Pengolahan data Gravity

18
97 Lampiran 2. Tabel Konversi ke Milligal untuk Gravitimeter Tipe G-1053

description

cara-cara pengolahan dalam metode gravity.

Transcript of Pengolahan data Gravity

Page 1: Pengolahan data Gravity

97

Lampiran 2. Tabel Konversi ke Milligal untuk Gravitimeter Tipe G-1053

Page 2: Pengolahan data Gravity

98

Lampiran 3. Over Lapping Hammer Chart di Atas Peta Topografi Lembar Malang

EFG

H

I

Page 3: Pengolahan data Gravity

99

Lampiran 4. Tabel Hammer Chart

(Telford, 1996: 14)

Page 4: Pengolahan data Gravity

100

Lampiran 5. Pengolahan Data Menggunakan Surfer 9

Pada penelitian ini, Surfer 9 digunakan untuk mengkonturkan nilai koreksi

- koreksi dan data - data lainnya. Data masukan pada Surfer 9 adalah bujur,

lintang, dan data (data apapun yang ingin dibuat kontur), misal pengkonturan

anomali Bouguer, maka Langkah – langkah pengkonturannya sebagai berikut:

1. Buka Surfer 9, kemudian pilih New Worksheet. Pada kolom pertama

masukkan data bujur, kolom kedua masukkan data lintang dan kolom

ketiga masukkan data anomali Bouguer.

2. Kemudian, Save dalam extension (file type) ‘’ BLN Golden Software

Blanking’’.

3. Selanjutnya, pilih menu New Plot. Pilih menu ‘’Grid’’ ‘’Data’’

selanjutnya akan tampil kotak dialog yang meminta file ‘’bln’’ yang tadi

sudah disimpan. Klik ‘’Open’’ maka akan tampil kotak dialog seperti di

bawah ini.

Page 5: Pengolahan data Gravity

101

Pilih ‘’Gridding Method’’ yang diinginkan kemudian tekan ‘’OK’’ maka

data akan langsung diproses dan akan tersimpan dengan file nama yang

sama dengan nama yang tersimpan dengan type fle ‘’GRD file’’..

4. Selanjutnya pilih menu ‘’Map’’ ‘’New’’ ’’Contour Map’’ maka

akan tampil kotak dialog yang meminta untuk memasukkan file ‘’GRD

File’’ file ini merupakan hasil dari tahap 3. Selanjutnya klik ‘’Open’’.

Maka akan tampil sebuah kontur dari data tersebut.

5. Selanjutnya untuk mewarnai kontur, klik kanan pada kontur pilih

‘’Properties’’ maka akan tampil kotak dialog seperti di bawah ini:

Pada menu General centang menu ‘’Fill Contours’’ dan ‘’Color Scale’’.

Kemudian pilih menu ‘’Levels’’. Maka akan tampil kotak dialog seperti

di bawah ini.

Page 6: Pengolahan data Gravity

102

6. Selanjutnya klik menu’’ Fill’’ maka akan tampil kotak dialog seperti

dibawah ini.

7. Selanjutnya klik pada kotak warna pada ‘’Foreground Color’’ kemudian

pilih warna yang diinginkan klik ‘’OK’’ dan ‘’Apply’’. Maka kontur

sudah berwarna sesuai dengan yang kita inginkan.

Proses pengkonturan ini, berlaku untuk semua data yang ingin dikonturkan

tinggal mengganti Kolom C pada langkah 1 dengan data yang ingin

dikonturkan.. Kemudian tahap selanjutnya akan sama.

Page 7: Pengolahan data Gravity

103

Lampiran 6. List Algoritma Reduksi Bidang Datar Metode Dampney%fungsi menghitung masa ekivalen dengan%algoritma yang dikemukakan oleh dampney%referensi Dampney,C.N.G., 1969. the Equivalent source%cara memanggil:%[masaeq,eror,gupward]=dampney2(data)%data----->data x,y,z,g yang telah di grid%metode konjugat gradien dar golub,et.al.,1996,%matrix computation,%john hopkins university press% Lab. Geofisika FSAINTEK UIN Malang 2011%==================================================clear all;help dataxyzg;load('dataxyzg.txt');tic;x=dataxyzg(:,1);y=dataxyzg(:,2);z=-dataxyzg(:,3);g=dataxyzg(:,4);dx=input('interval grid : ');G=6.673e-11;hminzl=2.5*dx;hmaxz=5*dx;hek2=min(-z)+hminzl;hek3=max(-z)+hmaxz;disp('peraturan dampney, untuk menghindari aliasing ')disp('--------------------------------------------- ')batas=['---> { ' num2str(hek2) '<h_ek < ' num2str(hek3) ' }'];disp(batas);disp('---------------------------------- ')h=input('kedalaman bidang ekivalen : ');if and(h<hminzl,h>hmaxz)disp('ingat peraturan dampney')elseup=input('ketinggian bidang ekivalen : ');upw=-up;mau=input('mau pake konjuat gradient(kg) atau invers matriks biasa(im) ?');switch(mau)case{'im'}alfa=x;beta=y;q=waitbar(0,'wait sebentar.....');N=length(x);for i=1:N;waitbar(i/N)for j=1:N;a(i,j)=G*(h-z(i))/((x(i)-alfa(j))^2+(y(i)-beta(j))^2+(z(i)-h)^2)^1.5;end;end;

Page 8: Pengolahan data Gravity

104

close(q)meq=a\g;deter=det(a);gp=a*meq;ero=sum(abs(gp-g))/N;p=waitbar(0,'wait lagi sebentar.......');for i=1:N;waitbar(i/N);for j=1:N;a1(i,j)=G*(h-upw)/((x(i)-alfa(j))^2+(y(i)-beta(j))^2+(upw-h)^2)^1.5;end;end;close(p);gupw=a1*meq;save('E:\DAMPNEY\IMUTM','gupw','-ASCII')case{'kg'}tol=input('Toleransi : '); max_itera=input('Max_itera : ');disp('sedang proses, ya...............');alfa=x;beta=y;s=waitbar(0,'Wait sebentar......');N=length(x);for i=1:N;waitbar(i/N)for j=1:N;a(i,j)=G*(h-z(i))/((x(i)-alfa(j))^2+(y(i)-beta(j))^2+(z(i)-h)^2)^1.5;end;end;close(s)[meq,flag,rr,iter]=lsqr(a,g,tol,max_itera);gp=a*meq;ero=sum(abs(gp-g))/N;u=waitbar(0,'Wait sebentar lagi, ya..............');for i=1:N;waitbar(i/N);for j=1:N;a1(i,j)=G*(h-upw)/((x(i)-alfa(j))^2+(y(i)-beta(j))^2+(upw-h)^2)^1.5;end;end;close(u)gupw=a1*meq;save('E:\DAMPNEY\KGUTM','gupw','-ASCII')end;end;%Generating Report.........disp('=========================================================================')disp('Laporan : ')disp('__________')

Page 9: Pengolahan data Gravity

105

disp('Metode dampney dengan solusi matriks menggunakan')if mau=='kg'disp('konjugat graden')it=['# iterasi = ' num2str(max_itera)];disp(it)disp(['Waktu pengerjaan : ' num2str(toc/60) ' menit'])elsedisp('Invers Matriks biasa.')disp(['Determinan Matriks A : ' num2str(deter)]);disp(['waktu pengerjaan : ' num2str(toc) ' detik'])endked=['Kedalaman bidang ekivalen : ' num2str(h)];disp(ked)upw=['Ketinggian bidang Upward : ' num2str(up)];disp(upw)eror=['Dengan eror (Beda antara data dengan A*meq) : ' num2str(ero) ' mgal'];disp(eror)disp('==============================================================')load handel%selesai

Gambar contoh report hasil program reduksi bidang datar yang dijalankan diMatLab 7

Page 10: Pengolahan data Gravity

106

Lampiran 7. Kontinuasi ke Atas Menggunakan Magpick.

Metode kontinuasi ke atas digunakan untuk memisahkan anomali Bouguer

lengkap menjadi anomali regional dan anomali lokal. Pada penelitian ini

digunakan program Magpick untuk melakukan Kontinuasi ke Atas. Langkah –

langkah menggunakan software ini sebagai berikut:

1. Buka program Magpick pilih menu ‘’Open’’ maka akan keluar kotak

dialog yang meminta file dengan extension ‘’GRD File’’ yang didapatkan

dengan menggunakan surfer 9. Dalam hal ini ‘’GRD File’’ yang dimaksud

adalah ‘’GRD File’’ untuk anomali Bouguer lengkap. Klik open, maka

akan tampil kontur dari file anomali Bouguer lengkap.

2. Selanjutnya, pilih menu ‘’Operations’’ kemudian pilih ‘’Upward

Continuations’’ maka akan tampil kotak dialog seperti di bawah ini.

Page 11: Pengolahan data Gravity

107

3. Kemudian pada kotak menu ’’elevation’’ masukkan ketinggian, nilai

positif berarti untuk proses ‘’Upward continuation’’ sedangkan nilai

negatif untuk proses ‘’Downward Continuation’’. Nilai ketinggian yang

dimasukkan mulailah dari ketinggian rata-rata daerah penelitian.

4. Kemudian klik ‘’file with continued field’’ menu ini merupakan kotak

penyimpanan file untuk anomali regional tulislah nama file yang

diinginkan misalnya ‘’Regional’’.

5. Kemudian klik ‘’file with original-continued’’ menu ini merupakan kotak

penyimpanan file untuk anomali lokal, tulislah nama file yang diinginkan

misalnya ‘’lokal’’. Untuk kotak yang lain tidak usah dirubah.

6. Selanjutnya klik ‘’OK’’. Magpick akan menyimpan data ‘’ anomali lokal’’

dan ‘’anomali regional’’ di folder yang sudah kita tentukan.

7. Untuk menampilkan hasil ‘’anomali lokal’’ dan ‘’anomali regional’’ dari

Magpick. Kedua file yang tersimpan dibuka menggunakan Surfer 9.

Langkahnya sama dengan langkah untuk pengkonturan data tetapi

langsung menggunakan tahap 4.

Page 12: Pengolahan data Gravity

108

Lampiran 8. Peta Geologi Lembar Kediri

Lokasi Penelitian

Page 13: Pengolahan data Gravity

109

Lampiran 9. Pemodelan Menggunakan Grav2DC For Windows.

Pemodelan dilakukan dengan metode trial dan eror sehingga dalam

pengerjaanya harus diiterasi sampai didapatkan ralat (error) terkecil. Perhitungan

ralat model ini menurut (Sunaryo, 2001) menggunakan rumus:

RM = = ∑ 100%…… . (4.1)dimana,

RM = Ralat rata-rata model terhadap data lapangan

XLi = Data lapangan (terukur)

XMi = Data lapangan(terhitung)

N = Jumlah data.

Masukan untuk program Grav2DC adalah nilai panjang lintasan dan nilai

anomali Bouguer pada lintasan dengan file extension “dta’’. Langkah - langkah

menggunakan Grav2DC for windows sebagai berikut:

1. Buka program Grav2DC for windows kemudian pilih menu ‘’System

Option’’ kemudian pilih ‘’Begin a new model’’ maka akan tampil kotak

dialog seperti di bawah ini.

Page 14: Pengolahan data Gravity

110

Pada kotak ‘’Body 1 Density’’ masukkan nilai densitas yang diketahui

melalui tabel massa batuan, ini akan menjadi lapisan pertama dalam

pemodelan.

2. Selanjutnya pada kotak ‘’maximum depth displayed’’ masukkan nilai

kedalaman pemodelan yang diinginkan. Pada kotak ‘’station spacing’’

masukkan data spasi pengukuran. Pada kotak ‘’Strike leght 1 dan Strike

leght 2’’ masukkan nilai panjang pemodelan ke arah lateral (ke arah kanan

dan kiri model penampang) yang diinginkan. Pada penelitian ini

digunakan 100 m.

3. Selanjutnya pada kotak ‘’no. of points’’ masukkan nilai sejumlah data

yang akan dibaca oleh software. Kemudian, centang menu ‘’Read in

Observed data’’ untuk dapat memasukkan nilai data amatan. Pada kotak

‘’Unit of measure’’ pilih satuan yang diiginkan ‘’meter’’ atau

‘’kilometer’’. Terakhir klik ‘’OK’’ kemudian buatlah pola lapisan dengan

menggunakan tombol kiri Mouse kalau sudah terbentuk pola lapisan yang

diinginkan ‘’klik kanan’’ pada Mouse.

4. Selanjutnya, untuk menambahkan Body atau lapisan pilih menu ‘’Edit

Model’’ kemudian ‘’add a Body’’. Maka akan tampil kotak dialog seperti

di bawah ini.

Page 15: Pengolahan data Gravity

111

Pada kotak ‘’Density’’ masukkan nilai densitas yang diinginkan.

Kemudian klik “OK’’. Selajutnya buat pola lapisan seperti yang

diinginkan dengan cara yang sama pada langkah 3. Buatlah lapisan sesuai

dengan kontrol data yang diketahui, misal penelitian sebelumnya,

informasi geologi, dll.

5. Apabila sudah mendapatkan jumlah lapisan yang diinginkan maka langkah

terakhir, rubahlah bentuk dan densitas pada setiap Body/lapisan (dengan

catatan harus berdasarkan informasi geologi dan teori yang ada) sampai

didapatkan nilai error terkecil atau sampai kurva amatan dan hitungan

Match.

Page 16: Pengolahan data Gravity

112

Lampiran 10. Hasil Interpretasi Penelitian Sebelumnya (Priyambodo (2004)

dengan menggunakan metode resistivitas).

Tabel 1. Hasil interpretasi program progres 3.0. pada titik Candi dengan RMS

minimum 3,2314%. (Sumber : Priyambodo, 2004: 61)

Tabel 2. Hasil interpretasi program progres 3.0. pada titik GL 02 dengan RMS

minimum 5,6873%. (Sumber : Priyambodo, 2004 : 62)

Lapisan Kedalaaman Ketebalan Resistivity Pendugaan litologi1 O,57 O,57 13,56 Tanah humus, pasir, akar2 1,56 0,99 33,92 Tufa pasiran3 4,41 2,85 55,71 Lanau pasiran4 9,72 5,31 17,7 Lempung pasiran5 17,23 7,51 6,65 Batuan tufaan+empung6 65,20 47,97 3,20 Lava vesikuler7 >65,20 ~ 2,81 Breksi vulkanik

Lapisan Kedalaaman Ketebalan Resistivity Pendugaan litologi1 O,35 O,35 21,29 Tanah humus akar2 1,96 1,61 69,95 Pasir berkerikil3 5,47 3,51 171,47 Anglomerat4 14,07 8,6 41,78 Lempung pasiran5 27,07 13 15,61 Batuan tufaan+empung6 91,47 64,4 3,46 Lava vesikuler7 >91,47 ~ 3,98 Lava vesikuler

Page 17: Pengolahan data Gravity

113

Lampiran 11. Dokumentasi Saat Akuisisi Data.

Gambar 1. Dokumentasi saat pengambilan data pada Base station di belakangJurusan Fisika Universitas Brawijaya

Gambar 2. Dokumentasi saat pengambilan data di titik 1

Page 18: Pengolahan data Gravity

114

Gambar 3. Dokumentasi saat pengambilan data di salah satu titik ukur

Gambar 4. Dokumentasi Foto bersama di hari terakhir pegukuran