ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... ·...

64
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI MANGROVE DI DESA BUSUNG KECAMATAN SERI KUALA LOBAM KABUPATEN BINTAN ASWAN BASRI JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... ·...

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

1

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI

MANGROVE DI DESA BUSUNG KECAMATAN SERI KUALA

LOBAM KABUPATEN BINTAN

ASWAN BASRI

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

1

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI

MANGROVE DI DESA BUSUNG KECAMATAN SERI KUALA

LOBAM KABUPATEN BINTAN

ASWAN BASRI

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 3: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Kesesuaian

Lahan Untuk Rehabilitasi Mangrove di Desa Busung Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun. Kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain selain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Tanjungpinang, Agustus 2017

Aswan Basri

Page 4: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

3

ABSTRAK

BASRI, ASWAN. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Rehabilitasi Mangrove di

Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Dr. Febrianti Lestari, S.Si.,

M.Si. dan Pembimbing II: Yales Veva Jaya, S.Pi., M.Si.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kesesuaian lahan untuk Rehabilitasi

Mangrove di Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan yang

dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan Maret 2017. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yakni metode acak. Nilai kesesuaian lahan

rehabiliasi mangrove menunjukkan adanya dominan kesesuaian antara S2 (Sesuai)

dan S3 (Sesuai bersyarat) dengan kisaran kesesuaian antara 40 – 80%. Namun

secara keseluruhan rata-rata nilai kesesuaian diperoleh sebesar 52,43% yang

menunjukkan nilai kesesuaian S2 (Sesuai), sehingga dapat dikatakan cukup

mendukung jika akan dijadikan sebagai kawasan rehabilitasi mangrove meskipun

dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan titik mana yang memang layak untuk

direhabilitasi.

Kata kunci : kesesuaian lahan, rehabilitasi mangrove, desa busung

Page 5: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

4

ABSTRACT

BASRI, ASWAN. Analysis of Land Suitability for Mangrove Rehabilitation at

Desa Busung, Seri Kuala Lobam, Bintan. Department of Water Resources

Management. Faculty of Marine Science and Fisheries. Raja Ali Haji Maritime

University. Supervisor I: Dr. Febrianti Lestari, S.Si., M.Si. and Supervisor II:

Yales Veva Jaya, S.Pi., M.Si.

This research was conducted to analyze the suitability of land for Mangrove

Rehabilitation in Desa Busung, Seri Kuala Lobam, Bintan was conducted in

January 2017 until March 2017. The method used in this research is random

method. The value of land conformity of mangrove rehabiliation shows the

dominant conformity between S2 (Sesuai) and S3 (Conditional on condition) with

the range of conformity between 40 - 80%. But overall, the average value of

conformity is 52.43% which indicates the suitability of S2, which can be said to

be quite supportive if it will be used as a mangrove rehabilitation area although in

its implementation it is necessary to consider which point is indeed feasible to be

rehabilitated.

Keywords : land suitability, mangrove rehabilitation, desa busung

Page 6: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

5

© Hak cipta milik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tahun 2017

Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Universitas Maritim Raja Ali Haji, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

6

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI

MANGROVE DI DESA BUSUNG KECAMATAN SERI KUALA

LOBAM KABUPATEN BINTAN

ASWAN BASRI

NIM. 100254242109

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

7

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

8

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkah

dan rahmat-Nya lah skripsi yang berjudul “Analisis Kesesuaian Lahan Untuk

Rehabilitasi Mangrove di Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten

Bintan” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa

pula Shalawat dan Salam penulis haturkan kepada Yang Mulia Nabi Besar

Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan masukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

(Skripsi) dengan lancar. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua terkasih, tercinta, dan tersayang Bapak Basri, Ibu Syawanis,

Kakakku Ahmadi Basri serta adikku Betri Warlina, A.Md yang telah

memberikan dukungan kepada penulis dengan tulus untuk menyelesaikan

skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Bapak Dr. Agung Dhamar

Syakti, S.Pi, DEA yang mengizinkan peneliti untuk menjalani studi di

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

3. Pembimbing skripsi Ibu Dr. Febrianti Lestari, S.Si., M.Si. dan Bapak

Yales Veva Jaya, S.Pi., M.Si. yang telah membimbing penulis hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Penguji skripsi Bapak Dedy Kurniawan, S.Pi, M.Si. dan Ibu Diana Azizah,

S.Pi., M.Si. yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini lebih

sempurna.

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

9

5. Pimpinan dan staf Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Sei Jang

Duriangkang di Tanjungpinang yang telah memberi ijin, fasilitas dan

banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

6. Istriku tercinta Laraswati yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran

dan kasih sayang, anakku Calysta Lovsha yang selalui menemani, menjadi

obat penawar, sumber energi dan motivasi dalam menghadapi ujian dan

masalah apapun.

7. Saudara-saudaraku keluarga besar IKA SKMA Pekanbaru yang selalu

bergantian memberi semangat dan dorongan serta membantu penelitian ini,

sahabatku Hendra Saputra, S.P, Budi Mulyono,S.Hut, Indra Kirana, Zubri

Niandi dengan persaudaraan kalianlah yang meyakinkan bahwa peneliti tidak

sendiri menjalankan pendidikan ini.

8. Sahabatku yang tidak dilupakan MSP 2010 dan 2011 yang juga menjadi

pendorong peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.

9. M. Isnen, M. Nugraha, Padillah, Riki Reza, Rinto Hariyanto, Ari

Ardiansaah, Teguh Imanda, Azuwan, Bernat dan teman-teman yang juga

telah mendorong dan mensupport peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir

Skripsi ini.

10. Para Staf laboratorium M. Suhud S.Pi dan M. Firdaus S.Pi dan Imam

Pangestiansyah, S.Pi, yang menuntun peneliti untuk analisis data dan

pengolahan data penelitian di laboratorium.

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

10

11. Para staf tata usaha yang membantu peneliti dalam menyelesaikan segala

bentuk administrasi skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sangat diperlukan, Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Tanjungpinang, Juli 2017

Aswan Basri

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

11

RIWAYAT HIDUP

Aswan Basri, lahir di Koto Lubuk Jambi pada tanggal 20 Oktober 1983.

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Basri dan

Ibu Syawanis. Pendidikan formal ditempuh di SD Negeri 001 Pasar Lubuk Jambi

(1991 - 1996), SMP Negeri 1 Kuantan Mudik (1996 - 1999), SKMA Pekanbaru

(2000 - 2003). Pada tahun 2010 penulis diterima di Universitas Maritim Raja Ali

Haji (UMRAH) melalui jalur Seleksi Bersama. Penulis diterima pada Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

(FIKP), Universitas Martim Raja Ali Haji. Sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pada program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Penulis menyusun

dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kesesuaian Lahan Untuk

Rehabilitasi Mangrove di Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten

Bintan”.

Page 13: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

1.5. Kerangka Pemikiran...................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4

2.1. Ekosistem Mangrove ................................................................... 4

2.1.1 Fungsi Mangrove ......................................................................... 4

2.1.2 Jenis-jenis Mangrove ................................................................... 6

2.1.3 Penyebaran dan Zonasi Mangrove ............................................... 6

2.1.4 Kerusakan Lahan Mangrove ........................................................ 6

2.2. Rehabilitasi Mangrove ................................................................. 7

2.3. Parameter Kesesuaian Lahan Rehabilitasi Mangrove................... 9

2.3.1 Elevasi Lahan ............................................................................... 9

2.3.2 Jenis Mangrove ............................................................................ 9

2.3.3 Substrat Dasar .............................................................................. 10

2.3.4 Suhu ............................................................................................. 10

2.3.5 Salinitas ........................................................................................ 10

2.4. Aplikasi SIG dalam Analisis Kesesuaian Lahan .......................... 11

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 12

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 12

3.2. Metode ......................................................................................... 12

3.2.1 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 12

3.2.2 Tahap Persiapan ........................................................................... 12

3.2.3 Tahap Penentuan Titik Sampling ................................................. 12

3.2.4 Tahap Pengukuran dan Pengambilan Data .................................. 13

3.2.4.1 Elevasi lahan ................................................................................ 13

3.2.4.2 Jenis Vegetasi Mangrove ............................................................. 14

3.2.4.3 Salinitas ........................................................................................ 14

3.2.4.4 Suhu ............................................................................................. 15

3.2.4.5 Salinitas ........................................................................................ 15

3.3. Analisis Data ................................................................................ 16

3.3.1 Overlay ......................................................................................... 18 3.3.2 Editing data atribut ....................................................................... 18

Page 14: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 19

4.1. Kondisi Umum Perairan Desa Busung ........................................ 19

4.2. Parameter Kesesuaian Kawasan Rehabilitasi Mangrove Desa

Busung .......................................................................................... 20

4.2.1 Elevasi Lahan ............................................................................... 20

4.2.2 Jenis Mangrove ............................................................................ 22

4.2.3 Suhu Perairan ............................................................................... 23

4.2.4 Salinitas Perairan ......................................................................... 24

4.2.5 Karakteristik Substrat ................................................................... 26

4.2.6 Nilai Kesesuaian Kawasan Rehabilitasi Mangrove Desa Busung 27

4.2.7 Aspek Pengelolaan Kawasan Mangrove Desa Busung ............... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 32

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 32

5.2. Saran ............................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 33

LAMPIRAN .............................................................................................. 36

Page 15: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

14

DAFTAR TABEL

1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ........................... 12

2. Skala Wenwort klasifikasi partikel sedimen ..................................... 16

3. Kriteria parameter kesesuaian............................................................ 17

4. Nilai Kesesuaian Lahan ..................................................................... 17

Page 16: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

15

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berfikir ............................................................................. 3

2. Gambaran Fungsi Ekosistem Mangrove ........................................... 5

3. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 10

4. Skema sampling jenis mangrove ....................................................... 11

5. Elevasi Lahan Rencana Rehabilitasi Mangrove Desa Busung .......... 20

6. Jenis mangrove di perairan Desa Busung .......................................... 22

7. Suhu Permukaan Perairan Desa Busung............................................ 24

8. Salinitas Perairan Desa Busung ......................................................... 25

9. Substrat dasar Perairan Desa Busung ................................................ 26

10. Kesesuaian Rehabilitasi mangrove di Perairan Desa Busung ........... 28

Page 17: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

16

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Pengukuran Parameter Kesesuaian ......................................... 37

2. Skor Nilai Elevasi .............................................................................. 38

3. Skor Nilai Jenis Mangrove ................................................................ 39

4. Skor Nilai Substrat ............................................................................. 40

5. Skor Nilai Salinitas ............................................................................ 41

6. Skor Nilai Suhu ................................................................................. 42

7. Nilai Kesesuaian ................................................................................ 43

8. Dokumentasi jenis Mangrove ............................................................ 44

9. Dokumentasi Pengambilan Data Lapangan ....................................... 46

Page 18: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai,

estuari atau muara sungai dan delta di tempat yang terlindung pada daerah tropis

dan subtropis. Hutan mangrove alami membentuk zonasi tertentu. Jenis mangrove

yang berbeda berdasarkan zonasi disebabkan sifat fisiologis mangrove yang

berbeda-beda untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Keanekaragaman

mangrove bukan hanya karena kemampuan untuk beradaptasi dengan

lingkungannya tetapi tidak terlepas juga adanya campur tangan manusia untuk

memelihara (Nybakken, 1992).

Fungsi ekosistem mangrove dari aspek kimia yaitu memiliki kemampuan

dalam proses kimia dan pemulihan (self purification) dan secara rinci memiliki

beberapa fungsi, yaitu sebagai penyerap bahan pencemar (environmental service),

khususnya bahan-bahan organik, kemudian sebagai sumber energi bagi

lingkungan sekitarnya. Selain itu ketersediaan berbagai jenis makanan yang

terdapat pada ekosistem mangrove telah manjadikannya sebagai sumber penyedia

makanan (feeding grounds), penyedia nutrien dan tempat pemijahan (spawning

grounds), serta tempat pengasuhan (nursery grounds) bagi berbagai jenis biota

yang berasiosiasi di dalamnya (Supriharyono, 2007).

Beberapa daerah wilayah pesisir di Indonesia sudah terlihat adanya degradasi

dari hutan mangrove. Hal ini dikarenakan adanya tekanan akibat pemanfaatan dan

pengelolaannya yang kurang memperhatikan aspek kelestarian. Tuntutan dan

pembangunan yang lebih menekankan pada tujuan ekonomi dengan

mengutamakan pembangunan infrastruktur fisik, seperti konversi hutan mangrove

untuk pengembangan kota pantai (pemukiman), perluasan tambak dan lahan

pertanian serta adanya penebangan yang tidak terkendali. Telah terbukti bahwa

penggunaan lahan tersebut tidak sesuai dengan peruntukannya dan melampaui

daya dukungnya, sehingga terjadi kerusakan ekosistem hutan mangrove. Akibat

penebangan hutan mangrove yang melampaui batas kelestariannya. Kondisi ini

Page 19: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

2

diperberat lagi dengan terjadinya pencemaran air sungai/air laut dan eksploitasi

sumberdaya laut yang tak ramah lingkungan (Bengen, 2001).

Total luas mangrove Indonesia sebesar 24% dari luas mangrove dunia. Namun

demikian, besarnya total luas mangrove ini berbanding lurus dengan laju

rehabilitasinya. Hal ini merupakan permasalahan utama rusaknya hutan mangrove

yang terjadi pada saat ini. Kondisi kerusakan hutan mangrove di Indonesia dapat

dibedakan menjadi hutan mangrove rusak berat mencapai luas 42%, hutan

mangrove rusak seluas 29%, hutan mangrove dalam kondisi baik seluas kurang

dari 23% dan hutan mangrove dalam kondisi sangat baik hanya seluas 6% dari

keseluruhan luas mangrove (Umayah, 2016)

Terjadinya degradasi dan perubahan faktor lingkungan yang ada, mendorong

dilakukannya kegiatan reboisasi mangrove melalui kegiatan pembibitan dan

penanaman bibit mangrove. Namun kendala yang mungkin terjadi adalah

kegagalan dan persentase keberhasilan penanaman yang kecil, disebabkan karena

belum kuatnya data mengenai kondisi lahan awal untuk penanaman mangrove

sehingga perlu adanya data awal mengenai kesesuaian kondisi lingkungan

perairan untuk penanaman mangrove. Berdasarkan kondisi diatas maka

mendorong peneliti untuk mengkaji kesesuaian lahan untuk rehabilitasi mangrove

di Desa Busung, Kabupaten Bintan.

1.2 Perumusan Masalah

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem penting untuk menjaga kestabilan

pesisir berupa penyedia habitat biota, penahan abrasi, penahan gelombang, serta

sebagai penunjang pendapatan ekonomi masyarakat yang dapat memanfaatkan

biota yang berasosiasi di ekosistem mangrove. Akan tetapi, semakin

berkembangnya permukiman pesisir yang merubah fungsi lahan mangrove

menjadi kawasan permukiman, resort, rumah makan mengakibatkan kerusakan

terhadap ekosistem mangrove. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat

disimpulkan rumusan masalah bagaimana kesesuaian lahan rehabilitasi mangrove

di Desa Busung.

Page 20: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk melihat kesesuaian lahan rehabilitasi

mangrove melalui pendekatan parameter-parameter yang mempengaruhi

kehidupan mangrove.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi dasar tentang

kesesuaian lahan untuk perencanaan rehabilitasi mangrove sehingga dapat

dijadikan bahan acuan dalam kegiatan penanaman mangrove di desa busung,

Kabupaten Bintan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dari latar belakang penelitian maka dapat disusun kerangka pemikiran seperti

pada Gambar 1.

Perairan Desa Busung

Ekosistem Mangrove

Parameter Biologi Parameter Fisika

- Elevasi lahan

- Substrat

- Salinitas

- Suhu

Jenis Mangrove

Kriteria Kesesuaian

Mangrove

Nilai Kesesuaian Mangrove

Aspek Pengelolaan Mangrove

Gambar 1 kerangka pemikiran

Page 21: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Mangrove

Ekosistem ini adalah salah satu bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

atau muara sungai dan delta di tempat yang terlindung pada daerah tropis dan

subtropis. Hutan mangrove alami membentuk zonasi tertentu. Jenis mangrove

yang berbeda berdasarkan zonasi disebabkan sifat fisiologis mangrove yang

berbeda-beda untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Keanekaragaman

mangrove bukan hanya karena kemampuan untuk beradaptasi dengan

lingkungannya tetapi tidak terlepas juga adanya campur tangan manusia untuk

memelihara (Nybakken, 1992).

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem interface antara ekosistem daratan

dengan ekosistem lautan. Oleh karena itu, ekosistem ini mempunyai fungsi

spesifik yang keberkelangsungannya bergantung pada dinamika yang terjadi di

ekosistem daratan dan lautan. Dalam hal ini, mangrove sendiri merupakan

sumberdaya yang dapat dipulihkan (renewable resources) yang menyediakan

berbagai jenis produk (produk langsung dan produk tidak langsung) dan

pelayanan lindungan lingkungan seperti proteksi terhadap abrasi, pengendali

intrusi air laut, mengurangi tiupan angin kencang, mengurangi tinggi dan

kecepatan arus gelombang, rekreasi, dan pembersih air dari polutan. Kesemua

sumberdaya dan jasa lingkungan tersebut disediakan secara gratis oleh ekosistem

mangrove (Kusmana, 2003).

2.1.1 Fungsi Mangrove

Hutan mangrove sebagai sumberdaya alam khas daerah pantai tropik,

mempunyai fungsi strategis bagi ekosistem pantai, yaitu: sebagai penyambung

dan penyeimbang ekosistem darat dan laut. Tumbuh-tumbuhan, hewan dan

berbagai nutrisi ditransfer ke arah darat atau laut melalui mangrove. Secara

ekologis mangrove berperan sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan

daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan, kerang dan spesies

Page 22: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

5

lainnya (Zamroni, 2008). Adapun fungsi ekosistem mangrove digambarkan

kedalam Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Gambaran Fungsi Ekosistem Mangrove (Zamroni, 2008).

Selain itu, serasah mangrove berupa daun, ranting dan biomassa lainnya yang

jatuh menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat

menentukan produktifitas perikanan laut. Produksi serasah merupakan bagian

yang penting dalam transfer bahan organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur

hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi serasah di dalam tanah sangat

penting dalam pertumbuhan mangrove dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem

laut dan estuari dalam menyokong kehidupan berbagai organisme akuatik

(Zamroni, 2008).

Menurut Bengen (2001) mangrove juga memiliki fungsi secara ekologis antara

lain:

1) Sebagai peredam gelombang, angin badai, pelindung pantai dari abrasi,

penahan lumpur dan penangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan.

2) Dimanfaatkan sebagai ekowisata dan tempat kunjungan untuk kegiatan

wisata berbasis ekologi.

3) Penghasil kayu dan bahan bangunan, konstruksi, kayu bakar, kayu arang,

serta pemanfaatan menjadi kertas, dan dimanfaatkan untuk area tambak.

Page 23: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

6

2.1.2 Jenis – jenis Mangrove

Di Indonesia, jenis-jenis mangrove yang umum dijumpai adalah Rhizophora

mucronata dan Avicennia marina. Jenis-jenis lain seperti R. stylosa tumbuh

dengan baik pada substrat berpasir, bahkan pada pulau karang yang memiliki

substrat berupa pecahan karang, kerang dan bagian-bagian dari Halimeda.

Avicennia merupakan marga yang memiliki kemampuan toleransi terhadap

kisaran salinitas yang luas dibandingkan dengan marga lainnya. A. marina mampu

tumbuh dengan baik pada salinitas yang mendekati tawar sampai dengan 90 ‰

(Hafizh 2013).

2.1.3 Penyebaran dan Zonasi Mangrove

Berbagai penelitian di berbagai daerah menunjukkan zonasi yang berbeda

disetiap daerah atau pulau dilihat berdasarkan karakteristik perairan yang

mendukung terbentuknya zonasi seperti substrat, salinitas dan pasang surut.

Hafizh (2013), menyatakan bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan tipe tanah

(lumpur, pasir atau gambut), keterbukaan (terhadap hempasan gelombang),

salinitas serta pengaruh pasang surut.

Pasang surut dan arus yang membawa material sedimen dan substrat yang

terjadi secara priodik menyebabkan perbedaaan dalam pembentukan zonasi

mangrove. Berdasarkan penelitian, sebaran mangrove pada zsona dekat dengan

laut ditumbuhi oleh R. apiculata dengan kisaran salinitas 25 - 30‰, zona tengah

ditumbuhi oleh jenis Scyphiphora hydropillaceae dengan kisaran salinitas 23 -

27‰ dan pada zona belakang atau zona lebih dekat ke arah daratan ditumbuhi

oleh jenis Lumnitzera litorea dengan kisaran salinitas 21 - 27‰ (Hafizh, 2013).

2.1.4 Kerusakan Lahan Mangrove

Berdasarkan hasil pendataan oleh Kusmana (2003), potensi sumberdaya

mangrove di Indonesia mencapai 3,64 juta hektar di dalam kawasan hutan dan

sekitar 5,46 juta hektar di luar kawasan hutan. Tetapi kondisi hutan mangrove

saat ini mengalami kerusakan (terdegradasi) dan penyusutan luas yang cukup

tinggi. Kerusakan sumberdaya mangrove saat ini diperhitungkan mencapai 70%.

Hutan mangrove yang merupakan bahan baku untuk pembuatan arang

(sebagian untuk di ekspor) telah menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem

Page 24: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

7

hutan mangrove secara berkala. Kegiatan konversi hutan mangrove menjadi areal

budidaya tambak udang yang diusahakan secara intensif juga turut merusak

ekosistem mangrove (Fitri, 2010).

Menurut Muhaerin (2008) faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan

ekosistem mangrove adalah sebagai berikut :

1. Gangguan fisik – mekanis, seperti abrasi pantai atau pinggir sungai,

sedimentasi dengan laju yang tidak terkendali, banjir yang menyebabkan

melimpahnya air tawar, gempa bumi (tsunami), dan konversi mangrove

untuk kepentingan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan, sarana

angkutan dan penggunaan lahan non kehutanan.

2. Gangguan kimia, seperti pencemaran air, tanah dan udara

3. Gangguan biologis, seperti invasi Acrostichum aureum (piay) dan jenis

semak belukar lainnya.

2.2 Rehabilitasi Mangrove

Rehabilitasi merupakan kegiatan/upaya, termasuk didalamnya pemulihan dan

penciptaan habitat dengan mengubah sistem yang rusak menjadi yang lebih stabil.

Pemulihan merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu ekositem atau

memperbaharuinya untuk kembali pada fungsi alamiahnya. Namun demikian,

rehabilitasi mangrove sering diartikan secara sederhana, yaitu menanam mangrove

atau membenihkan mangrove lalu menanamnya tanpa adanya penilaian yang

memadai dan evaluasi terhadap keberhasilan penanaman dan level ekosistem

(Rusdianti dan Sunito, 2012).

Menurut Sambah (2010), hutan mangrove merupakan suatu ekosistem pesisir

yang komplek dan khas, memiliki daya dukung tinggi bagi kehidupan. Oleh

karena itu kawasan pesisir pantai menjadi bagian yang sangat penting dalam

kegiatan pembangunan dan perekonomian. Pemanfaatan wilayah pesisir

mempunyai banyak tujuan dengan berbagai macam aktivitas ekonomi yang ada

(antara lain:pemukiman, tambak, industri). Dengan demikian perencanaan

pengelolaan wilayah pesisir dengan berbagai macam tujuan dan prioritas harus

dapat ditentukan dengan baik agar tercapai pembangunan keberlanjutan. Dasar

penentuan tersebut adalah keselarasan dari sebuah system lingkungan dan

ekonomi, yaitu keterpaduan antara kepentingan ekonomi dan ekologi.

Page 25: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

8

Rehabilitasi lingkungan terutama kegiatan rehabilitasi mangrove seperti yang

diakukan di pesisir Aceh Timur pada umumnya dilakukan dengan penanaman

mangrove jenis Rhizophora sp. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa jenis

Rhizophora yang ditanam berasal dari jenis R. mucronata. Pemilihan jenis ini

selain ketersediaan bibit yang relatif mudah juga didasarkan pada kondisi substrat

pasir berlumpur dan kemampuan tumbuh jenis ini yang tinggi. Tanpa disadari

kegiatan rehabilitasi mangrove telah mengarah kepada monospecies. Kondisi ini

dalam jangka pendek dapat memberikan keuntungan terhadap ekosistem

mengingat pertumbuhan mangrove jenis Rhizopora sp. lebih cepat dan daya

adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dibandingkan dengan mangrove jenis

lainya. Dalam jangka panjang dikhawatirkan terjadi pengurangan spesies

mangrove alami akibat dominansi satu jenis tanaman. Kekhawatiran lainnya

adalah rentannya mangrove rehabilitasi terhadap serangan hama akibat sistem

monospecies. Disarankan kepada pelaku rehabilitasi untuk menanam mangrove

dari berbagai jenis sesuai dengan kesesuaian lahan untuk lokasi penanaman.

Kegiatan penghijauan pesisir diharapkan dapat menahan laju abrasi, intrusi air

laut, dan sebagai pelindung kawasan pemukiman dari hembusan angin laut (Fitri,

2010).

Menurut Davinsy et al., (2015) Pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan

adalah kegiatan yang tepat dalam pemanfaatan lahan dan hasil hutan di daerah

pesisir. Kegiatan ini merupakan langkah baik untuk mengurangi kerusakan

ekosistem mangrove dan mempertahankannya. Keadaan dan faktor yang

menunjang dalam pengelolaan hutan mangrove sangat perlu diketahui untuk

pengembangan selanjutnya. Kegiatan rehabilitasi mangrove juga dilakukan

dengan pendekatan sosial kepada masyarakat yang juga berasosiasi dan

berkehidupan pada area mangrove. Strategi-strategi pengembangan prioritas yang

dapat dilakukan adalah pemberian materi penyuluhan tentang pengelolaannya

terutama planning, organizing, actuating, and controlling.

Menurut Umayah (2016) Kerusakan ekosistem hutan mangrove umumnya

disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti aktivitas industri, penebangan

pohon dan abrasi pantai. Upaya rehabilitasi perlu dilakukan untuk menjaga

Page 26: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

9

kelestarian hutan mangrove. Keterlibatan masyarakat lokal memiliki peranan

penting dalam keberhasilan rehabilitasi mangrove.

2.3 Parameter Kesesuaian Lahan Rehabilitasi Mangrove

2.3.1 Elevasi Lahan

Kemiringan lereng/elevasi dapat difahami sebagai suatu permukaan tanah yang

miring dan yang membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horizontal.

Lereng secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu lereng alami dan lereng

buatan. Lereng alami terbentuk secara alamiah yang biasanya terdapat di daerah

pegunungan, sedangkan lereng buatan dibentuk oleh manusia dan biasanya untuk

keperluan konstruksi, seperti tanggul sungai, bendungan tanah, tanggul jalan

kereta api, dan sebagainya. Dalam aplikasinya, faktor lereng sering digunakan

sebagai faktor penentu dalam analisis (Afwilla, 2015).

Sebagai contoh dalam Kep Pres No 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung, kemiringan lereng digunakan sebagai salah satu penentu

kriteria kawasan lindung, yaitu jika kemiringan lereng >40% maka kawasan

tersebut layak di jadikan kawasan lidung. Kemiringan lereng juga dianggap

sebagai faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap proses longsor, hal ini

dikarenakan kestabilan lereng terletak pada kemiringannya (kendali utama proses

longsor adalah gaya gravitasi).

2.3.2 Jenis Mangrove

Komposisi jenis mangrove dengan zonasi yang paling ideal adalah Pada daerah

yang paling dekat dengan laut ditanami Avicennia sp. dan Sonneratia sp. Lebih ke

arah darat, ditanami dengan Rhizophora sp. dan Xylocarpus sp. zona berikutnya

ditanami Bruguiera sp. Sedangkan pada zona transisi antara hutan mangrove

dengan daratan dekat pantai sebaiknya ditanami Nypa fruticans dan beberapa

spesies palem lainnya (Martuti, 2013).

2.3.3 Substrat Dasar

Karakteristik substrat diketahui menentukan kehidupan mangrove. Substrat

sedimen yang ada pada daerah mangrove mempunyai ciri-ciri selalu basah,

mengandung garam, memiliki oksigen yang sedikit, berbutir-butir dan kaya akan

Page 27: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

10

bahan organik. Substrat yang ada pada vegetasi mangrove mulai dari jenis lumpur,

pasir, hingga bebatuan, sesuai pertumbuhan mangrove di suatu perairan serta

menunjang tingginya tingkat kerapatan dalam jangka waktu sesuai pertumbuhan

masing-masing jenis mangrove (Susiana, 2011). Peranan kedalaman substrat

dalam stabilitas sedimen mencakup 2 hal, yaitu: (1) pelindung tanaman dari arus

laut, (2) tempat pengolahan dan pemasok nutrien (Dahuri, 2001).

2.3.4 Suhu

Suhu merupakan faktor penting bagi kehidupan organisme di perairan

khususnya lautan, karena pengaruhnya terhadap aktivitas metabolisme ataupun

perkembangbiakan dari organisme tersebut. Suhu mempengaruhi proses fisiologi

yaitu fotosintesis, laju respirasi, dan pertumbuhan. Suhu merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran

organisme (Effendi, 2003). Menurut Zamroni (2008) tumbuhan mangrove akan

mengugurkan daun segarnya di bawah suhu optimum dan menghentikan produksi

daun baru apabila suhu lingkungan di atas suhu optimum.

Perubahan suhu terhadap kehidupan vegetasi pesisir, antara lain dapat

mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup

mangrove. Susiana (2011), bahwa mangrove dapat tumbuh dengan baik pada

daerah tropis dengan temperatur diatas 20oC. Perbedaan temperatur pada kawasan

magrove antara pagi, siang maupun sore hari di pengaruhi oleh kerapatan

magrove yang menyebabkan penetrasi cahaya matahari yang dipancarkan

terhambat.

2.3.5 Salinitas

Salinitas adalah total kosentrasi ion-ion terlarut yang terdapat di perairan.

Salinitas dinyatakan dalam satuan ppt (‰). Nilai salinitas perairan tawar biasanya

kurang dari 0,5‰, perairan payau antara 0,5‰ - 30‰, dan perairan laut 30‰ -

40‰. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air

tawar dari sungai (Effendi, 2003). Susiana (2011), yang menyatakan bahwa

tumbuhan magrove tumbuh subur diarea estuaria dengan salinitas 10-30 ‰ jika

salinitas yang sangat tinggi melebihi salinitas pada umumnya yaitu di atas 35 ‰

maka dapat berpengaruh buruk terhadap vegetasi mnagrove tersebut.

Page 28: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

11

2.4 Aplikasi SIG dalam Analisis Kesesuaian Lahan

Menurut Mokodompit et al., (2015) Sistem Informasi Geografis (SIG)

merupakan suatu sistem berbasis komputer untuk menangkap (capture),

menyimpan (store), memanggil kembali (retrieve), menganalisis dan mendisplay

data spasial, sehingga efektif dalam menangani permasalahan yang kompleks baik

untuk kepentingan penelitian, perencanaan, pelaporan maupun untuk pengelolaan

sumber daya dan lingkungan. Salah satu fungsi SIG yang menonjol, dan sekaligus

yang membedakannya dari kartografi komputer adalah fungsi analisis dan

manipulasinya yang handal, baik secara grafis (spasial) maupun tabular (data

berbasis tabel).

Menurut Mokodompit et al., (2015), ada dua jenis model dalam kerangka

analisis spasial, yaitu: (1) model berbasis representasi yakni model yang

merepresentasikan objek di permukaan bumi (landscape). dan (2) model berbasis

proses yakni model yang mensimulasikan proses yang ada di permukaan bumi.

Model berbasis representasi mendeskripsikan objek-objek di permukaan bumi

(seperti bangunan, sungai, jalan, dan hutan) melalui layer data di dalam SIG.

Model berbasis proses digunakan untuk menggambarkan interaksi antar objek

yang dimodelkan pada model representatif. Hubungan tersebut dimodelkan

menggunakan berbagai alat/tool/metode analisis spasial. Analisis spasial dapat

dilakukan pada data yang terformat dalam bentuk layer data raster ataupun layer

data yang berisi data vektor. Ada berbagai jenis analisis spasial untuk penanganan

data vektor yang dibagi menjadi tiga (3) yaitu: (1) ekstraksi, (2) overlay, dan (3)

proximity.

Page 29: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan Maret

2017 yang bertempat di perairan Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam,

Kabupaten Bintan.

3.2 Metode

3.2.1 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alat penunjang

pengambilan data lapangan yang akan diolah. Alat dan bahan yang dipakai pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian No. Alat Kegunaan

1. Buku Identifikasi Identifikasi Mangrove

2. Buku dan pena Pencatatan data

3. Kamera Dokumentasi

4. GPS Penentu posisi titik sampling

5. Sekop Kecil Pengambilan Substrat

6. Refractometer Mengukur Salinitas

7. Oven dan sieve net Analisis butiran Sedimen

No. Bahan Kegunaan

1. Substrat Fraksi Ukuran Butiran

2. Plastik sampel Wadah sampel

3. Kertas label Penenda sampel

3.2.2 Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal penelitian yaitu studi literatur, kegiatan

observasi lapangan dengan cara mengumpulkan informasi dari masyarakat

setempat tentang kondisi lokasi lahan sasaran rehabilitasi. Kawasan sasaran

rehabilitasi ini dimanfaatkan sebagai lahan tambak dengan mengurangi luasan

area mangrove.

3.2.3 Tahap Penentuan Titik Sampling

Penentuan titik sampling dilakukan secara purposive sampling dengan

pertimbangan lokasi mangrove yang memungkinkan untuk direhabiltasi. Pada

Page 30: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

13

area tersebut akan dianslisis kondisi kesesuaian lahannya untuk rehabilitasi

mangrove. Ditentukan titik pengamatan sebanyak 41 titik berdasarkan analisis

pemetaan awal. Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

3.2.4 Tahap Pengukuran dan Pengambilan Data

Untuk tahap ini meliputi pengukuran elevasi lahan, jenis vegetasi, substrat,

salinitas, suhu, pengukuran pasang surut dan kecepatan arus perairan di sekitar

lokasi penelitian. Adapun prosedur untuk pengambilan data sebagai berikut :

3.2.4.1 Elevasi lahan

Pengukuran kemiringan/elevasi dengan menggunakan Citra peta RBI (Rupa

Bumi Indonesia) pada wilayah titik sampling Desa Busung. Untuk menentukan

kemiringan lahan yang akan direhabilitasi maka digunakan peta kontur wilayah

Desa Busung.

Page 31: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

14

3.2.4.2 Jenis Vegetasi Mangrove

Pengambilan data jenis mangrove, dilakukan dengan membuat luas petakan

sampling seluas 10 x 10 meter pada setiap titiknya. Untuk lebih jelasnya skema

sampling jenis mangrove dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Skema sampling jenis mangrove

Pengamatan jenis mangrove hanya dilakukan pada jenis mangrove sejati,

sedangkan mangrove ikutan tidak diambil sebagai data inti penelitian dengan

pertimbangan bahwa jenis-jenis mangrove yang akan direhabilitasi nantinya

adalah jenis mangrove sejati, bukan mangrove ikutan. Pengambilan data vegetasi

dengan cara mengamati dan mencatat langsung jenis mangrove yang tumbuh

dalam cakupan area sampling. Pengamatan jenis mangrove dilakukan dengan

melihat tunas, daun, batang, akar, serta buah untuk mengidentifikasi jenis-jenis

lamun yang dijumpai pada area penelitian. Sumber identifikasi menggunakan

Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA dan Wetlands

International. Indonesia Programme (Noor, Y. R., Khazali M. dan Suryadiputra I.

N. N., 2006).

3.2.4.3 Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan Handrefraktrometer. Prosedur

penggunaan alat adalah lakukan kalibrasi terlebih dahulu, kemudian mengambil

Kearah Darat

Kearah aliran

pantai

Bibir pantai

10 meter

10 meter

Page 32: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

15

sampel perairan dan simpan di atas wadah kaca, selanjutnya lihat hasil salinitas

pada papan skala dan catat salintas yang tertera pada skala refraktometer.

3.2.4.4 Suhu

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer yang

dicelupkan langsung ke dalam perairan dengan mencatat waktu dan lokasi

pengambilan data.

3.2.4.5 Substrat

Sedimen diambil pada tiap titik pengamatan sebanyak 41 titik. Sampel sedimen

diambil menggunakan Ekman Grab dan dimasukan ke dalam kantong sampel

yang diberi label serta disimpan dalam cool box. Sampel sedimen selanjutnya

dianalisis di Laboratoriun Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP)

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Analisis sampel sedimen dilakukan dengan metode pengayakan kering yang

selanjutnya diklasifiksikan menurut kriteria Wenthwort untuk mengetahui ukuran

butir sedimen. Prosedur metode pengayakan kering adalah sebagai berikut

(Nurzahraeni, 2014) :

1. Sampel substrat dibersihkan dari kotoran dan lamun yang menempel pada

sedimen.

2. Sampel sedimen dikeringkan dengan membungkus sampel menggunakan

aluminium foil dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 100°C dalam

waktu 24 jam.

3. Sampel sedimen ditimbang seberat 100 gram sebagai berat awal, kemudian diayak

menggunakan Sieve net yang tersusun secara berurutan dengan ukuran 2 mm; 1 mm;

0,5 mm; 0,25 mm; 0,0125 mm; 0,063 mm dan < 0,063 mm.

4. Sampel diayak secara kontinyu selama 15 menit sehingga didapatkan

pemisahan masing-masing partikel sedimen. Sampel sedimen dipisahkan

dari ayakan, selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri untuk ditimbang

5. Untuk menghitung % berat sedimen pada metode ayakan kering dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

Page 33: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

16

6. Sampel yang dianalisa diklasifikan dengan Skala Wentworth dan

diinterpretasikan ke bentuk tabel. Tabel skala Wentworth dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

Tabe1 2 Skala Wenwort klasifikasi partikel sedimen

Diameter Butir (mm) Kelas Ukuran/Butir

1–2 Very Coarse Sand (Pasir sangat kasar)

0,5–1 Coarse sand (Pasir Kasar)

0,25–0,5 Medium sand (Pasir sedang)

0,125–0,25 Fine sand (Pasir halus)

0,625–0,125 Very fine sand (Pasir sangat halus)

0,002–0,00625 Silt (Debu/lanau)

Setelah ditimbang dan diketahui persentase butiran sedimen (kerikil, pasir,

lumpur), selanjutnya dianalisis menggunakan segitiga Shepard untuk mengetahui

jenis sedimen yang terdapat pada tiap titik pengamatan.

3.3 Analisis Data

Setelah mengetahui kriteria parameter kesesuaian untuk pertumbuhan

mangrove, maka dilakukan dengan metode pengharkatan (scoring) sehingga dapat

mengevaluasi lahan mangrove di setiap stasiun penelitian. Dalam penelitian ini

setiap parameter di bagi dalam 4 klas yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat

dan tidak sesuai. Klas sangat sesuai diberi nilai 4, klas sesuai diberi nilai 3, klas

sesuai bersyarat diberi nilai 2 dan tidak sesuai diberi nilai 1. Selanjutnya setiap

parameter dilakukan pembobotan berdasarkan studi pustaka untuk digunakan

dalam penelitian atau penentuan tingkat kesesuaian lahan. Untuk tebal kesesuaian

lahan dapat dilihat pada tabel 3.

Page 34: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

17

Tabel 3 Kriteria parameter kesesuaian

No Parameter Batas Nilai Kriteria Bobot Nilai

Maks.

1 Elevasi (m) 0 – 0,05 4 Sangat Sesuai

0,33

0,05 – 0,55 3 Sesuai

0,55 – 0,78 2 Sesuai Bersyarat 1,32

< 0 atau > 0,78 1 Tidak Sesuai

2 Jenis mangrove > 5 Jenis 4 Sangat Sesuai

0,27

2-4 Jenis 3 Sesuai

1 Jenis 2 Sesuai Bersyarat 1,08

0 1 Tidak Sesuai

3 Substrat Lumpur 4 Sangat Sesuai

0,20

Pasir berlumpur 3 Sesuai

Pasir – Pasir

Kerikil 2 Sesuai Bersyarat 0,80

Kerikil 1 Tidak Sesuai

4 Salinitas (o/oo) 20 – 30 4 Sangat Sesuai

0,13

10 – 20 3 Sesuai

30 – 37 2 Sesuai Bersyarat 0,52

< 9 atau >38 1 Tidak Sesuai

5 Suhu (oC) 26 – 28 4 Sangat Sesuai

0,07

21 – 26 3 Sesuai

18 – 20 2 Sesuai Bersyarat 0,28

<18 dan >28 1 Tidak Sesuai

Sumber: Iman (2014)

Berdasarkan nilai skor setiap parameter maka dilakukan penilaian untuk

menentukan apakah lahan tersebut sesuai untuk perencanaan rehabilitasi

mangrove dengan menggunakan formulasi yang dikemukakan oleh Iman (2014)

sebagai berikut:

Sehingga diperoleh penentuan kategori berdasarkan persentase interval

kesesuaian seperti yang terlihat pada tabel 4.

Tabel 4 Nilai Kesesuaian Lahan Interval Nilai Kesesuaian Kategori % Interval Kesesuaian

1. S1 (Sangat Sesuai) 75 – 100

2. S2 (Sesuai) 50 – 75

3. S3 (Sesuai Bersyarat) 25 – 50

4. N (Tidak Sesuai) < 25

Page 35: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

18

Data peta kesesuaian yang diperoleh dari pengumpulan data berupa peta analog

dengan format jpg dikonversi menjadi peta digital dalam software ArcGIS

sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan analisis. Proses olah data

spasial meliputi registrasi peta dan digitasi.

3.3.1 Overlay

Tumpang susun (Overlay) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak

Sistem Informasi Geografis (SIG) ArcGIS dapat dilakukan overlay dengan

mudah. Data kelerengan, jenis mangrove, substrat, suhu dan, salinitas dengan skor

dan kriteria masing-masing yang sebelumnya terpisah digabungkan menjadi satu

dengan menggunakan tools union.

3.3.2 Editing data atribut

Editing data attribut pada intinya adalah mengolah data yang telah

digabungkan sehingga menjadi satu data yang menghasilkan informasi baru. Ada

2 proses yang dilakukan pada tahap ini: (1) menggunakan rumus pada Select By

Attributes; dan (2) membuat kolombaru pada AddField. Tujuannya untuk

mengetahui tingkat kelerengan, jenis tanah, dan intensitas curah hujan dan

mengklasifikasikannya kedalam kelas unit lahan. Kemudian menjumlahkan

masing masing skor sehingga dapat menentukan kriteria fungsi kawasan.

Page 36: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Perairan Desa Busung

Desa Busung secara administrasi terletak di wilayah Kabupaten Bintan,

Kecamatan Bintan Utara, Provinsi Kepulauan Riau dengan koordinat geografis

104º 17ʹ 13,919″ BT dan 1º 1ʹ 44,757″ LS - 104º 22ʹ 28,465″ BT dan 1º 2ʹ 47,461″

LS. Desa Busung dibatasi oleh wilayah kelurahan tetangga serta laut. Desa

Busung berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Kuala Sempang

Sebelah Selatan : Laut

Sebelah Barat : Laut

Sebelah Timur : Kelurahan Teluk Lobam

Luas wilayah Desa Busung adalah lebih kurang 1.913 Ha. Luas lahan yang ada

terbagi dalam beberapa peruntukan seperti untuk fasilitas umum,pemukiman,

perkebunan, pertanian, kegiatan sekolah, hutan ,dan lain-lain. Jumlah penduduk

Desa Busung mencapai 1.406 Jiwa dan 392 kepala keluarga (KK).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Desa Busung, kepala keluarga di

Desa Busung pada tahun 2015 yaitu berjumlah 392 KK. Jumlah total

penduduknya yaitu 1.406 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 721 jiwa dan

perempuan 685 jiwa.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat baik yang

diperoleh melalui jenjang pendidikan formal maupun nonformal. Perkembangan

dan kemajuan dunia berawal dari pendidikan. Pendidikan merupakan modal dasar

dalam meningkatkan pola berpikir masyarakat dan salah satu faktor yang

menunjang kemajuan suatu daerah, dimana untuk dapat memajukan daerahnya

maka penduduk setempat harus bisa melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yaitu dengan cara banyaknya masyarakat yang mengenyam pendidikan

minimal wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah.

Mata pencaharian masyarakat sangat mempengaruhi kelangsungan hidup

keluarga. Mata pencaharian penduduk di Desa Busung dominasi oleh nelayan.

Page 37: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

20

Terdiri dari nelayan tangkap nelayan budidaya dan ada juga penduduk yang

profesi nelayan sebagai pekerjaan sampingan. Karyawan swasta ada di peringkat

ke dua di daerah ini.

Kehidupan penduduk di Desa Busung sangat bergantung pada hasil tangkapan

di laut. Selain melaut penduduk Desa Busung juga mencari pemasukan dari

petani, buruh, dan sebagainya. Selain itu angka pengangguran di wilayah ini

cukup tinggi. Kaum perempuan dewasa di Desa Busung umumnya berprofesi

sebagai ibu rumah tangga. Sebagian besar dari mereka membantu pekerjaan suami

dalam melaut dan lainya.

4.2 Parameter Kesesuaian Kawasan Rehabilitasi Mangrove Desa Busung

4.2.1 Elevasi Lahan

Elevasi tanah berhubungan dengan tingkat kemiringan kawasan mangrove

yang akan berpengaruh pada kondisi abrasi dan perubahan struktur substrat.

Elavasi atau kemiringan lereng dianalisis dengan menggunakan parameter satuan

kemiringan yakni derajat (o). Hasil analisa kemiringan lereng elevasi lahan

mangrove Desa Busung dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Elevasi Lahan Rencana Rehabilitasi Mangrove Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Page 38: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

21

Hasil kemiringan lereng, diketahui bahwa rata-rata kemiringan lereng sebesar

4,23o dengan dengan kisaran kemiringan lereng antara 1 – 9

o. Kemiringan lereng

sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan penanaman mangrove karena erat

kaitannya dengan penyebaran nutrien dan aliran air dari daratan menuju ke

perairan laut. Elevasi berpengaruh juga terhadap peluang terjadinya abrasi dan

penurunan permukaan tanah yang membuat tanah tidak stabil dan mengalami

perubahan letak sehingga berpengaruh terhadap bibit-bibit rehabilitasi mangrove

yang akan ditanam.

Jika dilihat secara menyeluruh terhadap data kemiringan lereng lahan

mangrove Desa Busung, masih dikategorikan sesuai bagi pengembangan kawasan

rehabilitasi mangrove. Dengan demikian, kondisi lahan yang dikaji berdasarkan

hasil analisa data tergolong tidak terlampau curam sehingga masih cukup

mendukung bibit-bibit mangrove yang tertanam secara alami maupun hasil

rehabilitasi skala masyarakat yang pernah dilaksanakan. Kondisi kemiringan

lereng yang tidak terlampau curam akan memberikan pengaruh yang baik

terhadap daya tumbuh bibit mangrove karena aliran air ataupun abrasi pantai tidak

terlampau besar.

Kemiringan lahan akan sangat berpengaruh terhadap dampak lain berupa

terjadinya abrasi pantai karena kemiringan lahan yang terlalu curam. Dampak

abrasi tersebut akan mengganggu kelestarian ekosistem pesisir dan berkurangnya

luasan mangrove akibat dari sedimentasi yang menutupi akar mangrove. Jika

sudah terjadi abrasi akibat dari lahan yang terlalu curam, maka terjadi perubahan

komposisi sedimen dasarnya yang akan berimbas pada gangguan kestabilan

kandungan unsur hara yang akan tertutupi oleh partikel sedimentasi sehingga

merusak sistem pengayaan unsur hara di sedimen dan mengganggu kehidupan

bibit mangrove.

Sesuai dengan pendapat Azkia (2013) Tingginya abrasi dan eksploitasi hutan

mangrove untuk pembangunan infrastruktur, pemukiman dan industri berdampak

pada penurunan kualitas lingkungan ekosistem pesisir yang mengakibatkan

sejumlah kawasan hutan mangrove semakin berkurang bahkan rusak.

Page 39: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

22

4.2.2 Jenis Mangrove

Jenis mangrove yang ditemui di lokasi penelitian di perairan Desa Busung

hanya terdiri dari 4 jenis dominan saja yakni Rhizopora apiculata (RA),

Rhizopora mucronata (RM), Xylocarpus garanatum (XG), serta Nypa fruticant

(NF). Lebih jelas terkait dengan sebaran jenis mangrove di lokasi penelitian Desa

Busung disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Jenis mangrove di perairan Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Jenis mangrove yang dijumpai pada setiap titik berbeda-beda sesuai dengan

kondisinya. Namu secara keseluruhan ditemukan sebanyak 4 jenis mangrove

yakni R. apiculata (RA), R. mucronata (RM), X. garanatum (XG), serta N.

fruticant (NF). Jika ditelaah secara keseluruhan dalam satu titik sampling

dijumpai antara 1-4 jenis mangrove. Gambar 5 menjelaskan bahwa dominan jenis

bakau pada area penelitian perairan Desa Busung oleh jenis R. apiculata (RA),

sedangkan jenis yang terlihat memiliki jumlah sebaran yang sedikit yakni N.

fruticant (NF).

Page 40: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

23

Berdasarkan jenis mangrove yang dijumpai merupakan jenis mangrove yang

umumnya ditemukan di pulau-pulau kecil. Membandingkan dari pernyataan Noor,

et al., (2006) Jenis-jenis mangrove di Indonesia merupakan yang tertinggi di

dunia, seluruhnya tercatat 89 spesies yang terbagi menjadi 35 jenis pohon, 5 jenis

terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis efifit, dan 2 jenis parasit. Beberapa jenis

mangrove yang dijumpai di pesisir Indonesia adalah bakau (Rhizophora sp.), api-

api (Avicennia sp.), bogem (Sonneratia sp.), tancang (Bruguiera sp.), nyirih

(Xylocarpus sp.), tengar (Ceriops sp.), dan buta-buta (Excoecaria sp.). Menurut

Noor, et al., (2006) eksistensi dan dominansi jenis mangrove Rhizophora

apiculata terletak pada sistem perakarannya yang kokoh yang khas yang

termasuk akar tongkat, serta dalam kondisi tertentu memiliki akar udara yang

keluar dari cabang berfungsi untuk mengokohkan tumbuhan serta menambah

sitem dalam pengambilan nutrien di substrat.

Lebih lanjut Bengen (2000), bahwa di dalam hutan mangrove terdapat salah

satu jenis tumbuhan sejati penting/dominan yang termasuk kedalam 4 famili yakni

Rhizophoraceae (Rhizophora sp., Bruguiera sp. dan Ceriops sp.), Sonneratiaceae

(Sonneratia sp.), Avicenniaceae (Avicennia sp.) dan Meliaceae (Xylocarpus sp.).

4.2.3 Suhu Perairan

Suhu perairan sangat mempengaruhi kehidupan mangrove yang hidup pada

suatu perairan. Suhu perairan dapat berubah-ubah dan berfluktuasi sesuai dengan

konsisi iklim dan curah hujan. Suhu juga dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya

matahari yang masuk ke area ekosistem mangrove. Suhu adalah faktor penting

bagi kehidupan organisme di perairan. Suhu mempengaruhi proses fisiologi yaitu

fotosintesis, laju respirasi, dan pertumbuhan. Suhu merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme

(Effendi, 2003). Pengukuran suhu analisis kesesuain untuk rehabilitasi mangrove

di Desa Busung menggunakan pendekatan pada setiap titik sampling, dikarenakan

pengukuran dilakukan pada perairan pada waktu surut dengan sistematis dengan

menggunakan alat pH elmetron. Suhu sekitar area mangrove di lokasi penelitian

Desa Busung secara lengkap disajikan seperti pada Gambar 7.

Page 41: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

24

Gambar 7 Suhu Permukaan Perairan Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Hasil pengukuran suhu sekitar kawasan mangrove Desa Busung berkisar antara

27,00C - 30,2

0C dengan rata-rata suhu pada nilai 29,0

0C menunjukkan suhu untuk

kehidupan mangrove masih sangat baik karena masih dalam batas baku mutu

yaitu 280C – 31

0C (Kep Men LH No. 51 tahun 2004). Hasil ini dibuktikan dengan

kehidupan mangrove yang ditemukan di perairan Desa Busung terdiri dari 4 jenis

yaitu ; (R. apiculata , R. mucronata, X. garanatum , serta N. fruticant) dengan

kerapatan mangrove sedang.

Mengacu pada sumber lain menurut Nontji, (2007) bahwa suhu perairan

disekitar hutan mangrove umumnya memiliki nilai yang berkisaran antara 28 0C –

31 0C. Dari hasil data lapangan pengukuran suhu di perairan Desa Busung

disekitar hutan mangrove masih layak dengan rata-rata suhu yang sesuai.

4.2.4 Salinitas Perairan

Hasil pengukuran salinitas sekitar area mangrove di lokasi penelitian Desa

Busung secara lengkap disajikan seperti pada Gambar 8.

Page 42: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

25

Gambar 8 Salinitas Perairan Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Hasil pengukuran Salinitas di perairan Desa Busung berkisar antara 280/00 -

320/00 dengan rata-rata salinitas pada nilai 30,2

0/00, kisaran ini masih dalam batas

toleransi untuk pertumbuhan mangrove yang secara umum salinitas berkisar

antara 100/00 - 30

0/00 (Noor, et all., 2006). Kondisi tersebut masih dibawah baku

mutu kehidupan mangrove di perairan menurut Kep Men LH No. 51 (2004) yaitu

mangrove mampu hidup hingga salinitas 340/00.

Berdasarkan pernyataan dan sumber literatur diatas, menunjukkan bahwa nilai

pengukuran salinitas di perairan Desa Busung masih baik bagi kehidupan

mangrove. Rata-rata salinitas di perairan tersebut masih layak dan masuk pada

kisaran baku mutu salinitas yang di tentukan.

Menurut Dahuri (2003) Ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam

(salinitas) mengendalikan efisiensi matabolik (metabolic efficiency) vegetasi hutan

mangrove. Walaupun spesies vegetasi mangrove memiliki mekanisme adaptasi

yang tinggi terhadap salinitas, namun bila suplai air tawar tidak tersedia, hal ini

akan menyebabkan kadar garam tanah dan air mencapai kondisi ekstrem sehingga

mengancam kelangsungan hidupnya. Perubahan penggunaan lahan darat

Page 43: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

26

mengakibatkan terjadinya modifikasi masukan air tawar, yang tidak hanya

menyebabkan perubahan kadar garam, tetapi juga dapat mengubah aliran nutrien

dan sedimen ke ekosistem mangrove.

Pernyataan tersebut, maka disebutkan mangrove mampu hidup pada area

dengan salinitas yang rendah maupun tinggi (air payau dan air asin) namun pada

lokasi tersebut tetap harus ada pasokan air tawar sebagai penyeimbang kehidupan

mangrove sehingga sistem metabolisme pertumbuhanya dapat terus berlangsung.

4.2.5 Karakteristik Substrat

Hasil analisa subsrat dengan metoda pengayakan kering, ditemukan 3

karakteristik substrat dari titik sampling yang diambil, yakni pasir campuran

kerikil, pasir, serta pasir campuran lumpur. Secara lengkap hasil amatan substrat

pada setiap titik sampling disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Substrat dasar Perairan Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Secara umum jika dilihat dari peta sebaran substrat di perairan Desa Busung

dominan pada jenis substrat pasir, sedangkan yang paling sedikit dijumpai adalah

Page 44: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

27

jenis substrat pasir campuran kerikil. Pada lokasi dengan substrat yang kasar

yakni pada area yang lebih dekat dengan perairan laut sehingga substrat yang

kasar merupakan akibat dari penggerusan oleh arus laut yang cukup kuat pada saat

air surut sehingga partikel yang lebih halus akan terangkut. Namun secara

keseluruhan, kondisi substrat di lokasi Desa Busung kurang baik karena umumnya

jenis substrat yang baik adalah pasir berlumpur.

Menurut Bengen (2004), menyatakan bahwa bakau dapat tumbuh dengan baik

pada substrat tanah lumpur dan dapat mentoleransi tanah lumpur berpasir. Lebih

lanjut dikatakan bahwa jenis Api-api (Avicennia sp) lebih cocok ditanam pada

substrat (tanah) pasir berlumpur terutama di bagian terdepan pantai. Jika melihat

dari lokasi penelitian yang dominan pasir, sehingga kurang baik bagi kehidupan

mangrove, akan tetapi masih ada jenis mangrove yang bisa bertahan hidup dengan

sistem perakarannya yang kokoh.

Dahuri (2003) menyebutkan bahwa kestabilan substrat, rasio antara erosi dan

perubahan letak sedimen diatur oleh pergerakan angin, sirkulasi pasang surut,

partikel tersuspensi, dan kecepatan aliran air tawar. Gerakan air yang lamban

menyebabkan partikel sedimen halus cenderung mengendap dan berkumpul di

dasar. Gerakan awal air yang lambat pada ekosistem mangrove selanjutnya

ditingkatkan oleh adanya sistem perakaran mangrove sendiri (misalnya akar

tunjang; dan akar lutut). Adanya sistem akar yang sangat rapat ini menyebabkan

partikel yang sangat halus dengan kadar organik tinggi akan cepat mengendap di

sekeliling akar bakau dan memebentuk kumpulan lapisan sedimen. Sekali

mengendap, sedimen biasanya tidak dialirkan keluar sistem hutan mangrove

sehingga proses pembentukan substrat terbentuk secara lambat.

4.2.6 Nilai Kesesuaian Kawasan Rehabilitasi Mangrove Desa Busung

Setalah mengkaji beberapa aspek parameter kesesuaian lahan rehabilitasi

mangrove di perairan Desa Busung, maka disusun peta kesesuaian yang secara

lengkap tersaji pada Gambar 10.

Page 45: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

28

Gambar 10 Kesesuaian Rehabilitasi mangrove di Perairan Desa Busung

Sumber Peta: Data lapangan

Sebaran nilai kesesuaian lahan rehabiliasi mangrove seperti tersaji pada

gambar 10, menunjukkan adanya dominan kesesuaian antara S2 (Sesuai) dan S3

(Sesuai bersyarat) dengan kisaran kesesuaian antara 40 – 80%. Pada titik sampling

7 memiliki nilai kesesuaian sempurna yakni S1 (Sangat sesuai) yang ditandai

dengan kesesuaian parameter-parameter inti seperti substrat yang halus serta jenis

mangrove yang dijumpai lebih banyak. Dari luasan aral 35,65 Ha dapat diperoleh

untuk S1 (Sangat sesuai) seluas 0,68 Ha, S2 (Sesuai) seluas 18,10 Ha dan S3

(Sesuai bersyarat) seluas 16,87 Ha. Secara keseluruhan rata-rata nilai kesesuaian

diperoleh sebesar 52,43% yang menunjukkan nilai kesesuaian S2 (Sesuai),

sehingga dapat dikatakan cukup mendukung jika akan dijadikan sebagai kawasan

rehabilitasi mangrove meskipun dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan titik

mana yang memang layak untuk direhabilitasi.

Namun jika dibandingkan dengan hasil kajian Farhana (2016) terkait

dengan analisa lahan mangrove untuk kawasan rehabilitasi di Desa Temburun,

Anambas, hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kesesuaian lahan untuk

rehabilitasi mangrove di Desa Temburun, Kabupaten Kepulauan Anambas

Page 46: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

29

termasuk dalam kategori S1 yaitu sangat sesuai dengan nilai persentase

kesesuaian 88,25 %. Membandingkan hasil yang diperoleh tersebut maka nilai

keseuaian mangrove di Desa Busung masing tergolong rendah. Ini dapat saja

terjadi mengingat karakteristik mangrove serta lokasi yang berbeda dan parameter

lingkungan perairan yang berbeda pula.

4.2.7 Aspek Pengelolaan Kawasan Mangrove Desa Busung

Menurut Wardhani (2011) Ekosistem mangrove merupakan daerah ekoton

yang menghubungkan antara ekosistem pesisir dengan daratan yang bersifat

dinamis memiliki fungsi dan peranan penting bagi penunjang sistem penyangga

kehidupan. Mengingat pentingnya fungsi dan peranan hutan mangrove tersebut,

maka hutan mangrove mendesak untuk segera dikelola sesuai dengan fungsi dan

peruntukan lahannya melalui upaya-upaya rehabilitasi bagi hutan mangrove yang

telah mengalami penurunan kualitas lingkungan maupun yang telah mengalami

kerusakan. Program pengelolaan mangrove dilakukan dengan metode

pengembangan Mangrove-resort yang memiliki peran wisata dalam kegiatan

konservasi dan pemeliharaan ekosistem mangrove.

Konsep pengelolaan yang disampaikan diatas dirasa cukup sesuai untuk

menjaga kelestarian mangove di Desa Busung. Dalam hal ini dibutuhkan

partisipasi pemerintah dengan swasta dan masyarakat untuk meng-komparasikan

antara mangrove dan resort yang berbau alami yang menyuguhkan pemandangan

mangrove dari segi wisata tour yang menjanjikan. Sehingga dalam hal ini

sebagian masyarakat yang pada dasarnya sebagai pengambil kayu mangrove dapat

beralih pekerjaan menjadi penyedia jasa wisata di lokasi tersebut.

Strategi pengelolaan yang dipaparkan oleh Davinsy, et al., (2015) yakni

strategi-strategi pengembangan prioritas yang dapat dilakukan pada pengelolaan

kawasan mangrove adalah dengan pemberian materi penyuluhan tentang

pengelolaannya di terutama planning, organizing, actuating, and controling

(POAC), karena masyarakatnya banyak belum faham akan pengelolaan seperti

apa yang ingin dilakukan di wilayah mereka.

Strategi diatas lebih menitikberatkan pada pengembangan

manusia/masyarakat melalui pemberian pemahaman dalam bentuk sosialisasi.

Page 47: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

30

Dalam hal ini yang dibangun adalah pemahaman, karakter, ataupun sikap

masyarakat melalui edukasi yang sesuai dengan daya nalar masyarakat itu sendiri.

Sehingga luaran dari strategi ini adalah terciptanya pemahaman masyarakat

terhadap pentingnya hutan mangrove dan timbul keinginan masyarakat untuk

terus menjaga kelestariannya. Konsep ini juga dirasa sesuai bagi pengambangan

pengeolaan mangrove di Desa Busung.

Konsep pengelolaan mangrove yang dipaparkan oleh Azkia (2013) terdapat 5

prioritas strategi untuk pengembangan mangrove diantaranya :

1. koordinasi antar masyarakat sekitar dengan stakeholder yang dimulai dari

sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan konsep

pengembangan ekowisata mangrove;

2. penataan ruang untuk kegiatan ekowisata, perbaikan insfrastruktur jalan,

jaringan drainase, distribusi air bersih, pembangunan MCK umum, sistem

pembuangan sampah, serta unit usaha penunjang kebutuhan wisatawan;

3. peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan dan pelatihan

manajemen pemasaran ekowisata mangrove yang produktif;

4. adanya studi mengenai analisis dampak kegiatan wisata terhadap kondisi

lingkungan dan pertumbuhan vegetasi mangrove dengan pemantauan

secara berkala dan berkelanjutan; dan

5. menggali potensi atraksi wisata alam, bahari dan budaya dengan pembinaan

atraksi wisata kepada masyarakat dan melengkapi pengadaan sarana atraksi

wisata.

Menurut Pramudji (2000) bahwa adanya berbagai fungsi dan peranan hutan

mangrove serta banyaknya permasalahan yang timbul sebagai akibat pemanfaatan

lahan mangrove, maka dalam pengelolaan mangrove sebagai berikut:

1. Demi mempertahankan fungsi dan peranan hutan mangrove terhadap

ekosistem perairan disekitarnya, maka konversi areal hutan mangrove yang

diperuntukkan sebagai usaha budidaya, hendaknya dipertimbangkan atau

dilakukan studi kelayakan secara seksama, untuk memperoleh kepastian

bahwa areal hutan mangrove tersebut cocok untuk budidaya.

Page 48: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

31

2. Untuk menjaga kelangsungan dinamika kehidupan biota laut yang

bersasosiasi dengan hutan mangrove dan sebagai perwujudan strategi

konservasi ekosistem hutan mangrove, maka areal mangrove yang sudah

mengalami kerusakan seyogyanya dijadikan daerah suaka alam.

3. Dalam rangka menjaga berlangsungnya suksesi alami, tanah-tanah timbul

seperti delta didaerah muara sungai yang ditumbuhi tumbuhan mangrove,

hendaknya dibiarkan berkembang menjadi hutan mangrove.

4. Hutan mangrove hendaknya diberi status peruntukan berdasarkan urutan

prioritas, misalnya hutan lidung, hutan produksi atau hutan wisata sesuai

dengan potensi ekosistem setempat.

5. Seluruh kebijaksanaan yang menyangkut pemanfaatan areal hutan

mangrove untuk kegiatan budidaya yang telah disepakati, harus didukung

dengan perundangundangan yang memadai dan sejalan dengan sektor yang

terkait.

6. Perlu dilakukan reboisasi terhadap kawasan hutan mangrove yang sudah

rusak, sekaligus memberikan lapangan kepada para nelayan.

7. Perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat akan

nilai ekologis, ekonomis dan sosial serta manfaat dan fungsi dari hutan

mangrove.

8. Mengelola hutan mangrove secara ekologis dan berkelanjutan.

Page 49: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sebaran nilai kesesuaian lahan rehabiliasi mangrove menunjukkan adanya

dominan kesesuaian antara S2 (Sesuai) dan S3 (Sesuai bersyarat) dengan kisaran

kesesuaian antara 40 – 80%. Dari luasan aral 35,65 Ha dapat diperoleh untuk S1

(Sangat sesuai) seluas 0,68 Ha, S2 (Sesuai) seluas 18,10 Ha dan S3 (Sesuai

bersyarat) seluas 16,87 Ha. Secara keseluruhan rata-rata nilai kesesuaian diperoleh

sebesar 52,43% yang menunjukkan nilai kesesuaian S2 (Sesuai), sehingga dapat

dikatakan cukup mendukung jika akan dijadikan sebagai kawasan rehabilitasi

mangrove meskipun dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan titik mana yang

memang layak untuk direhabilitasi.

5.2 Saran

Saran yang ingin disampaikan pada penelitian ini meliputi:

1. Perlu dilakukan kajian mendukung untuk menelaah aspek sosial masyarakat

terkait dengan dukungannya terhadap kawasan rehabilitasi mangrove di

Desa Busung,

2. Dilakukan pelaksanaan rencana pengelolaan kawasan rehabilitasi mangrove

di Desa Busung untuk realisasi pengelolaan.

Page 50: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

33

DAFTAR PUSTAKA

Afwilla, S. H. 2015. Pemetaan Kemiringan Lereng Berbasis Data Elevasi Dan

Analisis Hubungan Antara Kemiringan Lereng Dengan Bentuk lahan.

[Skripsi]. Departemen Ilmu Tanah Dan Sumberdaya Lahan Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Azkia, F. A. 2013. Kesesuaian Ekosistem Mangrove dan Strategi Pengembangan

Ekowisata di Dukuh Tambaksari Desa Bedono, Kecamatan Sayung Kabupaten

Demak. [Tesis]. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro, Semarang.

Bengen. D.G.2001. Sinopsis Ekosistem Sumber Daya Alam Pesisir Dan Laut.

Dicetak: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir Dan Lautan Institut Pertanian

Bogor.

Danuri. R, J. Rais, S.P Ginting, M.J. Sitepu. 2003. Pengelolaan Sumberdaya

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita: Jakarta.

Davinsy, R. Asihing, K. dan Rudi, H. 2015. Kajian Pengelolaan Hutan Mangrove

Di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

Jurnal Sylva Lestari, 3 (3): 95-106.

Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan.Kanisius: Yogyakarta.

Fitri. R. 2010. Evaluasi Kekritisan Lahan Hutan Mangrove Di Kabupaten Aceh

Timur. Jurnal Hidrolitan, 1 (2): 1-9.

Hafizh. I. 2013. Studi Zonasi Mangrove Di Kampung Gisi Desa Tembeling

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi.

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji:

Tanjungpinang.

Iman, A. N. 2014 . Kesesuaian Lahan Untuk Perencanaan Rehabilitasi Mangrove

dengan Pendekatan Analisis Elevasi Di Kuri Caddi, Kabupaten Maros.

Skripsi, Universitas Hasanuddin.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku Mutu Air

Laut Untuk Biota Laut.

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990. Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Kusmana. W. 2003 , Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor : Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor.

Page 51: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

34

Martuti. 2013. Keanekaragam Mangrove Di Wilayah Tapak, Tugurejo, Semarang.

Jurnal MIPA 36 (2): 123-130.

Mokodompit, S. Sonny, T. dan Raymond, T. 2015. Analisis Spasial Kesesuaian

Lahan Wilayah Pesisir Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Dengan Sig

(Studi Kasus: Kecamatan Tutuyan). Jurnal Program Studi Perencanaan

Wilayah& Kota Universitas Sam Ratulangi; Manado.

Muhaerin, M. 2008. Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk

Pengelolaan Ekowisata Di Estuari Perancak, Jembrana, Bali [Skripsi].

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor.

Nontji. A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan: Jakarta.

Noor, Y. R., Khazali M. dan Suryadiputra I. N. N., 2006. Panduan Pengenalan

Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA dan Wetlands International. Indonesia

Programme.

Nurzahraeni. (2014). Keragaman Jenis dan Kondisi Padang Lamun di Perairan

Pulau Panjang Kepulauan Derawan Kalimantan Timur [Skripsi]. Universitas

Hasanuddin: Tidak diterbitakan.

Nybakken ,J.W. 1992. Bologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Pramudji. 2000. Hutan mangrove di Indonesia: Peranan permasalahan dan

pengelolaannya. Jurnal Oseana, 25 (1): 13-20.

Rusdianti, K. dan Sunito, S. 2012. Konversi Lahan Hutan Mangrove Serta Upaya

Penduduk Lokal Dalam Merehabilitasi Ekosistem Mangrove. Jurnal

Sosialisasi Perdesaan, 6 (1): 1-17.

Sambah, A. 2010. Analisis Ekonomi-Ekologi Sumberdaya Hutan Mangrove

Sebagai Dasar Perencanaan Wilayah Pesisir (Tahun II). Laporan Hasil

Penelitian Hibah Bersaing Tahun II. Universitas Brawijaya.

Susiana. 2011. Diversitas dan Kerapatan Mangrove, Gastropoda dan Bivalvia di

Estuari Perancak, Bali. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah

Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Umayah, S. Haris, G. dan Mayta, N. 2016. Tingkat Kerusakan Ekosistem

Mangrove di Desa Teluk Belitung Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan

Meranti. Jurnal Riau Biologia 1 (4). Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau; Pekabaaru, 1 (4): 24-30.

Page 52: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

35

Wardhani. M. K. 2011. Analisis Kesesuaian Lahan Konservasi Hutan Mangrove

Di Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan, 7 (2): 1-6.

Zamroni. Y.2008. Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk

Sepi, Lombok Barat. Jurnal Biodiversitas.

Page 53: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

36

LAMPIRAN

Page 54: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

37

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Parameter Kesesuaian

Sampling Elevasi Jenis Mangrove Substrat Suhu Salinitas

S1 2 0 RA 0 0 Pasir 27.3 30

S2 3 0 RA 0 0 Pasir 27.3 31

S3 6 0 RA 0 0 Pasir 28.1 31

S4 5 0 RA 0 0 Pasir berlumpur 27.1 31

S5 2 0 RA 0 0 Pasir 27.1 31

S6 5 0 RA 0 0 Pasir 27.7 29

S7 2 0 RA XG 0 Pasir 27 30

S8 3 0 RA 0 0 Pasir berlumpur 27.3 29

S9 2 0 RA 0 NF Pasir berlumpur 27.1 30

S10 3 0 RA 0 0 Pasir 28.1 30

S11 4 0 RA 0 0 Pasir berkerikil 27.9 31

S12 2 0 RA 0 0 Pasir berlumpur 27.8 31

S13 4 RM RA 0 0 Pasir berkerikil 27.8 31

S14 2 RM RA 0 0 Pasir 29.9 29

S15 3 RM RA XG 0 Pasir 29.8 31

S16 2 RM RA 0 0 Pasir berlumpur 28.7 31

S17 3 RM RA 0 0 Pasir berlumpur 29.1 30

S18 5 RM RA 0 0 Pasir berlumpur 30.1 29

S19 3 RM RA 0 0 Pasir 29.8 30

S20 4 0 RA 0 0 Pasir 29.7 31

S21 7 RM RA XG 0 Pasir berlumpur 29.2 30

S22 3 RM RA 0 0 Pasir 28.9 29

S23 6 RM RA 0 0 Pasir 29.7 31

S24 9 0 RA 0 0 Pasir berkerikil 29.8 31

S25 6 RM RA 0 0 Pasir 29.9 30

S26 7 0 RA 0 0 Pasir 29.7 31

S27 5 RM RA 0 0 Pasir 29.8 32

S28 6 RM RA 0 0 Pasir 28.7 31

S29 6 RM RA 0 0 Pasir 29.7 30

S30 4 RM RA 0 0 Pasir 30.1 30

S31 7 RM RA 0 0 Pasir 30.2 29

S32 4 0 RA 0 0 Pasir berkerikil 30.1 30

S33 6 0 RA XG 0 Pasir 30.1 31

S34 5 0 RA XG 0 Pasir 30.2 30

S35 9 0 RA 0 0 Pasir 30.1 31

S36 3 0 RA 0 0 Pasir berlumpur 29.1 31

S37 6 0 RA 0 0 Pasir 29.8 30

S38 4 0 RA 0 NF Pasir berlumpur 29.3 29

S39 6 0 RA XG 0 Pasir berlumpur 29.8 28

S40 1 0 RA 0 0 Pasir 30.1 29

S41 2 0 RA 0 0 Pasir 29.9 29

Rata-rata 4.3 - - - - - 29.0 30.2

MINIMUM 1.0 - - - - - 27.0 28.0

MAKSIMUM 9.0 - - - - - 30.2 32.0

Keterangan RA (Rhizopora apiculata )

RM (Rhizopora mucronata)

XG (Xylocarpus garanatum )

NF (Nypa fruticant)

Page 55: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

38

Lampiran 2 Skor Nilai Elevasi

Sampling Elevasi

Nilai Skor Bobot

S1 3 0.33 0.99

S2 3 0.33 0.99

S3 2 0.33 0.66

S4 3 0.33 0.99

S5 3 0.33 0.99

S6 2 0.33 0.66

S7 3 0.33 0.99

S8 1 0.33 0.33

S9 1 0.33 0.33

S10 1 0.33 0.33

S11 1 0.33 0.33

S12 1 0.33 0.33

S13 1 0.33 0.33

S14 1 0.33 0.33

S15 1 0.33 0.33

S16 1 0.33 0.33

S17 1 0.33 0.33

S18 1 0.33 0.33

S19 1 0.33 0.33

S20 1 0.33 0.33

S21 1 0.33 0.33

S22 1 0.33 0.33

S23 1 0.33 0.33

S24 1 0.33 0.33

S25 1 0.33 0.33

S26 1 0.33 0.33

S27 1 0.33 0.33

S28 1 0.33 0.33

S29 1 0.33 0.33

S30 1 0.33 0.33

S31 1 0.33 0.33

S32 1 0.33 0.33

S33 1 0.33 0.33

S34 1 0.33 0.33

S35 1 0.33 0.33

S36 1 0.33 0.33

S37 1 0.33 0.33

S38 1 0.33 0.33

S39 1 0.33 0.33

S40 1 0.33 0.33

S41 1 0.33 0.33

Page 56: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

39

Lampiran 3 Skor Nilai Jenis Mangrove

Sampling Jenis Mangrove

Nilai Skor Bobot

S1 2 0.27 0.54

S2 2 0.27 0.54

S3 2 0.27 0.54

S4 2 0.27 0.54

S5 2 0.27 0.54

S6 2 0.27 0.54

S7 3 0.27 0.81

S8 2 0.27 0.54

S9 3 0.27 0.81

S10 2 0.27 0.54

S11 2 0.27 0.54

S12 2 0.27 0.54

S13 3 0.27 0.81

S14 3 0.27 0.81

S15 3 0.27 0.81

S16 3 0.27 0.81

S17 3 0.27 0.81

S18 3 0.27 0.81

S19 3 0.27 0.81

S20 2 0.27 0.54

S21 3 0.27 0.81

S22 3 0.27 0.81

S23 3 0.27 0.81

S24 2 0.27 0.54

S25 3 0.27 0.81

S26 2 0.27 0.54

S27 3 0.27 0.81

S28 3 0.27 0.81

S29 3 0.27 0.81

S30 3 0.27 0.81

S31 3 0.27 0.81

S32 2 0.27 0.54

S33 3 0.27 0.81

S34 3 0.27 0.81

S35 2 0.27 0.54

S36 2 0.27 0.54

S37 2 0.27 0.54

S38 3 0.27 0.81

S39 3 0.27 0.81

S40 2 0.27 0.54

S41 2 0.27 0.54

Page 57: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

40

Lampiran 4 Skor Nilai Substrat

Sampling Substrat

Nilai Skor Bobot

S1 2 0.2 0.4

S2 2 0.2 0.4

S3 2 0.2 0.4

S4 3 0.2 0.6

S5 2 0.2 0.4

S6 2 0.2 0.4

S7 3 0.2 0.6

S8 3 0.2 0.6

S9 2 0.2 0.4

S10 2 0.2 0.4

S11 3 0.2 0.6

S12 2 0.2 0.4

S13 2 0.2 0.4

S14 2 0.2 0.4

S15 2 0.2 0.4

S16 3 0.2 0.6

S17 3 0.2 0.6

S18 3 0.2 0.6

S19 2 0.2 0.4

S20 2 0.2 0.4

S21 3 0.2 0.6

S22 2 0.2 0.4

S23 2 0.2 0.4

S24 2 0.2 0.4

S25 2 0.2 0.4

S26 2 0.2 0.4

S27 2 0.2 0.4

S28 2 0.2 0.4

S29 2 0.2 0.4

S30 2 0.2 0.4

S31 2 0.2 0.4

S32 2 0.2 0.4

S33 2 0.2 0.4

S34 2 0.2 0.4

S35 2 0.2 0.4

S36 3 0.2 0.6

S37 2 0.2 0.4

S38 3 0.2 0.6

S39 3 0.2 0.6

S40 2 0.2 0.4

S41 2 0.2 0.4

Page 58: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

41

Lampiran 5 Skor Nilai Salinitas

Sampling Salinitas

Nilai Skor Bobot

S1 4 0.13 0.52

S2 2 0.13 0.26

S3 2 0.13 0.26

S4 2 0.13 0.26

S5 2 0.13 0.26

S6 4 0.13 0.52

S7 4 0.13 0.52

S8 4 0.13 0.52

S9 4 0.13 0.52

S10 4 0.13 0.52

S11 2 0.13 0.26

S12 2 0.13 0.26

S13 2 0.13 0.26

S14 4 0.13 0.52

S15 2 0.13 0.26

S16 2 0.13 0.26

S17 4 0.13 0.52

S18 4 0.13 0.52

S19 4 0.13 0.52

S20 2 0.13 0.26

S21 4 0.13 0.52

S22 4 0.13 0.52

S23 2 0.13 0.26

S24 2 0.13 0.26

S25 4 0.13 0.52

S26 2 0.13 0.26

S27 2 0.13 0.26

S28 2 0.13 0.26

S29 4 0.13 0.52

S30 4 0.13 0.52

S31 4 0.13 0.52

S32 4 0.13 0.52

S33 2 0.13 0.26

S34 4 0.13 0.52

S35 2 0.13 0.26

S36 2 0.13 0.26

S37 4 0.13 0.52

S38 4 0.13 0.52

S39 4 0.13 0.52

S40 4 0.13 0.52

S41 4 0.13 0.52

Page 59: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

42

Lampiran 6 Skor Nilai Suhu

Sampling Suhu

Nilai Skor Bobot

S1 4 0.07 0.28

S2 4 0.07 0.28

S3 1 0.07 0.07

S4 4 0.07 0.28

S5 4 0.07 0.28

S6 4 0.07 0.28

S7 4 0.07 0.28

S8 4 0.07 0.28

S9 4 0.07 0.28

S10 1 0.07 0.07

S11 4 0.07 0.28

S12 4 0.07 0.28

S13 4 0.07 0.28

S14 1 0.07 0.07

S15 1 0.07 0.07

S16 1 0.07 0.07

S17 1 0.07 0.07

S18 1 0.07 0.07

S19 1 0.07 0.07

S20 1 0.07 0.07

S21 1 0.07 0.07

S22 1 0.07 0.07

S23 1 0.07 0.07

S24 1 0.07 0.07

S25 1 0.07 0.07

S26 1 0.07 0.07

S27 1 0.07 0.07

S28 1 0.07 0.07

S29 1 0.07 0.07

S30 1 0.07 0.07

S31 1 0.07 0.07

S32 1 0.07 0.07

S33 1 0.07 0.07

S34 1 0.07 0.07

S35 1 0.07 0.07

S36 1 0.07 0.07

S37 1 0.07 0.07

S38 1 0.07 0.07

S39 1 0.07 0.07

S40 1 0.07 0.07

S41 1 0.07 0.07

Page 60: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

43

Lampiran 7 Nilai Kesesuaian

Sampling Total Kesesuaian Kategori

S1 2.73 68.25 S2 (Sesuai)

S2 2.47 61.75 S2 (Sesuai)

S3 1.93 48.25 S3 (Sesuai Bersyarat)

S4 2.67 66.75 S2 (Sesuai)

S5 2.47 61.75 S2 (Sesuai)

S6 2.4 60 S2 (Sesuai)

S7 3.2 80 S1 (Sangat Sesuai)

S8 2.27 56.75 S2 (Sesuai)

S9 2.34 58.5 S2 (Sesuai)

S10 1.86 46.5 S3 (Sesuai Bersyarat)

S11 2.01 50.25 S2 (Sesuai)

S12 1.81 45.25 S3 (Sesuai Bersyarat)

S13 2.08 52 S2 (Sesuai)

S14 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S15 1.87 46.75 S3 (Sesuai Bersyarat)

S16 2.07 51.75 S2 (Sesuai)

S17 2.33 58.25 S2 (Sesuai)

S18 2.33 58.25 S2 (Sesuai)

S19 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S20 1.6 40 S3 (Sesuai Bersyarat)

S21 2.33 58.25 S2 (Sesuai)

S22 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S23 1.87 46.75 S3 (Sesuai Bersyarat)

S24 1.6 40 S3 (Sesuai Bersyarat)

S25 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S26 1.6 40 S3 (Sesuai Bersyarat)

S27 1.87 46.75 S3 (Sesuai Bersyarat)

S28 1.87 46.75 S3 (Sesuai Bersyarat)

S29 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S30 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S31 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S32 1.86 46.5 S3 (Sesuai Bersyarat)

S33 1.87 46.75 S3 (Sesuai Bersyarat)

S34 2.13 53.25 S2 (Sesuai)

S35 1.6 40 S3 (Sesuai Bersyarat)

S36 1.8 45 S3 (Sesuai Bersyarat)

S37 1.86 46.5 S3 (Sesuai Bersyarat)

S38 2.33 58.25 S2 (Sesuai)

S39 2.33 58.25 S2 (Sesuai)

S40 1.86 46.5 S3 (Sesuai Bersyarat)

S41 1.86 46.5 S3 (Sesuai Bersyarat)

Page 61: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

44

Lampiran 8 Dokumentasi jenis Mangrove

a. Rhizopora mucronata

b. Rhizopora apiculata

c. Nypa fruticant

d. Xylocarpus garanatum

Page 62: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

45

Page 63: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

46

Lampiran 9 Dokumentasi Pengambilan Data Lapangan

Lokasi sampling mangrove desa

Busung

Pelacakan Titik koordinat

Pengamatan jenis mangrove Pencatatan data jenis mangrove

Penarikan garis transek

Pelabelan jenis mangrove untuk

diamati lebih lanjut

Page 64: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman yang hidup di pantai, estuari

47

Pengambilan sampel substrat Pengambilan sampel substrat

Pengukuran Suhu Perairan Alat pH elmetron untuk pengukuran

suhu