraman (x) Salinitas (mmhos/Cm)

Toksisitas (g) Kejenuhan A1, Kedalam Sulfidik (Cm)

Bahaya banjir (i) Priode Banjir, Frekuensi Banjir

Kemudahan Pengolahan (p) Tekstur, Struktur, Konsistensi

Potensi Mekanisasi (m) Kemiringan (%), Batu Dipermukaan (%), Singkapan Batuan (%)

Bahaya Erosi (e) Tingkat bahaya erosi

Sumber : Djaenudin, et al. (1993)

d. Persyaratan Penggunaan Lahan

Semua jenis komoditas pertanian termasuk tanaman pertanian,

peternakan, dan perikanan yang berbasis lahan untuk dapat tumbuh atau hidup

dan berproduksi optimal memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Untuk

memudahkan dalam pelaksanaan evaluasi, persyaratan penggunaan lahan

dikaitkan dengan kualitas lahan dan karakteristik lahan yang telah dibahas.

Persyaratan karakteristik lahan untuk masing-masing komoditas pertanian

umumnya berbeda, tetapi ada sebagian yang sama sesuai dengan persyaratan

tumbuh komoditas pertanian tersebut.

Persyaratan tersebut terutama terdiri atas energi radiasi, temperatur,

kelembaban, oksigen, dan hara. Persyaratan temperatur dan kelembaban

umumnya digabungkan, dan selanjutnya disebut sebagai periode pertumbuhan

(FAO, 1983). Persyaratan lain berupa media perakaran, ditentukan oleh

drainase, tekstur, struktur dan konsistensi tanah, serta kedalaman efektif

(tempat perakaran berkembang). Ada tanaman yang memerlukan drainase

Page 6: Paper kesesuaian lahan mijen

4

terhambat seperti padi sawah. Tetapi pada umumnya tanaman menghendaki

drainase yang baik, dimana pada kondisi demikian aerasi tanah cukup baik,

sehingga di dalam tanah cukup tersedia oksigen, dengan demikian akar

tanaman dapat berkembang dengan baik, dan mampu menyerap unsur hara

secara optimal.

2. Perencanaan Perkebunan Berdasarkan Kesesuaian Lahan

Perencanaan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan

berdasarkan:

a. rencana pembangunan nasional;

b. rencana tata ruang wilayah;

c. kesesuaian tanah dan iklim serta ketersediaan tanah untuk usaha

perkebunan;

d. kinerja pembangunan

e. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

f. sosial budaya;

g. lingkungan hidup;

h. kepentingan dan masyarakat;

i. pasar; dan

j. aspirasi daerah dengan tetap menjunjung tinggi keutuhan bangsa dan

negara.

Berdasarkan peraturan tersebut maka untuk kesesuaian lahan perkebunan

diperlukan analisis topografi, jenis batuan, dan jenis tanah.

a. Topografi

Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk

wilayah (relief) atau lereng dan ketinggian tempat di atas permukaan laut.

Relief erat hubungannya dengan faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi.

Sedangkan faktor ketinggian tempat di atas permukaan laut berkaitan dengan

persyaratan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan temperatur udara

dan radiasi matahari. Kelas Lereng dan Kesesuaian Lahan disajikan pada tabel

berikut:

Page 7: Paper kesesuaian lahan mijen

5

Tabel 1

Kelas Lereng dan Kesesuaian Lahan

Kelerengan % Bentangalam Kesesuaian untuk

Perkebunan

0-50 (0-3%) Datar Agak sesuai

5-150 (3-9%) Landai Sesuai

15-300 (9-17%) Bergelombang Sesuai

30-500 (17-27%) Terjal Sangat tidak sesuai

>500 Sangat Terjal Sangat tidak sesuai

Sumber : Geologi untuk Perencanaan, 2011

b. Jenis Batuan

Jenis Batuan yang cocok untuk perkebunan yaitu :

1. Batuan Sedimen Dasar

Jenis batuan ini terdapat di Kecamatan Mijen bagian utara, meliputi bagian

utara Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Ngadirgo, Kelurahan

Pesantren, dan Kelurahan Kedungpane.

2. Batuan Breksi Vulkanik

Jenis batuan ini terdapat di Kecamatan Mijen bagian tengah, meliputi

bagian selatan Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Pesantren dan

Kelurahan Kedungpane. Batuan ini menyebar di seluruh Kelurahan

Wonolopo, Kelurahan Jatisari, Kelurahan Jatibarang dan Kelurahan Mijen.

Batuan ini merupakan batuan yang memiliki persebaran paling luas di

Kecamatan Mijen.

3. Endapan Vulkanik Gunung Ungaran

Jenis batuan ini terdapat di Kecamatan Mijen bagian selatan. Endapan

Vulkanik Gunung Ungaran tersebar di seluruh Kelurahan Cangkiran,

Kelurahan Tambangan, Kelurahan Bubakan, Kelurahan Purwosari, sebagian

besar Kelurahan Polaman, dan sebagian kecil Kelurahan Karangmalang.

4. Endapan Vulkanik Lahar Gunung

Jenis batuan ini terdapat di Kecamatan Mijen bagian tenggara yaitu

sebagian besar Kelurahan Karangmalang dan sebagian kecil Kelurahan

Polaman.

Page 8: Paper kesesuaian lahan mijen

6

c. Jenis Tanah

Kelas Jenis Tanah Skor Kesesuaian untuk Perkebunan

I Aluvial, Tanah Glei, Hidromorf Kelabu, Planosol, Laterit Air Tanah

15 Kurang sesuai

II Latosol 30 Sangat sesuai

III Brown Forest Soil, Non Calcic Brown Mediteran

45 Tidak cocok

IV Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol, Podsolik

60 Sangat tidak sesuai

V Regosol, Litosol, Organosol, Renzine 75 Sangat cocok

Sumber :SK Mentan No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/1981

D. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan overlay kesesuaian lahan

perkebunan antara lain :

Alat :

1. Penggaris

2. Milli pen

3. Drawing pen

4. Pensil warna

5. Pensil

6. Penghapus

Bahan :

1. Peta litologi batuan

2. Peta litologi tanah

3. Peta topografi kelerengan

4. Kertas kalkir ukuran A2

E. LANGKAH KERJA

Langkah pembuatan overlay peta kesesuaian lahan perkebunan yaitu:

1. Menentukan aspek kriteria penetu perkebunan.

2. Ambil 3 variabel penentu kawasan perkebunan yaitu:

Jenis batuan yang cocok untuk perkebunan

Kemiringan lereng yang cocok untuk perkebunan

Jenis tanah yang cocok untuk perkebunan

Page 9: Paper kesesuaian lahan mijen

7

3. Digit peta masing-masing peta litologi batuan, litologi tanah, dan topografi

kelerengan di kertas kalkir ukuran A2 menggunakan penggaris, milli pen dan

drawing pen.

Peta Topografi Kelerengan

Peta Litologi Jenis Batuan

Page 10: Paper kesesuaian lahan mijen

8

Peta Litologi Jenis Tanah

4. Tentukan poin-poin klasifikasi untuk masing-masing peta. Berikut adalah klasifikasi

yang kami gunakan:

a. Peta Litologi Batuan

Jenis Batuan Poin Keterangan

Lapisan Marin 1 Tidak sesuai untuk perkebunan

Batuan sedimen dasar, endapan vulkanik lahar gunung

3 Sesuai untuk perkebunan

Endapan vulkanik gunung ungaran dan Batuan breksi vulkanik

5 Sangat sesuai untuk perkebunan

b. Peta Litologi Tanah

Jenis Tanah Poin Keterangan

Mediteran coklat tua 1 Tidak sesuai untuk perkebunan

Latosol coklat kemerahan dan latosol coklat

5 Sangat sesuai untuk perkebunan

c. Peta Topografi Kelerengan

Persen Kelerengan Poin Keterangan

>45% 1 Tidak sesuai untuk perkebunan

0-8%, 25-45% 3 Sesuai untuk perkebunan

8-15%, 15-25% 5 Sangat sesuai untuk perkebunan

5. Setelah itu, overlay peta satu persatu sesuai dengan klasifikasi yang telah

ditentukan.

6. Setelah di-overlay, tentukan poin kesesuaian lahan. Jika skornya sebanyak 0-5

berarti daerah tersebut kurang sesuai untuk dijadikan perkebunan, bila skornya

Page 11: Paper kesesuaian lahan mijen

9

menunjukkan 6-10 berarti daerah tersebut sesuai untuk dijadikan perkebunan, dan

bila skornya 11-15, berarti daerah tersebut sangat sesuai untuk dijadikan lahan

perkebunan.

7. Setelah diklasifikasi sesuai dengan kelas atau poin kesesuain lahannya, maka

langkah selanjutnya yaitu memberi gradasi warna hijau untuk perkebunan pada

ketiga peta yang di gabung dan di overlay.

8. Setelah Peta kesesuaian lahannya jadi maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis

kesesuain lahan perkebunan tersebut.

F. HASIL DAN ANALISIS

1. Peta Litologi Tanah

2. Peta Litologi Batuan

3. Peta Kelerengan

4. Peta Kesesuaian Lahan

Berdasarkan hasil pembuatan peta overlay kesesuaian lahan tersebut maka dapat di

analisis bahwa di daerah kecamatan mijen sebagian besar daerahnya sangat cocok

untuk perkebunan. Hal ini didukung dengan kondisi tanah yang sangat mendukung

untuk dijadikan kawasan perkebunan. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Mijen

adalah tanah latosol cokat dan latosol coklat kemerahan. Jenis tanah ini memiliki

tingkat porositas yang tinggi dan kandungan unsur hara yang sedang. Sehingga, akan

membuat tingkat produktivitas tanahnya menjadi sangat tinggi. Sedangkan untuk

lapisan marin, tidak cocok untuk dijadikan sebagai kawasan perkebunan karena

Page 12: Paper kesesuaian lahan mijen

10

sebagaian besar penyusun tanah marin adalah tanah lempung yang tidak memiliki

kandungan unsur hara yang cukup untuk dijadikan kawasan perkebunan.

Untuk jenis kelerengan, tingkat kelerengan yang paling sesuai untuk dijadikan

sebagai kawasan perkebunan adalah kelerengan 8-15%, 15-25%. Karena untuk kelerengan

datar lebih diutamakan sebagai kawasan permukiman. Sedangkan untuk kawasan

dengan kelerengan curam lebih diutamakan sebagai kawasan lindung dan kawasan

penyangga. Sehingga, bertitik tolak pada analisis ini dan keadaan di lapangan, maka

secara garis besar Kecamatan Mijen sangat cocok untuk dibudidayakan sebagai

perkebunan. Karena sebagian besar Kecamatan Mijen merupakan tanah latosol dengan

batuan penyusun asal yang kaya akan unsur organik yang cukup tinggi dengan tingkat

kelerengan landai.

Page 13: Paper kesesuaian lahan mijen

11

DAFTAR PUSTAKA

Sastrohartono, Hermantoro. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Perkebunan dengan

Aplikasi Extensi Artificil Neural Network (ann.avx) dalam Acrview-gis. Yogyakarta :

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta

Undang-Undang Republik Indonesia, 2004

Prasad, Jalaluddin Rumi. 2012. Observasi Kesesuaian Lahan Wisata.

http://samrumi.blogspot.com/2012/07/pendahuluan.html. Diunduh Rabu,10 Juli 2013

Anonim. 2011. Konsep Evaluasi Sumber Daya Lahan Analisis dan Manfaat dalam Kehidupan.

http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/03/18/konsepsi-

evaluasisumberdaya-lahan-analisis-dan-manfaatnya-dalam-kehidupan/. Diunduh

Rabu, 10 Juli 2013.