ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian...

65
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH SAFRIZAL 07C20101193 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2015

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP

DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

SAFRIZAL

07C20101193

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP

DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

SAFRIZAL

07C20101193

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

ii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP

DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

SAFRIZAL

07C20101193

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

iii

ABSTRAK

SAFRIZAL Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Menetap di Desa

Mesjid Baro Kecamata Samatiga Kabupaten Aceh Barat di bawah bimbingan

Bapak Mahrizal,SE,M.Si dan Bapak Alisman,SE,M.Si.

Beras adalah komoditas strategis dan merupakan makanan pokok bangsa

Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju

pertambahan penduduk. Seiring dengan laju konsumsi beras yang terus

meningkat, maka pihak produsen utama (petani) dan ditunjang dengan usaha

penggilingan padi (Rice Milling Unit) mengalami kenaikan pesat.

Metode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja

(purposive) dengan pendekatan daerah sentra padi. Alat analisis data terdiri dari

payback period,net present value dan break event point. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) nilai net present valueadalah 399.133.919 yang

menunjukkan nilai positif dan lebih besar dari pada nol maka usaha penggilingan

padi ditinjau dari pendekatan NPV sangat layak untuk dikembangkan, (2) nilai PP

sebesar 1,2 tahun bermakna pengembalian nilai investasi terjadi pada tahun kedua

dan BEP terjadi pada saat perusahaan melakukan produksi dengan nilai

kuantitasnya mencapai 266,018 ton atau pada saat jumlah biaya yang dikeluarkan

pada nilai Rp.1.063.679.493. Dengan pendekatan ketiga indikator NPV, PP dan

BEP dalam kondisi normal pada saat pengkajian usaha ini layak dan memberikan

manfaat nyata bagi usaha RMU di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga

Kabupaten Aceh Barat.

Kata Kunci: RMU, Padi, Kelayakan Usaha

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN

PADI MENETAP DI DESA MESJID BARO

KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH

BARAT.

Nama Mahasiswa : SAFRIZAL

NIM : 07C20101193

Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

MAHRIZAL, SE, M.Si

Menyetujui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Prodi

Ekonomi Pembangunan

DR. ISHAK HASAN, M.Si

ALISMAN, SE, M.Si

YAYUK EW,SE, M.Si

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

v

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul :

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP

DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh

Nama : SAFRIZAL

NIM : 07C20101193

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Ekonomi Pembangunan (EKP)

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 27 Agustus 2015 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. DR. Ishak Hasan, M.Si

(Ketua Penguji) ……………………….

2. Mahrizal,SE,M.Si

(anggota Penguji I) ……………………….

3. Alisman,SE.M.Si

(Anggota Penguji II) ……………………….

4. Zulbaidi, SP,MM

(Anggota Penguji III) ……………………….

Alue Peunyareng, 27 Agustus 2015

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE,M.Si

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : SAFRIZAL

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Cot Pluh, 19 Oktober 1986

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat rumah : Jl. Alinur, Gampong Seuneubok,

Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten

Aceh Barat.

Pendidikan Formal

SD (1999) : SDN Cot Darat

SMP (2002) : MTsN Blang Balee

SMA (2005) : MAN 1 Meulaboh

Perguruan Tinggi : Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

Meulaboh tahun masuk 2007.

Pengalaman Organisasi

- Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) MAN 1 Meulaboh.

- Kesatuan Aksi Pelajar Musli Indonesia (KAPMI) Aceh Barat.

- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Teungku Dirundeng Meulaboh.

- Lembaga Dakwah Kampus Al-Iqtishod.

- Yayasan Aceh Madani.

- Lembaga Tapak Adventure.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

"Barangsiapa bertawakkal pada Allah, maka Allah akan memberikan kecukupan

padanya dan sesungguhnya Allah lah yang akan melaksanakan urusan (yang

dikehendaki)-Nya" (QS. Ath-Thalaq : 3).

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan

sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri pula"

(QS. Al-Isra’: 7).

"Sesungguhnya perbuatan baik itu dapat menghapus perbuatan buruk" (QS.

Hud:114).

"Waktu itu bagaikan sebilah pedang, kalau engkau tidak memanfaatkannya, maka

ia akan memotongmu" (Ali bin Abu Thalib).

Penulis mempersembahkan karya tulis ini untuk kedua orang tua penulis,

Ayahanda yang mulia Jailani Usman dan Ibunda tercinta Cut Abidah yang telah

merawat, mengasuh, mendidik, membimbing, terus mendukung dan mendoakan

penulis setiap waktu, serta seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan

cinta kasih sayangnya dan membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini

baik secara moril maupun materil.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan hanya kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sholawat dan salam penulis sanjungkan

kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia

dan menjadi teladan bagi penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kalayakan Usaha Penggilingan Padi

Menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan benar. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Mahrizal,SE, M.Si selaku pembimbing ketua dan Bapak Alisman, SE,

M.Si selaku pembimbing anggota yang telah membimbing penulis dalam

penulisan dan penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Yayuk EW, SE,M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

3. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Plt.Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar.

4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar yang

telah banyak membimbing penulis selama masa kuliah.

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda yang mulia Jailani Usman dan Ibunda

tercinta Cut Abidah yang telah merawat, mengasuh, mendidik, membimbing,

terus mendukung dan mendoakan penulis setiap waktu.

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

ix

6. Seluruh saudara dan saudari serta ahli famili yang turut memberikan

dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan dukungan

kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang ikut serta memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat semuanya penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan ataupun kesilapan.Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak.

Hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri. Semoga skripsi ini bisa

diterima dan disetujui pembimbing, amin.

Meulaboh, 27 Agustus 2015

Penulis

SAFRIZAL

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN TUJUAN ....................................................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

1.3.1. Tujuan Umum .......................................................... 6

1.3.2. Tujuan Khusus ......................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

1.4.1. Manfaat Secara Teoritis ............................................ 7

1.4.2. Manfaat Secara Praktis ............................................ 7

1.5. Sistematika pembahasan ...................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi dan Usaha Penggilingan Padi ....................................... 9

2.1.1. Pengertian Padi ......................................................... 9

2.1.2. Usaha Penggilingan Padi .......................................... 9

2.1.3. Proses Penggilingan Padi .......................................... 10

2.2. Studi Kelayakan Bisnis ......................................................... 16

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

xi

2.2.1. PengertianStudi Kelayakan Bisnis ............................ 16

2.2.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis ...................... 18

2.2.3. Aspek Keuangan ....................................................... 20

2.2.4. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ............................... 21

2.3. Analisis Investasi .................................................................. 22

1. Metode Net Present Value ............................................ 23

2. Metode Internal Rate of Return...................................... 23

3. Metode Profitability Index............................................. 24

4. Metode periode pengembalian modal (payback period).. 24

5. Metode rasio manfaat dan biaya (benefit cost ratio)....... 24

6. Metode Titik Pulang Pokok (Break Event Point)............ 25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................... 26

3.2. Data Penelitian ...................................................................... 26

3.2.1. Jenis dan Sumber Data .............................................. 26

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 26

3.3. Model Penelitian ................................................................... 27

3.4. Analisis Data ......................................................................... 28

3.4.1. Payback Period ......................................................... 28

3.4.2. Net Present Value ..................................................... 28

3.4.3. Break Event Point ..................................................... 29

3.5. Definisi Operasional Variable............................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 32

4.2. Analisis Kelayakan Finansial ............................................... 33

4.2.1. Analisis Biaya ........................................................... 33

4.2.2. Analisis Investasi ...................................................... 33

4.2.3. Arus Kas Keluar (Cash Outflow) .............................. 35

4.2.3.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) ............................ 35

4.2.3.2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) ............. 36

4.2.4. Arus Kas Masuk (Cash Inflow) ................................. 38

4.2.5. Perbandingan Jumlah Arus Kas ................................ 40

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

xii

4.2.6. Total Aset/Aktiva ...................................................... 41

4.3. Analisis Investasi .................................................................. 42

4.3.1. Analisis Metode Net Present Value (NPV) ............... 42

4.3.2. Analisis Metode Payback Period (PP) ..................... 43

4.3.3. Analisis Metode Break Event Poin (BEP) ................ 44

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ........................................................................... 46

5.2. Saran ..................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 48

LAMPIRAN ........................................................................................ 50

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Statistik Tanaman Pangan Aceh Barat ...................................... 4

2. Peranan Sektor Pertanian dalam PDRB, Tahun 2012 ............... 5

3. Rincian Kebutuhan Investasi Usaha Penggilingan Padi di De-

sa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat... 34

4. Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Aceh Barat.............................................. 36

5. Biaya Tidak Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Aceh Barat..................................... 37

6. Rincian Penerimaan Usaha Penggilingan Padi di Desa Mes-

jid Baro Kecamatan Samatiga Aceh Barat .............................. 39

7. Analisis Laba/Rugi Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ................. 40

8. Aset Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro Kecama-

tan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ....................................... 42

9. Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Penggilingan Padi

di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

Barat ........................................................................................ 42

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Rincian Kebutuhan Investasi Penggilingan Padi di Desa Mes-

jid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.............. 35

2. Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ........................... 36

3. Biaya Tidak Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat .................. 37

4. Rincian Penerimaan Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat................... 39

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Kebutuhan Investasi Usaha Penggilingan Padi Mene-

tap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Ac-

eh Barat ....................................................................................... 50

2. Akumulasi Biaya Tetap dan Biaya Tidak TetapUsaha Pengg-

ilingan Padi Menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Sama-

tigaKabupaten Aceh Barat ......................................................... 51

3. Tabel perhitungan NPV ……………………………………….. 52

4. Dokumentasi kegiatan Usaha Penggilingan Padi Menetap di

Desa Mesjid Baro Kecamatan SamatigaKabupaten Aceh Barat.. 53

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada tahun

1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan laju

peningkatan produksi dan areal panen (Kasryno et al. 2001). Sejak tahun 1994

Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan

peningkatan impor. Ini sebenarnya merupakan peluang bagi petani dan usaha

penggilingan padi (RMU) dalam peningkatan produksi dan kualitas beras. Pangsa

pasar tersedia luas, hanya keberpihakan pemerintah terhadap petani khususnya

padi sangat diharapkan dalam peningkatan pendapatan dan nilai jualnya sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Keberpihakan pemerintah pada petani

diharapkan mampu memberikan spirit dan motivasi sehingga para petani lebih

bergairah dalam memproduksi padi.

Sektor pertanian merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan

sebagai penyuplai makanan pokok bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus

seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan

pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan dan dukungan

dari pemerintah tentang cara pengelolaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar

dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan sehingga kesejahteraan petani

dapat meningkat.

Padi merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan bangsa di

Indonesia. Produksi, prossesing dan distribusi padi merupakan salah satu sumber

pendapatan dan lapangan kerja dalam perekonomian Indonesia.

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

2

Menurut Suprayono dan Setyono (1997), penanganan pascapanen adalah

tindakan yang dilakukan atau disiapkan pada tahap pascapanen agar hasil pertanian,

khususnya tanaman pangan (padi) siap dan aman digunakan oleh konsumen atau

diolah lebih lanjut oleh industri. Penanganan pascapanen meliputi semua kegiatan

perlakuan dan pengolahan langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya

harus segera ditangani agar hasil pertanian mempunyai daya simpan dan daya guna

yang tinggi.

Penggilingan gabah menjadi beras merupakan salah satu rangkaian utama

penanganan pascapanen. Teknologi penggilingan sangat menentukan kuantitas dan

kualitas beras yang dihasilkan. Perbandingan antara beras giling dan kehilangan hasil

serta mutu beras hasil penggilingan tergantung pada tingkat kematangan biji saat

dipanen (Suprayono dan Setyono, 1997).

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem

agribisnis padi/beras di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan

antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah dan beras sehingga

merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat

memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun

kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Penggilingan padi menjadi beras dimulai dengan pengupasan kulit gabah.

Syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan

digiling. Bila diukur dengan alat pengukur kadar air (moisture tester) kekeringan ini

mencapai angka 14 – 14,5 %. Pada kadar ini gabah akan mudah digiling/dikupas

kulitnya (Hardjosentono, dkk, 2000).

Ilmu mengenai mekanisasi dan teknologi pertanian di Indonesia telah banyak

dipraktekkan atau dilaksanakan untuk mendukung berbagai jenis usaha pembangunan

pertanian, terutama di bidang usaha swasembada pangan. Menurut Hardjosentono,

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

3

dkk (2000), peralatan pertanian perlu ditingkatkan ukuran dan efisiensinya, sehingga

petani dapat menghasilkan lebih banyak dengan tenaga kerja dan biaya yang lebih

rendah.

Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia

usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan/kesempatan

tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila suatu usaha dijalankan atau

dikembangkan. Pengambilan keputusan investasi untuk mengembangkan suatu usaha

lama maupun mendirikan usaha baru membutuhkan dasar studi kelayakan untuk

mendapatkan hasil (output) yang maksimal dan mengurangi resiko kegagalan yang

mugkin terjadi (Kasmir danJakfar, 2003).

Salah satu upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pangan

masyarakat adalah dengan melaksanakan usaha penggilingan padi seperti yang

dilakukan oleh penduduk di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

Barat. Usaha penggilingan padi yang dijalankan adalah penggilingan padi menetap.

Sama halnya dengan pelaksanaan usaha lainnya, dalam pelaksanaan usaha

penggilingan padi menetapperlu dilakukan analisis kelayakan. Tujuan dari

diadakannya analisis kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penggunaan

modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan

danSuwarsono, 1994).

Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan penuh sepanjang tahun

atau bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun. Kegiatan usaha

jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan beberapa bulan

setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah sekitar penggilingan

padi berada. Oleh karena itu, hari kerja suatu penggilingan padi dalam setahun

ditentukan oleh volume hasil dan frekuensi panen di wilayah sekitarnya. Pada masa-

masa di luar musim panen, biasanya pemilik dan pekerja usaha jasa penggilingan padi

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

4

akan mengisi waktu mereka dengan jenis kegiatan lainnya seperti bertani dan

berdagang ( Anonimous,2008 ).

Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu daerah penghasil produk

kebutuhan pangan. Dari tabel dibawah ini terlihat bahwa padi merupakan produk

unggulan di Aceh Barat dengan luas panen tahun 2013 seluas 14.783 ha dan produksi

67.734 ton.

Tabel 1

Statistik Tanaman Pangan Aceh Barat

Komoditi 2011 2012 2013

Padi

- Luas panen(ha)

- Produksi (ton)

13.585

56.569

11.765

49.847

14.783

67.734

Kacang Tanah

- Luas panen(ha)

- Produksi (ton)

1975

3258

582

954,62

983

1662

Ubi Kayu

- Luas panen(ha)

- Produksi (ton)

95

944

86

1249,61

74

1075

Jagung

- Luas panen(ha)

- Produksi (ton)

232

473

173

356,06

211

520,28

Ubi Jalar

- Luas panen(ha)

- Produksi (ton)

23

311

51

688,73

54

716

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2014; BPS Aceh Barat

Urutan kedua ditempati kacang tanah dengan luas area panen 983 ha dan

produksi 1.662 ton. Sementara urutan ketiga ditempati oleh komoditas ubi kayu

dengan luas area panen 74 ha dan produksi 1.075 ton.

Sektor pertanian juga merupakan sektor yang paling berperan penting

dalamperekonomian di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini terlihat jelas dalam tabel

berikut.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

5

Tabel 2

Peranan Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2012

Sektor Ekonomi %

1. Pertanian 37,88 %

2. Pertambangan 0,66 %

3. Industri 1,46 %

4. Listrik 0,47 %

5. Konstruksi 13,01 %

6. Perdagangan 18,36 %

7. Pengankutan 8,63 %

8. Keuangan 1,85 %

9. Jasa-jasa 17,68 % Sumber: Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat

2013; BPS Aceh Barat

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor

yang paling besar peranannya dalam perekonomian Aceh Barat sebesar 37,88%.

Sedangkan peranan paling kecil diberikan oleh sektor listrik sebesar 0,47%.

Sektor industri penggilingan padi memiliki peranan penting bagi para petani.

Pada umumnya industri yang dijalankan masyarakat masih bersifat tradisional.

Industri penggilingan padi kebanyakan dimiliki dan dikelola oleh perorangan dengan

menggunakan teknologi rendah dan lebih banyak memakai tenaga kerja manusia serta

sistem keuangan yang minimal.

Salah satu usaha penggilingan padi di Aceh Barat adalah usaha penggilingan

padi di Desa Mesjid Baro yang terletak di desa Mesjid Baro kecamatan Samatiga

kabupaten Aceh Barat. Usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga juga tidak berjalan sepanjang tahun. Penggilingan padi tersebut

hanya beroperasi pada musim panen dan beberapa bulan setelahnya. Di daerah

penelitian ada dua kali musim panen dalam setahun.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap usaha penggilingan padi dengan judul “Analisis Kelayakan

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

6

Usaha Penggilingan Padi Menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga

Kabupaten Aceh Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan

masalah adalah “Apakah usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat layak untuk dikembangkan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.3.1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat kelayakan usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui nilai Net Present Value (NPV) usaha penggilingan padi

menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

b. Untuk mengetahui kapan modal atau investasi yang ditanamkan pada

usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Baratdapat kembali.

c. Untuk mengetahui kapan usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat mencapai titik pulang

pokok (BEP).

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

7

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Secara Teoritis

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori

yang telah dipelajari selama perkuliahan dengan fakta yang terjadi

dilapangan.

2. Lingkungan Akademik

Sebagai bahan bacaan bagi para mahasiswa dan sebagai bahan referensi

dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang hendak melakukan

pengkajian masalah yang relevan dengan penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Secara Praktis

a. Sebagai tugas akhir penulis untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemilik usaha

penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga

Kabupaten Aceh Barat yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat

kebijakan mengenai pengembangan usaha selanjutnya.

1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

Bagian pertama yaitu pendahuluan yang terdiri atas latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus. Manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Serta sistematika pembahasan.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

8

Bagian kedua yaitu tinjauan pustaka yang terdiri atas padi dan usaha

penggilingan, studi kalayakan bisnis, dan analisis investasi.

Bagian ketiga yaitu metode penelitian yang terdiri darilokasi, objek, dan

ruang lingkup penelitian, data penelitian, model penelitian, analisis datadan

definisi operasional variable.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum

lokasi penelitian, analisis kelayakan finansial terdiri dari analisis biaya, analisis

investasi, arus kas keluar (cash Outflow), arus kas masuk (Cash Inflow)

perbandingan arus kas, total aset/aktiva.dan analisis investasi yang terdiri atas

analisis metode net present value (NPV), analisis metode payback period (PP),

dan analisis metode break event point (BEP).

Bagian kelima kesimpulan dan saran yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi dan Usaha Penggilingan Padi

2.1.1. Pengertian Padi

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu makanan pokok yang hampir

sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsinya dan merupakan komoditi

strategis yang tetap mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan

pertanian. Peningkatan produksi padi antara lain dapat ditempuh dengan cara

perbaikan penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen tanaman padi

merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas

beras yang dihasilkan. Salah satu aspek penting penanganan pascapanen padi

adalah penggilingan padi. Proses penggilingan ini penting karena menentukan

kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan. Dalam hal ini penggunaan mesin

penggilingan padi diharapkan dapat meningkatkan rendemen dan mutu dari beras

giling yang dihasilkan.

2.1.2. Usaha Penggilingan Padi

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem

agribisnis padi/perberasan nasional. Peranan ini tercermin dari besarnya jumlah

penggilingan padi dan sebarannya yang hampir merata diseluruh daerah sentra

produksi padi di indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara

produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga

merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk

dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras baik dari segi kuntitas

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

10

maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Anonymous

2012).

Usaha jasa penggilingan padi umurnya tidak berjalan penuh sepanjang

tahun atau bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun.

Kegiatan usaha jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan

beberapa bulan setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah

sekitar penggilingan padi berada. Oleh karena itu, hari kerja suatu penggilingan

padi dalam setahun ditentukan oleh volume hasil dan frekuensi panen diwilayah

sekitarnya. Pada masa-masa diluar musim panen, biasanya pemilik dan pekerja

usaha jasa penggilingan padi akan mengisis waktu mereka dengan jenis kegiatan

lainnya seperti bertani dan berdagang. Oleh karena itu, banyak diantara pemilik

penggilingan padi juga berprofesi sebagai pedagang beras untuk mengisis

kekosongan kegiatan penggilingan padi, bila mereka mempunyai modal yang

cukup untuk itu (Anonymous 2012).

Pengusaha jasa penggilingan padi yang juga berprofesi sebagai pedagang

beras melakukan jual beli gabah/beras. Pembelian gabah dilakukan dari petani dan

tengkulak atau pedagang pengumpul. Setelah digiling, beras yang dihasilkan

dijual kepada masyarakat, tengkulak, pasar-pasar sekitar atau ke Dolog setempat.

2.1.3.Proses Penggilingan Padi

Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan

pascapanen yang terdiri dari rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah

menjadi beras siap konsumsi. Gabah yang dimasukan pada proses penggilingan

padi adalah gabah kering giling (GKG) dan hasilnya berupa beras sosoh berwarna

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

11

putih yang siap dikonsumsi. Menurut Esmay et al. (1979), operasi penggilingan

yang baik akan menghasilkan kualitas beras yang baik, susut rendah dan biaya

pengolahan yang rendah pula

Berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit selama proses

penggilingan akibat dari pengelupasan dan penyosohan. Dari proses penggilingan

padi akan dihasilkan beras kepala (head rice), beras patah (broken rice), dan

menir (Luh, 1980). BULOG memberikan klasifikasi ukuran yang berbeda, yaitu

menir memliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati

lubang ayakan 2.0 mm, beras patah memiliki ukuran 2/10 sampai 6/10 bagian

beras utuh, sedangkan beras kepala memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian

beras utuh. Hasil utama proses penggilingan padi adalah beras sosoh, yaitu beras

kepala dan beras patah besar. Beras patah kecil atau menir disebut sebagai hasil

sampingan karena tidak dikonsumsi sebagai nasi. Jadi hasil samping proses

penggilingan padi berupa sekam, bekatul, dan menir. Hasil samping ini masih

memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sekam dipakai sebagai bahan bakar

atau media tumbuh tanaman hidroponik, bekatul dipakai sebagai bahan pakan

ternak, dan menir biasanya diolah lebih lanjut menjadi tepung beras atau pakan

ternak.

Persentase sekam dan bekatul semata-mata disebabkan oleh perbedaan

varietas padi, sedangkan persentase beras patah dan beras kepala banyak

dipengaruhi oleh kinerja mesin yang dipakai. Semakin baik kinerja mesin

penggilingan padi semakin sedikit persentase beras patah sedangkan persentase

beras kepala semakin besar.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

12

Untuk menjalankan rangkaian penggilingan padi diperlukan rangkaian

mesin/alat yang keselurahannya disebut sistem penggilingan padi. Rangkaian

mesin-mesin tersebut berfungsi mengupas kullit gabah (sekam), memisahkan

gabah yang belum terkupas dengan beras yang telah terkupas (beras pecah kulit),

melepaskan lapisan bekatul dari beras pecah kulit dan terakhir memoles beras

hingga siap dikonsumsi dan memiliki penampakan yang menarik. Terdapat dua

sistem kerja panggilingan padi, yaitu one pass dan two pass. One pass yaitu

sistem penggilingan padi yang menggunakan satu alat yang berfungsi ganda yaitu

memecah kulit sekaligus sebagai alat penyosoh , sedangkan two pass adalah

sistem penggilingan padi dengan menggunakan dua alat yang terdiri dari alat

pemecah kulit dan alat penyosoh (Kobarsih et al, 2006) Mesin-mesin yang

dipakai dalam sistem penggilingan padi dapat berupa rangkaian yang lengkap atau

hanya rangkaian beberapa buah mesin. Kelengkapan rangkaian mesin akan

mempengaruhi kualitas akhir penggilingan.

1. Pemecahan Kulit (Husking, Hulling, Shelling)

Pemecahan atau pengelupasan kulit bertujuan untuk melepaskan

kulit gabah dengan kerusakan sekecil mengkin pada butiran beras. Bagian-

bagian yang akan dilepaskan adalah palea, lemma dan glume atau

keseluruhannya disebut sekam. Mesin yang dipakai adalah husker, huller

atau sheller.

Sebagian besar gabah yang dimasukan ke dalam mesin pemecah

kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian kecil yang belum terkelupas.

Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu

beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum terkelupas dapat berupa

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

13

gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun sekam belum

terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang belum

terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk

dimasukan kembali ke dalam mesin pemecah kulit.

2. Pemisahan Sekam

Pemisahan sekam dilakukan setelah pemecahan kulit. Tujuan

pemisahan sekam adalah memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan

gabah utuh yang belum terkupas selama proses pemecahan kulit. Sekam

harus dipisahkan karena penyosohan tidak akan berfungsi baik apabila

beras pecah kulit masih bercampur sekam. Disamping itu, tanpa

pemisahan sekam persentase beras patah pada penyosohan akan lebih

tinggi dan kualitas beras sosoh akan menjadi rendah. Mesin yang

digunakan untuk pemisahan ini disebut huskaspirator atau aspirator.

Prinsip pemisahan sekam sangat sederhana, yaitu memisahkan

sekam dari beras pecah kulit dan gabah utuh berdasarkan perbedaan berat

jenisnya. Pada umumnya mesin pemisah sekam dilengkapi dengan kipas

yang berfungsi mengisap sekam dan debu. Beras pecah kulit dan gabah

akan tetap mengalir ke bawah karena tidak terisap oleh kipas akibat gaya

beratnya.

3. Pemisahan Gabah dan Beras Pecah Kulit

Setelah proses pemecahan kulit dan pemisahan sekam akan

dihasilkan campuran beras pecah kulit dan gabah yang masih utuh. Beras

pecah kulit dan gabah utuh harus dipisahkan karena memerlukan

penanganan yang berbeda. Beras pecah kulit akan diteruskan ke mesin

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

14

penyosoh, sedangkan gabah utuh akan dikirim kembali ke mesin pemecah

kulit. Mesin yang digunakan adalah paddy separator atau separator.

Semakin tinggi effiensi mesin pemecah kulit maka semakin tinggi jumlah

beras pecah kulit yang dihasilkan dan semakin rendah jumlah gabah utuh

yang tidak terkelupas (Partiwi, 2006).

4. Penyosohan

Beras pecah kulit yang dihasilkan pada proses pemecahan kulit

(husking) masih mengandung lapisan bekatul yang membuat beras

berwarna gelap kecoklatan dan tidak bercahaya. Disamping

penampakannya yang kurang menarik, adanya bekatul pada beras juga

membuat rasa nasi kurang enak meskipun bekatul memiliki nilai gizi

tinggi. Untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras dilakukan

suatu tahap kegiatan yang disebut penyosohan. Tahap ini disebut juga

tahap whitening atau polishing. Disebut whitening karena tahap ini

berfungsi merubah beras menjadi beras putih, sedangkan disebut polishing

karena permukaan beras digosok untuk membuang lapisan bekatul

sehingga didapat beras putih.

Hasil dari tahap ini adalah beras sosoh yang berwarna putih dan

hasil sampingan berupa dedak dan bekatul. Untuk mendapatkan hasil yang

baik, tahap ini biasanya dilakukan beberapa kali, baik pada mesin yang

sama atau mesin yang berbeda. Mesin-mesin yang dipakai dalam kegiatan

penyosohan disebut whitener atau polisher dan dapat ditambah dengan

mesin pengkilap serta pencuci (refiner) yang berfungsi mengkilapkan dan

mencuci permukaan beras. Proses penyosohan dapat dilakukan sekali atau

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

15

beberapa kali bergantung pada kualitas beras sosoh yang diinginkan.

Makin sering proses penyosohan dilakukan maka beras sosoh yang

dihasilkan makin putih dan beras patah yang dihasilkan makin banyak

(Partiwi, 2006).

5. Pemisahan Beras Berdasarkan Ukuran

Beras hasil penyosohan berupa campuran butiran beras yang

memiliki berbagai ukuran. Adanya berbagai ukuran tersebut disebabkan

oleh adanya butiran-butiran beras yang patah selama pemecahan kulit dan

penyosohan. Untuk memisahkan beras kepala dan beras patah diperlukan

proses tersendiri yang disebut grading. FAO membedakan ukuran beras

berdasarkan panjang butirannya menjadi tiga, yaitu menir, beras patah, dan

beras kepala. Menir adalah beras yang ukuran butirannya dapat melewati

lubang ayakan 1.4 mm. Beras patah adalah beras yang ukuran butirannya

antara 3/8 sampai 6/8 bagian beras utuh. Sedangkan beras kepala adalah

beras yang ukuran butirannya lebih besar dari 6/8 bagian butiran panjang

butir beras utuh.

Keseragaman ukuran beras yang keluar dari mesin polisher sangat

bervariasi meliputi campuran beras kepala, beras patah, dan menir. Porsi

beras kepala, beras patah dan menir pun dapat bervariasi. Untuk

mendapatkan keseragaman ukuran beras yang sesuai dengan keinginan,

beras sosoh perlu dipisahkan terdahulu menurut ukuran-ukuran partikelnya

dan kemudian dicampur kembali sesuai dengan keseragaman yang

diinginkan.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

16

2.2. Studi Kelayakan Bisnis

2.2.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, naik usaha baru

maupun yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan dan bentuk badan

usahanya. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan,

dalam arti seluruh aktifitas perusahaaan hanya untuk mencari keuntungan semata.

Tujuan lainnya adalah bersifat sosial.

Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling

utama perlu dipikirkan adalah seberapa lama pengembalian dana yang ditanam

dalam proyek tersebut agar segera kembali. Artinya sebelum perusahaan

dijalankan, maka terlebih dahulu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan

dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan

dalam proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Investasi ddalam arti luas menurut William F.Sharpe adalah pengorbanan

dollar sekarang untuk dollar dimasa yang akan datang. Dari pengertian ini

terkandung dua (2) atribut penting di dalam investasi, yaitu resiko dan tenggang

waktu. Mengorbankan uang arinya menanamkan sejumlah dana (uang) dalam

suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian mengharapkan

pengembalian investasi dengan keuntungan yang diharapkan dimasa yang akan

datang (dalam waktu tertentu). Pengorbanan sekarang mengandung suatu

kepastian bahwa uang digunakan untuk investasi sudah pasti dikeluarkan.

Sedangkan hasil dimasa yang akan datang bersifat tidak pasti, tergantung dari

kondisi dimasa yang akan datang.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

17

Kemudian pengertian bisnis adalah kegiatan suatu usaha yang dilakukan

untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan

dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan

tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis, baik keuntungan

dalam jangka pendek maupun panjang. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih

banyak dalam bentuk finansial. Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesuai

dengan target yang diinginkan dengan batas waktunya. Bidang usaha yang dapat

digeluti beragam, mulai dari perdagangan, industri, pariwisata, agribisnis atau

jasa-jasa lainnya.

Untuk menjelaskan perbedaan pengertian perusahaan dan bisnis, penulis

menggunakan pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya Business: its nature

and environment: An Introduction. Perusahaan diartikan sebagai sebuah

organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi

menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para

pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.

Fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis diartikan sebagai seluruh

kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang

perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan

berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

Dengan kedua istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis

lebih luas dari perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis.

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk

menentukan apakah usaha yang akan dijalankan memberikan manfaat yang lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

18

kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang akan dijalankan dapat memberikan

keuntungan baik finansial dan non finansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan

bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu

kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan

layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan.

Ibrahim (2003), mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan

bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau

menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam

penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan

dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam hal financial benefit maupun

social benefit.

Siagian dan Asfaliani (2001), mengatakan bahwa analisis kelayakan bisnis

merupakan suatu analisis formal (resmi) terhadap suatu rencana investasi dari

suatu peluang usaha yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat investasi

tersebut lebih besar dibandingkan dengan biayanya.

Kelayakan usaha dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu

rencana dan investasi usaha dapat dilanjutkan atau dihentikan.

2.2.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Ada beberapaaspek

yangperludikajiuntukmenentukankelayakansuatuusaha.Secaraumumprioritasaspek

-aspek yang perludilakukandalamstudikelayakanadalahsebagaiberikut :

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

19

1. AspekHukum

Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelangkapan dan keaslian dari

dokumen-dokumen yang dimiliki mulaui dari badan usaha, izin-izin dan

dokumen lainnya.

2. AspekPasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang

akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk

menguasainya. Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada

proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang

dihasilkan.

3. Aspek Teknik dan Produksi

Aspek teknik dan teknologi adalah untuk menentukan lokasi, lay-out

gedung dan ruangan serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang

menjadi perhatian adalah lokasi yang akan dijadikan sebagai kantor pusat,

lokasi pabrik dan lokasi gudang.

4. Aspek Manajemen

Aspek manajemen adalah untuk mengukur kesiapan dan kemampuan

pihak pengelola perusahaan dalam menjalankan ushanya.

5. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Aspek manajemen dan organisasi digunakan untuk meneliti kesiapan

sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut. Kemudian

mencari bentuk organisasi yang akan dijalankan.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

20

6. Aspek Keuangan

Aspek keuangan adalah untuk menilai kemapuan perusahaan dalam

memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan.

7. AspekEkonomi,Sosial, Politik dan lingkungan alam sekitar.

Analisis tentang lingkungan usaha merupakan hal penting yang harus

dilakukan untuk mengetahui apakah lingkungan dimana usaha dijalankan

akan menimbulkan masalah atau sebaliknya membuka peluang usaha

lainnya, baik dari sisi ekonomi, sosial, politik dan lingkungan alam.

2.2.3. Aspek Keuangan

Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan

dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana

bisnis.

Aspek ini berbicara tentang bagaimana penghitungan kebutuhan dana, baik

kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja. Analisis

aspek finansial juga membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan jumlah dana tersebut, sekaligus pengalokasiannya

secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan

(Husnan dan Suad, 2000).

Pada aspek keuangan akan menyajikan informasi tentang biaya investasi,

modal kerja, cash flow dan biaya operasional yang terdiri atas fixed cost dan

variable cost. Besarnyainvestasiberartijumlahdana yang akandibutuhkan,

baikuntuk modal investasipembelianaktivatetapmaupun modal kerja. Selainitu,

jugabiaya-biaya yang diperlukanselamaumurinvestasidanpendapatan.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

21

Cashflow merupakan aliran kas yang terdiri dari penerimaan (inflow) dan

pengeluaran (outflow). Alian kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas

selama periode waktu tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber kas dan penggunaan-

penggunaanya.

2.2.4. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Seperti diketahui, hasil dari studi kelayakan bisnis adalah untuk laporan

tertulis. Isi laporan studi kelayakan bisnis menyatakan bahwa suatu rencana bisnis

layak direalisasikan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi

kelayakan bisnis adalah sebagai berikut.

1. Pihak Investor

Jika hasil studi kelayakan bisnis yang telah dibuat ternyata layak untuk

direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan dana dapat mulai dicari.

Misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut

serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan.

2. Pihak Kreditor

Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank. Pihak bank, sebelum

memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang

studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi

lainnya.

3. Pihak Manajemen Perusahaan

Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan

maupun pihak internal perusahaan. Pembuatan proposal merupakan upaya

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

22

dalam rangka merealisasikan ide proyek yang bermuara pada peningkatan

usahauntuk meningkatkan laba perusahaan.

4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat

Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-

kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun

pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

kebijakan perusahaan.

5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi

Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga menganalisis manfaat

yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap

perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk

mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek

rencana pembangunan nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh

masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengasuh sosial serta analisis

kemanfaatan dan beban sosial.

2.3. AnalisisInvestasi

Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan

ekonomi suatu investasi usaha. Beberapa metode yang sering digunakan antara

lain yaitu :

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai suatu investasi,

yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return(IRR),Profitability

Index(PI),Payback Period(PP), Benefit Cost Ratio, dan Break Event Point (BEP).

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

23

1. Metode ”Net PresentValue ”

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai

sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal aliran

kas) di masa yang akan datang bernilai positif.Metode ekivalensi nilai sekarang

(present worth analysis) atau lebih dikenal dengan istilah umum PNV atau Net

Present Value.

Metode ini didasarkan atas nilai sekarang bersih dari hasil perhitungan

nilai sekarang aliran dana masuk (penerimaan) dengan nilai sekarang investasi

selama jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu. Kriteria kelayakannya

adalah apabila nilai sekarang bersih atau NPV > 0, yang dirumuskan dengan :

NPV = PV Kas Bersih – PV Investasi

Kas Bersih 1Kas Bersih 2 Kas Bersih N

( 1 + r ) ( 1 + r )2

( 1 + r )n

2. Metode ”Internal Rate of Return ”

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa

yang akan datang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga

yang relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan ”MARR”)

Metode tingkat suku bunga pengembalian modal (rate of return analysis)

atau lebih dikenal dengan nama IRR (Internal Rate of Return).IRR adalah suatu

nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku bunga yang dapat

diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga bank yang

berlaku umum (suku bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of

NPV= + + - Investasi + .......

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

24

Return/MARR). Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0, dengan perkataan

lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan

investasi, yang akan memberikan NPV = 0. Syarat kelayakannya yaitu apabila

IRR > suku bunga MARR.

3. Metode ”Profitability Index ”

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau PI

lebih besar dari 1, maka proyek diterima atau layak.

PI =

4. Metode periode pengembalian modal (payback period)

Metode periode pengembalian modal ini berbeda dengan metode-metode

lainnya. Pada metode ini tidak digunakan perhitungan dengan menggunakan

rumus bunga, akan tetapi yang dianalisis adalah seberapa cepat modal atau

investasi yang telah dikeluarkan dapat segera kembali dengan menggunakan aliran

kas. Kriteria penilaiannya adalah semakin singkat pengembalian investasi akan

semakin baik.

PP = x 1 tahun

5. Metode rasio manfaat dan biaya (benefit cost ratio)

Metode BC Ratio pada dasarnya menggunakan data ekivalensi nilai

sekarang dari penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC Ratio adalah

merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan atau pendapatan

yang diperoleh dari kegiatan investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran

PV Kas masuk

PV Kas keluar

Nilai Investasi

Kas masuk bersih

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

25

(biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Kriteria

kelayakannya adalah bila nilai BC Ratio > 1 dan dirumuskan dengan :

BCR = ( Nilai Sekarang Pendapatan) : ( Nilai Sekarang Pengeluaran)

6. Metode Titik Pulang Pokok (Break Event Point)

Metode titik polang pokok adalah suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui kapan terjadinya keadaan dimana penerimaan pendapatan perusahaan

(total revenue) sama dengan biaya yang dikeluarkan (total cost).

TR = TC

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Event Point ini terdiri dari dua

macam sebagai berikut:

1. Dasar Unit yaitu berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan

untuk mendapat titik impas:

BEP = FC /(P-VC)

2. Dasar Penjualan yaitu berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima

untuk mendapat titik impas:

BEP=FC/ (1 – (VC/P))

Dimana :

BEP : Break Even Point

FC : Fixed Cost

P : Price (harga per unit)

VC : Variable Cost

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga

Kabupaten Aceh Barat. Penetuan lokasi dilakukan dengan sengaja (Purposive)

dengan pertimbangan daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi

di Kecamatan Samatiga.

Objek penelitian ini adalah Usaha Penggilingan Padi menetap yang terdapat

di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Ruang lingkup penelitian terbatas padaAspek Keuangan Usaha

Penggilingan Padi Menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten

Aceh Barat.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penitian ini adalah

data primer dan data sekunder, dimana :

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung baik melalui observasi

dan wawancara langsung dengan responden.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan,

instansi tertentu dan literatur yang terkait dengan masalah ini.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh dari kejadian atau kenyataan yang

terjadi dalam Usaha Penggilingan Padi Menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

27

Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakanj

dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara adalah percakapan antara dua orang yang salah satunya

bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk tujuan

tertentu (Golden, 2009, h.118).

2. Observasi (Observation)merupakan suatu kegiatan mencarai data yang

dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis

(Herdiansyah, 2012).

Observasi adalah memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati

dengan teliti dan sistemis sasaran perilaku yang dituju (Banister, et al,

1994).

Menurut Herdiansyah (2012,h.118) dalam penelitian kualitatif, wawancara

menjadi metode pengumpulan data yang utama, sebagian besar data diperoleh

melalui wawancara. Dan metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang sangat

sering digunakan adalah observasi.

3.3 ModelPenelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Menurut Herdiansyah (2012, h.76) studi kasus adalah suatu model penelitian

kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama

kurun waktu tertentu.

Salah satu ciri khas dari studi kasus adalah adanya sistem terbatas (bounded

system) yaitu adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal

kasus yang diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek

penelitian).

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

28

3.4 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Payback

Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Break Event Poin (BEP).

3.4.1 Payback Period (PP)

Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu

(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat

dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai

kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan

penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri).

Ada 2 macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa

pengembalian investasi sebagai berikut :

a. Apabila kas bersih setiap tahun sama

Investasi.

Kas Bersih/Tahun

b. Apabila kas bersih setiap tahun berbeda

PP = x 12 bulan

Dimana :

Jika PP lebih kecil dari umur investasi, maka usaha tersebut dinyatakan

layak untuk dijalankan.

3.4.2 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan

perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital

outlays) selama umur investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang dikenal

dengan Net Present Value (NPV).

PP = x 1 tahun

Investasi - Kas Bersih tahun 1 - ...... - kas bersih tahun(n-1)

Kas masuk bersih tahun n

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

29

Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas

bersih. PV kas bersih dapat dihitung dengan jalan membuat dan menghitung dari

cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah :

Kas Bersih 1Kas Bersih 2 Kas Bersih N

( 1 + r ) ( 1 + r )2 ( 1 + r )

n

dimana :

NPV = Net Present Value

r = Tingkat bunga pengembalian

Kas Bersih 1 = Kas bersih tahun ke-1

Kas Bersih 2 = Kas bersih tahun ke-2

Kas Bersih N = Kas bersih tahun ke-n

3.4.3 Break Event Poin (BEP)

Break Event Poin (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan

dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun

kerugian dalam suatu perusahaan.

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana

banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus

diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti

berikut ini:

1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika

adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.

Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.

NPV= + + - Investasi + .......

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

30

2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya

dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang

direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.

Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.

3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa

yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Event Point ini terdiri dari dua

macam sebagai berikut:

1. Dasar Unit yaitu berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan

untuk mendapat titik impas:

BEP = FC /(P-VC)

2. Dasar Penjualan yaitu berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima

untuk mendapat titik impas:

BEP=FC/ (1 – (VC/P))

Dimana :

BEP : Break Even Point

FC : Fixed Cost

P : Price (harga per unit)

VC : Variable Cost

* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin

Kontribusi Per Unit.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

31

3.5 Definisi Operasional Variable

Untuk menghindari kesimpangsiuran persepsi pada penelitian ini, maka

perlu dijelaskan kembali definisi dari variable dan istilah yang digunakan.

1. Biaya adalah seluruh modal yang dikeluarkan untuk menjalankan

usaha.

2. Biaya terdiri dari biaya tetap/investasi (dapat digunakan berulang kali)

dan biaya tidak tetap (hanya bisa dipakai untuk sekali proses produksi).

3. Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka

waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha, yaitu

metode menghitung waktu berapa lama investasi bisa kembali.

4. Net Present Value (NPV) merupakan kelebihan benefit (manfaat)

dibandingkan dengan biaya (cost).

5. Break Event Poin (BEP) ialah titik impas atau titik pulang pokok di

mana posisi jumlah pendapatan (total revenue) dan total biaya (total

cost) adalah sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan

ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum LokasiPenelitian

Samatiga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Barat yang

mempunyai luas daerah 140.69 KM persegi dengan persentase kepadatan

penduduk adalah 4,8 persen. Kecamatan ini terdiri dari 6 mukim dan 32 desa.

Berbatasan dengan lautan hindia dan pergunungan, sehingga kecamatan ini

mempunyai area pertanian seperti sawah, ladang dan juga mempunyai bibir pantai

yaitu laut. Sumber pencaharian utama masyarakat adalah petani, Pegawai Negeri

Sipil (PNS), pedagang dan nelayan.

Persawahan di Kecamatan Samatiga tergolong persawahan tadah hujan,

petani sangat mengandalkan hujan untuk bisa menggarap lahan sawahnya.

Beberapa petani ada yang menarik air dari sungai dengan mesin jika air hujan

tidak cukup maupun tidak ada.Sebagian besar sistem pertanaman padi di

Kecamatan Samatiga dilakukan dengan cara sebar langsung ke lahan yang telah

diolah, dalam artian hanya sebagian kecil dari petani yang melakukan tanam

pindah.

Sistem pengelolaan persawahan di Kecamatan Samatiga dilakukan dengan

berbagai cara, diantaranya: (1) Mengerjakan sendiri, dalam artian semua anggota

keluarga ikut terlibat dalam kegiatan persawahan tersebut. (2) Mulai dari

pembajakan serta pemanenan pemilik lahan tersebut membiayai petani lain untuk

mengerjakan lahan sawahnya, ini biasanya dilakukan oleh petani yang juga

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

33

berprofesi sebagai Pegawai Negeri sipil (PNS). (3) Sistem bagi hasil antara

pemilik lahan dengan petani yang mengerjakan lahan tersebut.

4.2 Analisis Kelayakan Finansial

4.2.1. Analisis Biaya

Setiap usaha yang telah beroperasi pasti mengeluarkan sejumlah biaya untuk

menjalankannya dan menjual suatu barang atau jasa untuk memperoleh

keuntungan temasuk dalam menjalankan usaha pengilinggan padi. Berdasarkan

pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan usaha

penggilingan padi di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga dapat dianalisis total

biaya yang dikeluarkan, penerimaan, biaya pokok penggilingan dan titik impas.

Selama usaha penggilingan padi berjalan terdapat sejumlah biaya yang

harus dikeluarkan oleh pemilik penggilingan padi antara lain biaya tetap dan biaya

tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang secara rutin dikeluarkan setiap tahun

dan nilainya relatif sama. Biaya tetap yang terdapat pada usaha penggilingan padi

antara lain penyusutan bangunan, lantai jemur, mesin-mesin penggilingan,

timbangan, dan pajak bumi dan bangunan (PBB).

4.2.2. Analisis Investasi

Investasi merupakan kegiatan jangka panjang dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dimasa mendatang. Investasi

selalu melihat berbagai aspek diantaranya tingkat pengembalian modal, daya beli,

kondisi ekonomi dan berbagai aspek lainnya yang mampu diukur dengan manfaat

jangka panjang.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

34

Investasi ini bersifat jangka panjang sehingga proses pengembalian modal

juga harus di ukur dalam jangka waktu yang panjang. Selanjutnya mesin-mesin

dan gedung yang bersifat jangka panjang akan terjadi penyusutan. Sehingga dalam

jangka panjang juga harus di hitung nilai jangka panjang penyusutan mesin dan

penyusutan gedung.

Kebutuhan investasi disini berjumlah Rp. 250.000.000 yang terdiri dari

biaya pembelian tanah seluas 1400 meter, biaya bangunan, mesin diesel, kewa

padi, mesin jahit karung, timbangan duduk, mobil Pick Up L300,lantai jemuran,

pemasangan listrik, modal kerja dan biaya lain-lainnya.Untuk lebih lanjut dapat

dilihat pada tabel. 3 dibawah ini:

Tabel 3.

Rincian Kebutuhan InvestasiUsaha Penggilingan Padi Menetap di Desa

Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

No. Uraian Jumlah Satuan Sub Total

Investasi

1 Tanah 1400 Meter Rp 49.000.000

2 Bangunan 153 Meter Rp 30.000.000

3 Mesin Diesel 1 Unit Rp 8.500.000

4 Mesin Diesel (komplit) 1 Paket Rp 40.000.000

5 Kewa padi 1 Unit Rp 9.000.000

6 Mesin jahit karung 1 Unit Rp 2.835.000

7 Timbangan duduk 2 Unit Rp 3.250.000

8 Mobil Pick up L300 bekas 1 Unit Rp 55.000.000

9 Lantai jemuran 1 Paket Rp 3.000.000

10 Pemasangan Listrik 1 Paket Rp 1.500.000

11 Modal kerja awal 1 Paket Rp 40.000.000

12 Izin Usaha 1 Paket Rp 1.350.000

12 Alat Perlengkapan Lainnya 1 Paket Rp 6.565.000

Total investasi Rp 250.000.000

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai investasi usaha penggilingan

padi di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga adalah Rp.250.000.000. Untuk

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

35

kebelangsungan kegiatan penggilingan padi dengan penggunaan modal investasi

itu akan dibelanjakan untuk pembelian aset yang bersifat bergerak dan tidak

bergerak. Sebagaimanadijelaskan pada kurvadi bawah ini:

Grafik1.

Rincian Kebutuhan Investasi Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

4.2.3. Arus Kas Keluar (Cash Out Flow)

4.2.3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang selalu dikeluarkan dengan jumlah nilai yang

tetap untuk kegiatan perusahaan, biaya ini terdiri dari biaya tenaga kerja yang

rutin dikeluarkan tiap hari, minggu atau bulanan dan biaya pembelian gabah yang

akan di giling dan distribusikan kepada konsumen. Oleh karena itu setiap

bulannya menghabiskan biaya tenaga kerja sebesar Rp 8,9 juta dengan

penggunaaan tenaga kerja berjumlah 5 orang dan pembelian gabah sebesar 250

ton dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1 Miliyar perbulan. Biaya ini

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000 20%

12%

3%

16%

4%1% 1%

22%

1% 1%

16%

1%3%

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

36

sangat tergantung pada harga gabah dan volume rata-rata pekerja untuk biaya

tenaga kerja. Untuk lebih terperinci dijelaskan dalam tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.

Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Biaya Tetap (Fixed Cost) Volume Satuan Harga

1. Biaya Tenaga Kerja 5 Orang Rp 8.900.000,-

2. Pembelian gabah dari masyarakat 250 Ton Rp 1.000.000.000,-

Total Biaya Tetap Rp 1,008.900.000,-

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Untuk melihat besarnya persentase biaya tenaga kerja dengan biaya

pembelian gabah dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 2.

Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

4.2.3.2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) adalah biaya yang besar kecilnya

sangat tergantung kepada tingkat dan kuantitas jumlah produksi, semakin tinggi

Biaya Tenaga Kerja

1%

Pembelian gabah99%

1 Biaya Tenaga Kerja 5 Orang 2 Pembelian gabah dari masyarakat 250 Ton

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

37

kuantitas produksi maka biaya tidak tetap juga semakin tinggi juga

sebaliknya.Adapun biaya tidak tetap usaha penggilingan padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga terdiri dari makanan dan minuman tenaga kerja, bahan bakar

minyak (BBM), biaya listrik, biaya pemeliharaan bangunan, dan biaya

pemeliharan mesin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 5

Biaya Tidak Tetap Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Volume Satuan Harga

1 Makan minum Tenaga Kerja 6 Bulan Rp 1.800.000

2 Bahan Bakar Minyak (BBM)/Oil 6 Bulan Rp 13.500.000

3 Listrik 6 Bulan Rp 600.000

4 Biaya PemeliharaanBangunan 6 Bulan Rp 6.600.000

5 Biaya Permeliharaan Mesin 6 Bulan Rp 29.350.000

Subtotal Biaya Tidak Tetap (Variabel cost) Rp 51.850.000 Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Untuk lebih lanjut persentase ditribusi biaya tiidak tetap disajikan dalam

grafik dibawah ini:

Grafik 3

Biaya Tidak Tetap Usaha Penggilingan Padi Di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

3%

26%

1%

13%

57%

1 Makan minum Tenaga Kerja 6 Bulan 2 BBM Mesin 6 Bulan

3 Listrik 6 Bulan 4 Biaya Pemeliharaan 6 Bulan

5 BBM Mobil dan Permeliharaan 6 Bulan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

38

4.2.4. Arus Kas Masuk(Cash InFlow)

Tujuan utama dari kegiatan usaha adalah memperoleh pendapatan.

Pendapatan yang diperoleh harus lebih besar dari pada penerimaan, sebab tujuan

bisnis adalah untuk mencari keuntungan baik secara keuangan maupun secara

sosial. Jika aktivitas usaha yang dilakukan tidak memiliki manfaat secara

keuangan maka bukanlah kegiatan bisnis.

Kas Masuk atau permintaan kas (Cash inflow) yaitu aliran kas yang

diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan interval

perhitungan (sehari, sebulan, triwulan dan seterusnya).

Penerimaan atau pendapatan adalah hasil dari jumlah produksi yang

dikalikan dengan satuan harga. Semakin tinggi jumlah produksi dan harga maka

semakin tinggi juga total penerimaan. Usaha penggilingan padi memproduksi dua

jenis barang yaitu beras dan dedak, keduanya menjadi barang yang siap untuk

dipasarkan ke masyarakat. Kualitas beras sangat tergantung pada bahan baku

berupa gabah. Perkembangan produksi gabah sangat dipengarui oleh aktivitas

petani dalam memproduksi padi di sawah. Saat musim panen biasanya

kecenderungan produksi jauh lebih besar dibandingkan sebelum masa musim

panen. Saat belum musim panen juga ada sebagian masyarakat yang

menggilingkan padinya untuk kebutuhan harian yang disimpan dari sisa yang

disisihkan dari gabah yang dijual saat musim panen, hal ini merupakan kebiasaan

masyarakat yang sudah menjadi sebuah kebudayaan. Selanjutnya untuk melihat

lebih rinci total penerimaan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

39

Tabel6

Rincian Penerimaan Usaha Penggilingan Menetap Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

No. Uraian Jumlah Satuan Sub Total

1. Penjualan beras ke rekan

bisnis 146,7 Ton Rp 1.026.900.000,-

2. Penjualan beras ke

masyarakat 20 Ton Rp 150.000.000,-

3. Penjualan dedak 40 Ton Rp 92.000.000,-

Total Penerimaan Rp 1.268.900.000,-

Sumber: Data primer (Diolah, 2015).

Untuk lebih lanjut melihat total penerimaan antara yang diperoleh dari

penjualan beras ke rakan bisnis, penjualan beras ke masyarakat dan penjualan

dedak bisa dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.

Rincian Penerimaan Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga.

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa total penerimaan yang paling

besar terjadi pada penjulan beras dengan rekan bisnis yaitu berjumlah

Rp.1.026.900.000 atau sebesar 80,93 persen, selanjutnya penjualan beras kepada

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Penjualan beras ke rekan bisnis

Penjualan beras ke masyarakat

Penjualan dedak

80.93 %

11.82 % 7.25 %

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

40

masyarakat dengan jumlah pendapatan Rp.150.000.000 atau sebesar 11,82 persen

dan penerimaan dari dedak yaitu sebesar Rp.92.000.000 atau sebesar 7 persen.

4.2.5 Perbandingan Jumlah Arus Kas

Untuk melihat jumlah pendapatan dan pengeluaran kita bisa melihat secara

studi akuntansi mengenai analisa laporan laba/rugi. Dalam analisa laporan

laba/rugi maka jumlah penerimaan dikurangi dengan jumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan. Biaya yang dimaksud dalam kajian akuntansi adalah suatu

pengeluaran yang dikeluarkan untuk aktivitas perusahaan yang bukan bersifat

pengadaan aset namun lebih bersifat pengeluaran operasional. Dalam akuntansi

biaya terdiri dari biaya gaji, biaya telpon, listrik, air, iklan, biaya penyusutan

mesin dan biaya lainnya dalam kegiatan operasional. Dalam kajian akuntansi

perbedaan biaya dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.4 mengenai laporan

analisa laba/rugi.

Tabel 7.

Analisis Laba/Rugi Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

No Keterangan Pendapatan Pengeluaran

A. Pendapatan

1 Penjualan beras ke rekan bisnis Rp 1.026.900.000

2 Penjualan beras ke masyarakat Rp 150.000.000

3 Penjualan dedak Rp 92.000.000

B. Biaya

1 Honor tenaga kerja Rp 8.900.000

2 Pembelian gabah dari

masyarakat Rp 1.000.000.000

3 Makan minum Tenaga Kerja Rp 1.800.000

4 BBM Mesin Rp 13.500.000

5 Listrik Rp 600.000

6 Biaya Pemeliharaan Rp 6.600.000

7 BBM Mobil dan Permeliharaan Rp 29.350.000

Total Rp 1.268.900.000 Rp 1.060.750.000

Laba Rp 208.150.000

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

41

Dari analisis laporan laba/rugi dapat disampaikan bahwa kegiatan

perusahaan ini secara akuntansi dapat disimpulkan bahwa penerimaan lebih besar

dari pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau perusahaan ini mengalami

keuntungan sebesar Rp. 208.150.000,- dalam kurun waktu 6 bulan dan secara

ekonomi maka jika ada investasi dalam kurun waktu 5 tahun maka kegiatan

investasi ini akan memberikan keuntungan jika kondisi penerimaan stabil.

4.2.6 Total Aset/Aktiva

Pengertian aset/aktiva atau sering disebut sebagai harta adalah nilai dari

sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam asset

salah satunya adalah gedung atau bangunan, mesin, kendaraan, tanah dan lain

sebagainya. Nilai aset bisa diukur dengan uang misalnya tanah masih bisa

diperjual belikan dalam nilai uang, demikian juga dengan gedung dan mesin-

mesin. Aset memiliki berbagai sifat ada yang bersifat berwujud dan ada pula yang

tidak berwujud.Contoh yang berwujud adalah bangunan, mobil, tanah, mesin dan

lainnya yang nampak.Namun ada juga yang tidak berwujud seperti hak cipta, hak

paten dan lainnya.

Adapun aset pada usaha penggilingan padi di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga adalah semua bentuk peralatan, gedung dan tanah yang

digunakan untuk produksi dan bersifat jangka panjang. Adapun asat dengan nilai

tertinggi pada usaha penggilingan padi di mesjid baro adalah tanah yang

berjumlah 1.400 meter persegi dengan total nilai Rp 49.000.000, selanjutnya

bangunan dengan luas 153 meter persegi dengan nilai Rp 30.000.000. selanjutnya

nilai aset terrendah adalah Mesin jahit karung yaitu Rp. 2.835.000. Untuk lebih

jelas lihat pada tabel dibawah ini.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

42

Tabel 8.

Aset Usaha Penggilingan Menetap Padi di Mesjid Baro Kecamatan

SamatigaKabupaten Aceh Barat.

No. Uraian Jumlah Satuan Sub Total

1 Tanah 1400 Meter Rp 49.000.000

2 Bangunan 153 Meter Rp 30.000.000

3 Mesin Diesel 1 Unit Rp 8.500.000

4 Mesin Diesel (komplit) 1 Paket Rp 40.000.000

5 Kewa padi 1 Unit Rp 9.000.000

6 Mesin jahit karung 1 Unit Rp 2.835.000

7 Timbangan duduk 2 Unit Rp 3.250.000

8 Mobil Pick up L300 bekas 1 Unit Rp 55.000.000

9 Lantai jemuran 1 Paket Rp 3.000.000

11 Modal kerja awal 1 Paket Rp 40.000.000

Total Rp 242.085.000 Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

4.3 Analisis Investasi

4.3.1 AnalisisisMetode Net Present Value (NPV)

Analisis Net Present Value (NPV) merupakan perbandingan antara PV kas

(PV of Proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi.

Selisih antara kedua PV tersebut yang dikenal dengan nilai Net Present Value

(NPV). Pada usaha penggilingan padi menetap yang berada di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat nilai NPVnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Penggilingan Padi di Desa Mesjid

Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Tahun Benefit Kas Bersih DF (20%) PV kas

Bersih

1 Rp208,150,000 Rp 176,927,500 0.8333 147,433,686

2 Rp 208,150,000 Rp 176,927,500 0.6944 122,858,456

3 Rp 208,150,000 Rp 176,927,500 0.5787 102,387,944

4 Rp 208,150,000 Rp 176,927,500 0.4823 85,332,133

5 Rp208,150,000 Rp176,927,500 0.4019 71,107,162

Total PV Kas Bersih 529,119,382

Sumber: Data primer (Diolah, 2015)

Tabel 9.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

43

Untuk melihat kelayakan investasi maka kas bersih dikurangi dengan nilai

investasi maka jika hasilnya positif dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan

padi layak dikembangkan untuk itu maka dapat di cari

Total PV kas bersih Rp. 529,119,382

Total PV investasi Rp. 250.000.000

NPV Rp.279,119,382

Hasil NPV adalah Rp. 279,119,382,-yang menunjukkan nilai positif dan

lebih besar dari pada nol maka usaha penggilingan padi ditinjau dari pendekatan

NPV sangat layak untuk dikembangkan. Pengukuran nilai NPV ini dilihat

berdasarkan kajian selama lima tahun dengan nilai investasi sebesar

Rp.250.000.000 dan dengan tingkat bunga DF sebesar 20%. Asumsi DF 20%

adalah jika lembaga keuangan meminjamkan uang dengan tingkat suku bunga

sebesar 20% dan tingkat pinjaman sebesar 250.000.000 maka dalam jangka waktu

5 tahun usaha penggilingan padi akan memperoleh keuntungan sebesar

Rp.279,119,382,-diluar pengembalian modal pinjaman.

4.3.2 Analisis Metode Payback Period (PP)

Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali

atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi

(initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain

payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow-

nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui

apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period

yang disyaratkan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

44

. Investasi .

Kas Bersih/Tahun

Dapat di cari nilai PP adalah:

250.000.000.

176,927,500

Hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa usaha penggilingan padi di

Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga tingkat pengembalian investasinya adalah

selama 1,41 tahun atau masuk pada tahun kedua nilai investasi sudah mampu

dikembalikan.

4.3.3 Analisis Metode Break Event Poin (BEP)

Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah

pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan

ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisis

proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa

uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Umumnya yang digunakan untuk analisis Break Event Point ini terdiri dari dua

macam yaitu sebagai berikut:

1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk

mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)

2. Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk

mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa

juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.

PP = x 1 tahun

PP = x 1 tahun= 1,41 tahun

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

45

Dari data penelitian kita ketahui bahwa nilai fixed cost (FC)

Rp.1.008.900.000,-. Selanjutnya nilai Variable Cost per 1 Ton (VC/1ton) adalah

Rp.207.400 dan harga gabah untuk setiap 1 ton adalah Rp. 4.000.000 maka dapat

diketahui nilai BEP adalah:

1. BEP = FC/ (P – VC)

BEP = 1008.900.000/(4.000.000 – 207.400)

BEP = 266,018 Ton

2. BEP = FC/ (1 – (VC/P))

BEP = 1.008.900.000/ 1-(207.400 – 4.000.000)

BEP = Rp.1.063.679.493

Dapat dianalisis bahwa BEP terjadi pada saat perusahaan melakukan produksi

dengan nilai kuantitasnya mencapai 266,018 ton atau pada saat jumlah biaya yang

dikeluarkan pada nilai Rp. 1.063.679.493. jika masih dibawah nilai tersebut maka

masih dalam kategori belum impas modal dan jika melewati batas produksi

266,018 ton maka perusahaan sudah dikatakan untung.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian mengenai studi

kelayakan untuk usaha penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat adalah:

1. Nilai Net Prsent Value (NPV) diperoleh sebesar Rp.279,119,382,-. Nilai

ini lebih besar dari 1 yang berarti bahwa usaha penggilingan padi di Desa

Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Baratlayak untuk

diusahakankarena memiliki keuntungan ditinjau dari segi aktivitas bisnis.

2. Nilai Payback Period (PP) sebesar 1,41 Tahun yang artinya tingkat

pengembalian investasi akan dicapai selama dalam kurun waktu satu tahun

lebih atau memasuki tahun kedua. Jika aktivitas usaha penggilingan padi

menggunakan pinjaman dari pihak lembaga keungan dengan volume

produksi 250 ton pertahun dan tingkat bunga 20% maka dalam kurun

waktu 1,41 tahun pinjaman sudah kembali.

3. Untuk mencapai Break Event Point (BEP) maka usaha penggilingan padi

harus melakukan penggilingan sebesar 266 Ton atau pada saat pengeluaran

pembelian gabah sebesar Rp 1.063.679.493jika nilai harga gabah bersifat

tetap.

4. Usaha penggilingan padi di Desa Mesjid Baro kecamatan Samatiga layak

untuk beroperasi.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

47

5.2 SARAN

Adapun saran yang dari peneliti mengenai studi kelayakan usaha

penggilingan padi menetap di Desa Mesjid Baro Kecamatan Samatiga Kabupaten

Aceh Barat adalah:

1. Kepada pemilik usaha penggilingan padi disarankan untuk mengganti atau

menggunakan peralatan-peralatan yang baru. Karena umur peralatan dapat

mempengaruhi efisiensi kinerja mesin dan produksi.

2. Kepada pemerintah disarankan untuk memberikan bantuan berupa subsidi

untuk bahan bakar mesin dan meringankan biaya pajak agar pendapatan

usaha menjadi lebih besar.

3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha penggilingan

padi.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

48

DAFTAR PUSTAKA

BPS Aceh Barat. 2013.Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Kabupaten Aceh Barat 2009-2012. BPS Aceh Barat.

BPS Aceh Barat. 2014.Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2014. BPS Aceh Barat.

Chalil, Syahrizal. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Citapustaka Media Perintis.

Bandung.

Departemen Pertanian. 2001. Teknologi penanganan pasca panen padi.

Hardjosentono, M. Dkk. 2000. Mesin- Mesin Pertanian. Penerbit Bumi Aksara.

Jakarta.

Harmaizar, Zaharuddin. 2006. Menangkap Peluang Usaha, Ed. II. CV. Dian

Anugerah Prakasa. Bekasi.

Herdiansyah, Haris. 2012. Motodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial.

Salemba Humanika. Jakarta Selatan.

Husnan, Suad. 2000. Dasar-Dasar Teori Fortofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi

Kedua. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kalayakn Bisnis.Rineka. Jakarta.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi.Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Nurendah.et.al. 2011. Kewirausahaan Pengembangan Usaha. Tugas Kelompok.

Artikel

Siagian dan Asfaliani. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Nusa Buana. Jakarta.

Soeharno,TS,SU.2007. Teori Mikro Ekonomi. CV.Andi Offset. Yogyakarta.

Sukirno, Sadiono. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Suprayono dan A. Setyono. 1997. Budi Daya Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Umar, Husein. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi-3. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama

http://bina ukm.com/2010/11/ciri-khas-usaha-penggilingan-padi/. Diakses pada 9

Mei 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Beras.Diakses pada 9 Mei 2015

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI ...repository.utu.ac.id/714/1/I-V.pdfMetode penelitian adalah studi kasus dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan

49

http://pengusahamuslim.com/cara-menghitung-break-even-point-dalam-akuntansi/

#.VVthr47pRCs, diakses 18 Mei 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Padi, diakses pada 18 Mei 2015

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca%20Panen/tep440

_files/Penangananpadi.htm, diakses pada 20 Mei 2015.

http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html,

diakses pada 21 Mei 2015