Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk...

78
ANALISIS KESENJANGAN ANTARKABUPATEN/KOTA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2007-2010 OLEH DWI WIDIANIS H14114006 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk...

Page 1: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

ANALISIS KESENJANGAN ANTARKABUPATEN/KOTA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN 2007-2010

OLEH DWI WIDIANIS

H14114006

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

RINGKASAN

DWI WIDIANIS. Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007-2010 (dibimbing oleh IRFAN SYAUQI BEIK).

Kesenjangan pendapatan mengindikasikan tidak meratanya pembangunan terutama dalam bidang ekonomi di Indonesia. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak diiringi pembangunan secara merata sehingga tidak bisa dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari angka kemiskinan yang menunjukkan Provinsi NTT merupakan provinsi yang menduduki peringkat kelima provinsi termiskin di Indonesia dengan penduduk lebih dari seperlimanya (23,03 persen) digolongkan sebagai penduduk miskin.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan antarkabupaten/kota dan kelompok kepulauan, menganalisis dampak kesenjangan antarkabupaten/kota terhadap kesejahteraan sosial yang hilang (social welfare loss) dan mengklasifikasikan kabupaten/kota menurut tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di Provinsi NTT. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan tahun 2000, data jumlah penduduk provinsi dan kabupaten/kota, serta data-data pendukung lainnya. Periode pengamatan penelitian ini adalah tahun 2007-2010. Penelitian ini menggunakan metode analisis antara lain: analisis deskriptif, indeks Williamson, indeks Theil, indeks Atkinson dan tipologi Klassen.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesenjangan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT berada pada level sedang berdasarkan indeks Williamson yakni sebesar 0,4572. Kesenjangan antar kabupaten/kota lebih banyak disebabkan oleh kesenjangan dalam pulau (within) sebesar 0,04896 dibanding kesenjangan antarpulau (between) sebesar 0,03001 berdasarkan indeks Theil. Adapun indeks Atkinson menunjukkan peningkatan social welfare loss selama periode tahun 2007-2010. Tipologi Klassen menggambarkan kabupaten/kota paling banyak berada di kuadran keempat (daerah relatif tertinggal) antara lain: Kabupaten Timor Tengah Selatan, Alor, Lembata, Manggarai Barat, Sumba Tengah, Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama periode pengamatan.

Page 3: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

ANALISIS KESENJANGAN ANTARKABUPATEN/KOTA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN 2007-2010

Oleh

DWI WIDIANIS H14114006

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 4: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

Judul Skripsi : ANALISIS KESENJANGAN ANTARKABUPATEN/KOTA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2007-2010

Nama : Dwi Widianis

NRP : H14114006

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Irfan Syauqi Beik, Ph.D. NIP. 19790422 200604 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dedi Budiman Hakim, Ph.D. NIP. 19641022 198903 1 003

Tanggal Kelulusan:

Page 5: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, November 2011

Dwi Widianis H14114006

Page 6: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dwi Widianis merupakan buah hati tercinta dari pasangan Ramudji

dan Tonah, yang dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1982 di kota Surabaya, Provinsi Jawa

Timur. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan

sekolah dasar pada SDN Sidotopo Wetan IV No. 558 Surabaya dan lulus pada tahun 1995.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 9 Surabaya dan lulus pada tahun

1998. Tiga tahun kemudian pada tahun 2001 penulis menamatkan pendidikan menengah

atas di SMU Negeri 9 Surabaya.

Tahun 2001 penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan ikatan dinas

pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di Jakarta dan empat tahun kemudian yaitu tahun

2005 menamatkan pendidikan Diploma IV dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T.).

Pada tahun 2006 penulis diterima bekerja sebagai PNS di Badan Pusat Statistik Kabupaten

Manggarai, Provinsi NTT sebagai Staf Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

(IPDS). Sekarang penulis sedang mengikuti Tugas Belajar melalui Program Alih Jenis S1

sebagai salah satu syarat melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Mayor Ilmu Ekonomi

Institut Pertanian Bogor.

Page 7: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ‘Azza Wajalla, Rabb semesta alam

yang senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/kota di Provinsi Nusa

Tenggara Timur Tahun 2007-2010”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir

dan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Institut Pertanian

Bogor serta sebagai salah satu syarat melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Mayor

Ilmu Ekonomi IPB.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak atas dukungan spiritual, moral, materiil, tenaga dan pikiran khususnya kepada:

1. Dr. Rusman Heriawan, Kepala BPS yang telah membuka kesempatan bagi pegawai

BPS untuk meningkatkan kemampuan melalui program tugas belajar ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

2. Ir. Poltak Sutrisno Siahan, Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah di IPB.

3. Dedi Budiman Hakim, Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi IPB.

4. Irfan Syauqi Beik, Ph.D., yang telah memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini.

5. Dr. Sri Mulatsih, selaku penguji yang telah memberikan evaluasi dan masukan yang

sangat berarti untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Istri (Tri Mulyani) dan anak-anakku (Naufal Shalih dan Farah Shalihah), atas doa dan

dukungannya.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang

membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis pribadi dan semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, November 2011

Dwi Widianis H14114006

Page 8: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN..................... 8

2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8

2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................... 8

2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 12

2.1.3. Teori Pembangunan Ekonomi .............................................. 13

2.1.4. Teori Kesenjangan ............................................................... 14

2.1.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 16

2.2. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 23

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 25

3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 25

3.2. Metode Analisis .............................................................................. 25

3.2.1. Analisis Deskriptif ............................................................... 25

3.2.2. Analisis Kesenjangan........................................................... 27

3.2.3. Tipologi Klassen .................................................................. 33

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT ................................................. 35

4.1. Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT ....................... 35

4.2. Keadaan Ekonomi dan Sosial Provinsi NTT .................................... 36

4.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................... 36

Page 9: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

ix

4.2.2. PDRB Perkapita .................................................................. 38

4.2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi ................................................ 40

4.2.4. Struktur Ekonomi ................................................................ 42

4.2.5. Jumlah Penduduk.................................................................... 44

4.2.6. Keadaan Sosial......................................................................... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 48

5.1. Analisis Kesenjangan ...................................................................... 48

5.1.1. Indeks Williamson ............................................................... 48

5.1.2. Indeks Theil ......................................................................... 50

5.1.3. Indeks Atkinson ................................................................... 53

5.2. Tipologi Klassen ............................................................................. 56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 59

6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 59

6.2. Saran............................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN ................................................................................................... 65

Page 10: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 .................................................................................... 5

3.1. Daftar Data yang Digunakan dalam Penelitian ................................ 25

3.2. Klasifikasi menurut Tipologi Klassen ............................................. 34

4.1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Miliar Rupiah) ........................ 37

4.2. PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah) ...................................................... 39

4.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ........................................................................... 41

4.4. Struktur Ekonomi Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ........................ 43

4.5. Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTT Tahun 2010 ............. 46

5.1. Indeks Williamson Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ....................... 49

5.2. Indeks Theil Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ................................. 51

5.3. Indeks Atkinson dan Persentase Pertumbuhan Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ............................................................................ 53

5.4. Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ............................................................................ 57

Page 11: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 24

5.1. Indeks Williamson Provinsi NTT Tahun 2007-2010 .......................... 49

5.2. Indeks Theil Provinsi NTT Tahun 2007-2010 .................................... 52

5.3. Tipologi Klassen Provinsi NTT Tahun 2007-2010 ............................. 56

Page 12: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. PDRB ADHK 2000 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Ribuan Rupiah) .................................................... 64

2. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Rupiah) ................................................................ 65

Page 13: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah pembangunan ekonomi bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang

dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara satu dengan

negara lain. Penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam

mengartikan pembangunan ekonomi. Secara tradisional, pembangunan ekonomi

memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto

(PDB) untuk suatu negara atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk

provinsi dan kabupaten/kota.

Sebuah definisi alternatif pembangunan ekonomi yang lebih menekankan

pada peningkatan pendapatan per kapita (income per capita). Definisi ini

menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang

dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional

sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau

sering kita kenal dengan industrialisasi. Kontribusi pertanian mulai digantikan

dengan kontribusi industri. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif dari

pembangunan ini dipandang perlu melihat indikator-indikator sosial yang ada.

Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan muncul dari benarkah

semua indikator ekonomi yang ada memberikan gambaran kemakmuran.

Beberapa ekonom modern mulai mengedepankan dethronement of GNP

Page 14: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

2

(penurunan pentingnya pertumbuhan ekonomi), pengentasan kemiskinan,

pengurangan kesenjangan distribusi pendapatan dan penurunan tingkat

pengangguran. Pendapat para ekonom ini membawa perubahan dalam paradigma

pembangunan yang mulai menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai

suatu proses yang multidimensional (Kuncoro, 2003).

Beberapa ahli menganjurkan bahwa pembangunan suatu daerah haruslah

mencakup tiga nilai inti (Todaro dan Smith, 2006):

1. Ketahanan (Sustenance): kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok

(pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan) untuk mempertahankan

hidup.

2. Harga diri (Self Esteem): pembangunan harus memanusiakan orang. Dalam

arti luas pembangunan suatu daerah harus meningkatkan kebanggaan

sebagai manusia yang berada di daerah itu.

3. Kebebasan diri (Freedom from servitude): kebebasan bagi setiap individu

untuk berpikir, berkembang, berperilaku dan berusaha untuk berpartisipasi

dalam pembangunan.

Pada akhir tahun 1960, banyak negara berkembang mulai menyadari bahwa

“pertumbuhan ekonomi” (economic growth) tidak identik dengan “pembangunan

ekonomi” (economic development). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

setidaknya melampaui negara-negara maju pada tahap awal pembangunan

mereka, memang dapat dicapai namun dibarengi dengan masalah-masalah seperti

pengangguran, kemiskinan di pedesaan, distribusi pendapatan yang timpang dan

ketidakseimbangan struktural (Sjahrir dalam Sjafrizal, 1986). Ini pula yang

Page 15: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

3

memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang

diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukupi (sufficient) bagi proses

pembangunan (Esmara dalam Sjafrizal, 1989). Pertumbuhan ekonomi hanya

mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan

pembangunan berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan

ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi tidak lagi mengedepankan

PDB atau PDRB sebagai sasaran pembangunan, namun lebih memusatkan

perhatian pada kualitas dari proses pembangunan.

Masalah kesenjangan antarwilayah ini menjadi perhatian utama di negara

berkembang yang sedang memacu pembangunan ekonomi. Hal ini karena adanya

kecenderungan bahwa kebijakan pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan

ekonomi telah menimbulkan semakin tingginya tingkat kesenjangan yang terjadi.

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Kuznets dalam Todaro dan Smith

(2006) bahwa pada tahap pembangunan awal terdapat pertentangan antara

pertumbuhan dan pemerataan. Semakin tinggi usaha meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, semakin memburuk pula tingkat kesejahteraan. Dengan kata lain, antara

pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan terjadi trade off, dimana

pertumbuhan ekonomi yang pesat akan meningkatkan kesenjangan pendapatan.

Seringkali dalam pembicaraan terkait kesenjangan antarwilayah mengacu

pada persoalan dikotomi Jawa dan luar Jawa. Sementara, sebenarnya di Jawa

bahkan luar Jawa sendiri pun masih terdapat kesenjangan antardaerah.

Kesenjangan di luar Jawa lebih bersumber pada potensi sumber daya alam yang

belum optimal dimanfaatkan untuk keperluan proses produksi dalam

Page 16: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

4

menghasilkan output produksi serta sumber daya manusia yang belum mampu

mengolah secara efektif sumber daya alam pada wilayah domestik di luar Jawa.

Disparitas pembangunan antardaerah sebaiknya tidak hanya dilihat dari

wilayah Jawa dan luar Jawa atau kawasan barat dan kawasan timur. Perencanaan

pembangunan baik di tingkat nasional maupun regional harus memperhatikan

daerah (provinsi) secara parsial karena kita harus menyadari betapa beragamnya

potensi dan kemampuan daerah di Indonesia untuk berkembang dengan kekuatan

mereka sendiri. Salah satu provinsi di kawasan Indonesia Timur, yakni Nusa

Tenggara Timur (NTT) memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Provinsi

kepulauan yang dihuni penduduk dengan etnik beragam ini lebih dari

seperlimanya (23,03 persen) digolongkan sebagai penduduk miskin (BPS, 2010).

Hal ini menjadikan Provinsi NTT menduduki peringkat kelima provinsi termiskin

dibandingkan provinsi lain di Indonesia pada tahun 2010 (lihat Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 Provinsi Persentase Penduduk Miskin Peringkat

Papua 36,80 1 Papua Barat 34,88 2 Maluku 27,74 3 Gorontalo 23,19 4 NTT 23,03 5 NTB 21,55 6 Aceh 20,98 7 Lampung 18,94 8 Bengkulu 18,30 9 Sulteng 18,07 10 Indonesia 13,33

Sumber: BPS (diolah), 2010

Tabel 1.1 menggambarkan persentase penduduk miskin yang menduduki

peringkat 10 besar provinsi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan adanya

Page 17: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

5

kesenjangan antara Kawasan Indonesia Barat (KIB) dan Kawasan Indonesia

Timur (KIT). Dapat dijelaskan pula adanya pembangunan ekonomi yang belum

dirasakan secara adil dan merata oleh segenap lapisan masyarakat di KIT.

Permasalahan kesenjangan antarwilayah kabupaten/kota di Provinsi NTT

merupakan permasalahan serius yang harus dipandang sebagai tantangan yang

senantiasa membutuhkan pemecahan masalah yang menyentuh kepada

permasalahan sesungguhnya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diuraikan berbagai permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana kesenjangan pendapatan kabupaten/kota dan kelompok

kepulauan di Provinsi NTT pada periode tahun 2007-2010?

2. Bagaimana dampak kesenjangan antarwilayah kabupaten/kota terhadap

kesejahteraan sosial yang hilang (social welfare loss) di Provinsi NTT pada

periode tahun 2007-2010?

3. Bagaimana klasifikasi kabupaten/kota di Provinsi NTT menurut tingkat

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita pada periode tahun 2007-2010?

Page 18: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

6

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kesenjangan pendapatan kabupaten/kota dan kelompok

kepulauan di Provinsi NTT pada periode tahun 2007-2010.

2. Menganalisis dampak kesenjangan antar wilayah kabupaten/kota terhadap

kesejahteraan sosial yang hilang (social welfare loss) di Provinsi NTT pada

periode tahun 2007-2010.

3. Mengetahui klasifikasi kabupaten/kota di Provinsi NTT menurut tingkat

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita pada periode tahun 2007-2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait: dapat memberikan bahan

pertimbangan dan masukan sebagai pengambil kebijakan dalam menyusun

rencana-rencana atau strategi pembangunan daerah dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu wilayah.

2. Bagi akademisi dan peneliti: dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis: dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

mengenai ekonomi regional.

4. Bagi pembaca dan pemerhati: dapat memberikan informasi dan gambaran

mengenai kondisi kesenjangan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT.

Page 19: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meneliti kesenjangan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT

dengan menggunakan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000, laju

pertumbuhan PDRB, dan jumlah penduduk kabupaten/kota. PDRB atas dasar

harga konstan digunakan karena dapat melihat pergerakan kuantum produksi dan

tidak memasukkan unsur fluktuasi harga sehingga lebih baik bila digunakan untuk

melihat pertumbuhan ekonomi.

Periode analisis dalam penelitian ini adalah tahun 2007-2010. Periode

tersebut menunjukkan kondisi setelah pemekaran sehingga jumlah kabupaten/kota

sebanyak 21 kabupaten/kota di Provinsi NTT.

Page 20: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

daerah pada periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada

dasarnya merupakan nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku

pada setiap tahun, sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga yang

berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar (BPS, 2000).

Perkembangan PDRB ADHB dari tahun ke tahun menggambarkan

perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi

barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya dan

menunjukkan pendapatan yang dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah serta

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

pada setiap tahun. PDRB ADHB ini digunakan untuk melihat struktur ekonomi

pada suatu tahun. Oleh karenanya untuk dapat mengukur perubahan volume

produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata, faktor pengaruh atas

perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB ADHK.

Page 21: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

9

Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam perencanaan

ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan

maupun sektoral. PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan apabila

dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan barang modal yang dipakai

dalam proses produksi, dapat memberikan gambaran tentang tingkat

produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha tersebut

Penghitungan PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, antara

lain (BPS, 2000):

a. Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan

oleh berbagai unit produksi di wilayah tertentu pada periode tertentu (biasanya

satu tahun). Nilai tambah merupakan hasil pengurangan output dengan input

antara. Unit-unit produksi dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) lapangan usaha

(sektor).

PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam sembilan sektor:

1) Pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

perikanan)

2) Pertambangan dan Penggalian

3) Industri Pengolahan

4) Listrik, Gas dan Air Bersih

5) Konstruksi

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

7) Pengangkutan dan Komunikasi

Page 22: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

10

8) Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan

9) Jasa-jasa

Untuk tujuan penyederhanaan sembilan sektor tersebut dikelompokkan

dalam sektor primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer terdiri atas sektor 1 dan

2 (pertanian; pertambangan dan penggalian), sektor sekunder terdiri atas sektor 3,

4 dan 5 (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; konstruksi) sedangkan

sektor tersier terdiri dari sektor 6, 7, 8 dan 9 (perdagangan, hotel dan restoran;

pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan

jasa-jasa).

b. Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi pada suatu daerah dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah

upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja), sewa tanah (balas jasa tanah), bunga modal

(balas jasa modal) dan keuntungan (balas jasa kewiraswastaan), semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi

ini, PDRB mencakup penyusutan dan pajak tak langsung neto (pajak tak langsung

dikurangi subsidi).

c. Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah jumlah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari:

(1) pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2)

konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4)

perubahan stok dan (5) ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Dengan kata lain,

Page 23: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

11

PDRB merupakan jumlah dari empat kelompok pengeluaran yaitu konsumsi,

investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor neto (Mankiw, 2007). Jika dituliskan

ke dalam suatu formula, dimana PDRB disimbolkan dengan Y, maka

Y = C + I + G + NX (2.1)

− Konsumsi (C) terdiri barang dan jasa yang dibeli rumah tangga. Konsumsi

dibagi menjadi tiga subkelompok yaitu barang tidak tahan lama, barang tahan

lama, dan jasa.

− Investasi (I) terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa

depan.

− Pembelian pemerintah (G) adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah

pusat, negara bagian, dan daerah. Kelompok ini meliputi peralatan militer,

jalan layang, dan jasa yang diberikan pegawai pemerintah.

− Ekspor neto (NX) memperhitungkan perdagangan dengan negara lain. Ekspor

neto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi nilai

barang dan jasa yang diimpor dari negara lain.

PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan

oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Nilai

PDRB per kapita didapatkan dari hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. PDRB per kapita sering digunakan untuk

mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. Apabila data tersebut

disajikan secara berkala akan menunjukkan adanya perubahan kemakmuran.

Menurut Jhingan (2010), kenaikan pendapatan per kapita dapat tidak

menaikkan standar hidup riil masyarakat apabila pendapatan per kapita meningkat

Page 24: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

12

akan tetapi konsumsi per kapita turun. Hal ini disebabkan kenaikan pendapatan

tersebut hanya dinikmati oleh beberapa orang kaya dan tidak oleh banyak orang

miskin. Di samping itu, rakyat mungkin meningkatkan tingkat tabungan mereka

atau bahkan pemerintah sendiri menghabiskan pendapatan yang meningkat itu

untuk keperluan militer atau keperluan lain.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantitatif yang

menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2007). Perkembangan

tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan PDRB pada suatu tahun

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa

(Todaro dan Smith, 2006):

1). Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang

ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.

2). Pertumbuhan penduduk yang pada tahun-tahun berikutnya akan

memperbanyak jumlah angkatan kerja.

3). Kemajuan teknologi.

Pertumbuhan ekonomi belum tentu melahirkan pembangunan ekonomi

dan peningkatan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat. Hal tersebut disebabkan

karena bersamaan dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi akan berlaku pula

pertambahan penduduk. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan

Page 25: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

13

tidak melebihi tingkat pertambahan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat

(pendapatan per kapita) akan mengalami penurunan. Sedangkan apabila dalam

jangka panjang pertumbuhan ekonomi sama dengan pertambahan penduduk, maka

perekonomian negara tersebut tidak mengalami perkembangan (stagnan) dan

tingkat kemakmuran masyarakat tidak mengalami kemajuan. Dengan demikian,

salah satu syarat penting yang akan mewujudkan pembangunan ekonomi adalah

tingkat pertumbuhan ekonomi harus melebihi tingkat pertambahan penduduk

(Sukirno, 2007).

2.1.3 Teori Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi, penanganan kesenjangan pendapatan, serta pengentasan

kemiskinan (Todaro dan Smith, 2006). Jadi, pembangunan ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi adalah dua hal yang berbeda. Suatu negara dikatakan

mengalami pertumbuhan ekonomi jika di negara tersebut terdapat lebih banyak

output dibandingkan dengan kurun waktu sebelumnya, sedangkan suatu negara

dikatakan mengalami adanya pembangunan jika mengalami pertumbuhan

sekaligus juga terdapat perubahan dalam kelembagaan, pengetahuan, dan

pengurangan ketidakmerataan pendapatan. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah

bagian dari pembangunan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi adalah salah

satu tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi.

Page 26: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

14

2.1.4 Teori Kesenjangan

Kuncoro (2003) menyatakan bahwa kesenjangan mengacu pada standar

hidup relatif dari seluruh masyarakat. Kesenjangan antardaerah disebabkan karena

adanya perbedaan faktor anugerah awal. Perbedaan inilah yang menyebabkan

kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan di berbagai

wilayah berbeda-beda. Terjadinya kesenjangan antardaerah ini membawa

implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antardaerah yang pada

akhirnya menyebabkan kesenjangan pendapatan. Karena itu, aspek kesenjangan

pembangunan antardaerah ini juga mempunyai implikasi terhadap formulasi

kebijakan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Menurut Emilia dan Imelia (2006), faktor-faktor penyebab kesenjangan

pembangunan ekonomi antara lain:

a. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah: ekonomi dari daerah dengan

konsentrasi tinggi cenderung tumbuh pesat dibandingkan dengan daerah yang

tingkat konsentrasi ekonomi rendah

b. Alokasi investasi: rendahnya investasi di suatu wilayah membuat pertumbuhan

ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat per kapita di wilayah tersebut

rendah karena tidak ada kegiatan kegiatan ekonomi yang produktif.

c. Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antardaerah: kurang lancarnya

mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan kapital antar provinsi

merupakan penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi regional.

Page 27: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

15

d. Perbedaan sumber daya alam antarwilayah: pembangunan ekonomi di daerah

yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih

makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam.

e. Perbedaan kondisi demografis antarwilayah: jumlah populasi yang besar

dengan pendidikan dan kesehatan yang baik, disiplin yang tinggi, etos kerja

tinggi merupakan aset penting bagi produksi.

f. Kurang lancarnya perdagangan antarwilayah: tidak lancarnya arus barang dan

jasa antardaerah mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

suatu wilayah melalui sisi permintaan dan sisi penawaran.

Perbedaaan kemajuan antardaerah berarti tidak samanya kemampuan

untuk tumbuh sehingga yang timbul adalah ketidakmerataan. Kuznets

menempatkan pemerataan dan pertumbuhan pada posisi yang dikotomis dengan

mengemukakan hipotesis “Kurva U Terbalik”. Hipotesis ini dihasilkan melalui

kajian empiris terhadap pola pertumbuhan ekonomi terhadap trade off antara

pertumbuhan dan pemerataan. Seiring dengan kemajuan pembangunan ekonomi

maka setelah mencapai tahap tertentu trade off tersebut akan menghilang diganti

dengan hubungan korelasi positif antara pertumbuhan dan pemerataan.

Proses trade off ini terjadi di negara sedang berkembang, dimana pada saat

proses pembangunan dilaksanakan, kesenjangan semakin meningkat. Hal ini

disebabkan karena pada waktu proses pembangunan baru dimulai di negara

sedang berkembang, kesempatan dan peluang pembangunan yang ada pada

umumnya dimanfaatkan oleh daerah-daerah yang kondisi pembangunannya sudah

lebih baik, sedangkan daerah-daerah yang masih sangat terbelakang tidak mampu

Page 28: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

16

memanfaatkan peluang ini karena keterbatasan sarana dan prasarana serta

rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hambatan ini tidak saja disebabkan

oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor sosial budaya sehingga akibatnya

kesenjangan pembangunan antardaerah cenderung meningkat karena pertumbuhan

ekonomi cenderung lebih cepat di daerah dengan kondisinya lebih baik,

sedangkan daerah yang terbelakang tidak banyak mengalami kemajuan (Sjafrizal,

2008).

2.1.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Bhinadi (2002) melakukan penelitian yang berjudul “Disparitas

Pertumbuhan Ekonomi Jawa dengan Luar Jawa”. Analisis yang digunakan adalah

analisis regresi data panel. Dengan PDRB migas riil, didapatkan bahwa nilai

efisiensi atau produktifitas faktor total Jawa lebih rendah daripada luar Jawa.

Sedangkan dengan PDRB non migas riil, didapatkan bahwa nilai efisiensi atau

produktifitas faktor total Jawa lebih tinggi daripada luar Jawa.

Sutarno dan Kuncoro (2003) melakukan penelitan dengan mengambil

judul “Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Antarkecamatan: Kasus

Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah”. Penelitian ini menggunakan Tipologi

Daerah, indeks Williamson, indeks Entropy Theil, hipotesis Kuznets dan korelasi

Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode pengamatan 1993-

2000, terjadi kecenderungan peningkatan kesenjangan, baik di analisis dengan

indeks Williamson maupun dengan indeks Entropy Theil. Berdasarkan tipologi

daerah, daerah/kecamatan di Kabupaten Banyumas dapat diklasifikasikan menjadi

Page 29: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

17

empat kelompok daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh, daerah maju tapi

tertekan, daerah yang berkembang cepat, dan daerah yang relatif tertinggal. Dalam

penelitian ini hipotesis kurva U-terbaliknya Kuznets berlaku di Kabupaten

Banyumas. Sedangkan berdasarkan perhitungan analisis korelasi Pearson antara

pertumbuhan PDRB dengan indeks Williamson dan indeks Entropy Theil,

didapatkan bahwa ada korelasi yang kurang kuat.

Bhakti (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Kesenjangan

Antardaerah di Pulau Jawa Ditinjau dari Perspektif Sektoral dan Regional”. Alat

analisis yang digunakan adalah indeks Williamson dan Theil. Hasil penelitian

mengatakan bahwa tahun 1983-2001 masih terjadi kesenjangan antardaerah di

Pulau Jawa dan mengalami tren kesenjangan antardaerah yang relatif menaik.

Kondisi ini dipicu pula oleh peningkatan besamya kontribusi sektor industri yang

mampu mendorong terciptanya peran pada sektor jasa di Pulau Jawa (derived

demand). Secara empiris terbukti, bahwa di Pulau Jawa telah terjadi transformasi

stuktural. Kesenjangan antardaerah pasca pemekaran wilayah di Pulau Jawa

cenderung naik.

Khusaini (2004) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Disparitas

Antardaerah Kabupaten/Kota dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional di Provinsi Banten”. Dalam penelitiannya menggunakan Indeks

Williamson untuk mengukur kesenjangan dan model regresi persamaan tunggal

untuk mengetahui dampak kesenjangan dan variabel lain terhadap pertumbuhan

regional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indeks Williamson

kesenjangan tertinggi di Kota Cilegon pada tahun 2003, dan yang terendah di

Page 30: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

18

Kota Tangerang pada tahun 2002. Sedangkan hasil estimasi menunjukkan variabel

aglomerasi dan kapital berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi regional.

Sedangkan variabel tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi regional.

Caska dan Riadi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pertumbuhan

dan Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antardaerah di Provinsi Riau”. Analisis

data yang digunakan antara lain analisis tipologi Klassen, indeks Williamson,

indeks Entropi Theil, dan kurva U terbalik. Selama periode pengamatan 2003-

2005, terjadi kesenjangan pembangunan yang tidak cukup signifikan

berdasarkan Indeks Williamson. Sedangkan menurut indeks Entropi Theil,

kesenjangan pembangunan boleh dikatakan kecil yang berarti masih terjadinya

pemerataan pembangunan setiap tahunnya selama periode pengamatan.

Sebagai akibatnya hipotesis Kuznets tentang kurva U terbalik tidak terbukti di

Provinsi Riau.

Wijayanto (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan

Ekonomi dan Distribusi Pendapatan Daerah di Kabupaten Semarang (Tahun

1999-2003)”, menggunakan teknik perhitungan LQ, Shift Share dan indeks

Williamson. Hasil penelitian mengatakan bahwa sektor unggulan di Semarang

yaitu sektor industri, sektor listrik, gas, dan air, sektor lembaga keuangan dan

persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Dengan perhitungan indeks

Williamson dengan dan tanpa mengikutkan sektor industri dapat diketahui bahwa

sektor industri merupakan faktor penyebab terjadinya kesenjangan.

Page 31: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

19

Chrisyanto (2006) juga melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Kesenjangan Perekonomian Antardaerah di

Indonesia”. Untuk menganalisis kesenjangan digunakan indeks Williamson dan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan digunakan

analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis ditemukan bahwa terjadinya

kesenjangan ekonomi antardaerah disebabkan oleh tingginya pendapatan per

kapita DKI Jakarta yang menyebabkan kesenjangan di Pulau Jawa dan tingginya

pendapatan per kapita di Kalimantan Timur yang menyebabkan kesenjangan di

luar Jawa.

Saskara (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Kesenjangan

Pembangunan Ekonomi Antardaerah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali’,

menggunakan koefisien disparitas yang sudah dimodifikasi oleh Setyarini (1999).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karangasem merupakan kabupaten yang

memiliki kesenjangan yang paling lebar. Sedangkan kabupaten Badung dan Kota

Denpasar memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dan berada di atas

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.

Hartono (2008) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis

Kesenjangan Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah”, menggunakan

alat analisis indeks Williamson dan analisis regresi linier sederhana. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa kesenjangan pembangunan ekonomi di

Provinsi Jawa Tengah yang diukur dengan indeks Williamson dalam kurun waktu

1981 sampai dengan 2005 cenderung relatif meningkat. Berdasarkan analisis

regresi linier, diketahui bahwa variabel investasi swasta per kapita dan rasio

Page 32: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

20

angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap kesenjangan. Sedangkan alokasi

dana pembangunan per kapita berpengaruh positif terhadap kesenjangan.

Prasetyo (2008) melakukan penelitian dengan judul “Kesenjangan dan

Dampak Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Kawasan Barat

Indonesia”. Beberapa alat analisis yang digunakan antara lain indeks Williamson,

tipologi Klassen, analisis Location Quotient, dan analisis regresi data panel.

Kesenjangan ekonomi di wilayah KBI dari tahun 1995-2007 cukup besar.

Kesenjangan tertinggi terjadi pada tahun 2000 tepat pada saat awal-awal mulai

diberlakukannya otonomi daerah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kesiapan

masing-masing daerah dalam menghadapi otonomi daerah. Dengan model fixed

effect ditemukan bahwa infrastruktur panjang jalan, listrik, dan air bersih

mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga pendapatan

per kapita.

Priyanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesenjangan

dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten”,

menggunakan alat analisis berupa indeks Williamson, tipologi Klassen, analisis

regresi data panel. Berdasarkan indeks Williamson diketahui bahwa pada tahun

2001-2008 di Provinsi Banten terjadi kesenjangan antarkabupaten/kota yang

meningkat, sedangkan menurut tipologi Klassen hanya Kota Tangerang dan Kota

Cilegon yang termasuk daerah maju dan cepat tumbuh. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa belanja modal, angkatan kerja berpengaruh nyata positif

terhadap pertumbuhan ekonomi, namun angka melek huruf tidak signifikan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten.

Page 33: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

21

Bhakti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Kesenjangan

Pendapatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebelum dan Selama

Desentralisasi” menggunakan tipologi Klassen, indeks Williamson, dan indeks

Theil dalam analisisnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesenjangan

selama desentralisasi relatif meningkat. Hal ini diduga lebih terkait dengan adanya

pemekaran wilayah, karena pada analisis yang tergabung dengan kabupaten

induknya, kesenjangannya tidak meningkat.

Masli (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Regional

antarkabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat” menggunakan indeks Williamson,

indeks Entropi Theil, dan tipologi Klassen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami fluktuasi dan menunjukkan arah

negatif jika dibandingkan pada awal penelitian. Menurut tipologi Klassen, pada

umumnya kabupaten/kota di Jawa Barat termasuk klasifikasi daerah relatif

tertinggal. Sedangkan menurut indeks Williamson dan indeks Entropi Theil

kesenjangan antarkabupaten/kota meningkat.

Rani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesenjangan

Antardaerah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2003-2009” menggunakan

indeks Williamson, indeks Theil, indeks Atkinson dan tipologi Klassen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan tipologi Klassen pada tahun

2009 hanya Kota Dumai yang diklasifikasikan sebagai daerah relatif tertinggal

karena laju pertumbuhan dan PDRB per kapita dengan sektor migas berada di

bawah laju pertumbuhan dan PDRB per kapita dengan sektor migas Provinsi

Page 34: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

22

Riau. Jika tanpa sektor migas, tidak ada kabupaten/kota yang diklasifikasikan

sebagai daerah relatif tertinggal selama tahun 2009.

Kesenjangan di Provinsi Riau berdasarkan perhitungan indeks Williamson

dengan migas sangat tinggi dan jika tanpa migas kesenjangan rendah. Jika

menggunakan indeks Theil, Provinsi Riau berada pada tingkat kesenjangan rendah

dengan migas ataupun tanpa migas. Kesenjangan tanpa migas jauh lebih rendah

daripada kesenjangan dengan migas. Tren kesenjangan dengan migas dan tanpa

migas menunjukkan bahwa tiap tahunnya terjadi penurunan kontribusi

kesenjangan antarkelompok sehingga di tahun 2009 sudah mulai seimbang antara

kontribusi kesenjangan antar kelompok dan inter kelompok.

Indeks Atkinson menunjukkan social welfare loss dengan migas

menunjukkan pergerakan yang makin menurun terkecuali pada tahun 2007 ketika

terjadi krisis global. Sedangkan bila tanpa migas justru meningkatnya social

welfare loss dimulai pada tahun 2005 hingga tahun 2009. Bagi Provinsi Riau,

sektor migas memang sangat mempengaruhi perekonomian tetapi sektor migas

justru menimbulkan kesenjangan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tanpa sektor migas. Selain kesenjangan yang lebih tinggi, sektor migas juga

menyebabkan social welfare loss yang lebih besar bagi masyarakat. Tren

kesenjangan tanpa sektor migas terus meningkat tetapi peningkatan tersebut tidak

siginifikan dan tidak menyebabkan social welfare loss yang besar.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bermaksud

menganalisis kesenjangan antarwilayah di Provinsi NTT selama kurun waktu

2007-2010. Dalam analisis ini dilakukan penghitungan sampai dengan level

Page 35: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

23

kabupaten/kota. Untuk mengukur kesenjangan antarwilayah digunakan alat

analisis indeks Williamson, indeks Theil dan indeks Atkinson. Adapun tipologi

Klassen digunakan untuk mengklasifikasikan daerah berdasarkan laju

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita.

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu penyebab kesenjangan antardaerah adalah adanya perbedaan

potensi dan sumber daya dari masing-masing daerah. Beberapa studi mengatakan

bahwa terpusatnya pembangunan nasional di Jawa, khususnya di DKI Jakarta

sebagai ibukota negara, turut menjadi penyebab terjadinya kesenjangan di luar

Jawa. Adanya kepercayaan penuh terhadap mekanisme trickle down effect dimana

diharapkan pertumbuhan ekonomi menetes dengan sendiri ternyata berjalan

lambat. Akibatnya pembangunan ekonomi hanya terpusat di suatu daerah yang

kuat potensinya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menganalisis seberapa besar

kesenjangan pembangunan antardaerah di luar Jawa khususnya pada wilayah

Provinsi NTT.

Penelitian ini menggunakan indeks Williamson, indeks Theil dan indeks

Atkinson untuk mengukur kesenjangan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT.

Selanjutnya, dari hasil perhitungan kesenjangan, akan dianalisis tren kesenjangan

yang terjadi di Provinsi NTT. Tipologi Klassen digunakan untuk memberikan

gambaran klasifikasi daerah di Provinsi NTT berdasarkan laju pertumbuhan

ekonomi dan PDRB per kapita. Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan bisa

Page 36: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

24

memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam rangka mencapai

pertumbuhan ekonomi disertai dengan pemerataan (growth with equity).

Untuk memudahkan dalam mencermati alur pemikiran mengenai

penelitian ini, maka alur kerangka pemikiran penelitian dijelaskan pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kesenjangan pembangunan antarkabupaten/kota

− Perbedaan potensi daerah di Provinsi NTT − Provinsi NTT menduduki peringkat kelima

provinsi termiskin di Indonesia

− Menganalisis kesenjangan antarkabupaten/kota − Menganalisis social welfare loss − Mengetahui klasifikasi wilayah kabupaten/kota

Rekomendasi kebijakan peningkatan pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan (growth with equity)

Indeks Williamson

Indeks Theil

Tipologi Klassen

Indeks Atkinson

Page 37: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan tahun 2000,

data jumlah penduduk provinsi dan kabupaten/kota, serta data-data pendukung

lainnya. Data yang digunakan ini berupa data deret waktu (series) dari tahun

2007-2010. Penjelasan lebih lengkap mengenai data yang digunakan dalam

penelitian ini ada dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Daftar Data yang Digunakan dalam Penelitian

No Data Satuan Sumber

1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Rupiah BPS

2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Rupiah BPS

3 Jumlah Penduduk Jiwa BPS

4 PDRB per Kapita Rupiah BPS

5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen BPS

3.2 Metode Analisis

3.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana yang bertujuan

mendeskripsikan dan mempermudah penafsiran yang dilakukan dengan memberikan

pemaparan dalam bentuk tabel, grafik, dan diagram. Oleh karena itu, analisis

Page 38: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

26

deskriptif menyangkut berbagai macam aktivitas dan proses. Salah satu bentuk

analisisnya adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar

sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Pengelompokkan atau pemisahan komponen

atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk

analisis untuk menjadikan data mudah dikelola.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk memberikan suatu

gambaran secara umum mengenai kondisi dari Provinsi NTT dilihat dari kondisi

geografis, penduduk, ekonomi, maupun sosial. Variabel-variabel pembangunan

ekonomi yang ingin dijelaskan dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat

pertumbuhan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan

menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi

(Sukirno, 2007):

G =PDRB1-PDRB0

PDRB0 × 100% (3.1)

dimana:

G = Laju pertumbuhan ekonomi

PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun

PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu

wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor

ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai

kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari

Page 39: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

27

suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu

sektor ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Struktur

ekonomi dinyatakan dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah

sebagai berikut:

Struktur Ekonomi =PDRB sektor itTotal PDRBt

× 100% (3.2)

dimana:

PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t

Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t

3.2.2 Analisis Kesenjangan

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa suatu daerah memiliki

kesenjangan yang tinggi jika terdapat banyak orang miskin. Akan tetapi, ada juga

masyarakat yang berpendapat bahwa suatu daerah mengalami kesenjangan yang

tinggi jika ada sekelompok orang kaya di tengah-tengah masyarakat yang

umumnya masih miskin. Pendapat masyarakat tersebut lebih cenderung mengarah

ke distribusi pendapatan yang melihat kesenjangan antarkelompok masyarakat,

sedangkan untuk kesenjangan pembangunan antardaerah lebih melihat ke

perbedaan antardaerah. Berikut ini adalah beberapa ukuran kesenjangan yang

digunakan dalam penelitian ini:

1) Indeks Williamson

Indeks Williamson merupakan koefisien variasi tertimbang yang dibuat

oleh Williamson pada tahun 1965. Indeks Williamson sangat sensitif untuk

mengukur perbedaan daerah dan mencermati tren kesenjangan yang terjadi.

Page 40: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

28

Formula indeks Williamson dapat ditulis sebagai berikut (Williamson dalam

Akita and Kataoka, 2003):

𝐼𝑊 = 1𝑦� ��(𝑦𝑖𝑛

𝑖=1−𝑦�)2𝑃𝑖

𝑃 (3.3)

dimana:

IW = Indeks Williamson

𝑦𝑖 = PDRB per kapita kabupaten/kota i

𝑦� = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi NTT

Pi = Jumlah penduduk kabupaten/kota i

P = Jumlah penduduk Provinsi NTT

Apabila angka indeks kesenjangan Williamson semakin mendekati nol,

maka menunjukkan kesenjangan yang semakin kecil dan bila angka indeks

menunjukkan semakin mendekati satu maka menunjukkan kesenjangan yang

makin melebar. Matolla dalam Puspandika (2007) menetapkan sebuah kriteria

yang digunakan untuk menentukan apakah kesenjangan ada pada kesenjangan

level rendah, sedang, atau tinggi. Berikut ini adalah kriterianya:

a. Kesenjangan level rendah, jika IW < 0,35

b. Kesenjangan level sedang, jika 0,35 ≤ IW ≤ 0,5

c. Kesenjangan level tinggi, jika IW > 0,5

Page 41: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

29

2) Indeks Theil

Indeks Theil merupakan indeks yang banyak digunakan dalam menghitung

dan menganalisis distribusi pendapatan regional. Karakter utama indeks ini adalah

kemampuannya untuk melihat terjadinya kesenjangan antarkelompok wilayah

(between inequality) dan kesenjangan dalam suatu kelompok wilayah (within

inequality) itu sendiri. Nilainya berkisar antara nol sampai dengan satu, dimana

nol menyatakan bahwa distribusi PDRB ADHK merata sempurna antarkelompok

wilayah, sedangkan apabila mendekati satu artinya distribusi PDRB ADHK tidak

merata antarkelompok wilayah.

Indeks ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

a. Sifatnya tidak sensitif terhadap skala daerah dan tidak terpengaruh oleh nilai-

nilai ekstrim.

b. Independen terhadap jumlah daerah sehingga dapat digunakan sebagai

pembanding dari sistem regional yang berbeda-beda.

c. Dapat didekomposisikan ke dalam indeks ketidakmerataan antar kelompok dan

intra kelompok daerah secara simultan.

Adapun kelompok kabupaten/kota yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 3 (tiga) pulau besar terbagi atas Pulau Timor (Kabupaten Kupang, Timor

Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Rote Ndao, Sabu Raijua dan

Kota Kupang), Pulau Sumba (Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba

Barat Daya dan Sumba Tengah) dan Pulau Flores (Kabupaten Lembata, Flores

Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Manggarai Barat, Nagekeo dan

Manggarai Timur).

Page 42: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

30

Formula indeks Theil dituliskan sebagai berikut (Tadjoeddin, 2003):

𝑇 = ���𝑌𝑖𝑗𝑌 �

𝑗

ln �𝑌�𝑖𝑗𝑌�� = 𝑇𝑊 + 𝑇𝐵

𝑖

(3.4)

𝑇𝑊 = ��𝑌𝑖𝑌�𝑇𝑖

𝑖

(3.5)

𝑇𝑖 = ��𝑌𝑖𝑗𝑌𝑖� 𝑙𝑛

𝑗

�𝑌�𝑖𝑗𝑌�𝑖� (3.6)

𝑇𝐵 = ��𝑌𝑖𝑌� 𝑙𝑛

�𝑌�𝑖𝑌��

𝑖

(3.7)

dimana:

T = Indeks Theil

Tw = Kesenjangan dalam pulau

TB = Kesenjangan antarpulau

Yij = PDRB kabupaten j, pulau i

Y = Total PDRB Provinsi NTT ( ∑∑𝑌𝑖𝑗 )

𝑌�𝑖𝑗 = PDRB per kapita kabupaten j, pulau i

𝑌� = PDRB per kapita Provinsi NTT

Yi = PDRB pulau i

𝑌�𝑖 = PDRB per kapita pulau i

Page 43: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

31

3) Indeks Atkinson

Indeks Atkinson adalah ukuran kesenjangan pendapatan yang

dikembangkan oleh ekonom Inggris, Anthony Barnes Atkinson. Ukuran ini

mampu menangkap perubahan atau pergerakan pada segmen-segmen yang

berbeda dari distribusi pendapatan. Indeks ini bisa diubah menjadi pengukuran

normatif dengan mengesankan koefisien ε sebagai penimbang pendapatan. Indeks

Atkinson menjadi lebih sensitif untuk berubah ketika mencapai nilai mendekati

satu. Sebaliknya, ketika mendekati nol indeks Atkinson menunjukkan bahwa lebih

sensitif ke perubahan batas atas distribusi pendapatan. Penghitungan indeks

Atkinson dimulai dengan konsep EDE (Equally Distributed Equivalent). EDE

adalah level pendapatan dimana jika pendapatan tersebut dihasilkan oleh setiap

individu dalam distribusi pendapatan, maka semua individu tersebut

dimungkinkan untuk mencapai level kesejahteraan yang sama.

Indeks Atkinson menggunakan parameter kesenjangan yang dilambangkan

dengan ε. Jika pendapatan masyarakat dianalogikan dengan PDRB per kapita

kabupaten/kota, berarti penggunaan ε=0 memiliki arti meningkatkan jumlah

PDRB per kapita kabupaten/kota terkecil memiliki dampak kesejahteraan sosial

yang sama sebagaimana meningkatkan jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota

terbesar. Untuk ε>0 berarti meningkatkan jumlah PDRB per kapita

kabupaten/kota terkecil secara sosial lebih baik dipilih daripada meningkatkan

jumlah PDRB per kapita kabupaten/kota terbesar. Parameter kesenjangan ε yang

lebih besar menyebabkan peningkatan proporsi yang lebih besar bagi peningkatan

PDRB per kapita dari rata-rata PDRB per kapita seluruh kabupaten/kota. Indeks

Page 44: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

32

Atkinson dihitung dengan menggunakan parameter kesenjangan ε yang bervariasi

dari ε=0,5 , ε=1, ε=2, dan ε=3 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran

kebijakan mana yang paling tepat untuk meminimalisir dampak kesenjangan

regional terhadap kesejahteraan masyarakat. Pengukuran Indeks Atkinson sensitif

terhadap perubahan ε sehingga menghasilkan indeks yang bervariasi untuk setiap

ε yang berbeda.

Kebijakan yang dapat dilakukan secara implisit ditunjukkan dengan ε,

adalah peningkatan pendapatan masyarakat atau PDRB per kapita bagi kabupaten

yang berada di urutan terbawah dari distribusi dengan mekanisme transfer

pendapatan. Transfer pendapatan adalah kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah yang bisa berupa penyaluran kredit kepada masyarakat, peningkatan

anggaran untuk membangun infrastruktur, pemberian dana tambahan untuk

perbaikan kesehatan dan pendidikan, dan pemberian subsidi bagi masyarakat

miskin. Nilai indeks Atkinson berkisar antara nol sampai dengan satu, dimana satu

mengindikasikan kesenjangan yang sangat tinggi dan social welfare loss sebesar

100 persen.

Page 45: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

33

Penghitungan Indeks Atkinson adalah sebagai berikut:

𝐴(𝜀) = 1 − � 𝑌𝑒𝑑𝑒𝑌

� (3.8)

𝑌𝑒𝑑𝑒 = � 1𝑛

∑ 𝑌𝑖1−𝜀 𝑖 �1

1−𝜀 , 0 < 𝜀 < 1 ∪ 𝜀 > 1 (3.9)

𝑌𝑒𝑑𝑒 = ∏ (𝑌𝑖)1𝑛𝑖 , 𝜀 = 1 (3.10)

dimana:

𝐴(𝜀) = Indeks Atkinson

𝑌𝑖 = PDRB per kapita kabupaten/kota

𝑌𝑒𝑑𝑒 = Level pendapatan EDE

𝜀 = Parameter kesenjangan

𝑛 = Jumlah kabupaten/kota

𝑌 = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi NTT

3.2.3 Tipologi Klassen

Alat analisis tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran

tentang pola dan klasifikasi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata

pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata PDRB per kapita

sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat

klasifikasi, yaitu:

1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income),

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita

yang lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi NTT.

Page 46: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

34

2. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth), daerah yang

memiliki PDRB per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan

ekonominya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi NTT.

3. Daerah berkembang cepat (high growth but low income), adalah daerah

yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi tingkat PDRB

per kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi NTT.

4. Daerah relatif tertinggal (low growth dan low income), adalah daerah yang

memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih

rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi NTT.

Tabel 3.2 Klasifikasi menurut Tipologi Klassen

𝑌� 𝑅�

𝑌𝑖𝑗 < 𝑌�𝑗 𝑌𝑖𝑗 > 𝑌�𝑗

𝑅𝑖𝑗 > 𝑅�𝑗 Kuadran III

Daerah berkembang cepat

Kuadran I

Daerah cepat maju dan cepat tumbuh

𝑅𝑖𝑗 < 𝑅�𝑗 Kuadran IV

Daerah relatif tertinggal

Kuadran II

Daerah maju tetapi tertekan

Sumber: Prasetyo, 2008

Keterangan:

Rij adalah laju pertumbuhan ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi NTT

𝑅�𝑗 adalah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT

Yij adalah PDRB per kapita tiap kabupaten/kota di Provinsi NTT

𝑌�𝑗 adalah rata-rata PDRB per kapita Provinsi NTT

Page 47: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB IV

GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT

4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang

memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar belakang yang berbeda-

beda. Provinsi NTT sebelumnya lazim disebut dengan “Flobamora” (Flores,

Sumba, Timor dan Alor). Sebelum kemerdekaan RI, Flobamora bersama

Kepulauan Bali, Lombok dan Sumbawa disebut Kepulauan Sunda Kecil. Namun

setelah proklamasi kemerdekaan beralih nama menjadi “Kepulauan Nusa

Tenggara”, sampai dengan tahun 1957 Kepulauan Nusa Tenggara merupakan

daerah Swatantra Tingkat I (statusnya sama dengan Provinsi sekarang ini).

Selanjutnya tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958

Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara dikembangkan menjadi 3 Provinsi

yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara

Timur. Dengan demikian Provinsi Nusa Tenggara Timur keberadaannya adalah

sejak tahun 1958 sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008 tanggal

31 Januari 2008, luas daerah Provinsi NTT adalah 48.718,10 kilometer persegi

atau sebesar 2,55 persen dari total luas daerah wilayah Indonesia (BPS, 2009).

Provinsi NTT terletak antara 80-1200 Lintang Selatan dan 1180-1250 Bujur Timur

dan memiliki 1.192 pulau (42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni).

Sebagian besar wilayahnya bergunung dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah.

Page 48: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

36

Memiliki sebanyak 40 sungai dengan panjang antara 25-118 kilometer (BPS,

2010). Sebagai bagian dari negara maritim, Provinsi NTT dikelilingi oleh perairan

maupun daratan. Provinsi NTT di sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, di

sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan

dengan pulau Sumbawa dan Provinsi NTB, dan di sebelah timur berbatasan

dengan negara Timor Leste.

Secara administratif, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6

Tahun 2008, Provinsi NTT terdiri dari 20 kabupaten, 1 kota, 254 kecamatan, 297

kelurahan dan 2.387 desa.

4.2 Keadaan Ekonomi dan Sosial Provinsi NTT

4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam

melihat kondisi perekonomian suatu daerah di Provinsi NTT. PDRB Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 menggambarkan pertumbuhan nilai produksi

wilayah kabupaten/kota secara riil yakni tanpa dipengaruhi komponen harga atau

tanpa dipengaruhi nilai inflasi yang dihitung berdasarkan harga tahun dasar yaitu

tahun 2000.

Total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 menurut

kabupaten/kota di Provinsi NTT menunjukkan peningkatan dari tahun 2007

sampai 2010 (Tabel 4.1).

Page 49: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

37

Tabel 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Miliar Rupiah)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010

1. Sumba Barat 258,72 270,85 284,83 300,69 2. Sumba Timur 613,75 655,13 682,57 715,50 3. Kupang 893,99 931,23 969,88 1.009,56 4. Timor Tengah Selatan 843,14 879,82 915,56 954,25 5. Timor Tengah Utara 416,49 446,62 471,67 498,97 6. Belu 813,19 930,31 974,40 1.022,05 7. Alor 375,48 393,00 409,23 429,13 8. Lembata 134,53 139,37 145,60 152,44 9. Flores Timur 545,45 571,07 590,41 624,82 10. Sikka 742,62 789,83 821,37 858,01 11. Ende 687,85 721,01 757,64 797,81 12. Ngada 344,02 364,56 382,95 403,88 13. Manggarai 512,29 534,94 562,82 595,47 14. Rote Ndao 289,59 315,77 330,54 347,51 15. Manggarai Barat 359,29 381,36 394,79 408,24 16. Sumba Barat Daya 336,00 351,76 369,06 385,17 17. Sumba Tengah 91,97 94,60 97,56 101,20 18. Nagekeo 266,47 280,66 293,95 307,23 19. Manggarai Timur 338,83 350,93 369,28 385,78 20. Sabu Raijua 126,17 128,89 136,32 146,97 21. Kota Kupang 1.860,99 2.000,22 2.122,33 2.296,92

NTT 10.850,85 11.531,95 12.082,77 12.741,62 Sumber: BPS, 2011

Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan, bisnis, dan keuangan

memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan PDRB Provinsi NTT yaitu

dengan PDRB sebesar 2.296,92 miliar rupiah atau dengan kontribusi sebesar

18,03 persen. Sedangkan penyumbang terkecil bagi pembentukan PDRB Provinsi

NTT adalah kabupaten Sumba Tengah dengan PDRB sebesar 101,20 miliar rupiah

atau dengan kontribusi sebesar 0,79 persen. Kondisi ini disebabkan kabupaten

Page 50: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

38

Sumba Tengah merupakan kabupaten baru yang berasal dari pemekaran

kabupaten Sumba Barat. Adapun yang memiliki kontribusi terbesar kedua adalah

kabupaten Belu (1.022,05 miliar rupiah atau 8,02 persen dari PDRB NTT) dan

terbesar ketiga adalah kabupaten Kupang (1.009,56 miliar rupiah atau 7,92 persen

dari PDRB NTT) pada tahun 2010.

Jika dilihat dari nilai PDRB kabupaten/kota di Provinsi NTT pada tahun

sebelumnya yaitu tahun 2007 sampai 2009 masih menunjukkan gambaran yang

hampir sama dengan tahun 2010.

4.2.2 PDRB per Kapita

PDRB per kapita menunjukkan kemampuan nyata dari suatu wilayah

dalam menghasilkan barang/jasa dan kemakmuran yang diperoleh setiap

penduduk (per kapita). Meskipun PDRB per kapita tidak mampu mencerminkan

tingkat pemerataan pendapatan yang diterima oleh masyarakat di suatu wilayah,

namun PDRB per kapita tetap merupakan indikator yang cukup penting yang

digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan di

wilayah tersebut.

PDRB per kapita kabupaten/kota di Provinsi NTT mencerminkan nilai

PDRB ADHK masing-masing kabupaten/kota dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT.

Page 51: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

39

Tabel 4.2 PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010

1. Sumba Barat 2,35 2,40 2,47 2,55 2. Sumba Timur 2,62 2,74 2,84 2,96 3. Kupang 2,58 2,92 3,03 3,16 4. Timor Tengah Selatan 1,93 1,98 1,96 2,02 5. Timor Tengah Utara 1,92 1,91 1,98 2,06 6. Belu 1,82 2,76 2,82 2,90 7. Alor 2,00 2,03 2,10 2,11 8. Lembata 1,22 1,19 1,21 1,24 9. Flores Timur 2,23 2,41 2,46 2,57 10. Sikka 2,59 2,55 2,62 2,70 11. Ende 2,82 2,67 2,78 2,89 12. Ngada 2,50 2,52 2,59 2,69 13. Manggarai 1,98 1,81 1,86 1,93 14. Rote Ndao 2,53 2,73 2,73 2,75 15. Manggarai Barat 1,72 1,72 1,73 1,75 16. Sumba Barat Daya 1,24 1,22 1,25 1,27 17. Sumba Tengah 1,45 1,49 1,50 1,53 18. Nagekeo 2,06 2,11 2,17 2,22 19. Manggarai Timur 1,23 1,35 1,39 1,42 20. Sabu Raijua 2,32 2,09 1,97 1,92 21. Kota Kupang 5,51 5,46 5,61 5,91

NTT 2,30 2,42 2,48 2,56 Sumber: BPS (diolah), 2011

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa selama periode pengamatan Kota Kupang

mempunyai PDRB per kapita tertinggi yakni sebesar 5,91 juta rupiah sekaligus di

atas PDRB per kapita Provinsi NTT sebesar 2,56 juta rupiah, bahkan jauh

melampaui PDRB per kapita kabupaten/kota lain di Provinsi NTT. Gambaran ini

menunjukkan bahwa Kota Kupang menempati peringkat konsentrasi

perekonomian yang paling tinggi di antara kabupaten/kota lain di Provinsi NTT.

Page 52: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

40

Kondisi ini disebabkan karena kontribusi PDRB di sektor jasa yang cukup

signifikan. Sedangkan PDRB per kapita terendah ditunjukkan oleh Kabupaten

Lembata (1,24 juta rupiah) dibandingkan dengan PDRB per kapita Provinsi NTT

maupun dengan PDRB per kapita kabupaten/kota lain di Provinsi NTT pada tahun

2010.

4.2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT sebagai salah satu indikator

keberhasilan pembangunan yang dihitung berdasarkan persamaan 3.1 mengalami

fluktuasi (Tabel 4.3). Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT relatif

meningkat dari tahun 2007-2010. Hanya saja pada tahun 2009, rata-rata laju

pertumbuhan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Lambatnya laju

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 dipengaruhi adanya krisis moneter

(keuangan) global pada tahun 2008.

Selama periode 2007-2010 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tertinggi

didominasi oleh kota Kupang sebesar 8,19 persen. Sedangkan rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi terendah ditempati oleh Kabupaten Kupang sebesar 0,71

persen. Hal ini mengindikasikan adanya kontribusi sektor jasa-jasa di Kota

Kupang sangat mendominasi, sedangkan pada Kabupaten Kupang pernah

mengalami pertumbuhan ekonomi minus 9,56 persen pada tahun 2007.

Page 53: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

41

Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 Rataan

1. Sumba Barat 7,87 4,69 5,16 5,57 5,82 2. Sumba Timur 4,74 6,74 4,19 4,83 5,12 3. Kupang -9,56 4,16 4,15 4,09 0,71 4. Timor Tengah Selatan 3,86 4,35 4,06 4,23 4,13 5. Timor Tengah Utara 3,02 7,23 5,61 5,79 5,41 6. Belu 5,77 14,40 4,74 4,89 7,45 7. Alor 4,93 4,67 4,13 4,86 4,65 8. Lembata 5,76 3,60 4,47 4,70 4,63 9. Flores Timur 3,49 4,70 3,39 5,83 4,35 10. Sikka 1,91 6,36 3,99 4,46 4,18 11. Ende 2,93 4,82 5,08 5,30 4,53 12. Ngada 5,19 5,97 5,05 5,46 5,42 13. Manggarai 6,91 4,42 5,21 5,80 5,59 14. Rote Ndao 2,00 9,04 4,68 5,14 5,21 15. Manggarai Barat 4,29 6,14 3,52 3,41 4,34 16. Sumba Barat Daya 6,00 4,69 4,92 4,37 4,99 17. Sumba Tengah 6,00 2,86 3,13 3,73 3,93 18. Nagekeo 4,59 5,32 4,74 4,52 4,79 19. Manggarai Timur 1,43 3,57 5,23 4,47 3,67 20. Sabu Raijua 0,01 2,16 5,76 7,82 3,93 21. Kota Kupang 10,96 7,48 6,10 8,23 8,19

Rataan 3,91 5,59 4,63 5,12 4,81 Sumber: BPS (diolah), 2011

Tabel 4.3 juga menunjukkan secara umum bahwa rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT

cenderung stabil mendekati rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT

bahkan ada beberapa kabupaten/kota di atas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi

Provinsi NTT.

Page 54: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

42

4.2.4 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi dapat dilihat dari peran atau kontribusi dari masing-

masing sektor ekonomi. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor

menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam

suatu wilayah domestik. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar

menunjukkan basis perekonomian sehingga sangat berpengaruh terhadap

perekonomian suatu daerah. Namun, sektor yang mempunyai kontribusi kecil

tidak bisa diabaikan, sebab bisa jadi di masa mendatang sektor tersebut

berkembang dan menjadi sektor unggulan di daerah tersebut, seperti yang

disajikan pada persamaan 3.2. Adapun Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan

struktur ekonomi yang terdiri dari sembilan sektor, dan untuk penyederhanaan

sembilan sektor tersebut dikelompokkan menjadi sektor primer (sektor 1 dan 2),

sekunder (sektor 3, 4 dan 5) serta sektor tersier (sektor 6, 7, 8 dan 9) pada periode

penelitian tahun 2007 sampai 2010 di Provinsi NTT.

Page 55: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

43

Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (persen)

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 Sektor Primer 41,64 41,73 40,82 39,77

1. Pertanian 40,27 40,39 39,51 38,45

2. Pertambangan dan Penggalian

1,37 1,34 1,31 1,32

Sektor Sekunder 9,20 8,88 8,90 8,93

3. Industri Pengolahan 1,70 1,59 1,55 1,54

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

0,44 0,41 0,42 0,42

5. Konstruksi 7,06 6,88 6,93 6,97

Sektor Tersier 49,16 49,39 50,28 51,30

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

15,99 15,70 16,09 16,76

7. Pengangkutan dan Komunikasi

6,22 6,17 6,08 5,78

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

3,90 3,91 3,99 4,07

9. Jasa-Jasa 23,05 23,61 24,12 24,69

TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS (diolah), 2011

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa selama periode penelitian peranan

sektor primer dan sekunder terhadap PDRB Provinsi NTT cenderung menurun

dan peran ini berpindah ke sektor tersier. Tingginya peranan sektor primer

khususnya pertanian pada tahap-tahap awal pembangunan, disebabkan karena

usaha-usaha di sektor primer sebagian besar dikerjakan dengan skala-skala kecil

atau usaha rakyat dan teknologinya belum berkembang seperti sekarang. Pada saat

teknologi masih terbatas, pilihan usaha di sektor pertanian merupakan pilihan

Page 56: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

44

yang tepat karena umumnya sektor pertanian dalam pengelolaannya dapat dengan

teknologi yang sederhana dan modal yang relatif kecil.

Berdasarkan komposisi nilai PDRB, dapat diketahui bahwa sektor yang

memberikan kontribusi tertinggi dalam pembentukan PDRB Provinsi NTT adalah

sektor pertanian (38,45 persen). Kontribusi sektor pertanian mengalami fluktuatif

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, begitu pula secara absolut PDRB

sektor pertanian terus mengalami fluktuatif. Tingginya peran sektor pertanian ini,

didukung oleh beberapa subsektor tanaman bahan makanan yang menjadi

unggulan dari masing-masing daerah dalam meningkatkan nilai tambah.

Sektor kedua yang memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan

PDRB Provinsi NTT adalah sektor jasa-jasa (24,69 persen). Sektor ini cenderung

meningkat selama kurun waktu 2007-2010. Semakin meningkatnya kontribusi di

sektor ini sebagai akibat dari semakin tingginya aktivitas perekonomian di

subsektor pemerintahan umum.

Adapun sektor ketiga yang memberikan kontribusi terbesar bagi

pembentukan PDRB Provinsi NTT adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran

(16,76 persen). Sektor ini cenderung meningkat selama kurun waktu 2008-2010.

Semakin meningkatnya kontribusi di sektor ini sebagai akibat dari semakin

tingginya aktivitas perekonomian di subsektor perdagangan besar dan eceran.

4.2.5 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Provinsi NTT dari tahun 2007 sampai dengan 2010

mengalami peningkatan. Berdasarkan data sensus penduduk BPS, jumlah

Page 57: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

45

penduduk Provinsi NTT tahun 2010 sebanyak 4.683.827 jiwa (2,01 persen dari

total penduduk Indonesia) dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki

jumlah penduduk terbanyak (9,42 persen dari total penduduk Provinsi NTT)

sedangkan Kabupaten Sumba Tengah adalah kabupaten yang paling sedikit

jumlah penduduknya (1,33 persen dari total penduduk Provinsi NTT).

Menurut tingkat kepadatan penduduknya, Kota Kupang tetap menjadi kota

terpadat (12.843 jiwa per kilometer persegi) dibandingkan kabupaten/kota lainnya

di Provinsi NTT. Sebaliknya, Kabupaten Sumba Timur merupakan kabupaten

dengan kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 33 jiwa per kilometer

persegi pada tahun 2010.

4.2.6 Keadaan Sosial

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan dua masalah dalam konteks

pembangunan setiap bangsa. Pengentasan kemiskinan sebagai upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan tidak dengan sendirinya mengatasi kesenjangan.

Begitu pula sebaliknya, kemerataan kesejahteraan tidak senantiasa serta merta

mengentaskan semua orang dari kemiskinan. Masalah kemiskinan muncul karena

ada sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai

peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai kehidupan yang layak

(Prayitno, 1996).

Page 58: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

46

Tabel 4.5 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTT Tahun 2010

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin Peringkat

1. Sabu Raijua 41,16 1 2. Sumba Tengah 34,05 2 3. Rote Ndao 32,81 3 4. Sumba Timur 32,42 4 5. Sumba Barat 31,73 5 6. Sumba Barat Daya 29,88 6 7. Timor Tengah Selatan 28,71 7 8. Lembata 26,76 8 9. Manggarai Timur 25,94 9 10. Manggarai 22,91 10 11. Timor Tengah Utara 22,73 11 12. Ende 21,65 12 13. Alor 21,17 13 14. Kupang 20,79 14 15. Manggarai Barat 20,40 15 16. Belu 15,48 16 17. Sikka 13,38 17 18. Nagekeo 12,70 18 19. Ngada 12,05 19 20. Kota Kupang 10,57 20 21. Flores Timur 9,61 21 Sumber: BPS (diolah), 2011

Kabupaten Sabu Raijua merupakan kabupaten penyumbang terbesar

penduduk miskin di Provinsi NTT yang menduduki peringkat pertama

dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi NTT, yakni sebesar 41,16 persen

penduduknya dikategorikan penduduk miskin. Kondisi ini dimungkinkan karena

kabupaten Sabu Raijua adalah kabupaten termuda yang merupakan pemekaran

dari kota Kupang.

Page 59: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

47

Adapun yang menduduki peringkat terakhir adalah Kabupaten Flores

Timur, yakni sebesar 9,61 persen penduduknya dikategorikan penduduk miskin.

Hal ini mengindikasikan adanya pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati

segenap lapisan masyarakat Kabupaten Flores Timur.

Tabel 4.5 juga menyajikan adanya tingkat kemiskinan yang cukup

signifikan di antara kabupaten/kota di Provinsi NTT dengan rata-rata persentase

penduduk miskin sekitar 23 persen. Hal ini mengindikasikan adanya trickle down

effect berjalan lambat atau tingkat pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya

dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah. Oleh karena itu program pengentasan

kemiskinan sangat penting, di samping program pemerintah lainnya guna

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibarengi pemerataan pembangunan yang

senantiasa dinikmati berbagai lapisan masyarakat (growth with equity).

Page 60: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Kesenjangan

Berdasarkan data PDRB per kapita, diketahui bahwa nilai PDRB per

kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya

di Provinsi NTT. Hal tersebut mengindikasikan adanya kesenjangan

antarkabupaten/kota di Provinsi NTT. Oleh karena itu, dalam analisis ini peneliti

melakukan perhitungan kesenjangan antarwilayah kabupaten/kota di Provinsi

NTT untuk mengetahui perkembangan kesenjangan antarwilayah kabupaten/kota

di Provinsi NTT pada periode pengamatan 2007-2010.

5.1.1 Indeks Williamson

Kesenjangan pembangunan antarwilayah kabupaten/kota di Provinsi NTT

pada tahun 2007-2010 dapat dianalisis dengan menggunakan indeks Williamson.

Data yang digunakan adalah data PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun

2000 menurut kabupaten/kota di Provinsi NTT dan data jumlah penduduk

kabupaten/kota serta jumlah penduduk provinsi NTT. Penghitungan Indeks

Williamson berdasarkan persamaan 3.3. Adapun hasil pengolahan data dapat

disajikan pada Tabel 5.1.

Page 61: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

49

Tabel 5.1 Indeks Williamson Provinsi NTT Tahun 2007-2010

TAHUN IW

2007 0,4532

2008 0,4483

2009 0,4552

2010 0,4721

RATA-RATA 0,4572 Sumber: BPS (diolah), 2011

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, terlihat bahwa pada tahun 2007-2010, rata-

rata kesenjangan di Provinsi NTT sebesar 0,4572 dan termasuk kategori

kesenjangan level sedang. Sepanjang tahun 2007 terjadi kesenjangan sebesar

0,4532 dan terjadi penurunan kesenjangan selama periode tahun 2008 menjadi

0,4483. Adapun terjadi peningkatan kesenjangan pada tahun 2009 dan 2010

dimana masing-masing secara berurutan menjadi sebesar 0,4552 dan 0,4721.

Gambar 5.1 Indeks Williamson Provinsi NTT Tahun 2007-2010

0.4532

0.4483

0.4552

0.4721

0.4350

0.4400

0.4450

0.4500

0.4550

0.4600

0.4650

0.4700

0.4750

2007 2008 2009 2010

Inde

ks W

illia

mso

n

Tahun Pengamatan

Page 62: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

50

Tren kesenjangan pembangunan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT

selama periode pengamatan mengalami fluktuasi (Gambar 5.1). Akan tetapi jika

dilihat secara keseluruhan dari tahun 2007-2008, kesenjangan di Provinsi NTT

cenderung mengalami penurunan, namun pada kurun waktu 2008-2010

cenderung mengalami peningkatan. Adanya peningkatan kesenjangan ini salah

satunya diakibatkan karena adanya krisis global yang berimplikasi pada krisis

keuangan pada tahun 2008 yang melanda Indonesia sehingga Provinsi NTT tidak

luput dari pengaruh krisis ini, faktor lain yakni tingginya konsentrasi aktivitas

ekonomi di Kota Kupang sebagai pusat pemerintahan, bisnis dan sektor ekonomi

lainnya semakin memicu kesenjangan pembangunan antarkabupaten/kota di

Provinsi NTT.

5.1.2 Indeks Theil

Alat ukur kedua yang digunakan untuk menganalisis kesenjangan adalah

dengan menggunakan indeks Theil. Salah satu kelebihan dari indeks Theil adalah

bisa melihat kesenjangan antarkelompok dan dalam kelompok yang ditentukan.

Dalam analisis ini, digunakan data PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000

menurut kabupaten/kota di Provinsi NTT. Sejumlah 21 kabupaten/kota di Provinsi

NTT dikelompokkan ke dalam 3 pulau besar yaitu Pulau Timor, Sumba dan

Flores. Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan Indeks Theil

yang menggunakan persamaan 3.4 sampai dengan 3.7.

Page 63: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

51

Tabel 5.2 Indeks Theil Provinsi NTT Tahun 2007-2010

Tahun Antar pulau Dalam pulau Total

Theil persen Theil persen Theil persen

2007 0,02216 28,15 0,05658 71,85 0,07874 100

2008 0,03210 42,08 0,04418 57,92 0,07628 100

2009 0,03228 41,30 0,04588 58,70 0,07816 100

2010 0,03350 40,51 0,04920 59,49 0,08270 100

RATA-RATA 0,03001 38,00 0,04896 62,00 0,07897 100 Sumber: BPS (diolah), 2011

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa kesenjangan antarpulau dan kesenjangan

dalam pulau memberikan kontribusi yang cukup berbeda terhadap kesenjangan

total di Provinsi NTT. Kesenjangan antarpulau menyumbang sekitar 38 persen

dari total kesenjangan Provinsi NTT, sedangkan sisanya merupakan kontribusi

dari kesenjangan dalam pulau. Hal ini berarti pola kesenjangan di Provinsi NTT

menyebar tidak merata baik dari level kesenjangan antarpulau maupun

kesenjangan dalam pulau serta adanya indikasi kesenjangan dalam pulau lebih

besar dibandingkan kesenjangan antarpulau. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

kondisi geografis dalam pulau yang meliputi beberapa kabupaten/kota sehingga

faktor kelimpahan sumber daya alam cukup berbeda antarkabupaten/kota dalam

satu pulau.

Pola kesenjangan pendapatan antara indeks Williamson dan indeks Theil

hampir sama yakni menunjukkan kecenderungan berfluktuasi yaitu periode tahun

2007-2008 mengalami penurunan nilai indeks, namun sebaliknya menampakkan

peningkatan yang signifikan pada periode 2008-2010 seperti yang ditampilkan

oleh Gambar 5.2.

Page 64: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

52

Gambar 5.2 Indeks Theil Provinsi NTT Tahun 2007-2010 Perbedaan kondisi geografis merupakan faktor pemicu tingginya

kesenjangan baik antarpulau maupun dalam pulau. Adapun pulau Flores,

kontribusi sektor pertanian sangat dominan dalam pembentukan PDRB.

Sedangkan pulau Timor, sektor jasa-jasa mendominasi lantaran kota Kupang

sebagai ibukota provinsi terletak di dalam pulau Timor. Begitu pun pulau Sumba

hampir sama dengan pulau Flores dengan didominasi kondisi alam yang subur

sehingga sektor pertanian memiliki kontribusi yang cukup signifikan. Namun

nilainya masih lebih kecil dibandingkan hasil pertanian pulau Flores.

0.07874

0.07628

0.07816

0.08270

0.07200

0.07400

0.07600

0.07800

0.08000

0.08200

0.08400

2007 2008 2009 2010

Inde

ks T

heil

Tahun Pengamatan

Page 65: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

53

5.1.3 Indeks Atkinson

Alat ukur ketiga yang digunakan untuk menganalisis kesenjangan adalah

dengan menggunakan indeks Atkinson. Penghitungan Indeks Atkinson

menggunakan persamaan 3.8 sampai dengan 3.10. Indikator ekonomi pada ukuran

ini menekankan pada indikator PDRB per kapita kabupaten/kota dan rata-rata

PDRB per kapita Provinsi NTT yang bertujuan untuk mengetahui dampak social

welfare loss atau dampak kesejahteraan sosial yang hilang akibat adanya

kesenjangan pendapatan setiap individu dalam wilayah kabupaten/kota.

Hasil perhitungan indeks Atkinson dapat ditunjukkan oleh Tabel 5.3 yang

menyertakan parameter kesenjangan ε yang bernilai 0,5 sampai dengan 3.

Tabel 5.3 Indeks Atkinson dan Persentase Pertumbuhan Provinsi NTT, 2007-2010

Tahun Indeks Atkinson dan Persentase Pertumbuhan

A(0,5) % A(1) % A(2) % A(3) %

2007 0,03067 0,00 0,05804 0,00 0,10795 0,00 0,14909 0,00

2008 0,03052 -0,50 0,05849 0,77 0,11048 2,35 0,15480 3,83

2009 0,03125 2,38 0,05982 2,27 0,11287 2,17 0,15740 1,68

2010 0,03298 5,53 0,06292 5,19 0,11805 4,59 0,16364 3,97

Sumber: BPS (diolah), 2011

Tabel 5.3 menggambarkan kecenderungan peningkatan kesenjangan

pendapatan ketika ε bervariasi untuk penggunaan data PDRB per kapita. Pola

kesenjangan cenderung berfluktuasi untuk ε=0,5, namun untuk ε=1, ε=2, dan ε=3

cenderung meningkat pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010.

Page 66: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

54

Selama periode pengamatan memunculkan adanya indikasi ε yang

semakin besar maka persentase perubahan indeks Atkinson juga semakin besar.

Pada tahun 2008 dengan ε=0,5 indeks Atkinson turun 0,5 persen, meningkat

ketika ε=1 yaitu 0,77 persen, dan ketika ε=2 meningkat sebesar 2,35 persen serta

ketika ε=3 meningkat kembali sebesar 3,83 persen. Pada tahun 2009 dengan ε=0,5

indeks Atkinson naik 2,38 persen, meningkat ketika ε=1 yaitu 2,27 persen, dan

ketika ε=2 meningkat sebesar 2,17 persen serta ketika ε=3 meningkat kembali

sebesar 1,68 persen. Pada tahun 2010 dengan ε=0,5 indeks Atkinson naik 5,53

persen, meningkat ketika ε=1 yaitu 5,19 persen, dan ketika ε=2 meningkat

sebesar 4,59 persen serta ketika ε=3 meningkat kembali sebesar 3,97 persen.

Hal ini menunjukkan jika transfer pendapatan masyarakat untuk

meningkatkan PDRB per kapita dilakukan hanya pada kabupaten dengan PDRB

per kapita terkecil saja maka kesenjangan akan makin meningkat. Hal ini

disebabkan karena kesenjangan di Provinsi NTT rendah atau cenderung merata,

sehingga mekanisme transfer justru akan memperbesar tingkat kesenjangan jika

dilakukan tidak tepat sasaran.

Tahun 2007 dengan ε=0,5 indeks Atkinson sebesar 0,0307 yang berarti

terdapat social welfare loss sebesar 3,07 persen dan tidak termanfaatkan untuk

dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.

Adapun tahun 2008 social welfare loss menurun menjadi 3,05 persen dan

kembali meningkat menjadi 3,12 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak

pada level 3,30 persen pada tahun 2010.

Page 67: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

55

Tahun 2007 dengan ε=1 indeks Atkinson sebesar 0,0580 yang berarti

terdapat social welfare loss sebesar 5,80 persen dan tidak termanfaatkan untuk

dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.

Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 5,85 persen dan

kembali meningkat menjadi 5,98 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak

pada level 6,29 persen pada tahun 2010.

Tahun 2007 dengan ε=2 indeks Atkinson sebesar 0,1079 yang berarti

terdapat social welfare loss sebesar 10,79 persen dan tidak termanfaatkan untuk

dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.

Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 11,05 persen dan

kembali meningkat menjadi 11,29 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak

pada level 11,80 persen pada tahun 2010.

Tahun 2007 dengan ε=3 Indeks Atkinson sebesar 0,1490 yang berarti

terdapat social welfare loss sebesar 14,90 persen dan tidak termanfaatkan untuk

dapat menuju ke level kesejahteraan tertinggi dari PDRB per kapita yang ada.

Adapun tahun 2008 social welfare loss meningkat menjadi 15,48 persen dan

kembali meningkat menjadi 15,74 persen pada tahun 2009 serta kembali melonjak

pada level 16,36 persen pada tahun 2010.

Page 68: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

56

5.2 Tipologi Klassen

Klasifikasi daerah dilakukan berdasarkan dua indikator utama, yaitu

pertumbuhan ekonomi dan produk domestik regional bruto per kapita daerah.

Sumbu horizontalnya (sumbu-x) adalah rata-rata produk domestik regional bruto

per kapita, sedangkan sumbu vertikalnya (sumbu-y) adalah rata-rata pertumbuhan

ekonomi seperti yang disajikan oleh Gambar 5.3.

Keterangan: 1. Kabupaten Sumba Barat 2. Kabupaten Sumba Timur 3. Kabupaten Kupang 4. Kabupaten Timor Tengah Selatan 5. Kabupaten Timor Tengah Utara 6. Kabupaten Belu 7. Kabupaten Alor 8. Kabupaten Lembata 9. Kabupaten Flores Timur 10. Kabupaten Sikka

11. Kabupaten Ende 12. Kabupaten Ngada 13. Kabupaten Manggarai 14. Kabupaten Rote Ndao 15. Kabupaten Manggarai Barat 16. Kabupaten Sumba Barat Daya 17. Kabupaten Sumba Tengah 18. Kabupaten Nagekeo 19. Kabupaten Manggarai Timur 20. Kabupaten Sabu Raijua 21. Kota Kupang

Gambar 5.3 Tipologi Klassen Provinsi NTT Tahun 2007-2010

1

2

3

4

5

6

7 8 9

10

11

12 13

14

15

16

20

18

19 17

21

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

Pert

umbu

han

Ekon

omi (

pers

en)

PDRB Perkapita (juta rupiah)

Page 69: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

57

Dalam analisis ini akan diklasifikasikan kabupaten/kota dengan

menggunakan tipologi Klassen. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan

bahwa empat klasifikasi kabupaten/kota yaitu daerah cepat maju dan cepat

tumbuh, daerah maju tetapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah relatif

tertinggal. Alat analisis ini sangat berguna untuk berbagai pihak terutama

pemerintah dalam hal menentukan kebijakan pembangunan bagi daerah tertinggal

maupun daerah maju. Adapun Tabel 5.4 menampilkan hasil alat analisis tipologi

Klassen.

Tabel 5.4. Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 Kuadran I. Kabupaten/kota cepat maju dan cepat tumbuh 1. Kabupaten Sumba Barat 2. Kabupaten Sumba Timur 3. Kabupaten Belu

4. Kabupaten Ngada 5. Kabupaten Rote Ndao 6. Kota Kupang

Kuadran II. Kabupaten/kota maju tetapi tertekan 1. Kabupaten Kupang 2. Kabupaten Flores Timur 3. Kabupaten Sikka 4. Kabupaten Ende Kuadran III. Kabupaten/kota berkembang cepat 1. Kabupaten Timor Tengah Utara 2. Kabupaten Manggarai 3. Kabupaten Sumba Barat Daya Kuadran IV. Kabupaten/kota relatif tertinggal 1. Kabupaten Timor Tengah Selatan 2. Kabupaten Alor 3. Kabupaten Lembata 4. Kabupaten Manggarai Barat

5.Kabupaten Sumba Tengah 6. Kabupaten Nagekeo 7. Kabupaten Manggarai Timur 8. Kabupaten Sabu Raijua

Sumber: BPS (diolah), 2011

Tabel 5.4 menampilkan bahwa yang termasuk dalam Kuadran I atau

klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah kabupaten/kota di Pulau

Page 70: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

58

Timor yaitu Kota Kupang, Kabupaten Belu dan Rote Ndao, kabupaten/kota di

Pulau Sumba antara lain adalah Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur serta

Pulau Flores adalah Kabupaten Ngada.

Adapun yang termasuk dalam Kuadran II atau klasifikasi daerah maju

tetapi tertekan adalah kabupaten/kota di Pulau Timor yaitu Kabupaten Kupang

serta Pulau Flores adalah Kabupaten Flores Timur, Sikka dan Ende.

Pada Kuadran III atau klasifikasi daerah berkembang cepat adalah

kabupaten/kota di Pulau Timor yaitu Kabupaten Timor Tengah Utara,

kabupaten/kota di Pulau Sumba antara lain adalah Kabupaten Sumba Barat Daya

serta Pulau Flores adalah Kabupaten Manggarai.

Pada Kuadran IV atau daerah relatif tertinggal antara lain kabupaten/kota

di Pulau Timor yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan, Alor dan Sabu Raijua,

kabupaten/kota di Pulau Sumba antara lain adalah Kabupaten Sumba Tengah serta

Pulau Flores adalah Kabupaten Lembata, Manggarai Barat, Nagekeo dan

Manggarai Timur.

Diantara beberapa kabupaten/kota yang tergolong daerah relatif tertinggal,

terdapat 8 kabupaten yang dinyatakan sebagai daerah tertinggal oleh Kementrian

Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) pada RPJMN 2005-2009.

Penentuan 8 kabupaten tertinggal tersebut berdasarkan enam kriteria utama, yaitu

perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, infrastruktur (prasarana),

kemampuan keuangan lokal (celah fiskal), aksesibilitas, dan karakteristik daerah.

Page 71: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan

yang diuraikan di atas, yaitu:

1. Berdasarkan analisis indeks Williamson dapat disimpulkan bahwa

kesenjangan antarkabupaten/kota di Provinsi NTT menunjukkan

kesenjangan dengan level sedang.

2. Berdasarkan analisis indeks Theil dapat disimpulkan bahwa kesenjangan

antarpulau dan dalam pulau di Provinsi NTT memberikan kontribusi yang

cukup berbeda terhadap kesenjangan total di Provinsi NTT dimana

kesenjangan dalam pulau lebih besar daripada antarpulau.

3. Berdasarkan analisis indeks Atkinson dapat disimpulkan bahwa

penggunaan parameter kesenjangan yang bervariasi dan makin besar

dalam pengukuran indeks Atkinson di Provinsi NTT menunjukkan social

welfare loss yang makin tinggi persentasenya. Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi distribusi perekonomian yang kurang merata antarkabupaten/kota.

4. Berdasarkan analisis tipologi Klassen bahwa kabupaten/kota di Provinsi

NTT paling banyak berada di kuadran keempat (daerah relatif tertinggal)

yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan, Alor, Lembata, Manggarai Barat,

Sumba Tengah, Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua.

Page 72: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

60

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran yang dapat

digunakan antara lain:

1. Basis ekonomi antardaerah perlu mendapatkan perhatian serius.

Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu seperti Kota

Kupang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

kesenjangan pembangunan antardaerah. Oleh karena itu, perlu adanya

pemisahan antara pemerintahan, industri, dan perdagangan.

2. Diperlukan suatu kerjasama dan koordinasi antara kabupaten/kota, terutama

dalam satu pulau untuk mengejar ketertinggalan pembangunan

antarwilayah.

3. Diperlukan upaya terencana dan berkesinambungan untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan (growth with

equity) khususnya bagi daerah relatif tertinggal dengan strategi

penanggulangan kemiskinan dan membuka isolasi daerah serta bagi daerah

yang cepat maju dan berkembang dengan strategi menarik investasi dan

promosi daerah.

4. Dengan hasil penelitian ini diharapkan pemerintah daerah dapat mendeteksi

jika ada kesalahan dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan

distribusi perekonomian yang lebih merata, khususnya pada kebijakan

transfer pendapatan. Distribusi perekonomian yang lebih merata akan dapat

mengurangi social welfare loss yang berarti tingkat kesejahteraan

masyarakat akan mencapai titik maksimal dari pendapatan atau PDRB yang

Page 73: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

61

dihasilkan.

5. Hasil penelitian ini akan lebih berarti bilamana dikaitkan dengan masalah-

masalah sosial ekonomi lainnya seperti pendidikan, kesehatan, angkatan

kerja, dan lain-lain. Untuk itu penulis menyarankan adanya penelitian

lanjutan yang diharapkan dapat meninjau berbagai isu yang berkembang

secara lebih luas dan mendalam.

6. Penelitian ini tidak mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi

kesenjangan antarwilayah, untuk itu penulis menyarankan penelitian yang

lebih luas dan terperinci mengenai aspek-aspek regional yang dapat

menyebabkan kesenjangan antarwilayah.

Page 74: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

62

DAFTAR PUSTAKA

Akita, T. dan Kataoka, M. 2003. Regional Income Inequality in the Post War Japan. 43rd Congress of the European Regional Science Association, Jyvaskyla, Finland.

Badan Pusat Statistik. 2000. Pedoman Praktis Penghitungan PDRB

Kabupaten/Kotamadya: Pengertian Dasar: Buku 1, Jakarta. _______. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Indonesia 2006-2010, Jakarta. _______. 2011. Provinsi NTT Dalam Angka 2011, Kupang. Bhakti, A.S.A.S. 2004. Kesenjangan Antardaerah di Pulau Jawa Ditinjau dari

Perspektif Sektoral dan Regional [tesis]. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok.

Bhakti, D. 2009. Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sebelum dan Selama Desentralisasi [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bhinadi, A. 2002. “Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa dengan Luar Jawa”.

Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Ekonomi Negara Berkembang, Volume 8, Nomor 1: 39-48.

Caska dan RM. Riadi. 2005. “Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan

Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau”. Universitas Riau, Pekanbaru. Chrisyanto, C. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan

Perekonomian antar Daerah di Indonesia [tesis]. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok.

Emilia dan Imelia. 2006. Ekonomi Regional. Fakultas Ekonomi, Universitas

Jambi, Jambi. Hartono, B. 2008. Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi di Provinsi

Jawa Tengah [thesis]. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Jhingan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Pers,

Jakarta. Khusaini. 2004. Analisis Disparitas Antar Daerah Kabupaten/Kota Dan

Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi

Page 75: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

63

Banten [tesis]. Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Mankiw, N. G. 2007. Makroekonomi. Edisi keenam. Erlangga, Jakarta. Masli, L. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi dan Ketimpangan Regional antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat”. Jurnal Sains Manajemen dan Akuntansi STIE STAN-IM. Volume 1, Nomor 1.

Prasetyo, R.B. 2008. Ketimpangan dan Pengaruh Infrastruktur Terhadap

Pembangunan Ekonomi Kawasan Barat Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Prayitno, H. dan Santosa, B. 1996. Ekonomi Pembangunan. Ghalia Indonesia,

Jakarta. Priyanto, A. 2009. Analisis Ketimpangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rani, I. 2010. Analisis Kesenjangan Antar Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

Riau Tahun 2003-2009 [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Saskara, I.A. 2007. “Kesenjangan Pembangunan Ekonomi antar Daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali”. Forum Manajemen, Volume 5, Nomor 1: 91-97.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang. Sukirno, S. 2007. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. Kencana, Jakarta. Sutarno dan Kuncoro, M. 2003. “Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Antar

Kecamatan di Kabupaten Banyumas”. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Ekonomi Negara Berkembang, Volume 8, Nomor 2:97-110.

Tadjoeddin, M.Z. 2003. Aspiration To Inequality:Regional Disparity And Centre-

Regional Conflicts In Indonesia. United Nations University, Tokyo. Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I. Edisi ke-9.

Haris Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Page 76: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

64

Wijayanto, D.Y. 2005. Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Pendapatan Daerah di Kabupaten Semarang [skripsi]. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Page 77: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

65

Lampiran 1. PDRB ADHK 2000 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT, 2007-2010 (Ribuan Rupiah)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010

01. Sumba Barat 258 724 281 270 845 961 284 833 614 300 689 305

02. Sumba Timur 613 747 205 655 129 170 682 566 495 715 503 256

03. Kupang 893 994 097 931 228 823 969 884 266 1 009 559 914

04. Timor Tengah Selatan 843 141 848 879 824 457 915 563 193 954 254 063

05. Timor Tengah Utara 416 490 563 446 618 972 471 674 665 498 973 627

06. Belu 813 192 871 930 308 528 974 399 443 1 022 047 575

07. Alor 375 478 311 393 004 420 409 230 966 429 126 052

08 Lembata 134 531 011 139 373 023 145 601 650 152 442 886

09. Flores Timur 545 452 835 571 071 851 590 406 007 624 823 820

10. Sikka 742 620 526 789 829 978 821 368 532 858 010 697

11. Ende 687 847 648 721 013 207 757 636 747 797 813 736

12. Ngada 344 018 401 364 558 873 382 952 040 403 877 478

13. Manggarai 512 290 661 534 940 484 562 824 316 595 465 072

14. Rote Ndao 289 588 841 315 767 780 330 535 075 347 514 765

15. Manggarai Barat 359 292 993 381 360 920 394 786 689 408 240 521

16. Sumba Barat Daya 336 001 310 351 760 247 369 056 691 385 171 150

17. Sumba Tengah 91 974 290 94 601 783 97 560 600 101 201 013

18. Nagekeo 266 471 474 280 658 172 293 953 663 307 230 579

19. Manggarai Timur 338 828 125 350 932 191 369 281 727 385 779 493

20.Sabu Raijua 126 167 724 128 893 259 136 316 617 146 970 436

21. Kota Kupang 1 860 990 122 2 000 223 460 2 122 332 805 2 296 923 513

Provinsi NTT 10 850 845 136 11 531 945 559 12 082 765 801 12 741 618 951

Page 78: Analisis Kesenjangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Nusa ... · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pendapatan ... Nagekeo, Manggarai Timur dan Sabu Raijua selama

66

Lampiran 2. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota di Provinsi NTT, 2007-2010 (Rupiah)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010

01. Sumba Barat 2 352 015 2 396 394 2 465 661 2 551 957

02. Sumba Timur 2 624 867 2 736 336 2 836 951 2 955 315

03. Kupang 2 575 958 2 916 833 3 033 265 3 158 800

04. Timor Tengah Selatan 1 926 646 1 975 321 1 960 668 2 018 023

05. Timor Tengah Utara 1 917 171 1 906 156 1 975 611 2 060 907

06. Belu 1 817 603 2 756 943 2 823 045 2 901 096

07. Alor 1 999 153 2 032 974 2 095 981 2 109 751

08 Lembata 1 220 903 1 187 184 1 208 361 1 235 620

09. Flores Timur 2 228 676 2 413 263 2 457 442 2 565 480

10. Sikka 2 593 721 2 551 773 2 617 544 2 700 271

11. Ende 2 817 419 2 674 232 2 776 697 2 892 558

12. Ngada 2 504 356 2 520 700 2 594 285 2 686 971

13. Manggarai 1 984 097 1 806 502 1 861 688 1 931 963

14. Rote Ndao 2 533 486 2 734 680 2 729 155 2 745 812

15. Manggarai Barat 1 715 351 1 724 102 1 734 783 1 747 190

16. Sumba Barat Daya 1 244 848 1 223 261 1 249 888 1 273 525

17. Sumba Tengah 1 453 660 1 485 818 1 499 683 1 525 668

18. Nagekeo 2 064 290 2 110 796 2 171 981 2 220 711

19. Manggarai Timur 1 231 550 1 348 380 1 389 005 1 423 059

20.Sabu Raijua 2 320 697 2 086 011 1 970 714 1 919 513

21. Kota Kupang 5 513 319 5 463 599 5 606 575 5 907 672

Provinsi NTT 2 301 357 2 420 087 2 477 378 2 562 141