ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS PISA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN...
-
Upload
aseprosadi29 -
Category
Education
-
view
957 -
download
2
Transcript of ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS PISA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN...
ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM
MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS PISA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN DITINJAU DARI
GENDER
ASEP ROSADI (157785063)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahun 2016 merupakan awal dimulainya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean),
hal ini berdampak pada kebutuhan tenaga ahli yang berkompeten di bidangnya.
Indonesia merupakan salah satu dari pelaku MEA, maka sudah seharusnya
Indonesia memiliki orang-orang yang memiliki kompetensi tinggi di bidangnya
masing-masing. Salah satu indikator orang yang berkompetensi tinggi adalah
mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu,
pemecahan masalah harus diajarkan sejak dini di sekolah.
Akan tetapi hasil riset internasional mengenai kinerja siswa di Indonesia
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah masih belum memuaskan.
Beberapa hasil penelitian Programme for International Student Assessment
(PISA) yang diselenggarakan oleh Organitation for Economic Cooperation and
Development (OECD) menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik di
Indonesia terhadap matematika masih pada kategori rendah. Hal ini dapat dilihat
dari performa Indonesia di ajang tersebut dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000,
Indonesia berada pada posisi 39 dari 41 negara, tahun 2003 pada posisi 38 dari 40
negara, tahun 2006 pada posisi 50 dari 57 negara, tahun 2009 pada posisi 61 dari
65 negara, dan tahun 2012 pada posisi 64 dari 65 negara (OECD, 2013).
Salah satu faktor penyebab rendahnya ranking Indonesia di ajang PISA
tersebut adalah siswa di Indonesia masih lemah dalam kemampuan pemecahan
masalah matematika PISA. Wardhani (2011) mengatakan bahwa penyebab dari
lemahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah PISA adalah siswa
kurang terbiasa melakukan proses pemecahan masalah dengan benar, yaitu
dengan tahapan memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah,
melaksanakan pemecahan masalah dan mengecek hasil pemecahan masalah.
Sehubungan dengan hal di atas lemahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika PISA mengakibatkan masih banyaknya siswa yang melakukan
kesalahan dalam mengerjakan soal PISA. Kesalahan dalam mengerjakan soal
Matematika PISA ini dapat menjadi tolah ukur bagaimana pemahaman siswa
dalam mengerjakan soal pemecahan masalah. Oleh karena itu, diperlukan adanya
analisis mengenai kesalahan siswa dalam mengerjakan soal berbasis PISA,
sehingga dapat menemukan kesalahan dan memperbaikinya agar tidak terjadi
kesalahan yang sama.
Menurut Wijaya (2014:16-17) sehubungan dengan menganalisis kesalahan
dalam memecahkan masalah pada konteks nyata seperti soal PISA, Newman
mengembangkan model yang dikenal sebagai Newman Error Analysis yang
terdiri dari lima kategori kesalahan yaitu membaca (reading), pemahaman
(comprehension), transformasi (transformation), keterampilan proses (process
skill), dan encoding.
Jika dipandang pada sudut pandang gender maka siswa laki-laki dan
perempuan mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam mengerjakan
soal matematika. Krutetskii (1976: 342) berpendapat Laki-laki unggul dalam
penalaran logis sedangkan perempuan unggul dalam ketepatan, ketelitian, dan
keseksamaan dalam berpikir. Pendapat lain menyatakan bahwa anak perempuan
memiliki kemampuan mengingat lebih baik dibandingkan anak laki-laki.
(Maccoby & Jacklin, 1974:59). Menurut pendapat di atas gender berpengaruh
terhadap kemampuan seseorang dalam belajar matematika, sehingga
kemungkinan terdapat perbedaan dalam memecahkan soal matematika.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan
penelitian ini secara rinci sebagi berikut:
1. Apa kesalahan siswa SMP laki-laki dalam menyelesaikan soal berbasis PISA
menurut Analisis Kesalahan Newman dan faktor penyebabnya?
2. Apa kesalahan siswa SMP perempuan dalam menyelesaikan soal berbasis
PISA menurut Analisis Kesalahan Newman dan faktor penyebabnya?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan kesalahan siswa SMP laki-laki dalam menyelesaikan soal
berbasis PISA menurut Analisis Kesalahan Newman dan faktor penyebabnya.
2. Mendeskripsikan kesalahan siswa SMP perempuan dalam menyelesaikan soal
berbasis PISA menurut Analisis Kesalahan Newman dan faktor penyebabnya.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan analisis kesalahan siswa pada soal berbasis
PISA.
E. Batasan Istilah
1. kesalahan dalam penelitian ini adalah kekeliruan atau penyimpangan-
penyimpangan jawaban dari jawaban benar dalam menyelesaikan soal
berbasis PISA.
2. Analisis kesalahan yang digunakan menggunakan analisis kesalahan dengan
prosedur NEA (Newman’s Error Analysis), yang meliputi (1) decoding, (2)
comprehension, (3) transformation, (4) process skill, dan (5) encoding.
3. Soal berbasis PISA yang akan diuji adalah adalah soal dengan konteks pribadi
(personally) dengan konten Perubahan dan Hubungan (Change and
Relationship).
4. Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang
membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas,
dan sosial budaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kesalahan dalam Mengerjakan Soal
1. Definisi Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kesalahan mempunyai
arti perihal salah atau kekeliruan. Abdurrahman (2009: 25) menyatakan bahwa
kesalahan merupakan penyimpangan yang benar atau penyimpangan dari yang
telah disepakati. Kesalahan dapat diartikan sebagai kekeliruan atau
penyimpangan terhadap sesuatu yang benar, prosedur yang ditetapkan
sebelumnya atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud kesalahan dalam
penelitian ini adalah kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan jawaban
dari jawaban benar dalam menyelesaikan soal berbasis PISA.
2. Jenis Kesalahan dalam Mengerjakan Soal Menurut Newman
Kinerja siswa dalam menyelesaikan soal matematis perlu dianalisis
sehingga kesalahan siswa dapat diketahui. Salah satu alat yang dapat
digunakan adalah analisis kesalahan dengan prosedur NEA (Newman’s Error
Analysis). Menurut Newman (1983), NEA merupakan kerangka kerja dengan
prosedur diagnostik sederhana, yang meliputi (1) decoding, (2)
comprehension, (3) transformation, (4) process skill, dan (5) encoding.
3. Penyebab Kesalahan
Kesulitan siswa dalam memahami suatu materi dapat ditelusuri dengan
melihat kesalahan yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, penyebab kesalahan
yang dilakukan siswa mengacu pada penyebab kesulitan siswa dalam belajar
matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjadi, dkk (1996: 14) yaitu
kesalahan siswa dalam menjawab soal dapat dipandang sebagai indikator
kesulitan yang dialami siswa yang bersangkutan. Faktor penyebab kesulitan
siswa dalam belajar matematika oleh soedjadi (1996: 11) ditinjau dari segi
faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal meliputi sikap,
perkembangan kognitif, kemampuan dan jenis kelamin. Faktor eksternal
meliputi metode atau pendekatan mengajar, materi matematika, dan
lingkungan sosial.
B. Soal berbasis PISA
PISA merupakan singkatan dari Programme Internationale for Student
Assesment yang merupakan suatu bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan
yang dirancang untuk siswa di usia 15 tahun (OECD, 2013). Salah satu aspek
penting dari penilaian PISA adalah keterlibatan matematika dalam pemecahan
masalah di berbagai konteks. Konteks yang digunakan adalah konteks yang dekat
dan diketahui dalam kehidupan sehari-hari siswa. OECD (2013) juga
menyebutkan bahwa konten matematika dalam PISA diusulkan berdasarkan
fenomena matematika yang mendasari dari beberapa masalah dan yang telah
memotivasi dalam pengembangan konsep matematika dan prosedur tertentu.
Adapun soal berbasis PISA adalah soal yang mirip dengan PISA yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan dites. Konteks dan konten yang
akan diuji yaitu konteks pribadi (personally) dengan konten Perubahan dan
Hubungan (Change and Relationship). Pemilihan ini dikarenakan soal dengan
Konteks pribadi dengan konten Perubahan dan Hubungan merupakan soal yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari, baik kegiatan
diri sendiri, kegiatan dengan keluarga, maupun kegiatan dengan teman sebayanya,
sehingga lebih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
C. Gender
Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang
membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan
sosial budaya. Krutetskii (1976: 342) berpendapat anak Laki-laki dan anak
perempuan memiliki keunggulan masing-masing dalam belajar matematika.
dalam hal ini Laki-laki unggul dalam penalaran logis sedangkan perempuan
unggul dalam ketepatan, ketelitian, dan keseksamaan dalam berpikir. Pendapat
lain menyatakan bahwa anak perempuan memiliki kemampuan mengingat lebih
baik dibandingkan anak laki-laki. (Maccoby & Jacklin, 1974: 59). Menurut
pendapat di atas gender berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
belajar, sehingga kemungkinan terdapat perbedaan dalam memecahkan suatu
masalah.
Dari uraian di atas menunjukan keberagaman hasil penelitian mengenai peran
gender dalam pembelajaran matematika. Beberapa hasil menunjukkan dalam
kemampuan matematika siswa laki-laki dan perempuan perbedaannya tidak
terlalu signifikan, namun ada penelitian yang mengungkapkan bahwa adanya
faktor gender dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini peneliti juga tertarik mengungkap bagaimana kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal berbasis PISA ditinjau dari perbedaan gender.
D. Penelitian yang Relevan
Wati, Erna H. (2016). Berjudul “Kesalahan Siswa SMP dalam Menyelesaikan
Soal Matematika Berbasis PISA pada Konten Change and Relationship”. Peneliti
memilih siswa kelas VIIIC semester gasal SMP Negeri 4 Surakarta pada tahun
2015/2016 yang berjumlah 29 siswa dan Soal yang diujikan diambil dari PISA
Released Mathematics Items yang dikeluarkan oleh OECD sehingga tidak
dilakukan uji reliabilitas, karena sudah sesuai dengan standar PISA. Hasil
penelitian diperoleh 4 jenis kesalahan dan besar presentase setiap jenis kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis PISA konten change and
relationship yaitu kesalahan pemahaman (comprehension error) 55,50%,
kesalahan transformasi (transformation error) 27,75%, kesalahan keterampilan
proses (process skills) 6,28% dan kesalahan encoding sebesar 10,47%.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa matematika
SMP laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan soal berbasis PISA dan faktor
penyebabnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif
dengan analisis data kualitatif yang data utamanya berupa kata-kata yang
dirangkaikan menjadi kalimat.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas IX yang akan
dikelompokkan menurut gender. Pedoman penggolongkan siswa berdasarkan
gender adalah melalui analisis kesalahan pada pemberian soal tes berbasis PISA
dengan kriteria subjek yang akan diambil yaitu subjek laki-laki dan subjek
perempuan yang melakukan kesalahan paling banyak serta memiliki kemampuan
matematika yang setara. Dikatakan setara jika selisih hasil tes tersebut tidak lebih
dari 10.
C. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Instrumen Utama
Menurut Moleong (2000:2) dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri
atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Penelitian ini
lebih menekankan proses dari pada produk. Dengan demikian intrumen utama
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal ini disebabkan karena peneliti
melakukan wawancara secara mendalam terhadap subjek untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data.
2. Instrumen Bantu
a. Intrumen pendukung I (Tes Kemampuan Matematika)
Intrumen pendukung I berbentuk tes kemampuan matematika, yang
terdiri atas 4 buah soal, yang diadaptasi dari soal berbasis PISA. Soal tes
kemampuan matematika disusun berdasarkan soal yang diujikan pada
PISA dengan konteks Pribadi dan konten Change and Relationship.
b. Instrumen pendukung II (Pedoman wawancara)
Instrumen pendukung II berupa pedoman wawancara berbasis tugas.
Setelah subjek penelitian menyelesaikan masalah yang diberikan secara
tertulis, peneliti mewawancarainya berkaitan dengan kesalahan yang telah
dilakukannnya dengan pedoman analisis kesalahan newman.
c. Instrunen pendukung III (Alat Perekam)
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan komunikasi
matematika siswa baik secara lisan maupun tulisan, sehingga untuk
mendapatkan data yang lengkap, maka kegiatan wawancara direkam
menggunakan recorder (audio atau visual). Hal ini dilakukan untuk
menghindari hilangnya atau terlewatnya informasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan di luar jam sekolah dengan waktu yang diatur
bersama dengan subjek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
pemberian soal berbasis PISA dan dilanjutkan dengan wawancara terhadap
masing-masing subjek penelitian. Penyelesaian soal berbasis PISA yang ditulis
siswa merupakan data komunikasi matematika tertulis siswa, dan wawancara
memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan pemecahan masalahnya dan
bagaimana ia melakukan kesalahan.
Wawancara dalam penelitian ini mengacu pada pedoman wawancara yang
berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan harapan memperoleh
data yang memadai tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal berbasis PISA
menurut analisis Newman. Untuk memeriksa keabsahan data dari pemberian soal
berbasis PISA dan wawancara dalam penelitian ini, maka dilakukan triangulasi.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi waktu.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
mengikuti Miles dan Huberman (dalam Sunarto, 2001 : 158):
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Penarikan kesimpulan
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Mengkaji dan menyusun soal berbasis PISA .
b. Mempersiapkan intrumen pendukung.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penentuan subjek penelitian berdasarkan perbedaan kemampuan
matematika.
b. Pengumpulan data
c. Analisis data
d. Mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelsaikan soal berbasis PISA
dan faktor-faktor penyebabnya ditinjau dari gender.
3. Tahap penulisan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Krutetskii, V. A. 1976. The Psychology of Mathematics Abilities in School Children. Chicago: The University of Chicago Press.
Maccoby, Eeleanor E & Jacklin, Carol N. 1974. The Psychology of sex Differences. California: Stanford University Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Online. (http://kbbi.web.id/, diakses 30 April 2016).
Newman, M.A. 1983. Strategies for Diagnosis and Remediation. Sydney: Harcourt, Brace Jovanovich.
Moleong, Lexy. L.2005.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do. Student
performance in reading, mathematics, and science (Vol. I). Paris: Author.
Soedjadi. R. 1996. Diagnosis Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Belajar
Matematika. Team Basic Sciences LPTK Dikti.
Wardhani, Sri dan Rumiyati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Matematika.
Wati, Erna H. 2016. Kesalahan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbasis Pisa pada Konten Change and Relationship. Artikel Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijaya, Ariyadi et al. 2014. “Identifying (Indonesian) Students’ Difficulties in Solving Context-Based (PISA) Mathematics Tasks”. Makalah disajikan
pada International Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education Department of Mathematics Education,Yogyakarta State University Yogyakarta November 26-30,
2014.